ii -...
TRANSCRIPT
i
ii
DAFTAR ISI SUSUNAN ACARA 1. Character Building Training untuk Meningkatkan Efektivitas Komunikasi, Kerjasama Tim dan
Self of Belonging Karyawan di PT. X 2. Deteksi Profil Integritas Kandidat Dalam Proses Seleksi Calon Karyawan: Perkembangan
Alat Ukur Psikologis 3. Dinamika Kelompok dalam Proses Emergency Decision Making (EDM):Refleksi atas Simulasi
Kedaruratan di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir 4. Dukungan Eksternal dalam Meningkatkan Kesiapan Berwirausaha: Apakah Peran Universitas
Penting?
5. Efek burnout pada job insecurity, dan organizational commitment 6. Efektifitas Integrity Dalam Memoderasi Pengaruh Work Stress Terhadap Cyberloafing
Behaviour Pada Pegawai Di Kota Bandung
7. Hubungan antara budaya organisasi dan locus of controlinternal dengan kinerja karyawan
bagian tenun PT. Dasaplast Nusantara
8. Hubungan Psychological Capital dengan stres kerja pada Karyawan Start-Up di Jabodetabek 9. Hubungan Subjective Career Success Dan Turnover Intention Pada Karyawan Generasi Milenial
Yang Bekerja Di DKI Jakarta 10. Job Autonomy, Empowering Leadership, Meaningful Work and Harmonious Passion as Predictors of
Innovative Work Behavior 11. Kecerdasan Spiritual Dan Komitmen Organisasi Mahasiswa Pengurus Organisasi
12. Kepuasan Kerja Kerja Dan Loyalitas Karyawan Ditinjau Dari Kompensasi Di Pt. Pln
Distribusi Jawa Tengah Dan D.I.Y 13. Kontribusi Sumber Informasi Pembentuk Efikasi Diri Terhadap Perilaku Berwirausaha pada
Wirausahawan Alumni Pendidikan Alternatif Kewirausahaan 14. Masalah Dalam Penelitian Dan Teori Perilaku Konsumen
15. Parenting Stress Pada Ibu Yang Bekerja Yang Memiliki Anak Usia Dini 16. Pengaruh Organizational Trust terhadap Kesiapan Individu untuk Menjalankan Perubahan
Sistem Manajemen SDM di PT “X” Bandung
17. Peran Burnout dalam hubungan Job Insecurity (Ketidakamanan Pekerjaan) dan Task Performance (Kinerja Tugas)
18. Peran Gaya Kepemimpinan pada Perilaku Kerja Inovatif Karyawan 19. Perilaku Cyberloafing : Apakah Selalu Berdampak Negatif Pada Kinerja?
20. Reaksi Karyawan terhadap Survei Organisasi: Peran dari Bentuk Umpan Balik
21. Sikap Terhadap Pekerja Penyandang Disabilitas: Peran Usia, Jenis Kelamin, Dan Kedekatan 22. Adaptasi Alat Ukur Kepuasan Kerja Untuk Tenaga Medis di Indonesia
23. Analisis faktor-faktor yang memengaruhi dukungan bawahan terhadap pemimpin
24. Analisa Work Engagement Pada Personil Tentara Di Salah Satu Lembaga Pendidikan Perwira
TNI-AD 25. Deskripsi Gaya Kepemimpinan menurut persepsi diri mahasiswa berdasarkan Teori Hersey
dan Blanchard
26. Efek Stres Kerja pada Subjective Well-being Paramedis 27. Faktor-faktor Pembentuk Dukungan Terhadap Pemimpin: Peran Leader Prototypicality dan
Leader Effectiveness 28. Hubungan Antara Dimensi-Dimensi Iklim Organisasi Sekolah Dengan Burnout Pada Guru
Smp Di Kecamatan Pagentan, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah
iii
29. Hubungan antara Power Distance Orientation (PDO) dengan Voice Behavior: Peran Moderasi
Managerial Openness 30. Hubungan antara Power Distance Orientation dan Voice Behavior dengan Perceived
Organizational Support sebagai moderator 31. Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi Suportif dengan Work Engagement pada Perawat
Ruang Rawat Inap di Rumah Sakit X 32. Hubungan Iklim Komunikasi Suportif dan Persepsi Dukungan Organisasi pada Buruh
Operasional di PT X
33. Hubungan Pemberdayaan Psikologis Dan Kinerja Tenaga Penjualan Vending Machine Di PT. X
34. Hubungan Weisboard Six Box Model dan Employee Engagement dengan Kepuasan Kerja Karyawan
35. Implementasi Pelatihan Bela Negara Pada Karyawan Perusahaan
36. Kepuasan Kerja Ditinjau dari Usia, Status Perkawinan, Lama Kerja, dan Prior Experience 37. Memahami Esensi Bekerja dalam Ketidakpastian
38. Memprediksi Work Enggagement dari Subjective Well-being Paramedis 39. Psychological Capital dan Faktor Keberhasilan Pemberdayaan Ekonomi Pada Komunitas
Usaha Batik 40. Pengaruh Iklim Psikologis Dan Spiritualitas Kerja Terhadap Work Engagement Melalui
Komitmen Organisasional Sebagai Mediator
41. Pengaruh work family conflict terhadap life satisfaction pada perawat wanita di rumah sakit x di Kota Bandung
42. Pengembangan Dan Validasi Instrumen Pengukuran Kualitas Kehidupan Kerja Di UMKM
43. Pentingnya Pelatihan dan Pengembangan SDM Bagi Organisasi
44. Perilaku Alturisme Karyawan
45. Model Psychological Wellbeing Pada Wanita Buruh Garmen Di Kbn Cakung, Jakarta 46. Persepsi Penilaian Kinerja Pada Pegawai Bank Kal-Sel Kcp Kantor Gubernur Banjarbaru
Dengan Masa Kerja Diatas 10 Tahun 47. Personal Values Of Millennials Workers
48. Hubungan Antara Job Embeddedness Dengan Intensi Turnover Pada Karyawan 49. Analisa Job Satisfaction Pada Dosen Wanita Di Universitas X Kota Y
50. Dampak Dari Kesalahan Rekrutment Dan Seleksi Terhadap Kinerja Karyawan Pada Home
Industri Q 51. Gambaran Strategi Dan Komunikasi Pemasaran Mahasiswa Universitas Muhammadiyah
Banjarmasin Yang Berjualan Online Dengan Media Instagram 52. Persepsi Kepuasan Mahasiswa Terhadap Kualitas Layanan Universitas Muhammadiyah
Banjarmasin 53. Pengaruh Spiritual Intelligence terhadap Stres Kerja
54. Personal Values Pada Guru (Studi Eksplorasi Dengan Menggunakan Teori Schwartz)
55. Hubungan Antara Dimensi-Dimensi Iklim Organisasi Sekolah Dengan Burnout Pada Guru Smp Di Kecamatan Pagentan, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah
56. Esteem Need Pada Pelanggan Indomaret dan Alfamart 57. Studi Kasus Kecelakaan Kerja Pada Operator Tambang Batu Bara Pt X Di Kalimantan
Selatan
58. Profil Pemimpin Publik: Studi Deskriptif Mengenai Kepemimpinan Pada Generasi Milenial 59. Gambaran Stress Kerja Pada Karyawan Dengan Tipe Kepribadian Dependen
60. Emosi Dan Kepercayaan Konsumen: Peran Kepuasan Konsumen Dalam Pemulihan
Pelayanan
61. Implementasi Pendidikan Inklusif Di Sma Negeri 2 Kandangan
iv
62. Pembelajaran Debat Parlementer Sebagai Metode Training Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis Pada Tenaga Kerja 63. Sikap Terhadap Perubahan Pada Produktivitas Kerja Operator Double Trailler (Dt)
Perusahaan Kontraktor Pertambangan Di Kalimantan Selatan 64. Flow Akademik Pada Mahasiswa Yang Aktif Berorganisasi Dan Bekerja
v
Susunan Acara
Temu Ilmiah Nasional Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi
Jum'at-Sabtu, 4-5 Oktober 2019
Hari/Tanggal Waktu Kegiatan Keterangan Ruangan
Jum’at, 4 Oktober 2019
13.00 - 13.20 Registrasi Panitia Hotel Aria Banjarmasin :
Ruang Mentaya
13.20 - 13.30 Pembukaan Panitia
13.30 - 17.00
Workshop I : Membangun Pasar dengan Bran Value : Irwan Dewanto
Moderator : Shanty Komalasari, M.Psi,Psikolog Hotel Aria Banjarmasin :
Ruang Mentaya
Workshop II : Talent Management : DR. Ayu Dwi Nindyati, Psi
Moderator : Dina Asterina, S.Psi, M.H.I, Psikolog Hotel Aria Banjarmasin :
Ruang Wine
17.00 - Selesai Penutupan
Sabtu, 5 Oktober 2019
07.30 - 08.30 Registrasi Panitia
Studio Adiani Al-Alabij,
Lantai 5 Universitas
Muhammadiyah Banjarmasin
08.30 - 09.30
Pembukaan Panitia
Pembacaan Al-Qur’an Mahasiswa
Menyanyikan Lagu Indonesia Raya
Mc : Rizkia Fauzah
Sambutan I : Ketua Pelaksana Kegiatan
( M.S. Hidayatullah, M.Psi,Psikolog)
Sambutan II : Rektor Universitas Muhammadiyah
Banjarmasin
Sambutan III : Ketua Himpsi Pusat
(Dr. Seger Handoyo,Psikolog)
Sambutan IV: Ketua APIO Induk
(Dr. Sumaryono, M.Si, Psikolog)
Doa Fikrie, S.Psi, M.Si
09.30 - 10.30
Seminar Sesi I
Moderator : Hj. Dina Asterina, S.Psi, M.HI,
Psikolog
1. Yeni Mulyani : " Sinergi Kreatif"
2. Farid Y.A : "Pelaku UMKM"
10.30 - 11.30
Seminar Sesi II Moderator : Hj. Dina Asterina, S.Psi, M.HI,
Psikolog
1. DR. Sumaryono, M.Si : "Brand Value"
11.30 - 12.00 Tanya Jawab
12.00 - 13.00 Penutupan
13.00 - Selesai Presentasi Makalah Peserta dan Panitia Lantai 3 Universitas
Muhammadiyah Banjarmasin
vi
PAKET WISATA
(Susur Sungai - Kuliner – Cinderamata)
TINA APIO 2019 – Banjarmasin
Minggu, 6 Oktober 2019
No. WAKTU AKTIVITAS
1. 06.30 – 07.00 Persiapan / Jemput Hotel (Check Out)
2. 07.00 – 08.30 Pasar Terapung Siring Bekantan
3. 08.30 – 10.00 Susur Sungai dan Kuliner
4. 10.00 – 13.00 Martapura (Pasar Permata / Cinderamata)
5. 13.00 - Selesai Bandara / Hotel
Biaya Paket Wisata = Rp. 250.000,-
*konfirmasi paket wisata terakhir tanggal 3 Oktober 2019
vii
JADWAL PRESENTASI MAKALAH TEMILNAS APIO BANJARMASIN
Pemakalah diberikan waktu presentasi maksimal 15 menit termasuk tanya jawab. Presentasi dalam bentuk file ppt, dianjurkan slide tidak lebih dari 10 slide. File presentasi dapat dikirim ke email [email protected] maksimal 1 oktober 2019. Berikut adalah jadwal presentasi pemakalah beserta pembagian ruangan presentasi.
Sabtu, 5 Oktober 2019 Ruang 3.1 (Lantai 3) Moderator : Imanuddin, S.Psi, M.A
No Judul Pemakalah Universitas Waktu
1 Emosi Dan Kepercayaan Konsumen: Peran Kepuasan Konsumen Dalam Pemulihan Pelayanan
Resekiani Mas Bakar, Zhafran Fadhil Damara, Ahmad Yasser Mansyur
Universitas Negeri Makassar 13.00 - 13.15
2 Peran Burnout dalam hubungan Job Insecurity (Ketidakamanan Pekerjaan) dan Task Performance (Kinerja Tugas)
Alice Salendu, Muhammad Fachri Universitas Indonesia 13.15 - 13.30
3 Masalah Dalam Penelitian Dan Teori Perilaku Konsumen
Lerbin R. Aritonang R UNTAR dan HIMPSI Banten 13.30 - 13.45
4 Deteksi Profil Integritas Kandidat Dalam Proses Seleksi Calon Karyawan: Perkembangan Alat Ukur Psikologis
Anrilia Ema Mustikawati Ningdyah Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 13.45 - 14.00
5 Peran Gaya Kepemimpinan pada Perilaku Kerja
Inovatif Karyawan Arum Etikariena Universitas Indonesia & APIO Jakarta 14.00 - 14.15
6 Efektifitas Integrity Dalam Memoderasi Pengaruh Work Stress Terhadap Cyberloafing Behaviour Pada Pegawai Di Kota Bandung
Rian Adi Saputra, Sri Maslihah, Anastasia Wulandari
Universitas Pendidikan Indonesia 14.15 - 14.30
7 Sikap Terhadap Pekerja Penyandang Disabilitas : Peran Usia, Jenis Kelamin, Dan Kedekatan
Selly Dian Widyasari Universitas Brawijaya 14.30 - 14.45
8 Sikap Terhadap Perubahan Pada Produktivitas Kerja Operator Double Trailler (Dt) Perusahaan Kontraktor Pertambangan Di Kalimantan Selatan
Aziza Fitriah, Erny Refriyani
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin
14.45 – 15.00
viii
Sabtu, 5 Oktober 2019
Ruang 3.2 (Lantai 3) Moderator : Dyta Setiawati, M.Psi, Psikolog
No Judul Pemakalah Universitas Waktu
9
Faktor-faktor Pembentuk Dukungan Terhadap Pemimpin: Peran Leader Prototypicality dan Leader Effectiveness
Taufik Nur Rochman, Corina D. Riantoputra Universitas Indonesia 13.00 - 13.15
10 Analisa Work Engagement Pada Personil Tentara Di Salah Satu Lembaga Pendidikan Perwira TNI-AD Endah Andriani Pratiwi, Muhammad Hadras
Universitas Jendral Achmad Yani Cimahi Bandung
13.15 - 13.30
11 Job Autonomy, Empowering Leadership, Meaningful Work and Harmonious Passion as Predictors of Innovative Work Behavior, Studi terhadap karyawan di industri kreatif
Endang Parahyanti Universitas Indonesia 13.30 - 13.45
12 Efek burnout pada job insecurity, dan organizational commitment
Kristiana Dewayani, Risma Mardiana Universitas Gunadarma 13.45 - 14.00
13 Personal Values Pada Guru (studi eksplorasi dengan menggunakan Teori Schwartz)
Ayu Dwi Nindyati, Lucia Trisni Widhianingtanti Universitas Paramadina 14.00 - 14.15
14 Profil Pemimpin Publik: Studi Deskriptif Mengenai Kepemimpinan Pada Generasi Milenial
Anissa Lestari Kadiyono & Gianti Gunawan Universitas Padjajaran 14.15 - 14.30
15 Hubungan Antara Budaya Organisasi Dan Locus Of Controlinternal Dengan Kinerja Karyawan Bagian Tenun Pt. Dasaplast Nusantara
M. Luluk Cahyantoro, Iranita Hervi Mahardayani, Fajar Kawuryan
Universitas Muria Kudus 14.30 - 14.45
16 Gambaran Kontrol Diri Dan Perilaku Konsumtif Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Banjarmasin dalam Berbelanja Online
