impak indeks pembangunan manusia (ipm), luas lahan …

75
IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN SAWAH, DAN PEKERJA SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDRB) SEKTOR PERTANIAN DI JAWA BARAT SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Oleh: SUCIPTO DEWANTORO NIM: 11140840000046 JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1442 H/2021

Upload: others

Post on 26-Oct-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN

SAWAH, DAN PEKERJA SEKTOR PERTANIAN TERHADAP

PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDRB) SEKTOR PERTANIAN DI

JAWA BARAT

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh:

SUCIPTO DEWANTORO

NIM: 11140840000046

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1442 H/2021

Page 2: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN SAWAH DAN TENAGA KERJA

PERTANIAN TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)

SEKTOR PERTANIAN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh:

Sucipto Dewantoro

11140840000046

Dibawah Bimbingan:

Pembimbing

Rizqon Halal Syah Aji Ph.D

NIP. 197904052011011005

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1442 H/2021 M

Page 3: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …
Page 4: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tabangan di bawah ini:

Nama : Sucipto Dewantoro

NIM : 11140840000046

Jurusan : Ekonomi Pembangunan

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan.

2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa enyebut sumber asli atau tanpa izin pemilik karya.

4. Tidak melakukan pemalsuan dan manipulasi data.

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas karya ini.

Jika dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat

dipertanggungjawabkan, ternyata memang terbukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya

siap dikenai sanksi berdasar aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 28 Februari 2021

Sucipto Dewantoro

NIM: 11140840000046

Page 5: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Page 6: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Identitas Pribadi

1. Nama Lengkap : Sucipto Dewantoro

2. Tempat, TangggaI Lahir : Bojonegoro, 20 Januari 1995

3. AIamat : Ds Tlogohaji, Bojonegoro

4. TeIepon : 0888-0960-9825

5. EmaiI : [email protected]

2. Riwayat Pendidikan

1. SDN 1 Kaligunting 2002 - 2008

2. SMPN 2 Saradan 2008 - 2011

3. SMAN 1 Mejayan 2011 - 2014

4. S1 UIN Syarif HidayatuIIah Jakarta 2014 – 2021

3. PengaIaman Organisasi

1. Anggota Departemen Humas Ikatan Remaja Masjid FathuIIah (2018-

2020)

2. Ketua Departemen Lingkungan Hidup Gerakan Pemuda Madiun

3. Anggota Himpunan Mahasiswa IsIam (HMI) Komisariat FakuItas

Ekonomi dan Bisnis

4. Riwayat Pekerjaan

1. Dompet Dhuafa sebagai Seleksi Data (2019)

2. Tim Darling Dompet Dhuafa (2019– 2021)

Page 7: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

Abstract

This study aims to determine the Human Development Impact Index (IPM),

Rice Field Area and Agricultural Sector Workers on Gross Regional Domestic

Product in the Agricultural Sector by using the Multiple Linear Analysis (OLS)

method. From this research, it is known that the Human Development Impact Index

(IPM), Rice Field Area has a significant effect on Gross Regional Domestic Product

in the Agricultural sector.

Key words: GRDP in agriculture sector, rice field area, agricultural sector workers,

human development index

Page 8: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Impac Index Pembangunan

Manusia (IPM), Luas Lahan Sawah dan Pekerja Sektor Pertanian terhadap Produk

Domestik Regional Bruto sector Pertanian dengan menggunakan metode Analisis

Linier Berganda (OLS). Dari penelitian ini diketahui bahwa Impac Index

Pembangunan Manusia (IPM), Luas Lahan Sawah berpengaruh secara signifikan

terhadap Produk Domestik Regional Bruto sector Pertanian .

Kata kunci: PDRB sector Pertanian, Luas Lahan Sawah, Pekerja Sektor Pertanian,

Indeks Pembangunan Manusia

Page 9: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

KATA PENGANTAR

BismiIIahirrahmannirrahim

AssaIamuaIaikum warahmatuIIahi wabarakatuh,

SegaIa puji hanya miIik AIIah SWT. ShaIawat beserta saIam seIaIu

tercurahkan kepada RasuIuIIah SAW. Berkat Iimpahan rahmat dan karunia-Nya,

penuIis mampu menyeIesaikan Skripsi yang berjuduI “Analisa Pengaruh Indeks

Pembangunan Manusia, Pekerja sektor pertanian dan Luas Lahan Sawah

Terhadap PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) sector pertanian di

Provinsi Jawa Barat”

Skripsi ini disusun daIam rangka ikhtiar penuIis untuk mendapatkan geIar

Sarjana Ekonomi di UIN Syarif HidayatuIIah Jakarta. PenuIis menyadari bahwa

skripsi ini tidak dapat terseIesaikan dengan baik jika tanpa bantuan dari berbagai

pihak. OIeh karena itu, penuIis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-

besarnya dan semoga AIIah SWT senantiasa memberikan pahaIa, keberkahan, serta

baIasan yang setimpaI atas segaIa kebaikan kepada seIuruh pihak yang teIah

membantu penuIis daIam menyeIesaikan skripsi ini, adapun ungkapan terimakasih

ini penuIis tujukan kepada:

1. MaIaikat dunia, yaitu Ibuk (Suminten), paman (Suradi) dan bibi (Lamisih)

yang tiada hentinya memberikan do’a, dukungan, dan semangat. Terima

kasih karena seIaIu menjaga nca daIam doa-doa papa dan mama, semoga

nca dapat seIaIu membahagiakan kaIian. SegaIa jerih payah seIama ini tidak

akan cukup terbaIaskan, semoga mama dan papa seIaIu daIam Iindungan

AIIah ta’aIa. Aamiin.

2. Saudara tersayang yaitu adik Chusnun Nafi’ah, Zainal Fanani, dan M. Alif

Habibi, yang sudah memberikan dukungan serta semangat, yang seIaIu

memahami akan kesuIitan yang diIaIui, tempat berbagi cerita. Terimakasih

untuksegaIanya.

Page 10: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

3. Bapak Pr0f. Dr. AmiIin, S.E.Ak., M.Si., CA., QIA., BKP., CRMP., seIaku

Dekan FakuItas Ek0n0mi dan Bisnis UIN Syarif HidayatuIIah Jakarta serta

jajaran.

4. Bapak Rizqon Halal Syah Aji Ph.D. seIaku pembimbing skripsi serta dosen

pembimbing akademik yang teIah meIuangkan waktu untuk seIaIu

membimbing, membantu, memotivasi penuIis dari semester 1 hingga dapat

menyeIesaikan skripsi ini. Semoga Bapak seIaIu diberikan rahmat dan

karunia oIeh AIIah SWT.

5. Bapak M. Hartana Iswandi Putra, M.Si. dan Ibu Dr. Fitri Amalia, M.Si.

seIaku KepaIa Jurusan dan Sekretaris Jurusan Eknomi Pembangunan yang

teIah memberikan arahan yang sangat membantu penuIis seIama masa

perkuIiahan hingga pengerjaan skripsi.

6. Bapak Zaenal Muttaqin, MPP selaku dosen penguji yang telah membing dan

dan memberi bekal arahan selama persidangan.

7. SeIuruh Dosen dan Staf FakuItas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

HidayatuIIah Jakarta, atas iImu dan peIayanan yang seIama diberikan

kepada penuIis.

8. Teman rasa saudara yang menemani sedari awaI masa perkuIiahan M. Asep

Sayifuddin dan Dwi Nurhartinah dan Keluarga, yang senantiasa memberi

dukungan, menjadi sahabat danorang tua di kaIa suka maupun duka.

9. Saudara beda Ibu, Rizh Fahlefi, Galih D. Pratama, Ndan Syaf, Ashfin

Baladi, Mus, yang sekaIigus menjadi partner daIam berjuang sedari SMA

hingga akhirnya kita sama-sama menuju impian masing-masing.

Terimakasih karna teIah menjadi bagian penting daIam kehidupan ini. Yokk

semangat sukses bareng.

10. Teman hidup seatap seIama di ciputat Arya, Faruq, Aang, Nadesha, dan Tim

Darling Dompet Dhuafa. Terimakasih teIah menjadi keIuarga baru bagi

penuIis seIama merantau dan jauh dari orang tua.

Page 11: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

11. KeIuarga Ikatan Remaja Masjid FathuIIah yang teIah memberikan

semangat, pengaIaman, pembeIajaran, dan canda tawa kepada penuIis.

12. Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 Ekonomi Pembangunan yang

kini teIah menjadi bagian keIuarga di kampus seIama perkuIiahan.

13. Terima kasih kepada Erwin Smith, Jean krist, Dot pixis, Eldo Gint, Petra

Rall, Ouro Bozart, Gunther Schoult, Nanaba, Mike Zakarius, Gelgar,

Lingar, Henning, Rashar, Lauda, dan Moblit “Mukoku, Shabondama”, yang

telah menemani disetiap sela skrpsi.

14. Kepada pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu, terima kasih kepada

semuanya yang teIah memberikan dukungan kepada penuIis seIama

pengerjaan skripsi.

15. Dan terakhir saya mengucapkan terimakasih kepada diri saya sendiri.

Terimakasih karna sudah berjuang dan bertahan hingga saat ini, terimakasih

karna tidak pernah menyerah waIau sering kaIi merasa kaIah oIeh ego dan

mood, terimakasih karna sudah berani meIewati batas-batas kemampuan

yang sebeIumnya dirasa tidak mungkin. Masih banyak haI yang harus

diIakukan, mari semangat untuk terus beIajar menjadi manusia yang Iebih

baik dan berjuang meraih mimpi-mimpi yang tertunda.

PenuIis sangat menyadari bahwa didaIam skripsi ini masih banyak

terdapat kesaIahan dan kekurangan maka penuIis memohon maaf atas segaIa

kekurangan. Karena itu, penuIis menerima saran dan kritik yang dapat

membangun demi kesempurnaan skripsi ini. PenuIis berharap skripsi ini

dapat memberikan manfaat untuk banyak pihak serta penuIis menerima

dengan terbuka jika ada kritik dan saran, terima kasih.

