repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/38060/6/bab iii.docx · web viewjumlah penduduk di...

27
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Sentra produksi ubi jalar di Kabupaten Kuningan terpusat di Kecamatan Cilimus khususnya di Desa Bandorasa Kulon, dengan luas wilayah 3,52 KM 2 , jarak dari desa ke ibu kota kecamatan adalah 3 KM dan jarak desa ke ibu kota kabupaten adalah 12 KM. Batas-batas wilayah Desa Bandorasa Kulon adalah: Sebelah Utara : Desa Linggasana Sebelah Selatan : Desa Manis Kidul Sebelah Timur : Desa Bandorasa Wetan Sebelah Barat : Desa Pesing Letak Desa Bandorasa Kulon berada di dekat kawasan Gunung Ciremai dengan sumber mata air yang cukup potensial serta ketersediaan lahan dan budaya masyarakat yang secara turun-tenurun menanam ubi jalar 54

Upload: others

Post on 27-Dec-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/38060/6/BAB III.docx · Web viewJumlah penduduk di Desa Bandorasa Kulon Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan pada tahun 2017 berjumlah

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Sentra produksi ubi jalar di Kabupaten Kuningan terpusat di Kecamatan

Cilimus khususnya di Desa Bandorasa Kulon, dengan luas wilayah 3,52 KM2,

jarak dari desa ke ibu kota kecamatan adalah 3 KM dan jarak desa ke ibu kota

kabupaten adalah 12 KM. Batas-batas wilayah Desa Bandorasa Kulon adalah:

Sebelah Utara : Desa Linggasana

Sebelah Selatan : Desa Manis Kidul

Sebelah Timur : Desa Bandorasa Wetan

Sebelah Barat : Desa Pesing

Letak Desa Bandorasa Kulon berada di dekat kawasan Gunung Ciremai

dengan sumber mata air yang cukup potensial serta ketersediaan lahan dan budaya

masyarakat yang secara turun-tenurun menanam ubi jalar di lahan pertaniannya

yang mendukung menanam ubi jalar, tentunya budidaya ubi jalar akan terus

dikembangkan. Desa Bandorasa Kulon termasuk pada kawasan sentra produksi

ubi jalar, karena sekitar kawasan Desa Bandorasa Kulon terdapat IKM (Industri

Kecil Menengah) yang menghasilkan berbagai macam olahan ubi jalar.

54

Page 2: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/38060/6/BAB III.docx · Web viewJumlah penduduk di Desa Bandorasa Kulon Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan pada tahun 2017 berjumlah

3.1.1 Penduduk di Desa Bandorasa Kulon Kecamatan Cilimus Kabupaten

Kuningan

Jumlah penduduk di Desa Bandorasa Kulon Kecamatan Cilimus

Kabupaten Kuningan pada tahun 2017 berjumlah 5253 jiwa yang terdiri dari

penduduk laki-laki 2552 jiwa dan penduduk perempuan 2701 jiwa. Jumlah

penduduk terbanyak berdasarkan kelompok umur adalah pada umur 15-39 tahun

yaitu sebanyak 2006 jiwa. Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur di Desa

Bandorasa Kulon Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan pada Tahun 2017

dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1Jumlah Penduduk di Desa Bandorasa Kulon Kecamatan Cilimus Kabupaten

Kuningan Berdasarkan Golongan Umur Pada Tahun 2017

No Kelompok Umur Jumlah

1 <1 542 1-4 3303 5-14 9994 15-39 20065 40-64 13976 65+ 467

Jumlah 5 253 Sumber: Desa Bandorasa Kulon, 2017

3.1.2 Mata Pencaharian Penduduk di Desa Bandorasa Kulon Kecamatan

Cilimus Kabupaten Kuningan

Mata pencaharian penduduk di Desa Bandorasa Kulon Kecamatan Cilimus

Kabupaten Kuningan sebagian besar sebagai petani yaitu sebanyak 1170 jiwa.

Buruh tani merupakan mata pencaharian penduduk di Desa Bandorasa Kulon

55

Page 3: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/38060/6/BAB III.docx · Web viewJumlah penduduk di Desa Bandorasa Kulon Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan pada tahun 2017 berjumlah

Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan yang merupakan urutan kedua terbesar

yaitu sebanyak 182 jiwa, kemudian disusul dengan mata pencaharian lainnya yaitu

sebanyak 155 jiwa. Sebagian penduduk lainnya di Desa Bandorasa Kulon

Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan bermata pencaharian sebagai buruh

pabrik, Pegawai Negeri Sipil (PNS), pegawai swasta dan wiraswasta/pedagang.

