hubungan keaktifan berorganisasi dengan tingkat manajemen ...digilib.unila.ac.id/29994/2/skripsi...

83
HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN WAKTU DAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF PADA MAHASISWA ANGKATAN TAHUN 2013 DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG (Skripsi) Oleh HENDRA EFENDI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017

Upload: lekhuong

Post on 20-Mar-2019

316 views

Category:

Documents


21 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT

MANAJEMEN WAKTU DAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF

PADA MAHASISWA ANGKATAN TAHUN 2013

DI FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh

HENDRA EFENDI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2017

Page 2: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT

MANAJEMEN WAKTU DAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF

PADA MAHASISWA ANGKATAN TAHUN 2013

DI FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

Oleh

HENDRA EFENDI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

SARJANA KEDOKTERAN

pada

Program Studi Pendidikan Dokter

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2017

Page 3: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP OF ORGANIZATIONAL PARTICIPATION WITH

TIME MANAGEMENT LEVEL AND GRADE POINT AVERAGE (GPA)

OF STUDENTS BATCH 2013 IN MEDICAL FACULTY OF

LAMPUNG UNIVERSITY

By

HENDRA EFENDI

Background: Students have a role as agents of change by participating

organization without neglecting their academic achievement. Student academic

achievement is often measured by Grade Point Average (GPA). Students need a

good skill to divide their time between academic activities, and organizational

activities.

Objective: We conduct research to determine the relationship of organizational

participation with time management level and GPA of students batch 2013 in

Medical Faculy of Lampung University.

Methods: This research was conducted on June 2016 in Medical Faculty of

Lampung University with observational analytic method and cross sectional

approach. Sampling was done by consecutive sampling and obtained 40

respondents for each of students who actively participated in the organizations and

who was not. Hypothesis test used was the comparative Chi-square test and

correlative Gamma test.

Results: The time management level based on organizational participation

showed no significant difference. Meanwhile, the GPA based on organizational

participation showed significant differences with better GPA in students who

participate organization. Time management level and GPA didn't show any

significant correlation.

Conclusion: Thus, organizational participation of Medical Faculty of Lampung

University students will not lower academic achievement, especially with

attention to time management skills and other factors that affect learning

outcomes.

Keywords : grade point average, medical faculty, organizational participation,

time management

Page 4: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

ABSTRAK

HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT

MANAJEMEN WAKTU DAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF

PADA MAHASISWA ANGKATAN TAHUN 2013

DI FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

Oleh

HENDRA EFENDI

Latar Belakang: Mahasiswa memiliki peran sebagai agen perubahan untuk aktif

dalam berorganisasi tanpa mengabaikan prestasi akademiknya. Prestasi akademik

mahasiswa sering kali diukur dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Mahasiswa

memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara kegiatan

akademik dan kegiatan organisasinya.

Tujuan: Kami melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan keaktifan

berorganisasi tersebut dengan tingkat manajemen waktu dan IPK pada mahasiswa

angkatan tahun 2013 di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

Metode: Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 di Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung dengan metode observasional analitik dan pendekatan cross

sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara consecutive sampling dan

diperoleh 40 responden untuk masing-masing mahasiswa yang aktif dan tidak

aktif berorganisasi. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji komparatif Chi-

square dan uji korelatif Gamma.

Hasil: Tingkat manajemen waktu berdasarkan keaktifan berorganisasi tidak

menunjukkan perbedaan signifikan. Sementara itu, tingkat IPK berdasarkan

keaktifan berorganisasi menunjukkan perbedaan signifikan dengan IPK yang lebih

baik pada mahasiswa yang aktif berorganisasi. Tingkat manajemen waktu dengan

tingkat IPK tidak menunjukkan hubungan yang signifikan.

Kesimpulan: Dengan demikian, keikutsertaan organisasi mahasiswa Fakultas

Kedokteran Universitas Lampung tidak akan menurunkan prestasi akademik,

terutama dengan memperhatikan kemampuan manajemen waktu dan faktor lain

yang mempengaruhi hasil belajar.

Kata kunci : fakultas kedokteran, indeks prestasi kumulatif, keaktifan

berorganisasi, manajemen waktu

Page 5: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara
Page 6: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara
Page 7: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara
Page 8: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Krawang Sari, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung

Selatan pada tanggal 30 April 1994, sebagai anak pertama dari ketiga bersaudara

dari Bapak A. Dwi dan Ibu Herawati

Pendidikan Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SDN 1 Krawang Sari 2005,

Sekolah Menengah Pertama (SMP) diselesaikan di SMP Yadika Natar pada tahun

2008 dan Sekolah Menengah Atas (SMA) diselesaikan di SMAN 12 Bandar

Lampung pada tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis diterima di Fakultas

Kedokteran Universitas Lampung.

Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Selama menjadi mahasiswa penulis juga pernah aktif pada organisasi BEM FK

Unila, PMPATD PAKIS Rescue Team, dan Forum Studi Islam Ibnu Sina.

Page 9: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

Sebuah persembahan sederhana untuk Ibu, Ayah, Nenek, Kakek, dan Keluarga Besarku Tercinta

“Terimakasih Buat Keluarga, Teman, Guru, serta dosen-dosen yang saya sayangi”

Fatawakkaltu ‘alaa-Allah

Doa dan harapan harus terus berjalan, sebab kita takkan tahu

apa yang terjadi esok

Page 10: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

SANWACANA

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang

Maha Pengasih dan Penyayang, yang telah melimpahkan nikmat dan karunia–Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beserta salam semoga

senantiasa tercurah kepada suri tauladan dan nabi akhir zaman Rasulullah

Muhammad SAW beserta para keluarganya, para sahabatnya dan kita selaku

umatnya sampai akhir zaman.

Skripsi dengan judul "Hubungan Keaktifan Berorganisasi dengan Tingkat

Manajemen Waktu dan Indeks Prestasi Kumulatif pada Mahasiswa Angkatan

Tahun 2013 di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung” adalah salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., selaku Rektor Universitas Lampung;

2. Dr. dr. Muhartono, S.Ked., M.Kes., Sp.PA., selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Universitas Lampung;

3. Prof. Dr. dr. Efrida Warganegara, M.Kes., Sp.MK., selaku Guru Besar

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung;

Page 11: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

4. dr. Rika Lisiswanti, M Med Ed., selaku Pembimbing Utama. Terima kasih

dokter atas kebaikan hatinya dan kesediaannya untuk meluangkan waktu di

antara kesibukan-kesibukannya, sabar dalam menghadapi pertanyaan-

pertanyaan, memberikan bimbingan, ilmu, kritik, saran serta nasihat dan

motivasi yang bermanfaat dalam penyelesaian skripsi ini;

5. dr. Merry Indah Sari, M Med Ed, selaku Pembimbing Pendamping. Terima

kasih telah meluangkan waktu, memberikan bimbingan, ilmu, kritik, saran

serta nasihat dan motivasi yang bermanfaat dalam penyelesaian skripsi ini

tanpa mengurangi perhatiannya, walaupun harus membagi waktu dengan

banyak mahasiswa bimbingan lainnya;

6. dr. Betta Kurniawan, M. Kes., selaku Pembahas. Terima kasih telah

meluangkan waktu di antara kesibukan-kesibukannya untuk memberikan

perbaikan-perbaikan, ilmu, kritik, saran serta nasihat dan motivasi yang

bermanfaat dalam penyelesaian skripsi;

7. dr. Oktadoni Saputra, M Med Ed, selaku pembimbing utama dan pembimbing

Akademik. Terimakasih Atas bimbinganya, yang hampir satu tahun dengan

sabar membimbing, memberi motivasi, dan memberi masukan-masuanya.

Terimakasih banyak dokter semoga dokter dan saya sama-sama sukses. Amin.

8. dr. Syazili Mustofa, M. Biomed., Selaku Pembimbing Akademik, Terimakasih

dokter atas motivasi, bimbingan, serta masukan-masukanya kepada saya.

9. Ibu Tercinta Herawati. Terima kasih atas curahan kasih sayang, do’a dan

motivasi yang tiada pernah putus sampai saat ini. Terima kasih telah menjadi

Ibu sekaligus sahabat yang tak pernah bosan mendengar keluh-kesah serta

Page 12: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

menemani di kala sedih dan sepi. Semoga Allah selalu melindungi dan

menjadikan ladang pahala di akhirat kelak;

10. Ayah yang kusayangi A.Dwi. Terima kasih atas curahan kasih sayang, do’a

dan motivasi yang tiada pernah putus sampai saat ini. Terima kasih telah

menjadi Ayah yang mengajarkan tentang kebaikan, keikhlasan dan

kesederhanaan dalam menjalani kehidupan. Semoga Allah selalu melindungi

dan menjadikan ladang pahala di akhirat kelak;

11. Adik-adik saya, Aldi Wijaya, Alvia Saskia Dewi. Terima kasih atas do’a,

dukungan, semangat dan kasih sayangnya.

12. Seluruh staf pengajar Program Studi Pendidikan Dokter Unila atas ilmu yang

telah diberikan kepada penulis untuk menambah wawasan yang menjadi

landasan untuk mencapai cita-cita;

13. Seluruh Staf Tata Usaha, Akademik, pegawai dan karyawan FK Unila; Pak

Makmun, Mba Lisa, Mba Luthfi, Mba Qori, Mba Ida, Mba Yulis, Mas Heri,

Mas Seno, Pak Iskandar, Mas Bayu dan civitas akademik lainnya yang telah

memberikan do’a, semangat, motivasi dan nasihat selama pembelajaran di FK

Unila;

14. Adik-adik dan sekaligus teman sejawat Angkatan 2013 Terima kasih telah

memberikan izin penelitian dan bersedia menjadi responden.

15. Seluruh sahabat, teman angkatan 2012 yang tidak bisa disebutkan satu per satu

atas kekompakan, canda, tawa, maupun masalah selama tiga setengah tahun

yang telah memberikan warna serta makna tersendiri. Semoga kebersamaan

dan kekompakkan selalu terjalin baik sekarang maupun ke depan nanti;

Page 13: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

16. Sahabat-sahabatku semasa perkuliahan, Agam Anggoro, Redo Patra, Andhika

Yusuf, Rois, Leo, Reza, Aduy, Dwi, Soni, Risol, Lukmen, Terimakasih

banyak bantuan dan momen-momen keseharianya.

17. Teman-teman saya yang selalu membantu selama proses penyelesaian skripsi,

Abdul Rois, Andika Yusuf, Agam Anggoro, Kak Diah Andini, Restiko Maleo,

Redo Patra, Kak Rozi. Terimaksih atas waktu, pikiran dan tenaga untuk

lancarnya proses penyelesaian skripsi;

Penulis menyadari skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari

kesempurnaan. Namun, penulis berharap skripsi yang sederhana ini dapat berguna

dan bermanfaat bagi kita semua. Semoga segala perhatian, kebaikan dan

keikhlasan yang diberikan selama ini mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha

Kuasa. Amin.