Page 12: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

i

WassaIamuaIaikum warahmatuIIahi wabarakatuh

Jakarta , 21 Juni 2021

Sucipto Dewantoto

Page 13: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

2

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING .................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .................................. ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .......................... iii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI............................................................... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................... v

ABSTRACT ...................................................................................................... vii

ABSTRAK ........................................................................................................ viii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ix

DAFTAR ISI ..................................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. LATAR BELAKANG .......................................................................... 1

B. RUMUSAN MASALAH ........................................................................ 5

C. TUJUAN PENELITIAN ......................................................................... 6

D. MANFAAT PENELITIAN ..................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 7

A. LANDASAN TEORI .............................................................................. 7

1. Indeks Pembangunan Manusia .......................................................... 7

2. Lahan Pertanian ............................................................................... 12

3. Tenaga Kerja ................................................................................... 15

4. Produk Domestik Bruto................................................................... 17

B. PENELITIAN TERDAHULU ........................................................... ..27

C. HUBUNGAN ANTAR VARIABEL ................................................... 33

Page 14: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

3

D. KERANGKA BERFIKIR .................................................................... 32

E. HIPOTESIS .......................................................................................... 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 36

A. RUANG LINGKUP PENELITIAN ...................................................... 36

B. METODE PENGUMPULAN DATA ................................................... 37

C. METODE ANALISIS DATA ............................................................... 38

D. OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN ..................................... 40

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................................................... 43

A. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN .................................... 43

1. Gambarann Umum Jawa Barat ....................................................... 43

B. TEMUAN HASIL PENELITIAN ......................................................... 46

1. HasiI Uji Asumsi KIasik ................................................................. 47

a. Uji Normalitas ........................................................................... 47

b. Uji Multioleritas ........................................................................ 48

c. Uji Heteroskedatisitas ............................................................... 49

d. Uji Autokorelasi ........................................................................ 50

2. Pengujian Hipotesis ......................................................................... 51

a. Uji F .......................................................................................... 51

b. Uji Koefisien determinasi ......................................................... 52

c. Uji T .......................................................................................... 53

C. PEMBAHASAN ................................................................................... 54

BAB V PENUTUP ............................................................................................ 55

A. KESIMPULAN ..................................................................................... 55

B. SARAN ................................................................................................. 55

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 58

LAMPIRAN LAMPIRAN ................................................................................ 60

Page 15: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

i

Page 16: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan

manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber

energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan

sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian biasa difahami orang sebagai

budidaya tanaman atau bercocok tanam (crop cultivation) serta pembesaran hewan

ternak (raising), meskipun cakupannya dapat pula berupa pemanfaatan

mikroorganisme dan bioenzim dalam pengolahan produk lanjutan, seperti

pembuatan keju dan tempe, atau sekedar ekstraksi semata, seperti penangkapan

ikan atau eksploitasi hutan. Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai

peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional.

Pertanian menurut Kaslan A tohir : “ Pertanian adalah suatu usaha yang

meliputi bidang- bidang seperti bercocok tanam (pertanian dalam arti sempit),

perikanan, peternakan, perkebunan, kehutanan, pengelolaan hasil bumi dan

pemasaran hasil bumi (pertanian dalam arti luas). Dimana zat

– zat atau bahan – bahan anorganis dengan bantuan tumbuhan dan hewan yang

bersifat reproduktif dan usaha pelestariannya “

Sedangkan menurut Mubyarto (Mubyarto, 1989: 39), definisi ilmu

ekonomi pertanian adalah sebagai berikut: “ Ilmu ekonomi pertanian adalah

termasuk dalam kelompok ilmu – ilmu kemasyarakatan yaitu ilmu yang

mempelajari perilaku dan upaya serta hubungannya antarmanusia. Dalam hal ini

yang dipelajari adalah perilaku petani dalam kehidupan pertaniannya, dan

Page 17: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

2

mencakup juga persoalan ekonomi lainnya yang langsung berhubungan dengan

produksi, pemasaran, dan konsumsi petani atau kelompok petani.”

Jawa Barat dikenal sebagai provinsi yang sector unggulannya adalah

sektor pertanian baik sebagai sumber mata pencaharian maupun sebagai

penopang pembangunan. Sektor pertanian meliputi subsektor tanaman bahan

makanan, subsektor holtikultura, subsektor perikanan, subsektor peternakan,

dan subsektor kehutanan. Pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat

dominan dalam pendapatan masyarakat di Indonesia karena mayoritas penduduk

Indonesia bekerja sebagai petani. Namun produktivitas pertanian masih jauh dari

harapan. Salah satu faktor penyebab kurangnya produktivitas pertanian adalah

sumber daya manusia yang masih rendah dalam mengolah lahan pertanian dan

hasilnya. Mayoritas petani di Indonesia masih menggunakan sistem manual

dalam pengolahan lahan pertanian. Pembangunan ekonomi adalah salah satu

tolak ukur untuk menunjukkan adanya pembangunan ekonomi suatu daerah,

dengan kata lain pertumbuhan ekonomi dapat memperlihatkan adanya

pembangunan ekonomi (Sukirno, Sadono; 2007). Namun, pembangunan tidak

sekedar ditunjukkan oleh prestasi pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh suatu

negara, akan tetapi lebih dari itu pembangunan mempunyai perspektif yang lebih

luas. Dimensi sosial yang sering diabaikan dalam pendekatan pertumbuhan

ekonomi justru mendapat tempat yang strategis dalam pembangunan.

Sektor pertanian di Jawa Barat memegang perana penting terhadap

pertumbuhan ekonomi di Jawa barat. Sektor pertanian di jawa barat erat

kaitannya dengan tenaga sektor pertanian Lahan sawah terbesar di Indonesia dan

Page 18: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

3

Ketahaan pangan sehingga Jawa Barat mendapat julukan sebagai lumbung padi

Nasional.

Dengan kondisi geografi yang sangat mendukung dengan banyaknya

wilayah perbukitan dataran tinggi dan dataran rendah membuat semua tipe atau

sub-sub pertanian dapat berkembang pesat di wilayah ini. Namun karena

wilayah ini sangat dekat dengan ibu kota wilayah ini menghadapi banyak

masalah pertanian, seperti alih fungsi lahan, semakin berkurangnya lahan

pertanian, oleh pembanguan Industri, ataupun realestate

Table 1.1

Produktivitas Padi Menurut Provinsi Di Indonesia

Tahun 2018-2020 NO PROVINSI 2018 2019 2020

1 ACEH 1 861 567,10 1 714 437,60 1 757 313,07

2 SUMATERA UTARA 2 108 284,72 2 078 901,59 2 040 500,19

3 SUMATERA BARAT 1 483 076,48 1 482 996,01 1 387 269,29

4 RIAU 266 375,53 230 873,97 243 685,04

5 JAMBI 383 045,74 309 932,68 386 413,49

6 SUMATERA SELATAN 2 994 191,84 2 603 396,24 2 743 059,68

7 BENGKULU 288 810,52 296 472,07 292 834,04

8 LAMPUNG 2 488 641,91 2 164 089,33 2 650 289,64

9 KEP. BANGKA BELITUNG 45 724,69 48 805,68 57 324,32

10 KEP. RIAU 1 097,00 1 150,80 852,54

11 DKI JAKARTA 4 899,14 3 359,31 4 543,93

12 JAWA BARAT 9 647 358,75 9 084 957,22 9 016 772,58

13 JAWA TENGAH 10 499 588,23 9 655 653,98 9 489 164,62

14 DI YOGYAKARTA 514 935,49 533 477,40 523 395,95

15 JAWA TIMUR 10 203 213,17 9 580 933,88 9 944 538,26

16 BANTEN 1 687 783,30 1 470 503,35 1 655 170,09

17 BALI 667 069,06 579 320,53 532 168,45

18 NUSA TENGGARA BARAT 1 460 338,81 1 402 182,39 1 317 189,81

Page 19: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

4

19 NUSA TENGGARA TIMUR 899 935,88 811 724,18 725 024,30

20 KALIMANTAN BARAT 799 715,21 847 875,13 778 170,36

21 KALIMANTAN TENGAH 514 769,05 443 561,33 457 952,00

22 KALIMANTAN SELATAN 1 327 492,41 1 342 861,82 1 150 306,66

23 KALIMANTAN TIMUR 262 773,88 253 818,37 262 434,52

24 KALIMANTAN UTARA 45 063,53 33 357,19 33 574,28

25 SULAWESI UTARA 326 929,74 277 776,31 248 879,48

26 SULAWESI TENGAH 926 978,66 844 904,30 792 248,84

27 SULAWESI SELATAN 5 952 616,45 5 054 166,96 4 708 464,97

28 SULAWESI TENGGARA 538 876,14 519 706,93 532 773,49

29 GORONTALO 269 540,40 231 211,11 227 627,20

30 SULAWESI BARAT 316 478,37 300 142,22 345 050,37

31 MALUKU 116 228,86 98 254,75 110 447,30

32 MALUKU UTARA 49 047,11 37 945,64 43 382,85

33 PAPUA BARAT 24 967,13 29 943,56 24 378,33

34 PAPUA 223 119,42 235 339,51 166 002,30

INDONESIA 59 200 533,72 54 604 033,34 54 649 202,24

Sumber: Badan Pusat Statistik 2021

Pada tahun 2010 produksi padi di Jawa Barat sebesar 11.737.070 ton. Angka ini

sempat mengalami kenaikan pada tahun 2013 dengan total produksi 12.083.162 namun

kembali mengalami penurunan pada tahun berikutnya hingga pada tahun 2019 produksi

padi hanya sampai di angka 9.084.957,22 ton. Hal ini juga sejalan dengan jumlah Luas

Lahan sawah di Jawa Barat. Pada tahun 2010 dan 2011 mengalami penurunan lalu pada

tahun 2012 lahan peranian yang dipergunakan untuk sawah meningkat hinga meningkatkan

produktivitas di tahun 2013, naming menurun lagi hingga tahun 2019.

Dari segi pekerja sector pertanian data BPS dari 2010 hingga 2019

mengalami penurunan hingga 1 juta jiwa, dari berbagai sub sector petanian.

Namun disisi lain Produk Domestik Regional Bruto sector Pertanian slalu

mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Dinas pertanian dan pangan Jawa

Page 20: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

5

Barat Mengatakan bahwa kenaikan nilai Produk Domestik Regional Bruto

sector Pertanian berkaitan dengan sumber daya manusia yang lebih unggu dari

tahun ke tahun karena setiap tahunnya Dinas Pertanian dan Pangan Provinsi

Jawa Barat selalu melakukan penyuluhan terhadap petani tentang meningkatkan

produktifitas pertanian..

Oleh karena itu penulis tertarik dan termotivasi untuk melakukan

penelitian dengan judul “Analisa Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia,

Pekerja sektor pertanian dan Luas Lahan Sawah Terhadap PDRB (Produk

Domestik Regional Bruto) sector pertanian di Provinsi Jawa Barat”

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan Iatar beIakang yang teIah dijelaskan sebelumnya, maka

permasaIahan yang hendak di kaji dan di bahas daIam peneIitian ini adaIah:

1. Bagaimana (gambaran kondisi pertanian) pengaruh Index Pembangunan

Manusia terhadap PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) sector

pertanian?

2. Bagaimana pengaruh luas lahan terhadap PDRB (Produk Domestik

Regional Bruto) sector pertanian?

