ikhtisar mingguan covid-19 indonesia, 21 - 27 agustus 2021

20
1 Ikhtisar Mingguan COVID-19 di Indonesia IKHTISAR MINGGUAN COVID-19 Indonesia, 21 - 27 Agustus 2021 Disusun oleh: Badan Litbangkes, Pusdatin dan Paskhas GAMBARAN SITUASI NASIONAL - 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 14,000 - 50,000 100,000 150,000 200,000 250,000 300,000 350,000 27 Juni-3 Juli 2020 15-21 Agustus 2020 26 September -2 Oktober 2020 7-13 November 2020 19-25 Desember 2020 6-12 Februari 2021 27 Maret-2 April 2021 15-21 Mei 2021 3-9 Juli 2021 21-27 Agustus 2021 Jumlah Kematian Jumlah Kasus Data Mingguan (7 Hari) 27 Juni 2020 - 27 Agustus 2021 Jawa-Bali Sumatera Kalimantan Sulawesi Nusa Tenggara-Maluku-Papua Jumlah Kematian Gambar 1 Grafik Kasus dan Kematian Mingguan di Indonesia Secara kumulatif nasional sampai dengan per 27 Agustus 2021, tercatat 4.056.354 kasus terkonfirmasi, dengan insiden kasus 41.67/100.000 penduduk per minggu. Total jumlah kematian tercatat 130.781 kasus, dengan besaran insiden 2,77/100.000 penduduk per minggu. Positivity rate 14,38 per minggu. Indikator transmisi komunitas terus memperlihatkan perbaikan situasi di lapangan. Persentase keterpakaian tempat tidur (%BOR) isolasi COVID di level nasional periode Juni – Agustus 2021 tercatat paling tinggi pada tanggal 10 Juli 2021 sebesar 77,7%, kemudian terus mengalami penurunan hingga 27 Agustus 2021 BOR isolasi COVID sebesar 31,0%. Secara umum, tidak ada BOR provinsi yang berada pada level terbatas; hanya satu provinsi dengan level sedang (Provinsi Bali) sedangkan 33 provinsi lainnya berada di level memadai. Kasus dan kematian mingguan COVID-19 di Indonesia terus melandai setelah PPKM darurat diberlakukan per 23 Agustus lalu. Kasus baru nasional dalam satu minggu terakhir tercatat sejumlah 106.050 kasus, menurun sebesar 27% dibandingkan periode

Upload: others

Post on 01-Oct-2021

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IKHTISAR MINGGUAN COVID-19 Indonesia, 21 - 27 Agustus 2021

1Ikhtisar Mingguan COVID-19 di Indonesia

IKHTISAR MINGGUAN COVID-19Indonesia, 21 - 27 Agustus 2021Disusun oleh: Badan Litbangkes, Pusdatin dan Paskhas

GAMBARAN SITUASI NASIONAL

-

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

-

50,000

100,000

150,000

200,000

250,000

300,000

350,000

27 Juni-3Juli 2020

15-21Agustus

2020

26September-2 Oktober

2020

7-13November

2020

19-25Desember

2020

6-12Februari

2021

27 Maret-2April 2021

15-21 Mei2021

3-9 Juli2021

21-27Agustus

2021

Jum

lah

Kem

atia

n

Jum

lah

Kasu

s

Data Mingguan (7 Hari) 27 Juni 2020 - 27 Agustus 2021

Kasus dan Kematian Mingguan di Indonesia

Jawa-Bali Sumatera Kalimantan

Sulawesi Nusa Tenggara-Maluku-Papua Jumlah Kematian

Gambar 1 Grafik Kasus dan Kematian Mingguan di Indonesia

• Secara kumulatif nasional sampai dengan per 27 Agustus 2021, tercatat 4.056.354 kasus terkonfirmasi, dengan insiden kasus 41.67/100.000 penduduk per minggu. Total jumlah kematian tercatat 130.781 kasus, dengan besaran insiden 2,77/100.000 penduduk per minggu. Positivity rate 14,38 per minggu. Indikator transmisi komunitas terus memperlihatkan perbaikan situasi di lapangan.

• Persentase keterpakaian tempat tidur (%BOR) isolasi COVID di level nasional periode Juni – Agustus 2021 tercatat paling tinggi pada tanggal 10 Juli 2021 sebesar 77,7%, kemudian terus mengalami penurunan hingga 27 Agustus 2021 BOR isolasi COVID sebesar 31,0%. Secara umum, tidak ada BOR provinsi yang berada pada level terbatas; hanya satu provinsi dengan level sedang (Provinsi Bali) sedangkan 33 provinsi lainnya berada di level memadai.

• Kasus dan kematian mingguan COVID-19 di Indonesia terus melandai setelah PPKM darurat diberlakukan per 23 Agustus lalu. Kasus baru nasional dalam satu minggu terakhir tercatat sejumlah 106.050 kasus, menurun sebesar 27% dibandingkan periode

Page 2: IKHTISAR MINGGUAN COVID-19 Indonesia, 21 - 27 Agustus 2021

2 Ikhtisar Mingguan COVID-19 di Indonesia

14-20 Agustus 2021. Jumlah kematian pun terus alami penurunan cukup siginifikan dibandingkan periode tersebut yakni sebesar 23,5%. Indonesia tetap tidak boleh lengah karena karena berdasarkan data worldometer pertambahan angka kematian harian Indonesia per tanggal 27 Agustus menempati urutan tertinggi se-Asia yakni 599 kematian, di atas Iran (571) dan India (514)1.

• Kapasitas respon di Indonesia sudah mulai beranjak menjadi kapasitas respon sedang, dari sebelumnya terbatas. Namun kapasitas tracing masih relative tetap di kisaran 6-7 kontak erat/kasus konfirmasi/minggu. Kapasitas tracing masih menjadi isu penting yang harus ditindaklanjuti.

TESTING DAN TRACINGBenchmarking Strategi 3T (Testing, Tracking, Tracing) di Beberapa Negara

1. KOREA SELATAN (salah satu strategi 3T terkuat di dunia)Testing: per 6 April 2020, Korea Selatan telah melakukan hampir sepuluh tes RT-PCR per seribu penduduk, hanya di belakang Jerman dan Italia di antara negara-negara dengan populasi lebih dari 50 juta. Korea mengembangkan infrastruktur yang kuat untuk produksi, distribusi, dan analisis laboratorium alat uji, setelah keputusan awal yang strategis untuk melacak sebagian besar kemungkinan kasus dengan sangat ketat. Korea Selatan termasuk negara yang pertama menerapkan solusi inovatif seperti pusat pengujian COVID-19 drive-through, di mana sampel diambil saat orang-orang tetap berada di dalam mobil mereka. Lebih dari 600 pusat pengujian dipasang, beberapa di antaranya memiliki “bilik telepon” transparan di mana petugas kesehatan melakukan swab tenggorokan menggunakan sarung tangan karet tebal yang dipasang di dinding ruangan. Banyak kantor, hotel, dan bangunan besar lainnya memasang kamera gambar termal untuk mengidentifikasi orang yang demam dan banyak restoran memeriksa suhu pelanggan sebelum menerimanya.

