hubungan kelekatan guru dan orang tua dengan...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN KELEKATAN GURU DAN ORANG TUA
DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DI KELAS I
MI FAR’UL HIDAYAH SAWANGAN BARU KOTA DEPOK (Korelasional pada Siswa Kelas I Semester II MI Far’ul Hidayah Sawangan Baru Kota
Depok Tahun Ajaran 2017/2018)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh :
Eva Syifa Fauziah
11140183000056
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018 M/ 1440 H
ABSTRAK
EVA SYIFA FAUZIAH (11140183000056). Hubungan Kelekatan Guru dan Orang Tua dengan Kemandirian Belajar Siswa Di Kelas I MI Far’ul Hidayah Sawangan Baru Kota Depok. Skripsi. Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kelekatan guru dan orang tua dengan kemandirian belajar siswa di kelas I MI Far’ul Hidayah Sawangan Baru Kota Depok. Penelitian ini dilaksanakan di kelas I MI Far’ul Hidayah Sawangan Baru Kota Depok pada tahun ajaran 2017/2018. Metode penelitian yang digunakan Korelasional. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling. Sampel dalam penelitian berjumlah 40 siswa. Dalam penelitian ini, pengambilan data dilakukan dengan memberikan instrument skala likert berupa pernyataan tentang kelekatan dan kemandirian. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan yang positif antara kelekatan guru dan orang tua dengan kemandirian belajar siswa.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara kelekatan guru dan orang tua dengan kemandirian belajar siswa di kelas I MI Far’ul Hidayah Sawangan Baru Kota Depok. Berdasarkan Koefisien Korelasi menggunakan table Model Summary diperoleh nilai kekuatan hubungan (R) antara variabel Kelekatan Guru (X1) dan Kelekatan Orang Tua (X2) terhadap Kemandirian Belajar Siswa (Y) adalah sebesar 0,981 (98,1%). Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara variabel Kelekatan Guru (X1) dan Kelekatan Orang Tua (X2) terhadap Kemandirian Belajar Siswa (Y) adalah sangat kuat karena berada pada range 0,80 – 1,00 dan dengan arah hubungan antara Kelekatan Guru (X1) dan Kelekatan Orang Tua (X2) terhadap Kemandirian Belajar Siswa (Y) adalah positif artinya jika variable Kelekatan Guru (X1) dan Kelekatan Orang Tua (X2) ditingkatkan, maka Kemandirian Belajar Siswa (Y) akan meningkat pula. Kata Kunci: Kelekatan, kemandirian belajar, korelasional.
v
ABSTRACT
The relationship of teachers and parents attachment with the independency of student learning in the classroom I MI Far'ul Hidayah Sawangan Baru Kota Depok. An academic paper. Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Faculty of Tarbiyah and Teachers Training (FITK), Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2018.
The purpose of this The purpose of this study is to acknowledge the relationship of teachers and parents attachment with the independency of student learning in the classroom I MI Far'ul Hidayah Sawangan Baru Depok. This study is conducted on Grade I MI Far’ul Hidayah Sawangan Baru Depok on school year 2017/2018. The research method used is correlational study. Simple random sampling is used in collecting the samples. The sample of the study is 40 students. In this study, data retrieval is done with likert scale instrument provides in the form of statements about attachment and independence. The hypothesis presented in this study is there is a positive relationship between teachers and parents attachment with students learning independence.
The results of this study show that there is a positive relationship
between attachment to teachers and parents attachment with the independence of student learning in Grade I MI Far’ul Hidayah Sawangan Baru Kota Depok.. Based on the correlation Coefficient using the Model Summary table is retrieved the value of the strength of the relationship between variables (R) Viscosity teachers (X1) and attachment to parents (X2) against the independence of the student learning (Y) is of 0.981 (98.1%). This indicates that the relationship between the variables (X1) Teacher Viscosity and Stickiness of parents (X2) against the independence of the student learning (Y) is very strong because it is on range 0.80 – 1.00 and with the direction of the relationship between teacher's Stickiness and Viscosity (X1) Parents (X2) against the independence of the student learning (Y) is positive meaning if variable Viscosity teachers (X1) and attachment to parents (X2), then the independence of the student learning (Y) will increase anyway. Key words: Attachment, independence of learning, correlational.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, hidayah serta kekuatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Hubungan Kelekatan Guru dan
Orang Tua dengan Kemandirian Belajar Siswa di Kelas I MI Far’ul
Hidayah Sawangan Baru Kota Depok”.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu tugas akademik di Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dalam rangka mencapai gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd). Dalam penyusunan Skripsi ini, Penulis menyadari
dengan sepenuh hati bahwa tersusunnya skripsi ini bukan hanya atas
kemampuan dan usaha penulis semata, tetapi juga berkat dukungan, bantuan
dan kerja sama dari banyak pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. selaku Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Khalimi, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Asep Ediana Latip, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
4. Nafia Wafiqni, M.Pd. selaku dosen penasihat akademik yang selalu
memberikan do’a, nasihat, dan semangat kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi.
5. Lu’luil Maknun, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah memberikan bimbingan, nasihat, dan arahan sehingga peneliti
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
vii
6. Seluruh Dosen dan Staff Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan bekal ilmu pengetahuan.
7. Zakiyah, S.Pd.I selaku Kepala MI Far’ul Hidayah Sawangan Baru
Kota Depok yang telah memberi kesempatan kepada peneliti untuk
melakukan penelitian di sekolah yang beliau pimpin.
8. Sarah Haryani S.Pd dan Nurresthiani selaku guru kelas I A dan I C
yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk
melakukan penelitian di kelas yang beliau ajar.
9. Kedua orang tua penulis yang sangat penulis sayangi, Bapak H.
Akhmad Fakhrozi, S.Pd.I, Ibunda Muproh, S.Ag serta adik-adikku
tercinta, Alfin dan Bagir yang tidak henti-hentinya memberikan
do’a dan dukungan baik moril maupun materil demi keberhasilan
penulis.
10. Seluruh teman seperjuangan mahasiswa jurusan PGMI 2014,
teristimewa untuk PGMI B 2014.
11. Sahabat-sahabat seperjuangan tercinta yaitu Caca, Naena, Nasti,
Sinta, Linda, Aulia Sahara, Asiyah, dan Mayreka yang selalu setia
mendengar keluh kesah peneliti serta memberikan semangat dalam
menyusun skripsi ini. Terimakasih, semoga kita dapat terus
berjuang untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
12. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini,
yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Mudah- mudahan
bantuan bimbingan, motivasi, dan doa yang telah diberikan menjadi
pintu datangnya ridho dan kasih sayang Allah SWT di dunia dan
akhirat kelak.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, semua itu dikarenakan keterbatasan pengalaman dan
pengetahuan dari peneliti. Peneliti menerima segala bentuk saran serta
masukan yang bersifat membangun sebagai bahan perbaikan skripsi ini.
viii
Akhirnya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti dan bagi
khazanah ilmu pengetahuan umum serta semua pihak tentunya. Semoga
segala bantuan yang tidak ternilai harganya ini mendapat imbalan di sisi
Allah SWT sebagai amal ibadah. Amin Yaa Rabbal ‘Alamiin.
Jakarta , 2018
Penulis,
Eva Syifa Fauziah
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ILMIAH ....................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ........................... ii
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH .......................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... iv
ABSTRAK .................................................................................................... v
ABSTRACT ................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR .............................................................................. vii
DAFTAR ISI ................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ................................................................................... xiii
DAFTAR GRAFIK .................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................. 5
C. Pembatasan Masalah ................................................................. 5
D. Perumusan Masalah ................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ....................................................................... 6
F. Kegunaan Penelitian .................................................................. 6
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL
A. Deskripsi Teoritik ...................................................................... 7
1. Kemandirian Belajar ............................................................. 7
a. Pengertian Kemandirian Belajar ........................................... 7
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Belajar ... 9
c. Aspek-Aspek Kemandirian Belajar .................................... 11
2. Kelekatan Guru dan Orang Tua .......................................... 11
a. Pengertian Kelekatan Guru dan Orang Tua ........................ 11
x
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelekatan Guru dan
Orang Tua ........................................................................... 14
c. Aspek-Aspek Kelekatan Guru dan Orang Tua ................... 15
B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................. 17
C. Kerangka Berpikir ................................................................... 20
D. Hipotesis Penelitian ................................................................. 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 23
B. Metode Penelitian .................................................................... 23
C. Populasi dan Sampel ............................................................... 24
D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 25
E. Instrumen Penelitian ............................................................... 25
1. Uji Validitas Butir Item Skala Penelitian .......................... 25
2. Uji Reliabilitas Konstruk Skala Penelitian ........................ 31
F. Teknik Analisis Data ............................................................... 33
a. Uji Prasyarat Analisis ......................................................... 33
b. Uji Hipotesis Penelitian ..................................................... 34
G. Hipotesis Statistik .................................................................... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ........................................................................ 36
B. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis ..... 36
C. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................. 58
D. Keterbatasan Penelitian .......................................................... 62
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................. 64
B. Implikasi ................................................................................. 65
C. Saran-Saran ............................................................................ 65
xi
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 67
LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................... 69
RIWAYAT HIDUP .....................................................................................
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ................................................................................... 23
Tabel 3.2 Hasil Perhitungan Uji Validitas Kelekatan Guru (X1) ........................... 26
Tabel 3.3 Hasil Perhitungan Uji Validitas Kelekatan Orang Tua (X2) ................. 28
Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Uji Validitas Kemandirian Belajar Siswa (Y) .......... 29
Tabel 3.5 Perhitungan Reliabilitas Kelekatan Guru (X1) ...................................... 31
Tabel 3.6 Perhitungan Reliabilitas Kelekatan Orang Tua (X2) ............................. 32
Tabel 3.7 Perhitungan Reliabilitas Kemandirian Belajar Siswa (Y)..................... 32 Tabel 3.8 Rangkuman Reliabilitas X1, X2, dan Y ............................................... 33 Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Kemandirian Belajar Siswa ................................ 37 Tabel 4.2 Nilai Interval Kelas Kelekatan Guru (X1) ........................................... 38 Tabel 4.3 Distribusi Kategorisasi Kelekatan Guru (X1) ...................................... 39 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi X1, X2, dan Y ..................................................... 39 Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Kelakatan Orang Tua (X2) ................................. 40 Tabel 4.6 Distribusi Kategorisasi Kelekatan Orang Tua (X2) .............................. 41 Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi X1, X2, dan Y ..................................................... 42 Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Kemandirian Belajar Siswa (Y) .......................... 43 Tabel 4.9 Distribusi Kategorisasi Kemandirian Belajar Siswa (Y) ..................... 44 Tabel 4.10 Uji Normalitas Unresidual Data ......................................................... 45 Tabel 4.11 Linieritas Variabel X1 dan X2 terhadap Y ......................................... 47 Tabel 4.12 Uji Multikolinieritas ........................................................................... 49 Tabel 4.13 Uji Heterokedastisitas ........................................................................ 50
xiii
Tabel 4.14 Uji Koefisien Korelasi ....................................................................... 52 Tabel 4.15 Uji Koefisien Determinasi ................................................................. 53 Tabel 4.16 Uji Simultan (Uji F) ........................................................................... 54 Tabel 4.17 Uji Parsial (Uji T) .............................................................................. 55
xiv
DAFTAR GRAFIK
Gambar 4.1 Grafik Normalitas Data Regresi Berganda ....................................... 46 Gambar 4.2 Grafik Linieritas Data Regresi Berganda ......................................... 48 Gambar 4.3 Grafik Heterokedastisitas Data Regresi Berganda ........................... 51 Gambar 4.4 Daerah Fhitung Diterima .................................................................... 57
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Bagan Kerangka Berpikir .................................................................... 21
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Keterangan Penelitian ............................................................. 70
Lampiran 2. Instrumen Penelitian ......................................................................... 71
Lampiran 3. Tabulasi Data dan Skor Penelitian .................................................... 81
Lampiran 4. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ........................................ 103
Lampiran 5. Uji Prasyarat Analisis dan Uji Hipotesis ........................................ 108
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan kebutuhan manusia untuk meningkatkan kemampuan
dan mengembangkan potensinya yang berlangsung sepanjang hayat. Pendidikan
bertujuan untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas sehingga
mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Pada
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
pasal 3 bahwa pendidikan dimaknai sebagai:
“...usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.”1
Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus dikembangkan.
Anak memiliki karakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang
dewasa, mereka selalu aktif, dinamis, antusias dan ingin tahu terhadap apa yang
dilihat, didengar, serta dirasakan mereka seolah-olah tidak pernah berhenti
bereksplorasi dan belajar.2 Oleh karena itu, anak memiliki karakteristik yang unik
dan khas, serta memiliki tugas perkembangan yang berbeda dengan periode
perkembangan lainnya.
Orang tua bertanggungjawab atas kesejahteraan anaknya dan berkewajiban
untuk memelihara serta mendidik anak sedemikian rupa. Agar nantinya anak
dapat tumbuh dan berkembang menjadi orang yang cerdas, sehat, berbakti
kepada orang tua, berbudi pekerti luhur, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
1 Muhammad Sobri, Moerdiyanto, Pengaruh Kedisiplinan dan Kemandirian Belajar Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Madrasah Aliyah Di Kecamatan Praya, (Jurnal Harmoni Sosial, Volume 1 No. 1. Tahun 2014) , hlm. 44.
2 Yuliani Nuraini & Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: PT Macanan Jaya Cemerlang, 2009), hlm. 6.
1
2
serta berguna bagi nusa bangsa, negara, dan agama. Dalam tumbuh kembang
anak, orang tua berkewajiban dalam mengasuh, membimbing, dan mendidik
anaknya.
Hubungan anak yang terlalu lekat dengan orang tua dapat menimbulkan
berbagai macam perilaku tertentu. Anak akan merasa tidak nyaman dan takut
ketika ditinggal oleh orang tuanya, ia membutuhkan seseorang yang mampu
melindungi dan membuatnya aman. Anak merasa nyaman ketika mendengar
suara, rabaan, serta keberadaan figur lekatnya (orang tua). Hal ini diperkuat oleh
Maccoby bahwa seorang anak dapat dikatakan lekat pada orang lain jika
memiliki ciri-ciri antara lain:
1) Mempunyai kelekatan fisik dengan seseorang;
2) Menjadi cemas ketika berpisah dengan figur lekat;
3) Menjadi gembira dan lega ketika figur lekatnya kembali; dan
4) Orientasinya tetap pada figur lekat walaupun tidak melakukan interaksi.
Salah satu tujuan yang ingin dicapai orang tua dalam mendidik anak-anaknya
adalah tumbuh menjadi anak mandiri. Namun, dalam praktiknya pembiasaan ini
banyak mengalami hambatan, termasuk campur tangan orang tua, karena hal ini
tidak akan membantu anak untuk menjadi mandiri dan anak justru akan selalu
lekat dengan orang tua.
Mussen menyatakan bahwa kemandirian salah satunya bergantung pada
kelekatan anak dengan orang tua. Kelekatan pada awal tahun pertama kehidupan
memberikan suatu landasan penting bagi perkembangan psikologis anak,
diantaranya kemandirian. Kelekatan anak pada orang tua tidak muncul secara
tiba-tiba, tetapi ada faktor-faktor yang menjadi penyebab munculnya kelekatan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelekatan yaitu kelekatan aman (secure
attachment), lebih sensitif dan responsif sehingga anak yakin orang tua selalu ada
disaat ia membutuhkan dan anak merasa nyaman. Orang tua yang menerapkan
kelekatan melawan (ambivalent attachment), anak merasa tidak pasti bahwa
orang tuanya selalu ada dan responsif saat dibutuhkan, akibatnya anak mudah
mengalami kecemasan untuk berpisah dengan orang tua. Sedangkan orang tua
yang menerapkan kelekatan menghindar (avoidant attachment), anak tidak
3
percaya diri karena pada saat berinteraksi tidak direspon oleh orang tua sehingga
anak kurang mampu untuk bersosialisasi.
Menurut Bowlby (dalam Upton), kelekatan memiliki nilai keberlangsungan
hidup yang bukan hanya fisik. Melalui pendidikan, Bowlby meyakini bahwa
kelekatan memberikan “keterhubungan psikologis yang abadi di antara sesama
manusia”3
Eka Ervika menyatakan bahwa kelekatan adalah suatu hubungan emosional
atau hubungan yang bersifat afektif antara satu orang dengan orang lainnya yang
mempunyai arti khusus. Hubungan yang dibina akan bertahan cukup lama dan
memberikan rasa aman walaupun figur lekat tidak tampak dalam pandangan anak
karena terjadi secara alamiah. Terdapat serangkaian proses yang harus dilalui
untuk membentuk kelekatan tersebut.
Proses pembentukan kelekatan harus didasarkan pada keyakinan anak
terhadap penerimaan lingkungan akan mengembangkan kelekatan yang aman
dengan figur lekatnya dan mengembangkan rasa percaya pada orang tua dan
lingkungan. Hal ini akan membawa pengaruh positif dalam proses
perkembangannya, anak yang memiliki kelekatan aman akan menunjukkan
kompetensi sosial yang baik pada masa kanak-kanak serta lebih populer
dikalangan teman sebayanya pada jenjang prasekolah.
Sementara itu, anak dengan kualitas kelekatan lebih mampu menangani tugas
yang sulit, tidak cepat berputus asa, mandiri, dan akan mengembangkan
hubungan yang positif didasarkan pada rasa percaya (trust) pada guru dan teman
sebaya. Sebaliknya, orang tua yang tidak menyenangkan akan membuat anak
tidak percaya (mistrust) dan mengembangkan kelekatan yang tidak aman
(insecure attachment). Kelekatan tidak aman dapat membuat anak mengalami
berbagai permasalahan, misalnya tidak mampu menyelesaikan tugas, tidak
percaya diri, tidak mandiri, dan akan mengembangkan hubungan yang negatif
didasarkan pada ketidakpercayaan pada guru dan teman sebaya.4
3 Upton, P, Psikologi Perkembangan. Alih Bahasa: Noermalasari Fajar Widuri, (Jakarta: Erlangga, 2012), hlm. 82 4 Ibid.
4
Permasalahan yang sering terjadi adalah perpindahan dari TK ke kelas I MI
yang disebut sebagai masa transisi. Timbul adaptasi dari kebiasaan di TK yang
harus dihilangkan untuk menuju tingkatan pendewasaan diri yang lebih besar
karena sudah melangkah ke tingkatan yang lebih tinggi.
Sementara itu, bentuk-bentuk ketidakmandirian siswa kelas I antara lain
terdapat beberapa anak yang tidak tuntas menngerjakan tugas kemudian
menangis. Hal ini membuat orang tua tidak tega membiarkan anaknya
mengerjakan tugasnya sendiri, sehingga orang tua turun tangan untuk membantu.
Lalu bentuk-bentuk ketidakmandirian dari siswa kelas I yang lain adalah masih
ada yang suka berkelahi dan jajan di luar. Beberapa anak langsung meminta uang
untuk jajan kepada orang tuanya yang menunggui. Hal ini membuat orang tua
tidak tega membiarkan anaknya tidak jajan karena tidak ditunggui orang tuanya,
sehingga mau tidak mau orang tua harus menunggui anaknya. Hal ini disebabkan
karena beberapa anak mempunyai kelekatan yang besar kepada orang tuanya
sehingga menjadi kurang mandiri.
Berdasarkan pada uraian diatas, peneliti ingin mengetahui bagaimanakah
hubungan antara kelekatan guru dan orang tua dengan kemandirian belajar siswa.
Lokasi yang dijadikan untuk penelitian di MI Far’ul Hidayah Sawangan Baru
Kota Depok. Pertimbangan peneliti untuk memilih lokasi ini adalah karena
banyak orang tua yang mengantarkan anak-anaknya ke sekolah dan menunggui
sampai pulang sekolah. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian terkait dengan “HUBUNGAN KELEKATAN GURU DAN ORANG
TUA DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DI KELAS I MI
FAR’UL HIDAYAH SAWANGAN BARU KOTA DEPOK.”
5
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan
masalah sebagai berikut:
1. Adanya permasalahan transisi karena perpindahan dari sekolah TK ke
kelas I MI.
