hukum mengkonsumsi air seni unta untuk ...repository.uinjambi.ac.id/2145/1/skripsi muhammad...hukum...

81
HUKUM MENGKONSUMSI AIR SENI UNTA UNTUK PENGOBATAN (STUDI PERBANDINGAN PEMIKIRAN IMAM SYAFI’I DAN IMAM MALIK) SKRIPSI MUHAMMAD MU’AZ BIN AZHAR NIM: SPM 160038 PEMBIMBING : Drs M. HASBI ASH-SHIDDIQI, MA ALHUSNI, S. Ag., M.HI PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2019

Upload: others

Post on 06-Feb-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • HUKUM MENGKONSUMSI AIR SENI UNTA UNTUK PENGOBATAN

    (STUDI PERBANDINGAN PEMIKIRAN IMAM SYAFI’I

    DAN IMAM MALIK)

    SKRIPSI

    MUHAMMAD MU’AZ BIN AZHAR

    NIM: SPM 160038

    PEMBIMBING :

    Drs M. HASBI ASH-SHIDDIQI, MA

    ALHUSNI, S. Ag., M.HI

    PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB

    FAKULTAS SYARIAH

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

    2019

  • ii

  • iii

  • iv

  • v

  • vi

    MOTTO

    َّٰلِِهنَي إَِلا ّلِۡلُهۡؤِنينَِي َوََل يَزِيُد ٱلظاََ ِشَفآءٞ َورَۡۡحَةٞ ٌُ ُِل ِنَو ٱۡلُقۡرَءاِن َنا َوُنَنّ

    َخَساٗرا

    Artinya : “Dan kami turunkan dari Al-Quran (sesuatu) yang menjadi penawar

    dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang

    zalim (Al-Quran itu) hanya akan menambah kerugian”1

    1 Al-Israa (17):82

  • vii

    PERSEMBAHAN

    ِحْيمِ ْحَمِه الرَّ ِ الرَّ بِْسِم ّللاه

    Kupersembahkan skripsi ini kepada

    Ibunda Dan Ayahanda Yang Tercinta

    Sebagai tanda bakti, hormat dan rasa terima kasih yang tiada terhingga

    Kupersembahkan skripsi ini kepada Ayahanda Azhar bin Abu Zarim dan ibunda

    Misleha binti Salamal yang telah mendidik dan mengasuh anaknda dari kecil

    hingga dewasa dengan penuh kasih sayang, agar kelak anaknda menjadi anak

    yang berbakti kepada kedua orang tua dan berguna bagi Agama, Nusa dan

    Bangsa, dan dapat meraih cita-cita.

    Kekanda Tercinta

    Untuk saudaraku, Muhammad Asyraf, Nur Sakinah, NurAisyah Syakirah,

    Fatimah Az-zahra‟, Muhammad Yusuf, Asma‟ Asyiqin, Siti Fatimah. M terima

    kasih di atas segala perhatian dan dorongan yang diberikan, semoga segala

    sesuatu yang terjadi di antara kita merupakan rahmat dan anugerah dari-Nya, serta

    menjadi sesuatu yang indah buat selama-lamanya.

  • viii

    ABSTRAK

    Muhammad Mu‟az bin Azhar, SPM 160038, Hukum Mengkonsumsi Air Seni Onta

    Untuk Pengobatan (Studi Perbandingan Pemikiran Imam Syafi’I dan Imam

    Malik). Skripsi ini adalah untuk ingin mengetahui masalah kebenaran status

    kehalalan air seni onta tersebut yang dikonsumsi sebagai obat. Dan bagaimanakah

    pandangan dari Imam Syafi‟I dan Imam Malik mengenai konsumsi air seni onta

    untuk pengobatan tersebut. Tujuan penelitian ini penulis ingin mencoba untuk

    melakukan penelitian lebih lanjut dan terdorong untuk mengalanisa lebih dalam

    dan menjadikan karya ilmiah melalui skripsi ini. Pendekatan penelitian yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan menggunakan

    metode diskriptif. Instrumen pengumpulan data adalah melalui studi dokumentasi

    atau studi literatur. Jenis penelitian yang digunakan dalam kajian ini yiaitu library

    research (kajian pustaka) supaya penulis dapat meneliti dan membahas kajian ini

    secara rinci dan membahas permasalahan ini dengan lebih mendalam. Dengan

    menggunakan data primer yaitu dari buku-buku seperti Sahih bukhari, al umm,

    ilmu pengobatan, manakala data skunder yang merupakan data pelengkap atau

    pendukung yang diperoleh melalui buku-buku, jurnal, dan juga artikel-artikel.

    Hasil dari kajian tersebut Menurut Imam Syafi‟i memandang status kotoran dan

    air seni onta adalah najis, air seni onta dikatagorikan sebagai benda yang haram

    dikonsumsi, kecuali di dalam keadaan darurat. Menurut Imam Malik pula air

    kencing hewan yang memakan atau meminum benda najis adalah berstatus najis

    sehingga air kencing dan kotorannya menjadi najis.

  • ix

    KATA PENGANTAR

    ِحْيمِ ْحَمِه الرَّ ِ الرَّ بِْسِم ّللاه

    Puji dan syukur yang sedalam-dalamnya penulis panjatkan kehadrat Allah

    SWT atas segala rahmat dan kurnia-Nya. Shalawat dan Salam turut dilimpahkan

    kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAWملسو هيلع هللا ىلص yang sangat dicintai.

    Alhamdulillah dalam usaha menyelesaikan skripsi ini penulis sentiasa diberi

    nikmat kesehatan dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

    yang berjudul “Hukum Mengkonsumsi Air Seni Onta Untuk Pengobatan

    (Studi Perbandingan Pemikiran Imam Syafi’i Dan Imam Malik)”.

    Skripsi ini disusun sebagai sumbangan pemikiran terhadap pengembangan

    ilmu syariah dalam bahagian perbandingan mazhab dan juga memenuhi sebagian

    persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam Jurusan

    Perbandingan Mazhab pada Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan

    Thaha Saifuddin Jambi, Indonesia.

    Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis akui tidak terlepas dari menerima

    hambatan dan halangan baik dalam masa pemgumpulan data maupun

    penyusunannya. Situasi yang mencabar dari awal hingga keakhir menambahkan

    lagi daya usaha untuk menyelesaikan skripsi ini agar selari dengan penjadualan.

    Dan berkat kesabaran dan sokongan dari berbagai pihak, maka skripsi ini dapat

    juga diselesaikan dengan baik seperti yang diharapkan.

  • x

    Oleh karena itu, hal yang pantas penulis ucapkan adalah jutaan terima kasih

    kepada semua pihak yang turut membantu sama ada secara langsung maupun

    secara tidak langsung menyelesaikan skripsi ini, terutama kepada:

    1) Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA Rektor UIN STS Jambi, Indonesia.

    2) Bapak Dr. AA. Miftah, M. Ag, Dekan Fakultas Syariah UIN STS Jambi,

    Indonesia.

    3) Bapak H. Hermanto Harun, Lc, M. HI, Ph.D selaku Wakil Dekan Bidang

    Akademik, Ibu Dr Rahmi Hidayati, S. Ag, M.HI, Wakil Dekan Bidang

    Administrasi Umum, Perancanaan dan Keuangan dan Ibu Dr. Yulianti, S.

    Ag. MHI, Wakil Dekan Kemahasiswaan dan Kerjasama di lingkungan

    Fakultas Syariah UIN STS Jambi, Indonesia.

    4) AlHusni, S. Ag., M. HI, Ketua Jurusan Perbandingan Mazhab dan Bapak

    Yudi Armansyah, M. Hum, Sekretaris Jurusan Perbandingan Mazhab,

    Fakultas Syariah UIN STS Jambi, Indonesia.

    5) Bapak Drs M. Hasbi Ash-Shiddiqi, MA Pembimbing I dan Bapak Al

    Husni, S. Ag., M. HI Pembimbing II skripsi ini yang telah banyak

    memberi masukan, tunjuk ajar dan bimbingan kepada penulis dalam

    menyelesaikan skripsi ini.

    6) Bapak dan ibu dosen yang telah mengajar sepanjang perkuliahan, asisten

    dosen serta seluruh karyawan dan karyawati yang telah banyak membantu

    dalam memudahkan proses menyusun skripsi di Fakultas Syariah UIN

    STS Jambi, Indonesia.

  • xi

    7) Untuk sahabat yang diingati, Firdaus, Amirul Aizad, Riduan, Bullqini,

    Hairi, Hafiz, Hashim, Adam, Zulkarnain, serta teman-teman lain yang

    tergabung dalam Persatuan Kebangsaan Pelajar Malaysia Di Indonesia

    Cawangan Jambi, ribuan terima kasih di ucapkan atas segala pikiran,

    bantuan kalian, sehingga skripsi ini selesai. semoga ALLAH SWT melipat

    gandakan pahala amalan kalian.

    Di samping itu, disadari juga bahwa skripsi ini masih ada kekurangan

    dan jauh dari kesempurnaan baik dari segi teknis penulisan, analisis data,

    penyusunan maklumat maupun dalam mengungkapkan argumentasi pada

    bahan skripsi ini. Oleh karenanya diharapkan kepada semua pihak dapat

    memberikan kontribusi pemikiran, tanggapan dan masukan berupa saran,

    nasihat dan kritik demi kebaikan skripsi ini. Semoga apa yang diberikan

    dicatatkan sebagai amal jariyah di sisi Allah SWT dan mendapatkan ganjaran

    yang selayaknya kelak.

  • xii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

    PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR .................................... ii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................... iii

    PENGESAHAN ................................................................................................. iv

    PERNYATAAN ................................................................................................. v

    MOTTO ............................................................................................................. vi

    PERSEMBAHAN .............................................................................................. vii

    ABSTRAK ......................................................................................................... viii

    KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix

    DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii

    PEDOMAN TRANSLITERASI ...................................................................... xiv

    DAFTAR SINGKATAN ................................................................................... xv

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah............................................................................... 6

    C. Batasan Masalah ................................................................................. 6

    D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian .......................................................... 6

    E. Kerangka Teori ................................................................................... 7

    F. Tinjauan Pustaka................................................................................. 9

    G. Metode Penelitian ............................................................................... 11

    H. Sisitematika Penulisan ........................................................................ 14

    BAB II BIOGRAFI IMAM SYAFI’I DAN IMAM MALIK

    A. Imam Syafi‟i ....................................................................................... 16

    B. Imam Malik ........................................................................................ 24

  • xiii

    BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM MENGKONSUMSI AIR

    SENI UNTA UNTUK PENGOBATAN

    A. Hukum ........................................................................................... 36

    B. Keistimewaan Unta ........................................................................ 36

    C. Mukjizat Penciptaan Unta .............................................................. 40

    D. Bentuk Unta ................................................................................... 42

    E. Air Seni Unta ................................................................................. 46

    F. Konsep Umum Pengobatan ........................................................... 48

    G. Larangan Meminum Air Seni Unta ............................................... 51

    BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL KAJIAN

    A. Hukum Menggunakan Air Seni Unta Untuk Pengobatan

    Menurut Imam Syafi‟i Dan Imam Malik

    1. Imam Syafi‟i ......................................................................... 53

    2. Imam Malik .......................................................................... 55

    B. Manfaat Air Seni Unta Dalam Segi Kesehatan ............................. 56

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan .................................................................................... 60

    B. Saran-Saran .................................................................................... 60

    C. Kata Penutup ................................................................................. 62

    DAFTAR PUSTAKA

    CURRICULUM VITAE

    PENGALAMAN ORGANISASI

  • xiv

    PEDOMAN TRANSLITERASI

    n ن g غ sy ش kh خ A ا

    w و f ف ṣ ص d د B ب

    t ت ق ḍ ض ż ذ q h ه

    r ر ṡ ث ك ṭ ط k ء ˋ

    z ز J ج y ي l ل ẓ ظ

    m م ʻ ع s س ḥ ح

    â = a panjang î = u panjang

    û = u panjang Au = او Ay = اَى

  • xv

    DAFTAR SINGKATAN

    UIN STS : Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin

    M : Masihi

    H : Hijriah

    S.W.T : Subhanahuwata‟ala

    S.A.W : Sallallahu „alaihiwasallam

    Ra : Radiallahu „an

    Q.S : Al-Quran dan Sunnah

    Hlm : Halaman

    BBB : Bandar Baru Bangi.

