hubungan kebiasaan merokok suami dengan …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/kti astrid.pdfiii...

81
HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUANG PERINATOLOGI RSUD KOTA KENDARI TAHUN 2017 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan pada Program Studi Diploma III Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari Disusun Oleh : ASTRID AYU CAROLINA WULA NIM : P00324014005 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI DIII TAHUN 2017

Upload: vuongliem

Post on 24-Jul-2019

249 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

i

HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN KEJADIANBERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUANG

PERINATOLOGI RSUD KOTA KENDARITAHUN 2017

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan padaProgram Studi Diploma III Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari

Disusun Oleh :

ASTRID AYU CAROLINA WULANIM : P00324014005

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN KEBIDANANPROGRAM STUDI DIII

TAHUN 2017

Page 2: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN KEJADIANBERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUANG

PERINATOLOGI RSUD KOTA KENDARITAHUN 2017

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun Oleh :

ASTRID AYU CAROLINA WULANIM : P00324014005

KTI ini Telah DisetujuiTanggal Agustus 2017

Pembimbing I, Pembimbing II,

Askrening, SKM., M.Kes. Hj. Syahrianti, S.Si.T., M.Kes.NIP. 19690930 199002 2 001 NIP. 19760215 200112 2 002

Mengetahui,Ketua Jurusan KebidananPoltekkes Kemenkes Kendari

Halijah, SKM., M.Kes.NIP. 19620920 198702 2 002

Page 3: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

iii

HALAMAN PENGESAHAN

HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN KEJADIANBERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUANG

PERINATOLOGI RSUD KOTA KENDARITAHUN 2017

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun Oleh:

ASTRID AYU CAROLINA WULANIM : P00324014005

Telah DiujikanPada Tanggal 27 Juli 2017

TIM PENGUJI

Penguji I : Dr. Nurmiaty, S.Si.T., MPH. (...................................)

Penguji iI : Dr. Kartini, S.Si.T., M.Kes. (...................................)

Penguji III : Feryani, S.Si.T., MPH. (...................................)

Penguji IV : Askrening, SKM., M.Kes. (...................................)

Penguji V : Hj. Syahrianti, S.Si.T., M.Kes. (...................................)

Mengetahui,Ketua Jurusan KebidananPoltekkes Kemenkes Kendari

Halijah, SKM., M.Kes.NIP. 19620920 198702 2 002

Page 4: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

iv

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Penulis1. Nama : ASTRID AYU CAROLINA WULA2. Tempat Tangal Lahir : Wolasi, 27 Juli 1996

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Agama : Kristen

5. Suku/Bangsa : Tolaki / Indonesia

6. Alamat : Desa Amoito Jaya Kec. Wolasi

Kabupaten Konawe Selatan

B. Riwayat Pendidikan1. SD Negeri 1 Poli Polia, Tamat Tahun 2008

2. SMP Negeri 24 Konawe Selatan, Tahun Tamat 2011

3. SMA Negeri 13 Konawe Selatan, Tamat Tahun 2014

4. Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kendari Jurusan Kebidanan

Tahun 2014 sampai sekarang.

iv

Page 5: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas karunia dan hidayah-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan karya tulis ilmiah ini dengan

judul “Hubungan Kebiasaan Merokok Suami Kejadian Berat Badan Lahir

Rendah (BBLR) di Ruang Perinatologi RSUD Kota Kendari Tahun 2017”.

Penulis menyadari bahwa semua ini dapat terlaksana karena dorongan

dan bimbingan dari berbagai pihak, secara langsung maupun tidak langsung

dalam memberikan bimbingan dan petunjuk sejak dari pelaksanaan kegiatan

awal sampai pada penyelesaian karya tulis ilmiah ini. Untuk itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada Ibu Askrening, SKM., M.Kes., selaku

Pembimbing I dan Ibu Hj. Syahrianti, S.Si.T., M.Kes., selaku Pembimbing II

yang telah meluangkan waktu dan pikiran dengan penuh kesabaran dan

tanggung jawab guna memberikan bimbingan dan petunjuk kepada penulis

dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Pada kesempatan ini pula, penulis mengucapkan terima kasih kepada

yang terhormat:

1. Bapak Petrus, SKM., M.Kes., selaku Direktur Poltekkes Kemenkes

Kendari.

2. Ibu dr. Hj. Asrida, selaku Direktur RSUD Kota Kendari Provinsi Sulawesi

Tenggara dan staf yang telah membantu dalam memberikan informasi

selama pengambilan data awal penelitian ini berlangsung.

3. Ibu Halijah, SKM., M.Kes., selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes

Kemenkes Kendari.

v

Page 6: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

vi

4. Ibu Dr. Nurmiaty, S.Si.T., MPH., selaku Penguji II, Ibu Dr. Kartini, S.Si.T.,

M.Kes., selaku Penguji II, dan Ibu Feryani., S.Si.T., MPH., selaku Penguji

III.

5. Seluruh Dosen dan staf pengajar Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan

Kebidanan yang telah banyak membantu dan memberikan ilmu

pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes

Kemenkes Kendari.

6. Teristimewa kepada ayahanda Abed Johni dan Ibunda tercinta Riana

David yang telah mengasuh, membesarkan dengan cinta dan penuh kasih

sayang, serta memberikan dorongan moril, material dan spiritual, serta

saudara-saudaraku, terima kasih atas pengertiannya selama ini.

7. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan

Kebidanan angkatan 2014.

Tiada yang dapat penulis berikan kecuali memohon kepada Allah

SWT, semoga segala bantuan dan andil yang telah diberikan oleh semua

pihak selama ini mendapat berkah dari Allah SWT. Akhir kata penulis

mengharapkan semoga karya tulis ilmiah ini dapat menambah khasanah ilmu

pengetahuan serta dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Kendari, Juli 2017

Penulis

vi

Page 7: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

vii

ABSTRAK

Hubungan Kebiasaan Merokok Suami Kejadian Berat Badan LahirRendah (BBLR) di Ruang Perinatologi RSUD Kota Kendari

Tahun 2017

Astrid Ayu Carolina Wula 1, Askrening 2, Syahrianti 2

Latar Belakang: Merokok membahayakan hampir semua organ tubuh, menimbulkanbanyak penyakit, serta mempengaruhi kesehatan bagi perokok secara umum. Ibuperokok pasif memiliki kesamaan dengan perokok aktif, meskipun secara langsungtidak merokok. Namun ibu perokok pasif mempunyai dampak yang sama terhadapjanin yang dikandungnya.Tujuan Penelitian: untuk mengetahui hubungan kebiasaan merokok suami dengankejadian berat badan lahir rendah (BBLR) di Ruang Perinatologi RSUD Kota KendariTahun 2017.Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian case control.Penelitian ini dilakukan di Ruang Perinatologi RSUD Kota Kendari pada bulan Juni2017. Populasi kasus dalam penelitian ini adalah semua ibu yang melahirkan bayiBBLR, sebanyak 35 kasus BBLR. Sedangkan populasi kontrol adalah semua ibuyang melahirkan bayi dengan keadaan BBLN, sebanyak 156 kasus. Variabelindependen dalam penelitian ini yaitu kebiasaan merokok suami, sedangkan variabeldependen dalam penelitian ini yaitu kejadian BBLR.Hasil Penelitian: Menunjukkan bahwa Sebagian besar responden memiliki suamiyang tidak merokok, yakni sebanyak 39 orang (55,7%); dan angka kejadian BBLR diRuang Perinatologi RSUD Kota Kendari sebanyak 35 orang (50,0%).Kesimpulan: Ada hubungan antara kebiasaan merokok suami dengan kejadianBBLR di Ruang Perinatologi RSUD Kota Kendari, kebiasaan merokok suamimemiliki risiko 2,4 kali lebih besar untuk menderita BBLR pada bayi di RuangPerinatologi RSUD Kota Kendari.

Kata Kunci : Kebiasaan merokok suami, BBLRDaftar Pustaka : 20 (2007-2016)

1. Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan2. Dosen Pembimbing Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan

vii

Page 8: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii

RIWAYAT HIDUP ................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ............................................................................... v

ABSTRAK ............................................................................................... vii

DAFTAR ISI ............................................................................................. viii

DAFTAR TABEL ..................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................ 4

C. Tujuan Penelitian ............................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ............................................................. 5

E. Keaslian Penelitian ............................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Tentang Perilaku Merokok .................................... 7

B. Telaah Tentang Berat Badan Lahir Rendah ..................... 18

C. Telaah Tentang Hubungan Kebiasaan Merokok

dengan BBLR..................................................................... 27

D. Landasan Teori ................................................................. 30

E. Kerangka Konsep ............................................................. 31

F. Hipostesis ......................................................................... 32

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ................................................................. 33

B. Tempat Penelitian ............................................................ 34

C. Waktu Penelitian .............................................................. 34

viii

Page 9: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

ix

D. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................ 34

E. Variabel Penelitian ........................................................... 36

F. Definisi Operasional ......................................................... 36

G. Pengumpulan dan Sumber Data ...................................... 37

H. Pengolahan Data .............................................................. 37

I. Penyajian Data ................................................................. 39

J. Analisis Data .................................................................... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ................................................................. 42

B. Pembahasan .................................................................... 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ....................................................................... 57

B. Saran ................................................................................ 58

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ix

Page 10: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Tabel kontegensi 2x2 Odds Ratio pada penelitian Case Control Study. 40

2. Tenaga Kesehatan dan Non Kesehatan di RSUD Kota KendariTahun 2017 .......................................................................................... 45

3. Distribusi Responden Menurut Umur Ibu Nifas di Ruang PerinatologiRSUD Kota Kendari ............................................................................. 46

4. Distribusi Responden Menurut Pendidikan Ibu Nifas Ruang Perinatologidi RSUD Kota Kendari ......................................................................... 46

5. Distribusi Responden Menurut Pekerjaan Ibu Nifas di RuangPerinatologi RSUD Kota Kendari ......................................................... 47

6. Distribusi Responden Menurut Kebiasaan Merokok Suami di RuangPerinatologi RSUD Kota Kendari ......................................................... 47

7. Distribusi Responden Menurut Kejadian BBLR di RuangPerinatologi RSUD Kota Kendari ......................................................... 48

8. Hubungan Kebiasaan Merokok Suami dengan Kejadian BBLR diRuang Perinatologi RSUD Kota Kendari .............................................. 48

x

Page 11: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Konsep Penelitian .......................................................... 31

2. Desain Penelitian Case Control ...................................................... 33

xi

Page 12: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Surat Permohonan Pengisian Kuesioner

2. Surat Pernyataan Persetujuan Responden

3. Kuesioner Penelitian

4. Master Tabel Hasil Penelitian

5. Analisis Chi Square

6. Surat Ijin Penelitian

7. Surat Telah Selesai Melakukan Penelitian

xii

Page 13: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perokok aktif adalah seseorang yang benar-benar memiliki

kebiasaan merokok, dan perokok pasif adalah seseorang yang tidak

memiliki kebiasaan merokok, namun terpaksa harus mengisap asap rokok

yang dihembuskan oleh orang lain yang kebetulan ada didekatnya.

Meskipun perokok pasif tidak merokok, tetapi perokok pasif memiliki

resiko yang sama dengan perokok aktif salah satunya yaitu wanita hamil

berkemungkinan melahirkan bayi premature atau bayi lahir cukup bulan,

tetapi berat badan kurang dari normal (Aulia, 2010). Bayi yang lahir dari

lingkungan perokok, rata-rata 200 gram lebih ringan dari bayi non

perokok. Selain ibu perokok, ayah yang merokok juga berhubungan

dengan pertumbuhan janin yang terlambat. Ayah yang merokok

berhubungan dengan penurunan berat bayi lahir (Yulifah, 2009).

Kelahiran Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Indonesia Menurut

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2007, angka kematian

neonatal sebesar 19 per 1.000 kelahiran hidup. Dalam 1 tahun, sekitar

86.000 bayi usia 1 bulan meninggal. Artinya setiap 6 menit ada 1 (satu)

neonatus meninggal. Di rumah sakit pusat rujukan sekitar 15-20% bayi

dilahirkan dengan berat lahir rendah sedangkan jumlah kelahiran BBLR

secara nasional adalah (11,5%) (Kemenkes RI, 2010).

1

Page 14: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

2

Di Sulawesi Tenggara pada tahun 2014 menunjukkan bahwa dari

4.957 persalinan, terdapat sebanyak 478 kasus (9,64%) kejadian BBLR,

pada tahun 2015 meningkat menjadi 482 kasus (9,67%) dari 4.984

persalinan (Depkes Sultra, 2015).

