hubungan pengetahuan dan kepercayaan …simtakp.uui.ac.id/dockti/yenni_fajri-kti_bab_1-6.pdf ·...
TRANSCRIPT
1
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KEPERCAYAAN
DENGAN PENGGUNAAN OBAT PADA PENDERITA
HIPERTENSI DI DESA LAMNGA KECAMATAN
MESJID RAYA KABUPATEN
ACEH BESAR
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan
Program Studi Diploma III Kebidanan Stikes U’Budiyah
Banda Aceh
Oleh:
YENNI FAJRI
NIM 10010104
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN U’ BUDIYAH PROGRAM STUDI
DIPLOMA III KEBIDANAN BANDA ACEH
TAHUN 2013
2
ABSTRAK
Hubungan Pengetahuan Dan Kepercayaan Dengan Penggunaan Obat Pada
Penderita Hipertensi Di Desa Lamnga Kecamatan Mesjid Raya
Kabupaten Aceh BesarTahun 2013
Yenni Fajri1, Susanti
2
ix + 44 halaman , 2 tabel, 2 gambar, 12 lampiran
Latar Belakang : Hipertensi berasal dari dua kata, hiper = tinggi dan tensi = tekanan darah,
merupakan penyakit yang sudah lama dikenal. Menurut American Society of Hypertensi (ASH),
hipertensi adalah suatu sindrom atau kumpulan gejala kardiovaskular yang progresif, sebagai
akibat dari kondisi lain yang kompleks dan saling menghubungkan (sani, 2008). Berdasarkan data
awal yang didapatkan di desa Lamnga bahwa 50 orang yang menderita hipertensi.
Tujuan Penelitian : Untuk Mengetahui Hubungan pengetahuan dan Kepercayaan Dengan
Penggunaan Obat Pada Penderita Hipertensi Di Desa Lamnga Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten
Aceh Besar Tahun 2013.
Metode Penelitian : penelitian ini bersifat Analitik dengan pendekatan cross sectional.
Populasinya adalah seluruh masyarakat Desa Lamnga yang menderita Hipertensi, total sampel
dalam penelitian ini berjumlah 50 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan tehnik Total
populasi. Cara pegumpulan data adalah wawancara. Data di Analisa secara Univariat dan Bivariat
menggunakan uji Chi-Square dengan ( 95% (α : 0.05).
Hasil Penelitian : penelitian ini dilakukan pada tanggal 8 s/d 14 juli 2013, dari hasil uji statistik
antara kepercayaan dan penggunaan obat tradisional didapatkan nilai p value 0,000, jadi terdapat
hubungan antara kepercayaan dengan penggunaan obat. Sedangkan pada pengetahuan dengan
penggunaan obat didapatkan nilai p value 0,72, jadi tidak terdapat hubungan antara pengetahuan
dengan penggunaan obat.
Kesimpulan : Terdapat hubungan yang signifikan antara kepercayaan dengan penggunaan obat
tradisional terdapat p value 0,000. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan
dengan penggunaan obat tradisional p value 0,72. Diharapkan sebagai bahan masukan pada
pelayanan kesehatan agar selalu memberi informasi tentang hipertensi kepada bapak-bapak atau
ibu-ibu yang menderita hipertensi.
Kata Kunci : pengetahuan, kepercayaan, penggunaan obat hipertensi
Sumber : 5 buku (2000-2012), 15 situs internet(2010-2013)
1Mahasiswi Prodi D-III Kebidanan STIKes U’budiyah 2 Dosen Pembimbing Prodi D-III Kebidanan STIKes U’budiyah
3
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya
dengan berkat rahmat dan karuniaNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiyah ini dengan judul “Hubungan Pengetahuan dan
Kepercayaan Dengan Penggunaan Obat Pada Penderita Hipertensi di Desa
Lamnga Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013” telah
dapat peneliti selesaikan, tidak lupa pula shalawat serta salam kepada Nabi Besar
Muhammad SAW yang telah merubah dan memperbaiki akhlak umat manusia
dipermukaan bumi ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :
1. Bapak Dedi Zefrizal, ST selaku Ketua Yayasan U’Budiyah Banda Aceh.
2. Ibu Marniati, M.Kes, selaku Ketua STIKES U’Budiyah Banda Aceh.
3. Ibu Cut Efriana, SST, selaku Ketua Jurusan Kebidanan STIKES U’Budiyah Banda
Aceh.
4. Ibu Susanti SKM M.kes selaku pembimbing saya yang telah banyak meluangkan
waktu dan pemikiran dalam proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah
5. Dosen dan seluruh staf pendidikan Diploma III Kebidanan STIKES U’Budiyah
Banda Aceh yang telah memberi ilmu dan bimbingan selama peneliti mengikuti
pendidikan.
6. Kepada rekan seperjuangan yang telah banyak memberi bantuan dan dorongan
peneliti selama penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
4
7. Secara khusus, peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga
kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta beserta keluarga yang telah memberikan
motivasi kepada peneliti selama ini.
Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ilmiah ini masih
banyak terdapat kekurangan yang disebabkan oleh peneliti sendiri. Oleh karena itu
kritikan dan saran dari berbagai pihak sangat diharapkan untuk perbaikan karya tulis
ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi peneliti sendiri dan
bagi semua kalangan yang membacanya, Amin….
Banda Aceh, Agustus 2013
Peneliti
5
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
ABSTRAK ..................................................................................................... ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN ............................................................... iii
PENGESAHAN PENGUJI .......................................................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 6
D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 8
A. Hipertensi ............................................................................................ 8
B. Penggunaan Obat Tradisional Pada Penderita Hipertensi ................... 18
C. HubunganPengetahuan dan Kepercayaa dengan Penggunaan Obat
Pada Penderita Hipertensi Menurut Lawrence Green (1980) .............. 25
D. Kerangka Teoritis ................................................................................ 28
BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN ....................................... 29
A. Kerangka Konsep Penelitian ............................................................... 29
B. Definisi Operasional ............................................................................ 30
C. Hipotesa penelitian .............................................................................. 30
BAB IV METODE PENELITIAN .............................................................. 31
A. Jenis Penelitian .................................................................................... 31
B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 31
C. Populasi dan Sampel ........................................................................... 31
D. Instrument Penelitian .......................................................................... 32
E. Pengumpulan Data .............................................................................. 32
F. Pengolahan dan Analisa Data .............................................................. 33
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 37
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................... 37
B. Hasil Penelitian ................................................................................... 37
C. Pembahasan ......................................................................................... 41
6
BAB VI PENUTUP ....................................................................................... 44
A. Kesimpulan .......................................................................................... 44
B. Saran .................................................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BIODATA
7
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teoritis ........................................................................ 28
Gambar 3.1 Kerangka Konsep penelitian ....................................................... 29
8
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi menurut Joint National Committee 7 ..... 10
Table 3.1 Definisi Operasional .................................................................. 30
9
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Persetujuan Responden
Lampiran 2 Lembaran Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 3 Kuesioner
Lampiran 4 Surat Pengambilan Data Awal
Lampiran 5 Surat Balasan Seleai Pengambilan Data Awal
Lampiran 6 Surat Izin Peneitian
Lampiran 7 Surat Balasan Selesai Penelitian
Lampiran 8 Master Tabel
Lampiran 9 Output Data SPSS
Lampiran 10 Lembaran Konsul KTI
Lampiran 11 Daftar Hadir Mengikuti Sidang KTI
Lampiran 12 Biodata
10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi berasal dari dua kata, hiper = tinggi dan tensi = tekanan darah,
merupakan penyakit yang sudah lama dikenal. Menurut American Society of
Hypertensi (ASH), hipertensi adalah suatu sindrom atau kumpulan gejala
kardiovaskular yang progresif, sebagai akibat dari kondisi lain yang kompleks dan
saling menghubungkan (sani, 2008).
Obat tradisional ini (baik berupa jamu maupun tanaman obat) masih banyak
digunakan oleh masyarakat, terutama dari kalangan menengah kebawah dalam
upaya pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan (kuratif), pemulihan
kesehatan (rehabilitatif) serta peningkatatn kesehatan (promotatif). Bahkan dari
masa ke masa obat tradisional mengalami perkembangan yang terus meningkat,
terlebih dengan munculnya isu kembali kealam (back to nature) (Katno, dkk,
2004).
Gaya hidup kembali ke alam (back to nature) menjadi tren saat ini sehingga
masyarakat kembali memanfaatkan berbagai bahan alam, termasuk pengobatan
dengan tumbuhan obat (herbal). Sebenarnya sudah sejak zaman dahulu
masyarakat Indonesia mengenal dan menggunakan tanaman berkhasiat obat
sebagai salah satu upaya menanggulangi berbagai masalah kesehatan, jauh
sebelum pelayanan kesehatan formal dengan obat-obatan modern menyentuh
masyarakat. Selain lebih ekonomis efek samping ramuan herbal sangat kecil.
