ii. tinjauan pustaka 2.1. telaah penelitian terdahulurepository.ub.ac.id/129990/3/ii.pdf ·...

18
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Telaah Penelitian Terdahulu Ada beberapa penelitian terkait efisiensi pemasaran yang menggunakan analisis margin pemasaran sebagai alat analisis untuk mengetahui tingkat efisiensi pemasaran pada setiap lembaga pemasaran, penelitian terkait efisiensi pemasaran komoditas pertanian yang dijadikan telaah penelitian terdahulu antara lain: penelitian Dhewi (2008) yang menggunakan komoditas bawang merah sebagai obyek penelitiannya, Wijaya (2010) melakukan penelitian pada komoditas jeruk siam, Harifuddin (2011) melakukan penelitian pada komoditas rumput laut, Anita (2012) melakukan penelitian pada komoditas jeruk siam, Hermawan (2012) melakukan penelitian pada komoditas bawang merah, Amir (2013) melakukan penelitian pada komoditas bawang merah, Pradika (2013) dalam penelitiannya menggunakan komoditas ubi jalar sebagai obyek penelitiannya. Dhewi (2008) pada penelitian menemukan bahwa: Modal petani relatif terbatas, sistem usahatani yang bersifat turun temurun dan adopsi pada teknologi baru masih kurang, perantara pemasaran lebih cepat memperoleh informasi harga dibandingkan petani produsen. Penelitian Dhewi bertujuan untuk mengetahui pengaruh perubahan harga di tingkat pengecer terhadap perubahan harga di tingkat petani, mengetahui kontribusi (share) harga yang diterima petani terhadap harga yang diterima pengecer, menganalisis efisiensi pemasaran bawang merah di daerah Probolinggo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah: analisis integrasi pasar secara vertikal, analisis elastisitas transmisi harga , analisis marjin pemasaran dan share harga. Variabel penelitian yang digunakan Dhewi dalam penelitiannya adalah sebagai berikut: bagian yang diterima petani, harga jual ditingkat petani, harga jual ditingkat konsumen, biaya pemasaran, keuntungan pemasaran. Simpulan penelitian ini menunjukkan bahwa struktur pasar yang terjadi di daerah penelitian adalah struktur pasar tidak sempurna dengan bentuk pasar oligopsoni. Pembentukan harga di tingkat petani dan pengecer terintegrasi cukup lemah. pedagang pengumpul bertindak sebagai price setter dan petani sebagai price taker yang menyebabkan bargaining position petani lemah. Sementara itu, analisis

Upload: others

Post on 26-Sep-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Telaah Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/129990/3/II.pdf · integrasi pasar secara vertikal, analisis elastisitas transmisi harga , analisis marjin

10

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Telaah Penelitian Terdahulu

Ada beberapa penelitian terkait efisiensi pemasaran yang menggunakan

analisis margin pemasaran sebagai alat analisis untuk mengetahui tingkat efisiensi

pemasaran pada setiap lembaga pemasaran, penelitian terkait efisiensi pemasaran

komoditas pertanian yang dijadikan telaah penelitian terdahulu antara lain:

penelitian Dhewi (2008) yang menggunakan komoditas bawang merah sebagai

obyek penelitiannya, Wijaya (2010) melakukan penelitian pada komoditas jeruk

siam, Harifuddin (2011) melakukan penelitian pada komoditas rumput laut, Anita

(2012) melakukan penelitian pada komoditas jeruk siam, Hermawan (2012)

melakukan penelitian pada komoditas bawang merah, Amir (2013) melakukan

penelitian pada komoditas bawang merah, Pradika (2013) dalam penelitiannya

menggunakan komoditas ubi jalar sebagai obyek penelitiannya.

Dhewi (2008) pada penelitian menemukan bahwa: Modal petani relatif

terbatas, sistem usahatani yang bersifat turun temurun dan adopsi pada teknologi

baru masih kurang, perantara pemasaran lebih cepat memperoleh informasi harga

dibandingkan petani produsen. Penelitian Dhewi bertujuan untuk mengetahui

pengaruh perubahan harga di tingkat pengecer terhadap perubahan harga di

tingkat petani, mengetahui kontribusi (share) harga yang diterima petani terhadap

harga yang diterima pengecer, menganalisis efisiensi pemasaran bawang merah di

daerah Probolinggo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah: analisis

integrasi pasar secara vertikal, analisis elastisitas transmisi harga , analisis marjin

pemasaran dan share harga.

Variabel penelitian yang digunakan Dhewi dalam penelitiannya adalah

sebagai berikut: bagian yang diterima petani, harga jual ditingkat petani, harga

jual ditingkat konsumen, biaya pemasaran, keuntungan pemasaran. Simpulan

penelitian ini menunjukkan bahwa struktur pasar yang terjadi di daerah penelitian

adalah struktur pasar tidak sempurna dengan bentuk pasar oligopsoni.

Pembentukan harga di tingkat petani dan pengecer terintegrasi cukup lemah.

pedagang pengumpul bertindak sebagai price setter dan petani sebagai price taker

yang menyebabkan bargaining position petani lemah. Sementara itu, analisis

Page 2: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Telaah Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/129990/3/II.pdf · integrasi pasar secara vertikal, analisis elastisitas transmisi harga , analisis marjin

11

elastisitas transmisi harga mengindikasikan bahwa informasi harga di tingkat

pengecer belum ditransmisikan secara penuh kepada petani. Kontribusi harga

pengecer kurang lebih tiga kali lipat dari kontribusi harga petani. Selain itu

didapatkan pula bahwa semakin pendek saluran pemasaran semakin besar pula

kontribusi harga yang diterima petani.

Pada penelitian skripsi ini penulis juga menganalisis efisiensi pemasaran.

