i upaya meningkatkan kemampuan bercerita melalui

19
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA MELALUI GAMBAR SERI PADA ANAK KELOMPOK B TK KANISIUS DELANGGU KLATEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI Oleh: YULIANA KARTINI A53B090191 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

Upload: vothuy

Post on 18-Jan-2017

227 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: i UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA MELALUI

i

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA MELALUI

GAMBAR SERI PADA ANAK KELOMPOK B TK KANISIUS

DELANGGU KLATEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI

Oleh:

YULIANA KARTINI

A53B090191

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013

Page 2: i UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA MELALUI

ii

HALAMAN PENGESAHAN

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA MELALUI

GAMBAR SERI PADA ANAK KELOMPOK B TK KANISIUS

DELANGGU KLATEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI

Disetujui Oleh :

Pembimbing I

Drs. H. Yakub Nasucha, M.Hum.

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013

Page 3: i UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA MELALUI

iii

ABSTRAK

. UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA MELALUI

GAMBAR SERI PADA ANAK KELOMPOK B TK KANISIUS DELANGGU KLATEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

Yuliana Kartini, A53B090191 Program Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta 2013

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampan

bercerita melalui gambar seri pada kelompok B TK Kanisius Delanggu Klaten tahun pelajaran 2012/2013.Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian adalah siswa kelompok B TK Kanisius Delanggu tahun pelajaran 2012/2013. Prosedur pelaksanaan tindakan terbagi dalam dua siklus dengan empat komponen pada tiap siklusnya, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen penelitian yang digunakan meliputi lembar observasi dan pedoman observasi, lembar penilaian cerita gambar seri, dan dokumentasi foto. Kriteria keberhasilan tindakan dibagi menjadi dua, yaitu proses dan produk. Keberhasilan proses diukur berdasarkan peningkatan proses pembelajaran kearah yang lebih baik. Keberhasilan produk diukur berdasarkan ketercapaian indikator dan nilai siswa yang lebih baik.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan media gambar seri dapat meningkatkan kemampuan bercerita siswa kelompok B TK Kanisius Delanggu.Peningkatan tampak pada proses dan produk. Peningkatan proses terlihat pada aktivitas siswa dalam pembelajaran. Peningkatan tersebut terlihat dari kondisi siswa yang lebih fokus,lebih antusias, lebih mandiri, lebih aktif, dan senang dalam kegiatan pembelajaran. Peningkatan kualitas proses berdampak positif pada peningkatan kualitas produk. Hal tersebut terlihat pada hasil tes bercerita dari pra tindakan hingga siklus II mengalami peningkatan. Nilai rata-rata kelas juga meningkat, yaitu pra tindakan 64,42, siklus I 73,58, dan siklus II 82,195. Secara keseluruhan pada akhir siklus II ini semua aspek dan criteria bercerita siswa mengalami peningkatan yang cukupsignifikan.Dari hasilpenelitian di atas, terbukti bahwa penggunaan media gambar seri dapat meningkatkan kemampuan bercerita siswa kelompok B TK Kanisius Delanggu tahun pelajaran 2012/2013. Kata kunci: Kemampuan Bercerita, Gambar Seri

Page 4: i UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA MELALUI

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Prinsip belajar di Taman Kanak-Kanak adalah bermain sambil belajar,

belajar sambil bermain. Di dalam bermain anak memiliki kesempatan untuk

bereksplorasi, menemukan mengekspresikan perasaan, berkreasi, belajar

secara menyenangkan. Selain itu bermain membantu anak mengenal dirinya

sendiri, orang lain, dan lingkungan anak dalam dunia bermain.

Pengembangan kemampuan berbahasa bertujuan agar anak mampu

mengungkapkan pikiran melalui bahasa yang sederhana secara tepat, mampu

berkomunikasi secara efektif dan membangkitkan minat untuk dapat

berbahasa Indonesia, dan dapat meceritakan pengalaman/kegiatan secara

sederhana dengan urut.

