hubungan pendidikan ibu dan pendapatan … filehubungan pendidikan ibu dan pendapatan keluarga...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN PENDIDIKAN IBU DAN PENDAPATAN KELUARGA
DENGAN PENGGUNAAN PELAYANAN PERSALINAN
TENAGA KESEHATAN PROFESIONAL
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister
Program Studi Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
OLEH:
VIVI Y A LUMI
S 541302119
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
HUBUNGAN PENDIDIKAN IBU DAN PENDAPATAN KELUARGA
DENGAN PENGGUNAAN PELAYANAN PERSALINAN
TENAGA KESEHATAN PROFESIONAL
TESIS
Oleh :
Vivi Y. A. Lumi
S 541302119
Komisi
Pembimbing Nama Tandatangan Tanggal
Pembimbing I Prof. Bhisma Murti, dr, MPH, MSc. PhD
NIP. 19551021 1994 12 1 001 ……………….. …... 2014
Pembimbing II Dr. Nunuk Suryani, MPd
NIP. 196611081990032001 ……………….. …... 2014
Telah dinyatakan memenuhi syarat
Pada tanggal …………………… 2014
Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Program Pascasarjana UNS
Dr. dr. Hari Wujoso, Sp. F., M.M
NIP. 19621022199503 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
HUBUNGAN PENDIDIKAN IBU DAN PENDAPATAN KELUARGA
DENGAN PENGGUNAAN PELAYANAN PERSALINAN
TENAGA KESEHATAN PROFESIONAL
TESIS
Oleh :
Vivi Y A Lumi
S 541302119
Tim penguji
Jabatan Nama
Tanda Tangan Tanggal
Ketua Dr. Hari Wujoso, dr, Sp. F., M.M
NIP 196210221995031001
....................
______________
....................
Sekretaris Prof. Dr. DidikTamtomo,dr. MM
M.Kes, PAK
NIP 194803131976101001
....................
___________
....................
Anggota
Penguji
Prof. Bhisma M, dr. MPH, MSc, PhD
NIP 195510211994121001
....................
....................
Dr. Nunuk Suryani, M.Pd
NIP 196611081990032001
....................
....................
Telah dipertahankan di depan penguji
Dinyatakan telah memenuhi syarat
Pada tanggal ......................
Direktur Program Pascasarjana UNS
Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S
NIP. 196107171986011001
Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Dr. Hari Wujoso, dr, Sp. F., M.M
NIP 196210221995031001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI ISI TESIS
Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa:
1. Tesis yang berjudul : “HUBUNGAN PENDIDIKAN IBU DAN
PENDAPATAN KELUARGA DENGAN PENGGUNAAN PELAYANAN
PERSALINAN TENAGA KESEHATAN PROFESIONAL” ini adalah
karya penelitian saya sendiri dan bebas dari plagiat, serta tidak terdapat karya
ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik
serta tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan
oleh orang lain kecuali secara tertulis digunakan sebagai acuan dalam naskah
ini dan disebutkan dalam sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila
dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang – undangan
(Permendiknas No. 17 tahun 2010).
2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi Tesis pada jurnal atau forum ilmiah
lain harus seijin dan menyertakan tim pembimbing sebagai author dan PPs
UNS sebagai institusinya. Apabila dalam waktu sekurang – kurangnya satu
semester (enam bulan sejak pengesahan Tesis) saya tidak melakukan publikasi
dari sebagian atau keseluruhan isi Tesis ini, maka Prodi MKK PdPk PPs-UNS
berhak mempublikasikannya pada jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Prodi
MKK PdPk PPs-UNS. Apabila saya melakukan pelanggran dari ketentuan
publikasi ini, maka saya bersedia mendapatkan sanksi akademik yang berlaku.
Bogor, 2014
(VIVI Y. A. LUMI)
S 541302119
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
Vivi. Y. A. Lumi. S541302119.2014. Hubungan Pendidikan Ibu Dan
Pendapatan Keluarga Dengan Penggunaan Pelayanan Persalinan Tenaga
Kesehatan Profesional. Tesis. Pembimbing I : Prof. Bhisma Murti, dr. MPH.,
MSc., PhD. Pembimbing II : Dr. Nunuk Suryani, MPD Kedokteran Keluarga
Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
ABSTRAK
Latar Belakang : Angka Kematian Ibu (AKI) juga menjadi salah satu indikator
penting dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan
jumlah wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan
gangguan kehamilan atau penanganannya selama kehamilan, melahirkan dan
dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama
kehamilan per 100.000 kelahiran hidup. AKI mengacu pada jumlah kematian ibu
yang terkait dengan masa kehamilan,persalinan dan nifas. Tujuan Penulis meneliti
ini untuk meneliti apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan
pelayanan persalinan profesional di Puskesmas Sukamanah.
Subjek dan Metode : penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang
bersifat korelasional. Penelitian ini dilakukan kepada ibu-ibu yang baru saja
melahirkan. Sempel penelitian 57 ibu bersalin. Instrument penelitian ini
menggunakan kuisoner. Jenis pertanyaan yang digunakan berupa kuisoner tertutup
yaitu pembiayaan persalinan, pendidikan ibu, pendapatan keluarga, pelayanan
persalinan. Teknik analisis datanya menggunakan analisis regresi logistik ganda.
Hasil : Terdapat hubungan yang positif meskipun secara statistik tidak signifikan
antara pendidikan ibu dengan penggunaan pelayanan persalinan tenaga kesehatan
profesional(OR = 5,50 ; CI 95% = 0,59 hingga 51,62 ; p = 0,139). Terdapat
hubungan yang positif meskipun secara statistik tidak signifikan antara
penghasilan keluarga dengan penggunaan pelayanan persalinan tenaga kesehatan
profesional (OR = 1,50; CI 95% ; 0,49 hingga 4,64 ; p = 0,47).
Kesimpulan : Terdapat hubungan yang positif meskipun secara statistik tidak
signifikan antara pendidikan ibu dan pendapatan keluarga dengan penggunaan
pelayanan persalinan tenaga kesehatan profesional.
Kata kunci : Pendidikan Ibu, Pendapatan Keluarga, penggunaan tenaga kesehatan
profesional.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
Vivi. Y. A. Lumi. S541302119.2014. The Relationship of Mother Education
and Family Income to the Use of Professional Medical Personnel
Childbearing Service. Thesis. First Counselor: Prof. Bhisma Murti, dr. MPH.,
MSc., PhD. Second Counselor: Dr. Nunuk Suryani, MPD. Family Medical Study
Program of Postgraduate Program of Surakarta Sebelas Maret University.
ABSTRACT
Background: Maternal Mortality Rate (MMR) also becomes an important
indicator in determining the community’s wellbeing (health) degree. MMR
describes the number of women dying due to a mortality cause related to
pregnancy disorder or its management during pregnancy, childbearing and post-
partum (42 days after childbearing) regardless the gestation per 100.000 live
births. MMR refers to the number of maternal deaths related to pregnancy,
childbearing and post-partum. The objective of research was to study the factors
affecting the use of professional childbearing service in Puskesmas (Public Health
Center) Sukamanah.
Subject and Method: This study employed a correlational quantitative approach.
This research was conducted on women newly bearing child. The sample of
research consisted of 57 childbearing women. The instrument of research
employed was questionnaire. The type of question used was a closed-ended
questionnaire concerning childbearing funding, mother education, family
(household) income, childbearing service. Technique of analyzing data used was a
multiple logistic regression analysis.
Result: There was a positive but statistically insignificant relationship between
mother education and the use of professional health personnel childbearing
service (OR = 5.50; 95% CI = 0.59 -51.62; p = 0.139). There was a positive but
statistically insignificant relationship between family income and the use of
professional health personnel childbearing service (OR = 1.50; 95% CI = 0.49 -
4.64; p = 0.47).
Conclusion: There was a positive but statistically insignificant relationship of
mother education and family income to the use of professional health personnel
childbearing service
Keywords: Mother education, Family Income, the use of professional health
personnel childbearing service
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus karena kasih dan Anugrah yang
telah diberikanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Thesis untuk
judul “HUBUNGAN PENDIDIKAN IBU DAN PENDAPATAN KELUARGA
DENGAN PENGGUNAAN PELAYANAN PERSALINAN TENAGA
KESEHATAN PROFESIONAL”.
Tersusunnya Proposal Thesis ini juga atas bimbingan dan bantuan
berbagai pihak, untuk itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, S.Pd, MS selaku rector Universitas Sebalas Maret
Surakarta telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh
pendidikan di UNS.
2. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, MS selaku Direktur Program Pasca sarjana
Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan kesempatan mengikuti
pendidikan Pascasarjana.
3. Dr. dr. Hari Wujoso, Sp. F, MM selaku Ketua Program Studi Magister
Kedokteran Keluarga Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret yang
telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan Program
Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi
Kesehatan.
4. Prof. Bhisma Murti, dr, MPH, MSc. PhD selaku pembimbing utama yang
telah memberikan kemudahan kepada penulis serta dengan penuh kesabaran
memberikan bimbingan, petunjuk, dan arahan yang sangat berharga sekali.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
5. Dr. Nunuk Suryani, MPd selaku pembimbing kedua yang telah memberikan
bimbingan, petunjuk, dan arahan sehingga proposal ini dapat terselesaikan
dengan baik.
6. Para Dosen Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Program
Pascasarjana Universitas Sebalas Maret Surakarta yang telah memberikan
bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.
7. Dr. Lydia Marturia KRMS, Kepala UPT Megamendung, Kec. Megamendung
Kabupaten Bogor
8. Dr. Eulis Khumairoh, Kepala UPF Sukamanah Kec. Megamendung
Kabupaten Bogor yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian.
9. Kedua orang tua dan seluruh keluarga ku tercinta yang selalu memberikan
dukungan dan semangat yang baik.
10. Seluruh mahasiswi Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Program
Pascasarjana Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan semangatnya.
Semoga Tuhan memberikan balasan atas jasa-jasa yang telah membimbing
dan membantu penulis dalam menyelesaikan Proposal Thesis ini.