Dyta Setiawati, Rizkia Afifah, Shasa Kartini Dewi, Nadia Aziza Rahma
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin
14.45 – 15.00
ix
Sabtu, 5 Oktober 2019
Ruang 3.3 (Lantai 3) Moderator : Achmad Faisal, S.Psi, M.Si
No Judul Pemakalah Universitas Waktu
17 Perilaku Cyberloafing : Apakah Selalu Berdampak Negatif Pada Kinerja?
Harlina Nurtjahjanti, Fendy Suhariadi Universitas Diponegoro 13.00 - 13.15
18 Adaptasi Alat Ukur Kepuasan Kerja Untuk Tenaga Medis di Indonesia
Widawati Hapsari, Kristiana Haryanti, Arifa Luthfi
Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
13.15 - 13.30
19 Analisis faktor-faktor yang memengaruhi dukungan bawahan terhadap pemimpin: Leader prototypicality, leaders expert power, dan leaders referent power
Yoga Aji Nugraha, Corina D. Riantoputra Uiversitas Indonesia 13.30 - 13.45
20 Pembelajaran Debat Parlementer Sebagai Metode Training Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Pada Tenaga Kerja
Rifki Zidan dan Rika Vira Zwagery Universitas Lambung Mangkurat 13.45 - 14.00
21 Deskripsi Gaya Kepemimpinan menurut persepsi diri mahasiswa berdasarkan Teori Hersey dan Blanchard
Muhammad Hadras Universitas Jenderal Ahmad Yani Cimahi Bandung
14.00 - 14.15
22 Efek Stres Kerja pada Subjective Well-being Paramedis
Alimatus Sahrah, Reny Yuniasanti Universitas Mercu Buana Yogyakarta 14.15 - 14.30
23 Memprediksi Work Enggagement dari Subjective Well-being Paramedis
Alimatus Sahrah, Reny Yuniasanti Universitas Mercu Buana Yogyakarta 15.30 - 14.45
24
Character Building Training untuk Meningkatkan
Efektivitas Komunikasi, Kerjasama Tim dan Self of Belonging Karyawan di PT. X
Shanty Komalasari
UIN Antasari Banjarmasin
14.45 – 15.00
x
Sabtu, 5 Oktober 2019
Ruang 3.4 (Lantai 3) Moderator : Mahdia Fadhila, M.Psi, Psikolog
No Judul Pemakalah Universitas Waktu
25 Gambaran Strategi Dan Komunikasi Pemasaran Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Banjarmasin Yang Berjualan Online Dengan Media Instagram
Dyta Setiawati, Via Yulandari, Aulia Rahmita, Rizka Nurlatifah
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin
13.00 - 13.15
26 Hubungan Pemberdayaan Psikologis dan Kinerja Tenaga Penjual Vending Machine di PT.X
Elna Madeline Radja, Esther M Kembaren Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta
13.15 - 13.30
27 Hubungan Weisboard Six Box Model dan Employee Engagement dengan Kepuasan Kerja Karyawan
Kristiana Haryanti, Lucia Trisni Widyaningtanti, Marieta Indriastuti
Unika Soegijapranata Semarang 13.30 – 13.45
28 Kepuasan Kerja Ditinjau dari Usia, Status Perkawinan, Lama Kerja, dan Prior Experience
Eugenius Tintus Reinaldi, Kristiana Haryanti, Anwar Fauzi
Universitas Katolik Soegijapranata 13.45 - 14.00
29 Hubungan antara Power Distance Orientation (PDO) dengan Voice Behavior: Peran Moderasi Managerial Openness
Puji Gufron Rhodes, Corina D. Riantoputra Universitas Indonesia 14.00 - 14.15
30 Psychological Capital dan Faktor Keberhasilan Pemberdayaan Ekonomi Pada Komunitas Usaha Batik
Muhammad Nur Syuhada’ Universitas Ahmad Dahlan 14.15 - 14.30
31 Implementasi Pendidikan Inklusif Di Sma Negeri 2 Kandangan
Hayatun Thaibah dan Farindra Ramadhan Putra Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin
14.30 - 14.45
32 Dampak Dari Kesalahan Rekrutment Dan Seleksi Terhadap Kinerja Karyawan Pada Home Industri Q
Ceria hermina, Feny Aulia, Sekar Safitri, adit Husaini
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin
14.45 -15.00
xi
Sabtu, 5 Oktober 2019
Ruang 3.5 (Lantai 3) Moderator : Roswita Santia Dewi, M.Psi, Psikolog
No Judul Pemakalah Universitas Waktu
33 Pengaruh Work Family Conflict Terhadap Life Satisfaction Pada Perawat Wanita Di Rumah Sakit X Di Kota Bandung
Shinta Febrina, Endah Andriani Pratiwi, Julia Noer Latifah
Universitas Jenderal Achmad Yani 13.00 - 13.15
34 Psychological Wellbeing Pada Wanita Buruh Garmen Di Kbn Cakung, Jakarta
Dr. Silverius Y. Soeharso, S.E., MM., Psikolog ; Dr. Kristiana Dewayani, M.Si., Psikolog Nanda Dwi Putri Utami
Universitas Pancasila dan Universitas Gunadarma
13.15 – 13.30
35 Analisa Job Satisfaction Pada Dosen Wanita Di Universitas X Kota Y
Ditya Indria Sari, Detri Sefianmi Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi Bandung
13.30 – 13.45
36
Hubungan Antara Dimensi-Dimensi Iklim Organisasi Sekolah Dengan Burnout Pada Guru Smp Di Kecamatan Pagentan, Kabupaten Banjarnegara, Jawa
Tengah
Rizki Zuharudin Alamsyah*1, Siti Mulyani2 Universitas Ahmad Dahlan 13.45 – 14.00
37 Hubungan antara Power Distance Orientation dan Voice Behavior dengan Perceived Organizational Support sebagai moderator
Muhammad Ibrahim, Corina D. Riantoputra Universitas Indonesia 14.00 - 14.15
38 Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi Suportif dengan Work Engagement pada Perawat Ruang Rawat Inap di Rumah Sakit X
Fatyani Ayu Larasati, S.Psi., Rayini Dahesihsari,M.Psych, Ph.D, Psi., Purnomolugi Ursila Nilamsari, MSi., Psi
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta
14.15 – 14.30
39 Flow Akademik Pada Mahasiswa Yang Aktif Berorganisasi Dan Bekerja
Marina Dwi Mayangsari, Senda Dewi Pratiwi Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Lambung Mangkurat
14.30 – 14.45
40 Kecerdasan Spiritual Dan Komitmen Organisasi Mahasiswa Pengurus Organisasi
Tri Yuliani & Shanty Komalasari
UIN Antasari Banjarmasin
14.45 – 15.00
xii
Sabtu, 5 Oktober 2019
Ruang 3.6 (Lantai 3) Moderator : M. Syarif Hidayatullah, M.Psi, Psikolog
No Judul Pemakalah Universitas Waktu
41 “Persepsi Penilaian Kinerja Pada Pegawai Bank Kal-Sel Kcp Kantor Gubernur Banjarbaru Dengan Masa Kerja Diatas 10 Tahun”
Muhammad Syarif Hidayatullah Universitas Lambung Mangkurat 13.00 - 13.15
42 Hubungan Iklim Komunikasi Suportif dan Persepsi Dukungan Organisasi pada Buruh Operasional di PT X
Gabriela Anung Lalitya Aikacchatra, Rayini Dahesihsari,M.Psych, Ph.D, Psi., Purnomolugi Ursila Nilamsari, MSi., Psi
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta
13.15 – 13.30
43 “Studi Kasus Kecelakaan Kerja Pada Operator Tambang Batu Bara Pt X Di Kalimantan Selatan”
Lita Ariani, Fikrie, Eka Universitas Muhammadiyah Banjarmasin
13.30 – 13.45
44 Kepuasan Kerja Kerja Dan Loyalitas Karyawan Ditinjau Dari Kompensasi Di Pt. Pln Distribusi Jawa Tengah Dan D.I.Y
Dhini Rama Dhania, S.Psi, M.Si, Iranita Hervi Mahardayani, S.Psi, M.Psi, Purnomo, S.Psi
Universitas Muria Kudus 13.45 - 14.00
45
Hubungan Antara Dimensi-Dimensi Iklim Organisasi Sekolah Dengan Burnout Pada Guru Smp Di Kecamatan Pagentan, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah
Rizki Zuharudin Alamsyah, Siti Mulyani Universitas Ahmad Dahlan 14.00 - 14.15
46 Parenting Stress Pada Ibu Yang Bekerja Yang Memiliki Anak Usia Dini
Yulia Hairina, Mahdia Fadhila
UIN Antasari Banjarmasin
14.15 – 14.30
47 Memahami Esensi Bekerja dalam Ketidakpastian Luqman Tifa Perwira1, Muhammad Hidayat Universitas Ahmad Dahlan 14.30 - 14.45
48 “Pengaruh Spiritual Intelligence terhadap Stres Kerja” Restu Khaliq, Jumi Herlita UIN Antasari Banjarmasin 14.45 - 15.00
1
Character Building Training untuk Meningkatkan Efektivitas Komunikasi,
Kerjasama Tim dan Self of Belonging Karyawan di PT. X
Shanty Komalasari
Dosen Psikologi Islam Fakultas Ushuluddin dan Humaniora Universitas Islam Negeri Antasari
Banjarmasin
Email: [email protected]
ABSTRAK
Penelitian eksperimen ini dilatar belakangi oleh adanya upaya perusahaan untuk meingkatkan
kinerja karyawan melalui training. Adapun training yang dipilih sebagai salah satu cara untuk
meningkatkan kinerja para karyawan adalah character building training. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh character building training ini terhadap
kemampuan komunikasi, kerjasama tim dan self of belonging yang dimiliki oleh karyawan.
Penelitian ini bersifat quasi eksperimen dengan one group pre-test, post test design. Metode
sampling yang digunakan adalah purposive sampling yang ditujukan pada para karyawan jajaran
eksekutif di pabrik makanan kemasan berstandar Nasional PT. X yang berjumlah 15 orang.
Character building training dilaksanakan outdoor selama 2 hari 1 malam di Loksado, Hulu Sungai
Selatan, Kalimantan Selatan. Analisis hasil menggunakan non parametric Wilcoxon test dengan
nilai signifikansi terhadap kemampuan komunikasi, 0,001, nilai signifikansi kemampuan
kerjasama tim 0,001 sedangkan nilai signifikansi self of belonging juga 0,001. Ini berarti
Character building training efektif untuk meningkatkan kemampuan komunikasi, kerjasama tim
dan self of belonging para karyawan.
Kata Kunci: Character Building Training, Komunikasi, Kerjasama Tim, Self of Belonging
2
Deteksi Profil Integritas Kandidat Dalam Proses Seleksi Calon Karyawan:
Perkembangan Alat Ukur Psikologis
Anrilia Ema Mustikawati Ningdyah
Magna Penta Consulting Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Abstrak
Integritas sebagai sebuah tata nilai organisasi dan deteksi profil integritas kandidat merupakan
isu kritikal dalam proses seleksi calon karyawan. Beban kerugian yang harus ditanggung
institusi ketika pada akhirnya mempekerjakan karyawan dengan integritas yang rendah tentu
sangatlah besar, baik finansial maupun psikologis. Upaya-upaya untuk merancang sebuah alat
ukur ataupun serangkaian baterai pengukuran untuk memotret profil integritas individu telah
dimulai perkembangannya pada beberapa dekade lalu, sekaligus mencakup usaha untuk
mengkonseptualisasi integritas sebagai sebuah konstruk psikologis yang dapat diukur. Artikel
ini membahas hasil telaah terhadap literatur yang memuat pembahasan mengenai pengukuran
integritas, termasuk penelitian yang mengunakan alat ukur integritas. Hasil telaah bertujuan
untuk dapat memetakan perkembangan terkini terkait upaya pengukuran konsep integritas
dan sekaligus mengidentifikasi poin-poin penting dalam usaha pengembangan alat ukur
integritas. Telaah sistematis dilakukan terhadap artikel-artikel yang terjaring melalui metode
pencarian yang telah ditetapkan oleh peneliti. Hasil telaah literatur dapat mengidentifikasi
penggolongan jenis alat ukur integritas berdasarkan karakteristik item-item penyusunnya,
yaitu bersifat langsung-terbuka ataukah berbasis kepribadian. Gambaran karakteristik
psikometri beberapa alat ukur integritas juga berhasil diidentifikasi, di mana hasil telaah
menunjukkan kecenderungan tingkat validitas yang cukup menjanjikan, disertai kemampuan
yang cukup baik sebagai prediktor performa kerja. Selanjutnya, kaitan integritas dengan
aspek-aspek kepribadian spesifik juga diidentifikasi, antara lain dengan conscientiousness dari
the Big Five Personality Test. Artikel ditutup dengan pembahasan mengenai tantangan
pengembangan alat ukur integritas dalam konteks Indonesia.
Kata kunci: integritas, pengukuran, seleksi, rekrutmen, asesmen
3
Dinamika Kelompok dalam Proses Emergency Decision Making (EDM):
Refleksi atas Simulasi Kedaruratan di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
Ratri Atmoko Benedictus Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya, Jakarta
Friedrich-Schiller-Universität Jena, Jena
Abstrak
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) adalah salah satu sumber energi non fosil dengan
kapasitas produksi daya listrikyang sangat besar. PLTN juga tergolong ramah lingkungan,
karena dalam proses normalnya tidak menghasilkan Karbon Dioksida yang adalah
penyumbang tertinggi polusi udara. Namun, jika terjadi musibah maka dampak yang
ditimbulkan sangatlah dhasyat. Salah satunya adalah kasus yang menimpa PLTN Chernobyl di
Ukraina pada tahun 1986 yang seketika menewaskan lebih dari 28 orang. Selain itu, juga
membuat ribuan orang mengalami gangguan kesehatan, ratusan ribu orang mengungsi, dan
dibutuhkan waktu hingga seratus tahun untuk memulihkan kondisi alam sekitar supaya dapat
kembali seperti sedia kala. Untuk memastikan musibah tidak terjadi, maka kecakapan para
operator PLTN adalah bersifat mutlak, terutama dalam mengatasi situasi krisis. Salah satu
tantangan pada PLTN, terutama yang masih mempergunakan sistem Analog adalah sinergi
antar anggota kelompok, terutama dalam mengambil keputusan saat terjadi situasi krisis.
Pada sistem Analog, jumlah operator dalam satu tim kerja bisa dua hingga tiga kali lipat bila
dibandingkan dengan sistem Digital. Sedangkan, standar waktu dalam sistem Analog untuk
pemberian respon atas suatu situasi darurat berkisar antara 0,5 hingga 1,4 detik. Karenanya,
kecakapan para operator sangatlah penting untuk dikuasai, terutama dalam hal bekerjasama,
mengambil keputusan bersama, dan mengelola konflik dalam kelompok. Tulisan ini
merupakan buah refleksi atas pengalaman simulasi atas situasi krisis di pusat simulasi PLTN
dengan sistem Analog yang diikuti oleh sekelompok mahasiswa dengan latarbelakang budaya
bangsa yang beragam. Buah refleksinya antara lain adalah karakteristik yang unik dari tiap
latarbelakang budaya bangsa berdampak pada sejauh mana suatu kelompok cakap dan efektif
dalam mengatasi situasi krisis, terutama dalam proses pengambilan keputusannya.
Kata Kunci: Situasi Krisis, Emergency Decision Making, Kerjasama Antar Budaya, PLTN
4
Dukungan Eksternal dalam Meningkatkan Kesiapan Berwirausaha: Apakah
Peran Universitas Penting?
Amy Mardhatilah
Aziz Sani [email protected]
Universitas Mercu Buana
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan berbagai faktor eksternal dalam
meningkatkan kesiapan berwirausaha di kalangan mahasiswa. Faktor eksternal ini terdiri dari,
faktor peran universitas dalam mempromosikan kewirausahaan, kurikulum yang mendukung
kewirausahaan, peran panutan yaitu teman dan dosen dalam mendukung menjadi wirausaha,
peran latar belakang keluarga serta faktor demografi (jenis kelamin, pengalaman kerja dan
pekerjaan orang tua). 266 Mahasiswa di kampus X, berpartisipasi dalam penelitian ini. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa, peran universitas dalam mempromosikan kewirausahaan dan
kurikulum kewirausahan berhubungan significant dengan kesiapan berwirausaha di kalangan
mahaiswa. Tidak terdapat hubungan yang signifikan dari peran panutan, latar belakang
keluarga dan demografi dalam meningkatkan kesiapan berwirausaha dikalangan mahasiswa.
Implementasi dari penelitian ini dapat digunakan untuk merancang intervensi dalam
meningkatkan peran perguruan tinggi untuk memfasilitasi kesiapan berwirausaha di kalangan
mahasiswa.
5
Efek burnout pada job insecurity, dan organizational commitment
Kristiana Dewayani
Risma Mardiana
Abstrak
Organizational commitment sampai saat ini masih dipandang perlu bagi perusahaan, berdasarkan
asumsi bahwa individu dengan organizational commitment tinggi cenderung akan berusaha
mewujudkan tujuan perusahaan. Ada beberapa faktor yang memengaruhi organizational
commitment, dan penelitian kali ini bertujuan untuk menguji efek burnout pada hubungan antara
job insecurity dan organizational commitment. Dalam hal ini burnout merupakan variabel
moderator, job insecurity sebagai variabel bebas, dan organizational commitment sebagai variabel
terikat. Penelitian dilakukan pada 150 orang karyawan pada suatu perusahaan, yang diambil
secara non random. Survey dilakukan dengan skala burnout (adaptasi Maslach Burnout Inventory),
skala job insecurity, dan skala organizational commitment yang dikembangkan oleh Alen dan
Meyer. Ketiga skala tersebut berbentuk skala likert, dan setelah dilakukan CFA (confirmatory factor
analysis), dinyatakan valid serta reliabel . Perolehan data diolah untuk dengan bantunan program
statistic Jamovi versi 1.0.6.0. menguji hipotesis , yaitu burnout merupakan moderator bagi job
insecurity dan organizational commitment. Hasilnya menunjukkan bahwa burnout tidak signifikan
sebagai variabel moderator, yang memengaruhi hubungan antara job insecurity, dan organizational
commitment. Akan tetapi, burnout berhubungan signifikan dengan organizational commitment.
Analisis dilanjutkan dengan menguji peranan masing-masing aspek dalam job insecurity dan aspek
dalam burnout. Hasilnya menunjukkan bahwa organizational commitment akan menjadi rendah
hanya ketika skor aspek kognitif dalam job insecurity, dan aspek emotional exchaustion dalam
burnout, tinggi.
Kata kunci : burnout, job insecurity, organizational commitment
6
Efektifitas Integrity Dalam Memoderasi Pengaruh Work Stress Terhadap
Cyberloafing Behaviour Pada Pegawai Di Kota Bandung
Oleh:
Rian Adi Saputra
Sri Maslihah,
Anastasia Wulandari
Universitas Pendidikan Indonesia
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah integrity dapat memoderasi pengaruh work
stress terhadap cyberloafing behaviour pada pada pegawai di Kota Bandung. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif dengan partisipan sebanyak
346 orang pegawai. Instrumen yang digunakan adalah instrumen The Work-Related Stress
Scale (Cousins, 2004) untuk mengukur tingkat work stress, Ethical Integrity Scale (Ingerson,
2014) untuk mengukur tingkat integrity , dan cyberloafing yang dikembangkan peneliti untuk
mengukur tingkat cyberloafing. Teknik analisis yang digunakan adalah Moderated Regression
Analysis (MRA). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) work stress berpengaruh
terhadap cyberoafing behaviour dengan nilai signifikansi 0.001<0.05; 2) Integrity berpengaruh
terhadap cyberloafing behaviour dengan nilai signifikansi 0.030<0.05; 3) integrity tidak
memoderasi pengaruh antara work stress terhadap cyberloafing behaviour dengan nilai
signifikansi koefisien β3 sebesar 0.283 > 0.05.
