im feb 2019hubla.dephub.go.id/publikasi/newsletter/im feb 2019_2 low.pdf · yang berada di...

9
INF MARITIM NEWSLETTER, MEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi II 2019 Tingkatkan Kinerja Logistik Nasional TOL LAUT SIAP MELAYANI DENGAN HATI Kemenhub-Kemenkeu Kerja Sama Pengawasan Lalu Lintas Laut 16 8 KEMENHUB KAWAL PEMISAHAN ALUR LAUT SELAT SUNDA DAN LOMBOK

Upload: vanduong

Post on 13-May-2019

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IM FEB 2019hubla.dephub.go.id/publikasi/Newsletter/IM FEB 2019_2 low.pdf · yang berada di ujung-ujung pulau dan wilayah terluar, terpencil, serta terdepan dibatas-batas negara. Selain

INF MARITIMNEWSLETTER, MEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT

Edisi II 2019

Tingkatkan Kinerja Logistik NasionalTOL LAUT

Siap Melayani dengan Hati

Kemenhub-Kemenkeu Kerja Sama Pengawasan Lalu Lintas Laut 168KeMenHub Kawal peMiSaHan alur laut Selat Sunda dan loMboK

Page 2: IM FEB 2019hubla.dephub.go.id/publikasi/Newsletter/IM FEB 2019_2 low.pdf · yang berada di ujung-ujung pulau dan wilayah terluar, terpencil, serta terdepan dibatas-batas negara. Selain

MEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERALPERHUBUNGAN LAUT

SUSUNAN PENGURUS

Penanggung JawabDirektur Jenderal Perhubungan Laut

Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut

PengarahDirektur Lalu Lintas dan Angkutan Laut

Direktur KepelabuhananDirektur Perkapalan dan Kepelautan

Direktur KenavigasianDirektur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai

Redaktur PelaksanaKepala Bagian Organisasi dan Hubungan Masyarakat

RedakturKepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat

Penyunting/EditorSilo Darmono

Staf RedaksiPresti Febriana

Putri Mayan KalingiKhairil Nur Wibowo

Anik Vianti

Desain Grafis & FotograferTim Desain Grafis

Indi AstonoAbdurahman

SekretariatRustam HidayatIbrahim Pilpala

Alamat RedaksiGedung Karya Lt. 15. Kementerian PerhubunganJl. Medan Merdeka Barat No.8. Jakarta 10110

021 – 3847118 ext. 4135

[email protected]

@djplkemenhub151

Ditjen Perhubungan Laut dan Fan Page

djplkemenhub151

djplkemenhub151

INF MARITIM

MEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi II 2019 INF MARITIM MEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi II 2019 INF MARITIM

Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan kembali melakukan berbagai terobosan sebagai komitmen dalam memberikan pelayanan ter-baik kepada masyarakat, terutama bagi para pengguna

jasa kemaritiman. Salah satu terobosan yang dilakukan adalah berkomitmen untuk bekerja dengan hati.

Tagline bekerja dengan hati tersebut diatas bertujuan untuk menghasilkan pelayanan yang menyenangkan, ramah, efektif, dan berkesan bagi masyarakat. Komitmen tersebut dipadukan dengan pelayanan yang memanfaatkan teknologi informasi ber-basis digitalisasi. Hal ini dilakukan agar output yang diharapkan dari suatu pekerjaan dapat terlaksana dengan cepat, tepat, trans paran, dan akuntabilitas. Komitmen dan semangat bekerja dengan hati itulah yang akan membedakan pelayanan Ditjen Hubla tahun 2019 dengan tahun-tahun sebelumnya. Kami siap bekerja dengan hati untuk memberikan pelayanan, keselamatan transportasi laut dan konektivitas bagi masyarakat Indonesia yang berada di ujung-ujung pulau dan wilayah terluar, terpencil, serta terdepan dibatas-batas negara.

Selain memuat komitmen tersebut di atas, pada Info Maritim edisi kedua di tahun 2019 ini, kami menyajikan beragam informa-si tentang perhubungan laut, baik yang berasal dari kantor pusat maupun Unit Pelaksana Teknis (UPT). Sebagai laporan utama pada edisi ini kami sajikan informasi seminar yang mengangkat soal program Tol Laut yang telah berhasil meningkatkan kinerja logistik nasional menjadi lebih baik, serta mampu mengurangi disparitas harga antara wilayah Indonesia bagian timur dengan wilayah Indonesia bagian barat.

Pada edisi kali ini juga kami sajikan informasi dari Direktorat Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) yang berkomitmen untuk mengawal implementasi pemisahan alur laut atau atau Traffic Separation Scheme (TSS) di Selat Sunda dan Selat Lombok yang telah disetujui penerapannya oleh organisasi maritim du-nia/International Maritime Organization (IMO) pada Januari lalu.

Disamping itu masih banyak juga berita lain yang cukup in-for matif dan penting untuk diketahui, baik oleh jajaran insan per hubungan laut maupun masyarakat pengguna jasa, serta stakeholder lainnya. Diantaranya adalah diterbitkannya surat edaran No. 8/PK/DK/2019 tentang Penerapan Kapal Fungsi Khusus (Special Purpose Ship) yang mengangkut tenaga kerja industri dengan jumlah 12 Orang atau lebih bagi kapal-kapal ber-bendera Indonesia. Selain itu ada juga informasi tentang keber ha silan Ditjen Hubla melakukan mediasi antara awak buah kapal de ngan operator terkait santunan atas kecelakaan kerja di atas ka pal. Juga kerja sama antara Ditjen Hubla dengan Departemen Transportasi Inggris memberikan pendidikan dan pelatihan kepa-da para petugas keamanan penumpang angkutan laut atau Train The Trainer Maritime Security Passenger Screening Skills. (Wisnu)

Bekerja dengan hati

KOLOM Redaksi

Penyelenggaraan Seminar Nasional yang meng angkat tema “Melanjutkan Konektivitas, Membuka Jalur Logistik dan Menekan Disparitas Harga Barang” ini bertujuan untuk lebih mensosia-lisasikan pelaksanaan program tol laut dalam men-dukung kelancaran jalur distribusi logistik nasional.

Tol laut merupakan salah satu program an-dalan Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo dalam rangka memperlancar dan mengefisienkan angku-tan barang melalui jalur laut secara teratur dan berkesinambungan. Hal ini menjadi penting meng-ingat tiga per empat wilayah Indonesia adalah lautan yang terdiri dari gugusan pulau-pulau.

