ii. kajian pustaka a. kajian pustaka 1. menulis deskripsi ...digilib.unila.ac.id/20091/3/bab...

51
II. KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Menulis Deskripsi a. Pengertian Menulis Deskripsi Banyak para ahli yang mengungkapkan pengertian menulis deskripsi. Pendapat para ahli secara umum memiliki kesamaan walaupun terdapat perbedaan cara mengungkapkan. Menurut Akhadiah (1992:3) menulis merupakan kegiatan menyampaikan pesan (gagasan, perasaan, dan informasi) secara tertulis kepada pihak lain. Menulis adalah usaha komunikasi yang mempunyai aturan maian serta kebiasaan-kebiasaan sendiri. Lebih lanjut Suparno dan Yunus (2006: 46) mengungkapkan: ”Deskripsi berasal dari bahasa Latin describere yang berarti menggambarkan atau memerikan sesuatu hal”. Deskripsi adalah suatu bentuk karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengar, mencium dan merasakan) apa yang dilukiskan penulis, karangan ini bermaksudmenyampaikan pean tentang sesuatu dengan sifat dan gerak- geriknya kepada pembaca.Keraf (1982: 93) menjelaskan bahwa deskripsi merupakan sebuah bentuk tulisan yang bertalian dengan usaha penulis untuk memberikan perincian dari objek yang sedang dibicarakan. Dalam deskripsi penulis memindahkan kesan-kesannya, hasil pengamatan dan perasaannya, menyampaikan sifat dan semua perincian wujud yang dapat ditemukan pada objek tersebut.

Upload: truongngoc

Post on 08-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: II. KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Menulis Deskripsi ...digilib.unila.ac.id/20091/3/BAB II.pdf · yang bertalian dengan usaha penulis untuk memberikan perincian dari ... Syarat-syarat

II KAJIAN PUSTAKA

A Kajian Pustaka

1 Menulis Deskripsi

a Pengertian Menulis Deskripsi

Banyak para ahli yang mengungkapkan pengertian menulis deskripsi Pendapat

para ahli secara umum memiliki kesamaan walaupun terdapat perbedaan cara

mengungkapkan Menurut Akhadiah (19923) menulis merupakan kegiatan

menyampaikan pesan (gagasan perasaan dan informasi) secara tertulis kepada

pihak lain Menulis adalah usaha komunikasi yang mempunyai aturan maian serta

kebiasaan-kebiasaan sendiri

Lebih lanjut Suparno dan Yunus (2006 46) mengungkapkan

rdquoDeskripsi berasal dari bahasa Latin describere yang berarti

menggambarkan atau memerikan sesuatu halrdquo Deskripsi adalah suatu

bentuk karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan yang

sebenarnya sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat mendengar

mencium dan merasakan) apa yang dilukiskan penulis karangan ini

bermaksudmenyampaikan pean tentang sesuatu dengan sifat dan gerak-

geriknya kepada pembacardquo

Keraf (1982 93) menjelaskan bahwa deskripsi merupakan sebuah bentuk tulisan

yang bertalian dengan usaha penulis untuk memberikan perincian dari objek yang

sedang dibicarakan Dalam deskripsi penulis memindahkan kesan-kesannya hasil

pengamatan dan perasaannya menyampaikan sifat dan semua perincian wujud

yang dapat ditemukan pada objek tersebut

12

Akhadiah dalam Suparno dan Yunus (2006 48) mengungkapkan bahwa deskripsi

yang baik dituntut tiga hal pertama kesanggupan berbahasa kita yang memiliki

kekayaan nuasa dan bentuk Kedua kecermatan pengamatan dan kelaluasaan

pengetahuan kita tentang sifat ciri dan wujud objek yang dideskripsikan Ketiga

kemampuan kita memilih secara detail khusus yang dapat menunjang ketepatan

dan kehidupan deskripsirdquo

Deskripsi adalah upaya pengolahan data menjadi sesuatu yang dapat diutarakan

secara jelas dan tepat dengan tujuan agar dapat dimengerti oleh orang yang tidak

langsung mengalami sendiri (httpidwikipediaorgwikideskripsi) Pada

umumnya deskripsi menegaskan sesuatu seperti apa sesuatu itu kelihatannya

bagaimana bunyinya rasanya dan sebagainya httpidwikipedia

orgwikikarangan)

Karangan deskripsi memiliki ciri-ciri seperti (1) menggambarkan atau

melukiskan sesuatu (2) penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan

melibatkan kesan indera dan (3) membuat pembaca atau pendengar merasakan

sendiri mengalami sendiri

b Jenis-jenis Karangan Deskripsi

Karanganwacana deskripsi berdasarkan tujuannya menurut Keraf (198296) dibe-

dakan menjadi dua macam yaitu 1) deskripsi sugestif 2) deskripsi ekspositoris

Lebih jelasnya adalah sebagai berikut

13

1) Deskripsi Sugestif

Di dalam deskripsi ini penulis bermaksud menciptakan sebuah pengalaman

pada diri pembaca pengalaman karena perkenalan langsung dengan objeknya

Sasaran deskripsi sugestif adalah dengan perantaraan tenaga rangkaian kata-

kata yang dipilih oleh penulis untuk menggambarkan ciri sifat watak dari

objek tersebut dengan kata lain deskripsi sugestif berusaha untuk

menciptakan suatu penghayatan terhadap objek tersebut melalui imajinasi

pembaca

2) Deskripsi Ekspositoris atau Deskripsi Teknis

Deskripsi jenis ini bertujuan untuk memberikan identifikasi atau informasi

mengenai objeknya sehingga pembaca dapat mengenalnya bila bertemu atau

berhadapan dengan objek tadi Deskripsi ekspositoris tidak berusaha untuk

menciptakan kesan atau imajinasi pada diri pembaca

c Unsur-unsur Karangan Deskripsi

Menurut pendapat Burhan (1974100) dalam pembuatan karangan itu sekurang-

kurangnya tercakup lima unsur yaitu

1) isi karangan adalah hal-hal yang dikarang atau gagasan

2) bentuk karangan adalah susunan atau cara menyajikan isi karangan

3) tata bahasa adalah penggunaan bentuk-bentuk tatabahasa dan pola-pola

kalimat

14

4) gaya adalah pilihan struktur dan kosakata untuk memberikan nada atau warna

tertentu terhadap karangan itu

5) ejaan dan tanda baca adalah penggunaan tata cara penulisan lambang bahasa

tertulis yang diadatkan dalam bahasa itu

d Syarat-syarat Karangan yang Baik

Suatu karangan menurut Akhadiah (19969) mengatakan sekurang-kurangnya

memenuhi unsur-unsur yang berhubungan dengan hal-hal berikut

1) kejelasan tema

2) kesesuaian isi dengan judul

3) kesesuaian jenis karangan

4) ketepatan ide dalam paragraf

5) ketepatan susunan kalimat

6) ketepatan pemilihan kata diksi

7) ketepatan penggunaan ejaan

1) Kejelasan Tema

Dalam mengarang tema atau topik karangan harus ditetukan terlebih dahulu

karena ia merupakan isi karangan itu Akhadiah (19969) menyatakan bahwa

topik adalah pokok pembicaraan dalam keseluruhan karangan yang dikarang

Oleh karena itu baik tidaknya suatu karangan sangat ditentukan tepat tidaknya

topik yang dipilih

15

2) Kesesuaian Isi dengan Judul

Judul sebuah karangan akan menggambarkan isi keseluruhan (Akhadiah

199610) Sementara Keraf (1994128) menyatakan bahwa judul hendaknya

menyebutkan ciri-ciri utama atau menghubungkan hal-hal penting dari

karangan sehingga para pembaca sudah dapat membayangkan apa yang

diuraikan di dalam karangan itu

3) Kesesuaian Jenis Karangan

Jenis karangan berkaitan dengan maksud atau tujuan penulisan Untuk

menentukan tujuan mengarang diperlukan tesis Akhadiah (199647)

menyatakan bahwa tesis adalah suatu kalimat penyataan yang mengandung

tujuan tulisan Penyataan ini mengandung gagasan atau amanat yang akan

dikembangkan atau diuraikan lebih lanjut melalui tulisan

4) Ketepatan Ide dalam Paragraf

Topik suatu karangan diuraikan di dalam tiap paragraf berupa satu ide pokok

dan beberapa ide penjelas Suatu paragaf yang baik haruslah memenuhi tiga

syarat be rikut

(a) kesatuan yaitu semua kalimat yang ada di dalam paragraf secara bersama-

sama membangun suatu pokok pikiran

(b) kepaduan atau koherensi yaitu kekompakan hubungan antara satu kalimat

yang lain dalam membangun paragraf itu

(c) pengembangan yaitu adanya keteraturan dalam merinci dan menyusun

pokok pikiran ke pikiran-pikiran penjelasnya (Keraf 199467)

16

5) Ketepatan Susunan Kalimat

Ketetapan unsur-unsur yang membangun suatu kalimat akan sangat

menentukan kejelasan pikiran yang dimuat dalam kalimat itu Kalimat-kalimat

yang diguna-kan dalam karangan hendaknya kalimat efektif Keraf (199335)

menyatakan bahwa kalimat efketif itu dapat mewakili isi pikiran dan perasaan

pengarang sehingga menarik perhatian pembicara serta dapat menimbulkan

kembali gagas-an pembaca yang sesuai dengan gagasan pengarang

6) Ketepatan Pemilihan KataDiksi

Susunan kata di dalam kalimat sangat berguna untuk menjaga kontinuitas

(Caraka 199954) Pernyataan ini berkaitan dengan pemilihat kata yang tepat

dalam membangun gagasan akan menjaga kesinambungan dan kekompakan

da-lam karangan Akhadiah (199632) menyatakan dalam memilih kata harus

diperhatikan dua persyaratan pokok yaitu

a) ketetapan berkaitan dengan makna aspek logika kata-kata Kata yang

dipilih harus secara tepat mengungkapkan pengertian yang disampaikan

b) kesesuian berkaitan dengan kecocokan antara kata yang digunakan

dengan kesempatan situasi dan keadaan pembaca

7) Ketepatan Penggunaan Ejaan

Ejaan artinya kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata kalimat

dsb) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca

(Moeliono 1995 250) Yang termasuk di dalamnya ialah penulisan huruf

kata kalimat dan tanda-tanda baca Ejaan memegang peranan penting dalam

karangan oleh karenanya dalam mengarang hendaklah berpedoman pada

17

ketentuan yang berla-ku yaitu buku Pedoman Umum Ejaan Yang

Disempurnakan (EyD)

e Langkah-langkah Mengarang

Agar dapat mencapai hasil mengarang yang baik ada beberapa saran yang berupa

langkah-langkah mengarang yang harus diperhatikan langkah-langkah itu ialah

1) memilih dan membatasi topik

2) menentukan tema dan merumuskan tesis

3) mengumpulkan bahan-bahan Pembicaraan

4) menyusun garis besar

1) Memilih dan Membatasi Topik

Kegiatan memilih serta membatasi topik merupakan langkah awal yang

ditempuh pengarang apalagi bagi pengarang pemula Hal ini harus dilakukan

secara tertulis agar membantu mengarahkan pengarang tentang apa yang akan

ditulisnya

2) Menentukan Tema dan Merumuskan Tesis

Setelah topik dipilih lanjutkan dengan menentukan tema mengenai apa yang

hendak kita katakan tentang topik itu Tema merupakan pusat karangan Tema

merupakan pernyataan pandangan pendirian penulis mengenai topik Tema

dapat disebut juga sebagai gagasan pokok

18

3) Mengumpulkan Bahan-bahan Pembicaraan

Setelah tema karangan dirumuskan yang merupakan pendirian atas tesis maka

sekarang akan diuraikan dipertahankan dan dibuktikan Ada dua sumber

pokok pembuktian yaitu dari diri sendiri dan dari luar Pengalaman serta hasil

pengamatan penulis yang objektif dan cermat merupakan bahan-bahan

pembicaraan yang menginspirasikan penulis mengenai apa yang akan

dituliskannya Selain diri pribadi dunia luar pun merupakan bahan yang

sangat veriatif dan inspiratif Dunia luar sebagai sumber bahan berupa

kesaksian-kesaksian orang lain anggapan-anggapan umum yang sudah

diterima masyarakat merupakan bahan yang aktual yang dapat dipergunakan

sebagai bahan pembicaraan

4) Menyusun Garis Besar atau Kerangka Karangan

Menyiapkan garis besar atau kerangka karangan merupakan ldquopengamanrdquo yang

sangat membantu penulis Penulis akan merasa pasti dan lebih aman jika garis

besar atau kerangka karangan disiapkan sebelum mulai mengarang Jika garis

besar itu betul-betul dipersiapkan dengan sebaik-baiknya maka pekerjaan

mengarang akan semakin lancar Garis besar ada yang bersifat formal

(lengkap) bersifat topikal dan ada yang bersifat kalimat Jika siswa menulis

karangan deskripsi tetapi pengetahuan pungtuasi tidak dimilikinya maka siswa

akan mengarang sesuka hatinya akibatnya perintah ini tidak akan terlaksana

Berikut digambarkan dalam diagram kerangka berpikir penelitian pada halaman

berikut

19

Pola pengembangan paragraf deskripsi

a) paragraf deskripsi spesial paragraf ini menggambarkan objek khusus

ruangan benda tempat

b) paragraf deskripsi subjektif paragraf ini menggambarkan objek seperti

tafsiran kesan perasaan penulis

c) paragraf deskripsi objektif paragraf ini menggambarkan objek dengan apa

adanya atau sebenarnya

Berdasarkan penjelasan di atas deskripsi yang dimaksudkan dalam penelitian ini

adalah karangan tentang sesuatu yang dijelaskan sesuai dengan pengamatan

terhadap objek sebenarnya menggunakan bahasa Lampung

2 Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)

a Hakikat Contextual Teaching and Learning (CTL)

Depdiknas (2003) menjelaskan bahwa CTL adalah konsep belajar yang membantu

guru mengaitkan antara materi yang dipelajari dengan situasi dunia nyata siswa

dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya

dengan penerapan dalam kehidupan mereka sehari-hari Menurut Sanjaya (2006

109) pendekatan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning)

adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses

keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari

dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong

siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka Hal ini berarti

pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat pada siswa bukan pada guru Guru

bukan sebagai sumber ilmu malainkan perancang fasilitator dan motivator

20

dalam pembelajaran Kelebihan pembelajaran menggunakan pendekatan CTL

menurut Nurhadi dkk (200432) dapat meningkatkan hasil dan keterlibatan siswa

dalam proses pembelajaran Kebaikannya sebagai berikut

1) Belajar akan lebih bermakna jika anak ldquomengalamirdquo apa yang

dipelajarinya dari pada ldquomengetahuinyardquo

2) Pembelajaran dapat membantu guru mengaitkan materi yang diajarkan

dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat

hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam

kehidupan mereka

3) Kontekstual merupakan pndekatan baru yang lebih memberdayakan siswa

tidak menghafal fakta tetapi mendorong siswa mengkonstruksikan

pengetahuan di benak mereka sendiri

4) Kontektual merupakan pembelajaran yang mengajak anak mengetahui

makna belajar dan menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang

diperolehnya untuk memecahkan masalah dalam kehidupan

Blanchara (2001 72) menyatakan bahwa pembelajaran kontekstual terjadi apabila

siswa menerapkan mengalami apa yang sedang dipelajarinya berhubungan

dengan kehidupan dan dunia nyata Center of Educations and Work at the

Univercity of Wisconsin-Madison (TEACHNET) mengeluarkan pernyataan

penting tentang CTL sebagai berikut

Contextual teaching and learning is conception of teaching and that helps

teacher relate subject ter content to real world situations and motivates

students to make connections between knowledge and its applications to

their lives as family members citizen and wokers and engange in the hard

work that learning requires (Johnson 2002 38-39)

Teachnet menekankan bahwa pembelajaran kontekstual merupakan strategi

pembelajaran yang mampu menolong guru menghubungkan isi pelajaran dengan

situasi dunia nyata CTL juga mampu memotivasi siswa dalam menghubungkan

antara pengetahuan yang diperoleh dengan aplikasinya dalam hidupnya baik

sebagai anggota keluarga masyarakat maupun dunia kerja

21

Pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual menuntut guru mampu

memotivasi siswa belajar dalam situasi dunia nyata dengan konsep belajar ini

siswa dapat menerapkan pengetahuan yang telah dimilikinya dengan materi yang

dipelajari sehingga pembelajaran diharapkan akan lebih bermakna

Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa pembelajaran kontekstual

adalah konsep belajar yang menghadirkan dunia nyata dan mendorong siswa

menghubungkan pengetahuan yang telah dimilikinya dengan penerapannya dalam

kehidupan sehari-hari Pada saat siswa memperoleh pengetahuan dan

keterampilan dari konteks yang terbatas saat itu pula sedikit demi sedikit siswa

mengkonstruksikan pemikirannya Hasil dari proses ini dijadikan siswa sebagai

bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya

Pembelajaran kontekstual mengakui bahwa ldquobelajarrdquo merupakan sesuatu yang

kompleks dan multi dimensional yang jauh melampaui berbagai metode belajar

lainnya yang hanya berorientasi pada latihan dan rangsangan tanggapan

(stimulus-respon) Pembelajaran kontekstual menganjurkan bahwa belajar hanya

terjadi jika siswa memproses informasi atau pengetahuan baru sedemikian rupa

sehingga dirasakan sesuai dengan kerangka pikiran yang dimilikinya (ingatan

pengalaman dan tanggapan)

Lebih lanjut Johnson (2006 25) menjelaskan CTL sebagai berikut

ldquoThe CTL system is an educational process that aims to help students see

meaning in the academic material they are studying in the

academicsubjects with the context of their daily lives that is with

thecontexst of the personal social and cultural circumstances To achieve

this aim the system encompasses the following eight components making

meaningful connections doing significans work self regulated learning

22

Collaborating critical and creative thingking nurturing the individual

reaching high standars using authentic assessmenrdquo

Pemahamanya hakikat CTL merupakan suatu proses pembelajaran yang bertujuan

membantu siswa melihat makna bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan

cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan sehari-hari yaitu dengan

konteks lingkungan pribadi sosial dan budaya menuntut siswa belajar bermakna

mengatur belajar sendiri bekerjasama berfikir kritis dan kreatif mencapai standar

yang tinggi

Zahorik (199914-22) menjelaskan ada lima elemen yang harus diperhatikan

dalam pembelajaran kontekstual (1) pengaktifan pengetahuan yang sudah ada

(activating knowledge) (2) pemerolehan pengetahuan baru kemudian

memperhatikan detailnya (3) pemahaman pengetahuan (understanding

knowledge) (4) mempraktekkan pengetahuan dan pengalaman (5) melakukan

refleksi (reflection knowledge)

Pendekatan CTL menurut Nurhadi (200431) memiliki tujuh komponen yaitu

konstruktivisme inquiry bertanya masyarakat belajar permodelan refleksi dan

penilaian sebenarnya Hal serupa diungkapkan oleh Sanjaya (2006113) bahwa

komponen-komponen pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran

Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah Construktivisme Inquiri

Questioning Learning community Modeling refleksi dan Authentic Assesment

Penerapan masing-masing komponen dapat dijelaskan sebagai berikut

23

1) Konstruktivisme

Merupakan aliran pembelajaran yang menuntut siswa untuk menyusun dan

membangun makna atas pengalaman baru yang didasarkan pada pengetahuan

tertentu (Hati 2007) Siswa membangun sendiri pengetahuan mereka dengan

terlibat aktif dalam proses pembelajaran Siswa ldquomengkonstruksirdquo bukan

ldquomenerimardquo pengetahuan Siswa menjadi ldquoSubjekrdquo bukan ldquoObjekrdquo belajar

Bentuknya adalah siswa mengerjakan sesuatu

a) menulis karangan deskripsi

b) mendemonstrasikan yakni bahasa komunikasi yang digunakan adalah

bahasa lampung

c) menciptakan ide karangan deskripsi sesuai yang diamati

d) memecahkan masalah

Tugas guru dalam hal ini adalah memfasilitasi proses belajar dengan menjadikan

pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa memberi kesempatan kepada

siswa untuk menemukan menerapkan idenya sendiri dan memotivasi siswa agar

menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar mengerjakan tugas

Implementasinya terdiri dari kegiatan menyebutkan mengidentifikasikan

mengkategorikan dan membuktikan Pada umumnya kita juga sudah menerapkan

filosofi ini dalam pembelajaran sehari-hari yaitu ketika kita merancang

pembelajaran dalam bentuk siswa bekerja praktek mengerjakan sesuatu

beraktifitas di dalam laboratorium membuat laporan ilmiah mendemonstrasikan

hasil kerja baik berupa laporan maupun hasil eksperimen di laboratorium

menciptakan ide dan sebagainya

24

2) Menemukan (Inquiry)

Kegiatan pembelajarannya diawali dengan pengamatan lalu berkembang

untuk memahami konsepfenomena Setelah itu siswa akan mengembangkan

dan menggunakan keterampilan berpikir kritis Siswa menemukan sendiri

pengetahuan dan keterampilan mereka melalui tahap

1) Mengamati atau melakukan observasi (observation)

2) Membaca referensi untuk informasi pendukung

3) Bertanya jawab dengan teman (questioning)

4) Menduga (hypotesis) dan memunculkan ide-ide baru

5) Mengumpulkan data sebanyak-banyaknya(data gathering)

6) Menganalisis menyimpulkan (conclusion) dan menyajikan hasil dalam

tulisan gambar dll

7) Siswa membuat laporan ilmiah sendiri

8) Siswa mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca

teman sekelas guru atau audien yang lain

9) Disampaikan pada orang lain untuk mendapat masukan

10) Melakukan refleksi

11) Menempelkan gambar karya tulis di mading majalah sekolah dsb

3) Bertanya (Questioning)

Suatu pembelajaran akan tampak hidup dan bergairah kalau disertai dengan tanya

jawab antara siswa dengan guru antara siswa dengan siswa lainnya antara siswa

dengan orang lain Manfaat tanya jawab dalam pembelajaran sangat banyak yaitu

untuk memotivasi siswa menghindari pembelajaran yang monoton Teknik

bertanya merupakan hal mendasar dalam pembelajaran kontekstual

25

Menurut Senduk (2004 45) bertanya merupakan suatu strategi yang

digunakan secara aktif oleh siswa untuk menganalisis dan mengeksplorasi

gagasan-gagasan Pendapat ini mengisyaratkan bahwa pilar bertanya dalam

pembelajaran kontekstual merupakan bagian penting karena merupakan

induk dari strategi pembelajaran Kegiatan bertanya yang dilakukan baik

oleh guru maupun oleh siswa Pertanyaan guru digunakan untuk

mengarahkan membimbing dan mengevaluasi cara berfikir siswa

Sedangkan pertanyaan siswa merupakan wujud keingintahuan (Hati 2007)

Dengan bertanya siswa dapat menggali informasi mengkonfirmasikan sesuatu

mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahui bertanya dapat

diterapkan saat berdiskusi kerja kelompok ketika mengamati dan saat

mengalami kesulitan Hampir pada semua aktifitas belajar questioning dapat

diterapkan

1) Antara siswa dengan guru

2) Antara guru dengan siswa

3) Antara siswa dengan siswa

4) Antara siswa dengan orang lain yang didatangkan ke kelas

4) Masyarakat Belajar (Learning Community)

Konsep learning community menyarankan agat hasil pembelajaran diperoleh dari

kerjasama dengan orang lain Hasil belajar diperoleh dari ldquosharingrdquo antar teman

antar kelompok dan antara yang tahu ke yang belum tahu Dalam pembelajaran

menggunakan pendekatan CTL guru disarankan selalu melaksanakan

pembelajaran dalam kelompok belajar Kelompok belajar atau sekelompok

26

komunitas yang berfungsi sebagai wadah komunikasi untuk berbagi pengalaman

dan gagasan (Hati 2007)

Mengutamakan kerjasama dengan orang lain atau kelompok dapat dilakukan jika

anggotanya mau saling mendengarkan tidak merasa paling tahu serta tidak segan

untuk bertanya kepada lainnya Prakteknya dapat terwujud dalam

1) Pembentukan kelompok kecil

2) Pembentukan kelompok besar

3) Mendatangkan bdquoahli‟ ke kelas

4) Bekerja dengan kelas sederajat

5) Bekerja dengan kelas di atasnya

6) Bekerja dengan masyarakat

Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang anggotanya heterogen yang pandai

mengajari yang lemah yang pandai belajar cepat membantu teman yang lamban

Hal ini dapat membantu siswa menuangkan deskripsi menggunakan kalimat

bahasa lampung yang tepat

5) Permodelan (Modeling)

Pengertian permodelan menurut Yasin (2004 49) merupakan suatu cara

mengaktualisasikan sesuatu yang abstrak Permodelan dapat juga dimaksudkan

untuk membahasakan gagasan yang dipikirkan mendemonstrasikan bagaimana

guru menginginkan para siswanya untuk belajar dan melakukan apa yang

diharapkan guru Jadi permodelan merupakan cara melakukan sesuatu

mempraktekkan cara mendeskripsikan sesuatu yang dilihat dan lain-lain Sebuah

pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu ada model yang bisa ditiru

27

dengan begitu guru memberi model tentang ldquobagaimana cara belajarrdquo Kegiatan

mendemonstrasikan suatu perbuatan agar siswa dapat mencontoh atau belajar

atau melakukan sesuatu sesuai dengan model yang diberikan (Hati 2007)

Model ini dapat dirancang dengan melibatkan media lingkungan misalnya guru

menunjukkan pohon kelapa sawit di halaman sekolah kemudian salah satu siswa

bisa ditunjuk untuk menyebutkan suatu kata dalam bahasa lampung yang

berhubungan dengan media tersebut Dalam pendekatan CTL guru bukan satu-

satunya model tetapi model dapat dirancang dengan melibatkan siswa

6) Refleksi (Reflection)

Refleksi merupakan respon terhadap sesuatu kejadian aktivitas atau pengetahuan

yang baru diterima contohnya

a) pertanyaan langsung tentang ketentuan apa saja yang boleh diamati

b) komentar siswa tentang pembelajaran hari itu

c) catatan atau konsep siswa

d) diskusi

e) hasil karya

Refleksi merupakan cara berfkir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir

kebelakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan masa lalu (Senduk 2004

510) Siswa memahami apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan

baru yang merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya

Refleksi merupakan respon terhadap kejadian aktivitas atau pengetahuan yang

baru diterima Pengetahuan yang bermakna diperoleh dari proses Pengetahuan

dimiliki siswa perlu diperluas melalui konteks pembelajaran yang kemudian

28

diperluas sedikit demi sedikit Siswa mencatat apa yang telah dipelajari dan

bagaimana menemukan ide-ide baru Pada akhir pembelajaran guru menyisakan

waktu untuk melakukan refleksi

Kegiatan dalam refleksi menurut Hati (2009) berupa melihat kembali atau

merespon suatu kejadian kegiatan dan pengalaman yang bertujuan untuk

mengidentifikasi hal-hal yang sudah diketahui dan hal-hal yang belum diketahui

agar dapat dilakukan suatu tindakan penyempurnaan Dapat juga dikatakan

sebagai respon terhadap kejadian aktivitas atau pengetahuan yang baru diterima

contohnya

1) Pertanyaan langsung tentang apa yang diperoleh hari itu

2) Komentar siswa tentang pembelajaran hari itu

3) Catatan atau jurnal dibuku siswa

4) Diskusi

5) Hasil karya

Penerapan refleksi menurut Nurhadi (2004 51) memiliki ciri sebagai berikut (a)

pernyataan langsung tentang apa-apa yang diperolehnya hari itu (b) catatan atau

buku jurnal di buku siswa (c) kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari

itu (d) diskusi (e) hasil karya (f) cara-cara lain yang ditempuh guru untuk

mengarahkan siswa pada pemahaman mereka tentang materi yang dipelajari Jadi

reflection adalah kegiatan memikirkan apa yang telah terjadi dalam pembelajaran

dan memberikan masukan perbaikan jika diperlukan

29

7) Penilaian yang Sebenarnya (Autentic Assessment)

Agar penilaian yang dilakukan benar-benar menggambarkan keadaan siswa yang

sebenarnya perlu dilakukan suatu penilaian yang mampu mengukur keadaan

siswa yang sebenarnya Siswa tidak hanya dinilai dari satu aspek melainkan dari

berbagai aspek sehingga data yang didapat bisa menggambarkan keadaan siswa

yang sebenar proses

Penilaian autentik memiliki beberapa karakteristik menurut Senduk (2004 52)

penilaian autentik memiliki ciri-ciri sebagai berikut (a) harus mengukur semua

aspek pembelajaran (b) dilaksanakan selama dan sesudah pembelajaran (c)

menggunakan berbagai cara dan berbagai sumber (d) tes hanya salah satu alat

pengumpul data penilaian (e) tugas-tugas yang diberikan kepada siswa harus

mencerminkan bagian-bagian dari kehidupan siswa

Berdasarkan pendapat tersebut penilaian autententik merupakan proses

pengumpulan berbagai data yang bisa menggambarkan perkembangan siswa

Penilaian ini menekan pada perkembangan kemampuan siswa dalam memahami

dan mempelajari pengetahuan atau keterampilan Penilaian ini dilakukan dengan

berbagai cara yaitu pemberian tugas proses pembelajaran kinerja performan

hasil karya atau produk dan sebagainya

Autentic Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa

memberikan gambaran perkembangan belajar siswa dan perlu diketahui oleh guru

untuk bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan

benar Penekanannya pada assesment dalam proses pembelajaran data yang

dikumpulkan diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan siswa pada saat

30

melakukan proses pembelajaran Kemajuan belajar dinilai dari proses

pembelajaran bukan melalui hasil

Karakteristik assessment adalah (a) dilaksanakan selama dan sesudah proses

pembelajaran berlangsung (b) bisa digunakan untuk formatif dan sumatif (c)

yang diukur keterampilan dan performansi bukan fakta (d) berkesinambungan (e)

terintegrasi (f) dapat digunakan sebagai feed back Bentuk-bentuk penilaian

autentik fortofolios story reteling interview video tape evaluation of

performance audio tepe evaluation of reading teacher observations close test

Dalam hal iniakan dilakukan penilaian terhadap aktivitas siswa selama proses

pembelajaran dan produk tulisan deskripsi siswa dalam bahasa lampung

b Perbedaan Pendekatan kontestual dengan Pendekatan Konvensional

Menurut pendapat Nurhadi (2003 7) terdapat perbedaan antara pendekatan CTL

dan konvensional yaitu

No Pendekatan CTL

Pendekatan Konvensional

1 Siswa secara aktif terlibat dalam

proses pembelajaran

Siswa adalah penerima informasi

secara pasif

2 Siswa belajar dari teman melalui

kerja

Siswa belajar secara individual

3 Pembelajaran dikaitkan dengan

kehidupan nyata atau masalah

yang disimulasikan

Pembelajaran sangat abstrak dan

teoritis

4 Perilaku dibangun atas kesadaran

diri

Perilaku dibangun atas kebiasaan

5 Hadiah untuk perilaku baik adalah

kepuasan diri

Hadiah untuk perilaku baik adalah

pujian atau nilai (raport)

6 Keterampilan dikembangkan atas

dasar pemahaman

Keterampilan dikembangkan atas

dasar latihan

7 Seseorang tidak melakukan yang

jelek karana dia sadar hal itu keliru

dan merugikan

Seorang tidak melakukan yang jelek

karena dia takut hukuman

8 Bahasa diajarkan dengan Bahasa diajarkan dengan pendekatan

31

pendekatan komunikatif yakni

siswa diajak menggunakan bahasa

dalam monteks nyata

struktural rumus diterangkan sampai

paham kemudian dilatihkan (drill)

9 Pemahaman rumus dikembangkan

atas dasar skemata yang sudah ada

dalam diri siswa

Rumus itu ada di luar diri siswa yang

harus diterangkan diterima

dihafalkan dan dilatihkan

10 Pemahaman rumus relatif berbeda

antara siswa yang satu dengan

yang lainnya sesuai dengan

skemata siswa

Rumus adalah kebenaran absolut

hanya ada dua kemungkinan yaitu

pamahaman rumus yang salah atau

yang benar

11 Siswa menggunakan kemampuan

berfikir kritis terlibat penuh dalam

mengupayakan terjadinya proses

pembelajaran yang efektif ikut

bertanggung jawab atas terjadinya

proses pembelajaran yang efektif

dan membawa skemata masing-

masing ke dalam proses

pembelajaran

Siswa secara fasif menerima rumus

atau kaidah (membaca mendengar

mencatat menghafal) tanpa

memberikan kontribusi ide dalam

proses pembelajaran

No Pendekatan CTL

Pendekatan Konvensional

1 Pengetahuan yang dimiliki

manusia dikembangkan oleh

manusia itu sendiri Manusia

menciptakan atau membangun

pengetahauan dengan cara

memberi arti dan memahami

pengalamannya

Pengetahuan adalah penangkapan

terhadap serangkaian fakta konsep

atau hukum yang berada di luar diri

manusia

2 Ilmu pengetahuan dikonstruksi

oleh manusia sendiri sementara

manusia selalu mengalami

peristiwa baru maka

pengetahuantidak pernah stabil

selalu berkembang

Kebenaran bersifat absolut dan

pengetahuan bersifat final

3 Siswa diminta bertanggung jawab

memonitor dan mengembangkan

pembelajaran mereka masing-

masing

Guru adalah penentu jalannya proses

pembelajaran

4 Penghargaan terhadap pengalaman

siswa sangat diutamakan

Pembelajaran tidak memperhatikan

pengalaman siswa

5 Hasil belajar diukur dengan

berbagai cara proses bekerja hasil

karya penampilan rekaman tes

dan lain-lain

Hasil belajar diukur hanya dengan tes

6 Pembelajaran terjadi diberbagai Pembelajaran hanya di dalam kelas

32

tempat konteks dan setting

7 Penyesalan adalah hukuman dari

perilaku jelek

Sanksi adalah hukuman dari perilaku

jelek

8 Perilaku baik berdasar motivasi

intrinsik

Perilaku baik berdasar motivasi

ekstrinsik

9 Seorang berperilaku baik karena

dia yakin itulah yang terbaik dan

bermanfaat

Seseorang berperilaku baik karena

terbiasa melakukan begitu Kebiasaan

ini dibangun dengan hadiah yang

menyenangkan

c Beberapa Hal Penting Dalam Pembelajaran CTL

Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL harus memperhatikan hal-

hal yang yang terkait baik berkaitan dengan konsep langkah-langkah maupun

pelaksanaan pembelajaran dengan CTL Contextual Teaching and Learning

(CTL) menurut Clifford dan Wilson (20002) adalah pendekatan dalam

pembelajaran yang dapat membantu siswa menemui ketuntasan belajar

berdasarkan kompetensi yang telah ditetapkan Siswa dapat dikatakan tuntas

belajar jika ia dapat berguna dan mampu mengaplikasikan pengetahuannya

terhadap lingkungan sekitar kehidupannya baik masa kini maupun masa depan sebagai

seorang anggota keluarga warga negara dan pekerja atau karyawan

CTL dikatakan efektif digunakan dalam pembelajaran karena (Clifford dan

Wilson 20002)

1 emphasizes problem-solving

2 recognizes the need for teaching and learning to occur in multiple

contexts

3 teaches students to become self-regulated learners

4 anchors teaching in students‟ diverse life contexts

5 encourages students to learn from each other in interdependent

groups and

6 Employs authentic assessment

33

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran dengan Contextual Teaching

Learning terutama berkaitan dengan pembelajaran Bahasa Lampung adalah

sebagai berikut

1 CTL adalah model pembelajaran yang menekankan aktivitas siswa secara

penuh baik fisik maupun mental

2 CTL memandang bahwa belajar bukan menghafal akan tetapi proses

berpengalaman dalam kehidupan nyata

3 Kelas dalam pembelajaran CTL bukan sebagai tempat untuk memperoleh

informasi akan tetapi sebagai tempat untuk menguji data hasil temuan

mereka dilapangan

4 Materi pelajaran ditemukan oleh siswa sendiri bukan hasil pemberian dari

orang lain (Sanjaya 2006125)

3 Media Pembelajaran

Media berasal dari kata ldquomediumrdquo yang berasal dari bahasa latin ldquomediusrdquo yang

berarti ldquotengah atau sedangrdquo Pengertian media ini mengarah pada sesuatu yang

menjadi penghantar untuk meneruskan suatu informasi dan sumber informasi

kepada penerima informasi Dalam bahasa Arab media adalah perantara atau

pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan ringkasnya media adalah

alat untuk menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran Arsyad

(2005 54) mengartikan media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan

untuk menyampaikan pesan informasi

Heinich dalam Arsyad (2005 82) menyatakan media sebagai perantara yang

mengantar informasi apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi

34

yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud pengajaran Hamidjojo

dalam Latuheru mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah media yang

penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran (biasanya sudah

dituangkan dalam GBPP atau silabus) yang dimaksudkan untuk mempertinggi

kegiatan belajar Media pembelajaran adalah bahan alat maupun metode teknik

yang digunakan dalam kegiatan belajar dengan maksud agar proses interaksi

komunikasi edukatif antara siswa dan sumber belajar dapat berlangsung secara

tepat guna dan berdaya guna Jadi media yang dimanfaatkan untuk belajar adalah

lingkungan yang terdekat dengan siswa

ldquoNational Education Assosiationrdquo memberi definisi media sebagai bentuk-bentuk

komunikasi baik tercetak maupun audio visual dan peralatannya dengan demikian

dapat dimanipulasi dilihat didengar atau dibaca Menurut Lohan dalam

Sihkabuden (999 58) media suatu sarana atau chanel sebagai perantara antara si

pemberi pesan kepada penerima pesan

Menurut Olson dalam Budiningsih (2005 62) mendefinisikan media sebagai

teknologi untuk menyajikan merekam membagi dan mendistribusikan simbol

dengan melalui rangsangan indera tertentu disertai penstrukturan informasi

Gagne dalam Sagala (2005 281) menyatakan bahwa media pendidikan adalah

berbagai jenis komponen lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar

Briggs dalam yang sama lebih lanjut menyatakan bahwa media pembelajaran

adalah sarana untuk memberikan perangsang bagi si belajar supaya proses belajar

terjadi

Sardiman (2006 205) menyatakan bahwa

35

media pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam tiga golongan

Pertama adalah alat-alat yang merupakan benda sebenarnya yang

memberi pengalaman langsung dan nyata Kedua alat-alat yang

merupakan benda pengganti yang seringkali dalam bentuk tiruan dari

benda sebenarnya memberikan pengalamannbuatan atau tidak langsung

Ketiga bahasa lisan maupun tertulis memberikan pengalaman melalui

berbahasa

Secara umum peranan media dalam proses pembelajaran dapat

a menghemat waktu belajar

b memudahkan pemahaman

c meningkatkan perhatian siswa

d meningkatkan aktivitas siswa

e mempertinggi daya ingat siswa

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas bahwa media pembelajaran adalah segala

sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima

serta dapat merangsang pikiran perasaan perhatian dan kemauan si belajar

sehingga dapat memotivasi terjadinya belajar yang baik dengan sengaja

bertujuan dan terkendali Media pembelajaran sebagai salah satu komponen

sumber dan merupakan bagian integral dari keseluruhan komponen pembelajaran

menempati posisi yang penting dan akan turut menentukan keberhasilan

penyelenggaraan pembelajaran

Pada kenyataannya pengembangan dan penerapan media pembelajaran

diharapkan dapat memotivasi belajar terhadap pembelajaran sehingga berdampak

pula pada peningkatan hasil belajarnya Selaras dengan perkembangan ilmu

pengetahuan maka guru harus mampu mengembangkan media pembelajaran

secara bervariasi baik yang dirancang khusus (by design) maupun dengan

36

memanfaatkan (by utilization) sejumlah media yang telah ada Dengan demikian

media pendidikan dan media pengajaran dirangkum saja dengan media

pembelajaran

Kegunaan media dalam pembelajaran menurut Miarso (2005 536)

(a) Media mampu memberikan rangsangan yang bervariasi kepada otak

kita sehingga otak kita dapat berfungsi secara optimal (b) Media dapat

mengatasi keterbatasan pengamatan yang dimiliki oleh siswa (c) Media

dapat melampaui batas ruang kelas (d) Media memungkinkan adanya

interaksi langsung antara siswa dan lingkungan (e) Media menghasilkan

keseragaman pengamatan (f) Media membangkitkan keinginan dan minat

baru (g) Media membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar

(h) Media memberikan pegalaman yang integral menyeluruh dari sesuatu

yang konkret maupun yang abstrak (i) Media memberikan kesempatan

untuk belajar mandiri (j) Media meningkatkan keterbacaan baru

(membedakan dan menafsirkan objek) (k) Media mampu meningkatkan

efek sosialisasi (l) Meningkatkan kemampuan ekspresi diri guru maupun

siswa

Kriteria pemilihan media menurut Arsyad (2005 39) sebagai berikut (a) sesuai

dengan tujuan yang ingin dicapai (b) tepat untuk mendukung isi pelajaran yang

sifatnya fakta konsep prinsip atau generalisasi (c) praktis luwes dan bertahan

(d) guru trampil menggunakannya (e) pengelompokan sasaran (f) mutu teknis

(memiliki persyaratan teknis yang tertentu)

Tiga kategori media menurut Haney dan Ullmer yang dikutip Miarso (200525)

yaitu

(1) Media Penyaji Grafis bahan cetak dan gambar diam Proyeksi diam

Audio kaset Audio ditambah visual diam Gambar hidup film Televisi

Multi media (2) Media Objek Objek sebenarnya alami (hidup dan tak

hidup) buatan gedung mesin-mesin alat-alat komunikasi jaringan

transportasi dan semua benda yang dibuat Objek pengganti replika

model dan benda tiruan (3) Media Interaktif memperhatikan penyajian

objek dan berinteraksi (internet komputer)

37

Media yang akan digunakan dalampenelitian ini adalah media objek sebenarnya

alami hidup dan tak hidup yang terdapat di lingkungan sekitar sekolah yaitu

sugai gunung kebun pantai dan benda-benda tak hidup lainnya

4 Pembelajaran Menulis Deskripsi Berbahasa Lampung Menggunakan CTL

Bahasa Lampung adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat penuturnya

yaitu suku Lampung dalam berkomunikasi dan mengaktualisasikan diri dalam

kehidupan sehari-hari Pakar linguistik deskriptif biasanya mendefinisikan bahasa

sebagai satu sistem lambang bunyi yang bersifat arbiter kemudian lazim ditambah

dengan yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat untuk berinteraksi

dan mengidentifikasikan dirirdquo (Chaer 1997 68) Nababan (1999 96)

mengemukakan bahwa bahasa memiliki empat fungsi yaitu fungsi kebudayaan

kemasyarakatan perorangan dan pendidikan

Fungsi kebudayaan meliputi tiga hal yaitu pelestarian kebudayaan

pengembangan kebudayaan dan inventarisasi ciri-ciri kebudayaan Fungsi

kemasyarakatan meliputi ruang lingkup dan bidang pemakaian Fungsi perorangan

meliputi fungsi instrumental kepribadian pemecahan masalah khayalan dan

informatif Fungsi pendidikan meliputi fungsi integratif instrumental kultural dan

penalaran

Fungsi dan tujuan pembelajaran bahasa Lampung untuk membelajarkan siswa

didik dalam belajar bahasa Lampung dan berfungsi memberikan kemampuan

menggunakan bahasa Lampung bagi kepentingan berpikir merasa dan

38

berkomunikasi dalam kehidupan budaya masa kini sebagai lanjutan dari

kehidupan masa lalu dengan memperhatikan peristiwa penggunaannya

Pada proses pembelajaran berlangsung guru memotivasi siswa melakukan

pengamatan terhadap gambar kemudian mengungkapkan hasil pengamatannya

melalui deskripsi Siswa menulis deskripsi sesuai dengan kaidah bahasa

Lampung baik ejaan struktur maupun kosa kata Dengan demikian pembelajaran

dalam terlaksana dengan mengoptimalkan masyarakat belajar dalam pembelajaran

bahasa Lampung dengan pendekatan CTL

Pembelajaran bahasa Lampung meliputi pengenalan pemahaman dan

keterampilan mencakup unsur bahasa Lampung (Depdikbud Provinsi Lampung

2003 16) yaitu

a) Lafal dan ejaan yang berkenaan dengan lafal yang baik dan ejaan yang

sesuai dengan pedoman Ejaan Bahasa Lampung

b) Struktur yang berkenaan dengan bebtuk kata frase dan kalimat Bahasa

Lampung yang baik dan yang diterima bukan teoritis

c) Kosa kata yang berkenaan dengan kata-kata bahasa lampung dari berbagai

lingkungan kehidupan yang diperlukan sebagai alat berpikir merasa dan

berkomunikasi dengan lancar

d) Wacana berkenaan dengan karangan jenis narasi deskripsi eksposisi

argumentasi dan drama

Lebih lanjut dijelaskan pokok-pokok bahasan pembelajaran mencerminkan

kegiatan berbahasa dalam bahasa Lampung khususnya menulis adalah

pembelajaran menulis untuk mengomunikasikan gagasan perasaan dan pesan

dengan bahasa Lampung secara tertulis baik dalam bentuk prosa atau puisi

maupun dalam berbagai jenis karangan seperti pada karangan deskripsi berbahasa

Lampung

39

Pembelajaran menulis disesuaikan dengan ketentuan menulis Hamer (1999 48)

mengatakan bahwa dalam keterampilan menulis harus diperhatikan beberapa hal

misalnya penyusunan kalimat menjadi paragraf bagaimana paragraf digabungkan

dan dikelompokan sehingga menjadi tulisan yang koheren Penerapan

pembelajaran pendekatan kontekstual (CTL) dalam penelitian ini adalah guru

mendesain proses pembelajaran menulis teks deskripsi berbahasa Lampung

dengan memanfaatkan lingkungan sebagai media Mengonstruksi pengetahuan

siswa sedikit demi sedikit sehingga pengetahuannya bermakna dalam proses

menemukan bertanya masyarakat belajar memberi permodelan melaksanakan

refleksi dalam pembelajaran dan melaksanakan penilaian autentik

5 Prestasi Belajar

a Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi adalah istilah yang diambil dari bahasa Belanda ldquoprestatierdquo yang berarti

hasil usaha Kata prestasi dalam berbagai penggunaan selalu dihubungkan dengan

aktivitas tertentu Prestasi belajar adalah kemampuan nyata yang dapat langsung

diukur dengan tes tertentu dan dapat dihitung hasilnya menurut Zainal dalam

Sagala (2005 101) bahwa ldquoPrestasi merupakan kemampuan siswa yang dapat

dicapai saat dilakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa

terhadap berbagai hal yang pernah dilatihkan diajarkan sudah dapat diperoleh

gambaran yang nyata tentang pencapaian program pembelajaran secara

menyeluruhrdquo

Di samping itu menurut Wittrock dalam Latuheru (1999 46) ldquoprestasi belajar

adalah suatu terminology yang menggambarkan suatu proses perubahan melalui

40

pengalaman Proses tersebut mempersyaratkan perubahan yang relative permanen

berupa sikap pengetahuan informasi kemampuan dan keterampilan melalui

pengalamanrdquo

Skiner dengan teori operant conditioning sebagaimana dikutip Gredler (dalam

Slameto 2003 49) mengatakan bahwa prestasi belajar merupakan respon

tingkah laku yang baru Walaupun Skiner mengatakan demikian namun pada

dasarnya respon yang baru itu sama pengertiannya dengan tingkah laku

pengetahuan sikap keterampilan yang baru

Prestasi menurut Hamalik (198384) adalah perubahan tingkahlaku yang

diharapkan kepada murid setelah diadakan proses belajar mengajar Sedangkan

menurut Yusuf (198224) prestasi adalah tingkatan kepandaian keterampilan yang

telah dicapai setelah melakukan kegiatan pekerjaan atau latihan itu sendiri

Menurut Adi Nugroho prestasi adalah segala jenis pekerjaan yang berasil dan

prestasi itu menunjukkan kecakapan Selanjutnya Purwadarminto menyebutkan

bahwa prestasi adalah hasil yang dicapai sebaik-baiknya menurut kemampuan

anak pada waktu tertentu terhadap hal-hal yang dikerjakan dilakukan

Reigeluth dalam yang sama berpendapat prestasi belajar dapat juga dikatakan

sebagai pengaruh yang memberikan suatu ukuran nilai dari metode (strategi)

alternatif dalam kondisi yang berbeda ada hasilnyata dan diinginkan Hasil nyata

hasil-hasil kehidupan nyata dari menggunakan metode (strategi) spesifik dalam

kondisi yang spesifik pula sedangkan hasil yang diinginkan adalah tujuan-tujuan

(goals) yang umumnya berpengaruh pada pemilihan suatu metode

41

Ini berarti prestasi belajar sangat erat kaitannya dengan metode (strategi) yang

digunakan pada sesuatu kondisi (pembelajaran) tertentu Semakin ketepatan

pemilihan metode atau strategi (pembelajaran) pada suatu kondisi semakin baik

hasil belajar Selanjutnya juga mengatakan secara spesifik hasil belajar adalah

suatu kinerja (peformance) yang diindikasikan sebagai suatu kapabilitas

(kemampuan) yang diperoleh Hasil belajar tersebut selalu dinyatakan dalam

bentuk tujuan-tujuan khusus perilaku (unjuk kerja)

Muhibin (1997141) menyebutkan bahwa prestasi belajar merupakan taraf

keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah dinyatakan

dalam bentuk skor yang diperoleh hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran

tertentu Demikian pula pendapat Albach Arnove dan Kelly (1999201) bahwa

prestasi belajar hanya ukuran keberhasilan di sekolah tidak termasuk keberhasilan

dalam keluarga dan masyarakat Davis dalam Slameto (198521) berpendapat

bahwa prestasi belajar adalah pengetahuan yang diperoleh siswa sebagai hasil dari

pembelajaran

Pendapat-pendapat di atas menunjukkan bahwa prestasi belajar dipergunakan

untuk menyebut berbagai macam hasil kegiatan atau usaha Hal ini sesuai dengan

kenyataan yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari Istilah prestasi

belajar sering digunakan untuk menyebut hasil yang dicapai dalam berbagai

kegiatan misalnya prestasi olahraga prestasi seni prestasi kerja prestasi belajar

prestasi usaha dan sebagainya

42

Berdasarkan uraian di atas prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari

proses belajar mengajar yaitu penguasaan perubahan emosional atau perubahan

tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu Prestasi belajar sering

dipergunakan dalam arti yang sangat luas seperti prestasi belajar dalam ulangan

harian prestasi pekerjaan rumah prestasi belajar tengah semester prestasi akhir

semester dan sebagainya

Cara yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat prestasi belajar adalah

dengan menggunakan tes Tes prestasi dapat digunakan sebagai suatu tes

diagnosis yang dirancang untuk membuktikan mengenai gambaran kelebihan dan

kekurangan siswa

Pada proses pembelajaran prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari

pembelajaran yang meliputi penguasaan perubahan emosional dan perubahan

tingkah laku yang dapat diukur dengan tes objektif maupun tes uraian Dengan

demikian prestasi belajar Bahasa Lampung adalah prestasi belajar siswa pada tes

ujian akhir semester atau pada Konpetensi Dasar pada mata pelajaran Bahasa

Lampung

Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

Bahasa Lampung merupakan tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari

pelajaran Bahasa Lampung di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang

diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi tertentu

Prestasi belajar memiliki beberapa kategori Gagne (19925)

mengklasifikasikannya menjadi lima kategori yakni 1) Intellectual skill 2)

Cognitive strategies 3) Verbal information 4) Motor skill dan 5) Attitudes

43

1) Keterampilan intelektual

Kemampuan ini merupakan keterampilan yang membuat seseorang secara

cakap berinteraksi dengan lingkungan melalui penggunaan lambang-lambang

2) Strategi kognitif

Kemampuan yang mengatur cara bagaimana si belajar mengelola belajarnya

3) Informasi verbal

Kemampuan ini berupa perolehan label atau nama fakta dan pengetahuan yang

sudah tersusun rapi

4) Keterampilan motorik

Kemampuan yang mendasari pelaksanaan perbuatan jasmaniah secara mulus

5) Sikap

Kemampuan yang mempengaruhi pilihan tindakan yang akan diambil

Lebih lanjut Bloom dan kawan-kawan sebagai mana dikutip oleh Degeng dalam

Hamalik (2004 90) mengklasifikasikan prestasi belajar menjadi 3 (tiga) domain

atau ranah yaitu rdquoranah kognitif psikomotor dan afektifrdquo ranah kognitif

menaruh perhatian pada pengembangan kapabilitas dan keterampilan intelektual

ranah psikomotor berkaitan dengan kegiatan-kegiatan manipulatif atau

keterampilan motorik dan ranah efektif berkaitan dengan pengembangan

perasaan sikap nilai dan emosirdquo Ketiga ketegori prestasi belajar itu mempunyai

aspek masing-masing

Kognitif aspek-aspek dari domain ini terdiri dari pengetahuan pemahaman

penerapan analisis sintesis dan evaluasi Afektif domain ini terdiri dari aspek-

aspek penerimaan tanggapan penilaian pengorganisasian dan pengarahan

44

Psikomotorik terdiri dari beberapa aspek kemampuan gerak refleks kemampuan

gerak dasar kemampuan perseptual kemampuan fisik kemampuan gerak

terampil dan kemampuan gerak komunikatif

Dapat diasumsikan bahwa untuk menghasilkan kategori kapabilitas atau kelima

ranah prestasi belajar tersebut sedikitnya banyak ditentukan atau dipengaruhi oleh

faktor internal seperti pengetahuan prasyarat atau kemampuan awal dari masing-

masing kategori hasil belajar yang dimiliki oleh siswa yang berkaitan dengan

kapabilitas atau keterampilan yang sedang dipelajari baru

Gagne (199266) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses untuk

memperoleh motivasi dalam pemngetahuan keterampilan kebiasaan dan tingkah

laku Belajar adalah suatu aktivitas yang melibatkan bukan hanya penguasaan

kemampuan akademik baru saja melainkan juga perkembangan emosional

interksi sosial dan perkembangan kepribadian Menurut Gagne (19923) belajar

adalah perubahan dalam diri manusia atau kemampuan yang berlangsung selama

satu masa waktu yang tidak semata-mata disebabkan oleh perubahan

pertumbuhan

Jenis perubahan yang dimaksud dalam belajar ini meliputi perubahan tingkah laku

setelah siswa mendapatkan berbagai pengalaman dalam proses pembelajaran

Pengalaman tersebut akan menyebabkan proses perubahan pada diri sibelajar

dengan kata lain bahwa proses belajar senantiasa merupakan perubahan

tingkahlaku dan terjadi karena pengalaman

45

Yang dimaksud prestasi belajar siswa dalam penelitian ini adalah prestasi yang

ditunjukkan siswa setelah dilakukan pembelajaran jika prestasi belajar mengalami

peningkatan maka siswa dapat dinyatakan mencapai prestasi belajar atau

mengalami peningkatan setelah mengalami belajar jika tidak prestasi belajar tidak

tercapai atau belum tuntas

Memperhatikan pernyatan tersebut belajar merupakan upaya siswa untuk

memahami materi ajar yaitu menulis deskripsi bahasa Lampung sesuai dengan

aturan penulisan atau kaidah bahasa diharapkan siswa memiliki pengetahuan dan

kemampuan dan dapat mengaplikasikan serta melaksanakan nilai positif dalam

kehidupan sehari-hari Dipahaminya suatu ilmu dalam proses pembelajaran akan

tercermin melalui hasil evaluasi Penggunaan pendekatan CTL media dan alat

belajar yang tepat dalam pembelajaran akan sangat membantu siswa belajar

Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa penggunaan pendekatan media dan alat

dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi hasil belajar siswa dapat menjadi

aktif belajar berkolaborasi dan belajar dalam waktu yang telah ditentukan pesan

dapat disalurkan dapat merangsang berpikir perhatian minat siswa sehingga

proses belajar berlangsung dengan baik Pemahaman siswa terhadap materi

mengarah pada tercapainya tujuan pembelajaran dan mencapai prestasi yang

tinggi

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

adalah berupa pengetahuan keterampilan nilai dan sikap sesuai tujuan atau

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diharapkan diperoleh setelah melalui proses pembelajaran

46

Pretasi belajar yang dimaksudkan peneliti adalah perolehan dari proses

pembelajaran yang mencakup ranah kognitif afektif dan psikomotorik mencapai

lebih besar atau sama dengan KKM pelajaran bahasa Lampung dari tujuan

pembelajaran yang diturunkan dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diperoleh siswa melalui interaksi dengan lingkungan belajar

dan suatu kondisi pembelajaran materi menulis deskripsi yang dirancang guru

sebagai fasilitator

c Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal

Standar nasional Pendidikan (Depdiknas 2008 5) menyatakan bahwa Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) adalah kriteria tertentu yang digunakan untuk

menentukan kelulusan peserta didik KKM ditentukan oleh kelompok guru mata

pelajaran pada awal tahun pelajaran dan menjadi acuan bagi pendidik dan peserta

didik KKM setiap standar kompetensi merupakan rata-rata KKM kompetensi

dasar KKM setiap kompetensi dasar merupakan rata-rata KKM dari indikator

yang terdapat dalam kompetensi dasar tersebut Penentuan KKM didasarkan pada

tiga unsur

Pertama Tingkat kompleksitas Kesulitan kerumitan setiap indikator

kompetensi dasar dan standar kompetensi yang harus dicapai peserta didik Suatu

indikator dikatakan memliliki tingkat kompleksitas tinggi apabila dalam

pencapaiannya didukuoleh sekurang-kurangnya satu dari sejumlah kondisi sebagai

berikut

1) Guru yang memahami dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan

pada peserta didik

47

2) guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang

bervariasi

3) Guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang

diajarkan

4) Peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi

5) Peserta didik yang cakap terampil menerapkan monsep

6) Peserta didik yang cermat kreatif dan inovatif dalam penyelesaian tugas

pekerjaan

7) Waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena memiliki

tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi sehingga dalam proses

pembelajarannya memerlukan pengulangan latihan

8) Tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar peserta

didik dapat mencapai ketuntasan belajar

Kedua Kemampuan daya pendukung meliputi a Sarana dan prasarana

peendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dicapai peserta

didik seperti perpustakaan laboratorium dan alat bahan untuk proses

pembelajaran b Ketersediaan tenaga manajemen sekolah dan kepedulian

stakeholders sekolah

Ketiga Tingkat Kemampuan (intake) rata-rata peserta didik di sekolah yang

bersangkutan Penetapan intake di kelas V dapat didasarkan pada nilai prestasi

rata-rata siswa saat kenaikan kelas atau dikelas sebelumnya yaitu kelas IV

KKM mulok Bahasa Lampung kelas V sesuai yang telah ditetapkan dalam

Kurikulum Sekolah atau KTSP SDN 1 Sukarame Dua Bandar Lampung Tahun

48

Pelajaran 20092010 adalah 65 KKM ini akan dijadikan tolak ukur evaluasi

keberhasilan siswa belajar apakah siswa telah mencapai ketuntasan atau belum

baik secara individual maupun secara klasikal

B Teori Belajar Bahasa dan Pembelajaran

1 Hakikat Belajar Bahasa

Dalam teori belajar konstruktivistik dikemukakan bahwa pembelajaran sebagai

proses mengkonstruksi pengetahuan yang menghubungkan yang sudah ada

dengan yang dipelajari Seperti dijelaskan Paul Suparno dalam Sardiman (2006

175) belajar merupakan proses aktif dari subyek belajar untuk mengkonstuksi

makna sesuatu entah itu teks kegiatan dialog pengalaman fisik dan lain-lain

Belajar merupakan mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau

bahkan yang dipelajarinya dengan pengertian yang sudah di miliki sehingga

pengertiannya menjadi berkembang

Guru sebagai pemrakarsa harus memberi peluang yang optimal bagi siswa Niat

dan kendali belajar sepenuhnya ada pada siswa (Budiningsih 2005 59))

Sehingga guru tidak mentransfer pengetahuan yang dimiliki melainkan membantu

siswa membentuk pengetahuannya sendiri Menurut teori konstruktivisme prinsip

yang paling penting dalam psikologi pendidikan bahwa guru tidak hanya sekedar

memberikan pengetahuan kepada siswa Siswa harus membangun sendiri

pengetahuan di benaknya Guru dapat memberi kemudahan untuk proses ini

dengan memberi kesempatan siwa untuk menentukan atau menerapkan ide-ide

mereka sendiri dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan

strategi mereka sendiri Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa

49

siswa ke pemahaman yang lebih tinggi dengan catatan siswa sendiri yang harus

memanjat anak tangga tersebut (Nur 1998 8)

Cunstruktivism approach is a view that emphasizes the active role of learner in

building understanding and making sesnse of information (Woodfolk 2004 313)

Konstruktivisme belajar menekankan pada peran aktif si belajar (learner) dalam

membangun pemahaman dan memakai suatu informasi Konstruktivis

memfokuskan pada peran siswa secara individu untuk membangun struktur

kognitif mereka ketika menginterpretasikan pengalaman-pengalaman pada situasi

belajar tertentu

Lebih lanjut Bruner dalam Sagala (2005 218) menjelaskan inti dari belajar

adalah cara-cara bagaimana orang memilih mempertahankan dan

mentransformasi secara efektif Dalam proses belajar ada 3 fase yaitu (1)

Informasi dalam tiap pelajaran kita memperoleh informasi ada yang menambah

pengetahuan yang telah kita miliki ada yang memperluas dan memperdalamnya

ada pula yang bertentangan dengan apa yang telah kita ketahui sebelumnya (2)

Transformasi informasi harus dianalisis diubah atau ditransformasi ke dalam

bentuk yang lebih abstrak atau konseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal

yang lebih luas (3) Evaluasi kemudian kita nilai hingga pengetahuan yang

diperoleh itu dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain

Masih dalam yang sama Piaget seorang psikolog Swiss berpendapat bahwa

belajar mengandung makna sebagai perubahan stuktural yang saling melengkapai

antara asimilasi dan akomodasi dalam proses menyusun kembali dan mengubah

apa yang telah diketahui melalui belajar

50

Hal ini didukung pula oleh Gagne dalam Slameto (2003 122) menjelaskan

ldquoBelajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia

belajar bisa terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi

ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya

(peformance-nya) berubah dari waktu ke waktu dan berkeyakinan bahwa

belajar dipengaruhi faktor dari dalam diri dan dari luar dimana keduanya

berinteraksirdquo

Senada dengan tersebut Merrill dan Smorgansbord dalam Yulaelawati (2004

122) menyatakan bahwa

belajar merupakan proses pembangunan pengetahuan berdasarkan

pengalaman atau pengetahuan yang telah ada sebelumnya belajar

merupakan penafsiran seseorng tentang dunia Belajar merupakan proses

yang aktif dimana pengetahuan dikembangkan berdasarkan pengalaman

dan perundingan (negoisasi) makna melalui berbagai informasi atau

mencari kesepakatan dari berbagai pandangan melalui interaksi atau

kerjasama dengan orang lain Belajar perlu disituasikan dalam latar

(seting) yang nyata

Kemudian menurut Gredler dalam Dimyati (1999 72) belajar adalah proses

seseorang memperoleh berbagai kecakapan keterampilan dan sikap menurut

Winkel dalam yang sama belajar merupakan suatu aktivitas mental psikis yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman keterampilan dan nilai

sikap Perubahan ini bersifat relative konstan dan berbekas

Aktivitas belajar menurut Djamarah dalam Sagala (2005 216) bahwa belajar

adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar dan bertujuan dimana tujuan

dalam belajar terjadinya suatu perubahan dalam individu yaitu perubahan tingkah

laku Schuman penganut konstruktif dalam yang sama mengemukakan dengan

dasar pemikiran bahwa semua orang membangaun pandangannya terhadap dunia

51

melalui pengalaman individual atau skema konstruktif menekankan pada

menyiapkan peserta didik untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam

situasi yang tidak tentu atau ambigius

Pandangan yang mampu mengakomodasi sociocultural-revolution dalam buku

Teori Belajar dan Pembelajaran dalam Budiningsih (2005 123) Vigotsky

mengatakan bahwa jalan pikiran seseorang harus dimengerti dari latar sosial-

budayanya dan sejarahnya Artinya untuk memahami pikiran seseorang bukan

dengan cara menelusuri apa yang ada di otaknya dan pada kedalaman jiwanya

melainkan dari asal usul tindakan sadarnya dari interaksi sosial yang dilatari oleh

sejarah hidupnya Interaksi sosial berkaitan erat dengan aktivitas-aktivitas dan

bahasa yang dipergunakan Ditemukan adanya jaringan erat luas dan kompleks di

dalam dan di antara keluarga-keluarga

Jaringan tersebut berkembang atas dasar confianza yang membentuk kondisi

sosial sebagai tempat penyebaran dan pertukaran pengetahuan keterampilan dan

nilai-nilai sosial budaya anak memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui

interaksi sosial sehari-hari Pandangan teori ini menempatkan inter mental atau

lingkungan sosial sebagai faktor primer dan konstitutif terhadap pembentukan

pengetahuan serta perkembangan kognitif seseorang

Di samping itu Piaget dalam yang sama menyatakan bahwa belajar lebih banyak

ditentukan karena adanya karsa individu perkembangan kognitif merupakan suatu

proses genetik yaitu proses yang didasrkan atas mekanisme biologis dalam bentuk

perkembangan sistem syaraf makin bertambah umur seseorang makin

komplekslah susunan sel syarafnya dan makin meningkat pula kemampuannyardquo

52

Dari beberapa teori konstruktivisme di atas belajar adalah merupakan kegiatan

aktif dimana sibelajar membangaun sendiri pengetahuannya subyek belajar juga

mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari dan merupakan proses

bagaimana menjadi tahu tentang sesuatu proses belajar bukanlah memindahkan

pengetahuan dari guru ke siswa tetapi sesuatu kegiatan yang memungkinkan

siswa merekonstruksi sendiri pengetahuannya

Belajar merupakan usaha manusia dalam rangka merubah pola pikir dan tingkah

lakunya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman dan interaksi dengan

lingkungan sekitarnya sehingga terjadi perubahan keterampilan pemahaman

pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat permanen dan membekas diharapkan

dapat hidup mandiri karena untuk membangun suatu pengetahuan baru siswa

akan menyesuaikan informasi baru atau pengetahuan yang disampaikan dengan

pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki melalui berinteraksi sosial

dengan peserta didik lain atau guru dan sumber belajar

Selanjutnya dapat juga dirumuskan bahwa belajar merupakan usaha manusia

dalam rangka merubah pola pikir dan tingkahlakunya berdasarkan pengetahuan

pengalaman dan interaksi dengan lingkungan sekitarnya Dengan terjadinya

perubahan keterampilan pemahaman pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat

permanen dan membekas diharapkan dapat hidup mandiri tidak tergantung pada

orang lain

Belajar yang dimaksudkan penulis adalah belajar menulis deskripsi dalam bahasa

lampung siswa mengkonstruksi sendiri informasi yang akan disampaikan melalui

tulisannya setelah mengamati lingkungan sekitar

53

b Hakikat Pembelajaran Bahasa

Sagala (2005 176) menyatakan bahwa pembelajaran ialah membelajarkan siswa

menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu

utama keberhasilan pendidikan Pembelajaran menurut Corey (1998 91) adalah

suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk

memungkinkan ia turut serta dalam tingkahlaku tertentu dalam kondisi khusus

atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu pembelajaran merupakan

subset khusus dari pendidikan Menurut Burton dalam Sagala (2005 213)

pembelajaran adalah upaya memberikan stimulus bimbingan pengarahan dan

dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar

Vigotsky dalam Budiningsih (2005 103) menyatakan dalam kegiatan

pembelajaran hendaknya anak memperoleh kesempatan yang luas untuk

mengembangkan zona perkembangan proximalnya atau potensi melalui belajar

dan berkembang guru perlu menyediakan berbagai jenis dan tingkatan bantuan

(helps) cognitive scaffolding yang dapat memfasilitasi anak agar mereka dapat

memecahkan permasalahan yang dihadapinya Bantuan dapat dalam bentuk

contoh pedoman bimbingan orang lain atau teman yang lebih kompeten

Bentuk-bentuk pembelajaran kooperatif kolaboratif serta belajar kontekstual

sangat tepat digunakan

Zona perkembangan proksimal menurutnya perkembangan kemampuan seseorang

dapat dibedakan kedalam dua tingkat yaitu tingkat aktual dan potensial tingkat

perkembangan aktual tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan

tugas-tugas atau memecahkan berbagai masalah secara mandiri (intramental)

54

sedangkan potensial kemampuan kemampuan memecahkan masalah dan

menyelesaikan tugas-tugas ketika di bawah bimbingan orang dewasa atau ketika

berkolaborasi dengan teman sebaya yang lebih kompeten (intermental)

Berdasarkan beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan pembelajaran

merupakan pengorganisasian aktivitas siswa dalam arti peran guru bukan semata-

mata memberikan informasi melainkan juga mengarahkan memotivasi dan

memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the learning) agar proses

belajar lebih memadai Pembelajaran juga mengandung arti setiap kegiatan

dirancang untuk membantu dalam mempelajari sesuatu kemampuan atau nilai

Yuelawati E (2004 121) mengutip pepatah Cina bahwa membaca

mendengar dan melihat belum cukup dalam belajar pembelajaran yang

melibatkan peserta didik untuk mengalami dan membicarakan bahan

tertentu pada orang lain dapat lebih bermakna dalam belajar terlebih lagi

bila peserta didik mempunyai kesempatan untuk mengajarkan

pengetahuannya terhadap peserta didik lain yang bersumber

Keberhasilan pembelajaran Kerucut Dale disebutkan bahwa keberhasilam

peembelajaran adalah sebagai berikut

1) Apa yang kita baca 10

2) Apa yang kita dengar 20

3) Apa yang kita lihat 30

4) Apa yang kita dengar dan lihat 50

5) Apa yang kita bicarakan dengan orang lain 70

6) Apa yang kita alami sendiri 80

7) Apa yang kita ajarkan kepada orang lain 95

55

Pembelajaran bahasa yang dimaksud adalah pembelajaran tentang menulis

deskripsi bahasa Lampung kelas V SD pembelajaran ini dirancang menggunakan

pendekatan Pembelajaran CTL khususnya untuk meningkatkan aktivitas belajar

bahasa Lampung dan sebagai bentuk nyata pelaksanaan tugas guru dalam hal

kegiatan belajar di Sekolah Dasar tentunya kondisi belajar yang aktif dan

menyenangkan

Hakikat belajar bahasa Lampung yang dimaksudkan dalam penelitian ini guru

akan merancang pembelajaran menggunakan pendekatan komunikatif integratif

siswa diharapkan dapat mendeskripsikan apa yang diamatinya Proses

pembelajaran mengkondisikan siswa untuk melakukan pengamatan kemudian

menemukan hal yang diamati mengindentifikasikan menentukan lalu

mengungkapkan apa yang diamatinya dalam tulisan deskriptif sehingga proses

belajar berlangsung aktif dan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan

Dalam Standar Kelulusan BSNP 2006 sesuai Permen No 22 tahun 2005 Standar

Kompetensi Lulusan pendidikan dasar meliputi SD MISDLB Paket A dan SMP

MTs SMPLB bertujuan meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan kepribadian

akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

lebih lanjut

Adapun Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) SD

MISDLB Paket A selengkapnya adalah (a) Menjalankan ajaran agama yang

dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak (b) Mengenal kekurangan dan

kelebihan diri sendiri (c) Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku di

lingkungannya (d) Menghargai keberagaman agama budaya suku ras dan

56

golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya (e) Menggunakan informasi

tentang lingkungan sekitar secara logis kritis dan kreatif (f) Menunjukkan

kemampuan berfikir logis kritis dan kreatif dengan bimbingan guru pendidik (g)

Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya (h)

Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan

sehari-hari (i) Menunjukkan kemampuan menggali gejala alam dan sosial di

lingkungan sekitar (j) Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap

lingkungan (k) Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa negara

dan tanah air Indonesia (l) Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan

seni dan budaya lokal (m) Menunjukkan kebiasaan hidup bersih sehat bugar

aman dan memanfaatkan waktu luang (n) Berkomunikasi secara jelas dan santun

(0) Bekerja sama dengan kelompok tolong menolong dan menjaga diri sendiri

dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya (p) Menunjukkan kegemaran

membaca dan menulis (q) Menunjukkan keterampilan menyimak berbicara

membaca menulis dan berhitung

c Hakikat Pendidikan

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat Setiap manusia membutuhkan

pendidikan sampai kapan dan dimanapun ia berada Pendidikan sangat penting

artinya sebab tenpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan

terbelakang Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk

menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing disamping

memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik

57

Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 menyatakan pendidikan sebagai usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri kepribadian kecerdasan akhlak

mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan

negara

Menurut pragmatisme pendidikan merupakan suatu proses reorganisasi dan

rekonstruksi dari pengalaman-pengalaman individu Baik anak maupun orang

dewasa selalu belajar dari pengalamannya (Sadulloh 2003 125) Sedangkan

Suhasno et all (1991 3) menyatakan bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai

suatu proses pertumbuhan yang menyesuaikan dengan lingkungan Suatu

pengarahan dan bimbingan yang diberikan kepada anak dalam pertumbuhannya

Suatu usaha sadar untuk menciptakan suatu keadaan atau situasi tertentu yang

dikehendaki oleh masyarakat serta suatu pembentukan kepribadian kemampuan

anak dalam menuju kedewasaan

Lima pilar pendidikan sekarang dan masa depan yang dicanangkan oleh UNESCO

yang perlu dikembangkan oleh lembaga pendidikan formal yaitu (1) learning to

know (belajar untuk mengetahui) (2) learning to do (belajar untuk melakukan

sesuatu) dalam hal ini kita dituntut untuk terampil dalam melakukan sesuatu (3)

learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) (4) learning to live together

(belajar untuk menjalani kehidupan bersama) dan (5) learning to trust in God

(belajar untuk bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa)

58

Realisasi ldquolearning to knowrdquo dapat diterapkan dengan memposisikan guru sebagai

fasilitator Disamping itu guru dituntut untuk dapat berperan sebagai teman

sejawat dalam berdialog dengan siswa dalam mengembangkan penguasaan

pengetahuan maupun ilmu tertentu

Learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu) akan bisa berjalan jika di

sekolah memfasilitasi siswa untuk mengaktualisasi keterampilan yang dililikinya

serta bakat dan minatnya Walaupun bakat dan minat anak banyak dipengaruhi

unsur kerturunan namun tumbuh berkembangnya bakat dan minat tergantung

pada lingkungannya Keterampilan dapat digunakan untuk menopang kehidupan

seseorang bahkan keterampilan lebih dominan daripada penguasaan pengetahuan

dalam mendukung keberhasilan kehidupan seorang

Learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) erat hubungannya dengan bakat

dan minat perkembangan fisik dan kejiwaan tipologi pribadi anak serta kondisi

lingkungannya Bagi anak yang agresif proses perkembangan diri akan berjalan

bila diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi Sebaliknya bagi anak yang

pasif peran guru sebagai pengarah sekaligus fasilitator sangat dibutuhkan untuk

pengembangan diri siswa secara maksimal

Kebiasaan hidup bersama saling menghargai terbuka memberi dan memenerima

(take and give) perlu ditumbuhkembangkan Kondisi seperti ini memungkinkan

terjadinya proses ldquolearning to live togetherrdquo (belajar untuk menjalani kehidupan

bersama) Penerapan pilar keempat ini dirasakan makin penting dalam era

globalisasi era persaingan global Perlu pemupukan sikap saling pengertian antar

ras suku dan agama agar tidak menimbulkan berbagai pertentangan yang

59

bersumber pada hal tersebut Selain empat pilar diatas dalam Undang-Undang RI

No 20 BAB II Pasal 3 Sistem Pendidikan Nasional pemerintah Indonesia

memandang perlu menjadikan peserta didik menjadi manusia yang bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab

sehingga perlu ditambah pilar kelima yaiturdquo learning to trust in Godrdquo

C Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan sebagai pembanding dan dapat digunakan untuk

meningkatkan kualitas penelitian adalah sebagai berikut

1 Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA melalui Pendekatan

Kontekstual Siswa Kelas VI Sekolah Tunas Mekar Bandar Lampung

20082009

1) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6 Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus 3 Pada

Siklus I nilai rata-rata siswa kelas 6A adalah 7179 Pada Siklus II nilai

rata-rata siswa kelas 6A adalah 7662 yang berarti meningkat 673 pada

kelas 6A dari nilai rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa

kelas 6A adalah 7832 yang berarti mengalami peningkatan sebesar 22

pada kelas 6A dari Siklus II atau mengalami peningkatan 901 pada

kelas 6Adari Siklus I pembelajarn IPA dengan Pembelajaran Kontekstual

Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang signifikan pada siklus I

pada kelas 6A hanya terdapat 14 atau 6087 siswa yang mencapai

ketuntasan sedangkan pada siklus III terdapat 23 siswa atau 100 siswa

60

yang mencapai ketuntasan yang berarti mengalami peningkatan sebesar

6429

2) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6B Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus III Pada

Siklus I nilai rata-rata 6B adalah 7222 Pada Siklus II nilai rata-rata siswa

kelas 6B adalah 7865 yang berarti meningkat 890 pada kelas 6B dari nilai

rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa 6B adalah 7946 yang

berarti mengalami peningkatan sebesar 103 dari Siklus II atau

mengalami peningkatan 1003 dari Siklus I pembelajarn IPA dengan

Pembelajaran Kontekstual Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang

signifikan pada siklus I pada kelas 6B hanya terdapat 14 atau 6087

siswa yang mencapai ketuntasan sedangkan pada siklus III masing-masing

terdapat 23 siswa atau 100 siswa yang mencapai ketuntasan yang berarti

mengalami peningkatan sebesar 6429

Berdasarkan penelitian tersebut ternyata prestasi belajar dapat ditingkatkan

melalui pendekatan pembelajaran CTL walaupun pada mata pelajaran IPA

Hal ini memungkinkan terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa

pembelajaran bahasa termasuk prestasi belajar menulis deskripsi

berbahasa Lampung

2 Jurnal Teknologi Pendidikan Unila Volume 04 No 03- Maret 2008 Penelitian

Nuraeni Erdawati dengan judul Penerapan Strategi Contextual Teaching and

Learning (CTL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) SD Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada

61

tiap siklus serta peningkatan aktivitas belajar siswa Pembelajaran

menerapkan pendekatan CTL dapat dijadikan sebagai alternatif penerapan

model pembelajaran IPS terutama pada materi peta tematik keragaman

kenampakan alam dan buatan

Merujuk hasil penelitian tersebut ternyata prestasi belajar IPS dapat

ditingkatkan melalui pendekatan pembelajaran CTL Hal ini memungkinkan

terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa pada pembelajaran bahasa

termasuk prestasi belajar menulis deskripsi berbahasa Lampung kelas V SDN

1 Sukarame Dua Bandar Lampung

Page 2: II. KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Menulis Deskripsi ...digilib.unila.ac.id/20091/3/BAB II.pdf · yang bertalian dengan usaha penulis untuk memberikan perincian dari ... Syarat-syarat

12

Akhadiah dalam Suparno dan Yunus (2006 48) mengungkapkan bahwa deskripsi

yang baik dituntut tiga hal pertama kesanggupan berbahasa kita yang memiliki

kekayaan nuasa dan bentuk Kedua kecermatan pengamatan dan kelaluasaan

pengetahuan kita tentang sifat ciri dan wujud objek yang dideskripsikan Ketiga

kemampuan kita memilih secara detail khusus yang dapat menunjang ketepatan

dan kehidupan deskripsirdquo

Deskripsi adalah upaya pengolahan data menjadi sesuatu yang dapat diutarakan

secara jelas dan tepat dengan tujuan agar dapat dimengerti oleh orang yang tidak

langsung mengalami sendiri (httpidwikipediaorgwikideskripsi) Pada

umumnya deskripsi menegaskan sesuatu seperti apa sesuatu itu kelihatannya

bagaimana bunyinya rasanya dan sebagainya httpidwikipedia

orgwikikarangan)

Karangan deskripsi memiliki ciri-ciri seperti (1) menggambarkan atau

melukiskan sesuatu (2) penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan

melibatkan kesan indera dan (3) membuat pembaca atau pendengar merasakan

sendiri mengalami sendiri

b Jenis-jenis Karangan Deskripsi

Karanganwacana deskripsi berdasarkan tujuannya menurut Keraf (198296) dibe-

dakan menjadi dua macam yaitu 1) deskripsi sugestif 2) deskripsi ekspositoris

Lebih jelasnya adalah sebagai berikut

13

1) Deskripsi Sugestif

Di dalam deskripsi ini penulis bermaksud menciptakan sebuah pengalaman

pada diri pembaca pengalaman karena perkenalan langsung dengan objeknya

Sasaran deskripsi sugestif adalah dengan perantaraan tenaga rangkaian kata-

kata yang dipilih oleh penulis untuk menggambarkan ciri sifat watak dari

objek tersebut dengan kata lain deskripsi sugestif berusaha untuk

menciptakan suatu penghayatan terhadap objek tersebut melalui imajinasi

pembaca

2) Deskripsi Ekspositoris atau Deskripsi Teknis

Deskripsi jenis ini bertujuan untuk memberikan identifikasi atau informasi

mengenai objeknya sehingga pembaca dapat mengenalnya bila bertemu atau

berhadapan dengan objek tadi Deskripsi ekspositoris tidak berusaha untuk

menciptakan kesan atau imajinasi pada diri pembaca

c Unsur-unsur Karangan Deskripsi

Menurut pendapat Burhan (1974100) dalam pembuatan karangan itu sekurang-

kurangnya tercakup lima unsur yaitu

1) isi karangan adalah hal-hal yang dikarang atau gagasan

2) bentuk karangan adalah susunan atau cara menyajikan isi karangan

3) tata bahasa adalah penggunaan bentuk-bentuk tatabahasa dan pola-pola

kalimat

14

4) gaya adalah pilihan struktur dan kosakata untuk memberikan nada atau warna

tertentu terhadap karangan itu

5) ejaan dan tanda baca adalah penggunaan tata cara penulisan lambang bahasa

tertulis yang diadatkan dalam bahasa itu

d Syarat-syarat Karangan yang Baik

Suatu karangan menurut Akhadiah (19969) mengatakan sekurang-kurangnya

memenuhi unsur-unsur yang berhubungan dengan hal-hal berikut

1) kejelasan tema

2) kesesuaian isi dengan judul

3) kesesuaian jenis karangan

4) ketepatan ide dalam paragraf

5) ketepatan susunan kalimat

6) ketepatan pemilihan kata diksi

7) ketepatan penggunaan ejaan

1) Kejelasan Tema

Dalam mengarang tema atau topik karangan harus ditetukan terlebih dahulu

karena ia merupakan isi karangan itu Akhadiah (19969) menyatakan bahwa

topik adalah pokok pembicaraan dalam keseluruhan karangan yang dikarang

Oleh karena itu baik tidaknya suatu karangan sangat ditentukan tepat tidaknya

topik yang dipilih

15

2) Kesesuaian Isi dengan Judul

Judul sebuah karangan akan menggambarkan isi keseluruhan (Akhadiah

199610) Sementara Keraf (1994128) menyatakan bahwa judul hendaknya

menyebutkan ciri-ciri utama atau menghubungkan hal-hal penting dari

karangan sehingga para pembaca sudah dapat membayangkan apa yang

diuraikan di dalam karangan itu

3) Kesesuaian Jenis Karangan

Jenis karangan berkaitan dengan maksud atau tujuan penulisan Untuk

menentukan tujuan mengarang diperlukan tesis Akhadiah (199647)

menyatakan bahwa tesis adalah suatu kalimat penyataan yang mengandung

tujuan tulisan Penyataan ini mengandung gagasan atau amanat yang akan

dikembangkan atau diuraikan lebih lanjut melalui tulisan

4) Ketepatan Ide dalam Paragraf

Topik suatu karangan diuraikan di dalam tiap paragraf berupa satu ide pokok

dan beberapa ide penjelas Suatu paragaf yang baik haruslah memenuhi tiga

syarat be rikut

(a) kesatuan yaitu semua kalimat yang ada di dalam paragraf secara bersama-

sama membangun suatu pokok pikiran

(b) kepaduan atau koherensi yaitu kekompakan hubungan antara satu kalimat

yang lain dalam membangun paragraf itu

(c) pengembangan yaitu adanya keteraturan dalam merinci dan menyusun

pokok pikiran ke pikiran-pikiran penjelasnya (Keraf 199467)

16

5) Ketepatan Susunan Kalimat

Ketetapan unsur-unsur yang membangun suatu kalimat akan sangat

menentukan kejelasan pikiran yang dimuat dalam kalimat itu Kalimat-kalimat

yang diguna-kan dalam karangan hendaknya kalimat efektif Keraf (199335)

menyatakan bahwa kalimat efketif itu dapat mewakili isi pikiran dan perasaan

pengarang sehingga menarik perhatian pembicara serta dapat menimbulkan

kembali gagas-an pembaca yang sesuai dengan gagasan pengarang

6) Ketepatan Pemilihan KataDiksi

Susunan kata di dalam kalimat sangat berguna untuk menjaga kontinuitas

(Caraka 199954) Pernyataan ini berkaitan dengan pemilihat kata yang tepat

dalam membangun gagasan akan menjaga kesinambungan dan kekompakan

da-lam karangan Akhadiah (199632) menyatakan dalam memilih kata harus

diperhatikan dua persyaratan pokok yaitu

a) ketetapan berkaitan dengan makna aspek logika kata-kata Kata yang

dipilih harus secara tepat mengungkapkan pengertian yang disampaikan

b) kesesuian berkaitan dengan kecocokan antara kata yang digunakan

dengan kesempatan situasi dan keadaan pembaca

7) Ketepatan Penggunaan Ejaan

Ejaan artinya kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata kalimat

dsb) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca

(Moeliono 1995 250) Yang termasuk di dalamnya ialah penulisan huruf

kata kalimat dan tanda-tanda baca Ejaan memegang peranan penting dalam

karangan oleh karenanya dalam mengarang hendaklah berpedoman pada

17

ketentuan yang berla-ku yaitu buku Pedoman Umum Ejaan Yang

Disempurnakan (EyD)

e Langkah-langkah Mengarang

Agar dapat mencapai hasil mengarang yang baik ada beberapa saran yang berupa

langkah-langkah mengarang yang harus diperhatikan langkah-langkah itu ialah

1) memilih dan membatasi topik

2) menentukan tema dan merumuskan tesis

3) mengumpulkan bahan-bahan Pembicaraan

4) menyusun garis besar

1) Memilih dan Membatasi Topik

Kegiatan memilih serta membatasi topik merupakan langkah awal yang

ditempuh pengarang apalagi bagi pengarang pemula Hal ini harus dilakukan

secara tertulis agar membantu mengarahkan pengarang tentang apa yang akan

ditulisnya

2) Menentukan Tema dan Merumuskan Tesis

Setelah topik dipilih lanjutkan dengan menentukan tema mengenai apa yang

hendak kita katakan tentang topik itu Tema merupakan pusat karangan Tema

merupakan pernyataan pandangan pendirian penulis mengenai topik Tema

dapat disebut juga sebagai gagasan pokok

18

3) Mengumpulkan Bahan-bahan Pembicaraan

Setelah tema karangan dirumuskan yang merupakan pendirian atas tesis maka

sekarang akan diuraikan dipertahankan dan dibuktikan Ada dua sumber

pokok pembuktian yaitu dari diri sendiri dan dari luar Pengalaman serta hasil

pengamatan penulis yang objektif dan cermat merupakan bahan-bahan

pembicaraan yang menginspirasikan penulis mengenai apa yang akan

dituliskannya Selain diri pribadi dunia luar pun merupakan bahan yang

sangat veriatif dan inspiratif Dunia luar sebagai sumber bahan berupa

kesaksian-kesaksian orang lain anggapan-anggapan umum yang sudah

diterima masyarakat merupakan bahan yang aktual yang dapat dipergunakan

sebagai bahan pembicaraan

4) Menyusun Garis Besar atau Kerangka Karangan

Menyiapkan garis besar atau kerangka karangan merupakan ldquopengamanrdquo yang

sangat membantu penulis Penulis akan merasa pasti dan lebih aman jika garis

besar atau kerangka karangan disiapkan sebelum mulai mengarang Jika garis

besar itu betul-betul dipersiapkan dengan sebaik-baiknya maka pekerjaan

mengarang akan semakin lancar Garis besar ada yang bersifat formal

(lengkap) bersifat topikal dan ada yang bersifat kalimat Jika siswa menulis

karangan deskripsi tetapi pengetahuan pungtuasi tidak dimilikinya maka siswa

akan mengarang sesuka hatinya akibatnya perintah ini tidak akan terlaksana

Berikut digambarkan dalam diagram kerangka berpikir penelitian pada halaman

berikut

19

Pola pengembangan paragraf deskripsi

a) paragraf deskripsi spesial paragraf ini menggambarkan objek khusus

ruangan benda tempat

b) paragraf deskripsi subjektif paragraf ini menggambarkan objek seperti

tafsiran kesan perasaan penulis

c) paragraf deskripsi objektif paragraf ini menggambarkan objek dengan apa

adanya atau sebenarnya

Berdasarkan penjelasan di atas deskripsi yang dimaksudkan dalam penelitian ini

adalah karangan tentang sesuatu yang dijelaskan sesuai dengan pengamatan

terhadap objek sebenarnya menggunakan bahasa Lampung

2 Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)

a Hakikat Contextual Teaching and Learning (CTL)

Depdiknas (2003) menjelaskan bahwa CTL adalah konsep belajar yang membantu

guru mengaitkan antara materi yang dipelajari dengan situasi dunia nyata siswa

dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya

dengan penerapan dalam kehidupan mereka sehari-hari Menurut Sanjaya (2006

109) pendekatan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning)

adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses

keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari

dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong

siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka Hal ini berarti

pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat pada siswa bukan pada guru Guru

bukan sebagai sumber ilmu malainkan perancang fasilitator dan motivator

20

dalam pembelajaran Kelebihan pembelajaran menggunakan pendekatan CTL

menurut Nurhadi dkk (200432) dapat meningkatkan hasil dan keterlibatan siswa

dalam proses pembelajaran Kebaikannya sebagai berikut

1) Belajar akan lebih bermakna jika anak ldquomengalamirdquo apa yang

dipelajarinya dari pada ldquomengetahuinyardquo

2) Pembelajaran dapat membantu guru mengaitkan materi yang diajarkan

dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat

hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam

kehidupan mereka

3) Kontekstual merupakan pndekatan baru yang lebih memberdayakan siswa

tidak menghafal fakta tetapi mendorong siswa mengkonstruksikan

pengetahuan di benak mereka sendiri

4) Kontektual merupakan pembelajaran yang mengajak anak mengetahui

makna belajar dan menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang

diperolehnya untuk memecahkan masalah dalam kehidupan

Blanchara (2001 72) menyatakan bahwa pembelajaran kontekstual terjadi apabila

siswa menerapkan mengalami apa yang sedang dipelajarinya berhubungan

dengan kehidupan dan dunia nyata Center of Educations and Work at the

Univercity of Wisconsin-Madison (TEACHNET) mengeluarkan pernyataan

penting tentang CTL sebagai berikut

Contextual teaching and learning is conception of teaching and that helps

teacher relate subject ter content to real world situations and motivates

students to make connections between knowledge and its applications to

their lives as family members citizen and wokers and engange in the hard

work that learning requires (Johnson 2002 38-39)

Teachnet menekankan bahwa pembelajaran kontekstual merupakan strategi

pembelajaran yang mampu menolong guru menghubungkan isi pelajaran dengan

situasi dunia nyata CTL juga mampu memotivasi siswa dalam menghubungkan

antara pengetahuan yang diperoleh dengan aplikasinya dalam hidupnya baik

sebagai anggota keluarga masyarakat maupun dunia kerja

21

Pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual menuntut guru mampu

memotivasi siswa belajar dalam situasi dunia nyata dengan konsep belajar ini

siswa dapat menerapkan pengetahuan yang telah dimilikinya dengan materi yang

dipelajari sehingga pembelajaran diharapkan akan lebih bermakna

Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa pembelajaran kontekstual

adalah konsep belajar yang menghadirkan dunia nyata dan mendorong siswa

menghubungkan pengetahuan yang telah dimilikinya dengan penerapannya dalam

kehidupan sehari-hari Pada saat siswa memperoleh pengetahuan dan

keterampilan dari konteks yang terbatas saat itu pula sedikit demi sedikit siswa

mengkonstruksikan pemikirannya Hasil dari proses ini dijadikan siswa sebagai

bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya

Pembelajaran kontekstual mengakui bahwa ldquobelajarrdquo merupakan sesuatu yang

kompleks dan multi dimensional yang jauh melampaui berbagai metode belajar

lainnya yang hanya berorientasi pada latihan dan rangsangan tanggapan

(stimulus-respon) Pembelajaran kontekstual menganjurkan bahwa belajar hanya

terjadi jika siswa memproses informasi atau pengetahuan baru sedemikian rupa

sehingga dirasakan sesuai dengan kerangka pikiran yang dimilikinya (ingatan

pengalaman dan tanggapan)

Lebih lanjut Johnson (2006 25) menjelaskan CTL sebagai berikut

ldquoThe CTL system is an educational process that aims to help students see

meaning in the academic material they are studying in the

academicsubjects with the context of their daily lives that is with

thecontexst of the personal social and cultural circumstances To achieve

this aim the system encompasses the following eight components making

meaningful connections doing significans work self regulated learning

22

Collaborating critical and creative thingking nurturing the individual

reaching high standars using authentic assessmenrdquo

Pemahamanya hakikat CTL merupakan suatu proses pembelajaran yang bertujuan

membantu siswa melihat makna bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan

cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan sehari-hari yaitu dengan

konteks lingkungan pribadi sosial dan budaya menuntut siswa belajar bermakna

mengatur belajar sendiri bekerjasama berfikir kritis dan kreatif mencapai standar

yang tinggi

Zahorik (199914-22) menjelaskan ada lima elemen yang harus diperhatikan

dalam pembelajaran kontekstual (1) pengaktifan pengetahuan yang sudah ada

(activating knowledge) (2) pemerolehan pengetahuan baru kemudian

memperhatikan detailnya (3) pemahaman pengetahuan (understanding

knowledge) (4) mempraktekkan pengetahuan dan pengalaman (5) melakukan

refleksi (reflection knowledge)

Pendekatan CTL menurut Nurhadi (200431) memiliki tujuh komponen yaitu

konstruktivisme inquiry bertanya masyarakat belajar permodelan refleksi dan

penilaian sebenarnya Hal serupa diungkapkan oleh Sanjaya (2006113) bahwa

komponen-komponen pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran

Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah Construktivisme Inquiri

Questioning Learning community Modeling refleksi dan Authentic Assesment

Penerapan masing-masing komponen dapat dijelaskan sebagai berikut

23

1) Konstruktivisme

Merupakan aliran pembelajaran yang menuntut siswa untuk menyusun dan

membangun makna atas pengalaman baru yang didasarkan pada pengetahuan

tertentu (Hati 2007) Siswa membangun sendiri pengetahuan mereka dengan

terlibat aktif dalam proses pembelajaran Siswa ldquomengkonstruksirdquo bukan

ldquomenerimardquo pengetahuan Siswa menjadi ldquoSubjekrdquo bukan ldquoObjekrdquo belajar

Bentuknya adalah siswa mengerjakan sesuatu

a) menulis karangan deskripsi

b) mendemonstrasikan yakni bahasa komunikasi yang digunakan adalah

bahasa lampung

c) menciptakan ide karangan deskripsi sesuai yang diamati

d) memecahkan masalah

Tugas guru dalam hal ini adalah memfasilitasi proses belajar dengan menjadikan

pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa memberi kesempatan kepada

siswa untuk menemukan menerapkan idenya sendiri dan memotivasi siswa agar

menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar mengerjakan tugas

Implementasinya terdiri dari kegiatan menyebutkan mengidentifikasikan

mengkategorikan dan membuktikan Pada umumnya kita juga sudah menerapkan

filosofi ini dalam pembelajaran sehari-hari yaitu ketika kita merancang

pembelajaran dalam bentuk siswa bekerja praktek mengerjakan sesuatu

beraktifitas di dalam laboratorium membuat laporan ilmiah mendemonstrasikan

hasil kerja baik berupa laporan maupun hasil eksperimen di laboratorium

menciptakan ide dan sebagainya

24

2) Menemukan (Inquiry)

Kegiatan pembelajarannya diawali dengan pengamatan lalu berkembang

untuk memahami konsepfenomena Setelah itu siswa akan mengembangkan

dan menggunakan keterampilan berpikir kritis Siswa menemukan sendiri

pengetahuan dan keterampilan mereka melalui tahap

1) Mengamati atau melakukan observasi (observation)

2) Membaca referensi untuk informasi pendukung

3) Bertanya jawab dengan teman (questioning)

4) Menduga (hypotesis) dan memunculkan ide-ide baru

5) Mengumpulkan data sebanyak-banyaknya(data gathering)

6) Menganalisis menyimpulkan (conclusion) dan menyajikan hasil dalam

tulisan gambar dll

7) Siswa membuat laporan ilmiah sendiri

8) Siswa mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca

teman sekelas guru atau audien yang lain

9) Disampaikan pada orang lain untuk mendapat masukan

10) Melakukan refleksi

11) Menempelkan gambar karya tulis di mading majalah sekolah dsb

3) Bertanya (Questioning)

Suatu pembelajaran akan tampak hidup dan bergairah kalau disertai dengan tanya

jawab antara siswa dengan guru antara siswa dengan siswa lainnya antara siswa

dengan orang lain Manfaat tanya jawab dalam pembelajaran sangat banyak yaitu

untuk memotivasi siswa menghindari pembelajaran yang monoton Teknik

bertanya merupakan hal mendasar dalam pembelajaran kontekstual

25

Menurut Senduk (2004 45) bertanya merupakan suatu strategi yang

digunakan secara aktif oleh siswa untuk menganalisis dan mengeksplorasi

gagasan-gagasan Pendapat ini mengisyaratkan bahwa pilar bertanya dalam

pembelajaran kontekstual merupakan bagian penting karena merupakan

induk dari strategi pembelajaran Kegiatan bertanya yang dilakukan baik

oleh guru maupun oleh siswa Pertanyaan guru digunakan untuk

mengarahkan membimbing dan mengevaluasi cara berfikir siswa

Sedangkan pertanyaan siswa merupakan wujud keingintahuan (Hati 2007)

Dengan bertanya siswa dapat menggali informasi mengkonfirmasikan sesuatu

mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahui bertanya dapat

diterapkan saat berdiskusi kerja kelompok ketika mengamati dan saat

mengalami kesulitan Hampir pada semua aktifitas belajar questioning dapat

diterapkan

1) Antara siswa dengan guru

2) Antara guru dengan siswa

3) Antara siswa dengan siswa

4) Antara siswa dengan orang lain yang didatangkan ke kelas

4) Masyarakat Belajar (Learning Community)

Konsep learning community menyarankan agat hasil pembelajaran diperoleh dari

kerjasama dengan orang lain Hasil belajar diperoleh dari ldquosharingrdquo antar teman

antar kelompok dan antara yang tahu ke yang belum tahu Dalam pembelajaran

menggunakan pendekatan CTL guru disarankan selalu melaksanakan

pembelajaran dalam kelompok belajar Kelompok belajar atau sekelompok

26

komunitas yang berfungsi sebagai wadah komunikasi untuk berbagi pengalaman

dan gagasan (Hati 2007)

Mengutamakan kerjasama dengan orang lain atau kelompok dapat dilakukan jika

anggotanya mau saling mendengarkan tidak merasa paling tahu serta tidak segan

untuk bertanya kepada lainnya Prakteknya dapat terwujud dalam

1) Pembentukan kelompok kecil

2) Pembentukan kelompok besar

3) Mendatangkan bdquoahli‟ ke kelas

4) Bekerja dengan kelas sederajat

5) Bekerja dengan kelas di atasnya

6) Bekerja dengan masyarakat

Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang anggotanya heterogen yang pandai

mengajari yang lemah yang pandai belajar cepat membantu teman yang lamban

Hal ini dapat membantu siswa menuangkan deskripsi menggunakan kalimat

bahasa lampung yang tepat

5) Permodelan (Modeling)

Pengertian permodelan menurut Yasin (2004 49) merupakan suatu cara

mengaktualisasikan sesuatu yang abstrak Permodelan dapat juga dimaksudkan

untuk membahasakan gagasan yang dipikirkan mendemonstrasikan bagaimana

guru menginginkan para siswanya untuk belajar dan melakukan apa yang

diharapkan guru Jadi permodelan merupakan cara melakukan sesuatu

mempraktekkan cara mendeskripsikan sesuatu yang dilihat dan lain-lain Sebuah

pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu ada model yang bisa ditiru

27

dengan begitu guru memberi model tentang ldquobagaimana cara belajarrdquo Kegiatan

mendemonstrasikan suatu perbuatan agar siswa dapat mencontoh atau belajar

atau melakukan sesuatu sesuai dengan model yang diberikan (Hati 2007)

Model ini dapat dirancang dengan melibatkan media lingkungan misalnya guru

menunjukkan pohon kelapa sawit di halaman sekolah kemudian salah satu siswa

bisa ditunjuk untuk menyebutkan suatu kata dalam bahasa lampung yang

berhubungan dengan media tersebut Dalam pendekatan CTL guru bukan satu-

satunya model tetapi model dapat dirancang dengan melibatkan siswa

6) Refleksi (Reflection)

Refleksi merupakan respon terhadap sesuatu kejadian aktivitas atau pengetahuan

yang baru diterima contohnya

a) pertanyaan langsung tentang ketentuan apa saja yang boleh diamati

b) komentar siswa tentang pembelajaran hari itu

c) catatan atau konsep siswa

d) diskusi

e) hasil karya

Refleksi merupakan cara berfkir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir

kebelakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan masa lalu (Senduk 2004

510) Siswa memahami apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan

baru yang merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya

Refleksi merupakan respon terhadap kejadian aktivitas atau pengetahuan yang

baru diterima Pengetahuan yang bermakna diperoleh dari proses Pengetahuan

dimiliki siswa perlu diperluas melalui konteks pembelajaran yang kemudian

28

diperluas sedikit demi sedikit Siswa mencatat apa yang telah dipelajari dan

bagaimana menemukan ide-ide baru Pada akhir pembelajaran guru menyisakan

waktu untuk melakukan refleksi

Kegiatan dalam refleksi menurut Hati (2009) berupa melihat kembali atau

merespon suatu kejadian kegiatan dan pengalaman yang bertujuan untuk

mengidentifikasi hal-hal yang sudah diketahui dan hal-hal yang belum diketahui

agar dapat dilakukan suatu tindakan penyempurnaan Dapat juga dikatakan

sebagai respon terhadap kejadian aktivitas atau pengetahuan yang baru diterima

contohnya

1) Pertanyaan langsung tentang apa yang diperoleh hari itu

2) Komentar siswa tentang pembelajaran hari itu

3) Catatan atau jurnal dibuku siswa

4) Diskusi

5) Hasil karya

Penerapan refleksi menurut Nurhadi (2004 51) memiliki ciri sebagai berikut (a)

pernyataan langsung tentang apa-apa yang diperolehnya hari itu (b) catatan atau

buku jurnal di buku siswa (c) kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari

itu (d) diskusi (e) hasil karya (f) cara-cara lain yang ditempuh guru untuk

mengarahkan siswa pada pemahaman mereka tentang materi yang dipelajari Jadi

reflection adalah kegiatan memikirkan apa yang telah terjadi dalam pembelajaran

dan memberikan masukan perbaikan jika diperlukan

29

7) Penilaian yang Sebenarnya (Autentic Assessment)

Agar penilaian yang dilakukan benar-benar menggambarkan keadaan siswa yang

sebenarnya perlu dilakukan suatu penilaian yang mampu mengukur keadaan

siswa yang sebenarnya Siswa tidak hanya dinilai dari satu aspek melainkan dari

berbagai aspek sehingga data yang didapat bisa menggambarkan keadaan siswa

yang sebenar proses

Penilaian autentik memiliki beberapa karakteristik menurut Senduk (2004 52)

penilaian autentik memiliki ciri-ciri sebagai berikut (a) harus mengukur semua

aspek pembelajaran (b) dilaksanakan selama dan sesudah pembelajaran (c)

menggunakan berbagai cara dan berbagai sumber (d) tes hanya salah satu alat

pengumpul data penilaian (e) tugas-tugas yang diberikan kepada siswa harus

mencerminkan bagian-bagian dari kehidupan siswa

Berdasarkan pendapat tersebut penilaian autententik merupakan proses

pengumpulan berbagai data yang bisa menggambarkan perkembangan siswa

Penilaian ini menekan pada perkembangan kemampuan siswa dalam memahami

dan mempelajari pengetahuan atau keterampilan Penilaian ini dilakukan dengan

berbagai cara yaitu pemberian tugas proses pembelajaran kinerja performan

hasil karya atau produk dan sebagainya

Autentic Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa

memberikan gambaran perkembangan belajar siswa dan perlu diketahui oleh guru

untuk bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan

benar Penekanannya pada assesment dalam proses pembelajaran data yang

dikumpulkan diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan siswa pada saat

30

melakukan proses pembelajaran Kemajuan belajar dinilai dari proses

pembelajaran bukan melalui hasil

Karakteristik assessment adalah (a) dilaksanakan selama dan sesudah proses

pembelajaran berlangsung (b) bisa digunakan untuk formatif dan sumatif (c)

yang diukur keterampilan dan performansi bukan fakta (d) berkesinambungan (e)

terintegrasi (f) dapat digunakan sebagai feed back Bentuk-bentuk penilaian

autentik fortofolios story reteling interview video tape evaluation of

performance audio tepe evaluation of reading teacher observations close test

Dalam hal iniakan dilakukan penilaian terhadap aktivitas siswa selama proses

pembelajaran dan produk tulisan deskripsi siswa dalam bahasa lampung

b Perbedaan Pendekatan kontestual dengan Pendekatan Konvensional

Menurut pendapat Nurhadi (2003 7) terdapat perbedaan antara pendekatan CTL

dan konvensional yaitu

No Pendekatan CTL

Pendekatan Konvensional

1 Siswa secara aktif terlibat dalam

proses pembelajaran

Siswa adalah penerima informasi

secara pasif

2 Siswa belajar dari teman melalui

kerja

Siswa belajar secara individual

3 Pembelajaran dikaitkan dengan

kehidupan nyata atau masalah

yang disimulasikan

Pembelajaran sangat abstrak dan

teoritis

4 Perilaku dibangun atas kesadaran

diri

Perilaku dibangun atas kebiasaan

5 Hadiah untuk perilaku baik adalah

kepuasan diri

Hadiah untuk perilaku baik adalah

pujian atau nilai (raport)

6 Keterampilan dikembangkan atas

dasar pemahaman

Keterampilan dikembangkan atas

dasar latihan

7 Seseorang tidak melakukan yang

jelek karana dia sadar hal itu keliru

dan merugikan

Seorang tidak melakukan yang jelek

karena dia takut hukuman

8 Bahasa diajarkan dengan Bahasa diajarkan dengan pendekatan

31

pendekatan komunikatif yakni

siswa diajak menggunakan bahasa

dalam monteks nyata

struktural rumus diterangkan sampai

paham kemudian dilatihkan (drill)

9 Pemahaman rumus dikembangkan

atas dasar skemata yang sudah ada

dalam diri siswa

Rumus itu ada di luar diri siswa yang

harus diterangkan diterima

dihafalkan dan dilatihkan

10 Pemahaman rumus relatif berbeda

antara siswa yang satu dengan

yang lainnya sesuai dengan

skemata siswa

Rumus adalah kebenaran absolut

hanya ada dua kemungkinan yaitu

pamahaman rumus yang salah atau

yang benar

11 Siswa menggunakan kemampuan

berfikir kritis terlibat penuh dalam

mengupayakan terjadinya proses

pembelajaran yang efektif ikut

bertanggung jawab atas terjadinya

proses pembelajaran yang efektif

dan membawa skemata masing-

masing ke dalam proses

pembelajaran

Siswa secara fasif menerima rumus

atau kaidah (membaca mendengar

mencatat menghafal) tanpa

memberikan kontribusi ide dalam

proses pembelajaran

No Pendekatan CTL

Pendekatan Konvensional

1 Pengetahuan yang dimiliki

manusia dikembangkan oleh

manusia itu sendiri Manusia

menciptakan atau membangun

pengetahauan dengan cara

memberi arti dan memahami

pengalamannya

Pengetahuan adalah penangkapan

terhadap serangkaian fakta konsep

atau hukum yang berada di luar diri

manusia

2 Ilmu pengetahuan dikonstruksi

oleh manusia sendiri sementara

manusia selalu mengalami

peristiwa baru maka

pengetahuantidak pernah stabil

selalu berkembang

Kebenaran bersifat absolut dan

pengetahuan bersifat final

3 Siswa diminta bertanggung jawab

memonitor dan mengembangkan

pembelajaran mereka masing-

masing

Guru adalah penentu jalannya proses

pembelajaran

4 Penghargaan terhadap pengalaman

siswa sangat diutamakan

Pembelajaran tidak memperhatikan

pengalaman siswa

5 Hasil belajar diukur dengan

berbagai cara proses bekerja hasil

karya penampilan rekaman tes

dan lain-lain

Hasil belajar diukur hanya dengan tes

6 Pembelajaran terjadi diberbagai Pembelajaran hanya di dalam kelas

32

tempat konteks dan setting

7 Penyesalan adalah hukuman dari

perilaku jelek

Sanksi adalah hukuman dari perilaku

jelek

8 Perilaku baik berdasar motivasi

intrinsik

Perilaku baik berdasar motivasi

ekstrinsik

9 Seorang berperilaku baik karena

dia yakin itulah yang terbaik dan

bermanfaat

Seseorang berperilaku baik karena

terbiasa melakukan begitu Kebiasaan

ini dibangun dengan hadiah yang

menyenangkan

c Beberapa Hal Penting Dalam Pembelajaran CTL

Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL harus memperhatikan hal-

hal yang yang terkait baik berkaitan dengan konsep langkah-langkah maupun

pelaksanaan pembelajaran dengan CTL Contextual Teaching and Learning

(CTL) menurut Clifford dan Wilson (20002) adalah pendekatan dalam

pembelajaran yang dapat membantu siswa menemui ketuntasan belajar

berdasarkan kompetensi yang telah ditetapkan Siswa dapat dikatakan tuntas

belajar jika ia dapat berguna dan mampu mengaplikasikan pengetahuannya

terhadap lingkungan sekitar kehidupannya baik masa kini maupun masa depan sebagai

seorang anggota keluarga warga negara dan pekerja atau karyawan

CTL dikatakan efektif digunakan dalam pembelajaran karena (Clifford dan

Wilson 20002)

1 emphasizes problem-solving

2 recognizes the need for teaching and learning to occur in multiple

contexts

3 teaches students to become self-regulated learners

4 anchors teaching in students‟ diverse life contexts

5 encourages students to learn from each other in interdependent

groups and

6 Employs authentic assessment

33

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran dengan Contextual Teaching

Learning terutama berkaitan dengan pembelajaran Bahasa Lampung adalah

sebagai berikut

1 CTL adalah model pembelajaran yang menekankan aktivitas siswa secara

penuh baik fisik maupun mental

2 CTL memandang bahwa belajar bukan menghafal akan tetapi proses

berpengalaman dalam kehidupan nyata

3 Kelas dalam pembelajaran CTL bukan sebagai tempat untuk memperoleh

informasi akan tetapi sebagai tempat untuk menguji data hasil temuan

mereka dilapangan

4 Materi pelajaran ditemukan oleh siswa sendiri bukan hasil pemberian dari

orang lain (Sanjaya 2006125)

3 Media Pembelajaran

Media berasal dari kata ldquomediumrdquo yang berasal dari bahasa latin ldquomediusrdquo yang

berarti ldquotengah atau sedangrdquo Pengertian media ini mengarah pada sesuatu yang

menjadi penghantar untuk meneruskan suatu informasi dan sumber informasi

kepada penerima informasi Dalam bahasa Arab media adalah perantara atau

pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan ringkasnya media adalah

alat untuk menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran Arsyad

(2005 54) mengartikan media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan

untuk menyampaikan pesan informasi

Heinich dalam Arsyad (2005 82) menyatakan media sebagai perantara yang

mengantar informasi apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi

34

yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud pengajaran Hamidjojo

dalam Latuheru mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah media yang

penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran (biasanya sudah

dituangkan dalam GBPP atau silabus) yang dimaksudkan untuk mempertinggi

kegiatan belajar Media pembelajaran adalah bahan alat maupun metode teknik

yang digunakan dalam kegiatan belajar dengan maksud agar proses interaksi

komunikasi edukatif antara siswa dan sumber belajar dapat berlangsung secara

tepat guna dan berdaya guna Jadi media yang dimanfaatkan untuk belajar adalah

lingkungan yang terdekat dengan siswa

ldquoNational Education Assosiationrdquo memberi definisi media sebagai bentuk-bentuk

komunikasi baik tercetak maupun audio visual dan peralatannya dengan demikian

dapat dimanipulasi dilihat didengar atau dibaca Menurut Lohan dalam

Sihkabuden (999 58) media suatu sarana atau chanel sebagai perantara antara si

pemberi pesan kepada penerima pesan

Menurut Olson dalam Budiningsih (2005 62) mendefinisikan media sebagai

teknologi untuk menyajikan merekam membagi dan mendistribusikan simbol

dengan melalui rangsangan indera tertentu disertai penstrukturan informasi

Gagne dalam Sagala (2005 281) menyatakan bahwa media pendidikan adalah

berbagai jenis komponen lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar

Briggs dalam yang sama lebih lanjut menyatakan bahwa media pembelajaran

adalah sarana untuk memberikan perangsang bagi si belajar supaya proses belajar

terjadi

Sardiman (2006 205) menyatakan bahwa

35

media pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam tiga golongan

Pertama adalah alat-alat yang merupakan benda sebenarnya yang

memberi pengalaman langsung dan nyata Kedua alat-alat yang

merupakan benda pengganti yang seringkali dalam bentuk tiruan dari

benda sebenarnya memberikan pengalamannbuatan atau tidak langsung

Ketiga bahasa lisan maupun tertulis memberikan pengalaman melalui

berbahasa

Secara umum peranan media dalam proses pembelajaran dapat

a menghemat waktu belajar

b memudahkan pemahaman

c meningkatkan perhatian siswa

d meningkatkan aktivitas siswa

e mempertinggi daya ingat siswa

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas bahwa media pembelajaran adalah segala

sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima

serta dapat merangsang pikiran perasaan perhatian dan kemauan si belajar

sehingga dapat memotivasi terjadinya belajar yang baik dengan sengaja

bertujuan dan terkendali Media pembelajaran sebagai salah satu komponen

sumber dan merupakan bagian integral dari keseluruhan komponen pembelajaran

menempati posisi yang penting dan akan turut menentukan keberhasilan

penyelenggaraan pembelajaran

Pada kenyataannya pengembangan dan penerapan media pembelajaran

diharapkan dapat memotivasi belajar terhadap pembelajaran sehingga berdampak

pula pada peningkatan hasil belajarnya Selaras dengan perkembangan ilmu

pengetahuan maka guru harus mampu mengembangkan media pembelajaran

secara bervariasi baik yang dirancang khusus (by design) maupun dengan

36

memanfaatkan (by utilization) sejumlah media yang telah ada Dengan demikian

media pendidikan dan media pengajaran dirangkum saja dengan media

pembelajaran

Kegunaan media dalam pembelajaran menurut Miarso (2005 536)

(a) Media mampu memberikan rangsangan yang bervariasi kepada otak

kita sehingga otak kita dapat berfungsi secara optimal (b) Media dapat

mengatasi keterbatasan pengamatan yang dimiliki oleh siswa (c) Media

dapat melampaui batas ruang kelas (d) Media memungkinkan adanya

interaksi langsung antara siswa dan lingkungan (e) Media menghasilkan

keseragaman pengamatan (f) Media membangkitkan keinginan dan minat

baru (g) Media membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar

(h) Media memberikan pegalaman yang integral menyeluruh dari sesuatu

yang konkret maupun yang abstrak (i) Media memberikan kesempatan

untuk belajar mandiri (j) Media meningkatkan keterbacaan baru

(membedakan dan menafsirkan objek) (k) Media mampu meningkatkan

efek sosialisasi (l) Meningkatkan kemampuan ekspresi diri guru maupun

siswa

Kriteria pemilihan media menurut Arsyad (2005 39) sebagai berikut (a) sesuai

dengan tujuan yang ingin dicapai (b) tepat untuk mendukung isi pelajaran yang

sifatnya fakta konsep prinsip atau generalisasi (c) praktis luwes dan bertahan

(d) guru trampil menggunakannya (e) pengelompokan sasaran (f) mutu teknis

(memiliki persyaratan teknis yang tertentu)

Tiga kategori media menurut Haney dan Ullmer yang dikutip Miarso (200525)

yaitu

(1) Media Penyaji Grafis bahan cetak dan gambar diam Proyeksi diam

Audio kaset Audio ditambah visual diam Gambar hidup film Televisi

Multi media (2) Media Objek Objek sebenarnya alami (hidup dan tak

hidup) buatan gedung mesin-mesin alat-alat komunikasi jaringan

transportasi dan semua benda yang dibuat Objek pengganti replika

model dan benda tiruan (3) Media Interaktif memperhatikan penyajian

objek dan berinteraksi (internet komputer)

37

Media yang akan digunakan dalampenelitian ini adalah media objek sebenarnya

alami hidup dan tak hidup yang terdapat di lingkungan sekitar sekolah yaitu

sugai gunung kebun pantai dan benda-benda tak hidup lainnya

4 Pembelajaran Menulis Deskripsi Berbahasa Lampung Menggunakan CTL

Bahasa Lampung adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat penuturnya

yaitu suku Lampung dalam berkomunikasi dan mengaktualisasikan diri dalam

kehidupan sehari-hari Pakar linguistik deskriptif biasanya mendefinisikan bahasa

sebagai satu sistem lambang bunyi yang bersifat arbiter kemudian lazim ditambah

dengan yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat untuk berinteraksi

dan mengidentifikasikan dirirdquo (Chaer 1997 68) Nababan (1999 96)

mengemukakan bahwa bahasa memiliki empat fungsi yaitu fungsi kebudayaan

kemasyarakatan perorangan dan pendidikan

Fungsi kebudayaan meliputi tiga hal yaitu pelestarian kebudayaan

pengembangan kebudayaan dan inventarisasi ciri-ciri kebudayaan Fungsi

kemasyarakatan meliputi ruang lingkup dan bidang pemakaian Fungsi perorangan

meliputi fungsi instrumental kepribadian pemecahan masalah khayalan dan

informatif Fungsi pendidikan meliputi fungsi integratif instrumental kultural dan

penalaran

Fungsi dan tujuan pembelajaran bahasa Lampung untuk membelajarkan siswa

didik dalam belajar bahasa Lampung dan berfungsi memberikan kemampuan

menggunakan bahasa Lampung bagi kepentingan berpikir merasa dan

38

berkomunikasi dalam kehidupan budaya masa kini sebagai lanjutan dari

kehidupan masa lalu dengan memperhatikan peristiwa penggunaannya

Pada proses pembelajaran berlangsung guru memotivasi siswa melakukan

pengamatan terhadap gambar kemudian mengungkapkan hasil pengamatannya

melalui deskripsi Siswa menulis deskripsi sesuai dengan kaidah bahasa

Lampung baik ejaan struktur maupun kosa kata Dengan demikian pembelajaran

dalam terlaksana dengan mengoptimalkan masyarakat belajar dalam pembelajaran

bahasa Lampung dengan pendekatan CTL

Pembelajaran bahasa Lampung meliputi pengenalan pemahaman dan

keterampilan mencakup unsur bahasa Lampung (Depdikbud Provinsi Lampung

2003 16) yaitu

a) Lafal dan ejaan yang berkenaan dengan lafal yang baik dan ejaan yang

sesuai dengan pedoman Ejaan Bahasa Lampung

b) Struktur yang berkenaan dengan bebtuk kata frase dan kalimat Bahasa

Lampung yang baik dan yang diterima bukan teoritis

c) Kosa kata yang berkenaan dengan kata-kata bahasa lampung dari berbagai

lingkungan kehidupan yang diperlukan sebagai alat berpikir merasa dan

berkomunikasi dengan lancar

d) Wacana berkenaan dengan karangan jenis narasi deskripsi eksposisi

argumentasi dan drama

Lebih lanjut dijelaskan pokok-pokok bahasan pembelajaran mencerminkan

kegiatan berbahasa dalam bahasa Lampung khususnya menulis adalah

pembelajaran menulis untuk mengomunikasikan gagasan perasaan dan pesan

dengan bahasa Lampung secara tertulis baik dalam bentuk prosa atau puisi

maupun dalam berbagai jenis karangan seperti pada karangan deskripsi berbahasa

Lampung

39

Pembelajaran menulis disesuaikan dengan ketentuan menulis Hamer (1999 48)

mengatakan bahwa dalam keterampilan menulis harus diperhatikan beberapa hal

misalnya penyusunan kalimat menjadi paragraf bagaimana paragraf digabungkan

dan dikelompokan sehingga menjadi tulisan yang koheren Penerapan

pembelajaran pendekatan kontekstual (CTL) dalam penelitian ini adalah guru

mendesain proses pembelajaran menulis teks deskripsi berbahasa Lampung

dengan memanfaatkan lingkungan sebagai media Mengonstruksi pengetahuan

siswa sedikit demi sedikit sehingga pengetahuannya bermakna dalam proses

menemukan bertanya masyarakat belajar memberi permodelan melaksanakan

refleksi dalam pembelajaran dan melaksanakan penilaian autentik

5 Prestasi Belajar

a Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi adalah istilah yang diambil dari bahasa Belanda ldquoprestatierdquo yang berarti

hasil usaha Kata prestasi dalam berbagai penggunaan selalu dihubungkan dengan

aktivitas tertentu Prestasi belajar adalah kemampuan nyata yang dapat langsung

diukur dengan tes tertentu dan dapat dihitung hasilnya menurut Zainal dalam

Sagala (2005 101) bahwa ldquoPrestasi merupakan kemampuan siswa yang dapat

dicapai saat dilakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa

terhadap berbagai hal yang pernah dilatihkan diajarkan sudah dapat diperoleh

gambaran yang nyata tentang pencapaian program pembelajaran secara

menyeluruhrdquo

Di samping itu menurut Wittrock dalam Latuheru (1999 46) ldquoprestasi belajar

adalah suatu terminology yang menggambarkan suatu proses perubahan melalui

40

pengalaman Proses tersebut mempersyaratkan perubahan yang relative permanen

berupa sikap pengetahuan informasi kemampuan dan keterampilan melalui

pengalamanrdquo

Skiner dengan teori operant conditioning sebagaimana dikutip Gredler (dalam

Slameto 2003 49) mengatakan bahwa prestasi belajar merupakan respon

tingkah laku yang baru Walaupun Skiner mengatakan demikian namun pada

dasarnya respon yang baru itu sama pengertiannya dengan tingkah laku

pengetahuan sikap keterampilan yang baru

Prestasi menurut Hamalik (198384) adalah perubahan tingkahlaku yang

diharapkan kepada murid setelah diadakan proses belajar mengajar Sedangkan

menurut Yusuf (198224) prestasi adalah tingkatan kepandaian keterampilan yang

telah dicapai setelah melakukan kegiatan pekerjaan atau latihan itu sendiri

Menurut Adi Nugroho prestasi adalah segala jenis pekerjaan yang berasil dan

prestasi itu menunjukkan kecakapan Selanjutnya Purwadarminto menyebutkan

bahwa prestasi adalah hasil yang dicapai sebaik-baiknya menurut kemampuan

anak pada waktu tertentu terhadap hal-hal yang dikerjakan dilakukan

Reigeluth dalam yang sama berpendapat prestasi belajar dapat juga dikatakan

sebagai pengaruh yang memberikan suatu ukuran nilai dari metode (strategi)

alternatif dalam kondisi yang berbeda ada hasilnyata dan diinginkan Hasil nyata

hasil-hasil kehidupan nyata dari menggunakan metode (strategi) spesifik dalam

kondisi yang spesifik pula sedangkan hasil yang diinginkan adalah tujuan-tujuan

(goals) yang umumnya berpengaruh pada pemilihan suatu metode

41

Ini berarti prestasi belajar sangat erat kaitannya dengan metode (strategi) yang

digunakan pada sesuatu kondisi (pembelajaran) tertentu Semakin ketepatan

pemilihan metode atau strategi (pembelajaran) pada suatu kondisi semakin baik

hasil belajar Selanjutnya juga mengatakan secara spesifik hasil belajar adalah

suatu kinerja (peformance) yang diindikasikan sebagai suatu kapabilitas

(kemampuan) yang diperoleh Hasil belajar tersebut selalu dinyatakan dalam

bentuk tujuan-tujuan khusus perilaku (unjuk kerja)

Muhibin (1997141) menyebutkan bahwa prestasi belajar merupakan taraf

keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah dinyatakan

dalam bentuk skor yang diperoleh hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran

tertentu Demikian pula pendapat Albach Arnove dan Kelly (1999201) bahwa

prestasi belajar hanya ukuran keberhasilan di sekolah tidak termasuk keberhasilan

dalam keluarga dan masyarakat Davis dalam Slameto (198521) berpendapat

bahwa prestasi belajar adalah pengetahuan yang diperoleh siswa sebagai hasil dari

pembelajaran

Pendapat-pendapat di atas menunjukkan bahwa prestasi belajar dipergunakan

untuk menyebut berbagai macam hasil kegiatan atau usaha Hal ini sesuai dengan

kenyataan yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari Istilah prestasi

belajar sering digunakan untuk menyebut hasil yang dicapai dalam berbagai

kegiatan misalnya prestasi olahraga prestasi seni prestasi kerja prestasi belajar

prestasi usaha dan sebagainya

42

Berdasarkan uraian di atas prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari

proses belajar mengajar yaitu penguasaan perubahan emosional atau perubahan

tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu Prestasi belajar sering

dipergunakan dalam arti yang sangat luas seperti prestasi belajar dalam ulangan

harian prestasi pekerjaan rumah prestasi belajar tengah semester prestasi akhir

semester dan sebagainya

Cara yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat prestasi belajar adalah

dengan menggunakan tes Tes prestasi dapat digunakan sebagai suatu tes

diagnosis yang dirancang untuk membuktikan mengenai gambaran kelebihan dan

kekurangan siswa

Pada proses pembelajaran prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari

pembelajaran yang meliputi penguasaan perubahan emosional dan perubahan

tingkah laku yang dapat diukur dengan tes objektif maupun tes uraian Dengan

demikian prestasi belajar Bahasa Lampung adalah prestasi belajar siswa pada tes

ujian akhir semester atau pada Konpetensi Dasar pada mata pelajaran Bahasa

Lampung

Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

Bahasa Lampung merupakan tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari

pelajaran Bahasa Lampung di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang

diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi tertentu

Prestasi belajar memiliki beberapa kategori Gagne (19925)

mengklasifikasikannya menjadi lima kategori yakni 1) Intellectual skill 2)

Cognitive strategies 3) Verbal information 4) Motor skill dan 5) Attitudes

43

1) Keterampilan intelektual

Kemampuan ini merupakan keterampilan yang membuat seseorang secara

cakap berinteraksi dengan lingkungan melalui penggunaan lambang-lambang

2) Strategi kognitif

Kemampuan yang mengatur cara bagaimana si belajar mengelola belajarnya

3) Informasi verbal

Kemampuan ini berupa perolehan label atau nama fakta dan pengetahuan yang

sudah tersusun rapi

4) Keterampilan motorik

Kemampuan yang mendasari pelaksanaan perbuatan jasmaniah secara mulus

5) Sikap

Kemampuan yang mempengaruhi pilihan tindakan yang akan diambil

Lebih lanjut Bloom dan kawan-kawan sebagai mana dikutip oleh Degeng dalam

Hamalik (2004 90) mengklasifikasikan prestasi belajar menjadi 3 (tiga) domain

atau ranah yaitu rdquoranah kognitif psikomotor dan afektifrdquo ranah kognitif

menaruh perhatian pada pengembangan kapabilitas dan keterampilan intelektual

ranah psikomotor berkaitan dengan kegiatan-kegiatan manipulatif atau

keterampilan motorik dan ranah efektif berkaitan dengan pengembangan

perasaan sikap nilai dan emosirdquo Ketiga ketegori prestasi belajar itu mempunyai

aspek masing-masing

Kognitif aspek-aspek dari domain ini terdiri dari pengetahuan pemahaman

penerapan analisis sintesis dan evaluasi Afektif domain ini terdiri dari aspek-

aspek penerimaan tanggapan penilaian pengorganisasian dan pengarahan

44

Psikomotorik terdiri dari beberapa aspek kemampuan gerak refleks kemampuan

gerak dasar kemampuan perseptual kemampuan fisik kemampuan gerak

terampil dan kemampuan gerak komunikatif

Dapat diasumsikan bahwa untuk menghasilkan kategori kapabilitas atau kelima

ranah prestasi belajar tersebut sedikitnya banyak ditentukan atau dipengaruhi oleh

faktor internal seperti pengetahuan prasyarat atau kemampuan awal dari masing-

masing kategori hasil belajar yang dimiliki oleh siswa yang berkaitan dengan

kapabilitas atau keterampilan yang sedang dipelajari baru

Gagne (199266) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses untuk

memperoleh motivasi dalam pemngetahuan keterampilan kebiasaan dan tingkah

laku Belajar adalah suatu aktivitas yang melibatkan bukan hanya penguasaan

kemampuan akademik baru saja melainkan juga perkembangan emosional

interksi sosial dan perkembangan kepribadian Menurut Gagne (19923) belajar

adalah perubahan dalam diri manusia atau kemampuan yang berlangsung selama

satu masa waktu yang tidak semata-mata disebabkan oleh perubahan

pertumbuhan

Jenis perubahan yang dimaksud dalam belajar ini meliputi perubahan tingkah laku

setelah siswa mendapatkan berbagai pengalaman dalam proses pembelajaran

Pengalaman tersebut akan menyebabkan proses perubahan pada diri sibelajar

dengan kata lain bahwa proses belajar senantiasa merupakan perubahan

tingkahlaku dan terjadi karena pengalaman

45

Yang dimaksud prestasi belajar siswa dalam penelitian ini adalah prestasi yang

ditunjukkan siswa setelah dilakukan pembelajaran jika prestasi belajar mengalami

peningkatan maka siswa dapat dinyatakan mencapai prestasi belajar atau

mengalami peningkatan setelah mengalami belajar jika tidak prestasi belajar tidak

tercapai atau belum tuntas

Memperhatikan pernyatan tersebut belajar merupakan upaya siswa untuk

memahami materi ajar yaitu menulis deskripsi bahasa Lampung sesuai dengan

aturan penulisan atau kaidah bahasa diharapkan siswa memiliki pengetahuan dan

kemampuan dan dapat mengaplikasikan serta melaksanakan nilai positif dalam

kehidupan sehari-hari Dipahaminya suatu ilmu dalam proses pembelajaran akan

tercermin melalui hasil evaluasi Penggunaan pendekatan CTL media dan alat

belajar yang tepat dalam pembelajaran akan sangat membantu siswa belajar

Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa penggunaan pendekatan media dan alat

dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi hasil belajar siswa dapat menjadi

aktif belajar berkolaborasi dan belajar dalam waktu yang telah ditentukan pesan

dapat disalurkan dapat merangsang berpikir perhatian minat siswa sehingga

proses belajar berlangsung dengan baik Pemahaman siswa terhadap materi

mengarah pada tercapainya tujuan pembelajaran dan mencapai prestasi yang

tinggi

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

adalah berupa pengetahuan keterampilan nilai dan sikap sesuai tujuan atau

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diharapkan diperoleh setelah melalui proses pembelajaran

46

Pretasi belajar yang dimaksudkan peneliti adalah perolehan dari proses

pembelajaran yang mencakup ranah kognitif afektif dan psikomotorik mencapai

lebih besar atau sama dengan KKM pelajaran bahasa Lampung dari tujuan

pembelajaran yang diturunkan dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diperoleh siswa melalui interaksi dengan lingkungan belajar

dan suatu kondisi pembelajaran materi menulis deskripsi yang dirancang guru

sebagai fasilitator

c Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal

Standar nasional Pendidikan (Depdiknas 2008 5) menyatakan bahwa Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) adalah kriteria tertentu yang digunakan untuk

menentukan kelulusan peserta didik KKM ditentukan oleh kelompok guru mata

pelajaran pada awal tahun pelajaran dan menjadi acuan bagi pendidik dan peserta

didik KKM setiap standar kompetensi merupakan rata-rata KKM kompetensi

dasar KKM setiap kompetensi dasar merupakan rata-rata KKM dari indikator

yang terdapat dalam kompetensi dasar tersebut Penentuan KKM didasarkan pada

tiga unsur

Pertama Tingkat kompleksitas Kesulitan kerumitan setiap indikator

kompetensi dasar dan standar kompetensi yang harus dicapai peserta didik Suatu

indikator dikatakan memliliki tingkat kompleksitas tinggi apabila dalam

pencapaiannya didukuoleh sekurang-kurangnya satu dari sejumlah kondisi sebagai

berikut

1) Guru yang memahami dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan

pada peserta didik

47

2) guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang

bervariasi

3) Guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang

diajarkan

4) Peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi

5) Peserta didik yang cakap terampil menerapkan monsep

6) Peserta didik yang cermat kreatif dan inovatif dalam penyelesaian tugas

pekerjaan

7) Waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena memiliki

tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi sehingga dalam proses

pembelajarannya memerlukan pengulangan latihan

8) Tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar peserta

didik dapat mencapai ketuntasan belajar

Kedua Kemampuan daya pendukung meliputi a Sarana dan prasarana

peendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dicapai peserta

didik seperti perpustakaan laboratorium dan alat bahan untuk proses

pembelajaran b Ketersediaan tenaga manajemen sekolah dan kepedulian

stakeholders sekolah

Ketiga Tingkat Kemampuan (intake) rata-rata peserta didik di sekolah yang

bersangkutan Penetapan intake di kelas V dapat didasarkan pada nilai prestasi

rata-rata siswa saat kenaikan kelas atau dikelas sebelumnya yaitu kelas IV

KKM mulok Bahasa Lampung kelas V sesuai yang telah ditetapkan dalam

Kurikulum Sekolah atau KTSP SDN 1 Sukarame Dua Bandar Lampung Tahun

48

Pelajaran 20092010 adalah 65 KKM ini akan dijadikan tolak ukur evaluasi

keberhasilan siswa belajar apakah siswa telah mencapai ketuntasan atau belum

baik secara individual maupun secara klasikal

B Teori Belajar Bahasa dan Pembelajaran

1 Hakikat Belajar Bahasa

Dalam teori belajar konstruktivistik dikemukakan bahwa pembelajaran sebagai

proses mengkonstruksi pengetahuan yang menghubungkan yang sudah ada

dengan yang dipelajari Seperti dijelaskan Paul Suparno dalam Sardiman (2006

175) belajar merupakan proses aktif dari subyek belajar untuk mengkonstuksi

makna sesuatu entah itu teks kegiatan dialog pengalaman fisik dan lain-lain

Belajar merupakan mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau

bahkan yang dipelajarinya dengan pengertian yang sudah di miliki sehingga

pengertiannya menjadi berkembang

Guru sebagai pemrakarsa harus memberi peluang yang optimal bagi siswa Niat

dan kendali belajar sepenuhnya ada pada siswa (Budiningsih 2005 59))

Sehingga guru tidak mentransfer pengetahuan yang dimiliki melainkan membantu

siswa membentuk pengetahuannya sendiri Menurut teori konstruktivisme prinsip

yang paling penting dalam psikologi pendidikan bahwa guru tidak hanya sekedar

memberikan pengetahuan kepada siswa Siswa harus membangun sendiri

pengetahuan di benaknya Guru dapat memberi kemudahan untuk proses ini

dengan memberi kesempatan siwa untuk menentukan atau menerapkan ide-ide

mereka sendiri dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan

strategi mereka sendiri Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa

49

siswa ke pemahaman yang lebih tinggi dengan catatan siswa sendiri yang harus

memanjat anak tangga tersebut (Nur 1998 8)

Cunstruktivism approach is a view that emphasizes the active role of learner in

building understanding and making sesnse of information (Woodfolk 2004 313)

Konstruktivisme belajar menekankan pada peran aktif si belajar (learner) dalam

membangun pemahaman dan memakai suatu informasi Konstruktivis

memfokuskan pada peran siswa secara individu untuk membangun struktur

kognitif mereka ketika menginterpretasikan pengalaman-pengalaman pada situasi

belajar tertentu

Lebih lanjut Bruner dalam Sagala (2005 218) menjelaskan inti dari belajar

adalah cara-cara bagaimana orang memilih mempertahankan dan

mentransformasi secara efektif Dalam proses belajar ada 3 fase yaitu (1)

Informasi dalam tiap pelajaran kita memperoleh informasi ada yang menambah

pengetahuan yang telah kita miliki ada yang memperluas dan memperdalamnya

ada pula yang bertentangan dengan apa yang telah kita ketahui sebelumnya (2)

Transformasi informasi harus dianalisis diubah atau ditransformasi ke dalam

bentuk yang lebih abstrak atau konseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal

yang lebih luas (3) Evaluasi kemudian kita nilai hingga pengetahuan yang

diperoleh itu dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain

Masih dalam yang sama Piaget seorang psikolog Swiss berpendapat bahwa

belajar mengandung makna sebagai perubahan stuktural yang saling melengkapai

antara asimilasi dan akomodasi dalam proses menyusun kembali dan mengubah

apa yang telah diketahui melalui belajar

50

Hal ini didukung pula oleh Gagne dalam Slameto (2003 122) menjelaskan

ldquoBelajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia

belajar bisa terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi

ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya

(peformance-nya) berubah dari waktu ke waktu dan berkeyakinan bahwa

belajar dipengaruhi faktor dari dalam diri dan dari luar dimana keduanya

berinteraksirdquo

Senada dengan tersebut Merrill dan Smorgansbord dalam Yulaelawati (2004

122) menyatakan bahwa

belajar merupakan proses pembangunan pengetahuan berdasarkan

pengalaman atau pengetahuan yang telah ada sebelumnya belajar

merupakan penafsiran seseorng tentang dunia Belajar merupakan proses

yang aktif dimana pengetahuan dikembangkan berdasarkan pengalaman

dan perundingan (negoisasi) makna melalui berbagai informasi atau

mencari kesepakatan dari berbagai pandangan melalui interaksi atau

kerjasama dengan orang lain Belajar perlu disituasikan dalam latar

(seting) yang nyata

Kemudian menurut Gredler dalam Dimyati (1999 72) belajar adalah proses

seseorang memperoleh berbagai kecakapan keterampilan dan sikap menurut

Winkel dalam yang sama belajar merupakan suatu aktivitas mental psikis yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman keterampilan dan nilai

sikap Perubahan ini bersifat relative konstan dan berbekas

Aktivitas belajar menurut Djamarah dalam Sagala (2005 216) bahwa belajar

adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar dan bertujuan dimana tujuan

dalam belajar terjadinya suatu perubahan dalam individu yaitu perubahan tingkah

laku Schuman penganut konstruktif dalam yang sama mengemukakan dengan

dasar pemikiran bahwa semua orang membangaun pandangannya terhadap dunia

51

melalui pengalaman individual atau skema konstruktif menekankan pada

menyiapkan peserta didik untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam

situasi yang tidak tentu atau ambigius

Pandangan yang mampu mengakomodasi sociocultural-revolution dalam buku

Teori Belajar dan Pembelajaran dalam Budiningsih (2005 123) Vigotsky

mengatakan bahwa jalan pikiran seseorang harus dimengerti dari latar sosial-

budayanya dan sejarahnya Artinya untuk memahami pikiran seseorang bukan

dengan cara menelusuri apa yang ada di otaknya dan pada kedalaman jiwanya

melainkan dari asal usul tindakan sadarnya dari interaksi sosial yang dilatari oleh

sejarah hidupnya Interaksi sosial berkaitan erat dengan aktivitas-aktivitas dan

bahasa yang dipergunakan Ditemukan adanya jaringan erat luas dan kompleks di

dalam dan di antara keluarga-keluarga

Jaringan tersebut berkembang atas dasar confianza yang membentuk kondisi

sosial sebagai tempat penyebaran dan pertukaran pengetahuan keterampilan dan

nilai-nilai sosial budaya anak memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui

interaksi sosial sehari-hari Pandangan teori ini menempatkan inter mental atau

lingkungan sosial sebagai faktor primer dan konstitutif terhadap pembentukan

pengetahuan serta perkembangan kognitif seseorang

Di samping itu Piaget dalam yang sama menyatakan bahwa belajar lebih banyak

ditentukan karena adanya karsa individu perkembangan kognitif merupakan suatu

proses genetik yaitu proses yang didasrkan atas mekanisme biologis dalam bentuk

perkembangan sistem syaraf makin bertambah umur seseorang makin

komplekslah susunan sel syarafnya dan makin meningkat pula kemampuannyardquo

52

Dari beberapa teori konstruktivisme di atas belajar adalah merupakan kegiatan

aktif dimana sibelajar membangaun sendiri pengetahuannya subyek belajar juga

mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari dan merupakan proses

bagaimana menjadi tahu tentang sesuatu proses belajar bukanlah memindahkan

pengetahuan dari guru ke siswa tetapi sesuatu kegiatan yang memungkinkan

siswa merekonstruksi sendiri pengetahuannya

Belajar merupakan usaha manusia dalam rangka merubah pola pikir dan tingkah

lakunya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman dan interaksi dengan

lingkungan sekitarnya sehingga terjadi perubahan keterampilan pemahaman

pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat permanen dan membekas diharapkan

dapat hidup mandiri karena untuk membangun suatu pengetahuan baru siswa

akan menyesuaikan informasi baru atau pengetahuan yang disampaikan dengan

pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki melalui berinteraksi sosial

dengan peserta didik lain atau guru dan sumber belajar

Selanjutnya dapat juga dirumuskan bahwa belajar merupakan usaha manusia

dalam rangka merubah pola pikir dan tingkahlakunya berdasarkan pengetahuan

pengalaman dan interaksi dengan lingkungan sekitarnya Dengan terjadinya

perubahan keterampilan pemahaman pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat

permanen dan membekas diharapkan dapat hidup mandiri tidak tergantung pada

orang lain

Belajar yang dimaksudkan penulis adalah belajar menulis deskripsi dalam bahasa

lampung siswa mengkonstruksi sendiri informasi yang akan disampaikan melalui

tulisannya setelah mengamati lingkungan sekitar

53

b Hakikat Pembelajaran Bahasa

Sagala (2005 176) menyatakan bahwa pembelajaran ialah membelajarkan siswa

menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu

utama keberhasilan pendidikan Pembelajaran menurut Corey (1998 91) adalah

suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk

memungkinkan ia turut serta dalam tingkahlaku tertentu dalam kondisi khusus

atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu pembelajaran merupakan

subset khusus dari pendidikan Menurut Burton dalam Sagala (2005 213)

pembelajaran adalah upaya memberikan stimulus bimbingan pengarahan dan

dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar

Vigotsky dalam Budiningsih (2005 103) menyatakan dalam kegiatan

pembelajaran hendaknya anak memperoleh kesempatan yang luas untuk

mengembangkan zona perkembangan proximalnya atau potensi melalui belajar

dan berkembang guru perlu menyediakan berbagai jenis dan tingkatan bantuan

(helps) cognitive scaffolding yang dapat memfasilitasi anak agar mereka dapat

memecahkan permasalahan yang dihadapinya Bantuan dapat dalam bentuk

contoh pedoman bimbingan orang lain atau teman yang lebih kompeten

Bentuk-bentuk pembelajaran kooperatif kolaboratif serta belajar kontekstual

sangat tepat digunakan

Zona perkembangan proksimal menurutnya perkembangan kemampuan seseorang

dapat dibedakan kedalam dua tingkat yaitu tingkat aktual dan potensial tingkat

perkembangan aktual tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan

tugas-tugas atau memecahkan berbagai masalah secara mandiri (intramental)

54

sedangkan potensial kemampuan kemampuan memecahkan masalah dan

menyelesaikan tugas-tugas ketika di bawah bimbingan orang dewasa atau ketika

berkolaborasi dengan teman sebaya yang lebih kompeten (intermental)

Berdasarkan beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan pembelajaran

merupakan pengorganisasian aktivitas siswa dalam arti peran guru bukan semata-

mata memberikan informasi melainkan juga mengarahkan memotivasi dan

memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the learning) agar proses

belajar lebih memadai Pembelajaran juga mengandung arti setiap kegiatan

dirancang untuk membantu dalam mempelajari sesuatu kemampuan atau nilai

Yuelawati E (2004 121) mengutip pepatah Cina bahwa membaca

mendengar dan melihat belum cukup dalam belajar pembelajaran yang

melibatkan peserta didik untuk mengalami dan membicarakan bahan

tertentu pada orang lain dapat lebih bermakna dalam belajar terlebih lagi

bila peserta didik mempunyai kesempatan untuk mengajarkan

pengetahuannya terhadap peserta didik lain yang bersumber

Keberhasilan pembelajaran Kerucut Dale disebutkan bahwa keberhasilam

peembelajaran adalah sebagai berikut

1) Apa yang kita baca 10

2) Apa yang kita dengar 20

3) Apa yang kita lihat 30

4) Apa yang kita dengar dan lihat 50

5) Apa yang kita bicarakan dengan orang lain 70

6) Apa yang kita alami sendiri 80

7) Apa yang kita ajarkan kepada orang lain 95

55

Pembelajaran bahasa yang dimaksud adalah pembelajaran tentang menulis

deskripsi bahasa Lampung kelas V SD pembelajaran ini dirancang menggunakan

pendekatan Pembelajaran CTL khususnya untuk meningkatkan aktivitas belajar

bahasa Lampung dan sebagai bentuk nyata pelaksanaan tugas guru dalam hal

kegiatan belajar di Sekolah Dasar tentunya kondisi belajar yang aktif dan

menyenangkan

Hakikat belajar bahasa Lampung yang dimaksudkan dalam penelitian ini guru

akan merancang pembelajaran menggunakan pendekatan komunikatif integratif

siswa diharapkan dapat mendeskripsikan apa yang diamatinya Proses

pembelajaran mengkondisikan siswa untuk melakukan pengamatan kemudian

menemukan hal yang diamati mengindentifikasikan menentukan lalu

mengungkapkan apa yang diamatinya dalam tulisan deskriptif sehingga proses

belajar berlangsung aktif dan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan

Dalam Standar Kelulusan BSNP 2006 sesuai Permen No 22 tahun 2005 Standar

Kompetensi Lulusan pendidikan dasar meliputi SD MISDLB Paket A dan SMP

MTs SMPLB bertujuan meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan kepribadian

akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

lebih lanjut

Adapun Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) SD

MISDLB Paket A selengkapnya adalah (a) Menjalankan ajaran agama yang

dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak (b) Mengenal kekurangan dan

kelebihan diri sendiri (c) Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku di

lingkungannya (d) Menghargai keberagaman agama budaya suku ras dan

56

golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya (e) Menggunakan informasi

tentang lingkungan sekitar secara logis kritis dan kreatif (f) Menunjukkan

kemampuan berfikir logis kritis dan kreatif dengan bimbingan guru pendidik (g)

Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya (h)

Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan

sehari-hari (i) Menunjukkan kemampuan menggali gejala alam dan sosial di

lingkungan sekitar (j) Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap

lingkungan (k) Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa negara

dan tanah air Indonesia (l) Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan

seni dan budaya lokal (m) Menunjukkan kebiasaan hidup bersih sehat bugar

aman dan memanfaatkan waktu luang (n) Berkomunikasi secara jelas dan santun

(0) Bekerja sama dengan kelompok tolong menolong dan menjaga diri sendiri

dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya (p) Menunjukkan kegemaran

membaca dan menulis (q) Menunjukkan keterampilan menyimak berbicara

membaca menulis dan berhitung

c Hakikat Pendidikan

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat Setiap manusia membutuhkan

pendidikan sampai kapan dan dimanapun ia berada Pendidikan sangat penting

artinya sebab tenpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan

terbelakang Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk

menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing disamping

memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik

57

Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 menyatakan pendidikan sebagai usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri kepribadian kecerdasan akhlak

mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan

negara

Menurut pragmatisme pendidikan merupakan suatu proses reorganisasi dan

rekonstruksi dari pengalaman-pengalaman individu Baik anak maupun orang

dewasa selalu belajar dari pengalamannya (Sadulloh 2003 125) Sedangkan

Suhasno et all (1991 3) menyatakan bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai

suatu proses pertumbuhan yang menyesuaikan dengan lingkungan Suatu

pengarahan dan bimbingan yang diberikan kepada anak dalam pertumbuhannya

Suatu usaha sadar untuk menciptakan suatu keadaan atau situasi tertentu yang

dikehendaki oleh masyarakat serta suatu pembentukan kepribadian kemampuan

anak dalam menuju kedewasaan

Lima pilar pendidikan sekarang dan masa depan yang dicanangkan oleh UNESCO

yang perlu dikembangkan oleh lembaga pendidikan formal yaitu (1) learning to

know (belajar untuk mengetahui) (2) learning to do (belajar untuk melakukan

sesuatu) dalam hal ini kita dituntut untuk terampil dalam melakukan sesuatu (3)

learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) (4) learning to live together

(belajar untuk menjalani kehidupan bersama) dan (5) learning to trust in God

(belajar untuk bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa)

58

Realisasi ldquolearning to knowrdquo dapat diterapkan dengan memposisikan guru sebagai

fasilitator Disamping itu guru dituntut untuk dapat berperan sebagai teman

sejawat dalam berdialog dengan siswa dalam mengembangkan penguasaan

pengetahuan maupun ilmu tertentu

Learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu) akan bisa berjalan jika di

sekolah memfasilitasi siswa untuk mengaktualisasi keterampilan yang dililikinya

serta bakat dan minatnya Walaupun bakat dan minat anak banyak dipengaruhi

unsur kerturunan namun tumbuh berkembangnya bakat dan minat tergantung

pada lingkungannya Keterampilan dapat digunakan untuk menopang kehidupan

seseorang bahkan keterampilan lebih dominan daripada penguasaan pengetahuan

dalam mendukung keberhasilan kehidupan seorang

Learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) erat hubungannya dengan bakat

dan minat perkembangan fisik dan kejiwaan tipologi pribadi anak serta kondisi

lingkungannya Bagi anak yang agresif proses perkembangan diri akan berjalan

bila diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi Sebaliknya bagi anak yang

pasif peran guru sebagai pengarah sekaligus fasilitator sangat dibutuhkan untuk

pengembangan diri siswa secara maksimal

Kebiasaan hidup bersama saling menghargai terbuka memberi dan memenerima

(take and give) perlu ditumbuhkembangkan Kondisi seperti ini memungkinkan

terjadinya proses ldquolearning to live togetherrdquo (belajar untuk menjalani kehidupan

bersama) Penerapan pilar keempat ini dirasakan makin penting dalam era

globalisasi era persaingan global Perlu pemupukan sikap saling pengertian antar

ras suku dan agama agar tidak menimbulkan berbagai pertentangan yang

59

bersumber pada hal tersebut Selain empat pilar diatas dalam Undang-Undang RI

No 20 BAB II Pasal 3 Sistem Pendidikan Nasional pemerintah Indonesia

memandang perlu menjadikan peserta didik menjadi manusia yang bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab

sehingga perlu ditambah pilar kelima yaiturdquo learning to trust in Godrdquo

C Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan sebagai pembanding dan dapat digunakan untuk

meningkatkan kualitas penelitian adalah sebagai berikut

1 Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA melalui Pendekatan

Kontekstual Siswa Kelas VI Sekolah Tunas Mekar Bandar Lampung

20082009

1) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6 Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus 3 Pada

Siklus I nilai rata-rata siswa kelas 6A adalah 7179 Pada Siklus II nilai

rata-rata siswa kelas 6A adalah 7662 yang berarti meningkat 673 pada

kelas 6A dari nilai rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa

kelas 6A adalah 7832 yang berarti mengalami peningkatan sebesar 22

pada kelas 6A dari Siklus II atau mengalami peningkatan 901 pada

kelas 6Adari Siklus I pembelajarn IPA dengan Pembelajaran Kontekstual

Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang signifikan pada siklus I

pada kelas 6A hanya terdapat 14 atau 6087 siswa yang mencapai

ketuntasan sedangkan pada siklus III terdapat 23 siswa atau 100 siswa

60

yang mencapai ketuntasan yang berarti mengalami peningkatan sebesar

6429

2) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6B Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus III Pada

Siklus I nilai rata-rata 6B adalah 7222 Pada Siklus II nilai rata-rata siswa

kelas 6B adalah 7865 yang berarti meningkat 890 pada kelas 6B dari nilai

rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa 6B adalah 7946 yang

berarti mengalami peningkatan sebesar 103 dari Siklus II atau

mengalami peningkatan 1003 dari Siklus I pembelajarn IPA dengan

Pembelajaran Kontekstual Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang

signifikan pada siklus I pada kelas 6B hanya terdapat 14 atau 6087

siswa yang mencapai ketuntasan sedangkan pada siklus III masing-masing

terdapat 23 siswa atau 100 siswa yang mencapai ketuntasan yang berarti

mengalami peningkatan sebesar 6429

Berdasarkan penelitian tersebut ternyata prestasi belajar dapat ditingkatkan

melalui pendekatan pembelajaran CTL walaupun pada mata pelajaran IPA

Hal ini memungkinkan terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa

pembelajaran bahasa termasuk prestasi belajar menulis deskripsi

berbahasa Lampung

2 Jurnal Teknologi Pendidikan Unila Volume 04 No 03- Maret 2008 Penelitian

Nuraeni Erdawati dengan judul Penerapan Strategi Contextual Teaching and

Learning (CTL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) SD Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada

61

tiap siklus serta peningkatan aktivitas belajar siswa Pembelajaran

menerapkan pendekatan CTL dapat dijadikan sebagai alternatif penerapan

model pembelajaran IPS terutama pada materi peta tematik keragaman

kenampakan alam dan buatan

Merujuk hasil penelitian tersebut ternyata prestasi belajar IPS dapat

ditingkatkan melalui pendekatan pembelajaran CTL Hal ini memungkinkan

terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa pada pembelajaran bahasa

termasuk prestasi belajar menulis deskripsi berbahasa Lampung kelas V SDN

1 Sukarame Dua Bandar Lampung

Page 3: II. KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Menulis Deskripsi ...digilib.unila.ac.id/20091/3/BAB II.pdf · yang bertalian dengan usaha penulis untuk memberikan perincian dari ... Syarat-syarat

13

1) Deskripsi Sugestif

Di dalam deskripsi ini penulis bermaksud menciptakan sebuah pengalaman

pada diri pembaca pengalaman karena perkenalan langsung dengan objeknya

Sasaran deskripsi sugestif adalah dengan perantaraan tenaga rangkaian kata-

kata yang dipilih oleh penulis untuk menggambarkan ciri sifat watak dari

objek tersebut dengan kata lain deskripsi sugestif berusaha untuk

menciptakan suatu penghayatan terhadap objek tersebut melalui imajinasi

pembaca

2) Deskripsi Ekspositoris atau Deskripsi Teknis

Deskripsi jenis ini bertujuan untuk memberikan identifikasi atau informasi

mengenai objeknya sehingga pembaca dapat mengenalnya bila bertemu atau

berhadapan dengan objek tadi Deskripsi ekspositoris tidak berusaha untuk

menciptakan kesan atau imajinasi pada diri pembaca

c Unsur-unsur Karangan Deskripsi

Menurut pendapat Burhan (1974100) dalam pembuatan karangan itu sekurang-

kurangnya tercakup lima unsur yaitu

1) isi karangan adalah hal-hal yang dikarang atau gagasan

2) bentuk karangan adalah susunan atau cara menyajikan isi karangan

3) tata bahasa adalah penggunaan bentuk-bentuk tatabahasa dan pola-pola

kalimat

14

4) gaya adalah pilihan struktur dan kosakata untuk memberikan nada atau warna

tertentu terhadap karangan itu

5) ejaan dan tanda baca adalah penggunaan tata cara penulisan lambang bahasa

tertulis yang diadatkan dalam bahasa itu

d Syarat-syarat Karangan yang Baik

Suatu karangan menurut Akhadiah (19969) mengatakan sekurang-kurangnya

memenuhi unsur-unsur yang berhubungan dengan hal-hal berikut

1) kejelasan tema

2) kesesuaian isi dengan judul

3) kesesuaian jenis karangan

4) ketepatan ide dalam paragraf

5) ketepatan susunan kalimat

6) ketepatan pemilihan kata diksi

7) ketepatan penggunaan ejaan

1) Kejelasan Tema

Dalam mengarang tema atau topik karangan harus ditetukan terlebih dahulu

karena ia merupakan isi karangan itu Akhadiah (19969) menyatakan bahwa

topik adalah pokok pembicaraan dalam keseluruhan karangan yang dikarang

Oleh karena itu baik tidaknya suatu karangan sangat ditentukan tepat tidaknya

topik yang dipilih

15

2) Kesesuaian Isi dengan Judul

Judul sebuah karangan akan menggambarkan isi keseluruhan (Akhadiah

199610) Sementara Keraf (1994128) menyatakan bahwa judul hendaknya

menyebutkan ciri-ciri utama atau menghubungkan hal-hal penting dari

karangan sehingga para pembaca sudah dapat membayangkan apa yang

diuraikan di dalam karangan itu

3) Kesesuaian Jenis Karangan

Jenis karangan berkaitan dengan maksud atau tujuan penulisan Untuk

menentukan tujuan mengarang diperlukan tesis Akhadiah (199647)

menyatakan bahwa tesis adalah suatu kalimat penyataan yang mengandung

tujuan tulisan Penyataan ini mengandung gagasan atau amanat yang akan

dikembangkan atau diuraikan lebih lanjut melalui tulisan

4) Ketepatan Ide dalam Paragraf

Topik suatu karangan diuraikan di dalam tiap paragraf berupa satu ide pokok

dan beberapa ide penjelas Suatu paragaf yang baik haruslah memenuhi tiga

syarat be rikut

(a) kesatuan yaitu semua kalimat yang ada di dalam paragraf secara bersama-

sama membangun suatu pokok pikiran

(b) kepaduan atau koherensi yaitu kekompakan hubungan antara satu kalimat

yang lain dalam membangun paragraf itu

(c) pengembangan yaitu adanya keteraturan dalam merinci dan menyusun

pokok pikiran ke pikiran-pikiran penjelasnya (Keraf 199467)

16

5) Ketepatan Susunan Kalimat

Ketetapan unsur-unsur yang membangun suatu kalimat akan sangat

menentukan kejelasan pikiran yang dimuat dalam kalimat itu Kalimat-kalimat

yang diguna-kan dalam karangan hendaknya kalimat efektif Keraf (199335)

menyatakan bahwa kalimat efketif itu dapat mewakili isi pikiran dan perasaan

pengarang sehingga menarik perhatian pembicara serta dapat menimbulkan

kembali gagas-an pembaca yang sesuai dengan gagasan pengarang

6) Ketepatan Pemilihan KataDiksi

Susunan kata di dalam kalimat sangat berguna untuk menjaga kontinuitas

(Caraka 199954) Pernyataan ini berkaitan dengan pemilihat kata yang tepat

dalam membangun gagasan akan menjaga kesinambungan dan kekompakan

da-lam karangan Akhadiah (199632) menyatakan dalam memilih kata harus

diperhatikan dua persyaratan pokok yaitu

a) ketetapan berkaitan dengan makna aspek logika kata-kata Kata yang

dipilih harus secara tepat mengungkapkan pengertian yang disampaikan

b) kesesuian berkaitan dengan kecocokan antara kata yang digunakan

dengan kesempatan situasi dan keadaan pembaca

7) Ketepatan Penggunaan Ejaan

Ejaan artinya kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata kalimat

dsb) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca

(Moeliono 1995 250) Yang termasuk di dalamnya ialah penulisan huruf

kata kalimat dan tanda-tanda baca Ejaan memegang peranan penting dalam

karangan oleh karenanya dalam mengarang hendaklah berpedoman pada

17

ketentuan yang berla-ku yaitu buku Pedoman Umum Ejaan Yang

Disempurnakan (EyD)

e Langkah-langkah Mengarang

Agar dapat mencapai hasil mengarang yang baik ada beberapa saran yang berupa

langkah-langkah mengarang yang harus diperhatikan langkah-langkah itu ialah

1) memilih dan membatasi topik

2) menentukan tema dan merumuskan tesis

3) mengumpulkan bahan-bahan Pembicaraan

4) menyusun garis besar

1) Memilih dan Membatasi Topik

Kegiatan memilih serta membatasi topik merupakan langkah awal yang

ditempuh pengarang apalagi bagi pengarang pemula Hal ini harus dilakukan

secara tertulis agar membantu mengarahkan pengarang tentang apa yang akan

ditulisnya

2) Menentukan Tema dan Merumuskan Tesis

Setelah topik dipilih lanjutkan dengan menentukan tema mengenai apa yang

hendak kita katakan tentang topik itu Tema merupakan pusat karangan Tema

merupakan pernyataan pandangan pendirian penulis mengenai topik Tema

dapat disebut juga sebagai gagasan pokok

18

3) Mengumpulkan Bahan-bahan Pembicaraan

Setelah tema karangan dirumuskan yang merupakan pendirian atas tesis maka

sekarang akan diuraikan dipertahankan dan dibuktikan Ada dua sumber

pokok pembuktian yaitu dari diri sendiri dan dari luar Pengalaman serta hasil

pengamatan penulis yang objektif dan cermat merupakan bahan-bahan

pembicaraan yang menginspirasikan penulis mengenai apa yang akan

dituliskannya Selain diri pribadi dunia luar pun merupakan bahan yang

sangat veriatif dan inspiratif Dunia luar sebagai sumber bahan berupa

kesaksian-kesaksian orang lain anggapan-anggapan umum yang sudah

diterima masyarakat merupakan bahan yang aktual yang dapat dipergunakan

sebagai bahan pembicaraan

4) Menyusun Garis Besar atau Kerangka Karangan

Menyiapkan garis besar atau kerangka karangan merupakan ldquopengamanrdquo yang

sangat membantu penulis Penulis akan merasa pasti dan lebih aman jika garis

besar atau kerangka karangan disiapkan sebelum mulai mengarang Jika garis

besar itu betul-betul dipersiapkan dengan sebaik-baiknya maka pekerjaan

mengarang akan semakin lancar Garis besar ada yang bersifat formal

(lengkap) bersifat topikal dan ada yang bersifat kalimat Jika siswa menulis

karangan deskripsi tetapi pengetahuan pungtuasi tidak dimilikinya maka siswa

akan mengarang sesuka hatinya akibatnya perintah ini tidak akan terlaksana

Berikut digambarkan dalam diagram kerangka berpikir penelitian pada halaman

berikut

19

Pola pengembangan paragraf deskripsi

a) paragraf deskripsi spesial paragraf ini menggambarkan objek khusus

ruangan benda tempat

b) paragraf deskripsi subjektif paragraf ini menggambarkan objek seperti

tafsiran kesan perasaan penulis

c) paragraf deskripsi objektif paragraf ini menggambarkan objek dengan apa

adanya atau sebenarnya

Berdasarkan penjelasan di atas deskripsi yang dimaksudkan dalam penelitian ini

adalah karangan tentang sesuatu yang dijelaskan sesuai dengan pengamatan

terhadap objek sebenarnya menggunakan bahasa Lampung

2 Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)

a Hakikat Contextual Teaching and Learning (CTL)

Depdiknas (2003) menjelaskan bahwa CTL adalah konsep belajar yang membantu

guru mengaitkan antara materi yang dipelajari dengan situasi dunia nyata siswa

dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya

dengan penerapan dalam kehidupan mereka sehari-hari Menurut Sanjaya (2006

109) pendekatan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning)

adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses

keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari

dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong

siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka Hal ini berarti

pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat pada siswa bukan pada guru Guru

bukan sebagai sumber ilmu malainkan perancang fasilitator dan motivator

20

dalam pembelajaran Kelebihan pembelajaran menggunakan pendekatan CTL

menurut Nurhadi dkk (200432) dapat meningkatkan hasil dan keterlibatan siswa

dalam proses pembelajaran Kebaikannya sebagai berikut

1) Belajar akan lebih bermakna jika anak ldquomengalamirdquo apa yang

dipelajarinya dari pada ldquomengetahuinyardquo

2) Pembelajaran dapat membantu guru mengaitkan materi yang diajarkan

dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat

hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam

kehidupan mereka

3) Kontekstual merupakan pndekatan baru yang lebih memberdayakan siswa

tidak menghafal fakta tetapi mendorong siswa mengkonstruksikan

pengetahuan di benak mereka sendiri

4) Kontektual merupakan pembelajaran yang mengajak anak mengetahui

makna belajar dan menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang

diperolehnya untuk memecahkan masalah dalam kehidupan

Blanchara (2001 72) menyatakan bahwa pembelajaran kontekstual terjadi apabila

siswa menerapkan mengalami apa yang sedang dipelajarinya berhubungan

dengan kehidupan dan dunia nyata Center of Educations and Work at the

Univercity of Wisconsin-Madison (TEACHNET) mengeluarkan pernyataan

penting tentang CTL sebagai berikut

Contextual teaching and learning is conception of teaching and that helps

teacher relate subject ter content to real world situations and motivates

students to make connections between knowledge and its applications to

their lives as family members citizen and wokers and engange in the hard

work that learning requires (Johnson 2002 38-39)

Teachnet menekankan bahwa pembelajaran kontekstual merupakan strategi

pembelajaran yang mampu menolong guru menghubungkan isi pelajaran dengan

situasi dunia nyata CTL juga mampu memotivasi siswa dalam menghubungkan

antara pengetahuan yang diperoleh dengan aplikasinya dalam hidupnya baik

sebagai anggota keluarga masyarakat maupun dunia kerja

21

Pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual menuntut guru mampu

memotivasi siswa belajar dalam situasi dunia nyata dengan konsep belajar ini

siswa dapat menerapkan pengetahuan yang telah dimilikinya dengan materi yang

dipelajari sehingga pembelajaran diharapkan akan lebih bermakna

Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa pembelajaran kontekstual

adalah konsep belajar yang menghadirkan dunia nyata dan mendorong siswa

menghubungkan pengetahuan yang telah dimilikinya dengan penerapannya dalam

kehidupan sehari-hari Pada saat siswa memperoleh pengetahuan dan

keterampilan dari konteks yang terbatas saat itu pula sedikit demi sedikit siswa

mengkonstruksikan pemikirannya Hasil dari proses ini dijadikan siswa sebagai

bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya

Pembelajaran kontekstual mengakui bahwa ldquobelajarrdquo merupakan sesuatu yang

kompleks dan multi dimensional yang jauh melampaui berbagai metode belajar

lainnya yang hanya berorientasi pada latihan dan rangsangan tanggapan

(stimulus-respon) Pembelajaran kontekstual menganjurkan bahwa belajar hanya

terjadi jika siswa memproses informasi atau pengetahuan baru sedemikian rupa

sehingga dirasakan sesuai dengan kerangka pikiran yang dimilikinya (ingatan

pengalaman dan tanggapan)

Lebih lanjut Johnson (2006 25) menjelaskan CTL sebagai berikut

ldquoThe CTL system is an educational process that aims to help students see

meaning in the academic material they are studying in the

academicsubjects with the context of their daily lives that is with

thecontexst of the personal social and cultural circumstances To achieve

this aim the system encompasses the following eight components making

meaningful connections doing significans work self regulated learning

22

Collaborating critical and creative thingking nurturing the individual

reaching high standars using authentic assessmenrdquo

Pemahamanya hakikat CTL merupakan suatu proses pembelajaran yang bertujuan

membantu siswa melihat makna bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan

cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan sehari-hari yaitu dengan

konteks lingkungan pribadi sosial dan budaya menuntut siswa belajar bermakna

mengatur belajar sendiri bekerjasama berfikir kritis dan kreatif mencapai standar

yang tinggi

Zahorik (199914-22) menjelaskan ada lima elemen yang harus diperhatikan

dalam pembelajaran kontekstual (1) pengaktifan pengetahuan yang sudah ada

(activating knowledge) (2) pemerolehan pengetahuan baru kemudian

memperhatikan detailnya (3) pemahaman pengetahuan (understanding

knowledge) (4) mempraktekkan pengetahuan dan pengalaman (5) melakukan

refleksi (reflection knowledge)

Pendekatan CTL menurut Nurhadi (200431) memiliki tujuh komponen yaitu

konstruktivisme inquiry bertanya masyarakat belajar permodelan refleksi dan

penilaian sebenarnya Hal serupa diungkapkan oleh Sanjaya (2006113) bahwa

komponen-komponen pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran

Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah Construktivisme Inquiri

Questioning Learning community Modeling refleksi dan Authentic Assesment

Penerapan masing-masing komponen dapat dijelaskan sebagai berikut

23

1) Konstruktivisme

Merupakan aliran pembelajaran yang menuntut siswa untuk menyusun dan

membangun makna atas pengalaman baru yang didasarkan pada pengetahuan

tertentu (Hati 2007) Siswa membangun sendiri pengetahuan mereka dengan

terlibat aktif dalam proses pembelajaran Siswa ldquomengkonstruksirdquo bukan

ldquomenerimardquo pengetahuan Siswa menjadi ldquoSubjekrdquo bukan ldquoObjekrdquo belajar

Bentuknya adalah siswa mengerjakan sesuatu

a) menulis karangan deskripsi

b) mendemonstrasikan yakni bahasa komunikasi yang digunakan adalah

bahasa lampung

c) menciptakan ide karangan deskripsi sesuai yang diamati

d) memecahkan masalah

Tugas guru dalam hal ini adalah memfasilitasi proses belajar dengan menjadikan

pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa memberi kesempatan kepada

siswa untuk menemukan menerapkan idenya sendiri dan memotivasi siswa agar

menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar mengerjakan tugas

Implementasinya terdiri dari kegiatan menyebutkan mengidentifikasikan

mengkategorikan dan membuktikan Pada umumnya kita juga sudah menerapkan

filosofi ini dalam pembelajaran sehari-hari yaitu ketika kita merancang

pembelajaran dalam bentuk siswa bekerja praktek mengerjakan sesuatu

beraktifitas di dalam laboratorium membuat laporan ilmiah mendemonstrasikan

hasil kerja baik berupa laporan maupun hasil eksperimen di laboratorium

menciptakan ide dan sebagainya

24

2) Menemukan (Inquiry)

Kegiatan pembelajarannya diawali dengan pengamatan lalu berkembang

untuk memahami konsepfenomena Setelah itu siswa akan mengembangkan

dan menggunakan keterampilan berpikir kritis Siswa menemukan sendiri

pengetahuan dan keterampilan mereka melalui tahap

1) Mengamati atau melakukan observasi (observation)

2) Membaca referensi untuk informasi pendukung

3) Bertanya jawab dengan teman (questioning)

4) Menduga (hypotesis) dan memunculkan ide-ide baru

5) Mengumpulkan data sebanyak-banyaknya(data gathering)

6) Menganalisis menyimpulkan (conclusion) dan menyajikan hasil dalam

tulisan gambar dll

7) Siswa membuat laporan ilmiah sendiri

8) Siswa mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca

teman sekelas guru atau audien yang lain

9) Disampaikan pada orang lain untuk mendapat masukan

10) Melakukan refleksi

11) Menempelkan gambar karya tulis di mading majalah sekolah dsb

3) Bertanya (Questioning)

Suatu pembelajaran akan tampak hidup dan bergairah kalau disertai dengan tanya

jawab antara siswa dengan guru antara siswa dengan siswa lainnya antara siswa

dengan orang lain Manfaat tanya jawab dalam pembelajaran sangat banyak yaitu

untuk memotivasi siswa menghindari pembelajaran yang monoton Teknik

bertanya merupakan hal mendasar dalam pembelajaran kontekstual

25

Menurut Senduk (2004 45) bertanya merupakan suatu strategi yang

digunakan secara aktif oleh siswa untuk menganalisis dan mengeksplorasi

gagasan-gagasan Pendapat ini mengisyaratkan bahwa pilar bertanya dalam

pembelajaran kontekstual merupakan bagian penting karena merupakan

induk dari strategi pembelajaran Kegiatan bertanya yang dilakukan baik

oleh guru maupun oleh siswa Pertanyaan guru digunakan untuk

mengarahkan membimbing dan mengevaluasi cara berfikir siswa

Sedangkan pertanyaan siswa merupakan wujud keingintahuan (Hati 2007)

Dengan bertanya siswa dapat menggali informasi mengkonfirmasikan sesuatu

mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahui bertanya dapat

diterapkan saat berdiskusi kerja kelompok ketika mengamati dan saat

mengalami kesulitan Hampir pada semua aktifitas belajar questioning dapat

diterapkan

1) Antara siswa dengan guru

2) Antara guru dengan siswa

3) Antara siswa dengan siswa

4) Antara siswa dengan orang lain yang didatangkan ke kelas

4) Masyarakat Belajar (Learning Community)

Konsep learning community menyarankan agat hasil pembelajaran diperoleh dari

kerjasama dengan orang lain Hasil belajar diperoleh dari ldquosharingrdquo antar teman

antar kelompok dan antara yang tahu ke yang belum tahu Dalam pembelajaran

menggunakan pendekatan CTL guru disarankan selalu melaksanakan

pembelajaran dalam kelompok belajar Kelompok belajar atau sekelompok

26

komunitas yang berfungsi sebagai wadah komunikasi untuk berbagi pengalaman

dan gagasan (Hati 2007)

Mengutamakan kerjasama dengan orang lain atau kelompok dapat dilakukan jika

anggotanya mau saling mendengarkan tidak merasa paling tahu serta tidak segan

untuk bertanya kepada lainnya Prakteknya dapat terwujud dalam

1) Pembentukan kelompok kecil

2) Pembentukan kelompok besar

3) Mendatangkan bdquoahli‟ ke kelas

4) Bekerja dengan kelas sederajat

5) Bekerja dengan kelas di atasnya

6) Bekerja dengan masyarakat

Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang anggotanya heterogen yang pandai

mengajari yang lemah yang pandai belajar cepat membantu teman yang lamban

Hal ini dapat membantu siswa menuangkan deskripsi menggunakan kalimat

bahasa lampung yang tepat

5) Permodelan (Modeling)

Pengertian permodelan menurut Yasin (2004 49) merupakan suatu cara

mengaktualisasikan sesuatu yang abstrak Permodelan dapat juga dimaksudkan

untuk membahasakan gagasan yang dipikirkan mendemonstrasikan bagaimana

guru menginginkan para siswanya untuk belajar dan melakukan apa yang

diharapkan guru Jadi permodelan merupakan cara melakukan sesuatu

mempraktekkan cara mendeskripsikan sesuatu yang dilihat dan lain-lain Sebuah

pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu ada model yang bisa ditiru

27

dengan begitu guru memberi model tentang ldquobagaimana cara belajarrdquo Kegiatan

mendemonstrasikan suatu perbuatan agar siswa dapat mencontoh atau belajar

atau melakukan sesuatu sesuai dengan model yang diberikan (Hati 2007)

Model ini dapat dirancang dengan melibatkan media lingkungan misalnya guru

menunjukkan pohon kelapa sawit di halaman sekolah kemudian salah satu siswa

bisa ditunjuk untuk menyebutkan suatu kata dalam bahasa lampung yang

berhubungan dengan media tersebut Dalam pendekatan CTL guru bukan satu-

satunya model tetapi model dapat dirancang dengan melibatkan siswa

6) Refleksi (Reflection)

Refleksi merupakan respon terhadap sesuatu kejadian aktivitas atau pengetahuan

yang baru diterima contohnya

a) pertanyaan langsung tentang ketentuan apa saja yang boleh diamati

b) komentar siswa tentang pembelajaran hari itu

c) catatan atau konsep siswa

d) diskusi

e) hasil karya

Refleksi merupakan cara berfkir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir

kebelakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan masa lalu (Senduk 2004

510) Siswa memahami apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan

baru yang merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya

Refleksi merupakan respon terhadap kejadian aktivitas atau pengetahuan yang

baru diterima Pengetahuan yang bermakna diperoleh dari proses Pengetahuan

dimiliki siswa perlu diperluas melalui konteks pembelajaran yang kemudian

28

diperluas sedikit demi sedikit Siswa mencatat apa yang telah dipelajari dan

bagaimana menemukan ide-ide baru Pada akhir pembelajaran guru menyisakan

waktu untuk melakukan refleksi

Kegiatan dalam refleksi menurut Hati (2009) berupa melihat kembali atau

merespon suatu kejadian kegiatan dan pengalaman yang bertujuan untuk

mengidentifikasi hal-hal yang sudah diketahui dan hal-hal yang belum diketahui

agar dapat dilakukan suatu tindakan penyempurnaan Dapat juga dikatakan

sebagai respon terhadap kejadian aktivitas atau pengetahuan yang baru diterima

contohnya

1) Pertanyaan langsung tentang apa yang diperoleh hari itu

2) Komentar siswa tentang pembelajaran hari itu

3) Catatan atau jurnal dibuku siswa

4) Diskusi

5) Hasil karya

Penerapan refleksi menurut Nurhadi (2004 51) memiliki ciri sebagai berikut (a)

pernyataan langsung tentang apa-apa yang diperolehnya hari itu (b) catatan atau

buku jurnal di buku siswa (c) kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari

itu (d) diskusi (e) hasil karya (f) cara-cara lain yang ditempuh guru untuk

mengarahkan siswa pada pemahaman mereka tentang materi yang dipelajari Jadi

reflection adalah kegiatan memikirkan apa yang telah terjadi dalam pembelajaran

dan memberikan masukan perbaikan jika diperlukan

29

7) Penilaian yang Sebenarnya (Autentic Assessment)

Agar penilaian yang dilakukan benar-benar menggambarkan keadaan siswa yang

sebenarnya perlu dilakukan suatu penilaian yang mampu mengukur keadaan

siswa yang sebenarnya Siswa tidak hanya dinilai dari satu aspek melainkan dari

berbagai aspek sehingga data yang didapat bisa menggambarkan keadaan siswa

yang sebenar proses

Penilaian autentik memiliki beberapa karakteristik menurut Senduk (2004 52)

penilaian autentik memiliki ciri-ciri sebagai berikut (a) harus mengukur semua

aspek pembelajaran (b) dilaksanakan selama dan sesudah pembelajaran (c)

menggunakan berbagai cara dan berbagai sumber (d) tes hanya salah satu alat

pengumpul data penilaian (e) tugas-tugas yang diberikan kepada siswa harus

mencerminkan bagian-bagian dari kehidupan siswa

Berdasarkan pendapat tersebut penilaian autententik merupakan proses

pengumpulan berbagai data yang bisa menggambarkan perkembangan siswa

Penilaian ini menekan pada perkembangan kemampuan siswa dalam memahami

dan mempelajari pengetahuan atau keterampilan Penilaian ini dilakukan dengan

berbagai cara yaitu pemberian tugas proses pembelajaran kinerja performan

hasil karya atau produk dan sebagainya

Autentic Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa

memberikan gambaran perkembangan belajar siswa dan perlu diketahui oleh guru

untuk bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan

benar Penekanannya pada assesment dalam proses pembelajaran data yang

dikumpulkan diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan siswa pada saat

30

melakukan proses pembelajaran Kemajuan belajar dinilai dari proses

pembelajaran bukan melalui hasil

Karakteristik assessment adalah (a) dilaksanakan selama dan sesudah proses

pembelajaran berlangsung (b) bisa digunakan untuk formatif dan sumatif (c)

yang diukur keterampilan dan performansi bukan fakta (d) berkesinambungan (e)

terintegrasi (f) dapat digunakan sebagai feed back Bentuk-bentuk penilaian

autentik fortofolios story reteling interview video tape evaluation of

performance audio tepe evaluation of reading teacher observations close test

Dalam hal iniakan dilakukan penilaian terhadap aktivitas siswa selama proses

pembelajaran dan produk tulisan deskripsi siswa dalam bahasa lampung

b Perbedaan Pendekatan kontestual dengan Pendekatan Konvensional

Menurut pendapat Nurhadi (2003 7) terdapat perbedaan antara pendekatan CTL

dan konvensional yaitu

No Pendekatan CTL

Pendekatan Konvensional

1 Siswa secara aktif terlibat dalam

proses pembelajaran

Siswa adalah penerima informasi

secara pasif

2 Siswa belajar dari teman melalui

kerja

Siswa belajar secara individual

3 Pembelajaran dikaitkan dengan

kehidupan nyata atau masalah

yang disimulasikan

Pembelajaran sangat abstrak dan

teoritis

4 Perilaku dibangun atas kesadaran

diri

Perilaku dibangun atas kebiasaan

5 Hadiah untuk perilaku baik adalah

kepuasan diri

Hadiah untuk perilaku baik adalah

pujian atau nilai (raport)

6 Keterampilan dikembangkan atas

dasar pemahaman

Keterampilan dikembangkan atas

dasar latihan

7 Seseorang tidak melakukan yang

jelek karana dia sadar hal itu keliru

dan merugikan

Seorang tidak melakukan yang jelek

karena dia takut hukuman

8 Bahasa diajarkan dengan Bahasa diajarkan dengan pendekatan

31

pendekatan komunikatif yakni

siswa diajak menggunakan bahasa

dalam monteks nyata

struktural rumus diterangkan sampai

paham kemudian dilatihkan (drill)

9 Pemahaman rumus dikembangkan

atas dasar skemata yang sudah ada

dalam diri siswa

Rumus itu ada di luar diri siswa yang

harus diterangkan diterima

dihafalkan dan dilatihkan

10 Pemahaman rumus relatif berbeda

antara siswa yang satu dengan

yang lainnya sesuai dengan

skemata siswa

Rumus adalah kebenaran absolut

hanya ada dua kemungkinan yaitu

pamahaman rumus yang salah atau

yang benar

11 Siswa menggunakan kemampuan

berfikir kritis terlibat penuh dalam

mengupayakan terjadinya proses

pembelajaran yang efektif ikut

bertanggung jawab atas terjadinya

proses pembelajaran yang efektif

dan membawa skemata masing-

masing ke dalam proses

pembelajaran

Siswa secara fasif menerima rumus

atau kaidah (membaca mendengar

mencatat menghafal) tanpa

memberikan kontribusi ide dalam

proses pembelajaran

No Pendekatan CTL

Pendekatan Konvensional

1 Pengetahuan yang dimiliki

manusia dikembangkan oleh

manusia itu sendiri Manusia

menciptakan atau membangun

pengetahauan dengan cara

memberi arti dan memahami

pengalamannya

Pengetahuan adalah penangkapan

terhadap serangkaian fakta konsep

atau hukum yang berada di luar diri

manusia

2 Ilmu pengetahuan dikonstruksi

oleh manusia sendiri sementara

manusia selalu mengalami

peristiwa baru maka

pengetahuantidak pernah stabil

selalu berkembang

Kebenaran bersifat absolut dan

pengetahuan bersifat final

3 Siswa diminta bertanggung jawab

memonitor dan mengembangkan

pembelajaran mereka masing-

masing

Guru adalah penentu jalannya proses

pembelajaran

4 Penghargaan terhadap pengalaman

siswa sangat diutamakan

Pembelajaran tidak memperhatikan

pengalaman siswa

5 Hasil belajar diukur dengan

berbagai cara proses bekerja hasil

karya penampilan rekaman tes

dan lain-lain

Hasil belajar diukur hanya dengan tes

6 Pembelajaran terjadi diberbagai Pembelajaran hanya di dalam kelas

32

tempat konteks dan setting

7 Penyesalan adalah hukuman dari

perilaku jelek

Sanksi adalah hukuman dari perilaku

jelek

8 Perilaku baik berdasar motivasi

intrinsik

Perilaku baik berdasar motivasi

ekstrinsik

9 Seorang berperilaku baik karena

dia yakin itulah yang terbaik dan

bermanfaat

Seseorang berperilaku baik karena

terbiasa melakukan begitu Kebiasaan

ini dibangun dengan hadiah yang

menyenangkan

c Beberapa Hal Penting Dalam Pembelajaran CTL

Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL harus memperhatikan hal-

hal yang yang terkait baik berkaitan dengan konsep langkah-langkah maupun

pelaksanaan pembelajaran dengan CTL Contextual Teaching and Learning

(CTL) menurut Clifford dan Wilson (20002) adalah pendekatan dalam

pembelajaran yang dapat membantu siswa menemui ketuntasan belajar

berdasarkan kompetensi yang telah ditetapkan Siswa dapat dikatakan tuntas

belajar jika ia dapat berguna dan mampu mengaplikasikan pengetahuannya

terhadap lingkungan sekitar kehidupannya baik masa kini maupun masa depan sebagai

seorang anggota keluarga warga negara dan pekerja atau karyawan

CTL dikatakan efektif digunakan dalam pembelajaran karena (Clifford dan

Wilson 20002)

1 emphasizes problem-solving

2 recognizes the need for teaching and learning to occur in multiple

contexts

3 teaches students to become self-regulated learners

4 anchors teaching in students‟ diverse life contexts

5 encourages students to learn from each other in interdependent

groups and

6 Employs authentic assessment

33

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran dengan Contextual Teaching

Learning terutama berkaitan dengan pembelajaran Bahasa Lampung adalah

sebagai berikut

1 CTL adalah model pembelajaran yang menekankan aktivitas siswa secara

penuh baik fisik maupun mental

2 CTL memandang bahwa belajar bukan menghafal akan tetapi proses

berpengalaman dalam kehidupan nyata

3 Kelas dalam pembelajaran CTL bukan sebagai tempat untuk memperoleh

informasi akan tetapi sebagai tempat untuk menguji data hasil temuan

mereka dilapangan

4 Materi pelajaran ditemukan oleh siswa sendiri bukan hasil pemberian dari

orang lain (Sanjaya 2006125)

3 Media Pembelajaran

Media berasal dari kata ldquomediumrdquo yang berasal dari bahasa latin ldquomediusrdquo yang

berarti ldquotengah atau sedangrdquo Pengertian media ini mengarah pada sesuatu yang

menjadi penghantar untuk meneruskan suatu informasi dan sumber informasi

kepada penerima informasi Dalam bahasa Arab media adalah perantara atau

pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan ringkasnya media adalah

alat untuk menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran Arsyad

(2005 54) mengartikan media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan

untuk menyampaikan pesan informasi

Heinich dalam Arsyad (2005 82) menyatakan media sebagai perantara yang

mengantar informasi apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi

34

yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud pengajaran Hamidjojo

dalam Latuheru mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah media yang

penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran (biasanya sudah

dituangkan dalam GBPP atau silabus) yang dimaksudkan untuk mempertinggi

kegiatan belajar Media pembelajaran adalah bahan alat maupun metode teknik

yang digunakan dalam kegiatan belajar dengan maksud agar proses interaksi

komunikasi edukatif antara siswa dan sumber belajar dapat berlangsung secara

tepat guna dan berdaya guna Jadi media yang dimanfaatkan untuk belajar adalah

lingkungan yang terdekat dengan siswa

ldquoNational Education Assosiationrdquo memberi definisi media sebagai bentuk-bentuk

komunikasi baik tercetak maupun audio visual dan peralatannya dengan demikian

dapat dimanipulasi dilihat didengar atau dibaca Menurut Lohan dalam

Sihkabuden (999 58) media suatu sarana atau chanel sebagai perantara antara si

pemberi pesan kepada penerima pesan

Menurut Olson dalam Budiningsih (2005 62) mendefinisikan media sebagai

teknologi untuk menyajikan merekam membagi dan mendistribusikan simbol

dengan melalui rangsangan indera tertentu disertai penstrukturan informasi

Gagne dalam Sagala (2005 281) menyatakan bahwa media pendidikan adalah

berbagai jenis komponen lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar

Briggs dalam yang sama lebih lanjut menyatakan bahwa media pembelajaran

adalah sarana untuk memberikan perangsang bagi si belajar supaya proses belajar

terjadi

Sardiman (2006 205) menyatakan bahwa

35

media pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam tiga golongan

Pertama adalah alat-alat yang merupakan benda sebenarnya yang

memberi pengalaman langsung dan nyata Kedua alat-alat yang

merupakan benda pengganti yang seringkali dalam bentuk tiruan dari

benda sebenarnya memberikan pengalamannbuatan atau tidak langsung

Ketiga bahasa lisan maupun tertulis memberikan pengalaman melalui

berbahasa

Secara umum peranan media dalam proses pembelajaran dapat

a menghemat waktu belajar

b memudahkan pemahaman

c meningkatkan perhatian siswa

d meningkatkan aktivitas siswa

e mempertinggi daya ingat siswa

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas bahwa media pembelajaran adalah segala

sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima

serta dapat merangsang pikiran perasaan perhatian dan kemauan si belajar

sehingga dapat memotivasi terjadinya belajar yang baik dengan sengaja

bertujuan dan terkendali Media pembelajaran sebagai salah satu komponen

sumber dan merupakan bagian integral dari keseluruhan komponen pembelajaran

menempati posisi yang penting dan akan turut menentukan keberhasilan

penyelenggaraan pembelajaran

Pada kenyataannya pengembangan dan penerapan media pembelajaran

diharapkan dapat memotivasi belajar terhadap pembelajaran sehingga berdampak

pula pada peningkatan hasil belajarnya Selaras dengan perkembangan ilmu

pengetahuan maka guru harus mampu mengembangkan media pembelajaran

secara bervariasi baik yang dirancang khusus (by design) maupun dengan

36

memanfaatkan (by utilization) sejumlah media yang telah ada Dengan demikian

media pendidikan dan media pengajaran dirangkum saja dengan media

pembelajaran

Kegunaan media dalam pembelajaran menurut Miarso (2005 536)

(a) Media mampu memberikan rangsangan yang bervariasi kepada otak

kita sehingga otak kita dapat berfungsi secara optimal (b) Media dapat

mengatasi keterbatasan pengamatan yang dimiliki oleh siswa (c) Media

dapat melampaui batas ruang kelas (d) Media memungkinkan adanya

interaksi langsung antara siswa dan lingkungan (e) Media menghasilkan

keseragaman pengamatan (f) Media membangkitkan keinginan dan minat

baru (g) Media membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar

(h) Media memberikan pegalaman yang integral menyeluruh dari sesuatu

yang konkret maupun yang abstrak (i) Media memberikan kesempatan

untuk belajar mandiri (j) Media meningkatkan keterbacaan baru

(membedakan dan menafsirkan objek) (k) Media mampu meningkatkan

efek sosialisasi (l) Meningkatkan kemampuan ekspresi diri guru maupun

siswa

Kriteria pemilihan media menurut Arsyad (2005 39) sebagai berikut (a) sesuai

dengan tujuan yang ingin dicapai (b) tepat untuk mendukung isi pelajaran yang

sifatnya fakta konsep prinsip atau generalisasi (c) praktis luwes dan bertahan

(d) guru trampil menggunakannya (e) pengelompokan sasaran (f) mutu teknis

(memiliki persyaratan teknis yang tertentu)

Tiga kategori media menurut Haney dan Ullmer yang dikutip Miarso (200525)

yaitu

(1) Media Penyaji Grafis bahan cetak dan gambar diam Proyeksi diam

Audio kaset Audio ditambah visual diam Gambar hidup film Televisi

Multi media (2) Media Objek Objek sebenarnya alami (hidup dan tak

hidup) buatan gedung mesin-mesin alat-alat komunikasi jaringan

transportasi dan semua benda yang dibuat Objek pengganti replika

model dan benda tiruan (3) Media Interaktif memperhatikan penyajian

objek dan berinteraksi (internet komputer)

37

Media yang akan digunakan dalampenelitian ini adalah media objek sebenarnya

alami hidup dan tak hidup yang terdapat di lingkungan sekitar sekolah yaitu

sugai gunung kebun pantai dan benda-benda tak hidup lainnya

4 Pembelajaran Menulis Deskripsi Berbahasa Lampung Menggunakan CTL

Bahasa Lampung adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat penuturnya

yaitu suku Lampung dalam berkomunikasi dan mengaktualisasikan diri dalam

kehidupan sehari-hari Pakar linguistik deskriptif biasanya mendefinisikan bahasa

sebagai satu sistem lambang bunyi yang bersifat arbiter kemudian lazim ditambah

dengan yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat untuk berinteraksi

dan mengidentifikasikan dirirdquo (Chaer 1997 68) Nababan (1999 96)

mengemukakan bahwa bahasa memiliki empat fungsi yaitu fungsi kebudayaan

kemasyarakatan perorangan dan pendidikan

Fungsi kebudayaan meliputi tiga hal yaitu pelestarian kebudayaan

pengembangan kebudayaan dan inventarisasi ciri-ciri kebudayaan Fungsi

kemasyarakatan meliputi ruang lingkup dan bidang pemakaian Fungsi perorangan

meliputi fungsi instrumental kepribadian pemecahan masalah khayalan dan

informatif Fungsi pendidikan meliputi fungsi integratif instrumental kultural dan

penalaran

Fungsi dan tujuan pembelajaran bahasa Lampung untuk membelajarkan siswa

didik dalam belajar bahasa Lampung dan berfungsi memberikan kemampuan

menggunakan bahasa Lampung bagi kepentingan berpikir merasa dan

38

berkomunikasi dalam kehidupan budaya masa kini sebagai lanjutan dari

kehidupan masa lalu dengan memperhatikan peristiwa penggunaannya

Pada proses pembelajaran berlangsung guru memotivasi siswa melakukan

pengamatan terhadap gambar kemudian mengungkapkan hasil pengamatannya

melalui deskripsi Siswa menulis deskripsi sesuai dengan kaidah bahasa

Lampung baik ejaan struktur maupun kosa kata Dengan demikian pembelajaran

dalam terlaksana dengan mengoptimalkan masyarakat belajar dalam pembelajaran

bahasa Lampung dengan pendekatan CTL

Pembelajaran bahasa Lampung meliputi pengenalan pemahaman dan

keterampilan mencakup unsur bahasa Lampung (Depdikbud Provinsi Lampung

2003 16) yaitu

a) Lafal dan ejaan yang berkenaan dengan lafal yang baik dan ejaan yang

sesuai dengan pedoman Ejaan Bahasa Lampung

b) Struktur yang berkenaan dengan bebtuk kata frase dan kalimat Bahasa

Lampung yang baik dan yang diterima bukan teoritis

c) Kosa kata yang berkenaan dengan kata-kata bahasa lampung dari berbagai

lingkungan kehidupan yang diperlukan sebagai alat berpikir merasa dan

berkomunikasi dengan lancar

d) Wacana berkenaan dengan karangan jenis narasi deskripsi eksposisi

argumentasi dan drama

Lebih lanjut dijelaskan pokok-pokok bahasan pembelajaran mencerminkan

kegiatan berbahasa dalam bahasa Lampung khususnya menulis adalah

pembelajaran menulis untuk mengomunikasikan gagasan perasaan dan pesan

dengan bahasa Lampung secara tertulis baik dalam bentuk prosa atau puisi

maupun dalam berbagai jenis karangan seperti pada karangan deskripsi berbahasa

Lampung

39

Pembelajaran menulis disesuaikan dengan ketentuan menulis Hamer (1999 48)

mengatakan bahwa dalam keterampilan menulis harus diperhatikan beberapa hal

misalnya penyusunan kalimat menjadi paragraf bagaimana paragraf digabungkan

dan dikelompokan sehingga menjadi tulisan yang koheren Penerapan

pembelajaran pendekatan kontekstual (CTL) dalam penelitian ini adalah guru

mendesain proses pembelajaran menulis teks deskripsi berbahasa Lampung

dengan memanfaatkan lingkungan sebagai media Mengonstruksi pengetahuan

siswa sedikit demi sedikit sehingga pengetahuannya bermakna dalam proses

menemukan bertanya masyarakat belajar memberi permodelan melaksanakan

refleksi dalam pembelajaran dan melaksanakan penilaian autentik

5 Prestasi Belajar

a Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi adalah istilah yang diambil dari bahasa Belanda ldquoprestatierdquo yang berarti

hasil usaha Kata prestasi dalam berbagai penggunaan selalu dihubungkan dengan

aktivitas tertentu Prestasi belajar adalah kemampuan nyata yang dapat langsung

diukur dengan tes tertentu dan dapat dihitung hasilnya menurut Zainal dalam

Sagala (2005 101) bahwa ldquoPrestasi merupakan kemampuan siswa yang dapat

dicapai saat dilakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa

terhadap berbagai hal yang pernah dilatihkan diajarkan sudah dapat diperoleh

gambaran yang nyata tentang pencapaian program pembelajaran secara

menyeluruhrdquo

Di samping itu menurut Wittrock dalam Latuheru (1999 46) ldquoprestasi belajar

adalah suatu terminology yang menggambarkan suatu proses perubahan melalui

40

pengalaman Proses tersebut mempersyaratkan perubahan yang relative permanen

berupa sikap pengetahuan informasi kemampuan dan keterampilan melalui

pengalamanrdquo

Skiner dengan teori operant conditioning sebagaimana dikutip Gredler (dalam

Slameto 2003 49) mengatakan bahwa prestasi belajar merupakan respon

tingkah laku yang baru Walaupun Skiner mengatakan demikian namun pada

dasarnya respon yang baru itu sama pengertiannya dengan tingkah laku

pengetahuan sikap keterampilan yang baru

Prestasi menurut Hamalik (198384) adalah perubahan tingkahlaku yang

diharapkan kepada murid setelah diadakan proses belajar mengajar Sedangkan

menurut Yusuf (198224) prestasi adalah tingkatan kepandaian keterampilan yang

telah dicapai setelah melakukan kegiatan pekerjaan atau latihan itu sendiri

Menurut Adi Nugroho prestasi adalah segala jenis pekerjaan yang berasil dan

prestasi itu menunjukkan kecakapan Selanjutnya Purwadarminto menyebutkan

bahwa prestasi adalah hasil yang dicapai sebaik-baiknya menurut kemampuan

anak pada waktu tertentu terhadap hal-hal yang dikerjakan dilakukan

Reigeluth dalam yang sama berpendapat prestasi belajar dapat juga dikatakan

sebagai pengaruh yang memberikan suatu ukuran nilai dari metode (strategi)

alternatif dalam kondisi yang berbeda ada hasilnyata dan diinginkan Hasil nyata

hasil-hasil kehidupan nyata dari menggunakan metode (strategi) spesifik dalam

kondisi yang spesifik pula sedangkan hasil yang diinginkan adalah tujuan-tujuan

(goals) yang umumnya berpengaruh pada pemilihan suatu metode

41

Ini berarti prestasi belajar sangat erat kaitannya dengan metode (strategi) yang

digunakan pada sesuatu kondisi (pembelajaran) tertentu Semakin ketepatan

pemilihan metode atau strategi (pembelajaran) pada suatu kondisi semakin baik

hasil belajar Selanjutnya juga mengatakan secara spesifik hasil belajar adalah

suatu kinerja (peformance) yang diindikasikan sebagai suatu kapabilitas

(kemampuan) yang diperoleh Hasil belajar tersebut selalu dinyatakan dalam

bentuk tujuan-tujuan khusus perilaku (unjuk kerja)

Muhibin (1997141) menyebutkan bahwa prestasi belajar merupakan taraf

keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah dinyatakan

dalam bentuk skor yang diperoleh hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran

tertentu Demikian pula pendapat Albach Arnove dan Kelly (1999201) bahwa

prestasi belajar hanya ukuran keberhasilan di sekolah tidak termasuk keberhasilan

dalam keluarga dan masyarakat Davis dalam Slameto (198521) berpendapat

bahwa prestasi belajar adalah pengetahuan yang diperoleh siswa sebagai hasil dari

pembelajaran

Pendapat-pendapat di atas menunjukkan bahwa prestasi belajar dipergunakan

untuk menyebut berbagai macam hasil kegiatan atau usaha Hal ini sesuai dengan

kenyataan yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari Istilah prestasi

belajar sering digunakan untuk menyebut hasil yang dicapai dalam berbagai

kegiatan misalnya prestasi olahraga prestasi seni prestasi kerja prestasi belajar

prestasi usaha dan sebagainya

42

Berdasarkan uraian di atas prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari

proses belajar mengajar yaitu penguasaan perubahan emosional atau perubahan

tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu Prestasi belajar sering

dipergunakan dalam arti yang sangat luas seperti prestasi belajar dalam ulangan

harian prestasi pekerjaan rumah prestasi belajar tengah semester prestasi akhir

semester dan sebagainya

Cara yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat prestasi belajar adalah

dengan menggunakan tes Tes prestasi dapat digunakan sebagai suatu tes

diagnosis yang dirancang untuk membuktikan mengenai gambaran kelebihan dan

kekurangan siswa

Pada proses pembelajaran prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari

pembelajaran yang meliputi penguasaan perubahan emosional dan perubahan

tingkah laku yang dapat diukur dengan tes objektif maupun tes uraian Dengan

demikian prestasi belajar Bahasa Lampung adalah prestasi belajar siswa pada tes

ujian akhir semester atau pada Konpetensi Dasar pada mata pelajaran Bahasa

Lampung

Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

Bahasa Lampung merupakan tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari

pelajaran Bahasa Lampung di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang

diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi tertentu

Prestasi belajar memiliki beberapa kategori Gagne (19925)

mengklasifikasikannya menjadi lima kategori yakni 1) Intellectual skill 2)

Cognitive strategies 3) Verbal information 4) Motor skill dan 5) Attitudes

43

1) Keterampilan intelektual

Kemampuan ini merupakan keterampilan yang membuat seseorang secara

cakap berinteraksi dengan lingkungan melalui penggunaan lambang-lambang

2) Strategi kognitif

Kemampuan yang mengatur cara bagaimana si belajar mengelola belajarnya

3) Informasi verbal

Kemampuan ini berupa perolehan label atau nama fakta dan pengetahuan yang

sudah tersusun rapi

4) Keterampilan motorik

Kemampuan yang mendasari pelaksanaan perbuatan jasmaniah secara mulus

5) Sikap

Kemampuan yang mempengaruhi pilihan tindakan yang akan diambil

Lebih lanjut Bloom dan kawan-kawan sebagai mana dikutip oleh Degeng dalam

Hamalik (2004 90) mengklasifikasikan prestasi belajar menjadi 3 (tiga) domain

atau ranah yaitu rdquoranah kognitif psikomotor dan afektifrdquo ranah kognitif

menaruh perhatian pada pengembangan kapabilitas dan keterampilan intelektual

ranah psikomotor berkaitan dengan kegiatan-kegiatan manipulatif atau

keterampilan motorik dan ranah efektif berkaitan dengan pengembangan

perasaan sikap nilai dan emosirdquo Ketiga ketegori prestasi belajar itu mempunyai

aspek masing-masing

Kognitif aspek-aspek dari domain ini terdiri dari pengetahuan pemahaman

penerapan analisis sintesis dan evaluasi Afektif domain ini terdiri dari aspek-

aspek penerimaan tanggapan penilaian pengorganisasian dan pengarahan

44

Psikomotorik terdiri dari beberapa aspek kemampuan gerak refleks kemampuan

gerak dasar kemampuan perseptual kemampuan fisik kemampuan gerak

terampil dan kemampuan gerak komunikatif

Dapat diasumsikan bahwa untuk menghasilkan kategori kapabilitas atau kelima

ranah prestasi belajar tersebut sedikitnya banyak ditentukan atau dipengaruhi oleh

faktor internal seperti pengetahuan prasyarat atau kemampuan awal dari masing-

masing kategori hasil belajar yang dimiliki oleh siswa yang berkaitan dengan

kapabilitas atau keterampilan yang sedang dipelajari baru

Gagne (199266) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses untuk

memperoleh motivasi dalam pemngetahuan keterampilan kebiasaan dan tingkah

laku Belajar adalah suatu aktivitas yang melibatkan bukan hanya penguasaan

kemampuan akademik baru saja melainkan juga perkembangan emosional

interksi sosial dan perkembangan kepribadian Menurut Gagne (19923) belajar

adalah perubahan dalam diri manusia atau kemampuan yang berlangsung selama

satu masa waktu yang tidak semata-mata disebabkan oleh perubahan

pertumbuhan

Jenis perubahan yang dimaksud dalam belajar ini meliputi perubahan tingkah laku

setelah siswa mendapatkan berbagai pengalaman dalam proses pembelajaran

Pengalaman tersebut akan menyebabkan proses perubahan pada diri sibelajar

dengan kata lain bahwa proses belajar senantiasa merupakan perubahan

tingkahlaku dan terjadi karena pengalaman

45

Yang dimaksud prestasi belajar siswa dalam penelitian ini adalah prestasi yang

ditunjukkan siswa setelah dilakukan pembelajaran jika prestasi belajar mengalami

peningkatan maka siswa dapat dinyatakan mencapai prestasi belajar atau

mengalami peningkatan setelah mengalami belajar jika tidak prestasi belajar tidak

tercapai atau belum tuntas

Memperhatikan pernyatan tersebut belajar merupakan upaya siswa untuk

memahami materi ajar yaitu menulis deskripsi bahasa Lampung sesuai dengan

aturan penulisan atau kaidah bahasa diharapkan siswa memiliki pengetahuan dan

kemampuan dan dapat mengaplikasikan serta melaksanakan nilai positif dalam

kehidupan sehari-hari Dipahaminya suatu ilmu dalam proses pembelajaran akan

tercermin melalui hasil evaluasi Penggunaan pendekatan CTL media dan alat

belajar yang tepat dalam pembelajaran akan sangat membantu siswa belajar

Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa penggunaan pendekatan media dan alat

dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi hasil belajar siswa dapat menjadi

aktif belajar berkolaborasi dan belajar dalam waktu yang telah ditentukan pesan

dapat disalurkan dapat merangsang berpikir perhatian minat siswa sehingga

proses belajar berlangsung dengan baik Pemahaman siswa terhadap materi

mengarah pada tercapainya tujuan pembelajaran dan mencapai prestasi yang

tinggi

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

adalah berupa pengetahuan keterampilan nilai dan sikap sesuai tujuan atau

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diharapkan diperoleh setelah melalui proses pembelajaran

46

Pretasi belajar yang dimaksudkan peneliti adalah perolehan dari proses

pembelajaran yang mencakup ranah kognitif afektif dan psikomotorik mencapai

lebih besar atau sama dengan KKM pelajaran bahasa Lampung dari tujuan

pembelajaran yang diturunkan dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diperoleh siswa melalui interaksi dengan lingkungan belajar

dan suatu kondisi pembelajaran materi menulis deskripsi yang dirancang guru

sebagai fasilitator

c Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal

Standar nasional Pendidikan (Depdiknas 2008 5) menyatakan bahwa Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) adalah kriteria tertentu yang digunakan untuk

menentukan kelulusan peserta didik KKM ditentukan oleh kelompok guru mata

pelajaran pada awal tahun pelajaran dan menjadi acuan bagi pendidik dan peserta

didik KKM setiap standar kompetensi merupakan rata-rata KKM kompetensi

dasar KKM setiap kompetensi dasar merupakan rata-rata KKM dari indikator

yang terdapat dalam kompetensi dasar tersebut Penentuan KKM didasarkan pada

tiga unsur

Pertama Tingkat kompleksitas Kesulitan kerumitan setiap indikator

kompetensi dasar dan standar kompetensi yang harus dicapai peserta didik Suatu

indikator dikatakan memliliki tingkat kompleksitas tinggi apabila dalam

pencapaiannya didukuoleh sekurang-kurangnya satu dari sejumlah kondisi sebagai

berikut

1) Guru yang memahami dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan

pada peserta didik

47

2) guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang

bervariasi

3) Guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang

diajarkan

4) Peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi

5) Peserta didik yang cakap terampil menerapkan monsep

6) Peserta didik yang cermat kreatif dan inovatif dalam penyelesaian tugas

pekerjaan

7) Waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena memiliki

tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi sehingga dalam proses

pembelajarannya memerlukan pengulangan latihan

8) Tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar peserta

didik dapat mencapai ketuntasan belajar

Kedua Kemampuan daya pendukung meliputi a Sarana dan prasarana

peendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dicapai peserta

didik seperti perpustakaan laboratorium dan alat bahan untuk proses

pembelajaran b Ketersediaan tenaga manajemen sekolah dan kepedulian

stakeholders sekolah

Ketiga Tingkat Kemampuan (intake) rata-rata peserta didik di sekolah yang

bersangkutan Penetapan intake di kelas V dapat didasarkan pada nilai prestasi

rata-rata siswa saat kenaikan kelas atau dikelas sebelumnya yaitu kelas IV

KKM mulok Bahasa Lampung kelas V sesuai yang telah ditetapkan dalam

Kurikulum Sekolah atau KTSP SDN 1 Sukarame Dua Bandar Lampung Tahun

48

Pelajaran 20092010 adalah 65 KKM ini akan dijadikan tolak ukur evaluasi

keberhasilan siswa belajar apakah siswa telah mencapai ketuntasan atau belum

baik secara individual maupun secara klasikal

B Teori Belajar Bahasa dan Pembelajaran

1 Hakikat Belajar Bahasa

Dalam teori belajar konstruktivistik dikemukakan bahwa pembelajaran sebagai

proses mengkonstruksi pengetahuan yang menghubungkan yang sudah ada

dengan yang dipelajari Seperti dijelaskan Paul Suparno dalam Sardiman (2006

175) belajar merupakan proses aktif dari subyek belajar untuk mengkonstuksi

makna sesuatu entah itu teks kegiatan dialog pengalaman fisik dan lain-lain

Belajar merupakan mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau

bahkan yang dipelajarinya dengan pengertian yang sudah di miliki sehingga

pengertiannya menjadi berkembang

Guru sebagai pemrakarsa harus memberi peluang yang optimal bagi siswa Niat

dan kendali belajar sepenuhnya ada pada siswa (Budiningsih 2005 59))

Sehingga guru tidak mentransfer pengetahuan yang dimiliki melainkan membantu

siswa membentuk pengetahuannya sendiri Menurut teori konstruktivisme prinsip

yang paling penting dalam psikologi pendidikan bahwa guru tidak hanya sekedar

memberikan pengetahuan kepada siswa Siswa harus membangun sendiri

pengetahuan di benaknya Guru dapat memberi kemudahan untuk proses ini

dengan memberi kesempatan siwa untuk menentukan atau menerapkan ide-ide

mereka sendiri dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan

strategi mereka sendiri Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa

49

siswa ke pemahaman yang lebih tinggi dengan catatan siswa sendiri yang harus

memanjat anak tangga tersebut (Nur 1998 8)

Cunstruktivism approach is a view that emphasizes the active role of learner in

building understanding and making sesnse of information (Woodfolk 2004 313)

Konstruktivisme belajar menekankan pada peran aktif si belajar (learner) dalam

membangun pemahaman dan memakai suatu informasi Konstruktivis

memfokuskan pada peran siswa secara individu untuk membangun struktur

kognitif mereka ketika menginterpretasikan pengalaman-pengalaman pada situasi

belajar tertentu

Lebih lanjut Bruner dalam Sagala (2005 218) menjelaskan inti dari belajar

adalah cara-cara bagaimana orang memilih mempertahankan dan

mentransformasi secara efektif Dalam proses belajar ada 3 fase yaitu (1)

Informasi dalam tiap pelajaran kita memperoleh informasi ada yang menambah

pengetahuan yang telah kita miliki ada yang memperluas dan memperdalamnya

ada pula yang bertentangan dengan apa yang telah kita ketahui sebelumnya (2)

Transformasi informasi harus dianalisis diubah atau ditransformasi ke dalam

bentuk yang lebih abstrak atau konseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal

yang lebih luas (3) Evaluasi kemudian kita nilai hingga pengetahuan yang

diperoleh itu dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain

Masih dalam yang sama Piaget seorang psikolog Swiss berpendapat bahwa

belajar mengandung makna sebagai perubahan stuktural yang saling melengkapai

antara asimilasi dan akomodasi dalam proses menyusun kembali dan mengubah

apa yang telah diketahui melalui belajar

50

Hal ini didukung pula oleh Gagne dalam Slameto (2003 122) menjelaskan

ldquoBelajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia

belajar bisa terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi

ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya

(peformance-nya) berubah dari waktu ke waktu dan berkeyakinan bahwa

belajar dipengaruhi faktor dari dalam diri dan dari luar dimana keduanya

berinteraksirdquo

Senada dengan tersebut Merrill dan Smorgansbord dalam Yulaelawati (2004

122) menyatakan bahwa

belajar merupakan proses pembangunan pengetahuan berdasarkan

pengalaman atau pengetahuan yang telah ada sebelumnya belajar

merupakan penafsiran seseorng tentang dunia Belajar merupakan proses

yang aktif dimana pengetahuan dikembangkan berdasarkan pengalaman

dan perundingan (negoisasi) makna melalui berbagai informasi atau

mencari kesepakatan dari berbagai pandangan melalui interaksi atau

kerjasama dengan orang lain Belajar perlu disituasikan dalam latar

(seting) yang nyata

Kemudian menurut Gredler dalam Dimyati (1999 72) belajar adalah proses

seseorang memperoleh berbagai kecakapan keterampilan dan sikap menurut

Winkel dalam yang sama belajar merupakan suatu aktivitas mental psikis yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman keterampilan dan nilai

sikap Perubahan ini bersifat relative konstan dan berbekas

Aktivitas belajar menurut Djamarah dalam Sagala (2005 216) bahwa belajar

adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar dan bertujuan dimana tujuan

dalam belajar terjadinya suatu perubahan dalam individu yaitu perubahan tingkah

laku Schuman penganut konstruktif dalam yang sama mengemukakan dengan

dasar pemikiran bahwa semua orang membangaun pandangannya terhadap dunia

51

melalui pengalaman individual atau skema konstruktif menekankan pada

menyiapkan peserta didik untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam

situasi yang tidak tentu atau ambigius

Pandangan yang mampu mengakomodasi sociocultural-revolution dalam buku

Teori Belajar dan Pembelajaran dalam Budiningsih (2005 123) Vigotsky

mengatakan bahwa jalan pikiran seseorang harus dimengerti dari latar sosial-

budayanya dan sejarahnya Artinya untuk memahami pikiran seseorang bukan

dengan cara menelusuri apa yang ada di otaknya dan pada kedalaman jiwanya

melainkan dari asal usul tindakan sadarnya dari interaksi sosial yang dilatari oleh

sejarah hidupnya Interaksi sosial berkaitan erat dengan aktivitas-aktivitas dan

bahasa yang dipergunakan Ditemukan adanya jaringan erat luas dan kompleks di

dalam dan di antara keluarga-keluarga

Jaringan tersebut berkembang atas dasar confianza yang membentuk kondisi

sosial sebagai tempat penyebaran dan pertukaran pengetahuan keterampilan dan

nilai-nilai sosial budaya anak memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui

interaksi sosial sehari-hari Pandangan teori ini menempatkan inter mental atau

lingkungan sosial sebagai faktor primer dan konstitutif terhadap pembentukan

pengetahuan serta perkembangan kognitif seseorang

Di samping itu Piaget dalam yang sama menyatakan bahwa belajar lebih banyak

ditentukan karena adanya karsa individu perkembangan kognitif merupakan suatu

proses genetik yaitu proses yang didasrkan atas mekanisme biologis dalam bentuk

perkembangan sistem syaraf makin bertambah umur seseorang makin

komplekslah susunan sel syarafnya dan makin meningkat pula kemampuannyardquo

52

Dari beberapa teori konstruktivisme di atas belajar adalah merupakan kegiatan

aktif dimana sibelajar membangaun sendiri pengetahuannya subyek belajar juga

mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari dan merupakan proses

bagaimana menjadi tahu tentang sesuatu proses belajar bukanlah memindahkan

pengetahuan dari guru ke siswa tetapi sesuatu kegiatan yang memungkinkan

siswa merekonstruksi sendiri pengetahuannya

Belajar merupakan usaha manusia dalam rangka merubah pola pikir dan tingkah

lakunya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman dan interaksi dengan

lingkungan sekitarnya sehingga terjadi perubahan keterampilan pemahaman

pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat permanen dan membekas diharapkan

dapat hidup mandiri karena untuk membangun suatu pengetahuan baru siswa

akan menyesuaikan informasi baru atau pengetahuan yang disampaikan dengan

pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki melalui berinteraksi sosial

dengan peserta didik lain atau guru dan sumber belajar

Selanjutnya dapat juga dirumuskan bahwa belajar merupakan usaha manusia

dalam rangka merubah pola pikir dan tingkahlakunya berdasarkan pengetahuan

pengalaman dan interaksi dengan lingkungan sekitarnya Dengan terjadinya

perubahan keterampilan pemahaman pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat

permanen dan membekas diharapkan dapat hidup mandiri tidak tergantung pada

orang lain

Belajar yang dimaksudkan penulis adalah belajar menulis deskripsi dalam bahasa

lampung siswa mengkonstruksi sendiri informasi yang akan disampaikan melalui

tulisannya setelah mengamati lingkungan sekitar

53

b Hakikat Pembelajaran Bahasa

Sagala (2005 176) menyatakan bahwa pembelajaran ialah membelajarkan siswa

menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu

utama keberhasilan pendidikan Pembelajaran menurut Corey (1998 91) adalah

suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk

memungkinkan ia turut serta dalam tingkahlaku tertentu dalam kondisi khusus

atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu pembelajaran merupakan

subset khusus dari pendidikan Menurut Burton dalam Sagala (2005 213)

pembelajaran adalah upaya memberikan stimulus bimbingan pengarahan dan

dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar

Vigotsky dalam Budiningsih (2005 103) menyatakan dalam kegiatan

pembelajaran hendaknya anak memperoleh kesempatan yang luas untuk

mengembangkan zona perkembangan proximalnya atau potensi melalui belajar

dan berkembang guru perlu menyediakan berbagai jenis dan tingkatan bantuan

(helps) cognitive scaffolding yang dapat memfasilitasi anak agar mereka dapat

memecahkan permasalahan yang dihadapinya Bantuan dapat dalam bentuk

contoh pedoman bimbingan orang lain atau teman yang lebih kompeten

Bentuk-bentuk pembelajaran kooperatif kolaboratif serta belajar kontekstual

sangat tepat digunakan

Zona perkembangan proksimal menurutnya perkembangan kemampuan seseorang

dapat dibedakan kedalam dua tingkat yaitu tingkat aktual dan potensial tingkat

perkembangan aktual tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan

tugas-tugas atau memecahkan berbagai masalah secara mandiri (intramental)

54

sedangkan potensial kemampuan kemampuan memecahkan masalah dan

menyelesaikan tugas-tugas ketika di bawah bimbingan orang dewasa atau ketika

berkolaborasi dengan teman sebaya yang lebih kompeten (intermental)

Berdasarkan beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan pembelajaran

merupakan pengorganisasian aktivitas siswa dalam arti peran guru bukan semata-

mata memberikan informasi melainkan juga mengarahkan memotivasi dan

memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the learning) agar proses

belajar lebih memadai Pembelajaran juga mengandung arti setiap kegiatan

dirancang untuk membantu dalam mempelajari sesuatu kemampuan atau nilai

Yuelawati E (2004 121) mengutip pepatah Cina bahwa membaca

mendengar dan melihat belum cukup dalam belajar pembelajaran yang

melibatkan peserta didik untuk mengalami dan membicarakan bahan

tertentu pada orang lain dapat lebih bermakna dalam belajar terlebih lagi

bila peserta didik mempunyai kesempatan untuk mengajarkan

pengetahuannya terhadap peserta didik lain yang bersumber

Keberhasilan pembelajaran Kerucut Dale disebutkan bahwa keberhasilam

peembelajaran adalah sebagai berikut

1) Apa yang kita baca 10

2) Apa yang kita dengar 20

3) Apa yang kita lihat 30

4) Apa yang kita dengar dan lihat 50

5) Apa yang kita bicarakan dengan orang lain 70

6) Apa yang kita alami sendiri 80

7) Apa yang kita ajarkan kepada orang lain 95

55

Pembelajaran bahasa yang dimaksud adalah pembelajaran tentang menulis

deskripsi bahasa Lampung kelas V SD pembelajaran ini dirancang menggunakan

pendekatan Pembelajaran CTL khususnya untuk meningkatkan aktivitas belajar

bahasa Lampung dan sebagai bentuk nyata pelaksanaan tugas guru dalam hal

kegiatan belajar di Sekolah Dasar tentunya kondisi belajar yang aktif dan

menyenangkan

Hakikat belajar bahasa Lampung yang dimaksudkan dalam penelitian ini guru

akan merancang pembelajaran menggunakan pendekatan komunikatif integratif

siswa diharapkan dapat mendeskripsikan apa yang diamatinya Proses

pembelajaran mengkondisikan siswa untuk melakukan pengamatan kemudian

menemukan hal yang diamati mengindentifikasikan menentukan lalu

mengungkapkan apa yang diamatinya dalam tulisan deskriptif sehingga proses

belajar berlangsung aktif dan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan

Dalam Standar Kelulusan BSNP 2006 sesuai Permen No 22 tahun 2005 Standar

Kompetensi Lulusan pendidikan dasar meliputi SD MISDLB Paket A dan SMP

MTs SMPLB bertujuan meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan kepribadian

akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

lebih lanjut

Adapun Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) SD

MISDLB Paket A selengkapnya adalah (a) Menjalankan ajaran agama yang

dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak (b) Mengenal kekurangan dan

kelebihan diri sendiri (c) Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku di

lingkungannya (d) Menghargai keberagaman agama budaya suku ras dan

56

golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya (e) Menggunakan informasi

tentang lingkungan sekitar secara logis kritis dan kreatif (f) Menunjukkan

kemampuan berfikir logis kritis dan kreatif dengan bimbingan guru pendidik (g)

Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya (h)

Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan

sehari-hari (i) Menunjukkan kemampuan menggali gejala alam dan sosial di

lingkungan sekitar (j) Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap

lingkungan (k) Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa negara

dan tanah air Indonesia (l) Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan

seni dan budaya lokal (m) Menunjukkan kebiasaan hidup bersih sehat bugar

aman dan memanfaatkan waktu luang (n) Berkomunikasi secara jelas dan santun

(0) Bekerja sama dengan kelompok tolong menolong dan menjaga diri sendiri

dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya (p) Menunjukkan kegemaran

membaca dan menulis (q) Menunjukkan keterampilan menyimak berbicara

membaca menulis dan berhitung

c Hakikat Pendidikan

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat Setiap manusia membutuhkan

pendidikan sampai kapan dan dimanapun ia berada Pendidikan sangat penting

artinya sebab tenpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan

terbelakang Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk

menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing disamping

memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik

57

Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 menyatakan pendidikan sebagai usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri kepribadian kecerdasan akhlak

mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan

negara

Menurut pragmatisme pendidikan merupakan suatu proses reorganisasi dan

rekonstruksi dari pengalaman-pengalaman individu Baik anak maupun orang

dewasa selalu belajar dari pengalamannya (Sadulloh 2003 125) Sedangkan

Suhasno et all (1991 3) menyatakan bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai

suatu proses pertumbuhan yang menyesuaikan dengan lingkungan Suatu

pengarahan dan bimbingan yang diberikan kepada anak dalam pertumbuhannya

Suatu usaha sadar untuk menciptakan suatu keadaan atau situasi tertentu yang

dikehendaki oleh masyarakat serta suatu pembentukan kepribadian kemampuan

anak dalam menuju kedewasaan

Lima pilar pendidikan sekarang dan masa depan yang dicanangkan oleh UNESCO

yang perlu dikembangkan oleh lembaga pendidikan formal yaitu (1) learning to

know (belajar untuk mengetahui) (2) learning to do (belajar untuk melakukan

sesuatu) dalam hal ini kita dituntut untuk terampil dalam melakukan sesuatu (3)

learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) (4) learning to live together

(belajar untuk menjalani kehidupan bersama) dan (5) learning to trust in God

(belajar untuk bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa)

58

Realisasi ldquolearning to knowrdquo dapat diterapkan dengan memposisikan guru sebagai

fasilitator Disamping itu guru dituntut untuk dapat berperan sebagai teman

sejawat dalam berdialog dengan siswa dalam mengembangkan penguasaan

pengetahuan maupun ilmu tertentu

Learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu) akan bisa berjalan jika di

sekolah memfasilitasi siswa untuk mengaktualisasi keterampilan yang dililikinya

serta bakat dan minatnya Walaupun bakat dan minat anak banyak dipengaruhi

unsur kerturunan namun tumbuh berkembangnya bakat dan minat tergantung

pada lingkungannya Keterampilan dapat digunakan untuk menopang kehidupan

seseorang bahkan keterampilan lebih dominan daripada penguasaan pengetahuan

dalam mendukung keberhasilan kehidupan seorang

Learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) erat hubungannya dengan bakat

dan minat perkembangan fisik dan kejiwaan tipologi pribadi anak serta kondisi

lingkungannya Bagi anak yang agresif proses perkembangan diri akan berjalan

bila diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi Sebaliknya bagi anak yang

pasif peran guru sebagai pengarah sekaligus fasilitator sangat dibutuhkan untuk

pengembangan diri siswa secara maksimal

Kebiasaan hidup bersama saling menghargai terbuka memberi dan memenerima

(take and give) perlu ditumbuhkembangkan Kondisi seperti ini memungkinkan

terjadinya proses ldquolearning to live togetherrdquo (belajar untuk menjalani kehidupan

bersama) Penerapan pilar keempat ini dirasakan makin penting dalam era

globalisasi era persaingan global Perlu pemupukan sikap saling pengertian antar

ras suku dan agama agar tidak menimbulkan berbagai pertentangan yang

59

bersumber pada hal tersebut Selain empat pilar diatas dalam Undang-Undang RI

No 20 BAB II Pasal 3 Sistem Pendidikan Nasional pemerintah Indonesia

memandang perlu menjadikan peserta didik menjadi manusia yang bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab

sehingga perlu ditambah pilar kelima yaiturdquo learning to trust in Godrdquo

C Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan sebagai pembanding dan dapat digunakan untuk

meningkatkan kualitas penelitian adalah sebagai berikut

1 Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA melalui Pendekatan

Kontekstual Siswa Kelas VI Sekolah Tunas Mekar Bandar Lampung

20082009

1) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6 Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus 3 Pada

Siklus I nilai rata-rata siswa kelas 6A adalah 7179 Pada Siklus II nilai

rata-rata siswa kelas 6A adalah 7662 yang berarti meningkat 673 pada

kelas 6A dari nilai rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa

kelas 6A adalah 7832 yang berarti mengalami peningkatan sebesar 22

pada kelas 6A dari Siklus II atau mengalami peningkatan 901 pada

kelas 6Adari Siklus I pembelajarn IPA dengan Pembelajaran Kontekstual

Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang signifikan pada siklus I

pada kelas 6A hanya terdapat 14 atau 6087 siswa yang mencapai

ketuntasan sedangkan pada siklus III terdapat 23 siswa atau 100 siswa

60

yang mencapai ketuntasan yang berarti mengalami peningkatan sebesar

6429

2) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6B Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus III Pada

Siklus I nilai rata-rata 6B adalah 7222 Pada Siklus II nilai rata-rata siswa

kelas 6B adalah 7865 yang berarti meningkat 890 pada kelas 6B dari nilai

rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa 6B adalah 7946 yang

berarti mengalami peningkatan sebesar 103 dari Siklus II atau

mengalami peningkatan 1003 dari Siklus I pembelajarn IPA dengan

Pembelajaran Kontekstual Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang

signifikan pada siklus I pada kelas 6B hanya terdapat 14 atau 6087

siswa yang mencapai ketuntasan sedangkan pada siklus III masing-masing

terdapat 23 siswa atau 100 siswa yang mencapai ketuntasan yang berarti

mengalami peningkatan sebesar 6429

Berdasarkan penelitian tersebut ternyata prestasi belajar dapat ditingkatkan

melalui pendekatan pembelajaran CTL walaupun pada mata pelajaran IPA

Hal ini memungkinkan terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa

pembelajaran bahasa termasuk prestasi belajar menulis deskripsi

berbahasa Lampung

2 Jurnal Teknologi Pendidikan Unila Volume 04 No 03- Maret 2008 Penelitian

Nuraeni Erdawati dengan judul Penerapan Strategi Contextual Teaching and

Learning (CTL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) SD Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada

61

tiap siklus serta peningkatan aktivitas belajar siswa Pembelajaran

menerapkan pendekatan CTL dapat dijadikan sebagai alternatif penerapan

model pembelajaran IPS terutama pada materi peta tematik keragaman

kenampakan alam dan buatan

Merujuk hasil penelitian tersebut ternyata prestasi belajar IPS dapat

ditingkatkan melalui pendekatan pembelajaran CTL Hal ini memungkinkan

terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa pada pembelajaran bahasa

termasuk prestasi belajar menulis deskripsi berbahasa Lampung kelas V SDN

1 Sukarame Dua Bandar Lampung

Page 4: II. KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Menulis Deskripsi ...digilib.unila.ac.id/20091/3/BAB II.pdf · yang bertalian dengan usaha penulis untuk memberikan perincian dari ... Syarat-syarat

14

4) gaya adalah pilihan struktur dan kosakata untuk memberikan nada atau warna

tertentu terhadap karangan itu

5) ejaan dan tanda baca adalah penggunaan tata cara penulisan lambang bahasa

tertulis yang diadatkan dalam bahasa itu

d Syarat-syarat Karangan yang Baik

Suatu karangan menurut Akhadiah (19969) mengatakan sekurang-kurangnya

memenuhi unsur-unsur yang berhubungan dengan hal-hal berikut

1) kejelasan tema

2) kesesuaian isi dengan judul

3) kesesuaian jenis karangan

4) ketepatan ide dalam paragraf

5) ketepatan susunan kalimat

6) ketepatan pemilihan kata diksi

7) ketepatan penggunaan ejaan

1) Kejelasan Tema

Dalam mengarang tema atau topik karangan harus ditetukan terlebih dahulu

karena ia merupakan isi karangan itu Akhadiah (19969) menyatakan bahwa

topik adalah pokok pembicaraan dalam keseluruhan karangan yang dikarang

Oleh karena itu baik tidaknya suatu karangan sangat ditentukan tepat tidaknya

topik yang dipilih

15

2) Kesesuaian Isi dengan Judul

Judul sebuah karangan akan menggambarkan isi keseluruhan (Akhadiah

199610) Sementara Keraf (1994128) menyatakan bahwa judul hendaknya

menyebutkan ciri-ciri utama atau menghubungkan hal-hal penting dari

karangan sehingga para pembaca sudah dapat membayangkan apa yang

diuraikan di dalam karangan itu

3) Kesesuaian Jenis Karangan

Jenis karangan berkaitan dengan maksud atau tujuan penulisan Untuk

menentukan tujuan mengarang diperlukan tesis Akhadiah (199647)

menyatakan bahwa tesis adalah suatu kalimat penyataan yang mengandung

tujuan tulisan Penyataan ini mengandung gagasan atau amanat yang akan

dikembangkan atau diuraikan lebih lanjut melalui tulisan

4) Ketepatan Ide dalam Paragraf

Topik suatu karangan diuraikan di dalam tiap paragraf berupa satu ide pokok

dan beberapa ide penjelas Suatu paragaf yang baik haruslah memenuhi tiga

syarat be rikut

(a) kesatuan yaitu semua kalimat yang ada di dalam paragraf secara bersama-

sama membangun suatu pokok pikiran

(b) kepaduan atau koherensi yaitu kekompakan hubungan antara satu kalimat

yang lain dalam membangun paragraf itu

(c) pengembangan yaitu adanya keteraturan dalam merinci dan menyusun

pokok pikiran ke pikiran-pikiran penjelasnya (Keraf 199467)

16

5) Ketepatan Susunan Kalimat

Ketetapan unsur-unsur yang membangun suatu kalimat akan sangat

menentukan kejelasan pikiran yang dimuat dalam kalimat itu Kalimat-kalimat

yang diguna-kan dalam karangan hendaknya kalimat efektif Keraf (199335)

menyatakan bahwa kalimat efketif itu dapat mewakili isi pikiran dan perasaan

pengarang sehingga menarik perhatian pembicara serta dapat menimbulkan

kembali gagas-an pembaca yang sesuai dengan gagasan pengarang

6) Ketepatan Pemilihan KataDiksi

Susunan kata di dalam kalimat sangat berguna untuk menjaga kontinuitas

(Caraka 199954) Pernyataan ini berkaitan dengan pemilihat kata yang tepat

dalam membangun gagasan akan menjaga kesinambungan dan kekompakan

da-lam karangan Akhadiah (199632) menyatakan dalam memilih kata harus

diperhatikan dua persyaratan pokok yaitu

a) ketetapan berkaitan dengan makna aspek logika kata-kata Kata yang

dipilih harus secara tepat mengungkapkan pengertian yang disampaikan

b) kesesuian berkaitan dengan kecocokan antara kata yang digunakan

dengan kesempatan situasi dan keadaan pembaca

7) Ketepatan Penggunaan Ejaan

Ejaan artinya kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata kalimat

dsb) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca

(Moeliono 1995 250) Yang termasuk di dalamnya ialah penulisan huruf

kata kalimat dan tanda-tanda baca Ejaan memegang peranan penting dalam

karangan oleh karenanya dalam mengarang hendaklah berpedoman pada

17

ketentuan yang berla-ku yaitu buku Pedoman Umum Ejaan Yang

Disempurnakan (EyD)

e Langkah-langkah Mengarang

Agar dapat mencapai hasil mengarang yang baik ada beberapa saran yang berupa

langkah-langkah mengarang yang harus diperhatikan langkah-langkah itu ialah

1) memilih dan membatasi topik

2) menentukan tema dan merumuskan tesis

3) mengumpulkan bahan-bahan Pembicaraan

4) menyusun garis besar

1) Memilih dan Membatasi Topik

Kegiatan memilih serta membatasi topik merupakan langkah awal yang

ditempuh pengarang apalagi bagi pengarang pemula Hal ini harus dilakukan

secara tertulis agar membantu mengarahkan pengarang tentang apa yang akan

ditulisnya

2) Menentukan Tema dan Merumuskan Tesis

Setelah topik dipilih lanjutkan dengan menentukan tema mengenai apa yang

hendak kita katakan tentang topik itu Tema merupakan pusat karangan Tema

merupakan pernyataan pandangan pendirian penulis mengenai topik Tema

dapat disebut juga sebagai gagasan pokok

18

3) Mengumpulkan Bahan-bahan Pembicaraan

Setelah tema karangan dirumuskan yang merupakan pendirian atas tesis maka

sekarang akan diuraikan dipertahankan dan dibuktikan Ada dua sumber

pokok pembuktian yaitu dari diri sendiri dan dari luar Pengalaman serta hasil

pengamatan penulis yang objektif dan cermat merupakan bahan-bahan

pembicaraan yang menginspirasikan penulis mengenai apa yang akan

dituliskannya Selain diri pribadi dunia luar pun merupakan bahan yang

sangat veriatif dan inspiratif Dunia luar sebagai sumber bahan berupa

kesaksian-kesaksian orang lain anggapan-anggapan umum yang sudah

diterima masyarakat merupakan bahan yang aktual yang dapat dipergunakan

sebagai bahan pembicaraan

4) Menyusun Garis Besar atau Kerangka Karangan

Menyiapkan garis besar atau kerangka karangan merupakan ldquopengamanrdquo yang

sangat membantu penulis Penulis akan merasa pasti dan lebih aman jika garis

besar atau kerangka karangan disiapkan sebelum mulai mengarang Jika garis

besar itu betul-betul dipersiapkan dengan sebaik-baiknya maka pekerjaan

mengarang akan semakin lancar Garis besar ada yang bersifat formal

(lengkap) bersifat topikal dan ada yang bersifat kalimat Jika siswa menulis

karangan deskripsi tetapi pengetahuan pungtuasi tidak dimilikinya maka siswa

akan mengarang sesuka hatinya akibatnya perintah ini tidak akan terlaksana

Berikut digambarkan dalam diagram kerangka berpikir penelitian pada halaman

berikut

19

Pola pengembangan paragraf deskripsi

a) paragraf deskripsi spesial paragraf ini menggambarkan objek khusus

ruangan benda tempat

b) paragraf deskripsi subjektif paragraf ini menggambarkan objek seperti

tafsiran kesan perasaan penulis

c) paragraf deskripsi objektif paragraf ini menggambarkan objek dengan apa

adanya atau sebenarnya

Berdasarkan penjelasan di atas deskripsi yang dimaksudkan dalam penelitian ini

adalah karangan tentang sesuatu yang dijelaskan sesuai dengan pengamatan

terhadap objek sebenarnya menggunakan bahasa Lampung

2 Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)

a Hakikat Contextual Teaching and Learning (CTL)

Depdiknas (2003) menjelaskan bahwa CTL adalah konsep belajar yang membantu

guru mengaitkan antara materi yang dipelajari dengan situasi dunia nyata siswa

dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya

dengan penerapan dalam kehidupan mereka sehari-hari Menurut Sanjaya (2006

109) pendekatan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning)

adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses

keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari

dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong

siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka Hal ini berarti

pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat pada siswa bukan pada guru Guru

bukan sebagai sumber ilmu malainkan perancang fasilitator dan motivator

20

dalam pembelajaran Kelebihan pembelajaran menggunakan pendekatan CTL

menurut Nurhadi dkk (200432) dapat meningkatkan hasil dan keterlibatan siswa

dalam proses pembelajaran Kebaikannya sebagai berikut

1) Belajar akan lebih bermakna jika anak ldquomengalamirdquo apa yang

dipelajarinya dari pada ldquomengetahuinyardquo

2) Pembelajaran dapat membantu guru mengaitkan materi yang diajarkan

dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat

hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam

kehidupan mereka

3) Kontekstual merupakan pndekatan baru yang lebih memberdayakan siswa

tidak menghafal fakta tetapi mendorong siswa mengkonstruksikan

pengetahuan di benak mereka sendiri

4) Kontektual merupakan pembelajaran yang mengajak anak mengetahui

makna belajar dan menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang

diperolehnya untuk memecahkan masalah dalam kehidupan

Blanchara (2001 72) menyatakan bahwa pembelajaran kontekstual terjadi apabila

siswa menerapkan mengalami apa yang sedang dipelajarinya berhubungan

dengan kehidupan dan dunia nyata Center of Educations and Work at the

Univercity of Wisconsin-Madison (TEACHNET) mengeluarkan pernyataan

penting tentang CTL sebagai berikut

Contextual teaching and learning is conception of teaching and that helps

teacher relate subject ter content to real world situations and motivates

students to make connections between knowledge and its applications to

their lives as family members citizen and wokers and engange in the hard

work that learning requires (Johnson 2002 38-39)

Teachnet menekankan bahwa pembelajaran kontekstual merupakan strategi

pembelajaran yang mampu menolong guru menghubungkan isi pelajaran dengan

situasi dunia nyata CTL juga mampu memotivasi siswa dalam menghubungkan

antara pengetahuan yang diperoleh dengan aplikasinya dalam hidupnya baik

sebagai anggota keluarga masyarakat maupun dunia kerja

21

Pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual menuntut guru mampu

memotivasi siswa belajar dalam situasi dunia nyata dengan konsep belajar ini

siswa dapat menerapkan pengetahuan yang telah dimilikinya dengan materi yang

dipelajari sehingga pembelajaran diharapkan akan lebih bermakna

Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa pembelajaran kontekstual

adalah konsep belajar yang menghadirkan dunia nyata dan mendorong siswa

menghubungkan pengetahuan yang telah dimilikinya dengan penerapannya dalam

kehidupan sehari-hari Pada saat siswa memperoleh pengetahuan dan

keterampilan dari konteks yang terbatas saat itu pula sedikit demi sedikit siswa

mengkonstruksikan pemikirannya Hasil dari proses ini dijadikan siswa sebagai

bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya

Pembelajaran kontekstual mengakui bahwa ldquobelajarrdquo merupakan sesuatu yang

kompleks dan multi dimensional yang jauh melampaui berbagai metode belajar

lainnya yang hanya berorientasi pada latihan dan rangsangan tanggapan

(stimulus-respon) Pembelajaran kontekstual menganjurkan bahwa belajar hanya

terjadi jika siswa memproses informasi atau pengetahuan baru sedemikian rupa

sehingga dirasakan sesuai dengan kerangka pikiran yang dimilikinya (ingatan

pengalaman dan tanggapan)

Lebih lanjut Johnson (2006 25) menjelaskan CTL sebagai berikut

ldquoThe CTL system is an educational process that aims to help students see

meaning in the academic material they are studying in the

academicsubjects with the context of their daily lives that is with

thecontexst of the personal social and cultural circumstances To achieve

this aim the system encompasses the following eight components making

meaningful connections doing significans work self regulated learning

22

Collaborating critical and creative thingking nurturing the individual

reaching high standars using authentic assessmenrdquo

Pemahamanya hakikat CTL merupakan suatu proses pembelajaran yang bertujuan

membantu siswa melihat makna bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan

cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan sehari-hari yaitu dengan

konteks lingkungan pribadi sosial dan budaya menuntut siswa belajar bermakna

mengatur belajar sendiri bekerjasama berfikir kritis dan kreatif mencapai standar

yang tinggi

Zahorik (199914-22) menjelaskan ada lima elemen yang harus diperhatikan

dalam pembelajaran kontekstual (1) pengaktifan pengetahuan yang sudah ada

(activating knowledge) (2) pemerolehan pengetahuan baru kemudian

memperhatikan detailnya (3) pemahaman pengetahuan (understanding

knowledge) (4) mempraktekkan pengetahuan dan pengalaman (5) melakukan

refleksi (reflection knowledge)

Pendekatan CTL menurut Nurhadi (200431) memiliki tujuh komponen yaitu

konstruktivisme inquiry bertanya masyarakat belajar permodelan refleksi dan

penilaian sebenarnya Hal serupa diungkapkan oleh Sanjaya (2006113) bahwa

komponen-komponen pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran

Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah Construktivisme Inquiri

Questioning Learning community Modeling refleksi dan Authentic Assesment

Penerapan masing-masing komponen dapat dijelaskan sebagai berikut

23

1) Konstruktivisme

Merupakan aliran pembelajaran yang menuntut siswa untuk menyusun dan

membangun makna atas pengalaman baru yang didasarkan pada pengetahuan

tertentu (Hati 2007) Siswa membangun sendiri pengetahuan mereka dengan

terlibat aktif dalam proses pembelajaran Siswa ldquomengkonstruksirdquo bukan

ldquomenerimardquo pengetahuan Siswa menjadi ldquoSubjekrdquo bukan ldquoObjekrdquo belajar

Bentuknya adalah siswa mengerjakan sesuatu

a) menulis karangan deskripsi

b) mendemonstrasikan yakni bahasa komunikasi yang digunakan adalah

bahasa lampung

c) menciptakan ide karangan deskripsi sesuai yang diamati

d) memecahkan masalah

Tugas guru dalam hal ini adalah memfasilitasi proses belajar dengan menjadikan

pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa memberi kesempatan kepada

siswa untuk menemukan menerapkan idenya sendiri dan memotivasi siswa agar

menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar mengerjakan tugas

Implementasinya terdiri dari kegiatan menyebutkan mengidentifikasikan

mengkategorikan dan membuktikan Pada umumnya kita juga sudah menerapkan

filosofi ini dalam pembelajaran sehari-hari yaitu ketika kita merancang

pembelajaran dalam bentuk siswa bekerja praktek mengerjakan sesuatu

beraktifitas di dalam laboratorium membuat laporan ilmiah mendemonstrasikan

hasil kerja baik berupa laporan maupun hasil eksperimen di laboratorium

menciptakan ide dan sebagainya

24

2) Menemukan (Inquiry)

Kegiatan pembelajarannya diawali dengan pengamatan lalu berkembang

untuk memahami konsepfenomena Setelah itu siswa akan mengembangkan

dan menggunakan keterampilan berpikir kritis Siswa menemukan sendiri

pengetahuan dan keterampilan mereka melalui tahap

1) Mengamati atau melakukan observasi (observation)

2) Membaca referensi untuk informasi pendukung

3) Bertanya jawab dengan teman (questioning)

4) Menduga (hypotesis) dan memunculkan ide-ide baru

5) Mengumpulkan data sebanyak-banyaknya(data gathering)

6) Menganalisis menyimpulkan (conclusion) dan menyajikan hasil dalam

tulisan gambar dll

7) Siswa membuat laporan ilmiah sendiri

8) Siswa mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca

teman sekelas guru atau audien yang lain

9) Disampaikan pada orang lain untuk mendapat masukan

10) Melakukan refleksi

11) Menempelkan gambar karya tulis di mading majalah sekolah dsb

3) Bertanya (Questioning)

Suatu pembelajaran akan tampak hidup dan bergairah kalau disertai dengan tanya

jawab antara siswa dengan guru antara siswa dengan siswa lainnya antara siswa

dengan orang lain Manfaat tanya jawab dalam pembelajaran sangat banyak yaitu

untuk memotivasi siswa menghindari pembelajaran yang monoton Teknik

bertanya merupakan hal mendasar dalam pembelajaran kontekstual

25

Menurut Senduk (2004 45) bertanya merupakan suatu strategi yang

digunakan secara aktif oleh siswa untuk menganalisis dan mengeksplorasi

gagasan-gagasan Pendapat ini mengisyaratkan bahwa pilar bertanya dalam

pembelajaran kontekstual merupakan bagian penting karena merupakan

induk dari strategi pembelajaran Kegiatan bertanya yang dilakukan baik

oleh guru maupun oleh siswa Pertanyaan guru digunakan untuk

mengarahkan membimbing dan mengevaluasi cara berfikir siswa

Sedangkan pertanyaan siswa merupakan wujud keingintahuan (Hati 2007)

Dengan bertanya siswa dapat menggali informasi mengkonfirmasikan sesuatu

mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahui bertanya dapat

diterapkan saat berdiskusi kerja kelompok ketika mengamati dan saat

mengalami kesulitan Hampir pada semua aktifitas belajar questioning dapat

diterapkan

1) Antara siswa dengan guru

2) Antara guru dengan siswa

3) Antara siswa dengan siswa

4) Antara siswa dengan orang lain yang didatangkan ke kelas

4) Masyarakat Belajar (Learning Community)

Konsep learning community menyarankan agat hasil pembelajaran diperoleh dari

kerjasama dengan orang lain Hasil belajar diperoleh dari ldquosharingrdquo antar teman

antar kelompok dan antara yang tahu ke yang belum tahu Dalam pembelajaran

menggunakan pendekatan CTL guru disarankan selalu melaksanakan

pembelajaran dalam kelompok belajar Kelompok belajar atau sekelompok

26

komunitas yang berfungsi sebagai wadah komunikasi untuk berbagi pengalaman

dan gagasan (Hati 2007)

Mengutamakan kerjasama dengan orang lain atau kelompok dapat dilakukan jika

anggotanya mau saling mendengarkan tidak merasa paling tahu serta tidak segan

untuk bertanya kepada lainnya Prakteknya dapat terwujud dalam

1) Pembentukan kelompok kecil

2) Pembentukan kelompok besar

3) Mendatangkan bdquoahli‟ ke kelas

4) Bekerja dengan kelas sederajat

5) Bekerja dengan kelas di atasnya

6) Bekerja dengan masyarakat

Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang anggotanya heterogen yang pandai

mengajari yang lemah yang pandai belajar cepat membantu teman yang lamban

Hal ini dapat membantu siswa menuangkan deskripsi menggunakan kalimat

bahasa lampung yang tepat

5) Permodelan (Modeling)

Pengertian permodelan menurut Yasin (2004 49) merupakan suatu cara

mengaktualisasikan sesuatu yang abstrak Permodelan dapat juga dimaksudkan

untuk membahasakan gagasan yang dipikirkan mendemonstrasikan bagaimana

guru menginginkan para siswanya untuk belajar dan melakukan apa yang

diharapkan guru Jadi permodelan merupakan cara melakukan sesuatu

mempraktekkan cara mendeskripsikan sesuatu yang dilihat dan lain-lain Sebuah

pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu ada model yang bisa ditiru

27

dengan begitu guru memberi model tentang ldquobagaimana cara belajarrdquo Kegiatan

mendemonstrasikan suatu perbuatan agar siswa dapat mencontoh atau belajar

atau melakukan sesuatu sesuai dengan model yang diberikan (Hati 2007)

Model ini dapat dirancang dengan melibatkan media lingkungan misalnya guru

menunjukkan pohon kelapa sawit di halaman sekolah kemudian salah satu siswa

bisa ditunjuk untuk menyebutkan suatu kata dalam bahasa lampung yang

berhubungan dengan media tersebut Dalam pendekatan CTL guru bukan satu-

satunya model tetapi model dapat dirancang dengan melibatkan siswa

6) Refleksi (Reflection)

Refleksi merupakan respon terhadap sesuatu kejadian aktivitas atau pengetahuan

yang baru diterima contohnya

a) pertanyaan langsung tentang ketentuan apa saja yang boleh diamati

b) komentar siswa tentang pembelajaran hari itu

c) catatan atau konsep siswa

d) diskusi

e) hasil karya

Refleksi merupakan cara berfkir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir

kebelakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan masa lalu (Senduk 2004