Mata pencaharian penduduk di Desa Bandorasa Kulon Kecamatan Cilimus

Kabupaten Kuningan pada Tahun 2017 dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut:

Tabel 3.2Mata Pencaharian Penduduk di Desa Bandorasa Kulon Kecamatan

Cilimus Kabupaten Kuningan Pada Tahun 2017

No Mata Pencaharian Jumlah Penduduk (Jiwa)

1 Petani 1170

2 Buruh Tani 182

3 Buruh Pabrik 150

4 PNS 20

5 Pegawai Swasta 100

6 Wiraswasta/Pedagang 85

7 Lainnya 155Sumber: Desa Bandorasa Kulon, 2017

3.1.3 Kelompok Tani di Desa Bandorasa Kulon Kecamatan Cilimus

Kabupaten Kuningan

Kelompok tani merupakan kumpulan beberapa petani yang memiliki

keadaan dan kepentingan yang sama untuk memajukan usaha taninya. Jumlah

kelompok tani di Desa Bandorasa Kulon Kecamatan Cilimus Kabupaten

Kuningan sebanyak 7 kelompok tani yang berasal dari berbagai Dusun. Dari 7

56

Page 4: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/38060/6/BAB III.docx · Web viewJumlah penduduk di Desa Bandorasa Kulon Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan pada tahun 2017 berjumlah

kelompok tani hanya empat kelompok tani yang melalukan budidaya khusus

untuk ubi jalar saja yaitu kelompok tani Sejahtera, Bakti Mandiri, Sumber

Makmur dan Tabati Sarana. Jumlah kelompok tani di Desa Bandorasa Kulon

Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut:

Tabel 3.3Jumlah Kelompok Tani di Desa Bandorasa Kulon Kecamatan Cilimus

Kabupaten Kuningan Pada Tahun 2017

NoNama Kelompok

TaniAlamat

SekretariatTahun Berdiri

Total Anggota

KomoditasJumlah/ Vol/Luas

1 Sejahtera Dusun Manis 1998 25 Ubi Jalar 15 ha

2 Bakti Mandiri Dusun Wage 2005 15 Ubi Jalar 55 ha

3 Sumber Makmur Dusun Kliwon 2005 20 Ubi Jalar 65 ha

4 Tabati Sarana Dusun Wage 1999 21 Ubi Jalar 35 ha

5 Satia Maju Dusun Wage 2013 15Padi Sawah, Ubi Jalar

15 ha

6 Sumber Alam Dusun Wage 2014 20Peternakan, Horti

10 ekr/2 ha

7 Sabilulungan RT 09/RW 15 2015 7Padi Sawah, Ubi Jalar

10 ha

Sumber: BP3K Kec. Cilimus, Kab. Kuningan

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan ini adalah metode deskriptif kuantitatif

yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan

untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data

menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik,

dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2013).

Dimana proses pengambilan datanya dilakukan dengan menggunakan survey data

57

Page 5: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/38060/6/BAB III.docx · Web viewJumlah penduduk di Desa Bandorasa Kulon Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan pada tahun 2017 berjumlah

primer, atau data yang ada merupakan data yang langsung di dapat dari sumber

data asli sehingga data yang diperoleh mencerminkan keadaan atau realita yang

sebenarnya. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data cross-

section merupakan data dari satu atau lebih variabel yang dikumpulkan dalam

waktu yang sama.

3.3 Definisi dan Operasional Variabel Penelitian

3.3.1 Definisi Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2014), variabel penelitian adalah suatu atribut atau

sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.

Variabel–variabel yang digunakan dalam penelitian ini diklasifikasikan

sebagai berikut :

1. Variabel Independent, variabel ini yang sering disebut sebagai variabel

stimulus, statistik, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut

sebagai variabel bebas. Merupakan variabel yang mempengaruhi atau

yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen

(terikat). Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini meliputi

Luas Lahan (X1), Tenaga Kerja (X2), Bibit (X3BT) dan Pupuk (X 4).

