ide gagasan tokoh indonesia mengenai ekonomi kerakyatan dan koperasi

31
Pemikiran Politik Indonesia Ide Gagasan Tokoh Indonesia Mengenai Ekonomi Kerakyatan dan Koperasi Kelompok 13 Latifah Utiya Ni’amar Rahmani (12/328901/SP/25196) Oktiviani Primardianti (12/335686/SP/25349) 1

Upload: muhammad-aswar

Post on 12-Jan-2016

52 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

koperasi

TRANSCRIPT

Page 1: Ide Gagasan Tokoh Indonesia Mengenai Ekonomi Kerakyatan Dan Koperasi

Pemikiran Politik Indonesia

Ide Gagasan Tokoh Indonesia Mengenai Ekonomi

Kerakyatan dan Koperasi

Kelompok 13

Latifah Utiya Ni’amar Rahmani (12/328901/SP/25196)

Oktiviani Primardianti (12/335686/SP/25349)

Rani Prastiwi (12/338676/SP/25484)

Reyhan Indra (12/335611/SP/25292)

Umar Abdul Aziz (12/332991/SP/25217)

Pemikiran Politik Indonesia

1

Page 2: Ide Gagasan Tokoh Indonesia Mengenai Ekonomi Kerakyatan Dan Koperasi

Ide dan Gagasan Tokoh Indonesia Mengenai Koperasi

I. Latar Belakang

Ekonomi kerakyatan sebetulnya bukanlah gagasan baru di Indonesia. Gagasan

ekonomi kerakyatan sejatinya lebih tua dibandingkan dengan umur bangsa Indonesia

sendiri. Namun belakangan ini, gagasan ekonomi kerakyatan menjadi sangat populer

dan terus menjadi perbincangan di berbagai kalangan masyarakat. Bagaimana tidak,

gagasan ekonomi kerakyatan seolah baru bangkit dari kubur ketika reformasi dilakukan.

Sebab, pada saat Orde Baru, Soeharto lebih suka menggunakan sistem yang lebih

menjanjikan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, yaitu ekonomi kapitalis. Kondisi

itu juga menyebabkan koperasi sebagai manifestasi ekonomi kerakyatanpun sangat

lamban perkembangannya. Sayangnya lagi, era Reformasi tidaklah menjamin ekonomi

kerakyatan dapat dijalankan dengan mulus. Karena demokrasi politik pada era

Reformasi justru lebih banyak melibatkan perusahaan kapitalis dalam kegiatan

perekonomian.

Berbagai fenomena dan gambaran diatas, tentunya tidaklah dapat dibiarkan begitu

saja. Sebab itu, kiranya kita perlu kembali melihat sistem ekonomi kerakyatan dan

koperasi secara lebih mendalam, mulai dari substansi, sejarah, ide dan gagasan serta

manifestasinya.

II. Esensi Ekonomi Kerakyatan

Menurut Adi Sasono, ekonomi kerakyatan merupakan ekonomi partisipatif yang

memberikan akses yang fair dan adil bagi seluruh lapisan masyarakat di dalam proses

produksi, distribusi, dan konsumsi nasional tanpa harus mengorbankan fungsi sumber

daya manusia dan lingkungan sebagai pendukung kehidupan masyarakat. Sebab falsafah

ekonomi rakyat itu sendiri menurutnya adalah kegiatan yang dilaksanakan dari rakyat,

oleh rakyat, dan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat.1

Drs. Revrisond Baswir mengatakan bahwa substansi ekonomi kerakyatan

mencakup tiga hal. Pertama, adanya partisipasi penuh dari semua anggota masyarakat

dalam proses pembentukan produksi nasional. Kedua, adanya partisipasi penuh anggota 1 Adi Sasono dalam Rozy, Fahrur. Konsep Ekonomi Kerakyatan Moh Hatta. Tesis Dipublikasikan. IAIN Walisongo. 2005. Hal 7

2

Page 3: Ide Gagasan Tokoh Indonesia Mengenai Ekonomi Kerakyatan Dan Koperasi

masyarakat dalam turut menikmati hasil produksi nasional. Ketiga, pembentukan

produksi dan pembagian hasil produksi nasional harus berada di bawah pimpinan atau

penilikan anggota masyarakat.2

Sri Edi Swasono membedakan dengan tegas antara ekonomi rakyat dan

perekonomian rakyat. Ekonomi rakyat adalah sektor ekonomi yang berisi kegiatan-

kegiatan usaha ekonomi rakyat. Sedangkan perekonomian rakyat adalah sistem ekonomi

dimana rakyat dan usaha-usaha ekonomi rakyat berperan integral dalam perekonomian

nasional.3

Mubyarto mendefinisikan ekonomi kerakyatan sebagai sistem ekonomi

(demokrasi) yang dioperasionalkan melalui pemihakan dan perlindungan penuh pada

sektor ekonomi rakyat (kecil). Sejalan dengan ini pula Mubyarto mendefinisikan

ekonomi kerakyatan sebagai sistem ekonomi yang didasarkan pada sila ke-4 Pancasila.

III. Substansi Koperasi

Terdapat berbagai macam definisi dari koperasi. Mulai pengertian secara bahasa,

pendapat para tokoh, sampai definisi secara hukum. Berikut ini merupakan beberapa

definisi koperasi yang diambil dari buku karangan Ima Suwandi yang berjudul Koperasi

Organisasi Ekonomi yang Berwatak Sosial4:

Kata koperasi berasal dari bahasa Latin cooperere yang dalam bahasa Inggris

menjadi cooperation berarti ‘bekerja sama’. Co berarti ‘bersama’ dan operation berarti

‘bekerja’ atau ‘berusaha’ (to operate).