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Di Indonesia telah timbul suatu isu mengenai hukum meminum air seni

    unta, ini karena seorang agamawan di Indonesia telah meminum dan mengajak

    orang ramai untuk meminum air seni unta sehingga membingungkan masyarakat

    mengenai hukum meminum air seni tersebut. Wasekjen Bidang Fatwa MUI KH

    Sholahudin Al Ayub mengatakan ada perbedaan pendapat dari para ulama soal

    meminum air kencing unta. Ada yang membolehkan dan ada yang tidak

    membolehkan namun sebagian besar ulama mengatakan bahwa hukum

    mengkonsumsi air seni unta adalah tidak diperbolehkan.

    Larangan tersebut muncul karena air kencing merupakan kotoran yang

    berasal dari dalam tubuh sehingga dianggap sebagai najis. Sementara bagi yang

    memperbolehkan menganggap ada manfaat dari air kencing unta. Tambahan, ada

    yang menyatakan itu tidak boleh melalui dasar dari hadis yaitu apa yang keluar

    dari dua jalan, jalan depan dan belakang dari hewan ternak itu adalah bagian yang

    najis.

    Perkembangan dunia medis dewasa ini kurang memperhatikan aspek

    kehalalan bahan baku obat-obatan. Sementara itu sebagian masyarakat belum

    memiliki pemahaman tentang perlunya kehalalan obat, karena menganggap bahwa

    pengobatan masuk kedalam kategori darurat. Islam mensyariatkan pengobatan

  • 2

    karena ia bagian dari perlindungan dan perawatan kesehatan. Dalam usaha

    mencari kesembuhan wajib menggunakan metode pengobatan yang tidak

    melanggar syariat.2

    Adapun penggunaan obat yang berbahan najis atau haram untuk

    pengobatan hukumnya haram kecuali memenuhi syarat sebagai berikut:3

    1. Digunakan pada kondisi keterpaksaan (darurat), yaitu kondisi

    keterpaksaan yang apabila tidak dilakukan dapat membahayakan jiwa

    manusia, atau kondisi keterdesakan yang sama dengan kondisi darurat,

    yaitu kondisi keterdesakan yang apabila tidak dilakukan, maka akan dapat

    membahayakan eksistensi jiwa manusia di kemudian hari.

    2. Belum ditemukan bahan yang halal dan suci.

    3. Adanya rekomendasi paramedic kompeten atau terpercaya bahwa tidak

    ada obat yang halal.

    Berbicara soal najis yang digunakan sebagai obat, ada kasus yang timbul

    mengenai meminum air seni unta dan susu unta untuk di jadikan obat, seperti

    yang telah diketahui bahwa air kencing termasuk najis begitu juga dengan air seni

    unta, namun bermanfaat untuk dijadikan sebagai obat seperti yang pernah terjadi

    pada zaman Nabi Muhammad SAW yang mana pada saat itu baginda

    memerintahkan mereka (masyarakat) untuk mengembala unta, karena dengan

    meminum susu serta air kencingnya (unta) dapat mengobati penyakit. Maka

    2 H. Hasanuddin, Asrorun Ni‟am Sholeh, MUI: Penggunaan Bahan Najis Dalam Obat-

    obatan Hukumnya Haram, diakses melalui alamat http://www.voa-islam.com/read/indonesiana

    /2013/09/05/26664/mui-penggunaan-bahan-najis-dalam-obatobatan-hukumnya-haram/#sthash.

    WLTnzzqS.dpbs, tanggal 26 Februari 2018

    3 Ibid

  • 3

    mereka pun ikut mengembala unta, meminum susu dan air kencing unta sampai

    tubuh mereka menjdi sehat4.

    Berobat dengan benda yang najis hukumnya di bolehkan, dengan syarat-

    syarat tertentu:

    1. Tidak ada obat yang berasal dari bahan yang suci untuk menggantikannya,

    jika terdapat obat dari bahan yang suci maka hukumnya haram apabila

    berobat dengan benda najis.

    2. Jika memang benda najis itu diketahui secara ilmu kedokteran berkhasiat

    sebagai obat dan tidak ada obat lain dari bahan yang suci yang bisa

    menggantikannya.5

    Pemahaman ini diambil dari hadits riwayat al-Bukhari dan Muslim tentang

    orang-orang dari „Urainah yang berobat dengan air kencing unta, dan kencing

    unta menurut Imam Syafi‟i hukumnya najis. Dan mereka memahami hadits

    „Sesungguhnya Allah tidak menjadikan kesembuhan kalian dari apa-apa yang

    diharamkan atas kalian.

    Bagi Imam Syafi‟i memandang status kotoran dan air seni unta adalah

    najis, air seni unta di kategorikan sebagai benda yang haram di konsumsi. Mereka

    mendasarkan pandangannya pada hadits Rasulullah SAW yang menyatakan

    bahwa kotoran hewan itu najis. Sedangkan kedua imam ini memahami hadits

    perihal masyarakat Uraiyin sebagai izin darurat Rasulullah untuk kepentingan

    4 Gloria Setyvani Putri, Minum Susu Dan Kencing Kita Mengikutinya?, diakses melalui

    alamat http://sains.kompas.com/read/2018/01/08/071832323/minum-susu-dan-kencing-unta-

    haruskah-kita-mengikutinya, tanggal 26 Februari 2018

    5 Al-Bukhari Dalam Shahih Al-Bukhari (7/110) Tanpa Sanad, Dan Dinisbahkan Pada Ibn

    Mas‟ud Radhiyallahu „Anhu. Al-Baihaqi Dalam As-Sunan Ash-Shaghir (4/84)

    http://sains.kompas.com/read/2018/01/08/071832323/minum-susu-dan-kencing-unta-haruskah-kita-mengikutinyahttp://sains.kompas.com/read/2018/01/08/071832323/minum-susu-dan-kencing-unta-haruskah-kita-mengikutinya

  • 4

    pengobatan. Air kencing, muntah, dan kotoran baik hewan maupun manusia

    mutlak najis sesuai perintah Rasulullah SAW untuk membasuh air kencing.

    Bagi Imam Malik, air kencing hewan yang memakan atau meminum

    benda najis juga berstatus najis sehingga air kencing dan kotorannya menjadi

    najis. Berlaku juga bila hewan-hewan ini makruh dimakan, maka air kencing dan

    kotorannya juga makruh. Jadi status kencing hewan itu mengikuti status kenajisan

    daging hewan itu sendiri sehingga status air kencing hewan yang haram dimakan

    adalah najis. Sedangkan status air kencing hewan yang halal dimakan adalah

    suci.6

    pandangan para ulama mengenai hadits al uraiyin7

    ٍِ َياِنك ٍْ أَََِس ْب ٍْ ُعْكم َع ِديَُتَ , فَأََيَر –أَْو عَُرْيَُتَ –قَاَل : قَِدَو ََاٌس ِي ًَ فَاْجتََىُوا اْن

    ٌْ يَْشَربُ ىا نَُهْى انَُّبِيُّ ملسو هيلع هللا ىلص بِِهقَاح , َوأََيَرهُْى أَ ا َصحُّ ًَّ ََْطهَقُىا. فَهَ ٍْ أَْبَىاِنَها َوأَْنبَاََِها فَا ىا ِي

    ِ قَتَهُىا َراِعَي انَُّبِّي

    Artinya: Dari Anas Bin Malik Radhiyallahu `anhu, ia berkata,”Telah datang

    sekelompok orang dari Ukl atau Urainah, kemudian mereka enggan

    bermukim di Madinah, lalu Rasulullah SAW memerintahkan untuk

    menyediakan unta-unta yang memiliki susu dan menyuruh mereka untuk

    meminum air kencing dan susunya, kemudian mereka pun pergi. Dan

    ketika mereka sehat, mereka membunuh penggembala Nabi Shallallahu

    Alaihi Wasallam. (Riwayat Al Bukhari)8

    6 Alhafiz Kurniawan, Hukum Minum Air Kencing Unta, diakses melalui alamat

    http://www.nu.or.id/post/read/85017/hukum-meminum-air-kencing-unta tanggal 26 Februari 2018

    7 Sholah Salim,Hukum Mengonsumsi Air Seni Onta Menurut Berbagai Mazhab, diakses

    melalui alamat https://www.hidayatullah.com/kajian/ikhtilaful-ummah/read/2018/01/15/133004/

    hukum-mengkonsumsi-air-seni-onta-menurut-ulama-berbagai-madzhab.html tanggal 26 Februari

    2018

    8 Al-Bukhari, Shahih Al-Bukhari, (7/110) Tanpa Sanad, Dan Dinisbahkan Pada Ibn

    Mas‟ud Radhiyallahu „Anhu. Al-Baihaqi Dalam As-Sunan Ash-Shaghir (4/84)

    http://www.nu.or.id/post/read/85017/hukum-meminum-air-kencing-unta

  • 5

    Penulis mengangkat judul ini karena tertarik dengan isu meminum air seni

    unta yang berlaku pada awal tahun 2018 di Indonesia. Isu ini terkait dengan

    seorang agamawan yang juga menjabat sebagai Ketua Gerakan Nasional

    Pengawal Fatwa (GNPF) yang telah menyatakan bahwa beliau telah mengaku dan

    mengajak umat muslim untuk mencoba air seni unta.

    Alasannya karena air seni unta halal di konsumsi dan beliau meminum air

    seni unta dengan merujuk kepada hasil riset yang dilakukan oleh Dr. Faten Abdel-

    Rahman Khorshid. Beliau merupakan staf Universitas King Abdul Aziz dan juga

    staf Presiden Tissues Culture Unit Pusat Penelitian Medis King Fahd.

    Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) menyatakan bahwa air

    seni unta boleh menyembuhkan sel-sel kanker dan menyehatkan sel yang tidak

    terserang dan mengandung zat obat dan halal dalam pengobatan.9

    Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin mencoba untuk melakukan

    penelitian lebih lanjut dan terdorong untuk menganalisa lebih dalam dan

    menjadikan karya ilmiah melalui skripsi dengan judul “HUKUM

    MENGKONSUMSI AIR SENI UNTA UNTUK PENGOBATAN (STUDI

    PERBANDINGAN PEMIKIRAN IMAM SYAFI’I DAN IMAM MALIK)”.

    9 Bimo Wiwoho, Bachtiar Nasir Minum Air Kencing Unta Dan Ajak Muslim Mencoba,

    diakses melalui alamat https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180105164038-20-

    267028/bachtiar-nasir-minum-air-kencing-unta-dan-ajak-muslim-mencoba tanggal 26 Ferbuari

    2018

    https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180105164038-20-267028/bachtiar-nasir-minum-air-kencing-unta-dan-ajak-muslim-mencobahttps://www.cnnindonesia.com/nasional/20180105164038-20-267028/bachtiar-nasir-minum-air-kencing-unta-dan-ajak-muslim-mencoba

  • 6

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, yang menjadi

    permasalahan dalam penelitian ini adalah :

    1. Apakah manfaat air seni unta dalam segi kesehatan?

    2. Bagaimana hukum menggunakan air seni unta untuk pengobatan menurut

    Imam Syafi‟i dan Imam Malik?

    C. Batasan Masalah

    Untuk memudahkan pembahasan serta tidak menyalahi sistematik

    penulisan karya ilmiah sehingga membawa hasil yang diharapkan, maka penulis

    membatasi masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini, hanya membahas dari

    segi pendapat Imam Syafi‟I dan Imam Malik sehingga tidak terkeluar dari topik

    pembahasan skripsi ini.

    D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

    Bertitik tolak dari latar belakang masalah dan pokok permasalahan yang

    menjadi pokok pembahasan, maka tujuan dan penelitian karya ilmiah ini adalah:

    a. Tujuan Penelitian

    1. Untuk mengetahui manfaat air seni unta untuk segi kesehatan.

    2. Untuk mengetahui hukum menggunakan air seni unta untuk

    pengobatan menurut Imam Syafi‟I dan Imam Malik.

  • 7

    b. Kegunaan Penelitian

    1. Sebagai teoriti menambah pengetahuan penulis tentang bagaimana metode

    istinbath hukum Imam Syafi‟I dan Imam Malik tentang pengobatan

    dengan air seni unta.

    2. Sebagai bahan bacaan dan rujukan bagi mahasiswa, penelitian dan

    masyarakat seluruhnya melalui pembuatan dan penyusunan karya ilmiah

    sacara baik.

    E. Kerangka Teori

    Kerangka teori yang digunakan penulis adalah karena ingin mengkaji dan

    menjelaskan hukum mengkonsumsi air seni unta untuk pengobatan (studi

    perbandingan pemikiran Imam Syafi‟i dan Imam Malik).

