identifikasi kesulitan pada guru ipa smp dalam ...digilib.unila.ac.id/28392/3/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
IDENTIFIKASI KESULITAN PADA GURU IPA SMP DALAMMERENCANAKAN DAN MELAKSANAKAN ASESMEN
(Studi Deskriptif Pada Guru IPA SMP Se-KecamatanTanjungkarang Pusat dan Tanjung Senang
Tahun Ajaran 2016/2017)
(Skripsi)
Oleh
RENI HIDAYANTI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2017
ABSTRAK
IDENTIFIKASI KESULITAN PADA GURU IPA SMP DALAMMERENCANAKAN DAN MELAKSANAKAN ASESMEN
(Studi Deskriptif Pada Guru IPA SMP Se-KecamatanTanjungkarang Pusat dan Tanjung Senang
Tahun Ajaran 2016/2017)
Oleh
Reni Hidayanti
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kesulitan guru IPA SMP dalam
merencanakan dan melaksanakan asesmen. Sampel penelitian ini berjumlah 30
guru IPA di SMP Se-Kecamatan Tanjungkarang Pusat dan Tanjung Senang ajaran
2016/2017, pemilihan sampel menggunakan teknik sampling jenuh. Desain
penelitian ini adalah desain deskriptif. Data penelitian berupa data kualitatif.
Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan angket (terbuka dan
tertutup), hasil skor angket dianalisis dan diinterpretasikan kedalam kriteria
deskriptif persentase.
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata kesulitan yang dialami guru dalam
merencanakan asesmen berkriteria cukup (41,89% ± 2,97) dan kesulitan dalam
melaksanakan asesmen memiliki kriteria cukup (40,74% ± 3,94). Persentase
kesulitan tertinggi guru dalam merencanakan asesmen yaitu dalam membuat
indikator pencapaian kompetensi. Adapun permasalahan yang dialami guru dalam
iii
merencanakan asesmen yaitu keterbatasan alokasi waktu, sarana dan prasarana
(tidak memiliki Laboratorium, buku paket serta alat dan bahan praktikum kurang
memadai), kemampuan siswa yang heterogen. Sedangkan faktor kesulitan guru
dalam melaksanakan asesmen yaitu keterbatasan alokasi waktu dan jumlah peserta
didik. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kesulitan guru IPA SMP
dalam merencanakan dan melaksanakan asesmen memiliki kriteria cukup, karena
terdapat beberapa faktor yang menjadi hambatan dalam merencanakan dan
melaksanakan asesmen.
Kata kunci : asesmen, guru IPA, kesulitan, merencanakan, melaksanakan
IDENTIFIKASI KESULITAN PADA GURU IPA SMP DALAMMERENCANAKAN DAN MELAKSANAKAN ASESMEN
(Studi Deskriptif Pada Guru IPA SMP Se-KecamatanTanjungkarang Pusat dan Tanjung Senang
Tahun Ajaran 2016/2017)
Oleh
RENI HIDAYANTI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan BiologiJurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2017
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada 27 Mei 1995,
yang merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan
Bapak Bahrudin dengan Ibu Rosdiah. Alamat penulis yaitu
Jl. Abdul Kadir I No 45, Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar
Lampung. Nomor HP penulis 0895382533328
Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Negeri 3 Rajabasa (2001-2007),
SMP Negeri 8 Bandar Lampung (2007-2009), SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung
(2009-2013). Pada tahun 2013, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan
Biologi FKIP Unila melalui jalur seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri
(SNMPTN).
Penulis pernah aktif menjadi Asisten Praktikum Mata kuliah Biologi Dasar
(2014/2015). Penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di
SMA Negeri1 Pulaupanggung dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di Pekon
Penantian Kabupaten Tanggamus pada bulan Juli-Agustus 2016. Pada tahun 2017
penulis melaksanakan penelitian sebagai syarat menyelesaikan studi di SMP
Se-Kecamatan Tanjungkarang Pusat dan Tanjung Senang Bandar Lampung.
Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
PERSEMBAHAN
Segala puji hanya milik Allah SWT, atas rahmat dan nikmat yang tercurah.Sholawat serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW, semoga
kita senantiasa melaksanakan sunah-sunah beliau.
Kupersembahkan karya ini sebagai tanda bakti dan cinta kasihku kepada:
Ayahku (Bahrudin. S) dan Ibuku (Rosdiah)Ayahku dan Ibuku yang telah mendidik dan membesarkanku dengan segala doa
terbaik mereka, kesabaran dan limpahan kasih sayang, selalu menguatkanku,mendukung segala langkah ku menuju kesuksesan dan kebahagian.
Kakakku (Berta Safitri) dan Adikku (Tri Ratna Utami)Kakakku serta Adikku yang selalu memberikan bantuannya ketika aku dalam
kesulitan, memotivasiku dan menyayangiku. Terimakasih untuk segaladoa, cinta dan kasih sayang kalian.
Guru dan dosen atas ilmu, nasihat, dan arahan yang telah diberikan.Almamater tercinta, Kampus Hijau Universitas Lampung.
MOTTO
“...Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengankesanggupanya”
(Q.S Al-Baqarah : 286)
“Berbakti kepada orang tua adalah sebaik-baiknyapintu syurga”(HR. Ahmad)
“....Barangsiapa mengajarkan ilmu, maka ia memperolehpahala orang yang mengamalkanya dengan tidak mengurangi
pahala pelakunya”(HR. Ibnu Majah)
“Belajarlah mengucap syukur dari hal-hal baik dihidupmu,belajarlah menjadi kuat dari hal-hal buruk dihidupmu”
(B.J. Habibie)
SANWACANA
Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmat-Nya sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA
FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “IDENTIFIKASI KESULITAN PADA GURU
IPA SMP DALAM MERENCANAKAN DAN MELAKSANAKAN ASESMEN
(Studi Deskriptif Pada Guru IPA SMP Se-Kecamatan Tanjungkarang Pusat dan
Tanjung Senang Tahun Ajaran 2016/2017)”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan
dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;
2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas
Lampung;
3. Berti Yolida S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi
yang telah memberikan bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat
selesai;
4. Rini Rita T Marpaung, S.Pd., M.Pd., selaku Pembimbing I serta Pembimbing
Akademik yang telah memberikan bekal ilmu, bimbingan dan motivasi dalam
proses penyelesaian skripsi serta bekal ilmu untuk menjadi pribadi lebih baik
dalam menjalani hidup kedepannya;
xii
5. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai;
6. Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku Pembahas atas saran-saran perbaikan dan
motivasi yang sangat berharga;
7. Seluruh kepala sekolah beserta guru IPA di SMP Negeri 9, SMP Negeri 25,
SMP Fransiskus, SMP Perintis 2, SMP Kartika II-2, SMP Swadaya, SMP
Muhammadiyah 2, SMP PGRI 3, SMP Negeri 19 dan SMP Gajah Mada
Bandar Lampung atas kerjasama yang baik selama penelitian berlangsung;
8. Bapak dan Ibu Dosen serta Staff Program Studi Pendidikan Biologi, terima
kasih atas ilmu yang telah diberikan kepada penulis;
9. Rekan-rekan seperjuangan skripsi Putri Rizkia El Balkis, Ridha Pangastuti,
Kinasih Cahyono, Rifki Dimastian, Okta Via Arisca, Nurpawan, Rita Yanti,
Reza Trihardila, Richa Amelia dan Putri Janati, terimakasih untuk semua
bantuan, nasihat dan dukungannya dari awal hingga diselesaikannya skripsi
ini;
10. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, penulis mengucapkan syukur yang sebesarnya karena telah mampu
menyelesaikan penyusunan skripsi ini semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan
berguna bagi kita semua. Aamiin.
