identifikasi bakteri vibrio cholerae pada tubuh ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/kti asli (nazim...

71
IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH LALAT HIJAU (Chrysomya megacephala) DI PASAR LEGI JOMBANG. ( Studi di Laboratorium Bakteriologi D-III Analis Kesehatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang) KARYA TULIS ILMIAH NAZIM NUR FAUDIYAH 171310032 PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2020

Upload: others

Post on 05-Nov-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)

IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH

LALAT HIJAU (Chrysomya megacephala) DI PASAR LEGI

JOMBANG.

( Studi di Laboratorium Bakteriologi D-III Analis Kesehatan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang)

KARYA TULIS ILMIAH

NAZIM NUR FAUDIYAH

171310032

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2020

Page 2: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)

i

IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH

LALAT HIJAU (Chrysomya megacephala) DI PASAR LEGI

JOMBANG.

( Studi di Laboratorium Bakteriologi D-III Analis Kesehatan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang)

Karya Tulis Ilmiah

Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Studi di Program Studi Diploma III Analis

Kesehatan

NAZIM NUR FAUDIYAH

171310032

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIAMEDIKA

JOMBANG

2020

Page 3: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)

ii

IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH

LALAT HIJAU (Chrysomya megacephala) DI PASAR LEGI

JOMBANG

Oleh :

Nazim Nur Faudiyah*, Lilis Majidah**, Ita Ismunanti***

ABSTRAK

Bakteri Vibrio cholerae merupakan bakteri yang dapat menyebabkan

penyakit kolera pada manusia. Salah satu penyebaran bakteri Vibrio cholerae

dapat melalui air yang terkontaminasi oleh feses penderita kolerae, namun dapat

juga disebabkan oleh serangga seperti lalat hijau (Chrysomya megacephala). Lalat

hijau dapat menjadi vektor pembawa bibit penyakit melalui anggota tubuhnya,

seperti pada bulu kaki, sayap dan badan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui

adanya bakteri Vibrio cholerae pada tubuh lalat hijau (Chrysomya megacephala)

di Pasar Legi Jombang.

Jenis penelitian ini yaitu penelitian deskriptif. Populasi penelitian ini adalah

seluruh lalat hijau yang ada di Pasar Legi Jombang. Teknik sampling

menggunakan Quota sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 50 lalat hijau

(Chrysomya megacephala). Pengumpulan data menggunakan observasi

laboratorium. Analisa data menggunakan tabel dan hitung persentase lalat hijau

(Chrysomya megacephala) yang positif bakteri Vibrio cholerae.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Laboratorium

Mikrobiologi STIKes ICMe Jombang, dari 50 sampel lalat hijau (Chrysomya

megacephala) ditemukan tiga sampel (18%) positif bakteri Vibrio

cholerae,sedangkan sampel lainnya terkontaminasi oleh bakteri E. Coli (6%) dan

(76%) terdapat bakteri Salmonella sp.

Kesimpulan dari penelitian ini yaitu dari total keseluruhan sampel, didapatkan

( 18%) sampel lalat hijau (Chrysomya megacephala) yang ada di pasar Legi

Jombang, positif terdapat bakteri Vibrio cholerae, dan sampel lainnya

terkontaminasi oleh bakteri lain yaitu bakteri E.coli pada satu sampel (6%) dan 13

sampel lainnya (76%) terkontaminasi bakteri Salmonella sp.

Kata Kunci : Bakteri kontaminan, Vibrio cholerae, Lalat Hijau (Chrysomya

megacephala)

Page 4: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)

iii

IDENTIFICATION OF Vibrio cholerae BACTERIA ON THE

BODY GREEN FLIES (Chrysomya megacephala) IN LEGI

MARKET JOMBANG

By :

Nazim Nur Faudiyah*, Lilis Majidah**, Ita Ismunanti***

ABSTRACT

Vibrio cholerae is bacteria is the bacteria that can cause cholera to the human.

One of deployments of the bacteria can be through water than has been

contaminated cholerae surfferer, and this also can be coused by an insect like

green fly (Chrysomya megacephala). The green fly can be a vector contagonius

which carry the germs by using its leg hair, wing and body. The aim of this stady

to investigate the existence of Vibrio cholerae bacteria on green flies body

(Chrysomya megacephala) in Legi market Jombang

The researcher used descriptive research. The population of this research was

all over green flies in the Legi market Jombang. The sampling technique used the

Quota sampling, with a sample amount of 50 green flies (Chrysomya

megacephala). Data collection using laboratory observation. The data analyzing

used table and persentage of green flies (Chrysomya megacephala) that

contaminated Vibrio cholerae bacteria.

Based on the result of the research conducted in Microbiology laboratory

STIKes ICMe Jombang, from 50 samples of green flies (Chrysomya

megacephala) found three samples (18%) positive bacteri Vibrio cholerae, while

other samples were contaminated by bacteria E.coli (6%) and 76% bacteria

Salmonella sp.

The conclusion of the study of the entire sample, obtained (18%) sample of

green flies (Chrysomya megacephala) in the Legi market Jombang, positive there

are bacteria Vibrio cholerae. And other sample contaminated by other are E.coli

bacteria on one sample (6%) and 13 other sample (76%) Salmonella sp

contaminated bacteria.

Keyword : Contaminated bacteria, Vibrio cholerae, Green Flies (Chrysomya

megacephala)

Page 5: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)

iv

Page 6: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)

v

Page 7: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)

vi

Page 8: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)

vii

Page 9: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)

viii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bojonegoro, 25 Agustus 1999 dari pasangan Bapak

Slamet Tarji dan ibu Rumsari. Penulis merupakan putri kedua dari dua

bersaudara. Tahun 2011 penulis lulus dari MI Sururiyah Siwalan, tahun 2014

penulis dari SMPN 1 Sugihwaras, tahun 2017 penulis lulus dari SMAN 1

Sugihwaras Bojonegoro. Pada tahun 2017 penulis lulus seleksi masuk STIKes

Insan Cendekia Medika Jombang melalui jalur undangan. Penulis memilih

program studi Diploma III Analis Kesehatan dari lima pilihan program studi yang

ada di STIKes ICMe Jombang.

Jombang, 25 Agustus 2020

Nazim Nur Faudiyah

171310032

Page 10: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)

ix

MOTTO

“CARA BERFIKIRMU MENCERMINKAN DUNIA HIDUPMU”

Page 11: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)

x

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,

segala puji syukur penulis panjatkan Kehadirat-Nya, atas segala karunia-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya tulis ilmiah yang diajukan sebagai

salah satu syarat dalam menyelesaikan gelar Diploma III Analis Kesehatan STIkes

ICMe Jombang yang berjudul “ Identifikasi Bakteri Vibrio cholerae pada Tubuh

Lalat Hijau (Chrysomya megacephala) di Pasar Legi Jombang”.

Keberhasilan karya tulis ilmiah ini tentu tidak lepas dari bantuan berbagai

pihak , oleh karena itu pada kesempatan yang berbahagia ini penulis ingin

menghanturkan terimakasih kepada Bapak H. Imam Fathoni, S.KM., M.M selaku

ketua STIKes ICMe Jombang, Ibu Sri Sayekti, S.Si., M.Ked selaku kaprodi DIII

Analis Kesehatan , Ibu Lilis Majidah, S.Pd., M.Kes selaku pembimbing utama

dan Ibu Ita Ismunanti, S.Si selaku pembimbing anggota karya tulis ilmiah ini yang

banyak memberikan saran dan masukan, Bapak & ibu, kakak, keluarga, teman-

teman serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan karya

tulis ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa dengan segala keterbatasan yang dimiliki, karya

tulis ilmiah jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu kritik dan saran sangat

diharapkan oleh peneliti demi kesempurnaan karya ini. Semoga karya tulis ini

dapat bermanfaat terutama bagi peneliti dan bagi kita semua.

Jombang, Agustus 2020

Penulis,

Nazim Nur Faudiyah

Page 12: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN JUDUL DALAM ..................................................................... i

ABSTRAK ................................................................................................... ii

ABSTRACT ................................................................................................. iii

LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... iv

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... v

SURAT PERNYATAAN .............................................................................. vi

SURAT PERNYATAAN PLAGIASI ........................................................... vii

RIWAYAT HIDUP ...................................................................................... viii

MOTTO........................................................................................................ ix

KATA PENGANTAR .................................................................................. x

DAFTAR ISI ................................................................................................ xi

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvi

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah........................................................................ 4

1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................... 4

1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 6

2.1 Bakteri Vibrio cholerae ............................................................... 6

2.1.1 Klasifikasi Vibrio cholerae ............................................ 6

Page 13: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)

xii

2.1.2 Morfologi Vibrio cholerae ............................................ 7

2.1.3 Fisiologi Vibrio cholerae............................................... 8

2.1.4 Patogenesis dan Patologi Vibrio cholerae ...................... 8

2.1.5 Cara Penyebaran ........................................................... 9

2.1.6 Pencegahan ................................................................... 10

2.2 Lalat ........................................................................................... 11

2.2.1 Klasifikasi Lalat Hijau (Chrysomya megacephala) ........ 12

2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Kehadiran Lalat ................ 13

2.2.3 Cara Pencegahan dan Pengendalian Lalat ...................... 13

2.3 Diagnosa Laboratorium .............................................................. 14

2.3.1 Cara Penangkapan Lalat ................................................ 14

2.3.2 Identifikasi Bakteri ....................................................... 15

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL .......................................................... 18

3.1 Kerangka Konseptual .................................................................. 18

3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual ................................................ 19

