hubungan kecerdasan emosional dan disiplin …digilib.unila.ac.id/57753/3/skripsi tanpa bab...

101
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS V SD NEGERI 2 METRO SELATAN (Skripsi) Oleh DIMAS GUSTI WINANTO FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2019

Upload: others

Post on 02-Sep-2020

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN BELAJAR

DENGAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS V

SD NEGERI 2 METRO SELATAN

(Skripsi)

Oleh

DIMAS GUSTI WINANTO

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 2: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

ABSTRAK

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN BELAJAR

DENGAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS V

SD NEGERI 2 METRO SELATAN

Oleh

Dimas Gusti Winanto

Masalah penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar peserta didik kelas V SD

Negeri 2 Metro Selatan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan

kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta didik. Jenis

penelitian ini yaitu kuantitatif. Metode yang digunakan yaitu ex-postfacto korelasi.

Teknik pengumpulan data dilakukan yaitu: observasi, angket, dan dokumentasi.

Populasi yang digunakan berjumlah 48 peserta didik. Berdasarkan analisis data

penelitian, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan

antara kecerdasan emosional dengan hasil belajar dengan kriteria cukup kuat, ada

hubungan yang positif dan signifikan antara disiplin belajar dengan hasil belajar

dengan kriteria rendah, dan ada hubungan yang positif dan signifikan antara

kecerdasan emosional dan disiplin belajar secara bersama-sama dengan hasil

belajar peserta didik dengan kriteria cukup kuat.

Kata kunci: disiplin belajar, hasil belajar, kecerdasan emosional.

Page 3: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

ABSTRACT

RELATIONSHIP EMOTIONAL INTELLIGENCE AND LEARNING

DISCIPLINE WITH STUDENTS STUDIE’S OUTCOME OF V

CLASS AT SOUTH METRO ELEMENTARY SCHOOL 2TH

By

Dimas Gusti Winanto

The problem in this research is that the learning outcomes of the fifth grade students

south metro Elementary School 2TH still low. The purpose is was to know the

correlation between emotional intelligence and learning discipline with students

learning outcome. this type of research is ex-postfacto correlation. Data collection

techniques are observation, questionnaire, and documentation. The population is

48 students. Based on the analysis of research data can be concluded that there is

a positive and significant relationship between emotional intelligence with students

learning outcomes with quith strong criteria, there is a positive and significant

relationship between learning discipline students learning outcomes with low

criteria, and there is a positive and significant relationship between emotional

intelligence and learning discipline together with students learning outcomes with

quith strong criteria.

Keywords: emotional intelligence, learning discipline, learning outcomes.

Page 4: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN BELAJAR

DENGAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS V

SD NEGERI 2 METRO SELATAN

Oleh

DIMAS GUSTI WINANTO

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 5: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta
Page 6: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta
Page 7: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta
Page 8: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

RIWAYAT HIDUP

Peneliti bernama Dimas Gusti Winanto, dilahirkan di Desa

Sumbersari Bantul, Kecamatan Metro Selatan, Kota Metro, pada

tanggal 08 Maret 1998. Peneliti merupakan anak kedua dari dua

bersaudara, dari pasangan Bapak Agus Priyono dan Ibu Inti

Krisniati.

Pendidikan formal yang telah diselesaikan peneliti sebagai berikut.

1. SD Negeri 8 Metro Selatan lulus pada tahun 2010.

2. SMP Negeri 5 Metro Selatan lulus pada tahun 2013.

3. SMA Negeri 4 Metro lulus pada tahun 2015.

Tahun 2015 peneliti terdaftar sebagai mahasiswa S-1 PGSD Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung melalui jalur SBMPTN. Selama

menjadi mahasiswa peneliti aktif di beberapa kegiatan organisasi kampus. Beberapa

organisasi yang pernah peneliti ikuti adalah Forum Mahasiswa Studi Islam

(FORMASI) PGSD, Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Pendidikan (HIMAJIP) dan

Racana Ki Dewa Raka.

Page 9: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

MOTTO

“Berlomba lombalah dalam kebaikan.”

(Q.S Al-Baqarah : 148)

“Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka

Allah akan memudahkan jalannya menuju surga”

(HR. Muslim )

“Tidaklah ada pemberian dari orang tua kepada anaknya yang

lebih utama daripada budi pekerti yang baik.”

(HR. Tirmidzi)

Page 10: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

PERSEMBAHAN

Bismillahirahmaanirahim

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur kepada

Sang Maha, dengan segala kerendahan hati, ku persembahkan

karya ini kepada:

Orang tuaku, Bapak Agus Priyono dan Ibu Inti Krisniati tercinta,

terima kasih atas segala cinta dan kasih sayang yang telah kalian berikan, yang

tidak pernah henti memberiku semangat, doa, nasihat serta pengorbanan yang

tak tergantikan.

Kakakku Agin,

terima kasih atas segala dukungan, doa, dan memberikanku kasih sayang yang

membuat diriku tetap semangat dan optimis menyelesaikan karya ini

Almamater tercinta “Universitas Lampung”

Page 11: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

ii

SANWACANA

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat serta hidayah-Nya sehingga peneliti mampu menyelesaikan penyusunan

skripsi yang berjudul “Hubungan Kecerdasan Emosional dan Disiplin belajar

dengan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas V SD Negeri 2 Metro Selatan”. Skripsi

ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan

di Universitas Lampung.

Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini banyak

bantuan, bimbingan, motivasi, do’a serta saran-saran yang telah diberikan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti menyampaikan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., Rektor Universitas Lampung

yang mengesahkan gelar sarjana kami, sehingga peneliti termotivasi untuk

menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., Dekan FKIP Universitas Lampung yang

telah menyediakan fasilitas sehingga peneliti dapat menyelesaikan studi tepat

waktu.

3. Bapak Dr. Riswandi, M.Pd., Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung yang telah memberikan Sumbangsih untuk kemajuan Program

Studi PGSD.

4. Bapak Drs. Maman Surahman, M.Pd., Ketua Program Studi S1 PGSD

Universitas Lampung yang telah memberikan sumbang saran untuk

membantu peneliti dalam menyelesaikan surat guna syarat skripsi.

5. Bapak Drs. Muncarno, M.Pd., Koordinator Kampus B FKIP Universitas

Lampung yang telah memberikan banyak ilmu kepada peneliti serta

membantu peneliti dalam menyelesaikan surat guna syarat skripsi.

Page 12: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

iii

6. Bapak Drs. Rapani M.Pd., Pembimbing I yang telah membimbing dengan

sabar dan telaten serta memberikan banyak motivasi dan saran-saran yang

membangun untuk penyempurnaan skripsi ini.

7. Bapak Dr. Suwarjo, M.Pd., Pembimbing II yang telah memberikan saran dan

masukan serta gagasan yang sangat bermanfaat untuk penyempurnaan skripsi

ini.

8. Bapak Drs. A. Sudirman, M.H., Dosen Penguji Utama yang telah

memberikan bimbingan, saran, nasihat, dan kritik serta bantuan selama proses

penyelesaian skripsi ini.

9. Bapak Dr. Alben Ambarita, M.Pd., Dosen pembimbing Akademik yang

selalu memberikan motivasi kepada peneliti.

10. Bapak dan Ibu dosen serta Staf S-1 PGSD Kampus B FKIP Universitas

Lampung yang telah memberikan banyak pengetahuan dan pengalaman,

sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

11. Kepala SD Negeri 2 Metro Selatan: Ibu Zuriah, S.Pd., yang telah memberika

izin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian.

12. Bapak dan Ibu Guru wali kelas SD Negeri 2 Metro selatan: Ibu Ika Leli,

S.Pd., dan Ibu Rengga, S.Pd., yang telah membantu peneliti dalam

menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

13. Ibu Reza Nurianto S.Pd., operator sekolah SD Negeri 2 Metro Selatan yang

telah membantu peneliti dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

14. Peserta didik kelas V SD Negeri 2 Metro Selatan yang telah berpartisipasi

aktif sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik.

15. Rekan-rekan mahasiwa S1-PGSD FKIP Universitas Lampung angkatan 2015,

terkhusus kelas B yang telah membantu dan menyemangati peneliti.

16. Sahabatku Sigit Dewantoro, Anwar Rosidi, Adi Purnomo, Rahmat Adi Putra,

Ade Nurachman, Mahmudan, Ilham Sanjaya, M. Ramadhan, I putu Setiawan,

Sapril Ardiyansyah, dan Ahmad Novriza yang selalu menemani peneliti

dalam suka maupun duka.

17. Sahabat seperjuangan “Sebret Qweni Squad” dalam menulis skripsi: Dwi

Novita Sari, Firda Fiona, Fitria Agustina, Iin Kurniawati, Rahayu Kartikasari,

Page 13: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

iv

Selviyani, Setiawati, dan Yunita, yang slalu memberikan semangat dan telah

menyukseskan seminar dari awal hingga akhir.

18. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

skripsi ini.

Semoga Allah SWT melindungi dan membalas semua kebaikan yang sudah

diberikan kepada peneliti. Peneliti menyadari bahwa dalam skripsi ini mungkin

masih terdapat kekurangan, akan tetapi semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

kita semua. Aamiin.

Metro, Mei 2019

Peneliti

Dimas Gusti Winanto

NPM 1513053104

Page 14: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

v

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ............................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 7

C. Batasan Masalah ................................................................................ 7

D. Rumusan Masalah .............................................................................. 7

E. Tujuan Penelitian ............................................................................... 8

F. Manfaat Penelitian ............................................................................. 9

G. Ruang Lingkup Penelitian.................................................................. 10

II. KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori ....................................................................................... 11

1. Belajar ........................................................................................... 11

a. Pengertian Belajar .................................................................... 11

b. Tujuan Belajar .......................................................................... 12

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar .............................. 14

d. Pengertian Hasil Belajar ........................................................... 16

e. Faktor-faktor yang Memepengaruhi Hasil Belajar ................... 17

2. Kecerdasan Emosional .................................................................. 20

a. Pengertian Kecerdasan ............................................................. 20

b. Pengertian Emosi ...................................................................... 21

c. Pengertian Kecerdasan Emosional ........................................... 23

d. Tujuan Kecerdasan Emosional ................................................. 25

e. Komponen-komponen Kecerdasan Emosional ........................ 27

f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional ..... 29

g. Ciri-ciri Kecerdasan Emosional ............................................... 30

h. Perkembangan Kecerdasan Emosional pada Siswa ................. 32

3. Disiplin Belajar ............................................................................. 33

a. Pengertian Disiplin ................................................................... 33

b. Unsur-unsur Disiplin ................................................................ 34

c. Macam-macam Disiplin ........................................................... 36

Page 15: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

vi

d. Pengertian Disiplin Belajar....................................................... 38

e. Tujuan Disiplin Belajar ............................................................ 41

f. Indikator Disiplin Belajar ......................................................... 41

4. Pembelajaran Tematik .................................................................. 43

a. Pengertian Pembelajaran Tematik ............................................ 43

b. Tujuan Pembelajaran Tematik .................................................. 44

c. Prinsip Pembelajaran Tematik .................................................. 46

d. Karakteristik Pembelajaran Tematik ........................................ 47

e. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tematik ................. 48

5. Penelitian yang Relevan ................................................................ 50

B. Kerangka Pikir ................................................................................... 53

C. Hipotesis Penelitian ........................................................................... 56

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian................................................................................... 57

B. Setting Penelitian ............................................................................... 58

1. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 58

2. Prosedur Penelitian ........................................................................ 58

C. Populasi .............................................................................................. 59

D. Sampel................................................................................................ 60

E. Variabel Penelitian ............................................................................. 60

F. Definisi Operasional Variabel ............................................................ 61

G. Teknik Pengumpulan Data. ................................................................ 63

1. Observasi ....................................................................................... 63

2. Angket ........................................................................................... 63

3. Dokumentasi.................................................................................. 66

H. Uji Persyaratan Instrumen.................................................................. 66

1. Uji Validitas Instrumen ................................................................. 66

2. Uji Reliabilitas Instrumen ............................................................. 67

I. Teknik Analisis Data.......................................................................... 68

1. Uji Persyarat Analisis Data ........................................................... 68

a. Uji Normalitas .......................................................................... 68

b. Uji Linearitas ............................................................................ 69

2. Uji Hipotesis ................................................................................. 70

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian ................................................... 73

1. Identitas Sekolah ........................................................................... 73

2. Visi dan Misi` ................................................................................ 73

3. Tujuan Sekolah .............................................................................. 74

4. Data Pendidik Menurut Tingkat Pendidikan ................................. 75

5. Denah Lokasi Sekolah ................................................................... 76

6. Jumlah dan Kondisi Sekolah ......................................................... 76

7. Perabot Ruang Belajar ................................................................... 77

B. Pelaksanaan Penelitian ....................................................................... 77

1. Persiapan Penelitian ...................................................................... 77

2. Pelaksanaan Penelitian .................................................................. 78

3. Pengambilan Data Penelitian ........................................................ 78

Page 16: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

vii

C. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas.................................................... 78

D. Deskripsi Data Variabel Penelitian .................................................... 82

1. Data Kecerdasan Emosional ....................................................... 83

2. Data Disiplin Belajar ................................................................. 85

3. Data Hasil BelajarTema 6 ........................................................... 86

E. Hasil Analisis Data ........................................................................... 88

1. Hasil Uji Persyaratan Analisis Data ............................................ 88

a. Hasil Analisis Uji Normalitas ............................................. 88

b. Hasil Analisis Uji Linieritas ................................................ 92

2. Hasil Uji Hipotesis ...................................................................... 93

a. Pengujian Hipotesis Pertama ............................................... 94

b. Pengujian Hipotesis Kedua .................................................. 95

c. Pengujian Hipotesis Ketiga .................................................. 96

F. Pembahasan........................................................................................ 100

1. Hubungan antara Kecerdasan Emosional dengan Hasil Belajar

Tema 6 Peserta Didik Kelas V SD Negeri 2 Metro Selatan ...... 100

2. Hubungan antara Disiplin Belajar dengan Hasil Belajar Tema 6

Peserta Didik Kelas V SD Negeri 2 Metro Selatan ................... 100

3. Hubungan antara Kecerdasan Emosional dan Disiplin Belajar

Secara Bersama-sama dengan Hasil Belajar Tema 6

Peserta Didik Kelas V SD Negeri 2 Metro Selatan ................... 102

G. Keterbatasan Penelitian ..................................................................... 103

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ....................................................................................... 105

B. Saran ................................................................................................. 106

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 108

LAMPIRAN .................................................................................................... 112

Page 17: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

viii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Persentase Ketuntasan UTS Peserta Didik Kelas VA dan VB ............ 6

2. Data Jumlah Peserta Didik Kelas V ..................................................... 59

3. Kisi-kisi Instrumen Angket Kecerdasan Emosional ............................ 64

4. Kisi-kisi Instrumen Angket Disiplin Belajar........................................ 65

5. Skor Jawaban Angket ........................................................................... 65

6. Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai (r) .............................................. 71

7. Data Pendidik Menurut Tingkat Pendidikan ........................................ 75

8. Jumlah dan Kondisi Ruangan............................................................... 76

9. Perabot Ruang Belajar.......................................................................... 77

10. Uji Validitas Kecerdasan Emosional ................................................... 79

11. Uji Validitas Disiplin Belajar ............................................................... 80

12. Data Variabel X dan Y ............................................................................... 82

13. Deskripsi Frekuensi Data Variabel X1 ................................................. 84

14. Deskripsi Frekuensi Data Variabel X2 ..................................................... 86

15. Deskripsi Frekuensi Data Variabel Y .................................................. 87

16. Tabel Penolong Varabel X1 .................................................................. 89

17. Tabel Penolong Varabel X2 .................................................................. 90

18. Tabel Penolong Varabel Y ................................................................... 91

Page 18: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

ix

Tabel Halaman

19. Peringkat Koefisien Korelasi antara Variabel Bebas dengan

Variabel Terikat ................................................................................... 100

Page 19: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Paradigma Penelitian ............................................................................ 56

2. Diagram Distribusi Frekuensi Variabel X1 .......................................... 84

3. Diagram Distribusi Frekuensi Variabel X2 .......................................... 86

4. Diagram Distribusi Frekuensi Variabel Y ........................................... 88

Page 20: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Izin Penelitian Pendahuluan dari Fakultas .................................. 99

2. Surat Keterangan dari Fakultas ........................................................... 100

3. Surat Izin Uji Instrumen ...................................................................... 101

4. Surat Pemberian Izin Uji Instrumen ..................................................... 102

5. Surat Izin Penelitian ............................................................................. 103

6. Surat Balasan Penelitian ....................................................................... 104

7. Surat Keterangan Penelitian ................................................................. 105

8. Instrumen Kecerdasan Emosional (Diajukan) .................................... 106

9. Instrumen Disiplin Belajar (Diajukan) ................................................. 112

10. Instrumen Kecerdasan Emosional (Dipakai) ....................................... 119

11. Instrumen Disiplin Belajar (Dipakai) ................................................... 124

12. Uji Validitas Instrumen Variabel X1 .................................................... 129

13. Uji Validitas Instrumen Variabel X2 .................................................... 133

14. Uji Reliabilitas Instrumen Variabel X1 ................................................ 135

15. Uji Reliabilitas Instrumen Variabel X2 ................................................ 140

16. Data Variabel X1 .................................................................................. 145

17. Data Variabel X2 .................................................................................. 148

18. Data Variabel Y.................................................................................... 152

Page 21: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

xii

19. Perhitungan Uji Normalitas Variabel X1.............................................. 152

20. Perhitungan Uji Normalitas Variabel X2.............................................. 156

21. Perhitungan Uji Normalitas Variabel Y ............................................... 160

22. Perhitungan Linieritas Variabel X1 dan Y ............................................ 164

23. Perhitungan Linieritas Variabel X2 dan Y ............................................ 169

24. Uji Hipotesis Pertama .......................................................................... 174

25. Uji Hipotesis Kedua ............................................................................. 176

26. Uji Hipotesis Ketiga ............................................................................. 178

27. Tabel r Product Moment ..................................................................... 181

28. Tabel Chi Kuadrat (X2) ........................................................................ 183

29. Tabel 0-Z Kurva Normal ...................................................................... 184

30. Tabel Distribusi F ................................................................................. 185

31. Dokumentasi Kegiatan Penelitian ........................................................ 186

Page 22: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal penting yang dapat mengubah suatu peradaban dan

menentukan masa depan sebuah bangsa. Pendidikan yang berkualitas akan

menghasilkan manusia yang berkualitas pula sehingga pendidikan menjadi

prioritas utama dalam membangun bangsa Indonesia. Melalui penciptaan sistem

pendidikan yang berkualitas, manusia dapat mencapai kesejateraan hidup,

mengembangkan potensi dirinya, mewujudkan kehidupan lebih baik dan

berpartisipasi secara lebih aktif dalam pembangunan.

