i. pendahuluan -...

71
Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007 I. PENDAHULUAN Peran teknologi pascapanen sangat penting dalam usaha agribisnis karena dapat meningkatkan nilai tambah produk pertanian. Komoditas pertanian yang belum diolah umumnya memiliki nilai tambah yang rendah, mudah rusak, daya simpannya relatif pendek, konsistensi mutu dan tingkat keamanannya sulit dijamin. Tingkat pendapatan pelaku agri- bisnis, khususnya petani dan pengolah hasil pertanian skala kecil-menengah masih tergolong pada tingkat ekonomi lemah. Penguasaan teknologi maupun sarana pendukung produksi yang dimiliki petani sebagian besar masih tergolong tradisional. Kemampuan petani dalam mengakses dan mengadopsi teknologi baru juga masih lemah, demikian pula kemampuan daya beli untuk mengadakan peralatan sebagai pendukung proses produksi. Ketersediaan teknologi pascapanen yang sesuai dengan kebutuhan pelaku agribisnis khususnya petani/ kelompok tani dan pengolah hasil pertanian skala kecil- menengah masih terbatas, baik kesesuaian dalam hal kompleksitas teknologi, kapasitas produksi maupun nilai investasi. Dalam upaya tersebut, diperlukan inovasi baik dalam aspek teknologi pascapanen maupun dalam penerapan teknologi. BB-Pascapanen diharapkan dapat berperan dalam melaku- kan inovasi tersebut, sehingga kebutuhan inovasi teknologi pascapanen untuk petani/ kelompok tani dan pengolah hasil pertanian skala kecil - menegah dapat terpenuhi. Menteri Pertanian sangat mengharap- kan peran Badan Litbang Pertanian untuk menghasilkan terobosan inovasi teknologi layak terap bagi para pengguna (petani dan pengusaha agribisnis) dan kebijakan yang mampu mengatasi permasalahan mendasar pembangunan sektor pertanian. Hal ini juga menjadi perhatian Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian sebagai salah satu institusi di bawah Badan Litbang Pertanian. BB-Pascapanen sebagai institusi yang diberi mandat melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan pascapanen, diharapkan dapat berperan dalam menyediakan teknologi dan memberi- kan masukan kepada Departemen Pertanian, baik rekomendasi teknologi pascapanen maupun dalam hal kebijakan pengemban- gan agroindustri. Penerapan suatu teknologi pascapa- nen di lapangan membutuhkan biaya yang relatif besar. Penerapan teknologi tersebut membutuhkan faktor pendukung, seperti gedung untuk penempatan unit pengolahan, gudang penyimpanan (beberapa produk memerlukan pendingin), pembentukan kelembagaan tata niaga dan promosi, serta keuangan mikro. Hal ini tidak mungkin dibi- ayai sepenuhnya oleh anggaran BB-Pascapa- nen. Oleh karena itu, kerjasama dengan Direktorat Teknis terkait, seperti Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Badan Ketahanan Pangan, Pemer- intah Daerah, Mitra Swasta dan stakeholder lainnya menjadi faktor yang sangat esensial dan merupakan keharusan. Sejalan dengan kebijakan Badan Lit- bang Pertanian bahwa paradigma penelitian bukan lagi “penelitian dan pengembangan”, “tetapi penelitian untuk pengembangan” (research for development) telah mewarnai kegiatan penelitian yang dilakukan oleh BB-Pascapanen yang lebih mengutamakan kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan langsung di lapangan. Sebagian besar kegiatan pengembangan di- laksanakan di sentra produksi bahan baku, bekerjasama dengan pemerintah daerah, BPTP, kelompok tani dan swasta/koperasi, sehingga proses inovasi teknologi dan diseminasi dapat berjalan paralel, dengan sendirinya akan mempercepat proses pe- nyampaian inovasi teknologi ke pengguna. Keuntungan lain, dengan adanya sharing pendanaan dan sumberdaya lainnya dari

Upload: lenhi

Post on 11-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007 �

I. PENDAHULUAN

Peran teknologi pascapanen sangat penting dalam usaha agribisnis karena dapat meningkatkan nilai tambah produk pertanian. Komoditas pertanian yang belum diolah umumnya memiliki nilai tambah yang rendah, mudah rusak, daya simpannya relatif pendek, konsistensi mutu dan tingkat keamanannya sulit dijamin.

Tingkat pendapatan pelaku agri-bisnis, khususnya petani dan pengolah hasil pertanian skala kecil-menengah masih tergolong pada tingkat ekonomi lemah. Penguasaan teknologi maupun sarana pendukung produksi yang dimiliki petani sebagian besar masih tergolong tradisional. Kemampuan petani dalam mengakses dan mengadopsi teknologi baru juga masih lemah, demikian pula kemampuan daya beli untuk mengadakan peralatan sebagai pendukung proses produksi.

Ketersediaan teknologi pascapanen yang sesuai dengan kebutuhan pelaku agribisnis khususnya petani/ kelompok tani dan pengolah hasil pertanian skala kecil-menengah masih terbatas, baik kesesuaian dalam hal kompleksitas teknologi, kapasitas produksi maupun nilai investasi. Dalam upaya tersebut, diperlukan inovasi baik dalam aspek teknologi pascapanen maupun dalam penerapan teknologi. BB-Pascapanen diharapkan dapat berperan dalam melaku-kan inovasi tersebut, sehingga kebutuhan inovasi teknologi pascapanen untuk petani/kelompok tani dan pengolah hasil pertanian skala kecil - menegah dapat terpenuhi.

Menteri Pertanian sangat mengharap-kan peran Badan Litbang Pertanian untuk menghasilkan terobosan inovasi teknologi layak terap bagi para pengguna (petani dan pengusaha agribisnis) dan kebijakan yang mampu mengatasi permasalahan mendasar pembangunan sektor pertanian. Hal ini juga menjadi perhatian Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian sebagai salah satu institusi di bawah Badan

Litbang Pertanian. BB-Pascapanen sebagai institusi yang diberi mandat melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan pascapanen, diharapkan dapat berperan dalam menyediakan teknologi dan memberi-kan masukan kepada Departemen Pertanian, baik rekomendasi teknologi pascapanen maupun dalam hal kebijakan pengemban-gan agroindustri.

Penerapan suatu teknologi pascapa-nen di lapangan membutuhkan biaya yang relatif besar. Penerapan teknologi tersebut membutuhkan faktor pendukung, seperti gedung untuk penempatan unit pengolahan, gudang penyimpanan (beberapa produk memerlukan pendingin), pembentukan kelembagaan tata niaga dan promosi, serta keuangan mikro. Hal ini tidak mungkin dibi-ayai sepenuhnya oleh anggaran BB-Pascapa-nen. Oleh karena itu, kerjasama dengan Direktorat Teknis terkait, seperti Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Badan Ketahanan Pangan, Pemer-intah Daerah, Mitra Swasta dan stakeholder lainnya menjadi faktor yang sangat esensial dan merupakan keharusan.

Sejalan dengan kebijakan Badan Lit-bang Pertanian bahwa paradigma penelitian bukan lagi “penelitian dan pengembangan”, “tetapi penelitian untuk pengembangan” (research for development) telah mewarnai kegiatan penelitian yang dilakukan oleh BB-Pascapanen yang lebih mengutamakan kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan langsung di lapangan. Sebagian besar kegiatan pengembangan di-laksanakan di sentra produksi bahan baku, bekerjasama dengan pemerintah daerah, BPTP, kelompok tani dan swasta/koperasi, sehingga proses inovasi teknologi dan diseminasi dapat berjalan paralel, dengan sendirinya akan mempercepat proses pe-nyampaian inovasi teknologi ke pengguna. Keuntungan lain, dengan adanya sharing pendanaan dan sumberdaya lainnya dari

Page 2: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

� Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007

mitra kerjasama akan mempercepat kinerja pencapaian sasaran, karena adanya siner-gisme dari berbagai pihak yang berkepentin-gan dalam pengembangan agroindustri.

Inovasi teknologi yang dihasilkan oleh BB-Pascapanen pada tahun �007 be-berapa diantaranya merupakan teknologi yang siap untuk diimplementasikan di la-pangan baik melalui tahap pengkajian oleh BPTP maupun dilakukan dalam bentuk kerjasama penelitian pengembangan antara BPTP dengan BB-Pascapanen. Sebagian dari teknologi pascapanen tersebut dapat diter-

apkan dalam skala rumah tangga, sebagian lagi harus diterapkan dalam skala kelompok tani/gapoktan atau usaha kecil –menengah agar tercapai skala ekonominya.

Page 3: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007 �

II. PROGRAM PENELITIAN

A. VISI DAN MISI

Visi

Sebagai institusi yang mempunyai tugas pokok dan fungsi dalam penelitian dan pengembangan teknologi pascapanen pertanian, BB-Pascapanen menetapkan visinya sejalan dengan visi pembangunan pertanian dan visi Badan Litbang Pertanian. Visi BB-Pascapanen dirumuskan berdasar-kan kajian orientasi masa depan (future ori-ented), perubahan paradigma pembangunan pertanian, serta kebutuhan institusi yang profesional. Visi BB-Pascapanen dirumus-kan sebagai berikut :

Menjadi institusi litbang utama dan andalan nasional dalam inovasi teknologi pascapanen pertanian.

Untuk mewujudkan visi yang telah dirumuskan, maka disusun misi sebagai suatu kesatuan gerak dan langkah dalam mencapai visi. Dalam merumuskan misi ada � (dua) kepentingan yang menjadi ba-han pertimbangan, yaitu: (�) kepentingan internal (competence quality dan commitment growth) dan, (�) kepentingan eksternal (ma-syarakat/ stakeholders). Misi yang dirumus-kan berkaitan erat dengan lembaga, karena keberhasilan organisasi akan diukur dari keberhasilan misinya.

Misi

Dalam mewujudkan visi tersebut, BB-Pascapanen melaksanakan misi sebagai berikut :�. Menciptakan inovasi teknologi pascapa-

nen pertanian dalam rangka peningkatan daya saing dan nilai tambah hasil perta-nian, diversifikasi pangan dan keamanan pangan;

�. Melakukan pengembangan dan penyebar-luasan inovasi teknologi dan rekomendasi

kebijakan pascapanen pertanian sesuai dinamika kebutuhan pengguna;

�. Membangun jaringan kerjasama nasional dan internasional dalam rangka pening-katan penguasaan IPTEK, peran dan citra BB-Pascapanen;

4. Mengembangkan sistem kelembagaan dan kompetensi sumberdaya untuk me-ningkatkan kinerja institusi agar mampu memberikan pelayanan prima.

B. TUJUAN DAN SASARAN

Dalam jangka menengah (tahun �005-�009) visi dan misi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian dijabarkan ke dalam tujuan dan sasaran penelitian dan pengembangan pertanian.

Tujuan

Sejalan dengan tujuan pembangu-nan pertanian, BB-Pascapanen dalam lima tahun menetapkan tujuan penelitian dan pengembangan pascapanen pertanian seb-agai berikut :�. Menghasilkan dan mengembangkan ino-

vasi teknologi pengolahan untuk mendu-kung tumbuhkembangnya agroindustri di perdesaan yang akan memacu akti-vitas ekonomi perdesaan, menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

�. Menghasilkan dan mengembangkan inovasi teknologi pengolahan untuk me-ningkatkan nilai tambah dan daya saing komoditas pertanian unggulan melalui perbaikan mutu, pengembangan produk, pemanfaatan produk samping dan lim-bah.

�. Menghasilkan dan mengembangkan inovasi teknologi untuk merevitalisasi sumber-sumber pangan tradisional dan pemanfaatan sumber pangan baru dalam meningkatkan diversifikasi pangan.

Page 4: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

4 Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007

4. Menyediakan data base dan konsep kebi-jakan untuk rekomendasi penyusunan standar mutu, keamanan pangan dan harmonisasi standar mutu.

Sasaran

Sasaran yang ingin dicapai oleh Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian baik yang dijabarkan dalam sasaran tahunan maupun sasaran akhir rencana strategis yaitu :�. Tersedia dan berfungsinya paket teknolo-

gi pengolahan pangan untuk mendukung diversifikasi pangan.

�. Tersedia dan berfungsinya paket teknolo-gi pengolahan untuk meningkatkan nilai tambah, perbaikan mutu dan peningkatan daya saing produk.

�. Tersedia dan berfungsinya, serta diad-opsinya model agroindustri perdesaan berbasis inovasi teknologi pengolahan.

4. Tersedianya data base dan konsep kebi-jakan untuk rekomendasi penyusunan standar mutu, keamanan pangan dan harmonisasi standar mutu.

C. PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASA-RAN PROGRAM

Sejalan dengan Program Utama Pene-litian dan Pengembangan Pertanian, Badan Litbang Pertanian dan Tupoksi BB-Pascapa-nen, maka BB-Pascapanen memfokuskan pada Program Penelitian dan Pengemban-gan Sosial Ekonomi dan Nilai Tambah Per-tanian khususnya Subprogram Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian sebagai landasan utama Program Penelitian dan Pengembangan Pascapanen yang akan dilaksanakan selama periode �005-�009. Rincian masing-masing Program Utama Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian periode �005-�009 adalah sebagai berikut :

1. Program Penelitian Teknologi Pascap-anen dan Pengembangan Produk untuk Peningkatan Daya Saing dan Nilai Tambah Hasil Pertanian

Ruang lingkup program ini meliputi inovasi komponen teknologi, perakitan kom-ponen teknologi, dan scaling-up teknologi sampai menjadi suatu model agroindustri dengan peningkatan nilai tambah dan daya saing. Program ini diarahkan untuk meng-hasilkan inovasi teknologi pascapanen bagi pengembangan agroindustri skala kecil-menengah dan perdesaan.

2. Program Pengembangan Teknologi Mendukung Diversifikasi Pangan

Ruang lingkup program ini meliputi penelitian dan pengembangan teknologi untuk dapat memenuhi kebutuhan pangan melalui diversifikasi produk, khususnya pangan berbahan baku non-beras. Sasa-ran yang ingin dicapai adalah keragaman produksi dan konsumsi pangan masyarakat. Program ini juga diarahkan untuk mengang-kat bahan pangan tradisional dan sumber pangan lokal menjadi bahan pangan yang bermutu dengan citra tinggi.

3. Program Penelitian Mendukung Pen-ingkatan Keamanan Pangan

Ruang lingkup program ini meliputi identifikasi kontaminan dan mutu produk pertanian, pengembangan sistem mutu, pengembangan teknik-teknik analisis mutu yang efektif dan rekomendasi teknologi untuk menekan kontaminan pada produk pertanian. Faktor keamanan pangan berkai-tan dengan tercemar tidaknya pangan oleh cemaran mikrobiologis, logam berat dan ba-han kimia yang membahayakan kesehatan. Untuk dapat memproduksi pangan yang bermutu baik dan aman bagi kesehatan, ti-dak cukup hanya mengandalkan pengujian akhir di laboratorium saja, tetapi juga di-perlukan adanya penerapan sistem jaminan

Page 5: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007 5

mutu dan sistem manajemen lingkungan atau penerapan cara produksi pangan ola-han yang baik (GMP-Good Manufacturing Practices) dan penerapan analisis bahaya dan titik kendali kritis (HACCP-Hazard Analysis and Critical Control).

4. Program Penelitian dan Pengemban-gan Berbasis Kemitraan dan Keperlu-an Pembangunan Pertanian Berdasar Permintaan

Ruang lingkup program ini meli-puti kegiatan penelitian dan pengembangan teknologi pascapanen atas dasar permintaan stakeholder atau mitra. Mitra dapat berasal dari instansi pemerintah (pusat dan daerah), badan usaha (BUMN, BUMD, dan swasta), koperasi dan kelompok tani. Kegiatan ber-bentuk kerjasama penelitian atau kerjasama pengembangan untuk tujuan komersial-isasi maupun dalam rangka pemberdayaan masyarakat. Kerjasama penelitian dapat dimulai dari penelitian dasar, penelitian terapan sampai pada scale up. Kerjasama pengembangan diarahkan pada pengem-bangan teknologi di lapangan sehingga menjadi suatu Model Agroindustri yang operasional. Jenis komoditas menjadi objek penelitian maupun pengembangan dapat berasal dari komoditas unggulan maupun non unggulan tergantung dari permintaan mitra dan stakeholder.

5. Pengembangan Sistem Informasi, Komunikasi, Diseminasi, dan Umpan Balik Inovasi Teknologi Pascapanen

Ruang lingkup program ini meliputi kegiatan penyampaian inovasi teknologi pascapanen yang dihasilkan kepada peng-guna (petani, pengusaha, dan direktorat teknis) melalui promosi, publikasi, gelar teknologi, ekspose, pameran, temu bisnis, meningkatkan perolehan HaKI dan melaku-kan komersialisasi teknologi hasil penelitian. Termasuk di dalamnya kegiatan pem-bi-naan, pendampingan, dan koordinasi dalam rangka pelaksanaan kegiatan Prima Tani.

Page 6: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

� Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007

A. P R O G R A M P E N E L I T I A N TEKNOLOGI PASCAPANEN DAN PENGEMBANGAN PRODUK UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING DAN NILAI TAMBAH HASIL PERTANIAN

1. Teknologi Sistem Pengeringan - Peny-impanan Bawang Merah

Peningkatan produksi bawang merah saat ini belum sepenuhnya dapat memberikan keuntungan bagi petani. Penanganan pascapa-nen bawang merupakan salah satu masalah utama yang dihadapi petani. Kesalahan dalam penanganan dan penyimpanan bawang dapat mengakibatkan tingginya kehilangan hasil se-

Gambar �. Model skematik sistem pengeringan - penyimpanan (instore drying) bawang merah

III. HASIL KEGIATAN PENELITIAN

lama penyimpanan (�0-40%), umur simpan pendek, umbi bawang cepat rusak/busuk, bertunas dan berakar. Sehingga upaya petani untuk mendapatkan harga bawang merah yang lebih baik tidak dapat tercapai. Untuk mengatasi masalah ini telah diperoleh model teknologi sistem pengeringan - penyimpan-an bawang merah kapasitas 5-�0 ton yang dilengkapi dengan sistem pengaturan aerasi udara (ballwindow), tungku pemanas, blower penghisap dan ventilasi udara (Gambar �). Sistem pengaturan suhu dan kelembaban udara di dalam ruang pengeringan dan pe-nyimpanan bawang merah dapat berfungsi dengan baik.

Page 7: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007 7

Berdasarkan pengamatan terhadap umbi bawang merah selama proses penger-ingan 9 hari dan penyimpanan �4 minggu menunjukkan bahwa perlakuan pengerin-gan dan penyimpanan dalam instore drying dengan bentuk gedengan menghasilkan mutu fisiko-kimia umbi bawang merah yang terbaik. Karakteristik mutu umbi bawang merah yang dihasilkan adalah kadar air 8�,05%; kadar abu 0,�7%; VRS �,7�%; susut bobot ��,�8%; kerusakan �0,�8% dan warna (L = �4,��; a = �5,55; b = ��,�4). Pada peny-impanan secara konvensional, susut bobot umbi bawang merah mencapai �5,95% dan kerusakannya sebesar �4,��%).

Pada tahun �008 akan diterapkan teknologi sistem instore drying di sentra produksi bawang merah di Brebes. Pelak-sanaan percobaan akan dilakukan bersama Gapoktan di Desa Tengguli, Kec. Tanjung, Kab. Brebes. Kapasitas instore drying yang akan diterapkan diperbesar menjadi �5-�0 ton, disesuaikan dengan kapasitas produksi kelompok tani.2. Pemanfaatan Minyak Jarak sebagai

BahanBakar Pengganti Minyak Tanah

Ketersediaan cadangan minyak bumi

Gambar �. Model bangunan pengering-penyimpanan (instore drying) bawang merah : (a) tungku pemanas dan (b) susunan bawang merah dalam instore drying

yang semakin terbatas, dan meningkatnya kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) se-hingga berdampak tingginya harga BBM. Kelangkaan dan harga yang relatif tinggi dari minyak tanah perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah karena sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan masyara-kat. Salah satu alternatif dengan memanfaat-kan minyak nabati (plant/vegetable oil) yang bahan bakunya tersedia secara lokal, mudah didapat dan terpulihkan (renewable) untuk pengganti minyak tanah.

Penelitian pemanfaatan minyak jarak pagar sebagai alternatif pengganti minyak tanah dilaksanakan selama dua tahun (�00� – �007). Kegiatan penelitian pada tahun �00� mencakup (a) karakteristik sifat fisiko-kimia minyak jarak pagar, (b) pengujian minyak jarak pagar pada kompor minyak tanah, dan (c) proses transesterifikasi minyak jarak pagar pada skala laboratorium. Pada tahun �007, kegiatan penelitian diarahkan untuk menghasilkan (�) teknologi proses transesterifikasi minyak jarak pagar menjadi bahan bakar pengganti minyak tanah skala �0 l/proses, (�) teknologi proses degumming minyak jarak pagar, dan (�) teknologi pen-golahan briket bungkil biji jarak pagar.

Page 8: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

8 Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007

a) Teknologi proses transesterifikasi min-yak jarak pagar pada skala 20 l/proses

Proses transesterifikasi minyak jarak pagar pada skala �0 l/proses, dengan per-timbangan kapasitas tersebut sesuai untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar rumah tangga untuk skala kelompok tani. Hasil uji menunjukkan bahwa proses transesterifikasi telah dapat menghasilkan rendemen metil-ester kasar 74,�7% - 98,9�%. Lamanya total waktu per proses �40 menit, sehingga dalam satu hari diproses maksimal �0-70 liter min-yak jarak pagar. Karakteristik fisiko-kimia (kadar FFA, bilangan asam, densitas, titik nyala dan viskositas) dari metil-ester kasar yang dihasilkan memenuhi standar untuk bahan bakar pengganti minyak tanah.

Hasil uji keragaan pada lampu min-yak menunjukkan bahwa metil-ester kasar yang terbaik, dihasilkan dari perlakuan nis-bah mol 7 (metanol):� (minyak) atau nisbah bobot �,4 (minyak) : � (metanol), dengan lama reaksi 85 menit pada suhu �0-�5 oC. Pengujian pada kompor tekan menunjukkan bahwa metil ester tersebut dapat digunakan

Gambar �. (A) Alat press hidraulik kapasitas 5 kg bahan/batch, (B) Minyak jarak pagar kasar, (C) Unit peralatan proses transesterifikasi minyak jarak kapasitas 20 l minyak/proses, setara �0 l minyak/hari atau 48 l metil ester kasar/hari, dan (D) Metil-ester kasar

sebagai alternatif pengganti minyak tanah, dengan kinerja sebagai berikut : lama men-didihkan satu liter air �-�0 menit, konsumsi bahan bakar (ME) ��,9-��,� l/menit, nyala api kontinyu berwarna merah-kuning kebiruan. Kinerja ini umumnya mendekati kinerja minyak tanah.