BAB 4 METODE PENELITIAN .................................................................. 20

4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................. 20

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................... 20

4.2.1 Waktu Penelitian ........................................................... 20

4.2.2 Tempat Penelitian ......................................................... 20

4.3 Populasi, Sampel dan Sampling penelitian .................................. 21

4.3.1 Populasi ........................................................................ 21

4.3.2 Sampel .......................................................................... 21

4.3.3 Sampling ....................................................................... 22

Page 14: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)

xiii

4.4 Kerangka Kerja (Framework) ..................................................... 23

4.5 Variabel dan Definisi Operasional .............................................. 24

4.5.1 Variabel Penelitian ........................................................ 24

4.5.2 Definisi Operasional ..................................................... 24

4.6 Pengumpulan Data ...................................................................... 26

4.6.1 Instrumen Penelitian ..................................................... 26

4.6.2 Alat dan Bahan ............................................................. 26

4.6.3 Prosedur Penelitian ....................................................... 27

4.7 Teknik Pengolahan dan Analisa Data .......................................... 29

4.7.1 Pengolahan Data ........................................................... 29

4.7.2 Analisa Data ................................................................. 31

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 33

5.1 Gambaran Lokasi Penelitian ................................................................... 33

5.2 Data Hasil Penelitian .............................................................................. 33

5.2.1 Penanaman Sampel pada Media TCBS .......................... 33

5.2.2 Penanaman pada Media TSIA ....................................... 35

5.2.3 Persentase Hasil Identifikasi Bakteri Vibrio cholerae..... 35

5.3 Pembahasan ........................................................................................... 35

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 40

6.1 Kesimpulan ................................................................................. 40

6.2 Saran ........................................................................................... 40

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 41

Page 15: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian .................................... 25

Tabel 5.1 Hasil penanaman sampel pada media TCBS.................................. 33

Tabel 5.2 Penanaman koloni pada media TSIA ............................................ 35

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi hasil Identifikasi Bakteri Vibrio cholerae pada

Tubuh Lalat Hijau (Chrysomya megacephala) di Pasar Legi Jombang .......... 35

Page 16: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bakteri Vibrio cholerae ............................................................ 7

Gambar 2.2 Lalat Hijau (Chrysomya megacephala) ..................................... 12

Gambar 3.1 Kerangka konseptual tentang “Identifikasi bakteri Vibrio cholerae

pada tubuh Lalat Hijau (Chrysomya megacephala) di Pasar Legi Jombang” .. 18

Gambar 4.1 Kerangka kerja Identifikasi Bakteri Vibrio cholerae pada Tubuh

Lalat Hijau (Chrysomya megacephala) di Pasar Legi Jombang ..................... 23

Page 17: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Bakteri Vibrio cholerae pada Tubuh Lalat Hijau

Lampiran 2. Dokumentasi Penelitian

Lampiran 3. Lembar Konsultasi

Lampiran 4. Surat Keterangan Penelitian

Page 18: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Vibrio cholerae merupakan bakteri penyebab penyakit sistem pencernaan

yang dapat tersebar dari satu manusia ke manusia yang lain. Bakteri Vibrio

cholerae dapat masuk ke dalam tubuh manusia bersama dengan air minum

yang tercemar bakteri Vibrio cholerae, hal ini dapat disebabkan karena

pengolahan air yang kurang baik. Disisi lain, bakteri Vibrio cholerae juga bisa

masuk ke tubuh manusia melalui makanan yang proses pengolahannya buruk

(Setyowati, 2018). Lalat adalah serangga kecil yang termasuk dalam

golongan Diptera. Beberapa jenis lalat mempunyai peran dalam penularan

penyakit yang di derita masyarakat, yaitu sebagai vektor pembawa penyakit.

Lalat dapat menjadi vektor mekanis pada masyarakat dengan cara membawa

bakteri penyebab penyakit melalui bulu-bulu halus di kaki, sayap, badan dan

purbocisnya (Putri, 2015) .

Menurut World Health Organization (WHO) kolera di Yaman merupakan

kasus yang terbesar di dunia, diperkirakan pada tahun 2017 lebih dari

setengah juta orang di Yaman telah terinfeksi kolera dan menewaskan 1.975

orang. Dapat diketahui bahwa wabah kolera di Yaman mendapat sekitar 80%,

Afrika 45%, dan Asia 13% (Astuti, 2019). Menurut data dari (Kemenkes RI,

2019) diare dapat menyebabkan kematian dan juga menimbulkan letupan

KLB (Kejadian Luar Biasa), pada tahun 2018 jumlah CFR telah melebihi

batas yang telah diharapkan yaitu sebanyak 4,76%. Karena tingginya angka

kaematian saat KLB diare Pemerintah Jawa Timur juga melakukan upaya

Page 19: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)

2

pengendalian penyakit diare dengan mengembangkan pelayanan kesehatan,

hasil program ini didapatkan cakupan pelayanan diare terendah terjadi pada

tahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)

. Di Kabupaten Jombang diare juga menjadi penyakit endemis dengan jumlah

penderita diare diperkirakan berjumlah 33.983 orang pada tahun 2018, dimana

34.243 kasus sudah ditemukan dan ditangani, sehingga cakupan kasus diare

yang ditemukan dan ditangani sebesar 100.8%. kasus diare pada tahun 2018 di

Kabupaten Jombang mengalami penigkatan dibandingkan pada tahun 2017

yang berjumlah 28.869 kasus (Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang, 2018).

Lalat memiliki kebiasaan hidup yang selalu berpindah tempat dari kotoran

dan mengkontaminasi seluruh permukaan yang dihinggapinya termasuk

makanan dan minuman manusia. Hal ini menjadikan lalat sebagai vektor

utama foodborne disease yang dapat menyebarluaskan berbagai macam

bakteri, parasit, jamur dan virus. Kebiasaan ini didasari dari kebiasaan lalat

yang suka memakan kotoran dan berbagai bahan organik lainnya, serta

kemampuannya beradaptasi dan dapat hidup berdampingan dengan manusia

hingga masuk kedalam rumah (synanthropic dan endhopilic) (Andiarsa,

2018).

Lalat Hijau atau secara ilmiah dikenal dengan nama Chrysomya

megacephala mempunyai peran penting dalam kesehata masyarakat, yaitu

sebagai agen penyebaran penyakit secara mekanis dan biologis. Penyebaran

penyakit secara mekanis dapat terjadi karena lalat membawa bakteri penyebab

penyakit dianggota tubuhnya seperti pada kepala, perut, sayap dan bulu-bulu

halus pada kaki dan purbocisnya. Sedangkan penyebaran penyakit secara

Page 20: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)

3

biologis dapat terjadi saat lalat hinggap di permukaan makanan manusia dan

kemudian lalat mengkontaminasi makanan tersebut dengan air liurnya yang

mengandung bakteri penyebab penyakit (Rukmana & Utami, 2019) . beberapa

bakteri berbahaya yang dapat disebarkan oleh lalat yaitu bakteri golongan

Salmonella sp., Vibrio cholerae dan Shigella disentry (Femila et al., 2018) .

Patogenesis bakteri Vibrio cholerae dimulai ketika Vibrio cholerae

mengeluarkan toksin kolera dan Toxin Coregulate Phlius (TCP) yang

diproduksi oleh rambut-rambut halus pada permukaan dinding bakteri dan

outer membran protein (OMP). Dalam proses patogenesis bakteri vibrio

cholerae akan dibantu oleh gen toxR. Gen toxR merupakan gen spesifik yang

dapat dijumpai pada genus Vibrio sp., gen ini dapat mengkontrol gen-gen

lainnya sehingga dapat menghasilkan produk toksin berupa hemolisis seperti

TRH dan TDH. Toksin yang dihasilkan bakteri Vibrio cholerae tersebut dapat

menimbulkan penyakit mutaber akut yang hebat dan dapat menyebabkan

tubuh mengalami dehidrasi berat (Guli, 2016).

Keberadaan lalat sangat mengganggu kehidupan makhluk hidup lainnya

termasuk manusia. Keadaan ini dapat ditanggulangi dengan melakukan

beberapa upaya pengolahan sampah secara rutin, sehingga jumlah makanan

dan tempat bertelur lalat dapat diturunkan. Seperti dengan melakukan

perbaikan fasilitas umum yang mendukung seperti membuat tempat saluran

air dan tempat sampah yang memadai dan tertutup pada tempat-tempat umum

seperti pasar mampu mengurangi kelembaban, dan mencegah lalat

berkembangbiak di area tersebut. Hal lain yang perlu menjadi perhatian adalah

kesadaran masyarakat dalam perilaku hidup bersih dan tidak membuang

Page 21: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)

4

sampah sembarangan. Inti dari perbaikan sanitasi dan perubahan perilaku ini

adalah mengurangi kesempatan lalat makan dan berkembangbiak di

lingkungan sekitar kita (Andiarsa, 2018) .

Hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan, dari total keseluruhan

sampel lalat hijau yang diteliti yaitu 100% sebagian kecil sampel yaitu 25%

terdapat bakteri Vibrio cholerae dengan ciri secara makroskopis koloni bulat,

cembung dan berwarna kekuningan sedangkan secara mikroskopis didapatkan

bakteri berbentuk batang bengkok berwarna merah, serta pada media TSIA

didapatkan bagian slant berwarna merah, butt berwarna kuning serta tidak

menghasilkan gas. Berdasarkan hasil studi pendahuluan tersebut peneliti ingin

melakukan identifikasi bakteri Vibrio cholerae pada tubuh lalat hijau

(Chrysomya megacephala) di Pasar Legi Jombang.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah terdapat Bakteri Vibrio cholerae pada Tubuh Lalat Hijau

(Chrysomya megacephala) di Pasar Legi Jombang ?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengidentifikasi adanya bakteri Vibrio cholerae pada Tubuh Lalat

Hijau (Chrysomya megacephala) di Pasar Legi Jombang.