    1. Konsumsi.

    Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) bermaksud pemakaian

    barang-barang hasil industri seperti bahan pakaian dan makanan. Selain itu,

    konsumsi bermaksud barang-barang yang langsung memenuhi keperluan hidup

    manusia.10

    2. Urin.

    Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) bermaksud zat cair buangan

    yang terhimpun di dalam kandung kemih dan dikeluarkan dari dalam tubuh

    melalui saluran kencing, atau kata lain disebut sebagai air kencing, air kemih atau

    air seni.11

    10 Kamus Bahasa Indonesia, Tim Penyusun, , (Jakarta:Pusat Bahasa Departemen

    Pendidikan Nasiomal, 2008), Hlm 750.

    11

    Ibid Hlm 1597.

  • 8

    3. Pengobatan.

    Ilmu kehidupan berkenaan menjaga dan mempertahankan kesehatan dan rasa

    sehat. Dengan kata lain, pengobatan adalah ilmu untuk mencegah dan

    menyembuh penyakit. Pengobatan meliputi pengetahuan sains dan penggunaan

    pengetahuan tersebut. Ada nernagai jenis cabang ilmu pengobatan yang spesifik

    untuk organ dan penyakit tertentu. Macam-macam pengobatan menjadi tiga

    seperti berikut12

    Pengobatan tradisional, pengobatan moden, pengobatan islam.

    Sedikit silsilah ringkas mengenai Imam Syafi‟i, nama lengkapnya ialah

    Muhammad bin Idris asy-Syafi`i, lahir di Gaza, Palestina, 150 H (767 M) dan

    wafat di Mesir pada 204 H ( 819 M ). Beliau adalah pendiri Mazhab Syafi‟i yang

    moderat. Beliau adalah peletak dasar ilmu Ushul Fiqh. Mazhab Syafi‟i memiliki

    dua (2) dasar yaitu, Qadim dan Jadid. Beliau adalah salah seorang murid dari

    Imam Malik di Madinah dan murid dari Muslim bin khalid az Zanji di Makkah.

    Dan juga sempat menimba ilmu di Iraq dari murid Imam Abu Hanifah. Diantara

    kitab yang beliau tulis adalah Ar Risalah, Al Hujjah, dan Al Umm.13

    Silsilah ringkas Imam Malik pula, nama lengkapnya Malik ibn Anas bin

    Malik bin „Amr al-Asbahi atau Malik bin Anas. Lahir di Madinah pada tahun 93

    H (714 M). Dan wafat pada tahun 179 H (800 M). Beliau adalah pakar dibidang

    fikih dan ilmu hadis, merupakan pendiri mazhab Maliki. Fikih yang beliau

    kembangkan bersandar pada penggunaan hadis dan kebiasaan penduduk madinah.

    12 “Perubatan”, diakses melalui https://ms.wikipedia.org/wiki/Perubatan Tanggal 27

    Ferbuari 2018.

    13

    Mohammad Yasir Abd Mutholib, Imam Syafi’I Ringkasan Kitab Al Umm, Abdullah

    Muhammad bin Idris, (Pustaka Azzam Anggota IKAPI DKI Jakarta, 2015) hlm769

    https://ms.wikipedia.org/wiki/Perubatan

  • 9

    Kitab yang disusun oleh beliau adalah Al Muwaththa‟. Memuat seratus ribu

    (100.000) hadis. Yang paling terkenal adalah yang diriwayatkan dari Yahya bin

    Yahyah al Laitsi al Andalusi al Mashmudi.14

    F. Tinjaun Pustaka

    Sejauh ini, penulis telah membaca karangan-karangan ilmiah yang

    membahas tentang najis yang ada keterkaitannya dengan judul penelitian penulis

    di antaranya adalah: yang pertama, hukum menggunakan benda najis dalam

    pengobatan menurut ibn taimiyyah dan yusuf qardawi yang telah ditulis oleh

    saudari Nurul Syafiqah Mohd Safari NIM (13159002) yang membahas tentang

    bagaimana hukum menggunakan benda najis dalam pengobatan dan bagaimana

    persamaan dan perbedaan hukum menggunakan benda najis dalam pengobatan

    menurut menurut Ibn Taimiyyah dan Yusuf Al-Qardawi.

    Terdapat perbedaan antara judul penulis dengan judul yang telah ditulis

    oleh saudari Nurul Syafiqah Mohd Safari yang mana judul hukum menggunakan

    benda najis dalam pengobatan menurut Ibn Taimiyyah Dan Yusuf Qardawi yang

    membahas lebih kepada kesemua hewan dan lebih umum kajiannya dan diambil

    pendapat Ibn Taimiyyah Dan Yusuf Al-Qardawi. Penulis pula membahaskan

    tentang hukum mengkonsumsi air seni unta untuk pengobatan (studi perbandingan

    pemikiran Imam Syafi‟I dan Imam Malik).

    Yang kedua, urine unta (studi nalar hadis dan pendekatan medis) yang di

    tulis oleh saudari Fitri Sari NIM (3006163001) yang membahas mengenai

    14 Rahmah Hidayatullah, Al Muwaththa’ Imam Malik, Nur Alim, (Pustaka Azzam,

    Jakarta, 2006) hlm 656.

  • 10

    memperoleh pengetahuan yang lebih rinci tentang bagaimana kedudukan hadis

    tentang urine unta. Menganalisis pendapat ulama tentang berobat dengan urine

    unta berdasarkan hadis Rasulullah saw. Serta mendeskripsikan manfaat urine

    unta dalam bidang medis.

    Perbedaan antara judul penulis dan judul ditulis oleh saudari Fitri Sari

    yang judulnya tentang urine unta (studi nalar hadis dan pendekatan medis) lebih

    membahaskan tentang hadis dari setiap aspek lebih terperinci. Hasil Kesimpulan

    dalam penelitian dapat dipahami bahwa: kedudukan hadis mengenai urine unta

    adalah sahih. Mengenai pendapat ulama, terjadi perbedaan pendapat, ada yang

    menyatakan urine unta najis dan ada yang menyatakan suci.

    Yang ketiga, yaitu Urine Sebagai Obat (Telaah Terhadap Hadis-hadis

    Pengobatan) yang di tulis oleh Amin Razak Kamaludin, Uin Sunan Kalijaga 2005.

    Skripsi ini membahas tentang telaah terhadap hadis-hadis berobat dengan urine

    yang dikhususkan kepada urine unta, beliau mengumpulkan hadis-hadis yang

    bertentangan dengan hadis yang membolehkan dan melarangnya, dengan

    menggunakan metode (al-Jam„u wa Taufiq).

    Terdapat perbedaan antara judul penulis dengan judul yang telah di tulis

    oleh saudara Amin Razak Kamaludin, yang mana Judulnya yaitu Urine sebagai

    obat (telaah terhadap hadis-hadis pengobatan) lebih mengkhususkan kepada

    hadis-hadis urine unta yang membolehkan dan melarangnya dengan menggunakan

    metode (al-Jam u wa Taufiq), sedangkan Judul skripsi ini sendiri membahas

    tentang pengobatan yang lebih menghusukan pada pandangan Imam Syafi‟I dan

  • 11

    Imam Malik. Meskipun kedua-dua imam membolehkan, atas sebab dan asalan

    sendiri.

    Kesimpulannya, pada semua tinjauan pustaka yang digunakan penulis

    memiliki perbedaan yang mana tinjauan pustaka tidak secara khusus mengkaji

    tentang judul yaitu “Hukum Mengkonsumsi Air Seni Unta Untuk Perobatan

    (Studi Perbandingan Pemikiran Imam Syafi’I dan Imam Malik).” Namun

    skripsi-skripsi yang digunakan adalah sebagai rujukan bagi mengumpul semua

    data upaya analisis penulis terhadap skripsi ini dapat dicapai.

    G. Metode Penelitian

    Dalam setiap penelitian ilmiah, selalu menggunakan metode-metode

    tertentu agar penelitian dapat berjalan secara terarah dan mencapai hasil yang

    diharapkan. Adapun metode-metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah :

    1. Pendekatan Penelitian.

    Penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif, analisis dan komparatif. Dalam

    penelitian ini penulis mendeskriptifkan pemikiran dua imam yaitu Imam Syafi‟I

    dan Imam Malik tentang hukum mengkonsumsi air seni unta untuk pengobatan.

    2. Jenis Penelitian.

    Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

    kepustakaan (library research). Penelitian kepustakaan adalah sebuah penelitian

    yang dilakukan untuk literatur-literatur pustaka saja. Bagi memenuhi keperluan

    tersebut, penulis menggunakan buku-buku rujukan yang asli atau data-data yang

    berkaitan dengan permasalahan yang dibahas.

  • 12

    3. Jenis Sumber Data Penelitian.

    a) Jenis Data

    Terdapat dua jenis data yang diperunakan di dalam

    penelitian ini yaitu, pertama Data Primer yakni diperoleh secara

    langsung atau terus kepada objek yang ingin di kaji. Kemudian

    yang kedua yaitu Data Skunder yakni diperoleh data melalui

    perantara atau dari orang lain, data tersebut tidak langsung

    diperolehi oleh objek yang dikaji.

    b) Sumber Data

    Sumber data yang diperoleh adalah melalui dua data yang

    dijelaskan yaitu Sumber Data Primer dan Data Skunder. Sumber

    data primer yaitu sumber pokok dalam penelitian seperti Al-Quran,

    Hadis, kitab-kitab seperti kitab Biografi Empat Imam Mazhab,

    Kiitab Al Umm, Kitab Al Muwaththa‟ Imam Malik, Kitab

    Bidayatul Mujtahid, Hadis-hadis Hukum, Tafsir Ibnu Katsir,

    Keajaiban Resep Obat Nabi Menurut Sain Klasik dan Modern.

    Sumber yang kedua yaitu Data Skunder, data yang

    diperoleh dari bahan perpustakaan atau literature yang mempunyai

    hubungannya dengan objek penelitian oleh dikarenakan penelitian

    ini deskriptif normative, maka data skunder juga diperlukan.

    Contohnya sumber data skunder ialah seperti buku-buku yang tidak

    secara langsung berkaitan dengan bahasa penelitian seperti jurnal-

    jurnal yang ada relevansinya dengan perbahasan dan dokumen.

  • 13

    4. Teknik Pengumpulan Data.

    Mengingat penelitian ini menggunakan studi kepustaan (Library

    research), maka teknik pengumpulan data melalui berbagai tatapan

    sebagai berikut :

    a) Mengumpulkan buku-buku atau bahan bacaan yang berkaitan

    dengan masalah yang diteliti.

    b) Mengklasifikasikan data-data yang ada pada buku-buku atau bahan

    bacaan yang kaitannya dengan bahan yang diteliti.

    5. Analisis Data.

    Data yang telah dikumpulkan dianalisis secara deskriptif kualitatif

    dan komparatif, yaitu menguraikan seluruh permasalahan yang ada dengan

    jelas dan tersusun, serta dikemukakan perbedaan pandangan tersebut.

    Kemudian ditarik kesimpulan secara deduktif, menarik suatu kesimpulan

    dari penguraian bersifat umum ke khusus, sehingga penyajian hasil

    penelitian ini dapat difahami dengan mudah. Metode yang digunakan

    sebahai berikut :

    a) Metode deskriptif analisis yaitu dari data yang terkumpul disusun

    secara sistematik untuk diuraikan dengan penjelasan secara detail,

    lalu dibahas secara ilmiah sesuai dengan prosedurnya. Metode ini

    digunakan untuk menganalisa sebuah data yang ada.

    b) Metode komparatif, yaitu metode yang digunakan untuk

    menentukan persamaan dan perbedaan antara pandangan Imam

    Syafi‟I dan Imam Malik.

  • 14

    H. Sistematika Penulisan

    Untuk mengetahui dan menjelaskan secara garis besar penyusunan skripsi

    ini maka penilus akan menerangkan sistematika skripsi sebagai berikut :

    Bab pertama, penulis akan memperkenalkan ketentuan-ketentuan pokok

    dalam penyusunan skripsi yaitu terdiri dari latar belakang masalah yang dijadikan

    sebagai dasar dalam merumuskan rumusan masalah. Kemudian batasan masalah,

    tujuan dan kegunaan penelitian. Penelitian terdahulu sebagai tinjauan ulang atas

    berbagai karya yang berhubung dengan penelitian, metodologi untuk meneliti

    suatu masalah penelitian, dan sistematika penulisan sebagai upaya pengarahan

    pembaca kepada subtansi penelitian.