Internasional Cooperative Alliance (ICA) dalam buku The Cooperative Principles

karangan P.E. weraman memberikan definisi “Koperasi adalah kumpulan orang-orang

atau badan hukum, yang bertujuan untuk perbaikan sosial sosial ekonomi anggotanya

dengan memenuhi kebutuhan anggotanya dengan jalan berusaha bersama saling

2 Baswir, Revrisond. Ekonomi Kerakyatan. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. 2006, makalah dapat diakses dengan link http://www.ekonomikerakyatan.ugm.ac.id/My%20Web/sembul39_2.htm 3 Swasono, Sri Edi dalam Op.cit. Rozy, Fahrur. Hal 74 Ima Suwandi. Koperasi: Organisasi Ekonomi yang Berwatak Sosial. Jakarta: Penerbit Bahratara Karya Aksara. 1982. Hal 11

3

Page 4: Ide Gagasan Tokoh Indonesia Mengenai Ekonomi Kerakyatan Dan Koperasi

membantu antara yang satu dengan yang lainnya dengan cara membatasi keuntungan,

usaha tersebut harus didasarkan atas prinsip-prinsip koperasi.”

Menurut Undang- Undang No. 12 tahun 1967 tentang Pokok- pokok

Perkoperasian: “Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak

sosial beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang merupakan

tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan”. Di

Indonesia koperasi berwajah ganda bila dilihat dari tujuannya sebab selain untuk

memenuhi kebutuhan anggotanya ia juga merupakan alat yang sesuai untuk

mempercepat proses pelaksanaan pembangunan.

IV. Sejarah dan Perkembangan Ekonomi Kerakyatan

Pada tahun 1896 R. Aria Wiriatmaja, Patih Purwokerto, memelopori pertama kali

berdirinya koperasi di Indonesia, dengan mendirikan perkumpulan yang kegiatan

usahanya bersifat koperasi yakni Bank Penolong dan Tabungan (Hukp en Spaarkbank)5.

Keinginan ini muncul ketika ada penindasan terhadap masyarakat yang hendak

menginginkan pinjaman. Kemudian, usaha ini berkembang menjadi bentuk koperasi

yang juga melakukan usaha pemberian kredit di sektor pertanian. Pendirian koperasi

untuk pertama kali inilah, yang dianggap menjadi awal lahirnya ekonomi rakyat di

Indonesia.

Gagasan yang kongkret tentang ekonomi kerakyatan, barulah muncul ketika Hatta

berdiskusi tentang welfare state dengan Tan Malaka di Berlin pada tahun 1922.

Gagasan ekonomi kerakyatan dimunculkan kembali oleh Hatta melalui pamflet

monumentalnya yang berjudul Menuju Indonesia Merdeka pada tahun 1932. Dalam

tulisannya itu, Hatta menjelaskan berbagai hal tentang kerakyatan, demokrasi politik

dan ekonomi. Satu tahun kemudian, Hatta menulis artikel yang berjudul Ekonomi

Rakyat. Dalam artikel tersebut, Hatta secara jelas mengungkapkan kegusarannya dalam

menyaksikan kemerosotan ekonomi rakyat Indonesia di bawah penindasan pemerintah

Hindia Belanda. Arti ekonomi rakyat yang dituliskan Hatta saat itu tidak lain adalah

ekonomi pribumi Indonesia. Saat itu, dibanding dengan ekonomi kaum penjajah,

ekonomi warga timur asing, ekonomi pribumi Indonesia jauh tertinggal. Kegusaran

5 Departemen Koperasi . Pengetahuan Perkoperasian . 1985 . Jakarta : Departemen Koperasi. Hal 22

4

Page 5: Ide Gagasan Tokoh Indonesia Mengenai Ekonomi Kerakyatan Dan Koperasi

yang berlarut ini, membuat Hatta kembali menulis artikel pada tahun 1934 dengan judul

Ekonomi Rakyat Dalam Bahaya.

”Jika merdeka nanti, secepatnya melakukan tranformasi dari daulat

tuanku menuju daulat rakyat, utamanya dalam bidang ekonomi, sosial dan

politik”. Moh Hatta (1931) dalam Daulat Ra’jat.6

”…Azas Kerakyatan mengandung arti bahwa kedaulatan ada pada

rakyat. Segala Hukum (recht, peraturan-peraturan negeri) haruslah bersandar

pada perasaan keadilan dan kebenaran yang hidup dalam hati rakyat yang

banyak ….”. Moh Hatta (1932) dalam Menuju Indonesia Merdeka.7

Sebagai ekonom yang berada diluar pemerintahan, tentunya tidak banyak upaya

yang dapat dilakukan Hatta. Namun hal itu bukan berarti Hatta tidak melakukan

langkah kongret dalam memperbaiki perekonomian rakyat. Hatta terus menggalangkan

kekuatan ekonomi rakyat melalu pengembangan koperasi.

Komitmen Hatta ini semakin terbukti ketika Indonesia memproklamirkan

kemerdekaannya. Hatta menjadi komando dalam mengubah struktur ekonomi di

Indonesia dari perekonomian berwatak kolonial ke perekonomian nasional. Pelbagai

kesadaran itulah yang melatarbelakangi lahirnya ekonomi kerakyatan yang tercantum

dalam pasal UUD 33 UUD 1945.

Tidak berhenti sampai disitu, Hatta juga mempelopori diadakannya Kongres

Nasional Koperasi I yang diadakan di Tasikmalaya pada 12 Juli 1947 (hari koperasi

pertama). Sebagai bentuk apresiasi yang tinggi, pada saat itu juga Hatta dinobatkan

sebagai Bapak Koperasi Indonesia oleh Sentral Organisasi Koperasi Rakyat

Indonesia(SOKRI).

Memasuki era demokrasi Parlementer, perekonomian Indonesia masih kembang

kempis dikarenakan krisis politik yang ditandai dengan pergantian kabinet yang

berulang-ulang. Tetapi Moh.Hatta sebagai wakil presiden terus berjuang memperbaiki

perekonomian Indonesia. Namun, berangsur-angsur kondisi politik Indoneisa jsutru

semakin kacau ditambah dengan keangkuhan Presiden Soekarno, Hatta akhirnya

memutuskan mengundurkan diri sebagai wakil presiden Indonesia.