Wilayah Indonesia yang sebagian besar disa-tukan oleh lautan membuat konektivitas laut yang terintegrasi sangat penting.

“Konektivitas antar wilayah di Indonesia me-rupakan fokus utama dalam menjalin keterhu-bungan setiap wilayah Indonesia” demikian Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian

Perhubungan R. Agus H. Purnomo.Menurut Agus jika dilihat berdasarkan tolak

ukur kinerja logistik di dunia, saat Ini Indonesia menduduki posisi 41 pada tahun 2018, mengalami kenaikan posisi dari 42 di tahun 2017.

Begitu juga jika dilihat berdasarkan realisasi pelayanan petikemas dengan Tol Laut, juga terja-di peningkatan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, baik voyage maupun jumlah muatan berangkat. Jika pada tahun 2017 realisasi voyage hanya 152, maka terjadi penibgkatan pada tahun 2018 mencapai 239 voyage.

“Sedang untuk realisasi muatan berangkat, pada tahun 2017 mencapai 212 ribu ton mua-tan dapat diangkut. Meningkat pada tahun 2018 menjadi 229 ribu ton muatan” kata Dirjen Agus.

Selain itu berdasarkan pelayanan di Pela-buhan, jika dibandingkan dengan negara di Asia Tenggara Indonesia menduduki posisi ke-3 Setelah Singapura dan Malaysia.

tol lautTingkatkan Kinerja Logistik Nasional

Dalam rangka ikut memeriahkan peringatan Hari Pers Nasional (HPN) Tahun 2019, Kementerian Perhubungan cq. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut bekerjasama dengan Panitia HPN Tahun 2019 menyelenggarakan Seminar Nasional Tol Laut bertempat di atas kapal KM. Dorolonda yang dioperasikan PT. Pelni di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Jawa Timur (4/2/2019).

Page 3: IM FEB 2019hubla.dephub.go.id/publikasi/Newsletter/IM FEB 2019_2 low.pdf · yang berada di ujung-ujung pulau dan wilayah terluar, terpencil, serta terdepan dibatas-batas negara. Selain

MEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi II 2019 INF MARITIM MEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi II 2019 INF MARITIM

“Adanya kenaikan posisi tersebut menunjukan distribusi logistik Indonesia mengalami kenaikan yang positif aik dari segi pelayanan sarana maupun prasarana yang telah disediakan,” kata Dirjen Agus.

Dirjen Agus mengatakan, untuk menjalin ko-nektivitas yang efektif, integrasi antara Tol Laut dengan moda lainnya senantiasa dikembangkan. Saat ini, tol laut sudah terintegrasi dengan Jemba-tan Udara. Pada Tahun 2019, Tol laut akan melayani 18 trayek yang sudah terhubung dengan 31 rute Jembatan Udara yang sebagian besar wilayah nya melewati Provinsi Papua.

Sementara itu, dalam rangka meningkatkan ki-nerja konektivitas antar wilayah dalam mendukung perekonomian wilayah, Kementerian Perhubungan telah membangun Rencana Induk yang menghu-bungkan transportasi darat, laut, dan udara mau-pun perkeretaapian yang diharapkan dapat saling terintegrasi sehingga dapat meningkatkan konekti-vitas antar wilayah. Untuk transportasi dengan wilayah terpencil, tertinggal, terdalam, dan perba-tasan telah disediakan kapal feeder agar dapat me-lintasi wilayah dengan perairan dangkal.

“Pemerintah mendorong integrasi moda Tol Laut dengan moda darat, baik angkutan sungai maupun angkutan jalan yang dapat melayani ang-kutan barang sehingga proses distribusi logistik bisa mencakup end-to-end yang dimulai dari penjual barang sampai penerima barang.

Dalam rangka memastikan harga barang yang diangkut, Rumah Kita (Sentra Logistik) diintegrasi-

kan dengan Program Tol Laut. Rumah Kita dapat merekrut para pedagang (diluar pedagang/pemain lama) di daerah/lokasi homebase Sentra Logistik tersebut ataupun di luar homebase/pelabuhan yang disinggahi Tol Laut/hinterland yang pelaksa-naannya dapat berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah setempat Cq Dinas Perdagangan.

“Dengan adanya program ini diharapkan harga barang yang diangkut oleh tol laut dapat dimoni-tor dengan baik,” ujar Agus. Sebelumnya, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi menyatakan pe-merintah berupaya mendorong program tol laut bukan hanya port to port (dari pelabuhan ke pela-buhan), tapi sampai end to end (langsung sampai ke konsumen), sehingga diharapkan masyarakat di daerah yang dilewati Tol Laut benar-benar merasa-kan harga yang terjangkau.

Oleh karena itu, Kementerian Perhubungan telah menyiapkan strategi peningkatan handling petikemas. Diantaranya, menyiapkan teknologi in-formasi atau digitalisasi dalam mendukung proses pengangkutan laut untuk mewujudkan penyeleng-garaan angkutan laut yang efektif dan transparan.

BersubsidiDirektur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Ditjen

Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, Capt. Wisnu Handoko menegaskan bahwa seluruh angkutan laut yang memeroleh subsidi dari peme-rintah merupakan armada Tol Laut.

“Jadi Tol Laut itu bukan hanya angkutan barang

saja, tetapi semua elemen armada bersubsidi itu armada Tol Laut,” jelas Capt. Wisnu.

Dalam operasionalnya, antara kapal Tol Laut, Perintis, atau kapal Ternak, saling bersinergi. Capt. Wisnu mencontohkan, seluruh kapal Tol Laut dipas tikan ada konektivitas dengan kapal perintis. Hal itu dapat terjadi mengingat adanya kendala terkait ukuran dan kemampuan dermaga di suatu wilayah dan pada saat cuaca ekstrem.

“Pada prinsipnya kita masih bisa masuk ke pelabuhan-pelabuhan di kepulauan T3P (Terluar, Terpencil, Terdepan, dan Pedalaman) sepanjang di sana ada kargo in dan out,” tuturnya.

Menurutnya, selama Dinas Perdagangan dan Dinas Perhubungan setempat dalam suatu waktu menginformasikan kepada Ditjen Hubla bahwa ada kargo yang harus dibawa dari dan ke luar wi-layahnya, kapal-kapal tol laut dapat bergerak dan sangat dinamis untuk menyesuaikan dengan kon-disi dermaga agar kargo dapat terangkut.

