identifikasi, evaluasi dan rancangan solusi layanan dan jaringan informasi

9
Identifikasi, Evaluasi dan Rancangan Solusi Layanan dan Jaringan Informasi (Studi Kasus: Balai Besar Bahan dan Barang Teknik) Mas’ud Adhi Saputra Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung Bandung, Indonesia [email protected] AbstrakManajemen layanan informasi di sebuah instansi pemerintah merupakan bagian dari upaya dalam mencapai tata kelola administrasi kepemerintahan yang baik (Good Governance). Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, perlu didukung dengan proses identifikasi kebutuhan layanan informasi, identifikasi sistem layanan informasi, dan arsitektur jaringan informasi yang ada di instansi pemerintah. Namun, tidak hanya perlu dilakukan identifikasi layanan informasi tetapi juga dibutuhkan evaluasi terhadap implementasinya sehingga diharapkan memperoleh rancangan solusi yang dapat ditindaklanjuti di dalam instansi tersebut. Lokasi studi kasus dalam penelitian ini adalah Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T), Kementerian Perindustrian. Kata kuncilayanan informasi, jaringan informasi, sistem informasi, arsitektur jaringan informasi, evaluasi jaringan layanan informasi, B4T I. PENDAHULUAN Perkembangan teknologi informasi dewasa ini merupakan sebuah peluang sekaligus tantangan baru dalam rangka transformasi nilai-nilai kerja. Transformasi ini tidak hanya terjadi di sektor privat namun juga sektor publik. Konsep e-government (e-gov) menjadi konsep jamak yang diterapkan hampir di seluruh negara di dunia. E-gov sendiri didefinisikan sebagai pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan interaksi dan penyampaian layanan dari pemerintah kepada masyarakat [1]. Hal tersebut membuat beberapa instansi pemerintah di Indonesia pun turut merevolusi pola penyajian layanan kepada masyarakat yang awalnya secara konvensional menjadi layanan yang berbasis teknologi informasi, tak terkecuali Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T). B4T yang merupakan salah satu institusi di bawah Badan Pengkajian Kebijakan dan Mutu Industri (BPKIMI) - Kementerian Perindustrian memiliki tugas pokok dan fungsi yang memberikan dukungan terhadap industri dalam menghadapi persaingan serta tantangan yang muncul akibat adanya perkembangan pasar internasional yang tidak dapat terbendung. Kondisi tersebut juga dapat digunakan sebagai peluang dalam melakukan peningkatan peran serta B4T terhadap industri dan pertumbuhan perekonomian nasional. Salah satu cara menghadapai tantangan dan peluang tersebut adalah dengan meningkatkan kapabilitas industri nasional baik dari berbagai aspek seperti sumber daya, infrastruktur, penelitian dan pengembangan serta memperkuat jaringan dan koordinasi antar instansi yang terlibat. B4T merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) berstatus Badan Layanan Umum secara Penuh (BLU secara Penuh) [2] yang memberikan layanan jaminan mutu melalui pengujian, kalibrasi, sertifikasi, inspeksi, pelatihan teknik, penelitian, pengembangan dan perekayasaan serta konsultasi/bimbingan teknis. Perubahan-perubahan eksternal dan internal mendorong B4T untuk mengembangkan dan meningkatkan mutu layanan. Kegiatan yang dilakukan di B4T mengacu kepada tugas pokok dan fungsinya [3] dan direfleksikan melalui struktur organisasi B4T seperti ditunjukkan bagan pada Gambar 1. Gambar 1. Struktur organisasi B4T Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Balai Besar Bahan dan Barang Teknik mempunyai fungsi: 1. Penelitian, pengembangan, perancangan, perencanaan dan penyusunan standar bidang bahan dan barang teknik;

Upload: masud-adhi-saputra

Post on 20-Dec-2015

50 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Identifikasi, Evaluasi dan Rancangan Solusi Layanan dan Jaringan Informasi(Studi Kasus: Balai Besar Bahan dan Barang Teknik)

TRANSCRIPT

Page 1: Identifikasi, Evaluasi dan Rancangan Solusi Layanan dan Jaringan Informasi

Identifikasi, Evaluasi dan Rancangan Solusi

Layanan dan Jaringan Informasi (Studi Kasus: Balai Besar Bahan dan Barang Teknik)

Mas’ud Adhi Saputra

Sekolah Teknik Elektro dan Informatika

Institut Teknologi Bandung

Bandung, Indonesia

[email protected]

Abstrak—Manajemen layanan informasi di sebuah instansi

pemerintah merupakan bagian dari upaya dalam mencapai tata

kelola administrasi kepemerintahan yang baik (Good

Governance). Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, perlu

didukung dengan proses identifikasi kebutuhan layanan

informasi, identifikasi sistem layanan informasi, dan arsitektur

jaringan informasi yang ada di instansi pemerintah. Namun,

tidak hanya perlu dilakukan identifikasi layanan informasi tetapi

juga dibutuhkan evaluasi terhadap implementasinya sehingga

diharapkan memperoleh rancangan solusi yang dapat

ditindaklanjuti di dalam instansi tersebut. Lokasi studi kasus

dalam penelitian ini adalah Balai Besar Bahan dan Barang

Teknik (B4T), Kementerian Perindustrian.

