hubungan pusat -daerah era otonomi daerah fileketenagakerjaan fasilitasi pengembangan koperasi,...

26
Course Title Lecturer : : Hubungan Pusat-Daerah Era Otonomi Daerah Dr. Tb. Ace Hasan Syadzily M.Si [email protected] Assistant : Facebook: acehasansyadzily Twitter: acehasan76 HUBUNGAN PUSAT-DAERAH ERA OTONOMI DAERAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN – JAKARTA 2016

Upload: hacong

Post on 12-Mar-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN PUSAT -DAERAH ERA OTONOMI DAERAH fileketenagakerjaan fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah pengendalian lingkungan hidup

Course Title Lecturer

: :

Hubungan Pusat-Daerah Era Otonomi Daerah Dr. Tb. Ace Hasan Syadzily M.Si [email protected]

Assistant : Facebook: acehasansyadzily Twitter: acehasan76

HUBUNGAN PUSAT-DAERAH ERA OTONOMI DAERAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN – JAKARTA

2016

Page 2: HUBUNGAN PUSAT -DAERAH ERA OTONOMI DAERAH fileketenagakerjaan fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah pengendalian lingkungan hidup

Sistem Pemerintahan Republik Indonesia

2

Sumber: Kemendagri (2014); UUD 1945 amandemen ke-4

Page 3: HUBUNGAN PUSAT -DAERAH ERA OTONOMI DAERAH fileketenagakerjaan fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah pengendalian lingkungan hidup

Urusan Pemerintahan Berdasarkan Eksternalitas, Akuntabilitas, dan Efisiensi

3 Sumber: Kemendagri (2014)

Page 4: HUBUNGAN PUSAT -DAERAH ERA OTONOMI DAERAH fileketenagakerjaan fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah pengendalian lingkungan hidup

Fungsi Gubernur dalam Pembangunan Daerah

4 Catatan: NSPK (Norma Standar Prosedur dan Kriteria) Sumber: Kemendagri (2014)

Page 5: HUBUNGAN PUSAT -DAERAH ERA OTONOMI DAERAH fileketenagakerjaan fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah pengendalian lingkungan hidup

5

Era Otonomi Daerah

REGIONAL AUTONOMY

UU NO.22 Tahun 1999 UU No. 32 Tahun 2004

UU NO.25 Tahun 1999

UU No. 33 Tahun 2004

Local Government Authority

Fiscal Decentralization

Pelayanan Publik & governance • Efisiensi? • Perubahan perilaku birokrat?

Pembangunan Ekonomi Daerah • Kemiskinan, Pengangguran, ketimpangan • Industri, UKM, Ekspor?

Siapa mendapat buah otda? • Elit politik daerah: bupati/walikota/gubernur, DPRD? • Masyarakat lokal?

Page 6: HUBUNGAN PUSAT -DAERAH ERA OTONOMI DAERAH fileketenagakerjaan fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah pengendalian lingkungan hidup

6

LATAR BELAKANG • SETTING POLITIK

▫ Merebaknya protes dan ketidakpuasan daerah (tuntutan otonomi lebih luas, negara federasi, merdeka), terutama dari daerah penghasil SDA utama

▫ Semangat demokratisasi dan keterbukaan

• MISI POLITIK UU NO. 22/99 & NO.25/99 ▫ Memuaskan semua daerah dengan memberikan ruang partisipasi:

demokrasi lokal ▫ Memuaskan daerah kaya SDA: menikmati hasil SDA lebih besar

• PERUBAHAN MENDASAR

▫ Dati I & II menjadi Propinsi dan Kabupaten/Kota ▫ Pemerintah daerah (KDH+DPRD) menjadi Badan Eksekutif Daerah

(Kepala daerah+Perangkat Daerah Otonom). Implikasinya, keterpisahan eksekutif & legislatif.