11
Karena itu pengguna obat herbal alami dengan formulasi yang tepat sangat
penting dan tentunya lebih efektif (Redaksi Agromedia, 2008).
Saat ini penggunaan pengobatan alternatif semakin populer . Dari data
didapatkan bahwa di Amerika, pasien yang menggunakan pengobatan alternatif
lebih banyak dibandingkan dengan yang datang ke dokter umum sedangkan di
Eropa penggunaannya bervariasi dari 23 % di Denmark dan 49 % di Prancis . Di
Taiwan 90 % pasien mendapat terapi konvensional dikombinasikan dengan
pengobatan tradisional Cina dan di Australia sekitar 48,5 % masyarakatnya
menggunakan terapi alternative (Turana 2009).
Menurut World Health Organizing (WHO), hingga 80% penduduk di negara
berkembang dan 65% penduduk di negara maju telah menggunakan obat
herbal. Disebutkan juga bahwa faktor pendorong terjadinya penggunaan obat
herbal di negara maju antara lain adalah usia harapan hidup yang lebih panjang
pada saat prevalensi penyakit kronis meningkat, adanya kegagalan penggunaan
obat modern untuk penyakit tertentu (seperti kanker), serta meluasnya akses
informasi mengenai obat herbal di seluruh dunia. Dan data dari
sekretariat Convention on Biological Diversity (CBD) menunjukkan angka
penjualan global obat herbal dapat menyentuh angka 60 miliar dollar AS setiap
tahunnya.
Berdasarkan data World Health Organizing (WHO) dari 50% penderita
hipertensi yag diketahuinya 25% yang mendapat pengobatan dan hanya 12,5%
yang diobati dengan baik (Ruhayana,2007).
12
Persentase pertumbuhan obat herbal dari tahun ke tahun terus mengalami
peningkatan. Sebagai perbandingan pada tahun 2003 pasar obat modern mencapai
nilai Rp17 triliun, sedangkan obat herbal senilai Rp2 triliun. Di tahun 2005, pasar
obat modern bertambah menjadi Rp21,3 triliun atau naik 25%, sementara obat
herbal mencapai Rp2,9 triliun, atau tumbuh 45%. Pada 2009, pasar obat modern
tumbuh 7% dibanding 2008 senilai Rp30 triliun, sedangkan obat herbal mampu
tumbuh 20% menjadi Rp5,2 triliun. Di tahun 2010, pasar obat modern mencapai
nilai Rp34,5 triliun atau tumbuh 15% dibanding tahun 2009, sedangkan obat
herbal senilai Rp7,2 triliun atau tumbuh 38% dibanding 2009.
Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2001, 57,7%
penduduk Indonesia melakukan pengobatan sendiri, 31,7% menggunakan obat
tradisional, dan 9,8 memilih cara pengobatan tradisional. Sedangkan pada tahun
2004 penduduk Indonesia yang melakukan pengobatan sendiri meningkat menjadi
72,44% dimana 32,87% menggunakan obat tradisional.
(www.gizikia.depkes.go.id/archives/artikel seberapa besar manfaat pengobatan
alternative).
Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2007
menunjukkan ppenduduk Indonesia yang mengeluh sakit dalam kurun waktu
sebulan sebelum survey 30,90%. Dari penduduk yang mengeluh sakit, 65,01%
memilih pengobatan sendiri menggunakan obat dan atau obat tradisional.
Pengertian obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian, atau campuran dari bahan
tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan
13
berdasarkan pengalaman (http://apoteker.com/ma/index.php?option=com.by
sudibyo Supardi,).
Berdasarkan data Menteri Kesehatan (MENKES) hasil riset kesehatan dasar
2010, hampir setengah (49,53%) penduduk Indonesia berusia 15 tahun ke atas,
mengonsumsi jamu. Sekitar lima persen (4,36%) mengkonsumsi jamu setiap hari,
sedangkan sisanya (45,17%) mengkonsumsi jamu sesekali. Proporsi jenis jamu
yang banyak dipilih untuk dikonsumsi adalah jamu cair (55,16%); bubuk
(43,99%); dan jamu seduh (20,43%). Sedangkan proporsi terkecil adalah jamu
yang dikemas secara modern dalam bentuk kapsul/pil/tablet (11,58%).
Selanjutnya, Menkes menyatakan, terdapat dua tantangan utama dalam
penggunaan obat tradisional di Indonesia. Yang pertama, konsumen cenderung
menganggap bahwa obat tradisional (herbal) selalu aman. Tantangan selanjutnya,
yaitu mengenai izin praktek pengobatan tradisional dan kualifikasi praktisi
kesehatan tradional.(http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1706-
integrasi-pengobatan-tradisional-dalam-sistem-kesehatan-nasional.html.)
Sesuai dengan visi Departemen Kesehatan 2010 “masyarakat sehat yang
mandiri dan berkeadilan” dari pernyataan visi tersebut dapat di fahami bahwa
pemilihan kesehatan bukan tanggung jawab pemerintah semata, tetapi di harapkan
masyarakat dapat menjaga dan memelihara kesehatannya secara mandiri, namun
tetap di bantu oleh pemerintah dari keadaan ini mengingat mahalnya biaya
pengobatan secara medis di Rumah Sakit maupun pelayanan kesehtan lainnya.
Maka banyak masyarakat yang secara ekonomi kurang memiliki kemampuan
untuk berobat ke pelayanan kesehatan medik, akan beralih ke pengobatan
14
tradisional dan berbagai cara. Adapun pelayanan kesehatan yang banyak diminati
masyarakat Indonesia saat ini adalah Pengobatan Alternatif.
Angka prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan riset kesehatan dasar
tahun 2007 mencapai 30% dari populasi. 60% penderita hipertensi dari jumlah itu
berakhir dengan stroke. 5,1% berakhir dengan penyakit jantung iskemik dan 4,6%
penyakit jantung. Selanjutnya sisanya berupa gagal ginjal, dan kebutaan.
Sementara di dunia barat, hipertensi justru banyak menimbulkan gagal ginjal
(Wahyuni,2000).
Di Aceh prevalensi hipertensi tercatat sebesar 12,6% (Riskesdas, 2007).
Hasil studi Dinas Kesehatan Provinsi Aceh menyatakan bahwa hipertensi
menempati urutan ke empat penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat Aceh
dengan jumlah kasus sekitar 3.474 kasus (Dinkes Provinsi Aceh, 2009).
Data yang didapatkan peneliti pada kabupaten Aceh Besar tahun 2012
tercatat sebesar 30% yang menderita hipertensi.
Data yang didapatkan peneliti pada Puskesmas Mesjid Raya Aceh Besar
Tahun 2012 yang menderita hipertensi berjumlah 1.290 orang (Puskemas Mesjid
Raya).
Berdasarkan data awal yang didapat di Desa Lamnga Kecamatan Mesjid
Raya Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013 jumlah penduduk adalah 1051 orang.
Dengan diantaranya laki-laki 510 orang dan perempuan 541 orang terdiri dari 280
KK, dan yang menderita hipertensi berjumlah 50 orang ( Keuchik Desa Lamnga)
15
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai “Hubungan Pengetahuan dan Kepercayaan Dengan Penggunaan
Obat Pada Penderita Hipertensi di Desa Lamnga Kecamatan Mesjid Raya
Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan Latar Belakang di atas maka Rumusan Masalah
penelitian ini adalah “Apakah ada Hubungan Pengetahuan dan Kepercayaan
Dengan Penggunaan Obat Pada Penderita Hipertensi Di Desa Lamnga Kecamatan
Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk Mengetahui Hubungan pengetahuan dan Kepercayaan Dengan
Penggunaan Obat Pada Penderita Hipertensi Di Desa Lamnga Kecamatan
Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013?
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan masyarakat dengan
penggunaan obat pada penderita hipertensi
b. Untuk mengetahui hubungan Kepercayaan masyarakat dengan
penggunaan obat pada penderita hipertensi.
16
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi Pendidikan
Untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan serta menambah referensi
buku di pendidikan khususnya mengenai penggunaan obat tradisional pada
penderita hipertensi.
2. Bagi Lokasi Penelitian
Sebagai bahan masukan bagi desa tentang informasi yang benar tentang
penggunaan obat tradisional hipertensi.
3. Bagi Peneliti
Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti tentang
penelitian terkait pengobatan tradisional pada penderita hipertensi.
17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hipertensi
1. Pengertian
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Pada
populasi lanjut usia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160
mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg (Sheps,2005).
Hipertensi sering kali disebut sebagai pembunuh gelap (silent killer)
karena temasuk yang mematikan tanpa disertai dengan gejala-gejalanya lebih
dahulu sebagai peringatan bagi korbannya. Hipertensi adalah faktor resiko
utama untuk terjadinya penyakit jantung koroner dan gangguan pembuluh
darah otak yang dikenal dengan stroke. Bila tekanan darah semakin tinggi
maka harapan hidup semakin turun (Wardoyo,2006).