Bandar Lampung, Februari 2017

Penulis

Hendra Efendi

Page 14: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI .............................................................................................................. i

DAFTAR TABEL ................................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ v

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... vi

I. PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2. Perumusan Masalah ................................................................................... 5

1.3. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 5

1.3.1. Tujuan Umum ................................................................................ 5

1.3.2. Tujuan Khusus ............................................................................... 5

1.4. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 6

1.4.1. Manfaat Teoritis ............................................................................. 6

1.4.2. Manfaat Praktis .............................................................................. 6

II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 8

2.1. Mahasiswa ................................................................................................. 8

2.2. Pendidikan Kedokteran.............................................................................. 9

2.3. Organisasi Kemahasiswaan ..................................................................... 14

2.3.1. Definisi Organisasi Kemahasiswaan ........................................... 14

2.3.2. Bentuk Organisasi Kemahasiswaan ............................................. 16

2.3.3. Keaktifan Berorganisasi ............................................................... 18

2.4. Self Regulated Learning .......................................................................... 21

2.4.1. Definisi Self Regulated Learning ................................................. 21

Page 15: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

ii

2.4.2. Faktor yang Mempengaruhi Self Regulated Learning ................. 23

2.5. Manajemen Waktu ................................................................................... 24

2.5.1. Definisi Manajemen Waktu ......................................................... 24

2.5.2. Aspek-aspek yang Mempengaruhi Manajemen Waktu ............... 26

2.5.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Manajemen Waktu .............. 28

2.5.4. Hubungan antara Manajemen Waktu Belajar dan

Hasil Belajar ................................................................................ 32

2.6. Capaian Akademik Mahasiswa yang Aktif Berorganisasi dan yang Tidak

Aktif Berorganisasi .................................................................................. 34

2.7. Kerangka Pemikiran ................................................................................ 36

2.7.1. Kerangka Teori ............................................................................ 36

2.7.2. Kerangka Konsep ......................................................................... 39

2.8. Hipotesis .................................................................................................. 39

III. METODE PENELITIAN ............................................................................... 41

3.1. Rancangan Penelitian .............................................................................. 41

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 41

3.3. Populasi Penelitian .................................................................................. 42

3.4. Sampel Penelitian .................................................................................... 42

3.5. Kriteria Inklusi dan Eksklusi ................................................................... 43

3.5.1. Kriteria Inklusi ............................................................................. 43

3.5.2. Kriteria Eksklusi .......................................................................... 44

3.6. Identifikasi Variabel Penelitian ............................................................... 45

3.7. Definisi Operasional Variabel ................................................................. 45

3.8. Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 47

3.8.1. Data Primer .................................................................................. 47

3.8.2. Data Sekunder .............................................................................. 48

3.9. Pengolahan dan Analisis Data ................................................................. 49

3.9.1. Pengolahan Data .......................................................................... 49

3.9.2. Analisis Data ................................................................................ 50

3.9.2.1. Analisis Univariat .......................................................... 50

Page 16: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

iii

3.9.2.2. Analisis Bivariat ............................................................ 50

3.10. Etika Penelitian ........................................................................................ 52

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 53

4.1. Hasil Penelitian ........................................................................................ 53

4.1.1. Analisis Univariat ........................................................................ 53

4.1.1.1. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ........ 54

4.1.1.2. Distribusi Responden Berdasarkan Usia ....................... 54

4.1.1.3. Gambaran Manajemen Waktu Subjek Penelitian .......... 55

4.1.1.4. Gambaran Indeks Prestasi Kumulatif Subjek

Penelitian ....................................................................... 56

4.1.2. Analisis Bivariat .......................................................................... 57

4.1.2.1. Perbedaan Tingkat Manajemen Waktu Berdasarkan

Keaktifan Berorganisasi ................................................ 57

4.1.2.2. Perbedaan Tingkat IPK Berdasarkan Keaktifan

Berorganisasi ................................................................. 59

4.1.2.3. Korelasi Tingkat Manajemen Waktu dengan Tingkat

IPK ................................................................................. 60

4.2. Pembahasan ............................................................................................. 61

4.2.1. Keaktifan Berorganisasi dan Manajemen Waktu ........................ 62

4.2.2. Keaktifan Berorganisasi dan IPK ................................................ 64

4.2.3. Manajemen Waktu dan IPK ......................................................... 67

V. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 71

5.1. Kesimpulan .............................................................................................. 71

5.2. Saran ........................................................................................................ 72

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 75

LAMPIRAN ............................................................................................................ 79

Page 17: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

iv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Organisasi kemahasiswaan tingkat universitas di Universitas Lampung ........ 17

2. Struktur organisasi kemahasiswaan di FK Unila ............................................. 18

3. Definisi operasional variabel ........................................................................... 46

4. Gambaran subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin .................................. 54

5. Gambaran subjek penelitian berdasarkan usia ................................................. 54

6. Skor manajemen waktu .................................................................................... 55

7. IPK sampai dengan semester 5 ........................................................................ 56

8. Hasil tabulasi silang keaktifan berorganisasi dan manajemen waktu .............. 58

9. Hasil tabulasi silang keaktifan berorganisasi dan manajemen waktu

setelah penggabungan sel ................................................................................. 58

10. Hasil tabulasi silang keaktifan berorganisasi dan IPK ..................................... 59

11. Hasil tabulasi silang manajemen waktu dan IPK ............................................. 60

Page 18: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka teori penelitian .................................................................................38

2. Kerangka konsep penelitian .............................................................................39

Page 19: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Informed consent

2. Kuesioner keikutsertaan berorganisasi

3. Kuesioner manajemen waktu tervalidasi

4. Uji validitas dan reliabilitas kuesioner

5. Data hasil penelitian

6. Hasil analisis statistik

7. Persetujuan Etik

8. Surat Izin Plan-Survey

9. Surat Izin Melakukan Penelitian

10. Foto Kegiatan

Page 20: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Mahasiswa sebagai agen perubahan yang mampu menentukan nasib suatu

bangsa dan negara diharapkan memiliki pengetahuan yang luas dan

mempunyai kemampuan (skill), visi, karakter yang lebih maju dibandingkan

masyarakat pada umumnya. Mahasiswa dituntut untuk berkontribusi

maksimal dalam kehidupan bermasyarakat untuk memenuhi harapan dan

kepercayaan dari masyarakat (Ilham, 2011). Tanggung jawab sosial sebagai

bagian dari anggota masyarakat mengharuskan mahasiswa untuk peduli

terhadap isu-isu sosial, kondisi dan permasalahan terkini dalam masyarakat.

Aktif dalam organisasi adalah bentuk kontribusi mahasiswa sebagai agen

perubahan (Haryono, 2014).

Status mahasiswa sebagai pembelajar menuntut mahasiswa agar mampu

menjaga performa akademiknya, khususnya pada mahasiswa Fakultas

Kedokteran. Sistem pembelajaran yang diterapkan di Program Studi

Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Lampung (FK Unila)

adalah Problem Based Learning (PBL) yang mencakup proses kuliah,

tutorial, praktikum laboratorium, pleno, serta keterampilan klinik atau

Page 21: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

2

clinical skill lab. Dalam setiap minggu, mahasiswa dituntut untuk

menguasai permasalahan-permasalahan yang disajikan dalam bentuk trigger

(pemicu) berupa skenario kasus (Warganegara, 2015; Zubair et al., 2003).

Keadaaan ini memposisikan mahasiswa berada pada pilihan dan peranan

tertentu yaitu menjadi mahasiswa yang aktif berorganisasi atau hanya

berfokus pada akademik. Aktif dalam organisasi adalah bentuk kontribusi

mahasiswa sebagai agen perubahan, namun padatnya aktivitas akademik

pada program studi pendidikan dokter menuntut mahasiswa untuk lebih

fokus pada kehidupan akademiknya. Dengan demikian, keterampilan khusus

dalam manajemen waktu belajar sangat diperlukan bagi mahasiswa

kedokteran untuk kegiatan organisasi dan kegiatan akademiknya (Haryono,

2014).

Manajemen waktu adalah pengaturan diri dalam menggunakan waktu

seefektif dan seefisien mungkin dengan melakukan perencanaan,

penjadwalan, mempunyai kontrol atas waktu, selalu membuat prioritas

menurut kepentingannya, serta keinginan untuk terorganisasi (Puspitasari,

2013). Manajemen waktu belajar dapat diartikan sebagai penggunaan waktu

belajar seefisien dan seefektif mungkin untuk memperoleh waktu maksimal

(Kusuma, 2008).

Mahasiswa yang aktif berorganisasi dan mampu menjaga performa

akademiknya harus memiliki kemampuan yang baik dalam manajemen

Page 22: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

3

waktu, yaitu mengatur waktu yang seimbang untuk kegiatan akademik dan

kegiatan berorganisasi. Keaktifan mahasiswa dalam organisasi tidak

menjadi penghalang untuk mencapai prestasi akademik (Alfiana, 2013).

Penelitian yang dilakukan Kusuma (2008) dan Anggoro (2016)

membuktikan bahwa prestasi akademik mahasiswa yang aktif dalam

organisasi cenderung lebih tinggi dibandingkan mahasiswa yang tidak aktif

dalam organisasi. Dengan demikian, manajemen waktu yang baik sangat

diperlukan bagi mahasiswa yang aktif berorganisasi untuk mencapai prestasi

akademiknya. Prestasi Akademik mahasiswa dapat dilihat berdasarkan

Indeks Prestasi Kumulatif (IPK).

Terdapat beberapa wadah bagi mahasiswa untuk berorganisasi di Fakultas

Kedokteran Universitas Lampung. Pada tingkat fakultas terdapat 4 Lembaga

Kemahasiswaan (LK) yaitu Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FK Unila,

Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) FK Unila, Forum Studi Islam (FSI)

Ibnu Sina, serta Perhimpunan Mahasiswa Pencinta Alam dan Tanggap

Darurat (PMPATD) Pakis Rescue Team. Ditambah lagi pada tingkat

universitas terdapat 33 Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang disediakan

untuk menunjang sarana kemahasiswaaan Universitas Lampung

(Universitas Lampung, 2013). Roda organisasi FK Unila secara umum

dalam satu tahun terakhir ini digerakkan oleh mahasiswa tahun ketiga, yaitu

mahasiswa angkatan 2013 (Fakultas Kedokteran Universitas Lampung,

2014).

Page 23: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

4

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh Anggoro (2016),

disebutkan bahwa mahasiswa angkatan 2013 yang terdaftar sebagai anggota

adalah sebagai berikut : (1) BEM FK UNILA sebanyak 84 orang; (2) DPM

FK UNILA sebanyak 5 orang; (3) FSI Ibnu Sina sebanyak 89 orang; (4)

PMPATD Pakis Rescue Team sebanyak 58 orang. Jumlah mahasiswa aktif

angkatan 2013 di FK Unila berjumlah 178 orang. Sebanyak 40 mahasiswa

aktif berorganisasi dan 40 mahasiswa tidak aktif berorganisasi menjadi

sampel dalam penelitian tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas

Lampung Angkatan 2013 memiliki peran sebagai agen perubahan untuk

aktif dalam berorganisasi tanpa mengabaikan prestasi akademiknya.