Pembelajaran bahasa mempunyai tujuan agar siswa terampil berbahasa

yang meliputi keterampilan berbicara, keterampilan menyimak, keterampilan

membaca dan keterampilan menulis. Untuk berinteraksi dengan lingkungan,

anak akan dituntut untuk dapat berbicara, selain itu lingkungan memberikan

pula pelajaran terhadap tingkah laku dan ekspresi serta penambahan

perbendaharaan kata. Berbicara secara umum dapat diartikan sebagai suatu

penyampaian ide atau gagasan, pikiran kepada orang lain dengan

menggunakan bahasa lisan sehingga maksud tersebut dapat dipahami oleh

orang lain (Tarigan, 2008: 1).

Memberikan kegiatan yang menarik dan menyenangkan merupakan

suatu bagian penting dalam mendorong perkembangan bahasa, karena anak

harus mampu mengungkapkan dan menggunakan kata-kata, untuk mendorong

anak agar mampu mengungkapkan diri dengan kata-kata, maka kegiatan yang

akan dilakukan adalah melalui permainan bahasa dalam bentuk permainan

berbicara atau permainan deskriptif. Permainan deskriptif adalah permainan

yang menuntut anak-anak untuk menguraikan benda dengan mendorong anak

untuk mencari kata-kata dan membantu mereka berbicara serta berpikir

dengan lebih jelas, salah satu contohnya permainan pemberian gambar seri.

Page 5: i UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA MELALUI

2

B. Perumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian adalah :

1. Bagaimanakah proses pelaksanaan bermain dengan media gambar seri

dalam mengembangkan kemampuan bercerita dan penguasaan kosa kata

anak usia dini?

2. Bagaimanakah perbedaan keterampilan berbicara dan penguasaan

kosakata anak usia dini antara yang menerapkan bermain dengan media

gambar seri dengan bermain tanpa media gambar seri?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dalam penelitian ini untuk mengetahui :

1. Proses pelaksanaan bermain dengan media gambar seri dalam

mengembangkan keterampilan berbicara dan penguasaan kosa kata anak

usia dini,

2. Perbedaan keterampilan berbicara dan penguasaan kosakata anak usia dini

antara yang menerapkan bermain dengan media gambar seri dengan

bermain tanpa media gambar seri,

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat penelitian secara teoretis,

Penelitian ini dapat memperkaya konsep dan literatur dalam bidang

pendidikan khususnya pendidikan anak usia dini

2. Manfaat secara praktis,

a. Hasil penelitian ini merupakan masukan dan pengalaman yang

berharga bagi guru dalam menggunakan media gambar seri sehingga

dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di TK.

b. Bagi pengelola bermanfaat dalam rangka meningkatkan program

pembelajaran kearah yang lebih baik,

c. Bagi peneliti memberikan pengalaman sangat berharga dapat

bekerjasama dengan guru dalam menyelesaikan masalah di sekolah

dan menambah wawasan untuk memperbaiki pola pikir kedepan.

Page 6: i UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA MELALUI

3

LANDASAN TEORI

A. Kerangka Teori

1. Pengertian Bercerita

Menurut Abdul Majid (2001: 9) bercerita berarti menyampaikan

cerita kepada pendengar atau membacakan cerita bagi mereka. Dari

batasan yang dikemukakan oleh Abdul Majid ini menunjukkan paling

tidak ada 3 komponen dalam bercerita, yaitu (1) pencerita, orang yang

menuturkan atau menyampaikan cerita, cerita dapat disampaikan secara

lisan maupun tertuli, (2) cerita atau karangan yang disampaikan, cerita ini

bisa dikarang sendiri oleh pencerita atau cerita yang telah dikarang atau

ditulis oleh pengarah lain kemudian disampaikan oleh pencerita, (3)

penyimak yaitu individu yang menyimak cerita yang dismapaikan baik

dengan cara mendengarkan maupun membaca sendiri cerita yang

disampaikan secara tertulis.