Misalnya saja di wilayah Sitaro, bila wilayah perintis ada, maka tol laut akan berlayar ke sana. Hal itu mengingat konektivitas dan integrasi an-tara armada tol laut dan kapal perintis dapat di-laksanakan. “Terkait lokasi, bila hirarkinya di level 3 pelabuhan tersebut, maka tidak bisa dipaksa-kan menjadi level 4, karena yang paling tepat ke wilayah tersebut (Sitaro) adalah kapal perintis dan kapal ASDP,” papar Capt. Wisnu.

Serahkan Dua Kapal Tol Laut Pada kesempatan yang sama, Kementerian

Perhubungan cq. Ditjen Perhubungan Laut menye-rahkan dua kapal Tol Laut yakni kapal KM Sabuk Nusantara 92 dan kapal KM Kendhaga Nusantara 3 kepada 2 operator pelayaran yaitu PT Pelni dan PT Djakarta Lloyd. Penyerahan kedua kapal tersebut

disaksikan langsung oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

“Penyerahan kedua kapal tersebut sebagai wujud dukungan dan komitmen Kemenhub terha-dap program Tol Laut pemerintahan Presiden Joko Widodo sebagai upaya menciptakan konektivitas nasional dan membuka jalur logistik ke seluruh wilayah tanah air, sehingga dapat menekan dispa-ritas harga,” kata Direktur Lalu Lintas Angkutan Laut, Capt. Wisnu Handoko.

Kapal KM Sabuk Nusantara 92 dan KM Kendhaga Nusantara 3 merupakan bagian dari program pembangunan 100 kapal Tol Laut oleh Kemenhub berjenis kapal perintis, kontainer, ter-nak dan rede. Kapal-kapal tersebut semuanya di-targetkan selesai dan dioperasikan tahun 2019 ini.

“Pembuatan dan pengoperasian kapal-kapal pendukung tol laut tersebut untuk melayani masyarakat Indonesia terutama untuk wilayah Ter-pencil, Tertinggal, Terluar, dan Perbatasan,” kata Capt. Wisnu.

Kapal KM Sabuk Nusantara 92 memiliki panjang Seluruh (LOA) 62.80 M dan panjang Antara Garis Tegak (LBP) 57.36 M yang dioperatori oleh PT Pelni (Persero) dengan Pelabuhan Pangkal S urabaya pada Rute 16 yaitu Surabaya - Masalem-bo - Keramaian - Masalembo - Kalianget - Sapudi - Kangean - Pagerungan Besar - Sapeken - Tanjung Wangi - Sapeken - Pagerungan Besar - Kangean - Sapudi - Kalianget - Masalembo - Keramaian - Ma-salembo - Surabaya.

Sedangkan kapal KM Kendhaga Nusantara 3 memiliki panjang seluruh (LOA) 74.30 M dengan kapasitas angkut sebanyak 100 Teus Container ter-masuk 7 reefer container yang dioperatori oleh PT Djakarta Lloyd Hub dengan rute H-4 yaitu Surabaya - Makassar - Kendari - Surabaya.(Silo)

Page 4: IM FEB 2019hubla.dephub.go.id/publikasi/Newsletter/IM FEB 2019_2 low.pdf · yang berada di ujung-ujung pulau dan wilayah terluar, terpencil, serta terdepan dibatas-batas negara. Selain

MEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi II 2019 INF MARITIM MEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi II 2019 INF MARITIM

Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Ke-menterian Perhubungan melalui Direktorat Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) bekerja sama dengan Departemen Trans-

portasi Inggris (United Kingdom Departement of Transport) mengadakan pelatihan tentang keamanan penumpang angkutan laut atau Train The Trainer Maritime Security Passenger Screening Skills bagi para pelatih selama 4 hari (18-21/2/2019) di Termi-nal Penumpang Pelabuhan Benoa, PT Pelindo III, Bali.

Direktur KPLP Ditjen Hubla Ahmad mengatakan, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dan terletak di posisi jalur perdagangan internasional di antara 2 benua dan 2 samudera, Indonesia berpe-ran besar dalam kancah maritim internasional yang tentunya dituntut penegakan keselamatan dan kea-manan pelayaran yang tinggi oleh negara maritim di dunia.

Ahmad menerangkan bahwa sejumlah pelabuhan di Indonesia saat ini tengah mengalami pening katan kunjungan kapal pesiar asing yang tentu saja dalam hal ini Pemerintah menyambut positif dengan hara-pan dapat meningkatkan perekonomian bangsa.

Dari sudut pandang keamanan, terminal penum-pang yang merupakan tempat berkumpulnya banyak orang pada saat yang bersamaan, mempunyai risiko keamanan yang tinggi, termasuk ancaman penyelun-dupan narkoba, senjata api dan barang ilegal lainnya.

“Hal tersebut diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten dan mumpuni dalam hal ini menyiapkan SDM petugas KPLP Ditjen Hubla agar da-pat mendukung terwujudnya keselamatan dan kea-manan pelayaran di perairan Indonesia,” kata Ahmad.

Sebelumnya menurut Ahmad, pada awal tahun 2018 yang lalu, pertama kali kursus Maritime Security Passenger Screening Skills dilaksanakan di Pelabuhan Tanjung Priok dan kali ini terdapat perbedaan pada pelaksanaannya, yaitu komposisi peserta sebagian besar adalah petugas KPLP dari UPT Ditjen Perhu-bungan Laut yang mendapatkan pelatihan untuk menjadi pelatih atau trainer dalam hal pemeriksaan terhadap penumpang kapal.

“Hadir pada kegiatan tersebut Deputy Heads, International Maritime Security Operations Team, United Kingdom Department for Transport, Mr. Nicholas Budge, Mr. Leigh Roy Smith dan Mr. Ger-rard Traver Baker, U.S. Coast Guard, Lieutenant Com-mander Matthew Frazee sebagai Observer, dan para perwakilan dari Pangkalan TNI AL, Polair Polda Bali, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Be-noa, Distrik Navigasi Benoa, PT. Pelindo III (Persero) Cabang Benoa, Kantor Bea Cukai Pelabuhan Benoa atau yang mewakili, Kantor Imigrasi Pelabuhan Be-noa dan para Kepala Cabang beserta Pimpinan pe-rusahaan pelayaran di Benoa yang selaku agen kapal pesiar.(Presti)

ri-inggriSSeLeNggaraKaN DiKLaT KeamaNaN PeNumPaNg KaPaL

Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) menggelar perayaan Hari Pers Nasional (HPN) 2019 di Grand City Hall & Convex, Su-

rabaya, Jawa Timur, Sabtu (9/2/2019).Dalam rangkaian perayaan HPN

2019 kali ini, dilakukan penandatanga-nan Memorandum of Understanding (MoU) terkait Pengembangan Tol Laut antara Kemenhub dengan PWI.

