hubungan motivasi, kepuasan kerja, dan displin kerja terhadap kinerja karyawan

13
HUBUNGAN MOTIVASI, KEPUASAN KERJA, DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN DI DALAM PERUSAHAAN Disusun oleh: Ersha Amanah 112400394 Program Studi Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Upload: ershya-amanah

Post on 05-Dec-2014

18.036 views

Category:

Business


8 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Hubungan motivasi, kepuasan kerja, dan displin kerja terhadap kinerja karyawan

HUBUNGAN MOTIVASI, KEPUASAN KERJA, DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN DI DALAM PERUSAHAAN

Disusun oleh:

Ersha Amanah

112400394

Program Studi Manajemen Bisnis Telekomunikasi & InformatikaFakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Telkom

2013

Page 2: Hubungan motivasi, kepuasan kerja, dan displin kerja terhadap kinerja karyawan

HUBUNGAN MOTIVASI, KEPUASAN KERJA, DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN DI DALAM PERUSAHAAN

Ersha AmanahFakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Telkom

ABSTRAK

Laporan ini disusun berdasarkan analisis, perbandingan dan perbedaan antar dua urnal ilmiah dengan tema yang sama. Motivation and Job Satisfaction. Faktor-faktor yang sangat berkontribusi dalam peningkatan kinerja karyawan dalam suau perusahaan adalah tingkat kepuasan kerja karyawan dan tingkat motivasi yang dimiliki oleh karyawan. Selain kedua faktor diatas terdapat faktor ketiga yang turut berkontribusi yaitu disiplin kerja. Serta terdapat faktor-faktor lain yang turut berkontribusi. Berdasarkan dua jurnal ilmiah yang saya ambil sebagai bahan analisis dan perbandingan, penelitian di lakukan di PT. Sandang Asia Maju Abadi Semarang dan PT. Inti Luhur Fuja Abadi (ILUFA), Pasuruan. Kesimpulan berdasarkan pendapat para ahli, kinerja atau tingkat prestasi karyawan adalah hasil dari proses pekerjaan yang telah terencana sesuai tanggung jawabnya dan dapat diukur dengan pencapaian kualitas pekerjaan, ketepatan waktu, ketelitian, keluhan karyawan, pemahaman intruksi dan kesesuaian inisiatif dan tugas yang diberikan. Kepuasan kerja adalah perasaan yang dirasakan oleh karyawan baik itu perasaan yang menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap kesediaan mereka untuk melakukan suatu pekerjaan. Motivasi kerja adalah dorongan yang berasal dari dalam dan luar diri seseorang yang dapat mempengaruhi perilaku karyawan dalam melakukan pekerjaannya. Disiplin kerja adalah sifat sadar dalam mematuhi aturan atau prosedur. Dan berfungsi untuk mengoreksi atau menghukum berdasarkan kesalahan yang dilakukan oleh karyawan dengan melakukan pengurangan-pengurangan hak yang seharusnya didapatkan oleh karyawan. Terbagi atas Disiplin manajerial, disiplin tim dan disiplin diri. Kesimpulan yang dapat diambil dalam laporan ini adalah faktor kepuasan kerja karyawan, motivasi yang dimiliki karyawan, dan disiplin kerja bekerja secara simultan (bersamaan) dalam memberikan kontribusi terhadap tingkat prestasi kerja karyawan di dalam suatu perusahaan. Perusahaan juga harus memperhatikan karyawan dan terus memberikan dukungan-dukungannya terhadap karyawan sehingga tingkat kepuasan kerja, motivasi, dan disiplin tetap terjaga bahkan meningkat. Dengan adanya peningkatan kepuasan kerja, motivasi kerja, dan disiplin kerja yang dirasakan oleh karyawan, maka tingkat prestasi juga akan meningkat.

