ilmu budaya dasar

25
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia didunia ini dihadapkan pada dua cobaan yaitu cobaan yang mengembirakan dan cobaan yang menyusahkan. Cobaan tersebut berupata tahapan dan rintangan yang menguji manusia dalam kehidupan apabila mampumenyelesaikan dengan baik akan mewndapatkan pahala dan bila mengingkarinya ketentuan yang ada akan tenggelam dalam penderitaan di akhirat kelak. Terkadang manusia terbuai pada kegembiraan, padahal kegembiran juga cobaan. Manusia seringkali tergelincir akibat keterlenaan dan berlebihan serta melampaui batas dan berujung pada penderitaan. Sementara ada pula yang menghadapi cobaan yang menyusahkan namun tidak kuat menjalani cobaan. Orang tersebut menjadi frustasi dan meluapkan emosi tanpa kontrol. Sikap seperti itu malah semakin menambah penderitaan. Adapula ketika merasa kesabaran sudah dibatas perjuangan berhenti melakukan perjuangan padahal keinginan yang diharapkan selangkah lagi tercapai sehingga tetap pada pendedritaan dan menyesal ketika harapan yang dicitakan berlalu begitusaja dihadapanya. Ada pula yang menjalani hidup dengan sikap noverkonviden (bermain aman), tidak mau menghadapi masalah atau lari ndari masah namun yang terjadi mendapati pada suatu penderitaan. Ada pula yang mencoba berkelik dari masalah dan hanya mengincar kebahagiaan dunia namun di akhirat berujung pada penderitan. Manusia di dunia ini tidak akan pernah lepas dari yang namanya masalah baik yang menyusahkan atau yang menggembirakan. Masalah timbul karena adanya kesenjangan antara harapan dan

Upload: akym-alhabsy

Post on 13-Jan-2015

1.007 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Ilmu budaya dasar

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia didunia ini dihadapkan pada dua cobaan yaitu cobaan yang

mengembirakan dan cobaan yang menyusahkan. Cobaan tersebut berupata

tahapan dan rintangan yang menguji manusia dalam kehidupan apabila

mampumenyelesaikan dengan baik akan mewndapatkan pahala dan bila

mengingkarinya ketentuan yang ada akan tenggelam dalam penderitaan di akhirat

kelak.

Terkadang manusia terbuai pada kegembiraan, padahal kegembiran juga cobaan.

Manusia seringkali tergelincir akibat keterlenaan dan berlebihan serta melampaui

batas dan berujung pada penderitaan. Sementara ada pula yang menghadapi

cobaan yang menyusahkan namun tidak kuat menjalani cobaan. Orang tersebut

menjadi frustasi dan meluapkan emosi tanpa kontrol. Sikap seperti itu malah

semakin menambah penderitaan. Adapula ketika merasa kesabaran sudah dibatas

perjuangan berhenti melakukan perjuangan padahal keinginan yang diharapkan

selangkah lagi tercapai sehingga tetap pada pendedritaan dan menyesal ketika

harapan yang dicitakan berlalu begitusaja dihadapanya. Ada pula yang menjalani

hidup dengan sikap noverkonviden (bermain aman), tidak mau menghadapi masalah

atau lari ndari masah namun yang terjadi mendapati pada suatu penderitaan. Ada

pula yang mencoba berkelik dari masalah dan hanya mengincar kebahagiaan dunia

namun di akhirat berujung pada penderitan.

Manusia di dunia ini tidak akan pernah lepas dari yang namanya masalah baik yang

menyusahkan atau yang menggembirakan. Masalah timbul karena adanya

kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Proses dalam menghadapi

kesenjangan seringkali dihadapkan pada lika-liku kehidupan yang sering dianggap

sebagai suatau penderitaan.

Susah maupun senang merupakan dua agenda yang silih berganti tejadi dalam

kehidupan manusia. Habis susah ada senang dan habis senang ada susah. Manusia

selalu untuk berusaha menjadi lebih baik. Manusia perlu menjalani proses di dunia

ini untuk mencari bekal untuk akherat dengan menjalani suka duka yang ada di

dunia.

Page 2: Ilmu budaya dasar

Manusia juga dituntut untuk keimanan Terhadap Tuhannya baik duka maupun duka

untuk semakin mendekatkan diri. Manusia sepatutnya bukan mengeluh dan meratapi

penderitaan. Namun harus bangkit mengolah penderitaan menjadi sesuatu yang

bernilai lebih berharga. Dan terus belajar menelusuri kehidupan karena ada hikmah

dibalik penderitaan.

Penderitaan datang tak terduga begitupula kebahagian datang dari celah tak

terduga. Sehingga manusia dituntut untuk siap siaga dalam menghadapi suka

maupun duka di kehidupan ini. Dan sepatutnya kita berani menghadapi dalam

menyelesaikan persoalan hidup ini, tidak pilih-pilih saat senang semangat sat susah

loyo, atau saat duka tabah saat senang tidak bersukur. Kita perlu belajar dari

pengalaman dan cepat bankit saat tergelincir.