3. Bagaimana pengaruh Pekerja Sektor Pertanian terhadap PDRB (Produk

Domestik Regional Bruto) sector pertanian

C. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan dengan masaIah yang teIah dijelaskan di atas, terdapat

Page 21: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

6

beberapa tujuan yang hendak dicapai daIam peneIitian ini diantaranya:

a. Mengetahui pengaruh Index Pembangunan Manusia terhadap PDRB

(Produk Domestik Regional Bruto) sector pertanian di Jawa Barat

b. Mengetahui pengaruh luas lahan terhadap PDRB (Produk Domestik

Regional Bruto) sector pertanian di Jawa Barat.

c. Mengetahui pekerja terhadap PDRB (Produk Domestik Regional Bruto)

sector pertanian di Jawa Barat

D. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat yang dapat diperoIeh dari peneIitian ini ialah sebagai

berikut:

a. HasiI peneIitian ini, diharapkan jadi masukan bagi peneIitian sejenis di

masa yang akan datang.

b. Memberikan analisis pengaruh IPM (Index Pembangunan Manusia) dan

Luas lahan Sawah terhadap PDRB (Produk Domestik Regional Bruto)

sector pertanian di Jawa Barat.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI

Page 22: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

7

1. IPM (Index Pembangunan Manusia)

Menurut BPS (2009), Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

merupakan ukuran capaian pembangunan berbasis sejumlah komponen

dasar kualitas hidup. Indeks Pembangunan Manusia dihitung berdasarkan

data yang dapat menggambarkan ke empat komponen, yaitu angka harapan

hidup yang mengukur keberhasilan dalam bidang kesehatan, angka melek

huruf dan rata – rata lamanya bersekolah yang mengukur keberhasilan

dalam bidang pendidikan, dan kemampuan daya beli masyarakat terhadap

sejumlah kebutuhan pokok yang dilihat dari rata – rata besarnya

pengeluaran per kapita sebagai pendekatan pendapatan yang mengukur

keberhasilan dalam bidang pembangunan untuk hidup layak.

Nilai IPM suatu negara atau wilayah menunjukkan seberapa jauh

negara atau wilayah itu telah mencapai sasaran yang ditentukan yaitu angka

harapan hidup 85 tahun, pendidikan dasar bagi semua lapisan masyarakat

(tanpa kecuali), dan tingkat pengeluaran dan konsumsi yang telah mencapai

standar hidup layak. Semakin dekat nilai IPM suatu wilayah terhadap angka

100, semakin dekat jalan yang harus ditempuh untuk mencapai sasaran itu.

Penghitungan IPM sebagai indikator pembangunan manusia

memiliki tujuan penting, diantaranya:

a. Membangun indikator yang mengukur dimensi dasar pembangunan

manusia dan perluasan kebebasan memilih.

b. Memanfaatkan sejumlah indikator untuk menjaga ukuran tersebut

sederhana.

Page 23: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

8

c. Membentuk satu indeks komposit dari pada menggunakan sejumlah

indeks dasar.

d. Menciptakan suatu ukuran yang mencakup aspek sosial dan ekonomi.

United Nation Development Program (UNDP) mendefinisikan

pembangunan manusia sebagai suatu “Proses untuk memperluas pilihan-

pilihan bagi penduduk” (Human Development Report, 2001), dalam arti

bahwa manusia diberi pilihan yang lebih banyak dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya baik yang menyangkut ekonomi, sosial, dan budaya.

Terdapat tiga hal yang dianggap penting dalam pemilihan yang dilakukan

oleh manusia, yaitu memiliki kehidupan yang panjang dan sehat, untuk

memperoleh ilmu pengetahuan dan memiliki akses terhadap sumber daya

yang diperlukan, untuk mendapat standar hidup yang layak. Apabila tiga

faktor kritis tersebut tidak dipenuhi maka, banyak pilihan lainnya yang

tidak akan dapat dicapainya, misalnya kemerdekaan politik, ekonomi,

sosial, serta kesempatan untuk memperoleh tingkat produktivitas yang

tinggi, menikmati rasa terhormat dan hak-hak azasi manusia.

Dalam indeks pembangunan manusia terdapat tiga komposisi

indikator yang digunakan untuk mengukur besar indeks pembangunan

manusia suatu negara, yaitu :

a. Tingkat kesehatan diukur harapan hidup saat lahir (tingkat kematian

bayi).

b. Tingkat pendidikan diukur dengan jumlah penduduk yang melek huruf

atau tingkat pendidikan yang telah dicapai atau lamanya pendidikan

Page 24: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

9

seorang penduduk.

c. Standar kehidupan diukur dengan tingkat pengeluaran perkapita per

tahun. IPM merupakan rata-rata dari ketiga komponen tersebut,

dengan rumus:

IPM = (X1+X2+X3)/3

dimana:

X1 = Angka harapan hidup

X2 = Tingkat pendidikan

X3 = Tingkat kehidupan yang layak

UNDP (2019) terdapat empat kategori daIam pengeIompokan IPM

daIam rangka meIihat pencapaian IPM antar wiIayah. Adapun

klasifikasinya, anatara lain:

a. IPM rendah dengan niIai IPM < 55

b. IPM sedang dengan niIai 55 ≤ IPM < 70

c. IPM tinggi dengan niIai 70 ≤ IPM < 80

d. IPM sangat tinggi dengan niIai IPM ≥ 80

Lembaga UNDP (United Nations Development Programmt) telah

mempublikasikan laporan pembangunan sumber daya manusia yang disebut

HDI (Human Development Indeks) dalam bentuk kuantitatif. HDI

merupakan tolak ukur yang dirumuskan secara konstan dalam pembangunan

sumber daya manusia, sehingga gambaran pembangunan tidak akan

ditangkap secara sempurna. Terdapat tiga Indikator yang digunakan untuk

mengukur HDI, yaitu (UNDP, Human Development Report, 1993) :

Page 25: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

10

a. Indeks Harapan Hidup ( longevity)

Pengukuran dengan indikator penghitungan harapan hidup saat

lahir ( life expectancy of birth) dan angka kematian bayi per seribu

penduduk (infant mortality rate).

b. Indeks pendidikan (educational achievement )

Pengukuran dengan dua indikator, yaitu angka melek huruf pada

usia 15 tahun keatas (adult literacy rate ) dan angka banyaknya

penduduk tahun rata-rata usia 25 tahun keatas yang masih bersekolah

( the mean years of schooling).

c. Indeks hidup layak (access to resource)

Pengukuran dengan menggunakan angka pengeluaran riil perkapita.

Sejak tahun 2014 di Indonesia mengalami perubahan dalam perhitungan

IPM (Indeks Pembangunan Manusia), namun secara umum metode

perhitungan pembangunan manusia sama dengan yang digunakan UNDP,

yaitu. ( BPS, Indeks Pembangunan Manusia, 2014)

a. Indeks Kesehatan

Angka harapan hidup saat lahir dapat diketahui melalui rata-rata

angka kelahiran dan kematian per tahun, perbandingan variabel tersebut

diharapkan dapat mencerminkan rata-rata lama hidup yang diharapkan

masyarakat dalam suatu wilayah. Besarnya nilai maksimum dan

minimum untuk menghitung kesehatan telah disepakati oleh semua

negara. Batas angka tertinggi menghitung komponen ini adalah 85 tahun

Page 26: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

11

dan terendah pada angka 20 tahun. Angka ini telah sesuai dengan standar

yang telah di tetapkan UNDP.

b. Indeks Pendidikan

Perhitungan indeks ini berdasarkan dua indikator yaitu, Harapan

Lama Sekolah (Expected years of schooling ) dan Rata- Rata Lama

Sekolah (Mean Years Schooling). Angka Harapan Lama Sekolah di

artikan sebagai harapan yang dapat di tempuh oleh anak.

c. Index Daya Beli

Pengukuran daya beli masyarakat kabupaten/kota, menggunakan

ratarata konsumsi yang dianggap paling dominan dari hasil Survei

Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) yang telah di standarkan agar

dapat digunakan sebagai perbandingan antar daerah dan waktu sesuai

indeks daya beli (Purchasing Power Parity – PPP). Terdapat 96

komoditi yang dipilih, terdiri dari 66 komoditi adalah jenis makanan

sedangkan 30 komoditi lainya adalah jenis non makanan. Rata–rata

pengeluaran per kapita dibuat konstan/riil dengan tahun dasar

2012=100. Perhitungan paritas daya beli (PPP) menggunakan metode

Rao. Untuk menghitung rata-rata pengeluaran per kapita riil yang telah

disesuaikan dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: ( Analisis

Pembangunan Manusia, 2016).

2. Lahan Pertanian

Lahan oleh memiliki beberapa pengertian yang diberikan baik itu

Page 27: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

12

oleh FAO maupun pendapat para ahli. Menurut Purwowidodo (1983:1)

lahan mempunyai pengertian: “Suatu lingkungan fisik yang mencakup

iklim, relief tanah, hidrologi, dan tumbuhan yang sampai pada batas

tertentu akan mempengaruhi kemampuan penggunaan lahan”.

Lahan juga diartikan sebagai “Permukaan daratan dengan benda-

benda padat, cair bahkan gas” (Rafi‟I, 1985:1). Definisi lain juga

dikemukakan oleh Arsyad yaitu : “Lahan diartikan sebagai lingkungan fisik

yang terdiri atas iklim, relief, tanah, air dan vegetasi serta benda yang

diatasnya sepanjang ada pengaruhnya terhadap penggunaan lahan,

termasuk didalamnya hasil kegiatan manusia dimasa lalu dan sekarang

seperti hasil reklamasi laut, pembersihan vegetasi dan juga hasil yang

merugikan seperti yang tersalinasi. (FAO dalam Arsyad, 1989:1)”

Selain itu lahan memiliki pengertian yang hampir serupa dengan

sebelumnya bahwa pengertian lahan adalah: “Suatu daerah dipermukaan

bumi dengan sifat-sifat tertentu yang meliputi biosfer, atmosfer, tanah,

lapisan geologi, hidrologi, populasi tanaman dan hewan serta hasil

kegiatan manusia masa lalu dan sekarang, sampai pada tingkat tertentu

dengan sifat-sifat tersebut mempunyai pengaruh yang berarti terhadap

fungsi lahan oleh manusia pada masa sekarang dan masa yang akan datang.

(FAO dalam Sitorus, 2005:37)”

a. Lahan Sawah

Tanah sawah didefinisikan sebagai tanah yang digunakan untuk

bertanam padi sawah yang digenangi, baik terus-menerus sepanjang

Page 28: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

13

tahun maupun bergiliran dengan tanaman palawija. Istilah tanah

sawah bukan merupakan istilah taksonomi, tetapi merupakan istilah

umum seperti halnya tanah hutan, tanah perkebunan, tanah pertanian,

dan sebagainya. Segala macam jenis tanah dapat disawahkan asalkan

air cukup tersedia. Padi sawah juga ditemukan pada berbagai macam

iklim yang jauh lebih beragam dibandingkan dengan jenis tanaman

lain,sehingga tidak mengherankan bila sifat tanah sawah sangat

beragam sesuai dengan sifat tanah asalnya (Hardjowigenoet al.

2004).

Sawah di Indonesia umunya dibedakan menjadi tiga macam,

yaitu.

1) Sawah Irigasi

Sawah irigasi merupakan sistem pertanian dengan pengairan

yang terutur, tidak bergantung curah hujan karena pengairan dapat

diperoleh dari sungai waduk. Pertanian sawah irigasi biasanya

panen dua kali setahun dan pada musim kemarau dapat diselingi

dengan tanaman palawija.

2) Sawah Tadah Hujan

Sawah tadah hujan adalah sawah yang mendapatkan air hanya

pada saat musim hujan sehingga sangat tergantung pada musim.

Sawah tadah hujan ditanami dengan padi jenis gogorancah. Namun,

pada musim kering ditanami dengan palawija, jagung dan ketela

pohon.

Page 29: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

14

3) Sawah Pasang Surut

Sawah pasang surut tergantung pada keadaan air permukaan

yang dipengaruhi oleh kondisi pasang surutnya air sungai.

