hubungan pengetahuan dan peran suami dengan … lengkap.pdf · agama : islam 7. alamat : buton...

93
i HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERAN SUAMI DENGAN KESIAPAN MENGHADAPI MENOPAUSE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAMBALE KABUPATEN BUTON UTARA TAHUN 2018 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan di Program Studi D-IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH: W A H Y U P00312017095 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI PRODI D-IV KEBIDANAN KENDARI 2018

Upload: others

Post on 02-Feb-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERAN SUAMI DENGAN KESIAPAN MENGHADAPI MENOPAUSE DI WILAYAH KERJA

    PUSKESMAS LAMBALE KABUPATEN BUTON UTARA TAHUN 2018

    SKRIPSI

    Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan di Program Studi D-IV Kebidanan

    Politeknik Kesehatan Kendari

    OLEH: W A H Y U

    P00312017095

    KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

    PRODI D-IV KEBIDANAN KENDARI

    2018

  • ii

  • iii

  • iv

    PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

    Saya menyatakan denga sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul :

    HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERAN SUAMI DENGAN KESIAPAN

    MENGHADAPI MENOPAUSE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAMBALE KABUPATEN

    BUTON UTARA TAHUN 2018

    Dibuat untuk melengkapi salah satu persyaratan menjadi Sarjan Terapan

    Kebidanan pada program Studi D-IV Kebidanan Politeknik Kesehatan

    Kemenkes Kendari, sejauh yang saya ketahui skripsi ini bukan merupakan

    tiruan atau Duplikasi dari skripsi yang sudah dipublikasikan dan atau pernah

    dipakai untuk mendapatkan gelar kesarjanaan di lingkungan Politeknik

    Kesehatan Kemenkes Kendari maupun di perguruan tinggi atau instansi

    manapun, kecuali bagian yang sumber informasinya dicantumkan

    sebagaimana mestinya.

    Kendari, Agustus 2018

    W a h y u P00312017095

    iv

  • v

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    A. Identitas

    1. Nama : Wahyu

    2. Nim : P00312017095

    3. Tempat/tanggal lahir : Langkumbe,28 juni 1995

    4. Anak ke : Pertama dari 4 bersaudara

    5. Suku/Bangsa : BUTON/indonesia

    6. Agama : Islam

    7. Alamat : BUTON UTARA

    B. Latar Belakang Pendidikan

    1. Tamat TK 1 kasulatombi : Tahun 2001

    2. Tamat SDN 8 kulisusu : Tahun 2007

    3. Tamat SMPN 3 kulisusu : Tahun 2010

    4. Tamat SMAN 1 kulisusu barat : Tahun 2013

    5. Tamat D3 STIK AVICENNA : Tahun 2017

    6. D IV Poltekes Kemenkes Kendari : Tahun 2017

    v

  • vi

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kahadirat Allah SWT karena berkat

    karunia Nya, sehingga penulis dapa tmenyelesaikan skripsi ini tepat pada

    waktunya. Dalam penyusunan Skripsi ini, banyak kendala yang di hadapi

    namun berkat dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga skripsi

    ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu pada

    kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada Ibu Hj.

    Syahrianti, S.Si.T, M.Kes selaku pembimbing I dan ibu Farming, SST, M.Keb

    selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan

    bimbingan, motivasi serta arahan dalam proses penyusunan skripsi ini

    selesai.

    Selanjutnya penulis pun mengucapkan terima kasih kepada :

    1. Ibu Askrening, SKM, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kendari

    dan selaku Penguji II.

    2. Ibu Sultina Sarita, SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan

    Politeknik Kesehatan Kendari.

    3. Ibu Hasmia Naningi, SST, M.Keb selaku ketua Prodi D-IV Kebidanan

    Politeknik Kesehatan Kendari.

    4. Ibu Sri Anjayati, SKM, selaku Kepala Puskesmas Lambale Kabupaten

    Buton Utara

    5. Ibu Hj, Nurnasari P, SKM, M.Kes selaku Penguji I, dan Ibu Andi

    Malahayati, S.Si.T, M.Kes selaku Penguji III.

    vi

  • vii

    6. Bapak dan Ibu Dosen di lingkungan pendidikan Politeknik Kesehatan

    Kendari Jurusan Kebidanan yang telah banyak membimbing dan

    membagi ilmu selama penulis mengikuti proses belajar dibangku kuliah

    beserta seluruh staf pegawai yang telah banyak membantu.

    7. Teristimewa untuk kedua orang tuaku atas doa, dukungan,bantuan,

    motivasi serta kasih sayang yang begitu besar kepada penulis semoga

    kita semua selalu dalam lindunganNYA dan semoga penulis bisa

    memberikan yang terbaik untuk kalian.

    8. Seluruh rekan – rekan seperjuanganku Politeknik Kesehatan Kendari

    Prodi DIV Kebidanan angkatan 2017 khususnya teman-teman Alih

    Jenjang Kelas B. Terima kasih atas segala dukungan serta kebersamaan

    kita.

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan

    baik isi, bahasa maupun materi yang ada di dalamnya oleh karena itu penulis

    mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari para

    pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Dan akhirnya penulis

    mengucapkan terimakasih dan semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita

    semua terutama dalam bidang ilmu Kebidan amin.

    Kendari, Agustus 2018

    Penulis

    vii

  • viii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL.............................................................................. I HALAMAN PERSETUJUAN............................................................... ii HALAMAN PENGESAHANAN........................................................... iii PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN.......................................... iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP…………………………………………… KATA PENGANTAR….......................................................................

    v vi

    DAFTAR ISI….................................................................................. viii DAFTAR TABEL.............................................................................. x DAFTAR LAMPIRAN....................................................................... xi ABSTRAK........................................................................................ xii BAB I PENDAHULUAN................................................................... 1

    A. Latar Belakang.......................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah.................................................................. 6

    C. Tujuan Penelitian....................................................................... 6

    D. Manfaat Penelitian..................................................................... 7

    E. Keaslian Penelitian.................................................................... 8

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................... 10

    A. Telaah Pustaka ......................................................................... 10

    B. Landasan Teori.......................................................................... 34

    C. Kerangka Teori.......................................................................... 36

    D. Kerangka Konsep...................................................................... 37

    E. Hipotesis Penelitian……………………………………………….. 37

    BAB III METODE PENELITIAN........................................................ 38

    A. Jenis dan Rancangan Penelitian............................................. 38

    B. Tempat dan Waktu Penelitian................................................... 39

    C. Populasi dan Sampel Penelitian................................................ 39

    D. Variabel Penelitian..................................................................... 40

    E. Definisi Operasional.................................................................. 40

    F. InstrumenPenelitian................................................................... 41

    G. Jenis dan Sumber Data Penelitian............................................ 42

    H. Alur Penelitian............................................................................ 43

    I. Pengolahan dan Analisis Data.................................................. 45

    viii

  • ix

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.......................... 47 A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.......................................... 47 B. Hasil Penelitian......................................................................... 49 C. Pembahasan............................................................................. 56 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................. 62 A. Kesimpulan................................................................................ 62 B. Saran......................................................................................... 63 DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 64 LAMPIRAN

    ix

  • x

    DAFTAR TABEL

    Tabel 4.1 Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin Di Wilayah

    Kerja Puskesmas Lambale Tahun 2018………………

    48

    Tabel 4.2 Pengetahuan wanita tentang menopause di wilayah kerja puskesmas Lambale Tahun 2018……………...…

    50

    Tabel 4.3 Peran Suami di Wilayah Kerja Puskesmas Lambale Kabupaten Buton Utara Tahun 2018…………………

    51

    Tabel 4.4 Kesiapan wanita menghadapi Menopause di Wilayah kerja puskesmas Lambale kabupaten Buton Utara Tahun 2018…………………………………………………

    52

    Tabel 4.5 Hubungan Pengetahuan dengan Kesiapan Menghadapi Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Lambale Kabupaten Buton Utara Tahun 2018…………………………………………………………

    53

    Tabel 4.6 Hubungan Peran Suami dengan Kesiapan Menghadapi Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Lambale Kabupaten Buton Utara Tahun 2018…………………………………………………………

    54

    x

  • xi

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1. Surat izin penelitian dari Badan Riset Propinsi Sultra Lampiran 2. Kuesioner Lampiran 3. Surat keterangan telah melakukan penelitian Lampiran 4. Master tabel Lampiran 5. Output analisis data Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian

    xi

  • xii

    ABSTRAK

    HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERAN SUAMI DENGAN KESIAPAN MENGHADAPI

    MENOPAUSE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAMBALE KABUPATEN BUTON

    UTARA TAHUN 2018

    Wahyu 1, Syahrianti

    2, Farming

    2

    Latar belakang: Masa lanjut usia pada wanita identik dengan fase klimakterik, yaitu masa

    peralihan antara masa reproduksi menuju masa yang tidak reproduktif. Tujuan penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Pengetahuan dan

    Peran Suami dengan Kesiapan Menghadapi Menopause Di Wilayah Kerja Puskesmas Lambale Kabupaten Buton Utara Tahun 2018. Metode Penelitian: Jenis penelitian adalah penelitian analitik dengan rancangan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah wanita yang berusia > 45 tahun yang telah mengalami perimenopause yang berjumlah 62 orang. Instrumen pengumpulan data berupa kuesioner mengenai pengetahuan ibu, peran suami dan kesiapan menghadapi menopause. Data dianalisis dengan uji Chi Square. Hasil Penelitian: Mayoritas wanita premenopause di wilayah kerja puskesmas Lambale

    Tahun 2018 yakni 27 orang (43,55%) memiliki pengetahuan yang cukup tentang menopause. Mayoritas peran suami di Wilayah Kerja Puskesmas Lambale Kabupaten Buton Utara Tahun 2018 yakni 42 orang (67,74%) adalah positif dalam mendukung kesiapan wanita menghadapi menopasue. Mayoritas wanita di Wilayah kerja puskesmas Lambale kabupaten Buton Utara Tahun 2018 yakni 46 orang (74,19%) siap menghadapi menopause. Secara bivariat hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan Pengetahuan dan Peran Suami dengan Kesiapan Menghadapi Menopause Di Wilayah Kerja Puskesmas Lambale Kabupaten Buton Utara Tahun 2018 yang ditandai dengan nilai p = 0,016 < α = 0,05 dengan X

    2 hitung = 8,231 dan nilai p = 0,000 < α = 0,05 dengan X

    2 hitung = 18,029

    Kata kunci : Kesiapan, Peran suami, Pengetahuan, Menopause 1. Mahasiswa Poltekkes Kendari Jurusan Kebidanan. 2. Dosen Poltekkes Kendari Jurusan Kebidanan.

    xii

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Kehidupan manusia normal mengalami pertumbuhan dan

    perkembangan dalam berbagai tingkatan umurnya. Semakin bertambah

    umurnya maka pertumbuhan dan perkembangan akan berada pada

    suatu tahap yang mengakibatkan berbagai perubahan fungsi tubuh.

    Menjadi tua merupakan hal yang menakutkan bagi manusia, terutama

    kaum wanita.Hal-hal yang biasanya dikhawatirkan adalah menjadi tidak

    lagi cantik, tidak lagi bugar dan tidak lagi produktif. Padahal masa tua

    merupakan masa yang mau tidak mau harus dijalani seorang wanita

    dalam kehidupannya.