Kata Kunci: work stress, integrity, cyberloafing behaviour, pegawai
7
HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DAN LOCUS OF
CONTROLINTERNAL DENGAN KINERJA KARYAWAN BAGIAN TENUN
PT. DASAPLAST NUSANTARA
M. Luluk Cahyantoro
Iranita Hervi Mahardayani
Fajar Kawuryan
Universitas Muria Kudus
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara empiris hubungan antara budaya organisasi
dan locus of control internaldengan kinerja karyawan.Populasi dalam penelitian ini adalah
karyawan bagian tenun di PT. Dasaplast Nusantara Jepara.Subjek dalam penelitian ini
sebanyak 82karyawan tetap bagian tenun di PT. Dasaplast Nusantara Jepara dengan
menggunakan teknik pengambilan data total sampling. Alat ukur yang digunakan berupa skala
budaya organisasi, skala locus of control internal dan skala kinerja karyawan.Adapun metode
analisis data menggunakan analisis regresi dua predictor (regresi berganda). Hasil hipotesis
mayor diperoleh rx12y =0.621dengan p sebesar 0.000 (p<0.01) berarti ada hubungan yang
sangat signifikan antara budaya organisasi dan locus of control internal dengan kinerja
karyawan dengan sumbangan efektif 38,6%. Hipotesis minor pertama diperoleh rx1,y =0,547
dengan p sebesar 0,000 (p<0,01)berarti ada hubungan positif yang sangat signifikan antara
budaya organisasi dengan kinerja karyawan dengan sumbangan efektif sebesar
29,9%.Hipotesis minor kedua diperoleh rx2,y =0,515 dengan p sebesar 0,000 (p<0,01)
berarti ada hubungan positif yang sangat signifikan antara locus of control internal dengan
kinerja karyawan dengan sumbangan efektif sebesar 26,5%.
Kata kunci: budaya organisasi, locus of control internal, kinerja karyawan
8
Hubungan Psychological Capital dengan stres kerja pada Karyawan Start-Up di
Jabodetabek
Victor Sunnardy
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Abstrak
Perusahaan start-up adalah sebuah organisasi sementara yang sedang mencari model bisnis yang dapat berkembang, diulang, dan menghasilkan keuntungan dalam ketidakpastian
ekstrem. Start-up yang merupakan perusahaan baru memiliki keterbatasan sumber daya
finansial maupun manusia. Keterbatasan tersebut mengakibatkan ketergantungan kepada pihak ketiga, seperti investor sehingga perusahaan start-up harus beroperasi dengan
kecepatan tinggi agar dapat memenuhi tuntutan dari investor.
Karyawan merasakan stres kerja akibat kondisi tersebut. Tekanan-tekanan tersebut
akhirnya menjadi stressor bagi karyawan yang bekerja di perusahaan start-up. Stressor yang dirasakan dapat dianggap sebagai suatu hal yang positif karena memberikan keuntungan
(challenge stressor) atau sebagai suatu yang negatif dan menghambat perkembangan karyawan
(hindrance stressor). Karyawan dapat menggunakan psychological capital untuk menghadapi stressor-stressor tersebut. Psychological capital merupakan kondisi psikologis individu yang
positif dan dapat dikembangkan. Psychological capital terbentuk dari dinamika dimensi efficacy,
optimism, resilience, dan hope. Individu yang memiliki tingkat psychological capital tinggi dapat
menghadapi tekanan-tekanan dengan cara yang lebih adaptif sehingga tekanan yang dirasakan
lebih rendah.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Peneliti menguji hubungan antara
psychological capital dengan stres kerja dengan menggunakan uji korelasi Pearson. Psychological capital diukur menggunakan Psychological Capital Questionnaire dan stres kerja diukur dengan
Challenge and Hindrance Self Reported Stress Related Measures. Hasil pengujian pada 88
responden menunjukkan bahwa psychological capital memiliki hubungan yang negatif dengan
stres kerja (r = -.298). Karyawan dengan tingkat psychological capital tinggi terbukti merasakan
tingkat stres yang lebih rendah dibandingkan dengan karyawan dengan tingkat psychological capital yang rendah. Pada pengujian PsyCap dengan challenge dan hindrance stressor, ditemukan
bahwa PsyCap berkorelasi negatif dengan challenge stressor namun tidak berkorelasi dengan hindrance stressor. Ketika masing-masing dimensi PsyCap diujikan, hasilnya hanya dimensi
optimism yang berkorelasi negatif dengan challenge stressor dan tidak terdapat dimensi yang
berkorelasi dengan hindrance stressor.
Kata kunci: psychological capital, stres kerja, challenge stressor, hindrance stressor,
start-up
9
Hubungan Subjective Career Success Dan Turnover Intention Pada Karyawan
Generasi Milenial Yang Bekerja Di Dki Jakarta
Dimas Arianto, Puji Tania Ronauli
UNIKA Atma Jaya;
[email protected]; [email protected]
ABSTRAK Saat ini angkatan kerja di DKI Jakarta di dominasi oleh angkatan kerja generasi
milenial, dengan jumlah sekitar 3.904.816. Tidak terlepas dari generasi mana karyawan
berasal, kesuksesan karier merupakan hal yang ingin dicapai. Kesuskesan karier sendiri dapat
dipahami sebagai pencapaian positif dari hasil perjalanan karier seseorang. Namun, seiring
dengan perubahan orientasi karier yang lebih proaktif pada karyawan, saat ini karier mulai
dimaknai lebih subjektif berdasarkan evaluasi pribadi dari karyawannya. Di sisi lainm generasi
milenial mendapatkan penilaian sebagai generasi yang paling sering berpindah-pindah
pekerjaan. Salah satu faktor yang membuat karyawan sering berpindah-pindah pekerjaan
adalah ekspektasi karyawan yang tidak dapat terfasilitasi oleh tempat kerja, sehingga
karyawan mencari pekerjaan lain yang dapat memfasilitasi hal tersebut. Penelitian ini ingin
mencari tahu hubungan antara pencapaian subjective career success dan turnover intention
pada karyawan generasi milenial di DKI Jakarta. Penelitian dilakukan dengan desain
kuantitatif dengan metode korelasional. Partisipan merupakan 254 karyawan generasi
milenial yang lahir diantara tahun 1980-2000 yang bekerja di DKI Jakarta. Partisipan akan
diminta untuk mengisi dua kuesioner, yaitu Subjective Career Success Inventory dan
Turnover Intention Scale 6 yang peneliti bagikan secara offline atau pun online. Hasil analisis
data menggunakan spearman correlation menunjukan bahwa terdapat hubungan negatif dan
signifikan (rs(252) = -0.338, p<0.01, r2 = 0.114) antara subjective career success dan
turnover intention pada karyawan generasi milenial yang bekerja di DKI Jakarta. Analisa
tambahan menunjukan bahwa tidak hanya konstruk subjetive career success yang memiliki
hubungan negatif dan signifikan terhadap turnover intention, melainkan dimensi-dimensinya
juga. Ditemukan juga faktor lain yang memengaruhi turnover intention adalah usia karyawan
dan status pernikahan karyawan. Kedepannya dengan mendukung pencapaian subjective
career success di tempat kerja dapat berkontribusi dalam menurunkan turnover intention
karyawan. Mendukung pencapaian subjective career success bisa dalam bentuk memberikan
tempat kerja atau pekerjaan yang membuat karyawan senang, mendukung work-life balance
karyawan, atau dalam bentuk dukungan karyawan agar dapat secara mandiri mengelola karier
atau pekerjaannya.
Kata kunci: Subjective Career Success; Turnover Intention; Generasi Milenial
10
Job Autonomy, Empowering Leadership, Meaningful Work and Harmonious Passion
as Predictors of Innovative Work Behavior : Studi terhadap karyawan di industri kreatif
Endang Parahyanti
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran job autonomy, empowering leadership, work
meaningfulness dan harmonious passion terhadap innovatif work behavior pada karyawan yang
bekerja di industri kreatif. Partisipan penelitian ini adalah 163 karyawan pada perusahaan
tersebut dan bekerja di divisi yang erat kaitannya dengan kreatifitas dan inovasi produk,
seperti divisi aplikasi dan pengembangan permainan, desain interior, fesyen dst. Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah subskala job autonomy dari Job Diagnostic Survei,
empowering leadership, harmonious passion dari The Passion Scale, Meaningfulness Scale, dan
innovative work behavior (IWB). Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan structure
equation model (SEM), diperoleh data bahwa perilaku kerja inovatif karyawan industri kreatif
dipengaruhi oleh empowering leadership yaitu leader yang memberikan otonomi kepada para
pekerjanya dan mengharapkan mereka untuk proaktif dan mengambil tanggung jawab yang
lebih besar lagi di dalam suatu pekerjaan. Dengan adanya tanggungjawab lebih tersebut maka
dapat meningkatkan work meningfulness karyawan yang berarti karyawan merasakan
pekerjaannya bermakna, bernilai dan berharga bagi dirinya, hal tersebut selanjutnya akan
meningkatkan harmonious passion mereka terhadap pekerjaan. Dengan adanya passion
kemudian memengaruhi perilaku kerja inovatif karyawan yang bekerja di industri kreatif
karena passion yang besar terhadap suatu aktivitas mampu memaksimalkan kreativitas yang
ada pada diri individu. Karyawan yang menunjukkan perilaku inovasi yang tinggi akan sangat
berperan dalam meningkatkan produktifitas dan daya saing perusahaan terutama yang
bergerak di industri kreatif.
Kata kunci: innovative work behavior, harmonious passion, work meaningfulness, job autonomy,
empowering leadership, karyawan industri kreatif.
11
Kecerdasan Spiritual Dan Komitmen Organisasi Mahasiswa Pengurus Organisasi
Tri Yuliani & Shanty Komalasari
UIN Antasari Banjarmasin Email: [email protected]
ABSTRAK
Kurangnya komitmen organisasi sering terjadi dikalangan mahasiswa yang menjadi pengurus
organisasi, mereka masih kurang mampu dalam menetapkan aturan bagi diri sendiri. Hal
tersebut terkait dengan bagaimana seseorang menilai dan memaknai setiap tindakan atau
yang biasa disebut sebagai kecerdasan spiritual. Penelitian ini bertujuan untuk menguji
hubungan antara kecerdasan spiritual dengan komitmen organisasi. Populasi dalam penelitian
ini berjumlah 919 orang, dengan sampel 92 orang pengurus UKK dan UKM periode
2017/2018 di UIN Antasari Banjarmasin. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan probability sampling dengan jenis sampel random sampling. Instrumen
pengumpulan data menggunakan skala komitmen organisasi dan kecerdasan spiritual model
likert dan analisis menggunakan korelasi Product Moment dengan bantuan SPSS 21.0.
Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan bahawa tingkat komitmen organisasi dan
kecerdasan spiritual mahasiswa tergolong sedang. Hasil uji korelasi menunjukkan adanya
hubungan positif yang signifikan antara kedua variabel (p = 0,002, p < 0,05). Semakin tinggi
kecerdasan spiritual maka semakin tinggi pula komitmen organisasi mahasiswa dan
sebaliknya, semakin rendah kecerdasan spiritual maka semakin rendah pula komitmen
organisasi mahasiswa.
Kata Kunci: Kecerdasan Spiritual, Komitmen Organisasi, Mahasiswa
12
Kepuasan Kerja Kerja Dan Loyalitas Karyawan Ditinjau Dari Kompensasi Di Pt.
Pln Distribusi Jawa Tengah Dan D.I.Y
Dhini Rama Dhania, S.Psi, M.Si Iranita Hervi Mahardayani, S.Psi, M.Psi Purnomo, S.Psi
Universitas Muria Kudus
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara empiris hubungan antara kompensasi
dengan kepuasan kerja dan loyalitas karyawan. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan
PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I.Y pada bagian Niaga dan Pelayanan
Pelanggan, sedangkan teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
total sampling sejumlah 37 orang. Alat pengumpulan data adalah skala kepuasan kerja, skala
loyalitas karyawan dan skala kompensasi dengan 4 alternatif pilihan jawaban. Adapun metode
analisis yang digunakan adalah multivariate test dan Product moment. Hasil uji hipotesis
mayor diperoleh koefisien korelasi rxy1,y2 sebesar 2.263 dengan taraf signifikansi p = 0,008
(p<0,01) yang artinya terdapat hubungan yang sangat signifikan antara kompensasi dengan
kepuasan kerja dan loyalitas karyawan. Hasil analisis hipotesis minor pertama diperoleh
koefisiensi korelasi rxy1 sebesar 0,598 dengan taraf signifikansi p = 0,000 (p<0,01) yang
artinya terdapat hubungan yang sangat signifikan antara kompensasi dengan kepuasan kerja
dengan sumbangan efektif sebesar (35,76% ). Sedangkan hasil analisis hipotesis minor kedua
diperoleh koefisiensi korelasi rxy2 sebesar 0,671 dengan taraf signifikansi p sebesar 0,000
(p<0,01) yang artinya terdapat hubungan yang sangat signifikan antara kompensasi dengan
loyalitas karyawan dengan sumbangan efektif sebesar (45,02%). Kata Kunci : Kepuasan Kerja,
Loyalitas Karyawan dan Kompensasi
13
Kontribusi Sumber Informasi Pembentuk Efikasi Diri Terhadap Perilaku
Berwirausaha pada Wirausahawan Alumni Pendidikan Alternatif Kewirausahaan
Chatarina Shelda, Penny Handayani
Abstrak
Beberapa keluarga miskin cenderung memanfaatkan anaknya untuk bekerja bahkan pada
situasi yang merugikan dan beresiko sekalipun. Keadaan ini beresiko mengganggu
perkembangan anak sebagai remaja, dan dapat menjadi siklus kemiskinan yang turun
temurun. Salah satu solusi yang diberikan terhadap isu ini adalah menyediakan pendidikan
kewirausahaan bagi remaja-remaja rentan ini, dengan harapan mereka dapat hidup secara
lebih independen dan berguna di dalam masyarakat. Dalam berwirausaha, seseorang
membutuhkan efikasi diri agar mampu mengubah intensi berwirausaha menjadi aksi nyata.
Melihat latar belakang mereka yang belum tentu terpapar dengan model dan peran yang baik,
peneliti ingin mencaritahu sumber informasi pembentuk efikasi diri mana yang berkontribusi
pada efikasi diri berwirausaha pada alumni pendidikan alternatif kewirausahaan yang
berwirausaha, melihat jumlahnya yang tidak banyak. Penelitian ini dilakukan dengan metode
kuantitatif dan jenis penelitian retrospektif. Penelitian ini dilakukan dengan memberikan dua
instrumen penelitian yang adalah Source of Entrepreneurial Self Efficacy Scale dan
Entrepreneurial Self Efficacy Scale. Instrumen ini digunakan untuk mengetahui dari keempat
sumber informasi pembentuk efikasi diri; enactive mastery experiences, vicarious
experiences, verbal persuasion, dan physiological & affective state, serta akan dikaitkan
dengan efikasi diri berwirausaha partisipan. Instrumen ini disebarkan secara daring kepada 81
partisipan yang adalah wirausahawan alumni pendidikan alternatif kewirausahaan yang
mengikuti pendidikan pada usia 10-20 tahun. Partisipan didapatkan melalui organisasi
penyedia pendidikan alternatif kewirausahaan. Hasil dari pengisian kuisioner ini dianalisis
dengan melakukan korelasi pearson dan analisis regresi berganda (multiple regression).
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa dari keempat sumber informasi
pembentuk efikasi diri, sumber informasi yang paling berkontribusi pada wirausahawan
alumni pendidikan alternatif kewirausahaan adalah vicarious experience. Vicarious
experiences berkontribusi paling besar, kemudian terdapat verbal persuasion, enactive
mastery experience, dan physiological & affective state yang berada pada posisi terakhir.
Kata Kunci: efikasi diri, pendidikan alternatif, kewirausahaan.
14
Masalah Dalam Penelitian Dan Teori Perilaku Konsumen
Lerbin R. Aritonang R., FEB UNTAR dan HIMPSI Banten
Abstrak
Tujuan tulisan ini merupakan kajian teoritis untuk menjelaskan masalah-masalah yang menjadi
hambatan dalam penelitian perilaku konsumen dari sejak lama hingga sekarang. Masalah itu
terutama berkaitan dengan teori yang sangat jarang digunakan. Jika pun digunakan teori, tapi
lebih banyak hanya “sekedarnya” dan tidak fokus pada suatu teori. Hal itu mungkin terjadi
karena perilaku konsumen sendiri merupakan ilmu terapan yang hanya meminjam teori-teori
dari berbagai disiplin ilmu.
15
Parenting Stress Pada Ibu Yang Bekerja Yang Memiliki
Anak Usia Dini
Yulia Hairina, Mahdia Fadhila UIN Antasari Banjarmasin
Email: [email protected]
Abstrak
Praktik pengasuhan seringkali menjadi sumber stress tersendiri bagi orang tua yang bekerja
terutama yang masih memiliki anak usia dini. Stres pengasuhan merupakan kondisi atau
keadaan orang tua yang mengalami kecemasan atau ketegangan khususnya terkait dengan
peran orang tua dalam mengasuh anak serta hubungan interaksi antara orang tua dan anak.
Penelitian ini lebih fokus pada Ibu di karenakan peran ganda ibu yang bekerja dalam sebuah
keluarga menyebabkan ibu melakukan dua peran sekaligus yaitu sebagai ibu juga sebagai
pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sumber stress. Pengumpulan data
dilakukan pada 100 orang ibu bekerja di Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan.
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini yaitu Stress Parenting Index-Short Form (SPI-SF)
versi bahasa Indonesia.