Page 22: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)

5

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Untuk menambah wawasan lebih dalam serta menjadi referensi

ilmiah untuk orang lain tentang bakteri Vibrio cholerae dapat

disebarkan melalui tubuh lalat hijau (Chrysomya megacephala) di

pasar Legi Jombang.

1.4.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pertimbangan

dalam perencanaan pembangunan sanitasi di lingkungan pasar serta

menjadi informasi yang berguna bagi pedagang untuk menjaga

kebersihan lingkungan dan tempat berdagang.

Page 23: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)

6

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bakteri Vibrio cholerae

Vibrio cholerae merupakan bakteri penyebab infeksi yang dapat

menyebabkan wabah diare dengan angka kematian yang tinggi. Sejak

tahun 1817 penyakit kolera sudah menjadi penyakit endemik yang

menyebar secara luas, dimana pada saat itu sudah terjadi pandemi

sebanyak 7× dan pandemi terakhir terjadi antara tahun 1961 hingga

tahun 1970. penyakit ini dapat menyebar dengan adanya bantuan

perantara seperti kontak langsung dengan orang yang sakit, air, makanan

dan lalat (Soegijanto, 2016) .

2.1.1 Klasifikasi Vibrio cholerae

Bakteri Vibrio cholerae mempunyai klasifikasi berikut ini :

Kingdom : Bacteria

Filum : Proteobacteria

Kelas : Gamma Proteobacteria

Ordo : Vibrionales

Famili : Vibrionaceae

Genus : Vibrio

Spesies : Vibrio cholerae

Anggota Vibrio yang dianggap sebagai bakteri patogen

enterik meliputi : V. cholerae O1, Vibrio non-aglutinasi yang

terbagi menjadi V. cholerae non 0.1, V. parahaemolyticus dan

golongan V. fluvialis, V. mimicus, dan V. hollisae ; Aeromonas

Page 24: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)

7

spp,; Plesiomonas shigelloides. V. cholerae 01. Vibrio ini di

klasifikasikan menjadi 2 biotip yaitu biotik klasik dan El Tor

(Soegijanto, 2016).

2.1.2 Morfologi Vibrio cholera

Vibrio cholerae merupakan salah satu bakteri yang

termasuk dalam jenis bakteri gram negatif dimana dia memiliki

panjang 1,5-3,0 × 0,5 µm, tidak membentuk spora, bergerak

aktif dengan flagela kutub tunggal dengan pergerakan seperti

anak panah (darting movement). Pada isolasi pertama bakteri

Vibrio cholerae ini berbentuk koma, batang. Pada biakan

yang diperpanjang bakteri ini akan berubah bentuk menjadi

seperti bakteri yang ada pada saluran pencernaan dengan bentuk

batang lurus berwarna merah (Soegijanto, 2016). Bakteri Vibrio

cholerae memiliki koloni cembung, permukaannya halus dan

bulat keruhan dan granulanya terlihat bila terkena cahaya terang

(Jawetz, E, 2005).

Gambar 2.1 Bakteri Vibrio cholerae (Soegijanto, 2016)

Page 25: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)

8

2.1.3 Fisiologi Vibrio cholerae

Vibrio cholerae dapat hidup dengan baik dengan adanya

oksigen ataupun tanpa oksigen, namun paling baik bakteri ini

tumbuh pada suhu 37oC pada jenis media apapun, apalagi jenis

media khusus yang banyak mengandung asparagin dan gram

mineral yang nantinya akan dijadikan sebagai sumber pertumbuhan

oleh bakteri. Seperti media selektif TCBS (Thiosulfate-Citrate-

Bile-Salt-Sucrose) bakteri Vibrio cholerae dapat tumbuh dengan

baik dan menghasilkan koloni bakteri berwarna kekuningan karena

sifatnya yang memfermentasikan sukrosa dan manosa tetapi

tidak arabinosa. Ciri utama dari bakteri Vibrio sp. yaitu dapat

tumbuh pada pH yang sangat basa yaitu berkisar antara (8,5-9,5)

namun akan cepat mati pada pH asam, selain itu Vibrio

cholerae dapat dibedakan dengan bakteri enterik gram negatif

lainnya karena reaksinya yang positif oksidase (Jawetz, E,

2005).

2.1.4 Patogenesis dan Patologi Vibrio cholerae

Secara alami Vibrio cholerae bersifat patogen pada

manusia. Seseorang yang memiliki asam lambung normal

harus terinfeksi 108-1010 oraganisme Vibrio cholerae agar

dapat terinfeksi dan menjadi sakit. Namun pada orang dengan

kadar asam dalam perut yang menurun mudah terinfeksi bila

mengkonsumsi makanan yang mengandung bakteri Vibrio

cholerae sebanyak 102-104 (Jawetz, E, 2005).

Page 26: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)

9

Vibrio cholerae berkembang biak didalam usus kecil

yang diikuti dengan pelekatan pada mukosa usus dan

mengeluarkan enterotoksin yang akan dilekatkan pada puncak

vili dan kripta usus halus. Secara klinis terdapat beberapa

pertahanan yang penting terhadap bakteri Vibrio cholerae

seperti keasaman lambung, peristalsis usus dan mekanisme

imunitas. Diantar ketiga pertahanan tersebut asam lambung

merupakan pertahanan yang paling penting terhadap bakteri

Vibrio cholerae, lingkungan usus kecil yang basa dapat

menjadi tempat perkembangan Vibrio yang lolos dari lambung

(Soegijanto, 2016).

Pada umumnya bakteri Vibrio cholerae ini bukanlah

bakteri yang bersifat invasif, oraganisme ini tidak terdapat di

peredaran darah, namun berada di saluran pencernaan. Bakteri

Vibrio cholerae yang berbahaya ini nantinya kan melekat pada

mikrovili di permukaan dinding sel epitelia, disana mereka akan

memperbanyak diri dan melepaskan racun kolera dan mungkin

musinase dan juga endotoksin (Jawetz, E, 2005).

2.1.5 Cara penyebaran

Bakteri Vibrio cholerae adalah bakteri penyebab

penyakit kolera. Kolera dapat tersebar secara luas diwilayah

global khususnya di negara yang minim akan air bersih dan

kurangnya sanitasi lingkungan yang memadai, contohnya seperti di

negara berkembang. Selain itu bakteri Vibrio cholerae dapat

Page 27: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)

10

menyebar melalui feses manusia, bila feses tersebut terdapat

bekteri dan mencemari air sungai, maka orang yang bersentuhan

langsung dengan air sungai tersebut akan beresiko terkontaminasi

bakteri Vibrio cholerae (Anggaraditya, 2015) . Selain itu bakteri

Vibrio cholerae juga disebarkan melalui serangga seperti lalat

yang merupakan vektor pembawa bibit penyakit karena

sifatnya yang suka menghinggap pada tempat yang kotor

(Putri, 2015).

2.1.6 Pencegahan

Menurut (Setyowati, 2018), penanganan penyakit kolera

dapat dilakukan dengan memberikan larutan cairan pada

penderita kolera. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya

dehidrasi akibat diare yang terus menerus dan disertai

muntah-muntah. Tindakan lain yang dapat dilakukan yaitu

dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat

secara langsung, dimana masyarakat diperkenalkan tentang cara

mencegah masalah kesehatan dengan membiasakan masyarakat

untuk menerapkan pola hidup sehat dan mengajarkan cara

mengatasi berbagai macam penyakit yang sering menjangkit

mereka. Dalam mencegah diare juga dapat dilakukan dengan

pemberian vaksin, sertifikasi vaksin untuk kolera dari WHO

hanya berlaku 6 bulan (Jawetz, E, 2005).

Page 28: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)

11

2.2 Lalat

Lalat adalah serangga kecil yang memiliki bulu halus pada kakinya,

serangga ini termasuk dalam anggota Diptera. Hingga saat ini telah

banyak ditemukan jenis lalat diseluruh dunia, dengan jumlah kurang

lebihnya 60.000-10.000 jenis lalat (Noviyani et al., 2019). Dari jumlah

tersebut beberapa spesies lalat merupakn spesies yang berperan dalam

penyebaran bibit penyakit, sebagai serangga yang dapat menyebarkan

penyakit melalui tubuhnya, lalat biasanya membawa bakteri melalui sayap,

badan dan kakinya (Safitri et al., 2017) .

Jenis lalat yang sering menyebabkan kerugian pada manusia selain

lalat rumah (M domestica) yaitu lalat hijau (Chrysomya

megacephala), lalat berwarna biru (Calliphora vomituria) dan lalat

latrine (Fannia canicularis). Lalat hijau dan lalat rumah dapat

menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan tubuh makhluk hidup

khususnya manusia di seluruh dunia, karena perkembangan lalat yang

dapat tersebat secara kosmopolitan dan mempunyai sifat yang

berketergantungan terhadap hidup manusia. Ditambah lagi karena

sebagian nutrisi yang dibutuhkan lalat terdapat pada makanan manusia

(Wahyudi et al., 2015).

Page 29: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)

12

2.2.1 Klasifikasi Lalat Hijau (Chrysomya megacephala)

Adapun klasifikasi dari lalat hijau atau (Chrysomya

megacephala) adalah berikut ini :

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Hexapoda

Ordo : Diptera

Family : Calliphoridae

Genus : Chrysomya

Spesies : Chrysomya megacephala

Gambar 2.2 Lalat Hijau (Chrysomya megacephala)

Berdasarkan pemeriksaan fisik yang telah dilakukan, tubuh lalat

hijau (Chrysomya megacephala) memiliki warna hijau kebiru-

biruan, dengan panjang tubuhnya mencapai 9,5 mm, panjang

sayapnya sekitar 5 mm, bagian kepalanya memiliki warna hijau

agak kecokelatan, dimana pada bagian luar tubuh lalat tertutup oleh

bulu rambut pendek yang teksturnya keras dan letaknya berjauhan.