Kata kunci—layanan informasi, jaringan informasi, sistem

informasi, arsitektur jaringan informasi, evaluasi jaringan layanan

informasi, B4T

I. PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi informasi dewasa ini

merupakan sebuah peluang sekaligus tantangan baru dalam

rangka transformasi nilai-nilai kerja. Transformasi ini tidak

hanya terjadi di sektor privat namun juga sektor publik.

Konsep e-government (e-gov) menjadi konsep jamak yang

diterapkan hampir di seluruh negara di dunia. E-gov sendiri

didefinisikan sebagai pemanfaatan teknologi untuk

meningkatkan interaksi dan penyampaian layanan dari

pemerintah kepada masyarakat [1].

Hal tersebut membuat beberapa instansi pemerintah di

Indonesia pun turut merevolusi pola penyajian layanan kepada

masyarakat yang awalnya secara konvensional menjadi

layanan yang berbasis teknologi informasi, tak terkecuali

Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T).

B4T yang merupakan salah satu institusi di bawah Badan

Pengkajian Kebijakan dan Mutu Industri (BPKIMI) -

Kementerian Perindustrian memiliki tugas pokok dan fungsi

yang memberikan dukungan terhadap industri dalam

menghadapi persaingan serta tantangan yang muncul akibat

adanya perkembangan pasar internasional yang tidak dapat

terbendung. Kondisi tersebut juga dapat digunakan sebagai

peluang dalam melakukan peningkatan peran serta B4T

terhadap industri dan pertumbuhan perekonomian nasional.

Salah satu cara menghadapai tantangan dan peluang tersebut

adalah dengan meningkatkan kapabilitas industri nasional baik

dari berbagai aspek seperti sumber daya, infrastruktur,

penelitian dan pengembangan serta memperkuat jaringan dan

koordinasi antar instansi yang terlibat.

B4T merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT)

berstatus Badan Layanan Umum secara Penuh (BLU secara

Penuh) [2] yang memberikan layanan jaminan mutu melalui

pengujian, kalibrasi, sertifikasi, inspeksi, pelatihan teknik,

penelitian, pengembangan dan perekayasaan serta

konsultasi/bimbingan teknis. Perubahan-perubahan eksternal

dan internal mendorong B4T untuk mengembangkan dan

meningkatkan mutu layanan.

Kegiatan yang dilakukan di B4T mengacu kepada tugas

pokok dan fungsinya [3] dan direfleksikan melalui struktur

organisasi B4T seperti ditunjukkan bagan pada Gambar 1.

Gambar 1. Struktur organisasi B4T

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Balai Besar

Bahan dan Barang Teknik mempunyai fungsi:

1. Penelitian, pengembangan, perancangan, perencanaan dan

penyusunan standar bidang bahan dan barang teknik;

Page 2: Identifikasi, Evaluasi dan Rancangan Solusi Layanan dan Jaringan Informasi

2. Pelaksanaan sertifikasi sistem mutu dan lingkungan,

sertifikasi produk bahan dan barang teknik serta

sertifikasi kualifikasi personil;

3. Pelaksanaan bantuan teknik untuk peningkatan dan

pengawasan mutu bahan organik dan anorganik, bahan

bangunan, produk logam, barang teknik, barang listrik

dan elektronik, rumah tangga, motor bakar, kendaraan

bermotor, komponen otomotif dan instrumentasi industri

melalui pengujian mutu dan kalibrasi alat yang digunakan

di industri;

4. Peningkatan kompetensi tenaga industri, pemanfaatan

teknologi informasi dan pelaksanaan pemasaran;

5. Pelayanan teknis dan administratif kepada semua unsur di

lingkungan B4T. Selain untuk menjalankan salah satu fungsinya, yaitu

memanfaatkan teknologi informasi dalam melayani kebutuhan internal maupun eksternal, B4T juga mempunyai arah pengembangan ke depan yang salah satunya menyebutkan bahwa akan menerapkan sistem manajemen partisipatif yang efektif dan efisien, sistem informasi terkini dan penyebaran informasi yang luas [4].

Dalam rangka pengembangan sistem layanan informasi di B4T, terdapat 1 (satu) unit Eselon 4 yang mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk menyiapkan, mengembangkan dan memelihara sistem-sistem layanan informasi yang ada di B4T, yaitu Seksi Informasi [3].

