hubungan mutu pelayanan kesehatan dengan …repository.unjaya.ac.id/2255/2/kunik...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN DENGAN MINAT
KUNJUNGAN ULANG PASIEN DI PUSKESMAS CANGKRINGAN
SLEMAN
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan
Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
Disusun Oleh:
KUNIK AFIFAH
2213056
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
2017
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas
segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN
DENGAN MINAT KUNJUNGAN ULANG PASIEN DI PUSKESMAS
CANGKRINGAN SLEMAN”. Skripsi ini telah dapat diselesaikan atas
bimbingan, arahan, dan bantuan dari berbagai pihak, dan pada kesempatan ini
penulis ucapkan terima kasih kepada:
1. Kuswanto Hardjo, dr., M.Kes selaku Ketua Stikes A. yani Yogakarta.
2. Tetra Saktika Adinugraha, M.Kep.,Sp.Kep.,MB selaku Ketua Prodi Ilmu
Keperawatan Stikes A. yani Yogyakarta.
3. Ngatoiatu Rahmani, MNS selaku penguji skripsi yang telah memberikan
masukan dan saran bagi penulis dalam penyusunan skripsi.
4. Sujono Riyadi, S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku pembimbing yang dengan sabar
membimbing dan memotivasi dalam penyusunan skripsi.
5. Sugeng Budi Setyo Purnomo, ST selaku Kepala Puskesmas Cangkringan
Sleman yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan
penelitian.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semuanya,
besar harapan penulis semoga skripsi ini mendapat masukkan guna perbaikan.
Karena penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat
banyak kesalahan dan masih jauh dari sempurna.
Yogyakarta, Oktober 2017
Penulis
Kunik Afifah
v
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ii
PERNYATAAN iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR LAMPIRAN ix
INTISARI x
ABSTRACT xi
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penelitian 4
D. Manfaat Penelitian 5
E. Keaslian Penelitian 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8
A. Mutu Pelayanan Kesehatan 8
B. Minat Kunjungan Ulang 13
C. Puskesmas 18
D. Kerangka Teori 21
E. Kerangka Konsep 22
F. Hipotesis 22
BAB III METODE PENELITIAN 23
A. Rancangan Penelitian 23
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 23
C. Populasi dan Sampel 23
D. Variabel Penelitian 25
E. Definisi Operasional 25
vi
F. Alat dan Metode Pengumpulan Data 26
G. Validitas dan Reliabilitas 28
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data 28
I. Etika Penelitian 31
J. Pelaksanaan Penelitian 33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 35
A. Hasil 35
B. Pembahasan 40
C. Hambatan Penelitian 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 48
A. Kesimpulan 48
B. Saran 48
DAFTAR PUSTAKA 50
LAMPIRAN 56
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional 25
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Mutu Pelayanan Kesehatan 27
Tabel 3.3 Interpretasi Korelasi Koefisien Kontingensi 31
Tabel 4.1 Karakteristik Responden 36
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Mutu Pelayanan Kesehatan 38
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Minat Kunjungan Ulang 39
Tabel 4.4 Hubungan Mutu Pelayanan Kesehatan Dengan Minat
Kunjungan Ulang 39
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 2. Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 3. Surat Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 4. Surat Izin Studi Pendahuluan
Lampiran 5. Surat izin penelitian dari Kesbangpol Kab. Sleman
Lampiran 6. Surat izin penelitian dari BAPEDA Kab. Sleman
Lampiran 7. Keterangan Persetujuan Etik Penelitian
Lampiran 8. Karakteristik Responden
Lampiran 9. Kuesioner Mutu Pelayanan Kesehatan
Lampiran 10. Kuesioner Minat Kunjungan Ulang
Lampiran 11. Lampiran SPSS
Lampiran 12. Uji Validitas
Lampiran 13. Uji Reliabilitas
Lampiran 14. Tabulasi Data
Lampiran 15. Lembar Kegiatan Penyusunan Proposal
Lampiran 16. Lembar Bimbingan
x
HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN DENGAN MINAT
KUNJUNGAN ULANG PASIEN DI PUSKESMAS CANGKRINGAN
SLEMAN
INTISARI
Kunik Afifah1, Sujono Riyadi
2
Latar Belakang: Mutu pelayanan yang baik akan memberikan kepuasan pada
pelanggan yang akhirnya pelanggan akan memanfaatkan ulang dan
merekomendasikan pelayanan kesehatan tersebut pada orang disekitarnya.
Sehingga mempengaruhi dalam pengambilan keputusan pembelian ulang yang
nantinya akan mempengaruhi konsumen tentang pelayanan yang diberikan.
Pelayanan yang baik dan bermutu akan meningkatkan jumlah kunjungan yang
pada akhirnya akan meningkatkan jumlah pendapatan Puskesmas.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan mutu pelayanan
kesehatan dengan minat kunjungan ulang pasien di Puskesmas Cangkringan
Sleman.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif dengan desain penelitian
cross sectional dengan cara pengumpulan data menggunakan kuesioner. Jumlah
sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 75 responden dengan
teknik sampling yang digunakan adalah accidental sampling. Analisis statistik
menggunakan uji Koefisiensi Kontingensi dengan tingkat kepercayaan 95%
(α=0,05).
Hasil: hasil penelitian ini menunjukkan terdapat adanya hubungan antara mutu
pelayanan kesehatan dengan minat kunjungan ulang pasien di Puskesmas
Cangkringan Sleman dengan nilai p=0,031, r= 0,241.
Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara mutu pelayanan
kesehatan dengan minat kunjungan ulang yaitu semakin banyak pasien yang
berkunjung maka semakin baik pula mutu pelayanan Puskesmas Cangkringan
Sleman.
Kata Kunci: Mutu pelayanan Kesehatan, Minat Kunjungan Ulang, Puskesmas.1
1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
2 Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
xi
THE RELATIONSHIP OF THE QUALITY OF HEALTH SERVICE WITH
THE RE-VISIT INTENTION OF THE PATIENT AT THE HEALTH
CENTER CANGKRINGAN SLEMAN
ABSTRACT
Kunik Afifah1, Sujono Riyadi
2
Background: The quality of good service will give statisfaction to the customer
that eventually the customer will reuse and recommended the health service to the
people around. So the influence in the purchase decision making who will
influence consumers about the services provided. Good service and quality will
increase the number of visits that will ultimately increase the amount of revenue
the health center.
Purpose: This study aims to determine the relationship of the quality of health
services with the re-visit intention of the patient at the health center Cangkringan
Sleman.
Method: The research design was quantitative cross-sectional study design with
data collected using a questionnaire. The number of samples used in this study
were 75 respondents with the sampling technique use was accidental sampling.
Statistical analysis using contingency coefficient test with 95% confidence level
(α=0,05).
Result: The results of this study showed there was a relationship between the
quality of health services with the re-visit intention of the patient at the health
center Cangkringan Sleman with a value of p=0,031, r=0,241.
Conclusion: there is a significant relationship between the quality the quality of
health services with the re-visit intention that more and more patients who visit
the better the quality of service at the health center Cangkringan Sleman.
Keywords: Quality of health services, Re-visit intention, Health center.
2
1 Nursing of Student of Institute of Health Science Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
2 Lecturer of Nursing Department of Institute of Health Science Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, menjelaskan
bahwa kesehatan adalah keadaan setiap orang yang menunjukkan sehat baik
secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Undang-Undang Dasar 1945
pasal 28 H menyatakan bahwa setiap orang berhak mendapatkan pelayanan
kesehatan, maka setiap individu, keluarga dan masyarakat berhak memperoleh
perlindungan terhadap kesehatan. Perkembangan upaya kesehatan dalam Sistem
Kesehatan Nasional (SKN) tahun 2009 adalah bentuk dan cara penyelenggaraan
pembangunan kesehatan yang memadukan berbagai upaya bangsa Indonesia
dalam satu langkah guna menjamin tercapainya tujuan pembangunan dalam
rangka mewujudkan kesejahteraan rakyat sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Dasar 1945 (Depkes, 2009).
Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan Nomor 23 tahun 2009 menekankan
pentingnya upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan, khususnya ditingkat
Puskesmas. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan (Kemenkes) Nomor 128
tahun 2004, Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas sebagai Unit Pelaksana
Teknis Dinas (UPTD) yaitu unit organisasi yang diberikan kewenangan
kemandirian oleh Dinas Kesehatan Kabupaten untuk melaksanakan tugas-tugas
teknik operasional pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan. Di dalam
Puskesmas terdapat enam pokok upaya kesehatan yang wajib diselenggarakan
oleh setiap Puskesmas yang ada di wilayah Indonesia (Kemenkes, 2009).
Upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan yang diwujudkan dalam
suatu wadah pelayanan atau yang sering disebut dengan sarana atau pelayanan
kesehatan. Pelayanan kesehatan adalah tempat atau sarana yang sering digunakan
masyarakat untuk menyelenggarakan upaya kesehatan (Notoatmodjo S. , 2010).
Muninjaya (2004), menyatakan bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
di Indonesia mulai dikembangkan sejak direncanakannya Pembangunan Jangka
2
Panjang (PJP) yang pertama tahun 1971. Puskesmas adalah suatu unit pelayanan
kesehatan yang merupakan ujung tombak dalam bidang kesehatan dasar.
Pemerintah mengembangkan Puskesmas dengan tujuan untuk mendekatkan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang sebagian besar masyarakatnya
masih tinggal di daerah pedesaan. Puskesmas diharapkan memberikan pelayanan
kesehatan yang bermutu, memuaskan, sesuai dengan standart dan etika profesi (P.
Hanna Tombi, 2012). Program kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas
merupakan program program pokok (public helath essential) yang wajib
dilaksanakan oleh pemerintah untuk melindungi penduduknya. Adapun program
tersebut yaitu program kesehatan dasar (The Basic Six) dan program kesehatan
pemgembangan. Sedangkan program kesehatan pengembangan adalah program
lain yang sesuai kondisi, masalah dan kemampuan puskesmas setempat
(Alamsyah, 2011).
Mutu pelayanan yang baik akan memberikan kepuasan pada pelanggan yang
akhirnya pelanggan akan memanfaatkan ulang dan merekomendasikan pelayanan
kesehatan tersebut pada orang disekitarnya. Sehingga mempengaruhi pengambilan
keputusan pembelian ulang yang nantinya akan mempengaruhi konsumen tentang
pelayanan yang diberikan. Pelayanan yang baik dan bermutu akan meningkatkan
jumlah kunjungan yang pada akhirnya akan meningkatkan jumlah pendapatan
Puskesmas (Trimurthy, 2008).
Mabow (2009), menjelaskan pelayanan yang bermutu di Puskesmas berarti
memberikan pelayanan kepada pasien yang didasarkan pada standart kualitas
untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat, sehingga dapat
memperoleh kepuasan terhadap peningkatan kepercayaan pasien dan loyal
terhadap Puskesmas. Untuk mencapai pelayanan kesehatan yang bermutu dan
terjangkau perlu diselenggarakannya upaya pelayanan yang sesuai dengan
standart profesi yaitu tangible (bukti fisik), reliability (kehandalan),
responsiveness (daya tanggap), assurance (jaminan) dan emphaty (empati).
Karena minat perilaku konsumen membeli atau memakai jasa dari pemberi
jasa sangat dipengaruhi oleh pengalaman kepuasan terhadap pelayanan yang
diberikan sebelumnya. Setelah menerima jasa pelayanan kesehatan, pasien akan
3
membandingkan jasa yang diterima dengan jasa yang diharapkan. (Rustiyanto,
2010). Oleh sebab itu, terjadinya penurunan jumlah kunjungan lama menunjukkan
bahwa minat kunjungan pasien untuk melakukan kembali pelayanan puskesmas
juga menurun. Pelayanan tenaga medis, para medis, sarana dan prasarana juga
dapat meningkatkan kualitas pelayanan jika penggunanya dapat merasakan dan
berminat ulang menggunakan kembali pelayanan tersebut (Anggraini, 2012).
Hasil penelitian dari Trimurthy (2008), menunjukkan bahwa adanya
hubungan antara minat pemanfaatan ulang dengan mutu pelayanan yaitu tentang
kehandalan, ketanggapan, bukti langsung, jaminan dan empati dari pelayanan
yang diberikan oleh pelayanan kesehatan atau puskesmas. Pengguna jasa
pelayanan kesehatan di Puskesmas menuntut pelayanan berkualitas tidak hanya
menyangkut kesembuhan dari penyakit secara fisik akan tetapi juga menyangkut
kepuasan terhadap sikap, pengetahuan dan keterampilan petugas dalam
memberikan pelayanan serta tersedianya sarana dan prasarana yang memadahi
dan dapat memberikan kenyamanan. Dengan semakin meningkatnya kualitas
pelayanan maka fungsi pelayanan di puskesmas perlu ditingkatkan menjadi lebih
efektif dan efisien serta memberian kepuasan terhadap pasien dan masyarakat.
Fungsi puskesmas yang sangat berat dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat dihadapkan pada beberapa tantangan dalam hall sumberdaya manusia
dan peralatan kesehatan yang semakin canggih, namun harus tetap memberikan
pelayanan yang terbaik (Khusnawati, 2010).
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Sleman tahun 2015, Kabupaten
Sleman merupakan salah satu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta yang
mempunyai luas wilayah 574,82 Ha atau ± 18% dari luas wilayah Daerah
Istimewa Yogyakarta. Di Kabupaten Sleman sendiri terdiri dari 17 kecamatan
dengan 86 desa dan 1.212 dusun. Di masing-masing kecamatan terdapat satu
sampai tiga puskesmas induk, tergantung dari luas wilayah kecamatan dan
kepadatan penduduknya, sehingga Kabupaten Sleman terdapat 25 puskesmas
induk. Setiap puskesmas melayani masyarakat kurang lebih 30.000-50.000 jiwa.
Dari 25 puskesmas yang ada, lima diantaranya adalah puskesmas yang
mempunyai pelayanan rawat inap. Pada tahun 2014, Puskesmas Cangkringan
4
merupakan puskesmas yang paling sedikit jumlah kunjungan pasien diantara
puskesmas yang ada di daerah Sleman yaitu sebesar 19.520 jiwa. Sedangkan di
tahun 2015, Puskesmas Cangkringan terdapat kenaikan jumlah pasien yang
melakukan kunjungan yaitu sekitar 25.052 jiwa. Dan di tahun 2016 jumlah
kunjungan dalam satu tahun menurun yaitu sebanyak 20.438 jiwa.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan, Puskesmas
Cangkringan Sleman memiliki pelayanan kesehatan diantaranya poli umum, poli
gigi dan mulut, poli KB dan KIA, laboratorium, konsultasi psikologi dan
konsultasi gizi. Berdasarkan wawancara dari 15 responden yang melakukan
pengobatan di Puskesmas Cangkringan Sleman semuanya berminat untuk
melakukan kunjungan ulang ke Puskesmas Cangkringan Sleman. Namun ada
delapan dari 15 responden yang diwawancarai, mengeluhkan tentang pelayanan
yang diberikan oleh tenaga kesehatan Puskesmas Cangkringan Sleman salah
satunya disebabkan karena antrean untuk mendapatkan pelayanan dokter dan
waktu yang diperlukan untuk mendapatkan hasil laboratorium yang cukup lama.
Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan
mutu pelayanan kesehatan dengan minat kunjungan ulang pasien di Puskesmas
Cangkringan Sleman.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas,maka perumusan masalah
dengan penelitian ini adalah: Adakah Hubungan Mutu Pelayanan Kesehatan
dengan Minat Kunjungan Ulang Pasien Di Puskesmas Cangkringan Sleman?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui Hubungan Mutu Pelayanan Kesehatan dengan Minat Kunjungan
Ulang Pasien Di Puskesmas Cangkringan Sleman.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas Cangkringan
Sleman.
5
b. Mengetahui minat kunjungan ulang pasien di Puskesmas Cangkringan
Sleman.
c. Mengetahui hubungan mutu pelayanan kesehatan dengan minat
kunjungan ulang pasien di Puskesmas Cangkringan Sleman.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Dinas Kesehatan Sleman
a. Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan kepada dinas terkait
tentang mutu pelayanan Puskesmas sehingga lebih meningkatkan kualitas
pelayanan Puskesmas Cangkringan Sleman.
b. Hasil penelitian ini sebagai bahan evaluasi oleh Dinas kesehatan agar
meningkatkan mutu Pelayanan di Puskesmas Cangkringan Sleman.