Kata kunci: Parenting, Stress, Ibu Bekerja
16
Pengaruh Organizational Trust terhadap Kesiapan Individu untuk Menjalankan
Perubahan Sistem Manajemen SDM di PT “X” Bandung
Indah Puspitasari
Fakultas Psikologi, Universitas Kristen Maranatha, Bandung
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh organizational trust terhadap
kesiapan individu untuk menjalankan perubahan sistem manajemen SDM di PT “X” Bandung.
Kesiapan individu untuk menjalankan perubahan akan meningkatkan efektifitas pelaksanaan
program perubahan yang dijalankan organisasi sebagai langkah untuk merespon perubahan
lingkungan. Populasi penelitian adalah karyawan PT “X” Bandung. Pengambilan sampel dilakukan
dengan teknik purposive sampling dengan kriteria sudah menjadi pegawai tetap dan telah bekerja
minimal 1 tahun. Jumlah sampel penelitian adalah 100 orang. Metode pengambilan data dilakukan
melalui survei dengan memberikan skala kesiapan individu untuk menjalankan perubahan sistem
manajemen SDM dan skala organizational trust. Reliabilitas alat ukur kesiapan individu untuk
menjalankan perubahan sistem manajemen SDM adalah 0,919. Reliabilitas alat ukur
organizational trust adalah 0,844. Analisa data dilakukan dengan analisa regresi linear sederhana.
Hasil analisa menunjukkan bahwa organizational trust memiliki peran dalam meningkatkan
kesiapan individu melakukan perubahan (R2= 0,085; p<0,05). Artinya peran dari kesiapan individu
untuk menjalankan perubahan sebesar 8,5% dan 91,5% dipengaruhi faktor lain yang tidak diukur
dalam penelitian ini.
17
Peran Burnout dalam hubungan Job Insecurity (Ketidakamanan Pekerjaan) dan
Task Performance (Kinerja Tugas)
Alice Salendu, Muhammad Fachri
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran Burnout dalam hubungan Job Insecurity
(Ketidakamanan Pekerjaan) dan Taks Performance (Kinerja Tugas). Partisipan dalam penelitian
ini adalah 106 karyawan yang telah bekerja minimal 1 tahun di daerah Jakarta dan sekitarnya.
Adapun alat ukur yang digunakan adalah Job Insecurity Scale dan Task Performance Scale (Picoli
2017) dan Burnout General Inventory (Maslach et.al 1996). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Burnout memediasi hubungan Job Insecurity dan Task Performance secara parsial.
Kata kunci : Job Insecurity, Task Performance, Burnout dan karyawan swasta.
18
Peran Gaya Kepemimpinan pada Perilaku Kerja Inovatif Karyawan
Arum Etikariena
Universitas Indonesia & Perwakilan APIO Jakarta [email protected]/[email protected]
Abstrak
Dalam organisasi, salah satu aspek penting yang dianggap akan dapat menimbulkan performa
kerja yang optimal. Salah satu hal yang saat ini digalakkan adalah bagaimana menimbulkan
perilaku kerja inovatif pada karyawan. Beberapa studi menyebutkan peran leader berperan
signifikan pada perilaku kerja inovatif. Penelitian ini menguji empat gaya kepemimpinan yaitu
kepemimpinan otentik, kepemimpinan pemberdayaan, kepemimpinan etis dan kepemimpinan
benevolence pada perilaku kerja inovatif. Hipotesis yang diajukan adalah keempat gaya
kepemimpinan ini memiliki hubungan yang signifikan pada perilaku kerja inovatif. Hipotesis 2
adalah ada gaya kepemimpinan tertentu yang memberikan kontribusi lebih besar pada
perilaku kerja inovatif. Studi dilakukan pada 217 responden yang bekerja di perusahaan –
perusahaan yang berbasis teknologi digital. Terdapat 5 alat ukur yang digunakan yaitu Skala
Perilaku Kerja Inovatif (Janssen, 2000), Skala Gaya Kepemimpinan Otentik (Walumbwa dkk,
2008), Skala Gaya Kepemimpinan Pemberdayaan (Amundsen & Martinsen, 2014), Skala Gaya
Kepemimpinan Etis (Yukl dkk, 2013) dan Skala Gaya Kepemimpinan Benevolence (Cheng
dkk. dalam Irawanto, 2011). Hasil analisis korelasi Pearson Product Moment mendukung
hipotesis 1 bahwa gaya-gaya kepemimpinan yang diukur memiliki korelasi yang signifikan
dengan perilaku kerja Inovatif. Sedangkan untuk hipotesis 2 melalui analisis multiple regresi
diketahui bahwa Gaya Kepemimpinan Pemberdayaan dengan kontribusi sebesar 31.13%
adalah gaya kepemimpinan yang memberikan kontribusi paling besar dibandingkan tiga gaya
kepemimpinan lainnya. Dengan hasil studi ini maka para pemilik usaha atau pimpinan di
organisasi dapat mengembangkan gaya-gaya kepemimpinan tersebut untuk menggerakkan
perilaku kerja inovatif pada karyawan. Secara spesifik, mengembangkan gaya kepemimpinan
pemberdayaan akan diharapkan dapat memberikan dampak paling kuat. Meskipun demikian,
karakter karyawan dan tipe atau organisasi juga sebaiknya menjadi pertimbangan dalam
menerapkan gaya kepemimpinan yang lebih sesuai.
Kata kunci : perilaku kerja inovatif, gaya kepemimpinan otentik, gaya kepemimpinan
pemberdayaan, gaya kepemimpinan etis, gaya kepemimpinan benevolence,
organisasi digital teknologi.
19
Perilaku Cyberloafing : Apakah Selalu Berdampak Negatif Pada Kinerja?
Harlina Nurtjahjanti & Fendy Suhariadi
Abstrak
Penggunaan internet diera digital dirasakan sangat membantu untuk menyelesaikan pekerjaan
dengan efisien khususnya dalam mengakses informasi (Greenberg & Baron, 2003). Disisi lain
penggunaan internet ini juga menimbulkan masalah bagi organisasi dimana akses internet ini
dapat memicu perilaku karyawan menggunakannnya untuk menyelesaikan urusan yang tidak
terkait dengan pekerjaan. Cyberloafing ditemukan berhubungan positif dengan
counterproductive behavior (Metin et all, 2016). Perilaku cyberloafing dideteksi merupakan
hal yang umum dilakukan oleh karyawan ketika jam kerja sedang berlangsung dan
berdasarkan penelitian Lim & Chen (2012) menunjukan bahwa 75% dari responden setuju
bahwa perilaku cyberloafing membuat pekerjaan menjadi lebih menarik.
Kata Kunci : Cyberloafing, dampak negative & positif, karyawan
20
Reaksi Karyawan terhadap Survei Organisasi: Peran dari Bentuk Umpan Balik
Rayini Dahesihsari, Rocky, Ursila Nilamsari
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
ABSTRAK
Survei yang dilakukan organisasi terhadap para karyawan merupakan salah satu bentuk
saluran komunikasi yang banyak digunakan organisasi untuk mengetahui pandangan,
kebutuhan dan harapan para karyawan terhadap manajemen. Sayangnya survei yang dilakukan
tersebut tidak banyak diikuti dengan pemberian umpan balik hasil survei. Diasumsikan
efektivitas survei sebagai saluran komunikasi dari bawah ke atas dalam organisasi tidak hanya
ditentukan oleh metode dan alat ukur yang digunakan dalam survei, namun juga dari umpan
balik hasil survei yang diberikan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari bentuk
umpan balik hasil survei terhadap reaksi karyawan mengenai survei yang diikutinya. Reaksi
yang dimunculkan karyawan diasumsikan dapat menjadi indikator dari efektivitas survei
sebagai media dalam komunikasi organisasi. Menggunakan pendekatan eksperimen, diberikan
tiga bentuk umpan balik yang berbeda pada partisipan yang telah mengisi survei, yaitu : (1)
tanpa umpan balik (2) umpan balik tertulis dan (3) umpan balik dalam bentuk diskusi
(feedback meeting). Seratus tujuh partisipan mengisi kuesioner iklim organisasi dalam survei
yang dilakukan di sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta yang sedang melakukan
transformasi budaya organisasi. Enam puluh empat partisipan diantaranya menjadi partisipan
dalam penelitian ini dengan menerima salah satu dari bentuk umpan balik di atas dan
kemudian mengisi kuesioner reaksi terhadap survei. Data yang diperoleh dianalisa dengan
teknik statistik uji beda Kruskal-Wallis. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh dari
bentuk umpan balik terhadap reaksi partisipan tentang survei yang diikutinya. Pemberian
umpan balik, terutama dalam bentuk diskusi dua arah menyebabkan partisipan lebih positif
dalam memandang survei yang diikutinya, lebih memiliki kesediaan untuk berkontribusi dalam
memberikan informasi yang dibutuhkan secara sungguh-sungguh. Dengan demikian survei
organisasi yang diadakan juga dapat mencapai tujuannya sebagai saluran komunikasi organisasi
dari bawah ke atas secara efektif.
Kata kunci: umpan balik, survei organisasi, saluran komunikasi, komunikasi organisasi
21
Sikap Terhadap Pekerja Penyandang Disabilitas: Peran Usia, Jenis Kelamin, Dan
Kedekatan
Selly Dian Widyasari
Universitas Brawijaya
Menurut Undang-Undang Dasar 1945, setiap warga Negara Indonesia memiliki kesaman hak
dalam mendapatkan pekerjaan, tidak terkecuali bagi penyandang disabilitas. Hal ini juga
dipertegas oleh Undang-undang nomer 8 Tahun 2016 yang menyebutkan adanya kesamaan
hak bagi penyandang disabilitas untuk memperoleh pekerjaan yang diselenggarakan oleh
pemerintah, swata, dan BUMN. Untuk dapat sukses dalam dunia kerja, penyandang disabilitas
membutuhkan dukungan dari lingkungan sosial tempat ia bekerja, terutama pemberi kerja
dan juga rekan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sikap (emosi, kognisi, dan
konasi) terhadap pekerja penyandang disabilitas dan peran usia, jenis kelamin, serta
kedekatan terhadap sikap tersebut. Dalam lingkungan kerja, sikap merupakan faktor penting
yang dapat mempengaruhi perilaku dan dukungan yang akan diberikan individu terhadap
pekerja penyandang disabilitas. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan
Multidimensional Attitudes Scale Toward Persons With Disabilities (Findler, Werner, dan
Vilchinsky, 2007) serta Contact Survey (Barr & Bracchitta, 2015). Subjek dalam penelitian ini
adalah karyawan pada perusahaan yang mempekerjakan dan tidak mempekerjakan disabilitas.
Saat ini tahap pengambilan data masih berlangsung sampai mendapatkan keseluruhan data
yang ditargetkan, yaitu sebanyak 150 subjek.
Kata Kunci; pekerja disabilitas, sikap terhadap disabilitas
22
Adaptasi Alat Ukur Kepuasan Kerja Untuk Tenaga Medis di Indonesia
Widawati Hapsari
Kristiana Haryanti
Arifa Luthfi
Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
Abstrak
Kepuasan kerja merupakan salah satu topik penelitian paling populer di bidang industri dan
organisasi, karena sangat erat kaitannya dengan variabel lain seperti komitmen dan turnover.
Berkaitan dengan hal tersebut, alat ukur kepuasan kerja juga turut mengalami perkembangan
yang signifikan. Alat ukur kepuasan kerja telah diadaptasi di berbagai bidang pekerjaan,
termasuk kesehatan. Sayangnya perkembangan alat ukur ini tidak diimbangi dengan penelitian
yang lebih mendalam mengenai konstruk kepuasan kerja khusus untuk tenaga kesehatan di
Indonesia. Peneliti mengadaptasi skala kepuasan kerja untuk tenaga kesehatan dari Hills,
Joyce dan Humphreys (2012) ke dalam bahasa Indonesia. Proses penerjemahan berdasarkan
langkah-langkah yang disarankan oleh Beaton, dkk. (2000). Alat ukur kepuasan kerja yang
digunakan terbagi menjadi dua berdasarkan sumbernya, yaitu ekstrinsik dan intrinsik, dengan
total 10 aitem. Peserta yang terlibat dalam penelitian ini sebanyak 281 responden.
Berdasarkan hasil uji reliabilitas didapatkan koefisien alfa sebesar .811 untuk kepuasan kerja
yang bersifat intrinsik dan .729 untuk kepuasan kerja yang bersifat ekstrinsik. Berdasarkan
hasil uji validitas dengan teknik faktor analisis dan uji reliabilitas, didapatkan bahwa alat ukur
ini cukup valid dan reliabel untuk diterapkan di tenaga medis Indonesia. Berdasarkan analisis
tambahan yang dilakukan, ditemukan hubungan antara kepuasan kerja yang bersifat intrinsik
dan ekstrinsik. Artinya seseorang yang puas secara intrinsik, juga akan puas secara ekstrinsik.
Kata kunci: kepuasan kerja, adaptasi, intrinsik, ekstrinsik.
23
Analisis faktor-faktor yang memengaruhi dukungan bawahan terhadap
pemimpin: Leader prototypicality, leaders expert power, dan leaders referent power
Yoga Aji Nugraha
Corina D. Riantoputra
Universitas Indonesia
Abstrak
Salah satu kunci dari kepemimpinan yang efektif adalah bagaimana seorang pemimpin
diterima dan didukung oleh bawahannya (leader endorsement) sebagai seorang pemimpin.
Penelitian dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi dukungan bawahan
terhadap pemimpin. Berdasarkan perspektif identitas sosial, peneliti berasumsi bahwa leader
prototypicality dan personal bases of power pemimpin (leaders expert power dan leaders referent
power) akan membentuk dukungan bawahan terhadap pemimpinnya (leader endorsement).
Penelitian dilakukan menggunakan online survey dengan mengumpulkan data partisipan dari
berbagai perusahaan swasta di Indonesia, dengan reliabilitas masing-masing alat ukur yang
digunakan berkisar antara 0,80 – 0,90. Data terkumpul sebanyak 135 karyawan. Analisis
menunjukkan: (1) leader prototypicality tidak secara signifikan berhubungan dengan leader
endorsement; sedangkan (2) leaders expert power dan leaders referent power secara signifikan
berhubungan dengan leader endorsement. Selanjutnya, hasil penelitian ini menunjukkan
manfaat yang baik bagi seseorang yang minoritas untuk mendapatkan endorsement dari
bawahan, karena faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan bawahan terhadap pemimpin
tidak ditentukan hanya karena pemimpin tersebut prototipikal namun lebih ditentukan oleh
personal bases of power pemimpin (leaders expert power dan leaders referent power).
Kata kunci: leader endorsement, leader prototipicality, leaders expert power, leaders referent
power, Indonesia
24
Analisa Work Engagement Pada Personil Tentara
Di Salah Satu Lembaga Pendidikan Perwira Tni-Ad
Endah Andriani Pratiwi, Muhammad Hadras Universitas Jendral Achmad Yani Cimahi Bandung
Abstrak
TNI sebagai alat pertahanan negara diberikan pendidikan untuk memiliki kecintaan terhadap
tanah air dan jiwa korsa seorang prajurit. Kecintaan dan keterikatan mereka terhadap
Negara dan juga instansi TNI menjadi hal yang sangat penting dimiliki agar mereka tetap
dapat memberikan pengabdian seutuhnya bagi Negara dan bangsa. Schaufeli, Salanova,
González-Romá & Bakker, (2002) mendefinisikan Work Engagemet sebagai sebagai hal yang
positif, pemenuhan, cara pandang kerja yang dikarakteristikan melalui vigor, dedication dan
absorpion. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran dan menganalisa
mengenai Work Engagement yang dimiliki oleh para personil tentara. Adapun yang menjadi
sample penelitian adalah personil tentara di lembaga pendidikan perwira TNI-AD dengan
jumlah 136 personil. Alat ukur yang digunakan adalah Alat ukur baku dari Ultrecht Work
Engagement Scale (UWES) yang dibuat oleh Schaufeli dan Bakker (2003) dengan tipe skala
interval. Hasilnya menyatakan bahwa para personil tentara ini memiliki Work Engagement
yang tinggi dan kuat, dimana hal ini ditunjukkan dengan perilaku yang engage dengan
pekerjaannya sebagai seorang prajurit TNI-AD. Adapun karakteristik Vigor dimiliki sebesar
29,28% yang mana mereka memiliki kekuatan di dalam menghadapi situasi yang berat dan
sulit, karakteristik Absorption dimiliki sebesar 27,37% dan karakteristik Dedication sebesar
26,15%. Saran yang dapat diberikan adalah bagaimana agar lembaga TNI-AD khususnya tetap
mempertahankan program yang menanamkan mengenai kecintaan terhadap pekerjaan,
instansi dan Negara serta terus mengembangkan program tersebut agar tetap dapat sejalan
dengan perkembangan Negara Indonesia.
Kata Kunci : Work Engagement, personil, TNI-AD
25
Deskripsi Gaya Kepemimpinan menurut persepsi diri mahasiswa berdasarkan
Teori Hersey dan Blanchard
Muhammad Hadras
Universitas Ahmad Yani
Abstrak
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan gaya kepemimpinan menurut persepsi diri masing-
masing mahasiswa yang diklasifikasi berdasarkan nilai tes psikologi dan nilai tes seleksi
terbaik, selanjutnya dikategori sebagai mahasiswa yang memiliki potensi akademik diatas rata-
rata dengan menggunakan angket persepsi gaya kepemimpinan Hersey dan Blanchard.
