ii. landasan teori a. penelitian terdahulu...langkah-langkah atas faktor-faktor mendasar penyebab...

27
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Latifna (2013) dengan judul ”Analisis Pengendalian Kualitas di Perusahaan Bakpia Pathuk dalam Upaya Mengendalikan Tingkat Kerusakan Produk dengan Menggunakan Metode X ̄ dan R”. Perusahaan bakpia pathuk adalah perusahaan yang bergerak di bidang makanan khas Yogyakarta dengan produk utamanya bakpia pathuk kacang hijau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pengendalian mutu menggunakan alat bantu statistik yang bermanfaat dalam upaya pengendalian tingkat kerusakan produk di perusahaan. Analisis pengendalian mutu dilakukan dengan menggunakan alat bantu statistik berupa check sheet, peta kendali X ̄ dan R, diagram pareto, dan diagram fishbone. Jenis-jenis kerusakan yang terjadi yaitu terlalu besar atau terlalu kecilnya diameter bakpia, kulit bakpia terlalu tipis sehingga mudah robek dan kulit yang gosong. Hasil analisis peta kendali X ̄ dan R menunjukkan bahwa proses berada dalam keadaan terkendali. Hal ini dapat dilihat pada grafik X ̄ selama 10 hari diperoleh BPA = 607,472, nilai rata-rata = 604,700, dan BPB = 601,928, hasil grafik R diperoleh BPA = 15,993, rata-rata = 9, nilai BPB = 2,007. Hasil grafik X ̄ selama 12 bulan diperoleh BPA = 18.214,224, nilai rata-rata = 18.119,9 dan nilai BPB = 100,352. Analisis diagram sebab akibat dapat diketahui faktor penyebab kerusakan yaitu faktor pekerja, mesin produksi, metode kerja, bahan baku, dan lingkungan kerja. Penelitian yang dilakukan Sanny dan Ria (2015) dengan judul “Quality Improvement Strategy to Defect Reduction with Seven Tools Method: Case in Food Field Company in Indonesia” bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor penyebab kerusakan pada produksi, cara mengurangi jumlah cacat yang terjadi pada pembuatan produk dan untuk mengetahui solusi terbaik yang dapat direkomendasikan untuk mengurangi penyebab cacat produksi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka, observasi, wawancara, dan dokumentasi untuk mengumpulkan data primer dan sekunder beserta tujuh 7

Upload: others

Post on 12-Nov-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu...langkah-langkah atas faktor-faktor mendasar penyebab kecacatan pada diagram sebab akibat sehingga proses produksi pada CV. Madu Gong di

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7

II. LANDASAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Latifna (2013) dengan judul ”Analisis

Pengendalian Kualitas di Perusahaan Bakpia Pathuk dalam Upaya

Mengendalikan Tingkat Kerusakan Produk dengan Menggunakan Metode X̄

dan R”. Perusahaan bakpia pathuk adalah perusahaan yang bergerak di bidang

makanan khas Yogyakarta dengan produk utamanya bakpia pathuk kacang

hijau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pengendalian

mutu menggunakan alat bantu statistik yang bermanfaat dalam upaya

pengendalian tingkat kerusakan produk di perusahaan. Analisis pengendalian

mutu dilakukan dengan menggunakan alat bantu statistik berupa check sheet,

peta kendali X̄ dan R, diagram pareto, dan diagram fishbone. Jenis-jenis

kerusakan yang terjadi yaitu terlalu besar atau terlalu kecilnya diameter bakpia,

kulit bakpia terlalu tipis sehingga mudah robek dan kulit yang gosong. Hasil

analisis peta kendali X̄ dan R menunjukkan bahwa proses berada dalam

keadaan terkendali. Hal ini dapat dilihat pada grafik X̄ selama 10 hari diperoleh

BPA = 607,472, nilai rata-rata = 604,700, dan BPB = 601,928, hasil grafik R

diperoleh BPA = 15,993, rata-rata = 9, nilai BPB = 2,007. Hasil grafik X̄

selama 12 bulan diperoleh BPA = 18.214,224, nilai rata-rata = 18.119,9 dan

nilai BPB = 100,352. Analisis diagram sebab akibat dapat diketahui faktor

penyebab kerusakan yaitu faktor pekerja, mesin produksi, metode kerja, bahan

baku, dan lingkungan kerja.

Penelitian yang dilakukan Sanny dan Ria (2015) dengan judul “Quality

Improvement Strategy to Defect Reduction with Seven Tools Method: Case in

Food Field Company in Indonesia” bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor

penyebab kerusakan pada produksi, cara mengurangi jumlah cacat yang terjadi

pada pembuatan produk dan untuk mengetahui solusi terbaik yang dapat

direkomendasikan untuk mengurangi penyebab cacat produksi. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka, observasi, wawancara,

dan dokumentasi untuk mengumpulkan data primer dan sekunder beserta tujuh

7

Page 2: II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu...langkah-langkah atas faktor-faktor mendasar penyebab kecacatan pada diagram sebab akibat sehingga proses produksi pada CV. Madu Gong di

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 8

alat metode kualitas untuk pengolahan data, analisis, dan solusi penemuan.

Checksheet menunjukkan adanya 6 jenis cacat produksi seperti adonan yang

keras, rasa yang tidak seimbang, warna yang tidak rata, kesalahan memotong,

kesalahan bobot, dan kerusakan kemasan. Diagram pencar dapat dilihat bahwa

arah diagram mengarah ke kanan atas yang berarti ada hubungan langsung dan

positif antara tingkat tingkat kehadiran operator mesin dengan tingkat

produktivitas produksi. Hasil dari peta kendali menunjukkan kerusakan produk

berada diluar batas kendali sehingga perlu diadakan tindakan perbaikan.

Diagram pareto menunjukkan adanya tiga cacat yang memiliki frekuensi yang

tinggi. Cacat ini disebabkan oleh beberapa faktor utama yaitu mesin, manusia,

pengukuran, dan lingkungan. Selain itu, hasil dari peta kendali menunjukkan

bahwa proses produksi perusahaan berada di luar batas kendali. Oleh karena

itu, perusahaan disarankan untuk segera mengambil langkah pengendalian

kualitas dengan memantau produktivitas. Dua faktor utama yang menyebabkan

cacat yaitu mesin dan tenaga kerja. Tindakan ini apabila berjalan lancar,

perusahaan bisa menurunkan jumlah cacat produksi yang terjadi.

Penelitian yang dilakukan oleh Ferdian (2016) dengan judul

“Implementasi Pengendalian Kualitas dengan Menggunakan Pendekatan Seven

Tools dan FMEA pada CV. Madu Gong di Mojokerto”. Proses produksi madu

di CV. Madu Gong di Mojokerto berkaitan dengan jumlah produk cacat yang

dihasilkan selama proses produksi telah membuat perusahaan mengalami

kerugian dari jumlah produksi tiap bulannya. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui bagaimana implementasi pengendalian kualitas menggunakan

pendekatan seven tools dan FMEA (Failure Mode and Effects Analysis). Seven

tools yang digunakan berupa checksheet, peta kendali p, diagram pareto, dan

diagram sebab-akibat. Hasil analisis peta kendali p menunjukkan bahwa

kegiatan produksi berada diluar batas kendali. Hal ini dapat dilihat dari peta

kendali dimana ada beberapa titik yang telah melewati batas atas dan batas

bawah. Selain itu ada beberapa titik yang mengalami perlompatan dan

perulangan pada peta kendali. Analisis diagram sebab-akibat, dapat diketahui

faktor penyebab terjadinya cacat pada produk berasal dari faktor manusia,

Page 3: II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu...langkah-langkah atas faktor-faktor mendasar penyebab kecacatan pada diagram sebab akibat sehingga proses produksi pada CV. Madu Gong di

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 9

material, lingkungan dan metode kerja sehingga perusahaan dapat mengambil

tindakan perbaikan untuk mengatasi masalah tersebut. Langkah terakhir yang

dilakukan pembuatan FMEA (Failure Mode Effect Analysis). Pembuatan tabel

FMEA (Failure Mode Effect Analysis) bertujuan untuk memberikan alternatif

langkah-langkah atas faktor-faktor mendasar penyebab kecacatan pada diagram

sebab akibat sehingga proses produksi pada CV. Madu Gong di Mojokerto

dapat berjalan dengan lebih baik.

