icctf project - smecombocp3.smecombo.com/app_clientfile/a1780ed9-591c-4352-aff5... · kabupaten...

94
42 On Going ICCTF Project Periode 2016-2018 Indonesia Climate Change Trust Fund 2017

Upload: truongthien

Post on 03-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

42On GoingICCTF ProjectPeriode2016-2018

Indonesia Climate Change Trust Fund 2017

2

Daftar Isi

1. Pendahuluan...................................................................................................................3

2. 8 Program Mitigasi Berbasis Lahan ICCTF - USAID Batch I (2016-2018).....................7

3. 11 Program Mitigasi Berbasis Lahan ICCTF - UKCCU (2017)......................................23

4. 12 Program Mitigasi Berbasis Lahan ICCTF - USAID Batch II (2017-2018).................48

5. 7 Program Adaptasi dan Ketangguhan ICCTF - USAID Batch I (2016-2018)..............74

6. 4 Program Adaptasi dan Ketangguhan ICCTF - USAID Batch II (2017-2018).............85

3

Pendahuluan1

4

Lembaga Dana Perwalian Perubahan Iklim Indonesia (Indonesia Climate Change Trust Fund/ICCTF) merupakan satu-satunya lembaga dana perwalian di Indonesia untuk perubahan iklim yang dikelola oleh Pemerintah Indonesia. ICCTF didirikan pada waktu 2009 dengan tujuan utama untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi koordinasi penanganan perubahan iklim di Indonesia sesuai dengan Rencana Aksi Nasional/Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAD/RAD-GRK) dan Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API). Melalui pendanaan yang bersumber dari USAID dan UKCCU, ICCTF mendanai kegiatan penanganan perubahan iklim di berbagai lokasi di Indonesia dengan fokus area yaitu: (a) mitigasi berbasis lahan; (b) adaptasi dan ketangguhan.

Mitigasi Berbasis Lahan(Land-based Mitigation)

Fokus area mitigasi berbasis lahan bertujuan untuk menurunkan emis gas rumah kaca melalui dukungan keuangan untuk program-program reforestasi/rehabilitasi lahan terdegradasi, restorasi lahan kritis menjadi hutan masyarakat, kebun energi dan agroforestri, manajemen lahan gambut terdegradasi yang rendah karbon dan produktif, dan manajemen area konservasi yang berkelanjutan.

Adaptasi dan Ketangguhan(Adaptation and Resilience)

Fokus area adaptasi dan ketangguhan bertujuan untuk mempersiapkan institusi nasional dan lokal di Indonesia serta komunitas yang rentan terhadap dampak perubahan iklim melalui penyebaran informasi iklim, pengembangan dan peningkatan design strategi adaptasu, penggunaan teknologi dan pengetahuan yang sesuai, serta mendorong terbentuknya kebijakan yang tepat bagi kegiatan adaptasi.

5

8 Programterkait dengan “Mitigasi Berbasis Lahan”(Pendanaan USAID Batch I)

7 Programterkait dengan “Adaptasi dan Ketangguhan”(Pendanaan USAID Batch I)

11 Programterkait dengan “Restorasi Lahan Gambut dan Pencegahan Kebakaran”(Pendanaan UKCCU)

12 Programterkait dengan “Mitigasi Berbasis Lahan”(Pendanaan USAID Batch II)

4 Programterkait dengan “Adaptasi dan Ketangguhan”(Pendanaan USAID Batch II)

Berikut adalah rincian

42 on-going programyang telah dilaksanakan mulai tahun 2016 sampai dengan tahun 2018.

6

12PROGRAM

24MILYARRUPIAH

2MILYAR RUPIAH

PER PROGRAM

MITIGASI BERBASIS LAHAN

US

AID

TOTAL PENDANAANUNTUK PROGRAM ICCTF 2016-2018

42PROGRAM

88.5MILYARRUPIAHT

OT

AL

TATA KELOLA HUTAN & LAHAN GAMBUT

11PROGRAM

37MILYARRUPIAH

1.4 - 5.7MILYAR RUPIAH

PER PROGRAMUK

CC

U

4PROGRAM

4MILYARRUPIAH

1MILYAR RUPIAH

PER PROGRAM

ADAPTASI & KETANGGUHAN (BATCH II)

US

AID

7PROGRAM

7MILYARRUPIAH

1MILYAR RUPIAH

PER PROGRAM

ADAPTASI & KETANGGUHAN (BATCH I)

US

AID

MITIGASI BERBASIS LAHAN (BATCH I)

8PROGRAM

16.5MILYARRUPIAH

2 - 3.5MILYAR RUPIAH

PER PROGRAM

US

AID

7

8 ProgramMitigasi Berbasis LahanICCTF - USAIDBatch I (2016-2018)2

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

11 ProgramMitigasi Berbasis LahanICCTF - UKCCU(2017)3

24

Riau Women Working Group (RWWG)AlamatJl. Bakti 7 No. 4AKelurahan Sidomulyo TimurKecamatan MarpoyanDumai, Pekanbaru, Riau 28282Telepon+62 852 7119 [email protected]

PelaksanaRiau Women Working Group

(RWWG)

Waktu PelaksanaanFeb - Des 2017 (11 Bulan)

Anggaran Rp. 2.561.944.000

(Dua Milyar Lima Ratus Enam Puluh Satu Juta Sembilan Ratus Empat

Puluh Empat Ribu Rupiah)

Lokasi ProgramKelurahan Pelintung, Guntung,

Mundam dan Teluk Makmur Kotamadya Dumai

Judul ProgramInisiasi Kelompok Perempuan dalam Mengurangi Emisi yang berasal dari Kebakaran Hutan, Kebun dan Gambut di Kelurahan Pelintung, Guntung, Mundam dan Teluk Makmur Kotamadya Dumai (Pendekatan Kolaborasi Kelompok Perempuan dan Masyarakat Peduli Api dalam Penanggulangan Karhutla Untuk Mengurangi Emisi Karbon)

TATA KELOLA HUTAN & LAHAN GAMBUTUNTUK MENGURANGI EMISI DI INDONESIAMELALUI KEGIATAN LOKAL(Pendanaan UKCCU Tahun 2017-2018)1

25

Keluaran

1. Dokumen rencana kerja bersama dalam upaya pencegahan dan pengendalian kebakaran serta dokumen Standard Operating Procedures (SOPs) Respon Kebakaran yang diterapkan di 4 Kelurahan.

2. Pilot sites menggunakan aturan dan prosedur mengenai restorasi dan re-wetting lahan paska kebakaran seluas 402 ha.

3. Terbangunnya agroforestry di ekosistem gambut dan promosi agroforestry di ekosistem gambut seluas 2 ha.

4. Pelatihan mengenai pemadaman kebakaran untuk 80 orang anggota masyarakat dan staf pemerintah setempat.

5. Terlaksananya kegiatan diseminasi mengenai isu kebakaran dan kesehatan untuk 10 Puskesmas dan 10 sekolah.

6. Tersusunnya 1 Dokumen Standard Operating Procedures (SOPs) dan 4 Unit Perangkat Early Warning System (EWS) respon kebakaran.

Tujuan Program

1. Pengelolaan lahan dan hutan wilayah gambut berbasis masyarakat.

2. Kolaborasi dengan pemerintah daerah dalam pengelolaan lahan dan hutan wilayah gambut.

3. Pelibatan Kelompok Perempuan dalam upaya mitigasi berbasis lahan.

26

2

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau(FAPERIKA UR)AlamatJl. H.R. Soebrantas Km 12,5, Pekanbaru, Riau 28293Telepon+62 761- [email protected]

Judul ProgramKonservasi Hutan Gambut melalui Usaha Perikanan untuk Kesejahteraan Masyarakat di Desa Sungaitohor, Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau

PelaksanaFakultas Perikanan & Ilmu Kelautan

Universitas Riau (FAPERIKA UR)

Waktu PelaksanaanFeb - Des 2017 (11 Bulan)

Anggaran Rp 1.697.992.000

(Satu Milyar Enam Ratus Sembilan Puluh Tujuh Juta Sembilan Ratus Sembilan Puluh Dua Ribu Rupiah)

Lokasi ProgramKabupaten Kepulauan Meranti,

Provinsi Riau

TATA KELOLA HUTAN & LAHAN GAMBUTUNTUK MENGURANGI EMISI DI INDONESIAMELALUI KEGIATAN LOKAL(Pendanaan UKCCU Tahun 2017-2018)

27

Tujuan Program

1. Mengkaji ekosistem rawa gambut secara bio-ekologis, termasuk di dalamnya mengidentifikasi potensi sumberdaya perikanannya serta potensi kawasan berdasarkan zonasi pemanfaatan (wisata, kepentingan nelayan, penelitian, pelestarian) dan secara socioeko-demografis.

2. Mengkaji upaya konservasi ekosistem rawa gambut berdasarkan aspek ekologi untuk pengembangan usaha budidaya ikan yang meliputi: (a) teknologi pembenihan ikan lokal dan introduksi seperti patin, baung dan lele; (b) teknologi budidaya ikan baung, patin dan lele: (c) teknologi pemanenan ikan budidaya; (d) pemeliharaan hatchery dan kolam.

3. Memberikan keterampilan kepada masyarakat lokal mengenai aspek pemeliharaan ikan dan pengolahan hasil perikanan bermutu prima hingga menjadi produk yang siap dipasarkan. Untuk itu pada penelitian ini akan dicoba untuk menemukan: (a) teknologi pengolahan konsentrat protein ikan dari beberapa jenis ikan yang sesuai dengan kondisi rawa gambut, (b) teknologi pengolahan makanan jajanan dan analisis mutu produknya, dan (c) tingkat penerimaan konsumen terhadap produk makanan jajanan yang diberikan.