Untuk Kota Kendari tahun 2013, terdapat 2.646 persalinan, 167

kasus (6,31%) merupakan kejadian BBLR, pada tahun 2014 dari 1.699

persalinan, terdapat 157 kasus (9,24%) kejadian bayi dengan BBLR.

Sedangkan pada tahun 2015 terdapat 1.735 persalinan, dimana terdapat

168 kasus (9,68%) kejadian BBLR (Dinkes Kota Kendari, 2015).

Berdasarkan data dari bidang pelayanan kesehatan (YanKes)

RSUD Kota Kendari terdapat 77 bayi (10,27%) dengan kasus BBLR dari

750 kelahiran pada tahun 2015, dan terdapat 101 bayi (17,50%) dengan

kasus BBLR dari 577 kelahiran pada tahun 2016 sampai dengan bulan

September (RSUD Kota Kendari, 2016).

Merokok membahayakan hampir semua organ tubuh,

menimbulkan banyak penyakit, serta mempengaruhi kesehatan bagi

perokok secara umum. Ibu perokok pasif memiliki kesamaan dengan

perokok aktif, meskipun secara langsung tidak merokok. Namun ibu

perokok pasif mempunyai dampak yang sama terhadap janin yang

dikandungnya. Hal ini dikarenakan masuknya beberapa zat berbahaya di

dalam rokok kedalam tubuh diantaranya adalah nikotin dan karbon

monoksida (Aulia, 2010). Zat nikotin dan karbon monoksida yang beredar

dalam tubuh bumil diserap oleh bayi saat masih dalam kandungan.

Keduanya zat tersebut memiliki efek menyempitkan saluran-saluran

Page 15: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

3

pembuluh darah sehingga dapat memperkecil kadar oksigen dan nutrisi

yang mengalirke dalam tubuh ibu hamil (bumil). Akibatnya, janin akan

menerima asupan nutrisi dan oksigen dalam jumlah yang sedikit sehingga

berisiko tinggi melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR)

(Jaya, 2009).

Sebagai racun, karbon monoksida akan mengurangi oksigen yang

dibawa oleh darah. Semakin banyak karbon monoksida dalam darah bayi,

maka akan semakin rendah berat badan bayi saat kelahiran. Zat kimia

yang terisap dari asap rokok akan membatasi pertumbuhan janin dengan

mengurangi jumlah sel yang dihasilkan baik dalam tubuh bayi maupun

dalam otak. Nikotin menjadikan pembuluh darah mengerut dan oleh

karena itu mengurangi suplai darah ke plasenta yang mengganggu

perkembangan bayi. Racun nikotin dapat mempengaruhi bahkan

menghambat proses aliran darah dari ibu kepada janin, akibatnya

perkembangan bayi menjadi terlambat. Kondisi ini berjalan terus hingga

memasuki masa persalinan, dan menyebabkan bayi lahir dengan berat

badan kurang dari 2500 gram (Sari, 2008).

Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi dengan

Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) salah satunya masalah fisik yaitu

mengalami penyakit parukronis. Keadaan ini dapat disebabkan karena

infeksi, kebiasaan ibu merokok, dan radiasi udara dilingkungan

(Proverawati, dkk., 2010). Salah satu upaya menurunkan terjadinya Berat

Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah dengan menghentikan kebiasaan

merokok, menggunakan obat-obatan terlarang dan alkohol, tidak merokok

Page 16: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

4

dan menghindari asap rokok (Proverawati, dkk., 2010). Calon ibu

sebaiknya berhenti merokok saat hamil, sehingga resiko pada dirinya dan

bayi dapat dihindari. Begitu juga dengan ibu hamil yang menjadi perokok

pasif sebaiknya menghindari perokok tersebut karena sedikit banyak

dapat berisiko pada kehamilan (Nirwana, 2011).

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti pada 10

orang ayah yang memiliki bayi dengan BBLR ditanyakan tentang

kebiasaan merokok di dekat istri selama kehamilan sebanyak 7 orang

diantaranya menjawab ya dan 3 orang menjawab tidak merokok.

Berdasarkan angka kejadian di atas, maka peneliti telah melakukan

penelitian untuk mengetahui hubungan kebiasaan merokok suami dengan

kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Ruang Perinatologi RSUD

Kota Kendari Tahun 2017.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah

dalam penelitian ini adalah: “Apakah ada hubungan kebiasaan merokok

suami dengan kejadian berat badan lahir rendah (BBLR) di Ruang

Perinatologi RSUD Kota Kendari Tahun 2017?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui hubungan kebiasaan merokok suami

dengan kejadian berat badan lahir rendah (BBLR) di Ruang

Perinatologi RSUD Kota Kendari Tahun 2017.

Page 17: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

5

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengidentifikasi kebiasaan merokok suami.

b. Untuk mengidentifikasi kejadian berat badan lahir rendah.

c. Untuk menganalisis hubungan kebiasaan merokok suami dengan

kejadian berat badan lahir rendah (BBLR) di Ruang Perinatologi

RSUD Kota Kendari.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan kajian dan sumbangan pemikiran untuk

kegiatan penelitian selanjutnya.

2. Bagi Masyarakat

Memberikan informasi dan sebagai bahan masukan kepada

masyarakat mengenai hubungan kebiasaan merokok suami dengan

kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).

3. Bagi Peneliti

Peneliti mendapatkan informasi dan menambah pengetahuan

mengenai hubungan kebiasaan merokok suami dengan terjadinya

berat badan lahir rendah (BBLR).

E. Keaslian Penelitian

Berdasarkan penelusuran kepustakaan yang sudah dilakukan oleh

peneliti, hasil penelitian yang mirip dengan penelitian yang akan dilakukan

ini adalah hasil penelitian Arni Salam (2012) dengan judul: Faktor-Faktor

Yang Mempengaruhi Terjadinya Berat Badan Lahir Rendah di RSU Dewi

Page 18: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

6

Sartika Kota Kendari Periode Januari 2010-Desember 2012. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa faktor umur, paritas, dan jarak kehamilan

mempengaruhi terjadinya BBLR pada bayi di RSU Dewi Sartika Kota

Kendari.

Perbedaan dengan penelitian ini adalah penggunaan variabel

penelitian, dimana pada penelitian ini menggunakan variabel kebiasaan

ayah merokok serta lokasi penelitian.

Penelitian Dewi (2012) dengan judul: Hubungan Faktor Ibu dan

Janin dengan Kelahiran Bayi BBLR di RSUP Dr. Moh. Hoesin Palembang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor ibu yang berhubungan dengan

kejadian bayi BLR adalah usia ibu, riwayat melahirkan bayi BBLR, jarak

kelahiran, kebiasaan merokok ibu.

Perbedaan dengan penelitian ini adalah penggunaan variabel

penelitian, dimana pada penelitian ini menggunakan variabel kebiasaan

ayah merokok, lokasi penelitian dan metode penelitian yang digunakan.

Page 19: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Tentang Kebiasaan Merokok

1. Definisi Kebiasaan Merokok

Kebiasaan merokok adalah aktivitas seseorang yang

merupakan respon orang tersebut terhadap rangsangan dari luar yaitu

faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang untuk merokok dan dapat

diamati secara langsung. Sedangkan merokok adalah membakar

tembakau kemudian dihisap, baik menggunakan rokok maupun

menggunakan pipa. Temperatur sebatang rokok yang tengah dibakar

adalah 90 derajat Celcius untuk ujung rokok yang dibakar dan 30

derajat Celcius untuk ujung rokok yang terselip diantara bibir perokok

(Istiqomah, 2009).

Munculnya kebiasaan dari organisme ini dipengaruhi oleh

faktor stimulus yang diterima, baik stimulus internal maupun stimulus

ekternal. Seperti halnya perilaku lain; kebiasaan merokok pun muncul

karena adanya faktor internal (faktor biologis dan psikologis, seperti

kebiasaan merokok dilakukan untuk mengurangi stres) dan faktor

eksternal (faktor lingkungan sosial, seperti terpengaruh oleh teman

sebaya). Sari dkk (2009) menyebutkan bahwa kebiasaan merokok

adalah aktivitas menghisap atau menghirup asap rokok dengan

menggunakan pipa atau rokok.

7

Page 20: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

8

Menurut Ogawa dalam Triyanti (2010) dahulu kebiasaan

merokok disebut sebagai suatau kebiasaan atau ketagihan, tetapi

dewasa ini merokok disebut sebagai tabaco dependency sendiri dapat

didefinisikan sebagai kebiasaan penggunaan tembakau yang menetap,

biasanya lebih dari setengah bungkus per hari, dengan adanya

tambahan ditres yang disebabkan oleh kebutuhan akan tembakau

secara berulang-ulang. Kebiasaan merokok dapat juga didefinisikan

sebagai aktivitas subjek yang berhubungan dengan perilaku

merokoknya, yang diukur melalui intensitas merokok, waktu merokok,

dan fungsi merekok dalam kehidupan sehari-hari (Komalasari & Helmi,

2010).

Intensitas merokok sebagai wujud dari kebiasaan merokok

menurut Bustan (2010), rokok aktif adalah asap rokok yang berasalah

dari isapan perokok atau asap utama pada rokok yang dihisap

(mainstream). Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

perokok aktif (active smoker) adalah orang yang merokok dan

langsung menghisap rokok serta bisa mengakibatkan bahaya bagai

kesehatan diri sendiri maupun lingkungan sekitar.

Perokok pasif adalah asap rokok yang dihirup oleh seseorang

yang tidak merokok (pasive smoker). Asap rokok merupakan polutan

bagi manusia dan lingkungan sekitarnya. Asap rokok lebih berbahaya

terhadap perokok pasif daripada perokok aktif. Asap rokok sigaret

kemungkinan besar bahayanya terhadap mereka yang bukan perokok,

terutama di tempat tertutup. Asap rokok yang dihembuskan oleh

Page 21: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

9

perokok aktif dan terhirup oleh perokok pasif, lima kali lebih banyak

mengandung karbon monoksida, empat kali lebih banyak mengandung

tar dan niotin (Wardoyo, 2006).

Rokok merupakan salah satu zat adiktif, yang bila digunakan

dapat mengakibatkan bahaya kesehatan bagi individu dan masyarakat

(Aulia, 2010). Berdasarkan PP No. 19 tahun 2003, diketahui bahwa

rokok adalah hasil olahan tembakau yang dibungkus, termasuk cerutu

ataupun bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana

Tabacum, Nicotiana Rustica, dan spesies lainnya, atau sintesisnya

yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan

tambahan.

Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk

cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana

Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang

mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan (PP

No 19 dalam Sarafino, 2009).

Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70

hingga 120 milimeter (berfariasi tergantung Negara) dengan diameter

sekitar 10 milimeter yang berisi daun-daun tembakau yang telah

dicacah (Jaya, 2009).

Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau

kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam

kantong. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan

tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang

Page 22: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

10

memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat

ditimbulkan karena merokok, misalnya kanker paru-paru atau serangan

jantung walaupun pada kenyataannya itu hanya tinggal hiasan, jarang

sekali dipatuhi (Gondodiputro dalam Sarafino, 2009).

Merokok merupakan suatu pemandangan yang sangat tidak

asing. Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan

bagi perokok, namun di lain pihak dapat menimbulkan dampak buruk

bagi perokok sendiri maupun orang-orang disekitarnya. Dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia, merokok adalah menghisap gulungan

tembakau yang dibungkus dengan kertas (Fajar dalam Valleria, 2009).

Asap rokok mengandung ribuan zat kimia, atau komponen

asap, juga disebut sebagai “emisi asap”. Komponen asap yang paling

luas dikenal adalah tar, nikotin, dan karbonmonoksida (CO). Selain

zat-zat ini, hingga saat ini lebih dari 7,000 zat kimia telah diketahui

terkandung dalam asap rokok. Dinas kesehatan masyarakat telah

menggolongkan sekitar 70 komponen asap sebagai kemungkinan

penyebab penyakit yang terkait dengan merokok, seperti kanker paru,

penyakit jantung, dan emfisema (Triswanto, 2012).