Penelitian yang dilakukan oleh Saprullah (2017) dengan judul “Analisis

Pengendalian Kualitas Produk dengan Menggunakan Six Sigma pada Raja Roti

di Samarinda”. Raja Roti di Samarinda merupakan salah satu produsen roti

yang terus berusaha menjaga kualitas produk dengan menekan angka produk

cacat dalam proses produksi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan

gambaran tentang pengendalian kualitas produk yang ada dan penerapan

metode Six Sigma dengan pendekatan DMAIC (Define, Measure, Analyze,

Improve, dan Control). Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode six sigma. Metode ini digunakan untuk mengantisipasi

terjadinya kesalahan atau defect dengan menggunakan langkah-langkah terukur

dan terstruktur. Berdasarkan data yang ada, maka studi deskriptif yaitu

mengumpulkan data sebanyak-banyaknya mengenai faktor-faktor yang

merupakan pendukung terhadap metode six sigma, kemudian menganalisis

faktor-faktor tersebut untuk dicari peranannya terhadap pengendalian kualitas

produk. Tujuan peningkatan kualitas menuju 3,4 kegagalan per sejuta

kesempatan untuk setiap produksi penting dilakukan, pada Raja Roti kualitas

produk yang dihasilkan yaitu 3,79 Sigma pada tingkat kerusakan 11.024 atau

1,1% untuk sejuta produksi. Implementasi metode Six sigma disimpulkan

bahwa dari tiga jenis kecacatan tertinggi yang terjadi yaitu ukuran tidak sesuai

(29%), rasa tidak sesuai (25%), dan hangus/gosong (22%) disebabkan dua

faktor utama, diantaranya faktor metode dan faktor manusia. Penyebab

kerusakan yang sering terjadi secara rinci perlu diketahui untuk dilaksanakan

perbaikan pada intruksi kerja dan pengawasannya, langkah yang dapat diambil

adalah mengadakan peralatan-peralatan yang dapat membantu proses produksi,

Page 4: II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu...langkah-langkah atas faktor-faktor mendasar penyebab kecacatan pada diagram sebab akibat sehingga proses produksi pada CV. Madu Gong di

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 10

menentukan kualifikasi bahan baku yang sesuai kebutuhan, serta memberikan

pemahaman pada karyawan yang bertugas agar setiap aspek pada proses

produksi dapat berjalan dengan baik.

Tabel 2. Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian

Pengendalian Kualitas Produk Madu di PT. Madu Pramuka Batang

dengan Metode Statistical Quality Control (SQC)

Judul Persamaan Perbedaan

Analisis Pengendalian

Kualitas di Perusahaan

Bakpia Pathuk dalam

Upaya Mengendalikan

Tingkat Kerusakan

Produk Menggunakan

Metode X̄ dan R

(Latifna, 2013).

1. Check sheet

2. Histogram

3. Diagram pareto

4. Diagram fishbone

Menggunakan peta kendali

X̄ dan R

Quality Improvement

Strategy to Defect

Reduction with Seven

Tools Method: Case in

Food Field Company in

Indonesia

(Sanny dan Ria, 2015).

1. Checksheet

2. Histogram

3. Peta kendali proporsi

4. Diagram pareto

5. Ddiagram fishbone

1. Menggunakan diagram

sebar

2. Diagram fishbone

menggunakan faktor

5M+1E (Man, Machine,

Measurement, Material,

Methode and

Environment)

Implementasi

Pengendalian Kualitas

dengan Menggunakan

Pendekatan Seven

Tools dan FMEA pada

CV. Madu Gong di

Mojokerto

(Ferdian, 2016).

1. Check sheet

2. Peta kendali proporsi

3. Diagram pareto

4. Diagram fishbone

1. Tidak menggunakan

histogram

2. Menggunakan tabel

FMEA (Failure Method

and Effect Analysis)

untuk merumuskan

perbaikan-perbaikan

yang akan dilakukan.

Analisis Pengendalian

Kualitas Produk dengan

Menggunakan Six

Sigma pada Raja Roti

di Samarinda

(Saprullah, 2017).

1. Peta kendali proporsi

2. Diagram pareto

3. Diagram fishbone

1. Tidak menggunakan

histogram

2. Pengukuran

penyimpangan lebih

detail dengan

menggunakan nilai

DPMO dan sigma.

Sumber: Latifna (2013), Sanny dan Ria (2015), Ferdian (2016) dan Saprullah

(2017)

Page 5: II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu...langkah-langkah atas faktor-faktor mendasar penyebab kecacatan pada diagram sebab akibat sehingga proses produksi pada CV. Madu Gong di

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 11

Penelitian terdahulu memberikan pandangan terhadap penelitian yang

akan dilakukan berkaitan teknik penelitian untuk permasalahan pengendalian

kualitas. Gambaran data yang diperlukan dalam proses analisis sangat

diperlukan sebelum penelitian dilaksanakan. Pemilihan alat analisis yang

digunakan untuk mengolah data harus disesuaikan dengan produk yang akan

diteliti. Penelitian ini menganalisis pengendalian kualitas produk madu di PT.

Madu Pramuka menggunakan alat analisis checksheet, histogram, peta kendali

proporsi, diagram pareto dan diagram fishbone. Peta kendali proporsi

digunakan untuk mengetahui apakah kerusakan berada dalam batas kontrol

atau tidak. Diagram pareto untuk menentukan permasalahan yang dominan

atau yang sering terjadi dan menjadi prioritas perbaikan karena dianggap

menghambat proses peningkatan kualitas yang akan dilakukan oleh

perusahaan. Selanjutnya akan dianalisis sebab dari kerusakan/cacat produk dan

akibat yang ditimbulkan dengan menggunakan diagram fishbone. Usulan

perbaikan terhadap pengendalian kualitas akan diberikan sebagai sasaran

pengendalian kualitas PT. Madu Pramuka.

B. Tinjauan Pustaka

1. Pengendalian Kualitas

Pengendalian kualitas yang dilakukan secara internal memiliki

tujuan dan pengaruh terhadap keseluruhan keberhasilan kegiatan bisnis,

mencapai tingkat pengembalian yang sesuai investasi dan meningkatkan

efek ekonomi yang terkait dengan kualitas baik dari segi biaya maupun hasil

lainnya disampaikan oleh proses penjaminan mutu. Pengendalian kualitas

telah memiliki tujuan utama untuk mencapai tingkat kinerja yang diinginkan

sehingga meningkatkan nilai pasar dan mempertahankan daya saing pasar.

Pengendalian kualitas dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai

macam alat seperti check sheet, histogram, diagram ishikawa dan lainnya.