2. Adanya anak yang menangis karena tidak tuntas mengerjakan tugas.
3. Adanya siswa yang suka berkelahi dan jajan di luar.
4. Siswa mudah mengalami kecemasan untuk berpisah dengan orang tua.
5. Siswa tidak percaya diri karena pada saat berinteraksi tidak direspon oleh
orang tua sehingga anak kurang mampu untuk bersosialisasi.
C. Pembatasan masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka perlu
dilaksanakan pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah pada penelitian
ini adalah hubungan kelekatan guru dan orang tua dengan kemandirian belajar
siswa di kelas I MI Far’ul Hidayah Sawangan Baru Kota Depok. Terdapat
permasalahan kemandirian antara lain anak tidak tuntas mengerjakan tugas, anak
masih menangis, anak suka berkelahi, dan anak jajan di luar. Permasalahan ini
ada pada siswa di kelas I MI Far’ul Hidayah Sawangan Baru Kota Depok.
D. Perumusan masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka
dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana hubungan antara
kelekatan guru dan orang tua dengan kemandirian belajar siswa di kelas I MI
Far’ul Hidayah Sawangan Baru Kota Depok.”
6
E. Tujuan dan kegunaan penelitian
1. Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, penelitian ini memiliki tujuan
untuk mengetahui hubungan kelekatan kelekatan guru dan orang tua dengan
kemandirian belajar siswa di kelas I MI Far’ul Hidayah Sawangan Baru Kota
Depok
F. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari hasil penelitian ini adalah: 1) Bagi peneliti
Untuk menambah pengalaman serta wawasan baik dalam bidang
penulisan maupun penelitian.
2) Bagi guru
a. Dapat dijadikan sebagai acuan bagi guru untuk memberikan
pengetahuan dan latihan tentang kemandirian anak.
b. Dapat dijadikan sebagai tambahan pengalaman bagi guru untuk
meningkatkan kemampuan profesional sebagai pendidik.
3) Bagi siswa
Sebagai masukan bagi siswa mengenai pentingnya kelekatan
terhadap kemandirian siswa.
4) Bagi sekolah
Sebagai masukan bagi sekolah yang bersangkutan dalam usahanya
untuk meningkatkan mutu pendidikan sehubungan dengan faktor
kelekatan yang mempengaruhi kemandirian siswa kelas I MI Far’ul
Hidayah Sawangan Baru Kota Depok.
5) Bagi Orang Tua
a. Dapat dijadikan sebagai acuan pola asuh orang tua untuk
melatih kemandirian anak.
b. Dapat dijadikan sebagai pedoman bagi orang tua untuk
menerapkan teori kelekatan dalam mengatasi masalah-masalah
yang berhubungan dengan kemandirian anak.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teoritik
1. Kemandirian Belajar
a. Pengertian Kemandirian Belajar
Kemandirian dalam bahasa Indonesia berasal dari kata mandiri yang
memiliki arti keadaan dapat berdiri sendiri dan tidak bergantung pada orang
lain. Dalam referensi bahasa asing, kemandirian sering disebut dengan
autonomy.5 Kata autonomi dan independence diartikan secara silih berganti,
tetapi pada remaja keduanya memiliki sedikit arti yang berbeda. Secara
umum, independence lebih mengarah pada kemampuan individu untuk
melakukan sendiri aktivitas hidup. Perkembangan independence merupakan
bagian untuk menjadi mandiri selama masa remaja, hanya saja autonomi
mencakup komponen emosional, behavioral dan nilai, attachment dan skala
kemandirian. Dengan menggunakan istilah autonomi tersebut, kemandirian
dikonsepsikan sebagai self-governing person, yaitu kemampuan menguasai
diri sendiri. Memiliki kemampuan menjadi invidu yang mandiri merupakan
salah satu tugas perkembangan dasar pada tahun-tahun remaja.6
Kemandirian adalah kemampuan berdiri sendiri di atas kaki sendiri
dengan kebenaran dan tanggung jawab sendiri. Dengan demikian, dapat
dipahami bahwa kemandirian adalah kemampuan anak untuk menyesuaikan
diri dengan lingkungannya melalui proses belajar untuk tidak bergantung
pada orang lain sehingga mempunyai rasa percaya diri dan akhirnya mampu
mengambil keputusan dan bertanggungjawab sendiri atas segala sesuatu
yang telah dilakukannya.
Kemandirian tidak hanya berlaku bagi anak tetapi juga pada semua
tingkatan usia. Setiap manusia perlu mengembangkan kemandirian dan
5 Muhammad Sobri, Moerdiyanto, Loc. Cit., hlm. 49. 6Ayudhira Wiranti, Hubungan Antara Attachment Terhadap Ibu dengan Kemandirian pada
Remaja Tunarungu, (Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan, Volume 02. No. 01. Tahun 2013), hlm. 4.
7
8
melaksanakan tanggung jawab sesuai dengan kapasitas dan tahapan
perkembangannya. Secara alamiah anak mempunyai dorongan untuk
mandiri dan bertanggung jawab atas diri sendiri.7
Menurut Desmita kemandirian adalah kemampuan untuk
mengendalikan dan mengatur pikiran, perasaan,dan tindakan sendiri secara
bebas serta berusaha sendiri untuk mengatasi perasaan-perasaan malu dan
keragu-raguan.8
Kemandirian pada anak diperoleh secara bertahap seiring dengan
perkembangan aspek-aspek kepribadian dalam diri mereka. Dimana anak
akan terus belajar untuk bersikap mandiri dalam menghadapi berbagai
situasi dilingkungan. Sehingga pada akhirnya anak akan mampu berpikir
dan bertindak sendiri.
Seseorang membutuhkan kesempatan, dukungan,dan dorongan dari
keluarga serta lingkungan di sekitarnya, agar dapat mencapai keberhasilan
atas diri sendiri. Pada saat ini peran orang tua dan reaksi dari lingkungan
sangat diperlukan bagi anak sebagai penguat untuk perilaku-perilaku yang
dilakukannya. Kemandirian semakin berkembang dengan baik jika
diberikan kesempatan melalui latihan yang dilakukan secara terus menerus
dan dilakukan sejak dini.
Orang tua perlu mengetahui latihan-latihan kemandirian agar anak
dapat mandiri seperti berikut ini yaitu anak dapat makan minum sendiri,
memakai sepatu sendiri, menyisir rambut sendiri, sikat gigi sendiri,
menggunakan kamar mandi sendiri, dan anak bertanggungjawab dengan
apa yang ia sukai seperti menari, melukis, dan lain sebagainya. Dengan
demikian, kemandirian anak dapat ditumbuhkan dengan membiarkan anak
memiliki pilihan dan berani mengungkapkannya sejak dini.
Sanan & Yamin menambahkan bahwa anak yang mandiri memiliki
beberapa indikator, antara lain (1) percaya pada kemampuan diri sendiri;
7 Miftaqul Al Fatihah, Hubungan Antara Kemandirian Belajar dengan Prestasi Belajar Pai Siswa Kelas III SDN Panularan Surakarta, (Jurnal, Volume.1. No. 2. Tahun 2016), hlm. 199.
8 Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 185.
9
(2) memiliki motivasi intrinsik atau dorongan untuk bertindak yang berasal
dari dalam individu; (3) kreatif dan inovatif; (4) bertanggung jawab atau
menerima konsekuensi terhadap risiko tindakannya dan; (5) tidak
bergantung pada orang lain (berusaha tidak bantuan orang lain, tetap
mandiri).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa
kemandirian adalah kemampuan anak untuk tidak tergantung pada orang
lain dan mempunyai rasa percaya diri yang kuat sehingga mampu
mengambil keputusan dan mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Kemandirian anak dapat dilihat dari latihan-latihan kemandirian yang
dilakukannya.
b. Faktor-faktor yang Memengaruhi Kemandirian Belajar
Hurlock menyatakan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi
kemandirian adalah:
1) Hubungan Anak dengan Orang tua
Orang tua dengan hubungan pengasuhan demokratis sangat
merangsang kemandirian anak, dimana orang tua memiliki peran
sebagai pembimbing yang memperhatikan terhadap setiap aktivitas dan
kebutuhan anak. Terutama yang berhubungan dengan pendidikan dan
pergaulannya baik di lingkungan keluarga maupun sekolah.
Pengasuhan orang tua berpengaruh terhadap perkembangan anak.
Pengaruh ini ditentukan oleh keyakinan dan sikap hubungan
pengasuhan yang dimiliki orang tua.
Hubungan anak dengan orang tua sebagaimana dikutip dari
Shochib dan Baumrind (dalam Rasdi Ekosiswoyo dkk) menunjukkan
bahwa pengasuhan orang tua memiliki hubungan terhadap
perkembangan sosial dan akademik anak. Hubungan pengasuhan
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: a) Autoritarian: orang tua
cenderung membentuk, mengontrol, dan mengevaluasi sikap dan
perilaku anak dengan menggunakan standar yang absolut dan kaku,
10
menekankan pada kepatuhan, penghormatan kekuasaan, tradisi,
menjaga keteraturan, dan kurang menjalin komunikasi lisan. Kadang-
kadang orang tua menolak kehadiran anak; b) Autoritatif: orang tua
cenderung mengarahkan anak berpikir secara rasional, berorientasi
pada tindakan atau perbuatan, mendorong komunikasi lisan, memberi
penjelasan atas keinginan dan tuntutan yang diberikan kepada anak
tetapi juga menggunakan kekuasaan jika diperlukan, mengharapkan
anak untuk menyesuaikan dengan harapan orang tua, tetapi juga
mendorong anak untuk mandiri, menetapkan standar perilaku anak
yang fleksibel; c) Permisif: orang tua cenderung bersikap positif
terhadap keinginan, sikap dan perilaku anak, sedikit menggunakan
hukuman, tidak banyak menuntut anak terlibat dalam pekerjaan rumah
dan tanggung jawab, membiarkan anak mengatur perilakunya sendiri,
menghindari pengontrolan, dan menggunakan rasional dalam mencapai
suatu tujuan.
2) Jenis Kelamin
Anak yang berkembang dengan tingkah laku maskulin lebih
mandiri dibandingkan dengan anak yang mengembangkan tingkah laku
yang feminis. Karena hal tersebut, laki-laki memiliki sifat yang agresif
dari pada anak perempuan yang sifatnya lemah lembut dan pasif.
3) Urutan Posisi Anak
Anak pertama sangat diharapkan untuk menjadi contoh dan
menjaga adiknya lebih berpeluang untuk mandiri dibandingkan dengan
anak bungsu yang mendapatkan perhatian berlebihan dari orang tua
dan saudara-saudaranya dan berpeluang kecil untuk mandiri. Urutan
posisi anak berpengaruh terhadap tingkat kemandiriannya. Hal ini
dapat dilihat dari beban yang harus dipikul oleh seorang anak. Beban
anak sulung lebih berat bila dibandingkan dengan anak bungsu. Anak
pertama lebih mandiri.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pola pengasuhan
orang tua terhadap anak sangat mempengaruhi perkembangan anak
11
termasuk tingkat kemandiriannya, di samping itu juga perbedaan jenis
kelamin anak antara laki-laki dengan perempuan juga mempunyai
perbedaan pada tingkat kemandiriannya. Urutan posisi anak antara
yang sulung dengan bungsu juga mempengaruhi tingkat
kemandiriannya.
c. Aspek-aspek Kemandirian Belajar
Kemandirian menuntut suatu kesiapan individu, baik kesiapan fisik
maupun emosional untuk mengatur, mengurus, dan melakukan aktivitas
tanggungjawabnya sendiri tanpa banyak menggantungkan diri pada orang
lain. Havighurst menambahkan bahwa kemandirian terdiri dari atas:
1) Emosi, aspek ini ditunjukkan dengan kemampuan mengontrol
emosi dan tidak tergantungnya kebutuhan emosi dari orang tua.
2) Ekonomi, aspek ini ditunjukkan dengan kemampuan mengatur
ekonomi dan tidak tergantungnya kebutuhan ekonomi pada orang
tua.
3) Intelektual, aspek ini ditunjukkan dengan kemampuan untuk
mengatasi berbagai masalah yang dihadapi.
4) Sosial, aspek ini ditunjukkan dengan kemampuan untuk
mengadakan interaksi dengan orang lain dan tidak tergantung atau
menunggu aksi dari orang lain.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek dari
kemandirian adalah anak bertangggungjawab dengan beragam aktivitas
yang dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu aspek emosi, aspek ekonomi,
aspek intelektual,dan aspek sosial.
2. Kelekatan Guru dan Orang Tua
a. Pengertian Kelekatan Guru dan Orang Tua
Istilah kelekatan untuk pertama kalinya dikemukakan oleh seorang
Psikolog dari Inggris pada tahun 1958 bernama John Bowlby. Kualitas
kelekatan orang tua dapat berkembang ke arah yang aman dan tidak aman.
12
Kelekatan yang diharapkan dimiliki oleh anak dengan orang tuanya adalah
kualitas kelekatan yang dapat memberikan rasa aman pada anak. Kelekatan
aman berarti ikatan yang terbentuk akibat adanya kualitas hubungan anak
dengan pengasuh utama, yaitu orang tua, yang bertahan lama sepanjang
rentang hidup manusia.9
Armsden dan Greenberg mendefinisikan kelekatan sebagai ikatan
afeksi antara dua individu yang memiliki intensitas yang kuat.10 Kelekatan
adalah hubungan emosional yang kuat antara anak dengan orang tua pada
masa-masa awal kehidupannya sehingga menjadi sebuah ikatan yang kekal
sepanjang hidup. Kelekatan ini mengacu pada tingkah laku antara anak
dengan orang tua yang memiliki perasaan yang kuat satu sama lain dan
melakukan banyak hal bersama untuk memperkuat ikatan tersebut. Anak
yang mendapatkan kelekatan yang cukup pada masa awal
perkembangannya akan merasa dirinya aman.
Menurut Beck, kelekatan atau attachment adalah suatu ikatan
afeksional yang kuat, yang ditujukan pada orang-orang tertentu dalam
kehidupan yang membuat individu merasa senang dan bahagia ketika
berinteraksi dan merasa nyaman di dekat mereka pada saat tertekan.11
Kelekatan (Attachment) merupakan kecenderungan dan keinginan
seorang individu yaitu anak untuk mencari kedekatan dengan pengasuhnya.
Terdapat empat prinsip dasar ikatan antara orang tua dan anak yaitu
kebutuhan fisik anak terhadap makanan dan kehangatan yang dipenuhi oleh
ibu, dorongan asal yang dimiliki oleh anak untuk melekat ke dada ibu,
9 Christian Natalia dan Made Diah Lestari, Hubungan Antara Kelekatan Aman Pada Orang tua Dengan Kematangan Emosi Remaja Akhir Di Denpasar, (Jurnal Psikologi Udayana, Volume. 2. No. 1. Tahun 2015), hlm. 80.
10 Nurul Fadhillah dan Syarifah Faradina, Hubungan Kelekatan Orang tua Dengan Kemandirian Remaja SMA Di Banda Aceh, (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Psikologi, Volume. 1. No. 3. Tahun 2016), hlm. 45.
11 Beck, R, dkk. Attachment to God and Parents: Testing the Correspondence vs. Compensation Hypotheses. (Journal of Psychology and Christianit, Vol. 2. No. 1. Tahun 2005), hlm. 21-28
13
kebutuhan bayi untuk disentuh dan menggelayut pada manusia, dan
kekecewaan bayi karena dikeluarkan dari dalam kandungan. 12
Kelekatan mengacu pada aspek hubungan antara orang tua yang
memberikan anak perasaan aman, terjamin, dan terlindung serta
memberikan dasar yang aman untuk mengeksplorasi dunia. Dalam masa
kanak-kanak, ikatan kelekatan tersebut membuat anak mendapatkan rasa
aman dari orang tua. Di masa dewasa, kelekatan mencakup hubungan
timbal balik dan saling menguntungkan di mana pasangan memberikan
tempat dan rasa aman satu sama lain. Lebih lanjut Upton membagi
kelekatan menjadi:
1) Secure attachment, anak-anak dalam kelekatan aman (secure
attachment) menggunakan orang tua mereka sebagai basis aman
untuk menjelajah lingkungan baru. Masuknya orang asing
menghambat penjelajahan anak, menyebabkan anak bergeser
sedikit lebih dekat ke orang tua. Anak akan cemas dengan
kepergian orang tuanya dan berusaha membuat orang tua kembali
dengan perilaku menangis atau mencari. Anak semestinya
berusaha untuk kembali terlibat dalam interaksi ketika orang tua
kembali. Jika merasa cemas ia mungkin juga ingin dipeluk dan
ditenangkan.
2) Insecure avoidant, pada kelekatan ini anak menunjukkan sedikit
kepedulian atas kepergian ibunya. Alih-alih menyambut orang
tuanya ketika bertemu kembali, mereka secara aktif menghindari
interaksi dan mengabaikan ajakan-ajakan orang tua untuk
berinteraksi.
3) Insecure ambivalent, pada kelekatan ini anak cemas dengan
kepergian orang tuanya dan berperilaku secara ambivalen ketika
bertemu kembali. Anak berusaha melakukan kontak dan interaksi
12 Henni Anggraini dan Sarah Emmanuel H, Hubungan Kelekatan Dengan Kecerdasan Emosi Dan Penyesuaian Sosial Pada Anak Usia Dini, (Jurnal Pedagogi, Volume. 2. No. 3. Tahun 2016), hlm. 18.
14
namun sekaligus menolak dengan marah ketika diajak
berinteraksi.
4) Insecure disorganized, anak menunjukkan pola-pola perilaku
yang bertentangan dan tampaknya merasa bingung atau takut
untuk mendekati orang tuanya. Perilaku ini berkaitan dengan
anak-anak yang mengalami penganiayaan atau memiliki orang
tua yang mengalami kecemasan berat.13
Dengan mengacu pada pendapat di atas maka dapat disimpulkan
bahwa kelekatan adalah hubungan yang sangat kuat antara orang tua
dengan anak mereka yang menguntungkan satu sama lain. Kelekatan dapat
dibagi menjadi empat macam yaitu secure attachment, insecure avoidant,
insecure ambivalent, dan insecure disorganized.
b. Faktor-faktor yang Memengaruhi Kelekatan Guru dan Orang
Tua
Tidak semua hubungan yang bersifat emosional atau afektif dapat
disebut kelekatan. Adapun ciri afektif yang menunjukkan kelekatan adalah
hubungan yang bertahan cukup lama, ikatan tetap ada walaupun figur lekat
tidak tampak dalam jangkauan mata anak, bahkan jika figur digantikan oleh
orang lain dan kelekatan dengan figur lekat akan menimbulkan rasa aman.
Maccoby menjelaskan bahwa seorang anak dapat dikatakan lekat pada
orang lain jika memiliki ciri-ciri antara lain:
1) Mempunyai kelekatan fisik dengan seseorang.
2) Menjadi cemas ketika berpisah dengan figur lekat.
3) Menjadi gembira dan lega ketika figur lekatnya kembali.
4) Orientasinya tetap pada figur lekat walaupun tidak melakukan
interaksi. Anak memperhatikan gerakan, mendengarkan suara,
dan sebisa mungkin berusaha mencari perhatian figur lekatnya.