Hipertensi diartikan sebagai peningkatan tekanan darah secara terus
menerus sehingga melebihi batas normal. Tekanan darah normal adalah
110/90 mmHg. Hipertensi merupakan produk dari resistensi pembuluh darah
perifer dan kardiak output (Wexler, 2002).
Penyakit hipertensi merupakan salah satu penyakit pembunuh paling
dahsyat di dunia saat ini. Faktor utama penyakit hipertensi adalah usia,
sehingga penyakit ini sering didapati pada usia lanjut. Dari tahun ke tahun
penderita penyakit hipertensi semakin bertambah banyak, dan sebagian besar
18
dari mereka mencoba mengobati penyakit hipertensi atau obat penurun tensi
dari bahan sintetis (farmasi / kimia).
Tekanan darah manusia secara umum dapat digolongkan menjadi tiga
kelompok sebagai berikut :
a) Tekanan darah rendah (hipotensi)
b) Tekanan darah normal (normotensi)
c) Tekanan darah tinggi (hipertensi)
Bukan berarti hipotensi bukan merupakan masalah kesehatan, tetapi
hipertensi sering merupakan faktor resiko berbagai penyakit, terutama
yang berkaitan dengan sistem kardiovaskular, khususnya penyakit
jantung koroner. WHO (World Health Organizing, 1992) membuat
standar tekanan darah manusia, untuk berbagai tujuan, antara lain untuk
kepentingan diagnosis serta penatalaksanaannya.
Dikatakan tekanan darah tinggi jika pada saat duduk tekanan sistolik
mencapai 140 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolik mencapai 90
mmHg atau lebih.
2. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi pengukuran tekanan darah berdasarkan seventh report OF the joint
nasional committee VII (JNC VII (puspitorini,2012).
19
Tabel 2.1 Klasifikasi Pengukuran Tekanan Darah
Derajat
Tekanan Sistolik
(mmHg)
Tekanan
Sistolik
(mmHg)
Normal
< 120 < 80
Parahipertensi
120 – 139 80 – 89
Hipertensi
> 140 > 90
Stadium 1
Stadium 2
140 -159
160 > 180
90 – 99
100 - > 110
Berdasarkan penyebab dikenal dua jenis hipertensi, yaitu :
a) Hipertensi primer (esensial) Adalah suatu peningkatan persisten tekanan
arteri yang dihasilkan oleh ketidakteraturan mekanisme kontrol
homeostatik normal, Hipertensi ini tidak diketahui penyebabnya dan
mencakup + 90% dari kasus hipertensi (Wibowo, 1999))
b) Hipertensi sekunder Adalah hipertensi persisten akibat kelainan dasar
kedua selain hipertensi esensial. Hipertensi ini penyebabnya diketahui
dan ini menyangkut + 10% dari kasus-kasus hipertensi. (Sheps, 2005).
3. Etiologi hipertensi
a. Keturunan
b. Usia
c. Garam
20
d. Kolesterol
e. Obesitas / Kegemukan
f. Rokok
g. Alkohol
h. Kurang Olahraga
4. Patofisiologi hipertensi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak di pusat vasomotor, pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jarak saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan
keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan
abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls
yang bergerak ke bawah melalui saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik
ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang
serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah.
Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi
respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokontriktor. Individu dengan
hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui
dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi (Corwin,2001).
Perubahan struktural dan fungsional pada sistem pembuluh darah perifer
bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada lanjut
usia. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan
ikat, dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada
21
gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh
darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya
dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume
sekuncup), mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan
perifer (Corwin,2001).
5. Tanda dan Gejala Hipertensi
Pada pemeriksaan fisik, tidak dijumpai kelainan apapun selain tekanan
darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina, seperti
perdarahan, eksudat (kumpulan cairan), penyempitan pembuluh darah, dan
pada kasus berat, edema pupil (edema pada diskus optikus).
Individu yang menderita hipertensi kadang tidak menampakan gejala
sampai bertahun-tahun. Gejala bila ada menunjukan adanya kerusakan
vaskuler, dengan manifestasi yang khas sesuai sistem organ yang
divaskularisasi oleh pembuluh darah bersangkutan. Perubahan patologis pada
ginjal dapat bermanifestasi sebagai nokturia (peningkatan urinasi pada malam
hari). Keterlibatan pembuluh darah otak dapat menimbulkan stroke atau
serangan iskemik transien yang bermanifestasi sebagai paralisis sementara
pada satu sisi (hemiplegia) atau gangguan tajam penglihatan
(Wijayakusuma,2000 ).
Crowin (2000: 359) menyebutkan bahwa sebagian besar gejala klinis
timbul setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun berupa :Nyeri kepala saat
terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat peningkatan tekanan
darah intrakranial, Penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat
22
hipertensi, Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan
saraf pusat.
Gejala lain yang umumnya terjadi pada penderita hipertensi yaitu pusing,
muka merah, sakit kepala, keluaran darah dari hidung secara tiba-tiba,
tengkuk terasa pegal dan lain-lain (Wiryowidagdo,2002).
6. Faktor-faktor Resiko Hipertensi
Faktor resiko hipertensi meliputi :
a. Faktor usia
Faktor usia sangat berpengaruh terhadap hipertensi karena dengan
bertambahnya umur maka semakin tinggi mendapat resiko hipertensi.
Insiden hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia. Ini
sering disebabkan oleh perubahan alamiah di dalam tubuh yang
mempengaruhi jantung, pembuluh darah dan hormon. Hipertensi pada
yang berusia kurang dari 35 tahun akan menaikkan insiden penyakit
arteri koroner dan kematian prematur (Julianti, 2005).
b. Jenis kelamin
Jenis kelamin juga sangat erat kaitanya terhadap terjadinya
hipertensi dimana pada masa muda dan paruh baya lebih tinggi penyakit
hipertensi pada laki-laki dan pada wanita lebih tinggi setelah umur 55
tahun, dan juga ketika seorang wanita mengalami menopause
Riwayat keluarga juga merupakan masalah yang memicu masalah
terjadinya hipertensi cenderung merupakan penyakit keturunan. Jika
23
seorang dari orang tua kita memiliki riwayat hipertensi maka sepanjang
hidup kita memiliki kemungkinan 25% terkena hipertensi(Astawan,200 ).
c. Garam dapur
Garam dapur merupakan faktor yang sangat dalam patogenesis
hipertensi. Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsa
dengan asupan garam yang minimal. Asupan garam kurang dari 3 gram
tiap hari menyebabkan hipertensi yang rendah jika asupan garam antara
5-15 gram perhari, prevalensi hipertensi meningkat menjadi 15-20%.
Pengaruh asupan garam terhadap timbulnya hipertensi terjadai melalui
peningkatan volume plasma, curah jantung dan tekanan darah (Basha,
2004).
Garam mengandung 40% sodium dan 60% klorida. Orang-orang
peka sodium lebih mudah meningkat sodium, yang menimbulkan retensi
cairan dan peningkatan tekanan darah (Sheps, 2000).
Garam berhubungan erat dengan terjadinya tekanan darah tinggi
gangguan pembuluh darah ini hampir tidak ditemui pada suku pedalaman
yang asupan garamnya rendah. Jika asupan garam kurang dari 3 gram
sehari prevalensi hipertensi presentasinya rendah, tetapi jika asupan
garam 5-15 gram perhari, akan meningkat prevalensinya 15-20%
(Wiryowidagdo, 2004).
Garam mempunyai sifat menahan air. Mengkonsumsi garam lebih
atau makan-makanan yang diasinkan dengan sendirinya akan menaikan
tekanan darah. Hindari pemakaian garam yang berlebih atau makanan
24
yang diasinkan. Hal ini tidak berarti menghentikan pemakaian garam
sama sekali dalan makanan. Sebaliknya jumlah garam yang dikonsumsi
dibatasi (Wijayakusuma, 2000).
d. Merokok
Merokok merupakan salah satu faktor yang dapat diubah, adapun
hubungan merokok dengan hipertensi adalah nikotin akan menyebabkan
peningkatan tekanan darah karena nikotin akan diserap pembuluh darah
kecil dalam paru-paru dan diedarkan oleh pembuluh darah hingga ke
otak, otak akan bereaksi terhadap nikotin dengan memberi sinyal pada
kelenjar adrenal untuk melepas efinefrin (Adrenalin). Hormon yang kuat
ini akan menyempitkan pembuluh darah dan memaksa jantung untuk
bekerja lebih berat karena tekanan yang lebih tinggi. Selain itu, karbon
monoksida dalam asap rokok menggantikan oksigen dalam darah. Hal ini
akan menagakibatkan tekanan darah karena jantung dipaksa memompa
untuk memasukkan oksigen yang cukup kedalam organ dan jaringan
tubuh ( Astawan, 2002 ).
Aktivitas sangat mempengaruhi terjadinya hipertensi, dimana pada
orang yang kuan aktvitas akan cenderung mempunyai frekuensi denyut
jantung yang lebih tingi sehingga otot jantung akan harus bekerja lebih
keras pada tiap kontraksi. Makin keras dan sering otot jantung memompa
maka makin besar tekanan yang dibebankan pada arteri ( Amir, 2002 ).