Kegiatan organisasi sering kali menyita waktu belajar mahasiswa. Oleh

karena itu, diperlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

kegiatan akademik dan kegiatan organisasinya. Dengan demikian, peneliti

ingin mengetahui hubungan keaktifan berorganisasi dengan tingkat

manajemen waktu dan Indeks Prestasi Kumulatif pada mahasiswa angkatan

tahun 2013 di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

Page 24: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

5

1.2. Perumusan Masalah

Mahasiswa dituntut untuk berkontribusi maksimal dalam kehidupan

bermasyarakat untuk memenuhi harapan dan kepercayaan dari masyarakat

sebagai agen perubahan. Di sisi lain, status mahasiswa sebagai pembelajar

menuntut mahasiswa agar mampu menjaga performa akademiknya.

Kemampuan manajemen waktu yang baik diperlukan untuk memenuhi

peran-peran tersebut. Dengan demikian, masalah penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Apakah terdapat hubungan keaktifan berorganisasi dengan tingkat

manajemen waktu dan Indeks Prestasi Kumulatif pada mahasiswa angkatan

tahun 2013 di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan keaktifan berorganisasi dengan tingkat

manajemen waktu dan Indeks Prestasi Kumulatif pada mahasiswa

angkatan tahun 2013 di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

1.3.2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Mengetahui perbedaan dan gambaran tingkat manajemen waktu

pada mahasiswa angkatan 2013 yang aktif berorganisasi dan

Page 25: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

6

tidak aktif berorganisasi di Fakultas Kedokteran Universitas

Lampung.

2) Mengetahui perbedaan dan gambaran tingkat Indeks Prestasi

Kumulatif pada mahasiswa angkatan 2013 yang aktif

berorganisasi dan tidak aktif berorganisasi di Fakultas

Kedokteran Universitas Lampung.

3) Mengetahui hubungan tingkat manajemen waktu dan tingkat

Indeks Prestasi Kumulatif pada mahasiswa angkatan 2013 di

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis

Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti serta menjawab

pertanyaan peneliti akan hubungan keaktifan berorganisasi dengan

tingkat manajemen waktu dan Indeks Prestasi Kumulatif pada

mahasiswa angkatan tahun 2013 di Fakultas Kedokteran Universitas

Lampung.

1.4.2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Sebagai masukan bagi Bidang Kemahasiswaan dan Alumni

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung untuk memotivasi

mahasiswa meningkatkan keterampilan manajemen waktu yang

baik dalam kegiatan organisasi dan kegiatan akademik

Page 26: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

7

2) Sebagai masukan bagi lembaga kemahasiswaan di lingkungan

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung pada khususnya dan

bagi lembaga kemahasiswaan di lingkungan Universitas

Lampung pada umumnya, untuk memperbaiki sistem kaderisasi

organisasi dan kualitas akademik anggotanya

3) Sebagai bahan pertimbangan bagi mahasiswa untuk aktif

berorganisasi atau hanya fokus pada kegiatan akademik

4) Sebagai wacana bagi peneliti lain yang ingin melakukan

penelitian yang serupa dengan pengembangan lebih lanjut

Page 27: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mahasiswa

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online (2016), mahasiswa

adalah seseorang yang sedang menuntut ilmu di perguruan tinggi.

Mahasiswa adalah seseorang yang memiliki potensi dalam memahami

perubahan dan perkembangan di dunia pendidikan dan lingkungan

masyarakat. Mahasiswa memiliki posisi dan peran sebagai agent of change,

social controller dan the future leader. Predikat terhadap mahasiswa sebagai

agent of change dan pembela rakyat kecil masih selalu melekat dalam

masyarakat. Mahasiswa dianggap sebagai sosok elit intelektual yang banyak

memunculkan ide kreatif atas berbagai masalah sosial, ekonomi, politik dan

sebagainya selalu diharapkan kepeduliannya oleh berbagai komponen

(Rahmat, 2012).

Mahasiswa adalah pemuda yang memegang peranan besar sebagai elemen

masyarakat dalam menentukan arah perbaikan masyarakat, bangsa dan

negara. Mahasiswa diharapkan memiliki pengetahuan yang luas dan

mempunyai kemampuan (skill), visi dan karakter yang lebih maju

dibandingkan masyarakat pada umumnya (Ilham, 2011). Mahasiswa

Page 28: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

9

diharapkan dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilannya bukan

hanya dari aktivitas perkuliahan tetapi juga dari berbagai jenis kegiatan di

dalam kampus, salah satunya menjadi anggota sebuah organisasi (Farah,

2014).

Mahasiswa kedokteran adalah peserta didik yang mengikuti pendidikan

kedokteran di Fakultas Kedokteran suatu universitas yang

menyelenggarakan dan mengelola pendidikan dokter. Pendidikan

kedokteran adalah usaha sadar dan terencana dalam pendidikan formal yang

terdiri atas pendidikan akademik dan pendidikan profesi pada jenjang

pendidikan tinggi yang program studinya terakreditasi untuk menghasilkan

lulusan yang memiliki kompetensi di bidang kedokteran (UU Dikdok,

2013).

2.2 Pendidikan Kedokteran

Sistem pendidikan kedokteran di Indonesia terdiri atas dua jenjang

pendidikan yaitu jenjang pendidikan sarjana dan jenjang pendidikan profesi.

Pendidikan akademik adalah pendidikan tinggi program sarjana dan/atau

program pascasarjana kedokteran yang diarahkan terutama pada penguasaan

ilmu kedokteran. Pendidikan profesi adalah pendidikan kedokteran yang

dilaksanakan dalam bentuk pembelajaran klinik dan pembelajaran

komunitas yang menggunakan berbagai bentuk dan tingkat pelayanan

kesehatan nyata (UU Dikdok, 2013). Pendidikan kedokteran mengacu pada

Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI). Standar Kompetensi Dokter

Page 29: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

10

Indonesia (SKDI) merupakan standar minimal kompetensi lulusan dan

bukan merupakan standar kewenangan dokter layanan primer. SKDI

pertama kali disahkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) pada tahun

2006 dan telah digunakan sebagai acuan untuk pengembangan Kurikulum

Berbasis Kompetensi (KBK) (Konsil Kedokteran Indonesia, 2012).

Kompetensi Berbasis Kompetensi (KBK) dapat mengubah mahasiswa dari

yang kurang kompeten menjadi mahasiswa yang lebih kompeten.

Pengembangan mutu pembelajaran menuju kurikulum berbasis kompetensi

di perguruan tinggi memerlukan metode yang relevan untuk meningkatan

prestasi belajar, dalam hal ini tidak lagi berbentuk Teacher Centered

Content Oriented (TCCO) tetapi diganti dengan menggunakan prinsip

Student Centered Learning (SCL) (Gunawan, 2010).

Student Centered Learning (SCL) adalah proses pembelajaran yang

berpusat pada siswa (learner centered), diharapkan dapat mendorong siswa

untuk terlibat secara aktif dalam membangun pengetahuan, sikap dan

perilaku. Proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan SCL menjadi

salah satu pilihan dalam KBK. Bidang pendidikan pemerintah telah

menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan pasal 19 ayat 1 yang menyatakan bahwa proses

pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,

inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk

berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,

Page 30: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

11

kreativitas dan kemandirian sesuai dengan minat peserta didik (Departemen

Pendidikan Nasional, 2005).

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung (FK Unila) sendiri menerapkan

KBK sejak tahun 2008. FK Unila menggunakan metode pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) atau diskusi dengan pendekatan SPICES

(Student centered, Problem based, Integrated, Community based oriented,

Elective dan Systematic). SPICES memiliki 6 komponen yang dapat

dijelaskan sebagai berikut.

1) Student-centered

Siswa secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang

dipelajari, aktif dalam pengelolaan pengetahuan, belajar menentukan apa

yang ingin mereka ketahui, mampu mencari pengetahuan sendiri

(mandiri) dan belajar berkesinambungan, memanfaatkan banyak media

serta penekanan pada pencapaian kompetensi bukan pada tuntasnya

materi.

2) Problem-based

Siswa diberikan trigger (masalah) atau ilustrasi kasus yang akan

digunakan untuk mencari, menggali dan mengumpulkan informasi serta

ilmu. Siswa dirangsang untuk mengembangkan nalar dan daya

analisanya, berpikir kritis dan mampu menggunakan pengetahuan yang

telah dimilikinya.

3) Integrated

Page 31: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

12

Perencanaan dan kurikulum ajaran didesain secara terintegrasi, baik

secara horisontal maupun vertikal. Siswa tidak diajak berpikir secara

terkotak-kotak dalam masing-masing disiplin ilmu, tetapi mereka dapat

menghubungkan dan mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan

yang diperolehnya secara utuh (lintas disiplin).

4) Community-based (Consummer-based)

Pembelajaran harus berorientasi pada kebutuhan masyarakat atau pada

kepentingan konsumen. Proses pembelajaran siswa tidak hanya dibatasi

oleh ruang kelas dengan bahan tekstual tetapi mereka mempelajari

berbagai aspek kehidupan masyarakat yang ada di lingkungan nyata

mereka. Melalui berbasis komunitas ini, siswa diajak secara langsung

untuk berlatih dan belajar mengambil peran secara positif dalam

lingkungan sosialnya.

5) Elective

Selain menyediakan mata pelajaran yang telah terstruktur dalam

kurikulum, institusi pendidikan seyogyanya menyediakan program-

program pilihan yang dapat diambil siswa, disesuaikan dengan minat,

tujuan, bakat dan keunikan karakteristik mereka masing-masing.

6) Systematic

Pembelajaran dikembangkan dengan tujuan, materi dan tahapan-tahapan

yang jelas, logis dan tertib, sehingga pada gilirannya para siswa dapat

memperoleh pemahaman yang lebih baik dan mencapai kompetensi

secara utuh.

Page 32: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

13

Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu komponen dari

SPICES. PBL di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung meliputi

beberapa kegiatan sebagai berikut (Fakultas Kedokteran Universitas

Lampung, 2011).

1) Problem Based Learning (PBL)/Diskusi

Problem Based Learning (PBL) dilaksanakan secara terintegrasi dalam

kelompok kecil (8 – 12 orang) mulai semester I sampai dengan semester

VII. Belajar berlandaskan masalah adalah suatu cara pembelajaran yang

relatif baru yang memiliki keunggulan dan keterbatasan. Melalui cara

belajar ini, mahasiswa dihadapkan pada suatu skenario masalah,

selanjutnya mahasiswa membahas dan menganalisis masalah umum

tersebut menjadi komponen-komponen khusus dan pada akhirnya

mahasiswa merumuskan masalah tersebut menjadi sejumlah pertanyaan

yang akan dijawab. Tutorial dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan

dalam seminggu menggunakan metode seven jump.

2) Keterampilan Klinis (Clinical Skills Lab)

Clinical Skills Lab (CSL) menggunakan metode coaching untuk

memberikan pelatihan keterampilan-keterampilan klinik yang wajib

dikuasai oleh mahasiswa sesuai dengan level of competency yang ada di

dalam Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI). Pelaksanaan CSL

dimulai dari semester I sampai dengan semester VII. CSL dilaksanakan

sebanyak 2 kali pertemuan dalam seminggu, yaitu pertemuan pertama

sesi coaching dan pertemuan kedua sesi latihan.

