ideologi negar1

Upload: tengkreng

Post on 15-Jul-2015

124 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

IDEOLOGI NEGARADasar negara sangat penting bagi sebuah negara. Begitu juga dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang mempunyai dasar dan ideologi tertentu. Sebagai negara, Indonesia tidak dapat hidup tanpa adanya dasar dan ideologi. Dasar dan ideologi berperan memberikan arah dan tujuan bagi negara. Artinya, dengan memiliki dasar dan ideologi sebuah negara dapat hidup dengan arah dan tujuan yang jelas. Pancasila diambil sebagai dasar dan ideologi negara Indonesia karena Pancasila paling sesuai dengan sendi sendi kehidupan bangsa Indonesia. Pancasila sebagai dasar negara mengandung seperangkat nilai luhur yang terangkum dalam lima butir sila. Dari nilai nilai luhur tersebut, setiap warga negara harus dapat menyesuaikan segala perilaku dan kehidupannya agar sesuai dengan nilai nilai Pancasila. Agar lebih memahami hal ini, akan diuraikan dalam bab ini.

A. Pancasila sebagai Ideologi Negara dan Dasar NegaraIdeologi berasal dari kata idea ( Inggris), yang artinya gagasan, pengertian. Kata kerja Yunani oida = mengetahui, melihat dengan budi. Kata logi yang berasal dari bahasa Yunani logos yang artinya pengetahuan. Jadi ideologi mempunyai arti pengetahuan tentang gagasan gagasan, pengetahuan tentang ise ide, science of ideas atau ajaran tentang pengertian pengertian dasar. Dalam pengertian sehari hari menurut Kaelan idea disamakan artinya dengan cita cita. Dalam perkembangannya terdapat pengertian Ideologi yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Istilah Ideologi pertama kali dikemukakan oleh Destutt de Tracy seorang Perancis pada tahun 1796. Menurut Tracy, Ideologi yaitu science of ideas , suatu program yang diharapkan dapat membawa perubahan institusional dalam masyarakat Perancis. Beberapa pendapat mengenai ideologi sebagai berikut: 1. Kart Marx Ideologi merupakan pandangan hidup yang dikembangkan berdasarkan kepentingan kelas sosial tertentu dalam bidang polotik (sosial-ekonomi). 2. M. Sastrapateja Ideologi sebagai seperangkat gagasan/pemikiran yang berorientasi pada tindakan yang diorganisir menjadi suatu sistem yang teratur. 3. Gunawan Setiardjo Ideologi adalah seperangkat ide asasi tentang manusia dan seluruh realitas yang dijadikan pedoman dan cita cita hidup. Dari beberapa pengertian tentang ideologi di atas, dapat disimpulkan sebagai kumpulan gagasan gagasan, ide ide, keyakinan keyakinan yang menyeluruh dan sistematis, yang menyangkut berbagai bidang kehidupan manusia. Sedangkan pengertian dasar negara adalah landasan kehidupan bernegara. Setiap negara harus mempunyai landasan dalam melaksanakan kehidupan bernegaranya. Dasar negara bagi suatu negara merupakan suatu dasar untuk mengatur penyelenggaraan negara. Dasar negara bagi suatu negara merupakan sesuatu yang amat penting. Negara tanpa dasar negara berarti negara tersebut tidak memiliki pedoman dalam penyelenggaraan kehidupan

negara, maka akibatnya negara tersebut tidak memiliki arah dan tujuan yang jelas, sehingga memudahkan munculnya kekacauan. Dasar negara sebagai pedoman hidup bernegara mencakup cita cita negara, tujuan negara, dan norma negara.

