ilmu galenika

29
By Vera Amalia, S.Si, Apt. ILMU GALENIKA

Upload: oakes

Post on 24-Feb-2016

139 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

ILMU GALENIKA. By Vera Amalia, S.Si, Apt. PENGERTIAN. Ilmu galenika adalah ilmu yang mempelajari tentang pembuatan sediaan (preparat) obat dengan cara sederhana dan dibuat dari alam (tumbuhan atau hewan). PENARIKAN (EKSTRAKSI). - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: ILMU GALENIKA

By Vera Amalia, S.Si, Apt.

ILMU GALENIKA

Page 2: ILMU GALENIKA

PENGERTIANIlmu galenika adalah ilmu yang mempelajari tentang pembuatan sediaan (preparat) obat dengan cara sederhana dan dibuat dari alam (tumbuhan atau hewan).

Page 3: ILMU GALENIKA

PENARIKAN (EKSTRAKSI)Yaitu proses melarutkan komponen dalam

simplisia dengan pelarut yang sesuai.

Pelarut yang sesuai :Melarutkan soluteSelektif

Melarutkan solute namun tidak melarutkan zat lain yang tidak dibutuhkan.

VolatileMudah menguap sehingga mudah saat proses pemekatan.

Tidak toxicTidak korosifMurah

Page 4: ILMU GALENIKA

ISTILAHEkstraktan : pelarut yang digunakan untuk

mengektraksi.Raffinat : meterial atau liquid yang

diekstrak.Solute : senyawa aktif dalam rafinat.Simplisia : bahan alam yang belum

mengalami pengolahan apapun kecuali dinyatakan lain, yaitu pengeringan.

Page 5: ILMU GALENIKA

CAIRAN PENARIK (EKSTRAKTAN) Air

Paling banyak melarutkan zat namun merupakan media yang sangat baik untuk pertumbuhan mikroba.

EtanolMetanolN-heksan

Baik untuk melarutkan lemak-lemak dan minyak atsiri sehingga banyak digunakan untuk memisahkan lemak-lemak yang tidak diperlukan.

AsetonTidak digunakan untuk sediaan galenik obat-dalam.Baik untuk melarutkan lemak, minyak atsiri, dan damar.

Page 6: ILMU GALENIKA

EterKebanyakan zat tidak larut dalam pelarut ini, tapi beberapa zat memiliki kelarutan yang baik, misal alkaloid basa, lemak-lemak, damar, dan minyak atsiri.

Kloroform Merupakan pelarut yang baik untuk alkaloid basa, damar, minyak lemak, minyak atsiri.Tidak digunakan pada sediaan galenik untuk obat-dalam.

Gliserin Digunakan sebagai cairan tambahan pada campuran air-alkohol untuk penarikan simplisia yang mengandung zat samak, seperti tanin. Tidak mudah menguap sehingga tidak digunakan dalam pembuatan ekstrak kering.

CAIRAN PENARIK (EKSTRAKTAN)

Page 7: ILMU GALENIKA

MACAM-MACAM EKSTRAKSIBerdasarkan bentuknya :

Ekstraksi padat-cairEkstraksi dimana ruffinat berbentuk padat, pelarutnya cair.Contoh : meserasi, perkolasi, refluks, Soxhlet.

Ekstraksi cair-cairEkstraksi dimana ruffinat dan pelarut berbentuk cair.Contoh : ekstraksi dengan corong pisah, cara Craig.

Page 8: ILMU GALENIKA

MACAM-MACAM EKSTRAKSIBerdasarkan energi/suhu

Ekstraksi dingin Untuk senyawa yang tidak tahan panas, senyawa-senyawa dalam simplisia belum diketahui, atau untuk simplisia dari jaringan yang lunak.Contoh : maserasi, percolasi

Ekstraksi panasUntuk senyawa yang tahan panas, simplisia dari jaringan yang keras.Contoh : digestion, Soxhlet, reflux

Page 9: ILMU GALENIKA

MACAM-MACAM EKSTRAKSIBerdasarkan waktu kontak dengan

simplisia Gradually extraction

Simplisia langsung kontak dengan pelarut selama proses ekstraksi. Terjadi pergantian pelarut.Contoh : maserasi, refluks, ekstraksi

dengan corong pisah. Continuous extraction

Simplisia tidak kontak langsung dengan pelarut. Tidak dilakukan pergantian pelarut.Contoh : Soxhlet.

Page 10: ILMU GALENIKA

MASERASI Ekstraksi dingin, tanpa pemanasan

(suhu 15-250 C) Merupakan pendahuluan untuk

pembutan secara perkolasi. Deskripsi :

o Simplisia direndam dalam pelarut/cairan penyari selama waktu tertentu tergantung pada ketentuan pada masing-masing sediaan galenik, jika tidak dinyatakan, biasanya selama ½ - 2 jam, menurut farmakope Belanda selama 5 hari.

o Setelah direndam, cairan penyari berisi dikeluarkan dari alat meserasi.

o Ekstrak kemudian dipekatkan sehingga diperoleh ekstrak dengan kekentalan yang diinginkan.