Berdasarkan pengairannya lahan sawah dibedakan menjadi.

1. Lahan Sawah Berpengairan (Irigasi)

Lahan sawah berpengairan (Irigasi) yaitu lahan sawah

yang memperoleh pengairan dari sistem irigasi, baik yang

bangunan penyadap dan jaringan-jaringannya diatur dan

dikuasai dinas pengairan PU maupun dikelola sendiri oleh

masyarakat. Lahan sawah irigasi terdiri atas : (a) lahan sawah

irigasi teknis; (b) lahan sawah irigasi setengah teknis; (c)

lahan sawah irigasi sederhana; (d) lahan sawah irigasi non PU

2. Lahan Sawah Tak Berpengairan (Non Irigasi)

Lahan sawah tak berpengairan (Non Irigasi)Yaitu

lahan sawah yang tidak memperoleh pengairan dari sistem

irigasi tetapi tergantung pada air alam seperti : air hujan,

pasang surutnya air sungai/laut, dan air rembesan. Lahan

sawah non irigasi meliputi : (a) lahan sawah tadah hujan; (b)

lahan sawah pasang surut; (c) lahan sawah lainnya (lebak,

polder, rembesan, lahan rawa yang dapat ditanami padi dan

lain-lain)

Keberadaan lahan sawah memiliki banyak fungsi, baik untuk

kehidupan manusia maupun lingkungan. Fungsi lahan sawah bagi

Page 30: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

15

kehidupan manusia selain sebagai penghasil bahan pangan, juga

merupakan salah satu sumber pendapatan, tempat bekerja, tempat

rekreasi, tempat mencari ilmu, dan lain sebagainya. Fungsi lahan

sawah bagi lingkungan dapat dilihat dari fungsi lahan sawah sebagai

tempat hidup berbagai tumbuhan, tempat berkembang biak berbagai

organisme hidup seperti cacing, berbagai serangga, burung, belut, ular,

dan organisme lainnya, berperan dalam mencegah terjadinya banjir,

erosi, maupun tanah tanah longsor. Meskipun demikian, jika tidak

dikelola dengan baik, lahan sawah juga dapat menimbulkan dampak

negatif terhadap manusia dan lingkungan, seperti pencemaran air,

tanah, dan udara akibat penggunaan bahan kimia dan mekanisme

pertanian (Sudrajat, 2015)

3. Tenaga Kerja.

Sumber daya manusia (SDM) atau human resources mengandung dua

pengertian. Pertama, sumber daya manusia mengandung pengertian usaha

kerja atau jasa yang dapat diberikan dalam proses produksi. Dalam hal ini

SDM mencerminkan kualitas usaha yang diberikan oleh seorang dalam

waktu tertentu untuk menghasilkan barang dan jasa.

Pengertian kedua dari SDM menyangkut manusia yang mampu

bekerja untuk memberikan jasa atau usaha kerja tersebut. Mampu bekerja

berarti mampu melakukan kegiatan yang mempunyai nilai ekonomis, yaitu

bahwa kegiatan tersebut menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat. Secara fisik, kemampuan bekerja diukur dengan

Page 31: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

16

usia. Dengan kata lain, orang dalam usia kerja dianggap mampu bekerja.

Kelompok penduduk dalam usia kerja tersebut dinamakan tenaga kerja atau

man power.

Secara singkat, tenaga kerja didefinisikan sebagai penduduk dalam

usia kerja (work-ing age population) (Sumarsono, 2009). Tenaga kerja atau

manpower terdiri dari angkata kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan

kerja atau labor force adalah bagian tenaga kerja yang ingin dan yang benar-

benar menghasilkan barang dan jasa. Angkatan kerja terdiri dari golongan

yang bekerja dan golongan yang menganggur dan mencari pekerjaan.

Kelompok bukan angkatan kerja terdiri dari golongan yang bersekolah,

golongan yang mengurus rumah tangga, dan golongan lain – lain atau

penerima pendapatan. Ketiga golongan dalam kelompok bukan angkatan

kerja sewaktu – waktu dapat menawarkan jasanya untuk bekerja. Oleh sebab

itu, kelompok ini sering dinamakan potensial labor force (Simanjuntak,

1985).

a. Pekerja sektor pertaian

Wolf sebagaimana dikutip Teodor Shanin (1985:49) memberikan

istilah peasant untuk petani yang bercirikan: penduduk yang secara

eksistensial terlibat dalam cocok tanam dan membuat keputusan

otonom tentang proses cocok tanam. Mereka bercocok tanam dan

beternak di daerah pedesaan, tidak di dalam ruangan-ruangan tertutup

(greenhouse) di tengah kota atau di dalam kotak-kotak yang diletakkan

di atas ambang jendela. Dari aspek tempat tinggal, secara umum petani

Page 32: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

17

tinggal di daerah pedesaan, dan juga di daerah-daerah pinggiran kota.

Pekerjaan pokok yang dilakukan untuk kelangsungan hidup mereka

adalah di bidang pertanian. Umumnya pekerjaan petani terkait dengan

penguasaan atau pemanfaatan lahan.

Mosher (1987:198) memberi batasan bahwa petani adalah

manusia yang bekerja memelihara tanaman dan atau hewan untuk

diambil manfaatnya guna menghasilkan pendapatan. Batasan petani

menurut Departemen Pertanian Republik Indonesia adalah pelaku

utama agribisnis, baik agribisnis monokultur maupun polikultur dari

komoditas tanaman pangan, hortikultura, peternakan, perikanan dan

atau komoditas perkebunan.

4. PDRB (Produk Domestik Regional Bruto)

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah nilai

tambah bruto (Gross Value Added) yang timbul dari seluruh sektor

perekonomian di suatu wilayah. Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) menurut BPS didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang

dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah, atau

merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan

oleh seluruh unit ekonomi di suatu wilayah. Cara perhitungan PDRB

dapat diperoleh melalui tiga pendekatan (Robinson Tarigan, 2008:

28), yaitu:

1) Pendekatan Produksi Pendekatan ini menghitung nilai tambah

Page 33: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

18

dari barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu kegiatan

ekonomi di daerah tersebut dikurangi biaya antar masing-masing

total produksi bruto tiap kegiatan subsektor atau sektor dalam

jangka waktu tertentu. Nilai tambah merupakan selisih antara

nilai produksi dan nilai biaya antara yaitu bahan baku atau

penolong dari luar yang dipakai dalam proses produksi.

2) Pendekatan Pendapatan Pendekatan ini nilai tambah dari setiap

kegiatan ekonomi diperkirakan dengan menjumlahkan semua

balas jasa yang diterima faktor produksi, yaitu upah, gaji, dan

surplus usaha, penyusutan, pajak tidak langsung neto pada

sektor pemerintah dan usaha yang sifatnya tidak mencari

untung, surplus usaha tidak diperhitungkan. Surplus usaha

meliputi bunga yang dibayarkan neto, sewa tanah, dan

keuntungan.

3) Pendekatan Pengeluaran Pendekatan ini menjumlahkan nilai

penggunaan akhir dari barang dan jasa yang diproduksi di dalam

negeri. Jika dilihat dari segi penggunaan maka total penyediaan

atau produksi barang dan jasa itu digunakan untuk konsumsi

rumah tangga, konsumsi lembaga swasta yang tidak mencari

untung, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto

(investasi), perubahan stok, dan ekspor neto.

Produksi barang dan jasa timbul karen adanya kegiatan proses

produksi yang melibatkan faktor-faktor produksi (tanah, modal,

Page 34: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

19

tenaga kerja, kewiraswastaan). Output produksi sudah termasuk biaya

produksi sehingga hasil dari kegiatan proses produksi tersebut adalah

nilai produksi dikurangi biaya antara (Intermediate Cost) yang

diistilahkan dengan Nilai Tambah (Value Added). Dengan demikian

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dapat didefinisikan sebagai

jumlah nilai tambah bruto yang timbul karena kegiatan proses

produksi dari seluruh sektor ekonomi di suatu wilayah dalam kurun

waktu satu tahun. Nilai Tambah Bruto disini mencakup komponen-

komponen balas jasa terhadap faktor produksi yaitu sewa tanah,

bunga, upah gaji dan keuntungan serta penyusutan dan pajak tidak

langsung netto.

• Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga

berlaku

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga

berlaku merupakan jumlah nilai PDRB termasuk penyusutan dan

pajak tidak langsung netto, dimana penghitungan nilai seluruh

item berdasarkan harga yang berlaku pada saat itu. Dalam hal ini

perubahan harga terakomodasi.

• Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga

konstan

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga

konstan merupakan jumlah nilai PDRB termasuk penyusutan dan

Page 35: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

20

pajak tidak langsung netto, dimana kuantum barang dan jasA

dinilai berdasarkan harga yang berlaku pada tahun dasar (tidak

terpengaruh perkembangan harga).

• Produk Domestik Regional Netto (PDRN) atas dasar harga

berlaku

Produk Domestik Regional Netto (PDRN) atas dasar harga

berlaku adalah jumlah nilai PDRB tidak termasuk

nilaipenyusutan.

(PDRN adhb = PDRB adhb – Penyusutan)

• Pendapatan Regional Netto (PDRN) atas dasar biaya faktor

Pendapatan Regional Netto (PDRN) atas dasar biaya faktor

adalah PDRN atas dasar harga berlaku dikurangi pajak tidak

langsung netto (PDRB minus penyusutan minus pajak tidak

langsung netto).

(PDRN adbf = PDRN adbh – pajak tak langsung)

• Pendapatan Regional Perkapita

Pendapatan Regional adalah pendapatan yang benar-benar

diterima oleh penduduk suatu wilayah yaitu PDRN atas dasar

biaya faktor dikurangi dengan pendapatan yang keluar ditambah

dengan pendapatan yang masuk. Sedangkan Pendapatan per

Page 36: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

21

kapita adalah Pendapatan Regional dibagi dengan jumlah

penduduk pertengahan tahun.

(Pendapatan Perkapita = Pendapatan Regional/Jumlah

Penduduk tengahan tahun)

Metodologi penghitungan produk domestik regional bruto menurut

lapangan usaha dapat diuraikan sebagai berikut:

Metode Penghitungan PDRB atas dasar harga berlaku Penghitungan

PDRB atas dasar harga berlaku dilakukan dengan dua metode

yaitu:

a. Metode Langsung

Yang dimaksud metode langsung adalah metode

penghitungan dengan menggunakan data yang bersumber dari

daerah. Metode langsung akan dapat memperlihatkan karakteristik

sosial ekonomi setiap daerah. Disamping itu manfaat pemakaian

data daerah dapat digunakan untuk menyempurnakan data statistic

daerah yang lemah. Hasil penghitungan-nya memperlihatkan

seluruh produk barang dan jasa yang dihasilkan daerah ini, dengan

menggunakan data yang bersumber dari daerah yang bersangkutan.

Metode langsung ada 3 (tiga) macam pendekatan yaitu:

• Pendekatan Produksi

PDRB adalah Jumlah nilai barang dan jasa akhir yang

Page 37: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

22

dihasilkan oleh berbagai unit produksi disuatu daerah dalam

jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Unit-unit produksi

tersebut dalam penyajiannya dikelompokan menjadi sembilan

(9) sector lapangan usaha yaitu :

1) Pertanian;

2) Pertambangan dan Penggalian

3) Industri Pengolahan

4) Listrik, Gas dan Air Bersih

5) Konstruksi

6) Perdagangan, Hotel dan Restoran

7) Pengangkutan dan Komunikasi

8) Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

9) Jasa-jasa.