    Bab kedua, membahas mengenai gambaran umum latar belakang serta

    biografi Imam Syafi‟I dan Imam Malik. Dan ianya terdiri riwayat-riwayat hidup

    serta dasar-dasar.

    Bab ketiga, penulis membahaskan tinjauan secara umum tentang

    pengertian hukun, konsumsi, keistimewaan unta, mukjizat penciptaan unta, bentuk

    unta, air seni unta, konsep umum pengobatan dan larangan meminum air seni

    unta.

    Bab keempat, penulis akan membahas apakah manfaat air seni unta untuk

    segi kesihatan, dan membahas hasil pandangan pemikiran bagaimana hukum-

    hukum menggunakan air seni unta untuk pengobatan menurut Imam Syafi‟I dan

    Imam Malik.

    Bab kelima, merupakan bab terakhirdari seluruh pembahasan,

    merumuskan mengenai penelitian dan kajian serta memberi saran, penulis

  • 15

    menyatakan kesimpulan, saran-saran dan kata penutup yang dapat diambil dari

    pemahaman-pemahaman yang perlu dititik beratkan kepada pembaca diakhir bab

    penutup ini. Skripsi ini juga akan dilengkapi dengan daftar pustaka menjadi

    pelengkap dalam skripsi yang dibagas.

  • 16

    BAB II

    BIOGRAFI IMAM SYAFI’I DAN IMAM MALIK

    A. IMAM SYAFI’I

    Beliau adalah Muhammad bin Idris bin Abbas bin Usman bin Syafi‟i bin

    As-Sa‟ib bin Ubaid bin Abdu Yaziz bin Hasyim bin Murhalib bin Abdu Manaf15

    .

    Dilahirkan di Ghazzah Palestina pada tahun 150 H, yaitu pada tahun wafatnya

    Abu Hanifah.

    Berasal dari keturunan bangsawan Quraisy dan masih keluarga jauh

    Rasulullah SAW. dari ayahnya, garis keturunannya bertemu di Abdul Manaf

    (kakek ketiga Rasulullah) dan dari ibunya masih merupakan cicit Ali bin Abi

    Thalib. Ayahnya meninggal ketika beliau masih bayi. Sehingga as-Syafi‟i

    dibesarkan dalam keadaan yatim dan fakir.16

    Ketika beliau berumur lebih kurang 10 tahun dibawa ibunya ke Mekkah,

    ketika itu beliau telah hafal al-quran. Di Mekkah beliau banyak mendapatkan

    Hadits dari ulama-ulama Hadits . Karena kefakirannya sering memungut kertas-

    kertas yang telah dibuang kemudian dipakai untuk menulis. Ketika semangatnya

    untuk menuntut ilmu makin kuat dan menyadari bahwa al-Quran itu bahasanya

    sangat indah dan maknanya sangat dalam, maka beliau ke Kabilah Hudzai l untuk

    mempelajari dan memahami Sastra Arab serta mengikuti saran hidup Muhammad

    15

    Ariffin Awang, Fiqih Islam: Mengikut Kajian Ulama Terkemuka Di Dalam

    Perselisihan Mazhab, ( Johor : Jabatan Agama Johor, Cet 1 , Januari 1991 , hlm 34 16 Rizem Aizid, Biografi Empat Imam Mazhab, cet, 1 (Yogyakarta: Saufa, 2016) hlm 164

  • 17

    SAW. pada masa kecilnya.Di sana beliau sampai hafal “sepuluh ribu bait syair-

    syair Arab”17

    Di Mekkah Imam Syafi‟i berguru kepada Sufyan bin Uyainah dan kepada

    Muslim bin Khalid. Setelah itu pergi ke Madinah untuk berguru kepada Imam

    Malik. Sebelum pergi ke Madinah, beliau telah membaca dan menghafal kitab al-

    Muwatha. Beliau membawa surat dari wali Mekkah ditujukan untuk wali

    Madinah agar mudah bertemu dengan Imam Malik. Pada waktu itu, Imam Syafi‟i

    sudah berumur 20 tahun. Kemudian berguru kepada Imam Malik selama 7 tahun18

    Karena terdesak oleh kebutuhan hidupnya, Imam Syafi‟i kemudian

    bekerja di Yaman. Tragedi pernah menimpanya sewaktu bekerja di Yaman, ia

    dituduh terlibat gerakan Syi‟ah sehingga dihadapkan kepada Khalifah Harun Al-

    Rasyidin di Baghdad. Oleh karena ilmunya yang tinggi dan atas bantuan

    Muhammad bin Hassa Asyaibani ( murid Abu Hanifah ), beliau tidak dijatuhi

    hukuman dan bahkan kemudian berguru kepada Muhammad bin Hassan

    Asyaibani serta bertempat tinggal di ru mahnya.

    Muhammad bin Hassan Asyaibani pernah belajar kepada Imam Malik

    selama 3 tahun. Dari Muhammad bin Hassan Asyaibani beliau mendapat

    pelajaran Fiqh Imam Abu Hanifah selama dua tahun. Kemudian kembali lagi ke

    Mekkah. Pada kesempatan musim Haji beliau bertemu dengan ulama-ulama yang

    pergi ke Mekkah naik Haji dari seluruh dunia Islam. Dengan demikian Fiqh Imam

    Syafi‟i menyebar di seluruh wilayah Islam.

    17

    Djazuli, IlmuFiqh :Penggalian, Perkembangan dan Penerapan Hukum Islam, (Jakarta:

    Kencana), cet ke 7, Januari 2010, hlmn 130 18

    Ibid.

  • 18

    Beliau bermukim di Mekkah selama 7 tahun. Kemudian pada tahun 195 H,

    kembali lagi ke Baghdad dan sempat berziarah ke kuburan Abu Hanifah ketika

    umurnya 45 tahun. Di Baghdad beliau memberikan pelajaran kepada murid-

    muridnya yang sangat terkenal adalah Ahmad Ibn Hanbal yang sebelumnya

    pernah bertemu dengan Imam al-Syafi‟i di Mekkah. Ahmad bin Hanbal sangat

    mengagumi kecerdasan dan kekuatan daya ingat Imam Asy-Syafi‟i serta

    kesederhanaan dan keikhlasannya dalam bersikap. Setelah 2 tahun di Baghdad,

    kembali lagi ke Madinah tetapi tidak lama dan pada tahun 198 H, beliau kembali

    lagi ke Baghdad, selanjutnya terus ke Mesir dan sampai di Mesir tahun 199 H.

    Di Mesir beliau memberi pelajaran fatwa-fatwanya kemudian terkenal

    dengan Qaul Jadid. Sedangkan fatwanya waktu di Baghdad disebut Qaul Qadim.

    Imam Syafi‟i meninggal di Mesir pada tahun 201 H/ 822 M. Pada waktu Imam

    Syafi‟i meninggal, Gubernur Mesir ikut memandikan dan menyalatkan

    jenazahnya19

    Imam Syafi‟I r.a membagi ilmu menjadi dua bagian yaitu20

    : yang pertama, Ilmu

    Ammah, yakni ilmu yang harus di ketahui oleh umumnya ummat, terkecuali

    orang gila, yaitu hukum shalat lima waktu, puasa Ramadhan, Haji, Zakat, Haram

    zina, Haram pembunuhan, Mencuri dan Minum khamar (Arak minuman keras).

    Bagian ini dengan tegas di terangkan dalam Al-Qur‟an Al Karim yang di terima

    dari Rasulullah SAW dengan jalan Mutawatir. Yang kedua, Ilmu Khashshah,

    yakni hukum-hukum syariat yang tidak di nash kan dalam kitab dan hadis Rasul,

    19

    Ibid., hlmn 131 20

    Dr. Muhammad Said Ramadhan Al-Buuthi, bahaya Bebas Mazhab Dalam Keagungan

    Syariat Islam, cet ke-1 (Anggota IKAPI Jawa Barat, 2001), hlm265

  • 19

    atau ada nashnya tetapi mungkin merupakan hasil penakwilan dan bukan para

    sunnah Mutawatirah.

    Imam Syafi‟i juga mendebat dan mempertahankan pendiriannya tanpa

    menyinggung kehormatan orang-orang yang di debatnya. Imam Ahmad bin

    Hambal r.a berkata Imam Syafi‟I failasuf dalam 4 perkara yaitu:

    1. Masalah lughah (Bahasa arab)

    2. Perbedaan pendapat

    3. Segi makna

    4. Bidang fiqih

    Dalam semua perdebatannya, Imam Syafi‟I r.a selalu membela hadis dan

    para ulamanya beliau sangat ahli dalam berdebat dan mengetahui uslubnya.

    Sepanjang hidupnya beliau pergunakan untuk mempertahankan Fiqih Syariat

    untuk kebenaran. Tepatlah kalau di katakan bahwa Imam Syafi‟I adalah imam

    syariat dan Nashirun sunnah.

    a) Karya karya Imam Syafi‟i

    Di antara kitab-kitab21

    yang beliau karang adalah:

    1. Kitab “Ar-Risalah”

    2. Kitab Al-Umm

    3. Kitab Ikhtilaaful Hadits

    4. Kitab Musnad

    21

    Ahmad Asy-Syurbasi, Sejarah dan Biografi Empat Imam Mazhab, (Jakarta: Amzah),

    Cet 6 , April 2011, hlm 160

  • 20

    b) Metode Istinbat yang digunakan Mazhab Syafi‟i.

    Secara lebih jelas dasar-dasar yang digunakan oleh Mazhab Syafi‟i

    adalah sebagai berikut22

    :

    1. Al-Quran dan al-Sunnah

    Dalam mengambil suatu ketetapan hukum, hal pertama yang di

    lakukan oleh Imam Syafi‟I adalah mencari alasan yang bersumber dari al

    Qur‟an. Setelah al–Qur‟an, Sunnah atau hadis menjadi sumber hukum

    yang kedua. Sunnah di gunakan bila ternyata tidak menemukan rujukan

    dari al-Qur‟an terkait suatu masalah. Imam Syafi‟I termasuk mujtahid

    yang sangat kuat dalam membela sunnah. Karena itu, ia pun di juluki

    sebagai Nashir as-sunnah (Pembela Sunnah Nabi)

    2. Ijma‟

    Sumber lain yang di jadikan rujukan ole Mazhab Syafi‟I dalam

    menetapkan hukum bila tidak di temukan di dalam al Qur‟an dan sunnah

    adalah ijma‟ atau kesepakan para sahabat rasul. Dalam hal ini, Imam

    Syafi‟I hanya menerima ijma‟ dari para sahabat saja dan bukan

    kesepakatan dari seluruh mujtahid pada masa tertentu terhadap suatu

    hukum.

    22

    Abu Ameenah Bilal Philips, SEJARAH & EVOLUSI FIQH: Aliran-aliran Pemikiran

    Hukum Islam, ( Bandung: Nuansa Cendekia), cet I, November 2015, hlm 110

  • 21

    3. Pendapat individual sahabat

    4. Qiyas

    Qiyas merupakan sumber ketetapan hukum yang keempat adalah qiyas. Dalam

    Ar-risalah, Qiyas disebut sebagai ijtihad. Tentunya, qiyas hanya di lakukan ketika

    umat muslim tidak menemukan suatu hukum melalui ijma‟.