Pada pengujian dengan kompor sumbu menunjukkan bahwa kinerja pada kompor sumbu pita lebih baik dibanding kompor sumbu bundar, namun keduanya menunjukkan kinerja lebih rendah diband-ing minyak tanah dan komponen sumbunya cenderung cepat habis karena pembakaran tersebut. Hasil pengujian pada lampu min-yak relatif lebih baik dibanding kompor, dengan lama nyala �� menit – �,5 jam dan sumbu pitanya relatif lebih tahan lama. Hal ini disebabkan konstruksi lampu minyak lebih tertutup dibanding kompor sumbu. Total biaya produksi metil-ester kasar dari minyak jarak Rp. ��.984,08/liter sehingga masih belum kompetitif dibandingkan harga minyak tanah.

Page 9: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007 9

b) Teknologi proses degumming

Proses pemurnian (degumming) min-yak jarak pagar dengan filtrasi membran berukuran 0,0� mm mampu menurunkan kadar fosfolipid dalam minyak jarak pagar. Perlakuan terbaik yang memberikan rejeksi fosfolipid tertinggi adalah filtrasi selama 4 menit dengan backflush selama � detik dengan rejeksi fosfolipid sebesar �5,47%. Perlakuan backflush mampu me-recovery dan meningkatkan fluks. Perlakuan terbaik yang menghasilkan fluks tertinggi adalah filtrasi selama � menit dengan backflush selama � detik, dengan fluks sebesar 8,4� l/m�. jam.

Selain itu, mikrofiltrasi minyak jarak dan perlakuan backflush mampu merejeksi logam kalsium (Ca), magnesium (Mg) dan besi (Fe) serta meningkatkan kejernihan dan color difference. Perlakuan yang memberi-kan rejeksi kalsium tertinggi adalah filtrasi selama � menit dengan backflush selama � detik sebesar 7�,0�%. Perlakuan yang meng-hasilkan rejeksi magnesium tertinggi adalah filtrasi selama 4 menit dengan backflush se-lama � detik sebesar 59,�7%. Perlakuan yang memberikan rejeksi besi tertinggi adalah fil-trasi selama 4 menit dengan backflush selama � detik sebesar 8�,44%. Perlakuan yang dapat meningkatkan kejernihan minyak paling tinggi adalah filtrasi selama 2 menit dengan backflush selama � detik sebesar �5�,0�%. Perlakuan yang menghasilkan color differ-ence tertinggi adalah filtrasi selama 2 menit dengan backflush selama � detik sebesar 7,58. Namun demikian, mikrofiltrasi minyak jarak dengan membran berukuran 0,0� mm belum mampu untuk menurunkan bilangan asam dan FFA.

Pengujian minyak jarak hasil degum-ming menunjukkan bahwa pada kompor semawar, diperlukan campuran dengan minyak tanah 50% agar kompor dapat me-nyala dan mendidihkan air, namun lama nyala relatif singkat dan tidak kontinyu. Pada kompor bertekanan (buatan Jerman), kinerjanya jauh lebih baik yaitu (a) lama �

liter air mendidih ��-�4 menit, (b) warna api biru kemerahan, (c) nyala api lancar/ tidak tersendat dan kontinyu rata-rata � jam �5 menit. Pada lampu minyak, minyak jarak hasil degumming hanya bisa digunakan jika dicampur dengan minyak tanah. Campuran �0% minyak tanah dan 80% minyak degum-ming dapat memberikan nyala 5 jam � menit, relatif tidak berbeda jika campurannya mas-ing-masing 50% yaitu 5 jam 5� menit.

c) Teknologi pengolahan briket bungkil jarak pagar

Bungkil jarak pagar merupakan hasil samping dari pengepresan minyak jarak. Pada kegiatan ini telah dirakit unit proses pencetak briket berkapasitas 4 briket per batch, dengan ukuran briket : tinggi � cm dan diameter 4 cm. Perekat yang digunakan dalam pembuatan briket adalah tepung tapi-oka dan gaplek ubi-kayu. Karakteristik brik-et yang dihasilkan sebagai berikut : kadar air briket �,75-�,5% (standar maksimum �%), kadar abu 5,75-�,5% (standar maksimum 9%) dan rata-rata kerapatan/densitas briket diatas �,0 g/cm� (standar minimum �,0). Hal ini menunjukkan bahwa besar tekanan pada pencetakan briket cukup optimal yaitu pada �7 Mpa. Kerapatan briket dengan perekat tepung gaplek �,��-�,�� g/cm�, lebih tinggi dibandingkan dengan perekat tepung tapi-oka.

Keragaan nyala api briket pada tungku menunjukkan warna kuning kemera-han dengan nyala kontinyu sampai semua briket terbakar. Lama nyala briket (5 buah briket) adalah antara � jam 7 menit - � jam �7 menit dan waktu yang diperlukan untuk mendidihkan � liter air adalah 7 - �0 menit. Kadar zat menguap pada briket bungkil biji jarak cukup tinggi jika dibandingkan dengan briket arang. Kadar zat menguap briket arang komersial sebesar ��.�4 %, se-dangkan kadar zat menguap briket bungkil biji jarak antara 77.15 % - 78.98 %. Tingginya kadar zat menguap karena tidak dilakukan

Page 10: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

�0 Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007

proses pengarangan (karbonisasi), sehingga menyebabkan terbentuknya asap yang lebih banyak selama pembakaran.

Ketahanan tekan bungkil biji jarak berkisar antara 0,88-�,54 kg/cm� untuk briket dengan perekat tapioka dan 5,�9-�,0� kg/cm� untuk briket dengan perekat gaplek. Nilai ini masih lebih tinggi dibandingkan briket arang komersial (0,4� kg/cm�). Briket bungkil biji jarak dengan perekat tapioka menghasil-kan nilai kalor antara �.849 - 4.5�8 kal/g, sedangkan briket dengan perekat gaplek menghasilkan nilai kalor �.8�� - 4.�58 kal/g. Jika dibandingkan dengan nilai kalor briket arang komersial (�.8�9 kal/g) maka nilai ini jauh lebih rendah. Hal ini wajar mengingat kadar karbon terikat pada briket arang jauh lebih besar dan kadar zat menguapnya jauh lebih kecil, sehingga nilai kalor yang dihasil-kan briket arang pun jauh lebih tinggi. Hasil analisis biaya menunjukkan bahwa harga jual briket, layak pada kisaran Rp 4.���,4 – Rp 4.�50,9 / kg.

3. Mikroenkapsulasi Oleoresin Jahe Seb-agai Perisa (Flavouring Agent) Produk Makanan dan Minuman

Pengolahan lebih lanjut jahe menjadi oleoresin atau minyak jahe berpeluang un-tuk memberikan nilai tambah yang lebih be-sar. Oleoresin merupakan salah satu bentuk ekstraktif rempah yang memiliki karakter aroma dan rasa yang alami karena kandun-gan minyak atsiri dan resinnya. Oleoresin bersifat sensitif terhadap cahaya, panas dan oksigen sehingga mempunyai masa simpan yang terbatas. Bentuknya yang berupa cairan kental dan lengket menyulitkan pen-anganan oleoresin. Mikroenkapsulasi mem-berikan solusi bagi permasalahan tersebut. Bahan aktif dengan mikro-enkapsulasi akan terlindung dari pengaruh lingkungan yang merugikan selama penyimpanan maupun selama pengolahan. Mikroenkapsulasi juga dapat meng-konversi cairan menjadi bubuk padatan sehingga memudahkan penanga-nan dan pengemasannya.

Penelitian ini ditujukan untuk mendapatkan kondisi mikroenkapsulasi oleoresin jahe dengan karakteristik mikro-kapsul yang memadai. Penelitian dilakukan dalam dua tahap, yaitu penelitian tahap pertama menyangkut penentuan komposisi bahan pengkapsul dan persentase oleoresin dalam campuran bahan pengkapsul; dan penelitian tahap kedua tentang penentuan kondisi mikroenkapsulasi (spray drying). Mikrokapsul dengan karakteristik terbaik dicobakan sebagai perisa sirup jahe. Bahan pengkapsul yang dicobakan terdiri atas maltodekstrin, gum arab dan natrium ka-seinat dalam tiga variasi kombinasi (4:�:0, 4:�:�, 4:0:�); dan persentase oleoresin dalam campuran bahan pengkapsul terdiri atas empat taraf (5, �0, �5 dan �0%). Kondisi spray drying yang dikaji berupa laju alir umpan (�5 ml/menit dan �0 ml/menit) dan suhu inlet (��0, �70, dan �80°C). Karakteristik mikro-kapsul yang diamati berupa total oil, oil reten-tion, surface oil, kadar air, profil minyak atsiri jahe sebelum dan sesudah mikroenkapsulasi serta struktur mikrokapsul.

Dari hasil penelitian ini telah di-peroleh komposisi bahan pengkapsul dan kondisi spray drying yang memberikan efisiensi mikroenkapsulasi yang tinggi. Konsentrasi bahan pengkapsul di dalam suspensi umpan �0% memberikan keragaan spray drying yang baik. Komposisi bahan pengkapsul yang memberikan karakteris-tik mikrokapsul terbaik adalah kombinasi maltodekstrin-gum arab-natrium kaseinat (4:0:�) dengan persentase oleoresin �0%. Kombinasi suhu inlet dan laju alir umpan terbaik adalah �70°C dan �5 ml/menit. Pada kondisi tersebut mikrokapsul memiliki total oil 2,19%, efisiensi mikroenkapsulasi 92,1%, surface oil 0,�550% dan kadar air �,85%.

Penambahan natrium kaseinat dalam campuran bahan pengkapsul berkontribusi pada peningkatkan efisiensi mikroenkapsu-lasi sehingga dapat mensubstitusi penggu-naan gum arab yang relatif lebih mahal. Ke-beradaan natrium kaseinat dalam campuran

Page 11: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007 ��

bahan pengkapsul juga mengurangi kadar surface oil sehingga pemakaiannya dapat mengurangi resiko oksidasi minyak pada permukaan kapsul. Produk yang diperoleh dari campuran bahan pengkapsul memiliki kadar air terendah yang dikehendaki dalam mikroenkapsulasi karena akan memberikan kestabilan simpan yang baik. Suhu inlet dan laju alir umpan tidak berpengaruh pada total oil dan efisiensi mikroenkapsulasi, sedang-kan surface oil dan kadar air dipengaruhi oleh suhu inlet dan laju alir umpan.

Mikrokapsul dengan karakteristik terbaik telah dicobakan sebagai perisa sirup jahe dan diuji tingkat kesukaannya. Hasil uji tingkat kesukaan sirup jahe menunjukkan bahwa mikrokapsul memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai perisa minuman. Rasa dan aroma sirup jahe yang menggu-nakan perisa mikrokapsul tidak berbeda dengan sirup yang menggunakan perisa sari jahe segar dan oleoresin. Kekentalan dan penampilan sirup mikrokapsul lebih disu-kai daripada sirup jahe yang menggunakan perisa sari jahe segar dan oleoresin.

4. Produksi Rhamnosidase dari Aspergil-lus sp

Kendala dalam pengolahan jeruk siam adalah munculnya rasa pahit pada jus jeruk. Pemicunya adalah prekusor senyawa limonin dan naringin pada jeruk segar. Kedua senyawa tersebut menjadi aktif akibat

pengaruh pemanasan dan oksidasi. Pada proses pembuatan jus jeruk, naringin/limo-nin dapat terekstrak dari jaringan buah dan kulit jeruk. Tingginya konsentrasi naringin pada buah jeruk dapat mengganggu pe-nerimaan konsumen karena rasa pahit yang ditimbulkannya.

Salah satu alternatif untuk meng-hilangkan rasa pahit adalah dengan meng-gunakan enzim. Beberapa enzim dapat menghilangkan rasa pahit pada jus jeruk, salah satunya adalah enzim rhamnosidase. Rhamnosidase (EC �.�.�.40) merupakan kompleks enzim dari naringinase. Enzim rhamnosidase dapat dihasilkan dari ka-pang Aspergillus sp. dan Penicillium sp. Enzim rhamnosidase komersial sangat sulit diperoleh di Indonesia, harus diimpor dan harganya sangat mahal.

Ruang lingkup penelitian ini meliputi produksi rhamnosidase skala laboratorium dengan melakukan optimasi pada suhu dan pH kultivasi. Kisaran suhu yang digunakan �5-�0°C dengan pH 5-8. Suhu optimum enzim kasar ditentukan dengan mengukur aktivitas enzim pada berbagai suhu den-gan kisaran �0-�0°C (selang suhu �0°C). pH enzim ditentukan dengan mengukur aktivitas enzim pada berbagai pH dengan kisaran �-7 pada kondisi suhu optimum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kon-disi proses optimal produksi rhamnosidase dari Aspergillus sp. RH-ase-H diperoleh pada suhu �7,5ºC dan pH �,5. Sedangkan untuk

Gambar 4. (A) Oleoresin jahe dan (B) Mikrokapsul oleoresin jahe

Page 12: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

�� Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007

Penicillium sp. RH-ase-A adalah suhu �5ºC dan pH 5.

Enzim rhamnosidase dari Aspergillus sp. RH-ase-H mempunyai karakteristik : suhu optimum 50oC dan pH optimum pada pH 4. Sedangkan enzim rhamnosidase dari Penicillium sp. RH-ase-A pada suhu opti-mum 40°C dan pH 5. Kemampuan rham-nosidase yang dihasilkan oleh Penicillium sp. RH-ase-A dalam menghidrolisis naringin tidak sebesar pada enzim yang dihasilkan oleh Aspergillus sp. RH-ase-H. Kemampuan tertinggi enzim rhamnosidase dari Asper-gillus sp. RH-ase-H dalam menghidrolisis naringin terjadi pada media jus siap saji hingga mencapai 50,0�% pada konsentrasi enzim �0% yang setara dengan �7,8 U/ml pada suhu �0oC dan waktu kontak � jam. Enzim rhamnosidase dari Aspergillus sp Rha-ase-H mempunyai kemampuan yang cukup besar dalam menghidrolisis naringin, enzim ini juga mampu bekerja pada suhu tinggi sehingga cocok digunakan dalam aplikasi pada industri pangan khususnya proses pembuatan jus jeruk.

5. Teknologi Pengolahan Sayuran Kering Siap Santap

Produksi sayuran yang potensial dan memiliki konsumen terbesar di Indonesia (wortel, bayam, sawi dan kubis) mencapai �,4 juta ton (BPS, �005). Sayuran merupakan bahan pangan yang mudah rusak atau bu-suk. Di Indonesia tingkat kehilangan hasil sayuran baik kualitas maupun kuantitas mencapai �5-40%. Kondisi ini menuntut usaha penanganan pascapanen sayuran yang baik untuk menekan kehilangan hasil, menjaga kualitas nutrisi yang dimiliki say-uran serta menjamin keamanannya. Teknolo-gi yang dapat mengurangi kerusakan dan kebusukan sayuran sangat diperlukan selain dalam upaya untuk memperpanjang masa simpannya atau untuk menyelamat-kan keberlimpahan sayuran pada saat panen raya. Selain itu, perubahan gaya hidup yang

menginginkan segala sesuatu yang serba cepat menuntut tersedianya bahan pangan siap santap (dalam bentuk keripik/snack) yang dapat langsung dimakan. Teknologi pengolahan sayuran segar menjadi produk sayuran kering siap santap merupakan salah satu alternatifnya.

Penelitian diawali dengan persiapan bahan baku sayuran, meliputi pemilihan bahan baku sayuran, pemotongan, pengiri-san dan pencucian. Wortel diiris dengan ketebalan ± 5 mm, sedangkan buncis hanya dipotong ujungnya. Pada wortel dan buncis dengan pembumbuan kering kemudian di-lakukan steam blanching selama 5-�0 menit dan digoreng dengan variasi suhu (�0-70°C, 70-80°C, dan 80-90°C) sampai diperoleh produk wortel dan buncis kering lalu diberi bumbu dengan cara penaburan. Pada pem-bumbuan basah, wortel dan buncis dicelup-kan (deeping) dalam adonan bumbu selama 5-�0 menit kemudian digoreng dengan perlakuan variasi suhu yang sama sampai didapatkan produk wortel dan buncis ker-ing. Sebelumnya dilakukan perendaman dalam larutan CaCl� (�000 ppm, selama �0’). Setelah itu produk sayuran kering dilakukan karakterisasi sifat fisiko-kimia dan sensori/organoleptik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pembumbuan basah dengan suhu penggorengan vakum (80-90)°C menghasil-kan karakteristik produk buncis kering yang paling baik, yaitu memiliki kadar air (�,��8%), vitamin C (0,4�� mg/�00g bb), dan TBA (0,�58%). Selain itu perlakuan pembum-buan basah dan suhu penggorengan vakum (�0-70)°C menghasilkan produk wortel ker-ing dengan karakteristik yang paling baik, yaitu kadar protein (7,�70%), FFA (0,47� %), vitamin A (�0�,�48 ppm), dan kadar serat (8,7�8%). Hasil analisis sifat sensori menun-jukkan bahwa produk buncis kering dengan perlakuan pembumbuan basah, suhu pengg-orengan vakum (80-90)°C dan produk wor-tel kering dengan perlakuan pembumbuan basah, suhu penggorengan vakum (�0-70)°C

Page 13: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007 ��

cair dengan menggunakan pencelup yang terbuat dari bahan stainless steel. Waktu pencelupan untuk puree mangga berkisar 50-70 detik, sedangkan waktu pencelupan untuk irisan buah mangga berkisar �0-50 detik. Puree dan irisan beku buah mangga arumanis disimpan di dalam freezer pada suhu -�0°C selama � bulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa puree mangga yang dikemas dengan plastik polietilen ketebalan 0,0� mm dan dibeku-cepatkan dengan pencelupan langsung ke dalam nitrogen cair selama 70 detik meng-hasilkan karakteristik puree yang terbaik setelah disimpan selama � bulan yaitu den-gan kandungan vitamin C (�0,97 mg/�00 g); total asam (0,40%); pH (4,8); TSS (��°Brix); kecerahan (54,�8); Hue (99,04°H); kekentalan (�780 cp) dan total mikroba (�,� x �0� koloni/mL). Sedangkan untuk irisan buah mangga arumanis, pencelupan ke dalam nitrogen cair selama 40 detik menghasilkan karakteristik irisan beku buah mangga arumanis terbaik stelah disimpan selama � bulan, yaitu dengan kandungan vitamin C (�7,�7 mg/�00g), total asam (0,�8%); pH (4,��); TSS (��,�� °Brix); kecerahan (55,��); Hue (90,�5°H); dan total mikroba (�,� x �0�). Kedua produk tersebut sampai penyimpanan selama � bulan masih dapat diterima oleh panelis.

7. Penelitian Teknologi Pengolahan Min-yak Dedak Padi (Rice Bran Oil)

Potensi dedak padi di Indonesia cu-kup besar mengingat produksi padi nasional mencapai 54.454.9�7 ton (pada tahun �00�). Dedak padi merupakan salah satu produk samping dari penggilingan padi. Pada proses penggilingan padi yang berkadar air �4% akan dihasilkan rendemen beras berkisar 57-�0%, sekam �8-�0% dan dedak sebanyak 8-�0%.

Di dalam dedak terdapat minyak de-dak padi dengan kandungan nutrisi berupa tocopherol, tocotrienol dan oryzanol. Nutrisi tersebut merupakan antioksidan alami yang

Gambar 5. Produk sayuran kering siap santap : (a) buncis kering dan (b) wortel kering

paling disukai oleh panelis.

6. Teknologi Pembekuan Cepat Puree dan Irisan Buah Mangga Arumanis

Teknologi pembekuan merupakan salah satu alternatif preservasi buah mangga untuk mengatasi masalah ketersediaan buah mangga diluar musim panen, yang berlang-sung selama sekitar � bulan. Irisan mangga segar yang dibekukan ini merupakan produk intermediate, yang selanjutnya dapat diolah lebih lanjut menjadi produk lain seperti puree, sari buah dan sebagainya.

Pada pembekuan cepat, laju pengua-pan panas berjalan sangat cepat dan suhu supercooling relatif rendah. Pembekuan cepat puree dan irisan buah mangga arumanis dilakukan dengan menggunakan metode pencelupan langsung ke dalam nitrogen cair. Dengan titik didih yang mencapai suhu -�95,8°C, nitrogen cair mempunyai kemampuan membekukan bahan organik jauh lebih singkat dibandingkan dengan pendingin berbahan amoniak maupun freon. Puree dikemas terlebih dahulu den-gan plastik polietilen sebelum dibekukan, sedangkan irisan buah mangga arumanis berbentuk kubus dengan ukuran �x�x� cm direndam terlebih dahulu dalam �000 ppm CaCl� selama �5 menit. Puree dan irisan buah mangga dicelupkan ke dalam nitrogen

Page 14: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

�4 Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007

membantu melawan radikal bebas pada tubuh, terutama penyakit kanker. Senyawa ini lebih aktif dibandingkan vitamin E dalam melawan radikal bebas dan dipercaya sangat efektif untuk menurunkan kolesterol pada darah, kolesterol pada liver dan meng-hambat waktu menopause. Berdasarkan kandungan nutrisinya, minyak dedak padi berpeluang diproses lebih lanjut untuk me-ningkatkan nilai tambahnya dalam bentuk food suplement.

Teknologi pembuatan minyak de-dak padi dilakukan dengan menggunakan metode ekstraksi pengadukan dengan pelarut. Pelarut dipisahkan dari minyak dedak padi dengan menggunakan ro-tavapor. Pelarut yang diujicobakan adalah heksan, etanol 70% dan etanol 9�% dengan lama pengadukan � jam, � jam dan 9 jam. Pengemasan dan penyimpanan dilakukan pada produk minyak hasil ekstraksi dengan pelarut heksan dan lama pengadukan � jam sebagai perlakuan terbaik. Pengemasan menggunakan botol kaca dan botol plastik masing-masing � jenis, gelap dan bening dengan jumlah sampel minyak sebanyak 50 ml per botol kemudian disimpan selama � bulan. Analisis fisiko-kimia dilakukan setiap bulan untuk melihat perubahan mutu min-yak dedak. Parameter yang diamati meliputi rendemen minyak dedak, nilai FFA, vitamin E, kadar air dan warna.

Dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa teknologi produksi minyak dedak yang dihasilkan menggunakan metode pengadukan selama � jam dengan pelarut heksan dan dikemas dalam botol kaca gelap menghasilkan mutu fisiko-kimia minyak dedak padi yang terbaik. Minyak dedak padi yang dihasilkan mempunyai karakter-istik: rendemen (��,89%), kadar asam lemak bebas (FFA) (�5,77%), kadar air (5,�7%) dan Vitamin E (5,�7 mg/�00 g).

B. P R O G R A M PENGEMBANGAN TEKNOLOGI M E N D U K U N G DIVERSIFIKASI PANGAN

1. Teknologi Pengolahan Ubikayu dan Ubijalar untuk Diversifikasi Konsum-si Pangan

Ketahanan pangan pokok sering diidentikkan dengan ketersediaan dan kecukupan beras. Namun pada kenyataan-nya lebih dari enam tahun terakhir untuk mencukupi kebutuhan beras nasional, selalu harus dipenuhi dengan melakukan impor. Untuk mengatasi hal tersebut perlu upaya diversifikasi pangan, dengan menggali sumber karbohidrat lokal berbasis serealia dan umbi-umbian.

