identifikasi penyebab ganguan dan alter nat if solusi kelestarian terumbu karang indonesia
TRANSCRIPT
MAKALAH PENGANTAR ILMU LINGKUNGAN
IDENTIFIKASI PENYEBAB GANGGUAN DAN ALTERNATIF
SOLUSI KELESTARIAN TERUMBU KARANG DI INDONESIA
NAMA : WENDY ACHMMAD MUSTAQIM
NPM : 0806327635
DOSEN : ERWIN NURDIN, M.Si
UNIVERSITAS INDONESIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
DEPARTEMEN BIOLOGI
DEPOK
2010
1
IDENTIFIKASI PENYEBAB GANGGUAN DAN ALTERNATIF SOLUSI
KELESTARIAN TERUMBU KARANG DI INDONESIA
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Terumbu karang merupakan salah satu ekosistem laut yang banyak dijumpai di
Indonesia. Keanekaragaman terumbu karang di Indonesia menduduki peringkat tertinggi
di dunia bersama dengan terumbu karang di Filipina. Keaneragaman tersebut tentunya
memiliki manfaat yang sangat besar untuk kehidupan warga negara. Pemanfaatan yang
tepat akan menjadikan terumbu karang sebagai kekayaan nasional yang sangat mahal
harganya.
Akan tetapi, berbagai berita terkait kerusakan terumbu karang menjadi
permasalahan tersendiri bagi Indonesia. Penurunan populasi karang dan adanya
fenomena coral bleaching merupakan masalah yang sering diangkat ke masyarakat.
Identifikasi masalah dan usulan alternative solusi pemecahan terumbu karang di
Indonesia menjadi sesuatu yang penting untuk dilakukan.
B. TUJUAN
Tujuan dari makalah ini adalah menidentifikasi masalah yang menyebabkan
kerusakan terumbu karang di Indonesia. Selain itu, penulisan juga ditujukan untuk
menuliskan berbagai alternatif solusi pemecahan masalah terumbu karang itu sendiri.
II. TERUMBU KARANG DI INDONESIA
A. TERUMBU KARANG
Terumbu karang merupakan suatu ekosistem yang ditandai dengan pembentukan
karang di daerah perairan tropis dan subtropis serta komunitas biologis yang membentuk
formasi batuan karang tersebut. Terumbu karang terletak di perairan yang mampu
2
2
ditembus oleh cahaya matahari. Terumbu karang terbentuk oleh aktivitas kelompok
hewan dari kelas Anthozoa dan simbion alga yang dinamakan zooxanthellae.
Terumbu karang ditandai dengan pembentukan rangka karang yang terbuat dari
kalsium. Pembentukan rangka karang merupakan hasil sekresi dari hewan kelas
Anthozoa. Pembentukan rangka karang inilah yang menyebabkan terbentuknya berbagai
formasi karang dalam ekosistem tersebut.
Terumbu karang merupakan habitat dari berbagai jenis makhluk hidup lain.
Terumbu karang menjadi tempat mencari makan sekaligus aktivitas kehidupan berbagai
hewan laut khususnya ikan yang jumlahnya beraneka ragam. Ikan tidak hanya
menjadikan terumbu karang sebagai rumah, akan tetapi berinteraksi dengan terumbu
karang itu sendiri. Salah satu contoh adalah interaksi antara berbagai jenis ikan badut
atau clown fish dengan anemon laut. Ikan badut mendapat perlindungan dari pemangsa
dengan bersembunyi di antara tentakel anemon. Ikan badut diketahui mampu
membersihkan zat-zat beracun yang ada pada tubuh anemon, baik berasal dari ikan lain
atau berbagai sumber lainnya.
B. DISTRIBUSI TERUMBU KARANG DI INDONESIA
Terumbu karang dapat dijumpai hampir di seluruh pesisir di Indonesia. Meskipun
begitu, distribusi karang di Indonesia tidaklah seragam. Beberapa tempat memiliki
keanekaragaman yang lebih dibandingkan dengan daerah lainnya. Adapun tempat-tempat
yang menjadi pusat keanekaragaman karang di Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Raja Ampat
Raja Ampat merupakan nama kepulauan yang terdapat disebelah barat Provinsi
Papua. Terumbu karang di Raja Ampat memiliki keanekaragaman organisme terumbu
karang terbesar di dunia. Raja Ampat terletak di segitiga karang dunia bersama dengan
Taman Laut Bunaken dan terumbu karang dari Filipina.