Semangat juga bukan semangat yang melampaui batas, dan berusaha

menenenagkan hati, sabar menghadapi penderitaan hati iklas lilahita ala

mengharap ridho Allah. Karena solusi-solusi saat menghadapi penderitaan akan

mudah muncul saat hati tenang dan berfikir jernih. Berbeda dengan tergesa-gesa

menyebabkan solusi di depan mata terlihat jauh. Dan terkadang hal penunjang

terabaikan sehingga menambah masalah baru. kita juga bukan hanya menunggu

desakan solusi tapi perlu menyambut solusi.

B. Identifikasi Masalah

Melihat dari berbagai aspek yang ada, baik kita lihat secara langsung ataupun

melalui media informasi, baik cetak maupun media elektronik, bahwa betapa

fenomena hidup manusia selalu berganti antara senang dan sedih, antara bahagia

dan derita, karena memang hakikat dari hidup manusia adalah silih bergantinya

antara kesenangan atau kebahagian dengan kesedihan atau penderitaan, bagaikan

“roda kehidupan” yang kadangkala kita berada diatas (bahagia / senang) dan dilain

waktu kita barada di bawah (sedih / derita).

C. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penulisan makalah ini terbatas pada bahasan penderitaan

manusia yang disebabkan karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam

hubungan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitamya.

Page 3: Ilmu budaya dasar

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat di rumuskan sebagai berikut :

1. Apa pengertian dari penderitaan?

2. Apa hubungan manusia dengan penderitaan?

3. Bagaimana cara manusia menghadapi penderitaan?

4. Apa saja sebab-sebab terjadinya penderitaan?

5. Apa pengaruh dari penderitaan yang di hadapi manusia?

E. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dilakunkanya penulisan makalah ini adalah :

1. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian penderitaan

2. Mahasiswa dapat memahami hubungan manusia dengan penderitaan.

3. Mahasiswa dapat menemukan solusi dalam menghadapi penderitaan

4. Mahasiswa dapat memahami penyebab terjadinya penderitaan

5. Mahasiswa dapat memahahami pengaruh penderitaan yang di hadapi dalam

kehidupan manusia.

F. Kegunaan Penulisan

Kegunaan penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan dan

wawasan mahasiswa serta mengasah kepekaan terhadap masalah social di

masyarakat khususnya mengenai penderitaan yang terjadi di kehidupan sehari-hari.

Selain itu kegunaan penulisan makalah ini adalah untuk melengkapi tugas mata

kuliah Ilmu Budaya Dasar Semester II.

Page 4: Ilmu budaya dasar

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori

Penderitaan berasal dari kata derita, kata derita berasal dari bahasa Sanskerta

“dhara” artinya menahan, menanggung. Derita berarti menanggung atau merasakan

sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu ialah keluh kesah,

kesengsaraan, kelaparan, kekenyangan, kepanasan, dan lain-lain.

Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan manusia

bertingkat-tingkat, ada yang berat dan ada juga yang ringan. Namun, peranan

individu juga menentukan berat-tidaknya Intensitas penderitaan. Suatu perristiwa

yang dianggap penderitaan oleh seseorang, belum tentu merupakan penderitaan

bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi

seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan

kebahagiaan.

Akibat penderitaan yang bermacam-macam. Ada yang mendapat hikmah besar dari

suatu penderitaan, ada pula yang menyebabkan kegelapan dalam hidupnya. Oleh

karena itu, penderitaan belum tentu tidak bermanfaat. Penderitaan juga dapat

‘menular’ dari seseorang kepada orang lain, apalagi kalau yang ditulari itu masih

sanak saudara.

Mengenai penderitaan yang dapat memberikan hikmah, contoh yang gamblang

dapat dapat dicatat disini adalah tokoh-tokoh filsafat eksistensialisme. Misalnya

Kierkegaard (1813-1855), seorang filsuf Denmark, sebelum menjadi seorang filsuf

besar, masa kecilnya penuh penderitaan. Penderitaan yang menimpanya, selain

melankoli karena ayahnya yang pernah mengutuk Tuhan dan berbuat dosa

melakukan hubungan badan sebelum menikah dengan ibunya, juga kematian

delapan orang anggota keluarganya, termaksud ibunya, selama dua tahun berturut-

turut. Peristiwa ini menimbulkan penderitaan yang mendalam bagi Soren

Kierkegaard, dan ia menafsirkan peristiwa ini sebagai kutukan Tuhan akibat

perbuatan ayahnya. Keadaan demikian, sebelum Kierkegaard muncul sebagai filsuf,

menyebabkan dia mencari jalan membebaskan diri (kompensasi) dari cengkraman

derita dengan jalan mabuk-mabukan. Karena derita yang tak kunjung padam,

Kierkegaard mencoba mencari “hubungan” dengan Tuhannya, bersamaan dengan

keterbukaan hati ayahnya dari melankoli. Akhirnya ia menemukan dirinya sebagai

seorang filsuf eksistensial yang besar.

Page 5: Ilmu budaya dasar

Penderitaan Nietzsche (1844-1900), seorang filsuf Prusia, dimulai sejak kecil, yaitu

sering sakit, lemah, serta kematian ayahnya ketika ia masih kecil. Keadaan ini

menyebabkan ia suka menyendiri, membaca dan merenung diantara kesunyian

sehingga ia menjadi filsuf besar.

Lain lagi dengan filsuf Rusia yang bernama Berdijev (1874-1948). Sebelum dia

menjadi filsuf, ibunya sakit-sakitan. Ia menjadi filsuf juga akibat menyaksikan

masyarakatnya yang sangat menderita dan mengalami ketidakadilan.