Penelitian teknologi pengolahan ubikayu dan ubijalar untuk diversifikasi konsumsi pangan diarahkan untuk meng-hasilkan (�) teknologi pengolahan beras ar-tificial bentuk mutiara dari ubikayu dan/atau ubijalar, (2) teknologi pengolahan tepung ubijalar termodifikasi, dan (�) teknologi pengolahan mi bergizi dari ubijalar.

a) Teknologi pengolahan beras artificial bentuk mutiara dari ubikayu dan atau ubijalar

Tahapan pengolahan beras artificial bentuk mutiara dari ubikayu dan/atau ubi-jalar meliputi : (a) persiapan bahan baku, berupa pembuatan tepung ubi kayu, tepung ubijalar, dan pati ubijalar, sedangkan pati ubikayu (tapioka) diperoleh dari pasar; (b) pembuatan beras artificial; (c) penen-tuan waktu pemasakan beras artificial; (d) penentuan formulasi terbaik berdasarkan uji organoleptik; dan (e) analisis sifat fisik beras artificial.

Teknologi pengolahan beras artificial yang dihasilkan berupa formulasi beras ar-tificial yang juga disebut sebagai ’Rasbi’ atau beras ubi. Formula terbaik yang dihasilkan adalah formula tepung:pati = 70:�0 untuk ubikayu dan 80:20 untuk ubijalar. Keung-

Page 15: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007 �5

gulan beras artificial yaitu (a) mengandung serat pangan yang cukup tinggi (kadar serat pangan larut dan tidak larut beras artificial dari ubikayu sebesar 7,�9 dan 9,97%, dan dari ubijalar sebesar 8.17 dan 11.24%), (b) beras artificial mempunyai kandungan karbohid-rat dan abu yang lebih tinggi dibandingkan dengan beras giling, dan (c) beras artificial selain berfungsi sebagai sumber energi, juga berfungsi untuk menjaga kesehatan, dan mencegah obesitas.

b) Teknologi pengolahan tepung ubijalar termodifikasi

Sebagian besar produk olahan pangan menggunakan bahan baku tepung terigu, yang ketersediaannya harus diimpor. Di sisi lain, di Indonesia terdapat banyak sumber umbi-umbian yang dapat diolah menjadi pati atau tepung diantaranya ubijalar, tetapi memiliki banyak kelemahan dibandingkan tepung terigu. Tepung umbi-umbian tidak memiliki gluten seperti halnya terigu, se-hingga produk olahannya tidak mengem-bang, tekstur keras dan beraroma khas umbi yang kadang-kadang tidak disukai oleh konsumen. Melalui pengolahan tepung ubijalar termodifikasi diharapkan dapat memperbaiki karakteristik mutu tepung dan produk olahannya.

Tepung ubijalar termodifikasi dibuat melalui proses fermentasi, sifatnya lebih mengembang, tekstur lebih lembut dan tidak

Gambar �. Produk beras artificial (Rasbi) : (a) Rasbi instan ubikayu (metode goreng), (b) Rasbi instan ubikayu (metode beku), (c) Rasbi instan ubijalar (metode goreng), dan (d) Rasbi instan ubijalar (metode beku)

beraroma khas umbi. Pengolahan tepung ubijalar termodifikasi melalui proses fer-mentasi akan terjadi perombakan substrat glukosa dan menghasilkan asam laktat yang mempunyai peranan dalam merombak struktur sel pati sehingga tekstur lebih halus, serta menghasilkan senyawa volatil. Aroma senyawa volatil dapat berfungsi menutup aroma khas umbi yang kurang disukai oleh konsumen.

Penelitian ini terdiri dari � sub keg-iatan yaitu : pembuatan isolat Bakteri Asam Laktat (BAL), dan optimalisasi teknologi pembuatan tepung ubijalar skala labora-torium. Tahap pembuatan isolat Bakteri Asam Laktat dilakukan melalui : �) tahap seleksi Bakteri Asam Laktat unggul dan pemeliharaan bakteri asam laktat dari berbagai strain, dan �) Tahap pembuatan starter / “ragi” untuk fermentasi ubijalar. Optimalisasi teknologi pembuatan tepung ubijalar termodifikasi dilakukan melalui pengupasan, perajangan, perendaman (fer-mentasi), pengepresan, pengeringan dan pe-nepungan. Varietas ubijalar yang digunakan pada tahap penelitian ini adalah varietas ubijalar jenis berdaging umbi putih (varietas Mangan lokal Leuwiliang), kuning (varietas/ galur Muara) dan merah (varietas Retok). Prosedur pelaksanaan adalah memasukkan ubijalar segar ke dalam air dan diinokulasi dengan starter/ “ragi” bakteri asam laktat �0 %. Selanjutnya diinkubasi dan diamati pada lama perendaman 0, ��, �4 dan �� jam.

Page 16: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

�� Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007

Pengamatan dilakukan terhadap sifat fisiko-kimia dan sifat fungsional tepung. Sifat fisik tepung meliputi derajat putih dan tingkat kehalusan, rendemen dan sifat amilografi, pH air rendaman dan gelembung O� yang dihasilkan. Serta uji organoleptik (aroma, warna, tekstur dan kesukaan).

Teknologi pengolahan tepung ubi-jalar termodifikasi yang dihasilkan berupa bakteri asam laktat Lactobacillus brevis dan L. casei sebagai isolat unggul untuk bahan starter pembuatan tepung. Formula starter yang menggunakan bahan pembawa tepung ubijalar, ditambah susu skim 15% dan isolat L. casei atau tanpa susu skim tapi menggu-nakan isolat L. brevis untuk memperbaiki karakterisik tepung ubijalar. Perbaikan karakteristik tepung yang dihasilkan adalah sifat fisik lebih putih, lebih halus, meng-hasilkan flavor segar harum, tekstur produk olahan lebih mengembang dibanding isolat lainnya dan tanpa melalui proses fermentasi. Lama fermentasi yang optimal diperlukan �4 jam.

c) Teknologi pengolahan mi bergizi dari ubijalar

Mi merupakan produk pangan yang sangat digemari masyarakat Indonesia baik di perkotaan maupun di perdesaan. Produk mi sangat potensial dijadikan makanan pokok alternatif pengganti beras untuk mengurangi ketergantungan terhadap beras, karena mi memiliki keunggulan yaitu: prak-tis dalan penyiapan dan penyajiannya, serta luasnya cakupan konsumennya. Produk mi yang beredar saat ini di masyarakat pada umumnya berbahan baku tepung terigu. Ke-butuhan tepung terigu tidak dapat dipenuhi dengan produksi di dalam negeri, karena iklim di Indonesia tidak mendukung untuk budidaya gandum sebagai bahan tepung terigu. Kebutuhan tepung terigu selama ini dipenuhi dari impor, sehingga ketergantun-gan produk mi terhadap impor terigu sangat besar dan juga membebani devisa negara

cukup besar. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dikembangkan produk pangan mi dengan berbasis sumber karbohidrat lokal yang cukup banyak tersedia di Indonesia, baik dari golongan serealia maupun umbi umbian. Ubikayu dan ubijalar mempunyai prospek yang baik untuk diolah menjadi mi sebagai alternatif pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap mi.

Penelitian ini dilaksanakan melalui : (1) karakterisasi sifat fisikokimia bahan baku ubijalar dengan beberapa varietas; (2) pembuatan tepung dan pasta ubijalar; dan (�) proses pembuatan mi dari tepung dan pasta ubijalar. Hasil pengamatan menunjuk-kan bahwa mi ubijalar dengan bahan baku tepung ubijalar dan tapioka (perbandin-gan 80:20), dan pasta ubijalar dan tapioka (perbandingan 70:�0) mempunyai kompo-sisi kimia yang tidak jauh berbeda. Mi dari pasta ubijalar menunjukkan penampakan lebih baik, sedangkan nilai beta karotin lebih tinggi mi dari tepung ubijalar. Daya serap air mi dari pasta ubijalar lebih baik yaitu berkisar antara 5�,89-55,08% dan kehilangan padatan akibat pemasakan (KPAP) berkisar �5,0�-��,4�%. Secara umum, mi ubijalar dapat diterima oleh panelis. Berdasarkan analisis finansial, produk mi ubijalar layak untuk dikembangkan.

Page 17: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007 �7

2. Teknologi Pengolahan Beras Be-riodium u n t u k M e n g a t a s i Kekurangan Iodium di Daerah Miskin dengan Pangan Pokok Beras

Defisiensi iodium merupakan ma-salah gizi yang prevalensinya saat ini cen-derung meningkat di Indonesia maupun di dunia. Akibat gangguan kekurangan iodium (GAKI) yang paling serius antara lain adalah kerusakan otak pada fetus yang sangat mempengaruhi perkembangan neu-rointelektual. Kebutuhan iodium pada orang dewasa sebanyak �50 µg/hari (Untoro, �999). Kebutuhan iodium bagi tubuh untuk hidup sehat adalah sebesar 50 µg/hari. Untuk orang hamil perlu penambahan �5 µg lagi dan selama menyusui perlu penambahan sebesar 50 mikrogram. Kebutuhan iodium sehari-hari untuk dapat mencegah penyakit gondok adalah sebanyak 0,05-0,08 µg atau 0,00� µg per kilogram berat badan.

Komponen utama dari beras ialah karbohidrat (85-90%, berat kering), yang mayoritas adalah pati. Pati terdiri dari amilosa dan amilopektin, dan senyawa ini dapat berikatan dengan iodium. Fortifikasi iodium pada beras memiliki keunggulan dibandingkan pada garam dapur yang se-

lama ini dilakukan, karena jumlah konsumsi beras per kapita jauh lebih besar sehingga kadar iodium yang diperlukan pada beras sangat kecil.

Pengolahan beras beriodium dilaku-kan dengan cara pengkabutan fortifikan ke dalam ruang penyosoh sewaktu proses penyosohan berlangsung. Fortifikan terpilih pada proses pengolahan beras beriodium adalah potasium iodat + bahan pengikat (dextrosa 0.04% dan sodium bikarbonat 0,00�%).

Kegiatan penelitian ini dimulai pada tahun �00�. Hasil penelitian tahun �00� menunjukkan bahwa penggunaan fortifi-kan iodat yang direkomendasikan sebesar 2 ppm. Dari fortifikasi tersebut, konsentrasi iodium yang masih ada pada beras sebesar �,��4 ppm dan pada nasi sebesar �,04� ppm (tanpa dicuci terlebih dahulu). Kualitas beras yang dihasilkan cukup baik dengan kom-posisi beras kepala mencapai 80,�8%, beras patah �9,�8%, dan menir 0,�4%. Warna beras yang dihasilkan lebih putih dan bersih.

Pada tahun �007 telah dihasilkan model produksi beras beriodium skala RMU kapasitas 7 kuintal/jam. Implemen-tasi teknologi pengolahan beras beriodium dilakukan bekerjasama dengan BPTP Nusa

Gambar 7. (A) Unit peralatan proses pengolahan beras beriodium, (B) Beras beriodium yang keluar dari alat penyosoh, dan (C) Beras beriodium dalam kemasan

Page 18: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

�8 Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007

Tenggara Barat dan penggilingan padi (PP) Saudara Karya, di Desa Tanah Mah, Kecamatan Sakra, Kabupaten Lombok Timur. Uji coba produksi beras beriodium telah dilakukan sebanyak �,5 ton. Hasil uji preferensi konsumen menyatakan bahwa 90% panelis dapat menerima dengan baik produk beras beriodium. Beberapa panelis penderita penyakit gondok di Puskesmas Desa Sambelia Kecamatan Selong, Lom-bok Timur merasakan adanya perubahan, ketegangan di sekitar mata dan leher yang dirasakan menjadi lebih longgar dan tidak sakit, setelah mengkonsumsi beras berio-dium selama satu bulan.

Biaya fortifikasi beras beriodium cukup murah (Rp. �/kg beras), jauh lebih murah bila dibandingkan dengan fortifikasi iodium pada garam karena kandungan io-dium yang direkomendasikan pada garam lebih besar (80 ppm). Oleh karenanya Dinas Kesehatan Lombok Timur berharap adanya kerjasama dalam mensosialisasi-kan produk beras beriodium ini, terutama dalam ben-tuk Program Beras Raskin, karena pada umumnya kekurangan iodium terjadi pada masyarakat miskin.

3. Teknologi Pemanfaatan Kacang-ka-cangan untuk Produk Tempe

Kebutuhan kedelai untuk tempe dan keperluan pangan lainnya terus meningkat, namun hal ini belum dapat diimbangi oleh produksi di dalam negeri sehingga kebu-tuhannya harus dipenuhi dengan impor. Pemanfaatan aneka kacang, seperti kacang tunggak untuk memproduksi pangan olahan setara tempe merupakan salah satu upaya untuk menekan peningkatan kebutuhan ke-delai, khususnya untuk daerah-daerah yang memiliki potensi/sentra aneka kacang non kedelai. Kegiatan penelitian ini dilakukan sejak tahun �00� dan mengambil lokasi di DI Yogyakarta yang merupakan daerah yang memiliki potensi produksi kacang tunggak yang cukup tinggi. Karakteristik fisik/kimia

kacang tunggak di tiap daerah berbeda seb-agaimana ditunjukkan pada Tabel �.

Pada tahun �00� telah dilakukan mod-ifikasi teknologi untuk mendapatkan produk setara tempe kedelai. Salah satu modifikasi yang dilakukan adalah cara pengupasan kacang tunggak dengan menggunakan alat pengupas tipe abrasif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tempe kacang tunggak dapat diterima dengan baik oleh kelompok masyarakat yang menjadi obyek penelitian di Bogor dan D.I. Yogyakarta. Penelitian dilanjutkan pada tahun �007 dengan men-gambil lokasi penelitian di NTB yang juga merupakan daerah yang memiliki potensi/produksi kacang tunggak tinggi, khususnya daerah Lombok Barat dan Tengah.

Pada tahun �007 dilakukan inovasi teknologi produksi tempe kacang tunggak yang mampu mengurangi lamanya waktu yang diperlukan untuk mempersiapkan proses fermentasi. Penambahan asam laktat 0,�% pada proses pemasakan dapat mem-persingkat waktu produksi tempe dari � hari menjadi � hari. Kualitas tempe yang di-hasilkan melalui metode konvensional relatif tidak berbeda dibandingkan dengan tempe hasil modifikasi dengan penambahan asam laktat, baik dari segi tekstur, kekompakan, aroma, warna, maupun rasa. Inovasi lebih lanjut ditempuh dengan mengembangkan tempe kacang tunggak praktis yang me-mungkinkan proses fermentasi dilakukan di rumah tangga.

Hasil uji preferensi di dua daerah, yaitu Mataram dan Bogor memperlihatkan respon kesukaan yang cukup tinggi ter-hadap produk tempe kacang tunggak yang diujikan, masing-masing 70% dan �9%. Sedangkan minat responden untuk mem-beli tempe di dua daerah masing-masing 9�% dan 89% (harga < Rp. 5000). Produksi tempe kacang tunggak secara ekonomi layak dikembangkan. Harga jual tempe kacang tunggak sekitar �7% lebih tinggi dari harga jual tempe kedelai.

Proses pembuatan tempe mulai dari

Page 19: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007 �9

Tabel 1. Sifat fisik dan komposisi kimia kacang tunggak lokal

perendaman sampai fermentasi ternyata mampu menurunkan kandungan zat anti nutrisi (tanin) sebesar ��,89%. Kadar tanin dalam biji kacang tunggak dan tempe mas-ing-masing sebesar 0,�8�% dan 0,�57%. Kualitas tempe kacang tunggak dapat dilihat dari penurunan senyawa anti gizinya, yaitu tanin. Senyawa phenolik p-caumaric terde-teksi pada kacang tunggak maupun tempe, tetapi ferrulic acid hanya terdeteksi pada tempe. Ferrulic acid yang terkandung dalam tempe mampu menurunkan tekanan darah dan kandungan glukosa darah. Sedangkan senyawa p-caumaric acid mampu melemah-kan zat nitrosamine yang menjadi salah satu zat penyebab kanker yang mungkin terdapat dalam makanan. Dengan adanya senyawa tersebut diharapkan dapat menjadi keunggulan tersendiri bagi tempe kacang tunggak.

Gambar 8. Produk tempe kacang tunggak

4. Penerapan Teknologi Pascapanen Mendukung Ketahanan Pangan di Papua

Untuk mendukung program Badan Litbang Pertanian dalam pembangunan pertanian di Papua, telah dilakukan kegiatan penelitian identifikasi potensi, masalah, ken-dala dan status penerapan teknologi pascap-anen terhadap pengolahan bahan baku lokal untuk mendukung ketahanan pangan di Papua. Kegiatan ini ditujukan untuk meru-muskan kebijakan yang diperlukan dalam penerapan teknologi pascapanen dengan memperhatikan kondisi sosial budaya dan kebijakan otonomi khusus daerah Papua.

Kegiatan penelitian telah dimulai sejak tahun �00� dan diperoleh rumusan kebijakan pengembangan empat komoditas, yaitu padi, sagu, ubi jalar, dan gembili. Dari empat komoditas tersebut, tiga diantaranya yaitu sagu, ubi jalar dan gembili dipilih untuk diamati lebih lanjut peluang pengem-bangan produknya. Pada tahun �007 keg-iatan penelitian dilanjutkan dengan sasaran merumuskan kebijakan penerapan teknologi pascapanen yang diperlukan untuk mendu-kung peningkatan citra pangan lokal dan diversifikasi pola pangan masyarakat Papua berbasis sagu, ubi jalar, dan gembili.

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua tahapan, yaitu: a) uji coba penerapan teknologi pengolahan sagu; dan b) karakteri-sasi fisiko-kimia ubi jalar dan gembili lokal.

Page 20: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

�0 Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007

Dari kegiatan penelitian diperoleh hasil bahwa kebijakan pengembangan sagu, ubi jalar dan gembili dapat dilakukan dengan prioritas kebijakan sebagai berikut:a) Sagu : (�) Memberdayakan unit usaha sagu

yang sudah ada, (2) Diversifikasi produk, fortifikasi dan promosi, (3) Perencanaan pewilayahan hutan sagu, (4) Penyuluhan penanganan pascapanen sagu kepada masyarakat;

b) Ubi Jalar : (�) Peyuluhan teknologi pen-golahan, (�) Meningkatkan kinerja aparat pemerintah daerah dalam pengembangan budidaya, (�) Perbaikan akses transpor-tasi, (4) Optimasi pemanfaatan produksi melalui teknologi pascapanen pengolahan dan penyimpanan;

c) Gembili : (�) Optimalisasi produksi gem-bili melalui perluasan areal dan teknik penanganan dan peyimpanan hasil, (�) Memperluas jaring pemasaran dan pro-mosi, (�) Peningkatan penyuluhan dan pelatihan budidaya dan penanganan hasil gembili untuk aparat pemerintah dan pengusaha, (4) Melakukan penataan sistem kelembagaan produksi/pengolahan dengan melibatkan lembaga masyarakat adat yang ada.

Pengembangan produk sagu telah leb-ih maju dibandingkan ubi jalar dan gembili. Oleh karena itu, untuk pengenalan teknologi pengolahan sagu sudah dapat mulai diterap-kan teknologi pembuatan mi sagu di Papua. Hasil uji preferensi konsumen menunjukkan bahwa 75-90% responden mengatakan suka akan sajian makanan mi sagu dengan bumbu mi goreng. Teknologi mi sagu juga diminati oleh pengusaha dari lembaga swadaya ma-syarakat yang telah mengadakan peralatan pembuatan mi sagu dan mendapat pelatihan dari tim peneliti BB-Pascapanen. Dalam upaya pengembangan usaha, Dinas Perta-nian TPH telah menyepakati akan menunjuk kooperator, membantu peralatannya dan menerima konsep kelembagaan produksi plasma-inti seperti yang direkomendasikan dari penelitian ini.

Karakterisasi fisiko-kimia 20 jenis ubi-jalar asal Wamena menunjukkan beberapa jenis ubi jalar, yaitu Saworawo, Wamena Salosa dan Wortel Kuning memiliki rende-men pati masing-masing mencapai �7,�%, ��,8% dan �7,�%. Jenis ubi jalar ini berpelu-ang untuk dikembangkan sebagai industri produk setengah jadi (pati/ tepung), yang selanjutnya dapat menjadi rantai pemasok produk olahan makanan lainnya, seperti biskuit atau cookies. Pada kegiatan ini juga telah dikenalkan tiga jenis produk olahan ubi jalar, yaitu biskuit, klepon dan bubur ubi jalar. Hasil uji preferensi menyimpul-kan bahwa panelis dapat menerima ketiga bentuk produk tersebut. Sebagai gambaran peluang keberhasilan usaha bagi ketiga jenis produk tersebut, hampir 8�,9% panelis ber-sedia membeli makanan jajanan biskuit ubi jalar, sedangkan untuk klepon dan bubur masing-masing 7�,0% dan ��,5%. Aneka produk olahan ubi jalar disajikan pada Gambar 9 dan �0.

Page 21: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007 ��

Gambar 9. Aneka produk olahan berbasis ubi jalar segar yang dikembangkan tim peneliti BB-Pascapanen : (a) bubur ubi jalar, (b) klepon, (c) pukis, (d) talam, (e) bubur biji salak, dan (f) kue kering/cookies

Gambar �0. Jenis olahan ubi jalar yang diperkenalkan pada kelompok masyarakat lokal di Wamena : (a) klepon, (b) bubur ubi jalar, dan (c) cookies/biskuit

Page 22: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

�� Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007

Karakterisasi sifat fisiko-kimia terha-dap tiga jenis gembili asal Distrik Sota-Me-rauke mempunyai kandungan protein antara 4,8-�,8%; serat makanan 5,4-7,0% dan lemak �,4-�,7%. Kandungan protein dan serat yang cukup tinggi, memberi gambaran gembili berpeluang dikembang-kan sebagai produk pangan yang bergizi. Hasil uji preferensi menyimpulkan bahwa umbi gembili mem-punyai rasa cenderung kurang manis, tidak berair/mempur dan mempunyai kandungan serat, sehingga mempunyai peluang untuk dikembangkan sebagai produk pangan bergizi dengan berbagai variasi bentuk dan rasa.

C. P R O G R A M P E N E L I T I A N MENDUKUNG PENINGKATAN KE-AMANAN PANGAN

1. Teknologi Produksi Bakteriosin seb-agai Biopreservatif untuk Mengenda-likan Kontaminan Daging dan Produk Daging

Daging merupakan bahan pangan yang mudah mengalami kerusakan atau busuk. Sebagian pedagang terutama peda-gang daging ayam sering mengguna-kan formalin untuk memper-panjang daya sim-pan produk daging. Keberadaan bakteri patogen pada daging seperti Escherichia coli, Salmonella sp. dan Listeria sp., selain memper-cepat proses kerusakan/pem-busukan pada

daging, juga dapat menimbulkan penyakit bahkan kematian.