2. Media Pembelajaran

Media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat

didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari

pengirim ke penerima (Ibrahim, et. Al, 2001: 38). Secara umum definisi

media, dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran merupakan proses

komunikasi.

3. Gambar Seri

Gambar seri diambil dari kata gambar dan seri. Menurut Kamus

Besar Bahasa Indonesia gambar adalah tiruan benda, orang atau

pandangan yang dihasilkan pada permukaan yang rata. Sedangkan seri

adalah rangkaian yang berturut-turut baik itu cerita, buku, peristiwa, dan

sebagainya. Gambar seri yang dipakai dalam pembelajaran menulis

karangan adalah rangkaian gambar yang tersusun secara kronologis. Dari

rangkaian gambar tersebut maka akan membentuk sebuah cerita yang

Page 7: i UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA MELALUI

4

nantinya menjadi sumber ide bagi siswa untuk mengarang yag sesuai

dengan imajinasi anak terhadap rangkaian gambar tersebut.

4. Media Gambar Seri

Media gambar seri adalah media pembelajaran yang berupa gambar datar

yang mengandung cerita dengan urutan tertentu sehingga antara satu

gambar dengan gambar yang lain memiliki hubungan cerita dan

membentuk satu kesatuan yang menggambarkan suatu peristiwa atau

kejadian dalam bentuk cerita tersusun.

5. Peranan Media Gambar Seri

Pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat

membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi

dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-

pengaruh psikologi terhadap siswa (Arsyad, 2003: 15). Penggunaan media

pengajaran pada tanpa orientasi pengajaran akan sangat membantu

keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi

pembelajaran pada saat kegiatan belajar berlangsung.

Media pengajaran memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk

menciptakan proses belajar mengajar yang efektif. Setiap proses belajar

mengajar ditandai adanya beberapa unsur, antara lain tujuan, bahan,

metode, dan media serta unsur evaluasi. Unsur metode dan media

merupakan unsur yang tidak dapat dilepaskan dari unsur lainnya yang

berfungsi sebagai cara atau teknik untuk mengantarkan bahan pelajaran

agar sampai tujuan. Dalam pencapaian tujuan, peranan media memegang

peranan penting sebab dengan media, bahan mudah dipahami oleh siswa

sekolah dasar. Dalam proses belajar mengajar media yang dipergunakan

dengan tujuan untuk membantu guru agar proses belajar siswa lebih efektif

dan efisien.

B. Penelitian Terdahulu

Werdi Santosa, dkk (2011) meneliti kemampuan menulis karangan

siswa melalui media gambar seri pada Bahasa Indonesia siswa kelas IV SD

Page 8: i UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA MELALUI

5

Negeri Brengkol. Judul penelitiannya adalah Penggunaan Media Gambar Seri

dalam Peningkatan Keterampilan Mengarang. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa penggunaan media gambar seri dapat meningkatkan keterampilan

mengarang pada pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu dengan adanya

peningkatan keterampilan mengarang siswa pada setiap siklus. Simpulan

penelitian ini adalah penggunaan media gambar seri dapat meningkatkan

keterampilan mengarang pada pembelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas IV

SD Negeri Brengkol yang dilakukan dengan langah-langkah sebagai berikut:

(1) menyiapkan rangkaian gambar seri yang mudah dimengerti alurnya oleh

siswa; (2) menggunakan kertas bergaris sebagai lembar menulis hasil

karangan siswa; (3) menyiapkan alat se-perti lem dan gunting secukupnya; (4)

memberikan penjelasan tentang menulis ka-rangan dengan memperhatikan

ejaan dan tanda baca; (5) menempelkan acak gambar seri di papan tulis; (6)

memberikan penjelasan tentang rangkaian cerita dari media gambar seri yang

tersedia; (7) melakukan tanya jawab tentang urutan gambar seri yang tepat; (8)

pemberian batasan tema; (9) melatih anak membuat judul karangan; (10)

melatih anak membuat kerangka karangan; (11) melatih anak menjabarkan ke-

rangka karangan; (12) memberi tugas siswa mengarang dengan menggunakan

media gambar seri; (13) melatih anak dalam mempublikasikan karangan

melalui membaca di depan kelas (14) memberikan motivasi dan reward

kepada siswa.