510) Siswa memahami apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan

baru yang merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya

Refleksi merupakan respon terhadap kejadian aktivitas atau pengetahuan yang

baru diterima Pengetahuan yang bermakna diperoleh dari proses Pengetahuan

dimiliki siswa perlu diperluas melalui konteks pembelajaran yang kemudian

28

diperluas sedikit demi sedikit Siswa mencatat apa yang telah dipelajari dan

bagaimana menemukan ide-ide baru Pada akhir pembelajaran guru menyisakan

waktu untuk melakukan refleksi

Kegiatan dalam refleksi menurut Hati (2009) berupa melihat kembali atau

merespon suatu kejadian kegiatan dan pengalaman yang bertujuan untuk

mengidentifikasi hal-hal yang sudah diketahui dan hal-hal yang belum diketahui

agar dapat dilakukan suatu tindakan penyempurnaan Dapat juga dikatakan

sebagai respon terhadap kejadian aktivitas atau pengetahuan yang baru diterima

contohnya

1) Pertanyaan langsung tentang apa yang diperoleh hari itu

2) Komentar siswa tentang pembelajaran hari itu

3) Catatan atau jurnal dibuku siswa

4) Diskusi

5) Hasil karya

Penerapan refleksi menurut Nurhadi (2004 51) memiliki ciri sebagai berikut (a)

pernyataan langsung tentang apa-apa yang diperolehnya hari itu (b) catatan atau

buku jurnal di buku siswa (c) kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari

itu (d) diskusi (e) hasil karya (f) cara-cara lain yang ditempuh guru untuk

mengarahkan siswa pada pemahaman mereka tentang materi yang dipelajari Jadi

reflection adalah kegiatan memikirkan apa yang telah terjadi dalam pembelajaran

dan memberikan masukan perbaikan jika diperlukan

29

7) Penilaian yang Sebenarnya (Autentic Assessment)

Agar penilaian yang dilakukan benar-benar menggambarkan keadaan siswa yang

sebenarnya perlu dilakukan suatu penilaian yang mampu mengukur keadaan

siswa yang sebenarnya Siswa tidak hanya dinilai dari satu aspek melainkan dari

berbagai aspek sehingga data yang didapat bisa menggambarkan keadaan siswa

yang sebenar proses

Penilaian autentik memiliki beberapa karakteristik menurut Senduk (2004 52)

penilaian autentik memiliki ciri-ciri sebagai berikut (a) harus mengukur semua

aspek pembelajaran (b) dilaksanakan selama dan sesudah pembelajaran (c)

menggunakan berbagai cara dan berbagai sumber (d) tes hanya salah satu alat

pengumpul data penilaian (e) tugas-tugas yang diberikan kepada siswa harus

mencerminkan bagian-bagian dari kehidupan siswa

Berdasarkan pendapat tersebut penilaian autententik merupakan proses

pengumpulan berbagai data yang bisa menggambarkan perkembangan siswa

Penilaian ini menekan pada perkembangan kemampuan siswa dalam memahami

dan mempelajari pengetahuan atau keterampilan Penilaian ini dilakukan dengan

berbagai cara yaitu pemberian tugas proses pembelajaran kinerja performan

hasil karya atau produk dan sebagainya

Autentic Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa

memberikan gambaran perkembangan belajar siswa dan perlu diketahui oleh guru

untuk bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan

benar Penekanannya pada assesment dalam proses pembelajaran data yang

dikumpulkan diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan siswa pada saat

30

melakukan proses pembelajaran Kemajuan belajar dinilai dari proses

pembelajaran bukan melalui hasil

Karakteristik assessment adalah (a) dilaksanakan selama dan sesudah proses

pembelajaran berlangsung (b) bisa digunakan untuk formatif dan sumatif (c)

yang diukur keterampilan dan performansi bukan fakta (d) berkesinambungan (e)

terintegrasi (f) dapat digunakan sebagai feed back Bentuk-bentuk penilaian

autentik fortofolios story reteling interview video tape evaluation of

performance audio tepe evaluation of reading teacher observations close test

Dalam hal iniakan dilakukan penilaian terhadap aktivitas siswa selama proses

pembelajaran dan produk tulisan deskripsi siswa dalam bahasa lampung

b Perbedaan Pendekatan kontestual dengan Pendekatan Konvensional

Menurut pendapat Nurhadi (2003 7) terdapat perbedaan antara pendekatan CTL

dan konvensional yaitu

No Pendekatan CTL

Pendekatan Konvensional

1 Siswa secara aktif terlibat dalam

proses pembelajaran

Siswa adalah penerima informasi

secara pasif

2 Siswa belajar dari teman melalui

kerja

Siswa belajar secara individual

3 Pembelajaran dikaitkan dengan

kehidupan nyata atau masalah

yang disimulasikan

Pembelajaran sangat abstrak dan

teoritis

4 Perilaku dibangun atas kesadaran

diri

Perilaku dibangun atas kebiasaan

5 Hadiah untuk perilaku baik adalah

kepuasan diri

Hadiah untuk perilaku baik adalah

pujian atau nilai (raport)

6 Keterampilan dikembangkan atas

dasar pemahaman

Keterampilan dikembangkan atas

dasar latihan

7 Seseorang tidak melakukan yang

jelek karana dia sadar hal itu keliru

dan merugikan

Seorang tidak melakukan yang jelek

karena dia takut hukuman

8 Bahasa diajarkan dengan Bahasa diajarkan dengan pendekatan

31

pendekatan komunikatif yakni

siswa diajak menggunakan bahasa

dalam monteks nyata

struktural rumus diterangkan sampai

paham kemudian dilatihkan (drill)

9 Pemahaman rumus dikembangkan

atas dasar skemata yang sudah ada

dalam diri siswa

Rumus itu ada di luar diri siswa yang

harus diterangkan diterima

dihafalkan dan dilatihkan

10 Pemahaman rumus relatif berbeda

antara siswa yang satu dengan

yang lainnya sesuai dengan

skemata siswa

Rumus adalah kebenaran absolut

hanya ada dua kemungkinan yaitu

pamahaman rumus yang salah atau

yang benar

11 Siswa menggunakan kemampuan

berfikir kritis terlibat penuh dalam

mengupayakan terjadinya proses

pembelajaran yang efektif ikut

bertanggung jawab atas terjadinya

proses pembelajaran yang efektif

dan membawa skemata masing-

masing ke dalam proses

pembelajaran

Siswa secara fasif menerima rumus

atau kaidah (membaca mendengar

mencatat menghafal) tanpa

memberikan kontribusi ide dalam

proses pembelajaran

No Pendekatan CTL

Pendekatan Konvensional

1 Pengetahuan yang dimiliki

manusia dikembangkan oleh

manusia itu sendiri Manusia

menciptakan atau membangun

pengetahauan dengan cara

memberi arti dan memahami

pengalamannya

Pengetahuan adalah penangkapan

terhadap serangkaian fakta konsep

atau hukum yang berada di luar diri

manusia

2 Ilmu pengetahuan dikonstruksi

oleh manusia sendiri sementara

manusia selalu mengalami

peristiwa baru maka

pengetahuantidak pernah stabil

selalu berkembang

Kebenaran bersifat absolut dan

pengetahuan bersifat final

3 Siswa diminta bertanggung jawab

memonitor dan mengembangkan

pembelajaran mereka masing-

masing

Guru adalah penentu jalannya proses

pembelajaran

4 Penghargaan terhadap pengalaman

siswa sangat diutamakan

Pembelajaran tidak memperhatikan

pengalaman siswa

5 Hasil belajar diukur dengan

berbagai cara proses bekerja hasil

karya penampilan rekaman tes

dan lain-lain

Hasil belajar diukur hanya dengan tes

6 Pembelajaran terjadi diberbagai Pembelajaran hanya di dalam kelas

32

tempat konteks dan setting

7 Penyesalan adalah hukuman dari

perilaku jelek

Sanksi adalah hukuman dari perilaku

jelek

8 Perilaku baik berdasar motivasi

intrinsik

Perilaku baik berdasar motivasi

ekstrinsik

9 Seorang berperilaku baik karena

dia yakin itulah yang terbaik dan

bermanfaat

Seseorang berperilaku baik karena

terbiasa melakukan begitu Kebiasaan

ini dibangun dengan hadiah yang

menyenangkan

c Beberapa Hal Penting Dalam Pembelajaran CTL

Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL harus memperhatikan hal-

hal yang yang terkait baik berkaitan dengan konsep langkah-langkah maupun

pelaksanaan pembelajaran dengan CTL Contextual Teaching and Learning

(CTL) menurut Clifford dan Wilson (20002) adalah pendekatan dalam

pembelajaran yang dapat membantu siswa menemui ketuntasan belajar

berdasarkan kompetensi yang telah ditetapkan Siswa dapat dikatakan tuntas

belajar jika ia dapat berguna dan mampu mengaplikasikan pengetahuannya

terhadap lingkungan sekitar kehidupannya baik masa kini maupun masa depan sebagai

seorang anggota keluarga warga negara dan pekerja atau karyawan

CTL dikatakan efektif digunakan dalam pembelajaran karena (Clifford dan

Wilson 20002)

1 emphasizes problem-solving

2 recognizes the need for teaching and learning to occur in multiple

contexts

3 teaches students to become self-regulated learners

4 anchors teaching in students‟ diverse life contexts

5 encourages students to learn from each other in interdependent

groups and

6 Employs authentic assessment

33

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran dengan Contextual Teaching

Learning terutama berkaitan dengan pembelajaran Bahasa Lampung adalah

sebagai berikut

1 CTL adalah model pembelajaran yang menekankan aktivitas siswa secara

penuh baik fisik maupun mental

2 CTL memandang bahwa belajar bukan menghafal akan tetapi proses

berpengalaman dalam kehidupan nyata

3 Kelas dalam pembelajaran CTL bukan sebagai tempat untuk memperoleh

informasi akan tetapi sebagai tempat untuk menguji data hasil temuan

mereka dilapangan

4 Materi pelajaran ditemukan oleh siswa sendiri bukan hasil pemberian dari

orang lain (Sanjaya 2006125)

3 Media Pembelajaran

Media berasal dari kata ldquomediumrdquo yang berasal dari bahasa latin ldquomediusrdquo yang

berarti ldquotengah atau sedangrdquo Pengertian media ini mengarah pada sesuatu yang

menjadi penghantar untuk meneruskan suatu informasi dan sumber informasi

kepada penerima informasi Dalam bahasa Arab media adalah perantara atau

pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan ringkasnya media adalah

alat untuk menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran Arsyad

(2005 54) mengartikan media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan

untuk menyampaikan pesan informasi

Heinich dalam Arsyad (2005 82) menyatakan media sebagai perantara yang

mengantar informasi apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi

34

yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud pengajaran Hamidjojo

dalam Latuheru mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah media yang

penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran (biasanya sudah

dituangkan dalam GBPP atau silabus) yang dimaksudkan untuk mempertinggi

kegiatan belajar Media pembelajaran adalah bahan alat maupun metode teknik

yang digunakan dalam kegiatan belajar dengan maksud agar proses interaksi

komunikasi edukatif antara siswa dan sumber belajar dapat berlangsung secara

tepat guna dan berdaya guna Jadi media yang dimanfaatkan untuk belajar adalah

lingkungan yang terdekat dengan siswa

ldquoNational Education Assosiationrdquo memberi definisi media sebagai bentuk-bentuk

komunikasi baik tercetak maupun audio visual dan peralatannya dengan demikian

dapat dimanipulasi dilihat didengar atau dibaca Menurut Lohan dalam

Sihkabuden (999 58) media suatu sarana atau chanel sebagai perantara antara si

pemberi pesan kepada penerima pesan

Menurut Olson dalam Budiningsih (2005 62) mendefinisikan media sebagai

teknologi untuk menyajikan merekam membagi dan mendistribusikan simbol

dengan melalui rangsangan indera tertentu disertai penstrukturan informasi

Gagne dalam Sagala (2005 281) menyatakan bahwa media pendidikan adalah

berbagai jenis komponen lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar

Briggs dalam yang sama lebih lanjut menyatakan bahwa media pembelajaran

adalah sarana untuk memberikan perangsang bagi si belajar supaya proses belajar

terjadi

Sardiman (2006 205) menyatakan bahwa

35

media pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam tiga golongan

Pertama adalah alat-alat yang merupakan benda sebenarnya yang

memberi pengalaman langsung dan nyata Kedua alat-alat yang

merupakan benda pengganti yang seringkali dalam bentuk tiruan dari

benda sebenarnya memberikan pengalamannbuatan atau tidak langsung

Ketiga bahasa lisan maupun tertulis memberikan pengalaman melalui

berbahasa

Secara umum peranan media dalam proses pembelajaran dapat

a menghemat waktu belajar

b memudahkan pemahaman

c meningkatkan perhatian siswa

d meningkatkan aktivitas siswa

e mempertinggi daya ingat siswa

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas bahwa media pembelajaran adalah segala

sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima

serta dapat merangsang pikiran perasaan perhatian dan kemauan si belajar

sehingga dapat memotivasi terjadinya belajar yang baik dengan sengaja

bertujuan dan terkendali Media pembelajaran sebagai salah satu komponen

sumber dan merupakan bagian integral dari keseluruhan komponen pembelajaran

menempati posisi yang penting dan akan turut menentukan keberhasilan

penyelenggaraan pembelajaran

Pada kenyataannya pengembangan dan penerapan media pembelajaran

diharapkan dapat memotivasi belajar terhadap pembelajaran sehingga berdampak

pula pada peningkatan hasil belajarnya Selaras dengan perkembangan ilmu

pengetahuan maka guru harus mampu mengembangkan media pembelajaran

secara bervariasi baik yang dirancang khusus (by design) maupun dengan

36

memanfaatkan (by utilization) sejumlah media yang telah ada Dengan demikian

media pendidikan dan media pengajaran dirangkum saja dengan media

pembelajaran

Kegunaan media dalam pembelajaran menurut Miarso (2005 536)

(a) Media mampu memberikan rangsangan yang bervariasi kepada otak

kita sehingga otak kita dapat berfungsi secara optimal (b) Media dapat

mengatasi keterbatasan pengamatan yang dimiliki oleh siswa (c) Media

dapat melampaui batas ruang kelas (d) Media memungkinkan adanya

interaksi langsung antara siswa dan lingkungan (e) Media menghasilkan

keseragaman pengamatan (f) Media membangkitkan keinginan dan minat

baru (g) Media membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar

(h) Media memberikan pegalaman yang integral menyeluruh dari sesuatu

yang konkret maupun yang abstrak (i) Media memberikan kesempatan

untuk belajar mandiri (j) Media meningkatkan keterbacaan baru

(membedakan dan menafsirkan objek) (k) Media mampu meningkatkan

efek sosialisasi (l) Meningkatkan kemampuan ekspresi diri guru maupun

siswa

Kriteria pemilihan media menurut Arsyad (2005 39) sebagai berikut (a) sesuai

dengan tujuan yang ingin dicapai (b) tepat untuk mendukung isi pelajaran yang

sifatnya fakta konsep prinsip atau generalisasi (c) praktis luwes dan bertahan

(d) guru trampil menggunakannya (e) pengelompokan sasaran (f) mutu teknis

(memiliki persyaratan teknis yang tertentu)

Tiga kategori media menurut Haney dan Ullmer yang dikutip Miarso (200525)

yaitu

(1) Media Penyaji Grafis bahan cetak dan gambar diam Proyeksi diam

Audio kaset Audio ditambah visual diam Gambar hidup film Televisi

Multi media (2) Media Objek Objek sebenarnya alami (hidup dan tak

hidup) buatan gedung mesin-mesin alat-alat komunikasi jaringan

transportasi dan semua benda yang dibuat Objek pengganti replika

model dan benda tiruan (3) Media Interaktif memperhatikan penyajian

objek dan berinteraksi (internet komputer)

37

Media yang akan digunakan dalampenelitian ini adalah media objek sebenarnya

alami hidup dan tak hidup yang terdapat di lingkungan sekitar sekolah yaitu

sugai gunung kebun pantai dan benda-benda tak hidup lainnya

4 Pembelajaran Menulis Deskripsi Berbahasa Lampung Menggunakan CTL

Bahasa Lampung adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat penuturnya

yaitu suku Lampung dalam berkomunikasi dan mengaktualisasikan diri dalam

kehidupan sehari-hari Pakar linguistik deskriptif biasanya mendefinisikan bahasa

sebagai satu sistem lambang bunyi yang bersifat arbiter kemudian lazim ditambah

dengan yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat untuk berinteraksi

dan mengidentifikasikan dirirdquo (Chaer 1997 68) Nababan (1999 96)

mengemukakan bahwa bahasa memiliki empat fungsi yaitu fungsi kebudayaan

kemasyarakatan perorangan dan pendidikan

Fungsi kebudayaan meliputi tiga hal yaitu pelestarian kebudayaan

pengembangan kebudayaan dan inventarisasi ciri-ciri kebudayaan Fungsi

kemasyarakatan meliputi ruang lingkup dan bidang pemakaian Fungsi perorangan

meliputi fungsi instrumental kepribadian pemecahan masalah khayalan dan

informatif Fungsi pendidikan meliputi fungsi integratif instrumental kultural dan

penalaran

Fungsi dan tujuan pembelajaran bahasa Lampung untuk membelajarkan siswa

didik dalam belajar bahasa Lampung dan berfungsi memberikan kemampuan

menggunakan bahasa Lampung bagi kepentingan berpikir merasa dan

38

berkomunikasi dalam kehidupan budaya masa kini sebagai lanjutan dari

kehidupan masa lalu dengan memperhatikan peristiwa penggunaannya

Pada proses pembelajaran berlangsung guru memotivasi siswa melakukan

pengamatan terhadap gambar kemudian mengungkapkan hasil pengamatannya

melalui deskripsi Siswa menulis deskripsi sesuai dengan kaidah bahasa

Lampung baik ejaan struktur maupun kosa kata Dengan demikian pembelajaran

dalam terlaksana dengan mengoptimalkan masyarakat belajar dalam pembelajaran

bahasa Lampung dengan pendekatan CTL

Pembelajaran bahasa Lampung meliputi pengenalan pemahaman dan

keterampilan mencakup unsur bahasa Lampung (Depdikbud Provinsi Lampung

2003 16) yaitu

a) Lafal dan ejaan yang berkenaan dengan lafal yang baik dan ejaan yang

sesuai dengan pedoman Ejaan Bahasa Lampung

b) Struktur yang berkenaan dengan bebtuk kata frase dan kalimat Bahasa

Lampung yang baik dan yang diterima bukan teoritis

c) Kosa kata yang berkenaan dengan kata-kata bahasa lampung dari berbagai

lingkungan kehidupan yang diperlukan sebagai alat berpikir merasa dan

berkomunikasi dengan lancar

d) Wacana berkenaan dengan karangan jenis narasi deskripsi eksposisi

argumentasi dan drama

Lebih lanjut dijelaskan pokok-pokok bahasan pembelajaran mencerminkan

kegiatan berbahasa dalam bahasa Lampung khususnya menulis adalah

pembelajaran menulis untuk mengomunikasikan gagasan perasaan dan pesan

dengan bahasa Lampung secara tertulis baik dalam bentuk prosa atau puisi

maupun dalam berbagai jenis karangan seperti pada karangan deskripsi berbahasa

Lampung

39

Pembelajaran menulis disesuaikan dengan ketentuan menulis Hamer (1999 48)

mengatakan bahwa dalam keterampilan menulis harus diperhatikan beberapa hal

misalnya penyusunan kalimat menjadi paragraf bagaimana paragraf digabungkan

dan dikelompokan sehingga menjadi tulisan yang koheren Penerapan

pembelajaran pendekatan kontekstual (CTL) dalam penelitian ini adalah guru

mendesain proses pembelajaran menulis teks deskripsi berbahasa Lampung

dengan memanfaatkan lingkungan sebagai media Mengonstruksi pengetahuan

siswa sedikit demi sedikit sehingga pengetahuannya bermakna dalam proses

menemukan bertanya masyarakat belajar memberi permodelan melaksanakan

refleksi dalam pembelajaran dan melaksanakan penilaian autentik

5 Prestasi Belajar

a Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi adalah istilah yang diambil dari bahasa Belanda ldquoprestatierdquo yang berarti

hasil usaha Kata prestasi dalam berbagai penggunaan selalu dihubungkan dengan

aktivitas tertentu Prestasi belajar adalah kemampuan nyata yang dapat langsung

diukur dengan tes tertentu dan dapat dihitung hasilnya menurut Zainal dalam

Sagala (2005 101) bahwa ldquoPrestasi merupakan kemampuan siswa yang dapat

dicapai saat dilakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa

terhadap berbagai hal yang pernah dilatihkan diajarkan sudah dapat diperoleh

gambaran yang nyata tentang pencapaian program pembelajaran secara

menyeluruhrdquo

Di samping itu menurut Wittrock dalam Latuheru (1999 46) ldquoprestasi belajar

adalah suatu terminology yang menggambarkan suatu proses perubahan melalui

40

pengalaman Proses tersebut mempersyaratkan perubahan yang relative permanen

berupa sikap pengetahuan informasi kemampuan dan keterampilan melalui

pengalamanrdquo

Skiner dengan teori operant conditioning sebagaimana dikutip Gredler (dalam

Slameto 2003 49) mengatakan bahwa prestasi belajar merupakan respon

tingkah laku yang baru Walaupun Skiner mengatakan demikian namun pada

dasarnya respon yang baru itu sama pengertiannya dengan tingkah laku

pengetahuan sikap keterampilan yang baru

Prestasi menurut Hamalik (198384) adalah perubahan tingkahlaku yang

diharapkan kepada murid setelah diadakan proses belajar mengajar Sedangkan

menurut Yusuf (198224) prestasi adalah tingkatan kepandaian keterampilan yang

telah dicapai setelah melakukan kegiatan pekerjaan atau latihan itu sendiri

Menurut Adi Nugroho prestasi adalah segala jenis pekerjaan yang berasil dan

prestasi itu menunjukkan kecakapan Selanjutnya Purwadarminto menyebutkan

bahwa prestasi adalah hasil yang dicapai sebaik-baiknya menurut kemampuan

anak pada waktu tertentu terhadap hal-hal yang dikerjakan dilakukan

Reigeluth dalam yang sama berpendapat prestasi belajar dapat juga dikatakan

sebagai pengaruh yang memberikan suatu ukuran nilai dari metode (strategi)

alternatif dalam kondisi yang berbeda ada hasilnyata dan diinginkan Hasil nyata

hasil-hasil kehidupan nyata dari menggunakan metode (strategi) spesifik dalam

kondisi yang spesifik pula sedangkan hasil yang diinginkan adalah tujuan-tujuan

(goals) yang umumnya berpengaruh pada pemilihan suatu metode

41

Ini berarti prestasi belajar sangat erat kaitannya dengan metode (strategi) yang

digunakan pada sesuatu kondisi (pembelajaran) tertentu Semakin ketepatan

pemilihan metode atau strategi (pembelajaran) pada suatu kondisi semakin baik

hasil belajar Selanjutnya juga mengatakan secara spesifik hasil belajar adalah

suatu kinerja (peformance) yang diindikasikan sebagai suatu kapabilitas

(kemampuan) yang diperoleh Hasil belajar tersebut selalu dinyatakan dalam

bentuk tujuan-tujuan khusus perilaku (unjuk kerja)

Muhibin (1997141) menyebutkan bahwa prestasi belajar merupakan taraf

keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah dinyatakan

dalam bentuk skor yang diperoleh hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran

tertentu Demikian pula pendapat Albach Arnove dan Kelly (1999201) bahwa

prestasi belajar hanya ukuran keberhasilan di sekolah tidak termasuk keberhasilan

dalam keluarga dan masyarakat Davis dalam Slameto (198521) berpendapat

bahwa prestasi belajar adalah pengetahuan yang diperoleh siswa sebagai hasil dari

pembelajaran

Pendapat-pendapat di atas menunjukkan bahwa prestasi belajar dipergunakan

untuk menyebut berbagai macam hasil kegiatan atau usaha Hal ini sesuai dengan

kenyataan yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari Istilah prestasi

belajar sering digunakan untuk menyebut hasil yang dicapai dalam berbagai

kegiatan misalnya prestasi olahraga prestasi seni prestasi kerja prestasi belajar

prestasi usaha dan sebagainya

42

Berdasarkan uraian di atas prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari

proses belajar mengajar yaitu penguasaan perubahan emosional atau perubahan

tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu Prestasi belajar sering

dipergunakan dalam arti yang sangat luas seperti prestasi belajar dalam ulangan

harian prestasi pekerjaan rumah prestasi belajar tengah semester prestasi akhir

semester dan sebagainya

Cara yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat prestasi belajar adalah

dengan menggunakan tes Tes prestasi dapat digunakan sebagai suatu tes

diagnosis yang dirancang untuk membuktikan mengenai gambaran kelebihan dan

kekurangan siswa

Pada proses pembelajaran prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari

pembelajaran yang meliputi penguasaan perubahan emosional dan perubahan

tingkah laku yang dapat diukur dengan tes objektif maupun tes uraian Dengan

demikian prestasi belajar Bahasa Lampung adalah prestasi belajar siswa pada tes

ujian akhir semester atau pada Konpetensi Dasar pada mata pelajaran Bahasa

Lampung

Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

Bahasa Lampung merupakan tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari

pelajaran Bahasa Lampung di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang

diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi tertentu

Prestasi belajar memiliki beberapa kategori Gagne (19925)

mengklasifikasikannya menjadi lima kategori yakni 1) Intellectual skill 2)

Cognitive strategies 3) Verbal information 4) Motor skill dan 5) Attitudes

43

1) Keterampilan intelektual

Kemampuan ini merupakan keterampilan yang membuat seseorang secara

cakap berinteraksi dengan lingkungan melalui penggunaan lambang-lambang

2) Strategi kognitif

Kemampuan yang mengatur cara bagaimana si belajar mengelola belajarnya

3) Informasi verbal

Kemampuan ini berupa perolehan label atau nama fakta dan pengetahuan yang

sudah tersusun rapi

4) Keterampilan motorik

Kemampuan yang mendasari pelaksanaan perbuatan jasmaniah secara mulus

5) Sikap

Kemampuan yang mempengaruhi pilihan tindakan yang akan diambil

Lebih lanjut Bloom dan kawan-kawan sebagai mana dikutip oleh Degeng dalam

Hamalik (2004 90) mengklasifikasikan prestasi belajar menjadi 3 (tiga) domain

atau ranah yaitu rdquoranah kognitif psikomotor dan afektifrdquo ranah kognitif

menaruh perhatian pada pengembangan kapabilitas dan keterampilan intelektual

ranah psikomotor berkaitan dengan kegiatan-kegiatan manipulatif atau

keterampilan motorik dan ranah efektif berkaitan dengan pengembangan

perasaan sikap nilai dan emosirdquo Ketiga ketegori prestasi belajar itu mempunyai

aspek masing-masing

Kognitif aspek-aspek dari domain ini terdiri dari pengetahuan pemahaman

penerapan analisis sintesis dan evaluasi Afektif domain ini terdiri dari aspek-

aspek penerimaan tanggapan penilaian pengorganisasian dan pengarahan

44

Psikomotorik terdiri dari beberapa aspek kemampuan gerak refleks kemampuan

gerak dasar kemampuan perseptual kemampuan fisik kemampuan gerak

terampil dan kemampuan gerak komunikatif

Dapat diasumsikan bahwa untuk menghasilkan kategori kapabilitas atau kelima

ranah prestasi belajar tersebut sedikitnya banyak ditentukan atau dipengaruhi oleh

faktor internal seperti pengetahuan prasyarat atau kemampuan awal dari masing-

masing kategori hasil belajar yang dimiliki oleh siswa yang berkaitan dengan

kapabilitas atau keterampilan yang sedang dipelajari baru

Gagne (199266) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses untuk

memperoleh motivasi dalam pemngetahuan keterampilan kebiasaan dan tingkah

laku Belajar adalah suatu aktivitas yang melibatkan bukan hanya penguasaan

kemampuan akademik baru saja melainkan juga perkembangan emosional

interksi sosial dan perkembangan kepribadian Menurut Gagne (19923) belajar

adalah perubahan dalam diri manusia atau kemampuan yang berlangsung selama

satu masa waktu yang tidak semata-mata disebabkan oleh perubahan

pertumbuhan

Jenis perubahan yang dimaksud dalam belajar ini meliputi perubahan tingkah laku

setelah siswa mendapatkan berbagai pengalaman dalam proses pembelajaran

Pengalaman tersebut akan menyebabkan proses perubahan pada diri sibelajar

dengan kata lain bahwa proses belajar senantiasa merupakan perubahan

tingkahlaku dan terjadi karena pengalaman

45

Yang dimaksud prestasi belajar siswa dalam penelitian ini adalah prestasi yang

ditunjukkan siswa setelah dilakukan pembelajaran jika prestasi belajar mengalami

peningkatan maka siswa dapat dinyatakan mencapai prestasi belajar atau

mengalami peningkatan setelah mengalami belajar jika tidak prestasi belajar tidak

tercapai atau belum tuntas

Memperhatikan pernyatan tersebut belajar merupakan upaya siswa untuk

memahami materi ajar yaitu menulis deskripsi bahasa Lampung sesuai dengan

aturan penulisan atau kaidah bahasa diharapkan siswa memiliki pengetahuan dan

kemampuan dan dapat mengaplikasikan serta melaksanakan nilai positif dalam

kehidupan sehari-hari Dipahaminya suatu ilmu dalam proses pembelajaran akan

tercermin melalui hasil evaluasi Penggunaan pendekatan CTL media dan alat

belajar yang tepat dalam pembelajaran akan sangat membantu siswa belajar

Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa penggunaan pendekatan media dan alat

dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi hasil belajar siswa dapat menjadi

aktif belajar berkolaborasi dan belajar dalam waktu yang telah ditentukan pesan

dapat disalurkan dapat merangsang berpikir perhatian minat siswa sehingga

proses belajar berlangsung dengan baik Pemahaman siswa terhadap materi

mengarah pada tercapainya tujuan pembelajaran dan mencapai prestasi yang

tinggi

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

adalah berupa pengetahuan keterampilan nilai dan sikap sesuai tujuan atau

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diharapkan diperoleh setelah melalui proses pembelajaran

46

Pretasi belajar yang dimaksudkan peneliti adalah perolehan dari proses

pembelajaran yang mencakup ranah kognitif afektif dan psikomotorik mencapai

lebih besar atau sama dengan KKM pelajaran bahasa Lampung dari tujuan

pembelajaran yang diturunkan dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diperoleh siswa melalui interaksi dengan lingkungan belajar

dan suatu kondisi pembelajaran materi menulis deskripsi yang dirancang guru

sebagai fasilitator

c Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal

Standar nasional Pendidikan (Depdiknas 2008 5) menyatakan bahwa Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) adalah kriteria tertentu yang digunakan untuk

menentukan kelulusan peserta didik KKM ditentukan oleh kelompok guru mata

pelajaran pada awal tahun pelajaran dan menjadi acuan bagi pendidik dan peserta

didik KKM setiap standar kompetensi merupakan rata-rata KKM kompetensi

dasar KKM setiap kompetensi dasar merupakan rata-rata KKM dari indikator

yang terdapat dalam kompetensi dasar tersebut Penentuan KKM didasarkan pada

tiga unsur

Pertama Tingkat kompleksitas Kesulitan kerumitan setiap indikator

kompetensi dasar dan standar kompetensi yang harus dicapai peserta didik Suatu

indikator dikatakan memliliki tingkat kompleksitas tinggi apabila dalam

pencapaiannya didukuoleh sekurang-kurangnya satu dari sejumlah kondisi sebagai

berikut

1) Guru yang memahami dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan

pada peserta didik

47

2) guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang

bervariasi

3) Guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang

diajarkan

4) Peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi

5) Peserta didik yang cakap terampil menerapkan monsep

6) Peserta didik yang cermat kreatif dan inovatif dalam penyelesaian tugas

pekerjaan

7) Waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena memiliki

tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi sehingga dalam proses

pembelajarannya memerlukan pengulangan latihan

8) Tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar peserta

didik dapat mencapai ketuntasan belajar

Kedua Kemampuan daya pendukung meliputi a Sarana dan prasarana

peendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dicapai peserta

didik seperti perpustakaan laboratorium dan alat bahan untuk proses

pembelajaran b Ketersediaan tenaga manajemen sekolah dan kepedulian

stakeholders sekolah

Ketiga Tingkat Kemampuan (intake) rata-rata peserta didik di sekolah yang

bersangkutan Penetapan intake di kelas V dapat didasarkan pada nilai prestasi

rata-rata siswa saat kenaikan kelas atau dikelas sebelumnya yaitu kelas IV

KKM mulok Bahasa Lampung kelas V sesuai yang telah ditetapkan dalam

Kurikulum Sekolah atau KTSP SDN 1 Sukarame Dua Bandar Lampung Tahun

48

Pelajaran 20092010 adalah 65 KKM ini akan dijadikan tolak ukur evaluasi

keberhasilan siswa belajar apakah siswa telah mencapai ketuntasan atau belum

baik secara individual maupun secara klasikal

B Teori Belajar Bahasa dan Pembelajaran

1 Hakikat Belajar Bahasa

Dalam teori belajar konstruktivistik dikemukakan bahwa pembelajaran sebagai

proses mengkonstruksi pengetahuan yang menghubungkan yang sudah ada

dengan yang dipelajari Seperti dijelaskan Paul Suparno dalam Sardiman (2006

175) belajar merupakan proses aktif dari subyek belajar untuk mengkonstuksi

makna sesuatu entah itu teks kegiatan dialog pengalaman fisik dan lain-lain

Belajar merupakan mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau

bahkan yang dipelajarinya dengan pengertian yang sudah di miliki sehingga

pengertiannya menjadi berkembang

Guru sebagai pemrakarsa harus memberi peluang yang optimal bagi siswa Niat

dan kendali belajar sepenuhnya ada pada siswa (Budiningsih 2005 59))

Sehingga guru tidak mentransfer pengetahuan yang dimiliki melainkan membantu

siswa membentuk pengetahuannya sendiri Menurut teori konstruktivisme prinsip

yang paling penting dalam psikologi pendidikan bahwa guru tidak hanya sekedar

memberikan pengetahuan kepada siswa Siswa harus membangun sendiri

pengetahuan di benaknya Guru dapat memberi kemudahan untuk proses ini

dengan memberi kesempatan siwa untuk menentukan atau menerapkan ide-ide

mereka sendiri dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan

strategi mereka sendiri Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa

49

siswa ke pemahaman yang lebih tinggi dengan catatan siswa sendiri yang harus

memanjat anak tangga tersebut (Nur 1998 8)

Cunstruktivism approach is a view that emphasizes the active role of learner in

building understanding and making sesnse of information (Woodfolk 2004 313)

Konstruktivisme belajar menekankan pada peran aktif si belajar (learner) dalam

membangun pemahaman dan memakai suatu informasi Konstruktivis

memfokuskan pada peran siswa secara individu untuk membangun struktur

kognitif mereka ketika menginterpretasikan pengalaman-pengalaman pada situasi

belajar tertentu

Lebih lanjut Bruner dalam Sagala (2005 218) menjelaskan inti dari belajar

adalah cara-cara bagaimana orang memilih mempertahankan dan

mentransformasi secara efektif Dalam proses belajar ada 3 fase yaitu (1)

Informasi dalam tiap pelajaran kita memperoleh informasi ada yang menambah

pengetahuan yang telah kita miliki ada yang memperluas dan memperdalamnya

ada pula yang bertentangan dengan apa yang telah kita ketahui sebelumnya (2)

Transformasi informasi harus dianalisis diubah atau ditransformasi ke dalam

bentuk yang lebih abstrak atau konseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal

yang lebih luas (3) Evaluasi kemudian kita nilai hingga pengetahuan yang

diperoleh itu dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain

Masih dalam yang sama Piaget seorang psikolog Swiss berpendapat bahwa

belajar mengandung makna sebagai perubahan stuktural yang saling melengkapai

antara asimilasi dan akomodasi dalam proses menyusun kembali dan mengubah

apa yang telah diketahui melalui belajar

50

Hal ini didukung pula oleh Gagne dalam Slameto (2003 122) menjelaskan

ldquoBelajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia

belajar bisa terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi

ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya

(peformance-nya) berubah dari waktu ke waktu dan berkeyakinan bahwa

belajar dipengaruhi faktor dari dalam diri dan dari luar dimana keduanya

berinteraksirdquo

Senada dengan tersebut Merrill dan Smorgansbord dalam Yulaelawati (2004

122) menyatakan bahwa

belajar merupakan proses pembangunan pengetahuan berdasarkan

pengalaman atau pengetahuan yang telah ada sebelumnya belajar

merupakan penafsiran seseorng tentang dunia Belajar merupakan proses

yang aktif dimana pengetahuan dikembangkan berdasarkan pengalaman

dan perundingan (negoisasi) makna melalui berbagai informasi atau

mencari kesepakatan dari berbagai pandangan melalui interaksi atau

kerjasama dengan orang lain Belajar perlu disituasikan dalam latar

(seting) yang nyata

Kemudian menurut Gredler dalam Dimyati (1999 72) belajar adalah proses

seseorang memperoleh berbagai kecakapan keterampilan dan sikap menurut

Winkel dalam yang sama belajar merupakan suatu aktivitas mental psikis yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman keterampilan dan nilai

sikap Perubahan ini bersifat relative konstan dan berbekas

Aktivitas belajar menurut Djamarah dalam Sagala (2005 216) bahwa belajar

adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar dan bertujuan dimana tujuan

dalam belajar terjadinya suatu perubahan dalam individu yaitu perubahan tingkah

laku Schuman penganut konstruktif dalam yang sama mengemukakan dengan

dasar pemikiran bahwa semua orang membangaun pandangannya terhadap dunia

51

melalui pengalaman individual atau skema konstruktif menekankan pada

menyiapkan peserta didik untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam

situasi yang tidak tentu atau ambigius

Pandangan yang mampu mengakomodasi sociocultural-revolution dalam buku

Teori Belajar dan Pembelajaran dalam Budiningsih (2005 123) Vigotsky

mengatakan bahwa jalan pikiran seseorang harus dimengerti dari latar sosial-

budayanya dan sejarahnya Artinya untuk memahami pikiran seseorang bukan

dengan cara menelusuri apa yang ada di otaknya dan pada kedalaman jiwanya

melainkan dari asal usul tindakan sadarnya dari interaksi sosial yang dilatari oleh

sejarah hidupnya Interaksi sosial berkaitan erat dengan aktivitas-aktivitas dan

bahasa yang dipergunakan Ditemukan adanya jaringan erat luas dan kompleks di

dalam dan di antara keluarga-keluarga

Jaringan tersebut berkembang atas dasar confianza yang membentuk kondisi

sosial sebagai tempat penyebaran dan pertukaran pengetahuan keterampilan dan

nilai-nilai sosial budaya anak memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui

interaksi sosial sehari-hari Pandangan teori ini menempatkan inter mental atau

lingkungan sosial sebagai faktor primer dan konstitutif terhadap pembentukan

pengetahuan serta perkembangan kognitif seseorang

Di samping itu Piaget dalam yang sama menyatakan bahwa belajar lebih banyak

ditentukan karena adanya karsa individu perkembangan kognitif merupakan suatu

proses genetik yaitu proses yang didasrkan atas mekanisme biologis dalam bentuk

perkembangan sistem syaraf makin bertambah umur seseorang makin

komplekslah susunan sel syarafnya dan makin meningkat pula kemampuannyardquo

52

Dari beberapa teori konstruktivisme di atas belajar adalah merupakan kegiatan

aktif dimana sibelajar membangaun sendiri pengetahuannya subyek belajar juga

mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari dan merupakan proses

bagaimana menjadi tahu tentang sesuatu proses belajar bukanlah memindahkan

pengetahuan dari guru ke siswa tetapi sesuatu kegiatan yang memungkinkan

siswa merekonstruksi sendiri pengetahuannya

Belajar merupakan usaha manusia dalam rangka merubah pola pikir dan tingkah

lakunya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman dan interaksi dengan

lingkungan sekitarnya sehingga terjadi perubahan keterampilan pemahaman

pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat permanen dan membekas diharapkan

dapat hidup mandiri karena untuk membangun suatu pengetahuan baru siswa

akan menyesuaikan informasi baru atau pengetahuan yang disampaikan dengan

pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki melalui berinteraksi sosial

dengan peserta didik lain atau guru dan sumber belajar

Selanjutnya dapat juga dirumuskan bahwa belajar merupakan usaha manusia

dalam rangka merubah pola pikir dan tingkahlakunya berdasarkan pengetahuan

pengalaman dan interaksi dengan lingkungan sekitarnya Dengan terjadinya

perubahan keterampilan pemahaman pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat

permanen dan membekas diharapkan dapat hidup mandiri tidak tergantung pada

orang lain

Belajar yang dimaksudkan penulis adalah belajar menulis deskripsi dalam bahasa

lampung siswa mengkonstruksi sendiri informasi yang akan disampaikan melalui

tulisannya setelah mengamati lingkungan sekitar

53

b Hakikat Pembelajaran Bahasa

Sagala (2005 176) menyatakan bahwa pembelajaran ialah membelajarkan siswa

menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu

utama keberhasilan pendidikan Pembelajaran menurut Corey (1998 91) adalah

suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk

memungkinkan ia turut serta dalam tingkahlaku tertentu dalam kondisi khusus

atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu pembelajaran merupakan

subset khusus dari pendidikan Menurut Burton dalam Sagala (2005 213)

pembelajaran adalah upaya memberikan stimulus bimbingan pengarahan dan

dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar

Vigotsky dalam Budiningsih (2005 103) menyatakan dalam kegiatan

pembelajaran hendaknya anak memperoleh kesempatan yang luas untuk

mengembangkan zona perkembangan proximalnya atau potensi melalui belajar

dan berkembang guru perlu menyediakan berbagai jenis dan tingkatan bantuan

(helps) cognitive scaffolding yang dapat memfasilitasi anak agar mereka dapat

memecahkan permasalahan yang dihadapinya Bantuan dapat dalam bentuk

contoh pedoman bimbingan orang lain atau teman yang lebih kompeten

Bentuk-bentuk pembelajaran kooperatif kolaboratif serta belajar kontekstual

sangat tepat digunakan

Zona perkembangan proksimal menurutnya perkembangan kemampuan seseorang

dapat dibedakan kedalam dua tingkat yaitu tingkat aktual dan potensial tingkat

perkembangan aktual tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan

tugas-tugas atau memecahkan berbagai masalah secara mandiri (intramental)

54

sedangkan potensial kemampuan kemampuan memecahkan masalah dan

menyelesaikan tugas-tugas ketika di bawah bimbingan orang dewasa atau ketika

berkolaborasi dengan teman sebaya yang lebih kompeten (intermental)

Berdasarkan beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan pembelajaran

merupakan pengorganisasian aktivitas siswa dalam arti peran guru bukan semata-

mata memberikan informasi melainkan juga mengarahkan memotivasi dan

memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the learning) agar proses

belajar lebih memadai Pembelajaran juga mengandung arti setiap kegiatan

dirancang untuk membantu dalam mempelajari sesuatu kemampuan atau nilai

Yuelawati E (2004 121) mengutip pepatah Cina bahwa membaca

mendengar dan melihat belum cukup dalam belajar pembelajaran yang

melibatkan peserta didik untuk mengalami dan membicarakan bahan

tertentu pada orang lain dapat lebih bermakna dalam belajar terlebih lagi

bila peserta didik mempunyai kesempatan untuk mengajarkan

pengetahuannya terhadap peserta didik lain yang bersumber

Keberhasilan pembelajaran Kerucut Dale disebutkan bahwa keberhasilam

peembelajaran adalah sebagai berikut

1) Apa yang kita baca 10

2) Apa yang kita dengar 20

3) Apa yang kita lihat 30

4) Apa yang kita dengar dan lihat 50

5) Apa yang kita bicarakan dengan orang lain 70

6) Apa yang kita alami sendiri 80

7) Apa yang kita ajarkan kepada orang lain 95

55

Pembelajaran bahasa yang dimaksud adalah pembelajaran tentang menulis

deskripsi bahasa Lampung kelas V SD pembelajaran ini dirancang menggunakan

pendekatan Pembelajaran CTL khususnya untuk meningkatkan aktivitas belajar

bahasa Lampung dan sebagai bentuk nyata pelaksanaan tugas guru dalam hal

kegiatan belajar di Sekolah Dasar tentunya kondisi belajar yang aktif dan

menyenangkan

Hakikat belajar bahasa Lampung yang dimaksudkan dalam penelitian ini guru

akan merancang pembelajaran menggunakan pendekatan komunikatif integratif

siswa diharapkan dapat mendeskripsikan apa yang diamatinya Proses

pembelajaran mengkondisikan siswa untuk melakukan pengamatan kemudian

menemukan hal yang diamati mengindentifikasikan menentukan lalu

mengungkapkan apa yang diamatinya dalam tulisan deskriptif sehingga proses

belajar berlangsung aktif dan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan

Dalam Standar Kelulusan BSNP 2006 sesuai Permen No 22 tahun 2005 Standar

Kompetensi Lulusan pendidikan dasar meliputi SD MISDLB Paket A dan SMP

MTs SMPLB bertujuan meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan kepribadian

akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

lebih lanjut

Adapun Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) SD

MISDLB Paket A selengkapnya adalah (a) Menjalankan ajaran agama yang

dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak (b) Mengenal kekurangan dan

kelebihan diri sendiri (c) Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku di

lingkungannya (d) Menghargai keberagaman agama budaya suku ras dan

56

golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya (e) Menggunakan informasi

tentang lingkungan sekitar secara logis kritis dan kreatif (f) Menunjukkan

kemampuan berfikir logis kritis dan kreatif dengan bimbingan guru pendidik (g)

Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya (h)

Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan

sehari-hari (i) Menunjukkan kemampuan menggali gejala alam dan sosial di

lingkungan sekitar (j) Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap

lingkungan (k) Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa negara

dan tanah air Indonesia (l) Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan

seni dan budaya lokal (m) Menunjukkan kebiasaan hidup bersih sehat bugar

aman dan memanfaatkan waktu luang (n) Berkomunikasi secara jelas dan santun

(0) Bekerja sama dengan kelompok tolong menolong dan menjaga diri sendiri

dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya (p) Menunjukkan kegemaran

membaca dan menulis (q) Menunjukkan keterampilan menyimak berbicara

membaca menulis dan berhitung

c Hakikat Pendidikan

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat Setiap manusia membutuhkan

pendidikan sampai kapan dan dimanapun ia berada Pendidikan sangat penting

artinya sebab tenpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan

terbelakang Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk

menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing disamping

memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik

57

Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 menyatakan pendidikan sebagai usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri kepribadian kecerdasan akhlak

mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan

negara

Menurut pragmatisme pendidikan merupakan suatu proses reorganisasi dan

rekonstruksi dari pengalaman-pengalaman individu Baik anak maupun orang

dewasa selalu belajar dari pengalamannya (Sadulloh 2003 125) Sedangkan

Suhasno et all (1991 3) menyatakan bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai

suatu proses pertumbuhan yang menyesuaikan dengan lingkungan Suatu

pengarahan dan bimbingan yang diberikan kepada anak dalam pertumbuhannya

Suatu usaha sadar untuk menciptakan suatu keadaan atau situasi tertentu yang

dikehendaki oleh masyarakat serta suatu pembentukan kepribadian kemampuan

anak dalam menuju kedewasaan

Lima pilar pendidikan sekarang dan masa depan yang dicanangkan oleh UNESCO

yang perlu dikembangkan oleh lembaga pendidikan formal yaitu (1) learning to

know (belajar untuk mengetahui) (2) learning to do (belajar untuk melakukan

sesuatu) dalam hal ini kita dituntut untuk terampil dalam melakukan sesuatu (3)

learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) (4) learning to live together

(belajar untuk menjalani kehidupan bersama) dan (5) learning to trust in God

(belajar untuk bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa)

58

Realisasi ldquolearning to knowrdquo dapat diterapkan dengan memposisikan guru sebagai

fasilitator Disamping itu guru dituntut untuk dapat berperan sebagai teman

sejawat dalam berdialog dengan siswa dalam mengembangkan penguasaan

pengetahuan maupun ilmu tertentu

Learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu) akan bisa berjalan jika di

sekolah memfasilitasi siswa untuk mengaktualisasi keterampilan yang dililikinya

serta bakat dan minatnya Walaupun bakat dan minat anak banyak dipengaruhi

unsur kerturunan namun tumbuh berkembangnya bakat dan minat tergantung

pada lingkungannya Keterampilan dapat digunakan untuk menopang kehidupan

seseorang bahkan keterampilan lebih dominan daripada penguasaan pengetahuan

dalam mendukung keberhasilan kehidupan seorang

Learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) erat hubungannya dengan bakat

dan minat perkembangan fisik dan kejiwaan tipologi pribadi anak serta kondisi

lingkungannya Bagi anak yang agresif proses perkembangan diri akan berjalan

bila diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi Sebaliknya bagi anak yang

pasif peran guru sebagai pengarah sekaligus fasilitator sangat dibutuhkan untuk

pengembangan diri siswa secara maksimal

Kebiasaan hidup bersama saling menghargai terbuka memberi dan memenerima

(take and give) perlu ditumbuhkembangkan Kondisi seperti ini memungkinkan

terjadinya proses ldquolearning to live togetherrdquo (belajar untuk menjalani kehidupan

bersama) Penerapan pilar keempat ini dirasakan makin penting dalam era

globalisasi era persaingan global Perlu pemupukan sikap saling pengertian antar

ras suku dan agama agar tidak menimbulkan berbagai pertentangan yang

59

bersumber pada hal tersebut Selain empat pilar diatas dalam Undang-Undang RI

No 20 BAB II Pasal 3 Sistem Pendidikan Nasional pemerintah Indonesia

memandang perlu menjadikan peserta didik menjadi manusia yang bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab

sehingga perlu ditambah pilar kelima yaiturdquo learning to trust in Godrdquo

C Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan sebagai pembanding dan dapat digunakan untuk

meningkatkan kualitas penelitian adalah sebagai berikut

1 Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA melalui Pendekatan

Kontekstual Siswa Kelas VI Sekolah Tunas Mekar Bandar Lampung

20082009

1) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6 Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus 3 Pada

Siklus I nilai rata-rata siswa kelas 6A adalah 7179 Pada Siklus II nilai

rata-rata siswa kelas 6A adalah 7662 yang berarti meningkat 673 pada

kelas 6A dari nilai rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa

kelas 6A adalah 7832 yang berarti mengalami peningkatan sebesar 22

pada kelas 6A dari Siklus II atau mengalami peningkatan 901 pada

kelas 6Adari Siklus I pembelajarn IPA dengan Pembelajaran Kontekstual

Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang signifikan pada siklus I

pada kelas 6A hanya terdapat 14 atau 6087 siswa yang mencapai

ketuntasan sedangkan pada siklus III terdapat 23 siswa atau 100 siswa

60

yang mencapai ketuntasan yang berarti mengalami peningkatan sebesar

6429

2) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6B Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus III Pada

Siklus I nilai rata-rata 6B adalah 7222 Pada Siklus II nilai rata-rata siswa

kelas 6B adalah 7865 yang berarti meningkat 890 pada kelas 6B dari nilai

rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa 6B adalah 7946 yang

berarti mengalami peningkatan sebesar 103 dari Siklus II atau

mengalami peningkatan 1003 dari Siklus I pembelajarn IPA dengan

Pembelajaran Kontekstual Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang

signifikan pada siklus I pada kelas 6B hanya terdapat 14 atau 6087

siswa yang mencapai ketuntasan sedangkan pada siklus III masing-masing

terdapat 23 siswa atau 100 siswa yang mencapai ketuntasan yang berarti

mengalami peningkatan sebesar 6429

Berdasarkan penelitian tersebut ternyata prestasi belajar dapat ditingkatkan

melalui pendekatan pembelajaran CTL walaupun pada mata pelajaran IPA

Hal ini memungkinkan terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa

pembelajaran bahasa termasuk prestasi belajar menulis deskripsi

berbahasa Lampung

2 Jurnal Teknologi Pendidikan Unila Volume 04 No 03- Maret 2008 Penelitian

Nuraeni Erdawati dengan judul Penerapan Strategi Contextual Teaching and

Learning (CTL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) SD Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada

61

tiap siklus serta peningkatan aktivitas belajar siswa Pembelajaran

menerapkan pendekatan CTL dapat dijadikan sebagai alternatif penerapan

model pembelajaran IPS terutama pada materi peta tematik keragaman

kenampakan alam dan buatan

Merujuk hasil penelitian tersebut ternyata prestasi belajar IPS dapat

ditingkatkan melalui pendekatan pembelajaran CTL Hal ini memungkinkan

terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa pada pembelajaran bahasa

termasuk prestasi belajar menulis deskripsi berbahasa Lampung kelas V SDN

1 Sukarame Dua Bandar Lampung

Page 5: II. KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Menulis Deskripsi ...digilib.unila.ac.id/20091/3/BAB II.pdf · yang bertalian dengan usaha penulis untuk memberikan perincian dari ... Syarat-syarat

15

2) Kesesuaian Isi dengan Judul

Judul sebuah karangan akan menggambarkan isi keseluruhan (Akhadiah

199610) Sementara Keraf (1994128) menyatakan bahwa judul hendaknya

menyebutkan ciri-ciri utama atau menghubungkan hal-hal penting dari

karangan sehingga para pembaca sudah dapat membayangkan apa yang

diuraikan di dalam karangan itu

3) Kesesuaian Jenis Karangan

Jenis karangan berkaitan dengan maksud atau tujuan penulisan Untuk

menentukan tujuan mengarang diperlukan tesis Akhadiah (199647)

menyatakan bahwa tesis adalah suatu kalimat penyataan yang mengandung

tujuan tulisan Penyataan ini mengandung gagasan atau amanat yang akan

dikembangkan atau diuraikan lebih lanjut melalui tulisan

4) Ketepatan Ide dalam Paragraf

Topik suatu karangan diuraikan di dalam tiap paragraf berupa satu ide pokok

dan beberapa ide penjelas Suatu paragaf yang baik haruslah memenuhi tiga

syarat be rikut

(a) kesatuan yaitu semua kalimat yang ada di dalam paragraf secara bersama-

sama membangun suatu pokok pikiran

(b) kepaduan atau koherensi yaitu kekompakan hubungan antara satu kalimat

yang lain dalam membangun paragraf itu

(c) pengembangan yaitu adanya keteraturan dalam merinci dan menyusun

pokok pikiran ke pikiran-pikiran penjelasnya (Keraf 199467)

16

5) Ketepatan Susunan Kalimat

Ketetapan unsur-unsur yang membangun suatu kalimat akan sangat

menentukan kejelasan pikiran yang dimuat dalam kalimat itu Kalimat-kalimat

yang diguna-kan dalam karangan hendaknya kalimat efektif Keraf (199335)

menyatakan bahwa kalimat efketif itu dapat mewakili isi pikiran dan perasaan

pengarang sehingga menarik perhatian pembicara serta dapat menimbulkan

kembali gagas-an pembaca yang sesuai dengan gagasan pengarang

6) Ketepatan Pemilihan KataDiksi

Susunan kata di dalam kalimat sangat berguna untuk menjaga kontinuitas

(Caraka 199954) Pernyataan ini berkaitan dengan pemilihat kata yang tepat

dalam membangun gagasan akan menjaga kesinambungan dan kekompakan

da-lam karangan Akhadiah (199632) menyatakan dalam memilih kata harus

diperhatikan dua persyaratan pokok yaitu

a) ketetapan berkaitan dengan makna aspek logika kata-kata Kata yang

dipilih harus secara tepat mengungkapkan pengertian yang disampaikan

b) kesesuian berkaitan dengan kecocokan antara kata yang digunakan

dengan kesempatan situasi dan keadaan pembaca

7) Ketepatan Penggunaan Ejaan

Ejaan artinya kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata kalimat

dsb) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca

(Moeliono 1995 250) Yang termasuk di dalamnya ialah penulisan huruf

kata kalimat dan tanda-tanda baca Ejaan memegang peranan penting dalam

karangan oleh karenanya dalam mengarang hendaklah berpedoman pada

17

ketentuan yang berla-ku yaitu buku Pedoman Umum Ejaan Yang

Disempurnakan (EyD)

e Langkah-langkah Mengarang

Agar dapat mencapai hasil mengarang yang baik ada beberapa saran yang berupa

langkah-langkah mengarang yang harus diperhatikan langkah-langkah itu ialah

1) memilih dan membatasi topik

2) menentukan tema dan merumuskan tesis

3) mengumpulkan bahan-bahan Pembicaraan

4) menyusun garis besar

1) Memilih dan Membatasi Topik

Kegiatan memilih serta membatasi topik merupakan langkah awal yang

ditempuh pengarang apalagi bagi pengarang pemula Hal ini harus dilakukan

secara tertulis agar membantu mengarahkan pengarang tentang apa yang akan

ditulisnya

2) Menentukan Tema dan Merumuskan Tesis

Setelah topik dipilih lanjutkan dengan menentukan tema mengenai apa yang

hendak kita katakan tentang topik itu Tema merupakan pusat karangan Tema

merupakan pernyataan pandangan pendirian penulis mengenai topik Tema

dapat disebut juga sebagai gagasan pokok

18

3) Mengumpulkan Bahan-bahan Pembicaraan

Setelah tema karangan dirumuskan yang merupakan pendirian atas tesis maka

sekarang akan diuraikan dipertahankan dan dibuktikan Ada dua sumber

pokok pembuktian yaitu dari diri sendiri dan dari luar Pengalaman serta hasil

pengamatan penulis yang objektif dan cermat merupakan bahan-bahan

pembicaraan yang menginspirasikan penulis mengenai apa yang akan

dituliskannya Selain diri pribadi dunia luar pun merupakan bahan yang

sangat veriatif dan inspiratif Dunia luar sebagai sumber bahan berupa

kesaksian-kesaksian orang lain anggapan-anggapan umum yang sudah

diterima masyarakat merupakan bahan yang aktual yang dapat dipergunakan

sebagai bahan pembicaraan

4) Menyusun Garis Besar atau Kerangka Karangan

Menyiapkan garis besar atau kerangka karangan merupakan ldquopengamanrdquo yang

sangat membantu penulis Penulis akan merasa pasti dan lebih aman jika garis

besar atau kerangka karangan disiapkan sebelum mulai mengarang Jika garis

besar itu betul-betul dipersiapkan dengan sebaik-baiknya maka pekerjaan

mengarang akan semakin lancar Garis besar ada yang bersifat formal

(lengkap) bersifat topikal dan ada yang bersifat kalimat Jika siswa menulis

karangan deskripsi tetapi pengetahuan pungtuasi tidak dimilikinya maka siswa

akan mengarang sesuka hatinya akibatnya perintah ini tidak akan terlaksana

Berikut digambarkan dalam diagram kerangka berpikir penelitian pada halaman

berikut

19

Pola pengembangan paragraf deskripsi

a) paragraf deskripsi spesial paragraf ini menggambarkan objek khusus

ruangan benda tempat

b) paragraf deskripsi subjektif paragraf ini menggambarkan objek seperti

tafsiran kesan perasaan penulis

c) paragraf deskripsi objektif paragraf ini menggambarkan objek dengan apa

adanya atau sebenarnya

Berdasarkan penjelasan di atas deskripsi yang dimaksudkan dalam penelitian ini

adalah karangan tentang sesuatu yang dijelaskan sesuai dengan pengamatan

terhadap objek sebenarnya menggunakan bahasa Lampung

2 Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)

a Hakikat Contextual Teaching and Learning (CTL)

Depdiknas (2003) menjelaskan bahwa CTL adalah konsep belajar yang membantu

guru mengaitkan antara materi yang dipelajari dengan situasi dunia nyata siswa

dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya

dengan penerapan dalam kehidupan mereka sehari-hari Menurut Sanjaya (2006

109) pendekatan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning)

adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses

keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari

dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong

siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka Hal ini berarti

pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat pada siswa bukan pada guru Guru

bukan sebagai sumber ilmu malainkan perancang fasilitator dan motivator

20

dalam pembelajaran Kelebihan pembelajaran menggunakan pendekatan CTL

menurut Nurhadi dkk (200432) dapat meningkatkan hasil dan keterlibatan siswa

dalam proses pembelajaran Kebaikannya sebagai berikut

1) Belajar akan lebih bermakna jika anak ldquomengalamirdquo apa yang

dipelajarinya dari pada ldquomengetahuinyardquo

2) Pembelajaran dapat membantu guru mengaitkan materi yang diajarkan

dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat

hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam

kehidupan mereka

3) Kontekstual merupakan pndekatan baru yang lebih memberdayakan siswa

tidak menghafal fakta tetapi mendorong siswa mengkonstruksikan

pengetahuan di benak mereka sendiri

4) Kontektual merupakan pembelajaran yang mengajak anak mengetahui

makna belajar dan menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang

diperolehnya untuk memecahkan masalah dalam kehidupan

Blanchara (2001 72) menyatakan bahwa pembelajaran kontekstual terjadi apabila

siswa menerapkan mengalami apa yang sedang dipelajarinya berhubungan

dengan kehidupan dan dunia nyata Center of Educations and Work at the

Univercity of Wisconsin-Madison (TEACHNET) mengeluarkan pernyataan

penting tentang CTL sebagai berikut

Contextual teaching and learning is conception of teaching and that helps

teacher relate subject ter content to real world situations and motivates

students to make connections between knowledge and its applications to

their lives as family members citizen and wokers and engange in the hard

work that learning requires (Johnson 2002 38-39)

Teachnet menekankan bahwa pembelajaran kontekstual merupakan strategi

pembelajaran yang mampu menolong guru menghubungkan isi pelajaran dengan

situasi dunia nyata CTL juga mampu memotivasi siswa dalam menghubungkan

antara pengetahuan yang diperoleh dengan aplikasinya dalam hidupnya baik

sebagai anggota keluarga masyarakat maupun dunia kerja

21

Pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual menuntut guru mampu

memotivasi siswa belajar dalam situasi dunia nyata dengan konsep belajar ini

siswa dapat menerapkan pengetahuan yang telah dimilikinya dengan materi yang

dipelajari sehingga pembelajaran diharapkan akan lebih bermakna

Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa pembelajaran kontekstual

adalah konsep belajar yang menghadirkan dunia nyata dan mendorong siswa

menghubungkan pengetahuan yang telah dimilikinya dengan penerapannya dalam

kehidupan sehari-hari Pada saat siswa memperoleh pengetahuan dan

keterampilan dari konteks yang terbatas saat itu pula sedikit demi sedikit siswa

mengkonstruksikan pemikirannya Hasil dari proses ini dijadikan siswa sebagai

bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya

Pembelajaran kontekstual mengakui bahwa ldquobelajarrdquo merupakan sesuatu yang

kompleks dan multi dimensional yang jauh melampaui berbagai metode belajar

lainnya yang hanya berorientasi pada latihan dan rangsangan tanggapan

(stimulus-respon) Pembelajaran kontekstual menganjurkan bahwa belajar hanya

terjadi jika siswa memproses informasi atau pengetahuan baru sedemikian rupa

sehingga dirasakan sesuai dengan kerangka pikiran yang dimilikinya (ingatan

pengalaman dan tanggapan)

Lebih lanjut Johnson (2006 25) menjelaskan CTL sebagai berikut

ldquoThe CTL system is an educational process that aims to help students see

meaning in the academic material they are studying in the

academicsubjects with the context of their daily lives that is with

thecontexst of the personal social and cultural circumstances To achieve

this aim the system encompasses the following eight components making

meaningful connections doing significans work self regulated learning

22

Collaborating critical and creative thingking nurturing the individual

reaching high standars using authentic assessmenrdquo

Pemahamanya hakikat CTL merupakan suatu proses pembelajaran yang bertujuan

membantu siswa melihat makna bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan

cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan sehari-hari yaitu dengan

konteks lingkungan pribadi sosial dan budaya menuntut siswa belajar bermakna

mengatur belajar sendiri bekerjasama berfikir kritis dan kreatif mencapai standar

yang tinggi

Zahorik (199914-22) menjelaskan ada lima elemen yang harus diperhatikan

dalam pembelajaran kontekstual (1) pengaktifan pengetahuan yang sudah ada

(activating knowledge) (2) pemerolehan pengetahuan baru kemudian

memperhatikan detailnya (3) pemahaman pengetahuan (understanding

knowledge) (4) mempraktekkan pengetahuan dan pengalaman (5) melakukan

refleksi (reflection knowledge)

Pendekatan CTL menurut Nurhadi (200431) memiliki tujuh komponen yaitu

konstruktivisme inquiry bertanya masyarakat belajar permodelan refleksi dan

penilaian sebenarnya Hal serupa diungkapkan oleh Sanjaya (2006113) bahwa

komponen-komponen pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran

Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah Construktivisme Inquiri

Questioning Learning community Modeling refleksi dan Authentic Assesment

Penerapan masing-masing komponen dapat dijelaskan sebagai berikut

23

1) Konstruktivisme

Merupakan aliran pembelajaran yang menuntut siswa untuk menyusun dan

membangun makna atas pengalaman baru yang didasarkan pada pengetahuan

tertentu (Hati 2007) Siswa membangun sendiri pengetahuan mereka dengan

terlibat aktif dalam proses pembelajaran Siswa ldquomengkonstruksirdquo bukan

ldquomenerimardquo pengetahuan Siswa menjadi ldquoSubjekrdquo bukan ldquoObjekrdquo belajar

Bentuknya adalah siswa mengerjakan sesuatu

a) menulis karangan deskripsi

b) mendemonstrasikan yakni bahasa komunikasi yang digunakan adalah

bahasa lampung

c) menciptakan ide karangan deskripsi sesuai yang diamati

d) memecahkan masalah

Tugas guru dalam hal ini adalah memfasilitasi proses belajar dengan menjadikan

pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa memberi kesempatan kepada

siswa untuk menemukan menerapkan idenya sendiri dan memotivasi siswa agar

menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar mengerjakan tugas

Implementasinya terdiri dari kegiatan menyebutkan mengidentifikasikan

mengkategorikan dan membuktikan Pada umumnya kita juga sudah menerapkan

filosofi ini dalam pembelajaran sehari-hari yaitu ketika kita merancang

pembelajaran dalam bentuk siswa bekerja praktek mengerjakan sesuatu

beraktifitas di dalam laboratorium membuat laporan ilmiah mendemonstrasikan

hasil kerja baik berupa laporan maupun hasil eksperimen di laboratorium

menciptakan ide dan sebagainya

24

2) Menemukan (Inquiry)

Kegiatan pembelajarannya diawali dengan pengamatan lalu berkembang

untuk memahami konsepfenomena Setelah itu siswa akan mengembangkan

dan menggunakan keterampilan berpikir kritis Siswa menemukan sendiri

pengetahuan dan keterampilan mereka melalui tahap

1) Mengamati atau melakukan observasi (observation)

2) Membaca referensi untuk informasi pendukung

3) Bertanya jawab dengan teman (questioning)

4) Menduga (hypotesis) dan memunculkan ide-ide baru

5) Mengumpulkan data sebanyak-banyaknya(data gathering)

6) Menganalisis menyimpulkan (conclusion) dan menyajikan hasil dalam

tulisan gambar dll

7) Siswa membuat laporan ilmiah sendiri

8) Siswa mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca

teman sekelas guru atau audien yang lain

9) Disampaikan pada orang lain untuk mendapat masukan

10) Melakukan refleksi

11) Menempelkan gambar karya tulis di mading majalah sekolah dsb

3) Bertanya (Questioning)

Suatu pembelajaran akan tampak hidup dan bergairah kalau disertai dengan tanya

jawab antara siswa dengan guru antara siswa dengan siswa lainnya antara siswa

dengan orang lain Manfaat tanya jawab dalam pembelajaran sangat banyak yaitu

untuk memotivasi siswa menghindari pembelajaran yang monoton Teknik

bertanya merupakan hal mendasar dalam pembelajaran kontekstual

25

Menurut Senduk (2004 45) bertanya merupakan suatu strategi yang

digunakan secara aktif oleh siswa untuk menganalisis dan mengeksplorasi

gagasan-gagasan Pendapat ini mengisyaratkan bahwa pilar bertanya dalam

pembelajaran kontekstual merupakan bagian penting karena merupakan

induk dari strategi pembelajaran Kegiatan bertanya yang dilakukan baik

oleh guru maupun oleh siswa Pertanyaan guru digunakan untuk

mengarahkan membimbing dan mengevaluasi cara berfikir siswa

Sedangkan pertanyaan siswa merupakan wujud keingintahuan (Hati 2007)

Dengan bertanya siswa dapat menggali informasi mengkonfirmasikan sesuatu

mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahui bertanya dapat

diterapkan saat berdiskusi kerja kelompok ketika mengamati dan saat

mengalami kesulitan Hampir pada semua aktifitas belajar questioning dapat

diterapkan

1) Antara siswa dengan guru

2) Antara guru dengan siswa

3) Antara siswa dengan siswa

4) Antara siswa dengan orang lain yang didatangkan ke kelas

4) Masyarakat Belajar (Learning Community)

Konsep learning community menyarankan agat hasil pembelajaran diperoleh dari

kerjasama dengan orang lain Hasil belajar diperoleh dari ldquosharingrdquo antar teman

antar kelompok dan antara yang tahu ke yang belum tahu Dalam pembelajaran

menggunakan pendekatan CTL guru disarankan selalu melaksanakan

pembelajaran dalam kelompok belajar Kelompok belajar atau sekelompok

26

komunitas yang berfungsi sebagai wadah komunikasi untuk berbagi pengalaman

dan gagasan (Hati 2007)

Mengutamakan kerjasama dengan orang lain atau kelompok dapat dilakukan jika

anggotanya mau saling mendengarkan tidak merasa paling tahu serta tidak segan

untuk bertanya kepada lainnya Prakteknya dapat terwujud dalam

1) Pembentukan kelompok kecil

2) Pembentukan kelompok besar

3) Mendatangkan bdquoahli‟ ke kelas

4) Bekerja dengan kelas sederajat

5) Bekerja dengan kelas di atasnya

6) Bekerja dengan masyarakat

Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang anggotanya heterogen yang pandai

mengajari yang lemah yang pandai belajar cepat membantu teman yang lamban

Hal ini dapat membantu siswa menuangkan deskripsi menggunakan kalimat

bahasa lampung yang tepat

5) Permodelan (Modeling)

Pengertian permodelan menurut Yasin (2004 49) merupakan suatu cara

mengaktualisasikan sesuatu yang abstrak Permodelan dapat juga dimaksudkan

untuk membahasakan gagasan yang dipikirkan mendemonstrasikan bagaimana

guru menginginkan para siswanya untuk belajar dan melakukan apa yang

diharapkan guru Jadi permodelan merupakan cara melakukan sesuatu

mempraktekkan cara mendeskripsikan sesuatu yang dilihat dan lain-lain Sebuah

pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu ada model yang bisa ditiru

27

dengan begitu guru memberi model tentang ldquobagaimana cara belajarrdquo Kegiatan

mendemonstrasikan suatu perbuatan agar siswa dapat mencontoh atau belajar

atau melakukan sesuatu sesuai dengan model yang diberikan (Hati 2007)

Model ini dapat dirancang dengan melibatkan media lingkungan misalnya guru

menunjukkan pohon kelapa sawit di halaman sekolah kemudian salah satu siswa

bisa ditunjuk untuk menyebutkan suatu kata dalam bahasa lampung yang

berhubungan dengan media tersebut Dalam pendekatan CTL guru bukan satu-

satunya model tetapi model dapat dirancang dengan melibatkan siswa

6) Refleksi (Reflection)

Refleksi merupakan respon terhadap sesuatu kejadian aktivitas atau pengetahuan

yang baru diterima contohnya

a) pertanyaan langsung tentang ketentuan apa saja yang boleh diamati

b) komentar siswa tentang pembelajaran hari itu

c) catatan atau konsep siswa

d) diskusi

e) hasil karya

Refleksi merupakan cara berfkir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir

kebelakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan masa lalu (Senduk 2004

510) Siswa memahami apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan

baru yang merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya

Refleksi merupakan respon terhadap kejadian aktivitas atau pengetahuan yang

baru diterima Pengetahuan yang bermakna diperoleh dari proses Pengetahuan

dimiliki siswa perlu diperluas melalui konteks pembelajaran yang kemudian

28

diperluas sedikit demi sedikit Siswa mencatat apa yang telah dipelajari dan

bagaimana menemukan ide-ide baru Pada akhir pembelajaran guru menyisakan

waktu untuk melakukan refleksi

Kegiatan dalam refleksi menurut Hati (2009) berupa melihat kembali atau

merespon suatu kejadian kegiatan dan pengalaman yang bertujuan untuk

mengidentifikasi hal-hal yang sudah diketahui dan hal-hal yang belum diketahui

agar dapat dilakukan suatu tindakan penyempurnaan Dapat juga dikatakan

sebagai respon terhadap kejadian aktivitas atau pengetahuan yang baru diterima

contohnya

1) Pertanyaan langsung tentang apa yang diperoleh hari itu

2) Komentar siswa tentang pembelajaran hari itu

3) Catatan atau jurnal dibuku siswa

4) Diskusi

5) Hasil karya

Penerapan refleksi menurut Nurhadi (2004 51) memiliki ciri sebagai berikut (a)

pernyataan langsung tentang apa-apa yang diperolehnya hari itu (b) catatan atau

buku jurnal di buku siswa (c) kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari

itu (d) diskusi (e) hasil karya (f) cara-cara lain yang ditempuh guru untuk

mengarahkan siswa pada pemahaman mereka tentang materi yang dipelajari Jadi

reflection adalah kegiatan memikirkan apa yang telah terjadi dalam pembelajaran

dan memberikan masukan perbaikan jika diperlukan

29

7) Penilaian yang Sebenarnya (Autentic Assessment)

Agar penilaian yang dilakukan benar-benar menggambarkan keadaan siswa yang

sebenarnya perlu dilakukan suatu penilaian yang mampu mengukur keadaan

siswa yang sebenarnya Siswa tidak hanya dinilai dari satu aspek melainkan dari

berbagai aspek sehingga data yang didapat bisa menggambarkan keadaan siswa

yang sebenar proses

Penilaian autentik memiliki beberapa karakteristik menurut Senduk (2004 52)

penilaian autentik memiliki ciri-ciri sebagai berikut (a) harus mengukur semua

aspek pembelajaran (b) dilaksanakan selama dan sesudah pembelajaran (c)

menggunakan berbagai cara dan berbagai sumber (d) tes hanya salah satu alat

pengumpul data penilaian (e) tugas-tugas yang diberikan kepada siswa harus

mencerminkan bagian-bagian dari kehidupan siswa

Berdasarkan pendapat tersebut penilaian autententik merupakan proses

pengumpulan berbagai data yang bisa menggambarkan perkembangan siswa

Penilaian ini menekan pada perkembangan kemampuan siswa dalam memahami

dan mempelajari pengetahuan atau keterampilan Penilaian ini dilakukan dengan

berbagai cara yaitu pemberian tugas proses pembelajaran kinerja performan

hasil karya atau produk dan sebagainya

Autentic Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa

memberikan gambaran perkembangan belajar siswa dan perlu diketahui oleh guru

untuk bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan

benar Penekanannya pada assesment dalam proses pembelajaran data yang

dikumpulkan diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan siswa pada saat

30

melakukan proses pembelajaran Kemajuan belajar dinilai dari proses

pembelajaran bukan melalui hasil

Karakteristik assessment adalah (a) dilaksanakan selama dan sesudah proses

pembelajaran berlangsung (b) bisa digunakan untuk formatif dan sumatif (c)

yang diukur keterampilan dan performansi bukan fakta (d) berkesinambungan (e)

terintegrasi (f) dapat digunakan sebagai feed back Bentuk-bentuk penilaian

autentik fortofolios story reteling interview video tape evaluation of

performance audio tepe evaluation of reading teacher observations close test

Dalam hal iniakan dilakukan penilaian terhadap aktivitas siswa selama proses

pembelajaran dan produk tulisan deskripsi siswa dalam bahasa lampung

b Perbedaan Pendekatan kontestual dengan Pendekatan Konvensional

Menurut pendapat Nurhadi (2003 7) terdapat perbedaan antara pendekatan CTL

dan konvensional yaitu

No Pendekatan CTL

Pendekatan Konvensional

1 Siswa secara aktif terlibat dalam

proses pembelajaran

Siswa adalah penerima informasi

secara pasif

2 Siswa belajar dari teman melalui

kerja

Siswa belajar secara individual

3 Pembelajaran dikaitkan dengan

kehidupan nyata atau masalah

yang disimulasikan

Pembelajaran sangat abstrak dan

teoritis

4 Perilaku dibangun atas kesadaran

diri

Perilaku dibangun atas kebiasaan

5 Hadiah untuk perilaku baik adalah

kepuasan diri

Hadiah untuk perilaku baik adalah

pujian atau nilai (raport)

6 Keterampilan dikembangkan atas

dasar pemahaman

Keterampilan dikembangkan atas

dasar latihan

7 Seseorang tidak melakukan yang

jelek karana dia sadar hal itu keliru

dan merugikan

Seorang tidak melakukan yang jelek

karena dia takut hukuman

8 Bahasa diajarkan dengan Bahasa diajarkan dengan pendekatan

31

pendekatan komunikatif yakni

siswa diajak menggunakan bahasa

dalam monteks nyata

struktural rumus diterangkan sampai

paham kemudian dilatihkan (drill)

9 Pemahaman rumus dikembangkan

atas dasar skemata yang sudah ada

dalam diri siswa

Rumus itu ada di luar diri siswa yang

harus diterangkan diterima

dihafalkan dan dilatihkan

10 Pemahaman rumus relatif berbeda

antara siswa yang satu dengan

yang lainnya sesuai dengan

skemata siswa

Rumus adalah kebenaran absolut

hanya ada dua kemungkinan yaitu

pamahaman rumus yang salah atau

yang benar

11 Siswa menggunakan kemampuan

berfikir kritis terlibat penuh dalam

mengupayakan terjadinya proses

pembelajaran yang efektif ikut

bertanggung jawab atas terjadinya

proses pembelajaran yang efektif

dan membawa skemata masing-

masing ke dalam proses

pembelajaran

Siswa secara fasif menerima rumus

atau kaidah (membaca mendengar

mencatat menghafal) tanpa

memberikan kontribusi ide dalam

proses pembelajaran

No Pendekatan CTL

Pendekatan Konvensional

1 Pengetahuan yang dimiliki

manusia dikembangkan oleh

manusia itu sendiri Manusia

menciptakan atau membangun

pengetahauan dengan cara

memberi arti dan memahami

pengalamannya

Pengetahuan adalah penangkapan

terhadap serangkaian fakta konsep

atau hukum yang berada di luar diri

manusia

2 Ilmu pengetahuan dikonstruksi

oleh manusia sendiri sementara

manusia selalu mengalami

peristiwa baru maka

pengetahuantidak pernah stabil

selalu berkembang

Kebenaran bersifat absolut dan

pengetahuan bersifat final

3 Siswa diminta bertanggung jawab

memonitor dan mengembangkan

pembelajaran mereka masing-

masing

Guru adalah penentu jalannya proses

pembelajaran

4 Penghargaan terhadap pengalaman

siswa sangat diutamakan

Pembelajaran tidak memperhatikan

pengalaman siswa

5 Hasil belajar diukur dengan

berbagai cara proses bekerja hasil

karya penampilan rekaman tes

dan lain-lain

Hasil belajar diukur hanya dengan tes

6 Pembelajaran terjadi diberbagai Pembelajaran hanya di dalam kelas

32

tempat konteks dan setting

7 Penyesalan adalah hukuman dari

perilaku jelek

Sanksi adalah hukuman dari perilaku

jelek

8 Perilaku baik berdasar motivasi

intrinsik

Perilaku baik berdasar motivasi

ekstrinsik

9 Seorang berperilaku baik karena

dia yakin itulah yang terbaik dan

bermanfaat

Seseorang berperilaku baik karena

terbiasa melakukan begitu Kebiasaan

ini dibangun dengan hadiah yang

menyenangkan

c Beberapa Hal Penting Dalam Pembelajaran CTL

Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL harus memperhatikan hal-

hal yang yang terkait baik berkaitan dengan konsep langkah-langkah maupun

pelaksanaan pembelajaran dengan CTL Contextual Teaching and Learning

(CTL) menurut Clifford dan Wilson (20002) adalah pendekatan dalam

pembelajaran yang dapat membantu siswa menemui ketuntasan belajar

berdasarkan kompetensi yang telah ditetapkan Siswa dapat dikatakan tuntas

belajar jika ia dapat berguna dan mampu mengaplikasikan pengetahuannya

terhadap lingkungan sekitar kehidupannya baik masa kini maupun masa depan sebagai

seorang anggota keluarga warga negara dan pekerja atau karyawan

CTL dikatakan efektif digunakan dalam pembelajaran karena (Clifford dan

Wilson 20002)

1 emphasizes problem-solving

2 recognizes the need for teaching and learning to occur in multiple

contexts

3 teaches students to become self-regulated learners

4 anchors teaching in students‟ diverse life contexts

5 encourages students to learn from each other in interdependent

groups and

6 Employs authentic assessment

33

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran dengan Contextual Teaching

Learning terutama berkaitan dengan pembelajaran Bahasa Lampung adalah

sebagai berikut

1 CTL adalah model pembelajaran yang menekankan aktivitas siswa secara

penuh baik fisik maupun mental

2 CTL memandang bahwa belajar bukan menghafal akan tetapi proses

berpengalaman dalam kehidupan nyata

3 Kelas dalam pembelajaran CTL bukan sebagai tempat untuk memperoleh

informasi akan tetapi sebagai tempat untuk menguji data hasil temuan

mereka dilapangan

4 Materi pelajaran ditemukan oleh siswa sendiri bukan hasil pemberian dari

orang lain (Sanjaya 2006125)

3 Media Pembelajaran

Media berasal dari kata ldquomediumrdquo yang berasal dari bahasa latin ldquomediusrdquo yang

berarti ldquotengah atau sedangrdquo Pengertian media ini mengarah pada sesuatu yang

menjadi penghantar untuk meneruskan suatu informasi dan sumber informasi

kepada penerima informasi Dalam bahasa Arab media adalah perantara atau

pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan ringkasnya media adalah

alat untuk menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran Arsyad

(2005 54) mengartikan media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan

untuk menyampaikan pesan informasi

Heinich dalam Arsyad (2005 82) menyatakan media sebagai perantara yang

mengantar informasi apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi

34

yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud pengajaran Hamidjojo

dalam Latuheru mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah media yang

penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran (biasanya sudah

dituangkan dalam GBPP atau silabus) yang dimaksudkan untuk mempertinggi

kegiatan belajar Media pembelajaran adalah bahan alat maupun metode teknik

yang digunakan dalam kegiatan belajar dengan maksud agar proses interaksi

komunikasi edukatif antara siswa dan sumber belajar dapat berlangsung secara

tepat guna dan berdaya guna Jadi media yang dimanfaatkan untuk belajar adalah

lingkungan yang terdekat dengan siswa

ldquoNational Education Assosiationrdquo memberi definisi media sebagai bentuk-bentuk

komunikasi baik tercetak maupun audio visual dan peralatannya dengan demikian

dapat dimanipulasi dilihat didengar atau dibaca Menurut Lohan dalam

Sihkabuden (999 58) media suatu sarana atau chanel sebagai perantara antara si

pemberi pesan kepada penerima pesan

Menurut Olson dalam Budiningsih (2005 62) mendefinisikan media sebagai

teknologi untuk menyajikan merekam membagi dan mendistribusikan simbol

dengan melalui rangsangan indera tertentu disertai penstrukturan informasi

Gagne dalam Sagala (2005 281) menyatakan bahwa media pendidikan adalah

berbagai jenis komponen lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar

Briggs dalam yang sama lebih lanjut menyatakan bahwa media pembelajaran

adalah sarana untuk memberikan perangsang bagi si belajar supaya proses belajar

terjadi

Sardiman (2006 205) menyatakan bahwa

35

media pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam tiga golongan

Pertama adalah alat-alat yang merupakan benda sebenarnya yang

memberi pengalaman langsung dan nyata Kedua alat-alat yang

merupakan benda pengganti yang seringkali dalam bentuk tiruan dari

benda sebenarnya memberikan pengalamannbuatan atau tidak langsung

Ketiga bahasa lisan maupun tertulis memberikan pengalaman melalui

berbahasa

Secara umum peranan media dalam proses pembelajaran dapat

a menghemat waktu belajar

b memudahkan pemahaman

c meningkatkan perhatian siswa

d meningkatkan aktivitas siswa

e mempertinggi daya ingat siswa

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas bahwa media pembelajaran adalah segala

sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima

serta dapat merangsang pikiran perasaan perhatian dan kemauan si belajar

sehingga dapat memotivasi terjadinya belajar yang baik dengan sengaja

bertujuan dan terkendali Media pembelajaran sebagai salah satu komponen

sumber dan merupakan bagian integral dari keseluruhan komponen pembelajaran

menempati posisi yang penting dan akan turut menentukan keberhasilan

penyelenggaraan pembelajaran

Pada kenyataannya pengembangan dan penerapan media pembelajaran

diharapkan dapat memotivasi belajar terhadap pembelajaran sehingga berdampak

pula pada peningkatan hasil belajarnya Selaras dengan perkembangan ilmu

pengetahuan maka guru harus mampu mengembangkan media pembelajaran

secara bervariasi baik yang dirancang khusus (by design) maupun dengan

36

memanfaatkan (by utilization) sejumlah media yang telah ada Dengan demikian

media pendidikan dan media pengajaran dirangkum saja dengan media

pembelajaran

Kegunaan media dalam pembelajaran menurut Miarso (2005 536)

(a) Media mampu memberikan rangsangan yang bervariasi kepada otak

kita sehingga otak kita dapat berfungsi secara optimal (b) Media dapat

mengatasi keterbatasan pengamatan yang dimiliki oleh siswa (c) Media

dapat melampaui batas ruang kelas (d) Media memungkinkan adanya

interaksi langsung antara siswa dan lingkungan (e) Media menghasilkan

keseragaman pengamatan (f) Media membangkitkan keinginan dan minat

baru (g) Media membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar

(h) Media memberikan pegalaman yang integral menyeluruh dari sesuatu

yang konkret maupun yang abstrak (i) Media memberikan kesempatan

untuk belajar mandiri (j) Media meningkatkan keterbacaan baru

(membedakan dan menafsirkan objek) (k) Media mampu meningkatkan

efek sosialisasi (l) Meningkatkan kemampuan ekspresi diri guru maupun

siswa

Kriteria pemilihan media menurut Arsyad (2005 39) sebagai berikut (a) sesuai

dengan tujuan yang ingin dicapai (b) tepat untuk mendukung isi pelajaran yang

sifatnya fakta konsep prinsip atau generalisasi (c) praktis luwes dan bertahan

(d) guru trampil menggunakannya (e) pengelompokan sasaran (f) mutu teknis

(memiliki persyaratan teknis yang tertentu)

Tiga kategori media menurut Haney dan Ullmer yang dikutip Miarso (200525)

yaitu

(1) Media Penyaji Grafis bahan cetak dan gambar diam Proyeksi diam

Audio kaset Audio ditambah visual diam Gambar hidup film Televisi

Multi media (2) Media Objek Objek sebenarnya alami (hidup dan tak

hidup) buatan gedung mesin-mesin alat-alat komunikasi jaringan

transportasi dan semua benda yang dibuat Objek pengganti replika

model dan benda tiruan (3) Media Interaktif memperhatikan penyajian

objek dan berinteraksi (internet komputer)

37

Media yang akan digunakan dalampenelitian ini adalah media objek sebenarnya

alami hidup dan tak hidup yang terdapat di lingkungan sekitar sekolah yaitu

sugai gunung kebun pantai dan benda-benda tak hidup lainnya

4 Pembelajaran Menulis Deskripsi Berbahasa Lampung Menggunakan CTL

Bahasa Lampung adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat penuturnya

yaitu suku Lampung dalam berkomunikasi dan mengaktualisasikan diri dalam

kehidupan sehari-hari Pakar linguistik deskriptif biasanya mendefinisikan bahasa

sebagai satu sistem lambang bunyi yang bersifat arbiter kemudian lazim ditambah

dengan yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat untuk berinteraksi

dan mengidentifikasikan dirirdquo (Chaer 1997 68) Nababan (1999 96)

mengemukakan bahwa bahasa memiliki empat fungsi yaitu fungsi kebudayaan

kemasyarakatan perorangan dan pendidikan

Fungsi kebudayaan meliputi tiga hal yaitu pelestarian kebudayaan

pengembangan kebudayaan dan inventarisasi ciri-ciri kebudayaan Fungsi

kemasyarakatan meliputi ruang lingkup dan bidang pemakaian Fungsi perorangan

meliputi fungsi instrumental kepribadian pemecahan masalah khayalan dan

informatif Fungsi pendidikan meliputi fungsi integratif instrumental kultural dan

penalaran

Fungsi dan tujuan pembelajaran bahasa Lampung untuk membelajarkan siswa

didik dalam belajar bahasa Lampung dan berfungsi memberikan kemampuan

menggunakan bahasa Lampung bagi kepentingan berpikir merasa dan

38

berkomunikasi dalam kehidupan budaya masa kini sebagai lanjutan dari

kehidupan masa lalu dengan memperhatikan peristiwa penggunaannya

Pada proses pembelajaran berlangsung guru memotivasi siswa melakukan

pengamatan terhadap gambar kemudian mengungkapkan hasil pengamatannya

melalui deskripsi Siswa menulis deskripsi sesuai dengan kaidah bahasa

Lampung baik ejaan struktur maupun kosa kata Dengan demikian pembelajaran

dalam terlaksana dengan mengoptimalkan masyarakat belajar dalam pembelajaran

bahasa Lampung dengan pendekatan CTL

Pembelajaran bahasa Lampung meliputi pengenalan pemahaman dan

keterampilan mencakup unsur bahasa Lampung (Depdikbud Provinsi Lampung

2003 16) yaitu

a) Lafal dan ejaan yang berkenaan dengan lafal yang baik dan ejaan yang

sesuai dengan pedoman Ejaan Bahasa Lampung

b) Struktur yang berkenaan dengan bebtuk kata frase dan kalimat Bahasa

Lampung yang baik dan yang diterima bukan teoritis

c) Kosa kata yang berkenaan dengan kata-kata bahasa lampung dari berbagai

lingkungan kehidupan yang diperlukan sebagai alat berpikir merasa dan

berkomunikasi dengan lancar

d) Wacana berkenaan dengan karangan jenis narasi deskripsi eksposisi

argumentasi dan drama

Lebih lanjut dijelaskan pokok-pokok bahasan pembelajaran mencerminkan

kegiatan berbahasa dalam bahasa Lampung khususnya menulis adalah

pembelajaran menulis untuk mengomunikasikan gagasan perasaan dan pesan

dengan bahasa Lampung secara tertulis baik dalam bentuk prosa atau puisi

maupun dalam berbagai jenis karangan seperti pada karangan deskripsi berbahasa

Lampung

39

Pembelajaran menulis disesuaikan dengan ketentuan menulis Hamer (1999 48)

mengatakan bahwa dalam keterampilan menulis harus diperhatikan beberapa hal

misalnya penyusunan kalimat menjadi paragraf bagaimana paragraf digabungkan

dan dikelompokan sehingga menjadi tulisan yang koheren Penerapan

pembelajaran pendekatan kontekstual (CTL) dalam penelitian ini adalah guru

mendesain proses pembelajaran menulis teks deskripsi berbahasa Lampung

dengan memanfaatkan lingkungan sebagai media Mengonstruksi pengetahuan

siswa sedikit demi sedikit sehingga pengetahuannya bermakna dalam proses

menemukan bertanya masyarakat belajar memberi permodelan melaksanakan

refleksi dalam pembelajaran dan melaksanakan penilaian autentik

5 Prestasi Belajar

a Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi adalah istilah yang diambil dari bahasa Belanda ldquoprestatierdquo yang berarti

hasil usaha Kata prestasi dalam berbagai penggunaan selalu dihubungkan dengan

aktivitas tertentu Prestasi belajar adalah kemampuan nyata yang dapat langsung

diukur dengan tes tertentu dan dapat dihitung hasilnya menurut Zainal dalam

Sagala (2005 101) bahwa ldquoPrestasi merupakan kemampuan siswa yang dapat

dicapai saat dilakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa

terhadap berbagai hal yang pernah dilatihkan diajarkan sudah dapat diperoleh

gambaran yang nyata tentang pencapaian program pembelajaran secara

menyeluruhrdquo

Di samping itu menurut Wittrock dalam Latuheru (1999 46) ldquoprestasi belajar

adalah suatu terminology yang menggambarkan suatu proses perubahan melalui

40

pengalaman Proses tersebut mempersyaratkan perubahan yang relative permanen

berupa sikap pengetahuan informasi kemampuan dan keterampilan melalui

pengalamanrdquo

Skiner dengan teori operant conditioning sebagaimana dikutip Gredler (dalam

Slameto 2003 49) mengatakan bahwa prestasi belajar merupakan respon

tingkah laku yang baru Walaupun Skiner mengatakan demikian namun pada

dasarnya respon yang baru itu sama pengertiannya dengan tingkah laku

pengetahuan sikap keterampilan yang baru

Prestasi menurut Hamalik (198384) adalah perubahan tingkahlaku yang

diharapkan kepada murid setelah diadakan proses belajar mengajar Sedangkan

menurut Yusuf (198224) prestasi adalah tingkatan kepandaian keterampilan yang

telah dicapai setelah melakukan kegiatan pekerjaan atau latihan itu sendiri

Menurut Adi Nugroho prestasi adalah segala jenis pekerjaan yang berasil dan

prestasi itu menunjukkan kecakapan Selanjutnya Purwadarminto menyebutkan

bahwa prestasi adalah hasil yang dicapai sebaik-baiknya menurut kemampuan

anak pada waktu tertentu terhadap hal-hal yang dikerjakan dilakukan

Reigeluth dalam yang sama berpendapat prestasi belajar dapat juga dikatakan

sebagai pengaruh yang memberikan suatu ukuran nilai dari metode (strategi)

alternatif dalam kondisi yang berbeda ada hasilnyata dan diinginkan Hasil nyata

hasil-hasil kehidupan nyata dari menggunakan metode (strategi) spesifik dalam

kondisi yang spesifik pula sedangkan hasil yang diinginkan adalah tujuan-tujuan

(goals) yang umumnya berpengaruh pada pemilihan suatu metode

41

Ini berarti prestasi belajar sangat erat kaitannya dengan metode (strategi) yang

digunakan pada sesuatu kondisi (pembelajaran) tertentu Semakin ketepatan

pemilihan metode atau strategi (pembelajaran) pada suatu kondisi semakin baik

hasil belajar Selanjutnya juga mengatakan secara spesifik hasil belajar adalah

suatu kinerja (peformance) yang diindikasikan sebagai suatu kapabilitas

(kemampuan) yang diperoleh Hasil belajar tersebut selalu dinyatakan dalam

bentuk tujuan-tujuan khusus perilaku (unjuk kerja)

Muhibin (1997141) menyebutkan bahwa prestasi belajar merupakan taraf

keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah dinyatakan

dalam bentuk skor yang diperoleh hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran

tertentu Demikian pula pendapat Albach Arnove dan Kelly (1999201) bahwa

prestasi belajar hanya ukuran keberhasilan di sekolah tidak termasuk keberhasilan

dalam keluarga dan masyarakat Davis dalam Slameto (198521) berpendapat

bahwa prestasi belajar adalah pengetahuan yang diperoleh siswa sebagai hasil dari

pembelajaran

Pendapat-pendapat di atas menunjukkan bahwa prestasi belajar dipergunakan

untuk menyebut berbagai macam hasil kegiatan atau usaha Hal ini sesuai dengan

kenyataan yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari Istilah prestasi

belajar sering digunakan untuk menyebut hasil yang dicapai dalam berbagai

kegiatan misalnya prestasi olahraga prestasi seni prestasi kerja prestasi belajar

prestasi usaha dan sebagainya

42

Berdasarkan uraian di atas prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari

proses belajar mengajar yaitu penguasaan perubahan emosional atau perubahan

tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu Prestasi belajar sering

dipergunakan dalam arti yang sangat luas seperti prestasi belajar dalam ulangan

harian prestasi pekerjaan rumah prestasi belajar tengah semester prestasi akhir

semester dan sebagainya

Cara yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat prestasi belajar adalah

dengan menggunakan tes Tes prestasi dapat digunakan sebagai suatu tes

diagnosis yang dirancang untuk membuktikan mengenai gambaran kelebihan dan

kekurangan siswa

Pada proses pembelajaran prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari

pembelajaran yang meliputi penguasaan perubahan emosional dan perubahan

tingkah laku yang dapat diukur dengan tes objektif maupun tes uraian Dengan

demikian prestasi belajar Bahasa Lampung adalah prestasi belajar siswa pada tes

ujian akhir semester atau pada Konpetensi Dasar pada mata pelajaran Bahasa

Lampung

Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

Bahasa Lampung merupakan tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari

pelajaran Bahasa Lampung di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang

diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi tertentu

Prestasi belajar memiliki beberapa kategori Gagne (19925)

mengklasifikasikannya menjadi lima kategori yakni 1) Intellectual skill 2)

Cognitive strategies 3) Verbal information 4) Motor skill dan 5) Attitudes

43

1) Keterampilan intelektual

Kemampuan ini merupakan keterampilan yang membuat seseorang secara

cakap berinteraksi dengan lingkungan melalui penggunaan lambang-lambang

2) Strategi kognitif

Kemampuan yang mengatur cara bagaimana si belajar mengelola belajarnya

3) Informasi verbal

Kemampuan ini berupa perolehan label atau nama fakta dan pengetahuan yang

sudah tersusun rapi

4) Keterampilan motorik

Kemampuan yang mendasari pelaksanaan perbuatan jasmaniah secara mulus

5) Sikap

Kemampuan yang mempengaruhi pilihan tindakan yang akan diambil

Lebih lanjut Bloom dan kawan-kawan sebagai mana dikutip oleh Degeng dalam

Hamalik (2004 90) mengklasifikasikan prestasi belajar menjadi 3 (tiga) domain

atau ranah yaitu rdquoranah kognitif psikomotor dan afektifrdquo ranah kognitif

menaruh perhatian pada pengembangan kapabilitas dan keterampilan intelektual

ranah psikomotor berkaitan dengan kegiatan-kegiatan manipulatif atau

keterampilan motorik dan ranah efektif berkaitan dengan pengembangan

perasaan sikap nilai dan emosirdquo Ketiga ketegori prestasi belajar itu mempunyai

aspek masing-masing

Kognitif aspek-aspek dari domain ini terdiri dari pengetahuan pemahaman

penerapan analisis sintesis dan evaluasi Afektif domain ini terdiri dari aspek-

aspek penerimaan tanggapan penilaian pengorganisasian dan pengarahan

44

Psikomotorik terdiri dari beberapa aspek kemampuan gerak refleks kemampuan

gerak dasar kemampuan perseptual kemampuan fisik kemampuan gerak

terampil dan kemampuan gerak komunikatif

Dapat diasumsikan bahwa untuk menghasilkan kategori kapabilitas atau kelima

ranah prestasi belajar tersebut sedikitnya banyak ditentukan atau dipengaruhi oleh

faktor internal seperti pengetahuan prasyarat atau kemampuan awal dari masing-

masing kategori hasil belajar yang dimiliki oleh siswa yang berkaitan dengan

kapabilitas atau keterampilan yang sedang dipelajari baru

Gagne (199266) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses untuk

memperoleh motivasi dalam pemngetahuan keterampilan kebiasaan dan tingkah

laku Belajar adalah suatu aktivitas yang melibatkan bukan hanya penguasaan

kemampuan akademik baru saja melainkan juga perkembangan emosional

interksi sosial dan perkembangan kepribadian Menurut Gagne (19923) belajar

adalah perubahan dalam diri manusia atau kemampuan yang berlangsung selama

satu masa waktu yang tidak semata-mata disebabkan oleh perubahan

pertumbuhan

Jenis perubahan yang dimaksud dalam belajar ini meliputi perubahan tingkah laku

setelah siswa mendapatkan berbagai pengalaman dalam proses pembelajaran

Pengalaman tersebut akan menyebabkan proses perubahan pada diri sibelajar

dengan kata lain bahwa proses belajar senantiasa merupakan perubahan

tingkahlaku dan terjadi karena pengalaman

45

Yang dimaksud prestasi belajar siswa dalam penelitian ini adalah prestasi yang

ditunjukkan siswa setelah dilakukan pembelajaran jika prestasi belajar mengalami

peningkatan maka siswa dapat dinyatakan mencapai prestasi belajar atau

mengalami peningkatan setelah mengalami belajar jika tidak prestasi belajar tidak

tercapai atau belum tuntas

Memperhatikan pernyatan tersebut belajar merupakan upaya siswa untuk

memahami materi ajar yaitu menulis deskripsi bahasa Lampung sesuai dengan

aturan penulisan atau kaidah bahasa diharapkan siswa memiliki pengetahuan dan

kemampuan dan dapat mengaplikasikan serta melaksanakan nilai positif dalam

kehidupan sehari-hari Dipahaminya suatu ilmu dalam proses pembelajaran akan

tercermin melalui hasil evaluasi Penggunaan pendekatan CTL media dan alat

belajar yang tepat dalam pembelajaran akan sangat membantu siswa belajar

Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa penggunaan pendekatan media dan alat

dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi hasil belajar siswa dapat menjadi

aktif belajar berkolaborasi dan belajar dalam waktu yang telah ditentukan pesan

dapat disalurkan dapat merangsang berpikir perhatian minat siswa sehingga

proses belajar berlangsung dengan baik Pemahaman siswa terhadap materi

mengarah pada tercapainya tujuan pembelajaran dan mencapai prestasi yang

tinggi

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

adalah berupa pengetahuan keterampilan nilai dan sikap sesuai tujuan atau

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diharapkan diperoleh setelah melalui proses pembelajaran

46

Pretasi belajar yang dimaksudkan peneliti adalah perolehan dari proses

pembelajaran yang mencakup ranah kognitif afektif dan psikomotorik mencapai

lebih besar atau sama dengan KKM pelajaran bahasa Lampung dari tujuan

pembelajaran yang diturunkan dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diperoleh siswa melalui interaksi dengan lingkungan belajar

dan suatu kondisi pembelajaran materi menulis deskripsi yang dirancang guru

sebagai fasilitator

c Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal

Standar nasional Pendidikan (Depdiknas 2008 5) menyatakan bahwa Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) adalah kriteria tertentu yang digunakan untuk

menentukan kelulusan peserta didik KKM ditentukan oleh kelompok guru mata

pelajaran pada awal tahun pelajaran dan menjadi acuan bagi pendidik dan peserta

didik KKM setiap standar kompetensi merupakan rata-rata KKM kompetensi

dasar KKM setiap kompetensi dasar merupakan rata-rata KKM dari indikator

yang terdapat dalam kompetensi dasar tersebut Penentuan KKM didasarkan pada

tiga unsur

Pertama Tingkat kompleksitas Kesulitan kerumitan setiap indikator

kompetensi dasar dan standar kompetensi yang harus dicapai peserta didik Suatu

indikator dikatakan memliliki tingkat kompleksitas tinggi apabila dalam

pencapaiannya didukuoleh sekurang-kurangnya satu dari sejumlah kondisi sebagai

berikut

1) Guru yang memahami dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan

pada peserta didik

47

2) guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang

bervariasi

3) Guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang

diajarkan

4) Peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi

5) Peserta didik yang cakap terampil menerapkan monsep

6) Peserta didik yang cermat kreatif dan inovatif dalam penyelesaian tugas

pekerjaan

7) Waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena memiliki

tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi sehingga dalam proses

pembelajarannya memerlukan pengulangan latihan

8) Tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar peserta

didik dapat mencapai ketuntasan belajar

Kedua Kemampuan daya pendukung meliputi a Sarana dan prasarana

peendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dicapai peserta

didik seperti perpustakaan laboratorium dan alat bahan untuk proses

pembelajaran b Ketersediaan tenaga manajemen sekolah dan kepedulian

stakeholders sekolah

Ketiga Tingkat Kemampuan (intake) rata-rata peserta didik di sekolah yang

bersangkutan Penetapan intake di kelas V dapat didasarkan pada nilai prestasi

rata-rata siswa saat kenaikan kelas atau dikelas sebelumnya yaitu kelas IV

KKM mulok Bahasa Lampung kelas V sesuai yang telah ditetapkan dalam

Kurikulum Sekolah atau KTSP SDN 1 Sukarame Dua Bandar Lampung Tahun

48

Pelajaran 20092010 adalah 65 KKM ini akan dijadikan tolak ukur evaluasi

keberhasilan siswa belajar apakah siswa telah mencapai ketuntasan atau belum

baik secara individual maupun secara klasikal

B Teori Belajar Bahasa dan Pembelajaran

1 Hakikat Belajar Bahasa

Dalam teori belajar konstruktivistik dikemukakan bahwa pembelajaran sebagai

proses mengkonstruksi pengetahuan yang menghubungkan yang sudah ada

dengan yang dipelajari Seperti dijelaskan Paul Suparno dalam Sardiman (2006

175) belajar merupakan proses aktif dari subyek belajar untuk mengkonstuksi

makna sesuatu entah itu teks kegiatan dialog pengalaman fisik dan lain-lain

Belajar merupakan mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau

bahkan yang dipelajarinya dengan pengertian yang sudah di miliki sehingga

pengertiannya menjadi berkembang

Guru sebagai pemrakarsa harus memberi peluang yang optimal bagi siswa Niat

dan kendali belajar sepenuhnya ada pada siswa (Budiningsih 2005 59))

Sehingga guru tidak mentransfer pengetahuan yang dimiliki melainkan membantu

siswa membentuk pengetahuannya sendiri Menurut teori konstruktivisme prinsip

yang paling penting dalam psikologi pendidikan bahwa guru tidak hanya sekedar

memberikan pengetahuan kepada siswa Siswa harus membangun sendiri

pengetahuan di benaknya Guru dapat memberi kemudahan untuk proses ini

dengan memberi kesempatan siwa untuk menentukan atau menerapkan ide-ide

mereka sendiri dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan

strategi mereka sendiri Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa

49

siswa ke pemahaman yang lebih tinggi dengan catatan siswa sendiri yang harus

memanjat anak tangga tersebut (Nur 1998 8)

Cunstruktivism approach is a view that emphasizes the active role of learner in

building understanding and making sesnse of information (Woodfolk 2004 313)

Konstruktivisme belajar menekankan pada peran aktif si belajar (learner) dalam

membangun pemahaman dan memakai suatu informasi Konstruktivis

memfokuskan pada peran siswa secara individu untuk membangun struktur

kognitif mereka ketika menginterpretasikan pengalaman-pengalaman pada situasi

belajar tertentu

Lebih lanjut Bruner dalam Sagala (2005 218) menjelaskan inti dari belajar

adalah cara-cara bagaimana orang memilih mempertahankan dan

mentransformasi secara efektif Dalam proses belajar ada 3 fase yaitu (1)

Informasi dalam tiap pelajaran kita memperoleh informasi ada yang menambah

pengetahuan yang telah kita miliki ada yang memperluas dan memperdalamnya

ada pula yang bertentangan dengan apa yang telah kita ketahui sebelumnya (2)

Transformasi informasi harus dianalisis diubah atau ditransformasi ke dalam

bentuk yang lebih abstrak atau konseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal

yang lebih luas (3) Evaluasi kemudian kita nilai hingga pengetahuan yang

diperoleh itu dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain

Masih dalam yang sama Piaget seorang psikolog Swiss berpendapat bahwa

belajar mengandung makna sebagai perubahan stuktural yang saling melengkapai

antara asimilasi dan akomodasi dalam proses menyusun kembali dan mengubah

apa yang telah diketahui melalui belajar

50

Hal ini didukung pula oleh Gagne dalam Slameto (2003 122) menjelaskan

ldquoBelajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia

belajar bisa terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi

ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya

(peformance-nya) berubah dari waktu ke waktu dan berkeyakinan bahwa

belajar dipengaruhi faktor dari dalam diri dan dari luar dimana keduanya

berinteraksirdquo

Senada dengan tersebut Merrill dan Smorgansbord dalam Yulaelawati (2004

122) menyatakan bahwa

belajar merupakan proses pembangunan pengetahuan berdasarkan

pengalaman atau pengetahuan yang telah ada sebelumnya belajar

merupakan penafsiran seseorng tentang dunia Belajar merupakan proses

yang aktif dimana pengetahuan dikembangkan berdasarkan pengalaman

dan perundingan (negoisasi) makna melalui berbagai informasi atau

mencari kesepakatan dari berbagai pandangan melalui interaksi atau

kerjasama dengan orang lain Belajar perlu disituasikan dalam latar

(seting) yang nyata

Kemudian menurut Gredler dalam Dimyati (1999 72) belajar adalah proses

seseorang memperoleh berbagai kecakapan keterampilan dan sikap menurut

Winkel dalam yang sama belajar merupakan suatu aktivitas mental psikis yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman keterampilan dan nilai

sikap Perubahan ini bersifat relative konstan dan berbekas

Aktivitas belajar menurut Djamarah dalam Sagala (2005 216) bahwa belajar

adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar dan bertujuan dimana tujuan

dalam belajar terjadinya suatu perubahan dalam individu yaitu perubahan tingkah

laku Schuman penganut konstruktif dalam yang sama mengemukakan dengan

dasar pemikiran bahwa semua orang membangaun pandangannya terhadap dunia

51

melalui pengalaman individual atau skema konstruktif menekankan pada

menyiapkan peserta didik untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam

situasi yang tidak tentu atau ambigius

Pandangan yang mampu mengakomodasi sociocultural-revolution dalam buku

Teori Belajar dan Pembelajaran dalam Budiningsih (2005 123) Vigotsky

mengatakan bahwa jalan pikiran seseorang harus dimengerti dari latar sosial-

budayanya dan sejarahnya Artinya untuk memahami pikiran seseorang bukan

dengan cara menelusuri apa yang ada di otaknya dan pada kedalaman jiwanya

melainkan dari asal usul tindakan sadarnya dari interaksi sosial yang dilatari oleh

sejarah hidupnya Interaksi sosial berkaitan erat dengan aktivitas-aktivitas dan

bahasa yang dipergunakan Ditemukan adanya jaringan erat luas dan kompleks di

dalam dan di antara keluarga-keluarga

Jaringan tersebut berkembang atas dasar confianza yang membentuk kondisi

sosial sebagai tempat penyebaran dan pertukaran pengetahuan keterampilan dan

nilai-nilai sosial budaya anak memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui

interaksi sosial sehari-hari Pandangan teori ini menempatkan inter mental atau

lingkungan sosial sebagai faktor primer dan konstitutif terhadap pembentukan

pengetahuan serta perkembangan kognitif seseorang

Di samping itu Piaget dalam yang sama menyatakan bahwa belajar lebih banyak

ditentukan karena adanya karsa individu perkembangan kognitif merupakan suatu

proses genetik yaitu proses yang didasrkan atas mekanisme biologis dalam bentuk

perkembangan sistem syaraf makin bertambah umur seseorang makin

komplekslah susunan sel syarafnya dan makin meningkat pula kemampuannyardquo

52

Dari beberapa teori konstruktivisme di atas belajar adalah merupakan kegiatan

aktif dimana sibelajar membangaun sendiri pengetahuannya subyek belajar juga

mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari dan merupakan proses

bagaimana menjadi tahu tentang sesuatu proses belajar bukanlah memindahkan

pengetahuan dari guru ke siswa tetapi sesuatu kegiatan yang memungkinkan

siswa merekonstruksi sendiri pengetahuannya

Belajar merupakan usaha manusia dalam rangka merubah pola pikir dan tingkah

lakunya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman dan interaksi dengan

lingkungan sekitarnya sehingga terjadi perubahan keterampilan pemahaman

pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat permanen dan membekas diharapkan

dapat hidup mandiri karena untuk membangun suatu pengetahuan baru siswa

akan menyesuaikan informasi baru atau pengetahuan yang disampaikan dengan

pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki melalui berinteraksi sosial

dengan peserta didik lain atau guru dan sumber belajar

Selanjutnya dapat juga dirumuskan bahwa belajar merupakan usaha manusia

dalam rangka merubah pola pikir dan tingkahlakunya berdasarkan pengetahuan

pengalaman dan interaksi dengan lingkungan sekitarnya Dengan terjadinya

perubahan keterampilan pemahaman pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat

permanen dan membekas diharapkan dapat hidup mandiri tidak tergantung pada

orang lain

Belajar yang dimaksudkan penulis adalah belajar menulis deskripsi dalam bahasa

lampung siswa mengkonstruksi sendiri informasi yang akan disampaikan melalui

tulisannya setelah mengamati lingkungan sekitar

53

b Hakikat Pembelajaran Bahasa

Sagala (2005 176) menyatakan bahwa pembelajaran ialah membelajarkan siswa

menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu

utama keberhasilan pendidikan Pembelajaran menurut Corey (1998 91) adalah

suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk

memungkinkan ia turut serta dalam tingkahlaku tertentu dalam kondisi khusus

atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu pembelajaran merupakan

subset khusus dari pendidikan Menurut Burton dalam Sagala (2005 213)

pembelajaran adalah upaya memberikan stimulus bimbingan pengarahan dan

dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar

Vigotsky dalam Budiningsih (2005 103) menyatakan dalam kegiatan

pembelajaran hendaknya anak memperoleh kesempatan yang luas untuk

mengembangkan zona perkembangan proximalnya atau potensi melalui belajar

dan berkembang guru perlu menyediakan berbagai jenis dan tingkatan bantuan

(helps) cognitive scaffolding yang dapat memfasilitasi anak agar mereka dapat

memecahkan permasalahan yang dihadapinya Bantuan dapat dalam bentuk

contoh pedoman bimbingan orang lain atau teman yang lebih kompeten

Bentuk-bentuk pembelajaran kooperatif kolaboratif serta belajar kontekstual

sangat tepat digunakan

Zona perkembangan proksimal menurutnya perkembangan kemampuan seseorang

dapat dibedakan kedalam dua tingkat yaitu tingkat aktual dan potensial tingkat

perkembangan aktual tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan

tugas-tugas atau memecahkan berbagai masalah secara mandiri (intramental)

54

sedangkan potensial kemampuan kemampuan memecahkan masalah dan

menyelesaikan tugas-tugas ketika di bawah bimbingan orang dewasa atau ketika

berkolaborasi dengan teman sebaya yang lebih kompeten (intermental)

Berdasarkan beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan pembelajaran

merupakan pengorganisasian aktivitas siswa dalam arti peran guru bukan semata-

mata memberikan informasi melainkan juga mengarahkan memotivasi dan

memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the learning) agar proses

belajar lebih memadai Pembelajaran juga mengandung arti setiap kegiatan

dirancang untuk membantu dalam mempelajari sesuatu kemampuan atau nilai

Yuelawati E (2004 121) mengutip pepatah Cina bahwa membaca

mendengar dan melihat belum cukup dalam belajar pembelajaran yang

melibatkan peserta didik untuk mengalami dan membicarakan bahan

tertentu pada orang lain dapat lebih bermakna dalam belajar terlebih lagi

bila peserta didik mempunyai kesempatan untuk mengajarkan

pengetahuannya terhadap peserta didik lain yang bersumber

Keberhasilan pembelajaran Kerucut Dale disebutkan bahwa keberhasilam

peembelajaran adalah sebagai berikut

1) Apa yang kita baca 10

2) Apa yang kita dengar 20

3) Apa yang kita lihat 30

4) Apa yang kita dengar dan lihat 50

5) Apa yang kita bicarakan dengan orang lain 70

6) Apa yang kita alami sendiri 80

7) Apa yang kita ajarkan kepada orang lain 95

55

Pembelajaran bahasa yang dimaksud adalah pembelajaran tentang menulis

deskripsi bahasa Lampung kelas V SD pembelajaran ini dirancang menggunakan

pendekatan Pembelajaran CTL khususnya untuk meningkatkan aktivitas belajar

bahasa Lampung dan sebagai bentuk nyata pelaksanaan tugas guru dalam hal

kegiatan belajar di Sekolah Dasar tentunya kondisi belajar yang aktif dan

menyenangkan

Hakikat belajar bahasa Lampung yang dimaksudkan dalam penelitian ini guru

akan merancang pembelajaran menggunakan pendekatan komunikatif integratif

siswa diharapkan dapat mendeskripsikan apa yang diamatinya Proses

pembelajaran mengkondisikan siswa untuk melakukan pengamatan kemudian

menemukan hal yang diamati mengindentifikasikan menentukan lalu

mengungkapkan apa yang diamatinya dalam tulisan deskriptif sehingga proses

belajar berlangsung aktif dan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan

Dalam Standar Kelulusan BSNP 2006 sesuai Permen No 22 tahun 2005 Standar

Kompetensi Lulusan pendidikan dasar meliputi SD MISDLB Paket A dan SMP

MTs SMPLB bertujuan meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan kepribadian

akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

lebih lanjut

Adapun Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) SD

MISDLB Paket A selengkapnya adalah (a) Menjalankan ajaran agama yang

dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak (b) Mengenal kekurangan dan

kelebihan diri sendiri (c) Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku di

lingkungannya (d) Menghargai keberagaman agama budaya suku ras dan

56

golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya (e) Menggunakan informasi

tentang lingkungan sekitar secara logis kritis dan kreatif (f) Menunjukkan

kemampuan berfikir logis kritis dan kreatif dengan bimbingan guru pendidik (g)

Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya (h)

Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan

sehari-hari (i) Menunjukkan kemampuan menggali gejala alam dan sosial di

lingkungan sekitar (j) Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap

lingkungan (k) Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa negara

dan tanah air Indonesia (l) Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan

seni dan budaya lokal (m) Menunjukkan kebiasaan hidup bersih sehat bugar

aman dan memanfaatkan waktu luang (n) Berkomunikasi secara jelas dan santun

(0) Bekerja sama dengan kelompok tolong menolong dan menjaga diri sendiri

dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya (p) Menunjukkan kegemaran

membaca dan menulis (q) Menunjukkan keterampilan menyimak berbicara

membaca menulis dan berhitung

c Hakikat Pendidikan

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat Setiap manusia membutuhkan

pendidikan sampai kapan dan dimanapun ia berada Pendidikan sangat penting

artinya sebab tenpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan

terbelakang Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk

menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing disamping

memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik

57

Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 menyatakan pendidikan sebagai usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri kepribadian kecerdasan akhlak

mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan

negara

Menurut pragmatisme pendidikan merupakan suatu proses reorganisasi dan

rekonstruksi dari pengalaman-pengalaman individu Baik anak maupun orang

dewasa selalu belajar dari pengalamannya (Sadulloh 2003 125) Sedangkan

Suhasno et all (1991 3) menyatakan bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai

suatu proses pertumbuhan yang menyesuaikan dengan lingkungan Suatu

pengarahan dan bimbingan yang diberikan kepada anak dalam pertumbuhannya

Suatu usaha sadar untuk menciptakan suatu keadaan atau situasi tertentu yang

dikehendaki oleh masyarakat serta suatu pembentukan kepribadian kemampuan

anak dalam menuju kedewasaan

Lima pilar pendidikan sekarang dan masa depan yang dicanangkan oleh UNESCO

yang perlu dikembangkan oleh lembaga pendidikan formal yaitu (1) learning to

know (belajar untuk mengetahui) (2) learning to do (belajar untuk melakukan

sesuatu) dalam hal ini kita dituntut untuk terampil dalam melakukan sesuatu (3)

learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) (4) learning to live together

(belajar untuk menjalani kehidupan bersama) dan (5) learning to trust in God

(belajar untuk bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa)

58

Realisasi ldquolearning to knowrdquo dapat diterapkan dengan memposisikan guru sebagai

fasilitator Disamping itu guru dituntut untuk dapat berperan sebagai teman

sejawat dalam berdialog dengan siswa dalam mengembangkan penguasaan

pengetahuan maupun ilmu tertentu

Learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu) akan bisa berjalan jika di

sekolah memfasilitasi siswa untuk mengaktualisasi keterampilan yang dililikinya

serta bakat dan minatnya Walaupun bakat dan minat anak banyak dipengaruhi

unsur kerturunan namun tumbuh berkembangnya bakat dan minat tergantung

pada lingkungannya Keterampilan dapat digunakan untuk menopang kehidupan

seseorang bahkan keterampilan lebih dominan daripada penguasaan pengetahuan

dalam mendukung keberhasilan kehidupan seorang

Learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) erat hubungannya dengan bakat

dan minat perkembangan fisik dan kejiwaan tipologi pribadi anak serta kondisi

lingkungannya Bagi anak yang agresif proses perkembangan diri akan berjalan

bila diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi Sebaliknya bagi anak yang

pasif peran guru sebagai pengarah sekaligus fasilitator sangat dibutuhkan untuk

pengembangan diri siswa secara maksimal

Kebiasaan hidup bersama saling menghargai terbuka memberi dan memenerima

(take and give) perlu ditumbuhkembangkan Kondisi seperti ini memungkinkan

terjadinya proses ldquolearning to live togetherrdquo (belajar untuk menjalani kehidupan

bersama) Penerapan pilar keempat ini dirasakan makin penting dalam era

globalisasi era persaingan global Perlu pemupukan sikap saling pengertian antar

ras suku dan agama agar tidak menimbulkan berbagai pertentangan yang

59

bersumber pada hal tersebut Selain empat pilar diatas dalam Undang-Undang RI

No 20 BAB II Pasal 3 Sistem Pendidikan Nasional pemerintah Indonesia

memandang perlu menjadikan peserta didik menjadi manusia yang bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab

sehingga perlu ditambah pilar kelima yaiturdquo learning to trust in Godrdquo

C Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan sebagai pembanding dan dapat digunakan untuk

meningkatkan kualitas penelitian adalah sebagai berikut

1 Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA melalui Pendekatan

Kontekstual Siswa Kelas VI Sekolah Tunas Mekar Bandar Lampung

20082009

1) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6 Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus 3 Pada

Siklus I nilai rata-rata siswa kelas 6A adalah 7179 Pada Siklus II nilai

rata-rata siswa kelas 6A adalah 7662 yang berarti meningkat 673 pada

kelas 6A dari nilai rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa

kelas 6A adalah 7832 yang berarti mengalami peningkatan sebesar 22

pada kelas 6A dari Siklus II atau mengalami peningkatan 901 pada

kelas 6Adari Siklus I pembelajarn IPA dengan Pembelajaran Kontekstual

Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang signifikan pada siklus I

pada kelas 6A hanya terdapat 14 atau 6087 siswa yang mencapai

ketuntasan sedangkan pada siklus III terdapat 23 siswa atau 100 siswa

60

yang mencapai ketuntasan yang berarti mengalami peningkatan sebesar

6429

2) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6B Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus III Pada

Siklus I nilai rata-rata 6B adalah 7222 Pada Siklus II nilai rata-rata siswa

kelas 6B adalah 7865 yang berarti meningkat 890 pada kelas 6B dari nilai

rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa 6B adalah 7946 yang

berarti mengalami peningkatan sebesar 103 dari Siklus II atau

mengalami peningkatan 1003 dari Siklus I pembelajarn IPA dengan

Pembelajaran Kontekstual Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang

signifikan pada siklus I pada kelas 6B hanya terdapat 14 atau 6087

siswa yang mencapai ketuntasan sedangkan pada siklus III masing-masing

terdapat 23 siswa atau 100 siswa yang mencapai ketuntasan yang berarti

mengalami peningkatan sebesar 6429

Berdasarkan penelitian tersebut ternyata prestasi belajar dapat ditingkatkan

melalui pendekatan pembelajaran CTL walaupun pada mata pelajaran IPA

Hal ini memungkinkan terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa

pembelajaran bahasa termasuk prestasi belajar menulis deskripsi

berbahasa Lampung

2 Jurnal Teknologi Pendidikan Unila Volume 04 No 03- Maret 2008 Penelitian

Nuraeni Erdawati dengan judul Penerapan Strategi Contextual Teaching and

Learning (CTL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) SD Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada

61

tiap siklus serta peningkatan aktivitas belajar siswa Pembelajaran

menerapkan pendekatan CTL dapat dijadikan sebagai alternatif penerapan

model pembelajaran IPS terutama pada materi peta tematik keragaman

kenampakan alam dan buatan

Merujuk hasil penelitian tersebut ternyata prestasi belajar IPS dapat

ditingkatkan melalui pendekatan pembelajaran CTL Hal ini memungkinkan

terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa pada pembelajaran bahasa

termasuk prestasi belajar menulis deskripsi berbahasa Lampung kelas V SDN

1 Sukarame Dua Bandar Lampung

Page 6: II. KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Menulis Deskripsi ...digilib.unila.ac.id/20091/3/BAB II.pdf · yang bertalian dengan usaha penulis untuk memberikan perincian dari ... Syarat-syarat

16

5) Ketepatan Susunan Kalimat

Ketetapan unsur-unsur yang membangun suatu kalimat akan sangat

menentukan kejelasan pikiran yang dimuat dalam kalimat itu Kalimat-kalimat

yang diguna-kan dalam karangan hendaknya kalimat efektif Keraf (199335)

menyatakan bahwa kalimat efketif itu dapat mewakili isi pikiran dan perasaan

pengarang sehingga menarik perhatian pembicara serta dapat menimbulkan

kembali gagas-an pembaca yang sesuai dengan gagasan pengarang

6) Ketepatan Pemilihan KataDiksi

Susunan kata di dalam kalimat sangat berguna untuk menjaga kontinuitas

(Caraka 199954) Pernyataan ini berkaitan dengan pemilihat kata yang tepat

dalam membangun gagasan akan menjaga kesinambungan dan kekompakan

da-lam karangan Akhadiah (199632) menyatakan dalam memilih kata harus

diperhatikan dua persyaratan pokok yaitu

a) ketetapan berkaitan dengan makna aspek logika kata-kata Kata yang

dipilih harus secara tepat mengungkapkan pengertian yang disampaikan

b) kesesuian berkaitan dengan kecocokan antara kata yang digunakan

dengan kesempatan situasi dan keadaan pembaca

7) Ketepatan Penggunaan Ejaan

Ejaan artinya kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata kalimat

dsb) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca

(Moeliono 1995 250) Yang termasuk di dalamnya ialah penulisan huruf

kata kalimat dan tanda-tanda baca Ejaan memegang peranan penting dalam

karangan oleh karenanya dalam mengarang hendaklah berpedoman pada

17

ketentuan yang berla-ku yaitu buku Pedoman Umum Ejaan Yang

Disempurnakan (EyD)

e Langkah-langkah Mengarang

Agar dapat mencapai hasil mengarang yang baik ada beberapa saran yang berupa

langkah-langkah mengarang yang harus diperhatikan langkah-langkah itu ialah

1) memilih dan membatasi topik

2) menentukan tema dan merumuskan tesis

3) mengumpulkan bahan-bahan Pembicaraan

4) menyusun garis besar

1) Memilih dan Membatasi Topik

Kegiatan memilih serta membatasi topik merupakan langkah awal yang

ditempuh pengarang apalagi bagi pengarang pemula Hal ini harus dilakukan

secara tertulis agar membantu mengarahkan pengarang tentang apa yang akan

ditulisnya

2) Menentukan Tema dan Merumuskan Tesis

Setelah topik dipilih lanjutkan dengan menentukan tema mengenai apa yang

hendak kita katakan tentang topik itu Tema merupakan pusat karangan Tema

merupakan pernyataan pandangan pendirian penulis mengenai topik Tema

dapat disebut juga sebagai gagasan pokok

18

3) Mengumpulkan Bahan-bahan Pembicaraan

Setelah tema karangan dirumuskan yang merupakan pendirian atas tesis maka

sekarang akan diuraikan dipertahankan dan dibuktikan Ada dua sumber

pokok pembuktian yaitu dari diri sendiri dan dari luar Pengalaman serta hasil

pengamatan penulis yang objektif dan cermat merupakan bahan-bahan

pembicaraan yang menginspirasikan penulis mengenai apa yang akan

dituliskannya Selain diri pribadi dunia luar pun merupakan bahan yang

sangat veriatif dan inspiratif Dunia luar sebagai sumber bahan berupa

kesaksian-kesaksian orang lain anggapan-anggapan umum yang sudah

diterima masyarakat merupakan bahan yang aktual yang dapat dipergunakan

sebagai bahan pembicaraan

4) Menyusun Garis Besar atau Kerangka Karangan

Menyiapkan garis besar atau kerangka karangan merupakan ldquopengamanrdquo yang

sangat membantu penulis Penulis akan merasa pasti dan lebih aman jika garis

besar atau kerangka karangan disiapkan sebelum mulai mengarang Jika garis

besar itu betul-betul dipersiapkan dengan sebaik-baiknya maka pekerjaan

mengarang akan semakin lancar Garis besar ada yang bersifat formal

(lengkap) bersifat topikal dan ada yang bersifat kalimat Jika siswa menulis

karangan deskripsi tetapi pengetahuan pungtuasi tidak dimilikinya maka siswa

akan mengarang sesuka hatinya akibatnya perintah ini tidak akan terlaksana

Berikut digambarkan dalam diagram kerangka berpikir penelitian pada halaman

berikut

19

Pola pengembangan paragraf deskripsi

a) paragraf deskripsi spesial paragraf ini menggambarkan objek khusus

ruangan benda tempat

b) paragraf deskripsi subjektif paragraf ini menggambarkan objek seperti

tafsiran kesan perasaan penulis

c) paragraf deskripsi objektif paragraf ini menggambarkan objek dengan apa

adanya atau sebenarnya

Berdasarkan penjelasan di atas deskripsi yang dimaksudkan dalam penelitian ini

adalah karangan tentang sesuatu yang dijelaskan sesuai dengan pengamatan

terhadap objek sebenarnya menggunakan bahasa Lampung

2 Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)

a Hakikat Contextual Teaching and Learning (CTL)

Depdiknas (2003) menjelaskan bahwa CTL adalah konsep belajar yang membantu

guru mengaitkan antara materi yang dipelajari dengan situasi dunia nyata siswa

dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya

dengan penerapan dalam kehidupan mereka sehari-hari Menurut Sanjaya (2006

109) pendekatan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning)

adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses

keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari

dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong

siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka Hal ini berarti

pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat pada siswa bukan pada guru Guru

bukan sebagai sumber ilmu malainkan perancang fasilitator dan motivator

20

dalam pembelajaran Kelebihan pembelajaran menggunakan pendekatan CTL

menurut Nurhadi dkk (200432) dapat meningkatkan hasil dan keterlibatan siswa

dalam proses pembelajaran Kebaikannya sebagai berikut

1) Belajar akan lebih bermakna jika anak ldquomengalamirdquo apa yang

dipelajarinya dari pada ldquomengetahuinyardquo

2) Pembelajaran dapat membantu guru mengaitkan materi yang diajarkan

dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat

hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam

kehidupan mereka

3) Kontekstual merupakan pndekatan baru yang lebih memberdayakan siswa

tidak menghafal fakta tetapi mendorong siswa mengkonstruksikan

pengetahuan di benak mereka sendiri

4) Kontektual merupakan pembelajaran yang mengajak anak mengetahui

makna belajar dan menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang

diperolehnya untuk memecahkan masalah dalam kehidupan

Blanchara (2001 72) menyatakan bahwa pembelajaran kontekstual terjadi apabila

siswa menerapkan mengalami apa yang sedang dipelajarinya berhubungan

dengan kehidupan dan dunia nyata Center of Educations and Work at the

Univercity of Wisconsin-Madison (TEACHNET) mengeluarkan pernyataan

penting tentang CTL sebagai berikut

Contextual teaching and learning is conception of teaching and that helps

teacher relate subject ter content to real world situations and motivates

students to make connections between knowledge and its applications to

their lives as family members citizen and wokers and engange in the hard

work that learning requires (Johnson 2002 38-39)

Teachnet menekankan bahwa pembelajaran kontekstual merupakan strategi

pembelajaran yang mampu menolong guru menghubungkan isi pelajaran dengan

situasi dunia nyata CTL juga mampu memotivasi siswa dalam menghubungkan

antara pengetahuan yang diperoleh dengan aplikasinya dalam hidupnya baik

sebagai anggota keluarga masyarakat maupun dunia kerja

21

Pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual menuntut guru mampu

memotivasi siswa belajar dalam situasi dunia nyata dengan konsep belajar ini

siswa dapat menerapkan pengetahuan yang telah dimilikinya dengan materi yang

dipelajari sehingga pembelajaran diharapkan akan lebih bermakna

Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa pembelajaran kontekstual

adalah konsep belajar yang menghadirkan dunia nyata dan mendorong siswa

menghubungkan pengetahuan yang telah dimilikinya dengan penerapannya dalam

kehidupan sehari-hari Pada saat siswa memperoleh pengetahuan dan

keterampilan dari konteks yang terbatas saat itu pula sedikit demi sedikit siswa

mengkonstruksikan pemikirannya Hasil dari proses ini dijadikan siswa sebagai

bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya

Pembelajaran kontekstual mengakui bahwa ldquobelajarrdquo merupakan sesuatu yang

kompleks dan multi dimensional yang jauh melampaui berbagai metode belajar

lainnya yang hanya berorientasi pada latihan dan rangsangan tanggapan

(stimulus-respon) Pembelajaran kontekstual menganjurkan bahwa belajar hanya

terjadi jika siswa memproses informasi atau pengetahuan baru sedemikian rupa

sehingga dirasakan sesuai dengan kerangka pikiran yang dimilikinya (ingatan

pengalaman dan tanggapan)

Lebih lanjut Johnson (2006 25) menjelaskan CTL sebagai berikut

ldquoThe CTL system is an educational process that aims to help students see

meaning in the academic material they are studying in the

academicsubjects with the context of their daily lives that is with

thecontexst of the personal social and cultural circumstances To achieve

this aim the system encompasses the following eight components making

meaningful connections doing significans work self regulated learning

22

Collaborating critical and creative thingking nurturing the individual

reaching high standars using authentic assessmenrdquo

Pemahamanya hakikat CTL merupakan suatu proses pembelajaran yang bertujuan

membantu siswa melihat makna bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan

cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan sehari-hari yaitu dengan

konteks lingkungan pribadi sosial dan budaya menuntut siswa belajar bermakna

mengatur belajar sendiri bekerjasama berfikir kritis dan kreatif mencapai standar

yang tinggi

Zahorik (199914-22) menjelaskan ada lima elemen yang harus diperhatikan

dalam pembelajaran kontekstual (1) pengaktifan pengetahuan yang sudah ada

(activating knowledge) (2) pemerolehan pengetahuan baru kemudian

memperhatikan detailnya (3) pemahaman pengetahuan (understanding

knowledge) (4) mempraktekkan pengetahuan dan pengalaman (5) melakukan

refleksi (reflection knowledge)

Pendekatan CTL menurut Nurhadi (200431) memiliki tujuh komponen yaitu

konstruktivisme inquiry bertanya masyarakat belajar permodelan refleksi dan

penilaian sebenarnya Hal serupa diungkapkan oleh Sanjaya (2006113) bahwa

komponen-komponen pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran

Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah Construktivisme Inquiri

Questioning Learning community Modeling refleksi dan Authentic Assesment

Penerapan masing-masing komponen dapat dijelaskan sebagai berikut

23

1) Konstruktivisme

Merupakan aliran pembelajaran yang menuntut siswa untuk menyusun dan

membangun makna atas pengalaman baru yang didasarkan pada pengetahuan

tertentu (Hati 2007) Siswa membangun sendiri pengetahuan mereka dengan

terlibat aktif dalam proses pembelajaran Siswa ldquomengkonstruksirdquo bukan

ldquomenerimardquo pengetahuan Siswa menjadi ldquoSubjekrdquo bukan ldquoObjekrdquo belajar

Bentuknya adalah siswa mengerjakan sesuatu

a) menulis karangan deskripsi

b) mendemonstrasikan yakni bahasa komunikasi yang digunakan adalah

bahasa lampung

c) menciptakan ide karangan deskripsi sesuai yang diamati

d) memecahkan masalah

Tugas guru dalam hal ini adalah memfasilitasi proses belajar dengan menjadikan

pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa memberi kesempatan kepada

siswa untuk menemukan menerapkan idenya sendiri dan memotivasi siswa agar

menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar mengerjakan tugas

Implementasinya terdiri dari kegiatan menyebutkan mengidentifikasikan

mengkategorikan dan membuktikan Pada umumnya kita juga sudah menerapkan

filosofi ini dalam pembelajaran sehari-hari yaitu ketika kita merancang

pembelajaran dalam bentuk siswa bekerja praktek mengerjakan sesuatu

beraktifitas di dalam laboratorium membuat laporan ilmiah mendemonstrasikan

hasil kerja baik berupa laporan maupun hasil eksperimen di laboratorium

menciptakan ide dan sebagainya

24

2) Menemukan (Inquiry)

Kegiatan pembelajarannya diawali dengan pengamatan lalu berkembang

untuk memahami konsepfenomena Setelah itu siswa akan mengembangkan

dan menggunakan keterampilan berpikir kritis Siswa menemukan sendiri

pengetahuan dan keterampilan mereka melalui tahap

1) Mengamati atau melakukan observasi (observation)

2) Membaca referensi untuk informasi pendukung

3) Bertanya jawab dengan teman (questioning)

4) Menduga (hypotesis) dan memunculkan ide-ide baru

5) Mengumpulkan data sebanyak-banyaknya(data gathering)

6) Menganalisis menyimpulkan (conclusion) dan menyajikan hasil dalam

tulisan gambar dll

7) Siswa membuat laporan ilmiah sendiri

8) Siswa mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca

teman sekelas guru atau audien yang lain

9) Disampaikan pada orang lain untuk mendapat masukan

10) Melakukan refleksi

11) Menempelkan gambar karya tulis di mading majalah sekolah dsb

3) Bertanya (Questioning)

Suatu pembelajaran akan tampak hidup dan bergairah kalau disertai dengan tanya

jawab antara siswa dengan guru antara siswa dengan siswa lainnya antara siswa

dengan orang lain Manfaat tanya jawab dalam pembelajaran sangat banyak yaitu

untuk memotivasi siswa menghindari pembelajaran yang monoton Teknik

bertanya merupakan hal mendasar dalam pembelajaran kontekstual

25

Menurut Senduk (2004 45) bertanya merupakan suatu strategi yang

digunakan secara aktif oleh siswa untuk menganalisis dan mengeksplorasi

gagasan-gagasan Pendapat ini mengisyaratkan bahwa pilar bertanya dalam

pembelajaran kontekstual merupakan bagian penting karena merupakan

induk dari strategi pembelajaran Kegiatan bertanya yang dilakukan baik

oleh guru maupun oleh siswa Pertanyaan guru digunakan untuk

mengarahkan membimbing dan mengevaluasi cara berfikir siswa

Sedangkan pertanyaan siswa merupakan wujud keingintahuan (Hati 2007)

Dengan bertanya siswa dapat menggali informasi mengkonfirmasikan sesuatu

mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahui bertanya dapat

diterapkan saat berdiskusi kerja kelompok ketika mengamati dan saat

mengalami kesulitan Hampir pada semua aktifitas belajar questioning dapat

diterapkan

1) Antara siswa dengan guru

2) Antara guru dengan siswa

3) Antara siswa dengan siswa

4) Antara siswa dengan orang lain yang didatangkan ke kelas

4) Masyarakat Belajar (Learning Community)

Konsep learning community menyarankan agat hasil pembelajaran diperoleh dari

kerjasama dengan orang lain Hasil belajar diperoleh dari ldquosharingrdquo antar teman

antar kelompok dan antara yang tahu ke yang belum tahu Dalam pembelajaran

menggunakan pendekatan CTL guru disarankan selalu melaksanakan

pembelajaran dalam kelompok belajar Kelompok belajar atau sekelompok

26

komunitas yang berfungsi sebagai wadah komunikasi untuk berbagi pengalaman

dan gagasan (Hati 2007)

Mengutamakan kerjasama dengan orang lain atau kelompok dapat dilakukan jika

anggotanya mau saling mendengarkan tidak merasa paling tahu serta tidak segan

untuk bertanya kepada lainnya Prakteknya dapat terwujud dalam

1) Pembentukan kelompok kecil

2) Pembentukan kelompok besar

3) Mendatangkan bdquoahli‟ ke kelas

4) Bekerja dengan kelas sederajat

5) Bekerja dengan kelas di atasnya

6) Bekerja dengan masyarakat

Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang anggotanya heterogen yang pandai

mengajari yang lemah yang pandai belajar cepat membantu teman yang lamban

Hal ini dapat membantu siswa menuangkan deskripsi menggunakan kalimat

bahasa lampung yang tepat

5) Permodelan (Modeling)

Pengertian permodelan menurut Yasin (2004 49) merupakan suatu cara

mengaktualisasikan sesuatu yang abstrak Permodelan dapat juga dimaksudkan

untuk membahasakan gagasan yang dipikirkan mendemonstrasikan bagaimana

guru menginginkan para siswanya untuk belajar dan melakukan apa yang

diharapkan guru Jadi permodelan merupakan cara melakukan sesuatu

mempraktekkan cara mendeskripsikan sesuatu yang dilihat dan lain-lain Sebuah

pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu ada model yang bisa ditiru

27

dengan begitu guru memberi model tentang ldquobagaimana cara belajarrdquo Kegiatan

mendemonstrasikan suatu perbuatan agar siswa dapat mencontoh atau belajar

atau melakukan sesuatu sesuai dengan model yang diberikan (Hati 2007)

Model ini dapat dirancang dengan melibatkan media lingkungan misalnya guru

menunjukkan pohon kelapa sawit di halaman sekolah kemudian salah satu siswa

bisa ditunjuk untuk menyebutkan suatu kata dalam bahasa lampung yang

berhubungan dengan media tersebut Dalam pendekatan CTL guru bukan satu-

satunya model tetapi model dapat dirancang dengan melibatkan siswa

6) Refleksi (Reflection)

Refleksi merupakan respon terhadap sesuatu kejadian aktivitas atau pengetahuan

yang baru diterima contohnya

a) pertanyaan langsung tentang ketentuan apa saja yang boleh diamati

b) komentar siswa tentang pembelajaran hari itu

c) catatan atau konsep siswa

d) diskusi

e) hasil karya

Refleksi merupakan cara berfkir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir

kebelakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan masa lalu (Senduk 2004

510) Siswa memahami apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan

baru yang merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya

Refleksi merupakan respon terhadap kejadian aktivitas atau pengetahuan yang

baru diterima Pengetahuan yang bermakna diperoleh dari proses Pengetahuan

dimiliki siswa perlu diperluas melalui konteks pembelajaran yang kemudian

28

diperluas sedikit demi sedikit Siswa mencatat apa yang telah dipelajari dan

bagaimana menemukan ide-ide baru Pada akhir pembelajaran guru menyisakan

waktu untuk melakukan refleksi

Kegiatan dalam refleksi menurut Hati (2009) berupa melihat kembali atau

merespon suatu kejadian kegiatan dan pengalaman yang bertujuan untuk

mengidentifikasi hal-hal yang sudah diketahui dan hal-hal yang belum diketahui

agar dapat dilakukan suatu tindakan penyempurnaan Dapat juga dikatakan

sebagai respon terhadap kejadian aktivitas atau pengetahuan yang baru diterima

contohnya

1) Pertanyaan langsung tentang apa yang diperoleh hari itu

2) Komentar siswa tentang pembelajaran hari itu

3) Catatan atau jurnal dibuku siswa

4) Diskusi

5) Hasil karya

Penerapan refleksi menurut Nurhadi (2004 51) memiliki ciri sebagai berikut (a)

pernyataan langsung tentang apa-apa yang diperolehnya hari itu (b) catatan atau

buku jurnal di buku siswa (c) kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari

itu (d) diskusi (e) hasil karya (f) cara-cara lain yang ditempuh guru untuk

mengarahkan siswa pada pemahaman mereka tentang materi yang dipelajari Jadi

reflection adalah kegiatan memikirkan apa yang telah terjadi dalam pembelajaran

dan memberikan masukan perbaikan jika diperlukan

29

7) Penilaian yang Sebenarnya (Autentic Assessment)

Agar penilaian yang dilakukan benar-benar menggambarkan keadaan siswa yang

sebenarnya perlu dilakukan suatu penilaian yang mampu mengukur keadaan

siswa yang sebenarnya Siswa tidak hanya dinilai dari satu aspek melainkan dari

berbagai aspek sehingga data yang didapat bisa menggambarkan keadaan siswa

yang sebenar proses

Penilaian autentik memiliki beberapa karakteristik menurut Senduk (2004 52)

penilaian autentik memiliki ciri-ciri sebagai berikut (a) harus mengukur semua

aspek pembelajaran (b) dilaksanakan selama dan sesudah pembelajaran (c)

menggunakan berbagai cara dan berbagai sumber (d) tes hanya salah satu alat

pengumpul data penilaian (e) tugas-tugas yang diberikan kepada siswa harus

mencerminkan bagian-bagian dari kehidupan siswa

Berdasarkan pendapat tersebut penilaian autententik merupakan proses

pengumpulan berbagai data yang bisa menggambarkan perkembangan siswa

Penilaian ini menekan pada perkembangan kemampuan siswa dalam memahami

dan mempelajari pengetahuan atau keterampilan Penilaian ini dilakukan dengan

berbagai cara yaitu pemberian tugas proses pembelajaran kinerja performan

hasil karya atau produk dan sebagainya

Autentic Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa

memberikan gambaran perkembangan belajar siswa dan perlu diketahui oleh guru

untuk bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan

benar Penekanannya pada assesment dalam proses pembelajaran data yang

dikumpulkan diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan siswa pada saat

30

melakukan proses pembelajaran Kemajuan belajar dinilai dari proses

pembelajaran bukan melalui hasil

Karakteristik assessment adalah (a) dilaksanakan selama dan sesudah proses

pembelajaran berlangsung (b) bisa digunakan untuk formatif dan sumatif (c)

yang diukur keterampilan dan performansi bukan fakta (d) berkesinambungan (e)

terintegrasi (f) dapat digunakan sebagai feed back Bentuk-bentuk penilaian

autentik fortofolios story reteling interview video tape evaluation of

performance audio tepe evaluation of reading teacher observations close test

Dalam hal iniakan dilakukan penilaian terhadap aktivitas siswa selama proses

pembelajaran dan produk tulisan deskripsi siswa dalam bahasa lampung

b Perbedaan Pendekatan kontestual dengan Pendekatan Konvensional

Menurut pendapat Nurhadi (2003 7) terdapat perbedaan antara pendekatan CTL

dan konvensional yaitu

No Pendekatan CTL

Pendekatan Konvensional

1 Siswa secara aktif terlibat dalam

proses pembelajaran

Siswa adalah penerima informasi

secara pasif

2 Siswa belajar dari teman melalui

kerja

Siswa belajar secara individual

3 Pembelajaran dikaitkan dengan

kehidupan nyata atau masalah

yang disimulasikan

Pembelajaran sangat abstrak dan

teoritis

4 Perilaku dibangun atas kesadaran

diri

Perilaku dibangun atas kebiasaan

5 Hadiah untuk perilaku baik adalah

kepuasan diri

Hadiah untuk perilaku baik adalah

pujian atau nilai (raport)

6 Keterampilan dikembangkan atas

dasar pemahaman

Keterampilan dikembangkan atas

dasar latihan

7 Seseorang tidak melakukan yang

jelek karana dia sadar hal itu keliru

dan merugikan

Seorang tidak melakukan yang jelek

karena dia takut hukuman

8 Bahasa diajarkan dengan Bahasa diajarkan dengan pendekatan

31

pendekatan komunikatif yakni

siswa diajak menggunakan bahasa

dalam monteks nyata

struktural rumus diterangkan sampai

paham kemudian dilatihkan (drill)

9 Pemahaman rumus dikembangkan

atas dasar skemata yang sudah ada

dalam diri siswa

Rumus itu ada di luar diri siswa yang

harus diterangkan diterima

dihafalkan dan dilatihkan

10 Pemahaman rumus relatif berbeda

antara siswa yang satu dengan

yang lainnya sesuai dengan

skemata siswa

Rumus adalah kebenaran absolut

hanya ada dua kemungkinan yaitu

pamahaman rumus yang salah atau

yang benar

11 Siswa menggunakan kemampuan

berfikir kritis terlibat penuh dalam

mengupayakan terjadinya proses

pembelajaran yang efektif ikut

bertanggung jawab atas terjadinya

proses pembelajaran yang efektif

dan membawa skemata masing-

masing ke dalam proses

pembelajaran

Siswa secara fasif menerima rumus

atau kaidah (membaca mendengar

mencatat menghafal) tanpa

memberikan kontribusi ide dalam

proses pembelajaran

No Pendekatan CTL

Pendekatan Konvensional

1 Pengetahuan yang dimiliki

manusia dikembangkan oleh

manusia itu sendiri Manusia

menciptakan atau membangun

pengetahauan dengan cara

memberi arti dan memahami

pengalamannya

Pengetahuan adalah penangkapan

terhadap serangkaian fakta konsep

atau hukum yang berada di luar diri

manusia

2 Ilmu pengetahuan dikonstruksi

oleh manusia sendiri sementara

manusia selalu mengalami

peristiwa baru maka

pengetahuantidak pernah stabil

selalu berkembang

Kebenaran bersifat absolut dan

pengetahuan bersifat final

3 Siswa diminta bertanggung jawab

memonitor dan mengembangkan

pembelajaran mereka masing-

masing

Guru adalah penentu jalannya proses

pembelajaran

4 Penghargaan terhadap pengalaman

siswa sangat diutamakan

Pembelajaran tidak memperhatikan

pengalaman siswa

5 Hasil belajar diukur dengan

berbagai cara proses bekerja hasil

karya penampilan rekaman tes

dan lain-lain

Hasil belajar diukur hanya dengan tes

6 Pembelajaran terjadi diberbagai Pembelajaran hanya di dalam kelas

32

tempat konteks dan setting

7 Penyesalan adalah hukuman dari

perilaku jelek

Sanksi adalah hukuman dari perilaku

jelek

8 Perilaku baik berdasar motivasi

intrinsik

Perilaku baik berdasar motivasi

ekstrinsik

9 Seorang berperilaku baik karena

dia yakin itulah yang terbaik dan

bermanfaat

Seseorang berperilaku baik karena

terbiasa melakukan begitu Kebiasaan

ini dibangun dengan hadiah yang

menyenangkan

c Beberapa Hal Penting Dalam Pembelajaran CTL

Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL harus memperhatikan hal-

hal yang yang terkait baik berkaitan dengan konsep langkah-langkah maupun

pelaksanaan pembelajaran dengan CTL Contextual Teaching and Learning

(CTL) menurut Clifford dan Wilson (20002) adalah pendekatan dalam

pembelajaran yang dapat membantu siswa menemui ketuntasan belajar

berdasarkan kompetensi yang telah ditetapkan Siswa dapat dikatakan tuntas

belajar jika ia dapat berguna dan mampu mengaplikasikan pengetahuannya

terhadap lingkungan sekitar kehidupannya baik masa kini maupun masa depan sebagai

seorang anggota keluarga warga negara dan pekerja atau karyawan

CTL dikatakan efektif digunakan dalam pembelajaran karena (Clifford dan

Wilson 20002)

1 emphasizes problem-solving

2 recognizes the need for teaching and learning to occur in multiple

contexts

3 teaches students to become self-regulated learners

4 anchors teaching in students‟ diverse life contexts

5 encourages students to learn from each other in interdependent

groups and

6 Employs authentic assessment

33

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran dengan Contextual Teaching

Learning terutama berkaitan dengan pembelajaran Bahasa Lampung adalah

sebagai berikut

1 CTL adalah model pembelajaran yang menekankan aktivitas siswa secara

penuh baik fisik maupun mental

2 CTL memandang bahwa belajar bukan menghafal akan tetapi proses

berpengalaman dalam kehidupan nyata

3 Kelas dalam pembelajaran CTL bukan sebagai tempat untuk memperoleh

informasi akan tetapi sebagai tempat untuk menguji data hasil temuan

mereka dilapangan

4 Materi pelajaran ditemukan oleh siswa sendiri bukan hasil pemberian dari

orang lain (Sanjaya 2006125)

3 Media Pembelajaran

Media berasal dari kata ldquomediumrdquo yang berasal dari bahasa latin ldquomediusrdquo yang

berarti ldquotengah atau sedangrdquo Pengertian media ini mengarah pada sesuatu yang

menjadi penghantar untuk meneruskan suatu informasi dan sumber informasi

kepada penerima informasi Dalam bahasa Arab media adalah perantara atau

pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan ringkasnya media adalah

alat untuk menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran Arsyad

(2005 54) mengartikan media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan

untuk menyampaikan pesan informasi

Heinich dalam Arsyad (2005 82) menyatakan media sebagai perantara yang

mengantar informasi apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi

34

yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud pengajaran Hamidjojo

dalam Latuheru mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah media yang

penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran (biasanya sudah

dituangkan dalam GBPP atau silabus) yang dimaksudkan untuk mempertinggi

kegiatan belajar Media pembelajaran adalah bahan alat maupun metode teknik

yang digunakan dalam kegiatan belajar dengan maksud agar proses interaksi

komunikasi edukatif antara siswa dan sumber belajar dapat berlangsung secara

tepat guna dan berdaya guna Jadi media yang dimanfaatkan untuk belajar adalah

lingkungan yang terdekat dengan siswa

ldquoNational Education Assosiationrdquo memberi definisi media sebagai bentuk-bentuk

komunikasi baik tercetak maupun audio visual dan peralatannya dengan demikian

dapat dimanipulasi dilihat didengar atau dibaca Menurut Lohan dalam

Sihkabuden (999 58) media suatu sarana atau chanel sebagai perantara antara si

pemberi pesan kepada penerima pesan

Menurut Olson dalam Budiningsih (2005 62) mendefinisikan media sebagai

teknologi untuk menyajikan merekam membagi dan mendistribusikan simbol

dengan melalui rangsangan indera tertentu disertai penstrukturan informasi

Gagne dalam Sagala (2005 281) menyatakan bahwa media pendidikan adalah

berbagai jenis komponen lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar

Briggs dalam yang sama lebih lanjut menyatakan bahwa media pembelajaran

adalah sarana untuk memberikan perangsang bagi si belajar supaya proses belajar

terjadi

Sardiman (2006 205) menyatakan bahwa

35

media pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam tiga golongan

Pertama adalah alat-alat yang merupakan benda sebenarnya yang

memberi pengalaman langsung dan nyata Kedua alat-alat yang

merupakan benda pengganti yang seringkali dalam bentuk tiruan dari

benda sebenarnya memberikan pengalamannbuatan atau tidak langsung

Ketiga bahasa lisan maupun tertulis memberikan pengalaman melalui

berbahasa

Secara umum peranan media dalam proses pembelajaran dapat

a menghemat waktu belajar

b memudahkan pemahaman

c meningkatkan perhatian siswa

d meningkatkan aktivitas siswa

e mempertinggi daya ingat siswa

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas bahwa media pembelajaran adalah segala

sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima

serta dapat merangsang pikiran perasaan perhatian dan kemauan si belajar

sehingga dapat memotivasi terjadinya belajar yang baik dengan sengaja

bertujuan dan terkendali Media pembelajaran sebagai salah satu komponen

sumber dan merupakan bagian integral dari keseluruhan komponen pembelajaran

menempati posisi yang penting dan akan turut menentukan keberhasilan

penyelenggaraan pembelajaran

Pada kenyataannya pengembangan dan penerapan media pembelajaran

diharapkan dapat memotivasi belajar terhadap pembelajaran sehingga berdampak

pula pada peningkatan hasil belajarnya Selaras dengan perkembangan ilmu

pengetahuan maka guru harus mampu mengembangkan media pembelajaran

secara bervariasi baik yang dirancang khusus (by design) maupun dengan

36

memanfaatkan (by utilization) sejumlah media yang telah ada Dengan demikian

media pendidikan dan media pengajaran dirangkum saja dengan media

pembelajaran

Kegunaan media dalam pembelajaran menurut Miarso (2005 536)

(a) Media mampu memberikan rangsangan yang bervariasi kepada otak

kita sehingga otak kita dapat berfungsi secara optimal (b) Media dapat

mengatasi keterbatasan pengamatan yang dimiliki oleh siswa (c) Media

dapat melampaui batas ruang kelas (d) Media memungkinkan adanya

interaksi langsung antara siswa dan lingkungan (e) Media menghasilkan

keseragaman pengamatan (f) Media membangkitkan keinginan dan minat

baru (g) Media membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar

(h) Media memberikan pegalaman yang integral menyeluruh dari sesuatu

yang konkret maupun yang abstrak (i) Media memberikan kesempatan

untuk belajar mandiri (j) Media meningkatkan keterbacaan baru

(membedakan dan menafsirkan objek) (k) Media mampu meningkatkan

efek sosialisasi (l) Meningkatkan kemampuan ekspresi diri guru maupun

siswa

Kriteria pemilihan media menurut Arsyad (2005 39) sebagai berikut (a) sesuai

dengan tujuan yang ingin dicapai (b) tepat untuk mendukung isi pelajaran yang

sifatnya fakta konsep prinsip atau generalisasi (c) praktis luwes dan bertahan

(d) guru trampil menggunakannya (e) pengelompokan sasaran (f) mutu teknis

(memiliki persyaratan teknis yang tertentu)

Tiga kategori media menurut Haney dan Ullmer yang dikutip Miarso (200525)

yaitu

(1) Media Penyaji Grafis bahan cetak dan gambar diam Proyeksi diam

Audio kaset Audio ditambah visual diam Gambar hidup film Televisi

Multi media (2) Media Objek Objek sebenarnya alami (hidup dan tak

hidup) buatan gedung mesin-mesin alat-alat komunikasi jaringan

transportasi dan semua benda yang dibuat Objek pengganti replika

model dan benda tiruan (3) Media Interaktif memperhatikan penyajian

objek dan berinteraksi (internet komputer)

37

Media yang akan digunakan dalampenelitian ini adalah media objek sebenarnya

alami hidup dan tak hidup yang terdapat di lingkungan sekitar sekolah yaitu

sugai gunung kebun pantai dan benda-benda tak hidup lainnya

4 Pembelajaran Menulis Deskripsi Berbahasa Lampung Menggunakan CTL

Bahasa Lampung adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat penuturnya

yaitu suku Lampung dalam berkomunikasi dan mengaktualisasikan diri dalam

kehidupan sehari-hari Pakar linguistik deskriptif biasanya mendefinisikan bahasa

sebagai satu sistem lambang bunyi yang bersifat arbiter kemudian lazim ditambah

dengan yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat untuk berinteraksi

dan mengidentifikasikan dirirdquo (Chaer 1997 68) Nababan (1999 96)

mengemukakan bahwa bahasa memiliki empat fungsi yaitu fungsi kebudayaan

kemasyarakatan perorangan dan pendidikan

Fungsi kebudayaan meliputi tiga hal yaitu pelestarian kebudayaan

pengembangan kebudayaan dan inventarisasi ciri-ciri kebudayaan Fungsi

kemasyarakatan meliputi ruang lingkup dan bidang pemakaian Fungsi perorangan

meliputi fungsi instrumental kepribadian pemecahan masalah khayalan dan

informatif Fungsi pendidikan meliputi fungsi integratif instrumental kultural dan

penalaran

Fungsi dan tujuan pembelajaran bahasa Lampung untuk membelajarkan siswa

didik dalam belajar bahasa Lampung dan berfungsi memberikan kemampuan

menggunakan bahasa Lampung bagi kepentingan berpikir merasa dan

38

berkomunikasi dalam kehidupan budaya masa kini sebagai lanjutan dari

kehidupan masa lalu dengan memperhatikan peristiwa penggunaannya

Pada proses pembelajaran berlangsung guru memotivasi siswa melakukan

pengamatan terhadap gambar kemudian mengungkapkan hasil pengamatannya

melalui deskripsi Siswa menulis deskripsi sesuai dengan kaidah bahasa

Lampung baik ejaan struktur maupun kosa kata Dengan demikian pembelajaran

dalam terlaksana dengan mengoptimalkan masyarakat belajar dalam pembelajaran

bahasa Lampung dengan pendekatan CTL

Pembelajaran bahasa Lampung meliputi pengenalan pemahaman dan

keterampilan mencakup unsur bahasa Lampung (Depdikbud Provinsi Lampung

2003 16) yaitu

a) Lafal dan ejaan yang berkenaan dengan lafal yang baik dan ejaan yang

sesuai dengan pedoman Ejaan Bahasa Lampung

b) Struktur yang berkenaan dengan bebtuk kata frase dan kalimat Bahasa

Lampung yang baik dan yang diterima bukan teoritis

c) Kosa kata yang berkenaan dengan kata-kata bahasa lampung dari berbagai

lingkungan kehidupan yang diperlukan sebagai alat berpikir merasa dan

berkomunikasi dengan lancar

d) Wacana berkenaan dengan karangan jenis narasi deskripsi eksposisi

argumentasi dan drama

Lebih lanjut dijelaskan pokok-pokok bahasan pembelajaran mencerminkan

kegiatan berbahasa dalam bahasa Lampung khususnya menulis adalah

pembelajaran menulis untuk mengomunikasikan gagasan perasaan dan pesan

dengan bahasa Lampung secara tertulis baik dalam bentuk prosa atau puisi

maupun dalam berbagai jenis karangan seperti pada karangan deskripsi berbahasa

Lampung

39

Pembelajaran menulis disesuaikan dengan ketentuan menulis Hamer (1999 48)

mengatakan bahwa dalam keterampilan menulis harus diperhatikan beberapa hal

misalnya penyusunan kalimat menjadi paragraf bagaimana paragraf digabungkan

dan dikelompokan sehingga menjadi tulisan yang koheren Penerapan

pembelajaran pendekatan kontekstual (CTL) dalam penelitian ini adalah guru

mendesain proses pembelajaran menulis teks deskripsi berbahasa Lampung

dengan memanfaatkan lingkungan sebagai media Mengonstruksi pengetahuan

siswa sedikit demi sedikit sehingga pengetahuannya bermakna dalam proses

menemukan bertanya masyarakat belajar memberi permodelan melaksanakan

refleksi dalam pembelajaran dan melaksanakan penilaian autentik

5 Prestasi Belajar

a Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi adalah istilah yang diambil dari bahasa Belanda ldquoprestatierdquo yang berarti

hasil usaha Kata prestasi dalam berbagai penggunaan selalu dihubungkan dengan

aktivitas tertentu Prestasi belajar adalah kemampuan nyata yang dapat langsung

diukur dengan tes tertentu dan dapat dihitung hasilnya menurut Zainal dalam

Sagala (2005 101) bahwa ldquoPrestasi merupakan kemampuan siswa yang dapat

dicapai saat dilakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa

terhadap berbagai hal yang pernah dilatihkan diajarkan sudah dapat diperoleh

gambaran yang nyata tentang pencapaian program pembelajaran secara

menyeluruhrdquo

Di samping itu menurut Wittrock dalam Latuheru (1999 46) ldquoprestasi belajar

adalah suatu terminology yang menggambarkan suatu proses perubahan melalui

40

pengalaman Proses tersebut mempersyaratkan perubahan yang relative permanen

berupa sikap pengetahuan informasi kemampuan dan keterampilan melalui

pengalamanrdquo

Skiner dengan teori operant conditioning sebagaimana dikutip Gredler (dalam

Slameto 2003 49) mengatakan bahwa prestasi belajar merupakan respon

tingkah laku yang baru Walaupun Skiner mengatakan demikian namun pada

dasarnya respon yang baru itu sama pengertiannya dengan tingkah laku

pengetahuan sikap keterampilan yang baru

Prestasi menurut Hamalik (198384) adalah perubahan tingkahlaku yang

diharapkan kepada murid setelah diadakan proses belajar mengajar Sedangkan

menurut Yusuf (198224) prestasi adalah tingkatan kepandaian keterampilan yang

telah dicapai setelah melakukan kegiatan pekerjaan atau latihan itu sendiri

Menurut Adi Nugroho prestasi adalah segala jenis pekerjaan yang berasil dan

prestasi itu menunjukkan kecakapan Selanjutnya Purwadarminto menyebutkan

bahwa prestasi adalah hasil yang dicapai sebaik-baiknya menurut kemampuan

anak pada waktu tertentu terhadap hal-hal yang dikerjakan dilakukan

Reigeluth dalam yang sama berpendapat prestasi belajar dapat juga dikatakan

sebagai pengaruh yang memberikan suatu ukuran nilai dari metode (strategi)

alternatif dalam kondisi yang berbeda ada hasilnyata dan diinginkan Hasil nyata

hasil-hasil kehidupan nyata dari menggunakan metode (strategi) spesifik dalam

kondisi yang spesifik pula sedangkan hasil yang diinginkan adalah tujuan-tujuan

(goals) yang umumnya berpengaruh pada pemilihan suatu metode

41

Ini berarti prestasi belajar sangat erat kaitannya dengan metode (strategi) yang

digunakan pada sesuatu kondisi (pembelajaran) tertentu Semakin ketepatan

pemilihan metode atau strategi (pembelajaran) pada suatu kondisi semakin baik

hasil belajar Selanjutnya juga mengatakan secara spesifik hasil belajar adalah

suatu kinerja (peformance) yang diindikasikan sebagai suatu kapabilitas

(kemampuan) yang diperoleh Hasil belajar tersebut selalu dinyatakan dalam

bentuk tujuan-tujuan khusus perilaku (unjuk kerja)

Muhibin (1997141) menyebutkan bahwa prestasi belajar merupakan taraf

keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah dinyatakan

dalam bentuk skor yang diperoleh hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran

tertentu Demikian pula pendapat Albach Arnove dan Kelly (1999201) bahwa

prestasi belajar hanya ukuran keberhasilan di sekolah tidak termasuk keberhasilan

dalam keluarga dan masyarakat Davis dalam Slameto (198521) berpendapat

bahwa prestasi belajar adalah pengetahuan yang diperoleh siswa sebagai hasil dari

pembelajaran

Pendapat-pendapat di atas menunjukkan bahwa prestasi belajar dipergunakan

untuk menyebut berbagai macam hasil kegiatan atau usaha Hal ini sesuai dengan

kenyataan yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari Istilah prestasi

belajar sering digunakan untuk menyebut hasil yang dicapai dalam berbagai

kegiatan misalnya prestasi olahraga prestasi seni prestasi kerja prestasi belajar

prestasi usaha dan sebagainya

42

Berdasarkan uraian di atas prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari

proses belajar mengajar yaitu penguasaan perubahan emosional atau perubahan

tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu Prestasi belajar sering

dipergunakan dalam arti yang sangat luas seperti prestasi belajar dalam ulangan

harian prestasi pekerjaan rumah prestasi belajar tengah semester prestasi akhir

semester dan sebagainya

Cara yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat prestasi belajar adalah

dengan menggunakan tes Tes prestasi dapat digunakan sebagai suatu tes

diagnosis yang dirancang untuk membuktikan mengenai gambaran kelebihan dan

kekurangan siswa

Pada proses pembelajaran prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari

pembelajaran yang meliputi penguasaan perubahan emosional dan perubahan

tingkah laku yang dapat diukur dengan tes objektif maupun tes uraian Dengan

demikian prestasi belajar Bahasa Lampung adalah prestasi belajar siswa pada tes

ujian akhir semester atau pada Konpetensi Dasar pada mata pelajaran Bahasa

Lampung

Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

Bahasa Lampung merupakan tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari

pelajaran Bahasa Lampung di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang

diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi tertentu

Prestasi belajar memiliki beberapa kategori Gagne (19925)

mengklasifikasikannya menjadi lima kategori yakni 1) Intellectual skill 2)

Cognitive strategies 3) Verbal information 4) Motor skill dan 5) Attitudes

43

1) Keterampilan intelektual

Kemampuan ini merupakan keterampilan yang membuat seseorang secara

cakap berinteraksi dengan lingkungan melalui penggunaan lambang-lambang

2) Strategi kognitif

Kemampuan yang mengatur cara bagaimana si belajar mengelola belajarnya

3) Informasi verbal

Kemampuan ini berupa perolehan label atau nama fakta dan pengetahuan yang

sudah tersusun rapi

4) Keterampilan motorik

Kemampuan yang mendasari pelaksanaan perbuatan jasmaniah secara mulus

5) Sikap

Kemampuan yang mempengaruhi pilihan tindakan yang akan diambil

Lebih lanjut Bloom dan kawan-kawan sebagai mana dikutip oleh Degeng dalam

Hamalik (2004 90) mengklasifikasikan prestasi belajar menjadi 3 (tiga) domain

atau ranah yaitu rdquoranah kognitif psikomotor dan afektifrdquo ranah kognitif

menaruh perhatian pada pengembangan kapabilitas dan keterampilan intelektual

ranah psikomotor berkaitan dengan kegiatan-kegiatan manipulatif atau

keterampilan motorik dan ranah efektif berkaitan dengan pengembangan

perasaan sikap nilai dan emosirdquo Ketiga ketegori prestasi belajar itu mempunyai

aspek masing-masing

Kognitif aspek-aspek dari domain ini terdiri dari pengetahuan pemahaman

penerapan analisis sintesis dan evaluasi Afektif domain ini terdiri dari aspek-

aspek penerimaan tanggapan penilaian pengorganisasian dan pengarahan

44

Psikomotorik terdiri dari beberapa aspek kemampuan gerak refleks kemampuan

gerak dasar kemampuan perseptual kemampuan fisik kemampuan gerak

terampil dan kemampuan gerak komunikatif

Dapat diasumsikan bahwa untuk menghasilkan kategori kapabilitas atau kelima

ranah prestasi belajar tersebut sedikitnya banyak ditentukan atau dipengaruhi oleh

faktor internal seperti pengetahuan prasyarat atau kemampuan awal dari masing-

masing kategori hasil belajar yang dimiliki oleh siswa yang berkaitan dengan

kapabilitas atau keterampilan yang sedang dipelajari baru

Gagne (199266) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses untuk

memperoleh motivasi dalam pemngetahuan keterampilan kebiasaan dan tingkah

laku Belajar adalah suatu aktivitas yang melibatkan bukan hanya penguasaan

kemampuan akademik baru saja melainkan juga perkembangan emosional

interksi sosial dan perkembangan kepribadian Menurut Gagne (19923) belajar

adalah perubahan dalam diri manusia atau kemampuan yang berlangsung selama

satu masa waktu yang tidak semata-mata disebabkan oleh perubahan

pertumbuhan

Jenis perubahan yang dimaksud dalam belajar ini meliputi perubahan tingkah laku

setelah siswa mendapatkan berbagai pengalaman dalam proses pembelajaran

Pengalaman tersebut akan menyebabkan proses perubahan pada diri sibelajar

dengan kata lain bahwa proses belajar senantiasa merupakan perubahan

tingkahlaku dan terjadi karena pengalaman

45

Yang dimaksud prestasi belajar siswa dalam penelitian ini adalah prestasi yang

ditunjukkan siswa setelah dilakukan pembelajaran jika prestasi belajar mengalami

peningkatan maka siswa dapat dinyatakan mencapai prestasi belajar atau

mengalami peningkatan setelah mengalami belajar jika tidak prestasi belajar tidak

tercapai atau belum tuntas

Memperhatikan pernyatan tersebut belajar merupakan upaya siswa untuk

memahami materi ajar yaitu menulis deskripsi bahasa Lampung sesuai dengan

aturan penulisan atau kaidah bahasa diharapkan siswa memiliki pengetahuan dan

kemampuan dan dapat mengaplikasikan serta melaksanakan nilai positif dalam

kehidupan sehari-hari Dipahaminya suatu ilmu dalam proses pembelajaran akan

tercermin melalui hasil evaluasi Penggunaan pendekatan CTL media dan alat

belajar yang tepat dalam pembelajaran akan sangat membantu siswa belajar

Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa penggunaan pendekatan media dan alat

dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi hasil belajar siswa dapat menjadi

aktif belajar berkolaborasi dan belajar dalam waktu yang telah ditentukan pesan

dapat disalurkan dapat merangsang berpikir perhatian minat siswa sehingga

proses belajar berlangsung dengan baik Pemahaman siswa terhadap materi

mengarah pada tercapainya tujuan pembelajaran dan mencapai prestasi yang

tinggi

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

adalah berupa pengetahuan keterampilan nilai dan sikap sesuai tujuan atau

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diharapkan diperoleh setelah melalui proses pembelajaran

46

Pretasi belajar yang dimaksudkan peneliti adalah perolehan dari proses

pembelajaran yang mencakup ranah kognitif afektif dan psikomotorik mencapai

lebih besar atau sama dengan KKM pelajaran bahasa Lampung dari tujuan

pembelajaran yang diturunkan dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diperoleh siswa melalui interaksi dengan lingkungan belajar

dan suatu kondisi pembelajaran materi menulis deskripsi yang dirancang guru

sebagai fasilitator

c Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal

Standar nasional Pendidikan (Depdiknas 2008 5) menyatakan bahwa Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) adalah kriteria tertentu yang digunakan untuk

menentukan kelulusan peserta didik KKM ditentukan oleh kelompok guru mata

pelajaran pada awal tahun pelajaran dan menjadi acuan bagi pendidik dan peserta

didik KKM setiap standar kompetensi merupakan rata-rata KKM kompetensi

dasar KKM setiap kompetensi dasar merupakan rata-rata KKM dari indikator

yang terdapat dalam kompetensi dasar tersebut Penentuan KKM didasarkan pada

tiga unsur

Pertama Tingkat kompleksitas Kesulitan kerumitan setiap indikator

kompetensi dasar dan standar kompetensi yang harus dicapai peserta didik Suatu

indikator dikatakan memliliki tingkat kompleksitas tinggi apabila dalam

pencapaiannya didukuoleh sekurang-kurangnya satu dari sejumlah kondisi sebagai

berikut

1) Guru yang memahami dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan

pada peserta didik

47

2) guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang

bervariasi

3) Guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang

diajarkan

4) Peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi

5) Peserta didik yang cakap terampil menerapkan monsep

6) Peserta didik yang cermat kreatif dan inovatif dalam penyelesaian tugas

pekerjaan

7) Waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena memiliki

tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi sehingga dalam proses

pembelajarannya memerlukan pengulangan latihan

8) Tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar peserta

didik dapat mencapai ketuntasan belajar

Kedua Kemampuan daya pendukung meliputi a Sarana dan prasarana

peendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dicapai peserta

didik seperti perpustakaan laboratorium dan alat bahan untuk proses

pembelajaran b Ketersediaan tenaga manajemen sekolah dan kepedulian

stakeholders sekolah

Ketiga Tingkat Kemampuan (intake) rata-rata peserta didik di sekolah yang

bersangkutan Penetapan intake di kelas V dapat didasarkan pada nilai prestasi

rata-rata siswa saat kenaikan kelas atau dikelas sebelumnya yaitu kelas IV

KKM mulok Bahasa Lampung kelas V sesuai yang telah ditetapkan dalam

Kurikulum Sekolah atau KTSP SDN 1 Sukarame Dua Bandar Lampung Tahun

48

Pelajaran 20092010 adalah 65 KKM ini akan dijadikan tolak ukur evaluasi

keberhasilan siswa belajar apakah siswa telah mencapai ketuntasan atau belum

baik secara individual maupun secara klasikal

B Teori Belajar Bahasa dan Pembelajaran

1 Hakikat Belajar Bahasa

Dalam teori belajar konstruktivistik dikemukakan bahwa pembelajaran sebagai

proses mengkonstruksi pengetahuan yang menghubungkan yang sudah ada

dengan yang dipelajari Seperti dijelaskan Paul Suparno dalam Sardiman (2006

175) belajar merupakan proses aktif dari subyek belajar untuk mengkonstuksi

makna sesuatu entah itu teks kegiatan dialog pengalaman fisik dan lain-lain

Belajar merupakan mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau

bahkan yang dipelajarinya dengan pengertian yang sudah di miliki sehingga

pengertiannya menjadi berkembang

Guru sebagai pemrakarsa harus memberi peluang yang optimal bagi siswa Niat

dan kendali belajar sepenuhnya ada pada siswa (Budiningsih 2005 59))

Sehingga guru tidak mentransfer pengetahuan yang dimiliki melainkan membantu

siswa membentuk pengetahuannya sendiri Menurut teori konstruktivisme prinsip

yang paling penting dalam psikologi pendidikan bahwa guru tidak hanya sekedar

memberikan pengetahuan kepada siswa Siswa harus membangun sendiri

pengetahuan di benaknya Guru dapat memberi kemudahan untuk proses ini

dengan memberi kesempatan siwa untuk menentukan atau menerapkan ide-ide

mereka sendiri dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan

strategi mereka sendiri Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa

49

siswa ke pemahaman yang lebih tinggi dengan catatan siswa sendiri yang harus

memanjat anak tangga tersebut (Nur 1998 8)

Cunstruktivism approach is a view that emphasizes the active role of learner in

building understanding and making sesnse of information (Woodfolk 2004 313)

Konstruktivisme belajar menekankan pada peran aktif si belajar (learner) dalam

membangun pemahaman dan memakai suatu informasi Konstruktivis

memfokuskan pada peran siswa secara individu untuk membangun struktur

kognitif mereka ketika menginterpretasikan pengalaman-pengalaman pada situasi

belajar tertentu

Lebih lanjut Bruner dalam Sagala (2005 218) menjelaskan inti dari belajar

adalah cara-cara bagaimana orang memilih mempertahankan dan

mentransformasi secara efektif Dalam proses belajar ada 3 fase yaitu (1)

Informasi dalam tiap pelajaran kita memperoleh informasi ada yang menambah

pengetahuan yang telah kita miliki ada yang memperluas dan memperdalamnya

ada pula yang bertentangan dengan apa yang telah kita ketahui sebelumnya (2)

Transformasi informasi harus dianalisis diubah atau ditransformasi ke dalam

bentuk yang lebih abstrak atau konseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal

yang lebih luas (3) Evaluasi kemudian kita nilai hingga pengetahuan yang

diperoleh itu dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain

Masih dalam yang sama Piaget seorang psikolog Swiss berpendapat bahwa

belajar mengandung makna sebagai perubahan stuktural yang saling melengkapai

antara asimilasi dan akomodasi dalam proses menyusun kembali dan mengubah

apa yang telah diketahui melalui belajar

50

Hal ini didukung pula oleh Gagne dalam Slameto (2003 122) menjelaskan

ldquoBelajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia

belajar bisa terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi

ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya

(peformance-nya) berubah dari waktu ke waktu dan berkeyakinan bahwa

belajar dipengaruhi faktor dari dalam diri dan dari luar dimana keduanya

berinteraksirdquo

Senada dengan tersebut Merrill dan Smorgansbord dalam Yulaelawati (2004

122) menyatakan bahwa

belajar merupakan proses pembangunan pengetahuan berdasarkan

pengalaman atau pengetahuan yang telah ada sebelumnya belajar

merupakan penafsiran seseorng tentang dunia Belajar merupakan proses

yang aktif dimana pengetahuan dikembangkan berdasarkan pengalaman

dan perundingan (negoisasi) makna melalui berbagai informasi atau

mencari kesepakatan dari berbagai pandangan melalui interaksi atau

kerjasama dengan orang lain Belajar perlu disituasikan dalam latar

(seting) yang nyata

Kemudian menurut Gredler dalam Dimyati (1999 72) belajar adalah proses

seseorang memperoleh berbagai kecakapan keterampilan dan sikap menurut

Winkel dalam yang sama belajar merupakan suatu aktivitas mental psikis yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman keterampilan dan nilai

sikap Perubahan ini bersifat relative konstan dan berbekas

Aktivitas belajar menurut Djamarah dalam Sagala (2005 216) bahwa belajar

adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar dan bertujuan dimana tujuan

dalam belajar terjadinya suatu perubahan dalam individu yaitu perubahan tingkah

laku Schuman penganut konstruktif dalam yang sama mengemukakan dengan

dasar pemikiran bahwa semua orang membangaun pandangannya terhadap dunia

51

melalui pengalaman individual atau skema konstruktif menekankan pada

menyiapkan peserta didik untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam

situasi yang tidak tentu atau ambigius

Pandangan yang mampu mengakomodasi sociocultural-revolution dalam buku

Teori Belajar dan Pembelajaran dalam Budiningsih (2005 123) Vigotsky

mengatakan bahwa jalan pikiran seseorang harus dimengerti dari latar sosial-

budayanya dan sejarahnya Artinya untuk memahami pikiran seseorang bukan

dengan cara menelusuri apa yang ada di otaknya dan pada kedalaman jiwanya

melainkan dari asal usul tindakan sadarnya dari interaksi sosial yang dilatari oleh

sejarah hidupnya Interaksi sosial berkaitan erat dengan aktivitas-aktivitas dan

bahasa yang dipergunakan Ditemukan adanya jaringan erat luas dan kompleks di

dalam dan di antara keluarga-keluarga

Jaringan tersebut berkembang atas dasar confianza yang membentuk kondisi

sosial sebagai tempat penyebaran dan pertukaran pengetahuan keterampilan dan

nilai-nilai sosial budaya anak memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui

interaksi sosial sehari-hari Pandangan teori ini menempatkan inter mental atau

lingkungan sosial sebagai faktor primer dan konstitutif terhadap pembentukan

pengetahuan serta perkembangan kognitif seseorang

Di samping itu Piaget dalam yang sama menyatakan bahwa belajar lebih banyak

ditentukan karena adanya karsa individu perkembangan kognitif merupakan suatu

proses genetik yaitu proses yang didasrkan atas mekanisme biologis dalam bentuk

perkembangan sistem syaraf makin bertambah umur seseorang makin

komplekslah susunan sel syarafnya dan makin meningkat pula kemampuannyardquo

52

Dari beberapa teori konstruktivisme di atas belajar adalah merupakan kegiatan

aktif dimana sibelajar membangaun sendiri pengetahuannya subyek belajar juga

mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari dan merupakan proses

bagaimana menjadi tahu tentang sesuatu proses belajar bukanlah memindahkan

pengetahuan dari guru ke siswa tetapi sesuatu kegiatan yang memungkinkan

siswa merekonstruksi sendiri pengetahuannya

Belajar merupakan usaha manusia dalam rangka merubah pola pikir dan tingkah

lakunya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman dan interaksi dengan

lingkungan sekitarnya sehingga terjadi perubahan keterampilan pemahaman

pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat permanen dan membekas diharapkan

dapat hidup mandiri karena untuk membangun suatu pengetahuan baru siswa

akan menyesuaikan informasi baru atau pengetahuan yang disampaikan dengan

pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki melalui berinteraksi sosial

dengan peserta didik lain atau guru dan sumber belajar

Selanjutnya dapat juga dirumuskan bahwa belajar merupakan usaha manusia

dalam rangka merubah pola pikir dan tingkahlakunya berdasarkan pengetahuan

pengalaman dan interaksi dengan lingkungan sekitarnya Dengan terjadinya

perubahan keterampilan pemahaman pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat

permanen dan membekas diharapkan dapat hidup mandiri tidak tergantung pada

orang lain

Belajar yang dimaksudkan penulis adalah belajar menulis deskripsi dalam bahasa

lampung siswa mengkonstruksi sendiri informasi yang akan disampaikan melalui

tulisannya setelah mengamati lingkungan sekitar

53

b Hakikat Pembelajaran Bahasa

Sagala (2005 176) menyatakan bahwa pembelajaran ialah membelajarkan siswa

menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu

utama keberhasilan pendidikan Pembelajaran menurut Corey (1998 91) adalah

suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk

memungkinkan ia turut serta dalam tingkahlaku tertentu dalam kondisi khusus

atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu pembelajaran merupakan

subset khusus dari pendidikan Menurut Burton dalam Sagala (2005 213)

pembelajaran adalah upaya memberikan stimulus bimbingan pengarahan dan

dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar

Vigotsky dalam Budiningsih (2005 103) menyatakan dalam kegiatan

pembelajaran hendaknya anak memperoleh kesempatan yang luas untuk

mengembangkan zona perkembangan proximalnya atau potensi melalui belajar

dan berkembang guru perlu menyediakan berbagai jenis dan tingkatan bantuan

(helps) cognitive scaffolding yang dapat memfasilitasi anak agar mereka dapat

memecahkan permasalahan yang dihadapinya Bantuan dapat dalam bentuk

contoh pedoman bimbingan orang lain atau teman yang lebih kompeten

Bentuk-bentuk pembelajaran kooperatif kolaboratif serta belajar kontekstual

sangat tepat digunakan

Zona perkembangan proksimal menurutnya perkembangan kemampuan seseorang

dapat dibedakan kedalam dua tingkat yaitu tingkat aktual dan potensial tingkat

perkembangan aktual tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan

tugas-tugas atau memecahkan berbagai masalah secara mandiri (intramental)

54

sedangkan potensial kemampuan kemampuan memecahkan masalah dan

menyelesaikan tugas-tugas ketika di bawah bimbingan orang dewasa atau ketika

berkolaborasi dengan teman sebaya yang lebih kompeten (intermental)

Berdasarkan beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan pembelajaran

merupakan pengorganisasian aktivitas siswa dalam arti peran guru bukan semata-

mata memberikan informasi melainkan juga mengarahkan memotivasi dan

memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the learning) agar proses

belajar lebih memadai Pembelajaran juga mengandung arti setiap kegiatan

dirancang untuk membantu dalam mempelajari sesuatu kemampuan atau nilai

Yuelawati E (2004 121) mengutip pepatah Cina bahwa membaca

mendengar dan melihat belum cukup dalam belajar pembelajaran yang

melibatkan peserta didik untuk mengalami dan membicarakan bahan

tertentu pada orang lain dapat lebih bermakna dalam belajar terlebih lagi

bila peserta didik mempunyai kesempatan untuk mengajarkan

pengetahuannya terhadap peserta didik lain yang bersumber

Keberhasilan pembelajaran Kerucut Dale disebutkan bahwa keberhasilam

peembelajaran adalah sebagai berikut

1) Apa yang kita baca 10

2) Apa yang kita dengar 20

3) Apa yang kita lihat 30

4) Apa yang kita dengar dan lihat 50

5) Apa yang kita bicarakan dengan orang lain 70

6) Apa yang kita alami sendiri 80

7) Apa yang kita ajarkan kepada orang lain 95

55

Pembelajaran bahasa yang dimaksud adalah pembelajaran tentang menulis

deskripsi bahasa Lampung kelas V SD pembelajaran ini dirancang menggunakan

pendekatan Pembelajaran CTL khususnya untuk meningkatkan aktivitas belajar

bahasa Lampung dan sebagai bentuk nyata pelaksanaan tugas guru dalam hal

kegiatan belajar di Sekolah Dasar tentunya kondisi belajar yang aktif dan

menyenangkan

Hakikat belajar bahasa Lampung yang dimaksudkan dalam penelitian ini guru

akan merancang pembelajaran menggunakan pendekatan komunikatif integratif

siswa diharapkan dapat mendeskripsikan apa yang diamatinya Proses

pembelajaran mengkondisikan siswa untuk melakukan pengamatan kemudian

menemukan hal yang diamati mengindentifikasikan menentukan lalu

mengungkapkan apa yang diamatinya dalam tulisan deskriptif sehingga proses

belajar berlangsung aktif dan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan

Dalam Standar Kelulusan BSNP 2006 sesuai Permen No 22 tahun 2005 Standar

Kompetensi Lulusan pendidikan dasar meliputi SD MISDLB Paket A dan SMP

MTs SMPLB bertujuan meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan kepribadian

akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

lebih lanjut

Adapun Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) SD

MISDLB Paket A selengkapnya adalah (a) Menjalankan ajaran agama yang

dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak (b) Mengenal kekurangan dan

kelebihan diri sendiri (c) Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku di

lingkungannya (d) Menghargai keberagaman agama budaya suku ras dan

56

golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya (e) Menggunakan informasi

tentang lingkungan sekitar secara logis kritis dan kreatif (f) Menunjukkan

kemampuan berfikir logis kritis dan kreatif dengan bimbingan guru pendidik (g)

Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya (h)

Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan

sehari-hari (i) Menunjukkan kemampuan menggali gejala alam dan sosial di

lingkungan sekitar (j) Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap

lingkungan (k) Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa negara

dan tanah air Indonesia (l) Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan

seni dan budaya lokal (m) Menunjukkan kebiasaan hidup bersih sehat bugar

aman dan memanfaatkan waktu luang (n) Berkomunikasi secara jelas dan santun

(0) Bekerja sama dengan kelompok tolong menolong dan menjaga diri sendiri

dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya (p) Menunjukkan kegemaran

membaca dan menulis (q) Menunjukkan keterampilan menyimak berbicara

membaca menulis dan berhitung

c Hakikat Pendidikan

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat Setiap manusia membutuhkan

pendidikan sampai kapan dan dimanapun ia berada Pendidikan sangat penting

artinya sebab tenpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan

terbelakang Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk

menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing disamping

memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik

57

Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 menyatakan pendidikan sebagai usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri kepribadian kecerdasan akhlak

mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan

negara

Menurut pragmatisme pendidikan merupakan suatu proses reorganisasi dan

rekonstruksi dari pengalaman-pengalaman individu Baik anak maupun orang

dewasa selalu belajar dari pengalamannya (Sadulloh 2003 125) Sedangkan

Suhasno et all (1991 3) menyatakan bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai

suatu proses pertumbuhan yang menyesuaikan dengan lingkungan Suatu

pengarahan dan bimbingan yang diberikan kepada anak dalam pertumbuhannya

Suatu usaha sadar untuk menciptakan suatu keadaan atau situasi tertentu yang

dikehendaki oleh masyarakat serta suatu pembentukan kepribadian kemampuan

anak dalam menuju kedewasaan

Lima pilar pendidikan sekarang dan masa depan yang dicanangkan oleh UNESCO

yang perlu dikembangkan oleh lembaga pendidikan formal yaitu (1) learning to

know (belajar untuk mengetahui) (2) learning to do (belajar untuk melakukan

sesuatu) dalam hal ini kita dituntut untuk terampil dalam melakukan sesuatu (3)

learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) (4) learning to live together

(belajar untuk menjalani kehidupan bersama) dan (5) learning to trust in God

(belajar untuk bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa)

58

Realisasi ldquolearning to knowrdquo dapat diterapkan dengan memposisikan guru sebagai

fasilitator Disamping itu guru dituntut untuk dapat berperan sebagai teman

sejawat dalam berdialog dengan siswa dalam mengembangkan penguasaan

pengetahuan maupun ilmu tertentu

Learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu) akan bisa berjalan jika di

sekolah memfasilitasi siswa untuk mengaktualisasi keterampilan yang dililikinya

serta bakat dan minatnya Walaupun bakat dan minat anak banyak dipengaruhi

unsur kerturunan namun tumbuh berkembangnya bakat dan minat tergantung

pada lingkungannya Keterampilan dapat digunakan untuk menopang kehidupan

seseorang bahkan keterampilan lebih dominan daripada penguasaan pengetahuan

dalam mendukung keberhasilan kehidupan seorang

Learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) erat hubungannya dengan bakat

dan minat perkembangan fisik dan kejiwaan tipologi pribadi anak serta kondisi

lingkungannya Bagi anak yang agresif proses perkembangan diri akan berjalan

bila diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi Sebaliknya bagi anak yang

pasif peran guru sebagai pengarah sekaligus fasilitator sangat dibutuhkan untuk

pengembangan diri siswa secara maksimal

Kebiasaan hidup bersama saling menghargai terbuka memberi dan memenerima

(take and give) perlu ditumbuhkembangkan Kondisi seperti ini memungkinkan

terjadinya proses ldquolearning to live togetherrdquo (belajar untuk menjalani kehidupan

bersama) Penerapan pilar keempat ini dirasakan makin penting dalam era

globalisasi era persaingan global Perlu pemupukan sikap saling pengertian antar

ras suku dan agama agar tidak menimbulkan berbagai pertentangan yang

59

bersumber pada hal tersebut Selain empat pilar diatas dalam Undang-Undang RI

No 20 BAB II Pasal 3 Sistem Pendidikan Nasional pemerintah Indonesia

memandang perlu menjadikan peserta didik menjadi manusia yang bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab

sehingga perlu ditambah pilar kelima yaiturdquo learning to trust in Godrdquo

C Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan sebagai pembanding dan dapat digunakan untuk

meningkatkan kualitas penelitian adalah sebagai berikut

1 Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA melalui Pendekatan

Kontekstual Siswa Kelas VI Sekolah Tunas Mekar Bandar Lampung

20082009

1) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6 Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus 3 Pada

Siklus I nilai rata-rata siswa kelas 6A adalah 7179 Pada Siklus II nilai

rata-rata siswa kelas 6A adalah 7662 yang berarti meningkat 673 pada

kelas 6A dari nilai rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa

kelas 6A adalah 7832 yang berarti mengalami peningkatan sebesar 22

pada kelas 6A dari Siklus II atau mengalami peningkatan 901 pada

kelas 6Adari Siklus I pembelajarn IPA dengan Pembelajaran Kontekstual

Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang signifikan pada siklus I

pada kelas 6A hanya terdapat 14 atau 6087 siswa yang mencapai

ketuntasan sedangkan pada siklus III terdapat 23 siswa atau 100 siswa

60

yang mencapai ketuntasan yang berarti mengalami peningkatan sebesar

6429

2) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6B Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus III Pada

Siklus I nilai rata-rata 6B adalah 7222 Pada Siklus II nilai rata-rata siswa

kelas 6B adalah 7865 yang berarti meningkat 890 pada kelas 6B dari nilai

rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa 6B adalah 7946 yang

berarti mengalami peningkatan sebesar 103 dari Siklus II atau

mengalami peningkatan 1003 dari Siklus I pembelajarn IPA dengan

Pembelajaran Kontekstual Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang

signifikan pada siklus I pada kelas 6B hanya terdapat 14 atau 6087

siswa yang mencapai ketuntasan sedangkan pada siklus III masing-masing

terdapat 23 siswa atau 100 siswa yang mencapai ketuntasan yang berarti

mengalami peningkatan sebesar 6429

Berdasarkan penelitian tersebut ternyata prestasi belajar dapat ditingkatkan

melalui pendekatan pembelajaran CTL walaupun pada mata pelajaran IPA

Hal ini memungkinkan terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa

pembelajaran bahasa termasuk prestasi belajar menulis deskripsi

berbahasa Lampung

2 Jurnal Teknologi Pendidikan Unila Volume 04 No 03- Maret 2008 Penelitian

Nuraeni Erdawati dengan judul Penerapan Strategi Contextual Teaching and

Learning (CTL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) SD Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada

61

tiap siklus serta peningkatan aktivitas belajar siswa Pembelajaran

menerapkan pendekatan CTL dapat dijadikan sebagai alternatif penerapan

model pembelajaran IPS terutama pada materi peta tematik keragaman

kenampakan alam dan buatan

Merujuk hasil penelitian tersebut ternyata prestasi belajar IPS dapat

ditingkatkan melalui pendekatan pembelajaran CTL Hal ini memungkinkan

terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa pada pembelajaran bahasa

termasuk prestasi belajar menulis deskripsi berbahasa Lampung kelas V SDN

1 Sukarame Dua Bandar Lampung

Page 7: II. KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Menulis Deskripsi ...digilib.unila.ac.id/20091/3/BAB II.pdf · yang bertalian dengan usaha penulis untuk memberikan perincian dari ... Syarat-syarat

17

ketentuan yang berla-ku yaitu buku Pedoman Umum Ejaan Yang

Disempurnakan (EyD)

e Langkah-langkah Mengarang

Agar dapat mencapai hasil mengarang yang baik ada beberapa saran yang berupa

langkah-langkah mengarang yang harus diperhatikan langkah-langkah itu ialah

1) memilih dan membatasi topik

2) menentukan tema dan merumuskan tesis

3) mengumpulkan bahan-bahan Pembicaraan

4) menyusun garis besar

1) Memilih dan Membatasi Topik

Kegiatan memilih serta membatasi topik merupakan langkah awal yang

ditempuh pengarang apalagi bagi pengarang pemula Hal ini harus dilakukan

secara tertulis agar membantu mengarahkan pengarang tentang apa yang akan

ditulisnya

2) Menentukan Tema dan Merumuskan Tesis

Setelah topik dipilih lanjutkan dengan menentukan tema mengenai apa yang

hendak kita katakan tentang topik itu Tema merupakan pusat karangan Tema

merupakan pernyataan pandangan pendirian penulis mengenai topik Tema

dapat disebut juga sebagai gagasan pokok

18

3) Mengumpulkan Bahan-bahan Pembicaraan

Setelah tema karangan dirumuskan yang merupakan pendirian atas tesis maka

sekarang akan diuraikan dipertahankan dan dibuktikan Ada dua sumber

pokok pembuktian yaitu dari diri sendiri dan dari luar Pengalaman serta hasil

pengamatan penulis yang objektif dan cermat merupakan bahan-bahan

pembicaraan yang menginspirasikan penulis mengenai apa yang akan

dituliskannya Selain diri pribadi dunia luar pun merupakan bahan yang

sangat veriatif dan inspiratif Dunia luar sebagai sumber bahan berupa

kesaksian-kesaksian orang lain anggapan-anggapan umum yang sudah

diterima masyarakat merupakan bahan yang aktual yang dapat dipergunakan

sebagai bahan pembicaraan

4) Menyusun Garis Besar atau Kerangka Karangan

Menyiapkan garis besar atau kerangka karangan merupakan ldquopengamanrdquo yang

sangat membantu penulis Penulis akan merasa pasti dan lebih aman jika garis

besar atau kerangka karangan disiapkan sebelum mulai mengarang Jika garis

besar itu betul-betul dipersiapkan dengan sebaik-baiknya maka pekerjaan

mengarang akan semakin lancar Garis besar ada yang bersifat formal

(lengkap) bersifat topikal dan ada yang bersifat kalimat Jika siswa menulis

karangan deskripsi tetapi pengetahuan pungtuasi tidak dimilikinya maka siswa

akan mengarang sesuka hatinya akibatnya perintah ini tidak akan terlaksana

Berikut digambarkan dalam diagram kerangka berpikir penelitian pada halaman

berikut

19

Pola pengembangan paragraf deskripsi

a) paragraf deskripsi spesial paragraf ini menggambarkan objek khusus

ruangan benda tempat

b) paragraf deskripsi subjektif paragraf ini menggambarkan objek seperti

tafsiran kesan perasaan penulis

c) paragraf deskripsi objektif paragraf ini menggambarkan objek dengan apa

adanya atau sebenarnya

Berdasarkan penjelasan di atas deskripsi yang dimaksudkan dalam penelitian ini

adalah karangan tentang sesuatu yang dijelaskan sesuai dengan pengamatan

terhadap objek sebenarnya menggunakan bahasa Lampung

2 Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)

a Hakikat Contextual Teaching and Learning (CTL)

Depdiknas (2003) menjelaskan bahwa CTL adalah konsep belajar yang membantu

guru mengaitkan antara materi yang dipelajari dengan situasi dunia nyata siswa

dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya

dengan penerapan dalam kehidupan mereka sehari-hari Menurut Sanjaya (2006

109) pendekatan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning)

adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses

keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari

dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong

siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka Hal ini berarti

pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat pada siswa bukan pada guru Guru

bukan sebagai sumber ilmu malainkan perancang fasilitator dan motivator

20

dalam pembelajaran Kelebihan pembelajaran menggunakan pendekatan CTL

menurut Nurhadi dkk (200432) dapat meningkatkan hasil dan keterlibatan siswa

dalam proses pembelajaran Kebaikannya sebagai berikut

1) Belajar akan lebih bermakna jika anak ldquomengalamirdquo apa yang

dipelajarinya dari pada ldquomengetahuinyardquo

2) Pembelajaran dapat membantu guru mengaitkan materi yang diajarkan

dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat

hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam

kehidupan mereka

3) Kontekstual merupakan pndekatan baru yang lebih memberdayakan siswa

tidak menghafal fakta tetapi mendorong siswa mengkonstruksikan

pengetahuan di benak mereka sendiri

4) Kontektual merupakan pembelajaran yang mengajak anak mengetahui

makna belajar dan menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang

diperolehnya untuk memecahkan masalah dalam kehidupan

Blanchara (2001 72) menyatakan bahwa pembelajaran kontekstual terjadi apabila

siswa menerapkan mengalami apa yang sedang dipelajarinya berhubungan

dengan kehidupan dan dunia nyata Center of Educations and Work at the

Univercity of Wisconsin-Madison (TEACHNET) mengeluarkan pernyataan

penting tentang CTL sebagai berikut

Contextual teaching and learning is conception of teaching and that helps

teacher relate subject ter content to real world situations and motivates

students to make connections between knowledge and its applications to

their lives as family members citizen and wokers and engange in the hard

work that learning requires (Johnson 2002 38-39)

Teachnet menekankan bahwa pembelajaran kontekstual merupakan strategi

pembelajaran yang mampu menolong guru menghubungkan isi pelajaran dengan

situasi dunia nyata CTL juga mampu memotivasi siswa dalam menghubungkan

antara pengetahuan yang diperoleh dengan aplikasinya dalam hidupnya baik

sebagai anggota keluarga masyarakat maupun dunia kerja

21

Pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual menuntut guru mampu

memotivasi siswa belajar dalam situasi dunia nyata dengan konsep belajar ini

siswa dapat menerapkan pengetahuan yang telah dimilikinya dengan materi yang

dipelajari sehingga pembelajaran diharapkan akan lebih bermakna

Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa pembelajaran kontekstual

adalah konsep belajar yang menghadirkan dunia nyata dan mendorong siswa

menghubungkan pengetahuan yang telah dimilikinya dengan penerapannya dalam

kehidupan sehari-hari Pada saat siswa memperoleh pengetahuan dan

keterampilan dari konteks yang terbatas saat itu pula sedikit demi sedikit siswa

mengkonstruksikan pemikirannya Hasil dari proses ini dijadikan siswa sebagai

bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya

Pembelajaran kontekstual mengakui bahwa ldquobelajarrdquo merupakan sesuatu yang

kompleks dan multi dimensional yang jauh melampaui berbagai metode belajar

lainnya yang hanya berorientasi pada latihan dan rangsangan tanggapan

(stimulus-respon) Pembelajaran kontekstual menganjurkan bahwa belajar hanya

terjadi jika siswa memproses informasi atau pengetahuan baru sedemikian rupa

sehingga dirasakan sesuai dengan kerangka pikiran yang dimilikinya (ingatan

pengalaman dan tanggapan)

Lebih lanjut Johnson (2006 25) menjelaskan CTL sebagai berikut

ldquoThe CTL system is an educational process that aims to help students see

meaning in the academic material they are studying in the

academicsubjects with the context of their daily lives that is with

thecontexst of the personal social and cultural circumstances To achieve

this aim the system encompasses the following eight components making

meaningful connections doing significans work self regulated learning

22

Collaborating critical and creative thingking nurturing the individual

reaching high standars using authentic assessmenrdquo

Pemahamanya hakikat CTL merupakan suatu proses pembelajaran yang bertujuan

membantu siswa melihat makna bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan

cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan sehari-hari yaitu dengan

konteks lingkungan pribadi sosial dan budaya menuntut siswa belajar bermakna

mengatur belajar sendiri bekerjasama berfikir kritis dan kreatif mencapai standar

yang tinggi

Zahorik (199914-22) menjelaskan ada lima elemen yang harus diperhatikan

dalam pembelajaran kontekstual (1) pengaktifan pengetahuan yang sudah ada

(activating knowledge) (2) pemerolehan pengetahuan baru kemudian

memperhatikan detailnya (3) pemahaman pengetahuan (understanding

knowledge) (4) mempraktekkan pengetahuan dan pengalaman (5) melakukan

refleksi (reflection knowledge)

Pendekatan CTL menurut Nurhadi (200431) memiliki tujuh komponen yaitu

konstruktivisme inquiry bertanya masyarakat belajar permodelan refleksi dan

penilaian sebenarnya Hal serupa diungkapkan oleh Sanjaya (2006113) bahwa

komponen-komponen pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran

Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah Construktivisme Inquiri

Questioning Learning community Modeling refleksi dan Authentic Assesment

Penerapan masing-masing komponen dapat dijelaskan sebagai berikut

23

1) Konstruktivisme

Merupakan aliran pembelajaran yang menuntut siswa untuk menyusun dan

membangun makna atas pengalaman baru yang didasarkan pada pengetahuan

tertentu (Hati 2007) Siswa membangun sendiri pengetahuan mereka dengan

terlibat aktif dalam proses pembelajaran Siswa ldquomengkonstruksirdquo bukan

ldquomenerimardquo pengetahuan Siswa menjadi ldquoSubjekrdquo bukan ldquoObjekrdquo belajar

Bentuknya adalah siswa mengerjakan sesuatu

a) menulis karangan deskripsi

b) mendemonstrasikan yakni bahasa komunikasi yang digunakan adalah

bahasa lampung

c) menciptakan ide karangan deskripsi sesuai yang diamati

d) memecahkan masalah

Tugas guru dalam hal ini adalah memfasilitasi proses belajar dengan menjadikan

pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa memberi kesempatan kepada

siswa untuk menemukan menerapkan idenya sendiri dan memotivasi siswa agar

menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar mengerjakan tugas

Implementasinya terdiri dari kegiatan menyebutkan mengidentifikasikan

mengkategorikan dan membuktikan Pada umumnya kita juga sudah menerapkan

filosofi ini dalam pembelajaran sehari-hari yaitu ketika kita merancang

pembelajaran dalam bentuk siswa bekerja praktek mengerjakan sesuatu

beraktifitas di dalam laboratorium membuat laporan ilmiah mendemonstrasikan

hasil kerja baik berupa laporan maupun hasil eksperimen di laboratorium

menciptakan ide dan sebagainya

24

2) Menemukan (Inquiry)

Kegiatan pembelajarannya diawali dengan pengamatan lalu berkembang

untuk memahami konsepfenomena Setelah itu siswa akan mengembangkan

dan menggunakan keterampilan berpikir kritis Siswa menemukan sendiri

pengetahuan dan keterampilan mereka melalui tahap

1) Mengamati atau melakukan observasi (observation)

2) Membaca referensi untuk informasi pendukung

3) Bertanya jawab dengan teman (questioning)

4) Menduga (hypotesis) dan memunculkan ide-ide baru

5) Mengumpulkan data sebanyak-banyaknya(data gathering)

6) Menganalisis menyimpulkan (conclusion) dan menyajikan hasil dalam

tulisan gambar dll

7) Siswa membuat laporan ilmiah sendiri

8) Siswa mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca

teman sekelas guru atau audien yang lain

9) Disampaikan pada orang lain untuk mendapat masukan

10) Melakukan refleksi

11) Menempelkan gambar karya tulis di mading majalah sekolah dsb

3) Bertanya (Questioning)

Suatu pembelajaran akan tampak hidup dan bergairah kalau disertai dengan tanya

jawab antara siswa dengan guru antara siswa dengan siswa lainnya antara siswa

dengan orang lain Manfaat tanya jawab dalam pembelajaran sangat banyak yaitu

untuk memotivasi siswa menghindari pembelajaran yang monoton Teknik

bertanya merupakan hal mendasar dalam pembelajaran kontekstual

25

Menurut Senduk (2004 45) bertanya merupakan suatu strategi yang

digunakan secara aktif oleh siswa untuk menganalisis dan mengeksplorasi

gagasan-gagasan Pendapat ini mengisyaratkan bahwa pilar bertanya dalam

pembelajaran kontekstual merupakan bagian penting karena merupakan

induk dari strategi pembelajaran Kegiatan bertanya yang dilakukan baik

oleh guru maupun oleh siswa Pertanyaan guru digunakan untuk

mengarahkan membimbing dan mengevaluasi cara berfikir siswa

Sedangkan pertanyaan siswa merupakan wujud keingintahuan (Hati 2007)

Dengan bertanya siswa dapat menggali informasi mengkonfirmasikan sesuatu

mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahui bertanya dapat

diterapkan saat berdiskusi kerja kelompok ketika mengamati dan saat

mengalami kesulitan Hampir pada semua aktifitas belajar questioning dapat

diterapkan

1) Antara siswa dengan guru

2) Antara guru dengan siswa

3) Antara siswa dengan siswa

4) Antara siswa dengan orang lain yang didatangkan ke kelas

4) Masyarakat Belajar (Learning Community)

Konsep learning community menyarankan agat hasil pembelajaran diperoleh dari

kerjasama dengan orang lain Hasil belajar diperoleh dari ldquosharingrdquo antar teman

antar kelompok dan antara yang tahu ke yang belum tahu Dalam pembelajaran

menggunakan pendekatan CTL guru disarankan selalu melaksanakan

pembelajaran dalam kelompok belajar Kelompok belajar atau sekelompok

26

komunitas yang berfungsi sebagai wadah komunikasi untuk berbagi pengalaman

dan gagasan (Hati 2007)

Mengutamakan kerjasama dengan orang lain atau kelompok dapat dilakukan jika

anggotanya mau saling mendengarkan tidak merasa paling tahu serta tidak segan

untuk bertanya kepada lainnya Prakteknya dapat terwujud dalam

1) Pembentukan kelompok kecil

2) Pembentukan kelompok besar

3) Mendatangkan bdquoahli‟ ke kelas

4) Bekerja dengan kelas sederajat

5) Bekerja dengan kelas di atasnya

6) Bekerja dengan masyarakat

Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang anggotanya heterogen yang pandai

mengajari yang lemah yang pandai belajar cepat membantu teman yang lamban

Hal ini dapat membantu siswa menuangkan deskripsi menggunakan kalimat

bahasa lampung yang tepat

5) Permodelan (Modeling)

Pengertian permodelan menurut Yasin (2004 49) merupakan suatu cara

mengaktualisasikan sesuatu yang abstrak Permodelan dapat juga dimaksudkan

untuk membahasakan gagasan yang dipikirkan mendemonstrasikan bagaimana

guru menginginkan para siswanya untuk belajar dan melakukan apa yang

diharapkan guru Jadi permodelan merupakan cara melakukan sesuatu

mempraktekkan cara mendeskripsikan sesuatu yang dilihat dan lain-lain Sebuah

pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu ada model yang bisa ditiru

27

dengan begitu guru memberi model tentang ldquobagaimana cara belajarrdquo Kegiatan

mendemonstrasikan suatu perbuatan agar siswa dapat mencontoh atau belajar

atau melakukan sesuatu sesuai dengan model yang diberikan (Hati 2007)

Model ini dapat dirancang dengan melibatkan media lingkungan misalnya guru

menunjukkan pohon kelapa sawit di halaman sekolah kemudian salah satu siswa

bisa ditunjuk untuk menyebutkan suatu kata dalam bahasa lampung yang

berhubungan dengan media tersebut Dalam pendekatan CTL guru bukan satu-

satunya model tetapi model dapat dirancang dengan melibatkan siswa

6) Refleksi (Reflection)

Refleksi merupakan respon terhadap sesuatu kejadian aktivitas atau pengetahuan

yang baru diterima contohnya

a) pertanyaan langsung tentang ketentuan apa saja yang boleh diamati

b) komentar siswa tentang pembelajaran hari itu

c) catatan atau konsep siswa

d) diskusi

e) hasil karya

Refleksi merupakan cara berfkir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir

kebelakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan masa lalu (Senduk 2004

510) Siswa memahami apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan

baru yang merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya

Refleksi merupakan respon terhadap kejadian aktivitas atau pengetahuan yang

baru diterima Pengetahuan yang bermakna diperoleh dari proses Pengetahuan

dimiliki siswa perlu diperluas melalui konteks pembelajaran yang kemudian

28

diperluas sedikit demi sedikit Siswa mencatat apa yang telah dipelajari dan

bagaimana menemukan ide-ide baru Pada akhir pembelajaran guru menyisakan

waktu untuk melakukan refleksi

Kegiatan dalam refleksi menurut Hati (2009) berupa melihat kembali atau

merespon suatu kejadian kegiatan dan pengalaman yang bertujuan untuk

mengidentifikasi hal-hal yang sudah diketahui dan hal-hal yang belum diketahui

agar dapat dilakukan suatu tindakan penyempurnaan Dapat juga dikatakan

sebagai respon terhadap kejadian aktivitas atau pengetahuan yang baru diterima

contohnya

1) Pertanyaan langsung tentang apa yang diperoleh hari itu

2) Komentar siswa tentang pembelajaran hari itu

3) Catatan atau jurnal dibuku siswa

4) Diskusi

5) Hasil karya

Penerapan refleksi menurut Nurhadi (2004 51) memiliki ciri sebagai berikut (a)

pernyataan langsung tentang apa-apa yang diperolehnya hari itu (b) catatan atau

buku jurnal di buku siswa (c) kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari

itu (d) diskusi (e) hasil karya (f) cara-cara lain yang ditempuh guru untuk

mengarahkan siswa pada pemahaman mereka tentang materi yang dipelajari Jadi

reflection adalah kegiatan memikirkan apa yang telah terjadi dalam pembelajaran

dan memberikan masukan perbaikan jika diperlukan

29

7) Penilaian yang Sebenarnya (Autentic Assessment)

Agar penilaian yang dilakukan benar-benar menggambarkan keadaan siswa yang

sebenarnya perlu dilakukan suatu penilaian yang mampu mengukur keadaan

siswa yang sebenarnya Siswa tidak hanya dinilai dari satu aspek melainkan dari

berbagai aspek sehingga data yang didapat bisa menggambarkan keadaan siswa

yang sebenar proses

Penilaian autentik memiliki beberapa karakteristik menurut Senduk (2004 52)

penilaian autentik memiliki ciri-ciri sebagai berikut (a) harus mengukur semua

aspek pembelajaran (b) dilaksanakan selama dan sesudah pembelajaran (c)

menggunakan berbagai cara dan berbagai sumber (d) tes hanya salah satu alat

pengumpul data penilaian (e) tugas-tugas yang diberikan kepada siswa harus

mencerminkan bagian-bagian dari kehidupan siswa

Berdasarkan pendapat tersebut penilaian autententik merupakan proses

pengumpulan berbagai data yang bisa menggambarkan perkembangan siswa

Penilaian ini menekan pada perkembangan kemampuan siswa dalam memahami

dan mempelajari pengetahuan atau keterampilan Penilaian ini dilakukan dengan

berbagai cara yaitu pemberian tugas proses pembelajaran kinerja performan

hasil karya atau produk dan sebagainya

Autentic Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa

memberikan gambaran perkembangan belajar siswa dan perlu diketahui oleh guru

untuk bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan

benar Penekanannya pada assesment dalam proses pembelajaran data yang

dikumpulkan diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan siswa pada saat

30

melakukan proses pembelajaran Kemajuan belajar dinilai dari proses

pembelajaran bukan melalui hasil

Karakteristik assessment adalah (a) dilaksanakan selama dan sesudah proses

pembelajaran berlangsung (b) bisa digunakan untuk formatif dan sumatif (c)

yang diukur keterampilan dan performansi bukan fakta (d) berkesinambungan (e)

terintegrasi (f) dapat digunakan sebagai feed back Bentuk-bentuk penilaian

autentik fortofolios story reteling interview video tape evaluation of

performance audio tepe evaluation of reading teacher observations close test

Dalam hal iniakan dilakukan penilaian terhadap aktivitas siswa selama proses

pembelajaran dan produk tulisan deskripsi siswa dalam bahasa lampung

b Perbedaan Pendekatan kontestual dengan Pendekatan Konvensional

Menurut pendapat Nurhadi (2003 7) terdapat perbedaan antara pendekatan CTL

dan konvensional yaitu

No Pendekatan CTL

Pendekatan Konvensional

1 Siswa secara aktif terlibat dalam

proses pembelajaran

Siswa adalah penerima informasi

secara pasif

2 Siswa belajar dari teman melalui

kerja

Siswa belajar secara individual

3 Pembelajaran dikaitkan dengan

kehidupan nyata atau masalah

yang disimulasikan

Pembelajaran sangat abstrak dan

teoritis

4 Perilaku dibangun atas kesadaran

diri

Perilaku dibangun atas kebiasaan

5 Hadiah untuk perilaku baik adalah

kepuasan diri

Hadiah untuk perilaku baik adalah

pujian atau nilai (raport)

6 Keterampilan dikembangkan atas

dasar pemahaman

Keterampilan dikembangkan atas

dasar latihan

7 Seseorang tidak melakukan yang

jelek karana dia sadar hal itu keliru

dan merugikan

Seorang tidak melakukan yang jelek

karena dia takut hukuman

8 Bahasa diajarkan dengan Bahasa diajarkan dengan pendekatan

31

pendekatan komunikatif yakni

siswa diajak menggunakan bahasa

dalam monteks nyata

struktural rumus diterangkan sampai

paham kemudian dilatihkan (drill)

9 Pemahaman rumus dikembangkan

atas dasar skemata yang sudah ada

dalam diri siswa

Rumus itu ada di luar diri siswa yang

harus diterangkan diterima

dihafalkan dan dilatihkan

10 Pemahaman rumus relatif berbeda

antara siswa yang satu dengan

yang lainnya sesuai dengan

skemata siswa

Rumus adalah kebenaran absolut

hanya ada dua kemungkinan yaitu

pamahaman rumus yang salah atau

yang benar

11 Siswa menggunakan kemampuan

berfikir kritis terlibat penuh dalam

mengupayakan terjadinya proses

pembelajaran yang efektif ikut

bertanggung jawab atas terjadinya

proses pembelajaran yang efektif

dan membawa skemata masing-

masing ke dalam proses

pembelajaran

Siswa secara fasif menerima rumus

atau kaidah (membaca mendengar

mencatat menghafal) tanpa

memberikan kontribusi ide dalam

proses pembelajaran

No Pendekatan CTL

Pendekatan Konvensional

1 Pengetahuan yang dimiliki

manusia dikembangkan oleh

manusia itu sendiri Manusia

menciptakan atau membangun

pengetahauan dengan cara

memberi arti dan memahami

pengalamannya

Pengetahuan adalah penangkapan

terhadap serangkaian fakta konsep

atau hukum yang berada di luar diri

manusia

2 Ilmu pengetahuan dikonstruksi

oleh manusia sendiri sementara

manusia selalu mengalami

peristiwa baru maka

pengetahuantidak pernah stabil

selalu berkembang

Kebenaran bersifat absolut dan

pengetahuan bersifat final

3 Siswa diminta bertanggung jawab

memonitor dan mengembangkan

pembelajaran mereka masing-

masing

Guru adalah penentu jalannya proses

pembelajaran

4 Penghargaan terhadap pengalaman

siswa sangat diutamakan

Pembelajaran tidak memperhatikan

pengalaman siswa

5 Hasil belajar diukur dengan

berbagai cara proses bekerja hasil

karya penampilan rekaman tes

dan lain-lain

Hasil belajar diukur hanya dengan tes

6 Pembelajaran terjadi diberbagai Pembelajaran hanya di dalam kelas

32

tempat konteks dan setting

7 Penyesalan adalah hukuman dari

perilaku jelek

Sanksi adalah hukuman dari perilaku

jelek

8 Perilaku baik berdasar motivasi

intrinsik

Perilaku baik berdasar motivasi

ekstrinsik

9 Seorang berperilaku baik karena

dia yakin itulah yang terbaik dan

bermanfaat

Seseorang berperilaku baik karena

terbiasa melakukan begitu Kebiasaan

ini dibangun dengan hadiah yang

menyenangkan

c Beberapa Hal Penting Dalam Pembelajaran CTL

Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL harus memperhatikan hal-

hal yang yang terkait baik berkaitan dengan konsep langkah-langkah maupun

pelaksanaan pembelajaran dengan CTL Contextual Teaching and Learning

(CTL) menurut Clifford dan Wilson (20002) adalah pendekatan dalam

pembelajaran yang dapat membantu siswa menemui ketuntasan belajar

berdasarkan kompetensi yang telah ditetapkan Siswa dapat dikatakan tuntas

belajar jika ia dapat berguna dan mampu mengaplikasikan pengetahuannya

terhadap lingkungan sekitar kehidupannya baik masa kini maupun masa depan sebagai

seorang anggota keluarga warga negara dan pekerja atau karyawan

CTL dikatakan efektif digunakan dalam pembelajaran karena (Clifford dan

Wilson 20002)

1 emphasizes problem-solving

2 recognizes the need for teaching and learning to occur in multiple

contexts

3 teaches students to become self-regulated learners

4 anchors teaching in students‟ diverse life contexts

5 encourages students to learn from each other in interdependent

groups and

6 Employs authentic assessment

33

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran dengan Contextual Teaching

Learning terutama berkaitan dengan pembelajaran Bahasa Lampung adalah

sebagai berikut

1 CTL adalah model pembelajaran yang menekankan aktivitas siswa secara

penuh baik fisik maupun mental

2 CTL memandang bahwa belajar bukan menghafal akan tetapi proses

berpengalaman dalam kehidupan nyata

3 Kelas dalam pembelajaran CTL bukan sebagai tempat untuk memperoleh

informasi akan tetapi sebagai tempat untuk menguji data hasil temuan

mereka dilapangan

4 Materi pelajaran ditemukan oleh siswa sendiri bukan hasil pemberian dari

orang lain (Sanjaya 2006125)

3 Media Pembelajaran

Media berasal dari kata ldquomediumrdquo yang berasal dari bahasa latin ldquomediusrdquo yang

berarti ldquotengah atau sedangrdquo Pengertian media ini mengarah pada sesuatu yang

menjadi penghantar untuk meneruskan suatu informasi dan sumber informasi

kepada penerima informasi Dalam bahasa Arab media adalah perantara atau

pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan ringkasnya media adalah

alat untuk menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran Arsyad

(2005 54) mengartikan media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan

untuk menyampaikan pesan informasi

Heinich dalam Arsyad (2005 82) menyatakan media sebagai perantara yang

mengantar informasi apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi

34

yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud pengajaran Hamidjojo

dalam Latuheru mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah media yang

penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran (biasanya sudah

dituangkan dalam GBPP atau silabus) yang dimaksudkan untuk mempertinggi

kegiatan belajar Media pembelajaran adalah bahan alat maupun metode teknik

yang digunakan dalam kegiatan belajar dengan maksud agar proses interaksi

komunikasi edukatif antara siswa dan sumber belajar dapat berlangsung secara

tepat guna dan berdaya guna Jadi media yang dimanfaatkan untuk belajar adalah

lingkungan yang terdekat dengan siswa

ldquoNational Education Assosiationrdquo memberi definisi media sebagai bentuk-bentuk

komunikasi baik tercetak maupun audio visual dan peralatannya dengan demikian

dapat dimanipulasi dilihat didengar atau dibaca Menurut Lohan dalam

Sihkabuden (999 58) media suatu sarana atau chanel sebagai perantara antara si

pemberi pesan kepada penerima pesan

Menurut Olson dalam Budiningsih (2005 62) mendefinisikan media sebagai

teknologi untuk menyajikan merekam membagi dan mendistribusikan simbol

dengan melalui rangsangan indera tertentu disertai penstrukturan informasi

Gagne dalam Sagala (2005 281) menyatakan bahwa media pendidikan adalah

berbagai jenis komponen lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar

Briggs dalam yang sama lebih lanjut menyatakan bahwa media pembelajaran

adalah sarana untuk memberikan perangsang bagi si belajar supaya proses belajar

terjadi

Sardiman (2006 205) menyatakan bahwa

35

media pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam tiga golongan

Pertama adalah alat-alat yang merupakan benda sebenarnya yang

memberi pengalaman langsung dan nyata Kedua alat-alat yang

merupakan benda pengganti yang seringkali dalam bentuk tiruan dari

benda sebenarnya memberikan pengalamannbuatan atau tidak langsung

Ketiga bahasa lisan maupun tertulis memberikan pengalaman melalui

berbahasa

Secara umum peranan media dalam proses pembelajaran dapat

a menghemat waktu belajar

b memudahkan pemahaman

c meningkatkan perhatian siswa

d meningkatkan aktivitas siswa

e mempertinggi daya ingat siswa

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas bahwa media pembelajaran adalah segala

sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima

serta dapat merangsang pikiran perasaan perhatian dan kemauan si belajar

sehingga dapat memotivasi terjadinya belajar yang baik dengan sengaja

bertujuan dan terkendali Media pembelajaran sebagai salah satu komponen

sumber dan merupakan bagian integral dari keseluruhan komponen pembelajaran

menempati posisi yang penting dan akan turut menentukan keberhasilan

penyelenggaraan pembelajaran

Pada kenyataannya pengembangan dan penerapan media pembelajaran

diharapkan dapat memotivasi belajar terhadap pembelajaran sehingga berdampak

pula pada peningkatan hasil belajarnya Selaras dengan perkembangan ilmu

pengetahuan maka guru harus mampu mengembangkan media pembelajaran

secara bervariasi baik yang dirancang khusus (by design) maupun dengan

36

memanfaatkan (by utilization) sejumlah media yang telah ada Dengan demikian

media pendidikan dan media pengajaran dirangkum saja dengan media

pembelajaran

Kegunaan media dalam pembelajaran menurut Miarso (2005 536)

(a) Media mampu memberikan rangsangan yang bervariasi kepada otak

kita sehingga otak kita dapat berfungsi secara optimal (b) Media dapat

mengatasi keterbatasan pengamatan yang dimiliki oleh siswa (c) Media

dapat melampaui batas ruang kelas (d) Media memungkinkan adanya

interaksi langsung antara siswa dan lingkungan (e) Media menghasilkan

keseragaman pengamatan (f) Media membangkitkan keinginan dan minat

baru (g) Media membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar

(h) Media memberikan pegalaman yang integral menyeluruh dari sesuatu

yang konkret maupun yang abstrak (i) Media memberikan kesempatan

untuk belajar mandiri (j) Media meningkatkan keterbacaan baru

(membedakan dan menafsirkan objek) (k) Media mampu meningkatkan

efek sosialisasi (l) Meningkatkan kemampuan ekspresi diri guru maupun

siswa

Kriteria pemilihan media menurut Arsyad (2005 39) sebagai berikut (a) sesuai

dengan tujuan yang ingin dicapai (b) tepat untuk mendukung isi pelajaran yang

sifatnya fakta konsep prinsip atau generalisasi (c) praktis luwes dan bertahan

(d) guru trampil menggunakannya (e) pengelompokan sasaran (f) mutu teknis

(memiliki persyaratan teknis yang tertentu)

Tiga kategori media menurut Haney dan Ullmer yang dikutip Miarso (200525)

yaitu

(1) Media Penyaji Grafis bahan cetak dan gambar diam Proyeksi diam

Audio kaset Audio ditambah visual diam Gambar hidup film Televisi

Multi media (2) Media Objek Objek sebenarnya alami (hidup dan tak

hidup) buatan gedung mesin-mesin alat-alat komunikasi jaringan

transportasi dan semua benda yang dibuat Objek pengganti replika

model dan benda tiruan (3) Media Interaktif memperhatikan penyajian

objek dan berinteraksi (internet komputer)

37

Media yang akan digunakan dalampenelitian ini adalah media objek sebenarnya

alami hidup dan tak hidup yang terdapat di lingkungan sekitar sekolah yaitu

sugai gunung kebun pantai dan benda-benda tak hidup lainnya

4 Pembelajaran Menulis Deskripsi Berbahasa Lampung Menggunakan CTL

Bahasa Lampung adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat penuturnya

yaitu suku Lampung dalam berkomunikasi dan mengaktualisasikan diri dalam

kehidupan sehari-hari Pakar linguistik deskriptif biasanya mendefinisikan bahasa

sebagai satu sistem lambang bunyi yang bersifat arbiter kemudian lazim ditambah

dengan yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat untuk berinteraksi

dan mengidentifikasikan dirirdquo (Chaer 1997 68) Nababan (1999 96)

mengemukakan bahwa bahasa memiliki empat fungsi yaitu fungsi kebudayaan

kemasyarakatan perorangan dan pendidikan

Fungsi kebudayaan meliputi tiga hal yaitu pelestarian kebudayaan

pengembangan kebudayaan dan inventarisasi ciri-ciri kebudayaan Fungsi

kemasyarakatan meliputi ruang lingkup dan bidang pemakaian Fungsi perorangan

meliputi fungsi instrumental kepribadian pemecahan masalah khayalan dan

informatif Fungsi pendidikan meliputi fungsi integratif instrumental kultural dan

penalaran

Fungsi dan tujuan pembelajaran bahasa Lampung untuk membelajarkan siswa

didik dalam belajar bahasa Lampung dan berfungsi memberikan kemampuan

menggunakan bahasa Lampung bagi kepentingan berpikir merasa dan

38

berkomunikasi dalam kehidupan budaya masa kini sebagai lanjutan dari

kehidupan masa lalu dengan memperhatikan peristiwa penggunaannya

Pada proses pembelajaran berlangsung guru memotivasi siswa melakukan

pengamatan terhadap gambar kemudian mengungkapkan hasil pengamatannya

melalui deskripsi Siswa menulis deskripsi sesuai dengan kaidah bahasa

Lampung baik ejaan struktur maupun kosa kata Dengan demikian pembelajaran

dalam terlaksana dengan mengoptimalkan masyarakat belajar dalam pembelajaran

bahasa Lampung dengan pendekatan CTL

Pembelajaran bahasa Lampung meliputi pengenalan pemahaman dan

keterampilan mencakup unsur bahasa Lampung (Depdikbud Provinsi Lampung

2003 16) yaitu

a) Lafal dan ejaan yang berkenaan dengan lafal yang baik dan ejaan yang

sesuai dengan pedoman Ejaan Bahasa Lampung

b) Struktur yang berkenaan dengan bebtuk kata frase dan kalimat Bahasa

Lampung yang baik dan yang diterima bukan teoritis

c) Kosa kata yang berkenaan dengan kata-kata bahasa lampung dari berbagai

lingkungan kehidupan yang diperlukan sebagai alat berpikir merasa dan

berkomunikasi dengan lancar

d) Wacana berkenaan dengan karangan jenis narasi deskripsi eksposisi

argumentasi dan drama

Lebih lanjut dijelaskan pokok-pokok bahasan pembelajaran mencerminkan

kegiatan berbahasa dalam bahasa Lampung khususnya menulis adalah

pembelajaran menulis untuk mengomunikasikan gagasan perasaan dan pesan

dengan bahasa Lampung secara tertulis baik dalam bentuk prosa atau puisi

maupun dalam berbagai jenis karangan seperti pada karangan deskripsi berbahasa

Lampung

39

Pembelajaran menulis disesuaikan dengan ketentuan menulis Hamer (1999 48)

mengatakan bahwa dalam keterampilan menulis harus diperhatikan beberapa hal

misalnya penyusunan kalimat menjadi paragraf bagaimana paragraf digabungkan

dan dikelompokan sehingga menjadi tulisan yang koheren Penerapan

pembelajaran pendekatan kontekstual (CTL) dalam penelitian ini adalah guru

mendesain proses pembelajaran menulis teks deskripsi berbahasa Lampung

dengan memanfaatkan lingkungan sebagai media Mengonstruksi pengetahuan

siswa sedikit demi sedikit sehingga pengetahuannya bermakna dalam proses

menemukan bertanya masyarakat belajar memberi permodelan melaksanakan

refleksi dalam pembelajaran dan melaksanakan penilaian autentik

5 Prestasi Belajar

a Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi adalah istilah yang diambil dari bahasa Belanda ldquoprestatierdquo yang berarti

hasil usaha Kata prestasi dalam berbagai penggunaan selalu dihubungkan dengan

aktivitas tertentu Prestasi belajar adalah kemampuan nyata yang dapat langsung

diukur dengan tes tertentu dan dapat dihitung hasilnya menurut Zainal dalam

Sagala (2005 101) bahwa ldquoPrestasi merupakan kemampuan siswa yang dapat

dicapai saat dilakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa

terhadap berbagai hal yang pernah dilatihkan diajarkan sudah dapat diperoleh

gambaran yang nyata tentang pencapaian program pembelajaran secara

menyeluruhrdquo

Di samping itu menurut Wittrock dalam Latuheru (1999 46) ldquoprestasi belajar

adalah suatu terminology yang menggambarkan suatu proses perubahan melalui

40

pengalaman Proses tersebut mempersyaratkan perubahan yang relative permanen

berupa sikap pengetahuan informasi kemampuan dan keterampilan melalui

pengalamanrdquo

Skiner dengan teori operant conditioning sebagaimana dikutip Gredler (dalam

Slameto 2003 49) mengatakan bahwa prestasi belajar merupakan respon

tingkah laku yang baru Walaupun Skiner mengatakan demikian namun pada

dasarnya respon yang baru itu sama pengertiannya dengan tingkah laku

pengetahuan sikap keterampilan yang baru

Prestasi menurut Hamalik (198384) adalah perubahan tingkahlaku yang

diharapkan kepada murid setelah diadakan proses belajar mengajar Sedangkan

menurut Yusuf (198224) prestasi adalah tingkatan kepandaian keterampilan yang

telah dicapai setelah melakukan kegiatan pekerjaan atau latihan itu sendiri

Menurut Adi Nugroho prestasi adalah segala jenis pekerjaan yang berasil dan

prestasi itu menunjukkan kecakapan Selanjutnya Purwadarminto menyebutkan

bahwa prestasi adalah hasil yang dicapai sebaik-baiknya menurut kemampuan

anak pada waktu tertentu terhadap hal-hal yang dikerjakan dilakukan

Reigeluth dalam yang sama berpendapat prestasi belajar dapat juga dikatakan

sebagai pengaruh yang memberikan suatu ukuran nilai dari metode (strategi)

alternatif dalam kondisi yang berbeda ada hasilnyata dan diinginkan Hasil nyata

hasil-hasil kehidupan nyata dari menggunakan metode (strategi) spesifik dalam

kondisi yang spesifik pula sedangkan hasil yang diinginkan adalah tujuan-tujuan

(goals) yang umumnya berpengaruh pada pemilihan suatu metode

41

Ini berarti prestasi belajar sangat erat kaitannya dengan metode (strategi) yang

digunakan pada sesuatu kondisi (pembelajaran) tertentu Semakin ketepatan

pemilihan metode atau strategi (pembelajaran) pada suatu kondisi semakin baik

hasil belajar Selanjutnya juga mengatakan secara spesifik hasil belajar adalah

suatu kinerja (peformance) yang diindikasikan sebagai suatu kapabilitas

(kemampuan) yang diperoleh Hasil belajar tersebut selalu dinyatakan dalam

bentuk tujuan-tujuan khusus perilaku (unjuk kerja)

Muhibin (1997141) menyebutkan bahwa prestasi belajar merupakan taraf

keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah dinyatakan

dalam bentuk skor yang diperoleh hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran

tertentu Demikian pula pendapat Albach Arnove dan Kelly (1999201) bahwa

prestasi belajar hanya ukuran keberhasilan di sekolah tidak termasuk keberhasilan

dalam keluarga dan masyarakat Davis dalam Slameto (198521) berpendapat

bahwa prestasi belajar adalah pengetahuan yang diperoleh siswa sebagai hasil dari

pembelajaran

Pendapat-pendapat di atas menunjukkan bahwa prestasi belajar dipergunakan

untuk menyebut berbagai macam hasil kegiatan atau usaha Hal ini sesuai dengan

kenyataan yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari Istilah prestasi

belajar sering digunakan untuk menyebut hasil yang dicapai dalam berbagai

kegiatan misalnya prestasi olahraga prestasi seni prestasi kerja prestasi belajar

prestasi usaha dan sebagainya

42

Berdasarkan uraian di atas prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari

proses belajar mengajar yaitu penguasaan perubahan emosional atau perubahan

tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu Prestasi belajar sering

dipergunakan dalam arti yang sangat luas seperti prestasi belajar dalam ulangan

harian prestasi pekerjaan rumah prestasi belajar tengah semester prestasi akhir

semester dan sebagainya

Cara yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat prestasi belajar adalah

dengan menggunakan tes Tes prestasi dapat digunakan sebagai suatu tes

diagnosis yang dirancang untuk membuktikan mengenai gambaran kelebihan dan

kekurangan siswa

Pada proses pembelajaran prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari

pembelajaran yang meliputi penguasaan perubahan emosional dan perubahan

tingkah laku yang dapat diukur dengan tes objektif maupun tes uraian Dengan

demikian prestasi belajar Bahasa Lampung adalah prestasi belajar siswa pada tes

ujian akhir semester atau pada Konpetensi Dasar pada mata pelajaran Bahasa

Lampung

Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

Bahasa Lampung merupakan tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari

pelajaran Bahasa Lampung di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang

diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi tertentu

Prestasi belajar memiliki beberapa kategori Gagne (19925)

mengklasifikasikannya menjadi lima kategori yakni 1) Intellectual skill 2)

Cognitive strategies 3) Verbal information 4) Motor skill dan 5) Attitudes

43

1) Keterampilan intelektual

Kemampuan ini merupakan keterampilan yang membuat seseorang secara

cakap berinteraksi dengan lingkungan melalui penggunaan lambang-lambang

2) Strategi kognitif

Kemampuan yang mengatur cara bagaimana si belajar mengelola belajarnya

3) Informasi verbal

Kemampuan ini berupa perolehan label atau nama fakta dan pengetahuan yang

sudah tersusun rapi

4) Keterampilan motorik

Kemampuan yang mendasari pelaksanaan perbuatan jasmaniah secara mulus

5) Sikap

Kemampuan yang mempengaruhi pilihan tindakan yang akan diambil

Lebih lanjut Bloom dan kawan-kawan sebagai mana dikutip oleh Degeng dalam

Hamalik (2004 90) mengklasifikasikan prestasi belajar menjadi 3 (tiga) domain

atau ranah yaitu rdquoranah kognitif psikomotor dan afektifrdquo ranah kognitif

menaruh perhatian pada pengembangan kapabilitas dan keterampilan intelektual

ranah psikomotor berkaitan dengan kegiatan-kegiatan manipulatif atau

keterampilan motorik dan ranah efektif berkaitan dengan pengembangan

perasaan sikap nilai dan emosirdquo Ketiga ketegori prestasi belajar itu mempunyai

aspek masing-masing

Kognitif aspek-aspek dari domain ini terdiri dari pengetahuan pemahaman

penerapan analisis sintesis dan evaluasi Afektif domain ini terdiri dari aspek-

aspek penerimaan tanggapan penilaian pengorganisasian dan pengarahan

44

Psikomotorik terdiri dari beberapa aspek kemampuan gerak refleks kemampuan

gerak dasar kemampuan perseptual kemampuan fisik kemampuan gerak

terampil dan kemampuan gerak komunikatif

Dapat diasumsikan bahwa untuk menghasilkan kategori kapabilitas atau kelima

ranah prestasi belajar tersebut sedikitnya banyak ditentukan atau dipengaruhi oleh

faktor internal seperti pengetahuan prasyarat atau kemampuan awal dari masing-

masing kategori hasil belajar yang dimiliki oleh siswa yang berkaitan dengan

kapabilitas atau keterampilan yang sedang dipelajari baru

Gagne (199266) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses untuk

memperoleh motivasi dalam pemngetahuan keterampilan kebiasaan dan tingkah

laku Belajar adalah suatu aktivitas yang melibatkan bukan hanya penguasaan

kemampuan akademik baru saja melainkan juga perkembangan emosional

interksi sosial dan perkembangan kepribadian Menurut Gagne (19923) belajar

adalah perubahan dalam diri manusia atau kemampuan yang berlangsung selama

satu masa waktu yang tidak semata-mata disebabkan oleh perubahan

pertumbuhan

Jenis perubahan yang dimaksud dalam belajar ini meliputi perubahan tingkah laku

setelah siswa mendapatkan berbagai pengalaman dalam proses pembelajaran

Pengalaman tersebut akan menyebabkan proses perubahan pada diri sibelajar

dengan kata lain bahwa proses belajar senantiasa merupakan perubahan

tingkahlaku dan terjadi karena pengalaman

45

Yang dimaksud prestasi belajar siswa dalam penelitian ini adalah prestasi yang

ditunjukkan siswa setelah dilakukan pembelajaran jika prestasi belajar mengalami

peningkatan maka siswa dapat dinyatakan mencapai prestasi belajar atau

mengalami peningkatan setelah mengalami belajar jika tidak prestasi belajar tidak

tercapai atau belum tuntas

Memperhatikan pernyatan tersebut belajar merupakan upaya siswa untuk

memahami materi ajar yaitu menulis deskripsi bahasa Lampung sesuai dengan

aturan penulisan atau kaidah bahasa diharapkan siswa memiliki pengetahuan dan

kemampuan dan dapat mengaplikasikan serta melaksanakan nilai positif dalam

kehidupan sehari-hari Dipahaminya suatu ilmu dalam proses pembelajaran akan

tercermin melalui hasil evaluasi Penggunaan pendekatan CTL media dan alat

belajar yang tepat dalam pembelajaran akan sangat membantu siswa belajar

Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa penggunaan pendekatan media dan alat

dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi hasil belajar siswa dapat menjadi

aktif belajar berkolaborasi dan belajar dalam waktu yang telah ditentukan pesan

dapat disalurkan dapat merangsang berpikir perhatian minat siswa sehingga

proses belajar berlangsung dengan baik Pemahaman siswa terhadap materi

mengarah pada tercapainya tujuan pembelajaran dan mencapai prestasi yang

tinggi

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

adalah berupa pengetahuan keterampilan nilai dan sikap sesuai tujuan atau

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diharapkan diperoleh setelah melalui proses pembelajaran

46

Pretasi belajar yang dimaksudkan peneliti adalah perolehan dari proses

pembelajaran yang mencakup ranah kognitif afektif dan psikomotorik mencapai

lebih besar atau sama dengan KKM pelajaran bahasa Lampung dari tujuan

pembelajaran yang diturunkan dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diperoleh siswa melalui interaksi dengan lingkungan belajar

dan suatu kondisi pembelajaran materi menulis deskripsi yang dirancang guru

sebagai fasilitator

c Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal

Standar nasional Pendidikan (Depdiknas 2008 5) menyatakan bahwa Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) adalah kriteria tertentu yang digunakan untuk

menentukan kelulusan peserta didik KKM ditentukan oleh kelompok guru mata

pelajaran pada awal tahun pelajaran dan menjadi acuan bagi pendidik dan peserta

didik KKM setiap standar kompetensi merupakan rata-rata KKM kompetensi

dasar KKM setiap kompetensi dasar merupakan rata-rata KKM dari indikator

yang terdapat dalam kompetensi dasar tersebut Penentuan KKM didasarkan pada

tiga unsur

Pertama Tingkat kompleksitas Kesulitan kerumitan setiap indikator

kompetensi dasar dan standar kompetensi yang harus dicapai peserta didik Suatu

indikator dikatakan memliliki tingkat kompleksitas tinggi apabila dalam

pencapaiannya didukuoleh sekurang-kurangnya satu dari sejumlah kondisi sebagai

berikut

1) Guru yang memahami dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan

pada peserta didik

47

2) guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang

bervariasi

3) Guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang

diajarkan

4) Peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi

5) Peserta didik yang cakap terampil menerapkan monsep

6) Peserta didik yang cermat kreatif dan inovatif dalam penyelesaian tugas

pekerjaan

7) Waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena memiliki

tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi sehingga dalam proses

pembelajarannya memerlukan pengulangan latihan

8) Tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar peserta

didik dapat mencapai ketuntasan belajar

Kedua Kemampuan daya pendukung meliputi a Sarana dan prasarana

peendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dicapai peserta

didik seperti perpustakaan laboratorium dan alat bahan untuk proses

pembelajaran b Ketersediaan tenaga manajemen sekolah dan kepedulian

stakeholders sekolah

Ketiga Tingkat Kemampuan (intake) rata-rata peserta didik di sekolah yang

bersangkutan Penetapan intake di kelas V dapat didasarkan pada nilai prestasi

rata-rata siswa saat kenaikan kelas atau dikelas sebelumnya yaitu kelas IV

KKM mulok Bahasa Lampung kelas V sesuai yang telah ditetapkan dalam

Kurikulum Sekolah atau KTSP SDN 1 Sukarame Dua Bandar Lampung Tahun

48

Pelajaran 20092010 adalah 65 KKM ini akan dijadikan tolak ukur evaluasi

keberhasilan siswa belajar apakah siswa telah mencapai ketuntasan atau belum

baik secara individual maupun secara klasikal

B Teori Belajar Bahasa dan Pembelajaran

1 Hakikat Belajar Bahasa

Dalam teori belajar konstruktivistik dikemukakan bahwa pembelajaran sebagai

proses mengkonstruksi pengetahuan yang menghubungkan yang sudah ada

dengan yang dipelajari Seperti dijelaskan Paul Suparno dalam Sardiman (2006

175) belajar merupakan proses aktif dari subyek belajar untuk mengkonstuksi

makna sesuatu entah itu teks kegiatan dialog pengalaman fisik dan lain-lain

Belajar merupakan mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau

bahkan yang dipelajarinya dengan pengertian yang sudah di miliki sehingga

pengertiannya menjadi berkembang

Guru sebagai pemrakarsa harus memberi peluang yang optimal bagi siswa Niat

dan kendali belajar sepenuhnya ada pada siswa (Budiningsih 2005 59))

Sehingga guru tidak mentransfer pengetahuan yang dimiliki melainkan membantu

siswa membentuk pengetahuannya sendiri Menurut teori konstruktivisme prinsip

yang paling penting dalam psikologi pendidikan bahwa guru tidak hanya sekedar

memberikan pengetahuan kepada siswa Siswa harus membangun sendiri

pengetahuan di benaknya Guru dapat memberi kemudahan untuk proses ini

dengan memberi kesempatan siwa untuk menentukan atau menerapkan ide-ide

mereka sendiri dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan

strategi mereka sendiri Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa

49

siswa ke pemahaman yang lebih tinggi dengan catatan siswa sendiri yang harus

memanjat anak tangga tersebut (Nur 1998 8)

Cunstruktivism approach is a view that emphasizes the active role of learner in

building understanding and making sesnse of information (Woodfolk 2004 313)

Konstruktivisme belajar menekankan pada peran aktif si belajar (learner) dalam

membangun pemahaman dan memakai suatu informasi Konstruktivis

memfokuskan pada peran siswa secara individu untuk membangun struktur

kognitif mereka ketika menginterpretasikan pengalaman-pengalaman pada situasi

belajar tertentu

Lebih lanjut Bruner dalam Sagala (2005 218) menjelaskan inti dari belajar

adalah cara-cara bagaimana orang memilih mempertahankan dan

mentransformasi secara efektif Dalam proses belajar ada 3 fase yaitu (1)

Informasi dalam tiap pelajaran kita memperoleh informasi ada yang menambah

pengetahuan yang telah kita miliki ada yang memperluas dan memperdalamnya

ada pula yang bertentangan dengan apa yang telah kita ketahui sebelumnya (2)

Transformasi informasi harus dianalisis diubah atau ditransformasi ke dalam

bentuk yang lebih abstrak atau konseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal

yang lebih luas (3) Evaluasi kemudian kita nilai hingga pengetahuan yang

diperoleh itu dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain

Masih dalam yang sama Piaget seorang psikolog Swiss berpendapat bahwa

belajar mengandung makna sebagai perubahan stuktural yang saling melengkapai

antara asimilasi dan akomodasi dalam proses menyusun kembali dan mengubah

apa yang telah diketahui melalui belajar

50

Hal ini didukung pula oleh Gagne dalam Slameto (2003 122) menjelaskan

ldquoBelajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia

belajar bisa terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi

ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya

(peformance-nya) berubah dari waktu ke waktu dan berkeyakinan bahwa

belajar dipengaruhi faktor dari dalam diri dan dari luar dimana keduanya

berinteraksirdquo

Senada dengan tersebut Merrill dan Smorgansbord dalam Yulaelawati (2004

122) menyatakan bahwa

belajar merupakan proses pembangunan pengetahuan berdasarkan

pengalaman atau pengetahuan yang telah ada sebelumnya belajar

merupakan penafsiran seseorng tentang dunia Belajar merupakan proses

yang aktif dimana pengetahuan dikembangkan berdasarkan pengalaman

dan perundingan (negoisasi) makna melalui berbagai informasi atau

mencari kesepakatan dari berbagai pandangan melalui interaksi atau

kerjasama dengan orang lain Belajar perlu disituasikan dalam latar

(seting) yang nyata

Kemudian menurut Gredler dalam Dimyati (1999 72) belajar adalah proses

seseorang memperoleh berbagai kecakapan keterampilan dan sikap menurut

Winkel dalam yang sama belajar merupakan suatu aktivitas mental psikis yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman keterampilan dan nilai

sikap Perubahan ini bersifat relative konstan dan berbekas

Aktivitas belajar menurut Djamarah dalam Sagala (2005 216) bahwa belajar

adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar dan bertujuan dimana tujuan

dalam belajar terjadinya suatu perubahan dalam individu yaitu perubahan tingkah

laku Schuman penganut konstruktif dalam yang sama mengemukakan dengan

dasar pemikiran bahwa semua orang membangaun pandangannya terhadap dunia

51

melalui pengalaman individual atau skema konstruktif menekankan pada

menyiapkan peserta didik untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam

situasi yang tidak tentu atau ambigius

Pandangan yang mampu mengakomodasi sociocultural-revolution dalam buku

Teori Belajar dan Pembelajaran dalam Budiningsih (2005 123) Vigotsky

mengatakan bahwa jalan pikiran seseorang harus dimengerti dari latar sosial-

budayanya dan sejarahnya Artinya untuk memahami pikiran seseorang bukan

dengan cara menelusuri apa yang ada di otaknya dan pada kedalaman jiwanya

melainkan dari asal usul tindakan sadarnya dari interaksi sosial yang dilatari oleh

sejarah hidupnya Interaksi sosial berkaitan erat dengan aktivitas-aktivitas dan

bahasa yang dipergunakan Ditemukan adanya jaringan erat luas dan kompleks di

dalam dan di antara keluarga-keluarga

Jaringan tersebut berkembang atas dasar confianza yang membentuk kondisi

sosial sebagai tempat penyebaran dan pertukaran pengetahuan keterampilan dan

nilai-nilai sosial budaya anak memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui

interaksi sosial sehari-hari Pandangan teori ini menempatkan inter mental atau

lingkungan sosial sebagai faktor primer dan konstitutif terhadap pembentukan

pengetahuan serta perkembangan kognitif seseorang

Di samping itu Piaget dalam yang sama menyatakan bahwa belajar lebih banyak

ditentukan karena adanya karsa individu perkembangan kognitif merupakan suatu

proses genetik yaitu proses yang didasrkan atas mekanisme biologis dalam bentuk

perkembangan sistem syaraf makin bertambah umur seseorang makin

komplekslah susunan sel syarafnya dan makin meningkat pula kemampuannyardquo

52

Dari beberapa teori konstruktivisme di atas belajar adalah merupakan kegiatan

aktif dimana sibelajar membangaun sendiri pengetahuannya subyek belajar juga

mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari dan merupakan proses

bagaimana menjadi tahu tentang sesuatu proses belajar bukanlah memindahkan

pengetahuan dari guru ke siswa tetapi sesuatu kegiatan yang memungkinkan

siswa merekonstruksi sendiri pengetahuannya

Belajar merupakan usaha manusia dalam rangka merubah pola pikir dan tingkah

lakunya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman dan interaksi dengan

lingkungan sekitarnya sehingga terjadi perubahan keterampilan pemahaman

pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat permanen dan membekas diharapkan

dapat hidup mandiri karena untuk membangun suatu pengetahuan baru siswa

akan menyesuaikan informasi baru atau pengetahuan yang disampaikan dengan

pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki melalui berinteraksi sosial

dengan peserta didik lain atau guru dan sumber belajar

Selanjutnya dapat juga dirumuskan bahwa belajar merupakan usaha manusia

dalam rangka merubah pola pikir dan tingkahlakunya berdasarkan pengetahuan

pengalaman dan interaksi dengan lingkungan sekitarnya Dengan terjadinya

perubahan keterampilan pemahaman pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat

permanen dan membekas diharapkan dapat hidup mandiri tidak tergantung pada

orang lain

Belajar yang dimaksudkan penulis adalah belajar menulis deskripsi dalam bahasa

lampung siswa mengkonstruksi sendiri informasi yang akan disampaikan melalui

tulisannya setelah mengamati lingkungan sekitar

53

b Hakikat Pembelajaran Bahasa

Sagala (2005 176) menyatakan bahwa pembelajaran ialah membelajarkan siswa

menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu

utama keberhasilan pendidikan Pembelajaran menurut Corey (1998 91) adalah

suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk

memungkinkan ia turut serta dalam tingkahlaku tertentu dalam kondisi khusus

atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu pembelajaran merupakan

subset khusus dari pendidikan Menurut Burton dalam Sagala (2005 213)

pembelajaran adalah upaya memberikan stimulus bimbingan pengarahan dan

dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar

Vigotsky dalam Budiningsih (2005 103) menyatakan dalam kegiatan

pembelajaran hendaknya anak memperoleh kesempatan yang luas untuk

mengembangkan zona perkembangan proximalnya atau potensi melalui belajar

dan berkembang guru perlu menyediakan berbagai jenis dan tingkatan bantuan

(helps) cognitive scaffolding yang dapat memfasilitasi anak agar mereka dapat

memecahkan permasalahan yang dihadapinya Bantuan dapat dalam bentuk

contoh pedoman bimbingan orang lain atau teman yang lebih kompeten

Bentuk-bentuk pembelajaran kooperatif kolaboratif serta belajar kontekstual

sangat tepat digunakan

Zona perkembangan proksimal menurutnya perkembangan kemampuan seseorang

dapat dibedakan kedalam dua tingkat yaitu tingkat aktual dan potensial tingkat

perkembangan aktual tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan

tugas-tugas atau memecahkan berbagai masalah secara mandiri (intramental)

