hubungan tingkat pendidikan ibu dengan · pdf file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan...

81
1 HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN STATUS KELENGKAPAN IMUNISASI PADA BALITA UMUR 1 – 5 TAHUN DI DESA GATAK SUKOHARJO SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan Oleh : Muhammad Wahyu Hariyanto NIM. ST14 041 PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2016

Upload: dinhphuc

Post on 08-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

1

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN STATUS

KELENGKAPAN IMUNISASI PADA BALITA UMUR 1 – 5

TAHUN DI DESA GATAK SUKOHARJO

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan

Oleh :

Muhammad Wahyu Hariyanto

NIM. ST14 041

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2016

Page 2: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul :

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN STATUS KELENGKAPAN IMUNISASI PADA BALITA

UMUR 1 – 5 TAHUN DI DESA GATAK SUKOHARJO

Oleh : Muhammad Wahyu Hariyanto

NIM. ST14 041

Telah dipertahankan di depan penguji pada tanggal 09 Februari 2016 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk

mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan

Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

bc. Yeti Nurhayati., M.Kes. Sunardi, SKM., M.Kes.

NIK. 201378115 NIP. 19730128199503 1 001

Penguji,

Ns. Atiek Murharyati., M.Kep.

NIK. 200680021

Surakarta, 25 Februari 2016

Ketua Program Studi S-1 Keperawatan,

Ns. Atiek Murharyati., M.Kep.

NIK. 200680021

Page 3: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

iii

Page 4: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena

berkat, rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi

dengan Judul “Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Dengan Status Kelengkapan

Imunisasi Pada Balita Umur 1 – 5 Tahun di Desa Gatak Sukoharjo”.

Dalam penyusunan Skipsi ini penulis banyak mendapat bimbingan dan

dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang

terhormat :

1. Ns. Wahyu Rima Agustin M.Kep, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada

Surakarta.

2. Ns. Atiek Murhayati, M.kep, selaku Ketua Program Studi S-1

Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

3. bc. Yeti Nurhayati, M.Kes, selaku pembimbing I yang telah membimbing

dengan cermat, memberikan masukan - masukan, inspirasi, perasaan

nyaman dalam bimbingan serta menfasilitasi demi sempurnanya skripsi

ini.

4. Sunardi, SKM, M.Kes, selaku pembimbing II yang telah membimbing

dengan cermat, memberikan masukan - masukan, inspirasi, perasaan

nyaman dalam bimbingan serta menfasilitasi demi sempurnanya skripsi ini

5. Kedua orang tua saya, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan

semangat baik moral, material dan spiritual untuk menyelesaikan

pendidikan.

6. Teman-teman mahasiswa Program Studi S-1 Keperawatan STIKes

Kusuma Husada Surakarta, khususnya kelompok 6 dan berbagai pihak

yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah memberikan

dukungan moril, materiil dan spiritual.

7. Responden penelitian yang sudah bersedia membantu dan meluangkan

waktunya.

Page 5: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

v

Semoga skripsi ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan dan

kesehatan, Amin.

Surakarta, 09 Januari 2016

Penulis

Page 6: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................... iii

SURAT PERNYATAAN ......................................................................... iv

KATA PENGANTAR .............................................................................. v

DAFTAR ISI ............................................................................................ vi

DAFTAR TABEL .................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ ix

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ x

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................... 1

1.2 Rumusam Masalah ......................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................ 3

1.4 Manfaat Penelitian .......................................................... 4

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Balita .............................................................................. 6

2.1 Ibu .................................................................................. 9

2.2 Imunisasi ........................................................................ 12

2.3 Keaslian penelitian ......................................................... 35

2.5 Kerangka Teori ............................................................... 37

2.6 Kerangka Konsep ........................................................... 38

2.7 Hipotesis Penelitian ........................................................ 38

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian ....................................... 39

3.2 Populasi dan Sampel ........................................................ 39

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian .......................................... 41

3.4 Variabel, Definisi Operasional dan Skala Pengukuran ..... 41

3.5 Alat Penelitian dan Prosedur Pengumpulan Data ............. 43

3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data ...................... 45

Page 7: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

vii

3.7 Etika Penelitian ............................................................... 49

BAB 1V HASIL PENELITIAN

4.1 Analisa Univariat ............................................................. 51

4.2 Analisa Bivariat ............................................................... 54

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Responden .................................................. 56

5.2 Tingkat Pendidikan Ibu Balita di Desa Gatak Sukoharjo .. 58

5.3 Tingkat Kelengkapan Imunisasi Balita di Desa Gatak

Sukoharjo ........................................................................ 61

5.4 Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Dengan

Kelengkapan Imunisasi .................................................... 62

BAB VI PENUTUP

6.1 Simpulan ........................................................................ 65

6.2 Saran ............................................................................... 66

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 8: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

viii

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Judul Tabel Halaman

2.1 Program Imunisasi 20

2.2 Keaslian Penelitian 35

3.1 Variabel Definisi dan Skala Penelitian 42

3.2 Tingkat Pendidikan 45

3.3 Interpretasi Hasil Uji Hipotesis 48

4.1 Distribusi Frekuensi Usia Responden 52

4.2 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden 52

4.3 Gambaran Tingkat Pendidikan Responden 53

4.4 Kelengkapan Imunisasi Pada Balita 54

4.5 Hasil Uji Lamdha 55

Page 9: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

ix

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Judul Gambar Halaman

Page 10: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

x

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran Keterangan

Lampiran 1 F.01 Usulan topik penelitian

Lampiran 2 F.02 Pernyataan Pengajuan Judul Skripsi

Lampiran 3 F.04 Pengajuan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 4 F.05 Lembar Oponent

Lampiran 5 F.06 Lembar Audience

Lampiran 6 F.07 Lembar Pengajuan Ijin Penelitian

Lampiran 7 Surat Ijin Pra Penelitian

Lampiran 8 Balasan Ijin Penelitian

Lampiran 9 Tabel Lamdha

Lampiran 10 Lembar Konsultasi

Lampiran 11 Dokumentasi

Page 11: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

xi

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2016

Muhammad Wahyu Hariyanto

Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Dengan Status Kelengkapan

Imunisasi Pada Balita Umur 1 – 5 Tahun

di Desa Gatak Sukoharjo

Abstrak

Imunisasi merupakan suatu upaya untuk mendapatkan kekebalan terhadap

suatu penyakit dengan cara memasukan kuman atau produk kuman yang sudah

dilemahkan atau dimatikan kedalam tubuh dan diharapkan tubuh dapat

menghasilkan zat anti yang pada saatnya digunakan tubuh untuk melawan kuman

atau bibit penyakit yang menyerang tubuh. Penetitian ini bertujuan untuk

mengetahui hubungan tingkat pendidikan dengan status kelengkapan imunisasi

pada balita umur 1 – 5 tahun di Puskesmas Gatak Sukoharjo.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross

sectional. Sampel penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita umur 1 – 5 tahun

sebanyak 126 orang dan data yang diperoleh menggunakan lembar obsevasi.

Analisa yang digunakan menggunakan analisa univariat dan bivariat.

Hasil analisa univariat menunjukkan dari 126 responden terdapat 16

(12,7%) responden tidak memberikan imunisasi dasar lengkap, 110 (87,3%)

responden memberikan imunisasi dasar lengkap 69 (54,8%) memiliki tingkat

pendidikan dasar, 48 (38,1) memiliki tingkat pendidikan menengah, 9 (7,1%)

memiliki tingkat pendidikan tinggi. Hasil analisa bivariat dengan uji stastistik

lamdha, menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara tingkat

pendidikan ibu (P value = 0.000 (0.000<0.05) dengan kelengkapan imunisasi.

Diharapkan agar dapat meningkatkan tingkat pengetahuan ibu mengenai

kelengkapan imunisasi dengan cara meningkatkan penyuluhan di setiap Desa /

Posyandu.

Kata Kunci : Imunisasi, pendidikan, balita umur 5 tahun.

Page 12: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

xii

BACHELOR OF NURSING PROGRAM

SCHOOL OF HEALTH SCIENCES OF KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2016

Muhammad Wahyu Hariyanto

The Relationship between Mothers’ Levels of Education and Immunization

Completion Status in Children Aged 1 to 5 in Gatak Village, Sukoharjo

Regency

Abstract

Immunization is an attempt to develop immune system against diseases by

entering germs or germ products which have been attenuated or killed into human

bodies and the body is expected to obtain antibody which can be used to fight

against germs or disease-causing pathogens. This study aims at investigating the

relationship between mothers’ levels of education and immunization completion

status in children aged 1 to 5 years in Public Health Center of Gatak, Sukoharjo.

This is a quantitative research with cross-sectional design. The samples

included a total of 126 mothers having children aged 1 to 5 years. The data were

obtained using observation sheets. Univariate and bivariate analyses were applied

in this research for analyzing the data.

The results of univariate analysis reveal that out of 126 respondents, 16

(12.7%) respondents do not fulfill complete basic immunization, 110 (87.3%)

respondents fulfill complete basic immunization, 69 (54.8%) respondents are

elementary school graduates, 48 (38.1%) respondents are middle school

graduates, and 9 (7.1%) respondents are university graduates. The results of

bivariate analysis with Lamda statistical test indicate that there is a significant

relationship between mothers’ levels of education (p-value = 0.000 (0.000<0.05) and

the completion of immunization.

It is expected that healthcare workers and caretakers make an effort to improve mothers’

knowledge on the completion of immunization by providing counseling in all villages and

Integrated Service Post (Posyandu).

Keywords: immunization, education, children under 5 years old.

Page 13: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anak merupakan masa depan bangsa yang berhak atas pelayanan

kesehatan secara individu. Anak adalah individu yang masih bergantung

pada orang dewasa dan lingkungannya. Selama dalam proses tumbuh

kembang, anak memerlukan asupan gizi yang baik, kasih sayang,

penanaman nilai agama dan budaya serta upaya pencegahan penyakit.

Imunisasi merupakan suatu upaya untuk mendapatkan kekebalan terhadap

suatu penyakit dengan cara memasukan kuman atau produk kuman yang

sudah dilemahkan atau dimatikan ke dalam tubuh dan diharapkan tubuh

dapat menghasilkan zat anti yang pada saatnya digunakan tubuh untuk

melawan kuman atau bibit penyakit yang menyerang tubuh (Rochmah

K.M, 2011). Selain itu tujuan dari pemberian imunisasi pada bayi dan

balita diharapkan dapat menjadikan anak kebal terhadap penyakit sehingga

dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta dapat mengurangi

kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (Aziz

Alimul, 2011).

Menurut WHO Imunisasi telah terbukti sebagai salah satu upaya

kesehatan masyarakat yang sangat penting. Program imunisasi telah

menunjukkan keberhasilan yang sangat luar biasa dan merupakan usaha

yang sangat hemat biaya dalam mencegah penyakit menular. The

Page 14: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

2

Expended Progaram oleh WHO, cakupan imunisasi dasar anak

dari 50% mendekati 80% diseluruh dunia. WHO telah mencanangkan

program ini (Global Programme For Vaccines and Immunication)

organisasi pemerintah di seluruh dunia bersama UNICEF, WHO dan

World Bank. Menurut perhitungan Kementrian PPN / Bapenas 2015

mempunyai target di 2019 yaitu meningkatkan persentase Kab / Kota

yang mencapai 80% imunisasi dasar lengkap pada bayi dari 71,2%

menjadi 95%, target tersebut untuk menjawab ketimpangan imunisasi

dasar antara daerah yang terendah yaitu papua 29,2% dan tertinggi di

jogjakarta 83,2% dan sedangkan di Jawa Tengah sendiri yaitu 76,9%.

menjelaskan cakupan imunisasi BCG, Hepatitis, DPT/Hb3 dan

Campak pada anak umur 12-59 bulan lebih tinggi di perkotaan

dibandingkan perdesaan. Untuk imunisasi Polio 3, DPT/Hb 3 dan

campak, perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki. Cakupan

imunisasi tertinggi (BCG 98,3%) pada Kepala Keluarga dengan

pendidikan tamat PT, pekerjaan lainnya dan pada tingkat pengeluaran per

kapiita 5. Cakupan imunisasi terendah pada KK dengan pendidikan tamat

SMP, pekerjaan lainnya dan tingkat pengeluaran per kapita (Depkes,

2007).