    5. Istishab23

    c) Guru-guru Imam Syafi‟i r.a

    Imam Asy-Syafi‟i menerima fiqih dan hadis dari banyak guru yang

    mempunyai manhaj (jalan yang di tempuh) sendiri-sendiri dan tinggal di tempat

    yang berjauhan satu sama lainnya. Di antara para gurunya ada yang mu‟tazili yang

    mengajarkan ilmu kalam yang tidak disukainya. Beliau mengambil mana yang

    perlu diambil dan meninggalkan mana yang perlu di tinggalkan. Imam Syafi‟I

    menerima bimbingan dari para ulama Makkah, para ulama Madinah, para ulama

    Yaman, dan para ulama Irak.24

    Para ulama Makkah yang menjadi gurunya ialah :

    1. Imam Muslim bin Khalid Az-Zanzi ra.

    2. Imam Sufian bin Uyainah ra.

    23

    Istishab secara literal berarti mencari suatu keterkaitan, tetapi secara hukum, istihab

    merujuk pada proses permusuan hukum-hukum fiqh dengan mengaitkan serangkaian keadaan-

    keadaan berikutnya dengan keadaan-keadaan sebelumnya. Istishab didasarkan atas asumsi bahwa

    hukum fiqh bisa diaplikasikan pada kondisi-kondisi tertentu yang tetap sah sepanjang

    persyaratannya tidak berubah. Misalnya, Jika seseorang “hilang” dalam jangka waktu yang lama,

    dan diragukan apakah ia masih hidup atau sudah meninggal, maka berdasarkanistishab, semua

    aturan-aturan yang berkenaan dengannya tetap berlaku dengan anggapan bahwa ia masih hidup 24

    Dr. Muhammad Said Ramadhan Al-Buuthi, bahaya Bebas Mazhab Dalam Keagungan

    Syariat Islam, cet ke-1 (Anggota IKAPI Jawa Barat, 2001), hlm 267

  • 22

    3. Imam Daud bin Abdurrahman Al-„Aththar ra dan

    4. Imam Abdul Hamid bin Abdul Azizi ra.

    Para ulama Madinah yang menjadi guru nya ialah:

    1. Imam Malik bin Anas ra.

    2. Imam Ibrahim bin Sa‟ad Al-Anshari ra.

    3. Imam Abdul Aziz bin Muhammad Ad-Dauhrawardi r.a. dan

    4. Imam Ibrahim bin Abi Yahya Al-Asami ra.

    Para ulama Yaman yang menjadi gurunya ialah:

    1. Imam Mutharraf bin Mazim r.a.

    2. Imam Hisyam bin Yusuf r.a.

    3. Imam ‟ Umar bin Abu Salamah r.a.

    4. teman-teman Imam Auza‟i dan

    5. Imam Yahya bin Hasan r.a., teman Imam Al-Laits.

    Para ulama Irak yang menjadi gurunya ialah:

    1. Imam Waki‟ bin Jarrah r.a.

    2. Imam Abu Usamah Hammad bin Usamah r.a.

    3. Imam Isma‟il bin „Uyaliyah r.a.

    4. dan Imam Abdul Wahab bin Abdul Majid r.a

  • 23

    d) Murid dan Sahabat Imam Syafi‟i

    Imam Syafi‟i mempunyai murid dan sahabat yang di kemudian hari

    setelah beliau wafat menjadi terkemuka dan terkenal sebagai penyebar

    mazhab Ash-Syafi‟i.

    Para murid Imam Syafi‟I ini terbagi menjadi tiga golongan yaitu :25

    1. Murid-murid Imam Syafi‟I keluaran Makkah.

    a. Imam Abu Bakar Al-Humaidi r.a

    b. Imam Abu Ishaq Ibrahim bin Muhammad r.a

    c. Imam Abu Bakar Muhammad bin Idris r.a

    d. Imam Abdul Walid r.a

    e. Imam Musa bin Abu Jarud r.a

    2. Murid-murid Imam Asy-Syafi‟I keluaran Baghdad.

    a. Imam Abu Ali Al-Hassan bin Muhammad Ash-Shahab Az-

    Za‟faraini r.a

    b. Imam Abu Ali Hasaan bin Ali Al-Karabisi r.a

    c. Imam Abu Tsaur Ibrahim bin Khalid bin Al-Yaman Al-Kalbi r.a

    d. Imam Abu Abdurrahman Ahmad bin Muhammad Bin Yahya Al-

    Asy‟ari r.a

    e. Imam Ahmad bin Hanbal Asy-Syaibani r.a

    f. Imam Ishaq r.a

    3. Murid-murid Imam Asy-Syafi‟I keluaran Mesir.

    25

    Dr. Muhammad Said Ramadhan Al-Buuthi, bahaya Bebas Mazhab Dalam Keagungan

    Syariat Islam, cet ke-1 (Anggota IKAPI Jawa Barat, 2001), hlm 269

  • 24

    a. Imam Harmalah bin Yahya Abdullah At-Tujaibi r.a

    b. Imam Ar-Rabi‟ bin Sulaiman bin Abdul Jabar bin Kamil Al-

    Muradi r.a

    c. Imam Abu Ibrahim Ismail bin Yahya Al-Muzani r.a

    d. Imam Abu Yaqub Yusuf bin Yahya Al-Buyaithi r.a

    e. Imam Muhammad bin Abdullah bin Abdul Hakam r.a

    f. Imam Ar-Rabi‟ bin Sulaiman bin Daud Al‟Lizi r.a

    g. Imam Yunus bin Abdul A‟la Ash-Shadafi r.a

    h. Imam Ahmad bin Sibthi Yahya bin Al-qazir Al-Misri r.a

    Demikuanlah sebagian riwayat sahabat dan murid Imam Asy-Syafi‟I yang

    akhirnya yang menjai ulama besar dan terkemuka.

    B. IMAM MALIK

    Imam Malik yang bernama lengkap Abu Abdullah Maliki bin Anas bin

    Malik bin Abi Amir bin Amr bin Haris bin Gaiman bin Kutail bin Amr bin Haris

    al- Asbahi, lahir di Madinah pada tahun 93 H/712 M dan wafat pada tahun 179

    H/796 M. Beliau dilahirkan pada zaman al-Walid bin Abdul Malik dan

    meninggal di madinah pada zaman pemerintahan al-Rashid. Beliau tidak pernah

    keluar meninggalkan Madinah.26

    Sama seperti Imam Abu Hanifah, beliau dalam dua zaman pemerintahan,

    yaitu Bani Umaiyah dan Bani Abbasiyah. Negara Islam berkembang luas dalam

    kedua masa pemerintahan ini, hingga kelautan Atlantik di barat dan ke Negara

    26 Rizem Aizid, Biografi Empat Imam Mazhab, cet, 1 (Yogyakarta: Saufa, 2016) hlm 112

  • 25

    China di timur. Juga telah sampai ke tengah-tengah benua Eropa, yaitu ketika

    negara Spanyol berhasil dikuasai27

    . Dia berasal dari keluarga Arab terhormat,

    berstatus sosial tinggi, baik sebelum maupun sesudah datangnya Islam. Tanah asal

    leluhurnya adalah Yaman, namun setelah nenek moyang menganut Islam, mereka

    pindah ke Madinah. Kakeknya Abu Amir, adalah anggota keluarga pertama yang

    memeluk agama Islam pada tahun 2 H.

    Kakek dan ayahnya termasuk ulama hadis terpandang di Madinah, oleh

    sebab itu, sejak kecil Imam Malik tidak berniat meninggalkan Madinah untuk

    mencari ilmu, karena beliau merasa Madinah adalah kota sumber ilmu yang

    berlimpah dengan ulama-ulama besarnya. Imam Malik menekuni pelajaran hadis

    kepada ayah dan pamannya juga pernah berguru dengan ulama-ulama terkenal

    seperti Nafi‟ bin Abi Nuaim, Ibnu Syihab Al-Zuhri, Abu Zinad, Hasyim bin

    Urwa, Yahya bin Said al Anshari, Muhammad bin Munkadir, Abdurrahman bin

    Hurmuz dan Imam Ja‟far As-Shadiq.28

    Imam Malik r.a mempunyai beberapa sebab yang menyebabkannya

    mencapai kedudukan tertinggi yaitu sifat-sifat kepribadiaanya, guru-guru yang

    membimbingnya, ketekunan dan studi-studinya, masa dan keadaan.

    Allah Azza Wajalla telah menganugerahkan kepada Imam malik berbagai karunia

    yang memungkinkannya untuk mencapai puncak ketinggian, menjadi muhaddis

    (ahli hadis) dan seorang faqih (ahli fiqih) yang berjalan di bawah sinar Al-Qur‟an

    dan ash sunnah serta atsar para salaf.

    27

    Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adilatuhu,(Jakarta:Gema Insani&Darul

    Fikr),2007,Cet. 10, Jilid 1 , hlmn 41 28 Rizem Aizid, Biografi Empat Imam Mazhab, cet, 1 (Yogyakarta: Saufa, 2016) 112

  • 26

    Sifat Pertama, yang di miliki Imam Malik ialah daya hafal yang sangat

    kuat. Apabila mendengar sesuatu, beliau langsung menghafalnya. Imam malik

    pernah mendengar 40 hadis sekaligus dan keesokan harinya beliau

    mengemukakan hafalan kepada gurunya,tanpa ada yang luput darinya.

    Sifat Kedua, ialah kesabaran dan ketabahan dalam mencari ilmu dan

    mengatasi segala kesulitan yang menghalanginya hingga mampu mencapai tujuan.

    Beliau tetap pergi untuk belajar ketika terik matahari menyanggat tubuhnya dan

    tetap tahan duduk di muka pintu rumah guru dalam waktu yang sangat lama, serta

    sabra menerima amarah guru.

    Sifat Ketiga, keikhlasan dalam mencari ilmu. Imam Malik mencari ilmu

    karena Allah SWT. Bukan untuk mencari kemegahan. Beliau mencari hakikat

    sesuatu. Inilah sifat yang menyebabkannya dapat menemukan berbagai hakikat

    dalam memahami kitab Allah dan hadis Rasullullah.

    Sifat keempat, yang di berikan Allah SWT. Kepada beliau adalah kekuatan firasat

    dalam menembuskan pandangannya pada hal-hal yang tersembunyi dan segala

    sesuatu yang bergelora dalam dada manusia.29

    Di samping sangat konsisten memegang teguh hadits, mazhab ini juga

    dikenal amat mengedepankan aspek kemaslahatan dalam menetapkan hukum.

    Secara berurutan, sumber hukum yang dikembang dalam Mazhab Maliki adalah

    al-Quran, Sunnah Rasulullah SAW, amalan sahabat, tradisi masyaratkat Madinah

    (amal ahli Madinah), qiyas (analogi) dan al maslahah al-mursalah (kemalahatan

    yang tidak didukung atau dilarang oleh dalil tertentu).

    29

    Dr. Muhammad Said Ramadhan Al-Buuthi, bahaya Bebas Mazhab Dalam Keagungan

    Syariat Islam, cet ke-1 (Anggota IKAPI Jawa Barat, 2001), hlm 204

  • 27

    Mazhab Maliki pernah menjadi mazhab resmi di Makkah, Madinah, Irak,

    Mesir, Aljazair, Tunisia, Andalusia (kini Spanyol), Maroko, dan Sudan. Kecuali

    di tiga negara yang disebut terakhir, jumlah pengikut Mazhab Maliki kini

    menyusut.

    Mayoritas penduduk Makkah dan Madinah saat ini mengikuti Mazhab

    Hanbali. Di Iran dan Mesir, jumlah pengikut Mazhab Maliki juga tidak banyak.

    Hanya Maroko saat ini satu-satunya negara yang secara resmi menganut Mazhab

    Maliki.

    a) Karya-karya Imam Malik

    Imam Malik sendiri sebenarnya belum menuliskan dasar-dasar fiqhiyah

    yang menjadi pijakan dalam berijtihad, tetapi pemuka-pemuka mazhab ini, murid-

    murid Imam Malik dan generasi yang muncul sesudah itu menyimpulkan dasar-

    dasar fiqhiyah Malik kemudian menuliskannya. Dalam Muwattha‟, Malik secara

    jelas menerangkan bahwa dia mengambil “tradisi orang-orang Madinah” sebagai

    salah satu sumber hukum setelah al-Qur‟an dan as-Sunnah. Ia juga mengambil

    hadis Munqathi‟ dan mursal sepanjang tidak bertentangan dengan tradisi orang-

    orang Madinah itu.

    Kitab-kitab mazhab Maliki, antara lain 30

    :

    1. Al Muwattho‟.

    2. Al Mudawwanah.

    3. Al Wadhihah.

    4. Al Mustakhrijah Al „Atbiyah „ala al Muwattho‟.

    30

    Khalil Munawar, Biografi Empat Serangkai Imam Mazhab,(Jakarta: Bulan Bintang,

    1996), hlm. 52.

  • 28

    5. Al Muwaziyah.

    6. Mukhtashor Kholil.

    7. At Ta‟riifaat.

    8. Al Bayan wa at Takhshil.

    9. Ad Dakhiro, karya Syihabuddin Ahmad Idris (684 H ).

    10. Majmu‟ al Fiqhi fi Madhab Imam Malik.

    11. Jaami‟ul Ummahaat

    b) Metode Istinbat yang digunakan Mazhab Maliki

    Secara lebih jelas dasar-dasar yang digunakan oleh Mazhab Maliki adalah

    sebagai berikut31

    :

    1. Al-Quran.

    Sumber hukum yang pertama Mazhab Maliki adalah al-Qur‟an. Seperti

    kita tahu, al-Qur‟an merupakan sumber pokok ajaran agama islam, yang di

    dalamnya mengandung banyak sekali pengetahuan, termasuk masalah hukum

    fiqh.