Bogor, April 2014
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER ..................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING .............................................. ii
PERNYATAAN ORISINILITAS ................................................................. iv
ABSTRAK ...................................................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumus Masalah .................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 7
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 9
A. Kajian Teori ......................................................................................... 9
1. Pendidikan ...................................................................................... 9
2. Pendapatan Keluarga ..................................................................... 11
3. Pertolongan Persalinan Oleh Tenega Non Medis ......................... 12
4. Cara-cara Pertolongan Oleh Tenaga Non-medis............................ 13
5. Faktor-faktor Penyebab Mengapa Masyarakat Lebih
Memilih Penolong Bersalin Dengan tenaga
Kesehatan Non-medis. ................................................................... 13
6. Perawatan ....................................................................................... 18
7. Pelayanan Jaminan Persalinan ....................................................... 15
B. Penelitian Relevan ................................................................................ 22
C. Kerangka Pikir ..................................................................................... 25
D. Hipotesis ............................................................................................... 25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 27
A. Lokasi dan Waktu Pengambilan Data .................................................. 27
B. Jenis Penelitian ..................................................................................... 27
C. Populasi dan Sampel ............................................................................ 27
D. Variabel Penelitian ............................................................................... 28
E. Variabel dan Definisi Operasional ....................................................... 29
F. Instrumen Penelitian............................................................................. 30
G. Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................................... 31
H. Rencana Jalannya Penelitian ................................................................ 33
I. Tehnik Analisa Data ............................................................................ 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 36
A. Hasil Penelitian .................................................................................... 36
B. Pembahasan .......................................................................................... 41
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 45
A. Kesimpulan .......................................................................................... 45
B. Implikasi ............................................................................................... 45
C. Saran ..................................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi pertolongan persalinan .................................... 28
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi tingkat pendidikan ibu .................................... 28
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi penghasilan ..................................................... 29
Tabel 4.4 Hasil analisis bivarat hubungan antara pendidikan ibu dengan
pertolonganpersalinan ...................................................................... 29
Tabel 4.5 hasil analisis bivariat hubungan antara penghasilan dengan
pertolongan persalinan ..................................................................... 30
Tabel 4.6 Hasil Analisin Regresi Logistik Ganda hubungan antara
pendidikan ibu dan penghasilan keluarga dengan
penggunaan pertolongan persalinan tenaga profesional .................. 31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pikir.............................................................................. 19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian
Lampiran 2 Surat Balasan Ijin Penelitian
Lampiran 3 Permohonan Menjadi responden
Lampiran 4 Surat Keterangan Persetujuan Responden
Lampiran 5 Kuesioner
Lampiran 6 Tabulasi Data Penelitian
Lampiran 7 Hasil Statistik Penelitian
Lampiran 8 Rencana Jadwal Kerja penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah Hak Fundamental setiap warga. Hal ini telah
ditetapkan oleh Konstitusi Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO 1948),
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28H dan Undang-Undang Kesehatan
Nomor 36 Tahun 2009 dimana setiap orang mempunyai hak dalam
memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau serta
berhak secara mandiri dan bertanggung jawab menentukan sendiri pelayanan
kesehatan yang diperlukan bagi dirinya.
Menurunkan kesakitan dan kematian ibu telah menjadi salah satu
prioritas utama dalam pembangunan sektor kesehatan sebagaimana tercantum
dalam program pembangunan Nasional. Kegiatan yang mendukung upaya ini
antara lain meningkatkan pelayanan kesehatan reproduksi (Bappenas, 2007).
Kejadian kematian ibu dan bayi yang terbanyak terjadi pada saat
persalinan, pasca persalinan, dan hari-hari pertama kehidupan bayi masih
menjadi tragedi yang terus terjadi di negeri ini. Dalam menurunkan Angka
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) diperlukan upaya dan
inovasi baru, tidak bisa dengan cara-cara biasa. Upaya untuk menurunkan
angka kematian ibu dan bayi baru lahir harus melalui jalan yang cukup
panjang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Adapun penyebab langsung kematian ibu di Indonesia seperti halnya
di Negara lain seperti terjadinya perdarahan, infeksi dan eklamsia, selain itu
terdapat juga kematian akibat abortus terinfeksi dan partus lama. Hanya
sekitar 50% di sebabkan oleh penyakit yang memburuk akibat kehamilan
misalnya penyakit jantung dan infeksi yang kronis. Keadaan ibu sejak pra
hamil dapat mempengaruhi terhadap kehamilannya, penyebab tak langsung
kematian ibu antara lain adalah anemia, kurang energy kronis (KEK) dan
keadaan “4 terlalu “ muda/tua , sering dan banyak.
Angka harapan hidup di Indonesia memang diprediksi akan
melandai sampai tahun 2035. Selain karena tingginya angka kematian bayi
dan anak di Indonesia, meroketnya angka kematian ibu juga merupakan salah
satu faktor penghambat pertumbuhan angka harapan hidup. Menurut data
yang diperoleh dari WHO, angka kematian ibu di Indonesia mencapai 9.900
orang dari 4,5 juta keseluruhan kelahiran pada tahun 2012. Hal itu sama
dengan 66 pesawat Boeing 737 seri 400 jatuh dan seluruh penumpangnya
meninggal.
Berdasarkan hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)
pada tahun 2012, angka kematian ibu meroket dari 228 pada 2007 menjadi
359 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2013. Kepala BKKBN, Prof dr
Fasli Jalal, PhD mengatakan ada kaitan antara pertumbuhan laju penduduk
dengan angka kematian ibu.
Berdasarkan data yang dimiliki oleh WHO, Indonesia berada di
peringkat ketiga tertinggi untuk angka kematian ibu di negara ASEAN.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Peringkat pertama ditempati oleh Laos dengan 470 kematian ibu per 100.000
kelahiran, sementara angka kematian paling kecil dimiliki oleh Singapura
dengan 3 kematian per 100.000 kelahiran. Berdasarkan data dari Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, banyaknya AKI
berjumlah 228 orang dari 100.000 kelahiran. Angka ini 20 – 30 kali lebih
lipat dibanding dengan AKI di Malaysia dan Singapura.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdes) Tahun 2013 yang dilakukan
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Badan litbangkes)
Kementerian Kesehatan telah dipublikasikan. Riset yang dilakukan di 33
provinsi dan 497 kabupaten/kota tersebut di antaranya dimaksudkan untuk
memotret profil kesehatan ibu ditingkat masyarakat. Dari hasil riskesdas 2013
dan 2010, dapat diketahui bahwa secara umum, akses masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan ibu dari tahun ke tahun cenderung semakin membaik.
Terkait dengan pelayanan kesehatan ibu hamil, hasil riskesdes 2013
menunjukkan cukupan pelayanan antenatal bagi ibu hamil semakin
meningkat. Hal ini memperlihatkan semakin membaiknya akses masyarakat
terhadap pelayanan antenatal oleh petugas kesehatan. Cakupan pelayanan
antenatal pertama kali tanpa memandang trimester kehamilan (K1 akses)
meningkat dari 92,7% pada tahun 2010 menjadi 95,2% pada tahun 2013.
Peningkatan akses ini juga sejalan dengan cakupan ibu hamil yang mendapat
pelayanan antenatal pertama pada trimester pertama kehamilan (K1 Trimester
1), yaitu dari 72,3% pada tahun 2010 menjadi 81,3% pada tahun 2013.
Demikian pula pada tahapan selanjutnya, cakupan pelayanan antenatal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
sekurang-kurangnya empat kali kunjungan (K4) juga meningkat dari 61,4%
pada tahun 2010 menjadi 70,0% pada tahun 2013.
Di Jawa Barat AKI untuk tahun 2008 berdasarkan laporan dari
kabupaten/kota sebesar 114,42/100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut telah
memenuhi target dalam Indikator Indonesia Sehat 2010 sebesar 150/100.000
dan mengalami penurunan bila dibandingkan dengan AKI pada tahun 2007
sebesar 116,3/100.000 kelahiran hidup.Sedangkan angka Kematian Bayi
(AKB) di Provinsi Jawa Barat tahun 2012 sebesar 9,17/1.000 kelahiran hidup,
menurun bila dibandingkan dengan tahun 2007 sebesar 10,48/1.000 kelahiran
hidup. Apabila dibandingkan dengan target dalam Indikator Indonesia Sehat
tahun 2010 sebesar 40/1.000 kelahiran hidup, maka AKB diProvinsi Jawa
Barat tahun 2008 sudah melampaui target, demikian juga bila dibandingkan
dengan cakupan yang diharapkan dalam MDG’s (Millenium Development
Goal’s) ke- 4, pada tahun 2015 yaitu 17/1.000 kelahiran hidup.
Angka Kematian Ibu (AKI) juga menjadi salah satu indikator penting
dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan
jumlah wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan
gangguan kehamilan atau penanganannya selama kehamilan, melahirkan dan
dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama
kehamilan per 100.000 kelahiran hidup. AKI mengacu pada jumlah kematian
ibu yang terkait dengan masa kehamilan,persalinan dan nifas.
Di wilayah Kabupaten Sukabumi pada tahun 2012, angka ibu hamil
mencapai 7885 ibu hamil dan ibu bersalin sebanyak 7498 ibu bersalin.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Jumlah ibu hamil di Puskesmas Palabuhanratu taksiran partus bulan
September sampai dengan desember tahun 2013 yaitu sebanyak 562 orang,
dan ibu hamil resiko tinggi dengan taksiran partus bulan September sampai
dengan desember tahun 2013 yaitu sebanyak 120 orang ibu hamil.
Sekitar 60 persen dari 35.000 cabang bayi yang lahir di Kabupaten
Lebak, proses kelahirannya ditangani oleh dukun beranak (Paraji-red), karena
tenaga bidan di daerah ini sangat sedikit. Padahal penanganan kelahiran oleh
dukun beranak resikonya sangat tinggi terhadap kematian sang ibu, kata
Ketua Bidan Cabang Kabupaten Lebak Hj Eti Suhaeti. Dia mengatakan,
tingginya kematian ibu melahirkan (Angka Kematian Ibu- AKI) di Lebak
disebabkan terbatasnya tenaga bidan desa sehingga banyak kelahiran
ditangani dukun beranak. Berdasarkan data, jumlah tenaga bidan desa hanya
97 orang yang melayani 320 desa di Kabupaten Lebak. Kekurangan tenaga
bidan itulah yang menyebabkan tingginya angka kematian ibu.Tahun 2006,
dari laporan seluruh Puskemas di Lebak, menyebutkan, jumlah angka
kematian ibu tercatat 37 orang dari 35.000 per kelahiran, jumlah yang dinilai
cukup tinggi.