Persentase cakupan imunisasi lengkap di Provinsi Jawa Tengah

sebesar 59,1%. Persentase cakupan imunisasi lengkap anak balita

tertinggi di kabupaten Wonogiri (86,8%) dan terendah di kabupaten

Brebes dan Purworejo masing-masing (40,6%) (DinKes, 2007).

Page 15: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

3

Sukoharjo menduduki peringkat pertama dengan presentasi pelaksanaan

imunisasi tertinggi yaitu mencapai 70,1% (Dinkes Provinsi Jawa Tengah

2014). Presentase pelaksanaan imunisasi di Kecamatan Gatak telah

mencapai 80% (Dinkes Kabupaten Sukoharjo 2014). Presentase yang 80%

peneliti ingin mengetahui apakah tingkat pendidikan mempengaruhi

prosentase tersebut. Berdasarkan fenomena diatas maka penulis tertarik

untuk meneliti mengenai hubungan pendidikan ibu dengan status

kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di Desa Gatak

Sukoharjo.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan cakupan imunisasi lengkap, Sukoharjo menduduki

peringkat pertama dengan presentasi pelaksanaan imunisasi tertinggi yaitu

mencapai 70,1% (Dinkes Provinsi Jawa Tengah 2014). Presentase

pelaksanaan imunisasi di Kecamatan Gatak telah mencapai 80% (Dinkes

Kabupaten Sukoharjo 2014).

Berdasarkan latar belakang, dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut yaitu “Adakah Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Dengan Status

Kelengkapan Imunisasi Pada Balita Umur 1 – 5 Tahun di Desa Gatak

Sukoharjo?”

Page 16: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

4

1.3 Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status

kelengkapan imunisasi pada balita di Desa Gatak Sukoharjo.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui karakteristik responden.

b. Mengetahui tingkat pendidikan ibu di Desa Gatak Sukoharjo.

c. Mengetahui status kelengkapan imunisasi pada balita di Desa

Gatak Sukoharjo.

d. Mengetahui hubungan tingkat pendidikan ibu dengan kelengkapan

imunisasi pada balita di Desa Gatak Sukoharjo.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi instansi puskesmas dan profesi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi

Puskesmas Gatak Sukoharjo dalam membuat kebijakan selanjutnya

untuk meningkatkan presentase kelengkapan imunisasi dasar

dengan mengetahui hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status

kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di Desa Gatak

Sukoharjo. Sehingga menjadi acuan buat Puskesmas melalui

intervensi lebih lanjut.

Page 17: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

5

2. Bagi instansi pendidikan

Menjadi wacana dan bahan masukan dalam proses belajar

mengajar terhadap kelengkapan imunisasi berdasarkan tingkat

pendidikan ibu.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan

keilmuan serta dapat digunakan sebagai landasan untuk peneliti

yang akan datang mengenai aspek lain yang dapat dikembangkan

dalam penelitian imunisasi dasar lengkap.

4. Bagi peneliti

Sebagai aplikasi metode penelitian berhubungan dengan

tingkat pendidikan ibu terhadap imunisasi pada balita.

Page 18: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

6

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Balita

2.1.1 Pengertian Balita

Balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun

atau lebih populer dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun

(depkes 2015).

2.1.2 Tumbuh Kembang Balita

Cara mengukur pertumbuhan balita

a. Mengukur BB

b. Mengukur panjang bayi

a) Cara mengukur dengan posisi berbaring:

b) Sebaiknya dilakukan oleh 2 orang.

c) Bayi dibaringkan telentang pada alas yang datar.

d) Kepala bayi menempel pada pembatas angka 0.

e) Petugas 1 : kedua tangan memegang kepala bayi agar tetap

menempel pada pembatas angka 0 (pembatas kepala).

f) Petugas 2 : tangan kiri menekan lutut bayi agar lurus, tangan

kanan menekan batas kaki ke telapak kaki.

g) Petugas 2 membaca angka di tepi di luar pengukur.

Page 19: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

7

2.1.3 Perkembangan

Bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih komplek dalam

kemampuan :

a. Gerakan kasar / motorik kasar

Adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak

melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot – otot

besar seperti duduk, berdiri dan sebagainya.

b. Gerakan halus atau motorik halus

Adalah kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan

dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi

yang cermat seperti mengamati sesuatu, menjimpit, menulis, dan

sebagainya.

c. Kemampuan bicara dan bahasa

adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk

memberikan respons terhadap suara, berbicara, berkomunikasi,

mengikuti perintah dan sebagainya.

d. Sosialisasi dan kemandirian

adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri anak

(makan sendiri, membereskan mainan selesai bermain), berpisah

dengan dengan ibu/pengasuh anak, bersosialisasi dan berinteraksi

dengan lingkungannya, dan

sebagainya.

Page 20: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

8

2.1.4 Faktor – faktor yang mempengaruhi kualitas tumbuh kembang

balita

a. Faktor dalam

a) Ras etnik / suku bangsa

b) Keluarga / genetik / keturunan

c) Umur

d) Jenis Kelamin

b. Faktor luar

a) Gizi (pada saat dalam kandungan) dan gizi pada masa

pertumbuhan

b) Racun / zat kimia dan radiasi

c) Kekurangan hormon tertentu

Beberapa hormon yang bisa mengganggu pertumbuhan

misalnya kekurangan hormon insulin yang menyebabkan ibu

pada saat hamil menderita diabetes, dan pada saat pertumbuhan

kekurangan hormon tiroid pada kelenjar gondok yang

menyebabkan pertumbuhan anak menjadi pendek.

d) Penyakit infeksi

e) Sosial ekonomi

f) Lingkungan pengasuhan

g) Stimulus atau rangsangan

(Kemenkes RI, 2010)

Page 21: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

9

2.2 Ibu

2.2.1 Pengertian Ibu

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebut bahwa Ibu adalah seorang

perempuan yang telah mengandung selama sembilan bulan dan telah

melahirkan seorang anak serta merawat dengan penuh kasih sayang.

Menurut Wikipedia Bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas (Wikipedia,

2007: 1), Ibu adalah orang tua perempuan dari seorang anak, baik laki-

laki maupun perempuan, baik melalui hubungan biologis maupun

sosial. Ibu memiliki peranan yang sangat penting dalam membesarkan

anak, mendidik dan panggilan ibu dapat diberikan untuk perempuan

yang bukan orang tua kandung (biologis) dari seseorang yang mengisi

peranan ini, contoh ibu angkat atau ibu asuh.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan ibu adalah orang tua

dan tempat pertama dimana anak mendapatkan pendidikan. Apabila

ibu memamahami dan ingin melaksanakan tugas serta tanggung jawab

dalam mendidik dan menjaga anak dengan baik, maka lahir generasi

yang baik, generasi yang unggul dan tumbuh menjadi seorang yang

berbudi luhur, bertanggung jawab, dan berbakti kapada orang tua.

Ibu orang tua yang paling memiliki ikatan batin yang erat dengan

anak, karena sejak dalam kandungan hingga menjadi seorang anak

yang dewasa ibu yang merawat dan membesarkan anak, ibu yang

sering bertemu dengan anak, perilaku anak dapat ditentukan oleh

sikap dan pola asuh ibu dalam lingkungan keluarga.

Page 22: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

10

2.2.2 7 peran seorang ibu untuk keluarga adalah :

1. Ibu sebagai manager

Sebagai seorang manager, seorang ibu rumah tangga mampu

mengintegrasikan berbagai macam karakter, berbagai macam

keadaan/kondisi anggota keluarganya ke dalam satu tujuan rumah

tangga.

2. Ibu sebagai teacher

Sebagai seorang teacher (guru), seorang ibu mampu mendidik

putra-putrinya, mengerjakan sesuatu yang baru, melatih,

membimbing mengarahkan serta memberikan penilaian baik berupa

reward maupun punisment serta yang mendidik. Menurut (Baqir

Sharif al – Qarashi, 2003) bahwa ibu merupakan sekolah yang paling

utama dalam pembentukan kepribadian anak, serta sarana untuk

memenuhi mereka dangan berbagai sifat mulia.

3. Ibu sebagai chef/cook

Sebagai seorang chef tentunya seorang ibu harus pandai memutar

otak untuk berkreasi menghasilkan menu-menu yang dapat diterima

semua anggota keluarga, baik menu sarapan, makan siang, maupun

makan malam.

4. Ibu sebagai nurse

Sebagai seorang nurse (perawat) seorang ibu bagaimana dengan

telatennya merawat putra-putrinya, dari mulai mengganti popok

ketika bayi, memandikan, menyuapi makan, sampai segala sesuatu

Page 23: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

11

yang dibutuhkan oleh putra-putrinya sekecil apapun beliau

perhatikan, dan tidak bosan-bosannya mencurahkan kasih sayang

dan perhatiannya yang begitu tulus.

5. Ibu sebagai accountant

Sebagai seorang akuntan, seorang ibu mampu mengelola APBK

(Anggaran Pendapatan dan Belanja Keluarga) dengan sebaik-

baiknya, bagaimana mengatur pengeluaran belanja bulanan dari

mulai membayar listrik, telepon, PAM, kebutuhan anak sekolah, dan

kebutuhan-kebutuhan lainnya yang tak terduga. Dan bahkan

bagaimana seorang ibu rumah tangga mampu membantu

perekonomian keluarganya dengan tidak melupakan kodratnya

sebagai ibu.

6. Ibu sebagai design interior

Ibu sebagai seorang design interior seorang ibu harus mampu

menciptakan / menata berbagai furnitur yang ada di rumahnya untuk

menciptakan suasana baru, tidak membosankan anggota keluarganya

7. Ibu sebagai doctor

Ibu sebagai seorang doctor bagaimana seorang ibu harus mampu

mengupayakan kesembuhan dan menjaga putra-putrinya dari

berbagai hal yang mengancam kesehatan. Berbagai cara dilakukan

untuk menjaga anggota keluarganya tetap dalam keadaan sehat

(Diaf, 2013).

Page 24: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

12

2.3 Imunisasi

Imunisasi sebagai upaya pencegahan yang utama dalam mencapai

kesejahteraan anak, senantiasa berubah sesuai dengan perubahan

epidemiologi dan pengadaan vaksin yang semakin lengkap. Untuk itu

diperlukan pedoman pelaksanaan imunisasi di Indonesia agar dicapai

keseragaman dalam rangka Universal Children Immunization (UCI).

Beberapa tahun ini Program Imunisasi Nasional di Indonesia telah berhasil

memenuhi kebutuhan anak – anak kita, yaitu pemberian vaksin kombinasi

DPT / Hepatitis B, Hib, Td untuk anak sekolah, dan pemberian vaksin

campak kedua. Puncaknya, WHO-SEARO (regional Asia Tenggara) pada

tanggal 27 Maret 2014 telah mendeklarasikan eradikasi polio di Asia

Tenggara, termasuk Indonesia (Ranuh, 2014). Imunisasi merupakan suatu

teknologi yang sangat berhasil dan merupakan sumbangan ilmu pengetahuan

yang terbaik yang diberikan oleh para ilmuan di dunia ini. Satu upaya

kesehatan yang paling efektif dan efisien dibandingkan dengan upaya

kesehatan lainnya, setiap tahun lahir 130 juta anak di dunia, 91 juta

diantaranya lahir di negara yang sedang berkembang. Pada tahun 1974

cakupan vaksinasi baru mencapai 50%, sehingga dilaksanakan imunisasi

global yang disebut extendend program immunization dan saat ini cakupan

meningkat hampir setiap tahun, minimal tiga juta anak terhindar dari

kematian dan sekitar 750000 terhindar dari cacat, namun demikian satu dari

empat orang anak masih belum mendapatkan vaksinasi dan dua juta

meninggal setiap tahunnya karena penyakit yang dapat dicegah dengan

Page 25: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

13

imunisasi (Ranuh, 2005). Sejarah sendiri imunisasi telah dimulai lebih dari

200 tahun yang lalu, sejak Edward Yenner tahun 1798 pertama kali

menunjukkan bahwa dengan cara vaksinasi dapat mencegah penyakit Cacar.