2. Variabel Dependent, sering disebut sebagai variabel output, kriteria,

konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel

terikat. Merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat

58

Page 6: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/38060/6/BAB III.docx · Web viewJumlah penduduk di Desa Bandorasa Kulon Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan pada tahun 2017 berjumlah

karena adanya variabel bebas yang menjadi variabel terikat dalam

penelitian ini adalah Produksi Ubi Jalar (Y).

3.3.2 Operasional Variabel Penelitian

Operasional variabel adalah definisi dari variabel – variabel yang

digunakan dalam penelitian ini, dan menunjukkan cara pengukuran dari masing –

masing variabel tersebut. Pada setiap indikator dihasilkan dari data sekunder dan

dari suatu perhitungan terhadap formulasi yang mendasar pada konsep teori.

Definisi dan operasional variabel bertujuan untuk menjelaskan makna variabel

yang sedang diteliti. Adapun operasional variabel dari penelitian dapat dilihat

pada Tabel 3.4 berikut:

Tabel 3.4Definisi dan Operasional Variabel

No Variabel Definisi Variabel Satuan

1. Produksi Ubi Jalar (Y)

Hasil produksi ubi jalar yang dihasilkan dalam satu musim tanam.

Kilogram (Kg)/Satu Kali Masa Tanam

2. Luas Lahan (X1 ¿Adalah luas lahan yang digunakan untuk usaha tani ubi jalar.

Hektar (Ha)/ Satu Kali Masa Tanam

3. Tenaga Kerja (X2 ¿

Adalah jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi untuk berbagai kegiatan usaha tani selama satu musim tanam, baik yang berasal dari keluarga maupun luar keluarga.

Hari Orang Kerja (HOK)/Satu Kali Masa Tanam

4. Bibit (X3 ¿

Adalah jumlah bibit ubi jalar yang digunakan petani untuk satu kali musim tanam

Stek/Satu Kali Masa Tanam

5. Pupuk (X 4 ¿ Adalah jumlah unsur hara yang digunakan untuk

Kilogram (Kg)/Satu

59

Page 7: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/38060/6/BAB III.docx · Web viewJumlah penduduk di Desa Bandorasa Kulon Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan pada tahun 2017 berjumlah

memupuk tanaman ubi jalar selama satu kali musim tanam.

Kali Masa Tanam

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2013). Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh anggota kelompok tani ubi jalar di Desa

Bandorasa Kulon Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan.

3.4.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono 2013). Cara pengambilan anggota sampel dengan

menggunakan sampling jenuh/sensus adalah titik penentuan sampel bila semua

anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2013). Maka semua

anggota populasi dijadikan sampel yaitu seluruh anggota dari Kelompok Tani

Sejahtera berjumlah 25 orang, Bakti Mandiri berjumlah 15 orang, Sumber

Makmur berjumlah 20 orang dan Tabati Sarana berjumlah 21 orang. Sehingga

total sampel yang digunakan adalah 81 dalam penelitian ini.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data menggunakan sumber

primer. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data

kepada pengumpul data, dan sumber sekunder yang merupakan sumber yang tidak

60

Page 8: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/38060/6/BAB III.docx · Web viewJumlah penduduk di Desa Bandorasa Kulon Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan pada tahun 2017 berjumlah

langsung memberikan data kepada pengumpul data. Dalam penelitian ini, data

primer diperoleh melalui hasil wawancara dan penyebaran kuesioner terhadap

seluruh anggota kelompok tani ubi jalar di Desa Bandorasa Kulon, Kecamatan

Cilimus, Kabupaten Kuningan. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui

dokumen data di Badan Pusat Statistik Kabupaten Kuningan, Dinas Pertanian

Kabupaten Kuningan dan Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan

(BP3K) Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan.

Untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka

digunakan dua metode, yakni:

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Metode ini digunakan dengan menelaah bahasan teoritis dari

berbagai buku-buku, bulletin, artikel-artikel dan karya ilmiah yang

berhubungan dengan penulisan.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Metode ini dilakukan dengan cara survey langsung ke lapangan,

untuk melakukan wawancara langsung dan penyebaran kuesioner

degan pihak-pihak yang mengetahui informasi yang dibutuhkan dalam

penelitian ini.

Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara peneliti dan

narasumber. Seiring perkembangan teknologi, metode wawancara

dapat pula dilakukan melalui media-media tertentu, misalnya

61

Page 9: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/38060/6/BAB III.docx · Web viewJumlah penduduk di Desa Bandorasa Kulon Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan pada tahun 2017 berjumlah

telepon atau email. Wawancara terbagi atas dua kategori, yakni

wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.

Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan

tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2013).

1.6 Metode Analisis dan Uji Hipotesis

3.6.1 Metode Analisis

Berdasarkan rumusan masalah, metode penelitian yang digunakan untuk

menjawab permasalahan pada point 1 yaitu menggunakan Analisis runtun waktu

(time series) merupakan jenis data yang dikumpulkan menurut urutan waktu

dalam suatu rentang waktu tertentu yang dijelaskan dengan tabel dan gambar

sebagai penjelasan terhadap data yang diperoleh sesuai dengan kondisi yang

sebenarnya. Sedangkan untuk menjawab hipotesis yang merupakan permasalahan

pada point 2 dilakukan dengan analisis fungsi Cobb Douglas. Dan diolah dengan

bantuan program Eviews, yaitu suatu program kumpulan statistik yang mampu

memproses data statistik secara cepat dan tepat menjadi berbagai output yang

dikehendaki para pengambil keputusan tanpa mengurangi ketepatan hasil

outputnya lalu diinterpretasikan menjadi analisis deskriptif.

3.6.1.1 Analisis Fungsi Cobb Douglas

Analisis fungsi Cobb-Douglas yang merupakan suatu teknik matetmatik

dalam mengetahui faktor-faktor produksi yang berpengaruh terhadap produksi

62

Page 10: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/38060/6/BAB III.docx · Web viewJumlah penduduk di Desa Bandorasa Kulon Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan pada tahun 2017 berjumlah

usaha tani ubi jalar atau dengan kata lain merupakan alat analisis yang digunakan

untuk menjelaskan hubungan faktor-faktor produksi (X) dengan produksi (Y).

Secara matematik bentuk persamaan analisis fungsi Cobb-Douglas dapat

ditulis sebagai berikut:

Y = a X 1b1 X2

b2 X3b3 X 4

b4……X n.bn 10e

Untuk dapat dianalisis, model di atas diubah ke dalam bentuk logaritma

berganda menjadi model persamaan linier seperti:

Ln Y = Ln β0+β1 ln X 1 + β2 ln X2 + β3 ln X3 + β4 ln X 4

Dimana:

Y = Produksi Ubi Jalar (Kilogram/Satu Kali Masa Tanam)

Ln β0 = Intercep

X1 = Luas Lahan (Hektar/Satu Kali Masa Tanam)

X2 = Tenaga Kerja (Hari Orang Kerja/Satu Kali Masa Tanam)

X3 = Bibit (Stek/Satu Kali Masa Tanam)

X 4 = Pupuk (Kilogram/Satu Kali Masa Tanam)

β1 , β2 , β3 , β4 = Koefisien Regresi

Untuk menguji regresi tersebut digunakan metode OLS (Ordinary Least

Square). Metode OLS (Ordinary Least Square).merupakan salah satu metode

dalam analisis regresi berganda untuk mengetahui pengaruh variabel bebas

terhadap variabel terikat.

3.6.2 Uji Hipotesis

3.6.2.1 Uji Asumsi Klasik

63

Page 11: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/38060/6/BAB III.docx · Web viewJumlah penduduk di Desa Bandorasa Kulon Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan pada tahun 2017 berjumlah

Model regresi linier berganda dapat disebut sebagai model yang baik jika

model tersebut memenuhi beberapa asumsi yang kemudian disebut dengan asumsi

klasik. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas Uji

Normalitas, Uji Multikoleniaritas, Uji Heteroskedastisitas dan Uji Autokorelasi.

1. Uji Normalitas

Menurut Gujarati dan Porter (2013: 127-128), uji normalitas

mempunyai tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel

pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Selain itu,

dengan uji normalitas kita dapat mampu menggunakan hasil pengujian

statistik t dan F karena mengasumsikan nilai residual mengikuti distribusi

normal. Apabila asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak

berlaku.

Menurut Singgih Santoso (2012;393), dasar pengambilan keputusan

bisa dilakukan berdasarkan probabilitas (Asymtotic Significance), yaitu:

Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari populasi adalah

normal.

Jika probabilitas < 0,05 maka populasi tidak berdistribusi secara

normal.

2. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas menyatakan bahwa linear sempurna diantara

beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi. Ada

atau tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari koefisien masing-masing

variabel bebas. Jika koefisien korelasi diantara masing-masing variabel

64

Page 12: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/38060/6/BAB III.docx · Web viewJumlah penduduk di Desa Bandorasa Kulon Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan pada tahun 2017 berjumlah

bebas lebih dari 0,8 maka terjadi multikolinearitas dan sebaliknya jika

koefisien korelasi diantara masing-masing variabel bebas kurang dari 0,8

maka tidak terjadi multikolinearitas.

Hipotesis:

1. H0 : Tidak terdapat multikolinearitas.

2. H 1 : Terdapat multikolinearitas.

Dengan pengujian kriteria sebagai berikut:

Jika koefisien > 0,8 maka H 0 ditolak, artinya terdapat

multikolinearitas.

Jika koefisien < 0,8 maka H 0 diterima, artinya tidak terdapat

multikolinearitas.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Pengujian heteroskedastisitas dalam penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan uji white.

Prosedur pengujiannya dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut:

H0 : Tidak ada heteroskedastisitas.

H 1 : Ada heteroskedastisitas.

Jika Obs*R-Squared > X2 maka H 0 ditolak dan H 1 diterima,

sebaliknya jika Obs*R-Squared < X2 maka H 0 diterima dan H 1 ditolak,

sebaliknya jika Prob. ChiSquare < α maka H 0 ditolak dan H 1 diterima.

65

Page 13: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/38060/6/BAB III.docx · Web viewJumlah penduduk di Desa Bandorasa Kulon Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan pada tahun 2017 berjumlah

4. Uji Autokorelasi

Menurut Widarjono (2013: 137), uji autokorelasi digunakan untuk

mengetahui apakah dalam model regresi linear ada korelasai antara

variabel pengganggu satu observasi dengan observasi lain atau dikenal

dengan istilah autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang

urut, saling terkait. Masalah ini timbul disebabkan residual (kesalahan

pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini

sering ditemukan pada data runtut waktu (time-series) yang menunjukkan

adanya kesamaan pergerakan naik dan turun. Salah satu cara untuk

mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi yaitu dengan melakukan Uji

Durbin Watson. Uji Durbin Watson dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut:

Gambar 3.1Aturan Pengambilan Keputusan Uji Durbin-Watson

Sumber: Imam Ghozali (2009)

Hipotesis untuk mendeteksi ada tidaknya serial korelasi :

a. Jika d < d L, maka H0 ditolak : Artinya terdapat serial korelasi positif

antar variabel.

66

Page 14: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/38060/6/BAB III.docx · Web viewJumlah penduduk di Desa Bandorasa Kulon Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan pada tahun 2017 berjumlah

b. Jika d > d L, maka H 0 diterima : Artinya terdapat serial korelasi negatif

antar variabel.

c. Jika dU < d < 4 - dU , maka H 0diterima : Artinya tidak terdapat serial

korelasi positif maupun negatif antar variabel.

d. Jikad L < d < dU atau 4 - dU < d < 4 – d L : Artinya tidak dapat diambil

kesimpulan. Maka pengujian dianggap tidak meyakinkan.

3.6.2.2 Uji Parsial (Uji t)

Menurut Gujarati dan Porter (2013: 149-152), uji signifikansi merupakan

sebuah prosedur yang digunakan untuk menguji kebenaran atau kesalahan dari

hasil hipotesis nol dari sampel. Ide dasar pengujian signifikansi statistik belakangi

oleh uji statistik (estimator) dari distribusi sampel dari suatu statistik di bawah

hipotesis nol. Keputusan untuk H 0 diterima atau ditolak dibuat berdasarkan nilai

uji statistik yang diperoleh dari data yang telah ada.

Dalam uji signifikansi, sebuah statistik dikatakan siginifikan secara

statistik apabila nilai dari uji statistiknya berada di daerah tolak. Sebaliknya,

sebuah pengujian dikatakan tidak signifikan secara statistik, jika nilai dari uji

statistiknya berada di daerah penerimaan. Dalam melakukan uji t-statistik,

langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah:

Dalam melakukan uji t-statistik, langkah-langkah yang perlu dilakukan

adalah:

a. Membuat hipotesis awal yaitu:

1. H0 : Variabel independen tidak berpengaruh signifikan

terhadap variabel dependen.