Kata Kunci: Motivasi kerja, Kepuasan Kerja, Disiplin Kerja, Prestasi kerja

1. PENDAHULUANEra globalisasi pada saat ini sangat

menuntut adanya kompetisi dan persaingan antar negara-negara di dunia dalam

memperebutkan kedudukan sebagai negara terkuat dalam bidang perekonomian, sosial, budaya, politik, dan sebagainya. Dalam hal ini Sumber Daya Manusia yang terdapat

Page 3: Hubungan motivasi, kepuasan kerja, dan displin kerja terhadap kinerja karyawan

dalam suatu negara sangat menentukan perkembangan dan kemajuan dari bidang-bidang tersebut sebagai pelaku dan penggeraknya.

Di sebuah negara terdapat perusahaan-perusahaan yang turut berkontribusi dalam perkembangan dan kemajuan perekonomian suatu negara. Perusahaan merupakan serangkaian sistem dan kegiatan manusia yang bekerja sama. Bersamaan dengan itu, perusahaan dikatakan sebagai suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hierarki otoritas dan tanggung jawab (Schein dalam Mangkunegara, 2001).

Perusahaan yang siap bersaing harus memiliki kriteria-kriteria dan standar umum serta memiliki Standar Operating Procedure (SOP) yang baik sehingga dapat berkompetisi dengan perusahaan lain. Semua kriteria, standar umum, dan SOP yang baik juga harus di dukung dengan sistem manajemen yang efektif dan efisien sehingga hasil kinerja yang diharapkan oleh perusahaan dapat tercapai.

Menurut Anwar Prabu, (2001) kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja terdiri atas beberapa faktor, diantaranya yaitu, kepuasan kerja dan motivasi kerja.

Kepuasan kerja didefinisikan sebagai perasaan senang atau emosi positif yang diperoleh dari

pengalaman kerja yang berkenaan dengan individu, bukan kelompok dan menyangkut masa lalu, bukan masa yang akan datang. Ketidakpuasan seorang karyawan akan menimbulkan keinginan untuk keluar dari organisasi, tetapi kesempatan kerja juga akan mempengaruhi tingkat kepuasan atau keinginan untuk

keluar. Penilaian individu terhadap posisi sekarang dan merasakan tidak puas dapat memicu seseorang untuk mencari pekerjaan lain.

Kepuasan kerja berdampak pada tingkat prestasi karyawan. Jika setiap karyawan merasa puas terhadap lingkungan dan kondisi kerja di manapun mereka ditempatkan, merasa nyaman, dan diperlakukan adil oleh perusahaan. Tentunya tingkat prestasi karyawan akan semakin tinggi. Namun jika yang terjadi merupakan kebalikannya, maka tingkat prestasi karyawan akan menurun. Dan hal ini akan berdampak terhadap produksi perusahaan.

Berdasarkan aspek manusiawi, kepuasan kerja karyawan dinilai sangat penting karena pada dasarnya setiap orang itu berhak atas perlakuan yang adil karena telah ikut berkontribusi terhadap keberlangsungan perusahaan.

Dan pentingnya kepuasan kerja berdasarkan aspek manfaat adalah dapat menimbulkan perilaku karyawan yang positif sehingga akan turut berdampak terhadap kemajuan perusahaan.

Motivasi kerja merupakan dorongan kerja yang dimiliki oleh karyawan untuk melaksanakan tugas-tugasnya sesuai dengan yang diharapkan oleh atasan. Dengan

Page 4: Hubungan motivasi, kepuasan kerja, dan displin kerja terhadap kinerja karyawan

adanya motivasi kerja menjadikan suatu pekerjaan menjadi lebih sempurna.

Para Manajer harus bisa memotivasi para karyawan agar mereka memiliki semangat dan etos kerja yang baik.

Sebagai contoh nyata pemeliharaan karyawan agar mendapatkan sumber daya manusia (SDM) yang baik adalah dengan diadakannya pembinaan karyawan atau seminar-seminar yang dapat menumbuhkan motivasi di dalam diri mereka.

Bentuk motivasi lain yang dapat diberikan oleh perusahaan terhadap karyawannya adalah dengan pemberian penghargaan maupun insentif sehingga tujuan perusahaan dapat tersampaikan dengan baik kepada para karyawan.