13 Upton, P., Loc.Cit., hlm. 88.
15
Kelekatan tidak muncul secara tiba-tiba, ada faktor-faktor yang
menjadi penyebab munculnya kelekatan. Menurut Baradja (dalam Eka
Ervika, 2000: 14) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya
kelekatan antara seorang anak dan orang tua adalah sebagai berikut: a)
Adanya kepuasan anak terhadap pemberian objek lekat, misalnya setiap kali
seorang anak membutuhkan sesuatu maka objek lekat mampu dan siap
untuk memenuhinya. Dan objek lekat di sini adalah orang tua mereka; b)
Terjadi reaksi atau merespon setiap tingkah laku yang menunjukkan
perhatian. Misalnya, saat seorang anak bertingkah laku dengan mencari
perhatian pada orang tua, maka orang tua meresponnya. Maka anak
memberikan kelekatannya; dan c) Seringnya bertemu dengan anak, maka
anak akan memberikan kelekatannya. Misalnya orang tua yang lebih
banyak menghabiskan waktu di rumah memudahkan anak untuk
berkomunikasi dengan mereka.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa ada faktor-faktor
yang menyebabkan munculnya kelekatan anak pada orang tua yaitu adanya
kepuasan anak, adanya respon dan intensitas pertemuan anak dengan orang
tua.
c. Aspek-aspek Kelekatan Guru dan Orang Tua
Ainsworth menciptakan strange situation, sebuah ukuran pengamatan
kelekatan pada bayi ketika bayi mengalami serangkaian perkenalan,
perpisahan, dan pertemuan kembali dengan pengasuh dan orang-orang
asing dalam urutan tertentu. Dalam prosedur yang dikemukakan oleh
Ainsworth (dalam Crain), terdapat tiga pola dasar tersebut yaitu:
1) Secure Attachment (Kelekatan Aman): Anak yakin pada orang
tua karena orang tua sensitif dan responsif sehingga anak merasa
tenang. Anak merasa senang ditunggui orang tua. Anak
menunjukkan kebahagiaan ketika orang tua kembali.
2) Ambivalent Attachment (Kelekatan Melawan): Anak merasa tidak
pasti bahwa orang tuanya selalu ada dan responsif sehingga anak
16
mudah cemas untuk berpisah. Anak tampak sedih ketika ditinggal
orang tua dan sulit untuk tenang kembali meskipun orang tua
telah kembali. Anak mampu mengekspresikan emosi negatif
namun dengan reaksi yang berlebihan.
3) Avoidant Attachment (Kelekatan Menghindar): Anak merasa
orang tua tidak merespon interaksinya sehingga anak kurang
mampu untuk bersosialisasi. Anak tidak peduli jika orang tua
pergi dan menolak orang tua ketika kembali.Anak kurang mampu
mengekspresikan emosi negatif.14
Banyak anak lebih memilih kelekatan aman untuk menumbuhkan
kemandiriannya. Hal ini dapat dilihat dari berbagai penelitian di mana
kelekatan aman anak baik di lingkungan keluarga maupun di lingkungan
sekolah pada orang tua lebih banyak mempengaruhi kemandirian anak.
Anak dengan kelekatan aman (secure attachment) menggunakan orang
tua mereka sebagai dasar rasa aman mereka. Pada saat orang tua mereka
hadir, anak akan meninggalkan orang tua mereka untuk menjelajah
lingkungan mereka dengan terkadang kembali kepada orang tua mereka
untuk memastikan orang tua mereka masih ada. Anak-anak ini biasanya
kooperatif dan relatif bebas dari rasa marah. Selain itu, anak-anak dengan
kelekatan aman menganggap bahwa orang asing dapat menghambat
penjelajahan mereka sehingga menyebabkan anak bergeser sedikit lebih
dekat dengan orang tua. Anak akan cemas dengan kepergian orang tuanya
dan berusaha membuat orang tua kembali dengan perilaku menangis atau
mencari. Jika merasa cemas, anak mungkin juga ingin dipeluk dan
ditenangkan.
Dengan mengacu pada pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
kelekatan aman, kelekatan melawan, dan kelekatan menghindar mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap kemandirian anak.
14 Crain, W, Teori Perkembangan (Konsep dan Aplikasi). Alih Bahasa: Yudi Santoso, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), hlm. 81
17
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Ada beberapa penelitian yang relevan telah dilakukan oleh peneliti tentang
hubungan attachment terhadap kesiapan belajar siswa, diantaranya:
1 Desiani Maentiningsih dalam penelitiannya yang berjudul “Hubungan
antara secure attachment dengan motivasi berprestasi pada remaja”
Menyimpulkan bahwa berdasarkan hasil penelitian dan analisis diketahui
bahwa ada hubungan yang signifikan antara secure attachment dengan
motivasi berprestasi pada remaja. Berdasarkan analisis data dengan
kolmogorov-smirnov, nilai signifikansi secure attachment sebesar 0.024
(p<0.05) yang menunjukkan bahwa sebaran skor tidak normal. Sedangkan
nilai signifikansi motivasi berprestasi sebesar 0.200 (p>0.05) yang
menunjukkan distribusi skor normal. Sedangkan berdasarkan hasil uji
linearitas diperoleh nilai signifikansi 0.000 (p<0,05) yang secara umum
dapat dikatakan hubungan secure attachment dan motivasi berprestasi
adalah membentuk garis linear.
Dari hasil uji korelasi diperoleh nilai korelasi spearman’s rho
sebesar 0.995 yang menunjukkan korelasi sangat kuat dan positif,
sedangkan nilai signifikansi sebesar 0.000 (p<0.01) yang menunjukkan
bahwa korelasi antar skor secure attachment dan motivasi berprestasi sangat
signifikan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang berbunyi
bahwa terdapat hubungan antara secure attachment dengan motivasi
berprestasi pada remaja diterima. Hasil penelitian ini menunjukkan ada
hubungannya dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pada secure
attachment dan adanya faktor peran orang tua yang cukup dominan
misalnya adanya orang tua yang utuh dan memberikan kasih sayang,
komunikasi antara orang tua dengan remaja yang baik, dan dukungan dari
orang tua yang membuat remaja menjadi lebih percaya diri. Sedangkan
motivasi berprestasi pada remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain keinginan untuk memperoleh pengakuan dari sekolah, kebutuhan untuk
18
memperoleh penghargaan, kebutuhan untuk dihormati teman dan kebutuhan
untuk bersaing. 15
Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Desiani Maentiningsih
dengan peneliti adalah sama-sama meneliti secure attachment.
Perbedaannya penelitian yang dilakukan Desiani Maentiningsih itu
tujuannya untuk mengetahui Hubungan antara secure attachment dengan
motivasi berprestasi pada remaja, sedangkan tujuan penelitian ini untuk
mengetahui Hubungan Kelekatan Aman Terhadap Kemandirian Siswa Di
Kelas I MI Far’ul Hidayah Sawangan Baru Kota Depok..
2 Hani Nurhayati dalam penelitiannya yang berjudul “Hubungan
Kelekatan Aman (Secure Attachment) Anak Pada Orang tua Dengan
Kemandirian Anak Kelompok B TK PKK 37 Dodogab Jatimulyo
Dlingo Bantul.” Menyimpulkan bahwa hasil penelitian menunjukkan
bahwa dari 32 orang tua yang diminta untuk mengisi skala kelekatan aman
terdapat 14 orang tua yang termasuk dalam kategori sangat tinggi dan 18
orang tua masuk dalam kategori tinggi. Hasil ini menunjukkan bahwa rata-
rata kelekatan aman dari orang tua anak Kelompok B TK PKK 37 Dodogan
termasuk dalam kategori tinggi. Selanjutnya untuk kemandirian anak, dari
32 anak terdapat 19 anak yang memiliki kemandirian yang sangat tinggi
dan 12 anak memiliki kemandirian tinggi. Rata-rata kemandirian anak
Kelompok B TK PKK 37 Dodogan termasuk dalam kategori sangat tinggi.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan yang positif antara kelekatan aman anak pada orang tua
dengan kemandirian anak Kelompok B TK PKK 37 Dodogan Jatimulyo
Dlingo Bantul, dengan rata-rata tingkat kelekatan aman tinggi dan rata-rata
tingkat kemandirian sangat tinggi. 16
15 Desiani Maentiningsih dalam penelitiannya yang berjudul, “Hubungan Kelekatan Aman (Secure Attachment) Anak Pada Orang tua Dengan Kemandirian Anak Kelompok B TK PKK 37 Dodogab Jatimulyo Dlingo Bantul.”, (skripsi fakultas Psikologi Universitas Gunadarma dalam skripsinya tahun 2008), 12-13
16 Hani Nurhayati, “Hubungan Kelekatan Aman (Secure Attachment) Anak Pada Orang tua Dengan Kemandirian Anak Kelompok B TK PKK 37 Dodogab Jatimulyo Dlingo Bantul.“, (skripsi
19
Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Hani Nurhayati dengan
peneliti adalah sama-sama meneliti kelekatan aman dan kemandirian.
Perbedaannya penelitian yang dilakukan Hani Nurhayati itu tujuannya
untuk mengetahui Hubungan Kelekatan Aman (Secure Attachment) Anak
Pada Orang tua Dengan Kemandirian Anak Kelompok B TK PKK 37
Dodogab Jatimulyo Dlingo Bantul, sedangkan tujuan penelitian ini untuk
mengetahui Hubungan Kelekatan Aman Terhadap Kemandirian Siswa Di
Kelas I MI Far’ul Hidayah Sawangan Baru Kota Depok..
3 Fauzul Mutmainah dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Secure
Attachment Terhadap Kemandirian Anak Usia Dini di RA Muslimat
NU 1 Belung Poncosukumo Malang.” Menyimpulkan bahwa anak usia
dini di RA Muslimat NU 1 Belung Poncosukumo Malang tahun ajaran
2015-2016 sebagian besar memiliki skor sedang pada secure attachment
yaitu 43 anak (86%). Artinya rata-rata anak memiliki rasa aman berbeda
didekat ibu, ibu memenuhi kebutuhan anak, keterbukaan perasaan antara
ibu dan anak, anak menceritakan yang ia alami serta ibu tidak melakukan
penolakan atau mengacuhkan anak. Sedangkan sebagaian besar memiliki
skor sedang pada kemandirian yaitu 52%, namun hasilnya beda tipis
dengan siswa yang memiliki tingkat kemandirian tinggi yaitu 48%. Artinya
sebagian besar anak tidak tergantung pada orang lain dalam mengurus
dirinya, mampu menyelesaikan tugas sendiri sampai selesai meskipun
terkadang masih dibantu, serta mampu bersosialisasi dan berkomunikasi
dengan baik. Selain itu anak bersikap mandiri dalam menghadapi berbagai
situasi di lingkungan, sehingga individu mampu berpikir dan bertindak
sendiri. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa Secure Attachment
mempunyai pengaruh terhadap kemandirian anak usia dini . Secure
Attachment berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kemandirian Anak
program studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Negeri Yogyakarta dalam skripsinya tahun 2015), hlm. 65
20
Usia Dini. Jadi, semakin tinggi Secure Attachment maka akan semakin
tinggi Kemandirian anak.17
Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Fauzul Mutmainah
dengan peneliti adalah sama-sama meneliti secure attachment.
Perbedaannya penelitian yang dilakukan Fauzul Mutmainah itu tujuannya
untuk mengetahui Pengaruh Secure Attachment Terhadap Kemandirian
Anak Usia Dini di RA Muslimat NU 1 Belung Poncosukumo Malang,
sedangkan tujuan penelitian ini untuk mengetahui Hubungan Kelekatan
Aman Terhadap Kemandirian Siswa Di Kelas I MI Far’ul Hidayah
Sawangan Baru Kota Depok.
C. Kerangka Berpikir
Adapun mengenai kerangka pikir dapat diperjelas dengan bagan pada Gambar 1
sebagai berikut:
17 Fauzul Mutmainah, “Pengaruh Secure Attachment Terhadap Kemandirian Anak Usia Dini di RA Muslimat NU 1 Belung Poncosukumo Malang. “ , skripsi fakultas Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dalam skripsinya tahun 2016), hlm. 144-145.
21
Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir
Kelekatan mengacu pada suatu relasi antara dua orang yang memiliki perasaan
yang kuat satu sama lain dan melakukan banyak hal bersama untuk melanjutkan
relasi itu. Kelekatan tidak muncul secara tiba-tiba, akan tetapi ada faktor-faktor yang
menjadi penyebab munculnya kelekatan yaitu kepuasaan anak terhadap objek lekat,
respon yang menunjukkan perhatian, dan seringnya bertemu dengan anak. Selain itu
juga tergantung pada jenis pola kelekatan yang dimiliki yaitu pola kelekatan aman
(secure attachment), pola kelekatan menghindar (avoidant attachment), dan pola
kelekatan melawan (ambivalent attachment).
Pada usia-usia awal pemberian kelekatan aman dilakukan orang tua sejak dini
sehingga dapat memunculkan rasa percaya diri. Rasa percaya diri timbul karena
adanya rasa kepercayaan (trust) anak pada orang tua sehingga anak merasa bahagia
KELEKATAN
Kelekatan 1. Anak yakin pada orang tua
karena orang tua sensitif dan responsif.
2. Anak merasa tenang saat ditinggal orang tua meski tidak ditunggui.
3. Anak menunjukkan kebahagiaan ketika orang tua kembali.
KEMANDIRIAN
KEMANDIRIAN BELAJAR 1. Anak mampu mengontrol
emosi. 2. Anak mampu mengatur
ekonomi. 3. Anak mampu mengatasi
berbagai masalah yang dihadapi.
4. Anak mampu mengadakan interaksi dengan orang lain.
5. Anak tidak tergantung atau menunggu aksi dari orang lain.
22
di dekat orang tua lalu anak mengembangkan rasa tersebut pada orang lain. Hal
inilah yang menyebabkan anak mempunyai rasa percaya diri.
Pola kelekatan aman ditunjukkan dengan hubungan yang baik dan
menyenangkan antara anak dan orang tua. Anak yakin pada orang tua karena orang
tua sensitif dan responsif sehingga anak merasa nyaman. Anak yang mendapatkan
pola kelekatan aman akan memiliki tingkat kemandirian yang baik.
Kemandirian dapat diartikan sebagai kemampuan berdiri sendiri di atas kaki
sendiri dengan kebenaran dan tanggung jawab sendiri. Kemampuan anak untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya diperoleh melalui proses belajar untuk
tidak bergantung pada orang lain sehingga mempunyai rasa percaya diri dan akhirnya
mampu mengambil keputusan dan bertanggungjawab sendiri atas semua yang
diperbuatnya. Untuk dapat mandiri seorang anak membutuhkan kesempatan,
dukungan, dan dorongan dari keluarga dan lingkungan sekitarnya. Kemandirian juga
dapat berkembang dengan baik jika diberikan melalui latihan-latihan yang dilakukan
secara intensif sejak dini seperti makan dan minum sendiri, memakai sepatu sendiri,
menyisir rambut sendiri, dan lain-lain.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka berfikir yang telah dikemukakan diatas, maka dapat
dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
Ha : adanya hubungan kelekatan guru dan orang tua terhadap kemandirian
belajar siswa di kelas I MI Far’ul Hidayah Sawangan Baru Kota Depok.
Ho : tidak adanya hubungan kelekatan guru dan orang tua terhadap kemandirian
belajar siswa di kelas I MI Far’ul Hidayah Sawangan Baru Kota Depok.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini adalah di MI Far’ul Hidayah Sawangan Baru Kota Depok.
Waktu penelitian dilaksanakan selama semester ganjil tahun ajaran 2017/2018. Yaitu
dari bulan April hingga bulan Mei. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas I MI
Far’ul Hidayah Sawangan Baru Kota Depok tahun ajaran 2017/2018, yang berjumlah
40 siswa.
Tabel 3.1
Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Bulan
April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 5
1
Survey ke tempat penelitian dan mengajukan izin kepada sekolah tempat penelitian.
2 Mengadakan koordinasi dengan guru kelas di sekolah.
3 Penyebaran angket/kuisioner kepada guru dan orang tua.
4 Pengumpulan data.
5 Pengolahan data dan uji hasil
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan ini dikatakan
kuantitatif karena hasil penelitian ini banyak menggunakan angka-angka.
Berdasarkan tujuannya, penelitian ini merupakan penelitian korelasional. Penelitian
23
24
korelasional adalah penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki sejauh mana variasi
pada suatu variable berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain,
berdasarkan koefisien korelasional.
Penelitian korelasional bisa memperoleh informasi mengenai taraf hubungan
yang terjadi antara variabel X dan variabel Y. Dalam penelitian Hubungan kelekatan
guru dan orang tua dengan kemandirian belajar siswa kelas I MI Far’ul Hidayah
Sawangan Baru Kota Depok ini mengandung dua variabel, yaitu kelekatan sebagai
variabel bebas (independent) dan kemandirian belajar siswa sebagai variabel terikat
(dependent).
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek yang ingin diteliti baik berupa orang,
benda, kejadian, nilai maupun hal-hal yang terjadi.18 Populasi dalam penelitian
ini adalah siswa-siswi kelas I MI Far’ul Hidayah Sawangan Baru Kota Depok
Tahun Ajaran 2017/2018 yang terdiri dari kelas IA dan IC berjumlah 40 orang
siswa .
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diselidiki. Dapat juga
dikatakan bahwa sampel adalah populasi dalam bentuk kecil. Sampel atau
contoh adalah sebagian individu yang diselidiki dari keseluruhan individu
penelitian.19
Adapun teknik sampling yang digunakan adalah teknik simple random
sampling. Sugiyono mendefinisikan bahwa simple (sederhana) karena
pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.20 Jadi, sampel dalam
penelitian ini adalah siswa-siswi kelas I MI Far’ul Hidayah Sawangan Baru
18 Bambang Prasetyo, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: PT RajaGrafindo, 2012), hlm. 119.
19 Cholid Narbuko dan abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hlm. 107.
20 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 82.
25
Kota Depok yang berjumlah 40 siswa untuk variabel kemandirian belajar siswa
dan 40 siswa untuk variabel kelekatan guru dan orang tua.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data. Sehingga, teknik pengumpulan data sangat diperlukan
dalam suatu penelitian karena dalam penelitian membutuhkan data yang akurat dan
tepat. Cara-cara tersebut dapat dilihatkan penggunaannya melalui metode angket,
wawancara, observasi, tes, dan dokumentasi.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu peneliti melakukan observasi
awal tentang kemandirian belajar siswa dan kelekatan guru dan orang tua.
Selanjutnya, peneliti mengambil data kemandirian belajar siswa dan kelekatan guru
dan orang tua melalui instrument skala Likert yang ditujukan kepada guru dan orang
tua siswa.
Menurut Sugiyono (2011) secara umum terdapat empat jenis skala yaitu skala
Likert, skala Guttman, Rating Scale, dan Semantic Deferential. Skala Likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok
orang tentang fenomena sosial. Dengan Skala Likert, maka variabel yang akan diukur
dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai
titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau
pertanyaan.21
E. Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas Butir Item Skala Penelitian
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevali dan atau
kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang diinginkan.22 Perhitungan validitas instrumen (rhitung)
pada penelitian ini menggunakan rumus korelasi Product Moment..23
Jika rhitung > rtabel pada taraf signifikan 95 % berarti butir butir
21 Ibid. hlm. 93. 22 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik., (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010) hlm. 211. 23 Ibid, hlm. 213
26
item suatu isntrumen penelitian adalah valid dan sebaliknya jika rhitung <
rtabel maka butir item suatu instrument penelitian tersebut adalah
tidak valid. Untuk pengujian validitas peneliti menggunakan seluruh
responden yaitu sebanyak 40 orang. Untuk meilihat hasil perhitungan uji
validitas butir item untuk masing-masing variabel Kelekatan Guru (X1),
Kelekatan Orang Tua (X2), dan Kemandirian Belajar Siswa (Y) dapat
dilihat pada halaman berikut ini:
a. Validitas Butir Item Skala Kelekatan Guru (X1)
Dengan menggunakan angka kritis korelasi r-hitung 95% atau dengan
α = 0,05 dan nilai rtabel sebesar 0,314 (rtabel= n= 40 = 0,312), maka dapat
diperoleh hasil validitas butir item suatu instrument penelitian. Jika rhitung >
rtabel, maka butir item pertanyaan dinyatakan valid dan sebaliknya jika
rhitung < rtabel, maka butir item pertanyaan dinyatakan tidak valid. Pada
tabel 3.2 diketahui validitas butir item setiap pertanyaan dari variabel
Kelekatan Guru (X1).
Tabel 3.2.