(Simanova dan Pavol, 2015).

Menurut Nastiti (2014), bahwa pengendalian kualitas menentukan

ukuran, cara, dan persyaratan fungsional lain suatu produk dan merupakan

manajemen untuk memperbaiki kualitas produk, mempertahankan kualitas

Page 6: II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu...langkah-langkah atas faktor-faktor mendasar penyebab kecacatan pada diagram sebab akibat sehingga proses produksi pada CV. Madu Gong di

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 12

yang sudah tinggi dan mengurangi jumlah bahan yang rusak. Dengan

adanya pengawasan kualitas maka perusahaan atau produsen berusaha untuk

selalu memperbaiki kualitas dengan biaya rendah yang sama/tetap bahkan

untuk mencapai kualitas yang tetap dengan biaya rendah. Untuk mengurangi

kerugian karena kerusakan-kerusakan pemeriksaan atau inpeksi tidak

terbatas pada pemeriksaan akhir saja, tetapi perlu juga diadakan

pemeriksaan pada barang yang sedang diproses. Menurut

Assauri (2004), tujuan pengendalian kualitas adalah sebagai berikut:

1. Agar barang hasil produksi dapat mencapai standar kualitas yang

ditetapkan.

2. Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin.

3. Mengusahakan agar biaya desain produk dan proses dengan

menggunakan kualitas produksi tertentu dapat menjadi sekecil mungkin.

4. Mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi serendah mungkin.

Tujuan pengendalian kualitas menurut Prawirosentono (2007) adalah

untuk mengetahui sampai sejauh mana proses dan hasil produk yang dibuat

sesuai dengan standar yang telah ditetapkan perusahaan. Kegiatan

pengendalian kualitas merupakan bidang pekerjaan yang sangat luas dan

kompleks karena semua variabel yang mempengaruhi kualitas harus

diperhatikan. Klasifikasi pengendalian kualitas, antara lain:

a) Pengendalian kualitas bahan baku

Kualitas bahan baku akan sangat mempengaruhi hasil akhir dari

barang yang diproduksi. Bahan baku yang berkualitas rendah akan

menghasilkan produk dengan kualitas yang rendah dan sebaliknya bila

bahan baku baik maka akan menghasilkan produk yang baik pula.

Ketidaksesuaian kualitas bahan baku akan berdampak pada kualitas

produk yang dihasilkan akan berada diluar standar kualitas yang telah

direncanakan. Pengendalian kualitas bahan baku dilakukan sejak rencana

pembelian bahan baku, penerimaan bahan baku di gudang, selama

penyimpanan, dan sampai bahan baku akan masuk kedalam proses

produksi.

Page 7: II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu...langkah-langkah atas faktor-faktor mendasar penyebab kecacatan pada diagram sebab akibat sehingga proses produksi pada CV. Madu Gong di

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 13

b) Pengendalian kualitas dalam proses pengelolaan

Pembuatan suatu produk memerlukan beberapa urutan proses

produksi agar produk yang dihasilkan dapat sesuai dengan yang

direncanakan. Setiap tahapan proses produksi dilakukan pengawasan

sehingga kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat diketahui untuk

selanjutnya dilakukan perbaikan. Pengawasan proses produksi harus

dilakukan secara terus-menerus untuk menghindari penyimpangan hasil

produksi yang tidak sesuai dengan ukuran, kualitas, bentuk ataupun

spesifikasi lain yang telah direncanakan.

c) Pengendalian kualitas produk akhir

Pengendalian kualitas produk akhir harus diawasi sejak keluar

dari proses produksi hingga tahap pembungkusan, penyimpanan, dan

penyaluran ke konsumen. Pemeriksaan hasil produk jadi dilakukan untuk

mengetahui apakah produk sudah sesuai dengan rencana ukuran, kualitas,

bentuk atau spesifikasi lainnya. Pemasaran produk harus dilakukan

dengan berusaha menampilkan produk yang berkualitas. Hal ini hanya

dapat dilakukan bila produk akhir dilakukan pengecekan kualitas agar

produk yang rusak/cacat tidak sampai ke tangan konsumen. Penggunaan

pembungkus yang cocok dan baik dilakukan untuk menjaga kualitas

produk yang dihasilkan.

2. Statistical Quality Control (SQC)

Pengendalian kualitas statistik pertama kali dipublikasikan dan

dikenal masyarakat pada tahun 1924 oleh Dr. Shewhart, ilmuwan

laboratorium Bell. Dr. Shewhart bersama rekan-rekannya terus

mengembangkan diagram-diagram pengendalian selama 1920-1930.

Teknik-teknik yang dikembangkan mempermudah perkirakan proses

penyediaan barang-barang produksi dan sifatnya lebih konsisten. Kajian

statistik dasar memberikan pemahaman bahwa bila suatu barang di

produksi maka output-nya akan serupa (similiar), tapi tidak sama

(identical). Variasi menjadi sesuatu yang dianggap wajar dan normal

terjadi, karena tidak ada dua benda yang benar-benar sama dan didalamnya

Page 8: II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu...langkah-langkah atas faktor-faktor mendasar penyebab kecacatan pada diagram sebab akibat sehingga proses produksi pada CV. Madu Gong di

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 14

selalu terdapat variasi. Dr. Shewhart juga menerangkan suatu variabilitas

dapat berada didalam batas yang ditentukan dan berada diluar batas

tersebut. Pengendalian kualitas secara statistik dapat digunakan pada

proses penerimaan material/bahan baku atau pada pengendalian proses

produksi (Prihantoro, 2012).

Menurut Dhingra (2016) pengendalian kualitas statistik

memungkinkan pengukuran dan evaluasi kinerja dalam suatu proses untuk

meningkatkan kualitasnya. Cara ini digunakan untuk mendukung

pengambilan keputusan organisasi. Manfaat melakukan pengendalian

kualitas statistik menurut Assauri (2004) adalah:

a. Pengawasan (control), dalam statistical control mengharuskan syarat-

syarat kualitas pada situasi dan kemampuan prosesnya harus dipelajari

sampai detail. Hal ini dimaksudkan ketika proses penyelidikan/analisis

tidak mengalami kesulitan baik dalam spesifikasi maupun dalam

prosesnya.

b. Biaya-biaya pemeriksaan, dikarenakan statistical quality control

dilakukan dengan cara mengambil beberapa sampel dan menggunakan

sampling techniques, maka hanya sebagian saja dari hasil produksi

untuk diperiksa. Hal ini membantu dalam penurunan biaya-biaya

pemeriksaan.

Pengendalian kualitas statistik (statistical quality control) adalah

alat yang berguna menghasilkan produk sesuai dengan spesifikasi sejak

awal hingga akhir proses. Gangguan muncul dalam prosesnya dan

bersifat tidak terduga. Gangguan tidak terduga relatif kecil maka

dianggap sebagai gangguan yang masih bisa diterima atau berada di batas

toleransi perusahaan. Gangguan relatif besar dianggap gangguan tidak

dapat diterima perusahaan. Tujuan utama pengendalian statistik adalah

untuk menyelidiki dengan cepat sebab-sebab terjadinya kesalahan dan

dilakukan tindakan perbaikan sebelum terlalu banyak produk cacat yang

diproduksi. Gangguan yang terjadi bisa dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu

Page 9: II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu...langkah-langkah atas faktor-faktor mendasar penyebab kecacatan pada diagram sebab akibat sehingga proses produksi pada CV. Madu Gong di

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 15

mesin/alat produksi yang digunakan, human error, dan bahan baku yang

tidak sesuai standar (Yamit, 2004).