▫ Memperpendek jangkauan asas dekonsentrasi (hanya sampai dengan Propinsi). Implikasinya: Gubernur tetap wakil pusat & KDH Kabupaten & Kota bebas dari intervensi pusat (Kandep tak ada lagi)

Page 7: HUBUNGAN PUSAT -DAERAH ERA OTONOMI DAERAH fileketenagakerjaan fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah pengendalian lingkungan hidup

7 OTONOMI DAERAH DALAM KERANGKA

NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA PUSAT

DESA

KOTA KABUPATEN

S,C,A S,A S,A

A A A

AUTONOMOUS REGION

S : Desentralisasi=penyerahan wewenang C : Dekonsentrasi=pelimpahan wewenang A : Tugas perbantuan=penugasan

APBD

- “ SENTRALISASI” - Dari APBN

PROVINSI

Page 8: HUBUNGAN PUSAT -DAERAH ERA OTONOMI DAERAH fileketenagakerjaan fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah pengendalian lingkungan hidup

8

Kewenangan Wajib dan Standar Pelayanan Minimum (SPM)

Kewenangan: ‘Authorities’ atau ‘Functions’ ?

Menteri Negara Otoda:

Penyerahan ‘Authorities’

Departmen Dalam Negeri:

Transfer ‘Functions’

Konflik antara Pusat dan Daerah:

- Kanwil/Kandep vs Dinas - Putra Daerah - Perasaan Disintegrasi

UU No. 22/1999

Kewenangan Wajib Standar Pelayanan Minimum (SPM) Revisi UU No. 22/1999 ?

Page 9: HUBUNGAN PUSAT -DAERAH ERA OTONOMI DAERAH fileketenagakerjaan fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah pengendalian lingkungan hidup

9 Pembagian Kewenangan versi UU No. 22/1999 Pusat (pasal 7 ayat 1 & 2):

Politik luar negeri; Pertahanan keamanan; Peradilan; Moneter dan fiskal; Agama Plus: Perencanaan nasional secara makro;.Dana perimbangan keuangan; Sistem administrasi negara dan lembaga perekonomian negara; Pembinaan & pemberdayaan sumberdaya manusia; Pendayagunaan sumberdaya alam & Teknologi tinggi yg strategis; Konservasi; Standardisasi nasional.

• Kabupaten/Kota ▫ kewenangan daerah

adalah kewenangan sisa: Mencakup semua kewenangan selain yang diatur pada Pasal 7 dan Pasal 9.

▫ Bidang pemerintahan yang wajib meliputi: Kesehatan; Pendidikan; Kebudayaan; Pertanian; Perhubungan; Industri; Perdagangan; Penanaman modal; Lingkungan hidup; Pertanahan; Koperasi;Tenaga kerja.

Provinsi (penjelasan Pasal 9): • Bidang pemerintahan yang bersifat lintas Kabupaten dan Kota, termasuk bidang pekerjaan umum, perhubungan, kehutanan, dan perkebunan • Bidang tertentu, termasuk Perencanaan dan pengendalian pembangunan regional secara makro

Page 10: HUBUNGAN PUSAT -DAERAH ERA OTONOMI DAERAH fileketenagakerjaan fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah pengendalian lingkungan hidup

10 Pembagian Kewenangan versi UU No. 32/2004

Pusat (pasal 10 ayat 3 & 5): politik luar

negeri pertahanan keamanan yustisi moneter dan

fiskal nasional agama.

• Kabupaten/Kota (Pasal 11) ▫ perencanaan dan pengendalian

pembangunan ▫ perencanaan, pemanfaatan, dan

pengawasan tata ruang; penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat

▫ penyediaan sarana dan prasarana umum

▫ penanganan bidang kesehatan ▫ penyelenggaraan pendidikan;

penanggulangan masalah sosial ▫ pelayanan bidang

ketenagakerjaan ▫ fasilitasi pengembangan

koperasi, usaha kecil dan menengah

▫ pengendalian lingkungan hidup ▫ Pelayanan pertanahan ▫ pelayanan kependudukan, dan

catatan sipil ▫ pelayanan administrasi umum

pemerintahan ▫ pelayanan administrasi

penanaman modal ▫ penyelenggaraan pelayanan

dasar lainnya

Provinsi (Pasal 13 ayat 1&2):

