hukum islam tentang narkoba

Upload: nanda-saputra

Post on 03-Apr-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/28/2019 Hukum Islam Tentang Narkoba

    1/4

    Narkoba sudah kita ketahui bersama bagaimana dampak bahayanya. Narkoba dapat

    merusak jiwa dan akal seseorang. Berbagai efek berbahaya sudah banyak dijelaskan oleh

    pakar kesehatan. Begitu pula mengenai hukum penggunaan narkoba telah dijelaskan oleh

    para ulama madzhab sejak masa silam.

    Pengertian Narkoba

    Narkoba adalah singkatan dari narkotika, psikotropika dan bahan adiktif lainnya. Istilah

    lainnya adalah Napza [narkotika, psikotropika dan zat adiktif]. Istilah ini banyak dipakai

    oleh para praktisi kesehatan dan rehabilitasi.

    Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis

    maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,

    hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan

    ketergantungan.

    Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang

    berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang

    menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Lebih sering digunakanoleh dokter untuk mengobati gangguan jiwa.

    Bahan adiktif lainnya adalah zat atau bahan lain bukan narkotika dan psikotropika yang

    berpengaruh pada kerja otak dan dapat menimbulkan ketergantungan. [UU No.22 Tahun

    1997 tentang Narkotika] bahan ini bisa mengarahkan atau sebagai jalan adiksi terhadap

    narkotika.

    Dalam istilah para ulama, narkoba ini masuk dalam pembahasan mufattirot(pembuat

    lemah) atau mukhoddirot(pembuat mati rasa).

    Bahaya Narkoba

    Pengaruh narkoba secara umum ada tiga:

    1. Depresan

    Menekan atau memperlambat fungsi sistem saraf pusat sehingga dapat mengurangiaktivitas fungsional tubuh.

    Dapat membuat pemakai merasa tenang, memberikan rasa melambung tinggi, memberrasa bahagia dan bahkanmembuatnya tertidur atau tidak sadarkan diri

    2. Stimulan

    Merangsang sistem saraf pusat danmeningkatkan kegairahan (segar dan bersemangat) dankesadaran.

    Obat ini dapat bekerja mengurangi rasa kantuk karena lelah, mengurangi nafsu makan,mempercepat detak jantung, tekanan darah dan pernafasan.

    3. Halusinogen

    Dapat mengubah rangsangan indera yang jelas serta merubah perasaan dan pikiransehingga menimbulkan kesan palsu atau halusinasi.

    Seorang pakar kesehatan pernah mengatakan, Yang namanya narkoba pasti akan

    mengantarkan pada hilangnya fungsi kelima hal yang islam benar-benar menjaganya, yaitu

    merusak agama, jiwa, akal, kehormatan dan harta.

    Dalil Pengharaman Narkoba

  • 7/28/2019 Hukum Islam Tentang Narkoba

    2/4

    Para ulama sepakat haramnya mengkonsumsi narkoba ketika bukan dalam keadaan

    darurat. Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, Narkoba sama halnya dengan zat yang

    memabukkan diharamkan berdasarkan kesepakatan para ulama. Bahkan setiap zat yang

    dapat menghilangkan akal, haram untuk dikonsumsi walau tidak memabukkan (Majmu Al

    Fatawa, 34: 204).

    Dalil-dalil yang mendukung haramnya narkoba:

    Pertama: Allah Taala berfirman,

    Dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala

    yang buruk (QS. Al Arof: 157). Setiap yangkhobits terlarang dengan ayat ini. Di antara

    makna khobits adalah yang memberikan efek negatif.

    Kedua: Allah Taala berfirman,

    Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan (QS. Al Baqarah:

    195).

    Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang

    kepadamu (QS. An Nisa: 29).

    Dua ayat di atas menunjukkan akan haramnya merusak diri sendiri atau membinasakan diri

    sendiri. Yang namanya narkoba sudah pasti merusak badan dan akal seseorang. Sehingga

    dari ayat inilah kita dapat menyatakan bahwa narkoba itu haram.

    Ketiga: Dari Ummu Salamah, ia berkata,

    - - Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melarang dari segala yang memabukkan dan

    mufattir (yang membuat lemah) (HR. Abu Daud no. 3686 dan Ahmad 6: 309. Syaikh Al

    Albani mengatakan bahwa hadits ini dhoif). Jika khomritu haram, maka demikian pula

    dengan mufattiratau narkoba.