Faktor lain yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah disiplin kerja karyawan. Kedisiplinan yang ditanamkan karyawan akan sangat mempengaruhi kesungguhan karyawan dalam bekerja. Oleh karena itu, perlu upaya pemimpin untuk membuat karyawannya bekerja secara disiplin dan pemimpin tersebut juga harus dapat menunjukkan cara yang paling baik dan membantu karyawan bertindak disiplin dalam menyelesaikan tugas atau pekerjaan sehari-harinya.

Laporan ini merupakan hasil perbandingan, analisis dan pembedaan antara dua jurnal ilmiah dengan tema yang sama.

Jurnal ilmiah yang saya ambil berjudul “Pengaruh Motivasi, Kepuasan Kerja Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Sandang Asia Maju Abadi

Semarang” oleh Duwi Apriani dan Witjaksono Eko Hartoyo, Universitas Semarang, (2012).

Dan jurnal ilmiah kedua berjudul “Pengaruh Kepuasan Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan (Studi Pada PT. Inti Luhur Fuja Abadi (ILUFA), Pasuruan)” oleh Darmastuti Ariani, Hamidah Nayati Utami dan Heru Susilo, Universitas Brawijaya, (2013).

Berdasarkan dua judul jurnal ilmiah diatas yang melakukan penelitian terhadap perusahaan-perusahaan terkait dengan motivasi, kepuasan kerja dan prestasi kerja karyawan, maka saya mengambil judul “HUBUNGAN MOTIVASI & KEPUASAN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN DI DALAM PERUSAHAAN”.

2. KAJIAN PUSTAKAKinerja Karyawan

Kinerja atau prestasi kerja adalah proses melalui mana organisasi-organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan yang dapat diukur dengan pencapaian kualitas pekerjaan, ketepatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan, ketelitian kerja, keluhan dari para karyawan, pemahaman perintah atasan dan kesesuaian pemberian inisiatif. (Hani Handoko, 1995: 135)

Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. (Mangkunegara, 2002:67).

Pengertian kinerja dapat pula didefinisikan sebagai hasil dari

Page 5: Hubungan motivasi, kepuasan kerja, dan displin kerja terhadap kinerja karyawan

proses pekerjaan tertentu secara terencana pada waktu dan tempat dari karyawan serta organisasi bersangkutan. Ukuran kinerja dapat dilihat dari sisi jumlah dan mutu tertentu, sesuai standar organisasi atau perusahaan. Hal itu sangat terkait dengan fungsi organisasi dan pelakunya (Syafri Mangkuprawira dan Aida Vitayala Hubeis, 2007: 153).

Menurut Sutrisno (2011:151) “prestasi kerja adalah sebagai hasil kerja yang telah dicapai seseorang dari tingkah laku kerjanya dalam melaksanakan aktivitas “.

Menurut Mutiara S. Panggabean (2004: 66) kinerja adalah sebuah proses formal untuk melakukan peninjauan ulang dan evaluasi pekerjaan yang dilakukan seorang karyawan secara periodik.

Kegunaan kinerja karyawan antara lain (Hani Handoko, 1995: 137):

1. Perbaikan Prestasi Kerja, Umpan balik pelaksanaan kerja kemungkinan karyawan, manajer dan departemen personalia agar dapat membetulkan kegiatan-kegiatan mereka untuk memperbaiki prestasi kerja.

2. Penyesuaian Kompensasi, Evaluasi prestasi kerja membantu para pengambil keputusan dalam menentukan kenaikan upah, pemberian bonus dan bentuk kompensasi lainnya.

3. Keputusan penempatan, promosi, dan transfer biasanya berdasarkan pada prestasi masa lalu atau antisipasinya. Promosi sering merupakan bemtuk penghargaan terhadap prestasi kerja.

4. Kebutuhan-kebutuhan Latihan dan Pengembangan, Prestasi kerja yang jelek mungkin menunjukkan kebutuhan latihan. Demikian juga prestasi yang baik mencerminkan potensi yang harus dikembangkan.