2. Bagi Puskesmas
Hasil penelitian ini sebagai bahan masukan kepada Puskesmas untuk
memperbaiki dan meningkatkan kinerja Puskesmas Cangkringan Sleman.
3. Bagi Program Studi Keperawatan STIKES Jend. A Yani Yogyakarta
a. Terlaksananya salah satu upaya mengimplementasikan Tri Dharma
perguruan tinggi, akademik, penelitian dan pengabdian masyarakat.
b. Sebagai bahan untuk penelitian lanjutan oleh peneliti lain.
4. Bagi Peneliti
a. Menambah ilmu pengetahuan dan memperdalam pengalaman peneliti
terkait mutu pelayanan kesehatan dan minat kunjungan ulang di
Puskesmas Cangkringan Sleman.
b. Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi peneliti lain terkait mutu
pelayanan kesehatan dan minat kunjungan ulang pasien di Puskesmas
Cangkringan Sleman.
E. Keaslian Penelitian
1. Hamidiyah, Azizatul. (2013) melakukan penelitian dengan judul Hubungan
Persepsi Pasien tentang Kualitas Pelayanan dengan Minat Kunjungan Ulang
di Klinik Umum Rumah Sakit Bhineka Bakti Husada Kota Tanggerang Slatan
6
Tahun 2013. Dengan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross
sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling,
dengan jumlah sampel yang digunakan sebanyak 90 responden. Analisis data
menggunakan analisis univariat dengan distribusi frekuensi dan analisis
bivariate dengan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
hubungan variabel kehandalan (p = 0,000), daya tanggap (p = 0,000), bukti
fisik (p = 0,000), jaminan (p = 0,000), empati (p = 0,000) dengan minat
kunjungan ulang. Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada teknik
pengambilan sampel, besar sampel, populasi penelitian. Persamaan dengan
penelitian ini adalah desain penelitian, variabel bebas adalah mutu pelayanan
kesehatan dan variabel terikatnya adalah minat kunjungan ulang.
2. Halimatusa’diah (2015) melakukan penelitian dengan judul Hubungan
Persepsi Pasien terhadap Mutu Pelayanan dengan Minat Pemanfaatan Ulang
Rawat Jalan Umum di Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2015. Penelitian ini
menggunakan desain penelitan cross sectional dengan pendekatan kuantitatif
dan kualitatif. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
metode systematic random sampling dengan jumlah sampel yang digunakan
sebanyak 60 responden. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis univariat dan bivariate pada kuantitatif dan content analysis pada
kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat pasien untuk
melakukan kunjungan ulang pelayanan rawat jalan unum di Puskesmas
Ciputat Timur sebesar 81,7%. Persepsi pasien tentang pelayanan baik yaitu
53,3% kehandalan pelayanan, 60% daya tanggap pelayanan, 71,7% jaminan
pelayanan, 61,7% empati pelayanan dan 73,3% daya bukti langsung
pelayanan. Perbedaan dalam penelitian ini terletak pada pendekatan, teknik
pengambilan sampel, besar sampel, populasi penelitian. Persamaan dalam
penelitian ini adalah desain penelitian, variabel bebas yaitu mutu pelayanan
kesehatan dan variabel terikat yaitu minat kunjungan ulang.
3. Trimurthy, Iga (2008) melakukan penelitian dengan judul Analisis Hubungan
Persepsi Pasien Tentang Mutu Pelayanan dengan Minat Pemanfaatan Ulang
Pelayanan Rawat Jalan Puskesmas Pandanaran Kota Semarang. Penelitian ini
7
menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross
sectional. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
simple random sampling dengan jumlah sampel yang digunakan sebanyak
100 responden. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis
univariat dengan distribusi frekuensi dan analisis bivariate dengan uji chi-
square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat pemanfaatan ulang
pelayanan rawat jalan Puskesmas Pandanaran Kota Semarang adalah persepsi
tentang kehandalan (p = 0,001), daya tanggap (p = 0,000), jaminan (p =
0,000), empati (p = 0,000) dan bukti langsung pelayanan (p = 0,001).
Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada teknik pengambilan sampel dan
populasi, jumlah sampel. Persamaan dalam penelitian ini adalah desain
penelitian, pendekatan, variabel bebas yaitu mutu pelayanan dan variabel
terikat minat kunjungan ulang.
35
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Cangkringan yang merupakan
puskesmas yang berada di Kabupaten Sleman. Puskesmas Cangkringan ini
terletak di Jl. Raya Cangkringan, Dusun Argomulyo, Kecamatan
Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Puskesmas
Cangkringan merupakan salah satu Puskesmas di Kabupaten Sleman yang
terletak di lereng tenggara Gunung Merapi pada ketinggian 400 meter diatas
permukaan air laut dengan luas wilayah 47.999 ha. Dari Ibu kota Kabupaten
Sleman berjarak 17 km ke arah timur. Secara administrasi Puskesmas
Cangkringan terdiri dari 5 desa yaitu Argomulyo memiliki 22 dusun,
Glagaharjo memiliki 10 dusun, Kepuharjo memiliki 8 dusun, Wukirsari
memiliki 24 dusun, dan Umbulharjo memiliki 9 dusun. Dengan batas
wilayah sebelah utara yaitu Kecamatan Selo dan kawasan hutan merapi,
batas wilayah sebelah timur yaitu Kecamatan Manisrenggo dan Kabupaten
Klaten, batas wilayah sebelah barat yaitu Kecamatan Pakem, dan batas
wilayah sebelah selatan yaitu Kecamatan Ngemplak. Dengan jumlah
penduduk di wilayah Puskesmas Cangkringan adalah 28.237 jiwa, dengan
jumlah laki-laki 13.777 jiwa dan perempuan 14.460 jiwa.
Puskesmas Cangkringan Sleman memberikan pelayanan kesehatan
yaitu pelayanan rawat jalan. Terdapat enam pelayanan yang terdapat di
Puskesmas Cangkringan Sleman diantaranya poli umum, poli gigi dan
mulut, poli KB dan KIA, laboratorium, konsultasi gizi, dan konsultasi
psikologi. Di Puskesmas Cangkringan mempunyai tenaga pelayanan
kesehatan sebanyak 41 orang.
Adapun visi, misi, motto dari Puskesmas Cangkringan Sleman yaitu:
36
1. Visi, Misi, Motto
Visi
Terwujudnya pelayanan kesehatan yang bermutu menuju masyarakat
Sleman Sehat yang Mandiri,berdaya saing dan berkeadilan.
Misi
a. Menerapkan sistem Manajemen Mutu konsisten dan
berkesinambungan
b. Memberdayakan masyarakat untuk lebih mandiri dalam upaya
kesehatan
c. Mengembangkan sumber daya layanan yang memadahi
d. Membangun kerjasama lintas program dan sektor yang harmonis.