• Pendekatan Pengeluaran

PDRB adalah semua komponen permintaan akhir seperti :

1) Pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta

yang tidak mencari untung

2) Konsumsi pemerintah;

3) Pembentukan modal tetap Domestik Bruto;

4) Perubahan Stok, dan

Page 38: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

23

5) Ekspor Neto, dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu

tahun).

• Pendekatan Pendapatan

PDRB merupakan jumlah balas jasa yang diterima oleh

Faktor Produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu

Negara dalam jangkawaktu tertentu. Balas jasa faktor produksi

yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan

keuntungan semuanya sebelum dipotong pajak penghasilan dan

pajak langsung lainnya. Dalam pengertian Produk Domestik

Regional Bruto, kecuali factor pendapatan termasuk pula

komponen penyusutan dan pajak tidak langsung Netto. Jumlah

semua komponen pendapatan ini persektor disebut sebagai nilai

tambah bruto sektoral. Produk Domestik Regional Bruto

merupakan jumlah dari Nilai Tambah Bruto seluruh sektor

(lapangan usaha).

b. Metode Tidak Langsung

Yang dimaksud metode tidak langsung adalah metode alokasi,

yaitu yang penghitungannya dengan cara mengalokasikan pendapatan

nasional/regional Provinsi untuk tiap kabupaten/kotanya dengan

menggunakan alokator tertentu. Cara ini ditempuh dikarenakan data

yang tersedia tidak ada atau adanya kerahasiaan dari data tersebut

yang tidak bisa diketahui oleh banyak orang, misalnya data mengenai

Page 39: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

24

perbankan dan data tentang pertahanan keamanan. Sektor-sektor yang

dihitung dengan menggunakan cara ini, antara lain adalah sektor

perbankan dan sector pemerintahan umum. Alokator yang dapat

dipergunakan dapat didasarkan atas :

1) Nilai produksi bruto atau netto

2) Jumlah produksi fisik

3) Tenaga kerja

4) Penduduk

5) Alokator lain yang dianggap cocok untuk daerah tersebut.

Dengan menggunakan salah satu atau kombinasi dari alokator

tersebut dapat diperhitungkan persentase bagian masingmasing

kebupaten/kota terhadap nilai tambah setiap sektor atau subsektor.

Penghitungan dengan metode langsung menggunakan pendekatan

produksi, pendekatan pengeluaran dan pendekatan pendapatan.

Sedangkan metode tidak langsung dengan menggunakan alokator

antara lain berupa nilai produk bruto/netto setiap sektor, jumlah

produk fisik, tenaga kerja, penduduk dan lainnya yang cocok/sesuai.

a. Sektor Pertanian

Peran pertanian menurut World Bank (2008)

berkontribusi pada pembangunan sebagai sebuah aktivitas

ekonomi, mata pencaharian dan sebagai ara untuk melestarikan

lingkungan, sehingga sektor ini sebuah intrumen yang unik bagi

Page 40: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

25

pembangunan. Sebagai aktivitas ekonomi, pertanian dapat sebagai

sumber pertumbuhan bagi perekonomian wilayah, penyedia

investasi bagi sektor swasta dan sebagai penggerak utama industri-

industri yang terkait bidang pertanian. Terkait dengan

pertumbuhan wilayah, (Sukirno 2006) menyatakan masalah

pertumbuhan ekonomi dapat dibedakan dalam tiga aspek, yaitu ;

masalah pertumbuhan yang bersumber pada perbedaan antara

pertumbuhan potensial yang dapat dicapai dan tingkat

pertumbuhan yang sebenarnya tercapai, masalah pertumbuhan

ekonomi berkaitan dengan meningkatkan potensi pertumbuhan itu

sendiri,masalah pertumbuhan berkaitan dengan keteguhan atau

stabilitas pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun.

Kontribusi pertanian dalam pembangunan ekomomi

(Todaro,2011) yaitu; pertanian sebagai penyerap tenaga kerja,

kontribusi terhadap pendapatan, kontribusi dalam penyediaan

pangan,pertanian sebagai penyedia bahan baku, kontribusi dalam

bentuk kapital. Melalui konsepsi tersebut maka diharapkan

mampu menumbuhkan sektor pertanian, sehingga pada gilirannya

mampu menjadi sumber pertumbuhan baru bagi perekonomian

Indonesia, khususnya dalam hal pencapaian sasaran

mensejahterakan petani, menyediakan lapangan pekerjaan,

Sebagai wahana pemerataan pembangunan antar wilayah,

Merupakan pasar input bagi agroindustri, menghasilkan devisa,

Page 41: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

26

meningkatkan pendapatan nasional, mempertahankan kelestarian

sumber daya.

Ada beberapa faktor yang bisa diungkapkan bahwa sektor

pertanian menjadi penting dalam proses pembangunan, yaitu;

sektor pertanian menghasilkan produk yang diperlukan sebagai

input sektor lain, terutama sektor industri (Agroindustri), sebagai

negara agraris populasi disektor pertanian (pedesaan) membentuk

proporsi yang sangat besar. Hal ini menjadi pasar yang sangat

besar bagi produk produk dalam negeri terutama produk pangan.

Sejalan dengan itu ketahanan pangan yang terjamin

merupakan prasyarat kestabilan sosial dan politik, sektor

pertanian merupakan sumber daya alam yang memiliki

keunggulan komparatif dibanding negara lain. Proses

pembangunan yang ideal mampu menghasilkan produk-produk

pertanian yang memiliki keunggulan komperatif baik untuk

kepentingan ekspor maupun substitusi impor. (Tambunan,

2009).

B. Penelitian Terdahulu

No

.

Judul Penulis dan

Tahun

Metode Hasil

Page 42: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

27

1. Analisis

Faktor-Faktor

Yang

Mempengaruhi

Produksi

Sektor

Pertanian Di

Propinsi Aceh

Hermansyah

Putra dan

Muhammad

Nasir 2015

Teknik analisis

data

menggunakan

regresi liner

berganda

(OLS/Ordinary

least Square)

Variabel luas

lahan yang

paling besar

mempengaru

hi tinggi

rendahnya

tingkat

produksi

sektor

Pertanian,

lalu disusul

dengan

Faktor

Tenaga Kerja

2. Faktor-Faktor

Yang

Mempengaruhi

Produksi Sektor

Pertanian

Sumatera Barat

2019 Model Cobb-

Douglas yang

menghipotesiska

n tenaga kerja,

investasi di

bidang pertanian

dan tanah

sebagai faktor-

faktornya

Lahan

pertanian

adalah satu-

satunya faktor

yang

signifikan

positif untuk

produksi,

sementara

Page 43: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

28

tenaga kerja

dan investasi

tidak

3. Analisis Faktor

– Faktor Yang

Mempengaruhi

Pertumbuhan

Sektor

Pertanian Di

Provinsi

Sumatera Utara

Beatrice

Ingrid Dachi

2016

Metode regresi

linier berganda,

dengan alat

bantu SPSS 20.

Jumlah

tenaga kerja

sektor

pertanian,

luas lahan

sektor

pertanian, dan

nilai ekspor

sektor

pertanian

berpengaruh

secara nyata

4 Analisis

Faktor-Faktor

Yang

Mempengaruhi

PDRB Sektor

Pertanian

Sumatera

Utara

Siregar,

Rosnidah (20

16)

Metode regresi

linier berganda

OLS

Variabel luas

lahan

pertanian,

pekerja sektor

pertanian dan

kebutuhan

pupuk secara

signifikan

Page 44: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

29

berpengaruh

inelastis

terhadap

PDRB sektor

pertanian

5 Analisis

Pengaruh

Pertumbuhan

Pdrb Sektor

Pertanian,

Tenaga Kerja

Dan Indeks

Pembangunan

Manusia

Terhadap Pdrb

Kabupaten

Agam

Irwan Muslim

(2018)

Analisis regresi

linier berganda

pertumbuhan

PDRB sektor

pertanian ,

tenaga kerja,

dan indeks

pembangunan

manusia

secara

bersamasama

(simultan)

mempunyai

pengaruh

signifikan

terhadap

PDRB

Kabupaten

Agam.

6 Pembangunan

Sumberdaya

Azril Azahari Desktiftif Disektor

Page 45: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

30

Manusia Dan

Indeks

Pembangunan

Manusia

Sektor

Pertanian

(200) pertanian,

angka melek

huruf didekati

angka melek

huruf untuk

katagori desa.

7 Pengaruh Luas

Lahan Sawah

Dan Tenaga

Kerja

Pertanian

Terhadap

Produk

Domestik

Regional Bruto

(Pdrb) Sektor

Pertanian

Kabupaten

Langkat

Quarthano

Reavindo

(2020)

Metode regresi

linier berganda

OLS

Luas

lahan sawah

dan

tenaga kerja

pertanian

berpe

ngaruh pos

itif

terhadap

PDRB sektor

pertanian

Page 46: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

31

C. Kerangka Pemikiran

Masalah pertanian

Lahan

Sumber Daya Manusia

Lahan Sawah

IPM (Indeks Pembanguan Manusia

Jumlah Pekerja Sektor Pertanian

PDRB Sektor Pertanian

Ordinary Least Squer (OLS

Uji asumsi klsik

• Uji normalitas

• Uji mutikolerasi

• Uji autocorelasi

Uji hipotesis

• Uji F

• Uji t

• Uji R squer

Kesimpulan dan Saran

Page 47: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

32

D. Hubungan antar Variabel

1. IPM terhadap PDRB Sektor Pertanian

Dengan bertambahnya masalah pertanian seperti

berkurangnya lahan pertanian secara besar-besaran maka

pembangunan Sumber Daya Manusia harus diunggulkan, karena ini

berkaitan dengan pengelolaan bidang pertanian seperti bagian

produksi, pengolahan, pemeliharaan, dan pemasaran produk-produk

pertanian.

2. Pekerja Sektor Pertanian

Petani adalah seseorang yang bergerak di bidang bisnis

pertanian utamanya dengan cara melakukan pengelolaan tanah

dengan tujuan untuk menumbuhkan dan memelihara

tanaman (seperti padi, bunga, buah dan lain lain), dengan harapan

untuk memperoleh hasil dari tanaman tersebut untuk digunakan

sendiri ataupun menjualnya kepada orang lain. Dengan kata lain

Pekerja sektor pertanian adalah subjek utama dalam penggerak

sektor pertanian.

3. Lahan Sawah

Pertanian sawah merupakan subsektor terpenting karena

lahan sawah memproduksi kebutuhan pangan pokok. Disisi lain nilai

transaksi Pertanian sangat sensitif terhadap perekonomian, terlebih

lagi pada saat masa panen.

Page 48: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

33

E. HIPOTESIS

Hipotesis Menurut (A. Muri Yusuf, 2005), hipotesis adalah

kesimpulan sementara yang belum final atau suatu jawaban yang sifatnya

sementara dan merupakan konstruk peneliti terhadap masalah penelitian,

yang menyatakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Kebenaran

dugaan tersebut harus dibuktikan dengan cara penyelidikan ilmiah.