B. Latar Belakang Pancasila sebagai Ideologi BangsaBerdasarkan sejarah, proses perumusan pancasila diawali pada sidang BPUPKI I ketika Ketua BPUPKI dr. Radjiman Widyodiningrat mengajukan suatu masalah tentang calon rumusan dasar negara Indonesia yang akan dibentuk. Untuk itu, tampillah tiga tokoh nasional Indonesia berbicara pada forum sidang tersebut antara lain: 1. Mr. Mohammad Yamin; 2. Prof. Dr. Mr. Soepomo; 3. Ir. Soekarno. Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Pada tanggal 18 Agustus 1945 PPKI mengesahkan beberapa hal yang berkaitan dengan pemerintahan Indonesia. Satu di antaranya tentang konstitusi negara yang lebih dikenal dengan nama UUD 1945. Di dalam Pembukaan UUD 1945 tersebut termuat isi rumusan lima prinsip sebagai satu dasar negara yang diberi nama Pancasila. Sejal itu kata Pancasila telah menjadi bahasa Indonesia dan merupakan istilah umum. Adapun secara tertimologis historis proses perumusan Pancasila sebagai berikut. 1. Mr. Mohammad Yamin (29 mei 1945) Pada tanggal 29 Mei 1945, BPUPKI mengadakan sidang yang pertama. Mr. Mohammad Yamin mengemukakan tenteng dasar negara yang isinya sbb: a. Peri kebangsaan b. Peri kemanusiaan c. Peri ketuhanan d. Peri kerakyatan e. Kesejahteraan rakyat. 2. Prof. Dr. Mr. Soepomo (31 Mei 1945) Pada sidang BPUPKI tanggal 31 Mei 1945, Prof. Dr. Mr Soepomo mengemukakan gagasan mengenai dasar negara Indonesia sbb: a. Persatuan b. Kekeluargaan c. Keseimbangan lahir dan batin d. Musyawarah e. Keadilan sosial 3. Ir. Soekarno (1 Juni 1945) Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno berpidato di hadapan anggota BPUPKI. Pada pidato itu Ir. Soekarno mengusulkan lima asas sebagai dasar negara Indonesia yang isinya sbb: a. Kebangsaan Indonesia b. Internasionalisme atau peri kemanusiaan c. Mufakat atau semokrasi d. Kesejahteraan sosial e. Ketuhanan yang berkebudayaaan.

Ir. Soekarno mengusulkan agar dasar negara tersebut diberi nama Pancasila. Sidang BPUPKI menerima secara bulat usul tersebut. Ir. Soekano juga mengusulkan kelima sila dijadikan trisila, yaitu sbb: a. Sosio-nasional, yaitu nasionalisme dan internasionalisme b. Sosio-demokrasi, yaitu demokrasi dengan kesejahteraan rakyat c. Ketuhanan Yang Maha Esa. 4. Piagam Jakarta (22 Juni 1945) Pada tanggal 22 Juni 1945 Panitia Sembilan berhasil menyusun sebuah rumusan dasar negara yang dikenal dengan nama Piagam Jakarta yang di dalamnya memuat pancasila. Nama Piagam Jakarta merupakan usulan dari Mr. Moh. Yamin. Adapun rumusan dasar negara dalam Piagam Jakarta sbb: a. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk pemeluknya. b. Kemanusiaan yang adil dan beradab. c. Persatuan Indonesia. d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 5. Pengertian Pancasila secara Terminologis Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 telah melahirkan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada tanggal 18 Agustus 1945 PPKI mengesahkan UUD negara Indonesia yang dikenal dengan UUD 1945. Dalam bagian Pembukaan UUD 1945 yang terdiri atas 4 alinea tersebut tercantum rumusan Pancasila sbb: a. Ketuhanan Yang Maha Esa. b. Kemanusiaan yang adil dan beradab. c. Persatuan Indonesia. d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Rumusan tersebut (yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945) merupakan rumusan yang sah secara konstitusional dan benar sebagai dasar negara Republik Indonesia yang disahkan oleh wakil rakyat pada waktu itu, yaitu PPKI. Akan tetapi, dalam proses perkembangan/perjalanan sejarah terdapat rumusan rumusan mengenai Pancasila, antara lain sbb: a. Konstitusi RIS Pada Konstitusi RIS ( Republik Indonesia Serikat ) 29 Desember 1945 17 Agustus 1950, terdapat rumusan Pancasila sbb: 1) Ketuhanan Yang Maha Esa 2) Peri kemanusiaan 3) Kebangsaan 4) Kerakyatan 5) Keadilan sosial b. UUDS 1950 Dalam UUDS ( Undang Undang dasar Sementara 1950) 17 agustus 1950 5 Juli 1959, terdapat rumusan Pancasila sbb:

1) Ketuhanan Yang Maha Esa 2) Peri kemanusiaan 3) Kebangsaan 4) Kerakyatan 5) Keadilan sosial c. UUD 1945 Rumusan pancasila yang beredar di lingkungan masyarakat. 1) Ketuhanan Yang Maha Esa 2) Peri kemanusiaan 3) Kebangsaan 4) Kerakyatan 5) Keadilan sosial. Dari berbagai rumusan tersebut yang sah dan benar secara konstitusional adalah rumusan yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Hal itu sesuai dengan Tap MPR No. XX/MPRS/1966 dan Inpres No. 12 tahun 1968 yang menegaskan bahwa pengucapan, penulisan, dan rumusan Pancasila Dasar Negara Republik Indonesia yang sah dan benar adalah sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.

