ihd
DESCRIPTION
ischemic heart diseaseTRANSCRIPT
LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien
Nama : Tn. Sanmarta
Umur : 72 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Menikah
Suku Bangsa : Jawa
Alamat : Kali Salak 1/3 Kedung Banteng, Banyumas
Pekerjaan : Tani
Agama : Islam
Tanggal Masuk : 11 Agustus 2013
Tanggal Periksa : 12 Agustus 2013
B. Anamnesis
1. Keluhan Utama : Nyeri dada sebelah kiri
2. Keluhan Tambahan : Sesak, batuk
3. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang dengan keluhan nyeri dada hebat di sebelah kiri. Rasa nyeri
dada yang dirasakan pasien terasa panas dan menjalar ke dada kanan. Nyeri dada
sudah dirasakan sejak 4 hari yang lalu, tetapi terasa paling berat dan hebat sejak 2
jam sebelum masuk rumah sakit. Nyeri dada terasa semakin bertambah jika
beraktivitas sehingga pasien selama serangan nyeri tidak dapat melakukan aktivitas
sehari-hari seperti biasanya. Sejak 4 hari terakhir, pasien belum pernah berobat.
Keluhan lain yang dirasakan pasien adalah sesak dan batuk. Pasien merasa
lebih nyaman jika posisi duduk. Pasien menyangkal adanya keluhan serupa dan
riwayat penyakit jantung sebelumnya.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat keluhan yang sama: disangkal
Riwayat penyakit jantung : disangkal
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat DM : disangkal
Riwayat penyakit ginjal : disangkal
Riwayat asam urat : disangkal
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat Rematik : disangkal
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat keluhan yang sama: disangkal
Riwayat penyakit jantung : disangkal
Riwayat penyakit Stroke : disangkal
Riwayat hipertensi : diakui
Riwayat DM : disangkal
Riwayat penyakit ginjal : disangkal
Riwayat asam urat : disangkal
Riwayat alergi : disangkal
6. Riwayat Sosial dan Ekonomi
a. Community
Pasien tinggal di lingkungan padat penduduk bersama bersama istri. Hubungan
pasien dengan tetanggga sekitar baik. Keluarga pasien berasal dari keluarga
ekonomi menengah ke bawah.
b. Occupational
Pasien bekerja sebagai petani. Pembiayaan kesehatan dilakukan dengan
jamkesmas.
c. Personal Habit
Pasien merokok sejak lama sekitar 1 bungkus per hari selama 10 tahun, akan
tetapi sudah mulai mengurangi. Pasien tidak mengkonsumsi alkohol. Pasien
tidak sering melakukan olahraga. Pasien juga sering mengkonsumsi kopi
sebanyak 2 gelas per hari.
Indeks Brinkman adalah jumlah rokok yang dihisap per hari dikalikan dengan
lamanya merokok (dalam tahun).
0-200 : derajat ringan
200-600 : derajat sedang
>600 : derajat berat
Berdasarkan indeks Brinkman pasien ini termasuk ke dalam kategori derajat
ringan.
d. Drugs and Diet
Pasien makan teratur 3x sehari dengan menu makanan sehari-hari terdiri dari
nasi, sayuran dan lauk-pauk, terkadang ditambah buah-buahan.
I. Obyektif
a. Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
b. Kesadaran : Compos mentis dengan GCS 15 (E=4, V=5, M=6).
c. Tanda Vital
1) Tekanan Darah : 120/70 mmHg
2) Nadi : 72x/menit
3) Pernapasan : 20x/menit
4) Suhu (Peraksiller) : 36,1 °C
II. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan kepala
1) Bentuk kepala : Simetris, mesocephal
2) Rambut : Distribusi merata
3) Venektasi temporal : Ada
b. Pemeriksaan mata
1) Konjungtiva :Anemis (-/-)
2) Sklera : Ikterik (-/-)
3) Palpebra : Oedem (-/-)
4) Reflek cahaya langsung/tidak langsung : (+/+) / (+/+)
c. Pemeriksaan telinga
1) Simetris
2) Kelainan bentuk : (-)
3) Discharge : (-)
d. Pemeriksaan Hidung
1) Discharge : (-)
2) Nafas Cuping Hidung : (-)
e. Pemeriksaan mulut
1) Bibir sianosis : (-)
2) Lidah sianosis : (-)
3) Lidah kotor : (-)
f. Pemeriksaan leher
1) Trakhea di tengah
2) Perbesaran kelenjar tiroid : (-)
3) Perbesaran limfonodi : (-)
4) Peningkatan JVP : (-)
g. Pemeriksaan Thorax
P ulmo
1) Inspeksi : Simetris kanan kiri, retraksi (-), ketinggalan gerak (-)
2) Palpasi : Vokal fremitus lobus superior kanan sama dengan kiri.