Page 33: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

14

3) Praktikum Laboratorium (Lab Activity)

Praktikum di laboratorium bertujuan untuk meningkatkan pemahaman

mengenai teori yang diperoleh saat perkuliahan dan tutorial serta untuk

meningkatkan keterampilan pada bidang tertentu. Penyelenggaraan

praktikum dapat bersifat terintegrasi. Tujuan lain pelaksanaan praktikum

bagi mahasiswa adalah sebagai berikut:

a. Menginterpretasikan hasil praktikum yang diselenggarakan dalam

bentuk percobaan.

b. Menjelaskan perbedaan antara apa yang diharapkan dengan

kenyataan yang didapat.

c. Membandingkan hasil kelompoknya dengan hasil kelompok lain.

d. Menerapkan kejujuran ilmiah dengan melaporkan hasil yang

didapatkan pada praktikum sebagaimana adanya.

4) Perkuliahan (Lecture)

Perkuliahan dilaksanakan secara terintegrasi mengenai materi yang

disesuaikan dengan blok yang sedang berlangsung. Perkuliahan juga

tidak terbatas pada masalah-masalah yang disajikan dalam tutorial.

2.3 Organisasi Kemahasiswaan

2.3.1 Definisi Organisasi Kemahasiswaan

Kata organisasi berarti kesatuan atau susunan yang terdiri atas

bagian-bagian atau orang di dalam perkumpulan untuk tujuan

tertentu, atau kelompok kerjasama antar orang-orang yang diadakan

untuk mencapai tujuan bersama (KBBI Online, 2016). Organisasi

Page 34: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

15

adalah sekumpulan manusia yang memiliki tujuan yang sama yang

diwujudkan melalui gerakan bersama. Organisasi sering

didefinisikan sebagai sekelompok manusia (group of people) yang

bekerja bersama-sama dalam rangka mencapai tujuan bersama

(common goals) (Achmad, 2007).

Dapat disimpulkan bahwa yang disebut sebagai organisasi adalah

proses kerja sama dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan secara

efektif dan efisien. Organisasi mengandung tiga unsur, yaitu (1)

kerja sama, (2) dua orang atau lebih, dan (3) tujuan yang hendak

dicapai (Rahmat, 2012). Istilah organisasi sudah tidak asing lagi bagi

kalangan akademika seperti mahasiswa.

Berdasarkan Kepmendikbud nomor 155/U/1998 (dalam Widayanto,

2011), organisasi kemahasiswaan merupakan salah satu elemen yang

sangat penting dalam proses pendidikan di perguruan tinggi.

Keberadaan organisasi kemahasiswaan merupakan wahana dan

sarana pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan,

peningkatan kecendekiawan, integritas kepribadian, menanamkan

sikap ilmiah, dan pemahaman tentang arah profesi serta

meningkatkan dan menumbuhkan kerjasama.

Page 35: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

16

2.3.2 Bentuk Organisasi Kemahasiswaan

Saat ini dikenal dua macam organisasi kemahasiswaan yaitu

organisasi intra kampus dan organisasi ekstra kampus. Organisasi

intra kampus yaitu organisasi yang berada di dalam kampus,

memiliki ruang lingkup kegiatan dan anggota terbatas pada

mahasiswa yang ada di kampus tersebut. Organisasi ekstra kampus

adalah organisasi yang berada di luar kampus, di mana ruang lingkup

dan anggotanya adalah mahasiswa seperguruan tinggi atau lintas

perguruan tinggi. Organisasi intra kampus dibagi berdasarkan ruang

lingkup serta berdasarkan minat dan bakat. Organisasi intra kampus

berdasarkan ruang lingkupnya terdiri atas organisasi tingkat jurusan,

organisasi tingkat fakultas dan organisasi tingkat universitas.

Organisasi intra kampus berdasarkan minat dan bakat biasa dikenal

dengan nama Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang ruang

lingkupnya setingkat fakultas dan yang lebih banyak setingkat

universitas (As’ari, 2007).

Universitas Lampung memiliki 33 organisasi kemahasiswaan

sebagai bentuk kegiatan pengembangan kemahasiswaan.

Pengembangan kemahasiswaan di Universitas Lampung menjadi

tanggung jawab seluruh sivitas akademika, yang dilakukan dalam

suatu tatanan sistematis yang mengandung rangkaian program

pembinaan yang menyeluruh, terarah dan terpadu, serta berlangsung

secara terus-menerus, yang berlaku baik untuk mahasiswa program

Page 36: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

17

sarjana, diploma, maupun pascasarjana (Universitas Lampung,

2013). Organisasi kemahasiswaan tingkat universitas di Universitas

Lampung dicantumkan dalam Tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Organisasi kemahasiswaan tingkat universitas di Universitas

Lampung (Universitas Lampung, 2013). No Organisasi Kemahasiswaan Jenis

1 Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) KBM Eksekutif

2 Dewan Perwakilan Mahasiswa/Majelis

Permusyawaratan Mahasiswa (DPM/MPM)

KBM

Legislatif

3 UKM MENWA Resimen

4 UKM Pramuka Pramuka

5 UKM KSR-PMI Palang Merah

6 UKM MAPALA Pecinta Alam

7 UKM Filateli Komunitas

8 UKPM Teknokra Jurnalistik

9 UKM KOPMA Koperasi

10 UKM-BS Komunitas

11 UKM ZOOM Komunitas

12 UKM Birohmah Rohani

13 UKM Kristen Protestan Rohani

14 UKM Hindu Rohani

15 UKM Budha Rohani

16 UKM Basket Olahraga

17 UKM Bulu Tangkis Olahraga

18 UKM Volley Ball Olahraga

19 UKM Tenis Meja Olahraga

20 UKM Tenis Lapangan Olahraga

21 UKM Sepak Bola Olahraga

22 UKM Atletik Olahraga

23 UKM Judo Olahraga

24 UKM Tae Kwondo Olahraga

25 UKM Karate Olahraga

26 UKM Kempo Olahraga

27 UKM Tarung Drajat Olahraga

28 UKM Pencak Silat Olahraga

29 UKM Anggar Olahraga

30 UKM Radio Kampus Media Komunikasi

31 UKM ESo (English Society) Bahasa

32 UKM Penelitian Penelitian

33 Paduan Suara Mahasiswa. Seni

Pada tingkat fakultas, Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

memiliki 4 organisasi kemahasiswaan, yaitu Badan Eksekutif

Mahasiswa (BEM) FK Unila, Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM)

Page 37: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

18

FK Unila, Forum Studi Islam (FSI) Ibnu Sina, serta Perhimpunan

Mahasiswa Pecinta Alam Tanggap Darurat (PMPATD) Pakis Rescue

Team seperti dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Struktur organisasi kemahasiswaan di FK Unila

No Organisasi

Kemahasiswaan Divisi

Pembagian

Divisi

1 BEM Dinas PSDMO

Pendpro

Pengmas

Eksternal

Kastrad

Biro KIK

Fundraising

2 Pakis Pendidikan dan latihan

Organisasi

Pencinta alam

Pengabdian masyarakat

3 FSI Media syiar

Kaderisasi

BBQ

Keputrian

Akademik

Dana usaha

4 DPM Komisi A (Aspirasi)

Komisi B (Kelembagaan)

Pada satu tahun pertama, mahasiswa yang mengikuti organisasi ini

akan menjadi anggota muda dari organisasi tersebut. Selanjutnya,

apabila mahasiswa yang bersangkutan tetap aktif dalam organisasi

tersebut, maka mahasiswa tersebut dapat menjadi anggota tetap atau

pengurus pada tahun berikutnya (Universitas Lampung, 2013).

2.3.3 Keaktifan Berorganisasi

Berdasarkan data penelitian, diketahui bahwa motivasi seseorang

ikut serta dalam organisasi adalah untuk mendapatkan kecakapan

yang tidak mungkin didapatkan di bangku perkuliahan. Kecakapan

Page 38: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

19

tersebut meliputi kecakapan mengatur waktu, kecakapan birokrasi,

kecakapan surat-menyurat dan kecakapan lainya. Melalui organisasi,

mahasiswa percaya bahwa potensi tersebut dapat diolah dan

dikembangkan secara kreatif sehingga memberikan kelebihan

tersendiri bagi mahasiswa. Kelebihan tersebut merupakan kelebihan

yang tidak atau belum tentu dimiliki oleh mahasiswa lainnya yang

tidak aktif dalam organisasi (Kusuma, 2008).

Seorang mahasiswa yang aktif berorganisasi akan terbiasa

bekerjasama dengan orang lain (work as a team), memiliki jiwa

kepemimpinan (work as a leader) dan terbiasa bekerjasama dengan

manajemen (work with management). Kemampuan tersebut sangat

dibutuhkan ketika memasuki dunia kerja yang sebenarnya (Kusuma,

2008).

Selain untuk mengembangkan potensi, motivasi lain yang mendasari

mahasiswa untuk berorganisasi adalah untuk mencapai sebuah

prestasi. Bagi mahasiswa yang aktif dalam berorganisasi, prestasi

akademis maupun non-akademis menjadi sebuah kebanggaan

tersendiri karena ia memiliki kemampuan yang tidak hanya diukur

dari aspek kognitif saja, tetapi ia juga bisa membuktikan kemampuan

tersebut secara aplikatif dan praktis. Capaian tersebut merupakan

capaian yang ingin dimiliki oleh mahasiswa yang tidak hanya

berorientasi kuliah tetapi juga organisasi, suatu kelebihan tersendiri

Page 39: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

20

yang membedakan dengan mahasiswa yang hanya berorientasi pada

kuliah (Kusuma, 2008).

Motivasi lain untuk ikut dalam organisasi adalah untuk memperoleh

eksistensi dan aktualisasi diri dalam lingkungan di mana mereka

berada. Eksistensi ini terkait dengan keinginan dan ego yang ada

dalam diri mahasiwa untuk lebih dikenal oleh mahasiswa-mahasiswa

lainya. Bahkan, lingkup tersebut sampai pada keinginan untuk lebih

dikenal oleh para dosen di lingkungan fakultas atau program

studinya. Motivasi eksistensi ini menjadi bagian yang tak

terpisahkan ketika mahasiwa ikut serta dalam suatu organisasi

(Kusuma, 2008).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Anggoro (2016)

terhadap mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung,

sarana untuk menyalurkan aspirasi berorganisisasi telah disediakan

dengan baik, namun belum dapat dimanfaatkan secara maksimal

oleh sebagian besar mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas

Lampung. Hal ini dapat dilihat dari masih banyaknya mahasiswa

yang tidak terlibat dalam kegiatan organisasi.

Kepadatan jadwal perkuliahan ditambah dengan persepsi buruk

bahwa apabila mahasiswa aktif berorganiasasi maka performa

akademik akan terganggu atau bahkan menyebabkan lulus lebih

Page 40: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

21

lama merupakan alasan mahasiswa untuk memilih tidak ikut

berorganisasi. Namun, masih terdapat mahasiswa FK Unila yang

tidak terpengaruh persepsi buruk tersebut dan memilih untuk aktif

berorganisasi. Motivasi yang lebih besar memacu mereka untuk

sukses berorganisasi tanpa mengabaikan performa akademiknya

(Anggoro, 2016).

