iii. metode kajian a. kerangka pemikiran kajian · a. kerangka pemikiran kajian . sektor ukm...

14
III. METODE KAJIAN A. Kerangka Pemikiran Kajian Sektor UKM memiliki peran dan fungsi sangat strategis dalam pertumbuhan perekonomian Indonesia, tetapi kredit perbankan untuk sektor ini dinilai masih rendah, rataanya 34.20% selama tiga tahun terakhir. Dalam menyalurkan kredit untuk UKM, salah satu produk pembiayaan BNI adalah KUR. Sampai tahun 2010, pangsa BNI KUR 9.89% diantara bank pelaksana/penyalur KUR dinilai belum optimal. Salah satu kunci keberhasilan pengembangan kredit skala usaha kecil adalah akurasi pemahaman karakteristik UKM yang seragam sesuai dengan status ekonominya. Dengan pemahaman karakteristik UKM yang baik akan membantu perbankan dalam menyalurkan kredit untuk pelaku UKM melalui kemasan produk pembiayaan yang sesuai dengan karakteristik tersebut. Oleh karena itu, maka perlu dilakukan analisa kelayakan untuk mengukur apakah skim/fitur BNI KUR telah sesuai dengan karakteristik dan perilaku UKM serta hal-hal apa saja yang menjadi kendala dalam penyaluran BNI KUR, sehingga data yang diperoleh dapat dijadikan sebagai bahan dalam menyempurnakan skim/fitur produk untuk meningkatkan pangsa penyaluran BNI KUR. Tahap selanjutnya adalah menentukan alternatif strategi pengembangan produk pembiayaan BNI melalui analisa Internal Faktor Evaluation (IFE) dan External Faktor Evaluation (EFE) penyaluran BNI KUR untuk menentukan faktor-faktor dalam SWOT. Rekomendasi strategi yang hasilkan dalam analisa SWOT kemudian dilengkapi dengan menggunakan matriks BCG untuk mengoptimalkan pangsa pasar relatif melalui data kinerja penyaluran BNI KUR dikaitkan dengan potensi bisnis dimasing-masing daerah. Tahapan dan alur kerangka pemikiran diilustrasikan dalam Gambar 5.

Upload: phamdan

Post on 07-Mar-2019

256 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: III. METODE KAJIAN A. Kerangka Pemikiran Kajian · A. Kerangka Pemikiran Kajian . Sektor UKM memiliki ... Kajian dilakukan di sepuluh kota di Indonesia dengan kegiatan ... Nilai yang

III. METODE KAJIAN

A. Kerangka Pemikiran Kajian

Sektor UKM memiliki peran dan fungsi sangat strategis dalam

pertumbuhan perekonomian Indonesia, tetapi kredit perbankan untuk sektor

ini dinilai masih rendah, rataanya 34.20% selama tiga tahun terakhir. Dalam

menyalurkan kredit untuk UKM, salah satu produk pembiayaan BNI adalah

KUR. Sampai tahun 2010, pangsa BNI KUR 9.89% diantara bank

pelaksana/penyalur KUR dinilai belum optimal.

Salah satu kunci keberhasilan pengembangan kredit skala usaha kecil

adalah akurasi pemahaman karakteristik UKM yang seragam sesuai dengan

status ekonominya. Dengan pemahaman karakteristik UKM yang baik akan

membantu perbankan dalam menyalurkan kredit untuk pelaku UKM melalui

kemasan produk pembiayaan yang sesuai dengan karakteristik tersebut.

Oleh karena itu, maka perlu dilakukan analisa kelayakan untuk mengukur

apakah skim/fitur BNI KUR telah sesuai dengan karakteristik dan perilaku

UKM serta hal-hal apa saja yang menjadi kendala dalam penyaluran BNI

KUR, sehingga data yang diperoleh dapat dijadikan sebagai bahan dalam

menyempurnakan skim/fitur produk untuk meningkatkan pangsa penyaluran

BNI KUR.

