hubungan pengetahuan, pengaruh orang tua dan teman dengan
TRANSCRIPT
1
JURNAL TUGAS AKHIR MAHASISWA Program Studi SKM Volume: Nomor: Bulan-Tahun Halaman:…..-…..
HUBUNGAN PENGETAHUAN, PENGARUH ORANG TUA DAN TEMAN DENGAN
PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SMP NEGRI 1 LOKSADO KABUPATEN HULU
SUNGAI SELATAN TAHUN 2020
RECAD MEIL ELKANA * Program Studi SKM, Universitas Islam kalimantan (UNISKA)
ABSTRAK11
Berdasarkan survei yang dilakukan kepada Guru BK di sekolah SMP Negeri 1
Loksado setiap bulan terdapat 2 sampai 3 laporan bahwa siswa terdapati merokok di
lingkungan sekolah dengan berbagai alasan atau masalah dan Dari survei awal yang
dilakukan peneliti terhadap 5 orang Siswa SMP Negeri 1 Loksado didapat 3 orang siswa yang
ternyata mengakui bahwanya merokok di sekolah. Dari seluruh siswa kelas IX SMP Negeri 1
Loksado dengan jumlah 86 responden. Adapun cara pengumpulan data dilakukan dengan cara
membagikan angket. Data dianalisa menggunakan uji Chi-Square. Hasil yang didapatkan
yaitu tidak ada hubungan yang bermakna (signifikan) antara pengetahuan responden dengan
perilaku merokok, tidak ada hubungan yang bermakna (signifikan) antara pengaruh orangtua
dengan perilaku merokok, ada hubungan yang bermakna (signifikan) antara pengaruh teman
dengan perilaku merokok. Diharapkan agar Sekolah SMP Negeri 1 loksado kabupaten hulu
sungai selatan untuk bisa menerapkan perda larangan merokok (KTR) secara efektif.
ABSTRACT
Based on a survey conducted with a bk teacher in Public junior high school 1 loksado
every month is 2 to 3 report that students found smoking in the school environmentA tempo
For various reasons or problems and from the initial survey conducted on five public junior
high school students 1 loksado came across three students who admitted that it was smoking
at school. From the contents of class ix Public school 1 loksado by the number of 86
respondents. As for How data collection is done by sharing The data angket was analyzed
using a chi-square test The result it gets is no relation Meaningful (significant) between the
knowledge of respondents and Smoking behavior has no immediate affinity) between parental
influence and that of smoking There is a meaningful relationship (sigmichael) between
devotees A friend with a smoking attitude. Expected to be a junior high school Country 1
loksado upstream south river to be able Effectively implement a no smoking ordinance.
Kata kunci: perilaku merokok, pengetahuan, pengaruh orang tua, pengaruh teman
Alamat Korespondensi:
Nama Penulis, Recad Meil Elkana
Program Studi SKM
Universitas islam kalimantan muhammad arsyad Al banjary
E-mail : [email protected].
2
PENDAHULUAN
Merokok merupakan perilaku yang merugikan
kesehatan, namun jumlah perokok justru semakin
bertambah. Di Indonesia, perilaku merokok
dianggap sebagai kebiasaan yang sangat wajar.
Perilaku merokok tidak pernah surut karena
merupakan perilaku yang masih dapat ditolerir oleh
masyarakat. Hal ini dapat dilihat dalam kehidupan
sehari-hari di lingkungan rumah, kantor, angkutan
umum maupun di jalan-jalan. Hampir setiap saat
dapat disaksikan dan dijumpai orang yang sedang
merokok, bahkan di lingkungan pendidikan
(Amanda, dkk, 2016).
Rokok merupakan barang berbahaya yang
bersifat adiktif. Terdapat berbagai bahan kimia
yang terkandung di dalam rokok, antara lain, tar,
nikotin, arsen, karbonmonoksida, dan nitrosamin.
Merokok membawa ancaman bagi kesehatan dan
lingkungan. Tidak hanya bagi perokok aktif, tetapi
juga bagi perokok pasif. Perilaku merokok di
tempat umum juga akan membuat orang lain
terpapar asap rokok. Asap rokok yang terhirup
orang lain tidak kalah berbahaya dengan asap rokok
yang dihisap perokok pasif itu sendiri. Sebagai
dampaknya, perokok aktif maupun pasif menjadi
rentan terkena penyakit. Merokok dapat
menyebabkan berbagai penyakit seperti gangguan
kehamilan dan janin, infeksi saluran pernapasan,
asma, kanker mulut dan tenggorokan, hipertensi dan
bronkitis.Kebiasaan merokok juga membawa
pengaruh buruk terhadap kebiasaan (habits) para
individu, akan tetapi tidak berpengaruh erat
terhadap pembentukan kepribadian seseorang. Sifat
rokok yang menyebabkan kecanduan (adiktif)
secara permanen menyebabkan kebiasaan merokok
menjadi sesuatu yang sulit untuk dihilangkan.