Motto
“SIAGA MERAPI”
SIA : Siap
GA : Tanggap
ME : Melayani
RA : Ramah
PI : Percaya Diri
2. Analisis Univariat
a. Karakteristik Responden
Penelitian ini menguji hubungan mutu pelayanan kesehatan
dengan minat kunjungan ulang pasien di Puskesmas Cangkringan
Sleman yang berjumlah 75 responden. Karakteristik pasien terdapat
dalam Tabel 4.1
Tabel 4.1 Karakteristik Responden di Puskesmas Cangkringan
Sleman
Karakteristik Responden Jumlah
(n)
Presentase
(%)
Umur
Remaja Awal (12-16 tahun) 1 1.3
Remaja Akhir (17-25 tahun) 9 12.0
37
Karakteristik Responden Jumlah
(n)
Presentase
(%)
Dewasa Awal (26-35 tahun) 16 21.3
Dewasa Akhir (36-45 tahun) 12 16.0
Lansia Awal (46-54 tahun) 20 26.7
Lansia Akhir (56-65 tahun) 7 9.3
Manula (>65 tahun) 10 13.3
Total 75 100%
Jenis Kelamin Laki-laki 27 36
Perempuan 48 64
Total 75 100%
Pendidikan Tidak Sekolah 1 1.3
SD 10 13.3
SMP 24 32
SMA 32 42.7
Perguruan Tinggi 8 10.7
Total 75 100%
Pekerjaan Petani 18 24
Buruh 4 5.3
Swasta 17 22.7
Pedagang 4 5.3
PNS 4 5.3
Ibu Rumah Tangga 22 29.3
Pelajar 6 8
Total 75 100%
Sumber : Data Primer Diolah, 2017
Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa presentase pasien
terbanyak berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 48 responden
(64%) dan 27 responden (36%) berjenis kelamin laki-laki , dengan
presentase umur terbanyak lansia awal sebanyak 20 responden
(26,7%) sedangkan presentase umur terendah terdapat satu responden
(1,3%) dengan remaja awal. Tingkat presentase pendidikan tertinggi
38
yaitu SMA sebanyak 32 responden (42,7%), sedangkan tingkat
pendidikan dengan presentase terendah terdapat satu responden
(1,3%) adalah tidak sekolah. Dan status pekerjaan Ibu Rumah Tangga
dengan presentase tertinggi yaitu sebanyak 22 responden (29,3%),
sedang jumlah presentase pekerjaan terendah sebanyak empat
responden (5,3%) dengan buruh, pedagang, dan PNS.
b. Gambaran Mutu Pelayanan Kesehatan
Gambaran mutu pelayanan kesehatan pasien di Puskesmas Cangkringan
Sleman disajikan dalam tabel 4.2.
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Mutu Pelayanan Kesehatan Pasien di
Puskesmas Cangkringan Sleman
Variabel Jumlah Presentase (%)
Sangat Baik 54 72.0
Baik 21 28.0
Kurang Baik 0 0
Tidak Baik 0 0
Total 75 100%
Sumber : Data Primer 2017
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa dari 75 responden,
menilai pelayanan kesehatan dari Puskesmas Cangkringan sangat baik
yaitu sebanyak 54 responden (72,0%). Sedangkan pasien yang
menyatakan mutu pelayanan kesehatan baik sebanyak 21 responden
(28,0%).
c. Gambaran Minat Kunjungan Ulang
Gambaran minat kunjungan ulang pasien di Puskesmas Cangkringan
Sleman disajikan dalam tabel 4.3.
39
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Minat Kunjungan Ulang Pasien di
Puskesmas Cangkringan Sleman
Variabel Jumlah Persentase (%)
Berminat 71 94.7
Tidak Berminat 4 5.3
Total 75 100%
Sumber : Data Primer 2017
Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa dari 75 responden,
sebanyak 71 responden (94,7%) berminat untuk kembali mendapatkan
pelayanan dari Puskesmas Cangkringan dan empat responden (5,3%)
tidak berminat untuk kembali mendapatkan pelayanan dari Puskesmas
Cangkringan Sleman.
3. Analisis Bivariat
Hubungan antara mutu pelayanan kesehatan dengan minat kunjungan
ulang pasien di Puskesmas Cangkringan Sleman menggunakan uji
Koefisiensi Kontingensi yang disajikan dalam tabel 4.4.
Tabel 4.4 Hubungan Mutu Pelayanan Kesehatan Dengan Minat
Kunjungan Ulang Pasien di Puskesmas Cangkringan Sleman
Mutu
Pelayanan
Kesehatan
Minat Kunjungan Ulang Total
r p Berminat Tidak Berminat
n % n % n %
Sangat Baik 53 70,7 1 1,3 54 72
0,241 0,031
Baik 18 24 3 4,0 21 28
Kurang
Baik
0 0 0 0 0 0
Tidak Baik 0 0 0 0 0 0
Total 71 94,7 4 5,3 75 100
Sumber : Data Primer 2017
Berdasarkan tabel 4.4 diketahui sebanyak 75 responden, terdapat 53
responden (70,7%) yang menyatakan mutu pelayanan kesehatan sangat baik
dan berminat melakukan kunjungan ulang, sedangkan responden yang
40
menyatakan mutu pelayanan kesehatan sangat baik dan tidak berminat
melakukan kunjungan ulang sebanyak satu responden (1,3%). Dan sebanyak
18 responden, (24%) menyatakan mutu pelayanan kesehatan baik dan
berminat untuk melakukan kunjungan ulang, sedangkan tiga responden
(4,0%) menyatakan mutu pelayanan kesehatan baik dan tidak berminat
untuk melakukan kunjungan ulang ke Puskesmas Cangkringan Sleman.
Hasil uji Koefisiensi Kontingensi diperoleh p = 0,031 (α<0,05) yang
berarti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara mutu pelayanan
kesehatan dengan minat kunjungan ulang pasien di Puskesmas Cangkringan
Sleman.
B. Pembahasan
1. Karakteristik Pasien di Puskesmas Cangkringan Sleman
Berdasarkan tabel 4.1 presentase responden yang menyatakan mutu
pelayanan kesehatan di Puskesmas Cangkringan Sleman yang berjenis
kelamin perempuan yaitu sebesar 48 responden (64%) dibandingkan dengan
yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 27 responden (36%). Sebagian
besar responden yang melakukan kunjungan ke Puskesmas Cangkringan
Sleman yaitu lansia awal dengan presentase sebanyak 20 responden (26,7%)
sedangkan presentase umur terendah sebanyak dengan satu responden
(1,3%) dengan remaja awal. Sebagian besar responden dengan presentase
tingkat pendidikan tertinggi yaitu SMA sebanyak 32 responden (42,7%),
dan presentase tingkat pendidikan terendah terdapat satu responden (1,3%)
dengan tidak sekolah. Dan status pekerjaan Ibu Rumah Tangga dengan
presentase tertinggi sebanyak 22 responden (29,3%) sedang jumlah
presentase pekerjaan terendah sebanyak empat responden (5,3%) dengan
buruh, pedagang, dan PNS.
Berdasarkan karakteristik umur, kelompok umur yang memanfaatkan
pelayanan kesehatan di Puskesmas Cangkringan Sleman dengan presentase
terbanyak adalah lansia awal dengan 20 responden (26,7%). Hasil ini
sejalan dengan penelitian Fatmawati (2010) dan Savitri (2011) bahwa tidak
41
ada perbedaan kejadian pemanfaatan pelayanan kesehatan antara responden
dengan umur tua dan responden dengan umur muda. Hasil penelitian ini
berbeda dalam penelitian Suriani et al (2004) bahwa pemanfaatan pelayanan
kesehatan juga dipengaruhi oleh umur yang merupakan faktor dari
masyarakat. Faktor umur terlihat berperan menentukan kesinambungan
pemanfaatan fasilitas kesehatan. Hasil ini hampir sama dengan penelitian
Kuswadji (1988) dalam Jurnal Kedokteran dan Farmasi yang memaparkan
bahwa semakin lanjut usia seseorang maka akan semakin banyak masalah
kesehatan yang akan dihadapinya, usia lanjut juga lebih banyak menghuni
rumah sakit dan menjadi pengunjung tetap di klinik-klinik kesehatan,
meskipun kelompok anak-anak ada juga yang memanfaatkan pelayanan
kesehatan tapi sebagian besar dimanfaatkan oleh kelompok usia lanjut.
Secara teoritis, umur merupakan suatu faktor yang sangat berpengaruh
terhadap pemanfaatan kesehatan. Semakin bertambahnya umur maka
semakin bertambah pula permintaanya terhadap pelayanan kesehatan
(Adam, 2008).