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 (dalam Sisdiknas,

2003: 6) menyatakan pendidikan nasional Indonesia bertujuan untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman

dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis

serta bertanggung jawab.

Berdasarkan hal tersebut, tujuan pendidikan ialah menyediakan lingkungan yang

memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya

secara optimal, sehingga ia dapat berfungsi sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan

pribadinya dan kebutuhan masyarakat, oleh karena itu pendidikan memiliki

peranan yang sangat penting dalam pembangunan suatu bangsa.

Page 23: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

2

Pendidikan merupakan faktor paling penting dalam penentuan kemajuan suatu

bangsa. Salah satu cara untuk memajukan bangsa, maka perlu adanya suatu

lembaga yaitu sekolah. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang bertugas

membentuk masyarakat menjadi manusia yang berkarakter dan berkualitas.

Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

Mutu pendidikan dapat dikatakan baik apabila peserta didik menjalankan proses

belajar dengan baik dan memperoleh hasil belajar yang baik. Kenyataannya tidak

semua peserta didik dapat memperoleh hasil belajar sesuai harapan, masih

banyak peserta didik memperoleh nilai di bawah standar. Karwono dan Mularsih

(2012: 46) menyatakan banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar, antara

lain: faktor eksternal (berasal dari luar diri peserta didik) mencakup aspek

lingkungan fisik seperti lingkungan sekolah, kondisi sarana dan prasarana

belajar, materi pelajaran, dan proses belajar-mengajar, dan faktor internal

(berasal dalam diri peserta didik) mencakup aspek fisik: seperti panca indera

serta aspek psikologis seperti: disiplin, bakat, minat, inteligensi, kecerdasan

emosional, dan motivasi berprestasi.

Kedua faktor yang mempengaruhi hasil belajar tersebut adalah ciri khas

karakteristik peserta didik, sikap terhadap belajar, motivasi belajar,

konsentrasi belajar, mengolah bahan belajar, menggali hasil belajar, kebiasaan

belajar, faktor pendidik, lingkungan sosial, kurikulum sekolah, serta sarana

dan prasarana. Berdasarkan faktor tersebut, faktor internal adalah salah satu

Page 24: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

3

faktor yang menjadi pengaruh pada hasil belajar peserta didik, salah satunya

adalah kecerdasan emosional.

Kecerdasan emosional menurut Goleman (2015: 45) merupakan kemampuan

seperti kemampuan untuk memotivasi diri dan bertahan menghadapi frustasi,

mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan,

mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan

kemampuan untuk berpikir dan berdoa. Salovey dan Mayer (dalam Uno, 2010:

69) mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai kemampuan untuk

mengenali perasaan, meraih, dan membangkitkan perasaan untuk membantu

pikiran, memahami perasaan dan maknanya, dan mengendalikan perasaan

secara mendalam sehingga membantu perkembangan emosi dan intelektual.

Kecerdasan emosional merupakan kemampuan peserta didik dalam mengenali

dan mengontrol emosi diri, sehingga berdampak positif pada saat mengikuti

pembelajaran. Kecerdasan emosional erat kaitannya dengan keterampilan

memotivasi diri sendiri, peserta didik yang memiliki kecerdasan emosional

yang baik tidak akan mudah putus asa jika menghadapi kesulitan dalam proses

belajar, karena peserta didik tersebut terampil untuk memotivasi dirinya

sendiri agar dapat terus maju. Kecerdasan emosional juga berkaitan dengan

kemampuan dalam membina hubungan dengan orang lain atau disebut juga

kerja sama, dengan terbinanya hubungan yang baik terhadap teman maupun

pendidik. Peserta didik dapat memperoleh pengetahuan yang lebih,

Page 25: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

4

dikarenakan peserta didik tidak akan segan untuk bertanya dan meminta

bantuan apabila mereka mengalami kesuliatan dalam proses pembelajaran.

Kecerdasan emosional merupakan hal yang paling penting dalam menentukan

keberhasilan peserta didik karena dengan emosi yang lepas dapat membuat

peserta didik yang pandai menjadi bodoh. Tanpa kecerdasan emosional,

peserta didik tidak akan mampu menggunakan kemampuan kognitifnya sesuai

dengan potensi yang dimilikinya. Hal itu menyebabkan, bahwa intelektual

bukan merupakan satu-satunya faktor yang bisa menentukan keberhasilan

peserta didik melainkan ada faktor lain yang dapat mempengaruhi yaitu

kecerdasan emosional. Kecerdasan intelektual (IQ) hanya menyumbang kira-

kira 20% dalam menentukan prestasi individu, sedangkan 80% sisanya

ditentukan oleh faktor-faktor lain termasuk kecerdasan emosional hal ini

seperti ditegaskan oleh Goleman (dalam Uno, 2010: 70). Berdasarkan dasar ini

maka kecerdasan emosional menyumbang-kan lebih besar pada kesuksesan

dalam kehidupan (termasuk keberhasilan mendidik) dari pada kecerdasan

intelektual/rasional.

Faktor internal lainnya yaitu disiplin. Proses belajar sangatlah diperlukan sikap

disiplin, Moenir (2010: 94) menyatakan bahwa disiplin merupakan suatu

bentuk ketaatan terhadap aturan, baik tertulis maupun tidak tertulis yang telah

ditetapkan. Ada dua jenis disiplin yang sangat dominan sesuai dengan apa

yang dikehendaki individu yaitu, disiplin dalam hal waktu dan, disiplin kerja

atau perbuatan.

Page 26: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

5

Disiplin merupakan kunci keberhasilan dalam proses belajar, karena belajar

secara konsisten dan bersunguh-sungguh sangatlah sulit dilakukan, hal ini

disebabkan karena dalam belajar diperlukan adanya kesadaran diri. Melalui

kesadaran diri inilah dapat tercermin disiplin belajar dalam diri peserta didik.

Disiplin merupakan perilaku peserta didik yang tidak secara langsung melekat

pada dirinya sejak lahir, tetapi dibentuk oleh lingkungan melalui pola asuh dan

perlakuan orang tua, pendidik, dan masyarakat, sehingga peserta didik yang

sudah terbentuk menjadi seorang individu yang memiliki sikap disiplin akan

mampu mengendalikan dan mengarahkan dirinya pada prilaku yang taat,

patuh, serta menunjukkan keteraturan dalam belajar.

Berdasarkan observasi yang telah dilaksanakan di kelas V SD Negeri 2 Metro

Selatan pada bulan Oktober 2018 diperoleh bahwa kecerdasan emosional dan

kedisiplinan belajar peserta didik tergolong masih rendah. Hal ini terlihat dari

proses pembelajaran tematik peserta didik kelas VA dan VB SD Negeri 2

Metro Selatan, diketahui bahwa masalah yang timbul dalam proses

pembelajaran antara lain banyak peserta didik kurang serius dalam mengikuti

pembelajaran yang diajarkan oleh pendidik. Peserta didik cenderung

melakukan kegiatan di luar pembelajaran seperti keluar masuk kelas, berbicara

dengan teman sebangkunya. Peserta didik pada umumnya belum mengelola

kecerdasan emosionalnya secara efektif, kecenderungan malas, kurang

semangat belajar dan tidak disiplin dalam proses pembelajaran. Hasil tersebut

Page 27: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

6

dapat dilihat pada hasil UTS semester ganjil tahun pelajaran 2018/2019.

Berikut hasil belajar peserta didik yang diperoleh dari dokumentasi pendidik

Tabel 1. Data Nilai UTS Peserta Didik Kelas VA dan VB SD Negeri 2

Metro Selatan Semester Ganjil

Kelas Jumlah

Peserta

Didik

KKM Jumlah

Peserta

Didik

Tuntas

Persentase

Ketuntasan

Jumlah

Peserta

Didik

Belum

Tuntas

Persentase

Ketuntasan

VA 24 70 9 37,50% 15 63,50%

VB 24 70 13 54,17% 11 45,83%

(Sumber : Dokumentasi nilai UTS semester ganjil TP. 2018/2019)

Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar peserta didik belum mampu

mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Berdasarkan tabel di atas,

dapat diketahui bahwa peserta didik yang tuntas pada kelas VA yaitu 9 peserta

didik dengan persentase 37,50% dari jumlah keseluruhan 24 peserta didik,

sedangkan peserta didik yang tuntas pada kelas VB yaitu 13 peserta didik

dengan persentase 54,17% dari jumlah keseluruhan 24 peserta didik.

Uraian di atas menunjukan bahwa ada hubungan antara kecerdasan emosional

dan kedisiplinan belajar dengan hasil belajar tematik, namun masih perlu

pembuktian secara ilmiah, karena pada saat ini proses pembelajaran tanpa

kecerdasan emosional yang baik, pembelajaran tidak akan berlangsung efektif

dan materi yang disampaikan kepada peserta didik tidak maksimal. Hal inilah

yang mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian yang berjudul

“Hubungan Kecerdasan Emosional dan Disiplin Belajar dengan Hasil Belajar

Peserta didik Kelas V SD Negeri 2 Metro Selatan”.

Page 28: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

7

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi beberapa

masalah sebagai berikut.

1. Peserta didik kurang serius dalam mengikuti pembelajaran yang diajarkan

oleh pendidik.

2. Peserta didik cenderung melakukan kegiatan di luar pembelajaran seperti

keluar masuk kelas, berbicara dengan teman sebangkunya.

3. Peserta didik pada umumnya belum mengelola kecerdasan emosionalnya

secara efektif, kecenderungan malas dan kurang semangat belajar.

4. Kurangnya kedisiplinan belajar peserta didik dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran.

5. Hasil belajar peserta didik yang belum memuaskan, dilihat dari masih

banyaknya peserta didik yang belum tuntas.

C. Batasan Masalah

Mengakuratkan hasil dari penelitian diperlukan adanya batasan masalah.

Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada hubungan yang positif dan signifikan

antara kecerdasan emosional, kedisiplinan belajar dengan hasil belajar tema 6

(panas dan perpindahannya) kelas V SD Negeri 2 Metro Selatan semester genap.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas maka rumusan masalah dari penelitian ini

yaitu:

1. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan

Page 29: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

8

emosional dengan hasil belajar peserta didik tema 6 (panas dan

perpindahannya) kelas V SD Negeri 2 Metro Selatan?

2. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara disiplin belajar

dengan hasil belajar peserta didik tema 6 (panas dan perpindahannya) kelas

V SD Negeri 2 Metro Selatan?

3. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan

emosional dan disiplin belajar secara bersama-sama dengan hasil belajar

peserta didik tema 6 (panas dan perpindahannya) kelas V SD Negeri 2

Metro Selatan?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini, yaitu

untuk menganalisis dan mengetahui:

1. Hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan emosional dengan

hasil belajar peserta didik tema 6 (panas dan perpindahannya) kelas V SD

Negeri 2 Metro Selatan.

2. Hubungan yang positif dan signifikan antara disiplin belajar terhadap hasil

belajar peserta didik tema 6 (panas dan perpindahannya) kelas V SD Negeri

2 Metro Selatan.

3. Hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan emosional dan

disiplin belajar secara bersama-sama terhadap hasil belajar peserta didik

tema 6 (panas dan perpindahannya) kelas V SD Negeri 2 Metro Selatan.

Page 30: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

9

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan peneliti dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Peserta didik

Peserta didik diharapkan dapat mengelola emosinya dengan baik dan dapat

disiplin dalam proses pembelajaran sehingga dapat tercipta semangat dan

motivasi yang tinggi untuk lebih memahami materi pembelajaran yang

dilaksanakan serta dapat meningkatkan hasil belajar tematik.

2. Pendidik

Memberikan masukan bagi pendidik mengenai pentingnya kecerdasan

emosional dan kedisiplinan belajar peserta didik untuk dapat memahami

serta mengembangkan kecerdasan emosional dan kedisiplinan belajar peserta

didik dalam upaya meningkatkan hasil belajar.

3. Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi kontribusi positif untuk

meningkatkan mutu pendidikan di SD Negeri 2 Metro Selatan.

4. Peneliti

Memberikan ilmu pengetahuan baru, wawasan, dan pengalaman yang

bermanfaat bagi peneliti dalam mengembangkan kecerdasan emosional dan

kedisiplinan belajar sebagai calon pendidik pada tingkat sekolah dasar.

5. Peneliti lain

Memberikan ilmu pengetahuan baru, dan wawasan bagi peneliti yang

melakukan penelitian dengan variabel yang sama di sekolah lain.

Page 31: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

10

G. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Ilmu

Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian yang peneliti lakukan adalah ilmu

pendidikan, khususnya pendidikan tematik di SD, dengan jenis penelitian ex-

postfacto korelasi.

2. Subjek

Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas V SD Negeri 2 Metro

Selatan tahun pelajaran 2018/2019 dengan jumlah 48 peserta didik .

3. Objek

Objek dalam penelitian adalah kecerdasan emosional, kedisiplinan belajar

dan hasil belajar tematik peserta didik kelas V SD Negeri 2 Metro Selatan.

4. Tempat

Tempat penelitian ini adalah di SD Negeri 2 Metro Selatan, yang berada di

Jalan Budi Utomo, Kelurahan Rejomulyo, Kecamatan Metro Selatan, Kota

Metro, Provinsi Lampung.

5. Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap dimulai dari bulan Oktober

sampai Maret pada tahun pelajaran 2018/2019.

Page 32: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

11

II. KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar merupakan kegiatan yang tak terpisahkan dalam kehidupan

manusia. Sejak lahir manusia telah melakukan kegiatan belajar untuk

memenuhi kebutuhan sekaligus mengembangkan dirinya. Seseorang

dikatakan belajar jika dalam diri orang tersebut menjadi suatu aktivitas

yang mengakibatkan perubahan tingkah laku yang diamati relatif lama.

Perubahan tingkah laku itu tidak muncul begitu saja, tetapi sebagai

akibat dari usaha orang tersebut.

Slameto (2010: 2) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi dalam lingkungannya. Usman dan Setiawati (dalam Susanto,

2016:3) belajar diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri

individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu lain

dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu

berinteraksi dengan lingkungannya.

Page 33: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

12

Suyono (2014: 1) belajar adalah suatu proses dan aktivitas yang selalu

dilakukan dan dialami manusia sejak manusia dalam kandungan,

buaian, tumbuh berkembang dari anak-anak, remaja, hingga menjadi

dewasa sampai keliang lahat dengan prinsip pembelajaran sepanjang

hayat. Belajar juga dapat dikatakan suatu aktivitas atau suatu proses

untuk memperoleh pengetahuan, menigkatkan keterampilan,

memperbaiki perilaku sikap dan mengokohkan kepribadian.

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa belajar

merupakan suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh

pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman. Proses tersebut untuk

merubah perilaku atau tingkah laku melalui latihan atau pengalaman

yang dilakukan sepanjang hidup manusia sampai ia keliang lahat yang

menyangkut aspek kognitif, afektif maupun psikomotor.

b. Tujuan Belajar

Tujuan belajar yaitu perangkat hasil yang hendak dicapai setelah

peserta didik melakukan kegiatan belajar. Tujuan yang disadari oleh

peserta didik sendiri sangat bermakna dalam upaya menggerakan

kegiatan belajar untuk mencapai hasil yang optimal. Dimyati dan

Mudjiono (2009: 25) menyatakan belajar bertujuan untuk

meningkatkan kemampuan peserta didik, sehingga ranah kognitif,

afektif, dan psikomotor semakin berfungsi, akibat belajar tersebut

peserta didik mencapai tujuan belajar tertentu. Hamalik (2015: 73)

Page 34: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

13

menyatakan bahwa tujuan belajar merupakan cara yang akurat untuk

menentukan hasil pembelajaran.