Pubocisnya berwarna kuning dengan mata berukuran besar

sehingga hampir setengah kepalanya berwarna merah gelap, serta

Page 30: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)

13

sayapnya berwarna bening sehingga urat-uratnya terlihat jelas

(Putri, 2015).

2.2.2 Faktor yang mempengaruhi kehadiran lalat

Kehadiran lalat dilingkungan sangat mengganggu

kehidupan makhluk hidup lainnya termasuk manusia. Adapun

kondisi yang sangat mendukung perkembangbiakan lalat antara

lain kelembaban tinggi, suhu hangat, serta melimpahnya

sumber makanan bagi lalat seperti sampah organik sisa rumah

tangga dan kotoran hewan. Kondisi seperti itu sangat ideal

bagi perkembangbiakan lalat dimana hal ini hanya bisa terjadi

pada suatu wilayah yang memiliki sanitasi yang buruk dan

cenderung kumuh, seperti wilayah pinggiran kota, daerah

dekat dengan pasar tradisional, daerah dekat dengan

pemukiman padat, daerah peternakan, tempat umum, rumah

sakit dan tempat pembuangan sampah (Andiarsa, 2018).

2.2.3 Cara Pencegahan dan Pengendalian Lalat

Pengendalian populasi lalat sebenarnya dapat dilakukan

dengan bahan kimia insektisida, namun penggunaan insektisida

dapat menimbulkan masalah kesehatan baru terhadap manusia

dan hewan lain yang seharusnya bukan sasaran penggunaan

bahan kimia berbahaya ini. Terdapat beberapa cara sederhana

dan tradisional yang bisa digunakan untuk pencegahan

perkembangan lalat seperti menggunakan perangkap yang

berisi umpan organik berbahan protein, ragi dan insektisida

Page 31: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)

14

alami dianggap dapat mengendalikan melonjaknya populasi

lalat pada suatu musim tertentu di suatu wilayah (Andiarsa,

2018).

Selain itu perbaikan prasarana umum yang dapat

menunjang kebersihan lingkungan, seperti pembuatan saluran air

yang baik dan tempat pembuangan sampah yang memadai dan

tertutup pada tempat-tempat umum seperti pasar juga dapat

mengurangi perkembangan lalat karena kondisi kelembaban

yang menurun. Dalam melaksanakan pencegahan dan

pengendalian lalat hal yang perlu menjadi perhatian adalah

kesadaran masyarakat dalam perilaku hidup bersih dan tidak

membuang sampah sembarangan (Andiarsa, 2018).

2.3 Diagnosa Laboratorium

2.3.1 Cara Penangkapan Lalat

Menangkap lalat dapat dilakukan dengan membuat

perangkap menggunakan botol plastik yang bagian atasnya

dipotong dan dipasangkan kembali dalam posisi terbalik,

selanjutnya meletakkan umpan didalamnya dan diletakkan pada

daerah yang banyak lalatnya (Andiarsa, 2018).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Putri, 2015),

proses penangkapan sampel lalat dilakukan sebanyak 3x dalam 1

minggu dan dilakukan selama 3 minggu berturut-turut dengan

meggunakan kertas lalat berperekat yang diletakkan pada tempat-

Page 32: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)

15

tempat yang menjadi pusat lokasi pengambilan sampel. Proses

pengambilan sampel dimulai dari pagi hari hingga siang hari.

2.3.2 Identifikasi Bakteri

Identifikasi bakteri pertama kali dilakukan dengan

mengamati koloni bakteri yang tumbuh pada berbagai jenis media

dengan mata telanjang atau tanpa bantuan alat. Perlu di ingat

bahwa bakteri tidak dapat ditetapkan jenisnya berdasarkan ciri-ciri

mikroskopisnya saja, namun harus berdasarkan sifat-sifat biokimia

dari bakteri, untuk itu perlu diteliti lebih lanjut.

a. Pengecatan Gram

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh (Putri,

2018), dalam melakukan proses pengecatan gram diharapkan

umur koloni bakteri tidak lebih dari 24 jam. Adapun langkah-

langkahnya yaitu dengan mengambil secara aseptik satu koloni

tunggal bakteri dari media pertumbuhan dengan ose jarum, lalu

meletakkannnya diatas kaca preparat, kemudian dilakukan fiksasi

kering diatas api bunsen, lalu dinginkan dan segera melakukan

pengecatan gram. Langkah pertama pengecatan gram dilakukan

dengan meneteskan pewarna Kristal violet dengan menggunakan

pipet tetes, teteskan secara merata pewarna tersebut pada kaca

preparat, kemudian tunggu kurang lebihnya 1 menit, setelah itu

lakukan pembilasan pada kaca preparat dengan menggunakan air

mengalir hingga bersih, selanjutnya tetesi pewarna kedua yaitu

lugol iodin yang berfungsi sebagai pengikat antar sel dengan zat

Page 33: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)

16

warna, diamkan selama 20 detik, lalu bilas lagi dengan air

mengalir. Langkah ketiga yaitu meneteskan pewarna alkohol dan

mendiamkannya selama 1 menit, kemudian cuci kembali

menggunakan air yang mengalir, langkah terakhir pada pewarna

gram yaitu diberikan pewarna safranin yang merupakan pewarna

tandingan bagi pewarna kristal violet, setelah itu diamkan selama

10 detik dan bilas menggunakan air mengalir hingga bersih,

setelah itu lakukan proses pengeringan diudara dan kemudian

lakukan pengamatan menggunakan mikroskop dengan

perbesaran 1000x dengan menambahkan minyak emersi.

Hasil isolat bakteri yang berwarna merah berarti bakteri

menyerap pewarna safranin dan menandakan bahwa bakteri

tersebut termasuk dalam golongan bakteri gram negatif, untuk

isolat yang berwarna ungu menandakan bahwa bakteri tersebut

mengikat pewarna kristal ciolet, berarti bakteri tersebut termasuk

golongan bakteri gram positif (Putri, 2018).

b. Uji Biokimia

Uji biokimia merupakan suatu proses penelitian yang

dilakukan guna untuk melihat sifat-sifat fisiologis dari suatu

bakteri. Uji biokimia pada bakteri sangat berikatan dengan

kecepatan sel bakteri dalam mereaksikan nutrisi untuk

menghasilkan energi atau mereaksikan energi untuk proses

pembentukan bagian sel yang baru dan untuk aktivitas luar

Page 34: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)

17

lainnya seperti cara geraknya (Afrianti Rahayu & Gumilar,

2017).

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh (Putri,

2018), pengamatan fisiologi melaui uji biokimia antara lain

yaitu Uji kebutuhan oksigen dengan media NB, uji motilitas

bakteri diperlukan untuk menguji kemampuan bakteri dalam

bergerak sehingga dapat diketahui apakah bakteri termasuk

bakteri yang memiliki pergerakan motil atau non motil, uji MR-

VP, uji TSIA berfungsi untuk mengetahui apakah bakteri

menghasilkan gas, H2S dan untuk membedakan apakah bakteri

mampu memecah laktosa dan sukrosa atau tidak, serta uji

Gula-gula.

Page 35: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)

18

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah keterangan atau penjelasan yang

berisi keterkaitan antara faktor yang mempengaruhi dengan variabel yang

dipengaruhi pada masalah penelitian(B.S, 2017).

Kerangka konseptual dalam penelitian ini dipaparkan dalam

bentuk bagan seperti berikut :

Keterangan :

: Diteliti

: Tidak diteliti

Gambar 3.1 Kerangka konseptual tentang “Identifikasi bakteri Vibrio

cholerae pada tubuh Lalat Hijau (Chrysomya megacephala) di Penjual

Ikan Laut Pasar Legi Jombang”.

Faktor - faktor yang

mempengaruhi kehadiran

lalat :

1. Kelembaban tinggi

2. Suhu

3. Sumber makanan

Lalat Hijau

Identifikasi

Tidak Langsung Langsung

Penanaman pada

media

Pengecatan Gram dan Uji

Biokimia

Vibrio cholerae

Negatif Positif

Page 36: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)

19

3.2 Penjelasan kerangka konseptual

Berdasarkan susnan bagan kerangka konseptual tersebut terdapat

variabel yaitu variabel yang diteliti dan tidak diteliti. Variabel yang tidak

diteliti yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi kehadiran lalat seperti

faktor kelembaban yang tinggi, suhu dan sumber, makanan. Lalat

sebagai vektor mekanis pembawa bibit penyakit perlu dilakukan

identifikasi, dimana identifikasinya dilakukan dengan dua prosedur yaitu

prosedur secara langsung (Tidak diteliti) dan prosedur tidak langsung

(Diteliti). Dalam melakukan identifikasi secara tidak langsung, 10 sampel

lalat hijau di centrifugasi dengan larutan Aquadest steril, kemudian

diambil bagian filtratnya dan digores pada media TCBS, lalu di

biakkan dalam waktu 18-24 jam pada suhu 37oC. Selanjutnya dilakukan

pewarnaan gram dan Uji biokimia (TSIA agar) yang bertujuan untuk

mengetahui adanya bakteri Vibrio cholerae pada tubuh lalat hijau

(Chrysomya megacephala) yang diteliti. Sehingga dapat mengetahui

hasilnya antar positif (Terdapat bakteri Vibrio cholerae) atau negatif

(Tidak terdapat bakteri Vibrio cholerae).