• Perencanaan & pengendalian pembangunaan

• perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang

• penyelenggaraan ketertiban umum & ketentraman masyarakat

• penyediaan sarana & prasarana umum

• penanganan bidang kesehatan • penyelenggaraan pendidikan &

alokasi sumber daya manusia potensial

• penanggulangan masalah sosial lintas kabupaten/ kota

• pelayanan bidang ketenagakerjaan lintas kabupaten/kota

• fasilitasi pengembangan koperasi, UKM termasuk lintas kabupaten/kota

• pengendalian lingkungan hidup • pelayanan pertanahan termasuk

lintas kabupaten/kota; • pelayanan kependudukan, dan

catatan sipil • pelayanan administrasi umum

pemerintahan • pelayanan administrasi penanaman

modal termasuk lintas kabupaten/ kota

• penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya

Page 11: HUBUNGAN PUSAT -DAERAH ERA OTONOMI DAERAH fileketenagakerjaan fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah pengendalian lingkungan hidup

11

Pembagian Kewenangan di UU No. 22/1999

• Hanya berdasar dari “sektor”

• Tidak identifikasi Kewenangan Wajib (KW), dan Standar Pelayanan Minimum (SPM) yang merealisasikan KW tersebut di setiap sektor.

• Semua KW belum tentu cocok diserahkan kepada pemerintah daerah.

Page 12: HUBUNGAN PUSAT -DAERAH ERA OTONOMI DAERAH fileketenagakerjaan fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah pengendalian lingkungan hidup

12

KW dan Proses Penetapan SPM • PP No. 25/2000 --- SPM dikaitkan dgn KW • Pendekatan residual ttg kewenangan sulit dipahami oleh

Kabupaten/Kota • Proses penetapan SPM: dua jalur ▫ Daftar Kewenangan oleh Pemda ▫ Verifikasi dan Pengakuan ttg Daftar ini oleh Mendagriotoda ▫ Legalisasi Daftar oleh Perda pada tahun 2001 ▫ Revisi model dan persiapan pedoman penetapan SPM ▫ Departemen teknis menyiapkan SPM masing-masing pada tahun

2001 ▫ SPM ditetapkan oleh SK Menteri masing-masing ▫ SK Mendagri No. 130-67/2002 ttg pengakuan kewenangan

Kabupaten/Kota

Page 13: HUBUNGAN PUSAT -DAERAH ERA OTONOMI DAERAH fileketenagakerjaan fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah pengendalian lingkungan hidup

13

Persepsi Pemda tentang KW/SPM • Pemda umumnya memahami pentingnya penerapan

KW/SPM sebagai supplier pelayanan publik • KW dan SPM pada dasarnya ditetapkan oleh pemerintah

pusat dan implementasi oleh pemda • Kewajiban pemda atas nama desentralisasi • Tingkat SPM yg ditetapkan oleh pemerintah pusat

terlalu tinggi dan sulit direalisasikan oleh pemda jika tidak ada dana dan alokasi personil yang cukup

• Sebagian besar pemda baru mulai proses penerapan KW/SPM

Page 14: HUBUNGAN PUSAT -DAERAH ERA OTONOMI DAERAH fileketenagakerjaan fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah pengendalian lingkungan hidup

14

Pembagian Pendapatan

Fanatisme Daerah •Putra Daerah (PAD)

•Aset Daerah

Disintegrasi?

Page 15: HUBUNGAN PUSAT -DAERAH ERA OTONOMI DAERAH fileketenagakerjaan fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah pengendalian lingkungan hidup

15

PERUBAHAN NILAI

Gambar 1. Perubahan Paradigma dalam Era Otonomi Daerah

PEMBANGUNAN DI DAERAH DAERAH MEMBANGUN

SENTRALISTIK DESENTRALISTIK

TOP DOWN BOTTOM UP

KESERAGAMAN KEBERAGAMAN

BUDAYA PETUNJUK PRAKARSA/INISIATIF

INSTRUKTIF PILIHAN/FASILITATIF

KETERGANTUNGAN KEMANDIRIAN

HIRARKI KETERKAITAN

KESENJANGAN PERIMBANGAN

Page 16: HUBUNGAN PUSAT -DAERAH ERA OTONOMI DAERAH fileketenagakerjaan fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah pengendalian lingkungan hidup

16

I. TUJUAN OTONOMI DAERAH

• Menciptakan kesejahteraan. bagaimana menjadikan Pemda sebagai

instrumen untuk menciptakan kesejahteraan • Mendukung proses demokrasi di tingkat lokal bagaimana menjadikan Pemda sebagai

instrumen pendidikan politik di tingkat lokal untuk mendukung proses demokratisasi menuju civil society

