ideologi pancasila
DESCRIPTION
PancasilaTRANSCRIPT
Ideologi Pancasila
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Alfian (BP7 Pusat,1991 : 192),
Pancasila telah memenuhi syarat sebagai ideologi terbuka khususnya di
Negara Republik Indonesia. Sebagai ideologi terbuka Pancasila memberikan
orientasi ke depan, mengharuskan bangsanya untuk selalu menyadari situasi
kehidupan yang sedang dan akan dihadapinya, terutama menghadapi
globalisasi dan era keterbukaan dunia dalam segala bidang. Pancasila
sebagai ideologi terbuka memiliki dimensi – dimensi idealitas, normatif, dan
realitas.
Menurut Noor MS. Bakry [1994], Pancasila sebagai ideologi bersifat
dinamik. Dalam arti, ia menjadi kesatuan prinsip pengarahan yang
berkembang dialektik serta terbuka penafsiran baru untuk melihat perspektif
masa depan dan aktual antisipatif dalam menghadapi perkembangan
dengan memberikan arah dan tujuan yang ingin dicapai dalam
melangsungkan hidup dan kehidupan nasional.
Ideologi Pancasila memandang manusia sebagai makhluk individu dan
makhluk sosial. Monodualisme ini adalah kodrati, maka manusia tidak dapat
hidup sendirian, ia selalu membutuhkan yang lain. Menurut konsep
Pancasila, yakni manusia dalam hidup saling tergantung antarmanusia,
saling menerina dan memberi antar manusia dalam memasyarakat dan
menegara. Saling tergantung dan saling memberi merupakan pasangan
pokok dan ciri khas persatuan serta menjadi inti isi dari nilai kekeluargaan.
Ideologi Pancasila, baik setiap silanya maupun paduan dari kelima sila-
silanya, mengajarkan dan menerapkan sekaligus mengehendaki persatuan.
Pancasila merupakan tatanan nilai yang digali atau dikristalisasikan dari
nilai-nilai dasar budaya bangsa Indonesia yang sudah sejak ratusan tahun
lalu tumbuh dan berkembang dalam kehidupan masyarakat di Indonesia
(Bung Karno, 1 Juni 1945). Kelima sila dalam Pancasila merupakan kesatuan
yang bulat dan utuh, sehingga pemahaman dan pengamalannya harus
mencakup semua nilai yang terkandung di dalamnya. Sila Ketuhanan Yang
Maha Esa, mengandung nilai spiritual, memberikan kesempatan yang seluas-
luasnya kepada semua pemeluk agama dan penganut kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa untuk berkembang di Indonesia. Nilai ini berfungsi
sebagai kekuatan mental, spiritual, dan landasan etik dalam Ketahanan
Nasional, maka atheisme tidak berhak hidup di bumi Indonesia dalam
kerukunan dan kedamaian hidup beragama. Sila Kemanusioann Yang Adil
dan Beradab, tersimpul nilai satu derajat, sama kewajiban dan hak, saling
mencintai, hormat menghormati, keberanian membela kebenaran dan
keadilan, toleransi dan nilai gotong royong. Sila Persatuan Indonesia.
mengandung nilai-nilai kebangsaan, cinta tanah air dan rela berkorban demi
kepentingan bangsa dan Negara. Sila kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan / Perwakilan, mengandung nilai
kedaulatan berada di tangan rakyat (demokrasi) yang dijelmakan oleh
persatuan nasional yang riil dan wajar. Nilai ini mengutamakan kepentingan
Negara / bangsa dengan tetap menghargai kepentingan pribadi dan
golongan, musyawarah untuk mufakat dan menjunjung tinggi harkat dan
martabat serta nilai kebenaran dan keadilan. Sila Keadilan Sosial Bagi
Seluruh Rakyat Indonesia, mengandung nilai sikap adil, menghormati hak
orang dan sikap gotong royong, yang menjamin kemakmnuran masyarakat
secara menyeluruh dan adil.
b) Liberalisme
Ideologi liberal memandang bahwa sejak manusia dilahirkan bebas dan
dibekali penciptanya sejumlah hak azasi, yaitu hak hidup, hak kebebasan,
hak kesamaan, hak kebahagiaan, maka nilai kebebasan itulah yang utama.