Metode penelitian ini menggunakan metode survey deskriptif. Diperoleh data dari 45
responden mahasiswa kelas tersebut diatas yakni sebanyak 8% mahasiswa memiliki
kematangan tinggi (M4) mempersepsi gaya kepemimpinan sebagai telling. Kemudian sebanyak
39% mahasiswa memiliki kematangan sedang (M3) dimana mempersepsi kepemimpinan diri
dengan gaya selling, selanjutnya sebanyak 26% mahasiswa memiliki kematangan rendah (M2)
yaitu sebagai participating dan sebanyak 27% mahasiswa memiliki kematangan rendah (M1)
yang mempersepsi dengan gaya kepemimpinan diri sebagai gaya delegating. Hal ini
menunjukkan keadaan dimana masih sangat rendah kematangan kategori tinggi sebagai telling
untuk tugas dengan target akhir skripsi dan lulus dengan predikat memuaskan. Saran bagi
peneliti selanjutnya untuk meneliti variabel-variabel yang belum diangkat dalam penelitian ini
sekaligus mengkonfirmasi hasil penelitian ini, bagi lembaga fakultas agar dapat meningkatkan
model kepemimpinan situasional dengan pendekatan model leader member exchange.
Kata kunci: Gaya kepemimpinan, mahasiswa, persepsi, kepemimpinan situasional.
26
Efek Stres Kerja pada Subjective Well-being Paramedis
Alimatus Sahrah1 & Reny Yuniasanti2
Universitas Mercu Buana Yogyakarta
[email protected], [email protected]
Kesejahteraan hidup merupakan tujuan hidup semua orang tidak terkecuali sumber daya
manusia kesehatan paramedis sebagai garda paling depan untuk mewujudkan visi
Departemen Kesehatan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan stress kerja
dengan subjective well-being pada paramedis. Subjek penelitian adalah 110 paramedis yang
telah dipilih melalui teknik stratified random sampling yang memiliki karakteristik paramedis
yang bersuku Jawa, tinggal di Yogyakarta selama minimal 3 tahun dan memiliki masa kerja 1
tahun. Skala penelitian menggunakan skala stress kerja dan skala subjective well-being dengan
aspek dari penelitian di Indonesia. Hasil penelitian dianalisis menggunakan korelasi product
moment menunjukkan adanya hubungan negatif yang signifikan antara stress kerja dengan
subjective well-being perawat (p<0.000), dengan nilai -0.391. Temuan ini sebagai bahan
informasi penerapan intervensi penurunan stress kerja untuk dapat meningkatkan subjective
well-being pada paramedis.
Kata kunci : Stress kerja, subjective well-being, paramedis
27
Faktor-faktor Pembentuk Dukungan Terhadap Pemimpin:
Peran Leader Prototypicality dan Leader Effectiveness
Taufik Nur Rochman
Corina D. Riantoputra
[email protected]; [email protected]
Universitas Indonesia
ABSTRAK
Kepemimpinan hanya akan terbentuk jika terdapat klaim dari individu bahwa dirinya sanggup
memimpin dan klaim tersebut diterima dan diberikan dukungan (endorsement) oleh individu
di lingkungan sekitarnya. Penelitian ini berupaya menguji faktor-faktor apa yang berpengaruh
dalam terbentuknya endorsement pada pemimpin. Penelitian ini berangkat dari social identity
theory of leadership yang menyatakan pemimpin yang memiliki kesamaan nilai dan pandangan
dengan organisasi (prototypical) dan pemimpin yang menampilkan perilaku positif (effective
leader) kemungkinan akan lebih diberikan endorsement. Data dikumpulkan melaui online survey
dengan reliabilitas alat ukur berkisar antara 0,8-0,9. Sampel yang terkumpul adalah 135
pekerja di Indonesia. Hasil analisa regresi menunjukkan bahwa: (1) bawahan akan mendukung
pemimpin yang menampilkan perilaku efektif, (2) bawahan akan mendukung pemimpin yang
memiliki kesamaan nilai dan pandangan dengan organisasi, (3) seberapa lama bawahan berada
dalam organisasi juga memengaruhi secara positif pemberian dukungan. Penelitian ini
berkontribusi untuk menjelaskan dalam kondisi seperti apa bawahan akan memberikan
dukungan kepada atasan. Selain itu penelitian ini juga berkontribusi bagi para calon pemimpin
di tingkat organisasi tentang perilaku seperti apa yang sebaiknya ditampilkan untuk mendapat
dukungan dari bawahan.
Kata kunci: leader, endorsement, organisasi, pemimpin, leader effectiveness, prototypical
28
Hubungan Antara Dimensi-Dimensi Iklim Organisasi Sekolah Dengan Burnout
Pada Guru Smp Di Kecamatan Pagentan, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah
Rizki Zuharudin Alamsyah*1, Siti Mulyani2
Universitas Ahmad Dahlan
[email protected] [email protected]
Abstrak
Tugas guru tidak hanya mengajar tetapi juga dituntut untuk menyelesaikan tugas adminsitrasi
sebagai penunjang sertifikasi guru. Kondisi tersebut membuat beban kerja guru menjadi
tinggi sehingga dapat memicu timbulnya burntout . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara dimensi-dimensi iklim organisasi sekolah dengan burnout. Penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif. Jumlah subjek penelitian ini sebanyak 30 orang guru.
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda dengan menggunakan
program sistem komputasi program SPSS versi 16.00 for windows. Hasil penelitian
menujukkan bahwa secara bersama-sama tidak ada hubungan yang signifikan antara dimensi-
dimensi iklim organisasi sekolah terhadap burnout. Namun secara terpisah terdapat 3 dimensi
prediktor yang memiliki korelasi yang sangat signifikan dengan burnout yaitu: directive principal
behavior, restrictive principal behavior, dan intimate teacher behavior. Dapat disimpulkan bahwa
variabel iklim organisasi sekolah secara bersama-sama memiliki hubungan yang tidak
signifikan terhadap kecenderungan burnout, sumbangan efektif dimensi directive principal
behavior sebesar 12%, sumbangan efektif restrictive principal behavior sebesar 10%, dan
sumbangan efektif intimate teacher behavior sebesar 19%.
Kata Kunci: Kecenderungan burnout, Dimensi-dimensi iklim organisasi sekolah.
29
Hubungan antara Power Distance Orientation (PDO) dengan Voice Behavior:
Peran Moderasi Managerial Openness
Puji Gufron Rhodes
Corina D. Riantoputra
[email protected]; [email protected]
Universitas Indonesia
Abstrak
Penelitian ini bertujuan mengivestigasi faktor individu dan lingkungan yang mempengaruhi
voice behavior yaitu variabel power distance orientation dan managerial openness. Penelitian
dilakukan dengan metode survei online kepada 103 orang karyawan di wilayah DKI Jakarta
dan sekitarnya menggunakan alat ukur dengan reliabilitas sebesar 0,77-0,91. Hasil moderated
multiple regression menunjukkan bahwa power distance orientation berpengaruh negatif
terhadap voice behavior dan terdapat peranan penting managerial openness sebagai moderator
untuk menjelaskan hubungan antara power distance orientation dengan voice behavior. Artinya,
managerial openness dapat memperkuat hubungan negatif antara power distance orientation
dengan voice behavior. Model yang dibangun menjelaskan 30,3% terjadinya voice behavior.
Hasil ini sejalan dengan trait theory activation yang menjelaskan bahwa sebuah sifat yang
terlihat pada satu situasi, belum tentu terlihat pada situasi yang lainnya. Jika managerial
openness tinggi, namun power distance orientation rendah maka akan menghasilkan voice
behavior yang lebih tinggi. Sedangkan managerial openness yang rendah pada power distance
orientation yang rendah akan menghasilkan voice behavior yang lebih rendah. Namun, pada
power distance orientation yang tinggi tidak begitu terlihat peranan moderator managerial
openness terhadap munculnya voice behavior. Riset ini berkontribusi pada interaksi power
distance orientation, managerial openness dan voice behavior.
Kata kunci: voice behavior, power distance orientation, managerial openness
30
Hubungan antara Power Distance Orientation dan Voice Behavior dengan
Perceived Organizational Support sebagai moderator
Muhammad Ibrahim
Corina D. Riantoputra
[email protected] ; [email protected]
Universitas Indonesia
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor individual (power distance orientation) dan
kontekstual (perceived organizational support) yang mempengaruhi voice behavior. Penelitian
menggunakan metode online survey pada 103 karyawan yang berada di daerah DKI Jakarta
dan sekitarnya menggunakan alat ukur dengan reliabelitas 0,77 – 0,81. Hasil analisa
moderated regression menunjukkan bahwa : (1) power distance orientation berpengaruh negatif
terhadap voice behavior, (2) terdapat peranan penting perceived organizational support sebagai
moderator untuk menjelaskan hubungan antara power distance orientation dengan voice
behavior. Perceived organizational support berperan dalam memperkuat hubungan negatif
antara power distance orientation dengan voice behavior. Model penelitian ini menjelaskan 38 %
terbentuknya voice behavior. Sesuai dengan trait activation theory bahwa suatu sifat yang
terlihat pada situasi tertentu belum tentu terlihat pada situasi yang lainnya. Jika perceived
organizational support tinggi, namun power distance orientation rendah maka voice behavior yang
muncul akan tinggi. Sedangkan, ketika perceived organizational support rendah dan power
distance orientation rendah akan menghasilkan voice behavior yang rendah. Pada power distance
orientation yang tinggi tidak terlihat peran moderator perceived organizational support terhadap
voice behavior. Penelitian ini berkontribusi pada interaksi antara power distance orientation,
perceived organizational support dan voice behavior.
Kata kunci: voice behavior, power distance orientation, perceived organizational support
31
Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi Suportif dengan Work Engagement pada
Perawat Ruang Rawat Inap di Rumah Sakit X
Fatyani Ayu Larasati, S.Psi., Rayini Dahesihsari,M.Psych, Ph.D, Psi., Purnomolugi Ursila
Nilamsari, MSi., Psi.
Abstrak
Kurangnya jumlah perawat di rumah sakit masih menjadi isu yang terjadi di Indonesia.
Kekurangan perawat dapat menyebabkan beban kerja semakin meningkat. Hal tersebut
menjadi salah satu indikator sumber stres kerja bagi perawat, khususnya perawat ruang
rawat inap. Stres kerja dapat mengakibatkan penurunan kinerja perawat. Namun, terdapat
juga perawat yang tetap berdedikasi dalam bekerja meskipun dengan stressor yang tinggi.
Work engagement berperan dalam memunculkan kinerja positif di bawah tekanan stres kerja.
Komunikasi internal dalam organisasi yang suportif diasumsikan juga mampu mengembangkan
work engagement yang memotivasi dan membantu perawat dalam menghadapi stres kerjanya.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan iklim komunikasi organisasi suportif dengan
work engagement perawat ruang rawat inap di Rumah Sakit X. Jenis penelitian menggunakan
pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian korelasional yang bertujuan untuk melihat
hubungan antar variabel. Jumlah responden yang berpartisipasi mengisi kuesioner CCI
(Communication Climate Inventory) dan UWES (Utrecht Work Engagement Scales) sejumlah 176
perawat yang sudah bekerja minimal dua tahun masa kerja. Teknik sampling yang digunakan
dalam penelitian ini adalah convenience sampling. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa iklim
komunikasi organisasi suportif dan work engagement memiliki korelasi yang signifikan dan
bersifat positif. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa iklim komunikasi organisasi suportif
memberikan kontribusi sebanyak 38% terhadap pembentukan work engagement perawat
ruang rawat inap di Rumah Sakit X. Dengan demikian, sesuai hasil penelitian ini diharapkan
Rumah Sakit X mampu melakukan pengelolaan komunikasi internal yang positif, karena hal
tersebut berperan dalam pembentukan work engagement perawat.
Kata kunci : Perawat, Rumah Sakit, Iklim komunikasi organisasi suportif, work
engagement
32
Hubungan Iklim Komunikasi Suportif dan Persepsi Dukungan Organisasi pada
Buruh Operasional di PT X
Gabriela Anung Lalitya Aikacchatra, Rayini Dahesihsari,M.Psych, Ph.D, Psi., Purnomolugi
Ursila Nilamsari, MSi., Psi.
Abstrak
Buruh operasional sering diasosiasikan dengan unjuk rasa, dalam satu tahun minimal satu kali
di tingkat nasional maupun di daerah-daerah dan di perusahaan pada saat perayaan hari
buruh. Tuntutan buruh tidak hanya mengenai kenaikan upah namun buruh juga menuntut
untuk dihargai oleh perusahaan. Komunikasi yang terjadi di pabrik seringkali membuat buruh
merasa tidak dihargai karena adanya perkataan kasar dan terdapat hal yang ditutupi. Perlu
adanyan pertukaran informasi secara bebas dan terbuka, kesempatan untuk berpartisipasi,
penyelesaikan konflik secara membangun. Hal itu akan terjadi jika iklim komunikasi di sebuah
perusahaan bersifat suportif. Iklim yang suportif membuat berbagai bentuk penghargaan atau
dukungan yang diberikan oleh pihak manajemen dapat diterima dengan baik oleh buruh
operasional. Buruh operasional akan memiliki persepsi bahwa mereka dihargai kinerjanya dan
diperhatikan kesejahteraannya. Persepsi seperti itu disebut dengan persepsi dukungan
organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara iklim komunikasi suportif
di organisasi dan persepsi buruh operasional terhadap dukungan organisasi di PT X.
Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang menggunakan alat ukur Communication
Climate Inventory (CCI) dan Survey Perceived Organizational Support (SPOS). CCI untuk iklim
suportif memiliki 18 item, sedangkan SPOS memiliki 27 item. Populasi penelitian ini adalah
buruh operasional dengan status tetap di PT X. Seluruh populasi diikutsertakan dalam
penelitian ini dengan jumlah partisipan sebanyak 57 orang. Teknik analisis data menggunakan
Spearman Rank Correlation karena data tidak berdistribusi normal. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa iklim komunikasi suportif berhubungan secara signifikan dengan persepsi
terhadap dukungan organisasi. Jika di pabrik terdapat komunikasi yang bebas dan terbuka,
serta penyelesaian konflik yang membangun maka buruh akan merasa dihargai dan didukung
oleh perusahaan.
Kata kunci: Iklim Komunikasi Suportif, Persepsi Dukungan Organisasi, Buruh Operasional
33
Hubungan Pemberdayaan Psikologis Dan Kinerja Tenaga Penjualan Vending
Machine Di Pt.X
Elna Madeline Radja & Esther M Kembaren
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta
Abstrak
Pemberdayaan psikologis dapat dijelaskan dengan empat konsep yakni makna (meaning),
kecakapan (competence), determinasi diri (self-determination) dan dampak (impact).
Sejumlah penelitian sebelumnya membuktikan bahwa pemberdayaan psikologis memiliki
hubungan dengan kinerja karyawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
pemberdayaan psikologis dan kinerja tenaga penjualan vending machine di PT.X, sebuah
perusahaan yang bergerak di bidang financial technology. Berdasarkan hasil evaluasi kinerja
yang dilakukan perusahaan, hanya 6% tenaga penjualan vending machine yang berhasil
mencapai target sementara 94% lainya tidak memenuhi target penjualan yang telah
ditentukan oleh PT.X. Adanya perbedaan persepsi antara tenaga penjualan yang berhasil dan
yang tidak berhasil mengenai kemampuan diri dan dampak dari pekerjaan mereka terhadap
perusahaan mendasari penggunaan konsep pemberdayaan psikologis dalam penelitian ini.
Selain untuk mengetahui hubungan antara pemberdayaan psikologis dengan kinerja, dalam
penelitian juga akan dilihat besarnya kontribusi masing-masing dimensi pemberdayaan
psikologis terhadap kinerja tenaga penjualan vending machine di PT X. Penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif korelasional dengan dua alat ukur yaitu Empowerment
Scale (ES) yang terdiri dari empat dimensi yaitu, meaning, competence, self-determination
dan impact, serta Kinerja Tenaga Penjualan yang diukur dari jumlah vending machine yang
berhasil ditempatkan oleh tenaga penjualan selama masa kerjanya. Penelitian ini dilakukan
pada 35 tenaga penjualan vending machine di PT.X yang diperoleh dari teknik total
population sampling. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis statistik
korelasi spearman rho. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberdayaan psikologis
berkorelasi signifikan dengan kinerja tenaga penjualan vending machine di PT.X. Jika dilihat
berdasarkan empat dimensi pada pemberdayaan psikologis, dimensi kecakapan (competence)
memiliki skor tertinggi pada tenaga penjualan vending machine di PT X. Namun, competence
memberikan pengaruh yang paling kecil, hanya 13,4% terhadap kinerja tenaga penjualan.
Dimensi yang memberikan pengaruh paling besar adalah meaning yakni sebesar 34,8%.
Perusahaan disarankan untuk meninjau kembali bentuk dan materi pembekalan yang
diberikan kepada tenaga penjualan untuk meningkatkan kinerja mereka dengan
memperhatikan dimensi-dimensi pemberdayaan psikologis.
Kata kunci : pemberdayaan psikologis, tenaga penjualan, vending machine
34
Hubungan Weisboard Six Box Model dan Employee Engagement dengan
Kepuasan Kerja Karyawan
Kristiana Haryanti, Lucia Trisni Widyaningtanti, Marieta Indriastuti
Unika Soegijapranata Semarang
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada hubungan antara aspek-aspek dalam
Weisboard Six Box Model dan employee engagement dengan kepuasan kerja karyawan di PT.X.
Weisbord’s Six-Box Model diukur melalui enam aspek tujuan, struktur, reward, hubungan
kerja, kepemimpinan, dan mekanisme. Employee engagement merupakan keadaan
motivasional positif yang mengandung aspek vigor, dedication dan absorption. Sedangkan
kepuasan kerja merupakan evaluasi yang menggambarkan seseorang atas perasaan sikapnya
senang atau tidak, senang puas atau tidak puas dalam bekerja. Penelitian ini dilakukan
terhadap 288 karyawan yang ada di Semarang, Solo, Boyolali, Tegal, Cilacap dan Yogyakarta.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan survey online. Analisis regresi dan korelasi
parsial digunakan dalam penelitian ini. Hasilnya menunjukkan ada korelasi yang singnifikan
antara aspek-aspek dalam Weisboard Six Box Model dan Employee engagement dengan
kepuasan kerja.
