identifikasi keberadaan basement di bawah …

11
1 IDENTIFIKASI KEBERADAAN BASEMENT DI BAWAH CEKUNGAN TIMOR BERDASARKAN DATA ANOMALI GRAVITASI DENGAN PEMODELAN TIGA DIMENSI Aryanti Irnawati Pellokila, Bernandus, Jehunias L. Tanesib Fisika, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana. ABSTRAK Metode Gravitasi adalah metode yang digunakan untuk mencari perbedaan nilai gravitasi dari satu titik ke titik yang lain di suatu tempat yang disebabkan oleh distribusi massa yang terdapat di bawah permukaan daerah penelitian. Telah dilakukan identifikasi keberadaan basement terhadap data anomali Bouguer lengkap di Cekungan Timor dengan posisi geografis 9.4 0 LS 10.4 0 LS dan 123.5 0 BT 125.4 0 BT. Identifikasi keberadaan basement di bawah Cekungan Timor dilakukan berdasarkan data anomali medan gravitasi. Data anomali medan gravitasi yang digunakan dalam penelitian adalah hasil pengukuran Geodetic Satellite dan European Remote Sensing Satellite yang telah terkoreksi hingga koreksi udara bebas. Berdasarkan hasil inversi 3D, densitas rata-rata secara keselurahan dari lapisan pertama hingga lapisan kesepuluh adalah 2.662 / . Cekungan Timor yang merupakan sebuah tempat terakumulasinya sedimen dan memiliki basement yang merupakan jenis batuan metamorf dari kedalam 3.86 km hingga 20 km yang kuat dan bersifat tidak meloloskan air maka cekungan ini diduga memiliki potensi adanya jebakan sumber energi alam berupa minyak dan gas. Kata kunci: Gravitasi, batuan dasar, Cekungan, anomali Bouguer lengkap, densitas, pemodelan. ABSTRACT Gravity method is a method used to find the difference of gravity value from one point to another in a place caused by mass distribution which is below the surface of research area. Basement identification of complete Bouguer anomaly data has been done in the Timor Basin with geographical position 9.40 LS 10.40 LS dan 123.50 BT 125.40 BT. The identification of the basement under the Timor Basin is based on gravity field anomaly data. The gravity field anomaly data used in the research is the result of measurement of Geodetic Satellite and European Remote Sensing Satellite which has been corrected to free air correction. Based on the inversion, the overall average density from the first layer to the tenth layer 2.662 / . Timor Basin which is a place of accumulation of sediment and has a basement which is a type of metamorphic rocks from within 3.86 km to 20 km strong and is not pass the water hence this basin has the potential of a trap of natural energy sources in the form of oil and gas. Keywords: Gravity, Basement, Basin, complete Bouguer anomaly, density, modeling. PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan bahan galian (tambang). Bahan galian itu salah satunya adalah minyak dan gas bumi. Minyak dan gas bumi di Indonesia merupakan sumber daya yang memiliki peranan penting. Kekayaan tersebut sebenarnya merupakan modal untuk menjadi negara besar. Para ahli geologi meyakini bahwa Indonesia diperkirakan masih memiliki potensi sumber energi fosil (minyak bumi, gas alam, dan batu bara) cukup besar yang tersebar di seluruh Indonesia. Fosilisasi merupakan proses penimbunan sisa-sisa hewan atau tumbuhan yang terakumulasi dalam sedimen, sedangkan tempat terakumulasinya sedimen disebut dengan cekungan. Pulau Timor merupakan salah satu cekungan sedimen yang di duga mempunyai potensi memiliki jebakan fluida di antaranya minyak dan gas karena memiliki batuan sedimen yang sangat banyak. Secara geografis kawasan cekungan Timor atau Timor Basin berada di sekitar koordinat 9 0 LS - 10 0 LS dan 123 0 BT - 125 0 BT. Tipe batuan berbeda untuk setiap wilayah. Lapisan batuan yang merupakan pondasi yang Vol. 3, No. 1 – April 2018 ISSN: 2503-5274(p)

Upload: others

Post on 03-Dec-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IDENTIFIKASI KEBERADAAN BASEMENT DI BAWAH …

1

IDENTIFIKASI KEBERADAAN BASEMENT DI BAWAHCEKUNGAN TIMOR BERDASARKAN DATA ANOMALI

GRAVITASI DENGAN PEMODELAN TIGA DIMENSI

Aryanti Irnawati Pellokila, Bernandus, Jehunias L. TanesibFisika, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana.