Metode berfikir ideologi ini ialah liberalistik yang berwatak individualistik.
Aliran pikiran perseorangan atau individualistik diajarkan oleh Thomas
Hoobbes, John Locke, Jean Jaques Rousseau, Herbert Spencer dan Harold J.
Laski. Aliran pikiran ini mengajarkan bahwa Negara adalah masyarakat
hokum (legal society) yang disusun atas kontrak semua orang (individu)
dalam masyarakat itu (kontrak sosial). Menurutnya kepentingan harkat dan
martabat manusia (individu) dijunjung tinggi, sehingga masyarakat
merupakan jumlah para anggotanya saja tanpa ikatan nilai tersendiri. Hak
dan kebebasan orang seorang hanya dibatasi oleh hak yang sama dimiliki
orang lain bukan oleh kepentingan masyarakat seluruhnya. Liberalisme
bertitik tolak dari hak azasi yang melekat pada manusi sejak ia lahir dan
tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun termasuk penguasa, terkecuali
atas pesetujuan yang bersangkutan. Faham liberalisme mempunyai nilai-
nilai dasar (intrinsik), yaitu kebebasan dan kepentingan pribadi yang
menuntut kebebasan individual secara mutlak yaitu kebebasan mengejar
kebahagiaan hidup di tengah-tengah kekayaan material yang melimpah dan
dicapai dengan bebas. Faham liberalisme selalu mengkaitkan aliran
pikirannya dengan hak azasi manusia menyebabkan paham tersebut meiliki
daya tarik yang kuat di kalangan masyarakat tertentu.
c) Komunisme
Pada awalnya, sosialisme dan komunisme mempunyai arti yang
sama, tetapi akhirnya komunisme lebih dipakai untuk aliran sosialis yang
lebih radikal. Kaum komunis modern menganggap dirinya sebagai ahli
waris teori Marxis sebagaimana yang tertera dalam Manifesto Komunis
oleh Marx dan Engels. Marxisme menganggap pengawasan alat produksi
tidak saja sebagai kunci kekuasaan ekonomi, tetapi juga kunci kekuasaan
politik dalam Negara. Istilah komunisme sering dicampuradukkan dengan
Marxisme. Komunisme adalah ideologi yang digunakan partai komunis di
seluruh dunia. Racikan ideologi ini berasal dari pemikiran Lenin sehingga
dapat pula disebut "Marxisme-Leninisme". Dalam komunisme perubahan
sosial harus dimulai dari peran Partai Komunis. Logika secara ringkasnya,
perubahan sosial dimulai dari buruh, namun pengorganisasian Buruh hanya
dapat berhasil jika bernaung di bawah dominasi partai. Partai membutuhkan
peran Politbiro sebagai think-tank. Dapat diringkas perubahan sosial hanya
bisa berhasil jika dicetuskan oleh Politbiro.
Ideologi Marxisme-Leninisme meliputi ajaran dan paham tentang (a)
hakikat realitas alam berupa ajaran materialisme dialektis dan ateisme; (b)
ajaran makna sejarah sebagai materialisme historis; (c) norma-norma rigid
bagaimana masyarakat harus ditata, bahkan tentang bagaimana individu
harus hidup; dan (d) legitimasi monopoli kekuasaan oleh sekelompok orang
atas nama kaum proletar.
Komunisme sebagai anti kapitalisme menggunakan sistem sosialisme
sebagai alat kekuasaan, dimana kepemilikan modal atas individu sangat
dibatasi. Prinsip semua adalah milik rakyat dan dikuasai oleh negara untuk
kemakmuran rakyat secara merata. Komunisme sangat membatasi
demokrasi pada rakyatnya, dan karenanya komunisme juga disebut anti
liberalisme.
