iing sarkim_505930053__ok
DESCRIPTION
ThesisTRANSCRIPT
1
KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK BAGI ANAK USIA DINI
DALAM PERSPEKTIF ISLAM
Tesis
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Islam ( M.Pd.I)
Program Studi Pendidikan Islam Konsentrasi Pendidikan Agama Islam
Oleh:
IING SARKIM
NIM : 505930053
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SYEKH NURJATI
CIREBON
2012
vii
ABSTRAK
IING SARKIM (505930053) : Konsep Pendidikan Akhlak bagi Anak Usia Dini
dalam Prespektif Islam
Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar
sepanjang rentangpertumbuhan dan perkembangan kehidupan manusia. Pada masa
usia dini, semua potensi anak berkembang sangat cepat. Islam sungguh memberikan
perhatian besar pada masalah-masalah pendidikan anak-anak, agar selalu menjaga
adab sopan santun yang tinggi dan sifat-sifat terpuji yang diharapkan dapat mendidik
generasi Muslim, melatih dan meluruskan tingkah lakunya, serta mengarahkannya
kepada perkataan, perbuatan dan sifat-sifat yang bernilai tinggi dan sebaliknya
meninggalkan ucapan, perbuatan dan sifat-sifat rendah yang tidak berfaedah.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana konsep
pendidikan akhlak dalam Islam ? 2. Apa urgensi pendidikan akhlak bagi anak usia
dini dalam perspektif Islam ? 3. Bagaimana karakteristik pendidikan akhlak anak
usia dini dalam perspektif Islam ?.
Tujuan dalam penelitian ini adalah.1. Menjelaskan konsep pendidikan akhlak
dalam Islam. 2. Menjelaskan urgensi pendidikan akhlak bagi anak usia dini dalam
perspektif Islam. 3. Menjelaskan karakteristik pendidikan akhlak anak usia dini
dalam perspektif Islam.
Peneliti dalam meneliti dan membahas tentang konsep pendidikan akhlak
anak usia dini dalam perspektif Islam ini menggunakan pendekatan kualitatif
dengan metoda non-interaksi yakni menggunakan teknik studi pustaka.
Hasil penelitian ini adalah: 1. Konsep pendidikan akhlak menurut Islam
adalah mencakup iman dan takwa kepada Allah, mengamalkan syariat dan
menerapkan sunnah dalam kehidupan sehari-hari, yang meliputi semua aspek
kehidupan manusia dalam hubungannya dengan Allah, sesama manusia atau
masyarakat, dengan diri sendiri, dan dengan lingkungan atau alam sekitar. Akhlak
adalah satu ilmu yang membahas tata nilai, hukum-hukum dengan prinsip-prinsip
tertentu untuk mengenal sifat-sifat keutamaan untuk dihayati dan diamalkan serta
mengenal sifat-sifat teercela untuk dijauhi. 2. Urgensi pendidikan akhlak bagi anak
usia dini dalam perspektif Islam adalah karena akhlak dapat membina dan memupuk
rohaniah anak usia dini dalam, membina dan membentuk tingkah laku serta
mengarahkannya ke arah kebaikan dan ketinggian juga mengingatkan bahaya-bahaya
keburukan dan kejahatan supaya masing-masing berusaha menjauhkan diri dari
jebakannya. Oleh pengaruh-pengaruh sifat negatif. Karena itu, akhlak yang Islami,
sangat penting diajarkan sedini mungkin. 3 Anak adalah sebuah mutiara yang patut
dijaga. Dijaga secara jasmani dan kerohaniannya. Pertumbuhan anak di usia dini
sangat penting dan menentukan. Apa yang terbentuk di usia itu akan mempengaruhi
tingkat kecerdasan dari watak/kepribadian anak selanjutnya. Karena itu, upaya
pembentukan anak harus mengacu pada pembentukan jasmani dan rohani yang
sesuai dengan karakter Islami. Karakteristik pendidikan Islami dimaksud adalah
karakter akhlak yang sesuai dengan tuntunan Rasulallah SAW.
ABSTRACT
IING SARKIM The concept of Moral Education for Early Childhood from
Islamic Perspective
Early age is an initial period of most important and fundamental and
development throughout human life. At the early age, all the potential of
children is growing very fast. Islam was largely focused on the educational
problems of children, in order to always maintain a high adab manners and
praiseworthy attributes that are expected to educate generations of
Muslims, train and straighten out her behavior, and pointed to the words,
deeds and traits high value and vice versa leave the words, deeds and traits
that are not useful low. Formulation of the problem in this study are: 1.
How does the concept of moral education in Islam? 2. What is the urgency
of moral education for young children in an Islamic perspective? 3. How do
the characteristics of early childhood character education in an Islamic
perspective?..1 goal in this study. Explain the concept of moral education in
Islam. 2. Explain the urgency of moral education for young children in an
Islamic perspective. 3. Describes the characteristics early childhood
character education in Islamic perspective. Researchers in researching and
discussing the concept of moral education in early childhood is an Islamic
perspective using a qualitative eapproach to the non-interaction method of
using literature techniques.The results of this study were: 1. The concept of
moral education in Islam is a cover of faith and piety to God, the practice of
sharia and sunna to apply in everyday life, which covers all aspects of
human life in relationship with God, fellow man or society, with
themselves, and with the surrounding natural environment or . Virtue is a
science that addresses the values, laws with certain principles to recognize
the primacy of the properties to be lived and practiced and familiar with the
properties to be shunned. 2. Urgency of moral education for young children
in the Islamic perspective is that morality can foster and nurture spiritual in
early childhood, fostering and shaping behavior and direct it toward the
good and the height also warned of the dangers of malice and wickedness
so that each tried to distance himself of the trap. By the negative influences
of nature. Therefore, the Islamic morals, taught as early as possible is very
important. 3 Kids is a pearl that should be maintained. Taken care of
physically and spiritually. Growth of children at an early age is crucial.