54

sedangkan potensial kemampuan kemampuan memecahkan masalah dan

menyelesaikan tugas-tugas ketika di bawah bimbingan orang dewasa atau ketika

berkolaborasi dengan teman sebaya yang lebih kompeten (intermental)

Berdasarkan beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan pembelajaran

merupakan pengorganisasian aktivitas siswa dalam arti peran guru bukan semata-

mata memberikan informasi melainkan juga mengarahkan memotivasi dan

memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the learning) agar proses

belajar lebih memadai Pembelajaran juga mengandung arti setiap kegiatan

dirancang untuk membantu dalam mempelajari sesuatu kemampuan atau nilai

Yuelawati E (2004 121) mengutip pepatah Cina bahwa membaca

mendengar dan melihat belum cukup dalam belajar pembelajaran yang

melibatkan peserta didik untuk mengalami dan membicarakan bahan

tertentu pada orang lain dapat lebih bermakna dalam belajar terlebih lagi

bila peserta didik mempunyai kesempatan untuk mengajarkan

pengetahuannya terhadap peserta didik lain yang bersumber

Keberhasilan pembelajaran Kerucut Dale disebutkan bahwa keberhasilam

peembelajaran adalah sebagai berikut

1) Apa yang kita baca 10

2) Apa yang kita dengar 20

3) Apa yang kita lihat 30

4) Apa yang kita dengar dan lihat 50

5) Apa yang kita bicarakan dengan orang lain 70

6) Apa yang kita alami sendiri 80

7) Apa yang kita ajarkan kepada orang lain 95

55

Pembelajaran bahasa yang dimaksud adalah pembelajaran tentang menulis

deskripsi bahasa Lampung kelas V SD pembelajaran ini dirancang menggunakan

pendekatan Pembelajaran CTL khususnya untuk meningkatkan aktivitas belajar

bahasa Lampung dan sebagai bentuk nyata pelaksanaan tugas guru dalam hal

kegiatan belajar di Sekolah Dasar tentunya kondisi belajar yang aktif dan

menyenangkan

Hakikat belajar bahasa Lampung yang dimaksudkan dalam penelitian ini guru

akan merancang pembelajaran menggunakan pendekatan komunikatif integratif

siswa diharapkan dapat mendeskripsikan apa yang diamatinya Proses

pembelajaran mengkondisikan siswa untuk melakukan pengamatan kemudian

menemukan hal yang diamati mengindentifikasikan menentukan lalu

mengungkapkan apa yang diamatinya dalam tulisan deskriptif sehingga proses

belajar berlangsung aktif dan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan

Dalam Standar Kelulusan BSNP 2006 sesuai Permen No 22 tahun 2005 Standar

Kompetensi Lulusan pendidikan dasar meliputi SD MISDLB Paket A dan SMP

MTs SMPLB bertujuan meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan kepribadian

akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

lebih lanjut

Adapun Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) SD

MISDLB Paket A selengkapnya adalah (a) Menjalankan ajaran agama yang

dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak (b) Mengenal kekurangan dan

kelebihan diri sendiri (c) Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku di

lingkungannya (d) Menghargai keberagaman agama budaya suku ras dan

56

golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya (e) Menggunakan informasi

tentang lingkungan sekitar secara logis kritis dan kreatif (f) Menunjukkan

kemampuan berfikir logis kritis dan kreatif dengan bimbingan guru pendidik (g)

Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya (h)

Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan

sehari-hari (i) Menunjukkan kemampuan menggali gejala alam dan sosial di

lingkungan sekitar (j) Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap

lingkungan (k) Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa negara

dan tanah air Indonesia (l) Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan

seni dan budaya lokal (m) Menunjukkan kebiasaan hidup bersih sehat bugar

aman dan memanfaatkan waktu luang (n) Berkomunikasi secara jelas dan santun

(0) Bekerja sama dengan kelompok tolong menolong dan menjaga diri sendiri

dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya (p) Menunjukkan kegemaran

membaca dan menulis (q) Menunjukkan keterampilan menyimak berbicara

membaca menulis dan berhitung

c Hakikat Pendidikan

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat Setiap manusia membutuhkan

pendidikan sampai kapan dan dimanapun ia berada Pendidikan sangat penting

artinya sebab tenpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan

terbelakang Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk

menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing disamping

memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik

57

Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 menyatakan pendidikan sebagai usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri kepribadian kecerdasan akhlak

mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan

negara

Menurut pragmatisme pendidikan merupakan suatu proses reorganisasi dan

rekonstruksi dari pengalaman-pengalaman individu Baik anak maupun orang

dewasa selalu belajar dari pengalamannya (Sadulloh 2003 125) Sedangkan

Suhasno et all (1991 3) menyatakan bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai

suatu proses pertumbuhan yang menyesuaikan dengan lingkungan Suatu

pengarahan dan bimbingan yang diberikan kepada anak dalam pertumbuhannya

Suatu usaha sadar untuk menciptakan suatu keadaan atau situasi tertentu yang

dikehendaki oleh masyarakat serta suatu pembentukan kepribadian kemampuan

anak dalam menuju kedewasaan

Lima pilar pendidikan sekarang dan masa depan yang dicanangkan oleh UNESCO

yang perlu dikembangkan oleh lembaga pendidikan formal yaitu (1) learning to

know (belajar untuk mengetahui) (2) learning to do (belajar untuk melakukan

sesuatu) dalam hal ini kita dituntut untuk terampil dalam melakukan sesuatu (3)

learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) (4) learning to live together

(belajar untuk menjalani kehidupan bersama) dan (5) learning to trust in God

(belajar untuk bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa)

58

Realisasi ldquolearning to knowrdquo dapat diterapkan dengan memposisikan guru sebagai

fasilitator Disamping itu guru dituntut untuk dapat berperan sebagai teman

sejawat dalam berdialog dengan siswa dalam mengembangkan penguasaan

pengetahuan maupun ilmu tertentu

Learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu) akan bisa berjalan jika di

sekolah memfasilitasi siswa untuk mengaktualisasi keterampilan yang dililikinya

serta bakat dan minatnya Walaupun bakat dan minat anak banyak dipengaruhi

unsur kerturunan namun tumbuh berkembangnya bakat dan minat tergantung

pada lingkungannya Keterampilan dapat digunakan untuk menopang kehidupan

seseorang bahkan keterampilan lebih dominan daripada penguasaan pengetahuan

dalam mendukung keberhasilan kehidupan seorang

Learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) erat hubungannya dengan bakat

dan minat perkembangan fisik dan kejiwaan tipologi pribadi anak serta kondisi

lingkungannya Bagi anak yang agresif proses perkembangan diri akan berjalan

bila diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi Sebaliknya bagi anak yang

pasif peran guru sebagai pengarah sekaligus fasilitator sangat dibutuhkan untuk

pengembangan diri siswa secara maksimal

Kebiasaan hidup bersama saling menghargai terbuka memberi dan memenerima

(take and give) perlu ditumbuhkembangkan Kondisi seperti ini memungkinkan

terjadinya proses ldquolearning to live togetherrdquo (belajar untuk menjalani kehidupan

bersama) Penerapan pilar keempat ini dirasakan makin penting dalam era

globalisasi era persaingan global Perlu pemupukan sikap saling pengertian antar

ras suku dan agama agar tidak menimbulkan berbagai pertentangan yang

59

bersumber pada hal tersebut Selain empat pilar diatas dalam Undang-Undang RI

No 20 BAB II Pasal 3 Sistem Pendidikan Nasional pemerintah Indonesia

memandang perlu menjadikan peserta didik menjadi manusia yang bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab

sehingga perlu ditambah pilar kelima yaiturdquo learning to trust in Godrdquo

C Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan sebagai pembanding dan dapat digunakan untuk

meningkatkan kualitas penelitian adalah sebagai berikut

1 Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA melalui Pendekatan

Kontekstual Siswa Kelas VI Sekolah Tunas Mekar Bandar Lampung

20082009

1) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6 Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus 3 Pada

Siklus I nilai rata-rata siswa kelas 6A adalah 7179 Pada Siklus II nilai

rata-rata siswa kelas 6A adalah 7662 yang berarti meningkat 673 pada

kelas 6A dari nilai rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa

kelas 6A adalah 7832 yang berarti mengalami peningkatan sebesar 22

pada kelas 6A dari Siklus II atau mengalami peningkatan 901 pada

kelas 6Adari Siklus I pembelajarn IPA dengan Pembelajaran Kontekstual

Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang signifikan pada siklus I

pada kelas 6A hanya terdapat 14 atau 6087 siswa yang mencapai

ketuntasan sedangkan pada siklus III terdapat 23 siswa atau 100 siswa

60

yang mencapai ketuntasan yang berarti mengalami peningkatan sebesar

6429

2) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6B Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus III Pada

Siklus I nilai rata-rata 6B adalah 7222 Pada Siklus II nilai rata-rata siswa

kelas 6B adalah 7865 yang berarti meningkat 890 pada kelas 6B dari nilai

rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa 6B adalah 7946 yang

berarti mengalami peningkatan sebesar 103 dari Siklus II atau

mengalami peningkatan 1003 dari Siklus I pembelajarn IPA dengan

Pembelajaran Kontekstual Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang

signifikan pada siklus I pada kelas 6B hanya terdapat 14 atau 6087

siswa yang mencapai ketuntasan sedangkan pada siklus III masing-masing

terdapat 23 siswa atau 100 siswa yang mencapai ketuntasan yang berarti

mengalami peningkatan sebesar 6429

Berdasarkan penelitian tersebut ternyata prestasi belajar dapat ditingkatkan

melalui pendekatan pembelajaran CTL walaupun pada mata pelajaran IPA

Hal ini memungkinkan terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa

pembelajaran bahasa termasuk prestasi belajar menulis deskripsi

berbahasa Lampung

2 Jurnal Teknologi Pendidikan Unila Volume 04 No 03- Maret 2008 Penelitian

Nuraeni Erdawati dengan judul Penerapan Strategi Contextual Teaching and

Learning (CTL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) SD Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada

61

tiap siklus serta peningkatan aktivitas belajar siswa Pembelajaran

menerapkan pendekatan CTL dapat dijadikan sebagai alternatif penerapan

model pembelajaran IPS terutama pada materi peta tematik keragaman

kenampakan alam dan buatan

Merujuk hasil penelitian tersebut ternyata prestasi belajar IPS dapat

ditingkatkan melalui pendekatan pembelajaran CTL Hal ini memungkinkan

terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa pada pembelajaran bahasa

termasuk prestasi belajar menulis deskripsi berbahasa Lampung kelas V SDN

1 Sukarame Dua Bandar Lampung

Page 8: II. KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Menulis Deskripsi ...digilib.unila.ac.id/20091/3/BAB II.pdf · yang bertalian dengan usaha penulis untuk memberikan perincian dari ... Syarat-syarat

18

3) Mengumpulkan Bahan-bahan Pembicaraan

Setelah tema karangan dirumuskan yang merupakan pendirian atas tesis maka

sekarang akan diuraikan dipertahankan dan dibuktikan Ada dua sumber

pokok pembuktian yaitu dari diri sendiri dan dari luar Pengalaman serta hasil

pengamatan penulis yang objektif dan cermat merupakan bahan-bahan

pembicaraan yang menginspirasikan penulis mengenai apa yang akan

dituliskannya Selain diri pribadi dunia luar pun merupakan bahan yang

sangat veriatif dan inspiratif Dunia luar sebagai sumber bahan berupa

kesaksian-kesaksian orang lain anggapan-anggapan umum yang sudah

diterima masyarakat merupakan bahan yang aktual yang dapat dipergunakan

sebagai bahan pembicaraan

4) Menyusun Garis Besar atau Kerangka Karangan

Menyiapkan garis besar atau kerangka karangan merupakan ldquopengamanrdquo yang

sangat membantu penulis Penulis akan merasa pasti dan lebih aman jika garis

besar atau kerangka karangan disiapkan sebelum mulai mengarang Jika garis

besar itu betul-betul dipersiapkan dengan sebaik-baiknya maka pekerjaan

mengarang akan semakin lancar Garis besar ada yang bersifat formal

(lengkap) bersifat topikal dan ada yang bersifat kalimat Jika siswa menulis

karangan deskripsi tetapi pengetahuan pungtuasi tidak dimilikinya maka siswa

akan mengarang sesuka hatinya akibatnya perintah ini tidak akan terlaksana

Berikut digambarkan dalam diagram kerangka berpikir penelitian pada halaman

berikut

19

Pola pengembangan paragraf deskripsi

a) paragraf deskripsi spesial paragraf ini menggambarkan objek khusus

ruangan benda tempat

b) paragraf deskripsi subjektif paragraf ini menggambarkan objek seperti

tafsiran kesan perasaan penulis

c) paragraf deskripsi objektif paragraf ini menggambarkan objek dengan apa

adanya atau sebenarnya

Berdasarkan penjelasan di atas deskripsi yang dimaksudkan dalam penelitian ini

adalah karangan tentang sesuatu yang dijelaskan sesuai dengan pengamatan

terhadap objek sebenarnya menggunakan bahasa Lampung

2 Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)

a Hakikat Contextual Teaching and Learning (CTL)

Depdiknas (2003) menjelaskan bahwa CTL adalah konsep belajar yang membantu

guru mengaitkan antara materi yang dipelajari dengan situasi dunia nyata siswa

dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya

dengan penerapan dalam kehidupan mereka sehari-hari Menurut Sanjaya (2006

109) pendekatan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning)

adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses

keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari

dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong

siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka Hal ini berarti

pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat pada siswa bukan pada guru Guru

bukan sebagai sumber ilmu malainkan perancang fasilitator dan motivator

20

dalam pembelajaran Kelebihan pembelajaran menggunakan pendekatan CTL

menurut Nurhadi dkk (200432) dapat meningkatkan hasil dan keterlibatan siswa

dalam proses pembelajaran Kebaikannya sebagai berikut

1) Belajar akan lebih bermakna jika anak ldquomengalamirdquo apa yang

dipelajarinya dari pada ldquomengetahuinyardquo

2) Pembelajaran dapat membantu guru mengaitkan materi yang diajarkan

dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat

hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam

kehidupan mereka

3) Kontekstual merupakan pndekatan baru yang lebih memberdayakan siswa

tidak menghafal fakta tetapi mendorong siswa mengkonstruksikan

pengetahuan di benak mereka sendiri

4) Kontektual merupakan pembelajaran yang mengajak anak mengetahui

makna belajar dan menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang

diperolehnya untuk memecahkan masalah dalam kehidupan

Blanchara (2001 72) menyatakan bahwa pembelajaran kontekstual terjadi apabila

siswa menerapkan mengalami apa yang sedang dipelajarinya berhubungan

dengan kehidupan dan dunia nyata Center of Educations and Work at the

Univercity of Wisconsin-Madison (TEACHNET) mengeluarkan pernyataan

penting tentang CTL sebagai berikut

Contextual teaching and learning is conception of teaching and that helps

teacher relate subject ter content to real world situations and motivates

students to make connections between knowledge and its applications to

their lives as family members citizen and wokers and engange in the hard

work that learning requires (Johnson 2002 38-39)

Teachnet menekankan bahwa pembelajaran kontekstual merupakan strategi

pembelajaran yang mampu menolong guru menghubungkan isi pelajaran dengan

situasi dunia nyata CTL juga mampu memotivasi siswa dalam menghubungkan

antara pengetahuan yang diperoleh dengan aplikasinya dalam hidupnya baik

sebagai anggota keluarga masyarakat maupun dunia kerja

21

Pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual menuntut guru mampu

memotivasi siswa belajar dalam situasi dunia nyata dengan konsep belajar ini

siswa dapat menerapkan pengetahuan yang telah dimilikinya dengan materi yang

dipelajari sehingga pembelajaran diharapkan akan lebih bermakna

Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa pembelajaran kontekstual

adalah konsep belajar yang menghadirkan dunia nyata dan mendorong siswa

menghubungkan pengetahuan yang telah dimilikinya dengan penerapannya dalam

kehidupan sehari-hari Pada saat siswa memperoleh pengetahuan dan

keterampilan dari konteks yang terbatas saat itu pula sedikit demi sedikit siswa

mengkonstruksikan pemikirannya Hasil dari proses ini dijadikan siswa sebagai

bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya

Pembelajaran kontekstual mengakui bahwa ldquobelajarrdquo merupakan sesuatu yang

kompleks dan multi dimensional yang jauh melampaui berbagai metode belajar

lainnya yang hanya berorientasi pada latihan dan rangsangan tanggapan

(stimulus-respon) Pembelajaran kontekstual menganjurkan bahwa belajar hanya

terjadi jika siswa memproses informasi atau pengetahuan baru sedemikian rupa

sehingga dirasakan sesuai dengan kerangka pikiran yang dimilikinya (ingatan

pengalaman dan tanggapan)

Lebih lanjut Johnson (2006 25) menjelaskan CTL sebagai berikut

ldquoThe CTL system is an educational process that aims to help students see

meaning in the academic material they are studying in the

academicsubjects with the context of their daily lives that is with

thecontexst of the personal social and cultural circumstances To achieve

this aim the system encompasses the following eight components making

meaningful connections doing significans work self regulated learning

22

Collaborating critical and creative thingking nurturing the individual

reaching high standars using authentic assessmenrdquo

Pemahamanya hakikat CTL merupakan suatu proses pembelajaran yang bertujuan

membantu siswa melihat makna bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan

cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan sehari-hari yaitu dengan

konteks lingkungan pribadi sosial dan budaya menuntut siswa belajar bermakna

mengatur belajar sendiri bekerjasama berfikir kritis dan kreatif mencapai standar

yang tinggi

Zahorik (199914-22) menjelaskan ada lima elemen yang harus diperhatikan

dalam pembelajaran kontekstual (1) pengaktifan pengetahuan yang sudah ada

(activating knowledge) (2) pemerolehan pengetahuan baru kemudian

memperhatikan detailnya (3) pemahaman pengetahuan (understanding

knowledge) (4) mempraktekkan pengetahuan dan pengalaman (5) melakukan

refleksi (reflection knowledge)

Pendekatan CTL menurut Nurhadi (200431) memiliki tujuh komponen yaitu

konstruktivisme inquiry bertanya masyarakat belajar permodelan refleksi dan

penilaian sebenarnya Hal serupa diungkapkan oleh Sanjaya (2006113) bahwa

komponen-komponen pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran

Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah Construktivisme Inquiri

Questioning Learning community Modeling refleksi dan Authentic Assesment

Penerapan masing-masing komponen dapat dijelaskan sebagai berikut

23

1) Konstruktivisme

Merupakan aliran pembelajaran yang menuntut siswa untuk menyusun dan

membangun makna atas pengalaman baru yang didasarkan pada pengetahuan

tertentu (Hati 2007) Siswa membangun sendiri pengetahuan mereka dengan

terlibat aktif dalam proses pembelajaran Siswa ldquomengkonstruksirdquo bukan

ldquomenerimardquo pengetahuan Siswa menjadi ldquoSubjekrdquo bukan ldquoObjekrdquo belajar

Bentuknya adalah siswa mengerjakan sesuatu

a) menulis karangan deskripsi

b) mendemonstrasikan yakni bahasa komunikasi yang digunakan adalah

bahasa lampung

c) menciptakan ide karangan deskripsi sesuai yang diamati

d) memecahkan masalah

Tugas guru dalam hal ini adalah memfasilitasi proses belajar dengan menjadikan

pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa memberi kesempatan kepada

siswa untuk menemukan menerapkan idenya sendiri dan memotivasi siswa agar

menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar mengerjakan tugas

Implementasinya terdiri dari kegiatan menyebutkan mengidentifikasikan

mengkategorikan dan membuktikan Pada umumnya kita juga sudah menerapkan

filosofi ini dalam pembelajaran sehari-hari yaitu ketika kita merancang

pembelajaran dalam bentuk siswa bekerja praktek mengerjakan sesuatu

beraktifitas di dalam laboratorium membuat laporan ilmiah mendemonstrasikan

hasil kerja baik berupa laporan maupun hasil eksperimen di laboratorium

menciptakan ide dan sebagainya

24

2) Menemukan (Inquiry)

Kegiatan pembelajarannya diawali dengan pengamatan lalu berkembang

untuk memahami konsepfenomena Setelah itu siswa akan mengembangkan

dan menggunakan keterampilan berpikir kritis Siswa menemukan sendiri

pengetahuan dan keterampilan mereka melalui tahap

1) Mengamati atau melakukan observasi (observation)

2) Membaca referensi untuk informasi pendukung

3) Bertanya jawab dengan teman (questioning)

4) Menduga (hypotesis) dan memunculkan ide-ide baru

5) Mengumpulkan data sebanyak-banyaknya(data gathering)

6) Menganalisis menyimpulkan (conclusion) dan menyajikan hasil dalam

tulisan gambar dll

7) Siswa membuat laporan ilmiah sendiri

8) Siswa mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca

teman sekelas guru atau audien yang lain

9) Disampaikan pada orang lain untuk mendapat masukan

10) Melakukan refleksi

11) Menempelkan gambar karya tulis di mading majalah sekolah dsb

3) Bertanya (Questioning)

Suatu pembelajaran akan tampak hidup dan bergairah kalau disertai dengan tanya

jawab antara siswa dengan guru antara siswa dengan siswa lainnya antara siswa

dengan orang lain Manfaat tanya jawab dalam pembelajaran sangat banyak yaitu

untuk memotivasi siswa menghindari pembelajaran yang monoton Teknik

bertanya merupakan hal mendasar dalam pembelajaran kontekstual

25

Menurut Senduk (2004 45) bertanya merupakan suatu strategi yang

digunakan secara aktif oleh siswa untuk menganalisis dan mengeksplorasi

gagasan-gagasan Pendapat ini mengisyaratkan bahwa pilar bertanya dalam

pembelajaran kontekstual merupakan bagian penting karena merupakan

induk dari strategi pembelajaran Kegiatan bertanya yang dilakukan baik

oleh guru maupun oleh siswa Pertanyaan guru digunakan untuk

mengarahkan membimbing dan mengevaluasi cara berfikir siswa

Sedangkan pertanyaan siswa merupakan wujud keingintahuan (Hati 2007)

Dengan bertanya siswa dapat menggali informasi mengkonfirmasikan sesuatu

mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahui bertanya dapat

diterapkan saat berdiskusi kerja kelompok ketika mengamati dan saat

mengalami kesulitan Hampir pada semua aktifitas belajar questioning dapat

diterapkan

1) Antara siswa dengan guru

2) Antara guru dengan siswa

3) Antara siswa dengan siswa

4) Antara siswa dengan orang lain yang didatangkan ke kelas

4) Masyarakat Belajar (Learning Community)

Konsep learning community menyarankan agat hasil pembelajaran diperoleh dari

kerjasama dengan orang lain Hasil belajar diperoleh dari ldquosharingrdquo antar teman

antar kelompok dan antara yang tahu ke yang belum tahu Dalam pembelajaran

menggunakan pendekatan CTL guru disarankan selalu melaksanakan

pembelajaran dalam kelompok belajar Kelompok belajar atau sekelompok

26

komunitas yang berfungsi sebagai wadah komunikasi untuk berbagi pengalaman

dan gagasan (Hati 2007)

Mengutamakan kerjasama dengan orang lain atau kelompok dapat dilakukan jika

anggotanya mau saling mendengarkan tidak merasa paling tahu serta tidak segan

untuk bertanya kepada lainnya Prakteknya dapat terwujud dalam

1) Pembentukan kelompok kecil

2) Pembentukan kelompok besar

3) Mendatangkan bdquoahli‟ ke kelas

4) Bekerja dengan kelas sederajat

5) Bekerja dengan kelas di atasnya

6) Bekerja dengan masyarakat

Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang anggotanya heterogen yang pandai

mengajari yang lemah yang pandai belajar cepat membantu teman yang lamban

Hal ini dapat membantu siswa menuangkan deskripsi menggunakan kalimat

bahasa lampung yang tepat

5) Permodelan (Modeling)

Pengertian permodelan menurut Yasin (2004 49) merupakan suatu cara

mengaktualisasikan sesuatu yang abstrak Permodelan dapat juga dimaksudkan

untuk membahasakan gagasan yang dipikirkan mendemonstrasikan bagaimana

guru menginginkan para siswanya untuk belajar dan melakukan apa yang

diharapkan guru Jadi permodelan merupakan cara melakukan sesuatu

mempraktekkan cara mendeskripsikan sesuatu yang dilihat dan lain-lain Sebuah

pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu ada model yang bisa ditiru

27

dengan begitu guru memberi model tentang ldquobagaimana cara belajarrdquo Kegiatan

mendemonstrasikan suatu perbuatan agar siswa dapat mencontoh atau belajar

atau melakukan sesuatu sesuai dengan model yang diberikan (Hati 2007)

Model ini dapat dirancang dengan melibatkan media lingkungan misalnya guru

menunjukkan pohon kelapa sawit di halaman sekolah kemudian salah satu siswa

bisa ditunjuk untuk menyebutkan suatu kata dalam bahasa lampung yang

berhubungan dengan media tersebut Dalam pendekatan CTL guru bukan satu-

satunya model tetapi model dapat dirancang dengan melibatkan siswa

6) Refleksi (Reflection)

Refleksi merupakan respon terhadap sesuatu kejadian aktivitas atau pengetahuan

yang baru diterima contohnya

a) pertanyaan langsung tentang ketentuan apa saja yang boleh diamati

b) komentar siswa tentang pembelajaran hari itu

c) catatan atau konsep siswa

d) diskusi

e) hasil karya

Refleksi merupakan cara berfkir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir

kebelakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan masa lalu (Senduk 2004

510) Siswa memahami apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan

baru yang merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya

Refleksi merupakan respon terhadap kejadian aktivitas atau pengetahuan yang

baru diterima Pengetahuan yang bermakna diperoleh dari proses Pengetahuan

dimiliki siswa perlu diperluas melalui konteks pembelajaran yang kemudian

28

diperluas sedikit demi sedikit Siswa mencatat apa yang telah dipelajari dan

bagaimana menemukan ide-ide baru Pada akhir pembelajaran guru menyisakan

waktu untuk melakukan refleksi

Kegiatan dalam refleksi menurut Hati (2009) berupa melihat kembali atau

merespon suatu kejadian kegiatan dan pengalaman yang bertujuan untuk

mengidentifikasi hal-hal yang sudah diketahui dan hal-hal yang belum diketahui

agar dapat dilakukan suatu tindakan penyempurnaan Dapat juga dikatakan

sebagai respon terhadap kejadian aktivitas atau pengetahuan yang baru diterima

contohnya

1) Pertanyaan langsung tentang apa yang diperoleh hari itu

2) Komentar siswa tentang pembelajaran hari itu

3) Catatan atau jurnal dibuku siswa

4) Diskusi

5) Hasil karya

Penerapan refleksi menurut Nurhadi (2004 51) memiliki ciri sebagai berikut (a)

pernyataan langsung tentang apa-apa yang diperolehnya hari itu (b) catatan atau

buku jurnal di buku siswa (c) kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari

itu (d) diskusi (e) hasil karya (f) cara-cara lain yang ditempuh guru untuk

mengarahkan siswa pada pemahaman mereka tentang materi yang dipelajari Jadi

reflection adalah kegiatan memikirkan apa yang telah terjadi dalam pembelajaran

dan memberikan masukan perbaikan jika diperlukan

29

7) Penilaian yang Sebenarnya (Autentic Assessment)

Agar penilaian yang dilakukan benar-benar menggambarkan keadaan siswa yang

sebenarnya perlu dilakukan suatu penilaian yang mampu mengukur keadaan

siswa yang sebenarnya Siswa tidak hanya dinilai dari satu aspek melainkan dari

berbagai aspek sehingga data yang didapat bisa menggambarkan keadaan siswa

yang sebenar proses

Penilaian autentik memiliki beberapa karakteristik menurut Senduk (2004 52)

penilaian autentik memiliki ciri-ciri sebagai berikut (a) harus mengukur semua

aspek pembelajaran (b) dilaksanakan selama dan sesudah pembelajaran (c)

menggunakan berbagai cara dan berbagai sumber (d) tes hanya salah satu alat

pengumpul data penilaian (e) tugas-tugas yang diberikan kepada siswa harus

mencerminkan bagian-bagian dari kehidupan siswa

Berdasarkan pendapat tersebut penilaian autententik merupakan proses

pengumpulan berbagai data yang bisa menggambarkan perkembangan siswa

Penilaian ini menekan pada perkembangan kemampuan siswa dalam memahami

dan mempelajari pengetahuan atau keterampilan Penilaian ini dilakukan dengan

berbagai cara yaitu pemberian tugas proses pembelajaran kinerja performan

hasil karya atau produk dan sebagainya

Autentic Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa

memberikan gambaran perkembangan belajar siswa dan perlu diketahui oleh guru

untuk bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan

benar Penekanannya pada assesment dalam proses pembelajaran data yang

dikumpulkan diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan siswa pada saat

30

melakukan proses pembelajaran Kemajuan belajar dinilai dari proses

pembelajaran bukan melalui hasil

Karakteristik assessment adalah (a) dilaksanakan selama dan sesudah proses

pembelajaran berlangsung (b) bisa digunakan untuk formatif dan sumatif (c)

yang diukur keterampilan dan performansi bukan fakta (d) berkesinambungan (e)

terintegrasi (f) dapat digunakan sebagai feed back Bentuk-bentuk penilaian

autentik fortofolios story reteling interview video tape evaluation of

performance audio tepe evaluation of reading teacher observations close test

Dalam hal iniakan dilakukan penilaian terhadap aktivitas siswa selama proses

pembelajaran dan produk tulisan deskripsi siswa dalam bahasa lampung

b Perbedaan Pendekatan kontestual dengan Pendekatan Konvensional

Menurut pendapat Nurhadi (2003 7) terdapat perbedaan antara pendekatan CTL

dan konvensional yaitu

No Pendekatan CTL

Pendekatan Konvensional

1 Siswa secara aktif terlibat dalam

proses pembelajaran

Siswa adalah penerima informasi

secara pasif

2 Siswa belajar dari teman melalui

kerja

Siswa belajar secara individual

3 Pembelajaran dikaitkan dengan

kehidupan nyata atau masalah

yang disimulasikan

Pembelajaran sangat abstrak dan

teoritis

4 Perilaku dibangun atas kesadaran

diri

Perilaku dibangun atas kebiasaan

5 Hadiah untuk perilaku baik adalah

kepuasan diri

Hadiah untuk perilaku baik adalah

pujian atau nilai (raport)

6 Keterampilan dikembangkan atas

dasar pemahaman

Keterampilan dikembangkan atas

dasar latihan

7 Seseorang tidak melakukan yang

jelek karana dia sadar hal itu keliru

dan merugikan

Seorang tidak melakukan yang jelek

karena dia takut hukuman

8 Bahasa diajarkan dengan Bahasa diajarkan dengan pendekatan

31

pendekatan komunikatif yakni

siswa diajak menggunakan bahasa

dalam monteks nyata

struktural rumus diterangkan sampai

paham kemudian dilatihkan (drill)

9 Pemahaman rumus dikembangkan

atas dasar skemata yang sudah ada

dalam diri siswa

Rumus itu ada di luar diri siswa yang

harus diterangkan diterima

dihafalkan dan dilatihkan

10 Pemahaman rumus relatif berbeda

antara siswa yang satu dengan

yang lainnya sesuai dengan

skemata siswa

Rumus adalah kebenaran absolut

hanya ada dua kemungkinan yaitu

pamahaman rumus yang salah atau

yang benar

11 Siswa menggunakan kemampuan

berfikir kritis terlibat penuh dalam

mengupayakan terjadinya proses

pembelajaran yang efektif ikut

bertanggung jawab atas terjadinya

proses pembelajaran yang efektif

dan membawa skemata masing-

masing ke dalam proses

pembelajaran

Siswa secara fasif menerima rumus

atau kaidah (membaca mendengar

mencatat menghafal) tanpa

memberikan kontribusi ide dalam

proses pembelajaran

No Pendekatan CTL

Pendekatan Konvensional

1 Pengetahuan yang dimiliki

manusia dikembangkan oleh

manusia itu sendiri Manusia

menciptakan atau membangun

pengetahauan dengan cara

memberi arti dan memahami

pengalamannya

Pengetahuan adalah penangkapan

terhadap serangkaian fakta konsep

atau hukum yang berada di luar diri

manusia

2 Ilmu pengetahuan dikonstruksi

oleh manusia sendiri sementara

manusia selalu mengalami

peristiwa baru maka

pengetahuantidak pernah stabil

selalu berkembang

Kebenaran bersifat absolut dan

pengetahuan bersifat final

3 Siswa diminta bertanggung jawab

memonitor dan mengembangkan

pembelajaran mereka masing-

masing

Guru adalah penentu jalannya proses

pembelajaran

4 Penghargaan terhadap pengalaman

siswa sangat diutamakan

Pembelajaran tidak memperhatikan

pengalaman siswa

5 Hasil belajar diukur dengan

berbagai cara proses bekerja hasil

karya penampilan rekaman tes

dan lain-lain

Hasil belajar diukur hanya dengan tes

6 Pembelajaran terjadi diberbagai Pembelajaran hanya di dalam kelas

32

tempat konteks dan setting

7 Penyesalan adalah hukuman dari

perilaku jelek

Sanksi adalah hukuman dari perilaku

jelek

8 Perilaku baik berdasar motivasi

intrinsik

Perilaku baik berdasar motivasi

ekstrinsik

9 Seorang berperilaku baik karena

dia yakin itulah yang terbaik dan

bermanfaat

Seseorang berperilaku baik karena

terbiasa melakukan begitu Kebiasaan

ini dibangun dengan hadiah yang

menyenangkan

c Beberapa Hal Penting Dalam Pembelajaran CTL

Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL harus memperhatikan hal-

hal yang yang terkait baik berkaitan dengan konsep langkah-langkah maupun

pelaksanaan pembelajaran dengan CTL Contextual Teaching and Learning

(CTL) menurut Clifford dan Wilson (20002) adalah pendekatan dalam

pembelajaran yang dapat membantu siswa menemui ketuntasan belajar

berdasarkan kompetensi yang telah ditetapkan Siswa dapat dikatakan tuntas

belajar jika ia dapat berguna dan mampu mengaplikasikan pengetahuannya

terhadap lingkungan sekitar kehidupannya baik masa kini maupun masa depan sebagai

seorang anggota keluarga warga negara dan pekerja atau karyawan

CTL dikatakan efektif digunakan dalam pembelajaran karena (Clifford dan

Wilson 20002)

1 emphasizes problem-solving

2 recognizes the need for teaching and learning to occur in multiple

contexts

3 teaches students to become self-regulated learners

4 anchors teaching in students‟ diverse life contexts

5 encourages students to learn from each other in interdependent

groups and

6 Employs authentic assessment

33

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran dengan Contextual Teaching

Learning terutama berkaitan dengan pembelajaran Bahasa Lampung adalah

sebagai berikut

1 CTL adalah model pembelajaran yang menekankan aktivitas siswa secara

penuh baik fisik maupun mental

2 CTL memandang bahwa belajar bukan menghafal akan tetapi proses

berpengalaman dalam kehidupan nyata

3 Kelas dalam pembelajaran CTL bukan sebagai tempat untuk memperoleh

informasi akan tetapi sebagai tempat untuk menguji data hasil temuan

mereka dilapangan

4 Materi pelajaran ditemukan oleh siswa sendiri bukan hasil pemberian dari

orang lain (Sanjaya 2006125)

3 Media Pembelajaran

Media berasal dari kata ldquomediumrdquo yang berasal dari bahasa latin ldquomediusrdquo yang

berarti ldquotengah atau sedangrdquo Pengertian media ini mengarah pada sesuatu yang

menjadi penghantar untuk meneruskan suatu informasi dan sumber informasi

kepada penerima informasi Dalam bahasa Arab media adalah perantara atau

pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan ringkasnya media adalah

alat untuk menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran Arsyad

(2005 54) mengartikan media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan

untuk menyampaikan pesan informasi

Heinich dalam Arsyad (2005 82) menyatakan media sebagai perantara yang

mengantar informasi apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi

34

yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud pengajaran Hamidjojo

dalam Latuheru mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah media yang

penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran (biasanya sudah

dituangkan dalam GBPP atau silabus) yang dimaksudkan untuk mempertinggi

kegiatan belajar Media pembelajaran adalah bahan alat maupun metode teknik

yang digunakan dalam kegiatan belajar dengan maksud agar proses interaksi

komunikasi edukatif antara siswa dan sumber belajar dapat berlangsung secara

tepat guna dan berdaya guna Jadi media yang dimanfaatkan untuk belajar adalah

lingkungan yang terdekat dengan siswa

ldquoNational Education Assosiationrdquo memberi definisi media sebagai bentuk-bentuk

komunikasi baik tercetak maupun audio visual dan peralatannya dengan demikian

dapat dimanipulasi dilihat didengar atau dibaca Menurut Lohan dalam

Sihkabuden (999 58) media suatu sarana atau chanel sebagai perantara antara si

pemberi pesan kepada penerima pesan

Menurut Olson dalam Budiningsih (2005 62) mendefinisikan media sebagai

teknologi untuk menyajikan merekam membagi dan mendistribusikan simbol

dengan melalui rangsangan indera tertentu disertai penstrukturan informasi

Gagne dalam Sagala (2005 281) menyatakan bahwa media pendidikan adalah

berbagai jenis komponen lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar

Briggs dalam yang sama lebih lanjut menyatakan bahwa media pembelajaran

adalah sarana untuk memberikan perangsang bagi si belajar supaya proses belajar

terjadi

Sardiman (2006 205) menyatakan bahwa

35

media pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam tiga golongan

Pertama adalah alat-alat yang merupakan benda sebenarnya yang

memberi pengalaman langsung dan nyata Kedua alat-alat yang

merupakan benda pengganti yang seringkali dalam bentuk tiruan dari

benda sebenarnya memberikan pengalamannbuatan atau tidak langsung

Ketiga bahasa lisan maupun tertulis memberikan pengalaman melalui

berbahasa

Secara umum peranan media dalam proses pembelajaran dapat

a menghemat waktu belajar

b memudahkan pemahaman

c meningkatkan perhatian siswa

d meningkatkan aktivitas siswa

e mempertinggi daya ingat siswa

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas bahwa media pembelajaran adalah segala

sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima

serta dapat merangsang pikiran perasaan perhatian dan kemauan si belajar

sehingga dapat memotivasi terjadinya belajar yang baik dengan sengaja

bertujuan dan terkendali Media pembelajaran sebagai salah satu komponen

sumber dan merupakan bagian integral dari keseluruhan komponen pembelajaran

menempati posisi yang penting dan akan turut menentukan keberhasilan

penyelenggaraan pembelajaran

Pada kenyataannya pengembangan dan penerapan media pembelajaran

diharapkan dapat memotivasi belajar terhadap pembelajaran sehingga berdampak

pula pada peningkatan hasil belajarnya Selaras dengan perkembangan ilmu

pengetahuan maka guru harus mampu mengembangkan media pembelajaran

secara bervariasi baik yang dirancang khusus (by design) maupun dengan

36

memanfaatkan (by utilization) sejumlah media yang telah ada Dengan demikian

media pendidikan dan media pengajaran dirangkum saja dengan media

pembelajaran

Kegunaan media dalam pembelajaran menurut Miarso (2005 536)

(a) Media mampu memberikan rangsangan yang bervariasi kepada otak

kita sehingga otak kita dapat berfungsi secara optimal (b) Media dapat

mengatasi keterbatasan pengamatan yang dimiliki oleh siswa (c) Media

dapat melampaui batas ruang kelas (d) Media memungkinkan adanya

interaksi langsung antara siswa dan lingkungan (e) Media menghasilkan

keseragaman pengamatan (f) Media membangkitkan keinginan dan minat

baru (g) Media membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar

(h) Media memberikan pegalaman yang integral menyeluruh dari sesuatu

yang konkret maupun yang abstrak (i) Media memberikan kesempatan

untuk belajar mandiri (j) Media meningkatkan keterbacaan baru

(membedakan dan menafsirkan objek) (k) Media mampu meningkatkan

efek sosialisasi (l) Meningkatkan kemampuan ekspresi diri guru maupun

siswa

Kriteria pemilihan media menurut Arsyad (2005 39) sebagai berikut (a) sesuai

dengan tujuan yang ingin dicapai (b) tepat untuk mendukung isi pelajaran yang

sifatnya fakta konsep prinsip atau generalisasi (c) praktis luwes dan bertahan

(d) guru trampil menggunakannya (e) pengelompokan sasaran (f) mutu teknis

(memiliki persyaratan teknis yang tertentu)

Tiga kategori media menurut Haney dan Ullmer yang dikutip Miarso (200525)

yaitu

(1) Media Penyaji Grafis bahan cetak dan gambar diam Proyeksi diam

Audio kaset Audio ditambah visual diam Gambar hidup film Televisi

Multi media (2) Media Objek Objek sebenarnya alami (hidup dan tak

hidup) buatan gedung mesin-mesin alat-alat komunikasi jaringan

transportasi dan semua benda yang dibuat Objek pengganti replika

model dan benda tiruan (3) Media Interaktif memperhatikan penyajian

objek dan berinteraksi (internet komputer)

37

Media yang akan digunakan dalampenelitian ini adalah media objek sebenarnya

alami hidup dan tak hidup yang terdapat di lingkungan sekitar sekolah yaitu

sugai gunung kebun pantai dan benda-benda tak hidup lainnya

4 Pembelajaran Menulis Deskripsi Berbahasa Lampung Menggunakan CTL

Bahasa Lampung adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat penuturnya

yaitu suku Lampung dalam berkomunikasi dan mengaktualisasikan diri dalam

kehidupan sehari-hari Pakar linguistik deskriptif biasanya mendefinisikan bahasa

sebagai satu sistem lambang bunyi yang bersifat arbiter kemudian lazim ditambah

dengan yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat untuk berinteraksi

dan mengidentifikasikan dirirdquo (Chaer 1997 68) Nababan (1999 96)

mengemukakan bahwa bahasa memiliki empat fungsi yaitu fungsi kebudayaan

kemasyarakatan perorangan dan pendidikan

Fungsi kebudayaan meliputi tiga hal yaitu pelestarian kebudayaan

pengembangan kebudayaan dan inventarisasi ciri-ciri kebudayaan Fungsi

kemasyarakatan meliputi ruang lingkup dan bidang pemakaian Fungsi perorangan

meliputi fungsi instrumental kepribadian pemecahan masalah khayalan dan

informatif Fungsi pendidikan meliputi fungsi integratif instrumental kultural dan

penalaran

Fungsi dan tujuan pembelajaran bahasa Lampung untuk membelajarkan siswa

didik dalam belajar bahasa Lampung dan berfungsi memberikan kemampuan

menggunakan bahasa Lampung bagi kepentingan berpikir merasa dan

38

berkomunikasi dalam kehidupan budaya masa kini sebagai lanjutan dari

kehidupan masa lalu dengan memperhatikan peristiwa penggunaannya

Pada proses pembelajaran berlangsung guru memotivasi siswa melakukan

pengamatan terhadap gambar kemudian mengungkapkan hasil pengamatannya

melalui deskripsi Siswa menulis deskripsi sesuai dengan kaidah bahasa

Lampung baik ejaan struktur maupun kosa kata Dengan demikian pembelajaran

dalam terlaksana dengan mengoptimalkan masyarakat belajar dalam pembelajaran

bahasa Lampung dengan pendekatan CTL

Pembelajaran bahasa Lampung meliputi pengenalan pemahaman dan

keterampilan mencakup unsur bahasa Lampung (Depdikbud Provinsi Lampung

2003 16) yaitu

a) Lafal dan ejaan yang berkenaan dengan lafal yang baik dan ejaan yang

sesuai dengan pedoman Ejaan Bahasa Lampung

b) Struktur yang berkenaan dengan bebtuk kata frase dan kalimat Bahasa

Lampung yang baik dan yang diterima bukan teoritis

c) Kosa kata yang berkenaan dengan kata-kata bahasa lampung dari berbagai

lingkungan kehidupan yang diperlukan sebagai alat berpikir merasa dan

berkomunikasi dengan lancar

d) Wacana berkenaan dengan karangan jenis narasi deskripsi eksposisi

argumentasi dan drama

Lebih lanjut dijelaskan pokok-pokok bahasan pembelajaran mencerminkan

kegiatan berbahasa dalam bahasa Lampung khususnya menulis adalah

pembelajaran menulis untuk mengomunikasikan gagasan perasaan dan pesan

dengan bahasa Lampung secara tertulis baik dalam bentuk prosa atau puisi

maupun dalam berbagai jenis karangan seperti pada karangan deskripsi berbahasa

Lampung

39

Pembelajaran menulis disesuaikan dengan ketentuan menulis Hamer (1999 48)

mengatakan bahwa dalam keterampilan menulis harus diperhatikan beberapa hal

misalnya penyusunan kalimat menjadi paragraf bagaimana paragraf digabungkan

dan dikelompokan sehingga menjadi tulisan yang koheren Penerapan

pembelajaran pendekatan kontekstual (CTL) dalam penelitian ini adalah guru

mendesain proses pembelajaran menulis teks deskripsi berbahasa Lampung

dengan memanfaatkan lingkungan sebagai media Mengonstruksi pengetahuan

siswa sedikit demi sedikit sehingga pengetahuannya bermakna dalam proses

menemukan bertanya masyarakat belajar memberi permodelan melaksanakan

refleksi dalam pembelajaran dan melaksanakan penilaian autentik

5 Prestasi Belajar

a Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi adalah istilah yang diambil dari bahasa Belanda ldquoprestatierdquo yang berarti

hasil usaha Kata prestasi dalam berbagai penggunaan selalu dihubungkan dengan

aktivitas tertentu Prestasi belajar adalah kemampuan nyata yang dapat langsung

diukur dengan tes tertentu dan dapat dihitung hasilnya menurut Zainal dalam

Sagala (2005 101) bahwa ldquoPrestasi merupakan kemampuan siswa yang dapat

dicapai saat dilakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa

terhadap berbagai hal yang pernah dilatihkan diajarkan sudah dapat diperoleh

gambaran yang nyata tentang pencapaian program pembelajaran secara

menyeluruhrdquo

Di samping itu menurut Wittrock dalam Latuheru (1999 46) ldquoprestasi belajar

adalah suatu terminology yang menggambarkan suatu proses perubahan melalui

40

pengalaman Proses tersebut mempersyaratkan perubahan yang relative permanen

berupa sikap pengetahuan informasi kemampuan dan keterampilan melalui

pengalamanrdquo

Skiner dengan teori operant conditioning sebagaimana dikutip Gredler (dalam

Slameto 2003 49) mengatakan bahwa prestasi belajar merupakan respon

tingkah laku yang baru Walaupun Skiner mengatakan demikian namun pada

dasarnya respon yang baru itu sama pengertiannya dengan tingkah laku

pengetahuan sikap keterampilan yang baru

Prestasi menurut Hamalik (198384) adalah perubahan tingkahlaku yang

diharapkan kepada murid setelah diadakan proses belajar mengajar Sedangkan

menurut Yusuf (198224) prestasi adalah tingkatan kepandaian keterampilan yang

telah dicapai setelah melakukan kegiatan pekerjaan atau latihan itu sendiri

Menurut Adi Nugroho prestasi adalah segala jenis pekerjaan yang berasil dan

prestasi itu menunjukkan kecakapan Selanjutnya Purwadarminto menyebutkan

bahwa prestasi adalah hasil yang dicapai sebaik-baiknya menurut kemampuan

anak pada waktu tertentu terhadap hal-hal yang dikerjakan dilakukan

Reigeluth dalam yang sama berpendapat prestasi belajar dapat juga dikatakan

sebagai pengaruh yang memberikan suatu ukuran nilai dari metode (strategi)

alternatif dalam kondisi yang berbeda ada hasilnyata dan diinginkan Hasil nyata

hasil-hasil kehidupan nyata dari menggunakan metode (strategi) spesifik dalam

kondisi yang spesifik pula sedangkan hasil yang diinginkan adalah tujuan-tujuan

(goals) yang umumnya berpengaruh pada pemilihan suatu metode

41

Ini berarti prestasi belajar sangat erat kaitannya dengan metode (strategi) yang

digunakan pada sesuatu kondisi (pembelajaran) tertentu Semakin ketepatan

pemilihan metode atau strategi (pembelajaran) pada suatu kondisi semakin baik

hasil belajar Selanjutnya juga mengatakan secara spesifik hasil belajar adalah

suatu kinerja (peformance) yang diindikasikan sebagai suatu kapabilitas

(kemampuan) yang diperoleh Hasil belajar tersebut selalu dinyatakan dalam

bentuk tujuan-tujuan khusus perilaku (unjuk kerja)

Muhibin (1997141) menyebutkan bahwa prestasi belajar merupakan taraf

keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah dinyatakan

dalam bentuk skor yang diperoleh hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran

tertentu Demikian pula pendapat Albach Arnove dan Kelly (1999201) bahwa

prestasi belajar hanya ukuran keberhasilan di sekolah tidak termasuk keberhasilan

dalam keluarga dan masyarakat Davis dalam Slameto (198521) berpendapat

bahwa prestasi belajar adalah pengetahuan yang diperoleh siswa sebagai hasil dari

pembelajaran

Pendapat-pendapat di atas menunjukkan bahwa prestasi belajar dipergunakan

untuk menyebut berbagai macam hasil kegiatan atau usaha Hal ini sesuai dengan

kenyataan yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari Istilah prestasi

belajar sering digunakan untuk menyebut hasil yang dicapai dalam berbagai

kegiatan misalnya prestasi olahraga prestasi seni prestasi kerja prestasi belajar

prestasi usaha dan sebagainya

42

Berdasarkan uraian di atas prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari

proses belajar mengajar yaitu penguasaan perubahan emosional atau perubahan

tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu Prestasi belajar sering

dipergunakan dalam arti yang sangat luas seperti prestasi belajar dalam ulangan

harian prestasi pekerjaan rumah prestasi belajar tengah semester prestasi akhir

semester dan sebagainya

Cara yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat prestasi belajar adalah

dengan menggunakan tes Tes prestasi dapat digunakan sebagai suatu tes

diagnosis yang dirancang untuk membuktikan mengenai gambaran kelebihan dan

kekurangan siswa

Pada proses pembelajaran prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari

pembelajaran yang meliputi penguasaan perubahan emosional dan perubahan

tingkah laku yang dapat diukur dengan tes objektif maupun tes uraian Dengan

demikian prestasi belajar Bahasa Lampung adalah prestasi belajar siswa pada tes

ujian akhir semester atau pada Konpetensi Dasar pada mata pelajaran Bahasa

Lampung

Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

Bahasa Lampung merupakan tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari

pelajaran Bahasa Lampung di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang

diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi tertentu

Prestasi belajar memiliki beberapa kategori Gagne (19925)

mengklasifikasikannya menjadi lima kategori yakni 1) Intellectual skill 2)

Cognitive strategies 3) Verbal information 4) Motor skill dan 5) Attitudes

43

1) Keterampilan intelektual

Kemampuan ini merupakan keterampilan yang membuat seseorang secara

cakap berinteraksi dengan lingkungan melalui penggunaan lambang-lambang

2) Strategi kognitif

Kemampuan yang mengatur cara bagaimana si belajar mengelola belajarnya

3) Informasi verbal

Kemampuan ini berupa perolehan label atau nama fakta dan pengetahuan yang

sudah tersusun rapi

4) Keterampilan motorik

Kemampuan yang mendasari pelaksanaan perbuatan jasmaniah secara mulus

5) Sikap

Kemampuan yang mempengaruhi pilihan tindakan yang akan diambil

Lebih lanjut Bloom dan kawan-kawan sebagai mana dikutip oleh Degeng dalam

Hamalik (2004 90) mengklasifikasikan prestasi belajar menjadi 3 (tiga) domain

atau ranah yaitu rdquoranah kognitif psikomotor dan afektifrdquo ranah kognitif

menaruh perhatian pada pengembangan kapabilitas dan keterampilan intelektual

ranah psikomotor berkaitan dengan kegiatan-kegiatan manipulatif atau

keterampilan motorik dan ranah efektif berkaitan dengan pengembangan

perasaan sikap nilai dan emosirdquo Ketiga ketegori prestasi belajar itu mempunyai

aspek masing-masing

Kognitif aspek-aspek dari domain ini terdiri dari pengetahuan pemahaman

penerapan analisis sintesis dan evaluasi Afektif domain ini terdiri dari aspek-

aspek penerimaan tanggapan penilaian pengorganisasian dan pengarahan

44

Psikomotorik terdiri dari beberapa aspek kemampuan gerak refleks kemampuan

gerak dasar kemampuan perseptual kemampuan fisik kemampuan gerak

terampil dan kemampuan gerak komunikatif

Dapat diasumsikan bahwa untuk menghasilkan kategori kapabilitas atau kelima

ranah prestasi belajar tersebut sedikitnya banyak ditentukan atau dipengaruhi oleh

faktor internal seperti pengetahuan prasyarat atau kemampuan awal dari masing-

masing kategori hasil belajar yang dimiliki oleh siswa yang berkaitan dengan

kapabilitas atau keterampilan yang sedang dipelajari baru

Gagne (199266) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses untuk

memperoleh motivasi dalam pemngetahuan keterampilan kebiasaan dan tingkah

laku Belajar adalah suatu aktivitas yang melibatkan bukan hanya penguasaan

kemampuan akademik baru saja melainkan juga perkembangan emosional

interksi sosial dan perkembangan kepribadian Menurut Gagne (19923) belajar

adalah perubahan dalam diri manusia atau kemampuan yang berlangsung selama

satu masa waktu yang tidak semata-mata disebabkan oleh perubahan

pertumbuhan

Jenis perubahan yang dimaksud dalam belajar ini meliputi perubahan tingkah laku

setelah siswa mendapatkan berbagai pengalaman dalam proses pembelajaran

Pengalaman tersebut akan menyebabkan proses perubahan pada diri sibelajar

dengan kata lain bahwa proses belajar senantiasa merupakan perubahan

tingkahlaku dan terjadi karena pengalaman

45

Yang dimaksud prestasi belajar siswa dalam penelitian ini adalah prestasi yang

ditunjukkan siswa setelah dilakukan pembelajaran jika prestasi belajar mengalami

peningkatan maka siswa dapat dinyatakan mencapai prestasi belajar atau

mengalami peningkatan setelah mengalami belajar jika tidak prestasi belajar tidak

tercapai atau belum tuntas

Memperhatikan pernyatan tersebut belajar merupakan upaya siswa untuk

memahami materi ajar yaitu menulis deskripsi bahasa Lampung sesuai dengan

aturan penulisan atau kaidah bahasa diharapkan siswa memiliki pengetahuan dan

kemampuan dan dapat mengaplikasikan serta melaksanakan nilai positif dalam

kehidupan sehari-hari Dipahaminya suatu ilmu dalam proses pembelajaran akan

tercermin melalui hasil evaluasi Penggunaan pendekatan CTL media dan alat

belajar yang tepat dalam pembelajaran akan sangat membantu siswa belajar

Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa penggunaan pendekatan media dan alat

dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi hasil belajar siswa dapat menjadi

aktif belajar berkolaborasi dan belajar dalam waktu yang telah ditentukan pesan

dapat disalurkan dapat merangsang berpikir perhatian minat siswa sehingga

proses belajar berlangsung dengan baik Pemahaman siswa terhadap materi

mengarah pada tercapainya tujuan pembelajaran dan mencapai prestasi yang

tinggi

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

adalah berupa pengetahuan keterampilan nilai dan sikap sesuai tujuan atau

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diharapkan diperoleh setelah melalui proses pembelajaran

46

Pretasi belajar yang dimaksudkan peneliti adalah perolehan dari proses

pembelajaran yang mencakup ranah kognitif afektif dan psikomotorik mencapai

lebih besar atau sama dengan KKM pelajaran bahasa Lampung dari tujuan

pembelajaran yang diturunkan dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diperoleh siswa melalui interaksi dengan lingkungan belajar

dan suatu kondisi pembelajaran materi menulis deskripsi yang dirancang guru

sebagai fasilitator

c Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal

Standar nasional Pendidikan (Depdiknas 2008 5) menyatakan bahwa Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) adalah kriteria tertentu yang digunakan untuk

menentukan kelulusan peserta didik KKM ditentukan oleh kelompok guru mata

pelajaran pada awal tahun pelajaran dan menjadi acuan bagi pendidik dan peserta

didik KKM setiap standar kompetensi merupakan rata-rata KKM kompetensi

dasar KKM setiap kompetensi dasar merupakan rata-rata KKM dari indikator

yang terdapat dalam kompetensi dasar tersebut Penentuan KKM didasarkan pada

tiga unsur

Pertama Tingkat kompleksitas Kesulitan kerumitan setiap indikator

kompetensi dasar dan standar kompetensi yang harus dicapai peserta didik Suatu

indikator dikatakan memliliki tingkat kompleksitas tinggi apabila dalam

pencapaiannya didukuoleh sekurang-kurangnya satu dari sejumlah kondisi sebagai

berikut

1) Guru yang memahami dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan

pada peserta didik

47

2) guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang

bervariasi

3) Guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang

diajarkan

4) Peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi

5) Peserta didik yang cakap terampil menerapkan monsep

6) Peserta didik yang cermat kreatif dan inovatif dalam penyelesaian tugas

pekerjaan

7) Waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena memiliki

tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi sehingga dalam proses

pembelajarannya memerlukan pengulangan latihan

8) Tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar peserta

didik dapat mencapai ketuntasan belajar

Kedua Kemampuan daya pendukung meliputi a Sarana dan prasarana

peendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dicapai peserta

didik seperti perpustakaan laboratorium dan alat bahan untuk proses

pembelajaran b Ketersediaan tenaga manajemen sekolah dan kepedulian

stakeholders sekolah

Ketiga Tingkat Kemampuan (intake) rata-rata peserta didik di sekolah yang

bersangkutan Penetapan intake di kelas V dapat didasarkan pada nilai prestasi

rata-rata siswa saat kenaikan kelas atau dikelas sebelumnya yaitu kelas IV

KKM mulok Bahasa Lampung kelas V sesuai yang telah ditetapkan dalam

Kurikulum Sekolah atau KTSP SDN 1 Sukarame Dua Bandar Lampung Tahun

48

Pelajaran 20092010 adalah 65 KKM ini akan dijadikan tolak ukur evaluasi

keberhasilan siswa belajar apakah siswa telah mencapai ketuntasan atau belum

baik secara individual maupun secara klasikal

B Teori Belajar Bahasa dan Pembelajaran

1 Hakikat Belajar Bahasa

Dalam teori belajar konstruktivistik dikemukakan bahwa pembelajaran sebagai

proses mengkonstruksi pengetahuan yang menghubungkan yang sudah ada

dengan yang dipelajari Seperti dijelaskan Paul Suparno dalam Sardiman (2006

175) belajar merupakan proses aktif dari subyek belajar untuk mengkonstuksi

makna sesuatu entah itu teks kegiatan dialog pengalaman fisik dan lain-lain

Belajar merupakan mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau

bahkan yang dipelajarinya dengan pengertian yang sudah di miliki sehingga

pengertiannya menjadi berkembang

Guru sebagai pemrakarsa harus memberi peluang yang optimal bagi siswa Niat

dan kendali belajar sepenuhnya ada pada siswa (Budiningsih 2005 59))

Sehingga guru tidak mentransfer pengetahuan yang dimiliki melainkan membantu

siswa membentuk pengetahuannya sendiri Menurut teori konstruktivisme prinsip

yang paling penting dalam psikologi pendidikan bahwa guru tidak hanya sekedar

memberikan pengetahuan kepada siswa Siswa harus membangun sendiri

pengetahuan di benaknya Guru dapat memberi kemudahan untuk proses ini

dengan memberi kesempatan siwa untuk menentukan atau menerapkan ide-ide

mereka sendiri dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan

strategi mereka sendiri Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa

49

siswa ke pemahaman yang lebih tinggi dengan catatan siswa sendiri yang harus

memanjat anak tangga tersebut (Nur 1998 8)

Cunstruktivism approach is a view that emphasizes the active role of learner in

building understanding and making sesnse of information (Woodfolk 2004 313)

Konstruktivisme belajar menekankan pada peran aktif si belajar (learner) dalam

membangun pemahaman dan memakai suatu informasi Konstruktivis

memfokuskan pada peran siswa secara individu untuk membangun struktur

kognitif mereka ketika menginterpretasikan pengalaman-pengalaman pada situasi

belajar tertentu

Lebih lanjut Bruner dalam Sagala (2005 218) menjelaskan inti dari belajar

adalah cara-cara bagaimana orang memilih mempertahankan dan

mentransformasi secara efektif Dalam proses belajar ada 3 fase yaitu (1)

Informasi dalam tiap pelajaran kita memperoleh informasi ada yang menambah

pengetahuan yang telah kita miliki ada yang memperluas dan memperdalamnya

ada pula yang bertentangan dengan apa yang telah kita ketahui sebelumnya (2)

Transformasi informasi harus dianalisis diubah atau ditransformasi ke dalam

bentuk yang lebih abstrak atau konseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal

yang lebih luas (3) Evaluasi kemudian kita nilai hingga pengetahuan yang

diperoleh itu dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain

Masih dalam yang sama Piaget seorang psikolog Swiss berpendapat bahwa

belajar mengandung makna sebagai perubahan stuktural yang saling melengkapai

antara asimilasi dan akomodasi dalam proses menyusun kembali dan mengubah

apa yang telah diketahui melalui belajar

50

Hal ini didukung pula oleh Gagne dalam Slameto (2003 122) menjelaskan

ldquoBelajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia

belajar bisa terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi

ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya

(peformance-nya) berubah dari waktu ke waktu dan berkeyakinan bahwa

belajar dipengaruhi faktor dari dalam diri dan dari luar dimana keduanya

berinteraksirdquo

Senada dengan tersebut Merrill dan Smorgansbord dalam Yulaelawati (2004

122) menyatakan bahwa

belajar merupakan proses pembangunan pengetahuan berdasarkan

pengalaman atau pengetahuan yang telah ada sebelumnya belajar

merupakan penafsiran seseorng tentang dunia Belajar merupakan proses

yang aktif dimana pengetahuan dikembangkan berdasarkan pengalaman

dan perundingan (negoisasi) makna melalui berbagai informasi atau

mencari kesepakatan dari berbagai pandangan melalui interaksi atau

kerjasama dengan orang lain Belajar perlu disituasikan dalam latar

(seting) yang nyata

Kemudian menurut Gredler dalam Dimyati (1999 72) belajar adalah proses

seseorang memperoleh berbagai kecakapan keterampilan dan sikap menurut

Winkel dalam yang sama belajar merupakan suatu aktivitas mental psikis yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman keterampilan dan nilai

sikap Perubahan ini bersifat relative konstan dan berbekas

Aktivitas belajar menurut Djamarah dalam Sagala (2005 216) bahwa belajar

adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar dan bertujuan dimana tujuan

dalam belajar terjadinya suatu perubahan dalam individu yaitu perubahan tingkah

laku Schuman penganut konstruktif dalam yang sama mengemukakan dengan

dasar pemikiran bahwa semua orang membangaun pandangannya terhadap dunia

51

melalui pengalaman individual atau skema konstruktif menekankan pada

menyiapkan peserta didik untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam

situasi yang tidak tentu atau ambigius

Pandangan yang mampu mengakomodasi sociocultural-revolution dalam buku

Teori Belajar dan Pembelajaran dalam Budiningsih (2005 123) Vigotsky

mengatakan bahwa jalan pikiran seseorang harus dimengerti dari latar sosial-

budayanya dan sejarahnya Artinya untuk memahami pikiran seseorang bukan

dengan cara menelusuri apa yang ada di otaknya dan pada kedalaman jiwanya

melainkan dari asal usul tindakan sadarnya dari interaksi sosial yang dilatari oleh

sejarah hidupnya Interaksi sosial berkaitan erat dengan aktivitas-aktivitas dan

bahasa yang dipergunakan Ditemukan adanya jaringan erat luas dan kompleks di

dalam dan di antara keluarga-keluarga

Jaringan tersebut berkembang atas dasar confianza yang membentuk kondisi

sosial sebagai tempat penyebaran dan pertukaran pengetahuan keterampilan dan

nilai-nilai sosial budaya anak memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui

interaksi sosial sehari-hari Pandangan teori ini menempatkan inter mental atau

lingkungan sosial sebagai faktor primer dan konstitutif terhadap pembentukan

pengetahuan serta perkembangan kognitif seseorang

Di samping itu Piaget dalam yang sama menyatakan bahwa belajar lebih banyak

ditentukan karena adanya karsa individu perkembangan kognitif merupakan suatu

proses genetik yaitu proses yang didasrkan atas mekanisme biologis dalam bentuk

perkembangan sistem syaraf makin bertambah umur seseorang makin

komplekslah susunan sel syarafnya dan makin meningkat pula kemampuannyardquo

52

Dari beberapa teori konstruktivisme di atas belajar adalah merupakan kegiatan

aktif dimana sibelajar membangaun sendiri pengetahuannya subyek belajar juga

mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari dan merupakan proses

bagaimana menjadi tahu tentang sesuatu proses belajar bukanlah memindahkan

pengetahuan dari guru ke siswa tetapi sesuatu kegiatan yang memungkinkan

siswa merekonstruksi sendiri pengetahuannya

Belajar merupakan usaha manusia dalam rangka merubah pola pikir dan tingkah

lakunya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman dan interaksi dengan

lingkungan sekitarnya sehingga terjadi perubahan keterampilan pemahaman

pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat permanen dan membekas diharapkan

dapat hidup mandiri karena untuk membangun suatu pengetahuan baru siswa

akan menyesuaikan informasi baru atau pengetahuan yang disampaikan dengan

pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki melalui berinteraksi sosial

dengan peserta didik lain atau guru dan sumber belajar

Selanjutnya dapat juga dirumuskan bahwa belajar merupakan usaha manusia

dalam rangka merubah pola pikir dan tingkahlakunya berdasarkan pengetahuan

pengalaman dan interaksi dengan lingkungan sekitarnya Dengan terjadinya

perubahan keterampilan pemahaman pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat

permanen dan membekas diharapkan dapat hidup mandiri tidak tergantung pada

orang lain

Belajar yang dimaksudkan penulis adalah belajar menulis deskripsi dalam bahasa

lampung siswa mengkonstruksi sendiri informasi yang akan disampaikan melalui

tulisannya setelah mengamati lingkungan sekitar

53

b Hakikat Pembelajaran Bahasa

Sagala (2005 176) menyatakan bahwa pembelajaran ialah membelajarkan siswa

menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu

utama keberhasilan pendidikan Pembelajaran menurut Corey (1998 91) adalah

suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk

memungkinkan ia turut serta dalam tingkahlaku tertentu dalam kondisi khusus

atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu pembelajaran merupakan

subset khusus dari pendidikan Menurut Burton dalam Sagala (2005 213)

pembelajaran adalah upaya memberikan stimulus bimbingan pengarahan dan

dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar

Vigotsky dalam Budiningsih (2005 103) menyatakan dalam kegiatan

pembelajaran hendaknya anak memperoleh kesempatan yang luas untuk

mengembangkan zona perkembangan proximalnya atau potensi melalui belajar

dan berkembang guru perlu menyediakan berbagai jenis dan tingkatan bantuan

(helps) cognitive scaffolding yang dapat memfasilitasi anak agar mereka dapat

memecahkan permasalahan yang dihadapinya Bantuan dapat dalam bentuk

contoh pedoman bimbingan orang lain atau teman yang lebih kompeten

Bentuk-bentuk pembelajaran kooperatif kolaboratif serta belajar kontekstual

sangat tepat digunakan

Zona perkembangan proksimal menurutnya perkembangan kemampuan seseorang

dapat dibedakan kedalam dua tingkat yaitu tingkat aktual dan potensial tingkat

perkembangan aktual tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan

tugas-tugas atau memecahkan berbagai masalah secara mandiri (intramental)

54

sedangkan potensial kemampuan kemampuan memecahkan masalah dan

menyelesaikan tugas-tugas ketika di bawah bimbingan orang dewasa atau ketika

berkolaborasi dengan teman sebaya yang lebih kompeten (intermental)

Berdasarkan beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan pembelajaran

merupakan pengorganisasian aktivitas siswa dalam arti peran guru bukan semata-

mata memberikan informasi melainkan juga mengarahkan memotivasi dan

memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the learning) agar proses

belajar lebih memadai Pembelajaran juga mengandung arti setiap kegiatan

dirancang untuk membantu dalam mempelajari sesuatu kemampuan atau nilai

Yuelawati E (2004 121) mengutip pepatah Cina bahwa membaca

mendengar dan melihat belum cukup dalam belajar pembelajaran yang

melibatkan peserta didik untuk mengalami dan membicarakan bahan

tertentu pada orang lain dapat lebih bermakna dalam belajar terlebih lagi

bila peserta didik mempunyai kesempatan untuk mengajarkan

pengetahuannya terhadap peserta didik lain yang bersumber

Keberhasilan pembelajaran Kerucut Dale disebutkan bahwa keberhasilam

peembelajaran adalah sebagai berikut

1) Apa yang kita baca 10

2) Apa yang kita dengar 20

3) Apa yang kita lihat 30

4) Apa yang kita dengar dan lihat 50

5) Apa yang kita bicarakan dengan orang lain 70

6) Apa yang kita alami sendiri 80

7) Apa yang kita ajarkan kepada orang lain 95

55

Pembelajaran bahasa yang dimaksud adalah pembelajaran tentang menulis

deskripsi bahasa Lampung kelas V SD pembelajaran ini dirancang menggunakan

pendekatan Pembelajaran CTL khususnya untuk meningkatkan aktivitas belajar

bahasa Lampung dan sebagai bentuk nyata pelaksanaan tugas guru dalam hal

kegiatan belajar di Sekolah Dasar tentunya kondisi belajar yang aktif dan

menyenangkan

Hakikat belajar bahasa Lampung yang dimaksudkan dalam penelitian ini guru

akan merancang pembelajaran menggunakan pendekatan komunikatif integratif

siswa diharapkan dapat mendeskripsikan apa yang diamatinya Proses

pembelajaran mengkondisikan siswa untuk melakukan pengamatan kemudian

menemukan hal yang diamati mengindentifikasikan menentukan lalu

mengungkapkan apa yang diamatinya dalam tulisan deskriptif sehingga proses

belajar berlangsung aktif dan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan

Dalam Standar Kelulusan BSNP 2006 sesuai Permen No 22 tahun 2005 Standar

Kompetensi Lulusan pendidikan dasar meliputi SD MISDLB Paket A dan SMP

MTs SMPLB bertujuan meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan kepribadian

akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

lebih lanjut

Adapun Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) SD

MISDLB Paket A selengkapnya adalah (a) Menjalankan ajaran agama yang

dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak (b) Mengenal kekurangan dan

kelebihan diri sendiri (c) Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku di

lingkungannya (d) Menghargai keberagaman agama budaya suku ras dan

56

golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya (e) Menggunakan informasi

tentang lingkungan sekitar secara logis kritis dan kreatif (f) Menunjukkan

kemampuan berfikir logis kritis dan kreatif dengan bimbingan guru pendidik (g)

Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya (h)

Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan

sehari-hari (i) Menunjukkan kemampuan menggali gejala alam dan sosial di

lingkungan sekitar (j) Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap

lingkungan (k) Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa negara

dan tanah air Indonesia (l) Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan

seni dan budaya lokal (m) Menunjukkan kebiasaan hidup bersih sehat bugar

aman dan memanfaatkan waktu luang (n) Berkomunikasi secara jelas dan santun

(0) Bekerja sama dengan kelompok tolong menolong dan menjaga diri sendiri

dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya (p) Menunjukkan kegemaran

membaca dan menulis (q) Menunjukkan keterampilan menyimak berbicara

membaca menulis dan berhitung

c Hakikat Pendidikan

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat Setiap manusia membutuhkan

pendidikan sampai kapan dan dimanapun ia berada Pendidikan sangat penting

artinya sebab tenpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan

terbelakang Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk

menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing disamping

memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik

57

Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 menyatakan pendidikan sebagai usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri kepribadian kecerdasan akhlak

mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan

negara

Menurut pragmatisme pendidikan merupakan suatu proses reorganisasi dan

rekonstruksi dari pengalaman-pengalaman individu Baik anak maupun orang

dewasa selalu belajar dari pengalamannya (Sadulloh 2003 125) Sedangkan

Suhasno et all (1991 3) menyatakan bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai

suatu proses pertumbuhan yang menyesuaikan dengan lingkungan Suatu

pengarahan dan bimbingan yang diberikan kepada anak dalam pertumbuhannya

Suatu usaha sadar untuk menciptakan suatu keadaan atau situasi tertentu yang

dikehendaki oleh masyarakat serta suatu pembentukan kepribadian kemampuan

anak dalam menuju kedewasaan

Lima pilar pendidikan sekarang dan masa depan yang dicanangkan oleh UNESCO

yang perlu dikembangkan oleh lembaga pendidikan formal yaitu (1) learning to

know (belajar untuk mengetahui) (2) learning to do (belajar untuk melakukan

sesuatu) dalam hal ini kita dituntut untuk terampil dalam melakukan sesuatu (3)

learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) (4) learning to live together

(belajar untuk menjalani kehidupan bersama) dan (5) learning to trust in God

(belajar untuk bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa)

58

Realisasi ldquolearning to knowrdquo dapat diterapkan dengan memposisikan guru sebagai

fasilitator Disamping itu guru dituntut untuk dapat berperan sebagai teman

sejawat dalam berdialog dengan siswa dalam mengembangkan penguasaan

pengetahuan maupun ilmu tertentu

Learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu) akan bisa berjalan jika di

sekolah memfasilitasi siswa untuk mengaktualisasi keterampilan yang dililikinya

serta bakat dan minatnya Walaupun bakat dan minat anak banyak dipengaruhi

unsur kerturunan namun tumbuh berkembangnya bakat dan minat tergantung

pada lingkungannya Keterampilan dapat digunakan untuk menopang kehidupan

seseorang bahkan keterampilan lebih dominan daripada penguasaan pengetahuan

dalam mendukung keberhasilan kehidupan seorang

Learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) erat hubungannya dengan bakat

dan minat perkembangan fisik dan kejiwaan tipologi pribadi anak serta kondisi

lingkungannya Bagi anak yang agresif proses perkembangan diri akan berjalan

bila diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi Sebaliknya bagi anak yang

pasif peran guru sebagai pengarah sekaligus fasilitator sangat dibutuhkan untuk

pengembangan diri siswa secara maksimal

Kebiasaan hidup bersama saling menghargai terbuka memberi dan memenerima

(take and give) perlu ditumbuhkembangkan Kondisi seperti ini memungkinkan

terjadinya proses ldquolearning to live togetherrdquo (belajar untuk menjalani kehidupan

bersama) Penerapan pilar keempat ini dirasakan makin penting dalam era

globalisasi era persaingan global Perlu pemupukan sikap saling pengertian antar

ras suku dan agama agar tidak menimbulkan berbagai pertentangan yang

59

bersumber pada hal tersebut Selain empat pilar diatas dalam Undang-Undang RI

No 20 BAB II Pasal 3 Sistem Pendidikan Nasional pemerintah Indonesia

memandang perlu menjadikan peserta didik menjadi manusia yang bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab

sehingga perlu ditambah pilar kelima yaiturdquo learning to trust in Godrdquo

C Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan sebagai pembanding dan dapat digunakan untuk

meningkatkan kualitas penelitian adalah sebagai berikut

1 Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA melalui Pendekatan

Kontekstual Siswa Kelas VI Sekolah Tunas Mekar Bandar Lampung

20082009

1) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6 Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus 3 Pada

Siklus I nilai rata-rata siswa kelas 6A adalah 7179 Pada Siklus II nilai

rata-rata siswa kelas 6A adalah 7662 yang berarti meningkat 673 pada

kelas 6A dari nilai rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa

kelas 6A adalah 7832 yang berarti mengalami peningkatan sebesar 22

pada kelas 6A dari Siklus II atau mengalami peningkatan 901 pada

kelas 6Adari Siklus I pembelajarn IPA dengan Pembelajaran Kontekstual

Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang signifikan pada siklus I

pada kelas 6A hanya terdapat 14 atau 6087 siswa yang mencapai

ketuntasan sedangkan pada siklus III terdapat 23 siswa atau 100 siswa

60

yang mencapai ketuntasan yang berarti mengalami peningkatan sebesar

6429

2) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6B Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus III Pada

Siklus I nilai rata-rata 6B adalah 7222 Pada Siklus II nilai rata-rata siswa

kelas 6B adalah 7865 yang berarti meningkat 890 pada kelas 6B dari nilai

rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa 6B adalah 7946 yang

berarti mengalami peningkatan sebesar 103 dari Siklus II atau

mengalami peningkatan 1003 dari Siklus I pembelajarn IPA dengan

Pembelajaran Kontekstual Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang

signifikan pada siklus I pada kelas 6B hanya terdapat 14 atau 6087

siswa yang mencapai ketuntasan sedangkan pada siklus III masing-masing

terdapat 23 siswa atau 100 siswa yang mencapai ketuntasan yang berarti

mengalami peningkatan sebesar 6429

Berdasarkan penelitian tersebut ternyata prestasi belajar dapat ditingkatkan

melalui pendekatan pembelajaran CTL walaupun pada mata pelajaran IPA

Hal ini memungkinkan terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa

pembelajaran bahasa termasuk prestasi belajar menulis deskripsi

berbahasa Lampung

2 Jurnal Teknologi Pendidikan Unila Volume 04 No 03- Maret 2008 Penelitian

Nuraeni Erdawati dengan judul Penerapan Strategi Contextual Teaching and

Learning (CTL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) SD Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada

61

tiap siklus serta peningkatan aktivitas belajar siswa Pembelajaran

menerapkan pendekatan CTL dapat dijadikan sebagai alternatif penerapan

model pembelajaran IPS terutama pada materi peta tematik keragaman

kenampakan alam dan buatan

Merujuk hasil penelitian tersebut ternyata prestasi belajar IPS dapat

ditingkatkan melalui pendekatan pembelajaran CTL Hal ini memungkinkan

terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa pada pembelajaran bahasa

termasuk prestasi belajar menulis deskripsi berbahasa Lampung kelas V SDN

1 Sukarame Dua Bandar Lampung

Page 9: II. KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Menulis Deskripsi ...digilib.unila.ac.id/20091/3/BAB II.pdf · yang bertalian dengan usaha penulis untuk memberikan perincian dari ... Syarat-syarat

19

Pola pengembangan paragraf deskripsi

a) paragraf deskripsi spesial paragraf ini menggambarkan objek khusus

ruangan benda tempat

b) paragraf deskripsi subjektif paragraf ini menggambarkan objek seperti

tafsiran kesan perasaan penulis

c) paragraf deskripsi objektif paragraf ini menggambarkan objek dengan apa

adanya atau sebenarnya

Berdasarkan penjelasan di atas deskripsi yang dimaksudkan dalam penelitian ini

adalah karangan tentang sesuatu yang dijelaskan sesuai dengan pengamatan

terhadap objek sebenarnya menggunakan bahasa Lampung

2 Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)

a Hakikat Contextual Teaching and Learning (CTL)

Depdiknas (2003) menjelaskan bahwa CTL adalah konsep belajar yang membantu

guru mengaitkan antara materi yang dipelajari dengan situasi dunia nyata siswa

dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya

dengan penerapan dalam kehidupan mereka sehari-hari Menurut Sanjaya (2006

109) pendekatan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning)

adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses

keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari

dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong

siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka Hal ini berarti

pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat pada siswa bukan pada guru Guru

bukan sebagai sumber ilmu malainkan perancang fasilitator dan motivator

20

dalam pembelajaran Kelebihan pembelajaran menggunakan pendekatan CTL

menurut Nurhadi dkk (200432) dapat meningkatkan hasil dan keterlibatan siswa

dalam proses pembelajaran Kebaikannya sebagai berikut

1) Belajar akan lebih bermakna jika anak ldquomengalamirdquo apa yang

dipelajarinya dari pada ldquomengetahuinyardquo

2) Pembelajaran dapat membantu guru mengaitkan materi yang diajarkan

dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat

hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam

kehidupan mereka

3) Kontekstual merupakan pndekatan baru yang lebih memberdayakan siswa

tidak menghafal fakta tetapi mendorong siswa mengkonstruksikan

pengetahuan di benak mereka sendiri

4) Kontektual merupakan pembelajaran yang mengajak anak mengetahui

makna belajar dan menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang

diperolehnya untuk memecahkan masalah dalam kehidupan

Blanchara (2001 72) menyatakan bahwa pembelajaran kontekstual terjadi apabila

siswa menerapkan mengalami apa yang sedang dipelajarinya berhubungan

dengan kehidupan dan dunia nyata Center of Educations and Work at the

Univercity of Wisconsin-Madison (TEACHNET) mengeluarkan pernyataan

penting tentang CTL sebagai berikut

Contextual teaching and learning is conception of teaching and that helps

teacher relate subject ter content to real world situations and motivates

students to make connections between knowledge and its applications to

their lives as family members citizen and wokers and engange in the hard

work that learning requires (Johnson 2002 38-39)

Teachnet menekankan bahwa pembelajaran kontekstual merupakan strategi

pembelajaran yang mampu menolong guru menghubungkan isi pelajaran dengan

situasi dunia nyata CTL juga mampu memotivasi siswa dalam menghubungkan

antara pengetahuan yang diperoleh dengan aplikasinya dalam hidupnya baik

sebagai anggota keluarga masyarakat maupun dunia kerja

21

Pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual menuntut guru mampu

memotivasi siswa belajar dalam situasi dunia nyata dengan konsep belajar ini

siswa dapat menerapkan pengetahuan yang telah dimilikinya dengan materi yang

dipelajari sehingga pembelajaran diharapkan akan lebih bermakna

Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa pembelajaran kontekstual

adalah konsep belajar yang menghadirkan dunia nyata dan mendorong siswa

menghubungkan pengetahuan yang telah dimilikinya dengan penerapannya dalam

kehidupan sehari-hari Pada saat siswa memperoleh pengetahuan dan

keterampilan dari konteks yang terbatas saat itu pula sedikit demi sedikit siswa

mengkonstruksikan pemikirannya Hasil dari proses ini dijadikan siswa sebagai

bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya

Pembelajaran kontekstual mengakui bahwa ldquobelajarrdquo merupakan sesuatu yang

kompleks dan multi dimensional yang jauh melampaui berbagai metode belajar

lainnya yang hanya berorientasi pada latihan dan rangsangan tanggapan

(stimulus-respon) Pembelajaran kontekstual menganjurkan bahwa belajar hanya

terjadi jika siswa memproses informasi atau pengetahuan baru sedemikian rupa

sehingga dirasakan sesuai dengan kerangka pikiran yang dimilikinya (ingatan

pengalaman dan tanggapan)

Lebih lanjut Johnson (2006 25) menjelaskan CTL sebagai berikut

ldquoThe CTL system is an educational process that aims to help students see

meaning in the academic material they are studying in the

academicsubjects with the context of their daily lives that is with

thecontexst of the personal social and cultural circumstances To achieve

this aim the system encompasses the following eight components making

meaningful connections doing significans work self regulated learning

22

Collaborating critical and creative thingking nurturing the individual

reaching high standars using authentic assessmenrdquo

Pemahamanya hakikat CTL merupakan suatu proses pembelajaran yang bertujuan

membantu siswa melihat makna bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan

cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan sehari-hari yaitu dengan

konteks lingkungan pribadi sosial dan budaya menuntut siswa belajar bermakna

mengatur belajar sendiri bekerjasama berfikir kritis dan kreatif mencapai standar

yang tinggi

Zahorik (199914-22) menjelaskan ada lima elemen yang harus diperhatikan

dalam pembelajaran kontekstual (1) pengaktifan pengetahuan yang sudah ada

(activating knowledge) (2) pemerolehan pengetahuan baru kemudian

memperhatikan detailnya (3) pemahaman pengetahuan (understanding

knowledge) (4) mempraktekkan pengetahuan dan pengalaman (5) melakukan

refleksi (reflection knowledge)

Pendekatan CTL menurut Nurhadi (200431) memiliki tujuh komponen yaitu

konstruktivisme inquiry bertanya masyarakat belajar permodelan refleksi dan

penilaian sebenarnya Hal serupa diungkapkan oleh Sanjaya (2006113) bahwa

komponen-komponen pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran

Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah Construktivisme Inquiri

Questioning Learning community Modeling refleksi dan Authentic Assesment

Penerapan masing-masing komponen dapat dijelaskan sebagai berikut

23

1) Konstruktivisme

Merupakan aliran pembelajaran yang menuntut siswa untuk menyusun dan

membangun makna atas pengalaman baru yang didasarkan pada pengetahuan

tertentu (Hati 2007) Siswa membangun sendiri pengetahuan mereka dengan

terlibat aktif dalam proses pembelajaran Siswa ldquomengkonstruksirdquo bukan

ldquomenerimardquo pengetahuan Siswa menjadi ldquoSubjekrdquo bukan ldquoObjekrdquo belajar

Bentuknya adalah siswa mengerjakan sesuatu

a) menulis karangan deskripsi

b) mendemonstrasikan yakni bahasa komunikasi yang digunakan adalah

bahasa lampung

c) menciptakan ide karangan deskripsi sesuai yang diamati

d) memecahkan masalah

Tugas guru dalam hal ini adalah memfasilitasi proses belajar dengan menjadikan

pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa memberi kesempatan kepada

siswa untuk menemukan menerapkan idenya sendiri dan memotivasi siswa agar

menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar mengerjakan tugas

Implementasinya terdiri dari kegiatan menyebutkan mengidentifikasikan

mengkategorikan dan membuktikan Pada umumnya kita juga sudah menerapkan

filosofi ini dalam pembelajaran sehari-hari yaitu ketika kita merancang

pembelajaran dalam bentuk siswa bekerja praktek mengerjakan sesuatu

beraktifitas di dalam laboratorium membuat laporan ilmiah mendemonstrasikan

hasil kerja baik berupa laporan maupun hasil eksperimen di laboratorium

menciptakan ide dan sebagainya

24

2) Menemukan (Inquiry)

Kegiatan pembelajarannya diawali dengan pengamatan lalu berkembang

untuk memahami konsepfenomena Setelah itu siswa akan mengembangkan

dan menggunakan keterampilan berpikir kritis Siswa menemukan sendiri

pengetahuan dan keterampilan mereka melalui tahap

1) Mengamati atau melakukan observasi (observation)

2) Membaca referensi untuk informasi pendukung

3) Bertanya jawab dengan teman (questioning)

4) Menduga (hypotesis) dan memunculkan ide-ide baru

5) Mengumpulkan data sebanyak-banyaknya(data gathering)

6) Menganalisis menyimpulkan (conclusion) dan menyajikan hasil dalam

tulisan gambar dll

7) Siswa membuat laporan ilmiah sendiri

8) Siswa mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca

teman sekelas guru atau audien yang lain

9) Disampaikan pada orang lain untuk mendapat masukan

10) Melakukan refleksi

11) Menempelkan gambar karya tulis di mading majalah sekolah dsb

3) Bertanya (Questioning)

Suatu pembelajaran akan tampak hidup dan bergairah kalau disertai dengan tanya

jawab antara siswa dengan guru antara siswa dengan siswa lainnya antara siswa

dengan orang lain Manfaat tanya jawab dalam pembelajaran sangat banyak yaitu

untuk memotivasi siswa menghindari pembelajaran yang monoton Teknik

bertanya merupakan hal mendasar dalam pembelajaran kontekstual

25

Menurut Senduk (2004 45) bertanya merupakan suatu strategi yang

digunakan secara aktif oleh siswa untuk menganalisis dan mengeksplorasi

gagasan-gagasan Pendapat ini mengisyaratkan bahwa pilar bertanya dalam

pembelajaran kontekstual merupakan bagian penting karena merupakan

induk dari strategi pembelajaran Kegiatan bertanya yang dilakukan baik

oleh guru maupun oleh siswa Pertanyaan guru digunakan untuk

mengarahkan membimbing dan mengevaluasi cara berfikir siswa

Sedangkan pertanyaan siswa merupakan wujud keingintahuan (Hati 2007)

Dengan bertanya siswa dapat menggali informasi mengkonfirmasikan sesuatu

mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahui bertanya dapat

diterapkan saat berdiskusi kerja kelompok ketika mengamati dan saat

mengalami kesulitan Hampir pada semua aktifitas belajar questioning dapat

diterapkan

1) Antara siswa dengan guru

2) Antara guru dengan siswa

3) Antara siswa dengan siswa

4) Antara siswa dengan orang lain yang didatangkan ke kelas

4) Masyarakat Belajar (Learning Community)

Konsep learning community menyarankan agat hasil pembelajaran diperoleh dari

kerjasama dengan orang lain Hasil belajar diperoleh dari ldquosharingrdquo antar teman

antar kelompok dan antara yang tahu ke yang belum tahu Dalam pembelajaran

menggunakan pendekatan CTL guru disarankan selalu melaksanakan

pembelajaran dalam kelompok belajar Kelompok belajar atau sekelompok

26

komunitas yang berfungsi sebagai wadah komunikasi untuk berbagi pengalaman

dan gagasan (Hati 2007)

Mengutamakan kerjasama dengan orang lain atau kelompok dapat dilakukan jika

anggotanya mau saling mendengarkan tidak merasa paling tahu serta tidak segan

untuk bertanya kepada lainnya Prakteknya dapat terwujud dalam

1) Pembentukan kelompok kecil

2) Pembentukan kelompok besar

3) Mendatangkan bdquoahli‟ ke kelas

4) Bekerja dengan kelas sederajat

5) Bekerja dengan kelas di atasnya

6) Bekerja dengan masyarakat

Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang anggotanya heterogen yang pandai

mengajari yang lemah yang pandai belajar cepat membantu teman yang lamban

Hal ini dapat membantu siswa menuangkan deskripsi menggunakan kalimat

bahasa lampung yang tepat

5) Permodelan (Modeling)

Pengertian permodelan menurut Yasin (2004 49) merupakan suatu cara

mengaktualisasikan sesuatu yang abstrak Permodelan dapat juga dimaksudkan

untuk membahasakan gagasan yang dipikirkan mendemonstrasikan bagaimana

guru menginginkan para siswanya untuk belajar dan melakukan apa yang

diharapkan guru Jadi permodelan merupakan cara melakukan sesuatu

mempraktekkan cara mendeskripsikan sesuatu yang dilihat dan lain-lain Sebuah

pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu ada model yang bisa ditiru

27

dengan begitu guru memberi model tentang ldquobagaimana cara belajarrdquo Kegiatan

mendemonstrasikan suatu perbuatan agar siswa dapat mencontoh atau belajar

atau melakukan sesuatu sesuai dengan model yang diberikan (Hati 2007)

Model ini dapat dirancang dengan melibatkan media lingkungan misalnya guru

menunjukkan pohon kelapa sawit di halaman sekolah kemudian salah satu siswa

bisa ditunjuk untuk menyebutkan suatu kata dalam bahasa lampung yang

berhubungan dengan media tersebut Dalam pendekatan CTL guru bukan satu-

satunya model tetapi model dapat dirancang dengan melibatkan siswa

6) Refleksi (Reflection)

Refleksi merupakan respon terhadap sesuatu kejadian aktivitas atau pengetahuan

yang baru diterima contohnya

a) pertanyaan langsung tentang ketentuan apa saja yang boleh diamati

b) komentar siswa tentang pembelajaran hari itu

c) catatan atau konsep siswa

d) diskusi

e) hasil karya

Refleksi merupakan cara berfkir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir

kebelakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan masa lalu (Senduk 2004

510) Siswa memahami apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan

baru yang merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya

Refleksi merupakan respon terhadap kejadian aktivitas atau pengetahuan yang

baru diterima Pengetahuan yang bermakna diperoleh dari proses Pengetahuan

dimiliki siswa perlu diperluas melalui konteks pembelajaran yang kemudian

28

diperluas sedikit demi sedikit Siswa mencatat apa yang telah dipelajari dan

bagaimana menemukan ide-ide baru Pada akhir pembelajaran guru menyisakan

waktu untuk melakukan refleksi

Kegiatan dalam refleksi menurut Hati (2009) berupa melihat kembali atau

merespon suatu kejadian kegiatan dan pengalaman yang bertujuan untuk

mengidentifikasi hal-hal yang sudah diketahui dan hal-hal yang belum diketahui

agar dapat dilakukan suatu tindakan penyempurnaan Dapat juga dikatakan

sebagai respon terhadap kejadian aktivitas atau pengetahuan yang baru diterima

contohnya

1) Pertanyaan langsung tentang apa yang diperoleh hari itu

2) Komentar siswa tentang pembelajaran hari itu

3) Catatan atau jurnal dibuku siswa

4) Diskusi

5) Hasil karya

Penerapan refleksi menurut Nurhadi (2004 51) memiliki ciri sebagai berikut (a)

pernyataan langsung tentang apa-apa yang diperolehnya hari itu (b) catatan atau

buku jurnal di buku siswa (c) kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari

itu (d) diskusi (e) hasil karya (f) cara-cara lain yang ditempuh guru untuk

mengarahkan siswa pada pemahaman mereka tentang materi yang dipelajari Jadi

reflection adalah kegiatan memikirkan apa yang telah terjadi dalam pembelajaran

dan memberikan masukan perbaikan jika diperlukan

29

7) Penilaian yang Sebenarnya (Autentic Assessment)

Agar penilaian yang dilakukan benar-benar menggambarkan keadaan siswa yang

sebenarnya perlu dilakukan suatu penilaian yang mampu mengukur keadaan

siswa yang sebenarnya Siswa tidak hanya dinilai dari satu aspek melainkan dari

berbagai aspek sehingga data yang didapat bisa menggambarkan keadaan siswa

yang sebenar proses

Penilaian autentik memiliki beberapa karakteristik menurut Senduk (2004 52)

penilaian autentik memiliki ciri-ciri sebagai berikut (a) harus mengukur semua

aspek pembelajaran (b) dilaksanakan selama dan sesudah pembelajaran (c)

menggunakan berbagai cara dan berbagai sumber (d) tes hanya salah satu alat

pengumpul data penilaian (e) tugas-tugas yang diberikan kepada siswa harus

mencerminkan bagian-bagian dari kehidupan siswa

Berdasarkan pendapat tersebut penilaian autententik merupakan proses

pengumpulan berbagai data yang bisa menggambarkan perkembangan siswa

Penilaian ini menekan pada perkembangan kemampuan siswa dalam memahami

dan mempelajari pengetahuan atau keterampilan Penilaian ini dilakukan dengan

berbagai cara yaitu pemberian tugas proses pembelajaran kinerja performan

hasil karya atau produk dan sebagainya

Autentic Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa

memberikan gambaran perkembangan belajar siswa dan perlu diketahui oleh guru

untuk bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan

benar Penekanannya pada assesment dalam proses pembelajaran data yang

dikumpulkan diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan siswa pada saat

30

melakukan proses pembelajaran Kemajuan belajar dinilai dari proses

pembelajaran bukan melalui hasil

Karakteristik assessment adalah (a) dilaksanakan selama dan sesudah proses

pembelajaran berlangsung (b) bisa digunakan untuk formatif dan sumatif (c)

yang diukur keterampilan dan performansi bukan fakta (d) berkesinambungan (e)

terintegrasi (f) dapat digunakan sebagai feed back Bentuk-bentuk penilaian

autentik fortofolios story reteling interview video tape evaluation of

performance audio tepe evaluation of reading teacher observations close test

Dalam hal iniakan dilakukan penilaian terhadap aktivitas siswa selama proses

pembelajaran dan produk tulisan deskripsi siswa dalam bahasa lampung

b Perbedaan Pendekatan kontestual dengan Pendekatan Konvensional

Menurut pendapat Nurhadi (2003 7) terdapat perbedaan antara pendekatan CTL

dan konvensional yaitu

No Pendekatan CTL

Pendekatan Konvensional

1 Siswa secara aktif terlibat dalam

proses pembelajaran

Siswa adalah penerima informasi

secara pasif

2 Siswa belajar dari teman melalui

kerja

Siswa belajar secara individual

3 Pembelajaran dikaitkan dengan

kehidupan nyata atau masalah

yang disimulasikan

Pembelajaran sangat abstrak dan

teoritis

4 Perilaku dibangun atas kesadaran

diri

Perilaku dibangun atas kebiasaan

5 Hadiah untuk perilaku baik adalah

kepuasan diri

Hadiah untuk perilaku baik adalah

pujian atau nilai (raport)

6 Keterampilan dikembangkan atas

dasar pemahaman

Keterampilan dikembangkan atas

dasar latihan

7 Seseorang tidak melakukan yang

jelek karana dia sadar hal itu keliru

dan merugikan

Seorang tidak melakukan yang jelek

karena dia takut hukuman

8 Bahasa diajarkan dengan Bahasa diajarkan dengan pendekatan

31

pendekatan komunikatif yakni

siswa diajak menggunakan bahasa

dalam monteks nyata

struktural rumus diterangkan sampai

paham kemudian dilatihkan (drill)

9 Pemahaman rumus dikembangkan

atas dasar skemata yang sudah ada

dalam diri siswa

Rumus itu ada di luar diri siswa yang

harus diterangkan diterima

dihafalkan dan dilatihkan

10 Pemahaman rumus relatif berbeda

antara siswa yang satu dengan

yang lainnya sesuai dengan

skemata siswa

Rumus adalah kebenaran absolut

hanya ada dua kemungkinan yaitu

pamahaman rumus yang salah atau

yang benar

11 Siswa menggunakan kemampuan

berfikir kritis terlibat penuh dalam

mengupayakan terjadinya proses

pembelajaran yang efektif ikut

bertanggung jawab atas terjadinya

proses pembelajaran yang efektif

dan membawa skemata masing-

masing ke dalam proses

pembelajaran

Siswa secara fasif menerima rumus

atau kaidah (membaca mendengar

mencatat menghafal) tanpa

memberikan kontribusi ide dalam

proses pembelajaran

No Pendekatan CTL

Pendekatan Konvensional

1 Pengetahuan yang dimiliki

manusia dikembangkan oleh

manusia itu sendiri Manusia

menciptakan atau membangun

pengetahauan dengan cara

memberi arti dan memahami

pengalamannya

Pengetahuan adalah penangkapan

terhadap serangkaian fakta konsep

atau hukum yang berada di luar diri

manusia

2 Ilmu pengetahuan dikonstruksi

oleh manusia sendiri sementara

manusia selalu mengalami

peristiwa baru maka

pengetahuantidak pernah stabil

selalu berkembang

Kebenaran bersifat absolut dan

pengetahuan bersifat final

3 Siswa diminta bertanggung jawab

memonitor dan mengembangkan

pembelajaran mereka masing-

masing

Guru adalah penentu jalannya proses

pembelajaran

4 Penghargaan terhadap pengalaman

siswa sangat diutamakan

Pembelajaran tidak memperhatikan

pengalaman siswa

5 Hasil belajar diukur dengan

berbagai cara proses bekerja hasil

karya penampilan rekaman tes

dan lain-lain

Hasil belajar diukur hanya dengan tes

6 Pembelajaran terjadi diberbagai Pembelajaran hanya di dalam kelas

32

tempat konteks dan setting

7 Penyesalan adalah hukuman dari

perilaku jelek

Sanksi adalah hukuman dari perilaku

jelek

8 Perilaku baik berdasar motivasi

intrinsik

Perilaku baik berdasar motivasi

ekstrinsik

9 Seorang berperilaku baik karena

dia yakin itulah yang terbaik dan

bermanfaat

Seseorang berperilaku baik karena

terbiasa melakukan begitu Kebiasaan

ini dibangun dengan hadiah yang

menyenangkan

c Beberapa Hal Penting Dalam Pembelajaran CTL

Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL harus memperhatikan hal-

hal yang yang terkait baik berkaitan dengan konsep langkah-langkah maupun

pelaksanaan pembelajaran dengan CTL Contextual Teaching and Learning

(CTL) menurut Clifford dan Wilson (20002) adalah pendekatan dalam

pembelajaran yang dapat membantu siswa menemui ketuntasan belajar

berdasarkan kompetensi yang telah ditetapkan Siswa dapat dikatakan tuntas

belajar jika ia dapat berguna dan mampu mengaplikasikan pengetahuannya

terhadap lingkungan sekitar kehidupannya baik masa kini maupun masa depan sebagai

seorang anggota keluarga warga negara dan pekerja atau karyawan

CTL dikatakan efektif digunakan dalam pembelajaran karena (Clifford dan

Wilson 20002)

1 emphasizes problem-solving

2 recognizes the need for teaching and learning to occur in multiple

contexts

3 teaches students to become self-regulated learners

4 anchors teaching in students‟ diverse life contexts

5 encourages students to learn from each other in interdependent

groups and

6 Employs authentic assessment

33

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran dengan Contextual Teaching

Learning terutama berkaitan dengan pembelajaran Bahasa Lampung adalah

sebagai berikut

1 CTL adalah model pembelajaran yang menekankan aktivitas siswa secara

penuh baik fisik maupun mental

2 CTL memandang bahwa belajar bukan menghafal akan tetapi proses

berpengalaman dalam kehidupan nyata

3 Kelas dalam pembelajaran CTL bukan sebagai tempat untuk memperoleh

informasi akan tetapi sebagai tempat untuk menguji data hasil temuan

mereka dilapangan

4 Materi pelajaran ditemukan oleh siswa sendiri bukan hasil pemberian dari

orang lain (Sanjaya 2006125)

3 Media Pembelajaran

Media berasal dari kata ldquomediumrdquo yang berasal dari bahasa latin ldquomediusrdquo yang

berarti ldquotengah atau sedangrdquo Pengertian media ini mengarah pada sesuatu yang

menjadi penghantar untuk meneruskan suatu informasi dan sumber informasi

kepada penerima informasi Dalam bahasa Arab media adalah perantara atau

pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan ringkasnya media adalah

alat untuk menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran Arsyad

(2005 54) mengartikan media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan

untuk menyampaikan pesan informasi

Heinich dalam Arsyad (2005 82) menyatakan media sebagai perantara yang

mengantar informasi apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi

34

yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud pengajaran Hamidjojo

dalam Latuheru mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah media yang

penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran (biasanya sudah

dituangkan dalam GBPP atau silabus) yang dimaksudkan untuk mempertinggi

kegiatan belajar Media pembelajaran adalah bahan alat maupun metode teknik

yang digunakan dalam kegiatan belajar dengan maksud agar proses interaksi

komunikasi edukatif antara siswa dan sumber belajar dapat berlangsung secara

tepat guna dan berdaya guna Jadi media yang dimanfaatkan untuk belajar adalah

lingkungan yang terdekat dengan siswa

ldquoNational Education Assosiationrdquo memberi definisi media sebagai bentuk-bentuk

komunikasi baik tercetak maupun audio visual dan peralatannya dengan demikian

dapat dimanipulasi dilihat didengar atau dibaca Menurut Lohan dalam

Sihkabuden (999 58) media suatu sarana atau chanel sebagai perantara antara si

pemberi pesan kepada penerima pesan

Menurut Olson dalam Budiningsih (2005 62) mendefinisikan media sebagai

teknologi untuk menyajikan merekam membagi dan mendistribusikan simbol

dengan melalui rangsangan indera tertentu disertai penstrukturan informasi

Gagne dalam Sagala (2005 281) menyatakan bahwa media pendidikan adalah

berbagai jenis komponen lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar

Briggs dalam yang sama lebih lanjut menyatakan bahwa media pembelajaran

adalah sarana untuk memberikan perangsang bagi si belajar supaya proses belajar

terjadi

Sardiman (2006 205) menyatakan bahwa

35

media pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam tiga golongan

Pertama adalah alat-alat yang merupakan benda sebenarnya yang

memberi pengalaman langsung dan nyata Kedua alat-alat yang

merupakan benda pengganti yang seringkali dalam bentuk tiruan dari

benda sebenarnya memberikan pengalamannbuatan atau tidak langsung

Ketiga bahasa lisan maupun tertulis memberikan pengalaman melalui

berbahasa

Secara umum peranan media dalam proses pembelajaran dapat

a menghemat waktu belajar

b memudahkan pemahaman

c meningkatkan perhatian siswa

d meningkatkan aktivitas siswa

e mempertinggi daya ingat siswa

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas bahwa media pembelajaran adalah segala

sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima

serta dapat merangsang pikiran perasaan perhatian dan kemauan si belajar

sehingga dapat memotivasi terjadinya belajar yang baik dengan sengaja

bertujuan dan terkendali Media pembelajaran sebagai salah satu komponen

sumber dan merupakan bagian integral dari keseluruhan komponen pembelajaran

menempati posisi yang penting dan akan turut menentukan keberhasilan

penyelenggaraan pembelajaran

Pada kenyataannya pengembangan dan penerapan media pembelajaran

diharapkan dapat memotivasi belajar terhadap pembelajaran sehingga berdampak

pula pada peningkatan hasil belajarnya Selaras dengan perkembangan ilmu

pengetahuan maka guru harus mampu mengembangkan media pembelajaran

secara bervariasi baik yang dirancang khusus (by design) maupun dengan

36

memanfaatkan (by utilization) sejumlah media yang telah ada Dengan demikian

media pendidikan dan media pengajaran dirangkum saja dengan media

pembelajaran

Kegunaan media dalam pembelajaran menurut Miarso (2005 536)

(a) Media mampu memberikan rangsangan yang bervariasi kepada otak

kita sehingga otak kita dapat berfungsi secara optimal (b) Media dapat

mengatasi keterbatasan pengamatan yang dimiliki oleh siswa (c) Media

dapat melampaui batas ruang kelas (d) Media memungkinkan adanya

interaksi langsung antara siswa dan lingkungan (e) Media menghasilkan

keseragaman pengamatan (f) Media membangkitkan keinginan dan minat

baru (g) Media membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar

(h) Media memberikan pegalaman yang integral menyeluruh dari sesuatu

yang konkret maupun yang abstrak (i) Media memberikan kesempatan

untuk belajar mandiri (j) Media meningkatkan keterbacaan baru

(membedakan dan menafsirkan objek) (k) Media mampu meningkatkan

efek sosialisasi (l) Meningkatkan kemampuan ekspresi diri guru maupun

siswa

Kriteria pemilihan media menurut Arsyad (2005 39) sebagai berikut (a) sesuai

dengan tujuan yang ingin dicapai (b) tepat untuk mendukung isi pelajaran yang

sifatnya fakta konsep prinsip atau generalisasi (c) praktis luwes dan bertahan

(d) guru trampil menggunakannya (e) pengelompokan sasaran (f) mutu teknis

(memiliki persyaratan teknis yang tertentu)

Tiga kategori media menurut Haney dan Ullmer yang dikutip Miarso (200525)

yaitu

(1) Media Penyaji Grafis bahan cetak dan gambar diam Proyeksi diam

Audio kaset Audio ditambah visual diam Gambar hidup film Televisi

Multi media (2) Media Objek Objek sebenarnya alami (hidup dan tak

hidup) buatan gedung mesin-mesin alat-alat komunikasi jaringan

transportasi dan semua benda yang dibuat Objek pengganti replika

model dan benda tiruan (3) Media Interaktif memperhatikan penyajian

objek dan berinteraksi (internet komputer)

37

Media yang akan digunakan dalampenelitian ini adalah media objek sebenarnya

alami hidup dan tak hidup yang terdapat di lingkungan sekitar sekolah yaitu

sugai gunung kebun pantai dan benda-benda tak hidup lainnya

4 Pembelajaran Menulis Deskripsi Berbahasa Lampung Menggunakan CTL

Bahasa Lampung adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat penuturnya

yaitu suku Lampung dalam berkomunikasi dan mengaktualisasikan diri dalam

kehidupan sehari-hari Pakar linguistik deskriptif biasanya mendefinisikan bahasa

sebagai satu sistem lambang bunyi yang bersifat arbiter kemudian lazim ditambah

dengan yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat untuk berinteraksi

dan mengidentifikasikan dirirdquo (Chaer 1997 68) Nababan (1999 96)

mengemukakan bahwa bahasa memiliki empat fungsi yaitu fungsi kebudayaan

kemasyarakatan perorangan dan pendidikan

Fungsi kebudayaan meliputi tiga hal yaitu pelestarian kebudayaan

pengembangan kebudayaan dan inventarisasi ciri-ciri kebudayaan Fungsi

kemasyarakatan meliputi ruang lingkup dan bidang pemakaian Fungsi perorangan

meliputi fungsi instrumental kepribadian pemecahan masalah khayalan dan

informatif Fungsi pendidikan meliputi fungsi integratif instrumental kultural dan

penalaran

Fungsi dan tujuan pembelajaran bahasa Lampung untuk membelajarkan siswa

didik dalam belajar bahasa Lampung dan berfungsi memberikan kemampuan

menggunakan bahasa Lampung bagi kepentingan berpikir merasa dan

38

berkomunikasi dalam kehidupan budaya masa kini sebagai lanjutan dari

kehidupan masa lalu dengan memperhatikan peristiwa penggunaannya

Pada proses pembelajaran berlangsung guru memotivasi siswa melakukan

pengamatan terhadap gambar kemudian mengungkapkan hasil pengamatannya

melalui deskripsi Siswa menulis deskripsi sesuai dengan kaidah bahasa

Lampung baik ejaan struktur maupun kosa kata Dengan demikian pembelajaran

dalam terlaksana dengan mengoptimalkan masyarakat belajar dalam pembelajaran

bahasa Lampung dengan pendekatan CTL

Pembelajaran bahasa Lampung meliputi pengenalan pemahaman dan

keterampilan mencakup unsur bahasa Lampung (Depdikbud Provinsi Lampung

2003 16) yaitu

a) Lafal dan ejaan yang berkenaan dengan lafal yang baik dan ejaan yang

sesuai dengan pedoman Ejaan Bahasa Lampung

b) Struktur yang berkenaan dengan bebtuk kata frase dan kalimat Bahasa

Lampung yang baik dan yang diterima bukan teoritis

c) Kosa kata yang berkenaan dengan kata-kata bahasa lampung dari berbagai

lingkungan kehidupan yang diperlukan sebagai alat berpikir merasa dan

berkomunikasi dengan lancar

d) Wacana berkenaan dengan karangan jenis narasi deskripsi eksposisi

argumentasi dan drama

Lebih lanjut dijelaskan pokok-pokok bahasan pembelajaran mencerminkan

kegiatan berbahasa dalam bahasa Lampung khususnya menulis adalah

pembelajaran menulis untuk mengomunikasikan gagasan perasaan dan pesan

dengan bahasa Lampung secara tertulis baik dalam bentuk prosa atau puisi

maupun dalam berbagai jenis karangan seperti pada karangan deskripsi berbahasa

Lampung

39

Pembelajaran menulis disesuaikan dengan ketentuan menulis Hamer (1999 48)

mengatakan bahwa dalam keterampilan menulis harus diperhatikan beberapa hal

misalnya penyusunan kalimat menjadi paragraf bagaimana paragraf digabungkan

dan dikelompokan sehingga menjadi tulisan yang koheren Penerapan

pembelajaran pendekatan kontekstual (CTL) dalam penelitian ini adalah guru

mendesain proses pembelajaran menulis teks deskripsi berbahasa Lampung

dengan memanfaatkan lingkungan sebagai media Mengonstruksi pengetahuan

siswa sedikit demi sedikit sehingga pengetahuannya bermakna dalam proses

menemukan bertanya masyarakat belajar memberi permodelan melaksanakan

refleksi dalam pembelajaran dan melaksanakan penilaian autentik

5 Prestasi Belajar

a Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi adalah istilah yang diambil dari bahasa Belanda ldquoprestatierdquo yang berarti

hasil usaha Kata prestasi dalam berbagai penggunaan selalu dihubungkan dengan

aktivitas tertentu Prestasi belajar adalah kemampuan nyata yang dapat langsung

diukur dengan tes tertentu dan dapat dihitung hasilnya menurut Zainal dalam

Sagala (2005 101) bahwa ldquoPrestasi merupakan kemampuan siswa yang dapat

dicapai saat dilakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa

terhadap berbagai hal yang pernah dilatihkan diajarkan sudah dapat diperoleh

gambaran yang nyata tentang pencapaian program pembelajaran secara

menyeluruhrdquo

Di samping itu menurut Wittrock dalam Latuheru (1999 46) ldquoprestasi belajar

adalah suatu terminology yang menggambarkan suatu proses perubahan melalui

40

pengalaman Proses tersebut mempersyaratkan perubahan yang relative permanen

berupa sikap pengetahuan informasi kemampuan dan keterampilan melalui

pengalamanrdquo

Skiner dengan teori operant conditioning sebagaimana dikutip Gredler (dalam

Slameto 2003 49) mengatakan bahwa prestasi belajar merupakan respon

tingkah laku yang baru Walaupun Skiner mengatakan demikian namun pada

dasarnya respon yang baru itu sama pengertiannya dengan tingkah laku

pengetahuan sikap keterampilan yang baru

Prestasi menurut Hamalik (198384) adalah perubahan tingkahlaku yang

diharapkan kepada murid setelah diadakan proses belajar mengajar Sedangkan

menurut Yusuf (198224) prestasi adalah tingkatan kepandaian keterampilan yang

telah dicapai setelah melakukan kegiatan pekerjaan atau latihan itu sendiri

Menurut Adi Nugroho prestasi adalah segala jenis pekerjaan yang berasil dan

prestasi itu menunjukkan kecakapan Selanjutnya Purwadarminto menyebutkan

bahwa prestasi adalah hasil yang dicapai sebaik-baiknya menurut kemampuan

anak pada waktu tertentu terhadap hal-hal yang dikerjakan dilakukan

Reigeluth dalam yang sama berpendapat prestasi belajar dapat juga dikatakan

sebagai pengaruh yang memberikan suatu ukuran nilai dari metode (strategi)

alternatif dalam kondisi yang berbeda ada hasilnyata dan diinginkan Hasil nyata

hasil-hasil kehidupan nyata dari menggunakan metode (strategi) spesifik dalam

kondisi yang spesifik pula sedangkan hasil yang diinginkan adalah tujuan-tujuan

(goals) yang umumnya berpengaruh pada pemilihan suatu metode

41

Ini berarti prestasi belajar sangat erat kaitannya dengan metode (strategi) yang

digunakan pada sesuatu kondisi (pembelajaran) tertentu Semakin ketepatan

pemilihan metode atau strategi (pembelajaran) pada suatu kondisi semakin baik

hasil belajar Selanjutnya juga mengatakan secara spesifik hasil belajar adalah

suatu kinerja (peformance) yang diindikasikan sebagai suatu kapabilitas

(kemampuan) yang diperoleh Hasil belajar tersebut selalu dinyatakan dalam

bentuk tujuan-tujuan khusus perilaku (unjuk kerja)

Muhibin (1997141) menyebutkan bahwa prestasi belajar merupakan taraf

keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah dinyatakan

dalam bentuk skor yang diperoleh hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran

tertentu Demikian pula pendapat Albach Arnove dan Kelly (1999201) bahwa

prestasi belajar hanya ukuran keberhasilan di sekolah tidak termasuk keberhasilan

dalam keluarga dan masyarakat Davis dalam Slameto (198521) berpendapat

bahwa prestasi belajar adalah pengetahuan yang diperoleh siswa sebagai hasil dari

pembelajaran

Pendapat-pendapat di atas menunjukkan bahwa prestasi belajar dipergunakan

untuk menyebut berbagai macam hasil kegiatan atau usaha Hal ini sesuai dengan

kenyataan yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari Istilah prestasi

belajar sering digunakan untuk menyebut hasil yang dicapai dalam berbagai

kegiatan misalnya prestasi olahraga prestasi seni prestasi kerja prestasi belajar

prestasi usaha dan sebagainya

42

Berdasarkan uraian di atas prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari

proses belajar mengajar yaitu penguasaan perubahan emosional atau perubahan

tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu Prestasi belajar sering

dipergunakan dalam arti yang sangat luas seperti prestasi belajar dalam ulangan

harian prestasi pekerjaan rumah prestasi belajar tengah semester prestasi akhir

semester dan sebagainya

Cara yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat prestasi belajar adalah

dengan menggunakan tes Tes prestasi dapat digunakan sebagai suatu tes

diagnosis yang dirancang untuk membuktikan mengenai gambaran kelebihan dan

kekurangan siswa

Pada proses pembelajaran prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari

pembelajaran yang meliputi penguasaan perubahan emosional dan perubahan

tingkah laku yang dapat diukur dengan tes objektif maupun tes uraian Dengan

demikian prestasi belajar Bahasa Lampung adalah prestasi belajar siswa pada tes

ujian akhir semester atau pada Konpetensi Dasar pada mata pelajaran Bahasa

Lampung

Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

Bahasa Lampung merupakan tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari

pelajaran Bahasa Lampung di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang

diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi tertentu

Prestasi belajar memiliki beberapa kategori Gagne (19925)

mengklasifikasikannya menjadi lima kategori yakni 1) Intellectual skill 2)

Cognitive strategies 3) Verbal information 4) Motor skill dan 5) Attitudes

43

1) Keterampilan intelektual

Kemampuan ini merupakan keterampilan yang membuat seseorang secara

cakap berinteraksi dengan lingkungan melalui penggunaan lambang-lambang

2) Strategi kognitif

Kemampuan yang mengatur cara bagaimana si belajar mengelola belajarnya

3) Informasi verbal

Kemampuan ini berupa perolehan label atau nama fakta dan pengetahuan yang

sudah tersusun rapi

4) Keterampilan motorik

Kemampuan yang mendasari pelaksanaan perbuatan jasmaniah secara mulus

5) Sikap

Kemampuan yang mempengaruhi pilihan tindakan yang akan diambil

Lebih lanjut Bloom dan kawan-kawan sebagai mana dikutip oleh Degeng dalam

Hamalik (2004 90) mengklasifikasikan prestasi belajar menjadi 3 (tiga) domain

atau ranah yaitu rdquoranah kognitif psikomotor dan afektifrdquo ranah kognitif

menaruh perhatian pada pengembangan kapabilitas dan keterampilan intelektual

ranah psikomotor berkaitan dengan kegiatan-kegiatan manipulatif atau

keterampilan motorik dan ranah efektif berkaitan dengan pengembangan

perasaan sikap nilai dan emosirdquo Ketiga ketegori prestasi belajar itu mempunyai

aspek masing-masing

Kognitif aspek-aspek dari domain ini terdiri dari pengetahuan pemahaman

penerapan analisis sintesis dan evaluasi Afektif domain ini terdiri dari aspek-

aspek penerimaan tanggapan penilaian pengorganisasian dan pengarahan

44

Psikomotorik terdiri dari beberapa aspek kemampuan gerak refleks kemampuan

gerak dasar kemampuan perseptual kemampuan fisik kemampuan gerak

terampil dan kemampuan gerak komunikatif

Dapat diasumsikan bahwa untuk menghasilkan kategori kapabilitas atau kelima

ranah prestasi belajar tersebut sedikitnya banyak ditentukan atau dipengaruhi oleh

faktor internal seperti pengetahuan prasyarat atau kemampuan awal dari masing-

masing kategori hasil belajar yang dimiliki oleh siswa yang berkaitan dengan

kapabilitas atau keterampilan yang sedang dipelajari baru

Gagne (199266) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses untuk

memperoleh motivasi dalam pemngetahuan keterampilan kebiasaan dan tingkah

laku Belajar adalah suatu aktivitas yang melibatkan bukan hanya penguasaan

kemampuan akademik baru saja melainkan juga perkembangan emosional

interksi sosial dan perkembangan kepribadian Menurut Gagne (19923) belajar

adalah perubahan dalam diri manusia atau kemampuan yang berlangsung selama

satu masa waktu yang tidak semata-mata disebabkan oleh perubahan

pertumbuhan

Jenis perubahan yang dimaksud dalam belajar ini meliputi perubahan tingkah laku

setelah siswa mendapatkan berbagai pengalaman dalam proses pembelajaran

Pengalaman tersebut akan menyebabkan proses perubahan pada diri sibelajar

dengan kata lain bahwa proses belajar senantiasa merupakan perubahan

tingkahlaku dan terjadi karena pengalaman

45

Yang dimaksud prestasi belajar siswa dalam penelitian ini adalah prestasi yang

ditunjukkan siswa setelah dilakukan pembelajaran jika prestasi belajar mengalami

peningkatan maka siswa dapat dinyatakan mencapai prestasi belajar atau

mengalami peningkatan setelah mengalami belajar jika tidak prestasi belajar tidak

tercapai atau belum tuntas

Memperhatikan pernyatan tersebut belajar merupakan upaya siswa untuk

memahami materi ajar yaitu menulis deskripsi bahasa Lampung sesuai dengan

aturan penulisan atau kaidah bahasa diharapkan siswa memiliki pengetahuan dan

kemampuan dan dapat mengaplikasikan serta melaksanakan nilai positif dalam

kehidupan sehari-hari Dipahaminya suatu ilmu dalam proses pembelajaran akan

tercermin melalui hasil evaluasi Penggunaan pendekatan CTL media dan alat

belajar yang tepat dalam pembelajaran akan sangat membantu siswa belajar

Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa penggunaan pendekatan media dan alat

dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi hasil belajar siswa dapat menjadi

aktif belajar berkolaborasi dan belajar dalam waktu yang telah ditentukan pesan

dapat disalurkan dapat merangsang berpikir perhatian minat siswa sehingga

proses belajar berlangsung dengan baik Pemahaman siswa terhadap materi

mengarah pada tercapainya tujuan pembelajaran dan mencapai prestasi yang

tinggi

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

adalah berupa pengetahuan keterampilan nilai dan sikap sesuai tujuan atau

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diharapkan diperoleh setelah melalui proses pembelajaran

46

Pretasi belajar yang dimaksudkan peneliti adalah perolehan dari proses

pembelajaran yang mencakup ranah kognitif afektif dan psikomotorik mencapai

lebih besar atau sama dengan KKM pelajaran bahasa Lampung dari tujuan

pembelajaran yang diturunkan dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diperoleh siswa melalui interaksi dengan lingkungan belajar

dan suatu kondisi pembelajaran materi menulis deskripsi yang dirancang guru

sebagai fasilitator

c Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal

Standar nasional Pendidikan (Depdiknas 2008 5) menyatakan bahwa Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) adalah kriteria tertentu yang digunakan untuk

menentukan kelulusan peserta didik KKM ditentukan oleh kelompok guru mata

pelajaran pada awal tahun pelajaran dan menjadi acuan bagi pendidik dan peserta

didik KKM setiap standar kompetensi merupakan rata-rata KKM kompetensi

dasar KKM setiap kompetensi dasar merupakan rata-rata KKM dari indikator

yang terdapat dalam kompetensi dasar tersebut Penentuan KKM didasarkan pada

tiga unsur

Pertama Tingkat kompleksitas Kesulitan kerumitan setiap indikator

kompetensi dasar dan standar kompetensi yang harus dicapai peserta didik Suatu

indikator dikatakan memliliki tingkat kompleksitas tinggi apabila dalam

pencapaiannya didukuoleh sekurang-kurangnya satu dari sejumlah kondisi sebagai

berikut

1) Guru yang memahami dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan

pada peserta didik

47

2) guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang

bervariasi

3) Guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang

diajarkan

4) Peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi

5) Peserta didik yang cakap terampil menerapkan monsep

6) Peserta didik yang cermat kreatif dan inovatif dalam penyelesaian tugas

pekerjaan

7) Waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena memiliki

tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi sehingga dalam proses

pembelajarannya memerlukan pengulangan latihan

8) Tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar peserta

didik dapat mencapai ketuntasan belajar

Kedua Kemampuan daya pendukung meliputi a Sarana dan prasarana

peendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dicapai peserta

didik seperti perpustakaan laboratorium dan alat bahan untuk proses

pembelajaran b Ketersediaan tenaga manajemen sekolah dan kepedulian

stakeholders sekolah

Ketiga Tingkat Kemampuan (intake) rata-rata peserta didik di sekolah yang

bersangkutan Penetapan intake di kelas V dapat didasarkan pada nilai prestasi

rata-rata siswa saat kenaikan kelas atau dikelas sebelumnya yaitu kelas IV

KKM mulok Bahasa Lampung kelas V sesuai yang telah ditetapkan dalam

Kurikulum Sekolah atau KTSP SDN 1 Sukarame Dua Bandar Lampung Tahun

48

Pelajaran 20092010 adalah 65 KKM ini akan dijadikan tolak ukur evaluasi

keberhasilan siswa belajar apakah siswa telah mencapai ketuntasan atau belum

baik secara individual maupun secara klasikal

B Teori Belajar Bahasa dan Pembelajaran

1 Hakikat Belajar Bahasa

Dalam teori belajar konstruktivistik dikemukakan bahwa pembelajaran sebagai

proses mengkonstruksi pengetahuan yang menghubungkan yang sudah ada

dengan yang dipelajari Seperti dijelaskan Paul Suparno dalam Sardiman (2006

175) belajar merupakan proses aktif dari subyek belajar untuk mengkonstuksi

makna sesuatu entah itu teks kegiatan dialog pengalaman fisik dan lain-lain

Belajar merupakan mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau

bahkan yang dipelajarinya dengan pengertian yang sudah di miliki sehingga

pengertiannya menjadi berkembang

Guru sebagai pemrakarsa harus memberi peluang yang optimal bagi siswa Niat

dan kendali belajar sepenuhnya ada pada siswa (Budiningsih 2005 59))

Sehingga guru tidak mentransfer pengetahuan yang dimiliki melainkan membantu

siswa membentuk pengetahuannya sendiri Menurut teori konstruktivisme prinsip

yang paling penting dalam psikologi pendidikan bahwa guru tidak hanya sekedar

memberikan pengetahuan kepada siswa Siswa harus membangun sendiri

pengetahuan di benaknya Guru dapat memberi kemudahan untuk proses ini

dengan memberi kesempatan siwa untuk menentukan atau menerapkan ide-ide

mereka sendiri dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan

strategi mereka sendiri Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa

49

siswa ke pemahaman yang lebih tinggi dengan catatan siswa sendiri yang harus

memanjat anak tangga tersebut (Nur 1998 8)

Cunstruktivism approach is a view that emphasizes the active role of learner in

building understanding and making sesnse of information (Woodfolk 2004 313)

Konstruktivisme belajar menekankan pada peran aktif si belajar (learner) dalam

membangun pemahaman dan memakai suatu informasi Konstruktivis

memfokuskan pada peran siswa secara individu untuk membangun struktur

kognitif mereka ketika menginterpretasikan pengalaman-pengalaman pada situasi

belajar tertentu

Lebih lanjut Bruner dalam Sagala (2005 218) menjelaskan inti dari belajar

adalah cara-cara bagaimana orang memilih mempertahankan dan

mentransformasi secara efektif Dalam proses belajar ada 3 fase yaitu (1)

Informasi dalam tiap pelajaran kita memperoleh informasi ada yang menambah

pengetahuan yang telah kita miliki ada yang memperluas dan memperdalamnya

ada pula yang bertentangan dengan apa yang telah kita ketahui sebelumnya (2)

Transformasi informasi harus dianalisis diubah atau ditransformasi ke dalam

bentuk yang lebih abstrak atau konseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal

yang lebih luas (3) Evaluasi kemudian kita nilai hingga pengetahuan yang

diperoleh itu dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain

Masih dalam yang sama Piaget seorang psikolog Swiss berpendapat bahwa

belajar mengandung makna sebagai perubahan stuktural yang saling melengkapai

antara asimilasi dan akomodasi dalam proses menyusun kembali dan mengubah

apa yang telah diketahui melalui belajar

50

Hal ini didukung pula oleh Gagne dalam Slameto (2003 122) menjelaskan

ldquoBelajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia

belajar bisa terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi

ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya

(peformance-nya) berubah dari waktu ke waktu dan berkeyakinan bahwa

belajar dipengaruhi faktor dari dalam diri dan dari luar dimana keduanya

berinteraksirdquo

Senada dengan tersebut Merrill dan Smorgansbord dalam Yulaelawati (2004

122) menyatakan bahwa

belajar merupakan proses pembangunan pengetahuan berdasarkan

pengalaman atau pengetahuan yang telah ada sebelumnya belajar

merupakan penafsiran seseorng tentang dunia Belajar merupakan proses

yang aktif dimana pengetahuan dikembangkan berdasarkan pengalaman

dan perundingan (negoisasi) makna melalui berbagai informasi atau

mencari kesepakatan dari berbagai pandangan melalui interaksi atau

kerjasama dengan orang lain Belajar perlu disituasikan dalam latar

(seting) yang nyata

Kemudian menurut Gredler dalam Dimyati (1999 72) belajar adalah proses

seseorang memperoleh berbagai kecakapan keterampilan dan sikap menurut

Winkel dalam yang sama belajar merupakan suatu aktivitas mental psikis yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman keterampilan dan nilai

sikap Perubahan ini bersifat relative konstan dan berbekas

Aktivitas belajar menurut Djamarah dalam Sagala (2005 216) bahwa belajar

adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar dan bertujuan dimana tujuan

dalam belajar terjadinya suatu perubahan dalam individu yaitu perubahan tingkah

laku Schuman penganut konstruktif dalam yang sama mengemukakan dengan

dasar pemikiran bahwa semua orang membangaun pandangannya terhadap dunia

51

melalui pengalaman individual atau skema konstruktif menekankan pada

menyiapkan peserta didik untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam

situasi yang tidak tentu atau ambigius

Pandangan yang mampu mengakomodasi sociocultural-revolution dalam buku

Teori Belajar dan Pembelajaran dalam Budiningsih (2005 123) Vigotsky

mengatakan bahwa jalan pikiran seseorang harus dimengerti dari latar sosial-

budayanya dan sejarahnya Artinya untuk memahami pikiran seseorang bukan

dengan cara menelusuri apa yang ada di otaknya dan pada kedalaman jiwanya

melainkan dari asal usul tindakan sadarnya dari interaksi sosial yang dilatari oleh

sejarah hidupnya Interaksi sosial berkaitan erat dengan aktivitas-aktivitas dan

bahasa yang dipergunakan Ditemukan adanya jaringan erat luas dan kompleks di

dalam dan di antara keluarga-keluarga

Jaringan tersebut berkembang atas dasar confianza yang membentuk kondisi

sosial sebagai tempat penyebaran dan pertukaran pengetahuan keterampilan dan

nilai-nilai sosial budaya anak memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui

interaksi sosial sehari-hari Pandangan teori ini menempatkan inter mental atau

lingkungan sosial sebagai faktor primer dan konstitutif terhadap pembentukan

pengetahuan serta perkembangan kognitif seseorang

Di samping itu Piaget dalam yang sama menyatakan bahwa belajar lebih banyak

ditentukan karena adanya karsa individu perkembangan kognitif merupakan suatu

proses genetik yaitu proses yang didasrkan atas mekanisme biologis dalam bentuk

perkembangan sistem syaraf makin bertambah umur seseorang makin

komplekslah susunan sel syarafnya dan makin meningkat pula kemampuannyardquo

52

Dari beberapa teori konstruktivisme di atas belajar adalah merupakan kegiatan

aktif dimana sibelajar membangaun sendiri pengetahuannya subyek belajar juga

mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari dan merupakan proses

bagaimana menjadi tahu tentang sesuatu proses belajar bukanlah memindahkan

pengetahuan dari guru ke siswa tetapi sesuatu kegiatan yang memungkinkan

siswa merekonstruksi sendiri pengetahuannya

Belajar merupakan usaha manusia dalam rangka merubah pola pikir dan tingkah

lakunya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman dan interaksi dengan

lingkungan sekitarnya sehingga terjadi perubahan keterampilan pemahaman

pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat permanen dan membekas diharapkan

dapat hidup mandiri karena untuk membangun suatu pengetahuan baru siswa

akan menyesuaikan informasi baru atau pengetahuan yang disampaikan dengan

pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki melalui berinteraksi sosial

dengan peserta didik lain atau guru dan sumber belajar

Selanjutnya dapat juga dirumuskan bahwa belajar merupakan usaha manusia

dalam rangka merubah pola pikir dan tingkahlakunya berdasarkan pengetahuan

pengalaman dan interaksi dengan lingkungan sekitarnya Dengan terjadinya

perubahan keterampilan pemahaman pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat

permanen dan membekas diharapkan dapat hidup mandiri tidak tergantung pada

orang lain

Belajar yang dimaksudkan penulis adalah belajar menulis deskripsi dalam bahasa

lampung siswa mengkonstruksi sendiri informasi yang akan disampaikan melalui

tulisannya setelah mengamati lingkungan sekitar

53

b Hakikat Pembelajaran Bahasa

Sagala (2005 176) menyatakan bahwa pembelajaran ialah membelajarkan siswa

menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu

utama keberhasilan pendidikan Pembelajaran menurut Corey (1998 91) adalah

suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk

memungkinkan ia turut serta dalam tingkahlaku tertentu dalam kondisi khusus

atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu pembelajaran merupakan

subset khusus dari pendidikan Menurut Burton dalam Sagala (2005 213)

pembelajaran adalah upaya memberikan stimulus bimbingan pengarahan dan

dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar

Vigotsky dalam Budiningsih (2005 103) menyatakan dalam kegiatan

pembelajaran hendaknya anak memperoleh kesempatan yang luas untuk

mengembangkan zona perkembangan proximalnya atau potensi melalui belajar

dan berkembang guru perlu menyediakan berbagai jenis dan tingkatan bantuan

(helps) cognitive scaffolding yang dapat memfasilitasi anak agar mereka dapat

memecahkan permasalahan yang dihadapinya Bantuan dapat dalam bentuk

contoh pedoman bimbingan orang lain atau teman yang lebih kompeten

Bentuk-bentuk pembelajaran kooperatif kolaboratif serta belajar kontekstual

sangat tepat digunakan

Zona perkembangan proksimal menurutnya perkembangan kemampuan seseorang

dapat dibedakan kedalam dua tingkat yaitu tingkat aktual dan potensial tingkat

perkembangan aktual tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan

tugas-tugas atau memecahkan berbagai masalah secara mandiri (intramental)

54

sedangkan potensial kemampuan kemampuan memecahkan masalah dan

menyelesaikan tugas-tugas ketika di bawah bimbingan orang dewasa atau ketika

berkolaborasi dengan teman sebaya yang lebih kompeten (intermental)

Berdasarkan beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan pembelajaran

merupakan pengorganisasian aktivitas siswa dalam arti peran guru bukan semata-

mata memberikan informasi melainkan juga mengarahkan memotivasi dan

memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the learning) agar proses

belajar lebih memadai Pembelajaran juga mengandung arti setiap kegiatan

dirancang untuk membantu dalam mempelajari sesuatu kemampuan atau nilai

Yuelawati E (2004 121) mengutip pepatah Cina bahwa membaca

mendengar dan melihat belum cukup dalam belajar pembelajaran yang

melibatkan peserta didik untuk mengalami dan membicarakan bahan

tertentu pada orang lain dapat lebih bermakna dalam belajar terlebih lagi

bila peserta didik mempunyai kesempatan untuk mengajarkan

pengetahuannya terhadap peserta didik lain yang bersumber

Keberhasilan pembelajaran Kerucut Dale disebutkan bahwa keberhasilam

peembelajaran adalah sebagai berikut

1) Apa yang kita baca 10

2) Apa yang kita dengar 20

3) Apa yang kita lihat 30

4) Apa yang kita dengar dan lihat 50

5) Apa yang kita bicarakan dengan orang lain 70

6) Apa yang kita alami sendiri 80

7) Apa yang kita ajarkan kepada orang lain 95

55

Pembelajaran bahasa yang dimaksud adalah pembelajaran tentang menulis

deskripsi bahasa Lampung kelas V SD pembelajaran ini dirancang menggunakan

pendekatan Pembelajaran CTL khususnya untuk meningkatkan aktivitas belajar

bahasa Lampung dan sebagai bentuk nyata pelaksanaan tugas guru dalam hal

kegiatan belajar di Sekolah Dasar tentunya kondisi belajar yang aktif dan

menyenangkan

Hakikat belajar bahasa Lampung yang dimaksudkan dalam penelitian ini guru

akan merancang pembelajaran menggunakan pendekatan komunikatif integratif

siswa diharapkan dapat mendeskripsikan apa yang diamatinya Proses

pembelajaran mengkondisikan siswa untuk melakukan pengamatan kemudian

menemukan hal yang diamati mengindentifikasikan menentukan lalu

mengungkapkan apa yang diamatinya dalam tulisan deskriptif sehingga proses

belajar berlangsung aktif dan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan

Dalam Standar Kelulusan BSNP 2006 sesuai Permen No 22 tahun 2005 Standar

Kompetensi Lulusan pendidikan dasar meliputi SD MISDLB Paket A dan SMP

MTs SMPLB bertujuan meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan kepribadian

akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

lebih lanjut

Adapun Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) SD

MISDLB Paket A selengkapnya adalah (a) Menjalankan ajaran agama yang

dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak (b) Mengenal kekurangan dan

kelebihan diri sendiri (c) Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku di

lingkungannya (d) Menghargai keberagaman agama budaya suku ras dan

56

golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya (e) Menggunakan informasi

tentang lingkungan sekitar secara logis kritis dan kreatif (f) Menunjukkan

kemampuan berfikir logis kritis dan kreatif dengan bimbingan guru pendidik (g)

Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya (h)

Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan

sehari-hari (i) Menunjukkan kemampuan menggali gejala alam dan sosial di

lingkungan sekitar (j) Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap

lingkungan (k) Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa negara

dan tanah air Indonesia (l) Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan

seni dan budaya lokal (m) Menunjukkan kebiasaan hidup bersih sehat bugar

aman dan memanfaatkan waktu luang (n) Berkomunikasi secara jelas dan santun

(0) Bekerja sama dengan kelompok tolong menolong dan menjaga diri sendiri

dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya (p) Menunjukkan kegemaran

membaca dan menulis (q) Menunjukkan keterampilan menyimak berbicara

membaca menulis dan berhitung

c Hakikat Pendidikan

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat Setiap manusia membutuhkan

pendidikan sampai kapan dan dimanapun ia berada Pendidikan sangat penting

artinya sebab tenpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan

terbelakang Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk

menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing disamping

memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik

57

Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 menyatakan pendidikan sebagai usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri kepribadian kecerdasan akhlak

mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan

negara

Menurut pragmatisme pendidikan merupakan suatu proses reorganisasi dan

rekonstruksi dari pengalaman-pengalaman individu Baik anak maupun orang

dewasa selalu belajar dari pengalamannya (Sadulloh 2003 125) Sedangkan

Suhasno et all (1991 3) menyatakan bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai

suatu proses pertumbuhan yang menyesuaikan dengan lingkungan Suatu

pengarahan dan bimbingan yang diberikan kepada anak dalam pertumbuhannya

Suatu usaha sadar untuk menciptakan suatu keadaan atau situasi tertentu yang

dikehendaki oleh masyarakat serta suatu pembentukan kepribadian kemampuan

anak dalam menuju kedewasaan

Lima pilar pendidikan sekarang dan masa depan yang dicanangkan oleh UNESCO

yang perlu dikembangkan oleh lembaga pendidikan formal yaitu (1) learning to

know (belajar untuk mengetahui) (2) learning to do (belajar untuk melakukan

sesuatu) dalam hal ini kita dituntut untuk terampil dalam melakukan sesuatu (3)

learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) (4) learning to live together

(belajar untuk menjalani kehidupan bersama) dan (5) learning to trust in God

(belajar untuk bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa)

58

Realisasi ldquolearning to knowrdquo dapat diterapkan dengan memposisikan guru sebagai

fasilitator Disamping itu guru dituntut untuk dapat berperan sebagai teman

sejawat dalam berdialog dengan siswa dalam mengembangkan penguasaan

pengetahuan maupun ilmu tertentu

Learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu) akan bisa berjalan jika di

sekolah memfasilitasi siswa untuk mengaktualisasi keterampilan yang dililikinya

serta bakat dan minatnya Walaupun bakat dan minat anak banyak dipengaruhi

unsur kerturunan namun tumbuh berkembangnya bakat dan minat tergantung

pada lingkungannya Keterampilan dapat digunakan untuk menopang kehidupan

seseorang bahkan keterampilan lebih dominan daripada penguasaan pengetahuan

dalam mendukung keberhasilan kehidupan seorang

Learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) erat hubungannya dengan bakat

dan minat perkembangan fisik dan kejiwaan tipologi pribadi anak serta kondisi

lingkungannya Bagi anak yang agresif proses perkembangan diri akan berjalan

bila diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi Sebaliknya bagi anak yang

pasif peran guru sebagai pengarah sekaligus fasilitator sangat dibutuhkan untuk

pengembangan diri siswa secara maksimal

Kebiasaan hidup bersama saling menghargai terbuka memberi dan memenerima

(take and give) perlu ditumbuhkembangkan Kondisi seperti ini memungkinkan

terjadinya proses ldquolearning to live togetherrdquo (belajar untuk menjalani kehidupan

bersama) Penerapan pilar keempat ini dirasakan makin penting dalam era

globalisasi era persaingan global Perlu pemupukan sikap saling pengertian antar

ras suku dan agama agar tidak menimbulkan berbagai pertentangan yang

59

bersumber pada hal tersebut Selain empat pilar diatas dalam Undang-Undang RI

No 20 BAB II Pasal 3 Sistem Pendidikan Nasional pemerintah Indonesia

memandang perlu menjadikan peserta didik menjadi manusia yang bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab

sehingga perlu ditambah pilar kelima yaiturdquo learning to trust in Godrdquo

C Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan sebagai pembanding dan dapat digunakan untuk

meningkatkan kualitas penelitian adalah sebagai berikut

1 Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA melalui Pendekatan

Kontekstual Siswa Kelas VI Sekolah Tunas Mekar Bandar Lampung

20082009

1) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6 Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus 3 Pada

Siklus I nilai rata-rata siswa kelas 6A adalah 7179 Pada Siklus II nilai

rata-rata siswa kelas 6A adalah 7662 yang berarti meningkat 673 pada

kelas 6A dari nilai rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa

kelas 6A adalah 7832 yang berarti mengalami peningkatan sebesar 22

pada kelas 6A dari Siklus II atau mengalami peningkatan 901 pada

kelas 6Adari Siklus I pembelajarn IPA dengan Pembelajaran Kontekstual

Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang signifikan pada siklus I

pada kelas 6A hanya terdapat 14 atau 6087 siswa yang mencapai

ketuntasan sedangkan pada siklus III terdapat 23 siswa atau 100 siswa

60

yang mencapai ketuntasan yang berarti mengalami peningkatan sebesar

6429

2) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6B Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus III Pada

Siklus I nilai rata-rata 6B adalah 7222 Pada Siklus II nilai rata-rata siswa

kelas 6B adalah 7865 yang berarti meningkat 890 pada kelas 6B dari nilai

rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa 6B adalah 7946 yang

berarti mengalami peningkatan sebesar 103 dari Siklus II atau

mengalami peningkatan 1003 dari Siklus I pembelajarn IPA dengan

Pembelajaran Kontekstual Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang

signifikan pada siklus I pada kelas 6B hanya terdapat 14 atau 6087

siswa yang mencapai ketuntasan sedangkan pada siklus III masing-masing

terdapat 23 siswa atau 100 siswa yang mencapai ketuntasan yang berarti

mengalami peningkatan sebesar 6429

Berdasarkan penelitian tersebut ternyata prestasi belajar dapat ditingkatkan

melalui pendekatan pembelajaran CTL walaupun pada mata pelajaran IPA

Hal ini memungkinkan terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa

pembelajaran bahasa termasuk prestasi belajar menulis deskripsi

berbahasa Lampung

2 Jurnal Teknologi Pendidikan Unila Volume 04 No 03- Maret 2008 Penelitian

Nuraeni Erdawati dengan judul Penerapan Strategi Contextual Teaching and

Learning (CTL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) SD Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada

61

tiap siklus serta peningkatan aktivitas belajar siswa Pembelajaran

menerapkan pendekatan CTL dapat dijadikan sebagai alternatif penerapan

model pembelajaran IPS terutama pada materi peta tematik keragaman

kenampakan alam dan buatan

Merujuk hasil penelitian tersebut ternyata prestasi belajar IPS dapat

ditingkatkan melalui pendekatan pembelajaran CTL Hal ini memungkinkan

terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa pada pembelajaran bahasa

termasuk prestasi belajar menulis deskripsi berbahasa Lampung kelas V SDN

1 Sukarame Dua Bandar Lampung

Page 10: II. KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Menulis Deskripsi ...digilib.unila.ac.id/20091/3/BAB II.pdf · yang bertalian dengan usaha penulis untuk memberikan perincian dari ... Syarat-syarat

20

dalam pembelajaran Kelebihan pembelajaran menggunakan pendekatan CTL

menurut Nurhadi dkk (200432) dapat meningkatkan hasil dan keterlibatan siswa

dalam proses pembelajaran Kebaikannya sebagai berikut

1) Belajar akan lebih bermakna jika anak ldquomengalamirdquo apa yang

dipelajarinya dari pada ldquomengetahuinyardquo

2) Pembelajaran dapat membantu guru mengaitkan materi yang diajarkan

dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat

hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam

kehidupan mereka

3) Kontekstual merupakan pndekatan baru yang lebih memberdayakan siswa

tidak menghafal fakta tetapi mendorong siswa mengkonstruksikan

pengetahuan di benak mereka sendiri

4) Kontektual merupakan pembelajaran yang mengajak anak mengetahui

makna belajar dan menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang

diperolehnya untuk memecahkan masalah dalam kehidupan

Blanchara (2001 72) menyatakan bahwa pembelajaran kontekstual terjadi apabila

siswa menerapkan mengalami apa yang sedang dipelajarinya berhubungan

dengan kehidupan dan dunia nyata Center of Educations and Work at the

Univercity of Wisconsin-Madison (TEACHNET) mengeluarkan pernyataan

penting tentang CTL sebagai berikut

Contextual teaching and learning is conception of teaching and that helps

teacher relate subject ter content to real world situations and motivates

students to make connections between knowledge and its applications to

their lives as family members citizen and wokers and engange in the hard

work that learning requires (Johnson 2002 38-39)

Teachnet menekankan bahwa pembelajaran kontekstual merupakan strategi

pembelajaran yang mampu menolong guru menghubungkan isi pelajaran dengan

situasi dunia nyata CTL juga mampu memotivasi siswa dalam menghubungkan

antara pengetahuan yang diperoleh dengan aplikasinya dalam hidupnya baik

sebagai anggota keluarga masyarakat maupun dunia kerja

21

Pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual menuntut guru mampu

memotivasi siswa belajar dalam situasi dunia nyata dengan konsep belajar ini

siswa dapat menerapkan pengetahuan yang telah dimilikinya dengan materi yang

dipelajari sehingga pembelajaran diharapkan akan lebih bermakna

Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa pembelajaran kontekstual

adalah konsep belajar yang menghadirkan dunia nyata dan mendorong siswa

menghubungkan pengetahuan yang telah dimilikinya dengan penerapannya dalam

kehidupan sehari-hari Pada saat siswa memperoleh pengetahuan dan

keterampilan dari konteks yang terbatas saat itu pula sedikit demi sedikit siswa

mengkonstruksikan pemikirannya Hasil dari proses ini dijadikan siswa sebagai

bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya

Pembelajaran kontekstual mengakui bahwa ldquobelajarrdquo merupakan sesuatu yang

kompleks dan multi dimensional yang jauh melampaui berbagai metode belajar

lainnya yang hanya berorientasi pada latihan dan rangsangan tanggapan

(stimulus-respon) Pembelajaran kontekstual menganjurkan bahwa belajar hanya

terjadi jika siswa memproses informasi atau pengetahuan baru sedemikian rupa

sehingga dirasakan sesuai dengan kerangka pikiran yang dimilikinya (ingatan

pengalaman dan tanggapan)

Lebih lanjut Johnson (2006 25) menjelaskan CTL sebagai berikut

ldquoThe CTL system is an educational process that aims to help students see

meaning in the academic material they are studying in the

academicsubjects with the context of their daily lives that is with

thecontexst of the personal social and cultural circumstances To achieve

this aim the system encompasses the following eight components making

meaningful connections doing significans work self regulated learning

22

Collaborating critical and creative thingking nurturing the individual

reaching high standars using authentic assessmenrdquo

Pemahamanya hakikat CTL merupakan suatu proses pembelajaran yang bertujuan

membantu siswa melihat makna bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan

cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan sehari-hari yaitu dengan

konteks lingkungan pribadi sosial dan budaya menuntut siswa belajar bermakna

mengatur belajar sendiri bekerjasama berfikir kritis dan kreatif mencapai standar

yang tinggi

Zahorik (199914-22) menjelaskan ada lima elemen yang harus diperhatikan

dalam pembelajaran kontekstual (1) pengaktifan pengetahuan yang sudah ada

(activating knowledge) (2) pemerolehan pengetahuan baru kemudian

memperhatikan detailnya (3) pemahaman pengetahuan (understanding

knowledge) (4) mempraktekkan pengetahuan dan pengalaman (5) melakukan

refleksi (reflection knowledge)

Pendekatan CTL menurut Nurhadi (200431) memiliki tujuh komponen yaitu

konstruktivisme inquiry bertanya masyarakat belajar permodelan refleksi dan

penilaian sebenarnya Hal serupa diungkapkan oleh Sanjaya (2006113) bahwa

komponen-komponen pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran

Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah Construktivisme Inquiri

Questioning Learning community Modeling refleksi dan Authentic Assesment

Penerapan masing-masing komponen dapat dijelaskan sebagai berikut

23

1) Konstruktivisme

Merupakan aliran pembelajaran yang menuntut siswa untuk menyusun dan

membangun makna atas pengalaman baru yang didasarkan pada pengetahuan

tertentu (Hati 2007) Siswa membangun sendiri pengetahuan mereka dengan

terlibat aktif dalam proses pembelajaran Siswa ldquomengkonstruksirdquo bukan

ldquomenerimardquo pengetahuan Siswa menjadi ldquoSubjekrdquo bukan ldquoObjekrdquo belajar

Bentuknya adalah siswa mengerjakan sesuatu

a) menulis karangan deskripsi

b) mendemonstrasikan yakni bahasa komunikasi yang digunakan adalah

bahasa lampung

c) menciptakan ide karangan deskripsi sesuai yang diamati

d) memecahkan masalah

Tugas guru dalam hal ini adalah memfasilitasi proses belajar dengan menjadikan

pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa memberi kesempatan kepada

siswa untuk menemukan menerapkan idenya sendiri dan memotivasi siswa agar

menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar mengerjakan tugas

Implementasinya terdiri dari kegiatan menyebutkan mengidentifikasikan

mengkategorikan dan membuktikan Pada umumnya kita juga sudah menerapkan

filosofi ini dalam pembelajaran sehari-hari yaitu ketika kita merancang

pembelajaran dalam bentuk siswa bekerja praktek mengerjakan sesuatu

beraktifitas di dalam laboratorium membuat laporan ilmiah mendemonstrasikan

hasil kerja baik berupa laporan maupun hasil eksperimen di laboratorium

menciptakan ide dan sebagainya

24

2) Menemukan (Inquiry)

Kegiatan pembelajarannya diawali dengan pengamatan lalu berkembang

untuk memahami konsepfenomena Setelah itu siswa akan mengembangkan

dan menggunakan keterampilan berpikir kritis Siswa menemukan sendiri

pengetahuan dan keterampilan mereka melalui tahap

1) Mengamati atau melakukan observasi (observation)

2) Membaca referensi untuk informasi pendukung

3) Bertanya jawab dengan teman (questioning)

4) Menduga (hypotesis) dan memunculkan ide-ide baru

5) Mengumpulkan data sebanyak-banyaknya(data gathering)

6) Menganalisis menyimpulkan (conclusion) dan menyajikan hasil dalam

tulisan gambar dll

7) Siswa membuat laporan ilmiah sendiri

8) Siswa mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca

teman sekelas guru atau audien yang lain

9) Disampaikan pada orang lain untuk mendapat masukan

10) Melakukan refleksi

11) Menempelkan gambar karya tulis di mading majalah sekolah dsb

3) Bertanya (Questioning)

Suatu pembelajaran akan tampak hidup dan bergairah kalau disertai dengan tanya

jawab antara siswa dengan guru antara siswa dengan siswa lainnya antara siswa

dengan orang lain Manfaat tanya jawab dalam pembelajaran sangat banyak yaitu

untuk memotivasi siswa menghindari pembelajaran yang monoton Teknik

bertanya merupakan hal mendasar dalam pembelajaran kontekstual

25

Menurut Senduk (2004 45) bertanya merupakan suatu strategi yang

digunakan secara aktif oleh siswa untuk menganalisis dan mengeksplorasi

gagasan-gagasan Pendapat ini mengisyaratkan bahwa pilar bertanya dalam

pembelajaran kontekstual merupakan bagian penting karena merupakan

induk dari strategi pembelajaran Kegiatan bertanya yang dilakukan baik

oleh guru maupun oleh siswa Pertanyaan guru digunakan untuk

mengarahkan membimbing dan mengevaluasi cara berfikir siswa

Sedangkan pertanyaan siswa merupakan wujud keingintahuan (Hati 2007)

Dengan bertanya siswa dapat menggali informasi mengkonfirmasikan sesuatu

mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahui bertanya dapat

diterapkan saat berdiskusi kerja kelompok ketika mengamati dan saat

mengalami kesulitan Hampir pada semua aktifitas belajar questioning dapat

diterapkan

1) Antara siswa dengan guru

2) Antara guru dengan siswa

3) Antara siswa dengan siswa

4) Antara siswa dengan orang lain yang didatangkan ke kelas

4) Masyarakat Belajar (Learning Community)

Konsep learning community menyarankan agat hasil pembelajaran diperoleh dari

kerjasama dengan orang lain Hasil belajar diperoleh dari ldquosharingrdquo antar teman

antar kelompok dan antara yang tahu ke yang belum tahu Dalam pembelajaran

menggunakan pendekatan CTL guru disarankan selalu melaksanakan

pembelajaran dalam kelompok belajar Kelompok belajar atau sekelompok

26

komunitas yang berfungsi sebagai wadah komunikasi untuk berbagi pengalaman

dan gagasan (Hati 2007)

Mengutamakan kerjasama dengan orang lain atau kelompok dapat dilakukan jika

anggotanya mau saling mendengarkan tidak merasa paling tahu serta tidak segan

untuk bertanya kepada lainnya Prakteknya dapat terwujud dalam

1) Pembentukan kelompok kecil

2) Pembentukan kelompok besar

3) Mendatangkan bdquoahli‟ ke kelas

4) Bekerja dengan kelas sederajat

5) Bekerja dengan kelas di atasnya

6) Bekerja dengan masyarakat

Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang anggotanya heterogen yang pandai

mengajari yang lemah yang pandai belajar cepat membantu teman yang lamban

Hal ini dapat membantu siswa menuangkan deskripsi menggunakan kalimat

bahasa lampung yang tepat

5) Permodelan (Modeling)

Pengertian permodelan menurut Yasin (2004 49) merupakan suatu cara

mengaktualisasikan sesuatu yang abstrak Permodelan dapat juga dimaksudkan

untuk membahasakan gagasan yang dipikirkan mendemonstrasikan bagaimana

guru menginginkan para siswanya untuk belajar dan melakukan apa yang

diharapkan guru Jadi permodelan merupakan cara melakukan sesuatu

mempraktekkan cara mendeskripsikan sesuatu yang dilihat dan lain-lain Sebuah

pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu ada model yang bisa ditiru

27

dengan begitu guru memberi model tentang ldquobagaimana cara belajarrdquo Kegiatan

mendemonstrasikan suatu perbuatan agar siswa dapat mencontoh atau belajar

atau melakukan sesuatu sesuai dengan model yang diberikan (Hati 2007)

Model ini dapat dirancang dengan melibatkan media lingkungan misalnya guru

menunjukkan pohon kelapa sawit di halaman sekolah kemudian salah satu siswa

bisa ditunjuk untuk menyebutkan suatu kata dalam bahasa lampung yang

berhubungan dengan media tersebut Dalam pendekatan CTL guru bukan satu-

satunya model tetapi model dapat dirancang dengan melibatkan siswa

6) Refleksi (Reflection)

Refleksi merupakan respon terhadap sesuatu kejadian aktivitas atau pengetahuan

yang baru diterima contohnya

a) pertanyaan langsung tentang ketentuan apa saja yang boleh diamati

b) komentar siswa tentang pembelajaran hari itu

c) catatan atau konsep siswa

d) diskusi

e) hasil karya

Refleksi merupakan cara berfkir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir

kebelakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan masa lalu (Senduk 2004

510) Siswa memahami apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan

baru yang merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya

Refleksi merupakan respon terhadap kejadian aktivitas atau pengetahuan yang

baru diterima Pengetahuan yang bermakna diperoleh dari proses Pengetahuan

dimiliki siswa perlu diperluas melalui konteks pembelajaran yang kemudian

28

diperluas sedikit demi sedikit Siswa mencatat apa yang telah dipelajari dan

bagaimana menemukan ide-ide baru Pada akhir pembelajaran guru menyisakan

waktu untuk melakukan refleksi

Kegiatan dalam refleksi menurut Hati (2009) berupa melihat kembali atau

merespon suatu kejadian kegiatan dan pengalaman yang bertujuan untuk

mengidentifikasi hal-hal yang sudah diketahui dan hal-hal yang belum diketahui

agar dapat dilakukan suatu tindakan penyempurnaan Dapat juga dikatakan

sebagai respon terhadap kejadian aktivitas atau pengetahuan yang baru diterima

contohnya

1) Pertanyaan langsung tentang apa yang diperoleh hari itu

2) Komentar siswa tentang pembelajaran hari itu

3) Catatan atau jurnal dibuku siswa

4) Diskusi

5) Hasil karya

Penerapan refleksi menurut Nurhadi (2004 51) memiliki ciri sebagai berikut (a)

pernyataan langsung tentang apa-apa yang diperolehnya hari itu (b) catatan atau

buku jurnal di buku siswa (c) kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari

itu (d) diskusi (e) hasil karya (f) cara-cara lain yang ditempuh guru untuk

mengarahkan siswa pada pemahaman mereka tentang materi yang dipelajari Jadi

reflection adalah kegiatan memikirkan apa yang telah terjadi dalam pembelajaran

dan memberikan masukan perbaikan jika diperlukan

29

7) Penilaian yang Sebenarnya (Autentic Assessment)

Agar penilaian yang dilakukan benar-benar menggambarkan keadaan siswa yang

sebenarnya perlu dilakukan suatu penilaian yang mampu mengukur keadaan

siswa yang sebenarnya Siswa tidak hanya dinilai dari satu aspek melainkan dari

berbagai aspek sehingga data yang didapat bisa menggambarkan keadaan siswa

yang sebenar proses

Penilaian autentik memiliki beberapa karakteristik menurut Senduk (2004 52)

penilaian autentik memiliki ciri-ciri sebagai berikut (a) harus mengukur semua

aspek pembelajaran (b) dilaksanakan selama dan sesudah pembelajaran (c)

menggunakan berbagai cara dan berbagai sumber (d) tes hanya salah satu alat

pengumpul data penilaian (e) tugas-tugas yang diberikan kepada siswa harus

mencerminkan bagian-bagian dari kehidupan siswa

Berdasarkan pendapat tersebut penilaian autententik merupakan proses

pengumpulan berbagai data yang bisa menggambarkan perkembangan siswa

Penilaian ini menekan pada perkembangan kemampuan siswa dalam memahami

dan mempelajari pengetahuan atau keterampilan Penilaian ini dilakukan dengan

berbagai cara yaitu pemberian tugas proses pembelajaran kinerja performan

hasil karya atau produk dan sebagainya

Autentic Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa

memberikan gambaran perkembangan belajar siswa dan perlu diketahui oleh guru

untuk bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan

benar Penekanannya pada assesment dalam proses pembelajaran data yang

dikumpulkan diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan siswa pada saat

30

melakukan proses pembelajaran Kemajuan belajar dinilai dari proses

pembelajaran bukan melalui hasil

Karakteristik assessment adalah (a) dilaksanakan selama dan sesudah proses

pembelajaran berlangsung (b) bisa digunakan untuk formatif dan sumatif (c)

yang diukur keterampilan dan performansi bukan fakta (d) berkesinambungan (e)

terintegrasi (f) dapat digunakan sebagai feed back Bentuk-bentuk penilaian

autentik fortofolios story reteling interview video tape evaluation of

performance audio tepe evaluation of reading teacher observations close test

Dalam hal iniakan dilakukan penilaian terhadap aktivitas siswa selama proses

pembelajaran dan produk tulisan deskripsi siswa dalam bahasa lampung

b Perbedaan Pendekatan kontestual dengan Pendekatan Konvensional

Menurut pendapat Nurhadi (2003 7) terdapat perbedaan antara pendekatan CTL

dan konvensional yaitu

No Pendekatan CTL

Pendekatan Konvensional

1 Siswa secara aktif terlibat dalam

proses pembelajaran

Siswa adalah penerima informasi

secara pasif

2 Siswa belajar dari teman melalui

kerja

Siswa belajar secara individual

3 Pembelajaran dikaitkan dengan

kehidupan nyata atau masalah

yang disimulasikan

Pembelajaran sangat abstrak dan

teoritis

4 Perilaku dibangun atas kesadaran

diri

Perilaku dibangun atas kebiasaan

5 Hadiah untuk perilaku baik adalah

kepuasan diri

Hadiah untuk perilaku baik adalah

pujian atau nilai (raport)

6 Keterampilan dikembangkan atas

dasar pemahaman

Keterampilan dikembangkan atas

dasar latihan

7 Seseorang tidak melakukan yang

jelek karana dia sadar hal itu keliru

dan merugikan

Seorang tidak melakukan yang jelek

karena dia takut hukuman

8 Bahasa diajarkan dengan Bahasa diajarkan dengan pendekatan

31

pendekatan komunikatif yakni

siswa diajak menggunakan bahasa

dalam monteks nyata

struktural rumus diterangkan sampai

paham kemudian dilatihkan (drill)

9 Pemahaman rumus dikembangkan

atas dasar skemata yang sudah ada

dalam diri siswa

Rumus itu ada di luar diri siswa yang

harus diterangkan diterima

dihafalkan dan dilatihkan

10 Pemahaman rumus relatif berbeda

antara siswa yang satu dengan

yang lainnya sesuai dengan

skemata siswa

Rumus adalah kebenaran absolut

hanya ada dua kemungkinan yaitu

pamahaman rumus yang salah atau

yang benar

11 Siswa menggunakan kemampuan

berfikir kritis terlibat penuh dalam

mengupayakan terjadinya proses

pembelajaran yang efektif ikut

bertanggung jawab atas terjadinya

proses pembelajaran yang efektif

dan membawa skemata masing-

masing ke dalam proses

pembelajaran

Siswa secara fasif menerima rumus

atau kaidah (membaca mendengar

mencatat menghafal) tanpa

memberikan kontribusi ide dalam

proses pembelajaran

No Pendekatan CTL

Pendekatan Konvensional

1 Pengetahuan yang dimiliki

manusia dikembangkan oleh

manusia itu sendiri Manusia

menciptakan atau membangun

pengetahauan dengan cara

memberi arti dan memahami

pengalamannya

Pengetahuan adalah penangkapan

terhadap serangkaian fakta konsep

atau hukum yang berada di luar diri

manusia

2 Ilmu pengetahuan dikonstruksi

oleh manusia sendiri sementara

manusia selalu mengalami

peristiwa baru maka

pengetahuantidak pernah stabil

selalu berkembang

Kebenaran bersifat absolut dan

pengetahuan bersifat final

3 Siswa diminta bertanggung jawab

memonitor dan mengembangkan

pembelajaran mereka masing-

masing

Guru adalah penentu jalannya proses

pembelajaran

4 Penghargaan terhadap pengalaman

siswa sangat diutamakan

Pembelajaran tidak memperhatikan

pengalaman siswa

5 Hasil belajar diukur dengan

berbagai cara proses bekerja hasil

karya penampilan rekaman tes

dan lain-lain

Hasil belajar diukur hanya dengan tes

6 Pembelajaran terjadi diberbagai Pembelajaran hanya di dalam kelas

32

tempat konteks dan setting

7 Penyesalan adalah hukuman dari

perilaku jelek

Sanksi adalah hukuman dari perilaku

jelek

8 Perilaku baik berdasar motivasi

intrinsik

Perilaku baik berdasar motivasi

ekstrinsik

9 Seorang berperilaku baik karena

dia yakin itulah yang terbaik dan

bermanfaat

Seseorang berperilaku baik karena

terbiasa melakukan begitu Kebiasaan

ini dibangun dengan hadiah yang

menyenangkan

c Beberapa Hal Penting Dalam Pembelajaran CTL

Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL harus memperhatikan hal-

hal yang yang terkait baik berkaitan dengan konsep langkah-langkah maupun

pelaksanaan pembelajaran dengan CTL Contextual Teaching and Learning

(CTL) menurut Clifford dan Wilson (20002) adalah pendekatan dalam

pembelajaran yang dapat membantu siswa menemui ketuntasan belajar

berdasarkan kompetensi yang telah ditetapkan Siswa dapat dikatakan tuntas

belajar jika ia dapat berguna dan mampu mengaplikasikan pengetahuannya

terhadap lingkungan sekitar kehidupannya baik masa kini maupun masa depan sebagai

seorang anggota keluarga warga negara dan pekerja atau karyawan

CTL dikatakan efektif digunakan dalam pembelajaran karena (Clifford dan

Wilson 20002)

1 emphasizes problem-solving

2 recognizes the need for teaching and learning to occur in multiple

contexts

3 teaches students to become self-regulated learners

4 anchors teaching in students‟ diverse life contexts

5 encourages students to learn from each other in interdependent

groups and

6 Employs authentic assessment

33

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran dengan Contextual Teaching

Learning terutama berkaitan dengan pembelajaran Bahasa Lampung adalah

sebagai berikut

1 CTL adalah model pembelajaran yang menekankan aktivitas siswa secara

penuh baik fisik maupun mental

2 CTL memandang bahwa belajar bukan menghafal akan tetapi proses

berpengalaman dalam kehidupan nyata

3 Kelas dalam pembelajaran CTL bukan sebagai tempat untuk memperoleh

informasi akan tetapi sebagai tempat untuk menguji data hasil temuan

mereka dilapangan

4 Materi pelajaran ditemukan oleh siswa sendiri bukan hasil pemberian dari

orang lain (Sanjaya 2006125)

3 Media Pembelajaran

Media berasal dari kata ldquomediumrdquo yang berasal dari bahasa latin ldquomediusrdquo yang

berarti ldquotengah atau sedangrdquo Pengertian media ini mengarah pada sesuatu yang

menjadi penghantar untuk meneruskan suatu informasi dan sumber informasi

kepada penerima informasi Dalam bahasa Arab media adalah perantara atau

pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan ringkasnya media adalah

alat untuk menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran Arsyad

(2005 54) mengartikan media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan

untuk menyampaikan pesan informasi

Heinich dalam Arsyad (2005 82) menyatakan media sebagai perantara yang

mengantar informasi apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi

34

yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud pengajaran Hamidjojo

dalam Latuheru mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah media yang

penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran (biasanya sudah

dituangkan dalam GBPP atau silabus) yang dimaksudkan untuk mempertinggi

kegiatan belajar Media pembelajaran adalah bahan alat maupun metode teknik

yang digunakan dalam kegiatan belajar dengan maksud agar proses interaksi

komunikasi edukatif antara siswa dan sumber belajar dapat berlangsung secara

tepat guna dan berdaya guna Jadi media yang dimanfaatkan untuk belajar adalah

lingkungan yang terdekat dengan siswa

ldquoNational Education Assosiationrdquo memberi definisi media sebagai bentuk-bentuk

komunikasi baik tercetak maupun audio visual dan peralatannya dengan demikian

dapat dimanipulasi dilihat didengar atau dibaca Menurut Lohan dalam

Sihkabuden (999 58) media suatu sarana atau chanel sebagai perantara antara si

pemberi pesan kepada penerima pesan

Menurut Olson dalam Budiningsih (2005 62) mendefinisikan media sebagai

teknologi untuk menyajikan merekam membagi dan mendistribusikan simbol

dengan melalui rangsangan indera tertentu disertai penstrukturan informasi

Gagne dalam Sagala (2005 281) menyatakan bahwa media pendidikan adalah

berbagai jenis komponen lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar

Briggs dalam yang sama lebih lanjut menyatakan bahwa media pembelajaran

adalah sarana untuk memberikan perangsang bagi si belajar supaya proses belajar

terjadi

Sardiman (2006 205) menyatakan bahwa

35

media pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam tiga golongan

Pertama adalah alat-alat yang merupakan benda sebenarnya yang

memberi pengalaman langsung dan nyata Kedua alat-alat yang

merupakan benda pengganti yang seringkali dalam bentuk tiruan dari

benda sebenarnya memberikan pengalamannbuatan atau tidak langsung

Ketiga bahasa lisan maupun tertulis memberikan pengalaman melalui

berbahasa

Secara umum peranan media dalam proses pembelajaran dapat

a menghemat waktu belajar

b memudahkan pemahaman

c meningkatkan perhatian siswa

d meningkatkan aktivitas siswa

e mempertinggi daya ingat siswa

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas bahwa media pembelajaran adalah segala

sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima

serta dapat merangsang pikiran perasaan perhatian dan kemauan si belajar

sehingga dapat memotivasi terjadinya belajar yang baik dengan sengaja

bertujuan dan terkendali Media pembelajaran sebagai salah satu komponen

sumber dan merupakan bagian integral dari keseluruhan komponen pembelajaran

menempati posisi yang penting dan akan turut menentukan keberhasilan

penyelenggaraan pembelajaran

Pada kenyataannya pengembangan dan penerapan media pembelajaran

diharapkan dapat memotivasi belajar terhadap pembelajaran sehingga berdampak

pula pada peningkatan hasil belajarnya Selaras dengan perkembangan ilmu

pengetahuan maka guru harus mampu mengembangkan media pembelajaran

secara bervariasi baik yang dirancang khusus (by design) maupun dengan

36

memanfaatkan (by utilization) sejumlah media yang telah ada Dengan demikian

media pendidikan dan media pengajaran dirangkum saja dengan media

pembelajaran

Kegunaan media dalam pembelajaran menurut Miarso (2005 536)

(a) Media mampu memberikan rangsangan yang bervariasi kepada otak

kita sehingga otak kita dapat berfungsi secara optimal (b) Media dapat

mengatasi keterbatasan pengamatan yang dimiliki oleh siswa (c) Media

dapat melampaui batas ruang kelas (d) Media memungkinkan adanya

interaksi langsung antara siswa dan lingkungan (e) Media menghasilkan

keseragaman pengamatan (f) Media membangkitkan keinginan dan minat

baru (g) Media membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar

(h) Media memberikan pegalaman yang integral menyeluruh dari sesuatu

yang konkret maupun yang abstrak (i) Media memberikan kesempatan

untuk belajar mandiri (j) Media meningkatkan keterbacaan baru

(membedakan dan menafsirkan objek) (k) Media mampu meningkatkan

efek sosialisasi (l) Meningkatkan kemampuan ekspresi diri guru maupun

siswa

Kriteria pemilihan media menurut Arsyad (2005 39) sebagai berikut (a) sesuai

dengan tujuan yang ingin dicapai (b) tepat untuk mendukung isi pelajaran yang

sifatnya fakta konsep prinsip atau generalisasi (c) praktis luwes dan bertahan

(d) guru trampil menggunakannya (e) pengelompokan sasaran (f) mutu teknis

(memiliki persyaratan teknis yang tertentu)

Tiga kategori media menurut Haney dan Ullmer yang dikutip Miarso (200525)

yaitu

(1) Media Penyaji Grafis bahan cetak dan gambar diam Proyeksi diam

Audio kaset Audio ditambah visual diam Gambar hidup film Televisi

Multi media (2) Media Objek Objek sebenarnya alami (hidup dan tak

hidup) buatan gedung mesin-mesin alat-alat komunikasi jaringan

transportasi dan semua benda yang dibuat Objek pengganti replika

model dan benda tiruan (3) Media Interaktif memperhatikan penyajian

objek dan berinteraksi (internet komputer)

37

Media yang akan digunakan dalampenelitian ini adalah media objek sebenarnya

alami hidup dan tak hidup yang terdapat di lingkungan sekitar sekolah yaitu

sugai gunung kebun pantai dan benda-benda tak hidup lainnya

4 Pembelajaran Menulis Deskripsi Berbahasa Lampung Menggunakan CTL

Bahasa Lampung adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat penuturnya

yaitu suku Lampung dalam berkomunikasi dan mengaktualisasikan diri dalam

kehidupan sehari-hari Pakar linguistik deskriptif biasanya mendefinisikan bahasa

sebagai satu sistem lambang bunyi yang bersifat arbiter kemudian lazim ditambah

dengan yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat untuk berinteraksi

dan mengidentifikasikan dirirdquo (Chaer 1997 68) Nababan (1999 96)

mengemukakan bahwa bahasa memiliki empat fungsi yaitu fungsi kebudayaan

kemasyarakatan perorangan dan pendidikan

Fungsi kebudayaan meliputi tiga hal yaitu pelestarian kebudayaan

pengembangan kebudayaan dan inventarisasi ciri-ciri kebudayaan Fungsi

kemasyarakatan meliputi ruang lingkup dan bidang pemakaian Fungsi perorangan

meliputi fungsi instrumental kepribadian pemecahan masalah khayalan dan

informatif Fungsi pendidikan meliputi fungsi integratif instrumental kultural dan

penalaran

Fungsi dan tujuan pembelajaran bahasa Lampung untuk membelajarkan siswa

didik dalam belajar bahasa Lampung dan berfungsi memberikan kemampuan

menggunakan bahasa Lampung bagi kepentingan berpikir merasa dan

38

berkomunikasi dalam kehidupan budaya masa kini sebagai lanjutan dari

kehidupan masa lalu dengan memperhatikan peristiwa penggunaannya

Pada proses pembelajaran berlangsung guru memotivasi siswa melakukan

pengamatan terhadap gambar kemudian mengungkapkan hasil pengamatannya

melalui deskripsi Siswa menulis deskripsi sesuai dengan kaidah bahasa

Lampung baik ejaan struktur maupun kosa kata Dengan demikian pembelajaran

dalam terlaksana dengan mengoptimalkan masyarakat belajar dalam pembelajaran

bahasa Lampung dengan pendekatan CTL

Pembelajaran bahasa Lampung meliputi pengenalan pemahaman dan

keterampilan mencakup unsur bahasa Lampung (Depdikbud Provinsi Lampung

2003 16) yaitu

a) Lafal dan ejaan yang berkenaan dengan lafal yang baik dan ejaan yang

sesuai dengan pedoman Ejaan Bahasa Lampung

b) Struktur yang berkenaan dengan bebtuk kata frase dan kalimat Bahasa

Lampung yang baik dan yang diterima bukan teoritis

c) Kosa kata yang berkenaan dengan kata-kata bahasa lampung dari berbagai

lingkungan kehidupan yang diperlukan sebagai alat berpikir merasa dan

berkomunikasi dengan lancar

d) Wacana berkenaan dengan karangan jenis narasi deskripsi eksposisi

argumentasi dan drama

Lebih lanjut dijelaskan pokok-pokok bahasan pembelajaran mencerminkan

kegiatan berbahasa dalam bahasa Lampung khususnya menulis adalah

pembelajaran menulis untuk mengomunikasikan gagasan perasaan dan pesan

dengan bahasa Lampung secara tertulis baik dalam bentuk prosa atau puisi

maupun dalam berbagai jenis karangan seperti pada karangan deskripsi berbahasa

Lampung

39

Pembelajaran menulis disesuaikan dengan ketentuan menulis Hamer (1999 48)

mengatakan bahwa dalam keterampilan menulis harus diperhatikan beberapa hal

misalnya penyusunan kalimat menjadi paragraf bagaimana paragraf digabungkan

dan dikelompokan sehingga menjadi tulisan yang koheren Penerapan

pembelajaran pendekatan kontekstual (CTL) dalam penelitian ini adalah guru

mendesain proses pembelajaran menulis teks deskripsi berbahasa Lampung

dengan memanfaatkan lingkungan sebagai media Mengonstruksi pengetahuan

siswa sedikit demi sedikit sehingga pengetahuannya bermakna dalam proses

menemukan bertanya masyarakat belajar memberi permodelan melaksanakan

refleksi dalam pembelajaran dan melaksanakan penilaian autentik

5 Prestasi Belajar

a Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi adalah istilah yang diambil dari bahasa Belanda ldquoprestatierdquo yang berarti

hasil usaha Kata prestasi dalam berbagai penggunaan selalu dihubungkan dengan

aktivitas tertentu Prestasi belajar adalah kemampuan nyata yang dapat langsung

diukur dengan tes tertentu dan dapat dihitung hasilnya menurut Zainal dalam

Sagala (2005 101) bahwa ldquoPrestasi merupakan kemampuan siswa yang dapat

dicapai saat dilakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa

terhadap berbagai hal yang pernah dilatihkan diajarkan sudah dapat diperoleh

gambaran yang nyata tentang pencapaian program pembelajaran secara

menyeluruhrdquo

Di samping itu menurut Wittrock dalam Latuheru (1999 46) ldquoprestasi belajar

adalah suatu terminology yang menggambarkan suatu proses perubahan melalui

40

pengalaman Proses tersebut mempersyaratkan perubahan yang relative permanen

berupa sikap pengetahuan informasi kemampuan dan keterampilan melalui

pengalamanrdquo

Skiner dengan teori operant conditioning sebagaimana dikutip Gredler (dalam

Slameto 2003 49) mengatakan bahwa prestasi belajar merupakan respon

tingkah laku yang baru Walaupun Skiner mengatakan demikian namun pada

dasarnya respon yang baru itu sama pengertiannya dengan tingkah laku

pengetahuan sikap keterampilan yang baru

Prestasi menurut Hamalik (198384) adalah perubahan tingkahlaku yang

diharapkan kepada murid setelah diadakan proses belajar mengajar Sedangkan

menurut Yusuf (198224) prestasi adalah tingkatan kepandaian keterampilan yang

telah dicapai setelah melakukan kegiatan pekerjaan atau latihan itu sendiri

Menurut Adi Nugroho prestasi adalah segala jenis pekerjaan yang berasil dan

prestasi itu menunjukkan kecakapan Selanjutnya Purwadarminto menyebutkan

bahwa prestasi adalah hasil yang dicapai sebaik-baiknya menurut kemampuan

anak pada waktu tertentu terhadap hal-hal yang dikerjakan dilakukan

Reigeluth dalam yang sama berpendapat prestasi belajar dapat juga dikatakan

sebagai pengaruh yang memberikan suatu ukuran nilai dari metode (strategi)

alternatif dalam kondisi yang berbeda ada hasilnyata dan diinginkan Hasil nyata

hasil-hasil kehidupan nyata dari menggunakan metode (strategi) spesifik dalam

kondisi yang spesifik pula sedangkan hasil yang diinginkan adalah tujuan-tujuan

(goals) yang umumnya berpengaruh pada pemilihan suatu metode

41

Ini berarti prestasi belajar sangat erat kaitannya dengan metode (strategi) yang

digunakan pada sesuatu kondisi (pembelajaran) tertentu Semakin ketepatan

pemilihan metode atau strategi (pembelajaran) pada suatu kondisi semakin baik

hasil belajar Selanjutnya juga mengatakan secara spesifik hasil belajar adalah

suatu kinerja (peformance) yang diindikasikan sebagai suatu kapabilitas

(kemampuan) yang diperoleh Hasil belajar tersebut selalu dinyatakan dalam

bentuk tujuan-tujuan khusus perilaku (unjuk kerja)

Muhibin (1997141) menyebutkan bahwa prestasi belajar merupakan taraf

keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah dinyatakan

dalam bentuk skor yang diperoleh hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran

tertentu Demikian pula pendapat Albach Arnove dan Kelly (1999201) bahwa

prestasi belajar hanya ukuran keberhasilan di sekolah tidak termasuk keberhasilan

dalam keluarga dan masyarakat Davis dalam Slameto (198521) berpendapat

bahwa prestasi belajar adalah pengetahuan yang diperoleh siswa sebagai hasil dari

pembelajaran

Pendapat-pendapat di atas menunjukkan bahwa prestasi belajar dipergunakan

untuk menyebut berbagai macam hasil kegiatan atau usaha Hal ini sesuai dengan

kenyataan yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari Istilah prestasi

belajar sering digunakan untuk menyebut hasil yang dicapai dalam berbagai

kegiatan misalnya prestasi olahraga prestasi seni prestasi kerja prestasi belajar

prestasi usaha dan sebagainya

42

Berdasarkan uraian di atas prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari

proses belajar mengajar yaitu penguasaan perubahan emosional atau perubahan

tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu Prestasi belajar sering

dipergunakan dalam arti yang sangat luas seperti prestasi belajar dalam ulangan

harian prestasi pekerjaan rumah prestasi belajar tengah semester prestasi akhir

semester dan sebagainya

Cara yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat prestasi belajar adalah

dengan menggunakan tes Tes prestasi dapat digunakan sebagai suatu tes

diagnosis yang dirancang untuk membuktikan mengenai gambaran kelebihan dan

kekurangan siswa

Pada proses pembelajaran prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari

pembelajaran yang meliputi penguasaan perubahan emosional dan perubahan

tingkah laku yang dapat diukur dengan tes objektif maupun tes uraian Dengan

demikian prestasi belajar Bahasa Lampung adalah prestasi belajar siswa pada tes

ujian akhir semester atau pada Konpetensi Dasar pada mata pelajaran Bahasa

Lampung

Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

Bahasa Lampung merupakan tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari

pelajaran Bahasa Lampung di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang

diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi tertentu

Prestasi belajar memiliki beberapa kategori Gagne (19925)

mengklasifikasikannya menjadi lima kategori yakni 1) Intellectual skill 2)

Cognitive strategies 3) Verbal information 4) Motor skill dan 5) Attitudes

43

1) Keterampilan intelektual

Kemampuan ini merupakan keterampilan yang membuat seseorang secara

cakap berinteraksi dengan lingkungan melalui penggunaan lambang-lambang

2) Strategi kognitif

Kemampuan yang mengatur cara bagaimana si belajar mengelola belajarnya

3) Informasi verbal

Kemampuan ini berupa perolehan label atau nama fakta dan pengetahuan yang

sudah tersusun rapi

4) Keterampilan motorik

Kemampuan yang mendasari pelaksanaan perbuatan jasmaniah secara mulus

5) Sikap

Kemampuan yang mempengaruhi pilihan tindakan yang akan diambil

Lebih lanjut Bloom dan kawan-kawan sebagai mana dikutip oleh Degeng dalam

Hamalik (2004 90) mengklasifikasikan prestasi belajar menjadi 3 (tiga) domain

atau ranah yaitu rdquoranah kognitif psikomotor dan afektifrdquo ranah kognitif

menaruh perhatian pada pengembangan kapabilitas dan keterampilan intelektual

ranah psikomotor berkaitan dengan kegiatan-kegiatan manipulatif atau

keterampilan motorik dan ranah efektif berkaitan dengan pengembangan

perasaan sikap nilai dan emosirdquo Ketiga ketegori prestasi belajar itu mempunyai

aspek masing-masing

Kognitif aspek-aspek dari domain ini terdiri dari pengetahuan pemahaman

penerapan analisis sintesis dan evaluasi Afektif domain ini terdiri dari aspek-

aspek penerimaan tanggapan penilaian pengorganisasian dan pengarahan

44

Psikomotorik terdiri dari beberapa aspek kemampuan gerak refleks kemampuan

gerak dasar kemampuan perseptual kemampuan fisik kemampuan gerak

terampil dan kemampuan gerak komunikatif

Dapat diasumsikan bahwa untuk menghasilkan kategori kapabilitas atau kelima

ranah prestasi belajar tersebut sedikitnya banyak ditentukan atau dipengaruhi oleh

faktor internal seperti pengetahuan prasyarat atau kemampuan awal dari masing-

masing kategori hasil belajar yang dimiliki oleh siswa yang berkaitan dengan

kapabilitas atau keterampilan yang sedang dipelajari baru

Gagne (199266) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses untuk

memperoleh motivasi dalam pemngetahuan keterampilan kebiasaan dan tingkah

laku Belajar adalah suatu aktivitas yang melibatkan bukan hanya penguasaan

kemampuan akademik baru saja melainkan juga perkembangan emosional

interksi sosial dan perkembangan kepribadian Menurut Gagne (19923) belajar

adalah perubahan dalam diri manusia atau kemampuan yang berlangsung selama

satu masa waktu yang tidak semata-mata disebabkan oleh perubahan

pertumbuhan

Jenis perubahan yang dimaksud dalam belajar ini meliputi perubahan tingkah laku

setelah siswa mendapatkan berbagai pengalaman dalam proses pembelajaran

Pengalaman tersebut akan menyebabkan proses perubahan pada diri sibelajar

dengan kata lain bahwa proses belajar senantiasa merupakan perubahan

tingkahlaku dan terjadi karena pengalaman

45

Yang dimaksud prestasi belajar siswa dalam penelitian ini adalah prestasi yang

ditunjukkan siswa setelah dilakukan pembelajaran jika prestasi belajar mengalami

peningkatan maka siswa dapat dinyatakan mencapai prestasi belajar atau

mengalami peningkatan setelah mengalami belajar jika tidak prestasi belajar tidak

tercapai atau belum tuntas

Memperhatikan pernyatan tersebut belajar merupakan upaya siswa untuk

memahami materi ajar yaitu menulis deskripsi bahasa Lampung sesuai dengan

aturan penulisan atau kaidah bahasa diharapkan siswa memiliki pengetahuan dan

kemampuan dan dapat mengaplikasikan serta melaksanakan nilai positif dalam

kehidupan sehari-hari Dipahaminya suatu ilmu dalam proses pembelajaran akan

tercermin melalui hasil evaluasi Penggunaan pendekatan CTL media dan alat

belajar yang tepat dalam pembelajaran akan sangat membantu siswa belajar

Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa penggunaan pendekatan media dan alat

dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi hasil belajar siswa dapat menjadi

aktif belajar berkolaborasi dan belajar dalam waktu yang telah ditentukan pesan

dapat disalurkan dapat merangsang berpikir perhatian minat siswa sehingga

proses belajar berlangsung dengan baik Pemahaman siswa terhadap materi

mengarah pada tercapainya tujuan pembelajaran dan mencapai prestasi yang

tinggi

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

adalah berupa pengetahuan keterampilan nilai dan sikap sesuai tujuan atau

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diharapkan diperoleh setelah melalui proses pembelajaran

46

Pretasi belajar yang dimaksudkan peneliti adalah perolehan dari proses

pembelajaran yang mencakup ranah kognitif afektif dan psikomotorik mencapai

lebih besar atau sama dengan KKM pelajaran bahasa Lampung dari tujuan

pembelajaran yang diturunkan dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diperoleh siswa melalui interaksi dengan lingkungan belajar

dan suatu kondisi pembelajaran materi menulis deskripsi yang dirancang guru

sebagai fasilitator

c Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal

Standar nasional Pendidikan (Depdiknas 2008 5) menyatakan bahwa Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) adalah kriteria tertentu yang digunakan untuk

menentukan kelulusan peserta didik KKM ditentukan oleh kelompok guru mata

pelajaran pada awal tahun pelajaran dan menjadi acuan bagi pendidik dan peserta

didik KKM setiap standar kompetensi merupakan rata-rata KKM kompetensi

dasar KKM setiap kompetensi dasar merupakan rata-rata KKM dari indikator

yang terdapat dalam kompetensi dasar tersebut Penentuan KKM didasarkan pada

tiga unsur

Pertama Tingkat kompleksitas Kesulitan kerumitan setiap indikator

kompetensi dasar dan standar kompetensi yang harus dicapai peserta didik Suatu

indikator dikatakan memliliki tingkat kompleksitas tinggi apabila dalam

pencapaiannya didukuoleh sekurang-kurangnya satu dari sejumlah kondisi sebagai

berikut

1) Guru yang memahami dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan

pada peserta didik

47

2) guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang

bervariasi

3) Guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang

diajarkan

4) Peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi

5) Peserta didik yang cakap terampil menerapkan monsep

6) Peserta didik yang cermat kreatif dan inovatif dalam penyelesaian tugas

pekerjaan

7) Waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena memiliki

tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi sehingga dalam proses

pembelajarannya memerlukan pengulangan latihan

8) Tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar peserta

didik dapat mencapai ketuntasan belajar

Kedua Kemampuan daya pendukung meliputi a Sarana dan prasarana

peendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dicapai peserta

didik seperti perpustakaan laboratorium dan alat bahan untuk proses

pembelajaran b Ketersediaan tenaga manajemen sekolah dan kepedulian

stakeholders sekolah

Ketiga Tingkat Kemampuan (intake) rata-rata peserta didik di sekolah yang

bersangkutan Penetapan intake di kelas V dapat didasarkan pada nilai prestasi

rata-rata siswa saat kenaikan kelas atau dikelas sebelumnya yaitu kelas IV

KKM mulok Bahasa Lampung kelas V sesuai yang telah ditetapkan dalam

Kurikulum Sekolah atau KTSP SDN 1 Sukarame Dua Bandar Lampung Tahun

48

Pelajaran 20092010 adalah 65 KKM ini akan dijadikan tolak ukur evaluasi

keberhasilan siswa belajar apakah siswa telah mencapai ketuntasan atau belum

baik secara individual maupun secara klasikal

B Teori Belajar Bahasa dan Pembelajaran

1 Hakikat Belajar Bahasa

Dalam teori belajar konstruktivistik dikemukakan bahwa pembelajaran sebagai

proses mengkonstruksi pengetahuan yang menghubungkan yang sudah ada

dengan yang dipelajari Seperti dijelaskan Paul Suparno dalam Sardiman (2006

175) belajar merupakan proses aktif dari subyek belajar untuk mengkonstuksi

makna sesuatu entah itu teks kegiatan dialog pengalaman fisik dan lain-lain

Belajar merupakan mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau

bahkan yang dipelajarinya dengan pengertian yang sudah di miliki sehingga

pengertiannya menjadi berkembang

Guru sebagai pemrakarsa harus memberi peluang yang optimal bagi siswa Niat

dan kendali belajar sepenuhnya ada pada siswa (Budiningsih 2005 59))

Sehingga guru tidak mentransfer pengetahuan yang dimiliki melainkan membantu

siswa membentuk pengetahuannya sendiri Menurut teori konstruktivisme prinsip

yang paling penting dalam psikologi pendidikan bahwa guru tidak hanya sekedar

memberikan pengetahuan kepada siswa Siswa harus membangun sendiri

pengetahuan di benaknya Guru dapat memberi kemudahan untuk proses ini

dengan memberi kesempatan siwa untuk menentukan atau menerapkan ide-ide

mereka sendiri dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan

strategi mereka sendiri Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa

49

siswa ke pemahaman yang lebih tinggi dengan catatan siswa sendiri yang harus

memanjat anak tangga tersebut (Nur 1998 8)

Cunstruktivism approach is a view that emphasizes the active role of learner in

building understanding and making sesnse of information (Woodfolk 2004 313)

Konstruktivisme belajar menekankan pada peran aktif si belajar (learner) dalam

membangun pemahaman dan memakai suatu informasi Konstruktivis

memfokuskan pada peran siswa secara individu untuk membangun struktur

kognitif mereka ketika menginterpretasikan pengalaman-pengalaman pada situasi

belajar tertentu

Lebih lanjut Bruner dalam Sagala (2005 218) menjelaskan inti dari belajar

adalah cara-cara bagaimana orang memilih mempertahankan dan

mentransformasi secara efektif Dalam proses belajar ada 3 fase yaitu (1)

Informasi dalam tiap pelajaran kita memperoleh informasi ada yang menambah

pengetahuan yang telah kita miliki ada yang memperluas dan memperdalamnya

ada pula yang bertentangan dengan apa yang telah kita ketahui sebelumnya (2)

Transformasi informasi harus dianalisis diubah atau ditransformasi ke dalam

bentuk yang lebih abstrak atau konseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal

yang lebih luas (3) Evaluasi kemudian kita nilai hingga pengetahuan yang

diperoleh itu dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain

Masih dalam yang sama Piaget seorang psikolog Swiss berpendapat bahwa

belajar mengandung makna sebagai perubahan stuktural yang saling melengkapai

antara asimilasi dan akomodasi dalam proses menyusun kembali dan mengubah

apa yang telah diketahui melalui belajar

50

Hal ini didukung pula oleh Gagne dalam Slameto (2003 122) menjelaskan

ldquoBelajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia

belajar bisa terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi

ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya

(peformance-nya) berubah dari waktu ke waktu dan berkeyakinan bahwa

belajar dipengaruhi faktor dari dalam diri dan dari luar dimana keduanya

berinteraksirdquo

Senada dengan tersebut Merrill dan Smorgansbord dalam Yulaelawati (2004

122) menyatakan bahwa

belajar merupakan proses pembangunan pengetahuan berdasarkan

pengalaman atau pengetahuan yang telah ada sebelumnya belajar

merupakan penafsiran seseorng tentang dunia Belajar merupakan proses

yang aktif dimana pengetahuan dikembangkan berdasarkan pengalaman

dan perundingan (negoisasi) makna melalui berbagai informasi atau

mencari kesepakatan dari berbagai pandangan melalui interaksi atau

kerjasama dengan orang lain Belajar perlu disituasikan dalam latar

(seting) yang nyata

Kemudian menurut Gredler dalam Dimyati (1999 72) belajar adalah proses

seseorang memperoleh berbagai kecakapan keterampilan dan sikap menurut

Winkel dalam yang sama belajar merupakan suatu aktivitas mental psikis yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman keterampilan dan nilai

sikap Perubahan ini bersifat relative konstan dan berbekas

Aktivitas belajar menurut Djamarah dalam Sagala (2005 216) bahwa belajar

adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar dan bertujuan dimana tujuan

dalam belajar terjadinya suatu perubahan dalam individu yaitu perubahan tingkah

laku Schuman penganut konstruktif dalam yang sama mengemukakan dengan

dasar pemikiran bahwa semua orang membangaun pandangannya terhadap dunia

51

melalui pengalaman individual atau skema konstruktif menekankan pada

menyiapkan peserta didik untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam

situasi yang tidak tentu atau ambigius

Pandangan yang mampu mengakomodasi sociocultural-revolution dalam buku

Teori Belajar dan Pembelajaran dalam Budiningsih (2005 123) Vigotsky

mengatakan bahwa jalan pikiran seseorang harus dimengerti dari latar sosial-

budayanya dan sejarahnya Artinya untuk memahami pikiran seseorang bukan

dengan cara menelusuri apa yang ada di otaknya dan pada kedalaman jiwanya

melainkan dari asal usul tindakan sadarnya dari interaksi sosial yang dilatari oleh

sejarah hidupnya Interaksi sosial berkaitan erat dengan aktivitas-aktivitas dan

bahasa yang dipergunakan Ditemukan adanya jaringan erat luas dan kompleks di

dalam dan di antara keluarga-keluarga

Jaringan tersebut berkembang atas dasar confianza yang membentuk kondisi

sosial sebagai tempat penyebaran dan pertukaran pengetahuan keterampilan dan

nilai-nilai sosial budaya anak memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui

interaksi sosial sehari-hari Pandangan teori ini menempatkan inter mental atau

lingkungan sosial sebagai faktor primer dan konstitutif terhadap pembentukan

pengetahuan serta perkembangan kognitif seseorang

Di samping itu Piaget dalam yang sama menyatakan bahwa belajar lebih banyak

ditentukan karena adanya karsa individu perkembangan kognitif merupakan suatu

proses genetik yaitu proses yang didasrkan atas mekanisme biologis dalam bentuk

perkembangan sistem syaraf makin bertambah umur seseorang makin

komplekslah susunan sel syarafnya dan makin meningkat pula kemampuannyardquo

52

Dari beberapa teori konstruktivisme di atas belajar adalah merupakan kegiatan

aktif dimana sibelajar membangaun sendiri pengetahuannya subyek belajar juga

mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari dan merupakan proses

bagaimana menjadi tahu tentang sesuatu proses belajar bukanlah memindahkan

pengetahuan dari guru ke siswa tetapi sesuatu kegiatan yang memungkinkan

siswa merekonstruksi sendiri pengetahuannya

Belajar merupakan usaha manusia dalam rangka merubah pola pikir dan tingkah

lakunya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman dan interaksi dengan

lingkungan sekitarnya sehingga terjadi perubahan keterampilan pemahaman

pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat permanen dan membekas diharapkan

dapat hidup mandiri karena untuk membangun suatu pengetahuan baru siswa

akan menyesuaikan informasi baru atau pengetahuan yang disampaikan dengan

pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki melalui berinteraksi sosial

dengan peserta didik lain atau guru dan sumber belajar

Selanjutnya dapat juga dirumuskan bahwa belajar merupakan usaha manusia

dalam rangka merubah pola pikir dan tingkahlakunya berdasarkan pengetahuan

pengalaman dan interaksi dengan lingkungan sekitarnya Dengan terjadinya

perubahan keterampilan pemahaman pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat

permanen dan membekas diharapkan dapat hidup mandiri tidak tergantung pada

orang lain

Belajar yang dimaksudkan penulis adalah belajar menulis deskripsi dalam bahasa

lampung siswa mengkonstruksi sendiri informasi yang akan disampaikan melalui

tulisannya setelah mengamati lingkungan sekitar

53

b Hakikat Pembelajaran Bahasa

Sagala (2005 176) menyatakan bahwa pembelajaran ialah membelajarkan siswa

menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu

utama keberhasilan pendidikan Pembelajaran menurut Corey (1998 91) adalah

suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk

memungkinkan ia turut serta dalam tingkahlaku tertentu dalam kondisi khusus

atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu pembelajaran merupakan

subset khusus dari pendidikan Menurut Burton dalam Sagala (2005 213)

pembelajaran adalah upaya memberikan stimulus bimbingan pengarahan dan

dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar

Vigotsky dalam Budiningsih (2005 103) menyatakan dalam kegiatan

pembelajaran hendaknya anak memperoleh kesempatan yang luas untuk

mengembangkan zona perkembangan proximalnya atau potensi melalui belajar

dan berkembang guru perlu menyediakan berbagai jenis dan tingkatan bantuan

(helps) cognitive scaffolding yang dapat memfasilitasi anak agar mereka dapat

memecahkan permasalahan yang dihadapinya Bantuan dapat dalam bentuk

contoh pedoman bimbingan orang lain atau teman yang lebih kompeten

Bentuk-bentuk pembelajaran kooperatif kolaboratif serta belajar kontekstual

sangat tepat digunakan

Zona perkembangan proksimal menurutnya perkembangan kemampuan seseorang

dapat dibedakan kedalam dua tingkat yaitu tingkat aktual dan potensial tingkat

perkembangan aktual tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan

tugas-tugas atau memecahkan berbagai masalah secara mandiri (intramental)

54

sedangkan potensial kemampuan kemampuan memecahkan masalah dan

menyelesaikan tugas-tugas ketika di bawah bimbingan orang dewasa atau ketika

berkolaborasi dengan teman sebaya yang lebih kompeten (intermental)

Berdasarkan beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan pembelajaran

merupakan pengorganisasian aktivitas siswa dalam arti peran guru bukan semata-

mata memberikan informasi melainkan juga mengarahkan memotivasi dan

memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the learning) agar proses

belajar lebih memadai Pembelajaran juga mengandung arti setiap kegiatan

dirancang untuk membantu dalam mempelajari sesuatu kemampuan atau nilai

Yuelawati E (2004 121) mengutip pepatah Cina bahwa membaca

mendengar dan melihat belum cukup dalam belajar pembelajaran yang

melibatkan peserta didik untuk mengalami dan membicarakan bahan

tertentu pada orang lain dapat lebih bermakna dalam belajar terlebih lagi

bila peserta didik mempunyai kesempatan untuk mengajarkan

pengetahuannya terhadap peserta didik lain yang bersumber

Keberhasilan pembelajaran Kerucut Dale disebutkan bahwa keberhasilam

peembelajaran adalah sebagai berikut

1) Apa yang kita baca 10

2) Apa yang kita dengar 20

3) Apa yang kita lihat 30

4) Apa yang kita dengar dan lihat 50

5) Apa yang kita bicarakan dengan orang lain 70

6) Apa yang kita alami sendiri 80

7) Apa yang kita ajarkan kepada orang lain 95

55

Pembelajaran bahasa yang dimaksud adalah pembelajaran tentang menulis

deskripsi bahasa Lampung kelas V SD pembelajaran ini dirancang menggunakan

pendekatan Pembelajaran CTL khususnya untuk meningkatkan aktivitas belajar

bahasa Lampung dan sebagai bentuk nyata pelaksanaan tugas guru dalam hal

kegiatan belajar di Sekolah Dasar tentunya kondisi belajar yang aktif dan

menyenangkan

Hakikat belajar bahasa Lampung yang dimaksudkan dalam penelitian ini guru

akan merancang pembelajaran menggunakan pendekatan komunikatif integratif

siswa diharapkan dapat mendeskripsikan apa yang diamatinya Proses

pembelajaran mengkondisikan siswa untuk melakukan pengamatan kemudian

menemukan hal yang diamati mengindentifikasikan menentukan lalu

mengungkapkan apa yang diamatinya dalam tulisan deskriptif sehingga proses

belajar berlangsung aktif dan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan

Dalam Standar Kelulusan BSNP 2006 sesuai Permen No 22 tahun 2005 Standar

Kompetensi Lulusan pendidikan dasar meliputi SD MISDLB Paket A dan SMP

MTs SMPLB bertujuan meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan kepribadian

akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

lebih lanjut

Adapun Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) SD

MISDLB Paket A selengkapnya adalah (a) Menjalankan ajaran agama yang

dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak (b) Mengenal kekurangan dan

kelebihan diri sendiri (c) Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku di

lingkungannya (d) Menghargai keberagaman agama budaya suku ras dan

56

golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya (e) Menggunakan informasi

tentang lingkungan sekitar secara logis kritis dan kreatif (f) Menunjukkan

kemampuan berfikir logis kritis dan kreatif dengan bimbingan guru pendidik (g)

Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya (h)

Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan

sehari-hari (i) Menunjukkan kemampuan menggali gejala alam dan sosial di

lingkungan sekitar (j) Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap

lingkungan (k) Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa negara

dan tanah air Indonesia (l) Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan

seni dan budaya lokal (m) Menunjukkan kebiasaan hidup bersih sehat bugar

aman dan memanfaatkan waktu luang (n) Berkomunikasi secara jelas dan santun

(0) Bekerja sama dengan kelompok tolong menolong dan menjaga diri sendiri

dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya (p) Menunjukkan kegemaran

membaca dan menulis (q) Menunjukkan keterampilan menyimak berbicara

membaca menulis dan berhitung

c Hakikat Pendidikan

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat Setiap manusia membutuhkan

pendidikan sampai kapan dan dimanapun ia berada Pendidikan sangat penting

artinya sebab tenpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan

terbelakang Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk

menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing disamping

memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik

57

Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 menyatakan pendidikan sebagai usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri kepribadian kecerdasan akhlak

mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan

negara

Menurut pragmatisme pendidikan merupakan suatu proses reorganisasi dan

rekonstruksi dari pengalaman-pengalaman individu Baik anak maupun orang

dewasa selalu belajar dari pengalamannya (Sadulloh 2003 125) Sedangkan

Suhasno et all (1991 3) menyatakan bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai

suatu proses pertumbuhan yang menyesuaikan dengan lingkungan Suatu

pengarahan dan bimbingan yang diberikan kepada anak dalam pertumbuhannya

Suatu usaha sadar untuk menciptakan suatu keadaan atau situasi tertentu yang

dikehendaki oleh masyarakat serta suatu pembentukan kepribadian kemampuan

anak dalam menuju kedewasaan

Lima pilar pendidikan sekarang dan masa depan yang dicanangkan oleh UNESCO

yang perlu dikembangkan oleh lembaga pendidikan formal yaitu (1) learning to

know (belajar untuk mengetahui) (2) learning to do (belajar untuk melakukan

sesuatu) dalam hal ini kita dituntut untuk terampil dalam melakukan sesuatu (3)

learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) (4) learning to live together

(belajar untuk menjalani kehidupan bersama) dan (5) learning to trust in God

(belajar untuk bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa)

58

Realisasi ldquolearning to knowrdquo dapat diterapkan dengan memposisikan guru sebagai

fasilitator Disamping itu guru dituntut untuk dapat berperan sebagai teman

sejawat dalam berdialog dengan siswa dalam mengembangkan penguasaan

pengetahuan maupun ilmu tertentu

Learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu) akan bisa berjalan jika di

sekolah memfasilitasi siswa untuk mengaktualisasi keterampilan yang dililikinya

serta bakat dan minatnya Walaupun bakat dan minat anak banyak dipengaruhi

unsur kerturunan namun tumbuh berkembangnya bakat dan minat tergantung

pada lingkungannya Keterampilan dapat digunakan untuk menopang kehidupan

seseorang bahkan keterampilan lebih dominan daripada penguasaan pengetahuan

dalam mendukung keberhasilan kehidupan seorang

Learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) erat hubungannya dengan bakat

dan minat perkembangan fisik dan kejiwaan tipologi pribadi anak serta kondisi

lingkungannya Bagi anak yang agresif proses perkembangan diri akan berjalan

bila diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi Sebaliknya bagi anak yang

pasif peran guru sebagai pengarah sekaligus fasilitator sangat dibutuhkan untuk

pengembangan diri siswa secara maksimal

Kebiasaan hidup bersama saling menghargai terbuka memberi dan memenerima

(take and give) perlu ditumbuhkembangkan Kondisi seperti ini memungkinkan

terjadinya proses ldquolearning to live togetherrdquo (belajar untuk menjalani kehidupan

bersama) Penerapan pilar keempat ini dirasakan makin penting dalam era

globalisasi era persaingan global Perlu pemupukan sikap saling pengertian antar

ras suku dan agama agar tidak menimbulkan berbagai pertentangan yang

59

bersumber pada hal tersebut Selain empat pilar diatas dalam Undang-Undang RI

No 20 BAB II Pasal 3 Sistem Pendidikan Nasional pemerintah Indonesia

memandang perlu menjadikan peserta didik menjadi manusia yang bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab

sehingga perlu ditambah pilar kelima yaiturdquo learning to trust in Godrdquo

C Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan sebagai pembanding dan dapat digunakan untuk

meningkatkan kualitas penelitian adalah sebagai berikut

1 Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA melalui Pendekatan

Kontekstual Siswa Kelas VI Sekolah Tunas Mekar Bandar Lampung

20082009

1) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6 Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus 3 Pada

Siklus I nilai rata-rata siswa kelas 6A adalah 7179 Pada Siklus II nilai

rata-rata siswa kelas 6A adalah 7662 yang berarti meningkat 673 pada

kelas 6A dari nilai rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa

kelas 6A adalah 7832 yang berarti mengalami peningkatan sebesar 22

pada kelas 6A dari Siklus II atau mengalami peningkatan 901 pada

kelas 6Adari Siklus I pembelajarn IPA dengan Pembelajaran Kontekstual

Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang signifikan pada siklus I

pada kelas 6A hanya terdapat 14 atau 6087 siswa yang mencapai

ketuntasan sedangkan pada siklus III terdapat 23 siswa atau 100 siswa

60

yang mencapai ketuntasan yang berarti mengalami peningkatan sebesar

6429

2) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6B Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus III Pada

Siklus I nilai rata-rata 6B adalah 7222 Pada Siklus II nilai rata-rata siswa

kelas 6B adalah 7865 yang berarti meningkat 890 pada kelas 6B dari nilai

rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa 6B adalah 7946 yang

berarti mengalami peningkatan sebesar 103 dari Siklus II atau

mengalami peningkatan 1003 dari Siklus I pembelajarn IPA dengan

Pembelajaran Kontekstual Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang

signifikan pada siklus I pada kelas 6B hanya terdapat 14 atau 6087

siswa yang mencapai ketuntasan sedangkan pada siklus III masing-masing

terdapat 23 siswa atau 100 siswa yang mencapai ketuntasan yang berarti

mengalami peningkatan sebesar 6429

Berdasarkan penelitian tersebut ternyata prestasi belajar dapat ditingkatkan

melalui pendekatan pembelajaran CTL walaupun pada mata pelajaran IPA

Hal ini memungkinkan terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa

pembelajaran bahasa termasuk prestasi belajar menulis deskripsi

berbahasa Lampung

2 Jurnal Teknologi Pendidikan Unila Volume 04 No 03- Maret 2008 Penelitian

Nuraeni Erdawati dengan judul Penerapan Strategi Contextual Teaching and

Learning (CTL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) SD Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada

61

tiap siklus serta peningkatan aktivitas belajar siswa Pembelajaran

menerapkan pendekatan CTL dapat dijadikan sebagai alternatif penerapan

model pembelajaran IPS terutama pada materi peta tematik keragaman

kenampakan alam dan buatan

Merujuk hasil penelitian tersebut ternyata prestasi belajar IPS dapat

ditingkatkan melalui pendekatan pembelajaran CTL Hal ini memungkinkan

terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa pada pembelajaran bahasa

termasuk prestasi belajar menulis deskripsi berbahasa Lampung kelas V SDN

1 Sukarame Dua Bandar Lampung

Page 11: II. KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Menulis Deskripsi ...digilib.unila.ac.id/20091/3/BAB II.pdf · yang bertalian dengan usaha penulis untuk memberikan perincian dari ... Syarat-syarat

21

Pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual menuntut guru mampu

memotivasi siswa belajar dalam situasi dunia nyata dengan konsep belajar ini

siswa dapat menerapkan pengetahuan yang telah dimilikinya dengan materi yang

dipelajari sehingga pembelajaran diharapkan akan lebih bermakna

Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa pembelajaran kontekstual

adalah konsep belajar yang menghadirkan dunia nyata dan mendorong siswa

menghubungkan pengetahuan yang telah dimilikinya dengan penerapannya dalam

kehidupan sehari-hari Pada saat siswa memperoleh pengetahuan dan

keterampilan dari konteks yang terbatas saat itu pula sedikit demi sedikit siswa

mengkonstruksikan pemikirannya Hasil dari proses ini dijadikan siswa sebagai

bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya

Pembelajaran kontekstual mengakui bahwa ldquobelajarrdquo merupakan sesuatu yang

kompleks dan multi dimensional yang jauh melampaui berbagai metode belajar

lainnya yang hanya berorientasi pada latihan dan rangsangan tanggapan

(stimulus-respon) Pembelajaran kontekstual menganjurkan bahwa belajar hanya

terjadi jika siswa memproses informasi atau pengetahuan baru sedemikian rupa

sehingga dirasakan sesuai dengan kerangka pikiran yang dimilikinya (ingatan

pengalaman dan tanggapan)

Lebih lanjut Johnson (2006 25) menjelaskan CTL sebagai berikut

ldquoThe CTL system is an educational process that aims to help students see

meaning in the academic material they are studying in the

academicsubjects with the context of their daily lives that is with

thecontexst of the personal social and cultural circumstances To achieve

this aim the system encompasses the following eight components making

meaningful connections doing significans work self regulated learning

22

Collaborating critical and creative thingking nurturing the individual

reaching high standars using authentic assessmenrdquo

Pemahamanya hakikat CTL merupakan suatu proses pembelajaran yang bertujuan

membantu siswa melihat makna bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan

cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan sehari-hari yaitu dengan

konteks lingkungan pribadi sosial dan budaya menuntut siswa belajar bermakna

mengatur belajar sendiri bekerjasama berfikir kritis dan kreatif mencapai standar

yang tinggi

Zahorik (199914-22) menjelaskan ada lima elemen yang harus diperhatikan

dalam pembelajaran kontekstual (1) pengaktifan pengetahuan yang sudah ada

(activating knowledge) (2) pemerolehan pengetahuan baru kemudian

memperhatikan detailnya (3) pemahaman pengetahuan (understanding

knowledge) (4) mempraktekkan pengetahuan dan pengalaman (5) melakukan

refleksi (reflection knowledge)

Pendekatan CTL menurut Nurhadi (200431) memiliki tujuh komponen yaitu

konstruktivisme inquiry bertanya masyarakat belajar permodelan refleksi dan

penilaian sebenarnya Hal serupa diungkapkan oleh Sanjaya (2006113) bahwa

komponen-komponen pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran

Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah Construktivisme Inquiri

Questioning Learning community Modeling refleksi dan Authentic Assesment

Penerapan masing-masing komponen dapat dijelaskan sebagai berikut

23

1) Konstruktivisme

Merupakan aliran pembelajaran yang menuntut siswa untuk menyusun dan

membangun makna atas pengalaman baru yang didasarkan pada pengetahuan

tertentu (Hati 2007) Siswa membangun sendiri pengetahuan mereka dengan

terlibat aktif dalam proses pembelajaran Siswa ldquomengkonstruksirdquo bukan

ldquomenerimardquo pengetahuan Siswa menjadi ldquoSubjekrdquo bukan ldquoObjekrdquo belajar

Bentuknya adalah siswa mengerjakan sesuatu

a) menulis karangan deskripsi

b) mendemonstrasikan yakni bahasa komunikasi yang digunakan adalah

bahasa lampung

c) menciptakan ide karangan deskripsi sesuai yang diamati

d) memecahkan masalah

Tugas guru dalam hal ini adalah memfasilitasi proses belajar dengan menjadikan

pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa memberi kesempatan kepada

siswa untuk menemukan menerapkan idenya sendiri dan memotivasi siswa agar

menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar mengerjakan tugas

Implementasinya terdiri dari kegiatan menyebutkan mengidentifikasikan

mengkategorikan dan membuktikan Pada umumnya kita juga sudah menerapkan

filosofi ini dalam pembelajaran sehari-hari yaitu ketika kita merancang

pembelajaran dalam bentuk siswa bekerja praktek mengerjakan sesuatu

beraktifitas di dalam laboratorium membuat laporan ilmiah mendemonstrasikan

hasil kerja baik berupa laporan maupun hasil eksperimen di laboratorium

menciptakan ide dan sebagainya

24

2) Menemukan (Inquiry)

Kegiatan pembelajarannya diawali dengan pengamatan lalu berkembang

untuk memahami konsepfenomena Setelah itu siswa akan mengembangkan

dan menggunakan keterampilan berpikir kritis Siswa menemukan sendiri

pengetahuan dan keterampilan mereka melalui tahap

1) Mengamati atau melakukan observasi (observation)

2) Membaca referensi untuk informasi pendukung

3) Bertanya jawab dengan teman (questioning)

4) Menduga (hypotesis) dan memunculkan ide-ide baru

5) Mengumpulkan data sebanyak-banyaknya(data gathering)

6) Menganalisis menyimpulkan (conclusion) dan menyajikan hasil dalam

tulisan gambar dll

7) Siswa membuat laporan ilmiah sendiri

8) Siswa mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca

teman sekelas guru atau audien yang lain

9) Disampaikan pada orang lain untuk mendapat masukan

10) Melakukan refleksi

11) Menempelkan gambar karya tulis di mading majalah sekolah dsb

3) Bertanya (Questioning)

Suatu pembelajaran akan tampak hidup dan bergairah kalau disertai dengan tanya

jawab antara siswa dengan guru antara siswa dengan siswa lainnya antara siswa

dengan orang lain Manfaat tanya jawab dalam pembelajaran sangat banyak yaitu

untuk memotivasi siswa menghindari pembelajaran yang monoton Teknik

bertanya merupakan hal mendasar dalam pembelajaran kontekstual

25

Menurut Senduk (2004 45) bertanya merupakan suatu strategi yang

digunakan secara aktif oleh siswa untuk menganalisis dan mengeksplorasi

gagasan-gagasan Pendapat ini mengisyaratkan bahwa pilar bertanya dalam

pembelajaran kontekstual merupakan bagian penting karena merupakan

induk dari strategi pembelajaran Kegiatan bertanya yang dilakukan baik

oleh guru maupun oleh siswa Pertanyaan guru digunakan untuk

mengarahkan membimbing dan mengevaluasi cara berfikir siswa

Sedangkan pertanyaan siswa merupakan wujud keingintahuan (Hati 2007)

Dengan bertanya siswa dapat menggali informasi mengkonfirmasikan sesuatu

mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahui bertanya dapat

diterapkan saat berdiskusi kerja kelompok ketika mengamati dan saat

mengalami kesulitan Hampir pada semua aktifitas belajar questioning dapat

diterapkan

1) Antara siswa dengan guru

2) Antara guru dengan siswa

3) Antara siswa dengan siswa

4) Antara siswa dengan orang lain yang didatangkan ke kelas

4) Masyarakat Belajar (Learning Community)

Konsep learning community menyarankan agat hasil pembelajaran diperoleh dari

kerjasama dengan orang lain Hasil belajar diperoleh dari ldquosharingrdquo antar teman

antar kelompok dan antara yang tahu ke yang belum tahu Dalam pembelajaran

menggunakan pendekatan CTL guru disarankan selalu melaksanakan

pembelajaran dalam kelompok belajar Kelompok belajar atau sekelompok

26

komunitas yang berfungsi sebagai wadah komunikasi untuk berbagi pengalaman

dan gagasan (Hati 2007)

Mengutamakan kerjasama dengan orang lain atau kelompok dapat dilakukan jika

anggotanya mau saling mendengarkan tidak merasa paling tahu serta tidak segan

untuk bertanya kepada lainnya Prakteknya dapat terwujud dalam

1) Pembentukan kelompok kecil

2) Pembentukan kelompok besar

3) Mendatangkan bdquoahli‟ ke kelas

4) Bekerja dengan kelas sederajat

5) Bekerja dengan kelas di atasnya

6) Bekerja dengan masyarakat

Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang anggotanya heterogen yang pandai

mengajari yang lemah yang pandai belajar cepat membantu teman yang lamban

Hal ini dapat membantu siswa menuangkan deskripsi menggunakan kalimat

bahasa lampung yang tepat

5) Permodelan (Modeling)

Pengertian permodelan menurut Yasin (2004 49) merupakan suatu cara

mengaktualisasikan sesuatu yang abstrak Permodelan dapat juga dimaksudkan

untuk membahasakan gagasan yang dipikirkan mendemonstrasikan bagaimana

guru menginginkan para siswanya untuk belajar dan melakukan apa yang

diharapkan guru Jadi permodelan merupakan cara melakukan sesuatu

mempraktekkan cara mendeskripsikan sesuatu yang dilihat dan lain-lain Sebuah

pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu ada model yang bisa ditiru

27

dengan begitu guru memberi model tentang ldquobagaimana cara belajarrdquo Kegiatan

mendemonstrasikan suatu perbuatan agar siswa dapat mencontoh atau belajar

atau melakukan sesuatu sesuai dengan model yang diberikan (Hati 2007)

Model ini dapat dirancang dengan melibatkan media lingkungan misalnya guru

menunjukkan pohon kelapa sawit di halaman sekolah kemudian salah satu siswa

bisa ditunjuk untuk menyebutkan suatu kata dalam bahasa lampung yang

berhubungan dengan media tersebut Dalam pendekatan CTL guru bukan satu-

satunya model tetapi model dapat dirancang dengan melibatkan siswa

6) Refleksi (Reflection)

Refleksi merupakan respon terhadap sesuatu kejadian aktivitas atau pengetahuan

yang baru diterima contohnya

a) pertanyaan langsung tentang ketentuan apa saja yang boleh diamati

b) komentar siswa tentang pembelajaran hari itu

c) catatan atau konsep siswa

d) diskusi

e) hasil karya

Refleksi merupakan cara berfkir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir

kebelakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan masa lalu (Senduk 2004

510) Siswa memahami apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan

baru yang merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya

Refleksi merupakan respon terhadap kejadian aktivitas atau pengetahuan yang

baru diterima Pengetahuan yang bermakna diperoleh dari proses Pengetahuan

dimiliki siswa perlu diperluas melalui konteks pembelajaran yang kemudian

28

diperluas sedikit demi sedikit Siswa mencatat apa yang telah dipelajari dan

bagaimana menemukan ide-ide baru Pada akhir pembelajaran guru menyisakan

waktu untuk melakukan refleksi

Kegiatan dalam refleksi menurut Hati (2009) berupa melihat kembali atau

merespon suatu kejadian kegiatan dan pengalaman yang bertujuan untuk

mengidentifikasi hal-hal yang sudah diketahui dan hal-hal yang belum diketahui

agar dapat dilakukan suatu tindakan penyempurnaan Dapat juga dikatakan

sebagai respon terhadap kejadian aktivitas atau pengetahuan yang baru diterima

contohnya

1) Pertanyaan langsung tentang apa yang diperoleh hari itu

2) Komentar siswa tentang pembelajaran hari itu

3) Catatan atau jurnal dibuku siswa

4) Diskusi

5) Hasil karya

Penerapan refleksi menurut Nurhadi (2004 51) memiliki ciri sebagai berikut (a)

pernyataan langsung tentang apa-apa yang diperolehnya hari itu (b) catatan atau

buku jurnal di buku siswa (c) kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari

itu (d) diskusi (e) hasil karya (f) cara-cara lain yang ditempuh guru untuk

mengarahkan siswa pada pemahaman mereka tentang materi yang dipelajari Jadi

reflection adalah kegiatan memikirkan apa yang telah terjadi dalam pembelajaran

dan memberikan masukan perbaikan jika diperlukan

29

7) Penilaian yang Sebenarnya (Autentic Assessment)

Agar penilaian yang dilakukan benar-benar menggambarkan keadaan siswa yang

sebenarnya perlu dilakukan suatu penilaian yang mampu mengukur keadaan

siswa yang sebenarnya Siswa tidak hanya dinilai dari satu aspek melainkan dari

berbagai aspek sehingga data yang didapat bisa menggambarkan keadaan siswa

yang sebenar proses

Penilaian autentik memiliki beberapa karakteristik menurut Senduk (2004 52)

penilaian autentik memiliki ciri-ciri sebagai berikut (a) harus mengukur semua

aspek pembelajaran (b) dilaksanakan selama dan sesudah pembelajaran (c)

menggunakan berbagai cara dan berbagai sumber (d) tes hanya salah satu alat

pengumpul data penilaian (e) tugas-tugas yang diberikan kepada siswa harus

mencerminkan bagian-bagian dari kehidupan siswa

Berdasarkan pendapat tersebut penilaian autententik merupakan proses

pengumpulan berbagai data yang bisa menggambarkan perkembangan siswa

Penilaian ini menekan pada perkembangan kemampuan siswa dalam memahami

dan mempelajari pengetahuan atau keterampilan Penilaian ini dilakukan dengan

berbagai cara yaitu pemberian tugas proses pembelajaran kinerja performan

hasil karya atau produk dan sebagainya

Autentic Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa

memberikan gambaran perkembangan belajar siswa dan perlu diketahui oleh guru

untuk bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan

benar Penekanannya pada assesment dalam proses pembelajaran data yang

dikumpulkan diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan siswa pada saat

30

melakukan proses pembelajaran Kemajuan belajar dinilai dari proses

pembelajaran bukan melalui hasil

Karakteristik assessment adalah (a) dilaksanakan selama dan sesudah proses

pembelajaran berlangsung (b) bisa digunakan untuk formatif dan sumatif (c)

yang diukur keterampilan dan performansi bukan fakta (d) berkesinambungan (e)

terintegrasi (f) dapat digunakan sebagai feed back Bentuk-bentuk penilaian

autentik fortofolios story reteling interview video tape evaluation of

performance audio tepe evaluation of reading teacher observations close test

Dalam hal iniakan dilakukan penilaian terhadap aktivitas siswa selama proses

pembelajaran dan produk tulisan deskripsi siswa dalam bahasa lampung

b Perbedaan Pendekatan kontestual dengan Pendekatan Konvensional

Menurut pendapat Nurhadi (2003 7) terdapat perbedaan antara pendekatan CTL

dan konvensional yaitu

No Pendekatan CTL

Pendekatan Konvensional

1 Siswa secara aktif terlibat dalam

proses pembelajaran

Siswa adalah penerima informasi

secara pasif

2 Siswa belajar dari teman melalui

kerja

Siswa belajar secara individual

3 Pembelajaran dikaitkan dengan

kehidupan nyata atau masalah

yang disimulasikan

Pembelajaran sangat abstrak dan

teoritis

4 Perilaku dibangun atas kesadaran

diri

Perilaku dibangun atas kebiasaan

5 Hadiah untuk perilaku baik adalah

kepuasan diri

Hadiah untuk perilaku baik adalah

pujian atau nilai (raport)

6 Keterampilan dikembangkan atas

dasar pemahaman

Keterampilan dikembangkan atas

dasar latihan

7 Seseorang tidak melakukan yang

jelek karana dia sadar hal itu keliru

dan merugikan

Seorang tidak melakukan yang jelek

karena dia takut hukuman

8 Bahasa diajarkan dengan Bahasa diajarkan dengan pendekatan

31

pendekatan komunikatif yakni

siswa diajak menggunakan bahasa

dalam monteks nyata

struktural rumus diterangkan sampai

paham kemudian dilatihkan (drill)

9 Pemahaman rumus dikembangkan

atas dasar skemata yang sudah ada

dalam diri siswa

Rumus itu ada di luar diri siswa yang

harus diterangkan diterima

dihafalkan dan dilatihkan

10 Pemahaman rumus relatif berbeda

antara siswa yang satu dengan

yang lainnya sesuai dengan

skemata siswa

Rumus adalah kebenaran absolut

hanya ada dua kemungkinan yaitu

pamahaman rumus yang salah atau

yang benar

11 Siswa menggunakan kemampuan

berfikir kritis terlibat penuh dalam

mengupayakan terjadinya proses

pembelajaran yang efektif ikut

bertanggung jawab atas terjadinya

proses pembelajaran yang efektif

dan membawa skemata masing-

masing ke dalam proses

pembelajaran

Siswa secara fasif menerima rumus

atau kaidah (membaca mendengar

mencatat menghafal) tanpa

memberikan kontribusi ide dalam

proses pembelajaran

No Pendekatan CTL

Pendekatan Konvensional

1 Pengetahuan yang dimiliki

manusia dikembangkan oleh

manusia itu sendiri Manusia

menciptakan atau membangun

pengetahauan dengan cara

memberi arti dan memahami

pengalamannya

Pengetahuan adalah penangkapan

terhadap serangkaian fakta konsep

atau hukum yang berada di luar diri

manusia

2 Ilmu pengetahuan dikonstruksi

oleh manusia sendiri sementara

manusia selalu mengalami

peristiwa baru maka

pengetahuantidak pernah stabil

selalu berkembang

Kebenaran bersifat absolut dan

pengetahuan bersifat final

3 Siswa diminta bertanggung jawab

memonitor dan mengembangkan

pembelajaran mereka masing-

masing

Guru adalah penentu jalannya proses

pembelajaran

4 Penghargaan terhadap pengalaman

siswa sangat diutamakan

Pembelajaran tidak memperhatikan

pengalaman siswa

5 Hasil belajar diukur dengan

berbagai cara proses bekerja hasil

karya penampilan rekaman tes

dan lain-lain

Hasil belajar diukur hanya dengan tes

6 Pembelajaran terjadi diberbagai Pembelajaran hanya di dalam kelas

32

tempat konteks dan setting

7 Penyesalan adalah hukuman dari

perilaku jelek

Sanksi adalah hukuman dari perilaku

jelek

8 Perilaku baik berdasar motivasi

intrinsik

Perilaku baik berdasar motivasi

ekstrinsik

9 Seorang berperilaku baik karena

dia yakin itulah yang terbaik dan

bermanfaat

Seseorang berperilaku baik karena

terbiasa melakukan begitu Kebiasaan

ini dibangun dengan hadiah yang

menyenangkan

c Beberapa Hal Penting Dalam Pembelajaran CTL

Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL harus memperhatikan hal-

hal yang yang terkait baik berkaitan dengan konsep langkah-langkah maupun

pelaksanaan pembelajaran dengan CTL Contextual Teaching and Learning

(CTL) menurut Clifford dan Wilson (20002) adalah pendekatan dalam

pembelajaran yang dapat membantu siswa menemui ketuntasan belajar

berdasarkan kompetensi yang telah ditetapkan Siswa dapat dikatakan tuntas

belajar jika ia dapat berguna dan mampu mengaplikasikan pengetahuannya

terhadap lingkungan sekitar kehidupannya baik masa kini maupun masa depan sebagai

seorang anggota keluarga warga negara dan pekerja atau karyawan

CTL dikatakan efektif digunakan dalam pembelajaran karena (Clifford dan

Wilson 20002)

1 emphasizes problem-solving

2 recognizes the need for teaching and learning to occur in multiple

contexts

3 teaches students to become self-regulated learners

4 anchors teaching in students‟ diverse life contexts

5 encourages students to learn from each other in interdependent

groups and

6 Employs authentic assessment

33

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran dengan Contextual Teaching

Learning terutama berkaitan dengan pembelajaran Bahasa Lampung adalah

sebagai berikut

1 CTL adalah model pembelajaran yang menekankan aktivitas siswa secara

penuh baik fisik maupun mental

2 CTL memandang bahwa belajar bukan menghafal akan tetapi proses

berpengalaman dalam kehidupan nyata

3 Kelas dalam pembelajaran CTL bukan sebagai tempat untuk memperoleh

informasi akan tetapi sebagai tempat untuk menguji data hasil temuan

mereka dilapangan

4 Materi pelajaran ditemukan oleh siswa sendiri bukan hasil pemberian dari

orang lain (Sanjaya 2006125)

3 Media Pembelajaran

Media berasal dari kata ldquomediumrdquo yang berasal dari bahasa latin ldquomediusrdquo yang

berarti ldquotengah atau sedangrdquo Pengertian media ini mengarah pada sesuatu yang

menjadi penghantar untuk meneruskan suatu informasi dan sumber informasi

kepada penerima informasi Dalam bahasa Arab media adalah perantara atau

pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan ringkasnya media adalah

alat untuk menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran Arsyad

(2005 54) mengartikan media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan

untuk menyampaikan pesan informasi

Heinich dalam Arsyad (2005 82) menyatakan media sebagai perantara yang

mengantar informasi apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi

34

yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud pengajaran Hamidjojo

dalam Latuheru mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah media yang

penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran (biasanya sudah

dituangkan dalam GBPP atau silabus) yang dimaksudkan untuk mempertinggi

kegiatan belajar Media pembelajaran adalah bahan alat maupun metode teknik

yang digunakan dalam kegiatan belajar dengan maksud agar proses interaksi

komunikasi edukatif antara siswa dan sumber belajar dapat berlangsung secara

tepat guna dan berdaya guna Jadi media yang dimanfaatkan untuk belajar adalah

lingkungan yang terdekat dengan siswa

ldquoNational Education Assosiationrdquo memberi definisi media sebagai bentuk-bentuk

komunikasi baik tercetak maupun audio visual dan peralatannya dengan demikian

dapat dimanipulasi dilihat didengar atau dibaca Menurut Lohan dalam

Sihkabuden (999 58) media suatu sarana atau chanel sebagai perantara antara si

pemberi pesan kepada penerima pesan

Menurut Olson dalam Budiningsih (2005 62) mendefinisikan media sebagai

teknologi untuk menyajikan merekam membagi dan mendistribusikan simbol

dengan melalui rangsangan indera tertentu disertai penstrukturan informasi

Gagne dalam Sagala (2005 281) menyatakan bahwa media pendidikan adalah

berbagai jenis komponen lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar

Briggs dalam yang sama lebih lanjut menyatakan bahwa media pembelajaran

adalah sarana untuk memberikan perangsang bagi si belajar supaya proses belajar

terjadi

Sardiman (2006 205) menyatakan bahwa

35

media pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam tiga golongan

Pertama adalah alat-alat yang merupakan benda sebenarnya yang

memberi pengalaman langsung dan nyata Kedua alat-alat yang

merupakan benda pengganti yang seringkali dalam bentuk tiruan dari

benda sebenarnya memberikan pengalamannbuatan atau tidak langsung

Ketiga bahasa lisan maupun tertulis memberikan pengalaman melalui

berbahasa

Secara umum peranan media dalam proses pembelajaran dapat

a menghemat waktu belajar

b memudahkan pemahaman

c meningkatkan perhatian siswa

d meningkatkan aktivitas siswa

e mempertinggi daya ingat siswa

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas bahwa media pembelajaran adalah segala

sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima

serta dapat merangsang pikiran perasaan perhatian dan kemauan si belajar

sehingga dapat memotivasi terjadinya belajar yang baik dengan sengaja

bertujuan dan terkendali Media pembelajaran sebagai salah satu komponen

sumber dan merupakan bagian integral dari keseluruhan komponen pembelajaran

menempati posisi yang penting dan akan turut menentukan keberhasilan

penyelenggaraan pembelajaran

Pada kenyataannya pengembangan dan penerapan media pembelajaran

diharapkan dapat memotivasi belajar terhadap pembelajaran sehingga berdampak

pula pada peningkatan hasil belajarnya Selaras dengan perkembangan ilmu

pengetahuan maka guru harus mampu mengembangkan media pembelajaran

secara bervariasi baik yang dirancang khusus (by design) maupun dengan

36

memanfaatkan (by utilization) sejumlah media yang telah ada Dengan demikian

media pendidikan dan media pengajaran dirangkum saja dengan media

pembelajaran

Kegunaan media dalam pembelajaran menurut Miarso (2005 536)

(a) Media mampu memberikan rangsangan yang bervariasi kepada otak

kita sehingga otak kita dapat berfungsi secara optimal (b) Media dapat

mengatasi keterbatasan pengamatan yang dimiliki oleh siswa (c) Media

dapat melampaui batas ruang kelas (d) Media memungkinkan adanya

interaksi langsung antara siswa dan lingkungan (e) Media menghasilkan

keseragaman pengamatan (f) Media membangkitkan keinginan dan minat

baru (g) Media membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar

(h) Media memberikan pegalaman yang integral menyeluruh dari sesuatu

yang konkret maupun yang abstrak (i) Media memberikan kesempatan

untuk belajar mandiri (j) Media meningkatkan keterbacaan baru

(membedakan dan menafsirkan objek) (k) Media mampu meningkatkan

efek sosialisasi (l) Meningkatkan kemampuan ekspresi diri guru maupun

siswa

Kriteria pemilihan media menurut Arsyad (2005 39) sebagai berikut (a) sesuai

dengan tujuan yang ingin dicapai (b) tepat untuk mendukung isi pelajaran yang

sifatnya fakta konsep prinsip atau generalisasi (c) praktis luwes dan bertahan

(d) guru trampil menggunakannya (e) pengelompokan sasaran (f) mutu teknis

(memiliki persyaratan teknis yang tertentu)

Tiga kategori media menurut Haney dan Ullmer yang dikutip Miarso (200525)

yaitu

(1) Media Penyaji Grafis bahan cetak dan gambar diam Proyeksi diam

Audio kaset Audio ditambah visual diam Gambar hidup film Televisi

Multi media (2) Media Objek Objek sebenarnya alami (hidup dan tak

hidup) buatan gedung mesin-mesin alat-alat komunikasi jaringan

transportasi dan semua benda yang dibuat Objek pengganti replika

model dan benda tiruan (3) Media Interaktif memperhatikan penyajian

objek dan berinteraksi (internet komputer)

37

Media yang akan digunakan dalampenelitian ini adalah media objek sebenarnya

alami hidup dan tak hidup yang terdapat di lingkungan sekitar sekolah yaitu

sugai gunung kebun pantai dan benda-benda tak hidup lainnya

4 Pembelajaran Menulis Deskripsi Berbahasa Lampung Menggunakan CTL

Bahasa Lampung adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat penuturnya

yaitu suku Lampung dalam berkomunikasi dan mengaktualisasikan diri dalam

kehidupan sehari-hari Pakar linguistik deskriptif biasanya mendefinisikan bahasa

sebagai satu sistem lambang bunyi yang bersifat arbiter kemudian lazim ditambah

dengan yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat untuk berinteraksi

dan mengidentifikasikan dirirdquo (Chaer 1997 68) Nababan (1999 96)

mengemukakan bahwa bahasa memiliki empat fungsi yaitu fungsi kebudayaan

kemasyarakatan perorangan dan pendidikan

Fungsi kebudayaan meliputi tiga hal yaitu pelestarian kebudayaan

pengembangan kebudayaan dan inventarisasi ciri-ciri kebudayaan Fungsi

kemasyarakatan meliputi ruang lingkup dan bidang pemakaian Fungsi perorangan

meliputi fungsi instrumental kepribadian pemecahan masalah khayalan dan

informatif Fungsi pendidikan meliputi fungsi integratif instrumental kultural dan

penalaran

Fungsi dan tujuan pembelajaran bahasa Lampung untuk membelajarkan siswa

didik dalam belajar bahasa Lampung dan berfungsi memberikan kemampuan

menggunakan bahasa Lampung bagi kepentingan berpikir merasa dan

38

berkomunikasi dalam kehidupan budaya masa kini sebagai lanjutan dari

kehidupan masa lalu dengan memperhatikan peristiwa penggunaannya

Pada proses pembelajaran berlangsung guru memotivasi siswa melakukan

pengamatan terhadap gambar kemudian mengungkapkan hasil pengamatannya

melalui deskripsi Siswa menulis deskripsi sesuai dengan kaidah bahasa

Lampung baik ejaan struktur maupun kosa kata Dengan demikian pembelajaran

dalam terlaksana dengan mengoptimalkan masyarakat belajar dalam pembelajaran

bahasa Lampung dengan pendekatan CTL

Pembelajaran bahasa Lampung meliputi pengenalan pemahaman dan

keterampilan mencakup unsur bahasa Lampung (Depdikbud Provinsi Lampung

2003 16) yaitu

a) Lafal dan ejaan yang berkenaan dengan lafal yang baik dan ejaan yang

sesuai dengan pedoman Ejaan Bahasa Lampung

b) Struktur yang berkenaan dengan bebtuk kata frase dan kalimat Bahasa

Lampung yang baik dan yang diterima bukan teoritis

c) Kosa kata yang berkenaan dengan kata-kata bahasa lampung dari berbagai

lingkungan kehidupan yang diperlukan sebagai alat berpikir merasa dan

berkomunikasi dengan lancar

d) Wacana berkenaan dengan karangan jenis narasi deskripsi eksposisi

argumentasi dan drama

Lebih lanjut dijelaskan pokok-pokok bahasan pembelajaran mencerminkan

kegiatan berbahasa dalam bahasa Lampung khususnya menulis adalah

pembelajaran menulis untuk mengomunikasikan gagasan perasaan dan pesan

dengan bahasa Lampung secara tertulis baik dalam bentuk prosa atau puisi

maupun dalam berbagai jenis karangan seperti pada karangan deskripsi berbahasa

Lampung

39

Pembelajaran menulis disesuaikan dengan ketentuan menulis Hamer (1999 48)

mengatakan bahwa dalam keterampilan menulis harus diperhatikan beberapa hal

misalnya penyusunan kalimat menjadi paragraf bagaimana paragraf digabungkan

dan dikelompokan sehingga menjadi tulisan yang koheren Penerapan

pembelajaran pendekatan kontekstual (CTL) dalam penelitian ini adalah guru

mendesain proses pembelajaran menulis teks deskripsi berbahasa Lampung

dengan memanfaatkan lingkungan sebagai media Mengonstruksi pengetahuan

siswa sedikit demi sedikit sehingga pengetahuannya bermakna dalam proses

menemukan bertanya masyarakat belajar memberi permodelan melaksanakan

refleksi dalam pembelajaran dan melaksanakan penilaian autentik

5 Prestasi Belajar

a Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi adalah istilah yang diambil dari bahasa Belanda ldquoprestatierdquo yang berarti

hasil usaha Kata prestasi dalam berbagai penggunaan selalu dihubungkan dengan

aktivitas tertentu Prestasi belajar adalah kemampuan nyata yang dapat langsung

diukur dengan tes tertentu dan dapat dihitung hasilnya menurut Zainal dalam

Sagala (2005 101) bahwa ldquoPrestasi merupakan kemampuan siswa yang dapat

dicapai saat dilakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa

terhadap berbagai hal yang pernah dilatihkan diajarkan sudah dapat diperoleh

gambaran yang nyata tentang pencapaian program pembelajaran secara

menyeluruhrdquo

Di samping itu menurut Wittrock dalam Latuheru (1999 46) ldquoprestasi belajar

adalah suatu terminology yang menggambarkan suatu proses perubahan melalui

40

pengalaman Proses tersebut mempersyaratkan perubahan yang relative permanen

berupa sikap pengetahuan informasi kemampuan dan keterampilan melalui

pengalamanrdquo

Skiner dengan teori operant conditioning sebagaimana dikutip Gredler (dalam

Slameto 2003 49) mengatakan bahwa prestasi belajar merupakan respon

tingkah laku yang baru Walaupun Skiner mengatakan demikian namun pada

dasarnya respon yang baru itu sama pengertiannya dengan tingkah laku

pengetahuan sikap keterampilan yang baru

Prestasi menurut Hamalik (198384) adalah perubahan tingkahlaku yang

diharapkan kepada murid setelah diadakan proses belajar mengajar Sedangkan

menurut Yusuf (198224) prestasi adalah tingkatan kepandaian keterampilan yang

telah dicapai setelah melakukan kegiatan pekerjaan atau latihan itu sendiri

Menurut Adi Nugroho prestasi adalah segala jenis pekerjaan yang berasil dan

prestasi itu menunjukkan kecakapan Selanjutnya Purwadarminto menyebutkan

bahwa prestasi adalah hasil yang dicapai sebaik-baiknya menurut kemampuan

anak pada waktu tertentu terhadap hal-hal yang dikerjakan dilakukan

Reigeluth dalam yang sama berpendapat prestasi belajar dapat juga dikatakan

sebagai pengaruh yang memberikan suatu ukuran nilai dari metode (strategi)

alternatif dalam kondisi yang berbeda ada hasilnyata dan diinginkan Hasil nyata

hasil-hasil kehidupan nyata dari menggunakan metode (strategi) spesifik dalam

kondisi yang spesifik pula sedangkan hasil yang diinginkan adalah tujuan-tujuan

(goals) yang umumnya berpengaruh pada pemilihan suatu metode

41

Ini berarti prestasi belajar sangat erat kaitannya dengan metode (strategi) yang

digunakan pada sesuatu kondisi (pembelajaran) tertentu Semakin ketepatan

pemilihan metode atau strategi (pembelajaran) pada suatu kondisi semakin baik

hasil belajar Selanjutnya juga mengatakan secara spesifik hasil belajar adalah

suatu kinerja (peformance) yang diindikasikan sebagai suatu kapabilitas

(kemampuan) yang diperoleh Hasil belajar tersebut selalu dinyatakan dalam

bentuk tujuan-tujuan khusus perilaku (unjuk kerja)

Muhibin (1997141) menyebutkan bahwa prestasi belajar merupakan taraf

keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah dinyatakan

dalam bentuk skor yang diperoleh hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran

tertentu Demikian pula pendapat Albach Arnove dan Kelly (1999201) bahwa

prestasi belajar hanya ukuran keberhasilan di sekolah tidak termasuk keberhasilan

dalam keluarga dan masyarakat Davis dalam Slameto (198521) berpendapat

bahwa prestasi belajar adalah pengetahuan yang diperoleh siswa sebagai hasil dari

pembelajaran

Pendapat-pendapat di atas menunjukkan bahwa prestasi belajar dipergunakan

untuk menyebut berbagai macam hasil kegiatan atau usaha Hal ini sesuai dengan

kenyataan yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari Istilah prestasi

belajar sering digunakan untuk menyebut hasil yang dicapai dalam berbagai

kegiatan misalnya prestasi olahraga prestasi seni prestasi kerja prestasi belajar

prestasi usaha dan sebagainya

42

Berdasarkan uraian di atas prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari

proses belajar mengajar yaitu penguasaan perubahan emosional atau perubahan

tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu Prestasi belajar sering

dipergunakan dalam arti yang sangat luas seperti prestasi belajar dalam ulangan

harian prestasi pekerjaan rumah prestasi belajar tengah semester prestasi akhir

semester dan sebagainya

Cara yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat prestasi belajar adalah

dengan menggunakan tes Tes prestasi dapat digunakan sebagai suatu tes

diagnosis yang dirancang untuk membuktikan mengenai gambaran kelebihan dan

kekurangan siswa

Pada proses pembelajaran prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari

pembelajaran yang meliputi penguasaan perubahan emosional dan perubahan

tingkah laku yang dapat diukur dengan tes objektif maupun tes uraian Dengan

demikian prestasi belajar Bahasa Lampung adalah prestasi belajar siswa pada tes

ujian akhir semester atau pada Konpetensi Dasar pada mata pelajaran Bahasa

Lampung

Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

Bahasa Lampung merupakan tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari

pelajaran Bahasa Lampung di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang

diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi tertentu

Prestasi belajar memiliki beberapa kategori Gagne (19925)

mengklasifikasikannya menjadi lima kategori yakni 1) Intellectual skill 2)