Kebiasaan merokok juga menyebabkan seseorang
menjadi lebih egois, hal tersebut dapat ditunjukkan
dengan kebiasaan merokok di depan umum atau di
ruang publik. Perokok mengabaikan aturan (norma)
dilarang merokok di tempat umum, dimana
kebiasaan ini sangat merugikan kesehatan orang
lain sebagai perokok pasif yang jauh lebih
berbahaya dibandingkan dengan perokok aktif.
Kebiasaaan merokok dapat disebabkan karena
beberapa pengaruh, diantaranya seperti pengaruh
Orang tua, dimana salah satu temuan tentang remaja
perokok adalah bahwa anak muda yang berasal dari
rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua
tidak begitu memperhatikan anak - anaknya dan
memberikan hukuman fisik yang keras. Pengaruh
teman, dimana lingkungan pergaulan remaja akan
memberi pengaruh yang sangat besar terhadap sikap
dan perilaku remaja. Faktor kepribadian, dimana
orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin
tahu, ingin melepaskan diri dari rasa sakit, ingin
membebaskan diri dari kebosanan, atau ingin
dianggap sebagai pria dewasa. Pengaruh iklan,
dimana iklan-iklan di media massa dan elektronik
menampilkan gambar dengan sangat jelas bahwa
perokok adalah lambang kejantanan dan glamour,
membuat remaja seringkali terpicu untuk mengikuti
perilaku dalam iklan tersebut (Adyanada,
Atkinson,2017).
Prevalensi merokok pada remaja usia sekolah
atau usia 10-18 tahun mengalami kenaikan menurut
riset kesehatan dasar (Riskisdas) terbaru. Persentasi
Prilaku merokok pada Remaja pada Riskisdas 2018
tercatat sebesar 9,1 %, meningkat dari Riskisdas
2013 yakni 7,2 %. Terkait dengan perilaku merokok
pada remaja cendrung naik. Itulah pentingnya
edukasi pada remaja.(Riskisdas 2018).
Pengkonsumsian produk tembakau pada satu
sisi adalah hak pribadi masing-masing warga
negara. Namun di sisi lain, ada ruang publik yang
mesti dihormati. Hak masyarakat untuk menghirup
udara segar bebas dari asap rokok, harus mendapat
perhatian. Ketika penggunaan produk tembakau
telah mengganggu ketertiban dan meresahkan orang
lain, maka saat itu hak seseorang akan udara bersih
yang sehat mulai terabaikan. Walaupun sudah jelas
dalam pasal 2 ayat 1 dan 2 PP No. 109 tahun 2012
di atur tentang penyelenggaraan pengamanan
penggunaan produk tembakau agar tidak
membahayakan kesehatan perseorangan, keluarga,
masyarakat, dan lingkungan.
Prevalensi merokok di Indonesia sangat tinggi
di berbagai lapisan masyarakat, terutama pada laki-
laki mulai dari anak-anak, remaja dan dewasa.
Kecenderungan merokok terus meningkat dari
tahun ke tahun baik pada laki-laki dan perempuan,
3
hal ini mengkhawatirkan kita semua. Data Survei
Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) dan Riskesdas
menunjukkan bahwa prevalensi merokok untuk
semua kelompok umur mengalami lonjakan.
Berdasarkan data Susenas tahun 1995, 2001, 2004,
dan data Riskesdas tahun 2007, 2010, dan 2013
menunjukkan prevalensi perokok 16 kali lebih
tinggi pada laki-laki (65,8%) dibandingkan
perempuan (4,2%).
Hampir 80% perokok mulai merokok ketika
usianya belum mencapai 18 tahun. Umumnya orang
mulai merokok sejak Remaja dan tidak tahu risiko
mengenai bahaya adiktif rokok. Keputusan
konsumen untuk membeli rokok tidak didasarkan
pada informasi yang cukup tentang risiko produk
yang dibeli, efek ketagihan dan dampak pembelian
yang dibebankan pada orang lain. Proporsi
penduduk usia ≥10 tahun yang tiap hari merokok
ditempati Provinsi Kep. Riau (27,2%) dan terendah
di Provinsi Papua (16,2%). Lima provinsi tertinggi
proporsinya adalah Kep. Riau (27,2%), Jawa Barat
(27,1%), Bengkulu (27,1%), Gorontalo (26,8%),
dan Nusa Tenggara Barat (26,8).
Sedangkan Kalimantan Selatan (22,1%) ada di
peringkat ke-27 (Riskesdas 2018, Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan). Berdasarkan survei
yang dilakukan kepada Guru BK di sekolah SMP
Negeri 1 Loksado setiap bulan terdapat 2 sampai 3
laporan bahwa siswa terdapati merokok di
lingkungan sekolah dengan berbagai alasan atau
masalah dan Dari survei awal yang dilakukan
peneliti terhadap 5 orang Siswa SMP Negeri 1
Loksado didapat 3 orang siswa yang ternyata
mengakui bahwa merokok di sekolah. Maka
Peneliti tertarik mengambil judul “Hubungan
Pengetahuan, pengaruh orang tua, teman sebaya
dengan Perilaku Merokok Siswa SMP Negeri
Loksado kabupaten Hulu Sungai Selatan tahun
2020.