Page 11: ILMU GALENIKA

PERKOLASIEkstraksi dingin, tanpa

pemanasan, suhu 15-250 C.Deskripsi :

Simplisia direndam terlebih dahulu dengancairan penyari seperti pada maserasi, zat-zat akan terlarut dan larutan tersebut akan menetes secara beraturan ke dalam wadah penampung. Pelarut-baru diteteskan melalui bagian atas alat sebagai pengganti pelarut yang telah menetes ke penampung.

Page 12: ILMU GALENIKA

REFLUKSEkstraksi panasDeskripsi :

Simplisia direndam dengan cairan penarik, kemudian dipanaskan. Uap cairan penyari akan menuju kondensor dan mencair kembali.

Kelemahan : dapat terjadi penjenuhan pelarut, pelarut harus diganti, sehingga pelarut yang dibituhkan banyak.

Kelebihan : waktu ekstraksi singkat.

Page 13: ILMU GALENIKA

SOXHLETEkstraksi panasDeskripsi :

Simplisia terpisah dari cairan penyari. Cairan penyari yang dipanaskan akan menguap menuju kondensor. Cairan penyari yang kembali berwujud cair akan jatuh menuju ruang simplisia, membasahi dan menarik zat yang ada pada simplisia. Ekstrak akan dialirkan menuju wadah tempat cairan penyari.

Kelebihan : waktu ekstraksi singkat.

Page 14: ILMU GALENIKA

SOXHLET

Page 15: ILMU GALENIKA

SOXHLET• Kelebihan:

- Tidak terjadi penjenuhan pelarut, pelarut tidak perlu diganti, sehingga pelarut yang dibutuhkan sedikit. - Proses ekstraksi maksimal

• Kekurangan : waktu ekstraksi lama.

Page 16: ILMU GALENIKA

EKSTRAKSI DENGAN CORONG PISAH• Ekstraksi cair-cair• Tidak menggunakan pemanasan• Pemisahan berdasarkan BJ

pelarut yang digunakan, menggunakan dua pelarut yang tidak saling bercampur.

- pelarut yang memiliki BJ lebih besar, akan berada di lapisan bawah.- Pelarut yang memiliki BJ lebih

kecil akan berada di lapisan atas

Lapisan mana yang diambil tergantung kelarutan zat yang akan diambil.

Page 17: ILMU GALENIKA

TINGTURMerupakan larutan yang mengandung etanol

atau hidroalkohol yang dibuat dari bahan tumbuhan atau senyawa kimia. (FI IV)

Secara tradisional, tingtur dari tumbuhan berkhasiat obat menunjukkan aktivitas 10 grm dalam tiap 100 mL tingtur.

Page 18: ILMU GALENIKA

CARA PEMBUATAN TINGTUR1. Cara perkolasi

a. Basahi 10 bagian simplisia atau campuran simplisia dengan 2,5-5 bagian cairan penyari, masukkan ke dalam bejana tertutup selama sekurang-kurangnya 3 jam. Pindahkan massa sedikit demi sedikit ke dalam perkolator sambil tiap kali ditekan hati-hati, tuangi dengan cairan penyari secukupnya sampai cairan mulai menetes dan di atas simplisia masih terdapat selapis cairan penyari, tutup, biarkan selama 24 jam.

b. Biarkan cairan menetes dengan kecepatan 1 mL/menit, tambahkan berulang-ulang cairan penyari secukupnya, hingga diperoleh 80 bagian perkolat.

c. Peras massa, campurkan cairan perasan ke dalam perkolat, tambahkan cairan penyari hingga diperoleh 100 bagian. Pindahkan ke dalam bejana, tutup, biarkan selama 2 hari di tempat sejuk terlindung dari cahaya.

d. Tuang atau saring.

Page 19: ILMU GALENIKA

2. Cara maserasia. Masukkan 20 bagian simplisia ke dalam

bejana, tuangi dengan 75 bagian cairan penyari, tutup, biarkan selama 5 hari, terlindung dari cahaya sambil sering diaduk, peras. Cuci ampas dengan cairan penyari secukupnya hingga diperoleh 100 bagian.

b. Pindahkan ke dalam bejana tertutup, biarkan di tempat sejuk terlindung dari cahaya selama 2 hari, enap, tuang atau saring.

CARA PEMBUATAN TINGTUR

Page 20: ILMU GALENIKA

EKSTRAKEkstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh

dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah ditetapkan. (FI IV)

Macam ekstrak :- Ekstrak kering (siccum)- Ekstrak kental (spissum)- Ekstrak cair (liquidum)

Page 21: ILMU GALENIKA

CARA PEMBUATAN EKSTRAK1. Maserasi

Lakukan maserasi seperti pada pembuatan tingtur, uapkan maserat pada tekanan rendah paada suhu tidak lebih dari 500 C hingga konsistensi yang diinginkan.