Tracking: setelah menguji kasus yang dicurigai, yang positif dilacak dan diberikan perawatan gratis. Biaya ditanggung oleh pemerintah pusat dan daerah serta perusahaan publik asuransi kesehatan. Korea juga memberikan subsidi kepada individu yang perlu diisolasi (baik isolasi diri dan rawat inap) untuk mendukung biaya hidup mereka dan menghukum mereka yang diduga terinfeksi jika mereka menolak untuk menerima tes diagnostik, perawatan lanjutan atau menjalani isolasi mandiri. Orang-orang yang diperintahkan untuk melakukan

1 (https://www.worldometers.info/coronavirus/?zarsrc=130, diakses pada tanggal 29 Agustus 2021).

Page 3: IKHTISAR MINGGUAN COVID-19 Indonesia, 21 - 27 Agustus 2021

3Ikhtisar Mingguan COVID-19 di Indonesia

karantina sendiri harus mengunduh aplikasi ponsel, yang memperingatkan petugas jika seorang pasien melanggar isolasi. Semua alat ini memungkinkan pelacakan pasien yang efektif.

Tracing: Korea telah mengembangkan beragam strategi pelacakan kontak sumber daya digital yang beragam. Lokasi ponsel direkam secara otomatis sehingga memungkinkan untuk melacak hampir semua orang dengan mengikuti lokasi ponsel mereka, yang difasilitasi oleh aturan bahwa perusahaan telepon mengharuskan semua pelanggan untuk memberikan nama asli dan nomor registrasi nasional mereka. Kamera CCTV digunakan untuk mengidentifikasi kontak pasien COVID-19. Pada tahun 2018, Korea memiliki lebih dari 1 juta kamera CCTV di tempat umum. Transaksi kartu kredit dan debit digunakan untuk menggambar pergerakan pengguna kartu di peta, karena Korea memiliki proporsi transaksi nontunai tertinggi di dunia.

Ketika seseorang dinyatakan positif dan semua kontak tidak dapat diidentifikasi, maka informasi terperinci mengenai pergerakannya dikirim melalui pesan teks ke penduduk yang tinggal di dekatnya.

Hasil skema penelusuran ini dipublikasikan melalui situs web pemerintah pusat dan daerah, aplikasi smartphone gratis yang menunjukkan lokasi infeksi, dan pembaruan pesan teks tentang kasus lokal baru.

Denda untuk pelanggaran karantina dapat mencapai sekitar EUR 2300

2. SINGAPURATesting: Singapura memulai strategi pengujian besar untuk semua kasus yang dicurigai sejak awal wabah, mencapai 2.200 tes (RT-PCR) sehari untuk populasi 5,7 juta. Pengujian dikerahkan di perawatan primer dan pengaturan rumah sakit, dan stasiun pengujian drive-through. Selain itu, orang yang meninggal karena kemungkinan penyebab infeksi dan penyakit seperti influenza diuji di klinik sentinel.

Tracking: Jaringan lebih dari 800 klinik kesiapsiagaan kesehatan masyarakat diaktifkan di tempat perawatan primer, dengan subsidi yang diberikan kepada penduduk untuk mendorong mereka mencari perawatan, memungkinkan untuk melacak banyak kasus. Dokter diinstruksikan untuk memberikan cuti medis hingga lima hari untuk pasien dengan gejala pernapasan, memungkinkan mereka untuk dikarantina di rumah (di Indonesia, masih ada kantor yang memotong gaji/tunjangan pekerja yang melakukan isolasi mandiri). Semua kasus yang dikonfirmasi segera diisolasi di rumah sakit untuk mencegah penularan selanjutnya. Biaya pengobatan ditanggung pemerintah, termasuk untuk pasien dari luar negeri.

Tracing: Semua kontak yang diidentifikasi menunjukkan gejala dirujuk ke rumah sakit untuk isolasi dan pengujian, dan kemudian dilakukan karantina 14 hari sejak tanggal terakhir paparan. Untuk meningkatkan kepatuhan dan mengurangi kesulitan, Skema Tunjangan Karantina memberikan bantuan ekonomi. Undang-Undang Penyakit Menular memberikan

Page 4: IKHTISAR MINGGUAN COVID-19 Indonesia, 21 - 27 Agustus 2021

4 Ikhtisar Mingguan COVID-19 di Indonesia

kekuatan hukum untuk menegakkan pelacakan kontak dan karantina sehingga dapat menuntut mereka yang tidak mematuhi (hukuman dapat berupa denda EUR 6400, penjara enam bulan , atau keduanya). Kolaborasi terjalin antara pejabat kesehatan masyarakat, angkatan bersenjata dan polisi untuk melacak orang-orang2.

3. INDIAIndia telah menggunakan aplikasi pelacakan kontak bernama “Arogya Setu” yang telah diunduh sebanyak 127,6 juta kali (~9% jumlah penduduk India) melalui Apple dan Google Play Store (Peduli Lindungi baru 10 jutaan, ~4% penduduk Indonesia, di Google Play Store). Secara khusus, dalam Arogya Setu Data Access and Knowledge Sharing Protocol 2020, pemerintah India merinci kebijakan tentang data yang berkaitan dengan individu yang terinfeksi, orang yang telah melakukan kontak dengan mereka, dan mereka yang berisiko tinggi terinfeksi. Data pribadi yang dikumpulkan melalui Aarogya Setu dapat dibagikan dengan kementerian pemerintah India, lembaga kesehatan masyarakat, dan, universitas dan lembaga penelitian untuk penelitian akademis setelah dibuat anonim. Sejauh ini, tidak ada persyaratan bahwa penelitian ini harus bersifat nirlaba atau untuk kepentingan umum. Oleh karena itu, perusahaan swasta mungkin dapat mengakses data anonim dari Aarogya Setu jika mereka dapat membuktikan bahwa mereka menggunakannya untuk penelitian akademis3.

Menurut journal mengenai optimisasi testing Covid-19 di India yang ditulis oleh Philip Cerian, menggunakan 100% tes rapid antigen masih akan efektif, jika (a) Sensitivitas uji tes rapid antigen tidak terlalu rendah, (b) bahwa sebagian kecil populasi yang cukup besar, yaitu 0,5% per hari, dapat diuji, (c) bahwa mereka yang positif diuji diisolasi untuk jangka waktu yang cukup, dan bahwa (d) pengujian disertai dengan intervensi non-farmasi lainnya untuk meningkatkan efektivitas.4 Di India sendiri tes rapid antigen merupakan 49% dari keseluruhan tes Covid-19.