Suryanto (2004) meneliti keterampilan menulis karangan narasi pada

siswa kelas II D SLTP Sukorejo, Kendal. Judul dari penelitiannya adalah

Keterampilan Menulis Karangan Narasi Dengan Teknik Modeling Pada Siswa

Kelas II di SLTP Sukorejo Kendal. Hasil penelitian menunjukkan adanya

peningkatan keterampilan menulis karangan narasi sebesar 64,4% pada siklus

pertama dan kedua meningkat 7,8%. Peningkatan rata-rata dari pratindakan

sampai siklus II 15,6%. Pada siklus pertama siswa belum ada kesiapan dalam

pembelajaran, perhatian siswa terhadap materi yang diberikan belum terfokus.

Page 9: i UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA MELALUI

6

Kondisi Pembelajaran

Perencanaan Tindakan

Pelaksanaan Tindakan

Evaluasi

C. Kerangka Pikir

Bagan 1 Kerangka Pemikiran

D. Hipotesis

Dari uraian di atas, maka diajukan hipotesis tindakan seperti berikut,

dengan pendekatan proses dan media gambar akan diperoleh peningkatan:

kemampuan bercerita dengan menggunakan media gambar seri. Pembelajaran

dilakukan di TK B Kanisius Delanggu dinilai dirasakan belum memuaskan.

Agar pembelajaran efektif, maka diterapkan pendekatan dengan media gambar

seri agar kemampuan bercerita anak meningkat.

Maka hipotesis dalam penelitian ini adalah penggunaan pendekatan

media gambar gambar seri dapat meningkatkan kemampuan bercerita siswa di

TK B Kanisius Delanggu.

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Berdasarkan data yang diperoleh melalui pengamatan awal dalam

proses pembelajaran bercerita dan wawancara dengan guru kelas, perlu

dilakukan penelitian yang bermaksud untuk memperbaiki proses

pembelajaran. Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian

tindakan berbasis kelas, yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan

bercerita melalui media gambar seri pada anak kelompok B TK Kanisius

Page 10: i UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA MELALUI

7

Delanggu Klaten dengan menggunakan pendekatan proses, yang dilakukan

melalui proses kerja kolaborasi antara guru kelas II dengan peneliti.

B. Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian direncanakan pada bulan Februari 2013 s/d

Maret 2013, dan penelitian dilakukan dengan mengambil lokasi di TK

Kanisius Delanggu Klaten.

C. Kehadiran Peneliti

Nasution dalam Sugiyono (2007: 306-307) menyatakan bahwa dalam

penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia

sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa segala sesuatunya

belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur

penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu

semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala

sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan

yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya

peneliti sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya.

Berdasarkan dua pernyataan tersebut dapat dipahami bahwa dalam

penelitian kualitatif pada awalnya dimana permasalahan belum jelas dan

pasti, maka yang menjadi instrumen adalah peneliti sendiri. Tetapi setelah

masalahnya yang akan dipelajari jelas, maka dapat dikembangkan suatu

instrument.

D. Data dan Sumber Data

1. Data Primer

Data primer dalam penelitian ini merupakan hasil pengamatan

terhadap peningkatan kemampuan bercerita pada siswa kelompok B TK

Kanisius Delanggu Klaten dengan menggunakan pendekatan media

gambar seri. Berdasarkan data yang digunakan dalam penelitian ini

berupa a) peningkatan kemampuan bercerita melalui gambar seri pada

anak kelompok B TK Kanisius Delanggu Klaten b) jawaban lisan

maupun tertulis yang diperoleh dari informan maupun responden, maka

Page 11: i UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA MELALUI

8

responden dalam penelitian dianggap sebagai key informan. Sedang yang

dijadikan key informan adalah guru kelas dan siswa.

2. Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini berupa data yang diperoleh dari

dokumen sekolah yang meliputi peningkatan kemampuan bercerita

melalui gambar seri pada anak kelompok B TK Kanisius Delanggu

Klaten.

E. Model Penelitian

Model penelitian adalah prosedur yang menggambarkan bagaimana

penelitian akan dilaksanakan. Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti

merencanakan menggunakan dua siklus dan setiap siklus terdiri dari:

1) perencanaan; 2) tindakan dan observasi; 3) refleksi.

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Metode observasi

Teknik atau metode ini digunakan untuk menggali data dari sumber

yang berupa peristiwa, tempat, lokasi, benda, serta rekaman gambar.

Observasi dapat dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Spadley (dalam Sutopo, 2002: 65) menyebutkan bahwa pelaksanaan teknik

dalam observasi dapat dibagi menjadi (a) observasi tak berperan sama

sekali, (b) observasi berperan yang dibagi menjadi 1) berperan pasif, 2)

berperan aktif, dan 3) berperan penuh.

2. Metode Interview atau wawancara

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan terhadap beberapa

responden responden yang dipilih guna mewakili keseluruhan responden

yang dianggap sesuai dalam penelitian ini. Wawancara dilakukan dengan

Kepala Sekolah, Guru TK, dan beberapa siswa yang dianggap menonjol

dibanding siswa lain.

3. Metode Dokumentasi

Page 12: i UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA MELALUI

9

Metode dokumentasi yang digunakan penulis lebih banyak

berhubungan dengan data-data yang dimiliki sekolah, khususnya yang

berhubungan dengan peningkatan kemampuan bercerita melalui gambar

seri pada anak kelompok B TK Kanisius Delanggu Klaten.Metode

dokumentasi menjadi mendukung penelitian ini.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan melalui tiga tahapan yaitu meliputi reduksi

data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/ verifikasi. Analisis data

dalam penelitian kualitatif merupakan proses penyederhanaan data ke dalam

bentuk yang mudah dibaca dan diinterprestasikan. Penelitian kualitatif

memandang data sebagai produk dari proses memberikan interprestasi

peneliti yang di dalamnya sudah terkandung makna yang mempunyai

referensi pada nilai.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi

Sekolah yang dipilih untuk penelitian adalah TK Kanisius Delanggu.

Lokasi tersebut terletak di Sabrang, Delanggu, Klaten. Adapun visi dan misi

TK Kanisius Delanggu adalah :

1. Visi

Meletakkan visi dasar pribadi seutuhnya, mengembangkan potensi dan

kemampuan fisik, perilaku dalam lingkungan pendidikan, membentuk

manusia sehat jasmani, rohani, beriman, bertaqwa, berbudi luhur,

bertanggungjawab dan mampu menyesuaikan diri.

2. Misi

a. Menjadi tempat yang nyaman dan menyenangkan bagi anak untuk

mengembangkan diri dan kreatifitasnya dalam suasana yag riang dan

gembira.

Page 13: i UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA MELALUI

10

b. Guru berpegang teguh pada ajaran agama katolik dan kurikulum yang

berlaku, tetapi memodifikasi diri, mengikuti perkembangan arus

globalisasi.

c. Dapat diterima, diminati dan di dukung oleh masyarakat.

Secara fisik sekolah cukup sehat. Hal ini dapat dilihat dari cara mengatur

dan memelihara ruang kelas, ruang guru, dan halaman sekolah. Sekolah

tersebut mempunyai tenaga kebersihan, artinya sekolah memiliki penjaga

sekolah. Jumlah siswanya juga tergolong besar yaitu 72 siswa yang terdiri dari

38 siswa di Kelompok B dan 34 siswa di Kelompok A.