    Masa lanjut usia pada wanita identik dengan fase klimakterik, yaitu

    masa peralihan antara masa reproduksi menuju masa yang tidak

    reproduktif (Rebecca, 2007). Masa ini biasa juga disebut sebagai masa

    menopause bagi kaum perempuan. Menopause merupakan masa

    berhentinya menstruasi yang terjadi pada perempuan dengan rentang

    usia antara 48 sampai 55 tahun. Masa ini sangat kompleks bagi

    perempuan karena berkaitan dengan keadaan fisik dan kejiwaannya.

    Selain perempuan mengalami stress fisik dapat juga mengalami stress

    psikologi yang mempengaruhi keadaan emosi dalam menghadapi hal

    normal sebagaimana yang dijalani oleh semua perempuan (Baziad,

    1

  • 2

    2003). Menopause dibagi menjadi 4 (empat) fase, yaitu fase

    pramenopause, perimenopause, menopause, dan pasca menopause

    (Baziad Ali, 2003).

    Menopause dialami oleh banyak perempuan hampir di seluruh

    dunia, sekitar 70-80%. Untuk wanita Indonesia yang memasuki masa

    menopause saat ini sebanyak, 7,4% dari populasi, kemudian naik lagi

    sebesar 14% pada tahun 2015. untuk wanita indonesia jumlah wanita

    yang telah mengalami menopause telah mencapai 40 juta jiwa (BKKBN,

    2006). Berdasarkan data yang diperoleh dari World Health Organization

    (WHO) (2010), populasi wanita yang mengalami menopause di dunia

    mencapai 894 juta orang dan diperkirakan pada tahun 2030 mendatang

    jumlah perempuan di dunia yang memasuki masa menopause akan

    mencapai 1,2 miliar orang, artinya sebanyak 1,2 miliar perempuan akan

    memasuki usia lebih 50 tahun, dan angka itu merupakan tiga kali lipat

    dari angka sensus tahun 1990 jumlah perempuan menopause.

    Gejala-gejala psikologis pada masa menopause yaitu : perasaan

    murung, kecemasan, irritabilitas, perasaan yang berubah-ubah, merasa

    tidak berdaya, labilitas emosi, gangguan daya ingat, konsentrasi

    berkurang, sulit mengambil keputusan, dan merasa tidak berguna

    (Glasier & Gebbie, 2006 dalam Aina 2009 ). Gejala fisik yang dapat

    timbul pada menopause adalah keringat pada malam hari, semburan

    rasa panas (hot flushes) kelelahan, insomnia, kekeringan kulit dan

    rambut, sakit kepala, sakit dan nyeri pada persendian, palpitasi (denyut

  • 3

    jantung cepat dan tidak teratur), dan berat badan bertambah (Women’s

    Health conceren, 2007 dalam Aina, 2009 )

    Walaupun menopause merupakan proses alami yang dialami

    setiap wanita, namun bagi sebagian wanita, masa menopause

    merupakan saat yang paling menyedihkan dalam hidup. Andrews, (2009)

    mengungkapkan bahwa Menopause merupakan kejadian yang sangat

    individual, dengan berbagai masalah akibat “usia paruh baya” yang

    menyertainya sehingga bagaimana setiap wanita menerima dan

    mengalami waktu perubahan fisik ini sangat bervariasi. Ada banyak

    kekhawatiran yang timbul di pikiran wanita ketika memasuki fase ini.

    Beberapa penelitian menemukan bahwa 75% wanita yang mengalami

    menopause merasakan menopause sebagai masalah atau gangguan

    (Aprilia dan Puspitasari, 2007).

    Retnowati, (2001) juga mengungkapkan bahwa berdasarkan

    tinjauan psikologis wanita pada masa menopause mengalami gangguan

    fisik, seksual, sosial, dan gangguan psikologis, dan social. Oleh karena

    itu, pada fase menopause diperlukan persiapan dan pengetahuan yang

    memadai untuk menghadapinya. Pemahaman wanita tentang

    menopause diharapkan wanita dapat melakukan upaya pencegahan

    sedini mungkin untuk siap memasuki umur menopause tanpa harus

    mengalami keluhan yang berat. Anggapan yang salah atau

    ketidaksiapan terhadap menopause akan dapat menimbulkan beberapa

    masalah psikis, seperti halnya kecemasan dan depresi yang akan

  • 4

    berlanjut sampai terjadinya gangguan jiwa. Persiapan yang dilakukan

    jauh-jauh hari dapat menurunkan resiko gangguan fisik maupun psikis

    dan perubahan yang terjadi akan diterima dengan lebih baik serta

    kualitas hidup akan tercapai (Kasdu, 2004).

    Pengetahuan wanita tentang siklus hidupnya sangatlah penting

    agar wanita dapat melakukan persiapan fisik dan mental untuk

    mengurangi gangguan yang mungkin akan dirasakan (Wahyunita, 2010).

    Pemahaman yang baik mengenai menopause pada wanita merupakan

    salah satu hal yang penting. Kurangnya pengetahuan yang benar

    tentang menopause pada wanita maka akan menimbulkan suatu yang

    kurang baik untuk psikis dan juga akan menimbulkan suatu kasus

    kecemasan berlebihan. Akibatnya, wanita akan cenderung bersikap

    negatif dalam menghadapi masa menopausenya.

    Pengetahuan mengenai menopause sangat diperlukan oleh wanita

    karena banyak wanita merasa takut mencapai masa menopause, karena

    ada anggapan umum bahwa ini adalah masa yang harus dilalui menuju

    usia tua (Notoatmodjo, 2007). Wanita seharusnya mengetahui tentang

    menopause yang perlu diketahui oleh pasangan suami istri, mengenai

    apa itu menopause, proses terjadinya menopause, gejala-gejala

    menopause, faktor yang memperlambat dan mempercepat menopause,

    dan terapi yang dapat digunakan dalam menghadapi menopause.

    Peningkatan pengetahuan tentang menopause pada wanita

  • 5

    premenopause, diharapkan dapat terjadi perubahan sikap yang muncul

    bila menopause terjadi.

    Selain pengetahuan, peran suami juga sangat diperlukan bagi

    wanita dalam mempersiapkan diri untuk menghadapi menopause. Sebab

    perubahan psikologis wanita menopause dapat memicu perasaan

    cemas, bahkan beberapa wanita dapat kehilangan kepercayaan diri.

    pada kondisi ini, suami dapat hadir untuk memberikan penguatan kepada

    istrinya agar dapat menerima situasi alamiah tersebut. Suami dapat

    dapat berperan sebagai konselor bagi istrinya sehingga bayangan

    negatif tentang menopause dapat dihilangkan dari persepsi wanita.

    Peran suami berupa dukungan sangat penting bagi istri menjelang

    menopause, tetapi faktanya masih banyak suami yang menganggap

    bahwa menopause merupakan kejadian yang alami dan tidak perlu

    diperhatikan secara berlebih dan mereka hanya menjadi pengamat yang

    pasif saja. Dengan memberikan dukungannya, seorang suami akan turut

    menentukan dalam meringankan beban yang dipikul oleh istri menjelang

    menopause(Sofia. 2003 : 14). Dukungan yang positif dan terus dibangun

    pada saat istri menjelang menopause akan menumbuhkan semangat

    dan ketenangan bagi istri, sehingga akan menghadapi fase tersebut

    dengan tanpa beban. Dukungan suami dapat diwujudkan antara lain :

    dukungan informasi, dukungan emosi, dukungan penilaian, dukungan

    finansial. Sebaliknya, dukungan yang kurang akan semakin menambah

    beban seorang istri yang menjelang menopause

  • 6

    Data dari Badan Pusat Statistik Indonesia tahun 2017, hasil sensus

    penduduk tahun 2017 di Sulawesi Tenggara jumlah penduduk 2.232.586

    jiwa yang terdiri dari 1.121.826 laki-laki dan 1.110.760 jiwa wanita.

    Berdasarkan data dari BKKBN Kendari, Jumlah wanita usia subur di

    Sulawesi Tenggara adalah 607.610 jiwa dan jumlah wanita menopause

    adalah 130.158 jiwa. Di wilayah kerja puskesmas lambale Kabupaten

    Buton Utara Tahun 2018 jumlah wanita usia subur 298 jiwa dan

    premenopause sebanyak 164 jiwa.

    Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti ingin melakukan

    penelitian tentang “Hubungan Pengetahuan dan Peran Suami dengan

    Kesiapan Menghadapi Menopause Di Wilayah Kerja Puskesmas

    Lambale Kabupaten Buton Utara Tahun 2018”.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah

    dalam penelitian ini adalah “apakah ada hubungan Pengetahuan dan

    Peran Suami dengan Kesiapan Menghadapi Menopause Di Wilayah

    Kerja Puskesmas Lambale Kabupaten Buton Utara Tahun 2018 ?”

    C. Tujuan

    1. Tujuan umum

    Untuk mengetahui hubungan Pengetahuan dan Peran Suami dengan

    Kesiapan Menghadapi Menopause Di Wilayah Kerja Puskesmas

    Lambale Kabupaten Buton Utara Tahun 2018.

  • 7

    2. Tujuan khusus

    a. Untuk mengindentifikasi pengetahuan wanita tentang menopause

    di wilayah kerja Puskesmas Lambale Kabupaten Buton Utara

    Tahun 2018.

    b. Untuk mengindentifikasi peran suami di wilayah kerja Puskesmas

    Lambale Kabupaten Buton Utara Tahun 2018

    c. Untuk mengindentifikasi kesiapan wanita menghadapi menopause

    di wilayah kerja Puskesmas Lambale tahun 2018.

    d. Untuk menganalisis hubungan pengetahuan dengan kesiapan

    menghadapi menopause di wilayah kerja Puskesmas Lambale

    Kabupaten Buton Utara Tahun 2018

    e. Untuk menganalisis hubungan peran suami dengan kesiapan

    menghadapi menopause di wilayah kerja Puskesmas Lambale

    Kabupaten Buton Utara Tahun 2018

    D. Manfaat

    1. Manfaat Teoritis

    Penelitian ini dapat memperkaya khazanah keilmuan serta

    memberikan informasi ilmiah tentang Pengetahuan, Peran Suami

    dan kesiapan wanita menghadapi menopause

    2. Manfaat Praktis

    a. Bagi masyarakat

    Sebagai masukan terhadap kader kesehatan yang berada di

    Lambale untuk memberikan pengetahuan kepada ibu-ibu

  • 8

    premenopause tentang intervensi yang diberikan dari perubahan

    psikologis dan fisiologis menopause

    b. Bagi Instansi

    Sebagai bahan masukan bagi puskesmas dalam rangka

    pembuatan kebijakan tentang tentang kesiapan menghadapi

    menopause

    c. Bagi Peneliti

    Menjadi bahan pembelajaran dalam melaksanakan penelitian

    untuk dikembangkan, dan sebagai bahan bacaan dan referensi

    bagi peneliti lain di masa yang akan datang tentang menopause.