METODE
Penelitian ini menggunakan desain survei
analitik karena bermaksud menganalisis dengan
pendekatan cross sectional untuk mengetahui
hubungan antara variabel bebas yaitu pengetahuan,
pengaruh orang tua, dan teman terhadap variabel
terikat yaitu perilaku merokok Siswa SMP Negeri 1
Loksado Kabupaten hulu sungai selatan. Menurut
Notoatmodjo (2017), pendekatan Cross Sectional
adalah dimana data yang menyangkut variabel
bebas atau resiko dan variabel terikat atau variabel
akibat, akan dikumpulkan dalam waktu bersamaan.
VariabelPenelitian
Variabel Independent Variabel independent adalah
variabel penyebab yang mempengaruhi variabel
Dependent (Notoatmodjo, 2017). Dalam penelitian
variabel Independent (bebas) ada 3 variabel yaitu :
Pengetahuan, Pengaruh Orang tua, dan Teman.
Variabel Dependent Variabel (Variabel Terikat)
Variabel Dependen adalah variabel terikat, variabel
tergantung, terpengaruh atau akibat (Notoatmodjo,
2016). Variabel terikat Dalam penelitian ini adalah
perilaku merokok pada Siswa SMP Negeri 1
Loksado.
Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data
Pengumpulan data:
Data Primer,Data yang diperoleh langsung dari
jawaban responden terhadap kuesioner yang telah
dibagikan dan disusun sebelumnya oleh peneliti.
Data primer dalam penelitian ini adalah
pengetahuan, pengaruh orang tua dan teman
terhadap perilaku merokok. Data Sekunder, Data
sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain
atau badan instansi yang secara rutin
mengumpulkan data. Data skunder dalam penelitian
ini adalah data yang didapat dari pelayanan SMP
Negeri 1 Loksado Kabupaten Hulu Sungai selatan
laporan jumlah Siswa aktif.
1.Teknik Pengolahan Data Pengolahan data
dilakukan untuk mendapatkan hasil dalam sebuah
penelitian. Data yang masih mentah (raw data)
harus diolah sehingga menjadi informasi yang
akhirnya dapat digunakan untuk menjawab tujuan
penelitian. Data yang terkumpul akan diolah dan
dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak
komputer agar analisis menghasilkan informasi
yang benar, dalam melakukan analisis data terlebih
dahulu harus diolah dengan tujuan mengubah data
menjadi informasi, adapun langkah-langkah dalam
proses pengolahan data dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
4
Editing, dilakukan untuk mengecek kembali setiap
daftar pertanyaan yang sudah diisi. Proses ini
meliputi pemeriksaan kelengkapan, maupun
kesalahan dalam pengisian kuesioner.
Scoring, Merupakan penentuan jumlah skor pada
kuesioner yang sudah terisi.
(1) Perilaku merokok
Pertanyaan untuk mengetahui perilaku merokok
pada Siswa SMP Negeri 1 Loksado Kabupaten
Hulu sungai Selatan, dengan skor :
Ya 1
Tidak 2
Batasan nilai kebiasaan menurut B. Syarifudin
(2016) dapat dikategorikan sebagai berikut :
(a )Merokok, jika responden merokok,(b) Tidak
merokok. Jika responden tidak merokok
(2) Pengetahuan
Pertanyaan untuk menggali pengetahuan
dalam tentang perilaku merokok, berjumlah 12
soal, tiap jawaban yang benar diberi nilai 1 dan
jawaban yang salah diberi nilai 0 sehingga nilai
tertinggi yang dapat diperoleh 12 dan nilai
terendah 0, dapat diukur dengan rumus sebagai
berikut:
Keterangan :
P = Persentase
pengetahuan N =
Jumlah soal f =
Jumlah jawaban
bear
Maka kategori pengetahuan tentang
perikalumerokok
sebagai berikut :
Baik : Jika tingkat pengetahuan 76-100%
Cukup : Jika tingkat pengetahuan 56-75 %
Kurang : Jika tingkat pengetahuan <56%
2)Pengaruh orang tua
Pertanyaan untuk mengetahui pengaruh orang tua
diajukan 7 pertanyaan dengan 2 pilihan jawaban
menggunakan guttman dengan memberikan skor:
Ya 1
Tidak 2
Menurut Harda Wijaya,
pengaruh orang tua dapat dikategorikan sebagai
berikut:
Ya, apabila skor responden ≥ 3
Tidak, apabila skor responden < 3
3)Pengaruh Teman sebaya
Penyekoran ordinal untuk teman sebaya :
a) Pernyataan positif
Sangat Setuju ( SS ) : 4
Setuju ( S ) : 3
Tidak Setuju ( TS ) : 2
Sangat Tidak Setuju ( STS ) : 1
b) Pernyataan negatif
Sangat Setuju ( SS ) : 1
Setuju ( S ) : 2
Tidak Setuju ( TS ) : 3
Sangat Tidak Setuju ( STS ) : 4
a. Coding
Merupakan kegiatan merubah data berbentuk
huruf menjadi data berbentuk
angka/bilangan, kegunaannya mempermudah
kita pada saat analisis data dan pada saat
memasukkan data. Dengan kata lain
memberikan kode numerik (angka) pada
variabel penelitian.
