hymen imperforata
DESCRIPTION
...TRANSCRIPT
DEFINISI
Hymen imperforata/ Atresia hymen merupakan hymen dengan membrane yang solid
tanpa lubang. Hymen imperforata merupakan salah satu dari penyebab
Pseudoamenorrhea / Cryptomenorrhea (haid ada, tetapi darah haid tidak keluar)
yang bersifat kongenital dan abnormalitas ini terjadi pada bagian distal saluran
genitalia wanita.
INSIDENSI
Insiden terjadinya hymen imperforata adalah sebesar 0.1% dari seluruh wanita usia
pubertas.
GEJALA KLINIS
Sebagian kelainan ini tidak dikenali sebelum menarche, setelah itu akan terjadi molimenia menstrualia (nyeri yang siklik tanpa haid), yang dialami setiap bulan. Sesekali hymen imperforata ditemukan pada neonatus atau anak kecil. Vagina terisi cairan (sekret) yang disebut hidrokolpos. Bila diketahui sebelum pubertas, dan segera diberi penanganan asimptomatik, serta dilakukan hymenektomi, maka dari vagina akan keluar cairan mukoid yang merupakan kumpulan dari sekresi serviks.
Kebanyakan pasien datang berobat pada usia 13-15 tahun, dimana gejala mulai tampak, tetapi menstruasi tidak terjadi. Darah menstruasi dari satu siklus menstruasi pertama atau kedua yang terkumpul di vagina belum menyebabkan peregangan vagina dan belum menimbulkan gejala. Darah yang terkumpul di dalam vagina (hematokolpos) menyebabkan hymen tampak kebiru-biruan dan menonjol (hymen buldging) akibat meregangnya membran mukosa hymen. Keluahan yang timbul pada pasien adalah rasa nyeri, kram pada perut selama menstruasi dan haid tidak keluar.
Bila keadaan ini dibiarkan berlanjut maka darah haid akan mengakibatkan over distensi vagina dan kanalis servikalis, sehingga terjadi dilatasi dan darah haid akan mengisi kavum uteri (Hematometra). Gejala yang paling sering terjadi akibat over distensi vagina, diantaranya rasa sakit perut bagian bawah, nyeri pelvis dan sakit di punggung bagian belakang.
Gangguan buang air kecil terjadi karena penekanan dari vagina yang distensi ke uretra dan menghambat pengosongan kandung kemih. Rasa sakit pada daerah supra pubik bersamaan dengan gangguan air kecil menimbulkan disuria, urgensi, inkontinensia overflow, selain itu juga dapat disertai penekanan pada rectum yang menimbulkan gangguan defekasi.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan laboratorium yang perlu dilakukan pemeriksaan darah rutin, dan
urinalisa.
PEMERIKSAAN IMAGING
Foto abdomen (BNO-IVP), USG abdomen serta MRI Abdominal dan pelvis
dapat memberikan gambaran imaging untuk uterovaginal anomali.
Dengan USG dapat segera didiagnosis hematokolpos atau
hematometrokolpos, Selain itu, transrectal ultrasonography dalam membantu
delineating complex anatomy. Apabila dengan USG tidak jelas, diperlukan
pemeriksaan MRI.
USG dan MRI sebagai pemeriksaan penunjang untuk mengetahui apakah
ada kongenital anomali traktus urinaria yang menyertai.
TINDAKAN PEMBEDAHAN
Apabila hymen imperforata dijumpai sebelum pubertas, membran hymen
dilakukan insisi/ hymenotomi dengan cara sederhana dengan melakukan
insisi silang (gambar 1) atau dilakukan pada posisi 2, 4, 8 dan 10 arah jarum
jam disebut insisi stellate (gambar 2) Pendapat lain mengatakan, bila dijumpai
hymen imperforata pada anak kecil/ balita tanpa menimbulkan gejala, maka
keadaan diawasi sampai anak lebih besar dan keadaan anatomi lebih jelas,
dengan demikian dapat diketahui apakah yang terjadi hymen imperforata atau
aplasia vagina
Pada insisi silang tidak dilakukan eksisi membrane hymen, sementara pada
insisi stellate setelah insisi dilakukan eksisi pada kuadran hymen dan pinggir
mukosa hymen di aproksimasi dengan jahitan mempergunakan benang
delayed-absorbable. Tindakan insisi saja tanpa disertai eksisi dapat
mengakibatkan membrane hymen menyatu kembali dan obstruksi membrane
hymen terjadi kembali.
Untuk mencegah terjadinya jaringan parut dan stenosis yang mengakibatkan
dispareunia, eksisi jaringan jangan dilakukan terlalu dekat dengan mukosa
vagina. Setelah dilakukan insisi akan keluar darah berwarna merah tua
kehitaman yang kental. Sebaiknya posisi pasien dibaringkan dengan posisi
fowler.
Selama 2-3 hari darah tetap akan mengalir, disertai dengan pengecilan
vagina dan uterus. Selain itu, pemberian antibiotik profilaksis juga diperlukan.
Evaluasi vagina dan uterus perlu dilakukan sampai 4-6 minggu paska
pembedahan, bila uterus tidak mengecil, perlu dilakukan pemeriksaan
inspeksi dan dilatasi serviks untuk memastikan drainase uterus berjalan
dengan lancar. Bila hematokolpos belum keluar, instrumen intrauterine jangan
dipergunakan karena bahya perforasi dapat terjadi akibat peregangan uterus
yang berlebihan.