4. Membina masyarakat lokal dalam hal konservasi rawa gambut yang berkelanjutan serta pemasaran hasil perikanan budidaya maupun olahannya.

5. Merintis pendirian laboratorium lapangan untuk penelitian ekosistem rawa gambut.

Keluaran

1. Melakukan restorasi ekosistem gambut melalui kegiatan revegetasi, konservasi dan ekowisata seluas kurang lebih 500 ha; dengan pengadaan 46.400 batang pohon untuk revegetasi dan konservasi serta pemanfaatan kawasan gambut untuk agroforestry.

28

1. Memberikan sumbangan berupa 2 kebijakan pemerintah lokal (Kabupaten Kepulauan Meranti) pada konservasi dan restorasi kawasan gambut.

2. Menyusun 7 paket TTG tentang pengelolaan kawasan gambut terintegrasi dan berkelanjutan dengan pemberdayaan masyarakat.

3. Membangun pilot site pemanfaatan kawasan gambut secara lestari dan bernilai ekonomi berupa kolam budidaya ikan seluas 2 ha sebagai wujud ‘re-wetting’ kawasan rawa gambut, serta 16 buah karamba.

4. Mendirikan 1 buah rumah industri pangan berbasis hasil perikanan kawasan rawa gambut.

5. Mendirikan cikal bakal 1 buah laboratorium lapangan ekosistem rawa gambut.

6. Membentuk 21 kelompok masyarakat dalam pengelolaan kawasan gambut yang berkelanjutan.

7. Menghasilkan produk diseminasi hasil kegiatan berupa: 7 buah tulisan yang dimuat dalam jurnal ilmiah, 4 artikel dalam koran, 1 buah produk teater, 12 buah poster dan 500 lembar leaflet.

8. Menghasilkan 1 buah buku berkenaan dengan pengelolaan kawasan gambut berbasis perikanan dan pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan.

29

3 TATA KELOLA HUTAN & LAHAN GAMBUTUNTUK MENGURANGI EMISI DI INDONESIAMELALUI KEGIATAN LOKAL(Pendanaan UKCCU Tahun 2017-2018)

Konsorsium Yayasan Mitra Insani(YMI)AlamatJalan Pembangunan II, No.8 Labuh Baru Timur, Pekanbaru 28295, RiauTelepon+62 761-787 [email protected]@gmail.com

Judul ProgramMitigasi Perubahan Iklim melalui Peningkatan Peran serta Para Pihak dalam Pengelolaan Hutan dan Lahan Gambut Berbasis Kesatuan Hidrologi Gambut

PelaksanaKonsorsium Yayasan Mitra Insani (YMI), Koordinator: Yayasan Mitra Insani (YMI), Anggota: Jaringan

Masyarakat Gambut Riau (JMGR), Pusat Studi Bencana (PSB),

Universitas Riau dan FITRA Riau

Waktu PelaksanaanFeb - Des 2017 (11 Bulan)

Anggaran Rp. 4.349.834.000

(Empat Milyar Tiga Ratus Empat Puluh Sembilan Juta Delapan Ratus

Tiga Puluh Empat Ribu Rupiah)

Lokasi ProgramKabupaten Pelalawan dan

Kabupaten Siak, Provinsi Riau

30

Keluaran 1. Rencana Aksi Restorasi Gambut di 2 Kabupaten (Kabupaten

Siak dan Kabupaten Pelalawan) sebagai bentuk dukungan terhadap Rencana Aksi Restorasi BRG dan TRG daerah.

2. Restorasi gambut di 7 desa wilayah target Badan Restorasi Gambut melalui pembangun 20 sekat kanal, dan 7 Peraturan Desa tentang Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan.

3. Terbangunnya 7 pilot site agroforestry di 4 lokasi KHG Sungai Umban – Sungai Kiap dan 3 lokasi di KHG Sungai Kampar – Sungai Gaung.

4. Ada 50 anggota masyarakat yang terlatih yang dilengkapi dukungan peralatan pemadam kebakaran di 7 Desa.

5. Terlaksananya diseminasi penyadartahuan isu kebakaran dan kesehatan di 12 sekolah dan 5 Puskesmas Provinsi Riau.

6. Tersusunnya Standard Operating Procedures (SOPs) dan Early Warning System (EWS) respon kebakaran di tujuh desa.

7. Adanya Standard Operating Procedures (SOPs) Penanganan Kebakaran Hutan di 7 Desa (Sungai Rawa, Rawa Mekar Jaya, Penyengat, Teluk Lanus, Serapung, Gambut Mutiara dan Segamai) dan 3 model media Early Warning System (EWS).

Tujuan Program

Meningkatnya Pengelolaan Hutan dan Lahan Gambut melalui Kolaborasi Langsung dengan Pemerintah di Tingkat Nasional dan Daerah.

31

4 TATA KELOLA HUTAN & LAHAN GAMBUTUNTUK MENGURANGI EMISI DI INDONESIAMELALUI KEGIATAN LOKAL(Pendanaan UKCCU Tahun 2017-2018)

Konsorsium Restorasi Gambut JambiAlamatJl. Patimura Lr. Sidodadi No. 12 RT 15 Kelurahan Kenali Besar, Kecamatan Kotabaru, Kota Jambi, Provinsi JambiTelepon+62 741-591 [email protected]

Judul ProgramMembangun Model Pertanian Berkelanjutan dan Pemulihan Ekosistem Gambut Terbakar Berbasis Tataguna Lahan

PelaksanaKonsorsium Restorasi Gambut Jambi, Koordinator: Yayasan

Lembaga Bantuan Hukum Lingkungan (YLBHL), Anggota:

Mitra Aksi dan Gita Buana

Waktu PelaksanaanFeb - Des 2017 (11 Bulan)

Anggaran Rp 4.094.759.000

(Empat milyar sembilan puluh empat juta tujuh ratus lima puluh

sembilan ribu rupiah)

Lokasi ProgramKabupaten Tanjung Jabung Timur,

Provinsi Jambi

32

Keluaran

1. Meningkatnya kemampuan pengelolaan hutan dan lahan gambut melalui kolaborasi langsung dengan pemerintah nasional dan daerah, diantaranya:• Terbentuknya 3 jenis dokumen kebijakan pemerintah

daerah terkait rencana aksi daerah untuk tatakelola gambut.

• Canal Blocking 30 unit di lokasi target program untuk mendukung re-wetting gambut seluas kurang lebih 2.000 ha di 6 desa.

• Terbangunnya 30 unit sumur hydran di lokasi gambut yang rawan terbakar di 6 desa.

• Terbangunnya 3 demplot pertanian terpadu tanpa bakar di lahan gambut seluas 3 ha.

• Terbangunnya 3 unit demplot agroforestry seluas 9 ha. 2. Meningkatnya pemahanan dan pelaksanaan strategi-

strategi pencegahan kebakaran dan kampanye bahaya kebakaran serta praktek-praktek baik masyarakat/community best practices, diantaranya:• Tersosialisasikannya Perda dan Pergub tentang

pencegahan dan pengendalian Karhutla.• Terbentuknya 1 Kelompok Tani Peduli Api (KTPA)• Tersedianya sebanyak 30 orang dari 3 KTPA yang terlatih

dan mahir memadamkan Karhutla.• Tersedianya Anggota Satgas Karhutla yang terlatih

memadamkan Karhutla sebanyak 100 orang. • Tersedianya SOP pemadaman Karhutla untuk 3 KTPA.• Tersedianya SOP dan EWS pemadaman Karhutla untuk

Satgas Karhutla Provinsi.• Terbentuknya 2.000 orang kader muda peduli gambut

dan Karhutla dari 200 sekolah.

Tujuan Program

Mendukung upaya pencapaian target mitigasi dan restorasi lahan gambut pemerintah nasional dan daerah berbasis perbaikan tataguna lahan gambut.

33

5 TATA KELOLA HUTAN & LAHAN GAMBUTUNTUK MENGURANGI EMISI DI INDONESIAMELALUI KEGIATAN LOKAL(Pendanaan UKCCU Tahun 2017-2018)

Konsorsium Hutan Kita Institute (HaKI) Sumatera Selatan

AlamatJl. Yudo Blok H-8 Kampus TVRI Palembang, Sumatera Selatan 30137Telepon+62 711-573 [email protected]@hutaninstitute.or.id

Judul ProgramPembangunan Demplot dan Pilot Restorasi Gambut di Kawasan Hutan Rawa Gambut Bekas Terbakar sebagai Lokasi Percontohan di Lokasi Prioritas Program Badan Restorasi Gambut Kabupaten MUBA dan OKI di Sumatera Selatan

PelaksanaKonsorsium Hutan Kita Institute

(HaKI) Sumatera Selatan, Koordinator: Perkumpulan Hutan Kita Institute,

Anggota: PeTA (Perkumpulan Tanah Air), JMG (Jaringan Masyarakat

Gambut) Sumsel, dan Balai Litbang LHK Palembang

Waktu PelaksanaanFeb - Des 2017 (11 Bulan)

Anggaran Rp. 4.238.705.000

(Empat milyar dua ratus tiga puluh delapan juta tujuh ratus lima ribu

rupiah)

Lokasi ProgramKabupaten Musi Banyuasin & Ogan

Komering Ilir, Sumatera Selatan

34

Keluaran 1. Tersusunnya 2 dokumen rencana aksi dan 2 dokumen

kebijakan pembentukan Pokja Restorasi Gambut Kabupaten.