Hasil Perhitungan Uji Validitas Skala
Kelekatan Guru (X1)
Pertanyaan Nilai rhitung Nilai rtabel Kriteria KG1 0,539 0,312 Valid KG2 0,816 0,312 Valid KG3 0,585 0,312 Valid KG4 0,728 0,312 Valid KG5 0,421 0,312 Valid KG6 0,670 0,312 Valid KG7 -0,035 0,312 Tidak Valid KG8 0,698 0,312 Valid KG9 0,525 0,312 Valid KG10 0,532 0,312 Valid KG11 0,197 0,312 Tidak Valid KG12 0,588 0,312 Valid KG13 0,487 0,312 Valid KG14 0,598 0,312 Valid KG15 0,820 0,312 Valid
27
KG16 0,074 0,312 Tidak Valid KG17 0,488 0,312 Valid KG18 0,532 0,312 Valid KG19 0,760 0,312 Valid KG20 0,559 0,312 Valid KG21 0,667 0,312 Valid KG22 0,048 0,312 Valid KG23 0,733 0,312 Valid KG24 0,716 0,312 Valid KG25 0,733 0,312 Tidak Valid KG26 0,731 0,312 Valid
Sumber : Output SPSS 22
Berdasarkan tabel 3.2 di atas diperoleh kesimpulan bahwa dari 26 item
butir pertanyaan pada uji coba 40 responden atas variable Kelekatan Guru
(X1) menunjukkan bahwa terdapat 22 butir item pertanyaan adalah valid
yaitu pertanyaan nomor KG1, KG2,KG3, KG4, KG5, KG6, KG8, KG9,
KG10, KG12, KG13, KG14, KG15, KG17, KG18, KG19, KG20, KG21,
KG22, KG24, KG25, KG26. Hal ini dikarenakan semua nilai r-hitung
Keleketan Guru (X1) > r-tabel pada taraf signifikan 5%. Dan terdapat 4 butir
item adalah tidak valid yaitu pertanyaan nomor KG7, KG11, KG16, dan
KG23. Hal ini dikarenakan semua nilai r-hitung Keleketan Guru (X1) < r-
tabel pada taraf signifikan 5%.
b. Validitas Butir Item Kelekatan Orang Tua (X2)
Dengan menggunakan angka kritis korelasi r-hitung 95% atau dengan
α = 0,05 dan nilai rtabel sebesar 0312 (rtabel= n= 40 = 0,312), maka dapat
diperoleh hasil validitas butir item suatu instrumen penelitian. Jika rhitung >
rtabel, maka butir item pertanyaan dinyatakan valid dan sebaliknya jika
rhitung < rtabel, maka butir item pertanyaan dinyatakan tidak valid. Pada
tabel 3.3 diketahui validitas butir item setiap pertanyaan dari variabel
Kelekatan Orang Tua (X2).
28
Tabel 3.3
Hasil Perhitungan Uji Validitas Skala
Kelekatan Orang Tua (X2)
Pertanyaan Nilai rhitung Nilai rtabel Kriteria KOT1 0,576 0,312 Valid KOT 2 0,637 0,312 Valid KOT 3 0,537 0,312 Valid KOT 4 0,608 0,312 Valid KOT 5 0,520 0,312 Valid KOT 6 0,490 0,312 Valid KOT 7 0,514 0,312 Valid KOT 8 0,402 0,312 Valid KOT 9 0,429 0,312 Valid KOT 10 0,464 0,312 Valid KOT 11 0,554 0,312 Valid KOT 12 0,483 0,312 Valid KOT 13 0,500 0,312 Valid KOT14 0,556 0,312 Valid KOT 15 0,109 0,312 Tidak Valid KOT 16 0,471 0,312 Valid KOT 17 0,542 0,312 Valid KOT 18 0,612 0,312 Valid KOT 19 0,569 0,312 Valid KOT 20 0,550 0,312 Valid KOT 21 0,496 0,312 Valid KOT22 -0,025 0,312 Tidak Valid KOT 23 0,494 0,312 Valid KOT 24 0,695 0,312 Valid KOT 25 0,545 0,312 Valid KOT 26 0,551 0,312 Valid
Sumber : Output SPSS 22
Berdasarkan tabel 3.3 di atas diperoleh kesimpulan bahwa dari 30 item
butir pertanyaan pada uji coba 40 responden atas variable Kelekatan Orang
Tua (X2) menunjukkan bahwa terdapat 24 butir item pertanyaan adalah valid
yaitu pertanyaan nomor KOT1, KOT2, KOT3, KOT4, KOT5, KOT6, KOT7,
KOT8, KOT9, KOT10, KOT11, KOT12, KOT13, KOT14, KOT16, KOT17,
KOT18, KOT19, KOT20, KOT21, KOT23, KOT24, KOT25, dan KOT26 hal
29
ini dikarenakan semua nilai r-hitung Keleketan Orang Tua (X2) > r-tabel pada
taraf signifikan 5%. Dan terdapat 2 butir item adalah tidak valid yaitu
pertanyaan nomor KOT15, dan KOT22. Hal ini dikarenakan semua nilai r-
hitung Keleketan Orang Tua (X2) < r-tabel pada taraf signifikan 5%.
c. Validitas Butir Item Skala Kemandirian Belajar Siswa (Y)
Dengan menggunakan angka kritis korelasi r-hitung 95% atau dengan
α = 0,05 dan nilai rtabel sebesar 0,312 (rtabel= n= 40 = 0,312), maka dapat
diperoleh hasil validitas butir item suatu instrumen penelitian. Jika rhitung >
rtabel, maka butir item pertanyaan dinyatakan valid dan sebaliknya jika
rhitung < rtabel, maka butir item pertanyaan dinyatakan tidak valid. Pada
tabel 3.4 diketahui validitas butir item setiap pertanyaan dari variabel
Kemandirian Belajar Siswa (Y).
Tabel 3.4
Hasil Perhitungan Uji Validitas Skala Kemandirian Belajar Siswa (Y)
Pertanyaan Nilai rhitung Nilai rtabel Kriteria KBS1 0,482 0,312 Valid KBS 2 0,602 0,312 Valid KBS 3 0,541 0,312 Valid KBS 4 0,202 0,312 Tidak Valid KBS 5 0,542 0,312 Valid KBS 6 0,364 0,312 Valid KBS7 0,449 0,312 Valid KBS8 -0,077 0,312 Tidak Valid KBS9 0,171 0,312 Tidak Valid
KBS10 0,517 0,312 Valid KBS11 0,622 0,312 Valid KBS12 0,580 0,312 Valid KBS13 0,569 0,312 Valid KBS14 0,065 0,312 Tidak Valid KBS15 0,370 0,312 Valid KBS16 0,435 0,312 Valid
30
KBS17 -0,014 0,312 Tidak Valid KBS18 0,465 0,312 Valid KBS19 0,423 0,312 Valid KBS20 0,413 0,312 Valid KBS21 0,214 0,312 Tidak Valid KBS22 0,421 0,312 Valid KBS23 0,522 0,312 Valid KBS24 0,439 0,312 Valid KBS25 0,552 0,312 Valid KBS26 -0,127 0,312 Tidak Valid KBS27 0,194 0,312 Tidak Valid KBS28 0,533 0,312 Valid KBS29 0,353 0,312 Valid KBS30 0,491 0,312 Valid KBS31 0,106 0,312 Tidak Valid KBS32 0,616 0,312 Valid KBS33 0,593 0,312 Valid KBS34 0,374 0,312 Valid KBS35 0,524 0,312 Valid KBS36 0,167 0,312 Tidak Valid KBS37 0,549 0,312 Valid KBS38 0,400 0,312 Valid KBS39 0,624 0,312 Valid KBS40 0,148 0,312 Tidak Valid KBS41 -0,155 0,312 Tidak Valid KBS42 0,602 0,312 Valid KBS43 0,196 0,312 Tidak Valid KBS44 0,511 0,312 Valid
Sumber : Output SPSS 22
Berdasarkan tabel 4.3 di atas diperoleh kesimpulan bahwa dari 44 item
butir pertanyaan pada uji coba 40 responden atas variable Kemandirian
Belajar Siswa (Y) menunjukkan bahwa terdapat 31 butir item pertanyaan
adalah valid yaitu pertanyaan nomor KBS1, KBS2, KBS3, KBS5, KBS6,
KBS10, KBS11, KBS12, KBS13, KBS15, KBS16, KBS18, KBS19, KBS20,
KBS22, KBS23, KBS24, KBS25, KBS28, KBS29, KBS30, KBS32, KBS33,
KBS34, KBS35, KBS37, KBS38, KBS39, dan KBS42. Hal ini dikarenakan
semua nilai r-hitung Kemandirian Belajar Siswa (Y) > r-tabel pada taraf
signifikan 5%. Dan terdapat 13 butir item adalah tidak valid yaitu pertanyaan
nomor KOT4, KOT8, KOT9, KOT14, KOT17, KOT21, KOT26, KOT27,
31
KOT31, KOT36, KOT40, KOT41, dan KOT43. Hal ini dikarenakan semua
nilai r-hitung Kemandirian Belajar Siswa (Y) < r-tabel pada taraf signifikan
5%.
2. Uji Reliabilitas Konstruk Skala Penelitian
Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini digunakan untuk menunjukan
tingkat reliabilitas konsistensi sebuah konstruk pertanyaan yang digunakan.
Uji reliabilitas hanya dapat dilakukan setelah sebuah instrumen telah
dipastikan validitasnya. Perhitungan pengujian reliabilitas instrumen
penelitian ini menggunakan rumus metode Alpha Cronbach (Sambas Ali
Muhidin CS, 38, 2009). Untuk melihat reliabilitas konstruk pertanyaan adalah
dengan mengukur koefisien Cronbach’ Alpha dengan bantuan program SPSS
22. Nilai alpha bervariasi dari 0 – 1, suatu pertanyaan dapat dikategorikan
reliable jika nilai alpha lebih besar dari 0.70.
a. Uji Reliabilitas Kelekatan Guru (X1)
Tabel 3.5.
Perhitungan Reliabilitas
Konstruk Kelekatan Guru (X1)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.921 22
Sumber : Output SPSS 22
Berdasarkan data pada tabel 3.5. di atas nilai cronbach’s Alpha variabel
Kelekatan Guru (X1) adalah 0.884. Karena variabel Kelekatan Guru (X1)
memiliki nilai Cronbach Alpha 0,884 lebih besar dari 0.700, maka dapat
32
disimpulkan bahwa konstruk pertanyaan dari variabel Kelekatan Guru (X1)
adalah reliabel.
b. Uji Reliabilitas Kelekatan Orang Tua (X2)
Tabel 3.6
Perhitungan Reliabilitas Konstruk Kelekatan Orang Tua (X2)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.884 24
Sumber : Output SPSS 22
Berdasarkan data pada tabel 3.6. di atas nilai cronbach’s Alpha variabel
Kelekatan Orang Tua (X2) adalah 0.802. Karena variabel Kelekatan Orang
Tua (X2) memiliki nilai Cronbach Alpha 0,840 lebih besar dari 0.700, maka
dapat disimpulkan bahwa konstruk pertanyaan dari variabel Kelekatan Orang
Tua (X2) adalah reliabel.
c. Uji Reliabilitas Kemandirian Belajar Siswa (Y)
Tabel 3.7.
Perhitungan Reliabilitas Konstruk Kemandirian Belajar Siswa (Y)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.908 31
Sumber : Output SPSS 22
Berdasarkan data pada tabel 3.7. di atas nilai cronbach’s Alpha variabel
Kemandirian Belajar Siswa (Y) adalah 0.908. Karena variabel Kemandirian
33
Belajar Siswa (Y) memiliki nilai Cronbach Alpha 0,908 lebih besar dari
0.700, maka dapat disimpulkan bahwa konstruk pertanyaan dari variabel
Kemandirian Belajar Siswa (Y) adalah reliabel.
Tabel 3.8
Rangkuman Reliabilitas Kelekatan Guru (X1), Kelekatan Orang Tua (X2), dan
Kemandirian Belajar Siswa (Y)
No.
Variabel
Nilai Cronbach Alpha
Nilai Standar
Keterangan
1. Kelekatan Guru (X1) 0,921 0,700 Reliabel
2. Kelekatan Orang Tua (X2) 0,884 0,700 Reliabel
4. Kemandirian Belajar Siswa (Y) 0,908 0,700 Reliabel
Sumber : Data diolah oleh penulis
Berdasarkan data pada tabel di atas nilai cronbach’s Alpha variabel
Kelekatan Guru (X1), Kelekatan Orang Tua (X2), dan Kemandirian Belajar
Siswa (Y) adalah 0.921, 0,884, dan 0,908. Hal ini menunjukkan bahwa semua
instrumen penelitian dinyatakan reliabel karena semua instrumen memiliki
nilai cronbach alpha lebih dari 0.700. Karena semua butir pertanyaan sudah
reliabel, kesimpulanya instrumen penelitian ini bisa digunakan beberapa kali
untuk mengukur objek yang sama dan akan menghasilkan data yang sama
pula (konsisten).
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis korelasi Product
Moment. Sebelum dilakukan analisis korelasi Product Moment, terlebih dahulu
dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji linearitas sebagai syarat agar bisa
dilakukan penelitian.
a. Uji Prasyarat Analisis
1) Uji Normalitas
Uji normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data.
Uji ini merupakan pengujian yang paling banyak dilakukan untuk analisis
34
statistik parametrik, asumsi yang harus dimiliki oleh data adalah bahwa
data tersebut terdistribusi secara normal.24 Uji normalitas dalam penelitian
ini menggunakan teknik Kolmogrov-Smirnov.
Data dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikansi > nilai
alpha yang ditentukan, yaitu 5% (0,05). Sebaliknya jika jika nilai
signifikansi < 0,05, maka data dinyatakan tidak berdistribusi normal. Data
dapat dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikansinya lebih besar
dari 0,05.
2) Uji Linearitas
Uji linearitas adalah pengukuran yang ditujukan untuk mengetahui
hubungan antara variabel independen dan dependen yang harus linear.25 Uji
linearitas dalam penelitian ini menggunakan teknik anova pada SPSS.
Untuk mengetahui bahwa kedua variabel dikatakan linier jika dilakukan
perhitungan yang menunjukkan bahwa harga Fhitung ≤ Ftabel dengan taraf
signifikansi 0,05 (5%).
b. Uji Hipotesis Penelitian
Uji hipotesis ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah data
yang diperoleh dalam penelitian dapat mendukung atau menolak hipotesis yang
diajukan oleh peneliti sebelumnya. Analisis korelasi yang digunakan adalah
Korelasi Product Moment dengan ketentuan jika rhitung> rtabel maka Ha diterima
dan Ho ditolak, akan tetapi sebaliknya jika < maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Hasil perhitungan Korelasi Product Moment dengan menggunakan bantuan
SPSS 22 diperoleh hasil 0,870, kemudian hasil tersebut dikonsultasikan dengan
rtabel dengan taraf signifikan 5% maka didapatkan sebesar 0,349, sehingga
diperoleh bahwa 0,870 > dari rtabel 0,322. Sehingga hasil korelasi pada penelitian
ini Ha diterima sedangkan Ho ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa “Ada
24 Purbayu Budi Santosa & Ashari, Analisis Statistik dengan Microsoft Excel dan SPSS. (Yogyakarta: Andi Ofset, 2005), hlm. 231.
25 Ibid. hlm. 244
35
hubungan yang positif antara kelekatan guru dan orang tua dengan kemandirian
belajar siswa di kelas I di MI Far’ul Hidayah Sawangan Baru Kota Depok.”
G. Hipotesis Statistik
X1 terhadap Y yaitu ada hubungan kelekatan guru dengan kemandirian belajar
siswa.
X2 terhadap Y yaitu ada hubungan kelekatan orang tua dengan kemandirian
belajar siswa.
X1 dan X2 terhadap Y yaitu ada hubungan kelekatan guru dan orang tua dengan
kemandirian belajar siswa.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data
Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional. Untuk menganalisis hasil
penelitian, peneliti menggunakan angka yang didiskripsikan dengan menguraikan
kesimpulan yang didasari oleh angka yang diolah dengan metode statistik.
1. Deskripsi Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MI Far’ul Hidayah yang terletak di Sawangan
Kota Depok. MI Far’ul Hidayah mempunyai ruang kelas dan lapangan bermain.
MI Far’ul Hidayah memiliki 17 guru dan seorang kepala sekolah. MI Far’ul
Hidayah juga mempunyai tujuh ruang kelas, satu ruang kepala sekolah, satu
ruang guru, satu mushola, dua kamar mandi, dan satu perpustakaan.
Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas IA
dan IC yang berjumlah 40 orang siswa. Jumlah 20 siswa digunakan untuk
meneliti variabel kemandirian belajar, sedangkan 20 siswa digunakan untuk
meneliti variabel kelekatan guru dan orang tua.
B. Pengujian Prasyarat Analisis dan Pengujian Hipotesis 1. Deskriptif Jawaban Responden atas Skala Penelitian
Analisa deskriptif jawaban responden ini dimaksud untuk mengetahui
frekuensi jawaban 40 responden atas instrumen variable Kelekatan Guru (X1)
yang terdiri dari 26 butir item pertanyaan, instrumen variabel Kelekatan Orang
Tua(X2) yang terdiri dari 26 butir item pertanyaan, instrumen variabel
Kemandirian Belajar Siswa (Y) yang terdiri dari 44 butir item pertanyaan dapat
disajikan sebagai berikut:
1) Deskripsi Kelekatan Guru (X1)
Skala untuk variabel kemandirian belajar terdiri dari 22 butir pernyataan yang
telah valid. Skor jawaban yang tertinggi adalah 4 dan skor jawaban terendah
adalah 1. Penetapan kategori oleh peneliti digolongkan menjadi tiga kategori
yaitu tinggi, sedang, dan rendah yang dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut:
36
37
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Kemandirian Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Kelekatan Guru (X1) 40 45.00 88.00 73.4750 12.07240
Kelekatan Orang Tua (X2) 40 62.00 96.00 87.5750 9.10308
Kemandirian Belajar Siswa (Y) 40 80.00 124.00 112.9500 11.41513
Valid N (listwise) 40
Sumber : Output Program SPSS 22
Mencari skor terbesar dan terkecil
Skor terbesar 45
Skor terkecil 88
Mencari nilai rentangan (R)
R = skor terbesar - skor terkecil
R = 88 - 45 = 43
Mencari banyaknya kelas (BK)
BK = 1 + 3,3 Log n
BK = 1 + 3,3 (1,60)
BK = 1 + 5,287
BK = 6.287
Mencari nilai panjang kelas (i)
I = R/BK = 43/8 = 7
38
Tabel 4.2.
Nilai Interval Kelas Kelekatan Guru (X1)
No. Kelas Interval
Frekuensi Frekuensi Frekuensi Mutlak
(%) Relatif
(%) Kumulatif
(%) 1 58 – 65 6 26.09 26.09
2 66 – 73 4 17.39 43.48 3 74 – 81 7 30.43 73.91 4 82 – 89 6 26.09 100 23 100 Sumber : Hasil perhitungan dengan Program Excel 2010
Berdasarkan tabel tersebut, frekuensi variabel Kelekatan guru paling banyak
terletak pada interval 94 – 96 sebanyak 14 siswa (35%) dan paling sedikit
terletak pada interval 62 – 67 sebanyak 2 siswa (5 %) dan terletak pada interval
76 – 81 sebanyak 2 siswa (5%).