Sama halnya dengan filsuf Sartre (1905-1980) yang lahir di Paris, Perancis. Sejak

kecil fisiknya lemah, sensitif, sehingga dia menjadi cemoohan teman-teman

sekolahnya. Penderitaanlah yang menyebabkan ia belajar keras sehingga menjadi

filsuf yang besar.

Masih banyak contoh lainnya yang menunjukkan bahwa penderitaan tidak

selamanya berpengaruh negatif dan merugikan, tetapi dapat merupakan energi

pendorong untuk menciptakan manusia-manusia besar. Contoh lain ialah

penderitaan yang menimpa pemimpin besar umat Islam, yang terjadi pada diri Nabi

Muhammad. Ayahnya wafat sejak Muhammad dua bulan di dalam kandungan

ibunya. Kemudian, pada usia 6 tahun, ibunya wafat. Dari peristiwa ini dapat

dibayangkan penderitaan yang menimpa Muhammad, sekaligus menjadi saksi

sejarah sebelum ia menjadi pemimpin yang paling berhasil memimpin umatnya

(versi Michael Hart dalam Seratus Tokoh Besar Dunia).

B. Uraian Teori

Pengertian Penderitaan

Penderitaan berasal dari kata dasar derita. Sementara itu kata derita merupakan

serapan dari bahasa sansekerta, menyerap kata dhra yang memiliki arti menahan

atau menanggun. Jadi dapat diartikan penderitaan merupakan menanggung

sesuatu yang tidak meyenakan. Penderitaaan dapat muncul secara lahiriah,

batiniah atau lahir-batin. Penderitaan secara lahiriah dapat timbul karena adanya

intensitas komkosisi yang mengalami kekurangan atau berlebihan, seperti akibat

kekurangan pangan menjadi kelaparan, atau akibat makan terlalu banyak menjadi

kekenyangan, tidak dapat dipungkiri keduanya dapat menimbulkan penderitaan.

Adapula kondisi alam yang ekstrem, seperti ketika terik matahari membuat

kepanasan, atau saat kehujanan membuat kedinginan.

Page 6: Ilmu budaya dasar

Ada pula penderitaan yang secara lahiriah seperti sakit hati karena dihina, sedih

karena kerabat meninggal, putus asa karena tidak lulus ujian. Atau penyesalan

karena tidak melakukan yang diharapkan. Sementara yang lahir-batin dapat muncul

dikarenakan penderitaan pada sisi yang satu berdampak pada sisi yang lain atau

dengan kata lain penderitaan lahiriah memicu penderitaan batiniah atau sebaliknya.

Misal akibat kehujanan badan menjadi kedinginan namun tidak ada tempat berteduh

akibatnya mendongkol, risau atau menangis. Ada pula karena putus asa tidak lulus

ujian menjadi tidak mau makan dan menimbulkan perut sakit.

Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, dari yang terberat hingga ringgan.

Persepsi pada setiap orang juga berpengaruh menentukan intensitas penderitaan.

Suatu kejadian dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu dianggap

penderitaan bagi orang lain. Dalam artian suatu permasalahan sederhana yang

dibesar-besarkan akan menjadi penderitaan mendalam apabila disikapi secara

reaksioner oleh individu. Ada pula masalah yang sangat urgen disepelekan juga

dapat berakibat fatal dan menimbulkan kekacauan kemudian terjadi penderitaan.

Manusia tidak dapat mengatakan setiap situasi masalahnya sama, penderitaanya

sama solusinyapun sama. Penderitaan bersifat universal dapat datang kepada

siapapun tidak peduli kaya maupun miskin, tua maupun muda. Penderitaan dapat

muncul kapanpun dan dimanapun. Semisal saat seminar di siang hari, suasana

pengap, ada kipas anginpun masih kipas-kipas membayangkan ruang ber AC, dan

pulang tidur merentangkan badan di kasur empuk. Atau makan buah segar dan

minum air dingin. Namun pasien rumah sakit di ruang VIP, tidur di kasur empuk

ruang ber-AC, banyak buah segar dan air segar di kulkas, merasa tidak betah dan

ingin cepat pulang. Ada lagi orang yang tidak mempunyai uang merasa menderita

tidak dapat wisata saat liburan, namun ada pula orang yang berpergian membawa

uang banyak tanpa bekal hendak liburan ternyata mobil mogok di daerah yang jauh

dari permukiman, dan saat makan siang tiba, rasa lapar mulai muncur, ternyata

uang tidak dapat menolong dari penderitaan karena tidak ada barang yang bisa di

beli, terlebih muncul rasa gengsi atau keegoisan penumpang lain menambah

penderitaan.

Penderitaan merupakan realita kehidupan manusia di dunia yang tidak dapat

dielakan. Orang yang bahagia juga harus siap menghadapi tantangan hidup bila

tidak yang muncul penderitaan. Dan orang yang menghadapi cobaan yang bertubi-

tubi harus berpengharapan baik akan mendapatkan kebahagian. Karena

Page 7: Ilmu budaya dasar

penderitaan dapat menjadi energi untuk bangkit berjuang mendapatkan kebahagian

yang lalu maupun yang akan datang.