25
e. Stress
Stress juga sangat erat merupakan masalah yang memicu terjadinya
hipertensi dimana hubungan antara stress dengan hipertensi diduga
melalui aktivitas saraf simpatis peningkatan saraf dapat menaikan
tekanan darah secara intermiten (tidak menentu). Stress yang
berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi.
Walaupun hal ini belum terbukti akan tetapi angka kejadian di
masyarakat perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan. Hal
ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stress yang dialami kelompok
masyarakat yang tinggal di kota (Dunitz, 2001).
7. Komplikasi Hipertensi
Stroke dapat timbul akibat perdarahan tekanan tinggi di otak, atau akibat
embolus yang terlepas dari pembuluh non otak yang terpajan tekanan tinggi.
Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang
memperdarahi otak mengalami hipertropi dan menebal, sehingga aliran darah
ke daerah-daerah yang diperdarahinya berkurang. Arteri-arteri otak yang
mengalami arterosklerosis dapat melemah sehingga meningkatkan
kemungkinan terbentuknya aneurisma (Corwin, 2000).
Gejala terkena stroke adalah sakit kepala secara tiba-tiba, seperti, orang
bingung, limbung atau bertingkah laku seperti orang mabuk, salah satu bagian
tubuh terasa lemah atau sulit digerakan (misalnya wajah, mulut, atau lengan
terasa kaku, tidak dapat berbicara secara jelas) serta tidak sadarkan diri secara
mendadak (Santoso, 2006).
26
Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan
tinggi pada kapiler-kepiler ginjal, glomerolus. Dengan rusaknya glomerolus,
darah akan mengalir keunit-unit fungsional ginjal, nefron akan terganggu dan
dapat berlanjut menjadi hipoksia dan kematian. Dengan rusaknya membran
glomerolus, protein akan keluar melalui urin sehingga tekanan osmotik koloid
plasma berkurang, menyebabkan edema yang sering dijumpai pada hipertensi
kronik (Corwin, 2000).
Gagal jantung atau ketidakmampuan jantung dalam memompa darah
yang kembalinya kejantung dengan cepat mengakibatkan cairan terkumpul di
paru,kaki dan jaringan lain sering disebut edma. Cairan didalam paru – paru
menyebabkan sesak napas, timbunan cairan ditungkai menyebabkan kaki
bengkak atau sering dikatakan edema (Amir, 2002)
8. Cara Mencegah Hipertensi
1. Mengusahakan supaya berat badan tidak berlebih (obesitas) dengan cara
melakukan diet sehat serta berolahraga secara teratur
2. Melakukan gaya hidup sehat dengan cara mengurangi atau bahkan
hilangkan kebiasaan merokok, minum minuman yang mengandung
alkohol dan kafein
3. Mengelola stress dengan tepat. Stress dapat menyebabkan peningkatan
tekanan darah. Sehingga dengan mengelola stress dengan baik diharapkan
tekanan darah kita menjadi tetap stabil
4. Apabila sudah terlanjur mengidap penyakit yang erat kaitannya dengan
hipertensi seperti kencing manis, kolesterol berlebih, dan juga kelainan
27
jantung, kita harus bisa mengendalikan semua penyakit tersebut dengan
cara mengkonsumsi obat secara teratur, menjaga pola makan, serta
menghindari segala pantangan yang disarankan oleh dokter
5. Mengkonsumsi makanan sehat rendah lemak dan kaya sumber vitamin
serta mineral alami seperti buah dan sayur
6. Tidur dengan kualitas yang baik dan waktu yang cukup yaitu selama
minimal 8 jam dalam sehari
B. Penggunaan Obat Tradisional Pada Penderita Hipertensi
1. Pengertian Pengobatan Tradisional
Jamu atau obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa
bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau
campuran dari bahan tersebut yang secara turun-temurun telah digunakan
untuk pengobatan berdasarkan pengalaman (Nurheti Yuliarti, 2009).
Penggunaan kata “alternatif” untuk menyatakan pengobatan non barat
yang merupakan salah satu bukti bahwa pengobatan alternative merupakan
keraarifan yang tidak berada pada posisi setara dengan ilmu pengobatan
modern. Pada hakikatnya system pengobatan modern dan pengobatan
alternative berjalan secara berdampingan dan saling melengkapi, tetapi sering
karena terjadi kegagalan dan keterbatasan pengobatan modern terjadi
peralihan kepada sistem alternative ( Harmanto,2004).
Menurut Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan (dalam
Notoatmodjo, 2007) Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang
berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau
28
campuran dari bahan-bahan tersebut, yang secara tradisional telah digunakan
untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Sediaan galenik adalah hasil
ekstraksi bahan atau campuran bahan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan
dan hewan.
Pengobatan tradisional atau alternatif merupakan bentuk pelayanan
pengobatan yang menggunakan cara, alat atau bahan yang tidak termasuk
dalam standart pengobatan kedokteran modern (pelayanan kedokteran
standart) dan dipergunakan sebagai alternatif atau pelengkap pengobatan
kedokteran modern tersebut. Manfaat atau khasiat serta mekanisme dari
pengobatan alternatif biasanya masih dalam taraf diperdebatkan (Turana,
2003).
Pengobatan alternatif adalah cara pengobatan atau perawatan yang
diselenggarakan dengan cara lain di luar ilmu kedokteran dan atau ilmu
keperawatan yang lazim dikenal, mengacu kepada pengetahuan, pengalaman,
dan keterampilan yang diperoleh secara turun temurun atau berguru melalui
pendidikan, baik asli maupun dari luar Indonesia. Pengobatan alternatif
adalah upaya kesehatan yang diselenggarakan dengan cara alternatif untuk
meningkatkan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), penyembuhan
(kuratif) dan pemulihan (rehabilitative) (Anwar, 2005).
Pengobatan alternatif sudah dikenal jauh sebelum ilmu kedokteran
modern berkembang dan pengobatan perdukunan/kebatinan cukup lama
dilakukan dalam agama-agama suku. Penyembuhan perdukunan/kebatinan
bergantung pada konsep yang beranggapan bahwa kesembuhan terjadi bila
29
kita hidup sesuai dengan roh-roh di alam baka (animisne, okultisme) atau
hidup selaras dengan kekuatan semesta ( mistisime/phantheisme), kalau tidak
sesuai akan celaka atau sakit ( Anwar, 2005 ).
2. Pengobatan Hipertensi Secara Tradisional
1. Ace Maxs
Ace Maxs merupakan Obat Herbal Multi Khasiat yang memiliki
kandungan yang sangat efektif untuk mengatasi mengobati hipertensi atau
tekanan darah tinggi. Ace Maxs terbuat dari khasiat kulit manggis dan daun
sirsak yang terbukti memiliki kandungan untuk mengatasi hipertensi atau
tekanan darah tinggi. Diolah secara modern dengan perpaduan yang benar-
benar alami sehingga dengan Obat Hipertensi Alami Ace maxs anda tidak
perlu khawatir untuk mengkonsumsinya, selain aman, efektif dan terjangkau
juga tidak menimbulkan efek samping.
Pada daun sirsak yang merupakan bahan utama Ace Maxs sebagai
Obat Hipertensi Alami memiliki senyawa accetogeninns yang dapat
menurunkan tekanan darah tinggi, zat acetogeninns yang berkemampuan
untuk melemahkan sel maupun zat yang merugikan bagi tubuh seperti zat-
zat penyebab penyempitan pembuluh darah. Selain itu daun sirsak juga
sudah tebukti ampuh untuk pengobatan berbagai macam jenis kanker,
30
bahkan 10.000 kali lebih kuat dari kemoterapi. Sirsak sesungguhnya bukan
barang baru dalam pengobatan tradisional di tanah air. Secara turun-temurun
masyarakat mengonsumsi daun dan buah sirsak untuk menyehatkan tubuh.
Kandungan yang terdapat pada kulit manggis tidak kalah pentingnya
dengan daun sirsak, karena kulit manggis yang memiliki zat antioksidan
yang berguna untuk memperbaiki sistem metabolisme dalam tubuh juga
dapat membuang zat racun seperti kolesterol, lemak, bahkan zat radikal
bebas. zat xanthone sercra efektif mengontrol dan mengembalikan tekanan
hipertensi sehingga kembali normal. Selain itu zat xanthone berfungsi
sebagai anti peradangan dan anti mikroba sehingga dapat mendukung untuk
mengobati penyakit darah tinggi. Zat xanthone dalam obat tradisional darah
tinggi juga memberikan perlindungan lengkap pada organ tubuh yang sangat
vital, seperti : jantung ,hati ,ginjal, usus.
a) Keunggulan Khasiat Daun Sirsak Dalam Obat Alami Hipertensi
Ace Maxs, Diantaranya :
1) Konsumsi malam hari membuat tidur lebih nyenyak
2) Konsumsi pagi hari menambah energi dan vitalitas Membantu
mencegah penuaan dini (anti aging) Membantu meningkatkan
hormon pada pria dan wanita Membantu mengatasi penyakit
degeneratif (jantung, kanker, stroke, diabetes,Alzheimer,
HIV/AIDS) dan berbagai penyakit lainnya. Fungsi pencegahan &
pengobatan (preventive dan curative).