Sekitar 24% dari jumlah ibu yang melahirkan di Jawa Barat masih
memilih dukun beranak daripada tenaga kesehatan yang ada di rumah sakit.
Hal tersebut disampaikan Djoko Sutikno, Provincial Tim Leader program
Expending Maternal and Newborn Survival (Emas), kepada wartawan di
Bandung hari ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Dia mengatakan idealnya harus 100% jumlah ibu melahirkan
menggunakan tenaga medis dari fasilitas kesehatan. “Untuk nasional sudah
80% memilih melahirkan melalui tenaga kesehatan di rumah sakit tapi di
Jabar baru 76%,” ujarnya. Dia mengemukakan banyak hal yang membuat ibu
melahirkan memilih dukun beranak. Salah satunya karena akses ekonomi dan
akses kesehatan untuk ke rumah sakit sulit. Contohnya, seperti di wilayah
Cianjur Selatan dimana masyarakatnya cukup kesulitan untuk menjangkau
rumah sakit atau puskesmas setempat. “Di Kabupaten Bandung juga karena
akses psikologis dan akses ekonomi kurang. Mereka biasanya sulit membayar
biaya persalinan,” katanya.
Berdasarkan data fenomena di atas, penulis tertarik untuk meneliti apa
saja faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan pelayanan persalinan
profesional di Puskesmas Sukamanah. Apakah pendidikan ibu dan
pendapatan keluarga mempengaruhi penggunaan layanan tersebut? Sehingga
penulis menetapkan judul “Hubungan Pendidikan Ibu dan Pendapatan
Keluarga dengan Penggunaan Pelayanan Persalinan Tenaga Kesehatan
Profesional”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan di atas, rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah “apakah terdapat hubungan pendidikan
ibu dan pendapatan keluarga dengan penggunaan pelayanan persalinan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
tenaga kesehatan profesional” di Puskesmas Sukamanah - Kabupaten Bogor
Jawa Barat.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk menganalisis hubungan pendidikan ibu dan pendapatan
keluarga dengan penggunaan pelayanan persalinan tenaga kesehatan
profesional di Puskesmas Sukamanah - Kabupaten Bogor Jawa Barat.
2. Tujuan khusus
a. Untuk menganalisis hubungan pendidikan ibu yang menggunakan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan profesional.
b. Untuk menganalisis hubungan pendapatan keluarga yang menggunakan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan profesional.
c. Untuk menganalisis hubungan pendidikan ibu dan pendapatan keluarga
dengan penggunaan pelayanan persalinan tenaga kesehatan profesional di
Puskesmas Sukamanah - Kabupaten Bogor Jawa Barat.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten, diharapkan penelitian ini dapat
memberikan kontribusi dalam evaluasi program penggunaan pertolongan
oleh tenaga kesehatan profesional.
2. Bagi organisasi IBI, diharapkan hasil temuan dari penelitian ini dapat
memberikan masukan informasi yang dapat dipergunakan sebagai bahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
pertimbangan pada proses penyuluhan tentang pentingnya bersalin ditenaga
kesehatan profesional diPuskesmas.
3. Bagi fasilitator Bidan-bidan Puskesmas, dapat digunakan sebagai acuan
dalam melakukan bimbingan untuk mempertahankan kualitas pelayanan.
4. Bagi Bidan-bidan Puskesmas diharapkan hasil temuan dari penelitian ini
dapat sebagai acuan dalam memberikan jaminan kualitas pelayanan
persalinan.
5. Bagi peneliti, untuk mengembangkan ilmu dan meningkatkan pemahaman
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan pertolongan
persalinan tenaga kesehatan profesional .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KAJIAN TEORI
1. Pendidikan
Pengertian Pendidikan pada umumnya berarti daya upaya untuk
memajukan budi pekerti ( karakter, kekuatan bathin), pikiran (intellect) dan
jasmani anak-anak selaras dengan alam dan masyarakatnya”.
John Stuart Mill (filosof Inggris, 1806-1873 M) menjabarkan
bahwa Pendidikan itu meliputi segala sesuatu yang dikerjakan oleh seseorang
untuk dirinya atau yang dikerjakan oleh orang lain untuk dia, dengan tujuan
mendekatkan dia kepada tingkat kesempurnaan.
Pendidikan, menurut H. Horne, adalah proses yang terus menerus
(abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah
berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada vtuhan,
seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional dan
kemanusiaan dari manusia.
John Dewey, mengemukakan bahwa pendidikan adalah suatu proses
pembaharuan makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi di dalam
pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin
pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk untuk menghasilkan
kesinambungan social. Proses ini melibatkan pengawasan dan perkembangan
dari orang yang belum dewasa dan kelompok dimana dia hidup.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Dalam UU No. 20 tahun 2003 pasal 13 ayat 1 ditanyakan bahwa jalur
pendidikan terdiri dari pendidikan formal, non-formal dan informal.
a. Pendidikan formal
Pendidika formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan
berjenjang yang terdiri atas pendidikan anak usia dini (TK/RA),
pendidikan dasar (SD/MI), pendidikan menengah (SMP/MTs dan
SMA/MA), dan pendidikan tinggi (Universitas).
b. Pendidikan NON-FORMAL
Pendidikan NON-FORMAL adalah jalur pendidikan diluar
pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan
berjenjang. Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan
hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian
penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh pemerintah atau
pemerintah daerah dengan mengacupada standar nasional pendidikan.
Seperti lembaga kursus dan pelatihan, kelompok pelajar, sanggar, dll.
c. Pendidikan informal
Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan
lingkungan yang berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Hasil
pendidikan informal diakui sama denga pendidikan formal dan non-
formal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional
pendidikan. Seperti : pendidikan agama, budi pekerti, etika, sopan
santun, moral dan sosialisasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
2. Pendapatan Keluarga
Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari
aktivitasnya, kebanyakan dari penjualan produk dan/atau jasa kepada
pelanggan. Bagi investor, pendapatan kurang penting dibanding keuntungan,
yang merupakan jumlah uang yang diterima setelah dikurangi pengeluaran.
Di negara maju maupun berkembang, tingkat sosial ekonomi
berhubungan secara negatif berarti semakin tinggi tingkat sosial ekonomi
semakin rendah tingkat kematian bayi dan anak. Beberapa penelitian
mengenai masalah ini menunjukkan rendahnya tingkat pengetahuan dan
kesadaran akan masalah kesehatan, rendahnya pengetahuan pencegahan
penyakit dan kesukaran memperoleh pelayanan kesehatan pada masyarakat
golongan ekonomi dan sosial rendah/lemah. Widiyanti (1987)
mengemukakan bahwa kegagalan untuk memenuhi kebutuhan dasar dalam
gizi, pendidikan dan kesehatan, menurunkan produktivitas. Pemenuhan
kebutuhan dasar yang lebih baik dapat memecahkan lingkaran setan dari
kemiskinan, yaitu kekurangan gizi, keadaan buta huruf dan penyakit yang
menyebabkan rendahnya produktivitas tersebut. Pendapatan rendah menjadi
sebab kekurangan gizi, keadaan buta huruf dan penyakit. Rendahnya tingkat
hidup merupakan sebab utama dari menyebarnya wabah penyakit menular
(Munir dan Tjiptoherijanto, 1981).
Pendapatan yang rendah sangat mempengaruhi tingkat pendidikan
seseorang, dimana dekade ini orangtua berlomba-lomba untuk mendapatkan
pendidikan yang berkualitas, pendidikan yang berkualitas didapatkan dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
sekolah yang mahal, sedangkan pendapatan orang tua tidak mampu untuk
menutupi pendidikan tersebut. Pendapatan seseorang berkaitan dengan
pendidikan yang dulu ditempuh, jika pendidikan itu baik maka pendapatan
yang diterima baik begitu pula sebaliknya. semakin baik pekerjaan seseorang
yang berpengetahuan yang dimiliki, semakin baik pengetahuan yang dimiliki
dalam bidangnya maka semakin profesional dalam pekerjaannya.
3. Pertolongan Persalinan Oleh Tenega Non Medis
a. Pengertian
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan non-medis seringkali
dilakukan oleh seseorang yang disebut sebagai dukun beranak, dukun
bersalin atau peraji. Pada dasarnya dukun bersalin diangkat berdasarkan
kepercayaan masyarakat setempat atau merupakan pekerjaan yang sudah
turun temurun dari nenek moyang atau keluarganya dan biasanya sudah
berumur ± 40 tahun ke atas ( Prawirohardjo, 2005).
Pendidikan dukun umumnya adalah Kejar Paket A atau tamat SD,
bisa baca tulis dengan kapasitas yang rendah, mereka tidak mendapat
ilmu tentang cara pertolongan persalinan secara teori di bangku kuliah,
tetapi mereka hanya berdasarkan pengalaman saja. Peralatan yang
digunakannya hanya seadanya seperti memotong tali pusat menggunakan
bambu, untuk mengikat tali pusat menggunakan tali naken, dan untuk
alasnya menggunakan daun pisang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
4. Cara-cara Pertolongan Oleh Tenaga Non-medis.
Tak berbeda dengan seorang bidan, dukun beranak melakukan
pemeriksaan kehamilan melalui indri raba (palpasi). Biasanya perempuan
yang mengandung, sejak mengidam sampai melahirkan selalu berkonsultasi
kepada dukun, bedanya dibidan perempuan yang mengandunglah yang datang
ketempat praktek bidan untuk berkonsultasi. Sedangkan dukun ia sendiri yang
berkeliling dari pintu ke pintu memeriksa ibu yang hamil. Sejak usia
kandungan 7 bulan control dilakukan lebih sering. Dukun menjaga jika ada
gangguan, baik fisik maupun non fisik terhadap ibu dan janinnya. Agar janin
lahir normal, dukun biasa melakukan perubahan posisi janin dalam
kandungan dengan cara pemutaran perut (diurut-urut)disertai doa.