Berdasarkan karakteristik jenis kelamin, mayoritas responden yang
berkunjung ke Puskesmas Cangkringan Sleman adalah yang berjenis
kelamin perempuan yaitu sebanyak 48 responden (64%). Faktor jenis
kelamin merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap
pemanfaatan pelayanan kesehatan karena dilihat dari segi tingkat kerentanan
manusia yang bersumber dari jenis kelamin tersebut menjadikan tingkat
pemanfaatan pelayanan kesehatan juga berbeda pada masing-masing jenis
kelamin (Putra. 2010). Responden yang berjenis kelamin perempuan lebih
banyak memanfaatkan pelayanan kesehatan dibandingkan dengan responden
yang berjenis kelamin laki-laki, dikarenakan wanita lebih banyak memiliki
waktu di rumah sebagai ibu rumah tangga dibandingkan dengan laki-laki
yang harus bekerja di luar rumah sebagai kepala keluarga. Hal ini juga
dilihat karena wanita memiliki tingkat kekhawatiran yang lebih besar
dibandingkan laki-laki yang sedikit lebih tidak peduli, sehingga wanita lebih
memperhatikan kondisi kesehatan dengan pergi ke pelayanan kesehatan
42
(Puskesmas) apabila merasakan sakit. Penelitian ini sejalan dengan yang
dilakukan Supariani (2013), yang mengatakan bahwa tidak ada hubungan
yang bermakna antara jenis kelamin dengan pemanfaatan pelayanan
kesehatan gigi dan mulut. Walaupun variabel jenis kelamin tidak
mempunyai hubungan yang bermakna terhadap pemanfaatan pelayanan
kesehatan gigi dan mulut di rumah sakit namun responden yang berjenis
kelamin perempuan lebih banyak memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi
dan mulut di bandingkan dengan responden laki-laki.
Sebagaimanan diungkapkan oleh Rumegan, Umboh, dan Kandou
(2015), bahwa status pendidikan sangat erat kaitannya dengan kesadaran
dan pengetahuan seseorang, sehingga status pendidikan memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan. Biasanya
masyarakat yang berpendidikan rendah, kurang memiliki kesadaran dan
pengetahuan yang baik tentang manfaat pelayanan kesehatan. Tingkat
pendidikan responden yang sebagian besar berpendidikan menengah keatas
sangat berpengaruh terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku responden
tentang minat kunjungan pasien di Puskesmas Cangkringan Sleman. Hal ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan Yusniar (2012), menyatakan
bahwa ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan
pemanfaatan pelayanan Puskesmas Liu di Desa Bila Kecamatan
Sabbangparu Kabupaten Wajo karena nilai p=0,000.
Berdasarkan karakteristik pekerjaan, pekerjaan diartikan sebagai
sebuah aktivitas yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan
sebagai sarana unuk mendapatkan penghasilan sebagai imbalan atas
aktivitas yang telah dilakukan. Pekerjaan responden terbanyak adalah Ibu
Rumah Tangga dengan 22 responden (29,3%). Pekerjaan mempengaruhi
responden dalam mempresepsikan harapan dan kepuasan responden akan
minat kunjungan ulang dengan pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas
Cangkringan Sleman, dimana seorang pasien yang bekerja dengan tingkat
pendidikan menengah, berpengaruh terhadap wawasan dan pola
pemanfaatan pelayanan kesehatan dan mempengaruhi pengetahuan, sikap
43
dan perilaku responden terhadap kesehatan dan kebutuhan serta keinginan
akan pelayanan kesehatan yang bermutu. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian Anjaryani (2009), yang mengungkapkan bahwa tidak ada
hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan kepuasan pasien.
Sehingga dapat dikatakan bahwa responden yang bekerja maupun yang
tidak bekerja tidak berorientasi pada status pekerjaan, yang sama-sama
mengharapkan kualitas pelayanan kesehatan yang baik.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Febriana (2011), Hariastuti
(2003), dan Hayati (2002) yakni tidak ada hubungan yang bermakna antara
status pekerjaan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Sehingga ada
kecenderungan seseorang yang bekerja lebih aktif mencari pelayanan
kesehatan dibandingkan dengan yang tidak bekerja, disebabkan karena
disamping pengetahuannya yang lebih tinggi juga karena mereka lebih
mandiri secara ekonomi sehingga mereka mencari pelayanan yang lebih
lengkap juga akibat dari keterbatasan waktu yang dimilikinya untuk
memanfaatkan pelayanan kesehatan di puskesmas sehingga sebagian besar
mereka lebih memilih pusat pelayanan kesehatan lain yang buka sore atau di
luar jam kerja mereka.
2. Mutu Pelayanan Kesehatan pasien di Puskesmas Cangkringan Sleman
Berdasarkan Tabel 4.2 didapatkan hasil bahwa 75 responden,
sebanyak 54 responden menyatakan mutu pelayanan kesehatan sangat baik
(72,0%). Sebanyak 21 responden menyatakan mutu pelayanan baik (28,0%).
Dalam penelitian ini, penilaian mutu pelayanan kesehatan
menggunakan kuesioner yang berjumlah 35 pertanyaan yang terdiri dari
pertanyaan bukti fisik (tangibles), kehandalan (reliability), ketanggapan
(responsiveness), jaminan (assurance), dan empati (emphaty). Format yang
dipakai dalam kuesioner adalah format Skala Likert (Nursalam, 2013).
Hal ini didukung dengan pernyataan dari Tjiptono (2001) bahwa
adanya kepuasan pelanggan dapat memberikan beberapa manfaat
diantaranya hubungan antara perusahaan dan para pelanggannya menjadi
44
harmonis, memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang, dapat
mendorong terciptanya loyalitas pelanggan, membentuk suatu rekomendasi
dari mulut ke mulut (word of mouth) yang menguntungkan bagi
perusahaan, reputasi perusahaan menjadi baik di mata pelanggan.
Hasil penelitian penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Widyo Kunto (2004) yaitu ada hubungan yang bermakna
antara persepsi pasien terhadap mutu pelayanan kesehatan yang terdiri dari
bukti fisik (tangibles), kehandalan (reliability), ketanggapan
(responsiveness), jaminan (assurance), dan empati (emphaty) dengan minat
pemanfaatan ulang pelayanan rawat inap umum di RS Kusta Kelet Jepara.
Selain itu, penelitian dari IGA Trimurthy (2008) juga menunjukkan
hasil yang sama yaitu terdapat hubungan antara persepsi pasien terhadap
mutu pelayanan kesehatan yang terdiri dari bukti fisik (tangibles),
kehandalan (reliability), ketanggapan (responsiveness), jaminan
(assurance), dan empati (emphaty) dengan minat pemanfaatan ulang
pelayanan rawat jalan di Puskesmas Pandanaran Kota Semarang.
3. Minat Kunjungan Ulang Pasien di Puskesmas Cangkringan Sleman
Berdasarkan 4.3 didapatkan hasil dari 75 responden, sebanyak 71
responden (94,7%) berminat untuk kembali mendapatkan pelayanan dari
Puskesmas Cangkringan dan empat responden (5,3%) tidak berminat untuk
kembali mendapatkan pelayanan dari Puskesmas Cangkringan Sleman.
Minat kunjungan ulang merupakan keinginan yang muncul sebagai
responden terhadap objek yang menunjukkan keinginan pelanggan untuk
melakukan pembelian ulang (Handayani, 2012). Hapsari (2006) mengatakan
bahwa faktor yang mempengaruhi minat kunjungan pasien adalah tarif dan
lokasi. Sedangkan menurut Sugiyono dkk (2013) mengungkapkan bahwa
faktor yang mempengaruhi minat pemanfaatan ulang yaitu kepercayaan,
pengetahuan, sikap, kualitas pelayanan, tarif/biaya, fasilitas dan pelayanan
personil.
45
Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar pasien berminat
untuk melakukan pemanfaatan ulang ke Puskesmas Cangkringan Sleman.
Akan tetapi tingginya minat pasien untuk melakukan pemanfaatan ulang
masih terdapat keluhan-keluhan yang pasien rasakan terhadap pelayanan
yang diberikan oleh Puskesmas Cangkringan Sleman.