6 Dalam Bahan Kuliah/Presentasi Ratnawati dalam mata kuliah Pemikiran Politik Indonesia. 20127 Ibid.

5

Page 6: Ide Gagasan Tokoh Indonesia Mengenai Ekonomi Kerakyatan Dan Koperasi

Semenjak Hatta mengundurkan diri, perekonomian Indonesia tidak juga membaik.

Pada saat Orde Lama Soekarno, harga-harga bahan pokok melambung tinggi. Saat itu,

koperasi menjadi salah satu organsasi yang terus berupaya untuk memperbaiki

perekonomian rakyat. Koperasi juga terus survive disaat Soekarno menutup keran

demokrasi ekonomi, sosial dan politik.

Pada saat Orde baru, asas ekonomi kerakyatan nampaknya dicoba dimasukkan

dalam Pembangunan Lima Tahun Pertama (PELITA I) pada 1969-1970 dengan

melakukan usaha penyelamatan koperasi. Sebab itu, diadakanlah BIMAS (Bimbingan

Masal) dan INMAS (Intensifikasi Masal). Kedua program ini digunakan untuk

meningkatkan produksi pangan dan kesejahteraan petani. Namun sangat disayangkan,

dalam keberlangsungannya “gerakan” ekonomi kerakyatan yang dimotori Widjojo

Nitisastro, justru terpinggirkan dengan ide gagasan kubu neoliberal. Sehingga

pembangunan ekonomi saat Orde Baru sangatlah kapitalis.

V. Ekonomi Kerakyatan Menurut Moh Hatta

Sebelumnya, pada bagian sub-Bab sejarah ekonomi kerakyatan, kita tela melihat

bagaimana perjuangan Moh Hatta menggagas ekonomi kerakyatan di Indonesia. Pada

bagian ini, kita akan melihat lebih jauh ide dan gagasan Moh Hatta tentang ekonomi

kerakyatan.

Menurut Moh Hatta dalam bukunya Membangun Ekonomi Indonesia, ia

menjelaskan bahwa konsep ekonomi yang sesuai dengan Indonesia adalah sosialisme

Indonesia yang mengacu pada pasal 33 UUD 1945. Dari pemikiran ini, kita dapat

pahami bahwa Moh Hatta menghendaki idealisme pembagian sumber daya ekonomi

yang lebih luas dan merata serta tepat sasaran, agar kemakmuran dan keadilan menjadi

milik rakyat, bukan milik segelintir orang saja.

Mengacu pada hal itu, secara lebih lanjut Moh Hatta lebih banyak menggagas

ide dan gagasan tentang koperasi. Sebab koperasi dianggap bentuk yang paling kongret

dalam memaknai ekonomi kerakyatan sesuai dengan pasal 33 UUD 1945. Korelasi

penting antara ekonomi kerakyatan dan koperasi juga diperkuat dengan pendapat

Revrisond Baswir. Ia memberi kata lain dari koperasi dengan ekonomi kerakyatan,

6

Page 7: Ide Gagasan Tokoh Indonesia Mengenai Ekonomi Kerakyatan Dan Koperasi

sesungguhnya adalah ekonomi yang demokratis atau demokrasi ekonomi.8 Pernyataan

ini dapat dipahami bahwa koperasi adalah bentuk kongkret organsasi yang mengandung

nilai-nilai demokrasi ekonomi, sehingga konotasi dari ekonomi kerakyatan adalah

ekonomi koperasi yang sesuai dengan penjelasan pasal 33 UUD 1945. Korelasi ini juga

dapat dilihat dari tulisan Moh Hatta yang berjudul Koperasi Jembatan ke Demokrasi

Ekonomi yang setelah ini akan kita bahas lebih lanjut.

Moh Hatta juga lebih jauh melihat bahwa koperasi tidak hanya sebagai bangun

perusahaan yang ideal pada dataran mikro, tetapi sekaligus memangdangnya sebagai

sumber inspirasi dalam mengembangkan sistem perekonomian Indonesia pada tatanan

makro. Sebab itu, berbagai prinsip, konsep, tantangan serta tugas koperasi kiranya dapat

direpresentasikan dalam berbagai aspek ekonomi kerakyatan.

VI. Konsep Dasar Koperasi Menurut Moh Hatta: Koperasi Jembatan ke

Demokrasi Ekonomi

Sejak masa pergerakan Indonesia, Hatta terus menyerukan koperasi sebagai

satu-satunya organisasi ekonomi yang bisa berhasil meletakkan sendi yang kuat untuk

membangun kembali ekonomi yang roboh. Hatta meyakininya karena koperasi

berupaya berjalan dengan semangat self-help dan oto-activitas. Artinya koperasi

berusaha menumbuhkan rasa percaya diri dan tolong menolong antar masyarakat

sebagai pemandu kemauan yang kuat. Semangat itulah yang sudah lama muncul yang

sebetulnya membarengi berkembangnya demokrasi sosial, politik dan ekonomi. Hal ini

dapat dengan mudah dikatakan karena bangunan demokrasi yang sangat kuat sebagian

besar dipupuk dengan semangat koperasi. Demokrasi dapat hidup dan kuat, kalau ada

rasa tanggung jawab pada rakyat. Dasar koperasi adalah menghidupkan rasa tanggung

jawab itu, sebab koperasi selain membela keperluan bersama, membangung dalam jiwa

tiap-tiap anggotanya manusia merdeka, sadar akan harga dirinya.

Hatta dalam pidatonya Koperasi Jembatan ke Demokrasi Ekonomi memaparkan

lima dasar pokok koperasi.9 10Dasar pokok tersebut menekankan pada keterkaitannya

8 Baswir, Revrisond dalam Op.cit. Rozy, Fahrur. Hal 159 Hatta membuat sebuah buku yang berisi kumpulan-kumpulan pidatonya tentang koperasi10 Hatta, Mohammad. Membangun Koperasi dan Koperasi Membangun. 1971. Jakarta: Inti Idayu Press. Hal 35

7

Page 8: Ide Gagasan Tokoh Indonesia Mengenai Ekonomi Kerakyatan Dan Koperasi

dasar koperasi dengan nilai-nilai demokrasi sosial, politik dan ekonomi. Adapun dasar

pokok koperasi menurut Hatta adalah sebagai berikut.