Berdasarkan rumusan masalah, landasan teori, dan kerangka pemikiran

yang sebelumnya, maka hipotesis dari penelitian ini adalah :

1. H0 : Tidak ada pengaruh Indeks Pembangunan Manusia secara

parsial terhadap PDRB sektor Pertanian di Jawa Barat tahun 2010-

2019

H1 : Ada pengaruh Indeks Pembangunan Manusia secara parsial

terhadap PDRB sektor Pertanian di Jawa Barat tahun 2010-2019

2. H0 : Tidak ada pengaruh Pekerja Sektor Pertanian secara parsial

terhadap PDRB sektor Pertanian di Jawa Barat tahun 2010-2019

H1 : Ada pengaruh Pekerja Sektor Pertanian secara parsial

terhadap PDRB sektor Pertanian di Jawa Barat tahun 2010-2019

3. H0 : Tidak ada pengaruh Luas Lahan Sawah secara parsial terhadap

PDRB sektor Pertanian di Jawa Barat tahun 2010-2019

H1 : Ada pengaruh Luas Lahan Sawah secara parsial terhadap

PDRB sektor Pertanian di Jawa Barat tahun 2010-2019

4. H0 : Tidak ada Indeks Pembangunan Manusia, Luas Lahan Sawah

dan Pekerja Sektor Pertanian secara simultan terhadap

Page 49: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

34

pengangguran di Jawa Barat pada tahun 2010-2019

H1 : Ada pengaruh Indeks Pembangunan Manusia, Luas Lahan

Sawah dan Pekerja Sektor Pertanian secara simultan terhadap

pengangguran di Jawa Barat pada tahun 2010-2019

Page 50: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

35

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. RUANG LINGKUP PENELITIAN

PeneIitian ini menganaIisa tentang bagaimana pengaruh Indeks

Pembangunan Manusia, Luas Lahan sawah, terhadap PDRB sektor

pertanian. PenuIis menggunakan dua jenis variabeI daIam peneIitian ini,

yang pertama adaIah variabeI dependent dan yang kedua adaIah variabeI

independent. VariabeI dependent yang digunakan yaitu PDRB sektor

Pertanian (sebagai Y) dan variabeI independent yang digunakan adaIah

IPM (sebagai X1), Luas Lahan Pertanian yang diproksi dengan niIai angka

harapan hidup (sebagai X2), dan pekerja sektor pertanian (sebagai X3).

PeneIitian ini menggunakan data sekunder yang mana data tersebut

diperoIeh dari informasi berupa fakta yang teIah disusun dan

dipubIikasikan oIeh Iembaga dan instansi tertentu. Data-data yang

digunakan daIam peneIitian ini berasaIa dari Badan Pusat Statistik (BPS)

Jawa Barat, Dinas Pertanian kabupaten di Jawa Barat dan Kementrian

Pertanian dan Pangan Indonesia. Ruang Iingkup peneIitian ini adaIah

Provinsi Jawa Barat. Dengan mengambiI tahun (time series) sebanyak 10

seri/tahun, dari tahun 2010-2019.

B. METODE PENENTUAN SAMPEL

Metode penentuan sampeI yang digunakan daIam peneIitian ini

adaIah Purposive SampIing (kriteria yang dikehendaki), yang mengambiI

subjek peneIitian tidak secara random, daerah, ataupun strata/tingkatan,

Page 51: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

36

namun berdasarkan pada tujuan dan maksud tertentu (Arikunto, 2010).

DaIam peneIitian ini data yang digunakan adaIah Provinsi di Jawa Barat..

C. METODE PENGUMPULAN DATA

Menurut Siregar (2013) dijeIaskan bahwasanya data adaIah suatu

bahan mentah yang harus diIakukan pengoIahan dan menghasiIkan

informasi yang menunjukan sebuah fakta, baik secara kuantitatif maupun

kuaIitatif. Metode pengumpuIan data yang digunakan daIam peneIitian ini

adaIah studi kepustakaan serta data yang digunakan daIam peniIitian ini

adaIah data sekunder.

1. Data Sekunder

Data sekunder ialah data yang diperoIeh bukan meIaIui tangan

pertama, meIainkan meIaIui tangan kedua, ketiga dan

seterusnya. Dapat dijelaskan, sumber data peneIitian yang

diperoIeh dengan secara tidak Iangsung. Data yang digunakan

daIam peneIitian ini adaIah data sekunder dengan periode waktu

dari tahun 2010 – 2019, yang dapat diperoIeh dari berbagai

sumber seperti Badan Pusat Statistik, Badan Pusat Statistik

Provinsi, Pupuk Indonesia, dan Dinas Pertanian .

2. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan diIakukan dengan cara mencari informasi

atau data meIaIui berbagai Iiteratur, jurnaI dan Iain – Iain yang

yang dipubIikasikan yang berhubungan erat dengan obyek

peneIitian ini. PenuIis juga meIakukan peneIitian ini dengan cara

Page 52: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

37

membaca, memahami, menganaIisa dan mengutip berbagai

Iiteratur yang berkaitan dengan peneIitian ini. Berdasarkan

penjeIasan sebelumnya, maka jenis data yang akan peneIiti

gunakan adaIah data sekunder, karena tidak diperoIeh Iangsung

dari sumbernya. Teknik pengambiIan data yang penuIis

Iakukan adaIah teknik dokumentasi Iaporan-Iaporan instansi

terkait dan juga teknik studi pustaka dengan meIihat data dari

Iiteratur-Iiteratur terdahuIu. Dikarenakan data yang penuIis

gunakan adaIah data sekunder, maka penuIis mengambiI data

tersebut dari Badan Pusat Statistik, Badan Pusat Statistik

Provinsi, dan Dinas Pertania

D. METODE ANALISIS DATA

Model regresi yang digunakan adalah model regresi linier berganda,

dimana model ini digunakan untuk mengetahui hubungan atau pengaruh dua

atau lebih variabel bebas terhadap variabel tidak bebas. Kemudian untuk

mendapatkan model regresi linier berganda dapat diperoleh dengan

melakukan estimasi terhadap parameter-parameter menggunakan metode

tertentu. Adapun metode yang dapat digunakan untuk mengestimasi

parameter model regresi sederhana maupun model regresi linier berganda

adalah dengan metode kuardat terkecil Ordinary Least Square (OLS). Maka

model ekonometrika pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

Ŷ = β0 + β1 X1 + β2 X2 +β3 X3+µ

Keterangan:

Page 53: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

38

Ŷ = Laju PDRB sektor Pertanian

X1 = IPM (Indeks Pembangunan Manusia)

X2 = Pekerja sektor Pertanian

X3 = Luas Lahan Sawah

β0 = Konstanta

β1,β2, β3 = Koefisien regresi

µ = Eror trem

1. Uji Asums klasik

a. Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui model regresi,

variabel independen, variabel dependen ini apakah baik atau

tidak. Distribusi data yang mendekati normal merupakan model

regresi yang baik (Harjunata Y.T. Kallalo, dkk., 2016: 712)

b. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas dilakukan untuk

mengetahui model regresi ini apakah ada tidaknya korelasi antar

variabel independen. Uji multikolinearitas menggunakan nilai

tolerance dan variance inflation factor (VIF). Jadi jika nilai

tolerancenya > 0,1 dan nilai VIF < 10 maka menunjukkan tidak

terjadinya multikolinearitas (Umi Kalsum, 2017:)

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas terjadi apabila varian tidak tetap atau tidak

konstan. Jika tidak terjadi homoskedastisitas atau

Page 54: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

39

heteroskedastisitas maka regresi tersebut baik. Lebih ditegaskan

oleh Kalsum bila nilai signya lebih besar dari 0,05 maka dapat

dikatakan bahwa tidak terjadinya heteroskedastisitas (Umi

Kalsum, 2017: 91).

d. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk meneliti ada tidaknya korelasi

antara variabel pengganggu periode tertentu dengan variabel

pengganggu periode sebelumnya di dalam sebuah model regresi.

Untuk menguji autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin

Watson (D-W stat)

Dasar pengambilan keputusan dalam Uji Autokorelasi Durbin Watson yaitu:

a. Jika D (durbin Watson) lebih kecil dari dL atau lebih besar dari

(4-dL) maka hipotesis nol ditolak, yang berarti terdapat

autokorelasi

b. Jika D (durbin Watson) terletak antara dU dan (4-dU) maka

hipotesis no. Diterima, yang berarti tidak ada auto korelasi.

c. Jika D (durbin Watson) terletak antara dL dan dU atau diantara

(4-dU) dan (-dL), maka tidak menghasilkan kesilpula yang

pasti.

2. Uji Hipotesis

a. Uji F

Uji F bertujuan untuk menghitung secara bersamaan antara

variabel independen terhadap variabel dependen. Jika nilai

Page 55: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

40

probability < 0,05 maka suatu variabel independen dinyatakan

berpengaruh terhadap variabel dependennya dan sebaliknya jika

nilai probabilitynya > 0,05 maka variabel independennya

dinyatakan tidak berpengaruh terhadap variabel dependennya

(Kornelius Johan, dkk., 2016: 26).

b. Uji t

Uji t bertujuan untuk mengamati antara hubungan variabel

independen secara individual terhadap variabel dependen. Uji t

dalam penelitian ini melihat pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan

jumlah penduduk secara parsial terhadap pengangguran.Jika nilai

probabilitynya < 0,05 maka variabel independen secara individual

dinyatakan berpengaruh terhadap variabel dependennya, dan

sebaliknya jika nilai probabilitynya > 0,05 maka variabel

independen secara individual dinyatakan tidak berpengaruh

terhadap variabel dependennya (Kornelius Johan, dkk., 2016: 27).

c. Koefisien Determinasi (R2 )

Koefisien determinasi dilakukan untuk menguji seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Jika nilai R square mendekati 1 artinya variabel-variabel

independen memberikan hampir seluruh informasi yang

dibutuhkan untuk memperkirakan variasi variabel dependen. Jika

R2 sebesar 1 artinya ada hubungan yang sempurna, sedangkan jika

bernilai 0 artinya tidak ada kecocokan antara variabel tak bebas dan

Page 56: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

41

variabel yang menjelaskan. Jika R2 semakin besar maka pengaruh

model dalam menjelaskan variabel terikat semakin besar

(Kornelius Johan, dkk., 2016: 26).

3. Oprasional Variable Penelitian

No Variable Pengukuran Sumber

1. PDRB sektor

Pertanian

Persentase BPS Jawa Barat

2. IPM Skala 1-100 BPS

3. Pekerja Sektor

Pertanian

Jiwa Dinas Pertanian dan

Pangan Jawa Barat

4. Lahan Pertania Hektar Kementrian

Pertanian Dan

Pangan

Page 57: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

42

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM PENELITIAN

Jawa Barat adalah provinsi terluas kedua di Pulau Jawa, dengan luas

35.377,76 km2 . jawa barat memiliki 18 Kabupaten dan 9 Kota Madya.