Ketika usia kandungan 4 bulan, dukun melakukan upacara tasyakuran
katanya janin mulai memiliki roh.hal itu terasa pada perut ibu bagian kanan
ada gerakan halus. Pada usia kandungan 7 bulan, dukun melakukan upacara
tingkeban. Katanya janin mulai bergerak meninggalkan alam rahim menuju
alam dunia, melalui kelahiran. Calon ibu mendapat perawatan khusus, selain
perutnya dielus-elus, badannya juga dipijat-pijat, dari ujung kepala sampai
ujung kaki. Malah disisir dan di bedaki agar ibu hamil tetap cantik meskipun
perutnya makan lama makin besar
5. Faktor-faktor Penyebab Mengapa Masyarakat Lebih Memilih Penolong
Bersalin Dengan tenaga Kesehatan Non-medis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Masih banyak masyarakat yang memilih persalinan ditolong oleh
tenaga kesehatan non- medis daripada tenaga kesehatan disebabkan oleh
beberapa faktor antara lain:
a. Kemiskinan
Tersedianya berbagai jenis pelayanan public serta persepsi tentang
nilai dan mutu pelayanan merupakan faktor penentu apakah rakyat akan
memilih kesehatan atau tidak. Biasanya, perempuan memilih berdasakan
penyedia layanan tersebut, sementara laki-laki menentukan pilihan
mereka berdasarkan besar kecilnya biaya sejauh dijangkau oleh
masyarakat miskin.
Sekitar 65% dari seluruh masyarakat miskin yang diteliti
menggunakan penyesia layanan kesehatan rakyat seperti bidan di desa,
puskesmas atau puskesmas pembantu(pustu), sementara 35% sisanya
menggunakan dukun beranak yang dikenal dengan berbagai sebutan.
Walaupun biaya merupakan alasan yang menentukan pilihan masyarakat
miskin, ada sejumlah faktor yang membuat mereka lebih memilih
layanan yang diberikan oleh dukun. Biaya pelayanan yang diberikan oleh
bidan di desa untuk membantu persalinan lebih besar daripada
penghasilan RT miskin dalam satu bulan. Disamping itu, biaya tersebut
pun harus dibayar tunai. Sebaliknya, pembayaran terhadap dukun lebih
lunak secara uang tunai dan ditambah barang. Besarnya tariff dukun
hanya sepersepuluh atau seperlima dari tariff bidan dea. Dukun juga
bersedia pembayaran mereka ditunda atau dicicil(Suara Merdeka, 2003).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
b. Masih langkanya tenaga medis di daerah-daerah pedalaman
Sekarang dukun di kota semakin berkurang meskkipun sebetulnya
belum punah sama sekali bahkan disebagian besar kabupaten, dukun
beranak masih eksis dan dominant. Menurut data yang diperoleh Dinas
Kesehatan Jawa Barat jumlah bidan jaga di Jawa Barat sampai tahun
2005 ada 7.625 orang. Disebutkan pada data tersebut, junlah dukun di
perkotaan hanya setengah jumlah bidan termasuk di kota Bandung.
Namun, di 9 daerah (kabupaten) jumlah dukun lebih banyak (dua kali
lipat) jumlah bidan. Malah di Jawa Barat masih ada 10 kabupaten yang
tidak ada bidan (Ketua Mitra Peduli/Milik Jabar).
c. Kultur budaya masyarakat
Masyarakat kita terutama di pedesaan, masih lebih percaya kepada
dukun beranak daripada kepada bidan apalagi dokter. Rasa takut masuk
rumah sakit maih melekat pada kebanyakan kaum perempuan. Kalaupun
terjadi kematian ibu atau kematian bayi mereka terima sebagai musibah
yang bukan ditentukan manusia. Selain itu masih banyak perempuan
terutama muslimah yang tidak membenarkan pemeriksaan kandungan,
apalagi persalinan oleh dokter atau para medis laki-laki. Dengan sikap
budaya dan agama seperti itu, kebanyakan kaum perempuan di padesaan
tetap memilih dukun beranak sebagai penolong persalinan meskipun
dengan resiko sangat tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
d. Masalah Yang Dapat Ditimbulkan Apabila Persalinan Ditolong Oleh
Non-medis
Menurut sinyalemen Dinkes AKI cenderung tinggi akibat
pertolongan persalinan tanpa fasilitas memadai, antara lain tidak adanya
tenaga bidan apalagi dokter obsgin. Karena persalinan masih ditangani
oleh dukun beranak atau peraji, kasus kematian ibu saat melahirkan
masih tetap tinggi. Pertolongan gawat darurat bila terjadi kasus
perdarahan atau infeksi yang diderita ibu yang melahirkan, tidak dapat
dilakukan.
Penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan orang lebih memilih
untuk menggunakan dukun beranak. Sementara itu, definisi
merekatentang mutu pelayanan berbeda dengan definisi standar medis.
Kelemahan utama dari mutu pelayanan adalah tidak terpenuhinya standar
minimal medis oleh para dukun beranak, seperti dengan praktek yang
tidak steril(memotong tali pusat dengan sebilah bambu dan meniup
lubang hidung bayi yang baru lahir dengan mulut). Riwayat kasus
kematian ibu dan janin dalam penelitian ini menggambarkan apa yang
terjadi jika dukun beranak gagal mengetahui tanda bahaya dalam masa
kehamilan dan persalinan serta rujukan yang terlambat dan kecacatan
janin pun bisa terjadi dari kekurangtahuan dukun beeranak akan tanda-
tanda bahaya kehamilan yang tidak dikenal(Suara Merdeka, 2003).
Selain itu, pertolongan persalinan oleh dukun sering menimbulkan kasus
persalinan, diantaranya kepala bayi sudah lahir tetapi badannya masih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
belum bisa keluar atau partus macet, itu disebabkan karena cara memijat
dukun bayi tersebut kurang profesional dan hanya berdasarkan kepada
pengalaman.
e. Usaha Untuk Menjalin Kerjasama Antara Tenaga Medis dan Non-medis
Dalam Menolong Persalinan Berdasarkan dukun di Indonesia
masih mempunyai peranan dalam menolong suatu persalinan dan tidak
bisa dipungkiri, masih banyak persalinan yang ditolong oleh dukun
beranak, walaupun dalam menolong persalinan dukun tidak berdasarkan
kepada pengalaman dan berbagai kasus persalinan oleh dukun seringkali
terjadi dan menimpa seorang ibu dan atau bayinya. Tetapi keberadaan
dukun di Indonesia tidak boleh dihilangkan tetapi kita bisa melakukan
kerjasama dengan dukun untuk mengatasi hal-hal atau berbagai kasus
persalinan oleh dukun.
Seperti di daerah pedesaan Paminggir, Alas Kokon, Kertajayadan
daerah perkotaan Soklat setelah dua dari empat dukun beranak yang
diwawacarai telah menerima pelatihan dari dokter-dokter puskesmas
pada tahun 1990-1991. Mereka merasa pelatihan dan peralatan persalinan
yang diberikan saat pelatihan sangat bermanfaat. Para dukun juga dilatih
tentang pencatatan dan pelaporan. Setiap dukun dilatih membaca sampai
mengerti bagaimana cara pengisian kolom tersebut. Pelatihan untuk
perawatan ibu hamil, pertolongan pada diare, makanan bergizibagi bayi,
balita dan ibu hamil juga dilakukan. Membina hubungan baik dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
dukun juga dilakukan agar kita bisa lebih gampang menjalin kerjasama
dengan dukun.
f. Pelayanan yang Dapat Diberikan Oleh Tenaga Non-medis
Dalam mutu pelayanan tidak dipenuhinya standar minimal medis
oleh para dukun, seperti dengan praktek yang tidak steril(memotong tali
pusat dengan sebilah bambu dan meniup lubang hidung bayi baru lahir
dengan mulut).
Layanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan non-medis misalnya:
1. Dukun mau mendatangi setiap ibu hamil untuk melakukan
pemeriksaan kehamilan.
2. Dukun mematok harga muruh, kadang bisa disertai atau diganti
dengan sesuatu barang misalnya beras, kelapa, dan bahan dapur lainnya.
3. Dukun beranak dapat melanjutkan layanan untuk 1-44 hari pasca
melahirkan dengan sabar memanjakan ibu dan bayinya misalkan dia
mencuci dan membersihkan ibu setelah melahirkan.
4. Dukun menemani anggota keluarga agar bisa beristirahat dan
memulihkan diri, sebaliknya bidan seringkali tidak bersedia saat
dibutuhkan atau bahkan tidak mau datang saat dipanggil.
6. Perawatan
Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) melaporkan bahwa dua
pertiga atau lebih dari ibu hamil melahirkan di rumah dengan bantuan dukun
beranak, dan hanya 18% yang melakukan persalinan dengan bantuan dokter
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
atau bidan. Ini berarti bahwa empat dari setiap lima persalinan dilakukan di
rumah dalam keadaan sanitasi yang kurang memadai.Apabilapersalinan itu
mengalami keadaan kritis/mengkawatirkan maka akan sulit ditangani dengan
baik karena fasilitas, peralatan dan tenaga yang diperlukan tidak tersedia.
Sehubungan dengan ini pendidikan dan latihan bagi dukun beranak perlu
ditingkatkan (Pemerintah RI dan UNICEF, dalam Singarimbun, 1988). Dari
hasil laporan tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar dari ibu hamil
melahirkan dengan bantuan dukun beranak yang fasilitasnya kurang memadai
bila dibandingkan dengan fasilitas yang dimiliki bidan maupun dokter.
Kebiasaan ibu hamil untuk memeriksakan kesehatan dan
kehamilannya perlu ditingkatkan. Hal ini diperlukan agar kasus dengan resiko
tinggi dapat dideteksi dan dirujuk untuk mendapatkan pertolongan persalinan
oleh tenaga kesehatan yang terampil dan ahli. Tingkat pendidikan ibu dapat
mempengaruhi tindakan yang diplih untuk menjaga kesehatan keluarga dan
meningkatkan keterampilannya dalam praktek upaya perawatan.
7. Pelayanan Jaminan Persalinan
Jaminan persalinan adalah jaminan pembiayaan pelayanan persalinan
yang mengikuti pemerikasaan kehamilan, pertolongan persalinan, pelayanan
nifas termasuk pelayanan KB pasca persalinan dan pelayanan bayi baru lahir.
Dan dasar hukum dari jaminan persalinan yaitu Permenkes RI No.
2562/MENKES/PER/XII/2011 tentang teknik jaminan persalinan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Tujuan umum jaminan persalinan untuk menjamin akses pelayanan
persalinan yang dilakukan oleh dokter atau bidan dalam rangka menurunkan
AKI dan AKB.