4. Hubungan Mutu Pelayanan Kesehatan dengan Minat Kunjungan Ulang
Pasien di Puskesmas Cangkringan Sleman
Hasil uji korelasi Koefisien Kontingensi diperoleh p =0,031 (α<0,05)
yang berarti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara mutu
pelayanan kesehatan dengan minat kunjungan ulang yaitu semakin banyak
pasien yang berkunjung maka semakin baik pula mutu pelayanan
Puskesmas Cangkringan Sleman. Puskesmas Cangkringan Sleman
merupakan unit pelayanan kesehatan yang diminati masyarakat di
sekitarnya, namun apabila Puskesmas Cangkringan Sleman tidak
memperbaiki mutu pelayanan maka lambat laun akan mengurangi minat
masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan dari Puskesmas Cangkringan
Sleman. Hal demikian dilihat dari tabel 4.4, menunjukkan bahwa ada
sebagian masyarakat yang menilai mutu pelayanan yang sangat baik yaitu
sebanyak 53 responden (70,7%). Sedangkan yang menyatakan mutu
pelayanan yang baik sebanyak 18 responden (24,0%).
Ketidakpuasan pelanggan hendaknya segera ditanggapi karena
menurut Armen (1996) menyatakan bahwa 70% pelanggan yang tidak puas
akan mengadakan lagi kunjungan ulang jika dapat menyelesaikan masalah
ketidakpuasan sesuai dengan keinginan pelanggan dan 95% pelanggan yang
puas akan kembali lagi untuk melakukan kunjungan ulang. Di lain pihak,
dasar dari loyalitas sejati terletak pada kepuasan pelanggan, dimana kualitas
layanan menjadi input utamanya. Pelanggan yang sangat puas akan berminat
untuk melakukan kunjungan ulang (Lovelock, 2010).
Hal ini juga sesuai dengan yang dikemukakan oleh (Pasuraman, 1986)
dalam Tjiptono (2009), apabila jasa dalam hal pelayanan yang dirasakan
46
sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan baik
dan memuaskan. Dimana menurut Suryani (2008), dalam proses persepsi
secara sadar atau tidak sadar, konsumen akan mengkait-kaitkan dengan
semua informasi yang dimiliki agar mampu memberikan makna yang tepat.
Informasi tersebut baik berupa pengalaman dan kondisi psikologis
konsumen seperti kebutuhan, harapan dan kepentingan.
Serta hal ini juga sesuai dengan yang di kemukakan oleh Kotler
(2009) dan Hartono (2010) yang menyebutkan bahwa minat pembelian
ulang merupakan bagian dari perilaku purna pembelian, setelah membeli
produk, konsumen akan mendapatkan perasaan kepuasan atau
ketidakpuasan. Kepuasan dan ketidakpuasan terhadap produk akan
mempengaruhi perilaku konsumen selanjutnya. Jika konsumen puas, maka
ia akan menunjukkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli
kembali produk tersebut. Hal ini sejalan dengan penelitian dari Niti (2009)
dan Maslina (2011), yang menunjukkan bahwa ada hubungan persepsi
pasien tentang kualitas pelayanan dengan minat kunjungan ulang pelayanan
rawat jalan.
Mutu pelayanan yang baik akan memberikan kepuasan pada
pelanggan yang pada akhirnya pelanggan akan memanfaatkan ulang dan
merekomendasikan pelayanan kesehatan tersebut pada orang disekitarnya.
Sehingga mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian ulang yang
nantinya akan mempengaruhi ucapan konsumen tentang pelayanan yang
diberikan. Pelayanan yang baik dan bermutuu akan meningkatkan jumlah
kunjungan yang pada akhirnya akan meningkatkan jumlah pendapatan
puskesmas (Trimurthy, 2008).
C. Hambatan Penelitian
Pada penelitian ini, terdapat beberapa hambatan yang ditemukan selama
proses penelitian berlangsung yang tidak dapat diprediksi oleh peneliti saat masih
dilakukannya penelitian. Beberapa hambatan penelitian tersebut adalah sebagai
berikut:
47
1. Sering kali responden tidak mau mengisi kuesioner sendiri, sehingga
peneliti harus membacakan kuesioner kepada responden.
2. Ada calon responden yang tidak mau mengisi kuesioner, sehingga peneliti
harus mencari calon responden yang lain.
48
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagian besar responden menyatakan pelayanan sangat baik yaitu sebanyak
54 responden (72,0%) dari pelayanan yang diberikan Puskesmas Cangkringan
Sleman.
2. Sebagian besar responden berminat untuk kembali mendapatkan pelayanan dari
Puskesmas Cangkringan Sleman yaitu sebanyak 71 orang (94,7%).
3. Terdapat hubungan yang positif dan bermakna antara mutu pelayanan
kesehatan dengan minat kunjungan ulang pasien di Puskesmas Cangkringan
Sleman (r= 0,241, p =0,031, α<0,05).
B. Saran
Berdasarkan hasil, pembahasan, dan kesimpulan penelitian tentang hubungan
mutu pelayanan kesehatan dengan minat kunjungan ulang pasien di Puskesmas
Cangkringan, terdapat beberapa saran yang diajukan sebagai bahan pertimbangan
adalah:
1. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman
Dinas Kesehatan Sleman hendaknya mengontrol persepsi pasien terkait mutu
pelayanan di Puskesmas dengan cara memberikan masukan setiap puskesmas
untuk menyediakan kotak saran.
2. Bagi Puskesmas
a. Mempromosikan puskesmas sebagai pusat kesehatan masyarakat yang
melayani promotif dan preventif bukan hanya sebagai pelayanan kuratif
dan rehabilitatif.
b. Mempromosikan program-program yang ada di puskesmas baik basic six
maupun program-program pengembangan yang ada.
c. Membina hubungan kepercayaan dengan masyarakat sehingga
menimbulkan sugesti positif terhadap masyarakat.
49
d. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan baik dengan meningkatkan
kompetensi dan motivasi kerja serta meningkatkan pembinaan peran
serta masyarakat melalui kelompok-kelompok masyarakat yang
terorganisir, misalnya: UKK, Kelompok Kesejahteraan Remaja.
3. Peneliti lainnya
a. Kepada peneliti lainnya dapat melakukan penelitian tentang mutu
pelayanan kesehatan dengan jenis penelitian yang berbeda. Misalnya
dengan menggunakan studi kualitatif.
b. Melakukan penelitian dengan aspek yang sama dengan menambahkan
variabel-variabel lain yang mempengaruhi mutu pelayanan diluar
variabel yang telah penulis teliti.
50
DAFTAR PUSTAKA
Adam. (2008). Analisis Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan MAsyarakat Suku
Bajo di Kabupaten Kolaka Sulawesi Tenggara Tahun 2008. Tesis, FKM
Universitas Muslim Indonesia.
Alamsyah, D. (2011). Manajemen Pelayanan Kesehatan. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Anggraini, M. (2012). Hubungan Kepuasan Pasien Dengan Minat Pasien Dalam
Pemanfaatan Ulang Pelayanan Kesehatan Pada Praktek Dokter Keluarga.
Tesis , Sistem Informasi Manajemen Kesehatan. UNIMUS.
Anjaryani. (2009). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien Rawat
Inap Terhadap Pelayanan Perawat di RSUD Tugurejo Semarang. Tesis,
Magister Kesehatan Masyarakat. Universitas Diponegoro.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rhineka Cipta.
. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi
Revisi 2010). Jakarta: Rhineka Cipta.
Armen, J. K. (1996). The Customer Is Always Right: Thought Provoking Insights
on the Importance of Customer Statisfaction from Today's Business
Leaders. USA: Harvard Business School.
Azwar, A. (2007). Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan Aplikasi Prinsip
Lingkaran Pemecahan Masalah. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Damanik, M. (2014). Hubungan Persepsi Pasien Tentang Mutu Pelayanan Dengan
Minat Pemanfaatan Ulang Pelayanan Rawat Jalan di Puskesmas Sewon 1
Bantul. Skripsi, Ilmu Keperawatan. STIKES Jenderal Achmad Yani
Yogyakarta.
Depkes. (2005). Indikator Kinerja Rumah Sakit, Direktorat Jenderal Pelayanan
Medik. Jakarta.
. (2009). Sistem Kesehatan Nasional; Dirjen Pelayanan Medik,
Departemen Kesehatan. Jakarta.
Fatmawati, S. (2010). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan
Pemanfaatan Pelayanan ANC pada Ibu Hamil di Puskesmas Cimahi
Tengah Tahun 2010. Skripsi, FKMUI.
Febriana, S. (2011). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan
Antenatal Lengkap (K4) di Wilayah Kerja Puskesmas Sungayang
Kabupaten Tanah Datar Tahun 2011. Skripsi, FKMUI.