Menurut Jurnal yang dibuat oleh Giridhara R. Babu mengenai pandemi di India, Kerjasama pemerintah dengan laboratorium swasta dan jaringan rumah sakit telah memungkinkan India untuk meningkatkan pengujian dari awalnya hanya 3.000 menjadi lebih dari 1,8 juta pengujian per hari.5 Dari artikel yang dibuat oleh Swagata Banerjee, terlihat bahwa Pemerintah India memiliki model tracing di mana mereka menelusuri sebanyak mungkin orang terutama di daerah pedesaan.6 Pemerintah India telah menginisiasi penemuan kasus

2 https://www.oecd.org/coronavirus/policy-responses/testing-for-covid-19-a-way-to-lift-confinement-restrictions-89756248/#section-d1e6883 https://www.cfr.org/blog/indias-contact-tracing-app-bridge-too-far4 Cherian P, Krishna S, Menon GI (2021) Optimizing testing for COVID-19 in India. PLOS Computational Biology 17(7): e1009126. https://doi.org/10.1371/journal.pcbi.10091265 COVID-19 Pandemic in India: Through the Lens of Modeling Giridhara R. Babu, Debashree Ray, Ritwik Bhaduri, Aritra Halder, Ritoban Kundu, Gautam I. Menon, Bhramar Mukherjee Global Health: Science and Practice Jun 2021, 9 (2) 220-228; DOI: 10.9745/GHSP-D-21-00233 6 https://www.republicworld.com/india-news/general-news/who-hails-uttar-pradesh-model-of-testing-tracing-and-surveillance-for-covid-cases.html

Page 5: IKHTISAR MINGGUAN COVID-19 Indonesia, 21 - 27 Agustus 2021

5Ikhtisar Mingguan COVID-19 di Indonesia

aktif COVID-19 dari rumah ke rumah di daerah pedesaan untuk menahan penularan dengan menguji orang-orang dengan gejala untuk manajemen penyakit isolasi cepat dan pelacakan kontak.

Berikut merupakan rekomendasi strategi yang di paparkan oleh Rockefeller Foundation yang ditujukan untuk India, yaitu: (a) Memperkuat pengujian Covid-19 untuk semua populasi, termasuk yang divaksinasi serta perluasan genome sequencing. (b) Tingkatkan keterjangkauan dan aksesibilitas pengujian dan mendorong kemampuan pengujian domestik. (c) Mempersiapkan peramalan untuk pengujian Ketika menghadapi gelombang baru. (d) Pelacakan kontak yang komprehensif dengan mengintegrasikan alat digital dengan pelacakan kontak manual dan meningkatkan kapasitas pelacakan kontak retrospektif untuk penghilangan klaster, serta melibatkan anggota komunitas. (e) Berbagi data dan komunikasi transparan untuk mempercepat penelitian yang berkualitas dan berbasis data. 7

4. TIONGKOKTiongkok menetapkan tingkat risiko (kode warna – merah, kuning atau hijau) untuk masing-masing orang yang menunjukkan risiko penularan menggunakan perangkat lunak ponsel.

5. Banyak negara, termasuk Austria, Cina, Israel, Polandia, Singapura, dan Korea telah mengatur kontak sistem pelacakan untuk mengidentifikasi kemungkinan rute infeksi. Di Israel, misalnya, data geolokasi digunakan untuk mengidentifikasi orang yang melakukan kontak erat dan mengirimi mereka teks pesan yang mengarahkan mereka untuk segera mengisolasi diri (OECD, 2020).

Tabel 1. Benchmarking Strategi 3T (Testing, Tracking, Tracing) di Beberapa Negara

Korea Selatan Singapura India Negara lain (Austria, Cina, Israel, Polandia)

Testing 1. Massive test2. drive-through test3. kamera termal

1. Massive test2. Penguatan

pengujian di perawatan primer dan klinik sentinel

3. drive-through test

1. Massive test2. RAT 49% dari

keseluruhan tes 3. harga sistem track

dan tracing lebih murah dibanding Indonesia.

4. Peningkatan kerjasama pemerintah dengan laboratorium swasta dan jaringan rumah sakit

7 https://www.rockefellerfoundation.org/report/the-road-ahead-for-smart-covid-19-testing-and-tracing-in-india/

Page 6: IKHTISAR MINGGUAN COVID-19 Indonesia, 21 - 27 Agustus 2021

6 Ikhtisar Mingguan COVID-19 di Indonesia

Korea Selatan Singapura India Negara lain (Austria, Cina, Israel, Polandia)

Tracking 1. Biaya perawatan gratis

2. Pemberian subsidi3. Pemberian

hukuman4. Aplikasi ponsel

1. Pemberian subsidi 2. Isolasi kasus di

RS3. Biaya pengobatan

ditanggung pemerintah

4. Pemberian Cuti medis

aplikasi ponsel dan data geolokasi

Tracing 1. DCT (Digital Contact Tracing)

2. Kamera CCTV3. transaksi kartu

kredit dan debit 4. pesan teks

Denda

1. Karantina 14 hari2. Skema Tunjangan

Karantina3. DCT4. Hukuman denda

dan atau penjaraKolaborasi linsek

1. DCT “Arogya Setu”2. kebijakan sharing

data (Arogya Setu Data Access and Knowledge Sharing Protocol 2020).

3. Metode pelacakan hingga ke pedesaan

aplikasi ponsel dan data geolokasi

TESTING DAN TRACING DI INDONESIAGambar 2. Sebaran Level Kapasitas Respon Tracing Berdasarkan Rasio Kontak Erat 7 hari Terakhir

Gambar 3. Sebaran Level Kapasitas Respon Testing Terhadap Positivity Rate 7 Hari Terakhir

Page 7: IKHTISAR MINGGUAN COVID-19 Indonesia, 21 - 27 Agustus 2021

7Ikhtisar Mingguan COVID-19 di Indonesia

• Dalam konteks testing-tracing-treatment, secara prinsip testing dan testing akan menentukan sasaran isolasi, karantina, perawatan dan pengobatan.

• Sampai saat ini respon untuk testing dan tracing belum menunjukkan kapasitas yang memadai, sehingga dampaknya berpotensi terhadap kasus yang tidak terlacak dan tidak dites. Meskipun selama 7 hari terakhir menunjukkan kapasitas penguatan di beberapa provinsi, namun penguatan tersebut seiring dengan penurunan jumlah kasus. Dengan kapasitas testing dan tracing yang rendah, maka penurunan kasus lebih disebabkan oleh pembatasan interaksi sosial melalui kebijakan PPKM secara luas dan tidak pada sasaran yang ditentukan melalui testing tracing.

• Tracing sendiri memerlukan manajemen yang rumit. Berbagai negara telah banyak melakukan pendekatan sistem namun menghadapi berbagai tantangan seperti ketiadaan kontak erat dari kasus (kasus tidak dapat dihubungi atau tidak menginformasikan secara detil kontak eratnya), kontak erat tidak dapat dihubungi, kasus masih melakukan aktivitas keluar rumah serta isu etika dan legalitas dalam hal informasi detil terhadap aktivitas individu melalui penggunaan teknologi dan informasi

.

Gambar 4. Pemeriksaan Orang 2 Minggu Terakhir

Gambar 3. Pemeriksaan Orang 2 Minggu Terakhir

Gambar 4. Pemeriksaan Spesimen Berdasarkan Tujuan, 27 Agustus 2021

• Kementerian Kesehatan menilai situasi dan penentuan indikator

penanggulangan COVID-19 diadaptasi dari Panduan WHO per November

20209. Salah satunya adalah penentuan target testing berdasarkan positivity

rate. Idealnya positivity rate adalah pada populasi yang berisiko yaitu yang

kontak erat dan suspek. Namun proporsi pemeriksaan spesimen sangat jauh

dari ideal, dikarenakan 73% pemeriksaan spesimen bertujuan untuk skrining.