Selanjutnya penulis akan menentukan kecenderungan variabel kemandirian
belajar siswa yang diperoleh berdasarkan perhitungan skor empirik sebagai
berikut:
1. Menghitung mean empirik, dengan rumus:
ì = F µ : mean empirik
N
= 2939 F : total jawaban
40
= 73.48 N : jumlah responden
2. Menghitung standar deviasi (σ), dengan rumus:
σ = √ Σ(X – π)2 σ : standar deviasi empirik
n-1
= √ Σ(X – π)2 Xmax : skor maksimal subjek
39
= √145.74 Xmin : skor minimal subjek
= 12.07
39
Dari perhitungan di atas diperoleh kriteria kecenderungan
kelekatan guru sebagai berikut:
Tabel 4.3 Distribusi Kategorisasi Kelekatan Guru
No Kategori Rumusan Kriteria Frekuensi Persentase 1. Tinggi X > (µ + 1 σ) X > 85.55 8 20% 2. Sedang (µ – 1 σ) < X ≤ (µ +
1 σ) 61.40< X ≤ 85.55
24 60%
3. Rendah X ≤ (µ – 1 σ) X ≤ 61.40 8 20% Total 40 100%
Sumber : Hasil perhitungan dengan Program Excel 2010
2) Deskripsi Kelekatan Orang Tua (X2)
Skala untuk variabel kemandirian belajar terdiri dari 24 butir
pernyataan yang telah valid. Skor jawaban yang tertinggi adalah 4 dan skor
jawaban terendah adalah 1. Penetapan kategori oleh peneliti digolongkan
menjadi tiga kategori yaitu tinggi, sedang, dan rendah yang dapat dilihat
pada tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Kelekatan Guru (X1), Kelekatan Orang Tua (X2), dan
Kemandirian Belajar Siswa (Y) Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Kelekatan Guru (X1) 40 45.00 88.00 73.4750 12.07240
Kelekatan Orang Tua (X2) 40 62.00 96.00 87.5750 9.10308
Kemandirian Belajar Siswa (Y) 40 80.00 124.00 112.9500 11.41513
Valid N (listwise) 40
Sumber : Output Program SPSS 22
1. Mencari skor terbesar dan terkecil
Skor terbesar 62
Skor terkecil 96
40
2. Mencari nilai rentangan (R)
R = skor terbesar - skor terkecil
R = 96 - 62 = 34
3. Mencari banyaknya kelas (BK)
BK = 1 + 3,3 Log n
BK = 1 + 3,3 (1,60)
BK = 1 + 5,287
BK = 6.287
4. Mencari nilai panjang kelas (i)
I = R/BK = 34/6 = 6
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Kelekatan Orang Tua (X2)
No. Kelas Interval Frekuensi Frekuensi Frekuensi
Mutlak (%) Relatif
(%) Kumulatif
(%)
1 62 – 67 2 5 5
2 68 – 75 4 10 15
3 76 – 81 2 5 20
4 82 – 87 6 15 35
5 88 – 93 12 30 65
6 94 – 96 14 35 100
40 100 Sumber : Hasil perhitungan dengan Program Excel 2010
Berdasarkan tabel tersebut, frekuensi variabel Kelekatan orang tua
paling banyak terletak pada interval 94 – 96 sebanyak 14 siswa (35%) dan
paling sedikit terletak pada interval 62 – 67 sebanyak 2 siswa (5 %) dan
terletak pada interval 76 – 81 sebanyak 2 siswa (5%).
41
Selanjutnya penulis akan menentukan kecenderungan variabel
kemandirian belajar siswa yang diperoleh berdasarkan perhitungan skor
empirik sebagai berikut:
1. Menghitung mean empirik, dengan rumus:
ì = F µ : mean empirik
N
= 3503 F : total jawaban
40
= 87,58 N : jumlah responden
2. Menghitung standar deviasi (σ), dengan rumus:
σ = √ Σ(X – π)2 σ : standar deviasi empirik
n-1
= √ Σ(X – π)2 Xmax : skor maksimal subjek
39
= √82,87 Xmin : skor minimal subjek
= 9,10
Dari perhitungan di atas diperoleh kriteria kecenderungan kelelatan
guru sebagai berikut:
Tabel 4.6 Distribusi Kategorisasi Kelekatan Orang Tua (X2)
No Kategori Rumusan Kriteria Frekuensi Persentase 1. Tinggi X > (µ + 1 σ) X > =96 8 20% 2. Sedang (µ – 1 σ) < X ≤ (µ +
1 σ) 78,47< X
≤ 96 24 67,5%
3. Rendah X ≤ (µ – 1 σ) X ≤ 78,47 8 12,5% Total 40 100%
Sumber : Hasil perhitungan dengan Program Excel 2010
3) Deskripsi Data Kemandirian Belajar Siswa (Y)
Skala untuk variabel kelekatan terdiri dari 31 butir pernyataan yang telah
valid. Skor jawaban yang tertinggi adalah 4 dan skor jawaban terendah adalah 1.
42
Penetapan kategori oleh peneliti digolongkan menjadi empat kategori yaitu
sangat tinggi, tinggi, cukup, dan rendah yang dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.7.
Distribusi Frekuensi Kelekatan Guru dan Orang Tua
Distribusi Frekuensi Kelekatan Guru (X1), Kelekatan Orang Tua (X2),
dan Kemandirian Belajar Siswa (Y) Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Kelekatan Guru (X1) 40 45.00 88.00 73.4750 12.07240
Kelekatan Orang Tua (X2) 40 62.00 96.00 87.5750 9.10308
Kemandirian Belajar Siswa (Y) 40 80.00 124.00 112.9500 11.41513
Valid N (listwise) 40
Sumber : Output Program SPSS 22
Mencari skor terbesar dan terkecil
Skor terbesar 80
Skor terkecil 124
Mencari nilai rentangan (R)
R = skor terbesar - skor terkecil
R = 124 - 80 = 44
Mencari banyaknya kelas (BK)
BK = 1 + 3,3 Log n
BK = 1 + 3,3 (1,60)
BK = 1 + 5,287
BK = 6.287
Mencari nilai panjang kelas (i)
I = R/BK = 44/6 = 7
43
Tabel 4.8.
Distribusi Frekuensi Kemandirian Belajar Siswa (Y)
No. Kelas Interval Frekuensi Frekuensi Frekuensi
Mutlak (%) Relatif (%) Kumulatif
(%) 1 58 – 65 6 26.09 26.09 2 66 – 73 4 17.39 43.48 3 74 – 81 7 30.43 73.91 4 82 – 89 6 26.09 100
23 100 Sumber : Hasil perhitungan dengan Program Excel 2010
Berdasarkan tabel tersebut, frekuensi variabel Kelekatan guru paling banyak
terletak pada interval 74 – 81 sebanyak 7 siswa (30.43%) dan paling sedikit
terletak pada interval 66 – 73 sebanyak 4 siswa (17,39 %).
Selanjutnya penulis akan menentukan kecenderungan variabel kemandirian
belajar siswa yang diperoleh berdasarkan perhitungan skor empirik sebagai
berikut:
1. Menghitung mean empirik, dengan rumus:
ì = F µ : mean empirik
N
= 4516 F : total jawaban
40
= 112,90 N : jumlah responden
2. Menghitung standar deviasi (σ), dengan rumus:
σ = √ Σ(X – π)2 σ : standar deviasi empirik
n-1
= √ Σ(X – π)2 Xmax : skor maksimal subjek
39
= √130,91 Xmin : skor minimal subjek
= 11.44
44
Dari perhitungan di atas diperoleh kriteria kecenderungan kompetensi
kepribadian guru sebagai berikut:
Tabel 4.9 Distribusi Kategorisasi Kelekatan Guru
No Kategori Rumusan Kriteria Frekuensi Persentase 1. Tinggi X > (µ + 1 σ) X >
124,34 4 10 2. Sedang (µ – 1 σ) < X ≤ (µ +
1 σ) 110,46<
X ≤ 124,34 29 72.5
3. Rendah X ≤ (µ – 1 σ) X ≤ 110,46 7 17.5
Total 40 100% Sumber : Hasil perhitungan dengan Program Excel 2010
2. Uji Prasyarat Regresi Berganda (Asumsi Klasik)
Model regresi berganda harus memenuhi syarat asumsi klasik. Suatu model
regresi dapat digunakan dan dianggap baik jika model regresi tersebut
memenuhi beberapa asumsi klasik, yaitu asumsi normalitas, linieritas,
multikolinieritas dan heterokedastisitas. Berikut ini adalah hasil dan
pembahasan mengenai uji asumsi klasik.
1). Uji Normalitas Regresi
Pengujian normalitas data dihitung dengan rumus uji Kolmogorov
Smirnov unresidual. Kurva nilai unresidual dikatakan menyebar dengan normal
apabila nilai Kolmogorov Smirnov atau nilai Asymp, sig (2-tailed) > α = 0,05.
Hasil uji normalitas unresidual data regresi berganda antara variable Kelekatan
Guru (X1), Kelekatan Orang Tua (X2), dengan Kemandirian Belajar Siswa (Y)
secara statistik dengan bantuan program SPSS 22 disajikan pada tabel 4.10
sebagai berikut.
45
Tabel 4.10
Uji Normalitas Unresidual Data
Data Regresi Berganda Variabel Kelekatan Guru (X1),
Kelekatan Orang Tua (X2), dengan Kemandirian Belajar Siswa (Y) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual N 40 Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 2.22115067 Most Extreme Differences Absolute .094
Positive .065 Negative -.094
Test Statistic .094 Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction. d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber Output : SPSS 22
Berdasarkan table 4.8 menunjukkan bahwa nilai Kolmogorov Smirnov
0,094 dan nilai Asymp.sig adalah sebesar 0,200. Karena nilai Asymp.sig
0,200 lebih besar dari α = 0,05, maka H0 diterima. Hal ini berarti data
pada regresi berganda berdistribusi normal atau nilai unresidual model
regresi berganda adalah berdistribusi normal.
Sedangkan pembuktian normalitas model regresi berganda dengan
grafik dapat disajikan sebagai berikut:
46
Gambar 4.1. Grafik Normalitas Data Regresi Berganda
Variabel Kelekatan Guru (X1), Kelekatan Orang Tua (X2)
terhadap Kemandirian Belajar Siswa (Y)
2). Uji Linieritas
Uji linier data model regresi berganda digunakan untuk melihat apakah
spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau tidak. Apakah fungsi yang
digunakan dalam suatu studi empiris sebaiknya berbentuk linier, kuadrat atau
kubik. Untuk melihat linier atau tidak model regresi berganda ini, peneliti
menggunakan perhitungan statistic uji anova test dengan bantuan program
SPSS 22 sebagai berikut:
47
Tabel 4.11.
Uji Linieritas Variabel Kelekatan Guru (X1) dan Kelekatan Orang Tua (X2)
terhadap Kemandirian Belajar Siswa (Y)
ANOVA Table
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
Kemandirian
Belajar Siswa (Y)
* Kelekatan Guru
(X1)
Between
Groups
(Combined) 3820.233 21 181.916 2.595 .023
Linearity 1450.104 1 1450.104 20.688 .000
Deviation from
Linearity 2370.130 20 118.506 1.691 .134
Within Groups 1261.667 18 70.093
Total 5081.900 39
Sumber Output : SPSS 22
Berdasarkan table 4.9 dapat diperoleh nilai linieritas signifikan 0,000
lebih kecil dari α = 0,05. Hal ini menunjukkan adanya hubungan linieritas
antara variable Kelekatan Guru (X1) dan Kelekatan Orang Tua (X2) dengan
Kemandirian Belajar Siswa (Y).
Sedangkan pembuktian linieritas model regresi linier berganda dengan
grafik dapat ditujukan sebagai berikut:
48
Gambar 4.2. Grafik Linieritas Data Regresi Berganda
Variabel Kelekatan Guru (X1), Kelekatan Orang Tua (X2)
terhadap Kemandirian Belajar Siswa (Y)
3). Uji Multikolinieritas
Untuk melihat adanya atau tidaknya multikolinieritas dapat dilihat melalui
hasil perhitung Tolerance dan VIF. Model regresi berganda terbebas dari
asumsi multikolinieritas jika semua variable independennya memiliki nilai
Tolenrance < 0,10 dan nilai VIF > 10. Hasil pengolahan data untuk melihat
ada tidakya multikolinieritas dengan program SPSS 22 adalah sebagai berikut:
49
Tabel 4.12
Uji Multikolinieritas
Variabel Kelekatan Guru (X1), Kelekatan Orang Tua (X2)
terhadap Kemandirian Belajar Siswa (Y)
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
Kelekatan Guru (X1) .774 1.291
Kelekatan Orang Tua (X2) .774 1.291
a. Dependent Variable: Kemandirian Belajar Siswa (Y)
Sumber Output : SPSS 22
Berdasarkan table coefficient tersebut diatas menunjukkan bahwa tidak ada
satupun variabel independen yang memiliki nilai Tolerance < 0,10 yaitu
variable Kelekatan Guru (X1) = 0,774, dan Kelekatan Orang Tua (X2) = 0,774
(tolerance < 0,10) dan tidak ada satupun dimensi dari variabel independen yang
memiliki nilai VIF > 10 yaitu variable variable Kelekatan Guru (X1) = 1,291,
dan Kelekatan Orang Tua (X2) = 1,291 (VIF > 10). Sehingga dapat
disimpulkan bahwa model regresi linier berganda terbebas dari asumsi
multikolinieritas.
4) Uji Heterokedastisitas
Heterokedastisitas dapat diketahui dengan menggunakan Uji Whute
yaitu meregresikan variabel independen dengan absolute residual. Jika tidak
terdapat pengaruh yang signifikan pada α = 0,05, maka dapat dikatakan bahwa
model regresikan berganda terbebas dari asumsi heterokedastisitas.
50
Tabel 4.13
Uji Heterokedastisitas dengan Uji White
Antara Variabel Kelekatan Guru (X1), Kelekatan Orang Tua (X2)
terhadap Kemandirian Belajar Siswa (Y)
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .447a .200 .082 7.58556
a. Predictors: (Constant), X1X2, x22, x12, Kelekatan Guru (X1),
Kelekatan Orang Tua (X2)
Sumber Output : SPSS 22
Berdasarkan table model summary tersebut diatas menunjukkan niai R2
sebesar 0,200 dengan jumlah N = 40, maka diperoleh nilai C2 = 40 x 0,200 =
8,00 dan nilai C2 tabel dengan df = 40 dan tingkat signifikan (α=0,05)
diperoleh nilai C2 adalah 55,76. Karena nilai C2hitung yaitu 8,88< C2 tabel
yaitu 55,76, maka hal ini berarti Ho diterima atau model persamaan regresi
berganda antara variabel Kelekatan Guru (X1) dan Kelekatan Orang Tua (X2)
Terhadap Kemandirian Siswa (Y) adalah linier. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa model regresi berganda terbebas dari masalah heterokedastisitas.
Sedangkan pembuktian heterokedastisitas model regresi linier berganda
dengan grafik dapat disajikan sebagai berikut:
51
Gambar 4.3. Grafik Heteorokedastisitas Data Regresi Berganda
Variabel Kelekatan Guru (X1), Kelekatan Orang Tua (X2)
terhadap Kemandirian Belajar Siswa (Y)
5) Uji Regresi Berganda
a. Koefisien Korelasi Regresi dan Koefisien Determinasi
1. Koefisien Korelasi Regresi
Koefisien korelasi pada regresi digunakan untuk mengetahui
apakah hubungan antara variabel Kelekatan Guru (X1) dan Kelekatan
Orang Tua (X2) terhadap Kemandirian Belajar Siswa (Y) adalah kuat,
sedang atau lemah. Atau apakah arah hubungan antara variabel
Kelekatan Guru (X1) dan Kelekatan Orang Tua (X2) terhadap
Kemandirian Belajar Siswa (Y) adalah positif atau negatif. Tabel 4.14
menjelaskan mengenai kekuatan hubungan antara variabel Kelekatan
Guru (X1) dan Kelekatan Orang Tua (X2) terhadap Kemandirian
Belajar Siswa (Y).
52
Tabel 4.14
Uji Koefisien Korelasi
Antara Kelekatan Guru (X1), Kelekatan Orang Tua (X2)
terhadap Kemandirian Belajar Siswa (Y) Model Summaryb
Model R
R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 .981a .962 .960 2.28039 2.357
a. Predictors: (Constant), Kelekatan Orang Tua (X2), Kelekatan Guru (X1)
b. Dependent Variable: Kemandirian Belajar Siswa (Y)
Sumber Output : SPSS 22
Berdasarkan Koefisien Korelasi menggunakan table Model
Summary diperoleh nilai kekuatan hubungan (R) antara variabel
Kelekatan Guru (X1) dan Kelekatan Orang Tua (X2) terhadap
Kemandirian Belajar Siswa (Y) adalah sebesar 0,981 (98,1%). Hal ini
menunjukkan bahwa hubungan antara variabel Kelekatan Guru (X1)
dan Kelekatan Orang Tua (X2) terhadap Kemandirian Belajar Siswa
(Y) adalah sangat kuat karena berada pada range 0,80 – 1,00 dan
dengan arah hubungan antara Kelekatan Guru (X1) dan Kelekatan
Orang Tua (X2) terhadap Kemandirian Belajar Siswa (Y) adalah
positif artinya jika variable Kelekatan Guru (X1) dan Kelekatan Orang
Tua (X2) ditingkatkan, maka Kemandirian Belajar Siswa (Y) akan
meningkat pula.
b. Koefisien Diterminasi Regresi
Koefisien determinasi adalah sebuah koefisien yang
memperlihatkan besarnya variasi yang ditimbulkan oleh variabel bebas
(predictor) atau besarnya kontribusi (pengaruh) yang diberikan oleh
variabel independen terhadap variabel dependen yang dinyatakan
53
dengan persentase. Hasil perhitungan koefisien determinasi dapat
disajika pada tabel sebagai berikut.
Tabel 4.15.
Uji Koefisien Determinasi
Variabel Kelekatan Guru (X1), Kelekatan Orang Tua (X2)
terhadap Kemandirian Belajar Siswa (Y) Model Summaryb
Model R
R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 .981a .962 .960 2.28039 2.357
a. Predictors: (Constant), Kelekatan Orang Tua (X2), Kelekatan Guru (X1)
b. Dependent Variable: Kemandirian Belajar Siswa (Y)
Sumber Output : SPSS 22
Berdasarkan table model summary diperoleh nilai koefisien
determinasi (R2) variabel independen dengan variabel dependen adalah
sebesar 0,962 (96,2%), artinya bahwa besarnya kontribusi variabel
independen terhadap variabel dependen adalah sebesar 96,2% dan
sisanya 3,8% (100% - 96,2% = 3,8%) berasal dari variabel atau factor-
factor lain yang belum diteliti dalam penelitian ini seperti religisitas,
pola asuh orang tua, lingkungan, ketiadaan orang tua, dan lain-lain.
6) Uji Simultan (Uji F)
Uji F-test bertujuan untuk mengetahui secara pengaruh bersama-sama
antara variabel independen terhadap variabel dependen. Untuk melihat
pengaruh bersama-sama antara variabel Kelekatan Guru (X1) dan Kelekatan
Orang Tua (X2) terhadap Kemandirian Belajar Siswa (Y) adalah dengan
membandingkan nilai F-hitung dengan nilai F-tabel. Hasil uji statistik F dapat
dilihat pada table di bawah ini, jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka
Ha diterima dan menolak H0, sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari
0,05 maka H0 diterima dan menolak Ha.
54
Tabel 4.16
Uji Simultan (Uji F)
Antara Variabel Kelekatan Guru (X1) dan Kelekatan Orang Tua (X2)
terhadap Kemandirian Belajar Siswa (Y)
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 4889.493 2 2444.747 470.127 .000b
Residual 192.407 37 5.200
Total 5081.900 39
a. Dependent Variable: Kemandirian Belajar Siswa (Y)
b. Predictors: (Constant), Kelekatan Orang Tua (X2), Kelekatan Guru (X1)
Sumber Output : SPSS 22
F-tabel dihitung dengan rumus df1=k-1, df2=n-k, k adalah jumlah variabel
dependen dan independen. Berdasarkan tabel Anova di atas menunjukkan
bahwa nilai F-hitung sebesar 470,127 > F-tabel sebesar 3,28 (df1 = 3 -1 = 2,
df2 = 40-3 = 37 dengan nilai signifikan 0,000 < α= 0,05. Karena F-hitung
470,127 > F-tabel 3,28 dan nilai signifikan 0,000 < α = 0,05, maka Ho ditolak
dan H1 diterima, Hal ini membuktikan bahwa variabel Kelekatan Guru (X1)
dan Kelekatan Orang Tua (X2) secara bersama-sama ada hubungan signifikan
terhadap Kemandirian Belajar Siswa (Y).
Pengujian Hipotesis dengan Kurva Penerimaan/Penolakan :
Ho diterima apabila Fhitung < Ftabel
Ho ditolak apabila Fhitung > Ftabel
Fhit( =470,127
FTABEL(5.95) =3,28
55
Gambar 4.4. Daerah Fhitung Diterima
Karena F-hitung 470,127 > F-tabel 3,28, maka Ho ditolak dan H1
diterima, Hal ini membuktikan bahwa variabel Kelekatan Guru (X1) dan
Kelekatan Orang Tua (X2) secara bersama-sama ada hubungan yang signifikan
terhadap Kemandirian Belajar Siswa (Y).