Bandar Lampung, 15 September 2017Penulis
Reni Hidayanti
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvi
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1B. Rumusan Masalah ................................................................................ 4C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 4D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 5E. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 5F. Kerangka Pikir ..................................................................................... 6
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Penilaian (Asesmen) ............................................................................. 9B. Kompetensi Guru .................................................................................. 18
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................. 22B. Populasi dan Sampel ............................................................................ 22C. Desain Penelitian .................................................................................. 23D. Prosedur penelitian................................................................................ 23E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data .................................................... 25F. Teknik Analisis Data ............................................................................ 27
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .................................................................................... 30B. Pembahasan .......................................................................................... 34
xiv
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan .............................................................................................. 44B. Saran ..................................................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 46
LAMPIRAN
1. Kisi-Kisi Angket Tertutup dan Terbuka .............................................. 492. Rubrik Angket Tertutup dan Terbuka ................................................... 503. Kisi-Kisi Wawancara ............................................................................ 534. Lembar Angket Tanggapan Guru ........................................................ 545. Lembar Wawancara ............................................................................. 696. Pengolahan Data dari Angket Tanggapan Guru ................................... 787. Foto-foto Penelitian .............................................................................. 80
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Persebaran Populasi dan Sampel Guru ................................................ 232. Kisi-Kisi Wawancara ........................................................................... 263. Kisi-Kisi Angket Tertutup dan Terbuka .............................................. 274. Tingkat Skor Angket Tertutup ............................................................. 285. Tingkat Skor Angket Terbuka.............................................................. 286. Kriteria Deskriptif Persentase Angket Tertutup dan Terbuka ............. 297. Tabulasi Data Kesulitan Guru IPA SMP dalam Merencanakan
Asesmen ............................................................................................... 318. Tabulasi Data Kesulitan Guru IPA SMP dalam Melaksanakan
Asesmen ............................................................................................... 329. Tabulasi Hasil Wawancara Kesulitan Guru IPA SMP dalam
Merencanakan dan Melaksanakan Asesmen........................................ 33
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Alur Kerangka Pikir ............................................................................. 82. Contoh Jawaban Angket Terbuka Membuat Indikator Pencapaian
Kompetensi Peseta didik ..................................................................... 353. Contoh Jawaban Angket Terbuka Membuat Indikator Pencapaian
Kompetensi Peseta didik ..................................................................... 364. Contoh Jawaban Angket Terbuka Menentukan Bentuk dan Teknik
Asesmen .............................................................................................. 375. Contoh Jawaban Angket Terbuka Menyusun Rubrik ......................... 386. Contoh Jawaban Angket Terbuka Menyusun Kisi-Kisi ...................... 407. Pelaksanaan Wawancara dan pengambilan angket di SMP A........... . 808. Pelaksanaan Wawancara dan pengambilan angket di SMP B........... . 82
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rendahnya mutu pendidikan baik disetiap jenjang dan satuan pendidikan
merupakan salah satu permasalahan yang ada di Indonesia. Terwujudnya
pendidikan yang bermutu membutuhkan upaya terus-menerus dengan selalu
meningkatkan kualitas pendidikan, peningkatan kualitas pendidikan harus
diikuti dengan adanya upaya perbaikan pada kualitas proses pembelajaran
salah satunya perbaikan pada pola penilaian (Uno dan Koni, 2014: 7).
Terlaksananya proses pembelajaran yang berkualitas tidak terlepas dari peran
seorang guru. Menurut UU Nomor 14 Tahun 2005 menyatakan tugas utama
dari guru salah satunya mampu menyelenggarakan penilaian dan melakukan
evaluasi untuk mengetahui sejauh mana kompetensi dan ketuntasan belajar
yang telah dicapai oleh peserta didik.
Ketercapaian kompetensi peserta didik dan evaluasi dari efektivitas
pembelajaran hanya dapat terukur jika dalam tahap perencanaan dan
pelaksanaan asesmen dilakukan sesuai dengan prosedur yang tepat, oleh
karena itu guru sebagai pendidik profesional membutuhkan kompetensi yang
mendukung. Kompetensi yang harus dimiliki guru untuk menyelenggarakan
asesmen berdasarkan pernyataan Padriastuti (dalam Sudaryono, 2012: 13)
2
adalah kompetensi pedagogik, yaitu kemampuan guru dalam melaksanakan
kegiatan evaluasi proses dan hasil belajar serta memanfaatkan hasil asesmen
dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran. Menurut Wisudawati dan
Sulistyowati (2015: 100) sebagai pendidik, profesionalisme seorang guru
bukan hanya ditentukan pada kemampuannya dalam memahami dan
menyampaikan ilmu pengetahuan tetapi juga kemampuannya dalam
melaksanakan pembelajaran, oleh karena itu penting bagi guru memiliki
kompetensi yang mendukung, karena kemampuan yang dimiliki oleh guru
akan mempengaruhi bagaimana cara guru melaksanakan tugasnya dalam
pengelolaan pembelajaran, salah satunya dalam melakukan penilaian yang
merupakan bagian dari aspek pembelajaran. Pentingnya seorang guru
memiliki kompetensi dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik
profesional didukung oleh hasil penelitian Kurebwa dan Nyaruwata (2013: 9)
guru mengalami permasalahan dalam melaksanakan asesmen, karena
minimnya pelatihan yang diikuti oleh guru sehingga guru tidak memiliki
kompetensi yang memadai baik dalam merencanakan teknik asesmen dan
pelaksanaannya.
Berdasarkan Permendikbud No 23 Tahun 2016 Tentang Prosedur Penilaian
Proses Belajar dan Hasil Belajar Oleh Pendidik, terdapat beberapa prosedur
yang seharusnya dilaksanakan guru dalam menyelenggarakan asesmen sesuai
dengan aturan yang telah ditetapkan pemerintah yaitu tahap merencanakan,
melaksanakan, mengolah, menganalisis, dan selanjutnya menginterpretasikan
hasil asesmen.
3
Hasil observasi awal pada guru IPA mengenai perencanaan dan pelaksanaan
asesmen dibeberapa SMP di Kecamatan Tanjungkarang Pusat dan Tanjung
Senang, secara umum guru belum memahami dengan baik mengenai langkah
dalam merencanakan dan melaksanakan asesmen dalam proses pembelajaran.