2. Taman Laut Bunaken
3
Taman Laut Bunaken merupakan area konservasi yang terdapat di sebelah barat
kota Manado. Taman laut tersebut terkenal dengan keindahan panorama terumbu
karangnya.
3. Terumbu Karang di Bali dan Kepulauan Nusa Tenggara
Bali memang terkenal dengan wisata alamnya termasuk pantai dan pegunungan.
Akan tetapi, Bali menyimpan kekayaan terumbu karang yang berada dalam jumlah
banyak. Kepulauan di Nusa Tenggara juga memiliki keanekaragaman terumbu karang
yang tinggi. Salah satu contohnya adalah di Kabupaten Maumere, yang sampai saat ini
dijadikan stasiun untuk pelestarian terumbu karang oleh COREMAP II dari LIPI.
4. Terumbu Karang di Sulawesi Selatan
Sulawesi Selatan memiliki potensi terumbu karang yang bisa dibilang masih
terpendam. Salah satu lokasi dengan ekosistem terumbu karang adalah terumbu karang
di perairan Pulau Busung, salah satu pulau yang terletak di sebelah barat laut Kota
Makassar.
5. Terumbu Karang di Kabupaten Wakatobi
Kabupaten Wakatobi merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi
Tenggara. Kabupaten tersebut memiliki luas perairan 97% dari total luas wilayahnya.
Keanekaragaman terumbu karang disana sangat besar, salah satu contohnya adalah Pulau
Hoga. Pulau Hoga sampai saat ini diupayakan pemerintah setempat sebagai salah satu
wisata bahari dalam rangka pelestarian terumbu karang.
6. Terumbu Karang Pulau Yos Sudarso
Pulau Yos Sudarso menyimpan kekayaan terumbu karang yang masih terpendam.
Belum banyak penelitian tentang terumbu karang dilokasi tersebut.
C. POTENSI TERUMBU KARANG DI INDONESIA
Ekosistem terumbu karang di Indonesia dengan keragaman spesiesnya yang tinggi
memiliki potensi yang sangat besar. Adapun potensi tersebut dapat berasal dari
4
pemanfaatan secara langsung ataupun berasal dari keindahan panorama yang ditawarkan
oleh ekosistem terumbu karang di Indonesia.
1. Potensi Sumber Daya Kelautan Perikanan
Fungsi ekologis dari ekosistem terumbu karang adalah menyediakan habitat bagi
berbagai macam jenis ikan dan hewan laut lainnya. Berlimpahnya jenis-jenis ikan
merupakan salah satu potensi kelautan yang bagus untuk nelayan. Keberadaan ekosistem
terumbu karang di Indonesia yang beragam memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
Semakin melimpah jenis ikan, semakin banyak potensi-potensi perikanan yang bisa
dimanfaatkan untuk kesejahteraan nelayan.
2. Potensi Wisata Bahari
Potensi wisata bahari merupakan salah satu potensi terbesar di Indonesia. Raja
Ampat merupakan salah satu contoh potensi wisata bahari yang mampu mendatangkan
pengunjung dari berbagai belahan dunia. Taman Laut Bunaken menjadi diving resort
dari berbagai wisatawan baik domestik maupun mancanegara.
Potensi wisata bahari berasal dari keindahan terumbu karang yang ada. Banyak
sekali wisatawan yang berkunjung memang untuk mengikmati keindahan panorama
bawah laut di Indonesia. Hal tersebut tentunya dapat dijadikan sebagai salah satu sumber
pendapatan negara yang bermanfaat untuk kesejahteraan rakyat.
Dua potensi besar tersebut merupakan aspek yang paling terlihat dari keberadaan
terumbu karang di Indonesia. Potensi-potensi lain harus diteliti untuk pemanfaatan bagi
kehidupan manusia.