9 Pada kenyataannya, salah satu tolok ukur keberhasilan pelacakan kontak yang ditentukan WHO yaitu kesuksesan melacak dan mengkarantina 80% kontak erat dalam waktu 3 hari setelah kasus dikonfirmasi, hanya dapat dicapai oleh sedikit negara. https://www.nature.com/articles/d41586-020-03518-4

Antigen NAAT (PCR & TCM)

Gambar 5. Pemeriksaan Spesimen Berdasarkan Tujuan, 27 Agustus 2021

Gambar 3. Pemeriksaan Orang 2 Minggu Terakhir

Gambar 4. Pemeriksaan Spesimen Berdasarkan Tujuan, 27 Agustus 2021

• Kementerian Kesehatan menilai situasi dan penentuan indikator

penanggulangan COVID-19 diadaptasi dari Panduan WHO per November

20209. Salah satunya adalah penentuan target testing berdasarkan positivity

rate. Idealnya positivity rate adalah pada populasi yang berisiko yaitu yang

kontak erat dan suspek. Namun proporsi pemeriksaan spesimen sangat jauh

dari ideal, dikarenakan 73% pemeriksaan spesimen bertujuan untuk skrining.

9 Pada kenyataannya, salah satu tolok ukur keberhasilan pelacakan kontak yang ditentukan WHO yaitu kesuksesan melacak dan mengkarantina 80% kontak erat dalam waktu 3 hari setelah kasus dikonfirmasi, hanya dapat dicapai oleh sedikit negara. https://www.nature.com/articles/d41586-020-03518-4

Antigen NAAT (PCR & TCM)

Page 8: IKHTISAR MINGGUAN COVID-19 Indonesia, 21 - 27 Agustus 2021

8 Ikhtisar Mingguan COVID-19 di Indonesia

• Kementerian Kesehatan menilai situasi dan penentuan indikator penanggulangan COVID-19 diadaptasi dari Panduan WHO per November 20208. Salah satunya adalah penentuan target testing berdasarkan positivity rate. Idealnya positivity rate adalah pada populasi yang berisiko yaitu yang kontak erat dan suspek. Namun proporsi pemeriksaan spesimen sangat jauh dari ideal, dikarenakan 73% pemeriksaan spesimen bertujuan untuk skrining.

• Membandingkan NAAT dan RDT9, maka memilih pemeriksaan RDT akan lebih memudahkan untuk pemeriksaan dengan tujuan skrining. Proporsi metode pemeriksaan tes menguatkan hal ini dikarenakan jumlah pemeriksaan dengan metode pemeriksaan antigen (RDT) jauh lebih tinggi daripada pemeriksaan NAAT (PCR dan TCM).

Gambar 6. Kontak Erat Menjadi Konfirmasi, 27 Agustus 2021

• Hasil testing akan menentukan sasaran tracing, begitu juga sebaliknya hasil tracing akan menentukan sasaran testing. Mengingat jumlah tracing dan testing yang masih rendah, keduanya saat ini perlu ditingkatkan.

• Penilaian kapasitas testing dibentuk dari positivity rate, dimana jumlah kasus menjadi pembentuk positivity rate. Begitu juga dengan kapasitas tracing, jumlah kasus juga menjadi pembentuk ukuran kapasitas yang ditentukan melalui jumlah kontak erat per kasus konfirmasi.

KONDISI PER REGIONAL• Regional Sumatera

Jumlah kasus baru di Regional Sumatera sudah semakin menurun. penurunan terjadi di seluruh provinsi, penurunan tertinggi terjadi di Kep. Riau sebesar -49,7% dan penurunan

8 Pada kenyataannya, salah satu tolok ukur keberhasilan pelacakan kontak yang ditentukan WHO yaitu kesuksesan melacak dan mengkarantina 80% kontak erat dalam waktu 3 hari setelah kasus dikonfirmasi, hanya dapat dicapai oleh sedikit negara. https://www.nature.com/articles/d41586-020-03518-49 https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/hcp/testing-overview.html

Page 9: IKHTISAR MINGGUAN COVID-19 Indonesia, 21 - 27 Agustus 2021

9Ikhtisar Mingguan COVID-19 di Indonesia

terendah terjadi di Sumatera Barat (-7,1%). Namun jumlah kematian justru mengalami peningkatan di beberapa provinsi, bahkan di Provinsi Bengkulu, peningkatan jumlah kematian hingga 60% dari minggu sebelumnya. Padahal, bila dilihat dari status transmisi komunitas, Bengkulu sudah memasuki level 2 dan juga BOR pada level memadai, serta tren rawat inap cenderung menurun. Perlu ditinjau penanganan pasien yang terkonfirmasi positif di Bengkulu terutama yang melakukan isolasi mandiri

• Regional Jawa-BaliKasus aktif di Regional Jawa Bali sudah menurun sebesar -27,1% dari minggu sebelumnya, namun di Jawa Barat jumlah kasus aktif mengalami kenaikan sebesar 47,7% dan jumlah kematian juga meningkat 60,6% dibanding dengan minggu sebelumnya.

• Regional KalimantanJumlah kasus aktif dan kematian baru menurun di seluruh provinsi di Regional Kalimantan. Penurunan kasus aktif tertinggi di provinsi Kalimantan Tengah (-42,7%) dan penurunan jumlah kematian tertinggi di provinsi Kalimantan Timur (-47,0%)

• Regional SulawesiSeluruh provinsi di Regional Sulawesi, mengalami penurunan jumlah kasus. untuk jumlah kasus kematian, Provinsi Sulawesi Barat mengalami peningkatan 42,9% dibanding dengan minggu sebelumnya. padahal, kasus baru dari 2 minggu sebelumnya di provinsi Sulawesi Barat sudah menunjukan tren penurunan.

• Regional Nusa Tenggara, Maluku dan PapuaSecara umum regional Nusa Tenggara, Maluku dan Papua menunjukan penurunan kasus kecuali di Provinsi Maluku Utara mengalami peningkatan kasus baru sebesar 41,6% dan jumlah kematian juga meningkat 6,3% dibanding minggu sebelumnya. Pada Provinsi Maluku, sudah 2 minggu terjadi pola menurunnya kasus, namun diikuti dengan meningkatnya kematian bahkan di Maluku peningkatan kematian hingga 60%.

Pola menurunnya kasus namun diikuti dengan meningkatnya kematian, terjadi di berbagai provinsi, perlu penyelidikan lebih lanjut mengenai hal tersebut agar teridentifikasi penyebab pola tersebut dialami oleh provinsi di semua regional.

SEKUENSING VIRUS SARS-COV-2 DI INDONESIA• Pada minggu epidemiologi ke-34, telah dilakukan sekuensing virus SARS-CoV-2 sebanyak

416 kasus konfirmasi dari provinsi Aceh, Bali, Bangka Belitung, DIY Yogyakarta, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Maluku Utara, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tenggara, Sumatera Barat, Sumatera Utara.

• Hasil sekuensing dapat diindentifikasi Varian of Concern (VoC) Delta sebanyak 97,6% (406/416) kasus yang diambil sampelnya pada bulan Juli dan Agustus. Tidak

Page 10: IKHTISAR MINGGUAN COVID-19 Indonesia, 21 - 27 Agustus 2021

10 Ikhtisar Mingguan COVID-19 di Indonesia

ada penambahan kasus VoC Alpha dan Beta pada minggu ke-34. Varian lain selain VoC dan VoI yang dominan di Indonesia diidentifikasi sebanyak 2,4% (10/416) kasus (B.1.466.2).