Pada proses perencanaan asesmen guru tidak selalu membuat instrumen
penilaian pada ketiga ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
Melaksanakan asesmen secara bersamaan pada ketiga ranah (afektif, kognitif
dan psikomotorik) menjadi salah satu faktor penghambat dalam pelaksanaan
penilaian, dikarenakan banyaknya aspek yang harus dinilai dan guru harus
memperhatikan satu persatu kompetensi peserta didik terutama dalam
melakukan penilaian untuk ranah afekif dan psikomotorik.
Penelitian yang terkait dengan kesulitan guru dalam merencanakan dan
melaksanakan asesmen sudah diteliti oleh peneliti sebelumnya antara lain:
(1) Murniasih, Subagia dan Sudria (2013: 11) kesulitan yang dihadapi guru
yaitu hanya melakukan asesmen diakhir pembelajaran dan tidak menilai
keaktifan peserta didik atau memberikan postest dan quis di akhir
pembelajaran karena kurangnya pemahaman guru mengenai bentuk dan
teknik asesmen; (2) Sari, Rosyidatun dan Nengsih (2015: 13) guru kurang
mengikuti pelatihan sehingga guru tidak memiliki kompetensi yang
mendukung dalam menyusun dan menggunakan instrumen asesmen, dalam
pelaksanaannya guru mengalami kesulitan untuk mengamati aspek yang
harus dinilai dengan jumlah peserta didik yang tidak sedikit dan waktu KBM
yang masih kurang.
4
Berdasarkan uraian masalah mengenai kesulitan guru dalam merencanakan
dan melaksanakan asesmen, peneliti menganggap perlu untuk
mengidentifikasi secara lebih mendalam mengenai kesulitan yang dialami
oleh guru IPA dalam merencanakan dan melaksanakan asesmen, sehingga
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Identifikasi
Kesulitan Pada Guru IPA SMP Dalam Merencanakan dan Melaksanakan
Asesmen (Studi Deskriptif Pada Guru IPA SMP Se-Kecamatan
Tanjungkarang Pusat dan Tanjung Senang Tahun Ajaran 2016/2017)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini sebagai berikut :
1. Bagaimanakah kesulitan guru IPA SMP Se-Kecamatan Tanjungkarang
Pusat dan Tanjung Senang dalam merencanakan asesmen?.
2. Bagaimanakah kesulitan guru IPA SMP Se-Kecamatan Tanjungkarang
Pusat dan Tanjung Senang dalam melaksanakan asesmen?.
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan:
1. Kesulitan guru IPA SMP Se-Kecamatan Tanjungkarang Pusat dan
Tanjung Senang dalam merencanakan asesmen.
2. Kesulitan guru IPA SMP Se-Kecamatan Tanjungkarang Pusat dan
Tanjung Senang dalam melaksanakan asesmen.
5
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagi guru
Memberikan gambaran hasil dari identifikasi mengenai kesulitan guru
IPA Se-Kecamatan Tanjungkarang Pusat dan Tanjung Senang dalam
merencanakan dan melaksanakan asesmen.
2. Bagi peneliti
Mendapatkan wawasan serta gambaran mengenai kesulitan yang
dihadapi guru dalam merencanakan dan melaksanakan asesmen sebagai
acuan dalam menjadi pendidik nantinya.
3. Bagi Sekolah
Hasil penelitian yang berupa informasi mengenai kesulitan guru dalam
merencanakan dan melaksanakan asesmen dapat menjadi masukan bagi
sekolah dalam mengevaluasi pelaksanaan penilaian (asesmen) di sekolah.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Pada penelitian ini agar tidak terlalu luas dan menyimpang dari tujuan awal
diadakannya penelitian, maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut:
1. Kesulitan yang dimaksud adalah kesulitan yang dihadapi Guru IPA
dalam merencanakan dan melaksanakan di SMP Se-Kecamatan
Tanjungkarang Pusat dan Tanjung Senang tahun ajaran 2016/2017.
a. Kesulitan dalam merencanakan asesmen diidentifikasi dengan
indikator penyusunan perangkat asesmen meliputi menetapkan
tujuan pembelajaran, membuat indikator pencapaian kompetensi,
6
menentukan teknik asesmen asesmen, menentukan bentuk asesmen,
menyusun kisi-kisi, menyusun rubrik, menulis soal berdasarkan
kaidah.
b. Kesulitan dalam melaksanakan asesmen diidentifikasi dengan
menggunakan indikator yaitu untuk indikator asesmen kognitif
meliputi fasilitas ruang belajar, membagikan soal, pengawasan tes,
alokasi waktu, dan kondisi pelaksanaan. Indikator pelaksanaan
asesmen afektif dan psikomotorik meliputi mengamati aspek yang
ingin dinilai, optimalisasi fasilitas ruang belajar, pengawasan
kegiatan, alokasi waktu dan kondisi pelaksanaan asesmen.
2. Subjek pada penelitian ini yaitu guru IPA di SMP Fransiskus Bandar
Lampung, SMP Perintis 2 Bandar Lampung, SMP Swadaya Bandar
Lampung, SMP Kartika-II Bandar Lampung, SMP PGRI 3 Bandar
Lampung, SMP Muhammadiyah 2 Bandar Lampung, SMP Negeri 9
Bandar Lampung, SMP Negeri 25 Bandar Lampung, SMP Negeri 19
Bandar Lampung, dan SMP Gajah Mada Bandar Lampung.
F. Kerangka Pikir
Di dalam pelaksanaan kurikulum di sekolah guru mempunyai andil yang sangat
besar dimulai dari tugasnya dalam membuat perencanaan yang akan digunakan
dalam proses pembelajaran, melaksanakan hasil perencanaan dan menilai
keberhasilan dan ketercapaian peserta didik dalam proses pembelajaran.
Salah satu bentuk nyata dari tugas profesional guru adalah menyelenggarakan
penilaian. Penilaian hasil belajar merupakan salah satu hal yang penting dalam
7
pendidikan karena mempunyai peranan dalam peningkatan mutu pembelajaran.
Pelaksanaan penilaian yang dilakukan guru harus sesuai dengan standar
penilaian yang diamanatkan Pemerintah mulai dari dilakukanya tahapan
perencanaan, pelaksanaan maupun tindak lanjutnya. Penilaian hasil belajar
sebaiknya menekankan secara menyeluruh baik dari aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik dengan tetap mengacu pada kompetensi yang dituntut. Karena
pada dasarnya penilaian tidak hanya digunakan untuk mengetahui hasil belajar
saja, tetapi bagaimana proses dalam mencapai hasil belajar oleh peserta didik.