    2. As-Sunnah32

    Sunnah atau hadits merupakan sumber hukum yang juga di gunakan oleh

    mazhab lain. Namun, hal yang di lakukan oleh mazhab lain terkait dengan sumber

    hukum Mazhab Maliki adalah mengenai syarat-syarat dalam menerima sunnah

    atau hadits. Dalam hal ini Imam Malik tidak membuat syarat yang berat, sebagai

    31

    Abu Ameenah Bilal Philips, SEJARAH & EVOLUSI FIQH: Aliran-aliran Pemikiran

    Hukum Islam, ( Bandung: Nuansa Cendekia), cet I, November 2015, hlmn 96 32

    Berbeda dengan Abu Hanifah yang mensyaratkan dengan kualifikasi tertentu, Imam

    Malik meski mengutamakan hadis mutawatir dn masyhur, juga menerima hadis ahad asalkan tidak

    bertentangan dengan amal ( pratik ahli Madinah).

  • 29

    mana Imam Abu Hanifah, Imam Malik dapat menerima khabar ahad asalkan

    sanadnya shahih atau hasan walaupun berlawanan dengan qiyas atau amal

    perbuatan rawinya.

    3. Amal ahli Nadinah (praktik masyarakat Madinah)33

    Dalam hal ini Imam Malik menjadikan amal perbuatan orang

    Madinah sebagai sumber penetapan hukum. Hal itu di lakukan karena

    Madinah merupakan kota Rasulullah Saw, selain itu penduduk Madinah

    merupakan keturunan para sahabat beliau.Karena itu, Imam Malik

    memandang bahwa amaln penduduk madinah dapat di jadikan hujjah atau

    dalil. Bahkan Imam Malik menempatkan amal perbuatan orang Madinah

    di atas qiyas dan khabar ahad

    4. Fatwa Sahabat34

    Qaul shahabi adalah sumber penetapan hukun yang hanya di

    gunakan oleh Mazhab Maliki. Dalam hal ini, Imam malik menganggap

    bahwa qaul shahabi dapat di jadikan sebagai sumber hukum apabila sah

    sanadnya dan sahabat yang memfatwakan tersebut terkenal dari kalangan

    ulama sahabat dan fatwanya tidak bertentangan dengan sunnah rasul dan

    shahih. Bila syarat-syarat itu terpenuhi, maka Imam Malik pun

    memandang qaul shahabi bukan saja dapat di jadikan dalil, melainkan di

    dahulukan atas qiyas.

    33

    Imam Malik berpendapat bahwa Madinah merupakan tempat Rasulullah menghabiskan

    10 tahun terakhir hidupnya, maka pratik yang dilakukan oleh masyarakat Madinah mesti

    diperbolehkan, atau bahkan dianjurkan oleh Nabi SAW. Oleh karena itu, Imam Malik beranggapan

    bahwa praktik masyaratkat Madinah merupakan bentuk as-Sunnah yang sangat otentik yang

    diriwayatkan dalam bentuk tindakan 34

    Imam Malik, seperti halnya Imam Abu Hanifah, memandang ijma‟ sahabat, dan juga

    ijma‟ para ulama berikutnya, sebagai sumber hukum Islam ketiga.

  • 30

    5. Qiyas.

    Sumber ketetapan Hukum Imam malik yang sekanjutnya adalah

    qiyas. Dalam Ar-Risalah qiyas disebut ijtihad. Tentunya, qiyas hanya di

    lakukan ketika umat muslim tidak menemukan suatu hukum melalui ijma‟.

    6. Al-Masalahah Mursalah35

    Sumber penetapan hukum yang berikutnya yang hanya di gunakan

    oleh Mazhab Maliki adalah Maslahah al-Mursalah. Maslahah al-musalah

    yaitu sifat yang diduga akan membawa ke maslahatan.

    Adapun dalam kitab Sayarah Al-Bahjah di terangkan bahwa dasar

    fiqih Imam Malik terdiri atas tujuh belas macam, yaitu:

    1. Nash Al-Kitab

    2. Zahir Al-Kitab, yakni umum

    3. Dalil Al-Kitab, yakni Mafhum Mukhalafah

    4. Mafhum Muwafaqah

    5. Tanbaih Al-Kitab terhadap „illat

    6. Nushush sunnah

    7. Dzahirus Sunnah

    8. Dalilus Sunnah

    9. Mafhum Sunnah

    10. Tanbihus Sunnah

    11. Al-Ijma‟

    35

    Yakni menetapkan hukum atas berbagai persoalan yang tidak ada petunjuk nyata dalam

    nash, dengan pertimbangan kemaslahatan, yang proses analisisnya lebih banyak ditentukan oleh

    nalar mujtahid.

  • 31

    12. Al-Qiyas

    13. „Amal ahli Madinah

    14. Qaulush Shahabi

    15. Istihsan

    16. Mura‟aatul Khilaf (memelihara perbedaan pendapat)

    17. Saddudz Dzara‟I (menutup jalan yang membawa pada

    keburukan).36

    Dalam masa belajar, Imam Malik r.a mengkhususkan diri pada empat

    macam ilmu, yaitu :

    1. Hadis-hadis Rasulullah SAW

    Beliau mendatangai orang-orang yang riwayatnya dapat

    dipercaya dan mempunyai pengetahuan mendalam di bidang

    hukum Islam.

    2. Fatwa-fatwa para sahabat dan tabi‟in

    Fiqih sahabat dan fiqih tabi‟in merupakan suber bagi

    mazhab Malik. Fiqih ini di pelajari dari para ulama tabi‟in.

    3. Fiqih Ijtihad

    Fiqih ijtihad ini di pelajari dari Rabi‟ah Ar-Ra‟yi dan cara

    menggunakan qiyas serta masalah mursalah.

    4. Cara membantah pengikut-pengikut hawa nafsu

    36

    Dr. Muhammad Said Ramadhan Al-Buuthi, bahaya Bebas Mazhab Dalam Keagungan

    Syariat Islam, cet ke-1 (Anggota IKAPI Jawa Barat, 2001), hlm 220

  • 32

    Orang-orang yang mengembangkan kesesatan dan sebab-

    sebab perbedaan pendapat dalam bidang fiqih, Ilmu ini di pelajari

    dari Ibnu Hurmuz.37

    c) Guru- guru Imam Malik38

    Sepanjang sejarah, guru Imam Malik terbagi dua, yaitu:

    a. Guru yang mengajarkan fiqih dan ijtihad

    b. Guru yang mengajarkan hadis.

    Yang termasuk guru Imam Malik ialah:

    1. Imam Ja‟far Ash-Shaddiqr.a. (wafat tahun 148 H).

    2. Imam Ibrahim bin Abi Ablah Al-Uqaili r.a. (wafat tahun 152 H).

    3. Imam Isma‟il bin Abi Hakim Al-Madani r.a.( wafat tahun 130 H).

    4. Imam Tsaur bin Zaid Ad-Daili r.a.(wafat tahun 135 H),

    5. dan Imam Humaid bin Abi Humaid At-ta‟wil (wafat tahun 143 H).

    6. Imam Dawud bin Hashim Al-Amawi (wafat tahun 139 H)

    7. Imam Zaid bin Aslam Al-Madani (wafat tahun 136 H)

    Demikianlah, para guru Imam Malik, di antara mereka hingga kini masih

    tercatat dalam kitab-kitab sebagai pewaris hadis Rasullulah SAW.

    37

    Dr. Muhammad Said Ramadhan Al-Buuthi, bahaya Bebas Mazhab Dalam Keagungan

    Syariat Islam, cet ke-1 (Anggota IKAPI Jawa Barat, 2001), hlm 197 38

    Ibid hlm 197

  • 33

    d) Para Sahabat dan Murid Imam Malik R.A

    Para sahabat dan handai taulan (kerabat) yang berhubungan erat

    dengan Imam Malik, terdiri atas para ulama besar dan pemimpin umat

    pada masa itu, yaitu antara lain:39

    1. Imam Abu Hanifah r.a

    2. Imam Sufyan Ats-tsauri r.a

    3. Imam Sufyan Ibnu Uyainah r.a

    4. Imam Al-laits bin Sa‟ ad r.a

    5. Imam Al-Auza‟i r.a

    6. Imam Ibnu Arubah r.a

    7. Imam Ibnu Juraji r.a

    8. Imam Ar-Rabi‟r.a

    9. Imam Ibnu Ishaq r.a

    10. Imam Hammad r.a

    11. Imam Ma‟mar r.a

    12. Imam Abu Yusuf r.a

    13. Imam Muhammad bin al Hasan r.a

    Adapun murid beliau yang jumlahnya berates-ratus, ada yang masih tetap

    terkenal namanya hingga kini, seperti:40

    39

    Dr. Muhammad Said Ramadhan Al-Buuthi, bahaya Bebas Mazhab Dalam Keagungan

    Syariat Islam, cet ke-1 (Anggota IKAPI Jawa Barat, 2001), hlm 221 40

    Ibid

  • 34

    1. Al imam Muhammad bin Idris Asy-Syafi‟I r.a

    2. Imam Isma‟il bin Hammad

    3. Imam Abdullah bin Wahbin

    4. Imam Abdurrahman bin Al-qasim

    5. Imam Asyhab bin Abdul Aziz r.a

    6. Imam Abdullah bin Abdul Hakam r.a

    7. Imam Zayyad bin Abdurrahman r.a

    8. Imam Ali bin Ziyad r.a

    9. Imam Abdul Malik bin „Abdul „Aziz r.a

    10. Imam Ishaq bin Ibrahim r.a

    11. Imam Basyar bin Harits r.a

    Perlu di jelaskan disini bahwa para sahabat dan murid Imam Malik yang

    pernah mengambil riwayat darinya berjumlah lebih dari 1000 orang.di antara

    mereka adalah seperti yang kami sebutkan. Ada pula yang menjadi pembela dan

    penyiar pendirian atau Mazhab Maliki.

  • 35

    BAB III

    HUKUM MENGKONSUMSI AIR SENI UNTA UNTUK PENGOBATAN.

    A. Hukum Mengkonsumsi Air Seni Unta untuk pengobatan

    Adapun hukum mengkonsumsi air seni Unta untuk pengobatan secara

    umum ada yang membolehkannya dan ada pula yang melarangnya. Di karenakan

    adanya pihak–pihak ataupun ulama yang menyatakan bahwa air seni Unta itu

    halal atau boleh di konsumsi dan ada ulama yang menyatakan bahwa air seni Unta

    itu haram atau tidak boleh di konsumsi karena merupakan najis.

    Dalam hal ini ulama yang menyatakan bahwa air seni unta itu najis

    membolehkan berobat dengan air seni Unta tersebut dengan syarat jika hanya

    dalam keadaan darurat, yang mana tidak ada lagi obat lain yang bisa

    menyembuhkan suatu penyakit tersebut, adapun jika dalam keadaan tidak darurat

    atau masih ada obat lain yang halal yang bisa menyembuhkan maka tidak di

    bolehkan utuk mengkonsumsi air seni Unta tersebut.

    Kemudian ulama yang menyatakan bahwa air seni Unta itu halal untuk di

    konsumsi , Juga tidak dengan sengaja membolehkan untuk mengkonsumsi air seni

    Unta tersebut secara Mutlak41

    41

    “Hukum Mengkonsumsi Air Seni Unta Menurut Ulama Berbagai Mazhab,” http://m.hidayatullah.com, Akses 15 Januari 2018

    http://m.hidayatullah.com/

  • 36

    B. Keistimewaan Unta.

    Allah swt. memerintahkan manusia untuk merenungi bagaimana unta

    diciptakan, langit ditegakkan, gunung-gunung ditegakkan, dan bumi dihamparkan.

    Semua itu dipaparkan berurutan dalam surat: Al-Ghasiyah. Tentu terdapat

    hikmah, keajaiban, dan keistimewaan aktivitas unta sebagai spesies hewan.

    Dalam surat: Al-Ghasiyah ayat 17 Allah swt. berfirman.

    بِِل َكۡيَف ُخلَِقۡت فَََل يَيُظُروَن إََِل ٱۡۡلَِ (17) أ

    Artinya : Maka Apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana Dia

    diciptakan (17)42

    .

    Pada ayat ke tujuh belas dalam surat: Al-Ghasiyah dikatakan bahwa,

    “maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana unta diciptakan?”.