ABSTRAKMetode Gravitasi adalah metode yang digunakan untuk mencari perbedaan nilai gravitasi dari satutitik ke titik yang lain di suatu tempat yang disebabkan oleh distribusi massa yang terdapat di bawahpermukaan daerah penelitian. Telah dilakukan identifikasi keberadaan basement terhadap dataanomali Bouguer lengkap di Cekungan Timor dengan posisi geografis 9.40 LS – 10.40 LS dan 123.50

BT – 125.40 BT. Identifikasi keberadaan basement di bawah Cekungan Timor dilakukan berdasarkandata anomali medan gravitasi. Data anomali medan gravitasi yang digunakan dalam penelitianadalah hasil pengukuran Geodetic Satellite dan European Remote Sensing Satellite yang telahterkoreksi hingga koreksi udara bebas. Berdasarkan hasil inversi 3D, densitas rata-rata secarakeselurahan dari lapisan pertama hingga lapisan kesepuluh adalah 2.662 / . Cekungan Timoryang merupakan sebuah tempat terakumulasinya sedimen dan memiliki basement yang merupakanjenis batuan metamorf dari kedalam 3.86 km hingga 20 km yang kuat dan bersifat tidak meloloskanair maka cekungan ini diduga memiliki potensi adanya jebakan sumber energi alam berupa minyakdan gas.

Kata kunci: Gravitasi, batuan dasar, Cekungan, anomali Bouguer lengkap, densitas, pemodelan.

ABSTRACTGravity method is a method used to find the difference of gravity value from one point to

another in a place caused by mass distribution which is below the surface of research area. Basementidentification of complete Bouguer anomaly data has been done in the Timor Basin with geographicalposition 9.40 LS – 10.40 LS dan 123.50 BT – 125.40 BT. The identification of the basement under theTimor Basin is based on gravity field anomaly data. The gravity field anomaly data used in theresearch is the result of measurement of Geodetic Satellite and European Remote Sensing Satellitewhich has been corrected to free air correction. Based on the inversion, the overall average densityfrom the first layer to the tenth layer 2.662 / . Timor Basin which is a place of accumulation ofsediment and has a basement which is a type of metamorphic rocks from within 3.86 km to 20 kmstrong and is not pass the water hence this basin has the potential of a trap of natural energy sourcesin the form of oil and gas.

Keywords: Gravity, Basement, Basin, complete Bouguer anomaly, density, modeling.

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan salah satu negarayang kaya akan bahan galian (tambang). Bahangalian itu salah satunya adalah minyak dan gasbumi. Minyak dan gas bumi di Indonesiamerupakan sumber daya yang memilikiperanan penting. Kekayaan tersebutsebenarnya merupakan modal untuk menjadinegara besar. Para ahli geologi meyakinibahwa Indonesia diperkirakan masih memilikipotensi sumber energi fosil (minyak bumi, gasalam, dan batu bara) cukup besar yang tersebardi seluruh Indonesia. Fosilisasi merupakan

proses penimbunan sisa-sisa hewan atautumbuhan yang terakumulasi dalam sedimen,sedangkan tempat terakumulasinya sedimendisebut dengan cekungan.

Pulau Timor merupakan salah satucekungan sedimen yang di duga mempunyaipotensi memiliki jebakan fluida di antaranyaminyak dan gas karena memiliki batuansedimen yang sangat banyak. Secara geografiskawasan cekungan Timor atau Timor Basinberada di sekitar koordinat 90 LS - 100 LS dan1230 BT - 1250 BT.