“Tol Laut itu suatu program yang sangat mulia untuk konektivitas pulau-pulau terluar, terdalam, terpencil, dan terdepan. Sehingga dapat menekan disparitas harga karena ada efisien-si ang kutan logistik,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

Program tol laut merupakan salah satu program andalan Kabinet Kerja

Presiden Joko Widodo dalam rangka memperlancar dan mengefisienkan angkutan barang melalui jalur laut se-cara teratur dan berkesinambungan.

Menurut Menhub Program Tol Laut telah menjadi komitmen bersa-ma sehingga banyak pihak yang ingin turut berperan untuk menyukseskan program tersebut, termasuk PWI.

“Salah satu peran yang akan diam-bil oleh PWI melalui MoU ini adalah dari aspek komunikasinya seperti pem-beritaan dan bentuk-bentuk lainnya,” ujar Menhub.

Pada kesempatan tersebut, sejumlah penghargaan diberikan ke-pada berbagai pihak yang telah ber-dedikasi dalam perkembangan dunia pers, termasuk Menteri Perhubungan

Budi Karya Sumadi yang dianugerahi Penghargaan Keperdulian Pers, serta pemberian Medali Kemerdekaan Pers kepada Presiden Jokowi.

Hadir dalam kesempatan tersebut Presiden RI Joko Widodo beserta Iriana Jokowi. Sejumlah menteri kabinet kerja dan pejabat lain ikut hadir pada acara ini. Diantaranya Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Ha-dimuljono, Menteri Kelautan dan Peri-kanan Susi Pudjiastuti, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Achmad Baiquni, dan lain sebagainya. (Silo)

Kemenhub-PWI Tandatangani mou Tol Laut

Page 5: IM FEB 2019hubla.dephub.go.id/publikasi/Newsletter/IM FEB 2019_2 low.pdf · yang berada di ujung-ujung pulau dan wilayah terluar, terpencil, serta terdepan dibatas-batas negara. Selain

MEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi II 2019 INF MARITIM MEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi II 2019 INF MARITIMMEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi III 2018 INF MARITIM MEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi III 2018 INF MARITIM

Tak hanya persiapan pemenuhan sarana dan prasarana penunjang keselamatan pelayaran di area TSS seperti Vessel Traffic System (VTS), Stasiun Radio Pantai (SROP), Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP), peta elektronik maupun regulasi terkait operasional dan teknis saja, namun juga dukungan keselamatan pelayaran dan pengamanan TSS di kedua selat tersebut perlu dipersiapkan secara matang.

Direktorat Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Ditjen Perhu-bungan Laut yang memiliki tugas merumuskan dan melaksanakan kebi-jakan di bidang patroli dan pengamanan, penegakan hukum dan advo-kasi, tertib pelayaran, serta penanggulangan musibah dan pekerjaan bawah air, siap mendukung keselamatan pelayaran dan pengamanan TSS Selat Sunda dan Lombok.

“Sejak awal KPLP telah mempersiapkan personel untuk menga-wal implementasi TSS dengan melaksanakan patroli serta menyiapkan quick response team hadapi kecelakaan/musibah pelayaran termasuk di area yang dekat dengan Particularly Sensitive Sea Area (PSSA) di area Gili Trawangan Lombok dan sekitarnya,” urai Direktur KPLP Ahmad di Jakarta, Jumat (15/2/2019).

Menurutnya, pembentukan quick response team akan dilaksanakan secara terpadu dan didukung oleh Pangkalan PLP, Distrik Navigasi, Sta-siun Radio Pantai (SROP), dan pihak terkait.

“Selain itu, KPLP juga memiliki fungsi komando dalam penegakan aturan di bidang keselamatan dan keamanan pelayaran. Karenanya, pe-laksanaan patroli di perairan Selat Sunda dan Lombok akan terus kami tingkatkan mengingat IMO terus memonitor pelaksanaan dan imple-mentasinya,” tuturnya.

Penerapan TSS bertujuan memastikan keselamatan dan keamanan palayaran di kedua selat yang menjadi wilayah Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) dan cukup ramai dilintasi oleh kapal-kapal asing. Su-dah menjadi tugas bersama bagi Indonesia untuk mengawal TSS Selat Sunda dan Selat Lombok sampai kemudian diadopsi pada Sidang IMO Maritime Safety Committee (MSC) ke-101 pada Juni 2019 mendatang.

“Untuk itu, diperlukan koordinasi dan konsolidasi secara inten-sif dengan para instansi dan stakeholder terkait untuk bersama-sama mempersiapkan dengan baik, agar TSS di Selat Sunda dan Selat Lombok ini hingga secara resmi diimplementasikan dengan baik dan lancar pada tahun 2020 mendatang,” kata Ahmad.

Melalui Sidang Plenary IMO Sub Committee Navigation Communica-tion and Search and Rescue (NCSR) ke-6, Jumat (25/1/2019), Indonesia mengukir sejarah baru dalam kancah maritim Internasional sebagai nega-ra kepulauan (archipelagic state) pertama di dunia yang memiliki bagan pemisahan alur laut atau Traffic Separation Scheme (TSS).

Sebelumnya Indonesia bersama Malaysia dan Singapura telah me-miliki TSS di Selat Malaka. Namun TSS di Selat Malaka tersebut berbeda pengaturannya mengingat dimiliki oleh 3 negara sedangkan TSS di Se-lat Sunda dan Selat Lombok hanya Indonesia yang memiliki wewenang untuk pengaturannya. Hal ini yang menjadikan Indonesia sebagai nega-ra kepulauan pertama di dunia yang memiliki TSS melalui pengesahan oleh IMO dan berada di dalam ALKI (Alur Laut Kepulauan Indonesia) I dan ALKI II.