Akibat penderitaan yang bermacam-macam manusia dapat mengambil hikmah dari

suatu penderitaan yang dialami namun adapula akibat penderitaan menyebabkan

kegelapan dalam kehidupan.

Sehingga penderitaan merupakan hal yang bermanfaat apabila manusia dapat

mengambil hikmah dari penderitaan yang dialami. Adapun orang yang berlarut-larut

dalam penderitaan adalah orang yang rugi karena tidak melapaskan diri dari

penderitaan dan tidak mengambil hikmak dan pelajaran yang didapat dari

penderitaan yang dialami.

Penderitaan juga dapat "menular" dari seseorang kepada orang lain. Misal empati

dari sanak-saudara untuk membantu melepaskan penderitaan. Atau sekedar

simpati dari orang lain untuk mengambil pelajaran dan perenungan.

Contoh gamblam penderitaan manusia yang dapat diambil hikmahnya diantaranya

tokoh filsafat ekistensialisme Kierkegaard (1813-1855) seorang filsafat asal

Denmark yang sebelum menjadi filsafat besar, sejak masa kecil banyak mengalami

penderitaan. Penderitaan yang menimpanya, selain melankoli karena ayahnya yang

pernah mengutuk Tuhan dan berbuat dosa melakukan hubungan badan sebelum

menikah dengan ibunya, juga kematian delapan orang anggota keluarganya,

termaksud ibunya, selama dua tahun berturut-turut. Peristiwa ini menimbulkan

penderitaan yang mendalam bagi Soren Kierkegaard, dan ia menafsirkan peristiwa

ini sebagai kutukan Tuhan akibat perbuatan ayahnya. Keadaan demikian, sebelum

Kierkegaard muncul sebagai filsuf, menyebabkan dia mencari jalan membebaskan

diri (kompensasi) dari cengkraman derita dengan jalan mabuk-mabukan. Karena

derita yang tak kunjung padam, Kierkegaard mencoba mencari “hubungan” dengan

Tuhannya, bersamaan dengan keterbukaan hati ayahnya dari melankoli. Akhirnya ia

menemukan dirinya sebagai seorang filsuf eksistensial yang besar.

Penderitaan Nietzsche (1844-1900), seorang filsuf Prusia, dimulai sejak kecil, yaitu

sering sakit, lemah, serta kematian ayahnya ketika ia masih kecil. Keadaan ini

menyebabkan ia suka menyendiri, membaca dan merenung diantara kesunyian

sehingga ia menjadi filsuf besar.

Lain lagi dengan filsuf Rusia yang bernama Berdijev (1874-1948). Sebelum dia

menjadi filsuf, ibunya sakit-sakitan. Ia menjadi filsuf juga akibat menyaksikan

masyarakatnya yang sangat menderita dan mengalami ketidakadilan.

Page 8: Ilmu budaya dasar

Sama halnya dengan filsuf Sartre (1905-1980) yang lahir di Paris, Perancis. Sejak

kecil fisiknya lemah, sensitif, sehingga dia menjadi cemoohan teman-teman

sekolahnya. Penderitaanlah yang menyebabkan ia belajar keras sehingga menjadi

filsuf yang besar.

Masih banyak contoh lainnya yang menunjukkan bahwa penderitaan tidak

selamanya berpengaruh negatif dan merugikan, tetapi dapat merupakan energi

pendorong untuk menciptakan manusia-manusia besar.

Contoh lain ialah penderitaan yang menimpa pemimpin besar umat Islam, yang

terjadi pada diri Nabi Muhammad. Ayahnya wafat sejak Muhammad dua bulan di

dalam kandungan ibunya. Kemudian, pada usia 6 tahun, ibunya wafat. Dari

peristiwa ini dapat dibayangkan penderitaan yang menimpa Muhammad, sekaligus

menjadi saksi sejarah sebelum ia menjadi pemimpin yang paling berhasil memimpin

umatnya (versi Michael Hart dalam Seratus Tokoh Besar Dunia).

Dalam riwat hidup Bhuda Gautama yang dipahatkan dalam bentuk relief Candi

Borobudur, terlihat adanya penderitbn. Tergambar seorang pangeran (Sidharta)

yang meninggalkan istana yang bergelimangan hata, memilih ke hutan untuk

menjadi biksu dan makan dengan cara megembara di hutan yang penuh

penderitaan.

Riwayat tokoh tokoh besar di Indonesia pun dengan penderitaan. Buya Hamka

mengalami penderitaany hebat pada masa kecil, hingga ia hanya mengecap

sekolah kelas II. Namun ia mampu menjadi orang besar pada zamanya, berkat

perjuangan hidup melawan penderitaan. Contoh lain adalah Bung Hata yang

beberapa kali mengalami pembuangan namun pada akhirnya ia dapat menjadi

pemimpin bangsanya.

Ketika membaca kisah tokoh-tokoh besar tersebut, kita dihadapkan pada jiwa besar,

berani karena benar, rasa tangung-jawab, dan sebagainya. Dan tidak ditemui jiwa

munafik plin-plan, dengki, iri dan sebagainya.

Hubungan Manusia dengan Penderitaan

Allah adalah pencipta segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. Dialah yang

maha kuasa atas segala yang ada isi jagad raya ini. Beliau menciptakan mahluk

yang bernyawa dan tak bernyawa. Allah tetap kekal dan tak pernah terikat dengan

penderitaan.

