ide awal pembuatan musik fu sebagai alat musik tiup tradisional

10
Ide Awal Pembuatan Musik Fu sebagai alat musik tiup tradisional Dalam mendorong kualitas musik tradisional di daerah Maluku, banyak keragaman yang dikembangkan lewat berbagai alat musik tradisional. Salah satu alat musik yang dikembangkan berasal dari dasar laut, yakni kulit bia. Kulit bia merupakan salah satu hasil laut yang cukup terkenal di daerah Maluku. Seiring berjalannya waktu, pengembangan kulit bia ini pun berubah bukan hanya sebagai kerajinan tangan, melainkan dipakai sebagai alat musik tiup. Seperti yang telah kita ketahui bahwasannya bia atau siput di dunia ini tersebar dengan beraneka ragam.

Upload: daniel-nikolas-tode

Post on 26-Oct-2015

112 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ide Awal Pembuatan Musik Fu Sebagai Alat Musik Tiup Tradisional

Ide Awal Pembuatan Musik Fu sebagai alat musik tiup tradisional

Dalam mendorong kualitas musik tradisional di daerah Maluku, banyak keragaman yang dikembangkan lewat berbagai alat musik tradisional. Salah satu alat musik yang dikembangkan berasal dari dasar laut, yakni kulit bia. Kulit bia merupakan salah satu hasil laut yang cukup terkenal di daerah Maluku. Seiring berjalannya waktu, pengembangan kulit bia ini pun berubah bukan hanya sebagai kerajinan tangan, melainkan dipakai sebagai alat musik tiup. Seperti yang telah kita ketahui bahwasannya bia atau siput di dunia ini tersebar dengan beraneka ragam. Baik dalam ukuran besar, sedang maupun dalam ukuran kecil.

Ide awal pembuatan musik Fu sebagai alat musik tradisional ini mulai dimunculkan lewat gagasan seorang wakil Gubernur Daerah Tingkat I provinsi Maluku. Letkol G. Latumahina itulah nama lengkapnya. Profesi yang dimilikinya bukan hanya seorang militer, beliau juga seorang pamong praja yang baik yang

Page 2: Ide Awal Pembuatan Musik Fu Sebagai Alat Musik Tiup Tradisional

memiliki talenta sebagai seorang budayawan di daerah ini.

Sebagai seorang putra daerah, beliau begitu tertarik terhadap sejarah daerah ini. Dari berbagai bacaan yang ditulis dalam bahasa Belanda tentang daerah ini beliau menemukan sebuah cerita sejarah tentang sejarah pulau seram atau yang lasim dikenal dengan nama Nusa Ina.

Menurut bapak Dominggus Paulus Horhorouw yang lahir pada 18 Desember 1913 di desa Hutumuri di pulau Ambon yang bertindak sebagai pimpinan Orkes Suling desa pada sekitar tahun 1962 beliau dipanggil menghadap wakil Gubernur Maluku di kediaman beliau di kota Ambon. Saat bertemu dengan bapak Dominggus Paulus Horhorouw, beliau menceritakan tentang tahuri. Menurut bapak G. Latumahina, tahuri merupakan suatu alat yang memiliki nilai budaya yang sangat tinggi dan mampu mengangkat nama negeri, terkhususnya Maluku. Bapak Dominggus yang mendengarkan hal itu, menceritakan pula keinginannya yang selama ini dia pendam yaitu dia ingin agar tahuri tidak hanya dikenal hanya itu-itu saja, melainkan dengan fungsi baru yaitu sebagai alat musik. Ternyata benar mereka memiliki keinginan yang sama

Page 3: Ide Awal Pembuatan Musik Fu Sebagai Alat Musik Tiup Tradisional

untuk membentuk jati diri Maluku, dengan alat musik yang endemik ini. Beberapa waktu berlalu rencana untuk menambah nilai seni pada kulit bia/ kerang ini belum terealisasikan, tapi Bapak Dominggus terus mencari tahu bagaimana cara membuat kulit bia ini hingga menjadi alat musik yang dapat melantunkan harmonisasi nada yang merdu. Ketika Bapak G. Latumahina dilantik menjadi wakil gubernur pada saat itu, beliau pun memberi dukungan dalam hal material dan doa, memang semuanya sudah berjalan lancar tapi sumber daya dari kulit kerang sangatlah minim. Akhirnya, beliau menegaskan sekali lagi bagi Bapak. Dominggus untuk tidak berputus asa. Beliau meminta beberapa orang yang mempu melubangi kulit bia. Dengan pergi ke Saumlaki, Dobo, Kepulauan Aru dan Banda untuk mecari, dan ternyata hasil pengumpulan kulit bia/ kerang ini sangat-sangat memuaskan. Kulit kerang yang dikumpulkan jauh melaumpaui harapan. Dengan adanya kulit kerang yang memiliki nama latin Syrinx aruanus, nama daerah Kulit Bia Terompet dan nama latin Cypraecassis rufa, Casis cornutanama daerah Kulit Bia kepala Kambing ini menumbuhkan kreatifitas anak-anak Maluku di bidang seni musik dalam hal membuat sebuah alat musik. Kreatifitas bukan hanya didorong dari bahan yang