Rokok adalah suatu zat yang dapat mempengaruhi keadaan

psikologis seseorang. Pada masa pertumbuhan, zat dalam rokok

(nikotin) bahkan dapat mempengaruhi perkembangan fisik. Bahkan ini

diperparah jika, seorang wanita hamil mengisap rokok, yang dapat

mempengaruhi secara langsung perkembangan fisik janin yang

dikandungnya. Merokok ada dua macam, baik perokok aktif maupun

Page 23: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

11

pasif. Seorang istri yang hamil misalnya, akan selalu menjadi perokok

pasif dari suami yang menjadi perokok aktif. Perokok pasif adalah

mereka yang tidak merokok tetapi menghisap ETS (Environmental

Tobacco Smoke). ETS adalah asap rokok utama dan asap rokok

sampingan yang dihembuskan kembali oleh perokok. Bagi orang yang

tidak merokok, asap rokok selalu tidak menyenangkan, berbau,

mengiritasi hidung dan mata. Risiko menghirup asap rokok orang lain

tidak sebesar menghirup asap rokok sendiri, tetapi risikonya tetap

bermakna (Trim, 2012).

2. Faktor-Faktor Penyebab

Menurut Mu’tadin dalam Valleria (2009) kebiasaan merokok

pada individu juga dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain yaitu:

a. Lingkungan sosial, yaitu: segala aktivitas kehidupan yang paling

dekat dengan individu seperti teman-teman, kawan-kawan sebaya,

orang tua, saudara-saudara dan media massa.

b. Variabel demografi, yaitu: bagian-bagian dari masyarakat seperti

umur dan jenis kelamin.

c. Sosio kultural, yaitu: norma-norma dalam masyarakat yang terdiri

dari kebiasaan budaya, kelas sosial, tingkat pendidikan,

penghasilan dan gengsi pekerjaan.

d. Variabel politik, yaitu: berupa usaha memperlancar kampanye-

kampanye promosi kesehatan untuk mengurangi perilaku merokok.

Menurut Sarafino cit Aulia (2010) bahwa ada tiga faktor

yang mempengaruhi seseorang terbiasa merokok, yaitu:

Page 24: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

12

a. Faktor Sosial

Manusia adalah makhluk sosial, sehingga ada saling

ketergantungan atau dengan kata lain tidak bias hidup sendiri.

Sebagai mahluk sosial manusia mempunyai dorongan untuk

mengadakan hubungan dengan orang lain, sehingga perilaku

individu tidak terlepas dari lingkungan sosialnya. Seorangyang

tidak merokok, namun hidup atau bekerja diantara orang perokok

maka kemungkinan besar dia akan terpengaruh ikut merokok.

b. Faktor Psikologis

Salah satu faktor psikologis yang menyebabkan seseorang

merokok, yaitu demi relaksasi, ketenangan, serta mengurangi

kecemasan atau ketegangan. Perokok secara sudut pandang

psikologis dikarenakan adanya kebutuhan untuk mengatasi diri

sendiri secara mudah dan efektif dan rokok itulah yang dijadikan

pilihan untuk memenuhi kebutuhannya tersebut. Gejala yang dapat

dicermati untuk mengenali alasan merokok adalah karena

ketagihan, kebutuhan mental, dan karena kebiasaan.

c. Faktor Farmakologis

Salah satu zat yang terdapat dalam rokok adalah nikotin

yang mempengaruhi perasaan atau kebiasaan. Hal ini

menyebabkan seseorang merasa nikmat saat merokok, sehingga

seseorang yang sudah pernah mencoba merokok akan ketagihan

dan mengulanginya lagi (Jaya, 2009).

Page 25: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

13

3. Tipe-Tipe Perokok

a. Perokok aktif (Active Smoker)

Perokok aktif adalah seseorang yang benar-benar memiliki

kebiasaan merokok. Merokok sudah menjadi bagian hidupnya,

sehingga rasanya tidak enak bila sehari saja tidak merokok. oleh

karena itu, ia akan melakukan apapun demi mendapatkan rokok,

kemudian merokok (Aulia, 2010).

b. Perokok Pasif(Passive Smoker)

Perokok pasif adalah seseorang yang tidak memiliki

kebiasaan merokok, namun terpaksa harus mengisap asap rokok

yang dihembus oleh orang lain yang kebetulan ada didekatnya.

Meskipun perokok pasif memiliki resiko yang sama dengan perokok

aktif dalam hal terkena penyakit yang disebabkan oleh rokok.

Perokok pasif mempunyai resiko yang sama dengan perokok aktif

karena perokok pasif juga menghirupkan dungan karsinogen (zat

yang memudahkan timbulnya kanker) dan 4.000 partikel lain yang

ada pada asap rokok (Aulia, 2010).

Selain perokok aktif dan perokok pasif masih ada tipe-tipe

perokok yang lain. Menurut Sitepoe, tipe perokok ada 5 yaitu:

a. Tidak merokok, yaitu tidak merokok selama hidup.

b. Perokok ringan, yaitu merokok berselang-seling.

c. Perokok sedang, yaitu merokok setiap hari dalam kuantum kecil.

d. Perokok berat, yaitu merokok lebih dari satu bungkus setiap hari.

Page 26: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

14

e. Berhenti merokok, yaitu semula merokok, kemudian berhenti dan

tidak pernah merokok lagi (Aulia, 2010).

Perokok pasif tidak merokok, tetapi perokok pasif memiliki

risiko yang sama dengan perokok aktif dalam hal terkena penyakit

yang disebabkan oleh rokok. Berbagai studi bahwa perokok pasif

memiliki resiko sama dengan perokok aktif dalam hal-hal berikut:

a. Kemungkinan mengalami serangan kanker paru, kanker payudara,

kanker ginjal, kanker pankreas, dan kanker otak karena

memperoleh nikotin dari asap rokok.

b. Kemungkinan terkena penyakit jantung dan pembuluh darah

(stroke).

c. Kemungkinan mengalami serangan asma bronkhiale.

d. Kemungkinan terkena gangguan kognitif dan demensia (mudah

lupa).

e. Wanita hamil berkemungkinan melahirkan bayi prematur atau bayi

lahir cukup bulan, tetapi berat badan kurang dari normal.

f. Mudah terkena serangan infeksi dihidung dan tenggorokan.

g. Anak-anak mudah terserang asma, meninggal pada usia muda,

infeksi paru-paru, mudah mengalami alergi, dan mudah terkena

TBC paru.

4. Klasifikasi Perokok

Mu’tadin dalam Trim (2012) membagi tipe merokok menjadi

empat golongan sebagai berikut:

Page 27: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

15

a. Perokok sangat berat adalah bila mengkonsumsi rokok lebih dari

31 batang perhari dengan selang merokok lima menit setelah

bangun tidur di pagi hari.

b. Perokok berat merokok sekitar 21-30 batang sehari dengan selang

waktu merokok berkisar 6-30 menit setelah bangun tidur pagi hari.

c. Perokok sedang menghabiskan rokok 11-21 batang dengan selang

waktu 31-60 menit setelah bangun pagi.

d. Perokok ringan menghabiskan rokok sekitar 10 batang dengan

selang waktu 60 menit dari bangun pagi.

5. Bahaya Merokok Bagi Kesehatan

Menurut Jaya (2009), banyak penelitian membuktikan

kebiasaan merokok meningkatkan risiko timbulnya berbagai penyakir

seperti penyakit jantung dan gangguan pembuluh darah, kanker paru-

paru, kanker rongga mulut, kanker laring, kanker osefagus, bronchitis,

tekanan darah tinggi, impotensi, serta gangguan kehamilan dan cacat

pada janin.

a. Stroke

Penyumbatan pembuluh darah otak yang bersifat

mendadak atau stroke banyak dikaitkan dengan merokok. Risiko

stroke dan risiko kematian lebih tinggi pada perokok dibandingkan

bukan perokok (Ellizabet dalam Sarafino, 2009).

b. Impotensi

Nikotin yang beredar melalui darah akan dibawa ke seluruh

tubuh termasuk organ-organ reproduksi. Zat ini dapat menganggu

Page 28: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

16

proses spermatogenesis sehingga kualitas sperma menjadi buruk.

Selain kerusakan kualitas sperma, rokok juga menjadi faktor risiko

gangguan fungsi seksual, khususnya gangguan disfungsi ereksi

(Ellizabet dalam Sarafino, 2009).

c. Kanker

Merokok dapat menyebabkan kanker. Kematian akibat

kanker yang disebabkan oleh merokok pun semakin meningkat.

Kematian karena kanker (terutama kanker paru-paru meningkat 20

kali lebih besar dibandingkan orang yang tidak merokok. Berbagai

jenis kanker yang risikonya meningkat akibat merokok antara lain

kanker trakea, bronkus, paru-paru, kanker mulut dan orofaring,

kanker lambung, kanker kandung kemih, kanker esophagus, kanker

ginjal dan ureter (Ellizabet dalam Sarafino, 2009).

d. Jantung

Nikotin yang terkandung dalam rokok menyebabkan

efinefrin dan norepinefrin dalam darah meningkat, yang

menyebabkan jantung berdebar lebih cepat dan pembuluh darah

berkontraksi atau menyempit. Debar jantung yang lebih cepat akan

meningkatkan kebutuhan akan oksigen pada otot jantung.

Sementara itu, penyediaan oksigen menjadi menurun karena

oksigen yang ada akan diikat oleh carbon monoksida (CO) yang

dihasilkan rokok. Dalam hal ini nikotin yang berperan membuat

irama jantung tidak teratur, menimbulkan kerusakan jaringan dalam

Page 29: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

17

pembuluh darah, sehingga serangan jantung mengikutinya

(Bangun dalam Sarafino, 2009).

e. Kanker Paru

Menurut POM RI bahwa satu dari sepuluh dari perokok

berat akan menderita kanker paru. Pada kasus dapat berakibat

fatal dan menyebabkan kematian (Nasir dalam Sarafino, 2009).

Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi

saluran nafas dan jaringan paru-paru. Pada saluran nafas besar,

sel mukosa membesar (hypertrofi) dan kelenjar mucus bertambah

banyak (hyperplasia). Pada saluran nafas kecil, terjadi radang

ringan hingga penyempitan akibat bertambahnya sel dan

penumpukkan lendir. Pada jaringan paru-paru, terjadi peningkatan

jumlah sel radang dan kerusakan alveoli (Caldwell dalam Sarafino,

2009).

f. Kelainan Sperma

Berbagai racun rokok dapat merusak DNA yang mengubah

bentuk sperma, yang akhirnya menyebabkan keguguran atau

kelainan cacat (Ellizabet dalam Sarafino, 2009).

g. Pengaruh rokok pada telinga, hidung dan tenggorokan

Asap rokok yang menimbulkan iritasi pada saluran

eustachius, yaitu saluran yang menghubungkan telinga tengah dan

tenggorokan. Iritasi menyebabkan selaput lender yang melindungi

saluran ini mengeluarkan lender di luar batas yang wajar. Ini

Page 30: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

18

memicu munculnya radang dan ini pada akhirnya akan

menimbulkan ketulian (Bangun dalam Sarafino, 2009).

Merokok akan mengakibatkan rangsangan pada

tenggorokan, karena zat-zat tar akan menyerang selapot-selaput

halus pada saluran pernapasan. Zat ini akan dipindahkan ke dalam

cabang-cabang tenggorokan dan paru-paru dengan perantara

asap, dan sesudah itu disimpan pada selaput lendir pembuluh-

pembuluh ini, sehingga menyebabkan banyaknya rangsangan

setempat ini. Ini mengakibatkan hambatan pada saluran paru-paru

menyebabkan orang sukar bernafas. Karena itu seorang perokok

akan lebih sering terserang penyakit saluran pernafasan (Bangun

dalam Sarafino, 2009).

B. Telaah Tentang Berat Badan Lahir Rendah

1. Pengertian

Bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir

dengan berat badan kurang dari 2.500 gram tanpa memandang masa

kehamilan. Secara umum bayi dengan berat badan lahir rendah

(BBLR) berhubungan dengan usai kehamilan yang belum cukup bulan

(premature) disamping itu juga disebabkan dismaturitas. Artinya bayi

lahir cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu), tetapi berat badan (BB)

lahirnya lebih kecil ketimbang masa kehamilannya, yaitu tidak

mencapai 2.500 gram (Proverawati, dkk, 2010).

Page 31: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

19

Bayi yang berada dibawah persentil 10 dinamakan ringan

untuk umur kehamilan. Kongres European Perinatal Medicine II yang

diadakan di London juga diusulkan definisi untuk mendapatkan

keseragaman tentang maturitas bayi lahir, yaitu sebagai berikut

(Proverawati, dkk., 2010):

a. Bayi kurang bulan, adalah bayi dengan masa kehamilan kurang

dari 37 minggu (259 hari).

b. Bayi cukup bulan, adalah bayi dengan masa kehamilan mulai dari

37 minggu sampai 42 minggu (259-293 hari).

c. Bayi lebih bulan adalah bayi dengan masa kehamilan mulai dari 42

minggu atau lebih dari 294 hari.

