identifikasi dan taksonomi serangga jenis kutu daun pada daun kubis

12
1 LAPORAN PRAKTIKUM IDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGA JENIS KUTU DAUN PADA DAUN KUBIS JOSUA CRYSTOVEL 150320160005 Dosen: Yusuf Hidayat, S.P., M.Phill., Ph.D PASCASARJANA AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN SUMEDANG 2016

Upload: josua-sitorus

Post on 12-Apr-2017

91 views

Category:

Education


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: IDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGA JENIS KUTU DAUN PADA DAUN KUBIS

1

LAPORAN PRAKTIKUM

IDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGA

JENIS KUTU DAUN PADA DAUN KUBIS

JOSUA CRYSTOVEL

150320160005

Dosen:

Yusuf Hidayat, S.P., M.Phill., Ph.D

PASCASARJANA AGRONOMI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

SUMEDANG

2016

Page 2: IDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGA JENIS KUTU DAUN PADA DAUN KUBIS

2

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .............................................................................................................................. 2

PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 3

Latar Belakang ....................................................................................................................... 3

Tujuan..................................................................................................................................... 4

METODOLOGI ......................................................................................................................... 5

Lokasi dan Waktu Praktikum ................................................................................................. 5

Alat dan Bahan ....................................................................................................................... 5

PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 6

Hasil Praktikum ...................................................................................................................... 6

Aphididae ............................................................................................................................... 6

Identifikasi Foto Menggunakan Mikroskop ........................................................................... 8

Kutu Daun Myzus Persicae .................................................................................................. 10

Morfologi/Bioekologi ....................................................................................................... 10

Gejala Serangan ................................................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 12

Page 3: IDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGA JENIS KUTU DAUN PADA DAUN KUBIS

3

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kutu daun menyerang berbagai macam tanaman termasuk kubis dengan cara

menghisap cairan daun sehingga mengakibatkan daun keriput, berwarna kekuningan, dan

terpuntir. Akibat lebih jauh adalah dapat mengakibatkan kerdilnya pertumbuhan tanaman.

Hama kutu daun merupakan vektor yang dapat menularkan penyakit, yaitu embun jelaga dan

virus, serta dapat mengundang dsemut. Pengendalian dapat dilakukan dengan penyemprotan

insektisida yang berbahan aktif imidakloprid, fipronil, dan protiofos secara bergantian. Kutu

daun persik memiliki alat tusuk isap, biasanya kutu ini ditemukan dipucuk dan daun muda

tanaman kubis. Ia mengisap cairan daun, pucuk tangkai bunga dan bagian tanaman yang lain

sehingga daun jadi keriting dan kecil warnanya berlang kekuningan, layu dan akhirnya mati.

Melalui angin kutu ini menyebar menyebar keareal kebun. Efek dari kutu ini menyebabkan

tanaman kerdil, pertumbuhan terhambat, daun mengecil. Kutu ini mengeluarkan cairan manis

yang dapat menutupi permukaan daun akan ditumbuhi cendawan hitam jelaga sehingga

menghambat proses fotosintesis. Kutu ini juga ikut andil dalam penyebaran virus.

Kutu (Aphids) mengeluarkan cairan manis yang disebut (honeydew) yakni zat lengket

seperti gula (mirip pada buah melon). Untuk memenuhi kebutuhan protein, si kutu menyerap

sejumlah besar getah (tanaman) dan mengeluarkan kelebihan karbohidratnya. Maka dari itu

sangat dianjurkan tidak memberikan pupuk tanaman secara berlebihan, supaya kutu tidak bisa

dapat makanan.

Sedikitnya ada 4.400 spesies dari 10 keluarga kutu (Aphid) yang telah diketahui. Secara

historis, keluarganya jauh lebih sedikit, karena sebagian besar species termasuk ke dalam

keluarga Aphidae. Sekitar 250 spesies merupakan hama serius bagi pertanian dan hutan.

Hasil survai di beberapa lokasi sentra sayur kota Palembang menunjukkan bahwa kutu daun

dapat menyebabkan tanaman kerdil, daun keriting, menggulung dan mozaik. Pada kasus yang

ekstrim, kutu daun yang berkoloni dapat mengugurkan daun dan buah .

Konservasi agen-agen biologi kontrol pada tanaman pangan monokultur semusim sulit

dilakukan, karena lingkungan habitat musuh alami seperti predator terganggu. Perubahan

pola tanam dengan pertanian organik dapat membantu konservasi musuh alami. Faktor yang

mempengaruhi perkembangan populasi Kutu daun adalah keberadaan musuh alami seperti

predator, parasitoid dan entomopatogen. Sebaiknya mempertahankan musuh alami kutu daun

diperantarai dengan cara memanipulasi habitat sekitar tanaman budidaya. Keanekaragam

Page 4: IDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGA JENIS KUTU DAUN PADA DAUN KUBIS

4

tumbuhan yang berada di sekitar tanaman budidaya mempengaruhi kehadiran predator dan

parasitoid kutu daun (Hochberg dan Ives, 2000).