Tahap selanjutnya adalah menentukan alternatif strategi

pengembangan produk pembiayaan BNI melalui analisa Internal Faktor

Evaluation (IFE) dan External Faktor Evaluation (EFE) penyaluran BNI KUR

untuk menentukan faktor-faktor dalam SWOT. Rekomendasi strategi yang

hasilkan dalam analisa SWOT kemudian dilengkapi dengan menggunakan

matriks BCG untuk mengoptimalkan pangsa pasar relatif melalui data kinerja

penyaluran BNI KUR dikaitkan dengan potensi bisnis dimasing-masing

daerah. Tahapan dan alur kerangka pemikiran diilustrasikan dalam Gambar

5.

Page 2: III. METODE KAJIAN A. Kerangka Pemikiran Kajian · A. Kerangka Pemikiran Kajian . Sektor UKM memiliki ... Kajian dilakukan di sepuluh kota di Indonesia dengan kegiatan ... Nilai yang

33

Gambar 5. Kerangka pemikiran kajian.

B. Lokasi dan Waktu

Kajian dilakukan di sepuluh kota di Indonesia dengan kegiatan

meliputi pengumpulan data sekunder, kajian pustaka, pengambilan data

primer di lapangan, analisa data dan penulisan laporan. Waktu pelaksanaan

penelitian selama +/- 2 (dua) bulan, dimulai bulan Mei sampai dengan bulan

Juli 2011.

C. Pengumpulan Data

1. Jenis Data

Untuk keperluan analisis dalam membahas Skim kredit/jenis

pembiayaan apakah yang paling sesuai dengan UKM, hambatan dan

kendala apakah yang dihadapi dalam pemberian BNI KUR kepada para

pelaku UKM, dilakukan pencarian dan pengumpulan data yang relevan

dengan tujuan penulisan dan studi kepustakaan yang menyangkut teori-

Penyaluran KUR di BNI

Analisa Karakteristik /Perilaku UKM

Analisa SWOT Produk Pembiayaan BNI (BNI KUR)

Analisa IFE Analisa EFE

Analisa Matriks BCG

Analisa Hambatan Penyaluran BNI KUR

Strategi Meningkatkan Penyaluran BNI KUR

Page 3: III. METODE KAJIAN A. Kerangka Pemikiran Kajian · A. Kerangka Pemikiran Kajian . Sektor UKM memiliki ... Kajian dilakukan di sepuluh kota di Indonesia dengan kegiatan ... Nilai yang

34

teori tentang pengembangan produk-produk perbankan. Data yang

dikumpulkan terdiri dari data primer dan sekunder.

a. Data Primer

Data ini Merupakan data utama yang digunakan dalam kajian ini

berupa hasil kuesioner (Lampiran 1) yang disebarkan kepada para

debitur BNI KUR di beberapa cabang BNI sebanyak 100 orang

debitur BNI di 10 (sepuluh) kota di Indonesia dengan menggunakan

jasa pihak ketiga.

b. Data sekunder

Data ini merupakan data tambahan dan digunakan untuk menunjang

analisis, yaitu data BNI KUR yang sudah disalurkan, data

perkembangan KUR BNI dan KUR perbankan dan pangsa pasarnya,

data DPK (Dana Pihak Ketiga), data Kredit Perbankan dan data

PDRB (Produk Domestik Regional Bruto). Data lain secara kualitatif

diperoleh dari majalah/surat kabar, literatur-literatur yang berkaitan

dengan pola penyaluran kredit dan ulasan-ulasan para pakar

ekonomi yang dipublikasikan dalam buletin, jurnal-jurnal ilmiah atau

melalui sarana internet.

2. Tehnik Pengambilan Contoh

Tekhnik pengambilan contoh yang digunakan dalam penelitian

adalah metode purposive sampling, yaitu memilih secara sengaja contoh

yang diteliti sebagai responden. Metode ini digunakan dengan dasar

pertimbangan responden menguasai permasalahan dan cukup mewakili

aspirasi dari pihak-pihak yang terkait.