Tujuh alat dalam pengendalian kualitas statistik atau disebut

seven tools sebagai berikut:

1. Check Sheet

Lembar periksa atau check sheet digunakan untuk mencatat

kegiatan atau kejadian dengan susunan yang sudah dipersiapkan

dahulu. Lembar periksa memudahkan dalam pengumpulan data dan

menyajikannya dalam bentuk komunikatif sehingga dapat dikonversi

menjadi informasi. Menurut Jatmiko (2009), lembar periksa

merupakan alat pokok pertama dalam rangka peningkatan mutu

sebagai alat bantu dalam pengumpulan data. Lembar periksa belum

memberikan arti apa-apa bila tidak diikuti dengan alat bantu yang

untuk di analisis. Biasanya tiap bagian atau seksi dalam perusahaan

memiliki lembar periksa sendiri-sendiri dan isi serta bentuknya sesuai

dengan kebutuhan dan keadaan dibagian tersebut.

2. Histogram

Histogram adalah salah satu bentuk diagram batang yang

digunakan secara luas serta yang paling mudah dipahami. Histogram

menggambarkan distribusi frekuensi yang dinyatakan dalam bentuk

deretan batang-batang (Mason, 1996). Histogram memudahkan dalam

membaca data karena berbentuk grafik batang yang menunjukkan

frekuensi distribusi atau seberapa sering suatu nilai itu terjadi dalam

kegiatan pengambilan data.

3. Diagram Sebar (Scatter plot)

Diagram sebar merupakan suatu alat interpretasi data yang

digunakan untuk menguji bagaimana kuatnya hubungan antara dua

variabel dan menentukan jenis hubungan dari dua variabel tersebut,

apakah positif, negatif, atau tidak ada hubungan. Hubungan ini dapat

berupa linear, curvilinear, eksponensial, logaritmik, kuadrat,

polinomial dan lain-lain. Jika hasil korelasi dari diagram scatter kuat,

Page 10: II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu...langkah-langkah atas faktor-faktor mendasar penyebab kecacatan pada diagram sebab akibat sehingga proses produksi pada CV. Madu Gong di

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 16

berarti ada hubungan yang kuat antara masalah dan sebab yang

mempengaruhi. (Hariastuti, 2013).

4. Control Chart/ Peta Kendali

Ariani (2005), menjelaskan bahwa peta kendali/control chart

dibagi kedalam dua golongan menurut jenis datanya, yaitu data

variabel, merupakan data yang menunjukkan sejauh mana

penyimpangan dari standar proses terjadi dan data atribut adalah data

yang menunjukkan karakteristik kualitas seperti banyaknya kesalahan

atau persentase kesalahan suatu proses. Peta kendali digunakan untuk

membantu mendeteksi adanya penyimpangan dengan cara

menetapkan batas-batas kendali:

a. Batas kendali atas (Upper Control Limit)

Merupakan garis batas kendali atas untuk suatu

penyimpangan yang masih dapat ditoleransi;

b. Garis pusat atau garis tengah (Central Line)

Merupakan garis yang melambangkan tidak adanya

penyimpangan dari karakteristik sampel; dan

c. Batas kendali bawah (Lower Control Limit)

Merupakan garis batas kendali bawah untuk suatu

penyimpangan dari karakteristik suatu sampel.

Diagram kontrol digunakan untuk mengukur rata-rata, variabel

dan atribut. Variabel berhubungan dengan rata-rata dan besarnya

deviasi serta untuk mengetahui terjadinya variasi proses. Pengukuran

terhadap variabel berguna dalam pengawasan operasi yang sedang

berjalan. Pengukuran atribut berhubungan dengan besarnya presentase

produk yang ditolak dan penting dalam acceptance sampling

(Nasution, 2005). Jenis-jenis peta kendali yaitu:

a) Peta kendali proporsi

Peta kendali proporsi kesalahan (�̅�-chart) adalah salah satu

contoh jenis peta kendali atribut. Peta kendali proporsi kesalahan

(�̅�-chart) digunakan untuk mengetahui apakah cacat produk yang

Page 11: II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu...langkah-langkah atas faktor-faktor mendasar penyebab kecacatan pada diagram sebab akibat sehingga proses produksi pada CV. Madu Gong di

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 17

dihasilkan masih dalam batas yang telah ditentukan. Bila sampel

yang digunakan dalam observasi jumlahnya berubah-ubah maka

peta kendali proporsi dapat digunakan. Perubahan dalam

banyaknya sampel yang diambil menyebabkan perubahan dalam

batas-batas pengendali meskipun garis pusatnya tetap

(Ariani, 2005).

b) Peta kendali c

Menurut Grant (1991), peta kendali atribut c–chart adalah

peta kendali untuk ketidaksesuain (kecacatan) barang dimana

besarnya subgroup sama. Contoh penerapan c–chart adalah jumlah

ketidaksesuaian permukaaan yang diamati dalam lembaran yang

dilapisi seng atau yang dicat pada daerah tertentu, jumlah

ketidaksempurnaan permukaan dalam selembar film foto, jumlah

kerusakan pada titik-titik lemah dalam isolasi pada panjang tertentu

kawat.

c) Peta kendali rata-rata x̄

Menurut Nasution (2005), membuat diagram kontrol rata-

rata x̄ dapat digunakan sifat distribusi sampling rata-rata x̄. Sifat

terpenting distribusi adalah bahwa rata-rata x̄ berdistribusi normal

untuk ukuran sampel n cukup besar dengan rata-rata µ dan

simpangan baku 𝜎

√𝑛 . Pengawasan kualitas sering digunakan

sampel-sampel berukuran 4 atau 5 karena distribusi x sudah

mendekati distribusi normal.

d) Peta kendali rentang R

Diagram kontrol rentang r biasanya digunakan untuk

pengontrolan kualitas menggunakan dispersi, sebab sering pula

proses produksi berubah bukan saja dalam rata-rata tetapi dalam

dispersi. Jika dikehendaki pengontrolan kualitas mengenai rata-rata

dan dispersi dari proses, maka dapat digunakan diagram kontrol

Page 12: II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu...langkah-langkah atas faktor-faktor mendasar penyebab kecacatan pada diagram sebab akibat sehingga proses produksi pada CV. Madu Gong di

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 18

rata-rata x̄ dan diagram kontrol rentang R sekaligus

(Nasution, 2005).

5. Diagram Pareto

Diagram pareto merupakan alat bantu statistik yang fokus pada

sejumlah masalah kecil, tetapi masalah tersebut mampu memberikan

dampak yang besar bagi proses produksi yang sedang berlangsung.

Menurut Prihantoro (2012), fungsi diagram pareto adalah untuk

mengidentifikasi atau menyeleksi masalah utama peningkatan

kualitas. Kategori masalah diidentifikasikan sebagai masalah utama

dan masalah yang tidak penting. Prinsip pareto adalah 80% masalah

(ketidaksesuaian atau cacat) disebabkan oleh 20% penyebab.

Diagram pareto membantu pihak manajamen untuk secara cepat

menemukan masalah yang kritis dan membutuhkan perhatian

secepatnya sehingga dapat segera diambil kebijakan untuk

mengatasinya.