Page 37: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)

20

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian merupakan suatu kerangka penelitian yang

berisi tentang veverapa unsur yang saling terhubung satu sama lain untuk

mendapatkan hasil dan kebenaran dalam menjawab pertanyaan (Lapau,

2013). Jenis penelitian ini bersifat Deskriptif dengan rancangan

penelitian Resepsional, karena peneliti hanya ingin menggambarkan

ada tidaknya bakteri Vibrio cholerae pada tubuh lalat hijau

(Chrysomya megacephala).

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian

4.2.1 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dimulai ketika memulai proses penyusunan

proposal karya tulis ilmiah hingga penyusunan laporan akhir yaitu sekitar

awal bulan februari hingga juli 2020

4.2.2 Tempat Penelitian

Lokasi pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan disekitar

pedagang makanan di Pasar Legi Jombang dan sampel diperiksa di

Laboratorium Bakteriologi kampus B program studi Diploma III Analis

Kesehatan STIKes ICMe Jombang, Jl. Halmahera No.33 Kaliwungu,

Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur

.

Page 38: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)

21

4.3 Populasi, Sampel dan Sampling Penelitian

4.3.1 Populasi

Populasi merupakan suatu bahan penelitian yang memiliki jumlah

dan ciri khusus yang telah disesuaikan oleh peneliti untuk dipelajari yang

kemudian disimpulkan hasilnya (Siyoto & Sodik, 2015). Bahan penelitian

yang digunakan yaitu seluruh lalat hijau (Chrysomya megacephala) yang

ada di Pasar Legi Jombang.

4.3.2 Sampel

Sampel adalah jumlah terkecil dari keseluruhan bahan penelitian

yang diambil berdasarkan jumlah dan ciri-ciri khusus yang dapat mewakili

seluruh bahan penelitian (Siyoto & Sodik, 2015). Adapun cara

menentukan jumlah sampel dapat didasarkan pada dua pilihan yaitu untuk

jumlah bahan penelitian yang diketahui jumlahnya dan tidak diketahui

jumlah bahan penelitiannya. Pada penelitian ini jumlah bahan

penelitiannya tidak diketahui secara psti, untuk itu perlu dilakukan

perhitungan terlebih dahulu dengan hitungan Lameshow, adapun

rumusnya yaitu :

𝑛 =

Z1−

a2

2 P (1 − P)

d2

Keterangan :

n : Total sampel

Z : Nilai kepercayaan atau Rentang nilai 95% = 1,96

P : Kesalahan maksimum = 0,5

d : Tingkat Kesalahan 1%, 5%, 10%

(Riyanto & Hatmawan, 2020)

Page 39: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)

22

Berdasarkan perhitungan dengan rumus Lameshow diatas

didapatkan total sampel yaitu 100 sampel, karena keterbatasan waktu

maka peneliti ingin mengurangi jumlah sampel dengan menghitung

kembali menggunakan perhitungan Slovin seperti dibawah ini :

𝑛 =N

(1 + 𝑁𝑒2)

Keterangan :

n : Total sampel

N : Total bahan penelitian

E : Tingkat kesalahan

(Riyanto & Hatmawan, 2020)

Berdasarkan perhitungan bahan penelitian dengan menggunakan

rumus Slovin didapatkan jumlah sampel menurun menjadi 50 sampel.

4.3.3 Sampling

Sampling yaitu suatu teknik atau proses pemilihan yang dilakukan

untuk pengambilan sampel. Teknik sampling ini menggunakan teknik

dimana sampel diambil berdasarkan jumlah yang telah ditetapkan oleh

peneliti, teknik ini disebut dengan teknik Quota sampling (Siyoto & Sodik,

2015).

Page 40: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)

23

4.4 Kerangka Kerja (Framework)

Kerangka kerja atau rencana dasar pada penelitian ini sebagai

berikut :

Gambar 4.1 Kerangka karja Identifikasi Bakteri Vibrio cholerae pada

Tubuh Lalat hijau (Chrysomya megacephala) di Pasar Legi Jombang.

Penentuan Masalah

Populasi

Seluruh lalat yang ada di penjual ikan laut Pasar legi

Jombang

Sampling

Quota Sampling

Sampel

Sebagian dari Lalat Hijau ( Chrysomya megacephala ) pada

penjual ikan laut di Pasar Legi Jombang

Jenis dan Rancangan Penelitian

Deskriptif (Resepsional)

Analisa Data

Coding dan Tabulating

Penyusunan Laporan

Page 41: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)

24

4.5 Variabel dan Definisi Operasional

4.5.1 Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan suatu fenomena yang dapat

menjadi bahan penelitian bagi peneliti dalam bentuk apapun sehingga

nantinya akan diperoleh kebenaran mengenai objek yang diteliti (B.S,

2017). Pada penelitian ini digunakan bakteri Vibrio cholerae yang ada di

tubuh lalat hijau (Chrysomya megacephala) sebagai variabelnya.

4.5.2 Definisi Operasional

Definisi Operasional adalah rangkaian penjelasan tentang cara

mengukur variabel tersebut berdasarkan ciri-ciri yang diteliti sehingga

memudahkan peneliti dalam melakukan proses pengamatan pada bahan

penelitian (B.S, 2017). Definisi operasional pada penelitian ini

ditambilkan dalam tabel berikut :

Page 42: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)

25

Tabel 4.1 Definisi Operasional Bakteri Vibrio cholerae pada Tubuh Lalat

Hijau (Chrysomya megacephala)

Variabel Definisi

Operasional

Paramete

r

Alat

Ukur

Skala

Data

Kategori

Bakteri

Vibrio

cholerae

pada

tubuh

lalat

hijau.

Merupakan

bakteri

gram

negatif yang

dapat

menyebabk

an infeksi

kolerae dan

penyakit

foodbrone

disease

1. media

TCBS

2.

Pewarna

an gram

3. Uji

Biokimia

(TSIA

agar)

Obser

vasi

Labor

atoriu

m

Nominal Positif :

1. Media TCBS

koloni

berwarnakuning

keruh, berbentuk

cembung dan

granulanya

terlihat bila

disinari oleh caya

terang.

2. Pewarnaan

gram berwarna

merah berbentuk

batang bengkok.

3. TSIA agar

hasil positif

terjadi apabila

memiliki ciri

bagian dasar

media berwarna

kuning dan

permukaannya

berwarna merah,

tidak terjadi

perpecahan

media atau

pembentukan

H2S.

Negatif :

Jika hasil tidak

sesuai

karakteristik

positif bakteri

Vibrio cholerae.

Sumber : (Widyastana et al., 2015)

Page 43: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)

26

4.6 Pengumpulan Data

4.6.1 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yaitu patokan yang dipergunakan peneliti

untuk memperoleh evidensi bahan penelitian sesaui dengan metode

pengumpulan data yang akan digunakan oleh peneliti (Kristanto, 2018).

Instrumen yang digunakan untuk identifikasi bakteri Vibrio cholerae

pada tubuh lalat hijau (Chrysomya megacephala) yaitu Observasi

Laboratorium.

4.6.2 Alat dan Bahan

A. Alat yang dipergunakan yaitu :

1. Perangkap lalat

2. Pinset

3. Tabung reaksi

4. Sentrifuse

5. Rak tabung reaksi

6. Jarum ose

7. Gelas ukur

8. Pipet tetes

9. Bunsen

10. Kaca preparat

11. Cawan petri kecil

12. Batang pengaduk

13. Hot plate

14. Timbangan Analitik

Page 44: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)

27

15. Inkubator

16. Mikroskop

17. Oven

B. Bahan yang digunakan :

1. Sampel lalat hijau

2. Serbuk agar TCBS

3. Pewarna gram :

- Crystal violet (gram A)

- Lugol iodin (gram B)

- Alkohol 96% (gram C)

- Safranin (gram D)

4. NaCl 0,9%

5. Minyak imersi

6. Kertas label

7. Aquadest steril

8. Serbuk media TSIA

4.6.3 Prosedur Penelitian

A. Prosedur penangkapan lalat

1. Membuat perangkap lalat dari botol plastik yang dipotong bagian

atasnya dan dipasangkan kembali dengan posisi terbalik

2. Diberikan umpan di dalamnya.

3. Diletakkan pada daerah yang banyak lalatnya (Andiarsa, 2018) .

Page 45: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)

28

B. Proses Sterilisasi Alat dan Bahan

1. Sterilisasi alat dan bahan dilakukan dengan bantuan autoclave.

2. Atur suhu menjadi 121oC dengan tekanan yang diinginkan dalam

waktu 15 menit (Ihsan & Retnaningrum, 2017).

C. Isolasi Bakteri Vibrio

1. Dimasukkan satu ekor lalat ke dalam tabung reaksi yang sudah diisi

dengan NaCl 0,9% sebanyak 3 ml.

2. Dicentrifuge supaya sampel tercampur secara merata.

3. Diambil suspensi biakan dengan ose.

4. Dilakukan penanaman pada media TCBS dengan menggores

permukaan media dengan ose.

5. Inkubasi selama 24 jam pada suhu 30oC (Ihsan & Retnaningrum,

2017).

D. Pewarnaan Gram

1. Diambil satu koloni bakteri secara aseptik lalu letakkan diatas kaca

objek.

2. Difiksasi diatas nyala api bunsen.

3. Ditetesi dengan zat warna Kristal Violet lalu diamkan hingga 1

menit.

4. Dibilas hingga bersih dengan air dan keringkan.

5. Diberi larutan Iodin diamkan selama 30 detik.

6. Dibilas dengan air bersih dan biarkan supaya mengering.

7. Dilakukan pencucian lalu meneteskan Alkohol 70% diamkan

selama 1 menit.