Page 4: Ide Awal Pembuatan Musik Fu Sebagai Alat Musik Tiup Tradisional

diterima, namun sangat bergantung pada keinginan serta harapan yang timbul dalam membentuk alat musik yang begitu sederhana ini.

Fungsi Musik Fu

Bila dilihat keistimewaan yang paling dominan adalah bahan dasar pembuatan tahuri sendiri, 100% bisa dikatakan berasal dari hasil alam. Kulit kerang yang dipakai dalam pembuatan tahuri berasal dari Saumlaki, Dobo, Kepulauan Aru dan Banda. Musik Fu atau yang lebih dikenal musik tahuri dibuat atau diciptakan memiliki tujuan yang sangat penting di berbagai masa.

Dalam pengklasifikasian masa, tahuri berfungsi sebagai alat komunikasi antara raja dan masyarakat, antara Raja dan staf-staf negeri. Dengan adanya tahuri, maka komunikasi diantara masyarakat desa terjalin dengan baik. Salah satu contohnya dapat dilihat dalam pemberitahuan/ pengumuman yang diberitakan oleh Marinyo/ pesuruh desa. Marinyo yang merupakan salah satu staf negeri yang berperan sebagai pesuruh, dalam memberitahukan hal-hal penting berupa pemberitahuan, terlebih dahulu meniup tahuri. Seperti

Page 5: Ide Awal Pembuatan Musik Fu Sebagai Alat Musik Tiup Tradisional

yang telah dikatakan, tahuri memiliki fungsi sebagai alat yang bisa memberitahukan suatu keadaan seperti perang, titah Raja dan sebagainya. Pada zaman dahulu hampir seluruh tata cara adat memakai tahuri sebagai pembuka atau penutup. Hal ini masih dikembangkan sampai sekarang, dimana masih terlihat beberapa tata cara adat yang masih menggunakan tahuri sebagai pembuka maupun penutup suatu acara adat. Salah satu fungsi tahuri yang paling menonjol yang sedang dikembangkan sekarang adalah sebagai salah satu alat musik tradisioanal masyarakat Maluku (Musik Fu). Musik Fu atau yang lebih dikenal dengan kekhasannya dari kulit bia merupakan alat musik yang digunakan dalam upacara-upacara adat.

Penggunaan Musik Fu

Pada dasarnya tahuri sangat berguna dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab di desa Hutumuri. Salah contoh yang dapat kita lihat yakni pemanggilan masyarakat atau para para kepala adat agar berkumpul di balai pertemuan atau masyarakat

Page 6: Ide Awal Pembuatan Musik Fu Sebagai Alat Musik Tiup Tradisional

setempat menamakannya baileo. Satu kali tiupan Tahuri menandakan ada warga yang meninggal dunia. Tahuri juga dimainkan untuk mengiringi tarian Cakalele.

Biasanya, Tahuri dimainkan dalam bentuk orkestra yang terdiri dari anak-anak dan remaja. Tahuri ini juga sangat berguna sekali dan biasa diperlukan atau digunakan untuk acara-acara penting lainnya. Pengalaman menggunakan tahuri ini adalah sesuatu yang sangat membanggakan sekali khususnya kepada bapak Loly beserta rombongan peniup tahuri, karena dengan tahuri inilah bapak Loly beserta rombongan peniup dapat mengiringi Sakramen di gereja Hokim Tong dengan meniup ±200 tahlil,pernah meniup tahuri di gereja pusat Maranatha memperingati Hut GPM, dan tempat-tempat lainnya seperti Baileo Oikumene, Sport Hall (karpan), tutur Bapak Loly saat ditanya oleh kami saat itu.

Dengan adanya rasa bangga inilah yang mendorong Bapak Loly dan rombongan peniup lainnya bersikeras mempertahankan, menjaga dan melestarikan adalah musik fu ini.

Page 7: Ide Awal Pembuatan Musik Fu Sebagai Alat Musik Tiup Tradisional