What is formed at that age will affect the level of intelligence of the
character / personality of the next child. Therefore, efforts to establish a
child should refer to the physical and spiritual formation according to the
Islamic character. Characteristics of Islamic education is meant moral
character in accordance with the guidance of Allah's Apostle SAW.
المبكرة الطفولة لمرحلة األخالقية التربية مفهوم : اانج ســـــا ر كيم المنظور اإلسالم فيسن مبكرة ه الفترة األولى األهم واألساسة، والتنمة طوال حاة
اإلنسان. ف سن مبكرة، وجمع إمكانات األطفال تنمو بسرعة جدا. لمة لألطفال، من أجل وتركز اإلسالم إلى حد كبر على المشاكل التع
الصفات الحمدة الت من المتوقع والحفاظ على األخالق العالة واألدب أن تعلم أجال من المسلمن، وتدرب وتقوم سلوكها، وأشار إلى
ترك ذلك األقوال واألفعال والصفات قمة عالة، والعكسشكلة صاغة الم منخفض. مفدة لست الت الكلمات،واالفعالوالصفات
. كف مكن لمفهوم التربة األخالقة ف ۱: ف هذه الدراسة هخالقة لألطفال الملحة إلى التربة األ الحاجة. ما ه ۲اإلسالم؟
المبكرة الطفولة خصائص . كف۳ سالم؟اإلالصغار ف منظورف هذه الدراسة. شرح مفهوم التربة هدف ؟ نظرإسالمة فوجهة
. شرح الحاجة الملحة إلى التربة األخالقة ۲سالم. األخالقة ف اإل. صف خصائص الطفولة ۳لألطفال الصغار ف وجهة نظر إسالمة.
مناقشة عن .الباحثون ف البحث وراإلسالمالمنظ فا تعلم المبكرةمفهوم التربة األخالقة ف مرحلة الطفولة المبكرة ه وجهة نظر
المكتبة تقنات باستخدام طرقةغرتفاعل ف سالم باستخدام نوعإلإ وكانت نتائج هذه الدراس
مفهوم التربة األخالقة ف اإلسالم هو غطاء من اإلمان والتقوى . ۱ الى هللا، وممارسة الشرعة والسنة لتطبق ف الحاة الومة، والت تغط جمع جوانب الحاة البشرة ف عالقة مع رجل، وهللا زمل أو
لمجتمع، مع أنفسهم، ومع البئة الطبعة المحطة بها أو . الفضلة ه االعلم الذي تناول القم والقوانن مع مبادئ معنة لالعتراف بسادة الخصائص إلى أن عش ومارس ومألوفة مع الخصائص أن منبوذة.
. الحاجة الملحة إلى التربة األخالقة لألطفال الصغار ف المنظور ۲سالم هو أن األخالق مكن أن عزز والتنشئة الروحة ف مرحلة اإل
الطفولة المبكرة، وتعزز وتشكل السلوك وتوجهه نحو الخر وارتفاع وحذر أضا من مخاطر الخبث والشر حتى أن كل وحاول أن نأى بنفسه من الفخ. من التأثرات السلبة للطبعة. ولذلك، فإن األخالق
أطفال لؤلؤة . ۳ درس ف أقرب وقت ممكن مهم جدا. تاإلسالمة، والت نبغ الحفاظ علها. االعتناء بها جسدا وروحا. نمو األطفال ف سن مبكرة أمر حاسم. وسوف تم تشكل ما ف هذه السن ؤثر على مستوى ذكاء للحرف / شخصة الطفل القادم. ولذلك، جب أن الجهود
جوع إلى تكون الجسمان والروح وفقا الرامة إلى إنشاء طفل الرلطابعها اإلسالم. وتهدف خصائص التربة اإلسالمة بالخلق وفقا
لتوجهات هللا والرسول وآله.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillaahi robbil’ Aalamiin, penulis bersyukur kepada Allah
yang telah memberikan hidayah, quwwwah dan rohmah-Nya terhadap
penulis, sehingga proposal penelitian dan penulisan tesis ini dapat
diselesaikan.
Penulis telah berusaha melakukan penelitian dan penulisan tesis ini
secara jujur dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan kemampuan
penulis.Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Prof. Dr. H. Maksum Mukhtar, M.Ag. Rektor IAIN Syekh Nurjati
Cirebon.
2. Prof. Dr. H. Jamali Syahrodi, M.Ag. Direktur Program Pascasarjana
IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
3. Dr. H. Ahmad Asmuni. MA, AsistenDirektur Program Pascasarjana
IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
4. Dr. A.R. Idham kholid, M.Ag, selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Islam Program Pascasarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon
5. Prof. Dr. H. Khoerul Wahidin, M.Ag. Selaku Pembimbing I
6. Dr. A.R. Idham kholid, M.Ag,selaku Pembimbing II
7. Pimpinan Pondok Modern Al-Ikhlash Ciawilor Ciawigebang yang
telah memberikan rekomendasi danmotivasi untuk melanjutkan
pendidikan S2.
8. Segenap dosen Program Pascasarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon
yang telah memberikan bekal pengetahuan kepada penulis dalam
menyelesaikan jenjang S-2.
9. Istri yang tercinta Endah Nuriah S.Pd.I dan anak- anak Hifni F.N,
Muh. Andria Luthfi, Sri Zakiah Nur dan Muh. Najib Mukhlash yang
telah memberikan motivasi untuk menyelesaikan tesis ini.
10. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan studi
Program Pascasarjana S-2 yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Akhir kata, penulis menyadari bahwasanya masih banyak
kesalahan dan kekurangan dalam penulisan tesis ini, oleh karena itu,
penulis berharap saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak demi
perbaikan di masa yang akan datang.
Semoga tesis ini bermanfa’at bagi diri penulis khususnya dan bagi
para pembaca pada umunya.