Page 46: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)

29

8. Dicuci lagi dengan air mengalir.

9. Diberi pewarna Safranin pada seluruh permukaan kaca preparat

kemudian diamkan selama 40 detik, lalu bilas dengan air kembali

dan keringkan.

10. Dilakukan pemeriksaan dengan bantuan alat mikroskop, san

menambahkan oil emersi untuk mendapatkan perbesaran (Putri,

2018).

E. Uji biokimia (TSIA)

1. Isolat bakteri di inokulasikan ke dalam media selanjutnya yaitu

media TSIA dengan menusuk bagian dasar media, sedangkan

bagian permukaannya cukup dilakukan penggoresan.

2. Di inkubasi pada suhu 37oC selama ± 20 jam dan lihat perubahan

apa yang terjadi pada media TSIA tersebut (Putri, 2018).

4.7 Teknik Pengolahan dan Analisa Data

4.7.1 Pengolahan Data

Setelah data yang dijadikan sebagai bahan penelitian terkumpul,

maka selanjutnya dilakukan proses pengolahan pada data tersebut melalui

tahap coding dan tabulating.

a. Tahap Coding

Tahap ini juga disebut dengan tahap pemberian kode. Pemberian

kode ini mempermudah peneliti dalam melakukan tahap-tahap

penelitian seperti pada tahap tabulasi data (Swarjana, 2012). Pada

penelitian ini kode yang digunakan peneliti yaitu :

Page 47: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)

30

1. Jenis Lalat Hijau

Tabung 1 Kode LH 1

Tabung 2 Kode LH 2

Tabung 3 Kode LH 3

Tabung 4 Kode LH 4

Tabung 5 Kode LH 5

Tabung 6 Kode LH 6

Tabung 7 Kode LH 7

Tabung 8 Kode LH 8

Tabung 9 Kode LH 9

Tabung 10 Kode LH 10

2. Hasil

Positif Kode P

Negatif Kode N

b. Tahap Tabulating

Tahap tabulating merupakan tahap yang diharapkan dapat

memudahkan peneliti melakukan proses menganalisa data secara

statistik (Swarjana, 2012). Dalam penelitian ini akan memaparkan

hasilnya dalam bentuk tabel setelah dilakukan identifikasi bakteri

Vibrio cholerae pada tubuh lalat hijau (Chrysomya megacephala)

di Pasar Legi Jombang.

Page 48: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)

31

4.7.2 Analisa Data

Analisa data harus dilakukan karena diharapkan dapat memudahkan

peneliti untuk memahami isi dari data yang didapatkan, yang dilakukan

dengan cara membagi dan mengelompokkan hasil menjadi lebih ringkas

sehingga mudah di mengerti, serta menemukan ide baru yang muncul dari

data tersebut (Siyoto & Sodik, 2015).

1. Analisia Univariat

Jenis analisa univariate biasanya digunakan pada penelitian yang

menggunakan variabel tunggal. Analisa ini biasanya digunakan pada jenis

penelitian deskriptif dengan menggunakan metode yang berikatan dengan

penyajian suatu data sehingga dapat memperoleh keterangan yang

bermanfaat (Siyoto & Sodik, 2015). Analisa Uvariate dalam penelitian ini

yaitu untuk mengidentifikasi adanya bakteri Vibrio cholerae pada tubuh

lalat hijau (Chrysomya megacephala).

Setelah hasil diperoleh, selanjutnya yaitu membuat tabel hasil

pemeriksaan sesuai dengan kategori yang sudah ditetapkan yang

dinyatakan dalam persentase. Analisa data dapat dihitung berdasarkan

rumus yang ada dibawah ini :

𝑃 = 𝑓

𝑛 × 100%

Keterangan :

P : Total Persentase

f : Jumlah sampel yang sedang dicari persentasenya

n : Total sampel yang diteliti

Page 49: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)

32

Setelah dilakukan perhitungan dan diketahui hasil persentasenya,

maka hasil tersebut dapat ditafsirkan pada kriteria yang sudah ditetapkan,

adapun kriteria tersebut sebagai berikut :

a) 0% : Tidak satupun sampel

b) 1% - 24% : Sebagian kecil sampel

c) 25% - 49% : Hampir setengah dari sampel

d) 50% : Setengah sampel

e) 51% - 74% : Lebih dari setengah sampel

f) 75% - 99% : Sebagian besar sampel

g) 100% : Keseluruhan sampel

(Rukajat, 2018)

Page 50: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)

33

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Lokasi Penelitian

Laboratorium bakteriologi merupakan salah satu laboratorium unggulan

prodi D3 Analis Kesehatan STIKes ICMe Jombang. Dimana laboratorium ini

dapat menunjang kegiatan praktikum mahasiswa, selain itu juga dapat

menunjang kegiatan penelitian dosen dan mahasiswa prodi D3 Analis

Kesehatan maupun mahasiswa prodi lain yang ada di STIKes ICMe Jombang.

Dilaboratorium ini sudah tersedia berbagai macam alat standart untuk

pemeriksaan bakteri. Laboratorium bakteriologi ini berlokasi di Jl. Halmahera

No.27 Kampus B Kaliwungu-Plandi, Kec. Jombang, Kabupaten Jombang,

Jawa Timur.

5.2 Data Hasil Penelitian

5.2.1 Penanaman sampel Lalat Hijau pada media TCBS

Tabel 5.1 Hasil penanaman sampel lalat hijau pada media TCBS

No Kode Sampel Hasil

1 LH 1 Tidak tumbuh koloni bakteri

2 LH 2 Tumbuh koloni bakteri

3 LH 3 Tumbuh koloni bakteri

4 LH 4 Tumbuh koloni bakteri

5 LH 5 Tumbuh koloni bakteri

6 LH 6 Tumbuh koloni bakteri

7 LH 7 Tumbuh koloni bakteri

8 LH 8 Tumbuh koloni bakteri

9 LH 9 Tumbuh koloni bakteri

10 LH 10 Tumbuh koloni bakteri

11 LH 11 Tumbuh koloni bakteri

12 LH 12 Tumbuh koloni bakteri

13 LH 13 Tumbuh koloni bakteri

14 LH 14 Tumbuh koloni bakteri

15 LH 15 Tumbuh koloni bakteri

16 LH 16 Tumbuh koloni bakteri

Page 51: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)

34

17 LH 17 Tumbuh koloni bakteri

18 LH 18 Tidak tumbuh koloni bakteri

19 LH 19 Tidak tumbuh koloni bakteri

20 LH 20 Tidak tumbuh koloni bakteri

21 LH 21 Tidak tumbuh koloni bakteri

22 LH 22 Tumbuh koloni bakteri

23 LH 23 Tidak tumbuh koloni bakteri

24 LH 24 Tidak tumbuh koloni bakteri

25 LH 25 Tidak tumbuh koloni bakteri

26 LH 26 Tidak tumbuh koloni bakteri

27 LH 27 Tidak tumbuh koloni bakteri

28 LH 28 Tidak tumbuh koloni bakteri

29 LH 29 Tidak tumbuh koloni bakteri

30 LH 30 Tidak tumbuh koloni bakteri

31 LH 31 Tidak tumbuh koloni bakteri

32 LH 32 Tidak tumbuh koloni bakteri

33 LH 33 Tidak tumbuh koloni bakteri

34 LH 34 Tidak tumbuh koloni bakteri

35 LH 35 Tidak tumbuh koloni bakteri

36 LH 36 Tidak tumbuh koloni bakteri

37 LH 37 Tidak tumbuh koloni bakteri

38 LH 38 Tidak tumbuh koloni bakteri

39 LH 39 Tidak tumbuh koloni bakteri

40 LH 40 Tidak tumbuh koloni bakteri

41 LH 41 Tidak tumbuh koloni bakteri

42 LH 42 Tidak tumbuh koloni bakteri

43 LH 43 Tidak tumbuh koloni bakteri

44 LH 44 Tidak tumbuh koloni bakteri

45 LH 45 Tidak tumbuh koloni bakteri

46 LH 46 Tidak tumbuh koloni bakteri

47 LH 47 Tidak tumbuh koloni bakteri

48 LH 48 Tidak tumbuh koloni bakteri

49 LH 49 Tidak tumbuh koloni bakteri

50 LH 50 Tidak tumbuh koloni bakteri

Page 52: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)

35

5.2.2 Penanaman koloni pada media TSIA

Tabel 5.2 Penenaman koloni pada media TSIA

No Kode Sampel Reaksi

Slant Butt Gas H2S

1 LH 2 Merah Kuning - +

2 LH 3 Merah Kuning - +

3 LH 4 Merah Kuning - +

4 LH 5 Kuning Kuning + -

5 LH 6 Merah Kuning - +

6 LH 7 Merah Kuning - +

7 LH 8 Merah Kuning - +

8 LH 9 Merah Kuning - -

9 LH 10 Merah Kuning - +

10 LH 11 Merah Kuning - +

11 LH 12 Merah Kuning - +

12 LH 13 Merah Kuning - -

13 LH 14 Merah Kuning - +

14 LH 15 Merah Kuning - +

15 LH 16 Merah Kuning - -

16 LH 17 Merah Kuning - +

17 LH 22 Merah Kuning - +

5.2.3 Persentase Identifikasi Bakteri Vibrio cholerae pada Lalat Hijau

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi hasil Identifikasi Bakteri Vibrio cholerae

pada Tubuh Lalat Hijau (Chrysomya megacephala) di Pasar Legi

Jombang.

No Hasil Identifikasi Frekuensi Persentase

1 Vibrio cholerae 3 18 %

2 E. coli 1 6 %

3 Salmonella sp. 13 76 %

Jumlah 17 100 %

5.3 Pembahasan

Hasil penelitian ini dapat dilihat pada tabel 5.3 dimana dari total keseluruhan

sampel 100% terdapat sedikitnya 18% sampel yang positif terdapat bakteri

Vibrio cholerae, 6% terdapat bakteri kontaminan yaitu E.coli dan 76%

terdapat bakteri Salmonella sp.