Dasar pokok yang pertama adalah perkumpulan koperasi dikemudikan secara

otonom oleh anggota-anggotanya sendiri. Seluruh anggota ikut serta dalam rapat

berkala untuk membahas segala hal mengenai perkembangan perusahaan. Oleh karena

itu tiap-tiap anggota merasabertanggung jawab tentang jalannya perusahaan dan belajar

cara bagaimana ia harus mengamat-amati dengan tidak menyulitkan kerja pimpinan.

Memang tepat, apabila dasar ini disebut dasar demokrasi kooperatif.

Dasar pokok yang kedua adalah tiap-tiap anggota koperasi mempunyai hak

suara yang sama. Satu orang satu suara, one man one vote, tak peduli apakah iuran

pokoknya atau simpanan pokonya besar atau kecil. Tidak ada anggota besar dan

anggota kecil, semuanya sama rasa sama rasa.

Dasar pokok yang ketiga adalah tiap-tiap orang dapat diterima menjadi

anggota koperasi. Selagi perbedaan paham politik dan agama membawa orang pada

persatuan. Sebab itu dalam suatu perkumpulan kooperasi bisa terdapat kerjasama orang-

orang yang dalam politik berlainan pandangan. Hal ini menunjukkan koperasi

menjunjung tinggi tenggang rasa dan sikap sportif.

Dasar pokok yang keempat adalah keuntungan dibagi antara anggota menurut

jasa mereka dalam memajukan organisasi. Misalnya, anggota yang banyak membeli

barang-barang keperluannya pada koperasi lebih banyak pula memperoleh bagian

keuntungan dari anggota yang sedikit membeli. Dasar pokok yang kelima, adalah

jumlah keuntungan tertentu koperasi digunakan untuk pendidikan.

Dasar pokok koperasi yang pertama dan keempat ini sangat merepresantisikan

demokrasi ekonomi. Karena dasar pokok pertama dan keempat mengharuskan kegiatan

koperasi sebagai organisasi ekonomi yang otonom serta pembagian keuntungan yang

proporsional. Dasar pokok kedua dan ketiga ini sangat merepresentasikan koperasi

sebagai pilar demokrasi sosial dan politik. Dimana dalam koperasi dijunjung prinsip

equility without social class, dan juga prinsip equity keadilan, atau pemberian

kesempatan yang berkeadilan untuk berorganisasi.

8

Page 9: Ide Gagasan Tokoh Indonesia Mengenai Ekonomi Kerakyatan Dan Koperasi

Dasar pokok kelima menggambarkan begitu pentingnya kepedulian anggota

koperasi terhadap lingkungan di sekitarnya. Dalam menyebutkan dasar pokok kelima

ini, Hatta juga menggambarkan bahwa setiap masyarakat haruslah mendapatkan

pendidikan yang merata. Sebab pendidikan merata adalah salah satu aspek penting

dalam dijalankannya ekonomi kerakyatan.

VII. Mohammad Hatta : Tantangan dan Tugas Koperasi

Hatta menggembu-gembukan rakyat indonesia untuk bertransformasi dari

demostrasi-propaganda kedalam aksi nyata berorganisasi ekonomi. Hal ini diungkapkan

mengingat saat itu Indonesia secara politik seduah merdeka, namun secara ekonomi

masih dalam ketergantungan kapitalis asing. Hal ini hanya dapat dipecahkan dengan

membangun perekonomian rakyat diatas dasar koperasi.

Koperasi menurut Hatta, adalah upaya perekonomian bersama yang didasarkan

pada asas kekeluargaan, humanisme, dan gotong royong. Upaya ini harus terus

diperjuangkan secara terus menerus, mengingat membangun ekonomi berbasis

kekeluargaan tidaklah mudah dan harus melewati berbagai tantangan. Adapun berbagai

tantangan koperasi menurut Moh Hatta yang disampaikan dalam pidatonya Membangun

Koperasi dan Koperasi Membangun, adalah sebagai berikut.11

Tantangan yang pertama adalah harus bersaing dengan perusahaan swasta

kapitalis. Tantangan pertama ini sungguh berat, karena private sector berusaha mencari

keuntungan yang maksimal dengan minimalisasi biaya produksi. Sedangkan dalam

koperasi yang diuatamakan adalah menyelenggarakan keperluan hidup para anggotanya.

Sehingga keuntungan yang dicari adalah keuntungan yang proporsional.

Hatta dalam tantangan yang pertama ini juga menggarisbawahi kata bersaing.

Artinya menurut Moh Hatta, ekonomi kerakyatan dalam koperasi tidaklah boleh bersifat

isolasionalisme ekonomi. Moh Hatta sangat menyadari bahwa ekonomi global dan

swasta kapitalis masih diperlukan Indonesia. Bahkan Moh Hatta memungkinkan

koperasi untuk bekerja sama dengan swasta kapitalis. Namun yang perlu digarisbawahi

11 Ibid. Hal 10

9

Page 10: Ide Gagasan Tokoh Indonesia Mengenai Ekonomi Kerakyatan Dan Koperasi

kembali adalah ekonomi rakyat tidak boleh menjadi dependent terhadap swasta kapitalis

apalagi pihak asing.

Tantangan kedua adalah tantangan menghadapi kekacauan dan kebangkrutan

ekonomi Indonesia. Sejak indonesia merdeka, sangat banyak kerusakan fisik dan modal

yang menjadi rusak hangus bahkan hancur karena peperangan. Kemudian negara juga

terus dibebani dengan utang luar negeri yang diperparah dengan anggaran negara yang

selalu defisit. Kondisi ini membuat rakyat manjadi miskin, kelaparan, menganggur, dan

serba kekuarangan.