Metode yang digunakan penulis adalah analisis pendapatan usahatani bawang

merah, serta analisis regresi untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

pendapatan usahatani bawang merah. Secara jelas telah ditunjukan adanya

perbedaan penggunaan metode dalam penelitian skripsi ini dengan metode

penelitian yang digunakan Dhewi, sehingga penelitian ini juga akan memperoleh

hasil yang berbeda dengan hasil penelitian yang diperoleh Dhewi. Penelitian

Dhewi hanya digunakan sebagai rujukan serta digunakan sebagai pembanding

dari penelitian skripsi ini.

Wijaya (2010) melakukan penelitian dengan komoditas jeruk pamelo

sebagai obyek penelitian. Tujuan penelitian Wijaya adalah: Mengidetifikasi

saluran pemasaran, menganalisis fungsi pemasaran, menganalisis margin

pemasaran, efisiensi harga dan efisiensi operasional. Metode yang digunakan

Wijaya dalam penelitiannya adalah analisis margin pemasaran, analisis efisiensi

pemasaran. Hasil penelitian wijaya menyebutkan bahwa terdapat lima saluran

pemasaran, nilai share yang diterima petani masih rendah dibandingkan dengan

harga ditingkat konsumen, margin pemasaran yang ada belum terdistribusi

proporsional.

Persamaan penelitian diatas dengan penelitian skripsi ini adalah metode

yang digunakan untuk mengukur efisiensi pemasaran adalah analisis marjin

pemasaran. Penelitian skripsi ini obyeknya berbeda dengan penelitian Wijaya,

obyek penelitian skripsi ini adalah komoditas bawang merah, sedangkan obyek

penelitian Wijaya adalah komoditas jeruk pamelo.

Harifuddin (2011) melakukan kegiatan penelitian dengan menggunakan

rumput laut sebagai obyek penelitian. Tujuan penelitian Harifuddin: Mengetahui

bentuk saluran pemasaran rumput laut di Kecamatan Mandalle, Kabupaten

Pangkep, mengetahui jumlah margin dan keuntungan yang diperoleh masing-

Page 3: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Telaah Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/129990/3/II.pdf · integrasi pasar secara vertikal, analisis elastisitas transmisi harga , analisis marjin

12

masing lembaga pemasaran, mengetahui tingkat efisiensi pemasaran pada masing-

masing lembaga pemasaran. Penelitian Harifuddin menggunakan alat analisis

margin pemasaran, keuntungan pemasaran dan analisis efisiensi pemasaran.

Berdasarkan hasil penelitian Harifuddin didapatkan simpulan penelitian sebagai

berikut: terdapat 2 saluran pemasaran rumput laut: Saluran I dari petani ke

pedagang pengumpul, kemudian ke pedagang besar dan terakhir ke eksportir.

Saluran II dari petani ke pedagang pengumpul, dan terakhir ke eksportir. Besarnya

margin saluran pemasaran I sama dengan saluran II dan keuntungan saluran

pemasaran I lebih kecil dari saluran II. Saluran yang pendek (saluran II) lebih

efisien daripada saluran yang panjang (saluran I).

Persamaan penelitian skripsi ini dengan penelitian diatas adalah penggunaan

metode analisis margin pemasaran. Perbedaan penelitian skripsi ini dengan

penelitian diatas adalah komoditas yang diamati yaitu komoditas bawang merah,

sedangkan penelitian diatas melakukan penelitian terhadap rumput laut, sehingga

penelitian diatas dapat digunakan sebagai pembanding dari penelitian skripsi ini.

Anita (2012) dalam penelitiannya mengemukakan beberapa tujuan antara

lain: Mengetahui saluran pemasaran yang paling efisien. Metode yang digunakan

dalam penelitian Anita: Analisis farmer’s share, margin pemasaran. Penelitian

ini mengungkapkan bahwa saluran pemasaran yang lebih pendek akan

menghasilkan margin yang lebih rendah daripada farmer share sehingga

pemasaran jeruk dengan saluran yang pendek bisa efisien. Saluran pemasaran

yang panjang tidak akan efisien karena margin pemasaran lebih tinggi daripada

farmer’s share.

Persamaan penelitian skripsi ini dengan penelitian Anita adalah alat analisis

yang digunakan yaitu analisis margin pemasaran dan analisis farmer share.

Perbedaan penelitian skripsi ini dengan penelitian Anita adalah obyek penelitian

skripsi ini adalah komoditas bawang merah, sedangkan obyek penelitian diatas

adalah komoditas jeruk , sehingga penelitian diatas dapat digunakan sebagai

pembanding dari penelitian skripsi ini.

Hermawan (2012) mempunyai tujuan penelitian sebagai berikut: melakukan

identifikasi saluran pemasaran, menganalisis marjin yang diterima petani,

menganalisis efiensi harga dan efisiensi operasional. Metode yang digunakan

Page 4: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Telaah Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/129990/3/II.pdf · integrasi pasar secara vertikal, analisis elastisitas transmisi harga , analisis marjin

13

dalam penelitian Hermawan: analisis margin pemasaran, analisis efisiensi harga,

analisis efisiensi operasional, analisis pendapatan usahatani. Hasil penelitian

Hermawan menunjukkan bahwa terdapat dua saluran pemasaran didaerah

penelitian, saluran pemasaran satu sering digunakan namun belum bisa dikatakan

efisien karena saluran pemasarannya terlalu panjang. Panjangnya saluran

pemasaran yang ada membuat margin pemasaran semakin besar. Berdasarkan

analisis efisiensi harga pada ke dua saluran pemasaran sudah dapat dikatakan

efisien. Berdasarkan analisis efisien operasional saluran satu belum bisa

dikatakan efisien karena transportasinya belum maksimal, dan pada saluran dua

sudah bisa dikatakan efisien karena bisa memaksimalkan kapasitas produksi.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah obyek

penelitiannya adalah komoditas bawang merah, penelitian skripsi ini

menggunakan analisis margin pemasaran, analisis pendapatan usahatani, sehingga

penelitian terdahulu dapat digunakan sebagai acuan dalam pembahasan penelitian

skripsi ini. Perbedaan penelitian diatas dengan penelitiaan yang dilakukan penulis

adalah pada penelitian diatas tidak dilakukan analisis faktor-faktor yang

mempengaruhi pendapatan usahatani bawang merah, sedangkan dalam penelitian

skripsi ini dilakukan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan

usahatani bawang merah.