Bakteriosin merupakan pengawet alami yang dapat digunakan untuk mengen-dalikan bakteri potogen tersebut, dan telah banyak diaplikasikan di luar negeri, tetapi secara komersial ketersediaannya masih sedikit dan harganya cukup mahal. Bakte-riosin memiliki kelebihan antara lain: (�) non toksik, aman dikonsumsi manusia pada Ac-ceptable Daily Intake (ADI) �,9 mg/orang/hari, (�) mudah didegradasi enzim proteolitik, (3) tidak membahayakan mikroflora usus, (4) penggunaannya fleksibel dan dapat mengurangi penggunaan bahan pengawet kimia, (5) stabil pada rentang pH dan suhu yang cukup luas sehingga tahan terhadap asam dan basa, maupun kondisi panas dan dingin. Bakteriosin diproduksi dari bakteri asam laktat dan di Indonesia ketersediaan koleksi bakteri asam laktat cukup banyak, sehingga sangat potensial dikembangkan untuk produksi bakteriosin.

Penelitian ini baru dimulai pada tahun �007. Telah dihasilkan komponen teknologi produksi bakteriosin sebagai biopreservatif untuk mengendalikan Salmonella thypimuri-um, Listeria monocytogenes, dan Eschericia coli; dari isolat bakteri asam laktat SCG ���� sebagai produser bakteriosin. Bakte-riosin diproduksi pada skala � liter (skala laboratorium) menggunakan volume kerja 400 ml pada kondisi optimum pH 5, suhu ��,5°C, selama 9 jam masa inkubasi. Desain percobaan optimasi produksi bakteriosin tersebut menggunakan metode Response Surface Methodology (RSM) dengan variabel suhu, pH, dan lama inkubasi. Isolat produser bakteriosin ditumbuhkan pada media MRS pada suhu, pH dan lama inkubasi sesuai dengan metode RSM. Kultur yang sudah diinkubasi disentrifugasi dengan kecepatan �0.000 rpm selama �5 menit. Fase cair jernih yang diperoleh selanjutnya disterilisasi den-gan filter berdiameter 0,22 mm. Diagram alir proses produksi bakteriosin sebagaimana tercantum pada Gambar ��, sedangkan produk bakteriosin hasil penelitian disajikan

Gambar ��. Produk mi berbasis pati/ sagu

Page 23: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007 ��

Gambar ��. Diagram alir proses produksi bakteriosin

pada Gambar ��.Bakteriosin yang dihasilkan telah

diaplikasikan sebagai biopreservatif pada daging sapi segar yang dilaksanakan di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) milik Dinas Pertanian bidang Peternakan Kota Sukabumi, sedangkan aplikasi pada daging ayam dilaksanakan di Rumah Potong Ayam (RPA) PT Kartika Eka Dharma, Kebun Jeruk, Jakarta Barat, binaan Dinas Perikanan dan Peternakan Propinsi DKI Jakarta. Aplikasi bakteriosin dilakukan dengan menam-bah-kan bakteriosin sebanyak 0-�00 mg/g dan

menginokulasikan sebanyak �0� CFU/g mikroba patogen pada daging. Kemudian dilakukan pengemasan vakum dan peny-impanan di suhu ruang (�7°–�0°C) dan suhu dingin/refrigerator (�0°–�5°C).

Hasil aplikasi di lapangan menun-jukkan bahwa efektivitas penghambatan bakteriosin pada penyimpanan daging sapi pada suhu ruang (�7°–�0°C) sampai �8 jam relatif sama dengan nisin terhadap S.thypimurium dan E.coli dan kurang efektif terhadap L.monocytogenes, dan pada penyim-panan di suhu dingin (�0°–�5°C) sampai �0

Page 24: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

�4 Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007

hari bakteriosin lebih efektif dibandingkan nisin untuk menghambat S.thypimurium dan L.monocytogenes namun sama efektif terhadap E.coli. Kemampuan daya hambat bakteriosin terhadap L.monocytogenes kurang efektif dibandingkan nisin dan lebih efektif terhadap S.thypimurium pada penyimpanan daging ayam di suhu ruang sampai �� jam, baik bakteriosin maupun nisin tidak efektif menghambat E.coli, sedangkan pada pe-nyimpanan di suhu dingin sampai �0 hari bakteriosin dan nisin efektif menghambat terhadap S.thypimurium dan L.monocytogenes namun tidak efektif terhadap E.coli.

2. Teknologi Penyimpanan Jagung untuk Mengendalikan Aflatoksin

Dalam kurun waktu lima tahun tera-khir (�000-�004), kebutuhan jagung untuk bahan baku industri pakan, makanan dan minuman meningkat sebesar �0-�5%/tahun. Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan produksi jagung tahun �007 akan mengalami kenaikan menjadi ��.�8�.5�� ton pipilan ker-ing, kenaikan produksi itu diperkirakan ter-jadi karena peningkatan luas panen sekitar �,��% atau �04.��� Ha. Produktivitas jagung secara nasional diperkirakan naik sebesar �,40% atau sekitar �,�8 kuintal/Ha.

Salah satu upaya yang dapat dilaku-kan untuk meningkatkan ketersediaan jagung dan mengurangi ketergantungan terhadap jagung impor adalah dengan penanganan pascapanen yang baik se-

hingga kehilangan hasil selama kegiatan pascapanen dapat ditekan, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Susut terbesar dan merupakan masalah yang paling serius dari kegiatan pascapanen jagung pada tahap penyimpanan, yang salah satu penyebabnya adanya gangguan biologis seperti proses respirasi yang tinggi, serangan serangga dan mikro-organisme.

Aspergillus flavus adalah cendawan yang sering menyerang jagung, baik selama di lapangan maupun di tempat penyim-panan. Disamping dapat menyebabkan kerusakan bahan pangan serta susut berat, pada kondisi yang sesuai A. flavus dapat memproduksi aflatoksin. Aflatoksin meru-pakan senyawa karsinogenik yang dapat menyebabkan kanker hati pada manusia dan hewan ternak yang mengkonsumsinya secara berlebihan. Oleh karena itu WHO, FAO, dan UNICEF telah menetapkan ba-tas kandungan aflatoksin dalam makanan sumber karbohidrat yang dikonsumsi, tidak lebih dari �0 ppb. Bahkan European Com-mission menetapkan batas maksimal total aflatoksin lebih rendah yaitu 4 ppb untuk produk serealia.

Untuk merespon hal tersebut, pada tahun �007 dilakukan penelitian untuk menghasilkan paket teknologi penyimpanan jagung untuk mengendalikan aflatoksin, paket teknologi informasi penunjang kepu-tusan untuk menduga daya simpan jagung bebas aflatoksin, dan HACCP penanganan jagung. Identifikasi dimulai dari kegiatan panen, pengeringan sampai dengan peny-impanan. Pada setiap tahapan penanganan tersebut dilakukan pengamatan terhadap kandungan aflatoksin dan kadar airnya. Parameter yang diukur meliputi kandungan cendawan Aspergillus flavus, kandungan aflatoksin dan kadar air.

Pengukuran kandungan aflatoksin menggunakan metode Thin Layer Chromatog-raphy (TLC), sedangkan untuk penyusutan menggunakan metode penimbangan bahan secara berkala pada sampel. Untuk penyim-

Gambar ��. Produk bakteriosin

Page 25: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007 �5

Gambar �4. (A) Penyimpanan jagung dengan gas CO� dan (B) Hermetik

panannya digunakan perlakuan CO�, pen-geringan kedap udara, dan tanpa perlakuan (kontrol). Perlakuan penyim-panan CO� dimaksudkan untuk mengham-bat proses respirasi jagung. Melalui cara tersebut akan dilihat pengaruh perlakuan konsentrasi CO� terhadap laju pertumbuhan A. flavus, produksi aflatoksin dan penyusutan selama penyimpanan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknologi penyimpanan jagung untuk mengendalikan aflatoksin tidak terlepas dari sistem manajemen penanganan yang baik dan dilakukan secara cepat tanpa penundaan. Penyimpanan dalam karung polyprophilene memiliki batas aman untuk di-simpan sampai dengan dua bulan. Rata-rata kandungan aflatoksinnya masih aman yaitu <3 ppb untuk jenis aflatoksin B1, kerusakan fisik di bawah 5 %, serta kadar pati, kadar lemak dan kadar protein relatif stabil sampai penyimpanan � bulan. Cara penyimpanan seperti ini cocok untuk keperluan distribusi cepat atau jarak dekat.

Penyimpanan hermetik (kedap), kand-ungan aflatoksin masih aman (< 3 ppb untuk jenis aflatoksin B1) sampai dengan 3 bulan dan kerusakan fisiknya masih di bawah 2 %, sedangkan kadar pati, kadar lemak dan kadar protein relatif stabil sampai penyim-panan � bulan, sehingga cara penyimpanan seperti ini cocok untuk penyimpanan benih jagung. Untuk penyimpanan jagung dengan perlakuan CO�, menunjukkan bahwa keru-sakan fisiknya masih di bawah 2 % sampai penyimpanan 3 bulan dan kandungan afla-toksinnya masih dalam batas aman ( <� ppb

untuk jenis aflatoksin B1). Kadar pati, kadar lemak dan kadar protein relatif stabil sampai penyimpanan � bulan, sehingga cara peny-impanan seperti ini cocok untuk keperluan penyimpanan biji jagung dalam jumlah besar dalam silo yang terbuat dari plat besi.

Paket teknologi informasi untuk men-duga daya simpan jagung telah berfungsi dengan baik. Hasil validasi pada model yang telah dirancang-bangun menunjukkan bahwa model sudah bisa menggambarkan kondisi yang sesungguhnya. Nilai MAPE (Mean Absolute Percentage Error) untuk pe-nyusutan jagung adalah 5,��8�5�.

Telah disusun pula dokumen rencana HACCP untuk penanganan jagung. Identifi-kasi titik-titik kritis terjadinya kontaminasi pada jagung sejak jagung dipanen sampai pada saat penyimpanan telah dilakukan. Tahapan proses yang menjadi titik kritis pada proses pascapanen jagung adalah pada saat pemanenan (CC �), sortasi (CCP �), pen-geringan (CCP �), sortasi mutu (CCP 4) serta penyimpanan (CCP 5). Pada tahapan terse-but, diperlukan perhatian lebih dari petani ataupun pengumpul untuk menjaga mutu biji jagung agar terhindar dari kontaminasi, baik fisik, kimia maupun mikrobiologi sep-erti serangga dan jamur yang dapat meng-hasilkan aflatoksin yang sangat merugikan, sehingga menyebabkan penyusutan dan kerusakan pada jagung. Rencana HACCP ini akan diterapkan di tingkat petani dalam bentuk SOP (Standard Operational Procedure) yang bisa diikuti oleh petani pada setiap tahapannya.

Page 26: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

�� Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007

3. Penelitian Formulasi dan Aplikasi Sanitizer pada Sayuran untuk Mengu-rangi Kontaminan Mikroba

Sayuran yang diproduksi petani In-donesia dinilai belum cukup aman, selain itu penanganan pascapanen yang kurang baik mulai dari tingkat petani sampai peda-gang mengakibatkan semakin menurunnya tingkat keamanan sayuran. Kontaminasi mikroba patogen pada produk pertanian terjadi pada beberapa titik mulai dari tahap produksi, panen, pengepakan, prosesing, distribusi dan pemasaran dimana terjadi pa-paran terhadap feses manusia atau hewan.

Salah satu cara yang dapat diguna-kan dalam pengendalian kontaminan adalah dengan penggunaan sanitizer. Pemilihan jenis sanitizer didasarkan pada kemuda-han dalam penggunaan dan nilai ekonomi dari sanitizer yang digunakan. Pada tahun �007 telah dihasilkan model penanganan kontaminan mikroba pada produk sayuran segar berupa teknologi sanitizer yang diap-likasikan di STA Cipanas. Jenis sayuran yang diuji adalah selada, wortel dan tomat.

Perbandingan antara sayuran dan larutan sanitizer = � : 5 untuk wortel dan tomat dan 1 : 10 untuk selada. Modifikasi formula sanitizer dilakukan menggunakan variasi konsentrasi asam asetat 0,5%, �,0% dan �% dengan konsentrasi NaOCl �00 ppm. Pengamatan dilakukan terhadap perubahan

jumlah mikroba, yang meliputi TPC, E. coli dan Salmonella pada setiap tahap perlakuan penanganan sayuran. Selain itu juga diu-kur kadar residu klorin pada akhir proses. Untuk mengetahui perubahan karakteris-tik mutu selama penyimpanan dilakukan pengamatan terhadap perubahan warna dan tekstur. Proses aplikasi sanitizer pada sayuran ditunjukkan pada Gambar �5.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa formula sanitizer dengan kombinasi natrium hipoklorit �00 ppm dan asam asetat 0,5-�% dengan lama perendaman 4 menit memberi-kan efektivitas yang tinggi terhadap mikro-ba. Sayuran yang telah disanitizer kadar total mikroba, E coli dan Salmonella-nya sudah di bawah ambang batas yang diijinkan untuk produk pangan yang dikonsumsi mentah. Demikian pula dengan kadar residu klorin masih di bawah ambang batas residu klorin untuk air minum. Hasil uji organoleptik, sayuran yang telah disanitizer masih bisa diterima oleh panelis. Berdasarkan analisis tekno ekonomi diketahui bahwa penanga-nan sayuran dengan teknologi sanitizer di STA dapat memberikan keuntungan. Pen-anganan sayuran segar dengan sanitizer di tingkat STA dapat dilaksanakan dengan menggunakan peralatan bak perendam dari stainless steel dengan kapasitas �50 liter dengan 4 buah bak peniris dengan kapasitas masing-masing 5 kg sayuran segar.

Gambar �5. Uji aplikasi sanitizer di PHO Pacet, Cipanas

Page 27: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007 �7

D. PROGRAM PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BERBASIS KEMITRAAN DAN KEPERLUAN PEMBANGUNAN PERTANIAN BER-DASAR PERMINTAAN

1. Pengembangan Teknologi Pengolahan Lada untuk MeningkatkanMutu dan Efisiensi

Indonesia merupakan salah satu produsen lada utama di dunia. Pada tahun �007, nilai ekspor lada putih mencapai US$ 5�,� juta dan lada hitam berkisar antara US$ �0 juta-US$ �0 juta (Bisnis Indonesia, �008). Pengolahan lada putih dan hitam di tingkat petani masih dilakukan secara tradisional yang umumnya belum memperhatikan as-pek kebersihan, konsistensi mutu, dan efisiensi pengolahan. Dengan demikian, mutu lada putih dan hitam yang dihasil-kan di tingkat petani tersebut cenderung rendah dan bahkan tidak memenuhi mutu yang disyaratkan negara importir. Masalah utama yang sering dikeluhkan oleh importir rempah di Eropa terhadap produk lada In-donesia yaitu tingginya kadar kotoran dan kontaminasi mikroorganisme.

Dalam upaya meningkatkan mutu dan daya saing lada Indonesia, telah diban-gun model percontohan pengolahan lada di sentra produksi lada di Desa Batuah, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Kegiatan penelitian ini dimulai pada tahun �005 bekerjasama dengan FAO (Food and Agriculture Organization), IPC (International Pepper Community), Dinas Perkebunan dan BPTP Provinsi Kalimantan Timur, dengan pendanaan sebagian besar bersumber dari FAO (US $ 9 800). Pada tahun �005 telah di-rakit unit pengolahan lada di lapangan kapa-sitas 0,5 – �,0 ton/hari. Pada tahun �00� telah dihasilkan paket teknologi pengolahan lada putih di tingkat kelompok tani yang layak secara teknis dan mampu memenuhi stan-dar ekspor (IPC), dan tahun �007 dihasilkan

model teknologi pengolahan lada putih yang higienis di tingkat kelompok untuk menin-gkatkan mutu sesuai standar ekspor (IPC). Model teknologi pengolahan lada putih yang dibangun berkapasitas 0,5-�,0 ton.

Pada bulan Juli �007 telah dilakukan uji produksi lada putih dengan menggu-nakan bahan sebanyak 500 kg untuk sekali proses. Hasil uji coba pengolahan lada ini memberikan dampak positif bagi petani/pengolah lada dari sisi peningkatan mutu produknya. Selain itu telah ada perusahaan yang bersedia menjadi mitra (PT Berdikari), baik sebagai pembeli lada hasil pengola-han atau memanfaatkan unit pengolahan tersebut.

Hasil uji produksi model teknolo-gi pengolahan lada putih menunjukan bahwa rendemen lada putih yang dihasil-kan berkisar �9,��-�0,��% dengan rata-rata �0,�%. Mutu lada hitam yang dihasilkan lebih baik dari pengolahan dengan alat pen-gering maupun penjemuran memenuhi stan-dar mutu IPC baik WP-� dan WP-�, kecuali kadar kotoran yang hanya memenuhi stan-dar mutu IPC WP-2. Hasil analisis finansial pengolahan lada putih pada kapasitas 0,5 ton bahan baku yang baik menggunakan alat pengering maupun penjemuran layak untuk direalisasikan. Hasil analisis sensitivitas, pengolahan lada putih dengan alat penger-ing dapat mentolerir kenaikan harga bahan baku dan penurunan harga jual produk masing-masing sampai dengan 5%, sedan-gkan dengan penjemuran dapat mentolerir sampai dengan 7%. Pengolahan lada putih dengan penjemuran memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap perubahan harga (bahan baku dan produk) dibandingkan dengan alat pengering, sehingga alat pen-gering sebaiknya digunakan bila proses penjemuran tidak dapat dilakukan (cuaca kurang baik). Keunggulan teknologi pengo-lahan lada putih yang dikembangkan yaitu proses pengolahannya lebih cepat (7 hari) dibandingkan cara tradisional (�4 hari), produk lebih higienis (Total Plate Count

Page 28: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

�8 Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007

jauh lebih rendah), aroma/kadar minyak atsiri lada lebih tinggi (�,5-�%), dan produk yang dihasilkan lebih mengkilat, sehingga memenuhi syarat mutu dari IPC.2. Penanganan dan Pengolahan Jeruk

Mendukung Program Pengembangan Jeruk di Kalimantan Barat

Dalam upaya mengantisipasi melim-pahnya produksi jeruk siam Pontianak pada saat panen raya, BB-Pascapanen mereko-mendasikan inovasi teknologi pengolahan sari buah (jus) jeruk. Teknologi tersebut telah diimplementasi-kan di Citrus Center di kecamatan Tebas Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, bekerjasama dengan BPTP dan Pemda Provinsi Kalimantan Barat serta Pemda Kabupaten Sambas. Produk utama

sari buah yang dikembangkan adalah jus jeruk sari murni, jus jeruk siap saji dan konsentrat sari buah jeruk. Kendala utama pemanfaatan jus dari jeruk siam adanya rasa pahit, sehingga rasa pahit tersebut harus dieliminir agar produknya mudah diterima oleh konsumen.

Penelitian penanganan dan pengo-lahan jeruk telah dimulai sejak tahun �005. Pada tahun �005 telah ditempatkan di lapan-gan unit penanganan segar dan pengolahan jus jeruk skala pilot, dan telah dihasilkan teknologi untuk pengurangan rasa pahit. Dalam tahun �00�, telah dilakukan optimal-isasi line process pengolahan jus jeruk sari murni, dan telah diperoleh formulasi jus jeruk serta teknologi pemanfaatan limbah pengolahan jeruk (minyak kulit jeruk dan

Gambar ��. Pengolahan lada secara tradisional

Gambar �7. Pengolahan lada dengan teknologi inovasi BB-Pascapanen

Page 29: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007 �9

Gambar �8. Unit pengolahan jus jeruk siam

pektin dari ampas/pulp). Kegiatan penelitian pada tahun �007 diarahkan untuk mewujud-kan model agroindustri pengolahan jeruk yang operasional di lapangan.

Hasil kegiatan yang telah dicapai pada tahun �007 adalah (�) terbentuknya kelembagaan yang mengelola model agroin-dustri pengolahan jeruk, (�) telah dilakukan uji preferensi dan uji pemasaran jus, (�) telah diketahui daya simpan jus jeruk, (4) teknolo-gi pembuatan konsentrat skala laboratorium dengan menggunakan metode kombinasi penggunaan evaporator dengan membran. Dalam rangka uji preferensi dan pemasaran telah dilakukan produksi sekitar �8.000 cup (@��0 cc) jus sari murni yang dilakukan di bawah pengawasan BPTP Kalbar. Daya simpan jus jeruk dapat mencapai �0 hari jika disimpan pada suhu suhu kamar, dan bisa lebih lama bila disimpan pada suhu dingin. Uji preferensi telah dilakukan di beberapa Hotel di Kabupaten Sambas dan Singkawang serta Instansi Pemerintah (Pemda). Hasil uji preferensi menunjukkan bahwa produk tersebut sangat diterima oleh konsumen.

Unit pengolahan tersebut dikelola oleh Cit-rus Center dengan melibatkan kelompok tani, dan diharapkan selain berfungsi sebagai per-contohan, unit pengolahan sari buah jeruk tersebut dapat beroperasi secara komersial. Produk jus jeruk tersebut telah dilaunching dengan nama Citrus Van Sambas.

Penelitian pembuatan konsentrat dengan menggunakan teknologi membran telah dapat menghasilkan konsentrat yang bermutu tinggi dengan rendemen 7,8 - �0,�% dari buah segarnya. Konsentrat hasil penyar-ingan dengan membran UF menghasilkan kepahitan yang lebih rendah (kandungan limonin ��,��µg/L) dibandingkan dengan konsentrat yang disaring dengan membran Micro Filtrasi/MF (kandungan limonin 40,54 µg/L), namun dari segi warna dan padatan terlarut konsentrat dari filtrat MF lebih ba-gus sehingga mempunyai angka rekonsitusi (tingkat pengenceran) yang lebih tinggi. Jus hasil rekonsitusi telah diterima panelis den-gan tingkat penerimaan mencapai 80%. Suhu evaporasi yang baik untuk pembuatan kon-sentrat adalah antara �0 - 700C. Konsentrat

Page 30: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

�0 Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007

hasil penyaringan dengan membrane UF, dan waktu evaporasi �00C dan 700C, mempu-nyai kandungan limonin kurang dari 40 µg/L sehingga memenuhi kualitas ekspor.

3. Pengembangan Teknologi Pengolahan Gula Cair dari Pati Kasava

Dalam satu dekade terakhir keterse-diaan gula menjadi masalah di Indonesia. Sebagai alternatif sumber gula, dilakukan pengembangan teknologi pengolahan gula cair dari pati kasava. Kegiatan penelitian berlangsung dari tahun �005.

Pada penelitian tahun �005 telah diperoleh optimasi proses pembuatan glu-kosa cair. Untuk scaling up proses, telah dirancangbangun bioreaktor kapasitas 80 liter. Pada tahun �00�, telah dilakukan penyempurnaan teknologi produksi sirup glukosa, dan penerapan teknologi pengola-han sirup glukosa di sentra tapioka di Lam-pung. Keuntungan implementasi teknologi gula cair di sentra produksi tapioka dapat menghemat biaya pengeringan pati tapioka, karena bahan baku untuk produksi gula cair dapat berupa pati basah.