Cirebon, Juli 2012
Penulis
i
DAFTAR ISI
PERNYATAAN KEASLIAN
PERSETUJUAN PEMBIMBING
PERSETUJUAN TIM PENGUJI
ABSTRAK
ABSTRACT
AL-MULAKHAS
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL/GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I. PENDAHULUAN. 1 A. Latar Belakang Masalah……………………………………….……1
B. Rumusan Masalah………………………………………………… 8
C. Tujuan Penelitian…………………………………………………. 8
D. Kerangka Pemikiran………………………………………………..8
E. Langkah-Langkah Penelitian…………………………………….. 15
F. Tinjauan Pustaka. …………………………………………………16
G. Sistematika Pembahasan………………………………………… 17
BAB II. TUNTUNAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM ISLAM……… 19
A. Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Pendidikan Akhlak…….19
B. Dasar-Dasar dan Tujuan Pendidikan Akhlak……………………. 25
C. Ruang Lingkup Pendidikan Akhlak…………………………,….. 29
D. Metode Pendidikan Akhlak……………………………….…..… 39
E. Materi Pendidikan Akhlak………………………………………. 41.
BAB III. URGENSI PENDIDIKAN AKHLAK BAGI ANAK USIA DINI. 53
A. Pendidikan Anak Usia Dini……………………………………. 53
1. Pengertian Anak Usia Dini……………………………….. 53
2. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini……….………….. 57
3. Proses Pembelajaran bagi Anak Usia Dini…….…………. 60
B. Ciri-Ciri Perilaku dan Kepribadian Anak Usia Dini…………… 65
C. Pentingnya Pendidikan Akhlak Bagi Anak Usia Dini…………. 81
D. Tips-Tips Mendidik Anak Sejak Usia Dini……………………. 81
E. Kurikulum untuk Anak Usia Dini……………………………… 84
BAB IV. KARAKTERISTIK MENDIDIK AKHLAK ANAK USIA DINI
DALAM PRESPEKTIF ISLAM………………………………... 90
A. Karakteristik Perkembangan Anak Usia Dini………………... 90
B. Pendidikan Anak Dimulai dari Awal Pernikahan hingga
Hadir Seorang Anak dalam Rumah Tangga………………….. 96
C. Materi Pendidikan Akhlak bagi Anak Usia Dini…………… 114
D. Mendidik Anak Usia Dini secara Islami……………………. 132
2
E. Metode Pendidikan Akhlak bagi Anak Usia Dini…………… 133
F. Motede Rasulullah dalam Mendidik. 141
G. Pengaruh Pola Asuh Buruk Bagi Pergaulan Anak Usia Dini..150
BAB V. PENUTUP. 154
A. Kesimpulan…………………………………………………….154.
B. Saran. ………………………………………………………….155
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….. 157
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.
Anak-anak pada zaman sekarang berhadapan dengan berbagai
perubahan yang sangat pesat. Seiring dengan perubahan zaman yang semakin
maju sehingga pola pikir dan pola hidup manusia banyak mengalami
perubahan. Karena terpengaruh oleh budaya dan informasi yang sangat cepat
dari berbagai media.
Salah satu masalah yang sangat menghawatirkan adalah munculnya
berbagai media masa dan stasiun-stasiun televisi yang beraneka macam
dengan menyiarkan acara yang merusak dan cenderung mengajak kepada
kerendahan moral, sehingga dengan cepat akan ditiru oleh anak-anak yang
masih polos yang tidak tahu apa-apa.
Sejalan dengan perkembangan zaman sangat besar dampak pada
peradaban manusia dalam tatanan kehidupan. Dengan derasnya masuk
budaya asing telah menggeser sedikit demi sedikit karakter atau pun tabiat di
kalangan anak-anak terutama para remaja. Sebagai contoh banyak terjadi
tawuran siswa antar sekolah, baru-baru ini juga ditayangkan tentang
perkelahian antar siswa yang disaksikan oleh teman-temannya bahkan oleh
gurunya sendiri dan mereka membiarkannya seolah-olah menonton sebuah
pertandingan. Seorang anak berani menyakiti anak lain, pergaulan bebas,
narkoba dan yang lebih parah lagi seorang anak berani melakukan
pembunuhan dan berani menjarah milik orang lain.
2
Mereka tidak mempunyai rasa kasihan, respek, toleransi, sayang, dan
semacamnya. Ini semua berkaitan dengan nilai-nilai atau ajaran perilaku yang
baik yang biasanya pengajarannya bersumber dari agama dan moral atau
etika. Oleh sebab itu, maka pendidikan akhlak yang bersumber pada agama
Islam sangat penting diterapkan pada anak-anak sejak dini.
Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar
sepanjang rentang pertumbuhan dan perkembangan kehidupan manusia. Pada
masa usia dini, semua potensi anak berkembang sangat cepat. Fakta yang
ditemukan oleh ahli-ahli neurologi, menyatakan bahwa sekitar 50% kapasitas
kecerdasan manusia telah terjadi ketika usia 4tahun dan 80% telah terjadi
ketika berusia 8 tahun. Pertumbuhan fungsional sel-sel syaraf tersebut
membutuhkan berbagai situasi pendidikan yang mendukung, baik situasi
pendidikan keluarga, masyarakat maupun sekolah
Islam sungguh memberikan perhatian besar pada masalah-masalah
pendidikan anak-anak, agar selalu menjaga adab sopan santun yang tinggi dan
sifat-sifat terpuji yang diharapkan dapat mendidik generasi Muslim, melatih
dan meluruskan tingkah lakunya, serta mengarahkannya kepada perkataan,
perbuatan dan sifat-sifat yang bernilai tinggi dan sebaliknya meninggalkan
ucapan, perbuatan dan sifat-sifat rendah yang tidak berfaedah.