Cognitive strategies 3) Verbal information 4) Motor skill dan 5) Attitudes

43

1) Keterampilan intelektual

Kemampuan ini merupakan keterampilan yang membuat seseorang secara

cakap berinteraksi dengan lingkungan melalui penggunaan lambang-lambang

2) Strategi kognitif

Kemampuan yang mengatur cara bagaimana si belajar mengelola belajarnya

3) Informasi verbal

Kemampuan ini berupa perolehan label atau nama fakta dan pengetahuan yang

sudah tersusun rapi

4) Keterampilan motorik

Kemampuan yang mendasari pelaksanaan perbuatan jasmaniah secara mulus

5) Sikap

Kemampuan yang mempengaruhi pilihan tindakan yang akan diambil

Lebih lanjut Bloom dan kawan-kawan sebagai mana dikutip oleh Degeng dalam

Hamalik (2004 90) mengklasifikasikan prestasi belajar menjadi 3 (tiga) domain

atau ranah yaitu rdquoranah kognitif psikomotor dan afektifrdquo ranah kognitif

menaruh perhatian pada pengembangan kapabilitas dan keterampilan intelektual

ranah psikomotor berkaitan dengan kegiatan-kegiatan manipulatif atau

keterampilan motorik dan ranah efektif berkaitan dengan pengembangan

perasaan sikap nilai dan emosirdquo Ketiga ketegori prestasi belajar itu mempunyai

aspek masing-masing

Kognitif aspek-aspek dari domain ini terdiri dari pengetahuan pemahaman

penerapan analisis sintesis dan evaluasi Afektif domain ini terdiri dari aspek-

aspek penerimaan tanggapan penilaian pengorganisasian dan pengarahan

44

Psikomotorik terdiri dari beberapa aspek kemampuan gerak refleks kemampuan

gerak dasar kemampuan perseptual kemampuan fisik kemampuan gerak

terampil dan kemampuan gerak komunikatif

Dapat diasumsikan bahwa untuk menghasilkan kategori kapabilitas atau kelima

ranah prestasi belajar tersebut sedikitnya banyak ditentukan atau dipengaruhi oleh

faktor internal seperti pengetahuan prasyarat atau kemampuan awal dari masing-

masing kategori hasil belajar yang dimiliki oleh siswa yang berkaitan dengan

kapabilitas atau keterampilan yang sedang dipelajari baru

Gagne (199266) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses untuk

memperoleh motivasi dalam pemngetahuan keterampilan kebiasaan dan tingkah

laku Belajar adalah suatu aktivitas yang melibatkan bukan hanya penguasaan

kemampuan akademik baru saja melainkan juga perkembangan emosional

interksi sosial dan perkembangan kepribadian Menurut Gagne (19923) belajar

adalah perubahan dalam diri manusia atau kemampuan yang berlangsung selama

satu masa waktu yang tidak semata-mata disebabkan oleh perubahan

pertumbuhan

Jenis perubahan yang dimaksud dalam belajar ini meliputi perubahan tingkah laku

setelah siswa mendapatkan berbagai pengalaman dalam proses pembelajaran

Pengalaman tersebut akan menyebabkan proses perubahan pada diri sibelajar

dengan kata lain bahwa proses belajar senantiasa merupakan perubahan

tingkahlaku dan terjadi karena pengalaman

45

Yang dimaksud prestasi belajar siswa dalam penelitian ini adalah prestasi yang

ditunjukkan siswa setelah dilakukan pembelajaran jika prestasi belajar mengalami

peningkatan maka siswa dapat dinyatakan mencapai prestasi belajar atau

mengalami peningkatan setelah mengalami belajar jika tidak prestasi belajar tidak

tercapai atau belum tuntas

Memperhatikan pernyatan tersebut belajar merupakan upaya siswa untuk

memahami materi ajar yaitu menulis deskripsi bahasa Lampung sesuai dengan

aturan penulisan atau kaidah bahasa diharapkan siswa memiliki pengetahuan dan

kemampuan dan dapat mengaplikasikan serta melaksanakan nilai positif dalam

kehidupan sehari-hari Dipahaminya suatu ilmu dalam proses pembelajaran akan

tercermin melalui hasil evaluasi Penggunaan pendekatan CTL media dan alat

belajar yang tepat dalam pembelajaran akan sangat membantu siswa belajar

Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa penggunaan pendekatan media dan alat

dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi hasil belajar siswa dapat menjadi

aktif belajar berkolaborasi dan belajar dalam waktu yang telah ditentukan pesan

dapat disalurkan dapat merangsang berpikir perhatian minat siswa sehingga

proses belajar berlangsung dengan baik Pemahaman siswa terhadap materi

mengarah pada tercapainya tujuan pembelajaran dan mencapai prestasi yang

tinggi

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

adalah berupa pengetahuan keterampilan nilai dan sikap sesuai tujuan atau

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diharapkan diperoleh setelah melalui proses pembelajaran

46

Pretasi belajar yang dimaksudkan peneliti adalah perolehan dari proses

pembelajaran yang mencakup ranah kognitif afektif dan psikomotorik mencapai

lebih besar atau sama dengan KKM pelajaran bahasa Lampung dari tujuan

pembelajaran yang diturunkan dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diperoleh siswa melalui interaksi dengan lingkungan belajar

dan suatu kondisi pembelajaran materi menulis deskripsi yang dirancang guru

sebagai fasilitator

c Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal

Standar nasional Pendidikan (Depdiknas 2008 5) menyatakan bahwa Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) adalah kriteria tertentu yang digunakan untuk

menentukan kelulusan peserta didik KKM ditentukan oleh kelompok guru mata

pelajaran pada awal tahun pelajaran dan menjadi acuan bagi pendidik dan peserta

didik KKM setiap standar kompetensi merupakan rata-rata KKM kompetensi

dasar KKM setiap kompetensi dasar merupakan rata-rata KKM dari indikator

yang terdapat dalam kompetensi dasar tersebut Penentuan KKM didasarkan pada

tiga unsur

Pertama Tingkat kompleksitas Kesulitan kerumitan setiap indikator

kompetensi dasar dan standar kompetensi yang harus dicapai peserta didik Suatu

indikator dikatakan memliliki tingkat kompleksitas tinggi apabila dalam

pencapaiannya didukuoleh sekurang-kurangnya satu dari sejumlah kondisi sebagai

berikut

1) Guru yang memahami dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan

pada peserta didik

47

2) guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang

bervariasi

3) Guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang

diajarkan

4) Peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi

5) Peserta didik yang cakap terampil menerapkan monsep

6) Peserta didik yang cermat kreatif dan inovatif dalam penyelesaian tugas

pekerjaan

7) Waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena memiliki

tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi sehingga dalam proses

pembelajarannya memerlukan pengulangan latihan

8) Tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar peserta

didik dapat mencapai ketuntasan belajar

Kedua Kemampuan daya pendukung meliputi a Sarana dan prasarana

peendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dicapai peserta

didik seperti perpustakaan laboratorium dan alat bahan untuk proses

pembelajaran b Ketersediaan tenaga manajemen sekolah dan kepedulian

stakeholders sekolah

Ketiga Tingkat Kemampuan (intake) rata-rata peserta didik di sekolah yang

bersangkutan Penetapan intake di kelas V dapat didasarkan pada nilai prestasi

rata-rata siswa saat kenaikan kelas atau dikelas sebelumnya yaitu kelas IV

KKM mulok Bahasa Lampung kelas V sesuai yang telah ditetapkan dalam

Kurikulum Sekolah atau KTSP SDN 1 Sukarame Dua Bandar Lampung Tahun

48

Pelajaran 20092010 adalah 65 KKM ini akan dijadikan tolak ukur evaluasi

keberhasilan siswa belajar apakah siswa telah mencapai ketuntasan atau belum

baik secara individual maupun secara klasikal

B Teori Belajar Bahasa dan Pembelajaran

1 Hakikat Belajar Bahasa

Dalam teori belajar konstruktivistik dikemukakan bahwa pembelajaran sebagai

proses mengkonstruksi pengetahuan yang menghubungkan yang sudah ada

dengan yang dipelajari Seperti dijelaskan Paul Suparno dalam Sardiman (2006

175) belajar merupakan proses aktif dari subyek belajar untuk mengkonstuksi

makna sesuatu entah itu teks kegiatan dialog pengalaman fisik dan lain-lain

Belajar merupakan mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau

bahkan yang dipelajarinya dengan pengertian yang sudah di miliki sehingga

pengertiannya menjadi berkembang

Guru sebagai pemrakarsa harus memberi peluang yang optimal bagi siswa Niat

dan kendali belajar sepenuhnya ada pada siswa (Budiningsih 2005 59))

Sehingga guru tidak mentransfer pengetahuan yang dimiliki melainkan membantu

siswa membentuk pengetahuannya sendiri Menurut teori konstruktivisme prinsip

yang paling penting dalam psikologi pendidikan bahwa guru tidak hanya sekedar

memberikan pengetahuan kepada siswa Siswa harus membangun sendiri

pengetahuan di benaknya Guru dapat memberi kemudahan untuk proses ini

dengan memberi kesempatan siwa untuk menentukan atau menerapkan ide-ide

mereka sendiri dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan

strategi mereka sendiri Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa

49

siswa ke pemahaman yang lebih tinggi dengan catatan siswa sendiri yang harus

memanjat anak tangga tersebut (Nur 1998 8)

Cunstruktivism approach is a view that emphasizes the active role of learner in

building understanding and making sesnse of information (Woodfolk 2004 313)

Konstruktivisme belajar menekankan pada peran aktif si belajar (learner) dalam

membangun pemahaman dan memakai suatu informasi Konstruktivis

memfokuskan pada peran siswa secara individu untuk membangun struktur

kognitif mereka ketika menginterpretasikan pengalaman-pengalaman pada situasi

belajar tertentu

Lebih lanjut Bruner dalam Sagala (2005 218) menjelaskan inti dari belajar

adalah cara-cara bagaimana orang memilih mempertahankan dan

mentransformasi secara efektif Dalam proses belajar ada 3 fase yaitu (1)

Informasi dalam tiap pelajaran kita memperoleh informasi ada yang menambah

pengetahuan yang telah kita miliki ada yang memperluas dan memperdalamnya

ada pula yang bertentangan dengan apa yang telah kita ketahui sebelumnya (2)

Transformasi informasi harus dianalisis diubah atau ditransformasi ke dalam

bentuk yang lebih abstrak atau konseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal

yang lebih luas (3) Evaluasi kemudian kita nilai hingga pengetahuan yang

diperoleh itu dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain

Masih dalam yang sama Piaget seorang psikolog Swiss berpendapat bahwa

belajar mengandung makna sebagai perubahan stuktural yang saling melengkapai

antara asimilasi dan akomodasi dalam proses menyusun kembali dan mengubah

apa yang telah diketahui melalui belajar

50

Hal ini didukung pula oleh Gagne dalam Slameto (2003 122) menjelaskan

ldquoBelajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia

belajar bisa terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi

ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya

(peformance-nya) berubah dari waktu ke waktu dan berkeyakinan bahwa

belajar dipengaruhi faktor dari dalam diri dan dari luar dimana keduanya

berinteraksirdquo

Senada dengan tersebut Merrill dan Smorgansbord dalam Yulaelawati (2004

122) menyatakan bahwa

belajar merupakan proses pembangunan pengetahuan berdasarkan

pengalaman atau pengetahuan yang telah ada sebelumnya belajar

merupakan penafsiran seseorng tentang dunia Belajar merupakan proses

yang aktif dimana pengetahuan dikembangkan berdasarkan pengalaman

dan perundingan (negoisasi) makna melalui berbagai informasi atau

mencari kesepakatan dari berbagai pandangan melalui interaksi atau

kerjasama dengan orang lain Belajar perlu disituasikan dalam latar

(seting) yang nyata

Kemudian menurut Gredler dalam Dimyati (1999 72) belajar adalah proses

seseorang memperoleh berbagai kecakapan keterampilan dan sikap menurut

Winkel dalam yang sama belajar merupakan suatu aktivitas mental psikis yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman keterampilan dan nilai

sikap Perubahan ini bersifat relative konstan dan berbekas

Aktivitas belajar menurut Djamarah dalam Sagala (2005 216) bahwa belajar

adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar dan bertujuan dimana tujuan

dalam belajar terjadinya suatu perubahan dalam individu yaitu perubahan tingkah

laku Schuman penganut konstruktif dalam yang sama mengemukakan dengan

dasar pemikiran bahwa semua orang membangaun pandangannya terhadap dunia

51

melalui pengalaman individual atau skema konstruktif menekankan pada

menyiapkan peserta didik untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam

situasi yang tidak tentu atau ambigius

Pandangan yang mampu mengakomodasi sociocultural-revolution dalam buku

Teori Belajar dan Pembelajaran dalam Budiningsih (2005 123) Vigotsky

mengatakan bahwa jalan pikiran seseorang harus dimengerti dari latar sosial-

budayanya dan sejarahnya Artinya untuk memahami pikiran seseorang bukan

dengan cara menelusuri apa yang ada di otaknya dan pada kedalaman jiwanya

melainkan dari asal usul tindakan sadarnya dari interaksi sosial yang dilatari oleh

sejarah hidupnya Interaksi sosial berkaitan erat dengan aktivitas-aktivitas dan

bahasa yang dipergunakan Ditemukan adanya jaringan erat luas dan kompleks di

dalam dan di antara keluarga-keluarga

Jaringan tersebut berkembang atas dasar confianza yang membentuk kondisi

sosial sebagai tempat penyebaran dan pertukaran pengetahuan keterampilan dan

nilai-nilai sosial budaya anak memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui

interaksi sosial sehari-hari Pandangan teori ini menempatkan inter mental atau

lingkungan sosial sebagai faktor primer dan konstitutif terhadap pembentukan

pengetahuan serta perkembangan kognitif seseorang

Di samping itu Piaget dalam yang sama menyatakan bahwa belajar lebih banyak

ditentukan karena adanya karsa individu perkembangan kognitif merupakan suatu

proses genetik yaitu proses yang didasrkan atas mekanisme biologis dalam bentuk

perkembangan sistem syaraf makin bertambah umur seseorang makin

komplekslah susunan sel syarafnya dan makin meningkat pula kemampuannyardquo

52

Dari beberapa teori konstruktivisme di atas belajar adalah merupakan kegiatan

aktif dimana sibelajar membangaun sendiri pengetahuannya subyek belajar juga

mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari dan merupakan proses

bagaimana menjadi tahu tentang sesuatu proses belajar bukanlah memindahkan

pengetahuan dari guru ke siswa tetapi sesuatu kegiatan yang memungkinkan

siswa merekonstruksi sendiri pengetahuannya

Belajar merupakan usaha manusia dalam rangka merubah pola pikir dan tingkah

lakunya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman dan interaksi dengan

lingkungan sekitarnya sehingga terjadi perubahan keterampilan pemahaman

pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat permanen dan membekas diharapkan

dapat hidup mandiri karena untuk membangun suatu pengetahuan baru siswa

akan menyesuaikan informasi baru atau pengetahuan yang disampaikan dengan

pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki melalui berinteraksi sosial

dengan peserta didik lain atau guru dan sumber belajar

Selanjutnya dapat juga dirumuskan bahwa belajar merupakan usaha manusia

dalam rangka merubah pola pikir dan tingkahlakunya berdasarkan pengetahuan

pengalaman dan interaksi dengan lingkungan sekitarnya Dengan terjadinya

perubahan keterampilan pemahaman pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat

permanen dan membekas diharapkan dapat hidup mandiri tidak tergantung pada

orang lain

Belajar yang dimaksudkan penulis adalah belajar menulis deskripsi dalam bahasa

lampung siswa mengkonstruksi sendiri informasi yang akan disampaikan melalui

tulisannya setelah mengamati lingkungan sekitar

53

b Hakikat Pembelajaran Bahasa

Sagala (2005 176) menyatakan bahwa pembelajaran ialah membelajarkan siswa

menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu

utama keberhasilan pendidikan Pembelajaran menurut Corey (1998 91) adalah

suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk

memungkinkan ia turut serta dalam tingkahlaku tertentu dalam kondisi khusus

atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu pembelajaran merupakan

subset khusus dari pendidikan Menurut Burton dalam Sagala (2005 213)

pembelajaran adalah upaya memberikan stimulus bimbingan pengarahan dan

dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar

Vigotsky dalam Budiningsih (2005 103) menyatakan dalam kegiatan

pembelajaran hendaknya anak memperoleh kesempatan yang luas untuk

mengembangkan zona perkembangan proximalnya atau potensi melalui belajar

dan berkembang guru perlu menyediakan berbagai jenis dan tingkatan bantuan

(helps) cognitive scaffolding yang dapat memfasilitasi anak agar mereka dapat

memecahkan permasalahan yang dihadapinya Bantuan dapat dalam bentuk

contoh pedoman bimbingan orang lain atau teman yang lebih kompeten

Bentuk-bentuk pembelajaran kooperatif kolaboratif serta belajar kontekstual

sangat tepat digunakan

Zona perkembangan proksimal menurutnya perkembangan kemampuan seseorang

dapat dibedakan kedalam dua tingkat yaitu tingkat aktual dan potensial tingkat

perkembangan aktual tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan

tugas-tugas atau memecahkan berbagai masalah secara mandiri (intramental)

54

sedangkan potensial kemampuan kemampuan memecahkan masalah dan

menyelesaikan tugas-tugas ketika di bawah bimbingan orang dewasa atau ketika

berkolaborasi dengan teman sebaya yang lebih kompeten (intermental)

Berdasarkan beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan pembelajaran

merupakan pengorganisasian aktivitas siswa dalam arti peran guru bukan semata-

mata memberikan informasi melainkan juga mengarahkan memotivasi dan

memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the learning) agar proses

belajar lebih memadai Pembelajaran juga mengandung arti setiap kegiatan

dirancang untuk membantu dalam mempelajari sesuatu kemampuan atau nilai

Yuelawati E (2004 121) mengutip pepatah Cina bahwa membaca

mendengar dan melihat belum cukup dalam belajar pembelajaran yang

melibatkan peserta didik untuk mengalami dan membicarakan bahan

tertentu pada orang lain dapat lebih bermakna dalam belajar terlebih lagi

bila peserta didik mempunyai kesempatan untuk mengajarkan

pengetahuannya terhadap peserta didik lain yang bersumber

Keberhasilan pembelajaran Kerucut Dale disebutkan bahwa keberhasilam

peembelajaran adalah sebagai berikut

1) Apa yang kita baca 10

2) Apa yang kita dengar 20

3) Apa yang kita lihat 30

4) Apa yang kita dengar dan lihat 50

5) Apa yang kita bicarakan dengan orang lain 70

6) Apa yang kita alami sendiri 80

7) Apa yang kita ajarkan kepada orang lain 95

55

Pembelajaran bahasa yang dimaksud adalah pembelajaran tentang menulis

deskripsi bahasa Lampung kelas V SD pembelajaran ini dirancang menggunakan

pendekatan Pembelajaran CTL khususnya untuk meningkatkan aktivitas belajar

bahasa Lampung dan sebagai bentuk nyata pelaksanaan tugas guru dalam hal

kegiatan belajar di Sekolah Dasar tentunya kondisi belajar yang aktif dan

menyenangkan

Hakikat belajar bahasa Lampung yang dimaksudkan dalam penelitian ini guru

akan merancang pembelajaran menggunakan pendekatan komunikatif integratif

siswa diharapkan dapat mendeskripsikan apa yang diamatinya Proses

pembelajaran mengkondisikan siswa untuk melakukan pengamatan kemudian

menemukan hal yang diamati mengindentifikasikan menentukan lalu

mengungkapkan apa yang diamatinya dalam tulisan deskriptif sehingga proses

belajar berlangsung aktif dan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan

Dalam Standar Kelulusan BSNP 2006 sesuai Permen No 22 tahun 2005 Standar

Kompetensi Lulusan pendidikan dasar meliputi SD MISDLB Paket A dan SMP

MTs SMPLB bertujuan meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan kepribadian

akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

lebih lanjut

Adapun Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) SD

MISDLB Paket A selengkapnya adalah (a) Menjalankan ajaran agama yang

dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak (b) Mengenal kekurangan dan

kelebihan diri sendiri (c) Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku di

lingkungannya (d) Menghargai keberagaman agama budaya suku ras dan

56

golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya (e) Menggunakan informasi

tentang lingkungan sekitar secara logis kritis dan kreatif (f) Menunjukkan

kemampuan berfikir logis kritis dan kreatif dengan bimbingan guru pendidik (g)

Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya (h)

Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan

sehari-hari (i) Menunjukkan kemampuan menggali gejala alam dan sosial di

lingkungan sekitar (j) Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap

lingkungan (k) Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa negara

dan tanah air Indonesia (l) Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan

seni dan budaya lokal (m) Menunjukkan kebiasaan hidup bersih sehat bugar

aman dan memanfaatkan waktu luang (n) Berkomunikasi secara jelas dan santun

(0) Bekerja sama dengan kelompok tolong menolong dan menjaga diri sendiri

dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya (p) Menunjukkan kegemaran

membaca dan menulis (q) Menunjukkan keterampilan menyimak berbicara

membaca menulis dan berhitung

c Hakikat Pendidikan

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat Setiap manusia membutuhkan

pendidikan sampai kapan dan dimanapun ia berada Pendidikan sangat penting

artinya sebab tenpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan

terbelakang Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk

menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing disamping

memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik

57

Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 menyatakan pendidikan sebagai usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri kepribadian kecerdasan akhlak

mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan

negara

Menurut pragmatisme pendidikan merupakan suatu proses reorganisasi dan

rekonstruksi dari pengalaman-pengalaman individu Baik anak maupun orang

dewasa selalu belajar dari pengalamannya (Sadulloh 2003 125) Sedangkan

Suhasno et all (1991 3) menyatakan bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai

suatu proses pertumbuhan yang menyesuaikan dengan lingkungan Suatu

pengarahan dan bimbingan yang diberikan kepada anak dalam pertumbuhannya

Suatu usaha sadar untuk menciptakan suatu keadaan atau situasi tertentu yang

dikehendaki oleh masyarakat serta suatu pembentukan kepribadian kemampuan

anak dalam menuju kedewasaan

Lima pilar pendidikan sekarang dan masa depan yang dicanangkan oleh UNESCO

yang perlu dikembangkan oleh lembaga pendidikan formal yaitu (1) learning to

know (belajar untuk mengetahui) (2) learning to do (belajar untuk melakukan

sesuatu) dalam hal ini kita dituntut untuk terampil dalam melakukan sesuatu (3)

learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) (4) learning to live together

(belajar untuk menjalani kehidupan bersama) dan (5) learning to trust in God

(belajar untuk bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa)

58

Realisasi ldquolearning to knowrdquo dapat diterapkan dengan memposisikan guru sebagai

fasilitator Disamping itu guru dituntut untuk dapat berperan sebagai teman

sejawat dalam berdialog dengan siswa dalam mengembangkan penguasaan

pengetahuan maupun ilmu tertentu

Learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu) akan bisa berjalan jika di

sekolah memfasilitasi siswa untuk mengaktualisasi keterampilan yang dililikinya

serta bakat dan minatnya Walaupun bakat dan minat anak banyak dipengaruhi

unsur kerturunan namun tumbuh berkembangnya bakat dan minat tergantung

pada lingkungannya Keterampilan dapat digunakan untuk menopang kehidupan

seseorang bahkan keterampilan lebih dominan daripada penguasaan pengetahuan

dalam mendukung keberhasilan kehidupan seorang

Learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) erat hubungannya dengan bakat

dan minat perkembangan fisik dan kejiwaan tipologi pribadi anak serta kondisi

lingkungannya Bagi anak yang agresif proses perkembangan diri akan berjalan

bila diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi Sebaliknya bagi anak yang

pasif peran guru sebagai pengarah sekaligus fasilitator sangat dibutuhkan untuk

pengembangan diri siswa secara maksimal

Kebiasaan hidup bersama saling menghargai terbuka memberi dan memenerima

(take and give) perlu ditumbuhkembangkan Kondisi seperti ini memungkinkan

terjadinya proses ldquolearning to live togetherrdquo (belajar untuk menjalani kehidupan

bersama) Penerapan pilar keempat ini dirasakan makin penting dalam era

globalisasi era persaingan global Perlu pemupukan sikap saling pengertian antar

ras suku dan agama agar tidak menimbulkan berbagai pertentangan yang

59

bersumber pada hal tersebut Selain empat pilar diatas dalam Undang-Undang RI

No 20 BAB II Pasal 3 Sistem Pendidikan Nasional pemerintah Indonesia

memandang perlu menjadikan peserta didik menjadi manusia yang bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab

sehingga perlu ditambah pilar kelima yaiturdquo learning to trust in Godrdquo

C Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan sebagai pembanding dan dapat digunakan untuk

meningkatkan kualitas penelitian adalah sebagai berikut

1 Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA melalui Pendekatan

Kontekstual Siswa Kelas VI Sekolah Tunas Mekar Bandar Lampung

20082009

1) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6 Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus 3 Pada

Siklus I nilai rata-rata siswa kelas 6A adalah 7179 Pada Siklus II nilai

rata-rata siswa kelas 6A adalah 7662 yang berarti meningkat 673 pada

kelas 6A dari nilai rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa

kelas 6A adalah 7832 yang berarti mengalami peningkatan sebesar 22

pada kelas 6A dari Siklus II atau mengalami peningkatan 901 pada

kelas 6Adari Siklus I pembelajarn IPA dengan Pembelajaran Kontekstual

Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang signifikan pada siklus I

pada kelas 6A hanya terdapat 14 atau 6087 siswa yang mencapai

ketuntasan sedangkan pada siklus III terdapat 23 siswa atau 100 siswa

60

yang mencapai ketuntasan yang berarti mengalami peningkatan sebesar

6429

2) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6B Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus III Pada

Siklus I nilai rata-rata 6B adalah 7222 Pada Siklus II nilai rata-rata siswa

kelas 6B adalah 7865 yang berarti meningkat 890 pada kelas 6B dari nilai

rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa 6B adalah 7946 yang

berarti mengalami peningkatan sebesar 103 dari Siklus II atau

mengalami peningkatan 1003 dari Siklus I pembelajarn IPA dengan

Pembelajaran Kontekstual Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang

signifikan pada siklus I pada kelas 6B hanya terdapat 14 atau 6087

siswa yang mencapai ketuntasan sedangkan pada siklus III masing-masing

terdapat 23 siswa atau 100 siswa yang mencapai ketuntasan yang berarti

mengalami peningkatan sebesar 6429

Berdasarkan penelitian tersebut ternyata prestasi belajar dapat ditingkatkan

melalui pendekatan pembelajaran CTL walaupun pada mata pelajaran IPA

Hal ini memungkinkan terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa

pembelajaran bahasa termasuk prestasi belajar menulis deskripsi

berbahasa Lampung

2 Jurnal Teknologi Pendidikan Unila Volume 04 No 03- Maret 2008 Penelitian

Nuraeni Erdawati dengan judul Penerapan Strategi Contextual Teaching and

Learning (CTL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) SD Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada

61

tiap siklus serta peningkatan aktivitas belajar siswa Pembelajaran

menerapkan pendekatan CTL dapat dijadikan sebagai alternatif penerapan

model pembelajaran IPS terutama pada materi peta tematik keragaman

kenampakan alam dan buatan

Merujuk hasil penelitian tersebut ternyata prestasi belajar IPS dapat

ditingkatkan melalui pendekatan pembelajaran CTL Hal ini memungkinkan

terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa pada pembelajaran bahasa

termasuk prestasi belajar menulis deskripsi berbahasa Lampung kelas V SDN

1 Sukarame Dua Bandar Lampung

Page 12: II. KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Menulis Deskripsi ...digilib.unila.ac.id/20091/3/BAB II.pdf · yang bertalian dengan usaha penulis untuk memberikan perincian dari ... Syarat-syarat

22

Collaborating critical and creative thingking nurturing the individual

reaching high standars using authentic assessmenrdquo

Pemahamanya hakikat CTL merupakan suatu proses pembelajaran yang bertujuan

membantu siswa melihat makna bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan

cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan sehari-hari yaitu dengan

konteks lingkungan pribadi sosial dan budaya menuntut siswa belajar bermakna

mengatur belajar sendiri bekerjasama berfikir kritis dan kreatif mencapai standar

yang tinggi

Zahorik (199914-22) menjelaskan ada lima elemen yang harus diperhatikan

dalam pembelajaran kontekstual (1) pengaktifan pengetahuan yang sudah ada

(activating knowledge) (2) pemerolehan pengetahuan baru kemudian

memperhatikan detailnya (3) pemahaman pengetahuan (understanding

knowledge) (4) mempraktekkan pengetahuan dan pengalaman (5) melakukan

refleksi (reflection knowledge)

Pendekatan CTL menurut Nurhadi (200431) memiliki tujuh komponen yaitu

konstruktivisme inquiry bertanya masyarakat belajar permodelan refleksi dan

penilaian sebenarnya Hal serupa diungkapkan oleh Sanjaya (2006113) bahwa

komponen-komponen pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran

Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah Construktivisme Inquiri

Questioning Learning community Modeling refleksi dan Authentic Assesment

Penerapan masing-masing komponen dapat dijelaskan sebagai berikut

23

1) Konstruktivisme

Merupakan aliran pembelajaran yang menuntut siswa untuk menyusun dan

membangun makna atas pengalaman baru yang didasarkan pada pengetahuan

tertentu (Hati 2007) Siswa membangun sendiri pengetahuan mereka dengan

terlibat aktif dalam proses pembelajaran Siswa ldquomengkonstruksirdquo bukan

ldquomenerimardquo pengetahuan Siswa menjadi ldquoSubjekrdquo bukan ldquoObjekrdquo belajar

Bentuknya adalah siswa mengerjakan sesuatu

a) menulis karangan deskripsi

b) mendemonstrasikan yakni bahasa komunikasi yang digunakan adalah

bahasa lampung

c) menciptakan ide karangan deskripsi sesuai yang diamati

d) memecahkan masalah

Tugas guru dalam hal ini adalah memfasilitasi proses belajar dengan menjadikan

pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa memberi kesempatan kepada

siswa untuk menemukan menerapkan idenya sendiri dan memotivasi siswa agar

menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar mengerjakan tugas

Implementasinya terdiri dari kegiatan menyebutkan mengidentifikasikan

mengkategorikan dan membuktikan Pada umumnya kita juga sudah menerapkan

filosofi ini dalam pembelajaran sehari-hari yaitu ketika kita merancang

pembelajaran dalam bentuk siswa bekerja praktek mengerjakan sesuatu

beraktifitas di dalam laboratorium membuat laporan ilmiah mendemonstrasikan

hasil kerja baik berupa laporan maupun hasil eksperimen di laboratorium

menciptakan ide dan sebagainya

24

2) Menemukan (Inquiry)

Kegiatan pembelajarannya diawali dengan pengamatan lalu berkembang

untuk memahami konsepfenomena Setelah itu siswa akan mengembangkan

dan menggunakan keterampilan berpikir kritis Siswa menemukan sendiri

pengetahuan dan keterampilan mereka melalui tahap

1) Mengamati atau melakukan observasi (observation)

2) Membaca referensi untuk informasi pendukung

3) Bertanya jawab dengan teman (questioning)

4) Menduga (hypotesis) dan memunculkan ide-ide baru

5) Mengumpulkan data sebanyak-banyaknya(data gathering)

6) Menganalisis menyimpulkan (conclusion) dan menyajikan hasil dalam

tulisan gambar dll

7) Siswa membuat laporan ilmiah sendiri

8) Siswa mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca

teman sekelas guru atau audien yang lain

9) Disampaikan pada orang lain untuk mendapat masukan

10) Melakukan refleksi

11) Menempelkan gambar karya tulis di mading majalah sekolah dsb

3) Bertanya (Questioning)

Suatu pembelajaran akan tampak hidup dan bergairah kalau disertai dengan tanya

jawab antara siswa dengan guru antara siswa dengan siswa lainnya antara siswa

dengan orang lain Manfaat tanya jawab dalam pembelajaran sangat banyak yaitu

untuk memotivasi siswa menghindari pembelajaran yang monoton Teknik

bertanya merupakan hal mendasar dalam pembelajaran kontekstual

25

Menurut Senduk (2004 45) bertanya merupakan suatu strategi yang

digunakan secara aktif oleh siswa untuk menganalisis dan mengeksplorasi

gagasan-gagasan Pendapat ini mengisyaratkan bahwa pilar bertanya dalam

pembelajaran kontekstual merupakan bagian penting karena merupakan

induk dari strategi pembelajaran Kegiatan bertanya yang dilakukan baik

oleh guru maupun oleh siswa Pertanyaan guru digunakan untuk

mengarahkan membimbing dan mengevaluasi cara berfikir siswa

Sedangkan pertanyaan siswa merupakan wujud keingintahuan (Hati 2007)

Dengan bertanya siswa dapat menggali informasi mengkonfirmasikan sesuatu

mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahui bertanya dapat

diterapkan saat berdiskusi kerja kelompok ketika mengamati dan saat

mengalami kesulitan Hampir pada semua aktifitas belajar questioning dapat

diterapkan

1) Antara siswa dengan guru

2) Antara guru dengan siswa

3) Antara siswa dengan siswa

4) Antara siswa dengan orang lain yang didatangkan ke kelas

4) Masyarakat Belajar (Learning Community)

Konsep learning community menyarankan agat hasil pembelajaran diperoleh dari

kerjasama dengan orang lain Hasil belajar diperoleh dari ldquosharingrdquo antar teman

antar kelompok dan antara yang tahu ke yang belum tahu Dalam pembelajaran

menggunakan pendekatan CTL guru disarankan selalu melaksanakan

pembelajaran dalam kelompok belajar Kelompok belajar atau sekelompok

26

komunitas yang berfungsi sebagai wadah komunikasi untuk berbagi pengalaman

dan gagasan (Hati 2007)

Mengutamakan kerjasama dengan orang lain atau kelompok dapat dilakukan jika

anggotanya mau saling mendengarkan tidak merasa paling tahu serta tidak segan

untuk bertanya kepada lainnya Prakteknya dapat terwujud dalam

1) Pembentukan kelompok kecil

2) Pembentukan kelompok besar

3) Mendatangkan bdquoahli‟ ke kelas

4) Bekerja dengan kelas sederajat

5) Bekerja dengan kelas di atasnya

6) Bekerja dengan masyarakat

Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang anggotanya heterogen yang pandai

mengajari yang lemah yang pandai belajar cepat membantu teman yang lamban

Hal ini dapat membantu siswa menuangkan deskripsi menggunakan kalimat

bahasa lampung yang tepat

5) Permodelan (Modeling)

Pengertian permodelan menurut Yasin (2004 49) merupakan suatu cara

mengaktualisasikan sesuatu yang abstrak Permodelan dapat juga dimaksudkan

untuk membahasakan gagasan yang dipikirkan mendemonstrasikan bagaimana

guru menginginkan para siswanya untuk belajar dan melakukan apa yang

diharapkan guru Jadi permodelan merupakan cara melakukan sesuatu

mempraktekkan cara mendeskripsikan sesuatu yang dilihat dan lain-lain Sebuah

pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu ada model yang bisa ditiru

27

dengan begitu guru memberi model tentang ldquobagaimana cara belajarrdquo Kegiatan

mendemonstrasikan suatu perbuatan agar siswa dapat mencontoh atau belajar

atau melakukan sesuatu sesuai dengan model yang diberikan (Hati 2007)

Model ini dapat dirancang dengan melibatkan media lingkungan misalnya guru

menunjukkan pohon kelapa sawit di halaman sekolah kemudian salah satu siswa

bisa ditunjuk untuk menyebutkan suatu kata dalam bahasa lampung yang

berhubungan dengan media tersebut Dalam pendekatan CTL guru bukan satu-

satunya model tetapi model dapat dirancang dengan melibatkan siswa

6) Refleksi (Reflection)

Refleksi merupakan respon terhadap sesuatu kejadian aktivitas atau pengetahuan

yang baru diterima contohnya

a) pertanyaan langsung tentang ketentuan apa saja yang boleh diamati

b) komentar siswa tentang pembelajaran hari itu

c) catatan atau konsep siswa

d) diskusi

e) hasil karya

Refleksi merupakan cara berfkir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir

kebelakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan masa lalu (Senduk 2004

510) Siswa memahami apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan

baru yang merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya

Refleksi merupakan respon terhadap kejadian aktivitas atau pengetahuan yang

baru diterima Pengetahuan yang bermakna diperoleh dari proses Pengetahuan

dimiliki siswa perlu diperluas melalui konteks pembelajaran yang kemudian

28

diperluas sedikit demi sedikit Siswa mencatat apa yang telah dipelajari dan

bagaimana menemukan ide-ide baru Pada akhir pembelajaran guru menyisakan

waktu untuk melakukan refleksi

Kegiatan dalam refleksi menurut Hati (2009) berupa melihat kembali atau

merespon suatu kejadian kegiatan dan pengalaman yang bertujuan untuk

mengidentifikasi hal-hal yang sudah diketahui dan hal-hal yang belum diketahui

agar dapat dilakukan suatu tindakan penyempurnaan Dapat juga dikatakan

sebagai respon terhadap kejadian aktivitas atau pengetahuan yang baru diterima

contohnya

1) Pertanyaan langsung tentang apa yang diperoleh hari itu

2) Komentar siswa tentang pembelajaran hari itu

3) Catatan atau jurnal dibuku siswa

4) Diskusi

5) Hasil karya

Penerapan refleksi menurut Nurhadi (2004 51) memiliki ciri sebagai berikut (a)

pernyataan langsung tentang apa-apa yang diperolehnya hari itu (b) catatan atau

buku jurnal di buku siswa (c) kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari

itu (d) diskusi (e) hasil karya (f) cara-cara lain yang ditempuh guru untuk

mengarahkan siswa pada pemahaman mereka tentang materi yang dipelajari Jadi

reflection adalah kegiatan memikirkan apa yang telah terjadi dalam pembelajaran

dan memberikan masukan perbaikan jika diperlukan

29

7) Penilaian yang Sebenarnya (Autentic Assessment)

Agar penilaian yang dilakukan benar-benar menggambarkan keadaan siswa yang

sebenarnya perlu dilakukan suatu penilaian yang mampu mengukur keadaan

siswa yang sebenarnya Siswa tidak hanya dinilai dari satu aspek melainkan dari

berbagai aspek sehingga data yang didapat bisa menggambarkan keadaan siswa

yang sebenar proses

Penilaian autentik memiliki beberapa karakteristik menurut Senduk (2004 52)

penilaian autentik memiliki ciri-ciri sebagai berikut (a) harus mengukur semua

aspek pembelajaran (b) dilaksanakan selama dan sesudah pembelajaran (c)

menggunakan berbagai cara dan berbagai sumber (d) tes hanya salah satu alat

pengumpul data penilaian (e) tugas-tugas yang diberikan kepada siswa harus

mencerminkan bagian-bagian dari kehidupan siswa

Berdasarkan pendapat tersebut penilaian autententik merupakan proses

pengumpulan berbagai data yang bisa menggambarkan perkembangan siswa

Penilaian ini menekan pada perkembangan kemampuan siswa dalam memahami

dan mempelajari pengetahuan atau keterampilan Penilaian ini dilakukan dengan

berbagai cara yaitu pemberian tugas proses pembelajaran kinerja performan

hasil karya atau produk dan sebagainya

Autentic Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa

memberikan gambaran perkembangan belajar siswa dan perlu diketahui oleh guru

untuk bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan

benar Penekanannya pada assesment dalam proses pembelajaran data yang

dikumpulkan diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan siswa pada saat

30

melakukan proses pembelajaran Kemajuan belajar dinilai dari proses

pembelajaran bukan melalui hasil

Karakteristik assessment adalah (a) dilaksanakan selama dan sesudah proses

pembelajaran berlangsung (b) bisa digunakan untuk formatif dan sumatif (c)

yang diukur keterampilan dan performansi bukan fakta (d) berkesinambungan (e)

terintegrasi (f) dapat digunakan sebagai feed back Bentuk-bentuk penilaian

autentik fortofolios story reteling interview video tape evaluation of

performance audio tepe evaluation of reading teacher observations close test

Dalam hal iniakan dilakukan penilaian terhadap aktivitas siswa selama proses

pembelajaran dan produk tulisan deskripsi siswa dalam bahasa lampung

b Perbedaan Pendekatan kontestual dengan Pendekatan Konvensional

Menurut pendapat Nurhadi (2003 7) terdapat perbedaan antara pendekatan CTL

dan konvensional yaitu

No Pendekatan CTL

Pendekatan Konvensional

1 Siswa secara aktif terlibat dalam

proses pembelajaran

Siswa adalah penerima informasi

secara pasif

2 Siswa belajar dari teman melalui

kerja

Siswa belajar secara individual

3 Pembelajaran dikaitkan dengan

kehidupan nyata atau masalah

yang disimulasikan

Pembelajaran sangat abstrak dan

teoritis

4 Perilaku dibangun atas kesadaran

diri

Perilaku dibangun atas kebiasaan

5 Hadiah untuk perilaku baik adalah

kepuasan diri

Hadiah untuk perilaku baik adalah

pujian atau nilai (raport)

6 Keterampilan dikembangkan atas

dasar pemahaman

Keterampilan dikembangkan atas

dasar latihan

7 Seseorang tidak melakukan yang

jelek karana dia sadar hal itu keliru

dan merugikan

Seorang tidak melakukan yang jelek

karena dia takut hukuman

8 Bahasa diajarkan dengan Bahasa diajarkan dengan pendekatan

31

pendekatan komunikatif yakni

siswa diajak menggunakan bahasa

dalam monteks nyata

struktural rumus diterangkan sampai

paham kemudian dilatihkan (drill)

9 Pemahaman rumus dikembangkan

atas dasar skemata yang sudah ada

dalam diri siswa

Rumus itu ada di luar diri siswa yang

harus diterangkan diterima

dihafalkan dan dilatihkan

10 Pemahaman rumus relatif berbeda

antara siswa yang satu dengan

yang lainnya sesuai dengan

skemata siswa

Rumus adalah kebenaran absolut

hanya ada dua kemungkinan yaitu

pamahaman rumus yang salah atau

yang benar

11 Siswa menggunakan kemampuan

berfikir kritis terlibat penuh dalam

mengupayakan terjadinya proses

pembelajaran yang efektif ikut

bertanggung jawab atas terjadinya

proses pembelajaran yang efektif

dan membawa skemata masing-

masing ke dalam proses

pembelajaran

Siswa secara fasif menerima rumus

atau kaidah (membaca mendengar

mencatat menghafal) tanpa

memberikan kontribusi ide dalam

proses pembelajaran

No Pendekatan CTL

Pendekatan Konvensional

1 Pengetahuan yang dimiliki

manusia dikembangkan oleh

manusia itu sendiri Manusia

menciptakan atau membangun

pengetahauan dengan cara

memberi arti dan memahami

pengalamannya

Pengetahuan adalah penangkapan

terhadap serangkaian fakta konsep

atau hukum yang berada di luar diri

manusia

2 Ilmu pengetahuan dikonstruksi

oleh manusia sendiri sementara

manusia selalu mengalami

peristiwa baru maka

pengetahuantidak pernah stabil

selalu berkembang

Kebenaran bersifat absolut dan

pengetahuan bersifat final

3 Siswa diminta bertanggung jawab

memonitor dan mengembangkan

pembelajaran mereka masing-

masing

Guru adalah penentu jalannya proses

pembelajaran

4 Penghargaan terhadap pengalaman

siswa sangat diutamakan

Pembelajaran tidak memperhatikan

pengalaman siswa

5 Hasil belajar diukur dengan

berbagai cara proses bekerja hasil

karya penampilan rekaman tes

dan lain-lain

Hasil belajar diukur hanya dengan tes

6 Pembelajaran terjadi diberbagai Pembelajaran hanya di dalam kelas

32

tempat konteks dan setting

7 Penyesalan adalah hukuman dari

perilaku jelek

Sanksi adalah hukuman dari perilaku

jelek

8 Perilaku baik berdasar motivasi

intrinsik

Perilaku baik berdasar motivasi

ekstrinsik

9 Seorang berperilaku baik karena

dia yakin itulah yang terbaik dan

bermanfaat

Seseorang berperilaku baik karena

terbiasa melakukan begitu Kebiasaan

ini dibangun dengan hadiah yang

menyenangkan

c Beberapa Hal Penting Dalam Pembelajaran CTL

Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL harus memperhatikan hal-

hal yang yang terkait baik berkaitan dengan konsep langkah-langkah maupun

pelaksanaan pembelajaran dengan CTL Contextual Teaching and Learning

(CTL) menurut Clifford dan Wilson (20002) adalah pendekatan dalam

pembelajaran yang dapat membantu siswa menemui ketuntasan belajar

berdasarkan kompetensi yang telah ditetapkan Siswa dapat dikatakan tuntas

belajar jika ia dapat berguna dan mampu mengaplikasikan pengetahuannya

terhadap lingkungan sekitar kehidupannya baik masa kini maupun masa depan sebagai

seorang anggota keluarga warga negara dan pekerja atau karyawan

CTL dikatakan efektif digunakan dalam pembelajaran karena (Clifford dan

Wilson 20002)

1 emphasizes problem-solving

2 recognizes the need for teaching and learning to occur in multiple

contexts

3 teaches students to become self-regulated learners

4 anchors teaching in students‟ diverse life contexts

5 encourages students to learn from each other in interdependent

groups and

6 Employs authentic assessment

33

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran dengan Contextual Teaching

Learning terutama berkaitan dengan pembelajaran Bahasa Lampung adalah

sebagai berikut

1 CTL adalah model pembelajaran yang menekankan aktivitas siswa secara

penuh baik fisik maupun mental

2 CTL memandang bahwa belajar bukan menghafal akan tetapi proses

berpengalaman dalam kehidupan nyata

3 Kelas dalam pembelajaran CTL bukan sebagai tempat untuk memperoleh

informasi akan tetapi sebagai tempat untuk menguji data hasil temuan

mereka dilapangan

4 Materi pelajaran ditemukan oleh siswa sendiri bukan hasil pemberian dari

orang lain (Sanjaya 2006125)

3 Media Pembelajaran

Media berasal dari kata ldquomediumrdquo yang berasal dari bahasa latin ldquomediusrdquo yang

berarti ldquotengah atau sedangrdquo Pengertian media ini mengarah pada sesuatu yang

menjadi penghantar untuk meneruskan suatu informasi dan sumber informasi

kepada penerima informasi Dalam bahasa Arab media adalah perantara atau

pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan ringkasnya media adalah

alat untuk menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran Arsyad

(2005 54) mengartikan media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan

untuk menyampaikan pesan informasi

Heinich dalam Arsyad (2005 82) menyatakan media sebagai perantara yang

mengantar informasi apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi

34

yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud pengajaran Hamidjojo

dalam Latuheru mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah media yang

penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran (biasanya sudah

dituangkan dalam GBPP atau silabus) yang dimaksudkan untuk mempertinggi

kegiatan belajar Media pembelajaran adalah bahan alat maupun metode teknik

yang digunakan dalam kegiatan belajar dengan maksud agar proses interaksi

komunikasi edukatif antara siswa dan sumber belajar dapat berlangsung secara

tepat guna dan berdaya guna Jadi media yang dimanfaatkan untuk belajar adalah

lingkungan yang terdekat dengan siswa

ldquoNational Education Assosiationrdquo memberi definisi media sebagai bentuk-bentuk

komunikasi baik tercetak maupun audio visual dan peralatannya dengan demikian

dapat dimanipulasi dilihat didengar atau dibaca Menurut Lohan dalam

Sihkabuden (999 58) media suatu sarana atau chanel sebagai perantara antara si

pemberi pesan kepada penerima pesan

Menurut Olson dalam Budiningsih (2005 62) mendefinisikan media sebagai

teknologi untuk menyajikan merekam membagi dan mendistribusikan simbol

dengan melalui rangsangan indera tertentu disertai penstrukturan informasi

Gagne dalam Sagala (2005 281) menyatakan bahwa media pendidikan adalah

berbagai jenis komponen lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar

Briggs dalam yang sama lebih lanjut menyatakan bahwa media pembelajaran

adalah sarana untuk memberikan perangsang bagi si belajar supaya proses belajar

terjadi

Sardiman (2006 205) menyatakan bahwa

35

media pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam tiga golongan

Pertama adalah alat-alat yang merupakan benda sebenarnya yang

memberi pengalaman langsung dan nyata Kedua alat-alat yang

merupakan benda pengganti yang seringkali dalam bentuk tiruan dari

benda sebenarnya memberikan pengalamannbuatan atau tidak langsung

Ketiga bahasa lisan maupun tertulis memberikan pengalaman melalui

berbahasa

Secara umum peranan media dalam proses pembelajaran dapat

a menghemat waktu belajar

b memudahkan pemahaman

c meningkatkan perhatian siswa

d meningkatkan aktivitas siswa

e mempertinggi daya ingat siswa

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas bahwa media pembelajaran adalah segala

sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima

serta dapat merangsang pikiran perasaan perhatian dan kemauan si belajar

sehingga dapat memotivasi terjadinya belajar yang baik dengan sengaja

bertujuan dan terkendali Media pembelajaran sebagai salah satu komponen

sumber dan merupakan bagian integral dari keseluruhan komponen pembelajaran

menempati posisi yang penting dan akan turut menentukan keberhasilan

penyelenggaraan pembelajaran

Pada kenyataannya pengembangan dan penerapan media pembelajaran

diharapkan dapat memotivasi belajar terhadap pembelajaran sehingga berdampak

pula pada peningkatan hasil belajarnya Selaras dengan perkembangan ilmu

pengetahuan maka guru harus mampu mengembangkan media pembelajaran

secara bervariasi baik yang dirancang khusus (by design) maupun dengan

36

memanfaatkan (by utilization) sejumlah media yang telah ada Dengan demikian

media pendidikan dan media pengajaran dirangkum saja dengan media

pembelajaran

Kegunaan media dalam pembelajaran menurut Miarso (2005 536)

(a) Media mampu memberikan rangsangan yang bervariasi kepada otak

kita sehingga otak kita dapat berfungsi secara optimal (b) Media dapat

mengatasi keterbatasan pengamatan yang dimiliki oleh siswa (c) Media

dapat melampaui batas ruang kelas (d) Media memungkinkan adanya

interaksi langsung antara siswa dan lingkungan (e) Media menghasilkan

keseragaman pengamatan (f) Media membangkitkan keinginan dan minat

baru (g) Media membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar

(h) Media memberikan pegalaman yang integral menyeluruh dari sesuatu

yang konkret maupun yang abstrak (i) Media memberikan kesempatan

untuk belajar mandiri (j) Media meningkatkan keterbacaan baru

(membedakan dan menafsirkan objek) (k) Media mampu meningkatkan

efek sosialisasi (l) Meningkatkan kemampuan ekspresi diri guru maupun

siswa

Kriteria pemilihan media menurut Arsyad (2005 39) sebagai berikut (a) sesuai

dengan tujuan yang ingin dicapai (b) tepat untuk mendukung isi pelajaran yang

sifatnya fakta konsep prinsip atau generalisasi (c) praktis luwes dan bertahan

(d) guru trampil menggunakannya (e) pengelompokan sasaran (f) mutu teknis

(memiliki persyaratan teknis yang tertentu)

Tiga kategori media menurut Haney dan Ullmer yang dikutip Miarso (200525)

yaitu

(1) Media Penyaji Grafis bahan cetak dan gambar diam Proyeksi diam

Audio kaset Audio ditambah visual diam Gambar hidup film Televisi

Multi media (2) Media Objek Objek sebenarnya alami (hidup dan tak

hidup) buatan gedung mesin-mesin alat-alat komunikasi jaringan

transportasi dan semua benda yang dibuat Objek pengganti replika

model dan benda tiruan (3) Media Interaktif memperhatikan penyajian

objek dan berinteraksi (internet komputer)

37

Media yang akan digunakan dalampenelitian ini adalah media objek sebenarnya

alami hidup dan tak hidup yang terdapat di lingkungan sekitar sekolah yaitu

sugai gunung kebun pantai dan benda-benda tak hidup lainnya

4 Pembelajaran Menulis Deskripsi Berbahasa Lampung Menggunakan CTL

Bahasa Lampung adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat penuturnya

yaitu suku Lampung dalam berkomunikasi dan mengaktualisasikan diri dalam

kehidupan sehari-hari Pakar linguistik deskriptif biasanya mendefinisikan bahasa

sebagai satu sistem lambang bunyi yang bersifat arbiter kemudian lazim ditambah

dengan yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat untuk berinteraksi

dan mengidentifikasikan dirirdquo (Chaer 1997 68) Nababan (1999 96)

mengemukakan bahwa bahasa memiliki empat fungsi yaitu fungsi kebudayaan

kemasyarakatan perorangan dan pendidikan

Fungsi kebudayaan meliputi tiga hal yaitu pelestarian kebudayaan

pengembangan kebudayaan dan inventarisasi ciri-ciri kebudayaan Fungsi

kemasyarakatan meliputi ruang lingkup dan bidang pemakaian Fungsi perorangan

meliputi fungsi instrumental kepribadian pemecahan masalah khayalan dan

informatif Fungsi pendidikan meliputi fungsi integratif instrumental kultural dan

penalaran

Fungsi dan tujuan pembelajaran bahasa Lampung untuk membelajarkan siswa

didik dalam belajar bahasa Lampung dan berfungsi memberikan kemampuan

menggunakan bahasa Lampung bagi kepentingan berpikir merasa dan

38

berkomunikasi dalam kehidupan budaya masa kini sebagai lanjutan dari

kehidupan masa lalu dengan memperhatikan peristiwa penggunaannya

Pada proses pembelajaran berlangsung guru memotivasi siswa melakukan

pengamatan terhadap gambar kemudian mengungkapkan hasil pengamatannya

melalui deskripsi Siswa menulis deskripsi sesuai dengan kaidah bahasa

Lampung baik ejaan struktur maupun kosa kata Dengan demikian pembelajaran

dalam terlaksana dengan mengoptimalkan masyarakat belajar dalam pembelajaran

bahasa Lampung dengan pendekatan CTL

Pembelajaran bahasa Lampung meliputi pengenalan pemahaman dan

keterampilan mencakup unsur bahasa Lampung (Depdikbud Provinsi Lampung

2003 16) yaitu

a) Lafal dan ejaan yang berkenaan dengan lafal yang baik dan ejaan yang

sesuai dengan pedoman Ejaan Bahasa Lampung

b) Struktur yang berkenaan dengan bebtuk kata frase dan kalimat Bahasa

Lampung yang baik dan yang diterima bukan teoritis

c) Kosa kata yang berkenaan dengan kata-kata bahasa lampung dari berbagai

lingkungan kehidupan yang diperlukan sebagai alat berpikir merasa dan

berkomunikasi dengan lancar

d) Wacana berkenaan dengan karangan jenis narasi deskripsi eksposisi

argumentasi dan drama

Lebih lanjut dijelaskan pokok-pokok bahasan pembelajaran mencerminkan

kegiatan berbahasa dalam bahasa Lampung khususnya menulis adalah

pembelajaran menulis untuk mengomunikasikan gagasan perasaan dan pesan

dengan bahasa Lampung secara tertulis baik dalam bentuk prosa atau puisi

maupun dalam berbagai jenis karangan seperti pada karangan deskripsi berbahasa

Lampung

39

Pembelajaran menulis disesuaikan dengan ketentuan menulis Hamer (1999 48)

mengatakan bahwa dalam keterampilan menulis harus diperhatikan beberapa hal

misalnya penyusunan kalimat menjadi paragraf bagaimana paragraf digabungkan

dan dikelompokan sehingga menjadi tulisan yang koheren Penerapan

pembelajaran pendekatan kontekstual (CTL) dalam penelitian ini adalah guru

mendesain proses pembelajaran menulis teks deskripsi berbahasa Lampung

dengan memanfaatkan lingkungan sebagai media Mengonstruksi pengetahuan

siswa sedikit demi sedikit sehingga pengetahuannya bermakna dalam proses

menemukan bertanya masyarakat belajar memberi permodelan melaksanakan

refleksi dalam pembelajaran dan melaksanakan penilaian autentik

5 Prestasi Belajar

a Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi adalah istilah yang diambil dari bahasa Belanda ldquoprestatierdquo yang berarti

hasil usaha Kata prestasi dalam berbagai penggunaan selalu dihubungkan dengan

aktivitas tertentu Prestasi belajar adalah kemampuan nyata yang dapat langsung

diukur dengan tes tertentu dan dapat dihitung hasilnya menurut Zainal dalam

Sagala (2005 101) bahwa ldquoPrestasi merupakan kemampuan siswa yang dapat

dicapai saat dilakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa

terhadap berbagai hal yang pernah dilatihkan diajarkan sudah dapat diperoleh

gambaran yang nyata tentang pencapaian program pembelajaran secara

menyeluruhrdquo

Di samping itu menurut Wittrock dalam Latuheru (1999 46) ldquoprestasi belajar

adalah suatu terminology yang menggambarkan suatu proses perubahan melalui

40

pengalaman Proses tersebut mempersyaratkan perubahan yang relative permanen

berupa sikap pengetahuan informasi kemampuan dan keterampilan melalui

pengalamanrdquo

Skiner dengan teori operant conditioning sebagaimana dikutip Gredler (dalam

Slameto 2003 49) mengatakan bahwa prestasi belajar merupakan respon

tingkah laku yang baru Walaupun Skiner mengatakan demikian namun pada

dasarnya respon yang baru itu sama pengertiannya dengan tingkah laku

pengetahuan sikap keterampilan yang baru

Prestasi menurut Hamalik (198384) adalah perubahan tingkahlaku yang

diharapkan kepada murid setelah diadakan proses belajar mengajar Sedangkan

menurut Yusuf (198224) prestasi adalah tingkatan kepandaian keterampilan yang

telah dicapai setelah melakukan kegiatan pekerjaan atau latihan itu sendiri

Menurut Adi Nugroho prestasi adalah segala jenis pekerjaan yang berasil dan

prestasi itu menunjukkan kecakapan Selanjutnya Purwadarminto menyebutkan

bahwa prestasi adalah hasil yang dicapai sebaik-baiknya menurut kemampuan

anak pada waktu tertentu terhadap hal-hal yang dikerjakan dilakukan

Reigeluth dalam yang sama berpendapat prestasi belajar dapat juga dikatakan

sebagai pengaruh yang memberikan suatu ukuran nilai dari metode (strategi)

alternatif dalam kondisi yang berbeda ada hasilnyata dan diinginkan Hasil nyata

hasil-hasil kehidupan nyata dari menggunakan metode (strategi) spesifik dalam

kondisi yang spesifik pula sedangkan hasil yang diinginkan adalah tujuan-tujuan

(goals) yang umumnya berpengaruh pada pemilihan suatu metode

41

Ini berarti prestasi belajar sangat erat kaitannya dengan metode (strategi) yang

digunakan pada sesuatu kondisi (pembelajaran) tertentu Semakin ketepatan

pemilihan metode atau strategi (pembelajaran) pada suatu kondisi semakin baik

hasil belajar Selanjutnya juga mengatakan secara spesifik hasil belajar adalah

suatu kinerja (peformance) yang diindikasikan sebagai suatu kapabilitas

(kemampuan) yang diperoleh Hasil belajar tersebut selalu dinyatakan dalam

bentuk tujuan-tujuan khusus perilaku (unjuk kerja)

Muhibin (1997141) menyebutkan bahwa prestasi belajar merupakan taraf

keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah dinyatakan

dalam bentuk skor yang diperoleh hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran

tertentu Demikian pula pendapat Albach Arnove dan Kelly (1999201) bahwa

prestasi belajar hanya ukuran keberhasilan di sekolah tidak termasuk keberhasilan

dalam keluarga dan masyarakat Davis dalam Slameto (198521) berpendapat

bahwa prestasi belajar adalah pengetahuan yang diperoleh siswa sebagai hasil dari

pembelajaran

Pendapat-pendapat di atas menunjukkan bahwa prestasi belajar dipergunakan

untuk menyebut berbagai macam hasil kegiatan atau usaha Hal ini sesuai dengan

kenyataan yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari Istilah prestasi

belajar sering digunakan untuk menyebut hasil yang dicapai dalam berbagai

kegiatan misalnya prestasi olahraga prestasi seni prestasi kerja prestasi belajar

prestasi usaha dan sebagainya

42

Berdasarkan uraian di atas prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari

proses belajar mengajar yaitu penguasaan perubahan emosional atau perubahan

tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu Prestasi belajar sering

dipergunakan dalam arti yang sangat luas seperti prestasi belajar dalam ulangan

harian prestasi pekerjaan rumah prestasi belajar tengah semester prestasi akhir

semester dan sebagainya

Cara yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat prestasi belajar adalah

dengan menggunakan tes Tes prestasi dapat digunakan sebagai suatu tes

diagnosis yang dirancang untuk membuktikan mengenai gambaran kelebihan dan

kekurangan siswa

Pada proses pembelajaran prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari

pembelajaran yang meliputi penguasaan perubahan emosional dan perubahan

tingkah laku yang dapat diukur dengan tes objektif maupun tes uraian Dengan

demikian prestasi belajar Bahasa Lampung adalah prestasi belajar siswa pada tes

ujian akhir semester atau pada Konpetensi Dasar pada mata pelajaran Bahasa

Lampung

Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

Bahasa Lampung merupakan tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari

pelajaran Bahasa Lampung di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang

diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi tertentu

Prestasi belajar memiliki beberapa kategori Gagne (19925)

mengklasifikasikannya menjadi lima kategori yakni 1) Intellectual skill 2)

Cognitive strategies 3) Verbal information 4) Motor skill dan 5) Attitudes

43

1) Keterampilan intelektual

Kemampuan ini merupakan keterampilan yang membuat seseorang secara

cakap berinteraksi dengan lingkungan melalui penggunaan lambang-lambang

2) Strategi kognitif

Kemampuan yang mengatur cara bagaimana si belajar mengelola belajarnya

3) Informasi verbal

Kemampuan ini berupa perolehan label atau nama fakta dan pengetahuan yang

sudah tersusun rapi

4) Keterampilan motorik

Kemampuan yang mendasari pelaksanaan perbuatan jasmaniah secara mulus

5) Sikap

Kemampuan yang mempengaruhi pilihan tindakan yang akan diambil

Lebih lanjut Bloom dan kawan-kawan sebagai mana dikutip oleh Degeng dalam

Hamalik (2004 90) mengklasifikasikan prestasi belajar menjadi 3 (tiga) domain

atau ranah yaitu rdquoranah kognitif psikomotor dan afektifrdquo ranah kognitif

menaruh perhatian pada pengembangan kapabilitas dan keterampilan intelektual

ranah psikomotor berkaitan dengan kegiatan-kegiatan manipulatif atau

keterampilan motorik dan ranah efektif berkaitan dengan pengembangan

perasaan sikap nilai dan emosirdquo Ketiga ketegori prestasi belajar itu mempunyai

aspek masing-masing

Kognitif aspek-aspek dari domain ini terdiri dari pengetahuan pemahaman

penerapan analisis sintesis dan evaluasi Afektif domain ini terdiri dari aspek-

aspek penerimaan tanggapan penilaian pengorganisasian dan pengarahan

44

Psikomotorik terdiri dari beberapa aspek kemampuan gerak refleks kemampuan

gerak dasar kemampuan perseptual kemampuan fisik kemampuan gerak

terampil dan kemampuan gerak komunikatif

Dapat diasumsikan bahwa untuk menghasilkan kategori kapabilitas atau kelima

ranah prestasi belajar tersebut sedikitnya banyak ditentukan atau dipengaruhi oleh

faktor internal seperti pengetahuan prasyarat atau kemampuan awal dari masing-

masing kategori hasil belajar yang dimiliki oleh siswa yang berkaitan dengan

kapabilitas atau keterampilan yang sedang dipelajari baru

Gagne (199266) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses untuk

memperoleh motivasi dalam pemngetahuan keterampilan kebiasaan dan tingkah

laku Belajar adalah suatu aktivitas yang melibatkan bukan hanya penguasaan

kemampuan akademik baru saja melainkan juga perkembangan emosional

interksi sosial dan perkembangan kepribadian Menurut Gagne (19923) belajar

adalah perubahan dalam diri manusia atau kemampuan yang berlangsung selama

satu masa waktu yang tidak semata-mata disebabkan oleh perubahan

pertumbuhan

Jenis perubahan yang dimaksud dalam belajar ini meliputi perubahan tingkah laku

setelah siswa mendapatkan berbagai pengalaman dalam proses pembelajaran

Pengalaman tersebut akan menyebabkan proses perubahan pada diri sibelajar

dengan kata lain bahwa proses belajar senantiasa merupakan perubahan

tingkahlaku dan terjadi karena pengalaman

45

Yang dimaksud prestasi belajar siswa dalam penelitian ini adalah prestasi yang

ditunjukkan siswa setelah dilakukan pembelajaran jika prestasi belajar mengalami

peningkatan maka siswa dapat dinyatakan mencapai prestasi belajar atau

mengalami peningkatan setelah mengalami belajar jika tidak prestasi belajar tidak

tercapai atau belum tuntas

Memperhatikan pernyatan tersebut belajar merupakan upaya siswa untuk

memahami materi ajar yaitu menulis deskripsi bahasa Lampung sesuai dengan

aturan penulisan atau kaidah bahasa diharapkan siswa memiliki pengetahuan dan

kemampuan dan dapat mengaplikasikan serta melaksanakan nilai positif dalam

kehidupan sehari-hari Dipahaminya suatu ilmu dalam proses pembelajaran akan

tercermin melalui hasil evaluasi Penggunaan pendekatan CTL media dan alat

belajar yang tepat dalam pembelajaran akan sangat membantu siswa belajar

Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa penggunaan pendekatan media dan alat

dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi hasil belajar siswa dapat menjadi

aktif belajar berkolaborasi dan belajar dalam waktu yang telah ditentukan pesan

dapat disalurkan dapat merangsang berpikir perhatian minat siswa sehingga

proses belajar berlangsung dengan baik Pemahaman siswa terhadap materi

mengarah pada tercapainya tujuan pembelajaran dan mencapai prestasi yang

tinggi

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

adalah berupa pengetahuan keterampilan nilai dan sikap sesuai tujuan atau

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diharapkan diperoleh setelah melalui proses pembelajaran

46

Pretasi belajar yang dimaksudkan peneliti adalah perolehan dari proses

pembelajaran yang mencakup ranah kognitif afektif dan psikomotorik mencapai

lebih besar atau sama dengan KKM pelajaran bahasa Lampung dari tujuan

pembelajaran yang diturunkan dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diperoleh siswa melalui interaksi dengan lingkungan belajar

dan suatu kondisi pembelajaran materi menulis deskripsi yang dirancang guru

sebagai fasilitator

c Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal

Standar nasional Pendidikan (Depdiknas 2008 5) menyatakan bahwa Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) adalah kriteria tertentu yang digunakan untuk

menentukan kelulusan peserta didik KKM ditentukan oleh kelompok guru mata

pelajaran pada awal tahun pelajaran dan menjadi acuan bagi pendidik dan peserta

didik KKM setiap standar kompetensi merupakan rata-rata KKM kompetensi

dasar KKM setiap kompetensi dasar merupakan rata-rata KKM dari indikator

yang terdapat dalam kompetensi dasar tersebut Penentuan KKM didasarkan pada

tiga unsur

Pertama Tingkat kompleksitas Kesulitan kerumitan setiap indikator

kompetensi dasar dan standar kompetensi yang harus dicapai peserta didik Suatu

indikator dikatakan memliliki tingkat kompleksitas tinggi apabila dalam

pencapaiannya didukuoleh sekurang-kurangnya satu dari sejumlah kondisi sebagai

berikut

1) Guru yang memahami dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan

pada peserta didik

47

2) guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang

bervariasi

3) Guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang

diajarkan

4) Peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi

5) Peserta didik yang cakap terampil menerapkan monsep

6) Peserta didik yang cermat kreatif dan inovatif dalam penyelesaian tugas

pekerjaan

7) Waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena memiliki

tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi sehingga dalam proses

pembelajarannya memerlukan pengulangan latihan

8) Tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar peserta

didik dapat mencapai ketuntasan belajar

Kedua Kemampuan daya pendukung meliputi a Sarana dan prasarana

peendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dicapai peserta

didik seperti perpustakaan laboratorium dan alat bahan untuk proses

pembelajaran b Ketersediaan tenaga manajemen sekolah dan kepedulian

stakeholders sekolah

Ketiga Tingkat Kemampuan (intake) rata-rata peserta didik di sekolah yang

bersangkutan Penetapan intake di kelas V dapat didasarkan pada nilai prestasi

rata-rata siswa saat kenaikan kelas atau dikelas sebelumnya yaitu kelas IV

KKM mulok Bahasa Lampung kelas V sesuai yang telah ditetapkan dalam

Kurikulum Sekolah atau KTSP SDN 1 Sukarame Dua Bandar Lampung Tahun

48

Pelajaran 20092010 adalah 65 KKM ini akan dijadikan tolak ukur evaluasi

keberhasilan siswa belajar apakah siswa telah mencapai ketuntasan atau belum

baik secara individual maupun secara klasikal

B Teori Belajar Bahasa dan Pembelajaran

1 Hakikat Belajar Bahasa

Dalam teori belajar konstruktivistik dikemukakan bahwa pembelajaran sebagai

proses mengkonstruksi pengetahuan yang menghubungkan yang sudah ada

dengan yang dipelajari Seperti dijelaskan Paul Suparno dalam Sardiman (2006

175) belajar merupakan proses aktif dari subyek belajar untuk mengkonstuksi

makna sesuatu entah itu teks kegiatan dialog pengalaman fisik dan lain-lain

Belajar merupakan mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau

bahkan yang dipelajarinya dengan pengertian yang sudah di miliki sehingga

pengertiannya menjadi berkembang

Guru sebagai pemrakarsa harus memberi peluang yang optimal bagi siswa Niat

dan kendali belajar sepenuhnya ada pada siswa (Budiningsih 2005 59))

Sehingga guru tidak mentransfer pengetahuan yang dimiliki melainkan membantu

siswa membentuk pengetahuannya sendiri Menurut teori konstruktivisme prinsip

yang paling penting dalam psikologi pendidikan bahwa guru tidak hanya sekedar

memberikan pengetahuan kepada siswa Siswa harus membangun sendiri

pengetahuan di benaknya Guru dapat memberi kemudahan untuk proses ini

dengan memberi kesempatan siwa untuk menentukan atau menerapkan ide-ide

mereka sendiri dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan

strategi mereka sendiri Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa

49

siswa ke pemahaman yang lebih tinggi dengan catatan siswa sendiri yang harus

memanjat anak tangga tersebut (Nur 1998 8)

Cunstruktivism approach is a view that emphasizes the active role of learner in

building understanding and making sesnse of information (Woodfolk 2004 313)

Konstruktivisme belajar menekankan pada peran aktif si belajar (learner) dalam

membangun pemahaman dan memakai suatu informasi Konstruktivis

memfokuskan pada peran siswa secara individu untuk membangun struktur

kognitif mereka ketika menginterpretasikan pengalaman-pengalaman pada situasi

belajar tertentu

Lebih lanjut Bruner dalam Sagala (2005 218) menjelaskan inti dari belajar

adalah cara-cara bagaimana orang memilih mempertahankan dan

mentransformasi secara efektif Dalam proses belajar ada 3 fase yaitu (1)

Informasi dalam tiap pelajaran kita memperoleh informasi ada yang menambah

pengetahuan yang telah kita miliki ada yang memperluas dan memperdalamnya

ada pula yang bertentangan dengan apa yang telah kita ketahui sebelumnya (2)

Transformasi informasi harus dianalisis diubah atau ditransformasi ke dalam

bentuk yang lebih abstrak atau konseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal

yang lebih luas (3) Evaluasi kemudian kita nilai hingga pengetahuan yang

diperoleh itu dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain

Masih dalam yang sama Piaget seorang psikolog Swiss berpendapat bahwa

belajar mengandung makna sebagai perubahan stuktural yang saling melengkapai

antara asimilasi dan akomodasi dalam proses menyusun kembali dan mengubah

apa yang telah diketahui melalui belajar

50

Hal ini didukung pula oleh Gagne dalam Slameto (2003 122) menjelaskan

ldquoBelajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia

belajar bisa terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi

ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya

(peformance-nya) berubah dari waktu ke waktu dan berkeyakinan bahwa

belajar dipengaruhi faktor dari dalam diri dan dari luar dimana keduanya

berinteraksirdquo

Senada dengan tersebut Merrill dan Smorgansbord dalam Yulaelawati (2004

122) menyatakan bahwa

belajar merupakan proses pembangunan pengetahuan berdasarkan

pengalaman atau pengetahuan yang telah ada sebelumnya belajar

merupakan penafsiran seseorng tentang dunia Belajar merupakan proses

yang aktif dimana pengetahuan dikembangkan berdasarkan pengalaman

dan perundingan (negoisasi) makna melalui berbagai informasi atau

mencari kesepakatan dari berbagai pandangan melalui interaksi atau

kerjasama dengan orang lain Belajar perlu disituasikan dalam latar

(seting) yang nyata

Kemudian menurut Gredler dalam Dimyati (1999 72) belajar adalah proses

seseorang memperoleh berbagai kecakapan keterampilan dan sikap menurut

Winkel dalam yang sama belajar merupakan suatu aktivitas mental psikis yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman keterampilan dan nilai

sikap Perubahan ini bersifat relative konstan dan berbekas

Aktivitas belajar menurut Djamarah dalam Sagala (2005 216) bahwa belajar

adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar dan bertujuan dimana tujuan

dalam belajar terjadinya suatu perubahan dalam individu yaitu perubahan tingkah

laku Schuman penganut konstruktif dalam yang sama mengemukakan dengan

dasar pemikiran bahwa semua orang membangaun pandangannya terhadap dunia

51

melalui pengalaman individual atau skema konstruktif menekankan pada

menyiapkan peserta didik untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam

situasi yang tidak tentu atau ambigius

Pandangan yang mampu mengakomodasi sociocultural-revolution dalam buku

Teori Belajar dan Pembelajaran dalam Budiningsih (2005 123) Vigotsky

mengatakan bahwa jalan pikiran seseorang harus dimengerti dari latar sosial-

budayanya dan sejarahnya Artinya untuk memahami pikiran seseorang bukan

dengan cara menelusuri apa yang ada di otaknya dan pada kedalaman jiwanya

melainkan dari asal usul tindakan sadarnya dari interaksi sosial yang dilatari oleh

sejarah hidupnya Interaksi sosial berkaitan erat dengan aktivitas-aktivitas dan

bahasa yang dipergunakan Ditemukan adanya jaringan erat luas dan kompleks di

dalam dan di antara keluarga-keluarga

Jaringan tersebut berkembang atas dasar confianza yang membentuk kondisi

sosial sebagai tempat penyebaran dan pertukaran pengetahuan keterampilan dan

nilai-nilai sosial budaya anak memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui

interaksi sosial sehari-hari Pandangan teori ini menempatkan inter mental atau

lingkungan sosial sebagai faktor primer dan konstitutif terhadap pembentukan

pengetahuan serta perkembangan kognitif seseorang

Di samping itu Piaget dalam yang sama menyatakan bahwa belajar lebih banyak

ditentukan karena adanya karsa individu perkembangan kognitif merupakan suatu

proses genetik yaitu proses yang didasrkan atas mekanisme biologis dalam bentuk

perkembangan sistem syaraf makin bertambah umur seseorang makin

komplekslah susunan sel syarafnya dan makin meningkat pula kemampuannyardquo

52

Dari beberapa teori konstruktivisme di atas belajar adalah merupakan kegiatan

aktif dimana sibelajar membangaun sendiri pengetahuannya subyek belajar juga

mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari dan merupakan proses

bagaimana menjadi tahu tentang sesuatu proses belajar bukanlah memindahkan

pengetahuan dari guru ke siswa tetapi sesuatu kegiatan yang memungkinkan

siswa merekonstruksi sendiri pengetahuannya

Belajar merupakan usaha manusia dalam rangka merubah pola pikir dan tingkah

lakunya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman dan interaksi dengan

lingkungan sekitarnya sehingga terjadi perubahan keterampilan pemahaman

pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat permanen dan membekas diharapkan

dapat hidup mandiri karena untuk membangun suatu pengetahuan baru siswa

akan menyesuaikan informasi baru atau pengetahuan yang disampaikan dengan

pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki melalui berinteraksi sosial

dengan peserta didik lain atau guru dan sumber belajar

Selanjutnya dapat juga dirumuskan bahwa belajar merupakan usaha manusia

dalam rangka merubah pola pikir dan tingkahlakunya berdasarkan pengetahuan

pengalaman dan interaksi dengan lingkungan sekitarnya Dengan terjadinya

perubahan keterampilan pemahaman pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat

permanen dan membekas diharapkan dapat hidup mandiri tidak tergantung pada

orang lain

Belajar yang dimaksudkan penulis adalah belajar menulis deskripsi dalam bahasa

lampung siswa mengkonstruksi sendiri informasi yang akan disampaikan melalui

tulisannya setelah mengamati lingkungan sekitar

53

b Hakikat Pembelajaran Bahasa

Sagala (2005 176) menyatakan bahwa pembelajaran ialah membelajarkan siswa

menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu

utama keberhasilan pendidikan Pembelajaran menurut Corey (1998 91) adalah

suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk

memungkinkan ia turut serta dalam tingkahlaku tertentu dalam kondisi khusus

atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu pembelajaran merupakan

subset khusus dari pendidikan Menurut Burton dalam Sagala (2005 213)

pembelajaran adalah upaya memberikan stimulus bimbingan pengarahan dan

dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar

Vigotsky dalam Budiningsih (2005 103) menyatakan dalam kegiatan

pembelajaran hendaknya anak memperoleh kesempatan yang luas untuk

mengembangkan zona perkembangan proximalnya atau potensi melalui belajar

dan berkembang guru perlu menyediakan berbagai jenis dan tingkatan bantuan

(helps) cognitive scaffolding yang dapat memfasilitasi anak agar mereka dapat

memecahkan permasalahan yang dihadapinya Bantuan dapat dalam bentuk

contoh pedoman bimbingan orang lain atau teman yang lebih kompeten

Bentuk-bentuk pembelajaran kooperatif kolaboratif serta belajar kontekstual

sangat tepat digunakan

Zona perkembangan proksimal menurutnya perkembangan kemampuan seseorang

dapat dibedakan kedalam dua tingkat yaitu tingkat aktual dan potensial tingkat

perkembangan aktual tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan

tugas-tugas atau memecahkan berbagai masalah secara mandiri (intramental)

54

sedangkan potensial kemampuan kemampuan memecahkan masalah dan

menyelesaikan tugas-tugas ketika di bawah bimbingan orang dewasa atau ketika

berkolaborasi dengan teman sebaya yang lebih kompeten (intermental)

Berdasarkan beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan pembelajaran

merupakan pengorganisasian aktivitas siswa dalam arti peran guru bukan semata-

mata memberikan informasi melainkan juga mengarahkan memotivasi dan

memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the learning) agar proses

belajar lebih memadai Pembelajaran juga mengandung arti setiap kegiatan

dirancang untuk membantu dalam mempelajari sesuatu kemampuan atau nilai

Yuelawati E (2004 121) mengutip pepatah Cina bahwa membaca

mendengar dan melihat belum cukup dalam belajar pembelajaran yang

melibatkan peserta didik untuk mengalami dan membicarakan bahan

tertentu pada orang lain dapat lebih bermakna dalam belajar terlebih lagi

bila peserta didik mempunyai kesempatan untuk mengajarkan

pengetahuannya terhadap peserta didik lain yang bersumber

Keberhasilan pembelajaran Kerucut Dale disebutkan bahwa keberhasilam

peembelajaran adalah sebagai berikut

1) Apa yang kita baca 10

2) Apa yang kita dengar 20

3) Apa yang kita lihat 30

4) Apa yang kita dengar dan lihat 50

5) Apa yang kita bicarakan dengan orang lain 70

6) Apa yang kita alami sendiri 80

7) Apa yang kita ajarkan kepada orang lain 95

55

Pembelajaran bahasa yang dimaksud adalah pembelajaran tentang menulis

deskripsi bahasa Lampung kelas V SD pembelajaran ini dirancang menggunakan

pendekatan Pembelajaran CTL khususnya untuk meningkatkan aktivitas belajar

bahasa Lampung dan sebagai bentuk nyata pelaksanaan tugas guru dalam hal

kegiatan belajar di Sekolah Dasar tentunya kondisi belajar yang aktif dan

menyenangkan

Hakikat belajar bahasa Lampung yang dimaksudkan dalam penelitian ini guru

akan merancang pembelajaran menggunakan pendekatan komunikatif integratif

siswa diharapkan dapat mendeskripsikan apa yang diamatinya Proses

pembelajaran mengkondisikan siswa untuk melakukan pengamatan kemudian

menemukan hal yang diamati mengindentifikasikan menentukan lalu

mengungkapkan apa yang diamatinya dalam tulisan deskriptif sehingga proses

belajar berlangsung aktif dan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan

Dalam Standar Kelulusan BSNP 2006 sesuai Permen No 22 tahun 2005 Standar

Kompetensi Lulusan pendidikan dasar meliputi SD MISDLB Paket A dan SMP

MTs SMPLB bertujuan meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan kepribadian

akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

lebih lanjut

Adapun Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) SD

MISDLB Paket A selengkapnya adalah (a) Menjalankan ajaran agama yang

dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak (b) Mengenal kekurangan dan

kelebihan diri sendiri (c) Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku di

lingkungannya (d) Menghargai keberagaman agama budaya suku ras dan

56

golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya (e) Menggunakan informasi

tentang lingkungan sekitar secara logis kritis dan kreatif (f) Menunjukkan

kemampuan berfikir logis kritis dan kreatif dengan bimbingan guru pendidik (g)

Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya (h)

Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan

sehari-hari (i) Menunjukkan kemampuan menggali gejala alam dan sosial di

lingkungan sekitar (j) Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap

lingkungan (k) Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa negara

dan tanah air Indonesia (l) Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan

seni dan budaya lokal (m) Menunjukkan kebiasaan hidup bersih sehat bugar

aman dan memanfaatkan waktu luang (n) Berkomunikasi secara jelas dan santun

(0) Bekerja sama dengan kelompok tolong menolong dan menjaga diri sendiri

dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya (p) Menunjukkan kegemaran

membaca dan menulis (q) Menunjukkan keterampilan menyimak berbicara

membaca menulis dan berhitung

c Hakikat Pendidikan

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat Setiap manusia membutuhkan

pendidikan sampai kapan dan dimanapun ia berada Pendidikan sangat penting

artinya sebab tenpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan

terbelakang Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk

menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing disamping

memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik

57

Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 menyatakan pendidikan sebagai usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri kepribadian kecerdasan akhlak

mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan

negara

Menurut pragmatisme pendidikan merupakan suatu proses reorganisasi dan

rekonstruksi dari pengalaman-pengalaman individu Baik anak maupun orang

dewasa selalu belajar dari pengalamannya (Sadulloh 2003 125) Sedangkan

Suhasno et all (1991 3) menyatakan bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai

suatu proses pertumbuhan yang menyesuaikan dengan lingkungan Suatu

pengarahan dan bimbingan yang diberikan kepada anak dalam pertumbuhannya

Suatu usaha sadar untuk menciptakan suatu keadaan atau situasi tertentu yang

dikehendaki oleh masyarakat serta suatu pembentukan kepribadian kemampuan

anak dalam menuju kedewasaan

Lima pilar pendidikan sekarang dan masa depan yang dicanangkan oleh UNESCO

yang perlu dikembangkan oleh lembaga pendidikan formal yaitu (1) learning to

know (belajar untuk mengetahui) (2) learning to do (belajar untuk melakukan

sesuatu) dalam hal ini kita dituntut untuk terampil dalam melakukan sesuatu (3)

learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) (4) learning to live together

(belajar untuk menjalani kehidupan bersama) dan (5) learning to trust in God

(belajar untuk bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa)

58

Realisasi ldquolearning to knowrdquo dapat diterapkan dengan memposisikan guru sebagai

fasilitator Disamping itu guru dituntut untuk dapat berperan sebagai teman

sejawat dalam berdialog dengan siswa dalam mengembangkan penguasaan

pengetahuan maupun ilmu tertentu

Learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu) akan bisa berjalan jika di

sekolah memfasilitasi siswa untuk mengaktualisasi keterampilan yang dililikinya

serta bakat dan minatnya Walaupun bakat dan minat anak banyak dipengaruhi

unsur kerturunan namun tumbuh berkembangnya bakat dan minat tergantung

pada lingkungannya Keterampilan dapat digunakan untuk menopang kehidupan

seseorang bahkan keterampilan lebih dominan daripada penguasaan pengetahuan

dalam mendukung keberhasilan kehidupan seorang

Learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) erat hubungannya dengan bakat

dan minat perkembangan fisik dan kejiwaan tipologi pribadi anak serta kondisi

lingkungannya Bagi anak yang agresif proses perkembangan diri akan berjalan

bila diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi Sebaliknya bagi anak yang

pasif peran guru sebagai pengarah sekaligus fasilitator sangat dibutuhkan untuk

pengembangan diri siswa secara maksimal

Kebiasaan hidup bersama saling menghargai terbuka memberi dan memenerima

(take and give) perlu ditumbuhkembangkan Kondisi seperti ini memungkinkan

terjadinya proses ldquolearning to live togetherrdquo (belajar untuk menjalani kehidupan

bersama) Penerapan pilar keempat ini dirasakan makin penting dalam era

globalisasi era persaingan global Perlu pemupukan sikap saling pengertian antar

ras suku dan agama agar tidak menimbulkan berbagai pertentangan yang

59

bersumber pada hal tersebut Selain empat pilar diatas dalam Undang-Undang RI

No 20 BAB II Pasal 3 Sistem Pendidikan Nasional pemerintah Indonesia

memandang perlu menjadikan peserta didik menjadi manusia yang bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab

sehingga perlu ditambah pilar kelima yaiturdquo learning to trust in Godrdquo

C Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan sebagai pembanding dan dapat digunakan untuk

meningkatkan kualitas penelitian adalah sebagai berikut

1 Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA melalui Pendekatan

Kontekstual Siswa Kelas VI Sekolah Tunas Mekar Bandar Lampung

20082009

1) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6 Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus 3 Pada

Siklus I nilai rata-rata siswa kelas 6A adalah 7179 Pada Siklus II nilai

rata-rata siswa kelas 6A adalah 7662 yang berarti meningkat 673 pada

kelas 6A dari nilai rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa

kelas 6A adalah 7832 yang berarti mengalami peningkatan sebesar 22

pada kelas 6A dari Siklus II atau mengalami peningkatan 901 pada

kelas 6Adari Siklus I pembelajarn IPA dengan Pembelajaran Kontekstual

Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang signifikan pada siklus I

pada kelas 6A hanya terdapat 14 atau 6087 siswa yang mencapai

ketuntasan sedangkan pada siklus III terdapat 23 siswa atau 100 siswa

60

yang mencapai ketuntasan yang berarti mengalami peningkatan sebesar

6429

2) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6B Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus III Pada

Siklus I nilai rata-rata 6B adalah 7222 Pada Siklus II nilai rata-rata siswa

kelas 6B adalah 7865 yang berarti meningkat 890 pada kelas 6B dari nilai

rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa 6B adalah 7946 yang

berarti mengalami peningkatan sebesar 103 dari Siklus II atau

mengalami peningkatan 1003 dari Siklus I pembelajarn IPA dengan

Pembelajaran Kontekstual Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang

signifikan pada siklus I pada kelas 6B hanya terdapat 14 atau 6087

siswa yang mencapai ketuntasan sedangkan pada siklus III masing-masing

terdapat 23 siswa atau 100 siswa yang mencapai ketuntasan yang berarti

mengalami peningkatan sebesar 6429

Berdasarkan penelitian tersebut ternyata prestasi belajar dapat ditingkatkan

melalui pendekatan pembelajaran CTL walaupun pada mata pelajaran IPA

Hal ini memungkinkan terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa

pembelajaran bahasa termasuk prestasi belajar menulis deskripsi

berbahasa Lampung

2 Jurnal Teknologi Pendidikan Unila Volume 04 No 03- Maret 2008 Penelitian

Nuraeni Erdawati dengan judul Penerapan Strategi Contextual Teaching and

Learning (CTL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) SD Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada

61

tiap siklus serta peningkatan aktivitas belajar siswa Pembelajaran

menerapkan pendekatan CTL dapat dijadikan sebagai alternatif penerapan

model pembelajaran IPS terutama pada materi peta tematik keragaman

kenampakan alam dan buatan

Merujuk hasil penelitian tersebut ternyata prestasi belajar IPS dapat

ditingkatkan melalui pendekatan pembelajaran CTL Hal ini memungkinkan

terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa pada pembelajaran bahasa

termasuk prestasi belajar menulis deskripsi berbahasa Lampung kelas V SDN

1 Sukarame Dua Bandar Lampung

Page 13: II. KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Menulis Deskripsi ...digilib.unila.ac.id/20091/3/BAB II.pdf · yang bertalian dengan usaha penulis untuk memberikan perincian dari ... Syarat-syarat

23

1) Konstruktivisme

Merupakan aliran pembelajaran yang menuntut siswa untuk menyusun dan

membangun makna atas pengalaman baru yang didasarkan pada pengetahuan

tertentu (Hati 2007) Siswa membangun sendiri pengetahuan mereka dengan

terlibat aktif dalam proses pembelajaran Siswa ldquomengkonstruksirdquo bukan

ldquomenerimardquo pengetahuan Siswa menjadi ldquoSubjekrdquo bukan ldquoObjekrdquo belajar

Bentuknya adalah siswa mengerjakan sesuatu

a) menulis karangan deskripsi

b) mendemonstrasikan yakni bahasa komunikasi yang digunakan adalah

bahasa lampung

c) menciptakan ide karangan deskripsi sesuai yang diamati

d) memecahkan masalah

Tugas guru dalam hal ini adalah memfasilitasi proses belajar dengan menjadikan

pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa memberi kesempatan kepada

siswa untuk menemukan menerapkan idenya sendiri dan memotivasi siswa agar

menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar mengerjakan tugas

Implementasinya terdiri dari kegiatan menyebutkan mengidentifikasikan

mengkategorikan dan membuktikan Pada umumnya kita juga sudah menerapkan

filosofi ini dalam pembelajaran sehari-hari yaitu ketika kita merancang

pembelajaran dalam bentuk siswa bekerja praktek mengerjakan sesuatu

beraktifitas di dalam laboratorium membuat laporan ilmiah mendemonstrasikan

hasil kerja baik berupa laporan maupun hasil eksperimen di laboratorium

menciptakan ide dan sebagainya

24

2) Menemukan (Inquiry)

Kegiatan pembelajarannya diawali dengan pengamatan lalu berkembang

untuk memahami konsepfenomena Setelah itu siswa akan mengembangkan

dan menggunakan keterampilan berpikir kritis Siswa menemukan sendiri

pengetahuan dan keterampilan mereka melalui tahap

1) Mengamati atau melakukan observasi (observation)

2) Membaca referensi untuk informasi pendukung

3) Bertanya jawab dengan teman (questioning)

4) Menduga (hypotesis) dan memunculkan ide-ide baru

5) Mengumpulkan data sebanyak-banyaknya(data gathering)

6) Menganalisis menyimpulkan (conclusion) dan menyajikan hasil dalam

tulisan gambar dll

7) Siswa membuat laporan ilmiah sendiri

8) Siswa mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca

teman sekelas guru atau audien yang lain

9) Disampaikan pada orang lain untuk mendapat masukan

10) Melakukan refleksi

11) Menempelkan gambar karya tulis di mading majalah sekolah dsb

3) Bertanya (Questioning)

Suatu pembelajaran akan tampak hidup dan bergairah kalau disertai dengan tanya

jawab antara siswa dengan guru antara siswa dengan siswa lainnya antara siswa

dengan orang lain Manfaat tanya jawab dalam pembelajaran sangat banyak yaitu

untuk memotivasi siswa menghindari pembelajaran yang monoton Teknik

bertanya merupakan hal mendasar dalam pembelajaran kontekstual

25

Menurut Senduk (2004 45) bertanya merupakan suatu strategi yang

digunakan secara aktif oleh siswa untuk menganalisis dan mengeksplorasi

gagasan-gagasan Pendapat ini mengisyaratkan bahwa pilar bertanya dalam

pembelajaran kontekstual merupakan bagian penting karena merupakan

induk dari strategi pembelajaran Kegiatan bertanya yang dilakukan baik

oleh guru maupun oleh siswa Pertanyaan guru digunakan untuk

mengarahkan membimbing dan mengevaluasi cara berfikir siswa

Sedangkan pertanyaan siswa merupakan wujud keingintahuan (Hati 2007)

Dengan bertanya siswa dapat menggali informasi mengkonfirmasikan sesuatu

mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahui bertanya dapat

diterapkan saat berdiskusi kerja kelompok ketika mengamati dan saat

mengalami kesulitan Hampir pada semua aktifitas belajar questioning dapat

diterapkan

1) Antara siswa dengan guru

2) Antara guru dengan siswa

3) Antara siswa dengan siswa

4) Antara siswa dengan orang lain yang didatangkan ke kelas

4) Masyarakat Belajar (Learning Community)

Konsep learning community menyarankan agat hasil pembelajaran diperoleh dari

kerjasama dengan orang lain Hasil belajar diperoleh dari ldquosharingrdquo antar teman

antar kelompok dan antara yang tahu ke yang belum tahu Dalam pembelajaran

menggunakan pendekatan CTL guru disarankan selalu melaksanakan

pembelajaran dalam kelompok belajar Kelompok belajar atau sekelompok

26

komunitas yang berfungsi sebagai wadah komunikasi untuk berbagi pengalaman

dan gagasan (Hati 2007)

Mengutamakan kerjasama dengan orang lain atau kelompok dapat dilakukan jika

anggotanya mau saling mendengarkan tidak merasa paling tahu serta tidak segan

untuk bertanya kepada lainnya Prakteknya dapat terwujud dalam

1) Pembentukan kelompok kecil

2) Pembentukan kelompok besar

3) Mendatangkan bdquoahli‟ ke kelas

4) Bekerja dengan kelas sederajat

5) Bekerja dengan kelas di atasnya

6) Bekerja dengan masyarakat

Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang anggotanya heterogen yang pandai

mengajari yang lemah yang pandai belajar cepat membantu teman yang lamban

Hal ini dapat membantu siswa menuangkan deskripsi menggunakan kalimat

bahasa lampung yang tepat

5) Permodelan (Modeling)

Pengertian permodelan menurut Yasin (2004 49) merupakan suatu cara

mengaktualisasikan sesuatu yang abstrak Permodelan dapat juga dimaksudkan

untuk membahasakan gagasan yang dipikirkan mendemonstrasikan bagaimana

guru menginginkan para siswanya untuk belajar dan melakukan apa yang

diharapkan guru Jadi permodelan merupakan cara melakukan sesuatu

mempraktekkan cara mendeskripsikan sesuatu yang dilihat dan lain-lain Sebuah

pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu ada model yang bisa ditiru

27

dengan begitu guru memberi model tentang ldquobagaimana cara belajarrdquo Kegiatan

mendemonstrasikan suatu perbuatan agar siswa dapat mencontoh atau belajar

atau melakukan sesuatu sesuai dengan model yang diberikan (Hati 2007)

Model ini dapat dirancang dengan melibatkan media lingkungan misalnya guru

menunjukkan pohon kelapa sawit di halaman sekolah kemudian salah satu siswa

bisa ditunjuk untuk menyebutkan suatu kata dalam bahasa lampung yang

berhubungan dengan media tersebut Dalam pendekatan CTL guru bukan satu-

satunya model tetapi model dapat dirancang dengan melibatkan siswa

6) Refleksi (Reflection)

Refleksi merupakan respon terhadap sesuatu kejadian aktivitas atau pengetahuan

yang baru diterima contohnya

a) pertanyaan langsung tentang ketentuan apa saja yang boleh diamati

b) komentar siswa tentang pembelajaran hari itu

c) catatan atau konsep siswa

d) diskusi

e) hasil karya

Refleksi merupakan cara berfkir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir

kebelakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan masa lalu (Senduk 2004

510) Siswa memahami apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan

baru yang merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya

Refleksi merupakan respon terhadap kejadian aktivitas atau pengetahuan yang

baru diterima Pengetahuan yang bermakna diperoleh dari proses Pengetahuan

dimiliki siswa perlu diperluas melalui konteks pembelajaran yang kemudian

28

diperluas sedikit demi sedikit Siswa mencatat apa yang telah dipelajari dan

bagaimana menemukan ide-ide baru Pada akhir pembelajaran guru menyisakan

waktu untuk melakukan refleksi

Kegiatan dalam refleksi menurut Hati (2009) berupa melihat kembali atau

merespon suatu kejadian kegiatan dan pengalaman yang bertujuan untuk

mengidentifikasi hal-hal yang sudah diketahui dan hal-hal yang belum diketahui

agar dapat dilakukan suatu tindakan penyempurnaan Dapat juga dikatakan

sebagai respon terhadap kejadian aktivitas atau pengetahuan yang baru diterima

contohnya

1) Pertanyaan langsung tentang apa yang diperoleh hari itu

2) Komentar siswa tentang pembelajaran hari itu

3) Catatan atau jurnal dibuku siswa

4) Diskusi

5) Hasil karya

Penerapan refleksi menurut Nurhadi (2004 51) memiliki ciri sebagai berikut (a)

pernyataan langsung tentang apa-apa yang diperolehnya hari itu (b) catatan atau

buku jurnal di buku siswa (c) kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari

itu (d) diskusi (e) hasil karya (f) cara-cara lain yang ditempuh guru untuk

mengarahkan siswa pada pemahaman mereka tentang materi yang dipelajari Jadi

reflection adalah kegiatan memikirkan apa yang telah terjadi dalam pembelajaran

dan memberikan masukan perbaikan jika diperlukan

29

7) Penilaian yang Sebenarnya (Autentic Assessment)

Agar penilaian yang dilakukan benar-benar menggambarkan keadaan siswa yang

sebenarnya perlu dilakukan suatu penilaian yang mampu mengukur keadaan

siswa yang sebenarnya Siswa tidak hanya dinilai dari satu aspek melainkan dari

berbagai aspek sehingga data yang didapat bisa menggambarkan keadaan siswa

yang sebenar proses

Penilaian autentik memiliki beberapa karakteristik menurut Senduk (2004 52)

penilaian autentik memiliki ciri-ciri sebagai berikut (a) harus mengukur semua

aspek pembelajaran (b) dilaksanakan selama dan sesudah pembelajaran (c)

menggunakan berbagai cara dan berbagai sumber (d) tes hanya salah satu alat

pengumpul data penilaian (e) tugas-tugas yang diberikan kepada siswa harus

mencerminkan bagian-bagian dari kehidupan siswa

Berdasarkan pendapat tersebut penilaian autententik merupakan proses

pengumpulan berbagai data yang bisa menggambarkan perkembangan siswa

Penilaian ini menekan pada perkembangan kemampuan siswa dalam memahami

dan mempelajari pengetahuan atau keterampilan Penilaian ini dilakukan dengan

berbagai cara yaitu pemberian tugas proses pembelajaran kinerja performan

hasil karya atau produk dan sebagainya

Autentic Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa

memberikan gambaran perkembangan belajar siswa dan perlu diketahui oleh guru

untuk bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan

benar Penekanannya pada assesment dalam proses pembelajaran data yang

dikumpulkan diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan siswa pada saat

30

melakukan proses pembelajaran Kemajuan belajar dinilai dari proses

pembelajaran bukan melalui hasil

Karakteristik assessment adalah (a) dilaksanakan selama dan sesudah proses

pembelajaran berlangsung (b) bisa digunakan untuk formatif dan sumatif (c)

yang diukur keterampilan dan performansi bukan fakta (d) berkesinambungan (e)

terintegrasi (f) dapat digunakan sebagai feed back Bentuk-bentuk penilaian

autentik fortofolios story reteling interview video tape evaluation of

performance audio tepe evaluation of reading teacher observations close test

Dalam hal iniakan dilakukan penilaian terhadap aktivitas siswa selama proses

pembelajaran dan produk tulisan deskripsi siswa dalam bahasa lampung

b Perbedaan Pendekatan kontestual dengan Pendekatan Konvensional

Menurut pendapat Nurhadi (2003 7) terdapat perbedaan antara pendekatan CTL

dan konvensional yaitu

No Pendekatan CTL

Pendekatan Konvensional

1 Siswa secara aktif terlibat dalam

proses pembelajaran

Siswa adalah penerima informasi

secara pasif

2 Siswa belajar dari teman melalui

kerja

Siswa belajar secara individual

3 Pembelajaran dikaitkan dengan

kehidupan nyata atau masalah

yang disimulasikan

Pembelajaran sangat abstrak dan

teoritis

4 Perilaku dibangun atas kesadaran

diri

Perilaku dibangun atas kebiasaan

5 Hadiah untuk perilaku baik adalah

kepuasan diri

Hadiah untuk perilaku baik adalah

pujian atau nilai (raport)

6 Keterampilan dikembangkan atas

dasar pemahaman

Keterampilan dikembangkan atas

dasar latihan

7 Seseorang tidak melakukan yang

jelek karana dia sadar hal itu keliru

dan merugikan

Seorang tidak melakukan yang jelek

karena dia takut hukuman

8 Bahasa diajarkan dengan Bahasa diajarkan dengan pendekatan

31

pendekatan komunikatif yakni

siswa diajak menggunakan bahasa

dalam monteks nyata

struktural rumus diterangkan sampai

paham kemudian dilatihkan (drill)

9 Pemahaman rumus dikembangkan

atas dasar skemata yang sudah ada

dalam diri siswa

Rumus itu ada di luar diri siswa yang

harus diterangkan diterima

dihafalkan dan dilatihkan

10 Pemahaman rumus relatif berbeda

antara siswa yang satu dengan

yang lainnya sesuai dengan

skemata siswa

Rumus adalah kebenaran absolut

hanya ada dua kemungkinan yaitu

pamahaman rumus yang salah atau

yang benar

11 Siswa menggunakan kemampuan

berfikir kritis terlibat penuh dalam

mengupayakan terjadinya proses

pembelajaran yang efektif ikut

bertanggung jawab atas terjadinya

proses pembelajaran yang efektif

dan membawa skemata masing-

masing ke dalam proses

pembelajaran

Siswa secara fasif menerima rumus

atau kaidah (membaca mendengar

mencatat menghafal) tanpa

memberikan kontribusi ide dalam

proses pembelajaran

No Pendekatan CTL

Pendekatan Konvensional

1 Pengetahuan yang dimiliki

manusia dikembangkan oleh

manusia itu sendiri Manusia

menciptakan atau membangun

pengetahauan dengan cara

memberi arti dan memahami

pengalamannya

Pengetahuan adalah penangkapan

terhadap serangkaian fakta konsep

atau hukum yang berada di luar diri

manusia

2 Ilmu pengetahuan dikonstruksi

oleh manusia sendiri sementara

manusia selalu mengalami

peristiwa baru maka

pengetahuantidak pernah stabil

selalu berkembang

Kebenaran bersifat absolut dan

pengetahuan bersifat final

3 Siswa diminta bertanggung jawab

memonitor dan mengembangkan

pembelajaran mereka masing-

masing

Guru adalah penentu jalannya proses

pembelajaran

4 Penghargaan terhadap pengalaman

siswa sangat diutamakan

Pembelajaran tidak memperhatikan

pengalaman siswa

5 Hasil belajar diukur dengan

berbagai cara proses bekerja hasil

karya penampilan rekaman tes

dan lain-lain

Hasil belajar diukur hanya dengan tes

6 Pembelajaran terjadi diberbagai Pembelajaran hanya di dalam kelas

32

tempat konteks dan setting

7 Penyesalan adalah hukuman dari

perilaku jelek

Sanksi adalah hukuman dari perilaku

jelek

8 Perilaku baik berdasar motivasi

intrinsik

Perilaku baik berdasar motivasi

ekstrinsik

9 Seorang berperilaku baik karena

dia yakin itulah yang terbaik dan

bermanfaat

Seseorang berperilaku baik karena

terbiasa melakukan begitu Kebiasaan

ini dibangun dengan hadiah yang

menyenangkan

c Beberapa Hal Penting Dalam Pembelajaran CTL

Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL harus memperhatikan hal-

hal yang yang terkait baik berkaitan dengan konsep langkah-langkah maupun

pelaksanaan pembelajaran dengan CTL Contextual Teaching and Learning

(CTL) menurut Clifford dan Wilson (20002) adalah pendekatan dalam

pembelajaran yang dapat membantu siswa menemui ketuntasan belajar

berdasarkan kompetensi yang telah ditetapkan Siswa dapat dikatakan tuntas

belajar jika ia dapat berguna dan mampu mengaplikasikan pengetahuannya

terhadap lingkungan sekitar kehidupannya baik masa kini maupun masa depan sebagai

seorang anggota keluarga warga negara dan pekerja atau karyawan

CTL dikatakan efektif digunakan dalam pembelajaran karena (Clifford dan

Wilson 20002)

1 emphasizes problem-solving

2 recognizes the need for teaching and learning to occur in multiple

contexts

3 teaches students to become self-regulated learners

4 anchors teaching in students‟ diverse life contexts

5 encourages students to learn from each other in interdependent

groups and

6 Employs authentic assessment

33

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran dengan Contextual Teaching

Learning terutama berkaitan dengan pembelajaran Bahasa Lampung adalah

sebagai berikut

1 CTL adalah model pembelajaran yang menekankan aktivitas siswa secara

penuh baik fisik maupun mental

2 CTL memandang bahwa belajar bukan menghafal akan tetapi proses

berpengalaman dalam kehidupan nyata

3 Kelas dalam pembelajaran CTL bukan sebagai tempat untuk memperoleh

informasi akan tetapi sebagai tempat untuk menguji data hasil temuan

mereka dilapangan

4 Materi pelajaran ditemukan oleh siswa sendiri bukan hasil pemberian dari

orang lain (Sanjaya 2006125)

3 Media Pembelajaran

Media berasal dari kata ldquomediumrdquo yang berasal dari bahasa latin ldquomediusrdquo yang

berarti ldquotengah atau sedangrdquo Pengertian media ini mengarah pada sesuatu yang

menjadi penghantar untuk meneruskan suatu informasi dan sumber informasi

kepada penerima informasi Dalam bahasa Arab media adalah perantara atau

pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan ringkasnya media adalah

alat untuk menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran Arsyad

(2005 54) mengartikan media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan

untuk menyampaikan pesan informasi

Heinich dalam Arsyad (2005 82) menyatakan media sebagai perantara yang

mengantar informasi apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi

34

yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud pengajaran Hamidjojo

dalam Latuheru mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah media yang

penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran (biasanya sudah

dituangkan dalam GBPP atau silabus) yang dimaksudkan untuk mempertinggi

kegiatan belajar Media pembelajaran adalah bahan alat maupun metode teknik

yang digunakan dalam kegiatan belajar dengan maksud agar proses interaksi

komunikasi edukatif antara siswa dan sumber belajar dapat berlangsung secara

tepat guna dan berdaya guna Jadi media yang dimanfaatkan untuk belajar adalah

lingkungan yang terdekat dengan siswa

ldquoNational Education Assosiationrdquo memberi definisi media sebagai bentuk-bentuk

komunikasi baik tercetak maupun audio visual dan peralatannya dengan demikian

dapat dimanipulasi dilihat didengar atau dibaca Menurut Lohan dalam

Sihkabuden (999 58) media suatu sarana atau chanel sebagai perantara antara si

pemberi pesan kepada penerima pesan

Menurut Olson dalam Budiningsih (2005 62) mendefinisikan media sebagai

teknologi untuk menyajikan merekam membagi dan mendistribusikan simbol

dengan melalui rangsangan indera tertentu disertai penstrukturan informasi

Gagne dalam Sagala (2005 281) menyatakan bahwa media pendidikan adalah

berbagai jenis komponen lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar

Briggs dalam yang sama lebih lanjut menyatakan bahwa media pembelajaran

adalah sarana untuk memberikan perangsang bagi si belajar supaya proses belajar

terjadi

Sardiman (2006 205) menyatakan bahwa

35

media pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam tiga golongan

Pertama adalah alat-alat yang merupakan benda sebenarnya yang

memberi pengalaman langsung dan nyata Kedua alat-alat yang

merupakan benda pengganti yang seringkali dalam bentuk tiruan dari

benda sebenarnya memberikan pengalamannbuatan atau tidak langsung

Ketiga bahasa lisan maupun tertulis memberikan pengalaman melalui

berbahasa

Secara umum peranan media dalam proses pembelajaran dapat

a menghemat waktu belajar

b memudahkan pemahaman

c meningkatkan perhatian siswa

d meningkatkan aktivitas siswa

e mempertinggi daya ingat siswa

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas bahwa media pembelajaran adalah segala

sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima

serta dapat merangsang pikiran perasaan perhatian dan kemauan si belajar

sehingga dapat memotivasi terjadinya belajar yang baik dengan sengaja

bertujuan dan terkendali Media pembelajaran sebagai salah satu komponen

sumber dan merupakan bagian integral dari keseluruhan komponen pembelajaran

menempati posisi yang penting dan akan turut menentukan keberhasilan

penyelenggaraan pembelajaran

Pada kenyataannya pengembangan dan penerapan media pembelajaran

diharapkan dapat memotivasi belajar terhadap pembelajaran sehingga berdampak

pula pada peningkatan hasil belajarnya Selaras dengan perkembangan ilmu

pengetahuan maka guru harus mampu mengembangkan media pembelajaran

secara bervariasi baik yang dirancang khusus (by design) maupun dengan

36

memanfaatkan (by utilization) sejumlah media yang telah ada Dengan demikian

media pendidikan dan media pengajaran dirangkum saja dengan media

pembelajaran

Kegunaan media dalam pembelajaran menurut Miarso (2005 536)

(a) Media mampu memberikan rangsangan yang bervariasi kepada otak

kita sehingga otak kita dapat berfungsi secara optimal (b) Media dapat

mengatasi keterbatasan pengamatan yang dimiliki oleh siswa (c) Media

dapat melampaui batas ruang kelas (d) Media memungkinkan adanya

interaksi langsung antara siswa dan lingkungan (e) Media menghasilkan

keseragaman pengamatan (f) Media membangkitkan keinginan dan minat

baru (g) Media membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar

(h) Media memberikan pegalaman yang integral menyeluruh dari sesuatu

yang konkret maupun yang abstrak (i) Media memberikan kesempatan

untuk belajar mandiri (j) Media meningkatkan keterbacaan baru

(membedakan dan menafsirkan objek) (k) Media mampu meningkatkan

efek sosialisasi (l) Meningkatkan kemampuan ekspresi diri guru maupun

siswa

Kriteria pemilihan media menurut Arsyad (2005 39) sebagai berikut (a) sesuai

dengan tujuan yang ingin dicapai (b) tepat untuk mendukung isi pelajaran yang

sifatnya fakta konsep prinsip atau generalisasi (c) praktis luwes dan bertahan

(d) guru trampil menggunakannya (e) pengelompokan sasaran (f) mutu teknis

(memiliki persyaratan teknis yang tertentu)

Tiga kategori media menurut Haney dan Ullmer yang dikutip Miarso (200525)

yaitu

(1) Media Penyaji Grafis bahan cetak dan gambar diam Proyeksi diam

Audio kaset Audio ditambah visual diam Gambar hidup film Televisi

Multi media (2) Media Objek Objek sebenarnya alami (hidup dan tak

hidup) buatan gedung mesin-mesin alat-alat komunikasi jaringan

transportasi dan semua benda yang dibuat Objek pengganti replika

model dan benda tiruan (3) Media Interaktif memperhatikan penyajian

objek dan berinteraksi (internet komputer)

37

Media yang akan digunakan dalampenelitian ini adalah media objek sebenarnya

alami hidup dan tak hidup yang terdapat di lingkungan sekitar sekolah yaitu

sugai gunung kebun pantai dan benda-benda tak hidup lainnya

4 Pembelajaran Menulis Deskripsi Berbahasa Lampung Menggunakan CTL

Bahasa Lampung adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat penuturnya

yaitu suku Lampung dalam berkomunikasi dan mengaktualisasikan diri dalam

kehidupan sehari-hari Pakar linguistik deskriptif biasanya mendefinisikan bahasa

sebagai satu sistem lambang bunyi yang bersifat arbiter kemudian lazim ditambah

dengan yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat untuk berinteraksi

dan mengidentifikasikan dirirdquo (Chaer 1997 68) Nababan (1999 96)

mengemukakan bahwa bahasa memiliki empat fungsi yaitu fungsi kebudayaan

kemasyarakatan perorangan dan pendidikan

Fungsi kebudayaan meliputi tiga hal yaitu pelestarian kebudayaan

pengembangan kebudayaan dan inventarisasi ciri-ciri kebudayaan Fungsi

kemasyarakatan meliputi ruang lingkup dan bidang pemakaian Fungsi perorangan

meliputi fungsi instrumental kepribadian pemecahan masalah khayalan dan

informatif Fungsi pendidikan meliputi fungsi integratif instrumental kultural dan

penalaran

Fungsi dan tujuan pembelajaran bahasa Lampung untuk membelajarkan siswa

didik dalam belajar bahasa Lampung dan berfungsi memberikan kemampuan

menggunakan bahasa Lampung bagi kepentingan berpikir merasa dan

38

berkomunikasi dalam kehidupan budaya masa kini sebagai lanjutan dari

kehidupan masa lalu dengan memperhatikan peristiwa penggunaannya

Pada proses pembelajaran berlangsung guru memotivasi siswa melakukan

pengamatan terhadap gambar kemudian mengungkapkan hasil pengamatannya

melalui deskripsi Siswa menulis deskripsi sesuai dengan kaidah bahasa

Lampung baik ejaan struktur maupun kosa kata Dengan demikian pembelajaran

dalam terlaksana dengan mengoptimalkan masyarakat belajar dalam pembelajaran

bahasa Lampung dengan pendekatan CTL

Pembelajaran bahasa Lampung meliputi pengenalan pemahaman dan

keterampilan mencakup unsur bahasa Lampung (Depdikbud Provinsi Lampung

2003 16) yaitu

a) Lafal dan ejaan yang berkenaan dengan lafal yang baik dan ejaan yang

sesuai dengan pedoman Ejaan Bahasa Lampung

b) Struktur yang berkenaan dengan bebtuk kata frase dan kalimat Bahasa

Lampung yang baik dan yang diterima bukan teoritis

c) Kosa kata yang berkenaan dengan kata-kata bahasa lampung dari berbagai

lingkungan kehidupan yang diperlukan sebagai alat berpikir merasa dan

berkomunikasi dengan lancar

d) Wacana berkenaan dengan karangan jenis narasi deskripsi eksposisi

argumentasi dan drama

Lebih lanjut dijelaskan pokok-pokok bahasan pembelajaran mencerminkan

kegiatan berbahasa dalam bahasa Lampung khususnya menulis adalah

pembelajaran menulis untuk mengomunikasikan gagasan perasaan dan pesan

dengan bahasa Lampung secara tertulis baik dalam bentuk prosa atau puisi

maupun dalam berbagai jenis karangan seperti pada karangan deskripsi berbahasa

Lampung

39

Pembelajaran menulis disesuaikan dengan ketentuan menulis Hamer (1999 48)

mengatakan bahwa dalam keterampilan menulis harus diperhatikan beberapa hal

misalnya penyusunan kalimat menjadi paragraf bagaimana paragraf digabungkan

dan dikelompokan sehingga menjadi tulisan yang koheren Penerapan

pembelajaran pendekatan kontekstual (CTL) dalam penelitian ini adalah guru

mendesain proses pembelajaran menulis teks deskripsi berbahasa Lampung

dengan memanfaatkan lingkungan sebagai media Mengonstruksi pengetahuan

siswa sedikit demi sedikit sehingga pengetahuannya bermakna dalam proses

menemukan bertanya masyarakat belajar memberi permodelan melaksanakan

refleksi dalam pembelajaran dan melaksanakan penilaian autentik

5 Prestasi Belajar

a Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi adalah istilah yang diambil dari bahasa Belanda ldquoprestatierdquo yang berarti

hasil usaha Kata prestasi dalam berbagai penggunaan selalu dihubungkan dengan

aktivitas tertentu Prestasi belajar adalah kemampuan nyata yang dapat langsung

diukur dengan tes tertentu dan dapat dihitung hasilnya menurut Zainal dalam

Sagala (2005 101) bahwa ldquoPrestasi merupakan kemampuan siswa yang dapat

dicapai saat dilakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa

terhadap berbagai hal yang pernah dilatihkan diajarkan sudah dapat diperoleh

gambaran yang nyata tentang pencapaian program pembelajaran secara

menyeluruhrdquo

Di samping itu menurut Wittrock dalam Latuheru (1999 46) ldquoprestasi belajar

adalah suatu terminology yang menggambarkan suatu proses perubahan melalui

40

pengalaman Proses tersebut mempersyaratkan perubahan yang relative permanen

berupa sikap pengetahuan informasi kemampuan dan keterampilan melalui

pengalamanrdquo

Skiner dengan teori operant conditioning sebagaimana dikutip Gredler (dalam

Slameto 2003 49) mengatakan bahwa prestasi belajar merupakan respon

tingkah laku yang baru Walaupun Skiner mengatakan demikian namun pada

dasarnya respon yang baru itu sama pengertiannya dengan tingkah laku

pengetahuan sikap keterampilan yang baru

Prestasi menurut Hamalik (198384) adalah perubahan tingkahlaku yang

diharapkan kepada murid setelah diadakan proses belajar mengajar Sedangkan

menurut Yusuf (198224) prestasi adalah tingkatan kepandaian keterampilan yang

telah dicapai setelah melakukan kegiatan pekerjaan atau latihan itu sendiri

Menurut Adi Nugroho prestasi adalah segala jenis pekerjaan yang berasil dan

prestasi itu menunjukkan kecakapan Selanjutnya Purwadarminto menyebutkan

bahwa prestasi adalah hasil yang dicapai sebaik-baiknya menurut kemampuan

anak pada waktu tertentu terhadap hal-hal yang dikerjakan dilakukan

Reigeluth dalam yang sama berpendapat prestasi belajar dapat juga dikatakan

sebagai pengaruh yang memberikan suatu ukuran nilai dari metode (strategi)

alternatif dalam kondisi yang berbeda ada hasilnyata dan diinginkan Hasil nyata

hasil-hasil kehidupan nyata dari menggunakan metode (strategi) spesifik dalam

kondisi yang spesifik pula sedangkan hasil yang diinginkan adalah tujuan-tujuan

(goals) yang umumnya berpengaruh pada pemilihan suatu metode

41

Ini berarti prestasi belajar sangat erat kaitannya dengan metode (strategi) yang

digunakan pada sesuatu kondisi (pembelajaran) tertentu Semakin ketepatan

pemilihan metode atau strategi (pembelajaran) pada suatu kondisi semakin baik

hasil belajar Selanjutnya juga mengatakan secara spesifik hasil belajar adalah

suatu kinerja (peformance) yang diindikasikan sebagai suatu kapabilitas

(kemampuan) yang diperoleh Hasil belajar tersebut selalu dinyatakan dalam

bentuk tujuan-tujuan khusus perilaku (unjuk kerja)

Muhibin (1997141) menyebutkan bahwa prestasi belajar merupakan taraf

keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah dinyatakan

dalam bentuk skor yang diperoleh hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran

tertentu Demikian pula pendapat Albach Arnove dan Kelly (1999201) bahwa

prestasi belajar hanya ukuran keberhasilan di sekolah tidak termasuk keberhasilan

dalam keluarga dan masyarakat Davis dalam Slameto (198521) berpendapat

bahwa prestasi belajar adalah pengetahuan yang diperoleh siswa sebagai hasil dari

pembelajaran

Pendapat-pendapat di atas menunjukkan bahwa prestasi belajar dipergunakan

untuk menyebut berbagai macam hasil kegiatan atau usaha Hal ini sesuai dengan

kenyataan yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari Istilah prestasi

belajar sering digunakan untuk menyebut hasil yang dicapai dalam berbagai

kegiatan misalnya prestasi olahraga prestasi seni prestasi kerja prestasi belajar

prestasi usaha dan sebagainya

42

Berdasarkan uraian di atas prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari

proses belajar mengajar yaitu penguasaan perubahan emosional atau perubahan

tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu Prestasi belajar sering

dipergunakan dalam arti yang sangat luas seperti prestasi belajar dalam ulangan

harian prestasi pekerjaan rumah prestasi belajar tengah semester prestasi akhir

semester dan sebagainya

Cara yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat prestasi belajar adalah

dengan menggunakan tes Tes prestasi dapat digunakan sebagai suatu tes

diagnosis yang dirancang untuk membuktikan mengenai gambaran kelebihan dan

kekurangan siswa

Pada proses pembelajaran prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari

pembelajaran yang meliputi penguasaan perubahan emosional dan perubahan

tingkah laku yang dapat diukur dengan tes objektif maupun tes uraian Dengan

demikian prestasi belajar Bahasa Lampung adalah prestasi belajar siswa pada tes

ujian akhir semester atau pada Konpetensi Dasar pada mata pelajaran Bahasa

Lampung

Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

Bahasa Lampung merupakan tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari

pelajaran Bahasa Lampung di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang

diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi tertentu

Prestasi belajar memiliki beberapa kategori Gagne (19925)

mengklasifikasikannya menjadi lima kategori yakni 1) Intellectual skill 2)

Cognitive strategies 3) Verbal information 4) Motor skill dan 5) Attitudes

43

1) Keterampilan intelektual

Kemampuan ini merupakan keterampilan yang membuat seseorang secara

cakap berinteraksi dengan lingkungan melalui penggunaan lambang-lambang

2) Strategi kognitif

Kemampuan yang mengatur cara bagaimana si belajar mengelola belajarnya

3) Informasi verbal

Kemampuan ini berupa perolehan label atau nama fakta dan pengetahuan yang

sudah tersusun rapi

4) Keterampilan motorik

Kemampuan yang mendasari pelaksanaan perbuatan jasmaniah secara mulus

5) Sikap

Kemampuan yang mempengaruhi pilihan tindakan yang akan diambil

Lebih lanjut Bloom dan kawan-kawan sebagai mana dikutip oleh Degeng dalam

Hamalik (2004 90) mengklasifikasikan prestasi belajar menjadi 3 (tiga) domain

atau ranah yaitu rdquoranah kognitif psikomotor dan afektifrdquo ranah kognitif

menaruh perhatian pada pengembangan kapabilitas dan keterampilan intelektual

ranah psikomotor berkaitan dengan kegiatan-kegiatan manipulatif atau

keterampilan motorik dan ranah efektif berkaitan dengan pengembangan

perasaan sikap nilai dan emosirdquo Ketiga ketegori prestasi belajar itu mempunyai

aspek masing-masing

Kognitif aspek-aspek dari domain ini terdiri dari pengetahuan pemahaman

penerapan analisis sintesis dan evaluasi Afektif domain ini terdiri dari aspek-

aspek penerimaan tanggapan penilaian pengorganisasian dan pengarahan

44

Psikomotorik terdiri dari beberapa aspek kemampuan gerak refleks kemampuan

gerak dasar kemampuan perseptual kemampuan fisik kemampuan gerak

terampil dan kemampuan gerak komunikatif

Dapat diasumsikan bahwa untuk menghasilkan kategori kapabilitas atau kelima

ranah prestasi belajar tersebut sedikitnya banyak ditentukan atau dipengaruhi oleh

faktor internal seperti pengetahuan prasyarat atau kemampuan awal dari masing-

masing kategori hasil belajar yang dimiliki oleh siswa yang berkaitan dengan

kapabilitas atau keterampilan yang sedang dipelajari baru

Gagne (199266) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses untuk

memperoleh motivasi dalam pemngetahuan keterampilan kebiasaan dan tingkah

laku Belajar adalah suatu aktivitas yang melibatkan bukan hanya penguasaan

kemampuan akademik baru saja melainkan juga perkembangan emosional

interksi sosial dan perkembangan kepribadian Menurut Gagne (19923) belajar

adalah perubahan dalam diri manusia atau kemampuan yang berlangsung selama

satu masa waktu yang tidak semata-mata disebabkan oleh perubahan

pertumbuhan

Jenis perubahan yang dimaksud dalam belajar ini meliputi perubahan tingkah laku

setelah siswa mendapatkan berbagai pengalaman dalam proses pembelajaran

Pengalaman tersebut akan menyebabkan proses perubahan pada diri sibelajar

dengan kata lain bahwa proses belajar senantiasa merupakan perubahan

tingkahlaku dan terjadi karena pengalaman

45

Yang dimaksud prestasi belajar siswa dalam penelitian ini adalah prestasi yang

ditunjukkan siswa setelah dilakukan pembelajaran jika prestasi belajar mengalami

peningkatan maka siswa dapat dinyatakan mencapai prestasi belajar atau

mengalami peningkatan setelah mengalami belajar jika tidak prestasi belajar tidak

tercapai atau belum tuntas

Memperhatikan pernyatan tersebut belajar merupakan upaya siswa untuk

memahami materi ajar yaitu menulis deskripsi bahasa Lampung sesuai dengan

aturan penulisan atau kaidah bahasa diharapkan siswa memiliki pengetahuan dan

kemampuan dan dapat mengaplikasikan serta melaksanakan nilai positif dalam

kehidupan sehari-hari Dipahaminya suatu ilmu dalam proses pembelajaran akan

tercermin melalui hasil evaluasi Penggunaan pendekatan CTL media dan alat

belajar yang tepat dalam pembelajaran akan sangat membantu siswa belajar

Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa penggunaan pendekatan media dan alat

dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi hasil belajar siswa dapat menjadi

aktif belajar berkolaborasi dan belajar dalam waktu yang telah ditentukan pesan

dapat disalurkan dapat merangsang berpikir perhatian minat siswa sehingga

proses belajar berlangsung dengan baik Pemahaman siswa terhadap materi

mengarah pada tercapainya tujuan pembelajaran dan mencapai prestasi yang

tinggi

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

adalah berupa pengetahuan keterampilan nilai dan sikap sesuai tujuan atau

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diharapkan diperoleh setelah melalui proses pembelajaran

46

Pretasi belajar yang dimaksudkan peneliti adalah perolehan dari proses

pembelajaran yang mencakup ranah kognitif afektif dan psikomotorik mencapai

lebih besar atau sama dengan KKM pelajaran bahasa Lampung dari tujuan

pembelajaran yang diturunkan dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diperoleh siswa melalui interaksi dengan lingkungan belajar

dan suatu kondisi pembelajaran materi menulis deskripsi yang dirancang guru

sebagai fasilitator

c Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal

Standar nasional Pendidikan (Depdiknas 2008 5) menyatakan bahwa Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) adalah kriteria tertentu yang digunakan untuk

menentukan kelulusan peserta didik KKM ditentukan oleh kelompok guru mata

pelajaran pada awal tahun pelajaran dan menjadi acuan bagi pendidik dan peserta

didik KKM setiap standar kompetensi merupakan rata-rata KKM kompetensi

dasar KKM setiap kompetensi dasar merupakan rata-rata KKM dari indikator

yang terdapat dalam kompetensi dasar tersebut Penentuan KKM didasarkan pada

tiga unsur

Pertama Tingkat kompleksitas Kesulitan kerumitan setiap indikator

kompetensi dasar dan standar kompetensi yang harus dicapai peserta didik Suatu

indikator dikatakan memliliki tingkat kompleksitas tinggi apabila dalam

pencapaiannya didukuoleh sekurang-kurangnya satu dari sejumlah kondisi sebagai

berikut

1) Guru yang memahami dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan

pada peserta didik

47

2) guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang

bervariasi

3) Guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang

diajarkan

4) Peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi

5) Peserta didik yang cakap terampil menerapkan monsep

6) Peserta didik yang cermat kreatif dan inovatif dalam penyelesaian tugas

pekerjaan

7) Waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena memiliki

tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi sehingga dalam proses

pembelajarannya memerlukan pengulangan latihan

8) Tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar peserta

didik dapat mencapai ketuntasan belajar

Kedua Kemampuan daya pendukung meliputi a Sarana dan prasarana

peendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dicapai peserta

didik seperti perpustakaan laboratorium dan alat bahan untuk proses

pembelajaran b Ketersediaan tenaga manajemen sekolah dan kepedulian

stakeholders sekolah

Ketiga Tingkat Kemampuan (intake) rata-rata peserta didik di sekolah yang

bersangkutan Penetapan intake di kelas V dapat didasarkan pada nilai prestasi

rata-rata siswa saat kenaikan kelas atau dikelas sebelumnya yaitu kelas IV

KKM mulok Bahasa Lampung kelas V sesuai yang telah ditetapkan dalam

Kurikulum Sekolah atau KTSP SDN 1 Sukarame Dua Bandar Lampung Tahun

48

Pelajaran 20092010 adalah 65 KKM ini akan dijadikan tolak ukur evaluasi

keberhasilan siswa belajar apakah siswa telah mencapai ketuntasan atau belum

baik secara individual maupun secara klasikal

B Teori Belajar Bahasa dan Pembelajaran

1 Hakikat Belajar Bahasa

Dalam teori belajar konstruktivistik dikemukakan bahwa pembelajaran sebagai

proses mengkonstruksi pengetahuan yang menghubungkan yang sudah ada

dengan yang dipelajari Seperti dijelaskan Paul Suparno dalam Sardiman (2006

175) belajar merupakan proses aktif dari subyek belajar untuk mengkonstuksi

makna sesuatu entah itu teks kegiatan dialog pengalaman fisik dan lain-lain

Belajar merupakan mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau

bahkan yang dipelajarinya dengan pengertian yang sudah di miliki sehingga

pengertiannya menjadi berkembang

Guru sebagai pemrakarsa harus memberi peluang yang optimal bagi siswa Niat

dan kendali belajar sepenuhnya ada pada siswa (Budiningsih 2005 59))

Sehingga guru tidak mentransfer pengetahuan yang dimiliki melainkan membantu

siswa membentuk pengetahuannya sendiri Menurut teori konstruktivisme prinsip

yang paling penting dalam psikologi pendidikan bahwa guru tidak hanya sekedar

memberikan pengetahuan kepada siswa Siswa harus membangun sendiri

pengetahuan di benaknya Guru dapat memberi kemudahan untuk proses ini

dengan memberi kesempatan siwa untuk menentukan atau menerapkan ide-ide

mereka sendiri dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan

strategi mereka sendiri Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa

49

siswa ke pemahaman yang lebih tinggi dengan catatan siswa sendiri yang harus

memanjat anak tangga tersebut (Nur 1998 8)

Cunstruktivism approach is a view that emphasizes the active role of learner in

building understanding and making sesnse of information (Woodfolk 2004 313)

Konstruktivisme belajar menekankan pada peran aktif si belajar (learner) dalam

membangun pemahaman dan memakai suatu informasi Konstruktivis

memfokuskan pada peran siswa secara individu untuk membangun struktur

kognitif mereka ketika menginterpretasikan pengalaman-pengalaman pada situasi

belajar tertentu

Lebih lanjut Bruner dalam Sagala (2005 218) menjelaskan inti dari belajar

adalah cara-cara bagaimana orang memilih mempertahankan dan

mentransformasi secara efektif Dalam proses belajar ada 3 fase yaitu (1)

Informasi dalam tiap pelajaran kita memperoleh informasi ada yang menambah

pengetahuan yang telah kita miliki ada yang memperluas dan memperdalamnya

ada pula yang bertentangan dengan apa yang telah kita ketahui sebelumnya (2)

Transformasi informasi harus dianalisis diubah atau ditransformasi ke dalam

bentuk yang lebih abstrak atau konseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal

yang lebih luas (3) Evaluasi kemudian kita nilai hingga pengetahuan yang

diperoleh itu dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain

Masih dalam yang sama Piaget seorang psikolog Swiss berpendapat bahwa

belajar mengandung makna sebagai perubahan stuktural yang saling melengkapai

antara asimilasi dan akomodasi dalam proses menyusun kembali dan mengubah

apa yang telah diketahui melalui belajar

50

Hal ini didukung pula oleh Gagne dalam Slameto (2003 122) menjelaskan

ldquoBelajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia

belajar bisa terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi

ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya

(peformance-nya) berubah dari waktu ke waktu dan berkeyakinan bahwa

belajar dipengaruhi faktor dari dalam diri dan dari luar dimana keduanya

berinteraksirdquo

Senada dengan tersebut Merrill dan Smorgansbord dalam Yulaelawati (2004

122) menyatakan bahwa

belajar merupakan proses pembangunan pengetahuan berdasarkan

pengalaman atau pengetahuan yang telah ada sebelumnya belajar

merupakan penafsiran seseorng tentang dunia Belajar merupakan proses

yang aktif dimana pengetahuan dikembangkan berdasarkan pengalaman

dan perundingan (negoisasi) makna melalui berbagai informasi atau

mencari kesepakatan dari berbagai pandangan melalui interaksi atau

kerjasama dengan orang lain Belajar perlu disituasikan dalam latar

(seting) yang nyata

Kemudian menurut Gredler dalam Dimyati (1999 72) belajar adalah proses

seseorang memperoleh berbagai kecakapan keterampilan dan sikap menurut

Winkel dalam yang sama belajar merupakan suatu aktivitas mental psikis yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman keterampilan dan nilai

sikap Perubahan ini bersifat relative konstan dan berbekas

Aktivitas belajar menurut Djamarah dalam Sagala (2005 216) bahwa belajar

adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar dan bertujuan dimana tujuan

dalam belajar terjadinya suatu perubahan dalam individu yaitu perubahan tingkah

laku Schuman penganut konstruktif dalam yang sama mengemukakan dengan

dasar pemikiran bahwa semua orang membangaun pandangannya terhadap dunia

51

melalui pengalaman individual atau skema konstruktif menekankan pada

menyiapkan peserta didik untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam

situasi yang tidak tentu atau ambigius

Pandangan yang mampu mengakomodasi sociocultural-revolution dalam buku

Teori Belajar dan Pembelajaran dalam Budiningsih (2005 123) Vigotsky

mengatakan bahwa jalan pikiran seseorang harus dimengerti dari latar sosial-

budayanya dan sejarahnya Artinya untuk memahami pikiran seseorang bukan

dengan cara menelusuri apa yang ada di otaknya dan pada kedalaman jiwanya

melainkan dari asal usul tindakan sadarnya dari interaksi sosial yang dilatari oleh

sejarah hidupnya Interaksi sosial berkaitan erat dengan aktivitas-aktivitas dan

bahasa yang dipergunakan Ditemukan adanya jaringan erat luas dan kompleks di

dalam dan di antara keluarga-keluarga

Jaringan tersebut berkembang atas dasar confianza yang membentuk kondisi

sosial sebagai tempat penyebaran dan pertukaran pengetahuan keterampilan dan

nilai-nilai sosial budaya anak memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui

interaksi sosial sehari-hari Pandangan teori ini menempatkan inter mental atau

lingkungan sosial sebagai faktor primer dan konstitutif terhadap pembentukan

pengetahuan serta perkembangan kognitif seseorang

Di samping itu Piaget dalam yang sama menyatakan bahwa belajar lebih banyak

ditentukan karena adanya karsa individu perkembangan kognitif merupakan suatu

proses genetik yaitu proses yang didasrkan atas mekanisme biologis dalam bentuk

perkembangan sistem syaraf makin bertambah umur seseorang makin

komplekslah susunan sel syarafnya dan makin meningkat pula kemampuannyardquo

52

Dari beberapa teori konstruktivisme di atas belajar adalah merupakan kegiatan

aktif dimana sibelajar membangaun sendiri pengetahuannya subyek belajar juga

mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari dan merupakan proses

bagaimana menjadi tahu tentang sesuatu proses belajar bukanlah memindahkan

pengetahuan dari guru ke siswa tetapi sesuatu kegiatan yang memungkinkan

siswa merekonstruksi sendiri pengetahuannya

Belajar merupakan usaha manusia dalam rangka merubah pola pikir dan tingkah

lakunya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman dan interaksi dengan

lingkungan sekitarnya sehingga terjadi perubahan keterampilan pemahaman

pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat permanen dan membekas diharapkan

dapat hidup mandiri karena untuk membangun suatu pengetahuan baru siswa

akan menyesuaikan informasi baru atau pengetahuan yang disampaikan dengan

pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki melalui berinteraksi sosial

dengan peserta didik lain atau guru dan sumber belajar

Selanjutnya dapat juga dirumuskan bahwa belajar merupakan usaha manusia

dalam rangka merubah pola pikir dan tingkahlakunya berdasarkan pengetahuan

pengalaman dan interaksi dengan lingkungan sekitarnya Dengan terjadinya

perubahan keterampilan pemahaman pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat

permanen dan membekas diharapkan dapat hidup mandiri tidak tergantung pada

orang lain

Belajar yang dimaksudkan penulis adalah belajar menulis deskripsi dalam bahasa

lampung siswa mengkonstruksi sendiri informasi yang akan disampaikan melalui

tulisannya setelah mengamati lingkungan sekitar

53

b Hakikat Pembelajaran Bahasa

Sagala (2005 176) menyatakan bahwa pembelajaran ialah membelajarkan siswa

menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu

utama keberhasilan pendidikan Pembelajaran menurut Corey (1998 91) adalah

suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk

memungkinkan ia turut serta dalam tingkahlaku tertentu dalam kondisi khusus

atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu pembelajaran merupakan

subset khusus dari pendidikan Menurut Burton dalam Sagala (2005 213)

pembelajaran adalah upaya memberikan stimulus bimbingan pengarahan dan

dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar

Vigotsky dalam Budiningsih (2005 103) menyatakan dalam kegiatan

pembelajaran hendaknya anak memperoleh kesempatan yang luas untuk

mengembangkan zona perkembangan proximalnya atau potensi melalui belajar

dan berkembang guru perlu menyediakan berbagai jenis dan tingkatan bantuan

(helps) cognitive scaffolding yang dapat memfasilitasi anak agar mereka dapat

memecahkan permasalahan yang dihadapinya Bantuan dapat dalam bentuk

contoh pedoman bimbingan orang lain atau teman yang lebih kompeten

Bentuk-bentuk pembelajaran kooperatif kolaboratif serta belajar kontekstual

sangat tepat digunakan

Zona perkembangan proksimal menurutnya perkembangan kemampuan seseorang

dapat dibedakan kedalam dua tingkat yaitu tingkat aktual dan potensial tingkat

perkembangan aktual tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan

tugas-tugas atau memecahkan berbagai masalah secara mandiri (intramental)

54

sedangkan potensial kemampuan kemampuan memecahkan masalah dan

menyelesaikan tugas-tugas ketika di bawah bimbingan orang dewasa atau ketika

berkolaborasi dengan teman sebaya yang lebih kompeten (intermental)

Berdasarkan beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan pembelajaran

merupakan pengorganisasian aktivitas siswa dalam arti peran guru bukan semata-

mata memberikan informasi melainkan juga mengarahkan memotivasi dan

memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the learning) agar proses

belajar lebih memadai Pembelajaran juga mengandung arti setiap kegiatan

dirancang untuk membantu dalam mempelajari sesuatu kemampuan atau nilai

Yuelawati E (2004 121) mengutip pepatah Cina bahwa membaca

mendengar dan melihat belum cukup dalam belajar pembelajaran yang

melibatkan peserta didik untuk mengalami dan membicarakan bahan

tertentu pada orang lain dapat lebih bermakna dalam belajar terlebih lagi

bila peserta didik mempunyai kesempatan untuk mengajarkan

pengetahuannya terhadap peserta didik lain yang bersumber

Keberhasilan pembelajaran Kerucut Dale disebutkan bahwa keberhasilam

peembelajaran adalah sebagai berikut

1) Apa yang kita baca 10

2) Apa yang kita dengar 20

3) Apa yang kita lihat 30

4) Apa yang kita dengar dan lihat 50

5) Apa yang kita bicarakan dengan orang lain 70

6) Apa yang kita alami sendiri 80

7) Apa yang kita ajarkan kepada orang lain 95

55

Pembelajaran bahasa yang dimaksud adalah pembelajaran tentang menulis

deskripsi bahasa Lampung kelas V SD pembelajaran ini dirancang menggunakan

pendekatan Pembelajaran CTL khususnya untuk meningkatkan aktivitas belajar

bahasa Lampung dan sebagai bentuk nyata pelaksanaan tugas guru dalam hal

kegiatan belajar di Sekolah Dasar tentunya kondisi belajar yang aktif dan

menyenangkan

Hakikat belajar bahasa Lampung yang dimaksudkan dalam penelitian ini guru

akan merancang pembelajaran menggunakan pendekatan komunikatif integratif

siswa diharapkan dapat mendeskripsikan apa yang diamatinya Proses

pembelajaran mengkondisikan siswa untuk melakukan pengamatan kemudian

menemukan hal yang diamati mengindentifikasikan menentukan lalu

mengungkapkan apa yang diamatinya dalam tulisan deskriptif sehingga proses

belajar berlangsung aktif dan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan

Dalam Standar Kelulusan BSNP 2006 sesuai Permen No 22 tahun 2005 Standar

Kompetensi Lulusan pendidikan dasar meliputi SD MISDLB Paket A dan SMP

MTs SMPLB bertujuan meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan kepribadian

akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

lebih lanjut

Adapun Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) SD

MISDLB Paket A selengkapnya adalah (a) Menjalankan ajaran agama yang

dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak (b) Mengenal kekurangan dan

kelebihan diri sendiri (c) Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku di

lingkungannya (d) Menghargai keberagaman agama budaya suku ras dan

56

golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya (e) Menggunakan informasi

tentang lingkungan sekitar secara logis kritis dan kreatif (f) Menunjukkan

kemampuan berfikir logis kritis dan kreatif dengan bimbingan guru pendidik (g)

Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya (h)

Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan

sehari-hari (i) Menunjukkan kemampuan menggali gejala alam dan sosial di

lingkungan sekitar (j) Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap

lingkungan (k) Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa negara

dan tanah air Indonesia (l) Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan

seni dan budaya lokal (m) Menunjukkan kebiasaan hidup bersih sehat bugar

aman dan memanfaatkan waktu luang (n) Berkomunikasi secara jelas dan santun

(0) Bekerja sama dengan kelompok tolong menolong dan menjaga diri sendiri

dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya (p) Menunjukkan kegemaran

membaca dan menulis (q) Menunjukkan keterampilan menyimak berbicara

membaca menulis dan berhitung

c Hakikat Pendidikan

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat Setiap manusia membutuhkan

pendidikan sampai kapan dan dimanapun ia berada Pendidikan sangat penting

artinya sebab tenpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan

terbelakang Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk

menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing disamping

memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik

57

Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 menyatakan pendidikan sebagai usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri kepribadian kecerdasan akhlak

mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan

negara

Menurut pragmatisme pendidikan merupakan suatu proses reorganisasi dan

rekonstruksi dari pengalaman-pengalaman individu Baik anak maupun orang

dewasa selalu belajar dari pengalamannya (Sadulloh 2003 125) Sedangkan

Suhasno et all (1991 3) menyatakan bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai

suatu proses pertumbuhan yang menyesuaikan dengan lingkungan Suatu

pengarahan dan bimbingan yang diberikan kepada anak dalam pertumbuhannya

Suatu usaha sadar untuk menciptakan suatu keadaan atau situasi tertentu yang

dikehendaki oleh masyarakat serta suatu pembentukan kepribadian kemampuan

anak dalam menuju kedewasaan

Lima pilar pendidikan sekarang dan masa depan yang dicanangkan oleh UNESCO

yang perlu dikembangkan oleh lembaga pendidikan formal yaitu (1) learning to

know (belajar untuk mengetahui) (2) learning to do (belajar untuk melakukan

sesuatu) dalam hal ini kita dituntut untuk terampil dalam melakukan sesuatu (3)

learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) (4) learning to live together

(belajar untuk menjalani kehidupan bersama) dan (5) learning to trust in God

(belajar untuk bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa)

58

Realisasi ldquolearning to knowrdquo dapat diterapkan dengan memposisikan guru sebagai

fasilitator Disamping itu guru dituntut untuk dapat berperan sebagai teman

sejawat dalam berdialog dengan siswa dalam mengembangkan penguasaan

pengetahuan maupun ilmu tertentu

Learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu) akan bisa berjalan jika di

sekolah memfasilitasi siswa untuk mengaktualisasi keterampilan yang dililikinya

serta bakat dan minatnya Walaupun bakat dan minat anak banyak dipengaruhi

unsur kerturunan namun tumbuh berkembangnya bakat dan minat tergantung

pada lingkungannya Keterampilan dapat digunakan untuk menopang kehidupan

seseorang bahkan keterampilan lebih dominan daripada penguasaan pengetahuan

dalam mendukung keberhasilan kehidupan seorang

Learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) erat hubungannya dengan bakat

dan minat perkembangan fisik dan kejiwaan tipologi pribadi anak serta kondisi

lingkungannya Bagi anak yang agresif proses perkembangan diri akan berjalan

bila diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi Sebaliknya bagi anak yang

pasif peran guru sebagai pengarah sekaligus fasilitator sangat dibutuhkan untuk

pengembangan diri siswa secara maksimal

Kebiasaan hidup bersama saling menghargai terbuka memberi dan memenerima

(take and give) perlu ditumbuhkembangkan Kondisi seperti ini memungkinkan

terjadinya proses ldquolearning to live togetherrdquo (belajar untuk menjalani kehidupan

bersama) Penerapan pilar keempat ini dirasakan makin penting dalam era

globalisasi era persaingan global Perlu pemupukan sikap saling pengertian antar

ras suku dan agama agar tidak menimbulkan berbagai pertentangan yang

59

bersumber pada hal tersebut Selain empat pilar diatas dalam Undang-Undang RI

No 20 BAB II Pasal 3 Sistem Pendidikan Nasional pemerintah Indonesia

memandang perlu menjadikan peserta didik menjadi manusia yang bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab

sehingga perlu ditambah pilar kelima yaiturdquo learning to trust in Godrdquo

C Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan sebagai pembanding dan dapat digunakan untuk

meningkatkan kualitas penelitian adalah sebagai berikut

1 Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA melalui Pendekatan

Kontekstual Siswa Kelas VI Sekolah Tunas Mekar Bandar Lampung

20082009

1) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6 Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus 3 Pada

Siklus I nilai rata-rata siswa kelas 6A adalah 7179 Pada Siklus II nilai

rata-rata siswa kelas 6A adalah 7662 yang berarti meningkat 673 pada

kelas 6A dari nilai rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa

kelas 6A adalah 7832 yang berarti mengalami peningkatan sebesar 22

pada kelas 6A dari Siklus II atau mengalami peningkatan 901 pada

kelas 6Adari Siklus I pembelajarn IPA dengan Pembelajaran Kontekstual

Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang signifikan pada siklus I

pada kelas 6A hanya terdapat 14 atau 6087 siswa yang mencapai

ketuntasan sedangkan pada siklus III terdapat 23 siswa atau 100 siswa

60

yang mencapai ketuntasan yang berarti mengalami peningkatan sebesar

6429

2) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6B Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus III Pada

Siklus I nilai rata-rata 6B adalah 7222 Pada Siklus II nilai rata-rata siswa

kelas 6B adalah 7865 yang berarti meningkat 890 pada kelas 6B dari nilai

rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa 6B adalah 7946 yang

berarti mengalami peningkatan sebesar 103 dari Siklus II atau

mengalami peningkatan 1003 dari Siklus I pembelajarn IPA dengan

Pembelajaran Kontekstual Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang

signifikan pada siklus I pada kelas 6B hanya terdapat 14 atau 6087

siswa yang mencapai ketuntasan sedangkan pada siklus III masing-masing

terdapat 23 siswa atau 100 siswa yang mencapai ketuntasan yang berarti

mengalami peningkatan sebesar 6429

Berdasarkan penelitian tersebut ternyata prestasi belajar dapat ditingkatkan

melalui pendekatan pembelajaran CTL walaupun pada mata pelajaran IPA

Hal ini memungkinkan terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa

pembelajaran bahasa termasuk prestasi belajar menulis deskripsi

berbahasa Lampung

2 Jurnal Teknologi Pendidikan Unila Volume 04 No 03- Maret 2008 Penelitian

Nuraeni Erdawati dengan judul Penerapan Strategi Contextual Teaching and

Learning (CTL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) SD Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada

61

tiap siklus serta peningkatan aktivitas belajar siswa Pembelajaran

menerapkan pendekatan CTL dapat dijadikan sebagai alternatif penerapan

model pembelajaran IPS terutama pada materi peta tematik keragaman

kenampakan alam dan buatan

Merujuk hasil penelitian tersebut ternyata prestasi belajar IPS dapat

ditingkatkan melalui pendekatan pembelajaran CTL Hal ini memungkinkan

terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa pada pembelajaran bahasa

termasuk prestasi belajar menulis deskripsi berbahasa Lampung kelas V SDN

1 Sukarame Dua Bandar Lampung

Page 14: II. KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Menulis Deskripsi ...digilib.unila.ac.id/20091/3/BAB II.pdf · yang bertalian dengan usaha penulis untuk memberikan perincian dari ... Syarat-syarat

24

2) Menemukan (Inquiry)

Kegiatan pembelajarannya diawali dengan pengamatan lalu berkembang

untuk memahami konsepfenomena Setelah itu siswa akan mengembangkan

dan menggunakan keterampilan berpikir kritis Siswa menemukan sendiri

pengetahuan dan keterampilan mereka melalui tahap

1) Mengamati atau melakukan observasi (observation)

2) Membaca referensi untuk informasi pendukung

3) Bertanya jawab dengan teman (questioning)

4) Menduga (hypotesis) dan memunculkan ide-ide baru

5) Mengumpulkan data sebanyak-banyaknya(data gathering)

6) Menganalisis menyimpulkan (conclusion) dan menyajikan hasil dalam

tulisan gambar dll

7) Siswa membuat laporan ilmiah sendiri

8) Siswa mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca

teman sekelas guru atau audien yang lain

9) Disampaikan pada orang lain untuk mendapat masukan

10) Melakukan refleksi

11) Menempelkan gambar karya tulis di mading majalah sekolah dsb

3) Bertanya (Questioning)

Suatu pembelajaran akan tampak hidup dan bergairah kalau disertai dengan tanya

jawab antara siswa dengan guru antara siswa dengan siswa lainnya antara siswa

dengan orang lain Manfaat tanya jawab dalam pembelajaran sangat banyak yaitu

untuk memotivasi siswa menghindari pembelajaran yang monoton Teknik

bertanya merupakan hal mendasar dalam pembelajaran kontekstual

25

Menurut Senduk (2004 45) bertanya merupakan suatu strategi yang

digunakan secara aktif oleh siswa untuk menganalisis dan mengeksplorasi

gagasan-gagasan Pendapat ini mengisyaratkan bahwa pilar bertanya dalam

pembelajaran kontekstual merupakan bagian penting karena merupakan

induk dari strategi pembelajaran Kegiatan bertanya yang dilakukan baik

oleh guru maupun oleh siswa Pertanyaan guru digunakan untuk

mengarahkan membimbing dan mengevaluasi cara berfikir siswa

Sedangkan pertanyaan siswa merupakan wujud keingintahuan (Hati 2007)

Dengan bertanya siswa dapat menggali informasi mengkonfirmasikan sesuatu

mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahui bertanya dapat

diterapkan saat berdiskusi kerja kelompok ketika mengamati dan saat

mengalami kesulitan Hampir pada semua aktifitas belajar questioning dapat

diterapkan

1) Antara siswa dengan guru

2) Antara guru dengan siswa

3) Antara siswa dengan siswa

4) Antara siswa dengan orang lain yang didatangkan ke kelas

4) Masyarakat Belajar (Learning Community)

Konsep learning community menyarankan agat hasil pembelajaran diperoleh dari

kerjasama dengan orang lain Hasil belajar diperoleh dari ldquosharingrdquo antar teman

antar kelompok dan antara yang tahu ke yang belum tahu Dalam pembelajaran

menggunakan pendekatan CTL guru disarankan selalu melaksanakan

pembelajaran dalam kelompok belajar Kelompok belajar atau sekelompok

26

komunitas yang berfungsi sebagai wadah komunikasi untuk berbagi pengalaman

dan gagasan (Hati 2007)

Mengutamakan kerjasama dengan orang lain atau kelompok dapat dilakukan jika

anggotanya mau saling mendengarkan tidak merasa paling tahu serta tidak segan

untuk bertanya kepada lainnya Prakteknya dapat terwujud dalam

1) Pembentukan kelompok kecil

2) Pembentukan kelompok besar

3) Mendatangkan bdquoahli‟ ke kelas

4) Bekerja dengan kelas sederajat

5) Bekerja dengan kelas di atasnya

6) Bekerja dengan masyarakat

Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang anggotanya heterogen yang pandai

mengajari yang lemah yang pandai belajar cepat membantu teman yang lamban

Hal ini dapat membantu siswa menuangkan deskripsi menggunakan kalimat

bahasa lampung yang tepat

5) Permodelan (Modeling)

Pengertian permodelan menurut Yasin (2004 49) merupakan suatu cara

mengaktualisasikan sesuatu yang abstrak Permodelan dapat juga dimaksudkan

untuk membahasakan gagasan yang dipikirkan mendemonstrasikan bagaimana

guru menginginkan para siswanya untuk belajar dan melakukan apa yang

diharapkan guru Jadi permodelan merupakan cara melakukan sesuatu

mempraktekkan cara mendeskripsikan sesuatu yang dilihat dan lain-lain Sebuah

pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu ada model yang bisa ditiru

27

dengan begitu guru memberi model tentang ldquobagaimana cara belajarrdquo Kegiatan

mendemonstrasikan suatu perbuatan agar siswa dapat mencontoh atau belajar

atau melakukan sesuatu sesuai dengan model yang diberikan (Hati 2007)

Model ini dapat dirancang dengan melibatkan media lingkungan misalnya guru

menunjukkan pohon kelapa sawit di halaman sekolah kemudian salah satu siswa

bisa ditunjuk untuk menyebutkan suatu kata dalam bahasa lampung yang

berhubungan dengan media tersebut Dalam pendekatan CTL guru bukan satu-

satunya model tetapi model dapat dirancang dengan melibatkan siswa

6) Refleksi (Reflection)

Refleksi merupakan respon terhadap sesuatu kejadian aktivitas atau pengetahuan

yang baru diterima contohnya

a) pertanyaan langsung tentang ketentuan apa saja yang boleh diamati

b) komentar siswa tentang pembelajaran hari itu

c) catatan atau konsep siswa

d) diskusi

e) hasil karya

Refleksi merupakan cara berfkir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir

kebelakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan masa lalu (Senduk 2004

510) Siswa memahami apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan

baru yang merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya

Refleksi merupakan respon terhadap kejadian aktivitas atau pengetahuan yang

baru diterima Pengetahuan yang bermakna diperoleh dari proses Pengetahuan

dimiliki siswa perlu diperluas melalui konteks pembelajaran yang kemudian

28

diperluas sedikit demi sedikit Siswa mencatat apa yang telah dipelajari dan

bagaimana menemukan ide-ide baru Pada akhir pembelajaran guru menyisakan

waktu untuk melakukan refleksi

Kegiatan dalam refleksi menurut Hati (2009) berupa melihat kembali atau

merespon suatu kejadian kegiatan dan pengalaman yang bertujuan untuk

mengidentifikasi hal-hal yang sudah diketahui dan hal-hal yang belum diketahui

agar dapat dilakukan suatu tindakan penyempurnaan Dapat juga dikatakan

sebagai respon terhadap kejadian aktivitas atau pengetahuan yang baru diterima

contohnya

1) Pertanyaan langsung tentang apa yang diperoleh hari itu

2) Komentar siswa tentang pembelajaran hari itu

3) Catatan atau jurnal dibuku siswa

4) Diskusi

5) Hasil karya

Penerapan refleksi menurut Nurhadi (2004 51) memiliki ciri sebagai berikut (a)

pernyataan langsung tentang apa-apa yang diperolehnya hari itu (b) catatan atau

buku jurnal di buku siswa (c) kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari

itu (d) diskusi (e) hasil karya (f) cara-cara lain yang ditempuh guru untuk

mengarahkan siswa pada pemahaman mereka tentang materi yang dipelajari Jadi

reflection adalah kegiatan memikirkan apa yang telah terjadi dalam pembelajaran

dan memberikan masukan perbaikan jika diperlukan

29

7) Penilaian yang Sebenarnya (Autentic Assessment)

Agar penilaian yang dilakukan benar-benar menggambarkan keadaan siswa yang

sebenarnya perlu dilakukan suatu penilaian yang mampu mengukur keadaan

siswa yang sebenarnya Siswa tidak hanya dinilai dari satu aspek melainkan dari

berbagai aspek sehingga data yang didapat bisa menggambarkan keadaan siswa

yang sebenar proses

Penilaian autentik memiliki beberapa karakteristik menurut Senduk (2004 52)

penilaian autentik memiliki ciri-ciri sebagai berikut (a) harus mengukur semua

aspek pembelajaran (b) dilaksanakan selama dan sesudah pembelajaran (c)

menggunakan berbagai cara dan berbagai sumber (d) tes hanya salah satu alat

pengumpul data penilaian (e) tugas-tugas yang diberikan kepada siswa harus

mencerminkan bagian-bagian dari kehidupan siswa

Berdasarkan pendapat tersebut penilaian autententik merupakan proses

pengumpulan berbagai data yang bisa menggambarkan perkembangan siswa

Penilaian ini menekan pada perkembangan kemampuan siswa dalam memahami

dan mempelajari pengetahuan atau keterampilan Penilaian ini dilakukan dengan

berbagai cara yaitu pemberian tugas proses pembelajaran kinerja performan

hasil karya atau produk dan sebagainya

Autentic Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa

memberikan gambaran perkembangan belajar siswa dan perlu diketahui oleh guru

untuk bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan

benar Penekanannya pada assesment dalam proses pembelajaran data yang

dikumpulkan diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan siswa pada saat

30

melakukan proses pembelajaran Kemajuan belajar dinilai dari proses

pembelajaran bukan melalui hasil

Karakteristik assessment adalah (a) dilaksanakan selama dan sesudah proses

pembelajaran berlangsung (b) bisa digunakan untuk formatif dan sumatif (c)

yang diukur keterampilan dan performansi bukan fakta (d) berkesinambungan (e)

terintegrasi (f) dapat digunakan sebagai feed back Bentuk-bentuk penilaian

autentik fortofolios story reteling interview video tape evaluation of

performance audio tepe evaluation of reading teacher observations close test

Dalam hal iniakan dilakukan penilaian terhadap aktivitas siswa selama proses

pembelajaran dan produk tulisan deskripsi siswa dalam bahasa lampung

b Perbedaan Pendekatan kontestual dengan Pendekatan Konvensional

Menurut pendapat Nurhadi (2003 7) terdapat perbedaan antara pendekatan CTL

dan konvensional yaitu

No Pendekatan CTL

Pendekatan Konvensional

1 Siswa secara aktif terlibat dalam

proses pembelajaran

Siswa adalah penerima informasi

secara pasif

2 Siswa belajar dari teman melalui

kerja

Siswa belajar secara individual

3 Pembelajaran dikaitkan dengan

kehidupan nyata atau masalah

yang disimulasikan

Pembelajaran sangat abstrak dan

teoritis

4 Perilaku dibangun atas kesadaran

diri

Perilaku dibangun atas kebiasaan

5 Hadiah untuk perilaku baik adalah

kepuasan diri

Hadiah untuk perilaku baik adalah

pujian atau nilai (raport)

6 Keterampilan dikembangkan atas

dasar pemahaman

Keterampilan dikembangkan atas

dasar latihan

7 Seseorang tidak melakukan yang

jelek karana dia sadar hal itu keliru

dan merugikan

Seorang tidak melakukan yang jelek

karena dia takut hukuman

8 Bahasa diajarkan dengan Bahasa diajarkan dengan pendekatan

31

pendekatan komunikatif yakni

siswa diajak menggunakan bahasa

dalam monteks nyata

struktural rumus diterangkan sampai

paham kemudian dilatihkan (drill)

9 Pemahaman rumus dikembangkan

atas dasar skemata yang sudah ada

dalam diri siswa

Rumus itu ada di luar diri siswa yang

harus diterangkan diterima

dihafalkan dan dilatihkan

10 Pemahaman rumus relatif berbeda

antara siswa yang satu dengan

yang lainnya sesuai dengan

skemata siswa

Rumus adalah kebenaran absolut

hanya ada dua kemungkinan yaitu

pamahaman rumus yang salah atau

yang benar

11 Siswa menggunakan kemampuan

berfikir kritis terlibat penuh dalam

mengupayakan terjadinya proses

pembelajaran yang efektif ikut

bertanggung jawab atas terjadinya

proses pembelajaran yang efektif

dan membawa skemata masing-

masing ke dalam proses

pembelajaran

Siswa secara fasif menerima rumus

atau kaidah (membaca mendengar

mencatat menghafal) tanpa

memberikan kontribusi ide dalam

proses pembelajaran

No Pendekatan CTL

Pendekatan Konvensional

1 Pengetahuan yang dimiliki

manusia dikembangkan oleh

manusia itu sendiri Manusia

menciptakan atau membangun

pengetahauan dengan cara

memberi arti dan memahami

pengalamannya

Pengetahuan adalah penangkapan

terhadap serangkaian fakta konsep

atau hukum yang berada di luar diri

manusia

2 Ilmu pengetahuan dikonstruksi

oleh manusia sendiri sementara

manusia selalu mengalami

peristiwa baru maka

pengetahuantidak pernah stabil

selalu berkembang

Kebenaran bersifat absolut dan

pengetahuan bersifat final

3 Siswa diminta bertanggung jawab

memonitor dan mengembangkan

pembelajaran mereka masing-

masing

Guru adalah penentu jalannya proses

pembelajaran

4 Penghargaan terhadap pengalaman

siswa sangat diutamakan

Pembelajaran tidak memperhatikan

pengalaman siswa

5 Hasil belajar diukur dengan

berbagai cara proses bekerja hasil

karya penampilan rekaman tes

dan lain-lain

Hasil belajar diukur hanya dengan tes

6 Pembelajaran terjadi diberbagai Pembelajaran hanya di dalam kelas

32

tempat konteks dan setting

7 Penyesalan adalah hukuman dari

perilaku jelek

Sanksi adalah hukuman dari perilaku

jelek

8 Perilaku baik berdasar motivasi

intrinsik

Perilaku baik berdasar motivasi

ekstrinsik

9 Seorang berperilaku baik karena

dia yakin itulah yang terbaik dan

bermanfaat

Seseorang berperilaku baik karena

terbiasa melakukan begitu Kebiasaan

ini dibangun dengan hadiah yang

menyenangkan

c Beberapa Hal Penting Dalam Pembelajaran CTL

Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL harus memperhatikan hal-

hal yang yang terkait baik berkaitan dengan konsep langkah-langkah maupun

pelaksanaan pembelajaran dengan CTL Contextual Teaching and Learning

(CTL) menurut Clifford dan Wilson (20002) adalah pendekatan dalam

pembelajaran yang dapat membantu siswa menemui ketuntasan belajar

berdasarkan kompetensi yang telah ditetapkan Siswa dapat dikatakan tuntas

belajar jika ia dapat berguna dan mampu mengaplikasikan pengetahuannya

terhadap lingkungan sekitar kehidupannya baik masa kini maupun masa depan sebagai

seorang anggota keluarga warga negara dan pekerja atau karyawan

CTL dikatakan efektif digunakan dalam pembelajaran karena (Clifford dan

Wilson 20002)

1 emphasizes problem-solving

2 recognizes the need for teaching and learning to occur in multiple

contexts

3 teaches students to become self-regulated learners

4 anchors teaching in students‟ diverse life contexts

5 encourages students to learn from each other in interdependent

groups and

6 Employs authentic assessment

33

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran dengan Contextual Teaching

Learning terutama berkaitan dengan pembelajaran Bahasa Lampung adalah

sebagai berikut

1 CTL adalah model pembelajaran yang menekankan aktivitas siswa secara

penuh baik fisik maupun mental

2 CTL memandang bahwa belajar bukan menghafal akan tetapi proses

berpengalaman dalam kehidupan nyata

3 Kelas dalam pembelajaran CTL bukan sebagai tempat untuk memperoleh

informasi akan tetapi sebagai tempat untuk menguji data hasil temuan

mereka dilapangan

4 Materi pelajaran ditemukan oleh siswa sendiri bukan hasil pemberian dari

orang lain (Sanjaya 2006125)

3 Media Pembelajaran

Media berasal dari kata ldquomediumrdquo yang berasal dari bahasa latin ldquomediusrdquo yang

berarti ldquotengah atau sedangrdquo Pengertian media ini mengarah pada sesuatu yang

menjadi penghantar untuk meneruskan suatu informasi dan sumber informasi

kepada penerima informasi Dalam bahasa Arab media adalah perantara atau

pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan ringkasnya media adalah

alat untuk menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran Arsyad

(2005 54) mengartikan media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan

untuk menyampaikan pesan informasi

Heinich dalam Arsyad (2005 82) menyatakan media sebagai perantara yang

mengantar informasi apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi

34

yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud pengajaran Hamidjojo

dalam Latuheru mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah media yang

penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran (biasanya sudah

dituangkan dalam GBPP atau silabus) yang dimaksudkan untuk mempertinggi

kegiatan belajar Media pembelajaran adalah bahan alat maupun metode teknik

yang digunakan dalam kegiatan belajar dengan maksud agar proses interaksi

komunikasi edukatif antara siswa dan sumber belajar dapat berlangsung secara

tepat guna dan berdaya guna Jadi media yang dimanfaatkan untuk belajar adalah

lingkungan yang terdekat dengan siswa

ldquoNational Education Assosiationrdquo memberi definisi media sebagai bentuk-bentuk

komunikasi baik tercetak maupun audio visual dan peralatannya dengan demikian

dapat dimanipulasi dilihat didengar atau dibaca Menurut Lohan dalam

Sihkabuden (999 58) media suatu sarana atau chanel sebagai perantara antara si

pemberi pesan kepada penerima pesan

Menurut Olson dalam Budiningsih (2005 62) mendefinisikan media sebagai

teknologi untuk menyajikan merekam membagi dan mendistribusikan simbol

dengan melalui rangsangan indera tertentu disertai penstrukturan informasi

Gagne dalam Sagala (2005 281) menyatakan bahwa media pendidikan adalah

berbagai jenis komponen lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar

Briggs dalam yang sama lebih lanjut menyatakan bahwa media pembelajaran

adalah sarana untuk memberikan perangsang bagi si belajar supaya proses belajar

terjadi

Sardiman (2006 205) menyatakan bahwa

35

media pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam tiga golongan

Pertama adalah alat-alat yang merupakan benda sebenarnya yang

memberi pengalaman langsung dan nyata Kedua alat-alat yang

merupakan benda pengganti yang seringkali dalam bentuk tiruan dari

benda sebenarnya memberikan pengalamannbuatan atau tidak langsung

Ketiga bahasa lisan maupun tertulis memberikan pengalaman melalui

berbahasa

Secara umum peranan media dalam proses pembelajaran dapat

a menghemat waktu belajar

b memudahkan pemahaman

c meningkatkan perhatian siswa

d meningkatkan aktivitas siswa

e mempertinggi daya ingat siswa

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas bahwa media pembelajaran adalah segala

sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima

serta dapat merangsang pikiran perasaan perhatian dan kemauan si belajar

sehingga dapat memotivasi terjadinya belajar yang baik dengan sengaja

bertujuan dan terkendali Media pembelajaran sebagai salah satu komponen

sumber dan merupakan bagian integral dari keseluruhan komponen pembelajaran

menempati posisi yang penting dan akan turut menentukan keberhasilan

penyelenggaraan pembelajaran

Pada kenyataannya pengembangan dan penerapan media pembelajaran

diharapkan dapat memotivasi belajar terhadap pembelajaran sehingga berdampak

pula pada peningkatan hasil belajarnya Selaras dengan perkembangan ilmu

pengetahuan maka guru harus mampu mengembangkan media pembelajaran

secara bervariasi baik yang dirancang khusus (by design) maupun dengan

36

memanfaatkan (by utilization) sejumlah media yang telah ada Dengan demikian

media pendidikan dan media pengajaran dirangkum saja dengan media

pembelajaran

Kegunaan media dalam pembelajaran menurut Miarso (2005 536)

(a) Media mampu memberikan rangsangan yang bervariasi kepada otak

kita sehingga otak kita dapat berfungsi secara optimal (b) Media dapat

mengatasi keterbatasan pengamatan yang dimiliki oleh siswa (c) Media

dapat melampaui batas ruang kelas (d) Media memungkinkan adanya

interaksi langsung antara siswa dan lingkungan (e) Media menghasilkan

keseragaman pengamatan (f) Media membangkitkan keinginan dan minat

baru (g) Media membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar

(h) Media memberikan pegalaman yang integral menyeluruh dari sesuatu

yang konkret maupun yang abstrak (i) Media memberikan kesempatan

untuk belajar mandiri (j) Media meningkatkan keterbacaan baru

(membedakan dan menafsirkan objek) (k) Media mampu meningkatkan

efek sosialisasi (l) Meningkatkan kemampuan ekspresi diri guru maupun

siswa

Kriteria pemilihan media menurut Arsyad (2005 39) sebagai berikut (a) sesuai

dengan tujuan yang ingin dicapai (b) tepat untuk mendukung isi pelajaran yang

sifatnya fakta konsep prinsip atau generalisasi (c) praktis luwes dan bertahan

(d) guru trampil menggunakannya (e) pengelompokan sasaran (f) mutu teknis

(memiliki persyaratan teknis yang tertentu)

Tiga kategori media menurut Haney dan Ullmer yang dikutip Miarso (200525)

yaitu

(1) Media Penyaji Grafis bahan cetak dan gambar diam Proyeksi diam

Audio kaset Audio ditambah visual diam Gambar hidup film Televisi

Multi media (2) Media Objek Objek sebenarnya alami (hidup dan tak

hidup) buatan gedung mesin-mesin alat-alat komunikasi jaringan

transportasi dan semua benda yang dibuat Objek pengganti replika

model dan benda tiruan (3) Media Interaktif memperhatikan penyajian

objek dan berinteraksi (internet komputer)

37

Media yang akan digunakan dalampenelitian ini adalah media objek sebenarnya

alami hidup dan tak hidup yang terdapat di lingkungan sekitar sekolah yaitu

sugai gunung kebun pantai dan benda-benda tak hidup lainnya

4 Pembelajaran Menulis Deskripsi Berbahasa Lampung Menggunakan CTL

Bahasa Lampung adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat penuturnya

yaitu suku Lampung dalam berkomunikasi dan mengaktualisasikan diri dalam

kehidupan sehari-hari Pakar linguistik deskriptif biasanya mendefinisikan bahasa

sebagai satu sistem lambang bunyi yang bersifat arbiter kemudian lazim ditambah

dengan yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat untuk berinteraksi

dan mengidentifikasikan dirirdquo (Chaer 1997 68) Nababan (1999 96)

mengemukakan bahwa bahasa memiliki empat fungsi yaitu fungsi kebudayaan

kemasyarakatan perorangan dan pendidikan

Fungsi kebudayaan meliputi tiga hal yaitu pelestarian kebudayaan

pengembangan kebudayaan dan inventarisasi ciri-ciri kebudayaan Fungsi

kemasyarakatan meliputi ruang lingkup dan bidang pemakaian Fungsi perorangan

meliputi fungsi instrumental kepribadian pemecahan masalah khayalan dan

informatif Fungsi pendidikan meliputi fungsi integratif instrumental kultural dan

penalaran

Fungsi dan tujuan pembelajaran bahasa Lampung untuk membelajarkan siswa

didik dalam belajar bahasa Lampung dan berfungsi memberikan kemampuan

menggunakan bahasa Lampung bagi kepentingan berpikir merasa dan

38

berkomunikasi dalam kehidupan budaya masa kini sebagai lanjutan dari

kehidupan masa lalu dengan memperhatikan peristiwa penggunaannya

Pada proses pembelajaran berlangsung guru memotivasi siswa melakukan

pengamatan terhadap gambar kemudian mengungkapkan hasil pengamatannya

melalui deskripsi Siswa menulis deskripsi sesuai dengan kaidah bahasa

Lampung baik ejaan struktur maupun kosa kata Dengan demikian pembelajaran

dalam terlaksana dengan mengoptimalkan masyarakat belajar dalam pembelajaran

bahasa Lampung dengan pendekatan CTL

Pembelajaran bahasa Lampung meliputi pengenalan pemahaman dan

keterampilan mencakup unsur bahasa Lampung (Depdikbud Provinsi Lampung

2003 16) yaitu

a) Lafal dan ejaan yang berkenaan dengan lafal yang baik dan ejaan yang

sesuai dengan pedoman Ejaan Bahasa Lampung

b) Struktur yang berkenaan dengan bebtuk kata frase dan kalimat Bahasa

Lampung yang baik dan yang diterima bukan teoritis

c) Kosa kata yang berkenaan dengan kata-kata bahasa lampung dari berbagai

lingkungan kehidupan yang diperlukan sebagai alat berpikir merasa dan

berkomunikasi dengan lancar

d) Wacana berkenaan dengan karangan jenis narasi deskripsi eksposisi

argumentasi dan drama

Lebih lanjut dijelaskan pokok-pokok bahasan pembelajaran mencerminkan

kegiatan berbahasa dalam bahasa Lampung khususnya menulis adalah

pembelajaran menulis untuk mengomunikasikan gagasan perasaan dan pesan

dengan bahasa Lampung secara tertulis baik dalam bentuk prosa atau puisi

maupun dalam berbagai jenis karangan seperti pada karangan deskripsi berbahasa

Lampung

39

Pembelajaran menulis disesuaikan dengan ketentuan menulis Hamer (1999 48)

mengatakan bahwa dalam keterampilan menulis harus diperhatikan beberapa hal

misalnya penyusunan kalimat menjadi paragraf bagaimana paragraf digabungkan

dan dikelompokan sehingga menjadi tulisan yang koheren Penerapan

pembelajaran pendekatan kontekstual (CTL) dalam penelitian ini adalah guru

mendesain proses pembelajaran menulis teks deskripsi berbahasa Lampung

dengan memanfaatkan lingkungan sebagai media Mengonstruksi pengetahuan

siswa sedikit demi sedikit sehingga pengetahuannya bermakna dalam proses

menemukan bertanya masyarakat belajar memberi permodelan melaksanakan

refleksi dalam pembelajaran dan melaksanakan penilaian autentik

5 Prestasi Belajar

a Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi adalah istilah yang diambil dari bahasa Belanda ldquoprestatierdquo yang berarti

hasil usaha Kata prestasi dalam berbagai penggunaan selalu dihubungkan dengan

aktivitas tertentu Prestasi belajar adalah kemampuan nyata yang dapat langsung

diukur dengan tes tertentu dan dapat dihitung hasilnya menurut Zainal dalam

Sagala (2005 101) bahwa ldquoPrestasi merupakan kemampuan siswa yang dapat

dicapai saat dilakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa

terhadap berbagai hal yang pernah dilatihkan diajarkan sudah dapat diperoleh

gambaran yang nyata tentang pencapaian program pembelajaran secara

menyeluruhrdquo

Di samping itu menurut Wittrock dalam Latuheru (1999 46) ldquoprestasi belajar

adalah suatu terminology yang menggambarkan suatu proses perubahan melalui

40

pengalaman Proses tersebut mempersyaratkan perubahan yang relative permanen

berupa sikap pengetahuan informasi kemampuan dan keterampilan melalui

pengalamanrdquo

Skiner dengan teori operant conditioning sebagaimana dikutip Gredler (dalam

Slameto 2003 49) mengatakan bahwa prestasi belajar merupakan respon

tingkah laku yang baru Walaupun Skiner mengatakan demikian namun pada

dasarnya respon yang baru itu sama pengertiannya dengan tingkah laku

pengetahuan sikap keterampilan yang baru

Prestasi menurut Hamalik (198384) adalah perubahan tingkahlaku yang

diharapkan kepada murid setelah diadakan proses belajar mengajar Sedangkan

menurut Yusuf (198224) prestasi adalah tingkatan kepandaian keterampilan yang

telah dicapai setelah melakukan kegiatan pekerjaan atau latihan itu sendiri

Menurut Adi Nugroho prestasi adalah segala jenis pekerjaan yang berasil dan

prestasi itu menunjukkan kecakapan Selanjutnya Purwadarminto menyebutkan

bahwa prestasi adalah hasil yang dicapai sebaik-baiknya menurut kemampuan

anak pada waktu tertentu terhadap hal-hal yang dikerjakan dilakukan

Reigeluth dalam yang sama berpendapat prestasi belajar dapat juga dikatakan

sebagai pengaruh yang memberikan suatu ukuran nilai dari metode (strategi)

alternatif dalam kondisi yang berbeda ada hasilnyata dan diinginkan Hasil nyata

hasil-hasil kehidupan nyata dari menggunakan metode (strategi) spesifik dalam

kondisi yang spesifik pula sedangkan hasil yang diinginkan adalah tujuan-tujuan

(goals) yang umumnya berpengaruh pada pemilihan suatu metode

41

Ini berarti prestasi belajar sangat erat kaitannya dengan metode (strategi) yang

digunakan pada sesuatu kondisi (pembelajaran) tertentu Semakin ketepatan

pemilihan metode atau strategi (pembelajaran) pada suatu kondisi semakin baik

hasil belajar Selanjutnya juga mengatakan secara spesifik hasil belajar adalah

suatu kinerja (peformance) yang diindikasikan sebagai suatu kapabilitas

(kemampuan) yang diperoleh Hasil belajar tersebut selalu dinyatakan dalam

bentuk tujuan-tujuan khusus perilaku (unjuk kerja)

Muhibin (1997141) menyebutkan bahwa prestasi belajar merupakan taraf

keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah dinyatakan

dalam bentuk skor yang diperoleh hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran

tertentu Demikian pula pendapat Albach Arnove dan Kelly (1999201) bahwa

prestasi belajar hanya ukuran keberhasilan di sekolah tidak termasuk keberhasilan

dalam keluarga dan masyarakat Davis dalam Slameto (198521) berpendapat

bahwa prestasi belajar adalah pengetahuan yang diperoleh siswa sebagai hasil dari

pembelajaran

Pendapat-pendapat di atas menunjukkan bahwa prestasi belajar dipergunakan

untuk menyebut berbagai macam hasil kegiatan atau usaha Hal ini sesuai dengan

kenyataan yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari Istilah prestasi

belajar sering digunakan untuk menyebut hasil yang dicapai dalam berbagai

kegiatan misalnya prestasi olahraga prestasi seni prestasi kerja prestasi belajar

prestasi usaha dan sebagainya

42

Berdasarkan uraian di atas prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari

proses belajar mengajar yaitu penguasaan perubahan emosional atau perubahan

tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu Prestasi belajar sering

dipergunakan dalam arti yang sangat luas seperti prestasi belajar dalam ulangan

harian prestasi pekerjaan rumah prestasi belajar tengah semester prestasi akhir

semester dan sebagainya

Cara yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat prestasi belajar adalah

dengan menggunakan tes Tes prestasi dapat digunakan sebagai suatu tes

diagnosis yang dirancang untuk membuktikan mengenai gambaran kelebihan dan

kekurangan siswa

Pada proses pembelajaran prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari

pembelajaran yang meliputi penguasaan perubahan emosional dan perubahan

tingkah laku yang dapat diukur dengan tes objektif maupun tes uraian Dengan

demikian prestasi belajar Bahasa Lampung adalah prestasi belajar siswa pada tes

ujian akhir semester atau pada Konpetensi Dasar pada mata pelajaran Bahasa

Lampung

Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

Bahasa Lampung merupakan tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari

pelajaran Bahasa Lampung di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang

diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi tertentu

Prestasi belajar memiliki beberapa kategori Gagne (19925)

mengklasifikasikannya menjadi lima kategori yakni 1) Intellectual skill 2)

Cognitive strategies 3) Verbal information 4) Motor skill dan 5) Attitudes

43

1) Keterampilan intelektual

Kemampuan ini merupakan keterampilan yang membuat seseorang secara

cakap berinteraksi dengan lingkungan melalui penggunaan lambang-lambang

2) Strategi kognitif

Kemampuan yang mengatur cara bagaimana si belajar mengelola belajarnya

3) Informasi verbal

Kemampuan ini berupa perolehan label atau nama fakta dan pengetahuan yang

sudah tersusun rapi

4) Keterampilan motorik

Kemampuan yang mendasari pelaksanaan perbuatan jasmaniah secara mulus

5) Sikap

Kemampuan yang mempengaruhi pilihan tindakan yang akan diambil

Lebih lanjut Bloom dan kawan-kawan sebagai mana dikutip oleh Degeng dalam

Hamalik (2004 90) mengklasifikasikan prestasi belajar menjadi 3 (tiga) domain

atau ranah yaitu rdquoranah kognitif psikomotor dan afektifrdquo ranah kognitif

menaruh perhatian pada pengembangan kapabilitas dan keterampilan intelektual

ranah psikomotor berkaitan dengan kegiatan-kegiatan manipulatif atau

keterampilan motorik dan ranah efektif berkaitan dengan pengembangan

perasaan sikap nilai dan emosirdquo Ketiga ketegori prestasi belajar itu mempunyai

aspek masing-masing

Kognitif aspek-aspek dari domain ini terdiri dari pengetahuan pemahaman

penerapan analisis sintesis dan evaluasi Afektif domain ini terdiri dari aspek-

aspek penerimaan tanggapan penilaian pengorganisasian dan pengarahan

44

Psikomotorik terdiri dari beberapa aspek kemampuan gerak refleks kemampuan

gerak dasar kemampuan perseptual kemampuan fisik kemampuan gerak

terampil dan kemampuan gerak komunikatif

Dapat diasumsikan bahwa untuk menghasilkan kategori kapabilitas atau kelima

ranah prestasi belajar tersebut sedikitnya banyak ditentukan atau dipengaruhi oleh

faktor internal seperti pengetahuan prasyarat atau kemampuan awal dari masing-

masing kategori hasil belajar yang dimiliki oleh siswa yang berkaitan dengan

kapabilitas atau keterampilan yang sedang dipelajari baru

Gagne (199266) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses untuk

memperoleh motivasi dalam pemngetahuan keterampilan kebiasaan dan tingkah

laku Belajar adalah suatu aktivitas yang melibatkan bukan hanya penguasaan

kemampuan akademik baru saja melainkan juga perkembangan emosional

interksi sosial dan perkembangan kepribadian Menurut Gagne (19923) belajar

adalah perubahan dalam diri manusia atau kemampuan yang berlangsung selama

satu masa waktu yang tidak semata-mata disebabkan oleh perubahan

pertumbuhan

Jenis perubahan yang dimaksud dalam belajar ini meliputi perubahan tingkah laku

setelah siswa mendapatkan berbagai pengalaman dalam proses pembelajaran

Pengalaman tersebut akan menyebabkan proses perubahan pada diri sibelajar

dengan kata lain bahwa proses belajar senantiasa merupakan perubahan

tingkahlaku dan terjadi karena pengalaman

45

Yang dimaksud prestasi belajar siswa dalam penelitian ini adalah prestasi yang

ditunjukkan siswa setelah dilakukan pembelajaran jika prestasi belajar mengalami

peningkatan maka siswa dapat dinyatakan mencapai prestasi belajar atau

mengalami peningkatan setelah mengalami belajar jika tidak prestasi belajar tidak

tercapai atau belum tuntas

Memperhatikan pernyatan tersebut belajar merupakan upaya siswa untuk

memahami materi ajar yaitu menulis deskripsi bahasa Lampung sesuai dengan

aturan penulisan atau kaidah bahasa diharapkan siswa memiliki pengetahuan dan

kemampuan dan dapat mengaplikasikan serta melaksanakan nilai positif dalam

kehidupan sehari-hari Dipahaminya suatu ilmu dalam proses pembelajaran akan

tercermin melalui hasil evaluasi Penggunaan pendekatan CTL media dan alat

belajar yang tepat dalam pembelajaran akan sangat membantu siswa belajar

Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa penggunaan pendekatan media dan alat

dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi hasil belajar siswa dapat menjadi

aktif belajar berkolaborasi dan belajar dalam waktu yang telah ditentukan pesan

dapat disalurkan dapat merangsang berpikir perhatian minat siswa sehingga

proses belajar berlangsung dengan baik Pemahaman siswa terhadap materi

mengarah pada tercapainya tujuan pembelajaran dan mencapai prestasi yang

tinggi

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

adalah berupa pengetahuan keterampilan nilai dan sikap sesuai tujuan atau

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diharapkan diperoleh setelah melalui proses pembelajaran

46

Pretasi belajar yang dimaksudkan peneliti adalah perolehan dari proses

pembelajaran yang mencakup ranah kognitif afektif dan psikomotorik mencapai

lebih besar atau sama dengan KKM pelajaran bahasa Lampung dari tujuan

pembelajaran yang diturunkan dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diperoleh siswa melalui interaksi dengan lingkungan belajar

dan suatu kondisi pembelajaran materi menulis deskripsi yang dirancang guru

sebagai fasilitator

c Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal

Standar nasional Pendidikan (Depdiknas 2008 5) menyatakan bahwa Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) adalah kriteria tertentu yang digunakan untuk

menentukan kelulusan peserta didik KKM ditentukan oleh kelompok guru mata

pelajaran pada awal tahun pelajaran dan menjadi acuan bagi pendidik dan peserta

didik KKM setiap standar kompetensi merupakan rata-rata KKM kompetensi

dasar KKM setiap kompetensi dasar merupakan rata-rata KKM dari indikator

yang terdapat dalam kompetensi dasar tersebut Penentuan KKM didasarkan pada

tiga unsur

Pertama Tingkat kompleksitas Kesulitan kerumitan setiap indikator

kompetensi dasar dan standar kompetensi yang harus dicapai peserta didik Suatu

indikator dikatakan memliliki tingkat kompleksitas tinggi apabila dalam

pencapaiannya didukuoleh sekurang-kurangnya satu dari sejumlah kondisi sebagai

berikut

1) Guru yang memahami dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan

pada peserta didik

47

2) guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang

bervariasi

3) Guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang

diajarkan

4) Peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi

5) Peserta didik yang cakap terampil menerapkan monsep

6) Peserta didik yang cermat kreatif dan inovatif dalam penyelesaian tugas

pekerjaan

7) Waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena memiliki

tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi sehingga dalam proses

pembelajarannya memerlukan pengulangan latihan

8) Tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar peserta

didik dapat mencapai ketuntasan belajar

Kedua Kemampuan daya pendukung meliputi a Sarana dan prasarana

peendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dicapai peserta

didik seperti perpustakaan laboratorium dan alat bahan untuk proses

pembelajaran b Ketersediaan tenaga manajemen sekolah dan kepedulian

stakeholders sekolah

Ketiga Tingkat Kemampuan (intake) rata-rata peserta didik di sekolah yang

bersangkutan Penetapan intake di kelas V dapat didasarkan pada nilai prestasi

rata-rata siswa saat kenaikan kelas atau dikelas sebelumnya yaitu kelas IV

KKM mulok Bahasa Lampung kelas V sesuai yang telah ditetapkan dalam

Kurikulum Sekolah atau KTSP SDN 1 Sukarame Dua Bandar Lampung Tahun

48

Pelajaran 20092010 adalah 65 KKM ini akan dijadikan tolak ukur evaluasi

keberhasilan siswa belajar apakah siswa telah mencapai ketuntasan atau belum

baik secara individual maupun secara klasikal

B Teori Belajar Bahasa dan Pembelajaran

1 Hakikat Belajar Bahasa

Dalam teori belajar konstruktivistik dikemukakan bahwa pembelajaran sebagai

proses mengkonstruksi pengetahuan yang menghubungkan yang sudah ada

dengan yang dipelajari Seperti dijelaskan Paul Suparno dalam Sardiman (2006

175) belajar merupakan proses aktif dari subyek belajar untuk mengkonstuksi

makna sesuatu entah itu teks kegiatan dialog pengalaman fisik dan lain-lain

Belajar merupakan mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau

bahkan yang dipelajarinya dengan pengertian yang sudah di miliki sehingga

pengertiannya menjadi berkembang

Guru sebagai pemrakarsa harus memberi peluang yang optimal bagi siswa Niat

dan kendali belajar sepenuhnya ada pada siswa (Budiningsih 2005 59))

Sehingga guru tidak mentransfer pengetahuan yang dimiliki melainkan membantu

siswa membentuk pengetahuannya sendiri Menurut teori konstruktivisme prinsip

yang paling penting dalam psikologi pendidikan bahwa guru tidak hanya sekedar

memberikan pengetahuan kepada siswa Siswa harus membangun sendiri

pengetahuan di benaknya Guru dapat memberi kemudahan untuk proses ini

dengan memberi kesempatan siwa untuk menentukan atau menerapkan ide-ide

mereka sendiri dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan

strategi mereka sendiri Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa

49

siswa ke pemahaman yang lebih tinggi dengan catatan siswa sendiri yang harus

memanjat anak tangga tersebut (Nur 1998 8)

Cunstruktivism approach is a view that emphasizes the active role of learner in

building understanding and making sesnse of information (Woodfolk 2004 313)

Konstruktivisme belajar menekankan pada peran aktif si belajar (learner) dalam

membangun pemahaman dan memakai suatu informasi Konstruktivis

memfokuskan pada peran siswa secara individu untuk membangun struktur

kognitif mereka ketika menginterpretasikan pengalaman-pengalaman pada situasi

belajar tertentu

Lebih lanjut Bruner dalam Sagala (2005 218) menjelaskan inti dari belajar

adalah cara-cara bagaimana orang memilih mempertahankan dan

mentransformasi secara efektif Dalam proses belajar ada 3 fase yaitu (1)

Informasi dalam tiap pelajaran kita memperoleh informasi ada yang menambah

pengetahuan yang telah kita miliki ada yang memperluas dan memperdalamnya

ada pula yang bertentangan dengan apa yang telah kita ketahui sebelumnya (2)

Transformasi informasi harus dianalisis diubah atau ditransformasi ke dalam

bentuk yang lebih abstrak atau konseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal

yang lebih luas (3) Evaluasi kemudian kita nilai hingga pengetahuan yang

diperoleh itu dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain

Masih dalam yang sama Piaget seorang psikolog Swiss berpendapat bahwa

belajar mengandung makna sebagai perubahan stuktural yang saling melengkapai

antara asimilasi dan akomodasi dalam proses menyusun kembali dan mengubah

apa yang telah diketahui melalui belajar

50

Hal ini didukung pula oleh Gagne dalam Slameto (2003 122) menjelaskan

ldquoBelajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia

belajar bisa terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi

ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya

(peformance-nya) berubah dari waktu ke waktu dan berkeyakinan bahwa

belajar dipengaruhi faktor dari dalam diri dan dari luar dimana keduanya

berinteraksirdquo

Senada dengan tersebut Merrill dan Smorgansbord dalam Yulaelawati (2004

122) menyatakan bahwa

belajar merupakan proses pembangunan pengetahuan berdasarkan

pengalaman atau pengetahuan yang telah ada sebelumnya belajar

merupakan penafsiran seseorng tentang dunia Belajar merupakan proses

yang aktif dimana pengetahuan dikembangkan berdasarkan pengalaman

dan perundingan (negoisasi) makna melalui berbagai informasi atau

mencari kesepakatan dari berbagai pandangan melalui interaksi atau

kerjasama dengan orang lain Belajar perlu disituasikan dalam latar

(seting) yang nyata

Kemudian menurut Gredler dalam Dimyati (1999 72) belajar adalah proses

seseorang memperoleh berbagai kecakapan keterampilan dan sikap menurut

Winkel dalam yang sama belajar merupakan suatu aktivitas mental psikis yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman keterampilan dan nilai

sikap Perubahan ini bersifat relative konstan dan berbekas

Aktivitas belajar menurut Djamarah dalam Sagala (2005 216) bahwa belajar

adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar dan bertujuan dimana tujuan

dalam belajar terjadinya suatu perubahan dalam individu yaitu perubahan tingkah

laku Schuman penganut konstruktif dalam yang sama mengemukakan dengan

dasar pemikiran bahwa semua orang membangaun pandangannya terhadap dunia

51

melalui pengalaman individual atau skema konstruktif menekankan pada

menyiapkan peserta didik untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam

situasi yang tidak tentu atau ambigius

Pandangan yang mampu mengakomodasi sociocultural-revolution dalam buku

Teori Belajar dan Pembelajaran dalam Budiningsih (2005 123) Vigotsky

mengatakan bahwa jalan pikiran seseorang harus dimengerti dari latar sosial-

budayanya dan sejarahnya Artinya untuk memahami pikiran seseorang bukan

dengan cara menelusuri apa yang ada di otaknya dan pada kedalaman jiwanya

melainkan dari asal usul tindakan sadarnya dari interaksi sosial yang dilatari oleh

sejarah hidupnya Interaksi sosial berkaitan erat dengan aktivitas-aktivitas dan

bahasa yang dipergunakan Ditemukan adanya jaringan erat luas dan kompleks di

dalam dan di antara keluarga-keluarga

Jaringan tersebut berkembang atas dasar confianza yang membentuk kondisi

sosial sebagai tempat penyebaran dan pertukaran pengetahuan keterampilan dan

nilai-nilai sosial budaya anak memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui

interaksi sosial sehari-hari Pandangan teori ini menempatkan inter mental atau

lingkungan sosial sebagai faktor primer dan konstitutif terhadap pembentukan

pengetahuan serta perkembangan kognitif seseorang

Di samping itu Piaget dalam yang sama menyatakan bahwa belajar lebih banyak

ditentukan karena adanya karsa individu perkembangan kognitif merupakan suatu

proses genetik yaitu proses yang didasrkan atas mekanisme biologis dalam bentuk

perkembangan sistem syaraf makin bertambah umur seseorang makin

komplekslah susunan sel syarafnya dan makin meningkat pula kemampuannyardquo

52

Dari beberapa teori konstruktivisme di atas belajar adalah merupakan kegiatan

aktif dimana sibelajar membangaun sendiri pengetahuannya subyek belajar juga

mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari dan merupakan proses

bagaimana menjadi tahu tentang sesuatu proses belajar bukanlah memindahkan

pengetahuan dari guru ke siswa tetapi sesuatu kegiatan yang memungkinkan

siswa merekonstruksi sendiri pengetahuannya

Belajar merupakan usaha manusia dalam rangka merubah pola pikir dan tingkah

lakunya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman dan interaksi dengan

lingkungan sekitarnya sehingga terjadi perubahan keterampilan pemahaman

pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat permanen dan membekas diharapkan

dapat hidup mandiri karena untuk membangun suatu pengetahuan baru siswa

akan menyesuaikan informasi baru atau pengetahuan yang disampaikan dengan

pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki melalui berinteraksi sosial

dengan peserta didik lain atau guru dan sumber belajar

Selanjutnya dapat juga dirumuskan bahwa belajar merupakan usaha manusia

dalam rangka merubah pola pikir dan tingkahlakunya berdasarkan pengetahuan

pengalaman dan interaksi dengan lingkungan sekitarnya Dengan terjadinya

perubahan keterampilan pemahaman pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat

permanen dan membekas diharapkan dapat hidup mandiri tidak tergantung pada

orang lain

Belajar yang dimaksudkan penulis adalah belajar menulis deskripsi dalam bahasa

lampung siswa mengkonstruksi sendiri informasi yang akan disampaikan melalui

tulisannya setelah mengamati lingkungan sekitar

53

b Hakikat Pembelajaran Bahasa

Sagala (2005 176) menyatakan bahwa pembelajaran ialah membelajarkan siswa

menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu

utama keberhasilan pendidikan Pembelajaran menurut Corey (1998 91) adalah

suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk

memungkinkan ia turut serta dalam tingkahlaku tertentu dalam kondisi khusus

atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu pembelajaran merupakan

subset khusus dari pendidikan Menurut Burton dalam Sagala (2005 213)

pembelajaran adalah upaya memberikan stimulus bimbingan pengarahan dan

dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar

Vigotsky dalam Budiningsih (2005 103) menyatakan dalam kegiatan

pembelajaran hendaknya anak memperoleh kesempatan yang luas untuk

mengembangkan zona perkembangan proximalnya atau potensi melalui belajar

dan berkembang guru perlu menyediakan berbagai jenis dan tingkatan bantuan

(helps) cognitive scaffolding yang dapat memfasilitasi anak agar mereka dapat

memecahkan permasalahan yang dihadapinya Bantuan dapat dalam bentuk

contoh pedoman bimbingan orang lain atau teman yang lebih kompeten

Bentuk-bentuk pembelajaran kooperatif kolaboratif serta belajar kontekstual

sangat tepat digunakan

Zona perkembangan proksimal menurutnya perkembangan kemampuan seseorang

dapat dibedakan kedalam dua tingkat yaitu tingkat aktual dan potensial tingkat

perkembangan aktual tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan

tugas-tugas atau memecahkan berbagai masalah secara mandiri (intramental)

54

sedangkan potensial kemampuan kemampuan memecahkan masalah dan

menyelesaikan tugas-tugas ketika di bawah bimbingan orang dewasa atau ketika

berkolaborasi dengan teman sebaya yang lebih kompeten (intermental)

Berdasarkan beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan pembelajaran

merupakan pengorganisasian aktivitas siswa dalam arti peran guru bukan semata-

mata memberikan informasi melainkan juga mengarahkan memotivasi dan

memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the learning) agar proses

belajar lebih memadai Pembelajaran juga mengandung arti setiap kegiatan

dirancang untuk membantu dalam mempelajari sesuatu kemampuan atau nilai

Yuelawati E (2004 121) mengutip pepatah Cina bahwa membaca

mendengar dan melihat belum cukup dalam belajar pembelajaran yang

melibatkan peserta didik untuk mengalami dan membicarakan bahan

tertentu pada orang lain dapat lebih bermakna dalam belajar terlebih lagi

bila peserta didik mempunyai kesempatan untuk mengajarkan

pengetahuannya terhadap peserta didik lain yang bersumber

Keberhasilan pembelajaran Kerucut Dale disebutkan bahwa keberhasilam

peembelajaran adalah sebagai berikut

1) Apa yang kita baca 10

2) Apa yang kita dengar 20

3) Apa yang kita lihat 30

4) Apa yang kita dengar dan lihat 50

5) Apa yang kita bicarakan dengan orang lain 70

6) Apa yang kita alami sendiri 80

7) Apa yang kita ajarkan kepada orang lain 95

55

Pembelajaran bahasa yang dimaksud adalah pembelajaran tentang menulis

deskripsi bahasa Lampung kelas V SD pembelajaran ini dirancang menggunakan

pendekatan Pembelajaran CTL khususnya untuk meningkatkan aktivitas belajar

bahasa Lampung dan sebagai bentuk nyata pelaksanaan tugas guru dalam hal

kegiatan belajar di Sekolah Dasar tentunya kondisi belajar yang aktif dan

menyenangkan

Hakikat belajar bahasa Lampung yang dimaksudkan dalam penelitian ini guru

akan merancang pembelajaran menggunakan pendekatan komunikatif integratif

siswa diharapkan dapat mendeskripsikan apa yang diamatinya Proses

pembelajaran mengkondisikan siswa untuk melakukan pengamatan kemudian

menemukan hal yang diamati mengindentifikasikan menentukan lalu

mengungkapkan apa yang diamatinya dalam tulisan deskriptif sehingga proses

belajar berlangsung aktif dan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan

Dalam Standar Kelulusan BSNP 2006 sesuai Permen No 22 tahun 2005 Standar

Kompetensi Lulusan pendidikan dasar meliputi SD MISDLB Paket A dan SMP

MTs SMPLB bertujuan meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan kepribadian

akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

lebih lanjut

Adapun Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) SD

MISDLB Paket A selengkapnya adalah (a) Menjalankan ajaran agama yang

dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak (b) Mengenal kekurangan dan

kelebihan diri sendiri (c) Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku di

lingkungannya (d) Menghargai keberagaman agama budaya suku ras dan

56

golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya (e) Menggunakan informasi

tentang lingkungan sekitar secara logis kritis dan kreatif (f) Menunjukkan

kemampuan berfikir logis kritis dan kreatif dengan bimbingan guru pendidik (g)

Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya (h)

Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan

sehari-hari (i) Menunjukkan kemampuan menggali gejala alam dan sosial di

lingkungan sekitar (j) Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap

lingkungan (k) Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa negara

dan tanah air Indonesia (l) Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan

seni dan budaya lokal (m) Menunjukkan kebiasaan hidup bersih sehat bugar

aman dan memanfaatkan waktu luang (n) Berkomunikasi secara jelas dan santun

(0) Bekerja sama dengan kelompok tolong menolong dan menjaga diri sendiri

dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya (p) Menunjukkan kegemaran

membaca dan menulis (q) Menunjukkan keterampilan menyimak berbicara

membaca menulis dan berhitung

c Hakikat Pendidikan

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat Setiap manusia membutuhkan

pendidikan sampai kapan dan dimanapun ia berada Pendidikan sangat penting

artinya sebab tenpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan

terbelakang Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk

menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing disamping

memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik

57

Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 menyatakan pendidikan sebagai usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri kepribadian kecerdasan akhlak

mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan

negara

Menurut pragmatisme pendidikan merupakan suatu proses reorganisasi dan

rekonstruksi dari pengalaman-pengalaman individu Baik anak maupun orang

dewasa selalu belajar dari pengalamannya (Sadulloh 2003 125) Sedangkan

Suhasno et all (1991 3) menyatakan bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai

suatu proses pertumbuhan yang menyesuaikan dengan lingkungan Suatu

pengarahan dan bimbingan yang diberikan kepada anak dalam pertumbuhannya

Suatu usaha sadar untuk menciptakan suatu keadaan atau situasi tertentu yang

dikehendaki oleh masyarakat serta suatu pembentukan kepribadian kemampuan

anak dalam menuju kedewasaan

Lima pilar pendidikan sekarang dan masa depan yang dicanangkan oleh UNESCO

yang perlu dikembangkan oleh lembaga pendidikan formal yaitu (1) learning to

know (belajar untuk mengetahui) (2) learning to do (belajar untuk melakukan

sesuatu) dalam hal ini kita dituntut untuk terampil dalam melakukan sesuatu (3)

learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) (4) learning to live together

(belajar untuk menjalani kehidupan bersama) dan (5) learning to trust in God

(belajar untuk bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa)

58

Realisasi ldquolearning to knowrdquo dapat diterapkan dengan memposisikan guru sebagai

fasilitator Disamping itu guru dituntut untuk dapat berperan sebagai teman

sejawat dalam berdialog dengan siswa dalam mengembangkan penguasaan

pengetahuan maupun ilmu tertentu

Learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu) akan bisa berjalan jika di

sekolah memfasilitasi siswa untuk mengaktualisasi keterampilan yang dililikinya

serta bakat dan minatnya Walaupun bakat dan minat anak banyak dipengaruhi

unsur kerturunan namun tumbuh berkembangnya bakat dan minat tergantung

pada lingkungannya Keterampilan dapat digunakan untuk menopang kehidupan

seseorang bahkan keterampilan lebih dominan daripada penguasaan pengetahuan

dalam mendukung keberhasilan kehidupan seorang

Learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) erat hubungannya dengan bakat

dan minat perkembangan fisik dan kejiwaan tipologi pribadi anak serta kondisi

lingkungannya Bagi anak yang agresif proses perkembangan diri akan berjalan

bila diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi Sebaliknya bagi anak yang

pasif peran guru sebagai pengarah sekaligus fasilitator sangat dibutuhkan untuk

pengembangan diri siswa secara maksimal

Kebiasaan hidup bersama saling menghargai terbuka memberi dan memenerima

(take and give) perlu ditumbuhkembangkan Kondisi seperti ini memungkinkan

terjadinya proses ldquolearning to live togetherrdquo (belajar untuk menjalani kehidupan

bersama) Penerapan pilar keempat ini dirasakan makin penting dalam era

globalisasi era persaingan global Perlu pemupukan sikap saling pengertian antar

ras suku dan agama agar tidak menimbulkan berbagai pertentangan yang

59

bersumber pada hal tersebut Selain empat pilar diatas dalam Undang-Undang RI

No 20 BAB II Pasal 3 Sistem Pendidikan Nasional pemerintah Indonesia

memandang perlu menjadikan peserta didik menjadi manusia yang bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab

sehingga perlu ditambah pilar kelima yaiturdquo learning to trust in Godrdquo

C Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan sebagai pembanding dan dapat digunakan untuk

meningkatkan kualitas penelitian adalah sebagai berikut

1 Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA melalui Pendekatan

Kontekstual Siswa Kelas VI Sekolah Tunas Mekar Bandar Lampung

20082009

1) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6 Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus 3 Pada

Siklus I nilai rata-rata siswa kelas 6A adalah 7179 Pada Siklus II nilai

rata-rata siswa kelas 6A adalah 7662 yang berarti meningkat 673 pada

kelas 6A dari nilai rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa

kelas 6A adalah 7832 yang berarti mengalami peningkatan sebesar 22

pada kelas 6A dari Siklus II atau mengalami peningkatan 901 pada

kelas 6Adari Siklus I pembelajarn IPA dengan Pembelajaran Kontekstual

Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang signifikan pada siklus I

pada kelas 6A hanya terdapat 14 atau 6087 siswa yang mencapai

ketuntasan sedangkan pada siklus III terdapat 23 siswa atau 100 siswa

60

yang mencapai ketuntasan yang berarti mengalami peningkatan sebesar

6429

2) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6B Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus III Pada

Siklus I nilai rata-rata 6B adalah 7222 Pada Siklus II nilai rata-rata siswa

kelas 6B adalah 7865 yang berarti meningkat 890 pada kelas 6B dari nilai

rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa 6B adalah 7946 yang

berarti mengalami peningkatan sebesar 103 dari Siklus II atau

mengalami peningkatan 1003 dari Siklus I pembelajarn IPA dengan

Pembelajaran Kontekstual Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang

signifikan pada siklus I pada kelas 6B hanya terdapat 14 atau 6087

siswa yang mencapai ketuntasan sedangkan pada siklus III masing-masing

terdapat 23 siswa atau 100 siswa yang mencapai ketuntasan yang berarti

mengalami peningkatan sebesar 6429

Berdasarkan penelitian tersebut ternyata prestasi belajar dapat ditingkatkan

melalui pendekatan pembelajaran CTL walaupun pada mata pelajaran IPA

Hal ini memungkinkan terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa

pembelajaran bahasa termasuk prestasi belajar menulis deskripsi

berbahasa Lampung

2 Jurnal Teknologi Pendidikan Unila Volume 04 No 03- Maret 2008 Penelitian

Nuraeni Erdawati dengan judul Penerapan Strategi Contextual Teaching and

Learning (CTL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) SD Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada

61

tiap siklus serta peningkatan aktivitas belajar siswa Pembelajaran

menerapkan pendekatan CTL dapat dijadikan sebagai alternatif penerapan

model pembelajaran IPS terutama pada materi peta tematik keragaman

kenampakan alam dan buatan

Merujuk hasil penelitian tersebut ternyata prestasi belajar IPS dapat

ditingkatkan melalui pendekatan pembelajaran CTL Hal ini memungkinkan

terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa pada pembelajaran bahasa

termasuk prestasi belajar menulis deskripsi berbahasa Lampung kelas V SDN

1 Sukarame Dua Bandar Lampung

Page 15: II. KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Menulis Deskripsi ...digilib.unila.ac.id/20091/3/BAB II.pdf · yang bertalian dengan usaha penulis untuk memberikan perincian dari ... Syarat-syarat

25

Menurut Senduk (2004 45) bertanya merupakan suatu strategi yang

digunakan secara aktif oleh siswa untuk menganalisis dan mengeksplorasi

gagasan-gagasan Pendapat ini mengisyaratkan bahwa pilar bertanya dalam

pembelajaran kontekstual merupakan bagian penting karena merupakan

induk dari strategi pembelajaran Kegiatan bertanya yang dilakukan baik

oleh guru maupun oleh siswa Pertanyaan guru digunakan untuk

mengarahkan membimbing dan mengevaluasi cara berfikir siswa

Sedangkan pertanyaan siswa merupakan wujud keingintahuan (Hati 2007)

Dengan bertanya siswa dapat menggali informasi mengkonfirmasikan sesuatu

mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahui bertanya dapat

diterapkan saat berdiskusi kerja kelompok ketika mengamati dan saat

mengalami kesulitan Hampir pada semua aktifitas belajar questioning dapat

diterapkan

1) Antara siswa dengan guru

2) Antara guru dengan siswa

3) Antara siswa dengan siswa

4) Antara siswa dengan orang lain yang didatangkan ke kelas

4) Masyarakat Belajar (Learning Community)

Konsep learning community menyarankan agat hasil pembelajaran diperoleh dari

kerjasama dengan orang lain Hasil belajar diperoleh dari ldquosharingrdquo antar teman

antar kelompok dan antara yang tahu ke yang belum tahu Dalam pembelajaran

menggunakan pendekatan CTL guru disarankan selalu melaksanakan

pembelajaran dalam kelompok belajar Kelompok belajar atau sekelompok

26

komunitas yang berfungsi sebagai wadah komunikasi untuk berbagi pengalaman

dan gagasan (Hati 2007)

Mengutamakan kerjasama dengan orang lain atau kelompok dapat dilakukan jika

anggotanya mau saling mendengarkan tidak merasa paling tahu serta tidak segan

untuk bertanya kepada lainnya Prakteknya dapat terwujud dalam

1) Pembentukan kelompok kecil

2) Pembentukan kelompok besar

3) Mendatangkan bdquoahli‟ ke kelas

4) Bekerja dengan kelas sederajat

5) Bekerja dengan kelas di atasnya

6) Bekerja dengan masyarakat

Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang anggotanya heterogen yang pandai

mengajari yang lemah yang pandai belajar cepat membantu teman yang lamban

Hal ini dapat membantu siswa menuangkan deskripsi menggunakan kalimat

bahasa lampung yang tepat

5) Permodelan (Modeling)

Pengertian permodelan menurut Yasin (2004 49) merupakan suatu cara

mengaktualisasikan sesuatu yang abstrak Permodelan dapat juga dimaksudkan

untuk membahasakan gagasan yang dipikirkan mendemonstrasikan bagaimana

guru menginginkan para siswanya untuk belajar dan melakukan apa yang

diharapkan guru Jadi permodelan merupakan cara melakukan sesuatu

mempraktekkan cara mendeskripsikan sesuatu yang dilihat dan lain-lain Sebuah

pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu ada model yang bisa ditiru

27

dengan begitu guru memberi model tentang ldquobagaimana cara belajarrdquo Kegiatan

mendemonstrasikan suatu perbuatan agar siswa dapat mencontoh atau belajar

atau melakukan sesuatu sesuai dengan model yang diberikan (Hati 2007)

Model ini dapat dirancang dengan melibatkan media lingkungan misalnya guru

menunjukkan pohon kelapa sawit di halaman sekolah kemudian salah satu siswa

bisa ditunjuk untuk menyebutkan suatu kata dalam bahasa lampung yang

berhubungan dengan media tersebut Dalam pendekatan CTL guru bukan satu-

satunya model tetapi model dapat dirancang dengan melibatkan siswa

6) Refleksi (Reflection)

Refleksi merupakan respon terhadap sesuatu kejadian aktivitas atau pengetahuan

yang baru diterima contohnya

a) pertanyaan langsung tentang ketentuan apa saja yang boleh diamati

b) komentar siswa tentang pembelajaran hari itu

c) catatan atau konsep siswa

d) diskusi

e) hasil karya

Refleksi merupakan cara berfkir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir

kebelakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan masa lalu (Senduk 2004

510) Siswa memahami apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan

baru yang merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya

Refleksi merupakan respon terhadap kejadian aktivitas atau pengetahuan yang

baru diterima Pengetahuan yang bermakna diperoleh dari proses Pengetahuan

dimiliki siswa perlu diperluas melalui konteks pembelajaran yang kemudian

28

diperluas sedikit demi sedikit Siswa mencatat apa yang telah dipelajari dan

bagaimana menemukan ide-ide baru Pada akhir pembelajaran guru menyisakan

waktu untuk melakukan refleksi

Kegiatan dalam refleksi menurut Hati (2009) berupa melihat kembali atau

merespon suatu kejadian kegiatan dan pengalaman yang bertujuan untuk

mengidentifikasi hal-hal yang sudah diketahui dan hal-hal yang belum diketahui

agar dapat dilakukan suatu tindakan penyempurnaan Dapat juga dikatakan

sebagai respon terhadap kejadian aktivitas atau pengetahuan yang baru diterima

contohnya

1) Pertanyaan langsung tentang apa yang diperoleh hari itu

2) Komentar siswa tentang pembelajaran hari itu

3) Catatan atau jurnal dibuku siswa

4) Diskusi

5) Hasil karya

Penerapan refleksi menurut Nurhadi (2004 51) memiliki ciri sebagai berikut (a)

pernyataan langsung tentang apa-apa yang diperolehnya hari itu (b) catatan atau

buku jurnal di buku siswa (c) kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari

itu (d) diskusi (e) hasil karya (f) cara-cara lain yang ditempuh guru untuk

mengarahkan siswa pada pemahaman mereka tentang materi yang dipelajari Jadi

reflection adalah kegiatan memikirkan apa yang telah terjadi dalam pembelajaran

dan memberikan masukan perbaikan jika diperlukan

29

7) Penilaian yang Sebenarnya (Autentic Assessment)

Agar penilaian yang dilakukan benar-benar menggambarkan keadaan siswa yang

sebenarnya perlu dilakukan suatu penilaian yang mampu mengukur keadaan

siswa yang sebenarnya Siswa tidak hanya dinilai dari satu aspek melainkan dari

berbagai aspek sehingga data yang didapat bisa menggambarkan keadaan siswa

yang sebenar proses

Penilaian autentik memiliki beberapa karakteristik menurut Senduk (2004 52)

penilaian autentik memiliki ciri-ciri sebagai berikut (a) harus mengukur semua

aspek pembelajaran (b) dilaksanakan selama dan sesudah pembelajaran (c)

menggunakan berbagai cara dan berbagai sumber (d) tes hanya salah satu alat

pengumpul data penilaian (e) tugas-tugas yang diberikan kepada siswa harus

mencerminkan bagian-bagian dari kehidupan siswa

Berdasarkan pendapat tersebut penilaian autententik merupakan proses

pengumpulan berbagai data yang bisa menggambarkan perkembangan siswa

Penilaian ini menekan pada perkembangan kemampuan siswa dalam memahami

dan mempelajari pengetahuan atau keterampilan Penilaian ini dilakukan dengan

berbagai cara yaitu pemberian tugas proses pembelajaran kinerja performan

hasil karya atau produk dan sebagainya

Autentic Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa

memberikan gambaran perkembangan belajar siswa dan perlu diketahui oleh guru

untuk bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan

benar Penekanannya pada assesment dalam proses pembelajaran data yang

dikumpulkan diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan siswa pada saat

30

melakukan proses pembelajaran Kemajuan belajar dinilai dari proses

pembelajaran bukan melalui hasil

Karakteristik assessment adalah (a) dilaksanakan selama dan sesudah proses

pembelajaran berlangsung (b) bisa digunakan untuk formatif dan sumatif (c)

yang diukur keterampilan dan performansi bukan fakta (d) berkesinambungan (e)

terintegrasi (f) dapat digunakan sebagai feed back Bentuk-bentuk penilaian

autentik fortofolios story reteling interview video tape evaluation of

performance audio tepe evaluation of reading teacher observations close test

Dalam hal iniakan dilakukan penilaian terhadap aktivitas siswa selama proses

pembelajaran dan produk tulisan deskripsi siswa dalam bahasa lampung

b Perbedaan Pendekatan kontestual dengan Pendekatan Konvensional

Menurut pendapat Nurhadi (2003 7) terdapat perbedaan antara pendekatan CTL

dan konvensional yaitu

No Pendekatan CTL

Pendekatan Konvensional

1 Siswa secara aktif terlibat dalam

proses pembelajaran

Siswa adalah penerima informasi

secara pasif

2 Siswa belajar dari teman melalui

kerja

Siswa belajar secara individual

3 Pembelajaran dikaitkan dengan

kehidupan nyata atau masalah

yang disimulasikan

Pembelajaran sangat abstrak dan

teoritis

4 Perilaku dibangun atas kesadaran

diri

Perilaku dibangun atas kebiasaan

5 Hadiah untuk perilaku baik adalah

kepuasan diri

Hadiah untuk perilaku baik adalah

pujian atau nilai (raport)

6 Keterampilan dikembangkan atas

dasar pemahaman

Keterampilan dikembangkan atas

dasar latihan

7 Seseorang tidak melakukan yang

jelek karana dia sadar hal itu keliru

dan merugikan

Seorang tidak melakukan yang jelek

karena dia takut hukuman

8 Bahasa diajarkan dengan Bahasa diajarkan dengan pendekatan

31

pendekatan komunikatif yakni

siswa diajak menggunakan bahasa

dalam monteks nyata

struktural rumus diterangkan sampai

paham kemudian dilatihkan (drill)

9 Pemahaman rumus dikembangkan

atas dasar skemata yang sudah ada

dalam diri siswa

Rumus itu ada di luar diri siswa yang

harus diterangkan diterima

dihafalkan dan dilatihkan

10 Pemahaman rumus relatif berbeda

antara siswa yang satu dengan

yang lainnya sesuai dengan

skemata siswa

Rumus adalah kebenaran absolut

hanya ada dua kemungkinan yaitu

pamahaman rumus yang salah atau

yang benar

11 Siswa menggunakan kemampuan

berfikir kritis terlibat penuh dalam

mengupayakan terjadinya proses

pembelajaran yang efektif ikut

bertanggung jawab atas terjadinya

proses pembelajaran yang efektif

dan membawa skemata masing-

masing ke dalam proses

pembelajaran

Siswa secara fasif menerima rumus

atau kaidah (membaca mendengar

mencatat menghafal) tanpa

memberikan kontribusi ide dalam

proses pembelajaran

No Pendekatan CTL

Pendekatan Konvensional

1 Pengetahuan yang dimiliki

manusia dikembangkan oleh

manusia itu sendiri Manusia

menciptakan atau membangun

pengetahauan dengan cara

memberi arti dan memahami

pengalamannya

Pengetahuan adalah penangkapan

terhadap serangkaian fakta konsep

atau hukum yang berada di luar diri

manusia

2 Ilmu pengetahuan dikonstruksi

oleh manusia sendiri sementara

manusia selalu mengalami

peristiwa baru maka

pengetahuantidak pernah stabil

selalu berkembang

Kebenaran bersifat absolut dan

pengetahuan bersifat final

3 Siswa diminta bertanggung jawab

memonitor dan mengembangkan

pembelajaran mereka masing-

masing

Guru adalah penentu jalannya proses

pembelajaran

4 Penghargaan terhadap pengalaman

siswa sangat diutamakan

Pembelajaran tidak memperhatikan

pengalaman siswa

5 Hasil belajar diukur dengan

berbagai cara proses bekerja hasil

karya penampilan rekaman tes

dan lain-lain

Hasil belajar diukur hanya dengan tes

6 Pembelajaran terjadi diberbagai Pembelajaran hanya di dalam kelas

32

tempat konteks dan setting

7 Penyesalan adalah hukuman dari

perilaku jelek

Sanksi adalah hukuman dari perilaku

jelek

8 Perilaku baik berdasar motivasi

intrinsik

Perilaku baik berdasar motivasi

ekstrinsik

9 Seorang berperilaku baik karena

dia yakin itulah yang terbaik dan

bermanfaat

Seseorang berperilaku baik karena

terbiasa melakukan begitu Kebiasaan

ini dibangun dengan hadiah yang

menyenangkan

c Beberapa Hal Penting Dalam Pembelajaran CTL

Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL harus memperhatikan hal-

hal yang yang terkait baik berkaitan dengan konsep langkah-langkah maupun

pelaksanaan pembelajaran dengan CTL Contextual Teaching and Learning

(CTL) menurut Clifford dan Wilson (20002) adalah pendekatan dalam

pembelajaran yang dapat membantu siswa menemui ketuntasan belajar

berdasarkan kompetensi yang telah ditetapkan Siswa dapat dikatakan tuntas

belajar jika ia dapat berguna dan mampu mengaplikasikan pengetahuannya

terhadap lingkungan sekitar kehidupannya baik masa kini maupun masa depan sebagai

seorang anggota keluarga warga negara dan pekerja atau karyawan

CTL dikatakan efektif digunakan dalam pembelajaran karena (Clifford dan

Wilson 20002)

1 emphasizes problem-solving

2 recognizes the need for teaching and learning to occur in multiple

contexts

3 teaches students to become self-regulated learners

4 anchors teaching in students‟ diverse life contexts

5 encourages students to learn from each other in interdependent

groups and

6 Employs authentic assessment

33

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran dengan Contextual Teaching

Learning terutama berkaitan dengan pembelajaran Bahasa Lampung adalah

sebagai berikut

1 CTL adalah model pembelajaran yang menekankan aktivitas siswa secara

penuh baik fisik maupun mental

2 CTL memandang bahwa belajar bukan menghafal akan tetapi proses

berpengalaman dalam kehidupan nyata

3 Kelas dalam pembelajaran CTL bukan sebagai tempat untuk memperoleh

informasi akan tetapi sebagai tempat untuk menguji data hasil temuan

mereka dilapangan

4 Materi pelajaran ditemukan oleh siswa sendiri bukan hasil pemberian dari

orang lain (Sanjaya 2006125)

3 Media Pembelajaran

Media berasal dari kata ldquomediumrdquo yang berasal dari bahasa latin ldquomediusrdquo yang

berarti ldquotengah atau sedangrdquo Pengertian media ini mengarah pada sesuatu yang

menjadi penghantar untuk meneruskan suatu informasi dan sumber informasi

kepada penerima informasi Dalam bahasa Arab media adalah perantara atau

pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan ringkasnya media adalah

alat untuk menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran Arsyad

(2005 54) mengartikan media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan

untuk menyampaikan pesan informasi

Heinich dalam Arsyad (2005 82) menyatakan media sebagai perantara yang

mengantar informasi apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi

34

yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud pengajaran Hamidjojo

dalam Latuheru mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah media yang

penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran (biasanya sudah

dituangkan dalam GBPP atau silabus) yang dimaksudkan untuk mempertinggi

kegiatan belajar Media pembelajaran adalah bahan alat maupun metode teknik

yang digunakan dalam kegiatan belajar dengan maksud agar proses interaksi

komunikasi edukatif antara siswa dan sumber belajar dapat berlangsung secara

tepat guna dan berdaya guna Jadi media yang dimanfaatkan untuk belajar adalah

lingkungan yang terdekat dengan siswa

ldquoNational Education Assosiationrdquo memberi definisi media sebagai bentuk-bentuk

komunikasi baik tercetak maupun audio visual dan peralatannya dengan demikian

dapat dimanipulasi dilihat didengar atau dibaca Menurut Lohan dalam

Sihkabuden (999 58) media suatu sarana atau chanel sebagai perantara antara si

pemberi pesan kepada penerima pesan

Menurut Olson dalam Budiningsih (2005 62) mendefinisikan media sebagai

teknologi untuk menyajikan merekam membagi dan mendistribusikan simbol

dengan melalui rangsangan indera tertentu disertai penstrukturan informasi

Gagne dalam Sagala (2005 281) menyatakan bahwa media pendidikan adalah

berbagai jenis komponen lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar

Briggs dalam yang sama lebih lanjut menyatakan bahwa media pembelajaran

adalah sarana untuk memberikan perangsang bagi si belajar supaya proses belajar

terjadi

Sardiman (2006 205) menyatakan bahwa

35

media pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam tiga golongan

Pertama adalah alat-alat yang merupakan benda sebenarnya yang

memberi pengalaman langsung dan nyata Kedua alat-alat yang

merupakan benda pengganti yang seringkali dalam bentuk tiruan dari

benda sebenarnya memberikan pengalamannbuatan atau tidak langsung

Ketiga bahasa lisan maupun tertulis memberikan pengalaman melalui

berbahasa

Secara umum peranan media dalam proses pembelajaran dapat

a menghemat waktu belajar

b memudahkan pemahaman

c meningkatkan perhatian siswa

d meningkatkan aktivitas siswa

e mempertinggi daya ingat siswa

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas bahwa media pembelajaran adalah segala

sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima

serta dapat merangsang pikiran perasaan perhatian dan kemauan si belajar

sehingga dapat memotivasi terjadinya belajar yang baik dengan sengaja

bertujuan dan terkendali Media pembelajaran sebagai salah satu komponen

sumber dan merupakan bagian integral dari keseluruhan komponen pembelajaran

menempati posisi yang penting dan akan turut menentukan keberhasilan

penyelenggaraan pembelajaran

Pada kenyataannya pengembangan dan penerapan media pembelajaran

diharapkan dapat memotivasi belajar terhadap pembelajaran sehingga berdampak

pula pada peningkatan hasil belajarnya Selaras dengan perkembangan ilmu

pengetahuan maka guru harus mampu mengembangkan media pembelajaran

secara bervariasi baik yang dirancang khusus (by design) maupun dengan

36

memanfaatkan (by utilization) sejumlah media yang telah ada Dengan demikian

media pendidikan dan media pengajaran dirangkum saja dengan media

pembelajaran

Kegunaan media dalam pembelajaran menurut Miarso (2005 536)

(a) Media mampu memberikan rangsangan yang bervariasi kepada otak

kita sehingga otak kita dapat berfungsi secara optimal (b) Media dapat

mengatasi keterbatasan pengamatan yang dimiliki oleh siswa (c) Media

dapat melampaui batas ruang kelas (d) Media memungkinkan adanya

interaksi langsung antara siswa dan lingkungan (e) Media menghasilkan

keseragaman pengamatan (f) Media membangkitkan keinginan dan minat

baru (g) Media membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar

(h) Media memberikan pegalaman yang integral menyeluruh dari sesuatu

yang konkret maupun yang abstrak (i) Media memberikan kesempatan

untuk belajar mandiri (j) Media meningkatkan keterbacaan baru

(membedakan dan menafsirkan objek) (k) Media mampu meningkatkan

efek sosialisasi (l) Meningkatkan kemampuan ekspresi diri guru maupun

siswa

Kriteria pemilihan media menurut Arsyad (2005 39) sebagai berikut (a) sesuai

dengan tujuan yang ingin dicapai (b) tepat untuk mendukung isi pelajaran yang

sifatnya fakta konsep prinsip atau generalisasi (c) praktis luwes dan bertahan

(d) guru trampil menggunakannya (e) pengelompokan sasaran (f) mutu teknis

(memiliki persyaratan teknis yang tertentu)

Tiga kategori media menurut Haney dan Ullmer yang dikutip Miarso (200525)

yaitu

(1) Media Penyaji Grafis bahan cetak dan gambar diam Proyeksi diam

Audio kaset Audio ditambah visual diam Gambar hidup film Televisi

Multi media (2) Media Objek Objek sebenarnya alami (hidup dan tak

hidup) buatan gedung mesin-mesin alat-alat komunikasi jaringan

transportasi dan semua benda yang dibuat Objek pengganti replika

model dan benda tiruan (3) Media Interaktif memperhatikan penyajian

objek dan berinteraksi (internet komputer)

37

Media yang akan digunakan dalampenelitian ini adalah media objek sebenarnya

alami hidup dan tak hidup yang terdapat di lingkungan sekitar sekolah yaitu

sugai gunung kebun pantai dan benda-benda tak hidup lainnya

4 Pembelajaran Menulis Deskripsi Berbahasa Lampung Menggunakan CTL

Bahasa Lampung adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat penuturnya

yaitu suku Lampung dalam berkomunikasi dan mengaktualisasikan diri dalam

kehidupan sehari-hari Pakar linguistik deskriptif biasanya mendefinisikan bahasa

sebagai satu sistem lambang bunyi yang bersifat arbiter kemudian lazim ditambah

dengan yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat untuk berinteraksi

dan mengidentifikasikan dirirdquo (Chaer 1997 68) Nababan (1999 96)

mengemukakan bahwa bahasa memiliki empat fungsi yaitu fungsi kebudayaan

kemasyarakatan perorangan dan pendidikan

Fungsi kebudayaan meliputi tiga hal yaitu pelestarian kebudayaan

pengembangan kebudayaan dan inventarisasi ciri-ciri kebudayaan Fungsi

kemasyarakatan meliputi ruang lingkup dan bidang pemakaian Fungsi perorangan

meliputi fungsi instrumental kepribadian pemecahan masalah khayalan dan

informatif Fungsi pendidikan meliputi fungsi integratif instrumental kultural dan

penalaran

Fungsi dan tujuan pembelajaran bahasa Lampung untuk membelajarkan siswa

didik dalam belajar bahasa Lampung dan berfungsi memberikan kemampuan

menggunakan bahasa Lampung bagi kepentingan berpikir merasa dan

38

berkomunikasi dalam kehidupan budaya masa kini sebagai lanjutan dari

kehidupan masa lalu dengan memperhatikan peristiwa penggunaannya

Pada proses pembelajaran berlangsung guru memotivasi siswa melakukan

pengamatan terhadap gambar kemudian mengungkapkan hasil pengamatannya

melalui deskripsi Siswa menulis deskripsi sesuai dengan kaidah bahasa

Lampung baik ejaan struktur maupun kosa kata Dengan demikian pembelajaran

dalam terlaksana dengan mengoptimalkan masyarakat belajar dalam pembelajaran

bahasa Lampung dengan pendekatan CTL

Pembelajaran bahasa Lampung meliputi pengenalan pemahaman dan

keterampilan mencakup unsur bahasa Lampung (Depdikbud Provinsi Lampung

2003 16) yaitu

a) Lafal dan ejaan yang berkenaan dengan lafal yang baik dan ejaan yang

sesuai dengan pedoman Ejaan Bahasa Lampung

b) Struktur yang berkenaan dengan bebtuk kata frase dan kalimat Bahasa

Lampung yang baik dan yang diterima bukan teoritis

c) Kosa kata yang berkenaan dengan kata-kata bahasa lampung dari berbagai

lingkungan kehidupan yang diperlukan sebagai alat berpikir merasa dan

berkomunikasi dengan lancar

d) Wacana berkenaan dengan karangan jenis narasi deskripsi eksposisi

argumentasi dan drama

Lebih lanjut dijelaskan pokok-pokok bahasan pembelajaran mencerminkan

kegiatan berbahasa dalam bahasa Lampung khususnya menulis adalah

pembelajaran menulis untuk mengomunikasikan gagasan perasaan dan pesan

dengan bahasa Lampung secara tertulis baik dalam bentuk prosa atau puisi

maupun dalam berbagai jenis karangan seperti pada karangan deskripsi berbahasa

Lampung

39

Pembelajaran menulis disesuaikan dengan ketentuan menulis Hamer (1999 48)

mengatakan bahwa dalam keterampilan menulis harus diperhatikan beberapa hal

misalnya penyusunan kalimat menjadi paragraf bagaimana paragraf digabungkan

dan dikelompokan sehingga menjadi tulisan yang koheren Penerapan

pembelajaran pendekatan kontekstual (CTL) dalam penelitian ini adalah guru

mendesain proses pembelajaran menulis teks deskripsi berbahasa Lampung

dengan memanfaatkan lingkungan sebagai media Mengonstruksi pengetahuan

siswa sedikit demi sedikit sehingga pengetahuannya bermakna dalam proses

menemukan bertanya masyarakat belajar memberi permodelan melaksanakan

refleksi dalam pembelajaran dan melaksanakan penilaian autentik

5 Prestasi Belajar

a Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi adalah istilah yang diambil dari bahasa Belanda ldquoprestatierdquo yang berarti

hasil usaha Kata prestasi dalam berbagai penggunaan selalu dihubungkan dengan

aktivitas tertentu Prestasi belajar adalah kemampuan nyata yang dapat langsung

diukur dengan tes tertentu dan dapat dihitung hasilnya menurut Zainal dalam

Sagala (2005 101) bahwa ldquoPrestasi merupakan kemampuan siswa yang dapat

dicapai saat dilakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa

terhadap berbagai hal yang pernah dilatihkan diajarkan sudah dapat diperoleh

gambaran yang nyata tentang pencapaian program pembelajaran secara

menyeluruhrdquo

Di samping itu menurut Wittrock dalam Latuheru (1999 46) ldquoprestasi belajar

adalah suatu terminology yang menggambarkan suatu proses perubahan melalui

40

pengalaman Proses tersebut mempersyaratkan perubahan yang relative permanen

berupa sikap pengetahuan informasi kemampuan dan keterampilan melalui

pengalamanrdquo

Skiner dengan teori operant conditioning sebagaimana dikutip Gredler (dalam

Slameto 2003 49) mengatakan bahwa prestasi belajar merupakan respon

tingkah laku yang baru Walaupun Skiner mengatakan demikian namun pada

dasarnya respon yang baru itu sama pengertiannya dengan tingkah laku

pengetahuan sikap keterampilan yang baru

Prestasi menurut Hamalik (198384) adalah perubahan tingkahlaku yang

diharapkan kepada murid setelah diadakan proses belajar mengajar Sedangkan

menurut Yusuf (198224) prestasi adalah tingkatan kepandaian keterampilan yang

telah dicapai setelah melakukan kegiatan pekerjaan atau latihan itu sendiri

Menurut Adi Nugroho prestasi adalah segala jenis pekerjaan yang berasil dan

prestasi itu menunjukkan kecakapan Selanjutnya Purwadarminto menyebutkan

bahwa prestasi adalah hasil yang dicapai sebaik-baiknya menurut kemampuan

anak pada waktu tertentu terhadap hal-hal yang dikerjakan dilakukan

Reigeluth dalam yang sama berpendapat prestasi belajar dapat juga dikatakan

sebagai pengaruh yang memberikan suatu ukuran nilai dari metode (strategi)

alternatif dalam kondisi yang berbeda ada hasilnyata dan diinginkan Hasil nyata

hasil-hasil kehidupan nyata dari menggunakan metode (strategi) spesifik dalam

kondisi yang spesifik pula sedangkan hasil yang diinginkan adalah tujuan-tujuan

(goals) yang umumnya berpengaruh pada pemilihan suatu metode

41

Ini berarti prestasi belajar sangat erat kaitannya dengan metode (strategi) yang

digunakan pada sesuatu kondisi (pembelajaran) tertentu Semakin ketepatan

pemilihan metode atau strategi (pembelajaran) pada suatu kondisi semakin baik

hasil belajar Selanjutnya juga mengatakan secara spesifik hasil belajar adalah

suatu kinerja (peformance) yang diindikasikan sebagai suatu kapabilitas

(kemampuan) yang diperoleh Hasil belajar tersebut selalu dinyatakan dalam

bentuk tujuan-tujuan khusus perilaku (unjuk kerja)

Muhibin (1997141) menyebutkan bahwa prestasi belajar merupakan taraf

keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah dinyatakan

dalam bentuk skor yang diperoleh hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran

tertentu Demikian pula pendapat Albach Arnove dan Kelly (1999201) bahwa

prestasi belajar hanya ukuran keberhasilan di sekolah tidak termasuk keberhasilan

dalam keluarga dan masyarakat Davis dalam Slameto (198521) berpendapat

bahwa prestasi belajar adalah pengetahuan yang diperoleh siswa sebagai hasil dari

pembelajaran

Pendapat-pendapat di atas menunjukkan bahwa prestasi belajar dipergunakan

untuk menyebut berbagai macam hasil kegiatan atau usaha Hal ini sesuai dengan

kenyataan yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari Istilah prestasi

belajar sering digunakan untuk menyebut hasil yang dicapai dalam berbagai

kegiatan misalnya prestasi olahraga prestasi seni prestasi kerja prestasi belajar

prestasi usaha dan sebagainya

42

Berdasarkan uraian di atas prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari

proses belajar mengajar yaitu penguasaan perubahan emosional atau perubahan

tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu Prestasi belajar sering

dipergunakan dalam arti yang sangat luas seperti prestasi belajar dalam ulangan

harian prestasi pekerjaan rumah prestasi belajar tengah semester prestasi akhir

semester dan sebagainya

Cara yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat prestasi belajar adalah

dengan menggunakan tes Tes prestasi dapat digunakan sebagai suatu tes

diagnosis yang dirancang untuk membuktikan mengenai gambaran kelebihan dan

kekurangan siswa

Pada proses pembelajaran prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari

pembelajaran yang meliputi penguasaan perubahan emosional dan perubahan

tingkah laku yang dapat diukur dengan tes objektif maupun tes uraian Dengan

demikian prestasi belajar Bahasa Lampung adalah prestasi belajar siswa pada tes

ujian akhir semester atau pada Konpetensi Dasar pada mata pelajaran Bahasa

Lampung

Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

Bahasa Lampung merupakan tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari

pelajaran Bahasa Lampung di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang

diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi tertentu

Prestasi belajar memiliki beberapa kategori Gagne (19925)

mengklasifikasikannya menjadi lima kategori yakni 1) Intellectual skill 2)

Cognitive strategies 3) Verbal information 4) Motor skill dan 5) Attitudes

43

1) Keterampilan intelektual

Kemampuan ini merupakan keterampilan yang membuat seseorang secara

cakap berinteraksi dengan lingkungan melalui penggunaan lambang-lambang

2) Strategi kognitif

Kemampuan yang mengatur cara bagaimana si belajar mengelola belajarnya

3) Informasi verbal

Kemampuan ini berupa perolehan label atau nama fakta dan pengetahuan yang

sudah tersusun rapi

4) Keterampilan motorik

Kemampuan yang mendasari pelaksanaan perbuatan jasmaniah secara mulus

5) Sikap

Kemampuan yang mempengaruhi pilihan tindakan yang akan diambil

Lebih lanjut Bloom dan kawan-kawan sebagai mana dikutip oleh Degeng dalam

Hamalik (2004 90) mengklasifikasikan prestasi belajar menjadi 3 (tiga) domain

atau ranah yaitu rdquoranah kognitif psikomotor dan afektifrdquo ranah kognitif

menaruh perhatian pada pengembangan kapabilitas dan keterampilan intelektual

ranah psikomotor berkaitan dengan kegiatan-kegiatan manipulatif atau

keterampilan motorik dan ranah efektif berkaitan dengan pengembangan

perasaan sikap nilai dan emosirdquo Ketiga ketegori prestasi belajar itu mempunyai

aspek masing-masing

Kognitif aspek-aspek dari domain ini terdiri dari pengetahuan pemahaman

penerapan analisis sintesis dan evaluasi Afektif domain ini terdiri dari aspek-

aspek penerimaan tanggapan penilaian pengorganisasian dan pengarahan

44

Psikomotorik terdiri dari beberapa aspek kemampuan gerak refleks kemampuan

gerak dasar kemampuan perseptual kemampuan fisik kemampuan gerak

terampil dan kemampuan gerak komunikatif

Dapat diasumsikan bahwa untuk menghasilkan kategori kapabilitas atau kelima

ranah prestasi belajar tersebut sedikitnya banyak ditentukan atau dipengaruhi oleh

faktor internal seperti pengetahuan prasyarat atau kemampuan awal dari masing-

masing kategori hasil belajar yang dimiliki oleh siswa yang berkaitan dengan

kapabilitas atau keterampilan yang sedang dipelajari baru

Gagne (199266) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses untuk

memperoleh motivasi dalam pemngetahuan keterampilan kebiasaan dan tingkah

laku Belajar adalah suatu aktivitas yang melibatkan bukan hanya penguasaan

kemampuan akademik baru saja melainkan juga perkembangan emosional

interksi sosial dan perkembangan kepribadian Menurut Gagne (19923) belajar

adalah perubahan dalam diri manusia atau kemampuan yang berlangsung selama

satu masa waktu yang tidak semata-mata disebabkan oleh perubahan

pertumbuhan

Jenis perubahan yang dimaksud dalam belajar ini meliputi perubahan tingkah laku

setelah siswa mendapatkan berbagai pengalaman dalam proses pembelajaran

Pengalaman tersebut akan menyebabkan proses perubahan pada diri sibelajar

dengan kata lain bahwa proses belajar senantiasa merupakan perubahan

tingkahlaku dan terjadi karena pengalaman

45

Yang dimaksud prestasi belajar siswa dalam penelitian ini adalah prestasi yang

ditunjukkan siswa setelah dilakukan pembelajaran jika prestasi belajar mengalami

peningkatan maka siswa dapat dinyatakan mencapai prestasi belajar atau

mengalami peningkatan setelah mengalami belajar jika tidak prestasi belajar tidak

tercapai atau belum tuntas

Memperhatikan pernyatan tersebut belajar merupakan upaya siswa untuk

memahami materi ajar yaitu menulis deskripsi bahasa Lampung sesuai dengan

aturan penulisan atau kaidah bahasa diharapkan siswa memiliki pengetahuan dan

kemampuan dan dapat mengaplikasikan serta melaksanakan nilai positif dalam

kehidupan sehari-hari Dipahaminya suatu ilmu dalam proses pembelajaran akan

tercermin melalui hasil evaluasi Penggunaan pendekatan CTL media dan alat

belajar yang tepat dalam pembelajaran akan sangat membantu siswa belajar

Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa penggunaan pendekatan media dan alat

dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi hasil belajar siswa dapat menjadi

aktif belajar berkolaborasi dan belajar dalam waktu yang telah ditentukan pesan

dapat disalurkan dapat merangsang berpikir perhatian minat siswa sehingga

proses belajar berlangsung dengan baik Pemahaman siswa terhadap materi

mengarah pada tercapainya tujuan pembelajaran dan mencapai prestasi yang

tinggi

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

adalah berupa pengetahuan keterampilan nilai dan sikap sesuai tujuan atau

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diharapkan diperoleh setelah melalui proses pembelajaran

46

Pretasi belajar yang dimaksudkan peneliti adalah perolehan dari proses

pembelajaran yang mencakup ranah kognitif afektif dan psikomotorik mencapai

lebih besar atau sama dengan KKM pelajaran bahasa Lampung dari tujuan

pembelajaran yang diturunkan dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diperoleh siswa melalui interaksi dengan lingkungan belajar

dan suatu kondisi pembelajaran materi menulis deskripsi yang dirancang guru

sebagai fasilitator

c Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal

Standar nasional Pendidikan (Depdiknas 2008 5) menyatakan bahwa Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) adalah kriteria tertentu yang digunakan untuk

menentukan kelulusan peserta didik KKM ditentukan oleh kelompok guru mata

pelajaran pada awal tahun pelajaran dan menjadi acuan bagi pendidik dan peserta

didik KKM setiap standar kompetensi merupakan rata-rata KKM kompetensi

dasar KKM setiap kompetensi dasar merupakan rata-rata KKM dari indikator

yang terdapat dalam kompetensi dasar tersebut Penentuan KKM didasarkan pada

tiga unsur

Pertama Tingkat kompleksitas Kesulitan kerumitan setiap indikator

kompetensi dasar dan standar kompetensi yang harus dicapai peserta didik Suatu

indikator dikatakan memliliki tingkat kompleksitas tinggi apabila dalam

pencapaiannya didukuoleh sekurang-kurangnya satu dari sejumlah kondisi sebagai

berikut

1) Guru yang memahami dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan

pada peserta didik

47

2) guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang

bervariasi

3) Guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang

diajarkan

4) Peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi

5) Peserta didik yang cakap terampil menerapkan monsep

6) Peserta didik yang cermat kreatif dan inovatif dalam penyelesaian tugas

pekerjaan

7) Waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena memiliki

tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi sehingga dalam proses

pembelajarannya memerlukan pengulangan latihan

8) Tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar peserta

didik dapat mencapai ketuntasan belajar

Kedua Kemampuan daya pendukung meliputi a Sarana dan prasarana

peendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dicapai peserta

didik seperti perpustakaan laboratorium dan alat bahan untuk proses

pembelajaran b Ketersediaan tenaga manajemen sekolah dan kepedulian

stakeholders sekolah

Ketiga Tingkat Kemampuan (intake) rata-rata peserta didik di sekolah yang

bersangkutan Penetapan intake di kelas V dapat didasarkan pada nilai prestasi

rata-rata siswa saat kenaikan kelas atau dikelas sebelumnya yaitu kelas IV

KKM mulok Bahasa Lampung kelas V sesuai yang telah ditetapkan dalam

Kurikulum Sekolah atau KTSP SDN 1 Sukarame Dua Bandar Lampung Tahun

48

Pelajaran 20092010 adalah 65 KKM ini akan dijadikan tolak ukur evaluasi

keberhasilan siswa belajar apakah siswa telah mencapai ketuntasan atau belum

baik secara individual maupun secara klasikal

B Teori Belajar Bahasa dan Pembelajaran

1 Hakikat Belajar Bahasa

Dalam teori belajar konstruktivistik dikemukakan bahwa pembelajaran sebagai

proses mengkonstruksi pengetahuan yang menghubungkan yang sudah ada

dengan yang dipelajari Seperti dijelaskan Paul Suparno dalam Sardiman (2006

175) belajar merupakan proses aktif dari subyek belajar untuk mengkonstuksi

makna sesuatu entah itu teks kegiatan dialog pengalaman fisik dan lain-lain

Belajar merupakan mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau

bahkan yang dipelajarinya dengan pengertian yang sudah di miliki sehingga

pengertiannya menjadi berkembang

Guru sebagai pemrakarsa harus memberi peluang yang optimal bagi siswa Niat

dan kendali belajar sepenuhnya ada pada siswa (Budiningsih 2005 59))

Sehingga guru tidak mentransfer pengetahuan yang dimiliki melainkan membantu

siswa membentuk pengetahuannya sendiri Menurut teori konstruktivisme prinsip

yang paling penting dalam psikologi pendidikan bahwa guru tidak hanya sekedar

memberikan pengetahuan kepada siswa Siswa harus membangun sendiri

pengetahuan di benaknya Guru dapat memberi kemudahan untuk proses ini

dengan memberi kesempatan siwa untuk menentukan atau menerapkan ide-ide

mereka sendiri dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan

strategi mereka sendiri Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa

49

siswa ke pemahaman yang lebih tinggi dengan catatan siswa sendiri yang harus

memanjat anak tangga tersebut (Nur 1998 8)

Cunstruktivism approach is a view that emphasizes the active role of learner in

building understanding and making sesnse of information (Woodfolk 2004 313)

Konstruktivisme belajar menekankan pada peran aktif si belajar (learner) dalam

membangun pemahaman dan memakai suatu informasi Konstruktivis

memfokuskan pada peran siswa secara individu untuk membangun struktur

kognitif mereka ketika menginterpretasikan pengalaman-pengalaman pada situasi

belajar tertentu

Lebih lanjut Bruner dalam Sagala (2005 218) menjelaskan inti dari belajar

adalah cara-cara bagaimana orang memilih mempertahankan dan

mentransformasi secara efektif Dalam proses belajar ada 3 fase yaitu (1)

Informasi dalam tiap pelajaran kita memperoleh informasi ada yang menambah

pengetahuan yang telah kita miliki ada yang memperluas dan memperdalamnya

ada pula yang bertentangan dengan apa yang telah kita ketahui sebelumnya (2)

Transformasi informasi harus dianalisis diubah atau ditransformasi ke dalam

bentuk yang lebih abstrak atau konseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal

yang lebih luas (3) Evaluasi kemudian kita nilai hingga pengetahuan yang

diperoleh itu dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain

Masih dalam yang sama Piaget seorang psikolog Swiss berpendapat bahwa

belajar mengandung makna sebagai perubahan stuktural yang saling melengkapai

antara asimilasi dan akomodasi dalam proses menyusun kembali dan mengubah

apa yang telah diketahui melalui belajar

50

Hal ini didukung pula oleh Gagne dalam Slameto (2003 122) menjelaskan

ldquoBelajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia

belajar bisa terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi

ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya

(peformance-nya) berubah dari waktu ke waktu dan berkeyakinan bahwa

belajar dipengaruhi faktor dari dalam diri dan dari luar dimana keduanya

berinteraksirdquo

Senada dengan tersebut Merrill dan Smorgansbord dalam Yulaelawati (2004

122) menyatakan bahwa

belajar merupakan proses pembangunan pengetahuan berdasarkan

pengalaman atau pengetahuan yang telah ada sebelumnya belajar

merupakan penafsiran seseorng tentang dunia Belajar merupakan proses

yang aktif dimana pengetahuan dikembangkan berdasarkan pengalaman

dan perundingan (negoisasi) makna melalui berbagai informasi atau

mencari kesepakatan dari berbagai pandangan melalui interaksi atau

kerjasama dengan orang lain Belajar perlu disituasikan dalam latar

(seting) yang nyata

Kemudian menurut Gredler dalam Dimyati (1999 72) belajar adalah proses

seseorang memperoleh berbagai kecakapan keterampilan dan sikap menurut

Winkel dalam yang sama belajar merupakan suatu aktivitas mental psikis yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman keterampilan dan nilai

sikap Perubahan ini bersifat relative konstan dan berbekas

Aktivitas belajar menurut Djamarah dalam Sagala (2005 216) bahwa belajar

adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar dan bertujuan dimana tujuan

dalam belajar terjadinya suatu perubahan dalam individu yaitu perubahan tingkah

laku Schuman penganut konstruktif dalam yang sama mengemukakan dengan

dasar pemikiran bahwa semua orang membangaun pandangannya terhadap dunia

51

melalui pengalaman individual atau skema konstruktif menekankan pada

menyiapkan peserta didik untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam

situasi yang tidak tentu atau ambigius

Pandangan yang mampu mengakomodasi sociocultural-revolution dalam buku

Teori Belajar dan Pembelajaran dalam Budiningsih (2005 123) Vigotsky

mengatakan bahwa jalan pikiran seseorang harus dimengerti dari latar sosial-

budayanya dan sejarahnya Artinya untuk memahami pikiran seseorang bukan

dengan cara menelusuri apa yang ada di otaknya dan pada kedalaman jiwanya

melainkan dari asal usul tindakan sadarnya dari interaksi sosial yang dilatari oleh

sejarah hidupnya Interaksi sosial berkaitan erat dengan aktivitas-aktivitas dan

bahasa yang dipergunakan Ditemukan adanya jaringan erat luas dan kompleks di

dalam dan di antara keluarga-keluarga

Jaringan tersebut berkembang atas dasar confianza yang membentuk kondisi

sosial sebagai tempat penyebaran dan pertukaran pengetahuan keterampilan dan

nilai-nilai sosial budaya anak memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui

interaksi sosial sehari-hari Pandangan teori ini menempatkan inter mental atau

lingkungan sosial sebagai faktor primer dan konstitutif terhadap pembentukan

pengetahuan serta perkembangan kognitif seseorang

Di samping itu Piaget dalam yang sama menyatakan bahwa belajar lebih banyak

ditentukan karena adanya karsa individu perkembangan kognitif merupakan suatu

proses genetik yaitu proses yang didasrkan atas mekanisme biologis dalam bentuk

perkembangan sistem syaraf makin bertambah umur seseorang makin

komplekslah susunan sel syarafnya dan makin meningkat pula kemampuannyardquo

52

Dari beberapa teori konstruktivisme di atas belajar adalah merupakan kegiatan

aktif dimana sibelajar membangaun sendiri pengetahuannya subyek belajar juga

mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari dan merupakan proses

bagaimana menjadi tahu tentang sesuatu proses belajar bukanlah memindahkan

pengetahuan dari guru ke siswa tetapi sesuatu kegiatan yang memungkinkan

siswa merekonstruksi sendiri pengetahuannya

Belajar merupakan usaha manusia dalam rangka merubah pola pikir dan tingkah

lakunya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman dan interaksi dengan

lingkungan sekitarnya sehingga terjadi perubahan keterampilan pemahaman

pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat permanen dan membekas diharapkan

dapat hidup mandiri karena untuk membangun suatu pengetahuan baru siswa

akan menyesuaikan informasi baru atau pengetahuan yang disampaikan dengan

pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki melalui berinteraksi sosial

dengan peserta didik lain atau guru dan sumber belajar

Selanjutnya dapat juga dirumuskan bahwa belajar merupakan usaha manusia

dalam rangka merubah pola pikir dan tingkahlakunya berdasarkan pengetahuan

pengalaman dan interaksi dengan lingkungan sekitarnya Dengan terjadinya

perubahan keterampilan pemahaman pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat

permanen dan membekas diharapkan dapat hidup mandiri tidak tergantung pada

orang lain

Belajar yang dimaksudkan penulis adalah belajar menulis deskripsi dalam bahasa

lampung siswa mengkonstruksi sendiri informasi yang akan disampaikan melalui

tulisannya setelah mengamati lingkungan sekitar

53

b Hakikat Pembelajaran Bahasa

Sagala (2005 176) menyatakan bahwa pembelajaran ialah membelajarkan siswa

menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu

utama keberhasilan pendidikan Pembelajaran menurut Corey (1998 91) adalah

suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk

memungkinkan ia turut serta dalam tingkahlaku tertentu dalam kondisi khusus

atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu pembelajaran merupakan

subset khusus dari pendidikan Menurut Burton dalam Sagala (2005 213)

pembelajaran adalah upaya memberikan stimulus bimbingan pengarahan dan

dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar

Vigotsky dalam Budiningsih (2005 103) menyatakan dalam kegiatan

pembelajaran hendaknya anak memperoleh kesempatan yang luas untuk

mengembangkan zona perkembangan proximalnya atau potensi melalui belajar

dan berkembang guru perlu menyediakan berbagai jenis dan tingkatan bantuan

(helps) cognitive scaffolding yang dapat memfasilitasi anak agar mereka dapat

memecahkan permasalahan yang dihadapinya Bantuan dapat dalam bentuk

contoh pedoman bimbingan orang lain atau teman yang lebih kompeten

Bentuk-bentuk pembelajaran kooperatif kolaboratif serta belajar kontekstual

sangat tepat digunakan

Zona perkembangan proksimal menurutnya perkembangan kemampuan seseorang

dapat dibedakan kedalam dua tingkat yaitu tingkat aktual dan potensial tingkat

perkembangan aktual tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan

tugas-tugas atau memecahkan berbagai masalah secara mandiri (intramental)