Pengesahan TSS di Selat Sunda dan Selat Lombok ini juga menja-di bekal dan prestasi Indonesia dalam upaya pencalonan kembali

Indonesia sebagai negara anggota Dewan Council IMO kategori C un-tuk periode 2019 s.d. 2020 melalui sidang IMO Assembly pada bulan November 2019. Direktur Kenavigasian, Basar Antonius mengatakan bahwa Penetapan TSS di selat Sunda dan Selat Lombok oleh IMO me-mang diperlukan untuk menjamin keselamatan pelayaran di selat yang menjadi Alur Laut Kepulauan Indonesia dan cukup ramai lalu lintasnya tersebut.

“Dari data yang ada disebutkan bahwa sebanyak 53.068 unit kapal dengan berbagai jenis dan ukuran melewati Selat Sunda setiap tahun-nya serta sebanyak 36.773 unit kapal dengan berbagai jenis dan ukuran melewati Selat Lombok setiap tahunnya,” ujar Basar.

Selat Sunda adalah salah satu selat yang paling penting di Indonesia yang terletak di jalur lalu lintas kapal yang dikategorikan sebagai ALKI I dari selatan ke utara dengan jalur lintas yang memiliki kepadatan ting-gi dari Pulau Jawa ke Pulau Sumatera yang sebagian besar dilalui oleh kapal penumpang.

Selain itu, di Selat Sunda juga terdapat beberapa wilayah yang di-tetapkan sebagai daerah konservasi laut dan wisata taman laut yang wajib dilindungi, salah satunya adalah Wilayah Pulau Sangiang yang te-lah ditetapkan sebagai Taman Wisata Alam Laut.

“Di Selat Sunda juga terdapat 2 gugusan terumbu karang, yaitu Te-rumbu Koliot dan Terumbu Gosal yang berbahaya bagi pelayaran,” tam-bah Basar. Adapun Selat Lombok yang terletak di jalur lalu lintas kapal yang dikategorikan sebagai ALKI II juga merupakan jalur lalu lintas inter-nasional yang memiliki kepadatan tinggi dikarenakan oleh keberadaan kawasan wisata di sekitarnya. (Mayan)

Kemenhub Kawal Pemisahan Alur laut Selat Sunda dan loMboK

Pasca disetujuinya penetapan bagan pemisahan alur laut atau Traffic Separation Scheme (TSS) di Selat Sunda dan Selat Lombok oleh organisasi maritim dunia/International Maritime Organization (IMO) pada Januari 2019, Kementerian Perhubungan siap mengawal implementasi TSS Selat Sunda dan Selat Lombok hingga mulai diberlakukan secara internasional pada tahun 2020 mendatang.

Page 6: IM FEB 2019hubla.dephub.go.id/publikasi/Newsletter/IM FEB 2019_2 low.pdf · yang berada di ujung-ujung pulau dan wilayah terluar, terpencil, serta terdepan dibatas-batas negara. Selain

MEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi II 2019 INF MARITIM MEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi II 2019 INF MARITIM

Ditjen Perhubungan Laut Ke-menterian Perhubungan me-ngeluarkan surat edaran No. 8/PK/DK/2019 tentang Pe-

nerapan Kapal Fungsi Khusus (Special Purpose Ship) yang mengangkut te-naga kerja industri dengan jumlah 12 Orang atau lebih bagi kapal-kapal ber-bendera Indonesia.

Direktur Perkapalan dan Kepelau-tan, Capt. Sudiono menjelaskan bahwa sesuai dengan Resolusi MSC 418 (97) yang telah diadopsi 25 November 2016, tentang rekomendasi kapal yang mengangkut tenaga kerja industri se-banyak 12 orang atau lebih untuk ke-perluan kegiatan industri lepas pantai, dan/atau fasilitas lainnya yang meme-nuhi kriteria SPS (Special Purpose Ship) Code 2008, maka perlu dikeluarkan edaran untuk pengguna jasa.

“Yang perlu diperhatikan adalah personel industri tersebut tidak bo-leh dianggap atau diperlakukan seba-gai penumpang berdasarkan SOLAS,” ujar Capt. Sudiono di Jakarta, Jumat (8/2/2019). Capt. Sudiono mengatakan bahwa kegiatan industri lepas pantai

adalah pembangunan, pemeliharaan, operasi atau servis fasilitas lepas pan-tai tidak terbatas kepada eksplorasi, sektor energi terbarukan atau hidro-karbon, aquaculture (budidaya laut), penambangan laut atau kegiatan yang serupa dengan kegiatan lepas pantai.

Sebelum naik ke atas kapal fungsi khusus, tenaga kerja industri tersebut telah mengikuti pelatihan keselama-tan yang telah memenuhi STCW Code paragraf 2.1 bagian A-IV/1. Pemerintah dapat juga menerima standar pela-tihan sesuai Global Wind Organization (GWO), Organisasi Pelatihan Industri Lepas Pantai (OPITO), pengenalan da-sar Pelatihan Keselamatan Lepas Pan-tai dan Pelatihan dalam menghadapi situasi darurat (yang telah terakredi-tasi OPITO) dan/atau pemerintah juga dapat menyetujui pelatihan alternatif yang sesuai dengan keselamatan bagi tenaga kerja industri.

“Tenaga kerja industri wajib dileng kapi dengan pakaian pelindung pri-badi dan peralatan keselamatan yang sesuai untuk menghadapi risiko kese-lamatan ketika berada di atas kapal

dan saat dilakukan perpindahan antar kapal/fasilitas lepas pantai,” jelas Capt. Sudiono.

Persyaratan lainnya adalah tenaga kerja industri wajib memenuhi standar medis sesuai STCW Code bagian A-I19 dan standar dalam melaksanakan per-pindahan tenaga kerja industri antar kapal/fasilitas lepas pantai wajib me-ngikuti pedoman MSC-MEPC.7/Circ.10.

“Pemerintah dapat mempertim-bangkan tenaga kerja Industri sebagai tenaga kerja khusus untuk boleh naik kapal fungsi khusus yang memenuhi ketentuan SPS Code 2008 atau standar keselamatan yang setara,” ujar Capt. Sudiono.

Sebagai informasi, kapal yang di-gunakan sebagai pengangkut tena-ga kerja industri dapat menerapkan ketentuan sesuai Resolusi MSC 418 (97), dimana masa pengedokan (pe-limbungan) mengikuti ketentuan ka-pal barang sesuai ketentuan keputu-san Dirjen Hubla Nomor HK.103/1/3/DJPL-17 tentang Prosedur Pengedokan (Pelimbungan) Kapal Berbendera Indo-nesia. (Silo)

ditjen Hubla Keluarkan Surat edaran tentang Kapal Fungsi Khusus

Pemerintah telah menetapkan pariwisata seba-gai leading sector pembangunan nasional yang harus didukung oleh semua Kementerian/Lembaga, termasuk dukungan dalam pening-

katan perekonomian di daerah yang berbasis pada wisata bahari.