Imam Ibnu Qoyyim (T.t :525) mengatakan bahwa Sesuatu yang paling
dibutuhkan anak adalah penanaman akhlak mulia sebab anak akan tumbuh
dewasa berdasarkan kebiasaan yang ditanamkan anak sejak kecil, baik berupa
hasad, sombong mau menang sendiri dan masa bodoh sehingga ketika dewasa
3
sangat sulit mengkikis akhlak perbuatan yang sangat buruk tersebut. Anak-
anak akan tumbuh dewasa di atas karakter dan perangai yang buruk dan akan
muncul di masa dewasa nanti.
Sesungguhnya Rasulullah Saw telah menjelaskan kepada umatnya
adab dalam segala hal, seperti adab sopan santun, makan minum, berpakaian,
tidur, dan adab masuk kamar kecil dan lain-lain. Islam adalah satu-satunya
agama yang telah menggariskan metode kehidupan secara utuh. Di dalamnya
diatur segala urusan dan aspek kehidupan. Yang dapat mengantarkan orang
yang mengikutinya kepada kebahagiaan, ketenangan dan ketentraman jiwa di
dunia, serta sukses meraih surga dan menggapai kenikmatan abadi pada hari
kiamat.
Bagi seorang Muslim, akhlak yang terbaik ialah seperti yang terdapat
pada diri Nabi Muhammad Saw, karena sifat-sifat dan perangai yang terdapat
pada dirinya adalah sifat-sifat yang terpuji dan merupakan uswatun hasanah.
Yaitu contoh tauladan terbaik bagi seluruh kaum mislimin. Allah Swt.
memuji akhlak Nabi Muhamad Saw di dalam al-Quran surat (Al-Kalam : 4)
sebagaimana firman-Nya yang berbunyi:
خيق عظيم إول ىعي
Artinya: “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.”
Dasar akhlak Islamiyah terkandung di dalam risalah yang dibawa
oleh Rasulallah Saw. Risalah itu bersumberkan al-Quran dan as-Sunnah yang
dimanifestasikan oleh perbuatan dan cara hidup Rasulallah Saw. sendiri.
4
Perilaku dan cara hidup Rasulallah itu menjadi panutan dan contoh tauladan
untuk kesempurnaan hidup manusia baik jasmani maupun rohani.
Akhlak adalah pengetahuan yang menjelaskan tentang baik dan buruk
mengatur pergaulan manusia dan menentukan tujuan akhir dari usaha dan
kerjanya. Akhlak merupakan perilaku yang tampak atau terlihat dengan jelas
baik dalam kata maupun perbuatan yang dimotivasi oleh dorongan karena
Allah.
Islam sebagai agama yang sempurna menjadikan akhlak sebagai satu
cabang yang asasi sebagai program hidup individu, bahkan akhlak merupakan
tuntunan wajib bagi setiap orang. Untuk mencapai cita-cita akhlak yang baik
maka pembinaan dan pendidikan akhlak harus dimulai sejak dini.Usia dini
yang dimaksud dalam pembahasan tesis ini adalah usia anak pra sekolah yaitu
usia tiga sampai enam tahun.
Anak pada usia 3-6 tahun merupakan fase yang sangat penting dan
serius sebagaimana para ahli menyebutnya dengan masa Emas (golden age)
di mana pada masa ini anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan fisik
dan mental yang cepat.
Fase ini masa Emas (golden age) juga merupakan masa peka bagi
anak, anak mulai sensitif untuk menerima berbagai upaya perkembangan
seluruh potensi anak. Masa peka adalah masa terjadinya pematangan fungsi-
fungsi pisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh
ligkungan. Masa ini merupakan masa untuk meletakan dasar pertama dalam
mengembangkan kemampuan pisik, kognitif, bahasa sosial emosional, kosep
5
diri, disiplin, seni, kemandirian, moral dan nilai-nilai agama. Dengan
demikian fase ini merupakan fase pembinaan yang menjanjikan seperti
sebuah pohon yang baik akarnya, kuat, puncaknya menjulang ke langit.
Sebagaimana Allah berfirman Allah dalam al-Quran surat Ibrahim ayat 25:
ب أميب مو حيه بئرن سب م يتزمشن تؤت ٱلمثبه ىيىبس ىعي يضشة ٱلل [٥٢:٤١] Artinya: “Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin
Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk
manusia supaya mereka selalu ingat”.
Oleh sebab itu dibutuhkan kondisi dan stimulasi yang sesuai dengan
kebutuhan anak agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara
optimal.
Berangakat dari realita ini, para ulama mengatakan bahwa seorang
anak adalah amanat bagi kedua orang tuanya, yang harus dididik dan
diarahkan. Dan sudah terdapat fitrah beragama dalam jiwanya sejak lahir, hal
ini merupakan kemampuan dasar yang mengandung peluang untuk
berkembang, namun kualitas perkembangannya tergantung pada proses
pendidikan yang diterimanya atau dari faktor lingkungan yang
mempengaruhinya. Hal ini telah disabdakan oleh Nabi Muhammad Saw.
مو م ىد ي ىذ عيي اىفطشة فبباي يداو ا يىصشاو ا يمجسب و ساي اىبخب س
Artinya: “Setiap anak yang dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua
orang tuanyalah yang mendidiknya menjadi Yahudi, Nasrani atau
Majusi. (H.R Bukhori ).
6
Benih jiwa keagamaan yang bersifat umum yang terkandung dalam
makna fitrah itulah menjadi dorongan internal (dari dalam) berproses secara
interaktif dengan pengaruh pendidikan yang dilakukan oleh pendidik (guru)
orang tuanya sebagai pendidik pertama. Dengan demikian guru dan orang tua
berkewajiban memberikan bimbingan, arahan dan memberikan pendidikan
kepada anak-anak agar memiliki nilai-nilai kepribadian yang bernuansa
agama yang dapat memilih, memutuskan, serta berbuat dan bertanggung-
jawab sesuai dengan nilai-nilai yang dimilikinya.