1) Variabel Perilaku merokok
dikategorikan (1) Ya , (2) Tidak.
2) Variabel Pengetahuan dik ategorikan (1)
Ya, (2) Tidak
3) Variabel Pengaruh orang tua ( 1 ) Ya, (
2) Tidak
4) Variabel Pengaruh teman sebaya
Mendukung = Me1
Cukup mendukung = Me2
5
Kurang mendukung = Me3
Tidak mendukung = Me4
b. Processing data atau entry
Proses ini adalah dimana jawaban dari
masing-masing responden yang berupa kode
(angka dan huruf) kemudian dimasukkan
kedalam program software komputer.
c. Cleaning
Proses ini disebut pembersihan data (data
cleaning), apabila semua data dari setiap
sumber data maupun responden selesai
dimasukkan, maka perlu di cek kembali
untuk melihat kemungkinan adanya
kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan
sebagainya. Kemudian dilakukan
koreksi/pembetulan.
Menganalisis Data
1. Analisis Univariat
Analisa univariat adalah suatu analisa
terhadap setiap variabel dari peneliti yang
bertujuan untuk memperoleh gambaran
distribusi frekuensi dan proporsi dari
berbagai variabel yang diteliti. Analisis
univariat dilakukan terhadap variabel
penelitian dengan menggunakan distribusi
frekuensi dan presentase dari tiap variabel
(Notoatmodjo, 2016). Dalam penelitian ini
adapun untuk analisis digunakan Rumus
sebagai berikut :
Keterangan :
P = Besar persentase
F = Jumlah jawaban benar
N = Jumlah soal
(1) Analisis Bivariat
Analisis bivariat yang dilakukan terhadap
dua variabel yang diduga berhubungan dan
berkorelasi (Notoatmodjo, 2016). Untuk
mengetahui hubungan antara dua variabel,
analisa yang dipakai adalah Chi Square dan
jenis data yang dipakai adalah data ordinal.Uji
Chi-square digunakan untuk melihat
kemaknaan hubungan secara statistik antara
dua variabel. Oleh karena itu digunakan batas
kemaknaan (α) = 0,05 sebagai berikut: a. Jika p
value ≤ α 0,05 maka Ho ditolak, berarti ada
hubungan antara variabel bebas dengan
variabel terikat,b. Jika p value > α 0,05 maka
Ho diterima, berarti tidak ada hubungan antara
variabel bebas dengan variabel terikat.Rumus
dasar Chi Square seperti dibawah ini (Hastono,
20017).
Mencari Chi Square dengan rumus:
Keterangan :
X² = Statistik chi square
Ʃ = jumlah
O = Nilai yang diamati
E = Nilai yang diharapkan Syarat Uji Chi
Square :
1) Jumlah sampel ≥ 40 responden
2) Datanya kategori-kategori
3) Bila tabelnya lebih dari 2 x 2, misalnya 3 x
2, 3 x 3, dan seterusnya, maka digunakan uji
pearson Chi Square, apabila ada nilai harapan
<5 atau lebih 20% maka dilakukan
penggabungan cell
4) Bila pada tabel 2 x 2, dan tidak ada nilai E <
5, maka uji yang dipakai sebaliknya Continuity
Correction (bila dijumpai 0 cell)
5) Bila pada tabel 2 x 2 dijumpai nilai E < 5
dan lebih dari 20%, maka uji yang dipakai
adalah Fisher’s Exact Test
HASIL
Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti
lakukan didapat hasil sebagai berikut:
Tabel1berdasarkan fekuensi perilaku responden siswa SMP Negri 1 Loksado
No Perilaku N %
1 Merokok 67 77,9
6
Tabel 2 berdasarkan frekuensi pengetahuan reponden siswa SMP Negri 1 loksado
Berdasarkan tabel 2 diatas berdasarkan frekuensi pengetahuan dari total 86 responden yang terbesar
berpengetahuan cukup sebanyak 58 orang 67,4%.
Tabel 3 berdasarkan frekuensi pengaruh orang tua responden siswa SMP Negri 1 Loksado
No Pengaruh orangtua N %
1 Berpengaruh 15 17,4
2 Tidak Berpengaruh 71 82,6
Total 86 100
Berdasarkan tabel 3 diatas berdasarkan frekuensi pengaruh orang tua dari total 86 responden yang terbesar
tidak berpengaruh sebanyak 71 orang 82,6%.
Tabel 4 berdasarkan frekuensi pengaruh teman responden siswa SMP Negri 1 Loksado
No Pengaruh teman N %
1 Berpengaruh 59 68,6
2 Tidak Merokok 19 22,1
Total 86 100
No Pengetahuan N %
1 Baik 17 19,8
2 Cukup 58 67,4
3 Kurang 11 12,8
Total 86 100
7
2 Tidak Berpengaruh 27 31,4
Total 86 100
Berdasarkan tabel 4 frekuensi pengaruh teman dari total 86 responden yang terbesar berpengaruh sebanyak
59 orang 68,6%.