Kata kuci: kepuasan kerja, Weisboard Six Box Model dan employee engagement
35
IMPLEMENTASI PELATIHAN BELA NEGARA PADA
KARYAWAN PERUSAHAAN
Arbayah, Mubarak
UIN Antasari Banjarmasin
Abstrak
Nasionalisme Bangsa Indonesia kembali terusik dengan beredarnya isu-isu tentang
dominasi tenaga asing dalam proyek-proyek strategis. Cinta tanah air mengandung arti yang
sangat mendalam bagi umat Islam karena tersurat dalam salah satu hadis tentang cinta tanah
air sebagian dari iman. Ini merupakan sesuatu fundamental bagi rakyat Indonesia terutama
kaitannya dalam hidup berbangsa dan bernegara. Tidak heran jika di instansi atau perusahaan
juga melakukan pelatihan bela negara dengan harapan dapat memberi dampak positif
terhadap individu maupun instansi tempat mereka bekerja. Tulisan ini bertujuan untuk
mendeskripsikan pola pelatihan bela negara pada perusahaan, manfaat dan metode yang
digunakan. Selanjutnya, melalui kajian library research peneliti mengidentifikasi seberapa
implementasi dari pelatihan bela negara pada karyawan perusahaan. Pelatihan yang dilakukan
telah disesuaikan dengan keadaan lapangan pekerjaannya sehingga setelah pelatihan selesai
diharapkan karyawan sudah terbiasa dengan iklim dari perusahaan tersebut. Kesimpulan dari
tulisan ini adalah bahwa pelatihan bela negara yang diikuti oleh karyawan perusahaan
bertujuan untuk memberikan penanaman kedisiplinan. Pelatihan bela negara bertujuan agar
karyawan selain memiliki jiwa disiplin, mereka juga memiliki wawasan kebangsaan sehingga
tumbuh pada dalam dirinya rasa cinta tanah air, rasa tanggung jawab, profesionalitas,
patriotisme. Dengan mekanisme yang tepat, pelatihan ini dapat memberikan dampak positif
terhadap karyawan dan menjadikannya seorang karyawan yang ulet dan tangguh, serta
memiliki keahlian di bidangnya..
Kata Kunci : Implementasi, Pelatihan Bela Negara, Karyawan
36
Kepuasan Kerja Ditinjau dari Usia, Status Perkawinan,
Lama Kerja, dan Prior Experience
Eugenius Tintus Reinaldi1, 2, Kristiana Haryanti1, Anwar Fauzi1
1Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata
Kepuasan kerja adalah suatu perasaan positif terhadap pekerjaan. Kepuasan kerja
karyawan penting untuk dicari tahu karena kepuasan kerja dapat mempengaruhi kinerja
karyawan di perusahaan. Berbagai faktor seperti gaji, rekan kerja, benefit, dsb dapat
mempengaruhi kepuasan kerja seseorang. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk
melihat kemampuan prediktif dari faktor demografi karyawan (usia, status perkawinan,
lama kerja, prior experience) terhadap kepuasan kerjanya. Pengambilan data dilakukan
dengan menyebarkan skala kepuasan kerja Hills, dkk. pada 288 karyawan salah satu
perusahaan BUMN di Jawa Tengah. Analisis dengan regresi berganda menunjukkan
bahwa gabungan dari keempat faktor demografis tersebut dapat memprediksi kepuasan
kerja seorang karyawan, dengan sumbangan efektif sebesar 6.3%. Namun dari keempat
faktor ini, hanya ada dua faktor, usia dan status perkawinan, yang memiliki hasil signifikan.
Analisis dengan regresi sederhana menunjukkan bahwa usia dapat memprediksi kepuasan
kerja seseorang dengan sumbangan efektif 3.9%, sementara status perkawinan memiliki
sumbangan efektif 4.4%. Aplikasi dari hasil temuan ini akan didiskusikan.
37
Memahami Esensi Bekerja dalam Ketidakpastian
Luqman Tifa Perwira1, Muhammad Hidayat
1,2 Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan
*[email protected] , [email protected]
Abstrak
Perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat cenderung selalu dipandang sebagai
sesuatu yang positif karena kehadirannya memberikan kemudahan bagi manusia untuk
mengerjakan sesuatu. Namun, tidak jarang revolusi digital ini berdampak kurang
menguntungkan bagi golongan tertentu karena situasi ketidakpastian dan komplesitas tinggi
yang menjadi karakteristik era ini. Para pekerja yang bekerja di organisasi bidang teknologi
tinggi kerap menghadapi perubahan yang cepat dan tidak terprediksi. Penelitian ini berujuan
untuk mengetahui lebih mendalam esensi dari bekerja di tengah situasi yang penuh
ketidakpastian. Esensi ini akan digali melalui pengalaman-pengalaman para pekerja yang
berada di tengah-tengah industri yang berbasis teknologi informasi. Mitra perusahaan
transportasi online merupakan kalangan pekerja yang berada di tengah pusaran lingkungan
kerja yang dinamis dan cepat berubah. Enam orang responden yang merupakan driver ojek
online dipilih menggunakan teknik purposeful sampling untuk menjadi narasumber utama
dalam penelitian ini. Para driver ojek online ini merupakan mitra yang telah bergabung
minimal selama satu tahun, merupakan pencari nafkah utama dalam keluarga, dan menjadikan
ojek online sebagai sumber penghasilan utama. Melalui metode kualitatif dengan pendekatan
fenomenologi, ditemukan tema-tema utama yakni : ketidakpastian lingkungan, otonomi,
identitas tugas, cara pandang dan sikap kerja, serta tema-tema strategi untuk menghadapi
situasi dan sifat pekerjaan tersebut. Selanjutnya peneliti membangun deskripsi esensi atau
konstruksi menyeluruh mengenai makna dan esensi pengalaman subjek.
Kata kunci: ojek online, otonomi, identitas tugas, nilai kerja, startegi, uncertainty
38
Memprediksi Work Enggagement dari Subjective Well-being Paramedis
Alimatus Sahrah1 & Reny Yuniasanti2
Universitas Mercu Buana Yogyakarta
[email protected], [email protected]
Work Engagement yang tinggi dari para paramedis diyakini dapat menjadi energy pendorong
terwujudnya Indonesia Sehat 2025. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya hubungan
Subjective Well-Being dengan Work Engagement dari paramedis. 110 orang paramedis adalah
subjek penelitian ini, ciri-ciri dari subjek penelitian adalah bersuku Jawa, tinggal di Yogyakarta
selama minimal 3 tahun dan memiliki masa kerja 1 tahun. Skala penelitian menggunakan skala
Subjective Well-Being yang disusun oleh peneliti dengan mempertimbangkan kultur Jawa,
Indonesia, dan Skala Work engagement yang diadaptasi dari UWES (2009). Hasil penelitian
dianalisis menggunakan korelasi product moment menunjukkan adanya hubungan positif yang
signifikan antara subjective well-being dengan WE perawat sebesar 0.341 (p<0.01). Dengan
demikian dapat diartikan bahwa semakin perawat merasakan adanya SWB maka dirinya akan
semakin menunjukkan keterlibatannya terhadap organisasinya.
Kata kunci : Subjective Well-Being, Work Enggagement, paramedis
39
Psychological Capital dan Faktor Keberhasilan Pemberdayaan Ekonomi
Pada Komunitas Usaha Batik
Muhammad Nur Syuhada’
Universitas Ahmad Dahlan [email protected]
Abstrak
Salah satu faktor yang diduga mempengaruhi ketidakefektifan intervensi yang dilakukan oleh pemerintah dan LSM selama ini dalam mengurangi kemiskinan adalah kurangnya pemahaman
secara menyeluruh tentang kondisi masyarakat miskin itu sendiri. Kemiskinan tidak hanya bisa dilihat dari kacamata ekonomi, melainkan pemahaman faktor psikologis sangat
diperlukan.Keberadaan Posdaya migunani yang terletak di Dusun Plalangan, Pondowoharjo,
Sleman Yogyakarta, sejak beberapa tahun terakhir ini terbukti telah berhasil memberdayakan warga sekitarnya dan mengentaskan kemiskinan pada perempuan. Salah satunya adalah
melalui program pemberdayaan perempuan dengan pembentukan Kelompok BatikAyu Arimbi yang melibatkan ibu-ibu rumah tangga di dusun tersebut. Hal yang menarik untuk
dikaji dari Kelompok Batik Ayu Arimbi tersebut adalah bagaimana para perempuan atau ibu-ibu peserta Kelompok Batik Ayu Arimbi tersebut mampu bangkit dari kesulitan ekonomi
yang berfokus mendalami modal psikologisnya. Selain itu perlunya juga memahami bagaimana
program pemberdayaan yang dijalankan oleh posdaya migunani dan Kelompok Batik Ayu
Arimbi ini dapat berhasil memberdayakan ibu-ibu tersebut hingga memiliki kemampuan
ekonomi atau bangkit dari kemiskinan. Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk meneliti mengenai psychological capital pada perempuan yang telah bangkit dari
kemiskinan dan faktor apa yang membuat keberhasilan program pemberdayaan ekonomi
yang telah dilakukan pada perempuan secara komunitas di Dusun Plalangan, Desa Pondowoharjo, Sleman Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan
pendekatan analisis fenomenologis interpretatif. Partisipan dipilih berdasarkan purposive sampling dengan kriteria ; 1) Anggota Batik Ayu Arimbi, 2) Masa bergabung Komunitas
minimal 3 tahun. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara semi-terstruktur yang dipandu oleh panduan wawancara. Penelitian ini bertujuan agar dapat
mengungkapkan bagaimana psychological capital dan faktor keberhasilan pemberdayaan
ekonomi pada Komunitas Usaha Batik. Dan penelitian ini diharapkan nantinya dapat memberikan manfaat khasanah pengetahuan dan memberikan sumbangsih masukan pada
program pemberdayaan pengetasan kemiskinan baik itu dari Pemerintah ataupun Organisasi Masyarakat.
Kata Kunci : Psychological Capital, Faktor Keberhasilan, dan Perempuan Miskin.
40
PENGARUH IKLIM PSIKOLOGIS DAN SPIRITUALITAS KERJA TERHADAP
WORK ENGAGEMENT MELALUI KOMITMEN ORGANISASIONAL SEBAGAI MEDIATOR
(Studi pada karyawan PT. Bukit Asam Tbk)
Ema Yudiani
UIN Raden Fatah Palembang
APIO Sumatera Selatan
ABSTRACT
The global crisis that hit the world had an impact on the slowing performance of Indonesia's mining
exports including coal. The drop in national coal prices has caused losses for 70% of coal mining in
Indonesia, even 40% of coal industry players have closed their businesses. PT. Bukit Asam (Persero),
Tbk is one company that managed to survive from this situation by making various efforts and
strategic steps. This can not be done without the support and participation of qualified employees
visible through his or her engagement with work. Employees who are engaged with his work will feel
enthusiastic, passionate, and diligent doing his duties. Work engagement owned by employees is
thought to be influenced by their psychological climate and spirituality at work through
organizational commitment as mediating variable. This study aims to determine the effect of the
psychological climate and spirituality on work engagement through organizational commitment as a
mediator. The study was conducted on 344 employees. Data were collected using the Work
Engagement Scale, Organizational Commitment Scale, Psychological Climate Scale, and Work
Spirituality Scale. The analysis technique used is the Structural Equation Model (SEM) method. The
results showed that the spirituality of work has a significant influence to work engagement, while the
psychological climate has no significant influence to work engagement. In this study, organizational
commitment affective and normative proved to be a mediator on the relationship between the
psychological climate with work engagement, but can not be a mediator on the relationship between
the spirituality of work with work engagement.
Keywords: work engagement, organizational commitment, psychological climate, spirituality at
work
41
PENGARUH WORK FAMILY CONFLICT TERHADAP LIFE SATISFACTION PADA
PERAWAT WANITA DI RUMAH SAKIT X DI KOTA BANDUNG
Shinta Febrina, Endah Andriani Pratiwi, Julia Noer Latifah
Universitas Jenderal Achmad Yani
ABSTRAK
Partisipasi wanita dalam dunia kerja semakin meningkat dari waktu ke waktu. Pada wanita
bekerja yang telah berkeluarga cenderung lebih rentan mengalami work-family conflict.
Penelitian sebelumnya menunjukkan work-family conflict yang dialami dapat mempengaruhi
tingkat kepuasan hidup yang dirasakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh work-family conflict terhadap life satisfaction pada perawat wanita di Rumah Sakit X
di Kota Bandung. Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas dengan pendekatan deduktif.
Jumlah sampel 47 perawat wanita yang sudah menikah dan memiliki anak di Rumah Sakit X di
Kota bandung dengan menggunakan teknik sampel jenuh. Alat ukur menggunakan Work-
Family Conflict Scale dari Dawn S, Carlson, K Michele Kacmar, dan Larry J. Williams (2000)
dan Satisfaction with Life Scale dari Diener, Emmons, Larsen dan Griffin (1985). Berdasarkan
hasil uji hipotesis dengan menggunakan analisis regresi linear, diperoleh nilai signifikan 0,003
dan r2 = 0,179 (17,9%). Artinya terdapat pengaruh antara Work-Family Conflict terhadap Life
Satisfaction. Dengan demikian, maka semakin tinggi work-family conflict maka semakin rendah
life satisfaction. Bentuk time-based conflict memiliki pengaruh yang paling signifikan terhadap life
satisfaction dibandingkan dengan bentuk work-family conflict lainnya. Oleh karena itu
hendaknya perawat wanita di Rumah Sakit X di Kota Bandung agar dapat lebih mengelola
waktu untuk meningkatkan life satisfaction.
Kata kunci:Life Satisfaction, Work-Family Conflict, Perawat Wanita
42
PENGEMBANGAN DAN VALIDASI INSTRUMEN PENGUKURAN KUALITAS
KEHIDUPAN KERJA DI UMKM
Dwi Despiana, Arief Fahmie, Elisa Kusrini
Fakultas Psikologi UIN Raden Fatah Palembang, Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta,
Fakultas Teknik Industri Universitas Islam Indonesia Yogyakarta
Email: [email protected]
Abstrak
Berbagai permasalahan yang kini dihadapi oleh Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM) dalam mengembangkan organisasinya, terutama yang berkaitan dengan kualitas kehidupan kerja perlu mendapat perhatian khusus dari berbagai pihak, termasuk akademisi.
Akan tetapi, penelitian tentang pengembangan dan validasi instrumen pengukuran kualitas kehidupan kerja di Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia belum pernah
dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan memvalidasi instrumen
pengukuran kualitas kehidupan kerja (F.E.D-Quality of Work Life Scale) di Usaha Kecil, Mikro, dan Menengah (UMKM). Metode pengumpulan data penelitian ini menggunakan skala Likert.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan sampel
sejumlah 196 orang karyawan Usaha Kecil, Mikro, dan Menengah (UMKM). Teknik analisis
data penelitian ini menggunakan exploratory factor analysis (EFA) melalui program Statistical
Product and Service Solutions (SPSS) versi 16.0 for Windows. Hasil analisis data penelitian dengan menggunakan exploratory factor analysis (EFA) sebagai uji validitas konstruk
menunjukkan perolehan nilai KMO sebesar 0,766 dan nilai Bartlett’s Test of Sphericity sebesar 1,872 dengan nilai signifikansi 0,000 (sig. < 0,05), serta menghasilkan 4 faktor, yakni faktor
gaji dan hubungan interpersonal, kepuasan kerja, fasilitas dan pengembangan karir, serta iklim organisasi yang memuat 26 pernyataan. Sedangkan hasil uji reliabilitas dengan menggunakan
metode alpha Cronbach, yakni sebesar 0,882. Berdasarkan uji validitas konkuren terdapat
hubungan yang sangat signifikan antara F.E.D-Quality of Work Life Scale dan QWLS dengan nilai r = 0,846 dan p = 0,000 (p < 0,01). Sedangkan hasil uji korelasi antara F.E.D-Quality of
Work Life Scale dan QWLS dengan SDS memperoleh nilai r = -0,052 dan r = -0,159 dengan p = 0,614 (p > 0,05) dan p = 0,122 (p > 0,05), sehingga terdapat hubungan negatif yang tidak
signifikan antara pengukuran dengan menggunakan F.E.D-Quality of Work Life Scale dan QWLS dengan SDS. Kelebihan penelitian ini adalah bahasa yang digunakan cukup mudah
dimengerti oleh karyawan UMKM. Selain itu, item pada alat ukur yang dihasilkan hanya
terdiri dari 26 item, sehingga tidak menghabiskan banyak waktu bagi responden dalam mengisi skala ini. Sedangkan kelemahan penelitian ini adalah jumlah sampel yang kurang
banyak, dan tidak menggunakan teori lain sebagai teori pembanding pada validitas konkuren.