Ciri-ciri inti masyarakat komunisme adalah penghapusan hak milik
pribadi atas alat-alat produksi, penghapusan adanya kelas-kelas sosial,
menghilangnya negara, penghapusan pembagian kerja. Kelas-kelas tidak
perlu dihapus secara khusus sesudah kelas kapitalis ditiadakan; karena
kapitalisme sendiri sudah menghapus semua kelas, sehingga tinggal kelas
proletariat. Itulah sebabnya, revolusi sosialis tidak akan menghasilkan
masyarakat dengan kelas atas dan kelas bawah lagi.
Secara umum komunisme sangat membatasi agama pada rakyatnya,
dengan prinsip agama adalah racun yang membatasi rakyatnya dari
pemikiran yang rasional dan nyata. Pada tahun 2005 negara yang masih
menganut paham komunis adalah Tiongkok, Vietnam, Korea Utara, Kuba dan
Laos.
2,3 Perbandingan ideologi Pancasila dengan ideologi Liberalisme
dan Komunisme.
a. Liberalisme Jika dibandingkan dengan ideologi Pancasila yang secara
khusus norma-normanya terdapat di dalam Undang-Undang Dasar 1945,
maka dapat dikatakan bahwa hal-hal yang terdapat di dalam liberalisme
terdapat di dalam pasal-pasal UUD 1945, tetapi Pancasila menolak
liberalisme sebagai ideology yang bersifat absolutisasi dan determinisme.
b. Ideologi Komunis bersifat absolutisasi dan determinisme, karena memberi
perhatian yang sangat besar kepada kolektivitas atau masyarakat,
kebebasan individu, hak milik pribadi tidak diberi tempat dalam Negara
komunis. Manusia dianggap sebagai “sekrup” dalam sebuah kolektivitas.
c. Ideologi Pancasila sebagai Ideologi memberi kedudukan yang seimbang
kepada manusia sebagai makhluk individu dan makhluk social. Pancasila
bertitik tolak dari pandangan bahwa secara kodrati bersifat monopluralis,
yaitu manusia yang satu tetapi dapat dilihat dari berbagai dimensi dalam
aktualisasinya.
- See more at: http://aayuunoo.blogspot.com/2014/02/perbandingan-ideologi-pancasila.html#sthash.A6rKRwL1.dpuf
Perbedaan Ideologi Pancasila, Liberal, Komunis, Fasisme, dan Sosialisme
1. Ditinjau dari Agama
Pancasila : Masalah agama adalah hak pribadi (berhak memilih kepercayaan masing-masing).
Liberal : Masalah ketuhanan adalah masalah pribadi, Negara tidak mencapai urusan agama warga Negaara bebas beragama atau tidak beragama.
Komunis : Penganut demokrasi ini tidak percaya kepada Tuhan, kehidupan manusia berdasarkan suatu evolusi ditentukan oleh hukum-hukum kehidupan tertentu.
Fasisme : Menolak konsep persamaan tradisi yahudi kristen (dan juga Islam) yang berdasarkan aspek kemanusiaan, dan menggantikan dengan ideologi yang mengedepankan kekuatan.
Sosialisme : Warga negara bebas beragama, bebas tidak beragama dan bebas pula untuk propaganda anti- agama.
2. Ditinjau dari Hukum
Pancasila : Warga Negara menganut aturan sesuai dengan UUD 1945. Liberal : Warga Negara mempunyai kebebasan yang luas untuk bertindak, asal tidak
melanggar hukum. Komunis : Hukum yang berlaku disana kurang ketat, sehingga keadaan kaum ada
batasan-batasan tertentu. Fasisme : Hukum untuk melindungi penguasa. Sosialisme : Demokrasi kolektivitas diutamakan masyarakat sama dengan negara.
3. Ditinjau dari Ekonomi
Pancasila : Sistem perekonomian melibatkan pemerintah. Para pengusaha swasta dan seluruh rakyat baik golongan ekonomi lemah maupun golongan ekonomi aktif/kuat. Dalam usaha mencapai kemakmuran bangsa saling membantu kegiatan ekonomi.