Tipe batuan berbeda untuk setiap wilayah.Lapisan batuan yang merupakan pondasi yang

Vol. 3, No. 1 – April 2018ISSN: 2503-5274(p)

Page 2: IDENTIFIKASI KEBERADAAN BASEMENT DI BAWAH …

2

kuat bagi lapisan di atasnya disebut denganbatuan dasar (basement). Batuan inimerupakan formasi geologi homogen yangterkonsolidasi dengan kuat dan menunjukansifat yang berbeda dengan lapisan di atasnyasalah satu sifat itu adalah densitasnya. Batuandasar biasanya berumur tua pada area tertentuyang tersusun oleh endapan batuanmetamorfosa yang komplek dan batuan bekudi bawah lapisan sedimen. Keberadaan batuandasar sangat berpengaruh terhadap kestabilantanah terutama dalam hal pergerakan tanah.Semakin kuat batuan, semakin kecilkemungkinan pergerakan tanahnya, begitu jugasebaliknya. Menurut Sircar (2004) batuandasar umumnya memiliki karakteristik kerasdengan porositas yang rendah dan tidakmemiliki kemampuan untuk meloloslanfluida[1].

Metode gravitasi adalah salah satu metodegeofisika yang dapat menggambarkan geologibawah permukaan berdasarkan variasi medangravitasi bumi yang ditimbulkan olehperbedaan densitas antar batuan. Gambarangeologi bawah permukaan dapat diketahuidengan pemodelan dua dimensi ataupunpemodelan tiga dimensi. Pada penelitian inipenulis menggunakan pemodelan tiga dimensikarena model geometri yang dibuat dapatdisesuaikan dengan benda yang ada di alamdan hasil perhitungannya pun lebih akurat [2].

Penelitian yang dilakukan oleh Dzakia danSismanto pada Lapangan Zuhro di Sub-cekungan dilakukan dengan menganalisis datagravitasi Anomali Bouguer Lengkap (ABL).Dari penelitian tersebut didapatkan kisarandensitas batuan yang diidentifikasi merupakanbatuan sedimen. Sedimen ini prospek untuksumber daya alam khususnya minyak dan gasbumi. Keberadaan sumber daya alam tersebutberhubungan dengan struktur geologi di bawahpermukaan bumi[3].

METODE PENELITIAN

Sumber DataData anomali gravitasi citra satelit

lengkap dengan data posisi geografis danelevasi masing-masing titik ukur diakses dariwebsite:http://topex.ucsd.edu/cgibin/get_data.cgi,yangdisediakan oleh Scripps Institution ofOceanography, University of California SanDiego USA.

Data anomali gravitasi maupun dataelevasi yang diperoleh telah tergrid secarateratur dalam format ASCII – XYZ sesuaibatas-batas posisi geografis yang dimasukkan.Resolusi spasial titik lintang dan bujur sebesar1 menit tiap grid dan telah tergrid secarateratur 1 x 1 menit atau 1.852 x 1.852 kmdengan besar daerah yang akan diukur adalah9.40 LS – 10.40 LS dan 123.50 BT – 125.40 BT(wilayah cekungan Timor). Waktu penelitiandimulai dari bulan Juni 2017 sampai bulanNovember 2017.

Gambar 1. Diagram Penelitian

Mulai

Referensi

Pengolahan Data

Identifikasi densitas Batuan

Selesai

PengambilanData

Kesimpulan

Vol. 3, No. 1 – April 2018ISSN: 2503-5274(p)

Page 3: IDENTIFIKASI KEBERADAAN BASEMENT DI BAWAH …

3

Diagram alir penelitianDalam penelitian ini diawali dengan

memasukan data berupa lintang dan bujur daridaerah penelitian di website Sandwell andSmith. Setelah mendapatkan datanya, makaselanjutnya adalah pengolahan datamenggunakan surfer 13 untuk mendapatkandata bouger lengkap.