Mahluk bernyawa memiliki sifat ingin tepenuhi segala hasrat dan keinginannya.

Page 9: Ilmu budaya dasar

Perlu di pahami mahluk hidup selalu membutuhkan pembaharuan dalam diri, seperti

memerlukan bahan pangan untuk kelangsungan hidup, membutuh air dan udara.

Dan membutuhkan penyegaran rohani berupa ketenangan. Apa bila tidak terpenuhi

manusia akan mengalami penderitaan. Dan bila sengaja tidak di penuhi manusia

telah melakukang penganiayaan. Namun bila hasrat menjadi patokan untuk selalu di

penuhi akan membawa pada kesesatan yang berujung pada penderitaan kekal di

akhirat.

Manusia sebagai mahluk yang berakal dan berfikir, tidak hanya menggunakan

insting namun juga pemikirannya dan perasaanya. Tidak hanya naluri namun juga

nurani.

Manusia diciptakan sebagai mahluk yang paling mulia namun manusia tidak dapat

berdiri sendiri secara mutlah. Manusia perlu menjaga dirinya dan selalu

mengharapkan perlindungan kepada penciptanya. Manusia kadang kala mengalami

kesusahan dalam penghidupanya, dan terkadang sakit jasmaninya akibat tidak

dapat memenuhi penghidupanya.

Manusia memerlukan rasa aman agar dirinya terhidar dari penyiksaan. Karena bila

tidak dapat memenuhi rasa aman manusia akan mengalami rasa sakit. Manusia

selau berusaha memahami kehendak Allah, karena bila hanya memenuhi kehendak

untuk mencapai hasrat, walau tidak menderita didunia, namun sikap memenuhi

kehendak hanya akan membawa pada pintu-pintu kesesatan dan membawa pada

penyiksaan didalam neraka.

Manusia didunia melakukan kenikmatan berlebihan akan membawa pada

penderitaan dan rasa sakit. Muncul penyakit jasmani juga terkadang muncul dari

penyakit rohani. Manusia mendapat penyiksaan di dunia agar kembali pada jalan

Allah dan menyadari kesalahanya. Namun bila manusia tidak menyadari malah

semakin menjauhkan diri maka akan membawa pada pederitaan di akhirat.

Cara Manusia Menghadapi Penderitaan

Manusia memiliki berbagi cara meng hadapi penderiataan mulai dari berewkspresi

dengan seni, meminta bantuan orang lain. Hingga manusia merasa mampu

melewati penderitaan tersebut. Selagi nyawa ada manusia tak akan pernah berhenti

berjuang mengatasi masalah.

Page 10: Ilmu budaya dasar

1. Penderitaan Dan Perjuangan

Setiap manusia pasti mengalami penderitaan, baik berat ataupun ringan.

Penderitaan adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena itu

terserah kepada manusia itu sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu

semaksimal mungkin, bahkan rnenghindari atau menghilangkan sama sekali.

Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi

konsekwensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya

untuk bahagia, melainkan juga menderita. Karena itu manusia hidup tidak boleh

pesimis, yang menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan. Manusia harus

optimis berusaha mengatasi kesulitan hidup. Penderitaan dikatakan sebagai

kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekwensi manusia hidup, bahwa

manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga

menderita. Karena itu manusia hidup tidak boleh pesimis, yang menganggap

hidup sebagai rangkaian penderitaan. Manusia hams optimis, is hams berusaha

mengataasi kesulitan hidup. Allah telah berfinnan dalam surat Arra'du ayat 11,

bahwa Tuhan tidak akan membah nasib seseorang kecuali orang itu sendiri yang

berusaha merubahnya.

Pembebasan dari penderitaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan

hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam

lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada, dan disertai doa kepada

Tuhan supaya terhindar dan bahaya dan malapetaka. Manusia hanya

merencanakan dan Tuhan yang menentukan. Kelalaian manusia merupakan

sumber malapetaka yang menimbulkan penderitaan. Penderitaan yang terjadi

selain dialami sendiri oleh yang bersangkutan, mungkin juga dialami oleh orang

lain. Bahkan mungkin terjadi akibat perbuatan atau kelalaian seseorang, orang

lain atau masyarakat menderita.

2. Penderitaan, Media Masa dan Seniman

Beberapa sebab lain yang menimbulkan penderitaan manusia ialah kecelakaan,

bencana alam, bencana perang. dan lain-lain. Contohnya ialah tenggelamnya

kapal Tampomas Dua di perairan Masalembo, jatuhnya pesawat hercules yang

mengangkut para perwira muda di Condet, Meletusnya gunung

galunggung,perang Irak-Iran.

Berita mengenai penderitaan manusia silih berganti mengisi lembaran koran,

layar TV, pesawat radio, dengan maksud supaya semua orang yang

Page 11: Ilmu budaya dasar

menyaksikan ikut merasakan dari jauh penderitaan manusia. Dengan demikiaan

dapat menggugah hati manusia untuk berbuat sesuatu. Nyatanya tidak sedikit

bantuan dari para dermawan dan sukarelawan berupa material atau tenaga

untuk meringankan penderitaan dan penyelamatan mereka dari musibah ini.

