hukum pidana dan acara peradilan militer

8
HUKUM PIDANA DAN ACARA PERADILAN MILITER Analisis terhadap putusan Putusan Peradilan Militer Tingkat I MEDAN Nomor 34-K/PMT-I/BDG/AD/IV/2013 Tahun 2013 dengan terdakwa JOSUA DAMANIK Pratu / 31060572210587 Ajudan Dandim 0319 / Mentawai Kodim 0319 / Mentawai Setelah penulis membaca dan menganalisis putusan dari peradilan militer tingkat I Medan ini, saya akan menguraikan beberapa anilisis yang saya dapat mengenai pemeriksaan, alat bukti , vonis dan juga rasio decidendi yang terdapat dalam putusan tersebut kemudian dilihat dari Undang – Undang Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer. A. Analisis terhadap Pemeriksaan Yang dilakukan dalam pemeriksaan perkara Dalam memeriksa perkara yang terjadi dalam kasus yang melibatkan salah satu anggota militer yang diduga melakukan penyalahgunaan narkotika gololongan I bagi diri sendiri. Dimana terdakwa dalam dalam kasus ini ditemukan sedang menggunakan sabu di salah satu rumah dinas bersama dengan 2 rekannya yang dalam kasus ini ditetapkan sebagai saksi I dan saksi II. Dan dari pemeriksaan yang dilakukan dalam kasus ini kedua saksi yang dimintai keterangan tersebut juga mengaku telah menggunakan narkoba di salah satu kamar Ajudan rumah jabatan Dandim 0319/Mentawai. Begitu juga dengan pelaku mengaku telah menggunakan sabu yang terdapat dirumah tersebut dan itu merupakan pertama kalinya terdakwa mencoba menggunakan salah satu dari jenis narkotika tersebut. kemudian terdakwa dibawa laboratorium pemeriksaan urine untuk diperiksa oleh ahli.

Upload: yanuar-dwi-anggara

Post on 27-Nov-2015

57 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

hukum acara peradilan militer

TRANSCRIPT

Page 1: Hukum Pidana Dan Acara Peradilan Militer

HUKUM PIDANA DAN ACARA PERADILAN MILITER

Analisis terhadap putusan Putusan Peradilan Militer Tingkat I MEDAN Nomor 34-K/PMT-I/BDG/AD/IV/2013 Tahun 2013

dengan terdakwa JOSUA DAMANIK Pratu / 31060572210587 Ajudan Dandim 0319 / Mentawai Kodim 0319 / Mentawai

Setelah penulis membaca dan menganalisis putusan dari peradilan militer tingkat I

Medan ini, saya akan menguraikan beberapa anilisis yang saya dapat mengenai pemeriksaan,

alat bukti , vonis dan juga rasio decidendi yang terdapat dalam putusan tersebut kemudian

dilihat dari Undang – Undang Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer.

A. Analisis terhadap Pemeriksaan Yang dilakukan dalam pemeriksaan perkara

Dalam memeriksa perkara yang terjadi dalam kasus yang melibatkan salah satu anggota

militer yang diduga melakukan penyalahgunaan narkotika gololongan I bagi diri sendiri.

Dimana terdakwa dalam dalam kasus ini ditemukan sedang menggunakan sabu di salah satu

rumah dinas bersama dengan 2 rekannya yang dalam kasus ini ditetapkan sebagai saksi I dan

saksi II. Dan dari pemeriksaan yang dilakukan dalam kasus ini kedua saksi yang dimintai

keterangan tersebut juga mengaku telah menggunakan narkoba di salah satu kamar Ajudan

rumah jabatan Dandim 0319/Mentawai. Begitu juga dengan pelaku mengaku telah

menggunakan sabu yang terdapat dirumah tersebut dan itu merupakan pertama kalinya

terdakwa mencoba menggunakan salah satu dari jenis narkotika tersebut. kemudian terdakwa

dibawa laboratorium pemeriksaan urine untuk diperiksa oleh ahli.

Jika ditinjau dari proses penyidikannya cara yang dilakukan sudah tepat dan hal ini sudah

sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam pasal 71 Undang – undang Nomor 31 tahun

1997 Tentang Peradilan Militer. Dimana dalam ketentuan tersebut diatur mengenai

wewenang dari penyidik dalam melakukan penyidikan yaitu Penyidik dalam melakukan

penyidikan terhadap suatu peristiwa yang diduga merupakan tindak pidana yang dilakukan

oleh seseorang atau diduga sebagai Tersangka, mempunyai wewenang:

a. menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang terjadinya suatu peristiwa yang

diduga merupakan tindak pidana;

b. melakukan tindakan pertama pada saat dan di tempat kejadian;

c. mencari keterangan dan barang bukti;

d. menyuruh berhenti seseorang yang diduga sebagai Tersangka dan memeriksa tanda

pengenalnya;

e. melakukan penangkapan, penggeledahan, penyitaan, dan pemeriksaan surat-surat

Page 2: Hukum Pidana Dan Acara Peradilan Militer

f. mengambil sidik jari dan memotret seseorang;

g. memanggil seseorang untuk didengar dan diperiksa sebagai Tersangka atau Saksi;

h. meminta bantuan pemeriksaan seorang ahli atau mendatangkan orang ahli yang

diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara; dan

i. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab.