Oleh karenanya, dalam mendukung pengem ba ngan wisata bahari tersebut Kementerian Perhubu-ngan cq. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut ber-tekad untuk mewujudkan peningkatan kualitas pela-yanan, integritas dan keselamatan transportasi laut melalui keterlibatan masyarakat dalam pemanfaatan akar budaya Kapal Layar Motor (KLM) tradisional se-bagai daya tarik kapal wisata tradisional (traditional cruise).

Menurut Direktur Perkapalan dan Kepelautan, Capt. Sudiono, regulasi yang bisa digunakan dalam pengoperasian KLM pengangkut wisatawan ialah Pe-raturan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor HK. 103/2/8/DJPL-17 tentang Petunjuk Kapal Tradi-sional Pengangkut Penumpang.

“Aturan tersebut diperkuat dengan terbitnya Su-rat Edaran Nomor 9/PK/DK tentang Kapal Layar Mo-tor (KLM) Pengangkut Wisatawan pada tanggal 14 Februari 2019 kemarin,” ujar Capt. Sudiono di Jakarta (18/2/2019).

Terbitnya surat edaran tersebut sekaligus menjadi bukti keseriusan Pemerintah dalam mendukung pe-lestarian KLM pengangkut wisatawan dengan tetap

memprioritaskan faktor keselamatan pelayaran ter-masuk persyaratan pengawakan. Dalam surat edaran dimaksud disebutkan bahwa ketentuan pengawakan KLM pengangkut wisatawan yang berlayar ke laut ha-rus diawaki oleh awak kapal yang memiliki minimal ijazah perwira sesuai dengan ukuran kapal.

”Misalnya bagi kapal dengan ukuran s.d GT 25, Pemimpin Kapal dan Kepala Kamar Mesin (KKM) mi-nimal harus memiliki Surat Keterangan Kecakapan (SKK). Bebeda dengan kapal yang memiliki ukuran GT lebih besar, awak kapal harus dilengkapi dengan ser-tifikasi dan ijazah yang lebih tinggi, seperti pada kapal ukuran di atas GT 315 s.d GT 500, Pemimpin Kapal dan Mualim harus memiliki Ijazah Mualim Pelayaran Rakyat I (MPR I) sedangkan KKM dan Masinis minimal memiliki ljazah Juru Motor Pelayaran Rakyat I (JMPR I),” jelas Sudiono.

Selain itu, ia menambahkan, KLM pengangkut wisatawan dapat berlayar pada malam hari dengan memenuhi ketentuan alat-alat keselamatan sesuai dengan persyaratan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 65 Tahun 2009 tentang Standar Kapal Non Konvensi Berbendera Indonesia, khususnya persyara-tan kapal pengangkut penumpang.

”Apabila terdapat kapal yang tidak dilengkapi dengan dokumen-dokumen dimaksud, Pejabat Pe-meriksa Keselamatan Kapal (PPKK) tidak akan mem-berikan pelayanan penerbitan sertifikat keselamatan kapal,” kata Sudiono.(Presti)

DuKung WIsata baharI Kemenhub terbitkan regulasi Kapal wisata tradisional

Page 7: IM FEB 2019hubla.dephub.go.id/publikasi/Newsletter/IM FEB 2019_2 low.pdf · yang berada di ujung-ujung pulau dan wilayah terluar, terpencil, serta terdepan dibatas-batas negara. Selain

MEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi II 2019 INF MARITIM MEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi II 2019 INF MARITIM

Kementerian Perhubungan cq. Ditjen Perhubungan Laut mela-lui Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas

IV Kumai kembali menggelar program padat karya dengan melakukan kegiatan bersih-bersih di lingkungan sekitar Pela-buhan Kumai, Jumat (15/2/2019).

Kepala Kantor KSOP kelas IV Kumai, Capt. Wahyu Prihanto mengatakan bahwa kegiatan padat karya tersebut diikuti oleh warga disekitar Pelabuhan Kumai yaitu warga RT. 04, 05, 07 dan 12 Kelurahan Kumai Hulu.

Adapun kegiatan yang melibatkan masyarakat tersebut yaitu member-

KSOP Kumai adakan Program Padat KaryatingKatKan SinergitaS

sihkan halaman di sekitar kantor KSOP Kumai, pengecetan pagar dan mem-bersihkan parit di samping kantor. “Para warga tampak antusias mem-bersihkan lingkungan dan membantu merapihkan kantor KSOP Kumai,” ujar Capt. Wahyu. Capt. Wahyu mengata-kan bahwa Program padat karya ini merupakan kegiatan rutin ini untuk memberdayakan masyarakat sekitar kantor dan merupakan bentuk duku-ngan dan kontribusi terhadap program pemerintah, dalam meningkatkan ke-sejahteraan masyarakat ekonomi kecil.

Menurut Wahyu, Program Padat Karya ini tidak hanya di bidang gotong

royong saja yang merupakan sinergitas Kantor KSOP Kumai dengan masyara-kat, namun lebih dari itu, juga dari sisi keamanan dan keselamatan pengguna transportasi air di wilayah kerja kan-tor ksop kumai dengan memberikan diklat gratis yang akan dikerjasamakan dengan lembaga pendidikan di bawah BPSDM Perhubungan.

Sementara itu, Ketua RT.05 Ke-lurahan Kumai Hulu, Abdul Wahab, menyambut baik atas pelaksanaan Program Padat karya yang melibatkan warga setempat, dan ini juga termasuk mensejahterakan warganya. “Cara se-perti ini sangat baik, selain warga da-pat penghasilan juga ada sisi silaturah-minya juga, yakni gotong royong,” ujar Abdul Wahab.

Kedepan, harapannya, tidak hanya untuk saat ini saja, gotong royong da-lam rangka padat karya ini digelar, tapi secara berkala warga siap melakukan-nya, dengan demikian warga juga akan merasa memiliki dan menjaga lingku-ngan dengan baik.