Bantuan-bantuan ini dilakukan secara perseorangan ataupun melalui organisasi-

organisasi sosial, kemudian dikirimkan atau diantarkan langsung ke tempat-

tempat kejadian dan tempat-tempat pengungsian.

Media masa merupakan alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan

peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada masyarakt.

Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai untuk menentukan sikap

antara sesama manusia terutama bagi yang merasa simpati. Tetapi tidak kalah

pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya seni,

sehingga para pembaca, penontonnya dapat menghayati penderitaan sekaligus

keindahan karya seni. Sebagai contoh bagaimana penderitaan anak bemama

Arie Hangara yang mati akibat siksaan orang tuanya sendiri yang difilmkan

dengan judul "Arie Hangara".

3. Penderitaan dan Sebab-Sebabnya

Penderitaan dapat muncul dari berbagai sebab. Penyebab tesebut kadang dating

tak terduka. Apabila kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-

sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai

berikut :

Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia

Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat

terjadi dalam hubungan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam

sekitamya. Penderitaan ini kadang disebut nasib buruk. Nasib buruk ini dapat

diperbaiki manusia supaya menjadi baik. Dengan kata lain, manusialah yang

dapat memperbaiki nasibnya. Perbedaan nasib buruk dan takdir, kalau takdir,

Tuhan yang menentukan sedangkan nasib buruk itu manusia penyebabnya.

Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab Tuhan

Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat penyakit atau siksaan / azab

Tuhan. Namun kesabaran, tawakal, dan optimisme dapat merupakan usaha

manusia untuk mengatasi penderitaan itu.

Page 12: Ilmu budaya dasar

Pengaruh Penderitaan

Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh

bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap

positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak

bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Sikap ini diungkapkan dalam

peribahasa "sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna", "nasi sudah

menjadi bubur". Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti, misalnya

anti kawin atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup.

Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan

rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dan penderitaan,

dan penderitaan itu adalah hanya bagian dan kehidupan. Sikap positif biasanya

kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap anti,

misalnya anti kawin paksa, ia berjuang menentang kawin paksa; anti ibu tiri, ia

berjuang melawan sikap ibu tiri; anti kekerasan, ia berjuang menentang kekerasan,

dan lain-lain.

Penderitaan dan Kenikmatan

Tujuan manusia yang paling populer adalah kenikmatan, sedangkan penderitaan

adalah sesuatu yang selalu dihindari oleh manusia. Oleh karena itu, penderitaan

harus dibedakan dengan kenikmatan, dan penderitaan itu sendiri sifatnya ada yang

lama dan ada yang sementara. Hal ini berhubungan dengan penyebabnya. Macam-

macam penderitaan menurut penyebabnya, antara lain: penderitaan karena alasan

fisik, seperti bencana alam, penyakit dan kematian; penderitaan karena alasan

moral, seperti kekecewaan dalam hidup, matinya seorang sahabat, kebencian orang

lain, dan seterusnya.Semua ini menyangkut kehidupan duniawi dan tidak mungkin

disingkirkan dari dunia dan dari kehidupan manusia.

Penderitaan dan kenikmatan muncul karena alasan “saya suka itu” atau “sesuatu itu

menyakitkan”. Kenikmatan dirasakan apabila yang dirasakan sudah didapat, dan

penderitaan dirasakan apabila sesuatu yang menyakitkan menimpa dirinya. Aliran

yang ingin secara mutlak menghindari penderitaan adalah hedonisme, yaitu suatu

pandangan bahwa kenikmatan itu merupakan tujuan satu-satunya dari kegiatan

manusia, dan kunci menuju hidup baik. Penafsiran hedonisme ada dua macam,

yaitu:

a. Hedonisme psikologis yang berpandangan bahwa semua tindakan diarahkan

untuk mencapai kenikmatan dan menghindari penderitaan.

Page 13: Ilmu budaya dasar

b. Hedonisme etis yang berpandangan bahwa semua tindakan ‘harus’ ditujukan

kepada kenikmatan dan menghindari penderitaan.

Kritik terhadap hedonisme ialah bahwa tidak semua tindakan manusia hedonistis,

bahkan banyak orang yang tampaknya merasa bersalah atas kenikmatan-

kenikmatan mereka. Dan hal ini menyebabkan mereka mengalami penderitaan.

Pandangan Hedonis psikologis ialah bahwa semua manusia dimotivasi oleh

pengejaran kenikmatan dan penghindaran penderitaan. Mengejar kenikmatan

sebenarnya tidak jelas, sebab ada kalanya orang menderita dalam rangka latihan-

latihan atau menyertai apa yang ingin dicapai atau dikejarnya.

Kritik Aristoteles ialah bahwa puncak etika bukan pada kenikmatan, melainkan pada

kebahagiaan. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa kenikmatan bukan tujuan akhir,

melainkan hanya “pelengkap” tindakan. Berbeda dengan John Stuart Mill yang

membela Hedonisme melalui jalan terhormat, utilitarisme yaitu membela kenikmatan

sebagai kebaikan tertinggi. Suatu tindakan itu baik sejauh ia lebih “berguna” dalam

pengertian ini, yaitu sejauh tindakan memaksimalkan kenikmatan dan meninimalkan

penderitaan.