Hamalik (2015: 74) menyatakan tujuan belajar terdiri dari 3 komponen

yaitu:

1) Tingkah laku kriminal

Tingkah laku kriminal adalah komponen tujuan belajar yang

menentukan tingkah laku peserta didik setelah belajar.

2) Kondisi-kondisi tes

Komponen tes tujuan belajar menentukan situasi dimana peserta

didik dituntut untuk mempetunjukan tingkah laku terminal.

3) Ukuran-ukuran perilaku

Komponen ini merupakan suatu pernyataan tentang ukuran yang

di gunakan untuk membuat pertimbangan mengenai perilaku

peserta didik.

Sardiman (2008: 28) menyatakan tujuan belajar yaitu sebagai berikut.

1) Untuk mendapatkan pengetahuan

Hal ini ditandai dengan kemampuan berfikir. Pemilikan

pengetahuan dan kemampuan berfikir sebagai yang tidak bisa

dipisahkan. Dengan kata lain tidak dapat mengembangkan

kemampuan berfikir tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya

kemampuan berfikir akan memperkaya pengetahuan. Tujuan

ialah yang memiliki kecenderungan lebih besar

perkembanganya di dalam kegiatan belajar. Dalam hal ini peran

pendidik sebagai pengajar lebih menonjol.

2) Penanaman konsep dan keterampilan

Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga memerlukan

suatu keterampilan. Keterampilan itu memang dapat di didik,

yaitu dengan banyak melatih kemampuan.

3) Pembentukan sikap

Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi anak

didik, pendidik harus lebih bijak dan hati-hati dalam

pendekatanya. Untuk ini dibutuhkan kecakapan mengarahkan

motivasi dan berfikir dengan tidak lupa menggunakan pribadi

pendidik itu sendiri sebagai contoh.

Tujuan belajar penting bagi pendidik dan peserta didik sendiri.

Komponen-komponen dalam tujuan belajar merupakan seperangkat

Page 35: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

14

hasil yang hendak dicapai setelah peserta didik melakukan kegiatan

belajar dari menerima materi, partisipasi peserta didik ketika di dalam

kelas, mengerjakan tugas-tugas, sampai peserta didik tersebut diukur

kemampuan melalui ujian akhir semester yang nantinya akan

mendapatkan hasil belajar.

Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa

kegunaan dan tujuan belajar adalah membantu peserta didik

mengadakan perubahan di dalam dirinya yang menyangkut seluruh

aspek pribadi, yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotor dalam

mengembangkan kemampuan dan keterampilan yang bersifat positif,

merubah kebiasaan dari yang buruk menjadi baik, mengubah sikap dari

yang negatif menjadi positif.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Pada saat melakukan proses belajar tentunya seorang peserta didik

mengalami beberapa faktor yang mempengaruhi peserta didik dalam

belajar baik itu internal maupun eksternal. Slameto (2010: 54) faktor-

faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisya, tetapi digolongkan

menjadi 2 yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

1) Faktor internal yang mempengaruhi belajar

a) Faktor jasmaniah: faktor kesehatan dan cacat tubuh.

b) Faktor psikologis: intelegensi, perhatian, minat, bakat,

motif, kematangan, kesiapan.

c) Faktor kelelahan.

2) Faktor eksternal yang mempengaruhi belajar

a) Faktor keluarga: cara orang tua mendidik, relasi antar

anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi

keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang

kebudayaan.

Page 36: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

15

b) Faktor sekolah: metode mengajar, kurikulum, relasi

pendidik dengan peserta didik, relasi peserta didik dengan

peserta didik, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah

standar pelajaran di atas pengukuran, keadaan gedung,

metode belajar, dan tugas rumah.

c) Faktor masyarakat: keadaan peserta didik dalam

masyarakat, media masa, teman bergaul dan bentuk

kehidupan masyarakat.

Karwono dan Mularsih (2012: 46) belajar dipengaruhi oleh 2 faktor

yaitu faktor internal individu dan eksternal individu.

1) Faktor internal individu

a) Faktor fisiologis

b) Faktor psikologis: intelegensi, minat, bakat, motivasi, emosi

dan perhatian.

2) Faktor eksternal individu

a) Lingkungan fisik terdiri atas: geografis, rumah, sekolah,

pasar dsb.

b) Lingkungan psikis meliputi: aspirasi, harapan-harapan, cita-

cita dan masalah yang dihadapi.

c) Lingkungan personal meliputi: teman sebaya, orang tua,

pendidik, dan masyarakat.

d) Lingkungan nonpersonal meliputi: rumah, peralatan,

pepohonan gunung dsb.

Suryabrata (2011: 233) menyebutkan tentang faktor-faktor dalam

belajar antara lain sebagai berikut :

1) Faktor yang berasal dari luar diri pelajar

a) Faktor non sosial: cuaca, alat-alat tulis dan sebagainya

b) Faktor sosial: yaitu faktor manusia atau sesama manusia

2) Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri pelajar

a) Faktor-faktor fisiologis

b) Faktor-faktor psikologis

Berdasarkan penjelasan para ahli tersebut, peneliti menyimpulkan

bahwa proses belajar dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor internal

individu dan faktor eksternal individu. Faktor internal merupakan

Page 37: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

16

faktor yang berasal dari dalam individu sedangakan faktor ekternal

adalah faktor yang berasal dari luar diri seorang individu. Faktor

internal dalam belajar salah satunya adalah kecerdasan emosi dalam

diri peserta didik yang menjadi pengaruh dalam hasil belajar peserta

didik. Faktor internal belajar lainnya adalah disiplin, disiplin

merupakan mental yang mengandung kerelaan memenuhi semua

ketentuan, peraturan dan norma-norma yang berlaku dalam

menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai seorang peserta

didik. Melalui disiplin belajar, peserta didik dapat teratur

melaksanakan aktivitas kesehariannya mulai dari bangun pagi

sampai tidur kembali pada malam hari.

d. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah

ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai

peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian

terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada pendidik

tentang kemajuan peserta didik dalam upaya mencapai tujuan-tujuan

belajarnya melalui kegiatan belajar. Hasil belajar digunakan untuk

mengetahui sebatas mana peserta didik dapat memahami serta

mengerti materi tersebut. Susanto (2016: 5) menyatakan hasil belajar

adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri peserta didik,

baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor

sebagai hasil dari kegiatan belajar.

Page 38: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

17

Nawawi (2013: 100) menyatakan bahwa hasil belajar adalah tingkat

keberhasilan peserta didik dalam mempelajari materi pelajaran di

sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes

dari mata pelajaran tertentu. Jihad dan Haris (2012:7) menyatakan

hasil belajar merupakan pencapaian bentuk perubahan perilaku yang

cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif dan psikomotoris dari

proses belajar yang telah dilakukan dalam waktu tertentu. Domain

kognitif mencakup pengetahuan dan ingatan, domain afektif

mencakup sikap menerima, memberikan respon, nilai, organisasi dan

karakterisasi dan domain psikomotor mencakup keterampilan

produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial dan intelektual.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, peneliti menyimpulkan

bahwa hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh anak

setelah melakukan proses belajar. Hasil belajar dapat bertambahnya

pengetahuan (kognitif), perubahan sikap dan tingkah laku (afektif),

dan cara berfikir (psikomotor) yang dinyatakan dalam angka dan

deskriptif. Perubahan itu dapat diartikan adanya perubahan serta

peningkatan dari hasil yang sebelumnya, dari yang tidak tahu

menjadi tahu, dari yang tidak bisa menjadi bisa.

e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Belajar yaitu tindakan untuk memperoleh sifat yang berbeda dengan

belajar untuk mengembangkan kebiasaan dapat dijadikan hukum

yang bersifat mutlak. Tujuan belajar berbeda maka dengan

Page 39: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

18

sendirinya cara belajar juga harus berbeda. Belajar yang efektif

sangat dipengaruhi oleh faktor kondisional yang ada. Hamalik (2015:

32) faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai berikut.

1) Faktor kegiatan, penggunaan, dan ulangan. Apa yang telah

dipelajari perlu digunakan secara praktis dan diadakan secara

kontinu agar penguasaan hasil belajar menjadi lebih mantap.

2) Belajar menggunakan latihan. Agar pelajaran yang terlupakan

dapat dikuasai kembali dan pelajaran yang belum dikuasai

dapat lebih mudah dipahami.

3) Belajar peserta didikakan lebih berhasil. Belajar hendaknya

dilakukan dengan suasana yang menyenangkan.

4) Peserta didik yang belajar perlu mengetahui apakah ia

berhasil atau gagal dalam pembelajarannya.

5) Faktor asosiasi besar manfaatnya dalam belajar, karena

semua pengalaman belajar antara yang lama dengan yang

barusecara berurutan diasosiasikan sehingga menjadi satu

kesatuan pengalaman.

6) Pengalaman masa lampau. Pengalaman dan pengertian itu

menjadi dasar untuk menerima pengalaman-pengalaman baru

dan pengertian-pengertian baru.

7) Faktor kesiapan belajar. Faktor kesiapan ini erat

hubungannya dengan masalah kematangan, minat, kebutuhan,

dan tugas-tugas perkembangan.

8) Faktor minat dan usaha. Minat ini timbul apabila murid

tertarik akan sesuatu karena sesuai dengan kebutuhannya atau

merasa bahwa sesuatu yang dipelajari akan bermakna

baginya.

9) Faktor biologis. Kondisi belajar peserta didik sangat

berpengaruh dalam proses belajar peserta didik.

10) Faktor intelegensi. Murid yang cerdas akan lebih berhasil dan

akan mudah berpikir kreatif dalam mengambil keputusan.

Faktor kondisional tersebut terdapat beberapa faktor lain yang

mempengaruhi dalam proses belajar. Slameto (2010: 17) faktor

yang mempengaruhi belajar ada dua yaitu:

1) Faktor internal: yaitu faktor yang ada dalam diri manusia.

Faktor internal terdiri dari:

a) Faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh).

b) Faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat,

bakat, motif, kematangan dan kesiapan).

c) Faktor kelelahan.

Page 40: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

19

2) Faktor ekternal: yaitu faktor yang ada diluar individu.

Faktor eksternal terdiri dari:

a) Faktor keluarga (cara orang tua mendidik, realisasi

antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan

ekonomi keluarga, pengertin orang tua dan latar

belakang budaya).

b) Faktor sekolah (model mengajar, kurikulum, realisasi

dengan peserta didik, disiplin sekolah, alat pelajaran,

waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung,

fasilitas sekolah, model atau media dalam mengajar

dan tugas sekolah).

c) Faktor masyarakat (kegiatan peserta didik dalam

masyarakat, media, teman, dan bentuk kehidupan

masyarakat).

Munadi (dalam Rusman, 2013: 124) juga menyatakan faktor-

faktor yang mempengaruhi hasil belajar antara lain meliputi

faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi

faktor fisiologis dan faktor psikologis. Sementara faktor eksternal

meliputi faktor lingkungan dan faktor instrumental.

Berdasarkan teori para ahli tersebut, peneliti menyimpulkan

bahwa hasil belajar peserta didik dapat dipengaruhi oleh dua

faktor yang terdiri dari faktor internal yang berasal dari dalam diri

individu dan faktor ekternal yang berasal dari luar diri individu.

Kedua faktor tersebut mempengaruhi hasil akhir dari proses

belajar yang diketahui oleh peserta didik untuk dijadikan acuan

dalam evaluasi proses belajar selanjutnya.

Page 41: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

20

2. Kecerdasan Emosional

a. Pengertian Kecerdasan

Kata kecerdasan disebut sebagai intelegensi. Intelegensi merupakan

transisi dari bahasa Inggris, yaitu intelligence yang berarti kecerdasan.

Uno (2010: 58) mendefinisikan bahwa kecerdasan merupakan kekuatan

atau kemampuan untuk melakukan sesuatu. Masyarakat umum

mengenal kecerdasan sebagai hal yang menggambarkan kepintaran,

kepandaian ataupun kemampuan untuk memecahkan masalah yang

dihadapi.

Kecerdasan dapat diartikan sebagai kemampuan individu untuk

memperoleh pengetahuan, serta mempraktikkannya dalam suatu

masalah. Kosasih dan Sumarna (2014: 167) menyatakan kecerdasan

adalah suatu kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara

terarah, menyelesaikan suatu masalah, memperoleh pengetahuan,

menguasai lingkungan secara efektif, serta menggunakan pengalaman

masa lalu untuk mewujudkan suatu perubahan dalam diri ke arah yang

lebih baik.

Sukmadinata (2011: 93) menyatakan kecerdasan menunjuk

kepada cara individu berbuat, apakah berbuat dengan cara yang

cerdas atau kurang cerdas atau tidak cerdas sama sekali. Suatu

perbuatan yang cerdas ditandai oleh perbuatan yang cepat dan

tepat. Cepat dan tepat dalam memahami unsur-unsur yang ada

dalam suatu situasi, dalam melihat hubungan antar unsur dalam

menarik kesimpulan serta dalam mengambil kesimpulan atau

tindakan.

Page 42: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

21

Feldam (dalam Uno, 2010: 59) mendefinisikan kecerdasan sebagai

kemampuan memahami dunia, berpikir secara rasional, dan

menggunakan sumber-sumber secara efektif pada saat dihadapkan

dengan tantangan. Selain itu, kecerdasan peserta didik juga sangat

membantu pendidik untuk menentukan apakah peserta didik itu

mampu mengikuti pelajaran yang diberikan serta untuk meramalkan

keberhasilan peserta didik setelah mengikuti pelajaran yang

diberikan meskipun tidak akan terlepas dari faktor lainnya.

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti menyimpulkan kecerdasan

merupakan kemampuan individu dalam menghadapi dan

menyesuaikan diri dengan lingkungan secara efektif, mengambil

keputusan secara tepat dan cepat, serta berpikir secara rasional. Hal

tersebut menjelaskan bahwa dengan adanya kecerdasan, seseorang

dapat mewujudkan perubahan dirinya ke arah yang lebih baik.

b. Pengertian Emosi

Emosi berasal dari kata movere, yang berarti kata kerja dalam bahasa

latin adalah menggerakkan atau bergerak, sehingga dapat

disimpulkan emosi merupakan suatu gerakan untuk mengeluarkan

perasaan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2010: 380)

emosi didefinisikan sebagai (1) luapan perasaan yang berkembang

dan surut dalam waktu singkat, (2) keadaan dan reaksi psikologis dan

fisiologis.

Page 43: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

22

Chaplin (dalam Dirman dan Juarsih, 2014: 31) mendefinisikan emosi

merupakan suatu keadaan yang mencakup perubahan-perubahan

yang disadari, yang mendalam sifatnya, dan perubahan perilaku.

Goleman (dalam Uno, 2010: 64) emosi didefinisikan setiap kegiatan

atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu; dan setiap keadaan yang

hebat atau meluap-luap. Oleh karena itu, emosi merujuk pada suatu

perasaan dan pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis,

psikologis, dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak.

Arends (2013: 55) menyatakan emosi berinteraksi dengan kesadaran

manusia dalam semua hal fungsi manusia, termasuk carapeserta didik

belajar di sekolah. Dirman dan Juarsih (2014:31) menyatakan emosi

merupakan faktor dominan yang mempengaruhi tingkah laku peserta

didik. Emosi positif seperti perasaan senang, bersemangat, atau rasa

ingin tahu tinggi akan mempengaruhi peserta didik untuk

mengonsentrasikan dirinya terhadap aktivitas belajar. Sebaliknya,

apabila yang menyertai proses belajar itu emosi yang negatif, seperti

perasaan tidak senang, kecewa, tidak bergairah, maka proses belajar

tersebut akan mengalami hambatan. Dapat diartikan peserta didik

tidak dapat memusatkan perhatiannya untuk belajar, sehingga

kemungkinan besar peserta didik akan mengalami kegagalan dalam

belajarnya.

Goleman (2015: 30) mengungkapkan bahwa ada ratusan emosi,

bersama dengan campuran, variasi, mutasi, dan nuansanya. Sejumlah

Page 44: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

23

teoritikus mengelompokkan emosi dalam golongan-golongan besar,

meskipun tidak semua sepakat tentang penggolongan ini. Golongan

utama emosi dan beberapa anggota kelompoknya sebagai berikut.

1) Amarah: beringas, mengamuk, benci, marah, jengkel,

kesal hati, terganggu, rasa pahit, berang, tersinggung,

bermusuhan, dan barang kali yang paling hebat, dan tindak

kekerasan.

2) Kesedihan: pedih, sedih, muram, suram, melankolis,

mengasihani diri, kesepian, ditolak, putus asa, dan kalau

menjadi patologis, depresi berat.