    Di dalam Kitab Mukhtashar Tafsir Ibnu Katsir dikatakan bahwa sungguh unta

    adalah ciptaan yang mengagumkan dan susunan yang aneh, ia diciptakan dalam

    keadaan yang penuh kekuatan dan keras, namun bersamaan dengan itu bisa

    diatur untuk membawa barang-barang yang berat, tunduk kepada pengendara

    yang lemah, bisa dimakan, bulu-bulunya dimanfaatkan, sedangkan susunya bisa

    diminum. Mereka diperingatkan dengan ciptaan ini (unta), karena mayoritas

    kendaraan orang-orang Arab pada saat itu adalah unta. Unta dijadikan sebagai

    makhluk hidup istimewa karena struktur tubuhnya, yang tidak terpengaruh oleh

    kondisi alam paling keras sekalipun. Tubuhnya memiliki beberapa keistimewaan,

    42

    Al-Ghasiyah (88): 17.

  • 37

    yang memungkinkan unta bertahan hidup berhari-hari tanpa air dan makanan, dan

    mampu mengangkat beban ratusan kilogram selama berhari-hari. Ciri-ciri unta

    yang akan kita pelajari selanjutnya menunjukkan bahwa hewan ini diciptakan

    khusus untuk kondisi iklim kering, dan bahwa ia disediakan untuk melayani

    manusia. Ini adalah tanda-tanda penciptaan yang nyata bagi orang-orang yang

    berakal. Allah swt. berfirman dalam surat: Yunus ayat 6

    ارِ ٍَ ِۡل َوٱنلاٖم إِنا ِِف ٱۡختَِلَِّٰف ٱَّلا َۡ ۡرِض ٓأَلَيَّٰٖت ّلَِق

    ََِّٰت َوٱۡۡل َمََّٰن ُ ِِف ٱلسا َوَنا َخلََق ٱَّللا

    (6)َيتاُقَن

    Artinya: “Sesungguhnya pada pertukaran malam dan siang itu dan pada apa yang

    diciptakan Allah swt. di langit dan di bumi, benar-benar terdapat tanda-tanda

    (kekuasaan-Nya) bagi orang- orang yang bertakwa.” 43

    Unta terdiri dari atas dua jenis:

    Pertama, unta yang memiliki satu punuk, yaitu unta arab. Unta ini tersebar

    di semenanjung Arab dan di kawasan-kawasan yang memanjang hingga ke

    India, dan ke barat hingga ke kawasan-kawasan di sekeliling Gurun Sahara terluas

    di Afrika. Usia rata-rata unta Arab ini lebih dari empat puluh tahun.

    Kedua, unta yang memiliki dua punuk. Hewan ini banyak ditemukan di

    kawasan Asia Tengah. Berbagai penelitian statistik yang ada memperkirakan

    43

    Yunus (10): 6.

  • 38

    bahwa jumlah unta di dunia mencapai sekitar 190 juta ekor: 90% adalah unta

    Arab yang memiliki satu punuk dan 80 % dari jumlah tersebut berada di Afrika. 44

    Unta memiliki banyak manfaat, di antaranya untuk membawa barang dan

    untuk tunggangan biasa disebut (Rukub). Tidak ada unta yang baik untuk

    ditunggangi manusia kecuali unta hajn, yang jantannya disebut hurr dan betinya

    disebut hurrah. Hurrah adalah unta betina yang tubuhnya kecil, perutnya ramping,

    kepalanya kecil dan cantik. Keistimewaan unta jenis ini, ia sabar dan cepat untuk

    perjalanan jarak jauh. Hurrah yang berani berjalan pada malam yang gelap disebut

    jasrah.

    Unta jenis ini yang dapat dikendalikan oleh pemiliknya dengan mudah ,

    disebut juga dengan żalul. Unta memiliki keistimewaan yang banyak sekali. Yang

    paling menonjol, ia populer sebagai hewan yang mampu menahan rasa haus,

    lapar, dan melawan panasnya padang pasir. Unta mampu membawa beban 150 kg.

    dalam kondisi darurat ia mampu membawa beban 450 kg. Tingginya mencapai

    dua meter bagi unta yang memiliki dua punuk. Hal ini tergantung pada panjang

    kakinya yang menjauhkan tubuhnya dari permukaan tanah untuk menghindari

    panasnya.

    Dalam sehari, unta dapat menempuh jarak 40 km dengan kecepatan 5

    km/jam. Unta dapat menyimpan air dalam jumlah yang besar ditubuhnya, hingga

    dapat hidup tanpa ada air dalam waktu yang lama. Ia juga tidak banyak

    mengeluarkan keringat, bahkan dalam situasi yang paling buruk sekalipun.

    44

    Fitri Sari, “Urine Unta (Studi Nalar Hadis dan Pendekatan Medis)”:Hasil penelitian

    Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan (2018), hlm 24

  • 39

    Karena itu suhu badannya dapat naik 6% dari suhu normal, tanpa berakibat

    bahaya apapun baginya.

    Unta dapat melawan suhu yang panas dengan berbagai cara. Di antaranya

    adalah istirahat, mencari tempat yang teduh, menghadapkan wajah ke arah

    matahari agar sinarnya tidak menerpa tubuhnya kecuali hanya sedikit saja, serta

    saling mendekat antara satu dengan yang lainnya dan unta juga mampu meminum

    air hingga 200 liter.

    Allah swt. mengaruniai punuk terhadap unta. Punuk itu dapat menampung

    lemak 100-120 kg. di punuk itu lemak dapat menghsilkan air dan energi. Kalau

    unta dalam keadaan lapar, dia dapat mentransformasikan lemak tersebut menjadi

    energi dalam tubuhnya. Kalau haus, dia dapat mentransformasikan lemak tersebut

    menjadi air. Sebagaimana kita ketahui bahwa bila manusia tidak makan lebih dari

    sehari, lemak dalam tubuhnya akan hancur dan menimbulkan zat asam dalam

    darah yang dapat membuatnya pingsan bilamana manusia tidak mengkonsumsi

    makanan dalam jangka waktu yang lama.

    Unta mampu mentransformasikan lemak menjadi air dan energi yang

    dibutuhkan. Jadi, unta kapan pun tidak akan menemukan kesulitan sedikitpun.

    Padahal, hewan lain akan menderita sakit yang disebut kitosis yang diakibatkan

    berkurangnya zat lemak di dalam tubuhnya59. Di antara keistimewaan unta

    terdapat susu dan urine yang sangat bermanfaat bagi kehidupan khususnya dalam

    bidang kesehatan.

  • 40

    C. Mukjizat Penciptaan Unta.

    Allah swt. berfirman dalam surat: Al-Ghasiyah ayat 17-22

    بِِل َكۡيَف ُخلَِقۡت فَََل يَيُظُروَن إََِل ٱۡۡلََِهآءِ َكۡيَف ُرفَِعۡت (17) أ ِإَوََل ٱلسا

    َباِل َكۡيَف ىُِصَبۡت (18) ۡرِض َكۡيَف ُسِطَحۡت (19)ِإَوََل ٱۡۡلَِ (20)ِإَوََل ٱۡۡل

    ىَت ُنَذّكِرٞ ََهآ أ ٍِم (21)فََذّكِۡر إِنا ۡسَت َعلَۡي

    (22) بُِهَصۡيِطر لا

    Artinya: 17. Maka Apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana Dia

    diciptakan, 18. dan langit, bagaimana ia ditinggikan?, 19. dan gunung-gunung

    bagaimana ia ditegakkan?, 20. dan bumi bagaimana ia dihamparkan?, 21. Maka

    berilah peringatan, karena Sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi

    peringatan., 22. kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka.45

    Allah swt. terlebih dahulu menyebutkan penciptaan unta, selanjutnya

    penciptaan langit dan bumi, penegakan gunung-gunung, dan penghamparan bumi.

    Unta disebutkan terlebih dahulu mengandung pesan agar manusia memperhatikan

    penciptaannya sebagai kunci keimanan tentang kemampuan serta keagungan

    ciptaan-Nya itu. Dalam ayat ini, Allah swt. mengungkapkan rahasia penciptaan

    unta dengan ungkapan yang sederhana, untuk memikirkan dan berinteraksi dalam

    penciptaan unta. Ini merupakan bukti keagungan serta sempurnanya ciptaan Allah

    45

    Al-Ghasiyah (88): 17.

  • 41

    swt. Kita akan dapat mengetahui apa yang diungkapkan para pakar modern

    tentang keistimewaan penciptaan unta, ternyata Alquran telah menceritakan

    terlebih dahulu tentang penciptaan unta ini.46

    Adaptasi Unta terhadap Lingkungan, topik ini sungguh mengundang rasa

    takjub dan heran yang mendalam dan menarik minat setiap ilmuan di bidang

    organ tubuh (organologi), anatomi komparatif, zoology (ilmu kehewanan), dan

    biologi untuk mencermati dan menelitinya. Cara unta berjalan, bulu yang

    menutupi badannya, cara duduk dan berdirinya, cara menutup matanya, bentuk

    telinga, mata, hidung, kepala, dahi, punuk, gerakan berdiri, cara unta menghadapi

    badai, insting dan daya ingatnya, serta sistem produksi susu serta kandungan pada

    susu unta adalah perkara-perkara yang selayaknya mendapatkan penelitian serius

    dari para ilmuwan.

    Unta merupakan hewan yang memiliki daya adaptasi yang luar biasa

    terhadap lingkungan. Ia memiliki bentuk anggota tubuh yang selaras dengan

    fungsinya. Hal ini membukakan mata kita terhadap sebuah mukjizat dalam

    penciptaan unta. Oleh karena itu Allah swt. memerinthakan seluruh hamba-Nya

    untuk merenungi penciptaan unta dan mentafakuri bentuk fisiknya. Jika

    melakukan hal itu, kita akan sampai kepada sebuah hakikat keimanan terhadap

    penciptaan unta, sebagaimana firman Allah swt. dalam surat: Al-Ghasiyah ayat

    46

    Thalbah, Ensiklopedia Mukjizat, hlm243.

  • 42

    1747

    Maka penulis di sini akan menjelaskan beberapa bentuk fisik yang terdapat

    di dalam tubuh unta.

    D. Bentuk Unta.48

    Ketika kita memandangi seekor unta, maka yang terbesit dibenak kita

    adalah bentuk lahiriahnya saja. Padahal, adala yang lebih unik dalam ciptaan

    Allah swt. ini. Berikut kelebihan hewan ini:

    1. Dua Telinga

    Kedua telinga untuk ukurannya sangat kecil, dengan dua lubang

    yang kecil, tertutup bulu-bulunya. Ini berguna untuk menangkal pasir

    yang ditiup angin. Tidak hanya itu, ia ternyata mempunyai

    kemampuan untuk menangkal hempasan dari belakang. Telinganya

    juga langsung menempel ke kepala ketika ada pasir yang dibawa

    tiupan angin49

    .

    2. Hidung Unta.

    Lubang hidung unta kecil dan dipenuhi bulu. Hal ini juga untuk

    melindungi ketika ada hempasan pasir tang tertiup angin dari depan50

    47

    Ibrahim, Al I‟jaz, hlm 6 48

    Fitri Sari, “Urine Unta (Studi Nalar Hadis dan Pendekatan Medis)”:Hasil penelitian

    Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan (2018), hlm 30 49

    Thalbah, Ensiklopedia Mukjizat, hlm243. 50

    Ibid.

  • 43

    3. Dua mata Unta

    Kedua mata unta mempunyai lekukan dua tingkat, seperti

    perangkap yang satu dengan yang lainnya menjadi satu. Hal ini dapat

    melindungi kedua matanya dari masuknya pasir yang terhempas

    angin51

    4. Ekor Unta

    Kedua sisi ekor unta terdapat bulu. Kegunaannya untuk

    melindungi dari hempasan pasir yang tertiup angin kencang bagaikan

    butiran peluru yang ditembakkan52

    5. Tinggi Unta

    Kaki-kaki unta relatif panjang sehingga tubuhnya bisa terhindar

    dari hembusan debu di bawahnya. Dengan kakinya yang panjang tubuh

    unta menjadi tinggi, yang membuat jarak antara perut dan tanah di

    bawahnya menjadi jauh. Dengan demikian, panas yang bersal Dario

    padang pasir di bawanya tidak dirasakan oleh perut unta. Di samping

    itu, struktur kakinya bisa membantunya untuk melangkah dengan

    panjang dan ringan. Kaki-kaki unta dilengkapi dengan telapak berupa

    kulit yang kuat dan tebal membentuk bantalan yang melebar dan

    elastic ketika diinjjakkan. Hal ini yang menjadikan unta mampu

    berjalan di atas pasir yang paling halus sekalipun yang sangat sulit

    51

    Ibid hlm 244 52

    Ibid hlm 246

  • 44

    dilakukan oleh hewan selainnya. Karena itu, tepatlah jika unta dijuluki

    “bahtera/kapal gurun pasir.