Amir (2013) dalam penelitiannya mengemukakan tujuan penelitian antara

lain: menganalisis pendapatan yang diperoleh petani, menganalisis saluran

pemasaran bawang merah, menganalisis margin pemasaran yang diperoleh

lembaga pemasaran dan share harga yang diterima petani, dan menganalisis

efisiensi pemasaran bawang merah

Metode yang digunakan dalam penelitian Amir: analisis usahatani bawang

merah, analsis margin pemasaran, share keuntungan lembaga pemasaran,analisis

B/C rasio, analisis efisiensi pemasaran. Total revenue, total cost, harga ditingkat

pengecer, harga ditingkat konsumen, distribusi margin, keuntungan lembaga

pemasaran, total margin, efisiensi harga, efisiensi operasional, indeks efisiensi

merupakan varibel penelitian yang digunakan Amir. Simpulan penelitian Amir

menunjukkan terdapat empat saluran pemasaran, sebagian besar petani menjual

hasil produksi bawang merah berdasarkan saluran pemasaran II yaitu kepada

Page 5: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Telaah Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/129990/3/II.pdf · integrasi pasar secara vertikal, analisis elastisitas transmisi harga , analisis marjin

14

tengkulak local I dan sisanya dijual ke pengecer II. Saluran pemasaran I lebih

efisien ditunjukkan dengan nilai margin pemasaran yang kecil, karena saluran I

lebih pendek jika dibandingkan dengan saluran yang lain.

Persamaan penelitian skripsi ini dengan penelitian terdahulu adalah

penggunaan alat analisis margin pemasaran, serta analisis efisiensi pemasaran

bawang merah. Perbedaan penelitian skripsi ini dengan penelitian terdahulu

diatas adalah penelitian skripsi ini hanya akan membahas tentang kegiatan

pemasaran bawang merah serta membahas tingkat pendapatan usahatani dan

tidak melakukan pembahasan secara mendetail terkait usahatani bawang merah

seperti yang dilakukan oleh Amir.

Pradika (2013) dalam penelitiannya mempunyai tujuan: menganalisis

efisiensi pemasaran ubi jalar di Kabupaten Lampung Tengah. Metode yang

digunakan dalam penelitian Pradika adalah, analisis margin pemasaran. Saluran

pemasaran, harga, biaya, dan volume penjualan merupakan variabel penelitian

yang digunakan Pradika. Simpulan penelitian dari hasil penelitian Pradika adalah

:sistem pemasaran ubi jalar di Kabupaten Lampung Tengah belum efisien.

Terdapat empat saluran pemasaran ubi jalar, marjin pemasaran dan Ratio Profit

Margin (RPM) penyebarannya tidak merata, serta elastisitas transmisi harga (Et)

bernilai kecil menunjukkan bahwa pasar yang terjadi adalah tidak bersaing

sempurna.

Persamaan penelitian skripsi ini dengan penelitian terdahulu adalah adanya

persamaan tujuan penelitian untuk menganalisis efisiensi pemasaran. Perbedaan

penelitian skripsi ini dengan penelitian terdahulu adalah komoditas yang diamati

dalam penelitian skripsi ini bukan ubi jalar melainkan komoditas bawang merah.

2.2. Tinjauan Teknis Budidaya Bawang Merah

Bawang merah telah lama dikenal dan digunakan orang sejak beberapa ribu

tahun yang lalu. Menurut Rahayu dan Berlian (2000), tanaman bawang merah

diduga berasal dari daerah Asia Tengah, yaitu di deretan daerah sekitar India,

Pakistan sampai Palestina. Negara-negara di Eropa Barat, Eropa Timur dan

Spanyol baru mengenal bawang merah sekitar abad kedelapan. Dari sinilah

kemudian bawang merah menyebar hingga ke daratan Amerika, Asia Timur dan

Page 6: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Telaah Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/129990/3/II.pdf · integrasi pasar secara vertikal, analisis elastisitas transmisi harga , analisis marjin

15

Asia Tenggara termasuk Indonesia. Di Indonesia, daerah yang menjadi sentra

produksi bawang merah yaitu Brebes, Probolinggo, Majalengka, Tegal, Nganjuk,

Cirebon, Kediri, Bandung, Malang dan Pemalang. Daerah-daerah tersebut

termasuk ke dalam urutan sepuluh besar sentra produksi bawang merah di

Indonesia. Teknis budidaya bawang merah mulai dari pengolahan lahan sampai

dengan pemanenan antara lain:

1. Pengolahan Tanah

Tahap untuk penyiapan lahan pada pertanaman bawang merah dibedakan

atas 2 cara , yaitu penyiapan lahan ditegalan dan lahan bekas padi sawah.

a. Penyiapan lahan tegalan

Rumput-rumput liar dan batu disekitar kebun dibuang. Tanah dicangkul

cukup dalam hingga strukturnya gembur, kemudian diberi pupuk kandang 10-20

ton/Ha. Buat parit keliling selabar 30-40 Cm , kemudian tanah dikering anginkan

selama 14 hari. Buat bedengan dengan ukuran lebar atas 1 M, lebar dasar 1,2 M ,

tinggi 0,3 M panjang menyesuaikan keadaan lahan dan jarak antar bedengan 0,4

M. Ratakan permukaan bedengan hingga siap ditanami bibit bawang merah.

b. Penyiapan lahan bekas padi sawah

Buat selokan-selokan selebar 40 cm dan dalamnya 50-60 cm dengan

menggunakan alat lampak. Tanah dari selokan digali dan digundukkan

memanjang sehingga nantinya membentuk bedengan selebar 100-120 cm. biarkan

tanah galian selama 14 hari dalam keadaan kering. Tanah yang sudah kering

dicangkul sedalam 30 cm sampai menjadi gumpalan-gumpalan kecil. Tambahkan

pupuk kandang 10-20 ton/ha sambil dibalikkan dan dicampur merata dengan

tanah, kemudian tanah dikeringkan selama 15 hari. Tanah diolah kedua kalinya

hingga menjadi gumpalan-gumpalan kecil dan halus. Menjelang saat tanam, tanah

diolah sekali lagi sambil membersihkan rerumputan dan jerami, sekaligus

meratakan permukaan bedengan.