Dalam rangka merencanakan dan menyiapkan sistem layanan informasi di B4T, Seksi Informasi telah melakukan inventarisasi perangkat teknologi informasi yang ada dan menyebarkan formulir kebutuhan perangkat dan sistem informasi baru untuk memudahkan proses identifikasi kebutuhan akan layanan informasi.

Namun, pada prakteknya kebutuhan itu bersifat parsial, tidak dapat diidentifikasi sebagai kebutuhan secara menyeluruh sehingga menyebabkan tumpang tindihnya kebutuhan antar unit di B4T padahal sebenarnya sumber daya tersebut dapat digunakan secara bersama-sama. Sehingga muncul anggapan bahwa Seksi Informasi merupakan cost center unit tanpa mengedepankan efektivitas dan efisiensi.

Kajian ini bertujuan untuk melakukan proses identifikasi secara menyeluruh kebutuhan akan layanan informasi, sistem layanan informasi, dan arsitektur jaringan informasi serta memberikan saran terhadap pengembangan layanan informasi B4T di masa mendatang.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Virtual Private Network

Virtual Private Network (VPN) memperluas jaringan

privat melalui jaringan publik seperti Internet. Hal ini

memungkinkan komputer atau perangkat jaringan lain untuk

mengirim dan menerima data melalui jaringan publik seolah-

olah langsung terhubung ke jaringan privat [9]. VPN dibuat

dengan membentuk koneksi virtual point-to-point melalui

dedicated connections, virtual tunneling protocols, atau traffic

encryption.

B. Cloud Computing

Komputasi awan adalah teknologi yang sedang

berkembang dan bertujuan untuk menyediakan sumber daya

dan layanan komputasi melalui Internet [10]. Komputasi awan

dapat dikategorikan menjadi 3 (tiga), yaitu: public cloud,

private cloud dan hybrid cloud. Sedangkan, dari sisi model

layanan dapat dibedakan menjadi: Infrastructure as a Service

(IaaS), Platform as a Service (PaaS), dan Software as a

Service (SaaS) [11].

C. Web Service

Merupakan aplikasi perangkat lunak yang dapat diakses

melalui URL menggunakan protokol berbasis XML (eXtensible

Markup Language), contohnya pesan SOAP (Simple Object

Access Protocol) dikirimkan melalui protokol Internet.

Banyak industri menerapkan teknologi SOA (Service Oriented

Architecture) melalui standar web service [12].

III. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN SISTEM LAYANAN

INFORMASI

Berkenaan dengan tugas pokok, fungsi dan sasaran

pengembangan B4T, layanan informasi B4T terbagi atas

layanan eksternal dan internal sebagaimana diilustrasikan pada

Gambar 2 dan Gambar 3.

Gambar 2. Layanan internal B4T

Layanan internal ini dimaksudkan untuk memenuhi

kebutuhan layanan informasi yang berasal dari internal B4T,

meliputi:

- Administrasi, termasuk administrasi surat-menyurat

secara elektronik

- Keuangan, meliputi laporan keuangan internal maupun

laporan keuangan yang dipersyaratkan oleh

Kementerian Keuangan

- Pelaporan, termasuk laporan kinerja instansi

- Manajemen SDM, meliputi seluruh data kepegawaian

- Pengadaan, termasuk sistem pengadaan secara

elektronik

- Perencanaan, meliputi dokumentasi KAK dan RAB

Page 3: Identifikasi, Evaluasi dan Rancangan Solusi Layanan dan Jaringan Informasi

Gambar 3. Layanan eksternal B4T

Layanan informasi eksternal B4T diperuntukkan bagi para peminta jasa yang dapat berasal dari industri, perseorangan maupun BUMN/BUMD. Layanan-layanan eksternal antara lain: Pengujian, Penelitian, pengembangan dan perekayasaan, Kalibrasi, Konsultasi, Inspeksi teknik, Pelatihan teknis, Sertifikasi, serta Penyelenggara uji profisiensi.

Sedangkan, sistem layanan informasi B4T dapat digambarkan dalam sebuah lanskap seperti pada Gambar 4.

Basis Data

PlatformINTEGRA

Basis Data

Intranet

Ke

am

an

an

Basis Data

Keuangan

Basis Data

Pengadaan

SI PEJAB4T

SPM SAI SAKPASIMAK

BMN

SIMAN

TAP

TR

PNBP

SPSE

Intranet Kemenperin

Laporan

Website Email SMS Gateway

A

B

C

D

SI LAJANG

Web Service

Sistem Analisis Dashboard

Kiosk

Basis Data

B4T

Gambar 4. Lanskap sistem layanan informasi B4T

A. Lapisan Platform (Platform Layer)

Platform merupakan pondasi tempat meletakkan sistem

informasi dan aplikasi yang sudah ada maupun yang akan

dikembangkan kemudian. Platform B4T diberi nama

INTEGRA dimaksudkan untuk mengintegrasikan seluruh

sistem dan aplikasi di B4T.