Ada pula tantangan ketiga adalah koperasi harus terus aktif dengan anggota

yang solid. Masyarakat Indonesia masih melekat dengan rasa inferiority complexatau

rasa rendah diri. Banyak sekali alasan mengapa rasa tidak percaya diri ini terus

menghantui rakyat Indonesia. Salah satunya adalah karena pesismistis terhadap dua

tantangan yang telah disebut sebelumnya yaitu persaingan kapitalis dan ekonomi yang

chaos. Rasa rendah diri ini tentunya akan menggangu semangat dan solidaritas para

anggota koperasi dalam memperbaiki perekonomian. Oleh karena itu, masyarakat

Indonesia haruslah optimis dan aktif dalam menjalankan koperasi. Masyrakat harus

menyadari bahwa koperasi belumlah hidup dengan banyaknya badan koperasi. Koperasi

barulah hidup apabila sudah menjadi bentuk ideal, keperluan dan tanggung jawab bagi

tiap anggotanya untuk kemajuannya.

Melihat cukup banyaknya tantangan-tantangan koperasi, Hatta kemudian

memberikan tujuh tugas koperasi agar dapat terus berkembang dan melewati berbagai

tantangan tersebut. Tugas pertama adalah memperbanyak produksi terutama bahan-

bahan pokok, pertukaran dan barang kerajinan yang diperlukan sehari-hari oleh rakyat.

Koperasi harus terus berupaya agar Indonesia tidak lagi mengimpor bahan-bahan

pokok, terutama beras. Bukti mendatangkan beras dari luar negeri saja adalah suatu

penghinaan bagi bangsa kita yang menduduki tanah air yang begitu luas dan suburnya

Tugas kedua adalah memperbaiki kualitas barang yang dihasilkan rakyat. Salah

satu kelemahan produksi barang di Indonesia adalah bentuknya yang masih sangat

mentah dan kualitasnya buruk. Contohnya saja getah di Jambi dihargai sangat rendah di

10

Page 11: Ide Gagasan Tokoh Indonesia Mengenai Ekonomi Kerakyatan Dan Koperasi

pasar, namun ketika digiling di Singapura harganya naik tiga kali lipat. Peran inilah

yang harus diambil alih oleh koperasi.

Tugas ketiga adalah memperbaiki distribusi barang kepada rakyat. Tugas ini

akan sangat baik apabila dikerjakan koperasi dibandingkan dengan pengempul ulung

atau swasta kapitalis. Karena koperasi bekerja dengan asas kebersamaan, sedangkan

kapitalis berkerja atas keuntungan. Sehingga pengelolaan distribusi oleh swasta kapitalis

sangat rentan akan permainan harga, penimbunan, dan lainnya.

Tugas keempat adalah memperbaiki harga yang menguntungkan bagi

masyarakat. Masyarakat yang kekurangan kemakmuran akan merasa beruntung apabila

harga barang dapat terkendali, tidak melonjak tinggi. Perbaikan harga ini harus

dilakukan oleh koperasi, karena di tangan pedagang harga barang dapat dijual semahal-

mahalnya.

Tugas kelima adalah menyingkirkan penghisapan dari lintah darat. Mulai dari

daerah pedesaan hingga perkotaan, cukup banyak kriditur yang kerap memeras dana

masyarakat dari piutangnya. Kondisi ini harus diselesaikan koperasi dengan

memaksimalkan peran koperasi simpan pinjam.

Tugas keenam adalah menghimpun modal atau dana masyarakat. Masyarakat

Indonesia secara individu hanya memiliki modal sedikit sekali dan sangat berbanding

terbalik dengan modal dari private sector. Oleh karena itu penghimpunan dana oleh

koperasi haruslah dimaksimalkan, agar modal-modal yang dihimpun dapat menjadi

besar.

Tugas ketujuh dan terakhir adalah memelihara lumbung padi atau

mendorong supaya tiap-tiap desa menghidupkan kembali lumbung desa. Sistem

lumbung padi haruslah terus diperbaharui sesuai dengan tuntutan masa. Lumbung itu

harus menjadi alat untuk menyesuaikan produksi dan konsumsi sepanjang masa dan

juga menjadi alat penyeimbang harga padi. Sehingga harga padi dapat terus

proporsional, tidak anjlok saat panen dan menlonjak saat panceklik.

IIX. Ekonomi Kerakyatan dan Koperasi Menurut Revrisond Baswir

11

Page 12: Ide Gagasan Tokoh Indonesia Mengenai Ekonomi Kerakyatan Dan Koperasi

Revrisond Baswir adalah salah satu tokoh yang mengadaptasi pemikiran-

pemikiran Bung Hatta. Pada bagian ini kita akan membahas pemikiran Baswir

mengenai bagaimana koperasi bisa digunakan sebagai implementasi ekonomi

kerakyatan.12 Baswir melihat setidaknya ada tiga substansi ekonomi kerakyatan dalam

Pasal 33 UUD 1945, diantara lain:

1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas

kekeluargaan.

2. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat

hidup orang banyak dikuasai oleh negara.

3. Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh

negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.13

Ketiga ayat ini memiliki substansinya masing-masing. Menurut Baswir,

substansi ketiga ayat ini dapat dijelaskan sebagai berikut.

Pertama, dalam sistem ekonomi kerakyatan, partisipasi seluruh masyarakat dalam

proses produksi nasional sangat penting. Partisipasi ini dilakukan agar pendayagunaan

sumber daya manusia dapat optimal. Selain itu, keikutsertaan ini juga untuk memastikan

agar semua masyarakat menikmati hasil produksi nasional.

Kedua, Harus ada jaminan bahwa semua masyarakat turut menikmati hasil produksi

nasional, termasuk fakir miskin dan anak terlantar. Hal ini sesuai dengan pasal 34 UUD

1945, yaitu fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara.

Ketiga, Kegiatan pembentukan produksi dan pembagian hasil produksi harus berada

di bawah pimpinan atau pemilikan anggota masyarakat. Artinya, masyarakat tidak

hanya menjadi objek, tetapi juga menjadi subjek kegiatan ekonomi. Di sisi lain,

pemodal asing bisa melakukan produksi nasional. Akan tetapi, penyelenggaraan

kegiatan tersebut harus ada di bawah pimpinan dan pengawasan masyarakat.