III. PERMASALAHAN EKOSISTEM TERUMBU KARANG
Kenakeragaman terumbu karang yang besar di Indonesia ternyata mendapatkan
gangguan yang besar. Gangguan alam seperti gempa bumi dan tsunami memang menjadi
hambatan yang tidak bisa dicegah. Akan tetapi, gangguan lain yang berasal dari kegiatan
manusia akibatnya diperkirakan tidak jauh berbeda.
5
1. Gangguan Alam
Gangguan alami di Indonesia kebanyakan berasal dari gempa bumi dan tsunami.
Bencana tsunami di Aceh merupakan salah satu contoh penyebab kerusakan terumbu
karang. Gelombang yang besar menyebabkan karang-karang akan tersapu, sedangkan
material yang terbawa kembali ke laut oleh air menyebabkan kerusakan mekanis pada
terumbu karang yang telah tumbuh.
2. Gangguan dari Aktivitas Manusia secara Langsung
Gangguan yang ditimbulkan dari aktivitas manusia memiliki frekuensi yang lebih
banyak dibandingkan dengan gejala alam. Aktivitas yang menimbulkan gangguan
tersebut berasal dari pengetahuan masyarakat yang kurang dan ada juga yang berasal dari
pemenuhan kebutuhan kehidupan manusia.
Aktivitas nelayan selama ini diketahui merupakan penyebab kerusakan terumbu
karang di Indonesia. Penggunaan bom dalam penangkapan ikan merupakan penyebab
utama kerusakan karang. Bom yang sebenarnya digunakan untuk membunuh ikan justru
menyebabkan karang terkena dampak ledakannya. Akibat yang ditimbulkan adalah
hancurnya karang yang tumbuh dilokasi pengeboman.
Aktivitas pengambilan karang secara ilegal masih ada pada sebagian daerah di
Indonesia. Pengambilan tersebut dapat berasal dari sekelompok orang yang
menggunakan untuk komersial. Akan tetapi, masalah yang lebih kompleks adalah
pengambilan karang secara sengaja oleh masyarakat untuk bahan bangunan. Hal tersebut
disebabkan karena masyarakat tidak memiliki kemampuan dalam membeli bahan-bahan
bangunan seperti semen dan pasir karena permasalah ekonomi. Hal tersebut tentunya
menjadi dilema saat pelestarian karang dihadapkan permasalahan ekonomi masyarakat.
Berbagai gangguan diatas merupakan gangguan yang interaksinya terjadi secara
langsung kepada ekosistem terumbu karang. Selain itu, beberapa isu perubahan
lingkungan akibat manusia seperti pemanasan global menjadi gangguan terhadap
ekosistem terumbu karang. Adapun permasalahan lingkungan umum yang berdampak
terhadap ekosistem terumbu karang adalah sebagai berikut.
6
1. Pemanasan Global dan Perubahan Iklim
Pemanasan global memang menjadi isu lingkungan yang paling besar belakangan
ini. Ekosistem terumbu karang menjadi salah satu ekosistem yang terpengaruh oleh
adanya pemanasan global. Pemanasan global disebabkan oleh adanya akumulasi gas
karbondioksida di atmosfer, yang menyebabkan efek rumah kaca (greenhouse effect).
Pemanasan global secara prinsip menyebabkan kenaikan suhu air laut. Kondisi
tersebut menyebabkan terumbu karang mengalami pemutihan atau yang sering disebut
dengan coral bleaching. Pemutihan karang ini disebabkan oleh hilangnya alga
zooxanthellae yang tidak mampu beradaptasi pada suhu tinggi.
Pemutihan karang di Indonesia dalam frekuensi besar terjadi pada periode 1998-
2000. Adapun pemutihan ini juga ada dibeberapa lokasi dunia sebagaimana terlihat pada
peta berikut ini.
Sumber: World Conservation Monitoring Centre, Cambridge and United Nations Environment Programme
dalam Pengelolaan Terumbu Karang yang Telah Memutih dan Rusak Kritis oleh Susie Westmacott,
Kristian Teleki, Sue Wells dan Jordan West terjemahan oleh Jan Henning Steffen.
Pada periode tersebut, terumbu karang di Indonesia, Filipina, dan Papua Nugini
mengalami pemutihan yang jumlahnya dikatakan besar dan bervariasi dalam
tingkatannya. Meskipun begitu, pemutihan karang di Indonesia masih terselamatkan oleh
adanya arus dingin yang naik (upwelling) dari dasar laut.