3) Rasa takut: cemas, takut, gugup, khawatir, waswas,

perasaan takut sekali, khawatir, waspada, sedih, tidak

tenang, ngeri, kecut, sebagai patologi, fobia dan panik.

4) Kenikmatan: bahagia, gembira, ringan, puas, riang,

senang, terhibur, bangga, kenikmatan indrawi, takjub, rasa

terpesona, rasa puas, rasa terpenuhi, kegirangan luar biasa,

senang, senang sekali, dan batas ujungnya, mania.

5) Cinta: penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan

hati, rasa dekat, bakti, hormat, kasmaran, kasih.

6) Terkejut: terkejut, terkesiap, takjub, terpana.

7) Jengkel: hina, jijik, muak, mual, benci, tidak suka, mau

muntah.

8) Malu: rasa salah, malu hati, kesal hati, sesal, hina, aib, dan

hati hancur lebur.

Berdasarkan uraian tersebut, emosi adalah perubahan perilaku pada diri

individu yang merujuk pada suatu ungkapan perasaan berupa rasa

marah, bahagia, sedih, cinta, benci, takut, dan lain sebagainya. Emosi

merupakan suatu keadaan psikologis, serta kecenderungan untuk

bertindak akibat adanya situasi atau rangsangan tertentu.

c. Pengertian Kecerdasan Emosional

Kecerdasan emosional merupakan kemampuan individu untuk

memotivasi diri sendiri, dan bertahan menghadapi frustasi,

mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan

Page 45: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

24

kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress

tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati dan berdoa

(Goleman, 2015: 45).

Salovey dan Mayer (dalam Uno,2010: 68) untuk menerangkan

jenis-jenis kualitas emosi yang dianggap penting untuk

mencapai keberhasilan. Jenis-jenis kualitas emosi yang

dimaksudkan antara lain: (1) empati, (2) mengungkapkan dan

memahami perasaan, (3) mengendalikan amarah, (4)

kemampuan kemandirian, (5) kemampuan menyesuaikan diri,

(6) diskusi, (7) kemampuan memecahkan masalah pribadi, (8)

ketekunan, (9) kesetiakawanan, (10) keramahan, dan (11) sikap

hormat.

Kosasih dan Sumarna (2014: 174) mengungkapkan kecerdasan

emosional adalah kemampuan merasakan, memahami secara efektif

menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi,

informasi koneksi dan pengaruh manusiawi. Bagi pemilik kecerdasan

emosional informasi tidak hanya didapat melalui panca indra saja

namun ada sumber lain, yakni suara hati. Sukmadinata (2011: 97)

berpendapat bahwa orang yang memiliki kecerdasan emosional yang

tinggi adalah seseorang yang mampu mengendalikan diri,

memelihara dan memacu motivasi untuk terus berupaya dan tidak

mudah menyerah, mampu mengendalikan stres, mampu menerima

kenyataan, dan dapat merasakan kesenangan meskipun dalam

kesulitan.

Kecerdasan emosional merupakan kemampuan untuk memonitor

perasaan sendiri dan perasaan serta emosi orang lain, kemampuan

untuk membedakannya, dan kemampuan untuk menggunakan

Page 46: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

25

informasi ini untuk memandu pikiran dan tindakan (Stantrock, 2013:

146). Bukan hanya peserta didik yang perlu mengenali emosi, tetapi

pendidik juga penting untuk melakukannya. Terlebih lagi pernyataan

ini disampaikan oleh Arends (2013: 54) hal yang terpenting bagi

pendidik mengenai kecerdasan emosional adalah mengenali emosi

sebagai sebuah kemampuan dan menyadari bahwa kemampuan ini

dapat dipengaruhi seperti kemampuan-kemampuan lain.

Berdasarkan uraian tersebut, kecerdasan emosional dalam penelitian

ini merupakan serangkaian kemampuan pribadi yang dimiliki peserta

didik untuk mengatur emosinya. Kecerdasan emosional dapat

menuntun peserta didik dalam bertingkah laku dan meraih

keberhasilan yang dilakukan dengan beberapa cara. Cara-cara

tersebut ialah mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi

diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati), dan kemampuan

untuk membina hubungan (kerja sama) dengan orang lain atau

sesama peserta didik.

d. Tujuan Kecerdasan Emosional

Kecerdasan emosional adalah sejumlah kemampuan dan

keterampilan yang berkaitan dengan pembinaan hubungan sosial

dengan lingkungan yang merujuk pada kemampuan mengenali

perasaan diri sendiri dan orang lain, kemampuan memotivasi diri

sendiri, kemampuan mengelola emosi dengan baik dan dalam

hubungan dengan orang lain. Kecerdasan emosional merupakan hal

Page 47: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

26

yang paling penting dalam menentukan keberhasilan peserta didik

karena dengan emosi yang lepas dapat membuat peserta didik yang

pandai menjadi bodoh. Tanpa kecerdasan emosional, peserta didik

tidak akan mampu menggunakan kemampuan kognitifnya sesuai

dengan potensi yang dimilikinya. Hal itu menyebabkan, bahwa

intelektual bukan merupakan satu-satunya faktor yang bisa

menentukan keberhasilan peserta didik, melainkan ada faktor lain

yang dapat mempengaruhi yaitu kecerdasan emosional. Goleman

(2015: 70). mengatakan bahwa setinggi–tingginya IQ hanya

menyumbang kira–kira 20 persen bagi faktor–faktor yang

menentukan sukses dalam hidup, maka yang 80 persen diisi oleh

kekuatan–kekuatan lain. Kekuatan–kekuatan lain dimaksud salah

satunya adalah kecerdasan emosi.

Pendapat tersebut semakin menguatkan pemikiran bahwa IQ

bukanlah satu–satunya faktor penentu keberhasilan seseorang, akan

tetapi ada hal yang lebih berpengaruh terhadap keberhasilan

seseorang, yaitu kecerdasan emosi. Kecerdasan emosional adalah

kecerdasan yang sangat diperlukan untuk berprestasi.

Mulyasa (2007:162) menyatakan, kecerdasan emosional dapat

menjadikan peserta didik memiliki sikap: 1) jujur, disiplin, dan

tulus pada diri sendiri, membangun kekuatan dan kesadaran

diri, mendengarkan suara hati, hormat dan tanggung jawab; 2)

Memantapkan diri, maju terus, ulet, dan membangun inspirasi

secara berkesinambungan; 3) Membangun watak dan

kewibawaan,meningkatkan potensi, dan mengintegrasi tujuan

belajar ke dalam tujuan hidupnya; 4) Memanfaatkan peluang

dan menciptakan masa depan yang lebih cerah.

Page 48: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

27

Muhyidin (2007: 47) menyatakan kecerdasan emosional dapat

menjadikan peserta didik memiliki sikap sebagai berikut

1) Jujur, disiplin, dan tulus pada diri sendiri, membangun

kekuatan dan kesadaran diri, mendengarkan suara hati,

hormat dan tanggung jawab,

2) Memantapkan diri, maju terus, ulet, dan membangun

inspirasi secara berkesinambungan,

3) Membangun watak dan kewibawaan, meningkatkan

potensi, dan mengintegrasi tujuan belajar ke dalam tujuan

hidupnya,

4) Memanfaatkan peluang dan menciptakan masa depan yang

lebih cerah.

Berdasarkan dari uraian-uraian tersebut, peneliti menyimpulkan

bahwa tujuan kecerdasan emosional dalam proses pembelajaran

sangat berhubungan dengan prestasi dan sikap peserta didik. Contoh

kecerdasan emosional yang tinggi, misalnya ketika seorang anak

berada dalam keadaan flow maka mereka akan lebih mudah dalam

menerima pelajaran yang diajarkan oleh pendidik mereka yang pada

akhirnya dapat mencapai prestasi atau hasil belajar dan sikap yang

memuaskan.

e. Komponen-komponen Kecerdasan Emosional

Kecerdasan emosional terbagi dalam beberapa komponen yang

membentuknya. Salovey (dalam Uno, 2010: 74-75) mengklasifikasikan

kecerdasan emosional dalam lima kemampuan utama, diantaranya

adalah:

1) Mengenali emosi diri adalah kesadaran diri yang

mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi.

Kesadaran diri adalah perhatian terus-menerus terhadap

keadaan batin seseorang.

Page 49: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

28

2) Mengelola emosi berhubungan dengan kemampuan untuk

menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan,

kemurungan, atau ketersinggungan, dan akibat-akibat dari

yang ditimbulkan karena gagalnya keterampilan emosional

dasar.

3) Memotivasi diri sendiri kemampuan menata emosi sebagai

alat untuk mencapai tujuan dalam kaitan untuk memberi

perhatian, untuk memotivasi diri sendiri dan menguasai

diri sendiri, dan untuk berkreasi.

4) Mengenali emosi orang lain, yaitu kemampuan berempati

yaitu kemampuan untuk mengetahui bagaimana perasaan

orang lain ikut berperang dalam persaingan kehidupan.

5) Membina hubungan. Individu yang terampil dalam

membina hubungan dengan orang lain dapat menjalin

hubungan dengan orang lain dengan cukup lancar, peka

membaca reaksi dan perasaan orang lain, mampu

memimpin dan mengorganisasi, serta pandai dalam

menangani perselisihan yang muncul dalam setiap

kegiatan.

Goleman (2015: 272) menyatakan terdapat tujuh kemampuan penting

selain komponen-komponen yang berkaitan dengan kecerdasan

emosional, diantaranya adalah:

1) Keyakinan: perasaan kendali dan penguasaan individu

terhadap tubuh, perilaku, dan dunia. Perasaan mengenai

berhasil tidaknya individu pada hal yang sedang

dikerjakannya

2) Rasa ingin tahu: perasaan bahwa menyelidiki segala

sesuatu bersifat positif dan menimbulkan kesenangan.

3) Niat: hasrat dan kemampuan untuk berhasil dan bertindak

berdasarkan niat dengan tekun. Hal ini berkaitan dengan

perasaan terampil dan perasaan efektif.

4) Kendali diri: kemampuan untuk menyesuaikan dan

mengendalikan tindakan dengan cara yang sesuai dengan

usia individu, merupakan suatu rasa kendali yang bersifat

batiniah.

5) Keterkaitan: kemampuan untuk melibatkan diri dengan

orang lain berdasarkan pada perasaan saling memahami.

6) Kecakapan berkomunikasi: keyakinan dan kemampuan

verbal untuk bertukar gagasan, perasaan, dan konsep

dengan orang lain.

7) Kooperatif: kemampuan untuk menyeimbangkan

kebutuhan diri sendiri dengan kebutuhan orang lain dalam

kegiatan kelompok.

Page 50: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

29

Apabila peserta didik mampu menguasai kemampuan tersebut dengan

baik, maka peserta didik dapat dikatakan memiliki keyakinan pada diri

sendiri, memiliki minat, tahu bagaimana mengendalikan keinginan

untuk berbuat yang tidak baik, mampu menunggu, mengikuti petunjuk,

dan mengacu pada pendidik untuk mencari bantuan. Mengungkapkan

apa yang dibutuhkannya saat bergaul bersama teman-teman. Hal ini

akan mempermudah peserta didik untuk mengelola emosi, memotivasi

diri, dan membina hubungan dengan orang lain.

Berdasarkan pendapat tersebut, peneliti mengambil komponen-

komponen utama kecerdasan emosi sebagai faktor untuk

mengembangkan instrumen kecerdasan emosional, karena faktor-faktor

tersebut dapat menjadi acuan peneliti dalam menentukan instrumen

kecerdasan emosional, sehingga peneliti dapat mengetahui kecerdasan

emosional yang dimiliki oleh peserta didik. Komponen tersebut yaitu

mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri.

f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional

Kecerdasan emosional memiliki beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi. Goleman (2015: 23) menjelaskan bahwa terdapat dua

faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional. Faktor tersebut

terbagi menjadi faktor internal dan faktor eksternal, yaitu sebagai

berikut.

1) Faktor internal

Faktor internal merupakan faktor yang timbul dari dalam diri

yang dipengaruhi oleh keadaan otak emosional individu dan hal-

hal lain yang berada pada otak emosional.

Page 51: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

30

2) Faktor eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor yang datang dari luar

individu dan mempengaruhi individu untuk mengubah sikap.

Pengaruh luar yang bersifat individu dapat secara perorangan,

dan secara kelompok.

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa faktor-

faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional adalah faktor internal

dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari

dalam diri individu. Faktor internal ini membantu individu dalam

mengelola, mengontrol, dan mengendalikan emosinya agar dapat

terkoordinasi dengan baik dan tidak menimbulkan masalah bagi

dirinya, dan orang lain. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari

luar diri individu. Faktor eksternal membantu individu untuk mengenali

emosi orang lain, sehingga individu dapat belajar mengenai berbagai

macam emosi yang dimiliki orang lain, membantu individu untuk

merasakan emosi orang lain dengan keadaan yang menyertainya

g. Ciri-ciri Kecerdasan Emosional

Kecerdasan emosional memiliki beberapa ciri-ciri agar individu dapat

mengetahui ada atau tidak kecerdasan emosional dalam dirinya. Dapsari

(dalam Casmini, 2007: 24) menyatakan ciri-ciri kecerdasan emosional

yang tinggi yaitu.

1) Optimis dan positif saat menangani situasi-situasi dalam

hidup, seperti halnya saat menangani berbagai peristiwa dan

tekanan atau masalah-masalah pribadi yang ada.

2) Terampil dalam mengelola emosi, yaitu terampil dalam

mengenali kesadaran emosi diri dan ekspresi emosi, juga

kesadaran emosi terhadap orang lain.

3) Memiliki kecakapan kecerdasan emosi yang tinggi.

Page 52: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

31

4) Memiliki nilai-nilai belas kasih atau empati, intuisi, radius

kepercayaan, daya pribadi, dan integritas.

Gottman (2008: 98) menyatakan ciri-ciri dari kecerdasan emosional

yang tinggi, yaitu terampil dalam menenangkan diri, terampil dalam

memusatkan perhatian, memiliki hubungan yang baik dengan orang

lain, cakap dalam memahami orang lain, memiliki persahabatan yang

baik dengan orang lain, dan memiliki prestasi belajar yang baik.

Slameto (2013: 118) juga menyatakan bahwa ciri-ciri dari kecerdasan

emosional pada seseorang, yaitu memiliki kepercayaan diri yang kuat

sampai keinginannya terpenuhi. Peka terhadap situasi di

sekelilingnya dan senang dengan hal-hal yang baru. Ciri-ciri tersebut

dapat pula berkembang menjadi ciri-ciri negatif, misal: cepat bosan

dengan hal-hal rutin, egois, dan lain-lain.

Berdasakan uraian tersebut, ciri-ciri kecerdasan emosional yaitu

memiliki kemampuan untuk bersikap optimis dalam menghadapi

masalah dan memiliki kemampuan untuk memotivasi diri. Selain itu,

ciri-ciri dari kecerdasan emosional seseorang dapat mengendalikan

dorongan-dorongan hati, mampu mengenali dan mengelola emosi

dengan baik, mampu berempati terhadap orang lain, memiliki

hubungan yang baik dengan orang lain atau kerja sama, dan mampu

berhasil.

Page 53: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

32

h. Perkembangan Kecerdasan Emosional pada Peserta didik

Setiap individu pasti mengalami perkembangan yang diakibatkan

adanya proses pertumbuhan dan perubahan tingkah laku. Pertumbuhan

mendasari perkembangan, sedangkan perkembangan berhubungan

dengan fungsi-fungsi tubuh dan jiwa, sehingga terjadi diferensiasi.

Piaget (dalam Slameto, 2013: 116) menyatakan bahwa operasional

konkret umur 7 sampai 11 tahun, yaitu pada tahap ini anak sudah mulai

dapat berpikir lebih dulu akibat-akibat yang mungkin terjadi dari

perbuatan yang akan dilakukannya, anak tidak lagi bertindak coba-coba

lalu kemudian salah (trial and error). Menjelang akhir periode ini anak

telah menguasai prinsip menyimpan dan juga anak masih terikat pada

objek-objek konkret. Wintre dan Vallance, (dalam Stantrock, 2013: 18)

menjelaskan beberapa perkembangan kecerdasan emosional pada anak

diantaranya sebagai berikut.

1) Memiliki kemampuan untuk memahami emosi diri yang

kompleks, misalnya kebanggaan dan rasa malu.

2) Memiliki pemahaman mengenai berbagai macam emosi

yang dialami oleh orang lain.

3) Memiliki pertimbangan terhadap kejadian-kejadian yang

dapat menyebabkan reaksi emosi tertentu.

4) Memiliki kemampuan untuk menekan atau menutupi reaksi

emosi yang negatif.

5) Memiliki kemampuan untuk dapat mengelola emosi, seperti

mengalihkan atensi atau pikiran ketika mengalami emosi

tertentu.

Thomson dan Goodvin (dalam Stantrock, 2013: 18) berpendapat

bahwa ketika anak-anak mencapai masa pertengahan, seorang anak

menjadi lebih reflektif dan strategis dalam kehidupan emosinya.