Mengenai besarnya tanggungjawab dalam mendidik anak, maka Imam
Ibnu Qoyyim Al-Jauziyah (Buletin An-Nur edisi 489 tanggal 25 maret 2005)
menyatakan bahwa: “Barangsiapa yang melalaikan pendidikan anaknya yakni
dengan tidak mengajarkan hal-hal yang bemanfaat, membiarkan mereka
terlantar maka sungguh dia telah berbuat buruk yang teramat sangat”.
Mayoritas anak yang jatuh ke dalam kerusakan tidak lain karena
kesalahan orang tuanya dan tidak ada perhatian terhadap anak-anaknya, juga
tidak mengajarkan kepada mereka tentang kewajiban agama dan contoh-
contoh yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad, sehingga anak-anak
seolah-olah diterlantarkan sejak kecil, pada akhirnya tidak memberikan
manfaat bagi dirinya dan orang tuanya.
Berdasarkan pemikiran di atas penulis merasa tertarik untuk meneliti
lebih lanjut masalah-masalah yang mengakibatkan kemerosotan akhlak di
kalangan anak dan remaja sehingga tahu akar permasalahan yang terjadi.
7
Sangatlah sadar bahwa mendidik anak bukanlah hal yang mudah dan
tidak bisa dilakukan secara serampangan tapi harus berpola dengan metode
yang baik dan sesuai dengan karakter anak itu sendiri agar pendidikan anak
ini dapat tercapai sesuai dengan harapan.
Agama sangat memperhatikan tentang pendidikan anak sebagaimana
halnya yang terjadi pada Luqman mengajarkan anaknya sejak kecil dengan
nilai-nilai ketauhidan (agama) sebagaimana terabadikan dalam al-Quran surat
Luqman ayat 13:
إر قبه ىقمبن البى يعظ يببىي ال تششك ببلل إن اىششك ىظيم عظيم
Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia
memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu
mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah)
adalah benar-benar kezaliman yang besar".
Inilah awal pendidikan yang dilakukan oleh seorang hamba yang
sangat soleh yaitu Luqmanul Hakim, dan ini pula bentuk tanggungjawab
orang tua terhadap anaknya.
Berdasarkan realita saat ini dekadensi moral anak terjadi di mana-
mana sehinga mengundang perhatian bagi semua kalangan. Sebab itu, penulis
mencoba untuk mengkaji dan menguraikan tentang pendidikan akhlak bagi
anak usia dini menurut Islam dengan judul: “Konsep Pendidikan Akhlak
bagi Anak Usia Dini dalam Perspektif Islam “
8
B. Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan
beberapa masalah sebagai fokus penelitian yaitu:
1. Bagaimana konsep pendidikan akhlak dalam Islam ?
2. Apa urgensi pendidikan akhlak bagi anak usia dini dalam perspektif Islam ?
3. Bagaimana karakteristik pendidikan akhlak anak usia dini dalam perspektif
Islam ?
C. Tujuan Penelitian.
Berdasarkan pada perincian pertanyaan di atas maka tujuan penelitian
adalah:
1. Untuk menjelaskan konsep pendidikan akhlak dalam Islam ?
2. Untuk menjelaskan urgensi pendidikan akhlak bagi anak usia dini dalam
perspektif Islam ?
3. Untuk menjelaskan karakteristik pendidikan akhlak anak usia dini dalam
perspektif Islam ?
D. Kerangka Pemikiran.
Angapan bahwa pendidikan baru bisa dimulai setelah usia Sekolah
Dasar (7 tahun) ternyata tidak benar. Bahkan pendidikan yang dimulai pada
usia Taman Kanak-Kanak (4-6tahun) pun dianggap sudah terlambat. Menurut
hasil penilitian, pada usia 4 tahun pertama, separuh kapasitas kecerdasan
manusia sudah terbentuk. Artinya, kalau pada usia tersebut otak anak tidak
9
mendapat rangsangan yang maksimal, maka potensi otak anak tidak akan
berkembang secara optimal.
Anak adalah potensi utama bagi masa depan bangsa. Mereka tidak
hanya sebagai cikal bakal penerus bangsa, tetapi juga sebagai individu yang
diharapkan memiliki daya saing tinggi. Mereka memegang peranan penting
dan tanggungjawab yang besar bagi bangsa. Kepribadian dan kualitas individu
pada masa dewasa sangat dipengaruhi oleh pengalaman dan pendidikan yang
diperoleh pada masa kanak-kanak. Pemeliharaan Kesehatan bagi anak-anak
juga sangat penting. Kualitas anak sangat dipengaruhi kesehatan selama masa
tumbuh kembang anak.
Anak pada golongan usia dini adalah masa rawan sehingga perlu
mendapat pelayanan kesehatan lebih dalam karena anak mudah terinfeksi atau
kekurangan gizi. Oleh karena itu, diperlukan perhatian khusus terhadap anak-
anak tentang pendidikan dan pemantauan kesehatan dalam proses
perkembangan mereka. Namun seiring dengan proses modernisasi, terutama di
Kota-kota besar antara lain ditandai dengan bergesernya peran dan fungsi
keluarga.
Banyaknya wanita atau ibu yang tidak hanya berfungsi sebagai
pendamping suami dan pengasuh anak dalam keluarga, tetapi juga berfungsi
sebagai pencari nafkah telah menandai adanya perubahan fungsi dan peran
wanita atau ibu.
Beberapa alasan seorang wanita bekerja antara lain karena faktor
ekonomi, untuk mengatasi kebosanan dan kesepian di rumah, keinginan untuk
10
berteman, mengejar karier, mengejar status, dan lain-lain. Hal ini
mengakibatkan anak-anak tidak memperoleh kasih sayang dari orang tua
mereka secara penuh sehingga kebutuhan dasar anak untuk proses tumbuh
kembangnya tidak terpenuhi secara optimal.
Kebutuhan dasar bagi anak berupa kebutuhan fisik, kasih sayang/emosi,
dan pendidikan pra sekolah yang seharusnya menjadi tanggungjawab orang
tua. Sehingga dengan adanya fenomena ini dikhawatirkan akan munculnya
generasi yang haus kasih saying dan timbulnya dekadensi moral dan
merosotnya akhlak. Oleh karena itu perlu adanya pendidikan akhlak bagi anak
usia dini.