Kutu daun dapat menusukkan bagian mulutnya ke daun, tunas dan batang, lalu

mengisap nutrisi tumbuhan inang. Tunas-tunas yang dimakan daunnya menjadi terganggu.

Pada kepadatan yang tinggi, kutu daun dapat menyebabkan tanaman menjadi kerdil dan layu.

Kerusakan pada ujung tumbuhan dapat mengurangi jumlah bunga. Kutu daun tidak hanya

mengisap sari makanan tanaman, tetapi juga sebagai agen penyebar penyakit virus.

Penggunaan insektisida oleh petani menyebabkan kutu daun menjadi resisten dan mematikan

musuh alaminya. Agroekosistem yang baik, yaitu banyak ditemukan musuh alami kutu daun,

namun karena tanaman semusim konservasi musuh alami di agroekosistem sayur sulit

dilakukan.

Tujuan

Tujuan pengamatan praktikum ini dengan materi “Identifikasi dan taksonomi serangga

jenis kutu daun pada tanaman kubis” adalah:

• Menambah wawasan tentang pemahaman secara langsung jenis apa kutu daun yang

menyerang dan terdapat pada tanaman kubis.

• Untuk mengetahui lebih jelas perbedaan masing-masing bagian tubuh lebih spesifik

serangga (kepala, dada, sayap, perut, dan kaki) sehingga memudahkan

penglasifikasian/identifikasi di lapangan mengenai kutu daun.

• Mengenali gejala secara langsung akibat jenis-jenis serangga yang bersifat

merugikan bagi tanaman kubis yang disebabkan kutu daun.

Page 5: IDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGA JENIS KUTU DAUN PADA DAUN KUBIS

5

METODOLOGI

Lokasi dan Waktu Praktikum

Kegiatan Praktikum ini dilaksanakan di Laboratium Entomologi, Fakultas Pertanian,

Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat pada hari Sabtu, 3 Desember

2016.

Alat dan Bahan

Pengamatan dilakukan secara menggunakan peralatan dan bahan cukup sederhana di

Ruangan Laboratium Entomologi, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran yaitu:

a. Alat :

- Mikroskop

- Gelas

- Potongan Kertas

- Buku Identifikasi

Aphids on the World's Crops: An Identification and Information Guide, 2nd Edition

(Blackman and Eastop, 2000)

- Buku

- Kuas

- Alat Tulis

- Kamera Handphone

b. Bahan :

- Air Panas

- Potongan daun Kubis yang terdapat serangga kutu daun

Page 6: IDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGA JENIS KUTU DAUN PADA DAUN KUBIS

6

PEMBAHASAN

Hasil Praktikum

Gambar 1. Buku yang identifikasi yang digunakan saat praktikum

Identifikasi serangga kutu daun menggunakan buku acuan Aphids Of The World’s

Crops (Blackman and Eastop, 2000) dan beberapa literatur lain. Identifikasi dilakukan

dengan cara mencocokan sampel yang diperoleh di lapangan dengan gambar spesies yang

terdapat pada buku referensi di atas.

Kegiatan Praktikum ini dilaksanakan di Laboratium Entomologi pada hari Sabtu

tanggal 3 Desember 2016. Berikut adalah foto identifikasi kutu daun menggunakan

mikroskop:

Gambar 2. Serangga kutu daun jenis Famili Aphididae daun kubis

Aphididae

Ciri-cirinya :

Pada Famili Aphididae tubuh lunak berbentuk buah pear, panjang tubuh 4-8 mm.

Umumnya berwarna hijau. Antena panjang, 3-7 ruas, tidak aktif. Kaki panjang dan ramping,

tidak untuk melompat, mempunyai bangunan seperti tanduk sangat kecil di ujung abdomen.

Page 7: IDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGA JENIS KUTU DAUN PADA DAUN KUBIS

7

Ada yang bersayap dan ada yang tidak. Ditemukan di batang, daun, bunga dan kadang-

kadang kulit buah berbagai tanaman (khususnya yang muda). Nimfa yang baru lahir langsung

menghisap cairan tanaman secara bergerombol.

Buku Panduan:

Cabbage Brassica oleracea

Six aphid species recorded form cabbage are inciud in the key:

Brevicoryne brassicae Pemphighus populitrabsversus

Lipaphis pseudobrassicae Smynthurodes betae

Myzus ascolonicus. M. Persicae

[Aphsi gssypii has been occasionally recorded form cabbage, but is not included inthe key.]