Pada tahun �007 dilakukan uji produk-si gula cair dari pati kasava kapasitas �50 liter dan dilakukan pemantauan mutu hasil produksinya. Berdasarkan analisis finansial, produksi sirup glukosa skala �50 liter perhari di pedesaan masih layak dikembangkan. Karakteristik sirup glukosa yang dihasilkan sebagai berikut : tidak berbau, manis, kadar air �0,05 %(b/b), kadar abu 0,�0 %, gula reduksi 5�,55 % (b/b), pati tidak terdeteksi, cemaran logam Pb tidak terdeteksi, Cu 0,78 mg/kg, Zn �,�4 mg/kg, As tidak terdeteksi dan cemaran mikroba TPC �,7 x �0� koloni/g, serta kapang �� koloni/g. Sebagai tindak lanjut, untuk memperkenalkan produk gula cair di pedesaan dilakukan aplikasi gula cair untuk minuman aneka rasa, gula cetak, produk kembang gula (permen), dan jely.

4. Perbaikan Mutu dan Efisiensi Penyul-ingan Minyak Akar Wangi

Salah satu masalah pengembangan minyak akar wangi di Indonesia adalah keterbatasan teknologi pengolahan yang berdampak pada rendahnya rendemen dan mutu minyak akar wangi yang dihasilkan.

Gambar �9. Unit pengolahan gula cair skala �50 liter dan produk olahan gula cair dari pati kasava

Page 31: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007 ��

Rendahnya mutu minyak yang dihasilkan dicerminkan oleh bau gosong dan kadar vetiverol yang rendah (< 50 %). Hal tersebut diduga akibat proses penyulingan yang tidak terstandar serta penggunaan tekanan tinggi dengan waktu yang sangat lama (± �4 jam). Untuk itu perlu dilakukan perbaikan mutu dan efisiensi penyulingan minyak akar wangi yang dapat menguntungkan dan dapat bersaing melalui perbaikan teknologi penanganan bahan baku dan proses penyul-ingannya, serta penyediaan unit alat penyul-ing yang standar dan tepat guna.

Penelitian perbaikan mutu dan efisiensi penyulingan minyak akar wangi dilakukan melalui tahapan : �) Evaluasi keragaan penyulingan minyak akar wangi di sentra produksi, �) Pengujian teknologi proses penyulingan minyak akar wangi, dan �) Penerapan teknologi proses penyulingan akar wangi di lapangan (Kecamatan Bayong-bong dan Samarang, Kabupaten Garut).

Evaluasi Keragaan Penyulingan Minyak Akar Wangi di Sentra Produksi

Evaluasi keragaan penyulingan min-yak akar wangi dilakukan di dua kelompok unit usaha minyak akar wangi (kooperator) yang berlokasi di Kecamatan Bayongbong dan Samarang, Kabupaten Garut. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan metoda RRA (Rural Rapid Appraisal).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses penanganan bahan baku akar wangi di Kecamatan Samarang dan Bayongbong pada umumnya dilakukan secara sederhana tanpa pencucian dan perajangan serta masih menyertakan bonggol. Proses penyulingan umumnya dilakukan dengan sistem kukus bertekanan tinggi (4-5 bar). Alat penyul-ing yang digunakan umumnya dibuat dari bahan besi. Rendemen minyak akar wangi yang dihasilkan di kedua kecamatan tersebut masih relatif rendah (0,4 – 0,5 %) dengan warna minyak gelap dan berbau gosong.

Pengujian Teknologi Proses Penyulingan Minyak Akar Wangi Skala Laboratorium

Pengujian teknologi proses penyul-ingan dilakukan dengan menggunakan alat penyulingan kapasitas �00 liter (± �.500 g akar wangi) dengan kelengkapan tekanan uap yang dapat dikontrol. Metode penyul-ingan yang digunakan pada percobaan ini adalah penyulingan dengan sistem kukus dan uap.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengujian proses penyulingan di laboratori-um dengan menggunakan tekanan bertahap baik dengan sistem kukus maupun sistem uap dapat meningkatkan rendemen dan mutu minyak yang dihasilkan. Penanganan bahan dengan perajangan dan pengeringan selama � jam pada penyulingan sistem ku-kus dengan tekanan bertahap (0,5-�,0 bar) menghasilkan minyak akar wangi terbaik dengan karakteristik sebagai berikut : ren-demen �,��%, bobot jenis �,0��� (standar SNI : 0,9780 – �,0�80), indeks bias �,5��8 (standar SNI : �,5��0 – �,5�80), bilangan asam ��,�5 mg KOH/ml, bilangan ester ��,48, dan minyak mudah larut dalam alkohol. Pada penyulingan sistem uap, dengan menggu-nakan tekanan bertahap (�,0-�,5 bar) dan kepadatan bahan 0,09 kg/l menghasilkan minyak akar wangi terbaik. Karakteristik minyak yang dihasilkan sebagai berikut : rendemen �,58 %, bobot jenis �,0�7�, indeks bias �,5��4, bilangan asam �8,48 mg KOH/ml,bilangan ester 4�,�0, dan minyak mudah larut dalam alkohol.

Penerapan teknologi proses penyulingan akar wangi di lapangan

Hasil percobaan terbaik yang di-peroleh dari pengujian proses penyulingan pada skala laboratorium (kapasitas alat penyuling �00 liter), kemudian diterapkan di lapangan dengan menggunakan pera-latan penyulingan dari petani produsen. Pengamatan yang dilakukan meliputi ren-

Page 32: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

�� Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007

demen dan mutu minyak akar wangi yang terdiri atas, warna, bobot jenis, indeks bias, kelarutan dalam alkohol, bilangan ester, dan kadar vetiverol (SNI-0�-��8�-�99�), serta kajian ekonomis (biaya pengolahan minyak akar wangi).

Hasil uji coba penyulingan minyak akar wangi di lapangan (Kec. Samarang dan Bayongbong) dengan mengikuti metode penyulingan tekanan bertahap (0,5 - �,5 bar dan �-� bar) hasil penelitian di laboratorium (dengan modifikasi sesuai dengan kondisi peralatan di lapangan) baik dengan metode kukus maupun uap dapat meningkatkan mutu minyak akar wangi dan memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI). Aroma minyak akar wangi yang dihasilkan berbau segar khas akar wangi (tidak gosong). Anali-sis finansial menunjukkan bahwa unit usaha penyulingan akar wangi sistem kukus mau-pun sistem uap dengan kapasitas produksi 480 ton akar wangi basah (50% wb) per tahun layak dikembangkan.

5. Teknologi Penanganan Pascapanen Mangga untuk Pemasaran Lokal dan Ekspor

Ekspor mangga Gedong dan Aruma-nis ke Timur Tengah terkendala oleh tinggin-ya biaya pengiriman. Selama ini pengiriman mangga dilakukan melalui transportasi udara. Pengiriman melalui transportasi laut menjadi alternatif pilihan, namun memerlu-kan waktu yang lama (�8-�0 hari), sedangkan daya simpannya terbatas.

BB-Pascapanen bekerjasama dengan Direktorat P�HP, Direktorat Hortikultura, Dinas Pertanian Kabupaten Majalengka dan Cirebon, serta pihak swasta (eksportir, ship-ping line, dan Asosiasi) pada tahun �007 telah melakukan uji paket teknologi penanganan segar mangga skala bangsal dan re-uji paket teknologi penanganan segar mangga melalui trial statis ekspor. Mangga yang sudah dipe-tik kemudian disortasi dan grading dengan berat �00-�50 gram, kemudian mangga

diberi perlakuan.Hasil pengujian paket teknologi

penanganan hama lalat buah menunjuk-kan bahwa perlakuan Vapor Heat Treatment (VHT) selama �0-�0 menit cukup efektif dalam membunuh telur lalat buah di dalam mangga dan mampu mempertahankan mutu mangga gedong selama penyimpanan. Mor-talitas lalat buah B. dorsalis mencapai �00% pada pemanasan selama �0 menit untuk suhu diatas 4� oC, sedangkan pada suhu 4� oC tercapai pada pemanasan minimal selama �0 menit. Proses VHT pada mangga gedong memberikan pengaruh yang nyata pada laju respirasi, penurunan kekerasan, dan total populasi cendawan dan tidak berpengaruh nyata pada susut bobot, warna, total padatan terlarut, kadar air dan vitamin C serta hasil uji organoleptik.

Pengujian paket teknologi penanga-nan segar mangga dipilih mangga pada de-rajat ketuaan 85%, bertangkai �0-�5 mm, dan dilakukan perlakuan pelilinan �% + benomyl 500 -�000 ppm + bahan pengkilat 0,��5%, dengan pengemasan-pengepakan karton box (�0x�0x�0) mm, dan adaptasi suhu �5°C selama �4 jam, serta suhu penyimpanan 8 dan �0°C. Perlakuan tersebut mampu mempertahankan kesegaran mangga sampai minggu ke-�.

Hasil re-uji terhadap paket teknologi penanganan segar mangga melalui trial statis ekspor, diperoleh rekomendasi : mangga di-panen dengan derajat ketuaan 85% bertang-kai �0-�5 mm, diberi penambahan formulasi lilin ekspor, adaptasi suhu �5°C selama �4 jam dan disimpan pada suhu 8°C pada minggu ke-� masih segar dengan tingkat kerusakan buah sebesar �0%.

Page 33: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007 ��

E. PENGEMBANGAN S I S T E M INFORMASI, KOMUNIKASI, DIS-EMINASI, DAN UMPAN BALIK INO-VASI TEKNOLOGI PASCAPANEN

1. Pengelolaan dan Pengembangan Pub-likasi Teknologi Pascapanen Pertanian

Pada tahun �007, telah dicetak jurnal, buletin, leaflet, poster dan pedoman teknis. Jurnal Pascapanen Volume III (�) dan volume IV (�) masing-masing berisi � naskah, sudah dicetak dan didistribusikan ke berbagai unit kerja dan perpustakaan. Naskah jurnal yang diterbitkan sebagian besar (80%) berasal dari BB-Pascapanen, sedangkan sisanya berasal dari Unit Kerja lain. Buletin Volume � dan volume � masing-masing berisi �0 naskah sudah selesai cetak.

Telah dicetak pula poster sebanyak �9 dan � Roll Up Banner. Selain pencetakan leaflet baru, dilakukan pula pencetakan ulang terhadap 9 leaflet yang dibuat pada TA �00�. Pedoman teknis yang telah diterbitkan sebanyak 5 buah, yaitu : �) Model Agroin-dustri Padi Terpadu, �) Teknologi Pengola-han Mete, �) Teknologi Pengolahan Pala, 4)

Teknologi Pengolahan Daging, 5) Teknologi Pengolahan Lada yang masing-masing buku pedoman teknis tersebut dicetak sebanyak 500 eksemplar.

Publikasi lainnya yang sudah disele-saikan adalah: kalender BB-Pascapanen �007, Map Profil, Agenda 2007 dan Laporan Tahu-nan �00�. Kalender telah dicetak sebanyak 500 eksemplar dan dibagikan ke berbagai unit kerja lingkup Badan Litbang, Departe-men Pertanian, Pemda, staf BB Pascapanen serta masyarakat umum yang hadir pada acara pameran serta tamu yang berkunjung ke BB-Pascapanen. Buku Agenda sudah dicetak sebanyak �00 eksemplar dan dise-barkan ke pejabat lingkup Litbang Pertanian, Deptan serta beberapa Pemda.

BB-Pascapanen juga telah membuat CD Profil Teknologi Pengolahan Puree Mangga dan Pengolahan Mi Sagu. Pemilihan kedua judul tersebut berdasarkan banyaknya permintaan dari beberapa daerah dan in-stansi di luar Badan Litbang Pertanian.

Gambar �0. Teknologi penanganan pascapanen mangga: (a) Vapor Heat Treatment (VHT) dan (b) penyimpanan pada suhu rendah

Page 34: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

�4 Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007

penelitian/ review dan 4 judul hal lain yang terkait dengan penelitian. Makalah ditulis dalam format jurnal pascapanen, sehingga makalah yang telah diseminarkan dapat dipakai sebagai bahan Jurnal Pascapanen.Pelaksanaan pameran

a. Pameran Agrinex

Pameran Agrinex tahun �007 merupakan yang pertama kalinya dise-lenggarakan oleh Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor dan Sam-purna Tbk. Pameran ini ditujukan untuk mempromosikan dan mengembangkan agribisnis Indonesia kepada para pen-gusaha, petani, lembaga permodalan dan institusi yang bergerak di bidang pertanian. Pameran Agrinex diseleng-garakan di Jakarta Convention Center pada tanggal ��-�8 Maret �00, diikuti oleh berbagai Departemen, instansi pemerin-tah non departemen, pengusaha, BUMN, Lembaga Permodalan, Lembaga Riset dan peserta lainnya yang bergerak di bidang pertanian. Pameran dibuka oleh Menteri Koordinator Ekonomi dan Keuangan (Dr. Budiono) yang didampingi oleh Men-

Gambar ��. Leaflet cetakan baru tahun �007

Gambar ��. Pedoman teknis cetakan tahun �007

Gambar ��. Map, agenda, kalender BB-Pascapanen tahun �007, lapo-ran tahunan BB-Pascapanen tahun �00�, dan tas promosi BB-Pascapanen �007

2. Promosi dan Komunikasi Hasil Pene-litian Pascapanen Pertanian untuk Percepatan Adopsi Teknologi

Pada tahun �007, telah diselenggara-kan seminar rutin sebanyak �� kali dengan topik hasil penelitian, review hasil peneli-tian, metode baru dan hal-hal lain yang ter-kait dengan penelitian. Dalam seminar rutin tersebut disampaikan �� judul makalah hasil

Page 35: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007 �5

teri Pertanian (Dr. Anton Apriyantono). Dalam pameran tersebut, BB-Pascapanen menampilkan materi mengenai: (�) Model Agroindustri Padi Terpadu, (�) Teknologi Beras Iodium dan (�) Beras Rendah Indeks Glikemik. Disamping pameran, BB-Pascapanen juga berpartisipasi aktif mengirimkan peneliti untuk presentasi guna lebih mengenalkan teknologi hasil

penelitian dan pengembangan Pascapa-nen, diantaranya teknologi pembuatan beras beriodium dan beras indeks glike-mik rendah.

b. Agro and Food Expo

Agro and Food Expo berlang-sung pada tanggal �0-�� Mei �007 bertem-pat di Semanggi Expo, Jakarta dan dibuka

Tabel �. Judul makalah seminar rutin tahun �007

Page 36: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

�� Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007

Tabel �. Judul makalah seminar rutin tahun �007 (lanjutan)

Page 37: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007 �7

oleh Menteri Pertanian. Peserta pameran umumnya adalah instansi pemerintah khususnya lingkup Departemen Perta-nian, Dinas Pertanian sebagai perwakilan Pemda seluruh Indonesia serta swasta yang bergerak di bidang makanan/ minu-man, alat mesin, dan sarana produksi pertanian.

Materi yang ditampilkan oleh BB-Pascapanen adalah teknologi pengo-lahan jagung dan teknologi pengolahan jeruk siam, mi sagu, aneka jus buah (Jus Jeruk Citrus van Sambas, Jus Tomat dan Jus Jambu), olahan kacang tunggak, min-yak kelapa murni, pewarna bunga kering Floraquid, dan pewarna bunga segar. Adapun materi yang banyak menarik minat pengunjung pameran yaitu: Aneka Jus Buah dan Aneka Olahan Kasava. Se-lain itu BB-Pascapanen juga menampilkan materi Model Agroindustri Padi Terpadu dan Aneka Pemanfaatan Tepung Kasava dalam bentuk poster dan display produk. Adapun produk yang ditampilkan antara lain: beras kristal, beras iodium, tepung beras, briket sekam, dedak awet, kompor sekam, tepung kasava, aneka olahan te-pung kasava dan gula kasava.

Selain dalam bentuk poster dan display produk, BB-Pascapanen juga ber-partisipasi pada acara talk show ‘Peduli Pangan, Manfaatkan Singkong’ yang di-pandu Dik Doang dengan menampilkan � peneliti sebagai nara sumber ahli, yaitu Dr. Sri Widowati dan Suyanti, BSc. Acara

talk show dihadiri : SIKIB (Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu), Direktur PT Wahyu Promocitra, wakil tiap Eselon I Deptan, wakil Eselon II Badan Litbang, Stand peserta Agro&Food Expo, Yayasan Autis Indonesia termasuk orang tua dengan anak autis, dan pengunjung Agro&Food Expo.

c. Pameran pada Penas XII

PENAS XII tahun �007 dise-lenggarakan di Sembawa, Kab. Musi Banyuasin, Palembang. BB-Pascapanen menampilkan teknologi pengolahan jag-ung instan dengan produk tepung jagung instan, olahan dengan bahan tepung jagung instan; teknologi pengolahan ubi jalar dengan produk mi, kue kering dan tepung ubi jalar; teknologi pengolahan kasava dengan produk: tepung kasava, gula kasava, kue kasava untuk tema swasembada pangan. Pada tema bioenergi ditampilkan teknologi pengolahan min-yak jarak dengan produk minyak jarak, metil ester dan briket kulit biji jarak serta pemanfaatan sekam sebagai bahan bakar alternatif dengan produk: kompor sekam, briket sekam, dan arang sekam. Dampak dari pameran tersebut adalah adanya permintaan teknologi pengolahan jeruk dan pelatihan teknologi pengolahan jarak pagar dari pihak swasta di Jambi.

d. Pameran pada Pekan Agroinovasi II

Gambar �4. Peneliti sedang memberikan penjelasan dan presentasi pada pameran

Page 38: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

�8 Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007

Dalam rangka peringatan ulang tahun Badan Litbang Pertanian ke �� telah diselenggarakan Pekan Agroinovasi II yang dibuka oleh Menteri Pertanian. Pekan Agroinovasi II merupakan salah satu kegiatan promosi teknologi yang di-hasilkan Badan Litbang Pertanian terbaru. Dalam pameran tersebut BB-Pascapanen menampilkan teknologi yang disesuaikan dengan tema pameran, materi yang dit-ampilkan adalah sebagai berikut:�. Pada tema P�BN ditampilkan Model

Agroindustri Padi Terpadu�. Pada tema swasembada daging dit-

ampilkan Bakteriosin sebagai pen-gawet alami dan teknologi pemerahan susu higienis

�. Pada tema bioenergi ditampilkan pemanfaatan minyak jarak sebagai pengganti minyak tanah, pemanfaatan sekam sebagai bahan bakar alternatif, dan bioetanol dari ubi kayu

4. Pada tema perbenihan ditampil-kan teknologi Hermetic storage untuk benih padi, dan penyimpanan bawang merah

5. Pada tema diversifikasi pangan dit-ampilkan teknologi pengolahan jag-ung, pengolahan kasava, pengolahan sagu, teknologi pengolahan ubi jalar, teknologi pengolahan sukun, dan beras indeks glikemik rendah

�. Pada tema agribisnis ditampilkan teknologi pengolahan jeruk, teknologi

pengolahan puree, teknologi pengola-han cabai, pengolahan tomat, teknologi pengolahan mete, teknologi pengola-han lada, teknologi pengolahan kelapa, dan pengolahan cengkeh.

e. Pameran Indonesia Sehat

Pameran Indonesia Sehat yang bertajuk Indonesia Sehat Expo �007: Pameran Kesehatan dan Gaya Hidup Sehat diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Departemen Kesehatan pada tanggal �4 - �7 Oktober �007. Pameran dibuka oleh Wakil Presiden RI dan diikuti oleh berbagai instansi, baik instansi pemer-intah pusat, pemerintah daerah maupun swasta.

Materi yang ditampilkan oleh BB Pascapanen pada pameran Indonesia Sehat adalah :�. Teknologi Pengolahan Mi Sagu yang

menampilkan poster, produk mi sagu basah dan produk olahan mi sagu, yang merupakan produk makanan sehat untuk pencernaan dan memiliki indeks glikemik rendah.

�. Teknologi Pengolahan Jus Jeruk Siam yang menampilkan poster dan produk jus Citrus van Sambas.

�. Teknologi Pembuatan Beras Iodium yang menampilkan poster, dan con-toh beras iodium yang dipromosikan sebagai alternatif cara pemenuhan

Gambar �5. Suasana talk show ‘Peduli Pangan, Manfaatkan Singkong’

Page 39: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007 �9

kebutuhan iodium bagi tubuh dengan cara konsumsi yang lebih mudah, enak dan dosisnya tercapai.

4. Beras indeks glikemik rendah yang menampilkan berbagai poster dan produk, sebagai promosi kepada ma-syarakat bahwa Indonesia tidak perlu mengimpor beras khusus tersebut.

f. Pameran Hari Pangan Sedunia (HPS)

Pameran Hari Pangan Sedunia tahun �007 diselenggarakan di Lampung pada tanggal 5-8 Desember �007 dengan tema “Melalui Peningkatan Produksi dan Mutu Produk Hewani Kita Tingkat-kan Kecerdasan Bangsa”. Materi yang ditampilkan BB-Pascapanen adalah : Penerapan HACCP pada pengolahan susu, ayam tiren, teknologi pengolahan kefir, dan aneka olahan tepung kasava. Materi yang disampaikan BB-Pascapa-nen dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya peningkatan mutu susu dan karkas ayam melalui penanganan yang baik dan benar. Hal ini dilatarbelakangi oleh rendahnya mutu susu di tingkat peternak kecil dan banyaknya praktek yang tidak layak pada transportasi ayam, praktek penggelonggongan/penyuntikan air pada ayam, penggunaan formalin serta pengenalan teknologi penanganan karkas sejak pemotongan hingga konsumen.

BB-Pascapanen bekerja sama dengan Balai PATP menyelenggarakan Temu Inovasi Teknologi yang dihadiri oleh perwakilan Dinas lingkup provinsi Lampung dan pihak swasta. Dalam acara temu bisnis tersebut disampaikan materi tentang penanganan pascapanen unggas.

g. Promosi teknologi pengolahan tomat dan cabai di Kabupaten Garut

Kegiatan promosi ini dilak-sanakan BB-Pascapanen bekerja sama dengan Dinas Tanaman Pangan, Hor-

tikultura dan Perkebunan Kabupaten Garut dalam rangka menyampaikan hasil kegiatan penelitian teknologi pengolahan tomat dan cabai yang telah dilakukan di STA Bayongbong pada bulan Maret �007 di halaman kantor Pemda Kabupaten Garut. Promosi dilakukan dalam bentuk pameran poster teknologi, peragaan rang-kaian proses pengolahan, contoh produk dan leaflet. Dampak dari promosi, adanya respon yang tinggi dari pengusaha pada teknologi pengolahan jus tomat yang in-gin diaplikasikan di Kabupaten Garut.