2. Penanaman

Waktu tanam yang baik adalah awal musim kemarau(Mei/Juni-

Agustus/September). Sehari sebelum ditanam tanah diairi sekupnya agar keadaan

lapisan tanah atas cukup lembab. Bersamaan dengan waktu tanam diberikan

pupuk dasar campuran N,P,dan K. (15.15.15) dosisnya 150Kg/Ha. Pupuk tersebut

Page 7: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Telaah Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/129990/3/II.pdf · integrasi pasar secara vertikal, analisis elastisitas transmisi harga , analisis marjin

16

dicampur rata dengan tanah. Bedengan yang siap ditanami ditentukan jarak

tanamnya dengan menggunakan tali, ajir, dan bilah pelarik. Jarak tanam bawang

merah adalah 20 x 20 cm, 20 x 15 cm atau 20 x 10 cm tergantung ukuran bibit dan

kesuburan tanahnya. Tanamkan bibit bawang merah satu per satu sehingga 2/3

bagian suing masuk kedalam tanah, dan posisi suing jangan terbalik. Siram

bedengan hingga cukup basah (lembab).

3. Pemeliharaan tanaman

Kegiatan utama pemeliharaan tanaman bawang merah meliputi pekerjaan

sebagai berikut:

a. Penyulaman

Penyulaman dilakukan pada awal pertumbuhan hingga umur 7 hari setelah

tanam, dengan cara mengganti bibit yang mati atau busuk.

b. Pengairan

Pada awal pertumbuhan dan keadaan iklim kering, perlu dilakukan

penyiraman cukup intensif yaitu 2-5 kali dalam seminggu. Hal yang paling

penting adalah menjaga agar tanah tidak kekeringan . cara pengairan tanaman

bawang merah yang paling baik adalah di leb, tetapi bila tidak memungkinkan

dapat dilakukan penyiraman dengan alat bantu gembor ataupun alat siram lainnya

yang dianggap praktis dilapangan. Pada periode pembentukan umbi, secara

berangsur-angsur dikurangi untuk mencegah terjadinya pembusukan umbi.

c. Pemupukan

Jenis dan dosis pupuk serta waktu pemberiannya sangat bervariasi antar

daerah produsen bawang merah. Pedoman dari hasil-hasil penelitian yang dapat

dijadikan acuan antara lain:

1) Dosis pupuk 100-120 kg N,100 KG P2O5 dan 100 kg k2o perhektar atau

setara dengan 222-267 kg Urea atau 476-571 kg ZA + 489 kg TSP+ 217 KCL

perhektar. Pemberian pupuk dilakukan 2 kali, yaitu pada umur 2 minggu

setelah tanam dengan pupuk tsp dan kcl serta setengah dosis pupuk urea

ataupun ZA, kemudian diulang pada umur 4 minggu setelah tanam berupa

pupuk urea atau Za setengah dosis sisanya. Pemberian pupuk ini dilakukan

dalam larikan diantara barisan tanaman, atau ditugalkan kemudian ditutup

dengan tanah.

Page 8: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Telaah Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/129990/3/II.pdf · integrasi pasar secara vertikal, analisis elastisitas transmisi harga , analisis marjin

17

2) Dosis pupuk NPK(15.15.15) sebanyak 300-400 kg perhektar. Setengah dosis

pupuk tersebut diberikan pada saat tanam, yakni dicampur merata dengan

tanah atau dengan cara ditugal. Setengah dosis sisanya diberikan ketika

tanaman bawang merah berumur 1-2 minggu dengan cara disebarkan diantara

barisan tanaman, kemudian ditutup dengan tanah.

3) Dosis pupuk 200 Kg N, 60 Kg P2O5 dan 150 kg K2O perhektar setara dengan

Urea 150 Kg + ZA 635 Kg, TSP 125 Kg, dan KCL 326 kg perhektar. Pupuk

TSP dan KCL diberikan sekaligus pada saat tanam, disebar dan dicampur rata

dengan tanah. Campuran pupuk Urea dan ZA diberikan 2 kali, masing-masing

setengah dosis, yaitu pada umur 1 dan 4 minggu setelah tanam. Cara

pemberian pupuk ini adalah dilingkarkan disekeliling tanaman atau larikan

diantara barisan tanaman, kemudian ditutup dengan tanah.

d. Penyiangan

Penyiangan (pendangiran) biasanya dilakukan bersamaan dengan

pemupukan susulan, yaitu pada umur 2 dan 4 minggu setelah tanam. Cara

menyiang rumput-rumput liar harus hati-hati agar tidak merusak perakaran

bawang merah, sebaiknya dicabut dengan tangan, kalau perlu dengan alat bantu

kored dan cangkul.

e. Pemotongan tangkai bunga

Kurang lebih pada umur 35 hari setelah tanam, beberapa varitas bawang

merah yang mudah berbunga akan mulai keluar tangkai-tangkai bunganya.

Tangkai ini sebaiknya dipotong agar zat makanan untuk pembungaan dipusatkan

pada pembentukan dan pembesaran umbi.