Page 17: HUBUNGAN PUSAT -DAERAH ERA OTONOMI DAERAH fileketenagakerjaan fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah pengendalian lingkungan hidup

17

II. ELEMEN DASAR PEMERINTAHAN DAERAH 1.Urusan Pemerintahan (Function) 2.Kelembagaan (Institution) 3.Personil (Personnel) 4.Keuangan Daerah (Local Finance) 5.Perwakilan (Representation) 6.Pelayanan Publik (Public Service) 7.Pengawasan (Control/Supervision) Catatan: Penataan harus bersifat sistemik dan bukan parsial

Page 18: HUBUNGAN PUSAT -DAERAH ERA OTONOMI DAERAH fileketenagakerjaan fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah pengendalian lingkungan hidup

18

III. Argumen Dasar Penyusunan Grand Design Penataan Otda • bagaimana menata elemen dasar Pemda tersebut agar

kondusif untuk meningkatkan kapasitas Pemda untuk mampu mencapai kedua tujuan otonomi daerah yaitu kesejahteraan dan demokrasi.

• bagaimana menata elemen dasar tersebut dan mengoperasionalkannya dalam koridor UU 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah.

• Menata setiap elemen dasar berarti memahami secara filosofis :

1. Mau kemana kita (target) 2. Dimana kita sekarang (Existing Condition) 3. Bagaimana strategi mencapai target (Action Plans)

Page 19: HUBUNGAN PUSAT -DAERAH ERA OTONOMI DAERAH fileketenagakerjaan fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah pengendalian lingkungan hidup

19

KEWENANGAN YG TUMPANG TINDIH KAB/KOT VS PROV

KEHUTANANPERKEBUNAN 13 %

PERTANAHAN10 %

P U 8 %

PERHUB LAUT 8%

PERTAMBANGAN 7 %

NAKER/KEPEG 6 % PERHUB. DAR & UDARA 6 %

PMA 4 %

PENDIDIKAN 4 %

KELAUTAN 4 %

PARAWISATA 4 %

PERTANIAN 3%

PAJ&RES KEND BERMOT 3%

N=277

Tumpang tindih - Statistik - Naker/Kepeg - Pertambangan - Pendidikan - Perikanan - Kelautan - Metrologi - AMDAL - SIUP/IMB - Parawisata - Kebudayaan - Perdagangan

Sumber: Survei I Made Suwandi (2005), “Monitoring & Evaluasi Implementasi otonomi Daerah Di Indonesia”, Dirjen Otda, Depdagri

Page 20: HUBUNGAN PUSAT -DAERAH ERA OTONOMI DAERAH fileketenagakerjaan fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah pengendalian lingkungan hidup

20

KEWENANGAN YANG MASIH DILAKSANAKAN PUSAT ? (N=278)

LIHAT HAL BERIKUT :

Sumber: Survei I Made Suwandi (2005), “Monitoring & Evaluasi Implementasi otonomi Daerah Di Indonesia”, Dirjen Otda, Depdagri

Page 21: HUBUNGAN PUSAT -DAERAH ERA OTONOMI DAERAH fileketenagakerjaan fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah pengendalian lingkungan hidup

21

PENATAAN URUSAN PEMERINTAHAN KONDISI SAAT INI (EXISTING CONDITIONS): 1. Terdapat 29 urusan yang di desentralisasikan ke daerah 2. Terjadi tumpang tindih antar tingkatan pemerintahan

dalam pelaksanaan urusan tersebut, karena belum sinkronnya antara UU Otda dengan UU Sektor

3. Terjadi tarik menarik urusan, khususnya urusan yang mempunyai potensi pendapatan (revenue)

4. Adanya gejala keengganan dari Departemen/LPND untuk mendesentralisasikan urusan secara penuh karena kekhawatiran daerah belum mampu melaksanakan urusan tsb secara optimal

5. Tidak jelasnya mekanisme supervisi dan fasilitasi oleh Departemen/LPND terhadap Daerah karena ketidak jelasan mekanisme kordinasi antara Depdagri sebagai pembina umum dengan Departemen/LPND sebagai pembina tehnis

Page 22: HUBUNGAN PUSAT -DAERAH ERA OTONOMI DAERAH fileketenagakerjaan fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah pengendalian lingkungan hidup