B. Deskripsi Kondisi Awal

Kondisi awal sebelum dilakukan penelitian tindakan kelas, ditemukan

beberapa kondisi siswa dalam mengikuti pembelajaran, seperti : a) Siswa

kurang fokus dalam belajar bahasa, b) Siswa belum mampu mengungkapkan

bahasa, c) Siswa merasa jenuh dengan pelajaran bahasa yang diberikan,

d) Kurangnya minat siswa terhadap pelajaran bahasa yang diindikasikan pada

rendahnya kemampuan siswa untuk bercerita tentang gambar, e) Kurangnya

situasi yang kondusif dalam proses belajar mengajar bahasa yang

diindikasikan tidak adanya prestasi belajar khususnya bercerita, f) Minimnya

jumlah siswa yang dapat bercerita dengan cepat dan tepat, g) Belum adanya

media cerita bergambar untuk mendorong menguasaan kosakata dan

ketrampilan berbicara siswa. Dampak dari hal tersebut di atas adalah

rendahnya hasil belajar atau prestasi belajar siswa TK B Kanisius Delanggu.

C. Siklus I

Tabel 1

Hasil Tes Siklus I

No Tanda Bintang

(Nilai)

Rentang

Nilai

Frekuen

si (f)

Nilai (x)

1 91 – 100 1 95,5

2 81 – 90 9 85,5

Page 14: i UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA MELALUI

11

3 71 – 80 15 75,5

4 60 – 70 13 65,5

38

D. Siklus II

Tabel 2

Hasil Nilai Tes siklus II

No Tanda Bintang

(Nilai)

Rentang

Nilai

Frekuensi

(f)

Nilai (x)

1 91 – 100 8 95,5

2 81 – 90 18 85,5

3 71 – 80 12 75,5

4 60 – 70 - 65,5

38

Tabel 3

Prestasi Sebelum dan sesudah Dilakukan

Tindakan Siklus II

Kelas Prestasi Hasil Belajar Siswa

TK B

Siklus I Siklus II

75,5 85,5

Pembelajaran mengungkap bahasa dengan bercerita menggunakan

gambar seri hasilnya cukup baik, karena sebagian besar siswa di kelompok

B pada siklus I memperoleh nilai sebesar 75,5 dan pada siklus II sebagian

besar memperoleh nilai sebesar 85,5.

E. Pembahasan

Page 15: i UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA MELALUI

12

Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai peneliti pasif dan

berkolaborasi dengan guru kelas Dari hasil penelitian dapat disimpulkan

bahwa dengan penggunaan media gambar seri dapat meningkatkan

kemampuan mengungkap bahasa anak dan dapat meningkatkan kemampuan

bercerita siswa.

Pada dasarnya konsep pembelajaran dengan media gambar seri menutut

siswa untuk lebih kreatif menjelaskan gambar yang ada sesuai urutan dan

menggunakan bahasa yang jelas. Kenyataannya banyak siswa yang terlihat

aktif pada saat diberikannya materi mengungkap bahasa melalui cerita gambar

seri dengan tema petani bercocok tanam.

Hasil penelitian menunjukkan pembelajaran bahasa melalui bermain

dengan media gambar seri efektif dalam meningkatkan penguasaan kosa kata

anak pada Taman Kanak-Kanak Kanisius Delanggu. Usia anak yang di

observasi selama penelitian adalah usia lima tahun kelompok B, kosa kata dan

perkembangan bahasa anak meningkat setelah diberi perlakuan dengan

menggunakan gambar seri. Hal ini sejalan dengan pendapat Bowler dan Linke

dalam Dhieni (2007: 3.5) bahwa perkembangan bahasa anak akan semakin

meningkat pada usia 5 tahun dimana anak sudah dapat berbicara lancar dengan

menggunakan berbagai kosa kata baru. Namun demikian bahasa anak tidak

akan meningkat apabila tidak memperoleh rangsangan-rangsangan melalui

media.