5. Perencanaan dan pengembangan karier, umpan balik prestasi mengarahkan keputusan-keputusan karier.Menurut Hasibuan (2001:93) dasar

penilaian sebagai ukuran untuk penilaian prestasi kerja karyawan yaitu :1. Tangible standard yaitu sasaran yang

dapat ditetapkan alat ukurnya atau standarnya. Standar ini dibagi atas :a. Standar dalam bentuk fisik yang

terbagi atas: standar kuantitas, standar kualitas, dan standar waktu. Misalnya kilogram, meter, baik-buruk, jam, hari, dan bulan.

b. Standar dalam bentuk uang yang terbagi atas standar biaya, standar penghasilan, dan standar investasi.

2. Intangible standard adalah sasaran yang tidak dapat ditetapkan alat ukur atau standarnya. Misalnya, standar perilaku, kesetiaan, partisipasi, loyalitas, serta dedikasi karyawan terhadap perusahaan.

Kepuasan KerjaMenurut Mangkunegara

(2009:117) “kepuasan kerja adalah suatu perasaan menyongkong atau tidak menyokong diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjaanya maupun kondisi dirinya.

Menurut Mutiara S. Panggabean (2004: 66) kepuasan kerja adalah segala sesuatu yang bergantung kepada apa yang diinginkan seseorang dari pekerjaannya dan apa yang mereka peroleh. Orang yang paling tidak merasa puas adalah mereka yang mempunyai keinginan paling banyak, namun mendapat yang paling sedikit. Sedangkan yang paling merasa puas adalah orang yang menginginkan banyak dan mendapatkannya.

Menurut Faustino Cardoso Gomes (2003) kepuasan kerja adalah

Page 6: Hubungan motivasi, kepuasan kerja, dan displin kerja terhadap kinerja karyawan

kesediaan atau motivasi dari karyawan untuk bekerja yang menimbulkan usaha karyawan dan kemampuan karyawan untuk melaksanakannya.

Sedangkan Hasibuan (2001:202) mendefisinikan “kepuasan kerja sebagai sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaaannya. sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan dan prestasi kerja. Kepuasaan kerja dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan, dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan”.

Menurut Handoko (2000:193) “kepuasan kerja karyawan adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaanya. Ini Nampak dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya.”

Wexley dan Yulk dalam Anwar mendefinisikan kepuasan kerja “is the way an employee feels about his or her job” maksudnya cara pegawai merasakan dirinya atau pekerjaanya. Perasaan yang berhubungan dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek seperti upah atau gaji yang diterima, kesempatan pengembangan karir, hubungan dengan pegawai lainnya, penempatan kerja, jenis pekerjaan, struktur organisasi perusahaan, mutu pengawasan. Sedangkan perasaan yang berhubungan dengan dirinya antara lain umur, kondisi kesehatan, kemampuan dan pendidikan.”

Motivasi KerjaMenurut Hasibuan (2003:216),

“motivasi mempersoalkan bagaimana cara mendorong gairah kerja bawahan, agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan keterampilannya untuk mewujudkan tujuan perusahaan.”

Sedangkan menurut Sutrisno (2011:111) “motivasi memiliki komponen, yakni komponen dalam dan luar. Komponen dalam ialah perubahan dalam diri seseorang, keadaan merasa tidak puas, ketegangan psikologis. Komponen luar ialah apa yang diinginkan seseorang, tujuan yang menjadi arah tingkah lakunya. Jadi, komponen dalam adalah kebutuhan-kebutuhan yang ingin dipuaskan, sedangkan komponen luar adalah tujuan yang hendak dicapai.”

Sedangkan menurut Anoraga (2004:160) “motivasi merupakan hal atau sesuatu yang mendorong seseorang berbuat sesuatu. Motivasi suatu individu dapat timbul dari dalam diri individu (motivasi intrinsik) dan dapat timbul dari luar individu (motivasi ekstrinsik). Dan keduanya mempunyai pengaruh terhadap perilaku dan prestasi kerja.”

Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. (Sukanto Reksohadiprodjo dan Hani Handoko, 1994: 192).

Motivasi yang ada pada seseorang akan mewujudkan suatu perilaku yang diarahkan pada tujuan mencapai sasaran kepuasan. Tiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang didorong oleh suatu kekuatan dari dalam diri orang tersebut, kekuatan pendorong inilah yang disebut motivasi.