B. Alat – alat Bukti Yang Digunakan

Adapun alat – alat bukti yang digunakan dalam pemeriksaan perkara ini adalah :

1. Keterangan dari saksi

Dalam kasus ini yang dijadikan sebagai saksi yang pada saat terjanya nya tindak pidana

sedang bersama dengan terdakwa.

2. Keterangan dar tersangka yaitu berupa pengakuan dar terdakwa bahwa benar dia

menggunkan sabu di salah satu rumah dinas.

3. barang bukti berupa Surat-Surat :

a. 1 (satu) lembar hasil pemeriksaan Laboratorium Test Urine Nomor

.L.0230/LHU/BLK-SB/I/2012 tanggal 31 Januari 2012 yang dibuat dan ditanda

tangan oleh Diniatul Asma, AMAK, Manajer Teknik Lab. Kesmas UPTD Balai

Laboratorium Kesehatan Propinsi Sumatera Barat, atas nama Terdakwa Pratu

Josua Damanik, Nrp. 31060572210587, Ajudan Dandim 0319 / Mentawai dengan

hasil pemeriksaan urine Negatif (-) mengandung Amphetamine.

b. 2 (dua) lembar hasil pemeriksaan Laboratorium Barang Bukti Darah, Pusat

Laboratorium Forensik Polri Cabang Medan No. LAB. 900 / NNF / 2012 tanggal

23 Februari 2012 An. Pratu Josua Damanik, No. Urut 7 yang diketahui oleh

Kepala Laboratorium Forensik Cabang Medan Dra. Melta Tarigan, M.Si dengan

hasil permeriksaan Negatif (-) mengandung Narkoba / Psikotropika.

Melihat dan meninjau alat – alat bukti yang diajukan dalam pemeriksaan perkara ini jika

disesuaikan dengan Undang – Undang Nomor 31 Tahun 1997 maka dapat dilihat bahwa telah

memenuhi yang diatur dalam pasal 171 sampai dengan pasal 177 dalam undang – undang

peradilan militer ini. Dalam pasal – pasal ini dijelaskan tentang alat – alat bukti yang sah dan

juga bahwa hakim bisa menjatuhkan putusan apabila sudah terdapat sekurang kurang 2 alat

bukti yang menunjukkan terdakwa bersalah . jadi pada dasarnya jika dilihat berdasarkan alat

bukti maka dalam perkara ini sudah sesuai dengan undang – undang peradilan militer.

Page 3: Hukum Pidana Dan Acara Peradilan Militer

C. Tinjauan Terhadap Vonis

Adapun vonis yang dijatuhkan hakim terhadap terdakwa adalah :

1. Menyatakan, menerima secara formal permohonan banding yang diajukan oleh Oditur

Militer MISWARDI, SH, KAPTEN SUS NRP. 528373.

2. Memperbaiki putusan Pengadilan Militer I-03 Padang Nomor 45-K/PM

I-03/AD/V/2012 tanggal 1 Maret 2013, mengenai pidana pokok dan pidana tambahan

sehingga berbunyi sebagai berikut :

a. Pidana pokok : Penjara selama 1 (satu) tahun 6 (enam) bulan. Menetapkan selama

waktu Terdakwa berada dalam penahanan dikurangkan seluruhnya dari pidana

yang dijatuhkan.

b. Pidana tambahan : Dipecat dari dinas militer.

3. Memerintahkan Terdakwa ditahan.

4. Menguatkan putusan Pengadilan Militer I-03 Padang Nomor 45-K/PM

I-03/AD/V/2012 tanggal 1 Maret 2013, untuk selebihnya.

5. Membebankan biaya perkara pada tingkat banding kepada Terdakwa sebesar

Rp.15.000,- (lima belas ribu rupiah). Memerintahkan kepada Panitera agar

mengirimkan salinan putusan ini beserta berkas perkaranya kepada Pengadilan Militer

I-03 Padang.

Jika melihat terhadap putusan yang dijatuhkan oleh hakim peradilan militer tingkat I

dalam kasus ini, berdasarkan ketentuan yang terdapat pada perundang – undangan peradilan

militer maka putusan yang dijatuhkan sudah tepat karena keterangan saksi dan keterangan

terdakwa saling berkkaitan dan juga bahwa vonis yang dijatuhkan ini agar memberikan efek

jera terhadap anggota TNI yang lain untuk tidak melakukan tindakan – tindakan yang sama.

