ifr presentasi bakrie group

Upload: muhammad-yusuf-musa

Post on 15-Oct-2015

16 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ppt

TRANSCRIPT

Analisis Kelompok Tentang Krisis Bakrie Group

Analisis Kelompok Tentang Krisis Bakrie GroupM. Yusuf Musa (210110110362)Firdha Islamy (210110110361)Andika Pakaradena (210110110358)Fahmi Sofyan H (210110110357)

IntroductionBakrie Group Company adalah sebuah perusahaan yang didirikan oleh Achmad Bakrie pada tahun 1942 hingga sekarang. Bakrie Group memang sebuah perusahaan besar, namun semenjak Aburizal Bakrie masuk ke dalam dunia politik dan mempunyai tanggung jawab sebagai menteri, Bakrie Group menjadi sebuah perusahaan yang dililit hutang yang cukup besar. Sebenarnya karena sosok sentral Aburizal Bakrie dalam memimpin Bakrie Group Company inilah yang membuat masyarakat tidak mendukung unit-unit usaha yang ada dalam Bakrie Group, dan kasus-kasus yang dilakukan oleh unit usaha Bakrie Group pula yang membuat nilai saham mereka di pasar saham anjlok.

Inti Permasalahan Bakrie Group1971Bakrie & Brothers menjadi perseroan terbatas.1986Mengakuisisi Uniroyal Sumatera Plantation. Namanya diubah menjadi Bakrie Sumatera Plantation.1989Bakrie & Brothers masuk bursa. Mulai merambah sektor telekomunikasi.1993Unit usaha telekomunikasi mendapatkan lisensi tetap nirkabel. Meluncurkan stasiun televisi ANTV.1997-1998Krisis moneter menghantam Indonesia. Nilai tukar rupiah 17 ribu per dolar. Gara-gara itu, utang Bakrie & Brothers melar dari Rp 2,7 triliun menjadi Rp 9,7 triliun.