Diagram pareto dapat dipergunakan sebagai alat interpretasi,

untuk menentukan frekuensi relatif dan urutan pentingnya masalah-

masalah atau penyebab-penyebab dari masalah yang ada dan

memfokuskan perhatian pada isu-isu kritis dan penting melalui

membuat ranking terhadap masalah-masalah atau penyebab-penyebab

dari masalah itu dalam bentuk yang signifikan (Ariani 2003). Diagram

pareto mengurutkan klasifikasi data dari kiri ke kanan menurut urutan

rangking tertinggi hingga terendah. Diagram pareto juga dapat

mengidentifikasi masalah yang paling penting yang mempengaruhi

usaha perbaikan kualitas dan memberikan petunjuk dalam

mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk menyelesaikan

masalah.

6. Stratifikasi

Stratifikasi merupakan teknik mengelompokkan data kedalam

kategori-kategori tertentu, agar data dapat menggambarkan

permasalahan secara jelas sehingga kesimpulan-kesimpulan dapat

Page 13: II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu...langkah-langkah atas faktor-faktor mendasar penyebab kecacatan pada diagram sebab akibat sehingga proses produksi pada CV. Madu Gong di

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 19

lebih mudah diambil. Kategori-kategori yang dibentuk meliputi data

relatif terhadap lingkungan, sumber daya manusia yang terlibat, mesin

yang digunakan dalam proses, bahan baku, dan lain-lain

(Tjiptono dan Anastasia, 2003).

7. Diagram Fishbone

Diagram cause and effect atau diagram sebab akibat adalah alat

yang membantu mengidentifikasi, memilah, dan menampilkan

berbagai penyebab yang mungkin dari suatu masalah atau

karakteristik kualitas tertentu. Diagram ini menggambarkan hubungan

antara masalah dengan semua faktor penyebab yang mempengaruhi

masalah tersebut. Jenis diagram ini kadang‐kadang disebut diagram

“Ishikawa" karena ditemukan oleh Kaoru Ishikawa atau diagram

“fishbone” atau “tulang ikan" karena tampak mirip dengan tulang

ikan.

Menurut Agung (2014), langkah-langkah untuk menyelesaikan

permasalahan dengan menggunakan diagram sebab-akibat adalah

sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi masalah.

Menuliskan permasalahan yang dihadapi (apa

permasalahannya, kapan, dan dimana hal itu terjadi, siapa saja yang

terlibat didalamnya).

b. Pencarian kendala utama.

Selanjutnya mengidentifikasi faktor-faktor apa yang

memberikan kontribusi dalam permasalahan tersebut (personel

yang terlibat, sistem, peralatan, bahan atau materi, kondisi

eksternal, dan sebagainya).

c. Mengidentifikasi penyebab yang memungkinkan terjadinya

masalah.

Berdasarkan langkah kedua, penyebab yang mungkin telah

terungkap dapat digambarkan sebagai garis yang lebih kecil dari

Page 14: II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu...langkah-langkah atas faktor-faktor mendasar penyebab kecacatan pada diagram sebab akibat sehingga proses produksi pada CV. Madu Gong di

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 20

tulang ikan yang sudah ada sebelumnya, jika penyebab itu besar

atau kompleks, sebaiknya dilakukan subcauses.

d. Lakukan analisis dengan diagram perusahaan.

Dengan ketiga langkah diatas, perusahaan telah

mendapatkan diagram yang menunjukkan keseluruhan

kemungkinan penyebab yang telah terpikirkan. Tergantung dari

kompleksitas dan tingkat pentingnya permasalahan tersebut,

selanjutnya perusahaan dapat menginvestigasi penyebab-penyebab

yang ada. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengatur

penyelidikan, mengadakan survey dan lain-lain.

Yamit (2004), menjelaskan bahwa diagram sebab-akibat

menggambarkan garis dan simbol-simbol yang menunjukkan

hubungan antara akibat dan penyebab suatu masalah, dan akhirnya

digunakan sebagai pedoman dalam tindakan perbaikan. Penyebab

masalah dapat berasal dari berbagai sumber utama, misalnya metode

kerja, bahan, karyawan, lingkungan, dan seterusnya. Manfaat

diagram sebab-akibat antara lain:

a. Dapat menggunakan kondisi yang sesungguhnya untuk tujuan

perbaikan kualitas produk, lebih efisien dalam penggunaan

sumber daya, dan dapat mengurangi biaya.

Material

Masalah

Mesin

Lingkungan Metode

Manusia Material

Gambar 1. Diagram Fishbone

Page 15: II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu...langkah-langkah atas faktor-faktor mendasar penyebab kecacatan pada diagram sebab akibat sehingga proses produksi pada CV. Madu Gong di

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 21

b. Dapat mengurangi dan menghilangkan kondisi yang

menyebabkan ketidaksesuaian produk dan keluhan pelanggan.

c. Dapat membuat suatu standarisasi operasi yang ada maupun yang

direncanakan.

d. Dapat memberikan pendidikan dan pelatihan bagi karyawan

dalam kegiatan pembuatan keputusan dan melakukan tindakan

perbaikan.

Menurut Rao, et.al. (1996) dalam Saifuddin (2008) dalam

memudahkan pengelompokan penyebab, terdapat beberapa kategori

utama yang umum digunakan. Kategorisasi yang utama dalam proses

produksi disebut juga sebagai “4M”, yaitu manpower (tenaga kerja),

machine (mesin), material (bahan baku) dan methode (metode).

Sedangkan untuk jasa, layanan, atau proses administratif,

kategorisasi yang umum dipakai adalah “4P” yaitu people (orang),

plant and equipment (lingkungan kerja dan peralatan), policies

(kebijakan) dan procedures (prosedur).

Menurut Prawirosentono (2007) terdapat enam unsur dasar

yang dapat mempengaruhi hasil (output), antara lain:

a. Manusia

Manusia merupakan unsur utama yang memungkinkan

terjadinya proses penambahan nilai (value added). Manusia dalam

melaksanakan suatu tugas membutuhkan kemampuan (ability),

pengalaman, pelatihan (training), dan potensi kreativitas yang

beragam. Adanya kemampuan tersebut membuat manusia

memperoleh hasil atau output sebagai bukti nyata pelaksanaan

suatu tugas.

b. Metode

Metode meliputi prosedur kerja di mana setiap orang harus

melaksanakan kerja/tugas sesuai dengan yang dibebankan pada

masing-masing individu. Metode tersebut harus merupakan

prosedur kerja terbaik agar setiap orang dapat melaksanakan

Page 16: II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu...langkah-langkah atas faktor-faktor mendasar penyebab kecacatan pada diagram sebab akibat sehingga proses produksi pada CV. Madu Gong di

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 22

tugasnya secara efektif dan efisien. Setiap orang dapat

menerjemahkan tugas-tugasnya secara berbeda satu sama lain

asalkan pekerjaaan tersebut dapat dilaksanakan sesuai rencana.

c. Mesin

Mesin menjadi salah satu unsur yang berpengaruh dalam

proses penambahan nilai menjadi output. Mesin merupakan

peralatan pendukung dalam pembuatan suatu produk. Penggunaan

mesin akan memungkinkan berbagai variasi dalam bentuk,

jumlah, dan kecepatan proses penyelesaian kerja.

d. Material

Bahan baku diproses akan menghasilkan nilai tambah

menjadi output. Keragaman bahan baku yang digunakan akan

mempengaruhi nilai output yang beragam pula. Perbedaan bahan

baku bahkan dapat menyebabkan perbedaan proses

pengerjaannya.

e. Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja sangat mempengaruhi hasil atau kinerja

proses produksi. Keadaan lingkungan yang kurang baik dapat

menuntut tenaga dan waktu yang lebih banyak dan tidak

mendukung diperolehnya rancangan sistem kerja yang efisien.