Vokal fremitus lobus inferior kanan sama dengan kiri.
3) Perkusi : Sonor di seluruh lapangan paru, batas paru hepar
di SIC V linea midclavikula dekstra.
4) Auskultasi : Suara dasar : vesikuler (+)
Suara tambahan : wheezing (-), RBH (-), RBK(-)
Jantung
1) Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak, pulsasi epigastrium (-).
2) Palpasi : Ictus cordis di SIC V LMC sinistra dan tidak kuat angkat.
3) Perkusi : Batas kiri atas SIC II LPS sinistra,
Batas kanan atas SIC II LPS dekstra,
Batas kiri bawah SIC IV LMC sinistra,
Batas kanan bawah SIC V 2 jari medial LPS dekstra.
4) Auskultasi : M1>M2, T1>T2, P1<P2, A1>A2, reguler, murmur (-),
gallop (-).
Abdomen
1) Inspeksi : Datar, jaringan parut (-)
2) Auskultasi : Bising usus (+) normal.
3) Palpasi : Supel, Nyeri tekan (-) regio epigastrium, Undulasi (-)
4) Perkusi : Timpani, pekak alih (-), pekak sisi (-)
h. Pemeriksaan Ekstremitas
1) Superior dekstra/sinistra : Oedem (-/-)
2) Inferior dekstra/sinistra : Oedem (-/-)
3) Akral hangat
III. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
Darah rutin :
Hemoglobin : 12,5 g/dl ( 11.5 – 13.5 g/dl)
Leukosit : 16740/ul (6000 – 17000/ul)
Hematokrit : 36% (35 – 45 %)
Eritrosit : 3,9jt/ul (3.9 -5.9 jt/ul)
Trombosit : 341000/ul (150000 – 450000/ul)
MCV : 90,6 fl (79-99 fl)
MCH : 31,8 pgr (26-32 pgr)
MCHC : 35,1 % (31-36 %)
Hitung Jenis Leukosit
Basofil : 0,2 (0 – 1)
Eosinofil : 2,3 (2 – 4)
Batang : 0,8 (2 – 5)
Segmen : 81,3 (40 -70)
Limfosit : 8,5 (25 – 40)
Monosit : 6,9 (2 – 8)
Kimia Klinik :
Na : 134 mmol/L (136-145 gr/dl)
Ka : 4,5 mmol/L (3,5-5,1 gr/dl)
CK : 51gr/dl (25-232 U/l)
CKMB : 18 gr/dl (7-25 U/l)
SGOT : 24 U/l (17-59 IU/l)
SGPT : 30 U/l (21-72 IU/l)
Trigliserid : 79 mg/dl (D : <150)
LDL kolesterol : 129,7 (100,0-129,0)
HDL kolesterol : 30,5 (40-60)
Ureum darah : 38,7 mg/dl (14 – 3 9mg/dl)
Kreatinin darah : 0,66 mg/dl (0,8 – 1,5 mg/dl)
Glukosa sewaktu : 99 mg/dl (≤ 200 ul/l)
b. EKG
IV. Diagnosis Kerja
IHD
X. Terapi
a. Non Farmakologis
1) Bedrest
2) Pembentukan berat badan ideal
3) Menghetikan kebiasaan merokok
4) Pengaturan diit rendah lemak
5) Pengaturan diit rendah natrium
6) Meningkatkan konsumsi buah dan sayur
7) Pengaturan olahraga secara teratur
b. Farmakologi
1) Luxadin 3x1
2) ISDN 3x5 mg
3) Diazepam 3x2 mg
4) DMP 3x1 cth
5) Asering 12 tpm
6) Asam Mefenamat 3x500 mg
XI. Prognosis
Ad Vitam : Dubia ad bonam
Ad Fungsionam : Dubia ad bonam
Ad Sanastionam : Dubia ad bonam
I. Sindrom koroner akut
Sindrom koroner akut adalah sekumpulan keluhan gejala dan tanda klinis yang sesuai
dengan iskemia miokard akut. Sindrom koroner akut merupakan suatu spektrum dalam
perjalanan penderita penyakit jantung koroner (aterosklerosis koroner) dapat berupa: angina
pektoris tidak stabil, infark miokard dengan non-ST elevasi, infark miokard dengan ST
elevasi atau kematian jantung mendadak.1
II. Patofisiologi Aterosklerosis
Beberapa bukti menunjukan bahwa aterosklerosi adalah proses inflamasi kronik.