Selain data hasil kuesioner, data primer diperoleh dengan metode

wawancara dengan pegawai Divisi Usaha Kecil (USK), Cabang, Sentra

Kredit dan Nasabah. Tujuan pokok pembuatan kuesioner adalah untuk

memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan survei dan

memperoleh informasi dengan realibilitas dan validitas setinggi mungkin

(Singarimbun dan Effendi, 1987).

Responden yang dipilih adalah 100 orang debitur di 10 cabang dan

sentra kredit BNI di kota-kota pada Tabel 2.

Page 4: III. METODE KAJIAN A. Kerangka Pemikiran Kajian · A. Kerangka Pemikiran Kajian . Sektor UKM memiliki ... Kajian dilakukan di sepuluh kota di Indonesia dengan kegiatan ... Nilai yang

35

Tabel 2. Daftar kota tempat responden.

No. Kota Jumlah

Responden Kategori Kota

1 Jabodetabek 10 Kota Metropolitan dan Penyangga

2 Makassar 10 Ibu Kota Provinsi

3 Kendari 10 Ibu Kota Provinsi

4 Ambon 10 Ibu Kota Provinsi

5 Kupang 10 Ibu Kota Provinsi

6 Merauke 10 Kabupaten / Kota

7 Probolinggo 10 Kabupaten / Kota

8 Barabai 10 Kabupaten / Kota

9 Bireun 10 Kabupaten / Kota

10 Batam 10 Kabupaten / Kota

Jumlah 100

D. Pengolahan dan Analisa Data

Data yang terkumpul diolah dan dianalisa dengan menggunakan

metode analisis berikut :

1. Khi Kuadrat (χ²)

Khi Kuadrat (χ²), merupakan teknik statistik yang digunakan untuk

menguji hipotesis deskriptif bila dalam populasi terdiri atas 2 (dua) atau

lebih klas, data berbentuk nominal dan contohnya besar. Yang

dimaksud hipotesis deskriptif disini merupakan estimasi/dugaan

terhadap ada tidaknya perbedaan frekuensi antara kategori satu dan

kategori lain dalam sebuah contoh tentang sesuatu hal. Uji Khi Kuadrat

dapat digunakan untuk menguji perbedaan nyata antara banyak data

yang diamati dan obyek atau jawaban yang masuk dalam masing-

masing kategori dengan banyak yang diharapkan berdasarkan hipotesis

nol (Sugiyono, 2002).

Rumus Khi Kuadrat adalah :

k

² = (fo - fh) ²

fh i = 1

Keteragan : ² = Khi Kuadrat fo = Frekuensi yang diobservasi fh = Frekuensi yang diharapkan

Page 5: III. METODE KAJIAN A. Kerangka Pemikiran Kajian · A. Kerangka Pemikiran Kajian . Sektor UKM memiliki ... Kajian dilakukan di sepuluh kota di Indonesia dengan kegiatan ... Nilai yang

36

2. Deskriptif Kualitatif

Metode untuk menganalisa kajian adalah menggunakan gabungan

dari sumber data primer dan sekunder, sehingga data yang diperoleh

lengkap dan aktual. Dalam hal ini digunakan analisa deskriptif kualitatif.

Untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa

bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau

generalisasi (Sugiyono, 2002). Dalam hal ini digunakan untuk

memaparkan atau deskripsi statistik peubah-peubah ukuran analisis

yang meliputi karakteristik, perilaku dan sistem pembiayaan.

Dalam hal ini digunakan analisis SWOT sebagaimana dimuat

pada Tabel 3.

Tabel 3. Matriks SWOT

IFAS

EFAS

Strength (S) Tentukan 5-10 faktor-faktor kekuatan internal

Weaknesses (W) Tentukan 5-10 faktor-faktor kelemahan internal

Opportunities (O) Tentukan 5-10 faktor peluang eksternal

Strategi S – O Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

Strategi W – O Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang

Threats (T) Tentukan 5-10 faktor ancaman eksternal

Strategi S – T Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman

Strategi W – T Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman

Sumber : Rangkuti, 2006

Keterangan : IFAS : Internal Strategic Factors Analysis Summary EFAS : External Strategic Factors Analysis Summary a. Kekuatan (Strenghts) dalam menerobos pasar. Hal ini dapat diukur

dari jumlah cabang sebagai sales force yang dimiliki, jumlah dana

yang siap dipasarkan, nasabah-nasabah debitur maupun nasabah

giro yang telah dikuasai, dan sebagainya.