Sejarah imunisasi di Indonesia dimulai pada tahun 1956. Saat itu digelar

imunisasi Cacar sekitar 17 tahun berselang, pemerintah mulai melakukan

imunisasi BCG untuk Tuberkulosis, disusul imunisasi TT pada ibu hamil

setahun kemudian. Pada tahun 1976, diadakan imunisasi DPT (Difteri,

Pertusis, Tetanus) pada bayi. Pada tahun 1977, WHO mulai menetapkan

program imunisasi sebagai upaya global dengan Expanded Program on

Immunization. Sejak tahun 1981, mulai dilakukan imunisasi Polio, Campak,

dan Hepatitis (Ranuh, 2008).

2.3.1 Pengertian Imunisasi

Pengertian imunisasi itu sendiri adalah suatu pemindahan atau

transfer secara pasif atau imunisasi adalah suatu cara untuk

meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen,

sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yang serupa tidak terjadi

penyakit (Marimbi, 2010). Sedangkan menurut Tawi (2008), Imunisasi

adalah suatu tindakan untuk memberikan kekebalan dengan cara

memasukkan vaksin ke dalam tubuh manusia. mendapatkan kekebalan

terhadap suatu penyakit dengan cara memasukan kuman atau produk

kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan kedalam tubuh dan

diharapkan tubuh dapat menghasilkan zat anti yang pada saatnya

Page 26: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

14

digunakan tubuh untuk melawan kuman atau bibit penyakit yang

menyerang tubuh (Rochmah K.M, 2011).

2.3.2 Imunisasi sebagai upaya pencegahan

1. Pencegahan primer

Upaya pencegahan primer adalah semua upaya untuk

menghindari terjadinya sakit atau kejadian yang dapat

mengakibatkan seseorang sakit atau menderita cedera dan cacat.

Memperhatikan gizi dengan sanitasi lingkungan yang baik,

pengamanan terhadap segala macam cedara dan keracunan serta

vaksinasi atau imunisasi terhadap penyakit.

2. Pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder adalah deteksi dini, bila diketahui adanya

penyimpangan kesehatan seorang bayi atau anak maka intervesi atau

pengobatan perlu segera diberikan untuk koreksi secepatnya.

Memberi pengobatan yang sesuai diagnosis yang tepat adalah suatu

upaya pencegahan sekunder agar tidak terjadi komplikasi yang tidak

diinginkan, yaitu meninggal atau meninggalkan gejala sisa, cacat

maupun cacat lainnya.

3. Pencegahan tersier

Sedangkan pencegahan tersier adalah membetasi berlanjutnya

gejala sisa tersebut dengan upaya pemulihan seorang anak agar dapat

hidup mandiri tanpa bantuan orang lain. Contoh pada terapi

Page 27: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

15

rehabilitasi medik pada seorang anak dengan kelumpuhan maupun

cacat lainnya (Ranuh, 2014).

2.3.3 Jenis Imunisasi

Ada dua jenis imunisasi, yaitu:

a) Imunisasi aktif, tubuh sendiri secara aktif akan menghasilkan zat

anti setelah adanya rangsangan vaksin dari luar tubuh.

b) Imunisasi pasif, kadar zat anti yang meningkat dalam tubuh

bukan sebagai hasil produksi tubuh sendiri, tetapi secara pasif

diperoleh karena suntikan atau pemberian dari luar tubuh (Wahab,

2004).

2.3.4 Tujuan Imunisasi

Tujuan imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya penyakit

tertentu pada seseorang, dan menghilangkan penyakit tertentu pada

sekelompok mayarakat (populasi). Untuk memberikan kekebalan

kepada bayi agar dapat mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak

yang disebabkan oleh penyakit yang sering berjangkit (Marimbi, 2010).

2.3.5 Manfaat Imunisasi

1. Untuk Anak : mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit,

dan kemungkinan cacat atau kematian.

2. Untuk Keluarga : menghilangkan kecemasan dan psikologi

pengobatan bila anak sakit. Mendorong pembentukan keluarga

apabila orang tua yakin bahwa anaknya akan menjalani masa kanak

– kanak yang nyaman.

Page 28: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

16

3. Untuk Negara: memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa

yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan bangsa

(Marimbi, 2010).

Sedangkan menurut Yusrianto (2010), imunisasi bertujuan agar

zat kekebalan tubuh balita terbentuk sehingga resiko untuk

mengalami penyakit yang bersangkutan lebih kecil. Tujuan diberikan

imunisasi adalah diharapkan untuk menjadi kebal terhadap penyakit

sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas dan

mengurangi kecacatan akibat penyakit tertentu (Hidayat, 2008).

2.3.6 Macam – macam Imunisasi

Macam – macam Imunisasi itu ada dua macam, diantaranya adalah :

1. Imunisasi aktif :

Merupakan imunisasi yang dilakukan dengan cara

menyuntikan antigen kedalam tubuh sehingga tubuh anak sendiri

yang akan membuat zat antibodi yang akan bertahan bertahun –

tahun lamanya. Imunisasi ini akan lebih bertahan lama dari pada

imunisasi pasif (Riyadi & Sukarmin, 2009).

Menurut Marimbi (2010), imunisasi aktif adalah pemberian

kuman atau racun kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan

dengan tujuan untuk merangsang tubuh memproduksi antibodi

sendiri. Contohnya imunisasi campak atau polio.

Imunisasi aktif merupakan pemberian zat sebagai antigen

yang diharapkan akan terjadi suatu proses infeksi buatan

Page 29: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

17

sehingga tubuh mengalami reaksi imunologi spesifik yang akan

menghasilkan respon seluler dan humoral serta dihasilkannya sel

memori, sehingga apabila benar – benar terjadi infeksi maka

tubuh secara cepat dapat merespon (Hidayat, 2008). Dalam

imunisasi aktif terdapat empat macam kandungan dalam setiap

vaksin antara lain :

a) Antigen merupakan bagian dari vaksin yang berfungsi

sebagai zat antara mikroba guna terjadinya semacam infeksi

buatan dapat berupa poli sakarida, toksoid atau virus

dilemahkan atau bakteri dimatikan.

b) Pelarut dapat berupa air steril atau juga berupa cairan kultur

jaringan.

c) Preservative, stabilizer, dan antibiotika yang berguna untuk

menghindari tumbuhnya mikroba dan sekaligus agar vaksin

dalam keadaan lemah atau stabilisasi antigen.

d) Adjuvant yang terdiri dari gram alumunium yang berfungsi

untuk meningkatkan imunisasi antigen (Proverawati, 2010).

2. Imunisasi pasif :

Pada imunisasi pasif tubuh tidak membuat sendiri zat anti

akan tetapi tubuh mendapatkannya dari luar dengan cara

penyuntikan bahan atau serum yang telah mengandung zat anti.

Page 30: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

18

Atau anak tersebut mendapatkannya dari ibu saat dalam

kandungan (Riyadi & Sukarminm, 2009).

Menurut Ranuh (2014), imunisasi pasif adalah pemberian

antibodi kepada resipien, dimaksudkan untuk memberikan

imunitas secara langsung tanpa harus memproduksi sendiri zat

aktif tersebut untuk kekebalan tubuhnya. Anti bodi yang diberikan

ditujukan untuk upaya pencegahan atau pengobatan terhadap

infeksi, baik untuk infeksi bakteri maupun virus.

Sedangkan menurut Marimbi (2010), imunisasi pasif adalah

penyuntikan sejumlah antibodi sehingga kadar antibodi dalam

tubuh meningkat. Contohnya dalam penyuntikan ATS (Anti

Tetanus Serum) pada orang yang mengalami kecelakaan. Contoh

lain adalah yang terdapat pada bayi yang baru lahir dimana bayi

tersebut menerima berbagai jenis antibodi dari ibunya melalui

darah plasenta selama masa kehamilan, misalnya antibodi

terhadap campak.

Menurut Hidayat (2008), imunisasi pasif merupakan

pemberian zat (imunoglobin) yaitu suatu zat yang dihasilkan

melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma

manusia atau binatang yang digunakan untuk mengatasi mikroba

yang diduga sudah masuk dalam tubuh yang terinfeksi. Jenis

Page 31: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

19

imunisasi pasif tergantung cara pemberian dan jenis antibodi yang

diinginkan,yaitu :

a) Imunolobulin yang diberikan secara intramuskuler.

b) Imunolobulin yang diberikan secara intravena.

c) Imunolobulin spesifik (hyperimmune)

d) Plasma manusia.

e) Antiserum (anti bodi dari binatang).

2.3.7 Imunisasi dasar

Imunisasi adalah sarana untuk mencegah penyakit berbahaya,

yang dapat menimbulkan kematian pada bayi. Imunisasi bisa

melindungi anak – anak dari penyakit melalui vaksinasi yang bisa

berupa suntikan atau melalui mulut. Keberhasilan pemberian

imunisasi pada anak dipengaruhi oleh beberapa faktor, antaranya

terdapat tingginya kadar antibodi pada saat dilakukan imunisasi,

potensi antigen yang disuntikan, waktu antara pemberian imunisasi,

dan status nutrisi terutama kecukupan protein karena protein

diperlukan untuk menyintesis antibodi (Hidayat, 2009).

Page 32: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

20

2.3.8 Program Imunisasi Tahun 2010.

Tabel 2.1 Program Imunisasi

Jenis

Imunisasi

Umur pemberian Imunisasi

Bulan Tahun

Lah

ir

1 2 3 4 5 6 9 12 15 18 2 3 5 6 10 12

BCG 0

Polio 0 1 2 3 4 5

Hepatitis

B

1 2 3

DPT 1 2 3 4 5 6

Campak 1 2

Sumber : (Proverawati, 2010).

Berikut beberapa imunisasi dasar yang diwajibkan pemerintah :

1. BCG

Imunisasi BCG merupakan imunisasi yang digunakan untuk

mencegah terjadinya penyakit TBC yang berat sebab terjadinya

penyakit TBC yang primer atau yang ringan dapat terjadi walaupun

sudah dilakukan imunisasi BCG. TBC yang berat contohnya adalah

TBC pada selaput otak, TBC milier pada seluruh lapangan paru, atau

TBC tulang. Vaksin BCG merupakan vaksin yang mengandung

kuman TBC yang telah dilemahkan. Menurut Hidayat (2008),

Imunisasi BCG merupakan imunisasi yang digunakan untuk

Page 33: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

21

mencegah terjadinya penyakit TBC primer atau yang ringan dapat

terjadi walau sudah dilakukan imunisasi BCG, pencegahan imunisasi

BCG untuk TBC yang berat seperti TBC pada selaput otak, TBC

Milier (pada seluruh lapang paru) atau TBC tulang.

Efek samping pemberian imunisasi BCG adalah terjadinya ulkus

pada daerah suntikan, limfadenitis regionalis, dan reaksi panas

(Hidayat, 2009). Efeksamping lainnya adalah terjadinya ulkus lokal

yang superfisial pada 3 minggu setelah penyuntikan. Ulkus tertutup

krusta, akan sembuh dalam 2 – 3 bulan, dan meninggalkan parut bulat

dengan diameter 4 – 8 mm. Frekuensi pemberian imunisasi BCG

adalah 1 dosis sejak lahir sebelum umur kurang dari 3 bulan atau pada

anak dengan uji Mantoux (tuberkulin) negatif (Ranuh, 2014).