Setelah diperoleh data anomalibouguer lengkap melalui reduksi data denganperhitungan analitik menggunakan Microsoftexcel, selanjutnya dilakukan pemetaanmenggunakan software surfer 13. Dataanomali Bouguer yang diperoleh dari hasilperhitungan masih berada pada koordinatderajat geografis maka untuk kepentinganidentifikasi dilakukan transformasi ke UTMmenggunakan surfer 13. Diagram penelitianini dapat dilihat di gambar 1.

Reduksi DataKoreksi Atmosfir

Pengolahan data pada koreksi inidilakukan dengan menggunakan persamaan:( , , ) = 0.874 − 9.9 10 ℎ +3.56 10 ℎ …(2.1)Sehingaa diperoleh anomali medan gravitasiatmosfir yaitu : ∆ ( , , ) =∆ ( , , ) + ( , , ).Koreksi Bouguer Sederhana

Selanjutnya dilakukan koreksiBouguer sederhana dengan menggunakanpersamaan, yaitu := 2 ℎ. 10 …..........(2.2)

Data masukan adalah densitas bouger

dan ketinggian h dalam meter.

Ketinggian h adalah tinggi titik data yangdiperoleh bersama- sama dengan data anomalygravitasi. Densitas bouger dalam penelitian inidipilih densitas rata- rata kerak bumi yaitu= 2.67 .= 6.67428 10

= 3.141592654. Hasil koreksi ini diperolehanomali Bouguer sederhana yaitu :∆ ( , , ) = ∆ ( , , ) − ( , , ).Koreksi Curvatur

Pada koreksi curvature menggunakanpersamaan, yaitu:( , , ) = 1.464 10 ℎ −3.533 10 ℎ + 4.5 10 ℎ ………...(2.3)sehingga diperoleh anomali medan curvatureyaitu : ∆ ( , , ) = ∆ ( . . ) −( , , ). Dimana nilai h adalah ketinggianpada titik data yang diperoleh dari datatopografi.Diagram pengolahan data dapat dilihat padagambar 2.

Gambar 2. Diagram alir pengolahan data

PemodelanAnomali Bouguer lengkap dari hasil

transformasi ke UTM ini yang digunakanuntuk pemodelan 3D dengan menggunakansoftware Grablox 1.6e. Pemodelan ini dibagimenjadi dua tahapan yaitu pemodelan kedepan(forward modeling) dan pemodelan inverse(inverse modeling). Pemodelan ke depandilakukan dengan menentukan model awalberupa ukuran yang terdiri dari blok utama(blok mayor) dan blok- blok kecil (blokminor).

Blok utama menggambarkan luasan(volume) daerah penelitian dan blok- blokkecil menggambarkan sebaran densitas. Model

Vol. 3, No. 1 – April 2018ISSN: 2503-5274(p)

Page 4: IDENTIFIKASI KEBERADAAN BASEMENT DI BAWAH …

4

awal yang telah ditentukan, selanjutnyadilakukan pemodelan inversi yang dimulai dariinversi base, inverse densitas dan inverseketinggian blok. Setelah dilakukan ketigainverse ini maka diperoleh hasil pemodelan 3Dstruktur bawah permukaan, dilanjutkan denganinterpretasi keberadaan basement.

Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Hasil Penelitian

Gambar 3. Peta lokasi penelitian.

Gambar 4. Peta kontur anomali udara bebas(free air anomaly) dengan interval 10 mGal.

Gambar 5. Peta kontur anomali atmofer(atmosfer anomaly) dengan interval 10 mGal.

Lokasi penelitian yaitu cekunganTimor ditampilkan dalam bentuk petakontur anomali gravitasi menggunakansoftware surfer 13. Gambar 3 adalah Petalokasi Penelitian. Gambar 4 adalah petakontur anomali udara bebas (free airanomaly). Gambar 5 adalah kontur anomaliatmosfer (atmosfer anomaly). Gambar 6

adalah peta kontur anomali bouguersederhana (simple bouguer anomaly).Gambar 7 adalah peta kontur anomalicurvature (curvature anomaly). Gambar 8adalah peta kontur anomali bouguerlengkap (complete bouguer anomaly).Gambar 9 adalah peta kontur anomalibouguer lengkap yang telah ditransformasike UTM (Universal Transverse Mercator).