Pada bulan Mei �007, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perke-bunan Kabupaten Garut juga meminta BB-Pascapanen untuk menampilkan teknologi pengolahan cabai dan tomat pada acara Temu Wicara Dirjen Hor-tikultura dengan Petani Hortikultura Kabupaten Garut dan Revitalisasi Jeruk Garut. Pada acara temu wicara tersebut, BB-Pascpanen menampilkan poster dan produk Teknologi Pengolahan Cabai, Teknologi Pengolahan Tomat dan De-greening Jeruk. Dalam acara temu wicara, kelompok tani/asosiasi meminta bantuan BB-Pascapanen untuk mengadakan pelati-han pengolahan hasil hortikultura seperti terong, tomat dan antisipasi jika produksi jeruk melimpah.

h. Pameran pada International Seminar on Es-sential Oil 2007

Seminar diselenggarakan oleh Departemen Perindustrian, Institut Pertanian Bogor dan Dewan Atsiri In-donesia diselenggarakan pada tanggal 7-9 November �007 di Jakarta. Seminar bertema “Creating Value in Indonesian Essential Oil Business”. Dalam pameran, BB-Pascapanen menampilkan teknologi ekstraksi minyak melati, sintesis vanilin dari isoeugenol, penyulingan minyak nil-am dan mikroenkapsulasi oleoresin jahe. Ditampilkan pula produk-produk minyak atsiri seperti minyak kayu manis, ylang-

Page 40: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

40 Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007

ylang, akar wangi, melati, cengkeh, lada, balsam lada dan cengkeh serta mikrokapsul oleoresin jahe. Beberapa topik lain seperti kajian isolasi eugenol dari minyak daun cengkeh, tinjauan formulasi bahan peng-kapsul serta aspek pindah masa dan panas dalam mikroenkapsulasi oleoresin jahe dengan metoda spray drying dan ekstraksi minyak bunga mawar ditampilkan dalam bentuk poster.

i. Ekspose Hortikultura

Kegiatan Ekspose Hortikultura diselenggarakan pada tanggal ��-�5 Novem-ber �007, bertempat di lapangan Aldiron, Jl. Gatot Subroto, Jakarta. BB-Pascapanen berpartisipasi dengan menampilkan materi hasil penelitian pascapanen komoditas hor-tikultura, yaitu: Pengeringan sayuran den-gan teknologi Far Infra Red (FIR), teknologi pengolahan jus jeruk Siam, teknologi pen-golahan puree buah yang dilengkapi den-gan produk jus buah, teknologi pengolahan cabai kering dan pengolahan tomat, serta teknologi pengolahan rempah dan aroma seperti: pengolahan lada dengan produk lada hitam, lada putih, pengolahan minyak atsiri dengan produk minyak nilam, minyak melati, balsam cengkeh.

j. Promosi teknologi melalui BPTP

Dalam upaya penyebarluasan teknologi pascapanen melalui jaringan BPTP, BB-Pascapanen telah mengirimkan poster, leaflet, dan display contoh produk pada acara :- Soropadan Agro Expo tanggal ��-�5 Juni

�007, ditampilkan teknologi pengolahan pangan : antara lain teknologi terkait Agroindustri Padi Terpadu, pengolahan tepung kasava, pengolahan minyak ke-lapa murni di stand BPTP jawa Tengah.

- Pekan Daerah Riau di Pelalawan tanggal �7-�0 Juni �007, ditampilkan teknologi pengolahan tepung kasava dan teknologi pengolahan nenas yang ditampilkan pada stand BPTP Riau.

- Pekan Daerah (PEDA) NTB di Mataram, tanggal �0-�� Juni �007 ditampilkan teknologi pengolahan tempe kacang tunggak untuk mendukung stand BPTP NTB.

Gelar Teknologi

a. Gelar Teknologi Pengolahan Kacang Tunggak

Gelar Teknologi Pengolahan Tem-pe Kacang Tunggak diadakan di Mataram, Kabupaten Lombok pada tanggal �� Juni �007. Acara tersebut dibuka oleh Kepala BPTP Nusa Tenggara Barat dan dihadiri 70 peserta yang terdiri dari Kelompok Tani kacang tunggak, pengrajin tempe, akade-misi, aparat Pemda, ibu-ibu PKK dan pen-gusaha UKM. Tujuan gelar teknologi adalah untuk mensosialisasikan hasil penelitian BB-Pascapanen khususnya pemanfaatan kacang tunggak sebagai bahan baku tempe. Pemilihan lokasi Gelar Teknologi berdasar-kan pertimbangan bahwa wilayah Nusa Tenggara Barat sebagai salah satu sentra produksi kacang tunggak yang berpotensi mengembangkan teknologi pengolahan tempe berbahan baku kacang tunggak. Pada acara diskusi, pihak Bappeda NTB dan Kelompok Tani menyatakan berse-dia mendukung BB-Pascapanen untuk mengembangkan teknologi pengolahan tempe kacang tunggak di wilayah provinsi NTB. Selain pelaksanaan Gelar Teknologi tersebut, BB-Pascapanen juga diminta ber-partisipasi pada Pameran yang diselengga-rakan dalam rangka PEDA Provinsi NTB.

b. Peragaan Teknologi/Temu Teknologi pada PENAS XII

Selain seminar, pada PENAS XII BB-Pascapanen juga menampilkan teknologi dalam bentuk peragaan dan temu teknologi pemanfaatan sekam padi sebagai sumber energi alternatif, pengolahan jarak pagar, pengolahan buah-buahan, dan per-agaan teknologi pengolahan ubi kayu men-

Page 41: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007 4�

jadi gula dan bioetanol. Temu teknologi tersebut dilaksanakan pada tanggal 8 dan �0 Juli �007 di Aula Balai Penelitian Karet Sembawa. Temu Teknologi Pemanfaatan Sekam Padi sebagai Sumber Energi Alter-natif dihadiri oleh 87 orang (petani dan penyuluh). Kegiatan ini merupakan satu rangkaian (seri) dengan topik Pengering Bahan Bakar Sekam (BBS). Sekam selain digunakan sebagai bahan bakar untuk pengering BBS, dapat juga diolah lebih lanjut menjadi briket arang.

Teknologi Pengolahan Jarak Pagar merupakan seri kegiatan pen-golahan jarak pagar menjadi bioenergi yang dilakukan BB-Pascapanen bersama BB-Mekanisasi. Topik yang disampaikan oleh BB-Pascapanen adalah Teknologi Pengolahan Jarak Pagar dan Bungkilnya sebagai Bahan Bakar Pengganti Minyak Tanah. Teknologi pengolahan buah-bua-han yang disampaikan meliputi teori ten-tang prinsip pengolahan buah, terutama untuk mengatasi melimpahnya produksi dan turunnya harga pada saat panen raya, serta memanfaatkan peluang produk olahan buah di Indonesia yang masih terbatas. Peragaan Teknologi Pengola-han Ubikayu (kasava) menjadi gula dan bioetanol dilaksanakan di Blok Lumbung Bioenergi, dalam peragaan teknologi ini BB-Pascapanen menam-pilkan proses pembuatan glukosa dan bioetanol dari ubi kayu dilengkapi dengan contoh produk, leaflet, poster teknologi dan peragaan pembuatannya dengan bioreaktor oleh peneliti.

c. Open House dan Ekspose Teknologi Pascap-anen

Open House dan Ekspose teknolo-gi pascapanen merupakan rangkaian kegiatan Pekan Agro Inovasi II Badan Litbang Pertanian tahun �007. Open house diselenggarakan pada tanggal ��-�� Agustus �007, dan diawali dengan peran serta pada launching teknologi tanggal �0 Agustus �007.

Kegiatan Open House dimak-sudkan untuk menunjukkan kepada masyarakat tentang keberadaan institusi BB-Pascapanen beserta aktivitasnya dan teknologi yang telah dihasilkan. Materi yang disampaikan berupa : profil BB-Pascapanen, hasil penelitian yang dit-ampilkan dalam bentuk poster teknologi dan produk, pelayanan laboratorium, dan kegiatan bangsal BB-Pascapanen.

Teknologi yang sudah di-launch-ing adalah: Teknologi pengolahan beras beriodium dan Citrus van Sambas, produk jus jeruk Siam hasil pengembangan Model Agroindustri Pengolahan Jeruk di Kab. Sambas provinsi Kalimantan Barat. Jus Jeruk Citrus van Sambas, merupakan salah satu hasil kerja sama Badan Litbang Pertanian (BB-Pascapanen dan BPTP Kali-mantan Barat) dengan Pemerintah Daerah provinsi Kalimantan Barat dan Pemer-intah Kab. Sambas. Jus jeruk Citrus van Sambas termasuk ke dalam tiga produk baru Badan Litbang Pertanian yang secara simbolis diluncurkan (launching) oleh Menteri Pertanian.

Gambar ��. Temu teknologi dan kunjungan Presiden RI di gerai BB-Pascapanen pada Penas XII Palembang

Page 42: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

4� Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007

Pengelolaan HaKI

Pada tahun 2007 telah didaftarkan be-berapa teknologi untuk mendapatkan paten dan merk sebagai berikut :�. Formula penghilang pahit pada jus

dan konsentrat jeruk Siam dan ap-likasinya dengan nomor pendaftaran S00�00700��0

2. Fortifikasi beras beriodium dengan nomor pendaftaran S00200700153

�. Kernelo (merk untuk kacang mete bermutu) dengan nomor pendaftaran D00�0070��0�0

4. Citrus van Sambas (merk untuk jus jeruk) dengan nomor pendaftaran D00�0070�7��4

3. Pengelolaan dan Pengembangan Per-pustakaan Pascapanen Pertanian

Pengelolaan perpustakaan bertujuan untuk memberikan pelayanan yang baik kepada para penggunanya. Pada tahun �007 telah dilakukan perbaikan administrasi perpustakaan seperti penomoran buku yang disesuaikan dengan standar perpustakaan nasional, pembuatan katalog dan adminis-trasi simpan pinjam. Penomoran, pembuatan katalog serta administrasi peminjaman buku dilakukan secara manual dan elektronik

atau sistem digital. Saat ini koleksi yang sudah diberi nomor dan dibuatkan katalog sebanyak �80 judul. Secara terus menerus dilakukan pemeliharaan dan pengembangan terhadap sistem perpustakaan digital yang meliputi:- Sistem untuk administrasi perpustakaan

yang meliputi : Daftar anggota, Daf-tar koleksi, Daftar peminjaman, Penelu-suran.

- Informasi perpustakaan lain : berita, tata tertib, polling.

Untuk memudahkan pengguna dalam melakukan pencarian dan peminjaman koleksi perpustakaan, telah dibuatkan se-buah X-Banner agar pengunjung lebih me-mahami apa yang harus dilakukan setelah memasuki ruang perpustakaan. Fasilitas yang disediakan untuk pengunjung per-pustakaan berupa komputer yang dapat digunakan untuk pencarian data dan jurnal on-line science direct dari PUSTAKA, Pro Quest dan beberapa koleksi jurnal yang dirangkum dalam bentuk CD.

Pada tahun �007 telah dilengkapi perpustakaan dengan menambah 8 textbook baru, � jurnal ilmiah (Food Science), dan � publikasi semi ilmiah (Food Review) serta beberapa publikasi hasil pertukaran atau sumbangan instansi lain. Judul text book terbaru disajikan pada Tabel �.

Gambar �7. Suasana penerimaan plakat sebagai tanda penyerahan jus jeruk Citrus Van Sambas untuk produksi komersial

Page 43: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007 4�

4. Pengembangan Teknologi Jaringan Sistem Informasi (Website)

Pengembangan teknologi informasi jaringan internet dan situs web dilakukan dalam rangka meningkatkan kegiatan sosialisasi dan promosi hasil penelitian BB-Pascapanen. Pada tahun �007 telah di-lakukan peningkatan kinerja jaringan sistem informasi (website) dan melakukan peruba-han pewajahan situs web BB-Pascapanen. Kecepatan aksesibilitas jaringan internet ditempuh melalui pembaruan server dan provider dari BONET ke CBN, peningkatan jangkauan broadband menjadi ��8 Kbps, penataan ulang konfigurasi jaringan, serta penerapan dua jenis koneksi melalui koneksi WiFi dan kabel. Hasil penataan ulang situs web, dapat mempercantik penampilan dan menambah content/isi yang diupdate/perba-rui secara berkala baik berita maupun infor-masi teknologi pascapanen, info pascapanen dan agenda kegiatan BB-Pascapanen. Prose-dur reportase dan pemberitaan dilakukan melalui mekanisme yang telah disepakati baik melalui jalur struktural maupun fung-sional.

5. Pembinaan dan Penjaringan Mitra Kerjasama dalam Rangka Pemasyara-katan Teknologi

Pembinaan dan penjaringan mitra kerjasama merupakan kegiatan pemasya-rakatan dan pendayagunaan hasil penelitian untuk mempercepat adopsi teknologi oleh pengguna dalam pengembangan usaha agroindustri. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pembinaan dan pengawalan teknologi kepada mitra yang telah terjalin berdasarkan kesepakatan dalam MoU agar lebih berdaya guna dan berhasil guna serta menjalin kemitraan baru yang prospektif. Pembinaan dilakukan melalui pendekatan partisipatif dan pro-aktif melalui kegiatan pengawalan dan pendampingan teknologi serta komunikasi dan koordinasi kelem-bagaan dengan mitra dan pemangku ke-pentingan lainnya.

1. Pengembangan Teknologi Penanganan dan Pengolahan Jeruk di Citrus Center, Sambas, Kalimantan Barat dan Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan

Kegiatan penelitian ini telah dilaksanakan sejak tahun �00� dan telah

Gambar �8. Fasilitas dan koleksi perpustakaan digital BB-Pascapanen

Page 44: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

44 Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007

menghasilkan formulasi awal menguran-gi rasa pahit pada jus jeruk. Uji preferensi produk telah dilakukan di kantor lingkup Kab. Sambas, Kab. Singkawang, Kab. Pon-tianak dan Bogor. Pada tahun �007 telah dilakukan pendampingan teknologi yaitu penyempurnaan formulasi dan desain label kemasan. Produk jus jeruk dalam de-sain kemasan ditampilkan pada Gambar ��. Selain itu, dilakukan pula pendamp-ingan sosialisasi dan promosi produk di kantor-kantor dan hotel-hotel di wilayah Kab. Sambas dan Singkawang.

Proses pengolahan jeruk masih dilakukan di Ruang Serbaguna Citrus Center, karena pembangunan gedung tempat pengolahan jeruk yang dibiayai Dinas Pertanian Propinsi masih dalam proses penyelesaian, diharapkan gedung pengolah dapat difungsikan pada bulan Februari �008. Pengelolaan unit pengola-han jus jeruk ini selanjutnya diharapkan dapat dilakukan oleh Gapoktan Sumber Anugerah. Pada tahun �008, BB-Pascapa-

nen secara bertahap akan mengurangi peran sebagai pendamping teknologi dan mengalihkan tugas pendampingan kepada BPTP Kalbar.

Kerjasama pengembangan mod-el agroindustri pengolahan jeruk siam antara BB-Pascapanen dan Dinas Perta-nian Kabupaten Musi Rawas merupakan tindak lanjut permintaan Kepala Dinas Pertanian Kab. Musi Rawas. Unit pengo-lahan jus jeruk telah diadakan oleh Pemda Kab. Musi Rawas dan ditempatkan di Ke-lompok Tani Barokah sebagai pengguna teknologi, sedangkan pendampingan op-erasionali-sasi dan pembinaan teknologi dilakukan oleh BB-Pascapanen. Selain itu, BB-Pascapanen sedang men-jajaki penggunaan teknologi pengolahan jeruk dengan Pemda Kab. Mamuju Utara (Sulawesi Barat), Kab. Muna (Sulawesi Tenggara) dan Nusa Tenggara Timur.

2. Scaling up Teknologi Pengolahan Minyak

Tabel �. Koleksi text book terbaru BB-Pascapanen

Page 45: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007 45

Gambar �9. Halaman utama situs web BB-Pascapanen

Page 46: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

4� Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007

Kelapa Murni (VCO) di PT Surya Alam Global, Medan dan Maluku Utara

Kerjasama ini dimulai pada tahun �00� dengan penandatanganan, kerangka acuan dan MoU pada tanggal 8 Agustus �00�. Pengadaan rangkaian proses pengolah VCO dibiayai oleh PT Surya Alam Global, rangkaian tersebut sudah ditempatkan di Medan, Sumatera Utara. Pada tahun �007, BB-Pascapanen telah melakukan pendampingan dan pen-gawalan teknologi pengolahan minyak kelapa murni (VCO) berupa operasion-alisasi proses pembuatan VCO dengan menggunakan pemanasan minimal, pengendalian mutu melalui proses dan lingkungan yang higienis serta penataan rangkaian proses untuk memberikan alur produksi yang efisien.

Gambar �0. (A) Koneksi internet menggunakan ISP CBN Wireless Access (Antena radio 5,8 GHz), (B) Switch 3Com tipe 4500 26-Port, dan (C) Konfigurasi jaringan LAN kantor BB-Pascapanen di Bogor

Untuk mengatasi limbah ha-sil pengolahan VCO, BB-Pascapanen menawarkan teknologi pembuatan arang tempurung, teknologi pembuatan pakan ternak dari ampas VCO dan teknologi pembuatan nata de coco. Pemanfaatan hasil samping diharapkan dapat mem-berikan nilai tambah bagi perusahaan. BB-Pascapanen juga merancang pengiri-man tenaga peneliti untuk memberikan pelatihan teknologi tersebut sebagai wu-jud dukungan terhadap PT Surya Alam Global. Saat ini PT Surya Alam Global sedang menjajaki kemungkinan untuk dapat bekerjasama dengan eksportir un-tuk pemasaran VCO di Malaysia.

Kegiatan kerjasama penerapan teknologi pengolahan minyak kelapa murni (VCO) di Maluku Utara masih

Page 47: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007 47

dalam taraf pengadaan alat dan mesin serta pelatihan. Kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun �007 adalah sosialisasi teknologi kepada Pemerintah Daerah Maluku Utara.

3. Pengembangan Model Pengolahan Lada Putih Skala UKM, Kalimantan Timur

Kerjasama ini dimulai pada ta-hun �005 bersama FAO dan IPC (Interna-tional Pepper Community). Pada tahun �00� kerjasama berlanjut dengan melibatkan Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur dan Dinas Perkebun-an Kabupaten Kutai Kartanegara, serta BPTP Kaliman-tan Timur, naskah kerjasama ditandatan-gani pada tanggal �� Mei �00�. Pada tahun �007 telah dilakukan koordinasi dengan pihak yang terkait dengan pengembangan teknologi pengolahan lada di Kalimantan Timur yaitu Dinas Perkebunan provinsi Kalimantan Timur sebagai mitra koor-dinasi kelembagaan di Pemda, BPTP Kaltim sebagai mitra dalam pengkajian sistem agribisnis lada, Dinas Perkebunan Kabupaten Kutai Kertanegara sebagai penyedia lokasi dan sebagian peralatan pengolahan, Kelompok Tani Mekar Jaya sebagai penyedia bahan baku lada serta PT. Berdikari sebagai mitra pasar yang juga berkontribusi dalam renovasi ban-gunan, sarana penjemuran dan sebagian peralatan prosesing.

4. Teknologi Pengolahan Puree Mangga den-gan CV Promindo Utama, Cirebon

Kerjasama dengan CV Promin-do Utama telah dimulai sejak tahun �004 dan MoU berakhir pada bulan Maret �007. Sejak tahun �005, CV Promindo Utama telah melakukan uji coba pemasaran puree mangga dan aneka buah lainnya seperti sirsak dan jambu kepada PT Sun Fresh dan PT Berry.

BB-Pascapanen bersama CV Promindo telah melakukan analisis ekonomi dan estimasi laba/rugi untuk

kegiatan usaha pengolahan puree mangga dan aneka buah lainnya. Hasil analisis ekonomi menunjukkan bahwa usaha produksi puree mangga dan buah-buahan lainnya memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat yaitu petani buah, buruh dan pemasok kemasan. Hasil estimasi laba/rugi menunjukkan, bahwa usaha pengolahan puree akan memberikan keuntungan dengan asumsi bahwa rangkaian proses produksi dapat berfungsi secara optimal tanpa adanya gangguan teknis yang berhubungan den-gan kemampuan produksi baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Kerjasama mendatang dirancang untuk memasuki tahap uji kelayakan produksi dimana rangkaian proses dianggap telah siap un-tuk berproduksi secara optimal. Selama uji kelayakan produksi, analisis rugi/laba akan terus dilakukan untuk mengetahui apakah usaha pengolahan puree memberi-kan keuntungan secara nyata.

5. Perubahan (Addendum) Kesepakatan Kerja Sama Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pengolahan Pasta Cabai dan Tomat, Garut

Gambar ��. Produk jus jeruk Citrus Van Sambas

Page 48: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

48 Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007

Addendum kerjasama ini ditan-datangani pada tanggal �0 Mei �007, den-gan adanya perubahan kegiatan, semula kegiatan difokuskan pada teknologi pengolahan pasta tomat dirubah menjadi teknologi pengolahan jus tomat. Berdasar-kan addendum tersebut, BB-Pascapanen telah melakukan uji coba produksi, uji preferensi dan promosi jus tomat. Pro-mosi produk telah dilakukan pada saat acara peringatan hari jadi kota Garut yang ke-�95 serta acara Gelar Produk Pascapanen.

Untuk menjamin mutu produk, telah dilakukan uji pendugaan umur sim-pan jus tomat (expire date) di laboratorium. Jus tomat disimpan dalam kemasan botol dan cup plastik. Hasil pengujian menun-jukkan bahwa jus tomat yang dikemas dalam botol memiliki umur simpan yang lebih panjang daripada jus yang dikemas dalam cup. Jus tomat yang dikemas dalam botol dan disimpan dalam lemari pendin-gin (7-�5°C) memiliki masa simpan sekitar ��-44 minggu, sedangkan jus yang disim-pan pada suhu ruang masa simpannya sekitar 5-8 minggu. Jus dalam cup yang simpan dalam lemari pendingin memiliki masa simpan 9-�7 minggu, sedangkan pada suhu kamar berdaya simpan �-4 minggu. Dalam upaya memenuhi syarat higienis proses produksi minuman, mitra kerjasama (pengusaha dan Dinas Tana-man Pangan, Hortikultura dan Perkebu-

nan Kab. Garut) akan merenovasi ruang produksi jus tomat.

6. Pengembangan Model Pengolahan Mete Terpadu Berkualitas Ekspor, Sampang, Madura

Kerjasama pengolahan mete telah berlangsung sejak tahun �005 dan mengalami perpanjangan hingga akhir �007. Pembinaan dan pengembangan model agroindustri mete terpadu telah dilakukan di lokasi Kelompok Tani Mete Desa Ketapang Laok, Kecamatan Keta-pang, Kab. Sampang melalui koordinasi dengan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur dan Dinas Kehutanan dan Perke-bunan Kabupaten Sampang, Madura. Di lokasi tersebut telah diresmikan unit pengolahan hasil (UPH) kacang mete, sekaligus pencanangan uji produksi ka-cang mete. Unit pengolahan yang diada-kan oleh mitra berupa kacip, pengempa ulir, pengukus, pengering dan bangunan pengolahan. Rangkaian proses telah berfungsi dan uji coba produksi telah dilakukan dengan peningkatan efisiensi proses dan mutu.

