hygiene diaper rash

Upload: afriza-hanief-fatkhuri

Post on 09-Oct-2015

44 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

diaper rush

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANGSetiap bayi yang baru lahir memiliki kulit yang tampak sempurna. Ia memiliki kulit terlembut dan terhalus dibanding yang akan dimilikinya kelak. Ada kalanya Anda akan terkejut ketika melihat pantat bayi Anda memerah dan teriritasi saat mengganti popoknya. Iritasi itulah yang biasa kita sebut dengan Ruam Popok (Diaper Rash). Ruam popok adalah hal yang wajar pada bayi. Kulit bayi yang ultra sensitif ditambah bahan kimia dan kelembaban dari urin dan kotoran, pantat tertutup popok yang selalu bergerak. Hasilnya adalah ruam popok.Ruam popok (diaper rash, diaper dermatitis, napkin dermatitis) masih kerap kita jumpai dalam keseharian, terutama pada bayi. Para orang tua sudah tidak asing lagi dengan ruam popok, suatu gangguan kulit berupa bercak merah pada kulit di area yang tertutup popok, yakni: pantat, perut bagian bawah, pelipatan paha, area kemaluan dan dubur (anogenital). Ruam popok atau irritant diaper dermatitis (IDD) merupakan bercak merah pada kulit yang tertutup popok karena iritasi oleh berbagai faktor.Meski ruam popok tidak bahaya, namun tak jarang membuat anak terganggu karena rasa gatal, perih, risih dan kadang terasa sakit, sehingga anak menjadi gelisah dan rewel.

B. RUMUSAN MASALAH1. Apakah yang dimaksud dengan diaper rash?2. Apa saja jenis-jenis diaper rash?3. Bagaimana cara perawatan dan pengobatan pada diaper rash?4. Bagaimana cara mencegah diaper rash?

C. TUJUAN1. Mengetahui iritasi kulit pada bayi, khususnya diaper rash.2. Mengetahui berbagai jenis iritan yang dapat mengiritasi kulit bayi.3. Mengetahui teknik atau cara perawatan dan pengobatan pada bayi dengan diaper rash.

BAB IIPEMBAHASAN

A. PengertianDiaper Rash (Ruam Popok) adalah sebuah ruam atau iritasi di arEa popok. Diaper rash merupakan bentuk ruam kontak iritan primer yang paling umum ditemukan, disebabkan oleh kontak kulit dengan urin dan feses yang berkepanjangan, karena urin dan feses mengandung bahan kimia yang bersifat iritan seperti urea dan enzim-enzim usus.Incidence rate atau angka kejadian pada ruam popok berbeda-beda di setiap negara, bergantung pada hygiene, pengetahuan orang tua maupun pengasuh tentang tata cara penggunaan popok dan juga berhubungan dengan faktor cuaca dan suhu, khususnya pada cuaca lembab dan suhu hangat. Diaper rash diderita paling banyak pada bayi berusia usia 9-12 bulan.

B. Faktor-faktor PenyebabBeberapa faktor penyebab terjadinya ruam popok ( diaper rash, diaper dermatitis, napkin dermatitis ), antara lain:1. Iritasi atau gesekan antara popok dengan kulit. 2. Faktor kelembabanDiaper rash sangat dipengaruhi oleh faktor kelembaban. Hal ini dikarenakan kulit bayi yang masih sensitif dan rentan terhadap terkenanya bakteri, terlebih bakteri hidup dan cepat berkembang pada daerah yang lembab.3. Kurangnya menjaga hygiene. Popok jarang diganti atau terlalu lama tidak segera diganti setelah pipis atau BAB (feces). 4. Infeksi mikro-organisme (terutama infeksi jamur dan bakteri) 5. Alergi bahan popok. 6. Gangguan pada kelenjar keringat di area yang tertutup popok.

C. Jenis-jenis Diaper RashDiaper Rash memiliki beberapa jenis :1. Dermatitis kontak (contact dermatitis) a. merupakan reaksi alergi terhadap bahan popok. Dapat juga karena reaksi alergi terhadap campuran urine dan feces yang dibiarkan terlalu lama melekat di popok. Selain itu, perubahan PH oleh urine dan feces pada kulit diduga memicu terjadinya reaksi alergi. b. Tanda dan gejala : kemerahan disertai gatal 2. Dermatitis seborrhea a. Tanda dan gejala : 1) Ruam yang merah tua, seringkali disertai kerak kuning 2) Dapat dimulai pada atau menyebar ke kulit kepala 3) Tidak ada rasa tidak nyaman b. Penyebab : tidak diketahui 3. Candidal diaper dermatitis, a. yakni ruam popok yang disebabkan oleh infeksi jamur Candida albicans. Sekitar 40-70% ruam popok yang berlangsung lebih 3 hari dapat memicu terjadinya kolonisasi jamur kandida. b. Tanda dan gejala : 1) Ruam yang merah menyala, peka terhadap sentuhan, meningkat pada daerah antara paha dan perut, dengan kelompok bintil-bintil yang menyebar darinya. 2) Terasa tidak nyaman. 4. Bacterial diaper dermatitis (impertigo) a. Yakni ruam popok yang disebabkan oleh infeksi kuman (bakteri), terutama Staphylococcus, Streptococcus dan Enterobacteriaceae. Jenis ruam popok karena infeksi kuman yang kerap dijumpai adalah impetigo dan sesulitis (cellulitis) serta folikulitis (folliculitis).

b. Tanda dan gejala :1) Pada infeksi stafilokokus, terdapat lepuhan yang besar dan berdinding tipis yang bisa pecah dan meninggalkan kerak tipis berwarna kuning kecoklatan. 2) Pada infeksi streptokokus, terdapat gelembung tunggal yang tidak nyeri, berisi cairan, dan dikelilingi oleh kulit yang merah seringkali di sekitar hidung, mulut atau telinga. Kemudian bisa pecah, mengeluarkan cairan yang berwarna kekuningan dan membentuk kerak yang kekuningan. Dapat cepat menjalar ke area kulit lainnya.