    Keempat: Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu alaihi wa sallambersabda,

    , ,

    Barangsiapa yang sengaja menjatuhkan dirinya dari gunung hingga mati, maka dia di

    neraka Jahannam dalam keadaan menjatuhkan diri di (gunung dalam) neraka itu, kekal

    selama lamanya. Barangsiapa yang sengaja menenggak racun hingga mati maka racun itu

    tetap ditangannya dan dia menenggaknya di dalam neraka Jahannam dalam keadaan kekal

    selama lamanya. Dan barangsiapa yang membunuh dirinya dengan besi, maka besi itu akan

    ada ditangannya dan dia tusukkan ke perutnya di neraka Jahannam dalam keadaan kekal

    selama lamanya (HR Bukhari no. 5778 dan Muslim no. 109).

    Hadits ini menunjukkan akan ancaman yang amat keras bagi orang yang menyebabkan

    dirinya sendiri binasa. Mengkonsumsi narkoba tentu menjadi sebab yang bisa

  • 7/28/2019 Hukum Islam Tentang Narkoba

    3/4

    mengantarkan pada kebinasaan karena narkoba hampir sama halnya dengan racun.

    Sehingga hadits ini pun bisa menjadi dalil haramnya narkoba.

    Kelima: Dari Ibnu Abbas, Rasulshallallahu alaihi wa sallambersabda,

    Tidak boleh memberikan dampak bahaya, tidak boleh memberikan dampak bahaya(HR.

    Ibnu Majah no. 2340, Ad Daruquthni 3: 77, Al Baihaqi 6: 69, Al Hakim 2: 66. Kata Syaikh Al

    Albanihaditsini shahih). Dalamhaditsini dengan jelas terlarang memberi mudhorotpada

    orang lain dan narkoba termasuk dalam larangan ini.

    Seputar Hukum bagi Pecandu Narkoba

    Jika jelas narkoba itu diharamkan, para ulama kemudian berselisih dalam tiga masalah: (1)

    bolehkah mengkonsumsi narkoba dalam keadaan sedikit, (2) apakah narkoba itu najis, dan

    (3) apa hukuman bagi orang yang mengkonsumsi narkoba.

    Menurut jumhur- mayoritas ulama, narkoba itu suci (bukan termasuk najis), boleh

    dikonsumsi dalam jumlah sedikit karena dampak muskir(memabukkan) yang ditimbulkan

    oleh narkoba berbeda dengan yang ditimbulkan oleh narkoba. Bagi yang mengkonsumsinarkoba dalam jumlah banyak, maka dikenai hukuman tazir (tidak ditentukan

    hukumannya), bukan dikenai had (sudah ada ketentuannya seperti hukuman pada pezina).

    Kita dapat melihat hal tersebut dalam penjelasan para ulama madzhab berikut:

    Dari ulama Hanafiyah, Ibnu Abidin berkata, Al banj(obat bius) dan semacamnya dari

    benda padat diharamkan jika dimaksudkan untuk mabuk-mabukkan dan itu ketika

    dikonsumsi banyak. Dan beda halnya jika dikonsumsi sedikit seperti untuk pengobatan.

    Dari ulama Malikiyah, Ibnu Farhun berkata, Adapun narkoba (ganja), maka hendaklah

    yang mengkonsumsinya dikenai hukuman sesuai dengan keputusan hakim karena narkoba

    jelas menutupi akal. Alisy salah seorang ulama Malikiyah- berkata, Had itu hanya

    berlaku pada orang yang mengkonsumsi minuman yang memabukkan. Adapun untuk benda

    padat (seperti narkoba) yang merusak akal namun jika masih sedikit tidak sampai

    merusak akal-, maka orang yang mengkonsumsinya pantas diberi hukuman. Namun

    narkoba itu sendiri suci, beda halnya dengan minuman yang memabukkan.