Gambar 6. Peta kontur anomali bouguersederhana (simple bouguer anomaly) dengan

interval 10 mGal.

Gambar 7. Peta kontur anomali curvature(curvature anomaly) dengan interval 10

mGal.

Gambar 8. Peta kontur anomali bouguerlengkap (Complete bouguer anomaly) dengan

interval 10 mGal.

Peta kontur anomali bouguer lengkapmenggambarkan pola penyebaran densitasbatuan di bawah permukaan bumi. Anomali

Vol. 3, No. 1 – April 2018ISSN: 2503-5274(p)

Page 5: IDENTIFIKASI KEBERADAAN BASEMENT DI BAWAH …

5

bouguer lengkap pada gambar 8 masih beradadalam koordinat geografis dalam satuan derajatsehingga perlu ditrasformasi ke UTM(Universal Transverse Mercator) dalam satuanmeter dengan tujuan agar lebih mudah dalampenafsiran.

Gambar 9. Peta kontur anomali bouguerlengkap yang telah ditransformasi ke UTM.

Tabel 1. Sebaran Densitas

Untuk mengetahui penyebarandensitas batuan di cekungan Timordilakukan pengolahan data anomalibouguer lengkap dengan menggunakansoftware grablox 1.6e. Penyebaran densitasbatuan bawah permukaan dapat dilihatpada tabel 1.

Pembahasan

Pengolahan data gravitasi bertujuanuntuk mereduksi faktor-faktor yang tidakberhubungan dengan struktur geologipenyebab anomali untuk mendapatkan variasimedan gravitasi. Hasilnya ditampilkan dalam

bentuk peta kontur anomali gravitasi (Gambar8). Variasi nilai anomali Bouguer lengkapdibagi menjadi dua bagian yaitu anomali tinggidan anomali rendah.

Pola anomali tinggi yang dilihat padapeta kontur di atas berkisar 0 mGal sampai 240mGal menggambarkan suatu tinggian batuandasar/ basement high, yang disebabkan olehpengaruh densitas batuan yang lebih besar atauberarti sedimen yang lebih tipis. Sebaran polaanomali rendah yang berkisar dari -140 mGalsampai -20 m Gal dan menggambarkansedimen yang lebih tebal dan mencerminkandensitas massa bawah permukaan lebih rendah.

Gambar 10. Tampilan model awal padasoftware bloxer 1.6e

Untuk mengetahui keberadaan batuandasar atau basement di bawah cekungan Timormaka perlu dilakukan pemodelan 3D.Pemodelan 3D diawali dengan tahappemodelan kedepan (forward modeling)kemudian dilanjutkan dengan pemodelaninvers (inverse modelling).

Pemodelan Ke Depan (Forward Modeling)Data yang diinput untuk membuat

model awal ini berupa data yang telah digridyaitu data anomali bouguer lengkap yang telahditrasformasi ke UTM. Pemodelan ke depanbertujuan untuk menentukan model awalberupa ukuran yang terdiri dari blok utama(blok mayor) dan blok-blok kecil (blok minor)menggunakan software grablox 1.6e kemudianakan ditampilkan pada software bloxer 1.6e.Blok utama menggambarkan luasan daerahpenelitian dan blok-blok kecil menggambarkansebaran densitas.

Vol. 3, No. 1 – April 2018ISSN: 2503-5274(p)