4. Pengendalian Hama dan Penyakit

Hama penyakit yang menyerang tanaman bawang merah antara lain adalah

ulat bawang (Spodoptera exiqua HBN), trips (Thrips tabaci Lind), bercak ungu

atau trotol, busuk daun, antraknose. Pengendalian hama dan penyakit merupakan

kegiatan rutin atau tindakan preventif yang dilakukan petani bawang merah. Cara

pengendalian hama dapat dilakukan secara kimiawi maupun non kimiawi. Cara

pengendalian non kimiawi meliputi: pergiliran rotasi tanaman, waktu tanam yang

serempak dalam sehamparan areal tanam, mengatur waktu tanam yang baik,

mengumpulkan ulat disore ataupun malam hari kemudian dibunuh, melakukan

Page 9: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Telaah Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/129990/3/II.pdf · integrasi pasar secara vertikal, analisis elastisitas transmisi harga , analisis marjin

18

sanitasi lingkungan, dan menggunakan bibit yang sehat. Pengendalian cara

kimiawi dilakukan dengan cara memasang Sex Pheromon atau perangkap ngengat

jantan untuk ugratas biru, penyemprotan dengan insektisida yang efektif,

membuat umpan beracun yang terdiri dari Dipterex 95 SL 125-250 gr + dedak

100 kg + gula merah 0,5-1 kg + air 10 liter, dan penyemprotan fungisida yang

efektif dengan dosis 2 gr per liter.

5. Pemanenan

Tanaman bawang merah dapat dipanen hasilnya setelah berumur 60-90 hari

setelah tanam, atau tergantung varitas dan tujuan penggunaan hasil umbinya.

Panen bawang merah dilakukan pada saat tanah kering, untuk menghindari

menjalarnya penyakit tular tanah maupun tular bibit seperti busuk umbi dan busuk

lunak. Cara panen bawang merah adalah dengan mencabut rumpun tanaman

beserta batangnya. Hasil panen dikumpulkan disuatu tempat penampungan

sementara. Pada pertanaman yang baik dapat dihasilkan 10-21 Ton umbi basah

perhektar.

6. Penanganan pasca panen

Kegiatan penanganan pasca panen bawang merah terdiri dari beberapa

tahapan antaralain:

a. Pembersihan dan pengikatan

Umbi bawang merah dibersihkan dari tanah dan akar yang menempel

dengan alat bantu pisau tajam secara hati-hati agar tidak menyebabkan luka atau

rusak pada umbinya. Untuk memudahkan pengangkutan dari kebun ketempan

penjemuran dilakukan pengikatan rata-rata 2-5 kg/ikatan.

b. Pengeringan

Pengeringan dilakukan dengan menjemur bawang merah dibawah sinar

matahari selama 1-2 minggu sambil dibolak balik hingga keringnya merata.

Tempat pengeringat dapat diatas tanah rata yang dialasi anyaman bambu ataupun

dilantai penjemuran. Penjemuran dihentikan bila kadar air dalam umbi berkisar

80-85%.

c. Penyimpanan

Penyimpanan bawang merah dapat dilakukan dengan berbagai cara antara

lain:

Page 10: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Telaah Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/129990/3/II.pdf · integrasi pasar secara vertikal, analisis elastisitas transmisi harga , analisis marjin

19

1) Ikatan bawang merah digantungkan diatas para-para tungku dapur, dengan

cara ini bawang merah dapat bertahan 6 bulan.

2) Ikatan bawang merah digantungkan diruang terbuka pada suhu 26o-29

o C

dengan kelembaban udara 70%-80%.

3) Digudang penyimpanan atau ruangan bersuhu dingin kurang lebih 0o C pada

kelembaban udara 65%

4) Ikatan bawang merah disimpan dalam rak-rak digudang penyimpanan yang

bersuhu antara 25o-30

o C , kelembaban udara 70%-80%, keadaan gudang

kering, dan peredaran udaranya baik.

Berdasarkan uraian tinjauan teknis budidaya bawang merah, tahapan-

tahapan tersebut diatas menjadi penting untuk diperhatikan agar petani bisa

memperoleh hasil panen dengan kuantitas yang maksimal dan menghasilkan

produk bawang merah yang berkualitas. Pada penelitian skripsi ini setiap tahapan

budidaya bawang merah mencakup beberapa variabel yang akan dianalisis guna

memperoleh masukan peningkatan pendapatan usahatani, variabel-variabel

tersebut mulai dari luas lahan, penyiapan bibit, penggunaan tenaga kerja, pupuk,

pestisida, pengairan dan pemanenan bawang merah yang satu sama lain saling

berhubungan.

2.3.Tinjauan Teori Pemasaran Produk Pertanian

1. Konsep pemasaran

Menurut Firdaus (2009) ada lima konsep pemasaran yang mendasari cara

perusahaan melakukan kegiatan pemasarannya.

a. Konsep berwawasan produksi

Konsep ini berpendapat bahwa konsumen akan memilih produk yang mudah

didapat dan murah harganya sehingga fokus utamanya adalah meningkatkan

efisiensi produksi dan memperluas cakupan distribusi.

b. Konsep berwawasan produk

Konsep yang kedua menyatakan bahwa konsumen lebih memilih produk

yang menawarkan mutu, kinerja yang baik serta inovasi untuk pengembangan

produk dalam suatu perusahaan sehingga tujuan utama perusahaan adalah

Page 11: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Telaah Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/129990/3/II.pdf · integrasi pasar secara vertikal, analisis elastisitas transmisi harga , analisis marjin

20

membuat produk yang lebih baik dan berusaha terus menerus

menyempurnakannya.

c. Konsep berwawasan penjualan

Konsep ini mengemukakan bahwa penjualan merupakan langkah terbaik

agar konsumen bisa membeli produk suatu perusahaan dalam jumlah yang cukup.

Adanya kegiatan promosi dan penjualan yang dilakukan perusahaan akan mampu

meningkatkan volume penjualan produk yang dihasil perusahaan.

d. Konsep berwawasan pemasaran

Kunci utama agar tujuan suatu organisasi bisa tercapai meliputi penetuan

kebutuhan dan keinginan pasar yang dituju serta memberikan kepuasan yang di

inginkan secara lebih efektif dan efisien daripada pasar pesaingnya.

e. Konsep berwawasan pemasaran bermasyarakat

Kewajiban perusahaan adalah menetapkan kebutuhan pelanggan dan

memenuhi keinginan serta kepentingan pasar sasaran serta memberikan kepuasan

kepada para konsumennya. Kegiatan pemenuhan kebutuhan konsumen yang

efektif dan efisiennya dapat dilakukan dengan cara mempertahankan atau

meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat.