2. Problematika Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

Alat tubuh bayi prematur belum berfungsi seperti bayi matur.

Oleh sebab itu, ia mengalami lebih banyak kesulitan untuk hidup di luar

uterus ibunya. Makin pendek masa kehamilannya makin kurang

sempurna pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya, dengan akibat

makin tinggi angka kematiannya. Dalam hubungan ini sebagian besar

kematian perinatal terjadi pada bayi-bayi prematur (Proverawati, dkk.,

2010).

Bersangkutan dengan kurang sempurnanya alat-alat dalam

tubunya baik anatomik maupun fisiologi maka mudah timbul beberapa

kelainan seperti berikut:

a. Gangguan pernapasan yang sering menimbulkan penyakit berat

pada BBLR.

Page 32: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

20

b. Gangguan alat pencernaan dan problema nutrisi.

c. Imatur hati memudahkan terjadinya hiperbilirubinemia dan

defisiensi vitamin K.

d. Suhu tubuh yang tidak stabil oleh karena kesulitan

mempertahankan suhu tubuh yang disebabkan oleh penguapan

yang akibat dari kurangnya jaringan lemak di bawah kulit.

e. Ginjal yang imatur baik secara anatomis maupun fungsinya.

Produksi urine yang sedikit, urea clearance yang rendah, tidak

sanggup mengurangi kelebihan air tubuh dan elektrolik dari badan

dengan akibat mudah terjadi oedema dan asidosis metabolik.

f. Perdarahan mudah terjadi karena pembuluh darah yang rapuh.

g. Gangguan immunologik, daya tahan tubuh terhadap infeksi

berkurang karena rendahnya kadar IgG gamma globulin. Bayi

prematur relatif belum sanggup membentuk antibodi dan daya

fagositas serta reaksi terhadap peradangan masih belum baik.

h. Perdarahan intravertikuler (Proverawati, dkk, 2010).

3. Gambaran Klinis

Karakteristik untuk bayi BBLR adalah berat badan lahir sama

dengan atau kurang dari 2.500 gram, panjang badan kurang atau

sama dengan 46 cm, lingkaran dada kurang dari 30 cm, lingkaran

kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm, umur kehamilan kurang

dari 37 minggu (Proverawati, dkk., 2010).

Kepala relatif lebih besar dari badannya, kulit tipis, transparan,

lanugonya banyak, lemak subkutan kurang sering tampak peristaltik

Page 33: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

21

usus. Tangisnya lemah dan jarang, pernapasan tidak teratur sering

timbul apnea. Bila hal ini sering terjadi dan setiap serangan lebih dari

20 detik maka kemungkinan timbulnya kerusakan otak yang permanen

lebih besar. Otot-otot masih hipotonik, sehingga sikap selalu dalam

keadaan kedua paha dalam abduksi, sendi lutut dan pergelangan kaki

dalam fleksi atau lurus dan kepala mengarah ke suatu sisi.

Refleks tonik-leher lemah dan refleks moro positif. Gerakan

otot jarang akan tetapi lebih baik bayi cukup bulan. Daya isap lemah

terutama dalam hari-hari pertama. Bayi yang lapar akan menangis,

gelisah dan menggerak-gerakan badannya. Bila tanda-tanda lapar

tersebut tidak timbul dalam waktu 96 jam, maka harus curiga akan

adanya perdarahan intraventikuler atau infeksi. Oedema biasanya

sudah terlihat segera sesudah lahir dan makin bertambah jelas dalam

24-28 jam berikutnya. Kulit mengkilat, licin, piting oedema dan oedema

ini dapat berpindah dengan perubahan posisi. Oedema yang hebat

merupakan tanda bahaya bagi bayi tersebut. Oedema ini sering

berhubungan dengan perdarahan antepartum, toksemia gravidarum

dan diabetes mellitus: frekuensi nadi berkisar antara 100-140/menit

pada hari pertama frekuensi pernapasan 40-50/menit. Pada hari-hari

berikutnya 35-45/menit yang disebabkan karena peredaran darah yang

masih lamban. Bila frekuensi penapasan terus meningkat dan selalu di

atas 60/menit, harus waspada terhadap kemungkinan terjadinya

sindroma gangguan pernapasan seperti membran hialin, pneumonia

gangguan metabolik atau gangguan susunan saraf pusat. Dalam hal

Page 34: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

22

ini harus dicari penyebabnya misalnya dengan membuat foto paru.

Pemeriksaan ultrasonografi dan lain-lain (Proverawati, dkk., 2010).

4. Faktor Penyebab Terjadinya BBLR

Penyebab terjadinya BBLR secara umum bersifat

multifaktorial, sehingga kadang mengalami kesulitan untuk melakukan

tindakan pencegahan. Faktor-faktor yang secara umum berhubungan

dengan bayi BBLR adalah sebagai berikut:

a. Faktor ibu

1) Angka kejadian prematuritas tertinggi adalah kehamilan pada

usia < 20 tahun atau > 35 tahun.

2) Kehamilan ganda (multi gravida)

3) Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek (kurang dari 1

tahun)

4) Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya

b. Keadaan sosial ekonomi

1) Kejadian tertinggi terdapat pada golongan sosial ekonomi

rendah

2) Mengerjakan aktivitas fisik beberapa jam tanpa istrahat

3) Keadaan gizi yang kurang baik

4) Pengawasan antenatal yang kurang

5) Kejadian prematuritas pada bayi yang lahir dari perkawinan

yang tidak sah ternyata lebih tinggi bila dibandingkan dengan

bayi yang lahir dari perkawinan yang sah.

Page 35: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

23

c. Sebab lain

1) Ibu perokok

2) Ibu peminum alcohol

3) Ibu pecandu obat narkotik

4) Penggunaan obat anti metabolik.

d. Faktor janin

1) Kelainan kromosom (trisomy autosomal)

2) Infeksi janin kronik (inklusi sitomegali, rubella bawaan)

3) Disautonomia familial

4) Kehamilan ganda / kembar (gemeli)

5) Aplasia pancreas

e. Faktor plasenta

1) Berat plasenta berkurang atau berongga atau keduanya

(hidramnion)

2) Plasentitis vilus (bakteri, virus dan parasit)

3) Infark

4) Tumor (korioangioma, mola hidatidosa)

5) Plasenta yang lepas

6) Sindrom plasenta yang lepas

7) Sindrom transfusi bayi kembar (sindrom parabiotik)

f. Faktor lingkungan:

1) Bertempat tinggal di dataran tinggi

2) Terkena radiasi

3) Terpapar zat beracun (Proverawati, dkk., 2010).

Page 36: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

24

Berdasarkan tipe BBLR, penyebab terjadinya bayi BBLR dapat

digolongkan menjadi sebagai berikut:

a. BBLR tipe KMK, disebabkan oleh:

1) Ibu hamil yang kekurangan nutrisi

2) Ibu memiliki hipertensi, preeklamsia, atau anemia

3) Kehamilan kembar, kehamilan lewat waktu

4) Malaria kronik, penyakit kronik

5) Ibu hamil merokok

b. BBLR tipe premature, disebabkan oleh:

1) Pernah melahirkan bayi prematur sebelumnya

2) Berat badan ibu yang rendah, ibu hamil yang masih remaja,

kehamilan kembar

3) Cervical incompetence (mulut rahim yang lemah hingga tidak

mampu berat bayi dalam rahim)

4) Perdarahan sebelum atau saat persalinan (antepartum

hemorhage)

5) Ibu hamil yang sedang sakit (Proverawati, dkk., 2010).

5. Penatalaksanaan BBLR

Ada beberapa cara penatalaksanaan BBLR yaitu:

a. Pengaturan Suhu

Bayi BBLR mudah dan cepat sekali menderita hipotermia

bila berada di lingkungan yang dingin.kehilangan panas disebabkan

oleh permukaan tubuh bayi yang relatif lebih luas, bila

Page 37: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

25

dibandingkan dengan berat badan, kurang jaringan lemak di bawah

kulit dan kekurangan lemak cokelat (brown fat). Untuk mencegah

hipotermia, perlu diusahakan lingkungan yang cukup hangat untuk

bayi dalam keadaan istrahat konsumsi oksigen paling sedikit,

sehingga suhu tubuh bayi tetap normal. Bila bayi di rawat dalam

inkubator, maka suhu tubuh bayi dengan berat badan kurang dari 2

kg adalah 35oC, dan untuk bayi dengan berat badan 2-2,5 kg 34oC,

agar ia dapat mempertahankan suhu tubuh 37oC, kelembapan

inkubator berkisar antara 50-60 persen. Kelembapan lebih tinggi

diperlukan pada bayi dengan sindroma gangguan pernapasan.

Suhu inkubator dapat diturunkan 1oC perminggu untuk bayi dengan

berat badan 2 kg dan secara berangsur-angsur ia dapat diletakkan

di dalam tempat tidur bayi dengan suhu lingkungan 27oC-29oC

(Proverawati, dkk., 2010).

b. Mempertahankan Suhu Tubuh

BBLR mudah mengalami hipotermia, oleh sebab itu suhu

tubuhnya harus dipertahankan dengan ketat dengan cara

memberikan sinar panas, selimut, lampu panas, bantalan panas

dan botol air hangat, disertai dengan pengaturan suhu dan

kelembaban ruangan (Proverawati, dkk, 2010).

c. Mencegah Infeksi

Bayi BBLR sangat rentan akan infeksi. Infeksi terutama

disebabkan oleh infeksi nosokomial. Rentan terhadap infeksi ini

disebabkan oleh kadar immunoglobulin serum pada bayi BBLR

Page 38: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

26

masih rendah, aktivitas bakterisidal neotrofil, efek sitotoksik limfosit

juga masih rendah dan fungsi imun belum berpengalaman.

Langkah yang harus dilakukan dalam pencegahan infeksi antara

lain mencuci tangan sebelum memegang bayi, pemakaian masker

dan baju khusus dalam penanganan bayi BBLR (Proverawati, dkk.,

2010).

d. Penimbangan

Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi/nutrisi

bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu

penimbangan berat badan harus dilakukan dengan ketat

(Proverawati, dkk., 2010).

e. Makanan bayi

Pada bayi BBLR refleks mengisap dan menelan belum

terbentuk sempurna, kapasitas lambung masih sedikit, daya enzim

pencernaan terutama lipase masih kurang di samping itu

kebutuhan protein 3-5 gram perhari dan tinggi kalori (110

kal/kg/hari) oleh bayi, agar berat badan bertambah sebaik-baiknya

jumlah ini lebih tinggi dari yang di perlukan. Awasi dan hitung

kebutuhan kalori bayi, mulai pemberian ASI atau susu dengan botol

2-6 jam setelah kelahiran, mulai dengan 3-5 mL setiap pemberian

interval 3 jam. Pemberian bisa di tambah bila bayi menunjukkan

toleransi yang baik. Pemberi ASI jangan dihentikan sampai bayi

menunjukkan bahwa ia dapat makan melalui botol susu dan berat

badannya bisa bertambah (Pantiawati I, 2010).

Page 39: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

27

C. Telaah Tentang Hubungan Kebiasaan Merokok dengan BBLR

Merokok membahayakan hampir semua organ tubuh,

menimbulkan banyak penyakit, serta mempengaruhi kesehatan bagi

perokok secara umum. Ibu perokok pasif memiliki kesamaan dengan

perokok aktif, meskipun secara langsung tidak merokok. Namun ibu

perokok pasif mempunyai dampak yang sama terhadap janin yang

dikandungnya. Hal ini dikarenakan masuknya beberapa zat berbahaya di

dalam rokok kedalam tubuh diantaranya adalah nikotin dan karbon

monoksida (Aulia, 2010). Zat nikotin dan karbon monoksida yang beredar

dalam tubuh bumil diserap oleh bayi saat masih dalam kandungan.

Keduanya zat tersebut memiliki efek menyempitkan saluran-saluran

pembuluh darah sehingga dapat memperkecil kadar oksigen dan nutrisi

yang mengalirke dalam tubuh ibu hamil (bumil). Akibatnya, janin akan

menerima asupan nutrisi dan oksigen dalam jumlah yang sedikit sehingga

berisiko tinggi melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR)

(Jaya, 2009).