Penderitaan dan Kasihan

Kembali kepada masalah penderitaan, muncul Nietzsche yang memberontak

terhadap pernyataan yang berbunyi: “Dalam menghadapi penderitaan itu, manusia

merasa kasihan”. Menurut Nietzche, pernyataan ini tidak benar, penderiutaan itu

adalah suatu kekurangan vitalitas. Selanjutnya ia berkata, “sesuatu yang vital dan

kuat tidak menderita, oleh karenanya ia dapat hidup terus dan ikut mengembangkan

kehidupan semesta alam. Orang kasihan adalah yang hilang vitaliatasnya, rapuh,

busuk dan runtuh. Kasihan itu merugikan perkembangan hidup”. Sehingga

dikatakannya bahwa kasihan adalah pengultusan penderitaan. Pernyataan

Nietzsche ini ada kaitannya dengan latar belakang kehidupannya yang penuh

penderitaan. Ia mencoba memberontak terhadap penderitaan sebagai realitas

dunia, ia tidak menerima kenyataan. Seolah-olah ia berkata, penderitaan jangan

masuk ke dalam hidup dunia. Oleh karena itu, kasihan yang tertuju kepada manusia

harus ditolak, katanya.

Pandangan Nietzsche tidak dapat disetujui karena: pertama, di mana letak

humanisnya dan aliran existensialisme. Kedua, bahwa penderitaan itu ada dalam

hidup manusia dan dapat diatasi dengan sikap kasihan. Ketiga, tidak mungkin orang

yang membantu penderita, menyingkir dan senang bila melihat orang yang

Page 14: Ilmu budaya dasar

menderita. Bila demikian, maka itu yang disebut sikap sadisme. Sikap yang wajar

adalah menaruh kasihan terhadap sesama manusia dengan menolak penderitaan,

yakni dengan berusaha sekuat tenaga untuk meringankan penderitaan, dan bila

mungkin menghilangkannya

Penderitaan dan Noda Dosa pada Hati Manusia.

Penderitaan juga dapat timbul akibat noda dosa pada hati manusia (Al-Ghazali,

abad ke 11). Menurut Al-Ghazali dalam kitabnya Ihyaa’ Ulumudin, orang yang suka

iri hati, hasad, dengki akan menderita hukuman lahir-batin, akan merasa tidak puas

dan tidak kenal berterima kasih. Padahal dunia tidak berkekurangan untuk orang-

orang di segala zaman. Allah SWT telah memberi ilmu dan kekayaan atau

kekuasaan-Nya, karena itu penderitaan-penderitaan lahir ataupun batin akan selalu

menimpa orang-orang yang mempunyai sifat iri hati, hasad, dengki selama

hidupnya sampai akhir kelak.

Untuk mengobati hati yang menderita ini, sebelumnya perlu diketahui tanda- tanda

hati yang sedang gelisah (hati yang sakit). Perlu diketahui bahwa setiap anggota

badan diciptakan untuk melakukan suatu pekerjaan. Apabila hati sakit maka ia tidak

dapat melakukan pekerjaan dengan sempurna ia kacau dan gelisah. Ciri hati yang

tidak dapat melakukan pekerjaan ialah apabila ia tidak dapat berilmu, berhikmah,

bermakrifat, mencintai Allah dengan menyembah-Nya, merasa erat dan nikmat

mengingat-Nya.

Page 15: Ilmu budaya dasar

BAB III

PEMBAHASAN

1. Pengamatan Fakta

Beberapa bulan lalu Jakarta, Ibukota negara ini dilanda banjir besar, diperkirakan sekitar

2/3 wilayah jakarta tergenang air yang membuat warga jakarta dan sekitarnya mengalami

penderitaan. Penderitaan yang dialami warga Jakarta dan sekitarnya pada saat banjir

antara lain hilangnya harta benda karena terbawa arus air, perjalanan terganggu karena

disebagian jalan protokol di Jakarta dan sekitarnya juga tergenang air, mengalami

pemadaman listrik sampai matinya alat telekomunikasi dan internet serta tidak bisa

melakukan aktivitas karena kantor-kantor juga tergenang banjir, sampai pada tingkat yang

mengenaskan yaitu hilangnya nyawa karena banjir itu sendiri.

Banjir tahun 2013 membuat warga warga Jakarta menderita lahir dan batin. Kerugian

material akibat kerusakan bangunan, mengeluarkan biaya ekstra untuk membeli peralatan

dan perlengkapan, biaya pengobatan, dan kecemasan bencana datang lagi.

Badan Koordinasi Nasional (Bakornas) Penanganan Banjir menyatakan data korban

meninggal karena banjir di DKI Jakarta dan Jawa Barat mencapai 67 orang. "Mereka tewas

karena tenggelam dan terseret arus," ujar Pelaksana Tugas Deputi Kesiapsiagaan

Bakornas, Sugeng di Jakarta, Jumat (9/2) malam.

Banjir ini disebabkan meluapnya sungai dan kali di Jakarta akibat curah hujan yang tinggi

dan mampetnya sungai karena banyaknya sampah, dan banjir kiriman dari wilayah kota

Bogor dan Depok

2. Perbandingan Teori Dengan Fakta

Banjir seakan menjadi komponen teratur dan tak terpisahkan dalam kehidupan warga

Jakarta. Sebagian masyarakat sudah terbiasa dengan hal ini, sehingga beranggapan

bahwa itu bukan hal yang perlu diatasai secara permanen. Banjir yang baru terjadi

seminggu yang lalu, pasti sudah menimbulkan biaya sosial, ekonomi dan lingkungan.