Tabel 5 Hubungan pengetahuan dengan perilaku merokok pada Siswa SMP Negeri 1 Loksado
tahun 2020
Pengetahuan Perilaku Merokok
Total
P Value
Ya
Merokok
Tidak
Merokok
N % N % n % 0,138
Baik 9 64,3 5 35,7 14 100
Cukup 51 83,6 10 16,4 61 100
Kurang 7 63,6 4 36,4 11 100
Total 67 77,9 19 22,1 86 100
Dari hasil uji statistik pada tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa dari total 86 responden, 14 orang (100%)
diantaranya berpengetahuan baik dengan rincian yang merokok sebanyak 9 orang (64,3%) dan yang tidak
merokok sebanyak 5 orang (35,7%), untuk responden yang berpengetahuan cukup sebanyak 61 orang
(100%) dengan rincian yang merokok sebanyak 51 orang (83,6%),dan yang tidak merokok sebanyak 10
orang (16,4%), untuk responden berpengetahuan kurang sebanyak 11 orang(100%) dan yang merokok
sebanyak 7 orang(63,6%) dan yg tidak merokok sebanyak 4 orang(36,4%). Dari hasil uji statistik
menggunakan Chi-Square, hubungan pengetahuan dengan perilaku merokok pada siswa SMP Negeri 1
Loksado diperoleh nilai p Value (0,138). Nilai p = 0,138 > α = 0,05 maka dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku merokok pada siswa SMP
Negeri 1 Loksado tahun 2020.
Tabel 6 Hubungan Pengaruh Orangtua dengan perilaku merokok pada Siswa SMP Negeri 1
Loksado tahun 2020
Pengaruh
Orang tua
Perilaku Merokok
Total
P Value
Ya Merokok Tidak
Merokok
N % N % n % 0,368
8
Berpengaruh 13 86,7 2 13,3 15 100
Tidak
Berpengaruh 54 76,1 17 23,9 71 100
Total 67 77,9 19 22,1 86 100
Dari hasil uji statistik pada tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa dari total 86 responden, 15 orang (100%)
diantaranya terpengaruh oleh orangtua dengan rincian yang merokok sebanyak 13 orang (86,7%), untuk
yang tidak merokok sebanyak 2 orang (13,3%), sedangkan responden yang tidak terpengaruh oleh
orangtua sebanyak 71 orang (100%) dengan rincian yang merokok sebanyak 54 orang (76,1%), untuk yang
tidak merokok sebanyak 17 orang (23,9%).Dari hasil uji statistik menggunakan Chi-Square, hubungan
pengaruh orangtua dengan perilaku merokok pada siswa diperoleh nilai p Value (0,368). Nilai p = 0,368 >
α = 0,05 maka dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara pengaruh orangtua
dengan perilaku merokok pada siswa SMP Negeri 1 Loksad tahun 2020.
Tabel 7 Hubungan Pengaruh Teman dengan perilaku merokok pada Siswa SMP Negeri 1
Loksadotahun 2020
Pengaruh
Teman
Perilaku Merokok
Total
P Value
Ya Merokok Tidak
Merokok
N % N % n % 0,000
Berpengaruh 58 98,3 1 1,7 59 100
Tidak
Berpengaruh 9 33,3 18 66,7 27 100
Total 67 77,9 19 22,1 86 100
Dari hasil uji statistik pada tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa dari total 86 responden, 59 orang
(100%) diantaranya terpengaruh oleh teman dengan rincian yang merokok sebanyak 58 Orang (98,3%),
untuk yang tidak merokok sebanyak 1 orang (1,7%), sedangkan responden yang tidak terpengaruh oleh
teman sebanyak 27 orang (100%) dengan rincian yang merokok sebanyak 9 orang (33,3%), untuk yang
tidak merokok sebanyak 18 orang (66,7%). Dari hasil uji statistik menggunakan Chi-Square, hubungan
pengaruh teman dengan perilaku merokok pada siswa SMP Negeri 1 Loksado diperoleh nilai p Value
(0,000). Nilai p = 0,000 < α = 0,05 maka dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
antara pengaruh teman dengan perilaku merokok pada siswa SMP Negeri 1 Loksado tahun 2020.
PEMBAHASAN
Analisis Univariat.
Perilaku Merokok
Dari hasil penelitian mengenai perilaku
merokok menunjukkan bahwa dari total 86 siswa
yang menjadi responden didapati siswa yang
merokok sebanyak 67 orang (77,9%) sedangkan
yang tidak merokok sebanyak 19 orang (22,1%).
Pengetahuan
Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari
total 86 siswa yang menjadi responden yang
9
memiliki pengetahuan baik sebanyak 17 orang
(19,8%), dan siswa yang memiliki pengetahuan
cukup sebanyak 58 orang (67,4%), serta siswa yang
memiliki pengetahuan kurang sebanyak 11 orang
(12,8%). Menurut Small dan Hunter (2016)
pengetahuan tentang merokok adalah informasi
yang dimiliki oleh seseorang terkait dengan bahaya
yang disebabkan dalam mengkonsumsi rokok.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa pengetahuan tentang merokok
adalah pemahaman seseorang akan bahaya-bahaya
atau risiko yang menyebabkan penyakit dan
gangguan kesehatan akibat mengisap dan
menghirup rokok.