Tujuan khusus jaminan persalinan adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan cakupan pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan,
dan pelayanan nifas ibu oleh tenaga kesehatan.
b. Meningkatkan program cakupan pelayanan bayi baru lahir oleh tenaga
kesehatan.
c. Meningkatkan cakupan pelayanan KB pasca persalinan.
d. Meningkatkan cakupan penanganan komplikasi ibu hamil, bersalin, nifas,
dan bayi baru lahir.
e. Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang efisien, efektif, transparan,
akuntabel.
Pelayanan persalinan meliputi :
1. Persalinan normal diberikan dalam bentuk pelayanan kesehatan di sarana
pelayanan kesehatan yang ditunjuk atau bantuan tunai maksimun Rp
500.000 per persalinan.
2. Pelayanan persalinan dengan resiko tinggi disertai penyulit atau kelaianan
yang berpotensi meningkatkan resiko kematian ibu dan janin.
Manfaat pelayanan persalinan diberikan meliputi :
a. Kamar perawatan ibu dan bayi di kelas III
b. Tindakan persalinan
c. Visik dokter yang merawat maksimu 1 kali perhari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
d. Konsultasi dokter spesialis sesuai kebutuhan medis
e. Pemeriksaan penunjang diagnosis
f. Pemberian obat-obatan sesuai indikasi medis mengacu ke standar obat
JPK-PT. JAMSOSTEK (persero)
Prosedur pelayanan persalinan kehamilan normal :
a. Perserta yang membutuhkan pemeriksaan kehamilan mengunjungi Poli
KIA sesuai pilihan peserta yang tercantum pada kartu pemeliharaan
kesehatan
b. Peserta mendaftarkan diri pada Poli KIA
c. Peserta menunggu giliran sesuai urutan nomor pendaftaran
d. Mendekati waktu persalinan (setelah enam bulan kehamilan ) peserta harus
melakukan pemeriksaan pada bidan atau dokter sesuai pilihan peserta
e. Persalinan pada Rumah Sakit Bersalin dan Bidan Praktek Swasta
dilakukan untuk kehamilan atau persalinan normal dengan pertolongan
dokter atau bidan
Prosedur pelayanan persalinan dengan kelainan (Resiko Tinggi) :
1. Bila hasil pemeriksaan kehamilan ternyata dengan resiko tinggi (terdapat
kelainan) seperti menderita darah tinggi, kencing manis, asma berat, letak
sungsang, Placenta Previa totalis atau placenta letak rendah, panggul
sempit dan lain-lain. Peserta akan di rujuk ke rumah sakit umum atau
rumah sakit bersalin yang ditunjuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
2. Untuk selanjutnya pemeriksaan kehamilan harus dilakukan di rumah sakit
yang ditunjuk dengan mengikuti prosedur rawat jalan lanjutan di rumah
sakit serta dapat melahirkan di rumah sakit yang ditunjuk
3. Proses persalinan kehamilan resiko tinggi dapat berlangsung normal atau
dengan tindakan seperti Induksi, penggunaan vacum atau Forcep bahkan
operasi
B. Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain :
a. Salah satu faktor tingginya AKI di Indonesia adalah karena relatif masih
rendahnya cakupan pertolongan oleh tenaga kesehatan. Rendahnya pendidikan
di masyarakat, budaya dan ekonomi menjadikan sebagian masyarakat memilih
bersalin pada tenaga non kesehatan (dukun). Hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) 2010, juga menunjukan bahwa persalinan oleh tenaga kesehatan
di fasilitas kesehatan baru mencapai 55,4%, sedangkan persalinan yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan baru mencapai 69,3%. Hal ini menunjukan
bahwa sekitar 31% persalinan masih ditolong oleh dukun. Kurangnya biaya
menjadi salah satu alasan masyarakat untuk memilih bersalin pada dukun.
Data SDKI 2002-2003 menunjukan bahwa kendala terbesar yang dihadapi
penduduk miskin untuk mendapatkan fasilitas pelayanan kesehatan adalah
ketiadaan uang (34 persen), jarak ke fasilitas pelayanan kesehatan yang terlalu
jauh (18 persen), serta adanya hambatan dengan sarana angkutan atau
transportasi (16 persen).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
b. Berdasarkan data yang diperoleh dari dinas kesehatan kabupaten Parigi
Moutong bahwa target pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan untuk
tahun 2012 adalah 88%, sedangkan pencapaian dari Januari sampai Agustus
2012 adalah 57,64%.Demikian pula dari 6 Puskesmas yang ada di Wilayah
kerja dinas kesehatan parigi Moutong, Puskesmas Palasa merupakan
Puskesmas dengan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan sangat rendah,
yakni 205 persalinan (38,85%) selama bulan januari sampai dengan agustus
2012, dari target yang ditetapkan sejumlah 541 ibu melahirkan. Sedangkan
jumlah persalinan oleh dukun berjumlah 66 persalinan atau 12,51%. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui factor determinan yang berhubungan
dengan pemilihan tenaga penolong persalinan.
c. Pada penelitian ICPD 1999 yang diadakan di Lima-Peru pelayanan kesehatan
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, sebanyak 82% wanita berpendidikan
memilih pelayanan tenaga kesehatan dan wanita tidak berpendidikan yang
memilih tenaga kesehatan hanya 62%. Penelitian serupa yang dilakukan oleh
Bangsu tahun 1998 menunjukkan bahwa pendidikan ibu merupakan faktor
yang paling berpengaruh terhadap pemilihan tenaga penolong persalinan
dengan p = 0.00. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang berpendidikan
kurang, 86.21 % memilih dukun bayi sebagai penolong persalinan dan ibu
yang berpendidikan tinggi, 85.42 % memilih tenaga medis sebagai penolong
persalinan. Dengan adanya program jampersal, diharapkan masyarakat akan
beralih dari paraji menjadi ke tenaga kesehatan karena jampersal ini
dikeluarkan untuk memfasilitasi semua golongan masyarakat untuk bersalin di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
tenaga kesehatan dan di fasilitas kesehatan yang diharapkan akan turut
menekan AKI dan AKB.
d. Nanda Ariestyawati. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar 2010, persalinan
oleh tenaga kesehatan pada kelompok sasaran miskin (Qrintile 1) baru
mencapai sekitar 69,3%. Sedangkan persalinan yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan di fasilitas kesehatan baru mencapai 55,4%. Salah satu kendala
penting untuk mengakses persalinan oleh tenaga kesehatan difasilitas
kesehatan adalah keterbatasan dan ketidaktersediaan biaya sehingga
diperlukan kebijakan terobosan untuk meningkatakan persalinan yang
ditolong tenaga kesehatan difasilitas kesehatan melalui kebijakan yang disebut
Jaminan Persalinan. Jaminan Persalinan dimaksudkan untuk menghilangkan
hambatan financial bagi ibu hamil untuk mendapatkan Jaminan Persalinan,
yang didalamnya termasuk pemeriksaan kehamilan, pelayanan nifas termasuk
KB pasca persalinan , dan pelayanan bayi baru lahir.
e. Rendahnya cakupan pemeriksaan selama kehamilan, akibat persalinan yang
kurang bersih dan kebiasaan pada ibu-ibu hamil yang belum memenuhi
persyaratan medis dan kesehatan juga menyebabkan tingginya AKI di
Indonesia. SDKI 1994 menemukan kenyataan bahwa sebagian besar
persalinan ditolong oleh dukun dan bukan tenaga kesehatan, dan
sebanyak 70,6 % persalinan dilakukan di rumah yang tidak jarang jauh dari
syarat bersih dan sehat (Raheni, dkk, 1998). Keterlambatan ibu hamil
mendapatkan pelayanan perinatal juga disebabkan oleh faktor sosial ekonomi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
masyarakat seperti pendidikan, pendapatan, pengambilan keputusan, jarak,
biaya dan birokrasi rumah sakit (Nasrin, 2001; Hani, 2002; Khofifah, 2001)
C. Kerangka Pikir
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
D. Hipotesis
1. Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan Ibu dengan penggunaan
layanan persalinan profesional. Ibu yang berpendidikan tinggi lebih banyak
menggunakan pelayanan kesehatan profesional dari pada pendidikan rendah
2. Terdapat hubungan antara pendapatan keluarga dengan penggunaan
pelayanan persalinan profesional. Pendapatan keluarga lebih tinggi lebih
Pendidikan Ibu Pendapatan
Keluarga
Pengetahuan ibu Kemampaun
membiayai Pelayanan
Persalinan
Penggunaan
Pelayanan
Persalinan
Profesional
Budaya
Keyakinan Ibu
Bersalin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
banyak menggunakan pelayanan persalinan profesional daripada pendapatan
keluarga yang lebih rendah.
3. Terdapat hubungan antara pelayanan persalinan dengan pendidikan ibu dan
pendapatan keluarga dengan penggunaan pelayanan persalinan tenaga
kesehatan profesional.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Pengambilan Data
Penelitian dilaksanakan di Puskesmas Sukamanah Kabupaten Bogor
Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2014
B. Jenis Penelitian
Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang
bersifat korelasional, yaitu menghubungkan dua variabel bebas yaitu latar
belakang pendidikan ibu, tingkat pendapatan keluarga dengan variabel
terikat, penggunaan pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan profesional.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi sasaran adalah ibu bersalin. Populasi berjangkau (sumber)
adalah ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan maupun yang
tidak menggunakan tenaga professional yang bertempat tinggal di
kecamatan Megamendung.
2. Sampel
Sampel Fixed Disease Sampling yaitu dipilih berdasarkan status
penolong persalinan, baik yang ditolong oleh tenaga kesehatan maupun
bukan tenaga kesehatan ( Paraji )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Besar sampel diperkirakan berdasar atas rumus multivariat yang
akan digunakan dalam analisis penelitian ini setiap variabel independen
didalam model analisis Multivariat membutuhkan multivariabel 15 – 20
subjek penelitian karena terdapat tiga variabel independen yang dianalisis
maka dibutuhkan tiga kali 15 – 20 yang dibutuhkan yaitu 45 – 60 subjek
penelitian. Sempel yang digunakan sebanyak 57 ibu bersalin.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan teknik proporsional dimana pengambilan sampel ini
dilakukan dalam kegiatan posyandu tersebut ada beberapa ibu-ibu bersalin
yang ditolong oleh tenaga kesehatan profesional dan bukan tenaga
kesehatan.
Ukuran sampel untuk desain penelitian yang menggunakan analisis
multivariat membutuhkan ukuran sampel yang lebih besar dari pada desain
penelitian yang tidak menggunakan analisis multivariat. Rasio yang
dianjurkan antara ukuran sampel dengan jumlah variabel independen
adalah 15 hingga 20 subjek per-variabel independen (Murti, 2010). Jadi
dalam penelitian ini ukuran sampel dengan tiga variabel independen
minimal 45- 60 subjek penelitian.
D. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas
a. Pendidikan Ibu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
b. Pendapatan Keluarga
2. Variabel terikat
Penggunaan pelayanan persalinan tenaga kesehatan profesional
E. Variabel dan Definisi Operasional
Definisi operasional dalam penelitian ini adalah memasukan kategori
tertentu dari tiap-tiap variabel yaitu (Hasan, 2009) :
1. Pendidikan
a. Definisi jenjang pendidikan formal terakhir yang ditempuh oleh
responden
b. Alat ukur : kuisioner
c. Skala pengukuran : Kategorikal ( 0: < SMA, 1: ≥ SMA )
2. Pendapatan
a. Definisi pendapatan total dalam keluarga pada setiap bulannya
b. Alat ukut : kuisioner
c. Skala pengukuran : kategorikal (0: < UMR, 1: ≥ UMR)
3. Pelyanan persalinan tenaga kesehatan profesional
a. Definisi fasilitas yang digunakan untuk pelayanan persalinan oleh
tenaga kesehatan profesional
b. Alat ukur : kuisioner
c. Skala pengukuran : Kategorikal (0: Tenaga kesehatan professional,
1: Bukan tenaga kesehatan/paraji).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
F. Instrumen Penelitian
Alat pengukuran data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Kuisoner. Jenis pertanyaan yang digunakan berupa kuisioner tertutup yaitu
pembiayaan persalinan, pendidikan ibu, pendapatan keluarga, pelayanan
persalinan
1. Kuisioner pembiayaan persalinan
Instrument pembiayaan persalinan pada ibu bersalin diberi alternatif dua
jawaban yaitu punya dan tidak punya, yaitu :
a. Punya : 0
b. Sudah punya : 1
2. Kuisioner pendidikan ibu
Instrument tentang pendidikan diberikan alternatif dua pertanyaan pada
ibu hamil yaitu pendidikan terakhir tidak tamat SMA dan pendidikan
terakhir tamat SMA, yaitu :
a. < SMA : 0
b. ≥ SMA : 1
3. Kuisioner pendapatan keluarga
Instrument status pendapatan keluarga ibu hamil diberikan alternatif dua
pertanyaan yaitu pendapatan dibawah UMR dan pendapatan diatas UMR,
yaitu
a. < UMR : 0
b. ≥ UMR : 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
4. Kuisioner pelayanan persalinan tenaga kesehatan profesional
Instrument status pelayanan persalinan tenaga kesehatan profesional
diberikan dua pertanyaan yaitu ditolong oleh tenaga kesehatan profesional
atau bukan tenaga kesehatan/ paraji, yaitu
a. Tenaga kesehatan profesional : 0
b. Bukan tenaga kesehatan/paraji : 1
G. Uji Validitas Dan Reliabilitas
Agar diperoleh data yang valid dan reliabel, maka kuisioner diuji
terlebih dahulu dengan uji validitas dan reliabilitas, yaitu sebagai berikut :
1. Uji Validitas
a. Validitas isi
Validitas isi dari kuisioner dinilai dengan cara memeriksa
apakah item-item pertanyaan di dalam kuisioner memang sudah sesuai
dengan isi (content) dari masing-masing variabel yang diteliti,. Isi dari
masing-masing variabel tersebut dinilai
kesesuaiannya dengan definisi variabel sebagai hasil sintesis dari
teori-teori yang relevan, yang umumnya digunakan oleh penelitian
dalam penelitian serupa sebelumnya dari pakar di bidang penelitian
tersebut.
Berdasarkan dari sintesis teori, penggunaan definisi variabel
menurut penelitian sebelumnya dan pakar, selanjutnya isi dari masing-
masing variabel dijabarkan dalam sejumlah kisi-kisi.Selanjutnya kisi-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
kisi tersebut dituangkan dalam pertanyaan-pertanyaan kuisioner.
Sebuah kuisioner memiliki validitas isi yang tinggi, jika semua item
pertanyaa kuisioner relevan dan meliputi semua aspek isi variebel
yang akan diukur.
b. Validitas muka
Penelitian ini menggunakan alat ukur kuisioner, dengan
memperhatikan tata bahasa, susunan item-item pertanyaan, sehingga
masing-masing item pertanyaan dapat dipahami oleh subjek penelitian
dengan benar.
Pada prinsipnya untuk memastikan validitas muka, peneliti
mengkaji sejauh mana item-item pertanyaan dalam kuisioner telah
disusun dengan kalimat yang baik, jelas, tidak terlalu panjang, dan
setiap item pertanyaan hanya menanyakan sebuah pertanyaan.Dengan
demikian masing-masing item pertanyaan tidak menimbulkan multi
tafsir dan jawaban yang diperoleh adalah jawaban yang
sesungguhnya.
c. Validitas konstruk
Berdasarkan dari tinjauan sejumlah teori, penelitian ini
memastikan bahwa variabel-variabel yang diteliti diukur dengan benar
sesuai dengan toeri yang relevan (concurrent validity),
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
H. Rencana Jalannya Penelitian
Prosedur kegiatan penelitian yang dilakukan meliputi beberapa
tahapan yaitu:
1. Tahapan Persiapan
a. Melakukan studi pendahuluan untuk mengidentifikasi masalahdalam
penelitian
b. Mengurus surat ijin studi pendahuluan dari UniversitasSebelas Maret
Surakarta ke UPF Sukamanah kecamatan Megamendung Bogor
c. Memberikan surat ijin studi pendahuluan tersebut ke tempat yang
digunakan sebagai penelitian
2. Tahapan Pelaksanaan
a. Melakukan uji validitas dan reliabilitas
b. Melakukan penelitian dan membagikan kuisioner
c. Penelitian menjelaskan cara pengisian kuisioner kepada responden
d. Peneliti meminta kembali kuisioner yang telah diisi responden
e. Peneliti memberikan skor pada item-item yang perlu diberi skor
f. Mengolah data, dengan menggunakan bantuan program komputer
g. Melakukan analisis data
3. Tahap Akhir
a. Melakukan pemeriksaan data yang telah dikumpulkan
b. Melakukan scoring dan tabulasi data kemudian menganalisis data
dengan bantuan komputer
c. Menyimpulkan hasil penelitian dan membuat hasil penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
d. Mempertanggungjawabkan hasil proposal penelitian
I. Tehnik Analisis Data
Karakteristik semple data continue didestrivikasikan dalam : Mean, SD,
Minimum, dan Maksimum. Karakteristik sempel data kategorial
didestrivikasikan dalam : n , dan %.
Hubungan antara metode pembiayaan, pendidikan ibu, dan pendapatan
keluarga dengan penggunaan pelayanan kesehatan profesional, di analisis
serentak dalam model multivariat, yaitu analisis regresi logistik ganda tujuan
dari analisis multivariat : untuk meng ektimasi antara variabel yang diteliti
dengan mengontrol pengaruh faktor perancu persamaan sebagai berikut :
1n
P
a x b1 X1 + b 2 X2
1-p
p = Penggunaan Pelayanan Persalinan Tenaga Kesehatan Profesional.
1-p = Penggunaan Pelayanan Persalinan Tenaga Kesehatan Tidak
Profesional.
x1 = Status Pembiayaan (0.Membayar pribadi)
(1.BPJS)
x2 = Pendidikan Ibu (0.˂ SMA)
(1.≥ SMA)
x3 = Pendapatan Keluarga (0.˂ UMR)
(1.≥ UMR)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Kekuatan variabel yang diteliti ditujuk oleh Odds Ratio (OR) = exp (b)
Kemaknaan statistik dari Odds Ratio (OR) diuji dengan uji Wald hasilnya
ditujuk oleh p.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini menganalisis variabel yang mempengaruhi penggunaan
pelayanan persalinan yaitu tingkat pendidikan ibu dan pendapatan keluarga.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di Puskesmas
Sukamanah Kabupaten Bogor Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2014
didapatkan deskripsi data penelitian serta hasil penelitian sebagai berikut.\
1. Analisis Univariat
a. Gambaran responden berdasarkan pertolongan persalinan
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi pertolongan persalinan
Frekuensi Persentase
Paraji 25 43.9
Tenaga kesehatan 32 56.1
Total 57 100.0
Sumber : Data Primer, April 2014
Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa pertolongan persalinan
paling banyak masyarakat menggunakan tenaga kesehatan ada 32 orang
(56,1%), dan yang menggunakan paraji yaitu sebanyak 25 orang (43,9%).
b. Gambaran responden berdasarkan tingkat pendidikan ibu
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi tingkat pendidikan ibu
Pendidikan ibu Frekuensi Persentase
< SMA 49 86.0
> SMA 8 14.0
Total 57 100.0
Sumber : Data Primer, April 2014
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa tingkat pendidikan ibu paling
banyak adalah kurang dari SMA yaitu sebanyak 49 orang (86,0%), dan
yang tingkat pendidikan SMA ke atas ada 8 orang (14,0%).
c. Gambaran responden berdasarkan penghasilan
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi penghasilan
Penghasilan Frekuensi Persentase
<Rp. 2 000 000 24 42.1
>Rp. 2 000 000 33 57.9
Total 57 100.0
Sumber : Data Primer, April 2014
Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa penghasilan ibu paling
banyak adalah lebih dari Rp.2000.000 yaitu sebanyak 33 orang (57,9%),
dan yang penghasilan kurang dari Rp. 2.000.000 ada 24 orang (42,1%).
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dala penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan antara pendidikan ibu serta penghasilan dengan pertolongan
persalinan. Hasil analisis bivariat disajikan dalan tabel berikut.
Tabel 4.4 Hasil analisis bivariat hubungan antara pendidikan ibu dengan
pertolongan persalinan.