12 Baswir adalah Kepala Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan UGM, adalah salah satu pemikir kontemporer yang mendukung koperasi13 Op.cit Baswir

12

Page 13: Ide Gagasan Tokoh Indonesia Mengenai Ekonomi Kerakyatan Dan Koperasi

Dari ketiga substansi ini, Baswir menekankan kepada poin ketiga. Di dalam poin

ini, masyarakat harus berpartisipasi di dalam kegiatan produksi nasional. Partisipasi ini

diwujudkan melalui modal, baik modal material (material capital), modal intelektual

(intellectual capital), dan modal institusional (institusional modal). Negara wajib untuk

terus meningkatkan ketiga modal tersebut agar bisa merata di masyarakat.

Faktor partisipasi masyarakat ini yang menyebabkan koperasi menjadi cerminan

dari ekonomi kerakyatan. Jika dilihat dari implementasinya, maka kita akan melihat

perbedaan antara koperasi dengan perusahaan perseroan lainnya. Perbedaan ini terletak

pada diterapkannya prinsip keterbukaan bagi semua pihak yang memiliki kepentingan di

koperasi. Hal ini ditegaskan pula oleh Bung Hatta bahwa pada koperasi tidak ada

majikan dan tidak ada buruh, semuanya pekerja yang bekerja sama untuk

menyelenggarakan keperluan.14

Baswir juga menambahkan bahwa koperasi memiliki prinsip penting, yaitu

demokrasi ekonomi. Di dalam demokrasi ekonomi, watak individualistis dan kapitalis

akan dihilangkan dari perekonomian Indonesia. Secara mikro, pelanggan dan buruh

akan diikutsertakan sebagai anggota koperasi atau pemilik perusahaan. Kemudian

secara makro, kemakmuran masyarakat akan menjadi prioritas utama.

Baswir juga membantah bahwa koperasi adalah organisasi yang mengabaikan

efisiensi dan bersifat anti pasar. Efisiensi dalam koperasi tidak hanya dipahami dalam

dimensi keuangan, tetapi dalam konsep yang lebih komprehensif. Pemahaman ini

mencakup dimensi keuangan, non-keuangan, maupun lingkungan. Koperasi tidak dapat

didasarkan pada aspek pemerataan, pertumbuhan, dan stabilitas, melainkan asas

keadilan, partisipasi, dan keberlanjutan.

14 Hatta, Mohammad. 1954. dalam Baswir, Revrisond. Ekonomi Kerakyatan sebagai Sokoguru Perekonomian Nasional. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. (Tidak dicantumkan Tahun). Hal 10

13

Page 14: Ide Gagasan Tokoh Indonesia Mengenai Ekonomi Kerakyatan Dan Koperasi

IX. Ekonomi Kerakyatan dan Koperasi Menurut Mubyarto

Prof. Dr. Mubyarto mengungkapkan bahwa di Indonesia lebih diterapkan untuk

menjauhi penerapan ekonomi kapitalis dan lebih cenderung untuk mendekati ekonomi

kerakyatan (kelembagaan). Hal ini di dasari karena ilmu ekonomi kerakyatan

(kelembagaan) jauh dianggap lebih mampu menganalisis permasalahan yang dihadapi

koperasi Indonesia.15 Menurutnya perbedaan mendasar antara ekonomi kapitalis dengan

ekonomi kerakyatan adalah pada penekanan fokus usahanya. Ekonomi kapitalis

menekankan pada upaya produksi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat sekarang. Sedangkan pada ekonomi kerakyatan, lebih ditekankan pada

strategi reproduksi masyarakat, yaitu bagaimana seluruh masyarkat dapat saling bekerja

sama dengan tujuan agar dapat bertahan hidup secara berkelanjutan. Dalam ekonomi

kerakyatan, hal yang menjadi fokus permasalahannya tidak hanya pada aspek materil

saja, tetapi juga menyangkut tiga hal sebagai berikut:

1. Masalah-masalah sosial (yang mendesak)

2. Peranan dan tempat kehidupan ekonomi dalam masyarakat (economy and society)

3. Stratifikasi sosial dan kekuasaan.

Dari ketiga hal tersebut dapat diketahui bahwa batas-batas ilmu ekonomi jauh

lebih luas, melampaui batas-batas pada ekonomi kapitalis. Pertentangan juga terjadi

pada fungsi dan hasrat tujuan dari sistem ekonomi. Sistem ekonomi pada umumnya

menonjolkan asas persaingan dan menganggap hal itu adalah sebagai cara untuk

memecahkan perbedaan kepentingan. Sedangkan di sisi lain, ekonomi kerakyatan

memiliki tujuan tercapainya kesejahteraan masyarakat secara bersama dan merata.

Mubyarto sendiri juga mengungkapkan bahwa ilmu ekonomi yang selama ini

diajarkan kepada mahasiswa Indonesia tidak cocok dan tidak realistik jika digunakan

untuk menggambarkan perilaku manusia Indonesia. Mubyarto memepertanyakan ajaran

ekonomi kapitalis yang diajarkan di Indonesia, apalagi di dunia barat rasionalitas dari

ekonomi kapitalis juga dipertanyakan. Ia mengungkapkan bahwa di Indonesia yang

cocok dan sesuai adalah ilmu ekonomi koperasi.

15 Mubyarto. Ilmu Koperasi adalah Ilmu Sosial Ekonomii. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. 2003. Makalah dapat diakses dengan alamat http://www.ekonomikerakyatan.ugm.ac.id/My%20Web/sembul10_1.htm

14

Page 15: Ide Gagasan Tokoh Indonesia Mengenai Ekonomi Kerakyatan Dan Koperasi

X. Manifestasi Ekonomi Kerakyatan

Baswir menjelaskan setidaknya terdapat enam agenda yang harus

diimplementasikan agar terlaksananya ekonomi kerakyatan. Adapun enam agenda

tersebut adalah sebagai berikut.16

Pertama, pemerintah harus  berjuang untuk menghapus sebagian hutang luar

negeri Indonesia. Upaya ini dilakukan untuk mengurangi beban belanja negara dan

neraca pembayaran. Sebab hutang negara rentan akan manipulasi oleh para kreditur.