Gambar 5. Tampilan login INTEGRA B4T

INTEGRA dikembangkan berbasis web menggunakan

bahasa pemrograman PHP dan sistem manajemen basis data

MySQL. Fungsi-fungsi yang terdapat dalam INTEGRA adalah

sebagai berikut:

- Manajemen Pengguna

- Manajemen Aplikasi

Selain itu, terdapat fitur single sign on (SSO) yang

membuat pengguna hanya 1x (satu kali) melakukan login

untuk bisa mengakses semua sistem informasi/aplikasi yang

ada.

B. Lapisan Aplikasi (Application Layer)

Pada lapisan aplikasi, terdapat sejumlah sistem informasi

dan aplikasi, baik yang dikembangkan untuk memenuhi

kebutuhan pelayanan jasa teknis B4T maupun administrasi

tata kelola pemerintahan.

1. Sistem Informasi Layanan Jasa Teknis Dalam upaya melayani kebutuhan masyarakat,

khususnya di bidang penjaminan mutu, B4T

mengembangkan sistem informasi layanan jasa teknis yang

bertujuan untuk: [5] [6]

- Meningkatkan kualitas layanan jasa teknis

- Menciptakan manajemen administrasi yang akuntabel,

transparan dan profesional - Meningkatkan citra B4T di mata publik

Sistem informasi yang telah dikembangkan Seksi

Informasi B4T, terdiri atas:

a) SI PEJAB4T (Sistem Informasi Pelayanan Jasa Teknis

B4T)

Sistem informasi layanan jasa teknik ini

menggantikan dan mengelaborasi fungsi beberapa

sistem informasi yang ada sebelumnya. Beberapa

sistem informasi sebelumnya dikembangkan hanya

untuk memenuhi kebutuhan layanan jasa tertentu

secara terpisah. Sebagai contoh, SIL (Sistem Informasi

Laboratorium) hanya untuk layanan jasa pengujian dan

kalibrasi. Begitu juga, SISPRO (Sistem Informasi

Sertifikasi Produk) dan SILATEK (Sistem Informasi

Page 4: Identifikasi, Evaluasi dan Rancangan Solusi Layanan dan Jaringan Informasi

Pelatihan Teknis). Dengan hadirnya SI PEJAB4T

diharapkan semua proses administrasi layanan jasa

teknis B4T dapat dikelola melalui layanan satu pintu

(one gate service).

Gambar 6. Tampilan menu order detail SI PEJAB4T

SI PEJAB4T dikembangkan dengan teknologi open

source menggunakan framework pemrograman web

Codeigniter dan framework CSS Bootstrap. SI

PEJAB4T memiliki beberapa fungsi utama seperti

berikut:

- Manajemen pengguna

- Manajemen order

- Manajemen peminta jasa

- Manajemen antrian

- Manajemen contoh uji/alat kalibrasi

- Manajemen dokumen

- Pelaporan

Selain fungsi-fungsi utama di atas, SI PEJAB4T

juga difasilitasi dengan beberapa fungsi tambahan,

seperti:

- Barcode untuk contoh uji/alat kalibrasi

- QR code untuk kuitansi dan sertifikat hasil uji

- SMS Gateway untuk notifikasi kepada pejabat yang

berwenang dan peminta jasa

b) SI LAJANG (Sistem Informasi Layanan Jasa Berbasis

Pelanggan)

Sama halnya dengan SI PEJAB4T, SI LAJANG ini

dikembangkan dengan framework serupa. Bedanya

adalah SI LAJANG ini lebih difungsikan sebagai

sistem CRM (Customer Relationship Management) dan

memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:

- Pendaftaran order secara online

- Sejarah order

- Pengecekan status order

- Chat

- Laporan keuangan

Selain itu juga terdapat fitur tambahan seperti

Newsletter dan notifikasi via SMS kepada peminta jasa.

Gambar 7. Tampilan menu pendaftaran order SI LAJANG

2. Intranet Kementerian Perindustrian Intranet Kementerian Perindustrian (Kemenperin)

merupakan aplikasi berbasis web yang diperuntukkan bagi

seluruh PNS di lingkungan Kementerian Perindustrian.

Intranet Kemenperin dikembangkan dengan

menggunakan framework yang dinamakan Wisanggeni

(berbasis PHP dan MySQL) dan dikembangkan secara

internal oleh Pusat Data dan Informasi (Pusdatin),

Kemenperin.

Beberapa menu yang ada dalam Intranet Kemenperin

adalah sebagai berikut: SIPEGI (Sistem Informasi

Kepegawaian), Absensi Online, E-Pesan, Penilaian Kinerja

Pegawai, LAKIP, SPPD Online, Berita Internal, Forum

Diskusi, File Library, E-Disposisi, dll.