Anak-anak dalam usia ini juga memiliki kemampuan menunjukkan

Page 54: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

33

empati yang tulus dan pemahaman emosional yang lebih tinggi

dibandingkan masa sebelumnya.

Berdasarkan pendapat tersebut perkembangan kecerdasan emosional

pada peserta didik kelas V termasuk pada tahap kecerdasan

operasional konkret. Tahap ini anak tidak lagi bertindak coba-coba

lalu kemudian salah. Tahap ini anak juga memiliki kemampuan

untuk memahami emosi diri yang kompleks, memahami berbagai

macam emosi orang lain, dan mempertimbangkan kejadian-kejadian

yang akan menimbulkan reaksi emosi tertentu, serta dapat menekan

dan menutupi emosi negatif, sehingga peserta didik memiliki

kemampuan untuk mengelola emosi diri.

3. Disiplin Belajar

a. Pengertian Disiplin

Disiplin merupakan bagian dari proses berkelanjutan pengajaran atau

pendidikan. Djamarah (2011: 12) menyatakan bahwa asal kata

disiplin berasal dari bahasa latin discere yang memiliki arti belajar.

Dari kata ini kemudian muncul kata disciplina yang berarti

pengajaran atau pelatihan. Seiring perkembangan waktu, kata

disciplina juga mengalami perkembangan makna. Kata disiplin

sekarang di maknai secara beragam. Ada yang mengartikan disiplin

sebagai kepatuhan terhadap peraturan atau tunduk pada pengawasan

dan pengadilan ada juga yang mengartikan disiplin sebagai latihan

yang bertujuan mengembangkan diri agar dapat berperilaku tertib.

Page 55: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

34

Imron (2012:173) disiplin adalah suatu keadaan di mana sesuatu itu

berada dalam keadaan tertib, teratur dan semestinya, serta tidak ada

suatu pelanggaran-pelanggaran baik secara langsung atau tidak

langsung. Ariesandi (2008: 230) menyatakan arti disiplin

sesungguhnya adalah proses melatih pikiran dan karakter anak secara

bertahap sehingga menjadi seseorang yang memiliki kontrol diri dan

berguna bagi masyarakat

Berdasarkan pendapat tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa

disiplin merupakan bagian dari proses yang berkelanjutan dalam

pendidikan untuk mengajarkan perilaku moral yang mengacu pada

sikap patuh dan tertib dalam memenuhi target dan waktu yang tepat.

Disiplin juga dapat membuat peserta didik menjauhi pelanggaran-

pelanggaran baik secara langsung atau tidak langsung.

b. Unsur-unsur Disiplin

Sebelum seseorang memiliki sikap disiplin maka akan didahului oleh

serangkaian sikap yang akan mendorong terbentuknya sikap disiplin.

Sikap-sikap inilah yang kemudian disebut sebagai unsur-unsur

disiplin. Terdapat empat unsur pokok yang dikemukakan oleh

Hurlock (2013: 84) diantaranya.

1) Peraturan

Peraturan merupakan pola yang ditetapkan untuk tingkah

laku. Pola tersebut mungkin ditetapkan orang tua,

pendidik, atau teman bermain. Tujuannya adalah

membekali anak dengan pedoman perilaku yang disetujui

dalam institusi tertentu.

2) Hukuman

Page 56: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

35

Hukuman berasal dari kata kerja Latin, Punire dan berarti

melanjutkan Hukuman pada seseorang karena suatu

kesalahan, perlawanan, atau pelanggaran sebagai ganjaran

atau pembalasan. Fungsi hukumaan yaitu (a) menghalangi

pengulangan tindakan yang tidak diinginkan oleh

masyarakat; (b) mendidik melalui pengajaran verbal.

3) Penghargaan

Istilah penghargaan berarti tiap bentuk penghargaan untuk

suatu hasil yang baik. Penghargaan yang diberikan tidak

perlu berbentuk materi, tetapi dapat berupa kata-kata

pujian,senyuman atau tepukan di punggung agar anak

termotivasi dalam berbuat baik.

4) Konsistensi

Konsistensi berarti tingkat keseragaman atau stabilitas,

artinya suatu kecenderungan untuk menuju kesamaan. Bila

disiplin itu konstan, tidak akan ada perubahan untuk

mengahadapi kebutuhan perkembangan yang berubah.

Konsistensi harus menjadi ciri semua aspek disiplin.

Tu’u (2008: 33) menyatakan unsur-unsur disiplin adalah sebagai

berikut.

1) Mengikuti dan menaati peraturan, nilai dan hukum yang

berlaku.

2) Pengikutan dan ketaatan tersebut terutama muncul karena

adanyakesadaran diri bahwa hal itu berguna bagi kebaikan

dan keberhasilan dirinya. Dapat juga muncul karena rasa

takut, tekanan, paksaan dan dorongan dari luar dirinya.

3) Sebagai alat pendidikan untuk mempengaruhi, mengubah,

membina,dan membentuk perilaku sesuai dengan nilai-nilai

yang ditentukanatau diajarkan.

4) Hukuman yang diberikan bagi yang melanggar ketentuan

yangberlaku, dalam rangka mendidik, melatih,

mengendalikan danmemperbaiki tingkah laku.

5) Peraturan-peraturaan yang berlaku sebagai pedoman dan

ukuranperilaku.

Berdasarkan pendapat di atas, unsur-unsur disiplin adalah sebagai

alat untuk mempengaruhi, mengubah, membina, dan membentuk

perilaku disiplin. Peraturan ditetapkan agar anak dapat berperilaku

yang selaras, serasi, dan seimbang. Hukuman diberikan sebagai

Page 57: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

36

bentuk pelajaran terhadap anak yang melanggar disiplin, sehingga

anak mengetahui letak kesalahannya. Penghargaan diberikan agar

anak lebih termotivasi dalam berperilaku baik. Konsistensi

digunakan sebagai pedoman perilaku.

c. Macam-macam Disiplin

Disiplin terdiri dari berbagai macam jenisnya. Imron (2012: 160)

membagi disiplin menjadi tiga yaitu sebagai berikut.

1) Disiplin Otoritarian

Peserta didik dikatakan memiliki kedisiplinan yang tinggi

jika mau duduk tenang sambil memerhatikan penjelasan

pendidik saat pendidik sedang mengajar. Peserta didik

diharukan mengiyakan saja terhadap apa yang dikendaki

pendidik serta tidak boleh membantah. Dengan demikian,

pendidik dapat dengan bebas memberikan tekanan kepada

peserta didiknya agar peserta didik takut dan terpaksa

mengikuti apa yang diinginkan pendidik.

2) Disiplin Permisive

Menurut konsep ini, peserta didik haruslah diberikan

kebebasan seluas-luasnya di dalam kelas.Tata tertib atau

aturan-aturan di kelas digolonggarkan dan tidak perlu

mengikuti peserta didik. Peserta didik dibiarkan berbuat

apa saja sepanjang itu menurutnya baik.

3) Disiplin dengan kebebasan terkendali atau kebebasan yang

bertanggung jawab

Konsep ini memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada

peserta didik untuk berbuat apa saja, tetapi konsekuensi

dari perbuatan itu haruslah ia tanggung. Konsep disiplin

ini merupakan konvergensi dari konsep disiplin otoritarian

dan permisive.

Asmani (2011: 183) menyatakan terdapat 3 macam disiplin yaitu

sebagai berikut.

1) Disiplin Waktu

Disiplin waktu menjadikan sorotan utama bagi seorang

pendidik dan peserta didik. Waktu masuk sekolah biasanya

menjadi parameter utama kedisiplinan pendidik dan murid.

Kalau pendidik dan peserta didik masuk sebelum bel

Page 58: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

37

dibunyikan, berarti disebut orang yang disiplin. Kalau masuk

pas dibunyikan, bisa dikatakan kurang disiplin, dan kalau

masuk setelah bel dibunyikan, maka dinilai tidak disiplin,

menyalahi aturan sekolah yang telah ditentukan. Karena itu,

jangan menyepelekan disiplin waktu ini, usahakan tepat

waktu ketika datang pada jam masuk sekolah. Begitu juga

dengan jam mengajar, kapan masuk dan kapan keluar, harus

sesuai dengan alokasi waktu yang ditentukan agar tidak

mengganggu jam pendidik lain.

2) Disiplin Menegakkan Aturan

Disiplin menegakkan aturan sangat berpengaruh terhadap

kewibawaan pendidik. Model pemberian sanksi yang

diskriminatif harus ditinggalkan. Murid sekarang yang ini

cerdas dan kritis, sehingga kalau diperlakukan semena-mena

dan pilih kasih , mereka akan memakai cara mereka sendiri

untuk menjatuhkan harga diri pendidik. Selain itu, pilih kasih

dalam memberikan sanksi sangat dibenci dalam agama.

Keadilan harus ditegakkan dalam keadaan apa pun. Karena,

keadilan itulah yang akan mengantarkan kehidupan ke arah

kemajuan, kebahagiaan, dan kedamaian.

3) Disiplin Sikap

Disiplin mengontrol perbuatan diri sendiri menjadi starting

point untuk menata perilaku orang lain. Misalnya, disiplin

tidaktergesa-gesa, dan gegabah dalam bertindak. Disiplin

dalamsikap ini membutuhkan latihan dan perjuangan, karena,

setiapsaat banyak hal yang menggoda kita untuk

melanggarnya.Dalam melaksanakan disiplin sikap ini, tidak

boleh mudah tersinggung dan cepat menghakimi seseorang

hanya karena persoalan sepele. Selain itu, juga harus

mempunyai keyakinan kuat bahwa tidak ada yang bisa

menjatuhkan diri sendiri kecuali orang tersebut. Kalau

disiplin memegang prinsip dan perilaku dalam kehidupan ini,

niscaya kesuksesan akan menghampiri.

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa macam-

macam disiplin ada tiga yaitu disiplin otoritarian, disiplin permisif,

dan disiplin dengan kebebasan terkendali atau kebebasan yang

bertanggung jawab. Disiplin otoritarian lebih menekankan pada

kepatuhan dan ketaatan serta sanksi dan tekanan bagi pelanggarnya.

Disiplin permisif memberi kebebasan untuk mengambil sebuah

keputusan dan tindakan. Disiplin dengan kebebasan terkendali atau

Page 59: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

38

kebasan yang bertanggung jawab menekankan pada kesadaran dan

tanggung jawab.

d. Pengertian Disiplin Belajar

Seorang peserta didik yang memliki disiplin belajar yang baik akan

mempunyai kecakapan mengenai cara belajar. Dalam proses belajar

sangatlah diperlukan sikap disiplin, Slameto (2013: 2)

mengungkapkan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan

yang diperoleh dari usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya.

Moenir (2010: 94) menyatakan disiplin adalah suatu bentuk

ketaatan terhadap aturan, baik tertulis maupun tidak tertulis

yang telah ditetapkan. Ada dua jenis disiplin yang sangat

dominan sesuai dengan apa yang dikehendaki individu.

Pertama disiplin dalam hal waktu dan disiplin kerja atau

perbuatan.

Kedua jenis disiplin yang dikemukakan oleh Moenir tersebut

merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan serta saling

mempengaruhi, contohnya apabila seorang anak hadir tepat waktu ke

sekolah tidak datang terlambat pada waktu jam pelajaran dimulai,

tetapi ia tidak segera melakukan hal yang sesuai ketentuannya

sebagai pelajar didalam kelas seperti tidak langsung membuka buku

mata pelajarannya melainkan mengobrol dengan temannya tentunya

ini akan merugikan anak itu sendiri, dengan demikian disiplin

Page 60: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

39

mendorong peserta didik belajar secara konkrit baik di sekolah

maupun dirumah.

Hal ini sangat diperlukan guna tercapainya hasil belajar, sebab

berhasil tidaknya peserta didik dalam usahanya pada dasarnya

tergantung pada bagaimana ia melakukan cara-cara belajar yang

baik. Seperti yang dikemukakan oleh Djamarah (2011: 17) yaitu agar

peserta didik lebih maju, peserta didik harus disiplin di dalam belajar

baik di sekolah, di rumah maupun di perpustakaan. Karena, dengan

disiplinlah akan didapatkan kesuksesan dalam segala hal termasuk

dalam belajar, dengan disiplinlah didapatkan keteraturan dalam

kehidupan, dengan disiplinlah dapat menghilangkan kekecewaan

orang lain, dan dengan disiplinlah orang lain mengaguminya.

Ketika belajar, disiplin sangat diperlukan. Disiplin dapat melahirkan

semangat menghargai waktu, bukan menyia-nyiakan waktu berlalu

dalam kehampaan.

Disiplin merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi

keberhasilan belajar peserta didik, seperti yang dikemukakan Tu’u

(2008: 37) hal tersebut penting karena alasan sebagai berikut.

1) Dengan disiplin yang muncul karena kesadaran diri,

peserta didik berhasil dalam belajarnya. Sebaliknya,

peserta didik yang kerap kali melanggar ketentuan sekolah

pada umumnya terhambat optimalisasi potensi dan

prestasinya.

2) Tanpa disiplin yang baik, suasana sekolah dan juga kelas

menjadi kurang kondusif bagi kegiatan pembelajaran.

secara positf, disiplin memberi dukungan lingkungan yang

tenang dan tertib bagi proses pembelajaran.

Page 61: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

40

3) Orang tua senantiasa berharap di sekolah anak-anak

dibiasakan dengan norma-norma, nilai kehidupan dan

disiplin. Dengan demikian, anak-anak dapat menjadi

individu yang tertib, teratur dan disiplin.

4) Disiplin merupakan jalan bagi peserta didik untuk sukses

dalam belajar dan kelak ketika bekerja. Kesadaran

pentingnya norma, aturan, kepatuhan dan ketaatan

merupakan prasyarat kesuksesan seseorang.

Belajar akan memperoleh keberhasilan apabila peserta didiknya

disiplin, namun akan lebih baik apabila disiplin tersebut tumbuh

karena kesadaran yang muncul dari dalam diri peserta didik itu

sendiri, dan ketika belajar peserta didik otomatis akan melaksanakan

kegiatan belajar dengan teratur dan bersungguh sungguh tanpa

adanya paksaan. Suasana belajar di kelas akan lebih kondusif dan

lebih nyaman yang menyebabkan pengoptimalan potensi dan prestasi

peserta didik akan lebih mudah untuk dicapai jika peserta didik

disiplin.

Berdasarkan berbagai pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan

bahwa disiplin belajar adalah sikap patuh peserta didik dalam belajar

yang ditunjukkan dengan perbuatan yang mematuhi tata tertib yang

berlaku di tempat ia berada baik itu di sekolah maupun di rumah

sehingga ia mampu membuktikan bahwa ia dapat menyesuaikan diri

dengan lingkungannya guna pembentukan watak yang baik dan selalu

bergerak ke arah yang lebih maju sehingga dapat tercapainya prestasi

belajar yang memuaskan.

Page 62: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

41

e. Tujuan Disiplin Belajar

Menanamkan disiplin belajar adalah menumbuhkan dan

mengembangkan proses untuk bertingkah laku sesuai harapan.

Sukardi (2016: 38) menyatakan bahwa apabila tidak ada pembatasan

terhadap tingkah laku, maka seorang manusia akan melakukan

berbagai hal sesuka hatinya yang tidak berdasarkan kebutuhan maka

harus diwujudkan dalam suatu bentuk peraturan atau tata tertib.

Peraturan dan tata tertib tersebut tentu tidak akan bermanfaat tanpa

diiringi disiplin setiap orang yang terikat dalam peraturan atau tata

tertib. Zuriah (2011: 23) menyatakan bahwa tujuan disiplin belajar

ialah agar mematuhi tertib dan teratur sesuai dengan waktu

dan tempatnya, serta belajar dengan penuh ketekunan dan tanpa

paksaan dari siapapun atau ikhlas.

Berdasarkan pendapat tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa tujuan

disiplin belajar yaitu mengembangkan keteraturan dalam bentuk

peraturan, serta mengembangkan kebiasaan manusia, sekaligus

membatasi tindak-tanduk manusia agar tetap berada di koridor

seharusnya. Berdasarkan hal tersebut, berarti seseorang yang hanya

mematuhi tata tertib tanpa adanya kesadaran, ketekunan dan ikhlas

belum dapat dikatakan disiplin belajar.

f. Indikator Disiplin Belajar

Disiplin dalam penentuan seseorang dapat dikatakan memiliki sikap

disiplin tentu ada beberapa sikap yang mencerminkan kedisiplinannya

Page 63: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

42

seperti indikator disiplin yang dikemukakan oleh Wibowo (2012: 100)

indikator kedisiplinan adalah (1) datang tepat waktu, (2) membiasakan

mengikuti aturan, (3) tertib berpakaian,(4) mempergunakan fasilitas

dengan baik.