Saat ini terdapat 4 angkatan aktif di FK Unila periode preklinik,

yaitu angkatan 2012, 2013, 2014 dan 2015. Roda organisasi secara

umum dalam satu tahun terakhir ini digerakkan oleh mahasiswa

angkatan 2013. Mahasiswa aktif angkatan 2013 di FK Unila

berjumlah 173 orang. Menurut database kepengurusan dari masing-

masing organisasi tingkat fakultas, disebutkan bahwa mahasiswa

angkatan 2013 yang terdaftar sebagai anggota adalah sebagai

berikut: (1) BEM FK UNILA sebanyak 84 orang, (2) DPM FK

UNILA sebanyak 5 orang, (3) FSI Ibnu Sina sebanyak 89 orang, dan

(4) PMPATD Pakis Rescue Team sebanyak 58 orang (Fakultas

Kedokteran Universitas Lampung, 2014).

2.4 Self Regulated Learning

2.4.1 Definisi Self Regulated Learning

Self-regulation merupakan sebuah proses dimana seseorang peserta

didik mengaktifkan dan menopang kognisi, perilaku dan

perasaannya yang secara sistematis berorientasi pada pencapaian

Page 41: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

22

suatu tujuan. Ketika tujuan tersebut meliputi pengetahuan, maka

yang dibicarakan adalah self-regulated learning (Mulyani, 2013).

Self regulated learning merupakan suatu proses pengaturan diri dan

strategi yang melibatkan metakognisi, motivasional dan behavioral

dalam mengoptimalkan proses pembelajaran (Mulyani, 2013).

Secara metakognisi, siswa membuat perencanaan, mengatur,

mengorganisir, mengontrol dan mengevaluasi tujuan. Siswa

bertanggung jawab dalam keberhasilan dan kegagalan, serta

memiliki ketertarikan intrinsik dalam menghadapi tugas yang

mengacu kepada motivasional. Secara behavioral, siswa mencari

bantuan dan masukan, menciptakan lingkungan belajar yang optimal

dan memberikan instruksi serta penguatan terhadap dirinya

(Aronson, 2002).

Self-regulated learning dapat berlangsung apabila peserta didik

secara sistematis mengarahkan perilakunya dan kognisinya dengan

cara memberi perhatian pada instruksi-instruksi, tugas-tugas,

melakukan proses dan menginterpretasikan pengetahuan,

mengulang-ulang informasi untuk mengingatnya serta

mengembangkan dan memelihara keyakinannya positif tentang

kemampuan belajar dan mampu mengantisipasi hasil belajarnya

(Mulyani, 2013).

Page 42: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

23

Strategi self-regulated learning mengacu kepada tindakan dan proses

yang terarah dalam memperoleh informasi dan keterampilan yang

melibatkan persepsi siswa terhadap tujuan dan bantuan yang

digunakan. Siswa yang meregulasi diri dalam belajar akan memilih

dan menggunakan strategi self-regulated learning untuk mencapai

hasil akademik yang diharapkan berdasarkan pada timbal balik dari

keefektifan dan keterampilan belajar (Mulyani, 2013).

Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa self-regulated

learning adalah kemampuan seseorang dalam mengatur belajarnya

sendiri mengaktifkan pikiran, perasaan dan perilaku dalam mencapai

tujuan belajarnya dengan melakukan strategi self-regulated learning.

2.4.2 Faktor yang Mempengaruhi Self Regulated Learning

Menurut Stone, Schunk & Swartz (Cobb, 2003) self-regulated

learning dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu :

a. Keyakinan diri (self-efficacy), motivasi dan tujuan self-efficacy

mengacu pada kepercayaan seseorang tentang kemampuan

dirinya untuk belajar atau melakukan ketrampilan pada tingkat

tertentu.

b. Motivasi (Bandura dalam Cobb, 2003) merupakan sesuatu yang

menggerakkan individu pada tujuan dengan harapan akan

mendapatkan hasil dari tindakannya itu dan adanya keyakinan

diri untuk melakukannya.

Page 43: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

24

c. Tujuan merupakan kriteria yang digunakan individu untuk

memonitor kemajuan belajarnya.

Ketiga faktor tersebut diatas, yakni tujuan, motivasi dan self-efficacy

saling berhubungan dengan SRL. Self-efficacy merefleksikan

kepercayaan akan kemampuan diri seseorang untuk menyelesaikan

tugas yang akan mempengaruhi tujuan (apakah orientasi pada tujuan

belajar atau kinerja). Selanjutnya self-efficacy yang tinggi, akan lebih

memotivasi individu untuk meningkatkan regulasi diri, sehingga

individu dapat belajar dengan mengimplementasikan lebih banyak

strategi self-regulated learning yang pada akhirnya berpengaruh

terhadap prestasi akademiknya.

2.5 Manajemen Waktu

2.5.1 Definisi Manajemen Waktu

Manajemen secara umum dapat diartikan sebagai penggunaan

sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran. Waktu dapat

diartikan sebagai keseluruhan rangkaian mengenai proses, perbuatan,

atau keadaan yang sedang berlangsung (KBBI Online, 2016).

Manajemen waktu adalah pengaturan diri dalam menggunakan

waktu seefektif dan seefisien mungkin dengan melakukan

perencanaan, penjadwalan, mempunyai kontrol atas waktu, selalu

membuat prioritas menurut kepentingannya, serta keinginan untuk

Page 44: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

25

terorganisasi yang dapat dilihat dari perilaku belajar dari seorang

mahasiswa (Puspitasari, 2013). Manajemen waktu adalah segenap

kegiatan dan langkah mengatur serta mengelola waktu dengan

sebaik-baiknya, sehingga mampu membawa ke arah tercapainya

tujuan hidup yang telah ditetapkan oleh individu yang bersangkutan

(Gie, 2003).

Manajemen waktu belajar dapat diartikan sebagai penggunaan waktu

belajar seefisien dan seefektif mungkin untuk memperoleh waktu

secara maksimal (Kusuma, 2008). Peranan manajemen waktu

diperlukan dalam kegiatan belajar karena manajemen waktu

merupakan salah satu faktor internal, yang berarti menerapkan

prinsip belajar yang efisien. Belajar yang dilakukan dalam rentang

waktu yang lama tidak akan efisien jika hanya dilakukan sekali atau

jarang. Dalam hal ini, manajemen waktu dapat mempengaruhi

belajar, memberikan energi, dan mengarahkan aktivitas belajar

individu (Puspitasari, 2013).

Mahasiswa harus memiliki Self-Regulated Learning (SRL) yang baik

untuk meningkatkan keterampilannya dalam manajemen waktu. Self-

Regulated Learning adalah kemampuan peserta didik dalam

mengatur sistem belajarnya sendiri dengan mengarahkan perilaku

dan kognisinya secara sistematis untuk mencapai tujuan belajar yang

diinginkan (Mulyani, 2013).

Page 45: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

26

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen

waktu adalah proses pencapaian suatu sasaran atau tujuan tertentu

yang telah ditentukan dalam kurun waktu tertentu dengan

menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien, seperti

manusia, dana, perlengkapan, bahan-bahan dan metode-metode

tertentu, serta dengan menyisihkan kegiatan-kegiatan yang memakan

waktu dan tidak berarti sehingga tidak terjadi penundaan.

2.5.2 Aspek-aspek yang Mempengaruhi Manajemen Waktu

Menurut Puspitasari (2013), aspek-aspek yang mempengaruhi

manajemen waktu adalah sebagai berikut:

1) Penetapan Tujuan dan Prioritas

Penetapan tujuan dan prioritas ini dikaitkan dengan apa yang

ingin dicapai atau apa yang dibutuhkan untuk memperoleh dan

membuat prioritas dari tugas yang penting untuk mencapai

tujuan.

2) Mekanisasi dari Manajemen Waktu

Aspek ini meliputi proses-proses dari rencana yang akan

dilakukan.

3) Kontrol terhadap Waktu

Kontrol terhadap waktu berhubungan dengan perasaan dapat

mengatur waktu dan pengontrolan terhadap hal-hal yang dapat

mempengaruhi penggunaan waktu.

Page 46: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

27

Menurut Timpe dalam Kusuma (2008) dalam Puspitasari (2013),

lima aspek yang tidak boleh ditinggalkan jika hendak memiliki

manajemen waktu yang baik adalah sebagai berikut:

1) Menghindari Kebiasaan Menghabiskan Waktu

Kebiasaan melakukan pekerjaan yang dianggap tidak perlu dan

tidak disadari telah membuang waktu sebaiknya digunakan untuk

melakukan pekerjaan yang berguna.

2) Menetapkan Sasaran

Dengan menetapkan sasaran maka seseorang menjadi lebih

mengerti mengenai arah yang hendak dituju sehingga akan

mempermudah dalam melaksanakan pekerjaan. Dengan

demikian, seseorang akan terhindar dari pemborosan waktu.

3) Menetapkan Prioritas

Proses menentukan prioritas melibatkan perencanaan

berdasarkan derajat kepentingan. Walaupun proses perencanaan

tersebut menyita waktu, tetapi hal tersebut dapat memberikan

hasil yang lebih baik karena dapat menghemat waktu.

4) Penundaan

Penundaan mengakibatkan seseorang tidak dapat menyelesaikan

pekerjaan secara tepat waktu. Ada tiga sebab yang mengarah

kepada penundaan, yaitu tidak menyenangkan, proyek yang sulit

dan keraguan.

Page 47: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

28

5) Sikap Asertif

Sikap asertif diperlukan untuk menolak suatu permintaan

maupun tugas yang akan mengurangi efektivitas. Dengan sikap

asertif, individu dapat membatasi diri untuk hanya mengerjakan

hal-hal yang penting saja yang mengarah pada tujuan akhir.

2.5.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Waktu

Macan dalam Kusuma (2008) menyebutkan ada beberapa faktor

yang mempengaruhi perbedaan manajemen waktu seseorang dengan

orang lain, antara lain:

1) Jenis Kelamin

Wanita memiliki manajemen waktu yang lebih baik

dibandingkan pria karena waktu luang wanita diisi dengan

kegiatan yang lebih bermanfaat dibanding pria yang kurang

dapat memanfaatkan waktu untuk diisi dengan kegiatan

bermanfaat.

2) Usia

Terdapat hubungan positif antara manajemen waktu mahasiswa

dengan usia. Semakin tinggi usia mahasiswa, maka semakin baik

pula manajemen waktunya.

Sedangkan menurut Hofer et al. (2007), terdapat tiga faktor yang

mempengaruhi manajemen waktu, yaitu:

1) Pengaturan diri (Self-regulation)

Page 48: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

29

Dengan adanya pengaturan diri maka seseorang dapat mengatur

waktunya dengan baik, dalam hal ini belajar.