Pada prosesnya dalam menyelenggarakan asesmen guru juga dipengaruhi oleh
faktor pendukung, seperti latar belakang pendidikan guru, pengalaman
mengajar, seringnya guru mengikuti pelatihan, dan kompetensi yang dimiliki
oleh guru. Faktor pendukung yang seharusnya dimiliki oleh guru akan
mempengaruhi bagaimana peran guru dalam melaksanakan tugasnya baik
dalam merencanakan maupun melaksanakan penilaian. Kompetensi merupakan
salah satu kualifikasi guru yang terpenting, salah satunya kompetensi
pedagogik yang harus dikuasai guru dalam melaksanakan evaluasi proses
pembelajaran baik itu evaluasi proses maupun hasil belajar dari peserta
didiknya. Guru harus mampu mengukur kompetensi yang telah dicapai oleh
siswa dari setiap proses pembelajaran, sehingga dapat menentukan keputusan
terhadap siswa tersebut, apakah perlu diadakan perbaikan serta menentukan
rencana pembelajaran berikutnya baik dari segi materi ataupun rencana
strateginya. Dengan adanya perencanaan dan pelaksanaan asesmen yang sesuai
dengan prosedur yang ditetapkan oleh Pemerintah maka fungsi dan tujuan
asesmen sebagai kegiatan untuk mengukur kompetensi dan ketercapaian
8
ketuntasan belajar dari peserta didik akan terlaksana sesuai dengan tujuan dari
pendidikan. Berikut ini merupakan alur kerangka pikir pada penelitian ini :
Kognitif
GuruPendidik Profesional
Menyelenggarakanpenilaian
Dipengaruhi oleh :1. Kompetensi guru2. Latar belakang
pendidikan3. Pengalaman mengajar4. Mengikuti pelatihan
Perencanaan Pelaksanaan
PsikomotorikAfektif
Informasi ketercapaian kompetensi peserta didik
Gambar 1. Alur Kerangka Pikir
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Penilaian (Asesmen)
1. Pengertian Asesmen
Asesmen dapat diartikan sebagai suatu proses yang sistematis dan
mencakup kegiatan berupa mengumpulkan, menganalisis, serta
menginterpretasikan informasi untuk menentukan sejauh mana seorang
atau sekelompok peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan, baik aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan Gronlund dan
Linn (dalam Suprananto, 2012: 8). Sedangkan menurut Uno dan Koni
(2014: 1) secara umum assessment dapat diartikan sebagai suatu proses
untuk mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan
untuk dasar pengambilan keputusan tentang peserta didik, baik yang
menyangkut kurikulum, program pembelajaran, iklim sekolah dan
kebijakan-kebijakan sekolah.
Berdasarkan Permendikbud No 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian
Pendidikan, penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.
Terdapat tiga ranah yang dapat dijadikan acuan dalam asesmen, sesuai
dengan pernyataan Bloom (dalam Arikunto, 2013: 116) yang
mengklasifikasikan hasil belajar ke dalam tiga ranah yaitu kognitif
10
(cognitive domain), afektif (affective domain), dan psikomotorik
(psychomotor domain).
2. Tujuan Asesmen
Berdasarkan Permendikbud No 23 Tahun 2016 Tentang Tujuan Penilaian
(asesmen) hasil belajar yaitu :
(1) Asesmen hasil belajar oleh pendidik bertujuan untuk memantau dan
mengevaluasi proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar
peserta didik secara berkesinambungan.
(2) Asesmen hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan untuk
menilai pencapaian Standar Kompetensi Lulusan untuk semua mata
pelajaran.
(3) Asesmen hasil belajar oleh Pemerintah bertujuan untuk menilai
pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran
tertentu.
3. Merencanakan Asesmen
Dalam rangka melaksanakan penilaian dalam pembelajaran, perlu
dilakukan beberapa tahapan. Menurut Abidin (2016: 87-91) tahapan
tersebut pada dasarnya adalah tahapan mendesain atau merencanakan
penilaian, antara lain:
(1) Menentukan Standar
Langkah pertama yang harus dilakukan guru adalah menentukan
standar penilaian berupa standar kompetensi lulusan ataupun
kompetensi dasar yang terdapat dalam kurikulum.
11
(2) Menetapkan Konstruk Penilaian
Proses menetapkan konstruk penilaian dapat dilakukan dengan cara
membatasi lingkup KD. Melalui pembatasan, konstruk penilaian
yang akan dinilai dapat ditetapkan dan diukur misalnya menetapkan
aspek yang akan dinilai dari bentuk penilaian yang telah ditetapkan.
Berdasarkan konstruk yang dibuat dapat diketahui jenis instrumen
penilaian yang harus dikembangkan.
(3) Menentukan Tugas Autentik
Guru menentukan tugas-tugas apa sajakah yang harus dilakukan
peserta didik selama proses pembelajaran. Tugas autentik sangat
bergantung pada aktivitas proses yang dilakukan peserta didik yang
berarti sangat ditentukan oleh pendekatan atau model pembelajaran
yang akan digunakan, contoh serangkaian aktivitas meliputi
mengamati, menanya, menalar, mencoba dll. Kemudian menyusun
kisi-kisi instrumen penilaian yang akan digunakan.
(4) Pembuatan Kriteria
Langkah pertama menentukan indikator bagi masing-masing jenis
instrumen yang akan dikembangkan. Guna secara tepat menentukan
indikator yang akan dinilai. Langkah kedua, mengembangkan
indikator menjadi sebuah kriteria yang jelas dan terukur.
(5) Penyusunan Rubrik Penilaian
Guru harus menentukan penskoran dan menyusun kriteria pada
setiap skor, dengan demikian nilai seorang peserta didik ditentukan
seberapa tinggi kinerja ditampilkannya secara nyata yang tingkat
12
pencapaian kompetensi yang dibelajarkan.
Sedangkan menurut Sudijono (2011: 59-60) perencanaan hasil belajar
umumnya mencakup enam jenis kegiatan, yaitu:
(1) Merumuskan tujuan dilaksanakanya penilaian, hal ini penting
dilakukan, sebab tanpa tujuan yang jelas maka penilaian hasil belajar
akan berjalan tanpa arah dan dapat mengakibatkan penilaian menjadi
kehilangan arti dan fungsi.
(2) Menetapkan aspek-aspek yang dinilai, misalnya aspek kognitif,
aspek afektif ataupun aspek psikomotorik.
(3) Memilih dan menetapkan teknik yang dipergunakan di dalam
pelaksanaan penilaian, misalnya apakah penilaian akan dilaksanakan
dengan teknik tes atau teknik nontes.
(4) Menyusun alat-alat pengukur yang dipergunakan dalam pengukuran
dan penilaian hasil belajar peserta didik, seperti butir-butir soal tes
hasil belajar (teknik tes). Daftar check, rating scale dll (teknik
nontes).
(5) Menentukan tolak ukur, norma atau kriteria yang dijadikan pegangan
atau patokan dalam memberikan interpretasi terhadap data hasil
penilaian.
(6) Menentukan frekuensi dari kegiatan evaluasi hasil belajar kapan dan
berapa kali akan dilaksanakan.