Variabel
Pertolongan Persalinan
Total
n (%) OR P
Paraji
n (%)
Tenaga
Kes
n (%)
Pendidikan < SMA 24 (42.1%) 25 (43.9%) 49 (86.0%) 6.72 0,057
> SMA 1(1.8%) 7 (12.3%) 8 (14.0%)
Total 25 (43.9%) 32 (56.1%) 57 (100.0%)
Sumber : Data Primer, April 2014
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa tingkat pendidikan ibu yang
kurang dari SMA ada 49 orang (86,0%), dengan yang pertolongan
persalinan mengunakan paraji ada 24 orang (42,1%) dan yang
mengunakan tenaga kesehatan ada 25 orang (43,9%). Sedangkan
pendidikan ibu yang SMA keatas ada 8 orang (14,0%), dengan yang
pertolongan persalinan mengunakan paraji ada 1 orang (1,8%) dan yang
mengunakan tenaga kesehatan ada 7 orang (12,3%). Berdasarkan hasil
tersebut diketahui bahwa tingkat pendidikan SMA keatas 6.720 kali lebih
cendrung pertolongan persalinan mengunakan tenaga kesehatan daripada
yang tingkat pendidikan kurang dari SMA. Nilai p = 0,057 (p >0,05)
artinya ada hubungan yang positif meskipun secara statistik tidak
signifikan antara tingkat pendidikan dengan pengguna pertolongan
persalinan.
Tabel 4.5 Hasil analisis bivariat hubungan antara penghasilan dengan
pertolongan persalinan
Variabel
Pertolongan persalinan
Total
n (%) OR P
Paraji
n (%)
Tenaga
Kes
n (%)
Penghasilann <Rp. 2 000 000 13 (22.8%) 11 (19.3%) 24 (42.1%) 2.07 0,181
>Rp. 2 000 000 12 (21.1%) 21 (36.8%) 33 (57.9%)
Total
25 (43.9%) 32 (56.1%) (100.0%)
Sumber : Data Primer, April 2014
Jumlah responden dengan pengahasilan kurang dari Rp.2.000.000
ada 24 orang (42,1%). Dengan pertolongan persalinan mengunakan Paraji
ada 13 orang (22,8%), dan mengunakan tenaga kesehatan ada 11 orang
(19,3%) dan untuk pendapatan yang Rp 2.000.000 keatas ada 33 orang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
(57,9%) dengan pertolongan persalinan yang menggunakan Paraji ada 12
orang (21,1%), dan pertolongan persalinan mengunakan tenaga kesehatan
ada 21 orang (36,8%). Diketahui bahwa responden dengan penghasilan
Rp 2.000.000 keatas 2,068 kali kecenderungan pertolongan persalinan
menggunakan tenaga kesehatan daripada yang penghasilan kurang dari
Rp.2.000.000. Nilai p = 0,181 (p >0,05) artinya ada hubungan yang
positif meskipun secara statistik tidak signifikan antara penghasilan
dengan penggunaan pertolongan persalinan.
3. Analisis Multivariat
Analisis multivariat dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh tingkat pendidikan ibu dan penghasilan terhadap penggunaan
pelayanan persalinan. Berikut ini adalah hasil uji regresi logistik pengaruh
tingkat pendidikan ibu dan penghasilan terhadap penggunaan pelayanan
persalinan,
Tabel 4.6. Hasil Analisis Regresi Logistik ganda hubungan antara
pendidikan ibu dan pengasilan keluarga dengan penggunaan
pelayanan persalinan tenaga kesehatan profesional.
Variabel b
CI 95% Nilai
P Odds
Ratio
Batas
Atas
Batas
Bawah
Pendidikan SMA 1.70 5.50 0.59 51.62 0.136
Penghasilan 2jt/bln 0.40 1.50 0.49 4.64 0.477
- N observasi 57
- 2 Log likelihood 73.43
Nagelkerke R Square 10,7 %
Sumber : Data Primer, April 2014
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Tabel 4.6 menunjukan hasil regresi logistik ganda terdapat
hubungan positif meskipun secara statistik tidak signifikan antara
pendidikan ibu dengan pelayanan persalina tenaga kesehatan profesional.
Nilai Odds Ratio untuk tingkat pendidikan adalah 5,50, yang
artinya bahwa tingkat pendidikan yang SMA keatas akan cendrung
menggunakan pelayanan persalinan tenaga kesehatan 5,5 kali lebih
banyak dibandingkan dengan yang tingkat pendidikan kurang dari SMA.
Dengan nilai 95%CI untuk Odds Ratio 0.59 - 51.62, yang artinya dalam
populasi ada kemungkinan pengaruh pendidikan SMA keatas akan
menggunakan pelayanan persalinan dari tenaga kesehatan sebesar rentang
0,59 – 51,62 kali lebih banyak dibandingkan dengan yang tingkat
pendidikan yang kurang dari SMA. Nilai p = 0,136.
Hasil regresi logistik ganda terdapat hubungan positif meskipun
secara statistik tidak signifikan antara penghasilan keluarga dengan
pelayanan persalinan tenaga kesehatan profesional. Nilai Odds Ratio
untuk pendapatan ibu adalah 1.504, yang artinya bahwa penghasilan Rp.
2.000.000 keatas akan menyebabkan terjadinya seseorang memilih
layanan persalinan mengunakan tenaga kesehatan 1.50 kali dibandingkan
dengan < Rp. 2.000.000. 95%CI untuk Odds Ratio adalah 0.49 - 4.64,
artinya dalam populasi ada kemungkinan ibu dengan penghasilan Rp.
2.000.000 keatas akan menggunakan pelayanan persalinan tenaga
kesehatan sebesar rentang 0.49 – 4.64 kali lebih banyak dibandingkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
dengan yang penghasilan kurang dari Rp. 2.000.000. Nilai p = 0,477
(p>0,05).
Nilai Nagelkerke R square 10,7% yang artinya variabilitas
variabel dependen (Penggunaan pelayanan persalinan) yang dapat
dijelaskan oleh variabilitas variabel independen (tingkat pendidikan dan
penghasilan) sebesar 10,7%. Sehingga 100%-10,7%=89,3% dipengaruhi
oleh variabel lain diluar model.
B. Pembahasan
1. Hubungan tingkat pendidikan ibu dengan pengunaan pelayanan
persalinan tenaga kesehatan profesional.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ada kecenderungan
bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan akan cenderung memilih
pelayanan persalinan mengunakan tenaga kesehatan, atau semakin rendah
tingkat pendidikan akan cenderung memilih pelayanan persalinan
mengunakan Paraji dan nilai signifikan pada 0,136 (p> 0,050) yang artinya
tidak ada pengaruh yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan
penggunaan pelayanan kesehatan. Diketahui bahwa nilai eksponen 5,500,
yang artinya bahwa tingkat pendidikan yang SMA keatas akan
menggunakan pelayanan persalinan 5,500 kali lebih banyak dibandingkan
dengan yang tingkat pendidikan kurang dari SMA.
Dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa tidak ada pengaruh
antara tingkat pendidikan dengan penggunaan layanan kesehatan. Hal ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
dikarenakan masih banyaknya tingkat pendidikan warga yang dibawah
SMA sehingga masih kentalnya pengaruh adat pada masyarakat dalam hal
ini penggunaan Paraji dalam persalinan. Diketahui bahwa salah satu
penyebab dari gangguan kesehatan adalah rendahnya pengetahuan ibu,
maka seorang ibu tidak mampu untuk memilih atau menentukan
pengambilan keputusan dalam memeriksakan kesehatan maupun
kehamilan untuk keluarga atau untuk dirinya sendiri (Muhilal, 1982).Latar
belakang pendidikan orang tua khususnya ibu rumah tangga merupakan
salah satu unsur penting dalam menentukan keadaan kesehatan anggota
keluarga.
Pada masyarakat dengan tingkat pendidikan yang rendah, yaitu
SMA ke bawah dalam memilih pelayanan kesehatan keluarga kurang
mampu untuk menentukan bagaimana dengan masalah kesehatannya
sendiri maupun kesehatan keluarganya, sedangkan pada masyarakat yang
pendidikan cukup yaitu SMA ke atas dapat menunjukkan permasalahan
kesehatannya dengan baik sesuai dengan keputusan kesehatan keluarga
baik sendiri maupun anggota keluarga kurang yang rendah (dalam
Kuriawati, 1998).
Dalam arti luas bahwa pendidikan mencatup seluruh hidup dan
segenap bentuk interaksi individu dengan lingkungannya baik secara
formal maupun non formal dalam rangka mewujudkan dirinya sesuai
dengan tahapan tugas perkembangan secara optimal. Tingkat pendidikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
seseorang mempengaruhi pengetahuannya semakin tinggi tingkat
pendidikannya, maka semakin tinggi pada tingkat pengetahuannya
Direktorat Bina Gizi Masyarakat dan BPS (dalam Kurniawati,
1998) menyatakan bahwa tingkat pendidikan dapat mempengaruhi sikap
dan perilaku ibu dalam menghadapi masalah-masalah kesehatan yang
timbul dalam keluarganya.Di beberapa desa, makanan yang bergizi
dijauhkan dari anak-anak, karena takut akan akibat yang akan ditimbulkan
dari makanan tersebut. Di sebuah desa nelayan yang konsumsi ikan di
kala-ngan orang tuanya tinggi, anak-anak dicegah untuk makan ikan,
karena orang tua kawatir anaknya akan cacingan (Muhilal, 1982).
Dalam penelitian ini tidak ada pengaruh yang signifikan antara
tingkat pendidikan dengan penggunaan layanan persalinan hal ini
dikarenakan masih kentalnya adat dan kurangnya informasi tentang
persalinan yang aman dengan menggunakan petugas kesehatan.
2. Hubungan penghasilan ibu dengan pengunaan pelayanan persalinan
tenaga kesehatan profesional.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ada kecenderungan
bahwa semakin tinggi penghasilan maka akan cederung mengunakan
petugas kesehatan dalam layanan persalinan atau semakin sedikit
penghasilan akan cenderung mengunakan Paraji dalam layanan persalinan.
Nilai signifikan pada 0,447 (p>0,05) yang artinya tidak ada pengaruh yang
signifikan antara penghasilan dengan penggunaan layanan persalinan.
Diketahui bahwa nilai eksponen 1.504, yang artinya bahwa penghasilan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
keluarga Rp. 2.000.000 keatas akan menyebabkan terjadinya seseorang
memilih layanan persalinan mengunakan tenaga kesehatan 1.504 kali
dibandingkan dengan penghasilan keluarga kurang dari Rp. 2.000.000.
Dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa tidak ada pengaruh
yang signifikan antara pendapatan keluarga dengan penggunaan layanan
persalinan. Akan tetapi dalam tabulasi silang diketahui ada kecenderungan
seseorang dengan penghasilan yang tinggi akan cenderung menggunakan
tenaga kesehatan profesional.