Pendidikan akhlak merupakan bagian besar dari isi pendidikan Islam.
Posisi ini terlihat dari kedudukan al-Quran sebagai referensi paling penting
tentang akhlak bagi kaum muslimin: Individu, keluarga, masyarakat, dan
ummat.
Akhlak merupakan buah Islam yang bermanfaat bagi manusia dan
kemanusiaan serta membuat hidup dan kehidupan menjadi baik. Akhlak
merupakan alat kontrol psikis dan sosial bagi individu dan masyarakat tanpa
akhlak, masyarakat manusia tidak akan berbeda dari kumpulan binatang.
Akhlak atau sistem perilaku ini terjadi melalui suatu konsep
seperangkat pengertian tentang apa dan bagaimana sebaiknya akhlak itu harus
terwujud. Konsep atau seperangkat pengertian tentang apa dan bagaimana
sebaiknya akhlak itu, disusun oleh manusia di dalam sistem idenya.( Zakiah
Darajat tt: 238-239)
11
Melalui pendekatan Ilmu Akhlak, Abudin Nata (1997:147-149)
memaparkan ruang lingkup Akhlak Islami kepada tiga bagian, yaitu :
(a) Akhlak kepada Allah. Yang dimaksud dengan akhlak kepada Allah adalah
sikap atau perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk
kepada Allah Sang Khalik. Di dalam agama Islam dikenal dengan istilah
hubungan dengan Allah (Mu’âmalat ma’a Allâh). (b) Akhlak terhadap sesama
manusia. Sikap ini merupakan hak dan kewajiban manusia dalam rangka
melangsungkan kontak sosial dengan sesama manusia. Cakupannya berkisar
pada pergaulan, perdagangan, bertetangga, ucapan, perbuatan dan lain
sebagainya dalam hidup bermasyarakat. (c) Akhlak terhadap lingkungan.
Lingkungan mengandung arti segala sesuatu yang yang ada di sekitar manusia,
baik binatang, tumbuh-tumbuhan, maupun benda-benda tak bernyawa.
Kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia menempati tempat yang
penting sekali, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat dan
bangsa. Sebab jatuh bangunnya, jaya hancurnya, sejahtera rusaknya sesuatu
bangsa dan masyarakat, tergantung kepada bagaimana akhlaknya. Apabila
akhlaknya baik (berakhlak), akan sejahteralah lahir batinnya, akan tetapi
apabila akhlaknya buruk (tidak berakhlak), rusaklah lahirnya dan atau
batinnya. (Rachmat Djatnika tt: 11).
Islam mengajarkan pada ummatnya untuk memperoleh kesuksesan atau
kebaikan di dunia dan di akhirat. Oleh sebab itu, ajarannya bukan hanya untuk
akhirat, namun justru yang lebih banyak untuk kehidupan dunia. Akhirat pada
dasarnya merupakan konsekuensi atau hasil dari perbuatan di dunia (Al-Dunya
12
Majroatu al-Akhirat). Al-Quran sendiri menyebut sebagai petunjuk bagi
manusia, hudan li-alnnas, (al-Baqarah : 185) dan petunjuk bagi orang orang
yang bertaqwa, hudan li al-muttaqin, (al-Baqoroh : 2). Membina tingkah laku
dan etika anak merupakan suatu kewajiban agama yang lazim bagi setiap
pedidik berdasarkan dalil dari al-Quran dan Allah memerintahkan baik
berbentuk pengajaran, perlindungan dan peribadatan. Allah berfirman dalam
surat At-Tahrim : 6
ٱىحجبسة عييب مي قدب ٱىىبس ا يينم وبس أ ا أوفسنم ب ٱىزيه ءامىا ق ؤي ـ ئنت غلظ ي ـ
يفعين مب يؤمشن مآ أمشم [٦٦:٦]شذاد ال يعصن ٱلل
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;
penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada
mereka”
Dengan demikian, maka jelaslah bagaimana pentingnya pembinaan/
pendidikan berkenaan dengan Akhlak bagi ummat manusia yang tentunya
harus dibina dan ditanamkan sedini mungkin, karena masalah ini adalah
merupakan pangkal dari semua perbuatan manusia. Demikian pula kurikulum
pendidikan anak usia dini khususnya di Raudathul Atfal dalam pendidikan
PAUD hal ini memprioritaskan pada bidang pengembangan pendidikan Agama
Islam yaitu pembentukan akhlak karimah (perilaku) dan pengembangan
kemampuan dasar melalui pembiasaan.
Pembentukan akhlak karimah (perilaku) yang dimaksudkan di sini
adalah meliputi:
13
a. Mampu membangkitkan kreatifitas dan imajinasi anak sehingga menemu-
kan kebenaran.
b. Mengenalkan ayat-ayat al-Quran dengan fasih sejak dini Materi PAI
diaplikasikan. Dengan realita serta kepedulian sosial sehingga merupakan
sikap dan perilaku anak sehari-hari.
c. Menanamkan sifat terpuji mulai dari lingkungan keluarga sehingga anak
memiliki sikap dasar tentang etika sosial, pandangan hidup.
Sedangkan yang dimaksud dengan pengembangan kemampuan dasar
melalui pembiasaan yaitu:
a. Memberi contoh/tauladan secara terus menerus, baik dilingkungan sekolah
atau pun di luar sekolah.
b. Ada usaha kerjasama dengan semua pihak terutama dengan orang tua dan
saudara-saudara anak didik;
c. Selalu disiplin;
d. Memberi motivasi atau dorongan;
e. Memberi hadiah kepada anak yang berprestasi;
f. Menjalin hubungan yang harmonis dengan orang-orang yang ada di sekitar
anak.
g. Menanamkan rasa kasih sayang, rasa aman, rasa dihargai, rasa berhasil,
rasa bebas dibarengi ajaran Islam.