Pada tahun �007 telah dilakukan uji coba produksi dengan kapasitas �-� ton gelondong per bulan. Koperasi Setia Abadi di Kecamatan Ketapang Laok, Kab. Sampang telah melakukan uji coba pema-saran ke wilayah Kab. Sampang, dan Kab. Pamekasan dan sekitarnya. Dalam rangka

Gambar ��. Peralatan pengolahan VCO di PT Surya Alam Global

Page 49: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007 49

mendukung pemasaran, BB-Pascapanen telah mendesain label kemasan kacang mete dengan merek “Kernelo”. Merek dan logo “Kernelo” telah didaftarkan pada Ditjen HaKI dengan nomor D00 �007 021020, sedangkan IPRT dan Sertifikat halal masih dalam proses. Pelabelan SNI untuk Mete belum merupakan prioritas karena skala usaha dan pemasaran yang masih terbatas. Namun demikian, di masa yang akan datang, sertifikat SNI perlu diusahakan untuk antisipasi pema-saran yang lebih luas.

7. Pengolahan Minyak Nilam di Kabupaten Majalengka

Kerjasama teknologi pengolah-an minyak nilam sudah dilaksanakan di Kabupaten Majalengka sejak tahun �004, kerjasama dilaksanakan antara BB-Pascapanen dengan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Majalengka dan Koperasi Tani Nilam Desa Cikon-dang. Unit penyulingan nilam milik BB-Pascapanen telah ditempatkan di Desa Cikondang. Selama tahun �005-�00� produksi minyak nilam tidak dapat berja-lan secara kontinyu, karena ketersediaan bahan baku di desa tersebut tidak dapat mendukung kelancaran proses produksi.

Memper-timbangkan kondisi di Desa Cikondang tersebut, Kepala Dinas Kehu-tanan dan Perkebunan Kabupaten Maja-lengka mengajukan permohonan kepada BB-Pascapanen untuk mengalihkan unit penyulingan nilam ke Desa Panyindangan yang lebih kondusif sebagai salah satu sentra tanaman nilam.

8. Penjajakan Kerjasama Pemanfaatan Teknologi Pengolahan Mi Sagu dengan Pondok Pesantren Al-Qur’an wal Hadis di Kecamatan Bogor Barat

Pesantren Al-Quran wal Hadis yang berlokasi di Kelurahan Situgede Ke-camatan Kota Bogor Barat telah melaku-kan pengolahan mi sagu menggunakan teknologi dan rangkaian proses yang dikembangkan oleh BB-Pascapanen. Kerjasama yang berlang-sung merupakan kerja sama pinjam pakai alat pengolah mi sagu dalam skala rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan di dalam pesantren. Saat ini Pesantren Al-Qur’an wal Hadis berencana untuk mengembangkan lebih lanjut pengolahan mi sagu dalam skala yang lebih besar untuk tujuan komersial. BB-Pascapanen sebagai pemilik teknologi berperan sebagai pendamping dan pem-bina teknologi.

Gambar ��. Proses pembuatan jus tomat di STA Bayongbong, Garut

Page 50: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

50 Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007

9. Perbaikan Mutu dan Efisiensi Penyulingan Minyak Akar Wangi di Kabupaten Garut

Kerjasama ini bertujuan untuk meningkatkan mutu dan efisiensi pe-nyulingan minyak akar wangi melalui perbaikan teknologi proses. Kegiatan ini dilakukan dengan memanfaatkan rang-kaian proses yang dimiliki petani penyul-ing setempat. Kesepakatan kerja sama tertuang dalam MoU yang ditandatangani pada tanggal �5 Maret �007 dan berakhir pada tanggal �� Desember �007.

Cakupan kegiatan meliputi evaluasi keragaan teknologi penyulingan minyak akar wangi, penyempurnaan teknologi penyulingan berdasarkan input kajian evaluasi dan keragaan, uji coba produksi dan uji mutu minyak akar wangi.

10. Permintaan Koperasi Sarwamukti untuk Pengembangan teknologi penekanan tingkat TPC pada susu melalui penggunaan alat pemerahan susu model vakum.

Kerjasama ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan kerjasama “Perbai-kan Mutu dan Keamanan Pangan Susu di Tingkat Peternak dan Koperasi Susu” tahun �004-�00� dan permintaan KUD Sarwamukti untuk dapat memanfaatkan alat perah sederhana. Pada tahun �007, telah dilakukan uji coba pemerahan den-gan alat perah sederhana. Laju pemerahan

dengan alat perah sederhana sedikit lebih rendah namun pemerahan ini berhasil menekan nilai Total Plate Count (TPC) susu (��.000 CFU/ml), sedangkan TPC susu yang diperah secara manual adalah 950.000 CFU/ml.

Untuk meningkatkan laju pem-erahan dan kemudahan pemakaian, BB-Pascapanen telah melakukan modifikasi alat perah sederhana yang meliputi (�) pembuatan tabung vakum yang meru-pakan terminal dari dua buah selang yang berasal dari keempat tabung penyedot susu, dan satu nepel yang berhubungan dengan satu buah pulsator; (�) pulsator yang terletak pada panci penampung susu digabungkan dengan bagian penyedot susu; dan (�) selang pada nepel di panci penampung susu terdiri atas satu selang dari tabung vakum dan satu selang dari pompa vakum.

Alat yang telah dimodifikasi tersebut telah diujikan kembali di peter-nakan sapi perah di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung. Hasil uji menunjuk-kan, bahwa waktu pemerahan dengan alat perah sederhana rata-rata meningkat menjadi 0,8 liter/menit. Saat ini alat perah ini digunakan oleh peternak sapi skala menengah dengan kepemilikan sapi seki-tar �0 ekor. Peminjaman alat ini bertujuan untuk memberikan percontohan bagi peternak sapi, diharapkan pengopersian alat pemerah dapat menimbulkan minat

Gambar �4. (A) Peresmian unit pengolahan hasil kacang mete oleh Ka. BB-Pascapanen dan (B) Uji produksi kacang mete dicanangkan oleh Bupati Sampang (Drs. Fadilah Budiono) di Sampang

Page 51: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007 5�

peternak lain dan pengelola susu untuk mengadopsi teknologi. Kerjasama pinjam pakai disertai dengan pendampingan dan pengawalan teknologi bagi sejumlah peternak sapi dan pengelola susu.

11. Kerjasama Penanganan dan Penyimpanan Jagung untuk Mendukung Operasional-isasi Silo Jagung dengan Pemda Sragen dan FTP-UGM

Rencana kerjasama ini dilatar-belakangi oleh masalah aflatoksin pada penyimpanan jagung di Desa Mojosari, Kec. Sumberlawang, Kabupaten Sragen. Di lokasi tersebut telah dibangun silo (Ditjen P�HP) untuk penyimpanan jagung berkapasitas 50 ton dengan pengering yang berkapasitas 7,5-�0 ton/jam, namun dalam peng-operasiannya memerlukan dukungan teknologi pascapanen. BB-Pascapanen sebagai institusi yang mem-punyai mandat di bidang penelitian dan pengembangan pascapanen diharapkan dapat memberikan kontribusi teknologi untuk mengatasi masalah tersebut.

Rapat koordinasi antara BB-Pascapanen dengan Pemda Sragen, BPTP Jateng, Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) UGM, pengusaha PT Rukun Mak-mur dan Gapoktan telah dilakukan guna membahas rencana kerjasama pada tahun �008. Hasil rapat memutuskan bahwa BB-Pascapanen bersama FTP-UGM bertugas memberikan kontribusi teknologi pen-gendalian aflatoksin melalui penanganan prapanen dan pascapanen jagung. BPTP Jawa Tengah bertugas mengkaji teknologi yang akan diterapkan, sedangkan Pemda Kab. Sragen dan Gapoktan sebagai pihak pengguna teknologi. Kerjasama ini di-harapkan dapat mendukung pengemban-gan agroindustri jagung di Sragen.

Gambar �5. Alat perah sederhana (� buah carrier, � unit pompa vacuum, � unit wadah penampung susu kapasitas �0 liter, � set selang susu, 4 buah tabung penyedot susu)

Page 52: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

5� Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007

Page 53: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007 5�

IV. KELEMBAGAAN BB-PASCAPANEN

A. ORGANISASI

Berdasarkan Keputusan Menteri Per-tanian No. ���/Kpts/OT.�40/��/�00� tanggal �0 Desember �00�, BB-Pascapanen mempu-nyai � Bagian/ Bidang dan 7 Sub Bagian/ Seksi serta Kelompok Jabatan Fungsional yang saat ini baru mencakup peneliti dan teknisi litkayasa. Pengembangan Kelom-pok Jabatan Fungsional dalam waktu dekat mencakup Arsiparis, Pranata Komputer dan Pustakawan. Semakin luasnya jangkauan penelitian dan pengembangan, makin besar pula kebutuhan sumber daya, dana, sarana dan prasarana yang perlu dikembangkan. Oleh karena itu, BB-Pascapanen dalam ku-run waktu tahun �005-�009 akan meningkat-kan kompetensi sumber daya yang dimiliki untuk dapat menghasilkan teknologi yang bermutu guna memberi keuntungan dan manfaat bagi petani dan pelaku agribisnis.

Gambar ��. Struktur organisasi BB-Pascapanen

B. SUMBER DAYA MANUSIA

Untuk menjalankan tugas pokok dan fungsinya, BB-Pascapanen didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) sebanyak �4� tenaga yang terdiri dari 59 orang tenaga peneliti; �9 orang tenaga teknisi litkayasa dan 54 orang tenaga administrasi. Berdasar-kan strata pendidikan terdiri atas 8 orang S�; �� orang S�; �5 orang S�; �0 orang S0; 55 orang setingkat SLTA; 4 orang setingkat SLTP dan 4 orang setingkat SD. Status SDM BB-Pascapanen pada tahun �007 ditunjuk-kan pada Tabel 4.

Page 54: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

54 Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007

Pengembangan SDM

SDM merupakan aset yang sangat berharga bagi suatu organisasi. Tujuan suatu organisasi tidak dapat tercapai tanpa didu-kung SDM yang handal. Oleh karena itu, BB-Pascapanen berupaya untuk dapat selalu meningkatkan kemampuan dan profesion-alisme SDM yang dimilikinya, baik tenaga fungsional maupun administrasi. Upaya peningkatan kemampuan SDM dilakukan melalui training jangka pendek, training jang-ka panjang, magang, dan seminar. Kaderisasi tenaga peneliti akan terus diupayakan, agar pada saat tenaga peneliti yang ada sudah mencapai usia pensiun tugasnya dapat digantikan oleh tenaga peneliti yang lebih muda. Kaderisasi disiapkan sedini mung-kin dan disesuaikan dengan kebutuhan BB-Pascapanen agar tidak terjadi stagnasi apabila terjadi alih tugas atau pensiun. BB-Pascapanen merencanakan sistem kaderisasi dalam bentuk kerucut, dimana tenaga penel-iti yang berusia muda akan lebih banyak kuantitasnya daripada tenaga peneliti yang berusia tua. Saat ini, � orang peneliti sedang

menyelesaikan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, 4 orang melanjutkan studi S� dan � orang melanjutkan studi S�.

Dalam rangka mendukung program-program utama BB-Pascapanen, perlu dilakukan pengembangan SDM fungsional maupun struktural baik kuantitas maupun kualitasnya dengan strategi : a) pelatihan jangka pendek sesuai bidang keahlian masing-masing peneliti/ staf struktural, b) pelatihan jangka panjang ke jenjang pen-didikan yang lebih tinggi, dan c) merekrut tenaga yang berpendidikan S� sesuai dengan kebutuhan tahun �009-�0��. Komposisi tenaga fungsional peneliti dengan litkayasa ditetapkan berdasarkan beban kerja setiap RPTP, yaitu setiap RPTP perlu didukung oleh 4 orang peneliti (� orang S�, � orang S� dan � orang S�) serta � orang teknisi lit-kayasa, sedangkan untuk tenaga struktural disesuaikan dengan kebutuhan. Rencana pengembangan SDM BB-Pascapanen tahun �008-�0�� tercantum pada Tabel 5.

Tabel 4. Sumber Daya Manusia (SDM) BB-Pascapanen TA. �007

Page 55: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007 55

Pelaksanaan Kegiatan Kepegawaian

Pada Tahun �007, BB-Pascapanen mendapat tambahan CPNS sebanyak 4 orang yang diangkat dari tenaga honorer dan � orang CPNS diangkat menjadi PNS. Disamping itu terdapat � orang diangkat menjadi pejabat fungsonal (� orang peneliti dan � orang arsiparis) serta 5 orang peneliti mendapat kenaikan jabatan fungsional. Tiga orang peneliti yang dihentikan sementara dari jabatan fungsionalnya telah dapat di-angkat kembali setelah yang bersangkutan memenuhi angka kredit yang ditetapkan berdasarkan jenjang fungsional peneliti.

Pegawai BB-Pascapanen yang mengi-kuti pelatihan jangka pendek maupun pan-jang sebanyak �� orang dengan rincian :�. Sebanyak 9 orang mengikuti pelatihan

jangka pendek, yaitu 7 orang mengikuti diklat fungsional peneliti pertama dan

� orang mengikuti diklat fungsional non peneliti (pustakawan dan arsiparis).

�. Sebanyak 7 orang mengikuti pelatihan jangka panjang, yaitu � orang mengikuti program S� (atas biaya pemerintah) dan 5 orang mengikuti program S� (� orang atas biaya pemerintah, � orang atas biaya sendiri, dan � orang atas biaya Australian Development Scholarships-ADS). Data se-lengkapnya disajikan dalam Tabel �.

Pada Hari Pangan Sedunia tahun �007 terdapat � orang peneliti BB-Pascapanen (Dr. Sri Widowati,MAppSc) yang mendapat penghargaan ketahanan pangan karena berprestasi dalam bidang ketahanan pan-gan. Selain itu, terdapat � orang peneliti BB-Pascapanen (Dr. Imam Muhadjir, MSc) yang mendapat peng-hargaan gelar Profesor Riset yang pengukuhannya dilaksanakan pada tanggal �� Juli �007.

Tabel 5. Rencana pengembangan SDM tahun �008 – �0��

Page 56: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

5� Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007

Tabel �. Pengembangan SDM dalam bentuk training jangka pendek dan jangka panjang tahun �007

Page 57: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007 57

C. FASILITAS PENELITIAN

BB-Pascapanen memiliki fasilitas lab-oratorium analisis dan bangsal pengolahan hasil yang cukup memadai yang terletak di dua lokasi yaitu Bogor dan Karawang. Labo-ratorium Bogor merupa-kan laboratorium induk dengan akurasi tinggi yang memiliki kompetensi di bidang analisis kimia dan biokimia, pengujian mutu dan keamanan pangan, serta pengolahan produk aneka minuman, candy, dan baking dan dilengkapi dengan fasilitas pengolahan bidang teknolo-gi kimia dan bioproses. Laboratorium BB-Pascapanen sudah mendapatkan Akreditasi dari KAN dengan nomor LP-���-IDN pada tanggal �7 Juli �007 untuk beberapa ruang lingkup pengujian. Laboratorium Karawang me-miliki kompetensi di bidang pengujian mutu fisik dan pengolahan aneka tepung.

Laboratorium Bogor

a. Laboratorium Analisis

Merupakan laboratorium utama (induk) BB-Pascapanen yang menangani aspek : - Kimia, mikrobiologi, fraksinasi, fer-

mentasi, dan organoleptik- Analisis keamanan pangan untuk

produk makanan dan minuman (juice, sari buah, campuran, dan produk tu-runannya, candy)

- Analisis proksimat untuk analisis mutu produk minuman dan produk turunan-nya

Fasilitas yang tersedia terdiri dari peralatan analisis dengan ketelitian tinggi untuk identifikasi struktur dan isolasi senyawa dan lain sebagainya.

b. Bangsal Pengolahan Hasil

- Bangsal pengolahan minyak atsiri (aneka minyak atsiri; produk derivat-

nya dan produk formulasinya)- Bangsal pengolahan hasil ternak (dag-

ing: daging asap, sosis, dendeng, bakso, karage, nugget, abon dan kornet; susu pasteurisasi dan produk olahan susu)

- Bangsal pengolahan tahu.- Bangsal pengolahan sari buah dan

produk turunannya, pasteurisasi, dan canning (produk berbasis buah dan sayuran)

- Bangsal pengolahan produk roti berba-sis aneka tepung

Laboratorium Karawang

a. Laboratorium Analisis

- Mendukung analisis sifat-sifat rheology dan sifat fisik bahan (aneka tepung)

- Mendukung analisis proksimat hasil pertanian

b. Bangsal Pengolahan Hasil

- Bangsal pengolahan aneka tepung dan produk turunannya (proses kering dan basah)

- Bangsal pengolahan beras- Bengkel perekayasaan

D. SARANA PENDUKUNG

Pada TA �007 telah dilaksanakan pengadaan � unit kendaraan roda � merk Honda Fit S dan � unit kendaraan bermo-tor serbaguna untuk mendukung mobilitas pegawai BB-Pascapanen dalam melak-sanakan tugasnya. Sampai dengan tahun �007 BB-Pascapanen telah mempunyai 8 (delapan) unit kendaraan bermotor roda empat dan 5 (lima) unit kendaraan bermo-tor roda dua serta � (satu) unit kendaraan bermotor serbaguna seperti tercantum pada Tabel 7.

Page 58: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

58 Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007

Tabel 7. Sarana pendukung kegiatan operasional BB-Pascapanen

E. PENGEMBANGAN SARANA DAN PRASARANA

Pada tahun �007 telah dilaksanakan pengadaan sarana dan prasarana, berupa pembangunan dan pengadaan peralatan kantor, meubelair serta buku ilmiah. Guna melengkapi kekurangan bangunan dan per-baikan/ pembuatan jalan aspal di lingkungan kantor BB-Pascapanen telah dibangun bang-sal pengolahan proses kering berukuran �44 m�, pelapisan/ pembuatan jalan aspal �.�99,� m�. Selain itu untuk menambah daya listrik di lingkungan kantor BB-Pascapanen dilaku-kan pemasangan daya listrik sebesar 5� KVA. Pengadaan peralatan terdiri dari : meubelair, peralatan pengolahan data (� unit note book, � unit printer, dan � unit mesin faksimili), pendingin ruangan dan speaker mount sistem serta aksesories laboratorium untuk melengkapi fasilitas kerja bagi pega-wai BB-Pascapanen agar dapat bekerja secara efektif dan efisien.

F. PENATAAN KELEMBAGAAN INTERNAL

Institusi penelitian bersifat khas dan sangat berbeda dengan institusi teknis. Di dalam unit penelitian, selain kelembagaan struktural juga terdapat kelembagaan in-ternal/fungsional yang juga mengelola sum-berdaya dan memiliki SDM dengan jenjang kepangkatan yang tinggi khususnya pada kelembagaan fungsional penelitian, sehingga diperlukan pengaturan mekanisme kerja an-tara kelembagaan internal dan kelembagaan struktural di lingkup BB-Pascapanen.

Pembentukan kelembagaan internal tidak untuk mempartisi dan memisah-misahkan peran, tetapi sebaliknya untuk membangun manajemen partisipasipatif dan kerjasama kemitraan internal antar peran agar mampu mewujudkan sasaran dan tu-juan yang telah disusun dalam visi dan misi. Kelembagaan internal yang berbasis pada fungsi dibentuk untuk membantu Kepala BB-Pascapanen dalam menjalankan fungsi manajerialnya, khususnya guna menjamin pencapaian tujuan dan sasaran kegiatan operasional dengan keterbatasan perangkat

Page 59: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007 59

struktural dan sumberdaya yang ada. Untuk mempermudah dan kelan-

caran pelaksanaan kegiatan, BB-Pasca-panen telah menyusun draft Panduan Umum Or-ganisasi dan Mekanisme Kerja Kelembagaan Internal. Draft Panduan Umum tersebut su-dah dibahas dalam Rapat Kerja BB-Pascapa-nen pada tanggal �0 – �� September �007.

Untuk mengembangkan profe-sion-alisme dan etika penelitian dan pengem-bangan, BB-Pascapanen telah membentuk Kelompok Peneliti (Kelti) yang anggotanya memiliki berbagai disiplin keilmuan. Pada tahun �005-�007, BB-Pascapanen telah me-miliki empat kelti untuk mendukung tugas dan fungsinya penelitian dan pengemban-gan pascapanen pertanian. Nama keempat kelti tersebut adalah: Kelti Proses Fisik, Kelti Proses Kimia, Kelti Proses Biologi dan Kelti Pengelolaan Sistem Mutu.

Berdasarkan evaluasi kinerja kelti selama ini dan dalam rangka meningkat-kan kinerja peneliti, dirasa perlu untuk melakukan perubahan dan penyem-purnaan kelompok peneliti. Finalisasi kelembagaan kelti BB-Pascapanen dibahas oleh Tim yang terdiri dari Pejabat Struktural Bagian Tata Usaha, Bidang Progran dan Evaluasi, Para Ketua Kelti dan Peneliti Senior. Dari perte-muan-pertemuan tersebut akhirnya disepak-ati usulan penamaan Kelti di BB-Pascapanen yaitu: (�) Kelti Teknologi Penanganan Hasil Pertanian, dan (�) Kelti Teknologi Pengola-han Hasil Pertanian. Kelompok Peneliti yang baru tersebut mulai berlaku pada awal tahun anggaran �008.

G. ANGGARAN

Dana yang diperlukan BB-Pascapanen untuk melaksanakan tupoksinya berasal dari APBN dan kerjasama dengan instansi pemerintah maupun swasta. Guna menca-pai keberhasilan program penelitian dan pengembangan pascapanen, dukungan dana merupakan komponen yang sangat penting. BB-Pascapanen berupaya mendapatkan dana

penelitian dari instansi/lembaga pemerintah maupun swasta melalui kerjasama penelitian dan pengembangan pascapanen.

Anggaran berbasis kinerja adalah dasar dari pengembangan sistem pengang-garan masa depan. Sasaran dan indikator pencapaian hasil dari program penelitian dan pengembangan pascapanen pertanian perlu dipersiapkan secara jelas dan terukur serta digunakan dalam monitoring dan evaluasi secara konsisten.

Pada tahun �007, BB-Pascapanen m e m p e r o l e h d a n a s e b e s a r Rp ��.4�5.�7�.000,-, sedangkan realisasi sampai dengan �� Desember �007 sebesar Rp ��.���.�4�.5�7,- (94,0�%). Alokasi dan realisasi dana dapat dilihat pada Tabel 8. Selain bersumber dari DIPA, BB-Pascapanen juga mendapat dana penelitian dari Kementerian Ristek RI sebe-sar Rp ��8.500.000,- untuk penelitian “Karakterisasi Mutu dan Penga-ruh Proses Pratanak terhadap Indeks Glike-mik Berbagai Varietas Beras Indonesia”, dan pendanaan dalam bentuk inkind dari mitra kerjasama, diantaranya :�. Kerjasama dengan Pemda Kalbar, Pemda

Sambas dan BPTP Kalbar untuk pengem-bangan teknologi penanganan dan pen-golahan jeruk di Citrus Center, Sambas, Kalimantan Barat.

�. Kerjasama dengan PT. Surya Alam Global untuk Scaling-Up teknologi pengolahan minyak kelapa murni (VCO) di Medan Sumatera Utara.

�. Kerjasama dengan Disbun Provinsi Jawa Timur dan Dishutbun Kab. Sampang untuk pengembangan model pengolahan mete terpadu berkualitas ekspor di Sam-pang Madura.