Gambar 8. Tampilan Intranet Kemenperin

Page 5: Identifikasi, Evaluasi dan Rancangan Solusi Layanan dan Jaringan Informasi

3. Aplikasi Manajemen Keuangan dan Aset Dalam kaitannya dengan manajemen keuangan dan

aset, Kementerian Keuangan telah mengembangkan

sejumlah sistem informasi atau aplikasi untuk membantu

seluruh satuan kerja (satker) di Indonesia. Sistem informasi

atau aplikasi tersebut antara lain:

- SPM

- SAI

- SAKPA

- SIMAK BMN

- SIMANTAP

- TR PNBP

- GPP

- SILABI

- dsb

Gambar 9. Tampilan menu aplikasi SAKPA

4. Sistem Informasi Pengadaan Untuk fungsi pengadaan barang dan jasa di lingkungan

B4T, Unit Layanan Pengadaan (ULP) B4T memanfaatkan

Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) dari Lembaga

Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Provinsi Jawa Barat.

SPSE Jawa Barat dapat diakses melalui

https://lpse.jabarprov.go.id/eproc dengan tampilan seperti

pada Gambar 10.

Dalam layanan pengadaan secara elektronik, setiap

satuan kerja termasuk B4T diizinkan untuk memilih dalam

memanfaatkan sistem informasi pengadaan secara

elektronik. SPSE yang digunakan boleh menggunakan

sistem dari instansi pusat atau memilih untuk

menggunakan SPSE yang paling dekat dengan lokasi

satuan kerja tersebut.

Kategori menu dalam SPSE dibedakan dari otorisasi

sebagai penyelenggaran kegiatan lelang atau sebagai

rekanan penyedia barang/jasa. Selain menu utama juga

disajikan menu tambahan seperti e-catalogue, SIRUP, dsb.

Gambar 10. Tampilan SPSE

C. Lapisan Laporan Eksekutif (Executive Report Layer)

Pada lapisan ini terdapat 3 (tiga) layanan informasi yang

dikhususkan bagi manajemen puncak (Eselon 2 dan Eselon 3)

di B4T, yaitu:

- Laporan

- Sistem Analisis

- Dashboard

Ketiga layanan informasi tersebut berfungsi sebagai

parameter dalam proses pengambilan keputusan oleh

manajemen puncak.

Gambar 11. Tampilan dashboard layanan jasa

D. Lapisan Presentasi (Presentation Layer)

Lapisan presentasi merupakan lapisan yang digunakan

untuk memberikan layanan informasi melalui website, email,

SMS maupun perangkat Kiosk. Website dan email B4T

menggunakan jasa penyedia hosting dan domain dengan lokasi

server di luar B4T. Layanan SMS diperuntukkan bagi pihak

eksternal yang menginginkan informasi mengenai kegiatan

B4T, serta status order dan tarif layanan jasa teknis. Perangkat

Kiosk ditempatkan di ruang customer service sebagai sarana

peningkatan layanan informasi publik.

Page 6: Identifikasi, Evaluasi dan Rancangan Solusi Layanan dan Jaringan Informasi

Gambar 12. Tampilan website B4T

IV. ARSITEKTUR SISTEM JARINGAN INFORMASI

A. Arsitektur Jaringan

B4T mempunyai 7 Gedung yang terdiri atas bangunan-

bangunan yang diperuntukkan untuk layanan pelanggan,

administrasi, laboratorium, ruang diklat, aula, dan fungsi-

fungsi lain. Ruang server B4T berada di Gedung 3, yang

merupakan bangunan sentral. Koneksi Local Area Network

(LAN) dari Ruang Server (Gedung 3) dan perangkat Switch

gedung lain (internal backbone) menggunakan serat optik dan

kabel unshielded twisted pair (UTP).

Gambar 13. Arsitektur LAN/VLAN B4T

Untuk koneksi dengan Gedung 1, 2, dan 4 sudah

menggunakan serat optik. Namun, untuk koneksi dengan

Gedung 5,6 dan 7 masih menggunakan kabel UTP sepenuhnya

(backbone dan node).

Koneksi Internet yang ada saat ini di B4T terdiri dari

Dedicated Connection (bandwidth 6 Mbps) melalui serat optik

dan Shared Connection (bandwidth 2 Mbps) yang digunakan

sebagai cadangan ketika koneksi melalui serat optik

mengalami gangguan.

B. Perangkat Keras dan Jaringan

Jumlah Personal Computer (PC) yang ada di B4T adalah

97 unit dan notebook 41 unit [7], dengan jumlah PC dan

notebook yang terhubung dengan LAN sekitar 85 unit,

sedangkan sisanya hanya bersifat standalone [8].