2. Pilot sites menggunakan aturan dan prosedur mengenai restorasi dan re-wetting lahan paska kebakaran terdiri dari 15 tabat untuk 3 kanal dan 16 sumur bor, 8 mesin pompa.

3. Terbangunnya agroforestry di ekosistem gambut dan promosi agroforestry di ekosistem gambut seluas 26 hektar (20 ha di Kab. Muba dan 6 ha di Kab. OKI) dan 4 mesin jenset listrik.

4. Terlaksananya kegiatan pelatihan mengenai pemadaman kebakaran untuk anggota masyarakat dan staf pemerintah setempat sebanyak 100 orang (1 kelompok Masyarakat Gambut Perduli Kebakaran (MGPK) sebanyak 25 orang, total 100 orang untuk 4 desa).

5. Terlaksananya kegiatan diseminasi mengenai isu kebakaran dan kesehatan pada 25 Puskesmas dan 37 sekolah.

6. Tersusunnya Standard Operating Procedures (SOPs) and Early Warning System (EWS) respon kebakaran.

Tujuan Program

1. Mendorong kebijakan di tingkat Kabupaten dan desa terkait dengan restorasi gambut dan pencegahan kebakaran.

2. Terwujudnya demplots yang menjadi contoh untuk dilakukannya pengembangan agroforestry di lahan gambut, khususnya daerah yang bekas terbakar.

3. Mendorong peningkatan kapasitas bagi Pemerintah dan masyarakat.

4. Mendorong munculnya inisiatif lokal terhadap restorasi dan penanganan kebakaran di lahan gambut.

5. Terwujudnya alternatif perencanaan pengelolaan dan pemanfaatan lahan gambut bebasis inisiatif lokal desa.

35

6 TATA KELOLA HUTAN & LAHAN GAMBUTUNTUK MENGURANGI EMISI DI INDONESIAMELALUI KEGIATAN LOKAL(Pendanaan UKCCU Tahun 2017-2018)

Konsorsium WALHI Sumatera SelatanAlamatJl. Bliton No. 50, Kelurahan 26 Ilir, Kecamatan Ilir Barat 1,Palembang 30136Telepon+62 711-321 [email protected]

Judul ProgramPerlindungan dan Pengelolaan Gambut melalui Skema Desa Ekologis

PelaksanaKonsorsium WALHI Sumatera Selatan, Koordinator: WALHI

Sumatera Selatan, Anggota: Institute Agroekologi Indonesia (INAgri) dan Komunitas Masyarakat Pengelola

Gambut (KOMPAG)

Waktu PelaksanaanFeb - Des 2017 (11 Bulan)

Anggaran Rp. 1.381.999.000

(Satu milyar tiga ratus delapan puluh satu juta sembilan ratus sembilan

puluh sembilan ribu rupiah)

Lokasi ProgramKabupaten Ogan Komering Ilir,

Sumatera Selatan

36

Keluaran 1. Adanya Praktek Pengelolaan Lahan Gambut untuk Pertanian

yang agroekologis dalam kaitannya dengan pengurangan emisi karbon dan perbaikan di 2 Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG) yakni KHG Sugihan Ayek Saleh seluas 1200 ha dan KHG Sibumbung – Sibatok Desa Bangsal 159 ha.

2. Terbangunnya rencana Tata Kelola Lahan Gambut dalam bentuk Pilot Site Agroforestry dengan luas total yang berada di dua KHG tersebut adalah 6 ha (masing-masing seluas 3 ha).

3. Inisiasi kebijakan lokal terkait dengan mitigasi perubahan iklim berupa 2 Perdes yakni: a) Perdes tentang tata ruang desa dan b) Perdes tentang perlindungan dan pengelolaan lahan pertanian.

Tujuan Program

1. Mendorong percepatan pengembangan desa ekologis di wilayah gambut dalam rangka pengurangan emisi melalui kegiatan lokal.

2. Melakukan perencanaan pengelolaan lahan gambut dalam bentuk agroforestry site yang berbasiskan kearifan lokal.

3. Inisiasi Kebijakan lokal terkait dengan program Mitigasi dan perubahan iklim.

37

7 TATA KELOLA HUTAN & LAHAN GAMBUTUNTUK MENGURANGI EMISI DI INDONESIAMELALUI KEGIATAN LOKAL(Pendanaan UKCCU Tahun 2017-2018)

Konsorsium WALHI Kalimantan Barat AlamatJl. M.Husni Tamrin No.P.25, Kompleks Universitas Tanjungpura Pontianak, Kalimantan Barat - 78124Telepon+62 561-738 [email protected]@walhi.or.id

Judul ProgramFasilitasi Perbaikan Kawasan Hutan Rawa Gambut Terdegradasi Akibat Kebakaran di 4 Kabupaten Provinsi Kalimantan Barat

PelaksanaKonsorsium WALHI Kalimantan Barat, Koordinator: WALHI Kalimantan Barat,

Anggota: Perkumpulan ELPAGAR, Lembaga Bela Banua Talino (LBBT),

Lanting Borneo dan AMAN Kalimantan Barat, DPC LSM KOMPOR (Komunitas

Pembauran Organisasi Rakyat) Indonesia Kab. Kapuas Hulu

Waktu PelaksanaanFeb - Des 2017 (11 Bulan)

Anggaran Rp. 5.754.183.700

(Lima milyar tujuh ratus lima puluh empat juta seratus delapan puluh tiga

ribu tujuh ratus rupiah)

Lokasi Program4 Kabupaten di Kalimantan Barat:

Kabupaten Kapuas Hulu, Sanggau, Ketapang, dan Kubu Raya

38

Keluaran

1. Tersusunnya 1 laporan kajian kekinian kondisi kerusakan dan pemanfaatan lahan gambut di empat (4) kabupaten di Kalimantan Barat.

2. Terbentuknya Tim Review Perizinan Investasi di Kawasan Hutan Gambut di empat (4) Kabupaten di Kalimantan Barat (Kabupaten Kapuas Hulu, Kabupaten Ketapang, Kabupaten Sanggau dan Kabupaten Kubu Raya).

3. Terbangunnya 8 sekat kanal, 8 sekat bakar serta 24 embung dan sumur bor di empat (4) wilayah fasilitasi untuk mencegah dan mengendalikan kebakaran.

4. Terlaksananya pemulihan dan rehabilitasi lahan gambut bekas terbakar seluas 100 hektar dalam 10 demplot rehabilitasi yang ditanami 47.600 bibit spesies tanaman lokal yang produktif dan tahan api seperti nanas, petai, jengkol dan karet (1 ha: 476 bibit; jarak tanam 3x7 m).

5. Terlaksananya penanaman 6.000 bibit rotan Jernang di areal seluas 20 hektar.

6. Terlaksananya diseminasi tentang kebakaran hutan dan dampaknya di 40 sekolah, 20 Puskesmas dan 30 Posyandu di empat (4) Kabupaten Kalimantan Barat.

7. Terlaksananya pelatihan pemadaman kebakaran lahan gambut dan pengadaan peralatan pemadam bagi 4 kelompok pemadam kebakaran komunitas.

8. Terlaksananya kick off program ICCTF di Kalimantan Barat.9. Terlaksananya kampanye pencegahan kebakaran di televisi

lokal, penulisan dan publikasi buku kearifan pengelolaan gambut oleh masyarakat lokal serta tersusunnya Standard Operating Procedures (SOP) Early Warning Systems (EWS) kebakaran hutan di 4 Kabupaten.

Tujuan Program

Menjalankan kegiatan mitigasi berbasis lahan untuk menahan laju kerusakan hutan dan rehabilitasi bekas kebakaran pada kawasan ekosistem rawa gambut di 4 Kabupaten Kalimantan Barat.

39

8 TATA KELOLA HUTAN & LAHAN GAMBUTUNTUK MENGURANGI EMISI DI INDONESIAMELALUI KEGIATAN LOKAL(Pendanaan UKCCU Tahun 2017-2018)

Perkumpulan Pemberdayaan Masyarakat Dayak Pancur Kasih (PPK) Pontianak AlamatJl. Gusti Situt Mahmud, Gg. Selat Sumba III Lantai 2, Pontianak Utara Kalimantan Barat 78243Telepon+62 561-887 [email protected]

Judul ProgramPerbaikan Tata Kelola Hutan dan Lahan, melalui Pencegahan Karhutla dan Reforestasi untuk Kesejahteraan Masyarakat

PelaksanaPerkumpulan Pemberdayaan

Masyarakat Dayak Pancur Kasih (PPK) Pontianak

Waktu PelaksanaanFeb - Des 2017 (11 Bulan)

Anggaran Rp. 3.292.945.000

(Tiga milyar dua ratus sembilan puluh dua juta sembilan ratus empat puluh

lima ribu rupiah)

Lokasi ProgramKabupaten Ketapang dan

Kubu Raya, Kalimantan Barat

40

Keluaran 1. Terlaksananya Pelatihan Pengorganisasian dan

Pembentukan Kelompok Tani berjumlah 17 kelompok. 2. Terlaksananya Pelatihan Restorasi Gambut, Pencegahan

dan Penanggulangan Karhutla dengan total peserta 510 orang masyarakat di 14 kampung, 7 desa prioritas.