• Pengelompokan lineage, VoC, maupun VoI dianalisis dengan aplikasi Pangoline (github.com/cov-lineages/pangolin). Varian Alpha adalah lineage B.1.1.7. Varian Beta lineage B.1.351, terbagi menjadi 4 sub-lineage yaitu (B.1.351.1, B.1.351.2, B.1.351.3, B.1.351.4). Sedangkan varian Delta B.1.617.2 terbagi menjadi sub lineage AY1-AY12. Hasil analisis pengelompokan lineage oleh aplikasi Pangolin dapat berubah seiring waktu dengan adanya pertambahan data genom dan perbaharuan aplikasi.

Gambar 7. Sebaran sekuens virus SARS-CoV-2 dan VoC di Indonesia pada minggu ke-34.

Tabel 2. Distribusi penambahan jumlah sekuens dan VoC Alpha, Beta, dan Delta di setiap provinsi pada minggu ke-34 (21-27 Agustus 2021) berdasarkan tanggal publikasi GISAID. Penambahan sekuens dan VoC di minggu ke-34 ditandai dengan huruf merah.

No ProvinsiTOTAL Sekuens Total Varian Alpha Total Varian Beta Total Varian Delta

21 Agus-tus 2021

27 Agus-tus 2021

21 Agus-tus 2021

27 Agus-tus 2021

21 Agus-tus 2021

27 Agus-tus 2021

21 Agus-tus 2021

27 Agus-tus 2021

1 Aceh 46 48 0 0 0 0 18 18

2 Bali 458 459 1 1 1 1 23 23

3 Bangka Belitung 6 28 0 0 0 0 5 27

4 Banten 178 178 0 0 0 0 22 22

5 Bengkulu 8 8 0 0 0 0 3 3

6 DI Yogyakarta 77 78 0 0 0 0 20 20

7 Gorontalo 3 3 0 0 0 0 1 1

8 Jakarta 1286 1421 37 37 12 12 617 751

9 Jambi 359 359 0 0 0 0 1 1

Page 11: IKHTISAR MINGGUAN COVID-19 Indonesia, 21 - 27 Agustus 2021

11Ikhtisar Mingguan COVID-19 di Indonesia

No ProvinsiTOTAL Sekuens Total Varian Alpha Total Varian Beta Total Varian Delta

21 Agus-tus 2021

27 Agus-tus 2021

21 Agus-tus 2021

27 Agus-tus 2021

21 Agus-tus 2021

27 Agus-tus 2021

21 Agus-tus 2021

27 Agus-tus 2021

10 Jawa Barat 819 854 10 10 2 2 287 322

11 Jawa Tengah 284 285 1 1 0 0 190 191

12 Jawa Timur 190 190 2 2 2 2 20 20

13 Kalimantan Barat 57 58 0 0 0 0 28 28

14 Kalimantan Selatan 74 77 1 1 0 0 16 17

15 Kalimantan Tengah 38 38 0 0 0 0 3 3

16 Kalimantan Timur 250 364 0 0 0 0 187 299

17 Kalimantan Utara 30 30 0 0 0 0 16 16

18 Kep Riau 184 184 7 7 0 0 3 3

19 Lampung 13 13 1 1 0 0 3 3

20 Maluku 13 13 0 0 0 0 10 10

21 Maluku Utara 1 31 0 0 0 0 0 30

22 NTB 59 62 0 0 0 0 42 46

23 NTT 139 139 0 0 0 0 102 102

24 Papua 25 25 0 0 0 0 12 12

25 Papua Barat 28 28 0 0 0 0 12 12

26 Riau 51 54 1 1 0 0 27 30

27 Sulawesi Barat 23 23 0 0 0 0 0 0

28 Sulawesi Selatan 68 68 0 0 0 0 14 14

29 Sulawesi Tengah 34 34 0 0 0 0 20 20

30 Sulawesi Tenggara 3 23 0 0 0 0 0 20

31 Sulawesi Utara 21 21 0 0 0 0 8 8

32 Sumatera Barat 268 269 0 0 0 0 75 75

33 Sumatera Selatan 43 43 1 1 0 0 9 9

34 Sumatera Utara 221 268 2 2 0 0 29 73

Total 5360 5776 64 64 17 17 1823 2229

• Teridentifikasi kasus varian Delta pertama kali pada satu minggu terakhir di provinsi Maluku Utara pada sampel yang diambil pada bulan Juli 2021 pada saat terjadi lonjakan kasus COVID-19. Jika dibandingkan dengan tren kenaikan kasus di DKI Jakarta karena varian delta, tren serupa menununjukan kenaikan di Maluku Utara.

Page 12: IKHTISAR MINGGUAN COVID-19 Indonesia, 21 - 27 Agustus 2021

12 Ikhtisar Mingguan COVID-19 di Indonesia

Gambar 8. Tren kasus COVID-19 di provinsi Maluku Utara yang dibandingkan dengan kasus COVID-19 di DKI Jakarta. Garis Biru menunjukkan tren kasus di DKI Jakarta, sedangkan garis oranye menunjukkan tren kasus di provinsi Maluku Utara. Garis vertikal menunjukkan tanggal ambil spesimen kasus pertama varian Delta yang diidentifikasi dengan metoda WGS dari provinsi DKI Jakarta (hijau) dan provinsi Maluku Utara (merah).

• Varian Delta atau B.1.617.2, pertama kali diidentifikasi di India pada Oktober 2020, kini menjadi varian yang menjadi perhatian global. Varian tersebut terus bermutasi & sekarang memiliki total 13 sub-varian, dari AY.1 hingga AY.12 — dan yang terbaru, AY.3.1. Berdasarkan website outbreak.info, reklasifikasi varian Delta (subvarian) bertujuan untuk membantu mikro-epidemiologi dan tidak didasarkan pada akuisisi mutasi yang signifikan. Dengan demikian, saat ini tidak diketahui apakah AY.4-AY.12 berbeda secara klinis dengan varian Delta induknya B.1.617.2, walaupun ada laporan sub-varian AY.12 cepat menjadi dominan di Israel dan India. Varian Delta AY.12 kehilangan mutasi G142D pada protein Spike (S), jika dibandingkan dengan dengan varian Delta B.1.617.2. Dampak fungsional dari perubahan antara Delta dan AY.12 tidak diketahui tetapi keduanya tampak sangat mirip pada tingkat molekuler. Perbandingan dan prevalensi mutasi varian Delta dengan sub-varian keturunannya seperti terlihat di gambar 3.

• Dua negara melaporkan pertumbuhan yang cepat dan dominan dari sub-varian AY-12 yaitu Israel (> 50%) dan yang terjadi baru- baru ini yaitu India (4%) seperti yang terlihat dari laporan https://outbreak.info/situation-reports?pango=AY.12&selected=IND&loc=ISR&loc=IDN&loc=IND (gambar 3). Berbeda dengan Indonesia, sub varian yang lebih dominan adalah AY-4 (14,1%) dibandingkan dengan AY-12 (0,9%). Perbedaan secara klinis maupun epidemiologi dari sub-varian AY-12 dan AY-4 masih perlu ditelusuri lebih lanjut. Monitoring dan pemeriksaan WGS dari sampel yang dikoleksi secara rutin dari semua wilayah di Indonesia.