Syafri Mangkuprawira dan Aida Vitayala Hubeis (2007: 113)

Page 7: Hubungan motivasi, kepuasan kerja, dan displin kerja terhadap kinerja karyawan

menjelaskan definisi motivasi sebagai dorongan yang membuat karyawan melakukan sesuatu dengan cara dan untuk mencapai tujuan tertentu. Tidak ada keberhasilan mengerjakan sesuatu, seperti mengelola karyawan, tanpa adanya motivasi baik dari manajer maupun dari karyawan. Manajer membutuhkan keterampilan untuk memahami dan menciptakan kondisi agar semua anggota tim kerja dapat termotivasi.

Menurut Faustino Cardoso Gomes (2003) motivasi adalah hal-hal yang berkaitan dengan yang dilakukan oleh seorang karyawan dalam mengejar suatu tujuan. Motivasi berkaitan erat dengan kepuasan pekerja dan kinerja karyawan.

Disiplin KerjaKedisiplinan adalah prosedur yang

mengoreksi atau menghukum bawahan karena melanggar peraturan atau prosedur. Disiplin merupakan bentuk pengendalian diri karyawan dan pelaksanaan yang teratur dan menunjukkan tingkat kesungguhan tim kerja di dalam sebuah organisasi. Tindakan disiplin yang efektif terpusat pada perilaku karyawan yang salah, tidak pada karyawan sebagai pribadi (Henry Simamora, 1997: 746)

Menurut Faustino Cardoso Gomes (2003) disiplin adalah pengurangan yang dipaksakan oleh atasan terhadap imbalan yang diberikan oleh organisasi karena adanya suatu kasus tertentu. Tindakan disiplin ini dapat berupa teguran, penurunan gaji dan pemecatan. Tindakan disiplin ini tidak termasuk pemberhentian sementara atau penurunan jumlah tenaga kerja yang disebabkan oleh

berkurangnya anggaran atau kurangnya kerja.

Syafri Mangkuprawira dan Aida Vitayala Hubeis (2007: 122) mendefinisikan

disiplin kerja adalah sifat seorang karyawan yang secara sadar mematuhi aturan dan peraturan organisasi tertentu. Kedisiplinan sangat mempengaruhi kinerja karyawan dan perusahaan. Kedisiplinan seharusnya dipandang sebagai bentuk latihan bagi karyawan dalam melaksanakan aturan-aturan perusahaan.

Disiplin terbagi dalam beberapa jenis antara lain : (Anwar Prabu, 2001: 129)

1. Disiplin ManajerialDimana segala sesuatu tergantung pada pemimpin, dari permulaan hingga akhir.

2. Disiplin TimDimana kesempurnaan kinerja bermuara dari saling ketergantungan satu sama lain. Saling ketergantungan ini berasal dari suatu komitmen oleh setiap anggota terhadap keseluruhan organisasi. Kegagalan satu orang akan menjadi kebutuhan semua orang.

3. Disiplin DiriDimana pelaksana tunggal sepenuhnya tergantung pada pelatihan, ketangkasan dan kondisi diri.

3. HASIL DAN PEMBAHASANBerdasarkan hasil analisis dan

perbandingan dua jurnal ilmiah mengenai motivasi dan kepuasan kerja yang telah di sebutkan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi kerja dan kepuasan kerja memiliki pengaruh yang sangat signifikan dan berpengaruh secara simultan terhadap tingkat prestasi kerja karyawan.

Hasil penelitian terhadap PT. Sandang Asia Maju Abadi Semarang menunjukkan bahwa faktor yang sangat

Page 8: Hubungan motivasi, kepuasan kerja, dan displin kerja terhadap kinerja karyawan

berkontribusi dalam tingkat prestasi atau kinerja karyawan adalah;1. Kepuasan Kerja2. Motivasi Kerja3. Disiplin Kerja4. Faktor atau variabel lain.

Hasil Penelitian terhadap dan PT. Inti Luhur Fuja Abadi (ILUFA), Pasuruan, menunjukkan bahwa faktor yang sangat berkontribusi dalam tingkat prestasi atau kinerja karyawan adalah;

1. Kepuasan Kerja2. Motivasi3. Faktor atau variabel lain.

Jika kepuasan karyawan meningkat, maka kinerja atau prestasi kerja juga akan meningkat. Namun sebaliknya, jika kepuasan kera mereka menurun maka kinerja atau prestasi kerja mereka juga akan ikut menurun.