Page 6: IDENTIFIKASI KEBERADAAN BASEMENT DI BAWAH …

6

Parameter yang digunakan untukmenentukan ukuran blok dan sebaran densitasyakni hasil grid geometri anomali bouguerlengkap. Gambar 8 merupakan model awalyang dibuat dengan densitas kerak bumi 2.67/ sedangkan bagian laut nilai densitasnya1.64 / . Perbedaan densitas ini khususuntuk lapisan pertama saja sedangkan lapisankedua hingga lapisan kesepuluh menggunakandensitas kerak bumi, karena dalam prosespembuatan model awal belum dilakukanproses inversi. Model awal berupa blok mayordan minor dibuat dengan cara coba-coba (tryand error) untuk memperkirakan bentukgeometri blok. Blok mayor dibagi tegak lurus20 bagian arah y dan 30 bagian arah x,sehingga membentuk 6000 blok minor untuktiap lapisan. Kedalaman blok 20 km. Densitasbatuan sebagai parameter yang digunakanadalah densitas kerak bumi yaitu 2,67 gr/cm3.Data yang diinput kedalam program untukmembuat model blok adalah posisi blok dalamarah xyz (x-posit, y-posit, z-posit), ukuran blokdalam arah xyz (x-size, y-size, z-size), nilaidiskritisasi dalam arah xyz (x-divis, y-divis, z-divis), densitas Bouguer, spasi grid data xy (x-step dan y-step), posisi awal pengukuran (z-start dan y-start) dan posisi akhir pengukuran(x-ending dan y-ending).

Pemodelan Inversi (Inverse Modelling)Setelah menentukan model awal, maka

langkah selanjutnya adalah menginput dataobeservasi ke dalam program melalui menuRead data. Pembacaan ini menyangkutpencocokan antara geometri model yang dibuatdengan geometri data gravitasi. Data yangdiinput akan ditampilkan oleh program dalambentuk kontur. Setelah data dan modeldicocokkan, maka proses inversi dilakukandengan optimasi. Tahapan-tahapan yangdilakukan dalam proses komputasi dimulai darioptimasi base, optimasi densitas dan optimasiketinggian blok. Inversi base bertujuan untukmeminimalkan ketidakcocokan data darianomali positif dan anomali negatif. Nilai

RMS (Root Mean Square) Error data yangdiperoleh dari inversi adalah 0.54.

Gambar 11. Peta kontur sebelum dilakukanoptimasi

Gambar 12. Peta kontur hasil inverse base

Gambar 13. Peta kontur hasil inversi densitas

Gambar 14. Peta kontur hasil inversiketinggian blok

Setelah melakukan inversi basedilanjutkan dengan inversi densitas. Inversidensitas bertujuan untuk mengetahui variasikepadatan relatif ke bawah permukaan daerah

Vol. 3, No. 1 – April 2018ISSN: 2503-5274(p)

Page 7: IDENTIFIKASI KEBERADAAN BASEMENT DI BAWAH …

7

penelitian. Nilai RMS (Root Mean Square)Error data yang diperoleh dari inversi adalah0.52.

Setelah melakukan inversi densitas,selanjutnya adalah inversi ketinggian blok.Nilai RMS (Root Mean Square) Error data dariinversi ini semakin mengecil dari inversisebelumnya yaitu sebesar 0.46.

(a)

(b)

Gambar 15. Lapisan pertama pada kedalaman0.0 km hingga 1.93 km (a) Tampilan 2D (b)

Tampilan 3D

Identifikasi batuan berdasarkandensitasnya mengacu pada tabel densitasbatuan (Telford, at al.,1990), dapat dilihat padaLampiran IV. Lapisan pertama (Gambar 15)dan lapisan kedua (Gambar 16) dengankedalaman 0 km hingga 3.86 km dengankisaran densias batuan yang sama 2.46 /- 2.72 / diidentifikasi sebagai batuansedimen (pasir, silt, gamping, dolomite) danmetamorf (sekis, kuarsa). Batuan pasir atausandstone adalah batuan sedimen yang terdiridari mineral berukuran pasir atau butir-butirbatuan. Rata-rata densitas pada lapisanpertama 2.660 / dan rata-rata densitaspada lapisan kedua adalah 2.654 / .

(a)

(b)Gambar 16. Lapisan kedua pada kedalaman

1.93 km hingga 3.86 km (a) Tampilan 2D (b)Tampilan 3D.

(a)

(b)

Gambar 17. Lapisan ketiga pada kedalaman3.86 km hingga 5.78 km (a) Tampilan 2D (b)

Tampilan 3D.