D. Tinjauan Terhadap Rasio Decidendi Dalam Putusan

Beberapa pertimbangan yang digunakan hakim dalam menjatuhkan vonis terhadap

terdakwa dalam kasus ini adalah :

1. Bahwa keberatan terhadap hukuman yang dijatuhkan oleh Pengadilan Tingkat pertama

tersebut dapat diterima, karena Terdakwa terbukti bersama Kasdim dan teman-temannya

mengunakan sabu-sabu di rumah jabatan Kasdim di kamar Ajudan.

2. Terdakwa sebagai anggota TNI sebagai pengguna Narkotika dapat dikatakan merupakan

sumber kejahatan karena perbuatan Terdakwa menggunakan Narkotika jelas-jelas

melanggar hukum dan mengetahui merupakan kejahatan,

Page 4: Hukum Pidana Dan Acara Peradilan Militer

3. Bahwa perbuatan Terdakwa ini menghilangkan kepercayaan masyarakat terhadap

kredibilitas TNI dalam mendukung program Pemerintah dalam upaya pencegahan

penyalahgunaan dan peredaran Narkotika maupun kebijakan Pimpinan TNI yang melarang

setiap Prajurit TNI terlibat dalam penyalahgunaan dan peredaran Narkotika karena sangat

berpengaruh terhadap pelaksanaan tugas pokoknya yang dituntut setiap prajurit harus

mempunyai fisik yang prima dan sehat.

4. Bahwa perbuatan Terdakwa telah merusak citra TNI dan memalukan institusi TNI karena

apa yang dilakukan oleh Terdakwa bukan saja merupakan persoalan pribadi tetapi sudah

termasuk persoalan institusi TNI, maka dalam perkara Narkotika terhadap anggota TNI

sebagai pengguna Narkotika sangat membahayakan satuan dalam tingkat kedisiplinan

karena salah satu aspek penting taat hukum adalah menegakan hukum pada dirinya

sendiri.

5. Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas dan untuk memberikan efek jera

dan perbuatan tersebut tidak di contoh oleh prajurit lainnya, maka Majelis Hakim Tingkat

Banding berpendapat, Putusan Pengadilan Tingkat Pertama beralasan untuk diperbaiki

sepanjang mengenai pidananya dan pidana tambahan dipecat dari dinas Militer.

6. Menimbang, bahwa salah satu tujuan pemidanaan di Peradilan Militer adalah upaya

pembinaan Prajurit TNI agar kembali menjadi jati dirinya sebagai seorang militer yang

diandalkan dengan tidak mengulangi pelanggaran serta tidak ditiru oleh Prajurit TNI yang

lain.

7. Menimbang, bahwa mengenai pembuktian unsur-unsur tindak pidana dalam Putusan

tersebut Majelis Hakim Tingkat Banding berpendapat, bahwa Pengadilan Militer Tingkat

Pertama telah memberikan pertimbangan yang tepat dan benar sesuai fakta perbuatan dan

fakta hukum oleh karena itu pertimbangan tersebut akan menjadi pendapat Majelis Hakim

Tingkat Banding dalam mengadili dan memutus perkara ini.

8. Menimbang, bahwa dengan alasan dan pertimbangan tersebut di atas, Putusan Pengadilan

Militer Tingkat Pertama harus diperbaiki sebagaimana bunyi diktum di bawah ini.

9. Menimbang, bahwa selama waktu Terdakwa berada dalam penahanan dikurangkan

seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan.

10. Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa harus dipidana, maka biaya perkara tingkat

banding harus dibebankan kepada Terdakwa.

11. Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa dijatuhi pidana tambahan pemecatan dari dinas

Militer dan dikhawatirkan akan melarikan diri, maka Majelis Hakim Tingkat Banding

memandang perlu Terdakwa ditahan.

Page 5: Hukum Pidana Dan Acara Peradilan Militer

12. Mengingat, pasal 127 ayat (1) huruf a UU RI No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika jo

pasal 26 KUHPM, dan ketentuan perundang-undangan lain yang bersangkutan.

Dari pertimbangan pertimbangan yang dijadikan hakim sebagai dasar pertimbangan

dalam menjatuhkan putusan menurut pendapat saya sudah tepat dikarenakan dengan

memberikan sanksi yang tegas akan memberikan efek jera sehingga anggota – anggota TNI

yang lainnya dalam bersikap lebih hati – hati, disamping mereka sebagai aparatur negara, hal

– hal seperti yng dilakukan terdakwa akan merusak citra dari institusi TNI itu sendiri dan

akan menghilangkan rasa percaya masyarakat terhadap intitusi TNI tersebut.

Demikian analisis yang dapat saya lakukan terhadap putusan ini. Semoga dapat

bermamfaat buat yang membacanya.