2) Motivasi

Seseorang yang bermotivasi tinggi memiliki manajemen waktu

yang tinggi. Berdasarkan penelitian Vansteenkiste dkk dalam

Hofer et al. (2007), semakin tinggi motivasi internal seseorang

maka semakin tinggi manajemen waktunya.

3) Pencapaian Tujuan

Seseorang yang berusaha mencapai tujuannya akan dapat

mengatur waktunya dengan baik.

Selain itu, menurut Hakim (2008), untuk menjadikan manajemen

waktu belajar menjadi lebih optimal dibutuhkan beberapa aspek,

antara lain:

1) Waktu Belajar

Waktu belajar berpengaruh terhadap keberhasilan belajar

seseorang. Sebenarnya, masalah mahasiswa bukanlah mengenai

ada atau tidaknya waktu, melainkan bisa atau tidaknya mengatur

waktu yang tersedia untuk belajar. Selain itu, masalah yang

harus diperhatikan adalah bagaimana mencari dan menggunakan

waktu dengan sebaik-baiknya agar mahasiswa dapat

menggunakan waktu untuk belajar secara efektif dan efisien.

Page 49: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

30

Terdapat dua cara mengatur waktu belajar, yaitu:

a. Belajar terjadwal

Untuk mengatur waktu belajar dapat menggunakan beberapa

pedoman berikut:

i. Pemilihan atau penentuan jadwal belajar sifatnya

individu.

ii. Pengaturan jadwal belajar dengan mempertimbangkan

jumlah mata pelajaran atau mata kuliah yang harus

dipelajari dalam satu semester.

iii. Sediakan waktu belajar yang seimbang dengan tingkat

kesulitan setiap mata kuliah.

iv. Buatlah jadwal pelajaran secara fleksibel.

b. Belajar setiap ada kesempatan

Menggunakan setiap kesempatan dan waktu yang tersedia

untuk belajar.

2) Durasi Belajar

Durasi berarti lamanya sesuatu yang berlangsung dalam satu

rentang waktu (KBBI Online, 2016). Belajar adalah suatu proses

usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh sesuatu

perubahan tingkah laku secara keseluruhan berupa hasil

pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya

(Slameto, 2013). Durasi belajar adalah lamanya proses belajar

dalam satu rentang waktu. Pengaturan durasi belajar sangat

Page 50: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

31

dibutuhkan untuk memperoleh manajemen waktu belajar yang

baik.

3) Frekuensi Belajar

Frekuensi adalah ukuran jumlah putaran ulang per peristiwa

dalam satuan waktu yang diberikan (KBBI Online, 2016).

Menurut Martono dalam Mega (2012), belajar pada prinsipnya

adalah usaha sadar untuk merubah diri dari tidak tahu menjadi

tahu, tidak terampil menjadi terampil, atau dengan kata lain dari

belum kompeten menjadi kompeten. Jadi, frekuensi belajar

adalah banyaknya perilaku belajar yang terjadi dalam satuan

kurun waktu tertentu.

4) Pengulangan Belajar

Mengulang pelajaran memiliki pengaruh yang besar terhadap

hasil belajar karena dengan adanya pengulangan (review) pada

bahan/materi yang belum begitu dikuasai serta mudah terlupakan

akan meningkatkan retensi materi tersebut dalam ingatan.

Mengulang dapat dilakukan secara langsung setelah membaca,

atau jauh lebih baik jika mempelajari kembali bahan pelajaran

yang sudah dipelajari sebelumnya pada waktu tersendiri yang

telah diatur (Slameto, 2013).

Page 51: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

32

2.5.4 Hubungan Manajemen Waktu Belajar dan Hasil Belajar

Manajemen waktu berpengaruh terhadap hasil atau prestasi belajar.

Menurut Frederick dan Wahberg dalam Kamp et al. (2012), waktu

yang dihabiskan untuk belajar berhubungan positif terhadap hasil atau

prestasi belajar berdasarkan kualitas pengajaran dan kemampuan

siswa. Van den Hurk dalam Kamp et al. (2012) menyebutkan bahwa

waktu belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar dengan

dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu (Kamp et al., 2012).

Menggunakan waktu atau memanajemen waktu dengan baik

merupakan salah satu strategi belajar yang termasuk dalam kondisi

eksternal. Manajemen waktu yang efisien dapat menghasilkan prestasi

belajar yang baik. Belajar yang baik bukanlah belajar yang diburu-

buru oleh waktu melainkan belajar efektif, tenang, teliti dan penuh

konsentrasi (Slameto, 2013).

Menurut Skinner dalam Syah dan Warganegara (2015), belajar

memiliki makna esensial seperti relative permanent, yaitu perubahan

tersebut biasanya bersifat permanen namun terkadang juga sementara

tergantung beberapa hal yang mendasari seperti response potentiality

(kemampuan bereaksi), reinforced (yang diperkuat) dan practice

(praktek atau latihan). Perubahan adaptasi atau perilaku belajar yang

permanen dapat diperoleh apabila seorang mahasiswa memiliki respon

belajar yang baik ditambah dengan stimulus yang berulang-ulang atau

Page 52: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

33

terus menerus diperkuat dan diikuti oleh praktek atau pengaplikasian

dari proses belajar tersebut (Warganegara, 2015).

Belajar terus-menerus merupakan salah satu prinsip belajar yang dapat

meningkatkan hasil belajar. Mahasiswa harus memiliki strategi

kognitif yaitu keterampilan internal (internal organized skill) yang

diperlukan untuk belajar berpikir dan mengingat. Untuk mendapatkan

keterampilan berpikir dan mengingat, seseorang tidak dapat

melakukan dengan satu kali perlakuan belajar, melainkan secara terus-

menerus (Warganegara, 2015).

Warganegara (2015) melakukan penelitian di FK Unila, mengenai

hubungan antara manajemen waktu belajar mahasiswa dengan hasil

belajar, yang berupa nilai akhir ujian blok Tropic Infection Disese.

Warganegara (2015) sendiri menggunakan alat ukur berupa Kuesioner

Time Management “Effective Learning Service” yang di adopsi dari

Bradford University, Inggris. Kuesioner tersebut terdiri dari 25

pertanyaan yang sudah dilakukan uji validitas dan reliabilitas oleh

Warganegara (2015) kepada 30 responden dengan hasil uji validitas

tahap 1 dan 2 dengan hasil valid. Setelah dilakukanya uji validitas

maka tahap selanjutnya adalah uji reliabilitas tahap 1 dengan hasil

reliabel yaitu diatas >0,05 dengan hasil rerata 0,923 uji reliabilitas

tahap 2 juga menunjukan hal sama, yaitu dari hasil uji masih diatas

>0,05 dengan rata-rata nilai 0,941. Dengan demikian, peneliti juga

Page 53: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

34

akan mengggunakan kueisioner yang sama yang sudah teruji validitas

dan reliabilitasnya (Warganegara, 2015).

2.6 Capaian Akademik Mahasiswa yang Aktif Berorganisasi dan yang

Tidak Aktif Berorganisasi

Sebuah penelitian yang pernah dilakukan pada Fakultas Kedokteran

Universitas Hasanudin yang berjudul Studi Kualitatif Pengaruh Keaktifan

Berorganisasi terhadap Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa Angkatan

2008 di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanudin menyimpulkan bahwa

keaktifan berorganisasi tidak menyebabkan menurunnya performa akademik

seorang mahasiswa (Rahmat, 2012).

Pada penelitian tersebut, pengumpulan data yang diambil di bagian

akademik Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, didapatkan 37

sampel data Kartu Hasil Studi (KHS). Nilai mata kuliah yang diperoleh dari

hasil remedial tidak dimasukkan karena dianggap berpengaruh signifikan

terhadap penelitian. Pada perkembangannya, oleh karena beberapa

responden tidak menjabat penuh selama 31 setahun kepengurusan, sampel

data yang digunakan 29 Kartu Hasil Studi. Kesimpulan lengkap dari

penelitian tersebut adalah sebagai berikut: (1) Indeks Prestasi Kumulatif

rata-rata semua mahasiswa angkatan 2008 yang aktif berlembaga adalah

2,43. (2) Mahasiswa kedokteran FK UNHAS angkatan 2008 yang aktif

berorganisasi dengan indeks prestasi yang menurun sebanyak 9 orang (31

Page 54: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

35

%) dari 29 orang sampel. (3) Mahasiswa kedokteran FK UNHAS angkatan

2008 yang aktif berorganisasi, yang indeks prestasinya meningkat sebanyak

20 orang (69%) dari 29 orang sampel. (4) 70 % mahasiswa angkatan 2008

yang aktif berorganisasi berpendapat bahwa aktif di organisasi tidak

menganggu waktu belajar akademik. (5) 80 % mahasiswa angkatan 2008

yang aktif berorganisasi berpendapat bahwa aktif berorganisasi tidak

memepengaruhi Indeks Prestasi Kumulatif mahasiswa (Rahmat, 2012).

Saran dalam penelitian tersebut adalah: (1) Setiap mahasiswa Fakultas

kedokteran Universitas Hasanuddin sebaiknya aktif berorganisasi, karena

berorganisasi juga merupakan proses belajar. (2) Penelitian ini perlu

dilanjutkan kembali oleh karena banyaknya faktor-faktor yang

mempengaruhi langsung atau tidak langsung dari perkembangan indeks

prestasi mahasiswa (Rahmat, 2012).

Di dunia kampus, selain mahasiswa yang aktif berorganisasi akan

ditemukan juga mahasiswa yang tidak aktif berorganisasi. Alasan utama

seorang mahasiswa tidak aktif berorganisasi adalah ingin lebih fokus pada

kehidupan akademiknya. Kegiatan-kegiatan organisasi kampus yang tidak

menarik, kemungkinan juga menjadi faktor penyebab kecilnya jumlah

mahasiswa yang ikut organisasi, selain masalah-masalah personal

mahasiswa itu sendiri. Selain itu, anggapan mahasiswa bahwa dengan ikut

organisasi akan menyita waktu perkuliahan mereka, sehingga memutuskan

untuk tidak ikut organisasi walaupun sebenarnya minat untuk ikut organisasi

Page 55: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

36

tersebut ada masih banyak kita temui dalam kehidupan mahasiswa (Ardi &

Aryani, 2012).

Berdasarkan orientasinya, mahasiswa dapat dibagi menjadi 3, yaitu

mahasiswa akademis (mahasiswa yang berorientasi pada kuliah saja),

mahasiswa organisatoris (mahasiswa yang beorientasi pada organisasi saja)

dan mahasiswa akademis organisatoris (mahasiswa yang berorientasi pada

kuliah dan berorganisasi). Untuk mahasiswa yang hanya aktif kuliah

biasanya jumlahnya paling banyak. Untuk mahasiswa yang kuliah dan

berorganisasi jumlahnya lebih sedikit, sedangkan mahasiswa yang hanya

organisasi saja jumlahnya paling sedikit (Widayanto, 2011).

Capaian mahasiswa yang tidak aktif berorganisasi dalam hal ini mahasiswa

yang akademis tentu beraneka ragam bergantung faktor-faktor yang dapat

mempengangaruhi indeks prestasi seorang mahasiswa seperti motivasi

belajar, kecerdasan Inteligence Quotient, kondisi keluarga, kondisi ekonomi,

pergaulan dan lain sebagainya.