Lapisan ketiga (Gambar 17) hinggalapisan keempat (Gambar 18) dengan

Vol. 3, No. 1 – April 2018ISSN: 2503-5274(p)

Page 8: IDENTIFIKASI KEBERADAAN BASEMENT DI BAWAH …

8

kedalaman 3.86 km hingga 7.73 km memilikikisaran densitas yang sama yaitu 2.47 / -2.78 / diidentifikasi sebagai batuansedimen (gamping, dolomite) dan batuanmetamorf (marmer, kuarsa, sekis, batu sabak).Batuan gamping atau limestone adalah batuansedimen yang utamanya tersusun oleh kalsiumkarbonat (CaCO3), batuan ini dapat terjadidengan beberapa cara, yaitu secara organik,secara mekanik, atau secara kimia. Rata-ratadensitas pada lapisan ketiga adalah 2.641/ dan rata-rata densitas pada lapisankeempat adalah 2.634 / .

(a)

(b)Gambar 18. Lapisan keempat pada kedalaman5.78 km hingga 7.73 km (a) Tampilan 2D (b)

Tampilan 3D.

Lapisan kelima (Gambar 19) dengankedalaman 7.73 km hingga 9.62 km memilikikisaran densitas 2.48 / – 2.81 /diidentifikasi sebagai batuan sedimen(gamping, dolomite) dan batuan metamorf(sekis, kuarsa, marmer, granulite, batu sabak).Dolomite adalah suatu mineral karbonatanhidrat yang terbentuk dari magnesiumkaarbonat yang merupakan komponen utamadari batuan sedimen yang dikenal sebagaidolostone. Rata-rata densitas pada lapisankelima adalah 2.636 / .

(a)

(b)

Gambar 19. Lapisan kelima pada kedalaman7.73 km hingga 9.62 km (a) Tampilan 2D (b)

Tampilan 3D

(a)

(b)

Gambar 20. Lapisan keenam pada kedalaman9.62 km hingga 11.50 km (a) Tampilan 2D (b)

Tampilan 3D

Lapisan keenam (Gambar 20) dengankedalaman 9.62 km hingga 11.50 km memiliki

Vol. 3, No. 1 – April 2018ISSN: 2503-5274(p)

Page 9: IDENTIFIKASI KEBERADAAN BASEMENT DI BAWAH …

9

kisaran densitas 2.48 / – 2.92 /diidentifikasi sebagai batuan sedimen(gamping, dolomite) dan batuan metamorf(marmer, kuarsa, sekis, batu sabak). Lapisanini memiliki rata-rata densitas batuan 2.646/ . Lapisan ketujuh (Gambar 21) dengankedalaman 11.50 km hingga 13.36 kmmemiliki kisaran densitas 2.09 / –3.08 / diidentifikasi sebagai batuansedimen (gamping, dolomite) dan batuanmetamorf (marmer, kuarsa, sekis, granulite,batu sabak). Rata-rata densitas pada lapisan iniadalah 2.662 / .

(a)

(b)

Gambar 21. Lapisan ketujuh pada kedalaman11.50 km hingga 13.36 km (a) Tampilan 2D

(b) Tampilan 3D

Lapisan kedelapan (Gambar 22)dengan kedalaman 13.36 km hingga 15.21 kmmemiliki kisaran densitas 2.12 / – 3.16/ diidentifikasi sebagai batuan sedimen(gamping, dolomite) dan batuan metamorf(marmer, kuarsa, sekis, granulite, batu sabak).Rata-rata densitas pada lapisan ini adalah2.681 / .

(a)

(b)

Gambar 22. Lapisan kedelapan padakedalaman 13.36 km hingga 15.21 km (a)

Tampilan 2D (b) Tampilan 3D.

(a)

(b)

Gambar 23. Lapisan kesembilan padakedalaman 15.21 km hingga 17.08 km (a)

Tampilan 2D (b) Tampilan 3D.

Vol. 3, No. 1 – April 2018ISSN: 2503-5274(p)

Page 10: IDENTIFIKASI KEBERADAAN BASEMENT DI BAWAH …

10

Lapisan kesembilan (Gambar 23)dengan kedalaman 15.21 km hingga 17.08 kmmemiliki kisaran densitas 2.15 / – 3.20/ diidenstifikasi sebagai batuan sedimen(gamping, dolomite) dan batuan metamorf(marmer, kuarsa, sekis, granulite, batu sabak).Rata-rata densitas pada lapisan ini adalah2.699 / .