Kata kunci : Kualitas kehidupan kerja, UMKM
43
Pentingnya Pelatihan dan Pengembangan SDM Bagi Organisasi
Annida Magfirah, Wiwin Apriliawati, Malahayati, dan Rahmiatun Nisa
Abstrak
Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk memberikan gambaran jelas kepada pembaca
bagaimana pentingnya pengembangan SDM bagi kemajuan organisasi. Di dalam artikel ini
penulis akan membahas tentang arti penting adanya sebuah pelatihan/training di dalam
pengembangan dan kemajuan suatu organisasi. Penulis akan memulai pembahasan artikel
dengan pendahuluan yang berisi alasan atau gambaran umum mengenai perusahaan dan 10
pilar pendukung kesuksesan organisasi. Karena pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang ada saat ini menuntut organisasi untuk merekrut anggota/karyawan yang
memiliki kemampuan, keterampilan, ide cemerlang, dan kemampuan yang memberikan hasil
maksimal untuk keuntungan sebuah organisasi. Sebab karyawan merupakan aset yang paling
berharga bagi sebuah organisasi, tujuan dari sebuah organisasi tidak akan tercapai jika tidak
dikelola oleh sumber daya manusia yang berkompeten dalam bidangnya. Dampak dari tidak
adanya pengembangan SDM akan memperburuk kinerja, produktivitas dan kualitas di dalam
organisasi.
Kata Kunci: SDM, Pelatihan, Pengembangan, Organisasi
44
Perilaku Alturisme Karyawan
Asti Wulandari dan Imadduddin
Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin
Abstrak
Salah satu tugas perkembangan manusia usia dewasa adalah bekerja untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Kemajuan teknologi, materialisme, hedonisme, dan tuntutan kebutuhan
masyarakat pasca-industri membuat beberapa orang bekerja secara tidak beretika dan jauh
dari nilai-nilai tolong menolong untuk memenuhi apa yang mereka inginkan. Akibatnya,
orang-orang menjadi bersikap dan berperilaku apatis terhadap lingkungan sekitarnya. Namun
demikian, masih ada beberapa karyawan yang peduli dengan kondisi lingkungan mereka
dengan berperilaku altruisme seperti yang terjadi di PT X. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menggambarkan perilaku altruisme karyawan dan mengeksplorasi faktor-faktor yang
mendorong karyawan untuk berperilaku altruisme. Hasil penelitian pada 3 karyawan PT. X
dilakukan secara kualitatif (observasi non-partisipan dan wawancara mendalam), komponen
perilaku altruisme sebagian besar sama, yaitu berperilaku membantu, mempertimbangkan
hak dan kesejahteraan orang lain, berbagi dan kejujuran. Sedangkan komponen yang berbeda
dilihat dari perilaku donasi & kemurahan hati dan Kerjasama. Komponen perilaku altruisme
yang tercermin pada karyawan juga sesuai dengan ajaran Islam, yaitu amal dengan dasar
Tuhan (ikhlas) dan masih ada yang bernuansa kemanusiaan. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai
faktor, baik situasional (eksternal) maupun dalam (internal)
45
Model Psychological Wellbeing
Pada Wanita Buruh Garmen Di Kbn Cakung, Jakarta
Dr. Silverius Y. Soeharso, S.E., MM., Psikolog
Dr. Kristiana Dewayani, M.Si., Psikolog
Nanda Dwi Putri Utami
[email protected] / [email protected] ;
[email protected] ; [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji model Psychological Wellbeing pada wanita buruh
garmen di Kawasan Berikat nasional, Jakarta. Peneliti menguji adanya pengaruh meaning of
work (MOW) dan employee engagement (EE) terhadap psychological well-being (PWB).
Responden dalam penelitian ini sejumlah 111 orang, yaitu buruh garmen perempuan yang
bekerja di Kawasan Berikat Nusantara (KBN) Cakung Jakarta, dengan masa kerja minimal 1
(satu) tahun. Data dikumpulkan dengan instrumen skala adaptasi dari Ryff Psychological Well-
being Scale (RPWBS), Work-life Questionnaire, dan Employee Engagement Scale. Hipotesis diuji
kebenarannya dengan SEM (Structural Equation Modeling), yang dianalisis dengan bantuan
program statistic Lisrel 8.7. Hasilnya menunjukkan bahwa model psychological wellbeing
dinyatakan fit, dengan employee engagement sebagai variabel mediator (intervening) pada
hubungan antara meaning of work dan psychological wellbeing dengan Chi-square sebesar
40.40, df=32, p=0.14656, dan RMSEA sebesar 0.049.
Kata kunci: psychological well-being, meaning of work, employee engagement,
46
PERSEPSI PENILAIAN KINERJA PADA PEGAWAI BANK KAL-SEL KCP
KANTOR GUBERNUR BANJARBARU DENGAN MASA KERJA DIATAS 10 TAHUN
PERCEPTION OF PERFORMANCE ASSESSMENT AT BANK KALSEL GOVERNOR'S BRANCH OFFICE IN BANJARBARU WITH WORKING PERIOD ABOVE 10 YEARS
Muhammad Syarif Hidayatullah1 dan Rahmadilla Nuratikah2
Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Lambung Mangkurat
Jl. Ahmad Yani Km. 36, Banjarbaru, 70174, Indonesia Email : [email protected]
No Handphone : 081335638549
Abstrak
Penelitian ini ingin mengetahui persepsi penilaian kinerja pada pegawai Bank Kalsel KCP
Kantor Gubernur Banjarbaru. Mengingat pentingnya penilaian kinerja bagi pegawai dan
perusahaan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan
menggunakan teknik wawancara semi terstruktur dan observasi non-partisipan. Subjek
penelitian berjumlah tiga orang dengan masa kerja diatas 10 tahun. Berdasarkan persyaratan
penilaian kinerja yang efektif menurut dan merupakan dimensi dalam persepsi penilaian
kinerja pada pegawai yaitu persyaratan ilmiah (legal/formal) yaitu relevansi, sensitivitas, dan
reliabilitas. Temuan penelitian menunjukan persepsi pegawai dalam persyaratan sensitivitas
penilaian kinerja belum dapat dikatakan objektif. Sedangkan persyaratan operasional yaitu
akseptabilitas dan praktis, perlunya perbaikan prosedur penilaian kinerja kearah yang lebih
baik dan memudahkan penggunaannya.
Kata Kunci : Persepsi, Penilaian Kinerja, Bank Kalsel.
47
PERSONAL VALUES OF MILLENNIALS WORKERS
Ni Made Swasti Wulanyani,
Ayu Dwi Nindyati, Universitas Udayana
Universitas Paramadina [email protected] ; [email protected]
Personal values represent broad constructs used to characterize fundamental individual
differences. Personal values are broad evaluative criteria that provide a framework for
prioritizing goals and determining what is important or good in human life and work.
Various theories of values have been proposed, but the framework proposed by Schwartz is
one of the most established in psychology. Schwartz proposed that there are 10 basic values
that are largely generalizable across cultures. These are represented as self-direction,
stimulation, hedonism, achievement, power, security, tradition, conformity, benevolence,
and universalism. The 10 values are arranged in scale with a continuum that expressed how
necessary the value for the person. Using 123 millennials participants, this survey find that
salary is related to hedonism value (r = -0.183, p < 0.05), but there is no difference between
group of salary. The higher salary, the lower values of hedonism. Hedonism is the view that
a good life consists mainly of pleasurable experiences. Cultures are not equally supportive of
hedonism. In particular, hedonism seems to be more consistent with the ethos of
individualism compared to collectivism.
Keywords: personal values, millennials, worker, salary, hedonism
48
Hubungan Antara Job Embeddedness Dengan Intensi Turnover
Pada Karyawan
Hana Nabila & Annisa Miranty Nurendra
Universitas Islam Indonesia
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara job embeddedness dengan intensi
turnover pada karyawan. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 150 orang karyawan di sebuah
perusahaan. Peneliti menggunakan dua skala untuk mengumpulkan data, yaitu skala job
embeddedness yang diadaptasi dari skala yang dibuat oleh Mitchell dkk., (2001), berjumlah 24
aitem. Skala kedua yaitu intensi turnover yang mengacu pada aspek dari Mobley (1978) yang
berjumlah 31 aitem. Analisis data dilakukan dengan teknik korelasi product moment dari
spearman. Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan negatif antara job embeddedness
dengan intensi turnover. Berdasarkan analisis data, menunjukkan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara job embeddedness dan intensi turnover pada karyawan. Analisis korelasi
menunjukkan r = -0.651 dengan p = 0.000 (p < 0.05) yang berarti semakin tinggi job
embeddedness maka tingkat intensi turnover karyawan akan semakin rendah. Berdasarkan hasil
tersebut, maka hipotesis penelitian diterima. Hal-hal yang berpengaruh didiskusikan lebih
lanjut.
Kata kunci : job embeddedness, intensi turnover, karyawan.
49
ANALISA JOB SATISFACTION PADA DOSEN WANITA
DI UNIVERSITAS X KOTA Y
Ditya Indria Sari, Detri Sefianmi Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi Bandung
Dosen merupakan ujung tombak keberhasilan dalam mencetak generasi penerus bangsa yang
cerdas dan berguna bagi nusa dan bangsa. Dalam menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi
Yaitu Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat mereka di
tuntut untuk menyelesaikan pekerjaan secara profesional. Namun saat menjalankan tugas
tersebut para dosen wanita merasakan adanya kesenjangan antara nilai-nilai pekerjaan dosen
dan kebutuhan-kebutuhan dasar dosen yang berujung pada kepuasan kerja. Kepuasan kerja
mengacu pada sikap individu secara umum terhadap pekerjaanya, Stephen P. Robbins, 2007.
Pada penelitian ini menggunakan statistik deskriptif, dengan jumlah 28 responden. Reliabilitas
alat ukur kepuasan kerja dengan hasil Cronbach's α 0.936. Hasil penelitian menyatakan
bahwa dosen wanita merasakan ketidakpuasan kerja sebesar 64.5%. Kepuasan kerja yang
mendapat nilai tinggi yaitu pada dimensi Gaji 82.14%, supervisi 82.14% dan promosi sebesar
82.14%, sedangkan yang membuat dosen wanita merasakan ketidakpuasan kerja yaitu dimensi
rekan kerja 75% dan pekerjaan itu sendiri 57.14%. Hal ini menandakan bahwa para dosen
wanita merasakan gaji yang diterima sesuai harapan, adanya hubungan yang baik antara atasan
dan bawahan serta memiliki kesempatan untuk naik jabatan. Namun disisi lain, responden
merasakan belum dapat memenuhi secara optimal tugas penting sebagai dosen, serta adanya
hubungan ketergantungan sepihak yang bercorak fungsional. Saran dari penelitian ini yaitu
pada dosen wanita memahami potensi motivasi yang dimiliki serta rutin dalam mengadakan
pemecahan masalah kelompok.
Kata Kunci : Job Satisfaction, Dosen Wanita
50
Dampak Dari Kesalahan Rekrutment Dan Seleksi Terhadap Kinerja Karyawan
Pada Home Industri Q
Ceria Hermina, Feny Aulia, Sekar Safitri, Muhammad Husaini Aditya Noor
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin, Indonesia
Abstrak
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari proses rekrutment dan seleksi
terhadap kinerja karyawan perusahaan Q. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif, data yang di dapat melalui wawancara
mendalam mengenai kesalahan rekrutment. Teknik pengambilan data menggunakan
wawancara dan observasi. Kesalahan terhadap rekrutment dan seleksi pernah terjadi pada
perusahaan Q di mana berdampak pada omset penjualan Q. Dilihat dari hasil wawancara
yang mendalam dengan pemilik Q tersebut.
Kata Kunci: Rekrutmen, Seleksi, Kinerja Karyawan
51
Gambaran Strategi Dan Komunikasi Pemasaran Mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Banjarmasin Yang Berjualan Online Dengan Media Instagram
Dyta Setiawati Hariyono1, Via Yulandari 2, Aulia Rahmita 3, Rizka Nurlatifah 4
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin, [email protected]
Abstrak
Internet telah menjadi media yang terus berkembang fungsinya, tidak hanya sebagai media
informasi tetapi juga sebagai media pemasaran dan media komunikasi. Online shop merupakan
sarana atau toko untuk menawarkan barang dan jasa lewat internet sehingga para pengunjung
online shop dapat melihat barang-barang di online shop tersebut. Online Shop selain
menggunakan platform miliki pribadi seperti website, juga menggunakan platform sosial
media dalam memasarkan produk-produk dan jasanya. Salah satu platform sosial media yang
paling popular adalah Instagram. Semakin banyaknya dan mudahnya fasilitas internet ini maka
berjualan online juga menjadi trend baru yang terasa lebih sederhana, cepat, dan efisien.
Trend ini juga terjadi dikalangan mahasiswa. Pada umumnya mahasiswa melakukan jualan
online hanya untuk kesenangan dan ada juga untuk menambah uang saku mereka. Penelitian
ini bertujuan mengetahui Gambaran Strategi Dan Komunikasi Pemasaran Mahasiswa
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin Yang Berjualan Online Dengan Media Instagram.
Penelitian ini dilakukan pada 3 Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Banjarmasin yang
berjualan online melalui Instagram. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subyek mahasiswa dalam
penelitian ini memiliki strategi pemasaran berupa menawarkan produk dengan kualitas
terbaik maupun memiliki keunggulan tertentu dibandingkan penjual lain di pasaran. Strategi
lainnya adalah melakukan promosi dengan mengenalkan produk tersebut, cara penggunaan,
maupun manfaat dari produk tersebut. Dalam promosi ini, mereka melibatkan orang-orang
yang cukup dikenal atau memiliki relasi dan teman yang cukup luas di instagram untuk
mempromosikan dalam bentuk endorse atau review dari produk tersebut.
Kata Kunci: Strategi Komunikasi Pemasaran, Berjualan Online, Mahasiswa
52
PERSEPSI KEPUASAN MAHASISWA TERHADAP KUALITAS LAYANAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
Hana Humaira
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin
ABSTRAK
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin, sebagai salah satu penyedia jasa pendidikan, tentu
perlu mengidentifikasi aspek kualitas layanan untuk menentukan kepuasan mahasiswa selaku
pengguna jasa. Kualitas layanan yang diorganisir dengan baik diharapkan dapat mempengaruhi
kepuasan pelanggan atau pengguna jasa. Hal ini ditujukan untuk menjamin kualitas mutu suatu
institusi pendidikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur persepsi kepuasan
mahasiswa terhadap kualitas layanan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin. Penelitian ini
menggunakan metode SERVQUAL (service quality) yang dimodifikasi dengan melibatkan 203
mahasiswa Universitas Muhammadiyah Banjarmasin yang dipilih melalui random sampling.
Data dikumpulkan menggunakan kuisioner dengan skala Likert. Adapun instrumen yang
digunakan diadaptasi dari publikasi sebelumnya, terdiri dari aspek-aspek reliability, responsive,
assurance, empathy, tangible, dan information system. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
persepsi kepuasan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Banjarmasin yang tertinggi berada
pada aspek assurance sebesar 17.00%, dan terendah berada pada aspek tangibles sebesar
16.41%.
Kata kunci: kepuasan, mahasiswa, kualitas layanan, universitas
53
Pengaruh Spiritual Intelligence terhadap Stres Kerja
Restu Khaliq, Jumi Herlita Universitas Islam Negeri Antasari, Banjarmasin, Indonesia
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi pengaruh Spiritual Intelligence terhadap
stres kerja karyawan yang bekerja di lembaga perbankan area Banjarmasin dan sekitarnya.
Data penelitian ini diambil dari 100 orang responden yang bekerja di lembaga perbankan
dengan masa kerja di atas 3 tahun. Penelitian ini menggunakan model analisis Partial Least
Square (PLS) dengan teknik analisis data menggunakan software smartPLS versi 2.0.M3. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa Spiritual Intelligence seseorang berpengaruh signifikan negatif
terhadap stess kerja karyawan yang mempunyai pengalaman kerja lebih dari 3 tahun di
tempat yang sama.
Kata Kunci: Spiritual Intelligence, Stress Kerja
54
Personal Values Pada Guru
(Studi Eksplorasi Dengan Menggunakan Teori Schwartz)
Ayu Dwi Nindyati
Lucia Trisni Widhianingtanti
[email protected] ; [email protected]
Abstrak
Guru merupakan profesi yang dalam pelaksanaan tugasnya dilindungi oleh UU no 14 tahun
2005 yang menjelaskan Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah. Guru berhadapan dengan siswa Pendidikan dasar dan menengah, yang tergolong
pada kategori perkembangan anak-anak dan remaja. Pada masa perkembangan ini banyak titik
balik yang terjadi. Pada masa anak-anak dikenal dengan masa latent, kemudian pada saat
pubertas mulai masuk ke masa remaja dengan perubahan fisik dan tuntutan peran social dan
pada akhirnya masa remaja, dimana pada masa ini apa yang dikatakan orang lain menjadi
sangat penting bagi siswa, termasuk apa yang dikatakan gurunya. Dengan kata lain Guru
merupaka sosok yang ikut berperan dalam menanamkan nilai dan karakter pada anak
didiknya sejak dini. Guru adalah figur otoritas yang dikenal anak didik di luar keluarganya.
Guru juga berperan sebagai orang tua siswa di lingkungan sekolahnya. Hal ini menuntut Guru
hendaknya mengembangkan nilai-nilai personal yang akan memengaruhi perilakunya dalam
menjalankan tugasnya. Schwartz (1992) sejalan dengan peneliti lainnya, menjelaskan values
adalah kriteria yang digunakan individu untuk memilih dan menentukan tindakannya dan
mengevaluasi setiap orang (termasuk dirinya) dan kejadian yang ada disekitarnya. Dengan
kata lain values merupakan guidance untuk menghadapi tuntutan lingkungan. Penelitian ini
menggunakan konsep nilai yang dikemukakan Schwartz. Schwartz menjelaskan nilai dalam
level individual sebagai tujuan individu dalam memahami lingkungannya yang mengarahkan
individu memilih bagaimana berperilaku, mengevaluasi dan membenarkan perilaku dan hasil
evaluasi individu. Terdapat 10 nilai yaitu self-direction, stimulation, hedonism, achievement,
power, security, conformity, tradition, benevolence, dan universalism. Responden penelitin ini
adalah 36 guru (L=9 orang; P=27 orang) dengan rata-rata berusia 32 tahun dan rata-rata
masa kerja 8 tahun. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa secara umum nilai hedonism
Guru adalah nilai yang paling kecil dan nilai security merupakan nilai yang paling besar. Artinya
dalam penelitian ini para Guru dalam membuat keputusan untuk bertindak bukan dilandasi
untuk memenuhi tuntutan kesenangan. Pada sisi lain, Guru dalam menjalankan perannya lebih
banyak dilandasi oleh keinginan untuk menjaga keamanan social dan keharmonisan, baik
terkait dengan interaksi dalam komunitasnya, maupun rasa aman dalam dirinya. Berdasarkan
penelitian ini maka Guru memiliki peran besar dalam pembentukan karakter siswanya untuk
mengedepankan kehamonisan dalam komunitasnya melalui role model yang diperlihatkan
Guru dalam perilakunya.