Proses ini meliputi bebrapa tahap :
Endothelial Dysfunction (tidak berfungsinya endotel)
Banyak penelitian mengatakan bahwa “injury” pada endotel arteri adalah awal
permulaan terbetuknya aterosklerosis. Pada keadaan normal sel endotel akan menghasilkan
enzim NO (nitic oxide) yang mana berguna sebagai endogen vasodilator, mencegah aggregasi
trombosit, dan anti-inflamasi. Selain itu sel endotel juga menghasilkan enzim anti-oxidant.4
Endotel bisa mengalami disfungsi bisa diakibatkan oleh paparan agen “toxic” dari
bahan kimia lingkungan. Contoh: asap rokok, kadar lipd yang abnormal di dalam sirkulasi,
atau karena penyakit diabetes, semua itu diketahui sebagai faktor resiko aterosklerosis.4
Beberapa faktor fisik dan kimia akan mempengaruhi fungsi dari endotel dengan
manifestasi
1. Melemahnya barier pertahanan endotel.
2. Keluarnya sitokin inflamasi
3. Meningkatnya perlengkatan molekul
4. Berubahnya substansi vasoaktif (prostacyclin dan No)
Itu semua adalah efek dan tidak berfungsinya sel endotel.
Lipoprotein Entry and Modification (masuknya lipoprotein dan perubahanya)
Lipoprotein adalah suatu lemak pengangkut di aliran yang tidak larut air.
Disekelilingnya terdapat banyak hidrophilic phospolipid, colesterol bebas dan lipoprotein.
Ada 5 kelas dari lipoprotein:4
1. Kilomikron
2. VLDL (verry-low density lipoprotein)
3. IDL (intermediate density lipoprotein)
4. LDL (low-density lipoptein)
5. HDL (high-density lipoprotein)
Ketika sel endotel mengalami disfungsi, hal ini menyebabkan tidak efektif sehingga
hal ini berpengaruh dalam lipoprotein, dan menyebabkan lipoprotein lebih lama dalam aliran
darah. Oxidation adalah tipe yang pertama dari perubahan dari LDL diruang subendotel.
Perubahan efek biokimia tersebut menyebabkan hal berikut, 1) Perubahan LDL menjadi
mLDL, perubahan ini akan menarik sel monosit kedalam diding sel sikulasi. 2) mLDL akan
memacu endotel untuk menghasilkan mediator inflamasi.4
Recruitment of Leukocytes
Proses masuknya dan perubahan biokimia LDL, ini adalah kunci dari proses
aterogenesis yang mencakup melekatnya leukosit, terutama adalah monosit dan limfosit T di
dalam dinding sel pembuluh darah.
Setelah monosit melekat dan masuk ke ruang subendotel, monosit berubah menjadi
makrofag, agar mampu memfagosit dan memakan dari modifikasi LDL (mLDL). Namun hal
ini akan merubah LDL menjadi foam, ini adalah awal dari komponen aterosklerosis yang
disebut fatty streak.4
Recruitment of smooth Muscle Cells
Perubahan dari fatty streak menjadi plak fibrous melibatkan pindahnya sel otot halus
dari tunika media ke tunika intima yang telah mengalami injuri, kemudian sel otot halus
berproliferasi di dalam lapisan intima, dan mensekresikan jaringan pengikat.4
FIGURE 27A.1. A complex set of inflammatory cytokines derived from different cellular
components (macrophages, smooth muscle cells,platelets, endothelial cells, dendritic cells, T
lymphocytes, and mast cells) play roles in initiation and progression of atherosclerosis.5
Berikut secara ringkas mekanisme aterosklerosis :
Endothelial disfungtion akumulasi lipoprotein LDL di dalam tunika intima
modifikasi LDL (oleh oksidasi atau olycation) stress oksidatif termasuk mLDL
menginduksi ekitorasi sitokin local sitokin menginduksi peningkatan ekspresi
molekul adesi yang mengikat lukosit dan molekul MCP-1 ( monocyte chemoatractant
protein 1 ) migrasi leukosit kedalam tunika intima oleh karena MCP-1
makrofag colony stimulating factor ( M-CSF ) memperbanyak ekspresi dan
scanvenger receptors makrofag scavenger receptor menangkap mLDL dan
promote pembentukan Foam Cells. Makrofag foam cells adalah sumber sitokin ekstra
dan molekul efektor seperti superoxide onion ( O₂-) dan matriks metalloproteinase
sel otot polos bermigrasi ke tunika intima ( tunika intima jadi lebih tebal) sel otot
polos tunika intima membelah dan memperbanyak matriks ekstraseluler akumulasi
matriks dalam plaque aterosklerosis yang sedang tumbuh fatty streat dapat
berkembang menjadi Fibrofatty Lession pada stadium selanjutnya kalsifikasi dapat
terjadi dan proses fibrosis terus berlanjut kadang-kadang di isi dengan sel otot polos
mati ( apoptosis ) membentuk kapsyl fibrosa aseluler yang mengelilingi inti kaya lipid
yang mungkin mengandung sel mati .4