2.7 Kerangka Pemikiran

2.7.1 Kerangka Teori

Terdapat beberapa faktor yang dapat menentukan pilihan seorang

mahasiswa untuk ikut aktif berorganisasi atau tidak aktif

berorganisasi, yaitu faktor motivasi internal, pengaturan diri dan

pencapaian tujuan. Motivasi internal seorang mahasiswa untuk ikut

Page 56: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

37

berorganisasi adalah untuk mendapatkan kecakapan yang tidak

didapat pada bangku perkuliahan, tidak hanya berprestasi di bidang

akademik tetapi juga berprestasi pada bidang non-akademik, serta

untuk meningkatkan eksistensi dan aktualisasi diri. Sementara itu,

mahasiswa yang memilih tidak aktif berorganisasi hanya memiliki

motivasi untuk mengejar prestasi di bidang akademik karena adanya

persepsi bahwa prestasi akademik akan menurun bila aktif

berorganisasi (Anggoro, 2016; Kusuma, 2008).

Dengan demikian, dibutuhkan faktor-faktor lainnya, yaitu faktor

pengaturan diri dan faktor pencapaian tujuan untuk

mengaktualisasikan motivasi-motivasinya tersebut (Kusuma, 2008).

Ketiga faktor tersebut juga akan mempengaruhi tingkat manajemen

waktu. Manajemen waktu yang baik akan membantu mahasiswa

mengatur waktu yang efektif dan efisien untuk aktif berorganisasi

tanpa mengabaikan prestasi akademiknya (Hofer et al., 2007).

Dalam kegiatan belajar, manajemen waktu berpengaruh terhadap

hasil atau prestasi belajar (Kamp et al., 2012). Dalam penelitian ini,

indikator hasil belajar mahasiswa dilihat berdasarkan IPK (Indeks

Prestasi Kumulatif).

Page 57: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

38

Gambar 1. Kerangka teori penelitian.

(Anggoro, 2016; Hofer et al., 2007; Kamp et al., 2012; Kusuma, 2008)

Keaktifan berorganisasi

Aktif berorganisasi

Tidak aktif

berorganisasi

Motivasi internal

Pengaturan diri

Pencapaian tujuan

Tingkat manajemen

waktu

Hasil belajar

(IPK)

Page 58: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

39

2.7.2 Kerangka Konsep

Gambar 2. Kerangka konsep penelitian.

2.8 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka dapat diturunkan beberapa

hipotesis sebagai berikut :

H0 :

1) Tidak terdapat perbedaan tingkat manajemen waktu pada mahasiswa

angkatan 2013 yang aktif berorganisasi dan yang tidak aktif

berorganisasi di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

2) Tidak terdapat perbedaan tingkat Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) pada

mahasiswa angkatan 2013 yang aktif berorganisasi dan yang tidak aktif

berorganisasi di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

Variabel

independen

Keaktifan

berorganisasi

Variabel

dependen

Tingkat

manajemen waktu

IPK

Page 59: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

40

3) Tidak terdapat hubungan antara tingkat manajemen waktu dengan

tingkat Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa angkatan 2013 di

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

HA :

1) Terdapat perbedaan tingkat manajemen waktu pada mahasiswa angkatan

2013 yang aktif berorganisasi dan yang tidak aktif berorganisasi di

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

2) Terdapat perbedaan tingkat Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) pada

mahasiswa angkatan 2013 yang aktif berorganisasi dan yang tidak aktif

berorganisasi di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

3) Terdapat hubungan antara tingkat manajemen waktu dengan tingkat

Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa angkatan 2013 di Fakultas

Kedokteran Universitas Lampung.

Page 60: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian “Hubungan Keaktifan Berorganisasi dengan Tingkat Manajemen

waktu dan Indeks Prestasi Kumulatif pada Mahasiswa Angkatan Tahun

2013 di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung” merupakan penelitian

observasional analitik komparatif dan korelatif dengan pendekatan cross-

sectional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan keaktifan

berorganisasi dengan tingkat manajemen waktu dan Indeks Prestasi

Kumulatif pada mahasiswa angkatan 2013 di Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung secara bersama-sama pada satu waktu pengukuran.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Adapun

alasan pemilihan tempat, karena peneliti adalah mahasiswa Fakultas

Kedokteran Universitas Lampung sehingga hasil penelitian dapat dijadikan

sebagai bahan masukan bagi institusi tempat peneliti menempuh pendidikan

kedokteran tersebut. Pengambilan data dilanjutkan pengolahan dan analisis

data dilakukan pada bulan Juni sampai bulan Juli 2016.

Page 61: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

42

3.3 Populasi Penelitian

Populasi penelitian adalah mahasiswa dan mahasiswi angkatan 2013 yang

menempuh pendidikan kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas

Lampung. Jumlah mahasiswa dan mahasiswi angkatan 2013 adalah

sebanyak 173 orang.

3.4 Sampel Penelitian

Penetapan besar sampel data kategorik untuk studi cross-sectional

dilakukan dengan menggunakan rumus uji hipotesis terhadap dua populasi

independen, yaitu mahasiswa yang aktif berorganisasi dan mahasiswa yang

tidak aktif berorganisasi. Menurut Sastroasmoro & Ismael (2011), rumus

yang digunakan adalah sebagai berikut.

Keterangan:

n = besar sampel minimum

Zα = derivat baku normal untuk α= 0,05 sebesar 1,960

Zβ = derivat baku normal untuk β= 0,2 sebesar 0.842

P = rata-rata nilai P1 dan P2 sebesar 0,65

P1 = proporsi di populasi sebesar 0,5

P2 = perkiraan proporsi di populasi sebesar 0,8

P1-P2 = perkiraan selisih proporsi yang diteliti dengan proporsi di

populasi sebesar -0,3

Page 62: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

43

Berdasarkan rumus di atas, diperoleh estimasi besar sampel sebanyak :

Dengan demikian, didapatkan perkiraan besar sampel minimum masing-

masing kelompok adalah 40 orang, yakni kelompok mahasiswa yang aktif

berorganisasi 40 orang dan kelompok mahasiswa yang tidak aktif

berorganisasi 40 orang.

Pemilihan sampel penelitian menggunakan metode non probability

sampling, yaitu consecutive sampling. Pada consecutive sampling, semua

objek yang datang secara berurutan disesuaikan dengan kriteria inklusi dan

eksklusi dalam penelitian sampai besar sampel yang diperlukan terpenuhi

(Swasonoprijo & Susilowati, 2002).

3.5 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

3.5.1 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi untuk memasukkan subjek dalam sampel penelitian

adalah sebagai berikut:

1) Semua mahasiswa dan mahasiswi angkatan 2013 yang terdaftar

menempuh pendidikan kedokteran di Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung.

Page 63: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

44

2) Semua mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung angkatan 2013 yang aktif berorganisasi

atau tidak aktif berorganisasi (Anggoro, 2016).

a. Aktif berorganisasi, yaitu apabila tercatat menyelenggarakan

dua/lebih kegiatan kemahasiswaan (sebagai panitia) dan

mengikuti tiga/lebih kegiatan kemahasiswaan (sebagai

peserta) dari satu/lebih organisasi (BEM FK Unila, DPM FK

Unila, FSI Ibnu Sina, PMPATD PAKIS Rescue Team, atau

organisasi kemahasiswaan tingkat universitas) (Anggoro,

2016).

b. Tidak aktif berorganisasi, yaitu apabila mahasiswa tidak

memenuhi kriteria aktif berorganisasi di atas atau tidak

terdaftar sebagai anggota atau pengurus organisasi

kemahasiswaan manapun.

3) Bersedia dan dapat ikut serta dalam penelitian setelah dilakukan

pengarahan dan menandatangani lembar persetujuan.

3.5.2 Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi untuk mengeluarkan subjek dari sampel penelitian

adalah mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas

Lampung angkatan 2013 yang mengambil cuti perkuliahan dalam 1

tahun terakhir.

Page 64: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

45

3.6 Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel independen adalah variabel yang apabila nilainya berubah akan

mempengaruhi variabel yang lain. Variabel dependen adalah variabel yang

dipengaruhi oleh variabel independen (Swasonoprijo & Susilowati, 2002).

Dalam penelitian ini, dijelaskan variabel-variabel tersebut adalah sebagai

berikut :

1) Variabel independen : Keaktifan Berorganisasi

A. Kelompok mahasiswa yang aktif berorganisasi

B. Kelompok mahasiswa yang tidak aktif berorganisasi

2) Variabel dependen :

A. Tingkat Manajemen Waktu

(1) Rendah

(2) Sedang

(3) Tinggi

B. Indeks Prestasi Kumulatif

(1) Kurang

(2) Cukup

(3) Baik

(4) Sangat baik

3.7 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel disusun untuk memudahkan pelaksanaan

penelitian dan membatasi penelitian agar tidak terlalu luas yang dijelaskan

pada tabel 3.

Page 65: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

46

Tabel 3. Definisi operasional variabel

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

Keaktifan

berorganisasi

Keikutsertaan mahasiswa

Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung

angkatan 2013 dalam

organisasi kemahasiswaan

Aktif berorganisasi: tercatat

menyelenggarakan dua/lebih

kegiatan kemahasiswaan

(sebagai panitia) dan

mengikuti tiga/lebih kegiatan

kemahasiswaan (sebagai

peserta) dari satu/lebih

organisasi (BEM FK Unila,

DPM FK Unila, PAKIS, FSI

Ibnu Sina atau organisasi

kemahasiswaan tingkat

universitas)

Tidak aktif berorganisasi :

tidak memenuhi kriteria aktif

berorganisasi di atas atau

tidak terdaftar sebagai

anggota atau pengurus

organisasi kemahasiswaan

manapun

Studi

dokumentasi

organisasi

terkait

dilanjutkan

kuesioner

keikutsertaan

berorganisasi

0 : tidak aktif

berorganiasi

1 : aktif

berorganisasi

Nominal

Tingkat

manajemen

waktu

Penggunaan waktu seefisien

dan seefektif mungkin untuk

memperoleh waktu secara

maksimal (Kusuma, 2006)

Kuesioner

Time Management

Advanced

Corporate Training

tervalidasi

(Warganegara

, 2015)

1: rendah

(skor 0-29)

2: sedang

(skor 30-37)

3: tinggi

(skor 38-50)

Ordinal

Indeks

Prestasi

Kumulatif

(IPK)

Indeks prestasi yang

dihitung pada akhir suatu

program pendidikan lengkap

atau pada akhir semester

pertama dan seterusnya

untuk seluruh mata kuliah

yang diambil

yang dinyatakan dengan

rentangan angka 0,00 - 4,00.