    E. Keaslian Penelitian

    1. Hastuti (2007), tentang perbedaan tingkat kecemasan menghadapi

    menopause sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan di Desa

    Ngoresan Jebres Surakarta. Penelitian Kuantitatif dengan jenis

    penelitian quasi eksperimen dengan rancangan one group pre test-

    post test design. Jumlah responden 195 orang didapat kesimpulan

    ada perbedaan tingkat kecemasan menghadapi menopause sebelum

    dan sesudah diberi penyuluhan kesehatan.

    perbedaan dengan penelitian ini terletak pada lokasi penelitian dan

    variabel yang di ukur yakni pada penelitian ini mengukur kesiapan ibu

    menghadapi menopause.

    2. Purwandari (2004), tentang kesiapan wanita menghadapi menopause

    dan keluhan yang timbul saat menopause di kelurahan Terban

  • 9

    Kecamatan Gondokusuman. Desain penelitian analisis korelasi

    dengan rancangan croos sectional. Subyek peneliti adalah wanita usia

    45 tahun keatas yang sesuai dengan kriteria inklusi dan ditentukan

    dengan teknik cluster sampling yaitu sebesar 78 responden. Didapat

    suatu kesimpulan bahwa tingkat kesiapan wanita dalam menghadapi

    menopause dalam kategori cukup, dan keluhan yang timbul saat

    menopause dalam kategori sedang.

    perbedaan dengan penelitian ini terletak pada lokasi penelitian dan

    metode yang digunakan dimana pada penelitian ini menggunakan

    metode quasi eksperimen dengan rancangan one group pre test-post

    test design

  • 10

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Telaah Pustaka

    1. Tinjauan Tentang Pengetahuan

    a. Pengertian

    Pengetahuan umumnya dipahami sebagai segala sesuatu yang diketahui

    ‘langsung’ dari pengalaman, berdasarkan cerapan panca indera, dan

    olahan akal budi yang spontan. Pengetahuan dalam hal ini ialah segala

    sesuatu yang dilihat, didengar, dikecap, dicium, diraba dan hadir dalam

    kesadaran kita. Pengetahuan sehari-hari ini seringkali sifatnya spontan,

    subjektif, dan atau intuitif (Sandjaja & Albertus, 2006).

    Pengetahuan adalah sebagian ingatan atas bahan yang telah di pelajari.

    Pengetahuan adalah segala yang telah diketahui dan mampu diingat

    oleh setiap orang setelah mengalami, menyaksikan, mengamati atau

    diajarkan semenjak lahir sampai menginjak dewasa khususnya setelah

    diberi pendidikan baik melalui pendidikan formal maupun non formal dan

    diharapkan dapat mengevaluasi suatu materi atau obyek tertentu untuk

    melaksanakannya sebagai bagian dalam kehidupan sehari-hari

    (Notoatmodjo, 2012).

    Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang menjadi telaah seseorang

    setelah melakukan pengindraan terhadap obyek tertentu. Penginderaan

    tersebut melalui panca indera manusia yaitu indera penglihatan,

    10

  • 11

    pendengaran, penciuman rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan

    manusia diperoleh melalui penglihatan dan pendengaran. Pengetahuan

    diperoleh melalui belajar yang merupakan suatu proses mencari tahu

    yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, konsep mencari tahu mencakup

    berbagai metode dari konsep, baik melalui proses pendidikan maupun

    pengalaman. Pengetahuan adalah sebagian ingatan atas bahan-bahan

    yang telah dipelajari, mengingat kembali sekumpulan bahan yang luas

    dari hal-hal terperinci untuk teori tetapi apa yang diberikan telah

    menggunakan ingatan akan keterangan yang sesuai (Notoatmodjo,

    2010)

    b. Cara memperoleh pengetahuan

    Ada beberapa cara untuk memperoleh pengetahuan, yaitu:

    1) Cara coba-salah (Trial and Error)

    Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam

    memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil,

    dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal

    pula, maka dicoba dengan kemungkinan ketiga, dan apabila

    kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat dan

    seterusnya, sampai masalah tersebut dapat dipecahkan. Itulah sebabnya

    maka cara ini disebut metode trial (coba) and error (gagal atau salah)

    atau metode coba-salah/ coba-coba.

    2) Cara kekuasaan atau otoritas

  • 12

    Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-

    kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui

    penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-

    kebiasaan ini biasanya diwariskan turun temurun dari generasi ke

    generasi berikutnya.dengan kata lain, pengetahuan tersebut diperoleh

    berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas

    pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli-ahli ilmu

    pengetahuan.

    Prinsip cara ini adalah, orang lain menerima pendapat yang

    dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dulu

    menguji atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta

    empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini disebabkan

    karena orang yang menerima pendapat tersebut menganggap bahwa

    yang dikemukakannya adalah benar.

    3) Berdasarkan pengalaman pribadi

    Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah, pepatah ini

    mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber

    pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk

    memperoleh pengetahuan.

    4) Melalui jalan pikiran

    Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara berpikir manusia

    pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan

    penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain,

  • 13

    dalam jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi.

    memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan

    c. Tingkat pengetahuan

    Pengetahuan yang mencakup di dalamnya domain kognitif mempunyai 6

    tingkatan, yakni :

    1) Tahu (Know)

    Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari

    sebelumnya.

    2) Memahami (Comprehension)

    Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara

    benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan

    materi tersebut secara benar.

    3) Aplikasi (Application)

    Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

    telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).

    4) Analisis (Analysis)

    Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

    obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu

    struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

    5) Sintesis (Synthesis)

    Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

    menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan.

    6) Evaluasi (Evaluation)

  • 14

    Evaluasi yaitu kemampuan untuk melakukan justifikasi atau pemikiran

    terhadap suatu materi atau obyek. (Notoatmodjo, 2010).

    d. Sumber Pengetahuan

    Pengetahuan dapat diperoleh langsung ataupun melalui penyuluhan baik

    individu maupun kelompok. Untuk meningkatkan pengetahuan

    kesehatan perlu diberikan penyuluhan yang bertujuan untuk tercapainya

    perubahan perilaku individu, keluarga maupun masyarakat, dalam

    membina dan memelihara hidup sehat serta berperan aktif dalam upaya

    mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Pengetahuan adalah

    proses kegiatan mental yang dikembangkan melalui proses kegiatan

    pada umunya sebagai aktifitas kognitif. Proses adopsi adalah perilaku

    menurut Notoatmodjo (2010), sebelum seseorang mengadopsi perilaku

    didalam diri orang tersebut terjadi suatu proses yang berurutan yang

    terdiri dari:

    1). Kesadaran (awareness)

    Individu menyadari adanya stimulus.

    2). Tertarik (Interest)

    Individu mulai tertarik pada stimulus.

    3). Menilai (Evaluation)

    Individu mulai menilai tentang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi

    dirinya. Pada proses ketiga ini subjek sudah memiliki sikap yang lebih

    baik lagi.

    4). Mencoba (Trial)

  • 15

    Individu sudah mulai mencoba perilaku yang baru.

    5). Menerima (Adoption)

    Individu telah berprilaku baru sesuai dengan pengetahuan, sikap dan

    kesadarannya terhadap stimulus (Notoatmodjo, 2010)

    e. Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan

    Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah:

    1) Pengalaman

    Merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, baik

    dari pengalaman diri sendiri maupun orang lain. Hal tersebut dilakukan

    dengan cara pengulangan kembali pengalaman yang diperoleh dalam

    memecahkan permasalahan yang dihadapi. Bila berhasil maka orang

    akan menggunakan cara tersebut dan bila gagal tidak akan mengulangi

    cara itu.

    2) Pendidikan

    Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka makin mudah

    menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang

    dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat

    perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai baru yang

    diperkenalkan.

    3) Kepercayaan

    Adalah sikap untuk menerima suatu pernyataan atau pendirian tanpa

    menunjukkan sikap pro atau anti kepercayaan. Sering diperoleh dari

    orang tua, kakek atau nenek. Seseorang menerima kepercayaan itu

  • 16

    berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu.

    Kepercayaan berkembang dalam masyarakat yang mempunyai tujuan

    dan kepentingan yang sama. Kepercayaan dapat tumbuh bila berulang

    kali mendapatkan informasi yang sama (Notoatmodjo, 2002)

    2. Tinjauan Tentang Peran Suami

    Peran adalah perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh

    orang yang berkedudukan di masyarakat. Kamus besar bahasa

    Indonesia mengartikan bahwa suami adalah pria yg menjadi pasangan

    hidup resmi seorang wanita (istri) yg telah menikah. Suami adalah

    pasangan hidup istri (ayah dari anak-anak), suami mempunyai suatu

    tanggung jawab yang penuh dalam suatu keluarga tersebut dan suami

    mempunyai peranan yang penting, dimana suami sangat dituntut bukan

    hanya sebagai pencari nafkah akan tetapi suami sebagai motivator

    dalam berbagai kebijakan yang akan di putuskan termasuk

    merencanakan keluarga.

    Jadi yang dimaksud dengan peran suami adalah perangkat tingkah

    yang dimiliki oleh seorang lelaki yang telah menikah, baik dalam

    fungsinya di keluarga maupun di masyarakat.

    Peran suami dapat berupah dukungan dengan menyediakan sesuatu

    untuk memenuhi kebutuhan orang lain. Dukungan juga dapat diartikan

    sebagai memberikan dorongan / motivasi atau semangat dan nasihat

    kepada orang lain dalam situasi pembuat keputusan (Chaplin, 2006).

    Kuntjoro (2002, dalam Fithriany 2011) mengatakan bahwa pengertian

  • 17

    dari dukungan adalah informasi verbal atau non verbal, saran, bantuan,

    yang nyata atau tingkah laku diberikan oleh orang-orang yang akrab

    dengan subjek didalam lingkungan sosialnya atau yang berupa

    kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional

    atau berpengaruh pada tingkah laku penerimanya atau dukungan adalah

    keberadaan, kesediaan, kepedulian dari orangorang yang diandalkan,

    menghargai dan menyayangi kita.

    Cohen et al., (1985 dalam Fithriany, 2011) mendefinisikan dukungan

    sosial adalah bentuk hubungan sosial meliputi emotional, informational,

    instrumental dan appraisal. Secara rinci dijabarkan sebagai berikut:

    a. Emotional yang dimaksud adalah rasa empati, cinta dan kepercayaan

    dari orang lain terutama suami sebagai motivasi.

    b. Informational adalah dukungan yang berupa informasi, menambah

    pengetahuan seseorang dalam mencari jalan keluar atau memecahkan

    masalah seperti nasehat atau pengarahan.

    c. Instrumental menunjukkan ketersediaan sarana untuk memudahkan

    perilaku menolong orang yang menghadapi masalah berbentuk materi

    berupa pemberian kesempatan dan peluang waktu.

    d. Appraisal berupa pemberian penghargaan atas usaha yang dilakukan,

    memberikan umpan balik mengenai hasil atau prestasi yang dicapai

    serta memperkuat dan meninggikan perasaan harga diri dan

    kepercayaan akan kemampuan individu.