7) Uji Parsial (Uji T)
Uji T-test ini bertujuan untuk mengetahui besarnya hubungan masing-
masing variabel independen secara individual (parsial) terhadap variabel
dependen. Dimana T-tabel dihitung dengan rumus df = n-k, k adalah jumlah
variabel independen.
Tabel 4.17
Uji Parsial (Uji T) Antara Variabel Kelekatan Guru (X1)
dan Kelekatan Orang Tua (X2) terhadap Kemandirian Belajar Siswa (Y)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 4.025 3.587 1.122 .269
Kelekatan Guru
(X1) .085 .034 .090 2.477 .018 .774 1.291
Kelekatan
Orang Tua (X2) 1.172 .046 .935 25.718 .000 .774 1.291
a. Dependent Variable: Kemandirian Belajar Siswa (Y) Sumber Output : SPSS 22
Berdasarkan tabel Coefficients tersebut di atas menunjukan bahwa :
1. Nilai t-hitung variabel Kelekatan Guru (X1) adalah sebesar 2,477 > nilai
t-tabel 1,68 (n-k =40-3=37) dan nilai signifikan adalah 0,018 < α = 0,05.
Karena nilai t-hitung Kelekatan Guru (X1) yaitu 2,477 > nilai t-tabel =
1,68 dan nilai signifikan 0,018 < α = 0,05, maka Ho ditolak dan H1
diterima. Hal ini berarti bahwa variabel Kelekatan Guru (X1) ada
56
hubungan secara signifikan dan positif terhadap variabel Kemandirian
Belajar Siswa (Y).
2. Nilai t-hitung variable Kelekatan Orang Tua (X2) adalah sebesar 25,718
> nilai t-tabel 1,68 (n-k =40-3=37) dan nilai signifikan adalah 0,018 < α
= 0,05. Karena nilai t-hitung Kelekatan Orang Tua (X2) yaitu 25,718 >
nilai t-tabel = 1,68 dan nilai signifikan 0,000 < α = 0,05, maka Ho
ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti bahwa variabel Kelekatan Orang
Tua (X1) ada hubungan secara signifikan dan positif terhadap variabel
Kemandirian Belajar Siswa (Y).
Koefisien korelasi regresi yang didapat adalah :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + ε
Y = 4,025 + 0,085X1 + 1,172X2+ ε
Dapat dijelaskan bahwa pada saat variabel Kelekatan Guru (X1), dan
Kelekatan Orang Tua (X2) bernilai konstan maka nilai Kemandirian Belajar
Siswa (Y) adalah sebesar 4,025. Besarnya hubungan yang terdapat pada
variabel Kelekatan Guru (X1) terhadap Kemandirian Belajar Siswa (Y)
adalah sebesar 0,085 dan berhubungan secara positif, dimana dengan
ditingkatkannya Kelekatan Guru (X1) sebesar satu poin akan berhubungan
kepada Kemandirian Belajar Siswa (Y) sebesar 0,085. Besarnya hubungan
yang terdapat pada variabel Kelekatan Orang Tua (X2) terhadap
Kemandirian Belajar Siswa (Y) adalah sebesar 1,172 dan berhubungan secara
positif, dimana dengan ditingkatkannya Kelekatan Orang Tua (X2) sebesar
satu satuan unit akan berhubungan kepada peningkatan Kemandirian Belajar
Siswa (Y) sebesar 1,172.
Berdasarkan pembahasan uji t diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
Kelekatan Orang Tua (X2) adalah variabel yang paling dominan hubungan
variabel Kemandirian Belajar Siswa (Y) yaitu sebesar 1,172, dan selanjutnya
adalah variabel Kelekatan Guru (X1) terhadap Kemandirian Belajar Siswa
(Y) dengan besarnya hubungan adalah sebesar 0,085.
57
Pengujian Hipotesis Dengan Kurva Penerimaan/Penolakan:
Gambar 4.5. Daerah T hitung Diterima
Ho diterima apabila t-tabel > t-hitung
Ho ditolak apabila t-hitung > t-tabel
Contoh hipotesis 1 : Hubungan Kelekatan Guru (X1) terhadap variabel
Kemandirian Belajar Siswa (Y)
Karena nilai t-hitung Variabel Kelekatan Guru (X1) adalah sebesar 2,477 >
nilai t-tabel = 1,68 dan nilai signifikan 0,018 < α = 0,05, maka Ho ditolak
dan H1 diterima. Hal ini berarti bahwa variabel Kelekatan Guru (X1) ada
hubungan secara signifikan dan positif terhadap variabel Kemandirian Belajar
Siswa (Y).
Pengujian Hipotesis Dengan Kurva Penerimaan/Penolakan:
Gambar 4.6. Daerah T hitung Diterima
Ho diterima apabila t-tabel > t-hitung
Ho ditolak apabila t-hitung > t-tabel
Thitung =2,477
Thitung(n-k)=1,68
Thitung =25,718
Thitung(n-k)=1,68
58
Contoh hipotesis 2 : Hubungan Kelekatan Orang Tua (X2) terhadap variabel
Kinerja Pegawai (Y)
Karena nilai t-hitung Variabel Kelekatan Orang Tua (X2) adalah sebesar
25,718 > nilai t-tabel = 1,68 dan nilai signifikan 0,000 < α = 0,05, maka Ho
ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti bahwa variabel Kelekatan Orang Tua
(X2) ada hubungan secara signifikan dan positif terhadap variabel
Kemandirian Belajar Siswa (Y).
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil uji analisis korelasi diketahui bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara kelekatan guru dan orang tua dengan kemandirian belajar
siswa di kelas II MI Far’ul Hidayah Sawangan Baru Depok. Adapun tingkat
hubungan diantara keduanya tergolong kuat.
Dapat dijelaskan bahwa pada saat variabel Kelekatan Guru (X1), dan
Kelekatan Orang Tua (X2) bernilai konstan maka nilai Kemandirian Belajar Siswa
(Y) adalah sebesar 4,025. Besarnya hubungan yang terdapat pada variabel Kelekatan
Guru (X1) terhadap Kemandirian Belajar Siswa (Y) adalah sebesar 0,085 dan
berhubungan secara positif, dimana dengan ditingkatkannya Kelekatan Guru (X1)
sebesar satu poin akan berhubungan kepada Kemandirian Belajar Siswa (Y) sebesar
0,085. Besarnya hubungan yang terdapat pada variabel Kelekatan Orang Tua (X2)
terhadap Kemandirian Belajar Siswa (Y) adalah sebesar 1,172 dan berhubungan
secara positif, dimana dengan ditingkatkannya Kelekatan Orang Tua (X2) sebesar
satu satuan unit akan berhubungan kepada peningkatan Kemandirian Belajar Siswa
(Y) sebesar 1,172.
Berdasarkan pembahasan uji t diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
Kelekatan Orang Tua (X2) adalah variabel yang paling dominan hubungan variabel
Kemandirian Belajar Siswa (Y) yaitu sebesar 1,172, dan selanjutnya adalah variabel
Kelekatan Guru (X1) terhadap Kemandirian Belajar Siswa (Y) dengan besarnya
hubungan adalah sebesar 0,085.
59
Hasi penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan yaitu menolak Ho
dan menerima Ha yang berarti terdapat hubungan antara kelekatan guru dan orang
tua dengan kemandirian belajar siswa di kelas I MI Far’ul Hidayah Sawangan Baru
Depok. Nilai koefiensi korelasinya yaitu bertanda positif yang artinya menunjukkan
apabila kelekatan guru dan orang tua meningkat maka kemandirian belajar siswa
juga akan meningkat.
Berdasarkan hal tersebut jadi dapat dinyatakan bahwa tingkat kemandirian
belajar siswa Kelas I MI Far’ul Hidayah Depok tergolong kategori sangat tinggi. Hal
itu kemungkinan disebabkan karena guru sering memberikan pelatihan-pelatihan
kemandirian kepada anak, misalnya dalam kegiatan mengerjakan tugas guru sebisa
mungkin membiasakan anak untuk mengerjakan tugasnya sendiri tanpa bantuan
orang lain.
Dari hasil penelitian kemandirian terlihat bahwa:
1) Anak berada di kelas sendiri tidak dengan orang tuanya, hal ini
menunjukkan bahwa anak sudah belajar untuk berani beradaptasi
dengan lingkungan sekolahnya;
2) Anak berani mengungkapkan perasaannya, hal ini menunjukkan bahwa
anak sudah belajar untuk menjadi berani;
3) Anak berani bersekolah sendiri tanpa ditunggui orang tuanya, hal ini
menunjukkan bahwa anak sudah mulai belajar untuk berani dan percaya
diri;
4) Anak ingin bersalaman jika akan berpisah dengan orang tuanya, hal ini
menunjukkan bahwa anak sudah mau ditinggal orang tuanya tanpa rasa
gelisah atau sedih;
5) Anak merapikan mainan sendiri tanpa dibantu orang lain, hal ini
menunjukkan bahwa anak sudah belajar mandiri;
6) Anak ikut membantu mengerjakan tugas kelompok, hal ini
menunjukkan bahwa anak sudah memiliki kepercayaan diri;
7) Anak membawa bekal makanan, hal ini menunjukkan bahwa anak tidak
ingin makan sembarangan di sekolah;
60
8) Anak mengajak makan bersama temannya, hal ini menunjukkan bahwa
anak punya rasa berbagi dan sosial yang tinggi.
Hal ini sejalan dengan teori Kartini Kartono yang menjelaskan bahwa
kemandirian menyangkut kemampuan berdiri sendiri di atas kaki sendiri dengan
kebenaran dan tanggung jawab sendiri.
Mu’tadin menjelaskan bahwa orang tua diharapkan dapat memberikan
kesempatan pada anak agar dapat mengembangkan kemampuan yang dimilikinya,
belajar mengambil inisiatif, mengambil keputusan mengenai apa yang ingin
dilakukan dan belajar mempertanggungjawabkan segala perbuatannya. Dengan
demikian anak merasa diberikan kepercayaan yang tinggi untuk melakukan segala
tindakan dan perilaku yang dia inginkan dan semua tindakan dan perilaku yang
diinginkan oleh guru sewaktu di sekolah, yang pada akhirnya dapat menumbuhkan
rasa percaya diri dan meningkatkan kemandirian anak.26
Dari hasil penelitian perilaku kelekatan terlihat bahwa:
1) Anak menceritakan pengalamannya di sekolah, hal ini menunjukkan
bahwa anak merasa aman dan nyaman ketika berada di sekolah;
2) Anak memeluk orang tua saat bertemu kembali, hal ini menunjukkan
kelekatan aman anak;
3) Anak tersenyum ketika orang tua datang, hal ini menunjukkan bahwa
anak merasa senang dan nyaman ketika ada orang tua;
4) Anak berangkat diantarkan sampai ke pinggir jalan, hal ini menunjukkan
bahwa anak merasa aman dan tidak takut masuk ke sekolah sendiri tanpa
ditemani orang tuanya sampai kelas;
5) Anak sering tertawa, hal ini menunjukkan bahwa anak merasa nyaman
ketika berada di sekolah;
6) Anak memanggil orang tua saat datang menjemput, hal ini menunjukkan
kelekatan aman anak pula;
7) Anak bersalaman saat bertemu kembali dengan orang tua, hal ini
menunjukkan bahwa kelekatan anak dan orang tua sangat baik.
26 Mu’tadin, Z, (2002), Kemandirian sebagai Kebutuhan Psikologis Remaja. Diunduh dari www.e-psikologi.com pada 19 Juli 2015 jam 20.00 WIB.
61
Hal ini sejalan dengan teori Ainsworth dalam Crain (2007: 81) yang
menjelaskan bahwa kelekatan menyangkut keyakinan anak pada orang tua karena
orang tua sensitif dan responsif sehingga anak merasa tenang dan anak merasa
senang ditunggui orang tua.27
Dengan mengacu pada perhitungan uji korelasi product moment diperoleh
nilai koefisien korelasi (r) untuk variabel hubungan kelekatan aman dengan
kemandirian anak menunjukkan angka 0,870 yang berarti bahwa ada hubungan
antara kelekatan dengan kemandirian anak yang artinya bahwa kelekatan anak pada
orang tua akan berhubungan dengan kemandirian anak tersebut. Anak dengan
kelekatan aman yang tinggi maka kemandirian anak itu juga tinggi, sebaliknya anak
dengan kelekatan yang rendah maka kemandiriannya juga rendah.
kemandirian pada anak dipengaruhi oleh faktor kelekatan yaitu kepuasan anak
terhadap orang tua, respon orang tua yang menunjukkan perhatian, dan seringnya
orang tua bertemu dengan anak. Apabila anak merasa puas dengan respon positif
yang ditunjukkan oleh orang tua misalnya orang tua yang memberikan apresiasi yang
positif pada semua kegiatan anaknya, orang tua yang mendukung semua yang
dilakukan anaknya, orang tua yang memfasilitasi semua kegiatan anaknya maka anak
akan merasa puas karena merasa diberi kepercayaan dan dukungan penuh terhadap
semua apa yang dilakukannya. Hal ini dapat menjadikan anak menjadi lebih mandiri
atau mempunyai kemandirian yang tinggi dalam hidupnya.
Adanya respon orang tua yang menunjukkan perhatian juga sangat
berpengaruh pada tingkat kemandirian anak, yaitu dengan adanya perhatian orang tua
pada semua yang dilakukan anaknya maka anak akan merasa ada yang mendukung
dalam semua tindakannya sehingga menjadikan anak menjadi lebih mandiri dan
mempunyai kemandirian yang tinggi. Frekuensi seringnya anak bertemu dengan
orang tua juga mempengaruhi tingkat kemandirian anak yaitu dengan seringnya anak
dan orang tua berinteraksi maka anak akan merasa ada yang memperhatikan,
mendukung dan membantu dalam semua kegiatan yang dilakukan. Anak merasa puas
27 Crain, W, Teori Perkembangan (Konsep dan Aplikasi). Alih Bahasa: Yudi Santoso, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), hlm. 81
62
dan bangga diberi dukungan dan perhatian sehingga rasa percaya dirinya tumbuh dan
membuat anak lebih mandiri atau mempunyai tingkat kemandirian yang tinggi.
Orang tua mempunyai peran yang sangat besar dalam proses pembentukan
kelekatan aman anak. Menurut Lemonda dan Rodrigues ada tiga aspek dalam
keluarga yang mempengaruhi proses pembelajaran atau pembentukan kelekatan
aman anak, antara lain frekuensi partisipasi anak dalam keluarga, kualitas
pengasuhan, dan keterlibatan anak. Frekuensi aktif partisipasi anak dalam keluarga
akan membuat anak sering berinteraksi dengan sesama anggota keluarga termasuk
dengan kedua orang tua. Dari seringnya interaksi lama kelamaan seorang anak bisa
mengetahui karakter dan sifat dari masing-masing anggota keluarga. Anak akan
mencoba memberikan respon yang seimbang atau mirip dengan aksi yang ia terima.
Hal ini dapat membuat anak lebih mandiri karena sudah bisa memikirkan dan
melaksanakan langkah-langkah dan perilaku yang bisa menyesuaikan atau
memberikan respon seperti yang diharapkan oleh sesama anggota keluarga.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa terdapat hubungan yang positif antara
kelekatan anak di sekolah dengan kemandirian anak di sekolah. Artinya semakin
tinggi skor kelekatan anak maka semakin tinggi pula kemandirian anak tersebut di
sekolah. Sebaliknya, semakin rendah skor kelekatan anak maka akan semakin rendah
pula kemandirian anak di sekolah. Oleh karena itu, diharapkan orang tua dapat
memberikan respon, dukungan dan perhatian yang dibutuhkan anak sehingga tumbuh
rasa percaya diri dalam diri anak agar terbentuk ataumeningkatkan kemandirian
dalam diri anak.
D. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa pada penelitian ini tidak terlepas dari beberapa
keterbatasan di antaranya adalah:
1. Penelitian ini hanya menggunakan instrumen angket untuk mengukur
kelekatan aman anak pada orang tua dan kemandirian anak sehingga
membatasi jawaban dari responden dan menyebabkan hasil penelitian
kurang optimal.
63
2. Wilayah generalisasi terbatas karena peneliti hanya meneliti pada satu
sekolah saja sehingga hasil penelitian hanya berlaku untuk suatu ruang
lingkup saja.
3. Penelitian korelasional ini hanya mengidentifikasi apa yang terjadi
tanpa melakukan manipulasi dan mengontrol variabel X (kelekatan guru
dan orang tua) dan variabel Y (kemandirian belajar).
4. Penelitian ini tidak membahas faktor lain yang berkonstribusi terhadap
kemandirian selain kelekatan.
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan
Pada bab ini peneliti akan menyajikan kesimpulan, implikasi dan saran-
saran atas hasil perhitungan dan pengolahan data yang terdapat pada bab
pembahasan sebelumnya sebagai berikut.
1. Nilai t-hitung variabel Kelekatan Guru (X1) adalah sebesar 2,477 > nilai
t-tabel 1,68 (n-k =40-3=37) dan nilai signifikan adalah 0,018 < α = 0,05.
Karena nilai t-hitung Kelekatan Guru (X1) yaitu 2,477 > nilai t-tabel =
1,68 dan nilai signifikan 0,018 < α = 0,05, maka Ho ditolak dan H1
diterima. Hal ini berarti bahwa variabel Kelekatan Guru (X1) ada
hubungan secara signifikan dan positif terhadap variabel Kemandirian
Belajar Siswa (Y).
2. Nilai t-hitung variable Kelekatan Orang Tua (X2) adalah sebesar 25,718 >
nilai t-tabel 1,68 (n-k =40-3=37) dan nilai signifikan adalah 0,018 < α =
0,05. Karena nilai t-hitung Kelekatan Orang Tua (X2) yaitu 25,718 > nilai
t-tabel = 1,68 dan nilai signifikan 0,000 < α = 0,05, maka Ho ditolak dan
H1 diterima. Hal ini berarti bahwa variabel Kelekatan Orang Tua (X1) ada
hubungan secara signifikan dan positif terhadap variabel Kemandirian
Belajar Siswa (Y).
3. Dapat dijelaskan bahwa pada saat variabel Kelekatan Guru (X1), dan
Kelekatan Orang Tua (X2) bernilai konstan maka nilai Kemandirian
Belajar Siswa (Y) adalah sebesar 4,025. Besarnya hubungan yang terdapat
pada variabel Kelekatan Guru (X1) terhadap Kemandirian Belajar Siswa
(Y) adalah sebesar 0,085 dan berhubungan secara positif, dimana dengan
ditingkatkannya Kelekatan Guru (X1) sebesar satu poin akan berhubungan
kepada Kemandirian Belajar Siswa (Y) sebesar 0,085. Besarnya hubungan
yang terdapat pada variabel Kelekatan Orang Tua (X2) terhadap
Kemandirian Belajar Siswa (Y) adalah sebesar 1,172 dan berhubungan
secara positif, dimana dengan ditingkatkannya Kelekatan Orang Tua (X2)
64
65
sebesar satu satuan unit akan berhubungan kepada peningkatan
Kemandirian Belajar Siswa (Y) sebesar 1,172.
Berdasarkan pembahasan uji t diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
Kelekatan Orang Tua (X2) adalah variabel yang paling dominan hubungan variabel
Kemandirian Belajar Siswa (Y) yaitu sebesar 1,172, dan selanjutnya adalah variabel
Kelekatan Guru (X1) terhadap Kemandirian Belajar Siswa (Y) dengan besarnya
hubungan adalah sebesar 0,085.
B. Implikasi
Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kelekatan
tehadap kemandirian siswa dengan persepsi orang tua dan guru di kelas I MI Far’ul
Hidayah Sawangan Baru Kota Depok. Kelekatan aman merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi kemandirian siswa. Dengan demikian dalam meningkatkan
kemandirian siswa perlu dibarengi dengan adanya peningkatan kelekatan.