Inti Permasalahan Bakrie Group1999 - MaretBank Nusa Nasional milik keluarga Bakrie terimbas krisis. Bank ini harus ikut program rekapitalisasi senilai Rp 3,6 triliun dan mendapat suntikan modal dari pemerintah. Keluarga Bakrie menyuntik Rp 700 miliar.1999 - DesemberBank Nusa Nasional ditutup. Keluarga Bakrie harus mengembalikan utang rekapitalisasi Rp 3 triliun ke negara. Keluarga Bakrie menyerahkan aset-asetnya ke Badan Penyehatan Perbankan Nasional.2000Memulai program restrukturisasi utang dengan kreditor dalam dan luar negeri. Keluarga Bakrie menjual Bakrie Kasei.2001- NovemberKesepakatan restrukturisasi utang diteken lewat pola pengalihan utang jadi saham dan pembayaran utang dengan aset. Bakrie Sumatera dan Bakrie Electronic dijual. Saham keluarga di Bakrie & Brothers tinggal 2,92 persen. Bakrie melalui Bumi Recourses mengembangkan bisnis batu bara dengan mengakuisisi Arutmin US$ 185 juta dari BHP Billiton.2003Bumi Resources membeli Kaltim Prima Coal (KPC) US$ 500 juta dari Rio Tinto dan BP Plc.2004Mengambil alih kembali Bakrie Sumatera Plantation. Meluncurkan layanan tetap nirkabel bernama Esia.Inti Permasalahan Bakrie Group2005Menerbitkan saham baru (rights issue) Rp 1,9 triliun untuk merestrukturisasi utang perusahaan pipa, ekspansi telekomunikasi, dan akuisisi perkebunan.2006 - FebruariMenjual saham Bakrie Telecom ke publik.2006 - MeiLumpur menyembur di Blok Brantas milik Lapindo, unit usaha Energi Mega Persada milik keluarga Bakrie.2006 - AgustusBumi berencana melepas Arutmin dan KPC ke Renaissance Capital lewat PT Borneo Lumbung Energi, US$ 3,2 miliar (Rp 29 triliun). Tapi Renaissance Capital, milik pengusaha Malaysia, Samin Tan, mundur dan transaksi batal.2006 - SeptemberEnergi Mega Persada melepas Kalila Energy Ltd. dan Pan Asia Enterprise Ltd. ke Lyte.2007 - AprilMenurut Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2007, Lapindo Brantas harus membayar Rp 3,8 triliun kepada masyarakat Sidoarjo yang terkena dampak semburan lumpur.2007 - JuniBumi menjual 30 persen saham KPC kepada Tata Group India senilai US$ 1,3 miliar (sekitar Rp 10 triliun). Dipakai untuk membayar utang sekitar US$ 900 juta.Inti Permasalahan Bakrie Group2008 - JanuariBakrie and Brothers menerbitkan saham baru Rp 48,4 triliun. Dana itu untuk akuisisi internal 35 persen saham Bumi Resources, 40 persen saham Energi Persada, 40 persen saham Bakrieland Development dari keluarga Bakrie.2008 Juni-AgustusUntuk mendapatkan pinjaman baru, Bakrie & Brothers menggadaikan 26,4 persen saham Bumi Resources, 31 persen saham Energi Mega Persada, 19,4 persen saham Bakrieland, Bakrie Plantations, dan Bakrie Telecom.2008 - 7 OktoberBursa Efek Indonesia menghentikan sementara perdagangan saham Bakrie & Brothers, Bakrieland, Bumi Resources, Energi Mega Persada, Bakrie Sumatera Plantations, dan Bakrie Telecom, karena harga saham ambruk 30 persen. Rumor gadai saham menjadi pemicunya.2008 -12 OktoberSaham kelompok Bakrie terus terjun bebas. Bakrie & Brothers kesulitan menebus saham unit usahanya yang digadaikan ke kreditor. Rasionalisasi dilakukan dengan menjual sebagian saham di anak-anak usahanya untuk menutup utang Bakrie & Brothers senilai US$ 1,2 miliar (sekitar Rp 11 triliun) yang terkait gadai saham itu.2008 - 13 OktoberKeluarga Bakrie dikabarkan meminta bantuan para pengusaha dan investor untuk menutup utang triliunan rupiah. Beberapa investor, seperti Avenue Capital, Putera Sampoerna, Tomy Winata, dan Ancora, dikabarkan ditawari saham Bumi Resources. Konsorsium perusahaan negara Aneka Tambang, Bukit Asam, dan PT Timah dikabarkan juga akan membantu membeli saham Bumi.2008 - 16 OktoberBakrie & Brothers menjual 15,3 persen saham Bakrieland kepada Avenue Luxembourg SARL senilai US$ 46 juta dan 5,6 persen saham Bakrie Sumatera kepada Longines Offshore melalui The Royal Bank of Scotland senilai US$ 10 juta. Saham Bakrie Telecom, Bakrie Sumatera, dan Bakrieland diperdagangkan lagi. Saham Bumi dan dua lainnya masih di-suspend.

Nilai Saham Perusahaan-perusahaan Bakrie Group Tahun 2012PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Harga saham perusahaan batu bara andalan Grup Bakrie ini terpantau terus turun, yakni dari Rp670 (2 November) menjadi Rp650 (pada 6 November). PT Bumi Resources Mineral Tbk (BRMS). Perusahaan yang memiliki saham PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) ini harga sahamnya terus melorot dari Rp390 (2 November) menjadi Rp380 (5 November) dan Rp375 (6 November).PT Bakrieland Development Tbk (ELTY). Perusahaan properti Bakrie ini turun dari Rp60 (2 November) menjadi Rp59 (6 November).PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP). Perusahaan perkebunan ini turun dari Rp117 (2 November) menjadi Rp116 (5 November) dan Rp114 (6 November).PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL). Saham perusahaan telekomunikasi ini turun dari Rp58 (2 November) menjadi Rp56 (5 November) dan Rp55 (6 November).

Sementara itu, saham PT Bakrie & Brother Tbk (BNBR) terpantau stagnan di Rp50, begitu juga saham PT Dharma Henwa Tbk (DEWA) tetap di Rp50. Hanya saham PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) yang naik dari Rp510 (2 November) menjadi Rp550 (6 November).

Bagaimana Cara Mereka Mengembalikan Nilai Saham Mereka?Menekan harga saham di perusahaan yang bekerja sama dengan Bakrie BrothersMulai membayar bunga-bunga hutang yang terlilit di dalam anak perusahaan Bakrie Brothers.Membuat proposal bisnis dengan sebaik-baiknya, Dari segi return (imbal hasil) dan manajemen risiko. Return tinggi, risiko tinggi dan menyeimbangkannya sehingga investor tertarik untuk masuk.