PENUTUP

A. SIMPULAN

Dari hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab-bab terdahulu, maka

penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Proses pelaksanaan bermain dengan media gambar seri dalam

mengembangkan kemampuan bercerita dan penguasaan kosa kata anak

usia dini

Proses pelaksanaan bermain dengan media gambar seri telah

dilaksanakan dengan baik. TK Kanisius Delanggu telah mempersiapkan

Page 16: i UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA MELALUI

13

sarana yang menunjang untuk kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan gambar seri yang bertema ”Petani bercocok tanam”.

Awalnya materi hanya membahas masing-masing gambar, tetapi untuk

selanjutnya diperluas pelaksanaannya dengan menggunakan cerita gambar

seri secara berurutan.

Dalam pelaksanaannya, guru menginstruksikan siswa untuk

memulai bercerita gambar seri. Adapun tahapan pelaksanaannya (1) Guru

membagikan gambar seri dengan tema ”petani bercocok tanam”, (2) Hasil

cerita siswa tersebut kemudian dievaluasi, (3) Siswa yang mampu

bercerita dengan kosakata yang lebih banyak disuruh maju untuk bercerita

di depan kelas, (4) Guru memberi tanggapan dan motivasi terhadap siswa

yang belum dapat bercerita dengan benar, (5) guru membuat penilaian.

2. Perbedaan keterampilan berbicara dan penguasaan kosa kata anak usia dini

antara yang menerapkan bermain dengan media gambar seri dengan

bermain tanpa media gambar seri

Ketrampilan berbicara dan penguasaan kosa kata siswa yang

menerapkan bermain dengan media gambar lebih baik dibandingkan yang

tanpa menggunakan media gambar seri. Dengan adanya media gambar seri

anak menjadi lebih tertarik untuk mengikuti pelajaran dan lebih kreatif

untuk bercerita dengan melihat gambar yang ada. Sedangkan siswa yang

tanpa diberi gambar seri akan kebingungan untuk bercerita. Hal ini terlihat

dari kondisi awal sebelum siklus belajar dimulai, siswa hanya diberi

pelajaran yang monoton dan tidak menggunakan media apapun untuk

membangkitkan gairan siswa dalam berbicara. Sedangkan pada siklus I

siswa telah diberi gambar seri namun tanpa adanya penjelasan gambar dari

guru. Hal ini juga menyebabkan siswa menjadi kebingungan untuk

bercerita dan akhirnya hanya beberapa siswa yang mampu bercerita itupun

dengan kosa kata yang minim. Sedankan siklus II telah dinyatakan berhasil

dengan baik. Pada siklus II ini siswa diberi gambar seri disertai dengan

penjelasan dari guru mengenai gambar-gambar yang ada, bahkan karena

gambar seri yang diberikan kepada siswa bertema “petani bercocok

Page 17: i UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA MELALUI

14

tanam”, maka sesekali siswa diajak untuk benar-benar mempraktekkan apa

yang ada yang di gambar. Hal ini jelas sangat menarik perhatian siswa

untuk belajar, oleh karena itu Siklus II dapat dikatakan lebih berhasil

dibadingkan kondisi awal prasiklus dan siklus I.

B. SARAN

Berdasarkan kajian-kajian di dalam penelitian ini guna mendukung

terselenggara pembelajaran yang tidak membosankan berikut ini diajukan

beberapa saran

1. Untuk Kepala Sekolah

a. Kepala Sekolah hendaknya memfasilitasi guru dalam melaksanakan

pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan, termasuk

di dalamnya menggunakan pendekatan pembelajaran menggunakan

media gambar agar hasil belajar siswa menjadi lebih baik dan

kreativitas guru meningkat.

b. Kepala Sekolah dapat menganjurkan para guru agar selalu

menggunakan pembelajaran dengan media gambar yang di dalamnya

banyak sekali serinya agar proses pembelajaran tidak membosankan

dan lebih efektif.