Peningkatan kemandirian pada siswa dipengaruhi oleh faktor kelekatan yaitu
kepuasan anak terhadap orang tua, respon orang tua yang menunjukkan perhatian,
dan seringnya orang tua bertemu dengan anak. misalnya orang tua yang memberikan
apresiasi yang positif pada semua kegiatan anaknya, orang tua yang mendukung
semua yang dilakukan anaknya, orang tua yang memfasilitasi semua kegiatan
anaknya maka anak akan merasa puas karena merasa diberi kepercayaan dan
dukungan penuh terhadap semua apa yang dilakukannya. Karena orang tua
mempunyai peran yang sangat besar dalam proses pembentukan kelekatan anak
sehingga menjadikan anak lebih mandiri.
C. Saran-Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah diuraikan, maka
saran dalam penelitian ini ditujukan kepada:
1. Bagi orang tua diharapkan untuk menjalin hubungan yang aman dan
nyaman dengan anak, di mana orang tua mampu memahami kebutuhan
dan karakteristik anak. Sehingga anak pun dapat menjalin hubungan
yang baik dengan orang tua. Juga diharapkan orang tua memberi
66
kesempatan kepada anak dalam melakukan sesuatu agar anak tersebut
belajar menuju kemandirian.
2. Bagi guru sebaiknya menyiapkan cara belajar di kelas yang dapat
melatih siswa untuk mandiri seperti membiasakan kegiatan belajar
tanpa bantuan guru. Juga diharapkan dapat menciptakan suasana kelas
yang dapat melatih dan mengembangkan kemandirian secara konsisten.
3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian yang
serupa namun dengan metode penelitian yang berbeda. Penelitian ini
dalam pengambilan data hanya menggunakan lembar angket saja,
sehingga membuat hasil penelitian kurang optimal. Selain itu juga bisa
menambah jumlah sampel penelitian dan menggunakan objek sekolah
yang berbeda, karena wilayah generalisasi terbatas sehingga hasil
penelitian hanya berlaku untuk suatu ruang lingkup saja.
DAFTAR PUSTAKA
Al Fatihah, Miftaqul. 2016. Hubungan Antara Kemandirian Belajar dengan Prestasi
Belajar Pai Siswa Kelas III SDN Panularan Surakarta, (Jurnal, Volume.1. No.
2).
Anggraini, Henni dan Sarah Emmanuel H. 2016. Hubungan Kelekatan Dengan
Kecerdasan Emosi Dan Penyesuaian Sosial Pada Anak Usia Dini, (Jurnal
Pedagogi, Volume. 2. No. 3).
Arikunturo, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Beck, R, dkk. 2005. Attachment to God and Parents: Testing the Correspondence vs.
Compensation Hypotheses. (Journal of Psychology and Christianit, Vol. 2. No.
1) Crain, W. 2007. Teori Perkembangan (Konsep dan Aplikasi). Alih Bahasa: Yudi
Santoso. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Fadhillah, Nurul dan Syarifah Faradina. 2016. Hubungan Kelekatan Orang tua
Dengan Kemandirian Remaja SMA Di Banda Aceh, (Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Psikologi, Volume. 1. No. 3).
Maentiningsih, Desiani. 2008. “Hubungan antara secure attachment dengan
motivasi berprestasi pada remaja”. Skripsi fakultas Psikologi Universitas
Gunadarma dalam skripsinya tahun 2008.
Mu’tadin, Z. (2002). Kemandirian sebagai Kebutuhan Psikologis Remaja. Diunduh
dari www.e-psikologi.com pada 20 September 2018 jam 19.50 WIB.
Mutmainah, Fauzul. 2016. Pengaruh Secure Attachment Terhadap Kemandirian
Anak Usia Dini di RA Muslimat NU 1 Belung Poncosukumo Malang. Skripsi
fakultas Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dalam skripsinya pada
tahun 2016.
Narbuko, Cholid dan Abu Achmadi. 2004. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi
Aksara.
67
68
Natalia, Christian dan Made Diah Lestari. 2015. Hubungan Antara Kelekatan Aman
Pada Orang tua Dengan Kematangan Emosi Remaja Akhir Di Denpasar,
(Jurnal Psikologi Udayana. Volume. 2. No. 1).
Nuraini, Yuliani & Sujiono. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.
Jakarta: PT Macanan Jaya Cemerlang.
Nurhayati, Hani. 2015. “Hubungan Kelekatan Aman (Secure Attachment) Anak Pada Orang tua Dengan Kemandirian Anak Kelompok B TK PKK 37 Dodogab Jatimulyo Dlingo Bantul.“. Skripsi program studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini dalam skripsinya tahun 2015.
Prasetyo, Bambang. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Grafindo.
Purwanto, Ngalim. 2004. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Santosa, Purbayu Budi & Ashari. 2005. Analisis Statistik dengan Microsoft Excel
dan SPSS. Yogyakarta: Andi Ofset.
Sobri, Muhammad, dan Moerdiyanto. 2014. Pengaruh Kedisiplinan dan
Kemandirian Belajar Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Madrasah Aliyah Di
Kecamatan Praya, (Jurnal Harmoni Sosial, Volume 1 No. 1).
Sudaryono. 2017. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Sundayana, Rostina. 2015. Statistika Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
Upton, P. 2012. Psikologi Perkembangan. (Alih Bahasa: Noermalasari Fajar
Widuri). Jakarta: Erlangga.
Wiranti, Ayudhira. 2013. Hubungan Antara Attachment Terhadap Ibu dengan
Kemandirian pada Remaja Tunarungu, (Jurnal Psikologi Pendidikan dan
Perkembangan, Volume 02. No. 01).
69
LAMPIRAN
70
Lampiran 1
Surat Keterangan Penelitian
71
Lampiran 2
Instrumen Penelitian
72
ANGKET KEMANDIRIAN SISWA
“Selamat Mengisi”
NO PERNYATAAN STS TS S SS
1 Saya berani mengungkapkan perasaan saya kepada guru atau orang tua ketika mempunyai masalah.
2 Saya suka menangis jika diperlakukan kasar oleh teman saya.
3 Saya suka marah jika diganggu oleh teman saya.
4 Saya suka marah kepada orang tua jika tidak didampingi
5 Ketika saya terjatuh harus ditolong orang tua terlebih dulu baru mau bangun.
6 Saya tidak bisa konsentrasi tanpa perhatian dan kehadiran orang tua di sekolah
7 Saya menyisihkan sebagian uang jajannya untuk ditabung.
8 Saya malas menabung.
9 Saya lebih suka makanan di rumah daripada jajan di sekolah
10 Saya memilih jajan dari pada makan snack dari sekolah.
11 Saya mudah memahami apa yang di terangkan oleh guru.
Nama anak :
Kelas :
Alamat :
73
12 Saya senang mengerjakan tugas sekolah
13 Saya dapat mengikuti setiap pelajaran yang diberikan dengan baik
14 Saya membela diri saat ada teman yang berlaku kasar.
15 Saya menolak untuk mengerjakan tugas kelompok.
16 Saya menahan diri saat marah.
17 Saya berani bersekolah sendiri tanpa ditunggui orang tua.
18 Saya ingin bersalaman jika akan berpisah dengan orang tua.
19 Saya merapikan mainan sendiri tanpa dibantu orang lain.
20 Saya kurang mampu mengutarakan pendapat.
21 Saya ikut membantu mengerjakan tugas kelompok.
22 Saya berteriak-teriak jika orang lain kurang merespon.
23 Saya suka mendamaikan pertengkaran teman-temannya.
24 Saya meminta orang tuanya untuk menemaninya di kelas.
25 Saya mengerjakan tugas sendiri tanpa dibantu orang tua.
26 Saya sering telat masuk kelas karena jajan.
27 Saya ingin makan snack dari sekolah.
28 Saya malu jika diminta untuk menunjukkan hasil karya saya.
29 Saya memiliki inisiatif untuk membuat suasana ceria.
30 Saya takut bersekolah jika tidak ditunggui orang tua.
31 Saya jarang menjajakan uang saku.
32 Saya harus didampingi orang tua agar mau mengerjakan tugas.
33 Saya membawa bekal makanan.
34 Saya lebih memilih menyendiri
74
dari pada berkumpul dengan teman-teman.
35 Saya mau pulang bersama orang tua temannya saat orang tuanya tidak bisa menjemput.
36 Saya tidak membawa bekal makanan.
37 Saya mengajak makan bersama temannya.
38 Saya meminta bantuan orang lain jika kesulitan mengerjakan tugas.
39 Saya suka bergabung dengan teman-temannya.
40 Saya malu jika diajak bicara dengan orang asing.
41 Saya senang mengajak teman bermain.
42 Saya tidak mau menolong teman yang terjatuh.
43 Saya suka dibantu guru untuk mengambil keperluan.
44 Saya senang menolong teman yang terjatuh.
“Mohon untuk dicek kembali jika ada jawaban yang belum terisi”
75
ANGKET KELEKATAN GURU
“Selamat Mengisi”
NO PERNYATAAN STS TS S SS
1 Saya yakin guru di kelas saya selalu memantau kegiatan belajar mengajar di sekolah
2 Saya selalu bertukar pikiran kepada guru tentang kegiatan belajar mengajar disekolah
3 Saya tidak merasa cemas dan bingung ketika guru sedang tidak berada di kelas
4 Saya mencoba untuk tenang apabila guru terlambat datang ke kelas
5 Saya selalu semangat dan senang ketika guru mengajarkan kami di kelas
6 Saya bangga dengan tanggungjawab guru kelas dalam memantau kegiatan belajar mengajar di sekolah
7 Saya marah dengan kebiasaan guru yang suka terlambat masuk kelas
8 Saya merasa gelisah ketika guru meninggalkan saya di
Nama anak :
Nama orang tua :
Kelas :
Alamat :
76
kelas karena guru sibuk di luar jam pelajaran
9 Saya sangat sedih karena guru tidak pernah menanyakan kegiatan saya di sekolah
10 Saya suka menangis di kelas karena guru jarang mendampingi saya di sekolah
11 Saya suka cemberut di depan guru kesal karena guru jarang memeriksa tugas yang diberikan
12 Saya kadang bicara kurang sopan kepada guru karena tidak memberikan penghargaan terhadap tugas yang diberikan
13 Saya kurang pandai beradaptasi dengan teman-teman lain karena guru banyak meninggalkan kelas
14 Saya sangat kaku kalau berbicara dengan guru karena guru selalu terlalu focus dengan pekerjaan yang lain
15 Saya tidak peduli jika orang tua meninggalkan saya sendirian di sekolah karena saya biasa sendiri di rumah
16 Saya senang jika guru tidak mendapingi saya di sekolah jadi saya bebas berinteraksi dengan siapapun
17 Saya hanya diam saja padahal saya sedikit marah dengan guru karena kurang peduli dengan kegiatan saya di sekolah
18 Saya kadang jail kepada teman karena guru kurang memperhatikan saya.
19 Saya jarang mau di suruh oleh guru untuk maju ke depan kelas karena saya malu
20 Saya sering keluar kelas sendiri tanpa didampingi oleh guru
21 Saya kadang malas mengerjakan pekerjaan rumah
77
yang diberikan guru
22 Saya senang jika guru memberikan penghargaan atas apa yang telah saya kerjakan
23 Saya kurang mampu menjelaskan apa yang saya inginkan kepada guru karena merasa takut
24 Saya sangat senang jika guru menghampiri saya dan bertanya tentang kondisi saya
25 Saya senang dengan guru yang sabar dalam membimbing saya
26. Saya kadang mengacuhkan guru jika guru penjelasannya kurang lengkap
“Mohon untuk dicek kembali jika ada jawaban yang belum terisi”
78
ANGKET KELEKATAN ORANG TUA
“Selamat Mengisi”
NO PERNYATAAN STS TS S SS
1 Saya yakin orang tua akan selalu memantau kegiatan belajar mengajar di sekolah
2 Saya selalu bertukar pikiran kepada orang tua tentang kegiatan belajar mengajar disekolah
3 Saya tidak merasa cemas dan bingung ketika orang tua belum menjemput saya karena orang tua selalu menepati janjinya
4 Saya mencoba untuk tenang apabila orang tua terlambat datang menjemput
5 Saya tersenyum ketika orang tua datang menjemput.
6 Saya bangga dengan tanggungjawab orang tua dalam memantau kegiatan belajar mengajar di sekolah
7 Saya marah ketika terlambat orang tua menjemput
8 Saya merasa gelisah ketika
Nama anak :
Nama orang tua :
Kelas :
Alamat :
79
orang tua meninggalkan saya di sekolah karena orang tua kurang memantau kegiatan belajar mengajar di sekolah
9 Saya sangat sedih karena orang tua tidak pernah menanyakan kegiatan di sekolah
10 Saya suka menangis di kelas karena orang tua jarang mendampingi saya di sekolah
11 Saya berteriak dan cemberut di depan orang tua kesal karena terlambat menjemput
12
Saya suka bicara kurang sopan kepada orang tua kesal karena tidak memberikan perhatian mengenai kegiatan belajar mengajar di sekolah
13 Saya kurang pandai beradaptasi dengan teman-teman lain karena orang tua terlalu sibuk bekerja
14 Saya sangat kaku kalau berbicara karena saya jarang berinteraksi dengan orang ketika betada di rumah
15 Saya tidak peduli jika orang tua meninggalkan saya sendirian di sekolah karena saya biasa sendiri di rumah
16 Saya senang jika orang tua tidak mendapingi saya di sekolah jadi saya bebas berinteraksi dengan siapapun
17
Saya hanya diam saja padahal saya sangat marah dengan orang tua saya karena kurang peduli dengan kegiatan saya di sekolah
18 Saya suka menjaili teman karena saya tidak dapat meluapkan emosi saya dengan orang tua di rumah
19 Saya menolak ketika diajak pulang orang tua.
80
“Mohon untuk dicek kembali jika ada jawaban yang belum terisi”