  • 18

    Menurut Heaney and Israel, 2008, Friedman (1997 dalam Fithriany 2011)

    Empat jenis perilaku atau tindakan yang mendukung yaitu:

    a. Dukungan informasi (informational), dalam hal ini keluarga

    memberikan informasi, penjelasan tentang situasi dan segala sesuatu

    yang berhubungan dengan masalah yang sedang dihadapi oleh

    seseorang. Mengatasi permasalahan dapat digunakan seseorang

    dengan memberikan nasehat, anjuran, petunjuk dan masukan.

    b. Dukungan penilaian (appraisal) yaitu: keluarga berfungsi sebagai

    pemberi umpan balik yang positif, menengahi penyelesaian masalah

    yang merupakan suatu sumber dan pengakuan identitas anggota

    keluarga. Keberadaan informasi yang bermanfaat dengan tujuan

    penilaian diri serta penguatan (pembenaran).

    c. Dukungan instrumental (instrumental) yaitu: keluarga merupakan

    suatu sumber bantuan yang praktis dan konkrit. Bantuan mencakup

    memberikan bantuan yang nyata dan pelayanan yang diberikan secara

    langsung bisa membantu seseorang yang membutuhkan. Dukungan

    ekonomi akan membantu sumber daya untuk kebutuhan dasar dan

    kesehatan anak serta pengeluaran akibat bencana.

    d. Dukungan emosional (emotional) yaitu: keluarga berfungsi sebagai

    suatu tempat berteduh dan beristirahat, yang berpengaruh terhadap

    ketenangan emosional, mencakup pemberian empati, dengan

    mendengarkan keluhan, menunjukkan kasih sayang, kepercayaan, dan

  • 19

    perhatian. Dukungan emosional akan membuat seseorang merasa lebih

    dihargai, nyaman, aman dan disayangi

    3. Tinjauan Tentang Menopause

    a. Pengertian Menopause

    Menopause berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata men yang

    berarti bulan dan peuseis yang berarti ‘penghentian sementara’.

    Sebenarnya, secara linguistik kata yang lebih tepat adalah menocease

    yang berarti ‘masa berhentinya menstruasi’. Dalam pandangan medis,

    menopause didefinisikan sebagai masa penghentian haid untuk

    selamanya. Biasanya menopause terjadi pada wanita mulai usia 45-58

    tahun. Masa menopause ini tidak bisa serta merta diketahui, tetapi

    biasanya akan diketahui setelah setahun berlalu (Dita Andira, 2010)

    Menurut Manuaba (2009), menopause yaitu tahap atau masa yang

    ditandai dengan berhentinya haid yang disebabkan tubuh sudah

    kehabisan sel telur dan penurunan hormon estrogen. Menurut Gebbie

    (2006), menopause yaitu priode menstruasi spontan yang terakhir pada

    seorang wanita dan merupakan diagnosis yang ditegakkan secara

    retrosfektif setelah amenore selama 12 bulan. Menopause merupakan

    perjalanan normal seorang wanita. Di mana sesuai dengan pertambahan

    usia tentunya semua fungsi organ tubuh juga mulai menunjukkan adanya

    perubahan-perubahan yang signifikan. Salah satunya adalah

    menurunnya fungsi organ reproduksi yaitu ovarium di mana pada usia

  • 20

    sekitar 45 tahun ditandai dengan keluhan-keluhan haid yang tidak teratur

    dan akhirnya di ikuti oleh berhentinya siklus menstruasi (Nurdin, 2011).

    Menopause dapat menjadi kejadian yang dapat terjadi secara alami

    atau perubahan hidup yang timbul akibat intevensi medis. Umumnya,

    sebab menopause dapat dikategorikan sebagai berikut :

    1) Menopause alami

    Menopause alami adalah akhir dari tahun reproduksi wanita.

    Ditandai dengan tidak hadirnya siklus menstruasi selama satu tahun

    penuh. Hal ini dapat terjadi antara usia 45 dan 58 tahun, dengan rata-

    rata usia kurang lebih 51 tahun.

    2) Menopause prematur

    Menopause premature adalah siklus menstruasi wanita berhenti

    selama satu tahun penuh sebelum usia 40 tahun. Ini dapat terjadi akibat

    berbagai alasan, termasuk akibat berbagai alasan termaksud genetik,

    proses autoinum, intervensi medis, seperti kemoterapi. Wanita yang

    menjalani menopause awal memiliki risiko kanker payudara dan ovarium

    lebih kecil, tetapi memiliki risiko terkena osteoporosis lebih besar.

    3) Menopause beralasan atau medis

    Menopause medis, kadang-kadang disebut menopause

    berhalangan, disebabkan pada saat ada kerusakan parah (seperti yang

    disebabkan oleh kemoterapi yang digunakan selama pengobatan

    kanker) atau pengangkatan operatif pada ovarium (menopause akibat

    bedah). Lebih dari 50 persen wanita pada kemoterapi dilemparkan ke

  • 21

    dalam keadaan menopause sementara, dan kadang-kadang menetap.

    Wanita yang belum tua (lebih dari 45 tahun) cenderung lebih mengalami

    menopause permanen akibat kemoterapi daripada wanita yang lebih

    muda (35 dan kurang). Setelah pengangkatan ovarium (ooforektomi),

    awal menopause yang mendadak, dan wanita yang cenderung

    mendapatkan gejala menopause yang cukup parah (Tagliaferri,M.dkk,

    2007).

    b. Tahap-Tahap dalam Menopause

    Menurut Manuaba (2009), tahap dalam menopause adalah :

    1) Fase Pramenopause

    Pada fase ini seorang wanita akan mengalami kekacauan pola

    menstruasi, terjadi perubahan psikologis/ kejiwaan, terjadi perubahan

    fisik. Hal ini biasanya berlangsung selama 4-5 tahun. Terjadi pada usia

    antara 45-55 tahun. Premenopause atau masa menjelang menopause

    adalah suatu keadaan dimana terjadi keadaan perubahaan segala yang

    dirasakan oleh wanita, selama 4-5 tahun sebelum memasuki usia

    menopause (Winkjosastro, 2008)

    2) Fase Menopause

    Terhentinya menstruasi. Perubahan dan keluhan psikologis dan

    fisik makin menonjol. Berlangsung sekitar 3-4 tahun. Pada usia antara

    56-60 tahun. Diagnosis menopause dibuat setelah terdapat amenorea

    sekurang-kurangnya 1 tahun. Berhentinya haid dapat didahului oleh

    siklus haid yang lebih panjang, dengan perdarahan yang berkurang.

  • 22

    Umur waktu terjadinya menopause dipengaruhi oleh keturunan,

    kesehatan umum, dan pola kehidupan. Ada kecenderungan dewasa ini

    untuk terjadinya menopause pada umur yang lebih tua. Menopause juga

    ada hubungannya dengan menarche. Makin dini menarche terjadi, makin

    lambat menopause timbul; sebaliknya, makin lambat menarche teradi,

    makin cepat menopause timbul (Winkjosastro, 2008).

    3) Fase Pascamenopause

    Terjadi pada usia di atas 60-65 tahun. Wanita beradaptasi

    terhadap perubahan psikologis dan fisik. Keluhan semangkin berkurang.

    Pasca menopause adalah masa 3-5 tahun setelah menopause. Pasca

    menopause adalah masa dimana seorang wanita sudah mencapai

    menopause. Pada tahapan ini seorang wanita akan rentan terhadap

    osteoporosis dan penyakit jantung, Selain itu, mereka berisiko lebih

    besar terserang penyakit alzheimer, stroke, mata kering, kanker usus,

    dan lain-lain.

    c. Faktor yang mempengaruhi Usia menopause

    Kebanyakan wanita mengalami menopause antara 45-55 tahun.

    Faktor - faktor yang mempengaruhi usia menopause (Nadine, 2009)

    diantaranya :

    1) Kebiasaan merokok

    Wanita yang merokok atau pernah menjadi perokok kemungkinan

    mengalami menopause sekitar satu setengah hingga dua tahun lebih

    awal.

  • 23

    2) Status gizi

    Wanita dengan status gizi yang buruk kemungkinan dapat mengalami

    menopause dini yaitu menopause yang terjadi di bawah usia 50 tahun

    biasanya pada usia 35-40 tahun.

    3) Lemak tubuh

    Produksi estrogen dipengaruhi oleh lemak tubuh. Karena itulah wanita

    yang kurus mengalami menopause lebih awal dibandingkan wanita yang

    kegemukan.

    4) Turunan

    Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ibu dan anak perempuannya

    cenderung mengalami menopause pada usia yang sama. Tapi

    diperlukan beberapa penelitian untuk mengatahui apakah genetika

    menjadi faktor kunci dalam menentukan usia menopause

    5) Dataran tinggi

    Wanita yang tinggal di dataran tinggi >4000 m lebih mungkin mengalami

    menopause lebih awal.

    6) Usia menarche

    Menarche adalah usia pertama kali menstruasi. Makin dini menarche

    terjadi, makin lambat menopause timbul. Sebaliknya makin lambat

    menarche terjadi, makin cepat menopause timbul. Pada abad ini

    umumnya nampak bahwa menarche makin dini timbul dan menopause

    makin lambat terjadi, sehingga masa reproduksi menjadi lebih panjang

    (Sarwono, 2007).

  • 24

    d. Perubahan yang Terjadi Pada Wanita Menopause

    Setiap wanita menopause akan mengalami perubahan baik fisik

    dan psikologis.

    1) Perubahan Fisik

    Akibat perubahan pada organ reproduksi maupun hormon tubuh

    pada saat menopause mempengaruhi berbagai keadaan fisik tubuh

    seorang wanita. Keadaan ini berupa keluhan-keluhan ketidaknyamanan

    yang timbul dalam kehidupan sehari-hari (Nirmala, 2003) seperti :

    a) Siklus haid yang tidak teratur/perdarahan

    Beberapa keluhan siklus haid tanda paling umum adalah fluksasi

    dalam siklus haid, kadang kala haid muncul tepat waktu, tetapi tidak

    pada siklus berikutnya. Ketidakteraturan ini sering disertai dengan jumlah

    darah yang sangat banyak, tidak seperti volume perdarahan hal yang

    normal (Jones, 2005)

    b) Gejolak rasa panas (Hot Fluses)

    Hot Fluses adalah rasa panas yang luar biasa pada wajah dan

    tubuh bagian atas ( seperti leher dan dada). Kulit di daerah tersebut

    terlihat kemerahan. Gejolak panas terjadi karena jaringan yang sensitif

    atau yang bergantung pada estrogen akan terpengaruh sewaktu kadar

    estrogen menurun. Pancaran panas diperkirakan akibat dari pengaruh

    hormon pada bagian otak yang bertanggung jawab untuk mengukur

    temperatur tubuh. Gejala panas bisa terjadi beberapa detik atau menit,

    tetapi ada juga yang berlangsung sampai satu jam (Baziad, 2003).

  • 25

    c) Jantung berdebar – debar

    Dalam beberapa penelitian masa menopause di ikuti dengan

    jantung berdebar – debar karena pada masa ini kadar estrogen menurun

    sehingga peluang terkena serangan jantung sekitar 20 kali lebih sedikit

    dari pria. Peluang ini dapat berkurang jika berolahraga secara teratur,

    tidak merokok, dan mempertahankan berat badan dalam jangkauan yang

    diinginkan, serta diet terkendali (Jones, 2005).

    d) Keringat Berlebihan di Malam Hari dan Sulit Tidur

    Cara bekerja secara pasti tidak dapat di ketahui, tetapi pancaran

    panas pada tubuh akibat pengaruh hormon yang mengatur termostat

    tubuh pada suhu yang lebih rendah. Akibatnya, suhu udara yang semula

    dirasakan nyaman mendadak menjadi terlalu panas dan tubuh mulai

    menjadi panas serta mengeluarkan keringat untuk mendinginkan diri.