Di negara maju maupun berkembang, tingkat sosial ekonomi
berhubungan secara negatif berarti semakin tinggi tingkat sosial ekonomi
semakin rendah tingkat kematian bayi dan anak. Beberapa penelitian
mengenai masalah ini menunjukkan rendahnya tingkat pengetahuan dan
kesadaran akan masalah kesehatan, rendahnya pengetahuan pencegahan
penyakit dan kesukaran memperoleh pelayanan kesehatan pada
masyarakat golongan ekonomi dan sosial rendah/lemah. Widiyanti (1987)
mengemukakan bahwa kegagalan untuk memenuhi kebutuhan dasar dalam
gizi, pendidikan dan kesehatan, menurunkan produktivitas. Pemenuhan
kebutuhan dasar yang lebih baik dapat memecahkan lingkaran setan dari
kemiskinan, yaitu kekurangan gizi, keadaan buta huruf dan penyakit yang
menyebabkan rendahnya produktivitas tersebut. Pendapatan rendah
menjadi sebab kekurangan gizi, keadaan buta huruf dan penyakit. (Munir
dan Tjiptoherijanto, 1981).
.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 57 ibu di Puskesmas
Sukamanah Kabupaten Bogor pada bulan April 2014 maka dapat disimpulkan
1. Terdapat hubungan yang positif meskipun secara statistik tidak signifikan
antara pendidikan ibu dengan penggunaan pelayanan persalinan tenaga
kesehatan profesional(OR = 5,50 ; CI 95% = 0,59 hingga 51,62 ; p =
0,139).
2. Terdapat hubungan yang positif meskipun secara statistik tidak signifikan
antara penghasilan keluarga dengan penggunaan pelayanan persalinan
tenaga kesehatan profesional (OR = 1,50; CI 95% ; 0,49 hingga 4,64 ; p
= 0,477)
3. Terdapat hubungan yang positif meskipun secara statistik tidak siginifikan
antara pendidikan ibu dan pendapatan keluarga dengan penggunaan
pelayanan persalinan tenaga kesehatan profesional.
B. Implikasi
1. Implikasi teoritis
Dalam penggunaan pelayanan persalinan dipengaruhi oleh
beberapa variabel, dimana dalam penelitian ini terdapat hubungan positif
antara faktor pendidikan dan faktor penghasilan meskipun secara statistik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
tidak signifikan antara pendidikan dan penghasilan keluarga dengan
penggunaan layanan persalinan tenaga kesehatan propesional. Hal ini
dimungkinkan karena keterbatasan data. Guna mendapatkan hasil
penelitian yang baik maka diharapkan untuk menambah sample penelitian.
2. Implikasi praktis
Perlunya petugas kesehatan untuk memberikan penyuluhan kepada
masyarakat tentang pertolongan persalinan yang aman dan mengurangi
resiko ketika melahirkan.
C. Saran
1. Bagi Masyarakat
Diharapkan masyarakat memahami setiap wawasan atau pengetahuan yang
diberikan oleh tenaga kesehatan terutama mengenai resiko persalinan yang
ditolong oleh tenaga non medis, sehingga masyarakat mengerti bagaimana
menjaga keselamatan ibu dan bayi dengan bersalin ditenaga kesehatan.
Serta Masyarakat disarankan untuk berkonsultasi dengan petugas
kesehatan agar dapat mengurangi resiko saat melahirkan.
2. Bagi petugas kesehatan
Meningkatkan peran bidan pada fungsi sebagai pelaksana kebidanan lebih
meningkatkan kemampuan serta keterampilan yang dimiliki. Dan
Diharapkan untuk lebih giat lagi mengadakan pelatihan dan pembinaan
paraji dan menciptakan hubungan baik antara petugas kesehatan dengan
paraji.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
3. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan untuk menambah jumlah sample penelitian dengan
memperluas jangkauan penelitian guna mendapatkan hasil yang lebih baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR PUSTAKA
Aprillia, Y., Rencana Melahirkan di Rumah, diakses 2 Januari 2014,
http://www.bidankita.com
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia, 2010. Riset Kesehatan Dasar 2010, Jakarta
Buitendijk, SE., Anthony, S., Pal-de Bruin van der, KM., Offerhaus PM. The
Trend in Home Births in the Netherlands, 1995– 2000 [submitted for
publication].
___________________, 2005, Maternal Factors and the Probability of a Planned
Home Birth, an International Journal of Obstetrics and Gynaecology,
Vol.112, 748-753.
Chamberlain, G., 2012, ABC Asuhan Persalinan, Jakarta : penerbit buku
kedokteran EGC.
Cholida, D., 2006, Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ibu Melahirkan Selain Di
Tenaga Kesehatan Di Wilayah Kerja Puskesmas Silo Kabupaten Jember.
Danuatmaja, B., Meiliasari, M., 2008, Persalinan Normal Tanpa Rasa Sakit,
Jakarta : Penerbit Puspa Swara
Dinas Kota sukabumi, 2012. Profil Kesehatan Kabupaten Sukabumi. Sukabumi
Dinkes Jabar, 2012. Profil Kesehatan Jawa Barat. Pusat Data dan Informasi,
Kemkes RI
Dwilaksono, A., Hidayati, E.,2008. Upaya Peningkatan Persalinan Tenaga
Kesehatan Berdasarkan Analisis Need dan Deman, Jurnal Administrasi
Kebijakan Kesehatan, Volume 6, No.1, 56-63.
Eryando, Tris., 2006, Aksesibilitas Kesehatan Maternal Di Kabupaten
Tenggerang, Makara, Kesehatan, Vol. 11, No.2, Desember 2007: 76-83.
Hasil RISKESDAS 2013., Terkait Kesehatan Ibu, diakses 17 desember 2013
http://www.kesehatanibu.depkes.go.id/archives/678
HÖGBERG, U. (2008), Homebirths in a modern setting – a cautionary tale. Acta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Obstetricia et Gynecologica Scandinavica (Media Elektronik), diakses 4
Januari 2014. http://onlinelibrary.wiley.com
Jekti, Pangerti Rabea., Mutiatikum, D., 2011, Hubungan Antara Kepatuhan Ante
Natal Care Dengan Pemilihan Penolong Persalinan, Jurnal Kesehatan
Reproduksi Vol. 1 No 2, April 2011:84-91
JNPK-KR., 2007, Asuhan Persalinan Normal, Jakarta : Jaringan Nasional
Pelatihan
Juknis BPJS . 2012. Petunjuk Teknis Pelaksanaan BPJS . Available online:
http://www.depkes.ri.com
Klinik-Kesehatan Reproduksi, Perkumpulan Obstetri Ginekologi Indonesia
(JNPK-KR/POGI), dan JHPIEGO Corporation.
Kasjono, HS., Yasril., 2009, Teknik Sampling untuk Penelitian Kesehatan,
Yogyakarta : Graha Ilmu.
Kusumandari, W., 2010, Bidan Sebuah Pendekatan Midwifery of Knowledge,
Jakarta, Penerbit : Medical Book.
Kusumawati, Y., 2006, Faktor-Faktor Resiko yang Berpengaruh Terhadap
Persalinan dengan Tindakan (Studi Kasus di RS Dr. Mowardi Surakarta),
Tesis diterbitkan Semarang : Program Pasca sarjana Universitas
Diponegoro.
Manueke, L., 2005, Hubungan Kemampuan Membayar Keluarga Dengan
Pemanfaatan Penolong Persalinan di Indonesia (Analisis Data Susenas
Kor 2001), Tesis S-2, Program Pascasarjana UGM, Yogyakarta.
Mubarak, WI., 2012, Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsep dan Aplikasi dalam
Kebidanan, Jakarta : Salemba medika
Mukti A.G., Moertjahjo, Sistem Jaminan Kesehatan : Konsep Desentralisasi
Terintegrasi, PT KHM, Yogyakarta 2008
Notoatmodjo, S., 2010, Promosi kesehatan Teori dan Aplikasi, Jakarta : Rineka
Cipta.
_______________, 2010, Metodologi Penelitian kesehatan, Jakarta : Rineka
Cipta.
Nurhayati., Aprina.,Anita Bustani., 2012, Konsep Kebidanan, Jakarta : Salemba
Medika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Nurman, A., Martini, A., Merumuskan Skema Penyediaan Jaminan Pelayanan
Kesehatan yang Sesuai untuk Daerah, Perkumpulan Inisiatif, Bandung 2008
Prasetyawati, EA., 2012. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Dalam Millenium
Development Goals (MDGs). Yogyakarta : Nuha Medika.
Prawirohardjo, S., 2005, Bunga Rampai Obstetri dan Ginekologi Sosial, Jakarta,
Penerbit : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan bina pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Puskesmas Pelabuhan Ratu 2013., Meningkatnya Kematian Ibu. Sukabumi.
Diakses 26 Oktober 2013
________________, 2005, Ilmu Kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawiroharjo.
Riduwan., 2010, Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, Bandung
Alfabeta
Riyanto, A., 2012, Penerapan Analisis Multivariat Dalam Penelitian Kesehatan,
Yogyakarta : Nuha Medika.
Rohani, Saswita, R., Marisah, 2011, Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan,
Jakarta : Salemba medika.
Rohmah, N., 2010. Pendidikan Pernatal, Jakarta : Gramata Publishing
Rukiyah, AY., Yulianti, L., 2011. Konsep Kebidanan, Jakarta : Trans Info Media
Rukiyah, AY., Yulianti, L., Maemunah., dan Susilawati, L., 2009. Asuhan
Kebidanan II (Persalinan), Jakarta : Trans Info Media.
Sari, TW., Agusbybana, F., dan Dharmawan, Y., 2010, Analisis Spasial Pemilihan
Tempat Pertolongan Persalinan di Kelurahan Sendangmulyo Semarang,
jurnal Kesehatan Reproduksi, Vol.1 No.3, Agustus 2011: 113-124.
Sarwono, Solita., 2012, Sosiologi Kesehatan, Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press
Sodikin, 2009, Determinan Perilaku Suami yang Mempengaruhi Pilihan penolong
Persalinan Bagi Istri, Berita Kedokteran Masyarakat Vol.25, No.1, Maret
2009.
Supranto, J., 2010, Analisis Multivariat Arti dan Interpretasi, Jakarta : Rineka
Cipta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
http://pkm-palratu.blogspot.com/2013/10/meningkatnya-kematian-ibu.html
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user