4. Melaksanakan Asesmen
Dalam evaluasi hasil belajar, wujud nyata dari kegiatan yang dilakukan
setelah merencanakan penilaian adalah menghimpun data, yaitu
13
melaksanakan pengukuran, misalnya dengan menyelenggarakan tes hasil
belajar (teknik tes) atau melakukan pengamatan dengan menggunakan
instrumen-instrumen tertentu berupa rating scale, check list dll
(menggunakan teknik nontes) (Sudijono. 2011: 60).
a. Teknik Pelaksanaan Penilaian Kognitif
Pelaksanaan tes hasil belajar dapat diselenggarakan secara tertulis,
lisan maupun penugasan. Dalam pelaksanaannya terdapat beberapa
hal yang harus diperhatikan, antara lain:
Dalam mengerjakan tes para peserta didik mendapat ketenangan,
yaitu ruang tempat dilaksanakan tes kondusif, cukup tersedia dan
tempat duduk diatur dengan jarak tertentu.
Hendaknya lembar soal tes diletakan secara terbalik, sehingga
memungkinkan bagi peserta didik untuk membaca dan
mengerjakan soal lebih awal.
Guru mengawasi jalannya tes dengan berlaku wajar artinya terlalu
sering berjalan sehingga menggangu konsentrasi peserta didik.
Sebelum berlangsungnya tes, hendaknya guru sudah menentukan
terlebih dahulu sanksi yang dapat dikenakan kepada peserta didik
yang berbuat curang.
Jika waktu yang ditentukan telah habis, hendaknya peserta didik
diminta untuk menghentikan pekerjaannya (Sudijono, 2011: 152-
153).
b. Teknik Pelaksanaan Tes Psikomotorik
Tes yang bersifat psikomotorik sebaiknya dilaksanakan secara
14
individual, hal ini dimaksudkan agar masing- masing individu
yang dites akan dapat diamati dan dinilai secara pasti sejauh mana
kemampuan atau keterampilan dalam melaksanakan tugas yang
diperintahkan kepada masing-masing individu. Dalam melaksanakan
tes keterampilan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
Guru harus mengamati dengan teliti, cara yang ditempuh oleh
peserta didik dalam menyelesaikan tugas yang telah ditentukan.
Agar dapat dicapai obyektivitas setinggi mungkin, hendaknya
Guru jangan berbuat sesuatu yang dapat mempengaruhi peserta
didik yang sedang mengerjakan tugas tersebut.
Dalam mengamati peserta didik yang sedang melaksanakan tugas,
hendaknya Guru telah menyiapkan instrumen berupa lembar
penilaian yang didalamnya telah ditentukan hal-hal apa sajakah
yang harus diamati dan diberikan penilaian (Sudijono, 2011: 157).
c. Teknik Pelaksanan Penilaian Afektif
Pendidik dapat melakukan penilaian kompetensi sikap melalui
observasi, penilaian diri, penilaian “teman sejawat” oleh peserta
didik dan jurnal. Menurut Abidin (2016: 111) agar pelaksanaan
penilaian observasi efektif dan terarah, hendaknya memperhatikan
beberapa hal sebagai berikut:
Dilakukan dengan tujuan jelas dan direncanakan sebelumnya,
perencanaan mencakup indikator atau aspek yang akan diamati
dari suatu proses.
Menggunakan pedoman observasi berupa daftar cek atau skala
15
penilaian dan pencatatan dilakukan selekas mungkin.
Kesimpulan dibuat setelah program observasi selesai
dilaksanakan.
Sedangkan menurut Setiamiharja (dalam Abidin, 2016: 112) jika
jumlah peserta didik di dalam kelas terlalu banyak, sebaiknya
menggunakan teknik penilaian teman sejawat dengan menggunakan
daftar cek dan skala penilaian (rating scale) atau penilaian diri, hal
yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan penilaian diri yaitu:
Menjelaskan kepada peserta didik tujuan penilaian diri.
Menentukan kompetensi atau aspek kemampuan yang dinilai.
Menentukan kriteria penilaian yang digunakan.
Merumuskan format penilaian, dapat berupa pedoman penskoran,
daftar cek atau skala penilaian.
Meminta peserta didik untuk melakukakan penilaian diri.
Guru mengkaji hasil penelitian, untuk mendorong peserta didik
supaya senantiasa melakukan penilaian diri secara cermat dan
objektif.
Guru beserta peserta didik membahas bersama proses dan hasil
penilaian .
5. Instrumen Penilaian (Asesmen)
Berdasarkan Permendikbud No 23 Tahun 2016 Tentang Instrumen
Penilaian, bahwa asesmen hasil belajar oleh pendidik dapat menggunakan
berbagai teknik asesmen berupa tes, observasi, penugasan perseorangan
16
atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik
kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik.
a. Teknik Asesmen Tes
Berdasarkan bentuknya menurut Suharsimi (dalam Sudaryono, 2012:
102-103) terdapat dua jenis tes yaitu: (1) tes subjektif, yang pada
umumnya berbentuk esai (uraian), tes bentuk esai adalah sejenis tes
kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan
atau uraian kata-kata; (2) tes objektif, merupakan tes yang dalam
pemeriksaanya dapat dilakukan secara objektif seperti pilihan jamak
(Multiple choice test), tes benar-salah (True-False), soal menjodohkan
(matching test) dll.
1. Pilihan Jamak (Multiple choice test)
Merupakan tes yang jawabannya dipilih dari beberapa
kemungkinan jawaban yang telah disediakan, terdiri dari pokok
soal (stem), pilihan jawaban (option) yang terdiri atas kunci
jawaban dan pengecoh (distractor).
2. Tes Benar-Salah (True-False)
Merupakan tes yang soal-soalnya berupa pertanyaan-pertanyaan
(statement), statement tersebut ada yang benar dan ada yang salah.
3. Soal Menjodohkan (Matching test)
Soal menjodohkan adalah bentuk soal yang terdiri dari dua
kelompok pernyataan, yaitu kelompok pernyataan soal dan respon.
4. Soal Jawaban Singkat
Merupakan jenis tes yang menuntut peserta tes untuk memberikan
17
jawaban singkat, berupa kata prase, nama tempat, atau kalimat
yang sudah pasti.
5. Tes Isian (Completion test)
Tes ini terdiri atas kalimat-kalimat yang bagiannya dihilangkan dan
menuntut peserta didik untuk melengkapi bagian informasi yang
dihilangkan.
6. Tes Uraian/ Esai
Merupakan tes yang jawabannya menuntut peserta didik untuk
mengemukakan, mengekspresikan dan mengimplementasikan
gagasan yang telah dipelajari dalam bentuk uraian tertulis
(Abidin, 2016: 143-145).
b. Teknik Asesmen Non-Tes
Teknik asesmen non-tes menurut Sudaryono (2012: 74-96) yaitu
sebagai berikut:
1. Unjuk Kerja (performance)
Digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut
peserta didik melakukan tugas tertentu, seperti praktek di
Laboratorium, dapat menggunakan instrumen seperti daftar cek
(check-list), skala asesmen (rating scale).