    Dari ulama Syafiiyah, Ar Romli berkata, Selain dari minuman yang memabukkan yang

    juga diharamkan yaitu benda padat seperti obat bius (al banj), opium, dan beberapa jenis

    zafaron dan jawroh, juga ganja (hasyisy), maka tidak ada hukuman had (yang memiliki

    ketentuan dalam syariat) walau benda tersebut dicairkan. Karena benda ini tidak membuat

    mabuk (seperti pada minuman keras, pen). Begitu pula Abu Robi Sulaiman bin Muhammad

    bin Umar yang terkenal dengan Al Bajiromi- berkata, Orang yang mengkonsumsi obat

    bius dan ganja tidak dikenai hukuman had berbeda halnya dengan peminum miras. Karena

    dampak mabuk pada narkoba tidak seperti miras. Dan tidak mengapa jika dikonsumsi

    sedikit. Pecandu narkoba akan dikenai tazir (hukuman yang tidak ada ketentuan pastinya

    dalam syariat).

    Sedangkan ulama Hambali yang berbeda dengan jumhur dalam masalah ini. Mereka

    berpendapat bahwa narkoba itu najis, tidak boleh dikonsumsi walau sedikit, dan

    pecandunya dikenai hukuman haddseperti ketentuan pada peminum miras-. Namun

    http://muslim.or.id/tag/haditshttp://muslim.or.id/tag/haditshttp://muslim.or.id/tag/haditshttp://muslim.or.id/haditshttp://muslim.or.id/haditshttp://muslim.or.id/haditshttp://muslim.or.id/haditshttp://muslim.or.id/tag/hadits
  • 7/28/2019 Hukum Islam Tentang Narkoba

    4/4

    pendapat jumhur yang kami anggap lebih kuat sebagaimana alasan yang telah

    dikemukakan di atas.

    Mengkonsumsi Narkoba dalam Keadaan Darurat

    Kadang beberapa jenis obat-obatan yang termasuk dalam napza atau narkoba dibutuhkan

    bagi orang sakit untuk mengobati luka atau untuk meredam rasa sakit. Ini adalah keadaan

    darurat. Dan dalam keadaan tersebut masih dibolehkan mengingat kaedah yang sering

    dikemukakan oleh para ulama,

    Keadaan darurat membolehkan sesuatu yang terlarang

    Imam Nawawi rahimahullahberkata, Seandainya dibutuhkan untuk mengkonsumsi

    sebagian narkoba untuk meredam rasa sakit ketika mengamputasi tangan, maka ada dua

    pendapat di kalangan Syafiiyah. Yang tepat adalah dibolehkan.

    Al Khotib Asy Syarbini dari kalangan Syafiiyah berkata, Boleh menggunakan sejenis napza

    dalam pengobatan ketika tidak didapati obat lainnya walau nantinya menimbulkan efek

    memabukkan karena kondisi ini adalah kondisi darurat.Penutup

    Demikian bahasan singkat kami mengenai hukum seputar narkoba. Intinya, Islam sangat

    memperhatikan sekali keselamatan akal dan jiwa seorang muslim sehingga sampai dilarang

    keras berbagai konsumsi yang haram seperti narkoba. Namun demikian karena pengaruh

    lingkungan yang jelek, anak-anak muda saat ini mudah terpengaruh dengan gelamornya

    dunia. Sehingga mereka pun terpengaruh dengan teman-temannya yang jelek yang

    mengajak untuk jauh dari Allah. Nasehat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sungguh

    bisa menjadi pelajaran berharga bagi kita semua.

    Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang sholih dan orang yang jelek adalah

    bagaikan berteman dengan pemilik minyak misk dan pandai besi. Jika engkau tidak

    dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau bisa membeli darinya atau minimal dapat

    baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau

    pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau dapat baunya yang tidak enak (HR. Bukhari

    no. 2101, dari Abu Musa).

    Moga Allah terus memberi hidayah demi hidayah.

    Referensi:An Nawazil fil Asyribah, Zainal Abidin bin Asy Syaikh bin Azwin Al Idrisi Asy

    Syinqithiy, terbitan Dar Kunuz Isybiliya, cetakan pertama, tahun 1432 H, hal. 205-229.

    Dari artikel 'Narkoba dalam Pandangan Islam Muslim.Or.Id'

    http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/narkoba-dalam-pandangan-islam.htmlhttp://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/narkoba-dalam-pandangan-islam.htmlhttp://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/narkoba-dalam-pandangan-islam.htmlhttp://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/narkoba-dalam-pandangan-islam.htmlhttp://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/narkoba-dalam-pandangan-islam.htmlhttp://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/narkoba-dalam-pandangan-islam.html