31
2. Bawang Merah
Cuci bersih 1 siung bawang merah yang telah dikupas lalu dimakan Atau
biasakan memakan bawang marab yang telah dicampur dalam acar
timun.
3. Bawang Putih
Kupas 1 atau 2 siung bawang putih lalu kunyah-kunyah sampai halus
kemudian ditelan. Setelah itu minumlah 1 cangkir air hangat. Lakukan 3
kali dalam sehari.
4. Bayam
Cuci bersih 1 potong akar bayam duri berikut bonggolnya lalu dipotong -
potong. Rebus dalam 2 gelas air hingga tersisa setengahnya. Minum air
rebusan sekaligus.
5. Belimbing Wuluh
Masak 25 gr biji srigading yang telah dihaluskan dalam 4 gelas air,
tambahkan 3 buah belimbing wuluh segar. Saring dan dinginkan lalu
minum 1 gelas sehari. Atau rebus 3 buah belimbing wuluh yang sudah
dipotong-potong dengan 3 gelas air, biarkan mendidih hingga tersisa 1
gelas. Dinginkan dan saring, minum setelah makan pagi.
6. Daun Alpokat
Rebus 5 lembar daun alpukat dengan 2 gelas air. Biarkan mendidih
hingga airtersisa setengahnya. Saring lalu tambahkan gula dan aduk rata.
Minum 2 kali sehari secara rutin.
32
7. Jeruk Nipis
Cuci dan potong-potong 2 buah jeruk nipis, 20 kuntum bunga jeruk nipis
dan 30 lembar daun jeruk nipis. Rebus dengan 3 gelas air, biarkan
mendidih hingga air tersisa sebanyak2 1/4 gelas saja. Saring dan
dinginkan lalu bagi menjadi 3 bagian. Tambahkan sedikit madu lalu
minum setiap hari secara rutin.
8. Kemangi
Rebus daun kemangi dan belimbing wuluh secukupnya dengan 2 gelas
air hingga air tersisa 1 gelas. Minum sekaligus sampai habis.
9. Kunyit
Parut rimpang kunyit seukuran 1/2 jari. Tambahkan 1 sdm madu lalu
remas-remas. Peras dan saring. Minum 2 - 3 kali sehari.
10. Mengkudu
Gunakan juicer atau jus extractor untuk mendapatkan san buah
mengkudu. Campur buah mengkudu masak dengan air dan ambil sarinya.
Minum setengah gelas secara teratur setiap hari.
11. Mentimun
Rebus 150 gr mentimun dengan air secukupnya lalu minum air rebusan
tersebut secara teratur setiap hari Atau parut 2 buah mentimun yang
sudah dicuci bersih. Lalu diperas dan disaring. Minum air perasan
tersebut 2 - 3 kali dalam sehari.
12. Seledri
Cuci bersih seledri yang masih utuh sebanyak 16 batang lalu potong-
33
potong kasar. Rebus dalam 2 gelas air hingga tersisa 15 gelas Bagi air
rebusan menjadi 2 bagian lalu diminum. Seledri yang sudah direbus
dimakan. Lakukan secara teratur. Hati-hati menggunakan resep ini,
karena dapat mengakibatkan penurunan tekanan darah secara drastis.
13. Semangka
Manfaat buah semangka bisa menyegarkan pembuluh darah anda. Asam
amino jenis arginin yang ada dalam buah semangka memproduksikan
nutrisi penting yang dapat menguatkan sekaligus melebarkan dinding
arteri. Cara membuat dengan cara di jus atau dimakan secara langsung.
14. Delima
Buah delima mengandung antioksidan yang sangat tinggi. Beberapa
penelitian menunjukkan tekanan darah dapat turun secara signifikan
dengan mengkonsumsi buah delima. Buat delima bisa dibuat jus atau
dimakan secara langsung.
15. Tomat
Tomat mengandung 0 gr kalori dan itu berarti sayur ini sangat baik bagi
yang menjalani diet bagi penderita hipertensi. Menurut dari sebuah hasil
penelitian mengonsumsi ekstrak tomat menurunkan rata-rata 10 poin
tekanan darah sistolik (saat jantung berkontraksi) dan rata-rata 4 poin
tekanan darah diastolic (saat jantung berelaksasi). Buah tomat bisa
dikonsumsi langsung juga di buat jus.
34
C. Hubugan Pengetahuan dan Kepercayaan Dengan penggunaan Obat Pada
Penderita Hipertensi Menurut Lawrence Green (1980)
1. Pengetahuan
a. pengertian
Pengetahuan adalah menurut hasil tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, pengindraan terjadi
melalui panca indra manusia yakni indra penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebahagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007).
Pengetahuan adalah kesan didalam pikiran manusia sebagai hasil
penggunaan pancainderanya, segala apa yang diketahui berdasarkan
pengalamannya yang didapatkan oleh setiap manusia. Pengetahuan juga
merupakan mengingat suatu hal, termasuk mengingat kembali kejadian yang
pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak disengaja dan ini terjadi
setelah orang melakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu objek
tertentu (Wahit, 2011).
b. Tingkat Pengetahuan
Menurut Wahit (2011), pengetahuan yang termasuk kedalam domain
kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu :
a) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai kemampuan mengingat kembali (recall) materi
yang telah dipelajari, termasuk hal spesifik dari seluruh bahan atau
rangsangan yang telah diterima.
35
b) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikannya
secara luas.
c) Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi nyata.
d) Analisis (analysis)
Analisi adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek kedalam komponen-komponen yang masih saling terkait dan
masih didalam suatu struktur organisasi tersebut.
e) Sinteris (synteris)
Sinteris diartikan sebagai kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian kedalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru.
f) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi diartikan sebagai ini berkaitan dengan kemampuan untuk
melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
2. Kepercayaan
Kepercayaan adalah anggapan (keyakinan), sesuatu yang dipercayai
(dianggap benar), harapan dan keyakinan (Poerwadarminta, 2005).
36
Kepercayaan diri adalah keyakinan bahwa dirinya boleh mengendalikan
kehidupan dengan baik serta segala cobaan yang dihadapi dengan jayanya
(Suhaimin, 2006).
Kepercayaan adalah komponen kognitif dari faktor sosio-psikologis,
kepercayaan disini tidak ada hubungannya dengan hal-hal yang gaib, tetapi
hanyalah keyakinan bahwa sesuatu itu benar atau salah. Kepercayaan dapat
bersifat rasional atau irasional. Kepercayaan yang rasional apabila
kepercayaan orang terhadap sesuatu tersebut masuk diakal. Sebaliknya
seorang mempunyai kepercayaan irasional bila iya mempercayai air putih
yang diberi mantera oleh seorang dukun bisa menyembuhkan penyakitnya
(Notoatmodjo, 2010).
Kepercayaan yang luar biasa terhadap keampuhan tanaman obat
terkadang menjadi sesuatu kekuatan besar pendorong bagi kesembuhan
penyakit tertentu. Secara umum, penyakit-penyakit yang relative mudah
diatasi dan terbukti keberhasilannya secara empiris adalah penyakit-penyakit
yang berhubungan dengan kulit, perut atau masalah pencernaan, luka dan
kelahiran anak. Sementara tingkat kelahiran yang masih tinggi dibeberapa
pedesaan dan tingkat kepercayaan terhadap dukun yang dapat digunakan
untuk ibu-ibu sebelum maupun sesudah melahirkan (Hidayat, S, 2005).
Efek samping negatif yang terkandung dalam obat tradisional sangat
kecil jika dibandingkan dengan obat-obataan modern lainyan. Alasannya
bahan baku pembuatannya berasal dari alam berbeda dengan obat modern
yang berasal dari hasil sintetik kimiawi. Selama mengikuti takaran yang
37
dianjurkan, proses pembuatan yang higenis dan cara penyimpanan yang baik
maka efek samping obat tradisonl dapat diperkecil (Redaksi Agromedia,
2003).