3. Kualitas

Menurut Haming dan Nurnajamuddin (2007), mutu adalah kreasi

dan inovasi berkelanjutan yang dilakukan untuk menyediakan produk atau

jasa yang memenuhi atau melampaui harapan para pelanggan, dalam usaha

untuk terus memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. Selanjutnya,

Peppard dan Rowland dalam Haming dan Nurnajamuddin (2007),

menyatakan bahwa mutu memiliki 2 dimensi yang berbeda dan harus

dibedakan, yaitu konsistensi dan kapabilitas. Konsistensi berkaitan dengan

derajat kesesuaian secara berkelanjutan dari produk atau jasa yang

dihasilkan dengan spesifikasi yang diharapkan para pelanggan. Sedangkan

Page 17: II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu...langkah-langkah atas faktor-faktor mendasar penyebab kecacatan pada diagram sebab akibat sehingga proses produksi pada CV. Madu Gong di

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 23

kapabilitas produk berkaitan dengan derajat kemampuan suatu produk atau

jasa untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan

Menurut Mengesha, et.al (2013) kualitas merupakan salah satu

faktor keputusan yang paling penting dalam pemilihan produk. Oleh karena

itu, kualitas mengarah pada kesuksesan bisnis, pertumbuhan, dan

peningkatan daya saing, serta memperbaiki lingkungan kerja. Selain itu,

pembuatan kualitas produk dapat melibatkan anggota organisasi, seperti

karyawan dalam mencapai tujuan perusahaan dan membawa pengembalian

investasi yang substansial. Studi dan analisis kualitas harus ditujukan untuk

memahami, memenuhi, melebihi, dan melampaui kebutuhan serta harapan

pelanggan.

Karakteristik kualitas produk sifatnya multidimensional, karena

produk dapat memberikan kepuasan dan nilai kepada konsumen dengan

banyak cara. Karakteristik produk yang bersifat kuantitatif seperti berat,

panjang, dan waktu penggunaan dapat ditentukan dengan mudah.

Sedangkan untuk karakteristik seperti daya tarik produk sifatnya kualitatif.

Tiga pakar kualitas tingkat internasional memiliki persepsi yang berbeda

mengenai pengertian kualitas. Pertama, W. Edwards Deming

mendefinisikan kualitas adalah apapun yang menjadi kebutuhan dan

keinginan konsumen. Kedua, Philip B. Crosby mengartikan kualitas sebagai

nihil cacat, kesempurnaan, dan kesesuain terhadap persyaratan. Ketiga,

Joseph Juran mendefinisikan kualitas sebagai kesesuaian terhadap

spesifikasi (Yamit, 2004).

Kualitas selalu berfokus pada kepuasan pelanggan (customer

focused quality). Menurut Gaspersz (2003), produk-produk didesain,

diproduksi, serta pelayanan diberikan untuk memenuhi keinginan. Kualitas

mengacu kepada segala sesuatu yang menentukan kepuasan pelanggan,

suatu produk yang dihasilkan baru dapat dikatakan berkualitas apabila

sesuai dengan keinginan pelanggan, dapat dimanfaatkan dengan baik, serta

diproduksi (dihasilkan) dengan cara yang baik dan benar. Kualitas juga

Page 18: II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu...langkah-langkah atas faktor-faktor mendasar penyebab kecacatan pada diagram sebab akibat sehingga proses produksi pada CV. Madu Gong di

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 24

dapat diartikan sebagai perubahan terus menerus sehingga dikenal istilah Q-

MATCH (Quality = Meets Agreed Terms and Changes).

4. Kualitas Madu

Kualitas madu dapat dilihat dari beberapa uji kualitas madu seperti

uji kadar air, gula total, dan keasaman. Madu yang dipanen harus memiliki

kadar air di bawah 22% dan kadar keasaman dengan nilai maksimal 50 ml

NaOH/kg. Enzim diatase yang baik dalam madu minimal 3%. Enzim

diatase merupakan enzim alami yang dihasilkan lebah madu (SNI, 2004).

Tinggi rendahnya kadar air dalam madu umumnya dipengaruhi oleh

iklim, pengelolaan saat panen, dan jenis nektar yang dikumpulkan oleh

lebah. Menurut Budiwijono (2008), tingginya kadar air dalam madu

menyebabkan madu mudah terfermentasi oleh khamir dari genus

Zygosaccharomyces. Khamir akan mendegradasi gula menjadi alkohol.

Alkohol yang bereaksi dengan oksigen, akan membentuk asam bebas seperti

asam asetat dan asam oksalat yang dapat mempengaruhi kadar keasaman,

rasa, dan aroma madu.

Madu murni umumnya memiliki rasa manis yang dihasilkan oleh

lebah madu (Apis sp.) dari sari bunga tanaman (floral nektar) atau bagian

dari tanaman lain (ekstra floral). Syarat madu murni menurut Badan Standar

Nasional Tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 3.

Page 19: II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu...langkah-langkah atas faktor-faktor mendasar penyebab kecacatan pada diagram sebab akibat sehingga proses produksi pada CV. Madu Gong di

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 25

Tabel 3. Persyaratan Mutu Madu

No. Jenis Uji Satuan Persyaratan

A Uji Organoleptik

1 Bau Khas madu

2 Rasa Khas madu

B Uji Laboratoris

1 Aktifitas enzim diastase DN min 3*)

2 Hidroksimetifurfural (HMF) mg/kg maks 50

3 Kadar air %b/b maks 22

4 Gula pereduksi (dihitung sebagai

glukosa)

%b/b min 65

5 Sukrosa %b/b maks 5

6 Keasaman ml

NaOH/kg

maks 50

7 Padatan tak larut dalam air %b/b maks 0,5

8 Abu %b/b maks 0,5

9 Cemaran logam

9.1 Timbal (Pb) mg/kg maks 2,0

9.2 Cadmium (Cd) mg/kg maks 0,2

9.3 Merkuri (Hg) mg/kg maks 0,03

10 Cemaran Arsen mg/kg maks 1,0

11 Kloramfenikol tidak terdeteksi

12 Cemaran mikroba

12.1 Angka lempeng total (ALT) koloni/g <5x103

12.2 Angka paling mungkin (APM)

koliform

APM/g <3

12.3 Kapang dan khamir koloni/g <1x101

CATATAN = Persyaratan ini berdasarkan pengujian setelah madu dipanen

Sumber: Badan Standarisasi Nasional SNI 3545:2013

Berdasarkan Tabel 3. menunjukkan 12 kriteria atau acuan produsen

atau perusahaan madu dalam memproduksi madu. Standar Nasional

Indonesia (SNI) adalah standar yang ditetapkan oleh Badan Standardisasi

Nasional dan berlaku secara nasional. Standar nasional Indonesia untuk

madu ini merupakan revisi dari SNI 3545:2004. Standar ini menetapkan

persyaratan mutu, pengambilan contoh, cara uji, higiene, penandaan dan

pengemasan untuk madu.