Liberal : Dalam perekonomian membuka persaingan sekuat-kuatnya, akumulasi modal berada pada beberapa kelompok kecil masyarakat.
Komunis : Sistem ekonomi diatur sentralistis atau penguasaan oleh pusat atau Negara kalau ada ekonomi swasta ia sangat terbatas.
Fasisme : Peran Negara sangat kecil, Kapitalisme dan Monopolisme. Sosialisme : Sistem sosialisme berpandangan kemakmuran individu hanya mungkin
tercapai bila berpondasikan kemakmuran bersama dan merupakan faktor-faktor produksi yang merupakan kepemilikan sosial.
4. Ditinjau dari pandangan terhadap individu dan masyarakat
Pancasila : Individu diakui keberadaannya. Liberal : Individu lebih penting daripada masyarakat. Komunis : Masyarakat diabaikan untuk individu, individu tidak penting dan masyarakat
tidak penting. Fasisme : Masyarakat tidak penting, sosial budaya ditentukan oleh propaganda penguasa
sehingga daya kritis masyarakat menjadi mundur. Sosialisme : Kolektivitas yang dibentuk negara lebih penting, masyarakat lebih penting
dari individu, individu tidak penting.
5. Negara-negara
Pancasila : Indonesia Liberal : Amerika Serikat, Argentina, Brazil, Kanada, Meksiko Komunis : Vietnam, Korea Utara, Laos Fasisme : Inggris, Italia, Prancis, Jerman Sosialisme : Negara-negara di Eropa Barat, Venezuela, Cina
SUMBER 3
Liberalisme
Mengenai konsep liberalisme, dapat kita tarik beberapa pokok pemikiran yang terkandung di dalamnya, sebagai berikut:1. inti pemikiran : kebebasan individu
2. perkembangan : berkembang sebagai respons terhadap pola kekuasaan negara yang absolut, pada tumbuhnya negara otoriter yang disertai dengan pembatasan ketat melalui berbagai undang-undang dan peraturan terhadap warganegara3. landasan pemikirannya adalah bahwa menusia pada hakikatnya adalah baik dan berbudi-pekerti, tanpa harus diadakannya pola-pola pengaturan yang ketat dan bersifat memaksa terhadapnya.4. system pemerintahan (harus): demokrasi
Konservatisme
Hal atau unsure yang terkandung di dalamnya, antara lain:1. inti pemikiran : memelihara kondisi yang ada, mempertahankan kestabilan, baik berupa kestabilan yang dinamis maupun kestabilan yang statis. Tidak jarang pula bahwa pola pemikiran ini dilandasi oleh kenangan manis mengenai kondisi kini dan masa lampau2. filsafatnya adalah bahwa perubahan tidak selalu berarti kemajuan. Oleh karena itu, sebaiknya perubahan berlangsung tahap demi tahap, tanpa menggoncang struktur social politik dalam negara atau masyarakat yang bersangkutan.3. landasan pemikirannya adalah bahwa pada dasarnya manusia lemah dan terdapat “evil instinct and desires” dalam dirinya. oleh karena itu perlu pola-pola pengendalian melalui peraturan yang ketat4. system pemerintahan (boleh): demokrasi, otoriter
Komunisme
Gelombang komunisme abad kedua puluh ini, tidak bisa dilepaskan dari kehadiran Partai Bolshevik di Rusia. Gerakan-gerakan komunisme international yang tumbuh sampai sekarang boleh dikatakan merupakan perkembangan dari Partai Bolshevik yang didirikan oleh Lenin1. inti pemikiran: perjuangan kelas dan penghapusan kelas-kelas dimasyarakat, sehingga negara hanya sasaran antara.2. landasan pemikiran : a. penolakan situasi dan kondisi masa lampau, baik secara tegas ataupun tidak, b. analisa yang cendrung negatif terhadap situasi dan kondisi yang ada, c. berisi resep perbaikan untuk masa depan dan, d. rencana-rencana tindakan jangka pendek yang memungkinkan terwujudnya tujuan-tujuan yang berbeda-beda.3. system pemerintahan (hanya): otoriter/totaliter/dictator