1. Terminal process of anntena longer than base of last antennal segment. Siphunculi

present. (on aerial parts)

- Terminal process of antenna much shorter than base of last anntennal segment (figs

18.,b). Siphunculi absent. (On roots)

2. Siphunchuli pale, more than 1.5 times longer than cauda. Antennal tubercles well-

developed (e.g. Fig f, g)

- Siphunculi dusky or dark, less than 1.5 times longer than cauda. Antennal

tuberclespoorly developed (e.g. Fig. 5c)

3. Siphunculi a little longer than antennal segment III, with minimum diameter of

proximal part greater than midlle diameter of hind tibia (Fig. 18d). Antennal tubercles

with inner faces converegent in dorsal view (e.g. Fig. 23b)

Myzus persicae

- Siphunculi shoter than antennal segment III, an minimum diameter of proximal part a

litlle less than midlle diameter of hind tibia (Fig. 18e) inner faces of antennal tubercles

nearly parrarel in dorsal view ( Fig. 23a)

Myzus ascolonicus

4. Cauda broadly triangular in dorsal view (Fig. 18f). Antennal segment III 2.5-3.7 times

longer than siphunchulus

Brevicoryne brassicae

Page 8: IDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGA JENIS KUTU DAUN PADA DAUN KUBIS

8

- Cauda tongue-shaped (Fig. 18g). Antennal segment III 1.2-1.7 times longer than

shipunchulus

Lipaphis pseudobrassicae

5. Body and appendages with numerous hairs. Wax pore-plates on posteriorabdominal

segments (Fig. 18h)

Pemphighus populitrabsversus

Gambar 3. Buku panduan dari bentuk siphunculi dan kauda serangga

Identifikasi Foto Menggunakan Mikroskop

Gambar 4. Identifikasi panjang antena dan bentuk antena

Page 9: IDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGA JENIS KUTU DAUN PADA DAUN KUBIS

9

Gambar 5. Identifikasi bentuk kepala dan antena serangga

Gambar 6. Identifikasi bentuk shipunculi

Gambar 7. Identifikasi bentuk dan warna kauda

Hasil kecocokan identifikasi buku acuan Aphids Of The World’s Crops (Blackman and

Eastop, 2000):

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Kelas : Insekta

Ordo : Hemiptera

Famili : Aphididae

Genus : Myzus

Spesies : Myzus persicae

Page 10: IDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGA JENIS KUTU DAUN PADA DAUN KUBIS

10

Kutu Daun Myzus Persicae

Kutu Daun Myzus Persicae merupakan hama utama pada tanaman, bersifat polyfag,

hampir semua jenis tumbuhan terserang oleh serangga ini. Tingkat kerusakan yang

ditimbulkan mulai dari sedang hingga tinggi. Pada serangan berat, bisa mengakibatkan gagal

panen. Kutu Daun Myzus Persicae merupakan serangga vektor penular berbagai jenis virus

pada tanaman, sehingga keberadaannya sangat membahayakan petani.

Anggota family Aphididae ini selalu berwarna hijau ketika fase bersayap (dewasa).

Sedangkan pada fase aptarae bisa berwarna kuning, hijau atau merah. Keturunannya

mengikuti warna induknya. Siklus hidupnya identik dengan family aphididae lain (Kutu Daun

Aphis Gossypii). Serangga betina bersifat partenogenesis, mampu menghasilkan keturunan

meskipun tanpa kehadiran serangga jantan. Kutu betina bagaikan mesin, akan menghasilkan

keturunan setiap 20 menit. Kutu Daun Myzus Persicae menjadi momok bagi petani, terutama

petani hortikultura.

Resiko kerugian akibat serangan hama ini sangat tinggi, karena menjadi penular virus.

Jika populasi tidak terkendali, area pertanaman bisa habis tertular virus. Beberapa jenis

tanaman terserang antara lain kentang, tembakau, cabe, tomat, terung, jagung, kacang

panjang, buncis, semangka, melon, timun, anggrek, jambu, jeruk, dll.

Morfologi/Bioekologi

Di Indonesia serangga ini tidak bertelur tetapi melahirkan nimfa (kutu daun

muda/pradewasa). Kutu daun umumnya hidup dalam koloni pada bagian tanaman yang masih

muda. Kutu daun tinggal pada bagian bawah daun, batang bunga, bakal bunga dan dalam

lipatan daun yang keriting. Kerusakan terjadi karena nimfa dan imago mengisap cairan daun.