C. Nilai Nilai Pancasila sebagai Dasar Negara dan Ideologi NegaraPancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum di Indonesia. Oleh karena itu, nilai nilai Pancasila menjadi pandangan hidup, cita cita hukum dan kesadaran bagi rakyat Indonesia. Pancasila mempunyai hubungan erat dengan UUD 1945, karena di dalam UUD 1945 memuat 4 pokok pikiran nilai nilai Pancasila. Pokok pokok pikiran tersebut antara lain sebagai berikut: a) Pokok pikiran pertama menyebutkan bahwa negara Indonesia adalah negara persatuan. Pokok pikiran ini merupakan penjabaran sila ketiga, yaitu Persatuan Indonesia. b) Pokok pikiran kedua menyebutkan bahwa negara hendak mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pokok pikiran kedua adalah penjabaran sila kelima, yaitu Keadilan Sosial bagi Seluruh rakyat Indonesia. c) Pokok pikiran ketiga menyebutkan bahwa negara berkedaulatan rakyat berdasarkan atas kerakyatan dan permusyawaratan /perwakilan. Pokok pikiran ketiga merupakan penjabaran sila keempat, yakni Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan. d) Pokok pikiran keempat menyebutkan bahwa negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Hal ini merupakan penjabaran sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa dan sila kedua Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. e) Pokok pikiran kelima menyebutkan bahwa negara hendak mewujudkan keadilan dan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia. Setiap rakyat Indonesia mempunyai hal dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan dalam masyarakat. Anggota masyarakat harus menghundari perbuatan perbuatan yang merugikan kepentingan umum. Dari kelima karakteristik Pancasila tersebut antara yang satu dan yang laun tidak dapat dipisahkan, karena Pancasila itu merupakan satu kesatuan, keutuhan yang saling berkaitan. Akan tetapi, keseluruhan itu bernapaskan pada Ketuhanan Yang Maha Esa, dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

D. Ideologi Ideologi yang Berkembang di Dunia1. Liberalisme Inti ideologi liberal adalah kebebasan individu yang seluas luasnya. Setiap dan semua orang harus dilindungi, dihormati, dan diberi kebebasan untuk memenuhi kepentingannya. Paham liberal menganggap negara hanya sebagai penjaga malam, dengan artian negara hanya menjaga ketertuban umum. Negara liberal tidak pernah mencampuri urusan warga negaranya. Prinsip moral liberalisme adalah pengakuan atas hak hak asasi manusia, yaitu hak kebebasan, kemuliaan, dan hak hidup manusia. Dalam paham liberalisme terdapat 3 macam kebebasan yang dimiliki oleh setiap manusia, seperti berikut: a) Kebebasan Individual Kebebasan yang dimiliki oleh setiap orang sesuai kodratnya sebagai manusia yang terlahir bebas. Contoh kebebasan pribadi/individual, antara lain sbb: 1) Kebebasan beribadah /beragama 2) Kebebasan Berbicara /berpendapat 3) Kebebasan berfikir. b) Kebebasan Sipil Kebebasan masyarakat/orang untuk menyalurkan aspirasinya dalam berbagai kegiatan/adanya kesempatan untuk ikut dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. c) Kebebasan Sosial Setiap orang harus dijamin haknya untuk memperoleh kesempatan meningkatkan taraf hidupnya. Berdasarkan jaminan atas hak kebebasan sosial, siapa pun orangnya diberi kesempatan untuk mencapai kehidupan yang seimbang dalam masyarakat. 2. Sosialisme Dalam sosialisme terdapat pokok-pokok ajaran, antara lain sebagai berikut. a. Perjuangan melawan privilese-privilese (hak istimewa) pendidikan yang dimiliki kelas menengah dan atas. b. Perlindungan kaum buruh terhadap penindasan, kemiskinan, pengangguran, jaminan kerja bagi semua pembentukan koperasi produktif kaum buruh, pemberian hak bagi kaum buruh untuk ikut dalam penentuan kebijaksanaan perusahaan melalui wakil-wakil buruh perusahaan atau melalui serikat-serikat buruh, partisipasi dalam laba perusahaan atau ikut memiliki perusahaan. c. Perubahan struktur kekuasaan ekonomi dengan jalan pengawasan negara terhadap perusahaan-perusahaan monopoli. Pengembangan perusahaanperusahaan milik negara, perencanaan produksi, dan pembagian hasil produksi oleh negara. d. Perubahan struktur kekuasaan dengan memaksakan pengakuan terhadap kesamaan kadudukan semua warga negara atau dengan penyerahan kekuasaan kepada kelas yang bekerja. e. Penghapusan atau pembatasan hak milik pribadi atas alat-alat prodiksi oleh negara/langsung oleh kaum buruh dan pembagian kembali milik pribadi.

Dalam sosialisme terdapat aliran aliran, antara lain: a. Sosialisme Utopia Sosialisme generasi pertama yang masih mencita citakan penghapusan hak milik secara mutlak. Cita cita tersebut sangat tidak realistis dam lebih mendekati khayalan. b. Sosialisme Demokrasi Sosialisme yang hendak melakukan perubahan sosial melalui sarana sarana poltik damai dan prosedur prosedur demokrasi yang mapan. c. Sosialisme Marxistis/Komunisme Komunisme yang dikenal dengan ajaran Karl Marx (Marxisme). Menurut komunisme segala alat produksi haris di tangan negara dan hak milik perseorangan tidak dialui. Tujuan dari komunisme adalah sebagai berikut; 1) Menghapuskan segala hak milik; 2) Memberi upah menurut kebutuhan masing masing orang; 3) Mendirikan masyarakat tanpa perbedaan kelas apapun.

E. Perbandingan Pancasila dengan Ideologi lainIdeologi/pandangan hidup Pancasila mempunyai perbedaan yang jelas apabila dibandingkan dengan ideologi lain, misalnya liberalis, sosialis, dan komunisme. Pandangan liberalisme lebih mengutamakan kebebasan individu. Pancasila mengajarkan adanya keselarasan dan keseimbangan antara kepentingan individu (pribadi) dan masyarakat (bangsa dan negara). Pandangan komunis dan sosialis mengutamakan kepentingan bersama daripada kepentingan individu (pribadi). Apabila kita cermati keunggulan Pancasila dibandingkan dengan ideologi lain seperti di atas, yaitu Pancasila digali dari budaya bangsa Indonesia sendiri yang sesuai dengan kepribadian bangsa; Pancasila mengajarkan keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara kepentingan pribadi dan kepentingan masyarakat; dan Pancasila mengakui hak milik pribadi, dll. 1. Pancasila sebagai Ideologi Terbuka Sebagai ideologi terbuka Pancasila bersifat tidak kaku dan tertitip. Artinya bahwa ideologi Pancasila bersifat aktual, dinamis, antisipatif, dan senantiasa mampu menyesuaikan dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Keterbukaan ideologi Pancasila bukan berarti mengubah nilai nilai dasar yang ada di dalamnya, namun menerima nilai nilai baru selama tidak bertentangan dengan nilai dasar. Pancasila sebagai ideologi terbuka mengandung nilai nilai sebagai berikut: a. Nilai Dasar Nilai dasar, yaitu hakikat kelima sila Pancasila, seperti ketuhanan, kemanusiaan,persatuan, kerakyatan, dan keadilan. b. Nilai Praktis Nilai praktis, yaitu merupakan realisasi nilai nilai instrumental dalam suatu realisasi pengalaman yang bersufat nyata dalam kehidupan sehari hari, baik dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 2. Pancasila Mengandung Nilai Nilai Tiga Dimensi Dimensi yang dimiliki oleh Pancasila meliputi berikut ini;