Marxisme
Marxisme, dalam batas-batas tertentu bisa dipandang sebagai jembatan antara revolusi Prancis dan revolusi Proletar Rusia tahun 1917. Untuk memahami Marxisme sebagai satu ajaran filsafat dan doktrin revolusioner, serta kaitannya dengan gerakan komunisme di Uni Soviet maupun di bagian dunia lainnya, barangkali perlu mengetahui terlebih dahulu kerangka histories Marxisme itu sendiri.Berbicara masalah Marxisme, memang tidak bisa lepas dari nama-nama tokoh seperti Karl Marx (1818-1883) dan Friedrich Engels (1820-1895). Kedua tokoh inilah yang mulai mengembangkan akar-akar komunisme dalam pengertiannya yang sekarang ini. Transisi dari kondisi masyarakat agraris ke arah industrialisasi menjadi landasan kedua tokoh diatas dalam mengembangkan pemikirannya. Dimana eropa barat telah menjdai pusat ekonomi dunia, dan adanya kenyataan di mana Inggris Raya berhasil menciptakan model perkembangan ekonomi dan demokrasi politik.
Tiga hal yang merupakan komponen dasar dari Marxisme adalah :1. filsafat dialectical and historical materialism2. sikap terhadap masyarakat kapitalis yang bertumpu pada teori nilai tenaga kerja dari David Ricardo (1772) dan Adam Smith (1723-1790)3. menyangkut teori negara dan teori revolusi yang dikembangkan atas dasar konsep perjuangan kelas. Konsep ini dipandang mampu membawa masyarakat ke arah komunitas kelas.Dalam teori yang dikembangkannya, Marx memang meminjam metode dialektika Hegel. Menurut metode tersebut, perubahan-perubahan dalam pemikiran, sifat dan bahkan perubahan masyarakat itu sendiri berlangsung melalui tiga tahap, yaitu tesis (affirmation), antitesis (negation), dan sintesisI (unification). Dalam hubungan ini Marx cendrung mendasarkan pemikiran kepada argumentasi Hegel yang menandaskan bahwa kontradiksi dan konflik dari berbagai hal yang saling berlawanan satu sama lain sebenarnya bisa membawa pergeseran kehidupan social-politik dari tingkat yang sebelumnya ke tingkat yang lebih tinggi. Selain dari itu, suatu tingkat kemajuan akan bisa dicapai dengan jalan menghancurkan hal-hal yang lama dan sekaligus memunculkan hal-hal yang baru.
Feminisme
1.Inti pemikiran : emansipasi wanita2. Landasan pemikiran: bahwa wanita tidak hanya berkutat pada urusan wanita saja melainkan juga dapat melakukan seprti apa yang dilakukan oleh pria. Wanita dapat
melakukan apa saja.3. System pemerintahan: demokrasi
Sosialisme
Hal-hal pokok yang terkandung dalam Sosialisme, adalah:1. inti pemikiran : kolektifitas (kebersamaan) (gotong royong)2. filsafatnya : pemerataan dan kesederajatanbahwa pengaturan agar setiap orang diperlakukan sama dan ada pemerataan dalm berbagai hal (pemerataan kesempatan kerja, pemerataan kesempatan berusaha,dll)3. landasan pemikiran : bahwa masyarakat dan juga negara adalah suatu pola kehidupan bersama. Manusia tidak bisa hidup sendiri-sendiri, dan manusia akan lebih baik serta layak kehidupannya jika ada kerja sama melalui fungsi yang dilaksakan oleh negara4. system pemerintahan (boleh): demokrasi, otoriter
Fasisme
Semboyan fasisme, adalah “Crediere, Obediere, Combattere” (yakinlah, tunduklah, berjuanglah). Berkembang di Italia, antara tahun 1992-1943. setelah Benito Musolini terbunuh tahun 1943, fasisme di Italia berakhir. Demikian pula Nazisme di Jerman. Namun, sebagai suatu bentuk ideology, fasisme tetap ada.