Page 13: IKHTISAR MINGGUAN COVID-19 Indonesia, 21 - 27 Agustus 2021

13Ikhtisar Mingguan COVID-19 di Indonesia

Gambar 9. Prevalensi dan jenis mutasi varian dan sub-varian Delta

Gambar 10. Prevalensi sub-varian AY-12 khususnya Israel, India, dan Indonesia.

Page 14: IKHTISAR MINGGUAN COVID-19 Indonesia, 21 - 27 Agustus 2021

14 Ikhtisar Mingguan COVID-19 di Indonesia

VAKSINASI

Gambar 4. Prevalensi sub-varian AY-12 khususnya Israel, India, dan Indonesia.

VAKSINASI

Gambar 1. Sandingan Kasus, Kematian dan Persentase Cakupan Vaksinasi

Nasional Sejak Dimulainya Vaksinasi (per 27 Agustus 2021)

8/27/2021, 6,800

-

50,000

100,000

150,000

200,000

250,000

300,000

350,000

-

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

1/15/2021

2/15/2021

3/15/2021

4/15/2021

5/15/2021

6/15/2021

7/15/2021

8/15/2021

Angk

a Ka

sus d

an K

emat

ian

Pers

enta

se D

osis

Tanggal

Persentase Dosis 1 Persentase Dosis 2 Kasus Kematian

Gambar 11. Sandingan Kasus, Kematian dan Persentase Cakupan Vaksinasi Nasional Sejak Dimulainya Vaksinasi (per 27 Agustus 2021)

• Vaksinasi diharapkan dapat memberikan perlindungan terhadap transmisi dan keparahan penyakit yang dimanifestasikan pada kematian akibat Covid-19. Perbandingan tren kasus dan kematian dengan status vaksin pada data di atas sejalan dengan hal ini. Ketika tren pemberian vaksin meningkat signifikan diantara bulan Juli sampai dengan Agustus, maka tren kasus dan kematian mulai menunjukkan penurunan (Gambar 1). Banyak faktor yang secara simultan mempengaruhi turunnya angka kasus dan kematian, salah satu yang berpengaruh signifikan yaitu percepatan pemberian vaksin yang merata seluruh daerah di Indonesia. Namun saat ini hanya DKI Jakarta yang mencapai lebih dari 50% penduduknya sudah mendapatkan vaksin dosis 2. Angka kasus dan kematian juga masih bias dari segi waktu, karena pencatatan angka harian masih tergabung dengan pencatatan yang terlambat dilaporkan di hari-hari sebelumnya.

Page 15: IKHTISAR MINGGUAN COVID-19 Indonesia, 21 - 27 Agustus 2021

15Ikhtisar Mingguan COVID-19 di Indonesia

Gambar 2. Jumlah Penduduk Dengan 2 Dosis, 1 Dosis dan 0 Dosis (per 27 Agustus

2021)

Keterangan: Vaksin 2 dosis : penduduk yang sudah mendapatkan vaksin dosis ke satu dan dua. Vaksin 1 dosis : penduduk yang baru mendapatkan vaksin dosis ke satu. 0 dosis : penduduk yang belum mendapatkan vaksin berdasarkan target. • Jawa Barat menunjukkan paling banyak jumlah penduduk yang belum

mendapatkan vaksin ( 29 juta jiwa dari target sekitar 37 juta jiwa). Provinsi paling

banyak penduduknya yang telah mendapatkan vaksin 2 dosis adalah DKI Jakarta,

yaitu sekitar 4,9 juta jiwa, disusul Bali, Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Timur,

Sumatera Utara, dan Banten. Sedangkan 27 provinsi lainnya hanya mencapai

puluhan hingga ratusan ribu jiwa saja. Jumlah penduduk yang mendapatkan

vaksin saat ini memang telah terpusat di Jawa dan Bali, diharapkan pelayanan

4,955

29,012

1 10 100 1,000 10,000 100,000

DKI JAKARTABALI

KALTARAPAPUA BARAT

GORONTALOMALUKU UTARA

SULBARBABEL

MALUKUBENGKULU

KEPRISULTRA

KALTENGSULUT

SULTENGPAPUAJAMBI

KALTIMDIY

KALSELNTT

KALBARNTB

ACEHSUMBAR

RIAUSUMSEL

LAMPUNGSULSEL

BANTENSUMUT

JAWA TENGAHJAWA TIMURJAWA BARAT

Vaksin 2 Dosis Vaksin 1 Dosis 0 Dosis

Gambar 12. Jumlah Penduduk Dengan 2 Dosis, 1 Dosis dan 0 Dosis (per 27 Agustus 2021)

Keterangan: Vaksin 2 dosis : penduduk yang sudah mendapatkan vaksin dosis ke satu dan dua.Vaksin 1 dosis : penduduk yang baru mendapatkan vaksin dosis ke satu.0 dosis : penduduk yang belum mendapatkan vaksin berdasarkan target.

• Jawa Barat menunjukkan paling banyak jumlah penduduk yang belum mendapatkan vaksin ( 29 juta jiwa dari target sekitar 37 juta jiwa). Provinsi paling banyak penduduknya yang telah mendapatkan vaksin 2 dosis adalah DKI Jakarta, yaitu sekitar 4,9 juta jiwa, disusul Bali, Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Utara, dan Banten. Sedangkan 27 provinsi lainnya hanya mencapai puluhan hingga ratusan ribu jiwa saja. Jumlah penduduk yang mendapatkan vaksin saat ini memang telah terpusat di Jawa dan Bali, diharapkan pelayanan vaksin mulai digencarkan ke luar Jawa dan Bali untuk memeratakan persentase penduduk yang mendapatkan vaksin guna menciptakan herd immunity secara tepat.

Page 16: IKHTISAR MINGGUAN COVID-19 Indonesia, 21 - 27 Agustus 2021

16 Ikhtisar Mingguan COVID-19 di Indonesia

vaksin mulai digencarkan ke luar Jawa dan Bali untuk memeratakan persentase

penduduk yang mendapatkan vaksin guna menciptakan herd immunity secara

tepat.

Gambar 3. Cakupan Vaksinasi 2 Dosis, 1 Dosis dan 0 Dosis Terhadap Target

Sasaran Vaksinasi (per 27 Agustus 2021)

Keterangan: %Vaksin 2 dosis : persentase penduduk yang sudah mendapatkan vaksin dosis ke satu dan dua. %Vaksin 1 dosis : persentase penduduk yang baru mendapatkan vaksin dosis ke satu. %0 dosis : persentase penduduk yang belum mendapatkan vaksin berdasarkan target.

• DKI Jakarta adalah satu-satunya provinsi yang berdasarkan target tidak lagi

terdapat masyarakat yang dengan nol dosis vaksin. Capaian DKI Jakarta untuk

masyarakat yang telah mendapatkan vaksin pertama melebihi 100% (Gambar 3).

Syarat administrasi untuk mendapatkan vaksin dilonggarkan, hanya dengan

menunjukkan kartu identitas penduduk maka mereka yang beralamat di luar DKI

Jakarta bisa mendapatkan layanan vaksin di area DKI Jakarta. Mengingat DKI

Jakarta adalah wilayah dengan lalu lintas penduduk yang sangat tinggi, maka

persentase ini dapat terus bertambah.

