hubungan pembangunan infrastruktur jalan terhadap perkembangan sektor minyak dan gas di kalimantan...

11
HUBUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JALAN TERHADAP PERKEMBANGAN SEKTOR MINYAK DAN GAS DI KALIMANTAN TIMUR Ajisakti Prasojo 2011110029 M.Arief Dwi Utama 2011110053 Kamila Ayu Rizkia 2011110059 Abstrak Kalimantan Timur merupakan salah satu Provinsi di Indonesia yang memiliki potensi sumber daya alam yang sangat melimpah. Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa penopang utama perekonomian untuk Kalimantan adalah sektor minyak dan gas. Sektor tersebut merupakan sektor yang dapat menyumbangkan devisa begitu besar untuk Indonesia. Namun, potensi sumber daya alam yang dimiliki Kalimantan Timur tersebut masih belum optimal dikarenakan beberapa permasalahan, salah satunya adalah masalah infrastruktur. Adanya pembangunan infrastruktur jalan di Kalimantan Timur diharapkan berpotensi meningkatkan sektor minyak dan gas yang telah menjadi sektor unggulan dan berkontribusi besar terhadap PDRB Kalimantan Timur maupun GDP Indonesia. Dibangunnya infrastruktur jalan akan mempermudah distribusi barang dan mengakibatkan multiplier effect serta trickle down effect untuk wilayah disekitarnya. 1. Pendahuluan Provinsi Kalimantan Timur merupakan salah satu Provinsi terluas yang memiliki potensi sumber daya alam yang sangat melimpah. Kalimantan

Upload: muhammad-arief-dwi-utama

Post on 25-Nov-2015

118 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

HUBUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JALAN TERHADAP PERKEMBANGAN SEKTOR MINYAK DAN GAS DI KALIMANTAN TIMURAjisakti Prasojo2011110029M.Arief Dwi Utama2011110053Kamila Ayu Rizkia2011110059

AbstrakKalimantan Timur merupakan salah satu Provinsi di Indonesia yang memiliki potensi sumber daya alam yang sangat melimpah. Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa penopang utama perekonomian untuk Kalimantan adalah sektor minyak dan gas. Sektor tersebut merupakan sektor yang dapat menyumbangkan devisa begitu besar untuk Indonesia. Namun, potensi sumber daya alam yang dimiliki Kalimantan Timur tersebut masih belum optimal dikarenakan beberapa permasalahan, salah satunya adalah masalah infrastruktur. Adanya pembangunan infrastruktur jalan di Kalimantan Timur diharapkan berpotensi meningkatkan sektor minyak dan gas yang telah menjadi sektor unggulan dan berkontribusi besar terhadap PDRB Kalimantan Timur maupun GDP Indonesia. Dibangunnya infrastruktur jalan akan mempermudah distribusi barang dan mengakibatkan multiplier effect serta trickle down effect untuk wilayah disekitarnya.

1. PendahuluanProvinsi Kalimantan Timur merupakan salah satu Provinsi terluas yang memiliki potensi sumber daya alam yang sangat melimpah. Kalimantan Timur juga telah menjadi andalan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi daerah maupun ekonomi nasional. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa penopang utama perekonomian Kalimantan adalah sektor migas dan pertambangan yang berkontribusi sekitar 50 persen dari total PDRB Kalimantan. Sektor minyak bumi dan gas hingga batu bara telah mampu menyumbangkan devisa yang luar biasa bagi Indonesia.

Namun, terdapat beberapa kendala terkait dengan pengembangan perekonomian yang dihadapi oleh Koridor Ekonomi Kalimantan, salah satunya adalah masalah kesenjangan antara infrastruktur pelayanan dasar yang tersedia dengan yang dibutuhkan. Infrastruktur dasar yang dimaksud mencakup infrastruktur fisik seperti jalan, kelistrikan, akses air bersih, dan lain-lain; dan non-fisik (sosial) seperti pendidikan dan layanan kesehatan.