Page 60: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

�0 Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007

Page 61: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007 ��

Page 62: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

�� Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007

V. EVALUASI DAN PERENCANAAN PROGRAM

Kegiatan Program dan Evaluasi melipu-ti: Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan. Telah dilakukan penyempur-naan terhadap Renstra BB-Pascapanen �005 – �009. Penyempurnaan Renstra yang meliputi : program utama, matriks sasaran program per tahun, dan road-map program penelitian dan pengembangan pascapanen pertanian periode �005-�009. A. EVALUASI DAN PELAPORAN KEG-

IATAN TA. 2007

Kegiatan evaluasi dan pelaporan me-liputi penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP), Monitoring dan Evaluasi (Monev), Penyusunan Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan. Pada tahun �007 telah di-laksanakan kegiatan yang berkaitan dengan evaluasi kegiatan BB-Pascapanen, yaitu :

Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) TA. 2006 dan SIMONEV

Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) Instansi Pemerintah menjadi suatu kewajiban bagi setiap instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara pemerin-tahan negara untuk mempertanggung-jawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta kewenangan pengelolaan sumberdaya. Lapo-ran tersebut menjabar-kan kinerja instansi pemerintah yang bersangkutan melalui Sistem Monitoring dan Evaluasi (SIMONEV) yang disampai-kan setiap bulan.

LAKIP mencakup perencanaan kin-erja yang komponennya meliputi: Sasaran (sasaran tahun berjalan), Program (Renstra), Kegiatan dan Indikator Kinerja. Berdasarkan hasil pengukuran kinerja dan capaian sasaran tahun �00�, terlihat bahwa seluruh kegiatan BB-Pascapanen yang terdiri dari �� (tiga be-las) kegiatan penelitian dan � (satu) kegiatan penyu-luhan dan penyebaran informasi hasil penelitian pascapanen memiliki nilai capaian kinerja yang baik dan capaian sasaran cukup baik.

Monitoring dan Evaluasi

Kegiatan monev dilaksanakan seban-yak tiga kali dalam setahun meliputi: Monev ex-ante, on-going dan ex-post. Laporan Monev ex-ante, on-going maupun ex-post kegiatan BB-Pascapanen TA. �007 memuat temuan yang perlu ditindaklanjuti oleh penanggungjawab kegiatan agar tujuan dan sasaran dapat dicapai secara efisien dan efektif.

Laporan Bulanan dan Respon Terhadap Isu-isu Aktual

Selama tahun �007, telah disusun lapo-ran bulanan kegiatan BB-Pascapanen yang disampaikan dalam Rapat Pimpinan (Rapim) lingkup Badan Litbang Pertanian. Laporan bulanan kegiatan berisi kemajuan penyerapan anggaran dan topik kegiatan yang menonjol pada periode bulan tersebut. Materi yang disampaikan untuk bahan Rapat Pimpinan selama tahun �007 disajikan dalam Tabel 9.

Disamping laporan bulanan, BB-Pascap-anen juga menyampaikan laporan yang mere-spon isu-isu yang sedang aktual di masyarakat kepada Kepala Badan Litbang Pertanian dan Menteri Pertanian RI, diantaranya :

1. Survei penggunaan pemutih pada beras

Dalam rangka merespon isu pe-makaian pemutih pada beras tersebut, telah dilakukan penggalian informasi tentang klorin, dan survei terbatas dengan melakukan pengambilan sampel beras pada penggilingan padi di Kabupaten Karawang, Kabupaten Subang, Pasar Induk Johar Kar-awang dan Pasar Induk Jakarta serta Impor-tir pada bulan April �007. Survey ini penting untuk mendapatkan informasi yang utuh dan pemahaman yang memadai sebagai bahan masukan bagi pengambil kebijakan dalam menangani masalah tersebut untuk mengurangi tindakan atau penanganan yang kurang tepat sehingga merugikan banyak pihak. Hasil survei ini dilaporkan kepada Kepala Badan Litbang Pertanian pada tanggal � Mei �007.

Page 63: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007 ��

Page 64: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

�4 Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007

Dari hasil survei dapat disimpul-kan sebagai berikut :�. Kebenaran isu penggunaan pemutih

yang mengandung klorin pada beras dapat diyakini berdasarkan data yang ada, tetapi kadarnya cukup rendah berkisar � – �,4 ppm, kecuali beras impor berkisar � - 5,� ppm. Sebagian klorin tersebut akan tercuci pada saat pencucian beras pada waktu mema-sak.

�. Kandungan klorin yang terdapat pada beras masih aman bila mengacu peraturan FDA �� CFR ��7.�05 untuk penggunaan klorin sebagai bahan tam-

bahan pangan pada tepung-tepungan maksimum 45 ppm, tetapi bila men-gacu peraturan FDA �� CFR �7�,�00 untuk penggunaan klorin dioksida (ClO�) secara langsung untuk pangan maksimum � ppm (bila dikonversi kedalam bentuk unsur klor (Cl) maksi-mum �,58 ppm).

�. Pemakaian pemutih yang mengandung klorin pada beras impor lebih tinggi dari beras di dalam negeri dan perlu mendapat perhatian yang serius. Ke-cenderungan pemakaian klorin dalam jumlah berlebihan pada beras impor peluangnya cukup besar, karena se-

Page 65: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007 �5

lain berfungsi sebagai pemutih, klorin tersebut juga dimanfaatkan sebagai desinfektan untuk memperpanjang masa simpannya.

4. Penggunaan klorin pada air minum (PAM) justru harusnya yang sangat dikuatirkan, karena dosis yang direko-mendasikan beradasarkan Keputusan MenKes No.907/Menkes/SK/VII/�00� cukup tinggi, yaitu maksimum klorida (Cl) dalam air minum �50 mg/l (�50 ppm). Bila digunakan untuk menanak nasi, konstribusi klorinnya sangat significant dibandingkan residu klorin pada beras.

5. Perlu ada sosialisasi penggunaan pe-mutih yang memenuhi persyaratan keamanan pangan meliputi jenis dan ambang batasnya.

�. Sudah saatnya mendapat perhatian serius penggunaan bahan aromatik sintetis pada beras, mengenai jenis yang dibolehkan dan ambang batasnya, karena kecenderungan penggunaan aromatik sintetis pada beras akhir-akhir ini cukup besar.

2. Buah impor berformalin

Penyalahgunaan formalin untuk pengawet makanan telah lama dilakukan oleh pelaku usaha produk pangan dan meresahkan masyarakat setelah Badan POM dalam tahun �005 mengumumkan beberapa produk pangan seperti tahu, bakso, mi basah, karkas ayam dan ikan mengandung formalin yang berbahaya tersebut. Kasus serupa mencuat kembali pada bulan Juli �007 yaitu dengan dike-luarkannya pelarangan produk pangan tertentu dari Cina oleh Badan POM RI karena mengandung formalin.

Kecurigaan penggunaan for-malin pada buah impor tersebut muncul setelah mengamati daya simpannya yang relatif lama dibandingkan dengan buah domestik sejenis meski dalam kondisi

ruangan (ambient). Hal tersebut berten-tangan dengan karakteristik buah segar yang sangat mudah rusak (perishable).

Buah dan sayuran impor yang diuji adalah apel, lengkeng, jeruk, durian, anggur, pear dan wortel. Pengambilan contoh dilakukan secara acak dari pasar swalayan dan pasar tradisional di wilayah Bogor dan sekitarnya. Contoh buah dan sayuran impor tersebut diangkut ke labo-ratorium BB-Pasca-panen menggunakan mobil berpen-dingin untuk dianalisis kan-dungan formalin dengan metode AOAC (�005) serta menggunakan alat HPLC dan gas kromatografi.

Hasil analisis memperlihatkan bahwa sampel apel (asal Cina dan New Zealand), durian monthong (asal Thai-land), pear (asal Thailand dan Cina), wor-tel (asal Cina), lengkeng (asal Thailand) mengandung formalin. Hasil analisis ini telah dilaporkan kepada Menteri Pertanian RI tanggal �� September �007. Mencermati hasil pengamatan terbatas tersebut disarankan :�. Perlu langkah antisipatif dari De-

partemen Pertanian untuk melakukan survei yang lebih luas dan mendalam mengenai pemakaian bahan berbahaya (khususnya formalin dan sejenisnya) pada buah dan sayuran impor.

�. Diperlukan pembinaan pada pedagang buah dan sayuran impor terhadap penggunaan bahan-bahan yang berba-haya tersebut bila ternyata pemakaian formalin dilakukan di dalam negeri.

�. Departemen Pertanian bekerjasa-ma dengan BPOM, Kepolisian un-tuk melakukan penyidikan terhadap pelanggaran oleh pelaku usaha dalam rantai pemasaran produk pertanian segar.

Page 66: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

�� Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007

B. PERENCANAAN DAN PENYUSU-NAN PROGRAM

Rencana operasional disusun setiap tahunnya dengan mengacu pada Renstra BB-Pascapanen dan kebijakan Badan Litbang Pertanian maupun Departemen Pertanian. Secara umum kegiatan perencanaan dan pe-nyusunan program dapat dibagi dua yaitu: (�) Pelaksanaan kegiatan TA. �007 dan (�) Perencanaan kegiatan TA. �008. Berkaitan dengan perencanaan kegiatan TA. �008 telah dilaksanakan seleksi dan evaluasi usulan kegiatan TA. �008, koordinasi dan sinkro-nisasi program kegiatan dengan direktorat jenderal teknis, penyusunan Daftar usulan Pelaksanaan Anggaran (DUP), RKA-KL, dan DIPA TA. �008.

C. RAPAT KERJA BB-PASCAPANEN

Rapat kerja (Raker) BB-Pascapanen TA. �007 diselenggarakan pada tanggal �0 – �� September �007 di Auditorium II Kam-pus Penelitian Pertanian Cimanggu-Bogor. Rapat tersebut dihadiri oleh �07 orang yang terdiri dari Kepala Badan Litbang Pertanian, Dirjen Pengolahan Hasil dan Pemasaran Hasil Pertanian (P�HP), Kepala Pusbindiklat LIPI, General Manager Research & Develop-ment (R&D) PT Garudafood, Direktur CV Promindo (mitra kerjasama BB-Pascapanen) dan para pejabat struktural dan peneliti BB-Pascapanen. Selain itu, rapat juga dihadiri oleh pejabat eselon II lingkup Badan Litbang

Gambar �7. Pembukaan Rapat Kerja BB-Pascapanen TA.�007 oleh Ka. Badan Litbang dan para tamu undangan

Pertanian.Rapat kerja BB-Pascapanen pada tahun �007 mengambil tema “Optimalisasi Sumberdaya dalam Rangka Peningkatan Kinerja BB-Pascapanen”. Rapat Kerja dibuka oleh Kepala Badan Litbang Pertanian.

Penyampaian materi utama oleh pembicara tamu dimaksudkan untuk me-ningkatkan wawasan peneliti BB-Pascapa-nen sehingga dapat memenuhi kebutuhan stakeholders, dengan harapan dapat menjadi acuan dalam merencanakan program keg-iatan penelitian dan pengembangan ke de-pan. Topik yang disampaikan terdiri dari : �. Kebutuhan Teknologi Pascapanen dalam

Mendukung Program Pengembangan Agribisnis Berawal dari Desa (Dirjen P�HP).

�. Permasalahan Fungsional Peneliti dan Pengelolaannya (Kepala Pusbindiklat Peneliti LIPI).

�. Model Research and Development di PT Garudafood (General Manager Corporae R & D Garudafood).

4. Pengalaman CV. Promindo Utama sebagai Mitra BB-Pascapanen dalam Mengelola Pabrik Mini Puree Mangga (Direktur CV. Promindo Utama).

Page 67: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007 �7

Gambar �8. Ka. Badan Litbang, Dirjen P�HP dan Pejabat eselon II meninjau poster dan produk hasil penelitian BB-Pascapanen

Page 68: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

�8 Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007

VI. PENUTUP

Program penelitian dan pengembangan pascapanen diarahkan untuk meningkatkan nilai tambah, daya saing produk pertanian dan memacu tumbuhnya agroindustri perdesaan; diversifikasi pangan; serta peningkatan mutu dan keamanan pangan. Dalam rangka diversifikasi pangan dan keamanan pangan telah dihasilkan berbagai inovasi teknologi diantaranya teknologi pengolahan mi berbahan baku ubikayu/ubijalar, beras artificial dari ubikayu/ ubijalar, teknologi pengolahan beras beriodium, tempe kacang tunggak, formulasi sanitizer untuk menekan kontaminasi mikroba pada sayuran, dan unit pemerah susu untuk menekan total plate count pada susu sapi yang menyebabkan tidak diterimanya susu segar dari peternak. Dalam upaya meningkatkan nilai tambah dan memacu tumbuhnya agroindustri perdesaan telah dihasilkan berbagai model agroindustri/teknologi yang diimplementasikan langsung di lapangan bekerjasama dengan BPTP, pemerintah daerah, swasta/ koperasi dan kelompok tani.

Kegiatan kerjasama pengembangan teknologi, launching produk, promosi, pameran dan gelar teknologi terus ditingkatkan kualitasnya, agar efektivitas kegiatan diseminasi dapat tercapai. Pada tahun �007 telah diterbitkan berbagai publikasi ilmiah dan populer diantaranya jurnal, buletin, pedoman teknis, leaflet. Publikasi ilmiah dan populer ini disamping sebagai sarana penyampaian hasil penelitian dan inovasi teknologi, juga merupakan media untuk meningkatkan jenjang fungsional peneliti dan teknisi.

Difusi teknologi yang dihasilkan BB-Pascapanen telah mulai menunjukkan dampaknya. Beberapa Kabupaten antara lain Kabupaten Musi Rawas, Kabupaten Mamuju Utara, Kabupaten Tarakan, Kabupaten Muna, dan Kabupaten Timor Tengah Utara telah mulai mengadopsi teknologi pengolahan jeruk siam. Model teknologi pengolahan lada putih di Kalimantan Timur, juga telah diadopsi di Sri Lanka melalui kerjasama dengan FAO. FAO menganggap kerjasama tersebut berhasil. Pada tahun �008, FAO memberikan hibah sebesar US$ 47�.000 untuk tiga negara : Indonesia, sebesar US$ ��8.500 dan sisanya Sri Lanka dan Vietnam, dalam rangka kegiatan perbaikan pengolahan lada untuk peningkatan mutu, nilai tambah dan pendapatan petani. BB-Pascapanen ditunjuk sebagai National Project Coordinator di Indonesia, dan tenaga ahli dari BB-Pascapanen juga diminta untuk membantu pelaksanaan kegiatan di Sri Lanka dan Vietnam.

Dalam rangka meningkatkan kinerja BB-Pascapanen, telah dilakukan pening-katan kompetensi pegawai sesuai bidang tugas, penataan kelembagaan internal dan peningkatan sarana dan prasarana, penataan dan penambahan koleksi perpustakaan serta peningkatan kapasitas internet. Dengan demikian pelaksanaan kegiatan di BB-Pascapanen di masa mendatang akan lebih kondusif, dan diharapkan dapat memacu peningkatan kinerjanya.

Page 69: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007 �9

Budiyanto, A., M. Hadipernata dan S.I. Kailaku. �007. Laporan Akhir Tahun Penelitian Teknologi Pengolahan Min-yak Dedak Padi (Rice Bran Oil). Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian.

Halizah, W., E. Sukasih dan I. Agustinisari. �007. Laporan Akhir Tahun Produksi Rhamnosidase dari aspergillus, sp. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian.

Halizah, W., E.Y. Purwani., I. Agustinisari., Triyantini., H. Setianto., dkk. �007. Laporan Akhir Tahun Teknologi Pemanfaatan Kacang-Kacangan un-tuk Produk Tempe. Balai Besar Pene-litian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian.

Haryadi, I., dkk. �007. Laporan Akhir Tahun Pembinaan Administrasi dan Penge-lolaan Keuangan. Balai Besar Peneli-tian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian.

Hidayat, T., N. Nurdjannah., S. Usmiati., N. Setyawan., Sugiarto., dkk. �007. Lapo-ran Akhir Tahun Pengem-bangan Teknologi Pengolahan Lada untuk Meningkatkan Mutu dan Efisiensi. Balai Besar Penelitian dan Pengem-bangan Pascapanen Pertanian.

Iriani, E,S., dkk. �007. Laporan Akhir Tahun Pengelolaan dan Pengembangan Perpustakaan. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian.

Iriani, E,S., dkk. �007. Laporan Akhir Tahun Pengelolaan dan Pengembangan Publikasi. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Perta-nian.

Irianto, G., dkk. �007. Laporan Akhir Tahun Pembangunan Sarana Prasarana Ling-kungan Gedung. Balai Besar Peneli-tian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian.

Lubis, S., Sudaryono., R. Rachmat., Her-nani., S. Yuliani., dkk. �007. Laporan Akhir Tahun Teknologi Pengolahan Beras Beriodium untuk Mengatasi Kekurangan Iodium di Daerah Miskin dengan Pangan Pokok Beras. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian.

Misgiyarta., N. Richana., P. Martosuyono., A. Budiyanto., H. Herawati., dkk. �007. Laporan Akhir Tahun Pengembangan Teknologi Pengolahan Gula Cair dari Pati Kasava. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian.

Mulyawanti, I., K.T. Dewandari., D. Amiarsi., Siswadi dan Kusdinar. �007. Laporan Akhir Tahun Penelitian Teknologi Pembekuan Cepat Puree dan Irisan Buah Mangga Arumanis. Balai Be-sar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian.

Mulyono, E., Risfaheri., Hernani., T. Hidayat., S.I. Kailaku., dkk. �007. Laporan Akhir Tahun Perbaikan Mutu dan Efisiensi Penyulingan Minyak Akar Wangi. Balai Besar Penelitian dan Pengem-bangan Pascapanen Pertanian.

Nelly, M., D. Saefudin., Sumaryadi., Nurhaya-ti., Y. Komalasari. �007. Laporan Akhir Tahun Pembinaan Adminis-trasi Pengelolaan Kepegawaian. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian.

DAFTAR PUSTAKA

Page 70: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

70 Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007

Nugraha, S., Yulianingsih., R. Thahir., B.A.S. Santosa., Suyanti., dkk. �007. Laporan Akhir Tahun Teknologi Sistem Pen-geringan dan Penyimpanan Bawang Merah. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Perta-nian.

Prabawati, S., dkk. �007. Laporan Akhir Tahun Pengembangan Teknologi Pascapanen Mendukung Primatani. Balai Besar Penelitian dan Pengem-bangan Pascapanen Pertanian.

Prabawati, S., dkk. �007. Laporan Akhir Tahun Promosi dan Komunikasi Hasil Penelitian Pascapanen. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian.

Risfaheri., dkk. �007. Laporan Akhir Tahun Koordinasi Program dan Teknologi Pascapanen Mendukung Program Departemen/Direktorat/Dinas Teknis. Balai Besar Penelitian dan Pengem-bangan Pascapanen Pertanian.

Risfaheri., dkk. �007. Laporan Akhir Tahun Manajemen Kelembagaan Penelitian dan Pengembangan Pascapanen. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian.

Sentot, M ., dkk. �007. Laporan Akhir Tahun Monitoring dan Pengawasan Pelak-sanaan Program dan Kegiatan. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian.

Setyabudi, D.A., W. Broto., R. Rachmat., R. Hasbullah., S. Prabawati., dkk. �007. Laporan Akhir Tahun Teknologi Pen-anganan Pascapanen Mangga untuk Pemasaran Lokal dan Ekspor. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian.

Setyadjit., S. Prabawati., E. Sukasih., Suyanti., A.N.A. Syah., dkk. �007. Laporan Akhir Tahun Penanganan dan Pen-golahan Jeruk Mendukung Program Pengembangan Jeruk di Kalimantan Barat. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Perta-nian.

Setyawan, N., Widaningrum., D.A. Setyabu-di., M. Shaffah., Siswadi., dkk. 2007. Laporan Akhir Tahun Teknologi Pen-golahan Sayuran Kering Siap Santap. Balai Besar Penelitian dan Pengem-bangan Pascapanen Pertanian.

Soemantri, A.S., Sudaryono., B.A.S. Santosa., D. Amiarsi., Hernani., dkk. �007. Laporan Akhir Tahun Teknologi Pe-nyimpanan Jagung untuk Mengenda-likan Aflatoksin. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian.

Suismono., N. Richana., S. Widowati., Widaningrum., Misgiyarta., dkk. �007. Laporan Akhir Tahun Teknologi Pen-golahan Ubikayu dan Ubijalar untuk Diversifikasi Konsumsi Pangan. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian.

Sumangat, J., S. Yuliani., N. Harimurti., M. Hadipernata., A.N.A. Syah., dkk. �007. Laporan Akhir Tahun Peman-faatan Minyak Jarak sebagai Bahan Bakar Pengganti Minyak Tanah. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian.

Thahir, R., Yulianingsih., E.Y. Purwani., H. Setianto., A.S. Soemantri., dkk. �007. Laporan Akhir Tahun Penerapan Teknologi Pascapanen Mendukung Ketahanan Pangan di Papua. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian.

Page 71: I. PENDAHULUAN - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/LT_2007.pdf · kegiatan penelitian yang bersifat terapan dan diimplementasikan

Laporan Tahunan BB-Pascapanen TA 2007 7�

Usmiati, S., T. Marwati., R. Sunarlim., Abu-bakar., C. Winarti., dkk. �007. Laporan Akhir Tahun Teknologi Produksi Bakteriosin sebagai Biopreservatif untuk Mengendalikan Kontaminan Daging dan Produk Daging. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian.

Winarti, C., Abubakar., Misgiyarta., R. Nur-jannah., Sugiarto., dkk. �007. Laporan Akhir Tahun Penelitian Formulasi dan Aplikasi Sanitizer pada Sayuran untuk Mengurangi Kontaminan Mikroba. Balai Besar Penelitian dan Pengem-bangan Pascapanen Pertanian.

Yuliani, S., N. Harimurti dan S. Yuliani. �007. Laporan Akhir Mikro-enkap-sulasi Oleoresin Jahe sebagai Perisa (Flavouring Agent) Produk Makanan dan Minuman. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Per-tanian.

Yuliani, S., S. Prabawati., R. Rachmat., E. Wahyuni., B.E. Williyanto., dkk. �007. Laporan Akhir Tahun Pembinaan dan Penjaringan Mitra Kerjasama. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian.

Yuliani, S., S. Prabawati., R.Rachmat., B.E. Williyanto., A. Junaidi., dkk. �007. Laporan Akhir Tahun Pengem-ban-gan Teknologi Jaringan Sistem Infor-masi (Website). Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian.

Yulianingsih., dkk. �007. Laporan Akhir Ta-hun Penyelenggaraan Rapat Kerja dan Sinkronisasi Program BB-Pascapanen. Balai Besar Penelitian dan Pengem-bangan Pascapanen Pertanian.

Yulianingsih., dkk. �007. Laporan Akhir Tahun Perencanaan dan Penyusunan Program Penelitian Pascpanen. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian.