i. pendahuluan 1.1. latar belakang -...
TRANSCRIPT
1
I. PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Visi pembangunan pertanian mengacu pada visi Kabinet Kerja yaitu “Terwujudnya
Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong
Royong”, dengan demikian visi dari Kementerian Pertanian adalah “Terwujudnya
Sistem Pertanian-Bioindustri Berkelanjutan yang Menghasilkan Beragam Pangan
Sehat dan Produk Bernilai Tambah Tinggi Berbasis Sumberdaya Lokal untuk
Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani”.
Misi pembangunan pertanian dalam rangka mewujudkan visi di atas adalah dengan
(1) mewujudkan kedaulatan pangan, (2) mewujudkan sistem pertanian bioindustri
berkelanjutan, (3) mewujudkan kesejahteraan petani dan (4) mewujudkan reformasi
birokrasi.
Sebagai penjabaran dari visi misi tersebut, maka tujuan pembangunan pertanian
yang ingin dicapai adalah (1) meningkatkan ketersediaan dan diversifikasi untuk
mewujudkan kedaulatan pangan, (2) meningkatkan nilai tambah dan daya saing
produk pangan dan pertanian, (3) meningkatkan ketersediaan bahan baku
bioindustri dan bioenergi, (4) meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani
dan (5) meningkatkan kualitas kinerja aparatur pemerintah bidang pertanian yang
amanah dan profesional.
Sasaran strategis yang merupakan indikator kinerja Kementerian Pertanian dalam
pencapaian tujuan tersebut di atas adalah dengan (1) swasembada padi, jagung dan
kedelai serta peningkatan produksi daging dan gula, (2) peningkatan diversifikasi
pangan, (3) peningkatan komoditas bernilai tambah, berdaya saing dalam memenuhi
pasar ekspor dan substitusi impor, (4) penyediaan bahan baku bioindustri dan
bioenergi, (5) peningkatan pendapatan keluarga petani dan (6) akuntabilitas kinerja
aparatur pemerintah yang baik.
Pelaksanaan sasaran strategis pada Tahun Anggaran 2015 dituangkan dalam
Perjanjian Kinerja (PK) Kementerian Pertanian Tahun 2015 yang dapat dilihat pada
tabel berikut.
2
Tabel 1. Perjanjian Kinerja (PK) Kementerian Pertanian 2015
No. Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Target
1 Swasembada padi, jagung dan kedelai serta peningkatan produksi daging dan gula
1. Produksi Padi (Juta Ton GKG) 2. Produksi Jagung (Juta Ton Pipilan Kering) 3. Produksi Kedelai (Juta Ton) 4. Produksi Gula Tebu (Juta Ton Hablur) 5. Produksi Daging Sapi dan Kerbau (Juta Ton
Daging)
73,40 20,31 1,20 2,97 0,44
2 Peningkatan diversifikasi pangan
Skor Pola Pangan Harapan 84,1
3 Peningkatan komoditas bernilai tambah, berdaya saing dalam memenuhi pasar ekspor dan substitusi impor
1. Pertumbuhan volume ekspor produk pertanian utama (%)
2. Pertumbuhan volume impor produk pertanian utama substitusi impor (%)
10,00
-5,00
4 Peningkatan pendapatan keluarga petani
PDB Pertanian (sempit)/tenaga kerja pertanian (Rp Juta)
8,30
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan disusunnya laporan ini adalah untuk:
1.2.1. Mengetahui perkembangan pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi Capain
Indikator Kinerja Kementerian Pertanian Triwulan III Tahun 2015.
1.2.2. Mengetahui kendala dan masalah yang terjadi atas pelaksanaan Pemantauan
dan Evaluasi Capaian Indikator Kinerja Kementerian Pertanian Triwulan III
Tahun 2015.
1.2.3. Mendapatkan masukan untuk umpan balik bagi pengambilan keputusan
dalam rangka perencanaan Pembangunan Pertanian ke depan.
1.3. Ruang Lingkup Laporan
Ruang lingkup penulisan laporan ini adalah perkembangan pelaksanaan
Pemantauan dan Evaluasi Capaian Indikator Kinerja Kementerian Pertanian
Triwulan III Tahun 2015.
3
II. CAPAIAN KINERJA
Perjanjian Kinerja (PK) Kementerian Pertanian Tahun 2015 merupakan penjabaran
dari sasaran strategis Kementerian Pertanian antara lain sebagai berikut.
2.1. Sasaran Strategis 1: Swasembada padi, Jagung dan Kedelai serta
Peningkatan Produksi Daging dan Gula
2.1.1. Produksi Padi
Indikator kinerja produksi padi ditargetkan sebesar 73,40 juta ton GKG pada triwulan
III sesuai dengan data Angka Ramalan (ARAM) II 2015 dari BPS sebesar 74,99 juta
ton GKG atau turun 0,56 juta ton GKG dari produksi pada ARAM I sebesar 75,55
juta ton GKG 2015. Beberapa Eselon I Lingkup Kementerian Pertanian yang
mendukung dalam produksi padi antara lain:
DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
Tabel 2. Pemantauan Capaian Indikator Kinerja Produksi Padi Ditjen Tanaman Pangan
Kegiatan Pendukung Target Realisasi Kemajuan Pelaksanaan (%) TW I TW II TW III TW IV
1. GP-PTT Padi (Ha) 350.000 44.135 215.985 254.905 -
2. Perbanyakan Benih Sumber (Ha)
60.000 80 164 41.817 -
3. Pemberdayaan Penangkar (Ha)
3.450 - 2.015 2.314 -
4. Pemantapan Penerapan PHT (Ha)
7.225 - 2.050 4.300 -
5. Penerapan Pengelolaan DPI (Ha)
200 10 90 160 -
Kegiatan pendukung untuk produksi padi dari Ditjen Tanaman Pangan realisasi
sampai dengan triwulan III sudah cukup baik, untuk GP-PTT padi dari target 350.000
Ha sudah terealsiasi sebesar 254.905 Ha (72,83%), untuk perbanyakan benih
sumber dengan target 60.957 Ha telah terealisasi sebesar 41.817 Ha (68,60%),
kegiatan pemberdayaan penangkar dengan target 3.450 Ha telah terealisasi 2.314
Ha atau 67,07%, kegiatan pemantapan penerapan PHT dengan target 7.225 Ha
terealisasi 4.300 Ha atau 59,52%, dan penerapan pengelolaan DPI dengan target
200 Ha terealisasi sebesar 160 Ha (80%).
4
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
Tabel 3. Pemantauan Capaian Indikator Kinerja Produksi Padi Badan Litbang Pertanian
Kegiatan Pendukung Target Realisasi Kemajuan Pelaksanaan (%) TW I TW II TW III TW IV
1. Penciptaan varietas unggul padi (Varietas)
5 - - - - 80,00
2. Teknologi tanaman padi (Teknologi)
8 - - - - 75,00
3. Penyediaan benih sumber padi (BS, FS dan SS) (Ton)
143,5 - 40 129,4 - 80,00
4. Teknologi mekanisasi pertanian tanaman padi (Teknologi)
1 - - - - 68,00
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa Badan Litbang Pertanian turut serta
dalam mendukung swasembada padi dengan kegiataan pendukungnya antara lain
penciptaan varietas unggul padi, teknologi tanaman padi, teknologi mekanisasi
pertanian tanaman padi belum ada realisasi namun untuk progresnya sudah terlihat
dan pada kegiatan penyediaan benih sumber padi (BS, FS dan SS) dari target
143,5 Ton telah terealisasi 129.4 Ton atau 90,17%.
Permasalahan yang terjadi pada kegiatan teknologi mekanisasi pertanian tanaman
padi adalah kegiatan telah sampai pada tahapan proses pabrikasi untuk mesin
panen padi tipe mini combine untuk lahan rawa, kegiatan penciptaan varietas unggul
padi masih menunggu SK Mentan, kegiatan teknologi tanaman padi masih tahapan
pengolahan data dan kegiatan penyediaan benih sumber padi pada tahapan
prosesing.
2.1.2. Produksi Jagung
Indikator kinerja produksi jagung ditargetkan sebesar 20,31 juta ton pada triwulan III
sesuai dengan data Angka Ramalan (ARAM) II 2015 dari BPS sebesar 19,83 juta
ton turun dari ARAM I sebesar 0,83 juta ton. Beberapa Eselon I Lingkup
Kementerian Pertanian mendukung dalam produksi padi antara lain:
5
DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
Tabel 4. Pemantauan Capaian Indikator Kinerja Produksi Jagung Ditjen Tanaman Pangan
Kegiatan Pendukung Target Realisasi Kemajuan Pelaksanaan (%) TW I TW II TW III TW IV
1. GP-PTT Jagung (Ha) 102.000 11.495 68.044 76.439 -
2. Perbanyakan Benih Sumber (Ha)
19.340 0,12 21 10.186 -
3. Bantuan Sarana Pascapanen (Unit)
212 - 90 141 -
4. Pemantapan Penerapan PHT (Ha)
165 - 90 135 -
Kegiatan pendukung untuk produksi jagung dari Ditjen Tanaman Pangan antara lain
kegiatan GP-PTT Jagung dengan target 102.000 Ha sampai dengan triwulan III telah
terealisasi sebesar 76.439 Ha (74,94%), kegiatan perbanyakan benih sumber
dengan target 19.340 Ha terealisasi sebesar 10.186 Ha (52,67%), kegiatan bantuan
sarana pascapanen dengan target 212 unit terealisasi 141 unit atau 66,51% dan
kegiatan pemantapan penerapan PHT dengan target 165 Ha terealisasi 135 Ha atau
81,82%.
Permasalahan terjadi pada kegiatan bantuan sarana pascapanen antara lain:
a. Proses pencairan uang muka dari BASTB menjadi SP2D memerlukan waktu
cukup lama (>3 minggu) karena administrasi secara online dari satker daerah ke
KPPN ternyata tidak mudah
b. Belum tersosialisasinya penggunaan aplikasi e-faktur pajak dalam proses
pembayaran (diberlakukannya Peraturan Dirjen Pajak No. Per-16/PJ/2014
tanggal 20 Juni 2014 tentang Tata Cara Pembuatan dan Pelaporan Faktur Pajak
Berbentuk Elektronik yang diberlakukan mulai 1 Juli 2015 untuk wilayah Jawa-
Bali-Madura)
c. Tidak semua perusahaan memproses uang muka/DP (+30%) karena proses
pencairan lebih lama minimal 2 kali pekerjaan dalam menyiapkan dokumen.
Produsen lebih memilih percepatan distribusi barang secara langsung.
Tindak lanjut yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Koordinasi lebih intensif dengan pihak penyedia barang dan KPPN setempat
b. Segera mempelajari Peraturan Dirjen Pajak No. 16 Tahun 2014
c. Segera lakukan pembayaran ke penyedia barang terkirim dan persyaratan
administrasi selesai.
6
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
Tabel 5. Pemantauan Capaian Indikator Kinerja Produksi Jagung Badan Litbang Pertanian
Kegiatan Pendukung Target Realisasi Kemajuan Pelaksanaan (%) TW I TW II TW III TW IV
1. Penciptaan varietas unggul jagung (Varietas)
5 - - - - 65,00
2. Teknologi tanaman jagung (Teknologi)
4 - - - - 65,00
3. Penyediaan benih sumber jagung (BS, FS dan SS) (Ton)
29 - 10 24 - 75,00
4. Teknologi mekanisasi pertanian tanaman jagung (Teknologi)
4 - - 2 - 75,00
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa Badan Litbang Pertanian turut serta
dalam mendukung swasembada jagung dengan kegiataan pendukungnya antara
lain penciptaan varietas unggul jagung dan teknologi tanaman jagung belum ada
realisasi namun untuk progresnya sudah terlihat, untuk penyediaan benih sumber
jagung (BS, FS dan SS) dengan target 29 Ton telah terealisasi 24 Ton atau 82,76%
dan teknologi mekanisasi pertanian tanaman jagung target 4 teknologi terealisasi 2
teknologi (50%).
Permasalahan yang terjadi adalah pada kegiatan penciptaan varietas unggul jagung
masih menunggu SK Mentan, kegiatan teknologi tanaman jagung masih tahapan
pengolahan data, kegiatan penyediaan benih sumber jagung pada tahap prosesing
dan belum panen dan kegiatan teknologi mekanisasi pertanian tanaman jagung
sampai dengan triwulan III perkembangan teknologi tersebut (1) mesin penanam
sudah selesai dan sudah uji lapang, (2) mesin pemipil jagung berkelobot sudah
selesai dan sudah uji lapang dan uji kinerja, (3) mesin penyiang telah selesai tinggal
pengujian dan (4) mesin pengering dalam proses pabrikasi.
2.1.3. Produksi Kedelai
Indikator kinerja produksi kedelai ditargetkan sebesar 1,2 juta ton pada triwulan III
sesuai dengan data Angka Ramalan (ARAM) II 2015 dari BPS sebesar 0,98 juta ton
turun dari ARAM I 2015 sebesar 0,01 juta ton. Beberapa Eselon I Lingkup
Kementerian Pertanian mendukung dalam produksi padi antara lain:
7
DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
Tabel 6. Pemantauan Capaian Indikator Kinerja Produksi Kedelai Ditjen Tanaman Pangan
Kegiatan Pendukung Target Realisasi Kemajuan Pelaksanaan (%) TW I TW II TW III TW IV
1. GP-PTT Kedelai (Ha) 350.000 19.285 184.975 200.060 -
2. Pengembangan Areal Tanam (PAT) Kedelai (Ha)
431.500 12.686 195.297 224.380 -
3. Perbanyakan benih sumber (Ha)
17.764 - 84 9.571 -
4. Pemberdayaan penangkar (Ha)
2.225 - 1.071 1.320 -
5. Pemantapan penerapan PHT (Ha)
120 - 70 80 -
Kegiatan pendukung untuk produksi kedelai dari Ditjen Tanaman Pangan adalah
kegiatan GP-PTT kedelai dengan target 350.000 ha sampai dengan triwulan III
sudah terealisasi sebesar 200.060 Ha (57,16%), kegiatan Pengembangan Areal
Tanam (PAT) Kedelai dengan target 431.500 ha terealisasi sebesar 224.380 Ha
(52%), kegiatan perbanyakan benih sumber dengan target 17.764 Ha terealisasi
9.571 Ha atau 53,88%, kegiatan pemberdayaan penangkar dengan target 2.225 Ha
terealisasi 1.320 Ha atau 59,32% dan kegiatan pemantapan penerapan PHT dengan
target 120 Ha terealisasi 80 Ha atau 66,67%.
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
Tabel 7. Pemantauan Capaian Indikator Kinerja Produksi Kedelai Badan Litbang Pertanian
Kegiatan Pendukung Target Realisasi Kemajuan Pelaksanaan (%) TW I TW II TW III TW IV
1. Penciptaan varietas unggul kedelai (Varietas)
2 - - - - 75,00
2. Teknologi tanaman kedelai (Teknologi)
1 - - - - 75,00
3. Penyediaan benih sumber kedelai (BS, FS dan SS) (Ton)
43,3 - 15 24 - 70,00
4. Teknologi mekanisasi pertanian tanaman kedelai (Teknologi)
4 - - 1 - 65,00
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa Badan Litbang Pertanian turut serta
dalam mendukung swasembada kedelai dengan kegiataan pendukungnya antara
lain penciptaan varietas unggul kedelai dan teknologi tanaman kedelai belum ada
realisasi namun untuk progresnya sudah terlihat dan penyediaan benih sumber
kedelai (BS, FS dan SS) dengan target 43,3 ton terealisasi 24 ton atau 55,43% dan
8
teknologi mekanisasi pertanian tanaman kedelai target 4 teknologi terealisasi 1
teknologi (25%).
Permasalahan yang terjadi adalah pada kegiatan penciptaan varietas unggul kedelai
masih menunggu SK Mentan, kegiatan teknologi tanaman kedelai masih tahapan
pengolahan data, kegiatan penyediaan benih sumber kedelai dalam tahapan
prosesing dan belum panen dan kegiatan teknologi mekanisasi pertanian tanaman
kedelai sampai denga triwulan III dalam tahapan (1) mesin penanam sudah selesai
dan sudah uji lapang, (2) mesin penyiang telah selesai tinggal pengujian, (3) mesin
perontok sudah selesai dipabrikasi dan (4) mesin pengering dalam proses pabrikasi.
2.1.4. Produksi Gula Tebu
Indikator kinerja produksi tebu ditargetkan sebesar 2,97 juta ton pada triwulan III
terealisasi 2,12 juta ton atau 71,21%. Beberapa Eselon I Lingkup Kementerian
Pertanian mendukung dalam produksi padi antara lain:
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN
Tabel 8. Pemantauan Capaian Indikator Kinerja Produksi Tebu Ditjen Perkebunan Kegiatan Pendukung Target Realisasi Kemajuan
Pelaksanaan (%)
TW I TW II TW III TW IV
1. Bongkar ratoon (Ha) 2.631 210,48 420,96 631,44 - -
2. Rawat ratoon (Ha) 57.061 6.847,32 14.694,64 21.541,96 - -
3. Perluasan tebu (Ha) 9.613 1.153,56 3.507,12 4.660,68 - -
4. Pemberdayaan pekebun dan kelembagaan petani tebu (Paket)
359 43 99 142 - -
5. Operasional TKP dan PLP-TKP (Orang)
548 82 164 246 - -
6. Pengadaan peralatan - Traktor (Unit) - Dump truck (Unit) - GPS (Unit) - Grab loader (Unit) - Harvester (Unit) - Pompa air (Unit) - Fertilizer applicator (Unit) - Handrefractometer (Unit) - Alat tebang (Unit)
514 101 335 130 98
510 105 592 34
41
8 27 10
8 41
8 47
-
82 16
104 20 16 82 16
101 -
123 24
131 30 24
123 24
148 -
- - - - - - - - -
- - - - - - - - -
7. Pengembangan database tebu online (Paket)
835 67 138 205 - -
8. Pengawalan dan monitoring evaluasi tebu (Paket)
308 37 138 175 - -
9. Pendampingan/pengawalan pelaksanaan analisis rendemen tebu petani (Paket)
11 2 5 7 - -
9
Berdasarkan pada tabel di atas dapat dilihat, bahwa Ditjen Perkebunan dalam
mendukung tercapainya peningkatan produksi gula tebu memiliki beberapa kegiatan
pendukung yang sampai dengan triwulan III sudah ada beberapa kegiatan yang
terealisasi, yaitu kegiatan bongkar ratoon 24%; kegiatan rawat ratoon 37,75%;
kegiatan perluasan tebu 48,48%; kegiatan pemberdayaan pekebun dan
kelembagaan petani tebu 39,55%; kegiatan operasional TKP dan PLP-TKP 44,89%;
kegiatan pengadaan peralatan antara lain traktor 23,93%; dump truck 23,76%; GPS
39,1%; grab loader 23,08%; harvester 24,49%; pompa air 24,12%; fertilizer
applicator 22,86%; handrefractometer 25% dan alat tebang belum terealisasi;
kegiatan pengembangan database tebu online 24,55%; kegiatan pengawalan dan
monitoring evaluasi tebu 56,82% dan kegiatan pendampingan/pengawalan
pelaksanaan analisis rendemen tebu petani 63,64%.
Permasalahan yang terjadi pada pengadaan peralatan harvester yaitu adanya
keterlambatan dalam pengajuan e-catalog.
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
Tabel 9. Pemantauan Capaian Indikator Kinerja Produksi Tebu Badan Litbang Pertanian
Kegiatan Pendukung
Target Realisasi Kemajuan Pelaksanaan
(%) TW I TW II TW III TW IV
1. Penciptaan VUB bibit tebu (Budset)
3.000.000 720.000 1.560.000 2.910.000 -
2. Teknologi budidaya tanaman tebu (Teknologi)
5 1 2 4 -
3. Teknologi mekanisasi pertanian tanaman tebu (Teknologi)
2 - - - - 73,00
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa Badan Litbang Pertanian turut serta
dalam mendukung peningkatan produksi gula dengan kegiataan pendukungnya
antara lain penciptaan VUB bibit tebu dengan target 3.000.000 budset sudah
terealisasi 2.910.000 budset (97%). VUB potensinya sudah terpenuhi tetapi kalau
tidak dipergunakan akan berubah menjadi tebu produksi/tebu giling (melewati umur
benih), teknologi budidaya tanaman tebu dengan target 5 teknologi sudah terealisasi
4 teknologi (75%) yaitu masih dalam tahap perakitan dan pengujian akhir dan
kegiatan teknologi mekanisasi pertanian tanaman tebu dengan target 2 teknologi
10
belum terealisasi tetapi kegiatan telah sampai pada tahapan proses pabrikan baik
untuk mesin pemanen tebu maupun alat core sampler tebu siap giling.
2.1.5. Produksi Daging Sapi dan Kerbau
Target produksi daging sapi dan kerbau sesuai dengan Perjanjian Kinerja
Kementerian Pertanian 0,44 juta ton daging. Untuk mencapai target tersebut
diperlukan kontribusi dari beberapa Eselon I Lingkup Kementerian Pertanian yaitu.
DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN
Tabel 10. Pemantauan Capaian Indikator Kinerja Produksi Daging Sapi dan Kerbau Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan
Kegiatan Pendukung Target Realisasi Kemajuan Pelaksanaan
(%) TW I TW II TW III TW IV
1. Pengembangan usaha budidaya ternak (Kelompok)
570 9 241 448 - -
2. Optimalisasi IB (Dosis)
2.104.794 14.101 42.519 270.785 - -
3. Penyebaran pejantan sapi potong dan kerbau (INKA) (Ekor)
2.235 - 617 952 - -
4. Gertak birahi dan IB (Ekor)
691.000 16.738 50.263 221.574 - -
5. Pengembangan dan pemeliharaan padang penggembalaan dan kebun HPT di UPT (Ha)
930 152 298 1.059 - -
6. Penguatan sumber bibit/benih HPT di UPTD dan kelompok (Ha)
700 60 153 337 - -
7. Pengembangan padang penggembalaan (Ha)
700 - - 56 - -
8. Pemanfaatan lahan ex-tambang untuk pengembangan HPT (Ha)
700 - - - - -
9. Pengembangan integrasi tanaman ruminansia (Kelompok)
638 20 61 113 - -
10. Penanaman dan pengembangan tanaman pakan ternak berkualitas (Stek)
5.870.000 328.400 632.000 921.687 - -
11
11. Pengembangan pakan konsentrat melalui UPP, LP, UBP dan revitalisasi UPP/LP/PPSK (Kelompok)
88 1 4 24 - -
12. Penguatan pakan sapi perah (Ton)
6.300 150 350 2.721 - -
13. Penguatan pakan sapi potong induk (Ton)
475
63 80 263 - -
14. Penguatan pakan sapi potong penggemukan (Ton)
13.530 62 458 3.245 - -
15. Pengujian mutu pakan di BPMSP, Bvet dan Lab. Pakan Daerah (Sampel)
8.380 1.439 3.897 7.176 - -
16. Kesiagaan wabah PHM (Dosis)
9.380.934 137.611 6.872.558 7.755.505 - -
17. Penanggulangan gangguan reproduksi pada sapi/kerbau dan penyakit parasiter (Dosis)
393.190 7.384 13.751 129.496 - -
18. Peningkatan produksi vaksin, obat hewan dan bahan biologik (Dosis)
8.377.775 310.025 5.288.099 5.609.649 - -
19. Penyidikan dan pengujian PHM (Dosis)
265.928 124.259 175.520 300.790 - -
20. Peningkatan produksi benih (Dosis)
4.803.800 2.372.269 2.911.922 3.334.224 - -
21. Populasi dan produksi bibit (Ekor)
462.774 230.075 248.767 383.591 - -
22. Penguatan sapi/kerbau betina bunting (Kelompok)
195 5 67 108 - -
23. Pengembangan kelompok perbibitan ternak (Kelompok)
56 - 12 14 - -
24. Penguatan wilayah pembibitan (Paket)
34 - 5 11 - -
25. Fasilitasi peralatan RPH Ruminansia (Unit)
23 - - 1 - -
26. Monitoring dan surveilans reisdu dan cemaran mikroba (Sampel)
29.519 5.839 13.964 28.255 - -
27. Pengembangan kapasitas SDM bidang kesmavet (Orang)
475 - 69 183 - -
12
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa, Ditjen Peternakan dan Kesehatan
Hewan dalam mendukung peningkatan produksi daging sapi dan kerbau melalui
beberapa kegiatan pendukung dan sampai dengan triwulan III sudah ada beberapa
yang terealisasi yaitu: kegiatan pengembangan usaha budidaya ternak 78,60%;
kegiatan optimalisasi IB 12,87%; kegiatan penyebaran pejantan sapi potong dan
kerbau (INKA) 42,60%; kegiatan gertak birahi dan IB 32,07%; kegiatan
pengembangan dan pemeliharaan padang penggembalaan dan kebun HPT di UPT
113,87%; kegiatan penguatan sumber bibit/benih HPT di UPTD dan kelompok
48,14%; kegiatan pengembangan padang penggembalaan 8%; kegiatan
pengembangan integrasi tanaman ruminansia 17,71%; kegiatan penanaman dan
pengembangan tanaman pakan ternak berkualitas 15,70%; kegiatan pengembangan
pakan konsentrat melalui UPP, LP, UBP dan revitalisasi UPP/LP/PPSK 27,27%;
kegiatan penguatan pakan sapi perah 43,19%; kegiatan penguatan pakan sapi
potong induk 55,37%; kegiatan penguatan pakan sapi potong penggemukan
23,98%; kegiatan pengujian mutu pakan di BPMSP, Bvet dan Lab. Pakan Daerah
85,63%; kegiatan kesiagaan wabah PHM 82,67%; kegiatan penanggulangan
gangguan reproduksi pada sapi/kerbau dan penyakit parasiter 32,93%; kegiatan
peningkatan produksi vaksin, obat hewan dan bahan biologik 66,96%; kegiatan
penyidikan dan pengujian PHM 113,11%; kegiatan peningkatan produksi benih
69,41%; kegiatan populasi dan produksi benih 82,89%; kegiatan penguatan
sapi/kerbau betina bunting 55,38%; kegiatan pengembangan kelompok perbibitan
ternak 25%; kegiatan penguatan wilayah pembibitan 32,35%; kegiatan fasilitasi
peralatan RPH Ruminansia 4,35%; kegiatan monitoring dan surveilans residu dan
cemaran mikroba 95,72% dan kegiatan pengembangan kapasitas SDM bidang
kesmavet 38,53%.
Permasalahan yang terjadi pada kegiatan kertak birahi dan inseminasi buatan yaitu
ada keterlambatan pengadaan hormon dan N2 cair, kurang optimalnya koordinasi
antara Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan dengan BPTUHPT dan
pertanggungjawaban keuangan utamanya biaya operasional petugas di lapangan
belum dirancang dengan baik. Permasalahan pada kegiatan penanaman dan
pengembangan tanaman pakan ternak berkualitas yaitu penanaman HPT terkendala
karena musim cuaca/kemarau. Permasalahan pada kegiatan penguatan pakan sapi
potong penggemukan yaitu adanya keterlambatan penetapan pengelola
13
keuangan/kegiatan di satker, terbatasnya ULP dimasing-masing Pemda dengan
sistem antrian proses lelang, sebagian besar satker menunggu e-katalog pakan
dalam melakukan pengadaan pakan yang baru tayang 1 Juli 2015, sebagian besar
penyedia barang/jasa yang telah menang tender tidak mau mengambil uang muka
kegiatan meskipun realisasi fisik sudah lebih dari 50%, terbatasnya jumlah SDM
pelaksana satker yang memprioritaskan kegiatan APBD daripada APBN dan
perkirakan sisa anggaran sekitar 15,3% (Rp 12,6 M) hasil efisiensi lelang pengadaan
pakan.
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
Tabel 11. Pemantauan Capaian Indikator Kinerja Produksi Daging Sapi dan Kerbau Badan Litbang Pertanian
Kegiatan Pendukung Target Realisasi Kemajuan Pelaksanaan (%) TW I TW II TW III TW IV
1. Bibit unggul ternak sapi dan kerbau (Ekor)
1.000 250 550 970 -
2. Inovasi teknologi pakan ternak sapi dan kerbau (Teknologi)
2 - 1 - -
3. Inovasi teknologi budidaya ternak sapi dan kerbau (Teknologi)
7 - 3 5 -
4. Inovasi teknologi veteriner dan pengendalian penyakit hewan strategis (Teknologi)
24 3 12 15 -
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa Badan Litbang Pertanian turut serta
dalam mendukung peningkatan produksi daging sapi dan kerbau dengan kegiataan
pendukungnya antara lain bibit unggul ternak sapi dan kerbau dengan target 1.000
ekor telah terealisasi sebesar 970 ekor (97%), kegiatan inovasi teknologi pakan
ternak sapi dan kerbau target 2 teknologi realisasi 1 teknologi (50%), inovasi
teknologi budidaya ternak sapi dan kerbau belum ada realisasi target 7 teknologi
realisasi 5 teknologi (75%) dan kegiatan inovasi teknologi veteriner dan
pengendalian penyakit hewan strategis dengan target 24 teknologi sudah terealisasi
15 teknologi (64%).
Jumlah populasi sapi sudah mencapai 462 ekor untuk sapi PO, 166 ekor sapi Bali
dan 140 ekor sapi Madura. Pelaksanaan kegiatan inovasi teknologi pakan ternak
sapi dan kerbau, kegiatan inovasi budidaya ternak sapi dan kerbau dan kegiatan
14
teknologi veteriner dan pengendalian penyakit hewan strategis dalam tahapan
proses penyelesaian kegiatan.
Kegiatan pendukung lain swasembada padi, jagung dan kedelai serta peningkatan
produksi daging dan gula dari Ditjen PSP, Badan PPSDM Pertanian dan Badan
Karantina Pertanian, dengan rincian sebagai berikut.
DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN
Tabel 12. Pemantauan Capaian Indikator Kinerja Swasembada Padi, Jagung dan Kedelai serta Peningkatan Produksi Daging dan Gula Ditjen PSP
Kegiatan Pendukung Target Realisasi Kemajuan Pelaksanaan
(%) TW I TW II TW III TW IV
1. Pengelolaan air irigasi untuk pertanian - Pengembangan
jaringan irigasi (Ha)
2.460.751
282.548
1.101.750
1.565.250
-
2. Perluasan areal dan pengelolaan lahan pertanian - Pengembangan
optimasi lahan (Ha) - Pengembangan
SRI (Ha)
958.372
162.870
47.067
-
315.086
6.563
524.556
55.046
-
-
3. Pengelolaan sistem penyediaan dan pengawasan alat mesin pertanian - Traktor roda 2
(Unit) - Pompa air (Unit) - Rice transplanter
(Unit) - Traktor roda 4
tanaman pangan (Unit)
26.580
9.181 5.000
1.000
3.814
1.482 -
-
21.813
6.643 1.540
327
22.600
6.789 1.943
356
-
- -
-
4. Fasilitasi pupuk dan pestisida - Unit UPPO (Unit) - Urea - SP-36 - ZA - NPK - Organik
897 4.100.000
850.000 1.050.000 2.550.000 1.000.000
- 641.134 173.368 181.373 433.065 104.426
175 1.697.091
437.557 454.062
1.201.549 362.053
534 2.382.633
540.831 604.642
1.602.676 478.891
- - - - - -
5. Pelayanan pembiayaan pertanian dan PUAP - Penyaluran dana
PUAP (Gapoktan)
3.000
-
1.581
1.991
-
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa, kegiatan pendukung yang berkaitan dengan
sasaran strategis swasembada padi, jagung dan kedelai serta peningkatan produksi
daging dan gula dari Ditjen PSP antara lain:
15
a. Kegiatan pengelolaan air irigasi untuk pertanian dengan pengembangan jaringan
irigasi dengan target 2.460.751 Ha, realisasi 1.565.250 Ha (63,61%).
Permasalahan yang terjadi adalah masih terdapatnya revisi/realokasi kegiatan
RJIT antar Kabupaten dan Provinsi. Tindak lanjut yang dilakukan adalah Pusat
melakukan percepatan dan pengawalan untuk proses revisi tersebut agar dapat
segera selesai dan kegiatan dapat segera dilaksanakan.
b. Kegiatan perluasan areal dan pengelolaan lahan pertanian dengan
pengembangan optimasi lahan target 958.372 Ha terealisasi 524.556 Ha
(54,73%) dan kegiatan pengembangan SRI denga target 162.870 Ha terealisasi
55.046 Ha (33,80%). Permasalahan yang terjadi pada kegiatan pengembangan
optimasi lahan adalah adanya perbedaan unit cost dengan kegiatan lain menjadi
salah satu kendala, dimana kegiatan optimasi lahan tahun 2015 hanya
dipergunakan untuk biaya olah lahan dan pupuk dan adanya kekurangan air pada
saat pertanaman dan keterlambatan tanam sebagai akibat dari kemarau panjang.
Permasalahan pada kegiatan pengembangan SRI adalah pengembangan SRI
belum optimal dilaksanakan dengan adanya keterbatasan tenaga kerja, waktu
pelaksanaan dan ketersediaan bahan organik. Tindak lanjut yang dilakukan
adalah diharapkan perbedaan unit cost optimasi lahan dengan kegiatan lain dapat
dilengkapi dengan alokasi kegiatan aspek sarana prasarana dilokasi kegiatan
untuk mendukung optimasi lahan, dalam upaya antisipasi kekurangan air pada
musim tanam Ditjen PSP mengalokasikan pompa dan pembuatan embung dan
keterbatasan tenaga kerja untuk tanam dilakukan dengan mendatangkan tenaga
tanam dari luar desa sedangkan untuk kekurangan pupuk organik dilakukan
dengan penggunaan pupuk organik cair serta pengembangan pembuatan
kompos.
c. Kegiatan pengelolaan sistem penyediaan dan pengawasan alat mesin pertanian
yaitu traktor roda 2 sebanyak 26.580 unit terealisasi 22.600 unit (85,03%), pompa
air sebanyak 9.181 unit terealisasi 6.789 unit (73,95%), rice transplanter sebanyak
5.000 unit realisasi 1.943 unit (38,86%) dan traktor roda 4 tanaman pangan
sebanyak 1.000 unit realisasi 356 unit (35,60%). Permasalahan yang terjadi pada
kegiatan ini adalah rendahnya realiasais disebabkan karena masih melengkapi
administrasi keuangan dan berita acara serah terima barang. Tindak lanjut yang
dilakukan dengan mengoptimalkan sumberdaya manusia dan waktu sebaik-
16
baiknya dan mengingatkan penyedia alsintan untuk bekerja ekstra dalam
penyaluran alat dan penyerapan anggaran.
d. Kegiatan fasilitasi pupuk dan pestisida antara lain unit UPPO sebanyak 897 unit
terealisasi 534 unit (59,53%), urea target 4.100.000 terealisasi 2.382.633
(58,11%), SP-36 target 850.000 terealisasi 540.831 (63,63%), ZA target
1.050.000 terealisasi 604.642 (57,58%), NPK target 2.550.000 terealisasi
1.602.676 (62,85%) dan organik target 1.000.000 terealisasi 478.891 (47,89%).
Permasalahan yang terjadi adalah adanya UU No 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintah daerah yang menyatakan bahwa organisasi masyarakat penerima
bantuan adalah yang berbadan hukum. Tindak lanjut yang dilakukan adalah
Direktur pupuk dan pestisida telah mengirimkan surat kepada Kepala Dinas
lingkup pertanian untuk percepatan dan pengawalan kegiatan UPPO dan
mengirimkan surat edaran Kementerian Dalam Negeri tentang penajaman pasal
298 dalm UU No 23 Tahun 2014.
e. Kegiatan pelayanan pembiayaan pertanian dan PUAP dengan penyaluran dana
PUAP target 3.000 gapoktan terealisasi 1.991 gapoktan (66,37%).Permasalahan
yang terjadi adalah masih terdapat desa/gapoktan yang belum melakukan
pemberkasan dokumen dikarenakan desanya tidak sesuai dan gapoktan baru
berdiri serta lokasi desa yang sulit diakses. Tindak lanjut yang dilakukan adalah
dengan melakukan percepatan dengan mengunjungi langsung kabupaten untuk
mempercepat melakukan pemberkasan dokumen.
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PERTANIAN
Tabel 13. Pemantauan Capaian Indikator Kinerja Swasembada Padi, Jagung dan Kedelai serta Peningkatan Produksi Daging dan Gula Badan PPSDM Pertanian
Kegiatan Pendukung Target Realisasi Kemajuan Pelaksanaan (%) TW I TW II TW III TW IV
1. Kelembagaan petani yang meningkat kapasitasnya (Unit)
5.256 278 1.112 1.946 - -
2. Kelembagaan penyuluhan yang meningkat kapasitasnya (Unit)
4.671 299 1.195 2.090 - -
3. Penyuluh pertanian yang meningkat kinerjanya (Orang)
69.354 6.859 27.435 48.011 - -
17
4. SDM lulusan pendidikan tinggi dan menengah pertanian yang memenuhi standar kompetensi kerja (Orang)
21.434 2.171 8.683 15.194 - -
5. SDM pertanian yang tersertifikasi profesi bidang pertanian (Orang)
2.700 150 600 1.050 - -
6. Aparatur pertanian dan non aparatur pertanian yang memenuhi standar kompetensi kerja (Orang)
27.703 3.937 15.747 27.557 - -
7. Kelembagaan pelatihan, pendidikan tinggi, pendidikan menengah dan profesi pertanian yang meningkat kapasitasnya (Unit)
144 18 71 123 - -
8. Materi penyuluhan yang dikembangkan dan dihasilkan (Paket)
7.359 384 1.536 2.688 - -
9. Pengawalan dan pendampingan penyuluh di sentra produksi yang meningkat kualitasnya (WKPP)
12.752 823 3.290 5.758 - -
Sampai dengan triwulan III kegiatan sudah banyak yang terealisasi dan di lapang
tidak ada permasalahan yang terjadi, diharapkan sampai dengan triwulan IV dapat
terealisasi 100% untuk semua kegiatan.
BADAN KARANTINA PERTANIAN
Tabel 14. Pemantauan Capaian Indikator Kinerja Swasembada Padi, Jagung dan Kedelai serta Peningkatan Produksi Daging dan Gula Badan Karantina Pertanian
Kegiatan Pendukung Target Realisasi Kemajuan Pelaksanaan (%) TW I TW II TW III TW IV
1. Sertifikasi karantina tumbuhan (Bulan)
12 3 6 9 - -
2. Sertifikasi karantina hewan (Bulan)
12 3 6 9 - -
Sertifikasi karantina tumbuhan (KT) per 30 September 2015 antara lain:
a. Impor 68.857 kali
b. Ekspor 100.862 kali
c. Domestik masuk 98.455 kali
18
d. Domestik keluar 191.107 kali
Terdeteksi positif dan tertangkal OPTK pada jagung, padi, kedelai dan komoditas
tumbuhan lainnya yaitu:
a. Peronospora manshurica
b. Pseudomonas syringae pv. syiringae
c. Clavibacter michiganensis pv michiganensis
d. Strawberry latent ringspot nepvirus (SLRSV)
e. Bulkholderia glumae
f. Tilletia indica
Sertifikasi karantina hewan (KH) per 30 September 2015 antara lain:
a. Impor 26.780 kali
b. Ekspor 16.034 kali
c. Domestik masuk 125.702 kali
d. Domestik keluar 164.606kali
Terdeteksi positif dan tertangkal HPHK pada sapi:
a. Anaplasmosis
b. Theileriosis
c. Babesiosis
d. BVD
e. Brucellosis
2.2. Sasaran Strategis 2: Peningkatan Diversifikasi Pangan
Indikator kinerja untuk sasaran strategis peningkatan diversifikasi pangan hanya ada
satu yaitu skor pola pangan harapan yang berdasarkan pada PK Kementerian
Pertanian 2014 ditargerkan sebesar 84,1. Beberapa Eselon I Lingkup Kementerian
Pertanian yang mendukung hal tersebut antara lain.
BADAN KETAHANAN PANGAN
Badan Ketahanan Pangan (BKP) dalam mendukung sasaran strategis peningkatan
diversifikasi pangan telah melakukan Pemantauan Konsumsi Pangan Wilayah dan
Workshop Konsumsi Pangan.
19
Untuk data konsumsi (energi, PPH dan protein) tergantung pada data susenas tahun
2015 yang akan keluar di akhir tahun 2015 (triwulan IV).
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
Badan Litbang Pertanian dalam mendukung sasaran strategis peningkatan
diversifikasi pangan dengan kegiatan model bioindustri sagu dan jagung mendukung
kemandirian pangan dengan target 2 model dengan kemajuan pelaksanana 79,5%.
Model bioindustri sagu adalah verifikasi teknologi yang akan diterapkan pada model
bioindustri sagu antara lain pati, gula cair dan mie sagu, telah dilakukan
pembangunan/instalasi dan ujicoba unit ekstraksi pati sagu di Sorong Selatan yaitu
pada tahap inkubasi teknologi dan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten
Sorong Selatan untuk pengembangan sagu. Model bioindustri jagung adalah
verifikasi teknologi penanganan dan pengolahan grit dan tepung jagung, kegiata ini
sudah pada tahap perencanaan site plan model bioindustri jagung di Kab. Kupang
Timur NTT, sudah pembangunan/instalasi berupa perbaikan bangunan model
bioindustri jagung dan telah dilakukan sosialisasi, penyusunan dan implementasi
model bussiness plan.
Permasalahan yang terjadi adalah pengujian peralatan pada bioindustri jagung di
NTT masih berlangsung sehingga ujicoba produksi akan dilaksanakan pada awal
bulan Oktober 2015. Tindak lanjutnya adalah berkoordinasi dengan tim dari BPTP
NTT.
2.3. Sasaran Strategis 3: Peningkatan Komoditas Bernilai Tambah, Berdaya
Saing dalam Memenuhi Pasar Ekspor dan Substitusi Impor
Peningkatan komoditas bernilai tambah, berdaya saing dalam memenuhi pasar
ekpor dan substitusi impor dengan kegiatan dari beberapa Eselon I yang terkait
adalah sebagai berikut.
20
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN
Tabel 15. Pemantauan Capaian Indikator Kinerja Pertumbuhan Volume Ekspor Produk Pertanian Utama Ditjen Perkebunan
Kegiatan Pendukung Target Realisasi Kemajuan Pelaksanaan (%) TW I TW II TW III TW IV
1. Pengembangan tanaman kopi (Ha)
34.150 2.732 8.538 17.075 - -
2. Pengembangan tanaman teh (Ha)
3.215 193 804 1.608 - -
3. Pengembangan tanaman kakao (Ha)
184.910 14.793 46.228 92.455 - -
4. Pengembangan tanaman lada (Ha)
10.580 635 2.645 6.348 - -
5. Pengembangan tanaman cengkeh (Ha)
9.770 586 2.443 5.862 - -
6. Pengembangan tanaman pala (Ha)
10.775 647 2.694 6.465 - -
7. Pengembangan tanaman tebu (Ha)
66.163 3.970 6.616 19.849 - -
8. Pengembangan tanaman nilam (Ha)
100 6 10 40 - -
9. Pengembangan tanaman kapas (Ha)
7.630 458 763 2.671 - -
10. Pengembangan tanaman karet (Ha)
19.990 1.199 5.997 9.995 - -
11. Pengembangan tanaman kelapa (Ha)
35.650 2.139 10.695 17.825 - -
12. Pengembangan tanaman kelapa sawit (Ha)
7.240 434 2.172 2.172 - -
13. Pengembangan tanaman jambu mete (Ha)
1.700 102 510 850 - -
14. Pengembangan tanaman sagu (Ha)
1.100 66 110 550 - -
DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL
PERTANIAN (PPHP)
Tabel 16. Pemantauan Capaian Indikator Kinerja Peningkatan Komoditas Bernilai Tambah, Berdaya Saing Dalam Memenuhi Pasar Ekspor dan Substitusi Impor Ditjen PPHP
Indikator Kinerja Target Realisasi Kemajuan Pelaksanaan (%) TW I TW II TW III TW IV
1. Pertumbuhan volume ekspor produk pertanian utama (%)
10 8,82 35,15 18,26 -
2. Pertumbuhan volume impor produk pertanian utama substitusi impor (%)
-5 5,86 -5,36 -9,86 -
21
Pada pertumbuhan volume ekspor produk pertanian utama yaitu untuk komoditas
kelapa, kelapa sawit, kakao, teh, kopi, manggis, mangga, pala, nanas dan cengkeh.
Pada pertumbuhan volume impor produk pertanian utama substitusi impor untuk
komoditas durian, anggur, gula, daging, beras, apel, kentang dan cabe.
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
Dalam sasaran strategis peningkatan komoditas bernilai tambah, berdaya saing
dalam memenuhi pasar ekspor dan substitusi impor yaitu pada indikator kinerja
pertumbuhan volume ekspor produk pertanian utama, kegiatan pendukungnya
adalah teknologi pengembangan produk diversifikasi olahan biji kakao dengan target
2 teknologi dengan kemajuan pelaksanaan 80%.
Karakteristik flavour dan aroma kakao sebagai bahan bubuk dari coklat bar,
penanganan biji kakao dengan kajian pada tahap penyaringan sebagai bahan baku
bubuk kakao dan coklat, telah dilakukan pembuatan produk coklat bar dengan
beberapa formulasi biji kakao fermentasi dan non, telah dilakukan asam lemak pada
produk lemak dan bubuk kakao serta beberapa formulasi produk coklat.
Sasaran Strategis 4: Peningkatan Pendapatan Keluarga Petani
Indikator kinerja untuk sasaran empat peningkatan pendapatan keluarga petani
adalah dilihat dari PDB pertanian (sempit)/tenaga kerja pertanian, dimana sesuai
dengan PK Kementerian Pertanian 2015 ditargetkan sebesar Rp 8,30 Juta.
Permasalahan yang terjadi karena data penghitungan realsiasi pendapatan
tergantung dari ketersediaan data BPS dan pada triwulan III PDB belum tersedia di
BPS sehingga angka belum dapat diolah/dihitung.
22
III. PENUTUP
Tabel 17. Pemantauan PK Kementerian Pertanian 2015 Triwulan III No. Sasaran
Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Kemajuan
Pelaksanaan (%)
Vol %
1 Swasembada padi, jagung dan kedelai serta peningkatan produksi daging dan gula
1. Produksi Padi (Juta Ton GKG)
2. Produksi Jagung (Juta Ton Pipilan Kering)
3. Produksi Kedelai (Juta Ton)
4. Produksi Gula Tebu (Juta Ton Hablur)
5. Produksi Daging Sapi dan Kerbau (Juta Ton Daging)
73,40
20,31
1,20
2,97
0,44
74,99
19,83
0,98
2,12
-
102,17
97,64
81,67
71,38 -
-
-
-
-
48,31
2 Peningkatan diversifikasi pangan
Skor Pola Pangan Harapan 84,1 - - 50,00
3 Peningkatan komoditas bernilai tambah, berdaya saing dalam memenuhi pasar ekspor dan substitusi impor
1. Pertumbuhan volume ekspor produk pertanian utama (%)
2. Pertumbuhan volume impor produk pertanian utama substitusi impor (%)
10,00
-5,00
18,26
-9,86
182,60
197,20
-
-
4 Peningkatan pendapatan keluarga petani
PDB Pertanian (sempit)/tenaga kerja pertanian (Rp Juta)
8,30 - - -
Berdasarkan pada tabel di atas dapat dilihat bahwa pada triwulan III tahun 2015
target yang telah dibebankan sesuai dengan Perjanjian Kinerja Kementerian
Pertanian Tahun 2015 adalah, untuk sasaran strategis swasembada padi, jagung
dan kedelai serta peningkatan produksi daging dan gula dengan beberapa indikator
kinerja sebagai berikut, untuk produksi padi sesuai dengan Angka Ramalan II BPS
2015 sebesar 74,99 juta ton, produksi jagung sesuai Angka Ramalan II BPS 2015
sebesar 19,83 juta ton, produksi kedelai sesuai dengan Angka Ramalan II BPS 2015
sebesar 0,98 juta ton. Produksi gula tebu sudah terealisasi sebesar 2,12 juta ton dan
untuk produksi daging sapi dan kerbau kemajuan pelaksanaan sebesar 48,31%.
Sasaran strategis peningkatan diversifikasi pangan dengan indikator kinerja skor
Pola Pangan Harapan (PPH) dengan target 84,1 sampai dengan triwulan III sudah
terjadi kemajuan pelaksanaan kegiatan sebesar 50%. Hal ini dikarenakan data
23
konsumsi (energi, PPH dan protein) tergantung pada data susenas tahun 2015 akan
keluar di akhir tahun 2015 (triwulan IV).
Sasaran strategis peningkatan komoditas bernilai tambah, berdaya saing dalam
memenuhi pasar ekspor dan substitusi impor dengan indikator sebagai berikut:
pertumbuhan volume ekspor produk pertanian utama dengan target 10% sampai
dengan triwulan III sudah terealisasi 18,26%, untuk pertumbuhan volume impor
produk pertanian utama substitusi impor dengan target -5% terealisasi -9,86%.
Sasaran strategis peningkatan pendapatan keluarga petani dengan indikator kinerja
PDB pertanian (sempit)/tenaga kerja pertanian dengan target Rp. 8,30 juta.
Permasalahan yang terjadi karena data penghitungan realsiasi pendapatan
tergantung dari ketersediaan data BPS dan pada triwulan III PDB belum tersedia di
BPS sehingga angka belum dapat diolah/dihitung.