Dari kedua hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan kinerja atau prestasi karyawan didalam kedua perusahaan ini dibutuhkan peningkatan motivasi dan kepuasan kerja serta disiplin kerja yang baik.

Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan kepuasan kerja karyawan antara lain;

1. Pekerjaan yang mereka kerjakan atau posisi yang saat ini sedang mereka duduki.

2. Gaji atau upah karyawan.3. Kondisi atau lingkungan dimana tempat

mereka bekerja. Kondisi atau lingkungan ini termasuk kenyamanan pekerja dalam mengerjakan pekerjaan mereka.

Motivasi kerja juga turut memberikan kontribusi terhadap tingkat prestasi atau kinerja karyawan di dalam dua perusahaan ini. Semakin tinggi motivasi yang

dimiliki oleh karyawan maka kinerja juga akan turut meningkat. Dan sebaliknya, jika tingkat motivasi karyawan menurun maka prestasi kerja karyawan juga akan menurun.

Sebagai salah satu aspek yang dapat diperhitungkan sebagai faktor pendorong untuk meningkatkan motivasi di dalam diri karyawan adalah promosi jabatan dan jenjang karir yang jelas bagi karyawan di dalam suatu perusahaan.

Namun ternyata tidak hanya faktor kepuasan kerja dan motivasi yang dapat mempengaruhi kinerja atau prestasi kerja karyawan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada PT. Sandang Asia Maju Abadi Semarang, terdapat faktor ketiga yang turut berkontribusi terhadap tingkat prestasi atau kinerja karyawan, yaitu Disiplin kerja.

Apabila karyawan sadar terhadap tanggung jawab pekerjaannya, mereka akan mengerjakan pekerjaan mereka dengan sebaik-baiknya.

Dengan adanya disiplin kerja yang baik di dalam suatu perusahaan, karyawan akan mengerjakan pekerjaan sesuai jadwal dan selesai pada tepat waktu.

Kebijakan disiplin membantu perusahaan yang notabene merupakan salah satu bentuk organisasi untuk memiliki kesempatan dalam mencapai tujuan-tujuan organisasionalnya. Sehingga dengan adanya disiplin kerja, tidak hanya bermanfaat bagi karyawan namun juga bermanfaat bagi perusahaan.

4. KESIMPULANSemakin tinggi kepuasan kerja

karyawan, motivasi kerja karyawan, dan tingkat kedisiplinan yang

Page 9: Hubungan motivasi, kepuasan kerja, dan displin kerja terhadap kinerja karyawan

dimiliki karyawan maka tingkat prestasi karyawan juga akan turut meningkat.

Agar kepuasan kerja yang dimiliki oleh karyawan itu bisa terwujud maka perusahaan juga harus memberikan dukungan-dukungannya kepada karyawan.

Faktor-faktor yang memotivasi karyawan baik itu faktor yang dilihat dari faktor pemelihara seperti kebijakan administrasi, hubungan yang baik dengan penyelia dan keamanan kerja.

Selain faktor-faktor yang telah dipaparkan diatas terdapat faktor lain, seperti keinginan karyawan untuk berprestasi, kemajuan karir, dan tanggung jawab.

5. DAFTAR PUSTAKA

Apriani, Duwi; Witjaksono Eko Hartoyo. 2012. Jurnal Mahasiswa Q-MAN, Volume I, No. 4. “Pengaruh Motivasi, Kepuasan Kerja Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Sandang Asia Maju Abadi Semarang”. Universitas Semarang. Halaman 76-78.

Ariani, Darmastuti; Hamidah Nayati Utami; Heru Susilo. 2013. “Pengaruh Kepuasan Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan (Studi Pada PT. Inti Luhur Fuja Abadi (ILUFA), Pasuruan)”. Universitas Brawijaya.

Wikipedia. 2013. Motivasi. http://id.wikipedia.org/

wiki/Motivasi3 Oktober 2013. (15.13)