Pengaruh Orangtua
Dari hasil penelitian mengenai pengaruh
orangtua menunjukkan bahwa dari total 86 siswa
yang menjadi responden yang terpengaruh oleh
orangtua sebanyak 15 orang (17,4%), sedangkan
responden yang tidak terpengaruh orangtua
sebanyak 71 orang (82,6%).Menurut King (2018),
Keluarga merupakan lingkungan yang sangat
berpengaruh bagi perkembangan anak. Selain
sebagai tempat tinggal, lingkungan ini juga
bertanggung jawab pada penanaman nilai dan
norma serta pembentukan perilaku pada anak.
Orang tua sebagai pemimpin dalam lingkungan
keluarga memiliki andil yang cukup besar dalam
proses tersebut. Orang tua harus memberikan
informasi serta pengarahan yang baik agar remaja
mampu membuat pilihan dan keputusan yang baik
serta terhindar dari perilaku yang negatif seperti
perilaku merokok.
Pengaruh Teman
Dari hasil penelitian mengenai pengaruh teman
menunjukkan bahwa dari total 86 siswa yang
menjadi responden yang terpengaruh oleh teman
sebanyak 59 orang (68,6%), sedangkan responden
yang tidak terpengaruh oleh teman sebanyak 27
orang (31,4%). Responden yang mendapat
pengaruh teman sebaya akan mempunyai perilaku
merokok, dibandingkan dengan responden yang
tidak mendapatkan pengaruh teman sebaya. Hal ini
dikarenakan di dalam kelompok teman sebaya
seorang remaja memperoleh dukungan untuk
memperjuangkan apa yang diinginkan dan disitu
pulalah ia menemukan lingkungan yang
memungkinkan bertindak sebagai pemimpin apabila
mampu melakukannya. Hal ini sesuai dengan teori
(Eryan Readinata,2018) bahwa remaja merasa
dirinya harus lebih banyak menyesuaikan diri
dengan norma-norma orang dewasa atau penguasa
lembaga-lembaga bila ia ingin diidentifikasi dengan
kelompok sebaya dan tidak ingin lagi dianggap
anak-anak melainkan hampir dewasa.
Analisis Bivariat;
Hubungan pengetahuan dengan perilaku
merokok pada Siswa SMP Negeri 1 Loksado
tahun 2020
Dari hasil uji statistik yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa dari total 86 siswa yang
menjadi responden memilik pengetahuan yang baik
sebanyak 14 responden, terdapat 9 orang 64,3%
yang merokok dan yang tidak merokok sebanyak 5
orang 35,7%, dari pengetahuan cukup ada 61
responden terdapat 51 (83,6) yang merokok
sedangkan yang tidak merokok sebanyak 10 orang
(16,4). Dari pengetahuan kurang sebanyak 11
responden, terdapat 7 orang (63,6) yang merokok
dan yang tidak merokok terdapat 4 orang (36,4).
Hasil uji statistik menggunakan Chi-Square antara
hubungan pengetahuan dengan perilaku merokok
pada siswa SMP Negeri 1 Loksado diperoleh nila p
Value (0,138), Nilai p Value =0,138 > α = 0,05,
maka Ho diterima, berarti tidak ada hubungan
antara variabel bebas dengan variabel
terikat.Hipotesis tidak terbukti karena ada variabel
perancu yang tidak dikendalikan, diantaranya sikap
(Azwar, 2017), keadaan keluarga dan faktor
lingkungan sekitar secara langsung maupun tidak
langsung. Faktor lingkungan meliputi faktor fisik,
biologis dan sosial budaya (Liana, 2015).
Lingkungan keluarga dan teman berhubungan
dengan perilaku merokok. Teman merupakan faktor
yang lebih dominan dalam mempengaruhi perilaku
merokok (Maharani, 2016). Guru sebagai bagian
dari lingkungan sekolah diharapkan dapat terlibat
secara aktif pada upaya pencegahan perilaku
merokok pada remaja. Akan tetapi keterlibatan guru
dalam belum maksimal. Keterlibatan guru masih
tergantung pada karakteristik kepribadian guru dan
10
jenis sistem yang diterapkan sekolah (Susanto,
2018). Bukti yang jelas tentang bahaya rokok telah
diketahui banyak perokok, tetapi banyak perokok
meremehkan resiko yang dapat mengenai dirinya
dan orang disekitarnya (WHO, 2011). Tindakan
seseorang dapat secara langsung dipengaruhi
pengetahuan. Sebelum seseorang yang memiliki
pengetahuan melakukan suatu tindakan, dapat
dipengaruhi oleh sikap (Jane Septian Kodar, 2017).
Sikap memiliki tiga komponen yaitu kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Jadi dalam tindakan
seseorang tidak hanya aspek kognitif yang perlu
diperhatikan. Perlu diperhatikan pula aspek afektif
dan psikomotorik (Azwar, 2015). Shaluhiyah
(2016) menyebutkan bahwa sikap merupakan faktor
yang paling berpengaruh pada praktik atau tindakan
merokok seseorang. Dan Azwar (2017) juga
menyatakan sikap berhubungan dengan tindakan
merokok. Akan tetapi, informasi tentang rokok dan
bahayanya tetap penting untuk mengubah sikap
seseorang.