3. Terlaksananya sosialisasi isu Karhutla di 50 sekolah, 20 Puskemas dan 4 media publik.

4. Terbangunnya agroforestry ekosistem gambut dan kawasan konservasi seluas 323 hektar hingga berkontribusi pada pengiriman emisi karbon.

5. Tersusunnya Program restorasi gambut dan Standard Operating Procedures (SOPs) dan Early Warning System (EWS) respon kebakaran di 7 desa.

Tujuan Program

Menjalankan kegiatan pencegahan dan penanggulangan Karhutla sebagai upaya mitigasi perubahan iklim pada kawasan gambut bekas terbakar dan rentan/berpotensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan yang akan datang.

41

9 TATA KELOLA HUTAN & LAHAN GAMBUTUNTUK MENGURANGI EMISI DI INDONESIAMELALUI KEGIATAN LOKAL(Pendanaan UKCCU Tahun 2017-2018)

SAMPAN Kalimantan AlamatJl. Parit Haji Husain II, Komplek Puri Akcaya III Jalur I No A-1, Kelurahan Bansir Barat, Kec. Pontianak Tenggara, Kota PontianakTelepon+62 561-710 [email protected]

Judul ProgramMemperkuat Partisipasi Masyarakat dengan Optimalisasi Hasil Hutan Bukan Kayu dan Jasa Lingkungan di Hutan Desa untuk Restorasi dan Menjaga Kelestarian Ekosistim Gambut Bentang Pesisir Padang Tikar

PelaksanaSAMPAN Kalimantan

Waktu PelaksanaanFeb - Des 2017 (11 Bulan)

Anggaran Rp. 3.626.169.000

(Tiga milyar enam ratus dua puluh enam juta seratus enam puluh

sembilan ribu rupiah)

Lokasi ProgramKabupaten Kubu Raya,

Kalimantan Barat

42

Keluaran

1. Adanya kolaborasi langsung dengan pemerintah nasional dan daerah dengan 1) adanya baseline data gambut di Hutan Desa Bentang Pesisir Padang Tikar sebagai tolak ukur penyusunan rencana aksi restorasi, dan 2) rencana aksi restorasi gambut berbasis masyarakat di Hutan Desa Bentang Pesisir Padang Tikar disahkan oleh Pokja Restorasi Gambut Provinsi Kalimantan Barat.

2. Pilot sites menggunakan aturan dan prosedur mengenai restorasi dan re-wetting lahan paska kebakaran dengan 1) Pembangunan sistem pencegahan dini kebakaran hutan dan lahan melalui local based monitoring; 2) Pembangunan 15 sumur bor; 3) Terbangunnya 1 tower pemantauan untuk Karhutla dan Gambut; dan 4) upgrade dan asistensi website desa yang sudah terbangun yang terintegrasi dengan kebakaran hutan dan lahan.

3. Terbangunnya agroforestry di ekosistem gambut dan promosi agroforestry di ekosistem gambut Hutan Desa Bentang Pesisir Padang Tikar melalui 1) Pengayaan tanaman-tanaman

Tujuan Program

1. Mendorong adanya implementasi kebijakan pada level Provinsi, Kabupaten, dan Desa tentang restorasi gambut dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di Hutan Desa Bentang Pesisir Padang Tikar.

2. Terciptanya model restorasi gambut berbasis masyarakat di Hutan Desa Bentang Pesisir Padang Tikar.

3. Mendorong peningkatan kapasitas bagi pemerintah desa dan masyarakat dalam upaya restorasi dan penanganan kebakaran di lahan gambut.

4. Mendorong munculnya inisiatif lokal terhadap restorasi dan penanganan kebakaran hutan dan lahan berbasis masyarakat.

5. Munculnya alternatif pendapatan masyarakat dari hasil hutan bukan kayu dan jasa lingkungan dari ekosistem gambut.

6. Mendorong pemahamanan masyarakat berkaitan dengan penyebab dan bahaya kebakaran hutan dan lahan.

43

yang memiliki nilai ekonomi sesuai dengan ekosistim gambut; 2) Optimalisasi hasil hutan bukan kayu untuk peningkatan alternatif ekonomi masyarakat dengan support peralatan produksi, promosi produk, dan pelatihan optimalisasi produk.

4. Terlaksananya kegiatan pelatihan mengenai pemadaman kebakaran untuk anggota masyarakat dan staf pemerintah setempat sebanyak 50 orang sekaligus support peralatan pemadaman sederhana.

5. Terlaksananya kegiatan deseminasi mengenai isu kebakaran dan kesehatan melalui 1) Sosialisasi di 10 sekolah dan 10 Puskesdes; 2) Kampanye melalui 5 video brief tentang penyebab dan bahaya Karhutla; dan 3) Kampanye melalui 10 poster tentang penyebab dan bahaya Karhutla.

6. Tersusunnya Standard Operating Procedures (SOPs) dan Early Warning System (EWS) respon kebakaran dengan 1) Melegalisasi Masyarakat Peduli Api (MPA) di 10 Desa; 2) Tersusunnya SOP penanggulangan kebakaran hutan dan lahan untuk MPA; dan 3) Monitoring kebakaran hutan dan lahan menggunakan teknologi Wahana Tanpa Awak/Drone.

44

10 TATA KELOLA HUTAN & LAHAN GAMBUTUNTUK MENGURANGI EMISI DI INDONESIAMELALUI KEGIATAN LOKAL(Pendanaan UKCCU Tahun 2017-2018)

Konsorsium Yayasan Borneo Nature IndonesiaAlamatJl. Bukit Raya No. 82, Palangka Raya, Kalimantan Tengah 73112Telepon+62 536-421 [email protected]

Judul ProgramPerlindungan dan Restorasi Lahan Gambut di Kawasan Sabangau, Kalimantan Tengah

PelaksanaKonsorsium Yayasan Borneo Nature

Indonesia, Koordinator: Yayasan Borneo Nature Indonesia, Anggota:

Universitas Palangkaraya UPT CIMTROP-LLG, TSA Bukit Tunggal,

dan YCI (Yayasan Cakrawala Indonesia)

Waktu PelaksanaanFeb - Des 2017 (11 Bulan)

Anggaran Rp. 1.468.145.000

(Satu milyar empat ratus enam puluh delapan juta seratus empat puluh lima

ribu rupiah)

Lokasi ProgramArea Laboratorium Alam Lahan Gambut - Universitas Palangkaraya, Kotamadya

Palangkaraya, Kalimantan Tengah

45

Keluaran 1. Restorasi Lahan Gambut Bekas Terbakar (LGBT) dikawasan

Sabangau, Kalimantan Tengah area prioritas seluas 5.190 hektar, melalui:• Restorasi hidrologi gambut dengan pembangunan

150 dam pada 8 kanal dengan total kanal sepanjang 10.935 m yang diperkirakan akan memiliki dampak pembasahan pada area seluas 584 hektar.

• Rehabilitasi lahan gambut melalui kegiatan reforestasi seluas 272 hektar dengan penanaman 1.700 bibit endemik, dan pengayaan dengan penyebaran 8.000 benih yang telah bertunas.

2. Perlindungan kawasan hutan rawa gambut di kawasan LAHG dari ancaman kebakaran hutan dan lahan melalui peran serta masyarakat dengan memperkuat 2 kelompok Tim Serbu Api yang sudah ada dan membentuk 2 (dua) kelompok Tim Serbu Api yang baru. Titik api yang dapat diminimalisir melalui kegiatan ini diperkirakan sekitar 200 titik.

3. Penyadartahuan dan penguatan kapasitas melalui 3 kali pelatihan penanganan kebakaran dan kegiatan pendidikan mengenai lingkungan dan ancaman kebakaran kepada 4 kelurahan dan 20 sekolah.

Tujuan Program

Mengurangi emisi karbon melalui pembasahan kembali lahan gambut sehingga mengurangi kehilangan dari degradasi dan oksidasi; untuk meningkatkan penyerapan karbon melalui reboisasi; dan untuk mengurangi kehilangan karbon dari pembakaran dengan membentuk dan memperkuat komunitas tim pemadam kebakaran.

46

11 TATA KELOLA HUTAN & LAHAN GAMBUTUNTUK MENGURANGI EMISI DI INDONESIAMELALUI KEGIATAN LOKAL(Pendanaan UKCCU Tahun 2017-2018)

Pusat Studi Kebakaran Lahan dan Rehabilitasi Hutan Universitas Palangka Raya (P2KLH- UPR)AlamatJl. Hendrik Timang Kampus Tunjung Nyahu Palangka RayaTelepon+62 536-421 [email protected]@agr.upr.ac.id

Judul ProgramPembuatan Sumur Bor dan Sekat Bakar untuk Pencegahan Kebakaran Gambut di Kalimantan Tengah

PelaksanaPusat Studi Kebakaran Lahan dan

Rehabilitasi Hutan Universitas Palangka Raya (P2KLH-UPR)

Waktu PelaksanaanFeb - Des 2017 (11 Bulan)

Anggaran Rp. 4.507.181.000

(Empat milyar lima ratus tujuh juta seratus delapan puluh satu ribu rupiah)

Lokasi ProgramKabupaten Pulang Pisau,

Kalimantan Tengah

47

Keluaran 1. Terbentuknya Kelompok Masyarakat Peduli Api pada

tingkat desa yang diberi nama Masyarakat Peduli Api (MPA) untuk mengelola kebakaran pada tiap-tiap desa target, dengan jumlah minimal 10 orang tiap desa.

2. Terbangunnya 600 unit sumur bor masing-masing 100 unit pada tiap desa target, menggunakan aturan dan prosedur mengenai restorasi dan re-wetting lahan paska sesuai ketentuan pada Badan Restorasi Gambut (BRG).