2. Asesmen Sikap
Asesmen sikap dapat dilakukan dengan beberapa teknik seperti
observasi perilaku, pertanyaan langsung dan laporan pribadi.
3. Asesmen Portofolio
Merupakan asesmen berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan
18
informasi yang menunjukan perkembangan kemampuan peserta
didik dalam satu periode tertentu, dapat berupa makalah, ringkasan,
pekerjaan rumah, catatan diskusi dll.
4. Asesmen Proyek
Merupakan kegiatan asesmen terhadap suatu tugas yang
diselesaikan dalam periode/waktu tertentu.
5. Asesmen Proses dan Produk
Asesmen proses merupakan asesmen yang menekankan pada
proses pembelajaran, aktivitas dan kreatifitas peserta didik dalam
memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap serta
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan asesmen
produk adalah asesmen terhadap proses pembuatan dari kualitas
suatu produk.
6. Asesmen Diri
Asesmen dimana peserta didik diminta untuk menilai dirinya
sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian
kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu.
B. Kompetensi Guru
Kompetensi guru menurut Mulyasa (2013: 27) merupakan perpaduan antara
kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial dan spiritual yang
membentuk kompetensi standar profesi guru, mencakup penguasaan materi,
pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik,
pengembangan pribadi dan profesionalitas. Kompetensi sebagai agen
19
pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar, menengah, dan pendidikan usia
dini, seperti yang tercantum dalam UU No 19 tahun 2005 Tentang Standar
Nasional Pendidikan bahwasanya kompetensi yang harus dimiliki oleh guru
antara lain: Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi
Profesional dan Kompetensi Sosial.
a. Kompetensi Pedagogik
Kemampuan pedagogik adalah kemampuan mengolah pembelajaran,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya. Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru
dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya
meliputi hal-hal sebagai berikut:
1) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan.
2) Pemahaman terhadap peserta didik.
3) Pengembangan kurikulum/silabus.
4) Perancangan pembelajaran.
5) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis.
6) Pemanfaatan teknologi pembelajaran.
7) Evaluasi hasil belajar.
8) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimiliki.
b. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantab,
stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi tauladan bagi peserta didik
20
dan berakhlak mulia. Pribadi guru memiliki andil yang sangat besar
terhadap keberhasilan pendidikan, khususnya dalam kegiatan
pembelajaran yaitu berperan dalam membentuk pribadi peserta didik
(Mulyasa, 2007: 117).
c. Kompetensi Sosial
Berkaitan dengan perilaku guru dengan lingkungan sosialnya
(peserta didik, teman sejawat, atasan, orang tua peserta didik, warga
masyarakat) dalam berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan
efesien, kompetensi sosial meliputi:
1. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena
pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik dll.
2. Berkomunikasi secara efektif, empati dan santun dengan sesama
pendidik, tenaga pendidikan, orang tua dan masyarakat.
3. Berkomunikasi dengan komunitas profesi lain secara lisan dan tulisan
atau bentuk lain (Sudaryono, 2012: 14).
d. Kompetensi Profesional
Berkaitan dengan kemampuan guru akan penguasaan materi pembelajaran
secara luas dan mendalam. Kompetensi profesional meliputi:
1. Menguasai struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung
mata pelajaran yang diampu;
2. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/
bidang pengembangan yang diampu;
3. Kemampuan mengembangkan materi pembelajaran secara kreatif;
4. Kemampuan mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan
21
dengan melakukan tindakan reflektif, serta memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi (Sudaryono, 2012: 14).
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada 03 Maret - 05 April 2017 di SMP
Se-Kecamatan Tanjungkarang Pusat dan Tanjung Senang tahun ajaran
2016/2017.
B. Populasi dan Sampel
Pada penelitian ini populasi yang diteliti adalah seluruh guru IPA SMP
Se-Kecamatan Tanjungkarang Pusat dan Tanjung Senang tahun ajaran
2016/2017 dengan total populasi sebanyak 30 orang guru. Berdasarkan
pendapat Roscue (dalam Sugiyono, 2011: 131), salah satu cara menentukan
sampel dalam penelitian yaitu ukuran sampel yang layak dalam penelitian
adalah antara 30 sampai 500 orang, maka jumlah sampel yang digunakan
dalam penelitian ini sebanyak 30 orang yang pemilihannya menggunakan
teknik sampling jenuh, untuk memenuhi syarat minimal sampel, maka
peneliti melaksanakan penelitian di dua Kecamatan yang terdiri dari 23 guru
dari Kecamatan Tanjungkarang Pusat dan 7 guru dari Kecamatan Tanjung
Senang. Adapun persebaran populasi dan sampel terdapat pada Tabel 1.
23
Tabel 1. Persebaran Populasi dan Sampel Penelitian
No. Nama Sekolah Populasi Sampel1 SMP Fransiskus Bandar Lampung 3 32 SMP Perintis 2 Bandar Lampung 3 33 SMP PGRI 3 Bandar Lampung 1 14 SMP Kartika 2-II Bandar Lampung 4 45 SMP Swadaya Bandar Lampung 1 16 SMP Muhammadiyah 2 Bandar Lampung 1 17 SMP Negeri 9 Bandar Lampung 5 58 SMP Negeri 25 Bandar Lampung 5 59 SMP Negeri 19 Bandar Lampung 4 410 SMP Gajah Mada Bandar Lampung 3 3
Total 30 30
C. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskriptif (Sukardi,
2010: 157). Karena pada penelitian ini peneliti hanya mendeskripsikan
informasi yang diperoleh dan terjadi di lapangan mengenai kesulitan yang
dihadapi oleh guru IPA SMP Se-Kecamatan Tanjungkarang Pusat dan
Tanjung Senang dalam merencanakan dan melaksanakan asesmen tanpa
melakukan suatu perlakuan apapun, lalu dideskripsikan tanpa dihubungkan
dengan fakta yang lainnya.
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua tahapan yaitu prapenelitian dan
pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah yang digunakan adalah
sebagai berikut:
1. Prapenelitian
Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian adalah:
a. Melakukan pendataan jumlah SMP di Kecamatan Tanjungkarang
Pusat dan Tanjung Senang Kota Madya Bandar Lampung.
24
b. Membuat surat izin observasi dari dekanat sebagai surat pengantar ke
sekolah tempat dilaksanakan prapenelitian.
c. Membuat daftar pertanyaan angket untuk observasi pendahuluan
mengenai kesulitan guru dalam merencanakan dan melaksanakan
asesmen.
d. Melakukan observasi ke sekolah guna mengetahui jumlah populasi
guru IPA, penggunaan kurikulum dan menyebarkan angket kepada
guru tentang mengenai kesulitan guru dalam merencanakan dan
melaksanakan asesmen.
e. Menentukan jumlah guru IPA pada tiap sekolah yang digunakan
sebagai sampel. Dengan kriteria syarat sampel sebagai berikut:
(1) Guru IPA SMP di Kecamatan Tanjungkarang Pusat dan Tanjung
Senang.