Usia 3-6 tahun pertama adalah sangat penting untuk membina akhlak
moral, sebab pada tahun-tahun awal ini apa yang dilihat dan didengar anak
secara otomatis dilihatnya sebagai “norma“ atau hal yang “benar “, jika
14
seorang ibu memukul anak maka anak akan menyimpan kesan dari semua
orang-orang yang penting sebagi model perilaku yang layak untuk ditiru,
karena begitu mudah dipengaruhi diawal kehidupannya.
Pemerhati pendidikan anak mengatakan “anak” tumbuh besar dengan
kebiasaanya yang telah dibiasakan oleh orang tuannya“. Oleh sebab itu, orang
tua dan guru sebagai pendidik yang menjadi model perilaku bagi anak harus
bisa memberikan contoh tauladan yang baik.
Dengan demikian diharapkan anak menjadi generasi penerus yang
sesuai dengan harapan orang tuannya dan juga dapat membentengi dirinya dari
gelombang budaya asing yang masuk pada pikiran mereka. Untuk keberhasilan
pendidikan perlu adanya dukungan dari beberapa unsur;
1. Keluarga (orang tua) peranannya sangat penting karena keluarga
merupakan Madrasatul Ula.
2. Sekolah merupakan lembaga formal yang berkurikulum dan ber-
kesinambungan.
3. Masyarakat selalu berperan dalam mengawasi jalannya pendidikan
sehingga pendidikan berhasil baik atau tidak.
Pendidikan pada usia dini akan menjadi modal dasar yang amat sangat
kuat karena apa yang dilakukan secara berulang-ulang akan menjadi kebiasaan
yang melekat dan sulit dihilangkan dan apa yang didapatkan akan selalu
diingat.
15
E. Langkah-Langkah Penelitian.
Untuk meneliti dan membahas tentang konsep pendidikan akhlak anak
usia dini dalam perspektif Islam ini digunakan pendekatan kualitatif dengan
metoda non-interaksi dalam hal ini menggunakan teknik studi pustaka.
Langkah-langkah penelitian yang akan diambil adalah sebagai berikut:
1. Menentukan Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sebagai
berikut:
Data kualitatif yang sifatnya tekstual, sepeti metode pendidikan anak
muslim usia pra sekolah, tahapan mendidik anak (teladan Rasulallah)
pendidikan dalam Islam, metode pengajaran agama Islam, begini seharusnya
mendidik anak (panduan mendidik, anak) sejak masa kandungan hingga
dewasa, adab pribadi muslim, ilmu pendidikan dalam perspektif Islam,
pendidikan agama untuk membangun etika social, aqidah akhlak dan
sebagainya.
Dengan demikian penelitian yang dilakukan oleh penulis hanya
memakai data kualitatif tidak dengan kuantitatif atau tidak melakukan
penghitungan statistik, praktek lapangan hanya berkisar pada data-data yang
berkaitan dengan analisis tentang konsep pendidikan akhlak dalam
perspektif Islam.
16
2. Menentukan Sumber Data.
Adapun yang menjadi sumber data dalam penulisan penelitian ini
adalah data primer yaitu data utama yang menjadi kajian dalam penelitian
ini berupa buku-buku atau literatur lainnya.
3. Menentukan Metode dan Teknik Penelitian.
Metode yang digunakan dalam penelitian kualitatif ini adalah
metoda non-interaksi dalam hal ini menggunakan teknik studi pustaka.
4. Teknik Analisis
Sesuai dengan metode yang digunakan dalam penelitian ini, maka
teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah
menggunakan teknik analisis isi (content analysis) artinya analisa data
dengan memfokuskan isi buku kemudian dipaparkan secara sistimatis.
(Noeng Muhajir, 1998 : 24).
F. Tinjauan Pustaka
Penulis telah melakukan kajian-kajian terhadap tulisan para peneliti
yang pernah melakukan penelitian di bidang dan ruang lingkup yang
memiliki maenstrim tentang: Konsep Pendidikan Akhlak bagi Anak Usia Dini
dalam Prespektif Islam. Hal ini penulis lakukan untuk melihat signifikansi
dan posisi penelitian ini.
Berdasarkan pengamatan penulis, kajian tentang: Konsep Pendidikan
Akhlak bagi Anak Usia Dini dalam Prespektif Islam. telah dilakukan oleh
para peneliti di antaranya:
17
Yasin. Konsep Pendidikan Anak Usia Dini dalam Perspektif Al-
Qur’an. Tesis Program Pascasarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon.2008
Heri Afrizal Purba Konsep Pendidikan Anak Usia Dini dan
Implementasinya dalam Sistem Pendidikan Nasional. Tesis Program
Pascasarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon. 2010
Afiah Rospriatin. Pemahaman Guru tentang Integrasi Bimbingan
Perkembangan dalam Program Pembelajaran terhadap Anak Usia Dini
(Studi Kasus di Taman Kanak-kanak YATALATOP Cilengsi Bogor). Tesis
Program Pascasarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon. 2012
Diana Nurdianti Hubungan Antara Anak Yang Sekolah Sejak Usia
Dini Dengan Perkembangan Kecerdasan Emosi Anak di Play Grup Islam
AL-Azhar Kota Cirebon. Tesis Program Pascasarjana IAIN Syekh Nurjati
Cirebon. 2012.
Berdasarkan realitas di atas, penulis belum menemukan penelitian
yang secara spesifik membahas tentang:. Konsep Pendidikan Akhlak bagi Anak Usia
Dini dalam Prespektif Islam. Oleh karena itu, penulis menganggap perlu untuk
melakukan penelitian dengan judul sebagaimana tersebut di atas.
G. Sistematika Pembahasan.
Penelitian ini dibagi dalam beberapa bab pembahasan yang penulis
sistematisasikan sebagai berikut:
Bab pertama Pendahuluan. Bab ini membahas tentang A. Latar
belakang Masalah. B. Rumusan Masalah. C. Tujuan dan Kegunaan
18
Penelitian, D. Kerangka Pemikiran. E. Tinjauan Pustaka. F. Metode
Penelitian, dan G. Sistematika Penulisan.