54

sedangkan potensial kemampuan kemampuan memecahkan masalah dan

menyelesaikan tugas-tugas ketika di bawah bimbingan orang dewasa atau ketika

berkolaborasi dengan teman sebaya yang lebih kompeten (intermental)

Berdasarkan beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan pembelajaran

merupakan pengorganisasian aktivitas siswa dalam arti peran guru bukan semata-

mata memberikan informasi melainkan juga mengarahkan memotivasi dan

memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the learning) agar proses

belajar lebih memadai Pembelajaran juga mengandung arti setiap kegiatan

dirancang untuk membantu dalam mempelajari sesuatu kemampuan atau nilai

Yuelawati E (2004 121) mengutip pepatah Cina bahwa membaca

mendengar dan melihat belum cukup dalam belajar pembelajaran yang

melibatkan peserta didik untuk mengalami dan membicarakan bahan

tertentu pada orang lain dapat lebih bermakna dalam belajar terlebih lagi

bila peserta didik mempunyai kesempatan untuk mengajarkan

pengetahuannya terhadap peserta didik lain yang bersumber

Keberhasilan pembelajaran Kerucut Dale disebutkan bahwa keberhasilam

peembelajaran adalah sebagai berikut

1) Apa yang kita baca 10

2) Apa yang kita dengar 20

3) Apa yang kita lihat 30

4) Apa yang kita dengar dan lihat 50

5) Apa yang kita bicarakan dengan orang lain 70

6) Apa yang kita alami sendiri 80

7) Apa yang kita ajarkan kepada orang lain 95

55

Pembelajaran bahasa yang dimaksud adalah pembelajaran tentang menulis

deskripsi bahasa Lampung kelas V SD pembelajaran ini dirancang menggunakan

pendekatan Pembelajaran CTL khususnya untuk meningkatkan aktivitas belajar

bahasa Lampung dan sebagai bentuk nyata pelaksanaan tugas guru dalam hal

kegiatan belajar di Sekolah Dasar tentunya kondisi belajar yang aktif dan

menyenangkan

Hakikat belajar bahasa Lampung yang dimaksudkan dalam penelitian ini guru

akan merancang pembelajaran menggunakan pendekatan komunikatif integratif

siswa diharapkan dapat mendeskripsikan apa yang diamatinya Proses

pembelajaran mengkondisikan siswa untuk melakukan pengamatan kemudian

menemukan hal yang diamati mengindentifikasikan menentukan lalu

mengungkapkan apa yang diamatinya dalam tulisan deskriptif sehingga proses

belajar berlangsung aktif dan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan

Dalam Standar Kelulusan BSNP 2006 sesuai Permen No 22 tahun 2005 Standar

Kompetensi Lulusan pendidikan dasar meliputi SD MISDLB Paket A dan SMP

MTs SMPLB bertujuan meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan kepribadian

akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

lebih lanjut

Adapun Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) SD

MISDLB Paket A selengkapnya adalah (a) Menjalankan ajaran agama yang

dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak (b) Mengenal kekurangan dan

kelebihan diri sendiri (c) Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku di

lingkungannya (d) Menghargai keberagaman agama budaya suku ras dan

56

golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya (e) Menggunakan informasi

tentang lingkungan sekitar secara logis kritis dan kreatif (f) Menunjukkan

kemampuan berfikir logis kritis dan kreatif dengan bimbingan guru pendidik (g)

Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya (h)

Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan

sehari-hari (i) Menunjukkan kemampuan menggali gejala alam dan sosial di

lingkungan sekitar (j) Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap

lingkungan (k) Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa negara

dan tanah air Indonesia (l) Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan

seni dan budaya lokal (m) Menunjukkan kebiasaan hidup bersih sehat bugar

aman dan memanfaatkan waktu luang (n) Berkomunikasi secara jelas dan santun

(0) Bekerja sama dengan kelompok tolong menolong dan menjaga diri sendiri

dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya (p) Menunjukkan kegemaran

membaca dan menulis (q) Menunjukkan keterampilan menyimak berbicara

membaca menulis dan berhitung

c Hakikat Pendidikan

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat Setiap manusia membutuhkan

pendidikan sampai kapan dan dimanapun ia berada Pendidikan sangat penting

artinya sebab tenpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan

terbelakang Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk

menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing disamping

memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik

57

Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 menyatakan pendidikan sebagai usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri kepribadian kecerdasan akhlak

mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan

negara

Menurut pragmatisme pendidikan merupakan suatu proses reorganisasi dan

rekonstruksi dari pengalaman-pengalaman individu Baik anak maupun orang

dewasa selalu belajar dari pengalamannya (Sadulloh 2003 125) Sedangkan

Suhasno et all (1991 3) menyatakan bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai

suatu proses pertumbuhan yang menyesuaikan dengan lingkungan Suatu

pengarahan dan bimbingan yang diberikan kepada anak dalam pertumbuhannya

Suatu usaha sadar untuk menciptakan suatu keadaan atau situasi tertentu yang

dikehendaki oleh masyarakat serta suatu pembentukan kepribadian kemampuan

anak dalam menuju kedewasaan

Lima pilar pendidikan sekarang dan masa depan yang dicanangkan oleh UNESCO

yang perlu dikembangkan oleh lembaga pendidikan formal yaitu (1) learning to

know (belajar untuk mengetahui) (2) learning to do (belajar untuk melakukan

sesuatu) dalam hal ini kita dituntut untuk terampil dalam melakukan sesuatu (3)

learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) (4) learning to live together

(belajar untuk menjalani kehidupan bersama) dan (5) learning to trust in God

(belajar untuk bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa)

58

Realisasi ldquolearning to knowrdquo dapat diterapkan dengan memposisikan guru sebagai

fasilitator Disamping itu guru dituntut untuk dapat berperan sebagai teman

sejawat dalam berdialog dengan siswa dalam mengembangkan penguasaan

pengetahuan maupun ilmu tertentu

Learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu) akan bisa berjalan jika di

sekolah memfasilitasi siswa untuk mengaktualisasi keterampilan yang dililikinya

serta bakat dan minatnya Walaupun bakat dan minat anak banyak dipengaruhi

unsur kerturunan namun tumbuh berkembangnya bakat dan minat tergantung

pada lingkungannya Keterampilan dapat digunakan untuk menopang kehidupan

seseorang bahkan keterampilan lebih dominan daripada penguasaan pengetahuan

dalam mendukung keberhasilan kehidupan seorang

Learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) erat hubungannya dengan bakat

dan minat perkembangan fisik dan kejiwaan tipologi pribadi anak serta kondisi

lingkungannya Bagi anak yang agresif proses perkembangan diri akan berjalan

bila diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi Sebaliknya bagi anak yang

pasif peran guru sebagai pengarah sekaligus fasilitator sangat dibutuhkan untuk

pengembangan diri siswa secara maksimal

Kebiasaan hidup bersama saling menghargai terbuka memberi dan memenerima

(take and give) perlu ditumbuhkembangkan Kondisi seperti ini memungkinkan

terjadinya proses ldquolearning to live togetherrdquo (belajar untuk menjalani kehidupan

bersama) Penerapan pilar keempat ini dirasakan makin penting dalam era

globalisasi era persaingan global Perlu pemupukan sikap saling pengertian antar

ras suku dan agama agar tidak menimbulkan berbagai pertentangan yang

59

bersumber pada hal tersebut Selain empat pilar diatas dalam Undang-Undang RI

No 20 BAB II Pasal 3 Sistem Pendidikan Nasional pemerintah Indonesia

memandang perlu menjadikan peserta didik menjadi manusia yang bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab

sehingga perlu ditambah pilar kelima yaiturdquo learning to trust in Godrdquo

C Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan sebagai pembanding dan dapat digunakan untuk

meningkatkan kualitas penelitian adalah sebagai berikut

1 Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA melalui Pendekatan

Kontekstual Siswa Kelas VI Sekolah Tunas Mekar Bandar Lampung

20082009

1) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6 Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus 3 Pada

Siklus I nilai rata-rata siswa kelas 6A adalah 7179 Pada Siklus II nilai

rata-rata siswa kelas 6A adalah 7662 yang berarti meningkat 673 pada

kelas 6A dari nilai rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa

kelas 6A adalah 7832 yang berarti mengalami peningkatan sebesar 22

pada kelas 6A dari Siklus II atau mengalami peningkatan 901 pada

kelas 6Adari Siklus I pembelajarn IPA dengan Pembelajaran Kontekstual

Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang signifikan pada siklus I

pada kelas 6A hanya terdapat 14 atau 6087 siswa yang mencapai

ketuntasan sedangkan pada siklus III terdapat 23 siswa atau 100 siswa

60

yang mencapai ketuntasan yang berarti mengalami peningkatan sebesar

6429

2) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6B Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus III Pada

Siklus I nilai rata-rata 6B adalah 7222 Pada Siklus II nilai rata-rata siswa

kelas 6B adalah 7865 yang berarti meningkat 890 pada kelas 6B dari nilai

rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa 6B adalah 7946 yang

berarti mengalami peningkatan sebesar 103 dari Siklus II atau

mengalami peningkatan 1003 dari Siklus I pembelajarn IPA dengan

Pembelajaran Kontekstual Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang

signifikan pada siklus I pada kelas 6B hanya terdapat 14 atau 6087

siswa yang mencapai ketuntasan sedangkan pada siklus III masing-masing

terdapat 23 siswa atau 100 siswa yang mencapai ketuntasan yang berarti

mengalami peningkatan sebesar 6429

Berdasarkan penelitian tersebut ternyata prestasi belajar dapat ditingkatkan

melalui pendekatan pembelajaran CTL walaupun pada mata pelajaran IPA

Hal ini memungkinkan terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa

pembelajaran bahasa termasuk prestasi belajar menulis deskripsi

berbahasa Lampung

2 Jurnal Teknologi Pendidikan Unila Volume 04 No 03- Maret 2008 Penelitian

Nuraeni Erdawati dengan judul Penerapan Strategi Contextual Teaching and

Learning (CTL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) SD Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada

61

tiap siklus serta peningkatan aktivitas belajar siswa Pembelajaran

menerapkan pendekatan CTL dapat dijadikan sebagai alternatif penerapan

model pembelajaran IPS terutama pada materi peta tematik keragaman

kenampakan alam dan buatan

Merujuk hasil penelitian tersebut ternyata prestasi belajar IPS dapat

ditingkatkan melalui pendekatan pembelajaran CTL Hal ini memungkinkan

terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa pada pembelajaran bahasa

termasuk prestasi belajar menulis deskripsi berbahasa Lampung kelas V SDN

1 Sukarame Dua Bandar Lampung

Page 16: II. KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Menulis Deskripsi ...digilib.unila.ac.id/20091/3/BAB II.pdf · yang bertalian dengan usaha penulis untuk memberikan perincian dari ... Syarat-syarat

26

komunitas yang berfungsi sebagai wadah komunikasi untuk berbagi pengalaman

dan gagasan (Hati 2007)

Mengutamakan kerjasama dengan orang lain atau kelompok dapat dilakukan jika

anggotanya mau saling mendengarkan tidak merasa paling tahu serta tidak segan

untuk bertanya kepada lainnya Prakteknya dapat terwujud dalam

1) Pembentukan kelompok kecil

2) Pembentukan kelompok besar

3) Mendatangkan bdquoahli‟ ke kelas

4) Bekerja dengan kelas sederajat

5) Bekerja dengan kelas di atasnya

6) Bekerja dengan masyarakat

Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang anggotanya heterogen yang pandai

mengajari yang lemah yang pandai belajar cepat membantu teman yang lamban

Hal ini dapat membantu siswa menuangkan deskripsi menggunakan kalimat

bahasa lampung yang tepat

5) Permodelan (Modeling)

Pengertian permodelan menurut Yasin (2004 49) merupakan suatu cara

mengaktualisasikan sesuatu yang abstrak Permodelan dapat juga dimaksudkan

untuk membahasakan gagasan yang dipikirkan mendemonstrasikan bagaimana

guru menginginkan para siswanya untuk belajar dan melakukan apa yang

diharapkan guru Jadi permodelan merupakan cara melakukan sesuatu

mempraktekkan cara mendeskripsikan sesuatu yang dilihat dan lain-lain Sebuah

pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu ada model yang bisa ditiru

27

dengan begitu guru memberi model tentang ldquobagaimana cara belajarrdquo Kegiatan

mendemonstrasikan suatu perbuatan agar siswa dapat mencontoh atau belajar

atau melakukan sesuatu sesuai dengan model yang diberikan (Hati 2007)

Model ini dapat dirancang dengan melibatkan media lingkungan misalnya guru

menunjukkan pohon kelapa sawit di halaman sekolah kemudian salah satu siswa

bisa ditunjuk untuk menyebutkan suatu kata dalam bahasa lampung yang

berhubungan dengan media tersebut Dalam pendekatan CTL guru bukan satu-

satunya model tetapi model dapat dirancang dengan melibatkan siswa

6) Refleksi (Reflection)

Refleksi merupakan respon terhadap sesuatu kejadian aktivitas atau pengetahuan

yang baru diterima contohnya

a) pertanyaan langsung tentang ketentuan apa saja yang boleh diamati

b) komentar siswa tentang pembelajaran hari itu

c) catatan atau konsep siswa

d) diskusi

e) hasil karya

Refleksi merupakan cara berfkir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir

kebelakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan masa lalu (Senduk 2004

510) Siswa memahami apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan

baru yang merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya

Refleksi merupakan respon terhadap kejadian aktivitas atau pengetahuan yang

baru diterima Pengetahuan yang bermakna diperoleh dari proses Pengetahuan

dimiliki siswa perlu diperluas melalui konteks pembelajaran yang kemudian

28

diperluas sedikit demi sedikit Siswa mencatat apa yang telah dipelajari dan

bagaimana menemukan ide-ide baru Pada akhir pembelajaran guru menyisakan

waktu untuk melakukan refleksi

Kegiatan dalam refleksi menurut Hati (2009) berupa melihat kembali atau

merespon suatu kejadian kegiatan dan pengalaman yang bertujuan untuk

mengidentifikasi hal-hal yang sudah diketahui dan hal-hal yang belum diketahui

agar dapat dilakukan suatu tindakan penyempurnaan Dapat juga dikatakan

sebagai respon terhadap kejadian aktivitas atau pengetahuan yang baru diterima

contohnya

1) Pertanyaan langsung tentang apa yang diperoleh hari itu

2) Komentar siswa tentang pembelajaran hari itu

3) Catatan atau jurnal dibuku siswa

4) Diskusi

5) Hasil karya

Penerapan refleksi menurut Nurhadi (2004 51) memiliki ciri sebagai berikut (a)

pernyataan langsung tentang apa-apa yang diperolehnya hari itu (b) catatan atau

buku jurnal di buku siswa (c) kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari

itu (d) diskusi (e) hasil karya (f) cara-cara lain yang ditempuh guru untuk

mengarahkan siswa pada pemahaman mereka tentang materi yang dipelajari Jadi

reflection adalah kegiatan memikirkan apa yang telah terjadi dalam pembelajaran

dan memberikan masukan perbaikan jika diperlukan

29

7) Penilaian yang Sebenarnya (Autentic Assessment)

Agar penilaian yang dilakukan benar-benar menggambarkan keadaan siswa yang

sebenarnya perlu dilakukan suatu penilaian yang mampu mengukur keadaan

siswa yang sebenarnya Siswa tidak hanya dinilai dari satu aspek melainkan dari

berbagai aspek sehingga data yang didapat bisa menggambarkan keadaan siswa

yang sebenar proses

Penilaian autentik memiliki beberapa karakteristik menurut Senduk (2004 52)

penilaian autentik memiliki ciri-ciri sebagai berikut (a) harus mengukur semua

aspek pembelajaran (b) dilaksanakan selama dan sesudah pembelajaran (c)

menggunakan berbagai cara dan berbagai sumber (d) tes hanya salah satu alat

pengumpul data penilaian (e) tugas-tugas yang diberikan kepada siswa harus

mencerminkan bagian-bagian dari kehidupan siswa

Berdasarkan pendapat tersebut penilaian autententik merupakan proses

pengumpulan berbagai data yang bisa menggambarkan perkembangan siswa

Penilaian ini menekan pada perkembangan kemampuan siswa dalam memahami

dan mempelajari pengetahuan atau keterampilan Penilaian ini dilakukan dengan

berbagai cara yaitu pemberian tugas proses pembelajaran kinerja performan

hasil karya atau produk dan sebagainya

Autentic Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa

memberikan gambaran perkembangan belajar siswa dan perlu diketahui oleh guru

untuk bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan

benar Penekanannya pada assesment dalam proses pembelajaran data yang

dikumpulkan diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan siswa pada saat

30

melakukan proses pembelajaran Kemajuan belajar dinilai dari proses

pembelajaran bukan melalui hasil

Karakteristik assessment adalah (a) dilaksanakan selama dan sesudah proses

pembelajaran berlangsung (b) bisa digunakan untuk formatif dan sumatif (c)

yang diukur keterampilan dan performansi bukan fakta (d) berkesinambungan (e)

terintegrasi (f) dapat digunakan sebagai feed back Bentuk-bentuk penilaian

autentik fortofolios story reteling interview video tape evaluation of

performance audio tepe evaluation of reading teacher observations close test

Dalam hal iniakan dilakukan penilaian terhadap aktivitas siswa selama proses

pembelajaran dan produk tulisan deskripsi siswa dalam bahasa lampung

b Perbedaan Pendekatan kontestual dengan Pendekatan Konvensional

Menurut pendapat Nurhadi (2003 7) terdapat perbedaan antara pendekatan CTL

dan konvensional yaitu

No Pendekatan CTL

Pendekatan Konvensional

1 Siswa secara aktif terlibat dalam

proses pembelajaran

Siswa adalah penerima informasi

secara pasif

2 Siswa belajar dari teman melalui

kerja

Siswa belajar secara individual

3 Pembelajaran dikaitkan dengan

kehidupan nyata atau masalah

yang disimulasikan

Pembelajaran sangat abstrak dan

teoritis

4 Perilaku dibangun atas kesadaran

diri

Perilaku dibangun atas kebiasaan

5 Hadiah untuk perilaku baik adalah

kepuasan diri

Hadiah untuk perilaku baik adalah

pujian atau nilai (raport)

6 Keterampilan dikembangkan atas

dasar pemahaman

Keterampilan dikembangkan atas

dasar latihan

7 Seseorang tidak melakukan yang

jelek karana dia sadar hal itu keliru

dan merugikan

Seorang tidak melakukan yang jelek

karena dia takut hukuman

8 Bahasa diajarkan dengan Bahasa diajarkan dengan pendekatan

31

pendekatan komunikatif yakni

siswa diajak menggunakan bahasa

dalam monteks nyata

struktural rumus diterangkan sampai

paham kemudian dilatihkan (drill)

9 Pemahaman rumus dikembangkan

atas dasar skemata yang sudah ada

dalam diri siswa

Rumus itu ada di luar diri siswa yang

harus diterangkan diterima

dihafalkan dan dilatihkan

10 Pemahaman rumus relatif berbeda

antara siswa yang satu dengan

yang lainnya sesuai dengan

skemata siswa

Rumus adalah kebenaran absolut

hanya ada dua kemungkinan yaitu

pamahaman rumus yang salah atau

yang benar

11 Siswa menggunakan kemampuan

berfikir kritis terlibat penuh dalam

mengupayakan terjadinya proses

pembelajaran yang efektif ikut

bertanggung jawab atas terjadinya

proses pembelajaran yang efektif

dan membawa skemata masing-

masing ke dalam proses

pembelajaran

Siswa secara fasif menerima rumus

atau kaidah (membaca mendengar

mencatat menghafal) tanpa

memberikan kontribusi ide dalam

proses pembelajaran

No Pendekatan CTL

Pendekatan Konvensional

1 Pengetahuan yang dimiliki

manusia dikembangkan oleh

manusia itu sendiri Manusia

menciptakan atau membangun

pengetahauan dengan cara

memberi arti dan memahami

pengalamannya

Pengetahuan adalah penangkapan

terhadap serangkaian fakta konsep

atau hukum yang berada di luar diri

manusia

2 Ilmu pengetahuan dikonstruksi

oleh manusia sendiri sementara

manusia selalu mengalami

peristiwa baru maka

pengetahuantidak pernah stabil

selalu berkembang

Kebenaran bersifat absolut dan

pengetahuan bersifat final

3 Siswa diminta bertanggung jawab

memonitor dan mengembangkan

pembelajaran mereka masing-

masing

Guru adalah penentu jalannya proses

pembelajaran

4 Penghargaan terhadap pengalaman

siswa sangat diutamakan

Pembelajaran tidak memperhatikan

pengalaman siswa

5 Hasil belajar diukur dengan

berbagai cara proses bekerja hasil

karya penampilan rekaman tes

dan lain-lain

Hasil belajar diukur hanya dengan tes

6 Pembelajaran terjadi diberbagai Pembelajaran hanya di dalam kelas

32

tempat konteks dan setting

7 Penyesalan adalah hukuman dari

perilaku jelek

Sanksi adalah hukuman dari perilaku

jelek

8 Perilaku baik berdasar motivasi

intrinsik

Perilaku baik berdasar motivasi

ekstrinsik

9 Seorang berperilaku baik karena

dia yakin itulah yang terbaik dan

bermanfaat

Seseorang berperilaku baik karena

terbiasa melakukan begitu Kebiasaan

ini dibangun dengan hadiah yang

menyenangkan

c Beberapa Hal Penting Dalam Pembelajaran CTL

Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL harus memperhatikan hal-

hal yang yang terkait baik berkaitan dengan konsep langkah-langkah maupun

pelaksanaan pembelajaran dengan CTL Contextual Teaching and Learning

(CTL) menurut Clifford dan Wilson (20002) adalah pendekatan dalam

pembelajaran yang dapat membantu siswa menemui ketuntasan belajar

berdasarkan kompetensi yang telah ditetapkan Siswa dapat dikatakan tuntas

belajar jika ia dapat berguna dan mampu mengaplikasikan pengetahuannya

terhadap lingkungan sekitar kehidupannya baik masa kini maupun masa depan sebagai

seorang anggota keluarga warga negara dan pekerja atau karyawan

CTL dikatakan efektif digunakan dalam pembelajaran karena (Clifford dan

Wilson 20002)

1 emphasizes problem-solving

2 recognizes the need for teaching and learning to occur in multiple

contexts

3 teaches students to become self-regulated learners

4 anchors teaching in students‟ diverse life contexts

5 encourages students to learn from each other in interdependent

groups and

6 Employs authentic assessment

33

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran dengan Contextual Teaching

Learning terutama berkaitan dengan pembelajaran Bahasa Lampung adalah

sebagai berikut

1 CTL adalah model pembelajaran yang menekankan aktivitas siswa secara

penuh baik fisik maupun mental

2 CTL memandang bahwa belajar bukan menghafal akan tetapi proses

berpengalaman dalam kehidupan nyata

3 Kelas dalam pembelajaran CTL bukan sebagai tempat untuk memperoleh

informasi akan tetapi sebagai tempat untuk menguji data hasil temuan

mereka dilapangan

4 Materi pelajaran ditemukan oleh siswa sendiri bukan hasil pemberian dari

orang lain (Sanjaya 2006125)

3 Media Pembelajaran

Media berasal dari kata ldquomediumrdquo yang berasal dari bahasa latin ldquomediusrdquo yang

berarti ldquotengah atau sedangrdquo Pengertian media ini mengarah pada sesuatu yang

menjadi penghantar untuk meneruskan suatu informasi dan sumber informasi

kepada penerima informasi Dalam bahasa Arab media adalah perantara atau

pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan ringkasnya media adalah

alat untuk menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran Arsyad

(2005 54) mengartikan media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan

untuk menyampaikan pesan informasi

Heinich dalam Arsyad (2005 82) menyatakan media sebagai perantara yang

mengantar informasi apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi

34

yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud pengajaran Hamidjojo

dalam Latuheru mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah media yang

penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran (biasanya sudah

dituangkan dalam GBPP atau silabus) yang dimaksudkan untuk mempertinggi

kegiatan belajar Media pembelajaran adalah bahan alat maupun metode teknik

yang digunakan dalam kegiatan belajar dengan maksud agar proses interaksi

komunikasi edukatif antara siswa dan sumber belajar dapat berlangsung secara

tepat guna dan berdaya guna Jadi media yang dimanfaatkan untuk belajar adalah

lingkungan yang terdekat dengan siswa

ldquoNational Education Assosiationrdquo memberi definisi media sebagai bentuk-bentuk

komunikasi baik tercetak maupun audio visual dan peralatannya dengan demikian

dapat dimanipulasi dilihat didengar atau dibaca Menurut Lohan dalam

Sihkabuden (999 58) media suatu sarana atau chanel sebagai perantara antara si

pemberi pesan kepada penerima pesan

Menurut Olson dalam Budiningsih (2005 62) mendefinisikan media sebagai

teknologi untuk menyajikan merekam membagi dan mendistribusikan simbol

dengan melalui rangsangan indera tertentu disertai penstrukturan informasi

Gagne dalam Sagala (2005 281) menyatakan bahwa media pendidikan adalah

berbagai jenis komponen lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar

Briggs dalam yang sama lebih lanjut menyatakan bahwa media pembelajaran

adalah sarana untuk memberikan perangsang bagi si belajar supaya proses belajar

terjadi

Sardiman (2006 205) menyatakan bahwa

35

media pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam tiga golongan

Pertama adalah alat-alat yang merupakan benda sebenarnya yang

memberi pengalaman langsung dan nyata Kedua alat-alat yang

merupakan benda pengganti yang seringkali dalam bentuk tiruan dari

benda sebenarnya memberikan pengalamannbuatan atau tidak langsung

Ketiga bahasa lisan maupun tertulis memberikan pengalaman melalui

berbahasa

Secara umum peranan media dalam proses pembelajaran dapat

a menghemat waktu belajar

b memudahkan pemahaman

c meningkatkan perhatian siswa

d meningkatkan aktivitas siswa

e mempertinggi daya ingat siswa

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas bahwa media pembelajaran adalah segala

sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima

serta dapat merangsang pikiran perasaan perhatian dan kemauan si belajar

sehingga dapat memotivasi terjadinya belajar yang baik dengan sengaja

bertujuan dan terkendali Media pembelajaran sebagai salah satu komponen

sumber dan merupakan bagian integral dari keseluruhan komponen pembelajaran

menempati posisi yang penting dan akan turut menentukan keberhasilan

penyelenggaraan pembelajaran

Pada kenyataannya pengembangan dan penerapan media pembelajaran

diharapkan dapat memotivasi belajar terhadap pembelajaran sehingga berdampak

pula pada peningkatan hasil belajarnya Selaras dengan perkembangan ilmu

pengetahuan maka guru harus mampu mengembangkan media pembelajaran

secara bervariasi baik yang dirancang khusus (by design) maupun dengan

36

memanfaatkan (by utilization) sejumlah media yang telah ada Dengan demikian

media pendidikan dan media pengajaran dirangkum saja dengan media

pembelajaran

Kegunaan media dalam pembelajaran menurut Miarso (2005 536)

(a) Media mampu memberikan rangsangan yang bervariasi kepada otak

kita sehingga otak kita dapat berfungsi secara optimal (b) Media dapat

mengatasi keterbatasan pengamatan yang dimiliki oleh siswa (c) Media

dapat melampaui batas ruang kelas (d) Media memungkinkan adanya

interaksi langsung antara siswa dan lingkungan (e) Media menghasilkan

keseragaman pengamatan (f) Media membangkitkan keinginan dan minat

baru (g) Media membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar

(h) Media memberikan pegalaman yang integral menyeluruh dari sesuatu

yang konkret maupun yang abstrak (i) Media memberikan kesempatan

untuk belajar mandiri (j) Media meningkatkan keterbacaan baru

(membedakan dan menafsirkan objek) (k) Media mampu meningkatkan

efek sosialisasi (l) Meningkatkan kemampuan ekspresi diri guru maupun

siswa

Kriteria pemilihan media menurut Arsyad (2005 39) sebagai berikut (a) sesuai

dengan tujuan yang ingin dicapai (b) tepat untuk mendukung isi pelajaran yang

sifatnya fakta konsep prinsip atau generalisasi (c) praktis luwes dan bertahan

(d) guru trampil menggunakannya (e) pengelompokan sasaran (f) mutu teknis

(memiliki persyaratan teknis yang tertentu)

Tiga kategori media menurut Haney dan Ullmer yang dikutip Miarso (200525)

yaitu

(1) Media Penyaji Grafis bahan cetak dan gambar diam Proyeksi diam

Audio kaset Audio ditambah visual diam Gambar hidup film Televisi

Multi media (2) Media Objek Objek sebenarnya alami (hidup dan tak

hidup) buatan gedung mesin-mesin alat-alat komunikasi jaringan

transportasi dan semua benda yang dibuat Objek pengganti replika

model dan benda tiruan (3) Media Interaktif memperhatikan penyajian

objek dan berinteraksi (internet komputer)

37

Media yang akan digunakan dalampenelitian ini adalah media objek sebenarnya

alami hidup dan tak hidup yang terdapat di lingkungan sekitar sekolah yaitu

sugai gunung kebun pantai dan benda-benda tak hidup lainnya

4 Pembelajaran Menulis Deskripsi Berbahasa Lampung Menggunakan CTL

Bahasa Lampung adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat penuturnya

yaitu suku Lampung dalam berkomunikasi dan mengaktualisasikan diri dalam

kehidupan sehari-hari Pakar linguistik deskriptif biasanya mendefinisikan bahasa

sebagai satu sistem lambang bunyi yang bersifat arbiter kemudian lazim ditambah

dengan yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat untuk berinteraksi

dan mengidentifikasikan dirirdquo (Chaer 1997 68) Nababan (1999 96)

mengemukakan bahwa bahasa memiliki empat fungsi yaitu fungsi kebudayaan

kemasyarakatan perorangan dan pendidikan

Fungsi kebudayaan meliputi tiga hal yaitu pelestarian kebudayaan

pengembangan kebudayaan dan inventarisasi ciri-ciri kebudayaan Fungsi

kemasyarakatan meliputi ruang lingkup dan bidang pemakaian Fungsi perorangan

meliputi fungsi instrumental kepribadian pemecahan masalah khayalan dan

informatif Fungsi pendidikan meliputi fungsi integratif instrumental kultural dan

penalaran

Fungsi dan tujuan pembelajaran bahasa Lampung untuk membelajarkan siswa

didik dalam belajar bahasa Lampung dan berfungsi memberikan kemampuan

menggunakan bahasa Lampung bagi kepentingan berpikir merasa dan

38

berkomunikasi dalam kehidupan budaya masa kini sebagai lanjutan dari

kehidupan masa lalu dengan memperhatikan peristiwa penggunaannya

Pada proses pembelajaran berlangsung guru memotivasi siswa melakukan

pengamatan terhadap gambar kemudian mengungkapkan hasil pengamatannya

melalui deskripsi Siswa menulis deskripsi sesuai dengan kaidah bahasa

Lampung baik ejaan struktur maupun kosa kata Dengan demikian pembelajaran

dalam terlaksana dengan mengoptimalkan masyarakat belajar dalam pembelajaran

bahasa Lampung dengan pendekatan CTL

Pembelajaran bahasa Lampung meliputi pengenalan pemahaman dan

keterampilan mencakup unsur bahasa Lampung (Depdikbud Provinsi Lampung

2003 16) yaitu

a) Lafal dan ejaan yang berkenaan dengan lafal yang baik dan ejaan yang

sesuai dengan pedoman Ejaan Bahasa Lampung

b) Struktur yang berkenaan dengan bebtuk kata frase dan kalimat Bahasa

Lampung yang baik dan yang diterima bukan teoritis

c) Kosa kata yang berkenaan dengan kata-kata bahasa lampung dari berbagai

lingkungan kehidupan yang diperlukan sebagai alat berpikir merasa dan

berkomunikasi dengan lancar

d) Wacana berkenaan dengan karangan jenis narasi deskripsi eksposisi

argumentasi dan drama

Lebih lanjut dijelaskan pokok-pokok bahasan pembelajaran mencerminkan

kegiatan berbahasa dalam bahasa Lampung khususnya menulis adalah

pembelajaran menulis untuk mengomunikasikan gagasan perasaan dan pesan

dengan bahasa Lampung secara tertulis baik dalam bentuk prosa atau puisi

maupun dalam berbagai jenis karangan seperti pada karangan deskripsi berbahasa

Lampung

39

Pembelajaran menulis disesuaikan dengan ketentuan menulis Hamer (1999 48)

mengatakan bahwa dalam keterampilan menulis harus diperhatikan beberapa hal

misalnya penyusunan kalimat menjadi paragraf bagaimana paragraf digabungkan

dan dikelompokan sehingga menjadi tulisan yang koheren Penerapan

pembelajaran pendekatan kontekstual (CTL) dalam penelitian ini adalah guru

mendesain proses pembelajaran menulis teks deskripsi berbahasa Lampung

dengan memanfaatkan lingkungan sebagai media Mengonstruksi pengetahuan

siswa sedikit demi sedikit sehingga pengetahuannya bermakna dalam proses

menemukan bertanya masyarakat belajar memberi permodelan melaksanakan

refleksi dalam pembelajaran dan melaksanakan penilaian autentik

5 Prestasi Belajar

a Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi adalah istilah yang diambil dari bahasa Belanda ldquoprestatierdquo yang berarti

hasil usaha Kata prestasi dalam berbagai penggunaan selalu dihubungkan dengan

aktivitas tertentu Prestasi belajar adalah kemampuan nyata yang dapat langsung

diukur dengan tes tertentu dan dapat dihitung hasilnya menurut Zainal dalam

Sagala (2005 101) bahwa ldquoPrestasi merupakan kemampuan siswa yang dapat

dicapai saat dilakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa

terhadap berbagai hal yang pernah dilatihkan diajarkan sudah dapat diperoleh

gambaran yang nyata tentang pencapaian program pembelajaran secara

menyeluruhrdquo

Di samping itu menurut Wittrock dalam Latuheru (1999 46) ldquoprestasi belajar

adalah suatu terminology yang menggambarkan suatu proses perubahan melalui

40

pengalaman Proses tersebut mempersyaratkan perubahan yang relative permanen

berupa sikap pengetahuan informasi kemampuan dan keterampilan melalui

pengalamanrdquo

Skiner dengan teori operant conditioning sebagaimana dikutip Gredler (dalam

Slameto 2003 49) mengatakan bahwa prestasi belajar merupakan respon

tingkah laku yang baru Walaupun Skiner mengatakan demikian namun pada

dasarnya respon yang baru itu sama pengertiannya dengan tingkah laku

pengetahuan sikap keterampilan yang baru

Prestasi menurut Hamalik (198384) adalah perubahan tingkahlaku yang

diharapkan kepada murid setelah diadakan proses belajar mengajar Sedangkan

menurut Yusuf (198224) prestasi adalah tingkatan kepandaian keterampilan yang

telah dicapai setelah melakukan kegiatan pekerjaan atau latihan itu sendiri

Menurut Adi Nugroho prestasi adalah segala jenis pekerjaan yang berasil dan

prestasi itu menunjukkan kecakapan Selanjutnya Purwadarminto menyebutkan

bahwa prestasi adalah hasil yang dicapai sebaik-baiknya menurut kemampuan

anak pada waktu tertentu terhadap hal-hal yang dikerjakan dilakukan

Reigeluth dalam yang sama berpendapat prestasi belajar dapat juga dikatakan

sebagai pengaruh yang memberikan suatu ukuran nilai dari metode (strategi)

alternatif dalam kondisi yang berbeda ada hasilnyata dan diinginkan Hasil nyata

hasil-hasil kehidupan nyata dari menggunakan metode (strategi) spesifik dalam

kondisi yang spesifik pula sedangkan hasil yang diinginkan adalah tujuan-tujuan

(goals) yang umumnya berpengaruh pada pemilihan suatu metode

41

Ini berarti prestasi belajar sangat erat kaitannya dengan metode (strategi) yang

digunakan pada sesuatu kondisi (pembelajaran) tertentu Semakin ketepatan

pemilihan metode atau strategi (pembelajaran) pada suatu kondisi semakin baik

hasil belajar Selanjutnya juga mengatakan secara spesifik hasil belajar adalah

suatu kinerja (peformance) yang diindikasikan sebagai suatu kapabilitas

(kemampuan) yang diperoleh Hasil belajar tersebut selalu dinyatakan dalam

bentuk tujuan-tujuan khusus perilaku (unjuk kerja)

Muhibin (1997141) menyebutkan bahwa prestasi belajar merupakan taraf

keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah dinyatakan

dalam bentuk skor yang diperoleh hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran

tertentu Demikian pula pendapat Albach Arnove dan Kelly (1999201) bahwa

prestasi belajar hanya ukuran keberhasilan di sekolah tidak termasuk keberhasilan

dalam keluarga dan masyarakat Davis dalam Slameto (198521) berpendapat

bahwa prestasi belajar adalah pengetahuan yang diperoleh siswa sebagai hasil dari

pembelajaran

Pendapat-pendapat di atas menunjukkan bahwa prestasi belajar dipergunakan

untuk menyebut berbagai macam hasil kegiatan atau usaha Hal ini sesuai dengan

kenyataan yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari Istilah prestasi

belajar sering digunakan untuk menyebut hasil yang dicapai dalam berbagai

kegiatan misalnya prestasi olahraga prestasi seni prestasi kerja prestasi belajar

prestasi usaha dan sebagainya

42

Berdasarkan uraian di atas prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari

proses belajar mengajar yaitu penguasaan perubahan emosional atau perubahan

tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu Prestasi belajar sering

dipergunakan dalam arti yang sangat luas seperti prestasi belajar dalam ulangan

harian prestasi pekerjaan rumah prestasi belajar tengah semester prestasi akhir

semester dan sebagainya

Cara yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat prestasi belajar adalah

dengan menggunakan tes Tes prestasi dapat digunakan sebagai suatu tes

diagnosis yang dirancang untuk membuktikan mengenai gambaran kelebihan dan

kekurangan siswa

Pada proses pembelajaran prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari

pembelajaran yang meliputi penguasaan perubahan emosional dan perubahan

tingkah laku yang dapat diukur dengan tes objektif maupun tes uraian Dengan

demikian prestasi belajar Bahasa Lampung adalah prestasi belajar siswa pada tes

ujian akhir semester atau pada Konpetensi Dasar pada mata pelajaran Bahasa

Lampung

Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

Bahasa Lampung merupakan tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari

pelajaran Bahasa Lampung di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang

diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi tertentu

Prestasi belajar memiliki beberapa kategori Gagne (19925)

mengklasifikasikannya menjadi lima kategori yakni 1) Intellectual skill 2)

Cognitive strategies 3) Verbal information 4) Motor skill dan 5) Attitudes

43

1) Keterampilan intelektual

Kemampuan ini merupakan keterampilan yang membuat seseorang secara

cakap berinteraksi dengan lingkungan melalui penggunaan lambang-lambang

2) Strategi kognitif

Kemampuan yang mengatur cara bagaimana si belajar mengelola belajarnya

3) Informasi verbal

Kemampuan ini berupa perolehan label atau nama fakta dan pengetahuan yang

sudah tersusun rapi

4) Keterampilan motorik

Kemampuan yang mendasari pelaksanaan perbuatan jasmaniah secara mulus

5) Sikap

Kemampuan yang mempengaruhi pilihan tindakan yang akan diambil

Lebih lanjut Bloom dan kawan-kawan sebagai mana dikutip oleh Degeng dalam

Hamalik (2004 90) mengklasifikasikan prestasi belajar menjadi 3 (tiga) domain

atau ranah yaitu rdquoranah kognitif psikomotor dan afektifrdquo ranah kognitif

menaruh perhatian pada pengembangan kapabilitas dan keterampilan intelektual

ranah psikomotor berkaitan dengan kegiatan-kegiatan manipulatif atau

keterampilan motorik dan ranah efektif berkaitan dengan pengembangan

perasaan sikap nilai dan emosirdquo Ketiga ketegori prestasi belajar itu mempunyai

aspek masing-masing

Kognitif aspek-aspek dari domain ini terdiri dari pengetahuan pemahaman

penerapan analisis sintesis dan evaluasi Afektif domain ini terdiri dari aspek-

aspek penerimaan tanggapan penilaian pengorganisasian dan pengarahan

44

Psikomotorik terdiri dari beberapa aspek kemampuan gerak refleks kemampuan

gerak dasar kemampuan perseptual kemampuan fisik kemampuan gerak

terampil dan kemampuan gerak komunikatif

Dapat diasumsikan bahwa untuk menghasilkan kategori kapabilitas atau kelima

ranah prestasi belajar tersebut sedikitnya banyak ditentukan atau dipengaruhi oleh

faktor internal seperti pengetahuan prasyarat atau kemampuan awal dari masing-

masing kategori hasil belajar yang dimiliki oleh siswa yang berkaitan dengan

kapabilitas atau keterampilan yang sedang dipelajari baru

Gagne (199266) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses untuk

memperoleh motivasi dalam pemngetahuan keterampilan kebiasaan dan tingkah

laku Belajar adalah suatu aktivitas yang melibatkan bukan hanya penguasaan

kemampuan akademik baru saja melainkan juga perkembangan emosional

interksi sosial dan perkembangan kepribadian Menurut Gagne (19923) belajar

adalah perubahan dalam diri manusia atau kemampuan yang berlangsung selama

satu masa waktu yang tidak semata-mata disebabkan oleh perubahan

pertumbuhan

Jenis perubahan yang dimaksud dalam belajar ini meliputi perubahan tingkah laku

setelah siswa mendapatkan berbagai pengalaman dalam proses pembelajaran

Pengalaman tersebut akan menyebabkan proses perubahan pada diri sibelajar

dengan kata lain bahwa proses belajar senantiasa merupakan perubahan

tingkahlaku dan terjadi karena pengalaman

45

Yang dimaksud prestasi belajar siswa dalam penelitian ini adalah prestasi yang

ditunjukkan siswa setelah dilakukan pembelajaran jika prestasi belajar mengalami

peningkatan maka siswa dapat dinyatakan mencapai prestasi belajar atau

mengalami peningkatan setelah mengalami belajar jika tidak prestasi belajar tidak

tercapai atau belum tuntas

Memperhatikan pernyatan tersebut belajar merupakan upaya siswa untuk

memahami materi ajar yaitu menulis deskripsi bahasa Lampung sesuai dengan

aturan penulisan atau kaidah bahasa diharapkan siswa memiliki pengetahuan dan

kemampuan dan dapat mengaplikasikan serta melaksanakan nilai positif dalam

kehidupan sehari-hari Dipahaminya suatu ilmu dalam proses pembelajaran akan

tercermin melalui hasil evaluasi Penggunaan pendekatan CTL media dan alat

belajar yang tepat dalam pembelajaran akan sangat membantu siswa belajar

Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa penggunaan pendekatan media dan alat

dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi hasil belajar siswa dapat menjadi

aktif belajar berkolaborasi dan belajar dalam waktu yang telah ditentukan pesan

dapat disalurkan dapat merangsang berpikir perhatian minat siswa sehingga

proses belajar berlangsung dengan baik Pemahaman siswa terhadap materi

mengarah pada tercapainya tujuan pembelajaran dan mencapai prestasi yang

tinggi

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

adalah berupa pengetahuan keterampilan nilai dan sikap sesuai tujuan atau

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diharapkan diperoleh setelah melalui proses pembelajaran

46

Pretasi belajar yang dimaksudkan peneliti adalah perolehan dari proses

pembelajaran yang mencakup ranah kognitif afektif dan psikomotorik mencapai

lebih besar atau sama dengan KKM pelajaran bahasa Lampung dari tujuan

pembelajaran yang diturunkan dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diperoleh siswa melalui interaksi dengan lingkungan belajar

dan suatu kondisi pembelajaran materi menulis deskripsi yang dirancang guru

sebagai fasilitator

c Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal

Standar nasional Pendidikan (Depdiknas 2008 5) menyatakan bahwa Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) adalah kriteria tertentu yang digunakan untuk

menentukan kelulusan peserta didik KKM ditentukan oleh kelompok guru mata

pelajaran pada awal tahun pelajaran dan menjadi acuan bagi pendidik dan peserta

didik KKM setiap standar kompetensi merupakan rata-rata KKM kompetensi

dasar KKM setiap kompetensi dasar merupakan rata-rata KKM dari indikator

yang terdapat dalam kompetensi dasar tersebut Penentuan KKM didasarkan pada

tiga unsur

Pertama Tingkat kompleksitas Kesulitan kerumitan setiap indikator

kompetensi dasar dan standar kompetensi yang harus dicapai peserta didik Suatu

indikator dikatakan memliliki tingkat kompleksitas tinggi apabila dalam

pencapaiannya didukuoleh sekurang-kurangnya satu dari sejumlah kondisi sebagai

berikut

1) Guru yang memahami dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan

pada peserta didik

47

2) guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang

bervariasi

3) Guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang

diajarkan

4) Peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi

5) Peserta didik yang cakap terampil menerapkan monsep

6) Peserta didik yang cermat kreatif dan inovatif dalam penyelesaian tugas

pekerjaan

7) Waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena memiliki

tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi sehingga dalam proses

pembelajarannya memerlukan pengulangan latihan

8) Tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar peserta

didik dapat mencapai ketuntasan belajar

Kedua Kemampuan daya pendukung meliputi a Sarana dan prasarana

peendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dicapai peserta

didik seperti perpustakaan laboratorium dan alat bahan untuk proses

pembelajaran b Ketersediaan tenaga manajemen sekolah dan kepedulian

stakeholders sekolah

Ketiga Tingkat Kemampuan (intake) rata-rata peserta didik di sekolah yang

bersangkutan Penetapan intake di kelas V dapat didasarkan pada nilai prestasi

rata-rata siswa saat kenaikan kelas atau dikelas sebelumnya yaitu kelas IV

KKM mulok Bahasa Lampung kelas V sesuai yang telah ditetapkan dalam

Kurikulum Sekolah atau KTSP SDN 1 Sukarame Dua Bandar Lampung Tahun

48

Pelajaran 20092010 adalah 65 KKM ini akan dijadikan tolak ukur evaluasi

keberhasilan siswa belajar apakah siswa telah mencapai ketuntasan atau belum

baik secara individual maupun secara klasikal

B Teori Belajar Bahasa dan Pembelajaran

1 Hakikat Belajar Bahasa

Dalam teori belajar konstruktivistik dikemukakan bahwa pembelajaran sebagai

proses mengkonstruksi pengetahuan yang menghubungkan yang sudah ada

dengan yang dipelajari Seperti dijelaskan Paul Suparno dalam Sardiman (2006

175) belajar merupakan proses aktif dari subyek belajar untuk mengkonstuksi

makna sesuatu entah itu teks kegiatan dialog pengalaman fisik dan lain-lain

Belajar merupakan mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau

bahkan yang dipelajarinya dengan pengertian yang sudah di miliki sehingga

pengertiannya menjadi berkembang

Guru sebagai pemrakarsa harus memberi peluang yang optimal bagi siswa Niat

dan kendali belajar sepenuhnya ada pada siswa (Budiningsih 2005 59))

Sehingga guru tidak mentransfer pengetahuan yang dimiliki melainkan membantu

siswa membentuk pengetahuannya sendiri Menurut teori konstruktivisme prinsip

yang paling penting dalam psikologi pendidikan bahwa guru tidak hanya sekedar

memberikan pengetahuan kepada siswa Siswa harus membangun sendiri

pengetahuan di benaknya Guru dapat memberi kemudahan untuk proses ini

dengan memberi kesempatan siwa untuk menentukan atau menerapkan ide-ide

mereka sendiri dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan

strategi mereka sendiri Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa

49

siswa ke pemahaman yang lebih tinggi dengan catatan siswa sendiri yang harus

memanjat anak tangga tersebut (Nur 1998 8)

Cunstruktivism approach is a view that emphasizes the active role of learner in

building understanding and making sesnse of information (Woodfolk 2004 313)

Konstruktivisme belajar menekankan pada peran aktif si belajar (learner) dalam

membangun pemahaman dan memakai suatu informasi Konstruktivis

memfokuskan pada peran siswa secara individu untuk membangun struktur

kognitif mereka ketika menginterpretasikan pengalaman-pengalaman pada situasi

belajar tertentu

Lebih lanjut Bruner dalam Sagala (2005 218) menjelaskan inti dari belajar

adalah cara-cara bagaimana orang memilih mempertahankan dan

mentransformasi secara efektif Dalam proses belajar ada 3 fase yaitu (1)

Informasi dalam tiap pelajaran kita memperoleh informasi ada yang menambah

pengetahuan yang telah kita miliki ada yang memperluas dan memperdalamnya

ada pula yang bertentangan dengan apa yang telah kita ketahui sebelumnya (2)

Transformasi informasi harus dianalisis diubah atau ditransformasi ke dalam

bentuk yang lebih abstrak atau konseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal

yang lebih luas (3) Evaluasi kemudian kita nilai hingga pengetahuan yang

diperoleh itu dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain

Masih dalam yang sama Piaget seorang psikolog Swiss berpendapat bahwa

belajar mengandung makna sebagai perubahan stuktural yang saling melengkapai

antara asimilasi dan akomodasi dalam proses menyusun kembali dan mengubah

apa yang telah diketahui melalui belajar

50

Hal ini didukung pula oleh Gagne dalam Slameto (2003 122) menjelaskan

ldquoBelajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia

belajar bisa terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi

ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya

(peformance-nya) berubah dari waktu ke waktu dan berkeyakinan bahwa

belajar dipengaruhi faktor dari dalam diri dan dari luar dimana keduanya

berinteraksirdquo

Senada dengan tersebut Merrill dan Smorgansbord dalam Yulaelawati (2004

122) menyatakan bahwa

belajar merupakan proses pembangunan pengetahuan berdasarkan

pengalaman atau pengetahuan yang telah ada sebelumnya belajar

merupakan penafsiran seseorng tentang dunia Belajar merupakan proses

yang aktif dimana pengetahuan dikembangkan berdasarkan pengalaman

dan perundingan (negoisasi) makna melalui berbagai informasi atau

mencari kesepakatan dari berbagai pandangan melalui interaksi atau

kerjasama dengan orang lain Belajar perlu disituasikan dalam latar

(seting) yang nyata

Kemudian menurut Gredler dalam Dimyati (1999 72) belajar adalah proses

seseorang memperoleh berbagai kecakapan keterampilan dan sikap menurut

Winkel dalam yang sama belajar merupakan suatu aktivitas mental psikis yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman keterampilan dan nilai

sikap Perubahan ini bersifat relative konstan dan berbekas

Aktivitas belajar menurut Djamarah dalam Sagala (2005 216) bahwa belajar

adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar dan bertujuan dimana tujuan

dalam belajar terjadinya suatu perubahan dalam individu yaitu perubahan tingkah

laku Schuman penganut konstruktif dalam yang sama mengemukakan dengan

dasar pemikiran bahwa semua orang membangaun pandangannya terhadap dunia

51

melalui pengalaman individual atau skema konstruktif menekankan pada

menyiapkan peserta didik untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam

situasi yang tidak tentu atau ambigius

Pandangan yang mampu mengakomodasi sociocultural-revolution dalam buku

Teori Belajar dan Pembelajaran dalam Budiningsih (2005 123) Vigotsky

mengatakan bahwa jalan pikiran seseorang harus dimengerti dari latar sosial-

budayanya dan sejarahnya Artinya untuk memahami pikiran seseorang bukan

dengan cara menelusuri apa yang ada di otaknya dan pada kedalaman jiwanya

melainkan dari asal usul tindakan sadarnya dari interaksi sosial yang dilatari oleh

sejarah hidupnya Interaksi sosial berkaitan erat dengan aktivitas-aktivitas dan

bahasa yang dipergunakan Ditemukan adanya jaringan erat luas dan kompleks di

dalam dan di antara keluarga-keluarga

Jaringan tersebut berkembang atas dasar confianza yang membentuk kondisi

sosial sebagai tempat penyebaran dan pertukaran pengetahuan keterampilan dan

nilai-nilai sosial budaya anak memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui

interaksi sosial sehari-hari Pandangan teori ini menempatkan inter mental atau

lingkungan sosial sebagai faktor primer dan konstitutif terhadap pembentukan

pengetahuan serta perkembangan kognitif seseorang

Di samping itu Piaget dalam yang sama menyatakan bahwa belajar lebih banyak

ditentukan karena adanya karsa individu perkembangan kognitif merupakan suatu

proses genetik yaitu proses yang didasrkan atas mekanisme biologis dalam bentuk

perkembangan sistem syaraf makin bertambah umur seseorang makin

komplekslah susunan sel syarafnya dan makin meningkat pula kemampuannyardquo

52

Dari beberapa teori konstruktivisme di atas belajar adalah merupakan kegiatan

aktif dimana sibelajar membangaun sendiri pengetahuannya subyek belajar juga

mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari dan merupakan proses

bagaimana menjadi tahu tentang sesuatu proses belajar bukanlah memindahkan

pengetahuan dari guru ke siswa tetapi sesuatu kegiatan yang memungkinkan

siswa merekonstruksi sendiri pengetahuannya

Belajar merupakan usaha manusia dalam rangka merubah pola pikir dan tingkah

lakunya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman dan interaksi dengan

lingkungan sekitarnya sehingga terjadi perubahan keterampilan pemahaman

pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat permanen dan membekas diharapkan

dapat hidup mandiri karena untuk membangun suatu pengetahuan baru siswa

akan menyesuaikan informasi baru atau pengetahuan yang disampaikan dengan

pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki melalui berinteraksi sosial

dengan peserta didik lain atau guru dan sumber belajar

Selanjutnya dapat juga dirumuskan bahwa belajar merupakan usaha manusia

dalam rangka merubah pola pikir dan tingkahlakunya berdasarkan pengetahuan

pengalaman dan interaksi dengan lingkungan sekitarnya Dengan terjadinya

perubahan keterampilan pemahaman pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat

permanen dan membekas diharapkan dapat hidup mandiri tidak tergantung pada

orang lain

Belajar yang dimaksudkan penulis adalah belajar menulis deskripsi dalam bahasa

lampung siswa mengkonstruksi sendiri informasi yang akan disampaikan melalui

tulisannya setelah mengamati lingkungan sekitar

53

b Hakikat Pembelajaran Bahasa

Sagala (2005 176) menyatakan bahwa pembelajaran ialah membelajarkan siswa

menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu

utama keberhasilan pendidikan Pembelajaran menurut Corey (1998 91) adalah

suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk

memungkinkan ia turut serta dalam tingkahlaku tertentu dalam kondisi khusus

atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu pembelajaran merupakan

subset khusus dari pendidikan Menurut Burton dalam Sagala (2005 213)

pembelajaran adalah upaya memberikan stimulus bimbingan pengarahan dan

dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar

Vigotsky dalam Budiningsih (2005 103) menyatakan dalam kegiatan

pembelajaran hendaknya anak memperoleh kesempatan yang luas untuk

mengembangkan zona perkembangan proximalnya atau potensi melalui belajar

dan berkembang guru perlu menyediakan berbagai jenis dan tingkatan bantuan

(helps) cognitive scaffolding yang dapat memfasilitasi anak agar mereka dapat

memecahkan permasalahan yang dihadapinya Bantuan dapat dalam bentuk

contoh pedoman bimbingan orang lain atau teman yang lebih kompeten

Bentuk-bentuk pembelajaran kooperatif kolaboratif serta belajar kontekstual

sangat tepat digunakan

Zona perkembangan proksimal menurutnya perkembangan kemampuan seseorang

dapat dibedakan kedalam dua tingkat yaitu tingkat aktual dan potensial tingkat

perkembangan aktual tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan

tugas-tugas atau memecahkan berbagai masalah secara mandiri (intramental)

54

sedangkan potensial kemampuan kemampuan memecahkan masalah dan

menyelesaikan tugas-tugas ketika di bawah bimbingan orang dewasa atau ketika

berkolaborasi dengan teman sebaya yang lebih kompeten (intermental)

Berdasarkan beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan pembelajaran

merupakan pengorganisasian aktivitas siswa dalam arti peran guru bukan semata-

mata memberikan informasi melainkan juga mengarahkan memotivasi dan

memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the learning) agar proses

belajar lebih memadai Pembelajaran juga mengandung arti setiap kegiatan

dirancang untuk membantu dalam mempelajari sesuatu kemampuan atau nilai

Yuelawati E (2004 121) mengutip pepatah Cina bahwa membaca

mendengar dan melihat belum cukup dalam belajar pembelajaran yang

melibatkan peserta didik untuk mengalami dan membicarakan bahan

tertentu pada orang lain dapat lebih bermakna dalam belajar terlebih lagi

bila peserta didik mempunyai kesempatan untuk mengajarkan

pengetahuannya terhadap peserta didik lain yang bersumber

Keberhasilan pembelajaran Kerucut Dale disebutkan bahwa keberhasilam

peembelajaran adalah sebagai berikut

1) Apa yang kita baca 10

2) Apa yang kita dengar 20

3) Apa yang kita lihat 30

4) Apa yang kita dengar dan lihat 50

5) Apa yang kita bicarakan dengan orang lain 70

6) Apa yang kita alami sendiri 80

7) Apa yang kita ajarkan kepada orang lain 95

55

Pembelajaran bahasa yang dimaksud adalah pembelajaran tentang menulis

deskripsi bahasa Lampung kelas V SD pembelajaran ini dirancang menggunakan

pendekatan Pembelajaran CTL khususnya untuk meningkatkan aktivitas belajar

bahasa Lampung dan sebagai bentuk nyata pelaksanaan tugas guru dalam hal

kegiatan belajar di Sekolah Dasar tentunya kondisi belajar yang aktif dan

menyenangkan

Hakikat belajar bahasa Lampung yang dimaksudkan dalam penelitian ini guru

akan merancang pembelajaran menggunakan pendekatan komunikatif integratif

siswa diharapkan dapat mendeskripsikan apa yang diamatinya Proses

pembelajaran mengkondisikan siswa untuk melakukan pengamatan kemudian

menemukan hal yang diamati mengindentifikasikan menentukan lalu

mengungkapkan apa yang diamatinya dalam tulisan deskriptif sehingga proses

belajar berlangsung aktif dan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan

Dalam Standar Kelulusan BSNP 2006 sesuai Permen No 22 tahun 2005 Standar

Kompetensi Lulusan pendidikan dasar meliputi SD MISDLB Paket A dan SMP

MTs SMPLB bertujuan meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan kepribadian

akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

lebih lanjut

Adapun Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) SD

MISDLB Paket A selengkapnya adalah (a) Menjalankan ajaran agama yang

dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak (b) Mengenal kekurangan dan

kelebihan diri sendiri (c) Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku di

lingkungannya (d) Menghargai keberagaman agama budaya suku ras dan

56

golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya (e) Menggunakan informasi

tentang lingkungan sekitar secara logis kritis dan kreatif (f) Menunjukkan

kemampuan berfikir logis kritis dan kreatif dengan bimbingan guru pendidik (g)

Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya (h)

Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan

sehari-hari (i) Menunjukkan kemampuan menggali gejala alam dan sosial di

lingkungan sekitar (j) Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap

lingkungan (k) Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa negara

dan tanah air Indonesia (l) Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan

seni dan budaya lokal (m) Menunjukkan kebiasaan hidup bersih sehat bugar

aman dan memanfaatkan waktu luang (n) Berkomunikasi secara jelas dan santun

(0) Bekerja sama dengan kelompok tolong menolong dan menjaga diri sendiri

dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya (p) Menunjukkan kegemaran

membaca dan menulis (q) Menunjukkan keterampilan menyimak berbicara

membaca menulis dan berhitung

c Hakikat Pendidikan

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat Setiap manusia membutuhkan

pendidikan sampai kapan dan dimanapun ia berada Pendidikan sangat penting

artinya sebab tenpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan

terbelakang Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk

menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing disamping

memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik

57

Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 menyatakan pendidikan sebagai usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri kepribadian kecerdasan akhlak

mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan

negara

Menurut pragmatisme pendidikan merupakan suatu proses reorganisasi dan

rekonstruksi dari pengalaman-pengalaman individu Baik anak maupun orang

dewasa selalu belajar dari pengalamannya (Sadulloh 2003 125) Sedangkan

Suhasno et all (1991 3) menyatakan bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai

suatu proses pertumbuhan yang menyesuaikan dengan lingkungan Suatu

pengarahan dan bimbingan yang diberikan kepada anak dalam pertumbuhannya

Suatu usaha sadar untuk menciptakan suatu keadaan atau situasi tertentu yang

dikehendaki oleh masyarakat serta suatu pembentukan kepribadian kemampuan

anak dalam menuju kedewasaan

Lima pilar pendidikan sekarang dan masa depan yang dicanangkan oleh UNESCO

yang perlu dikembangkan oleh lembaga pendidikan formal yaitu (1) learning to

know (belajar untuk mengetahui) (2) learning to do (belajar untuk melakukan

sesuatu) dalam hal ini kita dituntut untuk terampil dalam melakukan sesuatu (3)

learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) (4) learning to live together

(belajar untuk menjalani kehidupan bersama) dan (5) learning to trust in God

(belajar untuk bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa)

58

Realisasi ldquolearning to knowrdquo dapat diterapkan dengan memposisikan guru sebagai

fasilitator Disamping itu guru dituntut untuk dapat berperan sebagai teman

sejawat dalam berdialog dengan siswa dalam mengembangkan penguasaan

pengetahuan maupun ilmu tertentu

Learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu) akan bisa berjalan jika di

sekolah memfasilitasi siswa untuk mengaktualisasi keterampilan yang dililikinya

serta bakat dan minatnya Walaupun bakat dan minat anak banyak dipengaruhi

unsur kerturunan namun tumbuh berkembangnya bakat dan minat tergantung

pada lingkungannya Keterampilan dapat digunakan untuk menopang kehidupan

seseorang bahkan keterampilan lebih dominan daripada penguasaan pengetahuan

dalam mendukung keberhasilan kehidupan seorang

Learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) erat hubungannya dengan bakat

dan minat perkembangan fisik dan kejiwaan tipologi pribadi anak serta kondisi

lingkungannya Bagi anak yang agresif proses perkembangan diri akan berjalan

bila diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi Sebaliknya bagi anak yang

pasif peran guru sebagai pengarah sekaligus fasilitator sangat dibutuhkan untuk

pengembangan diri siswa secara maksimal

Kebiasaan hidup bersama saling menghargai terbuka memberi dan memenerima

(take and give) perlu ditumbuhkembangkan Kondisi seperti ini memungkinkan

terjadinya proses ldquolearning to live togetherrdquo (belajar untuk menjalani kehidupan

bersama) Penerapan pilar keempat ini dirasakan makin penting dalam era

globalisasi era persaingan global Perlu pemupukan sikap saling pengertian antar

ras suku dan agama agar tidak menimbulkan berbagai pertentangan yang

59

bersumber pada hal tersebut Selain empat pilar diatas dalam Undang-Undang RI

No 20 BAB II Pasal 3 Sistem Pendidikan Nasional pemerintah Indonesia

memandang perlu menjadikan peserta didik menjadi manusia yang bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab

sehingga perlu ditambah pilar kelima yaiturdquo learning to trust in Godrdquo

C Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan sebagai pembanding dan dapat digunakan untuk

meningkatkan kualitas penelitian adalah sebagai berikut

1 Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA melalui Pendekatan

Kontekstual Siswa Kelas VI Sekolah Tunas Mekar Bandar Lampung

20082009

1) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6 Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus 3 Pada

Siklus I nilai rata-rata siswa kelas 6A adalah 7179 Pada Siklus II nilai

rata-rata siswa kelas 6A adalah 7662 yang berarti meningkat 673 pada

kelas 6A dari nilai rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa

kelas 6A adalah 7832 yang berarti mengalami peningkatan sebesar 22

pada kelas 6A dari Siklus II atau mengalami peningkatan 901 pada

kelas 6Adari Siklus I pembelajarn IPA dengan Pembelajaran Kontekstual

Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang signifikan pada siklus I

pada kelas 6A hanya terdapat 14 atau 6087 siswa yang mencapai

ketuntasan sedangkan pada siklus III terdapat 23 siswa atau 100 siswa

60

yang mencapai ketuntasan yang berarti mengalami peningkatan sebesar

6429

2) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6B Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus III Pada

Siklus I nilai rata-rata 6B adalah 7222 Pada Siklus II nilai rata-rata siswa

kelas 6B adalah 7865 yang berarti meningkat 890 pada kelas 6B dari nilai

rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa 6B adalah 7946 yang

berarti mengalami peningkatan sebesar 103 dari Siklus II atau

mengalami peningkatan 1003 dari Siklus I pembelajarn IPA dengan

Pembelajaran Kontekstual Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang

signifikan pada siklus I pada kelas 6B hanya terdapat 14 atau 6087

siswa yang mencapai ketuntasan sedangkan pada siklus III masing-masing

terdapat 23 siswa atau 100 siswa yang mencapai ketuntasan yang berarti

mengalami peningkatan sebesar 6429

Berdasarkan penelitian tersebut ternyata prestasi belajar dapat ditingkatkan

melalui pendekatan pembelajaran CTL walaupun pada mata pelajaran IPA

Hal ini memungkinkan terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa

pembelajaran bahasa termasuk prestasi belajar menulis deskripsi

berbahasa Lampung

2 Jurnal Teknologi Pendidikan Unila Volume 04 No 03- Maret 2008 Penelitian

Nuraeni Erdawati dengan judul Penerapan Strategi Contextual Teaching and

Learning (CTL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) SD Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada

61

tiap siklus serta peningkatan aktivitas belajar siswa Pembelajaran

menerapkan pendekatan CTL dapat dijadikan sebagai alternatif penerapan

model pembelajaran IPS terutama pada materi peta tematik keragaman

kenampakan alam dan buatan

Merujuk hasil penelitian tersebut ternyata prestasi belajar IPS dapat

ditingkatkan melalui pendekatan pembelajaran CTL Hal ini memungkinkan

terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa pada pembelajaran bahasa

termasuk prestasi belajar menulis deskripsi berbahasa Lampung kelas V SDN

1 Sukarame Dua Bandar Lampung

Page 17: II. KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Menulis Deskripsi ...digilib.unila.ac.id/20091/3/BAB II.pdf · yang bertalian dengan usaha penulis untuk memberikan perincian dari ... Syarat-syarat

27

dengan begitu guru memberi model tentang ldquobagaimana cara belajarrdquo Kegiatan

mendemonstrasikan suatu perbuatan agar siswa dapat mencontoh atau belajar

atau melakukan sesuatu sesuai dengan model yang diberikan (Hati 2007)

Model ini dapat dirancang dengan melibatkan media lingkungan misalnya guru

menunjukkan pohon kelapa sawit di halaman sekolah kemudian salah satu siswa

bisa ditunjuk untuk menyebutkan suatu kata dalam bahasa lampung yang

berhubungan dengan media tersebut Dalam pendekatan CTL guru bukan satu-

satunya model tetapi model dapat dirancang dengan melibatkan siswa

6) Refleksi (Reflection)

Refleksi merupakan respon terhadap sesuatu kejadian aktivitas atau pengetahuan

yang baru diterima contohnya

a) pertanyaan langsung tentang ketentuan apa saja yang boleh diamati

b) komentar siswa tentang pembelajaran hari itu

c) catatan atau konsep siswa

d) diskusi

e) hasil karya

Refleksi merupakan cara berfkir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir

kebelakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan masa lalu (Senduk 2004

510) Siswa memahami apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan

baru yang merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya

Refleksi merupakan respon terhadap kejadian aktivitas atau pengetahuan yang

baru diterima Pengetahuan yang bermakna diperoleh dari proses Pengetahuan

dimiliki siswa perlu diperluas melalui konteks pembelajaran yang kemudian

28

diperluas sedikit demi sedikit Siswa mencatat apa yang telah dipelajari dan

bagaimana menemukan ide-ide baru Pada akhir pembelajaran guru menyisakan

waktu untuk melakukan refleksi

Kegiatan dalam refleksi menurut Hati (2009) berupa melihat kembali atau

merespon suatu kejadian kegiatan dan pengalaman yang bertujuan untuk

mengidentifikasi hal-hal yang sudah diketahui dan hal-hal yang belum diketahui

agar dapat dilakukan suatu tindakan penyempurnaan Dapat juga dikatakan

sebagai respon terhadap kejadian aktivitas atau pengetahuan yang baru diterima

contohnya

1) Pertanyaan langsung tentang apa yang diperoleh hari itu

2) Komentar siswa tentang pembelajaran hari itu

3) Catatan atau jurnal dibuku siswa

4) Diskusi

5) Hasil karya

Penerapan refleksi menurut Nurhadi (2004 51) memiliki ciri sebagai berikut (a)

pernyataan langsung tentang apa-apa yang diperolehnya hari itu (b) catatan atau

buku jurnal di buku siswa (c) kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari

itu (d) diskusi (e) hasil karya (f) cara-cara lain yang ditempuh guru untuk

mengarahkan siswa pada pemahaman mereka tentang materi yang dipelajari Jadi

reflection adalah kegiatan memikirkan apa yang telah terjadi dalam pembelajaran

dan memberikan masukan perbaikan jika diperlukan

29

7) Penilaian yang Sebenarnya (Autentic Assessment)

Agar penilaian yang dilakukan benar-benar menggambarkan keadaan siswa yang

sebenarnya perlu dilakukan suatu penilaian yang mampu mengukur keadaan

siswa yang sebenarnya Siswa tidak hanya dinilai dari satu aspek melainkan dari

berbagai aspek sehingga data yang didapat bisa menggambarkan keadaan siswa

yang sebenar proses

Penilaian autentik memiliki beberapa karakteristik menurut Senduk (2004 52)

penilaian autentik memiliki ciri-ciri sebagai berikut (a) harus mengukur semua

aspek pembelajaran (b) dilaksanakan selama dan sesudah pembelajaran (c)

menggunakan berbagai cara dan berbagai sumber (d) tes hanya salah satu alat

pengumpul data penilaian (e) tugas-tugas yang diberikan kepada siswa harus

mencerminkan bagian-bagian dari kehidupan siswa

Berdasarkan pendapat tersebut penilaian autententik merupakan proses

pengumpulan berbagai data yang bisa menggambarkan perkembangan siswa

Penilaian ini menekan pada perkembangan kemampuan siswa dalam memahami

dan mempelajari pengetahuan atau keterampilan Penilaian ini dilakukan dengan

berbagai cara yaitu pemberian tugas proses pembelajaran kinerja performan

hasil karya atau produk dan sebagainya

Autentic Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa

memberikan gambaran perkembangan belajar siswa dan perlu diketahui oleh guru

untuk bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan

benar Penekanannya pada assesment dalam proses pembelajaran data yang

dikumpulkan diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan siswa pada saat

30

melakukan proses pembelajaran Kemajuan belajar dinilai dari proses

pembelajaran bukan melalui hasil

Karakteristik assessment adalah (a) dilaksanakan selama dan sesudah proses

pembelajaran berlangsung (b) bisa digunakan untuk formatif dan sumatif (c)

yang diukur keterampilan dan performansi bukan fakta (d) berkesinambungan (e)

terintegrasi (f) dapat digunakan sebagai feed back Bentuk-bentuk penilaian

autentik fortofolios story reteling interview video tape evaluation of

performance audio tepe evaluation of reading teacher observations close test

Dalam hal iniakan dilakukan penilaian terhadap aktivitas siswa selama proses

pembelajaran dan produk tulisan deskripsi siswa dalam bahasa lampung

b Perbedaan Pendekatan kontestual dengan Pendekatan Konvensional

Menurut pendapat Nurhadi (2003 7) terdapat perbedaan antara pendekatan CTL

dan konvensional yaitu

No Pendekatan CTL

Pendekatan Konvensional

1 Siswa secara aktif terlibat dalam

proses pembelajaran

Siswa adalah penerima informasi

secara pasif

2 Siswa belajar dari teman melalui

kerja

Siswa belajar secara individual

3 Pembelajaran dikaitkan dengan

kehidupan nyata atau masalah

yang disimulasikan

Pembelajaran sangat abstrak dan

teoritis

4 Perilaku dibangun atas kesadaran

diri

Perilaku dibangun atas kebiasaan

5 Hadiah untuk perilaku baik adalah

kepuasan diri

Hadiah untuk perilaku baik adalah

pujian atau nilai (raport)

6 Keterampilan dikembangkan atas

dasar pemahaman

Keterampilan dikembangkan atas

dasar latihan

7 Seseorang tidak melakukan yang

jelek karana dia sadar hal itu keliru

dan merugikan

Seorang tidak melakukan yang jelek

karena dia takut hukuman

8 Bahasa diajarkan dengan Bahasa diajarkan dengan pendekatan

31

pendekatan komunikatif yakni

siswa diajak menggunakan bahasa

dalam monteks nyata

struktural rumus diterangkan sampai

paham kemudian dilatihkan (drill)

9 Pemahaman rumus dikembangkan

atas dasar skemata yang sudah ada

dalam diri siswa

Rumus itu ada di luar diri siswa yang

harus diterangkan diterima

dihafalkan dan dilatihkan

10 Pemahaman rumus relatif berbeda

antara siswa yang satu dengan

yang lainnya sesuai dengan

skemata siswa

Rumus adalah kebenaran absolut

hanya ada dua kemungkinan yaitu

pamahaman rumus yang salah atau

yang benar

11 Siswa menggunakan kemampuan

berfikir kritis terlibat penuh dalam

mengupayakan terjadinya proses

pembelajaran yang efektif ikut

bertanggung jawab atas terjadinya

proses pembelajaran yang efektif

dan membawa skemata masing-

masing ke dalam proses

pembelajaran

Siswa secara fasif menerima rumus

atau kaidah (membaca mendengar

mencatat menghafal) tanpa

memberikan kontribusi ide dalam

proses pembelajaran

No Pendekatan CTL

Pendekatan Konvensional

1 Pengetahuan yang dimiliki

manusia dikembangkan oleh

manusia itu sendiri Manusia

menciptakan atau membangun

pengetahauan dengan cara

memberi arti dan memahami

pengalamannya

Pengetahuan adalah penangkapan

terhadap serangkaian fakta konsep

atau hukum yang berada di luar diri

manusia

2 Ilmu pengetahuan dikonstruksi

oleh manusia sendiri sementara

manusia selalu mengalami

peristiwa baru maka

pengetahuantidak pernah stabil

selalu berkembang

Kebenaran bersifat absolut dan

pengetahuan bersifat final

3 Siswa diminta bertanggung jawab

memonitor dan mengembangkan

pembelajaran mereka masing-

masing

Guru adalah penentu jalannya proses

pembelajaran

4 Penghargaan terhadap pengalaman

siswa sangat diutamakan

Pembelajaran tidak memperhatikan

pengalaman siswa

5 Hasil belajar diukur dengan

berbagai cara proses bekerja hasil

karya penampilan rekaman tes

dan lain-lain

Hasil belajar diukur hanya dengan tes

6 Pembelajaran terjadi diberbagai Pembelajaran hanya di dalam kelas

32

tempat konteks dan setting

7 Penyesalan adalah hukuman dari

perilaku jelek

Sanksi adalah hukuman dari perilaku

jelek

8 Perilaku baik berdasar motivasi

intrinsik

Perilaku baik berdasar motivasi

ekstrinsik

9 Seorang berperilaku baik karena

dia yakin itulah yang terbaik dan

bermanfaat

Seseorang berperilaku baik karena

terbiasa melakukan begitu Kebiasaan

ini dibangun dengan hadiah yang

menyenangkan

c Beberapa Hal Penting Dalam Pembelajaran CTL

Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL harus memperhatikan hal-

hal yang yang terkait baik berkaitan dengan konsep langkah-langkah maupun

pelaksanaan pembelajaran dengan CTL Contextual Teaching and Learning

(CTL) menurut Clifford dan Wilson (20002) adalah pendekatan dalam

pembelajaran yang dapat membantu siswa menemui ketuntasan belajar

berdasarkan kompetensi yang telah ditetapkan Siswa dapat dikatakan tuntas

belajar jika ia dapat berguna dan mampu mengaplikasikan pengetahuannya

terhadap lingkungan sekitar kehidupannya baik masa kini maupun masa depan sebagai

seorang anggota keluarga warga negara dan pekerja atau karyawan

CTL dikatakan efektif digunakan dalam pembelajaran karena (Clifford dan

Wilson 20002)

1 emphasizes problem-solving

2 recognizes the need for teaching and learning to occur in multiple

contexts

3 teaches students to become self-regulated learners

4 anchors teaching in students‟ diverse life contexts

5 encourages students to learn from each other in interdependent

groups and

6 Employs authentic assessment

33

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran dengan Contextual Teaching

Learning terutama berkaitan dengan pembelajaran Bahasa Lampung adalah

sebagai berikut

1 CTL adalah model pembelajaran yang menekankan aktivitas siswa secara

penuh baik fisik maupun mental

2 CTL memandang bahwa belajar bukan menghafal akan tetapi proses

berpengalaman dalam kehidupan nyata

3 Kelas dalam pembelajaran CTL bukan sebagai tempat untuk memperoleh

informasi akan tetapi sebagai tempat untuk menguji data hasil temuan

mereka dilapangan

4 Materi pelajaran ditemukan oleh siswa sendiri bukan hasil pemberian dari

orang lain (Sanjaya 2006125)

3 Media Pembelajaran

Media berasal dari kata ldquomediumrdquo yang berasal dari bahasa latin ldquomediusrdquo yang

berarti ldquotengah atau sedangrdquo Pengertian media ini mengarah pada sesuatu yang

menjadi penghantar untuk meneruskan suatu informasi dan sumber informasi

kepada penerima informasi Dalam bahasa Arab media adalah perantara atau

pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan ringkasnya media adalah

alat untuk menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran Arsyad

(2005 54) mengartikan media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan

untuk menyampaikan pesan informasi

Heinich dalam Arsyad (2005 82) menyatakan media sebagai perantara yang

mengantar informasi apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi

34

yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud pengajaran Hamidjojo

dalam Latuheru mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah media yang

penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran (biasanya sudah

dituangkan dalam GBPP atau silabus) yang dimaksudkan untuk mempertinggi

kegiatan belajar Media pembelajaran adalah bahan alat maupun metode teknik

yang digunakan dalam kegiatan belajar dengan maksud agar proses interaksi

komunikasi edukatif antara siswa dan sumber belajar dapat berlangsung secara

tepat guna dan berdaya guna Jadi media yang dimanfaatkan untuk belajar adalah

lingkungan yang terdekat dengan siswa

ldquoNational Education Assosiationrdquo memberi definisi media sebagai bentuk-bentuk

komunikasi baik tercetak maupun audio visual dan peralatannya dengan demikian

dapat dimanipulasi dilihat didengar atau dibaca Menurut Lohan dalam

Sihkabuden (999 58) media suatu sarana atau chanel sebagai perantara antara si

pemberi pesan kepada penerima pesan

Menurut Olson dalam Budiningsih (2005 62) mendefinisikan media sebagai

teknologi untuk menyajikan merekam membagi dan mendistribusikan simbol

dengan melalui rangsangan indera tertentu disertai penstrukturan informasi

Gagne dalam Sagala (2005 281) menyatakan bahwa media pendidikan adalah

berbagai jenis komponen lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar

Briggs dalam yang sama lebih lanjut menyatakan bahwa media pembelajaran

adalah sarana untuk memberikan perangsang bagi si belajar supaya proses belajar

terjadi

Sardiman (2006 205) menyatakan bahwa

35

media pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam tiga golongan

Pertama adalah alat-alat yang merupakan benda sebenarnya yang

memberi pengalaman langsung dan nyata Kedua alat-alat yang

merupakan benda pengganti yang seringkali dalam bentuk tiruan dari

benda sebenarnya memberikan pengalamannbuatan atau tidak langsung

Ketiga bahasa lisan maupun tertulis memberikan pengalaman melalui

berbahasa

Secara umum peranan media dalam proses pembelajaran dapat

a menghemat waktu belajar

b memudahkan pemahaman

c meningkatkan perhatian siswa

d meningkatkan aktivitas siswa

e mempertinggi daya ingat siswa

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas bahwa media pembelajaran adalah segala

sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima

serta dapat merangsang pikiran perasaan perhatian dan kemauan si belajar

sehingga dapat memotivasi terjadinya belajar yang baik dengan sengaja

bertujuan dan terkendali Media pembelajaran sebagai salah satu komponen

sumber dan merupakan bagian integral dari keseluruhan komponen pembelajaran

menempati posisi yang penting dan akan turut menentukan keberhasilan

penyelenggaraan pembelajaran

Pada kenyataannya pengembangan dan penerapan media pembelajaran

diharapkan dapat memotivasi belajar terhadap pembelajaran sehingga berdampak

pula pada peningkatan hasil belajarnya Selaras dengan perkembangan ilmu

pengetahuan maka guru harus mampu mengembangkan media pembelajaran

secara bervariasi baik yang dirancang khusus (by design) maupun dengan

36

memanfaatkan (by utilization) sejumlah media yang telah ada Dengan demikian

media pendidikan dan media pengajaran dirangkum saja dengan media

pembelajaran

Kegunaan media dalam pembelajaran menurut Miarso (2005 536)

(a) Media mampu memberikan rangsangan yang bervariasi kepada otak

kita sehingga otak kita dapat berfungsi secara optimal (b) Media dapat

mengatasi keterbatasan pengamatan yang dimiliki oleh siswa (c) Media

dapat melampaui batas ruang kelas (d) Media memungkinkan adanya

interaksi langsung antara siswa dan lingkungan (e) Media menghasilkan

keseragaman pengamatan (f) Media membangkitkan keinginan dan minat

baru (g) Media membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar

(h) Media memberikan pegalaman yang integral menyeluruh dari sesuatu

yang konkret maupun yang abstrak (i) Media memberikan kesempatan

untuk belajar mandiri (j) Media meningkatkan keterbacaan baru

(membedakan dan menafsirkan objek) (k) Media mampu meningkatkan

efek sosialisasi (l) Meningkatkan kemampuan ekspresi diri guru maupun

siswa

Kriteria pemilihan media menurut Arsyad (2005 39) sebagai berikut (a) sesuai

dengan tujuan yang ingin dicapai (b) tepat untuk mendukung isi pelajaran yang

sifatnya fakta konsep prinsip atau generalisasi (c) praktis luwes dan bertahan

(d) guru trampil menggunakannya (e) pengelompokan sasaran (f) mutu teknis

(memiliki persyaratan teknis yang tertentu)

Tiga kategori media menurut Haney dan Ullmer yang dikutip Miarso (200525)

yaitu

(1) Media Penyaji Grafis bahan cetak dan gambar diam Proyeksi diam

Audio kaset Audio ditambah visual diam Gambar hidup film Televisi

Multi media (2) Media Objek Objek sebenarnya alami (hidup dan tak

hidup) buatan gedung mesin-mesin alat-alat komunikasi jaringan

transportasi dan semua benda yang dibuat Objek pengganti replika

model dan benda tiruan (3) Media Interaktif memperhatikan penyajian

objek dan berinteraksi (internet komputer)

37

Media yang akan digunakan dalampenelitian ini adalah media objek sebenarnya

alami hidup dan tak hidup yang terdapat di lingkungan sekitar sekolah yaitu

sugai gunung kebun pantai dan benda-benda tak hidup lainnya

4 Pembelajaran Menulis Deskripsi Berbahasa Lampung Menggunakan CTL

Bahasa Lampung adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat penuturnya

yaitu suku Lampung dalam berkomunikasi dan mengaktualisasikan diri dalam

kehidupan sehari-hari Pakar linguistik deskriptif biasanya mendefinisikan bahasa

sebagai satu sistem lambang bunyi yang bersifat arbiter kemudian lazim ditambah

dengan yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat untuk berinteraksi

dan mengidentifikasikan dirirdquo (Chaer 1997 68) Nababan (1999 96)

mengemukakan bahwa bahasa memiliki empat fungsi yaitu fungsi kebudayaan

kemasyarakatan perorangan dan pendidikan

Fungsi kebudayaan meliputi tiga hal yaitu pelestarian kebudayaan

pengembangan kebudayaan dan inventarisasi ciri-ciri kebudayaan Fungsi

kemasyarakatan meliputi ruang lingkup dan bidang pemakaian Fungsi perorangan

meliputi fungsi instrumental kepribadian pemecahan masalah khayalan dan

informatif Fungsi pendidikan meliputi fungsi integratif instrumental kultural dan

penalaran

Fungsi dan tujuan pembelajaran bahasa Lampung untuk membelajarkan siswa

didik dalam belajar bahasa Lampung dan berfungsi memberikan kemampuan

menggunakan bahasa Lampung bagi kepentingan berpikir merasa dan

38

berkomunikasi dalam kehidupan budaya masa kini sebagai lanjutan dari

kehidupan masa lalu dengan memperhatikan peristiwa penggunaannya

Pada proses pembelajaran berlangsung guru memotivasi siswa melakukan

pengamatan terhadap gambar kemudian mengungkapkan hasil pengamatannya

melalui deskripsi Siswa menulis deskripsi sesuai dengan kaidah bahasa

Lampung baik ejaan struktur maupun kosa kata Dengan demikian pembelajaran

dalam terlaksana dengan mengoptimalkan masyarakat belajar dalam pembelajaran

bahasa Lampung dengan pendekatan CTL

Pembelajaran bahasa Lampung meliputi pengenalan pemahaman dan

keterampilan mencakup unsur bahasa Lampung (Depdikbud Provinsi Lampung

2003 16) yaitu

a) Lafal dan ejaan yang berkenaan dengan lafal yang baik dan ejaan yang

sesuai dengan pedoman Ejaan Bahasa Lampung

b) Struktur yang berkenaan dengan bebtuk kata frase dan kalimat Bahasa

Lampung yang baik dan yang diterima bukan teoritis

c) Kosa kata yang berkenaan dengan kata-kata bahasa lampung dari berbagai

lingkungan kehidupan yang diperlukan sebagai alat berpikir merasa dan

berkomunikasi dengan lancar

d) Wacana berkenaan dengan karangan jenis narasi deskripsi eksposisi

argumentasi dan drama

Lebih lanjut dijelaskan pokok-pokok bahasan pembelajaran mencerminkan

kegiatan berbahasa dalam bahasa Lampung khususnya menulis adalah

pembelajaran menulis untuk mengomunikasikan gagasan perasaan dan pesan

dengan bahasa Lampung secara tertulis baik dalam bentuk prosa atau puisi

maupun dalam berbagai jenis karangan seperti pada karangan deskripsi berbahasa

Lampung

39

Pembelajaran menulis disesuaikan dengan ketentuan menulis Hamer (1999 48)

mengatakan bahwa dalam keterampilan menulis harus diperhatikan beberapa hal

misalnya penyusunan kalimat menjadi paragraf bagaimana paragraf digabungkan

dan dikelompokan sehingga menjadi tulisan yang koheren Penerapan

pembelajaran pendekatan kontekstual (CTL) dalam penelitian ini adalah guru

mendesain proses pembelajaran menulis teks deskripsi berbahasa Lampung

dengan memanfaatkan lingkungan sebagai media Mengonstruksi pengetahuan

siswa sedikit demi sedikit sehingga pengetahuannya bermakna dalam proses

menemukan bertanya masyarakat belajar memberi permodelan melaksanakan

refleksi dalam pembelajaran dan melaksanakan penilaian autentik

5 Prestasi Belajar

a Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi adalah istilah yang diambil dari bahasa Belanda ldquoprestatierdquo yang berarti

hasil usaha Kata prestasi dalam berbagai penggunaan selalu dihubungkan dengan

aktivitas tertentu Prestasi belajar adalah kemampuan nyata yang dapat langsung

diukur dengan tes tertentu dan dapat dihitung hasilnya menurut Zainal dalam

Sagala (2005 101) bahwa ldquoPrestasi merupakan kemampuan siswa yang dapat

dicapai saat dilakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa

terhadap berbagai hal yang pernah dilatihkan diajarkan sudah dapat diperoleh

gambaran yang nyata tentang pencapaian program pembelajaran secara

menyeluruhrdquo

Di samping itu menurut Wittrock dalam Latuheru (1999 46) ldquoprestasi belajar

adalah suatu terminology yang menggambarkan suatu proses perubahan melalui

40

pengalaman Proses tersebut mempersyaratkan perubahan yang relative permanen

berupa sikap pengetahuan informasi kemampuan dan keterampilan melalui

pengalamanrdquo

Skiner dengan teori operant conditioning sebagaimana dikutip Gredler (dalam

Slameto 2003 49) mengatakan bahwa prestasi belajar merupakan respon

tingkah laku yang baru Walaupun Skiner mengatakan demikian namun pada

dasarnya respon yang baru itu sama pengertiannya dengan tingkah laku

pengetahuan sikap keterampilan yang baru

Prestasi menurut Hamalik (198384) adalah perubahan tingkahlaku yang

diharapkan kepada murid setelah diadakan proses belajar mengajar Sedangkan

menurut Yusuf (198224) prestasi adalah tingkatan kepandaian keterampilan yang

telah dicapai setelah melakukan kegiatan pekerjaan atau latihan itu sendiri

Menurut Adi Nugroho prestasi adalah segala jenis pekerjaan yang berasil dan

prestasi itu menunjukkan kecakapan Selanjutnya Purwadarminto menyebutkan

bahwa prestasi adalah hasil yang dicapai sebaik-baiknya menurut kemampuan

anak pada waktu tertentu terhadap hal-hal yang dikerjakan dilakukan

Reigeluth dalam yang sama berpendapat prestasi belajar dapat juga dikatakan

sebagai pengaruh yang memberikan suatu ukuran nilai dari metode (strategi)

alternatif dalam kondisi yang berbeda ada hasilnyata dan diinginkan Hasil nyata

hasil-hasil kehidupan nyata dari menggunakan metode (strategi) spesifik dalam

kondisi yang spesifik pula sedangkan hasil yang diinginkan adalah tujuan-tujuan

(goals) yang umumnya berpengaruh pada pemilihan suatu metode

41

Ini berarti prestasi belajar sangat erat kaitannya dengan metode (strategi) yang

digunakan pada sesuatu kondisi (pembelajaran) tertentu Semakin ketepatan

pemilihan metode atau strategi (pembelajaran) pada suatu kondisi semakin baik

hasil belajar Selanjutnya juga mengatakan secara spesifik hasil belajar adalah

suatu kinerja (peformance) yang diindikasikan sebagai suatu kapabilitas

(kemampuan) yang diperoleh Hasil belajar tersebut selalu dinyatakan dalam

bentuk tujuan-tujuan khusus perilaku (unjuk kerja)

Muhibin (1997141) menyebutkan bahwa prestasi belajar merupakan taraf

keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah dinyatakan

dalam bentuk skor yang diperoleh hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran

tertentu Demikian pula pendapat Albach Arnove dan Kelly (1999201) bahwa

prestasi belajar hanya ukuran keberhasilan di sekolah tidak termasuk keberhasilan

dalam keluarga dan masyarakat Davis dalam Slameto (198521) berpendapat

bahwa prestasi belajar adalah pengetahuan yang diperoleh siswa sebagai hasil dari

pembelajaran

Pendapat-pendapat di atas menunjukkan bahwa prestasi belajar dipergunakan

untuk menyebut berbagai macam hasil kegiatan atau usaha Hal ini sesuai dengan

kenyataan yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari Istilah prestasi

belajar sering digunakan untuk menyebut hasil yang dicapai dalam berbagai

kegiatan misalnya prestasi olahraga prestasi seni prestasi kerja prestasi belajar

prestasi usaha dan sebagainya

42

Berdasarkan uraian di atas prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari

proses belajar mengajar yaitu penguasaan perubahan emosional atau perubahan

tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu Prestasi belajar sering

dipergunakan dalam arti yang sangat luas seperti prestasi belajar dalam ulangan

harian prestasi pekerjaan rumah prestasi belajar tengah semester prestasi akhir

semester dan sebagainya

Cara yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat prestasi belajar adalah

dengan menggunakan tes Tes prestasi dapat digunakan sebagai suatu tes

diagnosis yang dirancang untuk membuktikan mengenai gambaran kelebihan dan

kekurangan siswa

Pada proses pembelajaran prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari

pembelajaran yang meliputi penguasaan perubahan emosional dan perubahan

tingkah laku yang dapat diukur dengan tes objektif maupun tes uraian Dengan

demikian prestasi belajar Bahasa Lampung adalah prestasi belajar siswa pada tes

ujian akhir semester atau pada Konpetensi Dasar pada mata pelajaran Bahasa

Lampung

Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

Bahasa Lampung merupakan tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari

pelajaran Bahasa Lampung di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang

diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi tertentu

Prestasi belajar memiliki beberapa kategori Gagne (19925)

mengklasifikasikannya menjadi lima kategori yakni 1) Intellectual skill 2)

Cognitive strategies 3) Verbal information 4) Motor skill dan 5) Attitudes

43

1) Keterampilan intelektual

Kemampuan ini merupakan keterampilan yang membuat seseorang secara

cakap berinteraksi dengan lingkungan melalui penggunaan lambang-lambang

2) Strategi kognitif

Kemampuan yang mengatur cara bagaimana si belajar mengelola belajarnya

3) Informasi verbal

Kemampuan ini berupa perolehan label atau nama fakta dan pengetahuan yang

sudah tersusun rapi

4) Keterampilan motorik

Kemampuan yang mendasari pelaksanaan perbuatan jasmaniah secara mulus

5) Sikap

Kemampuan yang mempengaruhi pilihan tindakan yang akan diambil

Lebih lanjut Bloom dan kawan-kawan sebagai mana dikutip oleh Degeng dalam

Hamalik (2004 90) mengklasifikasikan prestasi belajar menjadi 3 (tiga) domain

atau ranah yaitu rdquoranah kognitif psikomotor dan afektifrdquo ranah kognitif

menaruh perhatian pada pengembangan kapabilitas dan keterampilan intelektual

ranah psikomotor berkaitan dengan kegiatan-kegiatan manipulatif atau

keterampilan motorik dan ranah efektif berkaitan dengan pengembangan

perasaan sikap nilai dan emosirdquo Ketiga ketegori prestasi belajar itu mempunyai

aspek masing-masing

Kognitif aspek-aspek dari domain ini terdiri dari pengetahuan pemahaman

penerapan analisis sintesis dan evaluasi Afektif domain ini terdiri dari aspek-

aspek penerimaan tanggapan penilaian pengorganisasian dan pengarahan

44

Psikomotorik terdiri dari beberapa aspek kemampuan gerak refleks kemampuan

gerak dasar kemampuan perseptual kemampuan fisik kemampuan gerak

terampil dan kemampuan gerak komunikatif

Dapat diasumsikan bahwa untuk menghasilkan kategori kapabilitas atau kelima

ranah prestasi belajar tersebut sedikitnya banyak ditentukan atau dipengaruhi oleh

faktor internal seperti pengetahuan prasyarat atau kemampuan awal dari masing-

masing kategori hasil belajar yang dimiliki oleh siswa yang berkaitan dengan

kapabilitas atau keterampilan yang sedang dipelajari baru

Gagne (199266) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses untuk

memperoleh motivasi dalam pemngetahuan keterampilan kebiasaan dan tingkah

laku Belajar adalah suatu aktivitas yang melibatkan bukan hanya penguasaan

kemampuan akademik baru saja melainkan juga perkembangan emosional

interksi sosial dan perkembangan kepribadian Menurut Gagne (19923) belajar

adalah perubahan dalam diri manusia atau kemampuan yang berlangsung selama

satu masa waktu yang tidak semata-mata disebabkan oleh perubahan

pertumbuhan

Jenis perubahan yang dimaksud dalam belajar ini meliputi perubahan tingkah laku

setelah siswa mendapatkan berbagai pengalaman dalam proses pembelajaran

Pengalaman tersebut akan menyebabkan proses perubahan pada diri sibelajar

dengan kata lain bahwa proses belajar senantiasa merupakan perubahan

tingkahlaku dan terjadi karena pengalaman

45

Yang dimaksud prestasi belajar siswa dalam penelitian ini adalah prestasi yang

ditunjukkan siswa setelah dilakukan pembelajaran jika prestasi belajar mengalami

peningkatan maka siswa dapat dinyatakan mencapai prestasi belajar atau

mengalami peningkatan setelah mengalami belajar jika tidak prestasi belajar tidak

tercapai atau belum tuntas

Memperhatikan pernyatan tersebut belajar merupakan upaya siswa untuk

memahami materi ajar yaitu menulis deskripsi bahasa Lampung sesuai dengan

aturan penulisan atau kaidah bahasa diharapkan siswa memiliki pengetahuan dan

kemampuan dan dapat mengaplikasikan serta melaksanakan nilai positif dalam

kehidupan sehari-hari Dipahaminya suatu ilmu dalam proses pembelajaran akan

tercermin melalui hasil evaluasi Penggunaan pendekatan CTL media dan alat

belajar yang tepat dalam pembelajaran akan sangat membantu siswa belajar

Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa penggunaan pendekatan media dan alat

dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi hasil belajar siswa dapat menjadi

aktif belajar berkolaborasi dan belajar dalam waktu yang telah ditentukan pesan

dapat disalurkan dapat merangsang berpikir perhatian minat siswa sehingga

proses belajar berlangsung dengan baik Pemahaman siswa terhadap materi

mengarah pada tercapainya tujuan pembelajaran dan mencapai prestasi yang

tinggi

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

adalah berupa pengetahuan keterampilan nilai dan sikap sesuai tujuan atau

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diharapkan diperoleh setelah melalui proses pembelajaran

46

Pretasi belajar yang dimaksudkan peneliti adalah perolehan dari proses

pembelajaran yang mencakup ranah kognitif afektif dan psikomotorik mencapai

lebih besar atau sama dengan KKM pelajaran bahasa Lampung dari tujuan

pembelajaran yang diturunkan dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diperoleh siswa melalui interaksi dengan lingkungan belajar

dan suatu kondisi pembelajaran materi menulis deskripsi yang dirancang guru

sebagai fasilitator

c Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal

Standar nasional Pendidikan (Depdiknas 2008 5) menyatakan bahwa Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) adalah kriteria tertentu yang digunakan untuk

menentukan kelulusan peserta didik KKM ditentukan oleh kelompok guru mata

pelajaran pada awal tahun pelajaran dan menjadi acuan bagi pendidik dan peserta

didik KKM setiap standar kompetensi merupakan rata-rata KKM kompetensi

dasar KKM setiap kompetensi dasar merupakan rata-rata KKM dari indikator

yang terdapat dalam kompetensi dasar tersebut Penentuan KKM didasarkan pada

tiga unsur

Pertama Tingkat kompleksitas Kesulitan kerumitan setiap indikator

kompetensi dasar dan standar kompetensi yang harus dicapai peserta didik Suatu

indikator dikatakan memliliki tingkat kompleksitas tinggi apabila dalam

pencapaiannya didukuoleh sekurang-kurangnya satu dari sejumlah kondisi sebagai

berikut

1) Guru yang memahami dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan

pada peserta didik

47

2) guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang

bervariasi

3) Guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang

diajarkan

4) Peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi

5) Peserta didik yang cakap terampil menerapkan monsep

6) Peserta didik yang cermat kreatif dan inovatif dalam penyelesaian tugas

pekerjaan

7) Waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena memiliki

tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi sehingga dalam proses

pembelajarannya memerlukan pengulangan latihan

8) Tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar peserta

didik dapat mencapai ketuntasan belajar

Kedua Kemampuan daya pendukung meliputi a Sarana dan prasarana

peendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dicapai peserta

didik seperti perpustakaan laboratorium dan alat bahan untuk proses

pembelajaran b Ketersediaan tenaga manajemen sekolah dan kepedulian

stakeholders sekolah

Ketiga Tingkat Kemampuan (intake) rata-rata peserta didik di sekolah yang

bersangkutan Penetapan intake di kelas V dapat didasarkan pada nilai prestasi

rata-rata siswa saat kenaikan kelas atau dikelas sebelumnya yaitu kelas IV

KKM mulok Bahasa Lampung kelas V sesuai yang telah ditetapkan dalam

Kurikulum Sekolah atau KTSP SDN 1 Sukarame Dua Bandar Lampung Tahun

48

Pelajaran 20092010 adalah 65 KKM ini akan dijadikan tolak ukur evaluasi

keberhasilan siswa belajar apakah siswa telah mencapai ketuntasan atau belum

baik secara individual maupun secara klasikal

B Teori Belajar Bahasa dan Pembelajaran

1 Hakikat Belajar Bahasa

Dalam teori belajar konstruktivistik dikemukakan bahwa pembelajaran sebagai

proses mengkonstruksi pengetahuan yang menghubungkan yang sudah ada

dengan yang dipelajari Seperti dijelaskan Paul Suparno dalam Sardiman (2006

175) belajar merupakan proses aktif dari subyek belajar untuk mengkonstuksi

makna sesuatu entah itu teks kegiatan dialog pengalaman fisik dan lain-lain

Belajar merupakan mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau

bahkan yang dipelajarinya dengan pengertian yang sudah di miliki sehingga

pengertiannya menjadi berkembang

Guru sebagai pemrakarsa harus memberi peluang yang optimal bagi siswa Niat

dan kendali belajar sepenuhnya ada pada siswa (Budiningsih 2005 59))

Sehingga guru tidak mentransfer pengetahuan yang dimiliki melainkan membantu

siswa membentuk pengetahuannya sendiri Menurut teori konstruktivisme prinsip

yang paling penting dalam psikologi pendidikan bahwa guru tidak hanya sekedar

memberikan pengetahuan kepada siswa Siswa harus membangun sendiri

pengetahuan di benaknya Guru dapat memberi kemudahan untuk proses ini

dengan memberi kesempatan siwa untuk menentukan atau menerapkan ide-ide

mereka sendiri dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan

strategi mereka sendiri Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa

49

siswa ke pemahaman yang lebih tinggi dengan catatan siswa sendiri yang harus

memanjat anak tangga tersebut (Nur 1998 8)

Cunstruktivism approach is a view that emphasizes the active role of learner in

building understanding and making sesnse of information (Woodfolk 2004 313)

Konstruktivisme belajar menekankan pada peran aktif si belajar (learner) dalam

membangun pemahaman dan memakai suatu informasi Konstruktivis

memfokuskan pada peran siswa secara individu untuk membangun struktur

kognitif mereka ketika menginterpretasikan pengalaman-pengalaman pada situasi

belajar tertentu

Lebih lanjut Bruner dalam Sagala (2005 218) menjelaskan inti dari belajar

adalah cara-cara bagaimana orang memilih mempertahankan dan

mentransformasi secara efektif Dalam proses belajar ada 3 fase yaitu (1)

Informasi dalam tiap pelajaran kita memperoleh informasi ada yang menambah

pengetahuan yang telah kita miliki ada yang memperluas dan memperdalamnya

ada pula yang bertentangan dengan apa yang telah kita ketahui sebelumnya (2)

Transformasi informasi harus dianalisis diubah atau ditransformasi ke dalam

bentuk yang lebih abstrak atau konseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal

yang lebih luas (3) Evaluasi kemudian kita nilai hingga pengetahuan yang

diperoleh itu dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain

Masih dalam yang sama Piaget seorang psikolog Swiss berpendapat bahwa

belajar mengandung makna sebagai perubahan stuktural yang saling melengkapai

antara asimilasi dan akomodasi dalam proses menyusun kembali dan mengubah

apa yang telah diketahui melalui belajar

50

Hal ini didukung pula oleh Gagne dalam Slameto (2003 122) menjelaskan

ldquoBelajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia

belajar bisa terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi

ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya

(peformance-nya) berubah dari waktu ke waktu dan berkeyakinan bahwa

belajar dipengaruhi faktor dari dalam diri dan dari luar dimana keduanya

berinteraksirdquo

Senada dengan tersebut Merrill dan Smorgansbord dalam Yulaelawati (2004

122) menyatakan bahwa

belajar merupakan proses pembangunan pengetahuan berdasarkan

pengalaman atau pengetahuan yang telah ada sebelumnya belajar

merupakan penafsiran seseorng tentang dunia Belajar merupakan proses

yang aktif dimana pengetahuan dikembangkan berdasarkan pengalaman

dan perundingan (negoisasi) makna melalui berbagai informasi atau

mencari kesepakatan dari berbagai pandangan melalui interaksi atau

kerjasama dengan orang lain Belajar perlu disituasikan dalam latar

(seting) yang nyata

Kemudian menurut Gredler dalam Dimyati (1999 72) belajar adalah proses

seseorang memperoleh berbagai kecakapan keterampilan dan sikap menurut

Winkel dalam yang sama belajar merupakan suatu aktivitas mental psikis yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman keterampilan dan nilai

sikap Perubahan ini bersifat relative konstan dan berbekas

Aktivitas belajar menurut Djamarah dalam Sagala (2005 216) bahwa belajar

adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar dan bertujuan dimana tujuan

dalam belajar terjadinya suatu perubahan dalam individu yaitu perubahan tingkah

laku Schuman penganut konstruktif dalam yang sama mengemukakan dengan

dasar pemikiran bahwa semua orang membangaun pandangannya terhadap dunia

51

melalui pengalaman individual atau skema konstruktif menekankan pada

menyiapkan peserta didik untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam

situasi yang tidak tentu atau ambigius

Pandangan yang mampu mengakomodasi sociocultural-revolution dalam buku

Teori Belajar dan Pembelajaran dalam Budiningsih (2005 123) Vigotsky

mengatakan bahwa jalan pikiran seseorang harus dimengerti dari latar sosial-

budayanya dan sejarahnya Artinya untuk memahami pikiran seseorang bukan

dengan cara menelusuri apa yang ada di otaknya dan pada kedalaman jiwanya

melainkan dari asal usul tindakan sadarnya dari interaksi sosial yang dilatari oleh

sejarah hidupnya Interaksi sosial berkaitan erat dengan aktivitas-aktivitas dan

bahasa yang dipergunakan Ditemukan adanya jaringan erat luas dan kompleks di

dalam dan di antara keluarga-keluarga

Jaringan tersebut berkembang atas dasar confianza yang membentuk kondisi

sosial sebagai tempat penyebaran dan pertukaran pengetahuan keterampilan dan

nilai-nilai sosial budaya anak memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui

interaksi sosial sehari-hari Pandangan teori ini menempatkan inter mental atau

lingkungan sosial sebagai faktor primer dan konstitutif terhadap pembentukan

pengetahuan serta perkembangan kognitif seseorang

Di samping itu Piaget dalam yang sama menyatakan bahwa belajar lebih banyak

ditentukan karena adanya karsa individu perkembangan kognitif merupakan suatu

proses genetik yaitu proses yang didasrkan atas mekanisme biologis dalam bentuk

perkembangan sistem syaraf makin bertambah umur seseorang makin

komplekslah susunan sel syarafnya dan makin meningkat pula kemampuannyardquo

52

Dari beberapa teori konstruktivisme di atas belajar adalah merupakan kegiatan

aktif dimana sibelajar membangaun sendiri pengetahuannya subyek belajar juga

mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari dan merupakan proses

bagaimana menjadi tahu tentang sesuatu proses belajar bukanlah memindahkan

pengetahuan dari guru ke siswa tetapi sesuatu kegiatan yang memungkinkan

siswa merekonstruksi sendiri pengetahuannya

Belajar merupakan usaha manusia dalam rangka merubah pola pikir dan tingkah

lakunya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman dan interaksi dengan

lingkungan sekitarnya sehingga terjadi perubahan keterampilan pemahaman

pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat permanen dan membekas diharapkan

dapat hidup mandiri karena untuk membangun suatu pengetahuan baru siswa

akan menyesuaikan informasi baru atau pengetahuan yang disampaikan dengan

pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki melalui berinteraksi sosial

dengan peserta didik lain atau guru dan sumber belajar

Selanjutnya dapat juga dirumuskan bahwa belajar merupakan usaha manusia

dalam rangka merubah pola pikir dan tingkahlakunya berdasarkan pengetahuan

pengalaman dan interaksi dengan lingkungan sekitarnya Dengan terjadinya

perubahan keterampilan pemahaman pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat

permanen dan membekas diharapkan dapat hidup mandiri tidak tergantung pada

orang lain

Belajar yang dimaksudkan penulis adalah belajar menulis deskripsi dalam bahasa

lampung siswa mengkonstruksi sendiri informasi yang akan disampaikan melalui

tulisannya setelah mengamati lingkungan sekitar

53

b Hakikat Pembelajaran Bahasa

Sagala (2005 176) menyatakan bahwa pembelajaran ialah membelajarkan siswa

menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu

utama keberhasilan pendidikan Pembelajaran menurut Corey (1998 91) adalah

suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk

memungkinkan ia turut serta dalam tingkahlaku tertentu dalam kondisi khusus

atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu pembelajaran merupakan

subset khusus dari pendidikan Menurut Burton dalam Sagala (2005 213)

pembelajaran adalah upaya memberikan stimulus bimbingan pengarahan dan

dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar

Vigotsky dalam Budiningsih (2005 103) menyatakan dalam kegiatan

pembelajaran hendaknya anak memperoleh kesempatan yang luas untuk

mengembangkan zona perkembangan proximalnya atau potensi melalui belajar

dan berkembang guru perlu menyediakan berbagai jenis dan tingkatan bantuan

(helps) cognitive scaffolding yang dapat memfasilitasi anak agar mereka dapat

memecahkan permasalahan yang dihadapinya Bantuan dapat dalam bentuk

contoh pedoman bimbingan orang lain atau teman yang lebih kompeten

Bentuk-bentuk pembelajaran kooperatif kolaboratif serta belajar kontekstual

sangat tepat digunakan

Zona perkembangan proksimal menurutnya perkembangan kemampuan seseorang

dapat dibedakan kedalam dua tingkat yaitu tingkat aktual dan potensial tingkat

perkembangan aktual tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan

tugas-tugas atau memecahkan berbagai masalah secara mandiri (intramental)

54

sedangkan potensial kemampuan kemampuan memecahkan masalah dan

menyelesaikan tugas-tugas ketika di bawah bimbingan orang dewasa atau ketika

berkolaborasi dengan teman sebaya yang lebih kompeten (intermental)

Berdasarkan beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan pembelajaran

merupakan pengorganisasian aktivitas siswa dalam arti peran guru bukan semata-

mata memberikan informasi melainkan juga mengarahkan memotivasi dan

memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the learning) agar proses

belajar lebih memadai Pembelajaran juga mengandung arti setiap kegiatan

dirancang untuk membantu dalam mempelajari sesuatu kemampuan atau nilai

Yuelawati E (2004 121) mengutip pepatah Cina bahwa membaca

mendengar dan melihat belum cukup dalam belajar pembelajaran yang

melibatkan peserta didik untuk mengalami dan membicarakan bahan

tertentu pada orang lain dapat lebih bermakna dalam belajar terlebih lagi

bila peserta didik mempunyai kesempatan untuk mengajarkan

pengetahuannya terhadap peserta didik lain yang bersumber

Keberhasilan pembelajaran Kerucut Dale disebutkan bahwa keberhasilam

peembelajaran adalah sebagai berikut

1) Apa yang kita baca 10

2) Apa yang kita dengar 20

3) Apa yang kita lihat 30

4) Apa yang kita dengar dan lihat 50

5) Apa yang kita bicarakan dengan orang lain 70

6) Apa yang kita alami sendiri 80

7) Apa yang kita ajarkan kepada orang lain 95

55

Pembelajaran bahasa yang dimaksud adalah pembelajaran tentang menulis

deskripsi bahasa Lampung kelas V SD pembelajaran ini dirancang menggunakan

pendekatan Pembelajaran CTL khususnya untuk meningkatkan aktivitas belajar

bahasa Lampung dan sebagai bentuk nyata pelaksanaan tugas guru dalam hal

kegiatan belajar di Sekolah Dasar tentunya kondisi belajar yang aktif dan

menyenangkan

Hakikat belajar bahasa Lampung yang dimaksudkan dalam penelitian ini guru

akan merancang pembelajaran menggunakan pendekatan komunikatif integratif

siswa diharapkan dapat mendeskripsikan apa yang diamatinya Proses

pembelajaran mengkondisikan siswa untuk melakukan pengamatan kemudian

menemukan hal yang diamati mengindentifikasikan menentukan lalu

mengungkapkan apa yang diamatinya dalam tulisan deskriptif sehingga proses

belajar berlangsung aktif dan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan

Dalam Standar Kelulusan BSNP 2006 sesuai Permen No 22 tahun 2005 Standar

Kompetensi Lulusan pendidikan dasar meliputi SD MISDLB Paket A dan SMP

MTs SMPLB bertujuan meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan kepribadian

akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

lebih lanjut

Adapun Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) SD

MISDLB Paket A selengkapnya adalah (a) Menjalankan ajaran agama yang

dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak (b) Mengenal kekurangan dan

kelebihan diri sendiri (c) Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku di

lingkungannya (d) Menghargai keberagaman agama budaya suku ras dan

56

golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya (e) Menggunakan informasi

tentang lingkungan sekitar secara logis kritis dan kreatif (f) Menunjukkan

kemampuan berfikir logis kritis dan kreatif dengan bimbingan guru pendidik (g)

Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya (h)

Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan

sehari-hari (i) Menunjukkan kemampuan menggali gejala alam dan sosial di

lingkungan sekitar (j) Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap

lingkungan (k) Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa negara

dan tanah air Indonesia (l) Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan

seni dan budaya lokal (m) Menunjukkan kebiasaan hidup bersih sehat bugar

aman dan memanfaatkan waktu luang (n) Berkomunikasi secara jelas dan santun

(0) Bekerja sama dengan kelompok tolong menolong dan menjaga diri sendiri

dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya (p) Menunjukkan kegemaran

membaca dan menulis (q) Menunjukkan keterampilan menyimak berbicara

membaca menulis dan berhitung

c Hakikat Pendidikan

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat Setiap manusia membutuhkan

pendidikan sampai kapan dan dimanapun ia berada Pendidikan sangat penting

artinya sebab tenpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan

terbelakang Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk

menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing disamping

memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik

57

Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 menyatakan pendidikan sebagai usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri kepribadian kecerdasan akhlak

mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan

negara

Menurut pragmatisme pendidikan merupakan suatu proses reorganisasi dan

rekonstruksi dari pengalaman-pengalaman individu Baik anak maupun orang

dewasa selalu belajar dari pengalamannya (Sadulloh 2003 125) Sedangkan

Suhasno et all (1991 3) menyatakan bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai

suatu proses pertumbuhan yang menyesuaikan dengan lingkungan Suatu

pengarahan dan bimbingan yang diberikan kepada anak dalam pertumbuhannya

Suatu usaha sadar untuk menciptakan suatu keadaan atau situasi tertentu yang

dikehendaki oleh masyarakat serta suatu pembentukan kepribadian kemampuan

anak dalam menuju kedewasaan

Lima pilar pendidikan sekarang dan masa depan yang dicanangkan oleh UNESCO

yang perlu dikembangkan oleh lembaga pendidikan formal yaitu (1) learning to

know (belajar untuk mengetahui) (2) learning to do (belajar untuk melakukan

sesuatu) dalam hal ini kita dituntut untuk terampil dalam melakukan sesuatu (3)

learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) (4) learning to live together

(belajar untuk menjalani kehidupan bersama) dan (5) learning to trust in God

(belajar untuk bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa)

58

Realisasi ldquolearning to knowrdquo dapat diterapkan dengan memposisikan guru sebagai

fasilitator Disamping itu guru dituntut untuk dapat berperan sebagai teman

sejawat dalam berdialog dengan siswa dalam mengembangkan penguasaan

pengetahuan maupun ilmu tertentu

Learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu) akan bisa berjalan jika di

sekolah memfasilitasi siswa untuk mengaktualisasi keterampilan yang dililikinya

serta bakat dan minatnya Walaupun bakat dan minat anak banyak dipengaruhi

unsur kerturunan namun tumbuh berkembangnya bakat dan minat tergantung

pada lingkungannya Keterampilan dapat digunakan untuk menopang kehidupan

seseorang bahkan keterampilan lebih dominan daripada penguasaan pengetahuan

dalam mendukung keberhasilan kehidupan seorang

Learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) erat hubungannya dengan bakat

dan minat perkembangan fisik dan kejiwaan tipologi pribadi anak serta kondisi

lingkungannya Bagi anak yang agresif proses perkembangan diri akan berjalan

bila diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi Sebaliknya bagi anak yang

pasif peran guru sebagai pengarah sekaligus fasilitator sangat dibutuhkan untuk

pengembangan diri siswa secara maksimal

Kebiasaan hidup bersama saling menghargai terbuka memberi dan memenerima

(take and give) perlu ditumbuhkembangkan Kondisi seperti ini memungkinkan

terjadinya proses ldquolearning to live togetherrdquo (belajar untuk menjalani kehidupan

bersama) Penerapan pilar keempat ini dirasakan makin penting dalam era

globalisasi era persaingan global Perlu pemupukan sikap saling pengertian antar

ras suku dan agama agar tidak menimbulkan berbagai pertentangan yang

59

bersumber pada hal tersebut Selain empat pilar diatas dalam Undang-Undang RI

No 20 BAB II Pasal 3 Sistem Pendidikan Nasional pemerintah Indonesia

memandang perlu menjadikan peserta didik menjadi manusia yang bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab

sehingga perlu ditambah pilar kelima yaiturdquo learning to trust in Godrdquo

C Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan sebagai pembanding dan dapat digunakan untuk

meningkatkan kualitas penelitian adalah sebagai berikut

1 Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA melalui Pendekatan

Kontekstual Siswa Kelas VI Sekolah Tunas Mekar Bandar Lampung

20082009

1) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6 Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus 3 Pada

Siklus I nilai rata-rata siswa kelas 6A adalah 7179 Pada Siklus II nilai

rata-rata siswa kelas 6A adalah 7662 yang berarti meningkat 673 pada

kelas 6A dari nilai rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa

kelas 6A adalah 7832 yang berarti mengalami peningkatan sebesar 22

pada kelas 6A dari Siklus II atau mengalami peningkatan 901 pada

kelas 6Adari Siklus I pembelajarn IPA dengan Pembelajaran Kontekstual

Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang signifikan pada siklus I

pada kelas 6A hanya terdapat 14 atau 6087 siswa yang mencapai

ketuntasan sedangkan pada siklus III terdapat 23 siswa atau 100 siswa

60

yang mencapai ketuntasan yang berarti mengalami peningkatan sebesar

6429

2) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6B Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus III Pada

Siklus I nilai rata-rata 6B adalah 7222 Pada Siklus II nilai rata-rata siswa

kelas 6B adalah 7865 yang berarti meningkat 890 pada kelas 6B dari nilai

rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa 6B adalah 7946 yang

berarti mengalami peningkatan sebesar 103 dari Siklus II atau

mengalami peningkatan 1003 dari Siklus I pembelajarn IPA dengan

Pembelajaran Kontekstual Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang

signifikan pada siklus I pada kelas 6B hanya terdapat 14 atau 6087

siswa yang mencapai ketuntasan sedangkan pada siklus III masing-masing

terdapat 23 siswa atau 100 siswa yang mencapai ketuntasan yang berarti

mengalami peningkatan sebesar 6429

Berdasarkan penelitian tersebut ternyata prestasi belajar dapat ditingkatkan

melalui pendekatan pembelajaran CTL walaupun pada mata pelajaran IPA

Hal ini memungkinkan terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa

pembelajaran bahasa termasuk prestasi belajar menulis deskripsi

berbahasa Lampung

2 Jurnal Teknologi Pendidikan Unila Volume 04 No 03- Maret 2008 Penelitian

Nuraeni Erdawati dengan judul Penerapan Strategi Contextual Teaching and

Learning (CTL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) SD Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada

61

tiap siklus serta peningkatan aktivitas belajar siswa Pembelajaran

menerapkan pendekatan CTL dapat dijadikan sebagai alternatif penerapan

model pembelajaran IPS terutama pada materi peta tematik keragaman

kenampakan alam dan buatan

Merujuk hasil penelitian tersebut ternyata prestasi belajar IPS dapat

ditingkatkan melalui pendekatan pembelajaran CTL Hal ini memungkinkan

terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa pada pembelajaran bahasa

termasuk prestasi belajar menulis deskripsi berbahasa Lampung kelas V SDN

1 Sukarame Dua Bandar Lampung

Page 18: II. KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Menulis Deskripsi ...digilib.unila.ac.id/20091/3/BAB II.pdf · yang bertalian dengan usaha penulis untuk memberikan perincian dari ... Syarat-syarat

28

diperluas sedikit demi sedikit Siswa mencatat apa yang telah dipelajari dan

bagaimana menemukan ide-ide baru Pada akhir pembelajaran guru menyisakan

waktu untuk melakukan refleksi

Kegiatan dalam refleksi menurut Hati (2009) berupa melihat kembali atau

merespon suatu kejadian kegiatan dan pengalaman yang bertujuan untuk

mengidentifikasi hal-hal yang sudah diketahui dan hal-hal yang belum diketahui

agar dapat dilakukan suatu tindakan penyempurnaan Dapat juga dikatakan

sebagai respon terhadap kejadian aktivitas atau pengetahuan yang baru diterima

contohnya

1) Pertanyaan langsung tentang apa yang diperoleh hari itu

2) Komentar siswa tentang pembelajaran hari itu

3) Catatan atau jurnal dibuku siswa

4) Diskusi

5) Hasil karya

Penerapan refleksi menurut Nurhadi (2004 51) memiliki ciri sebagai berikut (a)

pernyataan langsung tentang apa-apa yang diperolehnya hari itu (b) catatan atau

buku jurnal di buku siswa (c) kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari

itu (d) diskusi (e) hasil karya (f) cara-cara lain yang ditempuh guru untuk

mengarahkan siswa pada pemahaman mereka tentang materi yang dipelajari Jadi

reflection adalah kegiatan memikirkan apa yang telah terjadi dalam pembelajaran

dan memberikan masukan perbaikan jika diperlukan

29

7) Penilaian yang Sebenarnya (Autentic Assessment)

Agar penilaian yang dilakukan benar-benar menggambarkan keadaan siswa yang

sebenarnya perlu dilakukan suatu penilaian yang mampu mengukur keadaan

siswa yang sebenarnya Siswa tidak hanya dinilai dari satu aspek melainkan dari

berbagai aspek sehingga data yang didapat bisa menggambarkan keadaan siswa

yang sebenar proses

Penilaian autentik memiliki beberapa karakteristik menurut Senduk (2004 52)

penilaian autentik memiliki ciri-ciri sebagai berikut (a) harus mengukur semua

aspek pembelajaran (b) dilaksanakan selama dan sesudah pembelajaran (c)

menggunakan berbagai cara dan berbagai sumber (d) tes hanya salah satu alat

pengumpul data penilaian (e) tugas-tugas yang diberikan kepada siswa harus

mencerminkan bagian-bagian dari kehidupan siswa

Berdasarkan pendapat tersebut penilaian autententik merupakan proses

pengumpulan berbagai data yang bisa menggambarkan perkembangan siswa

Penilaian ini menekan pada perkembangan kemampuan siswa dalam memahami

dan mempelajari pengetahuan atau keterampilan Penilaian ini dilakukan dengan

berbagai cara yaitu pemberian tugas proses pembelajaran kinerja performan

hasil karya atau produk dan sebagainya

Autentic Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa

memberikan gambaran perkembangan belajar siswa dan perlu diketahui oleh guru

untuk bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan

benar Penekanannya pada assesment dalam proses pembelajaran data yang

dikumpulkan diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan siswa pada saat

30

melakukan proses pembelajaran Kemajuan belajar dinilai dari proses

pembelajaran bukan melalui hasil

Karakteristik assessment adalah (a) dilaksanakan selama dan sesudah proses

pembelajaran berlangsung (b) bisa digunakan untuk formatif dan sumatif (c)

yang diukur keterampilan dan performansi bukan fakta (d) berkesinambungan (e)

terintegrasi (f) dapat digunakan sebagai feed back Bentuk-bentuk penilaian

autentik fortofolios story reteling interview video tape evaluation of

performance audio tepe evaluation of reading teacher observations close test

Dalam hal iniakan dilakukan penilaian terhadap aktivitas siswa selama proses

pembelajaran dan produk tulisan deskripsi siswa dalam bahasa lampung

b Perbedaan Pendekatan kontestual dengan Pendekatan Konvensional

Menurut pendapat Nurhadi (2003 7) terdapat perbedaan antara pendekatan CTL

dan konvensional yaitu

No Pendekatan CTL

Pendekatan Konvensional

1 Siswa secara aktif terlibat dalam

proses pembelajaran

Siswa adalah penerima informasi

secara pasif

2 Siswa belajar dari teman melalui

kerja

Siswa belajar secara individual

3 Pembelajaran dikaitkan dengan

kehidupan nyata atau masalah

yang disimulasikan

Pembelajaran sangat abstrak dan

teoritis

4 Perilaku dibangun atas kesadaran

diri

Perilaku dibangun atas kebiasaan

5 Hadiah untuk perilaku baik adalah

kepuasan diri

Hadiah untuk perilaku baik adalah

pujian atau nilai (raport)

6 Keterampilan dikembangkan atas

dasar pemahaman

Keterampilan dikembangkan atas

dasar latihan

7 Seseorang tidak melakukan yang

jelek karana dia sadar hal itu keliru

dan merugikan

Seorang tidak melakukan yang jelek

karena dia takut hukuman

8 Bahasa diajarkan dengan Bahasa diajarkan dengan pendekatan

31

pendekatan komunikatif yakni

siswa diajak menggunakan bahasa

dalam monteks nyata

struktural rumus diterangkan sampai

paham kemudian dilatihkan (drill)

9 Pemahaman rumus dikembangkan

atas dasar skemata yang sudah ada

dalam diri siswa

Rumus itu ada di luar diri siswa yang

harus diterangkan diterima

dihafalkan dan dilatihkan

10 Pemahaman rumus relatif berbeda

antara siswa yang satu dengan

yang lainnya sesuai dengan

skemata siswa

Rumus adalah kebenaran absolut

hanya ada dua kemungkinan yaitu

pamahaman rumus yang salah atau

yang benar

11 Siswa menggunakan kemampuan

berfikir kritis terlibat penuh dalam

mengupayakan terjadinya proses

pembelajaran yang efektif ikut

bertanggung jawab atas terjadinya

proses pembelajaran yang efektif

dan membawa skemata masing-

masing ke dalam proses

pembelajaran

Siswa secara fasif menerima rumus

atau kaidah (membaca mendengar

mencatat menghafal) tanpa

memberikan kontribusi ide dalam

proses pembelajaran

No Pendekatan CTL

Pendekatan Konvensional

1 Pengetahuan yang dimiliki

manusia dikembangkan oleh

manusia itu sendiri Manusia

menciptakan atau membangun

pengetahauan dengan cara

memberi arti dan memahami

pengalamannya

Pengetahuan adalah penangkapan

terhadap serangkaian fakta konsep

atau hukum yang berada di luar diri

manusia

2 Ilmu pengetahuan dikonstruksi

oleh manusia sendiri sementara

manusia selalu mengalami

peristiwa baru maka

pengetahuantidak pernah stabil

selalu berkembang

Kebenaran bersifat absolut dan

pengetahuan bersifat final

3 Siswa diminta bertanggung jawab

memonitor dan mengembangkan

pembelajaran mereka masing-

masing

Guru adalah penentu jalannya proses

pembelajaran

4 Penghargaan terhadap pengalaman

siswa sangat diutamakan

Pembelajaran tidak memperhatikan

pengalaman siswa

5 Hasil belajar diukur dengan

berbagai cara proses bekerja hasil

karya penampilan rekaman tes

dan lain-lain

Hasil belajar diukur hanya dengan tes

6 Pembelajaran terjadi diberbagai Pembelajaran hanya di dalam kelas

32

tempat konteks dan setting

7 Penyesalan adalah hukuman dari

perilaku jelek

Sanksi adalah hukuman dari perilaku

jelek

8 Perilaku baik berdasar motivasi

intrinsik

Perilaku baik berdasar motivasi

ekstrinsik

9 Seorang berperilaku baik karena

dia yakin itulah yang terbaik dan

bermanfaat

Seseorang berperilaku baik karena

terbiasa melakukan begitu Kebiasaan

ini dibangun dengan hadiah yang

menyenangkan

c Beberapa Hal Penting Dalam Pembelajaran CTL

Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL harus memperhatikan hal-

hal yang yang terkait baik berkaitan dengan konsep langkah-langkah maupun

pelaksanaan pembelajaran dengan CTL Contextual Teaching and Learning

(CTL) menurut Clifford dan Wilson (20002) adalah pendekatan dalam

pembelajaran yang dapat membantu siswa menemui ketuntasan belajar

berdasarkan kompetensi yang telah ditetapkan Siswa dapat dikatakan tuntas

belajar jika ia dapat berguna dan mampu mengaplikasikan pengetahuannya

terhadap lingkungan sekitar kehidupannya baik masa kini maupun masa depan sebagai

seorang anggota keluarga warga negara dan pekerja atau karyawan

CTL dikatakan efektif digunakan dalam pembelajaran karena (Clifford dan

Wilson 20002)

1 emphasizes problem-solving

2 recognizes the need for teaching and learning to occur in multiple

contexts

3 teaches students to become self-regulated learners

4 anchors teaching in students‟ diverse life contexts

5 encourages students to learn from each other in interdependent

groups and

6 Employs authentic assessment

33

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran dengan Contextual Teaching

Learning terutama berkaitan dengan pembelajaran Bahasa Lampung adalah

sebagai berikut

1 CTL adalah model pembelajaran yang menekankan aktivitas siswa secara

penuh baik fisik maupun mental

2 CTL memandang bahwa belajar bukan menghafal akan tetapi proses

berpengalaman dalam kehidupan nyata

3 Kelas dalam pembelajaran CTL bukan sebagai tempat untuk memperoleh

informasi akan tetapi sebagai tempat untuk menguji data hasil temuan

mereka dilapangan

4 Materi pelajaran ditemukan oleh siswa sendiri bukan hasil pemberian dari

orang lain (Sanjaya 2006125)

3 Media Pembelajaran

Media berasal dari kata ldquomediumrdquo yang berasal dari bahasa latin ldquomediusrdquo yang

berarti ldquotengah atau sedangrdquo Pengertian media ini mengarah pada sesuatu yang

menjadi penghantar untuk meneruskan suatu informasi dan sumber informasi

kepada penerima informasi Dalam bahasa Arab media adalah perantara atau

pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan ringkasnya media adalah

alat untuk menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran Arsyad

(2005 54) mengartikan media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan

untuk menyampaikan pesan informasi

Heinich dalam Arsyad (2005 82) menyatakan media sebagai perantara yang

mengantar informasi apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi

34

yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud pengajaran Hamidjojo

dalam Latuheru mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah media yang

penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran (biasanya sudah

dituangkan dalam GBPP atau silabus) yang dimaksudkan untuk mempertinggi

kegiatan belajar Media pembelajaran adalah bahan alat maupun metode teknik

yang digunakan dalam kegiatan belajar dengan maksud agar proses interaksi

komunikasi edukatif antara siswa dan sumber belajar dapat berlangsung secara

tepat guna dan berdaya guna Jadi media yang dimanfaatkan untuk belajar adalah

lingkungan yang terdekat dengan siswa

ldquoNational Education Assosiationrdquo memberi definisi media sebagai bentuk-bentuk

komunikasi baik tercetak maupun audio visual dan peralatannya dengan demikian

dapat dimanipulasi dilihat didengar atau dibaca Menurut Lohan dalam

Sihkabuden (999 58) media suatu sarana atau chanel sebagai perantara antara si

pemberi pesan kepada penerima pesan

Menurut Olson dalam Budiningsih (2005 62) mendefinisikan media sebagai

teknologi untuk menyajikan merekam membagi dan mendistribusikan simbol

dengan melalui rangsangan indera tertentu disertai penstrukturan informasi

Gagne dalam Sagala (2005 281) menyatakan bahwa media pendidikan adalah

berbagai jenis komponen lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar

Briggs dalam yang sama lebih lanjut menyatakan bahwa media pembelajaran

adalah sarana untuk memberikan perangsang bagi si belajar supaya proses belajar

terjadi

Sardiman (2006 205) menyatakan bahwa

35

media pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam tiga golongan

Pertama adalah alat-alat yang merupakan benda sebenarnya yang

memberi pengalaman langsung dan nyata Kedua alat-alat yang

merupakan benda pengganti yang seringkali dalam bentuk tiruan dari

benda sebenarnya memberikan pengalamannbuatan atau tidak langsung

Ketiga bahasa lisan maupun tertulis memberikan pengalaman melalui

berbahasa

Secara umum peranan media dalam proses pembelajaran dapat

a menghemat waktu belajar

b memudahkan pemahaman

c meningkatkan perhatian siswa

d meningkatkan aktivitas siswa

e mempertinggi daya ingat siswa

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas bahwa media pembelajaran adalah segala

sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima

serta dapat merangsang pikiran perasaan perhatian dan kemauan si belajar

sehingga dapat memotivasi terjadinya belajar yang baik dengan sengaja

bertujuan dan terkendali Media pembelajaran sebagai salah satu komponen

sumber dan merupakan bagian integral dari keseluruhan komponen pembelajaran

menempati posisi yang penting dan akan turut menentukan keberhasilan

penyelenggaraan pembelajaran

Pada kenyataannya pengembangan dan penerapan media pembelajaran

diharapkan dapat memotivasi belajar terhadap pembelajaran sehingga berdampak

pula pada peningkatan hasil belajarnya Selaras dengan perkembangan ilmu

pengetahuan maka guru harus mampu mengembangkan media pembelajaran

secara bervariasi baik yang dirancang khusus (by design) maupun dengan

36

memanfaatkan (by utilization) sejumlah media yang telah ada Dengan demikian

media pendidikan dan media pengajaran dirangkum saja dengan media

pembelajaran

Kegunaan media dalam pembelajaran menurut Miarso (2005 536)

(a) Media mampu memberikan rangsangan yang bervariasi kepada otak

kita sehingga otak kita dapat berfungsi secara optimal (b) Media dapat

mengatasi keterbatasan pengamatan yang dimiliki oleh siswa (c) Media

dapat melampaui batas ruang kelas (d) Media memungkinkan adanya

interaksi langsung antara siswa dan lingkungan (e) Media menghasilkan

keseragaman pengamatan (f) Media membangkitkan keinginan dan minat

baru (g) Media membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar

(h) Media memberikan pegalaman yang integral menyeluruh dari sesuatu

yang konkret maupun yang abstrak (i) Media memberikan kesempatan

untuk belajar mandiri (j) Media meningkatkan keterbacaan baru

(membedakan dan menafsirkan objek) (k) Media mampu meningkatkan

efek sosialisasi (l) Meningkatkan kemampuan ekspresi diri guru maupun

siswa

Kriteria pemilihan media menurut Arsyad (2005 39) sebagai berikut (a) sesuai

dengan tujuan yang ingin dicapai (b) tepat untuk mendukung isi pelajaran yang

sifatnya fakta konsep prinsip atau generalisasi (c) praktis luwes dan bertahan

(d) guru trampil menggunakannya (e) pengelompokan sasaran (f) mutu teknis

(memiliki persyaratan teknis yang tertentu)

Tiga kategori media menurut Haney dan Ullmer yang dikutip Miarso (200525)

yaitu

(1) Media Penyaji Grafis bahan cetak dan gambar diam Proyeksi diam

Audio kaset Audio ditambah visual diam Gambar hidup film Televisi

Multi media (2) Media Objek Objek sebenarnya alami (hidup dan tak

hidup) buatan gedung mesin-mesin alat-alat komunikasi jaringan

transportasi dan semua benda yang dibuat Objek pengganti replika

model dan benda tiruan (3) Media Interaktif memperhatikan penyajian

objek dan berinteraksi (internet komputer)

37

Media yang akan digunakan dalampenelitian ini adalah media objek sebenarnya

alami hidup dan tak hidup yang terdapat di lingkungan sekitar sekolah yaitu

sugai gunung kebun pantai dan benda-benda tak hidup lainnya

4 Pembelajaran Menulis Deskripsi Berbahasa Lampung Menggunakan CTL

Bahasa Lampung adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat penuturnya

yaitu suku Lampung dalam berkomunikasi dan mengaktualisasikan diri dalam

kehidupan sehari-hari Pakar linguistik deskriptif biasanya mendefinisikan bahasa

sebagai satu sistem lambang bunyi yang bersifat arbiter kemudian lazim ditambah

dengan yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat untuk berinteraksi

dan mengidentifikasikan dirirdquo (Chaer 1997 68) Nababan (1999 96)

mengemukakan bahwa bahasa memiliki empat fungsi yaitu fungsi kebudayaan

kemasyarakatan perorangan dan pendidikan

Fungsi kebudayaan meliputi tiga hal yaitu pelestarian kebudayaan

pengembangan kebudayaan dan inventarisasi ciri-ciri kebudayaan Fungsi

kemasyarakatan meliputi ruang lingkup dan bidang pemakaian Fungsi perorangan

meliputi fungsi instrumental kepribadian pemecahan masalah khayalan dan

informatif Fungsi pendidikan meliputi fungsi integratif instrumental kultural dan

penalaran

Fungsi dan tujuan pembelajaran bahasa Lampung untuk membelajarkan siswa

didik dalam belajar bahasa Lampung dan berfungsi memberikan kemampuan

menggunakan bahasa Lampung bagi kepentingan berpikir merasa dan

38

berkomunikasi dalam kehidupan budaya masa kini sebagai lanjutan dari

kehidupan masa lalu dengan memperhatikan peristiwa penggunaannya

Pada proses pembelajaran berlangsung guru memotivasi siswa melakukan

pengamatan terhadap gambar kemudian mengungkapkan hasil pengamatannya

melalui deskripsi Siswa menulis deskripsi sesuai dengan kaidah bahasa

Lampung baik ejaan struktur maupun kosa kata Dengan demikian pembelajaran

dalam terlaksana dengan mengoptimalkan masyarakat belajar dalam pembelajaran

bahasa Lampung dengan pendekatan CTL

Pembelajaran bahasa Lampung meliputi pengenalan pemahaman dan

keterampilan mencakup unsur bahasa Lampung (Depdikbud Provinsi Lampung

2003 16) yaitu

a) Lafal dan ejaan yang berkenaan dengan lafal yang baik dan ejaan yang

sesuai dengan pedoman Ejaan Bahasa Lampung

b) Struktur yang berkenaan dengan bebtuk kata frase dan kalimat Bahasa

Lampung yang baik dan yang diterima bukan teoritis

c) Kosa kata yang berkenaan dengan kata-kata bahasa lampung dari berbagai

lingkungan kehidupan yang diperlukan sebagai alat berpikir merasa dan

berkomunikasi dengan lancar

d) Wacana berkenaan dengan karangan jenis narasi deskripsi eksposisi

argumentasi dan drama

Lebih lanjut dijelaskan pokok-pokok bahasan pembelajaran mencerminkan

kegiatan berbahasa dalam bahasa Lampung khususnya menulis adalah

pembelajaran menulis untuk mengomunikasikan gagasan perasaan dan pesan

dengan bahasa Lampung secara tertulis baik dalam bentuk prosa atau puisi

maupun dalam berbagai jenis karangan seperti pada karangan deskripsi berbahasa

Lampung

39

Pembelajaran menulis disesuaikan dengan ketentuan menulis Hamer (1999 48)

mengatakan bahwa dalam keterampilan menulis harus diperhatikan beberapa hal

misalnya penyusunan kalimat menjadi paragraf bagaimana paragraf digabungkan

dan dikelompokan sehingga menjadi tulisan yang koheren Penerapan

pembelajaran pendekatan kontekstual (CTL) dalam penelitian ini adalah guru

mendesain proses pembelajaran menulis teks deskripsi berbahasa Lampung

dengan memanfaatkan lingkungan sebagai media Mengonstruksi pengetahuan

siswa sedikit demi sedikit sehingga pengetahuannya bermakna dalam proses

menemukan bertanya masyarakat belajar memberi permodelan melaksanakan

refleksi dalam pembelajaran dan melaksanakan penilaian autentik

5 Prestasi Belajar

a Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi adalah istilah yang diambil dari bahasa Belanda ldquoprestatierdquo yang berarti

hasil usaha Kata prestasi dalam berbagai penggunaan selalu dihubungkan dengan

aktivitas tertentu Prestasi belajar adalah kemampuan nyata yang dapat langsung

diukur dengan tes tertentu dan dapat dihitung hasilnya menurut Zainal dalam

Sagala (2005 101) bahwa ldquoPrestasi merupakan kemampuan siswa yang dapat

dicapai saat dilakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa

terhadap berbagai hal yang pernah dilatihkan diajarkan sudah dapat diperoleh

gambaran yang nyata tentang pencapaian program pembelajaran secara

menyeluruhrdquo

Di samping itu menurut Wittrock dalam Latuheru (1999 46) ldquoprestasi belajar

adalah suatu terminology yang menggambarkan suatu proses perubahan melalui

40

pengalaman Proses tersebut mempersyaratkan perubahan yang relative permanen

berupa sikap pengetahuan informasi kemampuan dan keterampilan melalui

pengalamanrdquo

Skiner dengan teori operant conditioning sebagaimana dikutip Gredler (dalam

Slameto 2003 49) mengatakan bahwa prestasi belajar merupakan respon

tingkah laku yang baru Walaupun Skiner mengatakan demikian namun pada

dasarnya respon yang baru itu sama pengertiannya dengan tingkah laku

pengetahuan sikap keterampilan yang baru

Prestasi menurut Hamalik (198384) adalah perubahan tingkahlaku yang

diharapkan kepada murid setelah diadakan proses belajar mengajar Sedangkan

menurut Yusuf (198224) prestasi adalah tingkatan kepandaian keterampilan yang

telah dicapai setelah melakukan kegiatan pekerjaan atau latihan itu sendiri

Menurut Adi Nugroho prestasi adalah segala jenis pekerjaan yang berasil dan

prestasi itu menunjukkan kecakapan Selanjutnya Purwadarminto menyebutkan

bahwa prestasi adalah hasil yang dicapai sebaik-baiknya menurut kemampuan

anak pada waktu tertentu terhadap hal-hal yang dikerjakan dilakukan

Reigeluth dalam yang sama berpendapat prestasi belajar dapat juga dikatakan

sebagai pengaruh yang memberikan suatu ukuran nilai dari metode (strategi)

alternatif dalam kondisi yang berbeda ada hasilnyata dan diinginkan Hasil nyata

hasil-hasil kehidupan nyata dari menggunakan metode (strategi) spesifik dalam

kondisi yang spesifik pula sedangkan hasil yang diinginkan adalah tujuan-tujuan

(goals) yang umumnya berpengaruh pada pemilihan suatu metode

41

Ini berarti prestasi belajar sangat erat kaitannya dengan metode (strategi) yang

digunakan pada sesuatu kondisi (pembelajaran) tertentu Semakin ketepatan

pemilihan metode atau strategi (pembelajaran) pada suatu kondisi semakin baik

hasil belajar Selanjutnya juga mengatakan secara spesifik hasil belajar adalah

suatu kinerja (peformance) yang diindikasikan sebagai suatu kapabilitas

(kemampuan) yang diperoleh Hasil belajar tersebut selalu dinyatakan dalam

bentuk tujuan-tujuan khusus perilaku (unjuk kerja)

Muhibin (1997141) menyebutkan bahwa prestasi belajar merupakan taraf

keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah dinyatakan

dalam bentuk skor yang diperoleh hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran

tertentu Demikian pula pendapat Albach Arnove dan Kelly (1999201) bahwa

prestasi belajar hanya ukuran keberhasilan di sekolah tidak termasuk keberhasilan

dalam keluarga dan masyarakat Davis dalam Slameto (198521) berpendapat

bahwa prestasi belajar adalah pengetahuan yang diperoleh siswa sebagai hasil dari

pembelajaran

Pendapat-pendapat di atas menunjukkan bahwa prestasi belajar dipergunakan

untuk menyebut berbagai macam hasil kegiatan atau usaha Hal ini sesuai dengan

kenyataan yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari Istilah prestasi

belajar sering digunakan untuk menyebut hasil yang dicapai dalam berbagai

kegiatan misalnya prestasi olahraga prestasi seni prestasi kerja prestasi belajar

prestasi usaha dan sebagainya

42

Berdasarkan uraian di atas prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari

proses belajar mengajar yaitu penguasaan perubahan emosional atau perubahan

tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu Prestasi belajar sering

dipergunakan dalam arti yang sangat luas seperti prestasi belajar dalam ulangan

harian prestasi pekerjaan rumah prestasi belajar tengah semester prestasi akhir

semester dan sebagainya

Cara yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat prestasi belajar adalah

dengan menggunakan tes Tes prestasi dapat digunakan sebagai suatu tes

diagnosis yang dirancang untuk membuktikan mengenai gambaran kelebihan dan

kekurangan siswa

Pada proses pembelajaran prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari

pembelajaran yang meliputi penguasaan perubahan emosional dan perubahan

tingkah laku yang dapat diukur dengan tes objektif maupun tes uraian Dengan

demikian prestasi belajar Bahasa Lampung adalah prestasi belajar siswa pada tes

ujian akhir semester atau pada Konpetensi Dasar pada mata pelajaran Bahasa

Lampung

Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

Bahasa Lampung merupakan tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari

pelajaran Bahasa Lampung di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang

diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi tertentu

Prestasi belajar memiliki beberapa kategori Gagne (19925)

mengklasifikasikannya menjadi lima kategori yakni 1) Intellectual skill 2)

Cognitive strategies 3) Verbal information 4) Motor skill dan 5) Attitudes

43

1) Keterampilan intelektual

Kemampuan ini merupakan keterampilan yang membuat seseorang secara

cakap berinteraksi dengan lingkungan melalui penggunaan lambang-lambang

2) Strategi kognitif

Kemampuan yang mengatur cara bagaimana si belajar mengelola belajarnya

3) Informasi verbal

Kemampuan ini berupa perolehan label atau nama fakta dan pengetahuan yang

sudah tersusun rapi

4) Keterampilan motorik

Kemampuan yang mendasari pelaksanaan perbuatan jasmaniah secara mulus

5) Sikap

Kemampuan yang mempengaruhi pilihan tindakan yang akan diambil

Lebih lanjut Bloom dan kawan-kawan sebagai mana dikutip oleh Degeng dalam

Hamalik (2004 90) mengklasifikasikan prestasi belajar menjadi 3 (tiga) domain

atau ranah yaitu rdquoranah kognitif psikomotor dan afektifrdquo ranah kognitif

menaruh perhatian pada pengembangan kapabilitas dan keterampilan intelektual

ranah psikomotor berkaitan dengan kegiatan-kegiatan manipulatif atau

keterampilan motorik dan ranah efektif berkaitan dengan pengembangan

perasaan sikap nilai dan emosirdquo Ketiga ketegori prestasi belajar itu mempunyai

aspek masing-masing

Kognitif aspek-aspek dari domain ini terdiri dari pengetahuan pemahaman

penerapan analisis sintesis dan evaluasi Afektif domain ini terdiri dari aspek-

aspek penerimaan tanggapan penilaian pengorganisasian dan pengarahan

44

Psikomotorik terdiri dari beberapa aspek kemampuan gerak refleks kemampuan

gerak dasar kemampuan perseptual kemampuan fisik kemampuan gerak

terampil dan kemampuan gerak komunikatif

Dapat diasumsikan bahwa untuk menghasilkan kategori kapabilitas atau kelima

ranah prestasi belajar tersebut sedikitnya banyak ditentukan atau dipengaruhi oleh

faktor internal seperti pengetahuan prasyarat atau kemampuan awal dari masing-

masing kategori hasil belajar yang dimiliki oleh siswa yang berkaitan dengan

kapabilitas atau keterampilan yang sedang dipelajari baru

Gagne (199266) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses untuk

memperoleh motivasi dalam pemngetahuan keterampilan kebiasaan dan tingkah

laku Belajar adalah suatu aktivitas yang melibatkan bukan hanya penguasaan

kemampuan akademik baru saja melainkan juga perkembangan emosional

interksi sosial dan perkembangan kepribadian Menurut Gagne (19923) belajar

adalah perubahan dalam diri manusia atau kemampuan yang berlangsung selama

satu masa waktu yang tidak semata-mata disebabkan oleh perubahan

pertumbuhan

Jenis perubahan yang dimaksud dalam belajar ini meliputi perubahan tingkah laku

setelah siswa mendapatkan berbagai pengalaman dalam proses pembelajaran

Pengalaman tersebut akan menyebabkan proses perubahan pada diri sibelajar

dengan kata lain bahwa proses belajar senantiasa merupakan perubahan

tingkahlaku dan terjadi karena pengalaman

45

Yang dimaksud prestasi belajar siswa dalam penelitian ini adalah prestasi yang

ditunjukkan siswa setelah dilakukan pembelajaran jika prestasi belajar mengalami

peningkatan maka siswa dapat dinyatakan mencapai prestasi belajar atau

mengalami peningkatan setelah mengalami belajar jika tidak prestasi belajar tidak

tercapai atau belum tuntas

Memperhatikan pernyatan tersebut belajar merupakan upaya siswa untuk

memahami materi ajar yaitu menulis deskripsi bahasa Lampung sesuai dengan

aturan penulisan atau kaidah bahasa diharapkan siswa memiliki pengetahuan dan

kemampuan dan dapat mengaplikasikan serta melaksanakan nilai positif dalam

kehidupan sehari-hari Dipahaminya suatu ilmu dalam proses pembelajaran akan

tercermin melalui hasil evaluasi Penggunaan pendekatan CTL media dan alat

belajar yang tepat dalam pembelajaran akan sangat membantu siswa belajar

Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa penggunaan pendekatan media dan alat

dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi hasil belajar siswa dapat menjadi

aktif belajar berkolaborasi dan belajar dalam waktu yang telah ditentukan pesan

dapat disalurkan dapat merangsang berpikir perhatian minat siswa sehingga

proses belajar berlangsung dengan baik Pemahaman siswa terhadap materi

mengarah pada tercapainya tujuan pembelajaran dan mencapai prestasi yang

tinggi

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

adalah berupa pengetahuan keterampilan nilai dan sikap sesuai tujuan atau

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diharapkan diperoleh setelah melalui proses pembelajaran

46

Pretasi belajar yang dimaksudkan peneliti adalah perolehan dari proses

pembelajaran yang mencakup ranah kognitif afektif dan psikomotorik mencapai

lebih besar atau sama dengan KKM pelajaran bahasa Lampung dari tujuan

pembelajaran yang diturunkan dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diperoleh siswa melalui interaksi dengan lingkungan belajar

dan suatu kondisi pembelajaran materi menulis deskripsi yang dirancang guru

sebagai fasilitator

c Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal

Standar nasional Pendidikan (Depdiknas 2008 5) menyatakan bahwa Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) adalah kriteria tertentu yang digunakan untuk

menentukan kelulusan peserta didik KKM ditentukan oleh kelompok guru mata

pelajaran pada awal tahun pelajaran dan menjadi acuan bagi pendidik dan peserta

didik KKM setiap standar kompetensi merupakan rata-rata KKM kompetensi

dasar KKM setiap kompetensi dasar merupakan rata-rata KKM dari indikator

yang terdapat dalam kompetensi dasar tersebut Penentuan KKM didasarkan pada

tiga unsur

Pertama Tingkat kompleksitas Kesulitan kerumitan setiap indikator

kompetensi dasar dan standar kompetensi yang harus dicapai peserta didik Suatu

indikator dikatakan memliliki tingkat kompleksitas tinggi apabila dalam

pencapaiannya didukuoleh sekurang-kurangnya satu dari sejumlah kondisi sebagai

berikut

1) Guru yang memahami dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan

pada peserta didik

47

2) guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang

bervariasi

3) Guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang

diajarkan

4) Peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi

5) Peserta didik yang cakap terampil menerapkan monsep

6) Peserta didik yang cermat kreatif dan inovatif dalam penyelesaian tugas

pekerjaan

7) Waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena memiliki

tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi sehingga dalam proses

pembelajarannya memerlukan pengulangan latihan

8) Tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar peserta

didik dapat mencapai ketuntasan belajar

Kedua Kemampuan daya pendukung meliputi a Sarana dan prasarana

peendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dicapai peserta

didik seperti perpustakaan laboratorium dan alat bahan untuk proses

pembelajaran b Ketersediaan tenaga manajemen sekolah dan kepedulian

stakeholders sekolah

Ketiga Tingkat Kemampuan (intake) rata-rata peserta didik di sekolah yang

bersangkutan Penetapan intake di kelas V dapat didasarkan pada nilai prestasi

rata-rata siswa saat kenaikan kelas atau dikelas sebelumnya yaitu kelas IV

KKM mulok Bahasa Lampung kelas V sesuai yang telah ditetapkan dalam

Kurikulum Sekolah atau KTSP SDN 1 Sukarame Dua Bandar Lampung Tahun

48

Pelajaran 20092010 adalah 65 KKM ini akan dijadikan tolak ukur evaluasi

keberhasilan siswa belajar apakah siswa telah mencapai ketuntasan atau belum

baik secara individual maupun secara klasikal

B Teori Belajar Bahasa dan Pembelajaran

1 Hakikat Belajar Bahasa

Dalam teori belajar konstruktivistik dikemukakan bahwa pembelajaran sebagai

proses mengkonstruksi pengetahuan yang menghubungkan yang sudah ada

dengan yang dipelajari Seperti dijelaskan Paul Suparno dalam Sardiman (2006

175) belajar merupakan proses aktif dari subyek belajar untuk mengkonstuksi

makna sesuatu entah itu teks kegiatan dialog pengalaman fisik dan lain-lain

Belajar merupakan mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau

bahkan yang dipelajarinya dengan pengertian yang sudah di miliki sehingga

pengertiannya menjadi berkembang

Guru sebagai pemrakarsa harus memberi peluang yang optimal bagi siswa Niat

dan kendali belajar sepenuhnya ada pada siswa (Budiningsih 2005 59))

Sehingga guru tidak mentransfer pengetahuan yang dimiliki melainkan membantu

siswa membentuk pengetahuannya sendiri Menurut teori konstruktivisme prinsip

yang paling penting dalam psikologi pendidikan bahwa guru tidak hanya sekedar

memberikan pengetahuan kepada siswa Siswa harus membangun sendiri

pengetahuan di benaknya Guru dapat memberi kemudahan untuk proses ini

dengan memberi kesempatan siwa untuk menentukan atau menerapkan ide-ide

mereka sendiri dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan

strategi mereka sendiri Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa

49

siswa ke pemahaman yang lebih tinggi dengan catatan siswa sendiri yang harus

memanjat anak tangga tersebut (Nur 1998 8)

Cunstruktivism approach is a view that emphasizes the active role of learner in

building understanding and making sesnse of information (Woodfolk 2004 313)

Konstruktivisme belajar menekankan pada peran aktif si belajar (learner) dalam

membangun pemahaman dan memakai suatu informasi Konstruktivis

memfokuskan pada peran siswa secara individu untuk membangun struktur

kognitif mereka ketika menginterpretasikan pengalaman-pengalaman pada situasi

belajar tertentu

Lebih lanjut Bruner dalam Sagala (2005 218) menjelaskan inti dari belajar

adalah cara-cara bagaimana orang memilih mempertahankan dan

mentransformasi secara efektif Dalam proses belajar ada 3 fase yaitu (1)

Informasi dalam tiap pelajaran kita memperoleh informasi ada yang menambah

pengetahuan yang telah kita miliki ada yang memperluas dan memperdalamnya

ada pula yang bertentangan dengan apa yang telah kita ketahui sebelumnya (2)

Transformasi informasi harus dianalisis diubah atau ditransformasi ke dalam

bentuk yang lebih abstrak atau konseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal

yang lebih luas (3) Evaluasi kemudian kita nilai hingga pengetahuan yang

diperoleh itu dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain

Masih dalam yang sama Piaget seorang psikolog Swiss berpendapat bahwa

belajar mengandung makna sebagai perubahan stuktural yang saling melengkapai

antara asimilasi dan akomodasi dalam proses menyusun kembali dan mengubah

apa yang telah diketahui melalui belajar

50

Hal ini didukung pula oleh Gagne dalam Slameto (2003 122) menjelaskan

ldquoBelajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia

belajar bisa terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi

ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya

(peformance-nya) berubah dari waktu ke waktu dan berkeyakinan bahwa

belajar dipengaruhi faktor dari dalam diri dan dari luar dimana keduanya

berinteraksirdquo

Senada dengan tersebut Merrill dan Smorgansbord dalam Yulaelawati (2004

122) menyatakan bahwa

belajar merupakan proses pembangunan pengetahuan berdasarkan

pengalaman atau pengetahuan yang telah ada sebelumnya belajar

merupakan penafsiran seseorng tentang dunia Belajar merupakan proses

yang aktif dimana pengetahuan dikembangkan berdasarkan pengalaman

dan perundingan (negoisasi) makna melalui berbagai informasi atau

mencari kesepakatan dari berbagai pandangan melalui interaksi atau

kerjasama dengan orang lain Belajar perlu disituasikan dalam latar

(seting) yang nyata

Kemudian menurut Gredler dalam Dimyati (1999 72) belajar adalah proses

seseorang memperoleh berbagai kecakapan keterampilan dan sikap menurut

Winkel dalam yang sama belajar merupakan suatu aktivitas mental psikis yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman keterampilan dan nilai

sikap Perubahan ini bersifat relative konstan dan berbekas

Aktivitas belajar menurut Djamarah dalam Sagala (2005 216) bahwa belajar

adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar dan bertujuan dimana tujuan

dalam belajar terjadinya suatu perubahan dalam individu yaitu perubahan tingkah

laku Schuman penganut konstruktif dalam yang sama mengemukakan dengan

dasar pemikiran bahwa semua orang membangaun pandangannya terhadap dunia

51

melalui pengalaman individual atau skema konstruktif menekankan pada

menyiapkan peserta didik untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam

situasi yang tidak tentu atau ambigius

Pandangan yang mampu mengakomodasi sociocultural-revolution dalam buku

Teori Belajar dan Pembelajaran dalam Budiningsih (2005 123) Vigotsky

mengatakan bahwa jalan pikiran seseorang harus dimengerti dari latar sosial-

budayanya dan sejarahnya Artinya untuk memahami pikiran seseorang bukan

dengan cara menelusuri apa yang ada di otaknya dan pada kedalaman jiwanya

melainkan dari asal usul tindakan sadarnya dari interaksi sosial yang dilatari oleh

sejarah hidupnya Interaksi sosial berkaitan erat dengan aktivitas-aktivitas dan

bahasa yang dipergunakan Ditemukan adanya jaringan erat luas dan kompleks di

dalam dan di antara keluarga-keluarga

Jaringan tersebut berkembang atas dasar confianza yang membentuk kondisi

sosial sebagai tempat penyebaran dan pertukaran pengetahuan keterampilan dan

nilai-nilai sosial budaya anak memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui

interaksi sosial sehari-hari Pandangan teori ini menempatkan inter mental atau

lingkungan sosial sebagai faktor primer dan konstitutif terhadap pembentukan

pengetahuan serta perkembangan kognitif seseorang

Di samping itu Piaget dalam yang sama menyatakan bahwa belajar lebih banyak

ditentukan karena adanya karsa individu perkembangan kognitif merupakan suatu

proses genetik yaitu proses yang didasrkan atas mekanisme biologis dalam bentuk

perkembangan sistem syaraf makin bertambah umur seseorang makin

komplekslah susunan sel syarafnya dan makin meningkat pula kemampuannyardquo

52

Dari beberapa teori konstruktivisme di atas belajar adalah merupakan kegiatan

aktif dimana sibelajar membangaun sendiri pengetahuannya subyek belajar juga

mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari dan merupakan proses

bagaimana menjadi tahu tentang sesuatu proses belajar bukanlah memindahkan

pengetahuan dari guru ke siswa tetapi sesuatu kegiatan yang memungkinkan

siswa merekonstruksi sendiri pengetahuannya

Belajar merupakan usaha manusia dalam rangka merubah pola pikir dan tingkah

lakunya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman dan interaksi dengan

lingkungan sekitarnya sehingga terjadi perubahan keterampilan pemahaman

pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat permanen dan membekas diharapkan

dapat hidup mandiri karena untuk membangun suatu pengetahuan baru siswa

akan menyesuaikan informasi baru atau pengetahuan yang disampaikan dengan

pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki melalui berinteraksi sosial

dengan peserta didik lain atau guru dan sumber belajar

Selanjutnya dapat juga dirumuskan bahwa belajar merupakan usaha manusia

dalam rangka merubah pola pikir dan tingkahlakunya berdasarkan pengetahuan

pengalaman dan interaksi dengan lingkungan sekitarnya Dengan terjadinya

perubahan keterampilan pemahaman pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat

permanen dan membekas diharapkan dapat hidup mandiri tidak tergantung pada

orang lain

Belajar yang dimaksudkan penulis adalah belajar menulis deskripsi dalam bahasa

lampung siswa mengkonstruksi sendiri informasi yang akan disampaikan melalui

tulisannya setelah mengamati lingkungan sekitar

53

b Hakikat Pembelajaran Bahasa

Sagala (2005 176) menyatakan bahwa pembelajaran ialah membelajarkan siswa

menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu

utama keberhasilan pendidikan Pembelajaran menurut Corey (1998 91) adalah

suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk

memungkinkan ia turut serta dalam tingkahlaku tertentu dalam kondisi khusus

atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu pembelajaran merupakan

subset khusus dari pendidikan Menurut Burton dalam Sagala (2005 213)

pembelajaran adalah upaya memberikan stimulus bimbingan pengarahan dan

dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar

Vigotsky dalam Budiningsih (2005 103) menyatakan dalam kegiatan

pembelajaran hendaknya anak memperoleh kesempatan yang luas untuk

mengembangkan zona perkembangan proximalnya atau potensi melalui belajar

dan berkembang guru perlu menyediakan berbagai jenis dan tingkatan bantuan

(helps) cognitive scaffolding yang dapat memfasilitasi anak agar mereka dapat

memecahkan permasalahan yang dihadapinya Bantuan dapat dalam bentuk

contoh pedoman bimbingan orang lain atau teman yang lebih kompeten

Bentuk-bentuk pembelajaran kooperatif kolaboratif serta belajar kontekstual

sangat tepat digunakan

Zona perkembangan proksimal menurutnya perkembangan kemampuan seseorang

dapat dibedakan kedalam dua tingkat yaitu tingkat aktual dan potensial tingkat

perkembangan aktual tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan

tugas-tugas atau memecahkan berbagai masalah secara mandiri (intramental)

54

sedangkan potensial kemampuan kemampuan memecahkan masalah dan

menyelesaikan tugas-tugas ketika di bawah bimbingan orang dewasa atau ketika

berkolaborasi dengan teman sebaya yang lebih kompeten (intermental)

Berdasarkan beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan pembelajaran

merupakan pengorganisasian aktivitas siswa dalam arti peran guru bukan semata-

mata memberikan informasi melainkan juga mengarahkan memotivasi dan

memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the learning) agar proses

belajar lebih memadai Pembelajaran juga mengandung arti setiap kegiatan

dirancang untuk membantu dalam mempelajari sesuatu kemampuan atau nilai

Yuelawati E (2004 121) mengutip pepatah Cina bahwa membaca

mendengar dan melihat belum cukup dalam belajar pembelajaran yang

melibatkan peserta didik untuk mengalami dan membicarakan bahan

tertentu pada orang lain dapat lebih bermakna dalam belajar terlebih lagi

bila peserta didik mempunyai kesempatan untuk mengajarkan

pengetahuannya terhadap peserta didik lain yang bersumber

Keberhasilan pembelajaran Kerucut Dale disebutkan bahwa keberhasilam

peembelajaran adalah sebagai berikut

1) Apa yang kita baca 10

2) Apa yang kita dengar 20

3) Apa yang kita lihat 30

4) Apa yang kita dengar dan lihat 50

5) Apa yang kita bicarakan dengan orang lain 70

6) Apa yang kita alami sendiri 80

7) Apa yang kita ajarkan kepada orang lain 95

55

Pembelajaran bahasa yang dimaksud adalah pembelajaran tentang menulis

deskripsi bahasa Lampung kelas V SD pembelajaran ini dirancang menggunakan

pendekatan Pembelajaran CTL khususnya untuk meningkatkan aktivitas belajar

bahasa Lampung dan sebagai bentuk nyata pelaksanaan tugas guru dalam hal

kegiatan belajar di Sekolah Dasar tentunya kondisi belajar yang aktif dan

menyenangkan

Hakikat belajar bahasa Lampung yang dimaksudkan dalam penelitian ini guru

akan merancang pembelajaran menggunakan pendekatan komunikatif integratif

siswa diharapkan dapat mendeskripsikan apa yang diamatinya Proses

pembelajaran mengkondisikan siswa untuk melakukan pengamatan kemudian

menemukan hal yang diamati mengindentifikasikan menentukan lalu

mengungkapkan apa yang diamatinya dalam tulisan deskriptif sehingga proses

belajar berlangsung aktif dan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan

Dalam Standar Kelulusan BSNP 2006 sesuai Permen No 22 tahun 2005 Standar

Kompetensi Lulusan pendidikan dasar meliputi SD MISDLB Paket A dan SMP

MTs SMPLB bertujuan meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan kepribadian

akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

lebih lanjut

Adapun Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) SD

MISDLB Paket A selengkapnya adalah (a) Menjalankan ajaran agama yang

dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak (b) Mengenal kekurangan dan

kelebihan diri sendiri (c) Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku di

lingkungannya (d) Menghargai keberagaman agama budaya suku ras dan

56

golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya (e) Menggunakan informasi

tentang lingkungan sekitar secara logis kritis dan kreatif (f) Menunjukkan

kemampuan berfikir logis kritis dan kreatif dengan bimbingan guru pendidik (g)

Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya (h)

Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan

sehari-hari (i) Menunjukkan kemampuan menggali gejala alam dan sosial di

lingkungan sekitar (j) Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap

lingkungan (k) Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa negara

dan tanah air Indonesia (l) Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan

seni dan budaya lokal (m) Menunjukkan kebiasaan hidup bersih sehat bugar

aman dan memanfaatkan waktu luang (n) Berkomunikasi secara jelas dan santun

(0) Bekerja sama dengan kelompok tolong menolong dan menjaga diri sendiri

dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya (p) Menunjukkan kegemaran

membaca dan menulis (q) Menunjukkan keterampilan menyimak berbicara

membaca menulis dan berhitung

c Hakikat Pendidikan

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat Setiap manusia membutuhkan

pendidikan sampai kapan dan dimanapun ia berada Pendidikan sangat penting

artinya sebab tenpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan

terbelakang Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk

menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing disamping

memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik

57

Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 menyatakan pendidikan sebagai usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri kepribadian kecerdasan akhlak

mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan

negara

Menurut pragmatisme pendidikan merupakan suatu proses reorganisasi dan

rekonstruksi dari pengalaman-pengalaman individu Baik anak maupun orang

dewasa selalu belajar dari pengalamannya (Sadulloh 2003 125) Sedangkan

Suhasno et all (1991 3) menyatakan bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai

suatu proses pertumbuhan yang menyesuaikan dengan lingkungan Suatu

pengarahan dan bimbingan yang diberikan kepada anak dalam pertumbuhannya

Suatu usaha sadar untuk menciptakan suatu keadaan atau situasi tertentu yang

dikehendaki oleh masyarakat serta suatu pembentukan kepribadian kemampuan

anak dalam menuju kedewasaan

Lima pilar pendidikan sekarang dan masa depan yang dicanangkan oleh UNESCO

yang perlu dikembangkan oleh lembaga pendidikan formal yaitu (1) learning to

know (belajar untuk mengetahui) (2) learning to do (belajar untuk melakukan

sesuatu) dalam hal ini kita dituntut untuk terampil dalam melakukan sesuatu (3)

learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) (4) learning to live together

(belajar untuk menjalani kehidupan bersama) dan (5) learning to trust in God

(belajar untuk bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa)

58

Realisasi ldquolearning to knowrdquo dapat diterapkan dengan memposisikan guru sebagai

fasilitator Disamping itu guru dituntut untuk dapat berperan sebagai teman

sejawat dalam berdialog dengan siswa dalam mengembangkan penguasaan

pengetahuan maupun ilmu tertentu

Learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu) akan bisa berjalan jika di

sekolah memfasilitasi siswa untuk mengaktualisasi keterampilan yang dililikinya

serta bakat dan minatnya Walaupun bakat dan minat anak banyak dipengaruhi

unsur kerturunan namun tumbuh berkembangnya bakat dan minat tergantung

pada lingkungannya Keterampilan dapat digunakan untuk menopang kehidupan

seseorang bahkan keterampilan lebih dominan daripada penguasaan pengetahuan

dalam mendukung keberhasilan kehidupan seorang

Learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) erat hubungannya dengan bakat

dan minat perkembangan fisik dan kejiwaan tipologi pribadi anak serta kondisi

lingkungannya Bagi anak yang agresif proses perkembangan diri akan berjalan

bila diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi Sebaliknya bagi anak yang

pasif peran guru sebagai pengarah sekaligus fasilitator sangat dibutuhkan untuk

pengembangan diri siswa secara maksimal

Kebiasaan hidup bersama saling menghargai terbuka memberi dan memenerima

(take and give) perlu ditumbuhkembangkan Kondisi seperti ini memungkinkan

terjadinya proses ldquolearning to live togetherrdquo (belajar untuk menjalani kehidupan

bersama) Penerapan pilar keempat ini dirasakan makin penting dalam era

globalisasi era persaingan global Perlu pemupukan sikap saling pengertian antar

ras suku dan agama agar tidak menimbulkan berbagai pertentangan yang

59

bersumber pada hal tersebut Selain empat pilar diatas dalam Undang-Undang RI

No 20 BAB II Pasal 3 Sistem Pendidikan Nasional pemerintah Indonesia

memandang perlu menjadikan peserta didik menjadi manusia yang bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab

sehingga perlu ditambah pilar kelima yaiturdquo learning to trust in Godrdquo

C Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan sebagai pembanding dan dapat digunakan untuk

meningkatkan kualitas penelitian adalah sebagai berikut

1 Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA melalui Pendekatan

Kontekstual Siswa Kelas VI Sekolah Tunas Mekar Bandar Lampung

20082009

1) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6 Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus 3 Pada

Siklus I nilai rata-rata siswa kelas 6A adalah 7179 Pada Siklus II nilai

rata-rata siswa kelas 6A adalah 7662 yang berarti meningkat 673 pada

kelas 6A dari nilai rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa

kelas 6A adalah 7832 yang berarti mengalami peningkatan sebesar 22

pada kelas 6A dari Siklus II atau mengalami peningkatan 901 pada

kelas 6Adari Siklus I pembelajarn IPA dengan Pembelajaran Kontekstual

Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang signifikan pada siklus I

pada kelas 6A hanya terdapat 14 atau 6087 siswa yang mencapai

ketuntasan sedangkan pada siklus III terdapat 23 siswa atau 100 siswa

60

yang mencapai ketuntasan yang berarti mengalami peningkatan sebesar

6429

2) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6B Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus III Pada

Siklus I nilai rata-rata 6B adalah 7222 Pada Siklus II nilai rata-rata siswa

kelas 6B adalah 7865 yang berarti meningkat 890 pada kelas 6B dari nilai

rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa 6B adalah 7946 yang

berarti mengalami peningkatan sebesar 103 dari Siklus II atau

mengalami peningkatan 1003 dari Siklus I pembelajarn IPA dengan

Pembelajaran Kontekstual Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang

signifikan pada siklus I pada kelas 6B hanya terdapat 14 atau 6087

siswa yang mencapai ketuntasan sedangkan pada siklus III masing-masing

terdapat 23 siswa atau 100 siswa yang mencapai ketuntasan yang berarti

mengalami peningkatan sebesar 6429

Berdasarkan penelitian tersebut ternyata prestasi belajar dapat ditingkatkan

melalui pendekatan pembelajaran CTL walaupun pada mata pelajaran IPA

Hal ini memungkinkan terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa

pembelajaran bahasa termasuk prestasi belajar menulis deskripsi

berbahasa Lampung

2 Jurnal Teknologi Pendidikan Unila Volume 04 No 03- Maret 2008 Penelitian

Nuraeni Erdawati dengan judul Penerapan Strategi Contextual Teaching and

Learning (CTL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) SD Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada

61

tiap siklus serta peningkatan aktivitas belajar siswa Pembelajaran

menerapkan pendekatan CTL dapat dijadikan sebagai alternatif penerapan

model pembelajaran IPS terutama pada materi peta tematik keragaman

kenampakan alam dan buatan

Merujuk hasil penelitian tersebut ternyata prestasi belajar IPS dapat

ditingkatkan melalui pendekatan pembelajaran CTL Hal ini memungkinkan

terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa pada pembelajaran bahasa

termasuk prestasi belajar menulis deskripsi berbahasa Lampung kelas V SDN

1 Sukarame Dua Bandar Lampung

Page 19: II. KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Menulis Deskripsi ...digilib.unila.ac.id/20091/3/BAB II.pdf · yang bertalian dengan usaha penulis untuk memberikan perincian dari ... Syarat-syarat

29

7) Penilaian yang Sebenarnya (Autentic Assessment)

Agar penilaian yang dilakukan benar-benar menggambarkan keadaan siswa yang

sebenarnya perlu dilakukan suatu penilaian yang mampu mengukur keadaan

siswa yang sebenarnya Siswa tidak hanya dinilai dari satu aspek melainkan dari

berbagai aspek sehingga data yang didapat bisa menggambarkan keadaan siswa

yang sebenar proses

Penilaian autentik memiliki beberapa karakteristik menurut Senduk (2004 52)

penilaian autentik memiliki ciri-ciri sebagai berikut (a) harus mengukur semua

aspek pembelajaran (b) dilaksanakan selama dan sesudah pembelajaran (c)

menggunakan berbagai cara dan berbagai sumber (d) tes hanya salah satu alat

pengumpul data penilaian (e) tugas-tugas yang diberikan kepada siswa harus

mencerminkan bagian-bagian dari kehidupan siswa

Berdasarkan pendapat tersebut penilaian autententik merupakan proses

pengumpulan berbagai data yang bisa menggambarkan perkembangan siswa

Penilaian ini menekan pada perkembangan kemampuan siswa dalam memahami

dan mempelajari pengetahuan atau keterampilan Penilaian ini dilakukan dengan

berbagai cara yaitu pemberian tugas proses pembelajaran kinerja performan

hasil karya atau produk dan sebagainya

Autentic Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa

memberikan gambaran perkembangan belajar siswa dan perlu diketahui oleh guru

untuk bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan

benar Penekanannya pada assesment dalam proses pembelajaran data yang

dikumpulkan diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan siswa pada saat

30

melakukan proses pembelajaran Kemajuan belajar dinilai dari proses

pembelajaran bukan melalui hasil

Karakteristik assessment adalah (a) dilaksanakan selama dan sesudah proses

pembelajaran berlangsung (b) bisa digunakan untuk formatif dan sumatif (c)

yang diukur keterampilan dan performansi bukan fakta (d) berkesinambungan (e)

terintegrasi (f) dapat digunakan sebagai feed back Bentuk-bentuk penilaian

autentik fortofolios story reteling interview video tape evaluation of

performance audio tepe evaluation of reading teacher observations close test

Dalam hal iniakan dilakukan penilaian terhadap aktivitas siswa selama proses

pembelajaran dan produk tulisan deskripsi siswa dalam bahasa lampung

b Perbedaan Pendekatan kontestual dengan Pendekatan Konvensional

Menurut pendapat Nurhadi (2003 7) terdapat perbedaan antara pendekatan CTL

dan konvensional yaitu

No Pendekatan CTL

Pendekatan Konvensional

1 Siswa secara aktif terlibat dalam

proses pembelajaran

Siswa adalah penerima informasi

secara pasif

2 Siswa belajar dari teman melalui

kerja

Siswa belajar secara individual

3 Pembelajaran dikaitkan dengan

kehidupan nyata atau masalah

yang disimulasikan

Pembelajaran sangat abstrak dan

teoritis

4 Perilaku dibangun atas kesadaran

diri

Perilaku dibangun atas kebiasaan

5 Hadiah untuk perilaku baik adalah

kepuasan diri

Hadiah untuk perilaku baik adalah

pujian atau nilai (raport)

6 Keterampilan dikembangkan atas

dasar pemahaman

Keterampilan dikembangkan atas

dasar latihan

7 Seseorang tidak melakukan yang

jelek karana dia sadar hal itu keliru

dan merugikan

Seorang tidak melakukan yang jelek

karena dia takut hukuman

8 Bahasa diajarkan dengan Bahasa diajarkan dengan pendekatan

31

pendekatan komunikatif yakni

siswa diajak menggunakan bahasa

dalam monteks nyata

struktural rumus diterangkan sampai

paham kemudian dilatihkan (drill)

9 Pemahaman rumus dikembangkan

atas dasar skemata yang sudah ada

dalam diri siswa

Rumus itu ada di luar diri siswa yang

harus diterangkan diterima

dihafalkan dan dilatihkan

10 Pemahaman rumus relatif berbeda

antara siswa yang satu dengan

yang lainnya sesuai dengan

skemata siswa

Rumus adalah kebenaran absolut

hanya ada dua kemungkinan yaitu

pamahaman rumus yang salah atau

yang benar

11 Siswa menggunakan kemampuan

berfikir kritis terlibat penuh dalam

mengupayakan terjadinya proses

pembelajaran yang efektif ikut

bertanggung jawab atas terjadinya

proses pembelajaran yang efektif

dan membawa skemata masing-

masing ke dalam proses

pembelajaran

Siswa secara fasif menerima rumus

atau kaidah (membaca mendengar

mencatat menghafal) tanpa

memberikan kontribusi ide dalam

proses pembelajaran

No Pendekatan CTL

Pendekatan Konvensional

1 Pengetahuan yang dimiliki

manusia dikembangkan oleh

manusia itu sendiri Manusia

menciptakan atau membangun

pengetahauan dengan cara

memberi arti dan memahami

pengalamannya

Pengetahuan adalah penangkapan

terhadap serangkaian fakta konsep

atau hukum yang berada di luar diri

manusia

2 Ilmu pengetahuan dikonstruksi

oleh manusia sendiri sementara

manusia selalu mengalami

peristiwa baru maka

pengetahuantidak pernah stabil

selalu berkembang

Kebenaran bersifat absolut dan

pengetahuan bersifat final

3 Siswa diminta bertanggung jawab

memonitor dan mengembangkan

pembelajaran mereka masing-

masing

Guru adalah penentu jalannya proses

pembelajaran

4 Penghargaan terhadap pengalaman

siswa sangat diutamakan

Pembelajaran tidak memperhatikan

pengalaman siswa

5 Hasil belajar diukur dengan

berbagai cara proses bekerja hasil

karya penampilan rekaman tes

dan lain-lain

Hasil belajar diukur hanya dengan tes

6 Pembelajaran terjadi diberbagai Pembelajaran hanya di dalam kelas

32

tempat konteks dan setting

7 Penyesalan adalah hukuman dari

perilaku jelek

Sanksi adalah hukuman dari perilaku

jelek

8 Perilaku baik berdasar motivasi

intrinsik

Perilaku baik berdasar motivasi

ekstrinsik

9 Seorang berperilaku baik karena

dia yakin itulah yang terbaik dan

bermanfaat

Seseorang berperilaku baik karena

terbiasa melakukan begitu Kebiasaan

ini dibangun dengan hadiah yang

menyenangkan

c Beberapa Hal Penting Dalam Pembelajaran CTL

Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL harus memperhatikan hal-

hal yang yang terkait baik berkaitan dengan konsep langkah-langkah maupun

pelaksanaan pembelajaran dengan CTL Contextual Teaching and Learning

(CTL) menurut Clifford dan Wilson (20002) adalah pendekatan dalam

pembelajaran yang dapat membantu siswa menemui ketuntasan belajar

berdasarkan kompetensi yang telah ditetapkan Siswa dapat dikatakan tuntas

belajar jika ia dapat berguna dan mampu mengaplikasikan pengetahuannya

terhadap lingkungan sekitar kehidupannya baik masa kini maupun masa depan sebagai

seorang anggota keluarga warga negara dan pekerja atau karyawan

CTL dikatakan efektif digunakan dalam pembelajaran karena (Clifford dan

Wilson 20002)

1 emphasizes problem-solving

2 recognizes the need for teaching and learning to occur in multiple

contexts

3 teaches students to become self-regulated learners

4 anchors teaching in students‟ diverse life contexts

5 encourages students to learn from each other in interdependent

groups and

6 Employs authentic assessment

33

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran dengan Contextual Teaching

Learning terutama berkaitan dengan pembelajaran Bahasa Lampung adalah

sebagai berikut

1 CTL adalah model pembelajaran yang menekankan aktivitas siswa secara

penuh baik fisik maupun mental

2 CTL memandang bahwa belajar bukan menghafal akan tetapi proses

berpengalaman dalam kehidupan nyata

3 Kelas dalam pembelajaran CTL bukan sebagai tempat untuk memperoleh

informasi akan tetapi sebagai tempat untuk menguji data hasil temuan

mereka dilapangan

4 Materi pelajaran ditemukan oleh siswa sendiri bukan hasil pemberian dari

orang lain (Sanjaya 2006125)

3 Media Pembelajaran

Media berasal dari kata ldquomediumrdquo yang berasal dari bahasa latin ldquomediusrdquo yang

berarti ldquotengah atau sedangrdquo Pengertian media ini mengarah pada sesuatu yang

menjadi penghantar untuk meneruskan suatu informasi dan sumber informasi

kepada penerima informasi Dalam bahasa Arab media adalah perantara atau

pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan ringkasnya media adalah

alat untuk menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran Arsyad

(2005 54) mengartikan media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan

untuk menyampaikan pesan informasi

Heinich dalam Arsyad (2005 82) menyatakan media sebagai perantara yang

mengantar informasi apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi

34

yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud pengajaran Hamidjojo

dalam Latuheru mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah media yang

penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran (biasanya sudah

dituangkan dalam GBPP atau silabus) yang dimaksudkan untuk mempertinggi

kegiatan belajar Media pembelajaran adalah bahan alat maupun metode teknik

yang digunakan dalam kegiatan belajar dengan maksud agar proses interaksi

komunikasi edukatif antara siswa dan sumber belajar dapat berlangsung secara

tepat guna dan berdaya guna Jadi media yang dimanfaatkan untuk belajar adalah

lingkungan yang terdekat dengan siswa

ldquoNational Education Assosiationrdquo memberi definisi media sebagai bentuk-bentuk

komunikasi baik tercetak maupun audio visual dan peralatannya dengan demikian

dapat dimanipulasi dilihat didengar atau dibaca Menurut Lohan dalam

Sihkabuden (999 58) media suatu sarana atau chanel sebagai perantara antara si

pemberi pesan kepada penerima pesan

Menurut Olson dalam Budiningsih (2005 62) mendefinisikan media sebagai

teknologi untuk menyajikan merekam membagi dan mendistribusikan simbol

dengan melalui rangsangan indera tertentu disertai penstrukturan informasi

Gagne dalam Sagala (2005 281) menyatakan bahwa media pendidikan adalah

berbagai jenis komponen lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar

Briggs dalam yang sama lebih lanjut menyatakan bahwa media pembelajaran

adalah sarana untuk memberikan perangsang bagi si belajar supaya proses belajar

terjadi

Sardiman (2006 205) menyatakan bahwa

35

media pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam tiga golongan

Pertama adalah alat-alat yang merupakan benda sebenarnya yang

memberi pengalaman langsung dan nyata Kedua alat-alat yang

merupakan benda pengganti yang seringkali dalam bentuk tiruan dari

benda sebenarnya memberikan pengalamannbuatan atau tidak langsung

Ketiga bahasa lisan maupun tertulis memberikan pengalaman melalui

berbahasa

Secara umum peranan media dalam proses pembelajaran dapat

a menghemat waktu belajar

b memudahkan pemahaman

c meningkatkan perhatian siswa

d meningkatkan aktivitas siswa

e mempertinggi daya ingat siswa

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas bahwa media pembelajaran adalah segala

sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima

serta dapat merangsang pikiran perasaan perhatian dan kemauan si belajar

sehingga dapat memotivasi terjadinya belajar yang baik dengan sengaja

bertujuan dan terkendali Media pembelajaran sebagai salah satu komponen

sumber dan merupakan bagian integral dari keseluruhan komponen pembelajaran

menempati posisi yang penting dan akan turut menentukan keberhasilan

penyelenggaraan pembelajaran

Pada kenyataannya pengembangan dan penerapan media pembelajaran

diharapkan dapat memotivasi belajar terhadap pembelajaran sehingga berdampak

pula pada peningkatan hasil belajarnya Selaras dengan perkembangan ilmu

pengetahuan maka guru harus mampu mengembangkan media pembelajaran

secara bervariasi baik yang dirancang khusus (by design) maupun dengan

36

memanfaatkan (by utilization) sejumlah media yang telah ada Dengan demikian

media pendidikan dan media pengajaran dirangkum saja dengan media

pembelajaran

Kegunaan media dalam pembelajaran menurut Miarso (2005 536)

(a) Media mampu memberikan rangsangan yang bervariasi kepada otak

kita sehingga otak kita dapat berfungsi secara optimal (b) Media dapat

mengatasi keterbatasan pengamatan yang dimiliki oleh siswa (c) Media

dapat melampaui batas ruang kelas (d) Media memungkinkan adanya

interaksi langsung antara siswa dan lingkungan (e) Media menghasilkan

keseragaman pengamatan (f) Media membangkitkan keinginan dan minat

baru (g) Media membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar

(h) Media memberikan pegalaman yang integral menyeluruh dari sesuatu

yang konkret maupun yang abstrak (i) Media memberikan kesempatan

untuk belajar mandiri (j) Media meningkatkan keterbacaan baru

(membedakan dan menafsirkan objek) (k) Media mampu meningkatkan

efek sosialisasi (l) Meningkatkan kemampuan ekspresi diri guru maupun

siswa

Kriteria pemilihan media menurut Arsyad (2005 39) sebagai berikut (a) sesuai

dengan tujuan yang ingin dicapai (b) tepat untuk mendukung isi pelajaran yang

sifatnya fakta konsep prinsip atau generalisasi (c) praktis luwes dan bertahan

(d) guru trampil menggunakannya (e) pengelompokan sasaran (f) mutu teknis

(memiliki persyaratan teknis yang tertentu)

Tiga kategori media menurut Haney dan Ullmer yang dikutip Miarso (200525)

yaitu

(1) Media Penyaji Grafis bahan cetak dan gambar diam Proyeksi diam

Audio kaset Audio ditambah visual diam Gambar hidup film Televisi

Multi media (2) Media Objek Objek sebenarnya alami (hidup dan tak

hidup) buatan gedung mesin-mesin alat-alat komunikasi jaringan

transportasi dan semua benda yang dibuat Objek pengganti replika

model dan benda tiruan (3) Media Interaktif memperhatikan penyajian

objek dan berinteraksi (internet komputer)

37

Media yang akan digunakan dalampenelitian ini adalah media objek sebenarnya

alami hidup dan tak hidup yang terdapat di lingkungan sekitar sekolah yaitu

sugai gunung kebun pantai dan benda-benda tak hidup lainnya

4 Pembelajaran Menulis Deskripsi Berbahasa Lampung Menggunakan CTL

Bahasa Lampung adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat penuturnya

yaitu suku Lampung dalam berkomunikasi dan mengaktualisasikan diri dalam

kehidupan sehari-hari Pakar linguistik deskriptif biasanya mendefinisikan bahasa

sebagai satu sistem lambang bunyi yang bersifat arbiter kemudian lazim ditambah

dengan yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat untuk berinteraksi

dan mengidentifikasikan dirirdquo (Chaer 1997 68) Nababan (1999 96)

mengemukakan bahwa bahasa memiliki empat fungsi yaitu fungsi kebudayaan

kemasyarakatan perorangan dan pendidikan

Fungsi kebudayaan meliputi tiga hal yaitu pelestarian kebudayaan

pengembangan kebudayaan dan inventarisasi ciri-ciri kebudayaan Fungsi

kemasyarakatan meliputi ruang lingkup dan bidang pemakaian Fungsi perorangan

meliputi fungsi instrumental kepribadian pemecahan masalah khayalan dan

informatif Fungsi pendidikan meliputi fungsi integratif instrumental kultural dan

penalaran

Fungsi dan tujuan pembelajaran bahasa Lampung untuk membelajarkan siswa

didik dalam belajar bahasa Lampung dan berfungsi memberikan kemampuan

menggunakan bahasa Lampung bagi kepentingan berpikir merasa dan

38

berkomunikasi dalam kehidupan budaya masa kini sebagai lanjutan dari

kehidupan masa lalu dengan memperhatikan peristiwa penggunaannya

Pada proses pembelajaran berlangsung guru memotivasi siswa melakukan

pengamatan terhadap gambar kemudian mengungkapkan hasil pengamatannya

melalui deskripsi Siswa menulis deskripsi sesuai dengan kaidah bahasa

Lampung baik ejaan struktur maupun kosa kata Dengan demikian pembelajaran

dalam terlaksana dengan mengoptimalkan masyarakat belajar dalam pembelajaran

bahasa Lampung dengan pendekatan CTL

Pembelajaran bahasa Lampung meliputi pengenalan pemahaman dan

keterampilan mencakup unsur bahasa Lampung (Depdikbud Provinsi Lampung

2003 16) yaitu

a) Lafal dan ejaan yang berkenaan dengan lafal yang baik dan ejaan yang

sesuai dengan pedoman Ejaan Bahasa Lampung

b) Struktur yang berkenaan dengan bebtuk kata frase dan kalimat Bahasa

Lampung yang baik dan yang diterima bukan teoritis

c) Kosa kata yang berkenaan dengan kata-kata bahasa lampung dari berbagai

lingkungan kehidupan yang diperlukan sebagai alat berpikir merasa dan

berkomunikasi dengan lancar

d) Wacana berkenaan dengan karangan jenis narasi deskripsi eksposisi

argumentasi dan drama

Lebih lanjut dijelaskan pokok-pokok bahasan pembelajaran mencerminkan

kegiatan berbahasa dalam bahasa Lampung khususnya menulis adalah

pembelajaran menulis untuk mengomunikasikan gagasan perasaan dan pesan

dengan bahasa Lampung secara tertulis baik dalam bentuk prosa atau puisi

maupun dalam berbagai jenis karangan seperti pada karangan deskripsi berbahasa

Lampung

39

Pembelajaran menulis disesuaikan dengan ketentuan menulis Hamer (1999 48)

mengatakan bahwa dalam keterampilan menulis harus diperhatikan beberapa hal

misalnya penyusunan kalimat menjadi paragraf bagaimana paragraf digabungkan

dan dikelompokan sehingga menjadi tulisan yang koheren Penerapan

pembelajaran pendekatan kontekstual (CTL) dalam penelitian ini adalah guru

mendesain proses pembelajaran menulis teks deskripsi berbahasa Lampung

dengan memanfaatkan lingkungan sebagai media Mengonstruksi pengetahuan

siswa sedikit demi sedikit sehingga pengetahuannya bermakna dalam proses

menemukan bertanya masyarakat belajar memberi permodelan melaksanakan

refleksi dalam pembelajaran dan melaksanakan penilaian autentik

5 Prestasi Belajar

a Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi adalah istilah yang diambil dari bahasa Belanda ldquoprestatierdquo yang berarti

hasil usaha Kata prestasi dalam berbagai penggunaan selalu dihubungkan dengan

aktivitas tertentu Prestasi belajar adalah kemampuan nyata yang dapat langsung

diukur dengan tes tertentu dan dapat dihitung hasilnya menurut Zainal dalam

Sagala (2005 101) bahwa ldquoPrestasi merupakan kemampuan siswa yang dapat

dicapai saat dilakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa

terhadap berbagai hal yang pernah dilatihkan diajarkan sudah dapat diperoleh

gambaran yang nyata tentang pencapaian program pembelajaran secara

menyeluruhrdquo

Di samping itu menurut Wittrock dalam Latuheru (1999 46) ldquoprestasi belajar

adalah suatu terminology yang menggambarkan suatu proses perubahan melalui

40

pengalaman Proses tersebut mempersyaratkan perubahan yang relative permanen

berupa sikap pengetahuan informasi kemampuan dan keterampilan melalui

pengalamanrdquo

Skiner dengan teori operant conditioning sebagaimana dikutip Gredler (dalam

Slameto 2003 49) mengatakan bahwa prestasi belajar merupakan respon

tingkah laku yang baru Walaupun Skiner mengatakan demikian namun pada

dasarnya respon yang baru itu sama pengertiannya dengan tingkah laku

pengetahuan sikap keterampilan yang baru

Prestasi menurut Hamalik (198384) adalah perubahan tingkahlaku yang

diharapkan kepada murid setelah diadakan proses belajar mengajar Sedangkan

menurut Yusuf (198224) prestasi adalah tingkatan kepandaian keterampilan yang

telah dicapai setelah melakukan kegiatan pekerjaan atau latihan itu sendiri

Menurut Adi Nugroho prestasi adalah segala jenis pekerjaan yang berasil dan

prestasi itu menunjukkan kecakapan Selanjutnya Purwadarminto menyebutkan

bahwa prestasi adalah hasil yang dicapai sebaik-baiknya menurut kemampuan

anak pada waktu tertentu terhadap hal-hal yang dikerjakan dilakukan

Reigeluth dalam yang sama berpendapat prestasi belajar dapat juga dikatakan

sebagai pengaruh yang memberikan suatu ukuran nilai dari metode (strategi)

alternatif dalam kondisi yang berbeda ada hasilnyata dan diinginkan Hasil nyata

hasil-hasil kehidupan nyata dari menggunakan metode (strategi) spesifik dalam

kondisi yang spesifik pula sedangkan hasil yang diinginkan adalah tujuan-tujuan

(goals) yang umumnya berpengaruh pada pemilihan suatu metode

41

Ini berarti prestasi belajar sangat erat kaitannya dengan metode (strategi) yang

digunakan pada sesuatu kondisi (pembelajaran) tertentu Semakin ketepatan

pemilihan metode atau strategi (pembelajaran) pada suatu kondisi semakin baik

hasil belajar Selanjutnya juga mengatakan secara spesifik hasil belajar adalah

suatu kinerja (peformance) yang diindikasikan sebagai suatu kapabilitas

(kemampuan) yang diperoleh Hasil belajar tersebut selalu dinyatakan dalam

bentuk tujuan-tujuan khusus perilaku (unjuk kerja)

Muhibin (1997141) menyebutkan bahwa prestasi belajar merupakan taraf

keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah dinyatakan

dalam bentuk skor yang diperoleh hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran

tertentu Demikian pula pendapat Albach Arnove dan Kelly (1999201) bahwa

prestasi belajar hanya ukuran keberhasilan di sekolah tidak termasuk keberhasilan

dalam keluarga dan masyarakat Davis dalam Slameto (198521) berpendapat

bahwa prestasi belajar adalah pengetahuan yang diperoleh siswa sebagai hasil dari

pembelajaran

Pendapat-pendapat di atas menunjukkan bahwa prestasi belajar dipergunakan

untuk menyebut berbagai macam hasil kegiatan atau usaha Hal ini sesuai dengan

kenyataan yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari Istilah prestasi

belajar sering digunakan untuk menyebut hasil yang dicapai dalam berbagai

kegiatan misalnya prestasi olahraga prestasi seni prestasi kerja prestasi belajar

prestasi usaha dan sebagainya

42

Berdasarkan uraian di atas prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari

proses belajar mengajar yaitu penguasaan perubahan emosional atau perubahan

tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu Prestasi belajar sering

dipergunakan dalam arti yang sangat luas seperti prestasi belajar dalam ulangan

harian prestasi pekerjaan rumah prestasi belajar tengah semester prestasi akhir

semester dan sebagainya

Cara yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat prestasi belajar adalah

dengan menggunakan tes Tes prestasi dapat digunakan sebagai suatu tes

diagnosis yang dirancang untuk membuktikan mengenai gambaran kelebihan dan

kekurangan siswa

Pada proses pembelajaran prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari

pembelajaran yang meliputi penguasaan perubahan emosional dan perubahan

tingkah laku yang dapat diukur dengan tes objektif maupun tes uraian Dengan

demikian prestasi belajar Bahasa Lampung adalah prestasi belajar siswa pada tes

ujian akhir semester atau pada Konpetensi Dasar pada mata pelajaran Bahasa

Lampung

Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

Bahasa Lampung merupakan tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari

pelajaran Bahasa Lampung di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang

diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi tertentu

Prestasi belajar memiliki beberapa kategori Gagne (19925)

mengklasifikasikannya menjadi lima kategori yakni 1) Intellectual skill 2)

Cognitive strategies 3) Verbal information 4) Motor skill dan 5) Attitudes

43

1) Keterampilan intelektual

Kemampuan ini merupakan keterampilan yang membuat seseorang secara

cakap berinteraksi dengan lingkungan melalui penggunaan lambang-lambang

2) Strategi kognitif

Kemampuan yang mengatur cara bagaimana si belajar mengelola belajarnya

3) Informasi verbal

Kemampuan ini berupa perolehan label atau nama fakta dan pengetahuan yang

sudah tersusun rapi

4) Keterampilan motorik

Kemampuan yang mendasari pelaksanaan perbuatan jasmaniah secara mulus

5) Sikap

Kemampuan yang mempengaruhi pilihan tindakan yang akan diambil

Lebih lanjut Bloom dan kawan-kawan sebagai mana dikutip oleh Degeng dalam

Hamalik (2004 90) mengklasifikasikan prestasi belajar menjadi 3 (tiga) domain

atau ranah yaitu rdquoranah kognitif psikomotor dan afektifrdquo ranah kognitif

menaruh perhatian pada pengembangan kapabilitas dan keterampilan intelektual

ranah psikomotor berkaitan dengan kegiatan-kegiatan manipulatif atau

keterampilan motorik dan ranah efektif berkaitan dengan pengembangan

perasaan sikap nilai dan emosirdquo Ketiga ketegori prestasi belajar itu mempunyai

aspek masing-masing

Kognitif aspek-aspek dari domain ini terdiri dari pengetahuan pemahaman

penerapan analisis sintesis dan evaluasi Afektif domain ini terdiri dari aspek-

aspek penerimaan tanggapan penilaian pengorganisasian dan pengarahan

44

Psikomotorik terdiri dari beberapa aspek kemampuan gerak refleks kemampuan

gerak dasar kemampuan perseptual kemampuan fisik kemampuan gerak

terampil dan kemampuan gerak komunikatif

Dapat diasumsikan bahwa untuk menghasilkan kategori kapabilitas atau kelima

ranah prestasi belajar tersebut sedikitnya banyak ditentukan atau dipengaruhi oleh

faktor internal seperti pengetahuan prasyarat atau kemampuan awal dari masing-

masing kategori hasil belajar yang dimiliki oleh siswa yang berkaitan dengan

kapabilitas atau keterampilan yang sedang dipelajari baru

Gagne (199266) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses untuk

memperoleh motivasi dalam pemngetahuan keterampilan kebiasaan dan tingkah

laku Belajar adalah suatu aktivitas yang melibatkan bukan hanya penguasaan

kemampuan akademik baru saja melainkan juga perkembangan emosional

interksi sosial dan perkembangan kepribadian Menurut Gagne (19923) belajar

adalah perubahan dalam diri manusia atau kemampuan yang berlangsung selama

satu masa waktu yang tidak semata-mata disebabkan oleh perubahan

pertumbuhan

Jenis perubahan yang dimaksud dalam belajar ini meliputi perubahan tingkah laku

setelah siswa mendapatkan berbagai pengalaman dalam proses pembelajaran

Pengalaman tersebut akan menyebabkan proses perubahan pada diri sibelajar

dengan kata lain bahwa proses belajar senantiasa merupakan perubahan

tingkahlaku dan terjadi karena pengalaman

45

Yang dimaksud prestasi belajar siswa dalam penelitian ini adalah prestasi yang

ditunjukkan siswa setelah dilakukan pembelajaran jika prestasi belajar mengalami

peningkatan maka siswa dapat dinyatakan mencapai prestasi belajar atau

mengalami peningkatan setelah mengalami belajar jika tidak prestasi belajar tidak

tercapai atau belum tuntas

Memperhatikan pernyatan tersebut belajar merupakan upaya siswa untuk

memahami materi ajar yaitu menulis deskripsi bahasa Lampung sesuai dengan

aturan penulisan atau kaidah bahasa diharapkan siswa memiliki pengetahuan dan

kemampuan dan dapat mengaplikasikan serta melaksanakan nilai positif dalam

kehidupan sehari-hari Dipahaminya suatu ilmu dalam proses pembelajaran akan

tercermin melalui hasil evaluasi Penggunaan pendekatan CTL media dan alat

belajar yang tepat dalam pembelajaran akan sangat membantu siswa belajar

Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa penggunaan pendekatan media dan alat

dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi hasil belajar siswa dapat menjadi

aktif belajar berkolaborasi dan belajar dalam waktu yang telah ditentukan pesan

dapat disalurkan dapat merangsang berpikir perhatian minat siswa sehingga

proses belajar berlangsung dengan baik Pemahaman siswa terhadap materi

mengarah pada tercapainya tujuan pembelajaran dan mencapai prestasi yang

tinggi

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

adalah berupa pengetahuan keterampilan nilai dan sikap sesuai tujuan atau

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diharapkan diperoleh setelah melalui proses pembelajaran

46

Pretasi belajar yang dimaksudkan peneliti adalah perolehan dari proses

pembelajaran yang mencakup ranah kognitif afektif dan psikomotorik mencapai

lebih besar atau sama dengan KKM pelajaran bahasa Lampung dari tujuan

pembelajaran yang diturunkan dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diperoleh siswa melalui interaksi dengan lingkungan belajar

dan suatu kondisi pembelajaran materi menulis deskripsi yang dirancang guru

sebagai fasilitator

c Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal

Standar nasional Pendidikan (Depdiknas 2008 5) menyatakan bahwa Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) adalah kriteria tertentu yang digunakan untuk

menentukan kelulusan peserta didik KKM ditentukan oleh kelompok guru mata

pelajaran pada awal tahun pelajaran dan menjadi acuan bagi pendidik dan peserta

didik KKM setiap standar kompetensi merupakan rata-rata KKM kompetensi

dasar KKM setiap kompetensi dasar merupakan rata-rata KKM dari indikator

yang terdapat dalam kompetensi dasar tersebut Penentuan KKM didasarkan pada

tiga unsur

Pertama Tingkat kompleksitas Kesulitan kerumitan setiap indikator

kompetensi dasar dan standar kompetensi yang harus dicapai peserta didik Suatu

indikator dikatakan memliliki tingkat kompleksitas tinggi apabila dalam

pencapaiannya didukuoleh sekurang-kurangnya satu dari sejumlah kondisi sebagai

berikut

1) Guru yang memahami dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan

pada peserta didik

47

2) guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang

bervariasi

3) Guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang

diajarkan

4) Peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi

5) Peserta didik yang cakap terampil menerapkan monsep

6) Peserta didik yang cermat kreatif dan inovatif dalam penyelesaian tugas

pekerjaan

7) Waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena memiliki

tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi sehingga dalam proses

pembelajarannya memerlukan pengulangan latihan

8) Tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar peserta

didik dapat mencapai ketuntasan belajar

Kedua Kemampuan daya pendukung meliputi a Sarana dan prasarana

peendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dicapai peserta

didik seperti perpustakaan laboratorium dan alat bahan untuk proses

pembelajaran b Ketersediaan tenaga manajemen sekolah dan kepedulian

stakeholders sekolah

Ketiga Tingkat Kemampuan (intake) rata-rata peserta didik di sekolah yang

bersangkutan Penetapan intake di kelas V dapat didasarkan pada nilai prestasi

rata-rata siswa saat kenaikan kelas atau dikelas sebelumnya yaitu kelas IV

KKM mulok Bahasa Lampung kelas V sesuai yang telah ditetapkan dalam

Kurikulum Sekolah atau KTSP SDN 1 Sukarame Dua Bandar Lampung Tahun

48

Pelajaran 20092010 adalah 65 KKM ini akan dijadikan tolak ukur evaluasi

keberhasilan siswa belajar apakah siswa telah mencapai ketuntasan atau belum

baik secara individual maupun secara klasikal

B Teori Belajar Bahasa dan Pembelajaran

1 Hakikat Belajar Bahasa

Dalam teori belajar konstruktivistik dikemukakan bahwa pembelajaran sebagai

proses mengkonstruksi pengetahuan yang menghubungkan yang sudah ada

dengan yang dipelajari Seperti dijelaskan Paul Suparno dalam Sardiman (2006

175) belajar merupakan proses aktif dari subyek belajar untuk mengkonstuksi

makna sesuatu entah itu teks kegiatan dialog pengalaman fisik dan lain-lain

Belajar merupakan mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau

bahkan yang dipelajarinya dengan pengertian yang sudah di miliki sehingga

pengertiannya menjadi berkembang

Guru sebagai pemrakarsa harus memberi peluang yang optimal bagi siswa Niat

dan kendali belajar sepenuhnya ada pada siswa (Budiningsih 2005 59))

Sehingga guru tidak mentransfer pengetahuan yang dimiliki melainkan membantu

siswa membentuk pengetahuannya sendiri Menurut teori konstruktivisme prinsip

yang paling penting dalam psikologi pendidikan bahwa guru tidak hanya sekedar

memberikan pengetahuan kepada siswa Siswa harus membangun sendiri

pengetahuan di benaknya Guru dapat memberi kemudahan untuk proses ini

dengan memberi kesempatan siwa untuk menentukan atau menerapkan ide-ide

mereka sendiri dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan

strategi mereka sendiri Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa

49

siswa ke pemahaman yang lebih tinggi dengan catatan siswa sendiri yang harus

memanjat anak tangga tersebut (Nur 1998 8)

Cunstruktivism approach is a view that emphasizes the active role of learner in

building understanding and making sesnse of information (Woodfolk 2004 313)

Konstruktivisme belajar menekankan pada peran aktif si belajar (learner) dalam

membangun pemahaman dan memakai suatu informasi Konstruktivis

memfokuskan pada peran siswa secara individu untuk membangun struktur

kognitif mereka ketika menginterpretasikan pengalaman-pengalaman pada situasi

belajar tertentu

Lebih lanjut Bruner dalam Sagala (2005 218) menjelaskan inti dari belajar

adalah cara-cara bagaimana orang memilih mempertahankan dan

mentransformasi secara efektif Dalam proses belajar ada 3 fase yaitu (1)

Informasi dalam tiap pelajaran kita memperoleh informasi ada yang menambah

pengetahuan yang telah kita miliki ada yang memperluas dan memperdalamnya

ada pula yang bertentangan dengan apa yang telah kita ketahui sebelumnya (2)

Transformasi informasi harus dianalisis diubah atau ditransformasi ke dalam

bentuk yang lebih abstrak atau konseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal

yang lebih luas (3) Evaluasi kemudian kita nilai hingga pengetahuan yang

diperoleh itu dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain

Masih dalam yang sama Piaget seorang psikolog Swiss berpendapat bahwa

belajar mengandung makna sebagai perubahan stuktural yang saling melengkapai

antara asimilasi dan akomodasi dalam proses menyusun kembali dan mengubah

apa yang telah diketahui melalui belajar

50

Hal ini didukung pula oleh Gagne dalam Slameto (2003 122) menjelaskan

ldquoBelajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia

belajar bisa terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi

ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya

(peformance-nya) berubah dari waktu ke waktu dan berkeyakinan bahwa

belajar dipengaruhi faktor dari dalam diri dan dari luar dimana keduanya

berinteraksirdquo

Senada dengan tersebut Merrill dan Smorgansbord dalam Yulaelawati (2004

122) menyatakan bahwa

belajar merupakan proses pembangunan pengetahuan berdasarkan

pengalaman atau pengetahuan yang telah ada sebelumnya belajar

merupakan penafsiran seseorng tentang dunia Belajar merupakan proses

yang aktif dimana pengetahuan dikembangkan berdasarkan pengalaman

dan perundingan (negoisasi) makna melalui berbagai informasi atau

mencari kesepakatan dari berbagai pandangan melalui interaksi atau

kerjasama dengan orang lain Belajar perlu disituasikan dalam latar

(seting) yang nyata

Kemudian menurut Gredler dalam Dimyati (1999 72) belajar adalah proses

seseorang memperoleh berbagai kecakapan keterampilan dan sikap menurut

Winkel dalam yang sama belajar merupakan suatu aktivitas mental psikis yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman keterampilan dan nilai

sikap Perubahan ini bersifat relative konstan dan berbekas

Aktivitas belajar menurut Djamarah dalam Sagala (2005 216) bahwa belajar

adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar dan bertujuan dimana tujuan

dalam belajar terjadinya suatu perubahan dalam individu yaitu perubahan tingkah

laku Schuman penganut konstruktif dalam yang sama mengemukakan dengan

dasar pemikiran bahwa semua orang membangaun pandangannya terhadap dunia

51

melalui pengalaman individual atau skema konstruktif menekankan pada

menyiapkan peserta didik untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam

situasi yang tidak tentu atau ambigius

Pandangan yang mampu mengakomodasi sociocultural-revolution dalam buku

Teori Belajar dan Pembelajaran dalam Budiningsih (2005 123) Vigotsky

mengatakan bahwa jalan pikiran seseorang harus dimengerti dari latar sosial-

budayanya dan sejarahnya Artinya untuk memahami pikiran seseorang bukan

dengan cara menelusuri apa yang ada di otaknya dan pada kedalaman jiwanya

melainkan dari asal usul tindakan sadarnya dari interaksi sosial yang dilatari oleh

sejarah hidupnya Interaksi sosial berkaitan erat dengan aktivitas-aktivitas dan

bahasa yang dipergunakan Ditemukan adanya jaringan erat luas dan kompleks di

dalam dan di antara keluarga-keluarga

Jaringan tersebut berkembang atas dasar confianza yang membentuk kondisi

sosial sebagai tempat penyebaran dan pertukaran pengetahuan keterampilan dan

nilai-nilai sosial budaya anak memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui

interaksi sosial sehari-hari Pandangan teori ini menempatkan inter mental atau

lingkungan sosial sebagai faktor primer dan konstitutif terhadap pembentukan

pengetahuan serta perkembangan kognitif seseorang

Di samping itu Piaget dalam yang sama menyatakan bahwa belajar lebih banyak

ditentukan karena adanya karsa individu perkembangan kognitif merupakan suatu

proses genetik yaitu proses yang didasrkan atas mekanisme biologis dalam bentuk

perkembangan sistem syaraf makin bertambah umur seseorang makin

komplekslah susunan sel syarafnya dan makin meningkat pula kemampuannyardquo

52

Dari beberapa teori konstruktivisme di atas belajar adalah merupakan kegiatan

aktif dimana sibelajar membangaun sendiri pengetahuannya subyek belajar juga

mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari dan merupakan proses

bagaimana menjadi tahu tentang sesuatu proses belajar bukanlah memindahkan

pengetahuan dari guru ke siswa tetapi sesuatu kegiatan yang memungkinkan

siswa merekonstruksi sendiri pengetahuannya

Belajar merupakan usaha manusia dalam rangka merubah pola pikir dan tingkah

lakunya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman dan interaksi dengan

lingkungan sekitarnya sehingga terjadi perubahan keterampilan pemahaman

pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat permanen dan membekas diharapkan

dapat hidup mandiri karena untuk membangun suatu pengetahuan baru siswa

akan menyesuaikan informasi baru atau pengetahuan yang disampaikan dengan

pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki melalui berinteraksi sosial

dengan peserta didik lain atau guru dan sumber belajar

Selanjutnya dapat juga dirumuskan bahwa belajar merupakan usaha manusia

dalam rangka merubah pola pikir dan tingkahlakunya berdasarkan pengetahuan

pengalaman dan interaksi dengan lingkungan sekitarnya Dengan terjadinya

perubahan keterampilan pemahaman pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat

permanen dan membekas diharapkan dapat hidup mandiri tidak tergantung pada

orang lain

Belajar yang dimaksudkan penulis adalah belajar menulis deskripsi dalam bahasa

lampung siswa mengkonstruksi sendiri informasi yang akan disampaikan melalui

tulisannya setelah mengamati lingkungan sekitar

53

b Hakikat Pembelajaran Bahasa

Sagala (2005 176) menyatakan bahwa pembelajaran ialah membelajarkan siswa

menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu

utama keberhasilan pendidikan Pembelajaran menurut Corey (1998 91) adalah

suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk

memungkinkan ia turut serta dalam tingkahlaku tertentu dalam kondisi khusus

atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu pembelajaran merupakan

subset khusus dari pendidikan Menurut Burton dalam Sagala (2005 213)

pembelajaran adalah upaya memberikan stimulus bimbingan pengarahan dan

dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar

Vigotsky dalam Budiningsih (2005 103) menyatakan dalam kegiatan

pembelajaran hendaknya anak memperoleh kesempatan yang luas untuk

mengembangkan zona perkembangan proximalnya atau potensi melalui belajar

dan berkembang guru perlu menyediakan berbagai jenis dan tingkatan bantuan

(helps) cognitive scaffolding yang dapat memfasilitasi anak agar mereka dapat

memecahkan permasalahan yang dihadapinya Bantuan dapat dalam bentuk

contoh pedoman bimbingan orang lain atau teman yang lebih kompeten

Bentuk-bentuk pembelajaran kooperatif kolaboratif serta belajar kontekstual

sangat tepat digunakan

Zona perkembangan proksimal menurutnya perkembangan kemampuan seseorang

dapat dibedakan kedalam dua tingkat yaitu tingkat aktual dan potensial tingkat

perkembangan aktual tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan

tugas-tugas atau memecahkan berbagai masalah secara mandiri (intramental)

54

sedangkan potensial kemampuan kemampuan memecahkan masalah dan

menyelesaikan tugas-tugas ketika di bawah bimbingan orang dewasa atau ketika

berkolaborasi dengan teman sebaya yang lebih kompeten (intermental)

Berdasarkan beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan pembelajaran

merupakan pengorganisasian aktivitas siswa dalam arti peran guru bukan semata-

mata memberikan informasi melainkan juga mengarahkan memotivasi dan

memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the learning) agar proses

belajar lebih memadai Pembelajaran juga mengandung arti setiap kegiatan

dirancang untuk membantu dalam mempelajari sesuatu kemampuan atau nilai

Yuelawati E (2004 121) mengutip pepatah Cina bahwa membaca

mendengar dan melihat belum cukup dalam belajar pembelajaran yang

melibatkan peserta didik untuk mengalami dan membicarakan bahan

tertentu pada orang lain dapat lebih bermakna dalam belajar terlebih lagi

bila peserta didik mempunyai kesempatan untuk mengajarkan

pengetahuannya terhadap peserta didik lain yang bersumber

Keberhasilan pembelajaran Kerucut Dale disebutkan bahwa keberhasilam

peembelajaran adalah sebagai berikut

1) Apa yang kita baca 10

2) Apa yang kita dengar 20

3) Apa yang kita lihat 30

4) Apa yang kita dengar dan lihat 50

5) Apa yang kita bicarakan dengan orang lain 70

6) Apa yang kita alami sendiri 80

7) Apa yang kita ajarkan kepada orang lain 95

55

Pembelajaran bahasa yang dimaksud adalah pembelajaran tentang menulis

deskripsi bahasa Lampung kelas V SD pembelajaran ini dirancang menggunakan

pendekatan Pembelajaran CTL khususnya untuk meningkatkan aktivitas belajar

bahasa Lampung dan sebagai bentuk nyata pelaksanaan tugas guru dalam hal

kegiatan belajar di Sekolah Dasar tentunya kondisi belajar yang aktif dan

menyenangkan

Hakikat belajar bahasa Lampung yang dimaksudkan dalam penelitian ini guru

akan merancang pembelajaran menggunakan pendekatan komunikatif integratif

siswa diharapkan dapat mendeskripsikan apa yang diamatinya Proses

pembelajaran mengkondisikan siswa untuk melakukan pengamatan kemudian

menemukan hal yang diamati mengindentifikasikan menentukan lalu

mengungkapkan apa yang diamatinya dalam tulisan deskriptif sehingga proses

belajar berlangsung aktif dan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan

Dalam Standar Kelulusan BSNP 2006 sesuai Permen No 22 tahun 2005 Standar

Kompetensi Lulusan pendidikan dasar meliputi SD MISDLB Paket A dan SMP

MTs SMPLB bertujuan meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan kepribadian

akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

lebih lanjut

Adapun Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) SD

MISDLB Paket A selengkapnya adalah (a) Menjalankan ajaran agama yang

dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak (b) Mengenal kekurangan dan

kelebihan diri sendiri (c) Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku di

lingkungannya (d) Menghargai keberagaman agama budaya suku ras dan

56

golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya (e) Menggunakan informasi

tentang lingkungan sekitar secara logis kritis dan kreatif (f) Menunjukkan

kemampuan berfikir logis kritis dan kreatif dengan bimbingan guru pendidik (g)

Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya (h)

Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan

sehari-hari (i) Menunjukkan kemampuan menggali gejala alam dan sosial di

lingkungan sekitar (j) Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap

lingkungan (k) Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa negara

dan tanah air Indonesia (l) Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan

seni dan budaya lokal (m) Menunjukkan kebiasaan hidup bersih sehat bugar

aman dan memanfaatkan waktu luang (n) Berkomunikasi secara jelas dan santun

(0) Bekerja sama dengan kelompok tolong menolong dan menjaga diri sendiri

dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya (p) Menunjukkan kegemaran

membaca dan menulis (q) Menunjukkan keterampilan menyimak berbicara

membaca menulis dan berhitung

c Hakikat Pendidikan

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat Setiap manusia membutuhkan

pendidikan sampai kapan dan dimanapun ia berada Pendidikan sangat penting

artinya sebab tenpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan

terbelakang Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk

menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing disamping

memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik

57

Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 menyatakan pendidikan sebagai usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri kepribadian kecerdasan akhlak

mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan

negara

Menurut pragmatisme pendidikan merupakan suatu proses reorganisasi dan

rekonstruksi dari pengalaman-pengalaman individu Baik anak maupun orang

dewasa selalu belajar dari pengalamannya (Sadulloh 2003 125) Sedangkan

Suhasno et all (1991 3) menyatakan bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai

suatu proses pertumbuhan yang menyesuaikan dengan lingkungan Suatu

pengarahan dan bimbingan yang diberikan kepada anak dalam pertumbuhannya

Suatu usaha sadar untuk menciptakan suatu keadaan atau situasi tertentu yang

dikehendaki oleh masyarakat serta suatu pembentukan kepribadian kemampuan

anak dalam menuju kedewasaan

Lima pilar pendidikan sekarang dan masa depan yang dicanangkan oleh UNESCO

yang perlu dikembangkan oleh lembaga pendidikan formal yaitu (1) learning to

know (belajar untuk mengetahui) (2) learning to do (belajar untuk melakukan

sesuatu) dalam hal ini kita dituntut untuk terampil dalam melakukan sesuatu (3)

learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) (4) learning to live together

(belajar untuk menjalani kehidupan bersama) dan (5) learning to trust in God

(belajar untuk bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa)

58

Realisasi ldquolearning to knowrdquo dapat diterapkan dengan memposisikan guru sebagai

fasilitator Disamping itu guru dituntut untuk dapat berperan sebagai teman

sejawat dalam berdialog dengan siswa dalam mengembangkan penguasaan

pengetahuan maupun ilmu tertentu

Learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu) akan bisa berjalan jika di

sekolah memfasilitasi siswa untuk mengaktualisasi keterampilan yang dililikinya

serta bakat dan minatnya Walaupun bakat dan minat anak banyak dipengaruhi

unsur kerturunan namun tumbuh berkembangnya bakat dan minat tergantung

pada lingkungannya Keterampilan dapat digunakan untuk menopang kehidupan

seseorang bahkan keterampilan lebih dominan daripada penguasaan pengetahuan

dalam mendukung keberhasilan kehidupan seorang

Learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) erat hubungannya dengan bakat

dan minat perkembangan fisik dan kejiwaan tipologi pribadi anak serta kondisi

lingkungannya Bagi anak yang agresif proses perkembangan diri akan berjalan

bila diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi Sebaliknya bagi anak yang

pasif peran guru sebagai pengarah sekaligus fasilitator sangat dibutuhkan untuk

pengembangan diri siswa secara maksimal

Kebiasaan hidup bersama saling menghargai terbuka memberi dan memenerima

(take and give) perlu ditumbuhkembangkan Kondisi seperti ini memungkinkan

terjadinya proses ldquolearning to live togetherrdquo (belajar untuk menjalani kehidupan

bersama) Penerapan pilar keempat ini dirasakan makin penting dalam era

globalisasi era persaingan global Perlu pemupukan sikap saling pengertian antar

ras suku dan agama agar tidak menimbulkan berbagai pertentangan yang

59

bersumber pada hal tersebut Selain empat pilar diatas dalam Undang-Undang RI

No 20 BAB II Pasal 3 Sistem Pendidikan Nasional pemerintah Indonesia

memandang perlu menjadikan peserta didik menjadi manusia yang bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab

sehingga perlu ditambah pilar kelima yaiturdquo learning to trust in Godrdquo

C Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan sebagai pembanding dan dapat digunakan untuk

meningkatkan kualitas penelitian adalah sebagai berikut

1 Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA melalui Pendekatan

Kontekstual Siswa Kelas VI Sekolah Tunas Mekar Bandar Lampung

20082009

1) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6 Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus 3 Pada

Siklus I nilai rata-rata siswa kelas 6A adalah 7179 Pada Siklus II nilai

rata-rata siswa kelas 6A adalah 7662 yang berarti meningkat 673 pada

kelas 6A dari nilai rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa

kelas 6A adalah 7832 yang berarti mengalami peningkatan sebesar 22

pada kelas 6A dari Siklus II atau mengalami peningkatan 901 pada

kelas 6Adari Siklus I pembelajarn IPA dengan Pembelajaran Kontekstual

Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang signifikan pada siklus I

pada kelas 6A hanya terdapat 14 atau 6087 siswa yang mencapai

ketuntasan sedangkan pada siklus III terdapat 23 siswa atau 100 siswa

60

yang mencapai ketuntasan yang berarti mengalami peningkatan sebesar

6429

2) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6B Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus III Pada

Siklus I nilai rata-rata 6B adalah 7222 Pada Siklus II nilai rata-rata siswa

kelas 6B adalah 7865 yang berarti meningkat 890 pada kelas 6B dari nilai

rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa 6B adalah 7946 yang

berarti mengalami peningkatan sebesar 103 dari Siklus II atau

mengalami peningkatan 1003 dari Siklus I pembelajarn IPA dengan

Pembelajaran Kontekstual Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang

signifikan pada siklus I pada kelas 6B hanya terdapat 14 atau 6087

siswa yang mencapai ketuntasan sedangkan pada siklus III masing-masing

terdapat 23 siswa atau 100 siswa yang mencapai ketuntasan yang berarti

mengalami peningkatan sebesar 6429

Berdasarkan penelitian tersebut ternyata prestasi belajar dapat ditingkatkan

melalui pendekatan pembelajaran CTL walaupun pada mata pelajaran IPA

Hal ini memungkinkan terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa

pembelajaran bahasa termasuk prestasi belajar menulis deskripsi

berbahasa Lampung

2 Jurnal Teknologi Pendidikan Unila Volume 04 No 03- Maret 2008 Penelitian

Nuraeni Erdawati dengan judul Penerapan Strategi Contextual Teaching and

Learning (CTL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) SD Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada

61

tiap siklus serta peningkatan aktivitas belajar siswa Pembelajaran

menerapkan pendekatan CTL dapat dijadikan sebagai alternatif penerapan

model pembelajaran IPS terutama pada materi peta tematik keragaman

kenampakan alam dan buatan

Merujuk hasil penelitian tersebut ternyata prestasi belajar IPS dapat

ditingkatkan melalui pendekatan pembelajaran CTL Hal ini memungkinkan

terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa pada pembelajaran bahasa

termasuk prestasi belajar menulis deskripsi berbahasa Lampung kelas V SDN

1 Sukarame Dua Bandar Lampung

Page 20: II. KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Menulis Deskripsi ...digilib.unila.ac.id/20091/3/BAB II.pdf · yang bertalian dengan usaha penulis untuk memberikan perincian dari ... Syarat-syarat

30

melakukan proses pembelajaran Kemajuan belajar dinilai dari proses

pembelajaran bukan melalui hasil

Karakteristik assessment adalah (a) dilaksanakan selama dan sesudah proses

pembelajaran berlangsung (b) bisa digunakan untuk formatif dan sumatif (c)

yang diukur keterampilan dan performansi bukan fakta (d) berkesinambungan (e)

terintegrasi (f) dapat digunakan sebagai feed back Bentuk-bentuk penilaian

autentik fortofolios story reteling interview video tape evaluation of

performance audio tepe evaluation of reading teacher observations close test

Dalam hal iniakan dilakukan penilaian terhadap aktivitas siswa selama proses

pembelajaran dan produk tulisan deskripsi siswa dalam bahasa lampung

b Perbedaan Pendekatan kontestual dengan Pendekatan Konvensional

Menurut pendapat Nurhadi (2003 7) terdapat perbedaan antara pendekatan CTL

dan konvensional yaitu

No Pendekatan CTL

Pendekatan Konvensional

1 Siswa secara aktif terlibat dalam

proses pembelajaran

Siswa adalah penerima informasi

secara pasif

2 Siswa belajar dari teman melalui

kerja

Siswa belajar secara individual

3 Pembelajaran dikaitkan dengan

kehidupan nyata atau masalah

yang disimulasikan

Pembelajaran sangat abstrak dan

teoritis

4 Perilaku dibangun atas kesadaran

diri

Perilaku dibangun atas kebiasaan

5 Hadiah untuk perilaku baik adalah

kepuasan diri

Hadiah untuk perilaku baik adalah

pujian atau nilai (raport)

6 Keterampilan dikembangkan atas

dasar pemahaman

Keterampilan dikembangkan atas

dasar latihan

7 Seseorang tidak melakukan yang

jelek karana dia sadar hal itu keliru

dan merugikan

Seorang tidak melakukan yang jelek

karena dia takut hukuman

8 Bahasa diajarkan dengan Bahasa diajarkan dengan pendekatan

31

pendekatan komunikatif yakni

siswa diajak menggunakan bahasa

dalam monteks nyata

struktural rumus diterangkan sampai

paham kemudian dilatihkan (drill)

9 Pemahaman rumus dikembangkan

atas dasar skemata yang sudah ada

dalam diri siswa

Rumus itu ada di luar diri siswa yang

harus diterangkan diterima

dihafalkan dan dilatihkan

10 Pemahaman rumus relatif berbeda

antara siswa yang satu dengan

yang lainnya sesuai dengan

skemata siswa

Rumus adalah kebenaran absolut

hanya ada dua kemungkinan yaitu

pamahaman rumus yang salah atau

yang benar

11 Siswa menggunakan kemampuan

berfikir kritis terlibat penuh dalam

mengupayakan terjadinya proses

pembelajaran yang efektif ikut

bertanggung jawab atas terjadinya

proses pembelajaran yang efektif

dan membawa skemata masing-

masing ke dalam proses

pembelajaran

Siswa secara fasif menerima rumus

atau kaidah (membaca mendengar

mencatat menghafal) tanpa

memberikan kontribusi ide dalam

proses pembelajaran

No Pendekatan CTL

Pendekatan Konvensional

1 Pengetahuan yang dimiliki

manusia dikembangkan oleh

manusia itu sendiri Manusia

menciptakan atau membangun

pengetahauan dengan cara

memberi arti dan memahami

pengalamannya

Pengetahuan adalah penangkapan

terhadap serangkaian fakta konsep

atau hukum yang berada di luar diri

manusia

2 Ilmu pengetahuan dikonstruksi

oleh manusia sendiri sementara

manusia selalu mengalami

peristiwa baru maka

pengetahuantidak pernah stabil

selalu berkembang

Kebenaran bersifat absolut dan

pengetahuan bersifat final

3 Siswa diminta bertanggung jawab

memonitor dan mengembangkan

pembelajaran mereka masing-

masing

Guru adalah penentu jalannya proses

pembelajaran

4 Penghargaan terhadap pengalaman

siswa sangat diutamakan

Pembelajaran tidak memperhatikan

pengalaman siswa

5 Hasil belajar diukur dengan

berbagai cara proses bekerja hasil

karya penampilan rekaman tes

dan lain-lain

Hasil belajar diukur hanya dengan tes

6 Pembelajaran terjadi diberbagai Pembelajaran hanya di dalam kelas

32

tempat konteks dan setting

7 Penyesalan adalah hukuman dari

perilaku jelek

Sanksi adalah hukuman dari perilaku

jelek

8 Perilaku baik berdasar motivasi

intrinsik

Perilaku baik berdasar motivasi

ekstrinsik

9 Seorang berperilaku baik karena

dia yakin itulah yang terbaik dan

bermanfaat

Seseorang berperilaku baik karena

terbiasa melakukan begitu Kebiasaan

ini dibangun dengan hadiah yang

menyenangkan

c Beberapa Hal Penting Dalam Pembelajaran CTL

Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL harus memperhatikan hal-

hal yang yang terkait baik berkaitan dengan konsep langkah-langkah maupun

pelaksanaan pembelajaran dengan CTL Contextual Teaching and Learning

(CTL) menurut Clifford dan Wilson (20002) adalah pendekatan dalam

pembelajaran yang dapat membantu siswa menemui ketuntasan belajar

berdasarkan kompetensi yang telah ditetapkan Siswa dapat dikatakan tuntas

belajar jika ia dapat berguna dan mampu mengaplikasikan pengetahuannya

terhadap lingkungan sekitar kehidupannya baik masa kini maupun masa depan sebagai

seorang anggota keluarga warga negara dan pekerja atau karyawan

CTL dikatakan efektif digunakan dalam pembelajaran karena (Clifford dan

Wilson 20002)

1 emphasizes problem-solving

2 recognizes the need for teaching and learning to occur in multiple

contexts

3 teaches students to become self-regulated learners

4 anchors teaching in students‟ diverse life contexts

5 encourages students to learn from each other in interdependent

groups and

6 Employs authentic assessment

33

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran dengan Contextual Teaching

Learning terutama berkaitan dengan pembelajaran Bahasa Lampung adalah

sebagai berikut

1 CTL adalah model pembelajaran yang menekankan aktivitas siswa secara

penuh baik fisik maupun mental

2 CTL memandang bahwa belajar bukan menghafal akan tetapi proses

berpengalaman dalam kehidupan nyata

3 Kelas dalam pembelajaran CTL bukan sebagai tempat untuk memperoleh

informasi akan tetapi sebagai tempat untuk menguji data hasil temuan

mereka dilapangan

4 Materi pelajaran ditemukan oleh siswa sendiri bukan hasil pemberian dari

orang lain (Sanjaya 2006125)

3 Media Pembelajaran

Media berasal dari kata ldquomediumrdquo yang berasal dari bahasa latin ldquomediusrdquo yang

berarti ldquotengah atau sedangrdquo Pengertian media ini mengarah pada sesuatu yang

menjadi penghantar untuk meneruskan suatu informasi dan sumber informasi

kepada penerima informasi Dalam bahasa Arab media adalah perantara atau

pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan ringkasnya media adalah

alat untuk menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran Arsyad

(2005 54) mengartikan media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan

untuk menyampaikan pesan informasi

Heinich dalam Arsyad (2005 82) menyatakan media sebagai perantara yang

mengantar informasi apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi

34

yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud pengajaran Hamidjojo

dalam Latuheru mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah media yang

penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran (biasanya sudah

dituangkan dalam GBPP atau silabus) yang dimaksudkan untuk mempertinggi

kegiatan belajar Media pembelajaran adalah bahan alat maupun metode teknik

yang digunakan dalam kegiatan belajar dengan maksud agar proses interaksi

komunikasi edukatif antara siswa dan sumber belajar dapat berlangsung secara

tepat guna dan berdaya guna Jadi media yang dimanfaatkan untuk belajar adalah

lingkungan yang terdekat dengan siswa

ldquoNational Education Assosiationrdquo memberi definisi media sebagai bentuk-bentuk

komunikasi baik tercetak maupun audio visual dan peralatannya dengan demikian

dapat dimanipulasi dilihat didengar atau dibaca Menurut Lohan dalam

Sihkabuden (999 58) media suatu sarana atau chanel sebagai perantara antara si

pemberi pesan kepada penerima pesan

Menurut Olson dalam Budiningsih (2005 62) mendefinisikan media sebagai

teknologi untuk menyajikan merekam membagi dan mendistribusikan simbol

dengan melalui rangsangan indera tertentu disertai penstrukturan informasi

Gagne dalam Sagala (2005 281) menyatakan bahwa media pendidikan adalah

berbagai jenis komponen lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar

Briggs dalam yang sama lebih lanjut menyatakan bahwa media pembelajaran

adalah sarana untuk memberikan perangsang bagi si belajar supaya proses belajar

terjadi

Sardiman (2006 205) menyatakan bahwa

35

media pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam tiga golongan

Pertama adalah alat-alat yang merupakan benda sebenarnya yang

memberi pengalaman langsung dan nyata Kedua alat-alat yang

merupakan benda pengganti yang seringkali dalam bentuk tiruan dari

benda sebenarnya memberikan pengalamannbuatan atau tidak langsung

Ketiga bahasa lisan maupun tertulis memberikan pengalaman melalui

berbahasa

Secara umum peranan media dalam proses pembelajaran dapat

a menghemat waktu belajar

b memudahkan pemahaman

c meningkatkan perhatian siswa

d meningkatkan aktivitas siswa

e mempertinggi daya ingat siswa

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas bahwa media pembelajaran adalah segala

sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima

serta dapat merangsang pikiran perasaan perhatian dan kemauan si belajar

sehingga dapat memotivasi terjadinya belajar yang baik dengan sengaja

bertujuan dan terkendali Media pembelajaran sebagai salah satu komponen

sumber dan merupakan bagian integral dari keseluruhan komponen pembelajaran

menempati posisi yang penting dan akan turut menentukan keberhasilan

penyelenggaraan pembelajaran

Pada kenyataannya pengembangan dan penerapan media pembelajaran

diharapkan dapat memotivasi belajar terhadap pembelajaran sehingga berdampak

pula pada peningkatan hasil belajarnya Selaras dengan perkembangan ilmu

pengetahuan maka guru harus mampu mengembangkan media pembelajaran

secara bervariasi baik yang dirancang khusus (by design) maupun dengan

36

memanfaatkan (by utilization) sejumlah media yang telah ada Dengan demikian

media pendidikan dan media pengajaran dirangkum saja dengan media

pembelajaran

Kegunaan media dalam pembelajaran menurut Miarso (2005 536)

(a) Media mampu memberikan rangsangan yang bervariasi kepada otak

kita sehingga otak kita dapat berfungsi secara optimal (b) Media dapat

mengatasi keterbatasan pengamatan yang dimiliki oleh siswa (c) Media

dapat melampaui batas ruang kelas (d) Media memungkinkan adanya

interaksi langsung antara siswa dan lingkungan (e) Media menghasilkan

keseragaman pengamatan (f) Media membangkitkan keinginan dan minat

baru (g) Media membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar

(h) Media memberikan pegalaman yang integral menyeluruh dari sesuatu

yang konkret maupun yang abstrak (i) Media memberikan kesempatan

untuk belajar mandiri (j) Media meningkatkan keterbacaan baru

(membedakan dan menafsirkan objek) (k) Media mampu meningkatkan

efek sosialisasi (l) Meningkatkan kemampuan ekspresi diri guru maupun

siswa

Kriteria pemilihan media menurut Arsyad (2005 39) sebagai berikut (a) sesuai

dengan tujuan yang ingin dicapai (b) tepat untuk mendukung isi pelajaran yang

sifatnya fakta konsep prinsip atau generalisasi (c) praktis luwes dan bertahan

(d) guru trampil menggunakannya (e) pengelompokan sasaran (f) mutu teknis

(memiliki persyaratan teknis yang tertentu)

Tiga kategori media menurut Haney dan Ullmer yang dikutip Miarso (200525)

yaitu

(1) Media Penyaji Grafis bahan cetak dan gambar diam Proyeksi diam

Audio kaset Audio ditambah visual diam Gambar hidup film Televisi

Multi media (2) Media Objek Objek sebenarnya alami (hidup dan tak

hidup) buatan gedung mesin-mesin alat-alat komunikasi jaringan

transportasi dan semua benda yang dibuat Objek pengganti replika

model dan benda tiruan (3) Media Interaktif memperhatikan penyajian

objek dan berinteraksi (internet komputer)

37

Media yang akan digunakan dalampenelitian ini adalah media objek sebenarnya

alami hidup dan tak hidup yang terdapat di lingkungan sekitar sekolah yaitu

sugai gunung kebun pantai dan benda-benda tak hidup lainnya

4 Pembelajaran Menulis Deskripsi Berbahasa Lampung Menggunakan CTL

Bahasa Lampung adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat penuturnya

yaitu suku Lampung dalam berkomunikasi dan mengaktualisasikan diri dalam

kehidupan sehari-hari Pakar linguistik deskriptif biasanya mendefinisikan bahasa

sebagai satu sistem lambang bunyi yang bersifat arbiter kemudian lazim ditambah

dengan yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat untuk berinteraksi

dan mengidentifikasikan dirirdquo (Chaer 1997 68) Nababan (1999 96)

mengemukakan bahwa bahasa memiliki empat fungsi yaitu fungsi kebudayaan

kemasyarakatan perorangan dan pendidikan

Fungsi kebudayaan meliputi tiga hal yaitu pelestarian kebudayaan

pengembangan kebudayaan dan inventarisasi ciri-ciri kebudayaan Fungsi

kemasyarakatan meliputi ruang lingkup dan bidang pemakaian Fungsi perorangan

meliputi fungsi instrumental kepribadian pemecahan masalah khayalan dan

informatif Fungsi pendidikan meliputi fungsi integratif instrumental kultural dan

penalaran

Fungsi dan tujuan pembelajaran bahasa Lampung untuk membelajarkan siswa

didik dalam belajar bahasa Lampung dan berfungsi memberikan kemampuan

menggunakan bahasa Lampung bagi kepentingan berpikir merasa dan

38

berkomunikasi dalam kehidupan budaya masa kini sebagai lanjutan dari

kehidupan masa lalu dengan memperhatikan peristiwa penggunaannya

Pada proses pembelajaran berlangsung guru memotivasi siswa melakukan

pengamatan terhadap gambar kemudian mengungkapkan hasil pengamatannya

melalui deskripsi Siswa menulis deskripsi sesuai dengan kaidah bahasa

Lampung baik ejaan struktur maupun kosa kata Dengan demikian pembelajaran

dalam terlaksana dengan mengoptimalkan masyarakat belajar dalam pembelajaran

bahasa Lampung dengan pendekatan CTL

Pembelajaran bahasa Lampung meliputi pengenalan pemahaman dan

keterampilan mencakup unsur bahasa Lampung (Depdikbud Provinsi Lampung

2003 16) yaitu

a) Lafal dan ejaan yang berkenaan dengan lafal yang baik dan ejaan yang

sesuai dengan pedoman Ejaan Bahasa Lampung

b) Struktur yang berkenaan dengan bebtuk kata frase dan kalimat Bahasa

Lampung yang baik dan yang diterima bukan teoritis

c) Kosa kata yang berkenaan dengan kata-kata bahasa lampung dari berbagai

lingkungan kehidupan yang diperlukan sebagai alat berpikir merasa dan

berkomunikasi dengan lancar

d) Wacana berkenaan dengan karangan jenis narasi deskripsi eksposisi

argumentasi dan drama

Lebih lanjut dijelaskan pokok-pokok bahasan pembelajaran mencerminkan

kegiatan berbahasa dalam bahasa Lampung khususnya menulis adalah

pembelajaran menulis untuk mengomunikasikan gagasan perasaan dan pesan

dengan bahasa Lampung secara tertulis baik dalam bentuk prosa atau puisi

maupun dalam berbagai jenis karangan seperti pada karangan deskripsi berbahasa

Lampung

39

Pembelajaran menulis disesuaikan dengan ketentuan menulis Hamer (1999 48)

mengatakan bahwa dalam keterampilan menulis harus diperhatikan beberapa hal

misalnya penyusunan kalimat menjadi paragraf bagaimana paragraf digabungkan

dan dikelompokan sehingga menjadi tulisan yang koheren Penerapan

pembelajaran pendekatan kontekstual (CTL) dalam penelitian ini adalah guru

mendesain proses pembelajaran menulis teks deskripsi berbahasa Lampung

dengan memanfaatkan lingkungan sebagai media Mengonstruksi pengetahuan

siswa sedikit demi sedikit sehingga pengetahuannya bermakna dalam proses

menemukan bertanya masyarakat belajar memberi permodelan melaksanakan

refleksi dalam pembelajaran dan melaksanakan penilaian autentik

5 Prestasi Belajar

a Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi adalah istilah yang diambil dari bahasa Belanda ldquoprestatierdquo yang berarti

hasil usaha Kata prestasi dalam berbagai penggunaan selalu dihubungkan dengan

aktivitas tertentu Prestasi belajar adalah kemampuan nyata yang dapat langsung

diukur dengan tes tertentu dan dapat dihitung hasilnya menurut Zainal dalam

Sagala (2005 101) bahwa ldquoPrestasi merupakan kemampuan siswa yang dapat

dicapai saat dilakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa

terhadap berbagai hal yang pernah dilatihkan diajarkan sudah dapat diperoleh

gambaran yang nyata tentang pencapaian program pembelajaran secara

menyeluruhrdquo

Di samping itu menurut Wittrock dalam Latuheru (1999 46) ldquoprestasi belajar

adalah suatu terminology yang menggambarkan suatu proses perubahan melalui

40

pengalaman Proses tersebut mempersyaratkan perubahan yang relative permanen

berupa sikap pengetahuan informasi kemampuan dan keterampilan melalui

pengalamanrdquo

Skiner dengan teori operant conditioning sebagaimana dikutip Gredler (dalam

Slameto 2003 49) mengatakan bahwa prestasi belajar merupakan respon

tingkah laku yang baru Walaupun Skiner mengatakan demikian namun pada

dasarnya respon yang baru itu sama pengertiannya dengan tingkah laku

pengetahuan sikap keterampilan yang baru

Prestasi menurut Hamalik (198384) adalah perubahan tingkahlaku yang

diharapkan kepada murid setelah diadakan proses belajar mengajar Sedangkan

menurut Yusuf (198224) prestasi adalah tingkatan kepandaian keterampilan yang

telah dicapai setelah melakukan kegiatan pekerjaan atau latihan itu sendiri

Menurut Adi Nugroho prestasi adalah segala jenis pekerjaan yang berasil dan

prestasi itu menunjukkan kecakapan Selanjutnya Purwadarminto menyebutkan

bahwa prestasi adalah hasil yang dicapai sebaik-baiknya menurut kemampuan

anak pada waktu tertentu terhadap hal-hal yang dikerjakan dilakukan

Reigeluth dalam yang sama berpendapat prestasi belajar dapat juga dikatakan

sebagai pengaruh yang memberikan suatu ukuran nilai dari metode (strategi)

alternatif dalam kondisi yang berbeda ada hasilnyata dan diinginkan Hasil nyata

hasil-hasil kehidupan nyata dari menggunakan metode (strategi) spesifik dalam

kondisi yang spesifik pula sedangkan hasil yang diinginkan adalah tujuan-tujuan

(goals) yang umumnya berpengaruh pada pemilihan suatu metode

41

Ini berarti prestasi belajar sangat erat kaitannya dengan metode (strategi) yang

digunakan pada sesuatu kondisi (pembelajaran) tertentu Semakin ketepatan

pemilihan metode atau strategi (pembelajaran) pada suatu kondisi semakin baik

hasil belajar Selanjutnya juga mengatakan secara spesifik hasil belajar adalah

suatu kinerja (peformance) yang diindikasikan sebagai suatu kapabilitas

(kemampuan) yang diperoleh Hasil belajar tersebut selalu dinyatakan dalam

bentuk tujuan-tujuan khusus perilaku (unjuk kerja)

Muhibin (1997141) menyebutkan bahwa prestasi belajar merupakan taraf

keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah dinyatakan

dalam bentuk skor yang diperoleh hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran

tertentu Demikian pula pendapat Albach Arnove dan Kelly (1999201) bahwa

prestasi belajar hanya ukuran keberhasilan di sekolah tidak termasuk keberhasilan

dalam keluarga dan masyarakat Davis dalam Slameto (198521) berpendapat

bahwa prestasi belajar adalah pengetahuan yang diperoleh siswa sebagai hasil dari

pembelajaran

Pendapat-pendapat di atas menunjukkan bahwa prestasi belajar dipergunakan

untuk menyebut berbagai macam hasil kegiatan atau usaha Hal ini sesuai dengan

kenyataan yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari Istilah prestasi

belajar sering digunakan untuk menyebut hasil yang dicapai dalam berbagai

kegiatan misalnya prestasi olahraga prestasi seni prestasi kerja prestasi belajar

prestasi usaha dan sebagainya

42

Berdasarkan uraian di atas prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari

proses belajar mengajar yaitu penguasaan perubahan emosional atau perubahan

tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu Prestasi belajar sering

dipergunakan dalam arti yang sangat luas seperti prestasi belajar dalam ulangan

harian prestasi pekerjaan rumah prestasi belajar tengah semester prestasi akhir

semester dan sebagainya

Cara yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat prestasi belajar adalah

dengan menggunakan tes Tes prestasi dapat digunakan sebagai suatu tes

diagnosis yang dirancang untuk membuktikan mengenai gambaran kelebihan dan

kekurangan siswa

Pada proses pembelajaran prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari

pembelajaran yang meliputi penguasaan perubahan emosional dan perubahan

tingkah laku yang dapat diukur dengan tes objektif maupun tes uraian Dengan

demikian prestasi belajar Bahasa Lampung adalah prestasi belajar siswa pada tes

ujian akhir semester atau pada Konpetensi Dasar pada mata pelajaran Bahasa

Lampung

Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

Bahasa Lampung merupakan tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari

pelajaran Bahasa Lampung di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang

diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi tertentu

Prestasi belajar memiliki beberapa kategori Gagne (19925)

mengklasifikasikannya menjadi lima kategori yakni 1) Intellectual skill 2)