Tak jarang pula, utang luar negeri hanyalah sebagai syarat masuknya penguasaan

perusahaan kapitalis asing di Indonesia.

Kedua, harus dilakukan disiplin pengelolaan keuangan negara. Tujuan tindakan

ini adalah untuk memerangi KKN dalam segala dimensinya. Salah satu tindakan

nyatanya adalah penghapusan dana non bujeter yang tersebar merata pada hampir

semua instansi pemerintah. Dana-dana non bujeter seharusnya dialihkan untuk

memprioritaskan sektor pelayanan publik, penanggulangan kemiskinan, dan penyediaan

lapangan kerja.

Ketiga, harus diadakan demokratisasi pengelolaan BUMN. Selama ini BUMN

hanya dikuasai oleh pejabat pemerintah pusat, sehingga BUMN dijadikan obyek sapi

perah. Akibatnya, BUMN menjadi badan usaha yang menggerogoti keuangan negara.

Tindakan yang seharusnya dilakukan bukanlah privatisasi, melainkan demokratisasi

pengelolaannya. Seperti dengan otonomi BUMN dari birokrasi pemerintah dan

peningkatan peran serikat pekerja BUMN. Bersamaan dengan upaya demokratisasi,

pemerintah juga haruslah terus mengembangkan peran BUMN dalam mengelola

kekayaan negara demi hajat hidup dan kemakmurat rakyat. Sehingga kekayaan negara

tidak jatuh dala pengelolaan pihak asing.

Keempat, peningkatan alokasi pajak pusat-daerah(revenue tax sharing) dan

pemberian subsidi. Pembagian hasil pajak harus dilakukan dengan memberikan hak

kepada pemerintah daerah untuk ikut memungut pajak yang dimonopoli pusat.

Pemerintah pusat-daerah juga harus memberlakukan pajak progresif dan subsidi tepat

16 Op.cit. Baswir. Hal 14

15

Page 16: Ide Gagasan Tokoh Indonesia Mengenai Ekonomi Kerakyatan Dan Koperasi

sasaran. Agar rakyat dapat menikmati terjangkaunya bahan-bahan pokok, serta fasilitas

umum dan pelayanan publik yang baik.

Kelima, pemenuhan dan perlindungan hak dasar pekerja serta peningkatan

partisipasi pekerja dalam perusahaan harus dioptimalkan. Upaya ini biasa kita kenal

dengan demokrasi di tempat kerja. Demokrasi ini juga dapat diwujudkan dalam bentuk

program kepemilikan saham bagi para pekerja (employee stock option program).

Program ini dapat menunjang pemenuhan dan perlindungan hak dasar pekerja. Hal ini

setidaknya dapat meminimalisir dampak kekejaman dari praktek ekonomi kapitalisme.

Keenam, pembatasan penguasaan dan redistribusi pemilikan lahan pertanian.

Penguasaan lahan pertanian secara berlebihan yang dilakukan pejabat dan konglomerat

haruslah segera diakhiri. Penguasaan lahan ini haruslah sesuai dengan Pasal 2 UUPA

1960 yang menyatakan negara berhak mengatur peruntukkan, penggunaan, persediaan

dan pemeliharaan lahan pertanian untuk sebesar-besarnya kemakmurat rakyat.

Ketujuh, agenda yang harus dilakukan oleh pemerintah adalah pembaruan UU

Koperasi dan pembentukan koperasi-koperasi sejati dalam berbagai bidang usaha dan

kegiatan. Dengan berdirinya koperasi sejati, pemilikan dan pemanfaatan modal berada

di bawah kendali masyarakat. Selain itu, menurut Baswir peningkatan kesejahteraan

rakyat dalam rangka sistem ekonomi kerakyatan didasarkan pada paradigma fondasi.

Paradigma fondasi maksudnya adalah peningkatan kesejahteraan rakyat yang bertumpu

pada kekuatan pemerintah daerah, sumber daya domestik, partisipasi pekerja, usaha

pertanian rakyat, serta pengembangan koperasi sejati. Faktor-faktor ini diharapkan bisa

menjadi fondasi kuat dari koperasi sebagai implementasi ekonomi kerakyatan.

XI. Manifestasi Koperasi

16

Page 17: Ide Gagasan Tokoh Indonesia Mengenai Ekonomi Kerakyatan Dan Koperasi

A. Ilmu koperasi sebagai kurikulum pendidikan

Koperasi bukanlah hanya sekedar tumpukkan teori utopis, atau sebaliknya hanya

organisasi tanpa arti. Koperasi adalah ilmu, nilai dan prinsip yang menjungjung tinggi

asas kebangsaan. Hal ini seharusnya digunakan oleh pemerintah, agar memasukkan

koperasi dalam kurikulum pendidikan, mulai dari tingkat dasar hingga universitas.

Siswa sekolah dasar haruslah diajarkan pemahaman tentang ilmu koperasi yang

mendasar, seperti bagaimana menanamkan asas kekeluargaan, kebersamaan, partisipasi

dan kejujuran. Kemudian pada tingkat tingkat menengah awal, siswa harus mulai

diajarkan tentang sejarah koperasi, jenis-jenis koperasi serta peran dan tugas koperasi.

Pada saat ini siswa harus didorong untuk menggerakkan koperasi siswa di sekolahnya.

Setelah itu, pada tingkat menengah keatas dan universitas, siswa maupun mahasiswa

harus diberikan alternatif untuk memilih kelas koperasi yang membahas koperasi lebih

advance. Sehingga selepas dari masa pendidikannya, tiap siswa ataupun mahasiswa

diharapkan dapat mendalami dan meresapi berbagai hal tentang koperasi untuk

kemudian diimplementasikannya secara mandiri. Karena kiranya mereka telah belajar

koperasi secara teoritis dan praktik.

B. Koperasi sebagai Organisasi yang Universal

Dalam implementasinya, koperasi dapat digerakkan dari berbagai kalangan dan

berbagai sektor. Oleh karena itu, jenis-jenis koperasi dapat kita lihat dari berbagai segi.