Namun, pada kenyataannya seringkali ditemukan

pengguna mengakses jaringan internet dengan media wireless

access point melalui notebook dan smart phone. Hal ini tidak

dapat dihindarkan karena memang setiap pengguna, baik

pegawai B4T, peserta pelatihan teknis maupun tamu lainnya

sengaja difasilitasi dengan hotspot di beberapa titik di

lingkungan B4T.

Gambar 14. Arsitektur Server B4T

Setiap server yang ada mempunyai fungsi yang spesifik,

ada yang berperan sebagai server basis data, server

penyimpanan file secara cloud, server aplikasi layanan jasa,

server data-data kepegawaian, dan server backup. Server-

server tersebut dihubungkan dengan switch dan ketika ingin

terkoneksi dengan Internet melalui router dari ISP.

Page 7: Identifikasi, Evaluasi dan Rancangan Solusi Layanan dan Jaringan Informasi

Berikut adalah beberapa perangkat keras dan jaringan yang ada di B4T : [8]

TABEL I. WIRELESS ACCESS POINT

No. Merk/Type Access Point Jumlah

Access Point

1 D-Link Airplus Xtreme G Wireless 5

2 Cisco WRT610N 6

3 TP-Link 1

TABEL II. SWITCH/HUB/ROUTER

No. Tipe

(Switch/Hub/

Router)

Merk/Type Jumlah

(Switch/Hub/

Router)

1 Switch D-Link DGS-

1008D

3

2 Switch D-Link DES-

1024D

2

3 Switch D-Link DES-

1008F

14

4 Switch D-Link DES-

1008A

2

5 Switch Cisco SG-100D-08 1

6 Switch Allied Telesis AT-

GS950/24

3

7 Switch D-Link DGS-

1224T

1

8 Hub TP-link 1

TABEL III. SERVER

No. Nama Server Sistem

Operasi

Lokasi Jumlah

1 DB Server Linux Ubuntu Ruang

server

1

2 QMS Server Linux Ubuntu Ruang

Server

1

3 SIL Server Linux Ubuntu Ruang

Server

1

4 Terminal Data

Kepegawaian

Linux Ubuntu Ruang

Server

1

5 Cloud Storage

(Reservoir)

Linux Ubuntu Ruang

Server

1

6 MikroTik MikroTik Ruang

Server

1

7 Integra Server Linux Ubuntu Ruang

Server

1

TABEL IV. SISTEM OPERASI

No. Sistem Operasi Jumlah License

1 Windows OEM 45

2 Linux Ubuntu 7

C. Tata Kelola Sistem dan Teknologi Informasi

Dalam mengelola dan memelihara sumber daya teknologi informasi, Seksi Informasi membuat beberapa Instruksi Kerja (IK) yang bertujuan untuk menjaga ketersediaan dan keandalan sumber daya tersebut. Selain itu, instruksi kerja ini juga dijadikan perangkat manajemen dalam penjaminan sistem manajemen mutu layanan B4T sesuai dengan SNI ISO 9001 : 2008.

Instruksi kerja mengenai pengelolaan sumber daya teknologi informasi yang ada di B4T antara lain :

1. IK Pelaksanaan Backup dan Restore

Terdiri atas :

- Ketentuan pelaksanaan backup pada sistem aplikasi dan basis data

- Ketentuan umum retensi media backup

- Ketentuan umum restore pada sistem aplikasi dan basis data

- Ketentuan umum penanganan media backup

2. IK Tindakan Perbaikan dan Tindakan Pencegahan

Terdiri atas :

- Penanganan tindakan perbaikan

- Penanganan tindakan pencegahan

3. IK Tata Kelola Keamanan Jaringan

Terdiri atas :

- Ketentuan mengenai perangkat jaringan

- Ketentuan pengelolaan akses jaringan

- Ketentuan penggunaan layanan jaringan

- Sanksi

V. EVALUASI JARINGAN INFORMASI

A. Pengelolaan Perangkat Keras

Evaluasi pengelolaan perangkat keras yang telah dilakukan menghasilkan:

1. Perangkat Personal Computer (PC) yang ada, beberapa di antaranya mengalami kerusakan peripheral-nya. Setelah diidentifikasi permasalahannya kebanyakan harus mengganti dengan peripheral yang baru. Masalah yang muncul adalah ketika peripheral yang dibutuhkan sudah tidak beredar di pasaran sehingga banyak PC yang akhirnya harus dihapuskan dari daftar Barang Milik Negara (BMN).

2. Perangkat keras jaringan seperti switch dan hub kebanyakan mempunyai 8 port. Bahkan, sebagian masih ada yang menggunakan 4 port. Hal ini seringkali menimbulkan masalah karena tidak semua PC dapat terhubung dengan jaringan.