Sebagai racun, karbon monoksida akan mengurangi oksigen yang

dibawa oleh darah. Semakin banyak karbon monoksida dalam darah bayi,

maka akan semakin rendah berat badan bayi saat kelahiran. Zat kimia

yang terisap dari asap rokok akan membatasi pertumbuhan janin dengan

mengurangi jumlah sel yang dihasilkan baik dalam tubuh bayi maupun

dalam otak. Nikotin menjadikan pembuluh darah mengerut dan oleh

karena itu mengurangi suplai darah ke plasenta yang mengganggu

Page 40: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

28

perkembangan bayi. Racun nikotin dapat mempengaruhi bahkan

menghambat proses aliran darah dari ibu kepada janin, akibatnya

perkembangan bayi menjadi terlambat. Kondisi ini berjalan terus hingga

memasuki masa persalinan, dan menyebabkan bayi lahir dengan berat

badan kurang dari 2500 gram (Sari, 2008).

Tingkat karbon monoksida lebih tinggi dalam darah perokok dan

berapapun tingkat monoksida yang ada dalam darah wanita, tetap lebih

tinggi dalam darah bayi. Sebagai racun, karbon monoksida akan

mengurangi oksigen yang dibawa oleh darah, maka akan semakin rendah

berat badannya pada saat kelahiran. Berat bayi dari wanita perokok

sebesar 200 gram lebih ringan dari bayi wanita yang tidak merokok.

Merokok mengandung banyak zat yang merugikan baik pada yang

merokok dan juga balita. Kandungan pada rokok seperti nikotin dan

karbon monoksida adalah penyebabnya. Dibandingkan dengan mereka

yang tidak merokok, ibu hamil yang merokok melahirkan bayi dengan

ukuran berat yang lebih kecil (Sarafino, 2009).

Wanita hamil harus dijauhkan dari asap rokok, apalagi menjadi

perokok aktif. Wanita hamil yang merokok sesungguhnya sedang memberi

nikotin dan karbon monoksida kepada janinnya. Wanita hamil yang banyak

menghirup asap rokok akan mengakibatkan resiko besar pada janinnya,

yaitu kematian, kelahiran prematur, berat badan bayi rendah, serta mudah

terserang sindrom kematian mendadak (sudden infant death syndrome-

SIDS) (Sarafino, 2009).

Page 41: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

29

Lingkungan berasap tembakau mengandung lebih dari 4000

senyawa kimia. Tiga komponen toksik yang utama adalah karbon

monoksida (CO), nikotin (C10H14N2), dan tar. Karbon monoksida yang

terabsorbsi kedalam tubuh ibu secara langsung akan mengikat

hemoglobin (Hb). Hb memiliki kemampuan mengikat CO jauh lebih besar

dibandingkan dengan kemampuannya mengikat oksigen (O2), sehingga

kapasitas O2 di dalam darah akan berkurang. Efeknya bagi janin lebih

berbahaya dari pada ibu karena janin menerima O2 lebih sedikit.

Penerimaan O2 bagi janin yang dampaknya menimbulkan berbagai

permasalahan bagi bayi seperti asfiksia dan mengurangi jumlah sel yang

dihasilkan baik dalam tubuh bayi maupun dalam otak, sehingga beresiko

melahirkan bayi BBLR. Sedangkan Nikotin merupakan vasokonstriktor

yang dapat menurunkan perfusi plasenta sehingga makanan untuk janin

akan terhambat akibat penyumbatan di plasenta. Suplai makanan untuk

janin terhambat sehingga janin beresiko memiliki berat badan lahir rendah

(BBLR) (Sarafino, 2009).

D. Landasan Teori

Faktor yang mempengaruhi terjadinya berat badan lahir rendah

(BBLR) terdiri dari faktor janin, faktor lingkungan, faktor ibu, dan faktor

plasenta. Kebiasaan merokok suami merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi terjadinya BBLR yaitu faktor lingkungan.

Asap rokok memiliki beragam kandungan diantaranya adalah

Nikotin dan Karbon monoksida yang berdampak pada berat badan lahir

Page 42: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

30

rendah (BBLR) pada bayi baru lahir. Nikotin menghambat suplai makanan

untuk janin karena menyebabkan penyumbatan, sedangkan karbon

monoksida menyebabkan berkurangnya suplai oksigen yang dibawa

darah sehingga mengurangi jumlah sel yang terbentuk sehingga bayi

yang terlahir berisiko berat badan lahir rendah (BBLR).

E. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian

Keterangan :

: Garis penghubung variabel yang diteliti

: Garis pengubung variabel yang tidak diteliti

: Variabel independen yang diteliti

: Variabel dependen yang diteliti

: Variabel independen yang tidak diteliti

Faktor Lingkungan

Kejadian BBLR

Faktor Ibu

Faktor Plasenta

Faktor Janin

Page 43: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

31

F. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan

masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan

dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2008).

H1 : Ada hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat

badan lahir rendah (BBLR) di Ruang Perinatologi RSUD Kota

Kendari.

H0 : Tidak ada hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian

berat badan lahir rendah (BBLR) di Ruang Perinatologi RSUD Kota

Kendari.

Page 44: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian case control

yang bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan kebiasaan merokok

suami dengan kejadian bayi berat lahir rendah. Penelitian case control

adalah suatu penelitian yang mempelajari bagaimana hubungan faktor

risiko (kebiasaan merokok suami) dengan terjadinya suatu penyakit

(BBLR) yang dilakukan dengan cara membagi sampel menjadi dua

kelompok yaitu kelompok kasus (BBLR) dan kelompok control (tidak

BBLR). Selanjutnya ditelusuri secara retrospektif mengenai kebiasaan

merokok suami diantara kelompok kasus (BBLR) dan kontrol (tidak BBLR)

(Notoatmodjo, 2010).

Desain penelitian case control (Notoatmodjo, 2010):

Gambar 2. Desain Penelitian Case Control

32

Faktor Risiko (+)Merokok

Faktor Risiko (-)Tidak Merokok

Faktor Risiko (+)Merokok

Faktor Risiko (-)Tidak Merokok

Kasus:BBLR

Kontrol:Tidak BBLR

Page 45: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

33

B. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Ruang Perinatologi Rumah Sakit

Umum Daerah Kota Kendari.

C. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2017.

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini terdiri dari populasi kasus dan

populasi kontrol. Populasi kasus pada penelitian ini adalah semua ibu

yang melahirkan bayi dengan berat kurang dari 2.500 gram (BBLR)

dan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu (cukup bulan

/aterm) di Ruang Perinatologi RSUD Kota Kendari Periode Oktober-

Desember 2016, sebanyak 35 kasus BBLR. Sedangkan populasi

kontrol dalam penelitian ini adalah semua ibu yang melahirkan bayi

dengan keadaan Berat Badan Lahir Normal (BBLN) di Ruang

Perinatologi RSUD Kota Kendari Periode Oktober-Desember 2016,

sebanyak 156 kasus tidak BBLR.

2. Sampel

Sampel kasus dalam penelitian ini adalah sebagian dari

populasi kasus yang ada, dimana sampel kasus diambil dari data

register kohort ibu hamil yang melahirkan bayi dengan berat kurang

dari 2.500 gram (BBLR) dan umur kehamilan 37 minggu sampai 42

minggu (cukup bulan /aterm) di Ruang Perinatologi RSUD Kota

Page 46: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

34

Kendari Periode Oktober-Desember 2016, sebanyak 35 kasus BBLR

yang ditetapkan secara total sampling. Sehingga untuk penentuan

sampel kontrol ditetapkan berdasarkan jumlah sampel kasus yang

disetarakan (matching) dengan data karakteristik kasus (umur sampel

kasus).

Pemilihan sampel dilakukan secara total sampling dengan

mempertimbangkan bahwa sampel yang akan diambil yaitu ibu hamil

yang melahirkan bayi dengan berat kurang dari 2.500 gram (BBLR)

dan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu (cukup bulan

/aterm) sebagai kasus dan tidak BBLR sebagai kontrol. Caranya mula-

mula diambil sampel kasus kemudian dipilih yang mempunyai kriteria

di atas. Setelah itu dipilih sampel kontrol yang mempunyai kriteria yang

sama dengan melihat persamaan umur kelamin pada kelompok kasus.

Sampel untuk kontrol dipilih secara individual, dengan kata lain untuk

setiap kasus dipilih seorang kontrol, sampai jumlah sampel yang

dibutuhkan terpenuhi.

Karena perbandingan sampel kasus dan kontrol yang

digunakan adalah 1 : 1, maka perbandingan jumlah sampel kasus dan

kontrol adalah 35 : 35. Total jumlah sampel yang digunakan adalah 35

x 2 = 70 sampel.

Page 47: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

35

E. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu:

1. Variabel independent atau variabel bebas dalam penelitian ini yaitu

kebiasaan merokok suami.

2. Variabel dependent atau variabel terikat dalam penelitian ini yaitu

kejadian Berat Badan Lahir Rendah.

F. Definisi Operasional

1. Kebiasaan Merokok Suami

Kebiasaan merokok suami adalah kebiasaan merokok suami di

rumah selama kehamilan isterinya atau kecenderungan mengisap

rokok yang dilakukan berulang kali dan yang dapat menimbulkan

ketergantungan, dengan kriteria objektif:

Merokok : Jika suami setiap hari merokok atau tidak tiap hari

atau kebiasaan merokok yang dilakukan hanya

dalam kesempatan tertentu saja

Tidak Merokok : Jika suami tidak pernah sama sekali merokok

meskipun hanya satu hisapan (WHO, 2010).

2. Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

Kejadian BBLR adalah kondisi bayi dengan berat badan kurang

dari 2500 gram, dengan kriteria objektif:

BBLR : Jika Bayi lahir dengan berat < 2500 gram.

Tidak BBLR : Jika Bayi lahir dengan berat ≥ 2500 gram

(Proverawati, dkk., 2010)

Page 48: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

36

G. Pengumpulan dan Sumber Data

Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu peneliti

terlebih dahulu memberikan surat permohonan izin penelitian dari kampus

kepada pihak RSUD Kota Kendari. Setelah mendapat izin, maka peneliti

mulai melakukan proses penelitian yang dimulai dengan menentukan

responden penelitian, kemudian peneliti menjelaskan pada responden

manfaat dan tujuan penelitian ini, setelah responden bersedia maka

responden menandatangani informed consent, pada keesokan harinya

peneliti melakukan pengisian kuisioner dengan mewawancarai responden

selama ± 15 menit setiap responden.

Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden

dengan menggunakan kuesioner. Sedangkan data sekunder bersumber

dari laporan-laporan yang telah didokumentasikan melalui buku registrasi

ibu bersalin di Ruang Perinatologi dan gambaran umum lokasi penelitian.

H. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan cara:

1. Pengeditan (editing)

Editing dimaksudkan untuk meneliti tiap daftar pertanyaan

yang diisi agar lengkap untuk mengoreksi data yang meliputi

kelengkapan pengisian atau jawaban yang tidak jelas, sehingga jika

terjadi kesalahan atau kekurangan data dapat dengan mudah terlihat

dan segera dilakukan perbaikan. Proses editing dalam penelitian ini

Page 49: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

37

dilakukan dengan cara mengecek kelengkapan kuesioner yang telah

diisi oleh responden untuk memastikan bahwa seluruh pertanyaan

dalam kuesioner telah diisi sesuai dengan petunjuk sebelum

menyerahkan kuesioner.

2. Pengkodean (coding)

Setelah data terkumpul dan selesai diedit di lapangan, tahap

berikutnya adalah mengkode data, yaitu melakukan pemberian kode

untuk setiap pertanyaan dan jawaban dari responden untuk

memudahkan dalam pengolahan data. Pengkodean yang dilakukan

oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu dengan memberi nomor yang

mewakili dan berurutan pada tiap kuesioner sebagai kode yang

mewakili identitas responden dan memberikan kode pada setiap

jawaban responden.

3. Pemberian skor (scoring)

Skoring adalah memberikan penilaian terhadap item-item yang

perlu diberi penilaian atau skor.

4. Pemasukan data (entry)

Entry data adalah proses memasukkan data-data dalam tabel

berdasarkan variabel penelitian.

5. Tabulasi (tabulating)

Tabulating dilakukan dengan memasukkan data ke dalam tabel

yang tersedia kemudian melakukan pengukuran masing-masing

variabel (Sugiyono, 2008).

Page 50: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

38

fh

fhfoX

22 )(

I. Penyajian Data

Data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi berdasarkan variabel yang diteliti disertai dengan narasi

secukupnya.

J. Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisis ini menggunakan perhitungan statistik secara

sederhana untuk mengetahui presentase satu variabel dengan

menggunakan rumus :

kn

fP

Keterangan :

P = Presentase hasil yang dicapai

f = frekuensi variabel yang diteliti

n = jumlah sampel penelitian

k = konstanta (Arikunto, 2010)

2. Analisis Bivariabel

Untuk mengidentifikasi ada tidaknya hubungan antara variabel

bebas dan variabel terikat. Uji statistik yang akan digunakan adalah chi

squere, dengan rumus:

Keterangan

X2 = Statistic chi-square/kuadrat hitung

Page 51: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

39

f0 = Nilai observasi/nilai pengumpulan data

fh = Frekuensi harapan (Alimul, 2007).

Interpretasi hasil :

Pengambilan kesimpulan dari pengujian hipotesa adalah ada

hubungan jika p value < 0,05 dan tidak ada hubungan jika p value >

0,05 atau X2 hitung > X2 tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima yang

berarti ada hubungan dan X2 hitung < X2 tabel maka Ha ditolak dan Ho

diterima yang berarti tidak ada hubungan.

Untuk mendeskripsikan risiko independent variabel pada

dependent variabel. Uji statistic yang digunakan adalah perhitungan

Odds Ratio (OR). Mengetahui besarnya OR dapat diestimasi faktor

resiko yang diteliti. Perhitungan OR menggunakan table 2x2 sebagai

berikut :

Tabel 1. Tabel kontegensi 2x2 Odds Ratio pada penelitian CaseControl Study

Faktor risikoKejadian BBLR

jumlahKasus Control

Positif A B A+B

Negatif C D C+D

Keterangan :

A : jumlah kasus dengan risiko positif

B : jumlah control dengan risiko positif

C : jumlah kasus dengan risiko negatif

D : jumlah kasus dengan resiko negatif

Page 52: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

40

Rumus Odds Ratio

Odds Case : a/(a+c) : c/(a+c) = a/c

Odds Kontrol : b/(b+d) : d/(b+d) = b/d

Odds Ratio : a/c : b/d = ad/bc

Estimasi Confidence Interval (CI) ditetapkan pada tingkat kepercayaan

95% dengan interpretasi:

Jika OR > 1 : Faktor yang diteliti merupakan faktor risiko

Jika OR = 1 : Faktor yang diteliti bukan merupakan faktor risiko (tidak

ada hubungan)

Jika OR < 1 : Faktor yang diteliti merupakan faktor positif

Page 53: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Awalnya Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Kendari

terletak di Kota Kendari, tepatnya di Kelurahan Kandai Kecamatan

Kendari dengan luas lahan 3.527 m2 dan luas bangunan 1.800 m2,

dimana merupakan bangunan atau gedung peninggalan pemerintah

Hindia Belanda yang didirikan pada tahun 1927 dan telah mengalami

beberapa kali perubahan.

Sejak tanggal 4 Desember 2011, RSUD Kota Kendari

direlokalisasi di tempat baru. Saat ini, RSUD Abunawas terletak di

Kota Kendari, tepatnya di Jl. Brigjen Z.A. Zugianto No. 39 Kelurahan

Kambu, Kecamatan Kambu dengan luas lahan 13.000 m2 dan batas

wilayah sebagai berikut:

a. Sebelah utara berbatasan dengan tanah warga dan sungai.

b. Sebelah timur berbatasan dengan Jl. Z.A. Zugianto by pass.

c. Sebelah selatan berbatasan dengan jalan masuk rujab wakil

walikota.

d. Sebelah barat berbatasan dengan lokasi empang warga.

RSUD Kota Kendari adalah rumah sakit negeri kelas C sejak

tanggal 03 Oktober 2012 berdasarkan Surat Keputusan Menteri

Kesehatan RI Nomor: HK.03.05/I/1857/12, yang mampu memberikan

42

Page 54: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

42

pelayanan kedokteran spesialis terbatas serta menampung pelayanan

rujukan dari puskesmas. Rumah sakit ini tersedia 107 tempat tidur

inap, lebih banyak dibanding setiap rumah sakit di Sulawesi Tenggara

yang tersedia rata-rata 50 tempat tidur inap.

Dilokasi baru RSUD Kota Kendari saat ini memiliki sarana

gedung sebagai berikut:

a. Gedung Anthurium (Kantor)

b. Gedung Bougenville (poliklinik)

c. Gedung (IGD)

d. Gedung Matahari (Radiologi)

e. Gedung Crysant (Kamar Operasi)

f. Gedung Asoka (ICU)

g. Gedung Teratai (Ponek)

h. Gedung Lavender (Rawat inap penyakit dalam)

i. Gedung Mawar (Rawat inap anak)

j. Gedung Melati (Rawat inap bedah)

k. Gedung Anggrek (Rawat inap VIP Kls I dan Kls II)

l. Gedung Instalasi Gizi

m. Gedung Loundry

n. Gedung Laboratorium

o. Gedung Kamar Jenazah

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Kendari mempunyai

visi yaitu “Rumah Sakit Pilihan Masyarakat”. Sedangkan Misi Rumah

Sakit Umum Daerah Kota Kendari, yaitu:

Page 55: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

43

a. Meningkatkan pelayanan kesehatan dengan menciptakan

pelayanan yang bermutu, cepat, tepat serta terjangkau oleh

masyarakat.

b. Mendorong masyarakat untuk memanfaatkan RSUD Kota Kendari

menjadi RS Mitra Keluarga.

c. Meningkatkan sumber daya manusia, sarana dan prasarana medis

serta non medis serta penunjang medis, agar tercipta kondisi yang

aman dan nyaman bagi petugas, pasien dan keluarganya serta

masyarakat pada umumnya.

Motto RSUD Kota Kendari adalah Senyum, Salam, Sapa,

Santun, Sabar dan Empaty kepada setiap pengguna jasa rumah

sakit. Tugas pokok RSUD Abunawas Kota Kendari, yaitu:

a. Melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil

guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan,

yang dilakukan secara terpadu dengan upaya peningkatan dan

pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan.

b. Melaksanakan pelayanan yang bermutu sesuai standar pelayanan.

RSUD Kota Kendari memiliki jumlah tenaga kesehatan dan non

kesehatan sebanyak 451 orang yang terdiri dari status PNS

sebanyak 194 orang dan status Non PNS atau sukarela sebanyak

244 orang. Untuk lebih jelasnya distribusi tenaga kesehatan dan non

kesehatan di RSU Abunawas Kota Kendari disajikan pada tabel

berikut:

Page 56: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

44

Tabel 2. Tenaga Kesehatan dan Non Kesehatan di RSUD KotaKendari Tahun 2017

NO NAMA PNS Non PNS PNS Mou Jumlah1 Dokter Spesialis 12 4 8 242 Dokter Umum 9 5 3 173 Dokter Gigi 3 0 1 44 S1 Ners 3 18 0 215 S1 Perawat 19 7 0 266 D3 Perawat 31 100 1 1327 SPK 11 1 0 128 S1 Perawat Gigi 1 0 0 19 D3 Perawat Gigi 2 3 0 5

10 SPRG 1 0 0 111 D4 Kebidanan 8 0 0 812 D3 Kebidanan 20 35 0 5513 S2 kesmas 7 0 0 714 S1 Kesmas 14 10 0 2415 D3 Kesling 2 0 0 216 Apoteker 4 0 0 417 S1 Farmasi 3 1 0 418 D3 Farmasi 4 3 0 719 S1 Gizi 0 3 0 320 D3 Gizi 6 2 0 821 Analis Kesehatan 4 12 0 1622 S1 Fisioterapi 1 0 0 123 D3 Fisioterapi 1 0 0 124 D3 Rekam Medik 1 0 0 125 S3 Akipuntur 1 0 0 126 S3 Okuvasi Terapi 1 0 0 127 S3 radiologi 1 1 0 228 D3 Teknik Gigi 1 0 0 129 S1 Psikologi 2 0 0 230 S1 Ekonomi 1 4 0 531 D1 Komputer 1 0 0 132 D3 Komputer 1 0 0 133 S1 Komputer 1 0 0 134 S1 Sosial Politik 2 1 0 335 S1 Pangan 1 0 0 136 S2 Hukum 1 0 0 137 S2 Manajemen 2 0 0 238 S1 Manajemen 0 1 0 139 S1 Imformatika 0 1 0 140 SMA 9 25 0 3441 SMP 1 3 0 442 SD 1 4 0 5

J U M L A H 194 244 13 451Sumber: Data Sekunder, Profil RSUD Kota Kendari, 2017.

Page 57: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

45

2. Karakteristik Responden

a. Umur Responden

Distribusi responden menurut umur ibu nifas di Ruang

Perinatologi RSUD Kota Kendari disajikan sebagai berikut:

Tabel 3. Distribusi Responden Menurut Umur Ibu Nifas di RuangPerinatologi RSUD Kota Kendari

Umur (Tahun) Frekuensi (n) Persentase (%)< 20 7 10,0

20 – 35 43 61,4> 35 20 28,6Total 70 100,0

Sumber: Data Primer, Terolah Tahun 2017.

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 70 responden

sebagian besar responden berumur 20 – 35 tahun, yakni sebanyak

43 orang (61,4%), dan yang paling sedikit berumur < 20 tahun

sebanyak 7 orang (10,0%).

b. Pendidikan Responden

Distribusi responden menurut pendidikan ibu nifas di Ruang

Perinatologi RSUD Kota Kendari disajikan sebagai berikut:

Tabel 4. Distribusi Responden Menurut Pendidikan Ibu NifasRuang Perinatologi di RSUD Kota Kendari

Pendidikan Frekuensi (n) Persentase (%)SD 7 10,0

SMP 14 20,0SMA/SMK 28 40,0

Perguruan Tinggi 21 30,0Total 70 100,0

Sumber: Data Primer, Terolah Tahun 2017.

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 70 responden

sebagian besar responden memiliki pendidikan SMA/SMK, yakni

Page 58: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

46

sebanyak 28 orang (40,0%), dan yang paling sedikit memiliki

pendidikan SD sebanyak 7 orang (10,0%).

c. Pekerjaan Responden

Distribusi responden menurut pekerjaan ibu nifas di Ruang

Perinatologi RSUD Kota Kendari disajikan sebagai berikut:

Tabel 5. Distribusi Responden Menurut Pekerjaan Ibu Nifas diRuang Perinatologi RSUD Kota Kendari

Pekerjaan Frekuensi (n) Persentase (%)Pegawai Negeri/Swasta 14 20,0

Wiraswasta 16 22,8Ibu Rumah Tangga 40 57,2

Total 70 100,0Sumber: Data Primer, Terolah Tahun 2017

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 70 responden

sebagian besar responden memiliki pekerjaan sebagai Ibu Rumah

Tangga, yakni sebanyak 40 orang (57,2%), dan yang paling sedikit

memiliki pekerjaan sebagai Pegawai Negeri/Swasta sebanyak 14

orang (20,0%).

3. Analisis Univariat

a. Kebiasaan Merokok Suami

Distribusi responden menurut kebiasaan merokok suami di

Ruang Perinatologi RSUD Kota Kendari disajikan sebagai berikut:

Tabel 6. Distribusi Responden Menurut Kebiasaan Merokok Suamidi Ruang Perinatologi RSUD Kota Kendari

Kebiasaan Merokok Suami Frekuensi (f) Persentase (%)Merokok 31 44,3

Tidak Merokok 39 55,7Total 70 100,0

Sumber: Data Primer, Terolah Tahun 2017.

Page 59: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

47

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 70 responden

sebagian besar responden memiliki suami yang tidak merokok,

yakni sebanyak 39 orang (55,7%), dan yang memiliki suami

merokok sebanyak 31 orang (44,3%).

b. Kejadian BBLR

Distribusi responden menurut kejadian BBLR di Ruang

Perinatologi RSUD Kota Kendari disajikan sebagai berikut:

Tabel 7. Distribusi Responden Menurut Kejadian BBLR di RuangPerinatologi RSUD Kota Kendari

Kejadian BBLR Frekuensi (f) Persentase (%)BBLR 35 50,0

Tidak BBLR 35 50,0Total 70 100,0

Sumber: Data Primer, Terolah Tahun 2017.

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 70 responden, yakni

sebanyak 35 orang (50,0%) ibu nifas memiliki bayi BBLR, dan yang

tidak BBLR sebanyak 35 orang (50,0%).