Konsep pemasaran adalah sebuah filsafat bisnis yang menyatakan bahwa

kepuasan keinginan dari konsumen adalah dasar kebenaran sosial dan ekonomi

kehidupan sebuah perusahaan. Sudah sewajarnya jika segala kegiatan perusahaan

harus dicurahkan untuk mengetahui apa yang diinginkan oleh konsumen dan

kemudian memuaskan keinginan-keinginan tersebut, dengan tujuan agar

perusahaan memperoleh keuntungan (Stanton, 1996).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa konsep pemasaran

adalah gabungan dari beberapa konsep seperti konsep berwawasan produksi,

konsep berwawasan produk, konsep berwawasan penjualan, konsep berwawasan

pemasaran, dan konsep berwawasan pemasaran bermasyarakat. Berbagai konsep

tersebut mempunyai tujuan yang sama yaitu mencari tahu kebutuhan konsumen

kemudian memenuhi kebutuhan atau keinginan konsumen tersebut, agar kepuasan

konsumen bisa terpenuhi dan perusahan dapat memperoleh keuntungan yang

maksimal. Relevansi uraian diatas dengan penelitian skripsi ini adalah petani

bawang merah selaku produsen belum mampu memperoleh keuntungan yang

Page 12: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Telaah Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/129990/3/II.pdf · integrasi pasar secara vertikal, analisis elastisitas transmisi harga , analisis marjin

21

maksimal, hal ini dikarenakan kepuasan konsumen bawang merah masih belum

bisa terpenuhi. Penyebab terjadinya kondisi di atas adalah karena kegiatan

pemasaran bawang merah di daerah penelitian masih belum bisa terlaksana

dengan baik atau kegiatan pemasaran bawang merah masih belum bisa mencapai

efisien.

2. Devinisi pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang harus dilakukan

oleh para pengusaha termasuk pengusaha tani (agribusinessmen) dalam usahanya

untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya (survival), untuk mendapatkan

laba, dan untuk berkembang. Berhasil atau tidaknya usaha tersebut sangat

tergantung pada keahliannya dibidang pemasaran, produksi, keuangan dan

sumberdaya manusia. Pemasaran adalah suatu tindakan yang menyebabkan

perpindahan hak milik atas barang serta jasa dan yang menimbulkan distribusi

fisik barang dan jasa. Proses pemasaran meliputi aspek fisik dan non fisik. Aspek

fisik menyangkut perpindahan barang-barang ketempat dimana meraka

dibutuhkan, sedangkan aspek non fisik adalah bahwa para penjual harus

mengetahui apa yang diinginkan para pembeli dan sebaliknya para pembeli juga

mengetahui apa yang dijual (Firdaus, 2009).

Pemasaran adalah suatu proses sosial dan menejerial dimana individu dan

kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan,

menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain (Kotler,1995

dalam Firdaus,2009). Pemasaran adalah pelaksanaan kegiatan dunia usaha yang

mengakibatkan aliran barang dan jasa dari para produsen kepara konsumen (The

American Marketing Association dalam Firdaus,2009).

Relevansi tinjauan diatas dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah

petani bawang merah harus melakukan kegiatan pemasaran agar bisa

mengembalikan modal usahataninya, bisa mengembangkan usahataninya, serta

petani bawang merah bisa memperoleh keuntungan untuk memenuhi kebutuhan

hidup sehari-hari. Petani bawang merah tidak selalu mendapatkan keuntungan

setiap melakukan usahatani, terkadang petani juga mengalami kerugian, hal ini

dikarenakan tidak adanya ketetapan harga jual bawang merah yang dibuat oleh

Page 13: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Telaah Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/129990/3/II.pdf · integrasi pasar secara vertikal, analisis elastisitas transmisi harga , analisis marjin

22

pemerintah. Keadaan inilah yang membuat penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang pemasaran bawang merah.

3. Saluran pemasaran

Saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung

serta terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu produk atau jasa yang siap

digunakan atau dikonsumsi. Sebuah saluran pemasaran melaksanakan tugas

memindahkan barang dari produsen ke konsumen. Hal ini mengatasi kesenjangan

waktu, tempat dan kepemilikan yang memisahkan barang dan jasa dari

orangorang yang membutuhkan atau menginginkannya (Kotler 1993).

Pedagang perantara adalah individu-individu yang melaksanakan berbagai

fungsi pemasaran yang terlibat dalam penjualan dan pembelian barang karena

mereka ikut memindahkan barang dari produsen kekonsumen. Mereka

melaksanakan kegiatan kegiatan sebagai proprietor (pemilik), partnership (mitra)

atau perusahaan koperasi atau non koprasi. Pedagang perantara meliputi:

a. Contract buyers. Penebas adalah contract buyers, dimana penebas akan

menaksirkan total nilai dari hasil panen dengan harga yang diharapkan pada

saat panen. Jika penebas sebagi contract buyers maka setelah disetujui

kesepakatan harga oleh penjual atau petani maka mereka akan bertanggung

jawab memelihara tanaman sampai panen dilakukan dan seluruh biaya panen

akan dibayar oleh penebas.

b. Grain millers. Pedagang ini mempunyai gudang, mereka membeli gabah dari

petani, penebas dan pedagang pengumpul lain yang membeli gabah dari

petani. Perusahaan ini sering pula melakukan perlakuan pasca panen seperti

pengeringan.

c. Whole salers (pedagang pengumpul). Beras yang dihasilkan dari penggilingan

padi pada umumnya dibeli oleh pedagang besar yang bertugas

mendistribusikan kepada pedagang pengecer atau kepedagang besar lain

(Anindita, 2004)

Dalam penelitian skripsi ini dibutuhkan informasi tentang jenis-jenis saluran

pemasaran yang ada di daerah penelitian. Adanya informasi tentang saluran

pemasaran bawang merah diatas akan memudahkan peneliti dalam mencari

Page 14: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Telaah Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/129990/3/II.pdf · integrasi pasar secara vertikal, analisis elastisitas transmisi harga , analisis marjin

23

informasi di daerah mana saja bawang merah yang dihasilkan petani di daerah

penelitian akan di jual.