Adapun akibat yang ditimbulkan oleh perubahan iklim sangatlah beragam.
Perubahan iklim yang memengaruhi terumbu karang tidak hanya terjadi di Indonesia,
7
akan tetapi seluruh ekosistem terumbu karang di dunia. Berikut setidaknya ada empat
macam akibat pemanasan global terhadap terumbu karang.
a. Naiknya permukaan laut
Secara umum, terumbu karang tidak akan terpengaruh oleh naiknya permukaan
air laut setinggi 50 cm sampai tahun 2100. Dataran terumbu karang terbuka saat surut
dapat tumbuh, terutama karang yang mengalami pertumbuhan ke atas. Akan tetapi,
kondisi karang yang sudah melemah tidak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan itu.
Hal tersebut lebih banyak terjadi pada terumbu karang di pulau-pulau kecil di Indonesia.
b. Kenaikan suhu
Bijkma dalam Wessmacott dkk. (2000) menyatakan bahwa kenaikan suhu 1-20C
diperkirakan akan terjadi sampai tahun 2100. Kenaikan tersebut sebenarnya tidak terlalu
berdampak, akan tetapi dampak lebih banyak diakibatkan oleh fluktuasi suhu musiman.
Jika suhu melampaui batas toleransi terumbu karang, frekuensi pemutihan karang akan
mengalami kenaikan. Zooxanthellae menjadi sensitif terhadap cahaya matahari. Cahaya
matahari yang seharusnya menjadi sumber energi untuk fofosintesis justru merusak
selnya. Karang juga menjadi rapuh karena adanya penurunan kadar ozon didalam
atmosfer.
c. Berkurangnya tingkat pengapuran
Emisi gas karbondioksida merupakan penyebab menurunnya kemampuan
pengapuran pada karang. Tingginya kadar karbondioksida membuat kondisi laut menjadi
semakin asam. Kondisi tersebut akan memengaruhi reaksi pembentukan kerangka
karang dari zat kapur.
d. Perubahan pola sirkulasi lautan
Indonesia dengan luasan laut yang besar akan mendapat pengaruh dari pemanasan
global salah satunyya perubahan pola sirkulasi lautan. Kondisi tersebut akan
menyebabkan karang mengalami perubahan distribusi dan transportasi larvanya.
8
Perubahan tersebut diperkirakan mengubah distribusi karang di Indonesia dan juga di
dunia.
2. Pencemaran Air
Pencemaran air merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan. Pencemaran air
memang lebih banyak dilihat pengaruhnya pada lokasi di daratan, akan tetapi zona
perairan pantai dapat terkena imbasnya bila pencemaran yang terjadi dalam tingkat yang
berat. Hal itu mengakibatkan berbagai limbah rumah tangga pun akan ikut mencemari
zona perairan pantai yang merupakan habitat terumbu karang.
Salah satu contoh kasus pencemaran air yang sudah meluas ke daerah perairan
laut adalah pencemaran nutrien posfat di Teluk Jakarta, yang sudah berlangsung
semenjak tahun 1974. Pencemaran tersebut dilihat dari gejala munculnya ledakan
populasi alga yang dinamakan dengan red tide. Ledakan populasi alga tersebut dapat
menurunkan jumlah cahaya matahari yang sampai ke dasar perairan. Hal tersebut
tentunya akan mengganggu kelangsungan hidup normal terumbu karang. Gangguan
tersebut adalah terhambatnya fotosintesis karena jumlah cahaya yang terlalu sedikit.
IV. SOLUSI
Solusi penyelesaian masalah terumbu karang dapat dipisahkan berdasarkan
penyebabnya masing-masing. Sumber permasalahan dari bencana alam tidak dapat
dicegah, melainkan bisa diupayakan dengan restorasi terumbu karang. Penanganan
sumber gangguan dari masyarakat secara langsung dapat ditangani dengan berbagai
upaya, salah satunya pengelolaan terumbu karang berbasis masyarakat. Penanganan
masalah yang bersumber dari masalah lingkungan lain memerlukan koordinasi dengan
berbagai pihak sekaligus masyarakat yang didiperkirakan terlibat. Adapun solusi dari
masing-masing penyebab gangguan adalah sebagai berikut.