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

DKI J

AKAR

TABA

LIKE

PRI

DIY

SULU

TJA

MBI

JAW

A TI

MUR

BANT

ENKA

LTEN

GBA

BEL

KALT

IMPA

PUA

BARA

TJA

WA

TENG

AHGO

RONT

ALO

KALT

ARA

SULS

ELJA

WA

BARA

TSU

LTRA

SUM

UTRI

AUBE

NGKU

LUSU

LBAR

SUM

SEL

MAL

UKU

ACEH NT

TSU

LTEN

GKA

LSEL

NTB

KALB

ARPA

PUA

MAL

UKU

UTAR

ASU

MBA

RLA

MPU

NG

Vaksin 2 Dosis Vaksin 1 Dosis 0 Dosis

Gambar 13. Cakupan Vaksinasi 2 Dosis, 1 Dosis dan 0 Dosis Terhadap Target Sasaran Vaksinasi (per 27 Agustus 2021)

Keterangan: %Vaksin 2 dosis : persentase penduduk yang sudah mendapatkan vaksin dosis ke satu dan dua.%Vaksin 1 dosis : persentase penduduk yang baru mendapatkan vaksin dosis ke satu.%0 dosis : persentase penduduk yang belum mendapatkan vaksin berdasarkan target.

• DKI Jakarta adalah satu-satunya provinsi yang berdasarkan target tidak lagi terdapat masyarakat yang dengan nol dosis vaksin. Capaian DKI Jakarta untuk masyarakat yang telah mendapatkan vaksin pertama melebihi 100% (Gambar 3). Syarat administrasi untuk mendapatkan vaksin dilonggarkan, hanya dengan menunjukkan kartu identitas penduduk maka mereka yang beralamat di luar DKI Jakarta bisa mendapatkan layanan vaksin di area DKI Jakarta. Mengingat DKI Jakarta adalah wilayah dengan lalu lintas penduduk yang sangat tinggi, maka persentase ini dapat terus bertambah.

VAKSINASI DAN VARIAN• Analisa untuk mengetahui hubungan antara status vaksinasi dan varian virus SAR-CoV-2

telah dilakukan terhadap data 149 spesimen dengan data Nomer Induk Kependudukan (NIK) yang lengkap yang telah diidentifikasi jenis variannya berdasarkan whole genome sequencing (WGS).

• Data status vaksinasi diperoleh secara manual dari website Peduli Lindungi, dengan penggolongan hasil yang didapatkan yaitu sudah vaksinasi (vaksinasi 1 dan 2), belum vaksinasi, dan tidak ditemukan data vaksinasi. Hasil analisa awal, diindentifikasi 34,2% (51/149) kasus sudah mendapatkan vaksinasi. Sedangkan data dari keseluruhan kasus Delta, yang sudah menerima vaksinasi sebesar 31% (46/130), 18,7% (25/130) belum

Page 17: IKHTISAR MINGGUAN COVID-19 Indonesia, 21 - 27 Agustus 2021

17Ikhtisar Mingguan COVID-19 di Indonesia

mendapatkan vaksinasi, dan tidak ditemukan data apakah sudah divaksinasi atau belum sebanyak 46,6% (62/130) kasus. Perlu ditelusuri dengan analisa data gabungan pemeriksaan WGS dan data Peduli Lindungi untuk kasus yang lebih banyak dan lebih besar untuk mendapatkan rekomendasi lebih lanjut.

Tabel 3. Hubungan status vaksinasi dengan hasil pemeriksaan WGS

Vaksinasi Total Alpha Delta B.1.466.2Belum 25 0 25 0Sudah 51 0 46 5Tidak Ditemukan data 73 1 62 10Total 149 1 133 15

REKOMENDASI :1. Penguatan testing, tarcking dan tracing dengan melibatkan berbagai pihak pemerintah,

swasta bahkan masyarakat, testing dilakukan secara massive ditempat publik melalui drive thru dan pelayanan langsung seperti di mall, perkantoran, hotel dan tempat publik lain. Pelaksanaan 3T dengan menggunakan teknologi satu aplikasi, yang saat ini bisa teritengrasi dengan aplikasi yang ada seperti “peduli lindungi”, data individu mulai dari testing, tracking dan tracing di pantai melalui pergerakan dari mobile phone yang memuat berbagai informasi termasuk siapa saja yang menjadi kontak, mobilitasnya, informasi terkait dengan isoman, perawatan dan status senbuh atau meninggal, dan perlu ada sanksi bagi masyarakat yang tidak mematuhi aturan.

2. Sistem tracing-testing-treatment saling terkait untuk menentukan sasaran tracing-testing-treatment itu sendiri. Sistem 3T akan berkontribusi terhadap transmisi yang diindikasikan melalui jumlah kasus. Rendahnya tracing dan testing secara bersamaan akan menyulitkan interpretasi peran tracing, testing, isolasi dan karantina terhadap jumlah kasus. Dengan situasi ini, penilaian kapasitas testing dan tracing sebaiknya dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan yaitu:a. Penentuan jumlah target pemeriksaan berdasarkan jumlah tes maksimal per hari

yang mampu dilaksanakan tiap laboratorium dan alat PCR atau TCM. Dengan catatan pemeriksaan NAAT hanya diperuntukan untuk tujuan konfirmasi suspek dan kontak erat

b. Pemerataan sebaran laboratorium pemeriksaan NAAT pada tingkat kabupaten berdasarkan jumlah penduduk, jarak dan jaringan rujukan dari faskes ke laboratorium pemeriksa.

c. Penentuan target jumlah pemeriksaan antigen melalui RDT untuk tujuan pemeriksaan suspek atau kontak erat berdasarkan kapasitas pembiayaan, faskes dan SDM.

d. Jumlah tracer per 100.000 penduduk. Sebagai perbandingan, Amerika Serikat

Page 18: IKHTISAR MINGGUAN COVID-19 Indonesia, 21 - 27 Agustus 2021

18 Ikhtisar Mingguan COVID-19 di Indonesia

memperkirakan kebutuhan 30 tracer per 100.00010 penduduk selama lonjakan kasus.Jerman merencanakan 25 tracer per 100.000 penduduk, sedangkan Inggris telah memiliki hampir 32 tracer per 1000.000 penduduk.

Pendekatan penilaian bisa saja tidak untuk menggantikan indikator asesmen yang ada, namun dapat menjadi pelengkap sebagai indikator input dan proses mengingat intervensi yang sebenarnya ada pada tingkat input dan proses.

3. Perlu kewaspadan yang tinggi dengan dtemukannya Strain baru dari varian Delta atau B1617.2, dan varian delta dengan strain tersebut yang kemungkinan menjadi penyebab lonjakan kasus COVID-19 di Israel dan india, saat ini teridentifikasi di beberapa wilayah di Indonesia.