2. Hepatitis B

Vaksin hepatitis B diberikan untuk melindungi bayi dengan

memberikan kekebalan terhadap penyakit hepetitits B. Yaitu penyakit

infeksi lever yang dapat menyebabkan sirosis hati, kanker, dan

kematian (Surirah, 2009).

Sedangkan menurut Ranuh (2014), sebenarnya imunisasi

hepatitits B sangat fleksibel sehingga tersedia beberapa pilihan untuk

menyatukannya kedalam program imunisasi terpadu. Imunisasi

diberikan 3 kali, imunisasi pertama diberikan segera setelah lahir.

Jadwal imunisasi yang paling di anjurkan adalah 0,1,6 bulan karena

respons antibodi paling optimal.

Page 34: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

22

Efek samping pemberian imunisasi hepatitis B yang terjadi pada

umumnya berupa reaksi lokal yang ringan dan bersifat sementara.

Kadang – kadang dapat menimbulkan demam ringan untuk 1-2 hari

(Ranuh, 2014).

3. Polio

Imunisasi polio yaitu proses pembentukan kekebalan tubuh

terhadap penyakit polio dengan mempergunakan vaksin polio oral

(OPV) maupun bisa juga dengan suntikan (IPV) (Ranuh, 2014).

Imunisasi polio diberikan untuk mencegah penyakit

poliomylitis. Polio adalah penyakit yang dapat menyebabkan

kelumpuhan pada anak (Hidayat, 2008).

4. DPT

Difteri adalah suatu penyakit akut yang bersifat toxin-mediated

disease dan disebabkan oleh kuman corynebacterium diphatare.

Pertusis atau batuk rejan adalah suatu penyakit akut yang disebabkan

oleh bakteri Bordetella pertusis. Sedangkan Tetanus itu sendiri adalah

penyakit akut, bersifat fatal, gejala klinis disebabkan oleh eksotoksin

yang di produksi bakteri Clostridium tetani (Ranuh, 2014).

Pemberian imunisasi DPT untuk melindungi tubuh terhadap

penyakit difteri, pertusis, dan tetanus yang berakibat fatal pada bayi

dan anak. Adapun efek samping vaksin DPT ini adalah reaksi lokal

adalah kemerahan, bengkak, dan nyeri pada lokasi injeksi. Demam

ringan, anak gelisah, menangis, yang biasanya dapat diatasi dengan

Page 35: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

23

obat penurun panas. Bila setelah imunisasi DPT terjadi demam 400 C,

demam lebih dari tiga hari, atau reaksi kejang, segera beritahukan

dokter anda (Ranuh, 2014).

Menurut Hidayat (2009), imunisasi DPT merupakan imunisasi

untuk mencegah terjadinya penyakit difteri, pertusis, dan tetanus.

Pemberian DPT dapat berefek samping ringan atau berat. Efek ringan

misalnya terjadi pembengkakannyeri pada tempat penyuntikan, dan

demam. Efek samping berat misalnya terjadi menangis berat,

kesakitan kurang lebih empat jam, kesadaran menurun, terjadi kejang,

ensefalopati, dam syok. Upaya pencegahan penyakit difteri, pertusis,

dan tetanus perlu dilakukan sejak dini melalui imunisasi karena

penyakit tersebut sangat cepat serta dapat meningkatkan kematian

bayi dan balita

Frekuensi pemberian imuisasi DPT adalah 3 dosis. Pemberian

pertama zat anti terbentuk masih sangat sedikit (tahap pengenalan)

terhadap vaksin dan mengaktifkan organ-organ tubuh membuat zat

anti. Pada pemberian kedua dan ketiga terbentuk zat anti yang cukup.

Imunisasi DPT diberikan melalui intramuscular.

5. Campak

Imunisasi campak merupakan imunisasi yang di gunakan untuk

mencegah terjadinya penyakit campak pada anak karena penyakit ini

sangat menular. Imunisasi campak di berikan melalui subkutan.

Imunisasi ini memiliki efek samping seperti terjadinya ruam pada

Page 36: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

24

tempat suntikan dan panas (Hidayat, 2008). Menurut Ranuh (2014),

telah di keluarkan Permenkes no 24 tahun 2013 mengenai pemberian

imunisasi untuk campak di berikan 2 kali, yaitu pada umur 9 bulan

sebagai imunisasi dasar dan pada umur 2 tahun sebagai imunisai

lanjutan. Kemudian pada anak sekolah diberikan imunisasi campak

yang ke tiga pada bulan imunisasi anak sekolah (BIAS).

Imunisasi tidak di lanjutkan pada ibu hamil, anak dengan

imunodefisiensi primer, pasien TB yang tidak di obati, pasien

keganasan atau transplantasi organ, mereka yang mendapatkan

pengobatan imunosupresif jangka panjang atau anak

imunokompromais yang terinfeksi HIV (Ranuh, 2014).

2.3.9 Faktor – faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi

Seorang bayi dikatakan telah menerima imunisasi lengkap apabila

sebelum berumur 1 tahun bayi sudah mendapatkan imunisasi dasar

lengkap seperti satu kali imunisasi BCG diberikan ketika bayi berumur

kurang dari 3 bulan, imunisasi DPT – HB diberikan ketika bayi

berumur 2,3,4 bulan dengan interval minimal 4 minggu, imunisasi polio

diberikan pada bayi baru lahir dan tigakali berikutnya di berikan dengan

jarak paling cepat 4 minggu. Dan untuk imunisasi campak diberikan

pada bayi berumur 9 bulan. Idealnya seorang anak mendapatkan seluruh

imunisasi dasar sesuai umurnya sehingga kekebalan tubuh terhadap

penyakit – penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dapat optimal

(Depkes, 2010).

Page 37: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

25

Faktor penentu yang mempengaruhi pemberian imunisasi pada

masyarakat adalah perilaku masyarakat itu tersebut. Menurut Soekidjo

Notoatmodjo (2003 : 96) terdapat teori yang mengungkapkan

determinan perilaku berdasarkan analisis dari faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku khususnya perilaku kesehatan. Diantara teori

tersebut adalah teori Lawrence Green (1980), yang menyatakan bahwa

perilaku seseorang ditentukan oleh tiga faktor :

1. Faktor Pemudah (Presdiposing Factors)

Faktor – faktor ini mencangkup tingkat pendidikan ibu,

pengetahuan ibu, pekerjaan ibu, pendapatan keluarga, jumlah anak,

dan dukungan dari pihak keluarga.

a. Tingkat Pendidikan

Menurut UU No. 20 Tahun 2003, tentang sistem pendidikan

nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan

adalah pimpinan yang di berikan dengan sengaja oleh orang

dewasa kepada anak – anak dalam pertumbuhan (jasmani dan

rohani) agar berguna bagi diri sendiri maupun masyarakat

(Notoatmojo, 2003). Pendidikan merupakan pengalaman

Page 38: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

26

seseorang mengikuti pendidikan formal yang dinilai berdasarkan

ijazah tertinggi yang di miliki, sehingga pendidikan terbagi

menjadi tiga yaitu pendidikan dasar (tingkat SD dan SLTP),

menengah (SMU / Sederajat) dan pendidikan tinggi (Perguruan

Tinggi / Sederajat) (UU NO 20 tahun 2003).

Tingkat pendidikan ibu sangat menentukan kemudahan dalam

menerima setiap pembaharuan. Makin tinggi pendidikan ibu,

maka akan semakin cepat tanggap dengan perubahan kondisi

lingkungan, dengan demikian lebih cepat menyesuaikan diri dan

selanjutnya akan mengikuti perubahan itu (Notoatmojo, 2007).

Disamping itu, semakin tinggi pendidikan akan semakin luas

pengetahuan sehingga akan termotivasi menerima perubahan

baru. Adanya perbedaan tingkat pendidikan akan mempengaruhi

pengetahuan dan ini menyebabkan perbedaan dalam tanggapan

terhadap suatu masalah. Selain itu akan berbeda pula tingkat

pemahaman terhadap penerimaan pesan yang di sampaikan dalam

hal imunisasi. Demikian pula halnya makin tinggi tingkat

pendidikan ibu maka akan semakin mudah pula menerima inovasi

– inovasi baru yang dihadapannya termasuk imunisasi

(Notoatmojo, 2007).

Pendidikan terjadi melalui kegiatan atau proses belajar yang

dapat terjadi dimana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja.

Kegiatan belajar mempunyai ciri – ciri : belajar adalah kegiatan

Page 39: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

27

yang sedang belajar baik aktual maupun potensial. Ciri kedua dari

hasil belajar bahwa perubahan tersebut di dapatkan karena

kemampuan baru yang berlaku untuk waktu yang relatif lama.

Ciri yang ketiga bahwa perubahan itu terjadi karena usaha, dan

didasari bukan karena kebetulan (Notoatmojo, 2007).

Pendidikan adalah proses seseorang mengembangkan

kemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk tingkah laku manusia di

dalam masyarakat tempat ia hidup, proses sosial, yakni orang

dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan

terkontrol (khususnya yang datang dari sekolah), sehingga dia

dapat memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan

sosial, dan kemampuan individu yang optimal (Achmad Munib,

dkk, 2006 : 32).

Wanita sangat berperan dalam pendidikan di dalam rumah

tangga. Mereka menanamkan kebiasaan dan menjadi panutan

bagi generasi yang akan datang tentang perlakuan terhadap

lingkungannya. Dengan demikian, wanita ikut menentukan

kualitas lingkungan hidup ini. Untuk dapat melaksanakan

pendidikan ini dengan baik, para wanita juga perlu berpendidikan

baik formal maupun tidak formal. Akan tetapi pada kenyataan

taraf, pendidikan wanita masih jauh lebih rendah daripada

kaum pria. Seseorang ibu dapat memelihara dan mendidik

Page 40: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

28

anaknya dengan baik apabila ia sendiri berpendidikan (Juli

Soemirat Slamet, 2000 : 208).

b. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan itu terjadi

setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek

tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni

indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang

sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (over

behavior). Sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku

baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan,

yakni : awareness (kesadaran), interest (tertarik), evaluation

(menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi

dirinya). Trial (orang telah mulai mencoba prilaku baru),

adoption (subyek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus)

(Soekidjo Notoatmodjo, 2003 : 127 -128).

Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau

pengalaman orang lain. Seseorang ibu akan mengimunisasikan

anaknya setelah melihat anak tetangganya kena penyakit polio

sehingga cacat karena anak tersebut belum pernah memperoleh

imunisasi polio.

Page 41: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

29

c. Status Pekerjaan Ibu

Pekerjaan menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah

mata pencaharian, apa yang dijadikan pokok kehidupan, sesuatu

yang dilakukan untuk mendapatkan nafkah (Pandji Anoraga, 2005

: 11).

Ibu yang bekerja mempunyai waktu kerja sama seperti

dengan pekerja lainnya. Adapun waktu kerja bagi pekerja yang

dikerjakan yaitu waktu siang 7 jam satu hari dan 40 jam satu

minggu untuk 6 hari kerja dalam satu minggu, atau dengan 8 jam

satu hari dan 40 jam satu minggu untuk 5 hari kerja dalam satu

minggu. Sedangkan waktu malam hari yaitu 6 jam satu hari dan

35 jam satu minggu untuk 6 hari kerja dalam 1 minggu (Pandji

Anoraga, 2005 : 60).

Bertambah luasnya lapangan kerja, semakin mendorong

banyaknya kaum wanita yang bekerja, terutama di sektor swasta.

Di satu sisi berdampak positif bagi pertambahan pendapatan,

namun di sisi lain berdampak negatif terhadap pembinaan dan

pemeliharaan anak (Panji Anoraga, 2005 : 120).