22

KEWENANGAN BIDANG PERENCANAAN

1. PUSAT BERWENANG MENYUSUN PERENCANAAN MAKRO-STRATEGIS DAN BIDANG-BIDANG PRIORITAS NASIONAL, BAIK YANG BERSIFAT LINTAS PROPINSI MAUPUN MASALAH KHUSUS SETIAP LOKALITAS;

2. PROPINSI BERWENANG MENYUSUN PERENCANAAN LINTAS KABUPATEN/KOTA MAUPUN MENGATASI KESENJANGAN ANTAR KABUPATEN/ KOTA DAN MASALAH KHUSUS LOKALITAS DI WILAYAHNYA;

3. KABUPATEN/KOTA MENYUSUN PERENCANAAN ATAS KEWENANGANNYA DAN MENJABARKAN ISYARAT PERENCANAAN YANG DIRUMUSKAN PUSAT MAUPUN PROPINSI.

SETIAP TINGKAT PEMERINTAHAN MEMILIKI PORSI KEWENANGAN DALAM BIDANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN:

Page 23: HUBUNGAN PUSAT -DAERAH ERA OTONOMI DAERAH fileketenagakerjaan fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah pengendalian lingkungan hidup

23 SISTEM PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

RPJP Daerah: 20 years

RPJM Daerah: 5 years

RKPD:

1 years

Renstra SKPD: 5 years

Renja SKPD: 1 years

KUA

RKA-SKPD

RAPBD APBD

Penjabaran APBD

RPJP Nasional : 20 years

RPJM Nasional: 5 years RKP RAPBN APBN

Renstra KL: 5 years

Renja KL:

1 years RKA-KL Penjabaran

APBN

PROGRAM PLANNING BUDGETING

Page 24: HUBUNGAN PUSAT -DAERAH ERA OTONOMI DAERAH fileketenagakerjaan fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah pengendalian lingkungan hidup

24

Dokumen Utama • RPJP = Rencana Pembangunan Jangka Panjang (Long-term Development

Planning) • RPJM = Rencana Pemanguan Jangka Menengah (Medium-term Development

Planning) • Renstra KL = Rencana Strategis Kementrian/Lembaga (Strategic Planning of

Ministry/Government Institution) • Renstra SKPD = Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Strategic

Planning of Local Institution Unit ) • Renja KL = Rencana Kerja Kementrian/Lembaga (Program Planning of

Ministry/Government Institution) • Renja SKPD = Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Program

Planning of of Local Institution Unit) • RKP = Rencana Kerja Pembangunan (Development Program Planning) • RKPD = Rencana Kerja Pembangunan Daerah (Local Development Program

Planning) • KUA = Kebijakan Umum Anggaran (General Policy of Budgeting) • RAPBN = Rencana Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (Central

Government Budget Planing) • RAPBN = Rencana Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (Central

Government Budget Planning) • RAPBD = Rencana Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah (Local

Government Budget Planning)

Page 25: HUBUNGAN PUSAT -DAERAH ERA OTONOMI DAERAH fileketenagakerjaan fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah pengendalian lingkungan hidup

25

PERENCANAAN SESUAI KEWENANGAN

K/K Prop Pusat K/K Prop Pusat K/K Prop Pusat

Pusat

Propinsi

Kabupaten Kota

Pusat Propinsi Kabupaten / Kota

Kewenangan

Informasi mengenai paket usulan program / proyek

Paket usulan program/proyek

pembangunan

Kebijakan / usulan dari tingkat atas

Hasil pembahasan

Page 26: HUBUNGAN PUSAT -DAERAH ERA OTONOMI DAERAH fileketenagakerjaan fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah pengendalian lingkungan hidup

26

KESRA

DESENT-OTDA

EKONOMI

MEMBANGUN KONSENSUS REPETA

DIKNAS, KESEHATAN

TANI, HUB, KIMPRASWIL

KAB/KOTA

PROP

ASPIRASI DAERAH

POLKAM

PRIORITAS PROGRAM KABINET

SINKRONISASI UPAYA

ISSU POKOK INTEGRASI NASIONAL PEMBIAYAAN EK. RAKYAT-UKM INFRASTRUKTUR LEGISLASI-DARKUM KESRA VS KEMISKINAN