Daryanto (2013: 144) membagi indikator disiplin belajar yaitu: (1)

ketaatan terhadap tata tertib sekolah, (2) ketaatan terhadap kegiatan

pembelajaran di sekolah, (3) melaksanakan tugas-tugas yang menjadi

tanggung jawabnya dan (4) disiplin belajar di rumah. Moenir (2010; 95)

juga membagi indikator-indikator yang dapat digunakan untuk

mengukur tingkat disiplin belajar peserta didik adalah sebagai berikut :

1) Disiplin waktu, meliputi :

a) Tepat waktu dalam belajar, mencakup datang dan pulang

sekolah tepat waktu, mulai dan selesai belajar di sekolah

tepat waktu danmulai dan selesai belajar di rumah.

b) Tidak keluar dan membolos saat kuliah

c) Menyelesaikan tugas sesuai waktu yang ditetapkan

2) Disiplin perbuatan, meliputi:

a) Patuh dan tidak menentang peraturan

b) Tidak malas belajar

c) Tidak menyuruh orang lain bekerja demi dirinya

d) Tidak suka berbohong

e) Tingkah laku yang menyenangkan, mencakup tidak

mencontek, tidak membuat keributan dan tidak

mengganggu orang lain yangsedang belajar.

Berdasarkan pendapat tersebut, peneliti membagi indikator disiplin

menjadi 4 macam menurut pendapat Daryanto (2013: 144) yaitu:

1) ketaatan terhadap tata tertib sekolah,

2) ketaatan terhadap kegiatan pembelajaran di sekolah,

3) melaksanakan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya, dan

4) disiplin belajar di rumah

Page 64: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

43

4. Pembelajaran Tematik

a. Pengertian Pembelajaran Tematik

Proses pembelajaran untuk jenjang sekolah dasar atau yang sederajat

saat ini menggunakan pendekatan-pendekatan tematik. Suryosubroto

(2009: 133) menyatakan pembelajaran tematik dapat diartikan sebagai

suatu kegiatan pembelajaran dengan mengintegrasikan materi

pembelajaran dari beberapa mata pelajaran dalam satu topik bahasan.

Sutirjo dan Mamik (dalam Suryosubroto, 2009: 133) menyatakan

bahwa pembelajaran tematik merupakan satu usaha untuk

mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, nilai atau sikap

pembelajaran.

Rusman (2017: 367) berpendapat bahwa pembelajaran tematik terpadu

merupakan salah satu pendekatan pada pembelajaran terpadu

(integrated instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran

yang memungkinkan peserta didik, baik secara individual maupun

kelompok, menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip

keilmuan secara holistik, bermakna, dan autentik. Pembelajaran terpadu

berorientasi pada praktik pembelajaran yang sesuaidengan kebutuhan

perkembangan peserta didik. Pendekatan ini berangkatdari teori

pembelajaran yang menolak proses latihan/hafalan sebagai dasar

pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual anak.

Berdasarkan pendapat ahli tersebut, peneliti menyimpulkan

pembelajaran tematik merupakan suatu kegiatan pembelajaran dengan

Page 65: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

44

mengintegrasikan materi pembelajaran dari beberapa mata pelajaran

dalam satu topik bahasan agar peserta didik menggali pengetahuan,

keterampilan, nilai atau sikap pembelajaran baik secara individual

maupun kelompok sehingga peserta didik dapat menemukan konsep

secara holistik. Pelaksanaan pendekatan pembelajaran tematik ini

bertolak dari suatu tema yang dipilih oleh pendidik bersama peserta

didik dengan memperhatikan keterkaitanya dengan isi mata pelajaran.

Tujuan dari adanya tema ini bukan hanya untuk menguasai konsep

dalam suatu mata pelajaran akan tetapi juga berkaitan dengan konsep-

konsep dari mata pelajaran lainnya.

b. Tujuan Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik memiliki beberapa tujuan, diantaranya Trianto

(2011: 52) menyatakan tujuan pembelajaran tematik yaitu:

1) Meningkatkan pemahaman konsep yang dipelajarinya secara

bermakna.

2) Mengembangkan keterampilan menemukan, mengolah, dan

memanfaatkan informasi.

3) Menumbuh kembangkan sikap positif, kebiasaan baik, dan

nilai-nilai luhur yang diperlukan dalam kehidupan.

4) Menumbuh kembangkan keterampilan sosial seperti

bekerjasama, tolerasi, komunikasi, serta menghargai

pendapat orang lain.

Kemendikbud (2013: 193) menyatakan tujuan tematik sebagai berikut.

1) Mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik

tertentu.

2) Mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai

kompetensi mata pelajaran dalam tema yang sama.

3) Memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran lebih

mendalam dan berkesan.

Page 66: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

45

4) Mengembangkan kompetensi berbahasa lebih baik dengan

mengaitkan berbagai mata pelajaran lain dengan pengalaman

pribadi peserta didik.

5) Lebih bergairah belajar karena mereka dapat berkomunikasi

dalam situasi nyata, seperti: bercerita, bertanya, menulis

sekaligus mempelajari pelajaran yang lain.

6) Lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi

yang disajikan dalam konteks tema yang jelas.

7) Pendidik dapat menghemat waktu, karena mata pelajaran

yang disajikan secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus

dan diberikan dalam 2 atau 3 pertemuan bahkan lebih dan

atau pengayaan.

8) Budi pekerti dan moral peserta didik dapat ditumbuh

kembangkan dengan mengangkat sejumlah nilai budi pekerti

sesuai dengan situasi dan kondisi.

Majid (2014: 83) menyatakan beberapa tujuan pembelajaran tematik

yaitu:

1) Memusatkan perhatian peserta didik dengan mudah pada satu

tema atau materi yang jelas.

2) Mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar mata

pelajaran dalam tema yang sama dengan kata lain mengaitkan

tema pelajaran satu dengan yang lain yang mempunyai

keterkaitan.

3) Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan

berkesan; biasa disebut dengan pembelajaran bermakna.

4) Memudahkan pendidik dalam mempersiapkan dan

menyajikan bahan ajar yang efektif.

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa tujuan

pembelajaran tematik adalah memusatkan perhatian peserta didik,

memudahkan peserta didik dalam memahami materi, mengembangkan

berbagai keterampilan peserta didik dan menghemat waktu pendidik.

Pembelajaran tematik juga memudahkan pendidik dalam

mempersiapkan bahan ajar yang efektif.

Page 67: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

46

c. Prinsip Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik perlu memilih materi beberapa mata pelajaran

yang mungkin dan saling terkait. Pembelajaran tematik tidak boleh

bertentangan dengan tujuan kurikulum yang berlaku, tetapi

sebaliknya pembelajaran tematik harus mendukung pencapaian

tujuan pembelajaran yang termuat dalam kurikulum.

Ada beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan dalam

melaksanakan pembelajaran tematik. Suryosubroto (2009: 133)

menyatakan bahwa prinsip–prinsip tersebut ialah.

1) Bersifat konstektual dan terintegrasi dengan lingkungan.

2) Bentuk belajar harus dirancang agar peserta didik

bersungguh-sungguh untuk menemukan tema

pembelajaran.

3) Pembelajaran tematik memiliki nilai efisiensi dari segi

waktu, efisiensi, metode, peggunaan sumber beajar yang

otentik sehigga dapat mencapai ketuntasan kompetensi

secara tepat.

Majid (2014: 89) menjelaskan beberapa prinsip yang berkenaan

dengan pembelajaran tematik integratif sebagai berikut.

1) Pembelajaran tematik integratif memiliki satu tema yang

aktual, dekat dengan dunia peserta didik dan ada dalam

kehidupan sehari-hari.

2) Pembelajaran tematik integratif perlu memilih materi

beberapa mata pelajaranyang mungkin saling terkait.

3) Pembelajaran tematik integratif tidak boleh bertentangan

dengan tujuankurikulum yang berlaku tetapi sebaliknya

pembelajaran tematik integratif harusmendukung

pencapaian tujuan utuh kegiatan pembelajaran yang

termuat dalamkurikulum.

4) Materi pembelajaran yang dapat dipadukan dalam satu

tema selalu mempertimbangkan karakteristik peserta didik

seperti minat, kemampuan, kebutuhan danpengetahuan

awal.

5) Materi pelajaran yang dipadukan tidak perlu dipaksakan.

Page 68: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

47

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa tema yang

dijadikan pemersatu materi merupakan tema yang dekat dengan

kehidupan keseharian peserta didik sehingga nantinya dalam

pelaksanaan pembelajaran dapat berlangsung secara optimal. Penentuan

tema yang tepat akan berdampak pada pelaksanaan pembelajarannya

dan evaluasi, sehingga memerlukan pertimbangan yang matang dalam

penentuan temanya.

d. Karateristik Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik memiliki karakteristik yang berbeda dengan

pembelajaran yang lain. Kemendikbud (2013:194) menyatakan

karakteristik pembelajaran tematik antara lain adalah:

1) berpusat pada anak;

2) memberikan pengalaman langsung pada anak;

3) pemisahan antara mata pelajaran tidak begitu jelas (menyatu

dalam satu pemahaman dalam kegiatan);

4) menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam satu

proses pembelajaran (saling terkait antara mata pelajaran

yang satu dengan lainnya);

5) bersifat luwes (keterpaduan berbagai mata pelajaran);

6) hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat

dan kebutuhan anak (melalui penilaian proses dan hasil

belajarnya).

Rusman (2017: 362) menyatakan karakteristik tematik adalah sebagai

berikut.

1) Berpusat pada peserta didik

Pembelajaran tematik berpusat pada peserta didik, ha ini

sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak

menempatkan sebagai subjek belajar sedangkan pendidik

sebagai fasilitator.

2) Memberikan pengalaman langsung

Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman

langsung pada peserta didik dengan cara peserta didik

Page 69: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

48

dihadapan pada ycang nyata untuk memahami hal-hal yang

abstrak.

3) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas

Dalam pembelajaran temati pemisahan antar mata pelajaran

menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan

kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan

dengan kehidupan peserta didik.

Berdasarkan pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa

pembelajaran tematik memiliki karakteristik yang membedakannya

dengan pembelajaran lainnya. Pembelajaran tematik sesuai dengan taraf

perkembangan peserta didik SD yang masih berfikir secara holistik.

e. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik terpadu dalam penerapannya memiliki beberapa

kelebihan. Depdikbud (dalam Trianto, 2011: 88) menyatakan kelebihan

pembelajaran tematik terpadu antara lain sebagai berikut.

1) Pengalaman dan kegiatan belajar peserta didik relevan

dengan tingkat perkembanganya.

2) Kegiatan yang dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan

peserta didik.

3) Kegiatan belajar bermakna bagi peserta didik, sehingga

hasilnya dapat bertahan lama.

4) Keterampilan berpikir peserta didik berkembang dalam

proses pembelajaran terpadu.

5) Kegiatan belajar mengajar bersifat pragmatis sesuai

lingkungan peserta didik.

6) Keterampilan sosial peserta didik berkembang dalam proses

pembelajaran terpadu, keterampilan sosial ini antara lain:

kerja sama, komunikasi, dan mau mendengarkan pendapat

orang lain.

Sa’ud dkk (2006: 18) juga menyatakan kelemahan pembelajaran

tematik kelemahan-kelemahannya sebagai berikut.

1) Dilihat dari aspek pendidik, pembelajaran tematik menuntut

tersedianya peran pendidik yang memiliki pengetahuan dan

Page 70: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

49

wawasan yang luas, kreatifitas tinggi, ketrampilan

metodologik yang handal, kepercayaan diri dan etos

akademik yang tinggi, dan berani untuk mengemas dan

mengembangkan materi. Tanpa adanya kemampuan di atas,

pelaksanaan pembelajaran tematik sulit diwujudkan.

2) Dilihat dari aspek peserta didik, pembelajaran tematik

termasuk memiliki peluang untuk mengembangkan kreatifitas

akademik yang menuntut kemampuan belajar peserta didik

yang relatif “baik” baik dalam aspek intelegensi maupun

kreatifitasnya. Hal tersebut karena model pembelajaran

tematik menekankan pada pengembangan kemampuan

analitik (menjiwai), kemampuan asosiatif (menghubung-

hubungkan) dan kamampuan eksploratif dan elaboratif

(menemukan dan menggali). Bila kondisi di atas tidak

dimiliki peserta didik, maka maka pelaksanaan model

tersebut sulit diterapkan.

3) Dilihat dari aspek sarana dan sumber pembelajaran,

pembelajaran tematik memerlukan bahan bacaan atau sumber

informasi yang cukup banyak dan berguna seperti yang dapat

menunjang dan memperkaya serta mempermudah

pengembangan wawasan dan pengetahuan yang

diperlukan.misalnya perpustakaan, bila hal ini tidak dipenuhi

maka akan sulit menerapkan model pembelajaran tersebut.

4) Dilihat dari aspek kurikulum, pembelajaran tematik

memerlukan jenis kurikulum yang terbuka untuk

pengembangannya.

5) Dilihat dari system penilaian dan pengukurannya,

pembelajaran tematik membutuhkan system penilaian dan

pengukuran (objek, indikator, dan prosedur) yang terpadu.

6) Dilihat dari suasana penekanan proses pembelajaran,

pembelajaran tematik cenderung mengakibatkan

penghilangan pengutamaan salah satu atau lebih mata

pelajaran.

Berdasarkan uraian para ahli tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa

kelebihan dan kekurangan pembelajaran tematik adalah pembelajaran

bersifat menyenangkan sehingga menumbuhkan minat peserta didik

dalam belajar. Kekurangan pembelajaran tematik adalah pendidik harus

memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas, memerlukan sumber

belajar yang bervariasi dan berwawasan internet.

Page 71: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

50

5. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan diperlukan untuk acuan atau pembanding dalam

melakukan penelitian. Beberapa penelitian yang berkaitan dengan

kecerdasan emosional, disiplin belajar, dan hasil belajar antara lain:

a. Penelitian Rahma (2017)

Hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Rahma (2017) menunjukan

bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan

emosional dengan hasil belajar matematika peserta didik kelas V SD

Negeri 4 Metro Pusat. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil analisis

yang dilakukan yaitu diperoleh nilai koefisien korelasi dengan 𝑡hitung

lebih besar dari 𝑡tabel sehingga H𝑜 ditolak dan Ha diterima, atau

terdapat hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional dengan

hasil belajar matematika peserta didik kelas V SD Negeri 4 Metro

Pusat.

Persamaan antara penelitian Rahma dengan penelitian yang peneliti

laksanakan terletak pada variabel bebasnya yaitu kecerdasan

emosional dan subjek penelitiannya peserta didik kelas V Sekolah

Dasar. Perbedaannya terletak pada tempat penelitiannya di SD

Negeri 2 Metro Selatan, dan waktu pelaksanaannya pada semester

genap tahun ajaran 2018/2019. Sedangkan, penelitian Rahma

menggunakan tempat penelitiannya di SD Negeri 4 Metro Pusat, dan

waktu pelaksanaannya pada tahun ajaran 2017/2018. Mengingat

persamaan dan perbedaan yang telah diuraikan di atas, maka

Page 72: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

51

penelitian Rahma dapat menjadi acuan dalam penelitian yang

peneliti laksanakan

b. Penelitian Septiyani (2017)

Menurut Septiyani terdapat hubungan yang positif dan signifikan

antara hubungan disiplin belajar dengan prestasi belajar IPS peserta

didik kelas IV SD Negeri 1 Metro Utara Kota Metro. Berdasarkan

data hasil penelitian yang di peroleh bahwa ada hubungan yang kuat

antara disiplin belajar dengan prestasi belajar peserta didik kelas IV

SD Negeri 1 Metro Utara Kota Metro tahun pelajaran 2017/2018.

Hal ini diketahui dengan hasil analisis data yaitu dengan hubungan

yang kuat dengan kategori 0,789 sebagaian besar sesuai memperoleh

prestasi belajar.

Persamaan antara penelitian Septiyani dengan penelitian yang

peneliti laksanakan terletak pada variabel bebasnya yaitu disiplin

belajar. Perbedaannya terletak pada tempat penelitiannya di SD

Negeri 2 Metro Selatan, subjek penelitiannya peserta didik kelas V

SD Negeri 2 Metro Selatan, dan waktu pelaksanaannya pada

semester genap tahun ajaran 2018/2019. Sedangkan, penelitian

Septiyani menggunakan tempat penelitiannya di SD Negeri 1 Metro

Utara, subjek penelitiannya peserta didik kelas IV SD Negeri 1

Metro Utara, dan waktu pelaksanaannya pada tahun ajaran

2016/2017. Mengingat persamaan dan perbedaan yang telah

Page 73: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

52

diuraikan di atas, maka penelitian Septiyani dapat menjadi acuan

dalam penelitian yang peneliti laksanakan

c. Savitri (2015)

Penelitian yang berjudul “Hubungan antara Kecerdasan Emosional

dengan Hasil Belajar Mata Pelajara PKn pada Peserta didik Kelas V

Sekolah Dasar Negeri 23 Kecamatan Pontianak Barat” Berdasarkan

penelitianya terdapat hubungan antara kecerdasan emosional dengan

hasil belajar mata pelajaran PKn pada peserta didik kelas V Sekolah

Dasar Negeri 23 Kecamatan Pontianak Barat.