Page 6: III. METODE KAJIAN A. Kerangka Pemikiran Kajian · A. Kerangka Pemikiran Kajian . Sektor UKM memiliki ... Kajian dilakukan di sepuluh kota di Indonesia dengan kegiatan ... Nilai yang

37

b. Kelemahan (Weaknesses) yang dilihat dari kekurangan administrasi

dan sistem prosedurnya, serta keterbatasan fitur kredit yang dimiliki.

c. Peluang usaha (Opportunities) yang dimanfaatkan dalam rangka

menerobos pasar dana (kredit).

d. Ancaman (Threats) yang ada, seperti besarnya market share dari

pesaing.

Evaluasi faktor strategi eksternal menggunakan matriks faktor

strategi eksternal dan dilakukan dengan langkah-langkah sebagaimana

dimuat pada Tabel 4.

Tabel 4. Faktor strategik eksternal (Opportunities dan Threats)

Faktor Strategik Eksternal Bobot

(a) Rating

(b) Skor

c = (a x b)

Opportunities 1. 2. 3. Threats 1. 2. 3.

Jumlah

1,00

Sumber : Rangkuti, 2006

i. Menyusun EFAS.

ii. Melakukan pembobotan terhadap EFAS dengan skala mulai 1,00

(paling penting) sampai 0,00 (tidak penting) berdasarkan pengaruh

faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategik perusahaan.

iii. Melakukan rating untuk masing-masing faktor dengan memberikan

skala mulai dari 4 sebagai prioritas tertinggi sampai dengan 1

sebagai prioritas terendah berdasarkan pengaruh faktor tersebut

terhadap kondisi perusahaan bersangkutan.

iv. Melakukan penilaian dengan mengalikan bobot dengan rating.

Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor.

v. Menjumlahkan skor pembobotan untuk memperoleh total skor

pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total skor

Page 7: III. METODE KAJIAN A. Kerangka Pemikiran Kajian · A. Kerangka Pemikiran Kajian . Sektor UKM memiliki ... Kajian dilakukan di sepuluh kota di Indonesia dengan kegiatan ... Nilai yang

38

pembobotan ini menunjukkan bagaimana perusahaan bereaksi

terhadap faktor-faktor strategik eksternal.

Evaluasi faktor strategik internal menggunakan matriks faktor strategik

internal dan dilakukan dengan langkah-langkah seperti dimuat pada

Tabel 5.

Tabel 5. Faktor strategik internal (Strengths dan Weaknesses)

Faktor Strategik Internal

Bobot (a)

Rating (b)

Skor c = (a x b)

Strengths

1 2 3

Threats

1 2 3

Jumlah

1,00

1)

Sumber : Rangkuti, 2006

i. Menyusun IFAS.

ii. Melakukan pembobotan terhadap IFAS dengan skala mulai 1,00

(paling penting) sampai 0,00 (tidak penting) berdasarkan pengaruh

faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategik perusahaan.

iii. Melakukan rating untuk masing-masing faktor dengan memberikan

skala mulai dari 4 sebagai prioritas tertinggi sampai dengan 1

sebagai prioritas terendah berdasarkan pengaruh faktor tersebut

terhadap kondisi perusahaan bersangkutan.

iv. Melakukan penilaian dengan mengalikan bobot dengan rating.

Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor.

v. Menjumlahkan skor pembobotan untuk memperoleh total skor

pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total skor

pembobotan ini menunjukkan bagaimana perusahaan bereaksi

terhadap faktor-faktor strategik internal.