51
Ferdinand, A. (2002). Kualitas Strategi Pemasaran: Sebuah Studi Pendahuluan. .
Jurnal Sains Pemasaran Indonesia, Vol. 1,No.1,(Mei).p.107-119.
Grewal, D. (1991). The Effect of Salesforce Behaviour on Customer Statisfaction:
An Interactive Framework. Journal of Personal Selling & Sales
Management, Vol.XI No.3.
Halimatusa'diah. (2015). Hubungan Persepsi Pasien terhadap Mutu Pelayanan
dengan Minat Pemanfaatan Ulang Rawat Jalan Umum di Puskesmas
Ciputat Timur Tahun 2015. Tesis, Ilmu Kesehatan Masyarakat. UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Hamidiyah, A. (2013). Hubungan Persepsi Pasien tentang Kualitas Pelayanan
dengan Minat Kunjungan Ulang di Klinik Umum Rumah Sakit Bhineka
Bakti Husada Kota Tanggerang Selatan Tahun 2013. Tesis, Ilmu
Kesehatan Masyarakat. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Handayani, Y. (2012). Hubungan Dimensi Kepuasan Pelayanan dengan Minat
Pemanfaatan Ulang Pelayanan Rawat Inap di RS Hermina Depok. Tesis,
Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
Hapsari, Y. (2006). Analisis Persepsi Pasien tentang Poliklinik Umum terhadap
Keputusan Pemanfaatan aaulangnya di RS PAntiwilasa Citarum
Semarang. Tesis, Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro Semarang.
Hariastuti. (2003). Hubungan Karakteristik Ibu dengan Frekuensi Pemanfaatan
Pelayanan Antenatal (ANC) di Jawa Barat Tahun 2002 (Analisis Data
Sekunder Survey Data Dasar Asuh 2002). Skripsi, FKMUI.
Hartono, B. (2010). Promosi Kesehatan Di Puskesmas dan Rumah Sakit. Jakarta:
Rineka Cipta.
Hayati. (2002). Karakteristik Ibu Hamil yang Memanfaatkan Pelayanan Antenatal
Care (ANC) serta Hubungannya dengan Kelengkapan Kunjungan ANC di
Puskesmas Kota Bandung Jawa Barat Tahun 2001. Skripsi, FKMUI.
Hidajati, W. (2009). Hubungan Persepsi Kualitas Pelayanan Rawat Inap Kelas III
RS.Polpus Sukanto dengan Minat Memanfaatkan Ulang pasa Pasien Dinas
Tahun 2009. Tesis, Depok:FKMUI.
Hidayat, A. (2007). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta:
Salemba Medika.
Iqbal, M. W. (2009). Ilmu Krsehatan Masyarakat: Teori dan Aplikasi. Jakarta:
Salemba Medika.
Jasfar, F. P. (2009). Manajemen Jasa. Bogor: Ghalia Indonesia.
52
Karyati, S. (2008). Analisis Pengaruh Persepsi Pasien Tentang Mutu Pelayanan
Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi dengan Minat Kunjungan Ulang
Pasien di Instalasi Rawat Jalan RS Sultan Agung Semarang Tahun 2006.
Tesis, magister Ilmu Kesehatan Masyarakat. Universitas Diponegoro
Semarang.
. (2006). Analisis Pengaruh Persepsi Pasien tentang Mutu Pelayanan
Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi dengan Minat Kunjungan ulang
Pasien di Instalasi Rawat Jalan RSI Sultan Agung Semarang. Tesis,
Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat. UNDIP.
Kemenkes. (2009). Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tentang
Kesehatan. Bandung: Citra Umbara.
Khusnawati. (2010). Analisis Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Pada
Puskesmas Sungai Durian Kabupaten Kubu Raya. Skripsi, Fakultas
Kesehatan Masyarakat. Universitas Hasanudin .
Kotler, P. (2007). Manajemen Pemasaran. Analisis Perencanaan, Pengendalian,
Prentice Hall Edisi Bahassa Indonesia . Jakarta: Salemba Empat.
. (2009). Manajemen Pemasaran. Jilid I Edisi 13. Jakarta: Erlangga.
Kunjara. (2007). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Ulang
Konsumen. Tesis, Magister Kesehatan MAsyarakat. Universitas
Diponegoro Semarang.
Kunto, W. (2004). Analisis Hubungan Persepsi Pasien terhadap Mutu Pelayanan
Dengan Minat Pemanfaatan Ulang Pelayanan Unit Rawat Inap Umum di
Rumah Sakit Kusta Kelet Jepara. Tesis, FKM UNDIP.
Kuswadji. (1988). Benarkah Tehnologi Menaikkan Biaya Kesehatan? Medika
Jurnal Kedokteran dan Farmasi. Jakarta: Grafiti Medika.
LeBoeuf, M. (1992). Memenangkan dan Memelihara Pelanggan. Jakarta: Pustaka
Tangga.
Li, M. H. (2010). The Influence of Perceived Service Quality on Brang Image,
Word of Mouth, and Repurchase Intention: A Case Study of Min-Sheng
General Hospital in Taoyuan, Taiwan. Journal of Marketing.
Lovelock, W. &. (2010). Pemasaran Jasa Manusia, Teknologi, Strategi. Jakarta:
Erlangga.
Lupiyoadi, R. (2008). Manajemen Pemasaran Jasa. Edisi 2 . Jakarta: Salemba
Empat.
Mabow. (2009). Minat Pembeli dalam Psikologi. Jakarta: EGC.
53
Maslina, V. H. (2011). Hubungan Persepsi Pasien tentang Kualitas Pelayanan
dengan Minat Kunjungan Ulang Pasien Rawat Jalan di RS Zahirah
Jakarta. Skripsi, FKMUI.
Mauludin, H. (2001). Analisis Kualitas Pelayanan, Pengaruhnya Terhadap Image
(Studi pada Unit Rwat Inap RSUD DR.R.Koesma Tuban). Jurnal
Penelitian Akuntansi, UNNES.
Munaryo. (2008). Analisis Pengaruh Persepsi Mutu Pelayanan Rawat Inap
Terhadap Minat Pemanfaatan Ulang di RSUD Kabupaten Brebes Tahun
2008. Tesis, Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat. Universitas
Diponegoro Semarang.
Muninjaya, G. (2011). Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta: EGC.
Niti, S. (2009). Analisis Pengaruh Persepsi Faktor Mutu Layanan Rawat Jalan
terhadap Minat Pemanfaatan Ulang di RSUD Kabupaten Brebes Tahun
2009. Tesis, Magister Ilmu kesehatan Masyarakat. Universitas
Diponegoro.
Notoatmodjo. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT.Rineka
Cipta.
. (2010). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.
. (2011). Konsep dan Penerapan Metodologi Penerapan Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
. (2011). Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik
Keperawatan Profesional. Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.
. (2013). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
P. Hanna Tombi, d. (2012). Hubungan antara Karakteristik Masyarakat Kelurahan
Sindulang I dengan Pemanfaatan Puskesmas Tuminting. Tesis, Fakultas
Kesehatan Masyarakat.
Pasuraman. (1986). Multiple Item For Realising Consumers Perception And
Qualit, Servqual. Cambridge: Marketing Service Institute.
Pohan, I. (2007). Jaminan Mutu Layanan Kesehatan. Jakarta: ECG.
54
Putra, W. (2010). Analisis Permintaan Penggunaan Layanan Kesehatan pada
Rumah Sakit Umum Milik Pemerintah di Kabupaten Semarang. Skripsi,
Fakultas Ekonomi UNDIP.
Rumengan, D. S., Umboh, J. L., & & Kandou, G. D. (2015). Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan pada Peserta
BPJS Kesehatan di Puskesmas Paniki Bawah Kecamatan Mapanget Kota
Manado. Skripsi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam
Ratulangi Manado.
Rustiyanto, E. (2010). Statistik Rumah Sakit Untuk Pengambilan Keputusan.
Jakarta: Graha Ilmu.
Savitri, D. (2011). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan
Pelayanan Puskesmas Sukmajaya Oleh Peserta Jamkesmas di Kota Depok
Propinsi Jawa Barat Tahun 2011. Tesis, FKMUI.