3. Tersedianya 12 unit alat pembuat sumur bor dimana masing-masing 2 unit pada tiap desa, untuk menunjang pembangunan sumur bor.

4. Terlatihnya MPA sebanyak 60 orang, dimana tiap desa masing-masing 10 orang.

5. Tersedianya 60 unit alat pemadam kebakaran portible Robin atau Honda, dengan selang pelontar masing-masing 100/mesin dan noksel.

6. Terbangunan sekat bakar sepanjang 5.000 m (5 km) dengan lebar 4 meter yang ditanamai dengan pohon tahan api, seperti Shorea Balangiran, Jelutung dan Sago.

7. Terbangunnya 3 (tiga) unit menara pematau api di Desa Taruna Jaya, Desa Pilang dan Desa Gohong.

Tujuan Program

1. Menyediakan sarana dan prasarana pendukung untuk pembasahan gambut untuk pencegahan kebakaran lahan dan hutan gambut.

2. Penguatan kelembagaan Masyarakat Peduli Api (MPA) pada desa target.

3. Menyiapkan rencana aksi untuk pencegahan kebakaran.

48

12 ProgramMitigasi Berbasis Lahan ICCTF - USAIDBatch II (2017-2018)4

49

MITIGASI BERBASIS LAHAN(Pendanaan USAID Tahun 2017-2018)1

Yayasan Leuser InternasionalAlamatJl. Tgk. Syech Abdulrauf No. 8, Kampus Unsyiah, Banda AcehTelepon+62 651-755 5900Fax+62 651-755 [email protected]

Judul ProgramRehabilitasi Kawasan Hutan Lindung dan Peningkatan Cadangan Karbon pada Agroforestri Kopi melalui Penerapan Budidaya Ramah Lingkungan

PelaksanaYayasan Leuser Internasional

Waktu PelaksanaanFeb 2017 - Jun 2018 (17 Bulan)

Anggaran Rp. 2.000.000.000

(Dua milyar rupiah)

Lokasi ProgramDesa Pepanyi dan Nosar Baru,

Kecamatan Permata, Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Aceh

50

Keluaran 1. Hutan lindung seluas 100 ha direhabilitasi dengan tanaman

jenis meranti, sengon, jengkol, pete, dan alpukat, sebanyak 20.000 batang oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM). Ditanam pada bulan Oktober-November 2017.

2. Meningkatnya kesadaran 100 KK masyarakat desa Pepanyi dan Nosar Baru, Kecamatan Permata, terhadap lingkungan dan meningkatnya kemampuan teknik budidaya dan paska panen kopi mulai bulan Desember 2017.

3. Penanaman tanaman pagar dan pelindung produktif jenis jeruk dan alpukat, sebanyak 4.000 batang oleh KSM pada bulan November-Desember 2017.

4. Budidaya ternak sapi jenis lokal sebanyak 10 ekor di lokasi Desa Pepanyi, atau Nosar Baru oleh 1 KSM peduli iklim dengan sistem penggemukan untuk mendukung pertanian organik pada bulan Juni 2017

5. Pengembangan 1 unit instalasi pengolahan pupuk organik dengan kapasitas produksi 3 ton per bulan, oleh salah satu KSM di Desa Pepanyi, atau Nosar Baru.

Tujuan Program

Memulihkan hutan lindung dan daerah tangkapan air di kawasan hutan lindung yang pernah dirambah oleh masyarakat, serta peningkatan cadangan karbon dan pendapatan petani kopi melalui pengayaan tanaman dan penerapan teknologi Climate Smart Coffee Production System.

51

MITIGASI BERBASIS LAHAN(Pendanaan USAID Tahun 2017-2018)2

YayasanTaman Nasional Tesso NiloAlamatJl. Kelapa Gading GG. Kelapa Gading II No. 18B, Kelurahan Tangkerang Tengah, Kec. Bukit Raya Kota PekanbaruTelepon+62 761-787 [email protected]

Judul ProgramPemulihan dan Perlindungan Ekosistem Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) Berbasis Masyarakat dan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat di Sekitarnya

PelaksanaYayasan Taman Nasional

Tesso Nilo

Waktu PelaksanaanFeb 2017 - Feb 2018 (13 bulan)

Anggaran Rp. 2.000.000.000

(Dua milyar rupiah)

Lokasi ProgramDesa Air Hitam dan Desa Lubu Kembang Bunga, Kabupaten Pelalawan, Sumatera Selatan

52

Keluaran 1. Pemulihan 375 ha lahan terdegradasi berbasis masyarakat.2. Peningkatan kesejahteraan 120 KK melalui kegiatan

pemulihan ekosistem dan pemanfaatan hasil kegiatan pemulihan ekosistem.

3. Perlindungan 20.000 ha lahan melalui penguatan kearifan lokal dan patroli masyarakat.

Tujuan Program

Melakukan serangkaian kegiatan sehingga dapat mengurangi jumlah lahan yang terdegradasi di TNTN melalui kegiatan pemulihan ekosistem, melindungi hutan tersisa, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya.

53

MITIGASI BERBASIS LAHAN(Pendanaan USAID Tahun 2017-2018)3

Pusat Penelitian Karet

AlamatJl. Salak No.1 Bogor 16151Telepon+62 251-831 9817 / 832 2732Fax+62 251-832 4047 [email protected] [email protected]

Judul ProgramPenurunan Emisi CO2 di Lahan Gambut dengan Pengaturan Tata Kelola Air Menggunakan Water Level - Canal Blocking Berbasis Komposit Karet Alam

PelaksanaPusat Penelitian Karet

Waktu PelaksanaanFeb 2017 - Jun 2018 (17 bulan)

Anggaran Rp. 1.983.360.000

(Satu milyar sembilan ratus delapan puluh tiga juta tiga ratus enam puluh

ribu rupiah)

Lokasi ProgramDesa Sungai Rengit, Kab.

Banyuasin dan areal perkebunan PT. Indralaya Agro Lestari di Desa

Patra Tani, Kabupaten Ogan Ilir provinsi Sumatera Selatan

54

Keluaran 1. Aplikasi Prototipe produk berupa canal bloking dengan

material komposit karet sebanyak 5 unit dan aplikasinya untuk mengelola tata air di lahan gambut seluas 100 ha di Desa Sungai Rengit dan Ogan Ilir. Canal bloking dipasang pada semester 2.

2. Penurunan gas emisi CO2 yang diindikasikan dengan pengurangan subsidence gambut sebesar 5 cm sebesar 66-154 ton CO2_eq dan peningkatan kualitas udara lingkungan mikro pada demplot pada semester 2.

3. Peningkatan produktivitas lahan.4. Peta sosial ekonomi masyarakat dan roadmap

pengembangan ekonomi dan kelembagaan masyarakat di Desa Sungai Rengit.

Tujuan Program

Peningkatan kualitas dan produktifitas lahan gambut dan peningkatan kualitas udara di sekitar lahan gambut melalui pengelolaan tata air tanpa bakar di Desa Sungai Rengit Kabupaten Banyuasin dan Desa Patra Tani Kabupaten Ogan Ilir.

55

Yayasan Terumbu Karang Indonesia (Terangi)

AlamatJl. Asyibaniah No. 106Citayam, DepokTelepon+62 21-2950 [email protected]

Judul ProgramBelitung Mangrove Park (BMP): Pemanfaatan Lahan Bekas Tambang Sebagai Taman Wisata Mangrove dalam Upaya Rehabilitasi Ekosistem dan Sekuestrasi Karbon

PelaksanaYayasan Terumbu Karang

Indonesia (Terangi)

Waktu PelaksanaanFeb 2017 - Jun 2018 (17 bulan)

Anggaran Rp. 2.000.000.000

(Dua milyar rupiah)

Lokasi ProgramDesa Juru Seberang, Kecamatan Tanjung Pandan & Desa Keciput,

Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung

MITIGASI BERBASIS LAHAN(Pendanaan USAID Tahun 2017-2018)4

56

Keluaran

1. Hutan mangrove dan hutan pantai yang rusak akibat tambang ditanami.

2. Masyarakat mampu memantau kondisi ekosistem pesisir. 3. Masyarakat berpartisipasi dalam pengelolaan KKPD

Belitung dan BMP.4. Tersedianya sarana ekowisata dan pendidikan tentang

mangrove.5. Tersedianya SDM dalam pengembangan ekowisata bahari.6. Masyarakat mampu mengembangkan kegiatan ekowisata.

Tujuan Program

Mengurangi dampak perubahan iklim kepada ekosistem dan masyarakat Kabupaten Belitung dengan melakukan rehabilitasi mangrove pada lahan bekas tambang, melalui hak pengelolaan kawasan hutan oleh masyarakat.

57

MITIGASI BERBASIS LAHAN(Pendanaan USAID Tahun 2017-2018)5

Indonesian Forestry and Governance Institute (IFGI)AlamatJl. Waringin No 2, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta 55282Telepon+62 812 259 [email protected]

Judul ProgramMitigasi Perubahan Iklim Berbasis Lahan di Sekitar Taman Nasional Gunung Halimun Salak untuk Pencegahan Alih Fungsi Hutan Rakyat melalui Peningkatan Produktivitas Lahan di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten

PelaksanaIndonesian Forestry and

Governance Institute (IFGI)

Waktu PelaksanaanFeb 2017 - Jun 2018 (17 bulan)

Anggaran Rp. 2.000.000.000

(Dua milyar rupiah)

Lokasi ProgramKabupaten Lebak,

Provinsi Banten

58

Keluaran 1. Adanya Pilot Site Agroforestry seluas 100 ha di 9 Desa di

Kecamatan Cigemblong, Lebak, Banten.2. Peningkatan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan

hutan rakyat model Agroforestry.3. Jaminan pemasaran produk Hutan Rakyat.4. Dukungan Kebijakan Pemerintah yang mendorong Adopsi

dan Replikasi model Agroforestry di Hutan Rakyat.