Total skor faktor strategik eksternal dan internal menghasilkan

Matriks Internal-Eksternal (IE) yang mengindikasikan sembilan sel

Page 8: III. METODE KAJIAN A. Kerangka Pemikiran Kajian · A. Kerangka Pemikiran Kajian . Sektor UKM memiliki ... Kajian dilakukan di sepuluh kota di Indonesia dengan kegiatan ... Nilai yang

39

strategi (Tabel 5), tetapi secara umum dapat dikelompokkan menjadi

tiga strategi utama (Rangkuti, 2006), yaitu :

i. Strategi Pertumbuhan (Growth Strategy) yang merupakan

pertumbuhan perusahaan itu sendiri (sel 1, 2, dan 5) atau upaya

diversifikasi (sel 7 dan 8).

ii. Strategi Stabilitas (Stability Strategy) adalah strategi yang diterapkan

tanpa mengubah arah strategi yang telah ditetapkan (sel 4 dan 5).

iii. Strategi Penciutan (Retrenchment Strategy) adalah usaha

memperkecil atau mengurangi usaha yang dilakukan perusahaan (sel

3, 6, dan 9).

Sumber : Rangkuti, 2006.

Gambar 6. Konsep Matriks IE

3. Matriks BCG

Analisa BCG adalah salah satu analisis strategi yang lebih

mengutamakan data penjualan. Analisa ini banyak dipergunakan dalam

bidang penjualan. Matriks BCG mempunyai 4 (empat) kuadran yang

didasarkan pada pangsa pasar relatif untuk sumbu horizontal dan

pertumbuhan pasar untuk sumbu vertikal.

Dalam menganalisa potensi binis di suatu daerah dan

mendapatkan sektor-sektor unggulan sebagai acuan untuk menetapkan

kebijakan strategik dalam meningkatkan BNI KUR, dilakukan dengan

Rataan

Page 9: III. METODE KAJIAN A. Kerangka Pemikiran Kajian · A. Kerangka Pemikiran Kajian . Sektor UKM memiliki ... Kajian dilakukan di sepuluh kota di Indonesia dengan kegiatan ... Nilai yang

40

membuat matriks yang menghubungkan potensi bisnis regional (sumbu

X) dengan kinerja penyaluran kredit BNI KUR (sumbu Y), yaitu

gambaran suatu kondisi tertentu untuk menetapkan rekomendasi efektif

bagi upaya meningkatkan BNI KUR.

Gambar 7. BNI KUR dan potensi bisnis regional berdasarkan Matriks

BCG

a. Faktor yang digunakan

1) Faktor Internal, yaitu kinerja penyaluran BNI KUR dengan

indikator-indikator berikut :

i. Baki Debet Pinjaman.

Ukuran bisnis, salah satunya diwakili oleh kemampuan

menyalurkan kredit, semakin tinggi nilai kredit/jumlah baki debet

pinjaman BNI KUR maka kinerja dinilai makin baik (high is

better).

ii. Tingkat Pertumbuhan BNI KUR

Mencerminkan kemampuan dalam melakukan penetrasi dan

cerminan dari suatu prospek. Nilai yang menjadi acuan adalah

growth tahun 2009 - 2010. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan

Kuadran III

Kuadran II

KUADRAN II

KUADRAN I

KUADRAN III

KUADRAN IV

Page 10: III. METODE KAJIAN A. Kerangka Pemikiran Kajian · A. Kerangka Pemikiran Kajian . Sektor UKM memiliki ... Kajian dilakukan di sepuluh kota di Indonesia dengan kegiatan ... Nilai yang

41

kredit yang diberikan, maka kinerja dinilai semakin baik (high is

better).

iii. Jumlah rekening BNI KUR

Customer base dapat diukur dengan melihat jumlah

rekening/debitur disuatu daerah, semakin tinggi nilai jumlah

rekening/debitur BNI KUR, maka portefel dinilai makin baik

(high is better).

2) Faktor Eksternal berupa potensi bisnis regional indikator-indikator

yang digunakan :

i. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

Angka ini merupakan „besarnya‟ ukuran ekonomi (economic

size) di suatu daerah secara keseluruhan, yaitu nilai agregat

dari seluruh output kegiatan ekonomi yang dilakukan.