4. Fungsi pemasaran

Menurut Anindita (2004) Fungsi pemasaran adalah kegiatan utama yang

khusus dilaksanakan untuk menyelesaikan proses pemasaran. Pendekatan

fungsional berusaha menjawab pertanyaan “apa” (what) dalam suatu pertanyaan

“siapa yang melakukan kegiatan apa tersebut” (who does what). Adapun fungsi

pemasaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Fungsi pertukaran.

Fungsi ini adalah kegiatan-kegiatan yang terlibat dalam pemindahan hak

pemilikan barang. Dalam proses pemasaran, fungsi ini merupakan titik dimana

harga ditentukan. Ada dua macam fungsi yang dapat dirinci dari fungsi pertukaran

ini yaitu: fungsi pembelian dan fungsi penjualan. Fungsi pembelian merupakan

kegiatan mencari barang dari sumber asal produksi, pengumpulan barang dan

kegiatan yang berkaitan dengan pembelian. Pengumpulan produk pertanian dapat

berupa bahan mentah yang dilakukan pedagang maupun bahan jadi yang langsung

dikirim ke konsumen. Sedangkan fungsi penjualan meliputi berbagai kegiatan

yang menyangkut penjualan, seperti promosi, pemasangan iklan atau advertensi ,

dan berbagai kegiatan yang menciptakan permintaan. Seluruh keputusan seperti

ukuran unit penjualan , pengepakan, pemilihan saluran pemasaran, waktu dan

tempat penjualan agar dapat dilakukan pembelian merupakan fungsi penjualan.

b. Fungsi fisik

Fungsi ini merupakan segala kegiatan yang melibatkan handling

(perlakuan), pemindahan, dan perubahan fisik dari suatu komoditi. Fungsi ini

melibatkan masalah kapan, apa, dan di mana dalam proses pemasaran yang dapat

dikategorikan sebagai berikut:

1) Storage function

Fungsi penyimpanan merupakan kegiatan yang ditujukan agar barang tersebut

tersedia pada waktu yang diinginkan. Kegiatan fungsi ini bertujuan untuk

membantu penawaran sebagai persediaan atau inventori.

2) Transportation function

Page 15: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Telaah Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/129990/3/II.pdf · integrasi pasar secara vertikal, analisis elastisitas transmisi harga , analisis marjin

24

Fungsi pengangkutan terutama berkenaan dengan penyediaan barang pada

tempat yang sesuai. Fungsi ini dapat berjalan dengan baik dengan melakukan

pemilihan alternative rute dan jenis transportasi yang digunakan. Fungsi ini

termasuk kegiatan bongkar dan muat barang.

3) Processing function

Fungsi ini merupakan kegiatan dari suatu pabrik yang bertujuan mengubah

bentuk dari barang, seperti pemotongan hewan, gabah jadi beras dan lain-lain.

c. Facilitating function

Kegiatan yang membantu berjalannya fungsi pertukaran dan fungsi fisik

merupakan fungsi fasilitas. Kegiatan pada fungsi ini tidak secara langsung terlibat

pada fungsi pertukaran dan fungsi fisik , yaitu antara lain:

1) Standardization function

Penetapan dan perlakuan terhadap suatu produk agar seragam merupakan

fungsi standarisasi. Fungsi membantu pembeian dan penjualan barang yang

memungkinkan dilakukan transaksi hanya melalui contoh dan diskripsi dari suatu

produk.

2) Financing function

Fungsi pendanaan akan menjadi penting apabila terjadi perbedaan waktu

antara pembelian suatu produk dengan penjualan. Semakin lama dan semakin

banyak barang yang disimpan maka dana yang dibutuhkan semakin besar. Dalam

hal ini peranan lembaga keuangan akan menjadi penting.

3) Risk bearing function

Dalam proses pemasaran komoditi pertanian, risiko merupakan salah satu

faktor yang perlu diperhitungkan dalam proses pemasaran. Ada dua macam risiko

yaitu risiko fisik dan risiko pasar. Risiko fisik terjadi akibat kerusakan atau

penyusutan komoditi karena sifat dari produk pertanian itu sendiri ataupun karena

sebab lain seperti kebakaran, gempa bumi dan lain-lain. Risiko pasar disebabkan

karena perubahan harga yang tidak diinginkan ataupun perubahan akibat

hialngnya pelanggan akibat persaingan dipasar.

4) Market intelegence function

Fungsi ini merupakan pekerjaan yang meliputi pengumpulan, interpretasi,

dan diseminasi informasi dari berbagai macam data yang diperlukan agar proses

Page 16: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Telaah Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/129990/3/II.pdf · integrasi pasar secara vertikal, analisis elastisitas transmisi harga , analisis marjin

25

pemasaran dapat berjalan dengan baik. Pekerjaan ini sering dilakukan dalam

manajemen pemasaran agar pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan baik,

seperti penyimpanan, transportasi dan lain-lain.

5) Market reseach

Penelitian pasar seringkali perlu dilakukan agar pemasaran dapat dilakukan

secara efektif dan efisien, seperti selera konsumen, bagaimana meningkatkan

penjualan, bagaimana melakukan persaingan dipasar dan sebagainya.

6) Demand creation

Penciptaan permintaan dapat dilakukan melalui iklan, promosi diberbagai

media.