Tujuan Program

Perbaikan tata kelola hutan rakyat yang mendukung peningkatan produktivitas lahan secara ramah lingkungan untuk pencegahan alih fungsi lahan hutan rakyat di Kabupaten Lebak.

59

MITIGASI BERBASIS LAHAN(Pendanaan USAID Tahun 2017-2018)6

Konsorsium “Community Forest Ecosystem Service (CFES), PT Gaia Eko Daya Buana (GAIA-DB), Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH)”AlamatJl. Sutera No.1 Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor 16115, Jawa [email protected]

Judul ProgramRehabilitasi Hulu DAS Ciliwung Berbasis Masyarakat (Ciliwung 0 Km)

PelaksanaKonsorsium CFES, PT Gaia-DB & LMDH, Koordinator: Community

Forest Ecosystem Service (CFES), Anggota: PT Gaia Eko Daya Buana

(Gaia-DB) dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH)

Waktu PelaksanaanFeb 2017 - Jun 2018 (17 bulan)

Anggaran Rp. 2.000.000.000

(Dua milyar rupiah)

Lokasi ProgramDesa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor,

Jawa Barat

60

Keluaran

1. Tersusunnya rencana pengelolaan hutan lestari di hutan pangkuan desa (HPD) Desa Tugu Utara di kawasan penyangga CA Telaga Warna.

2. Diterapkannya sistem agroforestry dan perlindungan hutan pangkuan desa (HPD) Desa Tugu Utara di kawasan penyangga CA Telaga Warna.

3. Terbangunnya platform pengelolaan pengetahuan rehabilitasi ekosistem yang berkelanjutan.

4. Dikembangkan dan diterapkannya pengetahuan dan keterampilan pengelolaan sumber daya hutan non kayu dan jasa lingkungan.

Tujuan Program

Tujuan akhir proyek adalah terehabilitasinya ekosistem hulu DAS Ciliwung melalui agroforestry system berbasis masyarakat yang berkelanjutan.

61

MITIGASI BERBASIS LAHAN(Pendanaan USAID Tahun 2017-2018)7

Konsorsium “Perkumpulan Forest Watch Indonesia,Pusat Pengkajian Perencanaan dan Pengembangan Wilayah –LPPM IPB”AlamatJl. Sempur Kaler No. 62, Kota Bogor, 16129, Jawa BaratTelepon+62 251-833 3308 / 831 [email protected]

Judul ProgramPenguatan Kolaborasi Para Pihak dalam Mitigasi Perubahan Iklim di Hulu DAS Ciliwung

PelaksanaKonsorsium “Perkumpulan FWI & P4W LPPM IPB”, Koordinator:

Perkumpulan Forest Watch Indonesia (FWI), Anggota: Pusat

Pengkajian Perencanaan dan Pengembangan Wilayah (P4W) –

LPPM IPB

Waktu PelaksanaanFeb 2017 - Mei 2018 (16 bulan)

Anggaran Rp. 2.000.000.000

(Dua milyar rupiah)

Lokasi ProgramKampung Cibulao & Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

62

Keluaran

1. Meningkatnya partisipasi para pihak dalam menjaga luasan hutan tersisa dan meningkatkan perbaikan sumber daya lahan di kawasan hulu DAS Ciliwung.

2. Terbentuknya kelompok masyarakat pelaku aksi mitigasi perubahan iklim di tingkat tapak.

3. Berjalannya aktivitas dan praktek pertanian kopi organik dan pemanfaatan jasa lingkungan secara berkelanjutan.

Tujuan Program

Terwujudnya Kolaborasi Para Pihak (Pemerintah desa, kelompok tani hutan, Perum Perhutani, Balai TN. Gede Pangrango, Pemkab Bogor, PTPN Gunung Mas dan PT Sumber Sari Bumi Pakuan) Dalam Pengelolan Sumber Daya Hutan dan Lahan yang Rendah Emisi di Hulu DAS Ciliwung, Kabupaten Bogor.

63

MITIGASI BERBASIS LAHAN(Pendanaan USAID Tahun 2017-2018)8

Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah MadaAlamatJl. Agro Nomor 1 Bulaksumur, Depok, Sleman 55281, YogyakartaTelepon+62 274-512 102 / 550 [email protected]

Judul ProgramModel Reforma Agraria untuk Peningkatan Produktivitas Sumberdaya Hutan dalam Upaya Percepatan Pencapaian Kedaulatan Pangan, Pengentasan Kemiskinan dan Pengurangan Emisi GRK

PelaksanaFakultas Kehutanan,

Universitas Gadjah Mada

Waktu PelaksanaanFeb 2017 - Jun 2018 (17 bulan)

Anggaran Rp. 2.000.000.000

(Dua milyar rupiah)

Lokasi ProgramKawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Pendidikan & Pelatihan Universitas Gadjah Mada di Kab. Blora Provinsi

Jawa Tengah dan Kabupaten Ngawi Provinsi Jawa Timur

64

Keluaran 1. Teradopsinya demonstration plot integrated forestry dan

farming system seluas 500 ha di 8 LMDH pada akhir Maret 2017 yang berpotensi meningkatkan stok karbon sebesar 1,34 ton/ha ketika tanaman umur 1 tahun dan diprediksi rata-rata 48.75 ton C/ha eq per tahun yang akan dicapai pada tahun ke-10.

2. Meningkatnya kapasitas masyarakat (224 orang) dalam pengelolaan hutan seluas 500 ha di 8 LMDH melalui pelatihan-pelatihan pada bulan Mei 2017.

3. Menguatnya kapasitas kelembagaan 8 LMDH dengan memiliki rencana pengelolaan Hutan Pangkuan Desa dan SOP pengelolaan hutan secara partisipatif pada bulan Maret 2018.

4. Munculnya inisiasi kebijakan lokal dalam pengelolaan sumber daya hutan yang sesuai dengan program mitigasi perubahan iklim pada Juni 2018.

Tujuan Program

Peningkatan produktivitas lahan hutan dengan penerapan teknologi dan budidaya pertanian semi organik dalam upaya mengurangi emisi GRK melalui reforma agraria.

65

MITIGASI BERBASIS LAHAN(Pendanaan USAID Tahun 2017-2018)9

Universitas JemberAlamatJl. Kalimantan 37, Jember 68121Telepon+62 331-332 739 / 330 225Fax+62 331-337 [email protected]

Judul ProgramPengelolaan Kawasan Rehabilitasi Taman Nasional Meru Betiri melalui Pengembangan Desain Demonstrasi Plot dengan Prioritas Jenis Tanaman yang Memiliki Fungsi Penutupan Lahan Sepanjang Tahun

PelaksanaUniversitas Jember

Waktu PelaksanaanFeb 2017 - Jun 2018 (17 bulan)

Anggaran Rp. 1.996.055.637

(Satu milyar sembilan ratus sembilan puluh enam juta lima puluh lima ribu enam ratus tiga puluh tujuh rupiah)

Lokasi ProgramLahan Rehabilitasi Resort Wonoasri, Taman Nasional

Meru Betiri, Kabupaten Jember, Jawa Timur

66

Keluaran

1. Tersusunnya Dokumen Nota Kesepakatan antara ± 70 petani penggarap dengan TNMB maksimal sampai dengan April 2017.

2. Terbangunnya demonstration plot hutan sekunder di lahan rehabilitasi Resort Wonoasri TNMB seluas 10 hektar.

3. Nilai ekologi hutan sekunder (densitas ± 82.745 batang di lahan seluas 255 ha dan ±2.000 batang tanaman cabe Jawa dan merica di lahan demplot seluas 10 ha; Htanaman 1.5; Harthtropoda1; serapan karbon 1,135 tCO2/hari dan produksi oksigen sebesar 842 tO2/hari).

4. Peningkatan organik karbon (SOM ±1%), KTK, kejenuhan basa dan pH dari level rendah menjadi tinggi.

5. Terlaksananya kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat (200 KK) dan terbentuknya 9 kluster ekonomi.

6. Terbentuknya hutan pekarangan dengan densitas 7.370 batang tanaman dan hutan lorong dengan densitas 6.310 batang tanaman-tanaman berekonomi tinggi (gaharu, durian, cabe Jawa).

7. Berkurangnya ketergantungan ekonomi masyarakat terhadap lahan rehabilitasi dihitung dari menurunnya frekuensi pengelolaan lahan rehabilitasi (dari 48x menjadi 24x).

Tujuan Program

Meningkatkan diversitas tumbuhan endemik dan stratifikasi kawasan rehabilitasi TNMB sebagai kawasan lindung berdasarkan indikator biofisik dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan konservasi dengan mengembangkan kluster ekonomi kreatif.