Tabel 4. Hasil WGS Varian Delta AY 12

No Provinsi Kabupaten/Kota Kasus1 Jawa Tengah Banyumas 12 Kaltim Samarinda 53 DKI Jakarta DKI Jakarta 374 Jawa Barat Bogor 35 Karawang 16 Sulawesi Utara 17 Nusa Tenggara Timur 18 DI Yogyakarta 19 Sumatera Barat Padang 310 Nusa Tenggara Barat Mataram 1

Total 54

Sumber data : gisaid 30 agustus 2021

ANNEXTabel Kasus-Kematian Baru 7 Hari Terakhir Per Regional

Indonesia

Regional Kasus Baru 7 Hari

Terakhir

Perubahan Kasus Baru dalam 7 Hari

Terakhir

Kematian Baru 7 Hari Terakhir

Perubahan Kema-tian Baru dalam 7

Hari Terakhir Jumlah Persen Jumlah Persen Jumlah Persen Jumlah Persen

Sumatera 23.731 22,4% -6.883 -22,5% 1.281 18,8% -162 -11,2%Jawa-Bali 55.402 52,2% -20.596 -27,1% 4.394 64,6% -1.431 -24,6%Kalimantan 12.697 12,0% -5.421 -29,9% 599 8,8% -316 -34,5%Sulawesi 8.811 8,3% -4.284 -32,7% 389 5,7% -119 -23,4%Nusra-Maluku-Papua 5.409 5,1% -2.127 -28,2% 137 2,0% -57 -29,4%INDONESIA 106.050 100,0% -39.311 -27,0% 6.800 100,0% -2.085 -23,5%

10 https://www.centerforhealthsecurity.org/our-work/pubs_archive/pubs-pdfs/2020/200410-national-plan-to-contact-tracing.pdf

Page 19: IKHTISAR MINGGUAN COVID-19 Indonesia, 21 - 27 Agustus 2021

19Ikhtisar Mingguan COVID-19 di Indonesia

Sumatera

Provinsi Kasus Baru 7 Hari

Terakhir

Perubahan Kasus Baru dalam 7 Hari

Terakhir

Kematian Baru 7 Hari Terakhir

Perubahan Kema-tian Baru dalam 7

Hari Terakhir Jumlah Persen Jumlah Persen Jumlah Persen Jumlah Persen

Aceh 2.416 10,2% -219 -8,3% 139 10,9% 34 32,4%Sumatera Utara 6.891 29,0% -1.279 -15,7% 215 16,8% 11 5,4%Sumatera Barat 2.511 10,6% -191 -7,1% 76 5,9% -43 -36,1%Riau 3.680 15,5% -1.942 -34,5% 208 16,2% -38 -15,4%Jambi 1.304 5,5% -812 -38,4% 61 4,8% 6 10,9%Sumatera Selatan 1.495 6,3% -413 -21,6% 141 11,0% -35 -19,9%Bengkulu 517 2,2% -265 -33,9% 56 4,4% 21 60,0%Lampung 1.760 7,4% -807 -31,4% 213 16,6% -95 -30,8%Kep. Bangka Belitung 2.399 10,1% -205 -7,9% 113 8,8% 18 18,9%Kepulauan Riau 758 3,2% -750 -49,7% 59 4,6% -41 -41,0%SUMATERA 23.731 100,0% -6.883 -22,5% 1.281 100,0% -162 -11,2%

Jawa-Bali

Provinsi Kasus Baru 7 Hari

Terakhir

Perubahan Kasus Baru dalam 7 Hari

Terakhir

Kematian Baru 7 Hari Terakhir

Perubahan Kema-tian Baru dalam 7

Hari Terakhir Jumlah Persen Jumlah Persen Jumlah Persen Jumlah Persen

DKI Jakarta 4.563 8,2% -1.879 -29,2% 99 2,3% -57 -36,5%Jawa Barat 21.548 38,9% 6.962 47,7% 1.283 29,2% 484 60,6%Jawa Tengah 6.791 12,3% -14.911 -68,7% 1.065 24,2% -1.320 -55,3%D I Yogyakarta 5.324 9,6% -1.834 -25,6% 221 5,0% -119 -35,0%Jawa Timur 10.575 19,1% -5.313 -33,4% 1.318 30,0% -340 -20,5%Banten 1.932 3,5% -743 -27,8% 48 1,1% -63 -56,8%Bali 4.669 8,4% -2.878 -38,1% 360 8,2% -16 -4,3%JAWA-BALI 55.402 100,0% -20.596 -27,1% 4.394 100,0% -1.431 -24,6%

Kalimantan

Provinsi Kasus Baru 7 Hari

Terakhir

Perubahan Kasus Baru dalam 7 Hari

Terakhir

Kematian Baru 7 Hari Terakhir

Perubahan Kema-tian Baru dalam 7

Hari Terakhir Jumlah Persen Jumlah Persen Jumlah Persen Jumlah Persen

Kalimantan Barat 1.898 14,9% -595 -23,9% 84 14,0% -8 -8,7%Kalimantan Tengah 1.411 11,1% -1.050 -42,7% 52 8,7% -12 -18,8%Kalimantan Selatan 3.123 24,6% -1.472 -32,0% 179 29,9% -58 -24,5%Kalimantan Timur 4.559 35,9% -1.600 -26,0% 233 38,9% -207 -47,0%Kalimantan Utara 1.706 13,4% -704 -29,2% 51 8,5% -31 -37,8%KALIMANTAN 12.697 100,0% -5.421 -29,9% 599 100,0% -316 -34,5%

Page 20: IKHTISAR MINGGUAN COVID-19 Indonesia, 21 - 27 Agustus 2021

20 Ikhtisar Mingguan COVID-19 di Indonesia

Sulawesi

Provinsi Kasus Baru 7 Hari

Terakhir

Perubahan Kasus Baru dalam 7 Hari

Terakhir

Kematian Baru 7 Hari Terakhir

Perubahan Kema-tian Baru dalam 7

Hari Terakhir Jumlah Persen Jumlah Persen Jumlah Persen Jumlah Persen

Sulawesi Utara 1.284 14,6% -301 -19,0% 40 10,3% -17 -29,8%Sulawesi Tengah 3.117 35,4% -1.734 -35,7% 134 34,4% -53 -28,3%Sulawesi Selatan 3.086 35,0% -1.455 -32,0% 126 32,4% -28 -18,2%Sulawesi Tenggara 483 5,5% -208 -30,1% 16 4,1% -16 -50,0%Gorontalo 398 4,5% -294 -42,5% 33 8,5% -17 -34,0%Sulawesi Barat 443 5,0% -292 -39,7% 40 10,3% 12 42,9%SULAWESI 8.811 100,0% -4.284 -32,7% 389 100,0% -119 -23,4%

Nusa Tenggara-Maluku-Papua

Provinsi Kasus Baru 7 Hari

Terakhir

Perubahan Kasus Baru dalam 7 Hari

Terakhir

Kematian Baru 7 Hari Terakhir

Perubahan Kema-tian Baru dalam 7

Hari Terakhir Jumlah Persen Jumlah Persen Jumlah Persen Jumlah Persen

Nusa Tenggara Barat 1.218 22,5% -242 -16,6% 41 29,9% -3 -6,8%Nusa Tenggara Timur 2.552 47,2% -1.422 -35,8% 55 40,1% -35 -38,9%Maluku 88 1,6% -73 -45,3% 8 5,8% 3 60,0%Maluku Utara 330 6,1% 97 41,6% 17 12,4% 1 6,3%Papua Barat 328 6,1% -129 -28,2% 13 9,5% -4 -23,5%Papua 893 16,5% -358 -28,6% 3 2,2% -19 -86,4%NUSRA-MALUKU-PAPUA 5.409 100,0% -2.127 -28,2% 137 100,0% -57 -29,4%