Hubungan antara pekerjaan ibu dengan kelengkapan

imunisasi dasar bayi adalah jika ibu bekerja untuk mencari

nafkah maka akan berkurang kesempatan waktu dan perhatian

untuk membawa bayinya ke tempat pelayanan imunisasi,

Page 42: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

30

sehingga akan mengakibatkan bayinya tidak mendapatkan

pelayanan imunisasi.

d. Pendapatan Keluarga

Pendapatan adalah hasil pencarian atau perolehan usaha

(Depertemen Pendidikan Nasional, 2002:236). Menurut Mulyanto

Sumardi dan Hans Dieter Evers (1982:20), pendapatan yaitu

keseluruhan penerimaan baik berupa uang maupun barang baik

dari pihak lain maupun dari hasil sendiri. Jadi yang dimaksud

pendapatan dalam penelitian ini adalah suatu tingkat penghasilan

yang diperoleh dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan

dari orang tua dan anggota keluarga lainya.

Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh

kembang anak, karena orang tua dapat menyediakan semua

kebutuhan anak baik yang primer maupun yang sekunder

(Soetjiningsih, 1995 : 10).

2. Faktor Pendukung (Enabling Factors)

Faktor pemungkin atau pendukung (enabling) perilaku adalah

fasilitas, sarana dan prasarana atau sumber daya atau fasilitas

kesehatan yang memfasilitasi terjadinya perilaku seseorang atau

masyarakat, termasuk juga fasilitas pelayanan kesehatan seperti

pukesmas, posyandu, polindes, pos obat desa, dokter atau bidan

swasta, dan sebagainya, serta kelengkapan alat imunisasi, uang,

waktu, tenaga, dan sebagainya (Soekidjo Notoatmodjo, 2005: 27).

Page 43: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

31

a. Ketersediaan sarana dan prasarana

Ketersedian sarana dan prasarana atau fasilitas bagi

masyarakat, termasuk juga fasilitas pelayanan kesehatan

seperti pukesmas, rumah sakit, poliklinik, posyandu, polindes,

pos obat desa, dokter, atau bidan praktek desa. Fasilitas ini pada

hakikatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya

perilaku kesehatan, maka faktor-faktor ini disebut faktor

pendukung atau faktor pemungkinan.

b. Keterjangkauan Tempat Pelayanan Imunisasi

Salah satu faktor yang mempengaruhi pencapaian derajat

kesehatan, termasuk status kelengkapan imunisasi dasar adalah

adanya keterjangkauan tempat pelayanan kesehatan oleh

masyarakat. Kemudahan untuk mencapai pelayanan kesehatan

ini antara lain ditentukan oleh adanya transportasi yang tersedia

sehingga dapat memperkecil jarak tempuh, hal ini akan

menimbulkan motivasi ibu untuk datang ketempat pelayanan

imunisasi.

Menurut Lawrence W. Green (1980), Ketersediaan dan

keterjangkauan sumber daya kesehatan termasuk tenaga

kesehatan yang ada dan mudah dijangkau merupakan salah satu

faktor yang member kontribusi terhadap perilaku dalam

mendapatkan pelayanan kesehatan.

Page 44: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

32

Faktor pendukung lain menurut Djoko Wiyono (1997 : 236)

adalah akses terhadap pelayanan kesehatan yang berarti bahwa

pelayanan kesehatan tidak terhalang oleh keadaan geografis,

keadaan geografis ini dapat diukur dengan jenis transportasi,

jarak, waktu perjalanan dan hambatan fisik lain yang dapat

menghalangi seseorang mendapat pelayanan kesehatan.

Semakin kecil jarak jangkauan masyarakat terhadap suatu

tempat pelayanan kesehatan, maka akan semakin sedikit pula

waktu yang diperlukan sehingga tingkat pemanfaatan pelayanan

kesehatan meningkat.

3. Faktor Penguat (Reinforcing Factors)

Faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku para petugas

termasuk petugas kesehatan (Soekidjo Notoatmodjo, 2003 : 13).

Menurut Lawrence W. Green, ketersediaan dan keterjangkauan

sumber daya kesehatan termasuk tenaga kesehatan yang ada dan

mudah dijangkau merupakan salah satu faktor yang member

kontribusi terhadap perilaku sehat dalam mendapatkan pelayanan

kesehatan.

a. Petugas Imunisasi

Petugas kesehatan untuk program imunisasi biasanya

dikirim dari pihak puskesmas, biasanya dokter atau bidan, lebih

khususnya bidan desa.

Page 45: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

33

Menurut Djoko Wiyono (2000:33) pasien atau masyarakat

menilai mutu pelayanan kesehatan yang baik adalah pelayanan

kesehatan yang empati, respek dan tanggap terhadap

kebutuhannya, pelayanan yang diberikan harus sesuai dengan

kebutuhan masyarakat, diberikan dengan cara yang ramah pada

waktu berkunjung.

Dalam melaksanakan tugasnya petugas kesehatan harus

sesuai dengan mutu pelayanan. Pengertian mutu pelayanan

untuk petugas kesehatan berarti bebas melakukan segala sesuatu

secara professional untuk meningkatkan derajat kesehatan

pasien dan masyarakat sesuai dengan ilmu pengetahuan dan

keterampilan yang maju, mutu peralatan yang baik dan

memenuhi standar yang baik, komitmen dan motivasi petugas

tergantung dari kemampuan mereka untuk melaksanakan tugas

mereka dengan cara yang optimal (Djoko Wiyono, 2000 : 34).

Perilaku seseorang atau masyarakat tentaang kesehatan

ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi dan

sebagainya dari orang atau masyarakat yang bersangkutan. Di

samping itu, ketersediaan fasilitas, sikap dan perilaku para

petugas kesehatan terhadap kesehatan juga akan mendukung dan

memperkuat terbentuknya perilaku (Soekidjo Notoatmodjo,

2003 : 165).

Page 46: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

34

b. Kader Kesehatan

Kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau wanita

yang dipilih oleh masyarakat untuk menangani masalah -

masalah kesehatan perseorangan maupun masyarakat serta

untuk bekerja dalam hubungan yang amat dekat dengan tempat-

tempat pemberian pelayanan kesehatan (The Community Health

Worker, 1995 : 1).

Secara umum peran kader kesehatan adalah melaksanakan

kegiatan pelayanan kesehatan terpadu bersama masyarakat

dalam rangka pengembangan PKMD.

Page 47: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

35

2.3 Keaslian penelitian

Tabel 2.2 Keaslian Penelitian

Nama Peneliti Judul Penelitian Metode yang digunakan Hasil penelitian

Endah Prasetya Ningrum

(2008)

Faktor – faktor yang

mempengaruhi

kelengkapan imunisasi

dasar pada bayi.

Penelitian ini merupakan

penelitian dengan metode

observasi analitik dengan

pendekatan studi potong lintang

atau Cross Sectional. Penelitian

ini untuk mengetahui faktor- faktor

yang dapat mempengaruhi

kelengkapan imunisasi dasar.

Hasil penelitian tersebut

menunjukkan bahwa semakin

tinggi tingkat pendidikan ibu

adakecenderungan semakin

lengkap imunisasinya.

Pendidikan ibu yang tinggi

akan membuat akses ke

pelayanan kesehatan anak

semakin baik.

Tati S. Ponidjan (2012) Hubungan tingkat

pendidikan ibu dengan

status imunisasi bayi.

Jenis penelitian yang dipakai

adalah penelitian observasional

analitik. Desain yang digunakan

dalam penelitian ini adalah Cross-

Sectional, yakni rancangan yang

mengkaji dinamika hubungan

variabel tingkat Pendidikan ibu

dengan status imunisasi bayi

Hasil penelitian Status

imunisasi bayi menurut

umur di wilayah kerja

puskesmas Bahu masih

kurang, karena berdasarkan

hasil penelitian mencakup

57,9% dari bayi yang lengkap

status imunisasinya. Tingkat

pendidikan ibu di wilayah

kerja

puskesmas Bahu sudah cukup

baik, sebagian besar responden

Page 48: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

36

sudah memiliki tingkat

pendidikan menengah. Hasil

penelitian menunjukkan tidak

ada hubungan antara tingkat

pendidikan ibu

dengan status imunisasi bayi

di wilayah kerja puskesmas

Bahu. Tingkat pendidikan ibu

yang sudah cukup baik

tetapi status imunisasi masih

kurang.

Page 49: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

37

2.2.2 Kerangka teori

: Yang diteliti

: Yang tidak diteliti

Sumber : Modifikasi Lawrence W. Green (1980), Soekidjo

Notoatmodjo (2003:13).

Faktor Pemudah

(Presdiposing factor)

Faktor Pemungkin

(Enabling factors)

Faktor Penguat

(Reinforcing factors)

Tingkat Pendidikan

Status pekerjaan

Pendapatan Keluarga

Sarana Kesehatan

Keterjangkauan Tempat

Petugas Kesehatan

Kader Kesehatan

Pengetahuan

Kelengkapan Imunisasi

pada balita

Page 50: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

38

2.2.3 Kerangka Konsep

Variabel Bebas Variabel Terikat

2.2.4 Hipotesis

Ha : Ada hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan

imunisasi pada balita di Desa Gatak Sukoharjo.

Ho : Tidak ada hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status

kelengkapan imunisasi pada balita di Desa Gatak Sukoharjo.

Tingkat pendidikan ibu Kelengkapan imunisasi

pada balita 1-5 tahun

Page 51: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

39

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian

3.1.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif korelasional

dengan rancangan cross sectional. Penelitian cross sectional adalah

penelitian dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat

bersamaan (sekali waktu) (Hidayat AA, 2009). Tentunya tidak semua

subjek penelitian harus di observasi pada hari itu atau waktu yang sama,

akan tetapi baik variabel independen maupun variabel dependen dinilai

hanya satu kali saja. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi

adanya hubungan tingkat pendidikan ibu dengan kelengkapan imunisasi

pada anak. Dalam penelitian ini kerangka konsep terdiri dari Variabel

Idependen (tingkat pendidikan ibu) variabel dependen (kelengkapan

imunisasi pada balita).

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

3.2.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang dapat terdiri

dari manusia, hewan, tumbuhan, peristiwa, sebagai sumber data yang

memiliki karakteristik tertentu dalam penelitian (Siswanto A, 2012).

Menurut Sugiyono 2010 populasi adalah wilayah generalisasi yang

Page 52: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

40

terdiri atas : obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu

– ibu yang memiliki anak sampai usia 5 tahun atau balita yang

berjumlah 126 di Desa Gatak Sukoharjo.

3.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin

mempelajari semua yang ada pada populasi maka peneliti dapat

menggunakan sampel yang di ambil dari populasi itu tetapi harus bisa

representatif atau mewakili dari populasi tersebut (Sugiyono, 2010).

Sebagian populasi yang diteliti, dinamakan penelitian sampel apabila

kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel.

Yang di maksud dengan menggeneralisasikan adalah mengangkat

kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi

(Arikunto S, 2010). Menurut Hidayat sampel adalah bagian populasi

yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki

oleh populasi.

3.2.3 Tehnik Sampling

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil dengan teknik

total sampling. Total sampling adalah teknik pengambilan sampel

dimana jumlah sampel sama dengan populasi (Sugiyono, 2007). Cara

Page 53: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

41

ini dipakai apabila pengambilan sampel di lakukan dengan cara

mengambil seluruh sampel yang ada.

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian

3.3.1 Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Gatak Sukoharjo.

3.3.2 Waktu penelitian

Waktu penelitian dibagi menjadi 3 tahap yang meliputi

penyusunan proposal, pengumpulan data bulan September sampai

Oktober tahun 2015.

3.4 Variabel, Definisi Operasional, dan Skala Pengukuran

3.4.1 Variabel

Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Secara teoritis

dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau obyek, yang

mempunyai variasi antara satu orang dengan orang yang lain atau satu

obyek dengan obyek yang lain (Sugiyono, 2010).

1. Jenis variabel penelitian

a. Variabel bebas (independen) adalah merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau

timbulnya variabel dependen (terikat).

Page 54: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

42

b. Variabel terikat (dependen) adalah variabel yang dipengaruhi

atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

Tabel 3.1 Variabel, definisi dan skala penelitian

Variabel Devinisi Alat Ukur Indikator

Penelitian

Skala Data

Kelengkapan

Imunisasi

Suatu kegiatan

yang dilakukan

ibu untuk

memenuni semua

jenis imunisasi

yang didapatkan

oleh balita.