Relevansi uraian tentang fungsi pemasaran diatas dengan penelitian skripsi

ini adalah bahwa para lembaga pemasaran bawang merah yang membeli bawang

merah di daerah penelitian umumnya melakukan fungsi-fungsi pemasaran diatas,

sehingga diperlukan data fungsi pemasaran yang dilakukan lembaga pemasaran

bawang merah guna menganalisis margin pemasaran dan farmer share bawang

merah didaerah penelitian.

5. Efisiensi pemasaran

Efisiensi pemasaran adalah maksimisasi dari ratio input dan output. Input

berupa biaya-biaya yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran yang terlibat dalam

memasarkan hasil perikanan. Sedangkan output adalah kepuasan dari konsumen.

Perubahan yang mengurangi biaya input tanpa mengurangi kepuasan konsumen

akan meningkatkan efisiensi sedangkan perubahan yang mengurangi biaya input

tetapi mengurangi kepuasan konsumen akan menurunkan efisiensi pemasaran

(Soekartawi, 1985).

Pendekatan efisiensi pemasaran dilakukan untuk mengubah penampilan

pasar (market performance). Perbaikan efisiensi pemasaran dibidang pertanian

merupakan tujuan utama berbagai agen dalam perekonomian , seperti petani,

pedagang, pemerintah dan masyarakat sebagai konsumen. Paling tidak ada tiga

macam penyebab ketidak efisiennya pemasaran yaitu: panjangnya saluran

pemasaran, tingginya biaya pemasaran, dan kegagalan pasar. Pengukuran efisiensi

pemasaran yang sering dilakukan menyangkut bagaimana memperpendek saluran

pemasaran dan bagaimana mengurangi biaya pemasaran. Saluran pemasaran

Page 17: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Telaah Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/129990/3/II.pdf · integrasi pasar secara vertikal, analisis elastisitas transmisi harga , analisis marjin

26

dibidang pertanian yang umumnya panjang menyebabkan biaya pemasaran dari

produsen kekonsumen menjadi tinggi (Anindita,2004).

Maka kegiatan pemasaran tidak bisa mencapai efisien apabila: Biaya

pemasaran semakin besar, dan nilai produk yang dipasarkan jumlahnya tidak

terlalu besar. Oleh karena itu efisiensi pemasaran akan tercapai apabila: biaya

pemasaran dapat ditekan sehingga keuntungan pemasaran dapat lebih tinggi,

presentase perbedaan harga yang dibayarkan konsumen dan produsen tidak terlalu

tinggi, tersedianya fasilitas fisik pemasaran, dan adanya kompetisi pasar yang

sehat (Soekartawi, 1989).

Margin pemasaran menurut (Anindita, 2004) merupakan perbedaan harga

diantara tingkat lembaga dalam sistem pemasaran. Hal tersebut juga dapat

didefinisikan sebagai perbedaan antara apa yang dibayar oleh konsumen dan apa

yang diterima oleh produsen untuk produk pertaniannya. Margin pemasaran

diantara petani dan pedagang eceran bisa diungkapkan dengan notasi Pr-Pf. Hal

itu juga diwakili dengan jarak vertikal antara kurva permintaan (kurva penawaran)

didalam gambar 1.

Harga

SD (Derived supply)

Pr SP (Primary supply)

Margin pemasaran

Pf DP (Primary demand)

DD (Derived demand)

Jumlah

Gambar 1. Kurva margin pemasaran

Permintaan primer (Primary demand) ditentukan dari respon konsumen akhir. Di

dalam analisis empiris, harga ecerran dan data kuantitas biasanya digunakan untuk

menentukan hubungan permintaan primer. Permitaan turunan (Derived demand)

digunakan untuk menunjukkan rencana permintaan untuk input yang digunakan.

Page 18: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Telaah Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/129990/3/II.pdf · integrasi pasar secara vertikal, analisis elastisitas transmisi harga , analisis marjin

27

Farmer’s share menurut (Anindita, 2004) adalah persentase harga yang

diterima oleh petani dibagi dengan harga ditingkat pengecer. Secara matematis

farmer’s share dapat dirumuskan sebagai berikut :FS=Pr

Pf 100%

Keterangan :

FS = Farmer’s Share

Pf = Harga di tingkat petani

Pr = Harga yang dibayarkan oleh konsumen akhir

Susut dalam proses pemasaran produk pertanian adalah sesuatu hal yang

umum, terutama jika produk tersebut mudah rusak. Apalagi jika kualitas

penanganan dalam proses pemasaran rendah/kurang baik, maka harga tiap

kilogram di tingkat petani seringkali tidak dapat dibandingkan dengan harga satu

kilogram di tingkat eceran, karena satu kilogram di tingkat petani dapat menjadi

kurang dari satu kilogram sampai di pengecer/konsumen. Oleh karena itu,

perhitungan marjin pemasaran perlu adanya pendekatan yang konsisten, dan

Smith dalam Anindita (2004) mengusulkan perlu adanya titik awal yang

menunjukkan 1 kg dari produk yang dijual kepada konsumen, yang disebut

sebagai produk referensi (reference product). Produk referensi terdiri dari 2

macam yaitu: 1. Reference to Petani = Berat produk setelah susut

Berat awal produk

2. Reference to Pedagang (pengecer) = Berat awal produk

Berat produk setelah susut

Volume penjualan menurut Rangkuti (2009) adalah pencapaian yang

dinyatakan secara kuantitatif dari segi fisik atau volume atau unit suatu produk.

Volume penjualan merupakan suatu yang menandakan naik turunnya penjualan

dan dapat dinyatakan dalam bentuk unit, kilo, ton atau liter. Volume penjualan

meruapakan jumlah total yang dihasilkan dari kegiatan penjualan barang. Semakin

besar jumlah penjualan yang dihasilkan perusahaan, semakin besar kemungkinan

laba yang akan dihasilkan perusahaan.

Penelitian skripsi ini melakukan analisis efisien pemasaran bawang merah

dengan menggunakan pendekatan margin pemasaran dan farmer share, produk

referensi digunakan untuk mengetahui nilai produk setelah mengalami

penyusutan, dan analisis volume penjualan petani.