Gambar 4.1

Penduduk Jawa Barat pada tahun 2020 sebesar 49.935.858 jiwa dengan usia

produktif sebesar 70%. Pada 2020 tingkat pengangguran di Jawa Barat

sebesar 2.44%, sementara penduduk yang berkerja dibidang pertanian

sebesa 2.901.981 jiwa.

Page 58: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

43

Table 4.1

Sumber: Jawa Barat Dalam A

Pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat padatahun 2019 sebesar 5,07%.

melambat dibanding tahun 2018 sebesar 5,66%. Pada sektor pertanian

pertumbuhan terjadi sebesar 2.83% atau naik 0.72% dari 2018. Pertumbuhan

PDRB pada sector petanian di dominasi oleh sub sector tanaman pangan oleh

sebab itu jawa barat di nobatkan sebagai lumbung padi nasional.

Selain dari sub sector sawah PDRB sector pertanian juga di banyak dukung oleh

sub sector lain diantaranya sub sector perkebunan, Holtikultura, perikanan,

peternakan dan kehutanan.

Tabel 1.2

PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Provinsi Jawa Barat (Milyar Rupiah) Tahun 2019

SEKTOR NILAI

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 186 476,51

1. Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa

Pertanian

164 382,40

6,5 6,5 6,335,09 5,05 5,66 5,35 5,66 5,07

0,790,03

4,5

0,29 0,16

5,7

2,11 1,6 2,83

0

2

4

6

8

10

12

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

LAJU PDRB JAWA BARAT 2010-

2019(Dalam persen)

Laju PDRB Jawabarat Laju PDRB sektor Pertanian

Page 59: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

44

a. Tanaman Pangan 87 838,89

b. Tanaman Hortikultura 37 173,85

c. Perkebunan 12 346,67

d. Peternakan 24 189,48

e. Jasa Pertanian dan Perburuan 2 833,52

2. Kehutanan dan Penebangan Kayu 1 363,31

3. Perikanan 20 730,80

Sumber: BPS Jabar 2020

Berdasarkan table 1.2 sub sector pertanian tanaman pangan

menyumbang niai besar untuk Sektor Petanian pada tahun 2019. Dan posisi

posisi kedua yaitu tanaman holtikultura. Tanaman holtikultura ini di

dominasi dari daerah-daerah pegunungan seperti Kabupaten Bandung

bagian selatan, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Garut, Kabupaten

Subang, dan Kabupaten Sumedang.

Sementara posisi ketiga di duduki oleh sub sector peternakan.

Peternakan di Jawa Barat Sangat Beragam mulai dari ungas, kambing, sapi,

domba, dan babi. Peternakan di Jawa Barat adalah sub sector yang sangat

penting. Karena Jawa Barat memiliki banyak kota besar Peternak Jawa Barat

di tuntut dapat menyediakan kebutuhan pangan khususnya daging dan

diharapkan dapat selain mencukupi kebutuhan dalam provinsi, peternak

Jawa Barat juga dapat memenuhi konsumsi daging di Ibu Kota.

Sementara itu lahan sawah di Jawa Barat Mengalami penurunan drastis

di tahun 2015 ini diakibatkan karena alih fungsi lahan dari sektor pertanian

ke sektor industri dan realestate sementara kenaikan lahan sawah pada tahun

2016 ini dipicu alih fungsi lahan dalam sub sektor pertanian seperti lahan

Page 60: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

45

hutan atau perkebunan yang beralih fungsi menjadi lahan sawah karena siklus

panen pada pertanian sawah lebih cepat dibanding pertanian kehutanan.

Table 4.2

Sumber: Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Jawa Barat

B. TEMUAN HASIL PENELITIAN

1. Hasil Regres OLS

Hasil penelitian mengena IPM, pekerja sector pertanian, dan luas lahan

sector pertanian terhadap PDRB sector pertanian di Jawa Barat

menggunakan metode OLS akan ditampilkan pada table berikut:

Hasil Regres metode Ordinery Least Square (OLS)

Tabel 4.2.2

Dependent Variabl : PDRB Sektor Pertanian Method : Least Squares Date : 05/05/21 Time: 21:22 Sample : 201o 2019 Included obseivations : 1o

900000,00

905000,00

910000,00

915000,00

920000,00

925000,00

930000,00

935000,00

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Luas Lahan Sawah di Jawa BaratTahun 2010-20019

(dalam hektar)

Page 61: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

46

Variable Coefficient Std.Error !t Statistic Prob.

C -127902.1 59858.28 -·2.136748 0.0765

IPM 20.53427 3.551280 5.782215 0.00 12

PEKERJA S. PER ·0.004754 0.00 1535 3.096671 0.0212 LAHAN SAWAH 0.105609 0.050 139 2.106335 0.0798

R-squared 0.977949 Mean dependent ̀ ` 94793.04 A.djusted R-squared 0.966923 S.D. dependent var 5863.341

S.E.of regression 1066.366 Akaike info criterion 17.07108 Sum squared resid 6822821 Schwarz criterion 17.19211

Log likelihood -

81.35538

Hannan-Quinn criter. 16.93830

F-statistic 88.69823 Durbin-Natson stat 2.147587

Prob(F-statistic) 0.000023

Berdasarkan table di atas, pada penelitian ini alpha yang

digunakan yaitu 5% (0,05). Variabel IPM memiliki nilai signifikansi

sebeasar 0,0012 yang menunjukan nilainya lebih kecil dari alpha 0,05.

Variabel pekerja sector pertanian memiliki nilai signifikansi sebesar 0,0212

yang menunjukan nilainya lebih kecil dari alpha 0,05. Variabel luas lahan

sector pertanian meniliki nilai signifikansi sebesar 0,0798 yang menunjukan

nilainya lebih besar dari alpha 0,05.

a. Uji Asumsi Klasik

1) Uji Normalitas

Uji Normalitas digunakan untuk menentukan apakah suatu data

yang diteliti telah terdistribuai normal atau tidak. Uji normalitas

dalam penilitian ini dilakukan dengan melihat hasil probability

Jarque-Bera. Apabila nilai probability Jarque-Bera lebih kecil

dari 0.05 maka data tersebut tidak terdistribusi normal. Dan

Page 62: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

47

sebaliknya, apabila nilai probability Jarque-Bera lebih besar dari

0.05 maka data tersebut telah terdistribusi normal

Uji Normalitas

Gambar 4.2.

Berdasarkan gambar diatas, nilai probability dari Jarque-Bera sebesar

0,854729, ini berarti nilai probability Jarque-Bera lebih besar dari alpha

(0,854729 > 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut

berdistribusi normal.

2) Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui apakah di

dalam model regresi ada tidaknya korelasi antar variabel

independen. Jika nilai Centered VIF (variance inflation factor)

lebih kecil dari 10 maka menunjukkan tidak terjadinya

multikolinearitas. Sebaliknya, apabila nilai Centered VIF di atas

10 maka dapat dipastikan adanya multikolinearitas.

Page 63: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

48

Table 4.1.3

Variance lnftation Factors Date: 05/05/21 Time: 22:02 Sample: 2010-2019 Included obseivations: 10

Variable

Coefficient

Variance

Uncentered

VIF

Centered VIF

c 3.58E•09 31509.08 NA

IPM 12.61159 5296.301 3.942649

PEKERJA 2.36E-06 258.2713 3.732982

LAHAN 0.002514 18846.31 1.133014

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai Centered VIF

pada variabel IPM memiliki nilai sebesar 3.942649 dimana nilai

tersebut kurang dari 10 (3.942649 < 10), variabel Pekerja bernilai

sebesar 3.732982 dimana nilai ini kurang dari 10 (3.732982 < 10),

dan nilai dari variabel Luas lahan merupakan 1.133014 kurang

dari 10 (1.133014 < 10). Berdasarkan hasil dari ketiga variabel di

atas dapat disimpulkan bahwa model OLS terbebas dari masalah

multikolinearitas.

3) Uji Heteroskedatisitas

Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk menilai apakah ada

ketidaksamaan dari varian residual satu pengamatan ke

pengamatan lain. Uji Heteroskedastisitas ini menggunakan

metode uji Breusch Pagan Godfrey, di mana jika nilai Prob. Chi-

Square(3) pada Obs*Rsquared lebih besar dari 0,05 maka dapat

Page 64: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

49

disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya,

jika nilai Prob. Chi-Square(3) pada Obs*R-squared lebih kecil

dari 0,05 maka dapat disimpulkan adanya heteroskedastisitas

tabel 4.1.4

HeterosKedasticit Test Breusch.Pagan-Godfre;

F-statistic 6 945030 Prob.F(3,6) 0.0223

Obs"R·squared 7.76412 1 Prob.Ch Square(3) 0.0511

Sca ed explained SS 2 861576 Prob.Ch Square(3) 0.4135

Dari table di atas dapat diketahui bahwa nilai Prob.

ChiSquare(3) pada Obs*Rsquared sebesar 0.4135, nilai tersebut

lebih besar dari 0,05 (0,4135 > 0,05). Ini menunjukan bahwa

model OLS yang diajukan tidak terdapa heteroskedastisitas

4) Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk meneliti ada tidaknya

korelasi antara variabel pengganggu periode tertentu dengan

variabel 50 penganggangu periode sebelumnya di dalam sebuah

model regresi. Diketahuin n = 10; 𝛼 = 5%; k = 3, sedangkan dari

tabel D-W dipeoleh nilai dL sebesar 0,5253 dan dU 2.0163,

sehingga diperoleh nilai 4 – dL adalah 3,4747. NiIai DW yang

berada di antara DU dan 4 – DL menunjukan modeI yang

terbebas dari masaIah autokoreIasi. Dari hasil di atas dapat

diketahui bahwa nilai DW lebih besar dari dU dan lebih kecil

Page 65: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

50

dari 4 – dU, sehingga dapat disimpulkan bahwa model tersebut

sudah tidak ada lagi masalah autokorelasi.

a. Uji Hipotesis

1. Uji F

Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel

independent terhadap variabel dependen secara bersamaan

berpengaruh signifikan atau tidak. Uji F dalam penelitian ini

berguna untuk melihat apakah variabel IPM, pekerja sector

pertanian, dan luas lahan berpengaruh signifikat terhadap PDRB

sector pertanian atau tidak berpengaruh signifikat.

Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh variabel

independent terhadap variabel dependen dilihat dari nilai

signifikansinya atau Pro. (F-stastistic). Jika nilai signifikansi

lebih kecil dari alpha (sig < 0.05), maka variabel independent

berpengaruh terhadap variabel dependen. Ini berarti apakah

variabel IPM, pekerja sector pertanian, dan luas lahan

berpengaruh signifikat terhadap PDRB sector pertanian.

Sebaliknya, jika nilai signifikansi lebih besar dari alpha (sig >

0.05), maka variabel independen berpengaruh tidak signifikan

terhadap variabel dependen. Artinya, variabel IPM, pekerja sector

pertanian, dan luas lahan berpengaruh tidak signifikat terhadap

PDRB sector pertanian.

Page 66: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

51

Setelah dilakukan pengujian dengan menggunakan eviews 8,

dapat diketahui melalui tabel bahwa nilai dari signifikansinya

yakni sebesar 0.0765. Karena nilai signifikansi lebih besar

daripada alpha atau 0.0765 > 0.05 maka variabel independent

(IPM, pekerja sector pertanian, dan luas lahan) secara bersamaan

tidak berpengaruh signifikan terhadap PDRB sector pertanian di

Provinsi Jawa Barat tahun 2010 – 2019).