Fasisme banyak kemiripannya dengan teori pemikiran Machiavelistis dari Niccolo Machiavelli, yang menegaskan bahwa negara dan pemerintah perelu bertindak keras agar “ditakuti” oleh rakyat. fasisme di Italis (=Nazisme di Jerman), sebagai system pemerintahan otoriter dictator memang berhasil menyelamatkan Italia pada masa itu (1922-1943) dari anarkisme dan dari komunism. Walaupun begitu, kenyataannya adalah, bahwa fasisme telah menginjak-nginjak demokrasi dan hak asasi.
1. Inti pemikiran : negara diperlukan untuk mengatur masyarakat2. filsafat : rakyat diperintah dengan cara-cara yang membuat mereka takut dan dengan demikian patuh kepada pemerintah. Lalu, pemerintah yang mengatur segalanya mengenai apa yang diperlukan dan apa yang tidak diperlukan oleh rakyat3. landasan pemikiran : suatu bangsa perlu mempunyai pemerintahan yang kuat dan berwibawa sepenuhnya atas berbagai kepentingan rakyat dan dalam hubungannya dengan bangsa-bangsa lain. oleh karena itu, kekuasaan negara perlu dipergang koalisi sipil dengan militer yaitu partai yang berkuasa (fasis di Italia, Nazi di Jerman,
Peronista di Argentina) bersama-sama pihak angkatan bersenjata4. system pemerintahan (harus) : otoriter
Kapitalisme
Kapitalisme adalah bentuk system perokonomian1. inti pemikiran : perkonomian individu2. fisafat : negara tidak boleh mencampuri kegiatan-kegiatan perekonomian, khususnya menyangkut kegiatan perekonomian perseorangan3. landasan pemikiran : kebebasan ekonomi yang bersifat perseorangan pada instansi terakhir akan mampu mengangkat kemajuan perekonomian seluruh masyarakat4. system pemerintahan : demokrasi.
Demokrasi
Demokrasi artinya hukum untuk rakyat oleh rakyat. kata ini merupakan himpunan dari dua kata : demos yang berarti rakyat, dan kratos berarti kekuasaan. Jadi artinya kekuasaan ditangan rakyat.
Sebenarnya pemikiran untuk melibatkan rakyat dalam kekuasaan sudah muncul sejak zaman dahulu. Di beberapa kota Yunani didapatkan bukti nyata yang menguatkan hal ini, seperti di Athena dan Sparta. Hal ini pernah diungkapkan Plato, bahwa sumber kepemimpinan ialah kehendak yang bersatu milik rakyat. dalam suatu kesempatan Aristoteles menjelaskan macam-macam pemerintahan, dengan berkata,“ada tiga mcam pemerintahan: kerajaan, aristokrasi, republik, atau rakyat memagang sendiri kendali urusannya.”
1. inti pemikiran: kedaulatan ditangan rakyat2. filsafat : menurut Dr. M. Kamil Lailah menetapkan tiga macam justifikasi ilmiah dari prinsip demokrasi, yaitu: a. ditilik dari pangkal tolak dan perimabngan yang benar, bahwa system ini dimaksudkan untuk kepentingan social dan bukan untuk kepentingan individu, b. unjustifikasi berbagai macam teori yang bersebrangan dengan prinsip demokrasi, c. opini umum dan pengaruhnya3. landasan pemikiran. Rakyat membuat ketetapan hukum bagi dirinya sendiri lewat dewan perwakilan, yang kemudian dilaksanakan oleh pihak pemerintah atau eksekutif.4. system pemerintahan (harus) : domokrasi
Neoliberalisme
1. Inti pemikiran : mengembalikan kebebasan individu2. filsafat : sebagai perkembangan dari liberalisme3. landasan pemikiran : setiap manusia pada hakikatnya baik dan berbudi pekerti4. system pemerintahan : demokrasi