Tubuh nimfa berwarna kuning pucat, hijau, merah jambu, atau merah yang biasanya

bercampur di dalam suatu koloni dengan panjang tubuh instar terakhir 0,8 –1,0 mm. Fase

dewasa kutu daun ada dua bentuk, yaitu bentuk bersayap/alatae dan bentuk tidak

bersayap/apterae. Imago bersayap biasanya muncul kalau populasi sudah padat dan

sumberdaya yang ada tidak mendukung lagi. Mereka berperan untuk melakukan pemencaran.

Tubuh imago bersayap berwarna hitam atau abu – abu gelap, sementara yang tidak

bersayap berwarna merah, kuning atau hijau. Panjang tubuh 2 mm; pada fase dewasa kutu

daun ini panjang antena = panjang tubuh. Tubuh imago tidak bersayap berwarna hijau

keputihan, kuning hijau pucat, abu - abu hijau, agak hijau, merah atau hampir hitam. Warna

tubuh hampir seragam dan tidak mengkilap. Imago bersayap memiliki bercak pada bagian

Page 11: IDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGA JENIS KUTU DAUN PADA DAUN KUBIS

11

punggunggnya, ukuran panjang tubuh antara 1,2 – 2,1 mm. Siklus hidup 7 – 10 hari, dan

seekor kutu dapat menghasilkan keturunan 50 ekor. Lama hidup kutu dewasa dapat mencapai

2 bulan.

Gejala Serangan

Biasanya terdapat sekumpulan serangga terutama pada daun muda. Pertumbuhan tunas

akan terganggu, daun mengerupuk, tanaman tampak mengerdil. Serangan pada bunga dapat

mengakibatkan kerontokkan. Serangga ini tergolong sangat rakus, bagian tanaman yang

sudah terpotong tetap dihisap cairannya. Biasanya bersembunyi pada permukaan daun bagian

bawah atau pada lipatan tunas yang baru tumbuh. Pada tanaman kentang, kutu daun lebih

berperan sebagai pembawa virus daripada sebagai serangga hama.

Dampak langsung serangan : Gejala awal berupa bercak kering pada daun dan

menyebabkan tanaman mengering, keriput, tumbuh kerdil, warna daun kekuningan,

terpelintir, layu dan mati. Kutu biasanya berkelompok di bawah permukaan daun, menusuk

dan menghisap cairan daun muda serta bagian tanaman yang masih muda (pucuk). Eksudat

yang dikeluarkan kutu mengandung madu, sehingga mendorong tumbuhnya cendawan

embun jelaga pada daun yang dapat menghambat proses fotosintesa. Kerugian yang

ditimbulkan oleh kutu daun persik sebagai hama langsung maupun sebagai vektor virus dapat

mencapai 25 – 90%.

Dampak secara tidak langung : kutu daun merupakan vektor lebih dari 150 strain virus,

terutama penyakit virus menggulung daun kentang (PLRV) dan PVY (Potato Virus Y).

Hama ini bersifat polifag, dengan lebih dari 40 famili yang berbeda yang menjadi

inangnya, antara lain famili Brassicaceae, Solanaceae, Poaceae, Leguminosae, Cyperaceae,

Convolvulaceae, Chenopodiaceae, Compositae, Cucurbitaceae and Umbelliferae. Inang

lainnya selain kentang antara lain kubis, tomat, tembakau, petsai, sawi, terung, ketimun,

buncis, semangka, jagung, jeruk, dan kacang – kacangan.

Page 12: IDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGA JENIS KUTU DAUN PADA DAUN KUBIS

12

DAFTAR PUSTAKA

Auclair, J. L. 1963. Aphid’s fedding and nutrition. Ann. Rev. Entomology.

Blackman, R.L and V.F. Eastop. 1985. Aphids on The World’s Crops. Departemen of

Entomology. British Museun Natural History. New York.

Herlinda, S., Irwanto, T., Adam, T. dan Irsan, T. 2009. Perkembangan populasi

Aphisgossypii Glover (Homoptera: Aphididae) dan kumbang lembing pada

tanamancabai merah dan rawit di Inderalaya. Makalah Seminar Nasional

PerlindunganTanaman, Bogor, 5-6 Agustus 2009.

Hochberg, M.E., Ives, A.R. 2000. Parasitoid population biology. Princeton UniversityPress

Princeton and Oxford. New Jersey. United Kingdom.

Jumar. 2000. Etomology Pertanian. Jakarta. Rineka Cipta.

Mau. F. L. Ronald and Jaima L. Martin Kessing: Myzus persicae Sulzer http://www. Extento.

Hawai. Edu/ Kbase/Crop/Type/ myzus.

Pracaya. 1991. Hama dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya. Jakarta. 418 hal.

Tjahjadi, N. 1989. Hama dan Penyakit Tanaman. Kanisius. Yogyakarta 147 hal.

Untung, K. 1993. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Gadjah Mada University Press.

Yogyakarta. 273 hal