Persamaan antara penelitian Dewi Ratih Savitri dengan penelitian

yang peneliti laksanakan terletak pada variabel bebasnya yaitu

kecerdasan emosional da subjek penelitiannya peserta didik kelas V

SD Negeri 2 Metro Selatan. Perbedaannya terletak pada tempat

penelitiannya di SD Negeri 2 Metro Selatan, dan waktu

pelaksanaannya pada semester genap tahun ajaran 2018/2019.

Sedangkan, penelitian Savitri menggunakan tempat penelitiannya di

SD Negeri 23 Kecamatan Pontianak Barat, dan waktu

pelaksanaannya pada tahun ajaran 2015/2016. Mengingat persamaan

dan perbedaan yang telah diuraikan di atas, maka penelitian Savitri

dapat menjadi acuan dalam penelitian yang peneliti laksanakan

Page 74: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

53

B. Kerangka Pikir dan Paradigma Penelitian

1. Kerangka Pikir

Kerangka pikir biasanya digunakan untuk membantu atau menolong

peneliti dalam memusatkan penelitiannya serta untuk memahami

hubungan antar variabel. Sekaran (dalam Sugiyono, 2014: 91) menyatakan

kerangka pikir itu sendiri merupakan model konseptual tentang bagaimana

teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai

masalah yang penting. Intinya kerangka pikir memudahkan peneliti untuk

mengidentifikasi hubungan antara kedua variabel.

Kerangka pikir memuat teori, dalil atau konsep-konsep yang dijadikan

dasar dalam penelitian. Uraian dalam kerangka pikir menjelaskan

hubungan dan keterkaitan antar variabel penelitian. Kerangka pikir yang

baik menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang diteliti,

sehingga perlu dijelaskan hubungan antar variabel bebas dan variabel

terikat. Variabel bebas pada penelitian ini adalah kecerdasan emosional

dan disiplin belajar, sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah

hasil belajar tematik. Berdasarkan hal tersebut, penelitiakan menjelaskan

keterkaitan antar variabel dalam penelitian ini.

a. Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Hasil Belajar Tematik

Peserta Didik

Kecerdasan emosional merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi hasil belajar. Sukmadinata (2011: 97) berpendapat

bahwa orang yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi adalah

seseorang yang mampu mengendalikan diri, memelihara dan memacu

Page 75: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

54

motivasi untuk terus berupaya dan tidak mudah menyerah, mampu

mengendalikan stress, mampu menerima kenyataan, dan dapat

merasakan kesenangan meskipun dalam kesulitan. Kecerdasan

emosional merupakan kemampuan peserta didik dalam mengenali dan

mengontrol emosi diri, sehingga berdampak positif pada saat mengikuti

pembelajaran, tanpa adanya kecerdasan emosional, peserta didik tidak

akan mampu menggunakan kemampuan kognitifnya sesuai dengan

potensi yang dimilikinya untuk belajar lebih baik, sehingga hasil belajar

tematik yang dicapai pun akan baik dan meningkat.

b. Hubungan Disiplin Belajar dengan Hasil belajar Tematik

Disiplin belajar dipandang sebagai salah satu faktor yang

mempengaruhi hasil belajar peserta didik. Hasil belajar merupakan

bukti pencapaian belajar yang berupa nilai dan kemampuan peserta

didik yang diperoleh pada saat proses. Dari hasil tersebut kita dapat

mengetahui apakah selama proses pembelajaran peserta didik berhasil

memahami apa yang disampaikan dan diinginkan oleh pendidik dan

sesuai dengan tujuan yang ditetapkan oleh kurikulum di sekolah atau

tidak. Dengan demikian diduga semakin tinggi disiplin belajar peserta

didik, akan semakin tinggi pula hasil belajar yang diperolehnya,

sebaliknya jika semakin rendah disiplin belajar peserta didik diduga

semakin rendah pula hasil belajar yang diperolehnya.

Page 76: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

55

c. Hubungan Kecerdasan Emosional dan Disiplin Belajar dengan

Hasil Belajar Peserta Didik

Kecerdasan intelektual saja bukan merupakan satu-satunya faktor yang

bisa menentukan keberhasilan peserta didik, melainkan ada faktor lain

yang dapat mempengaruhi yaitu kecerdasan emosional dan disiplin

belajar peserta didik dalam belajar. Kecerdasan emosional dan disiplin

belajar turut memberikan peran yang bermanfaat dalam mengelola

pikiran dan perasaan untuk dapat membuang pikiran-pikiran negatif,

dan tertib, teratur, rajin, dan berusaha bersungguh saat pembelajaran

tematik. Kecerdasan intelektual juga diperlukan dalam pencapaian hasil

belajar tematik yang baik, akan tetapi belajar tematik juga perlu adanya

kerja sama yang baik antara kecerdasan emosional dan disiplin belajar

agar dapat meningkatkan hasil belajar tematik peserta didik.

Berdasarkan uraian tersebut, maka kerangka pikir dalam penelitian ini

adalah “jika kecerdasan emosional dan disiplin belajar baik, maka hasil

belajar juga akan baik” apabila sebalikanya jika kecerdasan emosional

dan disiplin belajar kurang baik, maka hasil belajar kurang baik”.

2. Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian merupakan dasar pijakan yang mengarahkan cara

berfikir dalam penelitian. Sugiyono (2014: 42) menyatakan paradigma

penelitian dalam hal ini diartikan sebagai pola pikir yang menunjukkan

hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan

jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu di jawab melalui penelitian,

teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah

Page 77: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

56

hipotesis, dan teknik analisis statistik yang digunakan. Gambaran

paradigma pada penelitian ini adalah

Gambar 1. Paradigma Penelitian

(Adopsi: Sugiyono, 2014: 42)

Keterangan:

X1 = Kecerdasan emosional

X2 = Disiplin belajar

Y = Hasil belajar

→ = Hubungan

C. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori, kerangka pikir dan penelitian yang relevan maka

hipotesis pada penelitian ini yaitu:

1. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan emosional

dengan hasil belajar tema 6 peserta didik kelas V SD Negeri 2 Metro

Selatan.

2. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara disiplin belajar dengan

hasil belajar tema 6 peserta didik kelas V SD Negeri 2 Metro Selatan.

3. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan emosional

dan disiplin belajar secara bersama-sama dengan hasil belajar tema 6

peserta didik kelas V SD Negeri 2 Metro Selatan

rx1x2y

rx2y

rx1y

X1

Y

X2

Page 78: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

57

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah ex-postfacto korelasi. Jenis penelitian ini

dilakukan ketika ingin mengetahui tentang kuat atau lemahnya hubungan

antara dua atau lebih variabel. Arikunto (2013: 4) menjelaskan bahwa

penelitian korelasional adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk

mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa

melakukan perubahan, tambahan atau memanipulasi terhadap data yang

sudah ada.

Sukardi (2016: 166) menyatakan penelitian korelasi adalah suatu penelitian

yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan, apakah ada

hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih. Desain

penelitian ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel (X1)

kecerdasan emosional dan (X2) disiplin belajar dengan variabel (Y) hasil

belajar peserta didik kelas V SD Negeri 2 Metro Selatan.

Page 79: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

58

B. Setting Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2018 - Maret 2019 di SD

Negeri 2 Metro Selatan yang beralamat di Jalan Budi Utomo No. 04

Kelurahan Rejomulyo, Kecamatan Metro Selatan, Kota Metro, Provinsi

Lampung. selama 6 bulan dimulai dari bulan Oktober 2018 sampai Maret

2019.

2. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah yang dilakukan oleh

peneliti untuk melaksanakan penelitian. Sugiyono (2014: 17) menyatakan

tahap- tahap dalam ex-postfacto yang akan dilaksanakan adalah sebagai

berikut:

a. Memilih subjek penelitian yaitu peserta didik kelas V di SD

Negeri 2 Metro Selatan.

b. Menyusun kisi-kisi dan instrumen pengumpul data berupa angket.

c. Menguji coba instrumen pengumpul data pada subjek uji coba

instrumen, sedangkan subjek uji coba instrumen kuesioner

(angket) yaitu peserta didik kelas V di SD Negeri 8 Metro Selatan.

d. Menganalisis data dari hasil uji coba instrumen untuk mengetahui

apakah intrumen yang dibuat telah valid dan reliabel.

e. Melaksanakan penelitian dengan membagikan instrumen angket

kepada sampel penelitian. Sedangkan untuk mengetahui hasil

Page 80: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

59

belajar tematik peserta didik, dilakukan studi dokumentasi yang

dimana dilihat pada hasil nilai tema 6 dari pendidik kelas V SD

Negeri 2 Metro Selatan.

f. Menghitung data yang diperoleh untuk mengetahui hubungan dan

tingkat keterkaitan antara kecerdasan emosional dan disiplin belajar

dengan hasil belajar tematik peserta didik kelas V SD Negeri 2

Metro Selatan dan interprestasi hasil perhitungan data.

C. Populasi

Istilah populasi selalu digunakan oleh peneliti dalam melaksanakan

penelitiannya. Sugiyono (2014: 215) menyatakan bahwa populasi diartikan

sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam

penelitian ini adalah peserta didik kelas V SD Negeri 2 Metro Selatan, yang

berjumlah 48 peserta didik. Berikut peneliti sajikan data jumlah peserta didik

yang menjadi populasi dalam penelitian ini.

Tabel 2. Data jumlah peserta didik kelas V SD Negeri 2 Metro Selatan

No Kelas Jumlah peserta didik

1. V A 24

2. V B 24

Jumlah 48

(Sumber: Dokumentasi pendidik kelas V SD Negeri 2 Metro Selatan TP. 2018/2019)

Page 81: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

60

D. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan

tertentu yang akan diteliti. Arikunto (2013: 71) menyatakan jika populasi

kurang dari 100 lebih baik diambil sebagai penelitian populasi. Teknik

pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling

jenuh. Sugiyono (2014: 124) menyatakan bahwa sampling jenuh adalah

penentuan sampel apabila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel

dengan tujuan peneliti ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang

sangat kecil. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas V

SD Negeri 2 Metro Selatan dengan jumlah 48 peserta didik.

E. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini sangat penting karena untuk mengetahui

variabel independen (variabel bebas) dan variabel dependen (variabel

terikat. Sugiyono (2014: 38) variabel penelitian pada dasarnya adalah

segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian

ditarik kesimpulannya. Penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan

variabel terikat, yaitu sebagai berikut.

1. Variabel Bebas (Independen)

Merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat), yang termasuk

Page 82: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

61

variabel independen dalam penelitian ini adalah: (a) kecerdasan emosional

(X2) dan (b) Disiplin Belajar (X2)

2. Variabel Terikat (Dependen)

Merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena

adanya variabel bebas, yang termasuk variabel dependen adalah hasil

belajar (Y).

F. Definisi Operasional Variabel

Penelitian kuantitatif harus mampu memberikan penafsiran yang sama terhadap

variabel yang diteliti. Hal tersebut untuk menghindari perbedaan penafsiran

dalam memahami variabel penelitian, maka variabel penelitian harus

didefinisikan sejelas mungkin dalam bentuk definisi operasional. Definisi

operasional penelitian ini adalah:

1. Kecerdasan Emosional

Kecerdasan Emosional merupakan satu kesatuan dari kemampuan

emosional peserta didik. Skor total yang diungkap menggunakan angket

meliputi indikator yang di kemukakan salovey (dalam Uno, 2010: 74)

meliputi:

(1) mengenali emosi diri,

(2) mengelola emosi,

(3) mengenali emosi diri sendiri,

(4) membina hubungan.

Page 83: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

62

Pengukuran diperoleh melalui angket dengan pernyataan favorable (positif)

yang terdiri dari 27 item dan pernyataan unfavorable (negatif) terdiri dari 3

item, sehingga jumlah pernyataan terdapat 30 item.

2. Disiplin Belajar

Disiplin belajar adalah kepatuhan peserta didik terhadap peraturan sekolah

yang berlaku sesuai dengan keputusan-keputusan, dan norma-norma yang

telah diterapkan bersama baik persetujuan tertulis maupun tidak tertulis

antara peserta didik dengan pendidik di sekolah. Dapat dilihat dalam segi

dalam indikator di bawah ini,dari segi kehadiran peserta didik dan cara

berpakaian peserta didik, masuk di dalam kelas tepat waktu,

memperhatikan pelajaran yang disampaikan guru, dan tidak mencotek hasil

pekerjaan teman. Adapun indikator disiplin belajar yang peneliti gunakan

dari Daryanto (2013: 144) yaitu:

1) ketaatan terhadap tata tertib sekolah,

2) ketaatan terhadap kegiatan pembelajaran di sekolah,

3) melaksanakan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya dan,

4) disiplin belajar di rumah

3. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah bentuk nyata setelah peserta didik melakukan kegiatan

belajar. Hasil belajar dalam penelitian ini menggunakan nilai ulangan

harian semester genap tema 6 kelas V SD Negeri 2 Metro Selatan tahun

pelajaran 2018/2019.

Page 84: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

63

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi di dalam penelitian ini digunakan untuk mengadakan pencatatan

dan pengamatan secara langsung mengenai data yang diamati. Hadi dalam

Sugiyono, (2014: 145) menyatakan observasi merupakan suatu proses yang

kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan

psikologis. Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data

tentang kondisi sekolah atau deskripsi tentang lokasi penelitian yang telah

dilaksanakan di SD N 2 Metro Selatan.

2. Angket

Teknik angket/kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberikan beberapa macam pertanyaan atau

pernyataan yang berhubungan dengan masalah penelitian. Sugiyono (2014:

199) menyatakan kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan

tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Melalui penggunakan angket,

data yang diperoleh bisa lebih mewakili keadaan responden. Berikut ini

kisi-kisi instrumen angket kecerdasan emosional dan disiplin belajar.

Page 85: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

64

Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Angket Kecerdasan Emosional

Variabel Indikator Sub Indikator Nomor

Positif Negatif

Kecerdasan

Emosional

Kecerdasan

Emosional

1. Mengenli

emosi diri

sendiri

1.1 Mengenal dan

merasakan emosi

sendiri

1.2 Memahami sebab

perasaan yang

timbul

1, 2

3

2. Mengelola

emosi

2.1 Bersikap toleran

terhadap frustasi

2.2 Mampu

mengungkapkan

amarah dengan

tepat

2.3 Mampu

mengendalikan

perilaku agresif

yang dapat

merusak diri dan

orang lain

2.4 Memiliki perasaan

positif dengan diri

sendiri dan

lingkungan

2.5 Memiliki

kemampuan untuk

mengatasi stres

2.6 Dapat mengurangi

perasaaan cemas

dan kesepian dalam

pergaulan

4

5

14

7, 12, 13

8, 9

10, 11

6

3. Mengenali

emosi orang

lain

3.1 Mampu menerima

sudut pandang

orang lain

3.2 Memiliki sifat

empati atau

kepekaan terhadap

orang lain

3.3 Mampu

mendengarkan

orang lain

15

16

17

4. Membina

hubungan

4.1 Memiliki perhatian

terhadap

kepentingan orang

lain

18

Jumlah 17 1

Kecerdasan

Emosional

Page 86: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

65

Tabel 4. Kisi-kisi Instrumen Angket Disiplin Belajar

Variabel Indikator Sub Indikator Nomor

Positif Negatif

Kecerdasan

Emosional

Kecerdasan

Emosional

1. Ketaatan

terhadap

peraturan

sekolah

1.1 Datang dan

pulang tepat

waktu sesuai

dengan aturan

1.2 Tertib dalam

berpakaian

1.3 Patuh kepada

pedidik

1, 4, 18

14

2

15

21

7

2. Ketaatan

terhadap

kegiatan

belajar

mengajar di

sekolah

2.1 Perhatian pada

proses kegiatan

pembelajaran

2.2 Tertib saat belajar

di kelas

2.3 Penggunaan

fasilitas

9, 10, 11

13, 20

27

5, 6

3. Melaksanakan

tugas-tugas

yang menjadi

tanggung

jawabnya

3.1 Ketaatan

menyelesaikan

tugas

3.2 Ketaatan

mengerjakan PR

3.3 Mengerjakan

tugas individu

12

17, 19

25

4. Disiplin

belajar di

rumah

4.1 Ketaatan pada

aturan di rumah

4.2 Keteraturan

belajar di rumah

4.3 Disiplin waktu

dalam belajar

dirumah

23

8, 16

3, 22

24, 26

Jumlah 18 9

Adapun untuk pemberian skor untuk tiap-tiap jawaban adalah:

Tabel 5. Skor jawaban angket

Bentuk Pilihan Jawaban Skor Positif Skor Negatif

Selalu 4 1

Sering 3 2

Kadang-kadang 2 3

Tidak pernah 1 4

(Sumber: Kasmadi dan Nia, 2014: 76)

Disiplin

Belajar

Page 87: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

66

3. Dokumentasi

Evaluasi mengenai kemajuan, perkembangan atau keberhasilan belajar

peserta didik tanpa menguji (teknik non-tes) juga dapat dilengkapi atau

diperkaya dengan cara melakukan pemeriksaan terhadap dokumen-

dokumen. Untuk mencari data tentang hasil belajar peserta didik dalam

penelitian yang telah dilaksanakan, peneliti akan mengambil data melalui

dokumen nilai ulangan harian tema 6 kelas V SD Negeri 2 Metro Selatan

pada pembelajaran tematik tahun pelajaran 2018/2019.