Solomon, M. (1985). A Role Theory Perspective And Dynamic Interaction. Vol.49
Page 99-111. New York: The Science Encounter. Journal Of Marketing.
Sugiono, E. F. (2013). Faktor yang Berhubungan dengan Minat Pemanfaatan
Kembali Pelayanan Rawat Inap di Rumah Sakit Stella Maris Makassar.
Tesis, Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat. Universitas Hasanuddin.
Supariani, D. (2013). Faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Pelayanan
Kesehatan Gigi dan Mulut di Poliklinik Gigi RSUD Kabupaten Bandung.
Jurnal Skala Husada, Volume 10 nNomor 1. Halaman 19-12.
Suprapto, J. (1990). Pengukuran Tingkat Pelanggan. Bandung: Tarsiti.
Suriani, O. H. (2004). Gambaran Ketanggapan Sistem Pelayanan Kesehtan dan
Status Ekonomi Terhadap Kesinambungan Pemanfaatan Pelayanan
Kesehatan Balita di Indonesia tahun 2004. Tesis, FKM Universitas Katolik
Indonesia Atmajaya.
Suryani, T. (2008). Perilaku Konsumen, Implikasi pada Strategi Pemasaran.
Jakarta: Graha Ilmu.
Susanti, Y. (2010). Analisis Kualitas Pelayanan terhadap Minat Kunjungan
Ulang Pasien Rawat Inap di RS MH. Thamrin Salemba Tahun 2010.
Skripsi. Depok: FKMUI.
Tjiptono, F. (2001). Strategi Pemasaran. Edisi Kedua, Cetakan Kelima.
Yogyakarta: Andi Offset.
. (2009). Service Marketting: Esensi dan Aplikasi. Yogyakarta:
Marknesis.
. (2011). Pemasaran Jasa. Jawa Timur: Bayumedia.
55
Trimurthy, I. (2008). Analisis Hubungan Persepsi Pasien Tentang Mutu Pelayanan
Dengan Minat Pemanfaatan Ulang Pelayanan Rawat Jalan Puskesmas
Pandanaran Kota Semarang. Tesis, Magister Ilmu Kesehatan
Masyarakat.Universitas Diponegoro Semarang.
Wahyuni, N. S. (2012). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan
Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Sumberrejo Kota Balikpapan Provinsi
Kalimantan Timur Tahun 2012. Skripsi, FKMUI.
Wijono, D. (2008). Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan, Teori, Strategi, dan
Aplikasi. Airlangga University: ISBN.
Yusniar, S. A. (2012). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan
Pelayanan Puskesmas Liu di Desa Bila Kecamatan Sabbangparu
Kabupaten Wajo. Skripsi, Ilmu Keperawatan. STIKES Nani Hasanuddin
Makassar.
No Responden :
KARAKTERISTIK RESPONDEN DI PUSKESMAS CANGKRINGAN
Petunjuk pengisian:
Diharapkan Bapak/Ibu/Sdr untuk menjawab pertanyaan, kemudian memberi tanda
(√) pada jawaban yang sesuai dengan jawaban anda!
A. IDENTITAS PASIEN
1. Umur : tahun
2. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
3. Suku :
4. Pekerjaan : Buruh Petani Pedagang
PNS Swasta
Lain-lain
5. Pendidikan : Tidak Sekolah SD
SMP SMA
Perguruan Tinggi
6. Penghasilan/Bulan :
7. Tempat pertama kali: Diobati Sendiri Puskesmas
Mencari pengobatan Rumah Sakit Dokter Praktik
8. Alasan pertama kali : Lokasi dekat dengan rumah
Mencari pengobatan Pelayanan Dokter yang bagus
Biaya terjangkau
Kelengkapan alat dan obat
Pelayanan administrasi yang cepat
Pelayanan perawat sopan dan ramah
Lain-lain (obat cocok, cepat sembuh)
9. Pembayaran pelanyanan kesehatan anda dengan:
BPJS
Mandiri/Umum
Kuesioner Mutu Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Cangkringan Sleman
Berilah tanda “√” pada kolom berdasarkan dengan jawaban anda!
Petunjuk pengisian:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
KS : Kurang Setuju
TS : Tidak Setuju
No Pernyataan SS S KS TS
4 3 2 1
A TANGIBLES (BUKTI FISIK)
1 Puskesmas memiliki gedung yang bersih dan terawatt
2 Puskesmas memiliki gedung yang memadahi
3 Puskesmas tidak menyediakan kamar mandi
4 Ruang pemeriksaan pasien memadahi dan terjaga
privasinya
5 Penampilan tenaga kesehatan rapi dan bersih
6 Puskesmas memiliki ruang tunggu yang sangat luas
7 Ruang tunggu di puskesmas kotor dan tidak rapi
B RELIABILITY (KEHANDALAN)
8 Pelayanan pengobatan yang diberikan perawat tidak
mengurangi rasa sakit saya
9 Pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan dapat
menjanjikan masyarakat
10 Perawat memberikan pelayanan tidak tepat waktu saat saya
berobat
No Pernyataan SS S KS TS
4 3 2 1
11 Perawat tidak memberitahu penjelasan tentang hal yang
harus dipatuhi dalam pengobatan saya
12 Tindakan yang diberikan perawat tidak sesuai dengan
penyakit saya
13 Perawat memberikan pelayanan pengobatan dengan cepat
dan tidak berbelit-belit
14 Tenaga kesehatan di puskesmas sangat tepat dan cepat
dalam memberikan pengobatan kepada saya
C RESPONSIVENESS (KETANGGAPAN)
15 Dokter bersedia mendengarkan keluhan saya
16 Perawat tidak menjelaskan informasi mengenai tindakan
pengobatan yang akan dilakukan
17 Petugas apotek menjelaskan dosis dan cara minum obat
yang benar
18 Perawat tidak segera menangani ketika saya datang ke
puskesmas untuk berobat
19 Perawat cepat dan tepat dalam memberikan tindakan
pengobatan kepada saya
20 Perawat memberikan informasi tentang kapan pelayanan
akan diberikan
21 Perawat tidak bersedia menawarkan bantuan ketika saya
mengalami kesulitan tanpa diminta
22 Dokter memeriksa dengan cepat dan teliti
D ASSURANCE (JAMINAN)
23 Perawat teliti dan terampil dalam memberikan pelayanan
pengobatan yang sesuai dengan harapan saya
No Pernyataan SS S KS TS
4 3 2 1
24 Perawat tidak memberikan penjelasan tentang tindakan
pengobatan saya
25 Semua petugas kesehatan menampilkan senyum kepada
saya saat datang berobat
26 Perawat tidak menanggapi keluhan yang saya rasakan
27 Perawat tidak pernah ramah dan tersenyum saat
memberikan pelayanan pengobatan kepada saya
28 Perawat tidak memberikan keamanan saat memberikan
tindakan pengobatan kepada saya
E EMPATHY (EMPATI)
29 Dokter menanyakan keluhan yang saya rasakan
30 Perawat ramah dan sopan ketika memberikan pelayanan
pengobatan kepada saya
31 Perawat tidak pernah mendengarkan keluhan saya
32 Perawat memberikan pelayanan dengan sabar kepada saya
33 Tenaga kesehatan yang ada di puskesmas tidak pernah
meminta maaf jika melakukan kesalahan
34 Perawat sangat memperhatikan pengobatan saya
35 Perawat tidak pernah memberikan penjelasan tentang
masalah pengobatan saya
Kuesioner Minat Kunjungan Ulang Pasien di Puskesmas Cangkringan
Sleman
Petunjuk pengisian:
Berilah tanda (√) pada kotak jawaban dibawah ini berdasarkan dengan jawaban
anda!
Skor 1 : Ya
Skor 2 : Tidak
Apabila suatu saat Bapak/Ibu/Sdr/i membutuhkan pelayanan kesehatan, apakah
Bapak/Ibu/Sdr/i akan berminat untuk kembali memanfaatkan pelayanan di
Puskesmas Cangkringan?
Ya
Tidak, Alasan:
Jika anda sakit, kalau anda tidak berobat ke Puskesmas Cangkringan, anda akan
berobat ke
Karena