Sebagai informasi, Program Padat Karya Ditjen Hubla ini merupakan ke-giatan rutin Direktorat Jenderal Perhu-bungan Laut untuk meningkatkan kesejahteraan dan memberdayakan masyarakat dan merupakan bentuk dukungan dan kontribusi terhadap program pemerintah Presiden RI, Joko Widodo dalam meningkatkan pereko-nomian daerah.(Bowo)

Permasalahan pertama adalah an-tara awak kapal dengan MV Cerry Star V. 61 atas nama almarhum Hasan yang diwakili oleh istri almarhum, Idawati Wahid B, dengan pihak perusahaan pelayaran PT. Sandi Genesis Samuel dan Daeil Corporation LTD yang ber-akhir dengan pemberian hak-haknya sesuai kesepakatan bersama sebesar Rp400 juta.

Penyerahan hak pekerja tersebut disaksikan langsung oleh Direktur Per-kapalan dan Kepelautan, Capt. Sudio-no, Kepala Sub Direktorat Kepelautan Capt. Hendri Ginting dan Kepala Seksi Pengawakan Capt. Maltus di Jakarta pada 8 Februari 2019.

Capt. Maltus menceritakan, per-soalan itu muncul tatkala Hasan sakit saat bekerja di atas kapal hingga me-ninggal dunia, sehingga pihak keluarga mengajukan tuntutan santunan kepa-da pihak perusahaan. Mediasi kedua antara PT. KAISC Mulia selaku pemilik Kapal Tanker MV. GAS EVA dengan awak kapal atas nama Galuh Prasatya Nugraha yang mengalami kecelakaan kerja dalam menjalankan tugasnya

sebagai pelaut. Galuh terpeleset dari Kapal tanker MV. GAS EVA pada tang-gal 15 Agustus 2018 dan ditemukan meninggal pada tanggal 16 Agustus 2018 di Perairan Port Of Taicang China.

Penyerahan santunan asuransi senilai USD 62.284 telah diserahkan langsung oleh Direktur PT. KAISC Mulia, Lee Chae Hak kepada Rianto yang merupakan orang tua korban selaku ahli waris di Januari dan 11 Februari 2019. Menurut Direktur Per-kapalan dan Kepelautan, Capt. Sudio-no bahwa kecelakaan yang dialami Galuh Prasatya Nugraha terjadi pada tanggal 15 Agustus 2018 saat berlayar korban terpeleset dari kapal dan terja-tuh ke laut. Korban ditemukan sehari setelahnya dalam kondisi meninggal dunia pada tanggal 16 Agustus 2018 di Pelabuhan Port of Taicang China.

“Ini suatu hal yang sangat baik ketika Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut menja-di mediator antar kedua belah pihak hingga hasil akhirnya dapat disepakati, diterima dan direalisasikan oleh kedua belah pihak,” ujar Sudiono. (Mayan)

ditjen Hubla berhasil Mediasi HubuNgaN Kerja PeLauT

Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Perkapalan dan Kepelautan berhasil memediasi penyelesaian 2 (dua) permasalahan hubungan kerja laut antara kru kapal dengan operator.

Page 8: IM FEB 2019hubla.dephub.go.id/publikasi/Newsletter/IM FEB 2019_2 low.pdf · yang berada di ujung-ujung pulau dan wilayah terluar, terpencil, serta terdepan dibatas-batas negara. Selain

MEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi II 2019 INF MARITIM MEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi II 2019 INF MARITIM

Demikian disampaikan oleh Di-rektur Lalu Lintas Angkutan Laut Capt. Wisnu Handoko saat menjadi pem-bicara pada Focus Group Discussion (FGD) Pengembangan Kerja Sama Bidang Transportasi di Wilayah Sub Regional yang dilaksanakan di Hotel Royal Ambarukmo, Yogyakarta, Kamis (7/2/2019).

“Selama ini Kementerian Perhu-bungan memiliki peran penting da-

lam kerja sama sub regional dengan Negara-negara tetangga, termasuk di bidang angkutan laut dalam rangka kerja sama IMT-GT dan BIMP-EAGA,” ujar Capt. Wisnu.

Adapun wilayah Indonesia yang menjadi bagian dari kerja sama IMT-GT mencakup 10 provinsi di Sumatera dan Kepulauan Riau, sedangkan kerja sama BIMP-EAGA mencakup 15 provinsi di wilayah Kalimantan, Sulawesi, Maluku

dan Papua.Wisnu menuturkan, IMT-GT diben-

tuk pada tahun 1993 dan ditujukan un-tuk meningkatkan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat di daerah perbatasan negara-negara IMT-GT. “Melalui kerja sama ini, sektor swasta terus didorong menjadi engine of growth,” kata Wisnu.

Pada kesempatan tersebut, Wisnu juga menjelaskan beberapa potensi

Pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementerian Perhubungan telah berperan aktif dan menjadi focal point pada pertemuan-pertemuan di bidang transportasi, termasuk kerja sama di wilayah sub regional seperti The Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) dan Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA).

ri berperan penting dalaM Kerja SaMa tranSportaSi Sub regional

kerja sama angkutan laut di wilayah sub regional, salah satunya tentang rencana implementasi konektivitas laut RORO rute Dumai – Malaka.

“Rencana implementasi konekti-vitas laut RORO rute Dumai – Malaka direncanakan akan diresmikan pada kuartal 1 tahun 2019 dengan diawali penandatanganan Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) antara Indonesia dan Malaysia, sambil keduanya mempersiapkan ke-siapan infrastruktur dan regulasi,” urai Wisnu.

Menurutnya, walaupun telah ter-bentuk konektivitas angkutan darat antara Malaysia dan Thailand dalam mendukung perdagangan lintas batas, namun pelayanan bea cukai ataupun perizinan terkait masih ditemui bebe-rapa kendala, khususnya di perbatasan Malaysia Utara dan Thailand Selatan.

“Hambatan yang sama juga mung-kin saja terjadi antara Indonesia dan Malaysia dalam implementasi Dumai – Malaka. Misalnya dalam hal birokrasi lintas batas yang rumit, SOP Customs, Immigration, Quarantine and Security (CIQS) yang belum jelas, dan belum adanya peraturan yang mengatur ten-tang transportasi darat di wilayah IMT-GT yang belum terharmonisasi dan be-lum berstandar,” jelas Wisnu.

Untuk itu, dibutuhkan adanya pengaturan yang praktis yang mudah dimengerti dalam penggunaan jalur Dumai – Malaka, misalnya pengaturan tentang CIQS, ketentuan dan aturan

tentang kendaraan truk, kendaraan pribadi, dan kendaraan komersil (bus pariwisata) untuk penumpang dan barang bawaannya atau kargo.