H. Uji Prasyarat Instrumen

1. Uji Validitas Instrumen

Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang

seharusnya diukur. Riduwan (2013: 97) menjelaskan validitas adalah suatu

ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat

ukur. Menguji validitas instrumen menggunakan rumus korelasi Product

Moment yang dikemukakan oleh Pearson dalam Riduwan (2013: 98)

dengan rumus sebagai berikut.

rxy= N𝚺𝐗𝐘−(𝚺𝐗)(𝚺𝐘)

√{N𝚺𝐗𝟐−(𝚺𝐗)𝟐 } . {𝐍𝚺𝐘𝟐− (𝚺𝐘)𝟐}

Keterangan:

rxy = koefisien antara variabel X dan Y

N = jumlah sampel

X = skor item

Y = skor total

Distribusi/tabel r untuk ɑ = 0,05

Page 88: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

67

Kaidah keputusan : jika rhitung > rtabel berarti valid,

sebaliknya jika rhitung < rtabel berarti tidak valid atau

drop out.

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Instrumen yang valid belum tentu reliabel. Sugiyono (2014: 131)

menjelaskan instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan

beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data

yang sama. Perhitungan untuk mencari harga reliabilitas instrumen

didasarkan pada pendapat Kasmadi dan Nia (2014: 79) yang menyatakan

bahwa untuk menghitung reliabilitas dapat digunakan rumus korelasi alpha

cronbach, yaitu:

r𝟏𝟏 = (𝐧

𝐧−𝟏 ) . (𝟏 −

𝚺𝛔𝐢

𝛔𝐭𝐨𝐭𝐚𝐥)

Keterangan:

r11 = Reliabilitas instrumen

Σσi = Varians skor tiap-tiap item

σtotal = Varian total

n = Banyaknya soal

Mencari varians skor tiap-tiap item (σi) digunakan rumus:

𝛔𝐢 = 𝚺𝐱𝟐 −

(𝚺Xi)𝟐

𝐍𝐍

Keterangan:

σi = varians skor tiap-tiap item

ΣXi = jumlah item Xi

N = jumlah responden

(Sumber: Riduwan 2013: 115)

Page 89: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

68

Selanjutnya untuk mencari varians total (σtotal) dengan rumus:

𝛔𝐭𝐨𝐭𝐚𝐥 = 𝚺𝐗𝐭𝐨𝐭𝐚𝐥

𝟐 − (𝚺Xtotal)

𝟐

N

N

Keterangan:

∑total = Varians total

∑Xtotal = Jumlah X total

N = Jumlah responden

Hasil perhitungan dari rumus Korelasi alpha cronbach (r11)

dikonsultasikan dengan nilai tabel r product moment dengan

dk = N - 1, dan α sebesar 5% atau 0,05, maka kaidah keputusannya sebagai

berikut.

Jika r11 > rtabel berarti reliabel, sedangkan

Jika r11 < rtabel berarti tidak reliabel.

I. Teknik Analisis Data

Data yang didapat dari penelitian sebelum diuji hipotesis untuk mengetahui

apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara variabel X dan

variabel Y haruslah diuji prasyarat analisis data. Berikut uji prasyarat analisis

data dan uji hipotesis.

1. Uji Prasyarat Analisis Data

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang dianalisis

berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas penelitian ini

Page 90: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

69

menggunakan rumus chi kuadrat seperti yang diungkapkan Riduwan

(2013: 121) sebagai berikut:

Rumus utama pada metode Uji chi Kuadrat (χ2)

𝑿total 2 = ∑

(fo - fe)𝟐

fe

k

i=1

Keterangan:

X2hitung = nilai chi kuadrat hitung

fo = frekuensi hasil pengamatan

fe = frekuensi yang diharapkan

(Sumber: Riduwan 2013: 121)

Selanjutnya membandingkan χ2hitung dengan nilai χ2tabel untuk α =

0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k - 1, maka dikonsultasikan pada

tabel chi kuadrat dengan kaidah keputusan sebagai berikut:

Jika χ2 hitung < χ2 tabel, artinya distribusi data normal, dan

jika χ2 hitung > χ2 tabel, artinya distribusi data tidak normal.

b. Uji Linearitas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel memiliki

hubungan yang linear atau tidak. Rumus utama pada uji linearitas yaitu

dengan Uji-F, seperti yang diungkapkan Riduwan (2013: 125) berikut:

Fhitung = RJKTC

RJKE

Keterangan :

F hitung = Nilai uji F hitung

RJKTC = Rata- rata jumlah kuadrat

RJKE = Rata-rata jumlah kuadrat eror

Page 91: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

70

Tahap selanjutnya menentukan Ftabel dengan langkah dk pembilang (k –

2) dan dk penyebut (n – k). Hasil nilai Fhitung dibandingkan dengan

Ftabel dan selanjutnya ditentukan sesuai dengan kaidah keputusan.

Kaidah keputusan :

Jika Fhitung < Ftabel, artinya data berpola linier, dan

jika Fhitung > Ftabel, artinya data berpola tidak linier.

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis berfungsi untuk mencari makna hubungan antara variabel X

terhadap Y. Kegunaan pearson product moment atau analisis korelasi adalah

untuk mencari hubungan variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y), maka

peneliti menggunakan Uji Pearson product moment yang diungkapkan

Pearson (dalam Riduwan, 2013 : 138) sebagai berikut:

rxy= N𝚺𝐗𝐘−(𝚺𝐗)(𝚺𝐘)

√{N𝚺𝐗𝟐−(𝚺𝐗)𝟐 } . {𝐍𝚺𝐘𝟐− (𝚺𝐘)𝟐}

Keterangan:

rxy = Koefisien (r) antara variabel X dan Y

N = Jumlah sampel

X = Skor variabel X

Y = Skor variabel Y

Sedangkan, pengujian hipotesis ketiga yaitu hubungan kecerdasan

emosional (X1) dan disiplin belajar (X2) secara bersama-sama dengan hasil

belajar (Y) digunakan rumus kolerasi ganda (multiple correlation) yang

diungkapkan Sugiyono (2014: 266) sebagai berikut:

Page 92: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

71

𝑹𝒚𝒙𝟏𝒙𝟐 = √𝒓𝒚𝒙𝟏

𝟐 + 𝒓𝒚𝒙𝟐𝟐 − 𝟐𝒓𝒚𝒙𝟏 𝒓𝒚𝒙𝟐 𝒓𝒙𝟏𝒙𝟐

𝟏− 𝒓𝒙𝟏𝒙𝟐𝟐

Keterangan:

RyX1X2 = Kolerasi antara variabel X1 dengan X2 secara bersama-sama

. ................ dengan variabel Y

Ryx1 = Kolerasi product moment antara X1 dan Y

Ryx2 = Kolerasi product moment antara X2 dan Y

Rx1x2 = Kolerasi product moment antara X1 dan X2

Korelasi dilambangkan dengan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari

harga (-1 < r < +1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasi negatif sempurna;

r = 0 artinya tidak ada korelasi; r = 1 berarti korelasi sangat kuat.

Korelasi dilambangkan dengan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari

harga (-1 < r < +1), apabila nilai r = -1 artinya korelasi negatif sempurna,

r = 0 artinya tidak ada korelasi, r = 1 berarti korelasi sangat kuat. Arti harga

r akan dikonsultasikan dengan tabel 6 kriteria interpretasi koefisien korelasi

nilai r berikut.

Tabel 6. Kriteria interpretasi koefesien korelasi nilai (r)

Interval Koefesien Tingkat Hubungan

0,80 - 1,000 Sangat kuat

0,60 – 0,799 Kuat

0,40 – 0,599 Cukup kuat

0,20 – 0,399 Rendah

0,00 – 0,199 Sangat rendah

Sumber: Riduwan (2013: 138)

Rumus selanjutnya adalah mencari besar kecilnya kontribusi variabel X

terhadap Y dengan rumus koefisien determinan sebagai berikut.

Page 93: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

72

KD = r2 x 100%

Keterangan:

KD = nilai koefisien determinan

r = nilai koefisien korelasi

(Sumber: Muncarno 2014: 51)

Jika terdapat hubungan antara variabel X dan variabel Y maka untuk

mencari kebermaknaan atau kesignifikanan hubungan variabel X1 dan X2

terhadap variabel Y akan diuji dengan Uji Sig

Fh = 𝑹𝟐 / 𝒌

(𝟏− 𝑹𝟐)/ (𝐧−𝒌−𝟏)

Keterangan:

R : koefisien korelasi ganda

k : jumlah variabel independent

n : jumlah anggota sampel

Selanjutnya dikonsultasikan ke F tabel dengan dk pembilang = k dan dk

penyebut = (n-k-1) dan taraf kesalahan yang ditetapkan 0,05 dengan

kaidah:

Jika Fhitung > Ftabel, Artinya ada hubungan yang positif dan signifikan atau

hipotesis penelitian diterima, sedangkan

jika Fhitung < Ftabel, Artinya tidak ada hubungan yang positif dan signifikan

atau hipotesis penelitian ditolak.

Page 94: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

105

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang hubungan kecerdasan

emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar tema 6 peserta didik kelas V

SD Negeri 2 Metro Selatan dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan emosional

dengan hasil belajar tema 6 peserta didik kelas V SD Negeri 2 Metro

Selatan ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,422 berada pada

taraf “Cukup Kuat”.

2. Ada hubungan yang positif dan signifikan disiplin belajar dengan hasil

belajar tema 6 peserta didik kelas V SD Negeri 2 Metro Selatan

ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,369 berada pada taraf

“Rendah”.

3. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan emosional

dan disiplin belajar secara bersama-sama dengan hasil belajar tema 6

peserta didik kelas V SD Negeri 2 Metro Selatan ditunjukkan dengan

koefisien kolerasi sebesar 0,567 berada pada taraf “cukup kuat”.

Page 95: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

106

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti memberikan beberapa saran

kepada pihak-pihak terkait untuk membantu peserta didik dalam

meningkatkan prestasi belajarnya. Berikut rekomendasi peneliti:

1. Peserta Didik

Diharapkan penelitian ini dapat berguna bagi peserta didik untuk lebih

memahami bagaimana cara meningkatkan hasil belajar melalui

pemahaman tentang kecerdasan emosional dan disiplin belajar

2. Pendidik

Hasil penelitian diketahui bahwa pemerolehan hasil belajar peserta didik

rendah, sehubungan dengan itu maka pendidik diharapkan dapat

meningkatkan kecerdasan emosional dan disiplin belajar bagi peserta

didik, dengan demikian peserta didik dapat meningkatkan hasil belajar

tematik.

3. Sekolah

Sekolah diharapkan dapat meningkatkan sarana dan prasarana serta mutu

pendidikan di SD Negeri 2 Metro Selatan. Karena dengan meningkatnya

mutu pendidikan, maka kecerdasan dan kedisiplinan yang dimiliki peserta

didik akan meningkat dan hasil belajarnya akan semakin baik

4. Peneliti

Peneliti diharapkan mampu mengembangkan pengetahuan baru, wawasan,

dan pengalaman yang bermanfaat dalam mengembangkan kecerdasan

emosional dan kedisiplinan belajar sebagai calon pendidik pada tingkat

sekolah dasar.

Page 96: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

107

5. Peneliti Lain

Saran untuk peneliti lain sebaiknya menggunakan responden yang lebih

besar lagi sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasikan untuk wilayah

yang lebih luas, serta mempertimbangkan faktor-faktor lain selain

kecerdasan emosional dan disiplin belajar yang dapat mempengaruhi hasil

belajar.

Page 97: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

108

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Supriyono, Widodo. 2013. Psikologi Belajar. PT Rineka Cipta,

Jakarta.

Arends, Richard. 2013. Learning to Teach: Belajar untuk Mengajar. Buku Dua.

(Penerjemah: Helly Prayitno Soetjipto dan Sri Mulyantini Soetjipto).

Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Ariesandi. 2008. Rahasia Mendidik Anak agar Sukses dan Bahagia, Tips dan

Terpuji Melejitkan Potensi Optimal Anak. PT Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Rineka Cipta, Jakarta.

Asmani, Jamal Makmur. 2011. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter

di Sekolah. Diva Press, Yogyakarta.

Casmini. 2007. Emotional Parenting. Pilar Media, Yogyakarta.

Daryanto. 2013. Implementasi Pendidikan Karakter. Grasindo, Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. PT Rineka Cipta,

Jakarta.

Dirman & Cicih Juarsih. 2014. Teori Belajar dan Prinsip-prinsip

Pembelajaran yang Mendidik. Rineka Cipta, Jakarta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Djaali, 2009. Psikologi Pendidikan. Bumi Aksara, Jakarta.

Goleman, Daniel. (2015). Kecerdasan Emosional. Penerjemah: T. Hermaya. PT

Gramedia Pustaka Utama, Jakata.

Page 98: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

109

Gottman, John & DeClaire, Joan. 2008. Mengembangkan Kecerdasan

Emosional Anak. Penerjemah: T. Hermaya. PT. Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta.

Hamalik, Oemar. 2015. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara, Jakarta.

Hurlock, E. B. 2013. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan (Terjemahan Instiwidayanti dan Soedjarwo). Edisi

Kelima. Erlangga, Jakarta.

Imron, Ali. 2012. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Bumi Aksara,

Jakarta.

Jihad Asep & Abdul haris. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Multi Presindo,

Yogyakarta.

Karwono dan Mularsih, Heni. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Rajawai Pers,

Jakarta.

Kasmadi & Sunariah, Nia Siti. 2014. Panduan Modern Penelitian Kuantitatif.

Alfabeta, Bandung.

KBBI. 2010. Kamus Besar Bahasa Indonesia. PT. Balai Pustaka, Jakarta.

Kemendikbud. 2013. Kerangka Dasar Kurikulum 2013. Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, Jakarta.

Kosasih, Nandang & Dede Sumarna. 2014. Pembelajaran Quantum dan

Optimalisasi Kecerdasan. Alfabeta, Bandung.

Majid, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. PT. Remaja Rosdakarya,

Bandung.

Moenir. 2010. Masalah-Masalah dalam Belajar. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Muhyidin, Muhammad. 2007. Manajemen ESQ Power. DIVA Press, Jogjakarta.

Mulyasa. 2007. Manajemen Pendidikan Karakter. PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Muncarno 2014. Cara Mudah Belajar Statistik Pendidikan. Hamim Group,

Lampung.

Nawawi, Hadari. 2013. Penelitian Terapan. Gajah Mada University Press,

Yogyakarta.

Rahma, Firda Widya. 2017. Hubungan antara Kecerdasan Emosional dengan

Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Negeri 4 Metro Pusat.

(Skripsi). Universitas Lampung. Lampung.

Page 99: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

110

Riduwan, 2013. Belajar Mudah Penelitian. Alfabeta, Bandung.

Rusman, 2013. Model-Model Pembelajaran. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Santrock. John W. 2013. Psikologi Pendidikan. Penerjemah: Shinto B. Adelar.

Sherly Saragih. Salemba, Jakarta.

Sardiman. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo

Persada, Jakarta.

Savitri, Dewi Ratih. 2015. Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dengan Hasil

Belajar Mata Pelajaran PKn pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 23

Kecamatan Pontianak Barat. (Jurnal Skripsi). Universitas Tanjungpura.

Pontianak.

Septiyani, Mellin. 2017. Hubungan antara Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar

IPS Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Metro Utara Pada Materi Peristiwa Sekitar

Proklamasi Kemerdekaan. (Skripsi). Universitas Lampung. Lampung.

Sisdiknas. 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional. Sinar Grafika, Jakarta.

Slameto. 2010. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Rineka Cipta,

Jakarta.

Sukardi. 2016. Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Praktiknya.

PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2011. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.

PT.Remaja Rosdakarya, Bandung.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Alfabeta, Bandung.

Suryabrata, Sumadi, 2011. Psikologi Pendidikan. PT. Raja Grafindo Persada,

Jakarta.

Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Rhineka Cipta, Jakarta.

Suyono dan Hariyanto, 2014.Belajar dan Pembelajaran. PT Remaja Rosdakarya

Offse, Bandung.

Susanto, Ahmad. 2016. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.

Kencana, Jakarta.

Trianto, 2011. Model Pembelajaran Terpadu. Bumi Aksara, Jakarta.

Page 100: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

111

Tu’u, Tulus. 2008. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. PT.

Gramedia Widiasarana, Jakarta.

Saud, Udin Syaefudin, dkk. 2006. Pembelajaran Terpadu. UPI Press, Bandung

Uno, B Hamzah. 2010. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. PT Bumi

Aksara, Jakarta.

Wibowo, 2012. Perilaku dalam Organisasi. Cetakan Kesatu. PT Raja Grafindo

Persada, Jakarta.

Zuriah. 2011. Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan.

Bumi Aksara, Jakarta.

Page 101: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN DISIPLIN …digilib.unila.ac.id/57753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfhubungan kecerdasan emosional dan disiplin belajar dengan hasil belajar peserta

112

LAMPIRAN