Infrastruktur merupakan sarana yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi suatu wilayah termasuk Provinsi Kalimantan Timur. Tanpa adanya infrastruktur yang memadai maka kegiatan ekonomi di Kalimantan Timur akan terhambat. Infrastruktur jalan di Indonesia memiliki peran yang vital dan merupakan salah satu faktor yang memberikan pengaruh positif bagi pembangunan ekonomi yang dapat meningkatkan daya saing ekonomi daerah dalam perekonomian nasional dan meningkatkan daya saing ekonomi nasional terhadap perekonomian internasional. Pembangunan infrastruktur jalan juga memperlancar distribusi barang dan jasa (Muljono et al., 2013). Maka dari itu, makalah ini akan membahas mengenai perkembangan infrastruktur jalan yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui sektor minyak dan gas yang merupakan potensi terbesar dari Kalimantan Timur.

2. Analisis Masalah

Sektor minyak dan gas di Kalimantan Timur merupakan sektor unggulan yang menyumbangkan devisa sangat besar untuk Indonesia. Seperti gambar di bawah ini yang menunjukkan kontribusi minyak dan gas terhadap PDRB Kalimantan Timur.

Gambar 1.1

Sumber: Badan Pusat Statistik

Data yang didapat dari Badan Pusat Statitstik (BPS) mengenai kontribusi minyak dan gas di Kalimantan tahun 1994-2008 di atas menyatakan bahwa terjadi peningkatan di setiap tahunnya walaupun fluktuatif. Pada tahun 2008, kontribusi sektor minyak dan gas sebesar 35,66% dan rata-rata kontribusi sektor minyak dan gas lebih dari 20% untuk PDRB. Dengan besarnya kontribusi tersebut, sektor minyak dan gas berpotensi menjadi sektor unggul yang dimiliki provinsi-provinsi yang ada di Kalimantan, terutama Kalimantan Timur. Daerah-daerah yang berada di Kalimantan Timur rata-rata bergerak pada sektor minyak dan gas seperti di Kota Balikpapan dan Kota Bontang.

Potensi yang dimiliki oleh Kalimantan Timur tentu perlu didukung oleh sarana prasana yang memadai agar dapat meningkatkan efisiensi, salah satunya adalah infrastruktur jalan raya yang merupakan akses antar wilayah di Kalimantan. Wilayah Kalimantan yang begitu besar dengan kegiatan ekonominya di sektor minyak dan gas, tidak sebanding dengan infrastruktur yang tersedia. Padahal tempat pengeboran kilang minyak mempunyai jarak yang rata-rata jauh dari pemukiman. Akses jalan raya yang baik seharusnya dapat mempercepat distribusi agar dapat mengikuti roda pereknomian yang semakin cepat.

Tabel 1.1

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Kimpraswil Provinsi Kalimantan Timur

Realita yang ada menunjukkan bahwa kondisi infrastruktur jalan raya di Kalimantan masih memerlukan perhatian dari pemerintah. Menurut Dirjen Perimbangan Keungan (n,d), kondisi yang terdapat di Kalimantan Timur diketahui jalan raya sepanjang 2570,99 km atau 24,41% dari 10,533,84 km sudah diaspal sedangkan sisanya masih belum di aspal. Di era modern yang begitu cepat menuntut pelaku kegiatan ekonomi untuk bergerak cepat pula. Jika kegiatan perminyakan dan gas terpusat di Kalimantan Timur, seharusnya Kalimantan bagian lainnya mengembangkan wilayahnya terutama dalam hal akses jalan raya. Data menyebutkan Kota Balikpapan di Kalimantan Timur yang mempunyai sebagian besar jalannya sudah beraspal sekitar 51 %.

Contoh kondisi jalan di Kabupaten Kutai Timur, infrastruktur jalan raya yang mengalami kerusakan sepanjang 143,61 km. Data tersebut melebih infrastruktur jalan raya dalam kondisi baik yaitu sepanjang 59,39 km. Permukaan jalan yang sudah beraspal di Kabupaten Kutai Timur hanya 44 km, jika dibandingkan dengan wilayah Kabupaten/Kota lainnya masih terdapat ketimpangan.

Tabel di atas (1.1) memperlihatkan bahwa ketimpangan masih ada pada wilayah-wilayah di daerah Kalimantan Timur, sehingga jalur distribusi untuk faktor produksi tidak efisien. Jika distribusi terhambat, maka akan menghambat juga distribusi untuk sektor minyak dan gas, sedangkan sektor minyak dan gas merupakan sektor unggul bagi perekonomian Kalimantan Timur. Tidak hanya kekurangan infrastruktur jalan raya, wilayah-wilayah yang berada di daerah Kalimantan juga minim infrastruktur listrik.