KMS / buku

KIA

1. Tidak

lengkap

2. Lengkap

Nominal.

Tingkat

Pendidikan

Pendidikan yang

ditempuh oleh

responden yang

memiliki balita

sampai penelitian

ini dilakukan

Lembar

observasi

1. Pendidikan

dasar.

Apabila

tamat SD,

SMP /

sederajat

2. Pendidikan

Menengah.

Apabila

tamat SMA

/ sederajat

3. Pendidikan

Tinggi.

Apabila

tamat

perguruan

tinggi /

sederajat

(UU no 20

Tahun

2003).

Ordinal.

Page 55: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

43

3.5 Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data

3.5.1 Alat Penelitian

1. Lembar Observasi

Observasi merupakan cara pengumpulan data dengan melakukan

pengamatan secara langsung kepada responden penelitian untuk mencari

perubahan atau hal – hal yang akan diteliti. Dalam metode observasi ini,

instrumen yang dapat digunakan adalah lembar observasi atau lembar

checlist.

3.5.2 Prosedur Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah menjelaskan bagaimana peneliti

melakukan pengamatan, partisipasi, wawancara terbuka melalui alat

penyalin atau tulisan lainnya, observasi, dokumentasi berupa surat.

Pengumpulan data menggunakan data primer dan data sekunder

(Siswanto A, 2012).

Prosedur pengumpulan data dilakukan melalui beberapa tahap

yaitu :

a. Peneliti datang ketempat penelitian dan memperkenalkan diri.

b. Peneliti mengidentifikasi responden yang memenuhi kriteria

penelitian.

c. Meminta calon yang terpilih agar bersedia menjadi responden

setelah melakuakan pendekatan dan menjelaskan kepada calon

responden tentang tujuan, manfaat, prosedur penelitian serta hak

dan kewajiban selama menjadi responden.

Page 56: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

44

d. Memasukkan data berat badan dan tinggi badan balita kedalam

buku KMS responden.

e. Memberikan penjelasan kepada responden untuk apa peneliti

meminjam buku KMS responden.

f. Memasukkan data kelengkapan imunisasi responden ke dalam

lember observasi peneliti.

g. Peneliti menyerahkan kembali buku KMS yang tadi di pinjam

peneliti untuk memasukkan data dan peneliti mengucapkan

terimakasih kepada responden.

3.5.3 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar

observasi. Lembar observasi diberikan langsung kepada responden

untuk diisi tanpa melalui proses wawancara. Lembar observasi yang

telah dibuat mencangkup variabel independen yaitu tingkat pendidikan

dan variabel dependennya kelengkapan imunisasi balita. Pertanyaan

terdiri dari tiga bagian yaitu, bagian A berisi tentang karakteristik

responden yang meliputi inisial ibu, tingkat pendidikan ibu. Bagian B

berkaitan dengan tingkat pendidikan ibu terhadap kelengkapan

imunisasi dalam bentuk pertanyaan tertutup tentang imunisasi.

Skala pengukuran tentang imunisasi pada anak mengenai skala

Guttman, skala yang bersifat tegasdan konsisten dengan memberikan

jawaban yang tegas. Skor penilaiannya jika jawaban pertanyaan benar

maka nilainya 1, sedangkan jika pertanyaannya salah maka nilainya 0.

Page 57: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

45

Penilaian untuk pertanyaan positif tentang tingkat pendidikan yaitu:

Kuliah / Perguruan tinggi : 3

SMA / Sederajat : 2

SD, SMP / Sederajat : 1

Tidak sekolah : 0

Sedangkan penilaian pertanyaan negatif tentang kelengkapan

imunisasi pada anak yaitu :

Lengkap : 2

Tidak lengkap : 1

Tabel 3.2 Tingkat pendidikan

Tingkat Pendidikan

Pendidikan

Pendidikan Dasar SD / Sederajat, SMP / Sederajat

Pendidikan Menengah SMA / Sederajat

Pendidikan Tinggi Perguruan Tinggi / Sederajat

3.6 Pengolahan Data dan Analisa Data

3.6.1 Pengolahan Data

Ada 3 kegiatan yang dilakukan dalam pengolahan data menurut

siswanto 2012.

Page 58: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

46

1. Penyuntingan (editing)

Kegiatan dilakukan dengan maksud untuk memeriksa semua

jawaban responden yang telah kembali, karena kadang terjadi

kecacatan dalam kuesioner misalnya : responden sengaja salah

menjawab.

2. Pengkodean (Coding)

Pengkodean ini di lakukan untuk menyederhanakan jawaban

responden, juga untuk memudahkan mengolah data melalui

sofware pengolahan data statistik.

3. Tabulasi (Tabulating)

Tabulasi dilakukan dengan menyusun dan menghiting data

hasil pengkodean, kemudian dibuat tabel agar mudah terbaca.

4. Entri data

Entri data adalah kegiatan memasukkan data yang telah

dikumpulkan ke dalam master tabel atau database komputer,

kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa juga

dengan membuat tabel kontigensi (Hidayat A, 2009).

5. Melakukan teknik analisis

Yaitu menggunakan ilmu stastistik terapan yang

disesuaikan dengan tujuan yang hendak dianalisis (Hidayat A,

2009).

Page 59: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

47

3.6.2 Analisa Data

Analisa data merupakan kegiatan setelah data seluruh responden

atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisa data adalah

mengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis responden,

mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden,

menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan

untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk

menguji hipotesis yang telah dilakukan (Sugiyono, 2010).

1. Analisa Univariat

Analisa univariat adalah analisa tiap variabel yang dinyatakan

dengan menggambarkan dan meringkas data dengan cara ilmiah

dalam bentuk tabel atau grafik (Setiadi, 2007). Analisa univariat

ini digunakan untuk memperjelas bagaimana distribusi dan

presentase serta untuk mengetahui proporsi masing – masing

variabel independen dan dependen. Variabel independen dalam

penelitian ini adalah tingkat pendidikan ibu. Sedangkan variabel

dependen yaitu kelengkapan imunisasi balita.

2. Analisa Bivariat

Analisa bivariat yaitu analisa yang dilakukan terhadap dua

variabel yang diduga berhubungan atau berkolerasi (Notoatmojo,

2005). Dengan tujuan untuk melihat hubungan antara variabel

independen dengan dependen, yaitu tingkat pendidikan ibu dan

kelengkapan imunisasi di Desa Gatak Sukoharjo.

Page 60: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

48

Penelitian ini analisis bivariat di lakukan untuk

mengetahui hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status

kelengkapan imunisasi pada balita di Desa Gatak Sukoharjo.

Karena data berskala nominal dan ordinal, maka uji stastitik yang

digunakan adalah Lambda. Langkah – langkah dalam uji Lambda

yaitu :

Menentukan variabel yang di hubungkan

a. Menentukan

b. Jenis hipotesis

c. Menentukan masalah skala variabel

Keputusan uji lambda adalah :

Ho : Ada hubungan X dan Y, bila diperoleh nilai 5% (0,05).

Tabel 3.3 Interpretasi hasil uji hipotesis berdasarkan kekuatan

korelasi, nilai p dan arah korelasi.

Parameter Nilai Interpretasi

Kekuatan Korelasi

(r)

0,00 – 0,199

0,20 – 0,399

0,40 – 0,599

0,60 – 0,799

0,80 – 1,000

Sangat Lemah

Lemah

Sedang

Kuat

Sangat Kuat

Sumber : Sopiyudin (2009)

Page 61: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

49

3.7 Etika Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian khususnya jika yang menjadi subjek

peneliti adalah manusia, maka peneliti harus memahami hak dasar manusia.

Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya, sehingga penelitian

yang akan dilaksanakan benar – benar menjunjung tinggi kebebasan manusia

(Hidayat A, 2009). Masalah etika yang harus di perhatikan antara lain adalah

sebagai berikut :

1. Informed Consent

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.

Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan

memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan

Informed consent adalah agar subjek mengerti maksut dan tujuan

penelitian, mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka

harus menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia,

maka peneliti harus menghormati hak pasien.

2. Anonimiti (tanpa nama)

Masalah etika keperawatan adalah masalah yang memberikan

jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak

memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur

dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil

penelitian yang akan disajikan.

Page 62: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

50

3. Kerahasiaan (confidentiality)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, hak informasi maupun masalah – masalah

lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya

oleh peneliti.

Page 63: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

51

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan di Desa Gatak Kabupaten Sukoharjo pada tanggal

9 September – 9 Desember 2015. Data yang diperoleh dalam penelitian ini

merupakan data primer, yaitu menggunakan lembar observasi. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan ibu dengan

kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun yang berjumlah 126 ibu dan

balita di Desa Gatak Sukoharjo tahun 2015. Berdasarkan penelitian yang telah

dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut :

4.1 Analisis Univariat

Analisis univariat adalah suatu kegiatan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan suatu karakteristik masing – masing variabel yang diteliti

dengan menggunakan angka ataupun nilai jumlah dan presentase masing –

masing kategorik ditiap variabel dengan mengeluarkan distribusi frekuensi,

sehingga dapat menjadi informasi yang berguna. Dari hasil univariat

penelitian ini dapat dilihat data mengenai hubungan tingkat pendidikan ibu

dengan kelengkapan imunisasi di Desa Gatak Sukoharjo, yaitu :

4.1.1 Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah ibu balita 1 – 5 tahun di

Desa Gatak Sukoharjo, dengan uraian sebagai berikut:

4.1.1.1 Usia Responden

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Usia Responden Ibu Balita 1 – 5

tahun di Desa Gatak Sukoharjo ( n=126 )

Page 64: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

52

Usia Responden Frekuensi Presentase (%)

20-25 tahun 53 42.1

26-30 tahun 65 51.6

31-35 tahun 8 6.3

Total 126 100

Pada tabel 4.1 dapat diketahui bahwa responden yang

berusia antara 20-25 tahun adalah sebanyak 53 orang atau

42.1%, sementara untuk responden yang berusia antara 26-30

tahun sebanyak 65 orang atau memiliki prosentase sebesar

51.6% dan responden yang berusia 31-35 tahun sebanyak 8

orang atau 6,3%. Dari data yang diperoleh maka dapat diketahui

bahwa sebagian besar responden berusia 26-30 tahun atau

memiliki prosentase sebesar 51.6%.

4.1.1.2 Pekerjaan Responden

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden Ibu Balita

1 – 5 tahun di Desa Gatak Sukoharjo ( n=126 )

Pekerjaan Responden Frekuensi Presentase (%)

Swasta 68 54

Wiraswasta 53 42

PNS 5 4

Total 126 100

Pada tabel 4.2 dapat diketahui bahwa responden sebagai

karyawan swasta adalah sebesar 68 orang atau 54%, untuk

responden yang berprofesi sebagai Wiraswasta sebanyak 53 atau

Page 65: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

53

42% dan responden yang berprofesi sebagai Pegawai Negeri

Sipil sebesar 5 orang atau 4%. Berdasarkan data yang diperoleh

maka sebagian besar responden memiliki pekerjaan swasta atau

memiliki jumlah terbesar yaitu 68 atau prosentase sebesar 54%.

4.1.2 Tingkat Pendidikan Ibu

Tabel 4.3 Gambaran Tingkat Pendidikan Ibu Balita 1 – 5 tahun di Desa

Gatak Sukoharjo ( n=126 )

Tingkat pendidikan Frekuensi Presentase (%)

Pendidikan Dasar 69 54.8

Pendidikan Menengah 48 38.1

Pendidikan Tinggi 9 7.1

Total 126 100%

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dijelaskan bahwa (54.8%) atau 69 ibu

yang memiliki Balita usia 1 – 5 tahun di Desa Gatak Sukoharjo

memiliki tingkat pendidikan dasar, (38.1%) atau 48 ibu memiliki balita

1-5 tahun berpendidikan menengah, (7.1%) atau 9 ibu memiliki balita

1-5 tahun berpendidikan tinggi. Dari data di atas diketahui bahwa ibu

yang memiliki pendidikan dasar adalah responden terbanyak yaitu

berjumlah 69 atau 54.8%.