Kata Kunci: Character, Personal, Values, Guru
55
Hubungan Antara Dimensi-Dimensi Iklim Organisasi Sekolah Dengan Burnout
Pada Guru Smp Di Kecamatan Pagentan, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah
Rizki Zuharudin Alamsyah*1, Siti Mulyani2
Universitas Ahmad Dahlan
[email protected] [email protected]
Abstrak
Tugas guru tidak hanya mengajar tetapi juga dituntut untuk menyelesaikan tugas
adminsitrasi sebagai penunjang sertifikasi guru. Kondisi tersebut membuat beban kerja guru
menjadi tinggi sehingga dapat memicu timbulnya burntout . Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara dimensi-dimensi iklim organisasi sekolah dengan burnout.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Jumlah subjek penelitian ini sebanyak 30
orang guru. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda dengan
menggunakan program sistem komputasi program SPSS versi 16.00 for windows. Hasil
penelitian menujukkan bahwa secara variabel iklim organisasi sekola bersama-sama tidak ada
hubungan yang signifikan antara dimensi-dimensi iklim organisasi sekolah terhadap burnout.
Namun secara terpisah terdapat tiga dimensi prediktor yang memiliki korelasi yang sangat
signifikan dengan burnout dan yaitu: directive principal behavior, restrictive principal behavior, dan
intimate teacher behavior. Sumbangan efektif ketiga dimensi tersebut adalah sebagai berikut
dimensi directive principal behavior sebesar 12%, sumbangan efektif restrictive principal behavior
sebesar 10%, dan sumbangan efektif intimate teacher behavior sebesar 19%. Tiga dimesi
predictor yang lain tidak ada hubungan yang signifikan dengan burntout adalah supportive
principal behavior, collegial teacher behavior dan disengaged teacher behavior
Kata Kunci: Burnout, Dimensi-dimensi iklim organisasi sekolah.
56
Esteem Need Pada Pelanggan Indomaret dan Alfamart
Siti Ra’iyati dan Romita
Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin [email protected]/[email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pengambilan keputusan pelanggan
Indomaret dan Alfamart dalam berbelanja dengan menggunakan teori Esteem Need Abraham
Maslow. Subjek dalam penelitian ini adalah 5 orang pelanggan Indomaret dan Alfamart. Data
pada penelitian ini digali menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Hasil
penelitian menujukan bahwa proses esteem need yang menjadi alasan subjek memilih untuk
menjadi pelanggan Indomaret dan Alfamart, mereka merasa; (1) Achievement, yakni mereka
merasa lebih tenang, aman dan nyaman berbelanja di Indomaret dan Alfamart dikarenakan
transparansi harga dan tempat yang terang, luas dan ramai; (2) Self-respect, yakni mereka
menjadi lebih hemat karena promo-promo dari Indomaret dan Alfamart, sehingga tidak perlu
menyalahkan diri sendiri saat berbelanja; (3) Respect from others, yakni tidak perlu
mengkawatirkan penampilan dan tidak perlu khawatir akan komentar-komentar yang bersifat
pribadi saat bebrbelanja di Indomaret dan Alfamart.
Kata Kunci: Esteem Need; Pelanggan; Indomaret; Alfamart
57
Studi Kasus Kecelakaan Kerja Pada Operator Tambang Batu Bara Pt X Di
Kalimantan Selatan
Lita Ariani1, Fikrie2, Eka Janatunaim3
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin
Abstrak
Kalimantan Selatan dikenal sebagai salah satu daerah dengan sector pertambangan batu bara
yang ada di Indonesia. PT X merupakan salah satu perusahaan batu bara terbesar yang ada di
Kalimantan Selatan. Dalam setiap aktivitas industry pertambangan terdapat potensi bahaya
yang dapat menimbulkan terjadinya kecelakaan kerja yang berdampak pada keselamatan
pekerja, maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang
kecelakaan kerja pada operator tambang di PT X. Penelitian ini dilakukan dengan metode
kualitatif menggunakan pendekatan studi kasus. Subjek penelitian adalah operator houling PT
X. Berdasarkan hasil yang telah dilakukan diketahui terjadinya kecelakaan kerja karena
adanya faktor lingkungan, salah satunya karena minimnya penerangan di jalur lalu lintas dan
faktor manusia, dimana area tambang berdekatan dengan area pemukiman warga. Dapat
disimpulkan bahwa faktor manusia dan lingkungan merupakan salah satu indicator terjadinya
kecelakaan kerja di tambang batu bara PT X. Oleh karena itu, perlu dilakukan perbaikan
system lingkungan dan perilaku manusia.
Kata Kunci : Kecelakaan Kerja, Tambang Batu Bara
58
Profil Pemimpin Publik: Studi Deskriptif Mengenai Kepemimpinan Pada
Generasi Milenial
Anissa Lestari Kadiyono & Gianti Gunawan
Asosiasi Psikologi Industri & Organisasi (APIO) Wilayah Bandung
Universitas Padjadjaran
[email protected]; [email protected]
Abstrak
Pemimpin merupakan faktor penting atas keberhasilan pembangunan bangsa. Pemimpin juga
merupakan sosok cerminan harapan dari masyarakat yang memilihnya. Persepsi akan
pemimpin seperti apa yang lebih pantas dan cocok sebagai pemimpin diwarnai dengan
harapan, ide, dan cita-cita akan dibawa kemana Indonesia di masa yang akan datang. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk menelaah tipe pemimpin yang diharapkan oleh generasi
milenial untuk dapat memimpin bangsa Indonesia berbasis eksplorasi orientasi tugas, relasi,
dan perubahan. Generasi milenial merupakan generasi yang saat ini presentasenya mencapai
30% dari penduduk Indonesia. Oleh karenanya, suara mereka akan sangat menentukan
pemimpin seperti apa yang diharapkan dapat memimpin Indonesia. Penelitian dilakukan
dengan menggunakan convenience sampling dan terdapat 275 responden yang merupakan
pemilih mula, generasi milenial yang terdiri atas mahasiswa dari 26 universitas yang tersebar
di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai yang seharusnya ada pada pemimpin
menurut generasi milenial adalah sosok pemimpin yang memiliki kerja nyata, bertanggung
jawab, dan tegas. Orientasi akan nilai perubahan (change orientation) memiliki dominasi yang
lebih tinggi dibandingkan dengan orientasi nilai tugas (task orientation) maupun relasional
(relationship orientation). Hal ini dapat memberikan arah pandangan baru akan sosok
pemimpin yang diharapkan dapat memimpin bangsa pada generasi milenial.
Kata Kunci: Kepemimpinan, Orientasi Nilai Pemimpin, Generasi Milenial
59
GAMBARAN STRESS KERJA PADA KARYAWAN DENGAN TIPE KEPRIBADIAN
DEPENDEN
Wafa Yuzayyina Maghfirah
UIN Antasari Banjarmasin
Abstrak
Dalam kehidupan yang makin kompleks, manusia akan cenderung mengalami “stress”
apabila ia kurang mampu mengadaptasikan keinginan-keinginan dengan kenyataan yang ada.
Stress sendiri dapat terjadi dimana saja, kapan saja dan untuk siapa saja, pun dalam hal dunia
kerja sendiri. Adapun stress kerja adalah suatu kondisi ketegangan yang menciptakan
ketidakseimbangan fisik dan psikis, yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi
seorang karyawan. Sedangkan tipe kepribadian merupakan kecenderungan individu dalam
menjalani kehidupan. Tipe kepribadian sangat beragam salah satunya tipe kepribadian
dependen yang merupakan tipe kepribadian yang sangat bergantung, dan membutuhkan
arahan serta bimbingan dari pihak lain. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran
stress kerja pada karyawan ditinjau dari tipe kepribadian dependen (studi pada karyawan di
salah satu rumah sakit di kota Banjarmasin). Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif
deskriptif, menggunakan teknik observasi wawancara dengan subjek berjumlah 5 orang dan
menggunakan alat tes MCMI IV untuk mengukur tipe kepribadian subjek. Hasil yang
diperoleh dari subjek dengan tipe kepribadian dependen mengalami stress kerja yang
berdampak pada kegiatannya serta kesulitan dalam bekerja jika tidak mendapat arahan dan
bimbingan dari pihak lain, membutuhkan reward, perlindungan, dukungan dan kepastian
bahwa subjek tidak akan ditinggalkan, karena tanpa dukungan subjek menjadi tidak
berdaya dan pasif. Subjek juga merendahkan diri dan kemampuan meraka, serta self
estem mereka sepenuhnya ditentukan oleh perasaan persahabatan, dukungan dan dorongan
dari pihak lain.
Kata Kunci: Stress kerja, Karyawan, Kepribadian Dependen.
60
Emosi Dan Kepercayaan Konsumen: Peran Kepuasan Konsumen
Dalam Pemulihan Pelayanan
Resekiani Mas Bakar, Zhafran Fadhil Damara, Ahmad Yasser Mansyur Universitas Negeri Makassar
Abstrak
Kegagalan dalam pelayanan tidak dapat dihindarkan. Dalam mengatasi ketidakpercayaan
konsumen akibat kegagalan pelayanan, penyedia layanan melakukan tindakan pemulihan.
Pemulihan yang dilakukan oleh penyedia layanan setelah terjadi kegagalan pelayanan
menimbulkan emosi bagi konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh tidak
langsung emosi pelanggan setelah pemberian pemulihan layanan terhadap kepercayaan
konsumen yang dimediasi oleh kepuasan konsumen. Seratus empat orang partisipan ikut
serta dalam penelitian ini dengan membaca narasi yang menceritakan tentang kegagalan dan
pemulihan layanan. Analisis data menggunakan model Process Hayes untuk menguji pengaruh
peran mediasi. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kepuasan konsumen memoderasi
pengaruh tidak langsung antara emosi konsumen terhadap kepercayaan, setelah terjadi
kegagalan layanan. Implikasi penelitian ini bermanfaat bagi penyedia layanan untuk
meminimalkan terjadinya kegagalan layanan dan melakukan tindakan pemulihan, agar
kepercayaan konsumen dapat terjaga.
Kata kunci: Emosi, Kepuasan, kepercayaan konsumen
61
Implementasi Pendidikan Inklusif Di Sma Negeri 2 Kandangan
Hayatun Thaibah dan Farindra Ramadhan Putra
Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin
Abstrak
Setting pendidikan inklusif di SMA Negeri 2 Kandangan masih terdapat beberapa masalah
diantaranya yaitu tenaga kependidikan dalam hal ini berkaitan dengan kualifikasi, kompetensi,
sarana dan prasarana (kelas, media pembelajaran, aksesbilitas). Tujuan penelitian ini adalah
untuk mendeskripsikan implementasi pendidikan inklusif di SMA Negeri 2 Kandangan.
Metode penelitian ini adalah menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan
deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah SMA Negeri 2 Kandangan dengan
menggunakan teknik pengumpulan data wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis yang
digunakan yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Hasil penelitian
menunjukan bahwa Implementasi Pendidikan Inklusif di SMA Negeri 2 Kandangan meliputi
manajemen kesiswaan, teknis penerimaan siswa berdasarkan ranking NEM dan wawancara;
manajemen kurikulum sekolah inklusif menggunakan K13 yang terbatas tanpa mampu
mengembangkan lebih jauh; manajemen Sumber Daya Manusia, keterbatasan tenaga pendidik
pada bidang inklusif; Manajemen sarana dan prasarana penyelenggara pendidikan inklusif
meliputi media/alat peraga masih belum optimal; Anggaran dana operasional dan dana
investasi terutama yang bersumber dari dana APBS menunjukkan adanya ketidakmandirian.
Peneliti berikutnya harus lebih memahami dengan baik masalah kurikulum yang digunakan
untuk anak berkebutuhan khusus, melakukan modifikasi terhadap kurikulum yang disesuaikan
dengan karakteristik dan kebutuhan siswa dengan lebih memperhatikan sekolah
penyelenggara kelas inklusi dengan mengadakan pelatihan, workshop, penataran dan
sebagainya.
Kata Kunci : Implementasi Pendidikan Inklusif
62
Pembelajaran Debat Parlementer Sebagai Metode Training Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Pada Tenaga Kerja
Rifki Zidan1, Rika Vira Zwagery1 Universitas Lambung Mangkurat
Abstrak
Tenaga kerja atau sumber daya manusia merupakan komponen vital dalam industri dan
organisasi. Pada era industri 4.0 salah satu kompetensi yang dibutuhkan oleh sumber daya
manusia di Indonesia adalah kemampuan berpikir kritis. Kemampuan tersebut meliputi daya
analisa, sintesa, dan evaluasi individu. Akan tetapi, kemampuan berpikir kritis yang kurang
masih menjadi salah satu permasalahan sumber daya manusia di Indonesia, sehingga
memerlukan intervensi yang tepat untuk mengatasinya. Menurut perspektif industri dan
organisasi training berperan penting dalam mengembangkan kapasitas sumber daya manusia.
Oleh karena itu, metode training yang tepat dapat menjadi solusi bagi permasalahan tersebut.
Pembelajaran debat parlementer dapat menjadi metode training untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritis tenaga kerja. Penelitian terdahulu menunjukkan adanya perbedaan
yang signifikan antara kemampuan berpikir kritis sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan
debat. Faktor-faktor dalam pembelajaran debat parlementer yang berkontribusi dalam
meningkatkan kemampuan berpikir kritis adalah argumentasi, memberikan alasan,
memberikan penjelasan, dan mempertanyakan; yang merupakan bagian penting dalam
kemampuan berpikir kritis.
Kata Kunci: Debat Parlementer, Training, Berpikir Kritis, Tenaga Kerja
63
Sikap Terhadap Perubahan Pada Produktivitas Kerja Operator Double Trailler
(Dt) Perusahaan Kontraktor Pertambangan Di Kalimantan Selatan
Aziza Fitriah1, Erny Refriyani2
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin [email protected]
Abstrak
Organisasi hanya dapat bertahan jika sebuah organisasi tersebut mampu melakukan
perubahan. Pada dasarnya perubahan yang di lakukan mengarah pada efektivitas organisasi
dengan tujuan mengupayakan perbaikan kemampuan organisasi dalam menyesuaikan diri
terhadap perubahan lingkungan serta perubahan perilaku anggota organisasi. Banyak faktor
yang dapat menentukan kesuksesan perubahan organisasi salah satunya adalah dukungan
anggota organisasi tersebut terhadap perubahan yang terjadi di organisasi, menempatkan
pentingnya pertimbangan pada keterlibatan individual dan partisipasi para anggota organisasi.
Dalam proses perubahan organisasi tersebut tentu akan berpengaruh pada produktivitas
kerja anggota/karyawan dalam sebuah perusahaan/organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh sikap terhadap perubahan pada produktivitas kerja operator DT di
perusahaan kontraktor batubara. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode kuantitatif deskriptif, kemudian instrument yang dipakai untuk menjaring
data menggunaka skala sikap terhadap perubahan dan alat ukur sikap kerja. Responden yang
terlibat dalam kegiatan ini adalah 157 operator DT. Hasil analisis yang dilakukan diketahui
bahwa terdapat pengaruh positif antara sikap terhadap perubahan dengan produktifitas kerja
operator dengan angka r-tabel sebesar 0.781, dan besaran tingkat pengaruh X terhadap Y
sebesar R-Square 0.610. Hal ini menunjukkan bahwa X memiliki pengaruh sebesar 60%
terhadap Y.
Kata Kunci: Sikap terhadap perubahan, Produktifitas Kerja, Operator, Pertambangan
64
Flow Akademik Pada Mahasiswa
Yang Aktif Berorganisasi Dan Bekerja
Marina Dwi Mayangsari, Senda Dewi Pratiwi Universitas Lambung Mangkurat,
ABSTRAK
Konflik peran ganda pada mahasiswa yang aktif berorganisasi sekaligus bekerja umumnya
dapat menjadi sumber stres dan menurunnya produktivitas kuliah. Modal penting agar
terhindar dari hal tersebut adalah memiliki konsentrasi, merasa nyaman, dan termotivasi
pada saat menjalani perkuliahan, kondisi seperti ini disebut sebagai flow. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui gambaran flow akademik pada mahasiswa yang aktif
berorganisasi dan bekerja. Subjek penelitian adalah 2 orang mahasiswa yang aktif
berorganisasi sekaligus bekerja paruh waktu. Pengumpulan data menggunakan metode
wawancara dan observasi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kedua subjek
memenuhi dimensi flow yang menandakan bahwa kedua subjek tetap merasakan flow
walaupun berada dalam tuntutan aktivitas yang tinggi antara kuliah, berorganisasi, dan
bekerja. Faktor intrinsik yang mempengaruhi subjek tetap flow adalah karena keingintahuan
dan kemauan memperoleh pengetahan, sedangkan faktor ekstrinsik berupa dukungan sosial
teman dan keluarga.
Kata Kunci : Flow akademik, Mahasiswa aktif berorganisasi dan bekerja