(a)

(b)

Gambar 24. Lapisan kesepuluh padakedalaman 17.08 km hingga 20.00 km (a)

Tampilan 2D (b) Tampilan 3D

Lapisan kesepuluh (Gambar 24)dengan kedalaman 17.08 km hingga 20 kmmemiliki kisaran densitas 2.19 / – 3.30/ diidentifikasi sebagai batuan sedimen(gamping, dolomite) dan batuan metamorf(marmer, granulite, sekis, batu sabak,phylite).Rata-rata densitas pada lapisan ini adalah2.712 / .

Gambar 25 merupakan model sebarandensitas di seluruh lapisan dalam bentuk 3Ddari lapisan pertama hingga lapisan kesepuluhdengan kedalaman 20 km. Dari hasil inversi didapatkan rata-rata densitas dari seluruh lapisanini adalah 2.662 / . Dari kisaran densitasyang ada maka dapat diidentifikasi bahwa

Pulau Timor didominasi oleh batuan sedimenyang ditandai dengan warna hijau pada modeldan basement pulau Timor adalah batuanmetamorf yang ditandai dengan warna kuninghingga merah dan dapat diperkirakan bahwacekungan Timor pun memiliki potensi adanyajebakan migas pada kedalaman 3.86 km hingga20 km.

Gambar 25. Model seluruh lapisan dalambentuk 3D

Penelitian ini prospek denganpenelitian sebelumnya yang meyatakan bahwaPulau Timor dianggap sebagai daerahpenghasil migas karena memiliki kesamaangeologi dengan daerah penghasil migas dibarat laut Australia. Hal ini didukung denganbanyaknya jumlah rembesan minyak dan gasyang terdapat di Pulau Timor (Charlton, 2002).Rembesan minyak dan gas ini membuktikanada batuan induk yang mampu membentuk danmengeluarkan hidrokarbon.

3. KESIMPULAN

1. Berdasarkan hasil inversi, densitas rata-rata secara keselurahan dari lapisanpertama hingga lapisan kesepuluh adalah2.662 / , dari lapisan pertama hinggalapisan kesepuluh diidentifikasi perkiraanbeberapa batuan yaitu batuan pasir,gamping, dolomite, marmer, schist dangranulite yang merupakan batuan sedimendan batuan metamorf. Basement yangmerupakan jenis batuan metamorf ditemukan dari kedalaman 3.86 km hinggalebih dari 20 km.

Vol. 3, No. 1 – April 2018ISSN: 2503-5274(p)

Page 11: IDENTIFIKASI KEBERADAAN BASEMENT DI BAWAH …

11

2. Penyebaran batuan sedimen dan batuanmetamorf pada kedalam 0 km hingga 20km cukup merata dan di dominasi olehbatuan sedimen.

3. Cekungan Timor yang merupakan sebuahtempat terakumulasinya sedimen danmemiliki basement yang merupakan jenisbatuan metamorf dari kedalam 3.86 kmhingga 20 km yang kuat dan bersifat tidakmeloloskan air maka cekungan ini didugamemiliki potensi adanya jebakan fluida diantaranya minyak dan gas.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sircar. A.,2004, HydrocarbonProduction from fractured basementformation. Current Science, Vol. 87,20.8, P.147-148

2. Suhadityano, 2008. PemodelanMetode Gravitasi Tiga DimensiDengan MenggunakanMatlab.Universitas Indonesia. Jakarta.

3. Dzakiya dan Sismanto, 2013.Pemodelan Tiga Dimensi (3D)Lapisan Bawah Permukaan Bumi diSubcekungan Jambi pada LapanganZuhro Berdasarkan Analisis DataGravitasi. Universitas Gajah Mada.Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Vol. 3, No. 1 – April 2018ISSN: 2503-5274(p)