    Gejala ini sering dirasakan pada malam hari, sehingga yang

    bersangkutan menjadi sulit tidur.

    e) Berkunang – Kunang

    Di masa ini penglihatan mulai terganggu terutama pada ketajaman

    mata di karenakan kabur dan berkunang-kunang. Hal ini disebabkan

    karena otot-otot bola mata mengalami kekenduran atau sebaliknya

    sehingga mempengaruhi (Hawari, 2008).

    f) Gangguan Libido

    Dengan semangkin meningkatnya usia, maka mangkin sering

    dijumpai gangguan seksual pada wanita yang di akibatkan kekurangan

  • 26

    hormon estrogen sehingga aliran darah ke vagina berkurang, dan sel-sel

    epitel vagina menjadi tipis dan mudah cidera. akibatnya cairan vagina

    berkurang, umumnya wanita mengeluh sakit saat senggama sehingga

    tidak mau lagi melakukan hubungan seks (Baziad, 2003)

    g) Perubahan Kulit

    Kulit yang sehat sangat penting bagi wanita, kelainan sedikit saja

    pada kulit menyebabkan dampak negatif bagi seorang wanita. Kulit terdiri

    atas dua lapisan yaitu epidermis dan dermis. Dermis memiliki banyak

    artiolen yang banyak membentuk tumpukan kapiler didalam papil-papil

    dan sangat berperan dengan timbulnya panas. Perubahan pada kulit

    yang disebabkan oleh kekurangan estrogen dapat mempengaruhi kadar

    kalogen dan kadar air dalam kulit yang menyebabkan kulit kehilangan

    elastisitasnya, atopik, tipis, kering, dan berlipat-lipat dan bintik-bintik

    berupa purpura senilis (Baziad, 2003).

    h) Nyeri Otot dan Sendi

    Banyak wanita menopause mengeluh nyeri otot dan sendi.

    Pemeriksaan radiologik umumnya tidak ditemukan kelainan. Sebagian

    wanita, nyeri sendi erat kaitannya dengan perubahan hormonal yang

    terjadi yang mengakibatkan menurunnya aliran darah dan sintesis

    kalogen sehingga dengan sendirinya tulang rawan ikut rusak. Kejadian

    ini meningkat dengan meningkatnya usia (Baziad, 2003)

    i) Berat Badan Bertambah

  • 27

    Perubahan kelenjar dapat membuat sebagian orang mengalami

    pertambahan berat badan pada masa menopause, namun penyebab

    yang lazim adalah asupan makanan dan minuman jauh melebihi yang

    dibutuhkan.Wanita membakar kalori lebih lambat dibandingkan pria, dan

    tenaga anda semangkin menurun dengan bertambahnya usia (Nirmala,

    2003)

    2) Perubahan Psikologis

    Akibat perubahan pada organ reproduksi maupun hormon tubuh

    pada saat menopause mempengaruhi berbagai keadaan fisik tubuh

    seorang wanita. Keadaan ini berupa keluhan-keluhan ketidaknyamanan

    yang timbul dalam kehidupan sehari-hari (Glasier, 2006) seperti :

    a) Depresi

    Ini adalah kondisi gejala yang pasti dan sering dialami pada ibu

    menopause yang dikarenakan perubahan – perubahan yang ada pada

    diri setiap seorang wanita karena perubahan fisik dan psikologi pada

    tubuh (Nirmala, 2003).

    b) Kecemasan

    Gangguan kecemasan dianggap sebagai bagian dari satu

    mekanisme pertahanan diri yang dipilih secara alamiah oleh makhluk

    hidup bila menghadapi sesuatu yang mengancam atau membahayakan

    dirinya. Namun kecemasan ini umumnya bersifat relatif artinya ada orang

    – orang yang cemas dan dapat tenang kembali setelah mendapat

    dukungan dari orang-orang di sekitarnya namun ada juga orang-orang

  • 28

    yang terus menerus cemas meskipun orang disekitarnya memberikan

    dukungan.

    c) Mudah tersinggung

    Gejala ini lebih mudah terlihat di bandingkan kecemasan. Wanita

    lebih mudah tersinggung dan marah terhadap sesuatu yang sebelumnya

    dianggap tidak mengganggu. Ini mungkin disebabkan dengan datangnya

    menopause maka wanita menjadi sangat menyadari proses yang sedang

    berlangsung dalam dirinya. Perasaannya menjadi sangat sensitif

    terhadap sikap dan perilaku orang-orang disekitarnya, terutama jika

    sikap dan prilaku tersebut di persiapkan sebagai proses penerimaan

    yang sedang terjadi dalam dirinya.

    d) Stres

    Perubahan yang terjadi pada massa menopause dengan

    menyebabkan stres pada wanita serta merupakan reaksi tubuh terhadap

    kecemasan yang dihadapinya pada saat situasi yang menakutkan atau

    tidak nyaman. Tidak ada orang yang bisa lepas sama sekali dari rasa

    was-was dan cemas termasuk wanita menopause. Ketegangan

    perasaan atau stres selalu berdebar dalam lingkungan pekerjaan,

    pergaulan sosial, kehidupan rumah tangga dan bahkan menyusup ke

    dalam tidur. Kalau tidak di tanggulangi stres dapat menyita energi,

    mengurangi produktivitas kerja, dan menurunkan kekebalan terhadap

    penyakit. Namun demikian stres tidak hanya memberikan dampak

    negatif tetapi juga dampak positif tergantung bagaimana individu

  • 29

    memandang dan mengendalikannya karena stres sangat individual

    sifatnya ( Anwar, 2003).

    e. Cara Hidup Sehat pada Menopause

    Menurut Nirmala (2003), Cara hidup sehat adalah cara – cara yang

    dilakukan untuk menjaga, mempertahankan dan meningkatkan

    kesehatan seseorang. Adapun cara – cara tersebut adalah :

    1) Terapi Sulih Hormon (TSH)

    Merupakan pemberian terapi penggantian hormon untuk

    menggantikan hormon yang kurang kadarnya karena tidak diproduksi

    secukupnya akibat kemunduran fungsi organ – organ endokrin hormon.

    Yang mana digunakan untuk mendapatkan hormon yang hilang saat

    menopause

    2) Mengatur Pola Makan yang Mengandung Fitoestrogen

    Wanita pada masa menopause kehilangan hormon estrogen, untuk

    menggantikannya perlu mengkonsumsi makanan yang mengandung

    fitostrogen yang terkandung dalam banyak bahan makanan seperti

    serealia, biji – bijian, buah – buahan, kacang – kacangan, sayuran

    sehingga terpenuhi suplai dasar tubuh, sekaligus memperkuat daya

    tahan tubuh dan mekanisme penyembuhan (Nirmala, 2003).

    3) Olahraga Khusus untuk Wanita Menopause ( Manuaba, 1999)

    Berolahraga diperlukan asalkan disesuaikan dengan kemampuan

    yang ada. Sekalipun banyak di buka pusat kesegaran jasmani, untuk

    mempersingkat waktu dapat dilakukan senam di rumah tanpa

  • 30

    memerlukan ruangan yang luas. Untuk mempertahankan kebugaran fisik

    harus mengikuti senam kesegaran jasmani sebanyak dua kali seminggu

    hal itu sudah cukup.

    Adapun kegiatan-kegiatan yang dapat mencegah pemunculan

    gejala-gejala menopause:

    1) Olahraga (exercising) secara teratur.

    Olahraga selain membantu mengurangi datangnya gejala Menopause,

    dapat pula meningkatkan kekuatan tulang. Mulilah olahraga seperti, jalan

    kaki, joggong, meditasi, dan yoga.

    2) Berhenti merokok.

    Merokok sebenarnya ikut mempercepat munculnya Menopause dan

    memudahkan kita terkena esteoporosis.

    3) Mengkonsumsi makanan yang kaya akan kalsium.

    Perempuan, terutama menjelang usia-usia Menopause, sebaiknya

    mengkonsumsi kalsium sebanyak 1000-1500 gram sehariannya.

    Sebagian besar dapat diperoleh dari makanan, seperti yogurt, susu

    beberapa jenis sayuran (antara lain Brokoli). Kalau jumlah kalsium dalam

    makanan kurang mencukupi dapat meningkatkan kesehatan tubuh.

    4) Mengkonsumsi makanan yang mangandung vitamin

    Vitamin yang terkandung dalam buah-buahan dan sayuran dapat

    meningkatkan daya tahan tubuh.

  • 31

    5) Mengurangi konsumsi kopi, teh, minuman soda dan alkohol.

    Minuman ini banyak mengandung kafein yang dapat memperlambat

    penyebaran kalsium.

    6) Mengkonsumsi kedelai.

    Kedelai mengandung fitostrogen atau estrogen yang berasal dari

    tumbuh-tumbuhan. Kedelai dapat kita konsumsi dari kecap (Baziad,

    2003).

    4. Kesiapan

    a. Pengertian

    Kesiapan berasal dari kata “siap” mendapat awalan ke- dan akhiran

    -an. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (2003) kesiapan adalah

    suatu keadaan bersiap-siap untuk mempersiapkan sesuatu. Kesiapan

    seorang perempuan menghadapi masa menopause akan sangat

    membantu dalam menjalani masa menopause ini dengan lebih baik.

    Kesiapan disini diartikan sebagai suatu keadaan wanita untuk

    mempersiapkan dirinya dalam menghadapi menopause, baik secara fisik

    maupun mental atau psikologisnya (Chaplin, 2005).

    b. Kesiapan Menghadapi Menopause

    Wanita menopause akan mengalami penurunan berbagai fungsi tubuh,

    sehingga akan berdampak pada ketidaknyamanan dalam menjalani

    kehidupannya. Untuk itu, penting bagi seorang wanita selalu berpikir

    positif bahwa kondisi tersebut merupakan sesuatu yang sifatnya alami,

  • 32

    seperti halnya keluhan yang muncul pada fase kehidupannya yang lain.

    Tentunya sikap yang positif ini bisa muncul jika di imbangi oleh informasi

    atau pengetahuan yang cukup, sehingga wanita lebih siap baik siap

    secara fisik, mental, dan spiritual. Perlu diketahui, kehidupan yang

    dijalani pada masa sebelumnya memiliki pengaruh yang kuat pada masa

    yang akan datang (Kasdu, 2002).