Hubungan pengaruh orangtua dengan perilaku
merokok pada Siwa SMP Negeri 1 Loksado
tahun 2020
Dari hasil uji statistik yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa dari total 86 siswa yang
menjadi responden sebanyak 15 responden yang
terpengaruh oleh orangtua, terdapat 13 orang
(86,7%) yang merokok dan yang tidak merokok
sebanyak 2 oramg (13,3)%. Kemudian pada
responden yang tidak terpengaruh oleh orangtua
sebanyak 71 orang, terdapat 54 orang (76,1%) yang
merokok, dan yang tidak merokok sebanyak 17
orang (23,9%). Hasil uji statistik menggunakan Chi-
Square antara hubungan pengaruh orangtua dengan
perilaku merokok pada siswa SMP Negeri 1
Loksado diperoleh nila p Value (0,368), Nilai p
Value = 368 > α = 0,05, maka Ho diterima, berarti
tidak ada hubungan antara variabel pengaruh
orangtua dengan perilaku merokok. Hipotesis tidak
terbukti karna ada variabel yang lebih dominan
yaitu pengaruh teman. Lingkungan keluarga dan
teman berhubungan dengan perilaku merokok.
Teman merupakan faktor yang lebih dominan
dalam mempengaruhi perilaku merokok (Maharani,
2015). Pengaruh teman sebaya memiliki peranan
penting dalam keputusan remaja untuk merokok.
Hal itu disebabkan karena remaja menginginkan
simbol status yang dapat menunjukkan bahwa orang
yang memilikinya lebih tinggi atau mempunyai
status yang lebih dalam kelompok (Hurlock, 2018).
Sehingga remaja mencari rasa nyaman dan
kelekatan pada teman sebaya dan membuat remaja
memiliki self socialization yaitu memberikan
tekanan kepada diri sendiri untuk mengadopsi
perilaku yang mereka anggap disukai orang lain
(Brown, dkk., dalam Omrod, 2016). Selain itu,
Robinsonn, dkk (dalam Davidson, dkk., 2015)
mengatakan menjadi perokok berkaitan erat dengan
kebiasaan merokok teman sebaya dan kemudahan
untuk memperoleh rokok.
Hubungan pengaruh teman dengan perilaku
merokok pada Siswa smp Negeri 1 Loksado
tahun 2020
Dari hasil uji statistik yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa dari total 86 mahasiswa yang
menjadi responden sebanyak 59 responden
terpengaruh oleh teman, terdapat 5 orang (98,3%)
yang merokok dan yang tidak merokok sebanyak 1
orang (1,7%). Kemudian pada responden yang
tidak terpengaruh oleh teman sebanyak 27 orang,
terdapat 9 orang (33,3%) yang merokok, dan yang
tidak merokok sebanyak 18 orang (66,7%). Hasil
uji statistik menggunakan Chi-Square antara
hubungan pengaruh teman dengan perilaku
merokok pada siswa SMP Negeri 1 Loksado
diperoleh nila p Value (0,000), Nilai p Value =0,000
< α = 0,05, maka Ho ditolak, berarti ada hubungan
antara variabel bebas dengan variabel terikat.
Pengaruh teman yang merokok sangat besar
terhadap responden yaitu sebanyak 45 (93.8%) dan
memiliki hubungan bermakna dengan perilaku
berisiko merokok (P = 0.000). Pengaruh teman
sebaya yang merokok berpeluang 31 kali
mempengaruhi perilaku merokok responden
dibandingkan dengan pengaruh teman sebaya yang
kurang. Dan hasil penelitian ini searah dengan
penelitian Edy Nurkamal, dkk (2017), bahwa
pengaruh teman sebesar 29 (50%) dan memiliki
hubungan bermakna dengan perilaku merokok
(P=0.001). Pengaruh teman sebaya yang merokok
sebesar 21 kali berpeluang mempengaruhi perilaku
merokok dibandingkan dengan tidak adanya
pengaruh teman. Sandi Gandara, dkk (2016), yang
11
menemukan bahwa terdapat hubungan yang
bermakna antara dukungan teman dengan perilaku
remaja merokok (P=0.00). Dan diperkuat dengan
penelitian Pairul (2017) menyimpulkan seseorang
memiliki keinginan/sikap pertama kali untuk
merokok disebabkan oleh teman sebaya. Menurut
Saifuddin dan Hidayana (2015), dengan teman
sebaya seseorang dapat melakukan kegiatan secara
terbuka dan juga tertutup. Kelompok teman sebaya
yang bersifat terbuka biasanya tidak akan
menimbulkan persoalan, sedangkan kelompok
teman sebaya yang tertutup lebih banyak
menimbulkan persoalan. Tertutup tidaknya suatu
kelompok teman sebaya tergantung akan
kepentingan kelompok akan sesuatu yang sering
kali bersifat tabu di masyarakat. Demikian halnya
dengan kebiasaan merokok, banyak remaja menjadi
perokok pemula supaya dapat diterima oleh suatu
komunitas tertentu, mereka berusaha untuk
menyesuaikan diri dengan cara merokok (Monks,
2017). Hal ini juga terjadi pada penelitian ini
dimana pengaruh teman sebaya sangat besar
mempengaruhi perilaku merokok responden,
kebutuhan untuk diterima dan diakui sebagai bagian
dari kelompok tersebut menjadi alasan daripada
responden.