Page 53: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)

36

Lalat hijau (Chrysomya megacephala) yang dijadikan sampel pada penelitian

ini diambil dari Pasar Legi Jombang. Berdasarkan penelitian tersebut

keberadaan bakteri Vibrio cholerae pada lalat diduga berasal dari sifat lalat

yang dapat memindahkan bakteri melalui rambut tipis pada kakinya. Pakar

kesehatan menyebutkan bahwa lalat ternyata dapat menyebabkan bahaya

kesehatan yang tinggi pada masyarakat, satu ekor lalat dapat membawa

kurang lebihnya 200 jenis bakteri pada tubuhnya. Bakteri-bakteri tersebut

biasanya berasal dari tempat kotor yang dihinggapi oleh lalat, seperti tempat

pembuangan sampah, makan busuk bahkan kotoran manusia dan hewan

(Noviyani et al., 2019).

Langkah awal pada identifikasi ini dilakukan dengan penanaman sampel pada

media TCBS, dari total 50 sampel Lalat Hijau terdapat 17 sampel yang

tumbuh koloninya. Koloni yang tumbuh secara keseluruhan memiliki ciri yang

sama yaitu berbentuk bulat, cembung dan berwarna kuning keruh. Jika dilihat

dari ciri koloni yang tumbuh pada media TCBS menunjukkan bahwa koloni

ini termasuk jenis koloni bakteri yang sejenis. Menurut (Ihsan &

Retnaningrum, 2017) media TCBS merupakan medium yang tergolong dalam

medium selektif, artinya media ini mampu menghambat pertumbuhan bakteri

yang tidak di inginkan, sehingga hanya bakteri golongan Vibrio sp. yang dapat

tumbuh. Untuk ciri bakteri golongan Vibrio sp. koloninya berwarna kuning

dan hijau, berbentuk circular dan elevasi koloni low convex dan convex.

Warna kuning pada koloni Vibrio sp. itu terjadi karena bakteri mampu

memfermentasikan sukrosa dan dapat menurunkan pH media, sedangkan

koloni Vibrio berwarna hijau menandakan bahwa bakteri tidak mampu

Page 54: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)

37

memfermentasikan sukrosa. Sementara itu 33 sampel lainnya tidak tumbuh

koloni saat dilakukan penanaman pada media TCBS, hal ini mungkin

dipengaruhi oleh fakor cara kerja atau proses pelaksanaan penelitian. Menurut

(Hikmawati et al., 2019) terdapat dua faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan bakteri vibrio dalam suatu daerah, yaitu faktor intrinsik dan

faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik meliputi kandungan nutrien, aktivitas air, pH

media, kemampuan mengoksidasi–reduksi dan struktur bahan makanan yang

terdapat dalam media tersebut. Sedangkan faktor ekstrinsiknya meliputi

kondisi atau suhu penyimpanan, kelembapan, tekanan gas dan intensitas sinar

ultraviolet di wilayah tersebut.

Langkah selanjutnya yaitu melakukan pewarnaan gram dan uji biokimia

(TSIA). Pewarnaan gram dilakukan untuk mengetahui apakah bakteri tersebut

termasuk dalam golongan bakteri gram negatif ataupun positif. Saat

melakukan pewarnaan gram dari 17 koloni didapatkan 3 sampel yang

memiliki ciri sama dengan bakteri Vibrio cholerae, pada ketiganya didapatkan

bakteri dengan bentuk batang bengkok berwarna merah. Hal ini sesuai dengan

hasil peneliti sebelumya yaitu (Widyastana et al., 2015) yang menyaktakan

bahwa struktur morfologi Vibriosp. Jika dilihat pada mikroskop berbentuk

batang agak bengkok dan termasuk bakteri gram negatif. Saat dilakukan uji

biokimia, ketiga sampel ini pada media TSIA di dapatkan hasil yaitu pada

lerengnya berwarna merah (basa), bagian butt berwarna kuning (asam) dan

tidak menghasilkan gas maupun H2S. Hal ini sesuai dengan ciri dari bakteri

Vibrio cholerae yang diungkapkan oleh peneliti sebelumnya dimana lereng

pada media TSIA berwarna merah dan dasarnya berwarna kuning artinya

Page 55: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)

38

bakteri Vibrio cholerae mampu memfermentasikan gula (Glukosa dan

Sukrosa) tanpa menyebabkan media menjadi pecah, serta dapat

memfermentasikan laktosa namun dalam waktu yang lama (Widyastana et al.,

2015). Pada 13 koloni lainnya saat melakukan pewarnaan gram hasil yang

didapat yaitu bakteri gram negatif berbentuk batang lurus dan diuji biokimia

didapatkan hasil slant berwarna merah, butt berwarna kuning tetapi

menghasilkan H2S, menurut (Putri, 2015) ciri tersebut sama dengan ciri dari

bakteri Salmonella sp. dimana bakteri Salmonella sp. merupakan bakteri

golongan gram negatif, berbentuk batang, memproduksi H2S dan dapat

memefermentasikan glukosa. Sedangkan pada satu koloni lainnya saat

dilakukan pewarnaan gram ditemukan bakteri gram negatif berbentuk basil

dan hasil uji biokimia didapatkan hasil slant dan butt berwarna kuning, tidak

menghasilkan H2S namun menghasilkan gas, ciri ini merupakan ciri dari

bakteri Eschericia coli. Menurut (Putri, 2015) bakteri Escherichia coli

merupakan bakteri gram negatif, berbentuk batang kecil dan pada media TSIA

bakteri ini tidak menghasilkan H2S serta mampu meragi glukosa dan laktosa.

Ini menunjukan bahwa ada bakteri lain yang masuk pada media pada saat

melakukan proses pengecatan dan penanaman, kesalahan ini bisa dikarenakan

berbagai faktor seperti faktor kebersihan tempat penelitian maupun kondisi

alat-alat yang kurang steril. Menurut (Oratmangun et al., 2017) kontaminasi

bisa terjadi karena faktor eksternal maupun internal, wadah penanaman atau

alat-alat yang digunakan pada proses penanaman kurang steril, tempat

penelitiannya atau bahkan media yang digunakan dalam keadaan kotor.

Page 56: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)

39

Berdasarkan penelitian ini peneliti menyimpulkan benar adanya bahwa lalat

hijau dapat menjadi vektor pembawa penyakit pada manusia, untuk itu sangat

penting dilakukan pencegahan dan pengendalian lalat. Menurut (Andiarsa,

2018) perbaikan saluran air yang baik dan pembuatan tempat sampah yang

memadai dan memenuhi standar kebersihan pada tempat-tempat umum seperti

pasar mampu mengurangi kelembaban dan mencegah lalat untuk

berkembangbiak diarea tersebut. Selain itu kesadaran masyarakat dalam

berperilaku bersih dan tidak membuang sampah sembarangan juga sangat

penting untuk mencegah perkembangan lalat.

Page 57: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)

40

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan Identifikasi bakteri Vibrio cholerae pada sampel lalat hijau

yang di ambil dari Pasar Legi Jombang, di dapatkan hasil sebagian kecil

sampel (18%) positif terdapat bakteri Vibrio cholerae,dan sampel lainnya

ditemukan bakteri kontaminan seperti bakteri E. Coli sebanyak (6%) dan

(76%) terdapat bakteri Salmonella sp.

6.2 Saran

6.2.1 Bagi Pedagang Makanan

Diharapkan para pedagang dapat menjaga kebersihan pasar untuk

mengurangi perkembangan lalat dan juga bakteri penyebab penyakit.

6.2.2 Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan dapat digunakan sebagai dasar penelitian lebih lanjut

tentang sifat-sifat bakteri Vibrio cholerae pada uji biokimia yang lain.

Page 58: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)

41

Daftar Pustaka

Afrianti Rahayu, S., & Gumilar, M. H. (2017). Uji Cemaran air Minum

Masyarakat Sekitar margahayu Raya Bandung dengan Identifikasi Bakteri

Escherichia coli. Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and

Technology, 4(2), 50–56. https://doi.org/10.15416/ijpst.v4i2.13112

Andiarsa, D. (2018). Lalat: Vektor yang Terabaikan Program? Balaba: Jurnal

Litbang Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Banjarnegara, 14(2),

201–214. https://doi.org/10.22435/blb.v14i2.67

Anggaraditya, B. A. (2015). Menekan Laju Penyebaran Kolera Di Asia Dengan

3Sw (Sterilization, Sewage, Sources, and Water Purification). Intisari Sains

Medis, 3(1), 83–87. https://doi.org/10.15562/ism.v3i1.71

Astuti, D. P. (2019). Peran International Committee Of The Red Cross (ICRC)

dalam Upaya Menangani Wabah Kolera. Jurnal Ilmu Hubungan

Internasional, 7(3), 1379–1394.

B.S, F. E. (2017). Metodologi Penelitian (Statistika Praktis). Zifatama Jawara.

Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang. (2018). Profil Kesehatan Kabupaten

Jombang 2018.

Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur. (2017). Profil Kesehatan Propinsi Jawa

Timur 2017. Nucleic Acids Research, 34(11), e77–e77.

Femila, P., Jiwintarum, Y., & Yustin, E. (2018). Identifikasi Bakteri Salmonella

sp pada Lalat Hijau (Chrysomya megacephala). Jurnal Analisa Medika Bio

Sains, 5(1), 25–31.

Guli, M. M. (2016). Patogenesis Penyakit Kolera Pada Manusia. Jurnal

Biocelebes, 10(2), 18–24.