(2) Guru IPA SMP di Kecamatan Tanjungkarang Pusat dan Tanjung
Senang yang mengajar di kelas VII, VIII dan IX menggunakan
kurikulum KTSP.
(3) Guru IPA SMP di Kecamatan Tanjungkarang Pusat dan Tanjung
Senang yang telah merencanakan dan melaksanakan asesmen
minimal selama 1 semester.
(4) Guru IPA SMP di Kecamatan Tanjungkarang Pusat dan Tanjung
Senang yang telah merencanakan dan melaksanakan asesmen pada
semester ganjil.
25
2. Pelaksanaan Penelitian
Kegiatan penelitian dilakukan dalam beberapa langkah, sebagai berikut:
a. Membuat surat izin penelitian dari dekanat sebagai surat pengantar ke
sekolah tempat dilaksanakan penelitian.
b. Mengumpulkan data dengan melakukan wawancara (Lampiran 5 hal
69) dan menyebarkan instrumen berupa angket kepada responden
(guru) (Lampiran 4 hal 54) mengenai kesulitan guru IPA SMP dalam
merencanakan dan melaksanakan asesmen
c. Mendeskripsikan kesulitan guru IPA dalam merencanakan dan
melaksanakan asesmen berdasarkan analisis data dari angket dan hasil
wawancara.
E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data
1. Jenis Data
Data pada penelitian ini adalah data kualitatif. Jenis data berupa data
primer, data primer diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan
dengan menggunakan angket dan wawancara.
2. Teknik Pengambilan Data
Teknik pengambilan data pada penelitian ini berupa angket dan
wawancara. Adapun teknik pengambilan data yang digunakan pada
penelitian ini yaitu:
a. Wawancara
Teknik wawancara yang dilakukan pada penelitian ini merupakan
wawancara terstruktur yaitu wawancara yang dilakukan peneliti atau
26
pengumpul data yang telah mengetahui dengan pasti tentang informasi
yang diperoleh dan peneliti telah menyiapkan instrumen pertanyaan-
pertanyaan tertulis (Arikunto, 2013: 233). Adapun tabel kisi-kisi
wawancara yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
Tabel 2. Kisi-Kisi Wawancara
No Variabel Indikator Sub Indikator NomorItem
JumlahItem
1 MerencanakanAsesmen
PenyusunanPerangkatAsesmen
Menetapkan tujuanpembelajaran
1 1
Membuat indikatorpencapaian
2 1
Menentukan teknikasesmen
3 1
Menentukan bentukasesmen
4 1
Menyusunkisi-kisi
5 1
Menyusun rubrik 6 1Menulis soalberdasarkan kaidah
7 1
2 MelaksanakanAsesmen
Pelaksanaanasesmenafektif
Mengamati aspekyang ingin dinilai
8 1
Alokasi waktuKondisi pelaksanaan
Pelaksanaanasesmenkognitif
Fasilitas ruang belajar 9 1Membagikan soalPengawasan tesAlokasi waktuKondisi pelaksanaan
Pelaksanaanasesmenpsikomotorik
Mengamati aspekyang ingin dinilai
10 1
Fasilitas ruang belajarAlokasi waktuPengawasan kegiatanKondisi pelaksanaan
Jumlah 10
Sumber: dimodifikasi dari Yuniarti (2010:76-77).
b. Angket.
Penelitian ini menggunakan angket tertutup dan angket terbuka.
Adapun kisi-kisi angket yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
dimodifikasi dari Yuniarti (2010: 76-77) yaitu sebagai berikut:
27
Tabel 3. Kisi-Kisi Angket
No Variabel Indikator Sub IndikatorNomor Item
Angkettertutup
Angketterbuka
1 MerencanakanAsesmen
PenyusunanPerangkatAsesmen
Menetapkan tujuanpembelajaran
115
Membuat indikatorpencapaian
2
Menentukan teknikasesmen
316
Menentukan bentukasesmen
4
Menyusun kisi-kisi 5, 6, 7 17Menyusun rubrik 8, 9, 10 18Menulis soal berdasarkankaidah
11 19
2 MelaksanakanAsesmen
Pelaksanaanasesmenafektif
Mengamati aspek yangdinilai
12 -
Alokasi waktuKondisi pelaksanaan
Pelaksanaanasesmenkognitif
Fasilitas ruang belajar 13Membagikan soalPengawasan tesAlokasi waktuKondisi pelaksanaan
Pelaksanaanasesmenpsikomotorik
Mengamati aspek yangdinilai
14
Fasilitas ruang belajarAlokasi waktuPengawasan kegiatanKondisi pelaksanaan
Jumlah 19
Sumber: dimodifikasi dari Yuniarti ( 2010: 76-77).
F. Teknik Analisis Data
1. Wawancara
Pada penelitian ini wawancara menggunakan 10 pertanyaan, dimana data
yang diperoleh dari hasil wawancara dengan responden (guru) dianalisis
secara deskriptif. Data hasil wawancara berguna untuk menyertai dan
melengkapi gambaran yang diperoleh dari analisis data angket mengenai
kesulitan guru IPA dalam merencanakan dan melaksanakan asesmen.
2. Angket
Analisis data yang diperoleh dari angket tertutup tanggapan guru pada
penelitian ini menggunakan skala likert dan skala bertingkat (rating scale)
28
dengan 5 alternatif jawaban, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mengkuantifikasi jawaban item pertanyaan dengan memberikan
tingkat-tingkat skor untuk masing-masing jawaban, adapun bobot skor
untuk angket tertutup sebagai berikut
Tabel 4. Tingkat Skor Angket Tertutup
No Pilihan Jawaban Bobot Nilai1 Jawaban selalu 52 Jawaban sering 43 Jawaban kadang-kadang 34 Jawaban jarang 25 Jawaban tidak pernah 1
Sumber: dimodikasi dari Yuniarti (2010: 71) .
Pada angket terbuka jawaban yang diberikan responden (guru)
disesuaikan dengan rubrik yang telah dibuat, dengan bobot nilai
sebagai berikut :
Tabel 5. Tingkat Skor Angket Terbuka
No Pilihan Jawaban Bobot Nilai1 Jawaban sesuai 22 Jawaban kurang sesuai 13 Jawaban tidak sesuai 0
Sumber: Riduwan (2012: 87).
b. Setelah mengkuantifikasi jawaban, kemudian menghitung skor yang
diperoleh ke dalam bentuk persentase yang disebut dengan analisis
deskriptif . Rumus yang digunakan yaitu:
P = 100%Ket : n = jumlah skor yang diperoleh responden; N = jumlah skor
yang semestinya diperoleh responden; p = persentase,dimodifikasi dari Ali (2013: 201).
c. Kemudian, menghitung persentase rata-rata untuk setiap aspek,
dengan rumus:
Persentase rata-rata = x 100%
29
d. Hasil perhitungan dalam bentuk persentase diinterpretasikan dengan
kriteria deskriptif persentase, lalu ditafsirkan dengan kalimat bersifat
kualitatif. Menurut Arikunto (2013: 35), untuk menafsirkan persentase
yang diperoleh digunakan kriteria sebagai berikut :
Tabel 6. Kriteria Deskriptif Persentase Angket Tertutup dan
Terbuka
Persentase (%) Kriteria81 – 100 Tinggi Sekali61 – 80 Tinggi41 – 60 Cukup21 – 40 Rendah0 – 21 Rendah sekali
Sumber: dimodifikasi dari Arikunto (2013: 35).