Page 8: Identifikasi, Evaluasi dan Rancangan Solusi Layanan dan Jaringan Informasi

3. Terdapat 3 fungsi server yang menggunakan PC non server sehingga kapabilitasnya sebagai server seringkali diragukan. Bahkan, dalam rentang waktu 1-3 bulan setidaknya pernah setidaknya 1-2 kali mengalami gangguan dan harus di-restart untuk kembali memfungsikannya.

4. Perangkat Uninterruptible Power Supply (UPS) hanya 1 buah dan hanya mampu untuk mem-backup daya selama kurang dari 10 menit untuk semua perangkat yang ada di ruang server. Sehingga, jika listrik padam maka tidak semua perangkat dapat dimatikan dengan benar. Bahkan, di awal tahun 2015 semua data sistem informasi layanan jasa (source code) mengalami kerusakan akibat kerusakan pada perangkat hard disk server aplikasi setelah beberapa kali mengalami pemadaman listrik tiba-tiba.

5. Tidak adanya perangkat KVM (keyboard, video, mouse) switch sehingga ketika ingin melakukan monitoring terhadap kinerja seluruh server di ruang server harus bergantian memindahkan kabel koneksi VGA, keyboard dan mouse server secara bergantian dari server satu ke server lain.

6. Perangkat absensi finger print hanya 2 (dua) unit saja. Satu unit untuk absensi PNS, sedangkan satu unit lagi diperuntukkan untuk absensi pegawai non PNS. Dengan jumlah PNS mencapai hampir 180 orang, perangkat absensi harus dilakukan penambahan agar tidak menimbulkan antrian panjang saat ingin melakukan absensi, khususnya saat jam masuk dan pulang kantor.

B. Pengelolaan Jaringan

Evaluasi pengelolaan jaringan yang telah dilakukan menghasilkan:

1. Jaringan kabel UTP masih digunakan dari server menuju gedung 5, 6, dan 7. Sedangkan, gedung yang lain sudah menggunakan serat optik. Hal inilah yang seringkali menimbulkan keluhan khususnya para pengguna jaringan LAN dari gedung 5, 6, dan 7 bahwa koneksi lambat.

2. Koneksi jaringan dari B4T ke kantor pusat Kementerian Perindustrian melalui Internet, termasuk ketika mengakses Intranet Kemenperin dan sinkronisasi data absensi PNS setiap harinya. Ketika koneksi Internet mengalami penurunan performansi maka akan menghambat kinerja individu dan instansi. Segala hal mengenai administrasi perkantoran, seperti absensi, SPPD Online, laporan kinerja mingguan, laporan monitoring dan evaluasi, dan sebagainya menjadi terkendala.

C. Pengelolaan Perangkat Lunak

Evaluasi pengelolaan perangkat lunak yang telah dilakukan menghasilkan:

1. Sistem informasi layanan jasa yang ada sempat mengalami kendala karena hilangnya seluruh source code aplikasi yang ter-install pada server. Namun, dapat diatasi dengan menggunakan restorasi dari backup file. Sayangnya, file backup tersebut bukanlah source code lengkap, sehingga beberapa fungsi masih ditemukan error.

2. Perlunya dilakukan pembaharuan dan pengembangan sistem informasi/aplikasi yang sudah ada maupun sistem

informasi/aplikasi yang baru dalam mendukung kinerja B4T.

3. Terdapat redundansi data, misalnya data kepegawaian antara aplikasi yang ada di B4T dengan Intranet Kemenperin. Hal ini dikarenakan masing-masing aplikasi mempunyai hak akses dengan username dan password yang berbeda-beda. Masing-masing sistem informasi yang ada di B4T juga mempunyai hak akses dengan username dan password yang berbeda-beda sehingga tiap pegawai harus berpindah-pindah dari aplikasi satu ke aplikasi lain.

D. Tata Kelola Sistem dan Teknologi Informasi

Evaluasi tata kelola sistem dan teknologi informasi yang telah dilakukan menghasilkan:

1. Beberapa Instruksi Kerja yang telah dibuat sudah dapat dijalankan, namun masih ada beberapa hal yang belum tercakup dalam instruksi-instruksi kerja tersebut. Selain itu, monitoring dan evaluasi penerapannya juga belum dilakukan.

2. Perlunya menggunakan standar tata kelola sistem dan teknologi informasi, dan menyusun pedoman serta panduan mutu penggunaan dan pengelolaan sumber daya TI di B4T.

VI. RANCANGAN SOLUSI PENINGKATAN KINERJA JARINGAN

INFORMASI

A. Perangkat Keras

Solusi yang ditawarkan untuk meningkatkan pengelolaan perangkat keras, antara lain:

1. Pengadaan PC melalui sistem sewa kepada pihak ketiga. Hal ini bertujuan untuk mempermudah dalam hal pemeliharaan, pembaharuan peripheral maupun sistem informasi atau aplikasi pendukung lainnya. Selain itu, juga mempermudah dalam pengelolaan BMN di lingkungan B4T.