67

10 MITIGASI BERBASIS LAHAN(Pendanaan USAID Tahun 2017-2018)

Yayasan Palung

AlamatJl. Kolonel Sugiono, Gg. H. Tarmizi No. 5, Kelurahan Sampit, Kecamatan Delta Pawan, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat 78812Telepon+62 534-303 6367 [email protected]

Judul ProgramPengelolaan Beberapa Alternatif Sumber Mata Pencaharian Masyarakat secara Berkelanjutan untuk Meningkatkan Nilai Penting Lahan Gambut di Sekitar Kawasan Taman Nasional Gunung Palung

PelaksanaYayasan Palung

Waktu PelaksanaanFeb 2017 - Jun 2018 (17 bulan)

Anggaran Rp. 2.000.000.000

(Dua milyar rupiah)

Lokasi ProgramDesa Penjalaan, Desa Nipah

Kuning, Desa Pemangkat, Desa Pulau Kumbang dan Desa Padu

Banjar, Kecamatan Simpang Hilir, Kabupaten Kayong Utara,

Kalimantan Barat

68

Keluaran

1. 30% dari luasan kebun dan sawah di lokasi target diperbaiki pengelolaannya menjadi lebih produktif dan adaptif terhadap kondisi ekosistem gambut.

2. Terdapat kenaikan rata-rata 20% pada pendapatan bulanan rumah tangga petani peserta program dari perbaikan sistem budidaya, penanganan pasca panen, dan perbaikan sistem pemasaran.

3. Terdapat kenaikan rata-rata 20% pada pendapatan bulanan rumah tangga pengrajin peserta program dari usaha kerajinan.

4. Ada minimal 5 keputusan desa yang mengatur perlindungan dan pengelolaan lahan gambut berkelanjutan oleh masyarakat di kawasan hutan dan lahan umum.

5. 25 orang kader memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam pengelolaan lahan gambut secara berkelanjutan, pemanfaatan HHBK, dan/atau pengorganisasian kelompok.

6. 125 orang memahami tentang pengelolaan lahan gambut berkelanjutan melalui kegiatan Sekolah Lapangan (SL) Pengelolaan Lahan Gambut Berkelanjutan.

7. 300 orang masyarakat umum memahami tentang nilai penting pengelolaan lahan gambut secara berkelanjutan melalui kegiatan Farmer Field Day (FFD).

8. 125 orang petani memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam budidaya tanaman keras (kelapa, karet, atau kopi) dengan pola agroforestry hingga penanganan pasca panennya.

Tujuan Program

Ekosistem gambut di sekitar kawasan Taman Nasional Gunung Paung dapat dipertahankan fungsi ekologisnya dan mendukung konservasi keanekaragaman hayati berkat adanya pengelolaan sumber mata pencaharian masyarakat yang berkelanjutan.

69

1. Tersedia 80.000 bibit MPTs sebagai tanaman sela agroforestry dan 37.500 bibit tumbuhan HHBK untuk rehabilitasi lahan gambut bekas terbakar dari SL dan Kebun Bibit Desa (KBD).

2. 35 ha kebun tanaman keras diperbaiki teknik budidayanya dan ditanami dengan pola agroforestry.

3. Terdapat 5 unit percontohan penanganan pasca panen (pengeringan kopi, kopra atau pengentalan getah karet) dan dimanfaatkan dengan baik.

4. 50 orang petani memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam integrasi budidaya padi rawa.

5. Terdapat 1 ha sawah yang menerapkan integrasi budidaya padi rawa.

6. 75 orang petani memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam pembibitan, budidaya tumbuhan HHBK dan teknik rehabilitasi lahan gambut.

7. Tersedia 22.500 bibit tumbuhan HHBK dari SL.8. 50 ha lahan gambut bekas terbakar direhabilitasi dengan

tumbuhan HHBK.9. 50 orang petani/pengrajin memiliki pengetahuan dan

keterampilan dalam pengelolaan ekosistem nipah, pemanfaatan nira dan pembuatan gula nipah.

10. 20 orang pengrajin memiliki keterampilan dalam pengembangan produk anyaman pandan dan lidi nipah.

11. 20 orang pengrajin memiliki keterampilan dalam pengembangan pembuatan minyak kelapa.

12. 20 orang petani/pengrajin memiliki pengetahuan dan keterampilan pembuatan arang dan asap cair tempurung kelapa.

13. Terdapat 0,5 ha kawasan ekosistem nipah yang dirawat oleh pengrajin sebagai sumber bahan baku gula nipah.

14. Unit usaha gula nipah rata-rata dapat memproduksi 0,5 ton gula nipah per bulan.

15. 25 orang petani/pengrajin memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam bidang agroenterprise.

16. Ada minimal 5 rencana bisnis dari berbagai bidang usaha (kopi, kelapa, karet, gula nipah, anyaman, dll).

17. Setiap bidang usaha memiliki minimal 1 pembeli (buyer) tetap dengan harga standar.

70

11 MITIGASI BERBASIS LAHAN(Pendanaan USAID Tahun 2017-2018)

YayasanPenyu BerauAlamatJl. Durian III Gg. Pandan Wangi Tanjung Redeb Kabupaten Berau, Kalimantan Timur 77311Telepon+62 812 534 7006 Email-

Judul ProgramPengelolaan Kawasan Hutan Mangrove secara Terpadu sebagai Wujud Mitigasi Perubahan Iklim untuk Mendukung Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat di Kecamatan Batu Putih, Kabupaten Berau

PelaksanaYayasan Penyu Berau

Waktu PelaksanaanFeb 2017 - Jun 2018 (17 bulan)

Anggaran Rp. 1.998.743.000

(Satu Milyar Sembilan Ratus Sembilan Puluh Delapan Juta Tujuh Ratus Empat

Puluh Tiga Ribu Rupiah)

Lokasi ProgramKecamatan Batu Putih,

Kabupaten Berau,Kalimantan Timur

71

Keluaran

1. Adanya penambahan stok karbon sebesar 42.954 MgC atau setara dengan penyerapan CO2 sebesar 157.497,6 MgCO2 melalui rehabilitasi dan replantasi tumbuhan mangrove atau seluas 20 ha di Kecamatan Batu Putih.

2. Adanya pengelolaan kawasan hutan mangrove secara lestari melalui ekowisata yang menjamin kelestarian sumberdaya hutan mangrove yang dapat memberikan peningkatan kesejahteraan masyarakat di Kecamatan Batu Putih.

3. Adanya kebijakan-kebijakan pembangunan kampung yang selaras dengan program mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, dengan cara mengintegrasikan rencana pengelolaan kawasan hutan mangrove sebagai kawasan ekowisata ke dalam rencana pembangunan kampung di setiap kampung dampingan.

Tujuan Program

Terbangunnya model pengelolaan kawasan konservasi laut daerah dan hutan mangrove di Kecamatan Batu Putih oleh unit pengelola tingkat Kecamatan yang mendukung efektifitas pengelolaan kawasan konservasi laut Kabupaten Berau dengan mengembangkan kegiatan ekowisata yang dapat memberikan peningkatan pendapatan masyarakat.

72

12 MITIGASI BERBASIS LAHAN(Pendanaan USAID Tahun 2017-2018)

YayasanTiara PusakaAlamatJl. Wolter Monginsidi RT 006/01, Perumahan SPMA, Kelurahan Lestari Kota Ambon, MalukuTelepon+62 812 6530 [email protected]

Judul ProgramPemberdayaan Masyarakat Lokal dalam Mitigasi Gas Rumah Kaca dan Pemanasan Global Berbasis Lahan melalui Pengembangan Pertanian Organik di Pulau Saparua

PelaksanaYayasan Tiara Pusaka

Waktu PelaksanaanFeb 2017 - Jun 2018 (17 bulan)

Anggaran Rp. 2.000.000.000

(Dua milyar rupiah)

Lokasi ProgramPulau Saparua

pada negeri-negeri:Haria, Porto, Tiouw, Saparua, Paperu, Booi, Tuhaha, Mahu,

Ihamahu, Ulath dan Ouw

73

Keluaran 1. 1.100 orang anggota masyarakat di 11 desa terlibat

secara aktif mengatasi permasalahan gas rumah kaca dan pemanasan global sejak Februari 2017 - Juni 2018.

2. 220 orang petani yang terakomodasi dalam 22 kelompok tani melakukan aktivitas berkebun dan bertani dengan teknik ramah lingkungan sejak Februari 2017 - Juni 2018.

3. Jaringan mitigasi gas rumah kaca dan pemanasan global yang terdiri dari 11 Raja dari 11 negeri terbangun di pulau Saparua sejak Juli 2017.

4. Personalia berjumlah 7 orang dan perkantoran mampu menjalankan program selama 17 bulan sejak Februari 2017 - Juni 2018.

Tujuan Program

Meningkatkan mitigasi gas rumah kaca dan pemanasan global melalui perubahan perilaku masyarakat dan optimalisasi pemanfaatan lahan (pertanian organik).

74

7 ProgramAdaptasi dan Ketangguhan ICCTF - USAIDBatch I (2016-2018)5

75

76

77

78

79

80

81

82

83

84

85

4 ProgramAdaptasi dan Ketangguhan ICCTF - USAIDBatch II (2017-2018)6

86

ADAPTASI DAN KETANGGUHAN(Pendanaan USAID Tahun 2017-2018)1

YayasanRumahEnergiAlamatJl. Pejaten Barat No.30A,Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12550Telepon+62 21 7821 086 Fax+62 21 7804 443 [email protected]

Judul ProgramAdaptasi Perubahan Iklim dengan Penerapan Bioslurry di Lombok (ASA-Lombok)

PelaksanaYayasan Rumah Energi

Waktu PelaksanaanMar 2017 - Jun 2018 (16 bulan)

Anggaran Rp. 1.000.000.000

(Satu milyar rupiah)

Lokasi ProgramKabupaten Lombok Utara,Nusa Tenggara Barat (NTB)

87

Keluaran 1. 100 tangki air terbangun oleh perusahaan dan tukang

pembangun setempat (lokal).2. 70% dari target rumah tangga petani atau 70 rumah tangga,

memakai bioslurry untuk tanah pertaniannya di tahun 2017 dan 2018.