Masyarakat dan seluruh komponen warga dan pemerintah perlu merefleksikan bencana ini

sebagai bahan pembelajaran berharga, sehingga situasi ini tidak terulang kembali.

Tingkah laku dan gaya hidup masyarakat Jakarta yang semakin modern juga bisa memicu

banjir. Pembangunan gedung-gedung pencakar langit seharusnya dibarengi dengan

pembuatan daerah resapan air, agar air dapat mengalir ketempat seharusnya.

Pendangkalan sungai yang disebabkan karena penggunaan tanggul dan daerah sekitar

Page 16: Ilmu budaya dasar

sungai untuk pemukiman warga.  Membuang sampah ke sungai bisa menghambat laju air,

membuat sungai menjadi penuh dengan sampah sehingga air yang mengalir ke sungai

tertahan dan tak dapat mengalir ke laut.

Banyak sekali kerugian dan penderitan yang diakibatkan oleh banjir yang terjadi di Ibu Kota

Negara kita tercinta. Kegiatan pemerintahan yang terputus akibat akses jalan yang sulit

ditempuh. Banyaknya sekolah-sekolah dan universitas-universitas yang meliburkan

siswanya karena tempat mereka menuntut ilmu terendam air. Kerugian materi yang begitu

besar dirasakan oleh para pelaku dunia bisnis karena kegiatan produksi mereka terhenti.

Belum lagi adanya korban jiwa dalam musibah ini, ada beberapa keluarga yang harus

kehilangan orang yang mereka cintai karena terseret arus air saat banjir terjadi.

Semua warga Jakarta harus bangkit untuk menyelesaikan masalah ini. Pemerintah harus

tegas mengambil sikap untuk melindungi warganya. Memperbaiki tata kota, memperbanyak

daerah resapan air, membuat gorong-gorong dan tempat penampungan air seperti waduk

yang mampu menampung jumlah air yang sangat banyak. Merelokasi daerah aliran sungai

yang dijadikan pemukiman warga, dan melakukan pengerukan sungai agar kembali pada

fungsinya semula. Sekuat apapun usaha pemerintah untuk mengatasi masalah banjir ini

tidak akan terwujud jika tidak ada kesadaran dan kerjasama dari warganya. Oleh karena

itu, mari bersama-sama membuat keadaan yang lebih. Saling bahu-mambahu mewujudkan

Jakarta bebas banjir.

Pengalaman menunjukkan bahwa masyarakat korban banjir memiliki ketahanan mental

yang pantas diacungi jempol. Masih banyak terilhat wajah ceria saat banjir melanda.

Namun, mereka sebaiknya menyadari bahwa bukan sikap itu semata yang diperlukan.

Dengan kejadian ini, warga korban banjir semakin sadar bahwa pentingnya menjaga

kebersihan lingkungan di sekitar nya, misalkan kebiasaan membuang sampah kesungai-

sungai serta meningkatkan rasa kebersamaan selama berada di pengungsian, yang

biasanya hidup masing-masing sekarang mereka merasakan kebersamaan dalam

pengungsian

Page 17: Ilmu budaya dasar

BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Dalam materi ini kita dapet mengetahui tentang apa itu penderitaan, Kehidupan manusia

tidak akan datar pasti bergelombang maksudnya pasti ada yang menyenagkan dan

menyusahkan. Pederitaan juga memiliki hubungan yang sangat erat dengan manusia dan

manusia dengan lingkungan/alam sekitarnya. Rasa sakit, siksaan menuntut manusia untuk

bangkit nenjadi lebih baik namun ada yang tidak kuat sehingga terjadi kekalutan Mental.

Dalam menghadapi penderitaan setiap orang pasti melakukan hal yang berbeda untuk

menahan atau menyikapinya, ada yang menyikapinya dengan tindakan positif dan negatif,

misalkan yang positif ia akan lebih berusaha agar tidak mendapatkan penderitaan yang ia

sudah alami bahkan bisa menjadikannya sebagai sebuah peluang dalam melakukan

sebuah inovasi baru, sedangkan yang negatif ia akan trauma dan membuat kondisi ia

menjadi labil.

2. Saran

Diharapkan kalangan mahasiswa dan pembaca dapat melakukan penelitian lebih lanjut

pada sub bab. Mengingat luasnya pembahasan dalam makalah ini. Sehingga dapat

memahami lebih dalam.

Page 18: Ilmu budaya dasar

DAFTAR PUSTAKA

http://exalute.wordpress.com/2009/03/29/manusia-dan-penderitaan/

http://arbip.blogspot.com/2010/04/manusia-dan-penderitaan

htmlhttp://arbip.blogspot.com/2010/04/manusia-dan-penderitaan.html

http://www.ujank.web.id/Coretan-Tugas/manusia-dan-penderitaan.html

http://ochaayu.blogspot.com/2010/04/pengertian-penderitaan.html

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/03/tugas-ibd-manusia-dan-penderitaan-minggu3/

buta.

http://nurulhaddi.blogspot.com/2013/01/fakta-banjir-di-jakarta.html