    Menopause merupakan proses alamiah yang terjadi pada semua

    perempuan, namun efek sampingnya banyak mempengaruhi

    keharmonisan rumah tangga dan kehidupannya apabila tidak siap

    menghadapinya. Masa perubahan ini akan dapat dilalui dengan baik,

    tanpa gangguan yang berarti, jika wanita tersebut mampu menyesuaikan

    diri dengan kondisi baru yang muncul. Faktor penentu apakah wanita

    tersebut siap dengan datangnya masa menopause ini ada di tangan

    wanita itu sendiri. Di sini faktor pengetahuan mengenai menopause

    sangat berpengaruh dalam menghadapi masa tersebut (Maspaitela,

    2007; Kasdu, 2002)

    c. Faktor yang Mempengaruhi Kesiapan dalam menghadapi

    menopause

    Menurut Notoadmodjo (2003) terdapat beberapa faktor yang

    mempengaruhi kesiapan individu dalam menghadapi

    perubahanperubahan yang terjadi dalam dirinya, faktor tersebut adalah

    sebagai berikut:

    1) Karakteristik

  • 33

    Notoadmodjo (2003), menjelaskan bahwa karakteristik pada tiap individu

    meliputi:

    a) Pendidikan

    Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau

    kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya

    pengajaran dan pelatihan (Purwadarminto, 2003)

    b) umur

    Semakin tua umur seseorang, maka pengalaman akan bertambah

    sehingga akan meningkatkan pengetahuannya akan suatu obyek

    (Notoatmodjo, 2003)

    c) pekerjaan

    Pekerjaan adalah sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah,

    pencaharian (Purwadaminto, 2003).

    2) Sosial Ekonomi

    Keadaan sosial ekonomi mempengaruhi faktor fisik, kesehatan dan

    pendidikan. Perempuan yang berasal dari golongan ekonomi rendah

    cenderung pasrah dan mampu beradaptasi dengan baik saat mengalami

    menopause (Kasdu, 2002). Keadaan sosial ekonomi mempengaruhi

    faktor fisik, kesehatan dan pendidikan. Apabila faktor-faktor tersebut

    cukup baik, akan ngurangi beban fisiologis, psikologis. Kesehatan akan

    faktor klimakterium sebagai faktor fisiologis.(Proverawati 2010)

    3) Pengetahuan

  • 34

    Pengetahuan menurut Notoatmodjo (2003), adalah merupakan hasil dari

    tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap

    obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yakni

    indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian

    besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

    Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting

    untuk tindakan seseorang

    B. Landasan Teori

    Menopause adalah tahap atau masa yang ditandai dengan

    berhentinya haid yang disebabkan tubuh sudah kehabisan sel telur dan

    penurunan hormon estrogen (Manuaba, 2009). Wanita menopause akan

    mengalami penurunan berbagai fungsi tubuh, sehingga akan berdampak

    pada ketidaknyamanan dalam menjalani kehidupannya. Untuk itu,

    penting bagi seorang wanita selalu berpikir positif bahwa kondisi tersebut

    merupakan sesuatu yang sifatnya alami, seperti halnya keluhan yang

    muncul pada fase kehidupannya yang lain. Tentunya sikap yang positif

    ini bisa muncul jika di imbangi oleh informasi atau pengetahuan yang

    cukup, sehingga wanita lebih siap baik siap secara fisik, mental, dan

    spiritual. Perlu diketahui, kehidupan yang dijalani pada masa

    sebelumnya memiliki pengaruh yang kuat pada masa yang akan datang

    (Kasdu, 2002).

    Menurut Hawari (2008), kualitas hidup seorang wanita dalam

    menjalani masa menopause sangat tergantung pada pandangan masing-

  • 35

    masing wanita terhadap menopause, termasuk pengetahuannya tentang

    menopause tersebut. Hal ini berarti bahwa pengetahuan wanita tentang

    menopause dapat menopang kesiapannya untuk menghadapi fase

    tersebut dengan lebih baik. Selain pengetahuan, kualitas sikap wanita

    menopause juga dapat mendorong wanita untuk melakukan tindakan-

    tindakan positif dalam rangka menhadapi fase menopause.

    Peran suami dapat memberikan dimensi lain bagi kesiapan wanita

    dalam menghadapi menopause. Peran positif suami dapat berupa

    dukungan kepada istri untuk agar memiliki kesiapan secara fisik maupun

    mental dalam menghadapi menopause, sedangkan peran negatif suami

    adalah tidak adanya dukungan suami kepada istri secara fisik maupun

    mental dalam menghadapi menopause. Keberhasilan seorang istri dalam

    menghadapi gejala yang timbul di masa menjelang menopause

    dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu faktor yang memungkinkan

    adalah dukungan dari suami. Dukungan suami dan komunikasi yang baik

    penting bagi keberhasilan penatalaksanaan kelainan yang timbul pada

    saat istri menjelang masa menopause. Dukungan suami juga dapat

    memberikan cinta dan perasaan serta berbagi beban, dengan dukungan

    tersebut dapat melemahkan dampak yang timbul pada saat menjelang

    menopause yang di sebut sebagai efek penyangga (buffering effects)

    dan secara langsung akan memperkokoh mental individu (Friedman,

    2003)

  • 36

    C. Kerangka Teori

    Gambar 2.1 : Kerangka Teori

    (Modifikasi Notoatmodjo 2010, Friedman, 2003)

    Kesiapan Menghadapi Menopause

    Fisik

    Mental

    Spiritual

    Peran Suami

    Wanita

    pramenopause

    Pengetahuan

  • 37

    D. Kerangka Konsep

    Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai

    berikut:

    Variabel Bebas Variabel Terikat

    Gambar 2. 2. Kerangka konsep

    Keterangan:

    Variabel Bebas : 1. Pengetahuan

    2. Peran Suami

    Variabel Terikat : Kesiapan Menghadapi Menopause

    E. Hipotesis

    Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah:

    1. Ada hubungan pengetahuan dengan kesiapan menghadapi

    menopause di wilayah kerja Puskesmas Lambale Kabupaten Buton

    Utara Tahun 2018”

    2. Ada hubungan peran suami dengan kesiapan menghadapi

    menopause di wilayah kerja Puskesmas Lambale Kabupaten Buton

    Utara Tahun 2018”

    Pengetahuan

    Kesiapan Menghadapi Menopause

    Peran Suami

  • 38

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik dengan

    pendekatan Cross Sectional study dimana pengumpulan data variabel

    dependen dan independen dilakukan secara bersamaan (Pratiknya,

    2013).

    Adapun rancangan penelitian yang digunakan adalah:

    Gambar 3.1 : Skema Rancangan Penelitian Cross Sectional

    Wanita

    Premenopause

    Peran suami (Positif)

    Peran suami (Negatif)

    Pengetahuan (Baik)

    Pengetahuan (Cukup)

    Pengetahuan (Kurang)

    Kesiapan (Kurang Siap)

    Kesiapan (Siap)

    Kesiapan (Kurang Siap)

    Kesiapan (Siap)

    Kesiapan (Kurang Siap)

    Kesiapan (Siap)

    Kesiapan (Kurang Siap)

    Kesiapan (Siap)

    Kesiapan (Kurang Siap)

    Kesiapan (Siap)

    38

  • 39

    B. Tempat dan Waktu Penelitian

    1. Tempat

    Penelitian ini telah dilaksanakan di wilayah kerja puskesmas

    Lambale

    2. Waktu

    Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juli 2018.

    C. Populasi dan Sampel Penelitian

    1. Populasi penelitian

    Populasi adalah sejumlah subyek besar yang mempunyai

    karakteristik subyek yang ditentukan sesuai dengan ranah dan tujuan

    penelitian (Siswanto, 2015). Populasi dalam penelitian ini adalah

    semua wanita pramenopause, di wilayah kerja Puskesmas Lambale

    tahun 2018 yang berjumlah 164 orang.

    2. Sampel penelitian

    Sampel adalah wanita yang berusia > 45 tahun yang telah

    mengalami perimenopause. Besar sampel ditentukan dengan

    menggunakan rumus Slovin (Siswanto, 2015) :

    keterangan :

    N : Jumlah populasi

    n : Ukuran sampel

    e : derajat ketentuan 90% (0,1)

  • 40

    maka besar sampel adalah :

    2)1,0(1641

    164

    n

    64,2

    164n

    62n

    Dengan demikian jumlah sampel sebanyak 62 responden. Tekhnik

    pengambilan sampel dilakukan secara accidental sampling.

    D. Variabel Penelitian

    Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu :

    1. Variabel bebas yaitu Pengetahuan dan peran suami

    2. Variabel terikat yaitu kesiapan menghadapi menopause

    E. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

    1. Pengetahuan wanita tentang menopause adalah kemampuan wanita

    atau responden menjawab sejumlah pertanyaan yang berkaitan

    dengan Menopause.

    Kriteria Objektif :

    a. Pengetahuan baik : jika skor jawaban benar 76-100%

    b. Pengetahuan cukup : jika skor jawaban benar 56-75%

    c. Pengetahuan kurang : jika skor jawaban benar ≤55%

    (Notoadmodjo, 2012)

  • 41

    2. peran suami adalah perangkat tingkah yang dimiliki oleh suami dalam

    fungsinya di keluarga untuk menunjang kesiapan isteri menghadapi

    menopause

    Kriteria objektif :

    a. Positif : jika skor jawaban benar ≥ 60 %

    b. Negatif : jika skor jawaban < 60%

    (Azwar, 2014)

    3. Kesiapan menghadapi menopause adalah suatu keadaan wanita

    untuk mempersiapkan dirinya dalam menghadapi menopause, baik

    secara fisik maupun mental atau psikologisnya (Chaplin, 2005)

    Kriteria Obyektif

    Siap : bila jawaban responden memperoleh nilai

    > 50% dari total skor maksimal.

    Kurang Siap : bila jawaban responden memperoleh nilai

    ≤ 50% dari total skor maksimal

    F. Instrumen Penelitian

    Instrumen dalam penelitian ini adalah kuisioner mengenai

    pengetahuan, sikap dan kesiapan menghadapi menopause. Kuisioner

    pengetahuan dan sikap terdiri dari 10 pertanyaan. Kuisioner

    pengetahuan menggunakan alternatif jawaban “benar” dan “salah”,

    kriteria pernyataan positif dan negatif. Dimana pertanyaan positif pada

    kuesioner mendapat skor 1 jika menjawab benar dan skor 0 jika

  • 42

    menjawab salah. Sedangkan pernyataaan negatif pada kuesioner

    mendapat skor 0 jika menjawab benar dan skor 1 jika menjawab salah.

    Kuisioner Peran Suami menggunakan 2 alternatif pilihan yaitu “ya” dan

    “tidak”. Dimana pertanyaan positif pada kuesioner mendapat skor 1 jika

    menjawab “ya” dan skor 0 jika menjawab “tidak”. Sedangkan

    pernyataaan negatif pada kuesioner mendapat skor 0 jika menjawab “ya”

    dan skor 1 jika menjawab “tidak”. Sementara kuesioner kesiapan

    menghadapi menopause terdiri atas 15 pertanyaan dengan

    menggunakan alternatif jawaban “benar” dan “salah”, kriteria pernyataan

    positif dan negatif. Dimana pertanyaan positif pada kuesioner mendapat

    skor 1 jika menjawab benar dan skor 0 jika menjawab salah. Sedangkan

    pernyataaan negatif pada kuesioner mendapat skor 0 jika menjawab

    benar dan skor 1 jika menjawab salah. Adapun pengisian kuesioner

    dengan memberikan tanda centang (√) pada lembar kuesioner yang

    sudah disediakan

    G. Jenis dan Sumber Data

    1. Data Primer

    Data berupa data primer digunakan untuk mengukur

    pengetahuan wanita tentang menopause, peran suami dan kesiapan

    ibu menghadapi menopause dengan menggunakan kuisioner yang

    dibagikan kepada responden.