Acuannya bila semakin tinggi niliai PDRB suatu daerah, maka

potensinya dinilai semakin baik (high is better)

ii. CAGR (Compount Annual Growth rate) PDRB.

Pertumbuhan ekonomi daerah menunjukkan prospek ekonomi

secara umum yang pada akhirnya berpengaruh pada prospek

perbankan. CAGR atau peningkatan rataan pertahun PDRB

atas dasar harga konstan merupakan ukuran paling mewakili

„prospek ekonomi daerah‟. Acuannya bila semakin tinggi angka

CAGR PDRB suatu daerah, maka potensi juga dinilai semakin

baik (high is better).

iii. Baki Debet (BD) Kredit Perbankan

Ukuran besarnya industri perbankan di suatu daerah dapat

diukur pula dengan parameter “Kredit tersalurkan”, yaitu

gambaran umum tingkat pemanfaatan perbankan oleh

penduduk di suatu daerah. Acuannya semakin tinggi kredit

perbankan suatu daerah maka potensi secara ekonomi dinilai

semakin baik (high is better).

iv. CAGR BD Kredit Perbankan.

Pertumbuhan kredit perbankan menunjukan prospek

pembiayaan secara umum. CAGR kredit Perbankan merupakan

ukuran paling mewakili „prospek pembiayaan‟. Acuannya bila

Page 11: III. METODE KAJIAN A. Kerangka Pemikiran Kajian · A. Kerangka Pemikiran Kajian . Sektor UKM memiliki ... Kajian dilakukan di sepuluh kota di Indonesia dengan kegiatan ... Nilai yang

42

semakin tinggi angka CAGR kredit suatu daerah, maka potensi

dinilai semakin baik (high is better).

v. Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan

Penghimpunan DPK mewakili kondisi bisnis perbankan suatu

daerah. Acuannya semakin tinggi angka dana masyarakat

suatu daerah, maka potensi bisnis dinilai semakin baik (high is

better).

vi. CAGR Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan.

Pertumbuhan DPK perbankan menunjukan prospek bisnis

secara umum. CAGR DPK Perbankan merupakan ukuran

paling mewakili „prospek bisnis‟. Acuannya, semakin tinggi

angka CAGR DPK Perbankan suatu daerah, maka potensi

juga dinilai semakin baik (high is better).

c. Batasan Pemetaan

1) Obyek yang dipetakan

Pemetaan dilakukan terhadap BNI KUR dan indikator-indikator

potensi bisnis di seluruh Kabupaten/Kota.

2) Periode pengukuran

i) Data BNI KUR adalah data per tahun 2009 - 2010,

ii) Data PDRB dan Pertumbuhan PDRB adalah data tahun 2005

s/d 2009 (sesuai dengan ketersediaan data di BPS)

iii) Data DPK dan Kredit Perbankan adalah data tahun 2005 s/d

2010.

3) Area yang dianalisis

i) Data indikator potensi bisnis regional yang dijadikan bahan

pemetaan adalah data di area Kabupaten/Kota dinilai sudah

cukup untuk mewakili potensi bisnis di suatu daerah.

ii) Kabupaten/Kota yang dianalisis adalah Kabupaten/Kota yang

terbantuk s/d periode 2009, sehingga pemekaran

Kabupaten/Kota di tahun 2010 belum diperhitungakan.

iii) Data Perbankan berasal dari data Bank Indonesia, dengan

aacuan pada Kabupaten/Kota sebelum pemekaran.

Page 12: III. METODE KAJIAN A. Kerangka Pemikiran Kajian · A. Kerangka Pemikiran Kajian . Sektor UKM memiliki ... Kajian dilakukan di sepuluh kota di Indonesia dengan kegiatan ... Nilai yang

43

d. Metode Penilaian.

Indikator Faktor internal kinerja BNI KUR dikelompokan dalam

4 (empat) klasifikasi penilaian skala 1-4, begitu juga indikator faktor

eksternal (potensi bisnis regional) dikelompokan dalam 4 (empat)

klasifikasi penilaian dengan skala A-D.