Bab kedua Tuntunan pendidikan akhlak dalam Islam. Bahasan dalam
bab ini meliputi: A. Pengertian, tujuan dan ruang lingkup akhlak. B. Metode
mendidik akhlak anak. C. Ciri-ciri anak berakhlak (shaleh).
Bab ketiga Urgensi pendidikan bagi anak usia dini. Bahasan dalam bab
ini meliputi: A. Perkembangan anak usia dini. B. Ciri-ciri perilaku anak usia
dini. C. Pentingnya pendidikan bagi anak usia dini.
Bab keempat Karakteristik mendidik anak usia dini prespektif Islam.
Bahasan dalam bab ini adalah meliputi: A. mendidik akhlak anak usia
prenatal. B. Mendidik anak usia 0-4 tahun. C, Mendidik anak usia 4-6 tahun.
Bab kelima adalah Penutup. Bab ini merupakan bab terakhir yang berisi
pembahasan tentang: A. Kesimpulan dan B. Saran
157
DAFTAR PUSTAKA
-A. Azizy A.qodri. Pendidikn Agama untuk Membangun Etika Sosial
(Mendidik Anak Sukses Masa Depan Pandai dan Berman faat) Semarang,
CV.Aneka Ilmu: 2003.
- Al-Magribi bin As-Said Al-Magribi, Begini Seharusnya Mendidik Anak
(Panduan Mendidik Anak Sejak Masa Kandungan Hingga Dewasa)
Terjemah Zainal Abidin, Jakarta Darul Haq: 2007.
Abdur Rahman Jamal, Tahapan Mendidik Anak, Teladan Rasulullah,
Terjemahan. Bahrun Abu Bakar Ihsan Zubaedi, Lc. Bandung: 2005.
-Al-Qur’an dan Terjemah, Depatemen Agama
- A.Gazali Ilmum jiwa Bandung Ganeco N>V> 1974
- AR. Zaihrudin , Aqidah Akhlak Departemen Agama 1992
Buletin Da’wah An-Nur Jakarta Yayasan Al-Sofwa 1426 H.
-Depag direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, Pelaksanaan
Kurikulum Raudlatul Athfal 2005
-Fahmi. Musthafa, Kesehatan Jiwa dalam Keluarga, sekolah dan Masyarakat
Terjemah Dr. zakiah Drajat. Jakarta: Bulan Bintang. 1997.
-Faisal Sanafiah. Sosiologi Pendidikan. Surabaya; Usaha Nasional
G.Myers Robert Masanya Untuk anak Semasa Kecil, menuju awal yang Adil
Bagi Anak-anak Jogjakarta, Balai Pustaka: 1992
-.Jalaluddin, Psikologi Agama, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2002.
-Kurikulum 2004 standar Kompentensi Taman Kanak kanak dan Raudlatul
Athfal Jakarta, Depdiknas 2004.
158
-Majalah Islam Dunia Pendidikan Moral Perubahan No.I Tahun II 1984.
-Majalah Educasia Tantangan Menjadi Orangtua Efektif. Hal. 30 edisi 1
September 2008
______________Mengantarkan Anak Menjadi sebaik-baik Manusia Hal.34
edisi 3 Nopember 2008.
- Masykouri Al-Zera Modul 12, Perkembangan Moral dan Agama pada Anak
Usia Dini. PGTK, 2004
_________________Modul 9, Psikologi Perkembangan anak, PGTK, 2004
-Nawawi, Hadari. Pendidikan dalam Islam, Al-Ikhlash. Surabaya: 1991
-Nasori. Fuad’i ,Rachmy Diana Mucharam Mengembangkan kreatifitas dalam
perspektif Psikologi Islam,Yogyakarta: 2002.
- Rusli, Nasrun. Pendidikan Budi Pekerti. CV. Pepara Jakarta: 1983
-. Suparta. M, Noeraly. Herry. Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta,
Amisco, 2003.
-.Shomuddin, Pengantar Sosiologi Agama Jakarta ,UMM Press Galia
Indonesia: 2002.
- Sulaiman, Ahmad Abu Amir. Metode pendidikan Anak Muslim Usia
Prasekolah Terjemahan Ahmad Amin Sihab, Jakarta:Yayasan Al-Sofwa
2003.
- Salim Hadiyah. Tuntunan Akhlak bagi Anak-Anak Muslim. sinar baru
sBandung: 1992.
-Tafsir, Ahmad. Ilmu Pendidikan dan Prespekltif Islam, Bandung, Remaja
Rosda Karya, 1991.
159
-Uhbaiti, Nur. Ilmu Pendidikan Islam Islam, Bandung. CV Pustaka Setia,
1996.
- Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini, PGTK 2004
-Wuntat Team Kreatif SPA (silaturahim Pendata Anak Mendidik anak-anak
dengan memanfaatkan Metode BCM (Bermain, Cerita, Bernyanyi)
Jojakarta. Pustaka Sahida: 2005.
-Wlliasear M.D. The Succesful Child (Panduan lengkap membangun kepriba-
dian dan Mengoptimalkan Kesuksesan Anak Mulai dari dalam
Kandungan Hingga Remaja ) Terjemah Tim Penerbit Embun Jakarta. PT
Krisna Prima Persada: 2006.
- http : Yuliana, imutzz,wordpress. Com/2007/06/26/ibuku-guruku-metode-
home-schooling-group-alternatif-model-pendidikan-anak-usia-dini/
- http : //noradila.tripod.com/skimatarbiyyahaipij-id 98.html
- Zayadi Ahmad, Majid Abdul Tadzkirah, Pembelajaran Pendidikan agama
Islam (PAI) Berdasarkan Konstektual. Raja Grafindo Persada: 2004.
.