44
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka simpulan yang didapat sebagai
berikut:
1. Kesulitan guru IPA SMP dalam merencanakan asesmen Se-Kecamatan
Tanjungkarang Pusat dan Tanjung Senang Bandar Lampung termasuk
dalam kriteria “cukup”.
2. Kesulitan guru IPA SMP dalam melaksanakan asesmen Se-Kecamatan
Tanjungkarang Pusat dan Tanjung Senang Bandar Lampung untuk ranah
afektif dan kognitif termasuk dalam kriteria “rendah” dan memiliki kriteria
“cukup” kesulitan pada ranah psikomotorik.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka peneliti menyarankan:
1. Bagi pendidik lebih meningkatkan kualitas dan kreatifitasnya dalam
merencanakan dan melaksanakan penilaian dengan mengikuti sosialisasi,
workshop ataupun seminar-seminar yang diadakan oleh pemerintah
ataupun sekolah-sekolah.
2. Bagi Sekolah hendaknya melakukan optimalisasi forum pertemuan guru
dengan memberikan alokasi waktu dan fasilitas pendukung dengan
45
meningkatkan sarana dan prasarana sehingga pelaksanaan pembelajaran
dapat berjalan efektif sepeti ruang kelas yang nyaman dan alat-alat
pembelajaran yang mendukung.
3. Kepada instansi yang terkait diharapkan untuk mengadakan pelatihan lebih
banyak kepada guru untuk meningkatkan kompetensi guru dalam
melaksanakan pengelolaan pembelajaran IPA sesuai prosedur yang tepat
salah satunya dalam merencanakan dan melaksanakan penilaian.
4. Bagi pembaca yang akan melakukan penelitian serupa, hendaknya lebih
memperhatikan sub-indikator yang akan digunakan baik untuk indikator
merencanakan maupun melaksanakan asesmen, gunakan sumber referensi
yang merujuk dari teori.
5. Bagi pembaca yang akan melakukan penelitian serupa, sebaiknya
pengaruh latar belakang pendidikan guru digunakan sebagai pertimbangan
untuk mengetahui kesulitan guru dalam merencanakan dan melaksaakan
asesmen,serta penggunaan skala likert untuk kriteria “kadang-kadang”
tidak digunakan, supaya hasil penelitian lebih akurat dalam mendapatkan
jawaban dari responden.
46
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Y. 2016. Revitalisasi Penilaian Pembelajaran. Bandung: PT RefikaAditama.
Ali, M. 2013. Prosedur dan Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa.
Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:Rineka Cipta.
Ayuningtiyas, F. 2015. Analisis Pelaksanaan Penilaian Autentik Mata PelajaranBiologi di SMA Negri 1 Mutilan. Semarang: Fakultas Matematika danIlmu Pengetahuan Alam.
Kurebwa, M dan L. T. Nyaruwata. 2013. Assessment Challenges in the Primaryschools: A Case of Gweru Urban Schools. Greener Journal Of EducationalResearch. 3 (7): 336-344. (Online), (www. Gjournals.org, diakses 20Oktober 2016).
Mulyasa, E. 2007. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
_________. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: PTRemaja Rosdakarya.
Murniasih. , Subagia. , dan N. Sudria. 2013. Pengelolaan Pembelajaran IPA StudiKasus Pada SMP Di Daerah Terdepan, Terluar, Dan Tertinggal. e-JournalProgram Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. 4(1): 1-13(Online), (pasca.undiksha.ac.id, diakses 02 Desember 2016).
Ningsih, N. 2012. Hambatan Guru Pendidikan Kewarganegaraan DalamPelaksanaan Evaluasi Pembelajaran di SMAN 1 Sanden. JurnalCitizenship. 1 (2): 123-132. (Online), (www. jogjapress.com, diakses 11Juli 2017).
47
Nurjaya, I. G., Elly, K. dan Martha, N. 2016. Kemampuan Guru DalamPenyusunan Evaluasi Untuk Pembelajaran Teks Eksmplum SesuaiKurikulum 2013 Peserta didik Kelas IX Di SMPN 1 Banjar. e-JournalPendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 5 (3): 1-10. (Online), (ejournal.undiksha .ac.id, diakses 11 Juli 2017).
Permendikbud. 2016. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2016 Tentang ProsedurPenilaian. Jakarta: Depdiknas.
___________. 2016. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2016 Tentang TujuanPenilaian. Jakarta: Depdiknas.
___________. 2016. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2016 Tentang InstrumenPenilaian. Jakarta: Depdiknas.
___________. 2016. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2016 Tentang StandarPenilaian Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.
Permendiknas. 2005. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru danDosen. Jakarta: Depdiknas.
___________. 2005. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2005 Tentang StandarNasional Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.
Riduwan. 2012. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan PenelitiPemula. Bandung: Alfabeta.
Saragih, H. 2015. Meningkatkan Keterampilan Guru Membuat PerangkatPembelajaran Berbasis Kurikulum 2013 Bagi Guru Pada Sekolah. JurnalPendidikan Ilmu Sosial. 8(2): 114-122. (Online), (jurnal. unimed. ac.id,diakses 11 Juli 2017).
Sari, E. N., Rosyidatun, E. S. , dan J. Nengsih. 2015. Profil Penilaian OtentikPada Konsep Biologi Di Sma Negeri Kota Tangerang Selatan. JurnalPenelitian dan Pembelajaran IPA. 1 (1): 26-41. (Online), (download. portalgaruda.org, diakses 02 Desember 2016).
Setiadi, H. 2016. Pelaksanaan Penilaian Pada Kurikulum 2013. Jurnal Penelitiandan Evaluasi Pendidikan. 20 (2): 166-178: (Online), (journal. uny.ac.id.diakses 26 Juni 2017).
48
Sudaryono. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran.Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sudijono. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta cv.
Sukardi. 2012. Metedologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Suprananto, K. 2012. Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. Yogyakarta: GrahaIlmu.
Uno, H. B., dan S. Koni. 2014. Assessment Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Wisudawati, A. W dan Sulistyowati, E. 2015. Metedologi Pembelajaran IPA.Jakarta: Bumi Aksara.
Yuniarti, L. 2010. Kompetensi Guru Dalam Pelaksanaan Evaluasi PembelajaranPendidikan Agama Islam Di SD Islam Ngadirejo Tahun 2009-2010.Salatiga: Program Studi Pendidikan Agama Islam STAIN.