D. Kerangka Teoritis
Menurut Lawrence Green (1980)
Keterangan
: variabel yang diteliti
: variabel yang tidak diteliti
Gambar 2.1 Kerangka Teoritis
Predisposing Factor
Pengetahuan
kepercayaan
Enabiling Factor
Ketersediaan
fasilitas
Lingkungan fisik
Penggunaan Obat
Hipertensi
Reinforcing Factor
Perilaku petugas
kesehatan
sikap
keyakinan
nilai-nilai
38
BAB III
KERANGKA KONSEP PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Penggunaan obat tradisional dalam pengobatan sendiri merupakan suatu
perilaku kesehatan. Menurut Notoadmojo (2010) juga mengatakan mengikut teori
Green (1980) perilaku ini dipengaruhi oleh 3 factor utama yaitu: (1) faktor
predisposisi (predisposing factors) yang terwujud dalam pengetahuan, sikap,
kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya. (2) Faktor Pemungkin
(Enabiling Factor), yang tewujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak
tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana kesehatan. (3) Factor Pendorong atau
penguat (Renforcing factor) yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas
kesehatan. Berdasarkan teori tersebut dan data yang tersedia, dibuat kerangka
konsep penelitian sebagai berikut:
Variabel Independen variabel Dependen
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian
pengetahuan
Penggunaan obat
hipertensi
kepercayaan
39
B. Defenisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional
No Variabel Definisi
Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur
Skala
Ukur
Dependen
1.
Penggunaan
obat Hipertensi
Pemakaian obat
tradisional untuk
hipertensi
Wawancara Kuesioner
Ada
Tidak
Nominal
Independen
2. Pengetahuan
Pemahaman
responden tentang
penggunaan obat
tradisional untuk
hipertensi
Wawancara Kuesioner
Tinggi :
Bila
Kurang :
bila
Ordinal
3. Kepercayaan
Segala sesuatu
yang diyakini atau
dipercaya oleh
responden tentang
manfaat/khasiat
obat tradisonal
untuk hipertensi
Wawancara Kuesioner
Percaya
Bila
Tidak percaya
Bila
Nominal
C. Hipotesa Penelitian
1. Ha : Ada hubungan antara pengetahuan dengan penggunaan Obat pada
penderita hipertensi.
2. Ha : Ada hubungan antara kepercayaan dengan penggunaan Obat pada
penderita hipertensi.
40
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat Analitik dengan
pendekatan cross sectional untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan dan
Kepercayaan Dengan Penggunaan Obat Pada Penderita Hipertensi di Desa
Lamnga Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Desa Lamnga Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten
Aceh Besar .
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 8 sampai dengan 14 juli 2013 di Desa
Lamnga Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi penelitian adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang
diteliti (Notoatmodjo,2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
Masyarakat yang menderita Hipertensi yang bertempat tinggal di Desa Lamnga
Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013 sebanyak 50
orang.
41
2. Sampel
Teknik pengambilan sampel dilakukan secara total populasi yaitu seluruh
populasi di jadikan sebagai sampel.
D. Instrument Penelitian
Instrument yang dilakukan untuk mendukung penelitian ini adalah kuesioner
terdiri dari 21 soal yaitu 1 soal tentang ada atau tidak yang menggunakan
pengobatan tradisional, 10 soal untuk variabel pengetahuan, dengan menggunakan
skala Guttman yaitu skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan
jawaban yang tegas. Skala Guttman ini pada umumnya berbentuk checklist
dengan interpretasi penilaian, apabila skor benar nilainya 1 dan apabila salah
nilainya 0. 10 soal tentang kepercayaan yang menggunakan skala Likert, kategori
yang digunakan yaitu : pernyataan positif, sangat setuju (SS)=5, setuju (S)=4,
ragu-ragu (R)=3, tidak setuju (TS)= 2, sangat tidak setuju (STS)=1. Pernyatan
negatif sangat setuju (SS)=1, setuju (S)=2, ragu-ragu (R)=3, tidak setuju (TS)=4,
sangat tidak setuju (STS)=5, berbentuk cheklist dengan penilaian apabila skor 2
bila ya dan 1 bila tidak (Riduwan, 2009).
E. Pengumpulan Data
1. Data primer
Data primer dikumpulkan langsung dari responden dengan cara
menyebarkan kuesioner tentang hubungan penegtahuan dan kepercayaan
terhadap penggunaan Obat pada penderita Hipertensi
42
2. Data sekunder
Data sekunder berupa data terkait penelitian yang didapatkan di Desa
Lamnga Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar dan literature
lainnya.
F. Pengolahan dan Analisa data
1. Pengolahan data
Menurut Hidayat, (2009), pengolahan data melalui langkah – langkah sebagai
berikut :
a. Editing
Pada tahap ini peneliti melakukan pemeriksaan semua kuesioner secara
teliti apakah semua pertanyaan telah terisi/ dijawab oleh responden seperti
memeriksa kesesuaian jawaban apakah data sudah cukup konsisten atau
logis. Dari semua lembaran kuesioner yang dikumpulkan tidak ditemukan
ketidak lengkapan pengisian, karena ketika melakukan pengumpulan data
peneliti langsung memeriksa kuesioner ketika telah siap diisi.
b. Coding
Pada tahap ini peneliti memberi kode secara berurutan dalam kategori
yang sama pada masing-masing lembaran yang diberikan pada responden
sehingga memudahkan pengolahan data. Kode yang digunakan pada
penelitian ini adalah kode responden yang diawali dengan no 1 untuk
responden pertama sampai 50 untuk responden terakhir.
43
c. Transfering
Data yang telah diberi kode disusun secara berurutan dari responden
pertama sampai dengan responden terakhir untuk dimasukkan ke dalam
tabel sesuai dengan sub variabel yang diteliti.
d. Tabulating
Pada tahap ini kegiatan yang peneliti lakukan adalah mengelompokkan
responden berdasarkan kategori yang telah dibuat untuk tiap-tiap
subvariabel yang diukur dan selanjutnya dimasukkan kedalam tabel
distribusi frekuensi sesuai dengan variabel yang diteliti.
2. Analisa data
a. Analisa Univariat
Analisa data univariat menggunakan teknik statistik deskriptif dalam
bentuk persentase untuk masing-masing sub variabel dengan terlebih
dahulu menggunakan jenjang kategori (Notoatmodjo, 2005). Pada
penelitian ini, dalam mengkatagorikan jenjang ordinal peneliti
menggunakan rumus pengukuran jenjang ordinal menurut Umar (2005),
yaitu:
Keterangan:
= Nilai rata-rata hitung (mean)
∑x = Jumlah nilai responden
n = Jumlah responden
44
Data yang didapat dari pengisian kuesioner dianalisa secara
deskriptif, kemudian menghitung persentase dengan menggunakan
rumus distribusi frekuensi menurut Budiarto (2002), yaitu sebagai
berikut :
%100x
n
fiP
Keterangan :
P = Persentase
fi = Frekwensi teramati
n = Jumlah responden menjadi sampel
100% = Bilangan tetap
b. Analisa Bivariat
Analisa bivariat merupakan analisa hasil dari variabel bebas diduga
mempunyai hubungan dengan variabel terikat. Analisa yang digunakan
adalah hasil tabulasi silang. Untuk menguji hipotesa dilakukan analisa
statistik dengan uji Chi – square test (x) pada tingkat kemaknaan 95% (α
= 0,05). Melalui perhitungan Chis – Square selanjutnya ditarik suatu
kesimpulan, bila nilai p lebih kecil dari nilai α (0,05), maka Ho ditolak
dan Ha diterima, yang menunjukkan ada hubungan antara variabel terikat
dengan variabel bebas.
Perhitungan yang digunakan pada uji Chi – Square menggunakan
Program komputer sebagai berikut (Hartono, 2005) :
1. Bila pada tabel contingensy 2 x 2 dijumpai nilai e (harapan) kurang
dari 5,maka uji yang digunakan adalah fisher axact tes.
45
2. Bila pada tabel contigency 2 x 2 dan tidak dijumpai nilai e (harapan)
kurang dari 5, maka hasil uji yang digunakan adalah contiuty
correction.
3. Bila pada tabel 2 x 2 masih juga terdapat frekuensi (harapan) e
kurang dari 5, maka dilakukan koreksi dengan menggunakan rumus
yate’s correction continu.
4. Pada uji chi-square hanya digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan dua variabel.
46
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Lamnga Kecamatan Mesjid Raya
Kabupaten Aceh Besar, luas desa ± 480 hektar, dengan perbatasan :
a. Sebelah Barat berbatasan dengan desa lambada
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Lam Ujong
c. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Neuheun
d. Sebelah Utara berbatasan dengan Sungai
Kondisi desa di kelilingi oleh sungai, jumlah penduduk adalah 1051
orang. Dengan diantranya laki – laki 510 orang dan perempuan 541
orang terdiri dari 280 KK, mata pencahariannya nelayan, petani,
pedagang, dan pegawai.