2. Pengadaan perangkat switch dan hub minimal 16 port, kabel jaringan, server pengganti PC non server, UPS, KVM switch, dan perangkat absensi finger print.

B. Jaringan

Solusi yang ditawarkan untuk meningkatkan pengelolaan jaringan, antara lain:

1. Koneksi jaringan LAN seluruh gedung menggunakan serat optik.

2. Peningkatan bandwidth koneksi Internet secara bertahap dan disesuaikan dengan kebutuhan.

3. Pembangunan koneksi VPN antara B4T dengan kantor pusat Kementerian Perindustrian untuk memudahkan dan mempercepat akses Intranet Kemenperin dan absensi online dikarenakan hal ini sangat krusial sebagai parameter kinerja individu di lingkungan Kementerian Perindustrian.

C. Perangkat Lunak

Solusi yang ditawarkan untuk meningkatkan pengelolaan

perangkat lunak, antara lain:

Page 9: Identifikasi, Evaluasi dan Rancangan Solusi Layanan dan Jaringan Informasi

1. Sistem informasi baru yang akan dibangun harus disesuaikan dengan kebutuhan bisnis B4T. Selain itu, sangat dimungkinkan untuk mengadopsi teknologi Software as a Service (SaaS) yang bersifat private cloud.

2. Perlunya dikembangkan teknologi web service, baik yang berfungsi untuk menghubungkan antara Intranet Kemenperin dengan sistem informasi yang ada di B4T, maupun antar sistem informasi/aplikasi yang ada di B4T.

D. Tata Kelola Sistem dan Teknologi Informasi

Solusi yang ditawarkan untuk meningkatkan tata kelola

sistem dan teknologi informasi, antara lain: 1. Perlunya mengadopsi standar tata kelola sistem dan

teknologi informasi di B4T, seperti COBIT ® 5. Namun, harus pula disesuaikan dengan kebutuhan yang ada.

2. Perlunya menyusun pedoman mutu dan panduan mutu. Selain itu, perlu juga menyusun instruksi-instruksi kerja lain yang belum tercakup dalam instruksi kerja sebelumnya.

3. Mekanisme monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaannya juga perlu ditingkatkan.

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kajian ini menghasilkan kesimpulan bahwa kebutuhan

akan layanan informasi, sistem layanan informasi dan

arsitektur sistem jaringan informasi telah teridentifikasi secara

menyeluruh dengan mempertimbangkan kebutuhan internal

maupun eksternal B4T. Selain itu, evaluasi layaan dan

jaringan informasi yang ada juga telah dilakukan dan

melahirkan rancangan solusi yang dapat dijadikan referensi

oleh B4T di kemudian hari.

B. Saran

Setiap rencana perbaikan yang berdasarkan evaluasi juga

harus mendapat dukungan sepenuhnya dari manajemen

puncak B4T, baik berupa kebijakan maupun alokasi anggaran

sehingga setiap masukan dan saran yang mengarah pada

kemajuan B4T dapat terwujud.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Technology Service Department, “E-Government Strategic Plan,” NV :

Washoe County, Maret. 2008.

[2] Keputusan Menteri Keuangan No. 53/KMK. 05/2010 Tentang Penetapan Balai Besar Bahan dan Barang Teknik Pada Kementerian Perindustrian Sebagai Instansi yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.

[3] Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia No. 43/M-IND/PER/6/2006 tanggal 29 Juni 2006 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Bahan dan Barang Teknik.

[4] Rencana Strategis Balai Besar Bahan dan Barang Teknik tahun 2014-2018.

[5] Laporan Kegiatan Perekayasaan Sistem Informasi Pelayanan Jasa Teknik (SI PEJAB4T) B4T Tahun Anggaran 2013.

[6] Laporan Kegiatan Perekayasaan Sistem Informasi Layanan Jasa Berbasis Pelanggan (SI LAJANG) B4T Tahun Anggaran 2014.

[7] Laporan Rekonsiliasi Barang Milik Negara (BMN) B4T Tahun Anggaran 2014.

[8] Kuesioner Pemetaan Jaringan Satuan Kerja Daerah di Lingkungan Kementerian Perindustrian Tahun Anggaran 2014.

[9] A. G. Mason, ”Cisco Virtual Private Network”, Cisco Press, 2002.

[10] W. Zhu, dkk, “Multimedia Cloud Computing”, IEEE Signal Processing Magazine, Mei. 2011.

[11] http://en.wikipedia.org/wiki/Cloud_computing, diakses pada tanggal 21 April 2015.

[12] G. Branca dan L. Atzori, “A Survey of SOA Technologies in NGN Network Architectures”, IEEE Communications Surveys & Tutorials, vol. 14, no. 3, 2012.