3. 25% dari target rumah tangga atau 25 rumah tangga, menanam satu jenis atau lebih tambahan jenis tanaman bernilai ekonomis tinggi di lahan pertaniannya.

4. Sebuah dokumen pembelajaran adaptasi perubahan iklim di Desa Salut, Lombok Utara.

Tujuan Program

1. Mengembangkan sistem pertanian dengan merehabilitasi lahan yang rendah unsur organisnya dan rendah daya sangga airnya, dengan menggunakan bioslurry.

2. Menyediakan akses air bersih yang berkelanjutan dengan pemanenan dan penyimpanan air hujan yang bisa terjangkau masyarakat, yang juga akan membantu masyarakat berjaya dengan lahan pertaniannya.

3. Untuk mengembangkan kapasitas masyarakat sasaran dengan teknologi terapan, sistem pertanian dan teknik berkomunikasi yang efektif.

4. Untuk meningkatkan pemakai bioslurry dan sarana pemanenan dan penyimpanan air hujan.

88

ADAPTASI DAN KETANGGUHAN(Pendanaan USAID Tahun 2017-2018)2

YayasanFIELDAlamatKompleks TNI AL Rawa Bambu,Jl. Teluk Peleng No.87A,Rawa Bambu, Pasar Minggu,Jakarta Selatan 12520Telepon+62 21 7820 [email protected]

Judul ProgramMembangun Ketahanan Pangan dan Ekonomi Kelompok Rentan melalui Pertanian Berkelanjutan di Wilayah Rawan Kekeringan di Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan

PelaksanaYayasan FIELD berkonsorsium

dengan Yayasan Mandoti

Waktu PelaksanaanMar 2017 - Jun 2018 (16 bulan)

Anggaran Rp. 1.000.000.000

(Satu milyar rupiah)

Lokasi ProgramKabupaten Pangkep,

Sulawesi Selatan

89

Keluaran

1. Dokumen hasil pengkajian: 1 dokumen pengkajian kerentanan, dan 4 panduan pelatihan (TOT, Sekolah Lapangan PEKKERTI, Sekolah Lapangan API, dan Sekolah Lapangan Pekarangan

2. Pelatihan kapasitas petani dalam adaptasi perubahan iklim: a. TOT Petani Pemandu 1 kali. b. Sekolah Lapangan PEKKERTI 3 kali di 3 desa dengan

total peserta 75 orang.c. Sekolah Lapangan Adaptasi Perubahan iklim 3 kali di 3

desa, dengan total peserta 75 orang. d. Sekolah Lapangan Pekarangan 3 kali di 3 desa, dengan

total peserta 75 orang.e. Hari Temu Lapangan (Field day) 3 kali di 3 desa.

3. Unit instalasi pemanenan air, membuat biopori sebanyak 375 unit, dan 9 sumur resapan di 3 desa.

4. Lahan model penerapan pertanian tangguh terhadap perubahan iklim, seluas 4 hektar di 2 desa, dan 1 ha tambak.

5. Dokumentasi rekomendasi strategi pengembangan program.

Tujuan Program

1. Meningkatkan pengetahuan dan teknologi budidaya Kelompok Rentan (Petani Kecil & Perempuan) sebagai strategi untuk adaptasi terhadap perubahan iklim lokal:a. Jenis tanaman dan varietas yang toleran terhadap

kekeringan.b. Pola tanam yang sesuai dengan kondisi iklim.c. Teknologi menabung air.d. Teknologi pengolahan tanah/lahan yang efisien

penggunaan air.e. Pengembangan alternatif penyediaan pangan melalui

pemanfaatan pekarangan untuk budidaya tanaman pangan, bumbu dan obat.

2. Meningkatkan akses masyarakat terhadap fasilitas pelayanan pemerintah (informasi tentang: pangan, teknologi pertanian dan iklim).

3. Terjembataninya komunikasi para pihak (petani, pemerintah, swasta, LSM) terkait pangan dan adaptasi perubahan iklim.

90

ADAPTASI DAN KETANGGUHAN(Pendanaan USAID Tahun 2017-2018)3

PerkumpulanCIS Timur

AlamatJl. Vetnai No.17Oebobo - Kota Kupang, NTT - Indonesia 85115Telepon+62 821 4756 9796 (Haris Oematan)[email protected]

Judul ProgramKetahanan Pangan dan Air Menuju Masyarakat Tangguh Iklim Kabupaten Rote Ndao

PelaksanaPerkumpulan CIS Timur

Waktu PelaksanaanMar 2017 - Jun 2018 (16 bulan)

Anggaran Rp. 1.000.000.000

(Satu milyar rupiah)

Lokasi ProgramKabupaten Rote Ndao,

Nusa Tenggara Timur (NTT)

91

Keluaran 1. Dokumen kajian analisa kerentanan dan adaptasi perubahan iklim

kabupaten, RAD-API Kabupaten Rote Ndao dan RADES-API di 3 desa dengan melibatkan para pemangku kepentingan kabupaten/desa.

2. Dokumen portofolio komoditi hortikultura sebagai acuan 6 kelompok tani membudidayakan hortikultura dan produksi olahan pasca panen dan pelatihan budidaya pertanian hortikultura, pengolahan pasca panen pertanian dan perikanan bagi 150 masyarakat dan pemerintah 3 desa.

3. Pelatihan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya air bagi 3 kelompok pengelola air dan pekerjaan instalasi air tenaga surya di 3 desa.

4. Demplot budidaya pertanian hortikultura pada lahan seluas 6 ha dan mendukung 3 kelompok perempuan pengolahan pasca panen pertanian dan perikanan.

5. Laporan diseminasi praktik baik adaptasi perubahan iklim (API) di tingkat komunitas dan komitmen keberlanjutan program pemerintah daerah/desa.

Tujuan Program

Meningkatkan pendapatan rumah tangga miskin melalui pengembangan pertanian hortikultura lahan kering yang ramah lingkungan serta perbaikan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya air. Tujuan tersebut dicapai melalui 3 aksi yaitu:1. Meningkatkan pendapatan masyarakat melalui peningkatan produksi

pertanian hortikultura lahan kering dan pengolahan pasca panen pertanian dan perikanan dengan memanfaatkan peluang pasar lokal.

2. Penerapan pengelolaan sumber daya air yang ramah lingkungan dengan mengunakan pompa tenaga surya untuk peningkatan produksi pertanian hortikultura dan memperkuat ketahanan pangan lokal.

3. Mendorong adanya integrasi kegiatan adaptasi perubahan iklim dalam perencanaan pemerintah kebupaten dan pemerintah desa melalui RAD API Kabupaten dan sinergi Rencana Aksi Masyarakat Desa (RADes) yang ramah lingkungan dalam pembangunan desa.

92

ADAPTASI DAN KETANGGUHAN(Pendanaan USAID Tahun 2017-2018)4

YayasanBaileoMaluku

AlamatIna Tuni Raya, No.1 Karang Panjang, Ambon, Maluku - Indonesia 97122Telepon+62 911 356 216 [email protected]

Judul ProgramKetahanan Pangan dan Ekonomi Berbasis Rumah Tangga Rentan untuk Adaptasi dan Ketangguhan terhadap Dampak Perubahan Iklim

PelaksanaYayasan Baileo Maluku

Waktu PelaksanaanMar 2017 - Jun 2018 (16 bulan)

Anggaran Rp. 1.000.000.000

(Satu milyar rupiah)

Lokasi ProgramKabupaten Kepulauan Aru,

Maluku

93

Keluaran 1. Dokumen hasil kajian tentang kapasitas dan kerentanan

terhadap perubahan iklim dan baseline pendapatan/ ekonomi masyarakat di tiap desa.

2. Dokumen rencana stategi adaptasi dan ketangguhan terhadap perubahan iklim, yang termuat dalam rencana dan kebijakan-kebijakan pemerintah desa yang terintegrasi dengan program-program pemerintah kabupaten.

3. 12 unit budidaya ikan keramba untuk mendukung pengembangan perikanan yang mendorong mata pencaharian alternatif bagi 60 rumah tangga, dan Lahan pengembangan tanaman pangan lokal singkong, ubi jalar dan pisang oleh 100 rumah tangga ditanami seluas 10 hektar.

4. Workshop budidaya ikan keramba yang tangguh sejumlah 3 kali dan workshop pengembangan tanaman pangan lokal, singkong, ubi jalar dan pisang sejumlah 5 kali beserta pembuatan buku panduan workshop.

5. Dokumentasi hasil-hasil program berupa satu video, buku, dan publikasi lainnya yang dapat diakses sebagai pembelajaran untuk pengembangan.

Tujuan Program

Menjalankan program swakelola “Ketahanan Pangan dan Ekonomi Berbasis Rumah Tangga Rentan untuk Adaptasi dan Ketangguhan terhadap Dampak perubahan Iklim” di Kecamatan Aru Utara, Kabupaten Kepulauan Aru, Provinsi Maluku.

94

ICCTF SecretariatWisma Bakrie 2 Building, 20th floor,Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-2, Jakarta 12920, Indonesia P (62-21) 5794 5760 | F (62-21) 5794 5759 | E [email protected]