Cognitive strategies 3) Verbal information 4) Motor skill dan 5) Attitudes

43

1) Keterampilan intelektual

Kemampuan ini merupakan keterampilan yang membuat seseorang secara

cakap berinteraksi dengan lingkungan melalui penggunaan lambang-lambang

2) Strategi kognitif

Kemampuan yang mengatur cara bagaimana si belajar mengelola belajarnya

3) Informasi verbal

Kemampuan ini berupa perolehan label atau nama fakta dan pengetahuan yang

sudah tersusun rapi

4) Keterampilan motorik

Kemampuan yang mendasari pelaksanaan perbuatan jasmaniah secara mulus

5) Sikap

Kemampuan yang mempengaruhi pilihan tindakan yang akan diambil

Lebih lanjut Bloom dan kawan-kawan sebagai mana dikutip oleh Degeng dalam

Hamalik (2004 90) mengklasifikasikan prestasi belajar menjadi 3 (tiga) domain

atau ranah yaitu rdquoranah kognitif psikomotor dan afektifrdquo ranah kognitif

menaruh perhatian pada pengembangan kapabilitas dan keterampilan intelektual

ranah psikomotor berkaitan dengan kegiatan-kegiatan manipulatif atau

keterampilan motorik dan ranah efektif berkaitan dengan pengembangan

perasaan sikap nilai dan emosirdquo Ketiga ketegori prestasi belajar itu mempunyai

aspek masing-masing

Kognitif aspek-aspek dari domain ini terdiri dari pengetahuan pemahaman

penerapan analisis sintesis dan evaluasi Afektif domain ini terdiri dari aspek-

aspek penerimaan tanggapan penilaian pengorganisasian dan pengarahan

44

Psikomotorik terdiri dari beberapa aspek kemampuan gerak refleks kemampuan

gerak dasar kemampuan perseptual kemampuan fisik kemampuan gerak

terampil dan kemampuan gerak komunikatif

Dapat diasumsikan bahwa untuk menghasilkan kategori kapabilitas atau kelima

ranah prestasi belajar tersebut sedikitnya banyak ditentukan atau dipengaruhi oleh

faktor internal seperti pengetahuan prasyarat atau kemampuan awal dari masing-

masing kategori hasil belajar yang dimiliki oleh siswa yang berkaitan dengan

kapabilitas atau keterampilan yang sedang dipelajari baru

Gagne (199266) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses untuk

memperoleh motivasi dalam pemngetahuan keterampilan kebiasaan dan tingkah

laku Belajar adalah suatu aktivitas yang melibatkan bukan hanya penguasaan

kemampuan akademik baru saja melainkan juga perkembangan emosional

interksi sosial dan perkembangan kepribadian Menurut Gagne (19923) belajar

adalah perubahan dalam diri manusia atau kemampuan yang berlangsung selama

satu masa waktu yang tidak semata-mata disebabkan oleh perubahan

pertumbuhan

Jenis perubahan yang dimaksud dalam belajar ini meliputi perubahan tingkah laku

setelah siswa mendapatkan berbagai pengalaman dalam proses pembelajaran

Pengalaman tersebut akan menyebabkan proses perubahan pada diri sibelajar

dengan kata lain bahwa proses belajar senantiasa merupakan perubahan

tingkahlaku dan terjadi karena pengalaman

45

Yang dimaksud prestasi belajar siswa dalam penelitian ini adalah prestasi yang

ditunjukkan siswa setelah dilakukan pembelajaran jika prestasi belajar mengalami

peningkatan maka siswa dapat dinyatakan mencapai prestasi belajar atau

mengalami peningkatan setelah mengalami belajar jika tidak prestasi belajar tidak

tercapai atau belum tuntas

Memperhatikan pernyatan tersebut belajar merupakan upaya siswa untuk

memahami materi ajar yaitu menulis deskripsi bahasa Lampung sesuai dengan

aturan penulisan atau kaidah bahasa diharapkan siswa memiliki pengetahuan dan

kemampuan dan dapat mengaplikasikan serta melaksanakan nilai positif dalam

kehidupan sehari-hari Dipahaminya suatu ilmu dalam proses pembelajaran akan

tercermin melalui hasil evaluasi Penggunaan pendekatan CTL media dan alat

belajar yang tepat dalam pembelajaran akan sangat membantu siswa belajar

Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa penggunaan pendekatan media dan alat

dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi hasil belajar siswa dapat menjadi

aktif belajar berkolaborasi dan belajar dalam waktu yang telah ditentukan pesan

dapat disalurkan dapat merangsang berpikir perhatian minat siswa sehingga

proses belajar berlangsung dengan baik Pemahaman siswa terhadap materi

mengarah pada tercapainya tujuan pembelajaran dan mencapai prestasi yang

tinggi

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

adalah berupa pengetahuan keterampilan nilai dan sikap sesuai tujuan atau

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diharapkan diperoleh setelah melalui proses pembelajaran

46

Pretasi belajar yang dimaksudkan peneliti adalah perolehan dari proses

pembelajaran yang mencakup ranah kognitif afektif dan psikomotorik mencapai

lebih besar atau sama dengan KKM pelajaran bahasa Lampung dari tujuan

pembelajaran yang diturunkan dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diperoleh siswa melalui interaksi dengan lingkungan belajar

dan suatu kondisi pembelajaran materi menulis deskripsi yang dirancang guru

sebagai fasilitator

c Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal

Standar nasional Pendidikan (Depdiknas 2008 5) menyatakan bahwa Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) adalah kriteria tertentu yang digunakan untuk

menentukan kelulusan peserta didik KKM ditentukan oleh kelompok guru mata

pelajaran pada awal tahun pelajaran dan menjadi acuan bagi pendidik dan peserta

didik KKM setiap standar kompetensi merupakan rata-rata KKM kompetensi

dasar KKM setiap kompetensi dasar merupakan rata-rata KKM dari indikator

yang terdapat dalam kompetensi dasar tersebut Penentuan KKM didasarkan pada

tiga unsur

Pertama Tingkat kompleksitas Kesulitan kerumitan setiap indikator

kompetensi dasar dan standar kompetensi yang harus dicapai peserta didik Suatu

indikator dikatakan memliliki tingkat kompleksitas tinggi apabila dalam

pencapaiannya didukuoleh sekurang-kurangnya satu dari sejumlah kondisi sebagai

berikut

1) Guru yang memahami dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan

pada peserta didik

47

2) guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang

bervariasi

3) Guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang

diajarkan

4) Peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi

5) Peserta didik yang cakap terampil menerapkan monsep

6) Peserta didik yang cermat kreatif dan inovatif dalam penyelesaian tugas

pekerjaan

7) Waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena memiliki

tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi sehingga dalam proses

pembelajarannya memerlukan pengulangan latihan

8) Tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar peserta

didik dapat mencapai ketuntasan belajar

Kedua Kemampuan daya pendukung meliputi a Sarana dan prasarana

peendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dicapai peserta

didik seperti perpustakaan laboratorium dan alat bahan untuk proses

pembelajaran b Ketersediaan tenaga manajemen sekolah dan kepedulian

stakeholders sekolah

Ketiga Tingkat Kemampuan (intake) rata-rata peserta didik di sekolah yang

bersangkutan Penetapan intake di kelas V dapat didasarkan pada nilai prestasi

rata-rata siswa saat kenaikan kelas atau dikelas sebelumnya yaitu kelas IV

KKM mulok Bahasa Lampung kelas V sesuai yang telah ditetapkan dalam

Kurikulum Sekolah atau KTSP SDN 1 Sukarame Dua Bandar Lampung Tahun

48

Pelajaran 20092010 adalah 65 KKM ini akan dijadikan tolak ukur evaluasi

keberhasilan siswa belajar apakah siswa telah mencapai ketuntasan atau belum

baik secara individual maupun secara klasikal

B Teori Belajar Bahasa dan Pembelajaran

1 Hakikat Belajar Bahasa

Dalam teori belajar konstruktivistik dikemukakan bahwa pembelajaran sebagai

proses mengkonstruksi pengetahuan yang menghubungkan yang sudah ada

dengan yang dipelajari Seperti dijelaskan Paul Suparno dalam Sardiman (2006

175) belajar merupakan proses aktif dari subyek belajar untuk mengkonstuksi

makna sesuatu entah itu teks kegiatan dialog pengalaman fisik dan lain-lain

Belajar merupakan mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau

bahkan yang dipelajarinya dengan pengertian yang sudah di miliki sehingga

pengertiannya menjadi berkembang

Guru sebagai pemrakarsa harus memberi peluang yang optimal bagi siswa Niat

dan kendali belajar sepenuhnya ada pada siswa (Budiningsih 2005 59))

Sehingga guru tidak mentransfer pengetahuan yang dimiliki melainkan membantu

siswa membentuk pengetahuannya sendiri Menurut teori konstruktivisme prinsip

yang paling penting dalam psikologi pendidikan bahwa guru tidak hanya sekedar

memberikan pengetahuan kepada siswa Siswa harus membangun sendiri

pengetahuan di benaknya Guru dapat memberi kemudahan untuk proses ini

dengan memberi kesempatan siwa untuk menentukan atau menerapkan ide-ide

mereka sendiri dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan

strategi mereka sendiri Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa

49

siswa ke pemahaman yang lebih tinggi dengan catatan siswa sendiri yang harus

memanjat anak tangga tersebut (Nur 1998 8)

Cunstruktivism approach is a view that emphasizes the active role of learner in

building understanding and making sesnse of information (Woodfolk 2004 313)

Konstruktivisme belajar menekankan pada peran aktif si belajar (learner) dalam

membangun pemahaman dan memakai suatu informasi Konstruktivis

memfokuskan pada peran siswa secara individu untuk membangun struktur

kognitif mereka ketika menginterpretasikan pengalaman-pengalaman pada situasi

belajar tertentu

Lebih lanjut Bruner dalam Sagala (2005 218) menjelaskan inti dari belajar

adalah cara-cara bagaimana orang memilih mempertahankan dan

mentransformasi secara efektif Dalam proses belajar ada 3 fase yaitu (1)

Informasi dalam tiap pelajaran kita memperoleh informasi ada yang menambah

pengetahuan yang telah kita miliki ada yang memperluas dan memperdalamnya

ada pula yang bertentangan dengan apa yang telah kita ketahui sebelumnya (2)

Transformasi informasi harus dianalisis diubah atau ditransformasi ke dalam

bentuk yang lebih abstrak atau konseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal

yang lebih luas (3) Evaluasi kemudian kita nilai hingga pengetahuan yang

diperoleh itu dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain

Masih dalam yang sama Piaget seorang psikolog Swiss berpendapat bahwa

belajar mengandung makna sebagai perubahan stuktural yang saling melengkapai

antara asimilasi dan akomodasi dalam proses menyusun kembali dan mengubah

apa yang telah diketahui melalui belajar

50

Hal ini didukung pula oleh Gagne dalam Slameto (2003 122) menjelaskan

ldquoBelajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia

belajar bisa terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi

ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya

(peformance-nya) berubah dari waktu ke waktu dan berkeyakinan bahwa

belajar dipengaruhi faktor dari dalam diri dan dari luar dimana keduanya

berinteraksirdquo

Senada dengan tersebut Merrill dan Smorgansbord dalam Yulaelawati (2004

122) menyatakan bahwa

belajar merupakan proses pembangunan pengetahuan berdasarkan

pengalaman atau pengetahuan yang telah ada sebelumnya belajar

merupakan penafsiran seseorng tentang dunia Belajar merupakan proses

yang aktif dimana pengetahuan dikembangkan berdasarkan pengalaman

dan perundingan (negoisasi) makna melalui berbagai informasi atau

mencari kesepakatan dari berbagai pandangan melalui interaksi atau

kerjasama dengan orang lain Belajar perlu disituasikan dalam latar

(seting) yang nyata

Kemudian menurut Gredler dalam Dimyati (1999 72) belajar adalah proses

seseorang memperoleh berbagai kecakapan keterampilan dan sikap menurut

Winkel dalam yang sama belajar merupakan suatu aktivitas mental psikis yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman keterampilan dan nilai

sikap Perubahan ini bersifat relative konstan dan berbekas

Aktivitas belajar menurut Djamarah dalam Sagala (2005 216) bahwa belajar

adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar dan bertujuan dimana tujuan

dalam belajar terjadinya suatu perubahan dalam individu yaitu perubahan tingkah

laku Schuman penganut konstruktif dalam yang sama mengemukakan dengan

dasar pemikiran bahwa semua orang membangaun pandangannya terhadap dunia

51

melalui pengalaman individual atau skema konstruktif menekankan pada

menyiapkan peserta didik untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam

situasi yang tidak tentu atau ambigius

Pandangan yang mampu mengakomodasi sociocultural-revolution dalam buku

Teori Belajar dan Pembelajaran dalam Budiningsih (2005 123) Vigotsky

mengatakan bahwa jalan pikiran seseorang harus dimengerti dari latar sosial-

budayanya dan sejarahnya Artinya untuk memahami pikiran seseorang bukan

dengan cara menelusuri apa yang ada di otaknya dan pada kedalaman jiwanya

melainkan dari asal usul tindakan sadarnya dari interaksi sosial yang dilatari oleh

sejarah hidupnya Interaksi sosial berkaitan erat dengan aktivitas-aktivitas dan

bahasa yang dipergunakan Ditemukan adanya jaringan erat luas dan kompleks di

dalam dan di antara keluarga-keluarga

Jaringan tersebut berkembang atas dasar confianza yang membentuk kondisi

sosial sebagai tempat penyebaran dan pertukaran pengetahuan keterampilan dan

nilai-nilai sosial budaya anak memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui

interaksi sosial sehari-hari Pandangan teori ini menempatkan inter mental atau

lingkungan sosial sebagai faktor primer dan konstitutif terhadap pembentukan

pengetahuan serta perkembangan kognitif seseorang

Di samping itu Piaget dalam yang sama menyatakan bahwa belajar lebih banyak

ditentukan karena adanya karsa individu perkembangan kognitif merupakan suatu

proses genetik yaitu proses yang didasrkan atas mekanisme biologis dalam bentuk

perkembangan sistem syaraf makin bertambah umur seseorang makin

komplekslah susunan sel syarafnya dan makin meningkat pula kemampuannyardquo

52

Dari beberapa teori konstruktivisme di atas belajar adalah merupakan kegiatan

aktif dimana sibelajar membangaun sendiri pengetahuannya subyek belajar juga

mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari dan merupakan proses

bagaimana menjadi tahu tentang sesuatu proses belajar bukanlah memindahkan

pengetahuan dari guru ke siswa tetapi sesuatu kegiatan yang memungkinkan

siswa merekonstruksi sendiri pengetahuannya

Belajar merupakan usaha manusia dalam rangka merubah pola pikir dan tingkah

lakunya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman dan interaksi dengan

lingkungan sekitarnya sehingga terjadi perubahan keterampilan pemahaman

pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat permanen dan membekas diharapkan

dapat hidup mandiri karena untuk membangun suatu pengetahuan baru siswa

akan menyesuaikan informasi baru atau pengetahuan yang disampaikan dengan

pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki melalui berinteraksi sosial

dengan peserta didik lain atau guru dan sumber belajar

Selanjutnya dapat juga dirumuskan bahwa belajar merupakan usaha manusia

dalam rangka merubah pola pikir dan tingkahlakunya berdasarkan pengetahuan

pengalaman dan interaksi dengan lingkungan sekitarnya Dengan terjadinya

perubahan keterampilan pemahaman pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat

permanen dan membekas diharapkan dapat hidup mandiri tidak tergantung pada

orang lain

Belajar yang dimaksudkan penulis adalah belajar menulis deskripsi dalam bahasa

lampung siswa mengkonstruksi sendiri informasi yang akan disampaikan melalui

tulisannya setelah mengamati lingkungan sekitar

53

b Hakikat Pembelajaran Bahasa

Sagala (2005 176) menyatakan bahwa pembelajaran ialah membelajarkan siswa

menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu

utama keberhasilan pendidikan Pembelajaran menurut Corey (1998 91) adalah

suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk

memungkinkan ia turut serta dalam tingkahlaku tertentu dalam kondisi khusus

atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu pembelajaran merupakan

subset khusus dari pendidikan Menurut Burton dalam Sagala (2005 213)

pembelajaran adalah upaya memberikan stimulus bimbingan pengarahan dan

dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar

Vigotsky dalam Budiningsih (2005 103) menyatakan dalam kegiatan

pembelajaran hendaknya anak memperoleh kesempatan yang luas untuk

mengembangkan zona perkembangan proximalnya atau potensi melalui belajar

dan berkembang guru perlu menyediakan berbagai jenis dan tingkatan bantuan

(helps) cognitive scaffolding yang dapat memfasilitasi anak agar mereka dapat

memecahkan permasalahan yang dihadapinya Bantuan dapat dalam bentuk

contoh pedoman bimbingan orang lain atau teman yang lebih kompeten

Bentuk-bentuk pembelajaran kooperatif kolaboratif serta belajar kontekstual

sangat tepat digunakan

Zona perkembangan proksimal menurutnya perkembangan kemampuan seseorang

dapat dibedakan kedalam dua tingkat yaitu tingkat aktual dan potensial tingkat

perkembangan aktual tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan

tugas-tugas atau memecahkan berbagai masalah secara mandiri (intramental)

54

sedangkan potensial kemampuan kemampuan memecahkan masalah dan

menyelesaikan tugas-tugas ketika di bawah bimbingan orang dewasa atau ketika

berkolaborasi dengan teman sebaya yang lebih kompeten (intermental)

Berdasarkan beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan pembelajaran

merupakan pengorganisasian aktivitas siswa dalam arti peran guru bukan semata-

mata memberikan informasi melainkan juga mengarahkan memotivasi dan

memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the learning) agar proses

belajar lebih memadai Pembelajaran juga mengandung arti setiap kegiatan

dirancang untuk membantu dalam mempelajari sesuatu kemampuan atau nilai

Yuelawati E (2004 121) mengutip pepatah Cina bahwa membaca

mendengar dan melihat belum cukup dalam belajar pembelajaran yang

melibatkan peserta didik untuk mengalami dan membicarakan bahan

tertentu pada orang lain dapat lebih bermakna dalam belajar terlebih lagi

bila peserta didik mempunyai kesempatan untuk mengajarkan

pengetahuannya terhadap peserta didik lain yang bersumber

Keberhasilan pembelajaran Kerucut Dale disebutkan bahwa keberhasilam

peembelajaran adalah sebagai berikut

1) Apa yang kita baca 10

2) Apa yang kita dengar 20

3) Apa yang kita lihat 30

4) Apa yang kita dengar dan lihat 50

5) Apa yang kita bicarakan dengan orang lain 70

6) Apa yang kita alami sendiri 80

7) Apa yang kita ajarkan kepada orang lain 95

55

Pembelajaran bahasa yang dimaksud adalah pembelajaran tentang menulis

deskripsi bahasa Lampung kelas V SD pembelajaran ini dirancang menggunakan

pendekatan Pembelajaran CTL khususnya untuk meningkatkan aktivitas belajar

bahasa Lampung dan sebagai bentuk nyata pelaksanaan tugas guru dalam hal

kegiatan belajar di Sekolah Dasar tentunya kondisi belajar yang aktif dan

menyenangkan

Hakikat belajar bahasa Lampung yang dimaksudkan dalam penelitian ini guru

akan merancang pembelajaran menggunakan pendekatan komunikatif integratif

siswa diharapkan dapat mendeskripsikan apa yang diamatinya Proses

pembelajaran mengkondisikan siswa untuk melakukan pengamatan kemudian

menemukan hal yang diamati mengindentifikasikan menentukan lalu

mengungkapkan apa yang diamatinya dalam tulisan deskriptif sehingga proses

belajar berlangsung aktif dan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan

Dalam Standar Kelulusan BSNP 2006 sesuai Permen No 22 tahun 2005 Standar

Kompetensi Lulusan pendidikan dasar meliputi SD MISDLB Paket A dan SMP

MTs SMPLB bertujuan meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan kepribadian

akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

lebih lanjut

Adapun Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) SD

MISDLB Paket A selengkapnya adalah (a) Menjalankan ajaran agama yang

dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak (b) Mengenal kekurangan dan

kelebihan diri sendiri (c) Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku di

lingkungannya (d) Menghargai keberagaman agama budaya suku ras dan

56

golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya (e) Menggunakan informasi

tentang lingkungan sekitar secara logis kritis dan kreatif (f) Menunjukkan

kemampuan berfikir logis kritis dan kreatif dengan bimbingan guru pendidik (g)

Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya (h)

Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan

sehari-hari (i) Menunjukkan kemampuan menggali gejala alam dan sosial di

lingkungan sekitar (j) Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap

lingkungan (k) Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa negara

dan tanah air Indonesia (l) Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan

seni dan budaya lokal (m) Menunjukkan kebiasaan hidup bersih sehat bugar

aman dan memanfaatkan waktu luang (n) Berkomunikasi secara jelas dan santun

(0) Bekerja sama dengan kelompok tolong menolong dan menjaga diri sendiri

dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya (p) Menunjukkan kegemaran

membaca dan menulis (q) Menunjukkan keterampilan menyimak berbicara

membaca menulis dan berhitung

c Hakikat Pendidikan

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat Setiap manusia membutuhkan

pendidikan sampai kapan dan dimanapun ia berada Pendidikan sangat penting

artinya sebab tenpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan

terbelakang Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk

menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing disamping

memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik

57

Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 menyatakan pendidikan sebagai usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri kepribadian kecerdasan akhlak

mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan

negara

Menurut pragmatisme pendidikan merupakan suatu proses reorganisasi dan

rekonstruksi dari pengalaman-pengalaman individu Baik anak maupun orang

dewasa selalu belajar dari pengalamannya (Sadulloh 2003 125) Sedangkan

Suhasno et all (1991 3) menyatakan bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai

suatu proses pertumbuhan yang menyesuaikan dengan lingkungan Suatu

pengarahan dan bimbingan yang diberikan kepada anak dalam pertumbuhannya

Suatu usaha sadar untuk menciptakan suatu keadaan atau situasi tertentu yang

dikehendaki oleh masyarakat serta suatu pembentukan kepribadian kemampuan

anak dalam menuju kedewasaan

Lima pilar pendidikan sekarang dan masa depan yang dicanangkan oleh UNESCO

yang perlu dikembangkan oleh lembaga pendidikan formal yaitu (1) learning to

know (belajar untuk mengetahui) (2) learning to do (belajar untuk melakukan

sesuatu) dalam hal ini kita dituntut untuk terampil dalam melakukan sesuatu (3)

learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) (4) learning to live together

(belajar untuk menjalani kehidupan bersama) dan (5) learning to trust in God

(belajar untuk bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa)

58

Realisasi ldquolearning to knowrdquo dapat diterapkan dengan memposisikan guru sebagai

fasilitator Disamping itu guru dituntut untuk dapat berperan sebagai teman

sejawat dalam berdialog dengan siswa dalam mengembangkan penguasaan

pengetahuan maupun ilmu tertentu

Learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu) akan bisa berjalan jika di

sekolah memfasilitasi siswa untuk mengaktualisasi keterampilan yang dililikinya

serta bakat dan minatnya Walaupun bakat dan minat anak banyak dipengaruhi

unsur kerturunan namun tumbuh berkembangnya bakat dan minat tergantung

pada lingkungannya Keterampilan dapat digunakan untuk menopang kehidupan

seseorang bahkan keterampilan lebih dominan daripada penguasaan pengetahuan

dalam mendukung keberhasilan kehidupan seorang

Learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) erat hubungannya dengan bakat

dan minat perkembangan fisik dan kejiwaan tipologi pribadi anak serta kondisi

lingkungannya Bagi anak yang agresif proses perkembangan diri akan berjalan

bila diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi Sebaliknya bagi anak yang

pasif peran guru sebagai pengarah sekaligus fasilitator sangat dibutuhkan untuk

pengembangan diri siswa secara maksimal

Kebiasaan hidup bersama saling menghargai terbuka memberi dan memenerima

(take and give) perlu ditumbuhkembangkan Kondisi seperti ini memungkinkan

terjadinya proses ldquolearning to live togetherrdquo (belajar untuk menjalani kehidupan

bersama) Penerapan pilar keempat ini dirasakan makin penting dalam era

globalisasi era persaingan global Perlu pemupukan sikap saling pengertian antar

ras suku dan agama agar tidak menimbulkan berbagai pertentangan yang

59

bersumber pada hal tersebut Selain empat pilar diatas dalam Undang-Undang RI

No 20 BAB II Pasal 3 Sistem Pendidikan Nasional pemerintah Indonesia

memandang perlu menjadikan peserta didik menjadi manusia yang bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab

sehingga perlu ditambah pilar kelima yaiturdquo learning to trust in Godrdquo

C Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan sebagai pembanding dan dapat digunakan untuk

meningkatkan kualitas penelitian adalah sebagai berikut

1 Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA melalui Pendekatan

Kontekstual Siswa Kelas VI Sekolah Tunas Mekar Bandar Lampung

20082009

1) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6 Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus 3 Pada

Siklus I nilai rata-rata siswa kelas 6A adalah 7179 Pada Siklus II nilai

rata-rata siswa kelas 6A adalah 7662 yang berarti meningkat 673 pada

kelas 6A dari nilai rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa

kelas 6A adalah 7832 yang berarti mengalami peningkatan sebesar 22

pada kelas 6A dari Siklus II atau mengalami peningkatan 901 pada

kelas 6Adari Siklus I pembelajarn IPA dengan Pembelajaran Kontekstual

Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang signifikan pada siklus I

pada kelas 6A hanya terdapat 14 atau 6087 siswa yang mencapai

ketuntasan sedangkan pada siklus III terdapat 23 siswa atau 100 siswa

60

yang mencapai ketuntasan yang berarti mengalami peningkatan sebesar

6429

2) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6B Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus III Pada

Siklus I nilai rata-rata 6B adalah 7222 Pada Siklus II nilai rata-rata siswa

kelas 6B adalah 7865 yang berarti meningkat 890 pada kelas 6B dari nilai

rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa 6B adalah 7946 yang

berarti mengalami peningkatan sebesar 103 dari Siklus II atau

mengalami peningkatan 1003 dari Siklus I pembelajarn IPA dengan

Pembelajaran Kontekstual Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang

signifikan pada siklus I pada kelas 6B hanya terdapat 14 atau 6087

siswa yang mencapai ketuntasan sedangkan pada siklus III masing-masing

terdapat 23 siswa atau 100 siswa yang mencapai ketuntasan yang berarti

mengalami peningkatan sebesar 6429

Berdasarkan penelitian tersebut ternyata prestasi belajar dapat ditingkatkan

melalui pendekatan pembelajaran CTL walaupun pada mata pelajaran IPA

Hal ini memungkinkan terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa

pembelajaran bahasa termasuk prestasi belajar menulis deskripsi

berbahasa Lampung

2 Jurnal Teknologi Pendidikan Unila Volume 04 No 03- Maret 2008 Penelitian

Nuraeni Erdawati dengan judul Penerapan Strategi Contextual Teaching and

Learning (CTL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) SD Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada

61

tiap siklus serta peningkatan aktivitas belajar siswa Pembelajaran

menerapkan pendekatan CTL dapat dijadikan sebagai alternatif penerapan

model pembelajaran IPS terutama pada materi peta tematik keragaman

kenampakan alam dan buatan

Merujuk hasil penelitian tersebut ternyata prestasi belajar IPS dapat

ditingkatkan melalui pendekatan pembelajaran CTL Hal ini memungkinkan

terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa pada pembelajaran bahasa

termasuk prestasi belajar menulis deskripsi berbahasa Lampung kelas V SDN

1 Sukarame Dua Bandar Lampung

Page 21: II. KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Menulis Deskripsi ...digilib.unila.ac.id/20091/3/BAB II.pdf · yang bertalian dengan usaha penulis untuk memberikan perincian dari ... Syarat-syarat

31

pendekatan komunikatif yakni

siswa diajak menggunakan bahasa

dalam monteks nyata

struktural rumus diterangkan sampai

paham kemudian dilatihkan (drill)

9 Pemahaman rumus dikembangkan

atas dasar skemata yang sudah ada

dalam diri siswa

Rumus itu ada di luar diri siswa yang

harus diterangkan diterima

dihafalkan dan dilatihkan

10 Pemahaman rumus relatif berbeda

antara siswa yang satu dengan

yang lainnya sesuai dengan

skemata siswa

Rumus adalah kebenaran absolut

hanya ada dua kemungkinan yaitu

pamahaman rumus yang salah atau

yang benar

11 Siswa menggunakan kemampuan

berfikir kritis terlibat penuh dalam

mengupayakan terjadinya proses

pembelajaran yang efektif ikut

bertanggung jawab atas terjadinya

proses pembelajaran yang efektif

dan membawa skemata masing-

masing ke dalam proses

pembelajaran

Siswa secara fasif menerima rumus

atau kaidah (membaca mendengar

mencatat menghafal) tanpa

memberikan kontribusi ide dalam

proses pembelajaran

No Pendekatan CTL

Pendekatan Konvensional

1 Pengetahuan yang dimiliki

manusia dikembangkan oleh

manusia itu sendiri Manusia

menciptakan atau membangun

pengetahauan dengan cara

memberi arti dan memahami

pengalamannya

Pengetahuan adalah penangkapan

terhadap serangkaian fakta konsep

atau hukum yang berada di luar diri

manusia

2 Ilmu pengetahuan dikonstruksi

oleh manusia sendiri sementara

manusia selalu mengalami

peristiwa baru maka

pengetahuantidak pernah stabil

selalu berkembang

Kebenaran bersifat absolut dan

pengetahuan bersifat final

3 Siswa diminta bertanggung jawab

memonitor dan mengembangkan

pembelajaran mereka masing-

masing

Guru adalah penentu jalannya proses

pembelajaran

4 Penghargaan terhadap pengalaman

siswa sangat diutamakan

Pembelajaran tidak memperhatikan

pengalaman siswa

5 Hasil belajar diukur dengan

berbagai cara proses bekerja hasil

karya penampilan rekaman tes

dan lain-lain

Hasil belajar diukur hanya dengan tes

6 Pembelajaran terjadi diberbagai Pembelajaran hanya di dalam kelas

32

tempat konteks dan setting

7 Penyesalan adalah hukuman dari

perilaku jelek

Sanksi adalah hukuman dari perilaku

jelek

8 Perilaku baik berdasar motivasi

intrinsik

Perilaku baik berdasar motivasi

ekstrinsik

9 Seorang berperilaku baik karena

dia yakin itulah yang terbaik dan

bermanfaat

Seseorang berperilaku baik karena

terbiasa melakukan begitu Kebiasaan

ini dibangun dengan hadiah yang

menyenangkan

c Beberapa Hal Penting Dalam Pembelajaran CTL

Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL harus memperhatikan hal-

hal yang yang terkait baik berkaitan dengan konsep langkah-langkah maupun

pelaksanaan pembelajaran dengan CTL Contextual Teaching and Learning

(CTL) menurut Clifford dan Wilson (20002) adalah pendekatan dalam

pembelajaran yang dapat membantu siswa menemui ketuntasan belajar

berdasarkan kompetensi yang telah ditetapkan Siswa dapat dikatakan tuntas

belajar jika ia dapat berguna dan mampu mengaplikasikan pengetahuannya

terhadap lingkungan sekitar kehidupannya baik masa kini maupun masa depan sebagai

seorang anggota keluarga warga negara dan pekerja atau karyawan

CTL dikatakan efektif digunakan dalam pembelajaran karena (Clifford dan

Wilson 20002)

1 emphasizes problem-solving

2 recognizes the need for teaching and learning to occur in multiple

contexts

3 teaches students to become self-regulated learners

4 anchors teaching in students‟ diverse life contexts

5 encourages students to learn from each other in interdependent

groups and

6 Employs authentic assessment

33

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran dengan Contextual Teaching

Learning terutama berkaitan dengan pembelajaran Bahasa Lampung adalah

sebagai berikut

1 CTL adalah model pembelajaran yang menekankan aktivitas siswa secara

penuh baik fisik maupun mental

2 CTL memandang bahwa belajar bukan menghafal akan tetapi proses

berpengalaman dalam kehidupan nyata

3 Kelas dalam pembelajaran CTL bukan sebagai tempat untuk memperoleh

informasi akan tetapi sebagai tempat untuk menguji data hasil temuan

mereka dilapangan

4 Materi pelajaran ditemukan oleh siswa sendiri bukan hasil pemberian dari

orang lain (Sanjaya 2006125)

3 Media Pembelajaran

Media berasal dari kata ldquomediumrdquo yang berasal dari bahasa latin ldquomediusrdquo yang

berarti ldquotengah atau sedangrdquo Pengertian media ini mengarah pada sesuatu yang

menjadi penghantar untuk meneruskan suatu informasi dan sumber informasi

kepada penerima informasi Dalam bahasa Arab media adalah perantara atau

pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan ringkasnya media adalah

alat untuk menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran Arsyad

(2005 54) mengartikan media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan

untuk menyampaikan pesan informasi

Heinich dalam Arsyad (2005 82) menyatakan media sebagai perantara yang

mengantar informasi apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi

34

yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud pengajaran Hamidjojo

dalam Latuheru mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah media yang

penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran (biasanya sudah

dituangkan dalam GBPP atau silabus) yang dimaksudkan untuk mempertinggi

kegiatan belajar Media pembelajaran adalah bahan alat maupun metode teknik

yang digunakan dalam kegiatan belajar dengan maksud agar proses interaksi

komunikasi edukatif antara siswa dan sumber belajar dapat berlangsung secara

tepat guna dan berdaya guna Jadi media yang dimanfaatkan untuk belajar adalah

lingkungan yang terdekat dengan siswa

ldquoNational Education Assosiationrdquo memberi definisi media sebagai bentuk-bentuk

komunikasi baik tercetak maupun audio visual dan peralatannya dengan demikian

dapat dimanipulasi dilihat didengar atau dibaca Menurut Lohan dalam

Sihkabuden (999 58) media suatu sarana atau chanel sebagai perantara antara si

pemberi pesan kepada penerima pesan

Menurut Olson dalam Budiningsih (2005 62) mendefinisikan media sebagai

teknologi untuk menyajikan merekam membagi dan mendistribusikan simbol

dengan melalui rangsangan indera tertentu disertai penstrukturan informasi

Gagne dalam Sagala (2005 281) menyatakan bahwa media pendidikan adalah

berbagai jenis komponen lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar

Briggs dalam yang sama lebih lanjut menyatakan bahwa media pembelajaran

adalah sarana untuk memberikan perangsang bagi si belajar supaya proses belajar

terjadi

Sardiman (2006 205) menyatakan bahwa

35

media pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam tiga golongan

Pertama adalah alat-alat yang merupakan benda sebenarnya yang

memberi pengalaman langsung dan nyata Kedua alat-alat yang

merupakan benda pengganti yang seringkali dalam bentuk tiruan dari

benda sebenarnya memberikan pengalamannbuatan atau tidak langsung

Ketiga bahasa lisan maupun tertulis memberikan pengalaman melalui

berbahasa

Secara umum peranan media dalam proses pembelajaran dapat

a menghemat waktu belajar

b memudahkan pemahaman

c meningkatkan perhatian siswa

d meningkatkan aktivitas siswa

e mempertinggi daya ingat siswa

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas bahwa media pembelajaran adalah segala

sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima

serta dapat merangsang pikiran perasaan perhatian dan kemauan si belajar

sehingga dapat memotivasi terjadinya belajar yang baik dengan sengaja

bertujuan dan terkendali Media pembelajaran sebagai salah satu komponen

sumber dan merupakan bagian integral dari keseluruhan komponen pembelajaran

menempati posisi yang penting dan akan turut menentukan keberhasilan

penyelenggaraan pembelajaran

Pada kenyataannya pengembangan dan penerapan media pembelajaran

diharapkan dapat memotivasi belajar terhadap pembelajaran sehingga berdampak

pula pada peningkatan hasil belajarnya Selaras dengan perkembangan ilmu

pengetahuan maka guru harus mampu mengembangkan media pembelajaran

secara bervariasi baik yang dirancang khusus (by design) maupun dengan

36

memanfaatkan (by utilization) sejumlah media yang telah ada Dengan demikian

media pendidikan dan media pengajaran dirangkum saja dengan media

pembelajaran

Kegunaan media dalam pembelajaran menurut Miarso (2005 536)

(a) Media mampu memberikan rangsangan yang bervariasi kepada otak

kita sehingga otak kita dapat berfungsi secara optimal (b) Media dapat

mengatasi keterbatasan pengamatan yang dimiliki oleh siswa (c) Media

dapat melampaui batas ruang kelas (d) Media memungkinkan adanya

interaksi langsung antara siswa dan lingkungan (e) Media menghasilkan

keseragaman pengamatan (f) Media membangkitkan keinginan dan minat

baru (g) Media membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar

(h) Media memberikan pegalaman yang integral menyeluruh dari sesuatu

yang konkret maupun yang abstrak (i) Media memberikan kesempatan

untuk belajar mandiri (j) Media meningkatkan keterbacaan baru

(membedakan dan menafsirkan objek) (k) Media mampu meningkatkan

efek sosialisasi (l) Meningkatkan kemampuan ekspresi diri guru maupun

siswa

Kriteria pemilihan media menurut Arsyad (2005 39) sebagai berikut (a) sesuai

dengan tujuan yang ingin dicapai (b) tepat untuk mendukung isi pelajaran yang

sifatnya fakta konsep prinsip atau generalisasi (c) praktis luwes dan bertahan

(d) guru trampil menggunakannya (e) pengelompokan sasaran (f) mutu teknis

(memiliki persyaratan teknis yang tertentu)

Tiga kategori media menurut Haney dan Ullmer yang dikutip Miarso (200525)

yaitu

(1) Media Penyaji Grafis bahan cetak dan gambar diam Proyeksi diam

Audio kaset Audio ditambah visual diam Gambar hidup film Televisi

Multi media (2) Media Objek Objek sebenarnya alami (hidup dan tak

hidup) buatan gedung mesin-mesin alat-alat komunikasi jaringan

transportasi dan semua benda yang dibuat Objek pengganti replika

model dan benda tiruan (3) Media Interaktif memperhatikan penyajian

objek dan berinteraksi (internet komputer)

37

Media yang akan digunakan dalampenelitian ini adalah media objek sebenarnya

alami hidup dan tak hidup yang terdapat di lingkungan sekitar sekolah yaitu

sugai gunung kebun pantai dan benda-benda tak hidup lainnya

4 Pembelajaran Menulis Deskripsi Berbahasa Lampung Menggunakan CTL

Bahasa Lampung adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat penuturnya

yaitu suku Lampung dalam berkomunikasi dan mengaktualisasikan diri dalam

kehidupan sehari-hari Pakar linguistik deskriptif biasanya mendefinisikan bahasa

sebagai satu sistem lambang bunyi yang bersifat arbiter kemudian lazim ditambah

dengan yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat untuk berinteraksi

dan mengidentifikasikan dirirdquo (Chaer 1997 68) Nababan (1999 96)

mengemukakan bahwa bahasa memiliki empat fungsi yaitu fungsi kebudayaan

kemasyarakatan perorangan dan pendidikan

Fungsi kebudayaan meliputi tiga hal yaitu pelestarian kebudayaan

pengembangan kebudayaan dan inventarisasi ciri-ciri kebudayaan Fungsi

kemasyarakatan meliputi ruang lingkup dan bidang pemakaian Fungsi perorangan

meliputi fungsi instrumental kepribadian pemecahan masalah khayalan dan

informatif Fungsi pendidikan meliputi fungsi integratif instrumental kultural dan

penalaran

Fungsi dan tujuan pembelajaran bahasa Lampung untuk membelajarkan siswa

didik dalam belajar bahasa Lampung dan berfungsi memberikan kemampuan

menggunakan bahasa Lampung bagi kepentingan berpikir merasa dan

38

berkomunikasi dalam kehidupan budaya masa kini sebagai lanjutan dari

kehidupan masa lalu dengan memperhatikan peristiwa penggunaannya

Pada proses pembelajaran berlangsung guru memotivasi siswa melakukan

pengamatan terhadap gambar kemudian mengungkapkan hasil pengamatannya

melalui deskripsi Siswa menulis deskripsi sesuai dengan kaidah bahasa

Lampung baik ejaan struktur maupun kosa kata Dengan demikian pembelajaran

dalam terlaksana dengan mengoptimalkan masyarakat belajar dalam pembelajaran

bahasa Lampung dengan pendekatan CTL

Pembelajaran bahasa Lampung meliputi pengenalan pemahaman dan

keterampilan mencakup unsur bahasa Lampung (Depdikbud Provinsi Lampung

2003 16) yaitu

a) Lafal dan ejaan yang berkenaan dengan lafal yang baik dan ejaan yang

sesuai dengan pedoman Ejaan Bahasa Lampung

b) Struktur yang berkenaan dengan bebtuk kata frase dan kalimat Bahasa

Lampung yang baik dan yang diterima bukan teoritis

c) Kosa kata yang berkenaan dengan kata-kata bahasa lampung dari berbagai

lingkungan kehidupan yang diperlukan sebagai alat berpikir merasa dan

berkomunikasi dengan lancar

d) Wacana berkenaan dengan karangan jenis narasi deskripsi eksposisi

argumentasi dan drama

Lebih lanjut dijelaskan pokok-pokok bahasan pembelajaran mencerminkan

kegiatan berbahasa dalam bahasa Lampung khususnya menulis adalah

pembelajaran menulis untuk mengomunikasikan gagasan perasaan dan pesan

dengan bahasa Lampung secara tertulis baik dalam bentuk prosa atau puisi

maupun dalam berbagai jenis karangan seperti pada karangan deskripsi berbahasa

Lampung

39

Pembelajaran menulis disesuaikan dengan ketentuan menulis Hamer (1999 48)

mengatakan bahwa dalam keterampilan menulis harus diperhatikan beberapa hal

misalnya penyusunan kalimat menjadi paragraf bagaimana paragraf digabungkan

dan dikelompokan sehingga menjadi tulisan yang koheren Penerapan

pembelajaran pendekatan kontekstual (CTL) dalam penelitian ini adalah guru

mendesain proses pembelajaran menulis teks deskripsi berbahasa Lampung

dengan memanfaatkan lingkungan sebagai media Mengonstruksi pengetahuan

siswa sedikit demi sedikit sehingga pengetahuannya bermakna dalam proses

menemukan bertanya masyarakat belajar memberi permodelan melaksanakan

refleksi dalam pembelajaran dan melaksanakan penilaian autentik

5 Prestasi Belajar

a Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi adalah istilah yang diambil dari bahasa Belanda ldquoprestatierdquo yang berarti

hasil usaha Kata prestasi dalam berbagai penggunaan selalu dihubungkan dengan

aktivitas tertentu Prestasi belajar adalah kemampuan nyata yang dapat langsung

diukur dengan tes tertentu dan dapat dihitung hasilnya menurut Zainal dalam

Sagala (2005 101) bahwa ldquoPrestasi merupakan kemampuan siswa yang dapat

dicapai saat dilakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa

terhadap berbagai hal yang pernah dilatihkan diajarkan sudah dapat diperoleh

gambaran yang nyata tentang pencapaian program pembelajaran secara

menyeluruhrdquo

Di samping itu menurut Wittrock dalam Latuheru (1999 46) ldquoprestasi belajar

adalah suatu terminology yang menggambarkan suatu proses perubahan melalui

40

pengalaman Proses tersebut mempersyaratkan perubahan yang relative permanen

berupa sikap pengetahuan informasi kemampuan dan keterampilan melalui

pengalamanrdquo

Skiner dengan teori operant conditioning sebagaimana dikutip Gredler (dalam

Slameto 2003 49) mengatakan bahwa prestasi belajar merupakan respon

tingkah laku yang baru Walaupun Skiner mengatakan demikian namun pada

dasarnya respon yang baru itu sama pengertiannya dengan tingkah laku

pengetahuan sikap keterampilan yang baru

Prestasi menurut Hamalik (198384) adalah perubahan tingkahlaku yang

diharapkan kepada murid setelah diadakan proses belajar mengajar Sedangkan

menurut Yusuf (198224) prestasi adalah tingkatan kepandaian keterampilan yang

telah dicapai setelah melakukan kegiatan pekerjaan atau latihan itu sendiri

Menurut Adi Nugroho prestasi adalah segala jenis pekerjaan yang berasil dan

prestasi itu menunjukkan kecakapan Selanjutnya Purwadarminto menyebutkan

bahwa prestasi adalah hasil yang dicapai sebaik-baiknya menurut kemampuan

anak pada waktu tertentu terhadap hal-hal yang dikerjakan dilakukan

Reigeluth dalam yang sama berpendapat prestasi belajar dapat juga dikatakan

sebagai pengaruh yang memberikan suatu ukuran nilai dari metode (strategi)

alternatif dalam kondisi yang berbeda ada hasilnyata dan diinginkan Hasil nyata

hasil-hasil kehidupan nyata dari menggunakan metode (strategi) spesifik dalam

kondisi yang spesifik pula sedangkan hasil yang diinginkan adalah tujuan-tujuan

(goals) yang umumnya berpengaruh pada pemilihan suatu metode

41

Ini berarti prestasi belajar sangat erat kaitannya dengan metode (strategi) yang

digunakan pada sesuatu kondisi (pembelajaran) tertentu Semakin ketepatan

pemilihan metode atau strategi (pembelajaran) pada suatu kondisi semakin baik

hasil belajar Selanjutnya juga mengatakan secara spesifik hasil belajar adalah

suatu kinerja (peformance) yang diindikasikan sebagai suatu kapabilitas

(kemampuan) yang diperoleh Hasil belajar tersebut selalu dinyatakan dalam

bentuk tujuan-tujuan khusus perilaku (unjuk kerja)

Muhibin (1997141) menyebutkan bahwa prestasi belajar merupakan taraf

keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah dinyatakan

dalam bentuk skor yang diperoleh hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran

tertentu Demikian pula pendapat Albach Arnove dan Kelly (1999201) bahwa

prestasi belajar hanya ukuran keberhasilan di sekolah tidak termasuk keberhasilan

dalam keluarga dan masyarakat Davis dalam Slameto (198521) berpendapat

bahwa prestasi belajar adalah pengetahuan yang diperoleh siswa sebagai hasil dari

pembelajaran

Pendapat-pendapat di atas menunjukkan bahwa prestasi belajar dipergunakan

untuk menyebut berbagai macam hasil kegiatan atau usaha Hal ini sesuai dengan

kenyataan yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari Istilah prestasi

belajar sering digunakan untuk menyebut hasil yang dicapai dalam berbagai

kegiatan misalnya prestasi olahraga prestasi seni prestasi kerja prestasi belajar

prestasi usaha dan sebagainya

42

Berdasarkan uraian di atas prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari

proses belajar mengajar yaitu penguasaan perubahan emosional atau perubahan

tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu Prestasi belajar sering

dipergunakan dalam arti yang sangat luas seperti prestasi belajar dalam ulangan

harian prestasi pekerjaan rumah prestasi belajar tengah semester prestasi akhir

semester dan sebagainya

Cara yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat prestasi belajar adalah

dengan menggunakan tes Tes prestasi dapat digunakan sebagai suatu tes

diagnosis yang dirancang untuk membuktikan mengenai gambaran kelebihan dan

kekurangan siswa

Pada proses pembelajaran prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari

pembelajaran yang meliputi penguasaan perubahan emosional dan perubahan

tingkah laku yang dapat diukur dengan tes objektif maupun tes uraian Dengan

demikian prestasi belajar Bahasa Lampung adalah prestasi belajar siswa pada tes

ujian akhir semester atau pada Konpetensi Dasar pada mata pelajaran Bahasa

Lampung

Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

Bahasa Lampung merupakan tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari

pelajaran Bahasa Lampung di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang

diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi tertentu

Prestasi belajar memiliki beberapa kategori Gagne (19925)

mengklasifikasikannya menjadi lima kategori yakni 1) Intellectual skill 2)

Cognitive strategies 3) Verbal information 4) Motor skill dan 5) Attitudes

43

1) Keterampilan intelektual

Kemampuan ini merupakan keterampilan yang membuat seseorang secara

cakap berinteraksi dengan lingkungan melalui penggunaan lambang-lambang

2) Strategi kognitif

Kemampuan yang mengatur cara bagaimana si belajar mengelola belajarnya

3) Informasi verbal

Kemampuan ini berupa perolehan label atau nama fakta dan pengetahuan yang

sudah tersusun rapi

4) Keterampilan motorik

Kemampuan yang mendasari pelaksanaan perbuatan jasmaniah secara mulus

5) Sikap

Kemampuan yang mempengaruhi pilihan tindakan yang akan diambil

Lebih lanjut Bloom dan kawan-kawan sebagai mana dikutip oleh Degeng dalam

Hamalik (2004 90) mengklasifikasikan prestasi belajar menjadi 3 (tiga) domain

atau ranah yaitu rdquoranah kognitif psikomotor dan afektifrdquo ranah kognitif

menaruh perhatian pada pengembangan kapabilitas dan keterampilan intelektual

ranah psikomotor berkaitan dengan kegiatan-kegiatan manipulatif atau

keterampilan motorik dan ranah efektif berkaitan dengan pengembangan

perasaan sikap nilai dan emosirdquo Ketiga ketegori prestasi belajar itu mempunyai

aspek masing-masing

Kognitif aspek-aspek dari domain ini terdiri dari pengetahuan pemahaman

penerapan analisis sintesis dan evaluasi Afektif domain ini terdiri dari aspek-

aspek penerimaan tanggapan penilaian pengorganisasian dan pengarahan

44

Psikomotorik terdiri dari beberapa aspek kemampuan gerak refleks kemampuan

gerak dasar kemampuan perseptual kemampuan fisik kemampuan gerak

terampil dan kemampuan gerak komunikatif

Dapat diasumsikan bahwa untuk menghasilkan kategori kapabilitas atau kelima

ranah prestasi belajar tersebut sedikitnya banyak ditentukan atau dipengaruhi oleh

faktor internal seperti pengetahuan prasyarat atau kemampuan awal dari masing-

masing kategori hasil belajar yang dimiliki oleh siswa yang berkaitan dengan

kapabilitas atau keterampilan yang sedang dipelajari baru

Gagne (199266) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses untuk

memperoleh motivasi dalam pemngetahuan keterampilan kebiasaan dan tingkah

laku Belajar adalah suatu aktivitas yang melibatkan bukan hanya penguasaan

kemampuan akademik baru saja melainkan juga perkembangan emosional

interksi sosial dan perkembangan kepribadian Menurut Gagne (19923) belajar

adalah perubahan dalam diri manusia atau kemampuan yang berlangsung selama

satu masa waktu yang tidak semata-mata disebabkan oleh perubahan

pertumbuhan

Jenis perubahan yang dimaksud dalam belajar ini meliputi perubahan tingkah laku

setelah siswa mendapatkan berbagai pengalaman dalam proses pembelajaran

Pengalaman tersebut akan menyebabkan proses perubahan pada diri sibelajar

dengan kata lain bahwa proses belajar senantiasa merupakan perubahan

tingkahlaku dan terjadi karena pengalaman

45

Yang dimaksud prestasi belajar siswa dalam penelitian ini adalah prestasi yang

ditunjukkan siswa setelah dilakukan pembelajaran jika prestasi belajar mengalami

peningkatan maka siswa dapat dinyatakan mencapai prestasi belajar atau

mengalami peningkatan setelah mengalami belajar jika tidak prestasi belajar tidak

tercapai atau belum tuntas

Memperhatikan pernyatan tersebut belajar merupakan upaya siswa untuk

memahami materi ajar yaitu menulis deskripsi bahasa Lampung sesuai dengan

aturan penulisan atau kaidah bahasa diharapkan siswa memiliki pengetahuan dan

kemampuan dan dapat mengaplikasikan serta melaksanakan nilai positif dalam

kehidupan sehari-hari Dipahaminya suatu ilmu dalam proses pembelajaran akan

tercermin melalui hasil evaluasi Penggunaan pendekatan CTL media dan alat

belajar yang tepat dalam pembelajaran akan sangat membantu siswa belajar

Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa penggunaan pendekatan media dan alat

dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi hasil belajar siswa dapat menjadi

aktif belajar berkolaborasi dan belajar dalam waktu yang telah ditentukan pesan

dapat disalurkan dapat merangsang berpikir perhatian minat siswa sehingga

proses belajar berlangsung dengan baik Pemahaman siswa terhadap materi

mengarah pada tercapainya tujuan pembelajaran dan mencapai prestasi yang

tinggi

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

adalah berupa pengetahuan keterampilan nilai dan sikap sesuai tujuan atau

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diharapkan diperoleh setelah melalui proses pembelajaran

46

Pretasi belajar yang dimaksudkan peneliti adalah perolehan dari proses

pembelajaran yang mencakup ranah kognitif afektif dan psikomotorik mencapai

lebih besar atau sama dengan KKM pelajaran bahasa Lampung dari tujuan

pembelajaran yang diturunkan dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diperoleh siswa melalui interaksi dengan lingkungan belajar

dan suatu kondisi pembelajaran materi menulis deskripsi yang dirancang guru

sebagai fasilitator

c Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal

Standar nasional Pendidikan (Depdiknas 2008 5) menyatakan bahwa Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) adalah kriteria tertentu yang digunakan untuk

menentukan kelulusan peserta didik KKM ditentukan oleh kelompok guru mata

pelajaran pada awal tahun pelajaran dan menjadi acuan bagi pendidik dan peserta

didik KKM setiap standar kompetensi merupakan rata-rata KKM kompetensi

dasar KKM setiap kompetensi dasar merupakan rata-rata KKM dari indikator

yang terdapat dalam kompetensi dasar tersebut Penentuan KKM didasarkan pada

tiga unsur

Pertama Tingkat kompleksitas Kesulitan kerumitan setiap indikator

kompetensi dasar dan standar kompetensi yang harus dicapai peserta didik Suatu

indikator dikatakan memliliki tingkat kompleksitas tinggi apabila dalam

pencapaiannya didukuoleh sekurang-kurangnya satu dari sejumlah kondisi sebagai

berikut

1) Guru yang memahami dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan

pada peserta didik

47

2) guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang

bervariasi

3) Guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang

diajarkan

4) Peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi

5) Peserta didik yang cakap terampil menerapkan monsep

6) Peserta didik yang cermat kreatif dan inovatif dalam penyelesaian tugas

pekerjaan

7) Waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena memiliki

tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi sehingga dalam proses

pembelajarannya memerlukan pengulangan latihan

8) Tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar peserta

didik dapat mencapai ketuntasan belajar

Kedua Kemampuan daya pendukung meliputi a Sarana dan prasarana

peendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dicapai peserta

didik seperti perpustakaan laboratorium dan alat bahan untuk proses

pembelajaran b Ketersediaan tenaga manajemen sekolah dan kepedulian

stakeholders sekolah

Ketiga Tingkat Kemampuan (intake) rata-rata peserta didik di sekolah yang

bersangkutan Penetapan intake di kelas V dapat didasarkan pada nilai prestasi

rata-rata siswa saat kenaikan kelas atau dikelas sebelumnya yaitu kelas IV

KKM mulok Bahasa Lampung kelas V sesuai yang telah ditetapkan dalam

Kurikulum Sekolah atau KTSP SDN 1 Sukarame Dua Bandar Lampung Tahun

48

Pelajaran 20092010 adalah 65 KKM ini akan dijadikan tolak ukur evaluasi

keberhasilan siswa belajar apakah siswa telah mencapai ketuntasan atau belum

baik secara individual maupun secara klasikal

B Teori Belajar Bahasa dan Pembelajaran

1 Hakikat Belajar Bahasa

Dalam teori belajar konstruktivistik dikemukakan bahwa pembelajaran sebagai

proses mengkonstruksi pengetahuan yang menghubungkan yang sudah ada

dengan yang dipelajari Seperti dijelaskan Paul Suparno dalam Sardiman (2006

175) belajar merupakan proses aktif dari subyek belajar untuk mengkonstuksi

makna sesuatu entah itu teks kegiatan dialog pengalaman fisik dan lain-lain

Belajar merupakan mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau

bahkan yang dipelajarinya dengan pengertian yang sudah di miliki sehingga

pengertiannya menjadi berkembang

Guru sebagai pemrakarsa harus memberi peluang yang optimal bagi siswa Niat

dan kendali belajar sepenuhnya ada pada siswa (Budiningsih 2005 59))

Sehingga guru tidak mentransfer pengetahuan yang dimiliki melainkan membantu

siswa membentuk pengetahuannya sendiri Menurut teori konstruktivisme prinsip

yang paling penting dalam psikologi pendidikan bahwa guru tidak hanya sekedar

memberikan pengetahuan kepada siswa Siswa harus membangun sendiri

pengetahuan di benaknya Guru dapat memberi kemudahan untuk proses ini

dengan memberi kesempatan siwa untuk menentukan atau menerapkan ide-ide

mereka sendiri dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan

strategi mereka sendiri Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa

49

siswa ke pemahaman yang lebih tinggi dengan catatan siswa sendiri yang harus

memanjat anak tangga tersebut (Nur 1998 8)

Cunstruktivism approach is a view that emphasizes the active role of learner in

building understanding and making sesnse of information (Woodfolk 2004 313)

Konstruktivisme belajar menekankan pada peran aktif si belajar (learner) dalam

membangun pemahaman dan memakai suatu informasi Konstruktivis

memfokuskan pada peran siswa secara individu untuk membangun struktur

kognitif mereka ketika menginterpretasikan pengalaman-pengalaman pada situasi

belajar tertentu

Lebih lanjut Bruner dalam Sagala (2005 218) menjelaskan inti dari belajar

adalah cara-cara bagaimana orang memilih mempertahankan dan

mentransformasi secara efektif Dalam proses belajar ada 3 fase yaitu (1)

Informasi dalam tiap pelajaran kita memperoleh informasi ada yang menambah

pengetahuan yang telah kita miliki ada yang memperluas dan memperdalamnya

ada pula yang bertentangan dengan apa yang telah kita ketahui sebelumnya (2)

Transformasi informasi harus dianalisis diubah atau ditransformasi ke dalam

bentuk yang lebih abstrak atau konseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal

yang lebih luas (3) Evaluasi kemudian kita nilai hingga pengetahuan yang

diperoleh itu dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain

Masih dalam yang sama Piaget seorang psikolog Swiss berpendapat bahwa

belajar mengandung makna sebagai perubahan stuktural yang saling melengkapai

antara asimilasi dan akomodasi dalam proses menyusun kembali dan mengubah

apa yang telah diketahui melalui belajar

50

Hal ini didukung pula oleh Gagne dalam Slameto (2003 122) menjelaskan

ldquoBelajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia

belajar bisa terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi

ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya

(peformance-nya) berubah dari waktu ke waktu dan berkeyakinan bahwa

belajar dipengaruhi faktor dari dalam diri dan dari luar dimana keduanya

berinteraksirdquo

Senada dengan tersebut Merrill dan Smorgansbord dalam Yulaelawati (2004

122) menyatakan bahwa

belajar merupakan proses pembangunan pengetahuan berdasarkan

pengalaman atau pengetahuan yang telah ada sebelumnya belajar

merupakan penafsiran seseorng tentang dunia Belajar merupakan proses

yang aktif dimana pengetahuan dikembangkan berdasarkan pengalaman

dan perundingan (negoisasi) makna melalui berbagai informasi atau

mencari kesepakatan dari berbagai pandangan melalui interaksi atau

kerjasama dengan orang lain Belajar perlu disituasikan dalam latar

(seting) yang nyata

Kemudian menurut Gredler dalam Dimyati (1999 72) belajar adalah proses

seseorang memperoleh berbagai kecakapan keterampilan dan sikap menurut

Winkel dalam yang sama belajar merupakan suatu aktivitas mental psikis yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman keterampilan dan nilai

sikap Perubahan ini bersifat relative konstan dan berbekas

Aktivitas belajar menurut Djamarah dalam Sagala (2005 216) bahwa belajar

adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar dan bertujuan dimana tujuan

dalam belajar terjadinya suatu perubahan dalam individu yaitu perubahan tingkah

laku Schuman penganut konstruktif dalam yang sama mengemukakan dengan

dasar pemikiran bahwa semua orang membangaun pandangannya terhadap dunia

51

melalui pengalaman individual atau skema konstruktif menekankan pada

menyiapkan peserta didik untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam

situasi yang tidak tentu atau ambigius

Pandangan yang mampu mengakomodasi sociocultural-revolution dalam buku

Teori Belajar dan Pembelajaran dalam Budiningsih (2005 123) Vigotsky

mengatakan bahwa jalan pikiran seseorang harus dimengerti dari latar sosial-

budayanya dan sejarahnya Artinya untuk memahami pikiran seseorang bukan

dengan cara menelusuri apa yang ada di otaknya dan pada kedalaman jiwanya

melainkan dari asal usul tindakan sadarnya dari interaksi sosial yang dilatari oleh

sejarah hidupnya Interaksi sosial berkaitan erat dengan aktivitas-aktivitas dan

bahasa yang dipergunakan Ditemukan adanya jaringan erat luas dan kompleks di

dalam dan di antara keluarga-keluarga

Jaringan tersebut berkembang atas dasar confianza yang membentuk kondisi

sosial sebagai tempat penyebaran dan pertukaran pengetahuan keterampilan dan

nilai-nilai sosial budaya anak memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui

interaksi sosial sehari-hari Pandangan teori ini menempatkan inter mental atau

lingkungan sosial sebagai faktor primer dan konstitutif terhadap pembentukan

pengetahuan serta perkembangan kognitif seseorang

Di samping itu Piaget dalam yang sama menyatakan bahwa belajar lebih banyak

ditentukan karena adanya karsa individu perkembangan kognitif merupakan suatu

proses genetik yaitu proses yang didasrkan atas mekanisme biologis dalam bentuk

perkembangan sistem syaraf makin bertambah umur seseorang makin

komplekslah susunan sel syarafnya dan makin meningkat pula kemampuannyardquo

52

Dari beberapa teori konstruktivisme di atas belajar adalah merupakan kegiatan

aktif dimana sibelajar membangaun sendiri pengetahuannya subyek belajar juga

mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari dan merupakan proses

bagaimana menjadi tahu tentang sesuatu proses belajar bukanlah memindahkan

pengetahuan dari guru ke siswa tetapi sesuatu kegiatan yang memungkinkan

siswa merekonstruksi sendiri pengetahuannya

Belajar merupakan usaha manusia dalam rangka merubah pola pikir dan tingkah

lakunya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman dan interaksi dengan

lingkungan sekitarnya sehingga terjadi perubahan keterampilan pemahaman

pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat permanen dan membekas diharapkan

dapat hidup mandiri karena untuk membangun suatu pengetahuan baru siswa

akan menyesuaikan informasi baru atau pengetahuan yang disampaikan dengan

pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki melalui berinteraksi sosial

dengan peserta didik lain atau guru dan sumber belajar

Selanjutnya dapat juga dirumuskan bahwa belajar merupakan usaha manusia

dalam rangka merubah pola pikir dan tingkahlakunya berdasarkan pengetahuan

pengalaman dan interaksi dengan lingkungan sekitarnya Dengan terjadinya

perubahan keterampilan pemahaman pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat

permanen dan membekas diharapkan dapat hidup mandiri tidak tergantung pada

orang lain

Belajar yang dimaksudkan penulis adalah belajar menulis deskripsi dalam bahasa

lampung siswa mengkonstruksi sendiri informasi yang akan disampaikan melalui

tulisannya setelah mengamati lingkungan sekitar

53

b Hakikat Pembelajaran Bahasa

Sagala (2005 176) menyatakan bahwa pembelajaran ialah membelajarkan siswa

menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu

utama keberhasilan pendidikan Pembelajaran menurut Corey (1998 91) adalah

suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk

memungkinkan ia turut serta dalam tingkahlaku tertentu dalam kondisi khusus

atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu pembelajaran merupakan

subset khusus dari pendidikan Menurut Burton dalam Sagala (2005 213)

pembelajaran adalah upaya memberikan stimulus bimbingan pengarahan dan

dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar

Vigotsky dalam Budiningsih (2005 103) menyatakan dalam kegiatan

pembelajaran hendaknya anak memperoleh kesempatan yang luas untuk

mengembangkan zona perkembangan proximalnya atau potensi melalui belajar

dan berkembang guru perlu menyediakan berbagai jenis dan tingkatan bantuan

(helps) cognitive scaffolding yang dapat memfasilitasi anak agar mereka dapat

memecahkan permasalahan yang dihadapinya Bantuan dapat dalam bentuk

contoh pedoman bimbingan orang lain atau teman yang lebih kompeten

Bentuk-bentuk pembelajaran kooperatif kolaboratif serta belajar kontekstual

sangat tepat digunakan

Zona perkembangan proksimal menurutnya perkembangan kemampuan seseorang

dapat dibedakan kedalam dua tingkat yaitu tingkat aktual dan potensial tingkat

perkembangan aktual tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan

tugas-tugas atau memecahkan berbagai masalah secara mandiri (intramental)

54

sedangkan potensial kemampuan kemampuan memecahkan masalah dan

menyelesaikan tugas-tugas ketika di bawah bimbingan orang dewasa atau ketika

berkolaborasi dengan teman sebaya yang lebih kompeten (intermental)

Berdasarkan beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan pembelajaran

merupakan pengorganisasian aktivitas siswa dalam arti peran guru bukan semata-

mata memberikan informasi melainkan juga mengarahkan memotivasi dan

memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the learning) agar proses

belajar lebih memadai Pembelajaran juga mengandung arti setiap kegiatan

dirancang untuk membantu dalam mempelajari sesuatu kemampuan atau nilai

Yuelawati E (2004 121) mengutip pepatah Cina bahwa membaca

mendengar dan melihat belum cukup dalam belajar pembelajaran yang

melibatkan peserta didik untuk mengalami dan membicarakan bahan

tertentu pada orang lain dapat lebih bermakna dalam belajar terlebih lagi

bila peserta didik mempunyai kesempatan untuk mengajarkan

pengetahuannya terhadap peserta didik lain yang bersumber

Keberhasilan pembelajaran Kerucut Dale disebutkan bahwa keberhasilam

peembelajaran adalah sebagai berikut

1) Apa yang kita baca 10

2) Apa yang kita dengar 20

3) Apa yang kita lihat 30

4) Apa yang kita dengar dan lihat 50

5) Apa yang kita bicarakan dengan orang lain 70

6) Apa yang kita alami sendiri 80

7) Apa yang kita ajarkan kepada orang lain 95

55

Pembelajaran bahasa yang dimaksud adalah pembelajaran tentang menulis

deskripsi bahasa Lampung kelas V SD pembelajaran ini dirancang menggunakan

pendekatan Pembelajaran CTL khususnya untuk meningkatkan aktivitas belajar

bahasa Lampung dan sebagai bentuk nyata pelaksanaan tugas guru dalam hal

kegiatan belajar di Sekolah Dasar tentunya kondisi belajar yang aktif dan

menyenangkan

Hakikat belajar bahasa Lampung yang dimaksudkan dalam penelitian ini guru

akan merancang pembelajaran menggunakan pendekatan komunikatif integratif

siswa diharapkan dapat mendeskripsikan apa yang diamatinya Proses

pembelajaran mengkondisikan siswa untuk melakukan pengamatan kemudian

menemukan hal yang diamati mengindentifikasikan menentukan lalu

mengungkapkan apa yang diamatinya dalam tulisan deskriptif sehingga proses

belajar berlangsung aktif dan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan

Dalam Standar Kelulusan BSNP 2006 sesuai Permen No 22 tahun 2005 Standar

Kompetensi Lulusan pendidikan dasar meliputi SD MISDLB Paket A dan SMP

MTs SMPLB bertujuan meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan kepribadian

akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

lebih lanjut

Adapun Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) SD

MISDLB Paket A selengkapnya adalah (a) Menjalankan ajaran agama yang

dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak (b) Mengenal kekurangan dan

kelebihan diri sendiri (c) Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku di

lingkungannya (d) Menghargai keberagaman agama budaya suku ras dan

56

golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya (e) Menggunakan informasi

tentang lingkungan sekitar secara logis kritis dan kreatif (f) Menunjukkan

kemampuan berfikir logis kritis dan kreatif dengan bimbingan guru pendidik (g)

Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya (h)

Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan

sehari-hari (i) Menunjukkan kemampuan menggali gejala alam dan sosial di

lingkungan sekitar (j) Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap

lingkungan (k) Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa negara

dan tanah air Indonesia (l) Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan

seni dan budaya lokal (m) Menunjukkan kebiasaan hidup bersih sehat bugar

aman dan memanfaatkan waktu luang (n) Berkomunikasi secara jelas dan santun

(0) Bekerja sama dengan kelompok tolong menolong dan menjaga diri sendiri

dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya (p) Menunjukkan kegemaran

membaca dan menulis (q) Menunjukkan keterampilan menyimak berbicara

membaca menulis dan berhitung

c Hakikat Pendidikan

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat Setiap manusia membutuhkan

pendidikan sampai kapan dan dimanapun ia berada Pendidikan sangat penting

artinya sebab tenpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan

terbelakang Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk

menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing disamping

memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik

57

Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 menyatakan pendidikan sebagai usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri kepribadian kecerdasan akhlak

mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan

negara

Menurut pragmatisme pendidikan merupakan suatu proses reorganisasi dan

rekonstruksi dari pengalaman-pengalaman individu Baik anak maupun orang

dewasa selalu belajar dari pengalamannya (Sadulloh 2003 125) Sedangkan

Suhasno et all (1991 3) menyatakan bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai

suatu proses pertumbuhan yang menyesuaikan dengan lingkungan Suatu

pengarahan dan bimbingan yang diberikan kepada anak dalam pertumbuhannya

Suatu usaha sadar untuk menciptakan suatu keadaan atau situasi tertentu yang

dikehendaki oleh masyarakat serta suatu pembentukan kepribadian kemampuan

anak dalam menuju kedewasaan

Lima pilar pendidikan sekarang dan masa depan yang dicanangkan oleh UNESCO

yang perlu dikembangkan oleh lembaga pendidikan formal yaitu (1) learning to

know (belajar untuk mengetahui) (2) learning to do (belajar untuk melakukan

sesuatu) dalam hal ini kita dituntut untuk terampil dalam melakukan sesuatu (3)

learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) (4) learning to live together

(belajar untuk menjalani kehidupan bersama) dan (5) learning to trust in God

(belajar untuk bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa)

58

Realisasi ldquolearning to knowrdquo dapat diterapkan dengan memposisikan guru sebagai

fasilitator Disamping itu guru dituntut untuk dapat berperan sebagai teman

sejawat dalam berdialog dengan siswa dalam mengembangkan penguasaan

pengetahuan maupun ilmu tertentu

Learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu) akan bisa berjalan jika di

sekolah memfasilitasi siswa untuk mengaktualisasi keterampilan yang dililikinya

serta bakat dan minatnya Walaupun bakat dan minat anak banyak dipengaruhi

unsur kerturunan namun tumbuh berkembangnya bakat dan minat tergantung

pada lingkungannya Keterampilan dapat digunakan untuk menopang kehidupan

seseorang bahkan keterampilan lebih dominan daripada penguasaan pengetahuan

dalam mendukung keberhasilan kehidupan seorang

Learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) erat hubungannya dengan bakat

dan minat perkembangan fisik dan kejiwaan tipologi pribadi anak serta kondisi

lingkungannya Bagi anak yang agresif proses perkembangan diri akan berjalan

bila diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi Sebaliknya bagi anak yang

pasif peran guru sebagai pengarah sekaligus fasilitator sangat dibutuhkan untuk

pengembangan diri siswa secara maksimal

Kebiasaan hidup bersama saling menghargai terbuka memberi dan memenerima

(take and give) perlu ditumbuhkembangkan Kondisi seperti ini memungkinkan

terjadinya proses ldquolearning to live togetherrdquo (belajar untuk menjalani kehidupan

bersama) Penerapan pilar keempat ini dirasakan makin penting dalam era

globalisasi era persaingan global Perlu pemupukan sikap saling pengertian antar

ras suku dan agama agar tidak menimbulkan berbagai pertentangan yang

59

bersumber pada hal tersebut Selain empat pilar diatas dalam Undang-Undang RI

No 20 BAB II Pasal 3 Sistem Pendidikan Nasional pemerintah Indonesia

memandang perlu menjadikan peserta didik menjadi manusia yang bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab

sehingga perlu ditambah pilar kelima yaiturdquo learning to trust in Godrdquo

C Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan sebagai pembanding dan dapat digunakan untuk

meningkatkan kualitas penelitian adalah sebagai berikut

1 Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA melalui Pendekatan

Kontekstual Siswa Kelas VI Sekolah Tunas Mekar Bandar Lampung

20082009

1) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6 Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus 3 Pada

Siklus I nilai rata-rata siswa kelas 6A adalah 7179 Pada Siklus II nilai

rata-rata siswa kelas 6A adalah 7662 yang berarti meningkat 673 pada

kelas 6A dari nilai rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa

kelas 6A adalah 7832 yang berarti mengalami peningkatan sebesar 22

pada kelas 6A dari Siklus II atau mengalami peningkatan 901 pada

kelas 6Adari Siklus I pembelajarn IPA dengan Pembelajaran Kontekstual

Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang signifikan pada siklus I

pada kelas 6A hanya terdapat 14 atau 6087 siswa yang mencapai

ketuntasan sedangkan pada siklus III terdapat 23 siswa atau 100 siswa

60

yang mencapai ketuntasan yang berarti mengalami peningkatan sebesar

6429

2) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6B Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus III Pada

Siklus I nilai rata-rata 6B adalah 7222 Pada Siklus II nilai rata-rata siswa

kelas 6B adalah 7865 yang berarti meningkat 890 pada kelas 6B dari nilai

rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa 6B adalah 7946 yang

berarti mengalami peningkatan sebesar 103 dari Siklus II atau

mengalami peningkatan 1003 dari Siklus I pembelajarn IPA dengan

Pembelajaran Kontekstual Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang

signifikan pada siklus I pada kelas 6B hanya terdapat 14 atau 6087

siswa yang mencapai ketuntasan sedangkan pada siklus III masing-masing

terdapat 23 siswa atau 100 siswa yang mencapai ketuntasan yang berarti

mengalami peningkatan sebesar 6429

Berdasarkan penelitian tersebut ternyata prestasi belajar dapat ditingkatkan

melalui pendekatan pembelajaran CTL walaupun pada mata pelajaran IPA

Hal ini memungkinkan terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa

pembelajaran bahasa termasuk prestasi belajar menulis deskripsi

berbahasa Lampung

2 Jurnal Teknologi Pendidikan Unila Volume 04 No 03- Maret 2008 Penelitian

Nuraeni Erdawati dengan judul Penerapan Strategi Contextual Teaching and

Learning (CTL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) SD Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada

61

tiap siklus serta peningkatan aktivitas belajar siswa Pembelajaran

menerapkan pendekatan CTL dapat dijadikan sebagai alternatif penerapan

model pembelajaran IPS terutama pada materi peta tematik keragaman

kenampakan alam dan buatan

Merujuk hasil penelitian tersebut ternyata prestasi belajar IPS dapat

ditingkatkan melalui pendekatan pembelajaran CTL Hal ini memungkinkan

terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa pada pembelajaran bahasa

termasuk prestasi belajar menulis deskripsi berbahasa Lampung kelas V SDN

1 Sukarame Dua Bandar Lampung

Page 22: II. KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Menulis Deskripsi ...digilib.unila.ac.id/20091/3/BAB II.pdf · yang bertalian dengan usaha penulis untuk memberikan perincian dari ... Syarat-syarat

32

tempat konteks dan setting

7 Penyesalan adalah hukuman dari

perilaku jelek

Sanksi adalah hukuman dari perilaku

jelek

8 Perilaku baik berdasar motivasi

intrinsik

Perilaku baik berdasar motivasi

ekstrinsik

9 Seorang berperilaku baik karena

dia yakin itulah yang terbaik dan

bermanfaat

Seseorang berperilaku baik karena

terbiasa melakukan begitu Kebiasaan

ini dibangun dengan hadiah yang

menyenangkan

c Beberapa Hal Penting Dalam Pembelajaran CTL

Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL harus memperhatikan hal-

hal yang yang terkait baik berkaitan dengan konsep langkah-langkah maupun

pelaksanaan pembelajaran dengan CTL Contextual Teaching and Learning

(CTL) menurut Clifford dan Wilson (20002) adalah pendekatan dalam

pembelajaran yang dapat membantu siswa menemui ketuntasan belajar

berdasarkan kompetensi yang telah ditetapkan Siswa dapat dikatakan tuntas

belajar jika ia dapat berguna dan mampu mengaplikasikan pengetahuannya

terhadap lingkungan sekitar kehidupannya baik masa kini maupun masa depan sebagai

seorang anggota keluarga warga negara dan pekerja atau karyawan

CTL dikatakan efektif digunakan dalam pembelajaran karena (Clifford dan

Wilson 20002)

1 emphasizes problem-solving

2 recognizes the need for teaching and learning to occur in multiple

contexts

3 teaches students to become self-regulated learners

4 anchors teaching in students‟ diverse life contexts

5 encourages students to learn from each other in interdependent

groups and

6 Employs authentic assessment

33

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran dengan Contextual Teaching

Learning terutama berkaitan dengan pembelajaran Bahasa Lampung adalah

sebagai berikut

1 CTL adalah model pembelajaran yang menekankan aktivitas siswa secara

penuh baik fisik maupun mental

2 CTL memandang bahwa belajar bukan menghafal akan tetapi proses

berpengalaman dalam kehidupan nyata

3 Kelas dalam pembelajaran CTL bukan sebagai tempat untuk memperoleh

informasi akan tetapi sebagai tempat untuk menguji data hasil temuan

mereka dilapangan

4 Materi pelajaran ditemukan oleh siswa sendiri bukan hasil pemberian dari

orang lain (Sanjaya 2006125)

3 Media Pembelajaran

Media berasal dari kata ldquomediumrdquo yang berasal dari bahasa latin ldquomediusrdquo yang

berarti ldquotengah atau sedangrdquo Pengertian media ini mengarah pada sesuatu yang

menjadi penghantar untuk meneruskan suatu informasi dan sumber informasi

kepada penerima informasi Dalam bahasa Arab media adalah perantara atau

pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan ringkasnya media adalah

alat untuk menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran Arsyad

(2005 54) mengartikan media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan

untuk menyampaikan pesan informasi

Heinich dalam Arsyad (2005 82) menyatakan media sebagai perantara yang

mengantar informasi apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi

34

yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud pengajaran Hamidjojo

dalam Latuheru mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah media yang

penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran (biasanya sudah

dituangkan dalam GBPP atau silabus) yang dimaksudkan untuk mempertinggi

kegiatan belajar Media pembelajaran adalah bahan alat maupun metode teknik

yang digunakan dalam kegiatan belajar dengan maksud agar proses interaksi

komunikasi edukatif antara siswa dan sumber belajar dapat berlangsung secara

tepat guna dan berdaya guna Jadi media yang dimanfaatkan untuk belajar adalah

lingkungan yang terdekat dengan siswa

ldquoNational Education Assosiationrdquo memberi definisi media sebagai bentuk-bentuk

komunikasi baik tercetak maupun audio visual dan peralatannya dengan demikian

dapat dimanipulasi dilihat didengar atau dibaca Menurut Lohan dalam

Sihkabuden (999 58) media suatu sarana atau chanel sebagai perantara antara si

pemberi pesan kepada penerima pesan

Menurut Olson dalam Budiningsih (2005 62) mendefinisikan media sebagai

teknologi untuk menyajikan merekam membagi dan mendistribusikan simbol

dengan melalui rangsangan indera tertentu disertai penstrukturan informasi

Gagne dalam Sagala (2005 281) menyatakan bahwa media pendidikan adalah

berbagai jenis komponen lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar

Briggs dalam yang sama lebih lanjut menyatakan bahwa media pembelajaran

adalah sarana untuk memberikan perangsang bagi si belajar supaya proses belajar

terjadi

Sardiman (2006 205) menyatakan bahwa

35

media pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam tiga golongan

Pertama adalah alat-alat yang merupakan benda sebenarnya yang

memberi pengalaman langsung dan nyata Kedua alat-alat yang

merupakan benda pengganti yang seringkali dalam bentuk tiruan dari

benda sebenarnya memberikan pengalamannbuatan atau tidak langsung

Ketiga bahasa lisan maupun tertulis memberikan pengalaman melalui

berbahasa

Secara umum peranan media dalam proses pembelajaran dapat

a menghemat waktu belajar

b memudahkan pemahaman

c meningkatkan perhatian siswa

d meningkatkan aktivitas siswa

e mempertinggi daya ingat siswa

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas bahwa media pembelajaran adalah segala

sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima

serta dapat merangsang pikiran perasaan perhatian dan kemauan si belajar

sehingga dapat memotivasi terjadinya belajar yang baik dengan sengaja

bertujuan dan terkendali Media pembelajaran sebagai salah satu komponen

sumber dan merupakan bagian integral dari keseluruhan komponen pembelajaran

menempati posisi yang penting dan akan turut menentukan keberhasilan

penyelenggaraan pembelajaran

Pada kenyataannya pengembangan dan penerapan media pembelajaran

diharapkan dapat memotivasi belajar terhadap pembelajaran sehingga berdampak

pula pada peningkatan hasil belajarnya Selaras dengan perkembangan ilmu

pengetahuan maka guru harus mampu mengembangkan media pembelajaran

secara bervariasi baik yang dirancang khusus (by design) maupun dengan

36

memanfaatkan (by utilization) sejumlah media yang telah ada Dengan demikian

media pendidikan dan media pengajaran dirangkum saja dengan media

pembelajaran

Kegunaan media dalam pembelajaran menurut Miarso (2005 536)

(a) Media mampu memberikan rangsangan yang bervariasi kepada otak

kita sehingga otak kita dapat berfungsi secara optimal (b) Media dapat

mengatasi keterbatasan pengamatan yang dimiliki oleh siswa (c) Media

dapat melampaui batas ruang kelas (d) Media memungkinkan adanya

interaksi langsung antara siswa dan lingkungan (e) Media menghasilkan

keseragaman pengamatan (f) Media membangkitkan keinginan dan minat

baru (g) Media membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar

(h) Media memberikan pegalaman yang integral menyeluruh dari sesuatu

yang konkret maupun yang abstrak (i) Media memberikan kesempatan

untuk belajar mandiri (j) Media meningkatkan keterbacaan baru

(membedakan dan menafsirkan objek) (k) Media mampu meningkatkan

efek sosialisasi (l) Meningkatkan kemampuan ekspresi diri guru maupun

siswa

Kriteria pemilihan media menurut Arsyad (2005 39) sebagai berikut (a) sesuai

dengan tujuan yang ingin dicapai (b) tepat untuk mendukung isi pelajaran yang

sifatnya fakta konsep prinsip atau generalisasi (c) praktis luwes dan bertahan

(d) guru trampil menggunakannya (e) pengelompokan sasaran (f) mutu teknis

(memiliki persyaratan teknis yang tertentu)

Tiga kategori media menurut Haney dan Ullmer yang dikutip Miarso (200525)

yaitu

(1) Media Penyaji Grafis bahan cetak dan gambar diam Proyeksi diam

Audio kaset Audio ditambah visual diam Gambar hidup film Televisi

Multi media (2) Media Objek Objek sebenarnya alami (hidup dan tak

hidup) buatan gedung mesin-mesin alat-alat komunikasi jaringan

transportasi dan semua benda yang dibuat Objek pengganti replika

model dan benda tiruan (3) Media Interaktif memperhatikan penyajian

objek dan berinteraksi (internet komputer)

37

Media yang akan digunakan dalampenelitian ini adalah media objek sebenarnya

alami hidup dan tak hidup yang terdapat di lingkungan sekitar sekolah yaitu

sugai gunung kebun pantai dan benda-benda tak hidup lainnya

4 Pembelajaran Menulis Deskripsi Berbahasa Lampung Menggunakan CTL

Bahasa Lampung adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat penuturnya

yaitu suku Lampung dalam berkomunikasi dan mengaktualisasikan diri dalam

kehidupan sehari-hari Pakar linguistik deskriptif biasanya mendefinisikan bahasa

sebagai satu sistem lambang bunyi yang bersifat arbiter kemudian lazim ditambah

dengan yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat untuk berinteraksi

dan mengidentifikasikan dirirdquo (Chaer 1997 68) Nababan (1999 96)

mengemukakan bahwa bahasa memiliki empat fungsi yaitu fungsi kebudayaan

kemasyarakatan perorangan dan pendidikan

Fungsi kebudayaan meliputi tiga hal yaitu pelestarian kebudayaan

pengembangan kebudayaan dan inventarisasi ciri-ciri kebudayaan Fungsi

kemasyarakatan meliputi ruang lingkup dan bidang pemakaian Fungsi perorangan

meliputi fungsi instrumental kepribadian pemecahan masalah khayalan dan

informatif Fungsi pendidikan meliputi fungsi integratif instrumental kultural dan

penalaran

Fungsi dan tujuan pembelajaran bahasa Lampung untuk membelajarkan siswa

didik dalam belajar bahasa Lampung dan berfungsi memberikan kemampuan

menggunakan bahasa Lampung bagi kepentingan berpikir merasa dan

38

berkomunikasi dalam kehidupan budaya masa kini sebagai lanjutan dari

kehidupan masa lalu dengan memperhatikan peristiwa penggunaannya

Pada proses pembelajaran berlangsung guru memotivasi siswa melakukan

pengamatan terhadap gambar kemudian mengungkapkan hasil pengamatannya

melalui deskripsi Siswa menulis deskripsi sesuai dengan kaidah bahasa

Lampung baik ejaan struktur maupun kosa kata Dengan demikian pembelajaran

dalam terlaksana dengan mengoptimalkan masyarakat belajar dalam pembelajaran

bahasa Lampung dengan pendekatan CTL

Pembelajaran bahasa Lampung meliputi pengenalan pemahaman dan

keterampilan mencakup unsur bahasa Lampung (Depdikbud Provinsi Lampung

2003 16) yaitu

a) Lafal dan ejaan yang berkenaan dengan lafal yang baik dan ejaan yang

sesuai dengan pedoman Ejaan Bahasa Lampung

b) Struktur yang berkenaan dengan bebtuk kata frase dan kalimat Bahasa

Lampung yang baik dan yang diterima bukan teoritis

c) Kosa kata yang berkenaan dengan kata-kata bahasa lampung dari berbagai

lingkungan kehidupan yang diperlukan sebagai alat berpikir merasa dan

berkomunikasi dengan lancar

d) Wacana berkenaan dengan karangan jenis narasi deskripsi eksposisi

argumentasi dan drama

Lebih lanjut dijelaskan pokok-pokok bahasan pembelajaran mencerminkan

kegiatan berbahasa dalam bahasa Lampung khususnya menulis adalah

pembelajaran menulis untuk mengomunikasikan gagasan perasaan dan pesan

dengan bahasa Lampung secara tertulis baik dalam bentuk prosa atau puisi

maupun dalam berbagai jenis karangan seperti pada karangan deskripsi berbahasa

Lampung

39

Pembelajaran menulis disesuaikan dengan ketentuan menulis Hamer (1999 48)

mengatakan bahwa dalam keterampilan menulis harus diperhatikan beberapa hal

misalnya penyusunan kalimat menjadi paragraf bagaimana paragraf digabungkan

dan dikelompokan sehingga menjadi tulisan yang koheren Penerapan

pembelajaran pendekatan kontekstual (CTL) dalam penelitian ini adalah guru

mendesain proses pembelajaran menulis teks deskripsi berbahasa Lampung

dengan memanfaatkan lingkungan sebagai media Mengonstruksi pengetahuan

siswa sedikit demi sedikit sehingga pengetahuannya bermakna dalam proses

menemukan bertanya masyarakat belajar memberi permodelan melaksanakan

refleksi dalam pembelajaran dan melaksanakan penilaian autentik

5 Prestasi Belajar

a Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi adalah istilah yang diambil dari bahasa Belanda ldquoprestatierdquo yang berarti

hasil usaha Kata prestasi dalam berbagai penggunaan selalu dihubungkan dengan

aktivitas tertentu Prestasi belajar adalah kemampuan nyata yang dapat langsung

diukur dengan tes tertentu dan dapat dihitung hasilnya menurut Zainal dalam

Sagala (2005 101) bahwa ldquoPrestasi merupakan kemampuan siswa yang dapat

dicapai saat dilakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa

terhadap berbagai hal yang pernah dilatihkan diajarkan sudah dapat diperoleh

gambaran yang nyata tentang pencapaian program pembelajaran secara

menyeluruhrdquo

Di samping itu menurut Wittrock dalam Latuheru (1999 46) ldquoprestasi belajar

adalah suatu terminology yang menggambarkan suatu proses perubahan melalui

40

pengalaman Proses tersebut mempersyaratkan perubahan yang relative permanen

berupa sikap pengetahuan informasi kemampuan dan keterampilan melalui

pengalamanrdquo

Skiner dengan teori operant conditioning sebagaimana dikutip Gredler (dalam

Slameto 2003 49) mengatakan bahwa prestasi belajar merupakan respon

tingkah laku yang baru Walaupun Skiner mengatakan demikian namun pada

dasarnya respon yang baru itu sama pengertiannya dengan tingkah laku

pengetahuan sikap keterampilan yang baru

Prestasi menurut Hamalik (198384) adalah perubahan tingkahlaku yang

diharapkan kepada murid setelah diadakan proses belajar mengajar Sedangkan

menurut Yusuf (198224) prestasi adalah tingkatan kepandaian keterampilan yang

telah dicapai setelah melakukan kegiatan pekerjaan atau latihan itu sendiri

Menurut Adi Nugroho prestasi adalah segala jenis pekerjaan yang berasil dan

prestasi itu menunjukkan kecakapan Selanjutnya Purwadarminto menyebutkan

bahwa prestasi adalah hasil yang dicapai sebaik-baiknya menurut kemampuan

anak pada waktu tertentu terhadap hal-hal yang dikerjakan dilakukan

Reigeluth dalam yang sama berpendapat prestasi belajar dapat juga dikatakan

sebagai pengaruh yang memberikan suatu ukuran nilai dari metode (strategi)

alternatif dalam kondisi yang berbeda ada hasilnyata dan diinginkan Hasil nyata

hasil-hasil kehidupan nyata dari menggunakan metode (strategi) spesifik dalam

kondisi yang spesifik pula sedangkan hasil yang diinginkan adalah tujuan-tujuan

(goals) yang umumnya berpengaruh pada pemilihan suatu metode

41

Ini berarti prestasi belajar sangat erat kaitannya dengan metode (strategi) yang

digunakan pada sesuatu kondisi (pembelajaran) tertentu Semakin ketepatan

pemilihan metode atau strategi (pembelajaran) pada suatu kondisi semakin baik

hasil belajar Selanjutnya juga mengatakan secara spesifik hasil belajar adalah

suatu kinerja (peformance) yang diindikasikan sebagai suatu kapabilitas

(kemampuan) yang diperoleh Hasil belajar tersebut selalu dinyatakan dalam

bentuk tujuan-tujuan khusus perilaku (unjuk kerja)

Muhibin (1997141) menyebutkan bahwa prestasi belajar merupakan taraf

keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah dinyatakan

dalam bentuk skor yang diperoleh hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran

tertentu Demikian pula pendapat Albach Arnove dan Kelly (1999201) bahwa

prestasi belajar hanya ukuran keberhasilan di sekolah tidak termasuk keberhasilan

dalam keluarga dan masyarakat Davis dalam Slameto (198521) berpendapat

bahwa prestasi belajar adalah pengetahuan yang diperoleh siswa sebagai hasil dari

pembelajaran

Pendapat-pendapat di atas menunjukkan bahwa prestasi belajar dipergunakan

untuk menyebut berbagai macam hasil kegiatan atau usaha Hal ini sesuai dengan

kenyataan yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari Istilah prestasi

belajar sering digunakan untuk menyebut hasil yang dicapai dalam berbagai

kegiatan misalnya prestasi olahraga prestasi seni prestasi kerja prestasi belajar

prestasi usaha dan sebagainya

42

Berdasarkan uraian di atas prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari

proses belajar mengajar yaitu penguasaan perubahan emosional atau perubahan

tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu Prestasi belajar sering

dipergunakan dalam arti yang sangat luas seperti prestasi belajar dalam ulangan

harian prestasi pekerjaan rumah prestasi belajar tengah semester prestasi akhir

semester dan sebagainya

Cara yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat prestasi belajar adalah

dengan menggunakan tes Tes prestasi dapat digunakan sebagai suatu tes

diagnosis yang dirancang untuk membuktikan mengenai gambaran kelebihan dan

kekurangan siswa

Pada proses pembelajaran prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari

pembelajaran yang meliputi penguasaan perubahan emosional dan perubahan

tingkah laku yang dapat diukur dengan tes objektif maupun tes uraian Dengan

demikian prestasi belajar Bahasa Lampung adalah prestasi belajar siswa pada tes

ujian akhir semester atau pada Konpetensi Dasar pada mata pelajaran Bahasa

Lampung

Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

Bahasa Lampung merupakan tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari

pelajaran Bahasa Lampung di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang

diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi tertentu

Prestasi belajar memiliki beberapa kategori Gagne (19925)

mengklasifikasikannya menjadi lima kategori yakni 1) Intellectual skill 2)

Cognitive strategies 3) Verbal information 4) Motor skill dan 5) Attitudes

43

1) Keterampilan intelektual

Kemampuan ini merupakan keterampilan yang membuat seseorang secara

cakap berinteraksi dengan lingkungan melalui penggunaan lambang-lambang

2) Strategi kognitif

Kemampuan yang mengatur cara bagaimana si belajar mengelola belajarnya

3) Informasi verbal

Kemampuan ini berupa perolehan label atau nama fakta dan pengetahuan yang

sudah tersusun rapi

4) Keterampilan motorik

Kemampuan yang mendasari pelaksanaan perbuatan jasmaniah secara mulus

5) Sikap

Kemampuan yang mempengaruhi pilihan tindakan yang akan diambil

Lebih lanjut Bloom dan kawan-kawan sebagai mana dikutip oleh Degeng dalam

Hamalik (2004 90) mengklasifikasikan prestasi belajar menjadi 3 (tiga) domain

atau ranah yaitu rdquoranah kognitif psikomotor dan afektifrdquo ranah kognitif

menaruh perhatian pada pengembangan kapabilitas dan keterampilan intelektual

ranah psikomotor berkaitan dengan kegiatan-kegiatan manipulatif atau

keterampilan motorik dan ranah efektif berkaitan dengan pengembangan

perasaan sikap nilai dan emosirdquo Ketiga ketegori prestasi belajar itu mempunyai

aspek masing-masing

Kognitif aspek-aspek dari domain ini terdiri dari pengetahuan pemahaman

penerapan analisis sintesis dan evaluasi Afektif domain ini terdiri dari aspek-

aspek penerimaan tanggapan penilaian pengorganisasian dan pengarahan

44

Psikomotorik terdiri dari beberapa aspek kemampuan gerak refleks kemampuan

gerak dasar kemampuan perseptual kemampuan fisik kemampuan gerak

terampil dan kemampuan gerak komunikatif

Dapat diasumsikan bahwa untuk menghasilkan kategori kapabilitas atau kelima

ranah prestasi belajar tersebut sedikitnya banyak ditentukan atau dipengaruhi oleh

faktor internal seperti pengetahuan prasyarat atau kemampuan awal dari masing-

masing kategori hasil belajar yang dimiliki oleh siswa yang berkaitan dengan

kapabilitas atau keterampilan yang sedang dipelajari baru

Gagne (199266) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses untuk

memperoleh motivasi dalam pemngetahuan keterampilan kebiasaan dan tingkah

laku Belajar adalah suatu aktivitas yang melibatkan bukan hanya penguasaan

kemampuan akademik baru saja melainkan juga perkembangan emosional

interksi sosial dan perkembangan kepribadian Menurut Gagne (19923) belajar

adalah perubahan dalam diri manusia atau kemampuan yang berlangsung selama

satu masa waktu yang tidak semata-mata disebabkan oleh perubahan

pertumbuhan

Jenis perubahan yang dimaksud dalam belajar ini meliputi perubahan tingkah laku

setelah siswa mendapatkan berbagai pengalaman dalam proses pembelajaran

Pengalaman tersebut akan menyebabkan proses perubahan pada diri sibelajar

dengan kata lain bahwa proses belajar senantiasa merupakan perubahan

tingkahlaku dan terjadi karena pengalaman

45

Yang dimaksud prestasi belajar siswa dalam penelitian ini adalah prestasi yang

ditunjukkan siswa setelah dilakukan pembelajaran jika prestasi belajar mengalami

peningkatan maka siswa dapat dinyatakan mencapai prestasi belajar atau

mengalami peningkatan setelah mengalami belajar jika tidak prestasi belajar tidak

tercapai atau belum tuntas

Memperhatikan pernyatan tersebut belajar merupakan upaya siswa untuk

memahami materi ajar yaitu menulis deskripsi bahasa Lampung sesuai dengan

aturan penulisan atau kaidah bahasa diharapkan siswa memiliki pengetahuan dan

kemampuan dan dapat mengaplikasikan serta melaksanakan nilai positif dalam

kehidupan sehari-hari Dipahaminya suatu ilmu dalam proses pembelajaran akan

tercermin melalui hasil evaluasi Penggunaan pendekatan CTL media dan alat

belajar yang tepat dalam pembelajaran akan sangat membantu siswa belajar

Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa penggunaan pendekatan media dan alat

dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi hasil belajar siswa dapat menjadi

aktif belajar berkolaborasi dan belajar dalam waktu yang telah ditentukan pesan

dapat disalurkan dapat merangsang berpikir perhatian minat siswa sehingga

proses belajar berlangsung dengan baik Pemahaman siswa terhadap materi

mengarah pada tercapainya tujuan pembelajaran dan mencapai prestasi yang

tinggi

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

adalah berupa pengetahuan keterampilan nilai dan sikap sesuai tujuan atau

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diharapkan diperoleh setelah melalui proses pembelajaran

46

Pretasi belajar yang dimaksudkan peneliti adalah perolehan dari proses

pembelajaran yang mencakup ranah kognitif afektif dan psikomotorik mencapai

lebih besar atau sama dengan KKM pelajaran bahasa Lampung dari tujuan

pembelajaran yang diturunkan dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diperoleh siswa melalui interaksi dengan lingkungan belajar

dan suatu kondisi pembelajaran materi menulis deskripsi yang dirancang guru

sebagai fasilitator

c Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal

Standar nasional Pendidikan (Depdiknas 2008 5) menyatakan bahwa Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) adalah kriteria tertentu yang digunakan untuk

menentukan kelulusan peserta didik KKM ditentukan oleh kelompok guru mata

pelajaran pada awal tahun pelajaran dan menjadi acuan bagi pendidik dan peserta

didik KKM setiap standar kompetensi merupakan rata-rata KKM kompetensi

dasar KKM setiap kompetensi dasar merupakan rata-rata KKM dari indikator

yang terdapat dalam kompetensi dasar tersebut Penentuan KKM didasarkan pada

tiga unsur

Pertama Tingkat kompleksitas Kesulitan kerumitan setiap indikator

kompetensi dasar dan standar kompetensi yang harus dicapai peserta didik Suatu

indikator dikatakan memliliki tingkat kompleksitas tinggi apabila dalam

pencapaiannya didukuoleh sekurang-kurangnya satu dari sejumlah kondisi sebagai

berikut

1) Guru yang memahami dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan

pada peserta didik

47

2) guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang

bervariasi

3) Guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang

diajarkan

4) Peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi

5) Peserta didik yang cakap terampil menerapkan monsep

6) Peserta didik yang cermat kreatif dan inovatif dalam penyelesaian tugas

pekerjaan

7) Waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena memiliki

tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi sehingga dalam proses

pembelajarannya memerlukan pengulangan latihan

8) Tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar peserta

didik dapat mencapai ketuntasan belajar

Kedua Kemampuan daya pendukung meliputi a Sarana dan prasarana

peendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dicapai peserta

didik seperti perpustakaan laboratorium dan alat bahan untuk proses

pembelajaran b Ketersediaan tenaga manajemen sekolah dan kepedulian

stakeholders sekolah

Ketiga Tingkat Kemampuan (intake) rata-rata peserta didik di sekolah yang

bersangkutan Penetapan intake di kelas V dapat didasarkan pada nilai prestasi

rata-rata siswa saat kenaikan kelas atau dikelas sebelumnya yaitu kelas IV

KKM mulok Bahasa Lampung kelas V sesuai yang telah ditetapkan dalam

Kurikulum Sekolah atau KTSP SDN 1 Sukarame Dua Bandar Lampung Tahun

48

Pelajaran 20092010 adalah 65 KKM ini akan dijadikan tolak ukur evaluasi

keberhasilan siswa belajar apakah siswa telah mencapai ketuntasan atau belum

baik secara individual maupun secara klasikal

B Teori Belajar Bahasa dan Pembelajaran

1 Hakikat Belajar Bahasa

Dalam teori belajar konstruktivistik dikemukakan bahwa pembelajaran sebagai

proses mengkonstruksi pengetahuan yang menghubungkan yang sudah ada

dengan yang dipelajari Seperti dijelaskan Paul Suparno dalam Sardiman (2006

175) belajar merupakan proses aktif dari subyek belajar untuk mengkonstuksi

makna sesuatu entah itu teks kegiatan dialog pengalaman fisik dan lain-lain

Belajar merupakan mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau

bahkan yang dipelajarinya dengan pengertian yang sudah di miliki sehingga

pengertiannya menjadi berkembang

Guru sebagai pemrakarsa harus memberi peluang yang optimal bagi siswa Niat

dan kendali belajar sepenuhnya ada pada siswa (Budiningsih 2005 59))

Sehingga guru tidak mentransfer pengetahuan yang dimiliki melainkan membantu

siswa membentuk pengetahuannya sendiri Menurut teori konstruktivisme prinsip

yang paling penting dalam psikologi pendidikan bahwa guru tidak hanya sekedar

memberikan pengetahuan kepada siswa Siswa harus membangun sendiri

pengetahuan di benaknya Guru dapat memberi kemudahan untuk proses ini

dengan memberi kesempatan siwa untuk menentukan atau menerapkan ide-ide

mereka sendiri dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan

strategi mereka sendiri Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa

49

siswa ke pemahaman yang lebih tinggi dengan catatan siswa sendiri yang harus

memanjat anak tangga tersebut (Nur 1998 8)

Cunstruktivism approach is a view that emphasizes the active role of learner in

building understanding and making sesnse of information (Woodfolk 2004 313)

Konstruktivisme belajar menekankan pada peran aktif si belajar (learner) dalam

membangun pemahaman dan memakai suatu informasi Konstruktivis

memfokuskan pada peran siswa secara individu untuk membangun struktur

kognitif mereka ketika menginterpretasikan pengalaman-pengalaman pada situasi

belajar tertentu

Lebih lanjut Bruner dalam Sagala (2005 218) menjelaskan inti dari belajar

adalah cara-cara bagaimana orang memilih mempertahankan dan

mentransformasi secara efektif Dalam proses belajar ada 3 fase yaitu (1)

Informasi dalam tiap pelajaran kita memperoleh informasi ada yang menambah

pengetahuan yang telah kita miliki ada yang memperluas dan memperdalamnya

ada pula yang bertentangan dengan apa yang telah kita ketahui sebelumnya (2)

Transformasi informasi harus dianalisis diubah atau ditransformasi ke dalam

bentuk yang lebih abstrak atau konseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal

yang lebih luas (3) Evaluasi kemudian kita nilai hingga pengetahuan yang

diperoleh itu dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain

Masih dalam yang sama Piaget seorang psikolog Swiss berpendapat bahwa

belajar mengandung makna sebagai perubahan stuktural yang saling melengkapai

antara asimilasi dan akomodasi dalam proses menyusun kembali dan mengubah

apa yang telah diketahui melalui belajar

50

Hal ini didukung pula oleh Gagne dalam Slameto (2003 122) menjelaskan

ldquoBelajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia

belajar bisa terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi

ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya

(peformance-nya) berubah dari waktu ke waktu dan berkeyakinan bahwa

belajar dipengaruhi faktor dari dalam diri dan dari luar dimana keduanya

berinteraksirdquo

Senada dengan tersebut Merrill dan Smorgansbord dalam Yulaelawati (2004

122) menyatakan bahwa

belajar merupakan proses pembangunan pengetahuan berdasarkan

pengalaman atau pengetahuan yang telah ada sebelumnya belajar

merupakan penafsiran seseorng tentang dunia Belajar merupakan proses

yang aktif dimana pengetahuan dikembangkan berdasarkan pengalaman

dan perundingan (negoisasi) makna melalui berbagai informasi atau

mencari kesepakatan dari berbagai pandangan melalui interaksi atau

kerjasama dengan orang lain Belajar perlu disituasikan dalam latar

(seting) yang nyata

Kemudian menurut Gredler dalam Dimyati (1999 72) belajar adalah proses

seseorang memperoleh berbagai kecakapan keterampilan dan sikap menurut

Winkel dalam yang sama belajar merupakan suatu aktivitas mental psikis yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman keterampilan dan nilai

sikap Perubahan ini bersifat relative konstan dan berbekas

Aktivitas belajar menurut Djamarah dalam Sagala (2005 216) bahwa belajar

adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar dan bertujuan dimana tujuan

dalam belajar terjadinya suatu perubahan dalam individu yaitu perubahan tingkah

laku Schuman penganut konstruktif dalam yang sama mengemukakan dengan

dasar pemikiran bahwa semua orang membangaun pandangannya terhadap dunia

51

melalui pengalaman individual atau skema konstruktif menekankan pada

menyiapkan peserta didik untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam

situasi yang tidak tentu atau ambigius

Pandangan yang mampu mengakomodasi sociocultural-revolution dalam buku

Teori Belajar dan Pembelajaran dalam Budiningsih (2005 123) Vigotsky

mengatakan bahwa jalan pikiran seseorang harus dimengerti dari latar sosial-

budayanya dan sejarahnya Artinya untuk memahami pikiran seseorang bukan

dengan cara menelusuri apa yang ada di otaknya dan pada kedalaman jiwanya

melainkan dari asal usul tindakan sadarnya dari interaksi sosial yang dilatari oleh

sejarah hidupnya Interaksi sosial berkaitan erat dengan aktivitas-aktivitas dan

bahasa yang dipergunakan Ditemukan adanya jaringan erat luas dan kompleks di

dalam dan di antara keluarga-keluarga

Jaringan tersebut berkembang atas dasar confianza yang membentuk kondisi

sosial sebagai tempat penyebaran dan pertukaran pengetahuan keterampilan dan

nilai-nilai sosial budaya anak memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui

interaksi sosial sehari-hari Pandangan teori ini menempatkan inter mental atau

lingkungan sosial sebagai faktor primer dan konstitutif terhadap pembentukan

pengetahuan serta perkembangan kognitif seseorang

Di samping itu Piaget dalam yang sama menyatakan bahwa belajar lebih banyak

ditentukan karena adanya karsa individu perkembangan kognitif merupakan suatu

proses genetik yaitu proses yang didasrkan atas mekanisme biologis dalam bentuk

perkembangan sistem syaraf makin bertambah umur seseorang makin

komplekslah susunan sel syarafnya dan makin meningkat pula kemampuannyardquo

52

Dari beberapa teori konstruktivisme di atas belajar adalah merupakan kegiatan

aktif dimana sibelajar membangaun sendiri pengetahuannya subyek belajar juga

mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari dan merupakan proses

bagaimana menjadi tahu tentang sesuatu proses belajar bukanlah memindahkan

pengetahuan dari guru ke siswa tetapi sesuatu kegiatan yang memungkinkan

siswa merekonstruksi sendiri pengetahuannya

Belajar merupakan usaha manusia dalam rangka merubah pola pikir dan tingkah

lakunya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman dan interaksi dengan

lingkungan sekitarnya sehingga terjadi perubahan keterampilan pemahaman

pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat permanen dan membekas diharapkan

dapat hidup mandiri karena untuk membangun suatu pengetahuan baru siswa

akan menyesuaikan informasi baru atau pengetahuan yang disampaikan dengan

pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki melalui berinteraksi sosial

dengan peserta didik lain atau guru dan sumber belajar

Selanjutnya dapat juga dirumuskan bahwa belajar merupakan usaha manusia

dalam rangka merubah pola pikir dan tingkahlakunya berdasarkan pengetahuan

pengalaman dan interaksi dengan lingkungan sekitarnya Dengan terjadinya

perubahan keterampilan pemahaman pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat

permanen dan membekas diharapkan dapat hidup mandiri tidak tergantung pada

orang lain

Belajar yang dimaksudkan penulis adalah belajar menulis deskripsi dalam bahasa

lampung siswa mengkonstruksi sendiri informasi yang akan disampaikan melalui

tulisannya setelah mengamati lingkungan sekitar

53

b Hakikat Pembelajaran Bahasa

Sagala (2005 176) menyatakan bahwa pembelajaran ialah membelajarkan siswa

menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu

utama keberhasilan pendidikan Pembelajaran menurut Corey (1998 91) adalah

suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk

memungkinkan ia turut serta dalam tingkahlaku tertentu dalam kondisi khusus

atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu pembelajaran merupakan

subset khusus dari pendidikan Menurut Burton dalam Sagala (2005 213)

pembelajaran adalah upaya memberikan stimulus bimbingan pengarahan dan

dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar

Vigotsky dalam Budiningsih (2005 103) menyatakan dalam kegiatan

pembelajaran hendaknya anak memperoleh kesempatan yang luas untuk

mengembangkan zona perkembangan proximalnya atau potensi melalui belajar

dan berkembang guru perlu menyediakan berbagai jenis dan tingkatan bantuan

(helps) cognitive scaffolding yang dapat memfasilitasi anak agar mereka dapat

memecahkan permasalahan yang dihadapinya Bantuan dapat dalam bentuk

contoh pedoman bimbingan orang lain atau teman yang lebih kompeten

Bentuk-bentuk pembelajaran kooperatif kolaboratif serta belajar kontekstual

sangat tepat digunakan

Zona perkembangan proksimal menurutnya perkembangan kemampuan seseorang

dapat dibedakan kedalam dua tingkat yaitu tingkat aktual dan potensial tingkat

perkembangan aktual tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan

tugas-tugas atau memecahkan berbagai masalah secara mandiri (intramental)

54

sedangkan potensial kemampuan kemampuan memecahkan masalah dan

menyelesaikan tugas-tugas ketika di bawah bimbingan orang dewasa atau ketika

berkolaborasi dengan teman sebaya yang lebih kompeten (intermental)

Berdasarkan beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan pembelajaran

merupakan pengorganisasian aktivitas siswa dalam arti peran guru bukan semata-

mata memberikan informasi melainkan juga mengarahkan memotivasi dan

memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the learning) agar proses

belajar lebih memadai Pembelajaran juga mengandung arti setiap kegiatan

dirancang untuk membantu dalam mempelajari sesuatu kemampuan atau nilai

Yuelawati E (2004 121) mengutip pepatah Cina bahwa membaca

mendengar dan melihat belum cukup dalam belajar pembelajaran yang

melibatkan peserta didik untuk mengalami dan membicarakan bahan

tertentu pada orang lain dapat lebih bermakna dalam belajar terlebih lagi

bila peserta didik mempunyai kesempatan untuk mengajarkan

pengetahuannya terhadap peserta didik lain yang bersumber

Keberhasilan pembelajaran Kerucut Dale disebutkan bahwa keberhasilam

peembelajaran adalah sebagai berikut

1) Apa yang kita baca 10

2) Apa yang kita dengar 20

3) Apa yang kita lihat 30

4) Apa yang kita dengar dan lihat 50

5) Apa yang kita bicarakan dengan orang lain 70

6) Apa yang kita alami sendiri 80

7) Apa yang kita ajarkan kepada orang lain 95

55

Pembelajaran bahasa yang dimaksud adalah pembelajaran tentang menulis

deskripsi bahasa Lampung kelas V SD pembelajaran ini dirancang menggunakan

pendekatan Pembelajaran CTL khususnya untuk meningkatkan aktivitas belajar

bahasa Lampung dan sebagai bentuk nyata pelaksanaan tugas guru dalam hal

kegiatan belajar di Sekolah Dasar tentunya kondisi belajar yang aktif dan

menyenangkan

Hakikat belajar bahasa Lampung yang dimaksudkan dalam penelitian ini guru

akan merancang pembelajaran menggunakan pendekatan komunikatif integratif

siswa diharapkan dapat mendeskripsikan apa yang diamatinya Proses

pembelajaran mengkondisikan siswa untuk melakukan pengamatan kemudian

menemukan hal yang diamati mengindentifikasikan menentukan lalu

mengungkapkan apa yang diamatinya dalam tulisan deskriptif sehingga proses

belajar berlangsung aktif dan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan

Dalam Standar Kelulusan BSNP 2006 sesuai Permen No 22 tahun 2005 Standar

Kompetensi Lulusan pendidikan dasar meliputi SD MISDLB Paket A dan SMP

MTs SMPLB bertujuan meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan kepribadian

akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

lebih lanjut

Adapun Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) SD

MISDLB Paket A selengkapnya adalah (a) Menjalankan ajaran agama yang

dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak (b) Mengenal kekurangan dan

kelebihan diri sendiri (c) Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku di

lingkungannya (d) Menghargai keberagaman agama budaya suku ras dan

56

golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya (e) Menggunakan informasi

tentang lingkungan sekitar secara logis kritis dan kreatif (f) Menunjukkan

kemampuan berfikir logis kritis dan kreatif dengan bimbingan guru pendidik (g)

Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya (h)

Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan

sehari-hari (i) Menunjukkan kemampuan menggali gejala alam dan sosial di

lingkungan sekitar (j) Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap

lingkungan (k) Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa negara

dan tanah air Indonesia (l) Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan

seni dan budaya lokal (m) Menunjukkan kebiasaan hidup bersih sehat bugar

aman dan memanfaatkan waktu luang (n) Berkomunikasi secara jelas dan santun

(0) Bekerja sama dengan kelompok tolong menolong dan menjaga diri sendiri

dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya (p) Menunjukkan kegemaran

membaca dan menulis (q) Menunjukkan keterampilan menyimak berbicara

membaca menulis dan berhitung

c Hakikat Pendidikan

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat Setiap manusia membutuhkan

pendidikan sampai kapan dan dimanapun ia berada Pendidikan sangat penting

artinya sebab tenpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan

terbelakang Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk

menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing disamping

memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik

57

Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 menyatakan pendidikan sebagai usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri kepribadian kecerdasan akhlak

mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan

negara

Menurut pragmatisme pendidikan merupakan suatu proses reorganisasi dan

rekonstruksi dari pengalaman-pengalaman individu Baik anak maupun orang

dewasa selalu belajar dari pengalamannya (Sadulloh 2003 125) Sedangkan

Suhasno et all (1991 3) menyatakan bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai

suatu proses pertumbuhan yang menyesuaikan dengan lingkungan Suatu

pengarahan dan bimbingan yang diberikan kepada anak dalam pertumbuhannya

Suatu usaha sadar untuk menciptakan suatu keadaan atau situasi tertentu yang

dikehendaki oleh masyarakat serta suatu pembentukan kepribadian kemampuan

anak dalam menuju kedewasaan

Lima pilar pendidikan sekarang dan masa depan yang dicanangkan oleh UNESCO

yang perlu dikembangkan oleh lembaga pendidikan formal yaitu (1) learning to

know (belajar untuk mengetahui) (2) learning to do (belajar untuk melakukan

sesuatu) dalam hal ini kita dituntut untuk terampil dalam melakukan sesuatu (3)

learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) (4) learning to live together

(belajar untuk menjalani kehidupan bersama) dan (5) learning to trust in God

(belajar untuk bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa)

58

Realisasi ldquolearning to knowrdquo dapat diterapkan dengan memposisikan guru sebagai

fasilitator Disamping itu guru dituntut untuk dapat berperan sebagai teman

sejawat dalam berdialog dengan siswa dalam mengembangkan penguasaan

pengetahuan maupun ilmu tertentu

Learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu) akan bisa berjalan jika di

sekolah memfasilitasi siswa untuk mengaktualisasi keterampilan yang dililikinya

serta bakat dan minatnya Walaupun bakat dan minat anak banyak dipengaruhi

unsur kerturunan namun tumbuh berkembangnya bakat dan minat tergantung

pada lingkungannya Keterampilan dapat digunakan untuk menopang kehidupan

seseorang bahkan keterampilan lebih dominan daripada penguasaan pengetahuan

dalam mendukung keberhasilan kehidupan seorang

Learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) erat hubungannya dengan bakat

dan minat perkembangan fisik dan kejiwaan tipologi pribadi anak serta kondisi

lingkungannya Bagi anak yang agresif proses perkembangan diri akan berjalan

bila diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi Sebaliknya bagi anak yang

pasif peran guru sebagai pengarah sekaligus fasilitator sangat dibutuhkan untuk

pengembangan diri siswa secara maksimal

Kebiasaan hidup bersama saling menghargai terbuka memberi dan memenerima

(take and give) perlu ditumbuhkembangkan Kondisi seperti ini memungkinkan

terjadinya proses ldquolearning to live togetherrdquo (belajar untuk menjalani kehidupan

bersama) Penerapan pilar keempat ini dirasakan makin penting dalam era

globalisasi era persaingan global Perlu pemupukan sikap saling pengertian antar

ras suku dan agama agar tidak menimbulkan berbagai pertentangan yang

59

bersumber pada hal tersebut Selain empat pilar diatas dalam Undang-Undang RI

No 20 BAB II Pasal 3 Sistem Pendidikan Nasional pemerintah Indonesia

memandang perlu menjadikan peserta didik menjadi manusia yang bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab

sehingga perlu ditambah pilar kelima yaiturdquo learning to trust in Godrdquo

C Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan sebagai pembanding dan dapat digunakan untuk

meningkatkan kualitas penelitian adalah sebagai berikut

1 Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA melalui Pendekatan

Kontekstual Siswa Kelas VI Sekolah Tunas Mekar Bandar Lampung

20082009

1) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6 Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus 3 Pada

Siklus I nilai rata-rata siswa kelas 6A adalah 7179 Pada Siklus II nilai

rata-rata siswa kelas 6A adalah 7662 yang berarti meningkat 673 pada

kelas 6A dari nilai rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa

kelas 6A adalah 7832 yang berarti mengalami peningkatan sebesar 22

pada kelas 6A dari Siklus II atau mengalami peningkatan 901 pada

kelas 6Adari Siklus I pembelajarn IPA dengan Pembelajaran Kontekstual

Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang signifikan pada siklus I

pada kelas 6A hanya terdapat 14 atau 6087 siswa yang mencapai

ketuntasan sedangkan pada siklus III terdapat 23 siswa atau 100 siswa

60

yang mencapai ketuntasan yang berarti mengalami peningkatan sebesar

6429

2) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6B Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus III Pada

Siklus I nilai rata-rata 6B adalah 7222 Pada Siklus II nilai rata-rata siswa

kelas 6B adalah 7865 yang berarti meningkat 890 pada kelas 6B dari nilai

rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa 6B adalah 7946 yang

berarti mengalami peningkatan sebesar 103 dari Siklus II atau

mengalami peningkatan 1003 dari Siklus I pembelajarn IPA dengan

Pembelajaran Kontekstual Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang

signifikan pada siklus I pada kelas 6B hanya terdapat 14 atau 6087

siswa yang mencapai ketuntasan sedangkan pada siklus III masing-masing

terdapat 23 siswa atau 100 siswa yang mencapai ketuntasan yang berarti

mengalami peningkatan sebesar 6429

Berdasarkan penelitian tersebut ternyata prestasi belajar dapat ditingkatkan

melalui pendekatan pembelajaran CTL walaupun pada mata pelajaran IPA

Hal ini memungkinkan terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa

pembelajaran bahasa termasuk prestasi belajar menulis deskripsi

berbahasa Lampung

2 Jurnal Teknologi Pendidikan Unila Volume 04 No 03- Maret 2008 Penelitian

Nuraeni Erdawati dengan judul Penerapan Strategi Contextual Teaching and

Learning (CTL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) SD Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada

61

tiap siklus serta peningkatan aktivitas belajar siswa Pembelajaran

menerapkan pendekatan CTL dapat dijadikan sebagai alternatif penerapan

model pembelajaran IPS terutama pada materi peta tematik keragaman

kenampakan alam dan buatan

Merujuk hasil penelitian tersebut ternyata prestasi belajar IPS dapat

ditingkatkan melalui pendekatan pembelajaran CTL Hal ini memungkinkan

terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa pada pembelajaran bahasa

termasuk prestasi belajar menulis deskripsi berbahasa Lampung kelas V SDN

1 Sukarame Dua Bandar Lampung

Page 23: II. KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Menulis Deskripsi ...digilib.unila.ac.id/20091/3/BAB II.pdf · yang bertalian dengan usaha penulis untuk memberikan perincian dari ... Syarat-syarat

33

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran dengan Contextual Teaching

Learning terutama berkaitan dengan pembelajaran Bahasa Lampung adalah

sebagai berikut

1 CTL adalah model pembelajaran yang menekankan aktivitas siswa secara

penuh baik fisik maupun mental

2 CTL memandang bahwa belajar bukan menghafal akan tetapi proses

berpengalaman dalam kehidupan nyata

3 Kelas dalam pembelajaran CTL bukan sebagai tempat untuk memperoleh

informasi akan tetapi sebagai tempat untuk menguji data hasil temuan

mereka dilapangan

4 Materi pelajaran ditemukan oleh siswa sendiri bukan hasil pemberian dari

orang lain (Sanjaya 2006125)

3 Media Pembelajaran

Media berasal dari kata ldquomediumrdquo yang berasal dari bahasa latin ldquomediusrdquo yang

berarti ldquotengah atau sedangrdquo Pengertian media ini mengarah pada sesuatu yang

menjadi penghantar untuk meneruskan suatu informasi dan sumber informasi

kepada penerima informasi Dalam bahasa Arab media adalah perantara atau

pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan ringkasnya media adalah

alat untuk menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran Arsyad

(2005 54) mengartikan media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan

untuk menyampaikan pesan informasi

Heinich dalam Arsyad (2005 82) menyatakan media sebagai perantara yang

mengantar informasi apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi

34

yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud pengajaran Hamidjojo

dalam Latuheru mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah media yang

penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran (biasanya sudah

dituangkan dalam GBPP atau silabus) yang dimaksudkan untuk mempertinggi

kegiatan belajar Media pembelajaran adalah bahan alat maupun metode teknik

yang digunakan dalam kegiatan belajar dengan maksud agar proses interaksi

komunikasi edukatif antara siswa dan sumber belajar dapat berlangsung secara

tepat guna dan berdaya guna Jadi media yang dimanfaatkan untuk belajar adalah

lingkungan yang terdekat dengan siswa

ldquoNational Education Assosiationrdquo memberi definisi media sebagai bentuk-bentuk

komunikasi baik tercetak maupun audio visual dan peralatannya dengan demikian

dapat dimanipulasi dilihat didengar atau dibaca Menurut Lohan dalam

Sihkabuden (999 58) media suatu sarana atau chanel sebagai perantara antara si

pemberi pesan kepada penerima pesan

Menurut Olson dalam Budiningsih (2005 62) mendefinisikan media sebagai

teknologi untuk menyajikan merekam membagi dan mendistribusikan simbol

dengan melalui rangsangan indera tertentu disertai penstrukturan informasi

Gagne dalam Sagala (2005 281) menyatakan bahwa media pendidikan adalah

berbagai jenis komponen lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar

Briggs dalam yang sama lebih lanjut menyatakan bahwa media pembelajaran

adalah sarana untuk memberikan perangsang bagi si belajar supaya proses belajar

terjadi

Sardiman (2006 205) menyatakan bahwa

35

media pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam tiga golongan

Pertama adalah alat-alat yang merupakan benda sebenarnya yang

memberi pengalaman langsung dan nyata Kedua alat-alat yang

merupakan benda pengganti yang seringkali dalam bentuk tiruan dari

benda sebenarnya memberikan pengalamannbuatan atau tidak langsung

Ketiga bahasa lisan maupun tertulis memberikan pengalaman melalui

berbahasa

Secara umum peranan media dalam proses pembelajaran dapat

a menghemat waktu belajar

b memudahkan pemahaman

c meningkatkan perhatian siswa

d meningkatkan aktivitas siswa

e mempertinggi daya ingat siswa

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas bahwa media pembelajaran adalah segala

sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima

serta dapat merangsang pikiran perasaan perhatian dan kemauan si belajar

sehingga dapat memotivasi terjadinya belajar yang baik dengan sengaja

bertujuan dan terkendali Media pembelajaran sebagai salah satu komponen

sumber dan merupakan bagian integral dari keseluruhan komponen pembelajaran

menempati posisi yang penting dan akan turut menentukan keberhasilan

penyelenggaraan pembelajaran

Pada kenyataannya pengembangan dan penerapan media pembelajaran

diharapkan dapat memotivasi belajar terhadap pembelajaran sehingga berdampak

pula pada peningkatan hasil belajarnya Selaras dengan perkembangan ilmu

pengetahuan maka guru harus mampu mengembangkan media pembelajaran

secara bervariasi baik yang dirancang khusus (by design) maupun dengan

36

memanfaatkan (by utilization) sejumlah media yang telah ada Dengan demikian

media pendidikan dan media pengajaran dirangkum saja dengan media

pembelajaran

Kegunaan media dalam pembelajaran menurut Miarso (2005 536)

(a) Media mampu memberikan rangsangan yang bervariasi kepada otak

kita sehingga otak kita dapat berfungsi secara optimal (b) Media dapat

mengatasi keterbatasan pengamatan yang dimiliki oleh siswa (c) Media

dapat melampaui batas ruang kelas (d) Media memungkinkan adanya

interaksi langsung antara siswa dan lingkungan (e) Media menghasilkan

keseragaman pengamatan (f) Media membangkitkan keinginan dan minat

baru (g) Media membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar

(h) Media memberikan pegalaman yang integral menyeluruh dari sesuatu

yang konkret maupun yang abstrak (i) Media memberikan kesempatan

untuk belajar mandiri (j) Media meningkatkan keterbacaan baru

(membedakan dan menafsirkan objek) (k) Media mampu meningkatkan

efek sosialisasi (l) Meningkatkan kemampuan ekspresi diri guru maupun

siswa

Kriteria pemilihan media menurut Arsyad (2005 39) sebagai berikut (a) sesuai

dengan tujuan yang ingin dicapai (b) tepat untuk mendukung isi pelajaran yang

sifatnya fakta konsep prinsip atau generalisasi (c) praktis luwes dan bertahan

(d) guru trampil menggunakannya (e) pengelompokan sasaran (f) mutu teknis

(memiliki persyaratan teknis yang tertentu)

Tiga kategori media menurut Haney dan Ullmer yang dikutip Miarso (200525)

yaitu

(1) Media Penyaji Grafis bahan cetak dan gambar diam Proyeksi diam

Audio kaset Audio ditambah visual diam Gambar hidup film Televisi

Multi media (2) Media Objek Objek sebenarnya alami (hidup dan tak

hidup) buatan gedung mesin-mesin alat-alat komunikasi jaringan

transportasi dan semua benda yang dibuat Objek pengganti replika

model dan benda tiruan (3) Media Interaktif memperhatikan penyajian

objek dan berinteraksi (internet komputer)

37

Media yang akan digunakan dalampenelitian ini adalah media objek sebenarnya

alami hidup dan tak hidup yang terdapat di lingkungan sekitar sekolah yaitu

sugai gunung kebun pantai dan benda-benda tak hidup lainnya

4 Pembelajaran Menulis Deskripsi Berbahasa Lampung Menggunakan CTL

Bahasa Lampung adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat penuturnya

yaitu suku Lampung dalam berkomunikasi dan mengaktualisasikan diri dalam

kehidupan sehari-hari Pakar linguistik deskriptif biasanya mendefinisikan bahasa

sebagai satu sistem lambang bunyi yang bersifat arbiter kemudian lazim ditambah

dengan yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat untuk berinteraksi

dan mengidentifikasikan dirirdquo (Chaer 1997 68) Nababan (1999 96)

mengemukakan bahwa bahasa memiliki empat fungsi yaitu fungsi kebudayaan

kemasyarakatan perorangan dan pendidikan

Fungsi kebudayaan meliputi tiga hal yaitu pelestarian kebudayaan

pengembangan kebudayaan dan inventarisasi ciri-ciri kebudayaan Fungsi

kemasyarakatan meliputi ruang lingkup dan bidang pemakaian Fungsi perorangan

meliputi fungsi instrumental kepribadian pemecahan masalah khayalan dan

informatif Fungsi pendidikan meliputi fungsi integratif instrumental kultural dan

penalaran

Fungsi dan tujuan pembelajaran bahasa Lampung untuk membelajarkan siswa

didik dalam belajar bahasa Lampung dan berfungsi memberikan kemampuan

menggunakan bahasa Lampung bagi kepentingan berpikir merasa dan

38

berkomunikasi dalam kehidupan budaya masa kini sebagai lanjutan dari

kehidupan masa lalu dengan memperhatikan peristiwa penggunaannya

Pada proses pembelajaran berlangsung guru memotivasi siswa melakukan

pengamatan terhadap gambar kemudian mengungkapkan hasil pengamatannya

melalui deskripsi Siswa menulis deskripsi sesuai dengan kaidah bahasa

Lampung baik ejaan struktur maupun kosa kata Dengan demikian pembelajaran

dalam terlaksana dengan mengoptimalkan masyarakat belajar dalam pembelajaran

bahasa Lampung dengan pendekatan CTL

Pembelajaran bahasa Lampung meliputi pengenalan pemahaman dan

keterampilan mencakup unsur bahasa Lampung (Depdikbud Provinsi Lampung

2003 16) yaitu

a) Lafal dan ejaan yang berkenaan dengan lafal yang baik dan ejaan yang

sesuai dengan pedoman Ejaan Bahasa Lampung

b) Struktur yang berkenaan dengan bebtuk kata frase dan kalimat Bahasa

Lampung yang baik dan yang diterima bukan teoritis

c) Kosa kata yang berkenaan dengan kata-kata bahasa lampung dari berbagai

lingkungan kehidupan yang diperlukan sebagai alat berpikir merasa dan

berkomunikasi dengan lancar

d) Wacana berkenaan dengan karangan jenis narasi deskripsi eksposisi

argumentasi dan drama

Lebih lanjut dijelaskan pokok-pokok bahasan pembelajaran mencerminkan

kegiatan berbahasa dalam bahasa Lampung khususnya menulis adalah

pembelajaran menulis untuk mengomunikasikan gagasan perasaan dan pesan

dengan bahasa Lampung secara tertulis baik dalam bentuk prosa atau puisi

maupun dalam berbagai jenis karangan seperti pada karangan deskripsi berbahasa

Lampung

39

Pembelajaran menulis disesuaikan dengan ketentuan menulis Hamer (1999 48)

mengatakan bahwa dalam keterampilan menulis harus diperhatikan beberapa hal

misalnya penyusunan kalimat menjadi paragraf bagaimana paragraf digabungkan

dan dikelompokan sehingga menjadi tulisan yang koheren Penerapan

pembelajaran pendekatan kontekstual (CTL) dalam penelitian ini adalah guru

mendesain proses pembelajaran menulis teks deskripsi berbahasa Lampung

dengan memanfaatkan lingkungan sebagai media Mengonstruksi pengetahuan

siswa sedikit demi sedikit sehingga pengetahuannya bermakna dalam proses

menemukan bertanya masyarakat belajar memberi permodelan melaksanakan

refleksi dalam pembelajaran dan melaksanakan penilaian autentik

5 Prestasi Belajar

a Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi adalah istilah yang diambil dari bahasa Belanda ldquoprestatierdquo yang berarti

hasil usaha Kata prestasi dalam berbagai penggunaan selalu dihubungkan dengan

aktivitas tertentu Prestasi belajar adalah kemampuan nyata yang dapat langsung

diukur dengan tes tertentu dan dapat dihitung hasilnya menurut Zainal dalam

Sagala (2005 101) bahwa ldquoPrestasi merupakan kemampuan siswa yang dapat

dicapai saat dilakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa

terhadap berbagai hal yang pernah dilatihkan diajarkan sudah dapat diperoleh

gambaran yang nyata tentang pencapaian program pembelajaran secara

menyeluruhrdquo

Di samping itu menurut Wittrock dalam Latuheru (1999 46) ldquoprestasi belajar

adalah suatu terminology yang menggambarkan suatu proses perubahan melalui

40

pengalaman Proses tersebut mempersyaratkan perubahan yang relative permanen

berupa sikap pengetahuan informasi kemampuan dan keterampilan melalui

pengalamanrdquo

Skiner dengan teori operant conditioning sebagaimana dikutip Gredler (dalam

Slameto 2003 49) mengatakan bahwa prestasi belajar merupakan respon

tingkah laku yang baru Walaupun Skiner mengatakan demikian namun pada

dasarnya respon yang baru itu sama pengertiannya dengan tingkah laku

pengetahuan sikap keterampilan yang baru

Prestasi menurut Hamalik (198384) adalah perubahan tingkahlaku yang

diharapkan kepada murid setelah diadakan proses belajar mengajar Sedangkan

menurut Yusuf (198224) prestasi adalah tingkatan kepandaian keterampilan yang

telah dicapai setelah melakukan kegiatan pekerjaan atau latihan itu sendiri

Menurut Adi Nugroho prestasi adalah segala jenis pekerjaan yang berasil dan

prestasi itu menunjukkan kecakapan Selanjutnya Purwadarminto menyebutkan

bahwa prestasi adalah hasil yang dicapai sebaik-baiknya menurut kemampuan

anak pada waktu tertentu terhadap hal-hal yang dikerjakan dilakukan

Reigeluth dalam yang sama berpendapat prestasi belajar dapat juga dikatakan

sebagai pengaruh yang memberikan suatu ukuran nilai dari metode (strategi)

alternatif dalam kondisi yang berbeda ada hasilnyata dan diinginkan Hasil nyata

hasil-hasil kehidupan nyata dari menggunakan metode (strategi) spesifik dalam

kondisi yang spesifik pula sedangkan hasil yang diinginkan adalah tujuan-tujuan

(goals) yang umumnya berpengaruh pada pemilihan suatu metode

41

Ini berarti prestasi belajar sangat erat kaitannya dengan metode (strategi) yang

digunakan pada sesuatu kondisi (pembelajaran) tertentu Semakin ketepatan

pemilihan metode atau strategi (pembelajaran) pada suatu kondisi semakin baik

hasil belajar Selanjutnya juga mengatakan secara spesifik hasil belajar adalah

suatu kinerja (peformance) yang diindikasikan sebagai suatu kapabilitas

(kemampuan) yang diperoleh Hasil belajar tersebut selalu dinyatakan dalam

bentuk tujuan-tujuan khusus perilaku (unjuk kerja)

Muhibin (1997141) menyebutkan bahwa prestasi belajar merupakan taraf

keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah dinyatakan

dalam bentuk skor yang diperoleh hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran

tertentu Demikian pula pendapat Albach Arnove dan Kelly (1999201) bahwa

prestasi belajar hanya ukuran keberhasilan di sekolah tidak termasuk keberhasilan

dalam keluarga dan masyarakat Davis dalam Slameto (198521) berpendapat

bahwa prestasi belajar adalah pengetahuan yang diperoleh siswa sebagai hasil dari

pembelajaran

Pendapat-pendapat di atas menunjukkan bahwa prestasi belajar dipergunakan

untuk menyebut berbagai macam hasil kegiatan atau usaha Hal ini sesuai dengan

kenyataan yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari Istilah prestasi

belajar sering digunakan untuk menyebut hasil yang dicapai dalam berbagai

kegiatan misalnya prestasi olahraga prestasi seni prestasi kerja prestasi belajar

prestasi usaha dan sebagainya

42

Berdasarkan uraian di atas prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari

proses belajar mengajar yaitu penguasaan perubahan emosional atau perubahan

tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu Prestasi belajar sering

dipergunakan dalam arti yang sangat luas seperti prestasi belajar dalam ulangan

harian prestasi pekerjaan rumah prestasi belajar tengah semester prestasi akhir

semester dan sebagainya

Cara yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat prestasi belajar adalah

dengan menggunakan tes Tes prestasi dapat digunakan sebagai suatu tes

diagnosis yang dirancang untuk membuktikan mengenai gambaran kelebihan dan

kekurangan siswa

Pada proses pembelajaran prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari

pembelajaran yang meliputi penguasaan perubahan emosional dan perubahan

tingkah laku yang dapat diukur dengan tes objektif maupun tes uraian Dengan

demikian prestasi belajar Bahasa Lampung adalah prestasi belajar siswa pada tes

ujian akhir semester atau pada Konpetensi Dasar pada mata pelajaran Bahasa

Lampung

Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

Bahasa Lampung merupakan tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari

pelajaran Bahasa Lampung di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang

diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi tertentu

Prestasi belajar memiliki beberapa kategori Gagne (19925)

mengklasifikasikannya menjadi lima kategori yakni 1) Intellectual skill 2)

Cognitive strategies 3) Verbal information 4) Motor skill dan 5) Attitudes

43

1) Keterampilan intelektual

Kemampuan ini merupakan keterampilan yang membuat seseorang secara

cakap berinteraksi dengan lingkungan melalui penggunaan lambang-lambang

2) Strategi kognitif

Kemampuan yang mengatur cara bagaimana si belajar mengelola belajarnya

3) Informasi verbal

Kemampuan ini berupa perolehan label atau nama fakta dan pengetahuan yang

sudah tersusun rapi

4) Keterampilan motorik

Kemampuan yang mendasari pelaksanaan perbuatan jasmaniah secara mulus

5) Sikap

Kemampuan yang mempengaruhi pilihan tindakan yang akan diambil

Lebih lanjut Bloom dan kawan-kawan sebagai mana dikutip oleh Degeng dalam

Hamalik (2004 90) mengklasifikasikan prestasi belajar menjadi 3 (tiga) domain

atau ranah yaitu rdquoranah kognitif psikomotor dan afektifrdquo ranah kognitif

menaruh perhatian pada pengembangan kapabilitas dan keterampilan intelektual

ranah psikomotor berkaitan dengan kegiatan-kegiatan manipulatif atau

keterampilan motorik dan ranah efektif berkaitan dengan pengembangan

perasaan sikap nilai dan emosirdquo Ketiga ketegori prestasi belajar itu mempunyai

aspek masing-masing

Kognitif aspek-aspek dari domain ini terdiri dari pengetahuan pemahaman

penerapan analisis sintesis dan evaluasi Afektif domain ini terdiri dari aspek-

aspek penerimaan tanggapan penilaian pengorganisasian dan pengarahan

44

Psikomotorik terdiri dari beberapa aspek kemampuan gerak refleks kemampuan

gerak dasar kemampuan perseptual kemampuan fisik kemampuan gerak

terampil dan kemampuan gerak komunikatif

Dapat diasumsikan bahwa untuk menghasilkan kategori kapabilitas atau kelima

ranah prestasi belajar tersebut sedikitnya banyak ditentukan atau dipengaruhi oleh

faktor internal seperti pengetahuan prasyarat atau kemampuan awal dari masing-

masing kategori hasil belajar yang dimiliki oleh siswa yang berkaitan dengan

kapabilitas atau keterampilan yang sedang dipelajari baru

Gagne (199266) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses untuk

memperoleh motivasi dalam pemngetahuan keterampilan kebiasaan dan tingkah

laku Belajar adalah suatu aktivitas yang melibatkan bukan hanya penguasaan

kemampuan akademik baru saja melainkan juga perkembangan emosional

interksi sosial dan perkembangan kepribadian Menurut Gagne (19923) belajar

adalah perubahan dalam diri manusia atau kemampuan yang berlangsung selama

satu masa waktu yang tidak semata-mata disebabkan oleh perubahan

pertumbuhan

Jenis perubahan yang dimaksud dalam belajar ini meliputi perubahan tingkah laku

setelah siswa mendapatkan berbagai pengalaman dalam proses pembelajaran

Pengalaman tersebut akan menyebabkan proses perubahan pada diri sibelajar

dengan kata lain bahwa proses belajar senantiasa merupakan perubahan

tingkahlaku dan terjadi karena pengalaman

45

Yang dimaksud prestasi belajar siswa dalam penelitian ini adalah prestasi yang

ditunjukkan siswa setelah dilakukan pembelajaran jika prestasi belajar mengalami

peningkatan maka siswa dapat dinyatakan mencapai prestasi belajar atau

mengalami peningkatan setelah mengalami belajar jika tidak prestasi belajar tidak

tercapai atau belum tuntas

Memperhatikan pernyatan tersebut belajar merupakan upaya siswa untuk

memahami materi ajar yaitu menulis deskripsi bahasa Lampung sesuai dengan

aturan penulisan atau kaidah bahasa diharapkan siswa memiliki pengetahuan dan

kemampuan dan dapat mengaplikasikan serta melaksanakan nilai positif dalam

kehidupan sehari-hari Dipahaminya suatu ilmu dalam proses pembelajaran akan

tercermin melalui hasil evaluasi Penggunaan pendekatan CTL media dan alat

belajar yang tepat dalam pembelajaran akan sangat membantu siswa belajar

Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa penggunaan pendekatan media dan alat

dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi hasil belajar siswa dapat menjadi

aktif belajar berkolaborasi dan belajar dalam waktu yang telah ditentukan pesan

dapat disalurkan dapat merangsang berpikir perhatian minat siswa sehingga

proses belajar berlangsung dengan baik Pemahaman siswa terhadap materi

mengarah pada tercapainya tujuan pembelajaran dan mencapai prestasi yang

tinggi

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

adalah berupa pengetahuan keterampilan nilai dan sikap sesuai tujuan atau

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diharapkan diperoleh setelah melalui proses pembelajaran

46

Pretasi belajar yang dimaksudkan peneliti adalah perolehan dari proses

pembelajaran yang mencakup ranah kognitif afektif dan psikomotorik mencapai

lebih besar atau sama dengan KKM pelajaran bahasa Lampung dari tujuan

pembelajaran yang diturunkan dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diperoleh siswa melalui interaksi dengan lingkungan belajar

dan suatu kondisi pembelajaran materi menulis deskripsi yang dirancang guru

sebagai fasilitator

c Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal

Standar nasional Pendidikan (Depdiknas 2008 5) menyatakan bahwa Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) adalah kriteria tertentu yang digunakan untuk

menentukan kelulusan peserta didik KKM ditentukan oleh kelompok guru mata

pelajaran pada awal tahun pelajaran dan menjadi acuan bagi pendidik dan peserta

didik KKM setiap standar kompetensi merupakan rata-rata KKM kompetensi

dasar KKM setiap kompetensi dasar merupakan rata-rata KKM dari indikator

yang terdapat dalam kompetensi dasar tersebut Penentuan KKM didasarkan pada

tiga unsur

Pertama Tingkat kompleksitas Kesulitan kerumitan setiap indikator

kompetensi dasar dan standar kompetensi yang harus dicapai peserta didik Suatu

indikator dikatakan memliliki tingkat kompleksitas tinggi apabila dalam

pencapaiannya didukuoleh sekurang-kurangnya satu dari sejumlah kondisi sebagai

berikut

1) Guru yang memahami dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan

pada peserta didik

47

2) guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang

bervariasi

3) Guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang

diajarkan

4) Peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi

5) Peserta didik yang cakap terampil menerapkan monsep

6) Peserta didik yang cermat kreatif dan inovatif dalam penyelesaian tugas

pekerjaan

7) Waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena memiliki

tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi sehingga dalam proses

pembelajarannya memerlukan pengulangan latihan

8) Tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar peserta

didik dapat mencapai ketuntasan belajar

Kedua Kemampuan daya pendukung meliputi a Sarana dan prasarana

peendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dicapai peserta

didik seperti perpustakaan laboratorium dan alat bahan untuk proses

pembelajaran b Ketersediaan tenaga manajemen sekolah dan kepedulian

stakeholders sekolah

Ketiga Tingkat Kemampuan (intake) rata-rata peserta didik di sekolah yang

bersangkutan Penetapan intake di kelas V dapat didasarkan pada nilai prestasi

rata-rata siswa saat kenaikan kelas atau dikelas sebelumnya yaitu kelas IV

KKM mulok Bahasa Lampung kelas V sesuai yang telah ditetapkan dalam

Kurikulum Sekolah atau KTSP SDN 1 Sukarame Dua Bandar Lampung Tahun

48

Pelajaran 20092010 adalah 65 KKM ini akan dijadikan tolak ukur evaluasi

keberhasilan siswa belajar apakah siswa telah mencapai ketuntasan atau belum

baik secara individual maupun secara klasikal

B Teori Belajar Bahasa dan Pembelajaran

1 Hakikat Belajar Bahasa

Dalam teori belajar konstruktivistik dikemukakan bahwa pembelajaran sebagai

proses mengkonstruksi pengetahuan yang menghubungkan yang sudah ada

dengan yang dipelajari Seperti dijelaskan Paul Suparno dalam Sardiman (2006

175) belajar merupakan proses aktif dari subyek belajar untuk mengkonstuksi

makna sesuatu entah itu teks kegiatan dialog pengalaman fisik dan lain-lain

Belajar merupakan mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau

bahkan yang dipelajarinya dengan pengertian yang sudah di miliki sehingga

pengertiannya menjadi berkembang

Guru sebagai pemrakarsa harus memberi peluang yang optimal bagi siswa Niat

dan kendali belajar sepenuhnya ada pada siswa (Budiningsih 2005 59))

Sehingga guru tidak mentransfer pengetahuan yang dimiliki melainkan membantu

siswa membentuk pengetahuannya sendiri Menurut teori konstruktivisme prinsip

yang paling penting dalam psikologi pendidikan bahwa guru tidak hanya sekedar

memberikan pengetahuan kepada siswa Siswa harus membangun sendiri

pengetahuan di benaknya Guru dapat memberi kemudahan untuk proses ini

dengan memberi kesempatan siwa untuk menentukan atau menerapkan ide-ide

mereka sendiri dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan

strategi mereka sendiri Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa

49

siswa ke pemahaman yang lebih tinggi dengan catatan siswa sendiri yang harus

memanjat anak tangga tersebut (Nur 1998 8)

Cunstruktivism approach is a view that emphasizes the active role of learner in

building understanding and making sesnse of information (Woodfolk 2004 313)

Konstruktivisme belajar menekankan pada peran aktif si belajar (learner) dalam

membangun pemahaman dan memakai suatu informasi Konstruktivis

memfokuskan pada peran siswa secara individu untuk membangun struktur

kognitif mereka ketika menginterpretasikan pengalaman-pengalaman pada situasi

belajar tertentu

Lebih lanjut Bruner dalam Sagala (2005 218) menjelaskan inti dari belajar

adalah cara-cara bagaimana orang memilih mempertahankan dan

mentransformasi secara efektif Dalam proses belajar ada 3 fase yaitu (1)

Informasi dalam tiap pelajaran kita memperoleh informasi ada yang menambah

pengetahuan yang telah kita miliki ada yang memperluas dan memperdalamnya

ada pula yang bertentangan dengan apa yang telah kita ketahui sebelumnya (2)

Transformasi informasi harus dianalisis diubah atau ditransformasi ke dalam

bentuk yang lebih abstrak atau konseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal

yang lebih luas (3) Evaluasi kemudian kita nilai hingga pengetahuan yang

diperoleh itu dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain

Masih dalam yang sama Piaget seorang psikolog Swiss berpendapat bahwa

belajar mengandung makna sebagai perubahan stuktural yang saling melengkapai

antara asimilasi dan akomodasi dalam proses menyusun kembali dan mengubah

apa yang telah diketahui melalui belajar

50

Hal ini didukung pula oleh Gagne dalam Slameto (2003 122) menjelaskan

ldquoBelajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia

belajar bisa terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi

ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya

(peformance-nya) berubah dari waktu ke waktu dan berkeyakinan bahwa

belajar dipengaruhi faktor dari dalam diri dan dari luar dimana keduanya

berinteraksirdquo

Senada dengan tersebut Merrill dan Smorgansbord dalam Yulaelawati (2004

122) menyatakan bahwa

belajar merupakan proses pembangunan pengetahuan berdasarkan

pengalaman atau pengetahuan yang telah ada sebelumnya belajar

merupakan penafsiran seseorng tentang dunia Belajar merupakan proses

yang aktif dimana pengetahuan dikembangkan berdasarkan pengalaman

dan perundingan (negoisasi) makna melalui berbagai informasi atau

mencari kesepakatan dari berbagai pandangan melalui interaksi atau

kerjasama dengan orang lain Belajar perlu disituasikan dalam latar

(seting) yang nyata

Kemudian menurut Gredler dalam Dimyati (1999 72) belajar adalah proses

seseorang memperoleh berbagai kecakapan keterampilan dan sikap menurut

Winkel dalam yang sama belajar merupakan suatu aktivitas mental psikis yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman keterampilan dan nilai

sikap Perubahan ini bersifat relative konstan dan berbekas

Aktivitas belajar menurut Djamarah dalam Sagala (2005 216) bahwa belajar

adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar dan bertujuan dimana tujuan

dalam belajar terjadinya suatu perubahan dalam individu yaitu perubahan tingkah

laku Schuman penganut konstruktif dalam yang sama mengemukakan dengan

dasar pemikiran bahwa semua orang membangaun pandangannya terhadap dunia

51

melalui pengalaman individual atau skema konstruktif menekankan pada

menyiapkan peserta didik untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam

situasi yang tidak tentu atau ambigius

Pandangan yang mampu mengakomodasi sociocultural-revolution dalam buku

Teori Belajar dan Pembelajaran dalam Budiningsih (2005 123) Vigotsky

mengatakan bahwa jalan pikiran seseorang harus dimengerti dari latar sosial-

budayanya dan sejarahnya Artinya untuk memahami pikiran seseorang bukan

dengan cara menelusuri apa yang ada di otaknya dan pada kedalaman jiwanya

melainkan dari asal usul tindakan sadarnya dari interaksi sosial yang dilatari oleh

sejarah hidupnya Interaksi sosial berkaitan erat dengan aktivitas-aktivitas dan

bahasa yang dipergunakan Ditemukan adanya jaringan erat luas dan kompleks di

dalam dan di antara keluarga-keluarga

Jaringan tersebut berkembang atas dasar confianza yang membentuk kondisi

sosial sebagai tempat penyebaran dan pertukaran pengetahuan keterampilan dan

nilai-nilai sosial budaya anak memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui

interaksi sosial sehari-hari Pandangan teori ini menempatkan inter mental atau

lingkungan sosial sebagai faktor primer dan konstitutif terhadap pembentukan

pengetahuan serta perkembangan kognitif seseorang

Di samping itu Piaget dalam yang sama menyatakan bahwa belajar lebih banyak

ditentukan karena adanya karsa individu perkembangan kognitif merupakan suatu

proses genetik yaitu proses yang didasrkan atas mekanisme biologis dalam bentuk

perkembangan sistem syaraf makin bertambah umur seseorang makin

komplekslah susunan sel syarafnya dan makin meningkat pula kemampuannyardquo

52

Dari beberapa teori konstruktivisme di atas belajar adalah merupakan kegiatan

aktif dimana sibelajar membangaun sendiri pengetahuannya subyek belajar juga

mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari dan merupakan proses

bagaimana menjadi tahu tentang sesuatu proses belajar bukanlah memindahkan

pengetahuan dari guru ke siswa tetapi sesuatu kegiatan yang memungkinkan

siswa merekonstruksi sendiri pengetahuannya

Belajar merupakan usaha manusia dalam rangka merubah pola pikir dan tingkah

lakunya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman dan interaksi dengan

lingkungan sekitarnya sehingga terjadi perubahan keterampilan pemahaman

pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat permanen dan membekas diharapkan

dapat hidup mandiri karena untuk membangun suatu pengetahuan baru siswa

akan menyesuaikan informasi baru atau pengetahuan yang disampaikan dengan

pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki melalui berinteraksi sosial

dengan peserta didik lain atau guru dan sumber belajar

Selanjutnya dapat juga dirumuskan bahwa belajar merupakan usaha manusia

dalam rangka merubah pola pikir dan tingkahlakunya berdasarkan pengetahuan

pengalaman dan interaksi dengan lingkungan sekitarnya Dengan terjadinya

perubahan keterampilan pemahaman pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat

permanen dan membekas diharapkan dapat hidup mandiri tidak tergantung pada

orang lain

Belajar yang dimaksudkan penulis adalah belajar menulis deskripsi dalam bahasa

lampung siswa mengkonstruksi sendiri informasi yang akan disampaikan melalui

tulisannya setelah mengamati lingkungan sekitar

53

b Hakikat Pembelajaran Bahasa

Sagala (2005 176) menyatakan bahwa pembelajaran ialah membelajarkan siswa

menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu

utama keberhasilan pendidikan Pembelajaran menurut Corey (1998 91) adalah

suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk

memungkinkan ia turut serta dalam tingkahlaku tertentu dalam kondisi khusus

atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu pembelajaran merupakan

subset khusus dari pendidikan Menurut Burton dalam Sagala (2005 213)

pembelajaran adalah upaya memberikan stimulus bimbingan pengarahan dan

dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar

Vigotsky dalam Budiningsih (2005 103) menyatakan dalam kegiatan

pembelajaran hendaknya anak memperoleh kesempatan yang luas untuk

mengembangkan zona perkembangan proximalnya atau potensi melalui belajar

dan berkembang guru perlu menyediakan berbagai jenis dan tingkatan bantuan

(helps) cognitive scaffolding yang dapat memfasilitasi anak agar mereka dapat

memecahkan permasalahan yang dihadapinya Bantuan dapat dalam bentuk

contoh pedoman bimbingan orang lain atau teman yang lebih kompeten

Bentuk-bentuk pembelajaran kooperatif kolaboratif serta belajar kontekstual

sangat tepat digunakan

Zona perkembangan proksimal menurutnya perkembangan kemampuan seseorang

dapat dibedakan kedalam dua tingkat yaitu tingkat aktual dan potensial tingkat

perkembangan aktual tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan

tugas-tugas atau memecahkan berbagai masalah secara mandiri (intramental)

54

sedangkan potensial kemampuan kemampuan memecahkan masalah dan

menyelesaikan tugas-tugas ketika di bawah bimbingan orang dewasa atau ketika

berkolaborasi dengan teman sebaya yang lebih kompeten (intermental)

Berdasarkan beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan pembelajaran

merupakan pengorganisasian aktivitas siswa dalam arti peran guru bukan semata-

mata memberikan informasi melainkan juga mengarahkan memotivasi dan

memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the learning) agar proses

belajar lebih memadai Pembelajaran juga mengandung arti setiap kegiatan

dirancang untuk membantu dalam mempelajari sesuatu kemampuan atau nilai

Yuelawati E (2004 121) mengutip pepatah Cina bahwa membaca

mendengar dan melihat belum cukup dalam belajar pembelajaran yang

melibatkan peserta didik untuk mengalami dan membicarakan bahan

tertentu pada orang lain dapat lebih bermakna dalam belajar terlebih lagi

bila peserta didik mempunyai kesempatan untuk mengajarkan

pengetahuannya terhadap peserta didik lain yang bersumber

Keberhasilan pembelajaran Kerucut Dale disebutkan bahwa keberhasilam

peembelajaran adalah sebagai berikut

1) Apa yang kita baca 10

2) Apa yang kita dengar 20

3) Apa yang kita lihat 30

4) Apa yang kita dengar dan lihat 50

5) Apa yang kita bicarakan dengan orang lain 70

6) Apa yang kita alami sendiri 80

7) Apa yang kita ajarkan kepada orang lain 95

55

Pembelajaran bahasa yang dimaksud adalah pembelajaran tentang menulis

deskripsi bahasa Lampung kelas V SD pembelajaran ini dirancang menggunakan

pendekatan Pembelajaran CTL khususnya untuk meningkatkan aktivitas belajar

bahasa Lampung dan sebagai bentuk nyata pelaksanaan tugas guru dalam hal

kegiatan belajar di Sekolah Dasar tentunya kondisi belajar yang aktif dan

menyenangkan

Hakikat belajar bahasa Lampung yang dimaksudkan dalam penelitian ini guru

akan merancang pembelajaran menggunakan pendekatan komunikatif integratif

siswa diharapkan dapat mendeskripsikan apa yang diamatinya Proses

pembelajaran mengkondisikan siswa untuk melakukan pengamatan kemudian

menemukan hal yang diamati mengindentifikasikan menentukan lalu

mengungkapkan apa yang diamatinya dalam tulisan deskriptif sehingga proses

belajar berlangsung aktif dan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan

Dalam Standar Kelulusan BSNP 2006 sesuai Permen No 22 tahun 2005 Standar

Kompetensi Lulusan pendidikan dasar meliputi SD MISDLB Paket A dan SMP

MTs SMPLB bertujuan meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan kepribadian

akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

lebih lanjut

Adapun Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) SD

MISDLB Paket A selengkapnya adalah (a) Menjalankan ajaran agama yang

dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak (b) Mengenal kekurangan dan

kelebihan diri sendiri (c) Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku di

lingkungannya (d) Menghargai keberagaman agama budaya suku ras dan

56

golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya (e) Menggunakan informasi

tentang lingkungan sekitar secara logis kritis dan kreatif (f) Menunjukkan

kemampuan berfikir logis kritis dan kreatif dengan bimbingan guru pendidik (g)

Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya (h)

Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan

sehari-hari (i) Menunjukkan kemampuan menggali gejala alam dan sosial di

lingkungan sekitar (j) Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap

lingkungan (k) Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa negara

dan tanah air Indonesia (l) Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan

seni dan budaya lokal (m) Menunjukkan kebiasaan hidup bersih sehat bugar

aman dan memanfaatkan waktu luang (n) Berkomunikasi secara jelas dan santun

(0) Bekerja sama dengan kelompok tolong menolong dan menjaga diri sendiri

dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya (p) Menunjukkan kegemaran

membaca dan menulis (q) Menunjukkan keterampilan menyimak berbicara

membaca menulis dan berhitung

c Hakikat Pendidikan

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat Setiap manusia membutuhkan

pendidikan sampai kapan dan dimanapun ia berada Pendidikan sangat penting

artinya sebab tenpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan

terbelakang Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk

menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing disamping

memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik

57

Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 menyatakan pendidikan sebagai usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri kepribadian kecerdasan akhlak

mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan

negara

Menurut pragmatisme pendidikan merupakan suatu proses reorganisasi dan

rekonstruksi dari pengalaman-pengalaman individu Baik anak maupun orang

dewasa selalu belajar dari pengalamannya (Sadulloh 2003 125) Sedangkan

Suhasno et all (1991 3) menyatakan bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai

suatu proses pertumbuhan yang menyesuaikan dengan lingkungan Suatu

pengarahan dan bimbingan yang diberikan kepada anak dalam pertumbuhannya

Suatu usaha sadar untuk menciptakan suatu keadaan atau situasi tertentu yang

dikehendaki oleh masyarakat serta suatu pembentukan kepribadian kemampuan

anak dalam menuju kedewasaan

Lima pilar pendidikan sekarang dan masa depan yang dicanangkan oleh UNESCO

yang perlu dikembangkan oleh lembaga pendidikan formal yaitu (1) learning to

know (belajar untuk mengetahui) (2) learning to do (belajar untuk melakukan

sesuatu) dalam hal ini kita dituntut untuk terampil dalam melakukan sesuatu (3)

learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) (4) learning to live together

(belajar untuk menjalani kehidupan bersama) dan (5) learning to trust in God

(belajar untuk bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa)

58

Realisasi ldquolearning to knowrdquo dapat diterapkan dengan memposisikan guru sebagai

fasilitator Disamping itu guru dituntut untuk dapat berperan sebagai teman

sejawat dalam berdialog dengan siswa dalam mengembangkan penguasaan

pengetahuan maupun ilmu tertentu

Learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu) akan bisa berjalan jika di

sekolah memfasilitasi siswa untuk mengaktualisasi keterampilan yang dililikinya

serta bakat dan minatnya Walaupun bakat dan minat anak banyak dipengaruhi

unsur kerturunan namun tumbuh berkembangnya bakat dan minat tergantung

pada lingkungannya Keterampilan dapat digunakan untuk menopang kehidupan

seseorang bahkan keterampilan lebih dominan daripada penguasaan pengetahuan

dalam mendukung keberhasilan kehidupan seorang

Learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) erat hubungannya dengan bakat

dan minat perkembangan fisik dan kejiwaan tipologi pribadi anak serta kondisi

lingkungannya Bagi anak yang agresif proses perkembangan diri akan berjalan

bila diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi Sebaliknya bagi anak yang

pasif peran guru sebagai pengarah sekaligus fasilitator sangat dibutuhkan untuk

pengembangan diri siswa secara maksimal

Kebiasaan hidup bersama saling menghargai terbuka memberi dan memenerima

(take and give) perlu ditumbuhkembangkan Kondisi seperti ini memungkinkan

terjadinya proses ldquolearning to live togetherrdquo (belajar untuk menjalani kehidupan

bersama) Penerapan pilar keempat ini dirasakan makin penting dalam era

globalisasi era persaingan global Perlu pemupukan sikap saling pengertian antar

ras suku dan agama agar tidak menimbulkan berbagai pertentangan yang

59

bersumber pada hal tersebut Selain empat pilar diatas dalam Undang-Undang RI

No 20 BAB II Pasal 3 Sistem Pendidikan Nasional pemerintah Indonesia

memandang perlu menjadikan peserta didik menjadi manusia yang bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab

sehingga perlu ditambah pilar kelima yaiturdquo learning to trust in Godrdquo

C Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan sebagai pembanding dan dapat digunakan untuk

meningkatkan kualitas penelitian adalah sebagai berikut

1 Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA melalui Pendekatan

Kontekstual Siswa Kelas VI Sekolah Tunas Mekar Bandar Lampung

20082009

1) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6 Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus 3 Pada

Siklus I nilai rata-rata siswa kelas 6A adalah 7179 Pada Siklus II nilai

rata-rata siswa kelas 6A adalah 7662 yang berarti meningkat 673 pada

kelas 6A dari nilai rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa

kelas 6A adalah 7832 yang berarti mengalami peningkatan sebesar 22

pada kelas 6A dari Siklus II atau mengalami peningkatan 901 pada

kelas 6Adari Siklus I pembelajarn IPA dengan Pembelajaran Kontekstual

Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang signifikan pada siklus I

pada kelas 6A hanya terdapat 14 atau 6087 siswa yang mencapai

ketuntasan sedangkan pada siklus III terdapat 23 siswa atau 100 siswa

60

yang mencapai ketuntasan yang berarti mengalami peningkatan sebesar

6429

2) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6B Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus III Pada

Siklus I nilai rata-rata 6B adalah 7222 Pada Siklus II nilai rata-rata siswa

kelas 6B adalah 7865 yang berarti meningkat 890 pada kelas 6B dari nilai

rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa 6B adalah 7946 yang

berarti mengalami peningkatan sebesar 103 dari Siklus II atau

mengalami peningkatan 1003 dari Siklus I pembelajarn IPA dengan

Pembelajaran Kontekstual Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang

signifikan pada siklus I pada kelas 6B hanya terdapat 14 atau 6087

siswa yang mencapai ketuntasan sedangkan pada siklus III masing-masing

terdapat 23 siswa atau 100 siswa yang mencapai ketuntasan yang berarti

mengalami peningkatan sebesar 6429

Berdasarkan penelitian tersebut ternyata prestasi belajar dapat ditingkatkan

melalui pendekatan pembelajaran CTL walaupun pada mata pelajaran IPA

Hal ini memungkinkan terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa

pembelajaran bahasa termasuk prestasi belajar menulis deskripsi

berbahasa Lampung

2 Jurnal Teknologi Pendidikan Unila Volume 04 No 03- Maret 2008 Penelitian

Nuraeni Erdawati dengan judul Penerapan Strategi Contextual Teaching and

Learning (CTL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) SD Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada

61

tiap siklus serta peningkatan aktivitas belajar siswa Pembelajaran

menerapkan pendekatan CTL dapat dijadikan sebagai alternatif penerapan

model pembelajaran IPS terutama pada materi peta tematik keragaman

kenampakan alam dan buatan

Merujuk hasil penelitian tersebut ternyata prestasi belajar IPS dapat

ditingkatkan melalui pendekatan pembelajaran CTL Hal ini memungkinkan

terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa pada pembelajaran bahasa

termasuk prestasi belajar menulis deskripsi berbahasa Lampung kelas V SDN

1 Sukarame Dua Bandar Lampung

Page 24: II. KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Menulis Deskripsi ...digilib.unila.ac.id/20091/3/BAB II.pdf · yang bertalian dengan usaha penulis untuk memberikan perincian dari ... Syarat-syarat

34

yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud pengajaran Hamidjojo

dalam Latuheru mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah media yang

penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran (biasanya sudah

dituangkan dalam GBPP atau silabus) yang dimaksudkan untuk mempertinggi

kegiatan belajar Media pembelajaran adalah bahan alat maupun metode teknik

yang digunakan dalam kegiatan belajar dengan maksud agar proses interaksi

komunikasi edukatif antara siswa dan sumber belajar dapat berlangsung secara

tepat guna dan berdaya guna Jadi media yang dimanfaatkan untuk belajar adalah

lingkungan yang terdekat dengan siswa

ldquoNational Education Assosiationrdquo memberi definisi media sebagai bentuk-bentuk

komunikasi baik tercetak maupun audio visual dan peralatannya dengan demikian

dapat dimanipulasi dilihat didengar atau dibaca Menurut Lohan dalam

Sihkabuden (999 58) media suatu sarana atau chanel sebagai perantara antara si

pemberi pesan kepada penerima pesan

Menurut Olson dalam Budiningsih (2005 62) mendefinisikan media sebagai

teknologi untuk menyajikan merekam membagi dan mendistribusikan simbol

dengan melalui rangsangan indera tertentu disertai penstrukturan informasi

Gagne dalam Sagala (2005 281) menyatakan bahwa media pendidikan adalah

berbagai jenis komponen lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar

Briggs dalam yang sama lebih lanjut menyatakan bahwa media pembelajaran

adalah sarana untuk memberikan perangsang bagi si belajar supaya proses belajar

terjadi

Sardiman (2006 205) menyatakan bahwa

35

media pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam tiga golongan

Pertama adalah alat-alat yang merupakan benda sebenarnya yang

memberi pengalaman langsung dan nyata Kedua alat-alat yang

merupakan benda pengganti yang seringkali dalam bentuk tiruan dari

benda sebenarnya memberikan pengalamannbuatan atau tidak langsung

Ketiga bahasa lisan maupun tertulis memberikan pengalaman melalui

berbahasa

Secara umum peranan media dalam proses pembelajaran dapat

a menghemat waktu belajar

b memudahkan pemahaman

c meningkatkan perhatian siswa

d meningkatkan aktivitas siswa

e mempertinggi daya ingat siswa

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas bahwa media pembelajaran adalah segala

sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima

serta dapat merangsang pikiran perasaan perhatian dan kemauan si belajar

sehingga dapat memotivasi terjadinya belajar yang baik dengan sengaja

bertujuan dan terkendali Media pembelajaran sebagai salah satu komponen

sumber dan merupakan bagian integral dari keseluruhan komponen pembelajaran

menempati posisi yang penting dan akan turut menentukan keberhasilan

penyelenggaraan pembelajaran

Pada kenyataannya pengembangan dan penerapan media pembelajaran

diharapkan dapat memotivasi belajar terhadap pembelajaran sehingga berdampak

pula pada peningkatan hasil belajarnya Selaras dengan perkembangan ilmu

pengetahuan maka guru harus mampu mengembangkan media pembelajaran

secara bervariasi baik yang dirancang khusus (by design) maupun dengan

36

memanfaatkan (by utilization) sejumlah media yang telah ada Dengan demikian

media pendidikan dan media pengajaran dirangkum saja dengan media

pembelajaran

Kegunaan media dalam pembelajaran menurut Miarso (2005 536)

(a) Media mampu memberikan rangsangan yang bervariasi kepada otak

kita sehingga otak kita dapat berfungsi secara optimal (b) Media dapat

mengatasi keterbatasan pengamatan yang dimiliki oleh siswa (c) Media

dapat melampaui batas ruang kelas (d) Media memungkinkan adanya

interaksi langsung antara siswa dan lingkungan (e) Media menghasilkan

keseragaman pengamatan (f) Media membangkitkan keinginan dan minat

baru (g) Media membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar

(h) Media memberikan pegalaman yang integral menyeluruh dari sesuatu

yang konkret maupun yang abstrak (i) Media memberikan kesempatan

untuk belajar mandiri (j) Media meningkatkan keterbacaan baru

(membedakan dan menafsirkan objek) (k) Media mampu meningkatkan

efek sosialisasi (l) Meningkatkan kemampuan ekspresi diri guru maupun

siswa

Kriteria pemilihan media menurut Arsyad (2005 39) sebagai berikut (a) sesuai

dengan tujuan yang ingin dicapai (b) tepat untuk mendukung isi pelajaran yang

sifatnya fakta konsep prinsip atau generalisasi (c) praktis luwes dan bertahan

(d) guru trampil menggunakannya (e) pengelompokan sasaran (f) mutu teknis

(memiliki persyaratan teknis yang tertentu)

Tiga kategori media menurut Haney dan Ullmer yang dikutip Miarso (200525)

yaitu

(1) Media Penyaji Grafis bahan cetak dan gambar diam Proyeksi diam

Audio kaset Audio ditambah visual diam Gambar hidup film Televisi

Multi media (2) Media Objek Objek sebenarnya alami (hidup dan tak

hidup) buatan gedung mesin-mesin alat-alat komunikasi jaringan

transportasi dan semua benda yang dibuat Objek pengganti replika

model dan benda tiruan (3) Media Interaktif memperhatikan penyajian

objek dan berinteraksi (internet komputer)

37

Media yang akan digunakan dalampenelitian ini adalah media objek sebenarnya

alami hidup dan tak hidup yang terdapat di lingkungan sekitar sekolah yaitu

sugai gunung kebun pantai dan benda-benda tak hidup lainnya

4 Pembelajaran Menulis Deskripsi Berbahasa Lampung Menggunakan CTL

Bahasa Lampung adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat penuturnya

yaitu suku Lampung dalam berkomunikasi dan mengaktualisasikan diri dalam

kehidupan sehari-hari Pakar linguistik deskriptif biasanya mendefinisikan bahasa

sebagai satu sistem lambang bunyi yang bersifat arbiter kemudian lazim ditambah

dengan yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat untuk berinteraksi

dan mengidentifikasikan dirirdquo (Chaer 1997 68) Nababan (1999 96)

mengemukakan bahwa bahasa memiliki empat fungsi yaitu fungsi kebudayaan

kemasyarakatan perorangan dan pendidikan

Fungsi kebudayaan meliputi tiga hal yaitu pelestarian kebudayaan

pengembangan kebudayaan dan inventarisasi ciri-ciri kebudayaan Fungsi

kemasyarakatan meliputi ruang lingkup dan bidang pemakaian Fungsi perorangan

meliputi fungsi instrumental kepribadian pemecahan masalah khayalan dan

informatif Fungsi pendidikan meliputi fungsi integratif instrumental kultural dan

penalaran

Fungsi dan tujuan pembelajaran bahasa Lampung untuk membelajarkan siswa

didik dalam belajar bahasa Lampung dan berfungsi memberikan kemampuan

menggunakan bahasa Lampung bagi kepentingan berpikir merasa dan

38

berkomunikasi dalam kehidupan budaya masa kini sebagai lanjutan dari

kehidupan masa lalu dengan memperhatikan peristiwa penggunaannya

Pada proses pembelajaran berlangsung guru memotivasi siswa melakukan

pengamatan terhadap gambar kemudian mengungkapkan hasil pengamatannya

melalui deskripsi Siswa menulis deskripsi sesuai dengan kaidah bahasa

Lampung baik ejaan struktur maupun kosa kata Dengan demikian pembelajaran

dalam terlaksana dengan mengoptimalkan masyarakat belajar dalam pembelajaran

bahasa Lampung dengan pendekatan CTL

Pembelajaran bahasa Lampung meliputi pengenalan pemahaman dan

keterampilan mencakup unsur bahasa Lampung (Depdikbud Provinsi Lampung

2003 16) yaitu

a) Lafal dan ejaan yang berkenaan dengan lafal yang baik dan ejaan yang

sesuai dengan pedoman Ejaan Bahasa Lampung

b) Struktur yang berkenaan dengan bebtuk kata frase dan kalimat Bahasa

Lampung yang baik dan yang diterima bukan teoritis

c) Kosa kata yang berkenaan dengan kata-kata bahasa lampung dari berbagai

lingkungan kehidupan yang diperlukan sebagai alat berpikir merasa dan

berkomunikasi dengan lancar

d) Wacana berkenaan dengan karangan jenis narasi deskripsi eksposisi

argumentasi dan drama

Lebih lanjut dijelaskan pokok-pokok bahasan pembelajaran mencerminkan

kegiatan berbahasa dalam bahasa Lampung khususnya menulis adalah

pembelajaran menulis untuk mengomunikasikan gagasan perasaan dan pesan

dengan bahasa Lampung secara tertulis baik dalam bentuk prosa atau puisi

maupun dalam berbagai jenis karangan seperti pada karangan deskripsi berbahasa

Lampung

39

Pembelajaran menulis disesuaikan dengan ketentuan menulis Hamer (1999 48)

mengatakan bahwa dalam keterampilan menulis harus diperhatikan beberapa hal

misalnya penyusunan kalimat menjadi paragraf bagaimana paragraf digabungkan

dan dikelompokan sehingga menjadi tulisan yang koheren Penerapan

pembelajaran pendekatan kontekstual (CTL) dalam penelitian ini adalah guru

mendesain proses pembelajaran menulis teks deskripsi berbahasa Lampung

dengan memanfaatkan lingkungan sebagai media Mengonstruksi pengetahuan

siswa sedikit demi sedikit sehingga pengetahuannya bermakna dalam proses

menemukan bertanya masyarakat belajar memberi permodelan melaksanakan

refleksi dalam pembelajaran dan melaksanakan penilaian autentik

5 Prestasi Belajar

a Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi adalah istilah yang diambil dari bahasa Belanda ldquoprestatierdquo yang berarti

hasil usaha Kata prestasi dalam berbagai penggunaan selalu dihubungkan dengan

aktivitas tertentu Prestasi belajar adalah kemampuan nyata yang dapat langsung

diukur dengan tes tertentu dan dapat dihitung hasilnya menurut Zainal dalam

Sagala (2005 101) bahwa ldquoPrestasi merupakan kemampuan siswa yang dapat

dicapai saat dilakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa

terhadap berbagai hal yang pernah dilatihkan diajarkan sudah dapat diperoleh

gambaran yang nyata tentang pencapaian program pembelajaran secara

menyeluruhrdquo

Di samping itu menurut Wittrock dalam Latuheru (1999 46) ldquoprestasi belajar

adalah suatu terminology yang menggambarkan suatu proses perubahan melalui

40

pengalaman Proses tersebut mempersyaratkan perubahan yang relative permanen

berupa sikap pengetahuan informasi kemampuan dan keterampilan melalui

pengalamanrdquo

Skiner dengan teori operant conditioning sebagaimana dikutip Gredler (dalam

Slameto 2003 49) mengatakan bahwa prestasi belajar merupakan respon

tingkah laku yang baru Walaupun Skiner mengatakan demikian namun pada

dasarnya respon yang baru itu sama pengertiannya dengan tingkah laku

pengetahuan sikap keterampilan yang baru

Prestasi menurut Hamalik (198384) adalah perubahan tingkahlaku yang

diharapkan kepada murid setelah diadakan proses belajar mengajar Sedangkan

menurut Yusuf (198224) prestasi adalah tingkatan kepandaian keterampilan yang

telah dicapai setelah melakukan kegiatan pekerjaan atau latihan itu sendiri

Menurut Adi Nugroho prestasi adalah segala jenis pekerjaan yang berasil dan

prestasi itu menunjukkan kecakapan Selanjutnya Purwadarminto menyebutkan

bahwa prestasi adalah hasil yang dicapai sebaik-baiknya menurut kemampuan

anak pada waktu tertentu terhadap hal-hal yang dikerjakan dilakukan

Reigeluth dalam yang sama berpendapat prestasi belajar dapat juga dikatakan

sebagai pengaruh yang memberikan suatu ukuran nilai dari metode (strategi)

alternatif dalam kondisi yang berbeda ada hasilnyata dan diinginkan Hasil nyata

hasil-hasil kehidupan nyata dari menggunakan metode (strategi) spesifik dalam

kondisi yang spesifik pula sedangkan hasil yang diinginkan adalah tujuan-tujuan

(goals) yang umumnya berpengaruh pada pemilihan suatu metode

41

Ini berarti prestasi belajar sangat erat kaitannya dengan metode (strategi) yang

digunakan pada sesuatu kondisi (pembelajaran) tertentu Semakin ketepatan

pemilihan metode atau strategi (pembelajaran) pada suatu kondisi semakin baik

hasil belajar Selanjutnya juga mengatakan secara spesifik hasil belajar adalah

suatu kinerja (peformance) yang diindikasikan sebagai suatu kapabilitas

(kemampuan) yang diperoleh Hasil belajar tersebut selalu dinyatakan dalam

bentuk tujuan-tujuan khusus perilaku (unjuk kerja)

Muhibin (1997141) menyebutkan bahwa prestasi belajar merupakan taraf

keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah dinyatakan

dalam bentuk skor yang diperoleh hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran

tertentu Demikian pula pendapat Albach Arnove dan Kelly (1999201) bahwa

prestasi belajar hanya ukuran keberhasilan di sekolah tidak termasuk keberhasilan

dalam keluarga dan masyarakat Davis dalam Slameto (198521) berpendapat

bahwa prestasi belajar adalah pengetahuan yang diperoleh siswa sebagai hasil dari

pembelajaran

Pendapat-pendapat di atas menunjukkan bahwa prestasi belajar dipergunakan

untuk menyebut berbagai macam hasil kegiatan atau usaha Hal ini sesuai dengan

kenyataan yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari Istilah prestasi

belajar sering digunakan untuk menyebut hasil yang dicapai dalam berbagai

kegiatan misalnya prestasi olahraga prestasi seni prestasi kerja prestasi belajar

prestasi usaha dan sebagainya

42

Berdasarkan uraian di atas prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari

proses belajar mengajar yaitu penguasaan perubahan emosional atau perubahan

tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu Prestasi belajar sering

dipergunakan dalam arti yang sangat luas seperti prestasi belajar dalam ulangan

harian prestasi pekerjaan rumah prestasi belajar tengah semester prestasi akhir

semester dan sebagainya

Cara yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat prestasi belajar adalah

dengan menggunakan tes Tes prestasi dapat digunakan sebagai suatu tes

diagnosis yang dirancang untuk membuktikan mengenai gambaran kelebihan dan

kekurangan siswa

Pada proses pembelajaran prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari

pembelajaran yang meliputi penguasaan perubahan emosional dan perubahan

tingkah laku yang dapat diukur dengan tes objektif maupun tes uraian Dengan

demikian prestasi belajar Bahasa Lampung adalah prestasi belajar siswa pada tes

ujian akhir semester atau pada Konpetensi Dasar pada mata pelajaran Bahasa

Lampung

Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

Bahasa Lampung merupakan tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari

pelajaran Bahasa Lampung di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang

diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi tertentu

Prestasi belajar memiliki beberapa kategori Gagne (19925)

mengklasifikasikannya menjadi lima kategori yakni 1) Intellectual skill 2)

Cognitive strategies 3) Verbal information 4) Motor skill dan 5) Attitudes

43

1) Keterampilan intelektual

Kemampuan ini merupakan keterampilan yang membuat seseorang secara

cakap berinteraksi dengan lingkungan melalui penggunaan lambang-lambang

2) Strategi kognitif

Kemampuan yang mengatur cara bagaimana si belajar mengelola belajarnya

3) Informasi verbal

Kemampuan ini berupa perolehan label atau nama fakta dan pengetahuan yang

sudah tersusun rapi

4) Keterampilan motorik

Kemampuan yang mendasari pelaksanaan perbuatan jasmaniah secara mulus

5) Sikap

Kemampuan yang mempengaruhi pilihan tindakan yang akan diambil

Lebih lanjut Bloom dan kawan-kawan sebagai mana dikutip oleh Degeng dalam

Hamalik (2004 90) mengklasifikasikan prestasi belajar menjadi 3 (tiga) domain

atau ranah yaitu rdquoranah kognitif psikomotor dan afektifrdquo ranah kognitif

menaruh perhatian pada pengembangan kapabilitas dan keterampilan intelektual

ranah psikomotor berkaitan dengan kegiatan-kegiatan manipulatif atau

keterampilan motorik dan ranah efektif berkaitan dengan pengembangan

perasaan sikap nilai dan emosirdquo Ketiga ketegori prestasi belajar itu mempunyai

aspek masing-masing

Kognitif aspek-aspek dari domain ini terdiri dari pengetahuan pemahaman

penerapan analisis sintesis dan evaluasi Afektif domain ini terdiri dari aspek-

aspek penerimaan tanggapan penilaian pengorganisasian dan pengarahan

44

Psikomotorik terdiri dari beberapa aspek kemampuan gerak refleks kemampuan

gerak dasar kemampuan perseptual kemampuan fisik kemampuan gerak

terampil dan kemampuan gerak komunikatif

Dapat diasumsikan bahwa untuk menghasilkan kategori kapabilitas atau kelima

ranah prestasi belajar tersebut sedikitnya banyak ditentukan atau dipengaruhi oleh

faktor internal seperti pengetahuan prasyarat atau kemampuan awal dari masing-

masing kategori hasil belajar yang dimiliki oleh siswa yang berkaitan dengan

kapabilitas atau keterampilan yang sedang dipelajari baru

Gagne (199266) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses untuk

memperoleh motivasi dalam pemngetahuan keterampilan kebiasaan dan tingkah

laku Belajar adalah suatu aktivitas yang melibatkan bukan hanya penguasaan

kemampuan akademik baru saja melainkan juga perkembangan emosional

interksi sosial dan perkembangan kepribadian Menurut Gagne (19923) belajar

adalah perubahan dalam diri manusia atau kemampuan yang berlangsung selama

satu masa waktu yang tidak semata-mata disebabkan oleh perubahan

pertumbuhan

Jenis perubahan yang dimaksud dalam belajar ini meliputi perubahan tingkah laku

setelah siswa mendapatkan berbagai pengalaman dalam proses pembelajaran

Pengalaman tersebut akan menyebabkan proses perubahan pada diri sibelajar

dengan kata lain bahwa proses belajar senantiasa merupakan perubahan

tingkahlaku dan terjadi karena pengalaman

45

Yang dimaksud prestasi belajar siswa dalam penelitian ini adalah prestasi yang

ditunjukkan siswa setelah dilakukan pembelajaran jika prestasi belajar mengalami

peningkatan maka siswa dapat dinyatakan mencapai prestasi belajar atau

mengalami peningkatan setelah mengalami belajar jika tidak prestasi belajar tidak

tercapai atau belum tuntas

Memperhatikan pernyatan tersebut belajar merupakan upaya siswa untuk

memahami materi ajar yaitu menulis deskripsi bahasa Lampung sesuai dengan

aturan penulisan atau kaidah bahasa diharapkan siswa memiliki pengetahuan dan

kemampuan dan dapat mengaplikasikan serta melaksanakan nilai positif dalam

kehidupan sehari-hari Dipahaminya suatu ilmu dalam proses pembelajaran akan

tercermin melalui hasil evaluasi Penggunaan pendekatan CTL media dan alat

belajar yang tepat dalam pembelajaran akan sangat membantu siswa belajar

Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa penggunaan pendekatan media dan alat

dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi hasil belajar siswa dapat menjadi

aktif belajar berkolaborasi dan belajar dalam waktu yang telah ditentukan pesan

dapat disalurkan dapat merangsang berpikir perhatian minat siswa sehingga

proses belajar berlangsung dengan baik Pemahaman siswa terhadap materi

mengarah pada tercapainya tujuan pembelajaran dan mencapai prestasi yang

tinggi

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

adalah berupa pengetahuan keterampilan nilai dan sikap sesuai tujuan atau

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diharapkan diperoleh setelah melalui proses pembelajaran

46

Pretasi belajar yang dimaksudkan peneliti adalah perolehan dari proses

pembelajaran yang mencakup ranah kognitif afektif dan psikomotorik mencapai

lebih besar atau sama dengan KKM pelajaran bahasa Lampung dari tujuan

pembelajaran yang diturunkan dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diperoleh siswa melalui interaksi dengan lingkungan belajar

dan suatu kondisi pembelajaran materi menulis deskripsi yang dirancang guru

sebagai fasilitator

c Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal

Standar nasional Pendidikan (Depdiknas 2008 5) menyatakan bahwa Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) adalah kriteria tertentu yang digunakan untuk

menentukan kelulusan peserta didik KKM ditentukan oleh kelompok guru mata

pelajaran pada awal tahun pelajaran dan menjadi acuan bagi pendidik dan peserta

didik KKM setiap standar kompetensi merupakan rata-rata KKM kompetensi

dasar KKM setiap kompetensi dasar merupakan rata-rata KKM dari indikator

yang terdapat dalam kompetensi dasar tersebut Penentuan KKM didasarkan pada

tiga unsur

Pertama Tingkat kompleksitas Kesulitan kerumitan setiap indikator

kompetensi dasar dan standar kompetensi yang harus dicapai peserta didik Suatu

indikator dikatakan memliliki tingkat kompleksitas tinggi apabila dalam

pencapaiannya didukuoleh sekurang-kurangnya satu dari sejumlah kondisi sebagai

berikut

1) Guru yang memahami dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan

pada peserta didik

47

2) guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang

bervariasi

3) Guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang

diajarkan

4) Peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi

5) Peserta didik yang cakap terampil menerapkan monsep

6) Peserta didik yang cermat kreatif dan inovatif dalam penyelesaian tugas

pekerjaan

7) Waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena memiliki

tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi sehingga dalam proses

pembelajarannya memerlukan pengulangan latihan

8) Tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar peserta

didik dapat mencapai ketuntasan belajar

Kedua Kemampuan daya pendukung meliputi a Sarana dan prasarana

peendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dicapai peserta

didik seperti perpustakaan laboratorium dan alat bahan untuk proses

pembelajaran b Ketersediaan tenaga manajemen sekolah dan kepedulian

stakeholders sekolah

Ketiga Tingkat Kemampuan (intake) rata-rata peserta didik di sekolah yang

bersangkutan Penetapan intake di kelas V dapat didasarkan pada nilai prestasi

rata-rata siswa saat kenaikan kelas atau dikelas sebelumnya yaitu kelas IV

KKM mulok Bahasa Lampung kelas V sesuai yang telah ditetapkan dalam

Kurikulum Sekolah atau KTSP SDN 1 Sukarame Dua Bandar Lampung Tahun

48

Pelajaran 20092010 adalah 65 KKM ini akan dijadikan tolak ukur evaluasi

keberhasilan siswa belajar apakah siswa telah mencapai ketuntasan atau belum

baik secara individual maupun secara klasikal

B Teori Belajar Bahasa dan Pembelajaran

1 Hakikat Belajar Bahasa

Dalam teori belajar konstruktivistik dikemukakan bahwa pembelajaran sebagai

proses mengkonstruksi pengetahuan yang menghubungkan yang sudah ada

dengan yang dipelajari Seperti dijelaskan Paul Suparno dalam Sardiman (2006

175) belajar merupakan proses aktif dari subyek belajar untuk mengkonstuksi

makna sesuatu entah itu teks kegiatan dialog pengalaman fisik dan lain-lain

Belajar merupakan mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau

bahkan yang dipelajarinya dengan pengertian yang sudah di miliki sehingga

pengertiannya menjadi berkembang

Guru sebagai pemrakarsa harus memberi peluang yang optimal bagi siswa Niat

dan kendali belajar sepenuhnya ada pada siswa (Budiningsih 2005 59))

Sehingga guru tidak mentransfer pengetahuan yang dimiliki melainkan membantu

siswa membentuk pengetahuannya sendiri Menurut teori konstruktivisme prinsip

yang paling penting dalam psikologi pendidikan bahwa guru tidak hanya sekedar

memberikan pengetahuan kepada siswa Siswa harus membangun sendiri

pengetahuan di benaknya Guru dapat memberi kemudahan untuk proses ini

dengan memberi kesempatan siwa untuk menentukan atau menerapkan ide-ide

mereka sendiri dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan

strategi mereka sendiri Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa

49

siswa ke pemahaman yang lebih tinggi dengan catatan siswa sendiri yang harus

memanjat anak tangga tersebut (Nur 1998 8)

Cunstruktivism approach is a view that emphasizes the active role of learner in

building understanding and making sesnse of information (Woodfolk 2004 313)

Konstruktivisme belajar menekankan pada peran aktif si belajar (learner) dalam

membangun pemahaman dan memakai suatu informasi Konstruktivis

memfokuskan pada peran siswa secara individu untuk membangun struktur

kognitif mereka ketika menginterpretasikan pengalaman-pengalaman pada situasi

belajar tertentu

Lebih lanjut Bruner dalam Sagala (2005 218) menjelaskan inti dari belajar

adalah cara-cara bagaimana orang memilih mempertahankan dan

mentransformasi secara efektif Dalam proses belajar ada 3 fase yaitu (1)

Informasi dalam tiap pelajaran kita memperoleh informasi ada yang menambah

pengetahuan yang telah kita miliki ada yang memperluas dan memperdalamnya

ada pula yang bertentangan dengan apa yang telah kita ketahui sebelumnya (2)

Transformasi informasi harus dianalisis diubah atau ditransformasi ke dalam

bentuk yang lebih abstrak atau konseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal

yang lebih luas (3) Evaluasi kemudian kita nilai hingga pengetahuan yang

diperoleh itu dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain

Masih dalam yang sama Piaget seorang psikolog Swiss berpendapat bahwa

belajar mengandung makna sebagai perubahan stuktural yang saling melengkapai

antara asimilasi dan akomodasi dalam proses menyusun kembali dan mengubah

apa yang telah diketahui melalui belajar

50

Hal ini didukung pula oleh Gagne dalam Slameto (2003 122) menjelaskan

ldquoBelajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia

belajar bisa terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi

ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya

(peformance-nya) berubah dari waktu ke waktu dan berkeyakinan bahwa

belajar dipengaruhi faktor dari dalam diri dan dari luar dimana keduanya

berinteraksirdquo

Senada dengan tersebut Merrill dan Smorgansbord dalam Yulaelawati (2004

122) menyatakan bahwa

belajar merupakan proses pembangunan pengetahuan berdasarkan

pengalaman atau pengetahuan yang telah ada sebelumnya belajar

merupakan penafsiran seseorng tentang dunia Belajar merupakan proses

yang aktif dimana pengetahuan dikembangkan berdasarkan pengalaman

dan perundingan (negoisasi) makna melalui berbagai informasi atau

mencari kesepakatan dari berbagai pandangan melalui interaksi atau

kerjasama dengan orang lain Belajar perlu disituasikan dalam latar

(seting) yang nyata

Kemudian menurut Gredler dalam Dimyati (1999 72) belajar adalah proses

seseorang memperoleh berbagai kecakapan keterampilan dan sikap menurut

Winkel dalam yang sama belajar merupakan suatu aktivitas mental psikis yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman keterampilan dan nilai

sikap Perubahan ini bersifat relative konstan dan berbekas

Aktivitas belajar menurut Djamarah dalam Sagala (2005 216) bahwa belajar

adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar dan bertujuan dimana tujuan

dalam belajar terjadinya suatu perubahan dalam individu yaitu perubahan tingkah

laku Schuman penganut konstruktif dalam yang sama mengemukakan dengan

dasar pemikiran bahwa semua orang membangaun pandangannya terhadap dunia

51

melalui pengalaman individual atau skema konstruktif menekankan pada

menyiapkan peserta didik untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam

situasi yang tidak tentu atau ambigius

Pandangan yang mampu mengakomodasi sociocultural-revolution dalam buku

Teori Belajar dan Pembelajaran dalam Budiningsih (2005 123) Vigotsky

mengatakan bahwa jalan pikiran seseorang harus dimengerti dari latar sosial-

budayanya dan sejarahnya Artinya untuk memahami pikiran seseorang bukan

dengan cara menelusuri apa yang ada di otaknya dan pada kedalaman jiwanya

melainkan dari asal usul tindakan sadarnya dari interaksi sosial yang dilatari oleh

sejarah hidupnya Interaksi sosial berkaitan erat dengan aktivitas-aktivitas dan

bahasa yang dipergunakan Ditemukan adanya jaringan erat luas dan kompleks di

dalam dan di antara keluarga-keluarga

Jaringan tersebut berkembang atas dasar confianza yang membentuk kondisi

sosial sebagai tempat penyebaran dan pertukaran pengetahuan keterampilan dan

nilai-nilai sosial budaya anak memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui

interaksi sosial sehari-hari Pandangan teori ini menempatkan inter mental atau

lingkungan sosial sebagai faktor primer dan konstitutif terhadap pembentukan

pengetahuan serta perkembangan kognitif seseorang

Di samping itu Piaget dalam yang sama menyatakan bahwa belajar lebih banyak

ditentukan karena adanya karsa individu perkembangan kognitif merupakan suatu

proses genetik yaitu proses yang didasrkan atas mekanisme biologis dalam bentuk

perkembangan sistem syaraf makin bertambah umur seseorang makin

komplekslah susunan sel syarafnya dan makin meningkat pula kemampuannyardquo

52

Dari beberapa teori konstruktivisme di atas belajar adalah merupakan kegiatan

aktif dimana sibelajar membangaun sendiri pengetahuannya subyek belajar juga

mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari dan merupakan proses

bagaimana menjadi tahu tentang sesuatu proses belajar bukanlah memindahkan

pengetahuan dari guru ke siswa tetapi sesuatu kegiatan yang memungkinkan

siswa merekonstruksi sendiri pengetahuannya

Belajar merupakan usaha manusia dalam rangka merubah pola pikir dan tingkah

lakunya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman dan interaksi dengan

lingkungan sekitarnya sehingga terjadi perubahan keterampilan pemahaman

pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat permanen dan membekas diharapkan

dapat hidup mandiri karena untuk membangun suatu pengetahuan baru siswa

akan menyesuaikan informasi baru atau pengetahuan yang disampaikan dengan

pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki melalui berinteraksi sosial

dengan peserta didik lain atau guru dan sumber belajar

Selanjutnya dapat juga dirumuskan bahwa belajar merupakan usaha manusia

dalam rangka merubah pola pikir dan tingkahlakunya berdasarkan pengetahuan

pengalaman dan interaksi dengan lingkungan sekitarnya Dengan terjadinya

perubahan keterampilan pemahaman pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat

permanen dan membekas diharapkan dapat hidup mandiri tidak tergantung pada

orang lain

Belajar yang dimaksudkan penulis adalah belajar menulis deskripsi dalam bahasa

lampung siswa mengkonstruksi sendiri informasi yang akan disampaikan melalui

tulisannya setelah mengamati lingkungan sekitar

53

b Hakikat Pembelajaran Bahasa

Sagala (2005 176) menyatakan bahwa pembelajaran ialah membelajarkan siswa

menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu

utama keberhasilan pendidikan Pembelajaran menurut Corey (1998 91) adalah

suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk

memungkinkan ia turut serta dalam tingkahlaku tertentu dalam kondisi khusus

atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu pembelajaran merupakan

subset khusus dari pendidikan Menurut Burton dalam Sagala (2005 213)

pembelajaran adalah upaya memberikan stimulus bimbingan pengarahan dan

dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar

Vigotsky dalam Budiningsih (2005 103) menyatakan dalam kegiatan

pembelajaran hendaknya anak memperoleh kesempatan yang luas untuk

mengembangkan zona perkembangan proximalnya atau potensi melalui belajar

dan berkembang guru perlu menyediakan berbagai jenis dan tingkatan bantuan

(helps) cognitive scaffolding yang dapat memfasilitasi anak agar mereka dapat

memecahkan permasalahan yang dihadapinya Bantuan dapat dalam bentuk

contoh pedoman bimbingan orang lain atau teman yang lebih kompeten

Bentuk-bentuk pembelajaran kooperatif kolaboratif serta belajar kontekstual

sangat tepat digunakan

Zona perkembangan proksimal menurutnya perkembangan kemampuan seseorang

dapat dibedakan kedalam dua tingkat yaitu tingkat aktual dan potensial tingkat

perkembangan aktual tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan

tugas-tugas atau memecahkan berbagai masalah secara mandiri (intramental)

54

sedangkan potensial kemampuan kemampuan memecahkan masalah dan

menyelesaikan tugas-tugas ketika di bawah bimbingan orang dewasa atau ketika

berkolaborasi dengan teman sebaya yang lebih kompeten (intermental)

Berdasarkan beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan pembelajaran

merupakan pengorganisasian aktivitas siswa dalam arti peran guru bukan semata-

mata memberikan informasi melainkan juga mengarahkan memotivasi dan

memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the learning) agar proses

belajar lebih memadai Pembelajaran juga mengandung arti setiap kegiatan

dirancang untuk membantu dalam mempelajari sesuatu kemampuan atau nilai

Yuelawati E (2004 121) mengutip pepatah Cina bahwa membaca

mendengar dan melihat belum cukup dalam belajar pembelajaran yang

melibatkan peserta didik untuk mengalami dan membicarakan bahan

tertentu pada orang lain dapat lebih bermakna dalam belajar terlebih lagi

bila peserta didik mempunyai kesempatan untuk mengajarkan

pengetahuannya terhadap peserta didik lain yang bersumber

Keberhasilan pembelajaran Kerucut Dale disebutkan bahwa keberhasilam

peembelajaran adalah sebagai berikut

1) Apa yang kita baca 10

2) Apa yang kita dengar 20

3) Apa yang kita lihat 30

4) Apa yang kita dengar dan lihat 50

5) Apa yang kita bicarakan dengan orang lain 70

6) Apa yang kita alami sendiri 80

7) Apa yang kita ajarkan kepada orang lain 95

55

Pembelajaran bahasa yang dimaksud adalah pembelajaran tentang menulis

deskripsi bahasa Lampung kelas V SD pembelajaran ini dirancang menggunakan

pendekatan Pembelajaran CTL khususnya untuk meningkatkan aktivitas belajar

bahasa Lampung dan sebagai bentuk nyata pelaksanaan tugas guru dalam hal

kegiatan belajar di Sekolah Dasar tentunya kondisi belajar yang aktif dan

menyenangkan

Hakikat belajar bahasa Lampung yang dimaksudkan dalam penelitian ini guru

akan merancang pembelajaran menggunakan pendekatan komunikatif integratif

siswa diharapkan dapat mendeskripsikan apa yang diamatinya Proses

pembelajaran mengkondisikan siswa untuk melakukan pengamatan kemudian

menemukan hal yang diamati mengindentifikasikan menentukan lalu

mengungkapkan apa yang diamatinya dalam tulisan deskriptif sehingga proses

belajar berlangsung aktif dan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan

Dalam Standar Kelulusan BSNP 2006 sesuai Permen No 22 tahun 2005 Standar

Kompetensi Lulusan pendidikan dasar meliputi SD MISDLB Paket A dan SMP

MTs SMPLB bertujuan meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan kepribadian

akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

lebih lanjut

Adapun Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) SD

MISDLB Paket A selengkapnya adalah (a) Menjalankan ajaran agama yang

dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak (b) Mengenal kekurangan dan

kelebihan diri sendiri (c) Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku di

lingkungannya (d) Menghargai keberagaman agama budaya suku ras dan

56

golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya (e) Menggunakan informasi

tentang lingkungan sekitar secara logis kritis dan kreatif (f) Menunjukkan

kemampuan berfikir logis kritis dan kreatif dengan bimbingan guru pendidik (g)

Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya (h)

Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan

sehari-hari (i) Menunjukkan kemampuan menggali gejala alam dan sosial di

lingkungan sekitar (j) Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap

lingkungan (k) Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa negara

dan tanah air Indonesia (l) Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan

seni dan budaya lokal (m) Menunjukkan kebiasaan hidup bersih sehat bugar

aman dan memanfaatkan waktu luang (n) Berkomunikasi secara jelas dan santun

(0) Bekerja sama dengan kelompok tolong menolong dan menjaga diri sendiri

dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya (p) Menunjukkan kegemaran

membaca dan menulis (q) Menunjukkan keterampilan menyimak berbicara

membaca menulis dan berhitung

c Hakikat Pendidikan

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat Setiap manusia membutuhkan

pendidikan sampai kapan dan dimanapun ia berada Pendidikan sangat penting

artinya sebab tenpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan

terbelakang Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk

menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing disamping

memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik

57

Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 menyatakan pendidikan sebagai usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri kepribadian kecerdasan akhlak

mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan

negara

Menurut pragmatisme pendidikan merupakan suatu proses reorganisasi dan

rekonstruksi dari pengalaman-pengalaman individu Baik anak maupun orang

dewasa selalu belajar dari pengalamannya (Sadulloh 2003 125) Sedangkan

Suhasno et all (1991 3) menyatakan bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai

suatu proses pertumbuhan yang menyesuaikan dengan lingkungan Suatu

pengarahan dan bimbingan yang diberikan kepada anak dalam pertumbuhannya

Suatu usaha sadar untuk menciptakan suatu keadaan atau situasi tertentu yang

dikehendaki oleh masyarakat serta suatu pembentukan kepribadian kemampuan

anak dalam menuju kedewasaan

Lima pilar pendidikan sekarang dan masa depan yang dicanangkan oleh UNESCO

yang perlu dikembangkan oleh lembaga pendidikan formal yaitu (1) learning to

know (belajar untuk mengetahui) (2) learning to do (belajar untuk melakukan

sesuatu) dalam hal ini kita dituntut untuk terampil dalam melakukan sesuatu (3)

learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) (4) learning to live together

(belajar untuk menjalani kehidupan bersama) dan (5) learning to trust in God

(belajar untuk bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa)

58

Realisasi ldquolearning to knowrdquo dapat diterapkan dengan memposisikan guru sebagai

fasilitator Disamping itu guru dituntut untuk dapat berperan sebagai teman

sejawat dalam berdialog dengan siswa dalam mengembangkan penguasaan

pengetahuan maupun ilmu tertentu

Learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu) akan bisa berjalan jika di

sekolah memfasilitasi siswa untuk mengaktualisasi keterampilan yang dililikinya

serta bakat dan minatnya Walaupun bakat dan minat anak banyak dipengaruhi

unsur kerturunan namun tumbuh berkembangnya bakat dan minat tergantung

pada lingkungannya Keterampilan dapat digunakan untuk menopang kehidupan

seseorang bahkan keterampilan lebih dominan daripada penguasaan pengetahuan

dalam mendukung keberhasilan kehidupan seorang

Learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) erat hubungannya dengan bakat

dan minat perkembangan fisik dan kejiwaan tipologi pribadi anak serta kondisi

lingkungannya Bagi anak yang agresif proses perkembangan diri akan berjalan

bila diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi Sebaliknya bagi anak yang

pasif peran guru sebagai pengarah sekaligus fasilitator sangat dibutuhkan untuk

pengembangan diri siswa secara maksimal

Kebiasaan hidup bersama saling menghargai terbuka memberi dan memenerima

(take and give) perlu ditumbuhkembangkan Kondisi seperti ini memungkinkan

terjadinya proses ldquolearning to live togetherrdquo (belajar untuk menjalani kehidupan

bersama) Penerapan pilar keempat ini dirasakan makin penting dalam era

globalisasi era persaingan global Perlu pemupukan sikap saling pengertian antar

ras suku dan agama agar tidak menimbulkan berbagai pertentangan yang

59

bersumber pada hal tersebut Selain empat pilar diatas dalam Undang-Undang RI

No 20 BAB II Pasal 3 Sistem Pendidikan Nasional pemerintah Indonesia

memandang perlu menjadikan peserta didik menjadi manusia yang bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab

sehingga perlu ditambah pilar kelima yaiturdquo learning to trust in Godrdquo

C Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan sebagai pembanding dan dapat digunakan untuk

meningkatkan kualitas penelitian adalah sebagai berikut

1 Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA melalui Pendekatan

Kontekstual Siswa Kelas VI Sekolah Tunas Mekar Bandar Lampung

20082009

1) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6 Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus 3 Pada

Siklus I nilai rata-rata siswa kelas 6A adalah 7179 Pada Siklus II nilai

rata-rata siswa kelas 6A adalah 7662 yang berarti meningkat 673 pada

kelas 6A dari nilai rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa

kelas 6A adalah 7832 yang berarti mengalami peningkatan sebesar 22

pada kelas 6A dari Siklus II atau mengalami peningkatan 901 pada

kelas 6Adari Siklus I pembelajarn IPA dengan Pembelajaran Kontekstual

Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang signifikan pada siklus I

pada kelas 6A hanya terdapat 14 atau 6087 siswa yang mencapai

ketuntasan sedangkan pada siklus III terdapat 23 siswa atau 100 siswa

60

yang mencapai ketuntasan yang berarti mengalami peningkatan sebesar

6429

2) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6B Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus III Pada

Siklus I nilai rata-rata 6B adalah 7222 Pada Siklus II nilai rata-rata siswa

kelas 6B adalah 7865 yang berarti meningkat 890 pada kelas 6B dari nilai

rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa 6B adalah 7946 yang

berarti mengalami peningkatan sebesar 103 dari Siklus II atau

mengalami peningkatan 1003 dari Siklus I pembelajarn IPA dengan

Pembelajaran Kontekstual Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang

signifikan pada siklus I pada kelas 6B hanya terdapat 14 atau 6087

siswa yang mencapai ketuntasan sedangkan pada siklus III masing-masing

terdapat 23 siswa atau 100 siswa yang mencapai ketuntasan yang berarti

mengalami peningkatan sebesar 6429

Berdasarkan penelitian tersebut ternyata prestasi belajar dapat ditingkatkan

melalui pendekatan pembelajaran CTL walaupun pada mata pelajaran IPA

Hal ini memungkinkan terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa

pembelajaran bahasa termasuk prestasi belajar menulis deskripsi

berbahasa Lampung

2 Jurnal Teknologi Pendidikan Unila Volume 04 No 03- Maret 2008 Penelitian

Nuraeni Erdawati dengan judul Penerapan Strategi Contextual Teaching and

Learning (CTL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) SD Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada

61

tiap siklus serta peningkatan aktivitas belajar siswa Pembelajaran

menerapkan pendekatan CTL dapat dijadikan sebagai alternatif penerapan

model pembelajaran IPS terutama pada materi peta tematik keragaman

kenampakan alam dan buatan

Merujuk hasil penelitian tersebut ternyata prestasi belajar IPS dapat

ditingkatkan melalui pendekatan pembelajaran CTL Hal ini memungkinkan

terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa pada pembelajaran bahasa

termasuk prestasi belajar menulis deskripsi berbahasa Lampung kelas V SDN

1 Sukarame Dua Bandar Lampung

Page 25: II. KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Menulis Deskripsi ...digilib.unila.ac.id/20091/3/BAB II.pdf · yang bertalian dengan usaha penulis untuk memberikan perincian dari ... Syarat-syarat

35

media pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam tiga golongan

Pertama adalah alat-alat yang merupakan benda sebenarnya yang

memberi pengalaman langsung dan nyata Kedua alat-alat yang

merupakan benda pengganti yang seringkali dalam bentuk tiruan dari

benda sebenarnya memberikan pengalamannbuatan atau tidak langsung

Ketiga bahasa lisan maupun tertulis memberikan pengalaman melalui

berbahasa

Secara umum peranan media dalam proses pembelajaran dapat

a menghemat waktu belajar

b memudahkan pemahaman

c meningkatkan perhatian siswa

d meningkatkan aktivitas siswa

e mempertinggi daya ingat siswa

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas bahwa media pembelajaran adalah segala

sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima

serta dapat merangsang pikiran perasaan perhatian dan kemauan si belajar

sehingga dapat memotivasi terjadinya belajar yang baik dengan sengaja

bertujuan dan terkendali Media pembelajaran sebagai salah satu komponen

sumber dan merupakan bagian integral dari keseluruhan komponen pembelajaran

menempati posisi yang penting dan akan turut menentukan keberhasilan

penyelenggaraan pembelajaran

Pada kenyataannya pengembangan dan penerapan media pembelajaran

diharapkan dapat memotivasi belajar terhadap pembelajaran sehingga berdampak

pula pada peningkatan hasil belajarnya Selaras dengan perkembangan ilmu

pengetahuan maka guru harus mampu mengembangkan media pembelajaran

secara bervariasi baik yang dirancang khusus (by design) maupun dengan

36

memanfaatkan (by utilization) sejumlah media yang telah ada Dengan demikian

media pendidikan dan media pengajaran dirangkum saja dengan media

pembelajaran

Kegunaan media dalam pembelajaran menurut Miarso (2005 536)

(a) Media mampu memberikan rangsangan yang bervariasi kepada otak

kita sehingga otak kita dapat berfungsi secara optimal (b) Media dapat

mengatasi keterbatasan pengamatan yang dimiliki oleh siswa (c) Media

dapat melampaui batas ruang kelas (d) Media memungkinkan adanya

interaksi langsung antara siswa dan lingkungan (e) Media menghasilkan

keseragaman pengamatan (f) Media membangkitkan keinginan dan minat

baru (g) Media membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar

(h) Media memberikan pegalaman yang integral menyeluruh dari sesuatu

yang konkret maupun yang abstrak (i) Media memberikan kesempatan

untuk belajar mandiri (j) Media meningkatkan keterbacaan baru

(membedakan dan menafsirkan objek) (k) Media mampu meningkatkan

efek sosialisasi (l) Meningkatkan kemampuan ekspresi diri guru maupun

siswa

Kriteria pemilihan media menurut Arsyad (2005 39) sebagai berikut (a) sesuai

dengan tujuan yang ingin dicapai (b) tepat untuk mendukung isi pelajaran yang

sifatnya fakta konsep prinsip atau generalisasi (c) praktis luwes dan bertahan

(d) guru trampil menggunakannya (e) pengelompokan sasaran (f) mutu teknis

(memiliki persyaratan teknis yang tertentu)

Tiga kategori media menurut Haney dan Ullmer yang dikutip Miarso (200525)

yaitu

(1) Media Penyaji Grafis bahan cetak dan gambar diam Proyeksi diam

Audio kaset Audio ditambah visual diam Gambar hidup film Televisi

Multi media (2) Media Objek Objek sebenarnya alami (hidup dan tak

hidup) buatan gedung mesin-mesin alat-alat komunikasi jaringan

transportasi dan semua benda yang dibuat Objek pengganti replika

model dan benda tiruan (3) Media Interaktif memperhatikan penyajian

objek dan berinteraksi (internet komputer)

37

Media yang akan digunakan dalampenelitian ini adalah media objek sebenarnya

alami hidup dan tak hidup yang terdapat di lingkungan sekitar sekolah yaitu

sugai gunung kebun pantai dan benda-benda tak hidup lainnya

4 Pembelajaran Menulis Deskripsi Berbahasa Lampung Menggunakan CTL

Bahasa Lampung adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat penuturnya

yaitu suku Lampung dalam berkomunikasi dan mengaktualisasikan diri dalam

kehidupan sehari-hari Pakar linguistik deskriptif biasanya mendefinisikan bahasa

sebagai satu sistem lambang bunyi yang bersifat arbiter kemudian lazim ditambah

dengan yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat untuk berinteraksi

dan mengidentifikasikan dirirdquo (Chaer 1997 68) Nababan (1999 96)

mengemukakan bahwa bahasa memiliki empat fungsi yaitu fungsi kebudayaan

kemasyarakatan perorangan dan pendidikan

Fungsi kebudayaan meliputi tiga hal yaitu pelestarian kebudayaan

pengembangan kebudayaan dan inventarisasi ciri-ciri kebudayaan Fungsi

kemasyarakatan meliputi ruang lingkup dan bidang pemakaian Fungsi perorangan

meliputi fungsi instrumental kepribadian pemecahan masalah khayalan dan

informatif Fungsi pendidikan meliputi fungsi integratif instrumental kultural dan

penalaran

Fungsi dan tujuan pembelajaran bahasa Lampung untuk membelajarkan siswa

didik dalam belajar bahasa Lampung dan berfungsi memberikan kemampuan

menggunakan bahasa Lampung bagi kepentingan berpikir merasa dan

38

berkomunikasi dalam kehidupan budaya masa kini sebagai lanjutan dari

kehidupan masa lalu dengan memperhatikan peristiwa penggunaannya

Pada proses pembelajaran berlangsung guru memotivasi siswa melakukan

pengamatan terhadap gambar kemudian mengungkapkan hasil pengamatannya

melalui deskripsi Siswa menulis deskripsi sesuai dengan kaidah bahasa

Lampung baik ejaan struktur maupun kosa kata Dengan demikian pembelajaran

dalam terlaksana dengan mengoptimalkan masyarakat belajar dalam pembelajaran

bahasa Lampung dengan pendekatan CTL

Pembelajaran bahasa Lampung meliputi pengenalan pemahaman dan

keterampilan mencakup unsur bahasa Lampung (Depdikbud Provinsi Lampung

2003 16) yaitu

a) Lafal dan ejaan yang berkenaan dengan lafal yang baik dan ejaan yang

sesuai dengan pedoman Ejaan Bahasa Lampung

b) Struktur yang berkenaan dengan bebtuk kata frase dan kalimat Bahasa

Lampung yang baik dan yang diterima bukan teoritis

c) Kosa kata yang berkenaan dengan kata-kata bahasa lampung dari berbagai

lingkungan kehidupan yang diperlukan sebagai alat berpikir merasa dan

berkomunikasi dengan lancar

d) Wacana berkenaan dengan karangan jenis narasi deskripsi eksposisi

argumentasi dan drama

Lebih lanjut dijelaskan pokok-pokok bahasan pembelajaran mencerminkan

kegiatan berbahasa dalam bahasa Lampung khususnya menulis adalah

pembelajaran menulis untuk mengomunikasikan gagasan perasaan dan pesan

dengan bahasa Lampung secara tertulis baik dalam bentuk prosa atau puisi

maupun dalam berbagai jenis karangan seperti pada karangan deskripsi berbahasa

Lampung

39

Pembelajaran menulis disesuaikan dengan ketentuan menulis Hamer (1999 48)

mengatakan bahwa dalam keterampilan menulis harus diperhatikan beberapa hal

misalnya penyusunan kalimat menjadi paragraf bagaimana paragraf digabungkan

dan dikelompokan sehingga menjadi tulisan yang koheren Penerapan

pembelajaran pendekatan kontekstual (CTL) dalam penelitian ini adalah guru

mendesain proses pembelajaran menulis teks deskripsi berbahasa Lampung

dengan memanfaatkan lingkungan sebagai media Mengonstruksi pengetahuan

siswa sedikit demi sedikit sehingga pengetahuannya bermakna dalam proses

menemukan bertanya masyarakat belajar memberi permodelan melaksanakan

refleksi dalam pembelajaran dan melaksanakan penilaian autentik

5 Prestasi Belajar

a Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi adalah istilah yang diambil dari bahasa Belanda ldquoprestatierdquo yang berarti

hasil usaha Kata prestasi dalam berbagai penggunaan selalu dihubungkan dengan

aktivitas tertentu Prestasi belajar adalah kemampuan nyata yang dapat langsung

diukur dengan tes tertentu dan dapat dihitung hasilnya menurut Zainal dalam

Sagala (2005 101) bahwa ldquoPrestasi merupakan kemampuan siswa yang dapat

dicapai saat dilakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa

terhadap berbagai hal yang pernah dilatihkan diajarkan sudah dapat diperoleh

gambaran yang nyata tentang pencapaian program pembelajaran secara

menyeluruhrdquo

Di samping itu menurut Wittrock dalam Latuheru (1999 46) ldquoprestasi belajar

adalah suatu terminology yang menggambarkan suatu proses perubahan melalui

40

pengalaman Proses tersebut mempersyaratkan perubahan yang relative permanen

berupa sikap pengetahuan informasi kemampuan dan keterampilan melalui

pengalamanrdquo

Skiner dengan teori operant conditioning sebagaimana dikutip Gredler (dalam

Slameto 2003 49) mengatakan bahwa prestasi belajar merupakan respon

tingkah laku yang baru Walaupun Skiner mengatakan demikian namun pada

dasarnya respon yang baru itu sama pengertiannya dengan tingkah laku

pengetahuan sikap keterampilan yang baru

Prestasi menurut Hamalik (198384) adalah perubahan tingkahlaku yang

diharapkan kepada murid setelah diadakan proses belajar mengajar Sedangkan

menurut Yusuf (198224) prestasi adalah tingkatan kepandaian keterampilan yang

telah dicapai setelah melakukan kegiatan pekerjaan atau latihan itu sendiri

Menurut Adi Nugroho prestasi adalah segala jenis pekerjaan yang berasil dan

prestasi itu menunjukkan kecakapan Selanjutnya Purwadarminto menyebutkan

bahwa prestasi adalah hasil yang dicapai sebaik-baiknya menurut kemampuan

anak pada waktu tertentu terhadap hal-hal yang dikerjakan dilakukan

Reigeluth dalam yang sama berpendapat prestasi belajar dapat juga dikatakan

sebagai pengaruh yang memberikan suatu ukuran nilai dari metode (strategi)

alternatif dalam kondisi yang berbeda ada hasilnyata dan diinginkan Hasil nyata

hasil-hasil kehidupan nyata dari menggunakan metode (strategi) spesifik dalam

kondisi yang spesifik pula sedangkan hasil yang diinginkan adalah tujuan-tujuan

(goals) yang umumnya berpengaruh pada pemilihan suatu metode

41

Ini berarti prestasi belajar sangat erat kaitannya dengan metode (strategi) yang

digunakan pada sesuatu kondisi (pembelajaran) tertentu Semakin ketepatan

pemilihan metode atau strategi (pembelajaran) pada suatu kondisi semakin baik

hasil belajar Selanjutnya juga mengatakan secara spesifik hasil belajar adalah

suatu kinerja (peformance) yang diindikasikan sebagai suatu kapabilitas

(kemampuan) yang diperoleh Hasil belajar tersebut selalu dinyatakan dalam

bentuk tujuan-tujuan khusus perilaku (unjuk kerja)

Muhibin (1997141) menyebutkan bahwa prestasi belajar merupakan taraf

keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah dinyatakan

dalam bentuk skor yang diperoleh hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran

tertentu Demikian pula pendapat Albach Arnove dan Kelly (1999201) bahwa

prestasi belajar hanya ukuran keberhasilan di sekolah tidak termasuk keberhasilan

dalam keluarga dan masyarakat Davis dalam Slameto (198521) berpendapat

bahwa prestasi belajar adalah pengetahuan yang diperoleh siswa sebagai hasil dari

pembelajaran

Pendapat-pendapat di atas menunjukkan bahwa prestasi belajar dipergunakan

untuk menyebut berbagai macam hasil kegiatan atau usaha Hal ini sesuai dengan

kenyataan yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari Istilah prestasi

belajar sering digunakan untuk menyebut hasil yang dicapai dalam berbagai

kegiatan misalnya prestasi olahraga prestasi seni prestasi kerja prestasi belajar

prestasi usaha dan sebagainya

42

Berdasarkan uraian di atas prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari

proses belajar mengajar yaitu penguasaan perubahan emosional atau perubahan

tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu Prestasi belajar sering

dipergunakan dalam arti yang sangat luas seperti prestasi belajar dalam ulangan

harian prestasi pekerjaan rumah prestasi belajar tengah semester prestasi akhir

semester dan sebagainya

Cara yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat prestasi belajar adalah

dengan menggunakan tes Tes prestasi dapat digunakan sebagai suatu tes

diagnosis yang dirancang untuk membuktikan mengenai gambaran kelebihan dan

kekurangan siswa

Pada proses pembelajaran prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari

pembelajaran yang meliputi penguasaan perubahan emosional dan perubahan

tingkah laku yang dapat diukur dengan tes objektif maupun tes uraian Dengan

demikian prestasi belajar Bahasa Lampung adalah prestasi belajar siswa pada tes

ujian akhir semester atau pada Konpetensi Dasar pada mata pelajaran Bahasa

Lampung

Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

Bahasa Lampung merupakan tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari

pelajaran Bahasa Lampung di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang

diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi tertentu

Prestasi belajar memiliki beberapa kategori Gagne (19925)

mengklasifikasikannya menjadi lima kategori yakni 1) Intellectual skill 2)

Cognitive strategies 3) Verbal information 4) Motor skill dan 5) Attitudes

43

1) Keterampilan intelektual

Kemampuan ini merupakan keterampilan yang membuat seseorang secara

cakap berinteraksi dengan lingkungan melalui penggunaan lambang-lambang

2) Strategi kognitif

Kemampuan yang mengatur cara bagaimana si belajar mengelola belajarnya

3) Informasi verbal

Kemampuan ini berupa perolehan label atau nama fakta dan pengetahuan yang

sudah tersusun rapi

4) Keterampilan motorik

Kemampuan yang mendasari pelaksanaan perbuatan jasmaniah secara mulus

5) Sikap

Kemampuan yang mempengaruhi pilihan tindakan yang akan diambil

Lebih lanjut Bloom dan kawan-kawan sebagai mana dikutip oleh Degeng dalam

Hamalik (2004 90) mengklasifikasikan prestasi belajar menjadi 3 (tiga) domain

atau ranah yaitu rdquoranah kognitif psikomotor dan afektifrdquo ranah kognitif

menaruh perhatian pada pengembangan kapabilitas dan keterampilan intelektual

ranah psikomotor berkaitan dengan kegiatan-kegiatan manipulatif atau

keterampilan motorik dan ranah efektif berkaitan dengan pengembangan

perasaan sikap nilai dan emosirdquo Ketiga ketegori prestasi belajar itu mempunyai

aspek masing-masing

Kognitif aspek-aspek dari domain ini terdiri dari pengetahuan pemahaman

penerapan analisis sintesis dan evaluasi Afektif domain ini terdiri dari aspek-

aspek penerimaan tanggapan penilaian pengorganisasian dan pengarahan

44

Psikomotorik terdiri dari beberapa aspek kemampuan gerak refleks kemampuan

gerak dasar kemampuan perseptual kemampuan fisik kemampuan gerak

terampil dan kemampuan gerak komunikatif

Dapat diasumsikan bahwa untuk menghasilkan kategori kapabilitas atau kelima

ranah prestasi belajar tersebut sedikitnya banyak ditentukan atau dipengaruhi oleh

faktor internal seperti pengetahuan prasyarat atau kemampuan awal dari masing-

masing kategori hasil belajar yang dimiliki oleh siswa yang berkaitan dengan

kapabilitas atau keterampilan yang sedang dipelajari baru

Gagne (199266) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses untuk

memperoleh motivasi dalam pemngetahuan keterampilan kebiasaan dan tingkah

laku Belajar adalah suatu aktivitas yang melibatkan bukan hanya penguasaan

kemampuan akademik baru saja melainkan juga perkembangan emosional

interksi sosial dan perkembangan kepribadian Menurut Gagne (19923) belajar

adalah perubahan dalam diri manusia atau kemampuan yang berlangsung selama

satu masa waktu yang tidak semata-mata disebabkan oleh perubahan

pertumbuhan

Jenis perubahan yang dimaksud dalam belajar ini meliputi perubahan tingkah laku

setelah siswa mendapatkan berbagai pengalaman dalam proses pembelajaran

Pengalaman tersebut akan menyebabkan proses perubahan pada diri sibelajar

dengan kata lain bahwa proses belajar senantiasa merupakan perubahan

tingkahlaku dan terjadi karena pengalaman

45

Yang dimaksud prestasi belajar siswa dalam penelitian ini adalah prestasi yang

ditunjukkan siswa setelah dilakukan pembelajaran jika prestasi belajar mengalami

peningkatan maka siswa dapat dinyatakan mencapai prestasi belajar atau

mengalami peningkatan setelah mengalami belajar jika tidak prestasi belajar tidak

tercapai atau belum tuntas

Memperhatikan pernyatan tersebut belajar merupakan upaya siswa untuk

memahami materi ajar yaitu menulis deskripsi bahasa Lampung sesuai dengan

aturan penulisan atau kaidah bahasa diharapkan siswa memiliki pengetahuan dan

kemampuan dan dapat mengaplikasikan serta melaksanakan nilai positif dalam

kehidupan sehari-hari Dipahaminya suatu ilmu dalam proses pembelajaran akan

tercermin melalui hasil evaluasi Penggunaan pendekatan CTL media dan alat

belajar yang tepat dalam pembelajaran akan sangat membantu siswa belajar

Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa penggunaan pendekatan media dan alat

dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi hasil belajar siswa dapat menjadi

aktif belajar berkolaborasi dan belajar dalam waktu yang telah ditentukan pesan

dapat disalurkan dapat merangsang berpikir perhatian minat siswa sehingga

proses belajar berlangsung dengan baik Pemahaman siswa terhadap materi

mengarah pada tercapainya tujuan pembelajaran dan mencapai prestasi yang

tinggi

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

adalah berupa pengetahuan keterampilan nilai dan sikap sesuai tujuan atau

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diharapkan diperoleh setelah melalui proses pembelajaran

46

Pretasi belajar yang dimaksudkan peneliti adalah perolehan dari proses

pembelajaran yang mencakup ranah kognitif afektif dan psikomotorik mencapai

lebih besar atau sama dengan KKM pelajaran bahasa Lampung dari tujuan

pembelajaran yang diturunkan dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diperoleh siswa melalui interaksi dengan lingkungan belajar

dan suatu kondisi pembelajaran materi menulis deskripsi yang dirancang guru

sebagai fasilitator

c Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal

Standar nasional Pendidikan (Depdiknas 2008 5) menyatakan bahwa Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) adalah kriteria tertentu yang digunakan untuk

menentukan kelulusan peserta didik KKM ditentukan oleh kelompok guru mata

pelajaran pada awal tahun pelajaran dan menjadi acuan bagi pendidik dan peserta

didik KKM setiap standar kompetensi merupakan rata-rata KKM kompetensi

dasar KKM setiap kompetensi dasar merupakan rata-rata KKM dari indikator

yang terdapat dalam kompetensi dasar tersebut Penentuan KKM didasarkan pada

tiga unsur

Pertama Tingkat kompleksitas Kesulitan kerumitan setiap indikator

kompetensi dasar dan standar kompetensi yang harus dicapai peserta didik Suatu

indikator dikatakan memliliki tingkat kompleksitas tinggi apabila dalam

pencapaiannya didukuoleh sekurang-kurangnya satu dari sejumlah kondisi sebagai

berikut

1) Guru yang memahami dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan

pada peserta didik

47

2) guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang

bervariasi

3) Guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang

diajarkan

4) Peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi

5) Peserta didik yang cakap terampil menerapkan monsep

6) Peserta didik yang cermat kreatif dan inovatif dalam penyelesaian tugas

pekerjaan

7) Waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena memiliki

tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi sehingga dalam proses

pembelajarannya memerlukan pengulangan latihan

8) Tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar peserta

didik dapat mencapai ketuntasan belajar

Kedua Kemampuan daya pendukung meliputi a Sarana dan prasarana

peendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dicapai peserta

didik seperti perpustakaan laboratorium dan alat bahan untuk proses

pembelajaran b Ketersediaan tenaga manajemen sekolah dan kepedulian

stakeholders sekolah

Ketiga Tingkat Kemampuan (intake) rata-rata peserta didik di sekolah yang

bersangkutan Penetapan intake di kelas V dapat didasarkan pada nilai prestasi

rata-rata siswa saat kenaikan kelas atau dikelas sebelumnya yaitu kelas IV

KKM mulok Bahasa Lampung kelas V sesuai yang telah ditetapkan dalam

Kurikulum Sekolah atau KTSP SDN 1 Sukarame Dua Bandar Lampung Tahun

48

Pelajaran 20092010 adalah 65 KKM ini akan dijadikan tolak ukur evaluasi

keberhasilan siswa belajar apakah siswa telah mencapai ketuntasan atau belum

baik secara individual maupun secara klasikal

B Teori Belajar Bahasa dan Pembelajaran

1 Hakikat Belajar Bahasa

Dalam teori belajar konstruktivistik dikemukakan bahwa pembelajaran sebagai

proses mengkonstruksi pengetahuan yang menghubungkan yang sudah ada

dengan yang dipelajari Seperti dijelaskan Paul Suparno dalam Sardiman (2006

175) belajar merupakan proses aktif dari subyek belajar untuk mengkonstuksi

makna sesuatu entah itu teks kegiatan dialog pengalaman fisik dan lain-lain

Belajar merupakan mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau

bahkan yang dipelajarinya dengan pengertian yang sudah di miliki sehingga

pengertiannya menjadi berkembang

Guru sebagai pemrakarsa harus memberi peluang yang optimal bagi siswa Niat

dan kendali belajar sepenuhnya ada pada siswa (Budiningsih 2005 59))

Sehingga guru tidak mentransfer pengetahuan yang dimiliki melainkan membantu

siswa membentuk pengetahuannya sendiri Menurut teori konstruktivisme prinsip

yang paling penting dalam psikologi pendidikan bahwa guru tidak hanya sekedar

memberikan pengetahuan kepada siswa Siswa harus membangun sendiri

pengetahuan di benaknya Guru dapat memberi kemudahan untuk proses ini

dengan memberi kesempatan siwa untuk menentukan atau menerapkan ide-ide

mereka sendiri dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan

strategi mereka sendiri Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa

49

siswa ke pemahaman yang lebih tinggi dengan catatan siswa sendiri yang harus

memanjat anak tangga tersebut (Nur 1998 8)

Cunstruktivism approach is a view that emphasizes the active role of learner in

building understanding and making sesnse of information (Woodfolk 2004 313)

Konstruktivisme belajar menekankan pada peran aktif si belajar (learner) dalam

membangun pemahaman dan memakai suatu informasi Konstruktivis

memfokuskan pada peran siswa secara individu untuk membangun struktur

kognitif mereka ketika menginterpretasikan pengalaman-pengalaman pada situasi

belajar tertentu

Lebih lanjut Bruner dalam Sagala (2005 218) menjelaskan inti dari belajar

adalah cara-cara bagaimana orang memilih mempertahankan dan

mentransformasi secara efektif Dalam proses belajar ada 3 fase yaitu (1)

Informasi dalam tiap pelajaran kita memperoleh informasi ada yang menambah

pengetahuan yang telah kita miliki ada yang memperluas dan memperdalamnya

ada pula yang bertentangan dengan apa yang telah kita ketahui sebelumnya (2)

Transformasi informasi harus dianalisis diubah atau ditransformasi ke dalam

bentuk yang lebih abstrak atau konseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal

yang lebih luas (3) Evaluasi kemudian kita nilai hingga pengetahuan yang

diperoleh itu dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain

Masih dalam yang sama Piaget seorang psikolog Swiss berpendapat bahwa

belajar mengandung makna sebagai perubahan stuktural yang saling melengkapai

antara asimilasi dan akomodasi dalam proses menyusun kembali dan mengubah

apa yang telah diketahui melalui belajar

50

Hal ini didukung pula oleh Gagne dalam Slameto (2003 122) menjelaskan

ldquoBelajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia

belajar bisa terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi

ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya

(peformance-nya) berubah dari waktu ke waktu dan berkeyakinan bahwa

belajar dipengaruhi faktor dari dalam diri dan dari luar dimana keduanya

berinteraksirdquo

Senada dengan tersebut Merrill dan Smorgansbord dalam Yulaelawati (2004

122) menyatakan bahwa

belajar merupakan proses pembangunan pengetahuan berdasarkan

pengalaman atau pengetahuan yang telah ada sebelumnya belajar

merupakan penafsiran seseorng tentang dunia Belajar merupakan proses

yang aktif dimana pengetahuan dikembangkan berdasarkan pengalaman

dan perundingan (negoisasi) makna melalui berbagai informasi atau

mencari kesepakatan dari berbagai pandangan melalui interaksi atau

kerjasama dengan orang lain Belajar perlu disituasikan dalam latar

(seting) yang nyata

Kemudian menurut Gredler dalam Dimyati (1999 72) belajar adalah proses

seseorang memperoleh berbagai kecakapan keterampilan dan sikap menurut

Winkel dalam yang sama belajar merupakan suatu aktivitas mental psikis yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman keterampilan dan nilai

sikap Perubahan ini bersifat relative konstan dan berbekas

Aktivitas belajar menurut Djamarah dalam Sagala (2005 216) bahwa belajar

adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar dan bertujuan dimana tujuan

dalam belajar terjadinya suatu perubahan dalam individu yaitu perubahan tingkah

laku Schuman penganut konstruktif dalam yang sama mengemukakan dengan

dasar pemikiran bahwa semua orang membangaun pandangannya terhadap dunia

51

melalui pengalaman individual atau skema konstruktif menekankan pada

menyiapkan peserta didik untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam

situasi yang tidak tentu atau ambigius

Pandangan yang mampu mengakomodasi sociocultural-revolution dalam buku

Teori Belajar dan Pembelajaran dalam Budiningsih (2005 123) Vigotsky

mengatakan bahwa jalan pikiran seseorang harus dimengerti dari latar sosial-

budayanya dan sejarahnya Artinya untuk memahami pikiran seseorang bukan

dengan cara menelusuri apa yang ada di otaknya dan pada kedalaman jiwanya

melainkan dari asal usul tindakan sadarnya dari interaksi sosial yang dilatari oleh

sejarah hidupnya Interaksi sosial berkaitan erat dengan aktivitas-aktivitas dan

bahasa yang dipergunakan Ditemukan adanya jaringan erat luas dan kompleks di

dalam dan di antara keluarga-keluarga

Jaringan tersebut berkembang atas dasar confianza yang membentuk kondisi

sosial sebagai tempat penyebaran dan pertukaran pengetahuan keterampilan dan

nilai-nilai sosial budaya anak memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui

interaksi sosial sehari-hari Pandangan teori ini menempatkan inter mental atau

lingkungan sosial sebagai faktor primer dan konstitutif terhadap pembentukan

pengetahuan serta perkembangan kognitif seseorang

Di samping itu Piaget dalam yang sama menyatakan bahwa belajar lebih banyak

ditentukan karena adanya karsa individu perkembangan kognitif merupakan suatu

proses genetik yaitu proses yang didasrkan atas mekanisme biologis dalam bentuk

perkembangan sistem syaraf makin bertambah umur seseorang makin

komplekslah susunan sel syarafnya dan makin meningkat pula kemampuannyardquo

52

Dari beberapa teori konstruktivisme di atas belajar adalah merupakan kegiatan

aktif dimana sibelajar membangaun sendiri pengetahuannya subyek belajar juga

mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari dan merupakan proses

bagaimana menjadi tahu tentang sesuatu proses belajar bukanlah memindahkan

pengetahuan dari guru ke siswa tetapi sesuatu kegiatan yang memungkinkan

siswa merekonstruksi sendiri pengetahuannya

Belajar merupakan usaha manusia dalam rangka merubah pola pikir dan tingkah

lakunya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman dan interaksi dengan

lingkungan sekitarnya sehingga terjadi perubahan keterampilan pemahaman

pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat permanen dan membekas diharapkan

dapat hidup mandiri karena untuk membangun suatu pengetahuan baru siswa

akan menyesuaikan informasi baru atau pengetahuan yang disampaikan dengan

pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki melalui berinteraksi sosial

dengan peserta didik lain atau guru dan sumber belajar

Selanjutnya dapat juga dirumuskan bahwa belajar merupakan usaha manusia

dalam rangka merubah pola pikir dan tingkahlakunya berdasarkan pengetahuan

pengalaman dan interaksi dengan lingkungan sekitarnya Dengan terjadinya

perubahan keterampilan pemahaman pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat

permanen dan membekas diharapkan dapat hidup mandiri tidak tergantung pada

orang lain

Belajar yang dimaksudkan penulis adalah belajar menulis deskripsi dalam bahasa

lampung siswa mengkonstruksi sendiri informasi yang akan disampaikan melalui

tulisannya setelah mengamati lingkungan sekitar

53

b Hakikat Pembelajaran Bahasa

Sagala (2005 176) menyatakan bahwa pembelajaran ialah membelajarkan siswa

menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu

utama keberhasilan pendidikan Pembelajaran menurut Corey (1998 91) adalah

suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk

memungkinkan ia turut serta dalam tingkahlaku tertentu dalam kondisi khusus

atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu pembelajaran merupakan

subset khusus dari pendidikan Menurut Burton dalam Sagala (2005 213)

pembelajaran adalah upaya memberikan stimulus bimbingan pengarahan dan

dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar

Vigotsky dalam Budiningsih (2005 103) menyatakan dalam kegiatan

pembelajaran hendaknya anak memperoleh kesempatan yang luas untuk

mengembangkan zona perkembangan proximalnya atau potensi melalui belajar

dan berkembang guru perlu menyediakan berbagai jenis dan tingkatan bantuan

(helps) cognitive scaffolding yang dapat memfasilitasi anak agar mereka dapat

memecahkan permasalahan yang dihadapinya Bantuan dapat dalam bentuk

contoh pedoman bimbingan orang lain atau teman yang lebih kompeten

Bentuk-bentuk pembelajaran kooperatif kolaboratif serta belajar kontekstual

sangat tepat digunakan

Zona perkembangan proksimal menurutnya perkembangan kemampuan seseorang

dapat dibedakan kedalam dua tingkat yaitu tingkat aktual dan potensial tingkat

perkembangan aktual tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan

tugas-tugas atau memecahkan berbagai masalah secara mandiri (intramental)

54

sedangkan potensial kemampuan kemampuan memecahkan masalah dan

menyelesaikan tugas-tugas ketika di bawah bimbingan orang dewasa atau ketika

berkolaborasi dengan teman sebaya yang lebih kompeten (intermental)

Berdasarkan beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan pembelajaran

merupakan pengorganisasian aktivitas siswa dalam arti peran guru bukan semata-

mata memberikan informasi melainkan juga mengarahkan memotivasi dan

memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the learning) agar proses

belajar lebih memadai Pembelajaran juga mengandung arti setiap kegiatan

dirancang untuk membantu dalam mempelajari sesuatu kemampuan atau nilai

Yuelawati E (2004 121) mengutip pepatah Cina bahwa membaca

mendengar dan melihat belum cukup dalam belajar pembelajaran yang

melibatkan peserta didik untuk mengalami dan membicarakan bahan

tertentu pada orang lain dapat lebih bermakna dalam belajar terlebih lagi

bila peserta didik mempunyai kesempatan untuk mengajarkan

pengetahuannya terhadap peserta didik lain yang bersumber

Keberhasilan pembelajaran Kerucut Dale disebutkan bahwa keberhasilam

peembelajaran adalah sebagai berikut

1) Apa yang kita baca 10

2) Apa yang kita dengar 20

3) Apa yang kita lihat 30

4) Apa yang kita dengar dan lihat 50

5) Apa yang kita bicarakan dengan orang lain 70

6) Apa yang kita alami sendiri 80

7) Apa yang kita ajarkan kepada orang lain 95

55

Pembelajaran bahasa yang dimaksud adalah pembelajaran tentang menulis

deskripsi bahasa Lampung kelas V SD pembelajaran ini dirancang menggunakan

pendekatan Pembelajaran CTL khususnya untuk meningkatkan aktivitas belajar

bahasa Lampung dan sebagai bentuk nyata pelaksanaan tugas guru dalam hal

kegiatan belajar di Sekolah Dasar tentunya kondisi belajar yang aktif dan

menyenangkan

Hakikat belajar bahasa Lampung yang dimaksudkan dalam penelitian ini guru

akan merancang pembelajaran menggunakan pendekatan komunikatif integratif

siswa diharapkan dapat mendeskripsikan apa yang diamatinya Proses

pembelajaran mengkondisikan siswa untuk melakukan pengamatan kemudian

menemukan hal yang diamati mengindentifikasikan menentukan lalu

mengungkapkan apa yang diamatinya dalam tulisan deskriptif sehingga proses

belajar berlangsung aktif dan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan

Dalam Standar Kelulusan BSNP 2006 sesuai Permen No 22 tahun 2005 Standar

Kompetensi Lulusan pendidikan dasar meliputi SD MISDLB Paket A dan SMP

MTs SMPLB bertujuan meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan kepribadian

akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

lebih lanjut

Adapun Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) SD

MISDLB Paket A selengkapnya adalah (a) Menjalankan ajaran agama yang

dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak (b) Mengenal kekurangan dan

kelebihan diri sendiri (c) Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku di

lingkungannya (d) Menghargai keberagaman agama budaya suku ras dan

56

golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya (e) Menggunakan informasi

tentang lingkungan sekitar secara logis kritis dan kreatif (f) Menunjukkan

kemampuan berfikir logis kritis dan kreatif dengan bimbingan guru pendidik (g)

Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya (h)

Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan

sehari-hari (i) Menunjukkan kemampuan menggali gejala alam dan sosial di

lingkungan sekitar (j) Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap

lingkungan (k) Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa negara

dan tanah air Indonesia (l) Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan

seni dan budaya lokal (m) Menunjukkan kebiasaan hidup bersih sehat bugar

aman dan memanfaatkan waktu luang (n) Berkomunikasi secara jelas dan santun

(0) Bekerja sama dengan kelompok tolong menolong dan menjaga diri sendiri

dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya (p) Menunjukkan kegemaran

membaca dan menulis (q) Menunjukkan keterampilan menyimak berbicara

membaca menulis dan berhitung

c Hakikat Pendidikan

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat Setiap manusia membutuhkan

pendidikan sampai kapan dan dimanapun ia berada Pendidikan sangat penting

artinya sebab tenpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan

terbelakang Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk

menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing disamping

memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik

57

Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 menyatakan pendidikan sebagai usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri kepribadian kecerdasan akhlak

mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan

negara

Menurut pragmatisme pendidikan merupakan suatu proses reorganisasi dan

rekonstruksi dari pengalaman-pengalaman individu Baik anak maupun orang

dewasa selalu belajar dari pengalamannya (Sadulloh 2003 125) Sedangkan

Suhasno et all (1991 3) menyatakan bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai

suatu proses pertumbuhan yang menyesuaikan dengan lingkungan Suatu

pengarahan dan bimbingan yang diberikan kepada anak dalam pertumbuhannya

Suatu usaha sadar untuk menciptakan suatu keadaan atau situasi tertentu yang

dikehendaki oleh masyarakat serta suatu pembentukan kepribadian kemampuan

anak dalam menuju kedewasaan

Lima pilar pendidikan sekarang dan masa depan yang dicanangkan oleh UNESCO

yang perlu dikembangkan oleh lembaga pendidikan formal yaitu (1) learning to

know (belajar untuk mengetahui) (2) learning to do (belajar untuk melakukan

sesuatu) dalam hal ini kita dituntut untuk terampil dalam melakukan sesuatu (3)

learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) (4) learning to live together

(belajar untuk menjalani kehidupan bersama) dan (5) learning to trust in God

(belajar untuk bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa)

58

Realisasi ldquolearning to knowrdquo dapat diterapkan dengan memposisikan guru sebagai

fasilitator Disamping itu guru dituntut untuk dapat berperan sebagai teman

sejawat dalam berdialog dengan siswa dalam mengembangkan penguasaan

pengetahuan maupun ilmu tertentu

Learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu) akan bisa berjalan jika di

sekolah memfasilitasi siswa untuk mengaktualisasi keterampilan yang dililikinya

serta bakat dan minatnya Walaupun bakat dan minat anak banyak dipengaruhi

unsur kerturunan namun tumbuh berkembangnya bakat dan minat tergantung

pada lingkungannya Keterampilan dapat digunakan untuk menopang kehidupan

seseorang bahkan keterampilan lebih dominan daripada penguasaan pengetahuan

dalam mendukung keberhasilan kehidupan seorang

Learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) erat hubungannya dengan bakat

dan minat perkembangan fisik dan kejiwaan tipologi pribadi anak serta kondisi

lingkungannya Bagi anak yang agresif proses perkembangan diri akan berjalan

bila diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi Sebaliknya bagi anak yang

pasif peran guru sebagai pengarah sekaligus fasilitator sangat dibutuhkan untuk

pengembangan diri siswa secara maksimal

Kebiasaan hidup bersama saling menghargai terbuka memberi dan memenerima

(take and give) perlu ditumbuhkembangkan Kondisi seperti ini memungkinkan

terjadinya proses ldquolearning to live togetherrdquo (belajar untuk menjalani kehidupan

bersama) Penerapan pilar keempat ini dirasakan makin penting dalam era

globalisasi era persaingan global Perlu pemupukan sikap saling pengertian antar

ras suku dan agama agar tidak menimbulkan berbagai pertentangan yang

59

bersumber pada hal tersebut Selain empat pilar diatas dalam Undang-Undang RI

No 20 BAB II Pasal 3 Sistem Pendidikan Nasional pemerintah Indonesia

memandang perlu menjadikan peserta didik menjadi manusia yang bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab

sehingga perlu ditambah pilar kelima yaiturdquo learning to trust in Godrdquo

C Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan sebagai pembanding dan dapat digunakan untuk

meningkatkan kualitas penelitian adalah sebagai berikut

1 Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA melalui Pendekatan

Kontekstual Siswa Kelas VI Sekolah Tunas Mekar Bandar Lampung

20082009

1) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6 Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus 3 Pada

Siklus I nilai rata-rata siswa kelas 6A adalah 7179 Pada Siklus II nilai

rata-rata siswa kelas 6A adalah 7662 yang berarti meningkat 673 pada

kelas 6A dari nilai rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa

kelas 6A adalah 7832 yang berarti mengalami peningkatan sebesar 22

pada kelas 6A dari Siklus II atau mengalami peningkatan 901 pada

kelas 6Adari Siklus I pembelajarn IPA dengan Pembelajaran Kontekstual

Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang signifikan pada siklus I

pada kelas 6A hanya terdapat 14 atau 6087 siswa yang mencapai

ketuntasan sedangkan pada siklus III terdapat 23 siswa atau 100 siswa

60

yang mencapai ketuntasan yang berarti mengalami peningkatan sebesar

6429

2) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6B Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus III Pada

Siklus I nilai rata-rata 6B adalah 7222 Pada Siklus II nilai rata-rata siswa

kelas 6B adalah 7865 yang berarti meningkat 890 pada kelas 6B dari nilai

rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa 6B adalah 7946 yang

berarti mengalami peningkatan sebesar 103 dari Siklus II atau

mengalami peningkatan 1003 dari Siklus I pembelajarn IPA dengan

Pembelajaran Kontekstual Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang

signifikan pada siklus I pada kelas 6B hanya terdapat 14 atau 6087

siswa yang mencapai ketuntasan sedangkan pada siklus III masing-masing

terdapat 23 siswa atau 100 siswa yang mencapai ketuntasan yang berarti

mengalami peningkatan sebesar 6429

Berdasarkan penelitian tersebut ternyata prestasi belajar dapat ditingkatkan

melalui pendekatan pembelajaran CTL walaupun pada mata pelajaran IPA

Hal ini memungkinkan terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa

pembelajaran bahasa termasuk prestasi belajar menulis deskripsi

berbahasa Lampung

2 Jurnal Teknologi Pendidikan Unila Volume 04 No 03- Maret 2008 Penelitian

Nuraeni Erdawati dengan judul Penerapan Strategi Contextual Teaching and

Learning (CTL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) SD Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada

61

tiap siklus serta peningkatan aktivitas belajar siswa Pembelajaran

menerapkan pendekatan CTL dapat dijadikan sebagai alternatif penerapan

model pembelajaran IPS terutama pada materi peta tematik keragaman

kenampakan alam dan buatan

Merujuk hasil penelitian tersebut ternyata prestasi belajar IPS dapat

ditingkatkan melalui pendekatan pembelajaran CTL Hal ini memungkinkan

terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa pada pembelajaran bahasa

termasuk prestasi belajar menulis deskripsi berbahasa Lampung kelas V SDN

1 Sukarame Dua Bandar Lampung

Page 26: II. KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Menulis Deskripsi ...digilib.unila.ac.id/20091/3/BAB II.pdf · yang bertalian dengan usaha penulis untuk memberikan perincian dari ... Syarat-syarat

36

memanfaatkan (by utilization) sejumlah media yang telah ada Dengan demikian

media pendidikan dan media pengajaran dirangkum saja dengan media

pembelajaran

Kegunaan media dalam pembelajaran menurut Miarso (2005 536)

(a) Media mampu memberikan rangsangan yang bervariasi kepada otak

kita sehingga otak kita dapat berfungsi secara optimal (b) Media dapat

mengatasi keterbatasan pengamatan yang dimiliki oleh siswa (c) Media

dapat melampaui batas ruang kelas (d) Media memungkinkan adanya

interaksi langsung antara siswa dan lingkungan (e) Media menghasilkan

keseragaman pengamatan (f) Media membangkitkan keinginan dan minat

baru (g) Media membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar

(h) Media memberikan pegalaman yang integral menyeluruh dari sesuatu

yang konkret maupun yang abstrak (i) Media memberikan kesempatan

untuk belajar mandiri (j) Media meningkatkan keterbacaan baru

(membedakan dan menafsirkan objek) (k) Media mampu meningkatkan

efek sosialisasi (l) Meningkatkan kemampuan ekspresi diri guru maupun

siswa

Kriteria pemilihan media menurut Arsyad (2005 39) sebagai berikut (a) sesuai

dengan tujuan yang ingin dicapai (b) tepat untuk mendukung isi pelajaran yang

sifatnya fakta konsep prinsip atau generalisasi (c) praktis luwes dan bertahan

(d) guru trampil menggunakannya (e) pengelompokan sasaran (f) mutu teknis

(memiliki persyaratan teknis yang tertentu)

Tiga kategori media menurut Haney dan Ullmer yang dikutip Miarso (200525)

yaitu

(1) Media Penyaji Grafis bahan cetak dan gambar diam Proyeksi diam

Audio kaset Audio ditambah visual diam Gambar hidup film Televisi

Multi media (2) Media Objek Objek sebenarnya alami (hidup dan tak

hidup) buatan gedung mesin-mesin alat-alat komunikasi jaringan

transportasi dan semua benda yang dibuat Objek pengganti replika

model dan benda tiruan (3) Media Interaktif memperhatikan penyajian

objek dan berinteraksi (internet komputer)