Lebih lanjut Wisnu mengung-kapkan, saat ini Indonesia tengah mem-persiapkan implementasi rute Dumai-Malaka. “Dari segi kesiapan kapal, PT. ASDP telah menyiapkan 2 unit kapal ferry yang disesuaikan dengan spesi-fikasi Terminal A Pelindo I, yaitu KMP. Jatra I dan KMP. Jatra II,” tuturnya.

Sementara untuk kesiapan pela-buhan, terdapat beberapa pilihan der-maga terminal penumpang yang akan digunakan, yaitu dermaga A yang dike-lola oleh PT. (Persero) Pelindo I Cabang Dumai atau menggunakan Terminal Bandar Sri Junjungan yang dikelola Pemerintah Kota Dumai, yang hasilnya nanti akan ditentukan melalui assess-ment terhadap kemampuan fasilitas dermaga dan terminal.

“Begitupun dengan kesepakatan digunakannya SOP CIQS yang akan diterapkan oleh Indonesia dan Ma-laysia di masing-masing pelabuhan. Pemerintah telah meminta agar ma-sing-masing Kementerian/Lembaga di Indonesia menyampaikan tentang SOP masing-masing,” tambah Wisnu.

Selain IMT-GT, Indonesia juga aktif dalam forum kerja sama BIMP-EAGA yang dibentuk secara resmi pada Per-temuan Tingkat Menteri ke-1 di Da-vao, Filipina pada tanggal 26 Maret 1994. Kerja sama ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan per-

tumbuhan ekonomi masyarakat di da-erah perbatasan negara-negara BIMP-EAGA, di mana para pelaku usaha diharapkan menjadi motor penggerak kerja sama dimaksud sedangkan Pe-merintah bertindak sebagai regulator dan fasilitator.

“Beberapa kerja sama angkutan laut antara Indonesia dengan Nega-ra BIMP-EAGA antara lain pelayaran RORO rute Dumai-Tanjung Bruas, ren-cana pengoperasian pelayaran rute Kudat-Pahlawan, pelayaran Bitung – Davao/General Santos serta kerja sama lainnya,” ujar Wisnu.

Sebagai informasi, dalam FGD ini menghadirkan keynote speaker Alter-nate Senior Official BIMP-EAGA Raldi Koestoer yang juga menjabat sebagai Analis Kebijakan Ahli Utama Kemente-rian Koordinator Bidang Perekonomian. Adapun bertindak sebagai pembicara pada sesi I antara lain Sekretaris Nasio-nal Kerjasama Ekonomi Sub Regional (KESR) Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kasubdit Hubungan Or-ganisasi Pemerintah & Internasional Kementerian Pariwisata, dan Executive Secretary BIMP-EAGA Manado.

Sedangkan pada sesi II menghadir-kan pembicara dari Kementerian Perhu-bungan yaitu Kepala Pusat Fasilitasi Ke-mitraaan dan Kelembagan Internasional, Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Ditjen Perhubungan Laut, Kasubdit Ang-kutan Multimoda Ditjen Per hubungan Darat, serta Kepala Seksi Angkutan Udara Niaga Berjadwal.(Presti)

Page 9: IM FEB 2019hubla.dephub.go.id/publikasi/Newsletter/IM FEB 2019_2 low.pdf · yang berada di ujung-ujung pulau dan wilayah terluar, terpencil, serta terdepan dibatas-batas negara. Selain

MEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi II 2019 INF MARITIM

Kementerian Perhubungan Cq. Direktorat Jenderal Perhubu-ngan Laut berkomitmen mening katkan pelayanan transporta-

si laut dan siap bekerja dengan hati. Salah satunya, akan meningkatkan layanan dengan memanfaatkan tekno-logi informasi agar pelayanan kepa-da masyarakat menjadi lebih cepat, tepat, transparan dan akuntabel.

“Seluruh petugas Ditjen Perhu-bungan Laut Kementerian Perhu-bungan baik di Kantor Pusat maupun di Unit Pelaksana Teknis (UPT) siap bekerja dengan tulus dan melayani sepenuh hati,” kata Kepala Bagian Organisasi dan Humas, Yan Prastomo Ardi mewakili Sekretaris Ditjen Perhu-bungan Laut saat membuka Sosialisasi Aplikasi E-Persuratan Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Laut Tahun 2019 di Jakarta, Kamis (14/2/2019).

Hal itu dilakukan untuk mengha-silkan pelayanan yang menyenangkan, ramah, efektif, dan berkesan bagi masyarakat. Dengan begitu kualitas pelayanan yang diberikan akan mem-berikan kepuasan bagi para pemangku kepentingan dan masyarakat.

“Kami akan berbeda di tahun 2019 ini, kami siap bekerja dengan hati un-tuk memberikan pelayanan, keselama-tan transportasi laut dan konektivitas bagi masyarakat Indonesia,”kata Yan.

Sedangkan pelayanan dengan manfaatkan teknologi informasi ber-tujuan untuk meningkatkan pelayanan

yang berbasis digitalisasi. Hal ini dila-kukan agar output yang diharapkan dari suatu pekerjaan dapat terlaksana dengan cepat, tepat, transparan, dan akuntabilitas.

“Sosialisasi dan Familiarisasi Apli-kasi E-Persuratan di lingkungan Dit-lala bertujuan untuk memberikan pelatihan kepada pegawainya dalam pengarsipan surat secara elektronik, sehingga mempermudah koordinasi antara pejabat dan pegawainya, dapat didisposisi dimanapun dan kapanpun,” urainya.

Selain itu juga guna memperce-pat pencarian dokumen surat, me-mudahkan tracking disposisi dan menghemat anggaran belanja karena menggunakan prinsip paperless.

Menurutnya, kegiatan Sosialisasi dan Familiarisasi Aplikasi E-Persura-tan ini sebagai langkah awal menuju adminstrasi yang transparan dan ter-digitalisasi.

“Dengan terlaksananya kegiatan ini diharapkan akan tercipta lingku-ngan kerja yang efektif adan efisien di bidang dokumentasi dan arsiparis Di-rektorat Lalu Lintas dan Angkutan Laut yang baik guna membangun perilaku aparatur yang memiliki integritas ting-gi, produktif, akuntabel, dan bertang-gung jawab,” ungkap dia.

Dengan begitu, maka akan mam-pu memberikan pelayanan yang prima kepada para stakeholders/pemangku kepentingan di perkantoran. (Presti)

Siap Melayanidengan Hati