5. Lebah Madu

Menurut Sarwono (2005), lebah merupakan serangga yang dapat

dibedakan menjadi dua macam, yaitu yang hidup soliter dan yang hidup

secara berkoloni. Yang hidup secara bersoliter lebih banyak jenisnya. Lebah

Page 20: II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu...langkah-langkah atas faktor-faktor mendasar penyebab kecacatan pada diagram sebab akibat sehingga proses produksi pada CV. Madu Gong di

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 26

berkoloni adalah lebah yang hidup bersama dalam suatu kelompok besar

dan membentuk masyarakat. Setiap anggotanya tidak bisa dipisahkan dari

anggota lainnya. Adapun klasifikasi lebah adalah sebagai berikut:

Phylum : Arthopoda (binatang beruas)

Sub phylum : Mandibulata

Class : Insecta

Sub class : Pterygota

Ordo : Hymenoptera

Sub ordo : Clistrogastra

Superfamily : Apoidea

Family : Bombidae (lebah biasa), Maliponidae (lebah madu tanpa

sengat), Apidae (lebah madu)

Spesies : Apis mellifera

Lebah madu yang dikenal masyarakat Indonesia ada empat jenis,

yaitu Apis indica/Apis cerana, Apis mellifica/Apis mellifera, Apis dorsata,

dan Apis trigona. Jenis lebah madu yang banyak dipelihara/diternakkan oleh

masyarakat adalah jenis Apis indica dan Apis mellifera. Apis indica pada

umumnya dikenal sebagai lebah unduan, lebah lalat, tawon laler (Bahasa

Jawa), lebah gula, lebah sirup atau lebah kecil. Lebah Apis indica ada yang

dipelihara (diternakkan) dan ada juga yang hidup liar. Lebah Apis indica

memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dari lebah mellifera dan sifatnya

juga agak ganas. Produksi madunya tidak begitu banyak, yaitu sekitar 6-12

kilogram setiap tahun untuk satu koloni lebah. Lebah ini cukup banyak

dipelihara di desa-desa dengan menggunakan sistem gelodok yang

tempatnya terbuat dari batang pohon kelapa yang dibelah dua dan biasanya

diletakkan di dahan pohon yang ada di sekitar rumah. Lebah Apis indica ada

yang hidup liar di rongga-rongga pohon atau di dahan-dahan pohon besar

yang terlindung dari terik sinar matahari dan hujan, ada juga yang hidup di

atap rumah-rumah tua yang sudah tidak dihuni (Warisno, 1996).

Lebah madu memiliki badan yang beruas-ruas dan tiap ruas saling

berhubungan. Ruas-ruas ini disebut dengan segmen yang dapat

Page 21: II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu...langkah-langkah atas faktor-faktor mendasar penyebab kecacatan pada diagram sebab akibat sehingga proses produksi pada CV. Madu Gong di

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 27

membedakan antara kepala, dada, dan gembung (perut). Seluruh badannya

ditumbuhi bulu yang biasa disebut rambut. Tubuh lebah ditutupi bulu-bulu

halus yang berguna untuk menangkap serbuk sari yang diperoleh dari

bunga. Serbuk sari yang terkumpul disisihkan ke wadah khusus yang

terdapat di tungkai belakang. Mulutnya berbentuk tabung panjang yang

dipakai untuk menghimpun nektar yang disimpan dalam lambung madu

(tembolok), yaitu bagian usus yang dapat mengembung (Sarwono, 2005).

Lebah madu adalah insekta sosial yang hidup selalu dalam keluarga

besar yang disebut koloni lebah. Setiap sarang dihuni oleh satu koloni.

Keunikan koloni lebah ialah mempunyai sifat polimorfisme, yaitu

anggotanya memiliki keunikan anatomis, fisiologis, dan fungsi biologis

yang berbeda satu golongan dengan golongan yang lain. Satu koloni lebah

hanya terdapat satu ratu, beberapa ratus lebah jantan, beberapa puluh ribu

lebah pekerja, ditambah penghuni dalam bentuk telur, larva dan pupa

(Sihombing, 2015).

6. Madu

Madu adalah cairan manis yang berasal dari nektar tanaman yang

diproses oleh lebah menjadi madu dan tersimpan dalam sel-sel sarang lebah.

Sejak ribuan tahun yang lalu sampai sekarang ini, madu telah dikenal

sebagai salah satu bahan makanan atau minuman alami yang mempunyai

peranan penting dalam kehidupan. Madu memiliki manfaat dalam berbagai

aspek, antara lain dari segi pangan, kesehatan, dan kecantikan. Madu sering

digunakan sebagai bahan pemanis dan campuran saat mengkonsumsi

minuman. Selain itu, madu sering pula digunakan untuk obat-obatan

(Akbar, 2015).

Menurut Ardi (2013) berdasarkan sumber bunga (nectar), madu

dibedakan menjadi 2, yakni madu monofloral dan multifloral. Madu yang

berasal dari satu jenis tanaman, misal madu randu dan madu kelengkeng.

Madu randu adalah madu yang dihasilkan oleh lebah yang mengkonsumsi

nektar dari tanaman randu. Madu kelengkeng adalah madu yang dihasilkan

oleh lebah yang mengkonsusmi nektar tanaman kelengkeng. Madu

Page 22: II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu...langkah-langkah atas faktor-faktor mendasar penyebab kecacatan pada diagram sebab akibat sehingga proses produksi pada CV. Madu Gong di

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 28

monofloral berasal dari satu jenis nektar atau didominasi oleh satu nektar.

Madu multifloral adalah madu yang berasal dari berjenis-jenis tanaman,

sebagai contoh madu hutan dari lebah yang mendapatkan nectar dari

beberapa jenis tanaman.

Madu memiliki komponen kimia yang memiliki efek koligemik

yakni asetilkolin. Asetilkolin berfungsi untuk melancarkan peredaran darah

dan mengurangi tekanan darah. Gula yang terdapat dalam madu akan

terserap langsung oleh darah sehingga menghasilkan energi secara cepat bila

dibandingkan dengan gula biasa. Khasiat berupa madu bunga nektar dapat

dilihat pada Tabel 4.

Page 23: II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu...langkah-langkah atas faktor-faktor mendasar penyebab kecacatan pada diagram sebab akibat sehingga proses produksi pada CV. Madu Gong di

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 29

Tabel 4. Khasiat Jenis Madu Nektar

Jenis Madu Khasiat

Madu Randu - Meningkatkan daya tahan tubuh

- Menyembuhkan sariawan

- Menyembuhkan luka bakar

- Memperlancar fungsi otak

Madu Kelengkeng - Meningkatkan daya tahan tubuh

- Memperlancar urin

- Memperkuat fungsi ginjal

- Mempercepat penyembuhan luka operasi

- Memperlancar fungsi otak

- Menyembuhan luka bakar

Madu Kopi - Meningkatkan daya tahan tubuh

- Menyembuhkan anak susah tidur

- Memperlancar fungsi otak

- Meyembuhkan luka bakar

Madu Multiflora - Meningkatkan daya tahan tubuh

- Menyembuhkan darah tinggi/rendah

- Menyembuhkan reumatik

- Memperlancar fungsi otak

- Meyembuhkan luka bakar

Sumber: Pusat Perlebahan Apiari Pramuka, 2003

Berdasarkan Tabel 4. menunjukkan bahwa madu mempunyai

beberapa manfaat untuk kesehatan manusia. Madu dapat dijadikan obat

yang menyembuhkan manusia. Petunjuk ilmiah ini sebenarnya ada dalam

Al-Quran, surat An Nahl ayat 68-69:

“Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah; “ buatlah sarang-sarang di

bukit-bukit dan ditempat-tempat yang dibuat manusia, kemudian makanlah

dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang

telah dimudahkan (bagimu)”. Dari perut lebah itu keluar minuman (madu)

yang bermacam-macam warnanya, didalamnya terdapat obat yang

menyembuhkan manusia. Sesungguhnya pada yang demikian terdapat

tanda-tanda bagi orang yang memikirkan”

Madu dapat dikelompokan berdasarkan asal polennya menjadi madu

NP (natural pollen) dan madu PS (pollen substitute). Madu NP atau yang

sering disebut madu alami umumnya tersusun atas 17,1% air, 82,4%

Page 24: II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu...langkah-langkah atas faktor-faktor mendasar penyebab kecacatan pada diagram sebab akibat sehingga proses produksi pada CV. Madu Gong di

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 30

karbohidrat (38% fruktosa, 31% glukosa, 12,9% gula lain), 0,5% protein,

asam amino, senyawa fenolik, vitamin, asam organik, dan berbagai mineral.