5. Intertrigo a. Iritasi atau lecet pada kulit dikarenakan kulit basah dan lembab serta gesekan dengan popok, sehingga permukaan kulit menjadi lebih mudah terkelupas. b. Tanda dan gejala : 1) Area kemerahan yang batasnya tidak jelas dimana kulit berkontak dengan kulit. 2) Dapat mengeluarkan cairan putih atau kekuningan. 3) Dapat terasa perih jika berkontak dengan air kemih.

Miliaria atau biang keringat, yakni timbulnya bintik-bintik merah pada permukaan kulit karena penyumbatan kelenjar keringat (kelenjar eccrine). Granuloma gluteal infantum, merupakan gangguan kulit pada ruam popok yang jarang terjadi. Biasanya timbul karena terlalu lama iritasi dan infeksi mikro-organisme yang tidak diobati.

D. Pengobatan Pada prinsipnya, pengobatan ruam popok bergantung kepada penyebabnya. Ruam popok yang disebabkan iritasi dan miliaria, tidak memerlukan obat khusus. Cukup dengan menjaga agar popok tetap kering dan memelihara hygiene. Pada ruam popok yang disebabkan oleh infeksi mikro-organisme, atau iritasi dan miliaria yang luas, obat-obat yang lazim digunakan, antara lain:1. Bedak salisil dan bedak yang mengandung antihistamin. Hanya digunakan pada iritasi (intertigo) dan miliaria atas anjuran dokter. Pastikan bedak tidak berhamburan agar tidak mengganggu pernafasan si kecil.\2. Anti jamur. Digunakan pada ruam popok karena infeksi jamur (candidal diaper dermatitis). Pilih anti jamur berbentuk bedak (merk dagang, misalnya: daktarin powder dan mycorine powder), diberikan selama 3-4 minggu. 3. Anti infeksi topikal (salep, krim). Digunakan pada ruam popok yang disebabkan oleh infeksi bakteri ringan, misalnya bacitracin salep. Adapun untuk infeksi yang lebih berat, dapat digunakan anti infeksi oral (diminum), misalnya kombinasi amoksisilin dengan asam klavulanat dan diberikan pula anti infeksi topikal. 4. Steroid. Digunakan pada ruam popok yang disebabkan reaksi alergi, dioleskan 2 kali sehari hingga sembuh atau selama 2 minggu.

E. PERAWATAN1. Basuhlah kulit di daerah popok dengan air, keringkan setiap cerut lipatan kulit bayi baik-baik, dan hindari pemakaian lap berpewangi. 2. Mengurangi kelembaban di area popok. Mengganti popok sesegera mungkin setelah mengetahui anak membasahinya. 3. Menambah kontak denagn udara. Biarkan anak untuk berkeliaran di dalam rumah tanpa memakai popok atau celana sekalipun, lebih baik setidaknya sekali sehari (tentunya hanya di area rumah dimana kecelakaan buang air tidak akan merusak perabotan). 4. Mengurangi kontak dengan bahan yang mengiritasi. Segeralah mengganti popok yang sudh basah dan terkotori. 5. Mengganti popok. 6. Jangan menggunakan : asam borak (yang beracun bila tertelan dan tidak aman untuk disimpan di dalam rumah yang mempunyai anak kecil), bubuk talk atau produk yang mengandung talk (yang jika terhirup dapat menimbulkan masalah pernafasan) atau obat-obatan milik anggota keluarga lainnya, baik yang dibeli berdasarkan resep dokter atau dibeli bebas (beberapa bahan yang ada dalam produk kombinasi, dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit). F. PENCEGAHAN1. Ganti popok sesering mungkin baik itu popok kain atau diaper, begitu basah segeralah ganti. 2. Daerah popok harus dibersihkan secara lembut dengan air hangat. Keringkan dengan handuk lembut, angin-anginkan sebentar, lalu berikan bedak lembut bayi yang sesuai dengan jenis kulitnya. Tapi, jika sudah terlanjur terkena ruam popok, oleskan krim bayi di daerah yang terkena ruam popok. 3. Pilih popok yang berbahan lembut dan berdaya serap tinggi. Kalau bisa popok kain yang lembut. 4. Seka dan segera keringkan pantat bayi tiap kita mengganti popoknya. Gunakan air hangat dan kapas untuk membersihkan pantatnya. 5. Oleskan nappy cream tiap kita mengganti popoknya. 6. Sekali-kali biarkan bayi tidak memakai popok. 7. Ganti merek popok bayi, mungkin dia alergi dengan popok jenis tertentu.

BAB IIIPENUTUPA. KESIMPULAN1. Ruam popok yang terjadi pada bayi merupakan hal yang fisiologis dan biasa terjadi terutama bila bayi sedang diare. 2. Jika anak biasa menggunakan celana yang tahan air bersama, popok kain, maka kurangi penggunaan celana ini selama memungkinkan. 3. Selalu menjaga kebersihan dan kekeringan area popok dengan cara selalu mengganti popok bayi secepatnya bila popok sudah lembab/basah. 4. Hindarilah pemakaian celana plastik atau karet sebisa mungkin pada bayi, karena dapat menghalangi penguapan kontaktan serta memperbesar kontaktan ke dalam kulit. 5. Dan yang paling utama yaitu pemberian krim mistatin (mycostatin) setiap kali mengganti popok, terutama pada bayi yang mengalami ruam popok yang sudah lama.