a) Dimensi Realitas Bahwa nilai nilai Pancasila (ideologi) itu bersumber dari nilai nilai riil yang hidup di dalam masyarakat Indonesia. Nilai nilai itu benar benar telah dijalankan, diamalkan, dan dihayati sebagai nilai dasar bersama. b) Dimensi Idealitas Suatu ideologi perlu mengandung cita cita/harapan yang akan dicapai dalam berbagai bidang kehidupan. Ideologi tidak hanya sekedar mendeskripsikan atau menggambarkan hakikat manusia dalam kehidupannya, namun juga memberi gambaran ideal masyarakat sekaligus memberi arah pedoman yang ingin dicapai oleh masyarakat tersebut. c) Dimensi Fleksibilitas Ideologi Pancasila memiliki keluwesan yang memungkinkan untuk pengembangan pemikiran pemikiran baru tang relevan tentang dirinya tanpa menghilangkan atai mengingkari hakikat dan jati diri yang terkandung di dalam nilai nilai dasarnya. Beberapa faktor yang mendorong keterbukaan udeologi Pancasila, antara lain sebagai berikut: a. Pengalaman sejarah bangsa Indonesia sendiri; b. Kenyataan bangkrutnya ideologi yang tertutup; c. Kenyataan dinamika masyarakat yang berkembang sangat cepat; d. Tekad mengembangkan nilai nilai dasar Pancasila secara kreatif dan dinamis dalam rangka mencapai tujuan nasional. Adapun batas batas yang tidak boleh dilanggar oleh keterbukaan ideologi Pancasila, antara lain sbb: a. Mencegah berkembangnya liberalisme; b. Larangan terhadap ideologi Marxisme, Leninisme, dan Komunisme; c. Larangan terhadap pandangan ekstrem yang menggelisahkan kehidupan masyarakat; d. Stabilitas nasional yang dinamis.

F. Sikap Positif terhadap Pancasila dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan BernegaraSikap positif dapat diartikan sukap yang baik dalam menanggapi sesuatu. Sikap positif terhadap nilai nilai Pancasila berarti sikap yang baik dalam menanggapi dan mengamalkan nilai nilai yang ada dalam pancasila, maksudnya dalam setiap tindakan dan perilaku sehari hari selalu berpedoman atau berpegang teguh pada nilai nilai Pancasila yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. Pancasila sebagai ideologi harus kita pertahankan dengan alasan sebagai berikut: 1. Alasan Sejarah Sejarah membuktikan bahwa nilai nilai Pancasila telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak zaman sebelum kemerdekaan Republik Indonesia. 2. Alasan Sosiologis Rakyat Indonesia harus memiliki keyakinan kuat terhadap ideologinya. Bila rakyat tidak percaya lagi kepada Pancasila, maka masyarakat akan terjerumus ke dalam ideokogi lain dan tidak memiliki kepribadian. Melemahnya kepercayaan terhadap ideologi Pancasila dapat membahayakan persatuan dan kesatuan

bangsa. Oleh karena itu, kita wajib mengkaji lagi nilai nilai Pancasila yang merupakan hasil besar bangsa Indonesia dan kita amalkan dalan perbuatan sehari hari. 3. Ancaman Ideologi lain Kita harus waspada terhadap ancaman ideologi lain yang akan memudarkan dan membahayakan ideologi pancasila, misalnya komunisme, liberalisme, dan marxisme. Untuk mempertahankan dan mengamalkan nilai nilai Pancasila maka dalam sikap dan tindakan warga negara Indonesia harus berperilaku, seperti berikut; a. Parcaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai agama dan kepercayaan masing masing, menghormati pemeluk agama lain dan penganut kepercayaan, serta bekerja sama antar umat beragama, toleransi antarumat beragama, dan lain lain (Pengamalan sila pertama). b. Memperlakukan setiap manusia sesuai dengan keluhuran martabatnya sebagai makhluk Tuhan yang berakal budi, mengakui persamaan derajat, hak dan kewajiban, bersikap tenggang rasa, tidak semena mena terhadap orang lain, suka melakukan tindakan kemanusiaan, dan menganggap bangsa indonesia sebagai bagian dari umat manusia (Pengamalan sila kedua). Dari berbagai alasan yang telah dikemukakan di atas maka sikap positif tergadap pancasila harus dilaksanakan dalam berbagai kehidupan, baik di masyarakat, berbangsa maupun bernegara. Pelaksanaan nilai nilai Pancasila di kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara disesuaikan dengan kedudukan dan peran kita masing masing. Pancasila dapat diterapkan dalam kehidupan melaui sila sila yang terkanding di dalamnya.