100 gr madu mengandung 294 kalori, 9,5 gr karbohidrat, 24 gr air, 16 gr

fosfor, 5 gr kalsium, dan 4 gr vitamin C (Sarwono, 2005).

C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah

PT. Madu Pramuka adalah salah satu perusahaan yang bergerak dan

memiliki kegiatan usaha di industri perlebahan. PT Madu Pramuka

menawarkan berbagai jenis madu murni yang dikemas dalam botol ukuran

100 ml, 350 ml dan 600 ml. Produk madu dengan ukuran botol 350 ml

memiliki cacat yang lebih tinggi dibandingkan dengan ukuran botol lain.

Kecacatan yang sering terjadi adalah madu yang meledak, madu yang

merembes, dan volume madu yang kurang. Tingginya tingkat kerusakan

tersebut membuat PT. Madu Pramuka Batang harus lebih memperhatikan

kualitas produk madu yang diproduksinya guna dapat memuaskan keinginan

dan kebutuhan pelanggan serta tetap dapat bersaing dengan produsen-

produsen madu lainnya.

Pengendalian kualitas produk madu menjadi salah satu upaya untuk

memperhatikan produksi sehingga tingkat kerusakan produk dapat dikurangi

dan produk yang dijual dapat memenuhi kepuasan pelanggan. Pengendalian

kualitas yang dapat dilakukan oleh PT. Madu Pramuka salah satunya dengan

metode Statistical Quality Control (SQC). Pengendalian kualitas statistik

merupakan metode pengendalian kualitas yang menerapkan metode statistik

dengan menentukan jenis kerusakan/cacat yang terjadi, jumlah cacat, dan

menentukan kerusakan yang utama atau dominan. Berdasarkan uraian diatas

dapat disusun kerangka pemikiran ditampilkan pada Gambar 2.

Page 25: II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu...langkah-langkah atas faktor-faktor mendasar penyebab kecacatan pada diagram sebab akibat sehingga proses produksi pada CV. Madu Gong di

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 31

Gambar 2. Kerangka Pemikiran

Produk Sesuai Produk Cacat

Analisis pengendalian kualitas

menggunakan Statistical Quality

Control (SQC), antara lain:

1. Check Sheet

2. Histogram

3. Peta Kendali Proporsi/

Control p̄ Chart

4. Diagram Pareto

5. Diagram Fishbone

Faktor yang

diamati:

1. Manusia

2. Metode

3. Mesin

4. Lingkungan

Rekomendasi/usulan perbaikan

Analisis Kerusakan Produk

1. Jenis kerusakan yang

terdapat pada Madu

Pramuka

2. Penentuan kerusakan

utama madu kemudian

menjadi prioritas

perbaikan

3. Faktor-faktor penyebab

kerusakan madu.

4. Tindakan perbaikan yang

dapat dilakukan PT. Madu

Pramuka untuk

mengendalikan kerusakan

madu.

Dijual ke

Konsumen

PT. Madu Pramuka

Proses Produksi Madu

Pemeriksaan Hasil Produksi

Page 26: II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu...langkah-langkah atas faktor-faktor mendasar penyebab kecacatan pada diagram sebab akibat sehingga proses produksi pada CV. Madu Gong di

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 32

D. Pembatasan Masalah

1. Objek yang diteliti adalah madu kapuk, madu royal jelly, kelengkeng,

super, multiflora, rambutan, karet, kaliandra, dan hutan dengan ukuran

botol 350 ml.

2. Pengumpulan data jumlah produksi dan kerusakan produk dilakukan dari

tanggal 8 Desember 2017-13 Januari 2018.

3. Analisis data menggunakan check sheet, histogram, peta kendali proporsi,

diagram pareto, dan diagram sebab akibat (fishbone).

4. Alternatif pemecahan masalah yang terjadi dalam pengendalian kualitas

pada PT. Madu Pramuka didapatkan dari hasil FGD (Forum Group

Discussion)

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Atribut

1. Check sheet (lembar periksa) berupa tabel yang berisi nomor sampel,

tanggal tiap sampel, jumlah produksi Madu Pramuka, jenis, dan jumlah

kerusakan yang terjadi dan presentase kerusakan.

2. Diagram pareto berupa grafik batang yang membantu menunjukkan

masalah yang paling dominan yang terjadi di PT. Madu Pramuka dengan

menghitung kerusakan kumulatif dari masing-masing kerusakan.

3. Diagram sebab-akibat (fishbone) menunjukkan faktor penyebab terjadinya

kerusakan di PT. Madu Pramuka. Faktor-faktor tersebut adalah faktor

manusia, alat dan mesin, metode dan lingkungan. Usulan perbaikan

diberikan kepada PT. Madu Pramuka setelah mengetahui faktor-faktor

penyebab kerusakan.

4. Histogram berbentuk diagram batang yang berguna untuk memudahkan

membaca jenis dan jumlah kecacatan dari checksheet.

5. Karakteristik madu yang rusak adalah madu yang memiliki kriteria madu

yang meledak, madu merembes, dan volume madu yang kurang.

6. Lingkungan alam menjadi faktor penting dalam mempengaruhi kualitas

madu. Lingkungan alam yang mempengaruhi kerusakan madu yaitu

kelembaban dan curah hujan yang tinggi.

Page 27: II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu...langkah-langkah atas faktor-faktor mendasar penyebab kecacatan pada diagram sebab akibat sehingga proses produksi pada CV. Madu Gong di

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 33

7. Lingkungan kerja yang mempengaruhi kerusakan madu adalah tempat

produksi yang kurang nyaman.

8. Manusia/karyawan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi

kerusakan karena dalam bekerja karyawan kurang teliti, fokus dan hati-

hati serta rasa bosan karena pekerjaan yang monoton.

9. Mesin yang digunakan dalam produksi madu adalah dehumidifier.

Dehumidifier digunakan untuk menurunkan kadar air pada madu.

10. Metode yang menyebabkan kerusakan pada PT. Madu Pramuka

disebabkan karena belum adanya Standard Operating Procedure (SOP)

yang tertulis.

11. Peta kendali proporsi menunjukkan kerusakan yang terjadi di PT. Madu

Pramuka apakah terjadi penyimpangan dari batas pengendalian yang

ditetapkan atau tidak dengan menetapkan garis pusat, batas kendali atas

dan batas kendali bawah peta kendali.

12. Statistical quality control (SQC) merupakan metode pengendalian kualitas

yang menerapkan metode statistik dengan menentukan jenis kerusakan/

cacat yang terjadi, jumlah cacat, dan menentukan kerusakan yang terjadi

masih berada di batas kontrol atau tidak serta merumuskan tindakan

perbaikan untuk PT. Madu Pramuka Batang.