37

Media yang akan digunakan dalampenelitian ini adalah media objek sebenarnya

alami hidup dan tak hidup yang terdapat di lingkungan sekitar sekolah yaitu

sugai gunung kebun pantai dan benda-benda tak hidup lainnya

4 Pembelajaran Menulis Deskripsi Berbahasa Lampung Menggunakan CTL

Bahasa Lampung adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat penuturnya

yaitu suku Lampung dalam berkomunikasi dan mengaktualisasikan diri dalam

kehidupan sehari-hari Pakar linguistik deskriptif biasanya mendefinisikan bahasa

sebagai satu sistem lambang bunyi yang bersifat arbiter kemudian lazim ditambah

dengan yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat untuk berinteraksi

dan mengidentifikasikan dirirdquo (Chaer 1997 68) Nababan (1999 96)

mengemukakan bahwa bahasa memiliki empat fungsi yaitu fungsi kebudayaan

kemasyarakatan perorangan dan pendidikan

Fungsi kebudayaan meliputi tiga hal yaitu pelestarian kebudayaan

pengembangan kebudayaan dan inventarisasi ciri-ciri kebudayaan Fungsi

kemasyarakatan meliputi ruang lingkup dan bidang pemakaian Fungsi perorangan

meliputi fungsi instrumental kepribadian pemecahan masalah khayalan dan

informatif Fungsi pendidikan meliputi fungsi integratif instrumental kultural dan

penalaran

Fungsi dan tujuan pembelajaran bahasa Lampung untuk membelajarkan siswa

didik dalam belajar bahasa Lampung dan berfungsi memberikan kemampuan

menggunakan bahasa Lampung bagi kepentingan berpikir merasa dan

38

berkomunikasi dalam kehidupan budaya masa kini sebagai lanjutan dari

kehidupan masa lalu dengan memperhatikan peristiwa penggunaannya

Pada proses pembelajaran berlangsung guru memotivasi siswa melakukan

pengamatan terhadap gambar kemudian mengungkapkan hasil pengamatannya

melalui deskripsi Siswa menulis deskripsi sesuai dengan kaidah bahasa

Lampung baik ejaan struktur maupun kosa kata Dengan demikian pembelajaran

dalam terlaksana dengan mengoptimalkan masyarakat belajar dalam pembelajaran

bahasa Lampung dengan pendekatan CTL

Pembelajaran bahasa Lampung meliputi pengenalan pemahaman dan

keterampilan mencakup unsur bahasa Lampung (Depdikbud Provinsi Lampung

2003 16) yaitu

a) Lafal dan ejaan yang berkenaan dengan lafal yang baik dan ejaan yang

sesuai dengan pedoman Ejaan Bahasa Lampung

b) Struktur yang berkenaan dengan bebtuk kata frase dan kalimat Bahasa

Lampung yang baik dan yang diterima bukan teoritis

c) Kosa kata yang berkenaan dengan kata-kata bahasa lampung dari berbagai

lingkungan kehidupan yang diperlukan sebagai alat berpikir merasa dan

berkomunikasi dengan lancar

d) Wacana berkenaan dengan karangan jenis narasi deskripsi eksposisi

argumentasi dan drama

Lebih lanjut dijelaskan pokok-pokok bahasan pembelajaran mencerminkan

kegiatan berbahasa dalam bahasa Lampung khususnya menulis adalah

pembelajaran menulis untuk mengomunikasikan gagasan perasaan dan pesan

dengan bahasa Lampung secara tertulis baik dalam bentuk prosa atau puisi

maupun dalam berbagai jenis karangan seperti pada karangan deskripsi berbahasa

Lampung

39

Pembelajaran menulis disesuaikan dengan ketentuan menulis Hamer (1999 48)

mengatakan bahwa dalam keterampilan menulis harus diperhatikan beberapa hal

misalnya penyusunan kalimat menjadi paragraf bagaimana paragraf digabungkan

dan dikelompokan sehingga menjadi tulisan yang koheren Penerapan

pembelajaran pendekatan kontekstual (CTL) dalam penelitian ini adalah guru

mendesain proses pembelajaran menulis teks deskripsi berbahasa Lampung

dengan memanfaatkan lingkungan sebagai media Mengonstruksi pengetahuan

siswa sedikit demi sedikit sehingga pengetahuannya bermakna dalam proses

menemukan bertanya masyarakat belajar memberi permodelan melaksanakan

refleksi dalam pembelajaran dan melaksanakan penilaian autentik

5 Prestasi Belajar

a Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi adalah istilah yang diambil dari bahasa Belanda ldquoprestatierdquo yang berarti

hasil usaha Kata prestasi dalam berbagai penggunaan selalu dihubungkan dengan

aktivitas tertentu Prestasi belajar adalah kemampuan nyata yang dapat langsung

diukur dengan tes tertentu dan dapat dihitung hasilnya menurut Zainal dalam

Sagala (2005 101) bahwa ldquoPrestasi merupakan kemampuan siswa yang dapat

dicapai saat dilakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa

terhadap berbagai hal yang pernah dilatihkan diajarkan sudah dapat diperoleh

gambaran yang nyata tentang pencapaian program pembelajaran secara

menyeluruhrdquo

Di samping itu menurut Wittrock dalam Latuheru (1999 46) ldquoprestasi belajar

adalah suatu terminology yang menggambarkan suatu proses perubahan melalui

40

pengalaman Proses tersebut mempersyaratkan perubahan yang relative permanen

berupa sikap pengetahuan informasi kemampuan dan keterampilan melalui

pengalamanrdquo

Skiner dengan teori operant conditioning sebagaimana dikutip Gredler (dalam

Slameto 2003 49) mengatakan bahwa prestasi belajar merupakan respon

tingkah laku yang baru Walaupun Skiner mengatakan demikian namun pada

dasarnya respon yang baru itu sama pengertiannya dengan tingkah laku

pengetahuan sikap keterampilan yang baru

Prestasi menurut Hamalik (198384) adalah perubahan tingkahlaku yang

diharapkan kepada murid setelah diadakan proses belajar mengajar Sedangkan

menurut Yusuf (198224) prestasi adalah tingkatan kepandaian keterampilan yang

telah dicapai setelah melakukan kegiatan pekerjaan atau latihan itu sendiri

Menurut Adi Nugroho prestasi adalah segala jenis pekerjaan yang berasil dan

prestasi itu menunjukkan kecakapan Selanjutnya Purwadarminto menyebutkan

bahwa prestasi adalah hasil yang dicapai sebaik-baiknya menurut kemampuan

anak pada waktu tertentu terhadap hal-hal yang dikerjakan dilakukan

Reigeluth dalam yang sama berpendapat prestasi belajar dapat juga dikatakan

sebagai pengaruh yang memberikan suatu ukuran nilai dari metode (strategi)

alternatif dalam kondisi yang berbeda ada hasilnyata dan diinginkan Hasil nyata

hasil-hasil kehidupan nyata dari menggunakan metode (strategi) spesifik dalam

kondisi yang spesifik pula sedangkan hasil yang diinginkan adalah tujuan-tujuan

(goals) yang umumnya berpengaruh pada pemilihan suatu metode

41

Ini berarti prestasi belajar sangat erat kaitannya dengan metode (strategi) yang

digunakan pada sesuatu kondisi (pembelajaran) tertentu Semakin ketepatan

pemilihan metode atau strategi (pembelajaran) pada suatu kondisi semakin baik

hasil belajar Selanjutnya juga mengatakan secara spesifik hasil belajar adalah

suatu kinerja (peformance) yang diindikasikan sebagai suatu kapabilitas

(kemampuan) yang diperoleh Hasil belajar tersebut selalu dinyatakan dalam

bentuk tujuan-tujuan khusus perilaku (unjuk kerja)

Muhibin (1997141) menyebutkan bahwa prestasi belajar merupakan taraf

keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah dinyatakan

dalam bentuk skor yang diperoleh hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran

tertentu Demikian pula pendapat Albach Arnove dan Kelly (1999201) bahwa

prestasi belajar hanya ukuran keberhasilan di sekolah tidak termasuk keberhasilan

dalam keluarga dan masyarakat Davis dalam Slameto (198521) berpendapat

bahwa prestasi belajar adalah pengetahuan yang diperoleh siswa sebagai hasil dari

pembelajaran

Pendapat-pendapat di atas menunjukkan bahwa prestasi belajar dipergunakan

untuk menyebut berbagai macam hasil kegiatan atau usaha Hal ini sesuai dengan

kenyataan yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari Istilah prestasi

belajar sering digunakan untuk menyebut hasil yang dicapai dalam berbagai

kegiatan misalnya prestasi olahraga prestasi seni prestasi kerja prestasi belajar

prestasi usaha dan sebagainya

42

Berdasarkan uraian di atas prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari

proses belajar mengajar yaitu penguasaan perubahan emosional atau perubahan

tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu Prestasi belajar sering

dipergunakan dalam arti yang sangat luas seperti prestasi belajar dalam ulangan

harian prestasi pekerjaan rumah prestasi belajar tengah semester prestasi akhir

semester dan sebagainya

Cara yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat prestasi belajar adalah

dengan menggunakan tes Tes prestasi dapat digunakan sebagai suatu tes

diagnosis yang dirancang untuk membuktikan mengenai gambaran kelebihan dan

kekurangan siswa

Pada proses pembelajaran prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari

pembelajaran yang meliputi penguasaan perubahan emosional dan perubahan

tingkah laku yang dapat diukur dengan tes objektif maupun tes uraian Dengan

demikian prestasi belajar Bahasa Lampung adalah prestasi belajar siswa pada tes

ujian akhir semester atau pada Konpetensi Dasar pada mata pelajaran Bahasa

Lampung

Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

Bahasa Lampung merupakan tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari

pelajaran Bahasa Lampung di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang

diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi tertentu

Prestasi belajar memiliki beberapa kategori Gagne (19925)

mengklasifikasikannya menjadi lima kategori yakni 1) Intellectual skill 2)

Cognitive strategies 3) Verbal information 4) Motor skill dan 5) Attitudes

43

1) Keterampilan intelektual

Kemampuan ini merupakan keterampilan yang membuat seseorang secara

cakap berinteraksi dengan lingkungan melalui penggunaan lambang-lambang

2) Strategi kognitif

Kemampuan yang mengatur cara bagaimana si belajar mengelola belajarnya

3) Informasi verbal

Kemampuan ini berupa perolehan label atau nama fakta dan pengetahuan yang

sudah tersusun rapi

4) Keterampilan motorik

Kemampuan yang mendasari pelaksanaan perbuatan jasmaniah secara mulus

5) Sikap

Kemampuan yang mempengaruhi pilihan tindakan yang akan diambil

Lebih lanjut Bloom dan kawan-kawan sebagai mana dikutip oleh Degeng dalam

Hamalik (2004 90) mengklasifikasikan prestasi belajar menjadi 3 (tiga) domain

atau ranah yaitu rdquoranah kognitif psikomotor dan afektifrdquo ranah kognitif

menaruh perhatian pada pengembangan kapabilitas dan keterampilan intelektual

ranah psikomotor berkaitan dengan kegiatan-kegiatan manipulatif atau

keterampilan motorik dan ranah efektif berkaitan dengan pengembangan

perasaan sikap nilai dan emosirdquo Ketiga ketegori prestasi belajar itu mempunyai

aspek masing-masing

Kognitif aspek-aspek dari domain ini terdiri dari pengetahuan pemahaman

penerapan analisis sintesis dan evaluasi Afektif domain ini terdiri dari aspek-

aspek penerimaan tanggapan penilaian pengorganisasian dan pengarahan

44

Psikomotorik terdiri dari beberapa aspek kemampuan gerak refleks kemampuan

gerak dasar kemampuan perseptual kemampuan fisik kemampuan gerak

terampil dan kemampuan gerak komunikatif

Dapat diasumsikan bahwa untuk menghasilkan kategori kapabilitas atau kelima

ranah prestasi belajar tersebut sedikitnya banyak ditentukan atau dipengaruhi oleh

faktor internal seperti pengetahuan prasyarat atau kemampuan awal dari masing-

masing kategori hasil belajar yang dimiliki oleh siswa yang berkaitan dengan

kapabilitas atau keterampilan yang sedang dipelajari baru

Gagne (199266) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses untuk

memperoleh motivasi dalam pemngetahuan keterampilan kebiasaan dan tingkah

laku Belajar adalah suatu aktivitas yang melibatkan bukan hanya penguasaan

kemampuan akademik baru saja melainkan juga perkembangan emosional

interksi sosial dan perkembangan kepribadian Menurut Gagne (19923) belajar

adalah perubahan dalam diri manusia atau kemampuan yang berlangsung selama

satu masa waktu yang tidak semata-mata disebabkan oleh perubahan

pertumbuhan

Jenis perubahan yang dimaksud dalam belajar ini meliputi perubahan tingkah laku

setelah siswa mendapatkan berbagai pengalaman dalam proses pembelajaran

Pengalaman tersebut akan menyebabkan proses perubahan pada diri sibelajar

dengan kata lain bahwa proses belajar senantiasa merupakan perubahan

tingkahlaku dan terjadi karena pengalaman

45

Yang dimaksud prestasi belajar siswa dalam penelitian ini adalah prestasi yang

ditunjukkan siswa setelah dilakukan pembelajaran jika prestasi belajar mengalami

peningkatan maka siswa dapat dinyatakan mencapai prestasi belajar atau

mengalami peningkatan setelah mengalami belajar jika tidak prestasi belajar tidak

tercapai atau belum tuntas

Memperhatikan pernyatan tersebut belajar merupakan upaya siswa untuk

memahami materi ajar yaitu menulis deskripsi bahasa Lampung sesuai dengan

aturan penulisan atau kaidah bahasa diharapkan siswa memiliki pengetahuan dan

kemampuan dan dapat mengaplikasikan serta melaksanakan nilai positif dalam

kehidupan sehari-hari Dipahaminya suatu ilmu dalam proses pembelajaran akan

tercermin melalui hasil evaluasi Penggunaan pendekatan CTL media dan alat

belajar yang tepat dalam pembelajaran akan sangat membantu siswa belajar

Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa penggunaan pendekatan media dan alat

dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi hasil belajar siswa dapat menjadi

aktif belajar berkolaborasi dan belajar dalam waktu yang telah ditentukan pesan

dapat disalurkan dapat merangsang berpikir perhatian minat siswa sehingga

proses belajar berlangsung dengan baik Pemahaman siswa terhadap materi

mengarah pada tercapainya tujuan pembelajaran dan mencapai prestasi yang

tinggi

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

adalah berupa pengetahuan keterampilan nilai dan sikap sesuai tujuan atau

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diharapkan diperoleh setelah melalui proses pembelajaran

46

Pretasi belajar yang dimaksudkan peneliti adalah perolehan dari proses

pembelajaran yang mencakup ranah kognitif afektif dan psikomotorik mencapai

lebih besar atau sama dengan KKM pelajaran bahasa Lampung dari tujuan

pembelajaran yang diturunkan dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diperoleh siswa melalui interaksi dengan lingkungan belajar

dan suatu kondisi pembelajaran materi menulis deskripsi yang dirancang guru

sebagai fasilitator

c Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal

Standar nasional Pendidikan (Depdiknas 2008 5) menyatakan bahwa Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) adalah kriteria tertentu yang digunakan untuk

menentukan kelulusan peserta didik KKM ditentukan oleh kelompok guru mata

pelajaran pada awal tahun pelajaran dan menjadi acuan bagi pendidik dan peserta

didik KKM setiap standar kompetensi merupakan rata-rata KKM kompetensi

dasar KKM setiap kompetensi dasar merupakan rata-rata KKM dari indikator

yang terdapat dalam kompetensi dasar tersebut Penentuan KKM didasarkan pada

tiga unsur

Pertama Tingkat kompleksitas Kesulitan kerumitan setiap indikator

kompetensi dasar dan standar kompetensi yang harus dicapai peserta didik Suatu

indikator dikatakan memliliki tingkat kompleksitas tinggi apabila dalam

pencapaiannya didukuoleh sekurang-kurangnya satu dari sejumlah kondisi sebagai

berikut

1) Guru yang memahami dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan

pada peserta didik

47

2) guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang

bervariasi

3) Guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang

diajarkan

4) Peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi

5) Peserta didik yang cakap terampil menerapkan monsep

6) Peserta didik yang cermat kreatif dan inovatif dalam penyelesaian tugas

pekerjaan

7) Waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena memiliki

tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi sehingga dalam proses

pembelajarannya memerlukan pengulangan latihan

8) Tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar peserta

didik dapat mencapai ketuntasan belajar

Kedua Kemampuan daya pendukung meliputi a Sarana dan prasarana

peendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dicapai peserta

didik seperti perpustakaan laboratorium dan alat bahan untuk proses

pembelajaran b Ketersediaan tenaga manajemen sekolah dan kepedulian

stakeholders sekolah

Ketiga Tingkat Kemampuan (intake) rata-rata peserta didik di sekolah yang

bersangkutan Penetapan intake di kelas V dapat didasarkan pada nilai prestasi

rata-rata siswa saat kenaikan kelas atau dikelas sebelumnya yaitu kelas IV

KKM mulok Bahasa Lampung kelas V sesuai yang telah ditetapkan dalam

Kurikulum Sekolah atau KTSP SDN 1 Sukarame Dua Bandar Lampung Tahun

48

Pelajaran 20092010 adalah 65 KKM ini akan dijadikan tolak ukur evaluasi

keberhasilan siswa belajar apakah siswa telah mencapai ketuntasan atau belum

baik secara individual maupun secara klasikal

B Teori Belajar Bahasa dan Pembelajaran

1 Hakikat Belajar Bahasa

Dalam teori belajar konstruktivistik dikemukakan bahwa pembelajaran sebagai

proses mengkonstruksi pengetahuan yang menghubungkan yang sudah ada

dengan yang dipelajari Seperti dijelaskan Paul Suparno dalam Sardiman (2006

175) belajar merupakan proses aktif dari subyek belajar untuk mengkonstuksi

makna sesuatu entah itu teks kegiatan dialog pengalaman fisik dan lain-lain

Belajar merupakan mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau

bahkan yang dipelajarinya dengan pengertian yang sudah di miliki sehingga

pengertiannya menjadi berkembang

Guru sebagai pemrakarsa harus memberi peluang yang optimal bagi siswa Niat

dan kendali belajar sepenuhnya ada pada siswa (Budiningsih 2005 59))

Sehingga guru tidak mentransfer pengetahuan yang dimiliki melainkan membantu

siswa membentuk pengetahuannya sendiri Menurut teori konstruktivisme prinsip

yang paling penting dalam psikologi pendidikan bahwa guru tidak hanya sekedar

memberikan pengetahuan kepada siswa Siswa harus membangun sendiri

pengetahuan di benaknya Guru dapat memberi kemudahan untuk proses ini

dengan memberi kesempatan siwa untuk menentukan atau menerapkan ide-ide

mereka sendiri dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan

strategi mereka sendiri Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa

49

siswa ke pemahaman yang lebih tinggi dengan catatan siswa sendiri yang harus

memanjat anak tangga tersebut (Nur 1998 8)

Cunstruktivism approach is a view that emphasizes the active role of learner in

building understanding and making sesnse of information (Woodfolk 2004 313)

Konstruktivisme belajar menekankan pada peran aktif si belajar (learner) dalam

membangun pemahaman dan memakai suatu informasi Konstruktivis

memfokuskan pada peran siswa secara individu untuk membangun struktur

kognitif mereka ketika menginterpretasikan pengalaman-pengalaman pada situasi

belajar tertentu

Lebih lanjut Bruner dalam Sagala (2005 218) menjelaskan inti dari belajar

adalah cara-cara bagaimana orang memilih mempertahankan dan

mentransformasi secara efektif Dalam proses belajar ada 3 fase yaitu (1)

Informasi dalam tiap pelajaran kita memperoleh informasi ada yang menambah

pengetahuan yang telah kita miliki ada yang memperluas dan memperdalamnya

ada pula yang bertentangan dengan apa yang telah kita ketahui sebelumnya (2)

Transformasi informasi harus dianalisis diubah atau ditransformasi ke dalam

bentuk yang lebih abstrak atau konseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal

yang lebih luas (3) Evaluasi kemudian kita nilai hingga pengetahuan yang

diperoleh itu dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain

Masih dalam yang sama Piaget seorang psikolog Swiss berpendapat bahwa

belajar mengandung makna sebagai perubahan stuktural yang saling melengkapai

antara asimilasi dan akomodasi dalam proses menyusun kembali dan mengubah

apa yang telah diketahui melalui belajar

50

Hal ini didukung pula oleh Gagne dalam Slameto (2003 122) menjelaskan

ldquoBelajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia

belajar bisa terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi

ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya

(peformance-nya) berubah dari waktu ke waktu dan berkeyakinan bahwa

belajar dipengaruhi faktor dari dalam diri dan dari luar dimana keduanya

berinteraksirdquo

Senada dengan tersebut Merrill dan Smorgansbord dalam Yulaelawati (2004

122) menyatakan bahwa

belajar merupakan proses pembangunan pengetahuan berdasarkan

pengalaman atau pengetahuan yang telah ada sebelumnya belajar

merupakan penafsiran seseorng tentang dunia Belajar merupakan proses

yang aktif dimana pengetahuan dikembangkan berdasarkan pengalaman

dan perundingan (negoisasi) makna melalui berbagai informasi atau

mencari kesepakatan dari berbagai pandangan melalui interaksi atau

kerjasama dengan orang lain Belajar perlu disituasikan dalam latar

(seting) yang nyata

Kemudian menurut Gredler dalam Dimyati (1999 72) belajar adalah proses

seseorang memperoleh berbagai kecakapan keterampilan dan sikap menurut

Winkel dalam yang sama belajar merupakan suatu aktivitas mental psikis yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman keterampilan dan nilai

sikap Perubahan ini bersifat relative konstan dan berbekas

Aktivitas belajar menurut Djamarah dalam Sagala (2005 216) bahwa belajar

adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar dan bertujuan dimana tujuan

dalam belajar terjadinya suatu perubahan dalam individu yaitu perubahan tingkah

laku Schuman penganut konstruktif dalam yang sama mengemukakan dengan

dasar pemikiran bahwa semua orang membangaun pandangannya terhadap dunia

51

melalui pengalaman individual atau skema konstruktif menekankan pada

menyiapkan peserta didik untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam

situasi yang tidak tentu atau ambigius

Pandangan yang mampu mengakomodasi sociocultural-revolution dalam buku

Teori Belajar dan Pembelajaran dalam Budiningsih (2005 123) Vigotsky

mengatakan bahwa jalan pikiran seseorang harus dimengerti dari latar sosial-

budayanya dan sejarahnya Artinya untuk memahami pikiran seseorang bukan

dengan cara menelusuri apa yang ada di otaknya dan pada kedalaman jiwanya

melainkan dari asal usul tindakan sadarnya dari interaksi sosial yang dilatari oleh

sejarah hidupnya Interaksi sosial berkaitan erat dengan aktivitas-aktivitas dan

bahasa yang dipergunakan Ditemukan adanya jaringan erat luas dan kompleks di

dalam dan di antara keluarga-keluarga

Jaringan tersebut berkembang atas dasar confianza yang membentuk kondisi

sosial sebagai tempat penyebaran dan pertukaran pengetahuan keterampilan dan

nilai-nilai sosial budaya anak memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui

interaksi sosial sehari-hari Pandangan teori ini menempatkan inter mental atau

lingkungan sosial sebagai faktor primer dan konstitutif terhadap pembentukan

pengetahuan serta perkembangan kognitif seseorang

Di samping itu Piaget dalam yang sama menyatakan bahwa belajar lebih banyak

ditentukan karena adanya karsa individu perkembangan kognitif merupakan suatu

proses genetik yaitu proses yang didasrkan atas mekanisme biologis dalam bentuk

perkembangan sistem syaraf makin bertambah umur seseorang makin

komplekslah susunan sel syarafnya dan makin meningkat pula kemampuannyardquo

52

Dari beberapa teori konstruktivisme di atas belajar adalah merupakan kegiatan

aktif dimana sibelajar membangaun sendiri pengetahuannya subyek belajar juga

mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari dan merupakan proses

bagaimana menjadi tahu tentang sesuatu proses belajar bukanlah memindahkan

pengetahuan dari guru ke siswa tetapi sesuatu kegiatan yang memungkinkan

siswa merekonstruksi sendiri pengetahuannya

Belajar merupakan usaha manusia dalam rangka merubah pola pikir dan tingkah

lakunya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman dan interaksi dengan

lingkungan sekitarnya sehingga terjadi perubahan keterampilan pemahaman

pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat permanen dan membekas diharapkan

dapat hidup mandiri karena untuk membangun suatu pengetahuan baru siswa

akan menyesuaikan informasi baru atau pengetahuan yang disampaikan dengan

pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki melalui berinteraksi sosial

dengan peserta didik lain atau guru dan sumber belajar

Selanjutnya dapat juga dirumuskan bahwa belajar merupakan usaha manusia

dalam rangka merubah pola pikir dan tingkahlakunya berdasarkan pengetahuan

pengalaman dan interaksi dengan lingkungan sekitarnya Dengan terjadinya

perubahan keterampilan pemahaman pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat

permanen dan membekas diharapkan dapat hidup mandiri tidak tergantung pada

orang lain

Belajar yang dimaksudkan penulis adalah belajar menulis deskripsi dalam bahasa

lampung siswa mengkonstruksi sendiri informasi yang akan disampaikan melalui

tulisannya setelah mengamati lingkungan sekitar

53

b Hakikat Pembelajaran Bahasa

Sagala (2005 176) menyatakan bahwa pembelajaran ialah membelajarkan siswa

menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu

utama keberhasilan pendidikan Pembelajaran menurut Corey (1998 91) adalah

suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk

memungkinkan ia turut serta dalam tingkahlaku tertentu dalam kondisi khusus

atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu pembelajaran merupakan

subset khusus dari pendidikan Menurut Burton dalam Sagala (2005 213)

pembelajaran adalah upaya memberikan stimulus bimbingan pengarahan dan

dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar

Vigotsky dalam Budiningsih (2005 103) menyatakan dalam kegiatan

pembelajaran hendaknya anak memperoleh kesempatan yang luas untuk

mengembangkan zona perkembangan proximalnya atau potensi melalui belajar

dan berkembang guru perlu menyediakan berbagai jenis dan tingkatan bantuan

(helps) cognitive scaffolding yang dapat memfasilitasi anak agar mereka dapat

memecahkan permasalahan yang dihadapinya Bantuan dapat dalam bentuk

contoh pedoman bimbingan orang lain atau teman yang lebih kompeten

Bentuk-bentuk pembelajaran kooperatif kolaboratif serta belajar kontekstual

sangat tepat digunakan

Zona perkembangan proksimal menurutnya perkembangan kemampuan seseorang

dapat dibedakan kedalam dua tingkat yaitu tingkat aktual dan potensial tingkat

perkembangan aktual tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan

tugas-tugas atau memecahkan berbagai masalah secara mandiri (intramental)

54

sedangkan potensial kemampuan kemampuan memecahkan masalah dan

menyelesaikan tugas-tugas ketika di bawah bimbingan orang dewasa atau ketika

berkolaborasi dengan teman sebaya yang lebih kompeten (intermental)

Berdasarkan beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan pembelajaran

merupakan pengorganisasian aktivitas siswa dalam arti peran guru bukan semata-

mata memberikan informasi melainkan juga mengarahkan memotivasi dan

memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the learning) agar proses

belajar lebih memadai Pembelajaran juga mengandung arti setiap kegiatan

dirancang untuk membantu dalam mempelajari sesuatu kemampuan atau nilai

Yuelawati E (2004 121) mengutip pepatah Cina bahwa membaca

mendengar dan melihat belum cukup dalam belajar pembelajaran yang

melibatkan peserta didik untuk mengalami dan membicarakan bahan

tertentu pada orang lain dapat lebih bermakna dalam belajar terlebih lagi

bila peserta didik mempunyai kesempatan untuk mengajarkan

pengetahuannya terhadap peserta didik lain yang bersumber

Keberhasilan pembelajaran Kerucut Dale disebutkan bahwa keberhasilam

peembelajaran adalah sebagai berikut

1) Apa yang kita baca 10

2) Apa yang kita dengar 20

3) Apa yang kita lihat 30

4) Apa yang kita dengar dan lihat 50

5) Apa yang kita bicarakan dengan orang lain 70

6) Apa yang kita alami sendiri 80

7) Apa yang kita ajarkan kepada orang lain 95

55

Pembelajaran bahasa yang dimaksud adalah pembelajaran tentang menulis

deskripsi bahasa Lampung kelas V SD pembelajaran ini dirancang menggunakan

pendekatan Pembelajaran CTL khususnya untuk meningkatkan aktivitas belajar

bahasa Lampung dan sebagai bentuk nyata pelaksanaan tugas guru dalam hal

kegiatan belajar di Sekolah Dasar tentunya kondisi belajar yang aktif dan

menyenangkan

Hakikat belajar bahasa Lampung yang dimaksudkan dalam penelitian ini guru

akan merancang pembelajaran menggunakan pendekatan komunikatif integratif

siswa diharapkan dapat mendeskripsikan apa yang diamatinya Proses

pembelajaran mengkondisikan siswa untuk melakukan pengamatan kemudian

menemukan hal yang diamati mengindentifikasikan menentukan lalu

mengungkapkan apa yang diamatinya dalam tulisan deskriptif sehingga proses

belajar berlangsung aktif dan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan

Dalam Standar Kelulusan BSNP 2006 sesuai Permen No 22 tahun 2005 Standar

Kompetensi Lulusan pendidikan dasar meliputi SD MISDLB Paket A dan SMP

MTs SMPLB bertujuan meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan kepribadian

akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

lebih lanjut

Adapun Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) SD

MISDLB Paket A selengkapnya adalah (a) Menjalankan ajaran agama yang

dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak (b) Mengenal kekurangan dan

kelebihan diri sendiri (c) Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku di

lingkungannya (d) Menghargai keberagaman agama budaya suku ras dan

56

golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya (e) Menggunakan informasi

tentang lingkungan sekitar secara logis kritis dan kreatif (f) Menunjukkan

kemampuan berfikir logis kritis dan kreatif dengan bimbingan guru pendidik (g)

Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya (h)

Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan

sehari-hari (i) Menunjukkan kemampuan menggali gejala alam dan sosial di

lingkungan sekitar (j) Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap

lingkungan (k) Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa negara

dan tanah air Indonesia (l) Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan

seni dan budaya lokal (m) Menunjukkan kebiasaan hidup bersih sehat bugar

aman dan memanfaatkan waktu luang (n) Berkomunikasi secara jelas dan santun

(0) Bekerja sama dengan kelompok tolong menolong dan menjaga diri sendiri

dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya (p) Menunjukkan kegemaran

membaca dan menulis (q) Menunjukkan keterampilan menyimak berbicara

membaca menulis dan berhitung

c Hakikat Pendidikan

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat Setiap manusia membutuhkan

pendidikan sampai kapan dan dimanapun ia berada Pendidikan sangat penting

artinya sebab tenpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan

terbelakang Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk

menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing disamping

memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik

57

Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 menyatakan pendidikan sebagai usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri kepribadian kecerdasan akhlak

mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan

negara

Menurut pragmatisme pendidikan merupakan suatu proses reorganisasi dan

rekonstruksi dari pengalaman-pengalaman individu Baik anak maupun orang

dewasa selalu belajar dari pengalamannya (Sadulloh 2003 125) Sedangkan

Suhasno et all (1991 3) menyatakan bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai

suatu proses pertumbuhan yang menyesuaikan dengan lingkungan Suatu

pengarahan dan bimbingan yang diberikan kepada anak dalam pertumbuhannya

Suatu usaha sadar untuk menciptakan suatu keadaan atau situasi tertentu yang

dikehendaki oleh masyarakat serta suatu pembentukan kepribadian kemampuan

anak dalam menuju kedewasaan

Lima pilar pendidikan sekarang dan masa depan yang dicanangkan oleh UNESCO

yang perlu dikembangkan oleh lembaga pendidikan formal yaitu (1) learning to

know (belajar untuk mengetahui) (2) learning to do (belajar untuk melakukan

sesuatu) dalam hal ini kita dituntut untuk terampil dalam melakukan sesuatu (3)

learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) (4) learning to live together

(belajar untuk menjalani kehidupan bersama) dan (5) learning to trust in God

(belajar untuk bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa)

58

Realisasi ldquolearning to knowrdquo dapat diterapkan dengan memposisikan guru sebagai

fasilitator Disamping itu guru dituntut untuk dapat berperan sebagai teman

sejawat dalam berdialog dengan siswa dalam mengembangkan penguasaan

pengetahuan maupun ilmu tertentu

Learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu) akan bisa berjalan jika di

sekolah memfasilitasi siswa untuk mengaktualisasi keterampilan yang dililikinya

serta bakat dan minatnya Walaupun bakat dan minat anak banyak dipengaruhi

unsur kerturunan namun tumbuh berkembangnya bakat dan minat tergantung

pada lingkungannya Keterampilan dapat digunakan untuk menopang kehidupan

seseorang bahkan keterampilan lebih dominan daripada penguasaan pengetahuan

dalam mendukung keberhasilan kehidupan seorang

Learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) erat hubungannya dengan bakat

dan minat perkembangan fisik dan kejiwaan tipologi pribadi anak serta kondisi

lingkungannya Bagi anak yang agresif proses perkembangan diri akan berjalan

bila diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi Sebaliknya bagi anak yang

pasif peran guru sebagai pengarah sekaligus fasilitator sangat dibutuhkan untuk

pengembangan diri siswa secara maksimal

Kebiasaan hidup bersama saling menghargai terbuka memberi dan memenerima

(take and give) perlu ditumbuhkembangkan Kondisi seperti ini memungkinkan

terjadinya proses ldquolearning to live togetherrdquo (belajar untuk menjalani kehidupan

bersama) Penerapan pilar keempat ini dirasakan makin penting dalam era

globalisasi era persaingan global Perlu pemupukan sikap saling pengertian antar

ras suku dan agama agar tidak menimbulkan berbagai pertentangan yang

59

bersumber pada hal tersebut Selain empat pilar diatas dalam Undang-Undang RI

No 20 BAB II Pasal 3 Sistem Pendidikan Nasional pemerintah Indonesia

memandang perlu menjadikan peserta didik menjadi manusia yang bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab

sehingga perlu ditambah pilar kelima yaiturdquo learning to trust in Godrdquo

C Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan sebagai pembanding dan dapat digunakan untuk

meningkatkan kualitas penelitian adalah sebagai berikut

1 Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA melalui Pendekatan

Kontekstual Siswa Kelas VI Sekolah Tunas Mekar Bandar Lampung

20082009

1) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6 Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus 3 Pada

Siklus I nilai rata-rata siswa kelas 6A adalah 7179 Pada Siklus II nilai

rata-rata siswa kelas 6A adalah 7662 yang berarti meningkat 673 pada

kelas 6A dari nilai rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa

kelas 6A adalah 7832 yang berarti mengalami peningkatan sebesar 22

pada kelas 6A dari Siklus II atau mengalami peningkatan 901 pada

kelas 6Adari Siklus I pembelajarn IPA dengan Pembelajaran Kontekstual

Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang signifikan pada siklus I

pada kelas 6A hanya terdapat 14 atau 6087 siswa yang mencapai

ketuntasan sedangkan pada siklus III terdapat 23 siswa atau 100 siswa

60

yang mencapai ketuntasan yang berarti mengalami peningkatan sebesar

6429

2) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6B Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus III Pada

Siklus I nilai rata-rata 6B adalah 7222 Pada Siklus II nilai rata-rata siswa

kelas 6B adalah 7865 yang berarti meningkat 890 pada kelas 6B dari nilai

rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa 6B adalah 7946 yang

berarti mengalami peningkatan sebesar 103 dari Siklus II atau

mengalami peningkatan 1003 dari Siklus I pembelajarn IPA dengan

Pembelajaran Kontekstual Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang

signifikan pada siklus I pada kelas 6B hanya terdapat 14 atau 6087

siswa yang mencapai ketuntasan sedangkan pada siklus III masing-masing

terdapat 23 siswa atau 100 siswa yang mencapai ketuntasan yang berarti

mengalami peningkatan sebesar 6429

Berdasarkan penelitian tersebut ternyata prestasi belajar dapat ditingkatkan

melalui pendekatan pembelajaran CTL walaupun pada mata pelajaran IPA

Hal ini memungkinkan terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa

pembelajaran bahasa termasuk prestasi belajar menulis deskripsi

berbahasa Lampung

2 Jurnal Teknologi Pendidikan Unila Volume 04 No 03- Maret 2008 Penelitian

Nuraeni Erdawati dengan judul Penerapan Strategi Contextual Teaching and

Learning (CTL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) SD Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada

61

tiap siklus serta peningkatan aktivitas belajar siswa Pembelajaran

menerapkan pendekatan CTL dapat dijadikan sebagai alternatif penerapan

model pembelajaran IPS terutama pada materi peta tematik keragaman

kenampakan alam dan buatan

Merujuk hasil penelitian tersebut ternyata prestasi belajar IPS dapat

ditingkatkan melalui pendekatan pembelajaran CTL Hal ini memungkinkan

terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa pada pembelajaran bahasa

termasuk prestasi belajar menulis deskripsi berbahasa Lampung kelas V SDN

1 Sukarame Dua Bandar Lampung

Page 27: II. KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Menulis Deskripsi ...digilib.unila.ac.id/20091/3/BAB II.pdf · yang bertalian dengan usaha penulis untuk memberikan perincian dari ... Syarat-syarat

37

Media yang akan digunakan dalampenelitian ini adalah media objek sebenarnya

alami hidup dan tak hidup yang terdapat di lingkungan sekitar sekolah yaitu

sugai gunung kebun pantai dan benda-benda tak hidup lainnya

4 Pembelajaran Menulis Deskripsi Berbahasa Lampung Menggunakan CTL

Bahasa Lampung adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat penuturnya

yaitu suku Lampung dalam berkomunikasi dan mengaktualisasikan diri dalam

kehidupan sehari-hari Pakar linguistik deskriptif biasanya mendefinisikan bahasa

sebagai satu sistem lambang bunyi yang bersifat arbiter kemudian lazim ditambah

dengan yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat untuk berinteraksi

dan mengidentifikasikan dirirdquo (Chaer 1997 68) Nababan (1999 96)

mengemukakan bahwa bahasa memiliki empat fungsi yaitu fungsi kebudayaan

kemasyarakatan perorangan dan pendidikan

Fungsi kebudayaan meliputi tiga hal yaitu pelestarian kebudayaan

pengembangan kebudayaan dan inventarisasi ciri-ciri kebudayaan Fungsi

kemasyarakatan meliputi ruang lingkup dan bidang pemakaian Fungsi perorangan

meliputi fungsi instrumental kepribadian pemecahan masalah khayalan dan

informatif Fungsi pendidikan meliputi fungsi integratif instrumental kultural dan

penalaran

Fungsi dan tujuan pembelajaran bahasa Lampung untuk membelajarkan siswa

didik dalam belajar bahasa Lampung dan berfungsi memberikan kemampuan

menggunakan bahasa Lampung bagi kepentingan berpikir merasa dan

38

berkomunikasi dalam kehidupan budaya masa kini sebagai lanjutan dari

kehidupan masa lalu dengan memperhatikan peristiwa penggunaannya

Pada proses pembelajaran berlangsung guru memotivasi siswa melakukan

pengamatan terhadap gambar kemudian mengungkapkan hasil pengamatannya

melalui deskripsi Siswa menulis deskripsi sesuai dengan kaidah bahasa

Lampung baik ejaan struktur maupun kosa kata Dengan demikian pembelajaran

dalam terlaksana dengan mengoptimalkan masyarakat belajar dalam pembelajaran

bahasa Lampung dengan pendekatan CTL

Pembelajaran bahasa Lampung meliputi pengenalan pemahaman dan

keterampilan mencakup unsur bahasa Lampung (Depdikbud Provinsi Lampung

2003 16) yaitu

a) Lafal dan ejaan yang berkenaan dengan lafal yang baik dan ejaan yang

sesuai dengan pedoman Ejaan Bahasa Lampung

b) Struktur yang berkenaan dengan bebtuk kata frase dan kalimat Bahasa

Lampung yang baik dan yang diterima bukan teoritis

c) Kosa kata yang berkenaan dengan kata-kata bahasa lampung dari berbagai

lingkungan kehidupan yang diperlukan sebagai alat berpikir merasa dan

berkomunikasi dengan lancar

d) Wacana berkenaan dengan karangan jenis narasi deskripsi eksposisi

argumentasi dan drama

Lebih lanjut dijelaskan pokok-pokok bahasan pembelajaran mencerminkan

kegiatan berbahasa dalam bahasa Lampung khususnya menulis adalah

pembelajaran menulis untuk mengomunikasikan gagasan perasaan dan pesan

dengan bahasa Lampung secara tertulis baik dalam bentuk prosa atau puisi

maupun dalam berbagai jenis karangan seperti pada karangan deskripsi berbahasa

Lampung

39

Pembelajaran menulis disesuaikan dengan ketentuan menulis Hamer (1999 48)

mengatakan bahwa dalam keterampilan menulis harus diperhatikan beberapa hal

misalnya penyusunan kalimat menjadi paragraf bagaimana paragraf digabungkan

dan dikelompokan sehingga menjadi tulisan yang koheren Penerapan

pembelajaran pendekatan kontekstual (CTL) dalam penelitian ini adalah guru

mendesain proses pembelajaran menulis teks deskripsi berbahasa Lampung

dengan memanfaatkan lingkungan sebagai media Mengonstruksi pengetahuan

siswa sedikit demi sedikit sehingga pengetahuannya bermakna dalam proses

menemukan bertanya masyarakat belajar memberi permodelan melaksanakan

refleksi dalam pembelajaran dan melaksanakan penilaian autentik

5 Prestasi Belajar

a Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi adalah istilah yang diambil dari bahasa Belanda ldquoprestatierdquo yang berarti

hasil usaha Kata prestasi dalam berbagai penggunaan selalu dihubungkan dengan

aktivitas tertentu Prestasi belajar adalah kemampuan nyata yang dapat langsung

diukur dengan tes tertentu dan dapat dihitung hasilnya menurut Zainal dalam

Sagala (2005 101) bahwa ldquoPrestasi merupakan kemampuan siswa yang dapat

dicapai saat dilakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa

terhadap berbagai hal yang pernah dilatihkan diajarkan sudah dapat diperoleh

gambaran yang nyata tentang pencapaian program pembelajaran secara

menyeluruhrdquo

Di samping itu menurut Wittrock dalam Latuheru (1999 46) ldquoprestasi belajar

adalah suatu terminology yang menggambarkan suatu proses perubahan melalui

40

pengalaman Proses tersebut mempersyaratkan perubahan yang relative permanen

berupa sikap pengetahuan informasi kemampuan dan keterampilan melalui

pengalamanrdquo

Skiner dengan teori operant conditioning sebagaimana dikutip Gredler (dalam

Slameto 2003 49) mengatakan bahwa prestasi belajar merupakan respon

tingkah laku yang baru Walaupun Skiner mengatakan demikian namun pada

dasarnya respon yang baru itu sama pengertiannya dengan tingkah laku

pengetahuan sikap keterampilan yang baru

Prestasi menurut Hamalik (198384) adalah perubahan tingkahlaku yang

diharapkan kepada murid setelah diadakan proses belajar mengajar Sedangkan

menurut Yusuf (198224) prestasi adalah tingkatan kepandaian keterampilan yang

telah dicapai setelah melakukan kegiatan pekerjaan atau latihan itu sendiri

Menurut Adi Nugroho prestasi adalah segala jenis pekerjaan yang berasil dan

prestasi itu menunjukkan kecakapan Selanjutnya Purwadarminto menyebutkan

bahwa prestasi adalah hasil yang dicapai sebaik-baiknya menurut kemampuan

anak pada waktu tertentu terhadap hal-hal yang dikerjakan dilakukan

Reigeluth dalam yang sama berpendapat prestasi belajar dapat juga dikatakan

sebagai pengaruh yang memberikan suatu ukuran nilai dari metode (strategi)

alternatif dalam kondisi yang berbeda ada hasilnyata dan diinginkan Hasil nyata

hasil-hasil kehidupan nyata dari menggunakan metode (strategi) spesifik dalam

kondisi yang spesifik pula sedangkan hasil yang diinginkan adalah tujuan-tujuan

(goals) yang umumnya berpengaruh pada pemilihan suatu metode

41

Ini berarti prestasi belajar sangat erat kaitannya dengan metode (strategi) yang

digunakan pada sesuatu kondisi (pembelajaran) tertentu Semakin ketepatan

pemilihan metode atau strategi (pembelajaran) pada suatu kondisi semakin baik

hasil belajar Selanjutnya juga mengatakan secara spesifik hasil belajar adalah

suatu kinerja (peformance) yang diindikasikan sebagai suatu kapabilitas

(kemampuan) yang diperoleh Hasil belajar tersebut selalu dinyatakan dalam

bentuk tujuan-tujuan khusus perilaku (unjuk kerja)

Muhibin (1997141) menyebutkan bahwa prestasi belajar merupakan taraf

keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah dinyatakan

dalam bentuk skor yang diperoleh hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran

tertentu Demikian pula pendapat Albach Arnove dan Kelly (1999201) bahwa

prestasi belajar hanya ukuran keberhasilan di sekolah tidak termasuk keberhasilan

dalam keluarga dan masyarakat Davis dalam Slameto (198521) berpendapat

bahwa prestasi belajar adalah pengetahuan yang diperoleh siswa sebagai hasil dari

pembelajaran

Pendapat-pendapat di atas menunjukkan bahwa prestasi belajar dipergunakan

untuk menyebut berbagai macam hasil kegiatan atau usaha Hal ini sesuai dengan

kenyataan yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari Istilah prestasi

belajar sering digunakan untuk menyebut hasil yang dicapai dalam berbagai

kegiatan misalnya prestasi olahraga prestasi seni prestasi kerja prestasi belajar

prestasi usaha dan sebagainya

42

Berdasarkan uraian di atas prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari

proses belajar mengajar yaitu penguasaan perubahan emosional atau perubahan

tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu Prestasi belajar sering

dipergunakan dalam arti yang sangat luas seperti prestasi belajar dalam ulangan

harian prestasi pekerjaan rumah prestasi belajar tengah semester prestasi akhir

semester dan sebagainya

Cara yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat prestasi belajar adalah

dengan menggunakan tes Tes prestasi dapat digunakan sebagai suatu tes

diagnosis yang dirancang untuk membuktikan mengenai gambaran kelebihan dan

kekurangan siswa

Pada proses pembelajaran prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari

pembelajaran yang meliputi penguasaan perubahan emosional dan perubahan

tingkah laku yang dapat diukur dengan tes objektif maupun tes uraian Dengan

demikian prestasi belajar Bahasa Lampung adalah prestasi belajar siswa pada tes

ujian akhir semester atau pada Konpetensi Dasar pada mata pelajaran Bahasa

Lampung

Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

Bahasa Lampung merupakan tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari

pelajaran Bahasa Lampung di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang

diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi tertentu

Prestasi belajar memiliki beberapa kategori Gagne (19925)

mengklasifikasikannya menjadi lima kategori yakni 1) Intellectual skill 2)

Cognitive strategies 3) Verbal information 4) Motor skill dan 5) Attitudes

43

1) Keterampilan intelektual

Kemampuan ini merupakan keterampilan yang membuat seseorang secara

cakap berinteraksi dengan lingkungan melalui penggunaan lambang-lambang

2) Strategi kognitif

Kemampuan yang mengatur cara bagaimana si belajar mengelola belajarnya

3) Informasi verbal

Kemampuan ini berupa perolehan label atau nama fakta dan pengetahuan yang

sudah tersusun rapi

4) Keterampilan motorik

Kemampuan yang mendasari pelaksanaan perbuatan jasmaniah secara mulus

5) Sikap

Kemampuan yang mempengaruhi pilihan tindakan yang akan diambil

Lebih lanjut Bloom dan kawan-kawan sebagai mana dikutip oleh Degeng dalam

Hamalik (2004 90) mengklasifikasikan prestasi belajar menjadi 3 (tiga) domain

atau ranah yaitu rdquoranah kognitif psikomotor dan afektifrdquo ranah kognitif

menaruh perhatian pada pengembangan kapabilitas dan keterampilan intelektual

ranah psikomotor berkaitan dengan kegiatan-kegiatan manipulatif atau

keterampilan motorik dan ranah efektif berkaitan dengan pengembangan

perasaan sikap nilai dan emosirdquo Ketiga ketegori prestasi belajar itu mempunyai

aspek masing-masing

Kognitif aspek-aspek dari domain ini terdiri dari pengetahuan pemahaman

penerapan analisis sintesis dan evaluasi Afektif domain ini terdiri dari aspek-

aspek penerimaan tanggapan penilaian pengorganisasian dan pengarahan

44

Psikomotorik terdiri dari beberapa aspek kemampuan gerak refleks kemampuan

gerak dasar kemampuan perseptual kemampuan fisik kemampuan gerak

terampil dan kemampuan gerak komunikatif

Dapat diasumsikan bahwa untuk menghasilkan kategori kapabilitas atau kelima

ranah prestasi belajar tersebut sedikitnya banyak ditentukan atau dipengaruhi oleh

faktor internal seperti pengetahuan prasyarat atau kemampuan awal dari masing-

masing kategori hasil belajar yang dimiliki oleh siswa yang berkaitan dengan

kapabilitas atau keterampilan yang sedang dipelajari baru

Gagne (199266) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses untuk

memperoleh motivasi dalam pemngetahuan keterampilan kebiasaan dan tingkah

laku Belajar adalah suatu aktivitas yang melibatkan bukan hanya penguasaan

kemampuan akademik baru saja melainkan juga perkembangan emosional

interksi sosial dan perkembangan kepribadian Menurut Gagne (19923) belajar

adalah perubahan dalam diri manusia atau kemampuan yang berlangsung selama

satu masa waktu yang tidak semata-mata disebabkan oleh perubahan

pertumbuhan

Jenis perubahan yang dimaksud dalam belajar ini meliputi perubahan tingkah laku

setelah siswa mendapatkan berbagai pengalaman dalam proses pembelajaran

Pengalaman tersebut akan menyebabkan proses perubahan pada diri sibelajar

dengan kata lain bahwa proses belajar senantiasa merupakan perubahan

tingkahlaku dan terjadi karena pengalaman

45

Yang dimaksud prestasi belajar siswa dalam penelitian ini adalah prestasi yang

ditunjukkan siswa setelah dilakukan pembelajaran jika prestasi belajar mengalami

peningkatan maka siswa dapat dinyatakan mencapai prestasi belajar atau

mengalami peningkatan setelah mengalami belajar jika tidak prestasi belajar tidak

tercapai atau belum tuntas

Memperhatikan pernyatan tersebut belajar merupakan upaya siswa untuk

memahami materi ajar yaitu menulis deskripsi bahasa Lampung sesuai dengan

aturan penulisan atau kaidah bahasa diharapkan siswa memiliki pengetahuan dan

kemampuan dan dapat mengaplikasikan serta melaksanakan nilai positif dalam

kehidupan sehari-hari Dipahaminya suatu ilmu dalam proses pembelajaran akan

tercermin melalui hasil evaluasi Penggunaan pendekatan CTL media dan alat

belajar yang tepat dalam pembelajaran akan sangat membantu siswa belajar

Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa penggunaan pendekatan media dan alat

dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi hasil belajar siswa dapat menjadi

aktif belajar berkolaborasi dan belajar dalam waktu yang telah ditentukan pesan

dapat disalurkan dapat merangsang berpikir perhatian minat siswa sehingga

proses belajar berlangsung dengan baik Pemahaman siswa terhadap materi

mengarah pada tercapainya tujuan pembelajaran dan mencapai prestasi yang

tinggi

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

adalah berupa pengetahuan keterampilan nilai dan sikap sesuai tujuan atau

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diharapkan diperoleh setelah melalui proses pembelajaran

46

Pretasi belajar yang dimaksudkan peneliti adalah perolehan dari proses

pembelajaran yang mencakup ranah kognitif afektif dan psikomotorik mencapai

lebih besar atau sama dengan KKM pelajaran bahasa Lampung dari tujuan

pembelajaran yang diturunkan dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diperoleh siswa melalui interaksi dengan lingkungan belajar

dan suatu kondisi pembelajaran materi menulis deskripsi yang dirancang guru

sebagai fasilitator

c Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal

Standar nasional Pendidikan (Depdiknas 2008 5) menyatakan bahwa Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) adalah kriteria tertentu yang digunakan untuk

menentukan kelulusan peserta didik KKM ditentukan oleh kelompok guru mata

pelajaran pada awal tahun pelajaran dan menjadi acuan bagi pendidik dan peserta

didik KKM setiap standar kompetensi merupakan rata-rata KKM kompetensi

dasar KKM setiap kompetensi dasar merupakan rata-rata KKM dari indikator

yang terdapat dalam kompetensi dasar tersebut Penentuan KKM didasarkan pada

tiga unsur

Pertama Tingkat kompleksitas Kesulitan kerumitan setiap indikator

kompetensi dasar dan standar kompetensi yang harus dicapai peserta didik Suatu

indikator dikatakan memliliki tingkat kompleksitas tinggi apabila dalam

pencapaiannya didukuoleh sekurang-kurangnya satu dari sejumlah kondisi sebagai

berikut

1) Guru yang memahami dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan

pada peserta didik

47

2) guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang

bervariasi

3) Guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang

diajarkan

4) Peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi

5) Peserta didik yang cakap terampil menerapkan monsep

6) Peserta didik yang cermat kreatif dan inovatif dalam penyelesaian tugas

pekerjaan

7) Waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena memiliki

tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi sehingga dalam proses

pembelajarannya memerlukan pengulangan latihan

8) Tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar peserta

didik dapat mencapai ketuntasan belajar

Kedua Kemampuan daya pendukung meliputi a Sarana dan prasarana

peendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dicapai peserta

didik seperti perpustakaan laboratorium dan alat bahan untuk proses

pembelajaran b Ketersediaan tenaga manajemen sekolah dan kepedulian

stakeholders sekolah

Ketiga Tingkat Kemampuan (intake) rata-rata peserta didik di sekolah yang

bersangkutan Penetapan intake di kelas V dapat didasarkan pada nilai prestasi

rata-rata siswa saat kenaikan kelas atau dikelas sebelumnya yaitu kelas IV

KKM mulok Bahasa Lampung kelas V sesuai yang telah ditetapkan dalam

Kurikulum Sekolah atau KTSP SDN 1 Sukarame Dua Bandar Lampung Tahun

48

Pelajaran 20092010 adalah 65 KKM ini akan dijadikan tolak ukur evaluasi

keberhasilan siswa belajar apakah siswa telah mencapai ketuntasan atau belum

baik secara individual maupun secara klasikal

B Teori Belajar Bahasa dan Pembelajaran

1 Hakikat Belajar Bahasa

Dalam teori belajar konstruktivistik dikemukakan bahwa pembelajaran sebagai

proses mengkonstruksi pengetahuan yang menghubungkan yang sudah ada

dengan yang dipelajari Seperti dijelaskan Paul Suparno dalam Sardiman (2006

175) belajar merupakan proses aktif dari subyek belajar untuk mengkonstuksi

makna sesuatu entah itu teks kegiatan dialog pengalaman fisik dan lain-lain

Belajar merupakan mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau

bahkan yang dipelajarinya dengan pengertian yang sudah di miliki sehingga

pengertiannya menjadi berkembang

Guru sebagai pemrakarsa harus memberi peluang yang optimal bagi siswa Niat

dan kendali belajar sepenuhnya ada pada siswa (Budiningsih 2005 59))

Sehingga guru tidak mentransfer pengetahuan yang dimiliki melainkan membantu

siswa membentuk pengetahuannya sendiri Menurut teori konstruktivisme prinsip

yang paling penting dalam psikologi pendidikan bahwa guru tidak hanya sekedar

memberikan pengetahuan kepada siswa Siswa harus membangun sendiri

pengetahuan di benaknya Guru dapat memberi kemudahan untuk proses ini

dengan memberi kesempatan siwa untuk menentukan atau menerapkan ide-ide

mereka sendiri dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan

strategi mereka sendiri Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa

49

siswa ke pemahaman yang lebih tinggi dengan catatan siswa sendiri yang harus

memanjat anak tangga tersebut (Nur 1998 8)

Cunstruktivism approach is a view that emphasizes the active role of learner in

building understanding and making sesnse of information (Woodfolk 2004 313)

Konstruktivisme belajar menekankan pada peran aktif si belajar (learner) dalam

membangun pemahaman dan memakai suatu informasi Konstruktivis

memfokuskan pada peran siswa secara individu untuk membangun struktur

kognitif mereka ketika menginterpretasikan pengalaman-pengalaman pada situasi

belajar tertentu

Lebih lanjut Bruner dalam Sagala (2005 218) menjelaskan inti dari belajar

adalah cara-cara bagaimana orang memilih mempertahankan dan

mentransformasi secara efektif Dalam proses belajar ada 3 fase yaitu (1)

Informasi dalam tiap pelajaran kita memperoleh informasi ada yang menambah

pengetahuan yang telah kita miliki ada yang memperluas dan memperdalamnya

ada pula yang bertentangan dengan apa yang telah kita ketahui sebelumnya (2)

Transformasi informasi harus dianalisis diubah atau ditransformasi ke dalam

bentuk yang lebih abstrak atau konseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal

yang lebih luas (3) Evaluasi kemudian kita nilai hingga pengetahuan yang

diperoleh itu dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain

Masih dalam yang sama Piaget seorang psikolog Swiss berpendapat bahwa

belajar mengandung makna sebagai perubahan stuktural yang saling melengkapai

antara asimilasi dan akomodasi dalam proses menyusun kembali dan mengubah

apa yang telah diketahui melalui belajar

50

Hal ini didukung pula oleh Gagne dalam Slameto (2003 122) menjelaskan

ldquoBelajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia

belajar bisa terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi

ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya

(peformance-nya) berubah dari waktu ke waktu dan berkeyakinan bahwa

belajar dipengaruhi faktor dari dalam diri dan dari luar dimana keduanya

berinteraksirdquo

Senada dengan tersebut Merrill dan Smorgansbord dalam Yulaelawati (2004

122) menyatakan bahwa

belajar merupakan proses pembangunan pengetahuan berdasarkan

pengalaman atau pengetahuan yang telah ada sebelumnya belajar

merupakan penafsiran seseorng tentang dunia Belajar merupakan proses

yang aktif dimana pengetahuan dikembangkan berdasarkan pengalaman

dan perundingan (negoisasi) makna melalui berbagai informasi atau

mencari kesepakatan dari berbagai pandangan melalui interaksi atau

kerjasama dengan orang lain Belajar perlu disituasikan dalam latar

(seting) yang nyata

Kemudian menurut Gredler dalam Dimyati (1999 72) belajar adalah proses

seseorang memperoleh berbagai kecakapan keterampilan dan sikap menurut

Winkel dalam yang sama belajar merupakan suatu aktivitas mental psikis yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman keterampilan dan nilai

sikap Perubahan ini bersifat relative konstan dan berbekas

Aktivitas belajar menurut Djamarah dalam Sagala (2005 216) bahwa belajar

adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar dan bertujuan dimana tujuan

dalam belajar terjadinya suatu perubahan dalam individu yaitu perubahan tingkah

laku Schuman penganut konstruktif dalam yang sama mengemukakan dengan

dasar pemikiran bahwa semua orang membangaun pandangannya terhadap dunia

51

melalui pengalaman individual atau skema konstruktif menekankan pada

menyiapkan peserta didik untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam

situasi yang tidak tentu atau ambigius

Pandangan yang mampu mengakomodasi sociocultural-revolution dalam buku

Teori Belajar dan Pembelajaran dalam Budiningsih (2005 123) Vigotsky

mengatakan bahwa jalan pikiran seseorang harus dimengerti dari latar sosial-

budayanya dan sejarahnya Artinya untuk memahami pikiran seseorang bukan

dengan cara menelusuri apa yang ada di otaknya dan pada kedalaman jiwanya

melainkan dari asal usul tindakan sadarnya dari interaksi sosial yang dilatari oleh

sejarah hidupnya Interaksi sosial berkaitan erat dengan aktivitas-aktivitas dan

bahasa yang dipergunakan Ditemukan adanya jaringan erat luas dan kompleks di

dalam dan di antara keluarga-keluarga

Jaringan tersebut berkembang atas dasar confianza yang membentuk kondisi

sosial sebagai tempat penyebaran dan pertukaran pengetahuan keterampilan dan

nilai-nilai sosial budaya anak memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui

interaksi sosial sehari-hari Pandangan teori ini menempatkan inter mental atau

lingkungan sosial sebagai faktor primer dan konstitutif terhadap pembentukan

pengetahuan serta perkembangan kognitif seseorang

Di samping itu Piaget dalam yang sama menyatakan bahwa belajar lebih banyak

ditentukan karena adanya karsa individu perkembangan kognitif merupakan suatu

proses genetik yaitu proses yang didasrkan atas mekanisme biologis dalam bentuk

perkembangan sistem syaraf makin bertambah umur seseorang makin

komplekslah susunan sel syarafnya dan makin meningkat pula kemampuannyardquo

52

Dari beberapa teori konstruktivisme di atas belajar adalah merupakan kegiatan

aktif dimana sibelajar membangaun sendiri pengetahuannya subyek belajar juga

mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari dan merupakan proses

bagaimana menjadi tahu tentang sesuatu proses belajar bukanlah memindahkan

pengetahuan dari guru ke siswa tetapi sesuatu kegiatan yang memungkinkan

siswa merekonstruksi sendiri pengetahuannya

Belajar merupakan usaha manusia dalam rangka merubah pola pikir dan tingkah

lakunya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman dan interaksi dengan

lingkungan sekitarnya sehingga terjadi perubahan keterampilan pemahaman

pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat permanen dan membekas diharapkan

dapat hidup mandiri karena untuk membangun suatu pengetahuan baru siswa

akan menyesuaikan informasi baru atau pengetahuan yang disampaikan dengan

pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki melalui berinteraksi sosial

dengan peserta didik lain atau guru dan sumber belajar

Selanjutnya dapat juga dirumuskan bahwa belajar merupakan usaha manusia

dalam rangka merubah pola pikir dan tingkahlakunya berdasarkan pengetahuan

pengalaman dan interaksi dengan lingkungan sekitarnya Dengan terjadinya

perubahan keterampilan pemahaman pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat

permanen dan membekas diharapkan dapat hidup mandiri tidak tergantung pada

orang lain

Belajar yang dimaksudkan penulis adalah belajar menulis deskripsi dalam bahasa

lampung siswa mengkonstruksi sendiri informasi yang akan disampaikan melalui

tulisannya setelah mengamati lingkungan sekitar

53

b Hakikat Pembelajaran Bahasa

Sagala (2005 176) menyatakan bahwa pembelajaran ialah membelajarkan siswa

menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu

utama keberhasilan pendidikan Pembelajaran menurut Corey (1998 91) adalah

suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk

memungkinkan ia turut serta dalam tingkahlaku tertentu dalam kondisi khusus

atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu pembelajaran merupakan

subset khusus dari pendidikan Menurut Burton dalam Sagala (2005 213)

pembelajaran adalah upaya memberikan stimulus bimbingan pengarahan dan

dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar

Vigotsky dalam Budiningsih (2005 103) menyatakan dalam kegiatan

pembelajaran hendaknya anak memperoleh kesempatan yang luas untuk

mengembangkan zona perkembangan proximalnya atau potensi melalui belajar

dan berkembang guru perlu menyediakan berbagai jenis dan tingkatan bantuan

(helps) cognitive scaffolding yang dapat memfasilitasi anak agar mereka dapat

memecahkan permasalahan yang dihadapinya Bantuan dapat dalam bentuk

contoh pedoman bimbingan orang lain atau teman yang lebih kompeten

Bentuk-bentuk pembelajaran kooperatif kolaboratif serta belajar kontekstual

sangat tepat digunakan

Zona perkembangan proksimal menurutnya perkembangan kemampuan seseorang

dapat dibedakan kedalam dua tingkat yaitu tingkat aktual dan potensial tingkat

perkembangan aktual tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan

tugas-tugas atau memecahkan berbagai masalah secara mandiri (intramental)

54

sedangkan potensial kemampuan kemampuan memecahkan masalah dan

menyelesaikan tugas-tugas ketika di bawah bimbingan orang dewasa atau ketika

berkolaborasi dengan teman sebaya yang lebih kompeten (intermental)

Berdasarkan beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan pembelajaran

merupakan pengorganisasian aktivitas siswa dalam arti peran guru bukan semata-

mata memberikan informasi melainkan juga mengarahkan memotivasi dan

memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the learning) agar proses

belajar lebih memadai Pembelajaran juga mengandung arti setiap kegiatan

dirancang untuk membantu dalam mempelajari sesuatu kemampuan atau nilai

Yuelawati E (2004 121) mengutip pepatah Cina bahwa membaca

mendengar dan melihat belum cukup dalam belajar pembelajaran yang

melibatkan peserta didik untuk mengalami dan membicarakan bahan

tertentu pada orang lain dapat lebih bermakna dalam belajar terlebih lagi

bila peserta didik mempunyai kesempatan untuk mengajarkan

pengetahuannya terhadap peserta didik lain yang bersumber

Keberhasilan pembelajaran Kerucut Dale disebutkan bahwa keberhasilam

peembelajaran adalah sebagai berikut

1) Apa yang kita baca 10

2) Apa yang kita dengar 20

3) Apa yang kita lihat 30

4) Apa yang kita dengar dan lihat 50

5) Apa yang kita bicarakan dengan orang lain 70

6) Apa yang kita alami sendiri 80

7) Apa yang kita ajarkan kepada orang lain 95

55

Pembelajaran bahasa yang dimaksud adalah pembelajaran tentang menulis

deskripsi bahasa Lampung kelas V SD pembelajaran ini dirancang menggunakan

pendekatan Pembelajaran CTL khususnya untuk meningkatkan aktivitas belajar

bahasa Lampung dan sebagai bentuk nyata pelaksanaan tugas guru dalam hal

kegiatan belajar di Sekolah Dasar tentunya kondisi belajar yang aktif dan

menyenangkan

Hakikat belajar bahasa Lampung yang dimaksudkan dalam penelitian ini guru

akan merancang pembelajaran menggunakan pendekatan komunikatif integratif

siswa diharapkan dapat mendeskripsikan apa yang diamatinya Proses

pembelajaran mengkondisikan siswa untuk melakukan pengamatan kemudian

menemukan hal yang diamati mengindentifikasikan menentukan lalu

mengungkapkan apa yang diamatinya dalam tulisan deskriptif sehingga proses

belajar berlangsung aktif dan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan

Dalam Standar Kelulusan BSNP 2006 sesuai Permen No 22 tahun 2005 Standar

Kompetensi Lulusan pendidikan dasar meliputi SD MISDLB Paket A dan SMP

MTs SMPLB bertujuan meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan kepribadian

akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

lebih lanjut

Adapun Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) SD

MISDLB Paket A selengkapnya adalah (a) Menjalankan ajaran agama yang

dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak (b) Mengenal kekurangan dan

kelebihan diri sendiri (c) Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku di

lingkungannya (d) Menghargai keberagaman agama budaya suku ras dan

56

golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya (e) Menggunakan informasi

tentang lingkungan sekitar secara logis kritis dan kreatif (f) Menunjukkan

kemampuan berfikir logis kritis dan kreatif dengan bimbingan guru pendidik (g)

Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya (h)

Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan

sehari-hari (i) Menunjukkan kemampuan menggali gejala alam dan sosial di

lingkungan sekitar (j) Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap

lingkungan (k) Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa negara

dan tanah air Indonesia (l) Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan

seni dan budaya lokal (m) Menunjukkan kebiasaan hidup bersih sehat bugar

aman dan memanfaatkan waktu luang (n) Berkomunikasi secara jelas dan santun

(0) Bekerja sama dengan kelompok tolong menolong dan menjaga diri sendiri

dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya (p) Menunjukkan kegemaran

membaca dan menulis (q) Menunjukkan keterampilan menyimak berbicara

membaca menulis dan berhitung

c Hakikat Pendidikan

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat Setiap manusia membutuhkan

pendidikan sampai kapan dan dimanapun ia berada Pendidikan sangat penting

artinya sebab tenpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan

terbelakang Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk

menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing disamping

memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik

57

Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 menyatakan pendidikan sebagai usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri kepribadian kecerdasan akhlak

mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan

negara

Menurut pragmatisme pendidikan merupakan suatu proses reorganisasi dan

rekonstruksi dari pengalaman-pengalaman individu Baik anak maupun orang

dewasa selalu belajar dari pengalamannya (Sadulloh 2003 125) Sedangkan

Suhasno et all (1991 3) menyatakan bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai

suatu proses pertumbuhan yang menyesuaikan dengan lingkungan Suatu

pengarahan dan bimbingan yang diberikan kepada anak dalam pertumbuhannya

Suatu usaha sadar untuk menciptakan suatu keadaan atau situasi tertentu yang

dikehendaki oleh masyarakat serta suatu pembentukan kepribadian kemampuan

anak dalam menuju kedewasaan

Lima pilar pendidikan sekarang dan masa depan yang dicanangkan oleh UNESCO

yang perlu dikembangkan oleh lembaga pendidikan formal yaitu (1) learning to

know (belajar untuk mengetahui) (2) learning to do (belajar untuk melakukan

sesuatu) dalam hal ini kita dituntut untuk terampil dalam melakukan sesuatu (3)

learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) (4) learning to live together

(belajar untuk menjalani kehidupan bersama) dan (5) learning to trust in God

(belajar untuk bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa)

58

Realisasi ldquolearning to knowrdquo dapat diterapkan dengan memposisikan guru sebagai

fasilitator Disamping itu guru dituntut untuk dapat berperan sebagai teman

sejawat dalam berdialog dengan siswa dalam mengembangkan penguasaan

pengetahuan maupun ilmu tertentu

Learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu) akan bisa berjalan jika di

sekolah memfasilitasi siswa untuk mengaktualisasi keterampilan yang dililikinya

serta bakat dan minatnya Walaupun bakat dan minat anak banyak dipengaruhi

unsur kerturunan namun tumbuh berkembangnya bakat dan minat tergantung

pada lingkungannya Keterampilan dapat digunakan untuk menopang kehidupan

seseorang bahkan keterampilan lebih dominan daripada penguasaan pengetahuan

dalam mendukung keberhasilan kehidupan seorang

Learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) erat hubungannya dengan bakat

dan minat perkembangan fisik dan kejiwaan tipologi pribadi anak serta kondisi

lingkungannya Bagi anak yang agresif proses perkembangan diri akan berjalan

bila diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi Sebaliknya bagi anak yang

pasif peran guru sebagai pengarah sekaligus fasilitator sangat dibutuhkan untuk

pengembangan diri siswa secara maksimal

Kebiasaan hidup bersama saling menghargai terbuka memberi dan memenerima

(take and give) perlu ditumbuhkembangkan Kondisi seperti ini memungkinkan

terjadinya proses ldquolearning to live togetherrdquo (belajar untuk menjalani kehidupan

bersama) Penerapan pilar keempat ini dirasakan makin penting dalam era

globalisasi era persaingan global Perlu pemupukan sikap saling pengertian antar

ras suku dan agama agar tidak menimbulkan berbagai pertentangan yang

59

bersumber pada hal tersebut Selain empat pilar diatas dalam Undang-Undang RI

No 20 BAB II Pasal 3 Sistem Pendidikan Nasional pemerintah Indonesia

memandang perlu menjadikan peserta didik menjadi manusia yang bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab

sehingga perlu ditambah pilar kelima yaiturdquo learning to trust in Godrdquo

C Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan sebagai pembanding dan dapat digunakan untuk

meningkatkan kualitas penelitian adalah sebagai berikut

1 Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA melalui Pendekatan

Kontekstual Siswa Kelas VI Sekolah Tunas Mekar Bandar Lampung

20082009

1) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6 Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus 3 Pada

Siklus I nilai rata-rata siswa kelas 6A adalah 7179 Pada Siklus II nilai

rata-rata siswa kelas 6A adalah 7662 yang berarti meningkat 673 pada

kelas 6A dari nilai rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa

kelas 6A adalah 7832 yang berarti mengalami peningkatan sebesar 22

pada kelas 6A dari Siklus II atau mengalami peningkatan 901 pada

kelas 6Adari Siklus I pembelajarn IPA dengan Pembelajaran Kontekstual

Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang signifikan pada siklus I

pada kelas 6A hanya terdapat 14 atau 6087 siswa yang mencapai

ketuntasan sedangkan pada siklus III terdapat 23 siswa atau 100 siswa

60

yang mencapai ketuntasan yang berarti mengalami peningkatan sebesar

6429

2) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6B Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus III Pada

Siklus I nilai rata-rata 6B adalah 7222 Pada Siklus II nilai rata-rata siswa

kelas 6B adalah 7865 yang berarti meningkat 890 pada kelas 6B dari nilai

rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa 6B adalah 7946 yang

berarti mengalami peningkatan sebesar 103 dari Siklus II atau

mengalami peningkatan 1003 dari Siklus I pembelajarn IPA dengan

Pembelajaran Kontekstual Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang

signifikan pada siklus I pada kelas 6B hanya terdapat 14 atau 6087

siswa yang mencapai ketuntasan sedangkan pada siklus III masing-masing

terdapat 23 siswa atau 100 siswa yang mencapai ketuntasan yang berarti

mengalami peningkatan sebesar 6429

Berdasarkan penelitian tersebut ternyata prestasi belajar dapat ditingkatkan

melalui pendekatan pembelajaran CTL walaupun pada mata pelajaran IPA

Hal ini memungkinkan terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa

pembelajaran bahasa termasuk prestasi belajar menulis deskripsi

berbahasa Lampung

2 Jurnal Teknologi Pendidikan Unila Volume 04 No 03- Maret 2008 Penelitian

Nuraeni Erdawati dengan judul Penerapan Strategi Contextual Teaching and

Learning (CTL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) SD Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada

61

tiap siklus serta peningkatan aktivitas belajar siswa Pembelajaran

menerapkan pendekatan CTL dapat dijadikan sebagai alternatif penerapan

model pembelajaran IPS terutama pada materi peta tematik keragaman

kenampakan alam dan buatan

Merujuk hasil penelitian tersebut ternyata prestasi belajar IPS dapat

ditingkatkan melalui pendekatan pembelajaran CTL Hal ini memungkinkan

terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa pada pembelajaran bahasa

termasuk prestasi belajar menulis deskripsi berbahasa Lampung kelas V SDN

1 Sukarame Dua Bandar Lampung

Page 28: II. KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Menulis Deskripsi ...digilib.unila.ac.id/20091/3/BAB II.pdf · yang bertalian dengan usaha penulis untuk memberikan perincian dari ... Syarat-syarat

38

berkomunikasi dalam kehidupan budaya masa kini sebagai lanjutan dari

kehidupan masa lalu dengan memperhatikan peristiwa penggunaannya

Pada proses pembelajaran berlangsung guru memotivasi siswa melakukan

pengamatan terhadap gambar kemudian mengungkapkan hasil pengamatannya

melalui deskripsi Siswa menulis deskripsi sesuai dengan kaidah bahasa

Lampung baik ejaan struktur maupun kosa kata Dengan demikian pembelajaran

dalam terlaksana dengan mengoptimalkan masyarakat belajar dalam pembelajaran

bahasa Lampung dengan pendekatan CTL

Pembelajaran bahasa Lampung meliputi pengenalan pemahaman dan

keterampilan mencakup unsur bahasa Lampung (Depdikbud Provinsi Lampung

2003 16) yaitu

a) Lafal dan ejaan yang berkenaan dengan lafal yang baik dan ejaan yang

sesuai dengan pedoman Ejaan Bahasa Lampung

b) Struktur yang berkenaan dengan bebtuk kata frase dan kalimat Bahasa

Lampung yang baik dan yang diterima bukan teoritis

c) Kosa kata yang berkenaan dengan kata-kata bahasa lampung dari berbagai

lingkungan kehidupan yang diperlukan sebagai alat berpikir merasa dan

berkomunikasi dengan lancar

d) Wacana berkenaan dengan karangan jenis narasi deskripsi eksposisi

argumentasi dan drama

Lebih lanjut dijelaskan pokok-pokok bahasan pembelajaran mencerminkan

kegiatan berbahasa dalam bahasa Lampung khususnya menulis adalah

pembelajaran menulis untuk mengomunikasikan gagasan perasaan dan pesan

dengan bahasa Lampung secara tertulis baik dalam bentuk prosa atau puisi

maupun dalam berbagai jenis karangan seperti pada karangan deskripsi berbahasa

Lampung

39

Pembelajaran menulis disesuaikan dengan ketentuan menulis Hamer (1999 48)

mengatakan bahwa dalam keterampilan menulis harus diperhatikan beberapa hal

misalnya penyusunan kalimat menjadi paragraf bagaimana paragraf digabungkan

dan dikelompokan sehingga menjadi tulisan yang koheren Penerapan

pembelajaran pendekatan kontekstual (CTL) dalam penelitian ini adalah guru

mendesain proses pembelajaran menulis teks deskripsi berbahasa Lampung

dengan memanfaatkan lingkungan sebagai media Mengonstruksi pengetahuan

siswa sedikit demi sedikit sehingga pengetahuannya bermakna dalam proses

menemukan bertanya masyarakat belajar memberi permodelan melaksanakan

refleksi dalam pembelajaran dan melaksanakan penilaian autentik

5 Prestasi Belajar

a Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi adalah istilah yang diambil dari bahasa Belanda ldquoprestatierdquo yang berarti

hasil usaha Kata prestasi dalam berbagai penggunaan selalu dihubungkan dengan

aktivitas tertentu Prestasi belajar adalah kemampuan nyata yang dapat langsung

diukur dengan tes tertentu dan dapat dihitung hasilnya menurut Zainal dalam

Sagala (2005 101) bahwa ldquoPrestasi merupakan kemampuan siswa yang dapat

dicapai saat dilakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa

terhadap berbagai hal yang pernah dilatihkan diajarkan sudah dapat diperoleh

gambaran yang nyata tentang pencapaian program pembelajaran secara

menyeluruhrdquo

Di samping itu menurut Wittrock dalam Latuheru (1999 46) ldquoprestasi belajar

adalah suatu terminology yang menggambarkan suatu proses perubahan melalui

40

pengalaman Proses tersebut mempersyaratkan perubahan yang relative permanen

berupa sikap pengetahuan informasi kemampuan dan keterampilan melalui

pengalamanrdquo

Skiner dengan teori operant conditioning sebagaimana dikutip Gredler (dalam

Slameto 2003 49) mengatakan bahwa prestasi belajar merupakan respon

tingkah laku yang baru Walaupun Skiner mengatakan demikian namun pada

dasarnya respon yang baru itu sama pengertiannya dengan tingkah laku

pengetahuan sikap keterampilan yang baru

Prestasi menurut Hamalik (198384) adalah perubahan tingkahlaku yang

diharapkan kepada murid setelah diadakan proses belajar mengajar Sedangkan

menurut Yusuf (198224) prestasi adalah tingkatan kepandaian keterampilan yang

telah dicapai setelah melakukan kegiatan pekerjaan atau latihan itu sendiri

Menurut Adi Nugroho prestasi adalah segala jenis pekerjaan yang berasil dan

prestasi itu menunjukkan kecakapan Selanjutnya Purwadarminto menyebutkan

bahwa prestasi adalah hasil yang dicapai sebaik-baiknya menurut kemampuan

anak pada waktu tertentu terhadap hal-hal yang dikerjakan dilakukan

Reigeluth dalam yang sama berpendapat prestasi belajar dapat juga dikatakan

sebagai pengaruh yang memberikan suatu ukuran nilai dari metode (strategi)

alternatif dalam kondisi yang berbeda ada hasilnyata dan diinginkan Hasil nyata

hasil-hasil kehidupan nyata dari menggunakan metode (strategi) spesifik dalam

kondisi yang spesifik pula sedangkan hasil yang diinginkan adalah tujuan-tujuan

(goals) yang umumnya berpengaruh pada pemilihan suatu metode

41

Ini berarti prestasi belajar sangat erat kaitannya dengan metode (strategi) yang

digunakan pada sesuatu kondisi (pembelajaran) tertentu Semakin ketepatan

pemilihan metode atau strategi (pembelajaran) pada suatu kondisi semakin baik

hasil belajar Selanjutnya juga mengatakan secara spesifik hasil belajar adalah

suatu kinerja (peformance) yang diindikasikan sebagai suatu kapabilitas

(kemampuan) yang diperoleh Hasil belajar tersebut selalu dinyatakan dalam

bentuk tujuan-tujuan khusus perilaku (unjuk kerja)

Muhibin (1997141) menyebutkan bahwa prestasi belajar merupakan taraf

keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah dinyatakan

dalam bentuk skor yang diperoleh hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran

tertentu Demikian pula pendapat Albach Arnove dan Kelly (1999201) bahwa

prestasi belajar hanya ukuran keberhasilan di sekolah tidak termasuk keberhasilan

dalam keluarga dan masyarakat Davis dalam Slameto (198521) berpendapat

bahwa prestasi belajar adalah pengetahuan yang diperoleh siswa sebagai hasil dari

pembelajaran

Pendapat-pendapat di atas menunjukkan bahwa prestasi belajar dipergunakan

untuk menyebut berbagai macam hasil kegiatan atau usaha Hal ini sesuai dengan

kenyataan yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari Istilah prestasi

belajar sering digunakan untuk menyebut hasil yang dicapai dalam berbagai

kegiatan misalnya prestasi olahraga prestasi seni prestasi kerja prestasi belajar

prestasi usaha dan sebagainya

42

Berdasarkan uraian di atas prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari

proses belajar mengajar yaitu penguasaan perubahan emosional atau perubahan

tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu Prestasi belajar sering

dipergunakan dalam arti yang sangat luas seperti prestasi belajar dalam ulangan

harian prestasi pekerjaan rumah prestasi belajar tengah semester prestasi akhir

semester dan sebagainya

Cara yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat prestasi belajar adalah

dengan menggunakan tes Tes prestasi dapat digunakan sebagai suatu tes

diagnosis yang dirancang untuk membuktikan mengenai gambaran kelebihan dan

kekurangan siswa

Pada proses pembelajaran prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari

pembelajaran yang meliputi penguasaan perubahan emosional dan perubahan

tingkah laku yang dapat diukur dengan tes objektif maupun tes uraian Dengan

demikian prestasi belajar Bahasa Lampung adalah prestasi belajar siswa pada tes

ujian akhir semester atau pada Konpetensi Dasar pada mata pelajaran Bahasa

Lampung

Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

Bahasa Lampung merupakan tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari

pelajaran Bahasa Lampung di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang

diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi tertentu

Prestasi belajar memiliki beberapa kategori Gagne (19925)

mengklasifikasikannya menjadi lima kategori yakni 1) Intellectual skill 2)

Cognitive strategies 3) Verbal information 4) Motor skill dan 5) Attitudes

43

1) Keterampilan intelektual

Kemampuan ini merupakan keterampilan yang membuat seseorang secara

cakap berinteraksi dengan lingkungan melalui penggunaan lambang-lambang

2) Strategi kognitif

Kemampuan yang mengatur cara bagaimana si belajar mengelola belajarnya

3) Informasi verbal

Kemampuan ini berupa perolehan label atau nama fakta dan pengetahuan yang

sudah tersusun rapi

4) Keterampilan motorik

Kemampuan yang mendasari pelaksanaan perbuatan jasmaniah secara mulus

5) Sikap

Kemampuan yang mempengaruhi pilihan tindakan yang akan diambil

Lebih lanjut Bloom dan kawan-kawan sebagai mana dikutip oleh Degeng dalam

Hamalik (2004 90) mengklasifikasikan prestasi belajar menjadi 3 (tiga) domain

atau ranah yaitu rdquoranah kognitif psikomotor dan afektifrdquo ranah kognitif

menaruh perhatian pada pengembangan kapabilitas dan keterampilan intelektual

ranah psikomotor berkaitan dengan kegiatan-kegiatan manipulatif atau

keterampilan motorik dan ranah efektif berkaitan dengan pengembangan

perasaan sikap nilai dan emosirdquo Ketiga ketegori prestasi belajar itu mempunyai

aspek masing-masing

Kognitif aspek-aspek dari domain ini terdiri dari pengetahuan pemahaman

penerapan analisis sintesis dan evaluasi Afektif domain ini terdiri dari aspek-

aspek penerimaan tanggapan penilaian pengorganisasian dan pengarahan

44

Psikomotorik terdiri dari beberapa aspek kemampuan gerak refleks kemampuan

gerak dasar kemampuan perseptual kemampuan fisik kemampuan gerak

terampil dan kemampuan gerak komunikatif

Dapat diasumsikan bahwa untuk menghasilkan kategori kapabilitas atau kelima

ranah prestasi belajar tersebut sedikitnya banyak ditentukan atau dipengaruhi oleh

faktor internal seperti pengetahuan prasyarat atau kemampuan awal dari masing-

masing kategori hasil belajar yang dimiliki oleh siswa yang berkaitan dengan

kapabilitas atau keterampilan yang sedang dipelajari baru

Gagne (199266) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses untuk

memperoleh motivasi dalam pemngetahuan keterampilan kebiasaan dan tingkah

laku Belajar adalah suatu aktivitas yang melibatkan bukan hanya penguasaan

kemampuan akademik baru saja melainkan juga perkembangan emosional

interksi sosial dan perkembangan kepribadian Menurut Gagne (19923) belajar

adalah perubahan dalam diri manusia atau kemampuan yang berlangsung selama

satu masa waktu yang tidak semata-mata disebabkan oleh perubahan

pertumbuhan

Jenis perubahan yang dimaksud dalam belajar ini meliputi perubahan tingkah laku

setelah siswa mendapatkan berbagai pengalaman dalam proses pembelajaran

Pengalaman tersebut akan menyebabkan proses perubahan pada diri sibelajar

dengan kata lain bahwa proses belajar senantiasa merupakan perubahan

tingkahlaku dan terjadi karena pengalaman

45

Yang dimaksud prestasi belajar siswa dalam penelitian ini adalah prestasi yang

ditunjukkan siswa setelah dilakukan pembelajaran jika prestasi belajar mengalami

peningkatan maka siswa dapat dinyatakan mencapai prestasi belajar atau

mengalami peningkatan setelah mengalami belajar jika tidak prestasi belajar tidak

tercapai atau belum tuntas

Memperhatikan pernyatan tersebut belajar merupakan upaya siswa untuk

memahami materi ajar yaitu menulis deskripsi bahasa Lampung sesuai dengan

aturan penulisan atau kaidah bahasa diharapkan siswa memiliki pengetahuan dan

kemampuan dan dapat mengaplikasikan serta melaksanakan nilai positif dalam

kehidupan sehari-hari Dipahaminya suatu ilmu dalam proses pembelajaran akan

tercermin melalui hasil evaluasi Penggunaan pendekatan CTL media dan alat

belajar yang tepat dalam pembelajaran akan sangat membantu siswa belajar

Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa penggunaan pendekatan media dan alat

dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi hasil belajar siswa dapat menjadi

aktif belajar berkolaborasi dan belajar dalam waktu yang telah ditentukan pesan

dapat disalurkan dapat merangsang berpikir perhatian minat siswa sehingga

proses belajar berlangsung dengan baik Pemahaman siswa terhadap materi

mengarah pada tercapainya tujuan pembelajaran dan mencapai prestasi yang

tinggi

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

adalah berupa pengetahuan keterampilan nilai dan sikap sesuai tujuan atau

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diharapkan diperoleh setelah melalui proses pembelajaran

46

Pretasi belajar yang dimaksudkan peneliti adalah perolehan dari proses

pembelajaran yang mencakup ranah kognitif afektif dan psikomotorik mencapai

lebih besar atau sama dengan KKM pelajaran bahasa Lampung dari tujuan

pembelajaran yang diturunkan dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diperoleh siswa melalui interaksi dengan lingkungan belajar

dan suatu kondisi pembelajaran materi menulis deskripsi yang dirancang guru

sebagai fasilitator

c Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal

Standar nasional Pendidikan (Depdiknas 2008 5) menyatakan bahwa Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) adalah kriteria tertentu yang digunakan untuk

menentukan kelulusan peserta didik KKM ditentukan oleh kelompok guru mata

pelajaran pada awal tahun pelajaran dan menjadi acuan bagi pendidik dan peserta

didik KKM setiap standar kompetensi merupakan rata-rata KKM kompetensi

dasar KKM setiap kompetensi dasar merupakan rata-rata KKM dari indikator

yang terdapat dalam kompetensi dasar tersebut Penentuan KKM didasarkan pada

tiga unsur

Pertama Tingkat kompleksitas Kesulitan kerumitan setiap indikator

kompetensi dasar dan standar kompetensi yang harus dicapai peserta didik Suatu

indikator dikatakan memliliki tingkat kompleksitas tinggi apabila dalam

pencapaiannya didukuoleh sekurang-kurangnya satu dari sejumlah kondisi sebagai

berikut

1) Guru yang memahami dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan

pada peserta didik

47

2) guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang

bervariasi

3) Guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang

diajarkan

4) Peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi

5) Peserta didik yang cakap terampil menerapkan monsep

6) Peserta didik yang cermat kreatif dan inovatif dalam penyelesaian tugas

pekerjaan

7) Waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena memiliki

tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi sehingga dalam proses

pembelajarannya memerlukan pengulangan latihan

8) Tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar peserta

didik dapat mencapai ketuntasan belajar

Kedua Kemampuan daya pendukung meliputi a Sarana dan prasarana

peendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dicapai peserta

didik seperti perpustakaan laboratorium dan alat bahan untuk proses

pembelajaran b Ketersediaan tenaga manajemen sekolah dan kepedulian

stakeholders sekolah

Ketiga Tingkat Kemampuan (intake) rata-rata peserta didik di sekolah yang

bersangkutan Penetapan intake di kelas V dapat didasarkan pada nilai prestasi

rata-rata siswa saat kenaikan kelas atau dikelas sebelumnya yaitu kelas IV

KKM mulok Bahasa Lampung kelas V sesuai yang telah ditetapkan dalam

Kurikulum Sekolah atau KTSP SDN 1 Sukarame Dua Bandar Lampung Tahun

48

Pelajaran 20092010 adalah 65 KKM ini akan dijadikan tolak ukur evaluasi

keberhasilan siswa belajar apakah siswa telah mencapai ketuntasan atau belum

baik secara individual maupun secara klasikal

B Teori Belajar Bahasa dan Pembelajaran

1 Hakikat Belajar Bahasa

Dalam teori belajar konstruktivistik dikemukakan bahwa pembelajaran sebagai

proses mengkonstruksi pengetahuan yang menghubungkan yang sudah ada

dengan yang dipelajari Seperti dijelaskan Paul Suparno dalam Sardiman (2006

175) belajar merupakan proses aktif dari subyek belajar untuk mengkonstuksi

makna sesuatu entah itu teks kegiatan dialog pengalaman fisik dan lain-lain

Belajar merupakan mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau

bahkan yang dipelajarinya dengan pengertian yang sudah di miliki sehingga

pengertiannya menjadi berkembang

Guru sebagai pemrakarsa harus memberi peluang yang optimal bagi siswa Niat

dan kendali belajar sepenuhnya ada pada siswa (Budiningsih 2005 59))

Sehingga guru tidak mentransfer pengetahuan yang dimiliki melainkan membantu

siswa membentuk pengetahuannya sendiri Menurut teori konstruktivisme prinsip

yang paling penting dalam psikologi pendidikan bahwa guru tidak hanya sekedar

memberikan pengetahuan kepada siswa Siswa harus membangun sendiri

pengetahuan di benaknya Guru dapat memberi kemudahan untuk proses ini

dengan memberi kesempatan siwa untuk menentukan atau menerapkan ide-ide

mereka sendiri dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan

strategi mereka sendiri Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa

49

siswa ke pemahaman yang lebih tinggi dengan catatan siswa sendiri yang harus

memanjat anak tangga tersebut (Nur 1998 8)

Cunstruktivism approach is a view that emphasizes the active role of learner in

building understanding and making sesnse of information (Woodfolk 2004 313)

Konstruktivisme belajar menekankan pada peran aktif si belajar (learner) dalam

membangun pemahaman dan memakai suatu informasi Konstruktivis

memfokuskan pada peran siswa secara individu untuk membangun struktur

kognitif mereka ketika menginterpretasikan pengalaman-pengalaman pada situasi

belajar tertentu

Lebih lanjut Bruner dalam Sagala (2005 218) menjelaskan inti dari belajar

adalah cara-cara bagaimana orang memilih mempertahankan dan

mentransformasi secara efektif Dalam proses belajar ada 3 fase yaitu (1)

Informasi dalam tiap pelajaran kita memperoleh informasi ada yang menambah

pengetahuan yang telah kita miliki ada yang memperluas dan memperdalamnya

ada pula yang bertentangan dengan apa yang telah kita ketahui sebelumnya (2)

Transformasi informasi harus dianalisis diubah atau ditransformasi ke dalam

bentuk yang lebih abstrak atau konseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal

yang lebih luas (3) Evaluasi kemudian kita nilai hingga pengetahuan yang

diperoleh itu dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain

Masih dalam yang sama Piaget seorang psikolog Swiss berpendapat bahwa

belajar mengandung makna sebagai perubahan stuktural yang saling melengkapai

antara asimilasi dan akomodasi dalam proses menyusun kembali dan mengubah

apa yang telah diketahui melalui belajar

50

Hal ini didukung pula oleh Gagne dalam Slameto (2003 122) menjelaskan

ldquoBelajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia

belajar bisa terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi

ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya

(peformance-nya) berubah dari waktu ke waktu dan berkeyakinan bahwa

belajar dipengaruhi faktor dari dalam diri dan dari luar dimana keduanya

berinteraksirdquo

Senada dengan tersebut Merrill dan Smorgansbord dalam Yulaelawati (2004

122) menyatakan bahwa

belajar merupakan proses pembangunan pengetahuan berdasarkan

pengalaman atau pengetahuan yang telah ada sebelumnya belajar

merupakan penafsiran seseorng tentang dunia Belajar merupakan proses

yang aktif dimana pengetahuan dikembangkan berdasarkan pengalaman

dan perundingan (negoisasi) makna melalui berbagai informasi atau

mencari kesepakatan dari berbagai pandangan melalui interaksi atau

kerjasama dengan orang lain Belajar perlu disituasikan dalam latar

(seting) yang nyata

Kemudian menurut Gredler dalam Dimyati (1999 72) belajar adalah proses

seseorang memperoleh berbagai kecakapan keterampilan dan sikap menurut

Winkel dalam yang sama belajar merupakan suatu aktivitas mental psikis yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman keterampilan dan nilai

sikap Perubahan ini bersifat relative konstan dan berbekas

Aktivitas belajar menurut Djamarah dalam Sagala (2005 216) bahwa belajar

adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar dan bertujuan dimana tujuan

dalam belajar terjadinya suatu perubahan dalam individu yaitu perubahan tingkah

laku Schuman penganut konstruktif dalam yang sama mengemukakan dengan

dasar pemikiran bahwa semua orang membangaun pandangannya terhadap dunia

51

melalui pengalaman individual atau skema konstruktif menekankan pada

menyiapkan peserta didik untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam

situasi yang tidak tentu atau ambigius

Pandangan yang mampu mengakomodasi sociocultural-revolution dalam buku

Teori Belajar dan Pembelajaran dalam Budiningsih (2005 123) Vigotsky

mengatakan bahwa jalan pikiran seseorang harus dimengerti dari latar sosial-

budayanya dan sejarahnya Artinya untuk memahami pikiran seseorang bukan

dengan cara menelusuri apa yang ada di otaknya dan pada kedalaman jiwanya

melainkan dari asal usul tindakan sadarnya dari interaksi sosial yang dilatari oleh

sejarah hidupnya Interaksi sosial berkaitan erat dengan aktivitas-aktivitas dan

bahasa yang dipergunakan Ditemukan adanya jaringan erat luas dan kompleks di

dalam dan di antara keluarga-keluarga

Jaringan tersebut berkembang atas dasar confianza yang membentuk kondisi

sosial sebagai tempat penyebaran dan pertukaran pengetahuan keterampilan dan

nilai-nilai sosial budaya anak memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui

interaksi sosial sehari-hari Pandangan teori ini menempatkan inter mental atau

lingkungan sosial sebagai faktor primer dan konstitutif terhadap pembentukan

pengetahuan serta perkembangan kognitif seseorang

Di samping itu Piaget dalam yang sama menyatakan bahwa belajar lebih banyak

ditentukan karena adanya karsa individu perkembangan kognitif merupakan suatu

proses genetik yaitu proses yang didasrkan atas mekanisme biologis dalam bentuk

perkembangan sistem syaraf makin bertambah umur seseorang makin

komplekslah susunan sel syarafnya dan makin meningkat pula kemampuannyardquo

52

Dari beberapa teori konstruktivisme di atas belajar adalah merupakan kegiatan

aktif dimana sibelajar membangaun sendiri pengetahuannya subyek belajar juga

mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari dan merupakan proses

bagaimana menjadi tahu tentang sesuatu proses belajar bukanlah memindahkan

pengetahuan dari guru ke siswa tetapi sesuatu kegiatan yang memungkinkan

siswa merekonstruksi sendiri pengetahuannya

Belajar merupakan usaha manusia dalam rangka merubah pola pikir dan tingkah

lakunya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman dan interaksi dengan

lingkungan sekitarnya sehingga terjadi perubahan keterampilan pemahaman

pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat permanen dan membekas diharapkan

dapat hidup mandiri karena untuk membangun suatu pengetahuan baru siswa

akan menyesuaikan informasi baru atau pengetahuan yang disampaikan dengan

pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki melalui berinteraksi sosial

dengan peserta didik lain atau guru dan sumber belajar

Selanjutnya dapat juga dirumuskan bahwa belajar merupakan usaha manusia

dalam rangka merubah pola pikir dan tingkahlakunya berdasarkan pengetahuan

pengalaman dan interaksi dengan lingkungan sekitarnya Dengan terjadinya

perubahan keterampilan pemahaman pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat

permanen dan membekas diharapkan dapat hidup mandiri tidak tergantung pada

orang lain

Belajar yang dimaksudkan penulis adalah belajar menulis deskripsi dalam bahasa

lampung siswa mengkonstruksi sendiri informasi yang akan disampaikan melalui

tulisannya setelah mengamati lingkungan sekitar

53

b Hakikat Pembelajaran Bahasa

Sagala (2005 176) menyatakan bahwa pembelajaran ialah membelajarkan siswa

menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu

utama keberhasilan pendidikan Pembelajaran menurut Corey (1998 91) adalah

suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk

memungkinkan ia turut serta dalam tingkahlaku tertentu dalam kondisi khusus

atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu pembelajaran merupakan

subset khusus dari pendidikan Menurut Burton dalam Sagala (2005 213)

pembelajaran adalah upaya memberikan stimulus bimbingan pengarahan dan

dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar

Vigotsky dalam Budiningsih (2005 103) menyatakan dalam kegiatan

pembelajaran hendaknya anak memperoleh kesempatan yang luas untuk

mengembangkan zona perkembangan proximalnya atau potensi melalui belajar

dan berkembang guru perlu menyediakan berbagai jenis dan tingkatan bantuan

(helps) cognitive scaffolding yang dapat memfasilitasi anak agar mereka dapat

memecahkan permasalahan yang dihadapinya Bantuan dapat dalam bentuk

contoh pedoman bimbingan orang lain atau teman yang lebih kompeten

Bentuk-bentuk pembelajaran kooperatif kolaboratif serta belajar kontekstual

sangat tepat digunakan

Zona perkembangan proksimal menurutnya perkembangan kemampuan seseorang

dapat dibedakan kedalam dua tingkat yaitu tingkat aktual dan potensial tingkat

perkembangan aktual tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan

tugas-tugas atau memecahkan berbagai masalah secara mandiri (intramental)

54

sedangkan potensial kemampuan kemampuan memecahkan masalah dan

menyelesaikan tugas-tugas ketika di bawah bimbingan orang dewasa atau ketika

berkolaborasi dengan teman sebaya yang lebih kompeten (intermental)

Berdasarkan beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan pembelajaran

merupakan pengorganisasian aktivitas siswa dalam arti peran guru bukan semata-

mata memberikan informasi melainkan juga mengarahkan memotivasi dan

memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the learning) agar proses

belajar lebih memadai Pembelajaran juga mengandung arti setiap kegiatan

dirancang untuk membantu dalam mempelajari sesuatu kemampuan atau nilai

Yuelawati E (2004 121) mengutip pepatah Cina bahwa membaca

mendengar dan melihat belum cukup dalam belajar pembelajaran yang

melibatkan peserta didik untuk mengalami dan membicarakan bahan

tertentu pada orang lain dapat lebih bermakna dalam belajar terlebih lagi

bila peserta didik mempunyai kesempatan untuk mengajarkan

pengetahuannya terhadap peserta didik lain yang bersumber

Keberhasilan pembelajaran Kerucut Dale disebutkan bahwa keberhasilam

peembelajaran adalah sebagai berikut

1) Apa yang kita baca 10

2) Apa yang kita dengar 20

3) Apa yang kita lihat 30

4) Apa yang kita dengar dan lihat 50

5) Apa yang kita bicarakan dengan orang lain 70

6) Apa yang kita alami sendiri 80

7) Apa yang kita ajarkan kepada orang lain 95

55

Pembelajaran bahasa yang dimaksud adalah pembelajaran tentang menulis

deskripsi bahasa Lampung kelas V SD pembelajaran ini dirancang menggunakan

pendekatan Pembelajaran CTL khususnya untuk meningkatkan aktivitas belajar

bahasa Lampung dan sebagai bentuk nyata pelaksanaan tugas guru dalam hal

kegiatan belajar di Sekolah Dasar tentunya kondisi belajar yang aktif dan

menyenangkan

Hakikat belajar bahasa Lampung yang dimaksudkan dalam penelitian ini guru

akan merancang pembelajaran menggunakan pendekatan komunikatif integratif

siswa diharapkan dapat mendeskripsikan apa yang diamatinya Proses

pembelajaran mengkondisikan siswa untuk melakukan pengamatan kemudian

menemukan hal yang diamati mengindentifikasikan menentukan lalu

mengungkapkan apa yang diamatinya dalam tulisan deskriptif sehingga proses

belajar berlangsung aktif dan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan

Dalam Standar Kelulusan BSNP 2006 sesuai Permen No 22 tahun 2005 Standar

Kompetensi Lulusan pendidikan dasar meliputi SD MISDLB Paket A dan SMP

MTs SMPLB bertujuan meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan kepribadian

akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

lebih lanjut

Adapun Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) SD

MISDLB Paket A selengkapnya adalah (a) Menjalankan ajaran agama yang

dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak (b) Mengenal kekurangan dan

kelebihan diri sendiri (c) Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku di

lingkungannya (d) Menghargai keberagaman agama budaya suku ras dan

56

golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya (e) Menggunakan informasi

tentang lingkungan sekitar secara logis kritis dan kreatif (f) Menunjukkan

kemampuan berfikir logis kritis dan kreatif dengan bimbingan guru pendidik (g)

Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya (h)

Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan

sehari-hari (i) Menunjukkan kemampuan menggali gejala alam dan sosial di

lingkungan sekitar (j) Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap

lingkungan (k) Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa negara

dan tanah air Indonesia (l) Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan

seni dan budaya lokal (m) Menunjukkan kebiasaan hidup bersih sehat bugar

aman dan memanfaatkan waktu luang (n) Berkomunikasi secara jelas dan santun

(0) Bekerja sama dengan kelompok tolong menolong dan menjaga diri sendiri

dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya (p) Menunjukkan kegemaran

membaca dan menulis (q) Menunjukkan keterampilan menyimak berbicara

membaca menulis dan berhitung

c Hakikat Pendidikan

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat Setiap manusia membutuhkan

pendidikan sampai kapan dan dimanapun ia berada Pendidikan sangat penting

artinya sebab tenpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan

terbelakang Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk

menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing disamping

memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik

57

Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 menyatakan pendidikan sebagai usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri kepribadian kecerdasan akhlak

mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan

negara

Menurut pragmatisme pendidikan merupakan suatu proses reorganisasi dan

rekonstruksi dari pengalaman-pengalaman individu Baik anak maupun orang

dewasa selalu belajar dari pengalamannya (Sadulloh 2003 125) Sedangkan

Suhasno et all (1991 3) menyatakan bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai

suatu proses pertumbuhan yang menyesuaikan dengan lingkungan Suatu

pengarahan dan bimbingan yang diberikan kepada anak dalam pertumbuhannya

Suatu usaha sadar untuk menciptakan suatu keadaan atau situasi tertentu yang

dikehendaki oleh masyarakat serta suatu pembentukan kepribadian kemampuan

anak dalam menuju kedewasaan

Lima pilar pendidikan sekarang dan masa depan yang dicanangkan oleh UNESCO

yang perlu dikembangkan oleh lembaga pendidikan formal yaitu (1) learning to

know (belajar untuk mengetahui) (2) learning to do (belajar untuk melakukan

sesuatu) dalam hal ini kita dituntut untuk terampil dalam melakukan sesuatu (3)

learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) (4) learning to live together

(belajar untuk menjalani kehidupan bersama) dan (5) learning to trust in God

(belajar untuk bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa)

58

Realisasi ldquolearning to knowrdquo dapat diterapkan dengan memposisikan guru sebagai

fasilitator Disamping itu guru dituntut untuk dapat berperan sebagai teman

sejawat dalam berdialog dengan siswa dalam mengembangkan penguasaan

pengetahuan maupun ilmu tertentu

Learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu) akan bisa berjalan jika di

sekolah memfasilitasi siswa untuk mengaktualisasi keterampilan yang dililikinya

serta bakat dan minatnya Walaupun bakat dan minat anak banyak dipengaruhi

unsur kerturunan namun tumbuh berkembangnya bakat dan minat tergantung

pada lingkungannya Keterampilan dapat digunakan untuk menopang kehidupan

seseorang bahkan keterampilan lebih dominan daripada penguasaan pengetahuan

dalam mendukung keberhasilan kehidupan seorang

Learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) erat hubungannya dengan bakat

dan minat perkembangan fisik dan kejiwaan tipologi pribadi anak serta kondisi

lingkungannya Bagi anak yang agresif proses perkembangan diri akan berjalan

bila diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi Sebaliknya bagi anak yang

pasif peran guru sebagai pengarah sekaligus fasilitator sangat dibutuhkan untuk

pengembangan diri siswa secara maksimal

Kebiasaan hidup bersama saling menghargai terbuka memberi dan memenerima

(take and give) perlu ditumbuhkembangkan Kondisi seperti ini memungkinkan

terjadinya proses ldquolearning to live togetherrdquo (belajar untuk menjalani kehidupan

bersama) Penerapan pilar keempat ini dirasakan makin penting dalam era

globalisasi era persaingan global Perlu pemupukan sikap saling pengertian antar

ras suku dan agama agar tidak menimbulkan berbagai pertentangan yang

59

bersumber pada hal tersebut Selain empat pilar diatas dalam Undang-Undang RI

No 20 BAB II Pasal 3 Sistem Pendidikan Nasional pemerintah Indonesia

memandang perlu menjadikan peserta didik menjadi manusia yang bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab

sehingga perlu ditambah pilar kelima yaiturdquo learning to trust in Godrdquo

C Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan sebagai pembanding dan dapat digunakan untuk

meningkatkan kualitas penelitian adalah sebagai berikut

1 Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA melalui Pendekatan

Kontekstual Siswa Kelas VI Sekolah Tunas Mekar Bandar Lampung

20082009

1) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6 Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus 3 Pada

Siklus I nilai rata-rata siswa kelas 6A adalah 7179 Pada Siklus II nilai

rata-rata siswa kelas 6A adalah 7662 yang berarti meningkat 673 pada

kelas 6A dari nilai rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa

kelas 6A adalah 7832 yang berarti mengalami peningkatan sebesar 22

pada kelas 6A dari Siklus II atau mengalami peningkatan 901 pada

kelas 6Adari Siklus I pembelajarn IPA dengan Pembelajaran Kontekstual

Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang signifikan pada siklus I

pada kelas 6A hanya terdapat 14 atau 6087 siswa yang mencapai

ketuntasan sedangkan pada siklus III terdapat 23 siswa atau 100 siswa

60

yang mencapai ketuntasan yang berarti mengalami peningkatan sebesar

6429

2) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6B Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus III Pada

Siklus I nilai rata-rata 6B adalah 7222 Pada Siklus II nilai rata-rata siswa

kelas 6B adalah 7865 yang berarti meningkat 890 pada kelas 6B dari nilai

rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa 6B adalah 7946 yang

berarti mengalami peningkatan sebesar 103 dari Siklus II atau

mengalami peningkatan 1003 dari Siklus I pembelajarn IPA dengan

Pembelajaran Kontekstual Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang

signifikan pada siklus I pada kelas 6B hanya terdapat 14 atau 6087

siswa yang mencapai ketuntasan sedangkan pada siklus III masing-masing

terdapat 23 siswa atau 100 siswa yang mencapai ketuntasan yang berarti

mengalami peningkatan sebesar 6429

Berdasarkan penelitian tersebut ternyata prestasi belajar dapat ditingkatkan

melalui pendekatan pembelajaran CTL walaupun pada mata pelajaran IPA

Hal ini memungkinkan terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa

pembelajaran bahasa termasuk prestasi belajar menulis deskripsi

berbahasa Lampung

2 Jurnal Teknologi Pendidikan Unila Volume 04 No 03- Maret 2008 Penelitian

Nuraeni Erdawati dengan judul Penerapan Strategi Contextual Teaching and

Learning (CTL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) SD Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada

61

tiap siklus serta peningkatan aktivitas belajar siswa Pembelajaran

menerapkan pendekatan CTL dapat dijadikan sebagai alternatif penerapan

model pembelajaran IPS terutama pada materi peta tematik keragaman

kenampakan alam dan buatan

Merujuk hasil penelitian tersebut ternyata prestasi belajar IPS dapat

ditingkatkan melalui pendekatan pembelajaran CTL Hal ini memungkinkan

terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa pada pembelajaran bahasa

termasuk prestasi belajar menulis deskripsi berbahasa Lampung kelas V SDN

1 Sukarame Dua Bandar Lampung

Page 29: II. KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Menulis Deskripsi ...digilib.unila.ac.id/20091/3/BAB II.pdf · yang bertalian dengan usaha penulis untuk memberikan perincian dari ... Syarat-syarat

39

Pembelajaran menulis disesuaikan dengan ketentuan menulis Hamer (1999 48)

mengatakan bahwa dalam keterampilan menulis harus diperhatikan beberapa hal

misalnya penyusunan kalimat menjadi paragraf bagaimana paragraf digabungkan

dan dikelompokan sehingga menjadi tulisan yang koheren Penerapan

pembelajaran pendekatan kontekstual (CTL) dalam penelitian ini adalah guru

mendesain proses pembelajaran menulis teks deskripsi berbahasa Lampung

dengan memanfaatkan lingkungan sebagai media Mengonstruksi pengetahuan

siswa sedikit demi sedikit sehingga pengetahuannya bermakna dalam proses

menemukan bertanya masyarakat belajar memberi permodelan melaksanakan

refleksi dalam pembelajaran dan melaksanakan penilaian autentik

5 Prestasi Belajar

a Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi adalah istilah yang diambil dari bahasa Belanda ldquoprestatierdquo yang berarti

hasil usaha Kata prestasi dalam berbagai penggunaan selalu dihubungkan dengan

aktivitas tertentu Prestasi belajar adalah kemampuan nyata yang dapat langsung

diukur dengan tes tertentu dan dapat dihitung hasilnya menurut Zainal dalam

Sagala (2005 101) bahwa ldquoPrestasi merupakan kemampuan siswa yang dapat

dicapai saat dilakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa

terhadap berbagai hal yang pernah dilatihkan diajarkan sudah dapat diperoleh

gambaran yang nyata tentang pencapaian program pembelajaran secara

menyeluruhrdquo

Di samping itu menurut Wittrock dalam Latuheru (1999 46) ldquoprestasi belajar

adalah suatu terminology yang menggambarkan suatu proses perubahan melalui

40

pengalaman Proses tersebut mempersyaratkan perubahan yang relative permanen

berupa sikap pengetahuan informasi kemampuan dan keterampilan melalui

pengalamanrdquo

Skiner dengan teori operant conditioning sebagaimana dikutip Gredler (dalam

Slameto 2003 49) mengatakan bahwa prestasi belajar merupakan respon

tingkah laku yang baru Walaupun Skiner mengatakan demikian namun pada

dasarnya respon yang baru itu sama pengertiannya dengan tingkah laku

pengetahuan sikap keterampilan yang baru

Prestasi menurut Hamalik (198384) adalah perubahan tingkahlaku yang

diharapkan kepada murid setelah diadakan proses belajar mengajar Sedangkan

menurut Yusuf (198224) prestasi adalah tingkatan kepandaian keterampilan yang

telah dicapai setelah melakukan kegiatan pekerjaan atau latihan itu sendiri

Menurut Adi Nugroho prestasi adalah segala jenis pekerjaan yang berasil dan

prestasi itu menunjukkan kecakapan Selanjutnya Purwadarminto menyebutkan

bahwa prestasi adalah hasil yang dicapai sebaik-baiknya menurut kemampuan

anak pada waktu tertentu terhadap hal-hal yang dikerjakan dilakukan

Reigeluth dalam yang sama berpendapat prestasi belajar dapat juga dikatakan

sebagai pengaruh yang memberikan suatu ukuran nilai dari metode (strategi)

alternatif dalam kondisi yang berbeda ada hasilnyata dan diinginkan Hasil nyata

hasil-hasil kehidupan nyata dari menggunakan metode (strategi) spesifik dalam

kondisi yang spesifik pula sedangkan hasil yang diinginkan adalah tujuan-tujuan

(goals) yang umumnya berpengaruh pada pemilihan suatu metode

41

Ini berarti prestasi belajar sangat erat kaitannya dengan metode (strategi) yang

digunakan pada sesuatu kondisi (pembelajaran) tertentu Semakin ketepatan

pemilihan metode atau strategi (pembelajaran) pada suatu kondisi semakin baik

hasil belajar Selanjutnya juga mengatakan secara spesifik hasil belajar adalah

suatu kinerja (peformance) yang diindikasikan sebagai suatu kapabilitas

(kemampuan) yang diperoleh Hasil belajar tersebut selalu dinyatakan dalam

bentuk tujuan-tujuan khusus perilaku (unjuk kerja)

Muhibin (1997141) menyebutkan bahwa prestasi belajar merupakan taraf

keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah dinyatakan

dalam bentuk skor yang diperoleh hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran

tertentu Demikian pula pendapat Albach Arnove dan Kelly (1999201) bahwa

prestasi belajar hanya ukuran keberhasilan di sekolah tidak termasuk keberhasilan

dalam keluarga dan masyarakat Davis dalam Slameto (198521) berpendapat

bahwa prestasi belajar adalah pengetahuan yang diperoleh siswa sebagai hasil dari

pembelajaran

Pendapat-pendapat di atas menunjukkan bahwa prestasi belajar dipergunakan

untuk menyebut berbagai macam hasil kegiatan atau usaha Hal ini sesuai dengan

kenyataan yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari Istilah prestasi

belajar sering digunakan untuk menyebut hasil yang dicapai dalam berbagai

kegiatan misalnya prestasi olahraga prestasi seni prestasi kerja prestasi belajar

prestasi usaha dan sebagainya

42

Berdasarkan uraian di atas prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari

proses belajar mengajar yaitu penguasaan perubahan emosional atau perubahan

tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu Prestasi belajar sering

dipergunakan dalam arti yang sangat luas seperti prestasi belajar dalam ulangan

harian prestasi pekerjaan rumah prestasi belajar tengah semester prestasi akhir

semester dan sebagainya

Cara yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat prestasi belajar adalah

dengan menggunakan tes Tes prestasi dapat digunakan sebagai suatu tes

diagnosis yang dirancang untuk membuktikan mengenai gambaran kelebihan dan

kekurangan siswa

Pada proses pembelajaran prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari

pembelajaran yang meliputi penguasaan perubahan emosional dan perubahan

tingkah laku yang dapat diukur dengan tes objektif maupun tes uraian Dengan

demikian prestasi belajar Bahasa Lampung adalah prestasi belajar siswa pada tes

ujian akhir semester atau pada Konpetensi Dasar pada mata pelajaran Bahasa

Lampung

Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

Bahasa Lampung merupakan tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari

pelajaran Bahasa Lampung di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang

diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi tertentu

Prestasi belajar memiliki beberapa kategori Gagne (19925)

mengklasifikasikannya menjadi lima kategori yakni 1) Intellectual skill 2)

Cognitive strategies 3) Verbal information 4) Motor skill dan 5) Attitudes

43

1) Keterampilan intelektual

Kemampuan ini merupakan keterampilan yang membuat seseorang secara

cakap berinteraksi dengan lingkungan melalui penggunaan lambang-lambang

2) Strategi kognitif

Kemampuan yang mengatur cara bagaimana si belajar mengelola belajarnya

3) Informasi verbal

Kemampuan ini berupa perolehan label atau nama fakta dan pengetahuan yang

sudah tersusun rapi

4) Keterampilan motorik

Kemampuan yang mendasari pelaksanaan perbuatan jasmaniah secara mulus

5) Sikap

Kemampuan yang mempengaruhi pilihan tindakan yang akan diambil

Lebih lanjut Bloom dan kawan-kawan sebagai mana dikutip oleh Degeng dalam

Hamalik (2004 90) mengklasifikasikan prestasi belajar menjadi 3 (tiga) domain

atau ranah yaitu rdquoranah kognitif psikomotor dan afektifrdquo ranah kognitif

menaruh perhatian pada pengembangan kapabilitas dan keterampilan intelektual

ranah psikomotor berkaitan dengan kegiatan-kegiatan manipulatif atau

keterampilan motorik dan ranah efektif berkaitan dengan pengembangan

perasaan sikap nilai dan emosirdquo Ketiga ketegori prestasi belajar itu mempunyai

aspek masing-masing

Kognitif aspek-aspek dari domain ini terdiri dari pengetahuan pemahaman

penerapan analisis sintesis dan evaluasi Afektif domain ini terdiri dari aspek-

aspek penerimaan tanggapan penilaian pengorganisasian dan pengarahan

44

Psikomotorik terdiri dari beberapa aspek kemampuan gerak refleks kemampuan

gerak dasar kemampuan perseptual kemampuan fisik kemampuan gerak

terampil dan kemampuan gerak komunikatif

Dapat diasumsikan bahwa untuk menghasilkan kategori kapabilitas atau kelima

ranah prestasi belajar tersebut sedikitnya banyak ditentukan atau dipengaruhi oleh

faktor internal seperti pengetahuan prasyarat atau kemampuan awal dari masing-

masing kategori hasil belajar yang dimiliki oleh siswa yang berkaitan dengan

kapabilitas atau keterampilan yang sedang dipelajari baru

Gagne (199266) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses untuk

memperoleh motivasi dalam pemngetahuan keterampilan kebiasaan dan tingkah

laku Belajar adalah suatu aktivitas yang melibatkan bukan hanya penguasaan

kemampuan akademik baru saja melainkan juga perkembangan emosional

interksi sosial dan perkembangan kepribadian Menurut Gagne (19923) belajar

adalah perubahan dalam diri manusia atau kemampuan yang berlangsung selama

satu masa waktu yang tidak semata-mata disebabkan oleh perubahan

pertumbuhan

Jenis perubahan yang dimaksud dalam belajar ini meliputi perubahan tingkah laku

setelah siswa mendapatkan berbagai pengalaman dalam proses pembelajaran

Pengalaman tersebut akan menyebabkan proses perubahan pada diri sibelajar

dengan kata lain bahwa proses belajar senantiasa merupakan perubahan

tingkahlaku dan terjadi karena pengalaman

45

Yang dimaksud prestasi belajar siswa dalam penelitian ini adalah prestasi yang

ditunjukkan siswa setelah dilakukan pembelajaran jika prestasi belajar mengalami

peningkatan maka siswa dapat dinyatakan mencapai prestasi belajar atau

mengalami peningkatan setelah mengalami belajar jika tidak prestasi belajar tidak

tercapai atau belum tuntas

Memperhatikan pernyatan tersebut belajar merupakan upaya siswa untuk

memahami materi ajar yaitu menulis deskripsi bahasa Lampung sesuai dengan

aturan penulisan atau kaidah bahasa diharapkan siswa memiliki pengetahuan dan

kemampuan dan dapat mengaplikasikan serta melaksanakan nilai positif dalam

kehidupan sehari-hari Dipahaminya suatu ilmu dalam proses pembelajaran akan

tercermin melalui hasil evaluasi Penggunaan pendekatan CTL media dan alat

belajar yang tepat dalam pembelajaran akan sangat membantu siswa belajar

Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa penggunaan pendekatan media dan alat

dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi hasil belajar siswa dapat menjadi

aktif belajar berkolaborasi dan belajar dalam waktu yang telah ditentukan pesan

dapat disalurkan dapat merangsang berpikir perhatian minat siswa sehingga

proses belajar berlangsung dengan baik Pemahaman siswa terhadap materi

mengarah pada tercapainya tujuan pembelajaran dan mencapai prestasi yang

tinggi

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

adalah berupa pengetahuan keterampilan nilai dan sikap sesuai tujuan atau

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diharapkan diperoleh setelah melalui proses pembelajaran

46

Pretasi belajar yang dimaksudkan peneliti adalah perolehan dari proses

pembelajaran yang mencakup ranah kognitif afektif dan psikomotorik mencapai

lebih besar atau sama dengan KKM pelajaran bahasa Lampung dari tujuan

pembelajaran yang diturunkan dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diperoleh siswa melalui interaksi dengan lingkungan belajar

dan suatu kondisi pembelajaran materi menulis deskripsi yang dirancang guru

sebagai fasilitator

c Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal

Standar nasional Pendidikan (Depdiknas 2008 5) menyatakan bahwa Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) adalah kriteria tertentu yang digunakan untuk

menentukan kelulusan peserta didik KKM ditentukan oleh kelompok guru mata

pelajaran pada awal tahun pelajaran dan menjadi acuan bagi pendidik dan peserta

didik KKM setiap standar kompetensi merupakan rata-rata KKM kompetensi

dasar KKM setiap kompetensi dasar merupakan rata-rata KKM dari indikator

yang terdapat dalam kompetensi dasar tersebut Penentuan KKM didasarkan pada

tiga unsur

Pertama Tingkat kompleksitas Kesulitan kerumitan setiap indikator

kompetensi dasar dan standar kompetensi yang harus dicapai peserta didik Suatu

indikator dikatakan memliliki tingkat kompleksitas tinggi apabila dalam

pencapaiannya didukuoleh sekurang-kurangnya satu dari sejumlah kondisi sebagai

berikut

1) Guru yang memahami dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan

pada peserta didik

47

2) guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang

bervariasi

3) Guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang

diajarkan

4) Peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi

5) Peserta didik yang cakap terampil menerapkan monsep

6) Peserta didik yang cermat kreatif dan inovatif dalam penyelesaian tugas

pekerjaan

7) Waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena memiliki

tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi sehingga dalam proses

pembelajarannya memerlukan pengulangan latihan

8) Tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar peserta

didik dapat mencapai ketuntasan belajar

Kedua Kemampuan daya pendukung meliputi a Sarana dan prasarana

peendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dicapai peserta

didik seperti perpustakaan laboratorium dan alat bahan untuk proses

pembelajaran b Ketersediaan tenaga manajemen sekolah dan kepedulian

stakeholders sekolah

Ketiga Tingkat Kemampuan (intake) rata-rata peserta didik di sekolah yang

bersangkutan Penetapan intake di kelas V dapat didasarkan pada nilai prestasi

rata-rata siswa saat kenaikan kelas atau dikelas sebelumnya yaitu kelas IV

KKM mulok Bahasa Lampung kelas V sesuai yang telah ditetapkan dalam

Kurikulum Sekolah atau KTSP SDN 1 Sukarame Dua Bandar Lampung Tahun

48

Pelajaran 20092010 adalah 65 KKM ini akan dijadikan tolak ukur evaluasi

keberhasilan siswa belajar apakah siswa telah mencapai ketuntasan atau belum

baik secara individual maupun secara klasikal

B Teori Belajar Bahasa dan Pembelajaran

1 Hakikat Belajar Bahasa

Dalam teori belajar konstruktivistik dikemukakan bahwa pembelajaran sebagai

proses mengkonstruksi pengetahuan yang menghubungkan yang sudah ada

dengan yang dipelajari Seperti dijelaskan Paul Suparno dalam Sardiman (2006

175) belajar merupakan proses aktif dari subyek belajar untuk mengkonstuksi

makna sesuatu entah itu teks kegiatan dialog pengalaman fisik dan lain-lain

Belajar merupakan mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau

bahkan yang dipelajarinya dengan pengertian yang sudah di miliki sehingga

pengertiannya menjadi berkembang

Guru sebagai pemrakarsa harus memberi peluang yang optimal bagi siswa Niat

dan kendali belajar sepenuhnya ada pada siswa (Budiningsih 2005 59))

Sehingga guru tidak mentransfer pengetahuan yang dimiliki melainkan membantu

siswa membentuk pengetahuannya sendiri Menurut teori konstruktivisme prinsip

yang paling penting dalam psikologi pendidikan bahwa guru tidak hanya sekedar

memberikan pengetahuan kepada siswa Siswa harus membangun sendiri

pengetahuan di benaknya Guru dapat memberi kemudahan untuk proses ini

dengan memberi kesempatan siwa untuk menentukan atau menerapkan ide-ide

mereka sendiri dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan

strategi mereka sendiri Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa

49

siswa ke pemahaman yang lebih tinggi dengan catatan siswa sendiri yang harus

memanjat anak tangga tersebut (Nur 1998 8)

Cunstruktivism approach is a view that emphasizes the active role of learner in

building understanding and making sesnse of information (Woodfolk 2004 313)

Konstruktivisme belajar menekankan pada peran aktif si belajar (learner) dalam

membangun pemahaman dan memakai suatu informasi Konstruktivis

memfokuskan pada peran siswa secara individu untuk membangun struktur

kognitif mereka ketika menginterpretasikan pengalaman-pengalaman pada situasi

belajar tertentu

Lebih lanjut Bruner dalam Sagala (2005 218) menjelaskan inti dari belajar

adalah cara-cara bagaimana orang memilih mempertahankan dan

mentransformasi secara efektif Dalam proses belajar ada 3 fase yaitu (1)

Informasi dalam tiap pelajaran kita memperoleh informasi ada yang menambah

pengetahuan yang telah kita miliki ada yang memperluas dan memperdalamnya

ada pula yang bertentangan dengan apa yang telah kita ketahui sebelumnya (2)

Transformasi informasi harus dianalisis diubah atau ditransformasi ke dalam

bentuk yang lebih abstrak atau konseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal

yang lebih luas (3) Evaluasi kemudian kita nilai hingga pengetahuan yang

diperoleh itu dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain

Masih dalam yang sama Piaget seorang psikolog Swiss berpendapat bahwa

belajar mengandung makna sebagai perubahan stuktural yang saling melengkapai

antara asimilasi dan akomodasi dalam proses menyusun kembali dan mengubah

apa yang telah diketahui melalui belajar

50

Hal ini didukung pula oleh Gagne dalam Slameto (2003 122) menjelaskan

ldquoBelajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia

belajar bisa terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi

ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya

(peformance-nya) berubah dari waktu ke waktu dan berkeyakinan bahwa

belajar dipengaruhi faktor dari dalam diri dan dari luar dimana keduanya

berinteraksirdquo

Senada dengan tersebut Merrill dan Smorgansbord dalam Yulaelawati (2004

122) menyatakan bahwa

belajar merupakan proses pembangunan pengetahuan berdasarkan

pengalaman atau pengetahuan yang telah ada sebelumnya belajar

merupakan penafsiran seseorng tentang dunia Belajar merupakan proses

yang aktif dimana pengetahuan dikembangkan berdasarkan pengalaman

dan perundingan (negoisasi) makna melalui berbagai informasi atau

mencari kesepakatan dari berbagai pandangan melalui interaksi atau

kerjasama dengan orang lain Belajar perlu disituasikan dalam latar

(seting) yang nyata

Kemudian menurut Gredler dalam Dimyati (1999 72) belajar adalah proses

seseorang memperoleh berbagai kecakapan keterampilan dan sikap menurut

Winkel dalam yang sama belajar merupakan suatu aktivitas mental psikis yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman keterampilan dan nilai

sikap Perubahan ini bersifat relative konstan dan berbekas

Aktivitas belajar menurut Djamarah dalam Sagala (2005 216) bahwa belajar

adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar dan bertujuan dimana tujuan

dalam belajar terjadinya suatu perubahan dalam individu yaitu perubahan tingkah

laku Schuman penganut konstruktif dalam yang sama mengemukakan dengan

dasar pemikiran bahwa semua orang membangaun pandangannya terhadap dunia

51

melalui pengalaman individual atau skema konstruktif menekankan pada

menyiapkan peserta didik untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam

situasi yang tidak tentu atau ambigius

Pandangan yang mampu mengakomodasi sociocultural-revolution dalam buku

Teori Belajar dan Pembelajaran dalam Budiningsih (2005 123) Vigotsky

mengatakan bahwa jalan pikiran seseorang harus dimengerti dari latar sosial-

budayanya dan sejarahnya Artinya untuk memahami pikiran seseorang bukan

dengan cara menelusuri apa yang ada di otaknya dan pada kedalaman jiwanya

melainkan dari asal usul tindakan sadarnya dari interaksi sosial yang dilatari oleh

sejarah hidupnya Interaksi sosial berkaitan erat dengan aktivitas-aktivitas dan

bahasa yang dipergunakan Ditemukan adanya jaringan erat luas dan kompleks di

dalam dan di antara keluarga-keluarga

Jaringan tersebut berkembang atas dasar confianza yang membentuk kondisi

sosial sebagai tempat penyebaran dan pertukaran pengetahuan keterampilan dan

nilai-nilai sosial budaya anak memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui

interaksi sosial sehari-hari Pandangan teori ini menempatkan inter mental atau

lingkungan sosial sebagai faktor primer dan konstitutif terhadap pembentukan

pengetahuan serta perkembangan kognitif seseorang

Di samping itu Piaget dalam yang sama menyatakan bahwa belajar lebih banyak

ditentukan karena adanya karsa individu perkembangan kognitif merupakan suatu

proses genetik yaitu proses yang didasrkan atas mekanisme biologis dalam bentuk

perkembangan sistem syaraf makin bertambah umur seseorang makin

komplekslah susunan sel syarafnya dan makin meningkat pula kemampuannyardquo

52

Dari beberapa teori konstruktivisme di atas belajar adalah merupakan kegiatan

aktif dimana sibelajar membangaun sendiri pengetahuannya subyek belajar juga

mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari dan merupakan proses

bagaimana menjadi tahu tentang sesuatu proses belajar bukanlah memindahkan

pengetahuan dari guru ke siswa tetapi sesuatu kegiatan yang memungkinkan

siswa merekonstruksi sendiri pengetahuannya

Belajar merupakan usaha manusia dalam rangka merubah pola pikir dan tingkah

lakunya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman dan interaksi dengan

lingkungan sekitarnya sehingga terjadi perubahan keterampilan pemahaman

pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat permanen dan membekas diharapkan

dapat hidup mandiri karena untuk membangun suatu pengetahuan baru siswa

akan menyesuaikan informasi baru atau pengetahuan yang disampaikan dengan

pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki melalui berinteraksi sosial

dengan peserta didik lain atau guru dan sumber belajar

Selanjutnya dapat juga dirumuskan bahwa belajar merupakan usaha manusia

dalam rangka merubah pola pikir dan tingkahlakunya berdasarkan pengetahuan

pengalaman dan interaksi dengan lingkungan sekitarnya Dengan terjadinya

perubahan keterampilan pemahaman pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat

permanen dan membekas diharapkan dapat hidup mandiri tidak tergantung pada

orang lain

Belajar yang dimaksudkan penulis adalah belajar menulis deskripsi dalam bahasa

lampung siswa mengkonstruksi sendiri informasi yang akan disampaikan melalui

tulisannya setelah mengamati lingkungan sekitar

53

b Hakikat Pembelajaran Bahasa

Sagala (2005 176) menyatakan bahwa pembelajaran ialah membelajarkan siswa

menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu

utama keberhasilan pendidikan Pembelajaran menurut Corey (1998 91) adalah

suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk

memungkinkan ia turut serta dalam tingkahlaku tertentu dalam kondisi khusus

atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu pembelajaran merupakan

subset khusus dari pendidikan Menurut Burton dalam Sagala (2005 213)

pembelajaran adalah upaya memberikan stimulus bimbingan pengarahan dan

dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar

Vigotsky dalam Budiningsih (2005 103) menyatakan dalam kegiatan

pembelajaran hendaknya anak memperoleh kesempatan yang luas untuk

mengembangkan zona perkembangan proximalnya atau potensi melalui belajar

dan berkembang guru perlu menyediakan berbagai jenis dan tingkatan bantuan

(helps) cognitive scaffolding yang dapat memfasilitasi anak agar mereka dapat

memecahkan permasalahan yang dihadapinya Bantuan dapat dalam bentuk

contoh pedoman bimbingan orang lain atau teman yang lebih kompeten

Bentuk-bentuk pembelajaran kooperatif kolaboratif serta belajar kontekstual

sangat tepat digunakan

Zona perkembangan proksimal menurutnya perkembangan kemampuan seseorang

dapat dibedakan kedalam dua tingkat yaitu tingkat aktual dan potensial tingkat

perkembangan aktual tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan

tugas-tugas atau memecahkan berbagai masalah secara mandiri (intramental)

54

sedangkan potensial kemampuan kemampuan memecahkan masalah dan

menyelesaikan tugas-tugas ketika di bawah bimbingan orang dewasa atau ketika

berkolaborasi dengan teman sebaya yang lebih kompeten (intermental)

Berdasarkan beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan pembelajaran

merupakan pengorganisasian aktivitas siswa dalam arti peran guru bukan semata-

mata memberikan informasi melainkan juga mengarahkan memotivasi dan

memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the learning) agar proses

belajar lebih memadai Pembelajaran juga mengandung arti setiap kegiatan

dirancang untuk membantu dalam mempelajari sesuatu kemampuan atau nilai

Yuelawati E (2004 121) mengutip pepatah Cina bahwa membaca

mendengar dan melihat belum cukup dalam belajar pembelajaran yang

melibatkan peserta didik untuk mengalami dan membicarakan bahan

tertentu pada orang lain dapat lebih bermakna dalam belajar terlebih lagi

bila peserta didik mempunyai kesempatan untuk mengajarkan

pengetahuannya terhadap peserta didik lain yang bersumber

Keberhasilan pembelajaran Kerucut Dale disebutkan bahwa keberhasilam

peembelajaran adalah sebagai berikut

1) Apa yang kita baca 10

2) Apa yang kita dengar 20

3) Apa yang kita lihat 30

4) Apa yang kita dengar dan lihat 50

5) Apa yang kita bicarakan dengan orang lain 70

6) Apa yang kita alami sendiri 80

7) Apa yang kita ajarkan kepada orang lain 95

55

Pembelajaran bahasa yang dimaksud adalah pembelajaran tentang menulis

deskripsi bahasa Lampung kelas V SD pembelajaran ini dirancang menggunakan

pendekatan Pembelajaran CTL khususnya untuk meningkatkan aktivitas belajar

bahasa Lampung dan sebagai bentuk nyata pelaksanaan tugas guru dalam hal

kegiatan belajar di Sekolah Dasar tentunya kondisi belajar yang aktif dan

menyenangkan

Hakikat belajar bahasa Lampung yang dimaksudkan dalam penelitian ini guru

akan merancang pembelajaran menggunakan pendekatan komunikatif integratif

siswa diharapkan dapat mendeskripsikan apa yang diamatinya Proses

pembelajaran mengkondisikan siswa untuk melakukan pengamatan kemudian

menemukan hal yang diamati mengindentifikasikan menentukan lalu

mengungkapkan apa yang diamatinya dalam tulisan deskriptif sehingga proses

belajar berlangsung aktif dan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan

Dalam Standar Kelulusan BSNP 2006 sesuai Permen No 22 tahun 2005 Standar

Kompetensi Lulusan pendidikan dasar meliputi SD MISDLB Paket A dan SMP

MTs SMPLB bertujuan meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan kepribadian

akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

lebih lanjut

Adapun Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) SD

MISDLB Paket A selengkapnya adalah (a) Menjalankan ajaran agama yang

dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak (b) Mengenal kekurangan dan

kelebihan diri sendiri (c) Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku di

lingkungannya (d) Menghargai keberagaman agama budaya suku ras dan

56

golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya (e) Menggunakan informasi

tentang lingkungan sekitar secara logis kritis dan kreatif (f) Menunjukkan

kemampuan berfikir logis kritis dan kreatif dengan bimbingan guru pendidik (g)

Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya (h)

Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan

sehari-hari (i) Menunjukkan kemampuan menggali gejala alam dan sosial di

lingkungan sekitar (j) Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap

lingkungan (k) Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa negara

dan tanah air Indonesia (l) Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan

seni dan budaya lokal (m) Menunjukkan kebiasaan hidup bersih sehat bugar

aman dan memanfaatkan waktu luang (n) Berkomunikasi secara jelas dan santun

(0) Bekerja sama dengan kelompok tolong menolong dan menjaga diri sendiri

dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya (p) Menunjukkan kegemaran

membaca dan menulis (q) Menunjukkan keterampilan menyimak berbicara

membaca menulis dan berhitung

c Hakikat Pendidikan

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat Setiap manusia membutuhkan

pendidikan sampai kapan dan dimanapun ia berada Pendidikan sangat penting

artinya sebab tenpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan

terbelakang Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk

menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing disamping

memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik

57

Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 menyatakan pendidikan sebagai usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri kepribadian kecerdasan akhlak

mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan

negara

Menurut pragmatisme pendidikan merupakan suatu proses reorganisasi dan

rekonstruksi dari pengalaman-pengalaman individu Baik anak maupun orang

dewasa selalu belajar dari pengalamannya (Sadulloh 2003 125) Sedangkan

Suhasno et all (1991 3) menyatakan bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai

suatu proses pertumbuhan yang menyesuaikan dengan lingkungan Suatu

pengarahan dan bimbingan yang diberikan kepada anak dalam pertumbuhannya

Suatu usaha sadar untuk menciptakan suatu keadaan atau situasi tertentu yang

dikehendaki oleh masyarakat serta suatu pembentukan kepribadian kemampuan

anak dalam menuju kedewasaan

Lima pilar pendidikan sekarang dan masa depan yang dicanangkan oleh UNESCO

yang perlu dikembangkan oleh lembaga pendidikan formal yaitu (1) learning to

know (belajar untuk mengetahui) (2) learning to do (belajar untuk melakukan

sesuatu) dalam hal ini kita dituntut untuk terampil dalam melakukan sesuatu (3)

learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) (4) learning to live together

(belajar untuk menjalani kehidupan bersama) dan (5) learning to trust in God

(belajar untuk bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa)

58

Realisasi ldquolearning to knowrdquo dapat diterapkan dengan memposisikan guru sebagai

fasilitator Disamping itu guru dituntut untuk dapat berperan sebagai teman

sejawat dalam berdialog dengan siswa dalam mengembangkan penguasaan

pengetahuan maupun ilmu tertentu

Learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu) akan bisa berjalan jika di

sekolah memfasilitasi siswa untuk mengaktualisasi keterampilan yang dililikinya

serta bakat dan minatnya Walaupun bakat dan minat anak banyak dipengaruhi

unsur kerturunan namun tumbuh berkembangnya bakat dan minat tergantung

pada lingkungannya Keterampilan dapat digunakan untuk menopang kehidupan

seseorang bahkan keterampilan lebih dominan daripada penguasaan pengetahuan

dalam mendukung keberhasilan kehidupan seorang

Learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) erat hubungannya dengan bakat

dan minat perkembangan fisik dan kejiwaan tipologi pribadi anak serta kondisi

lingkungannya Bagi anak yang agresif proses perkembangan diri akan berjalan

bila diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi Sebaliknya bagi anak yang

pasif peran guru sebagai pengarah sekaligus fasilitator sangat dibutuhkan untuk

pengembangan diri siswa secara maksimal

Kebiasaan hidup bersama saling menghargai terbuka memberi dan memenerima

(take and give) perlu ditumbuhkembangkan Kondisi seperti ini memungkinkan

terjadinya proses ldquolearning to live togetherrdquo (belajar untuk menjalani kehidupan

bersama) Penerapan pilar keempat ini dirasakan makin penting dalam era

globalisasi era persaingan global Perlu pemupukan sikap saling pengertian antar

ras suku dan agama agar tidak menimbulkan berbagai pertentangan yang

59

bersumber pada hal tersebut Selain empat pilar diatas dalam Undang-Undang RI

No 20 BAB II Pasal 3 Sistem Pendidikan Nasional pemerintah Indonesia

memandang perlu menjadikan peserta didik menjadi manusia yang bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab

sehingga perlu ditambah pilar kelima yaiturdquo learning to trust in Godrdquo

C Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan sebagai pembanding dan dapat digunakan untuk

meningkatkan kualitas penelitian adalah sebagai berikut

1 Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA melalui Pendekatan

Kontekstual Siswa Kelas VI Sekolah Tunas Mekar Bandar Lampung

20082009

1) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6 Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus 3 Pada

Siklus I nilai rata-rata siswa kelas 6A adalah 7179 Pada Siklus II nilai

rata-rata siswa kelas 6A adalah 7662 yang berarti meningkat 673 pada

kelas 6A dari nilai rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa

kelas 6A adalah 7832 yang berarti mengalami peningkatan sebesar 22

pada kelas 6A dari Siklus II atau mengalami peningkatan 901 pada

kelas 6Adari Siklus I pembelajarn IPA dengan Pembelajaran Kontekstual

Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang signifikan pada siklus I

pada kelas 6A hanya terdapat 14 atau 6087 siswa yang mencapai

ketuntasan sedangkan pada siklus III terdapat 23 siswa atau 100 siswa

60

yang mencapai ketuntasan yang berarti mengalami peningkatan sebesar

6429

2) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6B Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus III Pada

Siklus I nilai rata-rata 6B adalah 7222 Pada Siklus II nilai rata-rata siswa

kelas 6B adalah 7865 yang berarti meningkat 890 pada kelas 6B dari nilai

rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa 6B adalah 7946 yang

berarti mengalami peningkatan sebesar 103 dari Siklus II atau

mengalami peningkatan 1003 dari Siklus I pembelajarn IPA dengan

Pembelajaran Kontekstual Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang

signifikan pada siklus I pada kelas 6B hanya terdapat 14 atau 6087

siswa yang mencapai ketuntasan sedangkan pada siklus III masing-masing

terdapat 23 siswa atau 100 siswa yang mencapai ketuntasan yang berarti

mengalami peningkatan sebesar 6429

Berdasarkan penelitian tersebut ternyata prestasi belajar dapat ditingkatkan

melalui pendekatan pembelajaran CTL walaupun pada mata pelajaran IPA

Hal ini memungkinkan terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa

pembelajaran bahasa termasuk prestasi belajar menulis deskripsi

berbahasa Lampung

2 Jurnal Teknologi Pendidikan Unila Volume 04 No 03- Maret 2008 Penelitian

Nuraeni Erdawati dengan judul Penerapan Strategi Contextual Teaching and

Learning (CTL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) SD Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada

61

tiap siklus serta peningkatan aktivitas belajar siswa Pembelajaran

menerapkan pendekatan CTL dapat dijadikan sebagai alternatif penerapan

model pembelajaran IPS terutama pada materi peta tematik keragaman

kenampakan alam dan buatan

Merujuk hasil penelitian tersebut ternyata prestasi belajar IPS dapat

ditingkatkan melalui pendekatan pembelajaran CTL Hal ini memungkinkan

terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa pada pembelajaran bahasa

termasuk prestasi belajar menulis deskripsi berbahasa Lampung kelas V SDN

1 Sukarame Dua Bandar Lampung

Page 30: II. KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Menulis Deskripsi ...digilib.unila.ac.id/20091/3/BAB II.pdf · yang bertalian dengan usaha penulis untuk memberikan perincian dari ... Syarat-syarat

40

pengalaman Proses tersebut mempersyaratkan perubahan yang relative permanen

berupa sikap pengetahuan informasi kemampuan dan keterampilan melalui

pengalamanrdquo

Skiner dengan teori operant conditioning sebagaimana dikutip Gredler (dalam

Slameto 2003 49) mengatakan bahwa prestasi belajar merupakan respon

tingkah laku yang baru Walaupun Skiner mengatakan demikian namun pada

dasarnya respon yang baru itu sama pengertiannya dengan tingkah laku

pengetahuan sikap keterampilan yang baru

Prestasi menurut Hamalik (198384) adalah perubahan tingkahlaku yang

diharapkan kepada murid setelah diadakan proses belajar mengajar Sedangkan

menurut Yusuf (198224) prestasi adalah tingkatan kepandaian keterampilan yang

telah dicapai setelah melakukan kegiatan pekerjaan atau latihan itu sendiri

Menurut Adi Nugroho prestasi adalah segala jenis pekerjaan yang berasil dan

prestasi itu menunjukkan kecakapan Selanjutnya Purwadarminto menyebutkan

bahwa prestasi adalah hasil yang dicapai sebaik-baiknya menurut kemampuan

anak pada waktu tertentu terhadap hal-hal yang dikerjakan dilakukan

Reigeluth dalam yang sama berpendapat prestasi belajar dapat juga dikatakan

sebagai pengaruh yang memberikan suatu ukuran nilai dari metode (strategi)

alternatif dalam kondisi yang berbeda ada hasilnyata dan diinginkan Hasil nyata

hasil-hasil kehidupan nyata dari menggunakan metode (strategi) spesifik dalam

kondisi yang spesifik pula sedangkan hasil yang diinginkan adalah tujuan-tujuan

(goals) yang umumnya berpengaruh pada pemilihan suatu metode

41

Ini berarti prestasi belajar sangat erat kaitannya dengan metode (strategi) yang

digunakan pada sesuatu kondisi (pembelajaran) tertentu Semakin ketepatan

pemilihan metode atau strategi (pembelajaran) pada suatu kondisi semakin baik

hasil belajar Selanjutnya juga mengatakan secara spesifik hasil belajar adalah

suatu kinerja (peformance) yang diindikasikan sebagai suatu kapabilitas

(kemampuan) yang diperoleh Hasil belajar tersebut selalu dinyatakan dalam

bentuk tujuan-tujuan khusus perilaku (unjuk kerja)

Muhibin (1997141) menyebutkan bahwa prestasi belajar merupakan taraf

keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah dinyatakan

dalam bentuk skor yang diperoleh hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran

tertentu Demikian pula pendapat Albach Arnove dan Kelly (1999201) bahwa

prestasi belajar hanya ukuran keberhasilan di sekolah tidak termasuk keberhasilan

dalam keluarga dan masyarakat Davis dalam Slameto (198521) berpendapat

bahwa prestasi belajar adalah pengetahuan yang diperoleh siswa sebagai hasil dari

pembelajaran

Pendapat-pendapat di atas menunjukkan bahwa prestasi belajar dipergunakan

untuk menyebut berbagai macam hasil kegiatan atau usaha Hal ini sesuai dengan

kenyataan yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari Istilah prestasi

belajar sering digunakan untuk menyebut hasil yang dicapai dalam berbagai

kegiatan misalnya prestasi olahraga prestasi seni prestasi kerja prestasi belajar

prestasi usaha dan sebagainya

42

Berdasarkan uraian di atas prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari

proses belajar mengajar yaitu penguasaan perubahan emosional atau perubahan

tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu Prestasi belajar sering

dipergunakan dalam arti yang sangat luas seperti prestasi belajar dalam ulangan

harian prestasi pekerjaan rumah prestasi belajar tengah semester prestasi akhir

semester dan sebagainya

Cara yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat prestasi belajar adalah

dengan menggunakan tes Tes prestasi dapat digunakan sebagai suatu tes

diagnosis yang dirancang untuk membuktikan mengenai gambaran kelebihan dan

kekurangan siswa

Pada proses pembelajaran prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari

pembelajaran yang meliputi penguasaan perubahan emosional dan perubahan

tingkah laku yang dapat diukur dengan tes objektif maupun tes uraian Dengan

demikian prestasi belajar Bahasa Lampung adalah prestasi belajar siswa pada tes

ujian akhir semester atau pada Konpetensi Dasar pada mata pelajaran Bahasa

Lampung

Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

Bahasa Lampung merupakan tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari

pelajaran Bahasa Lampung di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang

diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi tertentu

Prestasi belajar memiliki beberapa kategori Gagne (19925)

mengklasifikasikannya menjadi lima kategori yakni 1) Intellectual skill 2)

Cognitive strategies 3) Verbal information 4) Motor skill dan 5) Attitudes

43

1) Keterampilan intelektual

Kemampuan ini merupakan keterampilan yang membuat seseorang secara

cakap berinteraksi dengan lingkungan melalui penggunaan lambang-lambang

2) Strategi kognitif

Kemampuan yang mengatur cara bagaimana si belajar mengelola belajarnya

3) Informasi verbal

Kemampuan ini berupa perolehan label atau nama fakta dan pengetahuan yang

sudah tersusun rapi

4) Keterampilan motorik

Kemampuan yang mendasari pelaksanaan perbuatan jasmaniah secara mulus

5) Sikap

Kemampuan yang mempengaruhi pilihan tindakan yang akan diambil

Lebih lanjut Bloom dan kawan-kawan sebagai mana dikutip oleh Degeng dalam

Hamalik (2004 90) mengklasifikasikan prestasi belajar menjadi 3 (tiga) domain

atau ranah yaitu rdquoranah kognitif psikomotor dan afektifrdquo ranah kognitif

menaruh perhatian pada pengembangan kapabilitas dan keterampilan intelektual

ranah psikomotor berkaitan dengan kegiatan-kegiatan manipulatif atau

keterampilan motorik dan ranah efektif berkaitan dengan pengembangan

perasaan sikap nilai dan emosirdquo Ketiga ketegori prestasi belajar itu mempunyai

aspek masing-masing

Kognitif aspek-aspek dari domain ini terdiri dari pengetahuan pemahaman

penerapan analisis sintesis dan evaluasi Afektif domain ini terdiri dari aspek-

aspek penerimaan tanggapan penilaian pengorganisasian dan pengarahan

44

Psikomotorik terdiri dari beberapa aspek kemampuan gerak refleks kemampuan

gerak dasar kemampuan perseptual kemampuan fisik kemampuan gerak

terampil dan kemampuan gerak komunikatif

Dapat diasumsikan bahwa untuk menghasilkan kategori kapabilitas atau kelima

ranah prestasi belajar tersebut sedikitnya banyak ditentukan atau dipengaruhi oleh

faktor internal seperti pengetahuan prasyarat atau kemampuan awal dari masing-

masing kategori hasil belajar yang dimiliki oleh siswa yang berkaitan dengan

kapabilitas atau keterampilan yang sedang dipelajari baru

Gagne (199266) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses untuk

memperoleh motivasi dalam pemngetahuan keterampilan kebiasaan dan tingkah

laku Belajar adalah suatu aktivitas yang melibatkan bukan hanya penguasaan

kemampuan akademik baru saja melainkan juga perkembangan emosional

interksi sosial dan perkembangan kepribadian Menurut Gagne (19923) belajar

adalah perubahan dalam diri manusia atau kemampuan yang berlangsung selama

satu masa waktu yang tidak semata-mata disebabkan oleh perubahan

pertumbuhan

Jenis perubahan yang dimaksud dalam belajar ini meliputi perubahan tingkah laku

setelah siswa mendapatkan berbagai pengalaman dalam proses pembelajaran

Pengalaman tersebut akan menyebabkan proses perubahan pada diri sibelajar

dengan kata lain bahwa proses belajar senantiasa merupakan perubahan

tingkahlaku dan terjadi karena pengalaman

45

Yang dimaksud prestasi belajar siswa dalam penelitian ini adalah prestasi yang

ditunjukkan siswa setelah dilakukan pembelajaran jika prestasi belajar mengalami

peningkatan maka siswa dapat dinyatakan mencapai prestasi belajar atau

mengalami peningkatan setelah mengalami belajar jika tidak prestasi belajar tidak

tercapai atau belum tuntas

Memperhatikan pernyatan tersebut belajar merupakan upaya siswa untuk

memahami materi ajar yaitu menulis deskripsi bahasa Lampung sesuai dengan

aturan penulisan atau kaidah bahasa diharapkan siswa memiliki pengetahuan dan

kemampuan dan dapat mengaplikasikan serta melaksanakan nilai positif dalam

kehidupan sehari-hari Dipahaminya suatu ilmu dalam proses pembelajaran akan

tercermin melalui hasil evaluasi Penggunaan pendekatan CTL media dan alat

belajar yang tepat dalam pembelajaran akan sangat membantu siswa belajar

Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa penggunaan pendekatan media dan alat

dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi hasil belajar siswa dapat menjadi

aktif belajar berkolaborasi dan belajar dalam waktu yang telah ditentukan pesan

dapat disalurkan dapat merangsang berpikir perhatian minat siswa sehingga

proses belajar berlangsung dengan baik Pemahaman siswa terhadap materi

mengarah pada tercapainya tujuan pembelajaran dan mencapai prestasi yang

tinggi

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

adalah berupa pengetahuan keterampilan nilai dan sikap sesuai tujuan atau

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diharapkan diperoleh setelah melalui proses pembelajaran

46

Pretasi belajar yang dimaksudkan peneliti adalah perolehan dari proses

pembelajaran yang mencakup ranah kognitif afektif dan psikomotorik mencapai

lebih besar atau sama dengan KKM pelajaran bahasa Lampung dari tujuan

pembelajaran yang diturunkan dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diperoleh siswa melalui interaksi dengan lingkungan belajar

dan suatu kondisi pembelajaran materi menulis deskripsi yang dirancang guru

sebagai fasilitator

c Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal

Standar nasional Pendidikan (Depdiknas 2008 5) menyatakan bahwa Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) adalah kriteria tertentu yang digunakan untuk

menentukan kelulusan peserta didik KKM ditentukan oleh kelompok guru mata

pelajaran pada awal tahun pelajaran dan menjadi acuan bagi pendidik dan peserta

didik KKM setiap standar kompetensi merupakan rata-rata KKM kompetensi

dasar KKM setiap kompetensi dasar merupakan rata-rata KKM dari indikator

yang terdapat dalam kompetensi dasar tersebut Penentuan KKM didasarkan pada

tiga unsur

Pertama Tingkat kompleksitas Kesulitan kerumitan setiap indikator

kompetensi dasar dan standar kompetensi yang harus dicapai peserta didik Suatu

indikator dikatakan memliliki tingkat kompleksitas tinggi apabila dalam

pencapaiannya didukuoleh sekurang-kurangnya satu dari sejumlah kondisi sebagai

berikut

1) Guru yang memahami dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan

pada peserta didik

47

2) guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang

bervariasi

3) Guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang

diajarkan

4) Peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi

5) Peserta didik yang cakap terampil menerapkan monsep

6) Peserta didik yang cermat kreatif dan inovatif dalam penyelesaian tugas

pekerjaan

7) Waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena memiliki

tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi sehingga dalam proses

pembelajarannya memerlukan pengulangan latihan

8) Tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar peserta

didik dapat mencapai ketuntasan belajar

Kedua Kemampuan daya pendukung meliputi a Sarana dan prasarana

peendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dicapai peserta

didik seperti perpustakaan laboratorium dan alat bahan untuk proses

pembelajaran b Ketersediaan tenaga manajemen sekolah dan kepedulian

stakeholders sekolah

Ketiga Tingkat Kemampuan (intake) rata-rata peserta didik di sekolah yang

bersangkutan Penetapan intake di kelas V dapat didasarkan pada nilai prestasi

rata-rata siswa saat kenaikan kelas atau dikelas sebelumnya yaitu kelas IV

KKM mulok Bahasa Lampung kelas V sesuai yang telah ditetapkan dalam

Kurikulum Sekolah atau KTSP SDN 1 Sukarame Dua Bandar Lampung Tahun

48

Pelajaran 20092010 adalah 65 KKM ini akan dijadikan tolak ukur evaluasi

keberhasilan siswa belajar apakah siswa telah mencapai ketuntasan atau belum

baik secara individual maupun secara klasikal

B Teori Belajar Bahasa dan Pembelajaran

1 Hakikat Belajar Bahasa

Dalam teori belajar konstruktivistik dikemukakan bahwa pembelajaran sebagai

proses mengkonstruksi pengetahuan yang menghubungkan yang sudah ada

dengan yang dipelajari Seperti dijelaskan Paul Suparno dalam Sardiman (2006

175) belajar merupakan proses aktif dari subyek belajar untuk mengkonstuksi

makna sesuatu entah itu teks kegiatan dialog pengalaman fisik dan lain-lain

Belajar merupakan mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau

bahkan yang dipelajarinya dengan pengertian yang sudah di miliki sehingga

pengertiannya menjadi berkembang

Guru sebagai pemrakarsa harus memberi peluang yang optimal bagi siswa Niat

dan kendali belajar sepenuhnya ada pada siswa (Budiningsih 2005 59))

Sehingga guru tidak mentransfer pengetahuan yang dimiliki melainkan membantu

siswa membentuk pengetahuannya sendiri Menurut teori konstruktivisme prinsip

yang paling penting dalam psikologi pendidikan bahwa guru tidak hanya sekedar

memberikan pengetahuan kepada siswa Siswa harus membangun sendiri

pengetahuan di benaknya Guru dapat memberi kemudahan untuk proses ini

dengan memberi kesempatan siwa untuk menentukan atau menerapkan ide-ide

mereka sendiri dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan

strategi mereka sendiri Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa

49

siswa ke pemahaman yang lebih tinggi dengan catatan siswa sendiri yang harus

memanjat anak tangga tersebut (Nur 1998 8)

Cunstruktivism approach is a view that emphasizes the active role of learner in

building understanding and making sesnse of information (Woodfolk 2004 313)

Konstruktivisme belajar menekankan pada peran aktif si belajar (learner) dalam

membangun pemahaman dan memakai suatu informasi Konstruktivis

memfokuskan pada peran siswa secara individu untuk membangun struktur

kognitif mereka ketika menginterpretasikan pengalaman-pengalaman pada situasi

belajar tertentu

Lebih lanjut Bruner dalam Sagala (2005 218) menjelaskan inti dari belajar

adalah cara-cara bagaimana orang memilih mempertahankan dan

mentransformasi secara efektif Dalam proses belajar ada 3 fase yaitu (1)

Informasi dalam tiap pelajaran kita memperoleh informasi ada yang menambah

pengetahuan yang telah kita miliki ada yang memperluas dan memperdalamnya

ada pula yang bertentangan dengan apa yang telah kita ketahui sebelumnya (2)

Transformasi informasi harus dianalisis diubah atau ditransformasi ke dalam

bentuk yang lebih abstrak atau konseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal

yang lebih luas (3) Evaluasi kemudian kita nilai hingga pengetahuan yang

diperoleh itu dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain

Masih dalam yang sama Piaget seorang psikolog Swiss berpendapat bahwa

belajar mengandung makna sebagai perubahan stuktural yang saling melengkapai

antara asimilasi dan akomodasi dalam proses menyusun kembali dan mengubah

apa yang telah diketahui melalui belajar

50

Hal ini didukung pula oleh Gagne dalam Slameto (2003 122) menjelaskan

ldquoBelajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia

belajar bisa terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi

ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya

(peformance-nya) berubah dari waktu ke waktu dan berkeyakinan bahwa

belajar dipengaruhi faktor dari dalam diri dan dari luar dimana keduanya

berinteraksirdquo

Senada dengan tersebut Merrill dan Smorgansbord dalam Yulaelawati (2004

122) menyatakan bahwa

belajar merupakan proses pembangunan pengetahuan berdasarkan

pengalaman atau pengetahuan yang telah ada sebelumnya belajar

merupakan penafsiran seseorng tentang dunia Belajar merupakan proses

yang aktif dimana pengetahuan dikembangkan berdasarkan pengalaman

dan perundingan (negoisasi) makna melalui berbagai informasi atau

mencari kesepakatan dari berbagai pandangan melalui interaksi atau

kerjasama dengan orang lain Belajar perlu disituasikan dalam latar

(seting) yang nyata

Kemudian menurut Gredler dalam Dimyati (1999 72) belajar adalah proses

seseorang memperoleh berbagai kecakapan keterampilan dan sikap menurut

Winkel dalam yang sama belajar merupakan suatu aktivitas mental psikis yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman keterampilan dan nilai

sikap Perubahan ini bersifat relative konstan dan berbekas

Aktivitas belajar menurut Djamarah dalam Sagala (2005 216) bahwa belajar

adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar dan bertujuan dimana tujuan

dalam belajar terjadinya suatu perubahan dalam individu yaitu perubahan tingkah

laku Schuman penganut konstruktif dalam yang sama mengemukakan dengan

dasar pemikiran bahwa semua orang membangaun pandangannya terhadap dunia

51

melalui pengalaman individual atau skema konstruktif menekankan pada

menyiapkan peserta didik untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam

situasi yang tidak tentu atau ambigius

Pandangan yang mampu mengakomodasi sociocultural-revolution dalam buku

Teori Belajar dan Pembelajaran dalam Budiningsih (2005 123) Vigotsky

mengatakan bahwa jalan pikiran seseorang harus dimengerti dari latar sosial-

budayanya dan sejarahnya Artinya untuk memahami pikiran seseorang bukan

dengan cara menelusuri apa yang ada di otaknya dan pada kedalaman jiwanya

melainkan dari asal usul tindakan sadarnya dari interaksi sosial yang dilatari oleh

sejarah hidupnya Interaksi sosial berkaitan erat dengan aktivitas-aktivitas dan

bahasa yang dipergunakan Ditemukan adanya jaringan erat luas dan kompleks di

dalam dan di antara keluarga-keluarga

Jaringan tersebut berkembang atas dasar confianza yang membentuk kondisi

sosial sebagai tempat penyebaran dan pertukaran pengetahuan keterampilan dan

nilai-nilai sosial budaya anak memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui

interaksi sosial sehari-hari Pandangan teori ini menempatkan inter mental atau

lingkungan sosial sebagai faktor primer dan konstitutif terhadap pembentukan

pengetahuan serta perkembangan kognitif seseorang

Di samping itu Piaget dalam yang sama menyatakan bahwa belajar lebih banyak

ditentukan karena adanya karsa individu perkembangan kognitif merupakan suatu

proses genetik yaitu proses yang didasrkan atas mekanisme biologis dalam bentuk

perkembangan sistem syaraf makin bertambah umur seseorang makin

komplekslah susunan sel syarafnya dan makin meningkat pula kemampuannyardquo

52

Dari beberapa teori konstruktivisme di atas belajar adalah merupakan kegiatan

aktif dimana sibelajar membangaun sendiri pengetahuannya subyek belajar juga

mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari dan merupakan proses

bagaimana menjadi tahu tentang sesuatu proses belajar bukanlah memindahkan

pengetahuan dari guru ke siswa tetapi sesuatu kegiatan yang memungkinkan

siswa merekonstruksi sendiri pengetahuannya

Belajar merupakan usaha manusia dalam rangka merubah pola pikir dan tingkah

lakunya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman dan interaksi dengan

lingkungan sekitarnya sehingga terjadi perubahan keterampilan pemahaman

pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat permanen dan membekas diharapkan

dapat hidup mandiri karena untuk membangun suatu pengetahuan baru siswa

akan menyesuaikan informasi baru atau pengetahuan yang disampaikan dengan

pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki melalui berinteraksi sosial

dengan peserta didik lain atau guru dan sumber belajar

Selanjutnya dapat juga dirumuskan bahwa belajar merupakan usaha manusia

dalam rangka merubah pola pikir dan tingkahlakunya berdasarkan pengetahuan

pengalaman dan interaksi dengan lingkungan sekitarnya Dengan terjadinya

perubahan keterampilan pemahaman pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat

permanen dan membekas diharapkan dapat hidup mandiri tidak tergantung pada

orang lain

Belajar yang dimaksudkan penulis adalah belajar menulis deskripsi dalam bahasa

lampung siswa mengkonstruksi sendiri informasi yang akan disampaikan melalui

tulisannya setelah mengamati lingkungan sekitar

53

b Hakikat Pembelajaran Bahasa

Sagala (2005 176) menyatakan bahwa pembelajaran ialah membelajarkan siswa

menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu

utama keberhasilan pendidikan Pembelajaran menurut Corey (1998 91) adalah

suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk

memungkinkan ia turut serta dalam tingkahlaku tertentu dalam kondisi khusus

atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu pembelajaran merupakan

subset khusus dari pendidikan Menurut Burton dalam Sagala (2005 213)

pembelajaran adalah upaya memberikan stimulus bimbingan pengarahan dan

dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar

Vigotsky dalam Budiningsih (2005 103) menyatakan dalam kegiatan

pembelajaran hendaknya anak memperoleh kesempatan yang luas untuk

mengembangkan zona perkembangan proximalnya atau potensi melalui belajar

dan berkembang guru perlu menyediakan berbagai jenis dan tingkatan bantuan

(helps) cognitive scaffolding yang dapat memfasilitasi anak agar mereka dapat

memecahkan permasalahan yang dihadapinya Bantuan dapat dalam bentuk

contoh pedoman bimbingan orang lain atau teman yang lebih kompeten

Bentuk-bentuk pembelajaran kooperatif kolaboratif serta belajar kontekstual

sangat tepat digunakan

Zona perkembangan proksimal menurutnya perkembangan kemampuan seseorang

dapat dibedakan kedalam dua tingkat yaitu tingkat aktual dan potensial tingkat

perkembangan aktual tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan

tugas-tugas atau memecahkan berbagai masalah secara mandiri (intramental)

54

sedangkan potensial kemampuan kemampuan memecahkan masalah dan

menyelesaikan tugas-tugas ketika di bawah bimbingan orang dewasa atau ketika

berkolaborasi dengan teman sebaya yang lebih kompeten (intermental)

Berdasarkan beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan pembelajaran

merupakan pengorganisasian aktivitas siswa dalam arti peran guru bukan semata-

mata memberikan informasi melainkan juga mengarahkan memotivasi dan

memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the learning) agar proses

belajar lebih memadai Pembelajaran juga mengandung arti setiap kegiatan

dirancang untuk membantu dalam mempelajari sesuatu kemampuan atau nilai

Yuelawati E (2004 121) mengutip pepatah Cina bahwa membaca

mendengar dan melihat belum cukup dalam belajar pembelajaran yang

melibatkan peserta didik untuk mengalami dan membicarakan bahan

tertentu pada orang lain dapat lebih bermakna dalam belajar terlebih lagi

bila peserta didik mempunyai kesempatan untuk mengajarkan

pengetahuannya terhadap peserta didik lain yang bersumber

Keberhasilan pembelajaran Kerucut Dale disebutkan bahwa keberhasilam

peembelajaran adalah sebagai berikut

1) Apa yang kita baca 10

2) Apa yang kita dengar 20

3) Apa yang kita lihat 30

4) Apa yang kita dengar dan lihat 50

5) Apa yang kita bicarakan dengan orang lain 70

6) Apa yang kita alami sendiri 80

7) Apa yang kita ajarkan kepada orang lain 95

55

Pembelajaran bahasa yang dimaksud adalah pembelajaran tentang menulis

deskripsi bahasa Lampung kelas V SD pembelajaran ini dirancang menggunakan

pendekatan Pembelajaran CTL khususnya untuk meningkatkan aktivitas belajar

bahasa Lampung dan sebagai bentuk nyata pelaksanaan tugas guru dalam hal

kegiatan belajar di Sekolah Dasar tentunya kondisi belajar yang aktif dan

menyenangkan

Hakikat belajar bahasa Lampung yang dimaksudkan dalam penelitian ini guru

akan merancang pembelajaran menggunakan pendekatan komunikatif integratif

siswa diharapkan dapat mendeskripsikan apa yang diamatinya Proses

pembelajaran mengkondisikan siswa untuk melakukan pengamatan kemudian

menemukan hal yang diamati mengindentifikasikan menentukan lalu

mengungkapkan apa yang diamatinya dalam tulisan deskriptif sehingga proses

belajar berlangsung aktif dan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan

Dalam Standar Kelulusan BSNP 2006 sesuai Permen No 22 tahun 2005 Standar

Kompetensi Lulusan pendidikan dasar meliputi SD MISDLB Paket A dan SMP

MTs SMPLB bertujuan meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan kepribadian

akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

lebih lanjut

Adapun Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) SD

MISDLB Paket A selengkapnya adalah (a) Menjalankan ajaran agama yang

dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak (b) Mengenal kekurangan dan

kelebihan diri sendiri (c) Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku di

lingkungannya (d) Menghargai keberagaman agama budaya suku ras dan

56

golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya (e) Menggunakan informasi

tentang lingkungan sekitar secara logis kritis dan kreatif (f) Menunjukkan

kemampuan berfikir logis kritis dan kreatif dengan bimbingan guru pendidik (g)

Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya (h)

Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan

sehari-hari (i) Menunjukkan kemampuan menggali gejala alam dan sosial di

lingkungan sekitar (j) Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap

lingkungan (k) Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa negara

dan tanah air Indonesia (l) Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan

seni dan budaya lokal (m) Menunjukkan kebiasaan hidup bersih sehat bugar

aman dan memanfaatkan waktu luang (n) Berkomunikasi secara jelas dan santun

(0) Bekerja sama dengan kelompok tolong menolong dan menjaga diri sendiri

dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya (p) Menunjukkan kegemaran

membaca dan menulis (q) Menunjukkan keterampilan menyimak berbicara

membaca menulis dan berhitung

c Hakikat Pendidikan

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat Setiap manusia membutuhkan

pendidikan sampai kapan dan dimanapun ia berada Pendidikan sangat penting

artinya sebab tenpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan

terbelakang Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk

menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing disamping

memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik

57

Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 menyatakan pendidikan sebagai usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri kepribadian kecerdasan akhlak

mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan

negara

Menurut pragmatisme pendidikan merupakan suatu proses reorganisasi dan

rekonstruksi dari pengalaman-pengalaman individu Baik anak maupun orang

dewasa selalu belajar dari pengalamannya (Sadulloh 2003 125) Sedangkan

Suhasno et all (1991 3) menyatakan bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai

suatu proses pertumbuhan yang menyesuaikan dengan lingkungan Suatu

pengarahan dan bimbingan yang diberikan kepada anak dalam pertumbuhannya

Suatu usaha sadar untuk menciptakan suatu keadaan atau situasi tertentu yang

dikehendaki oleh masyarakat serta suatu pembentukan kepribadian kemampuan

anak dalam menuju kedewasaan

Lima pilar pendidikan sekarang dan masa depan yang dicanangkan oleh UNESCO

yang perlu dikembangkan oleh lembaga pendidikan formal yaitu (1) learning to

know (belajar untuk mengetahui) (2) learning to do (belajar untuk melakukan

sesuatu) dalam hal ini kita dituntut untuk terampil dalam melakukan sesuatu (3)

learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) (4) learning to live together

(belajar untuk menjalani kehidupan bersama) dan (5) learning to trust in God

(belajar untuk bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa)

58

Realisasi ldquolearning to knowrdquo dapat diterapkan dengan memposisikan guru sebagai

fasilitator Disamping itu guru dituntut untuk dapat berperan sebagai teman

sejawat dalam berdialog dengan siswa dalam mengembangkan penguasaan

pengetahuan maupun ilmu tertentu

Learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu) akan bisa berjalan jika di

sekolah memfasilitasi siswa untuk mengaktualisasi keterampilan yang dililikinya

serta bakat dan minatnya Walaupun bakat dan minat anak banyak dipengaruhi

unsur kerturunan namun tumbuh berkembangnya bakat dan minat tergantung

pada lingkungannya Keterampilan dapat digunakan untuk menopang kehidupan

seseorang bahkan keterampilan lebih dominan daripada penguasaan pengetahuan

dalam mendukung keberhasilan kehidupan seorang

Learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) erat hubungannya dengan bakat

dan minat perkembangan fisik dan kejiwaan tipologi pribadi anak serta kondisi

lingkungannya Bagi anak yang agresif proses perkembangan diri akan berjalan

bila diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi Sebaliknya bagi anak yang

pasif peran guru sebagai pengarah sekaligus fasilitator sangat dibutuhkan untuk

pengembangan diri siswa secara maksimal

Kebiasaan hidup bersama saling menghargai terbuka memberi dan memenerima

(take and give) perlu ditumbuhkembangkan Kondisi seperti ini memungkinkan

terjadinya proses ldquolearning to live togetherrdquo (belajar untuk menjalani kehidupan

bersama) Penerapan pilar keempat ini dirasakan makin penting dalam era

globalisasi era persaingan global Perlu pemupukan sikap saling pengertian antar

ras suku dan agama agar tidak menimbulkan berbagai pertentangan yang

59

bersumber pada hal tersebut Selain empat pilar diatas dalam Undang-Undang RI

No 20 BAB II Pasal 3 Sistem Pendidikan Nasional pemerintah Indonesia

memandang perlu menjadikan peserta didik menjadi manusia yang bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab

sehingga perlu ditambah pilar kelima yaiturdquo learning to trust in Godrdquo

C Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan sebagai pembanding dan dapat digunakan untuk

meningkatkan kualitas penelitian adalah sebagai berikut

1 Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA melalui Pendekatan

Kontekstual Siswa Kelas VI Sekolah Tunas Mekar Bandar Lampung

20082009

1) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6 Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus 3 Pada

Siklus I nilai rata-rata siswa kelas 6A adalah 7179 Pada Siklus II nilai

rata-rata siswa kelas 6A adalah 7662 yang berarti meningkat 673 pada

kelas 6A dari nilai rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa

kelas 6A adalah 7832 yang berarti mengalami peningkatan sebesar 22

pada kelas 6A dari Siklus II atau mengalami peningkatan 901 pada

kelas 6Adari Siklus I pembelajarn IPA dengan Pembelajaran Kontekstual

Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang signifikan pada siklus I

pada kelas 6A hanya terdapat 14 atau 6087 siswa yang mencapai

ketuntasan sedangkan pada siklus III terdapat 23 siswa atau 100 siswa

60

yang mencapai ketuntasan yang berarti mengalami peningkatan sebesar

6429

2) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6B Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus III Pada

Siklus I nilai rata-rata 6B adalah 7222 Pada Siklus II nilai rata-rata siswa

kelas 6B adalah 7865 yang berarti meningkat 890 pada kelas 6B dari nilai

rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa 6B adalah 7946 yang

berarti mengalami peningkatan sebesar 103 dari Siklus II atau

mengalami peningkatan 1003 dari Siklus I pembelajarn IPA dengan

Pembelajaran Kontekstual Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang

signifikan pada siklus I pada kelas 6B hanya terdapat 14 atau 6087

siswa yang mencapai ketuntasan sedangkan pada siklus III masing-masing

terdapat 23 siswa atau 100 siswa yang mencapai ketuntasan yang berarti

mengalami peningkatan sebesar 6429

Berdasarkan penelitian tersebut ternyata prestasi belajar dapat ditingkatkan

melalui pendekatan pembelajaran CTL walaupun pada mata pelajaran IPA

Hal ini memungkinkan terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa

pembelajaran bahasa termasuk prestasi belajar menulis deskripsi

berbahasa Lampung

2 Jurnal Teknologi Pendidikan Unila Volume 04 No 03- Maret 2008 Penelitian

Nuraeni Erdawati dengan judul Penerapan Strategi Contextual Teaching and

Learning (CTL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) SD Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada

61

tiap siklus serta peningkatan aktivitas belajar siswa Pembelajaran

menerapkan pendekatan CTL dapat dijadikan sebagai alternatif penerapan

model pembelajaran IPS terutama pada materi peta tematik keragaman

kenampakan alam dan buatan

Merujuk hasil penelitian tersebut ternyata prestasi belajar IPS dapat

ditingkatkan melalui pendekatan pembelajaran CTL Hal ini memungkinkan

terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa pada pembelajaran bahasa

termasuk prestasi belajar menulis deskripsi berbahasa Lampung kelas V SDN

1 Sukarame Dua Bandar Lampung

Page 31: II. KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Menulis Deskripsi ...digilib.unila.ac.id/20091/3/BAB II.pdf · yang bertalian dengan usaha penulis untuk memberikan perincian dari ... Syarat-syarat

41

Ini berarti prestasi belajar sangat erat kaitannya dengan metode (strategi) yang

digunakan pada sesuatu kondisi (pembelajaran) tertentu Semakin ketepatan

pemilihan metode atau strategi (pembelajaran) pada suatu kondisi semakin baik

hasil belajar Selanjutnya juga mengatakan secara spesifik hasil belajar adalah

suatu kinerja (peformance) yang diindikasikan sebagai suatu kapabilitas

(kemampuan) yang diperoleh Hasil belajar tersebut selalu dinyatakan dalam

bentuk tujuan-tujuan khusus perilaku (unjuk kerja)

Muhibin (1997141) menyebutkan bahwa prestasi belajar merupakan taraf

keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah dinyatakan

dalam bentuk skor yang diperoleh hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran

tertentu Demikian pula pendapat Albach Arnove dan Kelly (1999201) bahwa

prestasi belajar hanya ukuran keberhasilan di sekolah tidak termasuk keberhasilan

dalam keluarga dan masyarakat Davis dalam Slameto (198521) berpendapat

bahwa prestasi belajar adalah pengetahuan yang diperoleh siswa sebagai hasil dari

pembelajaran

Pendapat-pendapat di atas menunjukkan bahwa prestasi belajar dipergunakan

untuk menyebut berbagai macam hasil kegiatan atau usaha Hal ini sesuai dengan

kenyataan yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari Istilah prestasi

belajar sering digunakan untuk menyebut hasil yang dicapai dalam berbagai

kegiatan misalnya prestasi olahraga prestasi seni prestasi kerja prestasi belajar

prestasi usaha dan sebagainya

42

Berdasarkan uraian di atas prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari

proses belajar mengajar yaitu penguasaan perubahan emosional atau perubahan

tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu Prestasi belajar sering

dipergunakan dalam arti yang sangat luas seperti prestasi belajar dalam ulangan

harian prestasi pekerjaan rumah prestasi belajar tengah semester prestasi akhir

semester dan sebagainya

Cara yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat prestasi belajar adalah

dengan menggunakan tes Tes prestasi dapat digunakan sebagai suatu tes

diagnosis yang dirancang untuk membuktikan mengenai gambaran kelebihan dan

kekurangan siswa

Pada proses pembelajaran prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari

pembelajaran yang meliputi penguasaan perubahan emosional dan perubahan

tingkah laku yang dapat diukur dengan tes objektif maupun tes uraian Dengan

demikian prestasi belajar Bahasa Lampung adalah prestasi belajar siswa pada tes

ujian akhir semester atau pada Konpetensi Dasar pada mata pelajaran Bahasa

Lampung

Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

Bahasa Lampung merupakan tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari

pelajaran Bahasa Lampung di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang

diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi tertentu

Prestasi belajar memiliki beberapa kategori Gagne (19925)

mengklasifikasikannya menjadi lima kategori yakni 1) Intellectual skill 2)

Cognitive strategies 3) Verbal information 4) Motor skill dan 5) Attitudes

43

1) Keterampilan intelektual

Kemampuan ini merupakan keterampilan yang membuat seseorang secara

cakap berinteraksi dengan lingkungan melalui penggunaan lambang-lambang

2) Strategi kognitif

Kemampuan yang mengatur cara bagaimana si belajar mengelola belajarnya

3) Informasi verbal

Kemampuan ini berupa perolehan label atau nama fakta dan pengetahuan yang

sudah tersusun rapi

4) Keterampilan motorik

Kemampuan yang mendasari pelaksanaan perbuatan jasmaniah secara mulus

5) Sikap

Kemampuan yang mempengaruhi pilihan tindakan yang akan diambil

Lebih lanjut Bloom dan kawan-kawan sebagai mana dikutip oleh Degeng dalam

Hamalik (2004 90) mengklasifikasikan prestasi belajar menjadi 3 (tiga) domain

atau ranah yaitu rdquoranah kognitif psikomotor dan afektifrdquo ranah kognitif

menaruh perhatian pada pengembangan kapabilitas dan keterampilan intelektual

ranah psikomotor berkaitan dengan kegiatan-kegiatan manipulatif atau

keterampilan motorik dan ranah efektif berkaitan dengan pengembangan

perasaan sikap nilai dan emosirdquo Ketiga ketegori prestasi belajar itu mempunyai

aspek masing-masing

Kognitif aspek-aspek dari domain ini terdiri dari pengetahuan pemahaman

penerapan analisis sintesis dan evaluasi Afektif domain ini terdiri dari aspek-

aspek penerimaan tanggapan penilaian pengorganisasian dan pengarahan

44

Psikomotorik terdiri dari beberapa aspek kemampuan gerak refleks kemampuan

gerak dasar kemampuan perseptual kemampuan fisik kemampuan gerak

terampil dan kemampuan gerak komunikatif

Dapat diasumsikan bahwa untuk menghasilkan kategori kapabilitas atau kelima

ranah prestasi belajar tersebut sedikitnya banyak ditentukan atau dipengaruhi oleh

faktor internal seperti pengetahuan prasyarat atau kemampuan awal dari masing-

masing kategori hasil belajar yang dimiliki oleh siswa yang berkaitan dengan

kapabilitas atau keterampilan yang sedang dipelajari baru

Gagne (199266) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses untuk

memperoleh motivasi dalam pemngetahuan keterampilan kebiasaan dan tingkah

laku Belajar adalah suatu aktivitas yang melibatkan bukan hanya penguasaan

kemampuan akademik baru saja melainkan juga perkembangan emosional

interksi sosial dan perkembangan kepribadian Menurut Gagne (19923) belajar

adalah perubahan dalam diri manusia atau kemampuan yang berlangsung selama

satu masa waktu yang tidak semata-mata disebabkan oleh perubahan

pertumbuhan

Jenis perubahan yang dimaksud dalam belajar ini meliputi perubahan tingkah laku

setelah siswa mendapatkan berbagai pengalaman dalam proses pembelajaran

Pengalaman tersebut akan menyebabkan proses perubahan pada diri sibelajar

dengan kata lain bahwa proses belajar senantiasa merupakan perubahan

tingkahlaku dan terjadi karena pengalaman

45

Yang dimaksud prestasi belajar siswa dalam penelitian ini adalah prestasi yang

ditunjukkan siswa setelah dilakukan pembelajaran jika prestasi belajar mengalami

peningkatan maka siswa dapat dinyatakan mencapai prestasi belajar atau

mengalami peningkatan setelah mengalami belajar jika tidak prestasi belajar tidak

tercapai atau belum tuntas

Memperhatikan pernyatan tersebut belajar merupakan upaya siswa untuk

memahami materi ajar yaitu menulis deskripsi bahasa Lampung sesuai dengan

aturan penulisan atau kaidah bahasa diharapkan siswa memiliki pengetahuan dan

kemampuan dan dapat mengaplikasikan serta melaksanakan nilai positif dalam

kehidupan sehari-hari Dipahaminya suatu ilmu dalam proses pembelajaran akan

tercermin melalui hasil evaluasi Penggunaan pendekatan CTL media dan alat

belajar yang tepat dalam pembelajaran akan sangat membantu siswa belajar

Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa penggunaan pendekatan media dan alat

dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi hasil belajar siswa dapat menjadi

aktif belajar berkolaborasi dan belajar dalam waktu yang telah ditentukan pesan

dapat disalurkan dapat merangsang berpikir perhatian minat siswa sehingga

proses belajar berlangsung dengan baik Pemahaman siswa terhadap materi

mengarah pada tercapainya tujuan pembelajaran dan mencapai prestasi yang

tinggi

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

adalah berupa pengetahuan keterampilan nilai dan sikap sesuai tujuan atau

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diharapkan diperoleh setelah melalui proses pembelajaran

46

Pretasi belajar yang dimaksudkan peneliti adalah perolehan dari proses

pembelajaran yang mencakup ranah kognitif afektif dan psikomotorik mencapai

lebih besar atau sama dengan KKM pelajaran bahasa Lampung dari tujuan

pembelajaran yang diturunkan dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diperoleh siswa melalui interaksi dengan lingkungan belajar

dan suatu kondisi pembelajaran materi menulis deskripsi yang dirancang guru

sebagai fasilitator

c Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal

Standar nasional Pendidikan (Depdiknas 2008 5) menyatakan bahwa Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) adalah kriteria tertentu yang digunakan untuk

menentukan kelulusan peserta didik KKM ditentukan oleh kelompok guru mata

pelajaran pada awal tahun pelajaran dan menjadi acuan bagi pendidik dan peserta

didik KKM setiap standar kompetensi merupakan rata-rata KKM kompetensi

dasar KKM setiap kompetensi dasar merupakan rata-rata KKM dari indikator

yang terdapat dalam kompetensi dasar tersebut Penentuan KKM didasarkan pada

tiga unsur

Pertama Tingkat kompleksitas Kesulitan kerumitan setiap indikator

kompetensi dasar dan standar kompetensi yang harus dicapai peserta didik Suatu

indikator dikatakan memliliki tingkat kompleksitas tinggi apabila dalam

pencapaiannya didukuoleh sekurang-kurangnya satu dari sejumlah kondisi sebagai

berikut

1) Guru yang memahami dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan

pada peserta didik

47

2) guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang

bervariasi

3) Guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang

diajarkan

4) Peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi

5) Peserta didik yang cakap terampil menerapkan monsep

6) Peserta didik yang cermat kreatif dan inovatif dalam penyelesaian tugas

pekerjaan

7) Waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena memiliki

tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi sehingga dalam proses

pembelajarannya memerlukan pengulangan latihan

8) Tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar peserta

didik dapat mencapai ketuntasan belajar

Kedua Kemampuan daya pendukung meliputi a Sarana dan prasarana

peendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dicapai peserta

didik seperti perpustakaan laboratorium dan alat bahan untuk proses

pembelajaran b Ketersediaan tenaga manajemen sekolah dan kepedulian

stakeholders sekolah

Ketiga Tingkat Kemampuan (intake) rata-rata peserta didik di sekolah yang

bersangkutan Penetapan intake di kelas V dapat didasarkan pada nilai prestasi

rata-rata siswa saat kenaikan kelas atau dikelas sebelumnya yaitu kelas IV

KKM mulok Bahasa Lampung kelas V sesuai yang telah ditetapkan dalam

Kurikulum Sekolah atau KTSP SDN 1 Sukarame Dua Bandar Lampung Tahun

48

Pelajaran 20092010 adalah 65 KKM ini akan dijadikan tolak ukur evaluasi

keberhasilan siswa belajar apakah siswa telah mencapai ketuntasan atau belum

baik secara individual maupun secara klasikal

B Teori Belajar Bahasa dan Pembelajaran

1 Hakikat Belajar Bahasa

Dalam teori belajar konstruktivistik dikemukakan bahwa pembelajaran sebagai

proses mengkonstruksi pengetahuan yang menghubungkan yang sudah ada

dengan yang dipelajari Seperti dijelaskan Paul Suparno dalam Sardiman (2006

175) belajar merupakan proses aktif dari subyek belajar untuk mengkonstuksi

makna sesuatu entah itu teks kegiatan dialog pengalaman fisik dan lain-lain

Belajar merupakan mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau

bahkan yang dipelajarinya dengan pengertian yang sudah di miliki sehingga

pengertiannya menjadi berkembang

Guru sebagai pemrakarsa harus memberi peluang yang optimal bagi siswa Niat

dan kendali belajar sepenuhnya ada pada siswa (Budiningsih 2005 59))

Sehingga guru tidak mentransfer pengetahuan yang dimiliki melainkan membantu

siswa membentuk pengetahuannya sendiri Menurut teori konstruktivisme prinsip

yang paling penting dalam psikologi pendidikan bahwa guru tidak hanya sekedar

memberikan pengetahuan kepada siswa Siswa harus membangun sendiri

pengetahuan di benaknya Guru dapat memberi kemudahan untuk proses ini

dengan memberi kesempatan siwa untuk menentukan atau menerapkan ide-ide

mereka sendiri dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan

strategi mereka sendiri Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa

49

siswa ke pemahaman yang lebih tinggi dengan catatan siswa sendiri yang harus

memanjat anak tangga tersebut (Nur 1998 8)

Cunstruktivism approach is a view that emphasizes the active role of learner in

building understanding and making sesnse of information (Woodfolk 2004 313)

Konstruktivisme belajar menekankan pada peran aktif si belajar (learner) dalam

membangun pemahaman dan memakai suatu informasi Konstruktivis

memfokuskan pada peran siswa secara individu untuk membangun struktur

kognitif mereka ketika menginterpretasikan pengalaman-pengalaman pada situasi

belajar tertentu

Lebih lanjut Bruner dalam Sagala (2005 218) menjelaskan inti dari belajar

adalah cara-cara bagaimana orang memilih mempertahankan dan

mentransformasi secara efektif Dalam proses belajar ada 3 fase yaitu (1)

Informasi dalam tiap pelajaran kita memperoleh informasi ada yang menambah

pengetahuan yang telah kita miliki ada yang memperluas dan memperdalamnya

ada pula yang bertentangan dengan apa yang telah kita ketahui sebelumnya (2)

Transformasi informasi harus dianalisis diubah atau ditransformasi ke dalam

bentuk yang lebih abstrak atau konseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal

yang lebih luas (3) Evaluasi kemudian kita nilai hingga pengetahuan yang

diperoleh itu dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain

Masih dalam yang sama Piaget seorang psikolog Swiss berpendapat bahwa

belajar mengandung makna sebagai perubahan stuktural yang saling melengkapai

antara asimilasi dan akomodasi dalam proses menyusun kembali dan mengubah

apa yang telah diketahui melalui belajar

50

Hal ini didukung pula oleh Gagne dalam Slameto (2003 122) menjelaskan

ldquoBelajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia

belajar bisa terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi

ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya

(peformance-nya) berubah dari waktu ke waktu dan berkeyakinan bahwa

belajar dipengaruhi faktor dari dalam diri dan dari luar dimana keduanya

berinteraksirdquo

Senada dengan tersebut Merrill dan Smorgansbord dalam Yulaelawati (2004

122) menyatakan bahwa

belajar merupakan proses pembangunan pengetahuan berdasarkan

pengalaman atau pengetahuan yang telah ada sebelumnya belajar

merupakan penafsiran seseorng tentang dunia Belajar merupakan proses

yang aktif dimana pengetahuan dikembangkan berdasarkan pengalaman

dan perundingan (negoisasi) makna melalui berbagai informasi atau

mencari kesepakatan dari berbagai pandangan melalui interaksi atau

kerjasama dengan orang lain Belajar perlu disituasikan dalam latar

(seting) yang nyata

Kemudian menurut Gredler dalam Dimyati (1999 72) belajar adalah proses

seseorang memperoleh berbagai kecakapan keterampilan dan sikap menurut

Winkel dalam yang sama belajar merupakan suatu aktivitas mental psikis yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman keterampilan dan nilai

sikap Perubahan ini bersifat relative konstan dan berbekas

Aktivitas belajar menurut Djamarah dalam Sagala (2005 216) bahwa belajar

adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar dan bertujuan dimana tujuan

dalam belajar terjadinya suatu perubahan dalam individu yaitu perubahan tingkah

laku Schuman penganut konstruktif dalam yang sama mengemukakan dengan

dasar pemikiran bahwa semua orang membangaun pandangannya terhadap dunia

51

melalui pengalaman individual atau skema konstruktif menekankan pada

menyiapkan peserta didik untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam

situasi yang tidak tentu atau ambigius

Pandangan yang mampu mengakomodasi sociocultural-revolution dalam buku

Teori Belajar dan Pembelajaran dalam Budiningsih (2005 123) Vigotsky

mengatakan bahwa jalan pikiran seseorang harus dimengerti dari latar sosial-

budayanya dan sejarahnya Artinya untuk memahami pikiran seseorang bukan

dengan cara menelusuri apa yang ada di otaknya dan pada kedalaman jiwanya

melainkan dari asal usul tindakan sadarnya dari interaksi sosial yang dilatari oleh

sejarah hidupnya Interaksi sosial berkaitan erat dengan aktivitas-aktivitas dan

bahasa yang dipergunakan Ditemukan adanya jaringan erat luas dan kompleks di

dalam dan di antara keluarga-keluarga

Jaringan tersebut berkembang atas dasar confianza yang membentuk kondisi

sosial sebagai tempat penyebaran dan pertukaran pengetahuan keterampilan dan

nilai-nilai sosial budaya anak memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui

interaksi sosial sehari-hari Pandangan teori ini menempatkan inter mental atau

lingkungan sosial sebagai faktor primer dan konstitutif terhadap pembentukan

pengetahuan serta perkembangan kognitif seseorang

Di samping itu Piaget dalam yang sama menyatakan bahwa belajar lebih banyak

ditentukan karena adanya karsa individu perkembangan kognitif merupakan suatu

proses genetik yaitu proses yang didasrkan atas mekanisme biologis dalam bentuk

perkembangan sistem syaraf makin bertambah umur seseorang makin

komplekslah susunan sel syarafnya dan makin meningkat pula kemampuannyardquo

52

Dari beberapa teori konstruktivisme di atas belajar adalah merupakan kegiatan

aktif dimana sibelajar membangaun sendiri pengetahuannya subyek belajar juga

mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari dan merupakan proses

bagaimana menjadi tahu tentang sesuatu proses belajar bukanlah memindahkan

pengetahuan dari guru ke siswa tetapi sesuatu kegiatan yang memungkinkan

siswa merekonstruksi sendiri pengetahuannya

Belajar merupakan usaha manusia dalam rangka merubah pola pikir dan tingkah

lakunya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman dan interaksi dengan

lingkungan sekitarnya sehingga terjadi perubahan keterampilan pemahaman

pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat permanen dan membekas diharapkan

dapat hidup mandiri karena untuk membangun suatu pengetahuan baru siswa

akan menyesuaikan informasi baru atau pengetahuan yang disampaikan dengan

pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki melalui berinteraksi sosial

dengan peserta didik lain atau guru dan sumber belajar

Selanjutnya dapat juga dirumuskan bahwa belajar merupakan usaha manusia

dalam rangka merubah pola pikir dan tingkahlakunya berdasarkan pengetahuan

pengalaman dan interaksi dengan lingkungan sekitarnya Dengan terjadinya

perubahan keterampilan pemahaman pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat

permanen dan membekas diharapkan dapat hidup mandiri tidak tergantung pada

orang lain

Belajar yang dimaksudkan penulis adalah belajar menulis deskripsi dalam bahasa

lampung siswa mengkonstruksi sendiri informasi yang akan disampaikan melalui

tulisannya setelah mengamati lingkungan sekitar

53

b Hakikat Pembelajaran Bahasa

Sagala (2005 176) menyatakan bahwa pembelajaran ialah membelajarkan siswa

menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu

utama keberhasilan pendidikan Pembelajaran menurut Corey (1998 91) adalah

suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk

memungkinkan ia turut serta dalam tingkahlaku tertentu dalam kondisi khusus

atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu pembelajaran merupakan

subset khusus dari pendidikan Menurut Burton dalam Sagala (2005 213)

pembelajaran adalah upaya memberikan stimulus bimbingan pengarahan dan

dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar

Vigotsky dalam Budiningsih (2005 103) menyatakan dalam kegiatan

pembelajaran hendaknya anak memperoleh kesempatan yang luas untuk

mengembangkan zona perkembangan proximalnya atau potensi melalui belajar

dan berkembang guru perlu menyediakan berbagai jenis dan tingkatan bantuan

(helps) cognitive scaffolding yang dapat memfasilitasi anak agar mereka dapat

memecahkan permasalahan yang dihadapinya Bantuan dapat dalam bentuk

contoh pedoman bimbingan orang lain atau teman yang lebih kompeten

Bentuk-bentuk pembelajaran kooperatif kolaboratif serta belajar kontekstual

sangat tepat digunakan

Zona perkembangan proksimal menurutnya perkembangan kemampuan seseorang

dapat dibedakan kedalam dua tingkat yaitu tingkat aktual dan potensial tingkat

perkembangan aktual tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan

tugas-tugas atau memecahkan berbagai masalah secara mandiri (intramental)

54

sedangkan potensial kemampuan kemampuan memecahkan masalah dan

menyelesaikan tugas-tugas ketika di bawah bimbingan orang dewasa atau ketika

berkolaborasi dengan teman sebaya yang lebih kompeten (intermental)

Berdasarkan beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan pembelajaran

merupakan pengorganisasian aktivitas siswa dalam arti peran guru bukan semata-

mata memberikan informasi melainkan juga mengarahkan memotivasi dan

memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the learning) agar proses

belajar lebih memadai Pembelajaran juga mengandung arti setiap kegiatan

dirancang untuk membantu dalam mempelajari sesuatu kemampuan atau nilai

Yuelawati E (2004 121) mengutip pepatah Cina bahwa membaca

mendengar dan melihat belum cukup dalam belajar pembelajaran yang

melibatkan peserta didik untuk mengalami dan membicarakan bahan

tertentu pada orang lain dapat lebih bermakna dalam belajar terlebih lagi

bila peserta didik mempunyai kesempatan untuk mengajarkan

pengetahuannya terhadap peserta didik lain yang bersumber

Keberhasilan pembelajaran Kerucut Dale disebutkan bahwa keberhasilam

peembelajaran adalah sebagai berikut

1) Apa yang kita baca 10

2) Apa yang kita dengar 20

3) Apa yang kita lihat 30

4) Apa yang kita dengar dan lihat 50

5) Apa yang kita bicarakan dengan orang lain 70

6) Apa yang kita alami sendiri 80

7) Apa yang kita ajarkan kepada orang lain 95

55

Pembelajaran bahasa yang dimaksud adalah pembelajaran tentang menulis

deskripsi bahasa Lampung kelas V SD pembelajaran ini dirancang menggunakan

pendekatan Pembelajaran CTL khususnya untuk meningkatkan aktivitas belajar

bahasa Lampung dan sebagai bentuk nyata pelaksanaan tugas guru dalam hal

kegiatan belajar di Sekolah Dasar tentunya kondisi belajar yang aktif dan

menyenangkan

Hakikat belajar bahasa Lampung yang dimaksudkan dalam penelitian ini guru

akan merancang pembelajaran menggunakan pendekatan komunikatif integratif

siswa diharapkan dapat mendeskripsikan apa yang diamatinya Proses

pembelajaran mengkondisikan siswa untuk melakukan pengamatan kemudian

menemukan hal yang diamati mengindentifikasikan menentukan lalu

mengungkapkan apa yang diamatinya dalam tulisan deskriptif sehingga proses

belajar berlangsung aktif dan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan

Dalam Standar Kelulusan BSNP 2006 sesuai Permen No 22 tahun 2005 Standar

Kompetensi Lulusan pendidikan dasar meliputi SD MISDLB Paket A dan SMP

MTs SMPLB bertujuan meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan kepribadian

akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

lebih lanjut

Adapun Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) SD

MISDLB Paket A selengkapnya adalah (a) Menjalankan ajaran agama yang

dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak (b) Mengenal kekurangan dan

kelebihan diri sendiri (c) Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku di

lingkungannya (d) Menghargai keberagaman agama budaya suku ras dan

56

golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya (e) Menggunakan informasi

tentang lingkungan sekitar secara logis kritis dan kreatif (f) Menunjukkan

kemampuan berfikir logis kritis dan kreatif dengan bimbingan guru pendidik (g)

Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya (h)

Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan

sehari-hari (i) Menunjukkan kemampuan menggali gejala alam dan sosial di

lingkungan sekitar (j) Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap

lingkungan (k) Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa negara

dan tanah air Indonesia (l) Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan

seni dan budaya lokal (m) Menunjukkan kebiasaan hidup bersih sehat bugar

aman dan memanfaatkan waktu luang (n) Berkomunikasi secara jelas dan santun

(0) Bekerja sama dengan kelompok tolong menolong dan menjaga diri sendiri

dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya (p) Menunjukkan kegemaran

membaca dan menulis (q) Menunjukkan keterampilan menyimak berbicara

membaca menulis dan berhitung

c Hakikat Pendidikan

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat Setiap manusia membutuhkan

pendidikan sampai kapan dan dimanapun ia berada Pendidikan sangat penting

artinya sebab tenpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan

terbelakang Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk

menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing disamping

memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik

57

Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 menyatakan pendidikan sebagai usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri kepribadian kecerdasan akhlak

mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan

negara

Menurut pragmatisme pendidikan merupakan suatu proses reorganisasi dan

rekonstruksi dari pengalaman-pengalaman individu Baik anak maupun orang

dewasa selalu belajar dari pengalamannya (Sadulloh 2003 125) Sedangkan

Suhasno et all (1991 3) menyatakan bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai

suatu proses pertumbuhan yang menyesuaikan dengan lingkungan Suatu

pengarahan dan bimbingan yang diberikan kepada anak dalam pertumbuhannya

Suatu usaha sadar untuk menciptakan suatu keadaan atau situasi tertentu yang

dikehendaki oleh masyarakat serta suatu pembentukan kepribadian kemampuan

anak dalam menuju kedewasaan

Lima pilar pendidikan sekarang dan masa depan yang dicanangkan oleh UNESCO

yang perlu dikembangkan oleh lembaga pendidikan formal yaitu (1) learning to

know (belajar untuk mengetahui) (2) learning to do (belajar untuk melakukan

sesuatu) dalam hal ini kita dituntut untuk terampil dalam melakukan sesuatu (3)

learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) (4) learning to live together

(belajar untuk menjalani kehidupan bersama) dan (5) learning to trust in God

(belajar untuk bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa)

58

Realisasi ldquolearning to knowrdquo dapat diterapkan dengan memposisikan guru sebagai

fasilitator Disamping itu guru dituntut untuk dapat berperan sebagai teman

sejawat dalam berdialog dengan siswa dalam mengembangkan penguasaan

pengetahuan maupun ilmu tertentu

Learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu) akan bisa berjalan jika di

sekolah memfasilitasi siswa untuk mengaktualisasi keterampilan yang dililikinya

serta bakat dan minatnya Walaupun bakat dan minat anak banyak dipengaruhi

unsur kerturunan namun tumbuh berkembangnya bakat dan minat tergantung

pada lingkungannya Keterampilan dapat digunakan untuk menopang kehidupan

seseorang bahkan keterampilan lebih dominan daripada penguasaan pengetahuan

dalam mendukung keberhasilan kehidupan seorang

Learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) erat hubungannya dengan bakat

dan minat perkembangan fisik dan kejiwaan tipologi pribadi anak serta kondisi

lingkungannya Bagi anak yang agresif proses perkembangan diri akan berjalan

bila diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi Sebaliknya bagi anak yang

pasif peran guru sebagai pengarah sekaligus fasilitator sangat dibutuhkan untuk

pengembangan diri siswa secara maksimal

Kebiasaan hidup bersama saling menghargai terbuka memberi dan memenerima

(take and give) perlu ditumbuhkembangkan Kondisi seperti ini memungkinkan

terjadinya proses ldquolearning to live togetherrdquo (belajar untuk menjalani kehidupan

bersama) Penerapan pilar keempat ini dirasakan makin penting dalam era

globalisasi era persaingan global Perlu pemupukan sikap saling pengertian antar

ras suku dan agama agar tidak menimbulkan berbagai pertentangan yang

59

bersumber pada hal tersebut Selain empat pilar diatas dalam Undang-Undang RI

No 20 BAB II Pasal 3 Sistem Pendidikan Nasional pemerintah Indonesia

memandang perlu menjadikan peserta didik menjadi manusia yang bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab

sehingga perlu ditambah pilar kelima yaiturdquo learning to trust in Godrdquo

C Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan sebagai pembanding dan dapat digunakan untuk

meningkatkan kualitas penelitian adalah sebagai berikut

1 Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA melalui Pendekatan

Kontekstual Siswa Kelas VI Sekolah Tunas Mekar Bandar Lampung

20082009

1) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6 Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus 3 Pada

Siklus I nilai rata-rata siswa kelas 6A adalah 7179 Pada Siklus II nilai

rata-rata siswa kelas 6A adalah 7662 yang berarti meningkat 673 pada

kelas 6A dari nilai rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa

kelas 6A adalah 7832 yang berarti mengalami peningkatan sebesar 22

pada kelas 6A dari Siklus II atau mengalami peningkatan 901 pada

kelas 6Adari Siklus I pembelajarn IPA dengan Pembelajaran Kontekstual

Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang signifikan pada siklus I

pada kelas 6A hanya terdapat 14 atau 6087 siswa yang mencapai

ketuntasan sedangkan pada siklus III terdapat 23 siswa atau 100 siswa

60

yang mencapai ketuntasan yang berarti mengalami peningkatan sebesar

6429

2) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6B Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus III Pada

Siklus I nilai rata-rata 6B adalah 7222 Pada Siklus II nilai rata-rata siswa

kelas 6B adalah 7865 yang berarti meningkat 890 pada kelas 6B dari nilai

rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa 6B adalah 7946 yang

berarti mengalami peningkatan sebesar 103 dari Siklus II atau

mengalami peningkatan 1003 dari Siklus I pembelajarn IPA dengan

Pembelajaran Kontekstual Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang

signifikan pada siklus I pada kelas 6B hanya terdapat 14 atau 6087

siswa yang mencapai ketuntasan sedangkan pada siklus III masing-masing

terdapat 23 siswa atau 100 siswa yang mencapai ketuntasan yang berarti

mengalami peningkatan sebesar 6429

Berdasarkan penelitian tersebut ternyata prestasi belajar dapat ditingkatkan

melalui pendekatan pembelajaran CTL walaupun pada mata pelajaran IPA

Hal ini memungkinkan terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa

pembelajaran bahasa termasuk prestasi belajar menulis deskripsi

berbahasa Lampung

2 Jurnal Teknologi Pendidikan Unila Volume 04 No 03- Maret 2008 Penelitian

Nuraeni Erdawati dengan judul Penerapan Strategi Contextual Teaching and

Learning (CTL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) SD Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada

61

tiap siklus serta peningkatan aktivitas belajar siswa Pembelajaran

menerapkan pendekatan CTL dapat dijadikan sebagai alternatif penerapan

model pembelajaran IPS terutama pada materi peta tematik keragaman

kenampakan alam dan buatan

Merujuk hasil penelitian tersebut ternyata prestasi belajar IPS dapat

ditingkatkan melalui pendekatan pembelajaran CTL Hal ini memungkinkan

terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa pada pembelajaran bahasa

termasuk prestasi belajar menulis deskripsi berbahasa Lampung kelas V SDN

1 Sukarame Dua Bandar Lampung

Page 32: II. KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Menulis Deskripsi ...digilib.unila.ac.id/20091/3/BAB II.pdf · yang bertalian dengan usaha penulis untuk memberikan perincian dari ... Syarat-syarat

42

Berdasarkan uraian di atas prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari

proses belajar mengajar yaitu penguasaan perubahan emosional atau perubahan

tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu Prestasi belajar sering

dipergunakan dalam arti yang sangat luas seperti prestasi belajar dalam ulangan

harian prestasi pekerjaan rumah prestasi belajar tengah semester prestasi akhir

semester dan sebagainya

Cara yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat prestasi belajar adalah

dengan menggunakan tes Tes prestasi dapat digunakan sebagai suatu tes

diagnosis yang dirancang untuk membuktikan mengenai gambaran kelebihan dan

kekurangan siswa

Pada proses pembelajaran prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari

pembelajaran yang meliputi penguasaan perubahan emosional dan perubahan

tingkah laku yang dapat diukur dengan tes objektif maupun tes uraian Dengan

demikian prestasi belajar Bahasa Lampung adalah prestasi belajar siswa pada tes

ujian akhir semester atau pada Konpetensi Dasar pada mata pelajaran Bahasa

Lampung

Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

Bahasa Lampung merupakan tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari

pelajaran Bahasa Lampung di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang

diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi tertentu

Prestasi belajar memiliki beberapa kategori Gagne (19925)

mengklasifikasikannya menjadi lima kategori yakni 1) Intellectual skill 2)

Cognitive strategies 3) Verbal information 4) Motor skill dan 5) Attitudes

43

1) Keterampilan intelektual

Kemampuan ini merupakan keterampilan yang membuat seseorang secara

cakap berinteraksi dengan lingkungan melalui penggunaan lambang-lambang

2) Strategi kognitif

Kemampuan yang mengatur cara bagaimana si belajar mengelola belajarnya

3) Informasi verbal

Kemampuan ini berupa perolehan label atau nama fakta dan pengetahuan yang

sudah tersusun rapi

4) Keterampilan motorik

Kemampuan yang mendasari pelaksanaan perbuatan jasmaniah secara mulus

5) Sikap

Kemampuan yang mempengaruhi pilihan tindakan yang akan diambil

Lebih lanjut Bloom dan kawan-kawan sebagai mana dikutip oleh Degeng dalam

Hamalik (2004 90) mengklasifikasikan prestasi belajar menjadi 3 (tiga) domain

atau ranah yaitu rdquoranah kognitif psikomotor dan afektifrdquo ranah kognitif

menaruh perhatian pada pengembangan kapabilitas dan keterampilan intelektual

ranah psikomotor berkaitan dengan kegiatan-kegiatan manipulatif atau

keterampilan motorik dan ranah efektif berkaitan dengan pengembangan

perasaan sikap nilai dan emosirdquo Ketiga ketegori prestasi belajar itu mempunyai

aspek masing-masing

Kognitif aspek-aspek dari domain ini terdiri dari pengetahuan pemahaman

penerapan analisis sintesis dan evaluasi Afektif domain ini terdiri dari aspek-

aspek penerimaan tanggapan penilaian pengorganisasian dan pengarahan

44

Psikomotorik terdiri dari beberapa aspek kemampuan gerak refleks kemampuan

gerak dasar kemampuan perseptual kemampuan fisik kemampuan gerak

terampil dan kemampuan gerak komunikatif

Dapat diasumsikan bahwa untuk menghasilkan kategori kapabilitas atau kelima

ranah prestasi belajar tersebut sedikitnya banyak ditentukan atau dipengaruhi oleh

faktor internal seperti pengetahuan prasyarat atau kemampuan awal dari masing-

masing kategori hasil belajar yang dimiliki oleh siswa yang berkaitan dengan

kapabilitas atau keterampilan yang sedang dipelajari baru

Gagne (199266) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses untuk

memperoleh motivasi dalam pemngetahuan keterampilan kebiasaan dan tingkah

laku Belajar adalah suatu aktivitas yang melibatkan bukan hanya penguasaan

kemampuan akademik baru saja melainkan juga perkembangan emosional

interksi sosial dan perkembangan kepribadian Menurut Gagne (19923) belajar

adalah perubahan dalam diri manusia atau kemampuan yang berlangsung selama

satu masa waktu yang tidak semata-mata disebabkan oleh perubahan

pertumbuhan

Jenis perubahan yang dimaksud dalam belajar ini meliputi perubahan tingkah laku

setelah siswa mendapatkan berbagai pengalaman dalam proses pembelajaran

Pengalaman tersebut akan menyebabkan proses perubahan pada diri sibelajar

dengan kata lain bahwa proses belajar senantiasa merupakan perubahan

tingkahlaku dan terjadi karena pengalaman

45

Yang dimaksud prestasi belajar siswa dalam penelitian ini adalah prestasi yang

ditunjukkan siswa setelah dilakukan pembelajaran jika prestasi belajar mengalami

peningkatan maka siswa dapat dinyatakan mencapai prestasi belajar atau

mengalami peningkatan setelah mengalami belajar jika tidak prestasi belajar tidak

tercapai atau belum tuntas

Memperhatikan pernyatan tersebut belajar merupakan upaya siswa untuk

memahami materi ajar yaitu menulis deskripsi bahasa Lampung sesuai dengan

aturan penulisan atau kaidah bahasa diharapkan siswa memiliki pengetahuan dan

kemampuan dan dapat mengaplikasikan serta melaksanakan nilai positif dalam

kehidupan sehari-hari Dipahaminya suatu ilmu dalam proses pembelajaran akan

tercermin melalui hasil evaluasi Penggunaan pendekatan CTL media dan alat

belajar yang tepat dalam pembelajaran akan sangat membantu siswa belajar

Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa penggunaan pendekatan media dan alat

dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi hasil belajar siswa dapat menjadi

aktif belajar berkolaborasi dan belajar dalam waktu yang telah ditentukan pesan

dapat disalurkan dapat merangsang berpikir perhatian minat siswa sehingga

proses belajar berlangsung dengan baik Pemahaman siswa terhadap materi

mengarah pada tercapainya tujuan pembelajaran dan mencapai prestasi yang

tinggi

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

adalah berupa pengetahuan keterampilan nilai dan sikap sesuai tujuan atau

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diharapkan diperoleh setelah melalui proses pembelajaran

46

Pretasi belajar yang dimaksudkan peneliti adalah perolehan dari proses

pembelajaran yang mencakup ranah kognitif afektif dan psikomotorik mencapai

lebih besar atau sama dengan KKM pelajaran bahasa Lampung dari tujuan

pembelajaran yang diturunkan dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diperoleh siswa melalui interaksi dengan lingkungan belajar

dan suatu kondisi pembelajaran materi menulis deskripsi yang dirancang guru

sebagai fasilitator

c Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal

Standar nasional Pendidikan (Depdiknas 2008 5) menyatakan bahwa Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) adalah kriteria tertentu yang digunakan untuk

menentukan kelulusan peserta didik KKM ditentukan oleh kelompok guru mata

pelajaran pada awal tahun pelajaran dan menjadi acuan bagi pendidik dan peserta

didik KKM setiap standar kompetensi merupakan rata-rata KKM kompetensi

dasar KKM setiap kompetensi dasar merupakan rata-rata KKM dari indikator

yang terdapat dalam kompetensi dasar tersebut Penentuan KKM didasarkan pada

tiga unsur

Pertama Tingkat kompleksitas Kesulitan kerumitan setiap indikator

kompetensi dasar dan standar kompetensi yang harus dicapai peserta didik Suatu

indikator dikatakan memliliki tingkat kompleksitas tinggi apabila dalam

pencapaiannya didukuoleh sekurang-kurangnya satu dari sejumlah kondisi sebagai

berikut

1) Guru yang memahami dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan

pada peserta didik

47

2) guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang

bervariasi

3) Guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang

diajarkan

4) Peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi

5) Peserta didik yang cakap terampil menerapkan monsep

6) Peserta didik yang cermat kreatif dan inovatif dalam penyelesaian tugas

pekerjaan

7) Waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena memiliki

tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi sehingga dalam proses

pembelajarannya memerlukan pengulangan latihan

8) Tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar peserta

didik dapat mencapai ketuntasan belajar

Kedua Kemampuan daya pendukung meliputi a Sarana dan prasarana

peendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dicapai peserta

didik seperti perpustakaan laboratorium dan alat bahan untuk proses

pembelajaran b Ketersediaan tenaga manajemen sekolah dan kepedulian

stakeholders sekolah

Ketiga Tingkat Kemampuan (intake) rata-rata peserta didik di sekolah yang

bersangkutan Penetapan intake di kelas V dapat didasarkan pada nilai prestasi

rata-rata siswa saat kenaikan kelas atau dikelas sebelumnya yaitu kelas IV

KKM mulok Bahasa Lampung kelas V sesuai yang telah ditetapkan dalam

Kurikulum Sekolah atau KTSP SDN 1 Sukarame Dua Bandar Lampung Tahun

48

Pelajaran 20092010 adalah 65 KKM ini akan dijadikan tolak ukur evaluasi

keberhasilan siswa belajar apakah siswa telah mencapai ketuntasan atau belum

baik secara individual maupun secara klasikal

B Teori Belajar Bahasa dan Pembelajaran

1 Hakikat Belajar Bahasa

Dalam teori belajar konstruktivistik dikemukakan bahwa pembelajaran sebagai

proses mengkonstruksi pengetahuan yang menghubungkan yang sudah ada

dengan yang dipelajari Seperti dijelaskan Paul Suparno dalam Sardiman (2006

175) belajar merupakan proses aktif dari subyek belajar untuk mengkonstuksi

makna sesuatu entah itu teks kegiatan dialog pengalaman fisik dan lain-lain

Belajar merupakan mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau

bahkan yang dipelajarinya dengan pengertian yang sudah di miliki sehingga

pengertiannya menjadi berkembang

Guru sebagai pemrakarsa harus memberi peluang yang optimal bagi siswa Niat

dan kendali belajar sepenuhnya ada pada siswa (Budiningsih 2005 59))

Sehingga guru tidak mentransfer pengetahuan yang dimiliki melainkan membantu

siswa membentuk pengetahuannya sendiri Menurut teori konstruktivisme prinsip

yang paling penting dalam psikologi pendidikan bahwa guru tidak hanya sekedar

memberikan pengetahuan kepada siswa Siswa harus membangun sendiri

pengetahuan di benaknya Guru dapat memberi kemudahan untuk proses ini

dengan memberi kesempatan siwa untuk menentukan atau menerapkan ide-ide

mereka sendiri dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan

strategi mereka sendiri Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa

49

siswa ke pemahaman yang lebih tinggi dengan catatan siswa sendiri yang harus

memanjat anak tangga tersebut (Nur 1998 8)

Cunstruktivism approach is a view that emphasizes the active role of learner in

building understanding and making sesnse of information (Woodfolk 2004 313)

Konstruktivisme belajar menekankan pada peran aktif si belajar (learner) dalam

membangun pemahaman dan memakai suatu informasi Konstruktivis

memfokuskan pada peran siswa secara individu untuk membangun struktur

kognitif mereka ketika menginterpretasikan pengalaman-pengalaman pada situasi

belajar tertentu

Lebih lanjut Bruner dalam Sagala (2005 218) menjelaskan inti dari belajar

adalah cara-cara bagaimana orang memilih mempertahankan dan

mentransformasi secara efektif Dalam proses belajar ada 3 fase yaitu (1)

Informasi dalam tiap pelajaran kita memperoleh informasi ada yang menambah

pengetahuan yang telah kita miliki ada yang memperluas dan memperdalamnya

ada pula yang bertentangan dengan apa yang telah kita ketahui sebelumnya (2)

Transformasi informasi harus dianalisis diubah atau ditransformasi ke dalam

bentuk yang lebih abstrak atau konseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal

yang lebih luas (3) Evaluasi kemudian kita nilai hingga pengetahuan yang

diperoleh itu dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain

Masih dalam yang sama Piaget seorang psikolog Swiss berpendapat bahwa

belajar mengandung makna sebagai perubahan stuktural yang saling melengkapai

antara asimilasi dan akomodasi dalam proses menyusun kembali dan mengubah

apa yang telah diketahui melalui belajar

50

Hal ini didukung pula oleh Gagne dalam Slameto (2003 122) menjelaskan

ldquoBelajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia

belajar bisa terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi

ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya

(peformance-nya) berubah dari waktu ke waktu dan berkeyakinan bahwa

belajar dipengaruhi faktor dari dalam diri dan dari luar dimana keduanya

berinteraksirdquo

Senada dengan tersebut Merrill dan Smorgansbord dalam Yulaelawati (2004

122) menyatakan bahwa

belajar merupakan proses pembangunan pengetahuan berdasarkan

pengalaman atau pengetahuan yang telah ada sebelumnya belajar

merupakan penafsiran seseorng tentang dunia Belajar merupakan proses

yang aktif dimana pengetahuan dikembangkan berdasarkan pengalaman

dan perundingan (negoisasi) makna melalui berbagai informasi atau

mencari kesepakatan dari berbagai pandangan melalui interaksi atau

kerjasama dengan orang lain Belajar perlu disituasikan dalam latar

(seting) yang nyata

Kemudian menurut Gredler dalam Dimyati (1999 72) belajar adalah proses

seseorang memperoleh berbagai kecakapan keterampilan dan sikap menurut

Winkel dalam yang sama belajar merupakan suatu aktivitas mental psikis yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman keterampilan dan nilai

sikap Perubahan ini bersifat relative konstan dan berbekas

Aktivitas belajar menurut Djamarah dalam Sagala (2005 216) bahwa belajar

adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar dan bertujuan dimana tujuan

dalam belajar terjadinya suatu perubahan dalam individu yaitu perubahan tingkah

laku Schuman penganut konstruktif dalam yang sama mengemukakan dengan

dasar pemikiran bahwa semua orang membangaun pandangannya terhadap dunia

51

melalui pengalaman individual atau skema konstruktif menekankan pada

menyiapkan peserta didik untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam

situasi yang tidak tentu atau ambigius

Pandangan yang mampu mengakomodasi sociocultural-revolution dalam buku

Teori Belajar dan Pembelajaran dalam Budiningsih (2005 123) Vigotsky

mengatakan bahwa jalan pikiran seseorang harus dimengerti dari latar sosial-

budayanya dan sejarahnya Artinya untuk memahami pikiran seseorang bukan

dengan cara menelusuri apa yang ada di otaknya dan pada kedalaman jiwanya

melainkan dari asal usul tindakan sadarnya dari interaksi sosial yang dilatari oleh

sejarah hidupnya Interaksi sosial berkaitan erat dengan aktivitas-aktivitas dan

bahasa yang dipergunakan Ditemukan adanya jaringan erat luas dan kompleks di

dalam dan di antara keluarga-keluarga

Jaringan tersebut berkembang atas dasar confianza yang membentuk kondisi

sosial sebagai tempat penyebaran dan pertukaran pengetahuan keterampilan dan

nilai-nilai sosial budaya anak memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui

interaksi sosial sehari-hari Pandangan teori ini menempatkan inter mental atau

lingkungan sosial sebagai faktor primer dan konstitutif terhadap pembentukan

pengetahuan serta perkembangan kognitif seseorang

Di samping itu Piaget dalam yang sama menyatakan bahwa belajar lebih banyak

ditentukan karena adanya karsa individu perkembangan kognitif merupakan suatu

proses genetik yaitu proses yang didasrkan atas mekanisme biologis dalam bentuk

perkembangan sistem syaraf makin bertambah umur seseorang makin

komplekslah susunan sel syarafnya dan makin meningkat pula kemampuannyardquo

52

Dari beberapa teori konstruktivisme di atas belajar adalah merupakan kegiatan

aktif dimana sibelajar membangaun sendiri pengetahuannya subyek belajar juga

mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari dan merupakan proses

bagaimana menjadi tahu tentang sesuatu proses belajar bukanlah memindahkan

pengetahuan dari guru ke siswa tetapi sesuatu kegiatan yang memungkinkan

siswa merekonstruksi sendiri pengetahuannya

Belajar merupakan usaha manusia dalam rangka merubah pola pikir dan tingkah

lakunya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman dan interaksi dengan

lingkungan sekitarnya sehingga terjadi perubahan keterampilan pemahaman

pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat permanen dan membekas diharapkan

dapat hidup mandiri karena untuk membangun suatu pengetahuan baru siswa

akan menyesuaikan informasi baru atau pengetahuan yang disampaikan dengan

pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki melalui berinteraksi sosial

dengan peserta didik lain atau guru dan sumber belajar

Selanjutnya dapat juga dirumuskan bahwa belajar merupakan usaha manusia

dalam rangka merubah pola pikir dan tingkahlakunya berdasarkan pengetahuan

pengalaman dan interaksi dengan lingkungan sekitarnya Dengan terjadinya

perubahan keterampilan pemahaman pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat

permanen dan membekas diharapkan dapat hidup mandiri tidak tergantung pada

orang lain

Belajar yang dimaksudkan penulis adalah belajar menulis deskripsi dalam bahasa

lampung siswa mengkonstruksi sendiri informasi yang akan disampaikan melalui

tulisannya setelah mengamati lingkungan sekitar

53

b Hakikat Pembelajaran Bahasa

Sagala (2005 176) menyatakan bahwa pembelajaran ialah membelajarkan siswa

menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu

utama keberhasilan pendidikan Pembelajaran menurut Corey (1998 91) adalah

suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk

memungkinkan ia turut serta dalam tingkahlaku tertentu dalam kondisi khusus

atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu pembelajaran merupakan

subset khusus dari pendidikan Menurut Burton dalam Sagala (2005 213)

pembelajaran adalah upaya memberikan stimulus bimbingan pengarahan dan

dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar

Vigotsky dalam Budiningsih (2005 103) menyatakan dalam kegiatan

pembelajaran hendaknya anak memperoleh kesempatan yang luas untuk

mengembangkan zona perkembangan proximalnya atau potensi melalui belajar

dan berkembang guru perlu menyediakan berbagai jenis dan tingkatan bantuan

(helps) cognitive scaffolding yang dapat memfasilitasi anak agar mereka dapat

memecahkan permasalahan yang dihadapinya Bantuan dapat dalam bentuk

contoh pedoman bimbingan orang lain atau teman yang lebih kompeten

Bentuk-bentuk pembelajaran kooperatif kolaboratif serta belajar kontekstual

sangat tepat digunakan

Zona perkembangan proksimal menurutnya perkembangan kemampuan seseorang

dapat dibedakan kedalam dua tingkat yaitu tingkat aktual dan potensial tingkat

perkembangan aktual tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan

tugas-tugas atau memecahkan berbagai masalah secara mandiri (intramental)

54

sedangkan potensial kemampuan kemampuan memecahkan masalah dan

menyelesaikan tugas-tugas ketika di bawah bimbingan orang dewasa atau ketika

berkolaborasi dengan teman sebaya yang lebih kompeten (intermental)

Berdasarkan beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan pembelajaran

merupakan pengorganisasian aktivitas siswa dalam arti peran guru bukan semata-

mata memberikan informasi melainkan juga mengarahkan memotivasi dan

memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the learning) agar proses

belajar lebih memadai Pembelajaran juga mengandung arti setiap kegiatan

dirancang untuk membantu dalam mempelajari sesuatu kemampuan atau nilai

Yuelawati E (2004 121) mengutip pepatah Cina bahwa membaca

mendengar dan melihat belum cukup dalam belajar pembelajaran yang

melibatkan peserta didik untuk mengalami dan membicarakan bahan

tertentu pada orang lain dapat lebih bermakna dalam belajar terlebih lagi

bila peserta didik mempunyai kesempatan untuk mengajarkan

pengetahuannya terhadap peserta didik lain yang bersumber

Keberhasilan pembelajaran Kerucut Dale disebutkan bahwa keberhasilam

peembelajaran adalah sebagai berikut

1) Apa yang kita baca 10

2) Apa yang kita dengar 20

3) Apa yang kita lihat 30

4) Apa yang kita dengar dan lihat 50

5) Apa yang kita bicarakan dengan orang lain 70

6) Apa yang kita alami sendiri 80

7) Apa yang kita ajarkan kepada orang lain 95

55

Pembelajaran bahasa yang dimaksud adalah pembelajaran tentang menulis

deskripsi bahasa Lampung kelas V SD pembelajaran ini dirancang menggunakan

pendekatan Pembelajaran CTL khususnya untuk meningkatkan aktivitas belajar

bahasa Lampung dan sebagai bentuk nyata pelaksanaan tugas guru dalam hal

kegiatan belajar di Sekolah Dasar tentunya kondisi belajar yang aktif dan

menyenangkan

Hakikat belajar bahasa Lampung yang dimaksudkan dalam penelitian ini guru

akan merancang pembelajaran menggunakan pendekatan komunikatif integratif

siswa diharapkan dapat mendeskripsikan apa yang diamatinya Proses

pembelajaran mengkondisikan siswa untuk melakukan pengamatan kemudian

menemukan hal yang diamati mengindentifikasikan menentukan lalu

mengungkapkan apa yang diamatinya dalam tulisan deskriptif sehingga proses

belajar berlangsung aktif dan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan

Dalam Standar Kelulusan BSNP 2006 sesuai Permen No 22 tahun 2005 Standar

Kompetensi Lulusan pendidikan dasar meliputi SD MISDLB Paket A dan SMP

MTs SMPLB bertujuan meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan kepribadian

akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

lebih lanjut

Adapun Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) SD

MISDLB Paket A selengkapnya adalah (a) Menjalankan ajaran agama yang

dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak (b) Mengenal kekurangan dan

kelebihan diri sendiri (c) Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku di

lingkungannya (d) Menghargai keberagaman agama budaya suku ras dan

56

golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya (e) Menggunakan informasi

tentang lingkungan sekitar secara logis kritis dan kreatif (f) Menunjukkan

kemampuan berfikir logis kritis dan kreatif dengan bimbingan guru pendidik (g)

Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya (h)

Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan

sehari-hari (i) Menunjukkan kemampuan menggali gejala alam dan sosial di

lingkungan sekitar (j) Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap

lingkungan (k) Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa negara

dan tanah air Indonesia (l) Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan

seni dan budaya lokal (m) Menunjukkan kebiasaan hidup bersih sehat bugar

aman dan memanfaatkan waktu luang (n) Berkomunikasi secara jelas dan santun

(0) Bekerja sama dengan kelompok tolong menolong dan menjaga diri sendiri

dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya (p) Menunjukkan kegemaran

membaca dan menulis (q) Menunjukkan keterampilan menyimak berbicara

membaca menulis dan berhitung

c Hakikat Pendidikan

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat Setiap manusia membutuhkan

pendidikan sampai kapan dan dimanapun ia berada Pendidikan sangat penting

artinya sebab tenpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan

terbelakang Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk

menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing disamping

memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik

57

Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 menyatakan pendidikan sebagai usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri kepribadian kecerdasan akhlak

mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan

negara

Menurut pragmatisme pendidikan merupakan suatu proses reorganisasi dan

rekonstruksi dari pengalaman-pengalaman individu Baik anak maupun orang

dewasa selalu belajar dari pengalamannya (Sadulloh 2003 125) Sedangkan

Suhasno et all (1991 3) menyatakan bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai

suatu proses pertumbuhan yang menyesuaikan dengan lingkungan Suatu

pengarahan dan bimbingan yang diberikan kepada anak dalam pertumbuhannya

Suatu usaha sadar untuk menciptakan suatu keadaan atau situasi tertentu yang

dikehendaki oleh masyarakat serta suatu pembentukan kepribadian kemampuan

anak dalam menuju kedewasaan

Lima pilar pendidikan sekarang dan masa depan yang dicanangkan oleh UNESCO

yang perlu dikembangkan oleh lembaga pendidikan formal yaitu (1) learning to

know (belajar untuk mengetahui) (2) learning to do (belajar untuk melakukan

sesuatu) dalam hal ini kita dituntut untuk terampil dalam melakukan sesuatu (3)

learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) (4) learning to live together

(belajar untuk menjalani kehidupan bersama) dan (5) learning to trust in God

(belajar untuk bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa)

58

Realisasi ldquolearning to knowrdquo dapat diterapkan dengan memposisikan guru sebagai

fasilitator Disamping itu guru dituntut untuk dapat berperan sebagai teman

sejawat dalam berdialog dengan siswa dalam mengembangkan penguasaan

pengetahuan maupun ilmu tertentu

Learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu) akan bisa berjalan jika di

sekolah memfasilitasi siswa untuk mengaktualisasi keterampilan yang dililikinya

serta bakat dan minatnya Walaupun bakat dan minat anak banyak dipengaruhi

unsur kerturunan namun tumbuh berkembangnya bakat dan minat tergantung

pada lingkungannya Keterampilan dapat digunakan untuk menopang kehidupan

seseorang bahkan keterampilan lebih dominan daripada penguasaan pengetahuan

dalam mendukung keberhasilan kehidupan seorang

Learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) erat hubungannya dengan bakat

dan minat perkembangan fisik dan kejiwaan tipologi pribadi anak serta kondisi

lingkungannya Bagi anak yang agresif proses perkembangan diri akan berjalan

bila diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi Sebaliknya bagi anak yang

pasif peran guru sebagai pengarah sekaligus fasilitator sangat dibutuhkan untuk

pengembangan diri siswa secara maksimal

Kebiasaan hidup bersama saling menghargai terbuka memberi dan memenerima

(take and give) perlu ditumbuhkembangkan Kondisi seperti ini memungkinkan

terjadinya proses ldquolearning to live togetherrdquo (belajar untuk menjalani kehidupan

bersama) Penerapan pilar keempat ini dirasakan makin penting dalam era

globalisasi era persaingan global Perlu pemupukan sikap saling pengertian antar

ras suku dan agama agar tidak menimbulkan berbagai pertentangan yang

59

bersumber pada hal tersebut Selain empat pilar diatas dalam Undang-Undang RI

No 20 BAB II Pasal 3 Sistem Pendidikan Nasional pemerintah Indonesia

memandang perlu menjadikan peserta didik menjadi manusia yang bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab

sehingga perlu ditambah pilar kelima yaiturdquo learning to trust in Godrdquo

C Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan sebagai pembanding dan dapat digunakan untuk

meningkatkan kualitas penelitian adalah sebagai berikut

1 Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA melalui Pendekatan

Kontekstual Siswa Kelas VI Sekolah Tunas Mekar Bandar Lampung

20082009

1) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6 Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus 3 Pada

Siklus I nilai rata-rata siswa kelas 6A adalah 7179 Pada Siklus II nilai

rata-rata siswa kelas 6A adalah 7662 yang berarti meningkat 673 pada

kelas 6A dari nilai rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa

kelas 6A adalah 7832 yang berarti mengalami peningkatan sebesar 22

pada kelas 6A dari Siklus II atau mengalami peningkatan 901 pada

kelas 6Adari Siklus I pembelajarn IPA dengan Pembelajaran Kontekstual

Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang signifikan pada siklus I

pada kelas 6A hanya terdapat 14 atau 6087 siswa yang mencapai

ketuntasan sedangkan pada siklus III terdapat 23 siswa atau 100 siswa

60

yang mencapai ketuntasan yang berarti mengalami peningkatan sebesar

6429

2) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6B Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus III Pada

Siklus I nilai rata-rata 6B adalah 7222 Pada Siklus II nilai rata-rata siswa

kelas 6B adalah 7865 yang berarti meningkat 890 pada kelas 6B dari nilai

rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa 6B adalah 7946 yang

berarti mengalami peningkatan sebesar 103 dari Siklus II atau

mengalami peningkatan 1003 dari Siklus I pembelajarn IPA dengan

Pembelajaran Kontekstual Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang

signifikan pada siklus I pada kelas 6B hanya terdapat 14 atau 6087

siswa yang mencapai ketuntasan sedangkan pada siklus III masing-masing

terdapat 23 siswa atau 100 siswa yang mencapai ketuntasan yang berarti

mengalami peningkatan sebesar 6429

Berdasarkan penelitian tersebut ternyata prestasi belajar dapat ditingkatkan

melalui pendekatan pembelajaran CTL walaupun pada mata pelajaran IPA

Hal ini memungkinkan terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa

pembelajaran bahasa termasuk prestasi belajar menulis deskripsi

berbahasa Lampung

2 Jurnal Teknologi Pendidikan Unila Volume 04 No 03- Maret 2008 Penelitian

Nuraeni Erdawati dengan judul Penerapan Strategi Contextual Teaching and

Learning (CTL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) SD Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada

61

tiap siklus serta peningkatan aktivitas belajar siswa Pembelajaran

menerapkan pendekatan CTL dapat dijadikan sebagai alternatif penerapan

model pembelajaran IPS terutama pada materi peta tematik keragaman

kenampakan alam dan buatan

Merujuk hasil penelitian tersebut ternyata prestasi belajar IPS dapat

ditingkatkan melalui pendekatan pembelajaran CTL Hal ini memungkinkan

terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa pada pembelajaran bahasa

termasuk prestasi belajar menulis deskripsi berbahasa Lampung kelas V SDN

1 Sukarame Dua Bandar Lampung

Page 33: II. KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Menulis Deskripsi ...digilib.unila.ac.id/20091/3/BAB II.pdf · yang bertalian dengan usaha penulis untuk memberikan perincian dari ... Syarat-syarat

43

1) Keterampilan intelektual

Kemampuan ini merupakan keterampilan yang membuat seseorang secara

cakap berinteraksi dengan lingkungan melalui penggunaan lambang-lambang

2) Strategi kognitif

Kemampuan yang mengatur cara bagaimana si belajar mengelola belajarnya

3) Informasi verbal

Kemampuan ini berupa perolehan label atau nama fakta dan pengetahuan yang

sudah tersusun rapi

4) Keterampilan motorik

Kemampuan yang mendasari pelaksanaan perbuatan jasmaniah secara mulus

5) Sikap

Kemampuan yang mempengaruhi pilihan tindakan yang akan diambil

Lebih lanjut Bloom dan kawan-kawan sebagai mana dikutip oleh Degeng dalam

Hamalik (2004 90) mengklasifikasikan prestasi belajar menjadi 3 (tiga) domain

atau ranah yaitu rdquoranah kognitif psikomotor dan afektifrdquo ranah kognitif

menaruh perhatian pada pengembangan kapabilitas dan keterampilan intelektual

ranah psikomotor berkaitan dengan kegiatan-kegiatan manipulatif atau

keterampilan motorik dan ranah efektif berkaitan dengan pengembangan

perasaan sikap nilai dan emosirdquo Ketiga ketegori prestasi belajar itu mempunyai

aspek masing-masing

Kognitif aspek-aspek dari domain ini terdiri dari pengetahuan pemahaman

penerapan analisis sintesis dan evaluasi Afektif domain ini terdiri dari aspek-

aspek penerimaan tanggapan penilaian pengorganisasian dan pengarahan

44

Psikomotorik terdiri dari beberapa aspek kemampuan gerak refleks kemampuan

gerak dasar kemampuan perseptual kemampuan fisik kemampuan gerak

terampil dan kemampuan gerak komunikatif

Dapat diasumsikan bahwa untuk menghasilkan kategori kapabilitas atau kelima

ranah prestasi belajar tersebut sedikitnya banyak ditentukan atau dipengaruhi oleh

faktor internal seperti pengetahuan prasyarat atau kemampuan awal dari masing-

masing kategori hasil belajar yang dimiliki oleh siswa yang berkaitan dengan

kapabilitas atau keterampilan yang sedang dipelajari baru

Gagne (199266) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses untuk

memperoleh motivasi dalam pemngetahuan keterampilan kebiasaan dan tingkah

laku Belajar adalah suatu aktivitas yang melibatkan bukan hanya penguasaan

kemampuan akademik baru saja melainkan juga perkembangan emosional

interksi sosial dan perkembangan kepribadian Menurut Gagne (19923) belajar

adalah perubahan dalam diri manusia atau kemampuan yang berlangsung selama

satu masa waktu yang tidak semata-mata disebabkan oleh perubahan

pertumbuhan

Jenis perubahan yang dimaksud dalam belajar ini meliputi perubahan tingkah laku

setelah siswa mendapatkan berbagai pengalaman dalam proses pembelajaran

Pengalaman tersebut akan menyebabkan proses perubahan pada diri sibelajar

dengan kata lain bahwa proses belajar senantiasa merupakan perubahan

tingkahlaku dan terjadi karena pengalaman

45

Yang dimaksud prestasi belajar siswa dalam penelitian ini adalah prestasi yang

ditunjukkan siswa setelah dilakukan pembelajaran jika prestasi belajar mengalami

peningkatan maka siswa dapat dinyatakan mencapai prestasi belajar atau

mengalami peningkatan setelah mengalami belajar jika tidak prestasi belajar tidak

tercapai atau belum tuntas

Memperhatikan pernyatan tersebut belajar merupakan upaya siswa untuk

memahami materi ajar yaitu menulis deskripsi bahasa Lampung sesuai dengan

aturan penulisan atau kaidah bahasa diharapkan siswa memiliki pengetahuan dan

kemampuan dan dapat mengaplikasikan serta melaksanakan nilai positif dalam

kehidupan sehari-hari Dipahaminya suatu ilmu dalam proses pembelajaran akan

tercermin melalui hasil evaluasi Penggunaan pendekatan CTL media dan alat

belajar yang tepat dalam pembelajaran akan sangat membantu siswa belajar

Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa penggunaan pendekatan media dan alat

dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi hasil belajar siswa dapat menjadi

aktif belajar berkolaborasi dan belajar dalam waktu yang telah ditentukan pesan

dapat disalurkan dapat merangsang berpikir perhatian minat siswa sehingga

proses belajar berlangsung dengan baik Pemahaman siswa terhadap materi

mengarah pada tercapainya tujuan pembelajaran dan mencapai prestasi yang

tinggi

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

adalah berupa pengetahuan keterampilan nilai dan sikap sesuai tujuan atau

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diharapkan diperoleh setelah melalui proses pembelajaran

46

Pretasi belajar yang dimaksudkan peneliti adalah perolehan dari proses

pembelajaran yang mencakup ranah kognitif afektif dan psikomotorik mencapai

lebih besar atau sama dengan KKM pelajaran bahasa Lampung dari tujuan

pembelajaran yang diturunkan dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diperoleh siswa melalui interaksi dengan lingkungan belajar

dan suatu kondisi pembelajaran materi menulis deskripsi yang dirancang guru

sebagai fasilitator

c Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal

Standar nasional Pendidikan (Depdiknas 2008 5) menyatakan bahwa Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) adalah kriteria tertentu yang digunakan untuk

menentukan kelulusan peserta didik KKM ditentukan oleh kelompok guru mata

pelajaran pada awal tahun pelajaran dan menjadi acuan bagi pendidik dan peserta

didik KKM setiap standar kompetensi merupakan rata-rata KKM kompetensi

dasar KKM setiap kompetensi dasar merupakan rata-rata KKM dari indikator

yang terdapat dalam kompetensi dasar tersebut Penentuan KKM didasarkan pada

tiga unsur

Pertama Tingkat kompleksitas Kesulitan kerumitan setiap indikator

kompetensi dasar dan standar kompetensi yang harus dicapai peserta didik Suatu

indikator dikatakan memliliki tingkat kompleksitas tinggi apabila dalam

pencapaiannya didukuoleh sekurang-kurangnya satu dari sejumlah kondisi sebagai

berikut

1) Guru yang memahami dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan

pada peserta didik

47

2) guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang

bervariasi

3) Guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang

diajarkan

4) Peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi

5) Peserta didik yang cakap terampil menerapkan monsep

6) Peserta didik yang cermat kreatif dan inovatif dalam penyelesaian tugas

pekerjaan

7) Waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena memiliki

tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi sehingga dalam proses

pembelajarannya memerlukan pengulangan latihan

8) Tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar peserta

didik dapat mencapai ketuntasan belajar

Kedua Kemampuan daya pendukung meliputi a Sarana dan prasarana

peendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dicapai peserta

didik seperti perpustakaan laboratorium dan alat bahan untuk proses

pembelajaran b Ketersediaan tenaga manajemen sekolah dan kepedulian

stakeholders sekolah

Ketiga Tingkat Kemampuan (intake) rata-rata peserta didik di sekolah yang

bersangkutan Penetapan intake di kelas V dapat didasarkan pada nilai prestasi

rata-rata siswa saat kenaikan kelas atau dikelas sebelumnya yaitu kelas IV

KKM mulok Bahasa Lampung kelas V sesuai yang telah ditetapkan dalam

Kurikulum Sekolah atau KTSP SDN 1 Sukarame Dua Bandar Lampung Tahun

48

Pelajaran 20092010 adalah 65 KKM ini akan dijadikan tolak ukur evaluasi

keberhasilan siswa belajar apakah siswa telah mencapai ketuntasan atau belum

baik secara individual maupun secara klasikal

B Teori Belajar Bahasa dan Pembelajaran

1 Hakikat Belajar Bahasa

Dalam teori belajar konstruktivistik dikemukakan bahwa pembelajaran sebagai

proses mengkonstruksi pengetahuan yang menghubungkan yang sudah ada

dengan yang dipelajari Seperti dijelaskan Paul Suparno dalam Sardiman (2006

175) belajar merupakan proses aktif dari subyek belajar untuk mengkonstuksi

makna sesuatu entah itu teks kegiatan dialog pengalaman fisik dan lain-lain

Belajar merupakan mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau

bahkan yang dipelajarinya dengan pengertian yang sudah di miliki sehingga

pengertiannya menjadi berkembang

Guru sebagai pemrakarsa harus memberi peluang yang optimal bagi siswa Niat

dan kendali belajar sepenuhnya ada pada siswa (Budiningsih 2005 59))

Sehingga guru tidak mentransfer pengetahuan yang dimiliki melainkan membantu

siswa membentuk pengetahuannya sendiri Menurut teori konstruktivisme prinsip

yang paling penting dalam psikologi pendidikan bahwa guru tidak hanya sekedar

memberikan pengetahuan kepada siswa Siswa harus membangun sendiri

pengetahuan di benaknya Guru dapat memberi kemudahan untuk proses ini

dengan memberi kesempatan siwa untuk menentukan atau menerapkan ide-ide

mereka sendiri dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan

strategi mereka sendiri Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa

49

siswa ke pemahaman yang lebih tinggi dengan catatan siswa sendiri yang harus

memanjat anak tangga tersebut (Nur 1998 8)

Cunstruktivism approach is a view that emphasizes the active role of learner in

building understanding and making sesnse of information (Woodfolk 2004 313)

Konstruktivisme belajar menekankan pada peran aktif si belajar (learner) dalam

membangun pemahaman dan memakai suatu informasi Konstruktivis

memfokuskan pada peran siswa secara individu untuk membangun struktur

kognitif mereka ketika menginterpretasikan pengalaman-pengalaman pada situasi

belajar tertentu

Lebih lanjut Bruner dalam Sagala (2005 218) menjelaskan inti dari belajar

adalah cara-cara bagaimana orang memilih mempertahankan dan

mentransformasi secara efektif Dalam proses belajar ada 3 fase yaitu (1)

Informasi dalam tiap pelajaran kita memperoleh informasi ada yang menambah

pengetahuan yang telah kita miliki ada yang memperluas dan memperdalamnya

ada pula yang bertentangan dengan apa yang telah kita ketahui sebelumnya (2)

Transformasi informasi harus dianalisis diubah atau ditransformasi ke dalam

bentuk yang lebih abstrak atau konseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal

yang lebih luas (3) Evaluasi kemudian kita nilai hingga pengetahuan yang

diperoleh itu dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain

Masih dalam yang sama Piaget seorang psikolog Swiss berpendapat bahwa

belajar mengandung makna sebagai perubahan stuktural yang saling melengkapai

antara asimilasi dan akomodasi dalam proses menyusun kembali dan mengubah

apa yang telah diketahui melalui belajar

50

Hal ini didukung pula oleh Gagne dalam Slameto (2003 122) menjelaskan

ldquoBelajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia

belajar bisa terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi

ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya

(peformance-nya) berubah dari waktu ke waktu dan berkeyakinan bahwa

belajar dipengaruhi faktor dari dalam diri dan dari luar dimana keduanya

berinteraksirdquo

Senada dengan tersebut Merrill dan Smorgansbord dalam Yulaelawati (2004

122) menyatakan bahwa

belajar merupakan proses pembangunan pengetahuan berdasarkan

pengalaman atau pengetahuan yang telah ada sebelumnya belajar

merupakan penafsiran seseorng tentang dunia Belajar merupakan proses

yang aktif dimana pengetahuan dikembangkan berdasarkan pengalaman

dan perundingan (negoisasi) makna melalui berbagai informasi atau

mencari kesepakatan dari berbagai pandangan melalui interaksi atau

kerjasama dengan orang lain Belajar perlu disituasikan dalam latar

(seting) yang nyata

Kemudian menurut Gredler dalam Dimyati (1999 72) belajar adalah proses

seseorang memperoleh berbagai kecakapan keterampilan dan sikap menurut

Winkel dalam yang sama belajar merupakan suatu aktivitas mental psikis yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman keterampilan dan nilai

sikap Perubahan ini bersifat relative konstan dan berbekas

Aktivitas belajar menurut Djamarah dalam Sagala (2005 216) bahwa belajar

adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar dan bertujuan dimana tujuan

dalam belajar terjadinya suatu perubahan dalam individu yaitu perubahan tingkah

laku Schuman penganut konstruktif dalam yang sama mengemukakan dengan

dasar pemikiran bahwa semua orang membangaun pandangannya terhadap dunia

51

melalui pengalaman individual atau skema konstruktif menekankan pada

menyiapkan peserta didik untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam

situasi yang tidak tentu atau ambigius

Pandangan yang mampu mengakomodasi sociocultural-revolution dalam buku

Teori Belajar dan Pembelajaran dalam Budiningsih (2005 123) Vigotsky

mengatakan bahwa jalan pikiran seseorang harus dimengerti dari latar sosial-

budayanya dan sejarahnya Artinya untuk memahami pikiran seseorang bukan

dengan cara menelusuri apa yang ada di otaknya dan pada kedalaman jiwanya

melainkan dari asal usul tindakan sadarnya dari interaksi sosial yang dilatari oleh

sejarah hidupnya Interaksi sosial berkaitan erat dengan aktivitas-aktivitas dan

bahasa yang dipergunakan Ditemukan adanya jaringan erat luas dan kompleks di

dalam dan di antara keluarga-keluarga

Jaringan tersebut berkembang atas dasar confianza yang membentuk kondisi

sosial sebagai tempat penyebaran dan pertukaran pengetahuan keterampilan dan

nilai-nilai sosial budaya anak memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui

interaksi sosial sehari-hari Pandangan teori ini menempatkan inter mental atau

lingkungan sosial sebagai faktor primer dan konstitutif terhadap pembentukan

pengetahuan serta perkembangan kognitif seseorang

Di samping itu Piaget dalam yang sama menyatakan bahwa belajar lebih banyak

ditentukan karena adanya karsa individu perkembangan kognitif merupakan suatu

proses genetik yaitu proses yang didasrkan atas mekanisme biologis dalam bentuk

perkembangan sistem syaraf makin bertambah umur seseorang makin

komplekslah susunan sel syarafnya dan makin meningkat pula kemampuannyardquo

52

Dari beberapa teori konstruktivisme di atas belajar adalah merupakan kegiatan

aktif dimana sibelajar membangaun sendiri pengetahuannya subyek belajar juga

mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari dan merupakan proses

bagaimana menjadi tahu tentang sesuatu proses belajar bukanlah memindahkan

pengetahuan dari guru ke siswa tetapi sesuatu kegiatan yang memungkinkan

siswa merekonstruksi sendiri pengetahuannya

Belajar merupakan usaha manusia dalam rangka merubah pola pikir dan tingkah

lakunya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman dan interaksi dengan

lingkungan sekitarnya sehingga terjadi perubahan keterampilan pemahaman

pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat permanen dan membekas diharapkan

dapat hidup mandiri karena untuk membangun suatu pengetahuan baru siswa

akan menyesuaikan informasi baru atau pengetahuan yang disampaikan dengan

pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki melalui berinteraksi sosial

dengan peserta didik lain atau guru dan sumber belajar

Selanjutnya dapat juga dirumuskan bahwa belajar merupakan usaha manusia

dalam rangka merubah pola pikir dan tingkahlakunya berdasarkan pengetahuan

pengalaman dan interaksi dengan lingkungan sekitarnya Dengan terjadinya

perubahan keterampilan pemahaman pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat

permanen dan membekas diharapkan dapat hidup mandiri tidak tergantung pada

orang lain

Belajar yang dimaksudkan penulis adalah belajar menulis deskripsi dalam bahasa

lampung siswa mengkonstruksi sendiri informasi yang akan disampaikan melalui

tulisannya setelah mengamati lingkungan sekitar

53

b Hakikat Pembelajaran Bahasa

Sagala (2005 176) menyatakan bahwa pembelajaran ialah membelajarkan siswa

menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu

utama keberhasilan pendidikan Pembelajaran menurut Corey (1998 91) adalah

suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk

memungkinkan ia turut serta dalam tingkahlaku tertentu dalam kondisi khusus

atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu pembelajaran merupakan

subset khusus dari pendidikan Menurut Burton dalam Sagala (2005 213)

pembelajaran adalah upaya memberikan stimulus bimbingan pengarahan dan

dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar

Vigotsky dalam Budiningsih (2005 103) menyatakan dalam kegiatan

pembelajaran hendaknya anak memperoleh kesempatan yang luas untuk

mengembangkan zona perkembangan proximalnya atau potensi melalui belajar

dan berkembang guru perlu menyediakan berbagai jenis dan tingkatan bantuan

(helps) cognitive scaffolding yang dapat memfasilitasi anak agar mereka dapat

memecahkan permasalahan yang dihadapinya Bantuan dapat dalam bentuk

contoh pedoman bimbingan orang lain atau teman yang lebih kompeten

Bentuk-bentuk pembelajaran kooperatif kolaboratif serta belajar kontekstual

sangat tepat digunakan

Zona perkembangan proksimal menurutnya perkembangan kemampuan seseorang

dapat dibedakan kedalam dua tingkat yaitu tingkat aktual dan potensial tingkat

perkembangan aktual tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan

tugas-tugas atau memecahkan berbagai masalah secara mandiri (intramental)