A. Gangguan Alami
9
Bencana alam memang merupakan salah satu penyebab yang tidak dapat diduga
sebelumnya. Langkah-langkah yang diupayakan adalah menaikkan identifikasi terumbu
karang dan restorasi setelah terjadi bencana.
Identifikasi lebih dini merupakan upaya untuk mengetahui keanekaragaman
spesies terumbu karang di seluruh perairan Indonesia. Hal tersebut penting untuk
mengetahui spesies terumbu karang apa saja yang ada di perairan Indonesia. Setelah
identifikasi, langkah yang bisa diambil adalah mengambil sebagian sampel untuk
dibiakkan disuatu tempat rehabilitasi karang buatan.
Pengambilan sampel ditekankan pada daerah yang berada pada jalur rawan
bencana gempa bumi di Indonesia. Pemilihan lokasi bisa didasarkan pada kondisi
geologi Indonesia yang terletak pada jalur gunung berapi. Identifikasi dan pengambilan
sampel hidup harus diutamakan pada daerah-daerah tersebut. Dengan begitu, bila terjadi
bencana kita tidak akan kehilangan spesies karang yang habitatnya khusus pada lokasi
bencana tersebut.
Upaya di atas sebenarnya juga merupakan langkah awal untuk restorasi terumbu
karang. Bila bencana terjadi, satu-satunya langkah yang bisa dilakukan adalah
mengidentifikasi karang yang masih ada, kemudian membandingkan dengan data yang
ada sebelumnya. Perbedaan keanekaragaman dapat dijadikan acuan restorasi. Spesies-
spesies yang hilang atau rusak dapat ditanami lagi dengan bibit transplantasi yang sudah
disiapkan sebelumnya.
B. Gangguan Langsung Manusia
Gangguan langsung manusia masih menjadi masalah yang sukar untuk
diselesaikan. Meskipun begitu, sebagian daerah kaya terumbu karang di Indonesia telah
memunculkan keterlibatan masyarakat dalam pemeliharaan terumbu karang.
1. Kesadaran Masyarakat
Hal ini sebenarnya merupakan upaya masyarakat lokal dalam menjaga ekosistem
terumbu karang. Berbagai asalan menjadikan masyarakat sadar bahwa menjaga
ekosistem terumbu karang itu penting. Jika kita lihat di Bali, masyarakat sekarang sudah
mulai menerapkan Asas Tri Hita Karana, yang merupakan kepercayaan masyarakat Bali.
10
Salah satu isi asas tersebut adalah hubungan harmonis antara manusia dengan alam. Hal
itu yang menyebabkan masyarakat Bali sekarang sudah mulai sadar dengan pelestarian
terumbu karang.
Salah satu contoh kesadaran masyarakat dapat kita lihat di Taman Laut Bunaken.
Meskipun latar belakang kesadaran masyarakat masih belum diketahui secara pasti,
mereka mengadakan patroli terumbu karang secara rutin untuk menjaga sekaligus
melarang nelayan yang mengambil terumbu karang atau menangkap ikan dengan
pengeboman.
Di sisi lain, saat ini beredar banyak isu tentang kearifan lokal. Pemerintah dan
masyarakat umum sebaiknya mulai menggali kearifan lokal masyarakat di daerah-daerah.
Meskipun banyak beranggapan bahwa kearifan lokal itu diperoleh lewat cara yang tidak
ilmiah, budaya sosial masyarakat tetap mengatur agar keseimbangan kehidupan mereka
dengan alam tetap berlangsung. Hal itulah yang menjadikan peranan antropolog di
Indonesia menjadi penting. Masih banyak misteri di suku-suku tertentu yang perlu digali,
khususnya terkait terumbu karang.