Page 66: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

54

4.1.3 Kelengkapan Imunisasi Pada Balita Usia 1-5 Tahun

Tabel 4.4 Kelengkapan Imunisasi Pada Balita Usia 1-5 Tahun di Desa

Gatak Sukoharjo ( n=126 )

Kelengkapan Imunisasi Frekuensi Presentase

(%)

Tidak Lengkap 16 12.7

lengkap 110 87.3

Total 126 100%

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dijelaskan bahwa status kelengkapan

imunisasi tidak lengkap sebesar 16 balita atau 12,7%, untuk status

lengkap sebesar 110 balita atau 87,3% atau dapat diketahui bahwa

sebagian besar (87.3%) atau 110 ibu memberikan imunisasi dasar

lengkap.

4.2 Hasil Analisa Bivariat

Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Dengan Kelengkapan Imunisasi

Pada Balita di Desa Gatak Sukoharjo

Analisa bivariat digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan

yang signifikan antara dua variabel atau bisa juga digunakan untuk

mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara dua atau lebih

kelompok (sampel). Hasil analisis bivariat pada penelitian ini dapat dilihat

sebagai berikut :

Page 67: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

55

Tabel 4.5 Hasil Uji Lambda tentang hubungan tingkat pendidikan ibu dengan

status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak

sukoharjo

Kelengkapan

Imunisasi

Wilks'

Lambda F df1 df2 Sig.

.428 82.173 2 123 .000

Diketahui bahwa nilai Wilks' Lambda sebesar 0,428. didukung nilai signifikansi

sebesar 0.000 (0.000<0.05) hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan

yang signifikan antara hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status

kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di Desa Gatak Sukoharjo.

Kekuatan hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi

termasuk dalam kategori sedang, yang mempunyai arah korelasi positif yaitu nilai

korelasi berada di antara 0,40 – 0,599 (Sopiyudin, 2009). Mayoritas responden

memiliki pendidikan SD dan telah mengimunisasikan balitanya dengan lengkap,

menurut peneliti hal tersebut di karenakan waktu ibu yang cukup untuk

mendampingi balitanya imunisasi secara lengkap dan rutin, jadi mayoritas balita

sudah mendapatkan imunisasi dengan lengkap.

Page 68: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

56

BAB V

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan membahas hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada

ibu-ibu yang memeiliki balita 1 - 5 tahun di Desa Gatak Sukoharjo. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pendidikan

ibu dengan kelengkapan imunisasi.

Penelitian ini seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya yaitu

untuk menganalisis hubungan antara tingkat pendidikan ibu dan tingkat

kelengkapan imunisasi di Desa Gatak Sukoharjo. Penelitian ini telah dilaksanakan

pada tanggal 9 September – 9 Desember 2015. Data yang diperoleh dalam

penelitian ini merupakan data primer, yaitu menggunakan lembar observasi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan ibu

dengan kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun yang berjumlah 126

ibu dan balita di Desa Gatak Sukoharjo tahun 2015. Hasil penelitian ini

menguraikan tingkat karakteristik responden yaitu tingkat pendidikan ibu, tingkat

kelengkapan imunisasi dan hubungan antara tingkat pendidikan ibu dan tingkat

kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di Desa Gatak Sukoharjo.

Pembahasan hasil penelitian dapat kita lihat dibawah ini :

5.1 Karakteristik Responden

5.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Hasil penelitian diketahui bahwa responden yang berusia antara

20-25 tahun adalah sebanyak 53 orang atau 42.1%, sementara untuk

Page 69: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

57

responden yang berusia antara 26-30 tahun sebanyak 65 orang atau

memiliki prosentase sebesar 51.6% dan responden yang berusia 31-35

tahun sebanyak 8 orang atau 6,3%. Dari data yang diperoleh maka

dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berusia 26-30 tahun

atau memiliki prosentase sebesar 51.6%. Menurut Mubarak (2011),

semakin dewasa usia seseorang, maka tingkat berpikirnya akan semakin

matang. Semakin matang seseorang, maka semakin banyak pula

pengalaman tentang imunisasi untuk anaknya.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian tentang hubungan tingkat

pengetahuan, usia dan pekerjaan ibu dengan status imunisasi dasar bayi

yang di lakukan oleh Pratamadhita (2012), dengan hasil yang di

dapatkan bahwa karakteristik usia responden paling banyak berusia

muda yaitu usia di bawah 30 tahun sebanyak 50 responden (59,5%).

5.1.2 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan

Hasil penelitian diketahui bahwa responden yang bekerja sebagai

karyawan swasta adalah sebesar 68 orang atau 54%, untuk responden

yang berprofesi sebagai Wiraswasta sebanyak 53 atau 42% dan

responden yang berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil sebesar 5

orang atau 4%. Berdasarkan data yang diperoleh maka sebagian besar

responden memiliki pekerjaan swasta atau memiliki jumlah terbesar

yaitu 68 atau prosentase sebesar 54%.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian tentang faktor – faktor

yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi yang

Page 70: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

58

di lakukan oleh Elly Istriyati (2011), dengan hasil p value = 0,000 (p

value < 0,05). Perhitungan risk estimate, di peroleh nilai odd ratio (OR)

= 7,667, kesimpulan dari penelitian tersebut ibu yang tidak bekerja

cenderung memberikan imunisasi dasar lengkap kepada anaknya,

sebaliknya ibu yang bekerja memiliki ratio 7,667 tidak memberikan

imunisasi tidak lengkap.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang di kemukakan oleh

Pandji Anoraga (2005) yang menyatakan bahwa bertambah luasnya

lapangan kerja, semakin mendorong banyaknya kaum wanita yang

bekerja, terutama di sektor swasta. Di satu sisi berdampak positif

dengan bertambahnya pendapatan, namun di sisi lain berdampak negatif

terhadap pembinaan dan pemeliharaan anak.

5.2 Tingkat Pendidikan Ibu Balita di Desa Gatak Sukoharjo

Tingkat pendidikan ibu balita di Puskesmas Gatak Sukoharjo dijelaskan

sebesar (54.8%) atau 69 ibu yang memiliki Balita usia 1 – 5 tahun di

Puskesmas Gatak Sukoharjo memiliki tingkat pendidikan dasar, (38.1%) atau

48 ibu memiliki balita 1-5 tahun berpendidikan menengah, (7.1%) atau 9 ibu

memiliki balita 1-5 tahun berpendidikan tinggi. Responden yang memiliki

tingkat pendidikan dasar merupakan responden terbanyak dalam penelitian

ini. Sementara tingkat pendidikan menengah dan tinggi memiliki prosentase

dibawah responden yang berpendidikan rendah. Hal tersebut disebabkan

Page 71: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

59

karena kesadaran akan pentingnya menempuh pendidikan yang lebih tinggi

belum sepenuhnya disadari oleh para responden.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian tentang hubungan pengetahuan

dan pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada anak balita

yang di lakukan oleh Alifiah (2013), dengan hasil 17 (56,7%) responden

memiliki pendidikan tinggi terhadap status imunisasi, sedangkan 3 (10,0%)

responden memiliki status imunisasi yang tidak lengkap.

Menurut Notoatmodjo (2010), pendidikan seseorang merupakan salah

satu proses perubahan tingkah laku, semakin tinggi pendidikan seseorang

maka dalam memilih tempat-tempat pelayanan kesehatan semakin

diperhitungkan. Selain itu juga konsep dasar pendidikan adalah suatu proses

belajar yang berarti perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik dan

lebih matang pada diri individu, keluarga dan masyarakat. Pendidikan

menjadi hal yang sangat penting dalam mempengaruhi pengetahuan ibu yang

mempunyai tingkat pendidikan tinggi cenderung lebih mudah menerima

informasi tentang imunisasi yang diberikan oleh petugas kesehatan,

sebaliknya ibu yang tingkat pendidikannya rendah akan mendapat kesulitan

untuk menerima informasi yang ada sehingga mereka kurang memahami

tentang kelengkapan imunisasi.

Hasil penelitian ini sependapat dengan penelitian Yustifa (2008) di

Surakarta, yang menyatakan bahwa pendidikan seseorang berbeda-beda akan

mempengaruhi seseorang dalam pengambilan keputusan, pada ibu yang

berpendidikan tinggi lebih mudah menerima suatu ide baru dibandingkan ibu

Page 72: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

60

yang berpendidikan rendah sehingga informasi lebih mudah dapat diterima

dan dilaksanakan. Tingkat pendidikan yang diperoleh seseorang dari bangku

sekolah formal dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang. Makin tinggi

pendidikan seseorang, makin tinggi pengetahuannya tentang kesehatan.

Pendidikan kesehatan dapat membantu ibu atau kelompok masyarakat

disamping dapat meningkatkan pengetahuan juga untuk meningkatkan

kemampuan (perilakunya) untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.

Tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu sangat mempengaruhi terlaksananya

kegiatan pelaksanaan imunisasi balita, baik itu pendidikan formal maupun

non formal.

Kegiatan pendidikan formal maupun informal berfokus pada proses

belajar mengajar, dengan tujuan agar terjadi perubahan perilaku, yaitu dari

tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti dan dari tidak dapat menjadi

dapat. Tingkat pendidikan yang diperoleh seseorang dari bangku sekolah

formal dapat mempengaruhi pengetahuannya, juga memiliki pemahaman yang

baik tentang pentingnya imunisasi dan status imunisasi lengkap pada balita.

Sedangkan yang melalui informal yaitu media massa seperti TV dan radio

juga dapat meningkatkan pengetahuan ibu tentang pentingnya imunisasi.

Responden harus memiliki kesadaran untuk pengembangan diri harus

berorientasi pada kesuksesan, baik kesuksesan di lingkungan kerja, maupun

kesuksesan di luar lingkungan kerja, seperti di dalam rumah tangga, atau

lingkungan sebaya (Notoatmodjo,2007:240).

Page 73: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

61

5.3 Tingkat Kelengkapan Imunisasi Balita di Puskesmas Gatak Sukoharjo

Tingkat kelengkapan imuniasasi pada balita sebagian besar (12.7%)

atau 16 ibu yang memiliki Balita usia 1 – 5 tahun di Desa Gatak Sukoharjo

memberikan imunisasi dasar dengan tidak lengkap, (87.3%) atau 110 ibu

memberikan imunisasi dasar lengkap.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Alfiah (2013) yang berjudul

hubungan pengetahuan dan pendidikan ibu dengan status imunisasi pada anak

balita, dalam penelitian ini di temukan hasil bahwa sebagian besar balita

sudah memiliki status imunisasi lengkap yaitu 18 responden (60,0%) dan 12

responden (40%) yang memiliki status imunisasi tidak lengkap.

Penelitian ini serupa juga dengan penelitian yang dilakukan oleh

Yusnidar (2012) yang berjudul hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasi

dasar dengan kelengkapan imunisasi dasar bayi umur 0 – 12 bulan, hasil yang

didapatkan adalah bahwa mayoritas responden sudah mengimunisasikan

anaknya dengan lengkap, yaitu 30 orang (76,9%) hal tersebut menunjukan

bahwa sudah banyak responden yang mengerti tentang pentingnya imunisasi.