Berikut ini merupakan tabel panjang jalan Kabupaten/Kota menurut jenis permukaan dan kondisi jalan (000 km) tahun 2010.

Tabel 1.2

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Kimpraswil Provinsi Kalimantan Timur

Dari data-data diatas, jika infrastruktur jalan raya di wilayah Kalimantan Timur dibenahi maka akan semakin banyak jalan raya penghubung provinsi dan kota di Kalimantan Timur dengan kualitas baik sehingga kegiatan ekonomi akan lebih efisien, karena distribusi faktor produksi di wilayah Kalimantan Timur tidak terhambat. Jika infrastruktur jalan raya dapat dibenahi maka akan berpengaruh juga kepada sektor minyak dan gas, karena jalan raya merupakan faktor pendukung dari perkembangan industri-industri sektor minyak dan gas. Dengan adanya infrastruktur jalan raya yang baik maka akan meningkatkan kontribusi sektor minyak dan gas, karena sektor minyak dan gas merupakan sektor yang sangat potensial terhadap komponen yang ada dalam PDRB.Adanya perbaikan infrastruktur seperti perbaikan jalan raya juga akan memicu peningkatan dari sektor lain yang akan berkembang sehingga akan terjadi multiplier effect. Multiplier effect dapat memicu sektor lain untuk lebih berkembang melalui keterkaitan ke belakang (backward linkage) dengan memasok kebutuhan bahan baku yang diperlukan industri manufaktur serta keterkaitan ke depan (forward linkage) dengan menyerap hasil produksi industri manufaktur untuk kebutuhan produksi dan konsumsi (Ardianta & Purwoto, 2009).

Pendapatan daerah Kalimantan Timur masih sangat bergantung pada sektor minyak dan gas. Adanya potensi sumber daya alam seperti minyak dan gas tersebut dapat membuat daerah sekitar Kalimantan Timur menjadi tempat pertumbuhan ekonomi di wilayahnya, karena minyak dan gas merupakan sumber daya alam yang memiliki nilai jual tinggi dan menjadi konsumsi barang primer bagi masyarakat. Sumber minyak dan gas akan dikelola oleh suatu perusahaan yang nantinya membutuhkan tenaga kerja yang sangat banyak. Dalam pengelolaan minyak dan gas sangat membutuhkan tenaga kerja yang ahli dalam bidang tersebut, sehingga untuk meningkatkan produktivitas bagi tenaga ahli tersebut dibutuhkan sarana dan prasarana seperti tempat hiburan, hotel, restoran, dan lain sebagainya sehingga jika infrastruktur jalan raya kualitasnya tidak baik maka akan menghambat distribusi untuk input faktor produksi dari sektor-sektor lain yang dapat mendukung sektor minyak dan gas. Selain itu yang utama, jika infrastruktur jalan raya kualitasnya tidak baik maka akan menghambat distribusi dan efisiensi dari sektor minyak dan gas, sehingga kontribusi sektor minyak dan gas tidak maksimal.

Adanya perbaikan infrastruktur jalan raya maka akan memudahkan distribusi barang yang akan masuk ke wilayah tempat sumber minyak dan gas sehingga kegiatan ekonomi di wilayah tersebut dapat berkembang. Lalu hal yang tak kalah penting adalah dengan kondisi jalan raya yang baik maka akan memudahkan distribusi minyak dan gas dan distribusi dapat dilakukan secara merata. Jika hal tersebut dapat dilakukan secara keberlanjutan maka akan berpotensi meningkatkan kontribusi minyak dan gas terhadap PDRB, sehingga akan meningkatkan PDRB Kalimantan Timur. Dengan tumbuhnya sektor migas tersebut maka akan memunculkan trickle down effect, dimana efek tersebut muncul karena adanya rembesan pertumbuhan dari sektor minyak dan gas yang berdampak kepada wilayah-wilayah sekitarnya. Misalnya, dengan adanya pertumbuhan dari beberapa sektor tersebut maka industri-industri yang ada akan melakukan ekspansi sehingga akan banyak menyerap tenaga kerja. Dengan menyerapnya tenaga kerja, maka akan meningkatkan daya beli dari masyarakat yang tinggal disekitar daerah tersebut, sehingga akan menciptakan pusat-pusat ekonomi baru yang ada disekitar wilayah sumber minyak dan gas.