67

Page 15: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/38060/6/BAB III.docx · Web viewJumlah penduduk di Desa Bandorasa Kulon Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan pada tahun 2017 berjumlah

2. H 1 : Variabel independen berpengaruh signifikan terhadap

variabel dependen Setelah itu menentukan α, yaitu dipilih

α = 5%

b. Langkah selanjutnya adalah menentukan daerah tolak dan daerah

penerimaan pada kurva distribusi.

Gambar 3.2

Kurva Distribusi t-statistik

Sumber: Gujarati dan Porter (2013: 152)

𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = α2

;n−k

Dimana:

n = Jumlah sampel

k = banyaknya koefisien regresi + konstanta

c. Kemudian hitung nilai t dengan rumus sebagai berikut:

𝑡 h𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = ~β2−β 2

se ¿¿

Dimana:

t = uji signifikansi

68

Page 16: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/38060/6/BAB III.docx · Web viewJumlah penduduk di Desa Bandorasa Kulon Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan pada tahun 2017 berjumlah

~β2 = estimator nilai β2 yang dinyatakan dalam Hipotesis nol

(H 0)

β2 = parameter dinyatakan dalam Hipotesis nol (H 0)

se(~β2) = standard error estimator yang telah ditentukan

d. Dari hasil t hitung yang didapat kemudian dibandingkan dengan t-tabel.

Kesimpulan yang dapat diambil, berdasarkan ketentuan sebagai berikut:

1. H 0 diterima jika t hitung < t tabel, artinya tidak ada pengaruh

signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen.

2. H 1diterima jika t hitung > t tabel, artinya ada pengaruh antara

signifikan variabel independen terhadap variabel dependen.

3.6.2.3 Uji Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara

bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen. Signifikan berarti hubungan

yang terjadi dapat berlaku untuk populasi. Penggunaan tingkat signifikansinya

beragam, tergantung keputusan peneliti, yaitu 0,01 (1%); 0,05 (5%) dan 0,10

(10%). Dalam uji F-statistik, langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah

(Gujarati dan Porter 2013: 309-310):

a. Membuat hipotesis:

1. H 0 : β1 = β2 = β3 = 0, berarti secara bersama-sama tidak ada

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

2. H 1 : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ 0, berarti secara bersama-sama ada pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen.

b. Menentukan menentukan α, yaitu sebesar α = 5%

69

Page 17: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/38060/6/BAB III.docx · Web viewJumlah penduduk di Desa Bandorasa Kulon Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan pada tahun 2017 berjumlah

c. Menentukan daerah tolak dan terima.

F tabel = α (k – 1, n – k)

Dimana:

n = Jumlah sampel

k = banyaknya koefisien regresi + konstanta

d. Menghitung nilai F hitung dengan rumus sebagai berikut:

Fhitung = R2/( K−1)

1−R2/(n−k )

e. Setelah didapat nilai F hitung, kemudian mengambil kesimpulan

dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Fhitung > F tabel maka H 0 ditolak dan H 1 diterima, artinya semua

variabel independen secara bersama-sama merupakan penjelas

yang signifikan terhadap variabel dependen.

2. Fhitung< F tabel maka H 0 diterima dan H 1 ditolak, artinya semua

variabel independen secara bersama-sama bukan merupakan

penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.

3.6.2.4 Koefisien Determinan (R2 ¿

Menurut Gujarati dan Porter (2013: 97) besarnya R2 dikenal sebagai

koefisien determinasi (sampel) yang merupakan ukuran paling umum digunakan

untuk mengukur goodness of fit dari sebuah garis regresi. Nilai tersebut melihat

seberapa besar proporsi atau presentasi pengaruh variabel independen terhadap

variabel dependen. Tingkat ketepatan regresi ditentukan oleh besarnya nilai

adjusted R2 antara 0 sampai dengan 1 ( ≤ R2 ≤1). Semakin nilai R2 mendekati

70

Page 18: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/38060/6/BAB III.docx · Web viewJumlah penduduk di Desa Bandorasa Kulon Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan pada tahun 2017 berjumlah

angka 1, berarti variabel independen dapat menjelaskan pengaruh terhadap

variabel dependen dengan semakin baik. Adapula perhitungan R2 pada rumus di

bawah ini:

R2 = ∑ ¿¿¿ = ESSTSS

71