2. Upaya Pihak Terkait dan Koordinasi dengan Masyarakat dalam Pengelolaan Terumbu
Karang
Upaya tersebut merupakan upaya paling sistematis karena melibatkan banyak
pihak. Pemerintah, lembaga konservasi, dan masyarakat turut terlibat dalam upaya
pelestarian dan pengelolaan terumbu karang. Pelestarian sekaligus pengelolaan
dilakukan pada semua terumbu karang, baik yang sudah rusak ataupun yang masih lestari
secara alami. Adapun beberapa upaya yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut.
a. Daerah Perlindungan Laut
Daerah perlindungan laut memiliki peranan yang penting sekali dalam
pengelolaan terumbu karang. Upaya-upaya yang bisa dilakukan antara lain: (1)
melindungi daerah terumbu karang yang tidak rusak, sehingga bisa dijadikan sebagai
sumber larva untuk alat bantu pemulihan; (2) melindungi daerah yang rapuh terhadap
gejala alam; (3) melindungi daerah yang terbebas dari aktivitas manusia; dan (4)
11
memastikan bahwa terumbu karang memiliki interaksi saling menguntungkan dengan
masyarakat sekitar.
Pengelolaan daerah perlindungan laut perlu dilakukan untuk menjamin efektivitas
dari pelaksanaannya. Adapun upaya-upaya yang bisa dilakukan antara lain: (1)
pengidentifikasian wilayah-wilayah terumbu karang yang kurang rusak dan meninjau
ulang sistem zonasi serta batasan-batasan; (2) menjamin bahwa daerah perlindungan laut
dikelola secara efektif; dan (3) mengembangkan pendekatan lebih strategis untuk
mendirikan sistem DPL.
b. Perikanan Terpadu
Program perikanan terpadu memerlukan pendidikan dari pemerintah dan
masyarakat. Pemerintah melalui lembaga unit swadaya masyarakat perlu melakukan
pembentukan kelompok-kelompok nelayan. Pemberian bekal pengetahuan sekaligus
modal dapat dilakukan lewat kelompok-kelompok nelayan tersebut.
Poin penting yang harus diupayakan adalah pendidikan masyarakat tentang
terumbu karang. Masyarakat harus diupayakan agar mengerti secara ekologis bahwa
hasil perikanan akan linear dengan kondisi terumbu karang yang ada. Hal tersebut
penting untuk mengajarkan kepada masyarakat yang belum paham mengapa
penangkapan ikan dengan senyawa racun seperti sianida dan penangkapan ikan dengan
pengeboman itu dilarang.
c. Program Pelestarian Wisata Bahari
Wacana menjadikan terumbu karang sebagai wisata bahari untuk kesejahteraan
masyarakat sudah dilaksanakan di sebagian daerah di Indonesia. Meskipun masih dalam
tahapan rintisan, seperti pengungkapan potensi, setidaknya wisata bahari akan
menjadikan masyarakat menjadi proaktif terhadap upaya-upaya lembaga penyelamatan
terumbu karang. Dalam kasus ini, peran Dinas Pariwisata Daerah menjadi penting.
Dinas pariwisata memiliki peranan dalam mengupayakan pembentukan area wisata
bahari dengan dukungan masyarakat. Mereka harus menjamin bahwa masyakata akan
mendapatkan keuntungan secara ekonomi terkait pengadaan wisata bahari di daerahnya
masing-masing.
12
Tindakan pengelolaan yang dapat dilakukan oleh Dinas Pariwisata antara lain: (1)
mempertahankan zona ikan sehat bagi para nelayan dan snorkellers; (2) melibatkan
wisatawan dalam pengelolaan karang; (3) diversifikasi industri pariwisata; (4)
mengurangi dampak pariwisata secara umum; (5) mendorong wisatawan agar berperan
aktif dalam menjaga kelestarian terumbu karang baik secara teknis maupun keuangan;
dan (6) penyebarluasan informasi melalui berbagai media.
d. Pengelolaan Pesisir Terpadu dan Terumbu Karang
Pengelolaan pesisir menjadi penting karena terumbu karang banyak terdapat
diperairan dekat pantai. Adapun tindakan yang bisa dilakukan antara lain: (1)
memasifkan penerapan sistem DPL; (2) mengimplementasikan ukuran-ukuran untuk
meningkatkan penangkapan ikan yang dikelola; (3) pengembangan dan implementasi
garis acuan, aturan, dan insentif; (4) peraturan bagi polusi berasal dari daratan; (5)
pengelolaan transportasi untuk mengurangi dampak negatifnya terhadap terumbu karang;
dan (6) perlindungan garis pantai terhadap erosi.