Hikmawati, F., Susilowati, A., & Setyaningsih, R. (2019). Deteksi Jumlah dan Uji

Patogenitas Vibrio spp . pada Kerang Hijau (Perna Viridis) dikawasan

Wisata Pantai Yogyakarta. J Pros Sem Nas Masy Biodiv Indo, 5(2), 334–339.

https://doi.org/10.13057/psnmbi/m050234

Ihsan, B., & Retnaningrum, E. (2017). Isolasi dan Identifikasi Bakteri Vibrio sp.

pada Kerang kapah (Meretrix meretrix) Di Kabupaten Trenggalek. Jurnal

Harpodon Borneo, 10(1), 23–27.

Jawetz, E, dkk. (2005). Mikrobiologi Untuk Profesi Kesehatan Edisi 16,299 303.

Buku Kedokteran EGC.

Kemenkes RI. (2019). Profil Kesehatan Indonesia 2018 [Indonesia Health Profile

2018].http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-

Page 59: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)

42

kesehatan-indonesia/Data-dan-Informasi_Profil-Kesehatan-Indonesia-

2018.pdf

Kristanto, V. H. (2018). Metodologi Penelitian Pedoman Penulisan Karya Tulis

Ilmiah (KTI) (1st ed.). Deepublish.

Lapau, B. (2013). Metode Penelitian Kesehatan : Metode Ilmiah Penulisan

Skripsi, Tesis dan Disertasi (2nd ed.). Pustaka Obor Indonesia.

Noviyani, E., Dupai, L., & Yasnani. (2019). Gambaran Kepadatan lalat Di Pasar

Basah Mandonga dan Pasar Sentral Kota Kendari Tahun 2018. Jurnal Ilmiah

Mahasiswa Kesehatan Masyarakat, 4(1), 1–6.

Oratmangun, K. M., Pandiangana, D., & Kandou, F. E. (2017). Deskripsi Jenis-

Jenis Kontaminan Dari Kultur KalusCatharanthus roseus (L.) G. Don. Mipa

Unsrat Online, 6(1), 47–52.

Putri, Y. P. (2015). Keanekaragaman Spesies Lalat (Diptera) dan Bakteri pada

Tubuh Lalat Di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) dan Pasar. Jurnal

Teknik Lingkungan, 12(2), 79–89. https://doi.org/10.25077/dampak.12.2.79-

89.2015

Putri, Y. P. (2018). Identifikasi Bakteri Pada Tubuh Lalat Rumah (Musca

domestica Linn.) Di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) dan Pasar.

Jurnal Biota, 4(1), 29–35. https://doi.org/10.19109/biota.v4i1.1626

Riyanto, S., & Hatmawan, A. A. (2020). Metode Riset Penelitian Kuantitatif

Penelitian Di Bidang Manajemen, Teknik, Pendidikan dan Eksperimen.

Deepublish.

Rukajat, A. (2018). Pendekatan Penelitian Kuantitatif : Quantitative Research

Appoarch (1st ed.). Deepublish.

Rukmana, R. M., & Utami, R. S. (2019). Isolasi dan Identifikasi Bakteri

Salmonellasp dan Serratia sp Pada Eksoskeleton Lalat Hijau (Chrysomya

megacephala). Biomedika, 12(1), 9–18.

https://doi.org/10.31001/biomedika.v12i1.417

Safitri, V., Hastutiek, P., & Arimbi. (2017). Identifikasi Bakteri pada

Eksoskeleton Lalat di Beberapa Pasar di Surabaya. Journal of Parasite

Science, 1(1), 1–6.

Setyowati, Y. I. (2018). Penyakit Kolera dan Pemberantasannya Di Surabaya

Tahun 1918-1942. Jurnal Ilmu Sejarah, 3(5), 572–584.

Siyoto, S., & Sodik, M. A. (2015). Dasar Metodologi Penelitian (Ayup (ed.)).

Literasi Media Publishing.

Page 60: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)

43

Soegijanto, S. (2016). Kumpulan Makalah Penyakit Tropis dan Infeksi di

Indonesia Jilid 7. Airlangga University Press.

Swarjana, I. K. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan (I. Nastiti (ed.); 1st ed.).

Andi.

Wahyudi, P., Soviana, S., & Hadi, U. (2015). “Keragaman Jenis dan Prevalensi

Lalat Pasar Tradisional di Kota Bogor (Diversity and Prevalence Of Flies at

Traditional Markets in Bogor City).” Jurnal Veteriner, 16(4), 474–482.

https://doi.org/10.19087/jveteriner.2015.16.4.474

Widyastana, I. W. Y., Kawuri, R., & Dalem, A. A. G. R. (2015). Keberadaan

Bakteri patogen Vibrio cholerae pada Beberapa Hasil Perikanan yang Dijual

Di Pasar Tradisional Kota Denpasar. Metamorfosa: Journal of Biological

Sciences, 2(1), 16–

22.https://doi.org/10.24843/METAMORFOSA.2015.v02.i01.p03

Page 61: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)

DAFTAR LAMPIRAAN

Lampiran 1

Hasil Identifikasi Bakteri Vibrio cholerae pada tubuh Lalat Hijau

No Kode Sampel Keterangan

1 LH 2 Salmonella sp.

2 LH 3 Salmonella sp.

3 LH 4 Salmonella sp.

4 LH 5 Escherichia coli

5 LH 6 Salmonella sp.

6 LH 7 Salmonella sp.

7 LH 8 Salmonella sp.

8 LH 9 Vibrio cholerae

9 LH 10 Salmonella sp.

10 LH 11 Salmonella sp.

11 LH 12 Salmonella sp.

12 LH 13 Vibrio cholerae

13 LH 14 Salmonella sp.

14 LH 15 Salmonella sp.

15 LH 16 Vibrio cholerae

16 LH 17 Salmonella sp.

17 LH 22 Salmonella sp.

Page 62: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)

Lampiran 2

Dokumentasi Penelitian

Alat dan bahan

Pembuatan suspensi

Pembuatan media

Page 63: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)

Penanaman sampel pada media

Hasil penanaman

Pada media TCBS

Pada media TSIA

Pewarnaan Gram

Page 64: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)

Hasil pengamatan secara mikroskopis

(LH 9, LH 13 dan LH 16)

Page 65: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)

Lampiran 3

LEMBAR KONSULTASI

Nama : Nazim Nur Faudiyah

Nim : 171310032

Judul : Identifikasi Bakteri Vibrio cholerae Pada Tubuh Lalat Hijau (Chrysomya

megacephala) Di Pasar Legi Jombang.

No. Tanggal Hasil Konsultasi

1. 26 Februari 2020 Acc Judul

2. 28 Februari 2020 Konsul Bab 1

3. 3 Maret 2020 Revisi Bab 1

4. 9 Maret 2020 Acc Bab 1, Lanjut Bab 2- 4

5. 16 Maret 2020 Acc Bab 2, Revisi Bab 2- 4

6. 9 April 2020 Revisi Bab 3 dan 4

7. 19 April 2020 Acc Bab 3, Revisi Bab 4

8. 5 Mei 2020 Acc Bab 4 dan Persetujuan Sidang Proposal

9. 9 Mei 2020 Revisi Proposal

10. 15 Mei 2020 Acc Bab 1-4, Lanjut Bab 5 dan 6

11. 8 Juni 2020 Konsul Bab 5 dan 6

12. 15 Juni 2020 Revisi Bab 5 dan 6

13. 13 Juli 2020 Acc Bab 5- 6

14. 1 Agustus 2020 Acc Abstrak

Mengetahui,

Pembimbing Utama,

Lilis Majidah, S. Pd., M. Kes

YAYASAN SAMODRA ILMU CENDEKIA SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

“INSAN CENDEKIA MEDIKA” LABORATORIUM ANALIS KESEHATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG

Kampus I : Jl. Kemuning 57a Candimulyo Jombag Jl. Halmahera 33, Kaliwungu Jombang, e-Mail: [email protected]

Page 66: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)

LEMBAR KONSULTASI

Nama : Nazim Nur Faudiyah

Nim : 171310032

Judul : Identifikasi Bakteri Vibrio cholerae Pada Tubuh Lalat Hijau (Chrysomya

megacephala) Di Pasar Legi Jombang.

No. Tanggal Keterangan

1. 3 Maret 2020 Konsul bab 1

2. 9 Maret 2020 Revisi bab 1

3. 12 Maret 2020 Acc bab 1

4. 16 Maret 2020 Konsul bab 2- 4

5. 19 Maret 2020 Revisi bab 2-4

6. 13 April 2020 Acc bab 2-3

7. 6 Mei 2020 Acc bab 4 dan Persetujuan Sidang Proposal

8. 9 Mei 2020 Revisi Proposal

9. 18 Mei 2020 Acc bab 1-4, Lanjut bab 5 dan 6

10. 8 Juni 2020 Konsul Bab 5 dan 6

11. 15 Juni 2020 Revisi bab 5 dan 6

12. 14 Juli 2020 Acc bab 5 dan 6

13. 30 Juli 2020 Konsul Abstrak

14. 3 Juli 2020 Acc Abstrak

Mengetahui,

Pembimbing Anggota,

Ita Ismunanti, S.Si

YAYASAN SAMODRA ILMU CENDEKIA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN “INSAN CENDEKIA MEDIKA”

LABORATORIUM ANALIS KESEHATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG

Kampus I : Jl. Kemuning 57a Candimulyo Jombag Jl. Halmahera 33, Kaliwungu Jombang, e-Mail: [email protected]

Page 67: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)

Lampiran 4

Page 68: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)
Page 69: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)
Page 70: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)
Page 71: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/3771/2/KTI Asli (Nazim Nur F).pdftahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)