Imunisasi adalah suatu pemindahan atau transfer secara pasif atau

imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara

aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen

yang serupa tidak terjadi penyakit (Marimbi, 2010). Mendapatkan kekebalan

terhadap suatu penyakit dengan cara memasukan kuman atau produk kuman

yang sudah dilemahkan atau dimatikan kedalam tubuh dan diharapkan tubuh

dapat menghasilkan zat anti yang pada saatnya digunakan tubuh untuk

Page 74: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

62

melawan kuman atau bibit penyakit yang menyerang tubuh (Rochmah K.M,

2011). Jenis – jenis imunisasi dasar yang di wajibkan pemerintah yaitu BCG,

Hepatitis B, Polio, DPT dan Campak. Faktor pendukung kelengkapan

imunisasi antara lain fasilitas, sarana dan prasarana, sumber daya atau

fasilitas kesehatan yang memfasilitasi terjadinya perilaku seseorang atau

masyarakat, termasuk juga fasilitas pelayanan kesehatan seperti pukesmas,

posyandu, polindes, pos obat desa, dokter atau bidan swasta, dan

sebagainya, serta kelengkapan alat imunisasi, uang, waktu, tenaga, dan

sebagainya (Soekidjo Notoatmodjo, 2005: 27).

5.4 Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Balita dengan Kelengkapan

Imunisasi di Puskesmas Gatak Sukoharjo

Analisa bivariat pada penelitian ini, yaitu menghubungkan tingkat

pendidikan ibu dengan kelengkapan imunisasi. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa ada hubungan anatara tingkat pendidikan ibu terhadap kelengkapan

imunisasi balita umur 1-5 tahun di Desa Gatak Sukoharjo. Adanya hubungan

antara dua variabel ditunjukkan dari perhitungan dengan menggunakan

bantuan program SPSS v.19 diketahui nilai Wilks' Lambda sebesar 0,428.

didukung nilai signifikansi sebesar 0.000 (0.000<0.05) hasil tersebut

menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5

tahun di Desa Gatak Sukoharjo.

Page 75: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

63

Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah penyelenggaraan

upaya kesehatan bagi setiap penduduk agar dapat terwujudkan kesehatan

masyarakat yang optimal. Salah satu upaya untuk mencapai keadaan tersebut

adalah dengan menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi dan balita

(Depkes RI. Sistem Kesehatan Nasional Jakarta: Depkes RI : 2002).

Kesehatan atau hidup sehat adalah hak setiap orang. Oleh sebab itu

kesehatan, baik individu, kelompok, maupun masyarakat, merupakan aset

yang harus dijaga, dilindungi, bahkan harus ditingkatkan. Semua orang baik

secara individu, kelompok maupun masyarakat dimana saja dan kapan saja,

mempunyai hak untuk hidup sehat atau memperoleh perlindungan kesehatan.

Sebaliknya, setiap orang baik individu, kelompok, maupun masyarakat,

mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk melindungi kesehatan dan

menjaga kesehatan dirinya sendiri dari segala ancaman penyakit dan masalah

kesehatan yang lain (Notoatmodjo, 2007).

Penelitian sejenis dilakukan oleh Deni Adinegoro Mardiansyah (2009)

dengan judul Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar

Dengan Kepatuhan Pemberian Imunisasi Pada Bayi Di Posyandu Desa

Tonjong Brebes Jawa Tengah. Hasil penelitian menunjukkan adanya

hubungan antara pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar terhadap kepatuhan

pemberian imunisasi pada bayi dengan nilai koefisien kontingensi 0,556

dengan taraf signifikan p=0,01 (p<0,05). Dengan demikian sangat diperlukan

pendidikan kesehatan dalam perawatan kesehatan anak khususnya tentang

Page 76: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

64

imunisasi sehingga ibu mengetahui kapan bayi harus diimunisasi dengan

tepat.

Penelitian Selanjutnya Dilakukan Oleh Delan Astrianzah (2011)

Dengan mengambil judul Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu,

Tingkat Sosial Ekonomi Dengan Status Imunisasi Dasar Lengkap Pada

Balita. Dalam penelitian ini ditemukan hasil analisis bivariat tidak terdapat

hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan status imunisasi dasar

lengkap pada balita (p = 1.000) dan tidak ada hubungan antara tingkat sosial

ekonomi dengan status imunisasi dasar lengkap pada balita (p = 1,368).

Hasil dalam penelitian ini mendukung pandangan Notoatmodjo

mengenai hidup sehat adalah hak setiap orang. Oleh sebab itu kesehatan, baik

individu, kelompok, maupun masyarakat, merupakan aset yang harus dijaga,

dilindungi, bahkan harus ditingkatkan khusnya melalui kelengkapan

imunisasi bagi balita. Dengan imunisasi yang lengkap maka memperkuat

daya tahan (imun) pada balita dalam menghindari panyakit antara lain polio,

campak, BCG pada balita.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Deni

Adinegoro Mardiansyah yang hasil penelitiannya menyebutkan bahwa

terdapat hubungan antara pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar terhadap

kepatuhan pemberian imunisasi pada bayi. Disisi lain penelitian ini tidak

mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Delan Astrianzah yang

menyebutkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu,

tingkat sosial ekonomi dengan status imunisasi dasar lengkap pada balita.

Page 77: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

65

BAB VI

PENUTUP

Hasil penelitian dan pembahasan tentang hubungan tingkat pendidikan ibu

dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di Desa Gatak

Sukoharjo, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

6.1 Simpulan

1. Usia responden dalam penelitian ini mayoritas berusia 26 – 30 tahun, yaitu

sebanyak 65 responden (51,6%).

2. Sebagian besar responden memiliki pekerjaan sebagai karyawan swasta /

bekerja di bidang swasta, yaitu sebanyak 68 orang (54%).

3. Tingkat pendidikan ibu dalam pemberian imunisasi untuk balita usia 1 – 5

tahun diketahui bahwa mayoritas responden mempunyai tingkat

pendidikan dasar, yaitu sebanyak 48 responden (38,1%).

4. Tingkat kelengkapan imunisasi balita usia 1 – 5 tahun di Desa Gatak

Sukoharjo mayoritas responden sudah mengimunisasikan balitanya dengan

lengkap, yaitu sebanyak 110 ibu memberikan imunisasi dasar lengkap

(87,3%).

5. Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan status

kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di Desa Gatak

Sukoharjo, dengan nilai Wilks’ Lambda yaitu sebesar 0,428 yang berarti

Page 78: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

6. terdapat hubungan yang sedang, dan nilai signifikansi sebesar 0,000 <

0,05.

6.2 Saran

Berdasarkan simpulan di atas, maka peneliti dapat memberikan

beberapa saran, yaitu sebagai berikut :

1. Bagi Instansi Puskesmas dan Profesi

Diharapkan agar dapat meningkatkan tingkat pengetahuan ibu

mengenai kelengkapan imunisasi dengan cara meningkatkan penyuluhan

di setiap desa dan memberikan pendidikan kesehatan kepada para kader

posyandu agar dapat membantu petugas kesehatan dalam peningkatan

pengetahuan masyarakat mengenai imunisasi.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Dengan adanya hasil penelitian ini dapat berguna sebagai bahan bacaan

dan acuan belajar tentang pentingnya kelengkapan imunisasi untuk balita.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya hendaknya dapat mengembangkan penelitian ini,

misalnya dengan melakukan penelitian tentang faktor – faktor lain yang

berpengaruh terhadap kelengkapan imunisasi.

4. Bagi Peneliti

Diharapkan dapat menambah pengalaman, pengetahuan tentang

hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi

pada balita umur 1 – 5 tahun di Desa Gatak Sukoharjo dengan metode

kuantitatif.

Page 79: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka

Cipta : Jakarta.

Dahlan, Sopiyudin M. 2008. Stastistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan

Diskriptif, Bivariat dan Multifariat Dilengkapi Aplikasi dengan

Menggunakan SPSS, Edisi 4. Salemba Medika. Jakarta.

Diaf, 2013. http://www.diaf.web.id/2013/06/7-peran-penting-ibu-dalam-

keluarga.html. Tanggal akses 18 November 2015.

Depkes. 2010. Kemenkes Target tahun 2014 Seluruh Desa / kelurahan 100%

UCI. http : // depkes. Go. Id / index. Php / component/ content/

article / 43 – uci. Html. Tanggal akses 27 November 2015.

Dinkes Kabupaten Sukoharjo. 2014. Profil kesehatan Kabupaten Sukoharjo.

2014 : Sukoharjo Jawa Tengah.

Dinkes Jawa Tengah. 2014. Buku Saku Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.

http://www.dinkesjatengprov.go.id/v2010/dokumen/2014/SDK/Mi

bangkes/BUKU_SAKU_TH2014.pdf. Diakses pada 15 Juni 2015.

Elly. S., 2011. Faktor – Faktor Berhubungan Dengan Kelengkapan Imunisasi

Dasar Pada Bayi di Desa Kumpulrejo Kecamatan Argomulyo Kota

Salatiga. UNNES, 27 : 198 – 2010.

Hidayat A. Aziz Alimul. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk

Pendidikan Kebidanan. Salemba Medika : Jakarta.

Hidayat A. Aziz Alimul. 2009. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik

Analisa Data. Salemba Medika : Jakarta.

Hidayat A. Aziz Alimul. 2011. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk

Pendidikan Kebidanan. Salemba Medika : Jakarta.

Kementrian Kesehatan RI. 2010. Pedoman Kader Seri Kesehatan Anak :

Jakarta.

Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No 482 / Menkes / SK / IV

/ 2010. Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional. Kementrian

Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Marimbi, H., 2010. Tumbuh Kembang Status Gizi dan Imunisasi Dasar Pada

Balita. Nuha Medika : Yogyakarta.

Page 80: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

Notoatmojo, S., 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta :

Jakarta.

Notoatmojo, S., 2005. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta :

Jakarta.

Notoatmojo, S., 2007. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta :

Jakarta.

Pratamadhita, J.N., 2012. Hubungan Tingkat Pengetahuan, Usia dan

Pekerjaan Ibu Dengan Status Imunisasi Dasar Bayi di Desa

Japanan Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten Tahun 2012. UMS.

Proverawati, A., 2010. Imunisasi dan Vaksin. Nuha Medika : Yogyakarta.

Ranuh, G. Hadinegoro S. R. S., Suyitno H,. Kartasasmita C. B., Ismoedijanto,

Soedjatmiko. 2005. Pedoman Imunisasi di Indonesia. Badan

Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia.

Ranuh, G. Hadinegoro S. R. S., Suyitno H,. Kartasasmita C. B., Ismoedijanto,

Soedjatmiko. 2008. Pedoman Imunisasi di Indonesia. Badan

Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia.

Ranuh, G. Hadinegoro S. R. S., Suyitno H,. Kartasasmita C. B., Ismoedijanto,

Soedjatmiko. 2014. Pedoman Imunisasi di Indonesia. Badan

Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia.

Riskesdas. 2007. Riset Kesehatan Dasar. 2007. Badan Penelitian dan

Pengembangan : Jakarta.

Riyadi, Sujono dan Sukarmin., 2009. Asuhan Keperawatan Pada Anak.

Graha Ilmu : Yogyakarta.

Rochmah, K.M., Varsah, E., Dahliana dan Sumastri, H., 2011. Asuhan

Neonatus, Bayi dan Balita. EGC : Jakarta.

Setiadi., 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta :

Graha Ilmu.

Siswanto, S.A., 2012. Strategi dan Langkah – Langkah Penelitian. Graha

Ilmu : Yogyakarta.

Sugiyono., 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Cv Alvabeta : Bandung.

Page 81: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN · PDF file1 hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi pada balita umur 1 – 5 tahun di desa gatak sukoharjo skripsi

Sumarni, W.O. dan Alfiah., 2013. Hubungan Pengetahuan dan Pendidikan

Ibu Dengan Status Imunisasi Pada Anak Balita di Puskesmas UN

Kota Tual. Makasar, 2302 - 1721.

Suririnah., 2009. Buku Pintar Merawat Bayi 0-12 Bulan. Jakarta : Gramedia

Pustaka Utama.

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. Sistem

Pendidikan Nasional.

Wahab, A.Samik dan Madarina., 2002. Sistem Imun,Imunisasi dan Penyakit

Imun. Jakarta: Widya Medika.

WHO., 2012. http://www.who.int/gho/immunization/en/index.html. Tanggal

akses 27 November 2015.

Yusrianto., 2010. 100 Tanya Jawab Kesehatan Harian Untuk Balita.

Jogjakarta : Power Books.