C. Gangguan Akibat
Permasalahan Lingkungan Lain
Permasalahan lingkungan lain yang dimaksud adalah gangguan lingkungan yang
ternyata memiliki pengaruh terhadap kelestarian terumbu karang. Adapun dua kasus
lingkungan yang dibahas adalah pemanasan global dan pencemaran air.
1. Pemanasan global
Upaya Indonesia untuk menurunkan emisi sejumlah 26% saat konferensi
lingkungan di Kopenhagen merupakan gagasan nyata pemerintah terkait isu pemanasan
global. Meskipun tidak secara tersirat disampaikan hal tersebut merupakan penyelamatan
terumbu karang, keputusan itu menunjukkan bahwa pemerintah secara tidak langsung
menjadi promotor dalam penyelamatan terumbu karang di Indonesia.
Harian Kompas edisi Sabtu, 11 Desember 2010 dalam AS dan UE ingkar janji
dalam pemberian kucuran dana bagi negara berkembang untuk menjaga keletarian
lingkungan. Informasi tersebut didapatkan dari sumber dokumen yang didapatkan oleh
13
salah satu organisasi pers dunia, Wikileaks. Beberapa negara juga mengaku bahwa
mereka tidak mendapatkan apa yang dijanjikan dalam konferensi perubahan iklim di
Kopenhagen, Desember 2009. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemerintah Indonesia
yang masih dianggap sebagai negara berkembang mampu secara mandiri melaksanakan
pengurangan pemanasan global. Upaya yang dilakukan adalah mengkampanyekan
pemberhentian pemanasan global. Masyarakat melalui LSM maupun berbagai komunitas
dapat diberi pendidikan tentang pemanasan global.
2. Pencemaran Air
Pencemaran air memiliki penyebab yang sangat beragam, baik alami maupun
buatan. Pencemaran air lebih banyak berasal dari daratan meski sebagian berasal dari
laut lepas seperti tumpahan minyak. Salah satu pencemaran air yang terjadi adalah
diberbagai sungai di Jakarta, yang secara tidak langsung akan memengaruhi kehidupan
laut di Teluk Jakarta.
Sumber pencemaran yang besar berasal dari pabrik-pabrik yang masih kurang
memenuhi standar AMDAL. Satu-satunya aturan yang harus dipertegas adalah aturan
terkait hal tersebut. Hal ini bertujuan untuk menghindari banyaknya limbah yang masuk
ke perairan, yang akhirnya juga berujung ke laut.
Pemerintah dan masyarakat harus berupaya untuk mengurangi penggunaan bahan-
bahan kimia seperti deterjen dan pupuk. Kampanye penggunaan pupuk kompos harus
ditingkatkan untuk menghindari terjadinya eutrofikasi. Kampanye tersebut bisa dilakukan
melalui pemberdayaan kelompok tani dan LSM sekaligus masyarakat secara umum.
V. KESIMPULAN
Solusi penyelesaian gangguan terumbu karang di Indonesia dapat dilakukan
dengan memanfaatkan kesadaran masyarakat, upaya sistemik yang melibatkan
pemerintah dan masyarakat, serta penyelesaian masalah lingkungan yang berdampak
negatif pada ekosistem terumbu karang.
14
VI. DAFTAR PUSTAKA
Harian Kompas, 11 Desember 2010, Wikileaks dan Pemanasan Global: AS dan UE
Ingkar Janji. Jakarta – 10k.
Nelwan, A. et al. 2004. Pencemaran perairan Teluk Jakarta dan strategi
penanggulangannya. Makalah kelompok Studi Falsafah Sains, Pasca Sarjana IPB,
Bogor.
Susana, T. & J. Banjarnahor. 1996. Senyawa Nitrogen di Muara Sungai Cengkareng dan
Sungai Cisadane. Puslitbang Oseanologi, LIPI: Jakarta.
Warlina, L. 2004. Pencemaran air: Sumber, dampak, dan penanggulangannya. Makalah
pribadi Studi Falsafah Sains, Pasca Sarjana IPB, Bogor.
Westmacott, S., K. Teleki, S. Wells, & J. West. 2000. Pengelolaan terumbu karang yang
telah memutih dan rusak kritis, terj. oleh J.H. Steffen. IUCN Publication Service
Unit: Cambridge.
15