B. Hasil Penelitian
Berdasarkan pengumpulan data yang peneliti lakukan mulai tanggal 8 sampai
dengan 14 Juli 2013 pada masyarakat yang menderita hipertensi di Desa
Lamnga Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013 dengan
jumlah sampel 50 orang diperoleh hasil sebagai berikut:
47
1. Analisa Univariat
a. Penggunaan Obat tradisional
Tabel : 5.1
Distribusi Frekuensi penggunaan Obat Pada Penderita Hipertensi
Di Desa Lamnga Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten
Aceh Besar No Penggunaan obat tradisional F %
1 Ada 35 70
2 Tidak Ada 15 30
Total 50 100
Sumber Data Primer diolahTahun 2013
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 50 responden
mayoritas masyarakat desa lamnga menggunakan obat tradisional
sebanyak 35 orang (70%).
b. Pengetahuan
Tabel : 5.2
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Dengan penggunaan Obat Pada
Penderita Hipertensi Di Desa Lamnga Kecamatan Mesjid Raya
Kabupaten Aceh Besar
No Pengetahuan F %
1 Tinggi 40 80
2 Kurang 10 20
Total 50 100
Sumber Data Primer diolahTahun 2013
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 50 responden yang
mempunyai Pengetahuan tinggi sebanyak 40 orang (80%).
48
c. Kepercayaan
Tabel : 5.3
Distribusi Frekuensi Kepercayaan Dengan penggunaan Obat Pada
Penderita Hipertensi Di Desa Lamnga Kecamatan Mesjid Raya
Kabupaten Aceh Besar No Kepercayaan f %
1 Percaya 26 52
2 Tidak Percaya 24 48
Total 50 100
Sumber Data Primer diolahTahun 2013
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 50 responden yang
memiliki kepercayaan terhadap obat tradisional sebanyak 26 orang
(52%).
2. Analisa Bivariat
a. Hubungan Pengetahuan Dengan Penggunaan Obat
Tabel 5.4
Hubungan Pengetahuan Dengan penggunaan Obat Pada Penderita
Hipertensi Di Desa Lamnga Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten
Aceh Besar
No Pengetahuan
Penggunaan Obat
Total
Ada Tidak Ada
F % F %
F % P
1 Tinggi 27
67,5
13
32,5 40
100 0,72
2 Kurang 8
80
2
20 10
100
Total 35 70 15 30 50 100
Sumber Data Primer diolahTahun 2013
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 40 responden yang
mempunyai Pengetahuan tinggi ternyata Penggunaan Obatnya juga
49
tinggi yaitu 27 orang (67.5%). Dari 10 responden yang Pengetahuannya
Kurang Tinggi ternyata 2 orang (20%) penggunaan obatnya tidak ada.
Hasil uji statistik didapatkan nilai p value 0,72 berarti tidak ada
hubungan antara Pengetahuan dengan Pengguanaan Obat Tradisional.
b. Hubungan Kepercayaan Terhadap penggunaan Obat
Tabel 5.5
Hubungan Kepercayaan Dengan penggunaan Obat Pada Penderita
Hipertensi Di Desa Lamnga Kecamatan Mesjid Raya
Kabupaten Aceh Besar
No Kepercayaan
Penggunaan Obat
Total Uji Statistik
Ada Tidak Ada
F % F % F %
1 Percaya
18
69,2 8 30,8 26 100
0,000
2 Tidak Percaya 17
70,8 7
29,2 24
100
Total 35 70 15 30 50 100
Sumber Data Primer diolahTahun 2013
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 26 responden yang
mempunyai kepercayaan ternyata penggunaan obatnya juga tinggi
yaitu 18 orang (69,2%). Dari 24 responden yang tidak percaya
ternyata 17 orang (70,8%) ada menggunakan obat tradisional. hasil uji
statistik didapatkan nilai p value 0,000 berarti ada hubungan antara
kepercayaan dengan penggunaan obat tradisional.
50
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian dengan melakukan analisa tentang Hubungan
Pengetahuan dan Kepercayaan Dengan Penggunaan Obat Tradisional.
a. Hubungan Pengetahuan Dengan Penggunaan Obat Hipertensi
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 40 responden yang
mempunyai Pengetahuan tinggi ternyata Penggunaan Obatnya juga tinggi
yaitu 27 orang (67.5%). Dari 10 responden yang Pengetahuannya Kurang
Tinggi ternyata 2 orang (20%) penggunaan obatnya tidak ada. Hasil uji
statistik didapatkan nilai p value 0,72 berarti tidak ada hubungan antara
Pengetahuan dengan Pengguanaan Obat Tradisional.
Penelitian ini sesuai dengan pernyataan teori (wordprees, 2013)
Perilaku kadang lebih dipengaruhi oleh tekanan dari lingkungan sosial
ketimbang oleh sikap pribadi. Kita semua pernah mengalami suatu situasi
di mana kita mengerjakan sesuatu bukan karena keinginan pribadi kita,
melainkan karena pengaruh sosial, kepribadian sesungguhnya merupakan
integrasi dari kecenderungan seseorang untuk berperasaan, bersikap,
bertindak, dan berperilaku sosial tertentu.
Hasil penelitian(The Theory Of Reasoned-Action Model, 2010)
menyatakan bahwa Sikap memiliki beberapa karakteristik, antara lain:
arah, intensitas, keluasan, konsistensi dankarakteristik dan arah
menunjukkan bahwa sikap dapat mengarah pada persetujuan atau
tidaknya individu, mendukung terhadap objek sikap dengan p value
0,002.
51
Menurut asumsi peneliti tidak adanya hubungan antara
pengetahuan terhadap penggunaan obat dipengaruhi karena kebudayaan
yang di pegang oleh masyarakat, karena pengetahuan yang diterima bisa
saja ditolak dengan kebudayaan sekitarnya.
b. Hubungan Kepercayaan Dengan Penggunaan Obat Hipertensi
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 26 responden yang
mempunyai kepercayaan ternyata penggunaan obatnya juga tinggi yaitu
18 orang (69,2%), dari 24 responden yang tidak percaya ternyata (70,8%)
ada menggunakan obat tradisional. Hasil uji statistik didapatkan nilai p
value 0,000 berarti ada hubungan antara kepercayaan dengan penggunaan
obat tradisional.
Penelitian ini sesuai dengan pernyataan teori (Moorman, 2003)
Kepercayaan merupakan kondisi mental yang didasarkan oleh situasi
seseorang dan konteks sosialnya. Ketika seseorang mengambil suatu
keputusan, ia akan lebih memilih keputusan berdasarkan pilihan dari
orang- orang yang lebih dapat ia percaya dari pada yang kurang
dipercayai.
Hasil penelitian (Raphael, 2011) Kebudayaan mempunyai
pengaruh besar terhadap perilaku dan kepribadian seseorang
dibandingkan dengan perkembangan pengetahuan, terutama unsur-unsur
kebudayaan yang secara langsung memengaruhi individu. Kebudayaan
dapat menjadi pedoman hidup manusia dan alat untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya. Oleh karena itu, unsur-unsur kebudayaan yang
52
berkembang di masyarakat dipelajari oleh individu agar menjadi bagian
dari dirinya dan ia dapat bertahan hidup.
Menurut asumsi peneliti adanya hubungan Kepercayaan dengan
Pengguanaan Obat Tradisional dapat dipengaruhi oleh keadaan
lingkungan dimana masyarakat tersebut tinggal, atau sikap yang diambil
oleh seorang individu sangat berperan penting dalam pengambilan
keputusan yang sangat didukung oleh kepercayaan tersebut.
53
BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan maka penulis menarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. hasil uji statistik antara kepercayaan dan penggunaan obat didapatkan
nilai p value 0,000, jadi ada hubungan kepercayaan dengan penggunaan
obat tradisional.
2. Hasil uji statistik antara pengetahuan dan penggunaan obat didapatkan
nilai p value 0,72, jadi tidak ada hubungan pengetahuan dengan
penggunaan obat tradisional.
B. SARAN
1. Bagi Institusi pendidikan dapat menjadikan hasil penilitian ini sebagai
bahan masukan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan tentang
hubungan pengetahuan dan kepercayaan dengan penggunaan obat pada
penderita hipertensi.
2. Bagi Lokasi Penelitian diharapkan bagi desa tersebut dapat mengetahui
informasi yang benar tentang penggunaan obat tradisional untuk
hipertensi.
3. Bagi Penulis diharapkan dapat memberikan pendidikan tentang
hipertensi kepada masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan
hipertensi sehingga angka kejadian hipertensi meurun.
54
DAFTAR PUSTKA
Agromedia Redaksi, (2008), Buku Pintar Tanaman Obat, Jakarta, PT. Agromedia
Pustaka.
Idward, (2012), seberapa besar manfaat pengobatan alternative, www. gizikia.
depkes.go.id,diakses tanggal 4 Oktober.
Rasuna,(2011),integrasi-pengobatan-tradisional-dalam-sistem-kesehatan-
nasional/ http://sehatnegeriku.com, diakses tanggal 2 November.
Eudephorbia, (2010), hipertensi,http//blogspot.com, diakses tanggal 26
Desember.
Karina, (2012), antihipertensi, http//blogspot.com, diakses tanggal 11 Desember.
Bamz, (2013), pengobatan tradisional, http//blogspot.com, diakses tanggal 13
Februari.
Bazahoteli, (2011), obat tradisional hipertensi, www.com, diakses tanggal 2
Agustus.
Digital nature, (2012), Acemax-obat tradisional, www.com, diakses tanggal 23
Desember.
Sheps, (2005), Mayo Klinik Hipertensi, Jakarta.