4. Analisis Bivariat

Hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian BBLR di

Ruang Perinatologi RSUD Kota Kendari disajikan sebagai berikut:

Tabel 8. Hubungan Kebiasaan Merokok Suami dengan Kejadian BBLRdi Ruang Perinatologi RSUD Kota Kendari

KebiasaanMerokok Suami

Kejadian BBLR Jumlah Xhitung(Xtabel)BBLR Tidak BBLR

n (%) n (%) n (%)Merokok 23 32,9 8 11,4 31 44,3 13,02

(3,841)Tidak Merokok 12 17,1 27 38,6 39 55,7Total 35 50,0 35 50,0 70 100

Sumber: Data Primer, Terolah Tahun 2017.

Page 60: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

48

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 70 responden, 31

responden (44,3%) yang memiliki suami perokok, terdapat 23

responden (32,9%) dengan kejadian BBLR dan 8 responden (11,4%)

dengan kejadian tidak BBLR. Sedangkan dari 39 responden (55,7%)

yang memiliki suami tidak merokok, terdapat 12 responden (17,1%)

dengan kejadian BBLR dan 27 responden (38,6%) dengan kejadian

tidak BBLR.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai 2hitung > 2tabel (13,02

> 3,841) maka H0 ditolak dan Ha diterima. Ini berarti ada hubungan

antara kebiasaan merokok suami dengan kejadian BBLR di Ruang

Perinatologi RSUD Kota Kendari pada taraf kepercayaan 95% (α =

0,05). Nilai OR sebesar 2,411 yang lebih besar dari 1. Ini berarti bahwa

faktor kebiasaan merokok suami benar-benar merupakan faktor risiko

kejadian BBLR di Ruang Perinatologi RSUD Kota Kendari tahun 2017.

Hal Ini berarti bahwa kebiasaan merokok suami memiliki risiko 2,4 kali

lebih besar untuk menderita BBLR pada bayi di Ruang Perinatologi

RSUD Kota Kendari.

B. Pembahasan

1. Kebiasaan Merokok Suami

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden

memiliki suami yang tidak merokok, yakni sebanyak 39 orang (55,7%),

dan yang memiliki suami merokok sebanyak 31 orang (44,3%).

Page 61: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

49

Menurut Trim (2006), rokok termasuk silinder dari kertas

berukuran panjang sekitar 120 milimeter dengan diameter sekitar 10

milimeter yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok

dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar

asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lainnya. Asap rokok

dibagi menjadi 2 yaitu asap utama (mainstream) yakni asap yang

dihisap oleh si perokok dan asam sampingan (sidestream) yakni asap

yang merupakan pembakaran dari ujung rokok, kemudian menyebar

ke udara. Asap sampingan memiliki konsentrasi yang lebih tinggi,

karena tidak melalui proses penyaringan yang cukup. Dengan

demikian pengisapan asap rokok sampingan memiliki risiko yang lebih

tinggi untuk menderita gangguan kesehatan akibat rokok.

Rokok termasuk bahan kimia yang beracun tetapi para suami

tidak menyadari bahwa kandungan rokok itu dapat menyebabkan

kanker bagi tubuh. Hampir seluruh masyarakat Indonesia merokok

dengan frekuensi yang berbeda, antara lain perokok ringan, sedang,

berat dan sangat berat. Namun para laki-laki tidak menyadari bahaya

dan efek samping tersebut.

Nikotin dalam rokok adalah senyawa alkaloid toksik bersifat

adiktif sehingga menyebabkan ketergantungan bagi penggunanya.

Efek dari penggunaan nikotin dapat merusak sistem syaraf,

mempersempit pembuluh darah, dan meningkatkan tekanan darah.

Jumlah nikotin yang masuk ke dalam tubuh tergantung dari jumlah

tembakau yang terkandung di dalam rokok, kualitas rokok,

Page 62: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

50

menggunakan filter, lama dan dalamnya isapan (Manuaba, 2012).

Kandungan nikotin pada rokok dapat menyebabkan terjadinya

kontraksi pembuluh darah yang berakibat terhambatnya aliran darah

dan suplai makanan ke janin sehingga menyebabkan terjadinya berat

badan lahir rendah.

2. Kejadian BBLR

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 70 responden, yakni

sebanyak 35 orang (50,0%) ibu nifas memiliki bayi BBLR, dan yang

tidak BBLR sebanyak 35 orang (50,0%).

Menurut Atikah, dkk (2011), BBLR adalah bayi yang lahir rendah

berat badan kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa

kehamilan. Berhenti merokok atau menghindari ruangan yang penuh

asap rokok adalah merupakan salah satu gaya hidup yang perlu

diperhatikan dan merupakan awal yang baik bagi bayi. Merokok

selama hamil atau terpapar asap rokok selama kehamilan berkaitan

dengan keguguran, perdarahan vagina, kelahiran prematur dan BBLR

(2000 gram lebih ringan dari bayi bukan perokok). Jika usia ibu di atas

35 tahun ada juga kenaikan berarti dalam risiko bayi menderita

malformasi minor dan risiko BBLR, dengan segala bahaya yang

menyertainya, sebanyak 5 kali lipat dari perokok muda.

Bayi yang lahir dengan berat badan rendah maupun normal tidak

semuanya disebabkan oleh asap rokok maupun ibu dengan suami

perokok, ada juga yang disebabkan karena gizi ibu hamil, umur ibu

Page 63: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

51

hamil, jarak kehamilan, tinggi badan ibu hamil, penyakit ibu hamil,

kebiasaan ibu hamil sehari-hari dan faktor lingkungan.

Ibu hamil yang setiap hari berada dekat suami, anggota keluarga,

dan orang lain yang sedang merokok menyebabkan risiko untuk

mengalami gangguan kesehatan terutama penyakit yang berhubungan

dengan kehamilan dan persalinan semakin meningkat. Kandungan

zat-zat berbahaya pada paparan asap rokok setiap hari secara

signifikan dapat mempengaruhi panjang bayi, lingkar kepala bayi, dan

mengurangi berat badan bayi sehingga bayi yang lahir memiliki berat

lebih rendah dibandingkan berat badan lahir bayi pada umumnya.

3. Hubungan Kebiasaan Merokok Suami dengan Kejadian BBLR

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar suami yang

memiliki kebiasaan merokok, bayinya akan menderita BBLR. Hasil

analisis menunjukkan bahwa nilai 2hitung > 2tabel (13,02 > 3,841)

maka H0 ditolak dan Ha diterima. Ini berarti ada hubungan antara

kebiasaan merokok suami dengan kejadian BBLR di Ruang

Perinatologi RSUD Kota Kendari pada taraf kepercayaan 95% (α =

0,05). Nilai OR sebesar 2,411 yang lebih besar dari 1. Ini berarti

bahwa faktor kebiasaan merokok suami benar-benar merupakan faktor

risiko kejadian BBLR di Ruang Perinatologi RSUD Kota Kendari tahun

2016. Hal Ini berarti bahwa kebiasaan merokok suami memiliki risiko

2,4 kali lebih besar untuk menderita BBLR pada bayi di Ruang

Perinatologi RSUD Kota Kendari.

Page 64: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

52

Menurut Suryati (2011), bayi yang laihir dari orang tua perokok

memiliki risiko 4 kali lipat mengalami skor apgar yang rendah, yang

berarti bahwa mereka tidak sesehat bayi lain. Sebuah penelitian

menunjukkan bahwa pada usia 14 tahun anak-anak dari ibu perokok

atau perokok pasif cenderung rentan terhadap penyakit saluran

pernafasan, lebih pendek dari anak-anak dari ibu yang bukan perokok

atau bukan perokok pasif dan kurang berhasil dalam sekolah.

Kebiasaan merokok baik aktif maupun pasif merupakan perilaku

berisiko yang patut dihindari. Rokok dapat membahayakan kesehatan

terutama ibu hamil karena zat-zat berbahaya yang terkandung di

dalam rokok seperti tar, nikotin, karbon monoksida (CO), dan timah

hitam (Pb) dapat mengganggu pertumbuhan janin di dalam

kandungan. Dampak dari kebiasaan merokok pada ibu hamil dapat

menyebabkan keguguran, komplikasi kehamilan, penurunan fungsi

paru pada bayi, bayi berat lahir rendah, bahkan kematian bayi pada

saat dilahirkan (Hindmarsh, 2008).

Kandungan timah hitam (Pb) dalam rokok mampu menghasilkan

polutan sebanyak 0,5 mikro gram, maka dapat diperkirakan bila

seseorang mengkonsumsi satu bungkus (20 batang) rokok dalam satu

hari polutan yang dihasilkan adalah 10 mikro gram. Batas ukuran

timah hitam yang masuk ke dalam tubuh adalah 20 mikro gram per

hari. Bila 40 batang rokok rata-rata dikonsumai oleh perokok berat

setiap harinya, maka jumlah polutan berbahaya yang masuk ke dalam

tubuh adalah dua kali lipat dari 20 batang rokok. Bila senyawa timah

Page 65: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

53

hitam ini dihirup oleh ibu hamil yang selanjutnya beredar ke seluruh

tubuh melalui pembuluh darah dapat mengganggu proses sirkulasi

oksigen dan asupan gizi dari ibu untuk bayi menjadi terhambat

(Manuaba, 2012).

Karbon monoksida adalah gas beracun yang berpengaruh kuat

terhadap kerja hemoglobin pada darah. Ikatan karbon monoksida

dengan haemoglobin menyebabkan fungsi haemoglobin menjadi

terganggu. Ibu yang terpapar asap rokok selama kehamilan memiliki

peluang lebih besar melahirkan bayi berat lahir rendah karena

kandungan karbon monoksida dalam rokok dapat mengurangi kerja

haemoglobin dalam mengikat oksigen yang diedarkan ke seluruh

tubuh, sehingga janin di dalam kandungan mengalami kekurangan

oksigen dan gizi.

Pengaruh buruk dari asap rokok adalah menyebabkan gangguan

pada plasenta. Plasenta memperluas wilayah di dalam rahim untuk

memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi pada janin. Hal ini

mengakibatkan lapisan plasenta semakin menipis dan kemungkinan

letak plasenta menjadi lebih rendah atau plasenta previa (plasenta

ada pada mulut rahim). Ibu hamil yang terpapar asap rokok

mempunyai kemungkinan lebih besar mengalami keguguran

dibandingkan ibu hamil yang tidak terpapar asap rokok. Hal ini

disebabkan karena berkurangnya kadar hormon kehamilan akibat

terpapar asap rokok, padahal hormon kehamilan sangat diperlukan

untuk menjaga kehamilannya hingga masa persalinan.

Page 66: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

54

Kandungan nikotin dari paparan asap rokok pada ibu hamil dapat

mengganggu proses distribusi makanan dari ibu pada janin.

Sedangkan karbon monoksida akan mengikat hemoglobin di dalam

darah, akibatnya kerja hemoglobin untuk menyalurkan oksigen ke

seluruh tubuh menjadi terganggu dan menghambat proses penyaluran

sari-sari makanan pada janin. Bila distribusi zat makanan pada janin

mengalami hambatan maka dapat mempengaruhi perkembangan janin

di dalam kandungan dan berdampak pada berat badan lahir bayi pada

saat persalinan.

Semakin banyak rokok yang dihisap, semakin panjang waktu

yang dihabiskan untuk merokok, dan semakin tinggi kadar nikotin

dalam rokok yang dihisap maka bahaya yang ditimbulkan dari paparan

asap rokok pada ibu hamil semakin meningkat. Kandungan nikotin

dalam rokok yang dihirup oleh ibu hamil dapat meningkatkan tekanan

darah dan adrenalin sehingga nafsu makan dari ibu hamil menjadi

menurun. Bila nafsu makan menurun maka asupan makanan bergizi

pada ibu hamil menjadi berkurang, begitu juga untuk bayinya. Bila

asupan gizi untuk bayi tidak tercukupi maka dapat mengganggu

pertumbuhan dan perkembangan bayi di dalam kandungan.

Paparan asap rokok di rumah tangga secara tidak langsung

dapat mempengaruhi status gizi ibu hamil yang berdampak pada

rendahnya kecukupan gizi janin di dalam kandungan. Selain

kandungan zat-zat berbahaya di dalam rokok, biaya yang dikeluarkan

untuk keperluan merokok juga ikut mempengaruhi pemenuhan gizi

Page 67: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

55

pada ibu hamil. Seringkali kecukupan gizi ibu hamil di dalam rumah

tangga tidak terpenuhi karena anggaran belanja di dalam rumah

tangga selalu terbagi dengan anggaran belanja rokok pada anggota

keluarga. Selain berdampak pada perkembangan janin, gizi kurang

juga dapat memberi dampak buruk bagi kesehatan ibu, yaitu dapat

menyebabkan terjadinya anemia gizi, anemia zat besi, osteomalasia,

gangguan kesehatan gigi, turunnya daya tahan tubuh, dan penyulit

dalam persalinan.