2. Untuk Guru

a. Sudah saatnya para guru untuk selalu berinovatif dalam pembelajaran

agar paradigma lama yang memunculkan makna guru sebagai pengajar

beralih pada guru sebagai fasilitator. Untuk itu, penggunaan

pembelajaran dengan media gambar seri menjadi satu alternative

pilihan dalam pembelajaran di kelas

b. Semestinya guru mampu memberikan dan membangkitkan motivasi

belajar yang lebih tinggi kepada peserta didik agar hasil belajarnya

menjadi lebih optimal dan cara yang paling tepat adalah dengan

melakukan inovasi

Page 18: i UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA MELALUI

15

c. Tanggap terhadap permasalahan dan segera melakukan analisis

terhadap berbagai permasalahan yang terjadi sehingga dapat segera

dicarikan pemecahannya

3. Untuk Peserta Didik

a. Siswa hendaknya lebih aktif dan berinisiatif dalam melaksanakan

kegiatan belajar dengan media gambar seri sehingga hasil belajar yang

diharapkan menjadi lebih baik.

b. Apabila mengalami kesulitan atau permasalahan terhadap materi

pelajaran segeralah mencari tahu atau bertanya kepada guru

DAFTAR PUSTAKA Abdul Majid, 2001, Perencanaan Pembelajaran dan Mengembangkan Standar.

Kompetensi Guru. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Arsyad, Azhar. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Bacthiar S. Bachri, 2005, Pengembangan Kegiatan Bercerita di Taman Kanak-

kanak, Teknik dan prosedurnya. Jakarta: Depertemen Pendidikan Nasional.

Dianne Miller Nielsen 2008. Mengelola Kelas untuk Guru TK diterjemahkan oleh

Febrianti Ika Dewi. Jakarta: Index Masitoh, 2008, Strategi Pembelajaran TK. Jakarta: Universitas Terbuka Moeslichatoen, 1996, Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta :

Rineka Cipta. Moleong. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bansung: Rosda Karya. Oemar Hamalik. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Rochiati, Wiriaatmaja,. 2007. Metodologi Penelitian Tindakan Kelas. Bandung

:Remaja Rosda Karya.

Page 19: i UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA MELALUI

16

Salimah, 2011, Dampak Penerapan Bermain dengan Media Gambar Seri Dalam Mengembangkan Keterampilan Berbicara dan Penguasaan Kosakata Anak Usi Dini (Studi Kasus Eksperimen pada Anak Taman Kanak-Kanak Kartika Siliwangi 3 Kabupaten Majalengka), Jurnal ISSN, 1412-565XX, Edisi Khusus No. 1, Agustus 2011

Sugiyono. 2007. Tehnik Penelitian Pendidikan. Bandung:Alfabeta. Suhartono. 2005. Dasar-Dasar Menulis Karangan. Bengkulu: Unit Penerbitan

FKIP. Slamet Mulyana Sujiono. 2007. Metode Pengembangan Fisik. Jakarta: Universitas Terbuka Suryanto, 2004, Posisi Strategis Alat Permainan dalam Pendidikan Anak Usia

Dini. Jurnal Ilmiah Anak Usia dini.buletin PADU. Vol 5 Ditjen PLS DepDikNas. (April 2004).

Sutopo. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Sebelas Maret University Press.

Surakarta Tarigan, 2008, Perencanaan Pembangunan Wilayah, Bumi Aksara Werdi Santosa, Triyono dan Setyo Budi, 2011, Penggunaan Media Gambar Seri

dalam Peningkatan Ketrampilan Mengarang, Surakarta : Universitas Sebeas Maret.

Yakub Nasucha, 2010, Muhammad Rohmadi, dan Agus Budi Wahyudi, Bahasa

Indonesia untuk Penulisa Karya Tulis Ilmiah, Yogyakarta : Media Perkasa