Dari penelitian yang dilakukan Ardianta & Purwoto (2009) menunjukkan bahwa investasi jalan di Jawa secara total memberikan dampak terbesar terhadap pengembangan ekonomi. Lebih jauh, analisis memperlihatkan masing-masing jenis investasi penanganan jalan mempunyai pengaruh berbeda-beda terhadap perekonomian wilayah pada wilayah yang berbeda.

Untuk meningkatkan potensi yang ada, seharusnya pemerintah tahu celah mana yang dapat dibenahi sehingga dapat mendukung sektor-sektor yang berpotensi untuk dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di wilayahnya. Misalnya jalan raya yang harus diperbaiki agar kegiatan ekonomi dapat berjalan lebih efisien, karena jalan raya merupakan infrastruktur yang paling dasar dan paling berpengaruh terhadap keberlanjutan suatu wilayah.

3. Simpulan

Kebijakan wilayah yang dapat dilakukan oleh pemerintah dearah Kalimantan, perlu memperhatikan empat aspek utama dalam hal pembangunan. Diketahui jika Kalimantan terbagi wilayahnya menjadi 5 wilayah dan kegiatan ekonomi dalam sektor perminyakan dan gas memang lebih fokus di Kalimantan Timur. Wilayah Kalimantan lainnya seharusnya mempunyai kondisi yang serupa. Empat aspek utama itu adalah yang pertama Homogeneous Region. Aspek ini berbicara kesamaan kondisi, permasalahan, dan potensi umum daerah. Kedua adalah wilayah yang dinamakan Nodal Region. Aspek kedua ini menyatakan keterkaitan yang erat antara daerah-daerah yang tergabung dalam wilayah pembangunan yang bersangkutan, pada kasus ini yaitu wilayah perminyakan dan gas. Berikutnya yang ketiga, Functional Region yaitu aspek yang menyatakan kesamaan karakteristik geografis antar daerah yang terdapat di Kalimantan yang tergabung dalam wilayah pembangunan sektor minyak dan gas. Lalu aspek yang keempat adalah Planning Region. Kalimantan mempunyai kesatuan wilayah administrasi pemerintahan antar provinsi, kabupaten dan kota yang tergabung dalam pembangunan minyak dan gas. Menurut Sjafrizal (2012), dalam praktiknya penetapan wilayah pembangunan dapat dilakukan berdasarkan gabungan dari empat aspek yang sebelumnya sudah dijelaskan.

Hal tersebut dilakukan untuk menjaga operasionalisasi dalam implementasi dari wilayah pembangunan tersebut sesuai dengan kewenangan yang dimiliki oleh Pemerintah Kalimantan dalam pengambilan kebijakan dan penyusunan perencanaan pembangunan. Kalimantan yang terbagi dari lima wilayah melalui empat aspek tersebut diharapkan dapat berbenah diri terutama dalam hal infrastruktur jalan raya. Guna mendukung sektor unggulan dari Kalimantan yaitu perminyakn dan gas. Jika didukung dengan infrastruktur yang baik, peningkatan yang sudah terjadi seharusnya dapat meningkat lebih pesat lagi dan juga akan meningkatkan kontribusi pada PDRB Kalimantan.

DAFTAR PUSTAKA

Bank Indonesia. (2014). [online] Retrieved from: http://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/kaltim/Documents/KajianEkonomiRegionalProvinsiKalimantanTimurTriwul.pdf [Accessed: 27 Mar 2014].Hengki Purwoto, S. 2009. KAJIAN DAMPAK INFRASTRUKTUR JALAN TERHADAP PEMBANGUNAN EKONOMI DAN PENGEMBANGAN WILAYAH.Kontras. (2014). [online] Retrieved from: http://://kontras.org/data/BAB%20III%20C%20Kalimantan%2092%20-%20117.pdf [Accessed: 27 Mar 2014].Muljono, S., Antameng. M., Sinaga. B. M. dan Daryanto. A. 2013. Dampak Pembangunan Jalan Terhadap Pendapatan Faktor Produksi Intra dan Inter Regional KBI-KTI. Jurnal Transportasi. 10. (2).Sjafirzal. 2012. Ekonomi Wilayah dan Perkotaan. PT. Raja Grafindo. Jakarta.