Gaya hidup yang sehat dan mengambil keputusan yang

bijaksana dapat menghindari risiko ibu hamil dengan kelahiran bayi

berat rendah. Mengamati gaya hidup secara keseluruhan merupakan

salah satu cara menjadi bugar selama kehamilan. Suami yang berhenti

merokok atau menghindari asap rokok merupakan awal yang baik bagi

bayi maupun ibu hamil dalam menjalankan kehidupan sehari-harinya.

Page 68: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

56

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah

dikemukakan di atas, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Sebagian besar responden memiliki suami yang tidak merokok, yakni

sebanyak 39 orang (55,7%).

2. Angka kejadian BBLR di Ruang Perinatologi RSUD Kota Kendari

sebanyak 35 orang (50,0%).

3. Ada hubungan antara kebiasaan merokok suami dengan kejadian

BBLR di Ruang Perinatologi RSUD Kota Kendari pada taraf

kepercayaan 95% (α = 0,05).

B. Saran

1. Bagi Dinas Kesehatan Kota Kendari, hasil penelitian ini dapat dijadikan

sebagai penentu kebijakan melalui advokasi dengan Pemerintah

Daerah Kota Kendari untuk regulasi pembuatan kawasan rumah bebas

asap rokok di Kota Kendari. Pembuatan kawasan rumah bebas asap

rokok ini diharapkan dapat menurunkan angka kejadian bayi berat lahir

rendah, karena sebagian besar kejadian ini disebabkan oleh adanya

pengaruh paparan asap rokok di rumah tangga.

57

Page 69: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

57

2. Bagi RSUD Kota Kendari, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai

masukan, khususnya di bidang Kesehatan Ibu dan Anak untuk

melakukan integrasi dengan program Gizi dalam rangka advokasi

pembuatan klinik berhenti merokok pada Rumah Sakit dan

melaksanakan penyuluhan tentang bahaya merokok setiap

memberikan pelayanan ANC yang sasarannya adalah ibu hamil dan

suami.

3. Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian yang serupa

dengan penelitian ini agar menambah jumlah variabel penelitian

sehingga mendapatkan hasil yang maksimal.

Page 70: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

58

DAFTAR PUSTAKA

Alimul, A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan & Tehnik Analisis Data.Jakarta: Salemba Medika.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Aulia, L. 2010. Stop Merokok. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Depkes Sultra, 2015. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara. Kendari:Dinkes Prov. Sultra.

Dinkes Kota Kendari, 2015. Profil Kesehatan Kota Kendari. Kendari: DinkesProv. Sultra.

Jaya, M. 2009. Pembunuh Berbahaya itu Bernama Rokok. Yogyakarta:Riz’ma.

Kemenkes RI, 2010. Riset Kesehatan Dasar Tahun 2010. Jakarta: KemenkesRI

Nirwana, A. 2011. Kapita Selekta Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Pelayanan Kesehatan. Jakarta: RinekaCipta.

Pantiawati, I., 2010. BBLR: Berat Badan Lahir Rendah. Yogyakarta: NuhaMedika.

Proverawati, A. dan Cahyo Ismawati. 2010. BBLR: Berat Badan LahirRendah. Yogyakarta: Mulia Medika.

Poltekkes Kendari, 2014/2015. Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah.Kendari: Jurusan Kebidanan Poltekkes Kendari.

RSUD Kota Kendari, 2016. Laporan RSUD Kota Kendari Tahun 2016.Kendari: RSUD Kota Kendari.

Sarafino, 2009. Perilaku Merokok di Kalangan Pria Dewasa Dini. Jakarta:Salemba Medika.

Sari, dkk. 2008. Empati dan Perilaku Merokok di Tempat Umum. JurnalPsikologi. Jakarta.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian. Bandung: CV. Alfa Beta.

Page 71: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

59

Trim, 2012. Merokok Itu Konyol. Jakarta: Ganesa Exact.

Triswanto, S. 2012. Stop Merokok. Yogyakarta: Progresif Books.

Valleria, 2009. Dampak Merokok Terhadap Janin. Jakarta: Monica Project.

Yulifah. 2009. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika.

Page 72: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

60

Lampiran 1.

SURAT PERMOHONAN PENGISIAN KUESIONER

Lampiran : 1 (satu) berkasPerihal : Permohonan Pengisian KuesionerKepada Yth.

Saudara ............................

Di –RSUD Kota Kendari

Dengan Hormat,

Dalam rangka penulisan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul: ”HubunganKebiasaan Merokok Suami dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah(BBLR) Di Ruang Perinatologi Rumah Sakit Umum Daerah Kota KendariTahun 2017”, maka saya mohon dengan hormat kepada saudara untuk

menjawab beberapa pertanyaan kuesioner (angket penelitian) yang telah

disediakan. Jawaban saudara diharapkan objektif (diisi apa adanya).

Kuesioner ini bukan tes psikologi, maka dari itu saudara tidak perlu

takut atau ragu-ragu dalam memberikan jawaban yang sejujur-jujurnya.

Artinya, semua jawaban yang saudara berikan adalah benar dan jawaban

yang diminta adalah sesuai dengan kondisi yang terjadi. Oleh karena itu,

data dan identitas saudara akan dijamin kerahasiaannya.

Demikian atas perhatian dan kerjasamanya, saya ucapkan terimakasih.

Kendari, Februari 2017

Ttd

...................................

Page 73: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

61

Lampiran 2.

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN RESPONDEN

Dalam rangka memenuhi salah satu syarat penulisan Karya Tulis

Ilmiah yang berjudul ”Hubungan Kebiasaan Merokok Suami denganKejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Di Ruang PerinatologiRumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari Tahun 2017”, maka saya yang

bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ...........................................................

Alamat : ...........................................................

Menyatakan Bersedia/Tidak Bersedia*) menjadi responden dalam penelitian

ini.

Kendari, 2017

Hormat Saya,

(............................................)

Responden

*) Coret yang tidak perlu

Page 74: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

62

Lampiran 3.

LEMBAR KUESIONER

Hubungan Kebiasaan Merokok Suami dengan KejadianBerat Badan Lahir Rendah (BBLR) Di Ruang Perinatologi

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari Tahun 2017

Identitas Ayah

1. Nama Ayah : …………………………

2. Umur : .......... tahun

3. Agama : ........................................

4. Pendidikan : ........................................

5. Pekerjaan : ........................................

6. Alamat : ........................................

Identitas Ibu

7. Nama Ibu : …………………………

8. Umur : .......... tahun

9. Agama : ........................................

10.Pendidikan : ........................................

11.Pekerjaan : ........................................

12.Berat Bayi Lahir : ........................................

Page 75: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

63

Pertanyaan:1. Apakah anda merokok?

YaTidak

2. Jika merokok, berapa batang yang anda rokok setiap hari?< 5 batang/hari

5–10 batang/hari

>10 batang/hari

3. Lama menjadi perokok?< 3 tahun 3–5 tahun > 5 tahun

4. Apakah anda merokok didekat Istri anda selama kehamilan?Ya Tidak

Page 76: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

64

Lampiran 4.MASTER TABEL

HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIRRENDAH

DI RUANG PERINATOLOGI RSUD KOTA KENDARI TAHUN 2017

Kode Nama Umur Kriteria Pendidikan PekerjaanKebiasaan Merokok

Suami Kejadian BBLR

Resp. Resp (tahun)<20

20-35

>35 SD SMP SMA PT PN/S Wiraswasta IRT Merokok

TidakMerokok BBLR BBLN

1 Ny. Hy 32 √ √ √ √ √

2 Ny. Gs 28 √ √ √ √ √

3 Ny. Hy 30 √ √ √ √ √

4Ny.Wo 27 √ √ √ √ √

5 Ny. Aa 19 √ √ √ √ √

6 Ny. Pd 28 √ √ √ √ √

7 Ny. Tk 30 √ √ √ √ √

8 Ny. Sh 37 √ √ √ √ √

9 Ny. Dd 21 √ √ √ √ √

10 Ny. Ui 33 √ √ √ √ √

11 Ny. Ji 30 √ √ √ √ √

12 Ny. Bb 27 √ √ √ √ √

13 Ny. Ha 19 √ √ √ √ √

14Ny.Dm 19 √ √ √ √ √

15 Ny. Li 31 √ √ √ √ √

16 Ny. By 38 √ √ √ √ √

17 Ny. Dw 31 √ √ √ √ √

18 Ny. Ma 37 √ √ √ √ √

19Ny.Mm 40 √ √ √ √ √

20 Ny. Sh 36 √ √ √ √ √

21 Ny. Bk 29 √ √ √ √ √

22 Ny. Ns 37 √ √ √ √ √

23 Ny. Mk 29 √ √ √ √ √

24 Ny. Igd 19 √ √ √ √ √

25 Ny. Nd 27 √ √ √ √ √

26 Ny. Si 18 √ √ √ √ √

27 Ny. Te 35 √ √ √ √ √

28 Ny. Vn 19 √ √ √ √ √

29 Ny. Gi 37 √ √ √ √ √

30 Ny. Sh 39 √ √ √ √ √

31 Ny. Nn 32 √ √ √ √ √

32 Ny. Id 28 √ √ √ √ √

33 Ny. Nh 30 √ √ √ √ √

34 Ny. Dn 37 √ √ √ √ √

35 Ny. Dr 36 √ √ √ √ √

36 Ny. Fn 29 √ √ √ √ √

37 Ny. Hd 29 √ √ √ √ √

38 Ny. Dk 39 √ √ √ √ √

39Ny.Wu 33 √ √ √ √ √

Page 77: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

65

40 Ny. Ir 37 √ √ √ √ √

41 Ny. Di 29 √ √ √ √ √

42 Ny. H 35 √ √ √ √ √

43 Ny. Jk 31 √ √ √ √ √

44 Ny. Dd 28 √ √ √ √ √

45 Ny. Sa 33 √ √ √ √ √

46 Ny. Yd 37 √ √ √ √ √

47 Ny. Iw 35 √ √ √ √ √

48 Ny. Hk 26 √ √ √ √ √

49 Ny. Kt 40 √ √ √ √ √

50 Ny. Aa 38 √ √ √ √ √

51 Ny. Ad 29 √ √ √ √ √

52 Ny. Me 28 √ √ √ √ √

53 Ny. Nr 32 √ √ √ √ √

54 Ny. Mn 34 √ √ √ √ √

55 Ny. Pr 41 √ √ √ √ √

56 Ny. Hs 34 √ √ √ √ √

57 Ny. Nd 36 √ √ √ √ √

58 Ny. Lh 28 √ √ √ √ √

59 Ny. Kd 33 √ √ √ √ √

60 Ny. Sk 19 √ √ √ √ √

61 Ny. Ht 30 √ √ √ √ √

62 Ny. Sk 44 √ √ √ √ √

63 Ny. Te 30 √ √ √ √ √

64 Ny. Tl 25 √ √ √ √ √

65 Ny. Mk 33 √ √ √ √ √

66 Ny. Sy 35 √ √ √ √ √

67 Ny. Ng 42 √ √ √ √ √

68Ny.Dm 33 √ √ √ √ √

69 Ny. Sd 27 √ √ √ √ √

70 Ny. Kt 36 √ √ √ √ √

Page 78: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

66

fh

fhfoX

22 )(

Lampiran 5. Analisis Chi Square

Mencari derajat bebas (db)Db = (k-1)(b-1)

= (2-1)(2-1)= 1

Jadi X2 tabel = 3,841

Rumus Chi kuadrat sebagai berikut :

Uji statistik menggunakan chi kuadrat:

fo fh fo-fh (fo-fh)2 (fo-fh)2 / fh23

8

12

27

35 x 31 = 15,570

35 x 31 = 15,570

35 x 39 = 19,570

35 x 39 = 19,570

7,5

-7,5

-7,5

7,5

56,25

56,25

56,25

56,25

3,63

3,63

2,88

2,88

Jumlah X2hitung 13,02

Rumus Odds Ratio

DC

CBA

A

OR

411,23077,0

7419,0

2712

12823

23

OR

Page 79: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

67

Page 80: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

68

Page 81: HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK SUAMI DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/142/1/KTI ASTRID.pdfiii halaman pengesahan hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir

69