Sedangkan untuk nilai koefisiennya sebesar -127902,1 yang

menandakan bahwa arah koefisiennya negatif atau berbanding

terbalik. Artinya ketika nilai variabel independent (IPM, pekerja

sector pertanian, dan luas lahan) mengalami peningkatan, maka

nilai PDRB sector pertanian akan mengalami penurunan.

2. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Pada tabel dapat diketahui bahwa nilai R2 yang diperoleh

dari hasil estimasi yaitu sebesar 0,977949. Ini berarti bahwa 97,7%

dari variasi PDRB sector pertanian mampu dijelaskan oleh IPM,

pekerja sector pertanian, dan luas lahan. Sedangkan 0,022051 atau

2,2% dijelaskan oleh variabel lain di luar model

3. Uji t

Uji t bertujuan untuk mengamati hubungan antara variabel

indipenden secara individu terhadap variabel dependen. Uji t dalam

penelitian ini melihat IPM, pekerja sector pertanian, dan luas lahan

secara parsial terhadap PDRB sector pertanian. Jika nilai

Page 67: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

52

probabilitasnya < 0,05 maka variabel independent secara individual

dinyatakan berpengaruh terhadap variabel dependennya, dan

sebaliknya jika nilai probalilitasnya > 0,05 maka variabel

independent secara individual dinyatakan tidak berpengaruh terhada

variabel dependennya (Kornelius Johan, dkk, 2016:27).

1) Pengujian t-statistik untuk variabel IPM. Pengujian ini adalah

jika prob > alpha maka variabel IPM dinyatakan tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap variabel PDRB.

Sebaliknya, jika prob < alpha maka variabel IPM dinyatakan

berpengaruh terhadap variabel PDRB. Berdasarkan hasil

pengujian dengan menggunakan eviews 8, pada table terlihat

bahwa variabel IPM memiliki nilai probabilitas sebesar 0,00012.

Karena nilai prob (sig) < alpha (0,0012 < 0,05), artinya bahwa

variabel IPM berpengaruh signifikan terhadap PDRB.

2) Pengujian t-statistik untuk variabel Pekerja (Jumlah Pekerja

sector Pertanian). Pengujian ini adalah jika prob > alpha maka

variabel Pekerja dinyatakan tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap variabel PDRB. Sebaliknya, jika prob < alpha maka

variabel Pekerja dinyatakan berpengaruh terhadap variabel

PDRB. Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan

eviews 8, pada tabel terlihat bahwa variabel Pekerja memiliki

nilai probabilitas sebesar 0,0212. Karena nilai prob (sig) < alpha

Page 68: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

53

(0,0212 < 0,05), artinya bahwa variabel pekerja sector pertanian

berpengaruh signifikan terhadap emisi PDRB.

3) Pengujian t-statistik untuk variabel Lahan (Luas Lahan)

Pengujian ini adalah jika prob > alpha maka variabel Luas lahan

dinyatakan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

variabel PDRB. Sebaliknya, jika prob < alpha maka variabel luas

lahan dinyatakan berpengaruh terhadap variabel PDRB.

Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan eviews 8,

pada tabel terlihat bahwa variabel Pekerja memiliki nilai

probabilitas sebesar 0,0798. Karena nilai prob (sig) > alpha

(0,0798 > 0,05), artinya bahwa variabel luas lahan berpengaruh

tidak signifikan terhadap emisi PDRB.

C. Pembahasan

1. Pengaruh IPM terhadap PDRB Sektor Pertanian

Dapat diketahui bahwa nilai probabilitas t-Statistic pada variabel IPM

yaitu sebesar 0,0012. Karena nilai probabilitas t-Statistic lebih kecil dari

alpha 0,05 (0,0012 < 0,05), ini berarti bahwa IPM berpengaruh secara

signifikan terhadap PDRB Sektor Pertanian. Kemudian untuk nilai koefisien

variabel IPM yaitu sebesar 20,53427. Artinya setiap peningkatan satu persen

terhadap IPM maka akan meningkatkan PDRB Sektor Pertanian sebesar

20,53427% dan sebaliknya setiap penurunan satu persen terhadap IPM

maka akan menurunkan PDRB Sektor Pertanian sebesar 20,53427%.

2. Pengaruh Pekerja Sektor Pertanian terhadap PDRB Sektor Pertanian

Page 69: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

54

Dapat diketahu melalui bahwa nilai probabilitas t-Statistik pada variabel

Pekerja Sektor Pertanian yaitu sebesar 0,0212. Karena nilai probabilitas t-

Statistik lebih kecil dari alpha 0,05 (0,0212 < 0,05), ini berarti bahwa

Pekerja Sektor Pertanian berpengaruh secara signifikan terhadap PDRB

Sektor Pertanian. Kemudian untuk nilai koefisien variabel Pekerja Sektor

Pertanian yaitu sebesar -0,004754. Artinya, setiap peningkatan satu jiwa

Pekerja Sektor Pertanian maka akan menurunkan PDRB Sektor Pertanian

sebesar 0,004754% dan sebaliknya setiap penurunan satu jiwa terhadap

Pekerja Sektor Pertanian maka akan menaikan PDRB Sektor Pertanian

sebesar 0,004754%.

3. Pengaruh Luas Lahan terhadap PDRB Sektor Pertanian

Dapat diketahu bahwa nilai probabilitas t-Statistik pada variabel Luas

Lahan yaitu sebesar 0,0798. Karena nilai probabilitas t-Statistik lebih kecil

dari alpha 0,05% (0,0798 < 0,05), ini berarti bahwa Luas Lahan berpengaruh

tidak signifikan terhadap PDRB Sektor Pertanian. Kemudian untuk nilai

koefisien variabel Luas Lahan yaitu sebesar 0,105609. Artinya, setiap

peningkatan satu hektar Luas Lahan maka akan meningkatkan PDRB Sektor

Pertanian sebesar 0.105609% dan sebaliknya setiap penurunan satu hektar

Lahan Pertanian maka akan menurunkan PDRB Sektor Pertanian sebesar

0,105609%.

Page 70: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

55

BAB V

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan yaitu ingin

melihat faktor manakah yang memiliki kontribusi terbesar dalam PDRB

sektor Pertanian Yaitu Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Hal ini

dikarenakan bahwa faktor pendidikan dan pengetahuan dan kesehatan

sangat penting bagi pelaku sektor pertanian dalam mengembangkan

pengelolaan pertanian. Sementara itu jumlah pekerja pertanian berpengaruh

negatif terhadap sektor pertanian hal ini dikarenakan dalam sektor pertanian

pekeja terbagi menjadi dua yaitu petani yang memiliki modal pertanian

(lahan) dan buruh tani yag tidak memiliki modal (lahan). Di Jawa Barat

sendiri pekerja didominasi oleh buruh tani, oleh sebabnya penembahan

pekerja sektor pertanian berpengaruh negatif terhadap sektor pertanian.

B. SARAN

Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan yang telah disampaikan di

atas, penulis akan menguraikan beberapa saran, yaitu sebagai berikut:

1. Pemerintah perlu melakukan penyuluhan pendidikan atau pengetahuan pada

petani terutama buruh tani. Serta melakukan pengawasan dalam pengelolaan

lahan pertanian untuk menghindari alih fungsi lahan pertanian, yang dapat

menyebabkan terjadinya penurunan nilai tambah pada sektor pertanian

Page 71: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

56

2. Masyarakat perlu berinovasi dalam produksi, pengelolaan, pemeiharan

dan pemasaran produk pertanian. Dengan kemajuan tegnologi dan

berkembangnya sistem informasi pelaku pertanian dapat melakukan

kegiatan pertanian secara optimal, walaupun dengan lahan pertanian

yang semakin menyempit.

Page 72: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

57

DAFTAR PUSTAKA

Akmal, R. (2010). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan

tenaga kerja di Indonesia. Jurnal fakultas ekonomi dan manejemen, IPB.

Amir,A., Junaidi, dan Yulmardi. (2009). Metodologi Penelitian Ekonomi dan

Penerapannya. IPB Press: Jakarta.

Badan Pusat Statistik (BPS). 2019. Jawa Barat dalam angka, Berbagai Edisi

Dormauli. (2016). Analisis pengaruh PDRB, upah rill, inflasi, dan investasi

terhadap kesempatan kerja di sektor pertanian Provinsi Jambi.

Dumairy. (1997). Prekonomian Indonesia. Erlangga: Jakarta. Junaidi, J.,

Zulfanetti,Z. (2016). Analisis Kondisi dan Proyeksi Ketenagakerjaan di

Provinsi Jawa Barat.

Mankiw, G.(2003). Teori Ekonomi Makro. Erlanga: Jakarta.

Bumi Aksara: Jakarta. Sukirno, Sadono. (2002). Pengantar Teori Makro

Ekonomi. Raja Grafindo Persada: . Jakarta.

Gujarti, DN. 2003. Basic Econometric. 4th Ed. McGraw-Hill.

Hayati Mimi., 2017. Peranan Sektor Pertanian Dalam Pembangunan Wilayah

Kabupaten Bireuen Provinsi Aceh. Jurnal Sains Pertanian.

Uu Ruzhanul Ulum, (2019). Jawa Barat dalam angka 2020: Bandung

Todaro, M.P &Smith, S.C.(2006).Pembangunan Ekonomi Edisi

Kesembilan.Erlangga; Jakarta

Andini, E, Y., (2017)., Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan

ekonomi sektor pertanian di daerah tertinggal Provinsi Jawa Timur dengan

regresi panel., Institut Teknologi Sepuluh Nopember., Tugas Akhir.,

Surabaya

BPS., (2007-2018)., Kabupaten Langkat dalam angka., Badan Pusat Statistik.,

Langkat

BPS., (2007-2018)., Provinsi Sumatera Utara dalam angka., Badan Pusat

Page 73: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

58

Statistik., Medan

Firdaus, M., (2009)., Manajemen Agribisnis., Bumi Aksara., Jakarta

Maswadi., (2017)., Analisis hubungan antara luas panen produksi tenaga kerja

pertanian terhadap PDRB di Kota Pontianak., Jurnal Social Economic of

Agriculture: 9-15

Page 74: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

59

Lampiran 1

Table Hasil Uji OLS

Table Uji Multikolerasi

Table hetero

Page 75: IMPAK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), LUAS LAHAN …

60

Lampiran 2

DATA PENELITIAN

TAHUN IPM

Jumlah Pekerja

Luas Lahan Sawah

PDRB Sektor Pertanian

2010 66,15 3964243 930268,00 89088,26

2011 66,67 3675713 930507,00 88386,51

2012 67,32 3966550 925565,19 88409,46

2013 68,28 3804324 925042,00 92390,13

2014 68,80 3804320 924307,00 92653,58

2015 69,50 3821320 912794,00 92802,80

2016 70,05 3154509 913975,70 98096,58

2017 70,69 2869492 911817,00 99669,37

2018 71,30 3082506 930334,00 101777,20

2019 72,03 2901981 928218,00 104656,50