    6. Leher Unta

    Allah swt. telah menciptakan unta yang mempunyai leher yang

    tinggi, agar bisa nyaman dalam memakan tumbuhan, dan agar mampu

    untuk memakan tumbuhan yang tinggi ketika dibutuhkan. Hal ini juga

    berfungsi sebagai penahan beban yang berat. Ketika unta duduk

    beristirahat atau bersantai untuk persiapan perjalanan selanjutnya, ia

    akan menopang ke bantalan dari kulit yang sangat tebal dan kokoh

    yang terdapat di bagian kakinya. Bantalan ini adalah suatu mukjizat

    ciptaan Allah swt. dan Allah swt. menganugerahkan unta segala

    keistimewaan ini. Ia mampu duduk di atas pasir yang sangat panas.

    7. Lambung Unta.

    Lambung unta mempunyai empat sisi. Alat pencernaannya

    sangat kuat, sehingga unta mampu mencerna apa saja yang dimakan,

    seperti karet ditempat yang kering. Unta tidak bernafas dengan

    hidungnya. Ia tidak akan merasa haus ketika berada dalam terik

    matahari. Dari saluran ini pula air bisa menguap.

    8. Pengaturan Suhu Pada Tubuh Unta.

    Unta mempunyai keistimewaan jarang mengeluarkan keringat

    kecuali hanya sedikit. Hal ini disebabkan karena unta mampu

  • 45

    melembabkan suhu badannya di padang pasir yang mudah berubah

    antara siang dan malam. Tubuh unta ditutupi dengan sedikit bulu.

    Fungsinya adalah menahan dari sengatan sinar matahari, sehingga terik

    matahari tidak sampai ke kulit dalamnya. Unta mampu berada pada

    perbedaan suhu tubuh sebesar 7 celcius yaitu antara 34 celcius sampai

    41 celcius tanpa ada kendala apa pun.

    Hal seperti ini hanya menghabiskan air sebanyak 5 liter. Ini

    berbeda jauh dengan tubuh manusia yang hanya bisa bertahan dalam

    suhu 37 celcius. Apabila turun atau naik, maka sangat berbahaya dan

    akan mengalami sakit, serta langsung mrndapat penanganan medis.

    Namun, kalau suhu tubuh manusia sama seperti suhu unta, maka

    manusia akan menghadapi ancaman kematian jika suhu tubuhnya

    bergerak dari 34 hingga mencapai 41 celcius.

    9. Unit Penggunaan Air yang Baik.

    Unta mampu mengonsumsi air hingga 30 liter, yaitu sekitar

    sepertiga dari berat badannya, dalam waktu kurang dari 10 menit. Di

    samping itu, unta memiliki struktur selaput lendir dalam hidungnya

    yang seratus kali lebih besar dari yang ada pada manusia. Dengan

    selaput lendir hidungnya yang besar dan melengkung, unta mampu

    menyerap 66% kelembapan yang ada di udara.

  • 46

    10. Punuk Unta.

    Punuk unta, yang berupa gundukan lemak, menyediakan sari

    makanan bagi hewan ini secara berkala ketika ia mengalami kesulitan

    makanan dan kelaparan. Dengan sistem ini, unta dapat hidup hingga

    tiga pekan tanpa air. Selama masa ini, unta kehilangan 33% berat

    badannya. Dalam kondisi yang sama, seorang manusia akan

    kehilangan 8% berat badannya dan meninggal dalam waktu 36 jam,

    dan kehilangan seluruh air dari tubuhnya.

    E. Air Seni Unta.

    Urien adalah air seni atau air kencing, baik yang keluar dari tubuh manusia

    atau hewan, adalah cairan yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian

    dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Para ahli mengatakan bahwa

    ekreksi urien diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah

    yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh.53

    a. Urien atau air kencing hewan.

    b. Urien atau air kencing manusia.

    Unta adalah hewan yang termasuk kelompok tylopoda, yaitu hewan yang

    berkuku belah atau kelompok mamalia yang berkuku genap. Unta ada yang

    berpunuk satu maupun dua, adalah kendaraan padang pasir. Unta yang berpunuk

    satu berada di Arab, Iran, Afganistan, Australia, dan Afrika. Jenis ini yang sangat

    terkenal di dunia. Unta yang mempunyai dua punuk berada di Asia Tengah, Asia

    53 Hukum menggunakan benda najis dalam pengobatan menurut Ibn Taymiyyah Dan

    Yusuf Al-Qardhawi (Nurul Syafiqah Mohd Safari) 2017

  • 47

    Timur, Asia Utara, sebelah utara gunung Himalaya, serta di daerah-daerah selatan

    Mongolia dan Siberia.

    Rasulullah saw. adalah orang yang pertama kali menerangkan media

    pengobatan melalui urine unta. Dalam beberapa penelitian yang telah dilakukan,

    urine unta tidak mengandung racun yang dapat mematikan manusia, tetapi justru

    dapat menyembuhkan penyakit manusia. Susu dan urine unta dapat digunakan

    untuk mengobati penyakit pembengkakan perut (ascites). Para peneliti di Saudi

    dicengangkan oleh satu tren pengobatan baru, menggunakan urine unta. Penelitian

    dan investigasi dilakukan oleh Dr. Ahlam Al-Audhi yang bekerja sama dengan

    Dr. Nahid Haikal di Fakultas Pendidikan bagi wanita bagian keilmiahan kota

    Jeddah. Keduanya menggunakan urine unta untuk menghilangkan jamur yang

    mneyerang manusia, tumbuhan, dan hewan. Beliau menggunakan urine unta

    Sekilas tentang air seni unta, di sini penulis ingin menerangkan sedikit

    banyak mengenai air seni unta. Akhir-akhir ini masyarakat mulai menggunakan

    air susu dan air kencing unta sebagai obat berbagai macam penyakit sebagaimana

    saran Nabi Saw dalam hadits shohih riwayat Imam Bukhori dan Muslim. Dan

    ternyata banyak yang mendapatkan kesembuhan dengan cara meminum air susu

    dan air kencing unta. Lalu bagaimanakah pendapat para ahli teknologi medis

    modern tentang air susu dan air kencing unta.

    Sebuah dalil mengenai khasiat air seni unta di sebutkan dalam hadis

    riwayat Bukhari dan Muslim dengan banyak redaksi. Di antaranya dalam riwayat

  • 48

    Anas bin Malik r.a beliau bercerita :

    ٍْ ُعْكم أَ ِ ملسو هيلع هللا ىلص قَْىٌو ِي ِديَُتَ فَأََيَر قَِدَو َعهَى َرُسىِل َّللاَّ ًَ ْو ُعَرْيَُتَ فَاْجتََىُوا اْن

    ٍْ أَْبَىاِنَها َوأَْنبَاََِها ٌْ يَْشَربُىا ِي ِ ملسو هيلع هللا ىلص بِِهقَاح َوأََيَرُهْى أَ نَُهْى َرُسىُل َّللاَّ

    Maksudnya : Ada sejumlah orang dari suku Ukl dan Uranah yang datang

    menemui Nabi shallallahu „alaihi wa sallam. Namun mereka

    mengalami sakit karena tidak betah di Madinah. Lalu Rasulullah

    shallallahu „alaihi wa sallam memerintahkan mereka untuk

    mendatangi kandang unta, dan menyuruh mereka untuk minum air

    Kencingnya dan susunya. (HR. Bukhari 1501)54

    F. Konsep Umum Pengobatan.

    Pengobatan merupakan salah satu cabang ilmu kehidupan berkenaan

    menjaga dan mempertahankan kesehatan atau rasa sehat. Dengan kata lain,

    pengobatan adalah ilmu untuk mencegah dan menyembuhkan penyakit.

    Pengobatan meliputi pengetahuan sains dan penggunaan pengetahuan tersebut.

    Ada berbagai jenis cabang ilmu pengobatan yang spesifik untuk organ dan

    penyakit tertentu.

    Ilmu pengobatan adalah pengetahuan tentang sistem tubuh dan penyakit.

    Pengobatan memiliki hubungan langsung dengan ilmu kesehatan dan

    biopengobatan. Dalam konteks lebih luas, pengobatan hari ini mengacu pada

    54 Kitab Sahih Bukhari , hlm 1501

  • 49

    bidang-bidang pengobatan klinik, penelitian pengobatan, operasi, lantasnya

    mengatasi penyakit dan cedera dan lain-lain55

    a. Macam-macam pengobatan.

    Pengobatan dibagi menjadi tiga:

    1. Pengobatan tradisional

    Pengobatan tradisional adalah warisan turun-temurun yang kian

    kurang orang mengamalkannya. Pengobatan ini tidak menunjukkan

    efek tindakan secepat pengobatan alopati tetapi mengamalkannya

    adalah untuk kesehatan jangka masa panjang. Pengobatan ini juga

    banyak menggunakan tumbuh - tumbuhan herbal sebagai oba t-

    obatan.

    2. Pengobatan modern

    Pengobatam modern merupakan campuran antara seni merawat

    dengan berbagai-bagai sains. Pengobatan memiliki

    hubungan langsung dengan ilmu kesehatan dan biopengobatan.

    Pengobatan hari ini memiliki bidang-bidang yang lebih luas seperti

    pengobatan klinik, penelitian pengobatan, operasi yang mengatasi

    masalah penyakit dan cedera.

    3. Pengobatan islam.

    Mengobati penyakit dalam al-Quran, dengan bekam, dengan

    makanan makanan subbah seperti kurma, madu, dan sebagainya.

    55 Hukum menggunakan benda najis dalam pengobatan menurut ibn taymiyyah dan yusuf

    al-qardhawi (Nurul Syafiqah Mohd Safari) 2017

  • 50

    Di dalam al-Quran dan hadis, beberapa bahan alam dinyatakan

    sebagai makanan bermanfaat atau bahkan obat-obatan. Sebagian di antara

    telah dikenal luas, tetapi sebagian mungkin masih terdengar asing56

    .

    Air seni unta dibolehkan untuk diminum dalam pengobatan, biasanya air

    seni unta itu dicampurkan dengan susu unta agar air seni itu bisa

    tersamarkan. Maka tidak heran jika sebagian orang masih bisa menerima

    campuran air seni unta dan susu unta saat mengkonsumsinya. Firman

    Allah SWT :

    َيًا ا ِِف ُبُطَىًِِۦ ِنۢو َبنۡيِ فَۡرٖث َوَدٖم َّلا ُّۡسقِيُكم ّمِها ۖٗ ن ىَۡعَِّٰم لَعِۡۡبَٗةَِإَونا لَُكۡم ِِف ٱۡۡل

    َّٰرِبنَِي (66)َخالِٗصا َسآنِٗغا ّلِلشا

    Artinya: Dan Sesungguhnya pada binatang-binatang ternak itu, kamu beroleh

    pelajaran yang mendatangkan iktibar. Kami beri minum kepada

    kamu dari pada apa Yang terbit dari Dalam perutnya, Yang lahir

    dari antara hampas makanan Dengan darah; (yaitu) susu Yang

    bersih, yang mudah diminum, lagi sedap rasanya bagi orang-orang

    Yang meminumnya.57

    Cara Nabi SAW dalam mengobati diri sendiri, Baginda Nabi SAW sendiri

    tidak menggunakan obat kimia sebagaimana yang dipelopori bangsa romawi dan

    yunani Bahaya obat kimia ialah ketagihan atau kerusakan badan. Jika sembuh

    56 Keajaiban resep obat nabi SAW menurut sains klasik dan modern, Joko Rinanto

    Agustus 2015 hlm 111

    57

    An-Nahl: (16) 66

  • 51

    terlalu pantas, bermakna dosa kifarah hanya dapat terhapus sedikit atau belum

    sempat terhapus. Ini mengurangkan dekatnya diri kita pada Allah.

    Rasulullah hanya memilih makanan khasiat tinggi di Tanah Hijaz

    berdasarkan wahyu dan ucapan jibril terus kepadanya. Orang bukan islam

    menafsirkan ialah ilmu pengobatan fitrah semula jadi, sebagaimana hewan

    mengobati dirinya contohnya kucing akan menjilat minyak pelita (zaitun) apabila

    ia terkena racun.

    Pengobatan Rasulullah bisa dianggap sebagai pembin