  • 43

    2. Data Sekunder

    Data sekunder diambil dari buku register ibu premenopause di

    wilayah kerja puskesmas Lambale tahun 2018.

    H. Alur Penelitian

    Alur penelitian dijelaskan sebagai berikut :

    Gambar 3.2: Alur penelitian

    I. Rencana Pengololahan dan Analisis Data

    1. Pengolahan Data

    Suatu penelitian, pengolahan data merupakan salah satu

    langkah yang sangat penting. Hal ini di sebabkan karena data yang

    diperoleh langsung dari penelitian masih mentah, belum memberikan

    informasi apa-apa, dan belum siap untuk disajikan. Untuk memperoleh

    Populasi semua ibu premenopause di wilayah kerja puskesmas

    Lambale tahun 2018 berjumlah 164 orang.

    Sampel Sampel berjumlah 62 orang responden

    Pembahasan

    Analisis data

    Pengumpulan data

    Kesimpulan

  • 44

    penyajian data sebagai hasil yang berarti dan kesimpulan yang baik,

    diperlukan pengolahan data (Notoatmodjo, 2010). Dalam hal ini

    pengolahan data menggunakan komputer akan melalui tahap-tahap

    sebagai berikut

    a. Editing’

    Peneliti melakukan pengecekan isian formulir atau kuesioner

    apakah jawaban yang ada di kuesioner sudah lengkap, jelas,

    relevan dan konsisten.

    b. Coding

    Pemberian kode yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf

    menjadi data angka atau bilangan.

    c. Processing

    Peneliti memasukan data dari kuesioner ke komputer agar dapat

    dianalisis. Processing dilakukan pada analisa univariat dan bivariat

    mengunakan komputer.

    d. Cleaning

    Peneliti melakukan pengecekan kembali data dari setiap sumber

    data selesai di masukkan, untuk melihat kemungkinan adanya

    kesalahan kode, ketidak lengkapan. Kemungkinan dilakukan

    pembetulan atau koreksi.

    e. Tabulating

    Tabulating yaitu data yang dikelompokan kemudian disajikan dalam

    bentuk tabel.

  • 45

    2. Analisa Data

    a. Analisis Univariat

    Analisa ini digunakan untuk mendiskripsikan variable bebas

    yaitu variabel bebas yaitu pengetahuan dan peran suami

    terhadap menopause serta variabel terikat yakni kesiapan

    wanita menghadapi menopause, dianalisa menggunakan rumus

    sebagai berikut:

    Keterangan:

    X = Presentase variable yang diteliti

    f = Frekuensi kategori variable yang diamati

    n = Jumlah sampel penelitian

    K = Konstanta (100%)

    b. Analisa Bivariat

    Analisa bivariat adalah tekhnik analisa yang dilakukan terhadap

    dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi

    (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini mengunakan uji chi square

    (X2) dengan tingkat kepercayaan 95% (0,05).

    Adapun penghitungan uji chi square (X2) dalam penelitian ini

    digunakan untuk melihat hubungan Pengetahuan dan peran

    suami dengan kesiapan wanita menghadapi menopause,

    menggunakan rumus sebagai berikut:

    X = f/n x K

  • 46

    Keterangan :

    X2 : Chi square

    O : Nilai-nilai yang diamati

    E : Nilai-nilai frekuensi harapan

    E : Total baris x total kolom Grand total

    Dasar pengambilan keputusan penerimaan hipotesis

    penelitian berdasarkan tingkat signifikan (nilai p value) dengan

    program computer SPSS 16.00 adalah:

    1) Jikanilai p > α 0,05 maka hipotesis penelitian ditolak

    2) Jikanilai p < α 0,05 maka hipotesis penelitian diterima

  • 47

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

    Puskesmas Lambale merupakan Puskesmas induk dengan Non-

    Perawatan yang defenitif berdiri sejak tahun 1994 kemudian Agustus

    2011 berubah status menjadi Puskesmas rawat inap. Puskesmas

    Lambale berdiri di atas lahan seluas 8,030 m2 yang terletak di Desa

    Kasulatombi KecamatanKulisusu Barat Kabupaten Buton Utara, tepatnya

    ditengah-tengah Kecamatan Kulisusu Barat.

    Wilayah kerja Puskesmas Lambale mencangkup 16 Desa, yaitu:

    Desa Kotawo, Desa Lambale, Desa Dampala Jaya, Desa Mekar Jaya,

    Desa Kasulatombi, Desa Lapandewa, Desa Labulanda, Desa Karya

    Bakti, Desa Karya Mulya, Desa Marga Karya, Desa Triwacu-Wacu, Desa

    Waculaea, Desa Bumi Lapero, Desa Rahmat Baru, Desa Soloi Agung.

    Sebagian besar wilayah kerja berupa dataran dan perbukitan

    sehingga sangat ideal untuk pemukiman. Di bagian Utara yang

    berbatasan dengan Kecamatan Wakorumba Utara sebagian besar

    hutan.

    Adapun batas-batas wilayah kerja Puskesmas Lambale sebagai

    berikut:

    1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Wakorumba Utara

    2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kulisusu

    3. Sebelah Selatan berbatasan denganTeluk Ereke

    47

  • 48

    4. Sebelah Barat berbatasandenganKecamatanBonegunu

    Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Lambale pada tahun

    2018 sebanyak 7.522 jiwa yang terdiri dari laki-laki 3.806 jiwa dan

    perempuan 3.716j iwa, yang terhimpun dalam 1.906 KK. Sehingga rata-

    rata jiwaper rumah tangga adalah 4 orang. Rincian penduduk per desa

    sebagai berikut:

    Tabel 4.1. Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja

    Puskesmas Lambale Tahun 2018

    NO DESA

    LUAS JUMLAH

    JUMLAH PENDUDU

    K

    JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN

    WILAYAH

    DESA KELURAH

    AN

    DESA + KELURA

    HAN

    RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK

    (km2) TANGGA TANGGA per km

    2

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

    1 Lapandewa 2,500.0

    1 0 1 530

    189

    2.80 0.21

    2 Labulanda 700.0

    1 0 1 640

    164

    3.90 0.91

    3 Kotawo 10,561.0

    1 0 1 472

    109

    4.33 0.04

    4 Lambale 10,521.0

    1 0 1 800

    199

    4.02 0.08

    5 KaryaBakti 1,534.0

    1 0 1 522

    136

    3.84 0.34

    6 KaryaMulya 5,000.0

    1 0 1 384

    99

    3.88 0.08

    7 Dampala Jaya 1,915.0

    1 0 1 610

    120

    5.08 0.32

    8 Mekar Jaya 1,910.0

    1 0 1 379

    122

    3.11 0.20

    9 SoloyAgung 918.0

    1 0 1 589

    150

    3.93 0.64

    10 RahmatBaru 1,500.0

    1 0 1 267

    59

    4.53 0.18

    11 Lauki 10,563.0

    1 0 1 186

    33

    5.64 0.02

    12 Kasulatombi 350.0

    1 0 1 615

    136

    4.52 1.76

    13 MargaKarya 1,732.0

    1 0 1 438

    110

    3.98 0.25

    14 Tri Wacu-wacu

    3,375.0

    1 0 1 465

    130

    3.58 0.14

    15 BumiLapero 1,196.0

    1 0 1 244

    62

    3.94 0.20

    16 WacuLaea 4,320.0

    1 0 1 381

    88

    4.33 0.09

    JUMLAH

    58,595.0 16 0 16 7,522 1,906 3.95 0

  • 49

    B. Hasil Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui hubungan

    Pengetahuan dan Peran Suami dengan Kesiapan Menghadapi

    Menopause Di Wilayah Kerja Puskesmas Lambale Kabupaten Buton

    Utara Tahun 2018. Data primer yang dikumpulkan melalui kuesioner

    selanjutnya diolah dan dianalisis secara univariat dan bivariat

    menggunakan software SPSS for windows versi 19.

    1. Analisi Univariat

    Analisis univariat merupakan analisis yang dilakukan untuk

    memperoleh gambaran dari variabel yang diteliti baik variabel terikat

    maupun variabel bebas, kemudia ditampilkan dalam bentuk distribusi

    frekuensi. Analisis univariat pada penelitian ini dilakukan untuk

    mendeskripsikan Pengetahuan, Peran Suami, dan Kesiapan wanita

    menghadapi Menopause di Wilayah kerja puskesmas Lambale

    kabupaten Buton Utara Tahun 2018.

    a. Deskripsi Pengetahuan wanita tentang menopause di wilayah

    kerja puskesmas Lambale kabupaten Buton Utara Tahun 2018.

    Setelah mengumpulkan dan menganalisis data secara univariat,

    maka peneliti menyajikan deskripsi Pengetahuan wanita tentang

    menopause di wilayah kerja puskesmas Lambale kabupaten Buton Utara

    Tahun 2018 pada tabel 4.2 berikut.

  • 50

    Tabel 4.2 Pengetahuan wanita tentang menopause di wilayah kerja puskesmas

    Lambale Tahun 2018

    Pengetahuan Jumlah %

    Kurang 12 19,35

    Cukup 27 43,55

    Baik 23 37,10

    Total 62 100

    sumber: olahan data primer

    Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa mayoritas wanita

    premenopause di wilayah kerja puskesmas Lambale Tahun 2018

    memiliki pengetahuan yang cukup tentang menopause, yakni dari 62

    orang wanita premenopasue yang menjadi responden, terdapat 27 orang

    (43,55%) wanita yang memiliki pengetahuan pada kategori cukup,

    sebanyak 23 orang (37,10%) wanita memiliki pengetahuan pada kategori

    baik, dan 12 orang (19,35%) wanita memiliki pengetahuan pada kategori

    kurang.

    b. Deskripsi Peran Suami di Wilayah Kerja Puskesmas Lambale

    Kabupaten Buton Utara Tahun 2018

    Setelah mengumpulkan dan menganalisis data secara univariat,

    maka peneliti menyajikan deskripsi Peran Suami di Wilayah Kerja

    Puskesmas Lambale Kabupaten Buton Utara Tahun 2018 pada tabel 4.3

    berikut.

  • 51

    Tabel 4.3

    Peran Suami di Wilayah Kerja Puskesmas Lambale Kabupaten Buton Utara Tahun 2018

    Peran Suami Jumlah %

    Negatif 20 32,26

    Positif 42 67,74

    Total 62 100

    sumber: olahan data primer

    Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa mayoritas peran

    suami di Wilayah Kerja Puskesmas Lambale Kabupaten Buton Utara

    Tahun 2018 memiliki peran positif dalam mendukung kesiapan wanita

    menghadapi menopasue, yakni dari 62 orang wanita premenopasue

    yang diukur peran suaminya, terdapat 42 orang (67,74%) suami

    memberikan peran yang positif pada istrinya, dan 20 orang (32,26%)

    suami memberikan peran yang negatif kepada istrinya dalam

    menghadapi menopauase.

    c. Deskripsi Kesiapan wanita menghadapi Menopause di Wilayah

    kerja puskesmas Lambale kabupaten Buton Utara Tahun 2018

    Setelah mengumpulkan dan menganalisis data secara univariat,

    maka peneliti menyajikan deskripsi Kesiapan wanita menghadapi

    Menopause di Wilayah kerja puskesmas Lambale kabupaten Buton

    Utara Tahun 2018 pada tabel 4.4 berikut.