Berdasarkan fungsi, jenis usahanya, keanggotaan, dan wilayah. Berbagai jenis koperasi

dibawah ini masing-masing memiliki peran untuk menghadapi tantangan dan tugas

koperasi yang telah disampaikan oleh Moh Hatta.

Dilihat dari fungsinya, koperasi terbagi menjadi tiga macam. Pertama, koperasi

konsumsi didirikan untuk memenuhi kebutuhan anggotanya. Contoh jenis koperasi ini

adalah Koperasi Karyawan (Kopkar) dan Koperasi Keluarga Guru Jakarta (KKGJ).

Kedua, koperasi jasa yaitu koperasi yang bergerak di bidang jasa dan diusahakan oleh

anggotanya. Contohnya adalah Koperasi Wahana Kalpika (KWK) dan Koperasi

Angkutan Jasa (Kopaja). Ketiga, koperasi produksi adalah koperasi yang beranggotakan

kelompok orang yang memiliki usaha untuk memproduksi barang. Contohnya adalah

17

Page 18: Ide Gagasan Tokoh Indonesia Mengenai Ekonomi Kerakyatan Dan Koperasi

Koperasi Pengrajin Tahu dan Tempe Indonesia (Kopti) dan Koperasi Industri Kerajinan

(Kopinkra).

Dilihat dari jenis usahanya, koperasi terbagi menjadi dua. Pertama Koperasi

Simpan Pinjam (KSP). Contohnya adalah KSP Kodanua. Kedua, Koperasi Serba Usaha

atau KSU contohnya adalah Koperasi Untit Desa (KUD).

Dilihat dari keanggotaannya, kita mengenal KUD yang beranggotakan para

petani atau jenis pekerjaan lainnya. Selain itu, koperasi juga dibedakan menurut lokasi

usahanya. Contohnya adalah Koperasi Mahasiswa atau Kopma yang sering kita jumpai

di perguruan tinggi.

Terakhir, koperasi dibedakan berdasarkan jenjang kewilayahan dan anggotanya.

Jenis ini dibedakan menjadi dua. Pertama Koperasi Primer yang beranggotakan

perorangan seperti Primkoppas Pasar Senen. Kedua, koperasi sekunder yang

anggotanya terdiri atas kumpulan koperasi sejenis. Contohnya Induk Koperasi Unit

Desa atau Inkud.17

17 Klasifikasi Koperasi ini diperoleh merujuk pada halaman website dengan alamat, http://www.neraca.co.id/harian/article/23933/Mengenal.Jenisjenis.Koperasi.di.Indonesia#.UWonLZMXF65 diakses pada tanggal 17/04/2013

18

Page 19: Ide Gagasan Tokoh Indonesia Mengenai Ekonomi Kerakyatan Dan Koperasi

XII. Kesimpulan

Ekonomi Kerakyatan (Adi Sasono) adalah ekonomi partisipatif yang memberikan

akses yang fair dan adil bagi seluruh lapisan masyarakat di dalam proses produksi,

distribusi, dan konsumsi nasional tanpa harus mengorbankan fungsi sumber daya

manusia dan lingkungan sebagai pendukung kehidupan masyarakat. Sedangkan

koperasi adalah badan hukum yang berdasarkan atas asas kekeluargaan yang

anggotanya terdiri dari orang perorangan atau badan hukum dengan tujuan untuk

mensejahterakan anggotanya.

Sebagai sebuah gagasan dan pemikiran, ekonomi kerakyatan sudah lama lahir,

sejak tahun 1896. Moh Hatta adalah aktor utama dalam perkembangan gagasan

ekonomi kerakyatan di Indonesia. Dalam pemikirannya Moh Hatta menjelaskan

koperasi adalah organisasi yang berperan sebagai jembatan demokrasi

ekonomi(ekonomi kerakyatan). Sedangkan para pemikir temporer seperti Baswir

menjelaskan ekonomi kerakyatan dengan tiga substansi, yaitu partisipasi produksi,

konsumsi dan kepemilikan ekonomi oleh masyarakat. Bentuk kongkret dari ketiga

esensi tersebut adalah koperasi. Adapula Mubyarto berpendapat bahwa ekonomi

kerakyatan tidak hanya berorientasi pada materi saja, namun juga masalah sosial,

society, dan equality.

Adapula menifestasi koperasi menurut Baswir adalah pelunasan hutang negara,

mendisiplinkan tata keuangan negara, demokratisasi BUMN, pajak progresif dan

poporsional, perlindungan hak pekerja, pembatasan kepemilikan lahan, dan

pembentukan koperasi sejati. Di sisi lain, manifestasi dari gagasan koperasi adalah

pendidikan koperasi bagi siswa di semua jenjang dan pembentukan koperasi secara

universal. Artinya koperasi harus digerakkan oleh semua kalangan di berbagai sektor.

19

Page 20: Ide Gagasan Tokoh Indonesia Mengenai Ekonomi Kerakyatan Dan Koperasi

Daftar Pustaka

Buku

Departemen Koperari. 1985. Pengetahuan Perkoperasian. Jakarta: Dept.Koperasi RI

Hatta, Mohammad. 1971. Membangun Koperasi, Koperasi Membangun. Jakarta: Inti

Idayu Press

Ima, Suwandi. 1982. Koperasi Organisasi Berwatak Sosial. Jakarta: Bhrata Karya

Aksara

Tesis

Rozy, Fahrur. 2005.Konsep Ekonomi Kerakyatan Moh Hatta. Tesis Dipublikasikan.

IAIN Walisongo

Makalah

Baswir, Revrisond. 2006. Ekonomi Kerakyatan. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada

Baswir, Revrisond. Ekonomi Kerakyatan sebagai Sokoguru Perekonomian Nasional.

Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada

Mubyarto. 2003. Ilmu Koperasi adalah Ilmu Sosial Ekonomii. Yogyakarta: Universitas

Gadjah Mada

Website

http://www.neraca.co.id/harian/article/23933/

Mengenal.Jenisjenis.Koperasi.di.Indonesia#.UWonLZMXF65 diakses pada tanggal

17/04/2013

20