SIMPULAN DAN SARAN
BERDASARKAN PENELITIAN YANG SUDAH
DILAKUKAN TENTANG;
“HUBUNGAN PENGETAHUAN, PENGARUH
ORANGTUA DAN TEMAN DENGAN PERILAKU
MEROKOK PADA SISWA DI SMP NEGERI 1 LOKSADO
KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 2020”
DAPAT DISIMPULKAN SEBAGAI BERIKUT :
(1)Dari penelitian hasil penelitian mengenai
perilaku merokok menunjukkan bahwa dari 86
siswa SMP Negeri 1 Loksado yang menjadi
responden, sebanyak 67 orang (77,9) diantaranya
merokok. Tidak ada hubungan antara pengetahuan
dengan perilaku merokok siswa SMP Negeri 1
loksado Hulu Sungai Selatan tahun 2020 dengan
nilai (P =0,368) (2) Dari hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa dari total 86 siswa SMP
Negeri 1 Loksado memiliki pengetahuan cukup
terhadap rokok sebanyak 58 orang (67,4%), (3)
Dari hasil penelitian mengenai pengaruh orangtua
menunjukkan bahwa dari 86 siswa SMP Negeri 1
Loksado yang menjadi responden, sebanyak 71
orang (82,6%) tidak terpengaruh oleh orangtua. (4)
Dari hasil penelitian mengenai pengaruh teman
menunjukkan bahwa dari 86 siswa SMP Negeri 1
Loksado yang menjadi responden, sebanyak 59
orang (68,6%) diantaranya terpengaruh oleh teman.
(5) Tidak ada hubungan antara pengaruh orangtua
dengan perilaku merokok pada siswa SMP Negeri 1
Loksado tahun 2020 dengan nilai (p = 0,505). (6)
Ada hubungan antara pengaruh teman dengan
perilaku merokok pada siswa SMP Negeri 1
Loksado tahun 2020 dengan nilai (p = 0,000)
Dari beberapa pembahasan dan kesimpulan yang
diuraikan sebelumnya dapat dikemukakan beberapa
saran sebagai berikut :
(1) Bagi lembaga Pendidikan atau SMP Negeri 1
Loksado, Disarankan untuk dapat menjalankan
Perda Kabupaten hulu Sungai Selatan (HSS) No.8
TAHUN 2015 tentang kawasan tanpa rokok (KTR)
secara efektif dan disarankan kepada pihak sekolah
untuk bisa menjalankan Perda tersebut juga
menindak tegas, bahkan mengeluarkan siswa dari
sekolah bagi siswa yang melanggar dan tidak
menaati aturan yang berhubungan dengan perda
KTR agar terciptanya lingkungan yang bersih,
nyaman, dan sehat di wilayah sekolah SMP Negeri
1 Loksado.
(2) Bagi siswa, siswa yang Merokok diharapkan
agar siswa yang merokok bisa mengurangi
frekuensi atau bahkan berhenti dari perilaku
merokok di lingkungan sekolah SMP Negeri 1
Loksado, agar tercipta lingkungan sekolah yang
sehat bebas dari 76 polusi asap rokok, karna
sesungguhnya perilaku merokok adalah suatu
perbuatan yang merugikan diri sendiri dan orang
lain, dan juga tidak selayaknya dilakukan di
lingkungan pendidikan.
siswa yang tidak Merokok,
Diharapkan kepada siswa yang tidak merokok agar
tetap pada pendiriannya menjaga dan menjalankan
pola hidup sehat jauh dari asap rokok, serta tidak
mudah terpengaruh oleh lingkungan dan ajakan
teman sebaya.
12
(2) Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan agar
dapat dijadikan sebagai rujukan/acuan
penelitian selanjutnya mengenai variabel-
variabel lain yang berpengaruh terhadap
perilaku merokok dengan desain penelitian
yang berbeda untuk dapat mengembangkan
lebih jauh penelitian mengenai
perilakumerokok.
UCAPANNTERIMASKASIH
Penulis mengucapkan terima kasih0kepada0Ibu
Arisnawaty,S,Kom,M.Kes selaku dosen
pembimbing peratam dan terimakasih juga kepada
Bapak Ahmad Zacky Anwary, SE, Mph
selaku0dosen0pembimbing kedua. Selain0itu
saya0juga0mengucapkan0terima0kasih0kepada0ba
pak Artani, M.Pd selaku Kepala Sekolah SMP
Negri 1 Loksado dan kepada Bapak Adurahman
Ahim, A.Ma selaku wali kelas IX sekaligus sebagai
observer dalam penelitian saya.