54

sedangkan potensial kemampuan kemampuan memecahkan masalah dan

menyelesaikan tugas-tugas ketika di bawah bimbingan orang dewasa atau ketika

berkolaborasi dengan teman sebaya yang lebih kompeten (intermental)

Berdasarkan beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan pembelajaran

merupakan pengorganisasian aktivitas siswa dalam arti peran guru bukan semata-

mata memberikan informasi melainkan juga mengarahkan memotivasi dan

memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the learning) agar proses

belajar lebih memadai Pembelajaran juga mengandung arti setiap kegiatan

dirancang untuk membantu dalam mempelajari sesuatu kemampuan atau nilai

Yuelawati E (2004 121) mengutip pepatah Cina bahwa membaca

mendengar dan melihat belum cukup dalam belajar pembelajaran yang

melibatkan peserta didik untuk mengalami dan membicarakan bahan

tertentu pada orang lain dapat lebih bermakna dalam belajar terlebih lagi

bila peserta didik mempunyai kesempatan untuk mengajarkan

pengetahuannya terhadap peserta didik lain yang bersumber

Keberhasilan pembelajaran Kerucut Dale disebutkan bahwa keberhasilam

peembelajaran adalah sebagai berikut

1) Apa yang kita baca 10

2) Apa yang kita dengar 20

3) Apa yang kita lihat 30

4) Apa yang kita dengar dan lihat 50

5) Apa yang kita bicarakan dengan orang lain 70

6) Apa yang kita alami sendiri 80

7) Apa yang kita ajarkan kepada orang lain 95

55

Pembelajaran bahasa yang dimaksud adalah pembelajaran tentang menulis

deskripsi bahasa Lampung kelas V SD pembelajaran ini dirancang menggunakan

pendekatan Pembelajaran CTL khususnya untuk meningkatkan aktivitas belajar

bahasa Lampung dan sebagai bentuk nyata pelaksanaan tugas guru dalam hal

kegiatan belajar di Sekolah Dasar tentunya kondisi belajar yang aktif dan

menyenangkan

Hakikat belajar bahasa Lampung yang dimaksudkan dalam penelitian ini guru

akan merancang pembelajaran menggunakan pendekatan komunikatif integratif

siswa diharapkan dapat mendeskripsikan apa yang diamatinya Proses

pembelajaran mengkondisikan siswa untuk melakukan pengamatan kemudian

menemukan hal yang diamati mengindentifikasikan menentukan lalu

mengungkapkan apa yang diamatinya dalam tulisan deskriptif sehingga proses

belajar berlangsung aktif dan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan

Dalam Standar Kelulusan BSNP 2006 sesuai Permen No 22 tahun 2005 Standar

Kompetensi Lulusan pendidikan dasar meliputi SD MISDLB Paket A dan SMP

MTs SMPLB bertujuan meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan kepribadian

akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

lebih lanjut

Adapun Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) SD

MISDLB Paket A selengkapnya adalah (a) Menjalankan ajaran agama yang

dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak (b) Mengenal kekurangan dan

kelebihan diri sendiri (c) Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku di

lingkungannya (d) Menghargai keberagaman agama budaya suku ras dan

56

golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya (e) Menggunakan informasi

tentang lingkungan sekitar secara logis kritis dan kreatif (f) Menunjukkan

kemampuan berfikir logis kritis dan kreatif dengan bimbingan guru pendidik (g)

Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya (h)

Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan

sehari-hari (i) Menunjukkan kemampuan menggali gejala alam dan sosial di

lingkungan sekitar (j) Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap

lingkungan (k) Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa negara

dan tanah air Indonesia (l) Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan

seni dan budaya lokal (m) Menunjukkan kebiasaan hidup bersih sehat bugar

aman dan memanfaatkan waktu luang (n) Berkomunikasi secara jelas dan santun

(0) Bekerja sama dengan kelompok tolong menolong dan menjaga diri sendiri

dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya (p) Menunjukkan kegemaran

membaca dan menulis (q) Menunjukkan keterampilan menyimak berbicara

membaca menulis dan berhitung

c Hakikat Pendidikan

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat Setiap manusia membutuhkan

pendidikan sampai kapan dan dimanapun ia berada Pendidikan sangat penting

artinya sebab tenpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan

terbelakang Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk

menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing disamping

memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik

57

Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 menyatakan pendidikan sebagai usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri kepribadian kecerdasan akhlak

mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan

negara

Menurut pragmatisme pendidikan merupakan suatu proses reorganisasi dan

rekonstruksi dari pengalaman-pengalaman individu Baik anak maupun orang

dewasa selalu belajar dari pengalamannya (Sadulloh 2003 125) Sedangkan

Suhasno et all (1991 3) menyatakan bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai

suatu proses pertumbuhan yang menyesuaikan dengan lingkungan Suatu

pengarahan dan bimbingan yang diberikan kepada anak dalam pertumbuhannya

Suatu usaha sadar untuk menciptakan suatu keadaan atau situasi tertentu yang

dikehendaki oleh masyarakat serta suatu pembentukan kepribadian kemampuan

anak dalam menuju kedewasaan

Lima pilar pendidikan sekarang dan masa depan yang dicanangkan oleh UNESCO

yang perlu dikembangkan oleh lembaga pendidikan formal yaitu (1) learning to

know (belajar untuk mengetahui) (2) learning to do (belajar untuk melakukan

sesuatu) dalam hal ini kita dituntut untuk terampil dalam melakukan sesuatu (3)

learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) (4) learning to live together

(belajar untuk menjalani kehidupan bersama) dan (5) learning to trust in God

(belajar untuk bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa)

58

Realisasi ldquolearning to knowrdquo dapat diterapkan dengan memposisikan guru sebagai

fasilitator Disamping itu guru dituntut untuk dapat berperan sebagai teman

sejawat dalam berdialog dengan siswa dalam mengembangkan penguasaan

pengetahuan maupun ilmu tertentu

Learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu) akan bisa berjalan jika di

sekolah memfasilitasi siswa untuk mengaktualisasi keterampilan yang dililikinya

serta bakat dan minatnya Walaupun bakat dan minat anak banyak dipengaruhi

unsur kerturunan namun tumbuh berkembangnya bakat dan minat tergantung

pada lingkungannya Keterampilan dapat digunakan untuk menopang kehidupan

seseorang bahkan keterampilan lebih dominan daripada penguasaan pengetahuan

dalam mendukung keberhasilan kehidupan seorang

Learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) erat hubungannya dengan bakat

dan minat perkembangan fisik dan kejiwaan tipologi pribadi anak serta kondisi

lingkungannya Bagi anak yang agresif proses perkembangan diri akan berjalan

bila diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi Sebaliknya bagi anak yang

pasif peran guru sebagai pengarah sekaligus fasilitator sangat dibutuhkan untuk

pengembangan diri siswa secara maksimal

Kebiasaan hidup bersama saling menghargai terbuka memberi dan memenerima

(take and give) perlu ditumbuhkembangkan Kondisi seperti ini memungkinkan

terjadinya proses ldquolearning to live togetherrdquo (belajar untuk menjalani kehidupan

bersama) Penerapan pilar keempat ini dirasakan makin penting dalam era

globalisasi era persaingan global Perlu pemupukan sikap saling pengertian antar

ras suku dan agama agar tidak menimbulkan berbagai pertentangan yang

59

bersumber pada hal tersebut Selain empat pilar diatas dalam Undang-Undang RI

No 20 BAB II Pasal 3 Sistem Pendidikan Nasional pemerintah Indonesia

memandang perlu menjadikan peserta didik menjadi manusia yang bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab

sehingga perlu ditambah pilar kelima yaiturdquo learning to trust in Godrdquo

C Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan sebagai pembanding dan dapat digunakan untuk

meningkatkan kualitas penelitian adalah sebagai berikut

1 Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA melalui Pendekatan

Kontekstual Siswa Kelas VI Sekolah Tunas Mekar Bandar Lampung

20082009

1) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6 Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus 3 Pada

Siklus I nilai rata-rata siswa kelas 6A adalah 7179 Pada Siklus II nilai

rata-rata siswa kelas 6A adalah 7662 yang berarti meningkat 673 pada

kelas 6A dari nilai rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa

kelas 6A adalah 7832 yang berarti mengalami peningkatan sebesar 22

pada kelas 6A dari Siklus II atau mengalami peningkatan 901 pada

kelas 6Adari Siklus I pembelajarn IPA dengan Pembelajaran Kontekstual

Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang signifikan pada siklus I

pada kelas 6A hanya terdapat 14 atau 6087 siswa yang mencapai

ketuntasan sedangkan pada siklus III terdapat 23 siswa atau 100 siswa

60

yang mencapai ketuntasan yang berarti mengalami peningkatan sebesar

6429

2) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6B Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus III Pada

Siklus I nilai rata-rata 6B adalah 7222 Pada Siklus II nilai rata-rata siswa

kelas 6B adalah 7865 yang berarti meningkat 890 pada kelas 6B dari nilai

rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa 6B adalah 7946 yang

berarti mengalami peningkatan sebesar 103 dari Siklus II atau

mengalami peningkatan 1003 dari Siklus I pembelajarn IPA dengan

Pembelajaran Kontekstual Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang

signifikan pada siklus I pada kelas 6B hanya terdapat 14 atau 6087

siswa yang mencapai ketuntasan sedangkan pada siklus III masing-masing

terdapat 23 siswa atau 100 siswa yang mencapai ketuntasan yang berarti

mengalami peningkatan sebesar 6429

Berdasarkan penelitian tersebut ternyata prestasi belajar dapat ditingkatkan

melalui pendekatan pembelajaran CTL walaupun pada mata pelajaran IPA

Hal ini memungkinkan terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa

pembelajaran bahasa termasuk prestasi belajar menulis deskripsi

berbahasa Lampung

2 Jurnal Teknologi Pendidikan Unila Volume 04 No 03- Maret 2008 Penelitian

Nuraeni Erdawati dengan judul Penerapan Strategi Contextual Teaching and

Learning (CTL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) SD Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada

61

tiap siklus serta peningkatan aktivitas belajar siswa Pembelajaran

menerapkan pendekatan CTL dapat dijadikan sebagai alternatif penerapan

model pembelajaran IPS terutama pada materi peta tematik keragaman

kenampakan alam dan buatan

Merujuk hasil penelitian tersebut ternyata prestasi belajar IPS dapat

ditingkatkan melalui pendekatan pembelajaran CTL Hal ini memungkinkan

terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa pada pembelajaran bahasa

termasuk prestasi belajar menulis deskripsi berbahasa Lampung kelas V SDN

1 Sukarame Dua Bandar Lampung

Page 34: II. KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Menulis Deskripsi ...digilib.unila.ac.id/20091/3/BAB II.pdf · yang bertalian dengan usaha penulis untuk memberikan perincian dari ... Syarat-syarat

44

Psikomotorik terdiri dari beberapa aspek kemampuan gerak refleks kemampuan

gerak dasar kemampuan perseptual kemampuan fisik kemampuan gerak

terampil dan kemampuan gerak komunikatif

Dapat diasumsikan bahwa untuk menghasilkan kategori kapabilitas atau kelima

ranah prestasi belajar tersebut sedikitnya banyak ditentukan atau dipengaruhi oleh

faktor internal seperti pengetahuan prasyarat atau kemampuan awal dari masing-

masing kategori hasil belajar yang dimiliki oleh siswa yang berkaitan dengan

kapabilitas atau keterampilan yang sedang dipelajari baru

Gagne (199266) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses untuk

memperoleh motivasi dalam pemngetahuan keterampilan kebiasaan dan tingkah

laku Belajar adalah suatu aktivitas yang melibatkan bukan hanya penguasaan

kemampuan akademik baru saja melainkan juga perkembangan emosional

interksi sosial dan perkembangan kepribadian Menurut Gagne (19923) belajar

adalah perubahan dalam diri manusia atau kemampuan yang berlangsung selama

satu masa waktu yang tidak semata-mata disebabkan oleh perubahan

pertumbuhan

Jenis perubahan yang dimaksud dalam belajar ini meliputi perubahan tingkah laku

setelah siswa mendapatkan berbagai pengalaman dalam proses pembelajaran

Pengalaman tersebut akan menyebabkan proses perubahan pada diri sibelajar

dengan kata lain bahwa proses belajar senantiasa merupakan perubahan

tingkahlaku dan terjadi karena pengalaman

45

Yang dimaksud prestasi belajar siswa dalam penelitian ini adalah prestasi yang

ditunjukkan siswa setelah dilakukan pembelajaran jika prestasi belajar mengalami

peningkatan maka siswa dapat dinyatakan mencapai prestasi belajar atau

mengalami peningkatan setelah mengalami belajar jika tidak prestasi belajar tidak

tercapai atau belum tuntas

Memperhatikan pernyatan tersebut belajar merupakan upaya siswa untuk

memahami materi ajar yaitu menulis deskripsi bahasa Lampung sesuai dengan

aturan penulisan atau kaidah bahasa diharapkan siswa memiliki pengetahuan dan

kemampuan dan dapat mengaplikasikan serta melaksanakan nilai positif dalam

kehidupan sehari-hari Dipahaminya suatu ilmu dalam proses pembelajaran akan

tercermin melalui hasil evaluasi Penggunaan pendekatan CTL media dan alat

belajar yang tepat dalam pembelajaran akan sangat membantu siswa belajar

Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa penggunaan pendekatan media dan alat

dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi hasil belajar siswa dapat menjadi

aktif belajar berkolaborasi dan belajar dalam waktu yang telah ditentukan pesan

dapat disalurkan dapat merangsang berpikir perhatian minat siswa sehingga

proses belajar berlangsung dengan baik Pemahaman siswa terhadap materi

mengarah pada tercapainya tujuan pembelajaran dan mencapai prestasi yang

tinggi

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

adalah berupa pengetahuan keterampilan nilai dan sikap sesuai tujuan atau

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diharapkan diperoleh setelah melalui proses pembelajaran

46

Pretasi belajar yang dimaksudkan peneliti adalah perolehan dari proses

pembelajaran yang mencakup ranah kognitif afektif dan psikomotorik mencapai

lebih besar atau sama dengan KKM pelajaran bahasa Lampung dari tujuan

pembelajaran yang diturunkan dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diperoleh siswa melalui interaksi dengan lingkungan belajar

dan suatu kondisi pembelajaran materi menulis deskripsi yang dirancang guru

sebagai fasilitator

c Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal

Standar nasional Pendidikan (Depdiknas 2008 5) menyatakan bahwa Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) adalah kriteria tertentu yang digunakan untuk

menentukan kelulusan peserta didik KKM ditentukan oleh kelompok guru mata

pelajaran pada awal tahun pelajaran dan menjadi acuan bagi pendidik dan peserta

didik KKM setiap standar kompetensi merupakan rata-rata KKM kompetensi

dasar KKM setiap kompetensi dasar merupakan rata-rata KKM dari indikator

yang terdapat dalam kompetensi dasar tersebut Penentuan KKM didasarkan pada

tiga unsur

Pertama Tingkat kompleksitas Kesulitan kerumitan setiap indikator

kompetensi dasar dan standar kompetensi yang harus dicapai peserta didik Suatu

indikator dikatakan memliliki tingkat kompleksitas tinggi apabila dalam

pencapaiannya didukuoleh sekurang-kurangnya satu dari sejumlah kondisi sebagai

berikut

1) Guru yang memahami dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan

pada peserta didik

47

2) guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang

bervariasi

3) Guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang

diajarkan

4) Peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi

5) Peserta didik yang cakap terampil menerapkan monsep

6) Peserta didik yang cermat kreatif dan inovatif dalam penyelesaian tugas

pekerjaan

7) Waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena memiliki

tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi sehingga dalam proses

pembelajarannya memerlukan pengulangan latihan

8) Tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar peserta

didik dapat mencapai ketuntasan belajar

Kedua Kemampuan daya pendukung meliputi a Sarana dan prasarana

peendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dicapai peserta

didik seperti perpustakaan laboratorium dan alat bahan untuk proses

pembelajaran b Ketersediaan tenaga manajemen sekolah dan kepedulian

stakeholders sekolah

Ketiga Tingkat Kemampuan (intake) rata-rata peserta didik di sekolah yang

bersangkutan Penetapan intake di kelas V dapat didasarkan pada nilai prestasi

rata-rata siswa saat kenaikan kelas atau dikelas sebelumnya yaitu kelas IV

KKM mulok Bahasa Lampung kelas V sesuai yang telah ditetapkan dalam

Kurikulum Sekolah atau KTSP SDN 1 Sukarame Dua Bandar Lampung Tahun

48

Pelajaran 20092010 adalah 65 KKM ini akan dijadikan tolak ukur evaluasi

keberhasilan siswa belajar apakah siswa telah mencapai ketuntasan atau belum

baik secara individual maupun secara klasikal

B Teori Belajar Bahasa dan Pembelajaran

1 Hakikat Belajar Bahasa

Dalam teori belajar konstruktivistik dikemukakan bahwa pembelajaran sebagai

proses mengkonstruksi pengetahuan yang menghubungkan yang sudah ada

dengan yang dipelajari Seperti dijelaskan Paul Suparno dalam Sardiman (2006

175) belajar merupakan proses aktif dari subyek belajar untuk mengkonstuksi

makna sesuatu entah itu teks kegiatan dialog pengalaman fisik dan lain-lain

Belajar merupakan mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau

bahkan yang dipelajarinya dengan pengertian yang sudah di miliki sehingga

pengertiannya menjadi berkembang

Guru sebagai pemrakarsa harus memberi peluang yang optimal bagi siswa Niat

dan kendali belajar sepenuhnya ada pada siswa (Budiningsih 2005 59))

Sehingga guru tidak mentransfer pengetahuan yang dimiliki melainkan membantu

siswa membentuk pengetahuannya sendiri Menurut teori konstruktivisme prinsip

yang paling penting dalam psikologi pendidikan bahwa guru tidak hanya sekedar

memberikan pengetahuan kepada siswa Siswa harus membangun sendiri

pengetahuan di benaknya Guru dapat memberi kemudahan untuk proses ini

dengan memberi kesempatan siwa untuk menentukan atau menerapkan ide-ide

mereka sendiri dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan

strategi mereka sendiri Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa

49

siswa ke pemahaman yang lebih tinggi dengan catatan siswa sendiri yang harus

memanjat anak tangga tersebut (Nur 1998 8)

Cunstruktivism approach is a view that emphasizes the active role of learner in

building understanding and making sesnse of information (Woodfolk 2004 313)

Konstruktivisme belajar menekankan pada peran aktif si belajar (learner) dalam

membangun pemahaman dan memakai suatu informasi Konstruktivis

memfokuskan pada peran siswa secara individu untuk membangun struktur

kognitif mereka ketika menginterpretasikan pengalaman-pengalaman pada situasi

belajar tertentu

Lebih lanjut Bruner dalam Sagala (2005 218) menjelaskan inti dari belajar

adalah cara-cara bagaimana orang memilih mempertahankan dan

mentransformasi secara efektif Dalam proses belajar ada 3 fase yaitu (1)

Informasi dalam tiap pelajaran kita memperoleh informasi ada yang menambah

pengetahuan yang telah kita miliki ada yang memperluas dan memperdalamnya

ada pula yang bertentangan dengan apa yang telah kita ketahui sebelumnya (2)

Transformasi informasi harus dianalisis diubah atau ditransformasi ke dalam

bentuk yang lebih abstrak atau konseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal

yang lebih luas (3) Evaluasi kemudian kita nilai hingga pengetahuan yang

diperoleh itu dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain

Masih dalam yang sama Piaget seorang psikolog Swiss berpendapat bahwa

belajar mengandung makna sebagai perubahan stuktural yang saling melengkapai

antara asimilasi dan akomodasi dalam proses menyusun kembali dan mengubah

apa yang telah diketahui melalui belajar

50

Hal ini didukung pula oleh Gagne dalam Slameto (2003 122) menjelaskan

ldquoBelajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia

belajar bisa terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi

ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya

(peformance-nya) berubah dari waktu ke waktu dan berkeyakinan bahwa

belajar dipengaruhi faktor dari dalam diri dan dari luar dimana keduanya

berinteraksirdquo

Senada dengan tersebut Merrill dan Smorgansbord dalam Yulaelawati (2004

122) menyatakan bahwa

belajar merupakan proses pembangunan pengetahuan berdasarkan

pengalaman atau pengetahuan yang telah ada sebelumnya belajar

merupakan penafsiran seseorng tentang dunia Belajar merupakan proses

yang aktif dimana pengetahuan dikembangkan berdasarkan pengalaman

dan perundingan (negoisasi) makna melalui berbagai informasi atau

mencari kesepakatan dari berbagai pandangan melalui interaksi atau

kerjasama dengan orang lain Belajar perlu disituasikan dalam latar

(seting) yang nyata

Kemudian menurut Gredler dalam Dimyati (1999 72) belajar adalah proses

seseorang memperoleh berbagai kecakapan keterampilan dan sikap menurut

Winkel dalam yang sama belajar merupakan suatu aktivitas mental psikis yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman keterampilan dan nilai

sikap Perubahan ini bersifat relative konstan dan berbekas

Aktivitas belajar menurut Djamarah dalam Sagala (2005 216) bahwa belajar

adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar dan bertujuan dimana tujuan

dalam belajar terjadinya suatu perubahan dalam individu yaitu perubahan tingkah

laku Schuman penganut konstruktif dalam yang sama mengemukakan dengan

dasar pemikiran bahwa semua orang membangaun pandangannya terhadap dunia

51

melalui pengalaman individual atau skema konstruktif menekankan pada

menyiapkan peserta didik untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam

situasi yang tidak tentu atau ambigius

Pandangan yang mampu mengakomodasi sociocultural-revolution dalam buku

Teori Belajar dan Pembelajaran dalam Budiningsih (2005 123) Vigotsky

mengatakan bahwa jalan pikiran seseorang harus dimengerti dari latar sosial-

budayanya dan sejarahnya Artinya untuk memahami pikiran seseorang bukan

dengan cara menelusuri apa yang ada di otaknya dan pada kedalaman jiwanya

melainkan dari asal usul tindakan sadarnya dari interaksi sosial yang dilatari oleh

sejarah hidupnya Interaksi sosial berkaitan erat dengan aktivitas-aktivitas dan

bahasa yang dipergunakan Ditemukan adanya jaringan erat luas dan kompleks di

dalam dan di antara keluarga-keluarga

Jaringan tersebut berkembang atas dasar confianza yang membentuk kondisi

sosial sebagai tempat penyebaran dan pertukaran pengetahuan keterampilan dan

nilai-nilai sosial budaya anak memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui

interaksi sosial sehari-hari Pandangan teori ini menempatkan inter mental atau

lingkungan sosial sebagai faktor primer dan konstitutif terhadap pembentukan

pengetahuan serta perkembangan kognitif seseorang

Di samping itu Piaget dalam yang sama menyatakan bahwa belajar lebih banyak

ditentukan karena adanya karsa individu perkembangan kognitif merupakan suatu

proses genetik yaitu proses yang didasrkan atas mekanisme biologis dalam bentuk

perkembangan sistem syaraf makin bertambah umur seseorang makin

komplekslah susunan sel syarafnya dan makin meningkat pula kemampuannyardquo

52

Dari beberapa teori konstruktivisme di atas belajar adalah merupakan kegiatan

aktif dimana sibelajar membangaun sendiri pengetahuannya subyek belajar juga

mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari dan merupakan proses

bagaimana menjadi tahu tentang sesuatu proses belajar bukanlah memindahkan

pengetahuan dari guru ke siswa tetapi sesuatu kegiatan yang memungkinkan

siswa merekonstruksi sendiri pengetahuannya

Belajar merupakan usaha manusia dalam rangka merubah pola pikir dan tingkah

lakunya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman dan interaksi dengan

lingkungan sekitarnya sehingga terjadi perubahan keterampilan pemahaman

pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat permanen dan membekas diharapkan

dapat hidup mandiri karena untuk membangun suatu pengetahuan baru siswa

akan menyesuaikan informasi baru atau pengetahuan yang disampaikan dengan

pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki melalui berinteraksi sosial

dengan peserta didik lain atau guru dan sumber belajar

Selanjutnya dapat juga dirumuskan bahwa belajar merupakan usaha manusia

dalam rangka merubah pola pikir dan tingkahlakunya berdasarkan pengetahuan

pengalaman dan interaksi dengan lingkungan sekitarnya Dengan terjadinya

perubahan keterampilan pemahaman pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat

permanen dan membekas diharapkan dapat hidup mandiri tidak tergantung pada

orang lain

Belajar yang dimaksudkan penulis adalah belajar menulis deskripsi dalam bahasa

lampung siswa mengkonstruksi sendiri informasi yang akan disampaikan melalui

tulisannya setelah mengamati lingkungan sekitar

53

b Hakikat Pembelajaran Bahasa

Sagala (2005 176) menyatakan bahwa pembelajaran ialah membelajarkan siswa

menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu

utama keberhasilan pendidikan Pembelajaran menurut Corey (1998 91) adalah

suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk

memungkinkan ia turut serta dalam tingkahlaku tertentu dalam kondisi khusus

atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu pembelajaran merupakan

subset khusus dari pendidikan Menurut Burton dalam Sagala (2005 213)

pembelajaran adalah upaya memberikan stimulus bimbingan pengarahan dan

dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar

Vigotsky dalam Budiningsih (2005 103) menyatakan dalam kegiatan

pembelajaran hendaknya anak memperoleh kesempatan yang luas untuk

mengembangkan zona perkembangan proximalnya atau potensi melalui belajar

dan berkembang guru perlu menyediakan berbagai jenis dan tingkatan bantuan

(helps) cognitive scaffolding yang dapat memfasilitasi anak agar mereka dapat

memecahkan permasalahan yang dihadapinya Bantuan dapat dalam bentuk

contoh pedoman bimbingan orang lain atau teman yang lebih kompeten

Bentuk-bentuk pembelajaran kooperatif kolaboratif serta belajar kontekstual

sangat tepat digunakan

Zona perkembangan proksimal menurutnya perkembangan kemampuan seseorang

dapat dibedakan kedalam dua tingkat yaitu tingkat aktual dan potensial tingkat

perkembangan aktual tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan

tugas-tugas atau memecahkan berbagai masalah secara mandiri (intramental)

54

sedangkan potensial kemampuan kemampuan memecahkan masalah dan

menyelesaikan tugas-tugas ketika di bawah bimbingan orang dewasa atau ketika

berkolaborasi dengan teman sebaya yang lebih kompeten (intermental)

Berdasarkan beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan pembelajaran

merupakan pengorganisasian aktivitas siswa dalam arti peran guru bukan semata-

mata memberikan informasi melainkan juga mengarahkan memotivasi dan

memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the learning) agar proses

belajar lebih memadai Pembelajaran juga mengandung arti setiap kegiatan

dirancang untuk membantu dalam mempelajari sesuatu kemampuan atau nilai

Yuelawati E (2004 121) mengutip pepatah Cina bahwa membaca

mendengar dan melihat belum cukup dalam belajar pembelajaran yang

melibatkan peserta didik untuk mengalami dan membicarakan bahan

tertentu pada orang lain dapat lebih bermakna dalam belajar terlebih lagi

bila peserta didik mempunyai kesempatan untuk mengajarkan

pengetahuannya terhadap peserta didik lain yang bersumber

Keberhasilan pembelajaran Kerucut Dale disebutkan bahwa keberhasilam

peembelajaran adalah sebagai berikut

1) Apa yang kita baca 10

2) Apa yang kita dengar 20

3) Apa yang kita lihat 30

4) Apa yang kita dengar dan lihat 50

5) Apa yang kita bicarakan dengan orang lain 70

6) Apa yang kita alami sendiri 80

7) Apa yang kita ajarkan kepada orang lain 95

55

Pembelajaran bahasa yang dimaksud adalah pembelajaran tentang menulis

deskripsi bahasa Lampung kelas V SD pembelajaran ini dirancang menggunakan

pendekatan Pembelajaran CTL khususnya untuk meningkatkan aktivitas belajar

bahasa Lampung dan sebagai bentuk nyata pelaksanaan tugas guru dalam hal

kegiatan belajar di Sekolah Dasar tentunya kondisi belajar yang aktif dan

menyenangkan

Hakikat belajar bahasa Lampung yang dimaksudkan dalam penelitian ini guru

akan merancang pembelajaran menggunakan pendekatan komunikatif integratif

siswa diharapkan dapat mendeskripsikan apa yang diamatinya Proses

pembelajaran mengkondisikan siswa untuk melakukan pengamatan kemudian

menemukan hal yang diamati mengindentifikasikan menentukan lalu

mengungkapkan apa yang diamatinya dalam tulisan deskriptif sehingga proses

belajar berlangsung aktif dan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan

Dalam Standar Kelulusan BSNP 2006 sesuai Permen No 22 tahun 2005 Standar

Kompetensi Lulusan pendidikan dasar meliputi SD MISDLB Paket A dan SMP

MTs SMPLB bertujuan meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan kepribadian

akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

lebih lanjut

Adapun Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) SD

MISDLB Paket A selengkapnya adalah (a) Menjalankan ajaran agama yang

dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak (b) Mengenal kekurangan dan

kelebihan diri sendiri (c) Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku di

lingkungannya (d) Menghargai keberagaman agama budaya suku ras dan

56

golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya (e) Menggunakan informasi

tentang lingkungan sekitar secara logis kritis dan kreatif (f) Menunjukkan

kemampuan berfikir logis kritis dan kreatif dengan bimbingan guru pendidik (g)

Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya (h)

Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan

sehari-hari (i) Menunjukkan kemampuan menggali gejala alam dan sosial di

lingkungan sekitar (j) Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap

lingkungan (k) Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa negara

dan tanah air Indonesia (l) Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan

seni dan budaya lokal (m) Menunjukkan kebiasaan hidup bersih sehat bugar

aman dan memanfaatkan waktu luang (n) Berkomunikasi secara jelas dan santun

(0) Bekerja sama dengan kelompok tolong menolong dan menjaga diri sendiri

dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya (p) Menunjukkan kegemaran

membaca dan menulis (q) Menunjukkan keterampilan menyimak berbicara

membaca menulis dan berhitung

c Hakikat Pendidikan

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat Setiap manusia membutuhkan

pendidikan sampai kapan dan dimanapun ia berada Pendidikan sangat penting

artinya sebab tenpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan

terbelakang Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk

menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing disamping

memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik

57

Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 menyatakan pendidikan sebagai usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri kepribadian kecerdasan akhlak

mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan

negara

Menurut pragmatisme pendidikan merupakan suatu proses reorganisasi dan

rekonstruksi dari pengalaman-pengalaman individu Baik anak maupun orang

dewasa selalu belajar dari pengalamannya (Sadulloh 2003 125) Sedangkan

Suhasno et all (1991 3) menyatakan bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai

suatu proses pertumbuhan yang menyesuaikan dengan lingkungan Suatu

pengarahan dan bimbingan yang diberikan kepada anak dalam pertumbuhannya

Suatu usaha sadar untuk menciptakan suatu keadaan atau situasi tertentu yang

dikehendaki oleh masyarakat serta suatu pembentukan kepribadian kemampuan

anak dalam menuju kedewasaan

Lima pilar pendidikan sekarang dan masa depan yang dicanangkan oleh UNESCO

yang perlu dikembangkan oleh lembaga pendidikan formal yaitu (1) learning to

know (belajar untuk mengetahui) (2) learning to do (belajar untuk melakukan

sesuatu) dalam hal ini kita dituntut untuk terampil dalam melakukan sesuatu (3)

learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) (4) learning to live together

(belajar untuk menjalani kehidupan bersama) dan (5) learning to trust in God

(belajar untuk bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa)

58

Realisasi ldquolearning to knowrdquo dapat diterapkan dengan memposisikan guru sebagai

fasilitator Disamping itu guru dituntut untuk dapat berperan sebagai teman

sejawat dalam berdialog dengan siswa dalam mengembangkan penguasaan

pengetahuan maupun ilmu tertentu

Learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu) akan bisa berjalan jika di

sekolah memfasilitasi siswa untuk mengaktualisasi keterampilan yang dililikinya

serta bakat dan minatnya Walaupun bakat dan minat anak banyak dipengaruhi

unsur kerturunan namun tumbuh berkembangnya bakat dan minat tergantung

pada lingkungannya Keterampilan dapat digunakan untuk menopang kehidupan

seseorang bahkan keterampilan lebih dominan daripada penguasaan pengetahuan

dalam mendukung keberhasilan kehidupan seorang

Learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) erat hubungannya dengan bakat

dan minat perkembangan fisik dan kejiwaan tipologi pribadi anak serta kondisi

lingkungannya Bagi anak yang agresif proses perkembangan diri akan berjalan

bila diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi Sebaliknya bagi anak yang

pasif peran guru sebagai pengarah sekaligus fasilitator sangat dibutuhkan untuk

pengembangan diri siswa secara maksimal

Kebiasaan hidup bersama saling menghargai terbuka memberi dan memenerima

(take and give) perlu ditumbuhkembangkan Kondisi seperti ini memungkinkan

terjadinya proses ldquolearning to live togetherrdquo (belajar untuk menjalani kehidupan

bersama) Penerapan pilar keempat ini dirasakan makin penting dalam era

globalisasi era persaingan global Perlu pemupukan sikap saling pengertian antar

ras suku dan agama agar tidak menimbulkan berbagai pertentangan yang

59

bersumber pada hal tersebut Selain empat pilar diatas dalam Undang-Undang RI

No 20 BAB II Pasal 3 Sistem Pendidikan Nasional pemerintah Indonesia

memandang perlu menjadikan peserta didik menjadi manusia yang bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab

sehingga perlu ditambah pilar kelima yaiturdquo learning to trust in Godrdquo

C Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan sebagai pembanding dan dapat digunakan untuk

meningkatkan kualitas penelitian adalah sebagai berikut

1 Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA melalui Pendekatan

Kontekstual Siswa Kelas VI Sekolah Tunas Mekar Bandar Lampung

20082009

1) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6 Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus 3 Pada

Siklus I nilai rata-rata siswa kelas 6A adalah 7179 Pada Siklus II nilai

rata-rata siswa kelas 6A adalah 7662 yang berarti meningkat 673 pada

kelas 6A dari nilai rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa

kelas 6A adalah 7832 yang berarti mengalami peningkatan sebesar 22

pada kelas 6A dari Siklus II atau mengalami peningkatan 901 pada

kelas 6Adari Siklus I pembelajarn IPA dengan Pembelajaran Kontekstual

Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang signifikan pada siklus I

pada kelas 6A hanya terdapat 14 atau 6087 siswa yang mencapai

ketuntasan sedangkan pada siklus III terdapat 23 siswa atau 100 siswa

60

yang mencapai ketuntasan yang berarti mengalami peningkatan sebesar

6429

2) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6B Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus III Pada

Siklus I nilai rata-rata 6B adalah 7222 Pada Siklus II nilai rata-rata siswa

kelas 6B adalah 7865 yang berarti meningkat 890 pada kelas 6B dari nilai

rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa 6B adalah 7946 yang

berarti mengalami peningkatan sebesar 103 dari Siklus II atau

mengalami peningkatan 1003 dari Siklus I pembelajarn IPA dengan

Pembelajaran Kontekstual Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang

signifikan pada siklus I pada kelas 6B hanya terdapat 14 atau 6087

siswa yang mencapai ketuntasan sedangkan pada siklus III masing-masing

terdapat 23 siswa atau 100 siswa yang mencapai ketuntasan yang berarti

mengalami peningkatan sebesar 6429

Berdasarkan penelitian tersebut ternyata prestasi belajar dapat ditingkatkan

melalui pendekatan pembelajaran CTL walaupun pada mata pelajaran IPA

Hal ini memungkinkan terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa

pembelajaran bahasa termasuk prestasi belajar menulis deskripsi

berbahasa Lampung

2 Jurnal Teknologi Pendidikan Unila Volume 04 No 03- Maret 2008 Penelitian

Nuraeni Erdawati dengan judul Penerapan Strategi Contextual Teaching and

Learning (CTL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) SD Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada

61

tiap siklus serta peningkatan aktivitas belajar siswa Pembelajaran

menerapkan pendekatan CTL dapat dijadikan sebagai alternatif penerapan

model pembelajaran IPS terutama pada materi peta tematik keragaman

kenampakan alam dan buatan

Merujuk hasil penelitian tersebut ternyata prestasi belajar IPS dapat

ditingkatkan melalui pendekatan pembelajaran CTL Hal ini memungkinkan

terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa pada pembelajaran bahasa

termasuk prestasi belajar menulis deskripsi berbahasa Lampung kelas V SDN

1 Sukarame Dua Bandar Lampung

Page 35: II. KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Menulis Deskripsi ...digilib.unila.ac.id/20091/3/BAB II.pdf · yang bertalian dengan usaha penulis untuk memberikan perincian dari ... Syarat-syarat

45

Yang dimaksud prestasi belajar siswa dalam penelitian ini adalah prestasi yang

ditunjukkan siswa setelah dilakukan pembelajaran jika prestasi belajar mengalami

peningkatan maka siswa dapat dinyatakan mencapai prestasi belajar atau

mengalami peningkatan setelah mengalami belajar jika tidak prestasi belajar tidak

tercapai atau belum tuntas

Memperhatikan pernyatan tersebut belajar merupakan upaya siswa untuk

memahami materi ajar yaitu menulis deskripsi bahasa Lampung sesuai dengan

aturan penulisan atau kaidah bahasa diharapkan siswa memiliki pengetahuan dan

kemampuan dan dapat mengaplikasikan serta melaksanakan nilai positif dalam

kehidupan sehari-hari Dipahaminya suatu ilmu dalam proses pembelajaran akan

tercermin melalui hasil evaluasi Penggunaan pendekatan CTL media dan alat

belajar yang tepat dalam pembelajaran akan sangat membantu siswa belajar

Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa penggunaan pendekatan media dan alat

dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi hasil belajar siswa dapat menjadi

aktif belajar berkolaborasi dan belajar dalam waktu yang telah ditentukan pesan

dapat disalurkan dapat merangsang berpikir perhatian minat siswa sehingga

proses belajar berlangsung dengan baik Pemahaman siswa terhadap materi

mengarah pada tercapainya tujuan pembelajaran dan mencapai prestasi yang

tinggi

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

adalah berupa pengetahuan keterampilan nilai dan sikap sesuai tujuan atau

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diharapkan diperoleh setelah melalui proses pembelajaran

46

Pretasi belajar yang dimaksudkan peneliti adalah perolehan dari proses

pembelajaran yang mencakup ranah kognitif afektif dan psikomotorik mencapai

lebih besar atau sama dengan KKM pelajaran bahasa Lampung dari tujuan

pembelajaran yang diturunkan dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diperoleh siswa melalui interaksi dengan lingkungan belajar

dan suatu kondisi pembelajaran materi menulis deskripsi yang dirancang guru

sebagai fasilitator

c Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal

Standar nasional Pendidikan (Depdiknas 2008 5) menyatakan bahwa Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) adalah kriteria tertentu yang digunakan untuk

menentukan kelulusan peserta didik KKM ditentukan oleh kelompok guru mata

pelajaran pada awal tahun pelajaran dan menjadi acuan bagi pendidik dan peserta

didik KKM setiap standar kompetensi merupakan rata-rata KKM kompetensi

dasar KKM setiap kompetensi dasar merupakan rata-rata KKM dari indikator

yang terdapat dalam kompetensi dasar tersebut Penentuan KKM didasarkan pada

tiga unsur

Pertama Tingkat kompleksitas Kesulitan kerumitan setiap indikator

kompetensi dasar dan standar kompetensi yang harus dicapai peserta didik Suatu

indikator dikatakan memliliki tingkat kompleksitas tinggi apabila dalam

pencapaiannya didukuoleh sekurang-kurangnya satu dari sejumlah kondisi sebagai

berikut

1) Guru yang memahami dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan

pada peserta didik

47

2) guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang

bervariasi

3) Guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang

diajarkan

4) Peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi

5) Peserta didik yang cakap terampil menerapkan monsep

6) Peserta didik yang cermat kreatif dan inovatif dalam penyelesaian tugas

pekerjaan

7) Waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena memiliki

tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi sehingga dalam proses

pembelajarannya memerlukan pengulangan latihan

8) Tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar peserta

didik dapat mencapai ketuntasan belajar

Kedua Kemampuan daya pendukung meliputi a Sarana dan prasarana

peendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dicapai peserta

didik seperti perpustakaan laboratorium dan alat bahan untuk proses

pembelajaran b Ketersediaan tenaga manajemen sekolah dan kepedulian

stakeholders sekolah

Ketiga Tingkat Kemampuan (intake) rata-rata peserta didik di sekolah yang

bersangkutan Penetapan intake di kelas V dapat didasarkan pada nilai prestasi

rata-rata siswa saat kenaikan kelas atau dikelas sebelumnya yaitu kelas IV

KKM mulok Bahasa Lampung kelas V sesuai yang telah ditetapkan dalam

Kurikulum Sekolah atau KTSP SDN 1 Sukarame Dua Bandar Lampung Tahun

48

Pelajaran 20092010 adalah 65 KKM ini akan dijadikan tolak ukur evaluasi

keberhasilan siswa belajar apakah siswa telah mencapai ketuntasan atau belum

baik secara individual maupun secara klasikal

B Teori Belajar Bahasa dan Pembelajaran

1 Hakikat Belajar Bahasa

Dalam teori belajar konstruktivistik dikemukakan bahwa pembelajaran sebagai

proses mengkonstruksi pengetahuan yang menghubungkan yang sudah ada

dengan yang dipelajari Seperti dijelaskan Paul Suparno dalam Sardiman (2006

175) belajar merupakan proses aktif dari subyek belajar untuk mengkonstuksi

makna sesuatu entah itu teks kegiatan dialog pengalaman fisik dan lain-lain

Belajar merupakan mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau

bahkan yang dipelajarinya dengan pengertian yang sudah di miliki sehingga

pengertiannya menjadi berkembang

Guru sebagai pemrakarsa harus memberi peluang yang optimal bagi siswa Niat

dan kendali belajar sepenuhnya ada pada siswa (Budiningsih 2005 59))

Sehingga guru tidak mentransfer pengetahuan yang dimiliki melainkan membantu

siswa membentuk pengetahuannya sendiri Menurut teori konstruktivisme prinsip

yang paling penting dalam psikologi pendidikan bahwa guru tidak hanya sekedar

memberikan pengetahuan kepada siswa Siswa harus membangun sendiri

pengetahuan di benaknya Guru dapat memberi kemudahan untuk proses ini

dengan memberi kesempatan siwa untuk menentukan atau menerapkan ide-ide

mereka sendiri dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan

strategi mereka sendiri Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa

49

siswa ke pemahaman yang lebih tinggi dengan catatan siswa sendiri yang harus

memanjat anak tangga tersebut (Nur 1998 8)

Cunstruktivism approach is a view that emphasizes the active role of learner in

building understanding and making sesnse of information (Woodfolk 2004 313)

Konstruktivisme belajar menekankan pada peran aktif si belajar (learner) dalam

membangun pemahaman dan memakai suatu informasi Konstruktivis

memfokuskan pada peran siswa secara individu untuk membangun struktur

kognitif mereka ketika menginterpretasikan pengalaman-pengalaman pada situasi

belajar tertentu

Lebih lanjut Bruner dalam Sagala (2005 218) menjelaskan inti dari belajar

adalah cara-cara bagaimana orang memilih mempertahankan dan

mentransformasi secara efektif Dalam proses belajar ada 3 fase yaitu (1)

Informasi dalam tiap pelajaran kita memperoleh informasi ada yang menambah

pengetahuan yang telah kita miliki ada yang memperluas dan memperdalamnya

ada pula yang bertentangan dengan apa yang telah kita ketahui sebelumnya (2)

Transformasi informasi harus dianalisis diubah atau ditransformasi ke dalam

bentuk yang lebih abstrak atau konseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal

yang lebih luas (3) Evaluasi kemudian kita nilai hingga pengetahuan yang

diperoleh itu dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain

Masih dalam yang sama Piaget seorang psikolog Swiss berpendapat bahwa

belajar mengandung makna sebagai perubahan stuktural yang saling melengkapai

antara asimilasi dan akomodasi dalam proses menyusun kembali dan mengubah

apa yang telah diketahui melalui belajar

50

Hal ini didukung pula oleh Gagne dalam Slameto (2003 122) menjelaskan

ldquoBelajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia

belajar bisa terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi

ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya

(peformance-nya) berubah dari waktu ke waktu dan berkeyakinan bahwa

belajar dipengaruhi faktor dari dalam diri dan dari luar dimana keduanya

berinteraksirdquo

Senada dengan tersebut Merrill dan Smorgansbord dalam Yulaelawati (2004

122) menyatakan bahwa

belajar merupakan proses pembangunan pengetahuan berdasarkan

pengalaman atau pengetahuan yang telah ada sebelumnya belajar

merupakan penafsiran seseorng tentang dunia Belajar merupakan proses

yang aktif dimana pengetahuan dikembangkan berdasarkan pengalaman

dan perundingan (negoisasi) makna melalui berbagai informasi atau

mencari kesepakatan dari berbagai pandangan melalui interaksi atau

kerjasama dengan orang lain Belajar perlu disituasikan dalam latar

(seting) yang nyata

Kemudian menurut Gredler dalam Dimyati (1999 72) belajar adalah proses

seseorang memperoleh berbagai kecakapan keterampilan dan sikap menurut

Winkel dalam yang sama belajar merupakan suatu aktivitas mental psikis yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman keterampilan dan nilai

sikap Perubahan ini bersifat relative konstan dan berbekas

Aktivitas belajar menurut Djamarah dalam Sagala (2005 216) bahwa belajar

adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar dan bertujuan dimana tujuan

dalam belajar terjadinya suatu perubahan dalam individu yaitu perubahan tingkah

laku Schuman penganut konstruktif dalam yang sama mengemukakan dengan

dasar pemikiran bahwa semua orang membangaun pandangannya terhadap dunia

51

melalui pengalaman individual atau skema konstruktif menekankan pada

menyiapkan peserta didik untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam

situasi yang tidak tentu atau ambigius

Pandangan yang mampu mengakomodasi sociocultural-revolution dalam buku

Teori Belajar dan Pembelajaran dalam Budiningsih (2005 123) Vigotsky

mengatakan bahwa jalan pikiran seseorang harus dimengerti dari latar sosial-

budayanya dan sejarahnya Artinya untuk memahami pikiran seseorang bukan

dengan cara menelusuri apa yang ada di otaknya dan pada kedalaman jiwanya

melainkan dari asal usul tindakan sadarnya dari interaksi sosial yang dilatari oleh

sejarah hidupnya Interaksi sosial berkaitan erat dengan aktivitas-aktivitas dan

bahasa yang dipergunakan Ditemukan adanya jaringan erat luas dan kompleks di

dalam dan di antara keluarga-keluarga

Jaringan tersebut berkembang atas dasar confianza yang membentuk kondisi

sosial sebagai tempat penyebaran dan pertukaran pengetahuan keterampilan dan

nilai-nilai sosial budaya anak memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui

interaksi sosial sehari-hari Pandangan teori ini menempatkan inter mental atau

lingkungan sosial sebagai faktor primer dan konstitutif terhadap pembentukan

pengetahuan serta perkembangan kognitif seseorang

Di samping itu Piaget dalam yang sama menyatakan bahwa belajar lebih banyak

ditentukan karena adanya karsa individu perkembangan kognitif merupakan suatu

proses genetik yaitu proses yang didasrkan atas mekanisme biologis dalam bentuk

perkembangan sistem syaraf makin bertambah umur seseorang makin

komplekslah susunan sel syarafnya dan makin meningkat pula kemampuannyardquo

52

Dari beberapa teori konstruktivisme di atas belajar adalah merupakan kegiatan

aktif dimana sibelajar membangaun sendiri pengetahuannya subyek belajar juga

mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari dan merupakan proses

bagaimana menjadi tahu tentang sesuatu proses belajar bukanlah memindahkan

pengetahuan dari guru ke siswa tetapi sesuatu kegiatan yang memungkinkan

siswa merekonstruksi sendiri pengetahuannya

Belajar merupakan usaha manusia dalam rangka merubah pola pikir dan tingkah

lakunya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman dan interaksi dengan

lingkungan sekitarnya sehingga terjadi perubahan keterampilan pemahaman

pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat permanen dan membekas diharapkan

dapat hidup mandiri karena untuk membangun suatu pengetahuan baru siswa

akan menyesuaikan informasi baru atau pengetahuan yang disampaikan dengan

pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki melalui berinteraksi sosial

dengan peserta didik lain atau guru dan sumber belajar

Selanjutnya dapat juga dirumuskan bahwa belajar merupakan usaha manusia

dalam rangka merubah pola pikir dan tingkahlakunya berdasarkan pengetahuan

pengalaman dan interaksi dengan lingkungan sekitarnya Dengan terjadinya

perubahan keterampilan pemahaman pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat

permanen dan membekas diharapkan dapat hidup mandiri tidak tergantung pada

orang lain

Belajar yang dimaksudkan penulis adalah belajar menulis deskripsi dalam bahasa

lampung siswa mengkonstruksi sendiri informasi yang akan disampaikan melalui

tulisannya setelah mengamati lingkungan sekitar

53

b Hakikat Pembelajaran Bahasa

Sagala (2005 176) menyatakan bahwa pembelajaran ialah membelajarkan siswa

menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu

utama keberhasilan pendidikan Pembelajaran menurut Corey (1998 91) adalah

suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk

memungkinkan ia turut serta dalam tingkahlaku tertentu dalam kondisi khusus

atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu pembelajaran merupakan

subset khusus dari pendidikan Menurut Burton dalam Sagala (2005 213)

pembelajaran adalah upaya memberikan stimulus bimbingan pengarahan dan

dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar

Vigotsky dalam Budiningsih (2005 103) menyatakan dalam kegiatan

pembelajaran hendaknya anak memperoleh kesempatan yang luas untuk

mengembangkan zona perkembangan proximalnya atau potensi melalui belajar

dan berkembang guru perlu menyediakan berbagai jenis dan tingkatan bantuan

(helps) cognitive scaffolding yang dapat memfasilitasi anak agar mereka dapat

memecahkan permasalahan yang dihadapinya Bantuan dapat dalam bentuk

contoh pedoman bimbingan orang lain atau teman yang lebih kompeten

Bentuk-bentuk pembelajaran kooperatif kolaboratif serta belajar kontekstual

sangat tepat digunakan

Zona perkembangan proksimal menurutnya perkembangan kemampuan seseorang

dapat dibedakan kedalam dua tingkat yaitu tingkat aktual dan potensial tingkat

perkembangan aktual tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan

tugas-tugas atau memecahkan berbagai masalah secara mandiri (intramental)

54

sedangkan potensial kemampuan kemampuan memecahkan masalah dan

menyelesaikan tugas-tugas ketika di bawah bimbingan orang dewasa atau ketika

berkolaborasi dengan teman sebaya yang lebih kompeten (intermental)

Berdasarkan beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan pembelajaran

merupakan pengorganisasian aktivitas siswa dalam arti peran guru bukan semata-

mata memberikan informasi melainkan juga mengarahkan memotivasi dan

memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the learning) agar proses

belajar lebih memadai Pembelajaran juga mengandung arti setiap kegiatan

dirancang untuk membantu dalam mempelajari sesuatu kemampuan atau nilai

Yuelawati E (2004 121) mengutip pepatah Cina bahwa membaca

mendengar dan melihat belum cukup dalam belajar pembelajaran yang

melibatkan peserta didik untuk mengalami dan membicarakan bahan

tertentu pada orang lain dapat lebih bermakna dalam belajar terlebih lagi

bila peserta didik mempunyai kesempatan untuk mengajarkan

pengetahuannya terhadap peserta didik lain yang bersumber

Keberhasilan pembelajaran Kerucut Dale disebutkan bahwa keberhasilam

peembelajaran adalah sebagai berikut

1) Apa yang kita baca 10

2) Apa yang kita dengar 20

3) Apa yang kita lihat 30

4) Apa yang kita dengar dan lihat 50

5) Apa yang kita bicarakan dengan orang lain 70

6) Apa yang kita alami sendiri 80

7) Apa yang kita ajarkan kepada orang lain 95

55

Pembelajaran bahasa yang dimaksud adalah pembelajaran tentang menulis

deskripsi bahasa Lampung kelas V SD pembelajaran ini dirancang menggunakan

pendekatan Pembelajaran CTL khususnya untuk meningkatkan aktivitas belajar

bahasa Lampung dan sebagai bentuk nyata pelaksanaan tugas guru dalam hal

kegiatan belajar di Sekolah Dasar tentunya kondisi belajar yang aktif dan

menyenangkan

Hakikat belajar bahasa Lampung yang dimaksudkan dalam penelitian ini guru

akan merancang pembelajaran menggunakan pendekatan komunikatif integratif

siswa diharapkan dapat mendeskripsikan apa yang diamatinya Proses

pembelajaran mengkondisikan siswa untuk melakukan pengamatan kemudian

menemukan hal yang diamati mengindentifikasikan menentukan lalu

mengungkapkan apa yang diamatinya dalam tulisan deskriptif sehingga proses

belajar berlangsung aktif dan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan

Dalam Standar Kelulusan BSNP 2006 sesuai Permen No 22 tahun 2005 Standar

Kompetensi Lulusan pendidikan dasar meliputi SD MISDLB Paket A dan SMP

MTs SMPLB bertujuan meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan kepribadian

akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

lebih lanjut

Adapun Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) SD

MISDLB Paket A selengkapnya adalah (a) Menjalankan ajaran agama yang

dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak (b) Mengenal kekurangan dan

kelebihan diri sendiri (c) Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku di

lingkungannya (d) Menghargai keberagaman agama budaya suku ras dan

56

golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya (e) Menggunakan informasi

tentang lingkungan sekitar secara logis kritis dan kreatif (f) Menunjukkan

kemampuan berfikir logis kritis dan kreatif dengan bimbingan guru pendidik (g)

Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya (h)

Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan

sehari-hari (i) Menunjukkan kemampuan menggali gejala alam dan sosial di

lingkungan sekitar (j) Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap

lingkungan (k) Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa negara

dan tanah air Indonesia (l) Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan

seni dan budaya lokal (m) Menunjukkan kebiasaan hidup bersih sehat bugar

aman dan memanfaatkan waktu luang (n) Berkomunikasi secara jelas dan santun

(0) Bekerja sama dengan kelompok tolong menolong dan menjaga diri sendiri

dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya (p) Menunjukkan kegemaran

membaca dan menulis (q) Menunjukkan keterampilan menyimak berbicara

membaca menulis dan berhitung

c Hakikat Pendidikan

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat Setiap manusia membutuhkan

pendidikan sampai kapan dan dimanapun ia berada Pendidikan sangat penting

artinya sebab tenpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan

terbelakang Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk

menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing disamping

memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik

57

Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 menyatakan pendidikan sebagai usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri kepribadian kecerdasan akhlak

mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan

negara

Menurut pragmatisme pendidikan merupakan suatu proses reorganisasi dan

rekonstruksi dari pengalaman-pengalaman individu Baik anak maupun orang

dewasa selalu belajar dari pengalamannya (Sadulloh 2003 125) Sedangkan

Suhasno et all (1991 3) menyatakan bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai

suatu proses pertumbuhan yang menyesuaikan dengan lingkungan Suatu

pengarahan dan bimbingan yang diberikan kepada anak dalam pertumbuhannya

Suatu usaha sadar untuk menciptakan suatu keadaan atau situasi tertentu yang

dikehendaki oleh masyarakat serta suatu pembentukan kepribadian kemampuan

anak dalam menuju kedewasaan

Lima pilar pendidikan sekarang dan masa depan yang dicanangkan oleh UNESCO

yang perlu dikembangkan oleh lembaga pendidikan formal yaitu (1) learning to

know (belajar untuk mengetahui) (2) learning to do (belajar untuk melakukan

sesuatu) dalam hal ini kita dituntut untuk terampil dalam melakukan sesuatu (3)

learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) (4) learning to live together

(belajar untuk menjalani kehidupan bersama) dan (5) learning to trust in God

(belajar untuk bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa)

58

Realisasi ldquolearning to knowrdquo dapat diterapkan dengan memposisikan guru sebagai

fasilitator Disamping itu guru dituntut untuk dapat berperan sebagai teman

sejawat dalam berdialog dengan siswa dalam mengembangkan penguasaan

pengetahuan maupun ilmu tertentu

Learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu) akan bisa berjalan jika di

sekolah memfasilitasi siswa untuk mengaktualisasi keterampilan yang dililikinya

serta bakat dan minatnya Walaupun bakat dan minat anak banyak dipengaruhi

unsur kerturunan namun tumbuh berkembangnya bakat dan minat tergantung

pada lingkungannya Keterampilan dapat digunakan untuk menopang kehidupan

seseorang bahkan keterampilan lebih dominan daripada penguasaan pengetahuan

dalam mendukung keberhasilan kehidupan seorang

Learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) erat hubungannya dengan bakat

dan minat perkembangan fisik dan kejiwaan tipologi pribadi anak serta kondisi

lingkungannya Bagi anak yang agresif proses perkembangan diri akan berjalan

bila diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi Sebaliknya bagi anak yang

pasif peran guru sebagai pengarah sekaligus fasilitator sangat dibutuhkan untuk

pengembangan diri siswa secara maksimal

Kebiasaan hidup bersama saling menghargai terbuka memberi dan memenerima

(take and give) perlu ditumbuhkembangkan Kondisi seperti ini memungkinkan

terjadinya proses ldquolearning to live togetherrdquo (belajar untuk menjalani kehidupan

bersama) Penerapan pilar keempat ini dirasakan makin penting dalam era

globalisasi era persaingan global Perlu pemupukan sikap saling pengertian antar

ras suku dan agama agar tidak menimbulkan berbagai pertentangan yang

59

bersumber pada hal tersebut Selain empat pilar diatas dalam Undang-Undang RI

No 20 BAB II Pasal 3 Sistem Pendidikan Nasional pemerintah Indonesia

memandang perlu menjadikan peserta didik menjadi manusia yang bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab

sehingga perlu ditambah pilar kelima yaiturdquo learning to trust in Godrdquo

C Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan sebagai pembanding dan dapat digunakan untuk

meningkatkan kualitas penelitian adalah sebagai berikut

1 Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA melalui Pendekatan

Kontekstual Siswa Kelas VI Sekolah Tunas Mekar Bandar Lampung

20082009

1) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6 Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus 3 Pada

Siklus I nilai rata-rata siswa kelas 6A adalah 7179 Pada Siklus II nilai

rata-rata siswa kelas 6A adalah 7662 yang berarti meningkat 673 pada

kelas 6A dari nilai rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa

kelas 6A adalah 7832 yang berarti mengalami peningkatan sebesar 22

pada kelas 6A dari Siklus II atau mengalami peningkatan 901 pada

kelas 6Adari Siklus I pembelajarn IPA dengan Pembelajaran Kontekstual

Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang signifikan pada siklus I

pada kelas 6A hanya terdapat 14 atau 6087 siswa yang mencapai

ketuntasan sedangkan pada siklus III terdapat 23 siswa atau 100 siswa

60

yang mencapai ketuntasan yang berarti mengalami peningkatan sebesar

6429

2) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6B Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus III Pada

Siklus I nilai rata-rata 6B adalah 7222 Pada Siklus II nilai rata-rata siswa

kelas 6B adalah 7865 yang berarti meningkat 890 pada kelas 6B dari nilai

rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa 6B adalah 7946 yang

berarti mengalami peningkatan sebesar 103 dari Siklus II atau

mengalami peningkatan 1003 dari Siklus I pembelajarn IPA dengan

Pembelajaran Kontekstual Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang

signifikan pada siklus I pada kelas 6B hanya terdapat 14 atau 6087

siswa yang mencapai ketuntasan sedangkan pada siklus III masing-masing

terdapat 23 siswa atau 100 siswa yang mencapai ketuntasan yang berarti

mengalami peningkatan sebesar 6429

Berdasarkan penelitian tersebut ternyata prestasi belajar dapat ditingkatkan

melalui pendekatan pembelajaran CTL walaupun pada mata pelajaran IPA

Hal ini memungkinkan terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa

pembelajaran bahasa termasuk prestasi belajar menulis deskripsi

berbahasa Lampung

2 Jurnal Teknologi Pendidikan Unila Volume 04 No 03- Maret 2008 Penelitian

Nuraeni Erdawati dengan judul Penerapan Strategi Contextual Teaching and

Learning (CTL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) SD Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada

61

tiap siklus serta peningkatan aktivitas belajar siswa Pembelajaran

menerapkan pendekatan CTL dapat dijadikan sebagai alternatif penerapan

model pembelajaran IPS terutama pada materi peta tematik keragaman

kenampakan alam dan buatan

Merujuk hasil penelitian tersebut ternyata prestasi belajar IPS dapat

ditingkatkan melalui pendekatan pembelajaran CTL Hal ini memungkinkan

terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa pada pembelajaran bahasa

termasuk prestasi belajar menulis deskripsi berbahasa Lampung kelas V SDN

1 Sukarame Dua Bandar Lampung

Page 36: II. KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Menulis Deskripsi ...digilib.unila.ac.id/20091/3/BAB II.pdf · yang bertalian dengan usaha penulis untuk memberikan perincian dari ... Syarat-syarat

46

Pretasi belajar yang dimaksudkan peneliti adalah perolehan dari proses

pembelajaran yang mencakup ranah kognitif afektif dan psikomotorik mencapai

lebih besar atau sama dengan KKM pelajaran bahasa Lampung dari tujuan

pembelajaran yang diturunkan dari indikator kompetensi dasar dan standar

kompetensi yang diperoleh siswa melalui interaksi dengan lingkungan belajar

dan suatu kondisi pembelajaran materi menulis deskripsi yang dirancang guru

sebagai fasilitator

c Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal

Standar nasional Pendidikan (Depdiknas 2008 5) menyatakan bahwa Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) adalah kriteria tertentu yang digunakan untuk

menentukan kelulusan peserta didik KKM ditentukan oleh kelompok guru mata

pelajaran pada awal tahun pelajaran dan menjadi acuan bagi pendidik dan peserta

didik KKM setiap standar kompetensi merupakan rata-rata KKM kompetensi

dasar KKM setiap kompetensi dasar merupakan rata-rata KKM dari indikator

yang terdapat dalam kompetensi dasar tersebut Penentuan KKM didasarkan pada

tiga unsur

Pertama Tingkat kompleksitas Kesulitan kerumitan setiap indikator

kompetensi dasar dan standar kompetensi yang harus dicapai peserta didik Suatu

indikator dikatakan memliliki tingkat kompleksitas tinggi apabila dalam

pencapaiannya didukuoleh sekurang-kurangnya satu dari sejumlah kondisi sebagai

berikut

1) Guru yang memahami dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan

pada peserta didik

47

2) guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang

bervariasi

3) Guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang

diajarkan

4) Peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi

5) Peserta didik yang cakap terampil menerapkan monsep

6) Peserta didik yang cermat kreatif dan inovatif dalam penyelesaian tugas

pekerjaan

7) Waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena memiliki

tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi sehingga dalam proses

pembelajarannya memerlukan pengulangan latihan

8) Tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar peserta

didik dapat mencapai ketuntasan belajar

Kedua Kemampuan daya pendukung meliputi a Sarana dan prasarana

peendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dicapai peserta

didik seperti perpustakaan laboratorium dan alat bahan untuk proses

pembelajaran b Ketersediaan tenaga manajemen sekolah dan kepedulian

stakeholders sekolah

Ketiga Tingkat Kemampuan (intake) rata-rata peserta didik di sekolah yang

bersangkutan Penetapan intake di kelas V dapat didasarkan pada nilai prestasi

rata-rata siswa saat kenaikan kelas atau dikelas sebelumnya yaitu kelas IV

KKM mulok Bahasa Lampung kelas V sesuai yang telah ditetapkan dalam

Kurikulum Sekolah atau KTSP SDN 1 Sukarame Dua Bandar Lampung Tahun

48

Pelajaran 20092010 adalah 65 KKM ini akan dijadikan tolak ukur evaluasi

keberhasilan siswa belajar apakah siswa telah mencapai ketuntasan atau belum

baik secara individual maupun secara klasikal

B Teori Belajar Bahasa dan Pembelajaran

1 Hakikat Belajar Bahasa

Dalam teori belajar konstruktivistik dikemukakan bahwa pembelajaran sebagai

proses mengkonstruksi pengetahuan yang menghubungkan yang sudah ada

dengan yang dipelajari Seperti dijelaskan Paul Suparno dalam Sardiman (2006

175) belajar merupakan proses aktif dari subyek belajar untuk mengkonstuksi

makna sesuatu entah itu teks kegiatan dialog pengalaman fisik dan lain-lain

Belajar merupakan mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau

bahkan yang dipelajarinya dengan pengertian yang sudah di miliki sehingga

pengertiannya menjadi berkembang

Guru sebagai pemrakarsa harus memberi peluang yang optimal bagi siswa Niat

dan kendali belajar sepenuhnya ada pada siswa (Budiningsih 2005 59))

Sehingga guru tidak mentransfer pengetahuan yang dimiliki melainkan membantu

siswa membentuk pengetahuannya sendiri Menurut teori konstruktivisme prinsip

yang paling penting dalam psikologi pendidikan bahwa guru tidak hanya sekedar

memberikan pengetahuan kepada siswa Siswa harus membangun sendiri

pengetahuan di benaknya Guru dapat memberi kemudahan untuk proses ini

dengan memberi kesempatan siwa untuk menentukan atau menerapkan ide-ide

mereka sendiri dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan

strategi mereka sendiri Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa

49

siswa ke pemahaman yang lebih tinggi dengan catatan siswa sendiri yang harus

memanjat anak tangga tersebut (Nur 1998 8)

Cunstruktivism approach is a view that emphasizes the active role of learner in

building understanding and making sesnse of information (Woodfolk 2004 313)

Konstruktivisme belajar menekankan pada peran aktif si belajar (learner) dalam

membangun pemahaman dan memakai suatu informasi Konstruktivis

memfokuskan pada peran siswa secara individu untuk membangun struktur

kognitif mereka ketika menginterpretasikan pengalaman-pengalaman pada situasi

belajar tertentu

Lebih lanjut Bruner dalam Sagala (2005 218) menjelaskan inti dari belajar

adalah cara-cara bagaimana orang memilih mempertahankan dan

mentransformasi secara efektif Dalam proses belajar ada 3 fase yaitu (1)

Informasi dalam tiap pelajaran kita memperoleh informasi ada yang menambah

pengetahuan yang telah kita miliki ada yang memperluas dan memperdalamnya

ada pula yang bertentangan dengan apa yang telah kita ketahui sebelumnya (2)

Transformasi informasi harus dianalisis diubah atau ditransformasi ke dalam

bentuk yang lebih abstrak atau konseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal

yang lebih luas (3) Evaluasi kemudian kita nilai hingga pengetahuan yang

diperoleh itu dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain

Masih dalam yang sama Piaget seorang psikolog Swiss berpendapat bahwa

belajar mengandung makna sebagai perubahan stuktural yang saling melengkapai

antara asimilasi dan akomodasi dalam proses menyusun kembali dan mengubah

apa yang telah diketahui melalui belajar

50

Hal ini didukung pula oleh Gagne dalam Slameto (2003 122) menjelaskan

ldquoBelajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia

belajar bisa terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi

ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya

(peformance-nya) berubah dari waktu ke waktu dan berkeyakinan bahwa

belajar dipengaruhi faktor dari dalam diri dan dari luar dimana keduanya

berinteraksirdquo

Senada dengan tersebut Merrill dan Smorgansbord dalam Yulaelawati (2004

122) menyatakan bahwa

belajar merupakan proses pembangunan pengetahuan berdasarkan

pengalaman atau pengetahuan yang telah ada sebelumnya belajar

merupakan penafsiran seseorng tentang dunia Belajar merupakan proses

yang aktif dimana pengetahuan dikembangkan berdasarkan pengalaman

dan perundingan (negoisasi) makna melalui berbagai informasi atau

mencari kesepakatan dari berbagai pandangan melalui interaksi atau

kerjasama dengan orang lain Belajar perlu disituasikan dalam latar

(seting) yang nyata

Kemudian menurut Gredler dalam Dimyati (1999 72) belajar adalah proses

seseorang memperoleh berbagai kecakapan keterampilan dan sikap menurut

Winkel dalam yang sama belajar merupakan suatu aktivitas mental psikis yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman keterampilan dan nilai

sikap Perubahan ini bersifat relative konstan dan berbekas

Aktivitas belajar menurut Djamarah dalam Sagala (2005 216) bahwa belajar

adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar dan bertujuan dimana tujuan

dalam belajar terjadinya suatu perubahan dalam individu yaitu perubahan tingkah

laku Schuman penganut konstruktif dalam yang sama mengemukakan dengan

dasar pemikiran bahwa semua orang membangaun pandangannya terhadap dunia

51

melalui pengalaman individual atau skema konstruktif menekankan pada

menyiapkan peserta didik untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam

situasi yang tidak tentu atau ambigius

Pandangan yang mampu mengakomodasi sociocultural-revolution dalam buku

Teori Belajar dan Pembelajaran dalam Budiningsih (2005 123) Vigotsky

mengatakan bahwa jalan pikiran seseorang harus dimengerti dari latar sosial-

budayanya dan sejarahnya Artinya untuk memahami pikiran seseorang bukan

dengan cara menelusuri apa yang ada di otaknya dan pada kedalaman jiwanya

melainkan dari asal usul tindakan sadarnya dari interaksi sosial yang dilatari oleh

sejarah hidupnya Interaksi sosial berkaitan erat dengan aktivitas-aktivitas dan

bahasa yang dipergunakan Ditemukan adanya jaringan erat luas dan kompleks di

dalam dan di antara keluarga-keluarga

Jaringan tersebut berkembang atas dasar confianza yang membentuk kondisi

sosial sebagai tempat penyebaran dan pertukaran pengetahuan keterampilan dan

nilai-nilai sosial budaya anak memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui

interaksi sosial sehari-hari Pandangan teori ini menempatkan inter mental atau

lingkungan sosial sebagai faktor primer dan konstitutif terhadap pembentukan

pengetahuan serta perkembangan kognitif seseorang

Di samping itu Piaget dalam yang sama menyatakan bahwa belajar lebih banyak

ditentukan karena adanya karsa individu perkembangan kognitif merupakan suatu

proses genetik yaitu proses yang didasrkan atas mekanisme biologis dalam bentuk

perkembangan sistem syaraf makin bertambah umur seseorang makin

komplekslah susunan sel syarafnya dan makin meningkat pula kemampuannyardquo

52

Dari beberapa teori konstruktivisme di atas belajar adalah merupakan kegiatan

aktif dimana sibelajar membangaun sendiri pengetahuannya subyek belajar juga

mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari dan merupakan proses

bagaimana menjadi tahu tentang sesuatu proses belajar bukanlah memindahkan

pengetahuan dari guru ke siswa tetapi sesuatu kegiatan yang memungkinkan

siswa merekonstruksi sendiri pengetahuannya

Belajar merupakan usaha manusia dalam rangka merubah pola pikir dan tingkah

lakunya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman dan interaksi dengan

lingkungan sekitarnya sehingga terjadi perubahan keterampilan pemahaman

pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat permanen dan membekas diharapkan

dapat hidup mandiri karena untuk membangun suatu pengetahuan baru siswa

akan menyesuaikan informasi baru atau pengetahuan yang disampaikan dengan

pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki melalui berinteraksi sosial

dengan peserta didik lain atau guru dan sumber belajar

Selanjutnya dapat juga dirumuskan bahwa belajar merupakan usaha manusia

dalam rangka merubah pola pikir dan tingkahlakunya berdasarkan pengetahuan

pengalaman dan interaksi dengan lingkungan sekitarnya Dengan terjadinya

perubahan keterampilan pemahaman pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat

permanen dan membekas diharapkan dapat hidup mandiri tidak tergantung pada

orang lain

Belajar yang dimaksudkan penulis adalah belajar menulis deskripsi dalam bahasa

lampung siswa mengkonstruksi sendiri informasi yang akan disampaikan melalui

tulisannya setelah mengamati lingkungan sekitar

53

b Hakikat Pembelajaran Bahasa

Sagala (2005 176) menyatakan bahwa pembelajaran ialah membelajarkan siswa

menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu

utama keberhasilan pendidikan Pembelajaran menurut Corey (1998 91) adalah

suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk

memungkinkan ia turut serta dalam tingkahlaku tertentu dalam kondisi khusus

atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu pembelajaran merupakan

subset khusus dari pendidikan Menurut Burton dalam Sagala (2005 213)

pembelajaran adalah upaya memberikan stimulus bimbingan pengarahan dan

dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar

Vigotsky dalam Budiningsih (2005 103) menyatakan dalam kegiatan

pembelajaran hendaknya anak memperoleh kesempatan yang luas untuk

mengembangkan zona perkembangan proximalnya atau potensi melalui belajar

dan berkembang guru perlu menyediakan berbagai jenis dan tingkatan bantuan

(helps) cognitive scaffolding yang dapat memfasilitasi anak agar mereka dapat

memecahkan permasalahan yang dihadapinya Bantuan dapat dalam bentuk

contoh pedoman bimbingan orang lain atau teman yang lebih kompeten

Bentuk-bentuk pembelajaran kooperatif kolaboratif serta belajar kontekstual

sangat tepat digunakan

Zona perkembangan proksimal menurutnya perkembangan kemampuan seseorang

dapat dibedakan kedalam dua tingkat yaitu tingkat aktual dan potensial tingkat

perkembangan aktual tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan

tugas-tugas atau memecahkan berbagai masalah secara mandiri (intramental)

54

sedangkan potensial kemampuan kemampuan memecahkan masalah dan

menyelesaikan tugas-tugas ketika di bawah bimbingan orang dewasa atau ketika

berkolaborasi dengan teman sebaya yang lebih kompeten (intermental)

Berdasarkan beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan pembelajaran

merupakan pengorganisasian aktivitas siswa dalam arti peran guru bukan semata-

mata memberikan informasi melainkan juga mengarahkan memotivasi dan

memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the learning) agar proses

belajar lebih memadai Pembelajaran juga mengandung arti setiap kegiatan

dirancang untuk membantu dalam mempelajari sesuatu kemampuan atau nilai

Yuelawati E (2004 121) mengutip pepatah Cina bahwa membaca

mendengar dan melihat belum cukup dalam belajar pembelajaran yang

melibatkan peserta didik untuk mengalami dan membicarakan bahan

tertentu pada orang lain dapat lebih bermakna dalam belajar terlebih lagi

bila peserta didik mempunyai kesempatan untuk mengajarkan

pengetahuannya terhadap peserta didik lain yang bersumber

Keberhasilan pembelajaran Kerucut Dale disebutkan bahwa keberhasilam

peembelajaran adalah sebagai berikut

1) Apa yang kita baca 10

2) Apa yang kita dengar 20

3) Apa yang kita lihat 30

4) Apa yang kita dengar dan lihat 50

5) Apa yang kita bicarakan dengan orang lain 70

6) Apa yang kita alami sendiri 80

7) Apa yang kita ajarkan kepada orang lain 95

55

Pembelajaran bahasa yang dimaksud adalah pembelajaran tentang menulis

deskripsi bahasa Lampung kelas V SD pembelajaran ini dirancang menggunakan

pendekatan Pembelajaran CTL khususnya untuk meningkatkan aktivitas belajar

bahasa Lampung dan sebagai bentuk nyata pelaksanaan tugas guru dalam hal

kegiatan belajar di Sekolah Dasar tentunya kondisi belajar yang aktif dan

menyenangkan

Hakikat belajar bahasa Lampung yang dimaksudkan dalam penelitian ini guru

akan merancang pembelajaran menggunakan pendekatan komunikatif integratif

siswa diharapkan dapat mendeskripsikan apa yang diamatinya Proses

pembelajaran mengkondisikan siswa untuk melakukan pengamatan kemudian

menemukan hal yang diamati mengindentifikasikan menentukan lalu

mengungkapkan apa yang diamatinya dalam tulisan deskriptif sehingga proses

belajar berlangsung aktif dan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan

Dalam Standar Kelulusan BSNP 2006 sesuai Permen No 22 tahun 2005 Standar

Kompetensi Lulusan pendidikan dasar meliputi SD MISDLB Paket A dan SMP

MTs SMPLB bertujuan meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan kepribadian

akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

lebih lanjut

Adapun Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) SD

MISDLB Paket A selengkapnya adalah (a) Menjalankan ajaran agama yang

dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak (b) Mengenal kekurangan dan

kelebihan diri sendiri (c) Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku di

lingkungannya (d) Menghargai keberagaman agama budaya suku ras dan

56

golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya (e) Menggunakan informasi

tentang lingkungan sekitar secara logis kritis dan kreatif (f) Menunjukkan

kemampuan berfikir logis kritis dan kreatif dengan bimbingan guru pendidik (g)

Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya (h)

Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan

sehari-hari (i) Menunjukkan kemampuan menggali gejala alam dan sosial di

lingkungan sekitar (j) Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap

lingkungan (k) Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa negara

dan tanah air Indonesia (l) Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan

seni dan budaya lokal (m) Menunjukkan kebiasaan hidup bersih sehat bugar

aman dan memanfaatkan waktu luang (n) Berkomunikasi secara jelas dan santun

(0) Bekerja sama dengan kelompok tolong menolong dan menjaga diri sendiri

dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya (p) Menunjukkan kegemaran

membaca dan menulis (q) Menunjukkan keterampilan menyimak berbicara

membaca menulis dan berhitung

c Hakikat Pendidikan

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat Setiap manusia membutuhkan

pendidikan sampai kapan dan dimanapun ia berada Pendidikan sangat penting

artinya sebab tenpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan

terbelakang Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk

menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing disamping

memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik

57

Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 menyatakan pendidikan sebagai usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri kepribadian kecerdasan akhlak

mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan

negara

Menurut pragmatisme pendidikan merupakan suatu proses reorganisasi dan

rekonstruksi dari pengalaman-pengalaman individu Baik anak maupun orang

dewasa selalu belajar dari pengalamannya (Sadulloh 2003 125) Sedangkan

Suhasno et all (1991 3) menyatakan bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai

suatu proses pertumbuhan yang menyesuaikan dengan lingkungan Suatu

pengarahan dan bimbingan yang diberikan kepada anak dalam pertumbuhannya

Suatu usaha sadar untuk menciptakan suatu keadaan atau situasi tertentu yang

dikehendaki oleh masyarakat serta suatu pembentukan kepribadian kemampuan

anak dalam menuju kedewasaan

Lima pilar pendidikan sekarang dan masa depan yang dicanangkan oleh UNESCO

yang perlu dikembangkan oleh lembaga pendidikan formal yaitu (1) learning to

know (belajar untuk mengetahui) (2) learning to do (belajar untuk melakukan

sesuatu) dalam hal ini kita dituntut untuk terampil dalam melakukan sesuatu (3)

learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) (4) learning to live together

(belajar untuk menjalani kehidupan bersama) dan (5) learning to trust in God

(belajar untuk bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa)

58

Realisasi ldquolearning to knowrdquo dapat diterapkan dengan memposisikan guru sebagai

fasilitator Disamping itu guru dituntut untuk dapat berperan sebagai teman

sejawat dalam berdialog dengan siswa dalam mengembangkan penguasaan

pengetahuan maupun ilmu tertentu

Learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu) akan bisa berjalan jika di

sekolah memfasilitasi siswa untuk mengaktualisasi keterampilan yang dililikinya

serta bakat dan minatnya Walaupun bakat dan minat anak banyak dipengaruhi

unsur kerturunan namun tumbuh berkembangnya bakat dan minat tergantung

pada lingkungannya Keterampilan dapat digunakan untuk menopang kehidupan

seseorang bahkan keterampilan lebih dominan daripada penguasaan pengetahuan

dalam mendukung keberhasilan kehidupan seorang

Learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) erat hubungannya dengan bakat

dan minat perkembangan fisik dan kejiwaan tipologi pribadi anak serta kondisi

lingkungannya Bagi anak yang agresif proses perkembangan diri akan berjalan

bila diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi Sebaliknya bagi anak yang

pasif peran guru sebagai pengarah sekaligus fasilitator sangat dibutuhkan untuk

pengembangan diri siswa secara maksimal

Kebiasaan hidup bersama saling menghargai terbuka memberi dan memenerima

(take and give) perlu ditumbuhkembangkan Kondisi seperti ini memungkinkan

terjadinya proses ldquolearning to live togetherrdquo (belajar untuk menjalani kehidupan

bersama) Penerapan pilar keempat ini dirasakan makin penting dalam era

globalisasi era persaingan global Perlu pemupukan sikap saling pengertian antar

ras suku dan agama agar tidak menimbulkan berbagai pertentangan yang

59

bersumber pada hal tersebut Selain empat pilar diatas dalam Undang-Undang RI

No 20 BAB II Pasal 3 Sistem Pendidikan Nasional pemerintah Indonesia

memandang perlu menjadikan peserta didik menjadi manusia yang bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab

sehingga perlu ditambah pilar kelima yaiturdquo learning to trust in Godrdquo

C Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan sebagai pembanding dan dapat digunakan untuk

meningkatkan kualitas penelitian adalah sebagai berikut

1 Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA melalui Pendekatan

Kontekstual Siswa Kelas VI Sekolah Tunas Mekar Bandar Lampung

20082009

1) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6 Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus 3 Pada

Siklus I nilai rata-rata siswa kelas 6A adalah 7179 Pada Siklus II nilai

rata-rata siswa kelas 6A adalah 7662 yang berarti meningkat 673 pada

kelas 6A dari nilai rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa

kelas 6A adalah 7832 yang berarti mengalami peningkatan sebesar 22

pada kelas 6A dari Siklus II atau mengalami peningkatan 901 pada

kelas 6Adari Siklus I pembelajarn IPA dengan Pembelajaran Kontekstual

Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang signifikan pada siklus I

pada kelas 6A hanya terdapat 14 atau 6087 siswa yang mencapai

ketuntasan sedangkan pada siklus III terdapat 23 siswa atau 100 siswa

60

yang mencapai ketuntasan yang berarti mengalami peningkatan sebesar

6429

2) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6B Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus III Pada

Siklus I nilai rata-rata 6B adalah 7222 Pada Siklus II nilai rata-rata siswa

kelas 6B adalah 7865 yang berarti meningkat 890 pada kelas 6B dari nilai

rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa 6B adalah 7946 yang

berarti mengalami peningkatan sebesar 103 dari Siklus II atau

mengalami peningkatan 1003 dari Siklus I pembelajarn IPA dengan

Pembelajaran Kontekstual Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang

signifikan pada siklus I pada kelas 6B hanya terdapat 14 atau 6087

siswa yang mencapai ketuntasan sedangkan pada siklus III masing-masing

terdapat 23 siswa atau 100 siswa yang mencapai ketuntasan yang berarti

mengalami peningkatan sebesar 6429

Berdasarkan penelitian tersebut ternyata prestasi belajar dapat ditingkatkan

melalui pendekatan pembelajaran CTL walaupun pada mata pelajaran IPA

Hal ini memungkinkan terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa

pembelajaran bahasa termasuk prestasi belajar menulis deskripsi

berbahasa Lampung

2 Jurnal Teknologi Pendidikan Unila Volume 04 No 03- Maret 2008 Penelitian

Nuraeni Erdawati dengan judul Penerapan Strategi Contextual Teaching and

Learning (CTL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) SD Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada

61

tiap siklus serta peningkatan aktivitas belajar siswa Pembelajaran

menerapkan pendekatan CTL dapat dijadikan sebagai alternatif penerapan

model pembelajaran IPS terutama pada materi peta tematik keragaman

kenampakan alam dan buatan

Merujuk hasil penelitian tersebut ternyata prestasi belajar IPS dapat

ditingkatkan melalui pendekatan pembelajaran CTL Hal ini memungkinkan

terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa pada pembelajaran bahasa

termasuk prestasi belajar menulis deskripsi berbahasa Lampung kelas V SDN

1 Sukarame Dua Bandar Lampung

Page 37: II. KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Menulis Deskripsi ...digilib.unila.ac.id/20091/3/BAB II.pdf · yang bertalian dengan usaha penulis untuk memberikan perincian dari ... Syarat-syarat

47

2) guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang

bervariasi

3) Guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang

diajarkan

4) Peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi

5) Peserta didik yang cakap terampil menerapkan monsep

6) Peserta didik yang cermat kreatif dan inovatif dalam penyelesaian tugas

pekerjaan

7) Waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena memiliki

tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi sehingga dalam proses

pembelajarannya memerlukan pengulangan latihan

8) Tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar peserta

didik dapat mencapai ketuntasan belajar

Kedua Kemampuan daya pendukung meliputi a Sarana dan prasarana

peendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dicapai peserta

didik seperti perpustakaan laboratorium dan alat bahan untuk proses

pembelajaran b Ketersediaan tenaga manajemen sekolah dan kepedulian

stakeholders sekolah

Ketiga Tingkat Kemampuan (intake) rata-rata peserta didik di sekolah yang

bersangkutan Penetapan intake di kelas V dapat didasarkan pada nilai prestasi

rata-rata siswa saat kenaikan kelas atau dikelas sebelumnya yaitu kelas IV

KKM mulok Bahasa Lampung kelas V sesuai yang telah ditetapkan dalam

Kurikulum Sekolah atau KTSP SDN 1 Sukarame Dua Bandar Lampung Tahun

48

Pelajaran 20092010 adalah 65 KKM ini akan dijadikan tolak ukur evaluasi

keberhasilan siswa belajar apakah siswa telah mencapai ketuntasan atau belum

baik secara individual maupun secara klasikal

B Teori Belajar Bahasa dan Pembelajaran

1 Hakikat Belajar Bahasa

Dalam teori belajar konstruktivistik dikemukakan bahwa pembelajaran sebagai

proses mengkonstruksi pengetahuan yang menghubungkan yang sudah ada

dengan yang dipelajari Seperti dijelaskan Paul Suparno dalam Sardiman (2006

175) belajar merupakan proses aktif dari subyek belajar untuk mengkonstuksi

makna sesuatu entah itu teks kegiatan dialog pengalaman fisik dan lain-lain

Belajar merupakan mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau

bahkan yang dipelajarinya dengan pengertian yang sudah di miliki sehingga

pengertiannya menjadi berkembang

Guru sebagai pemrakarsa harus memberi peluang yang optimal bagi siswa Niat

dan kendali belajar sepenuhnya ada pada siswa (Budiningsih 2005 59))

Sehingga guru tidak mentransfer pengetahuan yang dimiliki melainkan membantu

siswa membentuk pengetahuannya sendiri Menurut teori konstruktivisme prinsip

yang paling penting dalam psikologi pendidikan bahwa guru tidak hanya sekedar

memberikan pengetahuan kepada siswa Siswa harus membangun sendiri

pengetahuan di benaknya Guru dapat memberi kemudahan untuk proses ini

dengan memberi kesempatan siwa untuk menentukan atau menerapkan ide-ide

mereka sendiri dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan

strategi mereka sendiri Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa

49

siswa ke pemahaman yang lebih tinggi dengan catatan siswa sendiri yang harus

memanjat anak tangga tersebut (Nur 1998 8)

Cunstruktivism approach is a view that emphasizes the active role of learner in

building understanding and making sesnse of information (Woodfolk 2004 313)

Konstruktivisme belajar menekankan pada peran aktif si belajar (learner) dalam

membangun pemahaman dan memakai suatu informasi Konstruktivis

memfokuskan pada peran siswa secara individu untuk membangun struktur

kognitif mereka ketika menginterpretasikan pengalaman-pengalaman pada situasi

belajar tertentu

Lebih lanjut Bruner dalam Sagala (2005 218) menjelaskan inti dari belajar

adalah cara-cara bagaimana orang memilih mempertahankan dan

mentransformasi secara efektif Dalam proses belajar ada 3 fase yaitu (1)

Informasi dalam tiap pelajaran kita memperoleh informasi ada yang menambah

pengetahuan yang telah kita miliki ada yang memperluas dan memperdalamnya

ada pula yang bertentangan dengan apa yang telah kita ketahui sebelumnya (2)

Transformasi informasi harus dianalisis diubah atau ditransformasi ke dalam

bentuk yang lebih abstrak atau konseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal

yang lebih luas (3) Evaluasi kemudian kita nilai hingga pengetahuan yang

diperoleh itu dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain

Masih dalam yang sama Piaget seorang psikolog Swiss berpendapat bahwa

belajar mengandung makna sebagai perubahan stuktural yang saling melengkapai

antara asimilasi dan akomodasi dalam proses menyusun kembali dan mengubah

apa yang telah diketahui melalui belajar

50

Hal ini didukung pula oleh Gagne dalam Slameto (2003 122) menjelaskan

ldquoBelajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia

belajar bisa terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi

ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya

(peformance-nya) berubah dari waktu ke waktu dan berkeyakinan bahwa

belajar dipengaruhi faktor dari dalam diri dan dari luar dimana keduanya

berinteraksirdquo

Senada dengan tersebut Merrill dan Smorgansbord dalam Yulaelawati (2004

122) menyatakan bahwa

belajar merupakan proses pembangunan pengetahuan berdasarkan

pengalaman atau pengetahuan yang telah ada sebelumnya belajar

merupakan penafsiran seseorng tentang dunia Belajar merupakan proses

yang aktif dimana pengetahuan dikembangkan berdasarkan pengalaman

dan perundingan (negoisasi) makna melalui berbagai informasi atau

mencari kesepakatan dari berbagai pandangan melalui interaksi atau

kerjasama dengan orang lain Belajar perlu disituasikan dalam latar

(seting) yang nyata

Kemudian menurut Gredler dalam Dimyati (1999 72) belajar adalah proses

seseorang memperoleh berbagai kecakapan keterampilan dan sikap menurut

Winkel dalam yang sama belajar merupakan suatu aktivitas mental psikis yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman keterampilan dan nilai

sikap Perubahan ini bersifat relative konstan dan berbekas

Aktivitas belajar menurut Djamarah dalam Sagala (2005 216) bahwa belajar

adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar dan bertujuan dimana tujuan

dalam belajar terjadinya suatu perubahan dalam individu yaitu perubahan tingkah

laku Schuman penganut konstruktif dalam yang sama mengemukakan dengan

dasar pemikiran bahwa semua orang membangaun pandangannya terhadap dunia

51

melalui pengalaman individual atau skema konstruktif menekankan pada

menyiapkan peserta didik untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam

situasi yang tidak tentu atau ambigius

Pandangan yang mampu mengakomodasi sociocultural-revolution dalam buku

Teori Belajar dan Pembelajaran dalam Budiningsih (2005 123) Vigotsky

mengatakan bahwa jalan pikiran seseorang harus dimengerti dari latar sosial-

budayanya dan sejarahnya Artinya untuk memahami pikiran seseorang bukan

dengan cara menelusuri apa yang ada di otaknya dan pada kedalaman jiwanya

melainkan dari asal usul tindakan sadarnya dari interaksi sosial yang dilatari oleh

sejarah hidupnya Interaksi sosial berkaitan erat dengan aktivitas-aktivitas dan

bahasa yang dipergunakan Ditemukan adanya jaringan erat luas dan kompleks di

dalam dan di antara keluarga-keluarga

Jaringan tersebut berkembang atas dasar confianza yang membentuk kondisi

sosial sebagai tempat penyebaran dan pertukaran pengetahuan keterampilan dan

nilai-nilai sosial budaya anak memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui

interaksi sosial sehari-hari Pandangan teori ini menempatkan inter mental atau

lingkungan sosial sebagai faktor primer dan konstitutif terhadap pembentukan

pengetahuan serta perkembangan kognitif seseorang

Di samping itu Piaget dalam yang sama menyatakan bahwa belajar lebih banyak

ditentukan karena adanya karsa individu perkembangan kognitif merupakan suatu

proses genetik yaitu proses yang didasrkan atas mekanisme biologis dalam bentuk

perkembangan sistem syaraf makin bertambah umur seseorang makin

komplekslah susunan sel syarafnya dan makin meningkat pula kemampuannyardquo

52

Dari beberapa teori konstruktivisme di atas belajar adalah merupakan kegiatan

aktif dimana sibelajar membangaun sendiri pengetahuannya subyek belajar juga

mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari dan merupakan proses

bagaimana menjadi tahu tentang sesuatu proses belajar bukanlah memindahkan

pengetahuan dari guru ke siswa tetapi sesuatu kegiatan yang memungkinkan

siswa merekonstruksi sendiri pengetahuannya

Belajar merupakan usaha manusia dalam rangka merubah pola pikir dan tingkah

lakunya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman dan interaksi dengan

lingkungan sekitarnya sehingga terjadi perubahan keterampilan pemahaman

pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat permanen dan membekas diharapkan

dapat hidup mandiri karena untuk membangun suatu pengetahuan baru siswa

akan menyesuaikan informasi baru atau pengetahuan yang disampaikan dengan

pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki melalui berinteraksi sosial

dengan peserta didik lain atau guru dan sumber belajar

Selanjutnya dapat juga dirumuskan bahwa belajar merupakan usaha manusia

dalam rangka merubah pola pikir dan tingkahlakunya berdasarkan pengetahuan

pengalaman dan interaksi dengan lingkungan sekitarnya Dengan terjadinya

perubahan keterampilan pemahaman pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat

permanen dan membekas diharapkan dapat hidup mandiri tidak tergantung pada

orang lain

Belajar yang dimaksudkan penulis adalah belajar menulis deskripsi dalam bahasa

lampung siswa mengkonstruksi sendiri informasi yang akan disampaikan melalui

tulisannya setelah mengamati lingkungan sekitar

53

b Hakikat Pembelajaran Bahasa

Sagala (2005 176) menyatakan bahwa pembelajaran ialah membelajarkan siswa

menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu

utama keberhasilan pendidikan Pembelajaran menurut Corey (1998 91) adalah

suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk

memungkinkan ia turut serta dalam tingkahlaku tertentu dalam kondisi khusus

atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu pembelajaran merupakan

subset khusus dari pendidikan Menurut Burton dalam Sagala (2005 213)

pembelajaran adalah upaya memberikan stimulus bimbingan pengarahan dan

dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar

Vigotsky dalam Budiningsih (2005 103) menyatakan dalam kegiatan

pembelajaran hendaknya anak memperoleh kesempatan yang luas untuk

mengembangkan zona perkembangan proximalnya atau potensi melalui belajar

dan berkembang guru perlu menyediakan berbagai jenis dan tingkatan bantuan

(helps) cognitive scaffolding yang dapat memfasilitasi anak agar mereka dapat

memecahkan permasalahan yang dihadapinya Bantuan dapat dalam bentuk

contoh pedoman bimbingan orang lain atau teman yang lebih kompeten

Bentuk-bentuk pembelajaran kooperatif kolaboratif serta belajar kontekstual

sangat tepat digunakan

Zona perkembangan proksimal menurutnya perkembangan kemampuan seseorang

dapat dibedakan kedalam dua tingkat yaitu tingkat aktual dan potensial tingkat

perkembangan aktual tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan

tugas-tugas atau memecahkan berbagai masalah secara mandiri (intramental)

54

sedangkan potensial kemampuan kemampuan memecahkan masalah dan

menyelesaikan tugas-tugas ketika di bawah bimbingan orang dewasa atau ketika

berkolaborasi dengan teman sebaya yang lebih kompeten (intermental)

Berdasarkan beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan pembelajaran

merupakan pengorganisasian aktivitas siswa dalam arti peran guru bukan semata-

mata memberikan informasi melainkan juga mengarahkan memotivasi dan

memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the learning) agar proses

belajar lebih memadai Pembelajaran juga mengandung arti setiap kegiatan

dirancang untuk membantu dalam mempelajari sesuatu kemampuan atau nilai

Yuelawati E (2004 121) mengutip pepatah Cina bahwa membaca

mendengar dan melihat belum cukup dalam belajar pembelajaran yang

melibatkan peserta didik untuk mengalami dan membicarakan bahan

tertentu pada orang lain dapat lebih bermakna dalam belajar terlebih lagi

bila peserta didik mempunyai kesempatan untuk mengajarkan

pengetahuannya terhadap peserta didik lain yang bersumber

Keberhasilan pembelajaran Kerucut Dale disebutkan bahwa keberhasilam

peembelajaran adalah sebagai berikut

1) Apa yang kita baca 10

2) Apa yang kita dengar 20

3) Apa yang kita lihat 30

4) Apa yang kita dengar dan lihat 50

5) Apa yang kita bicarakan dengan orang lain 70

6) Apa yang kita alami sendiri 80

7) Apa yang kita ajarkan kepada orang lain 95

55

Pembelajaran bahasa yang dimaksud adalah pembelajaran tentang menulis

deskripsi bahasa Lampung kelas V SD pembelajaran ini dirancang menggunakan

pendekatan Pembelajaran CTL khususnya untuk meningkatkan aktivitas belajar

bahasa Lampung dan sebagai bentuk nyata pelaksanaan tugas guru dalam hal

kegiatan belajar di Sekolah Dasar tentunya kondisi belajar yang aktif dan

menyenangkan

Hakikat belajar bahasa Lampung yang dimaksudkan dalam penelitian ini guru

akan merancang pembelajaran menggunakan pendekatan komunikatif integratif

siswa diharapkan dapat mendeskripsikan apa yang diamatinya Proses

pembelajaran mengkondisikan siswa untuk melakukan pengamatan kemudian

menemukan hal yang diamati mengindentifikasikan menentukan lalu

mengungkapkan apa yang diamatinya dalam tulisan deskriptif sehingga proses

belajar berlangsung aktif dan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan

Dalam Standar Kelulusan BSNP 2006 sesuai Permen No 22 tahun 2005 Standar

Kompetensi Lulusan pendidikan dasar meliputi SD MISDLB Paket A dan SMP

MTs SMPLB bertujuan meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan kepribadian

akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

lebih lanjut

Adapun Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) SD

MISDLB Paket A selengkapnya adalah (a) Menjalankan ajaran agama yang

dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak (b) Mengenal kekurangan dan

kelebihan diri sendiri (c) Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku di

lingkungannya (d) Menghargai keberagaman agama budaya suku ras dan

56

golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya (e) Menggunakan informasi

tentang lingkungan sekitar secara logis kritis dan kreatif (f) Menunjukkan

kemampuan berfikir logis kritis dan kreatif dengan bimbingan guru pendidik (g)

Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya (h)

Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan

sehari-hari (i) Menunjukkan kemampuan menggali gejala alam dan sosial di

lingkungan sekitar (j) Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap

lingkungan (k) Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa negara

dan tanah air Indonesia (l) Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan

seni dan budaya lokal (m) Menunjukkan kebiasaan hidup bersih sehat bugar

aman dan memanfaatkan waktu luang (n) Berkomunikasi secara jelas dan santun

(0) Bekerja sama dengan kelompok tolong menolong dan menjaga diri sendiri

dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya (p) Menunjukkan kegemaran

membaca dan menulis (q) Menunjukkan keterampilan menyimak berbicara

membaca menulis dan berhitung

c Hakikat Pendidikan

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat Setiap manusia membutuhkan

pendidikan sampai kapan dan dimanapun ia berada Pendidikan sangat penting

artinya sebab tenpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan

terbelakang Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk

menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing disamping

memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik

57

Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 menyatakan pendidikan sebagai usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri kepribadian kecerdasan akhlak

mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan

negara

Menurut pragmatisme pendidikan merupakan suatu proses reorganisasi dan

rekonstruksi dari pengalaman-pengalaman individu Baik anak maupun orang

dewasa selalu belajar dari pengalamannya (Sadulloh 2003 125) Sedangkan

Suhasno et all (1991 3) menyatakan bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai

suatu proses pertumbuhan yang menyesuaikan dengan lingkungan Suatu

pengarahan dan bimbingan yang diberikan kepada anak dalam pertumbuhannya

Suatu usaha sadar untuk menciptakan suatu keadaan atau situasi tertentu yang

dikehendaki oleh masyarakat serta suatu pembentukan kepribadian kemampuan

anak dalam menuju kedewasaan

Lima pilar pendidikan sekarang dan masa depan yang dicanangkan oleh UNESCO

yang perlu dikembangkan oleh lembaga pendidikan formal yaitu (1) learning to

know (belajar untuk mengetahui) (2) learning to do (belajar untuk melakukan

sesuatu) dalam hal ini kita dituntut untuk terampil dalam melakukan sesuatu (3)

learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) (4) learning to live together

(belajar untuk menjalani kehidupan bersama) dan (5) learning to trust in God

(belajar untuk bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa)

58

Realisasi ldquolearning to knowrdquo dapat diterapkan dengan memposisikan guru sebagai

fasilitator Disamping itu guru dituntut untuk dapat berperan sebagai teman

sejawat dalam berdialog dengan siswa dalam mengembangkan penguasaan

pengetahuan maupun ilmu tertentu

Learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu) akan bisa berjalan jika di

sekolah memfasilitasi siswa untuk mengaktualisasi keterampilan yang dililikinya

serta bakat dan minatnya Walaupun bakat dan minat anak banyak dipengaruhi

unsur kerturunan namun tumbuh berkembangnya bakat dan minat tergantung

pada lingkungannya Keterampilan dapat digunakan untuk menopang kehidupan

seseorang bahkan keterampilan lebih dominan daripada penguasaan pengetahuan

dalam mendukung keberhasilan kehidupan seorang

Learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) erat hubungannya dengan bakat

dan minat perkembangan fisik dan kejiwaan tipologi pribadi anak serta kondisi

lingkungannya Bagi anak yang agresif proses perkembangan diri akan berjalan

bila diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi Sebaliknya bagi anak yang

pasif peran guru sebagai pengarah sekaligus fasilitator sangat dibutuhkan untuk

pengembangan diri siswa secara maksimal

Kebiasaan hidup bersama saling menghargai terbuka memberi dan memenerima

(take and give) perlu ditumbuhkembangkan Kondisi seperti ini memungkinkan

terjadinya proses ldquolearning to live togetherrdquo (belajar untuk menjalani kehidupan

bersama) Penerapan pilar keempat ini dirasakan makin penting dalam era

globalisasi era persaingan global Perlu pemupukan sikap saling pengertian antar

ras suku dan agama agar tidak menimbulkan berbagai pertentangan yang

59

bersumber pada hal tersebut Selain empat pilar diatas dalam Undang-Undang RI

No 20 BAB II Pasal 3 Sistem Pendidikan Nasional pemerintah Indonesia

memandang perlu menjadikan peserta didik menjadi manusia yang bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab

sehingga perlu ditambah pilar kelima yaiturdquo learning to trust in Godrdquo

C Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan sebagai pembanding dan dapat digunakan untuk

meningkatkan kualitas penelitian adalah sebagai berikut

1 Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA melalui Pendekatan

Kontekstual Siswa Kelas VI Sekolah Tunas Mekar Bandar Lampung

20082009

1) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6 Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus 3 Pada

Siklus I nilai rata-rata siswa kelas 6A adalah 7179 Pada Siklus II nilai

rata-rata siswa kelas 6A adalah 7662 yang berarti meningkat 673 pada

kelas 6A dari nilai rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa

kelas 6A adalah 7832 yang berarti mengalami peningkatan sebesar 22

pada kelas 6A dari Siklus II atau mengalami peningkatan 901 pada

kelas 6Adari Siklus I pembelajarn IPA dengan Pembelajaran Kontekstual

Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang signifikan pada siklus I

pada kelas 6A hanya terdapat 14 atau 6087 siswa yang mencapai

ketuntasan sedangkan pada siklus III terdapat 23 siswa atau 100 siswa

60

yang mencapai ketuntasan yang berarti mengalami peningkatan sebesar

6429

2) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6B Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus III Pada

Siklus I nilai rata-rata 6B adalah 7222 Pada Siklus II nilai rata-rata siswa

kelas 6B adalah 7865 yang berarti meningkat 890 pada kelas 6B dari nilai

rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa 6B adalah 7946 yang

berarti mengalami peningkatan sebesar 103 dari Siklus II atau

mengalami peningkatan 1003 dari Siklus I pembelajarn IPA dengan

Pembelajaran Kontekstual Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang

signifikan pada siklus I pada kelas 6B hanya terdapat 14 atau 6087

siswa yang mencapai ketuntasan sedangkan pada siklus III masing-masing

terdapat 23 siswa atau 100 siswa yang mencapai ketuntasan yang berarti

mengalami peningkatan sebesar 6429

Berdasarkan penelitian tersebut ternyata prestasi belajar dapat ditingkatkan

melalui pendekatan pembelajaran CTL walaupun pada mata pelajaran IPA

Hal ini memungkinkan terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa

pembelajaran bahasa termasuk prestasi belajar menulis deskripsi

berbahasa Lampung

2 Jurnal Teknologi Pendidikan Unila Volume 04 No 03- Maret 2008 Penelitian

Nuraeni Erdawati dengan judul Penerapan Strategi Contextual Teaching and

Learning (CTL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) SD Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada

61

tiap siklus serta peningkatan aktivitas belajar siswa Pembelajaran

menerapkan pendekatan CTL dapat dijadikan sebagai alternatif penerapan

model pembelajaran IPS terutama pada materi peta tematik keragaman

kenampakan alam dan buatan

Merujuk hasil penelitian tersebut ternyata prestasi belajar IPS dapat

ditingkatkan melalui pendekatan pembelajaran CTL Hal ini memungkinkan

terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa pada pembelajaran bahasa

termasuk prestasi belajar menulis deskripsi berbahasa Lampung kelas V SDN

1 Sukarame Dua Bandar Lampung

Page 38: II. KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Menulis Deskripsi ...digilib.unila.ac.id/20091/3/BAB II.pdf · yang bertalian dengan usaha penulis untuk memberikan perincian dari ... Syarat-syarat

48

Pelajaran 20092010 adalah 65 KKM ini akan dijadikan tolak ukur evaluasi

keberhasilan siswa belajar apakah siswa telah mencapai ketuntasan atau belum

baik secara individual maupun secara klasikal

B Teori Belajar Bahasa dan Pembelajaran

1 Hakikat Belajar Bahasa

Dalam teori belajar konstruktivistik dikemukakan bahwa pembelajaran sebagai

proses mengkonstruksi pengetahuan yang menghubungkan yang sudah ada

dengan yang dipelajari Seperti dijelaskan Paul Suparno dalam Sardiman (2006

175) belajar merupakan proses aktif dari subyek belajar untuk mengkonstuksi

makna sesuatu entah itu teks kegiatan dialog pengalaman fisik dan lain-lain

Belajar merupakan mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau

bahkan yang dipelajarinya dengan pengertian yang sudah di miliki sehingga

pengertiannya menjadi berkembang

Guru sebagai pemrakarsa harus memberi peluang yang optimal bagi siswa Niat

dan kendali belajar sepenuhnya ada pada siswa (Budiningsih 2005 59))

Sehingga guru tidak mentransfer pengetahuan yang dimiliki melainkan membantu

siswa membentuk pengetahuannya sendiri Menurut teori konstruktivisme prinsip

yang paling penting dalam psikologi pendidikan bahwa guru tidak hanya sekedar

memberikan pengetahuan kepada siswa Siswa harus membangun sendiri

pengetahuan di benaknya Guru dapat memberi kemudahan untuk proses ini

dengan memberi kesempatan siwa untuk menentukan atau menerapkan ide-ide

mereka sendiri dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan

strategi mereka sendiri Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa

49

siswa ke pemahaman yang lebih tinggi dengan catatan siswa sendiri yang harus

memanjat anak tangga tersebut (Nur 1998 8)

Cunstruktivism approach is a view that emphasizes the active role of learner in

building understanding and making sesnse of information (Woodfolk 2004 313)

Konstruktivisme belajar menekankan pada peran aktif si belajar (learner) dalam

membangun pemahaman dan memakai suatu informasi Konstruktivis

memfokuskan pada peran siswa secara individu untuk membangun struktur

kognitif mereka ketika menginterpretasikan pengalaman-pengalaman pada situasi

belajar tertentu

Lebih lanjut Bruner dalam Sagala (2005 218) menjelaskan inti dari belajar

adalah cara-cara bagaimana orang memilih mempertahankan dan

mentransformasi secara efektif Dalam proses belajar ada 3 fase yaitu (1)

Informasi dalam tiap pelajaran kita memperoleh informasi ada yang menambah

pengetahuan yang telah kita miliki ada yang memperluas dan memperdalamnya

ada pula yang bertentangan dengan apa yang telah kita ketahui sebelumnya (2)

Transformasi informasi harus dianalisis diubah atau ditransformasi ke dalam

bentuk yang lebih abstrak atau konseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal

yang lebih luas (3) Evaluasi kemudian kita nilai hingga pengetahuan yang

diperoleh itu dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain

Masih dalam yang sama Piaget seorang psikolog Swiss berpendapat bahwa

belajar mengandung makna sebagai perubahan stuktural yang saling melengkapai

antara asimilasi dan akomodasi dalam proses menyusun kembali dan mengubah

apa yang telah diketahui melalui belajar

50

Hal ini didukung pula oleh Gagne dalam Slameto (2003 122) menjelaskan

ldquoBelajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia

belajar bisa terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi

ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya

(peformance-nya) berubah dari waktu ke waktu dan berkeyakinan bahwa

belajar dipengaruhi faktor dari dalam diri dan dari luar dimana keduanya

berinteraksirdquo

Senada dengan tersebut Merrill dan Smorgansbord dalam Yulaelawati (2004

122) menyatakan bahwa

belajar merupakan proses pembangunan pengetahuan berdasarkan

pengalaman atau pengetahuan yang telah ada sebelumnya belajar

merupakan penafsiran seseorng tentang dunia Belajar merupakan proses

yang aktif dimana pengetahuan dikembangkan berdasarkan pengalaman

dan perundingan (negoisasi) makna melalui berbagai informasi atau

mencari kesepakatan dari berbagai pandangan melalui interaksi atau

kerjasama dengan orang lain Belajar perlu disituasikan dalam latar

(seting) yang nyata

Kemudian menurut Gredler dalam Dimyati (1999 72) belajar adalah proses

seseorang memperoleh berbagai kecakapan keterampilan dan sikap menurut

Winkel dalam yang sama belajar merupakan suatu aktivitas mental psikis yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman keterampilan dan nilai

sikap Perubahan ini bersifat relative konstan dan berbekas

Aktivitas belajar menurut Djamarah dalam Sagala (2005 216) bahwa belajar

adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar dan bertujuan dimana tujuan

dalam belajar terjadinya suatu perubahan dalam individu yaitu perubahan tingkah

laku Schuman penganut konstruktif dalam yang sama mengemukakan dengan

dasar pemikiran bahwa semua orang membangaun pandangannya terhadap dunia

51

melalui pengalaman individual atau skema konstruktif menekankan pada

menyiapkan peserta didik untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam

situasi yang tidak tentu atau ambigius

Pandangan yang mampu mengakomodasi sociocultural-revolution dalam buku

Teori Belajar dan Pembelajaran dalam Budiningsih (2005 123) Vigotsky

mengatakan bahwa jalan pikiran seseorang harus dimengerti dari latar sosial-

budayanya dan sejarahnya Artinya untuk memahami pikiran seseorang bukan

dengan cara menelusuri apa yang ada di otaknya dan pada kedalaman jiwanya

melainkan dari asal usul tindakan sadarnya dari interaksi sosial yang dilatari oleh

sejarah hidupnya Interaksi sosial berkaitan erat dengan aktivitas-aktivitas dan

bahasa yang dipergunakan Ditemukan adanya jaringan erat luas dan kompleks di

dalam dan di antara keluarga-keluarga

Jaringan tersebut berkembang atas dasar confianza yang membentuk kondisi

sosial sebagai tempat penyebaran dan pertukaran pengetahuan keterampilan dan

nilai-nilai sosial budaya anak memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui

interaksi sosial sehari-hari Pandangan teori ini menempatkan inter mental atau

lingkungan sosial sebagai faktor primer dan konstitutif terhadap pembentukan

pengetahuan serta perkembangan kognitif seseorang

Di samping itu Piaget dalam yang sama menyatakan bahwa belajar lebih banyak

ditentukan karena adanya karsa individu perkembangan kognitif merupakan suatu

proses genetik yaitu proses yang didasrkan atas mekanisme biologis dalam bentuk

perkembangan sistem syaraf makin bertambah umur seseorang makin

komplekslah susunan sel syarafnya dan makin meningkat pula kemampuannyardquo

52

Dari beberapa teori konstruktivisme di atas belajar adalah merupakan kegiatan

aktif dimana sibelajar membangaun sendiri pengetahuannya subyek belajar juga

mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari dan merupakan proses

bagaimana menjadi tahu tentang sesuatu proses belajar bukanlah memindahkan

pengetahuan dari guru ke siswa tetapi sesuatu kegiatan yang memungkinkan

siswa merekonstruksi sendiri pengetahuannya

Belajar merupakan usaha manusia dalam rangka merubah pola pikir dan tingkah

lakunya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman dan interaksi dengan

lingkungan sekitarnya sehingga terjadi perubahan keterampilan pemahaman

pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat permanen dan membekas diharapkan

dapat hidup mandiri karena untuk membangun suatu pengetahuan baru siswa

akan menyesuaikan informasi baru atau pengetahuan yang disampaikan dengan

pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki melalui berinteraksi sosial

dengan peserta didik lain atau guru dan sumber belajar

Selanjutnya dapat juga dirumuskan bahwa belajar merupakan usaha manusia

dalam rangka merubah pola pikir dan tingkahlakunya berdasarkan pengetahuan

pengalaman dan interaksi dengan lingkungan sekitarnya Dengan terjadinya

perubahan keterampilan pemahaman pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat

permanen dan membekas diharapkan dapat hidup mandiri tidak tergantung pada

orang lain

Belajar yang dimaksudkan penulis adalah belajar menulis deskripsi dalam bahasa

lampung siswa mengkonstruksi sendiri informasi yang akan disampaikan melalui

tulisannya setelah mengamati lingkungan sekitar

53

b Hakikat Pembelajaran Bahasa

Sagala (2005 176) menyatakan bahwa pembelajaran ialah membelajarkan siswa

menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu

utama keberhasilan pendidikan Pembelajaran menurut Corey (1998 91) adalah

suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk

memungkinkan ia turut serta dalam tingkahlaku tertentu dalam kondisi khusus

atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu pembelajaran merupakan

subset khusus dari pendidikan Menurut Burton dalam Sagala (2005 213)

pembelajaran adalah upaya memberikan stimulus bimbingan pengarahan dan

dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar

Vigotsky dalam Budiningsih (2005 103) menyatakan dalam kegiatan

pembelajaran hendaknya anak memperoleh kesempatan yang luas untuk

mengembangkan zona perkembangan proximalnya atau potensi melalui belajar

dan berkembang guru perlu menyediakan berbagai jenis dan tingkatan bantuan

(helps) cognitive scaffolding yang dapat memfasilitasi anak agar mereka dapat

memecahkan permasalahan yang dihadapinya Bantuan dapat dalam bentuk

contoh pedoman bimbingan orang lain atau teman yang lebih kompeten

Bentuk-bentuk pembelajaran kooperatif kolaboratif serta belajar kontekstual

sangat tepat digunakan

Zona perkembangan proksimal menurutnya perkembangan kemampuan seseorang

dapat dibedakan kedalam dua tingkat yaitu tingkat aktual dan potensial tingkat

perkembangan aktual tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan

tugas-tugas atau memecahkan berbagai masalah secara mandiri (intramental)

54

sedangkan potensial kemampuan kemampuan memecahkan masalah dan

menyelesaikan tugas-tugas ketika di bawah bimbingan orang dewasa atau ketika

berkolaborasi dengan teman sebaya yang lebih kompeten (intermental)

Berdasarkan beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan pembelajaran

merupakan pengorganisasian aktivitas siswa dalam arti peran guru bukan semata-

mata memberikan informasi melainkan juga mengarahkan memotivasi dan

memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the learning) agar proses

belajar lebih memadai Pembelajaran juga mengandung arti setiap kegiatan

dirancang untuk membantu dalam mempelajari sesuatu kemampuan atau nilai

Yuelawati E (2004 121) mengutip pepatah Cina bahwa membaca

mendengar dan melihat belum cukup dalam belajar pembelajaran yang

melibatkan peserta didik untuk mengalami dan membicarakan bahan

tertentu pada orang lain dapat lebih bermakna dalam belajar terlebih lagi

bila peserta didik mempunyai kesempatan untuk mengajarkan

pengetahuannya terhadap peserta didik lain yang bersumber

Keberhasilan pembelajaran Kerucut Dale disebutkan bahwa keberhasilam

peembelajaran adalah sebagai berikut

1) Apa yang kita baca 10

2) Apa yang kita dengar 20

3) Apa yang kita lihat 30

4) Apa yang kita dengar dan lihat 50

5) Apa yang kita bicarakan dengan orang lain 70

6) Apa yang kita alami sendiri 80

7) Apa yang kita ajarkan kepada orang lain 95

55

Pembelajaran bahasa yang dimaksud adalah pembelajaran tentang menulis

deskripsi bahasa Lampung kelas V SD pembelajaran ini dirancang menggunakan

pendekatan Pembelajaran CTL khususnya untuk meningkatkan aktivitas belajar

bahasa Lampung dan sebagai bentuk nyata pelaksanaan tugas guru dalam hal

kegiatan belajar di Sekolah Dasar tentunya kondisi belajar yang aktif dan

menyenangkan

Hakikat belajar bahasa Lampung yang dimaksudkan dalam penelitian ini guru

akan merancang pembelajaran menggunakan pendekatan komunikatif integratif

siswa diharapkan dapat mendeskripsikan apa yang diamatinya Proses

pembelajaran mengkondisikan siswa untuk melakukan pengamatan kemudian

menemukan hal yang diamati mengindentifikasikan menentukan lalu

mengungkapkan apa yang diamatinya dalam tulisan deskriptif sehingga proses

belajar berlangsung aktif dan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan

Dalam Standar Kelulusan BSNP 2006 sesuai Permen No 22 tahun 2005 Standar

Kompetensi Lulusan pendidikan dasar meliputi SD MISDLB Paket A dan SMP

MTs SMPLB bertujuan meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan kepribadian

akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

lebih lanjut

Adapun Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) SD

MISDLB Paket A selengkapnya adalah (a) Menjalankan ajaran agama yang

dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak (b) Mengenal kekurangan dan

kelebihan diri sendiri (c) Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku di

lingkungannya (d) Menghargai keberagaman agama budaya suku ras dan

56

golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya (e) Menggunakan informasi

tentang lingkungan sekitar secara logis kritis dan kreatif (f) Menunjukkan

kemampuan berfikir logis kritis dan kreatif dengan bimbingan guru pendidik (g)

Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya (h)

Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan

sehari-hari (i) Menunjukkan kemampuan menggali gejala alam dan sosial di

lingkungan sekitar (j) Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap

lingkungan (k) Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa negara

dan tanah air Indonesia (l) Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan

seni dan budaya lokal (m) Menunjukkan kebiasaan hidup bersih sehat bugar

aman dan memanfaatkan waktu luang (n) Berkomunikasi secara jelas dan santun

(0) Bekerja sama dengan kelompok tolong menolong dan menjaga diri sendiri

dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya (p) Menunjukkan kegemaran

membaca dan menulis (q) Menunjukkan keterampilan menyimak berbicara

membaca menulis dan berhitung

c Hakikat Pendidikan

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat Setiap manusia membutuhkan

pendidikan sampai kapan dan dimanapun ia berada Pendidikan sangat penting

artinya sebab tenpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan

terbelakang Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk

menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing disamping

memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik

57

Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 menyatakan pendidikan sebagai usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri kepribadian kecerdasan akhlak

mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan

negara

Menurut pragmatisme pendidikan merupakan suatu proses reorganisasi dan

rekonstruksi dari pengalaman-pengalaman individu Baik anak maupun orang

dewasa selalu belajar dari pengalamannya (Sadulloh 2003 125) Sedangkan

Suhasno et all (1991 3) menyatakan bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai

suatu proses pertumbuhan yang menyesuaikan dengan lingkungan Suatu

pengarahan dan bimbingan yang diberikan kepada anak dalam pertumbuhannya

Suatu usaha sadar untuk menciptakan suatu keadaan atau situasi tertentu yang

dikehendaki oleh masyarakat serta suatu pembentukan kepribadian kemampuan

anak dalam menuju kedewasaan

Lima pilar pendidikan sekarang dan masa depan yang dicanangkan oleh UNESCO

yang perlu dikembangkan oleh lembaga pendidikan formal yaitu (1) learning to

know (belajar untuk mengetahui) (2) learning to do (belajar untuk melakukan

sesuatu) dalam hal ini kita dituntut untuk terampil dalam melakukan sesuatu (3)

learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) (4) learning to live together

(belajar untuk menjalani kehidupan bersama) dan (5) learning to trust in God

(belajar untuk bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa)

58

Realisasi ldquolearning to knowrdquo dapat diterapkan dengan memposisikan guru sebagai

fasilitator Disamping itu guru dituntut untuk dapat berperan sebagai teman

sejawat dalam berdialog dengan siswa dalam mengembangkan penguasaan

pengetahuan maupun ilmu tertentu

Learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu) akan bisa berjalan jika di

sekolah memfasilitasi siswa untuk mengaktualisasi keterampilan yang dililikinya

serta bakat dan minatnya Walaupun bakat dan minat anak banyak dipengaruhi

unsur kerturunan namun tumbuh berkembangnya bakat dan minat tergantung

pada lingkungannya Keterampilan dapat digunakan untuk menopang kehidupan

seseorang bahkan keterampilan lebih dominan daripada penguasaan pengetahuan

dalam mendukung keberhasilan kehidupan seorang

Learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) erat hubungannya dengan bakat

dan minat perkembangan fisik dan kejiwaan tipologi pribadi anak serta kondisi

lingkungannya Bagi anak yang agresif proses perkembangan diri akan berjalan

bila diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi Sebaliknya bagi anak yang

pasif peran guru sebagai pengarah sekaligus fasilitator sangat dibutuhkan untuk

pengembangan diri siswa secara maksimal

Kebiasaan hidup bersama saling menghargai terbuka memberi dan memenerima

(take and give) perlu ditumbuhkembangkan Kondisi seperti ini memungkinkan

terjadinya proses ldquolearning to live togetherrdquo (belajar untuk menjalani kehidupan

bersama) Penerapan pilar keempat ini dirasakan makin penting dalam era

globalisasi era persaingan global Perlu pemupukan sikap saling pengertian antar

ras suku dan agama agar tidak menimbulkan berbagai pertentangan yang

59

bersumber pada hal tersebut Selain empat pilar diatas dalam Undang-Undang RI

No 20 BAB II Pasal 3 Sistem Pendidikan Nasional pemerintah Indonesia

memandang perlu menjadikan peserta didik menjadi manusia yang bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab

sehingga perlu ditambah pilar kelima yaiturdquo learning to trust in Godrdquo

C Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan sebagai pembanding dan dapat digunakan untuk

meningkatkan kualitas penelitian adalah sebagai berikut

1 Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA melalui Pendekatan

Kontekstual Siswa Kelas VI Sekolah Tunas Mekar Bandar Lampung

20082009

1) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6 Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus 3 Pada

Siklus I nilai rata-rata siswa kelas 6A adalah 7179 Pada Siklus II nilai

rata-rata siswa kelas 6A adalah 7662 yang berarti meningkat 673 pada

kelas 6A dari nilai rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa

kelas 6A adalah 7832 yang berarti mengalami peningkatan sebesar 22

pada kelas 6A dari Siklus II atau mengalami peningkatan 901 pada

kelas 6Adari Siklus I pembelajarn IPA dengan Pembelajaran Kontekstual

Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang signifikan pada siklus I

pada kelas 6A hanya terdapat 14 atau 6087 siswa yang mencapai

ketuntasan sedangkan pada siklus III terdapat 23 siswa atau 100 siswa

60

yang mencapai ketuntasan yang berarti mengalami peningkatan sebesar

6429

2) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6B Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus III Pada

Siklus I nilai rata-rata 6B adalah 7222 Pada Siklus II nilai rata-rata siswa

kelas 6B adalah 7865 yang berarti meningkat 890 pada kelas 6B dari nilai

rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa 6B adalah 7946 yang

berarti mengalami peningkatan sebesar 103 dari Siklus II atau

mengalami peningkatan 1003 dari Siklus I pembelajarn IPA dengan

Pembelajaran Kontekstual Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang

signifikan pada siklus I pada kelas 6B hanya terdapat 14 atau 6087

siswa yang mencapai ketuntasan sedangkan pada siklus III masing-masing

terdapat 23 siswa atau 100 siswa yang mencapai ketuntasan yang berarti

mengalami peningkatan sebesar 6429

Berdasarkan penelitian tersebut ternyata prestasi belajar dapat ditingkatkan

melalui pendekatan pembelajaran CTL walaupun pada mata pelajaran IPA

Hal ini memungkinkan terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa

pembelajaran bahasa termasuk prestasi belajar menulis deskripsi

berbahasa Lampung

2 Jurnal Teknologi Pendidikan Unila Volume 04 No 03- Maret 2008 Penelitian

Nuraeni Erdawati dengan judul Penerapan Strategi Contextual Teaching and

Learning (CTL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) SD Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada

61

tiap siklus serta peningkatan aktivitas belajar siswa Pembelajaran

menerapkan pendekatan CTL dapat dijadikan sebagai alternatif penerapan

model pembelajaran IPS terutama pada materi peta tematik keragaman

kenampakan alam dan buatan

Merujuk hasil penelitian tersebut ternyata prestasi belajar IPS dapat

ditingkatkan melalui pendekatan pembelajaran CTL Hal ini memungkinkan

terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa pada pembelajaran bahasa

termasuk prestasi belajar menulis deskripsi berbahasa Lampung kelas V SDN

1 Sukarame Dua Bandar Lampung

Page 39: II. KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Menulis Deskripsi ...digilib.unila.ac.id/20091/3/BAB II.pdf · yang bertalian dengan usaha penulis untuk memberikan perincian dari ... Syarat-syarat

49

siswa ke pemahaman yang lebih tinggi dengan catatan siswa sendiri yang harus

memanjat anak tangga tersebut (Nur 1998 8)

Cunstruktivism approach is a view that emphasizes the active role of learner in

building understanding and making sesnse of information (Woodfolk 2004 313)

Konstruktivisme belajar menekankan pada peran aktif si belajar (learner) dalam

membangun pemahaman dan memakai suatu informasi Konstruktivis

memfokuskan pada peran siswa secara individu untuk membangun struktur

kognitif mereka ketika menginterpretasikan pengalaman-pengalaman pada situasi

belajar tertentu

Lebih lanjut Bruner dalam Sagala (2005 218) menjelaskan inti dari belajar

adalah cara-cara bagaimana orang memilih mempertahankan dan

mentransformasi secara efektif Dalam proses belajar ada 3 fase yaitu (1)

Informasi dalam tiap pelajaran kita memperoleh informasi ada yang menambah

pengetahuan yang telah kita miliki ada yang memperluas dan memperdalamnya

ada pula yang bertentangan dengan apa yang telah kita ketahui sebelumnya (2)

Transformasi informasi harus dianalisis diubah atau ditransformasi ke dalam

bentuk yang lebih abstrak atau konseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal

yang lebih luas (3) Evaluasi kemudian kita nilai hingga pengetahuan yang

diperoleh itu dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain

Masih dalam yang sama Piaget seorang psikolog Swiss berpendapat bahwa

belajar mengandung makna sebagai perubahan stuktural yang saling melengkapai

antara asimilasi dan akomodasi dalam proses menyusun kembali dan mengubah

apa yang telah diketahui melalui belajar

50

Hal ini didukung pula oleh Gagne dalam Slameto (2003 122) menjelaskan

ldquoBelajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia

belajar bisa terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi

ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya

(peformance-nya) berubah dari waktu ke waktu dan berkeyakinan bahwa

belajar dipengaruhi faktor dari dalam diri dan dari luar dimana keduanya

berinteraksirdquo

Senada dengan tersebut Merrill dan Smorgansbord dalam Yulaelawati (2004

122) menyatakan bahwa

belajar merupakan proses pembangunan pengetahuan berdasarkan

pengalaman atau pengetahuan yang telah ada sebelumnya belajar

merupakan penafsiran seseorng tentang dunia Belajar merupakan proses

yang aktif dimana pengetahuan dikembangkan berdasarkan pengalaman

dan perundingan (negoisasi) makna melalui berbagai informasi atau

mencari kesepakatan dari berbagai pandangan melalui interaksi atau

kerjasama dengan orang lain Belajar perlu disituasikan dalam latar

(seting) yang nyata

Kemudian menurut Gredler dalam Dimyati (1999 72) belajar adalah proses

seseorang memperoleh berbagai kecakapan keterampilan dan sikap menurut

Winkel dalam yang sama belajar merupakan suatu aktivitas mental psikis yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman keterampilan dan nilai

sikap Perubahan ini bersifat relative konstan dan berbekas

Aktivitas belajar menurut Djamarah dalam Sagala (2005 216) bahwa belajar

adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar dan bertujuan dimana tujuan

dalam belajar terjadinya suatu perubahan dalam individu yaitu perubahan tingkah

laku Schuman penganut konstruktif dalam yang sama mengemukakan dengan

dasar pemikiran bahwa semua orang membangaun pandangannya terhadap dunia

51

melalui pengalaman individual atau skema konstruktif menekankan pada

menyiapkan peserta didik untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam

situasi yang tidak tentu atau ambigius

Pandangan yang mampu mengakomodasi sociocultural-revolution dalam buku

Teori Belajar dan Pembelajaran dalam Budiningsih (2005 123) Vigotsky

mengatakan bahwa jalan pikiran seseorang harus dimengerti dari latar sosial-

budayanya dan sejarahnya Artinya untuk memahami pikiran seseorang bukan

dengan cara menelusuri apa yang ada di otaknya dan pada kedalaman jiwanya

melainkan dari asal usul tindakan sadarnya dari interaksi sosial yang dilatari oleh

sejarah hidupnya Interaksi sosial berkaitan erat dengan aktivitas-aktivitas dan

bahasa yang dipergunakan Ditemukan adanya jaringan erat luas dan kompleks di

dalam dan di antara keluarga-keluarga

Jaringan tersebut berkembang atas dasar confianza yang membentuk kondisi

sosial sebagai tempat penyebaran dan pertukaran pengetahuan keterampilan dan

nilai-nilai sosial budaya anak memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui

interaksi sosial sehari-hari Pandangan teori ini menempatkan inter mental atau

lingkungan sosial sebagai faktor primer dan konstitutif terhadap pembentukan

pengetahuan serta perkembangan kognitif seseorang

Di samping itu Piaget dalam yang sama menyatakan bahwa belajar lebih banyak

ditentukan karena adanya karsa individu perkembangan kognitif merupakan suatu

proses genetik yaitu proses yang didasrkan atas mekanisme biologis dalam bentuk

perkembangan sistem syaraf makin bertambah umur seseorang makin

komplekslah susunan sel syarafnya dan makin meningkat pula kemampuannyardquo

52

Dari beberapa teori konstruktivisme di atas belajar adalah merupakan kegiatan

aktif dimana sibelajar membangaun sendiri pengetahuannya subyek belajar juga

mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari dan merupakan proses

bagaimana menjadi tahu tentang sesuatu proses belajar bukanlah memindahkan

pengetahuan dari guru ke siswa tetapi sesuatu kegiatan yang memungkinkan

siswa merekonstruksi sendiri pengetahuannya

Belajar merupakan usaha manusia dalam rangka merubah pola pikir dan tingkah

lakunya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman dan interaksi dengan

lingkungan sekitarnya sehingga terjadi perubahan keterampilan pemahaman

pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat permanen dan membekas diharapkan

dapat hidup mandiri karena untuk membangun suatu pengetahuan baru siswa

akan menyesuaikan informasi baru atau pengetahuan yang disampaikan dengan

pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki melalui berinteraksi sosial

dengan peserta didik lain atau guru dan sumber belajar

Selanjutnya dapat juga dirumuskan bahwa belajar merupakan usaha manusia

dalam rangka merubah pola pikir dan tingkahlakunya berdasarkan pengetahuan

pengalaman dan interaksi dengan lingkungan sekitarnya Dengan terjadinya

perubahan keterampilan pemahaman pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat

permanen dan membekas diharapkan dapat hidup mandiri tidak tergantung pada

orang lain

Belajar yang dimaksudkan penulis adalah belajar menulis deskripsi dalam bahasa

lampung siswa mengkonstruksi sendiri informasi yang akan disampaikan melalui

tulisannya setelah mengamati lingkungan sekitar

53

b Hakikat Pembelajaran Bahasa

Sagala (2005 176) menyatakan bahwa pembelajaran ialah membelajarkan siswa

menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu

utama keberhasilan pendidikan Pembelajaran menurut Corey (1998 91) adalah

suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk

memungkinkan ia turut serta dalam tingkahlaku tertentu dalam kondisi khusus

atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu pembelajaran merupakan

subset khusus dari pendidikan Menurut Burton dalam Sagala (2005 213)

pembelajaran adalah upaya memberikan stimulus bimbingan pengarahan dan

dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar

Vigotsky dalam Budiningsih (2005 103) menyatakan dalam kegiatan

pembelajaran hendaknya anak memperoleh kesempatan yang luas untuk

mengembangkan zona perkembangan proximalnya atau potensi melalui belajar

dan berkembang guru perlu menyediakan berbagai jenis dan tingkatan bantuan

(helps) cognitive scaffolding yang dapat memfasilitasi anak agar mereka dapat

memecahkan permasalahan yang dihadapinya Bantuan dapat dalam bentuk

contoh pedoman bimbingan orang lain atau teman yang lebih kompeten

Bentuk-bentuk pembelajaran kooperatif kolaboratif serta belajar kontekstual

sangat tepat digunakan

Zona perkembangan proksimal menurutnya perkembangan kemampuan seseorang

dapat dibedakan kedalam dua tingkat yaitu tingkat aktual dan potensial tingkat

perkembangan aktual tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan

tugas-tugas atau memecahkan berbagai masalah secara mandiri (intramental)

54

sedangkan potensial kemampuan kemampuan memecahkan masalah dan

menyelesaikan tugas-tugas ketika di bawah bimbingan orang dewasa atau ketika

berkolaborasi dengan teman sebaya yang lebih kompeten (intermental)

Berdasarkan beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan pembelajaran

merupakan pengorganisasian aktivitas siswa dalam arti peran guru bukan semata-

mata memberikan informasi melainkan juga mengarahkan memotivasi dan

memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the learning) agar proses

belajar lebih memadai Pembelajaran juga mengandung arti setiap kegiatan

dirancang untuk membantu dalam mempelajari sesuatu kemampuan atau nilai

Yuelawati E (2004 121) mengutip pepatah Cina bahwa membaca

mendengar dan melihat belum cukup dalam belajar pembelajaran yang

melibatkan peserta didik untuk mengalami dan membicarakan bahan

tertentu pada orang lain dapat lebih bermakna dalam belajar terlebih lagi

bila peserta didik mempunyai kesempatan untuk mengajarkan

pengetahuannya terhadap peserta didik lain yang bersumber

Keberhasilan pembelajaran Kerucut Dale disebutkan bahwa keberhasilam

peembelajaran adalah sebagai berikut

1) Apa yang kita baca 10

2) Apa yang kita dengar 20

3) Apa yang kita lihat 30

4) Apa yang kita dengar dan lihat 50

5) Apa yang kita bicarakan dengan orang lain 70

6) Apa yang kita alami sendiri 80

7) Apa yang kita ajarkan kepada orang lain 95

55

Pembelajaran bahasa yang dimaksud adalah pembelajaran tentang menulis

deskripsi bahasa Lampung kelas V SD pembelajaran ini dirancang menggunakan

pendekatan Pembelajaran CTL khususnya untuk meningkatkan aktivitas belajar

bahasa Lampung dan sebagai bentuk nyata pelaksanaan tugas guru dalam hal

kegiatan belajar di Sekolah Dasar tentunya kondisi belajar yang aktif dan

menyenangkan

Hakikat belajar bahasa Lampung yang dimaksudkan dalam penelitian ini guru

akan merancang pembelajaran menggunakan pendekatan komunikatif integratif

siswa diharapkan dapat mendeskripsikan apa yang diamatinya Proses

pembelajaran mengkondisikan siswa untuk melakukan pengamatan kemudian

menemukan hal yang diamati mengindentifikasikan menentukan lalu

mengungkapkan apa yang diamatinya dalam tulisan deskriptif sehingga proses

belajar berlangsung aktif dan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan

Dalam Standar Kelulusan BSNP 2006 sesuai Permen No 22 tahun 2005 Standar

Kompetensi Lulusan pendidikan dasar meliputi SD MISDLB Paket A dan SMP

MTs SMPLB bertujuan meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan kepribadian

akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

lebih lanjut

Adapun Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) SD

MISDLB Paket A selengkapnya adalah (a) Menjalankan ajaran agama yang

dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak (b) Mengenal kekurangan dan

kelebihan diri sendiri (c) Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku di

lingkungannya (d) Menghargai keberagaman agama budaya suku ras dan

56

golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya (e) Menggunakan informasi

tentang lingkungan sekitar secara logis kritis dan kreatif (f) Menunjukkan

kemampuan berfikir logis kritis dan kreatif dengan bimbingan guru pendidik (g)

Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya (h)

Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan

sehari-hari (i) Menunjukkan kemampuan menggali gejala alam dan sosial di

lingkungan sekitar (j) Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap

lingkungan (k) Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa negara

dan tanah air Indonesia (l) Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan

seni dan budaya lokal (m) Menunjukkan kebiasaan hidup bersih sehat bugar

aman dan memanfaatkan waktu luang (n) Berkomunikasi secara jelas dan santun

(0) Bekerja sama dengan kelompok tolong menolong dan menjaga diri sendiri

dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya (p) Menunjukkan kegemaran

membaca dan menulis (q) Menunjukkan keterampilan menyimak berbicara

membaca menulis dan berhitung

c Hakikat Pendidikan

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat Setiap manusia membutuhkan

pendidikan sampai kapan dan dimanapun ia berada Pendidikan sangat penting

artinya sebab tenpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan

terbelakang Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk

menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing disamping

memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik

57

Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 menyatakan pendidikan sebagai usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri kepribadian kecerdasan akhlak

mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan

negara

Menurut pragmatisme pendidikan merupakan suatu proses reorganisasi dan

rekonstruksi dari pengalaman-pengalaman individu Baik anak maupun orang

dewasa selalu belajar dari pengalamannya (Sadulloh 2003 125) Sedangkan

Suhasno et all (1991 3) menyatakan bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai

suatu proses pertumbuhan yang menyesuaikan dengan lingkungan Suatu

pengarahan dan bimbingan yang diberikan kepada anak dalam pertumbuhannya

Suatu usaha sadar untuk menciptakan suatu keadaan atau situasi tertentu yang

dikehendaki oleh masyarakat serta suatu pembentukan kepribadian kemampuan

anak dalam menuju kedewasaan

Lima pilar pendidikan sekarang dan masa depan yang dicanangkan oleh UNESCO

yang perlu dikembangkan oleh lembaga pendidikan formal yaitu (1) learning to

know (belajar untuk mengetahui) (2) learning to do (belajar untuk melakukan

sesuatu) dalam hal ini kita dituntut untuk terampil dalam melakukan sesuatu (3)

learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) (4) learning to live together

(belajar untuk menjalani kehidupan bersama) dan (5) learning to trust in God

(belajar untuk bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa)

58

Realisasi ldquolearning to knowrdquo dapat diterapkan dengan memposisikan guru sebagai

fasilitator Disamping itu guru dituntut untuk dapat berperan sebagai teman

sejawat dalam berdialog dengan siswa dalam mengembangkan penguasaan

pengetahuan maupun ilmu tertentu

Learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu) akan bisa berjalan jika di

sekolah memfasilitasi siswa untuk mengaktualisasi keterampilan yang dililikinya

serta bakat dan minatnya Walaupun bakat dan minat anak banyak dipengaruhi

unsur kerturunan namun tumbuh berkembangnya bakat dan minat tergantung

pada lingkungannya Keterampilan dapat digunakan untuk menopang kehidupan

seseorang bahkan keterampilan lebih dominan daripada penguasaan pengetahuan

dalam mendukung keberhasilan kehidupan seorang

Learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) erat hubungannya dengan bakat

dan minat perkembangan fisik dan kejiwaan tipologi pribadi anak serta kondisi

lingkungannya Bagi anak yang agresif proses perkembangan diri akan berjalan

bila diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi Sebaliknya bagi anak yang

pasif peran guru sebagai pengarah sekaligus fasilitator sangat dibutuhkan untuk

pengembangan diri siswa secara maksimal

Kebiasaan hidup bersama saling menghargai terbuka memberi dan memenerima

(take and give) perlu ditumbuhkembangkan Kondisi seperti ini memungkinkan

terjadinya proses ldquolearning to live togetherrdquo (belajar untuk menjalani kehidupan

bersama) Penerapan pilar keempat ini dirasakan makin penting dalam era

globalisasi era persaingan global Perlu pemupukan sikap saling pengertian antar

ras suku dan agama agar tidak menimbulkan berbagai pertentangan yang

59

bersumber pada hal tersebut Selain empat pilar diatas dalam Undang-Undang RI

No 20 BAB II Pasal 3 Sistem Pendidikan Nasional pemerintah Indonesia

memandang perlu menjadikan peserta didik menjadi manusia yang bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab

sehingga perlu ditambah pilar kelima yaiturdquo learning to trust in Godrdquo

C Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan sebagai pembanding dan dapat digunakan untuk

meningkatkan kualitas penelitian adalah sebagai berikut

1 Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA melalui Pendekatan

Kontekstual Siswa Kelas VI Sekolah Tunas Mekar Bandar Lampung

20082009

1) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6 Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus 3 Pada

Siklus I nilai rata-rata siswa kelas 6A adalah 7179 Pada Siklus II nilai

rata-rata siswa kelas 6A adalah 7662 yang berarti meningkat 673 pada

kelas 6A dari nilai rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa

kelas 6A adalah 7832 yang berarti mengalami peningkatan sebesar 22

pada kelas 6A dari Siklus II atau mengalami peningkatan 901 pada

kelas 6Adari Siklus I pembelajarn IPA dengan Pembelajaran Kontekstual

Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang signifikan pada siklus I

pada kelas 6A hanya terdapat 14 atau 6087 siswa yang mencapai

ketuntasan sedangkan pada siklus III terdapat 23 siswa atau 100 siswa

60

yang mencapai ketuntasan yang berarti mengalami peningkatan sebesar

6429

2) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6B Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus III Pada

Siklus I nilai rata-rata 6B adalah 7222 Pada Siklus II nilai rata-rata siswa

kelas 6B adalah 7865 yang berarti meningkat 890 pada kelas 6B dari nilai

rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa 6B adalah 7946 yang

berarti mengalami peningkatan sebesar 103 dari Siklus II atau

mengalami peningkatan 1003 dari Siklus I pembelajarn IPA dengan

Pembelajaran Kontekstual Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang

signifikan pada siklus I pada kelas 6B hanya terdapat 14 atau 6087

siswa yang mencapai ketuntasan sedangkan pada siklus III masing-masing

terdapat 23 siswa atau 100 siswa yang mencapai ketuntasan yang berarti

mengalami peningkatan sebesar 6429

Berdasarkan penelitian tersebut ternyata prestasi belajar dapat ditingkatkan

melalui pendekatan pembelajaran CTL walaupun pada mata pelajaran IPA

Hal ini memungkinkan terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa

pembelajaran bahasa termasuk prestasi belajar menulis deskripsi

berbahasa Lampung

2 Jurnal Teknologi Pendidikan Unila Volume 04 No 03- Maret 2008 Penelitian

Nuraeni Erdawati dengan judul Penerapan Strategi Contextual Teaching and

Learning (CTL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) SD Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada

61

tiap siklus serta peningkatan aktivitas belajar siswa Pembelajaran

menerapkan pendekatan CTL dapat dijadikan sebagai alternatif penerapan

model pembelajaran IPS terutama pada materi peta tematik keragaman

kenampakan alam dan buatan

Merujuk hasil penelitian tersebut ternyata prestasi belajar IPS dapat

ditingkatkan melalui pendekatan pembelajaran CTL Hal ini memungkinkan

terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa pada pembelajaran bahasa

termasuk prestasi belajar menulis deskripsi berbahasa Lampung kelas V SDN

1 Sukarame Dua Bandar Lampung

Page 40: II. KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Menulis Deskripsi ...digilib.unila.ac.id/20091/3/BAB II.pdf · yang bertalian dengan usaha penulis untuk memberikan perincian dari ... Syarat-syarat

50

Hal ini didukung pula oleh Gagne dalam Slameto (2003 122) menjelaskan

ldquoBelajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia

belajar bisa terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi

ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya

(peformance-nya) berubah dari waktu ke waktu dan berkeyakinan bahwa

belajar dipengaruhi faktor dari dalam diri dan dari luar dimana keduanya

berinteraksirdquo

Senada dengan tersebut Merrill dan Smorgansbord dalam Yulaelawati (2004

122) menyatakan bahwa

belajar merupakan proses pembangunan pengetahuan berdasarkan

pengalaman atau pengetahuan yang telah ada sebelumnya belajar

merupakan penafsiran seseorng tentang dunia Belajar merupakan proses

yang aktif dimana pengetahuan dikembangkan berdasarkan pengalaman

dan perundingan (negoisasi) makna melalui berbagai informasi atau

mencari kesepakatan dari berbagai pandangan melalui interaksi atau

kerjasama dengan orang lain Belajar perlu disituasikan dalam latar

(seting) yang nyata

Kemudian menurut Gredler dalam Dimyati (1999 72) belajar adalah proses

seseorang memperoleh berbagai kecakapan keterampilan dan sikap menurut

Winkel dalam yang sama belajar merupakan suatu aktivitas mental psikis yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman keterampilan dan nilai

sikap Perubahan ini bersifat relative konstan dan berbekas

Aktivitas belajar menurut Djamarah dalam Sagala (2005 216) bahwa belajar

adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar dan bertujuan dimana tujuan

dalam belajar terjadinya suatu perubahan dalam individu yaitu perubahan tingkah

laku Schuman penganut konstruktif dalam yang sama mengemukakan dengan

dasar pemikiran bahwa semua orang membangaun pandangannya terhadap dunia

51

melalui pengalaman individual atau skema konstruktif menekankan pada

menyiapkan peserta didik untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam

situasi yang tidak tentu atau ambigius

Pandangan yang mampu mengakomodasi sociocultural-revolution dalam buku

Teori Belajar dan Pembelajaran dalam Budiningsih (2005 123) Vigotsky

mengatakan bahwa jalan pikiran seseorang harus dimengerti dari latar sosial-

budayanya dan sejarahnya Artinya untuk memahami pikiran seseorang bukan

dengan cara menelusuri apa yang ada di otaknya dan pada kedalaman jiwanya

melainkan dari asal usul tindakan sadarnya dari interaksi sosial yang dilatari oleh

sejarah hidupnya Interaksi sosial berkaitan erat dengan aktivitas-aktivitas dan

bahasa yang dipergunakan Ditemukan adanya jaringan erat luas dan kompleks di

dalam dan di antara keluarga-keluarga

Jaringan tersebut berkembang atas dasar confianza yang membentuk kondisi

sosial sebagai tempat penyebaran dan pertukaran pengetahuan keterampilan dan

nilai-nilai sosial budaya anak memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui

interaksi sosial sehari-hari Pandangan teori ini menempatkan inter mental atau

lingkungan sosial sebagai faktor primer dan konstitutif terhadap pembentukan

pengetahuan serta perkembangan kognitif seseorang

Di samping itu Piaget dalam yang sama menyatakan bahwa belajar lebih banyak

ditentukan karena adanya karsa individu perkembangan kognitif merupakan suatu

proses genetik yaitu proses yang didasrkan atas mekanisme biologis dalam bentuk

perkembangan sistem syaraf makin bertambah umur seseorang makin

komplekslah susunan sel syarafnya dan makin meningkat pula kemampuannyardquo

52

Dari beberapa teori konstruktivisme di atas belajar adalah merupakan kegiatan

aktif dimana sibelajar membangaun sendiri pengetahuannya subyek belajar juga

mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari dan merupakan proses

bagaimana menjadi tahu tentang sesuatu proses belajar bukanlah memindahkan

pengetahuan dari guru ke siswa tetapi sesuatu kegiatan yang memungkinkan

siswa merekonstruksi sendiri pengetahuannya

Belajar merupakan usaha manusia dalam rangka merubah pola pikir dan tingkah

lakunya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman dan interaksi dengan

lingkungan sekitarnya sehingga terjadi perubahan keterampilan pemahaman

pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat permanen dan membekas diharapkan

dapat hidup mandiri karena untuk membangun suatu pengetahuan baru siswa

akan menyesuaikan informasi baru atau pengetahuan yang disampaikan dengan

pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki melalui berinteraksi sosial

dengan peserta didik lain atau guru dan sumber belajar

Selanjutnya dapat juga dirumuskan bahwa belajar merupakan usaha manusia

dalam rangka merubah pola pikir dan tingkahlakunya berdasarkan pengetahuan

pengalaman dan interaksi dengan lingkungan sekitarnya Dengan terjadinya

perubahan keterampilan pemahaman pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat

permanen dan membekas diharapkan dapat hidup mandiri tidak tergantung pada

orang lain

Belajar yang dimaksudkan penulis adalah belajar menulis deskripsi dalam bahasa

lampung siswa mengkonstruksi sendiri informasi yang akan disampaikan melalui

tulisannya setelah mengamati lingkungan sekitar

53

b Hakikat Pembelajaran Bahasa

Sagala (2005 176) menyatakan bahwa pembelajaran ialah membelajarkan siswa

menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu

utama keberhasilan pendidikan Pembelajaran menurut Corey (1998 91) adalah

suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk

memungkinkan ia turut serta dalam tingkahlaku tertentu dalam kondisi khusus

atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu pembelajaran merupakan

subset khusus dari pendidikan Menurut Burton dalam Sagala (2005 213)

pembelajaran adalah upaya memberikan stimulus bimbingan pengarahan dan

dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar

Vigotsky dalam Budiningsih (2005 103) menyatakan dalam kegiatan

pembelajaran hendaknya anak memperoleh kesempatan yang luas untuk

mengembangkan zona perkembangan proximalnya atau potensi melalui belajar

dan berkembang guru perlu menyediakan berbagai jenis dan tingkatan bantuan

(helps) cognitive scaffolding yang dapat memfasilitasi anak agar mereka dapat

memecahkan permasalahan yang dihadapinya Bantuan dapat dalam bentuk

contoh pedoman bimbingan orang lain atau teman yang lebih kompeten

Bentuk-bentuk pembelajaran kooperatif kolaboratif serta belajar kontekstual

sangat tepat digunakan

Zona perkembangan proksimal menurutnya perkembangan kemampuan seseorang

dapat dibedakan kedalam dua tingkat yaitu tingkat aktual dan potensial tingkat

perkembangan aktual tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan

tugas-tugas atau memecahkan berbagai masalah secara mandiri (intramental)

54

sedangkan potensial kemampuan kemampuan memecahkan masalah dan

menyelesaikan tugas-tugas ketika di bawah bimbingan orang dewasa atau ketika

berkolaborasi dengan teman sebaya yang lebih kompeten (intermental)

Berdasarkan beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan pembelajaran

merupakan pengorganisasian aktivitas siswa dalam arti peran guru bukan semata-

mata memberikan informasi melainkan juga mengarahkan memotivasi dan

memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the learning) agar proses

belajar lebih memadai Pembelajaran juga mengandung arti setiap kegiatan

dirancang untuk membantu dalam mempelajari sesuatu kemampuan atau nilai

Yuelawati E (2004 121) mengutip pepatah Cina bahwa membaca

mendengar dan melihat belum cukup dalam belajar pembelajaran yang

melibatkan peserta didik untuk mengalami dan membicarakan bahan

tertentu pada orang lain dapat lebih bermakna dalam belajar terlebih lagi

bila peserta didik mempunyai kesempatan untuk mengajarkan

pengetahuannya terhadap peserta didik lain yang bersumber

Keberhasilan pembelajaran Kerucut Dale disebutkan bahwa keberhasilam

peembelajaran adalah sebagai berikut

1) Apa yang kita baca 10

2) Apa yang kita dengar 20

3) Apa yang kita lihat 30

4) Apa yang kita dengar dan lihat 50

5) Apa yang kita bicarakan dengan orang lain 70

6) Apa yang kita alami sendiri 80

7) Apa yang kita ajarkan kepada orang lain 95

55

Pembelajaran bahasa yang dimaksud adalah pembelajaran tentang menulis

deskripsi bahasa Lampung kelas V SD pembelajaran ini dirancang menggunakan

pendekatan Pembelajaran CTL khususnya untuk meningkatkan aktivitas belajar

bahasa Lampung dan sebagai bentuk nyata pelaksanaan tugas guru dalam hal

kegiatan belajar di Sekolah Dasar tentunya kondisi belajar yang aktif dan

menyenangkan

Hakikat belajar bahasa Lampung yang dimaksudkan dalam penelitian ini guru

akan merancang pembelajaran menggunakan pendekatan komunikatif integratif

siswa diharapkan dapat mendeskripsikan apa yang diamatinya Proses

pembelajaran mengkondisikan siswa untuk melakukan pengamatan kemudian

menemukan hal yang diamati mengindentifikasikan menentukan lalu

mengungkapkan apa yang diamatinya dalam tulisan deskriptif sehingga proses

belajar berlangsung aktif dan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan

Dalam Standar Kelulusan BSNP 2006 sesuai Permen No 22 tahun 2005 Standar

Kompetensi Lulusan pendidikan dasar meliputi SD MISDLB Paket A dan SMP

MTs SMPLB bertujuan meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan kepribadian

akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

lebih lanjut

Adapun Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) SD

MISDLB Paket A selengkapnya adalah (a) Menjalankan ajaran agama yang

dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak (b) Mengenal kekurangan dan

kelebihan diri sendiri (c) Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku di

lingkungannya (d) Menghargai keberagaman agama budaya suku ras dan

56

golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya (e) Menggunakan informasi

tentang lingkungan sekitar secara logis kritis dan kreatif (f) Menunjukkan

kemampuan berfikir logis kritis dan kreatif dengan bimbingan guru pendidik (g)

Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya (h)

Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan

sehari-hari (i) Menunjukkan kemampuan menggali gejala alam dan sosial di

lingkungan sekitar (j) Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap

lingkungan (k) Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa negara

dan tanah air Indonesia (l) Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan

seni dan budaya lokal (m) Menunjukkan kebiasaan hidup bersih sehat bugar

aman dan memanfaatkan waktu luang (n) Berkomunikasi secara jelas dan santun

(0) Bekerja sama dengan kelompok tolong menolong dan menjaga diri sendiri

dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya (p) Menunjukkan kegemaran

membaca dan menulis (q) Menunjukkan keterampilan menyimak berbicara

membaca menulis dan berhitung

c Hakikat Pendidikan

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat Setiap manusia membutuhkan

pendidikan sampai kapan dan dimanapun ia berada Pendidikan sangat penting

artinya sebab tenpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan

terbelakang Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk

menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing disamping

memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik

57

Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 menyatakan pendidikan sebagai usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri kepribadian kecerdasan akhlak

mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan

negara

Menurut pragmatisme pendidikan merupakan suatu proses reorganisasi dan

rekonstruksi dari pengalaman-pengalaman individu Baik anak maupun orang

dewasa selalu belajar dari pengalamannya (Sadulloh 2003 125) Sedangkan

Suhasno et all (1991 3) menyatakan bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai

suatu proses pertumbuhan yang menyesuaikan dengan lingkungan Suatu

pengarahan dan bimbingan yang diberikan kepada anak dalam pertumbuhannya

Suatu usaha sadar untuk menciptakan suatu keadaan atau situasi tertentu yang

dikehendaki oleh masyarakat serta suatu pembentukan kepribadian kemampuan

anak dalam menuju kedewasaan

Lima pilar pendidikan sekarang dan masa depan yang dicanangkan oleh UNESCO

yang perlu dikembangkan oleh lembaga pendidikan formal yaitu (1) learning to

know (belajar untuk mengetahui) (2) learning to do (belajar untuk melakukan

sesuatu) dalam hal ini kita dituntut untuk terampil dalam melakukan sesuatu (3)

learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) (4) learning to live together

(belajar untuk menjalani kehidupan bersama) dan (5) learning to trust in God

(belajar untuk bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa)

58

Realisasi ldquolearning to knowrdquo dapat diterapkan dengan memposisikan guru sebagai

fasilitator Disamping itu guru dituntut untuk dapat berperan sebagai teman

sejawat dalam berdialog dengan siswa dalam mengembangkan penguasaan

pengetahuan maupun ilmu tertentu

Learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu) akan bisa berjalan jika di

sekolah memfasilitasi siswa untuk mengaktualisasi keterampilan yang dililikinya

serta bakat dan minatnya Walaupun bakat dan minat anak banyak dipengaruhi

unsur kerturunan namun tumbuh berkembangnya bakat dan minat tergantung

pada lingkungannya Keterampilan dapat digunakan untuk menopang kehidupan

seseorang bahkan keterampilan lebih dominan daripada penguasaan pengetahuan

dalam mendukung keberhasilan kehidupan seorang

Learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) erat hubungannya dengan bakat

dan minat perkembangan fisik dan kejiwaan tipologi pribadi anak serta kondisi

lingkungannya Bagi anak yang agresif proses perkembangan diri akan berjalan

bila diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi Sebaliknya bagi anak yang

pasif peran guru sebagai pengarah sekaligus fasilitator sangat dibutuhkan untuk

pengembangan diri siswa secara maksimal

Kebiasaan hidup bersama saling menghargai terbuka memberi dan memenerima

(take and give) perlu ditumbuhkembangkan Kondisi seperti ini memungkinkan

terjadinya proses ldquolearning to live togetherrdquo (belajar untuk menjalani kehidupan

bersama) Penerapan pilar keempat ini dirasakan makin penting dalam era

globalisasi era persaingan global Perlu pemupukan sikap saling pengertian antar

ras suku dan agama agar tidak menimbulkan berbagai pertentangan yang

59

bersumber pada hal tersebut Selain empat pilar diatas dalam Undang-Undang RI

No 20 BAB II Pasal 3 Sistem Pendidikan Nasional pemerintah Indonesia

memandang perlu menjadikan peserta didik menjadi manusia yang bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab

sehingga perlu ditambah pilar kelima yaiturdquo learning to trust in Godrdquo

C Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan sebagai pembanding dan dapat digunakan untuk

meningkatkan kualitas penelitian adalah sebagai berikut

1 Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA melalui Pendekatan

Kontekstual Siswa Kelas VI Sekolah Tunas Mekar Bandar Lampung

20082009

1) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6 Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus 3 Pada

Siklus I nilai rata-rata siswa kelas 6A adalah 7179 Pada Siklus II nilai

rata-rata siswa kelas 6A adalah 7662 yang berarti meningkat 673 pada

kelas 6A dari nilai rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa

kelas 6A adalah 7832 yang berarti mengalami peningkatan sebesar 22

pada kelas 6A dari Siklus II atau mengalami peningkatan 901 pada

kelas 6Adari Siklus I pembelajarn IPA dengan Pembelajaran Kontekstual

Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang signifikan pada siklus I

pada kelas 6A hanya terdapat 14 atau 6087 siswa yang mencapai

ketuntasan sedangkan pada siklus III terdapat 23 siswa atau 100 siswa

60

yang mencapai ketuntasan yang berarti mengalami peningkatan sebesar

6429

2) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6B Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus III Pada

Siklus I nilai rata-rata 6B adalah 7222 Pada Siklus II nilai rata-rata siswa

kelas 6B adalah 7865 yang berarti meningkat 890 pada kelas 6B dari nilai

rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa 6B adalah 7946 yang

berarti mengalami peningkatan sebesar 103 dari Siklus II atau

mengalami peningkatan 1003 dari Siklus I pembelajarn IPA dengan

Pembelajaran Kontekstual Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang

signifikan pada siklus I pada kelas 6B hanya terdapat 14 atau 6087

siswa yang mencapai ketuntasan sedangkan pada siklus III masing-masing

terdapat 23 siswa atau 100 siswa yang mencapai ketuntasan yang berarti

mengalami peningkatan sebesar 6429

Berdasarkan penelitian tersebut ternyata prestasi belajar dapat ditingkatkan

melalui pendekatan pembelajaran CTL walaupun pada mata pelajaran IPA

Hal ini memungkinkan terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa

pembelajaran bahasa termasuk prestasi belajar menulis deskripsi

berbahasa Lampung

2 Jurnal Teknologi Pendidikan Unila Volume 04 No 03- Maret 2008 Penelitian

Nuraeni Erdawati dengan judul Penerapan Strategi Contextual Teaching and

Learning (CTL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) SD Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada

61

tiap siklus serta peningkatan aktivitas belajar siswa Pembelajaran

menerapkan pendekatan CTL dapat dijadikan sebagai alternatif penerapan

model pembelajaran IPS terutama pada materi peta tematik keragaman

kenampakan alam dan buatan

Merujuk hasil penelitian tersebut ternyata prestasi belajar IPS dapat

ditingkatkan melalui pendekatan pembelajaran CTL Hal ini memungkinkan

terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa pada pembelajaran bahasa

termasuk prestasi belajar menulis deskripsi berbahasa Lampung kelas V SDN

1 Sukarame Dua Bandar Lampung

Page 41: II. KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Menulis Deskripsi ...digilib.unila.ac.id/20091/3/BAB II.pdf · yang bertalian dengan usaha penulis untuk memberikan perincian dari ... Syarat-syarat

51

melalui pengalaman individual atau skema konstruktif menekankan pada

menyiapkan peserta didik untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam

situasi yang tidak tentu atau ambigius

Pandangan yang mampu mengakomodasi sociocultural-revolution dalam buku

Teori Belajar dan Pembelajaran dalam Budiningsih (2005 123) Vigotsky

mengatakan bahwa jalan pikiran seseorang harus dimengerti dari latar sosial-

budayanya dan sejarahnya Artinya untuk memahami pikiran seseorang bukan

dengan cara menelusuri apa yang ada di otaknya dan pada kedalaman jiwanya

melainkan dari asal usul tindakan sadarnya dari interaksi sosial yang dilatari oleh

sejarah hidupnya Interaksi sosial berkaitan erat dengan aktivitas-aktivitas dan

bahasa yang dipergunakan Ditemukan adanya jaringan erat luas dan kompleks di

dalam dan di antara keluarga-keluarga

Jaringan tersebut berkembang atas dasar confianza yang membentuk kondisi

sosial sebagai tempat penyebaran dan pertukaran pengetahuan keterampilan dan

nilai-nilai sosial budaya anak memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui

interaksi sosial sehari-hari Pandangan teori ini menempatkan inter mental atau

lingkungan sosial sebagai faktor primer dan konstitutif terhadap pembentukan

pengetahuan serta perkembangan kognitif seseorang

Di samping itu Piaget dalam yang sama menyatakan bahwa belajar lebih banyak

ditentukan karena adanya karsa individu perkembangan kognitif merupakan suatu

proses genetik yaitu proses yang didasrkan atas mekanisme biologis dalam bentuk

perkembangan sistem syaraf makin bertambah umur seseorang makin

komplekslah susunan sel syarafnya dan makin meningkat pula kemampuannyardquo

52

Dari beberapa teori konstruktivisme di atas belajar adalah merupakan kegiatan

aktif dimana sibelajar membangaun sendiri pengetahuannya subyek belajar juga

mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari dan merupakan proses

bagaimana menjadi tahu tentang sesuatu proses belajar bukanlah memindahkan

pengetahuan dari guru ke siswa tetapi sesuatu kegiatan yang memungkinkan

siswa merekonstruksi sendiri pengetahuannya

Belajar merupakan usaha manusia dalam rangka merubah pola pikir dan tingkah

lakunya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman dan interaksi dengan

lingkungan sekitarnya sehingga terjadi perubahan keterampilan pemahaman

pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat permanen dan membekas diharapkan

dapat hidup mandiri karena untuk membangun suatu pengetahuan baru siswa

akan menyesuaikan informasi baru atau pengetahuan yang disampaikan dengan

pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki melalui berinteraksi sosial

dengan peserta didik lain atau guru dan sumber belajar

Selanjutnya dapat juga dirumuskan bahwa belajar merupakan usaha manusia

dalam rangka merubah pola pikir dan tingkahlakunya berdasarkan pengetahuan

pengalaman dan interaksi dengan lingkungan sekitarnya Dengan terjadinya

perubahan keterampilan pemahaman pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat

permanen dan membekas diharapkan dapat hidup mandiri tidak tergantung pada

orang lain

Belajar yang dimaksudkan penulis adalah belajar menulis deskripsi dalam bahasa

lampung siswa mengkonstruksi sendiri informasi yang akan disampaikan melalui

tulisannya setelah mengamati lingkungan sekitar

53

b Hakikat Pembelajaran Bahasa

Sagala (2005 176) menyatakan bahwa pembelajaran ialah membelajarkan siswa

menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu

utama keberhasilan pendidikan Pembelajaran menurut Corey (1998 91) adalah

suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk

memungkinkan ia turut serta dalam tingkahlaku tertentu dalam kondisi khusus

atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu pembelajaran merupakan

subset khusus dari pendidikan Menurut Burton dalam Sagala (2005 213)

pembelajaran adalah upaya memberikan stimulus bimbingan pengarahan dan

dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar

Vigotsky dalam Budiningsih (2005 103) menyatakan dalam kegiatan

pembelajaran hendaknya anak memperoleh kesempatan yang luas untuk

mengembangkan zona perkembangan proximalnya atau potensi melalui belajar

dan berkembang guru perlu menyediakan berbagai jenis dan tingkatan bantuan

(helps) cognitive scaffolding yang dapat memfasilitasi anak agar mereka dapat

memecahkan permasalahan yang dihadapinya Bantuan dapat dalam bentuk

contoh pedoman bimbingan orang lain atau teman yang lebih kompeten

Bentuk-bentuk pembelajaran kooperatif kolaboratif serta belajar kontekstual

sangat tepat digunakan

Zona perkembangan proksimal menurutnya perkembangan kemampuan seseorang

dapat dibedakan kedalam dua tingkat yaitu tingkat aktual dan potensial tingkat

perkembangan aktual tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan

tugas-tugas atau memecahkan berbagai masalah secara mandiri (intramental)

54

sedangkan potensial kemampuan kemampuan memecahkan masalah dan

menyelesaikan tugas-tugas ketika di bawah bimbingan orang dewasa atau ketika

berkolaborasi dengan teman sebaya yang lebih kompeten (intermental)

Berdasarkan beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan pembelajaran

merupakan pengorganisasian aktivitas siswa dalam arti peran guru bukan semata-

mata memberikan informasi melainkan juga mengarahkan memotivasi dan

memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the learning) agar proses

belajar lebih memadai Pembelajaran juga mengandung arti setiap kegiatan

dirancang untuk membantu dalam mempelajari sesuatu kemampuan atau nilai

Yuelawati E (2004 121) mengutip pepatah Cina bahwa membaca

mendengar dan melihat belum cukup dalam belajar pembelajaran yang

melibatkan peserta didik untuk mengalami dan membicarakan bahan

tertentu pada orang lain dapat lebih bermakna dalam belajar terlebih lagi

bila peserta didik mempunyai kesempatan untuk mengajarkan

pengetahuannya terhadap peserta didik lain yang bersumber

Keberhasilan pembelajaran Kerucut Dale disebutkan bahwa keberhasilam

peembelajaran adalah sebagai berikut

1) Apa yang kita baca 10

2) Apa yang kita dengar 20

3) Apa yang kita lihat 30

4) Apa yang kita dengar dan lihat 50

5) Apa yang kita bicarakan dengan orang lain 70

6) Apa yang kita alami sendiri 80

7) Apa yang kita ajarkan kepada orang lain 95

55

Pembelajaran bahasa yang dimaksud adalah pembelajaran tentang menulis

deskripsi bahasa Lampung kelas V SD pembelajaran ini dirancang menggunakan

pendekatan Pembelajaran CTL khususnya untuk meningkatkan aktivitas belajar

bahasa Lampung dan sebagai bentuk nyata pelaksanaan tugas guru dalam hal

kegiatan belajar di Sekolah Dasar tentunya kondisi belajar yang aktif dan

menyenangkan

Hakikat belajar bahasa Lampung yang dimaksudkan dalam penelitian ini guru

akan merancang pembelajaran menggunakan pendekatan komunikatif integratif

siswa diharapkan dapat mendeskripsikan apa yang diamatinya Proses

pembelajaran mengkondisikan siswa untuk melakukan pengamatan kemudian

menemukan hal yang diamati mengindentifikasikan menentukan lalu

mengungkapkan apa yang diamatinya dalam tulisan deskriptif sehingga proses

belajar berlangsung aktif dan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan

Dalam Standar Kelulusan BSNP 2006 sesuai Permen No 22 tahun 2005 Standar

Kompetensi Lulusan pendidikan dasar meliputi SD MISDLB Paket A dan SMP

MTs SMPLB bertujuan meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan kepribadian

akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

lebih lanjut

Adapun Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) SD

MISDLB Paket A selengkapnya adalah (a) Menjalankan ajaran agama yang

dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak (b) Mengenal kekurangan dan

kelebihan diri sendiri (c) Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku di

lingkungannya (d) Menghargai keberagaman agama budaya suku ras dan

56

golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya (e) Menggunakan informasi

tentang lingkungan sekitar secara logis kritis dan kreatif (f) Menunjukkan

kemampuan berfikir logis kritis dan kreatif dengan bimbingan guru pendidik (g)

Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya (h)

Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan

sehari-hari (i) Menunjukkan kemampuan menggali gejala alam dan sosial di

lingkungan sekitar (j) Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap

lingkungan (k) Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa negara

dan tanah air Indonesia (l) Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan

seni dan budaya lokal (m) Menunjukkan kebiasaan hidup bersih sehat bugar

aman dan memanfaatkan waktu luang (n) Berkomunikasi secara jelas dan santun

(0) Bekerja sama dengan kelompok tolong menolong dan menjaga diri sendiri

dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya (p) Menunjukkan kegemaran

membaca dan menulis (q) Menunjukkan keterampilan menyimak berbicara

membaca menulis dan berhitung

c Hakikat Pendidikan

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat Setiap manusia membutuhkan

pendidikan sampai kapan dan dimanapun ia berada Pendidikan sangat penting

artinya sebab tenpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan

terbelakang Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk

menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing disamping

memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik

57

Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 menyatakan pendidikan sebagai usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri kepribadian kecerdasan akhlak

mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan

negara

Menurut pragmatisme pendidikan merupakan suatu proses reorganisasi dan

rekonstruksi dari pengalaman-pengalaman individu Baik anak maupun orang

dewasa selalu belajar dari pengalamannya (Sadulloh 2003 125) Sedangkan

Suhasno et all (1991 3) menyatakan bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai

suatu proses pertumbuhan yang menyesuaikan dengan lingkungan Suatu

pengarahan dan bimbingan yang diberikan kepada anak dalam pertumbuhannya

Suatu usaha sadar untuk menciptakan suatu keadaan atau situasi tertentu yang

dikehendaki oleh masyarakat serta suatu pembentukan kepribadian kemampuan

anak dalam menuju kedewasaan

Lima pilar pendidikan sekarang dan masa depan yang dicanangkan oleh UNESCO

yang perlu dikembangkan oleh lembaga pendidikan formal yaitu (1) learning to

know (belajar untuk mengetahui) (2) learning to do (belajar untuk melakukan

sesuatu) dalam hal ini kita dituntut untuk terampil dalam melakukan sesuatu (3)

learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) (4) learning to live together

(belajar untuk menjalani kehidupan bersama) dan (5) learning to trust in God

(belajar untuk bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa)

58

Realisasi ldquolearning to knowrdquo dapat diterapkan dengan memposisikan guru sebagai

fasilitator Disamping itu guru dituntut untuk dapat berperan sebagai teman

sejawat dalam berdialog dengan siswa dalam mengembangkan penguasaan

pengetahuan maupun ilmu tertentu

Learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu) akan bisa berjalan jika di

sekolah memfasilitasi siswa untuk mengaktualisasi keterampilan yang dililikinya

serta bakat dan minatnya Walaupun bakat dan minat anak banyak dipengaruhi

unsur kerturunan namun tumbuh berkembangnya bakat dan minat tergantung

pada lingkungannya Keterampilan dapat digunakan untuk menopang kehidupan

seseorang bahkan keterampilan lebih dominan daripada penguasaan pengetahuan

dalam mendukung keberhasilan kehidupan seorang

Learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) erat hubungannya dengan bakat

dan minat perkembangan fisik dan kejiwaan tipologi pribadi anak serta kondisi

lingkungannya Bagi anak yang agresif proses perkembangan diri akan berjalan

bila diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi Sebaliknya bagi anak yang

pasif peran guru sebagai pengarah sekaligus fasilitator sangat dibutuhkan untuk

pengembangan diri siswa secara maksimal

Kebiasaan hidup bersama saling menghargai terbuka memberi dan memenerima

(take and give) perlu ditumbuhkembangkan Kondisi seperti ini memungkinkan

terjadinya proses ldquolearning to live togetherrdquo (belajar untuk menjalani kehidupan

bersama) Penerapan pilar keempat ini dirasakan makin penting dalam era

globalisasi era persaingan global Perlu pemupukan sikap saling pengertian antar

ras suku dan agama agar tidak menimbulkan berbagai pertentangan yang

59

bersumber pada hal tersebut Selain empat pilar diatas dalam Undang-Undang RI

No 20 BAB II Pasal 3 Sistem Pendidikan Nasional pemerintah Indonesia

memandang perlu menjadikan peserta didik menjadi manusia yang bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab

sehingga perlu ditambah pilar kelima yaiturdquo learning to trust in Godrdquo

C Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan sebagai pembanding dan dapat digunakan untuk

meningkatkan kualitas penelitian adalah sebagai berikut

1 Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA melalui Pendekatan

Kontekstual Siswa Kelas VI Sekolah Tunas Mekar Bandar Lampung

20082009

1) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6 Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus 3 Pada

Siklus I nilai rata-rata siswa kelas 6A adalah 7179 Pada Siklus II nilai

rata-rata siswa kelas 6A adalah 7662 yang berarti meningkat 673 pada

kelas 6A dari nilai rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa

kelas 6A adalah 7832 yang berarti mengalami peningkatan sebesar 22

pada kelas 6A dari Siklus II atau mengalami peningkatan 901 pada

kelas 6Adari Siklus I pembelajarn IPA dengan Pembelajaran Kontekstual

Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang signifikan pada siklus I

pada kelas 6A hanya terdapat 14 atau 6087 siswa yang mencapai

ketuntasan sedangkan pada siklus III terdapat 23 siswa atau 100 siswa

60

yang mencapai ketuntasan yang berarti mengalami peningkatan sebesar

6429

2) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6B Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus III Pada

Siklus I nilai rata-rata 6B adalah 7222 Pada Siklus II nilai rata-rata siswa

kelas 6B adalah 7865 yang berarti meningkat 890 pada kelas 6B dari nilai

rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa 6B adalah 7946 yang

berarti mengalami peningkatan sebesar 103 dari Siklus II atau

mengalami peningkatan 1003 dari Siklus I pembelajarn IPA dengan

Pembelajaran Kontekstual Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang

signifikan pada siklus I pada kelas 6B hanya terdapat 14 atau 6087

siswa yang mencapai ketuntasan sedangkan pada siklus III masing-masing

terdapat 23 siswa atau 100 siswa yang mencapai ketuntasan yang berarti

mengalami peningkatan sebesar 6429

Berdasarkan penelitian tersebut ternyata prestasi belajar dapat ditingkatkan

melalui pendekatan pembelajaran CTL walaupun pada mata pelajaran IPA

Hal ini memungkinkan terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa

pembelajaran bahasa termasuk prestasi belajar menulis deskripsi

berbahasa Lampung

2 Jurnal Teknologi Pendidikan Unila Volume 04 No 03- Maret 2008 Penelitian

Nuraeni Erdawati dengan judul Penerapan Strategi Contextual Teaching and

Learning (CTL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) SD Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada

61

tiap siklus serta peningkatan aktivitas belajar siswa Pembelajaran

menerapkan pendekatan CTL dapat dijadikan sebagai alternatif penerapan

model pembelajaran IPS terutama pada materi peta tematik keragaman

kenampakan alam dan buatan

Merujuk hasil penelitian tersebut ternyata prestasi belajar IPS dapat

ditingkatkan melalui pendekatan pembelajaran CTL Hal ini memungkinkan

terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa pada pembelajaran bahasa

termasuk prestasi belajar menulis deskripsi berbahasa Lampung kelas V SDN

1 Sukarame Dua Bandar Lampung

Page 42: II. KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Menulis Deskripsi ...digilib.unila.ac.id/20091/3/BAB II.pdf · yang bertalian dengan usaha penulis untuk memberikan perincian dari ... Syarat-syarat

52

Dari beberapa teori konstruktivisme di atas belajar adalah merupakan kegiatan

aktif dimana sibelajar membangaun sendiri pengetahuannya subyek belajar juga

mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari dan merupakan proses

bagaimana menjadi tahu tentang sesuatu proses belajar bukanlah memindahkan

pengetahuan dari guru ke siswa tetapi sesuatu kegiatan yang memungkinkan

siswa merekonstruksi sendiri pengetahuannya

Belajar merupakan usaha manusia dalam rangka merubah pola pikir dan tingkah

lakunya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman dan interaksi dengan

lingkungan sekitarnya sehingga terjadi perubahan keterampilan pemahaman

pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat permanen dan membekas diharapkan

dapat hidup mandiri karena untuk membangun suatu pengetahuan baru siswa

akan menyesuaikan informasi baru atau pengetahuan yang disampaikan dengan

pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki melalui berinteraksi sosial

dengan peserta didik lain atau guru dan sumber belajar

Selanjutnya dapat juga dirumuskan bahwa belajar merupakan usaha manusia

dalam rangka merubah pola pikir dan tingkahlakunya berdasarkan pengetahuan

pengalaman dan interaksi dengan lingkungan sekitarnya Dengan terjadinya

perubahan keterampilan pemahaman pengetahuan nilai dan sikap yang bersifat

permanen dan membekas diharapkan dapat hidup mandiri tidak tergantung pada

orang lain

Belajar yang dimaksudkan penulis adalah belajar menulis deskripsi dalam bahasa

lampung siswa mengkonstruksi sendiri informasi yang akan disampaikan melalui

tulisannya setelah mengamati lingkungan sekitar

53

b Hakikat Pembelajaran Bahasa

Sagala (2005 176) menyatakan bahwa pembelajaran ialah membelajarkan siswa

menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu

utama keberhasilan pendidikan Pembelajaran menurut Corey (1998 91) adalah

suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk

memungkinkan ia turut serta dalam tingkahlaku tertentu dalam kondisi khusus

atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu pembelajaran merupakan

subset khusus dari pendidikan Menurut Burton dalam Sagala (2005 213)

pembelajaran adalah upaya memberikan stimulus bimbingan pengarahan dan

dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar

Vigotsky dalam Budiningsih (2005 103) menyatakan dalam kegiatan

pembelajaran hendaknya anak memperoleh kesempatan yang luas untuk

mengembangkan zona perkembangan proximalnya atau potensi melalui belajar

dan berkembang guru perlu menyediakan berbagai jenis dan tingkatan bantuan

(helps) cognitive scaffolding yang dapat memfasilitasi anak agar mereka dapat

memecahkan permasalahan yang dihadapinya Bantuan dapat dalam bentuk

contoh pedoman bimbingan orang lain atau teman yang lebih kompeten

Bentuk-bentuk pembelajaran kooperatif kolaboratif serta belajar kontekstual

sangat tepat digunakan

Zona perkembangan proksimal menurutnya perkembangan kemampuan seseorang

dapat dibedakan kedalam dua tingkat yaitu tingkat aktual dan potensial tingkat

perkembangan aktual tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan

tugas-tugas atau memecahkan berbagai masalah secara mandiri (intramental)

54

sedangkan potensial kemampuan kemampuan memecahkan masalah dan

menyelesaikan tugas-tugas ketika di bawah bimbingan orang dewasa atau ketika

berkolaborasi dengan teman sebaya yang lebih kompeten (intermental)

Berdasarkan beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan pembelajaran

merupakan pengorganisasian aktivitas siswa dalam arti peran guru bukan semata-

mata memberikan informasi melainkan juga mengarahkan memotivasi dan

memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the learning) agar proses

belajar lebih memadai Pembelajaran juga mengandung arti setiap kegiatan

dirancang untuk membantu dalam mempelajari sesuatu kemampuan atau nilai

Yuelawati E (2004 121) mengutip pepatah Cina bahwa membaca

mendengar dan melihat belum cukup dalam belajar pembelajaran yang

melibatkan peserta didik untuk mengalami dan membicarakan bahan

tertentu pada orang lain dapat lebih bermakna dalam belajar terlebih lagi

bila peserta didik mempunyai kesempatan untuk mengajarkan

pengetahuannya terhadap peserta didik lain yang bersumber

Keberhasilan pembelajaran Kerucut Dale disebutkan bahwa keberhasilam

peembelajaran adalah sebagai berikut

1) Apa yang kita baca 10

2) Apa yang kita dengar 20

3) Apa yang kita lihat 30

4) Apa yang kita dengar dan lihat 50

5) Apa yang kita bicarakan dengan orang lain 70

6) Apa yang kita alami sendiri 80

7) Apa yang kita ajarkan kepada orang lain 95

55

Pembelajaran bahasa yang dimaksud adalah pembelajaran tentang menulis

deskripsi bahasa Lampung kelas V SD pembelajaran ini dirancang menggunakan

pendekatan Pembelajaran CTL khususnya untuk meningkatkan aktivitas belajar

bahasa Lampung dan sebagai bentuk nyata pelaksanaan tugas guru dalam hal

kegiatan belajar di Sekolah Dasar tentunya kondisi belajar yang aktif dan

menyenangkan

Hakikat belajar bahasa Lampung yang dimaksudkan dalam penelitian ini guru

akan merancang pembelajaran menggunakan pendekatan komunikatif integratif

siswa diharapkan dapat mendeskripsikan apa yang diamatinya Proses

pembelajaran mengkondisikan siswa untuk melakukan pengamatan kemudian

menemukan hal yang diamati mengindentifikasikan menentukan lalu

mengungkapkan apa yang diamatinya dalam tulisan deskriptif sehingga proses

belajar berlangsung aktif dan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan

Dalam Standar Kelulusan BSNP 2006 sesuai Permen No 22 tahun 2005 Standar

Kompetensi Lulusan pendidikan dasar meliputi SD MISDLB Paket A dan SMP

MTs SMPLB bertujuan meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan kepribadian

akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

lebih lanjut

Adapun Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) SD

MISDLB Paket A selengkapnya adalah (a) Menjalankan ajaran agama yang

dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak (b) Mengenal kekurangan dan

kelebihan diri sendiri (c) Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku di

lingkungannya (d) Menghargai keberagaman agama budaya suku ras dan

56

golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya (e) Menggunakan informasi

tentang lingkungan sekitar secara logis kritis dan kreatif (f) Menunjukkan

kemampuan berfikir logis kritis dan kreatif dengan bimbingan guru pendidik (g)

Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya (h)

Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan

sehari-hari (i) Menunjukkan kemampuan menggali gejala alam dan sosial di

lingkungan sekitar (j) Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap

lingkungan (k) Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa negara

dan tanah air Indonesia (l) Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan

seni dan budaya lokal (m) Menunjukkan kebiasaan hidup bersih sehat bugar

aman dan memanfaatkan waktu luang (n) Berkomunikasi secara jelas dan santun

(0) Bekerja sama dengan kelompok tolong menolong dan menjaga diri sendiri

dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya (p) Menunjukkan kegemaran

membaca dan menulis (q) Menunjukkan keterampilan menyimak berbicara

membaca menulis dan berhitung

c Hakikat Pendidikan

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat Setiap manusia membutuhkan

pendidikan sampai kapan dan dimanapun ia berada Pendidikan sangat penting

artinya sebab tenpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan

terbelakang Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk

menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing disamping

memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik

57

Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 menyatakan pendidikan sebagai usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri kepribadian kecerdasan akhlak

mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan

negara

Menurut pragmatisme pendidikan merupakan suatu proses reorganisasi dan

rekonstruksi dari pengalaman-pengalaman individu Baik anak maupun orang

dewasa selalu belajar dari pengalamannya (Sadulloh 2003 125) Sedangkan

Suhasno et all (1991 3) menyatakan bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai

suatu proses pertumbuhan yang menyesuaikan dengan lingkungan Suatu

pengarahan dan bimbingan yang diberikan kepada anak dalam pertumbuhannya

Suatu usaha sadar untuk menciptakan suatu keadaan atau situasi tertentu yang

dikehendaki oleh masyarakat serta suatu pembentukan kepribadian kemampuan

anak dalam menuju kedewasaan

Lima pilar pendidikan sekarang dan masa depan yang dicanangkan oleh UNESCO

yang perlu dikembangkan oleh lembaga pendidikan formal yaitu (1) learning to

know (belajar untuk mengetahui) (2) learning to do (belajar untuk melakukan

sesuatu) dalam hal ini kita dituntut untuk terampil dalam melakukan sesuatu (3)

learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) (4) learning to live together

(belajar untuk menjalani kehidupan bersama) dan (5) learning to trust in God

(belajar untuk bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa)

58

Realisasi ldquolearning to knowrdquo dapat diterapkan dengan memposisikan guru sebagai

fasilitator Disamping itu guru dituntut untuk dapat berperan sebagai teman

sejawat dalam berdialog dengan siswa dalam mengembangkan penguasaan

pengetahuan maupun ilmu tertentu

Learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu) akan bisa berjalan jika di

sekolah memfasilitasi siswa untuk mengaktualisasi keterampilan yang dililikinya

serta bakat dan minatnya Walaupun bakat dan minat anak banyak dipengaruhi

unsur kerturunan namun tumbuh berkembangnya bakat dan minat tergantung

pada lingkungannya Keterampilan dapat digunakan untuk menopang kehidupan

seseorang bahkan keterampilan lebih dominan daripada penguasaan pengetahuan

dalam mendukung keberhasilan kehidupan seorang

Learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) erat hubungannya dengan bakat

dan minat perkembangan fisik dan kejiwaan tipologi pribadi anak serta kondisi

lingkungannya Bagi anak yang agresif proses perkembangan diri akan berjalan

bila diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi Sebaliknya bagi anak yang

pasif peran guru sebagai pengarah sekaligus fasilitator sangat dibutuhkan untuk

pengembangan diri siswa secara maksimal

Kebiasaan hidup bersama saling menghargai terbuka memberi dan memenerima

(take and give) perlu ditumbuhkembangkan Kondisi seperti ini memungkinkan

terjadinya proses ldquolearning to live togetherrdquo (belajar untuk menjalani kehidupan

bersama) Penerapan pilar keempat ini dirasakan makin penting dalam era

globalisasi era persaingan global Perlu pemupukan sikap saling pengertian antar

ras suku dan agama agar tidak menimbulkan berbagai pertentangan yang

59

bersumber pada hal tersebut Selain empat pilar diatas dalam Undang-Undang RI

No 20 BAB II Pasal 3 Sistem Pendidikan Nasional pemerintah Indonesia

memandang perlu menjadikan peserta didik menjadi manusia yang bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab

sehingga perlu ditambah pilar kelima yaiturdquo learning to trust in Godrdquo

C Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan sebagai pembanding dan dapat digunakan untuk

meningkatkan kualitas penelitian adalah sebagai berikut

1 Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA melalui Pendekatan

Kontekstual Siswa Kelas VI Sekolah Tunas Mekar Bandar Lampung

20082009

1) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6 Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus 3 Pada

Siklus I nilai rata-rata siswa kelas 6A adalah 7179 Pada Siklus II nilai

rata-rata siswa kelas 6A adalah 7662 yang berarti meningkat 673 pada

kelas 6A dari nilai rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa

kelas 6A adalah 7832 yang berarti mengalami peningkatan sebesar 22

pada kelas 6A dari Siklus II atau mengalami peningkatan 901 pada

kelas 6Adari Siklus I pembelajarn IPA dengan Pembelajaran Kontekstual

Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang signifikan pada siklus I

pada kelas 6A hanya terdapat 14 atau 6087 siswa yang mencapai

ketuntasan sedangkan pada siklus III terdapat 23 siswa atau 100 siswa

60

yang mencapai ketuntasan yang berarti mengalami peningkatan sebesar

6429

2) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6B Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus III Pada

Siklus I nilai rata-rata 6B adalah 7222 Pada Siklus II nilai rata-rata siswa

kelas 6B adalah 7865 yang berarti meningkat 890 pada kelas 6B dari nilai

rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa 6B adalah 7946 yang

berarti mengalami peningkatan sebesar 103 dari Siklus II atau

mengalami peningkatan 1003 dari Siklus I pembelajarn IPA dengan

Pembelajaran Kontekstual Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang

signifikan pada siklus I pada kelas 6B hanya terdapat 14 atau 6087

siswa yang mencapai ketuntasan sedangkan pada siklus III masing-masing

terdapat 23 siswa atau 100 siswa yang mencapai ketuntasan yang berarti

mengalami peningkatan sebesar 6429

Berdasarkan penelitian tersebut ternyata prestasi belajar dapat ditingkatkan

melalui pendekatan pembelajaran CTL walaupun pada mata pelajaran IPA

Hal ini memungkinkan terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa

pembelajaran bahasa termasuk prestasi belajar menulis deskripsi

berbahasa Lampung

2 Jurnal Teknologi Pendidikan Unila Volume 04 No 03- Maret 2008 Penelitian

Nuraeni Erdawati dengan judul Penerapan Strategi Contextual Teaching and

Learning (CTL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) SD Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada

61

tiap siklus serta peningkatan aktivitas belajar siswa Pembelajaran

menerapkan pendekatan CTL dapat dijadikan sebagai alternatif penerapan

model pembelajaran IPS terutama pada materi peta tematik keragaman

kenampakan alam dan buatan

Merujuk hasil penelitian tersebut ternyata prestasi belajar IPS dapat

ditingkatkan melalui pendekatan pembelajaran CTL Hal ini memungkinkan

terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa pada pembelajaran bahasa

termasuk prestasi belajar menulis deskripsi berbahasa Lampung kelas V SDN

1 Sukarame Dua Bandar Lampung

Page 43: II. KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Menulis Deskripsi ...digilib.unila.ac.id/20091/3/BAB II.pdf · yang bertalian dengan usaha penulis untuk memberikan perincian dari ... Syarat-syarat

53

b Hakikat Pembelajaran Bahasa

Sagala (2005 176) menyatakan bahwa pembelajaran ialah membelajarkan siswa

menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu

utama keberhasilan pendidikan Pembelajaran menurut Corey (1998 91) adalah

suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk

memungkinkan ia turut serta dalam tingkahlaku tertentu dalam kondisi khusus

atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu pembelajaran merupakan

subset khusus dari pendidikan Menurut Burton dalam Sagala (2005 213)

pembelajaran adalah upaya memberikan stimulus bimbingan pengarahan dan

dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar

Vigotsky dalam Budiningsih (2005 103) menyatakan dalam kegiatan

pembelajaran hendaknya anak memperoleh kesempatan yang luas untuk

mengembangkan zona perkembangan proximalnya atau potensi melalui belajar

dan berkembang guru perlu menyediakan berbagai jenis dan tingkatan bantuan

(helps) cognitive scaffolding yang dapat memfasilitasi anak agar mereka dapat

memecahkan permasalahan yang dihadapinya Bantuan dapat dalam bentuk

contoh pedoman bimbingan orang lain atau teman yang lebih kompeten

Bentuk-bentuk pembelajaran kooperatif kolaboratif serta belajar kontekstual

sangat tepat digunakan

Zona perkembangan proksimal menurutnya perkembangan kemampuan seseorang

dapat dibedakan kedalam dua tingkat yaitu tingkat aktual dan potensial tingkat

perkembangan aktual tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan

tugas-tugas atau memecahkan berbagai masalah secara mandiri (intramental)

54

sedangkan potensial kemampuan kemampuan memecahkan masalah dan

menyelesaikan tugas-tugas ketika di bawah bimbingan orang dewasa atau ketika

berkolaborasi dengan teman sebaya yang lebih kompeten (intermental)

Berdasarkan beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan pembelajaran

merupakan pengorganisasian aktivitas siswa dalam arti peran guru bukan semata-

mata memberikan informasi melainkan juga mengarahkan memotivasi dan

memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the learning) agar proses

belajar lebih memadai Pembelajaran juga mengandung arti setiap kegiatan

dirancang untuk membantu dalam mempelajari sesuatu kemampuan atau nilai

Yuelawati E (2004 121) mengutip pepatah Cina bahwa membaca

mendengar dan melihat belum cukup dalam belajar pembelajaran yang

melibatkan peserta didik untuk mengalami dan membicarakan bahan

tertentu pada orang lain dapat lebih bermakna dalam belajar terlebih lagi

bila peserta didik mempunyai kesempatan untuk mengajarkan

pengetahuannya terhadap peserta didik lain yang bersumber

Keberhasilan pembelajaran Kerucut Dale disebutkan bahwa keberhasilam

peembelajaran adalah sebagai berikut

1) Apa yang kita baca 10

2) Apa yang kita dengar 20

3) Apa yang kita lihat 30

4) Apa yang kita dengar dan lihat 50

5) Apa yang kita bicarakan dengan orang lain 70

6) Apa yang kita alami sendiri 80

7) Apa yang kita ajarkan kepada orang lain 95

55

Pembelajaran bahasa yang dimaksud adalah pembelajaran tentang menulis

deskripsi bahasa Lampung kelas V SD pembelajaran ini dirancang menggunakan

pendekatan Pembelajaran CTL khususnya untuk meningkatkan aktivitas belajar

bahasa Lampung dan sebagai bentuk nyata pelaksanaan tugas guru dalam hal

kegiatan belajar di Sekolah Dasar tentunya kondisi belajar yang aktif dan

menyenangkan

Hakikat belajar bahasa Lampung yang dimaksudkan dalam penelitian ini guru

akan merancang pembelajaran menggunakan pendekatan komunikatif integratif

siswa diharapkan dapat mendeskripsikan apa yang diamatinya Proses

pembelajaran mengkondisikan siswa untuk melakukan pengamatan kemudian

menemukan hal yang diamati mengindentifikasikan menentukan lalu

mengungkapkan apa yang diamatinya dalam tulisan deskriptif sehingga proses

belajar berlangsung aktif dan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan

Dalam Standar Kelulusan BSNP 2006 sesuai Permen No 22 tahun 2005 Standar

Kompetensi Lulusan pendidikan dasar meliputi SD MISDLB Paket A dan SMP

MTs SMPLB bertujuan meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan kepribadian

akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

lebih lanjut

Adapun Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) SD

MISDLB Paket A selengkapnya adalah (a) Menjalankan ajaran agama yang

dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak (b) Mengenal kekurangan dan

kelebihan diri sendiri (c) Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku di

lingkungannya (d) Menghargai keberagaman agama budaya suku ras dan

56

golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya (e) Menggunakan informasi

tentang lingkungan sekitar secara logis kritis dan kreatif (f) Menunjukkan

kemampuan berfikir logis kritis dan kreatif dengan bimbingan guru pendidik (g)

Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya (h)

Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan

sehari-hari (i) Menunjukkan kemampuan menggali gejala alam dan sosial di

lingkungan sekitar (j) Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap

lingkungan (k) Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa negara

dan tanah air Indonesia (l) Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan

seni dan budaya lokal (m) Menunjukkan kebiasaan hidup bersih sehat bugar

aman dan memanfaatkan waktu luang (n) Berkomunikasi secara jelas dan santun

(0) Bekerja sama dengan kelompok tolong menolong dan menjaga diri sendiri

dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya (p) Menunjukkan kegemaran

membaca dan menulis (q) Menunjukkan keterampilan menyimak berbicara

membaca menulis dan berhitung

c Hakikat Pendidikan

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat Setiap manusia membutuhkan

pendidikan sampai kapan dan dimanapun ia berada Pendidikan sangat penting

artinya sebab tenpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan

terbelakang Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk

menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing disamping

memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik

57

Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 menyatakan pendidikan sebagai usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri kepribadian kecerdasan akhlak

mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan

negara

Menurut pragmatisme pendidikan merupakan suatu proses reorganisasi dan

rekonstruksi dari pengalaman-pengalaman individu Baik anak maupun orang

dewasa selalu belajar dari pengalamannya (Sadulloh 2003 125) Sedangkan

Suhasno et all (1991 3) menyatakan bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai

suatu proses pertumbuhan yang menyesuaikan dengan lingkungan Suatu

pengarahan dan bimbingan yang diberikan kepada anak dalam pertumbuhannya

Suatu usaha sadar untuk menciptakan suatu keadaan atau situasi tertentu yang

dikehendaki oleh masyarakat serta suatu pembentukan kepribadian kemampuan

anak dalam menuju kedewasaan

Lima pilar pendidikan sekarang dan masa depan yang dicanangkan oleh UNESCO

yang perlu dikembangkan oleh lembaga pendidikan formal yaitu (1) learning to

know (belajar untuk mengetahui) (2) learning to do (belajar untuk melakukan

sesuatu) dalam hal ini kita dituntut untuk terampil dalam melakukan sesuatu (3)

learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) (4) learning to live together

(belajar untuk menjalani kehidupan bersama) dan (5) learning to trust in God

(belajar untuk bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa)

58

Realisasi ldquolearning to knowrdquo dapat diterapkan dengan memposisikan guru sebagai

fasilitator Disamping itu guru dituntut untuk dapat berperan sebagai teman

sejawat dalam berdialog dengan siswa dalam mengembangkan penguasaan

pengetahuan maupun ilmu tertentu

Learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu) akan bisa berjalan jika di

sekolah memfasilitasi siswa untuk mengaktualisasi keterampilan yang dililikinya

serta bakat dan minatnya Walaupun bakat dan minat anak banyak dipengaruhi

unsur kerturunan namun tumbuh berkembangnya bakat dan minat tergantung

pada lingkungannya Keterampilan dapat digunakan untuk menopang kehidupan

seseorang bahkan keterampilan lebih dominan daripada penguasaan pengetahuan

dalam mendukung keberhasilan kehidupan seorang

Learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) erat hubungannya dengan bakat

dan minat perkembangan fisik dan kejiwaan tipologi pribadi anak serta kondisi

lingkungannya Bagi anak yang agresif proses perkembangan diri akan berjalan

bila diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi Sebaliknya bagi anak yang

pasif peran guru sebagai pengarah sekaligus fasilitator sangat dibutuhkan untuk

pengembangan diri siswa secara maksimal

Kebiasaan hidup bersama saling menghargai terbuka memberi dan memenerima

(take and give) perlu ditumbuhkembangkan Kondisi seperti ini memungkinkan

terjadinya proses ldquolearning to live togetherrdquo (belajar untuk menjalani kehidupan

bersama) Penerapan pilar keempat ini dirasakan makin penting dalam era

globalisasi era persaingan global Perlu pemupukan sikap saling pengertian antar

ras suku dan agama agar tidak menimbulkan berbagai pertentangan yang

59

bersumber pada hal tersebut Selain empat pilar diatas dalam Undang-Undang RI

No 20 BAB II Pasal 3 Sistem Pendidikan Nasional pemerintah Indonesia

memandang perlu menjadikan peserta didik menjadi manusia yang bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab

sehingga perlu ditambah pilar kelima yaiturdquo learning to trust in Godrdquo

C Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan sebagai pembanding dan dapat digunakan untuk

meningkatkan kualitas penelitian adalah sebagai berikut

1 Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA melalui Pendekatan

Kontekstual Siswa Kelas VI Sekolah Tunas Mekar Bandar Lampung

20082009

1) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6 Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus 3 Pada

Siklus I nilai rata-rata siswa kelas 6A adalah 7179 Pada Siklus II nilai

rata-rata siswa kelas 6A adalah 7662 yang berarti meningkat 673 pada

kelas 6A dari nilai rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa

kelas 6A adalah 7832 yang berarti mengalami peningkatan sebesar 22

pada kelas 6A dari Siklus II atau mengalami peningkatan 901 pada

kelas 6Adari Siklus I pembelajarn IPA dengan Pembelajaran Kontekstual

Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang signifikan pada siklus I

pada kelas 6A hanya terdapat 14 atau 6087 siswa yang mencapai

ketuntasan sedangkan pada siklus III terdapat 23 siswa atau 100 siswa

60

yang mencapai ketuntasan yang berarti mengalami peningkatan sebesar

6429

2) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6B Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus III Pada

Siklus I nilai rata-rata 6B adalah 7222 Pada Siklus II nilai rata-rata siswa

kelas 6B adalah 7865 yang berarti meningkat 890 pada kelas 6B dari nilai

rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa 6B adalah 7946 yang

berarti mengalami peningkatan sebesar 103 dari Siklus II atau

mengalami peningkatan 1003 dari Siklus I pembelajarn IPA dengan

Pembelajaran Kontekstual Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang

signifikan pada siklus I pada kelas 6B hanya terdapat 14 atau 6087

siswa yang mencapai ketuntasan sedangkan pada siklus III masing-masing

terdapat 23 siswa atau 100 siswa yang mencapai ketuntasan yang berarti

mengalami peningkatan sebesar 6429

Berdasarkan penelitian tersebut ternyata prestasi belajar dapat ditingkatkan

melalui pendekatan pembelajaran CTL walaupun pada mata pelajaran IPA

Hal ini memungkinkan terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa

pembelajaran bahasa termasuk prestasi belajar menulis deskripsi

berbahasa Lampung

2 Jurnal Teknologi Pendidikan Unila Volume 04 No 03- Maret 2008 Penelitian

Nuraeni Erdawati dengan judul Penerapan Strategi Contextual Teaching and

Learning (CTL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) SD Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada

61

tiap siklus serta peningkatan aktivitas belajar siswa Pembelajaran

menerapkan pendekatan CTL dapat dijadikan sebagai alternatif penerapan

model pembelajaran IPS terutama pada materi peta tematik keragaman

kenampakan alam dan buatan

Merujuk hasil penelitian tersebut ternyata prestasi belajar IPS dapat

ditingkatkan melalui pendekatan pembelajaran CTL Hal ini memungkinkan

terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa pada pembelajaran bahasa

termasuk prestasi belajar menulis deskripsi berbahasa Lampung kelas V SDN

1 Sukarame Dua Bandar Lampung

Page 44: II. KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Menulis Deskripsi ...digilib.unila.ac.id/20091/3/BAB II.pdf · yang bertalian dengan usaha penulis untuk memberikan perincian dari ... Syarat-syarat

54

sedangkan potensial kemampuan kemampuan memecahkan masalah dan

menyelesaikan tugas-tugas ketika di bawah bimbingan orang dewasa atau ketika

berkolaborasi dengan teman sebaya yang lebih kompeten (intermental)

Berdasarkan beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan pembelajaran

merupakan pengorganisasian aktivitas siswa dalam arti peran guru bukan semata-

mata memberikan informasi melainkan juga mengarahkan memotivasi dan

memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the learning) agar proses

belajar lebih memadai Pembelajaran juga mengandung arti setiap kegiatan

dirancang untuk membantu dalam mempelajari sesuatu kemampuan atau nilai

Yuelawati E (2004 121) mengutip pepatah Cina bahwa membaca

mendengar dan melihat belum cukup dalam belajar pembelajaran yang

melibatkan peserta didik untuk mengalami dan membicarakan bahan

tertentu pada orang lain dapat lebih bermakna dalam belajar terlebih lagi

bila peserta didik mempunyai kesempatan untuk mengajarkan

pengetahuannya terhadap peserta didik lain yang bersumber

Keberhasilan pembelajaran Kerucut Dale disebutkan bahwa keberhasilam

peembelajaran adalah sebagai berikut

1) Apa yang kita baca 10

2) Apa yang kita dengar 20

3) Apa yang kita lihat 30

4) Apa yang kita dengar dan lihat 50

5) Apa yang kita bicarakan dengan orang lain 70

6) Apa yang kita alami sendiri 80

7) Apa yang kita ajarkan kepada orang lain 95

55

Pembelajaran bahasa yang dimaksud adalah pembelajaran tentang menulis

deskripsi bahasa Lampung kelas V SD pembelajaran ini dirancang menggunakan

pendekatan Pembelajaran CTL khususnya untuk meningkatkan aktivitas belajar

bahasa Lampung dan sebagai bentuk nyata pelaksanaan tugas guru dalam hal

kegiatan belajar di Sekolah Dasar tentunya kondisi belajar yang aktif dan

menyenangkan

Hakikat belajar bahasa Lampung yang dimaksudkan dalam penelitian ini guru

akan merancang pembelajaran menggunakan pendekatan komunikatif integratif

siswa diharapkan dapat mendeskripsikan apa yang diamatinya Proses

pembelajaran mengkondisikan siswa untuk melakukan pengamatan kemudian

menemukan hal yang diamati mengindentifikasikan menentukan lalu

mengungkapkan apa yang diamatinya dalam tulisan deskriptif sehingga proses

belajar berlangsung aktif dan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan

Dalam Standar Kelulusan BSNP 2006 sesuai Permen No 22 tahun 2005 Standar

Kompetensi Lulusan pendidikan dasar meliputi SD MISDLB Paket A dan SMP

MTs SMPLB bertujuan meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan kepribadian

akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

lebih lanjut

Adapun Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) SD

MISDLB Paket A selengkapnya adalah (a) Menjalankan ajaran agama yang

dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak (b) Mengenal kekurangan dan

kelebihan diri sendiri (c) Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku di

lingkungannya (d) Menghargai keberagaman agama budaya suku ras dan

56

golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya (e) Menggunakan informasi

tentang lingkungan sekitar secara logis kritis dan kreatif (f) Menunjukkan

kemampuan berfikir logis kritis dan kreatif dengan bimbingan guru pendidik (g)

Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya (h)

Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan

sehari-hari (i) Menunjukkan kemampuan menggali gejala alam dan sosial di

lingkungan sekitar (j) Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap

lingkungan (k) Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa negara

dan tanah air Indonesia (l) Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan

seni dan budaya lokal (m) Menunjukkan kebiasaan hidup bersih sehat bugar

aman dan memanfaatkan waktu luang (n) Berkomunikasi secara jelas dan santun

(0) Bekerja sama dengan kelompok tolong menolong dan menjaga diri sendiri

dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya (p) Menunjukkan kegemaran

membaca dan menulis (q) Menunjukkan keterampilan menyimak berbicara

membaca menulis dan berhitung

c Hakikat Pendidikan

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat Setiap manusia membutuhkan

pendidikan sampai kapan dan dimanapun ia berada Pendidikan sangat penting

artinya sebab tenpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan

terbelakang Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk

menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing disamping

memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik

57

Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 menyatakan pendidikan sebagai usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri kepribadian kecerdasan akhlak

mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan

negara

Menurut pragmatisme pendidikan merupakan suatu proses reorganisasi dan

rekonstruksi dari pengalaman-pengalaman individu Baik anak maupun orang

dewasa selalu belajar dari pengalamannya (Sadulloh 2003 125) Sedangkan

Suhasno et all (1991 3) menyatakan bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai

suatu proses pertumbuhan yang menyesuaikan dengan lingkungan Suatu

pengarahan dan bimbingan yang diberikan kepada anak dalam pertumbuhannya

Suatu usaha sadar untuk menciptakan suatu keadaan atau situasi tertentu yang

dikehendaki oleh masyarakat serta suatu pembentukan kepribadian kemampuan

anak dalam menuju kedewasaan

Lima pilar pendidikan sekarang dan masa depan yang dicanangkan oleh UNESCO

yang perlu dikembangkan oleh lembaga pendidikan formal yaitu (1) learning to

know (belajar untuk mengetahui) (2) learning to do (belajar untuk melakukan

sesuatu) dalam hal ini kita dituntut untuk terampil dalam melakukan sesuatu (3)

learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) (4) learning to live together

(belajar untuk menjalani kehidupan bersama) dan (5) learning to trust in God

(belajar untuk bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa)

58

Realisasi ldquolearning to knowrdquo dapat diterapkan dengan memposisikan guru sebagai

fasilitator Disamping itu guru dituntut untuk dapat berperan sebagai teman

sejawat dalam berdialog dengan siswa dalam mengembangkan penguasaan

pengetahuan maupun ilmu tertentu

Learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu) akan bisa berjalan jika di

sekolah memfasilitasi siswa untuk mengaktualisasi keterampilan yang dililikinya

serta bakat dan minatnya Walaupun bakat dan minat anak banyak dipengaruhi

unsur kerturunan namun tumbuh berkembangnya bakat dan minat tergantung

pada lingkungannya Keterampilan dapat digunakan untuk menopang kehidupan

seseorang bahkan keterampilan lebih dominan daripada penguasaan pengetahuan

dalam mendukung keberhasilan kehidupan seorang

Learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) erat hubungannya dengan bakat

dan minat perkembangan fisik dan kejiwaan tipologi pribadi anak serta kondisi

lingkungannya Bagi anak yang agresif proses perkembangan diri akan berjalan

bila diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi Sebaliknya bagi anak yang

pasif peran guru sebagai pengarah sekaligus fasilitator sangat dibutuhkan untuk

pengembangan diri siswa secara maksimal

Kebiasaan hidup bersama saling menghargai terbuka memberi dan memenerima

(take and give) perlu ditumbuhkembangkan Kondisi seperti ini memungkinkan

terjadinya proses ldquolearning to live togetherrdquo (belajar untuk menjalani kehidupan

bersama) Penerapan pilar keempat ini dirasakan makin penting dalam era

globalisasi era persaingan global Perlu pemupukan sikap saling pengertian antar

ras suku dan agama agar tidak menimbulkan berbagai pertentangan yang

59

bersumber pada hal tersebut Selain empat pilar diatas dalam Undang-Undang RI

No 20 BAB II Pasal 3 Sistem Pendidikan Nasional pemerintah Indonesia

memandang perlu menjadikan peserta didik menjadi manusia yang bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab

sehingga perlu ditambah pilar kelima yaiturdquo learning to trust in Godrdquo

C Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan sebagai pembanding dan dapat digunakan untuk

meningkatkan kualitas penelitian adalah sebagai berikut

1 Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA melalui Pendekatan

Kontekstual Siswa Kelas VI Sekolah Tunas Mekar Bandar Lampung

20082009

1) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6 Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus 3 Pada

Siklus I nilai rata-rata siswa kelas 6A adalah 7179 Pada Siklus II nilai

rata-rata siswa kelas 6A adalah 7662 yang berarti meningkat 673 pada

kelas 6A dari nilai rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa

kelas 6A adalah 7832 yang berarti mengalami peningkatan sebesar 22

pada kelas 6A dari Siklus II atau mengalami peningkatan 901 pada

kelas 6Adari Siklus I pembelajarn IPA dengan Pembelajaran Kontekstual

Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang signifikan pada siklus I

pada kelas 6A hanya terdapat 14 atau 6087 siswa yang mencapai

ketuntasan sedangkan pada siklus III terdapat 23 siswa atau 100 siswa

60

yang mencapai ketuntasan yang berarti mengalami peningkatan sebesar

6429

2) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6B Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus III Pada

Siklus I nilai rata-rata 6B adalah 7222 Pada Siklus II nilai rata-rata siswa

kelas 6B adalah 7865 yang berarti meningkat 890 pada kelas 6B dari nilai

rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa 6B adalah 7946 yang

berarti mengalami peningkatan sebesar 103 dari Siklus II atau

mengalami peningkatan 1003 dari Siklus I pembelajarn IPA dengan

Pembelajaran Kontekstual Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang

signifikan pada siklus I pada kelas 6B hanya terdapat 14 atau 6087

siswa yang mencapai ketuntasan sedangkan pada siklus III masing-masing

terdapat 23 siswa atau 100 siswa yang mencapai ketuntasan yang berarti

mengalami peningkatan sebesar 6429

Berdasarkan penelitian tersebut ternyata prestasi belajar dapat ditingkatkan

melalui pendekatan pembelajaran CTL walaupun pada mata pelajaran IPA

Hal ini memungkinkan terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa

pembelajaran bahasa termasuk prestasi belajar menulis deskripsi

berbahasa Lampung

2 Jurnal Teknologi Pendidikan Unila Volume 04 No 03- Maret 2008 Penelitian

Nuraeni Erdawati dengan judul Penerapan Strategi Contextual Teaching and

Learning (CTL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) SD Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada

61

tiap siklus serta peningkatan aktivitas belajar siswa Pembelajaran

menerapkan pendekatan CTL dapat dijadikan sebagai alternatif penerapan

model pembelajaran IPS terutama pada materi peta tematik keragaman

kenampakan alam dan buatan

Merujuk hasil penelitian tersebut ternyata prestasi belajar IPS dapat

ditingkatkan melalui pendekatan pembelajaran CTL Hal ini memungkinkan

terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa pada pembelajaran bahasa

termasuk prestasi belajar menulis deskripsi berbahasa Lampung kelas V SDN

1 Sukarame Dua Bandar Lampung

Page 45: II. KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Menulis Deskripsi ...digilib.unila.ac.id/20091/3/BAB II.pdf · yang bertalian dengan usaha penulis untuk memberikan perincian dari ... Syarat-syarat

55

Pembelajaran bahasa yang dimaksud adalah pembelajaran tentang menulis

deskripsi bahasa Lampung kelas V SD pembelajaran ini dirancang menggunakan

pendekatan Pembelajaran CTL khususnya untuk meningkatkan aktivitas belajar

bahasa Lampung dan sebagai bentuk nyata pelaksanaan tugas guru dalam hal

kegiatan belajar di Sekolah Dasar tentunya kondisi belajar yang aktif dan

menyenangkan

Hakikat belajar bahasa Lampung yang dimaksudkan dalam penelitian ini guru

akan merancang pembelajaran menggunakan pendekatan komunikatif integratif

siswa diharapkan dapat mendeskripsikan apa yang diamatinya Proses

pembelajaran mengkondisikan siswa untuk melakukan pengamatan kemudian

menemukan hal yang diamati mengindentifikasikan menentukan lalu

mengungkapkan apa yang diamatinya dalam tulisan deskriptif sehingga proses

belajar berlangsung aktif dan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan

Dalam Standar Kelulusan BSNP 2006 sesuai Permen No 22 tahun 2005 Standar

Kompetensi Lulusan pendidikan dasar meliputi SD MISDLB Paket A dan SMP

MTs SMPLB bertujuan meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan kepribadian

akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

lebih lanjut

Adapun Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) SD

MISDLB Paket A selengkapnya adalah (a) Menjalankan ajaran agama yang

dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak (b) Mengenal kekurangan dan

kelebihan diri sendiri (c) Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku di

lingkungannya (d) Menghargai keberagaman agama budaya suku ras dan

56

golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya (e) Menggunakan informasi

tentang lingkungan sekitar secara logis kritis dan kreatif (f) Menunjukkan

kemampuan berfikir logis kritis dan kreatif dengan bimbingan guru pendidik (g)

Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya (h)

Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan

sehari-hari (i) Menunjukkan kemampuan menggali gejala alam dan sosial di

lingkungan sekitar (j) Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap

lingkungan (k) Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa negara

dan tanah air Indonesia (l) Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan

seni dan budaya lokal (m) Menunjukkan kebiasaan hidup bersih sehat bugar

aman dan memanfaatkan waktu luang (n) Berkomunikasi secara jelas dan santun

(0) Bekerja sama dengan kelompok tolong menolong dan menjaga diri sendiri

dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya (p) Menunjukkan kegemaran

membaca dan menulis (q) Menunjukkan keterampilan menyimak berbicara

membaca menulis dan berhitung

c Hakikat Pendidikan

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat Setiap manusia membutuhkan

pendidikan sampai kapan dan dimanapun ia berada Pendidikan sangat penting

artinya sebab tenpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan

terbelakang Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk

menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing disamping

memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik

57

Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 menyatakan pendidikan sebagai usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri kepribadian kecerdasan akhlak

mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan

negara

Menurut pragmatisme pendidikan merupakan suatu proses reorganisasi dan

rekonstruksi dari pengalaman-pengalaman individu Baik anak maupun orang

dewasa selalu belajar dari pengalamannya (Sadulloh 2003 125) Sedangkan

Suhasno et all (1991 3) menyatakan bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai

suatu proses pertumbuhan yang menyesuaikan dengan lingkungan Suatu

pengarahan dan bimbingan yang diberikan kepada anak dalam pertumbuhannya

Suatu usaha sadar untuk menciptakan suatu keadaan atau situasi tertentu yang

dikehendaki oleh masyarakat serta suatu pembentukan kepribadian kemampuan

anak dalam menuju kedewasaan

Lima pilar pendidikan sekarang dan masa depan yang dicanangkan oleh UNESCO

yang perlu dikembangkan oleh lembaga pendidikan formal yaitu (1) learning to

know (belajar untuk mengetahui) (2) learning to do (belajar untuk melakukan

sesuatu) dalam hal ini kita dituntut untuk terampil dalam melakukan sesuatu (3)

learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) (4) learning to live together

(belajar untuk menjalani kehidupan bersama) dan (5) learning to trust in God

(belajar untuk bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa)

58

Realisasi ldquolearning to knowrdquo dapat diterapkan dengan memposisikan guru sebagai

fasilitator Disamping itu guru dituntut untuk dapat berperan sebagai teman

sejawat dalam berdialog dengan siswa dalam mengembangkan penguasaan

pengetahuan maupun ilmu tertentu

Learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu) akan bisa berjalan jika di

sekolah memfasilitasi siswa untuk mengaktualisasi keterampilan yang dililikinya

serta bakat dan minatnya Walaupun bakat dan minat anak banyak dipengaruhi

unsur kerturunan namun tumbuh berkembangnya bakat dan minat tergantung

pada lingkungannya Keterampilan dapat digunakan untuk menopang kehidupan

seseorang bahkan keterampilan lebih dominan daripada penguasaan pengetahuan

dalam mendukung keberhasilan kehidupan seorang

Learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) erat hubungannya dengan bakat

dan minat perkembangan fisik dan kejiwaan tipologi pribadi anak serta kondisi

lingkungannya Bagi anak yang agresif proses perkembangan diri akan berjalan

bila diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi Sebaliknya bagi anak yang

pasif peran guru sebagai pengarah sekaligus fasilitator sangat dibutuhkan untuk

pengembangan diri siswa secara maksimal

Kebiasaan hidup bersama saling menghargai terbuka memberi dan memenerima

(take and give) perlu ditumbuhkembangkan Kondisi seperti ini memungkinkan

terjadinya proses ldquolearning to live togetherrdquo (belajar untuk menjalani kehidupan

bersama) Penerapan pilar keempat ini dirasakan makin penting dalam era

globalisasi era persaingan global Perlu pemupukan sikap saling pengertian antar

ras suku dan agama agar tidak menimbulkan berbagai pertentangan yang

59

bersumber pada hal tersebut Selain empat pilar diatas dalam Undang-Undang RI

No 20 BAB II Pasal 3 Sistem Pendidikan Nasional pemerintah Indonesia

memandang perlu menjadikan peserta didik menjadi manusia yang bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab

sehingga perlu ditambah pilar kelima yaiturdquo learning to trust in Godrdquo

C Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan sebagai pembanding dan dapat digunakan untuk

meningkatkan kualitas penelitian adalah sebagai berikut

1 Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA melalui Pendekatan

Kontekstual Siswa Kelas VI Sekolah Tunas Mekar Bandar Lampung

20082009

1) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6 Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus 3 Pada

Siklus I nilai rata-rata siswa kelas 6A adalah 7179 Pada Siklus II nilai

rata-rata siswa kelas 6A adalah 7662 yang berarti meningkat 673 pada

kelas 6A dari nilai rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa

kelas 6A adalah 7832 yang berarti mengalami peningkatan sebesar 22

pada kelas 6A dari Siklus II atau mengalami peningkatan 901 pada

kelas 6Adari Siklus I pembelajarn IPA dengan Pembelajaran Kontekstual

Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang signifikan pada siklus I

pada kelas 6A hanya terdapat 14 atau 6087 siswa yang mencapai

ketuntasan sedangkan pada siklus III terdapat 23 siswa atau 100 siswa

60

yang mencapai ketuntasan yang berarti mengalami peningkatan sebesar

6429

2) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6B Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus III Pada

Siklus I nilai rata-rata 6B adalah 7222 Pada Siklus II nilai rata-rata siswa

kelas 6B adalah 7865 yang berarti meningkat 890 pada kelas 6B dari nilai

rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa 6B adalah 7946 yang

berarti mengalami peningkatan sebesar 103 dari Siklus II atau

mengalami peningkatan 1003 dari Siklus I pembelajarn IPA dengan

Pembelajaran Kontekstual Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang

signifikan pada siklus I pada kelas 6B hanya terdapat 14 atau 6087

siswa yang mencapai ketuntasan sedangkan pada siklus III masing-masing

terdapat 23 siswa atau 100 siswa yang mencapai ketuntasan yang berarti

mengalami peningkatan sebesar 6429

Berdasarkan penelitian tersebut ternyata prestasi belajar dapat ditingkatkan

melalui pendekatan pembelajaran CTL walaupun pada mata pelajaran IPA

Hal ini memungkinkan terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa

pembelajaran bahasa termasuk prestasi belajar menulis deskripsi

berbahasa Lampung

2 Jurnal Teknologi Pendidikan Unila Volume 04 No 03- Maret 2008 Penelitian

Nuraeni Erdawati dengan judul Penerapan Strategi Contextual Teaching and

Learning (CTL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) SD Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada

61

tiap siklus serta peningkatan aktivitas belajar siswa Pembelajaran

menerapkan pendekatan CTL dapat dijadikan sebagai alternatif penerapan

model pembelajaran IPS terutama pada materi peta tematik keragaman

kenampakan alam dan buatan

Merujuk hasil penelitian tersebut ternyata prestasi belajar IPS dapat

ditingkatkan melalui pendekatan pembelajaran CTL Hal ini memungkinkan

terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa pada pembelajaran bahasa

termasuk prestasi belajar menulis deskripsi berbahasa Lampung kelas V SDN

1 Sukarame Dua Bandar Lampung

Page 46: II. KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Menulis Deskripsi ...digilib.unila.ac.id/20091/3/BAB II.pdf · yang bertalian dengan usaha penulis untuk memberikan perincian dari ... Syarat-syarat

56

golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya (e) Menggunakan informasi

tentang lingkungan sekitar secara logis kritis dan kreatif (f) Menunjukkan

kemampuan berfikir logis kritis dan kreatif dengan bimbingan guru pendidik (g)

Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya (h)

Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan

sehari-hari (i) Menunjukkan kemampuan menggali gejala alam dan sosial di

lingkungan sekitar (j) Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap

lingkungan (k) Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa negara

dan tanah air Indonesia (l) Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan

seni dan budaya lokal (m) Menunjukkan kebiasaan hidup bersih sehat bugar

aman dan memanfaatkan waktu luang (n) Berkomunikasi secara jelas dan santun

(0) Bekerja sama dengan kelompok tolong menolong dan menjaga diri sendiri

dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya (p) Menunjukkan kegemaran

membaca dan menulis (q) Menunjukkan keterampilan menyimak berbicara

membaca menulis dan berhitung

c Hakikat Pendidikan

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat Setiap manusia membutuhkan

pendidikan sampai kapan dan dimanapun ia berada Pendidikan sangat penting

artinya sebab tenpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan

terbelakang Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk

menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing disamping

memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik

57

Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 menyatakan pendidikan sebagai usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri kepribadian kecerdasan akhlak

mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan

negara

Menurut pragmatisme pendidikan merupakan suatu proses reorganisasi dan

rekonstruksi dari pengalaman-pengalaman individu Baik anak maupun orang

dewasa selalu belajar dari pengalamannya (Sadulloh 2003 125) Sedangkan

Suhasno et all (1991 3) menyatakan bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai

suatu proses pertumbuhan yang menyesuaikan dengan lingkungan Suatu

pengarahan dan bimbingan yang diberikan kepada anak dalam pertumbuhannya

Suatu usaha sadar untuk menciptakan suatu keadaan atau situasi tertentu yang

dikehendaki oleh masyarakat serta suatu pembentukan kepribadian kemampuan

anak dalam menuju kedewasaan

Lima pilar pendidikan sekarang dan masa depan yang dicanangkan oleh UNESCO

yang perlu dikembangkan oleh lembaga pendidikan formal yaitu (1) learning to

know (belajar untuk mengetahui) (2) learning to do (belajar untuk melakukan

sesuatu) dalam hal ini kita dituntut untuk terampil dalam melakukan sesuatu (3)

learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) (4) learning to live together

(belajar untuk menjalani kehidupan bersama) dan (5) learning to trust in God

(belajar untuk bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa)

58

Realisasi ldquolearning to knowrdquo dapat diterapkan dengan memposisikan guru sebagai

fasilitator Disamping itu guru dituntut untuk dapat berperan sebagai teman

sejawat dalam berdialog dengan siswa dalam mengembangkan penguasaan

pengetahuan maupun ilmu tertentu

Learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu) akan bisa berjalan jika di

sekolah memfasilitasi siswa untuk mengaktualisasi keterampilan yang dililikinya

serta bakat dan minatnya Walaupun bakat dan minat anak banyak dipengaruhi

unsur kerturunan namun tumbuh berkembangnya bakat dan minat tergantung

pada lingkungannya Keterampilan dapat digunakan untuk menopang kehidupan

seseorang bahkan keterampilan lebih dominan daripada penguasaan pengetahuan

dalam mendukung keberhasilan kehidupan seorang

Learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) erat hubungannya dengan bakat

dan minat perkembangan fisik dan kejiwaan tipologi pribadi anak serta kondisi

lingkungannya Bagi anak yang agresif proses perkembangan diri akan berjalan

bila diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi Sebaliknya bagi anak yang

pasif peran guru sebagai pengarah sekaligus fasilitator sangat dibutuhkan untuk

pengembangan diri siswa secara maksimal

Kebiasaan hidup bersama saling menghargai terbuka memberi dan memenerima

(take and give) perlu ditumbuhkembangkan Kondisi seperti ini memungkinkan

terjadinya proses ldquolearning to live togetherrdquo (belajar untuk menjalani kehidupan

bersama) Penerapan pilar keempat ini dirasakan makin penting dalam era

globalisasi era persaingan global Perlu pemupukan sikap saling pengertian antar

ras suku dan agama agar tidak menimbulkan berbagai pertentangan yang

59

bersumber pada hal tersebut Selain empat pilar diatas dalam Undang-Undang RI

No 20 BAB II Pasal 3 Sistem Pendidikan Nasional pemerintah Indonesia

memandang perlu menjadikan peserta didik menjadi manusia yang bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab

sehingga perlu ditambah pilar kelima yaiturdquo learning to trust in Godrdquo

C Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan sebagai pembanding dan dapat digunakan untuk

meningkatkan kualitas penelitian adalah sebagai berikut

1 Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA melalui Pendekatan

Kontekstual Siswa Kelas VI Sekolah Tunas Mekar Bandar Lampung

20082009

1) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6 Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus 3 Pada

Siklus I nilai rata-rata siswa kelas 6A adalah 7179 Pada Siklus II nilai

rata-rata siswa kelas 6A adalah 7662 yang berarti meningkat 673 pada

kelas 6A dari nilai rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa

kelas 6A adalah 7832 yang berarti mengalami peningkatan sebesar 22

pada kelas 6A dari Siklus II atau mengalami peningkatan 901 pada

kelas 6Adari Siklus I pembelajarn IPA dengan Pembelajaran Kontekstual

Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang signifikan pada siklus I

pada kelas 6A hanya terdapat 14 atau 6087 siswa yang mencapai

ketuntasan sedangkan pada siklus III terdapat 23 siswa atau 100 siswa

60

yang mencapai ketuntasan yang berarti mengalami peningkatan sebesar

6429

2) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6B Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus III Pada

Siklus I nilai rata-rata 6B adalah 7222 Pada Siklus II nilai rata-rata siswa

kelas 6B adalah 7865 yang berarti meningkat 890 pada kelas 6B dari nilai

rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa 6B adalah 7946 yang

berarti mengalami peningkatan sebesar 103 dari Siklus II atau

mengalami peningkatan 1003 dari Siklus I pembelajarn IPA dengan

Pembelajaran Kontekstual Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang

signifikan pada siklus I pada kelas 6B hanya terdapat 14 atau 6087

siswa yang mencapai ketuntasan sedangkan pada siklus III masing-masing

terdapat 23 siswa atau 100 siswa yang mencapai ketuntasan yang berarti

mengalami peningkatan sebesar 6429

Berdasarkan penelitian tersebut ternyata prestasi belajar dapat ditingkatkan

melalui pendekatan pembelajaran CTL walaupun pada mata pelajaran IPA

Hal ini memungkinkan terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa

pembelajaran bahasa termasuk prestasi belajar menulis deskripsi

berbahasa Lampung

2 Jurnal Teknologi Pendidikan Unila Volume 04 No 03- Maret 2008 Penelitian

Nuraeni Erdawati dengan judul Penerapan Strategi Contextual Teaching and

Learning (CTL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) SD Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada

61

tiap siklus serta peningkatan aktivitas belajar siswa Pembelajaran

menerapkan pendekatan CTL dapat dijadikan sebagai alternatif penerapan

model pembelajaran IPS terutama pada materi peta tematik keragaman

kenampakan alam dan buatan

Merujuk hasil penelitian tersebut ternyata prestasi belajar IPS dapat

ditingkatkan melalui pendekatan pembelajaran CTL Hal ini memungkinkan

terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa pada pembelajaran bahasa

termasuk prestasi belajar menulis deskripsi berbahasa Lampung kelas V SDN

1 Sukarame Dua Bandar Lampung

Page 47: II. KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Menulis Deskripsi ...digilib.unila.ac.id/20091/3/BAB II.pdf · yang bertalian dengan usaha penulis untuk memberikan perincian dari ... Syarat-syarat

57

Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 menyatakan pendidikan sebagai usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri kepribadian kecerdasan akhlak

mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan

negara

Menurut pragmatisme pendidikan merupakan suatu proses reorganisasi dan

rekonstruksi dari pengalaman-pengalaman individu Baik anak maupun orang

dewasa selalu belajar dari pengalamannya (Sadulloh 2003 125) Sedangkan

Suhasno et all (1991 3) menyatakan bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai

suatu proses pertumbuhan yang menyesuaikan dengan lingkungan Suatu

pengarahan dan bimbingan yang diberikan kepada anak dalam pertumbuhannya

Suatu usaha sadar untuk menciptakan suatu keadaan atau situasi tertentu yang

dikehendaki oleh masyarakat serta suatu pembentukan kepribadian kemampuan

anak dalam menuju kedewasaan

Lima pilar pendidikan sekarang dan masa depan yang dicanangkan oleh UNESCO

yang perlu dikembangkan oleh lembaga pendidikan formal yaitu (1) learning to

know (belajar untuk mengetahui) (2) learning to do (belajar untuk melakukan

sesuatu) dalam hal ini kita dituntut untuk terampil dalam melakukan sesuatu (3)

learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) (4) learning to live together

(belajar untuk menjalani kehidupan bersama) dan (5) learning to trust in God

(belajar untuk bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa)

58

Realisasi ldquolearning to knowrdquo dapat diterapkan dengan memposisikan guru sebagai

fasilitator Disamping itu guru dituntut untuk dapat berperan sebagai teman

sejawat dalam berdialog dengan siswa dalam mengembangkan penguasaan

pengetahuan maupun ilmu tertentu

Learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu) akan bisa berjalan jika di

sekolah memfasilitasi siswa untuk mengaktualisasi keterampilan yang dililikinya

serta bakat dan minatnya Walaupun bakat dan minat anak banyak dipengaruhi

unsur kerturunan namun tumbuh berkembangnya bakat dan minat tergantung

pada lingkungannya Keterampilan dapat digunakan untuk menopang kehidupan

seseorang bahkan keterampilan lebih dominan daripada penguasaan pengetahuan

dalam mendukung keberhasilan kehidupan seorang

Learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) erat hubungannya dengan bakat

dan minat perkembangan fisik dan kejiwaan tipologi pribadi anak serta kondisi

lingkungannya Bagi anak yang agresif proses perkembangan diri akan berjalan

bila diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi Sebaliknya bagi anak yang

pasif peran guru sebagai pengarah sekaligus fasilitator sangat dibutuhkan untuk

pengembangan diri siswa secara maksimal

Kebiasaan hidup bersama saling menghargai terbuka memberi dan memenerima

(take and give) perlu ditumbuhkembangkan Kondisi seperti ini memungkinkan

terjadinya proses ldquolearning to live togetherrdquo (belajar untuk menjalani kehidupan

bersama) Penerapan pilar keempat ini dirasakan makin penting dalam era

globalisasi era persaingan global Perlu pemupukan sikap saling pengertian antar

ras suku dan agama agar tidak menimbulkan berbagai pertentangan yang

59

bersumber pada hal tersebut Selain empat pilar diatas dalam Undang-Undang RI

No 20 BAB II Pasal 3 Sistem Pendidikan Nasional pemerintah Indonesia

memandang perlu menjadikan peserta didik menjadi manusia yang bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab

sehingga perlu ditambah pilar kelima yaiturdquo learning to trust in Godrdquo

C Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan sebagai pembanding dan dapat digunakan untuk

meningkatkan kualitas penelitian adalah sebagai berikut

1 Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA melalui Pendekatan

Kontekstual Siswa Kelas VI Sekolah Tunas Mekar Bandar Lampung

20082009

1) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6 Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus 3 Pada

Siklus I nilai rata-rata siswa kelas 6A adalah 7179 Pada Siklus II nilai

rata-rata siswa kelas 6A adalah 7662 yang berarti meningkat 673 pada

kelas 6A dari nilai rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa

kelas 6A adalah 7832 yang berarti mengalami peningkatan sebesar 22

pada kelas 6A dari Siklus II atau mengalami peningkatan 901 pada

kelas 6Adari Siklus I pembelajarn IPA dengan Pembelajaran Kontekstual

Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang signifikan pada siklus I

pada kelas 6A hanya terdapat 14 atau 6087 siswa yang mencapai

ketuntasan sedangkan pada siklus III terdapat 23 siswa atau 100 siswa

60

yang mencapai ketuntasan yang berarti mengalami peningkatan sebesar

6429

2) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6B Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus III Pada

Siklus I nilai rata-rata 6B adalah 7222 Pada Siklus II nilai rata-rata siswa

kelas 6B adalah 7865 yang berarti meningkat 890 pada kelas 6B dari nilai

rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa 6B adalah 7946 yang

berarti mengalami peningkatan sebesar 103 dari Siklus II atau

mengalami peningkatan 1003 dari Siklus I pembelajarn IPA dengan

Pembelajaran Kontekstual Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang

signifikan pada siklus I pada kelas 6B hanya terdapat 14 atau 6087

siswa yang mencapai ketuntasan sedangkan pada siklus III masing-masing

terdapat 23 siswa atau 100 siswa yang mencapai ketuntasan yang berarti

mengalami peningkatan sebesar 6429

Berdasarkan penelitian tersebut ternyata prestasi belajar dapat ditingkatkan

melalui pendekatan pembelajaran CTL walaupun pada mata pelajaran IPA

Hal ini memungkinkan terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa

pembelajaran bahasa termasuk prestasi belajar menulis deskripsi

berbahasa Lampung

2 Jurnal Teknologi Pendidikan Unila Volume 04 No 03- Maret 2008 Penelitian

Nuraeni Erdawati dengan judul Penerapan Strategi Contextual Teaching and

Learning (CTL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) SD Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada

61

tiap siklus serta peningkatan aktivitas belajar siswa Pembelajaran

menerapkan pendekatan CTL dapat dijadikan sebagai alternatif penerapan

model pembelajaran IPS terutama pada materi peta tematik keragaman

kenampakan alam dan buatan

Merujuk hasil penelitian tersebut ternyata prestasi belajar IPS dapat

ditingkatkan melalui pendekatan pembelajaran CTL Hal ini memungkinkan

terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa pada pembelajaran bahasa

termasuk prestasi belajar menulis deskripsi berbahasa Lampung kelas V SDN

1 Sukarame Dua Bandar Lampung

Page 48: II. KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Menulis Deskripsi ...digilib.unila.ac.id/20091/3/BAB II.pdf · yang bertalian dengan usaha penulis untuk memberikan perincian dari ... Syarat-syarat

58

Realisasi ldquolearning to knowrdquo dapat diterapkan dengan memposisikan guru sebagai

fasilitator Disamping itu guru dituntut untuk dapat berperan sebagai teman

sejawat dalam berdialog dengan siswa dalam mengembangkan penguasaan

pengetahuan maupun ilmu tertentu

Learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu) akan bisa berjalan jika di

sekolah memfasilitasi siswa untuk mengaktualisasi keterampilan yang dililikinya

serta bakat dan minatnya Walaupun bakat dan minat anak banyak dipengaruhi

unsur kerturunan namun tumbuh berkembangnya bakat dan minat tergantung

pada lingkungannya Keterampilan dapat digunakan untuk menopang kehidupan

seseorang bahkan keterampilan lebih dominan daripada penguasaan pengetahuan

dalam mendukung keberhasilan kehidupan seorang

Learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) erat hubungannya dengan bakat

dan minat perkembangan fisik dan kejiwaan tipologi pribadi anak serta kondisi

lingkungannya Bagi anak yang agresif proses perkembangan diri akan berjalan

bila diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi Sebaliknya bagi anak yang

pasif peran guru sebagai pengarah sekaligus fasilitator sangat dibutuhkan untuk

pengembangan diri siswa secara maksimal

Kebiasaan hidup bersama saling menghargai terbuka memberi dan memenerima

(take and give) perlu ditumbuhkembangkan Kondisi seperti ini memungkinkan

terjadinya proses ldquolearning to live togetherrdquo (belajar untuk menjalani kehidupan

bersama) Penerapan pilar keempat ini dirasakan makin penting dalam era

globalisasi era persaingan global Perlu pemupukan sikap saling pengertian antar

ras suku dan agama agar tidak menimbulkan berbagai pertentangan yang

59

bersumber pada hal tersebut Selain empat pilar diatas dalam Undang-Undang RI

No 20 BAB II Pasal 3 Sistem Pendidikan Nasional pemerintah Indonesia

memandang perlu menjadikan peserta didik menjadi manusia yang bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab

sehingga perlu ditambah pilar kelima yaiturdquo learning to trust in Godrdquo

C Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan sebagai pembanding dan dapat digunakan untuk

meningkatkan kualitas penelitian adalah sebagai berikut

1 Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA melalui Pendekatan

Kontekstual Siswa Kelas VI Sekolah Tunas Mekar Bandar Lampung

20082009

1) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6 Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus 3 Pada

Siklus I nilai rata-rata siswa kelas 6A adalah 7179 Pada Siklus II nilai

rata-rata siswa kelas 6A adalah 7662 yang berarti meningkat 673 pada

kelas 6A dari nilai rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa

kelas 6A adalah 7832 yang berarti mengalami peningkatan sebesar 22

pada kelas 6A dari Siklus II atau mengalami peningkatan 901 pada

kelas 6Adari Siklus I pembelajarn IPA dengan Pembelajaran Kontekstual

Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang signifikan pada siklus I

pada kelas 6A hanya terdapat 14 atau 6087 siswa yang mencapai

ketuntasan sedangkan pada siklus III terdapat 23 siswa atau 100 siswa

60

yang mencapai ketuntasan yang berarti mengalami peningkatan sebesar

6429

2) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6B Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus III Pada

Siklus I nilai rata-rata 6B adalah 7222 Pada Siklus II nilai rata-rata siswa

kelas 6B adalah 7865 yang berarti meningkat 890 pada kelas 6B dari nilai

rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa 6B adalah 7946 yang

berarti mengalami peningkatan sebesar 103 dari Siklus II atau

mengalami peningkatan 1003 dari Siklus I pembelajarn IPA dengan

Pembelajaran Kontekstual Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang

signifikan pada siklus I pada kelas 6B hanya terdapat 14 atau 6087

siswa yang mencapai ketuntasan sedangkan pada siklus III masing-masing

terdapat 23 siswa atau 100 siswa yang mencapai ketuntasan yang berarti

mengalami peningkatan sebesar 6429

Berdasarkan penelitian tersebut ternyata prestasi belajar dapat ditingkatkan

melalui pendekatan pembelajaran CTL walaupun pada mata pelajaran IPA

Hal ini memungkinkan terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa

pembelajaran bahasa termasuk prestasi belajar menulis deskripsi

berbahasa Lampung

2 Jurnal Teknologi Pendidikan Unila Volume 04 No 03- Maret 2008 Penelitian

Nuraeni Erdawati dengan judul Penerapan Strategi Contextual Teaching and

Learning (CTL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) SD Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada

61

tiap siklus serta peningkatan aktivitas belajar siswa Pembelajaran

menerapkan pendekatan CTL dapat dijadikan sebagai alternatif penerapan

model pembelajaran IPS terutama pada materi peta tematik keragaman

kenampakan alam dan buatan

Merujuk hasil penelitian tersebut ternyata prestasi belajar IPS dapat

ditingkatkan melalui pendekatan pembelajaran CTL Hal ini memungkinkan

terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa pada pembelajaran bahasa

termasuk prestasi belajar menulis deskripsi berbahasa Lampung kelas V SDN

1 Sukarame Dua Bandar Lampung

Page 49: II. KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Menulis Deskripsi ...digilib.unila.ac.id/20091/3/BAB II.pdf · yang bertalian dengan usaha penulis untuk memberikan perincian dari ... Syarat-syarat

59

bersumber pada hal tersebut Selain empat pilar diatas dalam Undang-Undang RI

No 20 BAB II Pasal 3 Sistem Pendidikan Nasional pemerintah Indonesia

memandang perlu menjadikan peserta didik menjadi manusia yang bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab

sehingga perlu ditambah pilar kelima yaiturdquo learning to trust in Godrdquo

C Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan sebagai pembanding dan dapat digunakan untuk

meningkatkan kualitas penelitian adalah sebagai berikut

1 Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA melalui Pendekatan

Kontekstual Siswa Kelas VI Sekolah Tunas Mekar Bandar Lampung

20082009

1) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6 Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus 3 Pada

Siklus I nilai rata-rata siswa kelas 6A adalah 7179 Pada Siklus II nilai

rata-rata siswa kelas 6A adalah 7662 yang berarti meningkat 673 pada

kelas 6A dari nilai rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa

kelas 6A adalah 7832 yang berarti mengalami peningkatan sebesar 22

pada kelas 6A dari Siklus II atau mengalami peningkatan 901 pada

kelas 6Adari Siklus I pembelajarn IPA dengan Pembelajaran Kontekstual

Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang signifikan pada siklus I

pada kelas 6A hanya terdapat 14 atau 6087 siswa yang mencapai

ketuntasan sedangkan pada siklus III terdapat 23 siswa atau 100 siswa

60

yang mencapai ketuntasan yang berarti mengalami peningkatan sebesar

6429

2) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6B Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus III Pada

Siklus I nilai rata-rata 6B adalah 7222 Pada Siklus II nilai rata-rata siswa

kelas 6B adalah 7865 yang berarti meningkat 890 pada kelas 6B dari nilai

rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa 6B adalah 7946 yang

berarti mengalami peningkatan sebesar 103 dari Siklus II atau

mengalami peningkatan 1003 dari Siklus I pembelajarn IPA dengan

Pembelajaran Kontekstual Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang

signifikan pada siklus I pada kelas 6B hanya terdapat 14 atau 6087

siswa yang mencapai ketuntasan sedangkan pada siklus III masing-masing

terdapat 23 siswa atau 100 siswa yang mencapai ketuntasan yang berarti

mengalami peningkatan sebesar 6429

Berdasarkan penelitian tersebut ternyata prestasi belajar dapat ditingkatkan

melalui pendekatan pembelajaran CTL walaupun pada mata pelajaran IPA

Hal ini memungkinkan terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa

pembelajaran bahasa termasuk prestasi belajar menulis deskripsi

berbahasa Lampung

2 Jurnal Teknologi Pendidikan Unila Volume 04 No 03- Maret 2008 Penelitian

Nuraeni Erdawati dengan judul Penerapan Strategi Contextual Teaching and

Learning (CTL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) SD Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada

61

tiap siklus serta peningkatan aktivitas belajar siswa Pembelajaran

menerapkan pendekatan CTL dapat dijadikan sebagai alternatif penerapan

model pembelajaran IPS terutama pada materi peta tematik keragaman

kenampakan alam dan buatan

Merujuk hasil penelitian tersebut ternyata prestasi belajar IPS dapat

ditingkatkan melalui pendekatan pembelajaran CTL Hal ini memungkinkan

terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa pada pembelajaran bahasa

termasuk prestasi belajar menulis deskripsi berbahasa Lampung kelas V SDN

1 Sukarame Dua Bandar Lampung

Page 50: II. KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Menulis Deskripsi ...digilib.unila.ac.id/20091/3/BAB II.pdf · yang bertalian dengan usaha penulis untuk memberikan perincian dari ... Syarat-syarat

60

yang mencapai ketuntasan yang berarti mengalami peningkatan sebesar

6429

2) Terjadi peningkatan prestasi belajar IPA kelas 6B Sekolah Tunas Mekar

Indonesia Bandar Lampung dari Siklus I sampai dengan Sklus III Pada

Siklus I nilai rata-rata 6B adalah 7222 Pada Siklus II nilai rata-rata siswa

kelas 6B adalah 7865 yang berarti meningkat 890 pada kelas 6B dari nilai

rata-rata Siklus I Pada Siklus III nilai rata-rata siswa 6B adalah 7946 yang

berarti mengalami peningkatan sebesar 103 dari Siklus II atau

mengalami peningkatan 1003 dari Siklus I pembelajarn IPA dengan

Pembelajaran Kontekstual Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan yang

signifikan pada siklus I pada kelas 6B hanya terdapat 14 atau 6087

siswa yang mencapai ketuntasan sedangkan pada siklus III masing-masing

terdapat 23 siswa atau 100 siswa yang mencapai ketuntasan yang berarti

mengalami peningkatan sebesar 6429

Berdasarkan penelitian tersebut ternyata prestasi belajar dapat ditingkatkan

melalui pendekatan pembelajaran CTL walaupun pada mata pelajaran IPA

Hal ini memungkinkan terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa

pembelajaran bahasa termasuk prestasi belajar menulis deskripsi

berbahasa Lampung

2 Jurnal Teknologi Pendidikan Unila Volume 04 No 03- Maret 2008 Penelitian

Nuraeni Erdawati dengan judul Penerapan Strategi Contextual Teaching and

Learning (CTL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) SD Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada

61

tiap siklus serta peningkatan aktivitas belajar siswa Pembelajaran

menerapkan pendekatan CTL dapat dijadikan sebagai alternatif penerapan

model pembelajaran IPS terutama pada materi peta tematik keragaman

kenampakan alam dan buatan

Merujuk hasil penelitian tersebut ternyata prestasi belajar IPS dapat

ditingkatkan melalui pendekatan pembelajaran CTL Hal ini memungkinkan

terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa pada pembelajaran bahasa

termasuk prestasi belajar menulis deskripsi berbahasa Lampung kelas V SDN

1 Sukarame Dua Bandar Lampung

Page 51: II. KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Menulis Deskripsi ...digilib.unila.ac.id/20091/3/BAB II.pdf · yang bertalian dengan usaha penulis untuk memberikan perincian dari ... Syarat-syarat

61

tiap siklus serta peningkatan aktivitas belajar siswa Pembelajaran

menerapkan pendekatan CTL dapat dijadikan sebagai alternatif penerapan

model pembelajaran IPS terutama pada materi peta tematik keragaman

kenampakan alam dan buatan

Merujuk hasil penelitian tersebut ternyata prestasi belajar IPS dapat

ditingkatkan melalui pendekatan pembelajaran CTL Hal ini memungkinkan

terjadi peningkatan pembelajaran yang serupa pada pembelajaran bahasa

termasuk prestasi belajar menulis deskripsi berbahasa Lampung kelas V SDN

1 Sukarame Dua Bandar Lampung