1) Penilaian kinerja BNI KUR dirinci sebagai berikut :

i) 1 = untuk nilai portefel kredit di atas atau sama dengan 4.

ii) 2 = untuk nilai portefel kredit di atas atau sama dengan 3,

tetapi di bawah 4.

iii) 3 = untuk nilai portefel kredit di atas atau sama dengan 2,

tetapi di bawah 3.

iv) 4 = untuk total nilai di bawah 2.

2) Penilan potensi bisnis regional dirinci sebagai berikut :

i) A = untuk nilai potensi bisnis regional di atas atau sama

dengan 4.

ii) B = untuk nilai potensi bisnis regional di atas atau sama

dengan 3, tetapi di bawah 4.

iii) C = untuk nilai potensi bisnis regional di atas atau sama

dengan 2, tetapi dibawah 3.

iv) D = untuk total nilai di bawah 2.

2) Matriks Penilaian

Hasil pengukuran setiap peubah dinilai dengan matriks

penilaian seperti dimuat pada Tabel 7 dan 8.

Besarnya masing-masing nilai indikator (Tabel 6 dan 7)

dikelompokan berdasarkan data dengan pendekatan-pendekatan

statistik (Mean, Median dan Modus ).

Tabel. 6. Matriks penilaian BNI KUR

NILAI BAKI DEBET

BNI KUR

GROWTH BAKI DEBET BNI

KUR

JUMLAH REKENING

BNI KUR

1 <

<

2 ≥

<

<

<

3 ≥

<

<

<

4 ≥

<

<

<

5 ≥

<

Page 13: III. METODE KAJIAN A. Kerangka Pemikiran Kajian · A. Kerangka Pemikiran Kajian . Sektor UKM memiliki ... Kajian dilakukan di sepuluh kota di Indonesia dengan kegiatan ... Nilai yang

44

Tabel. 7. Matriks penilaian potensi bisnis regioanal

NILAI PDRB Harga

Konstan CAGR PDRB

Harga Konstan DPK

PERBANKAN

1 <

<

<

2 ≥

<

<

<

3 ≥

<

<

<

4 ≥

<

<

<

5 ≥

NILAI

CAGR DPK PERBANKAN

KREDIT PERBANKAN

CAGR KREDIT PERBANKAN

1 <

<

<

2 ≥

<

<

<

3 ≥

<

<

<

4 ≥

<

<

<

5 ≥

e. Bobot Kriteria Penilain

Untuk mendapatkan total nilai dari masing-masing faktor di setiap

kriteria, dilakukan pembobotan (A) untuk setiap indikator yang

dikalikan dengan nilai berdasarkan matriks (B). Hasilnya berupa nilai

terbobot (C) yang merupakan nilai akhir berupa rating kineraja

penyaluran BNI KUR dan potensi bisnis di Kabupaten/Kota

bersangkutan.

Tabel 8. Bobot kriteria penilaian BNI KUR

INDIKATOR

BOBOT (%)

NILAI NILAI

TERBOBOT

A B C (A X B)

Baki Debet BNI KUR

Pertumbuhan BNI KUR

Jumlah Debitur BNI KUR

Besarnya bobot masing-masing indikator ditetapkan berdasarkan

tingkat kepentingan atau skala pengaruh terhadap masing-masing

faktor pemetaan.

Page 14: III. METODE KAJIAN A. Kerangka Pemikiran Kajian · A. Kerangka Pemikiran Kajian . Sektor UKM memiliki ... Kajian dilakukan di sepuluh kota di Indonesia dengan kegiatan ... Nilai yang

45

Tabel 9. Bobot kriteria penilaian Potensi bisnis regional.

INDIKATOR

BOBOT (%)

NILAI NILAI

TERBOBOT

A B C (A X B)

PDRB Harga Konstan

CAGR PDRB Harga Konstan

Kredit Perbankan

CAGR Kredit Perbankan

DPK Perbankan

CAGR DPK Perbankan