Gunawan, (2001), Hipertensi dan Tekanan Darah Tinggi, Jakarta, Kanisiust.
Yuliart. N, (2009), Sehat Cantik Dan Bugar Dengan Herbal dan Obat
Tradisional, Yogyakarta, ANDI.
Anies, (2006), Waspada Ancaman Penyakit tidak Menular, Jakarta, PT. Elex
Media Komputindo.
Harmanto, (2012), pengertian obat medis, herbal dan jamu, http://rumah herba-
psi.blogsot.com, diakses tanggal 16 Februari.
Notoatmodjo, (2007), Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni, Jakarta; PT. Renika
Cipta.
(2005), Promosi Kesehatan : Teori dan Aplikasi, Jakarta Edisi I,
Rineka Cipta .
,( 2010), Ilmu Prilaku Kesehatan, Jakarta, PT. Renika Cipta.
55
Riduwan, (2009), Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, Bandung,
Alkabeta.
Mubarak, Wahit, I. 2011, Promosi Kesehatan untuk Kebidanan, Jakarta Salemba
Medika .
Hidayat, A. (2009), Metode penelitian kebidanan dan tekhnik analisa data,
Jakarta Salemba Medika.
Umar, (2005), Metodelogi Penelitian untuk skripsi dan tesis bisnis, Jakarta
Rajawali Pers.
Puspitorini, (2012), klasifikasi hipertensi, http://priscaaja.blogspot.com, diakses
tanggal 16 Desember .
Dhofir, (2013), Data hipertensi Dinkes Provinsi Aceh, http://www.google.com/
diakses tanggal 25 maret.
Wordpress, (2013), Skripsi Masyarakat, www.infosos.Wordprees.com, diakses
tanggal 12 Agustus 2013
Raaphael, (2011), Kebudayaan, www.iosrjurnals.org/iors. Diakses tanggal 12
Agustus 2013
Reason Action, (2010), Hubungan Sikap dengan Pengetahuan,
www.neila.staff.ugm.ac.id, diakses tanggal 19 Agustus 2013
Moorman, (2003), Kepercayaan, www.satyaariyono.wordpress.com, diakses
tanggal 17 Agustus 2013
56
Lampiran 1
LEMBARAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth,
Calon Responden Penelitian
Di,-
Tempat
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Yenni Fajri
Nim : 10010104
Adalah mahasiswi akademi kebidanan STIKes U’Budiyah yang akan
mengadakan penelitian untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh ahli madya kebidanan. Adapun penelitian yang
dimaksud berjudul “Hubungan Pengetahuan dan Kepercayaan Terhadap
Penggunaan Obat Pada Penderita Hipertensi di Desa Lamnga Kec Mesjid Raya
Kab Aceh Besar Tahun 2013 ”
Untuk maksud tersebut saya memerlukan data atau informasi yang nyata
dan akurat dari ibu melalui pengisian observasi yang saya lampirkan dalam surat
ini. Ibu berhak berpartisipasi atau tidak dalam penelitian ini, namun demikian
penelitian ini sangat berdampak positif terhadap kemajuan dalam bidang
kebidanan bila semua pihak ikut berpartisipasi. Ibu setuju terlibat dalam penelitian
ini, mohon menandatangani lembar persetujuan yang disediakan.
Kesediaan ibu menjadi responden sangat saya harapkan, atas kerja sama
nya saya ucapkan terima kasih.
Diploma III Kebidanan U’Budiyah
Peneliti,
(Yenni Fajri )
57
Lampiran 2
LEMBARAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan dibawah bersedia menjadi responden yang
akan dilakukan oleh mahasiswi akademi STIKes U’Budyah Banda Aceh :
Nama : Yenni Fajri
Nim : 10010104
Judul : “ Hubungan Pengetahuan dan Kepercayaan Dengan Penggunaan
Obat Pada Penderita Hipertensi di Desa Lamnga Kecamatan
Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013 ”
Saya mengetahui bahwa informasi yang saya berikan ini sangat besar
manfaatnya bagi pengembangan Kebidanan di Indonesia dan Aceh Khusus nya.
Demikian pernyataan persetujuan menjadi responden bagi saya semoga
dapat dipergunakan seperlunya.
Banda Aceh, Agustus 2013
Responden
(..........................)
58
Lampiran 3
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KEPERCAYAAN DENGAN
PENGGUNAAN OBAT PADA PENDERITA HIPERTENSI
DI DESA LAMNGA KECAMATAN MESJID RAYA
KABUPATEN ACEH BESAR
TAHUN 2013
I. DATA UMUM
Tanggal/Hari :
Nomor Responden :
Nama :
Umur :
II. PETUNJUK PENGISIAN
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda silang (X) pada
salah satu jawaban yang Anda anggap benar.
A. Penggunaan Obat Tradisional
1. Obat apa yang biasa digunakan selama ini untuk mencegah hipertensi?
B. Pengetahuan tentang Hipertensi
1. Apa yang dimaksud dengan hipertensi?
a. Tekanan darah lebih dari 140 mmHg
b. Tekanan darah lebih rendah dari 120 mmHg
c. Tekanan darah normal
2. Tanda /gejala yang paling banyak dirasakan dari hipertensi adalah?
a. Sakit perut
b. Sakit kepala,pusing
c. Sesak
3. Berikut ini adalah penyebab hipertensi, kecuali?
a. Alcohol
b. Banyak istirahat
c. Kurang olah raga
4. Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita hipertensi adalah?
a. Stroke
b. Asam urat
59
c. Rematik
5. Salah satu penyebab dari hipertensi adalah ?
a. Merokok
b. Sering tidur
c. Banyak mengkonsumsi gula
6. Berikut ini adalah cara mencegah hipertensi, kecuali?
a. Melakukan gaya hidup sehat dan mengurangi kebiasaan merokok
b. Diet rendah garam
c. Timbang berat badan
7. Obat tradisional apakah yang digunakan untuk mencegah hipertensi?
a. Anggur
b. Salak
c. Mentimun
8. Salah satu obat tradisional yang mencegah hipertensi adalah?
a. Jeruk
b. Manggis
c. Kelapa
9. Salah satu tekanan darah yang bisa dikatakan dengan tekanan darah
tinggi adalah?
a. 100/60 mmHg
b. 150/90 mmhg
c. 110/70 mmHg
10. Stress,banyak pikiran dapat menyebabkan ?
a. Diabetes
b. Hipertensi
c. Batuk
60
C. Kepercayaan
Petunjuk pengisian: Berilah tanda (√) pada item jawaban anda anggap
benar.(S.S = sangat setuju, S = setuju RR = ragu-ragu, T.S = tidak
setuju, STS = sangat tidak setuju).
No Pertanyaan SS S RR TS STS
1. Apakah dengan membaca mantra oleh
dukun setempat dapat mengurangi
darah tinggi
2. Buah semangka dapat menurunkan
darah tinggi
3. Buah delima dapat menurunkan darah
tinggi
4. Melakukan gaya hidup sehat dan
mengurangi kebiasaan merokok dapat
mencegah hipertensi
5. Diet rendah garam tidak dapat
mencegah darah tinggi
6. Mengkonsumsi makanan berlemak
dapat menyebabkan darah tinggi
7. Banyak istirahat dapat menyebabkan
darah tinggi
8. Sering berolah raga dapat
menyebabkan darah tinggi
9
d
Selediri (daun sop) tidak dapat
menurunkan darah tinggi.
10.
Mengkonsumsi jus tomat dapat
menyebabkan darah tinggi
61
KUNCI JAWABAN
B. Pengetahuan Tentang Hipertensi
1. A 6. C
2. B 7. C
3. B 8. B
4. A 9. B
5. A 10. B
C. Kepercayaan
1. Sangat Tidak Setuju ( - )
2. Sangat Setuju ( + )
3. Sangat Setuju ( + )
4. Sangat Setuju ( + )
5. Sangat Tidak Setuju ( - )
6. Sangat Setuju ( + )
7. Sangat Tidak Setuju ( - )
8. Sangat Tidak Setuju ( - )
9. Sangat Tidak Setuju ( - )
10. Sangat Tidak Setuju ( - )
62
Tabel Skore
Variabel No
kuesioner
Bobot Scoring Kategori
A B C
Pengetahuan
1 1 0 0 Tinggi, bila x > 8.56
Kurang, bila x ≤ 8.56
2 0 1 0
3 0 1 0
4 1 0 0
5 1 0 0
6 0 0 1
7 0 0 1
8 0 1 0
9 0 1 0
10 0 1 0
Variabel No
Kuisoner SS S RR TS STS
Kepercayaan 1 1 2 3 4 5
Percaya
Bila
T.Percaya
Bila
2 5 4 3 2 1
3 5 4 3 2 1
4 5 4 3 2 1
5 1 2 3 4 5
6 5 4 3 2 1
7 1 2 3 4 5
8 1 2 3 4 5
9 1 2 3 4 5
10 1 2 3 4 5