2. Perkolasi Lakukan perkolasi seperti pada pembuatan tingtur. Setelah perkolator ditutup dan dibiarkan selama 24 jam, biarkan cairan menetes, tuangi massa dengan cairan penyari hingga jika 500 mg perkolat yang keluar terakhir diuapkan tidak akan meninggalkan sisa. Uapkan perkolat dengan tekanan rendah pada suhu tidak lebih dari 500 C hingga dicapai konsistensi yang dikehendaki.Pada pembuatan ekstrak cair, 0,8 bagian perkolat diuapkan hingga 0,2 bagian, kemudian campur dengan perkolat pertama.

Page 22: ILMU GALENIKA

INFUSInfusa adalah sediaan cair yang dibuat

dengan mengektraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 900 C selama 15 menit (FI IV)

Page 23: ILMU GALENIKA

CARA PEMBUATANCampur simplisia dengan air secukupnya,

panaskan di atas tangas air selama 15 menit terhitung mulai suhu mencapai 900 C sambil sesekali diaduk.

Saring selagi panas melalui kain flanel.Tambahkan air panas secukupnya melalui

ampas hingga diperoleh volume infus yang dikehendaki.

Page 24: ILMU GALENIKA

AIR AROMATIKA (AQUA AROMATICA)Kecuali dinyatakan lain, air aromatik adalah

larutan jernih dan jenuh dalam air dari minyak atsiri atau senyawa aromatik atau bahan mudah menguap lain. (FI IV)

Air aromatik harus :- Mempunyai bau dan rasa yang menyerupai

bahan asal- Bebas bau empirematik atau bau lain- Tidak berwarna- Tidak berlendir

Page 25: ILMU GALENIKA

CARA PEMBUATAN AIR AROMATIK1. Larutkan minyak atsiri sejumlah yang tertera dalam

masing-masing monografi dalam 60 mL etanol 95%.2. Tambahkan air sedikit demi sedikit sampai volume

100 mL sambil dikocok kuat-kuat.3. Tambahkan 500 mg talk, kocok, diamkan, saring.4. Encerkan 1 bagian filtrat dengan 39 bagian air.

NB : etanol berfungsi untuk menambah kelarutan minyak atsiri dalam air.Talk berguna untuk membantu pendistribusia minyak dalam air dan menyempurnakan pengendapan kotoran sehingga aqua aromatik yang dihasilkan jernih.

Page 26: ILMU GALENIKA

MINYAK LEMAK (OLEA PINGUIA)Minyak lemak adalah campuran senyawa

asam lemak berbobot molekul tinggi/berantai carbon panjang (C16-C22) dengan gliserin.

Cara mendapatkan minyak lemak :- Diperas pada suhu biasa, misal oleum

arachidis, oleum olivale, oleum ricini.- Diperas pada suhu panas, misal : oleum

cacao, oleum cocos.

Page 27: ILMU GALENIKA

MINYAK ATSIRI (OLEA VOLATILIA)Minyak atsiri adalah campuran bahan-bahan berbau

keras yang menguap, yang diperoleh baik dengan cara penyulingan atau perasan simplisia segar maupun secara sintetis.

Ciri-ciri minyak atsiri :Mudah menguapRasa yang tajamWangi yang khasTidak larut dalam air, larut dalam pelarut organikMinyak atsiri segar tidak berwarna, sedikit kuning

muda.

Page 28: ILMU GALENIKA

CARA MEMPEROLEH MINYAK ATSIRI1. Cara pemerasan2. Cara penyulingan (destilasi)

a. Cara langsung (menggunakan api langsung)Bahan yang akan diolah dimasukan ke dalam bejana di atas pelat berlubang dan bejana berisi air. Uap air naik melalui lubang dan akan melewati pwndingin, kemudian minyak yang keluar dengan uap air ditampung.

b. Cara tidak langsung (destilasi uap)Bahan yang akan diolah dimasukkan ke dalam sebuah bejana dan ditambah dengan air. Alirkan ke dalamnya uap air yang berasal dari bejana lain.

Dari cara a dan b di atas, pada bejana penampungan akan terdapat 2 lapisan, yaitu air dan minyak atsiri.Letak m inyak atsiri dan air tergantung pada BJ. Jika BJ minyak atsiri > BJ air, maka minyak atsiri terdapat di bawah, dan sebaliknya.

Page 29: ILMU GALENIKA

CONTOH MINYAK ATSIRIOleum foeniculiOleum anisiOleum caryophilliOelum citriOleum aurantiiOleum eucalyptiOleum mentha piperitaeOleum cinnamommiOleum citronellaOleum rossae