20 Saya kadang memarahi orang tua saat datang ter.lambat
21 Saya senang kalau orang tua selalu memuji dan menyemangati saya dalam belajar
22 Saya memanggil orangtua saat datang menjemput.
23 Saya bersalaman saat bertemu kembali dengan orang tua
24 Saya harus ditunggui sebelum pelajaran mulai.
25 Saya hanya mau mengikuti pembelajaran jika ditunggui orangtua.
26 Saya selalu melihat ke luar saat belajar di dalam kelas.
81
LAMPIRAN 3
Tabulasi Data dan Skor Penelitian
82
KELEKATAN GURU NO
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 1 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 2 4 4 3 4 2 3 2 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 2 3 2 4 1 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 1 4 4 2 3 2 4 4 5 4 2 3 2 4 4 1 2 3 2 3 4 2 4 6 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 2 4 7 4 4 4 4 3 4 2 4 2 4 2 2 4 4 8 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4
10 2 4 2 4 2 4 4 4 4 2 1 4 1 4 11 2 2 4 2 4 2 2 2 3 4 1 2 2 4 12 4 4 4 4 2 4 1 4 2 2 2 4 3 4 13 4 2 4 4 2 4 2 2 4 4 3 2 2 4 14 4 4 3 4 4 4 2 2 3 4 1 3 3 4 15 2 2 4 4 4 2 3 1 4 2 1 2 3 4 16 2 2 2 4 4 4 3 4 4 4 2 3 2 4 17 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 3 1 1 5 18 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 3 1 4 19 2 1 3 2 4 2 4 2 2 2 2 3 2 2 20 4 4 3 4 2 2 3 4 4 4 4 2 1 4 21 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 22 2 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 2 1 4
83
23 2 4 3 4 3 3 1 4 2 4 3 4 2 4 24 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 2 3 4 4 25 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 2 4 3 4 26 4 2 3 3 4 1 2 2 2 4 1 3 2 2 27 4 4 4 4 4 4 1 4 4 3 2 4 4 4 28 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 3 4 4 4 29 2 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 30 3 3 2 3 2 3 1 2 2 3 2 1 3 2 31 4 2 3 3 2 1 3 2 3 4 2 2 1 4 32 4 2 3 2 3 4 2 4 2 1 3 3 3 3 33 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 34 4 4 3 4 2 2 3 2 2 3 1 3 3 4 35 2 4 4 3 3 2 2 4 4 3 3 2 1 3 36 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 2 4 4 4 37 1 2 2 3 1 2 3 2 2 1 3 1 3 3 38 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 3 39 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 1 4 4 4 40 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 1 4 4 4
0,539 0,816 0,585 0,728 0,421 0,670 -0,035 0,698 0,525 0,532 0,197 0,588 0,487 0,598
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
84
Total 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 95 11,87 3 1 4 4 3 4 3 3 1 3 3 4 84 2,84 4 3 2 4 2 4 3 4 2 4 4 4 83 2,32 4 4 2 2 4 4 4 4 3 4 2 4 87 4,69 2 4 2 4 3 2 3 3 4 2 4 2 75 0,06 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 96 13,00 4 3 3 2 4 4 4 4 3 4 2 4 88 5,41 4 3 4 4 4 3 3 4 2 3 4 4 94 10,80 4 3 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 98 15,42 4 2 2 4 1 4 2 3 3 3 4 4 78 0,52 2 2 4 2 2 2 4 2 4 2 2 2 66 1,43 4 1 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 87 4,69 2 2 4 2 2 2 4 4 3 2 2 4 76 0,16 4 3 4 4 4 4 3 4 2 4 3 4 88 5,41 2 4 2 2 2 2 4 2 1 2 2 4 67 1,08 2 4 4 4 1 2 2 4 2 2 3 4 78 0,52 4 3 4 1 3 4 4 4 4 4 1 4 86 4,02 4 2 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 92 8,79 1 1 2 3 2 1 3 2 2 1 1 2 54 9,73 4 3 4 2 3 4 3 4 1 4 2 4 83 2,32 4 2 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 99 16,70 4 3 3 2 3 4 2 4 3 4 3 3 83 2,32 4 4 4 4 2 3 3 2 3 4 4 4 84 2,84 4 2 4 4 2 4 4 4 2 4 3 4 91 7,87
85
3 1 3 4 3 4 4 4 1 3 4 4 89 6,18 2 1 4 3 2 2 3 3 3 2 1 3 64 2,30 4 2 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 94 10,80 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 99 16,70 4 2 2 3 3 4 4 4 3 4 4 4 92 8,79 2 3 4 3 4 3 2 4 3 3 1 2 66 1,43 2 2 4 2 3 2 3 4 4 2 2 3 69 0,51 1 1 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 67 1,08 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 98 15,42 4 2 3 3 2 4 2 3 3 4 2 4 76 0,16 4 3 3 2 3 4 3 4 2 4 2 3 77 0,32 4 4 4 4 4 4 4 4 1 3 4 4 95 11,87 2 4 3 3 2 2 2 3 2 2 1 3 58 6,14 3 3 3 4 3 2 3 4 4 3 4 4 91 7,87 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 99 16,70 4 1 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 96 13,00
0,820 0,074 0,367 0,488 0,532 0,760 0,559 0,667 0,048 0,733 0,716 0,731 3342 254,11 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 83,55 15,94
12,25
86
Mencari skor terbesar dan terkecil
Skor terbesar 45
Skor terkecil 88
Mencari nilai rentangan (R)
R = skor terbesar - skor terkecil
R = 88 - 45 = 43
Mencari banyaknya kelas (BK)
BK = 1 + 3,3 Log n
BK = 1 + 3,3 (1,60)
BK = 1 + 5,287
BK = 6.287
Mencari nilai panjang kelas (i)
I = R/BK = 43/8 = 7
No. Kelas
Interval
Frekuensi Frekuensi Frekuensi Mutlak
(%) Relatif
(%) Kumulatif
(%) 1 58 - 65 6 26,09 26,09 2 66 - 73 4 17,39 43,48 3 74 - 81 7 30,43 73,91 4 82 - 89 6 26,09 100
23 100
87
KELEKATAN ORANG TUA No. KOT1 KOT2 KOT3 KOT4 KOT5 KOT6 KOT7 KOT8 KOT9 KOT10
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 5 4 4 2 2 4 4 4 2 4 4 6 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 7 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
10 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 11 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 12 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 13 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 15 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 16 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 20 4 4 4 2 4 4 3 2 2 1 21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 23 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
88
24 4 4 4 4 4 4 4 2 3 2 25 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 26 2 2 3 1 2 4 1 3 2 4 27 4 4 2 3 4 2 4 4 4 2 28 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 30 4 4 4 4 4 4 4 1 3 4 31 4 4 3 2 3 2 2 2 2 3 32 3 2 3 3 4 1 4 3 4 2 33 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 35 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 36 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 37 3 4 3 3 4 4 3 2 4 4 38 4 4 4 3 2 4 2 1 4 2 39 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
0,576 0,637 0,537 0,608 0,520 0,490 0,514 0,402 0,429 0,464
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
89
KOT11 KOT12 KOT13 KOT14 KOT15 KOT16 KOT17 KOT18 KOT19 KOT20 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 5 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 2 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 2 4 4 1 1 3 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 2 2 4 3 3 1 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 2 2 3 3 4 4 4 4 1 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 2 4 4 2 4 2 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4
90
4 3 2 3 1 4 3 1 3 2 2 4 4 2 1 3 3 3 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3 2 1 2 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 3 3 4 3 3 2 1 4 2 2 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 2 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4
0,554 0,483 0,500 0,556 0,109 0,471 0,542 0,612 0,569 0,550 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
91
KOT21 KOT22 KOT23 KOT24 KOT25 KOT26 4 4 4 4 4 3 101 4,62 1 62 1
2 4 4 4 4 4 96 1,82 1 63 2 3 3 3 4 4 2 94 1,06 2 73 1 4 2 2 4 4 4 95 1,41 2 74 2 3 2 4 4 2 4 90 0,15 2 74 3 2 3 4 4 4 4 92 0,50 2 75 4 3 1 3 4 4 4 93 0,75 2 76 1 4 2 4 4 4 4 102 5,33 1 77 2 4 3 4 4 4 4 102 5,33 1 83 1 4 4 4 4 2 4 91 0,30 2 84 2 4 3 4 4 4 4 99 3,34 1 86 3 4 2 3 4 4 4 97 2,28 1 86 4 2 1 4 4 4 3 85 0,17 2 87 5 4 2 4 4 4 4 100 3,96 1 87 6 4 3 2 3 2 3 80 1,47 2 88 1 4 3 4 4 4 4 101 4,62 1 88 2 4 2 4 4 4 4 99 3,34 1 88 3 4 1 4 4 4 4 99 3,34 1 89 4 4 2 4 4 4 4 100 3,96 1 90 5 4 3 3 3 4 2 80 1,47 2 90 6 4 4 4 4 4 4 99 3,34 1 90 7 4 2 4 4 4 4 102 5,33 1 91 8 3 1 4 4 3 2 90 0,15 2 92 9 4 3 4 4 4 4 93 0,75 2 92 10 4 3 2 4 4 4 97 2,28 1 92 11
92
4 4 1 2 3 3 67 10,86 3 93 12 2 2 4 4 2 3 79 1,89 2 94 1 4 2 4 4 4 4 98 2,78 1 94 2 4 4 4 4 4 2 99 3,34 1 94 3 4 2 4 4 4 4 92 0,50 2 94 4 2 1 2 4 3 4 79 1,89 2 94 5 1 3 4 2 3 2 69 8,85 3 95 6 4 3 4 3 2 3 95 1,41 2 96 7 4 2 4 4 4 4 99 3,34 1 96 8 4 4 2 4 4 4 97 2,28 1 96 9 4 1 4 4 4 4 96 1,82 1 96 10 4 3 3 4 3 2 82 0,80 2 96 11 4 3 2 4 4 3 83 0,54 2 96 12 4 3 4 4 4 4 101 4,62 1 96 13 4 3 4 4 4 4 101 4,62 1 96 14
0,496 -0,025 0,494 0,695 0,545 0,551 3714 110,62 21 3503 21 22 23 24 25 26 92,85 10,52 17
2
103,37
40
82,33
93
Mencari skor terbesar dan terkecil
Skor terbesar 62
Skor terkecil 96
Mencari nilai rentangan (R)
R = skor terbesar - skor terkecil
R = 96 - 62 = 34
Mencari banyaknya kelas (BK)
BK = 1 + 3,3 Log n
BK = 1 + 3,3 (1,60)
BK = 1 + 5,287
BK = 6.287
Mencari nilai panjang kelas (i)
I = R/BK = 34/6 = 6
No. Kelas Interval Frekuensi Frekuensi Frekuensi
Mutlak (%) Relatif (%) Kumulatif (%) 1 62 – 67 2 5 5 2 68 – 75 4 10 15 3 76 – 81 2 5 20 4 82 – 87 6 15 35 5 88 – 93 12 30 65 6 94 – 96 14 35 100 40 100
94
KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
NO KBS1 KBS2 KBS3 KBS4 KBS5 KBS6 KBS7 KBS8 KBS9 KBS10 KBS11 KBS12 KBS13
1 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 2 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 1 4 4 4 4 5 4 3 3 4 2 4 4 4 4 2 4 2 2 6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 7 4 4 2 4 4 4 2 3 4 4 4 4 2 8 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
10 2 2 2 3 4 2 2 2 3 4 4 2 2 11 4 4 4 2 4 4 4 2 2 4 4 4 4 12 4 4 4 2 4 4 4 2 2 4 4 4 4 13 4 4 4 1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 14 4 4 4 3 4 4 4 4 1 4 4 4 4 15 4 2 4 1 4 2 2 3 1 3 4 2 4 16 4 4 2 1 4 4 4 2 1 4 4 4 2 17 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 18 4 4 4 4 4 2 4 1 4 4 4 4 4 19 3 4 3 4 4 2 4 2 2 2 4 4 4 20 2 4 2 3 4 4 4 4 3 3 4 4 2 21 4 4 4 3 4 4 4 2 2 4 4 4 4 22 4 4 4 2 4 4 4 1 1 4 4 4 4
95
23 4 4 4 2 4 4 4 1 2 4 4 4 4 24 2 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 25 2 3 4 2 4 4 4 3 2 4 4 4 4 26 4 3 2 1 4 2 4 3 2 4 2 3 1 27 4 3 3 1 4 4 4 2 1 3 4 2 3 28 4 4 4 3 4 2 4 1 3 4 4 4 4 29 4 4 4 3 4 4 4 2 3 4 4 4 4 30 1 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 31 2 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 32 2 3 3 4 2 2 2 2 3 2 2 3 3 33 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 34 4 4 4 2 4 4 4 3 3 4 4 4 4 35 4 4 4 2 4 2 4 2 2 4 4 4 4 36 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 37 3 3 3 4 2 2 4 3 4 3 4 3 3 38 4 4 3 3 4 4 4 4 4 2 4 4 3 39 4 4 4 3 4 4 4 2 3 4 4 4 4 40 4 4 4 3 4 2 4 2 3 4 4 4 4
0,482 0,602 0,541 0,202 0,452 0,364 0,449 -0,077 0,171 0,517 0,622 0,580 0,569
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
96
KBS14 KBS15 KBS16 KBS17 KBS18 KBS19 KBS20 KBS21 KBS22 KBS23 KBS24 KBS25 KBS26 KBS27
3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 2 3 4 2 3 4 4 4 3 4 4 4 4 2 2 4 4 4 3 4 2 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 2 2 4 4 2 2 4 4 4 3 3 4 4 4 1 4 2 4 1 4 4 4 2 3 3 4 4 2 1 4 4 4 3 2 4 4 4 2 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 2 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 1 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 1 2 4 4 4 2 4 2 4 1 4 4 4 4 1 1 3 4 4 1 4 2 4 1 4 4 4 4 4 3 4 4 2 3 4 4 4 2 4 4 2 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 2 4 4 3 4 2 4 2 4 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 1 3 3 4 3 3 3 2 2 2 1 4 4 4 2 3 3 4 4 3 4 4 4 1 3 4 4 4 3 2 3 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 3 2 4 4 4 1 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 2 4 4 2 4 2 3 4 2 4 2 4 4 1
97
1 4 4 2 2 4 3 3 4 4 4 4 2 4 3 2 4 3 1 3 2 2 4 4 3 2 2 4 4 4 2 4 4 4 3 4 2 2 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 1 4 3 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 2 1 3 2 4 4 2 4 1 3 3 4 4 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 4 4 4 3 1 1 4 1 4 4 3 4 2 2 3 2 3 3 3 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 2 4 4 1 4 4 4 4 2 4 2 4 4 1 4 4 4 2 4 4 4 4 4 1 1 4 3 4 3 2 4 3 4 3 3 2 4 3 4 2 4 4 2 1 3 3 2 3 4 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 1 3
0,065 0,370 0,435 -0,014 0,465 0,423 0,413 0,214 0,421 0,522 0,439 0,552 -0,127 0,194 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
98
KBS28 KBS29 KBS30 KBS31 KBS32 KBS33 KBS34 KBS35 KBS36 KBS37
4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 2 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 2 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 5 4 4 4 4 3 4 4 2 3 4 2 4 4 4 4 4 3 1 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 2 4 2 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 3 4 2 4 4 1 3 2 4 4 3 3 2 2 4 4 4 1 4 4 4 4 3 4 2 3 3 1 1 2 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 2 4 2 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 3 4 2 2 4 4 2 4 2 3 3 3 4 1 4 4 4 4 1 4
99
3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 1 3 2 4 3 4 2 3 3 4 3 3 4 3 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 2 4 4 1 2 4 4 4 3 4 3 2 4 2 4 4 3 3 3 2 3 3 2 2 1 2 4 3 1 1 4 4 4 4 2 4 4 4 1 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 3 3 4 4 1 4 1 2 2 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 2 4 2 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 1 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4
0,533 0,353 0,491 0,106 0,616 0,593 0,374 0,524 0,167 0,549 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
100
Total KBS38 KBS39 KBS40 KBS41 KBS42 KBS43 KBS44
4 4 3 3 4 3 4 162 80 80 4 4 3 3 4 4 4 157 87 87 3 3 4 3 4 4 2 154 94 94 3 4 3 2 3 4 4 151 94 94 4 4 2 2 2 4 3 144 95 95 4 4 4 3 4 3 4 156 97 97 3 3 4 3 4 3 4 157 100 100 4 4 2 2 4 4 4 166 101 101 4 4 3 2 4 4 4 166 102 102 4 4 3 3 2 2 4 136 106 107 4 4 3 4 4 1 4 149 107 108 3 4 1 3 4 3 4 149 111 111 4 4 2 3 4 3 3 147 113 113 4 4 3 3 4 3 4 162 113 113 3 3 3 2 2 4 3 129 113 113 4 4 3 1 4 4 4 153 114 114 4 4 4 3 4 3 4 164 114 114 4 4 4 1 4 2 4 161 115 115 4 4 2 2 4 2 4 153 116 116 3 3 3 2 3 1 2 131 117 117 4 4 1 1 4 3 4 151 117 117 4 4 2 1 4 3 4 151 118 118 4 4 2 4 3 1 2 146 118 118 4 4 2 4 4 4 4 147 120 120
101
2 4 2 4 4 4 4 149 120 120 1 2 4 3 3 2 3 123 120 120 4 4 4 3 2 1 4 138 120 120 4 4 2 3 4 3 4 156 120 120 4 4 4 4 4 3 2 156 121 121 4 3 4 4 3 4 4 145 122 122 3 4 4 4 3 4 4 137 122 122 4 2 1 3 3 3 2 112 122 122 4 3 1 1 2 3 3 150 122 122 4 4 4 1 4 3 4 161 122 122 2 4 2 2 4 4 4 152 123 123 4 4 4 2 4 3 4 154 124 124 3 4 3 3 4 4 3 136 124 124 2 4 3 3 4 2 3 142 124 124 4 4 3 4 4 3 4 161 124 124 4 4 3 3 4 2 4 156 124 124
0,400 0,624 0,148 -0,155 0,602 0,196 0,511 38 39 40 41 42 43 44
102
Mencari skor terbesar dan terkecil
Skor terbesar 80
Skor terkecil 124
Mencari nilai rentangan (R)
R = skor terbesar - skor terkecil
R = 124 - 80 = 44
Mencari banyaknya kelas (BK)
BK = 1 + 3,3 Log n
BK = 1 + 3,3 (1,60)
BK = 1 + 5,287
BK = 6.287
Mencari nilai panjang kelas (i)
I = R/BK = 44/6 = 7
No. Kelas Interval Frekuensi Frekuensi Frekuensi
Mutlak (%) Relatif (%) Kumulatif (%) 1 58 - 65 6 26,09 26,09 2 66 - 73 4 17,39 43,48 3 74 - 81 7 30,43 73,91 4 82 - 89 6 26,09 100
23 100
103
LAMPIRAN 4
Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
1. Uji Validitas Skala Kelekatan Guru (X1)
2.Uji Validitas Skala Guru dan Orang tua (X2)
3.Uji Validitas Skala Kemandirian Belajar Siswa
(Y)
4.Uji Reliabilitas Konstruk Kelekatan Guru (X1)
5.Uji Reliabilitas Konstruk Kelekatan Orang Tua
(X2)
6.Uji Reliabilitas Kemandirian Belajar Siswa (Y)
104
1. Uji Validitas Skala Kelakatan Guru (X1) Pertanyaan Nilai rhitung Nilai rtabel Kriteria
KG1 0,539 0,312 Valid KG2 0,816 0,312 Valid KG3 0,585 0,312 Valid KG4 0,728 0,312 Valid KG5 0,421 0,312 Valid KG6 0,670 0,312 Valid KG7 -0,035 0,312 Tidak Valid KG8 0,698 0,312 Valid KG9 0,525 0,312 Valid KG10 0,532 0,312 Valid KG11 0,197 0,312 Tidak Valid KG12 0,588 0,312 Valid KG13 0,487 0,312 Valid KG14 0,598 0,312 Valid KG15 0,820 0,312 Valid KG16 0,074 0,312 Tidak Valid KG17 0,488 0,312 Valid KG18 0,532 0,312 Valid KG19 0,760 0,312 Valid KG20 0,559 0,312 Valid KG21 0,667 0,312 Valid KG22 0,048 0,312 Valid KG23 0,733 0,312 Valid KG24 0,716 0,312 Valid KG25 0,733 0,312 Tidak Valid KG26 0,731 0,312 Valid
2. Uji Validitas Skala Kelekatan Orang Tua (X2)
Pertanyaan Nilai rhitung Nilai rtabel Kriteria KOT1 0,576 0,312 Valid KOT 2 0,637 0,312 Valid KOT 3 0,537 0,312 Valid KOT 4 0,608 0,312 Valid KOT 5 0,520 0,312 Valid KOT 6 0,490 0,312 Valid KOT 7 0,514 0,312 Valid KOT 8 0,402 0,312 Valid KOT 9 0,429 0,312 Valid
105
KOT 10 0,464 0,312 Valid KOT 11 0,554 0,312 Valid KOT 12 0,483 0,312 Valid KOT 13 0,500 0,312 Valid KOT14 0,556 0,312 Valid KOT 15 0,109 0,312 Tidak Valid KOT 16 0,471 0,312 Valid KOT 17 0,542 0,312 Valid KOT 18 0,612 0,312 Valid KOT 19 0,569 0,312 Valid KOT 20 0,550 0,312 Valid KOT 21 0,496 0,312 Valid KOT22 -0,025 0,312 Tidak Valid KOT 23 0,494 0,312 Valid KOT 24 0,695 0,312 Valid KOT 25 0,545 0,312 Valid KOT 26 0,551 0,312 Valid
3. Uji Validitas Skala Kemandirian Belajar Siswa (Y)
Pertanyaan Nilai rhitung Nilai rtabel Kriteria KBS1 0,482 0,312 Valid KBS 2 0,602 0,312 Valid KBS 3 0,541 0,312 Valid KBS 4 0,202 0,312 Tidak Valid KBS 5 0,542 0,312 Valid KBS 6 0,364 0,312 Valid KBS7 0,449 0,312 Valid KBS8 -0,077 0,312 Tidak Valid KBS9 0,171 0,312 Tidak Valid
KBS10 0,517 0,312 Valid KBS11 0,622 0,312 Valid KBS12 0,580 0,312 Valid KBS13 0,569 0,312 Valid KBS14 0,065 0,312 Tidak Valid KBS15 0,370 0,312 Valid KBS16 0,435 0,312 Valid KBS17 -0,014 0,312 Tidak Valid KBS18 0,465 0,312 Valid KBS19 0,423 0,312 Valid KBS20 0,413 0,312 Valid KBS21 0,214 0,312 Tidak Valid KBS22 0,421 0,312 Valid KBS23 0,522 0,312 Valid
106
KBS24 0,439 0,312 Valid KBS25 0,552 0,312 Valid KBS26 -0,127 0,312 Tidak Valid KBS27 0,194 0,312 Tidak Valid KBS28 0,533 0,312 Valid KBS29 0,353 0,312 Valid KBS30 0,491 0,312 Valid KBS31 0,106 0,312 Tidak Valid KBS32 0,616 0,312 Valid KBS33 0,593 0,312 Valid KBS34 0,374 0,312 Valid KBS35 0,524 0,312 Valid KBS36 0,167 0,312 Tidak Valid KBS37 0,549 0,312 Valid KBS38 0,400 0,312 Valid KBS39 0,624 0,312 Valid KBS40 0,148 0,312 Tidak Valid KBS41 -0,155 0,312 Tidak Valid KBS42 0,602 0,312 Valid KBS43 0,196 0,312 Tidak Valid KBS44 0,511 0,312 Valid
4. Uji Reliabilitas Skala Kelekatan Guru (X1)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.921 22
5. Uji Reliabilitas Skala Kelekatan Orang tua (X2)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
107
.884 24
6. Uji Reliabilitas Skala KemandirianBalajar Siswa (Y)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.908 31
108
Lampiran 5
Uji Prasyarat Analisis dan Uji Hipotesis
109
1. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas Unresidual Data b. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual N 40 Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 2.22115067 Most Extreme Differences Absolute .094
Positive .065 Negative -.094
Test Statistic .094 Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction. d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber Output : SPSS 22
b. Uji Linieritas
ANOVA Table
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
Kemandirian
Belajar Siswa (Y)
* Kelekatan Guru
(X1)
Between
Groups
(Combined) 3820.233 21 181.916 2.595 .023
Linearity 1450.104 1 1450.104 20.688 .000
Deviation from
Linearity 2370.130 20 118.506 1.691 .134
Within Groups 1261.667 18 70.093
Total 5081.900 39 Sumber Output : SPSS 22
c. Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
Kelekatan Guru (X1) .774 1.291
Kelekatan Orang Tua (X2) .774 1.291
a. Dependent Variable: Kemandirian Belajar Siswa (Y)
Sumber Output : SPSS 22
110
d. Uji Heterokedastisitas
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .447a .200 .082 7.58556
a. Predictors: (Constant), X1X2, x22, x12, Kelekatan Guru (X1),
Kelekatan Orang Tua (X2) Sumber Output : SPSS 22
e. Uji Koefisien Korelasi Model Summaryb
Model R
R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 .981a .962 .960 2.28039 2.357
a. Predictors: (Constant), Kelekatan Orang Tua (X2), Kelekatan Guru (X1)
b. Dependent Variable: Kemandirian Belajar Siswa (Y)
Sumber Output : SPSS 22
f. Uji Koefisien Determinasi Model Summaryb
Model R
R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 .981a .962 .960 2.28039 2.357
a. Predictors: (Constant), Kelekatan Orang Tua (X2), Kelekatan Guru (X1)
b. Dependent Variable: Kemandirian Belajar Siswa (Y)
Sumber Output : SPSS 22
111
g. Uji Simultan (Uji F)
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 4889.493 2 2444.747 470.127 .000b
Residual 192.407 37 5.200
Total 5081.900 39
a. Dependent Variable: Kemandirian Belajar Siswa (Y)
b. Predictors: (Constant), Kelekatan Orang Tua (X2), Kelekatan Guru (X1) Sumber Output : SPSS 22
h. Uji Parsial (Uji T)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 4.025 3.587 1.122 .269
Kelekatan Guru
(X1) .085 .034 .090 2.477 .018 .774 1.291
Kelekatan
Orang Tua (X2) 1.172 .046 .935 25.718 .000 .774 1.291
a. Dependent Variable: Kemandirian Belajar Siswa (Y) Sumber Output : SPSS 22