  • 52

    Tabel 4.4 Kesiapan wanita menghadapi Menopause di Wilayah kerja puskesmas

    Lambale kabupaten Buton Utara Tahun 2018

    Kesiapan Jumlah %

    Kurang Siap 16 25,81 Siap 46 74,19

    Total 62 100

    sumber: olahan data primer

    Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa mayoritas wanita di

    Wilayah kerja puskesmas Lambale kabupaten Buton Utara Tahun 2018

    siap menghadapi menopause, yakni dari 62 orang wanita premenopause

    terdapat 46 orang (74,19%) ibu memiliki kesiapan pada kategori siap.

    Dan 16 orang (25,81%) wanita premenopasue memiliki kesiapan pada

    kategori kurang siap.

    2. Analisis Bivariat

    Analisis bivariat dilakukan untuk menganalisis hubungan dua

    variabel. Analisis bivariat bertujuan untuk mengetahui hubungan antara

    variabel independen (kategorik) dengan variabel dependent (kategorik).

    Analisis bivariabel dalam penelitian ini dilakukan dengan Chi Square

    untuk mengetahuai hubungan Pengetahuan dan Peran Suami dengan

    Kesiapan Menghadapi Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas

    Lambale Kabupaten Buton Utara Tahun 2018. Hasil analisis disajikan

    sebagai berikut.

  • 53

    a. Hubungan Pengetahuan dengan Kesiapan Menghadapi Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Lambale Kabupaten Buton Utara Tahun 2018

    Setelah mengumpulkan dan menganalisis data secara bivariat,

    maka peneliti menyajikan hubungan Pengetahuan dengan Kesiapan

    Menghadapi Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Lambale

    Kabupaten Buton Utara Tahun 2018 pada tabel 4.5 berikut.

    Tabel 4.5

    Hubungan Pengetahuan dengan Kesiapan Menghadapi Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Lambale Kabupaten Buton Utara Tahun 2018

    Pengetahuan Kesiapan

    Total Kurang Siap % Siap %

    Kurang 7 58,33 5 41,67 12

    Cukup 5 18,52 22 81,48 27

    Baik 4 17,39 19 82,61 23

    Total 16 25,81 46 74,19 62

    P-Value 0,016

    X2 hitung 8,231

    Sumber: olahan data primer

    Tabel 4.5 menunjukkan bahwa wanita premenopause di Wilayah

    Kerja Puskesmas Lambale Kabupaten Buton Utara Tahun 2018 yang

    memiliki pengetahuan baik mayoritas siap menghadapi menopasue,

    yakni dari 23 orang wanita yang memiliki pengetahuan baik, terdapat 19

    orang (82,61%) wanita siap menghadapi menopause dan 4 orang

    (17,19%) kurang siap menghadapi menopause. Juga wanita yang

    memiliki pengetahuan cukup mayoritas siap menghadapi menopause,

    yakni dari 27 orang wanita yang berpengetahuan cukup, terdapat 22

    orang (81,48%) wanita siap menghadapi menopause, dan 5 orang

    (18,52%) wanita kurang siap menghadapi menopause. Sedangkan

  • 54

    wanita yang memiliki pengetahuan kurang mayoritas kurang siap

    menghadapi menopause, yakni dari 12 orang wanita berpengetahuan

    kurang, terdapt 7 orang (58,33%) kurang siap menghadapi menopause

    dan 5 orang (41,67%) siap menghadapi menopause.

    Secara statistik menggunakan analisis Chi Square (X²) pada

    tingkat kemaknaan 95% menunjukkan bahwa ada hubungan yang

    signifikan antara Pengetahuan dengan Kesiapan Menghadapi

    Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Lambale Kabupaten Buton

    Utara Tahun 2018 yang ditandai dengan nilai p = 0,016 < α = 0,05

    dengan X2 hitung = 8,231.

    b. Hubungan Peran Suami dengan Kesiapan Menghadapi

    Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Lambale Kabupaten Buton Utara Tahun 2018

    Setelah mengumpulkan dan menganalisis data secara bivariat,

    maka peneliti menyajikan hubungan Peran Suami dengan Kesiapan

    Menghadapi Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Lambale

    Kabupaten Buton Utara Tahun 2018 pada tabel 4.6 berikut.

  • 55

    Tabel 4.6

    Hubungan Peran Suami dengan Kesiapan Menghadapi Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Lambale Kabupaten Buton Utara Tahun 2018

    Peran Suami Kesiapan Total

    Kurang Siap % Siap %

    Negatif 12 60 8 40 20

    Positif 4 9,52 38 90,48 42

    Total 16 25,81 46 74,19 62

    P-Value 0,000

    18,029

    Sumber: olahan data primer

    Tabel 4.6 menunjukkan bahwa wanita premenopause di Wilayah

    Kerja Puskesmas Lambale Kabupaten Buton Utara Tahun 2018 dengan

    peran suami yang positif mayoritas siap menghadapi menopasue, yakni

    dari 42 orang wanita dengan peran suami yang positif, terdapat 38 orang

    (90,48%) wanita siap menghadapi menopause dan 4 orang (9,52%)

    kurang siap menghadapi menopause. Sedangkan wanita dengan peran

    suami yang negatif mayoritas kurang siap menghadapi menopause,

    yakni dari 20 orang wanita dengan peran suami yang negatif, terdapt 12

    orang (60%) kurang siap menghadapi menopause dan 8 orang (40%)

    siap menghadapi menopause.

    Secara statistik menggunakan analisis Chi Square (X²) pada

    tingkat kemaknaan 95% menunjukkan bahwa ada hubungan yang

    signifikan antara Peran suami dengan Kesiapan Menghadapi

    Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Lambale Kabupaten Buton

    Utara Tahun 2018 yang ditandai dengan nilai p = 0,000 < α = 0,05

    dengan X2 hitung = 18,029.

  • 56

    B. Pembahasan

    Menopause merupakan proses berakhirnya siklus menstruasi.

    Tidak semua wanita memiliki proses menopause yang sama. Proses ini

    umumnya ditandai dengan menstruasi yang berakhir secara bertahap.

    Frekuensi dan interval menstruasi akan semakin jarang sebelum

    akhirnya berhenti sama sekali. Menurut Prawirohardjo (2008),

    menopause merupakan suatu akhir proses biologis dari siklus

    menstruasi yang terjadi karena penurunan hormon estrogen yang

    dihasilkan ovarium. Menopause mulai pada umur yang berbeda

    umumnya adalah sekitar umur 50 tahun.

    Kejadian menopause meruapakan fase yang akan dialami oleh

    seorang wanita ketika memasuki usia senja. Oleh karena itu, tentu saja

    seorang wanita harus memiliki kesiapan untuk menghadapi datangnya

    fase tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas yakni

    74,19% wanita di Wilayah Kerja Puskesmas Lambale Kabupaten Buton

    Utara Tahun 2018 siap menghadapi menopause, namun masih ada

    sebnyak 25,81% yang masih kurang siap menghadapi menopause.

    Dalam melakukan persiapan, seseorang harus memiliki

    pengetahuan tentang apa yang akan dihadapinya. Dalam konteks

    persiapan menghadapi menopause, hasil penelitian menunjukkan bahwa

    mayoritas yakni 27 orang (43,55%) wanita di Wilayah Kerja Puskesmas

    Lambale Kabupaten Buton Utara Tahun 2018 memiliki pengetahuan

    yang cukup tentang menopause. Dari jumlah tersebut, 22 orang

  • 57

    (81,48%) siap menghadapi menopause dan 5 orang (18,52%) kurang

    siap menghadapi menopasue. Sementara 23 orang (37,10%) wanita

    memiliki pengetahuan yang baik, dari jumlah tersebut 19 orang (82,61%)

    siap menghadapi menopause dan 4 orang (17,39%) kurang siap

    menghadapi menopause. Sedangkan 12 orang (19,35%) wanita yang

    kurang memiliki pengetahuan tentang menopause di Wilayah Kerja

    Puskesmas Lambale Kabupaten Buton Utara Tahun 2018, dimana 7

    orang (58,335) kurang siap menghadapi menopause, dan hanya 5 orang

    (41,67%) wanita yang siap menghadapi menopause. Hasil penelitian ini

    memberikan gambaran bahwa ada keterkaitan antara pengetahuan

    wanita tentang menopause dengan kesiapan wanita menghadapi

    menopause, yakni bagi wanita yang memiliki pengetahuan baik atau

    cukup cenderung siap untuk menghadapi menopause sebaliknya bagi

    wanita yang memiliki pengetahuan kurang cenderung kurang siap untuk

    menghadapi menopause.

    Pengetahuan yang luas menyebabkan seseorang lebih siap dan

    matang dalam menjalani segala persoalan yang terjadi dengan baik.

    Kasdu (2002) menyatakan bahwa pengetahuan yang cukup akan

    membantu wanita memahami dan mempersiapkan dirinya menghadapi

    masa menopause dengan lebih baik. Wanita menjelang menopause

    akan mengalami penurunan berbagai fungsi tubuh, sehingga akan

    berdampak pada ketidaknyamanan dalam menjalani kehidupannya.

    Untuk itu, penting bagi seorang wanita selalu berpikir positif bahwa

  • 58

    kondisi tersebut merupakan sesuatu yang sifatnya alami, seperti halnya

    keluhan yang muncul pada fase kehidupannya yang lain.

    Tingkat kesiapan wanita menghadapi menopause sejatinya

    muncul sebagai ekspresi kecemasan wanita terhadap respon yang

    mungkin ditunjukkan oleh suaminya. Olehnya itu, peran suami juga dapat

    menjadi salah satu tolak ukur kesiapan wanita dalam menghadapi

    menopause. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peran suami yang

    positif terhadap kesiapan wanita di Wilayah Kerja Puskesmas Lambale

    Kabupaten Buton Utara Tahun 2018. Yakni ada peran suami yang positif

    pada 42 orang (67,74%) wanita. Dari jumlah tersebut, sebanyak 38

    orang (90,48%) wanita siap menghadapi menopause, dan hanya 4 orang

    (9,52%) wanita yang kurang siap menghadapi menopause. Sedangkan

    20 orang (32,26%) wanita lainnya mendapat peran suami yang negatif.

    Dari jumlah tersebut, 12 orang (60%) wanita kurang siap menghadapi

    menopause dan 8 orang (40%) wanita siap menghadapi menopause.

    Dari hasil tersebut tampak bahwa peran suami pada wanita

    premenopause dapat menentukan kesiapan wanita untuk menghadapi

    menopause. Dengan kata lain, bagi wanita yang di dukung peran suami

    yang positif cenderung lebih siap untuk menghadapi menopause

    dibandingkan dengan wanita dengan peran suami yang negatif.

    Dukungan keluarga, khususnya peran suami berperan penting

    dalam menentukan tingkat kecem