IPK yang digunakan sampai

dengan semester 5

Data

sekunder

1 : kurang

(IPK < 2,00)

2 : cukup

(IPK 2,00-

<3,00)

3 : baik

(IPK 3,00-

<3,50)

4 : sangat

baik (IPK ≥

3,50

(Universitas

Lampung,

2012)

Ordinal

Page 66: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

47

3.8 Metode Pengumpulan Data

3.8.1 Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung dari

sumber penelitian utama, yaitu mahasiswa dan mahasiswi Fakultas

Kedokteran Universitas Lampung angkatan 2013. Pada penelitian

ini, data primer diperoleh dengan cara membagikan lembar

kuesioner keikutsertaan berorganisasi dan kuesioner manajemen

waktu sebagai instrumen penelitian.

1) Kuesioner keikutsertaan berorganisasi

Kuesioner ini berisi beberapa pertanyaan untuk menentukan

apakah populasi sampel memenuhi kriteria penelitian atau tidak.

Selain itu, kuesioner ini juga menentukan apakah mahasiswa

tergolong aktif berorganisasi atau tergolong tidak aktif

berorganisasi. Hasil dari kuesioner keikutsertaan berorganisasi

ini dibuktikan dengan arsip organisasi terkait sebagai data

sekunder.

2) Kuesioner manajemen waktu

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini merupakan hasil

adopsi dari kuesioner Time Management Advanced Corporate

Training dari Bradford University, Inggris. Kuesioner tersebut

telah melewati uji validitas dan reliabilitas dengan 30 orang

responden oleh Warganegara (2015).

Page 67: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

48

Kuesioner ini terdiri atas 25 pernyataan dengan pilihan jawaban

0 (tidak pernah), 1 (kadang-kadang), dan 2 (sering) sehingga skor

maksimal 50. Apabila diperoleh skor 0 sampai 29, maka

dikategorikan memiliki tingkat manajemen waktu rendah, skor

30 sampai 37 dikategorikan sedang, dan skor 38 sampai 50

dikategorikan tinggi.

Kuesioner ini telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas oleh

Warganegara (2016). Uji validitas untuk setiap pertanyaan dalam

kuesioner (25 pertanyaan) didapatkan nilai p<0,05. Sementara

itu, uji reliabilitas kuesioner didapatkan tingkat reliabilitas tinggi

dengan nilai Cronbach’s Alpha 0,941. Dengan demikian,

kuesioner ini telah valid dan reliabel sehingga hasil penelitian

selanjutnya dapat digunakan.

3.8.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang telah tersusun dalam dokumen-

dokumen sehingga tidak diperoleh peneliti secara langsung dari

sumber utama. Pada penelitian ini, data sekunder berupa data jumlah

mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas

Lampung angkatan 2013 yang aktif menjalani perkuliahan yang

diperoleh dari bagian akademik serta arsip-arsip kegiatan

kemahasiswaan yang berisi susunan kepanitiaan dan daftar hadir dari

organisasi kemahasiswaan terkait (BEM FK Unila, DPM FK Unila,

Page 68: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

49

FSI Ibnu Sina, PMPATD PAKIS Rescue Team atau organisasi

kemahasiswaan tingkat universitas). Data IPK sampai dengan

semester 5 masing-masing responden diperoleh dari Bagian

Akademik FK Unila.

3.9 Pengolahan dan Analisis Data

3.9.1 Pengolahan Data

Data yang telah diperoleh dari proses pengumpulan data disajikan

dalam bentuk tabel, kemudian data diolah menggunakan program

komputer. Proses pengolahan data menggunakan program komputer

ini terdiri atas beberapa langkah seperti berikut (Pratisto, 2004).

1) Data Editting

Memeriksa ketepatan dan kelengkapan semua data yang

diperoleh. Data yang belum lengkap atau ada kesalahan

dilengkapi dengan kuesioner dan/atau pengukuran ulang sampel

penelitian.

2) Data Coding

Data yang telah terkumpul dikoreksi ketepatan dan

kelengkapannya, kemudian diberi kode/simbol secara manual

sebelum diolah dengan komputer untuk memudahkan

pengolahan data selanjutnya.

3) Data Entry

Memasukkan data yang telah dikoreksi dan diberi kode ke dalam

program komputer.

Page 69: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

50

4) Data Cleaning

Memeriksa semua data yang telah dimasukkan ke dalam program

komputer agar tidak terjadi kesalahan dalam pemasukkan data.

5) Data Saving

Menyimpan data untuk dianalisis.

3.9.2 Analisis Data

Analisis statistik menggunakan program komputer untuk mengolah

data yang diperoleh, dimana telah dilakukan dua macam analisis

data, yaitu analisis univariat dan analisis bivariat.

3.9.2.1 Analisis Univariat

Analisis ini digunakan untuk menentukan distribusi

frekuensi variabel independen dan variabel dependen

(Dahlan, 2008). Pada penelitian ini dilakukan perhitungan

distribusi frekuensi skor manajemen waktu dan IPK

responden berdasarkan keaktifan berorganisasi serta

karakteristik usia dan jenis kelamin. Analisis univariat pada

penelitian ini juga digunakan untuk mengetahui gambaran

tingkat manajemen waktu dan tingkat IPK pada mahasiswa

yang aktif berorganisasi dan tidak aktif berorganisasi.

3.9.2.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat adalah analisis yang digunakan untuk

mengetahui hubungan antara variabel independen dengan

Page 70: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

51

variabel dependen melalui uji statistik (Dahlan, 2008).

Analisis bivariat yang digunakan dalam penelitian ini

berupa analisis komparatif dan analisis korelatif.

Analisis perbedaan tingkat manajemen waktu berdasarkan

keaktifan berorganisasi menggunakan uji Chi-square.

Namun, didapatkan syarat uji Chi-square tidak terpenuhi

sehingga dilakukan penggabungan sel. Analisis tidak

dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney karena syarat uji Chi-

square telah terpenuhi dengan penggabungan sel.

Kemudian, analisis perbedaan tingkat IPK berdasarkan

keaktifan berorganisasi menggunakan uji Chi-square tanpa

penggabungan sel atau uji Mann-Whitney karena syarat

telah terpenuhi.

Sementara itu, analisis korelasi tingkat manajemen waktu

dengan tingkat IPK menggunakan uji korelasi Gamma.

Variabel tingkat manajemen waktu dan tingkat IPK

keduanya merupakan data ordinal tabel 3 x 4 dengan sifat

hubungan satu arah.

Page 71: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

52

3.10 Etika Penelitian

Proposal penelitian telah mendapatkan persetujuan etik (ethical clearance)

dari tim etik Fakultas Kedokteran Universitas Lampung dengan nomor

ethical clearance 1782/UN26/8/DT/2016. Penelitian ini menggunakan

manusia sebagai sumber informasi/subjek penelitian, untuk itu diperlukan

informed consent dari mahasiswa yang dijadikan responden.

3.10.1 Persetujuan (Informed consent)

Lembar persetujuan diberikan kepada responden dengan tujuan agar

responden mengetahui maksud dan tujuan penelitian, serta meminta

izin apakah mereka bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

3.10.2 Kerahasiaan (Confidentially)

Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dari subjek, dijamin

kerahasiaanya oleh peneliti.

Page 72: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang diperoleh dari penelitian ini, maka

dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Tidak terdapat perbedaan tingkat manajemen waktu pada mahasiswa

angkatan 2013 yang aktif berorganisasi dan yang tidak aktif

berorganisasi di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

2. Gambaran skor manajemen waktu pada mahasiswa angkatan 2013 yang

aktif berorganisasi di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung skor

tertinggi adalah sebanya 4 orang (10 %), sedang 13 orang (32,5 %) dan

yang rendah sebanyak 23 orang (57,5 %).

3. Gambaran skor manajemen waktu pada mahasiswa angkatan 2013 yang

tidak aktif berorganisasi di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

skor tertinggi adalah 3 orang (7,5 %), sedang 19 orang (47,5 %) dan

rendah yaitu 18 orang (45 %).

4. Terdapat perbedaan tingkat Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) pada

mahasiswa angkatan 2013 yang aktif berorganisasi dan yang tidak aktif

berorganisasi di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

Page 73: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

72

5. Gambaran Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) pada mahasiswa angkatan

2013 yang aktif berorganisasi di Fakultas Kedokteran Universitas

Lampung adalah sebanyak 13 orang (32,5 %) kategori sangat baik, 19

orang (47,5 %) kategori baik, 7 orang (17,5 %) kategori cukup dan 1

orang (2,5 %) untuk kategori kurang.

6. Gambaran Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) pada mahasiswa angkatan

2013 yang tidak aktif berorganisasi adalah sebanyak 5 orang (12,5 %)

untuk kategori sangat baik, 9 orang (22,5 %) kategori baik, 15 orang

(37,5 %) kategori cukup, dan 11 orang (27,5 %) untuk kategori kurang.

7. Tidak terdapat hubungan antara tingkat manajemen waktu dengan

tingkat Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa angkatan 2013 di

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang diperoleh dari penelitian ini, maka

peneliti memberikan saran bagi peneliti selanjutnya, mahasiswa, lembaga

kemahasiswaan, serta pihak universitas atau fakultas. Adapun saran-saran

tersebut adalah :

1. Bagi peneliti selanjutnya

a. Memperhatikan dan mengontrol faktor-faktor lain yang diperkirakan

dapat mempengaruhi manajemen waktu dan hasil belajar mahasiswa,

terutama faktor motivasi, intelegensi (kecerdasan), organisasi

kemahasiswaan yang diikuti serta teknik/cara belajar yang

digunakan

Page 74: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

73

b. Menggunakan subjek penelitian yang lebih luas dengan melibatkan

beberapa angkatan yaitu mulai dari angkatan 1 sampai 4 untuk

membandingkan hasilnya

c. Pengambilan data kuesioner manajamen waktu disesuaikan dengan

periode aktifnya mahasiswa dalam organisasi kemahasiswaan

d. Mengurangi pengaruh social desirability dengan memberikan

penjelasan bahwa hasil penelitian bersifat rahasia sehingga jawaban

harus dengan sejujur-jujurnya tanpa pengaruh dari jawaban

mahasiswa lainnya

2. Bagi mahasiswa

Mahasiswa diharapkan agar dapat memperbaiki kemampuan manajemen

waktunya untuk menyeimbangkan kegiatan berorganisasi dan akademik

demi terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas

3. Bagi lembaga kemahasiswaan

a. Memberikan bukti bahwa keikutsertaan mahasiswa dalam

berorganisasi tidak akan menurunkan prestasi akademik. Mahasiswa

yang aktif berorganisasi memiliki tingkat IPK yang lebih baik

dibandingkan mahasiswa yang tidak aktif berorganisasi

b. Organisasi-organisasi kampus terutama di lingkungan Fakultas

Kedokteran Universitas Lampung diharapkan agar dapat

mengadakan kegiatan organisasi yang menunjang aspek akademik

seperti simulasi ujian akhir blok dan ujian-ujian lainnya, sehingga

dapat menambah minat mahasiswa untuk berorganisasi dan dapat

meningkatkan prestasi akademik mahasiswa yang aktif berorganisasi

Page 75: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

74

c. Memperbaiki sistem kaderisasi untuk lebih memudahkan mahasiswa

menjadi anggota dengan mempertimbangkan aspek minat, bakat,

motivasi serta tujuan mengikuti organisasi terkait

4. Bagi pihak universitas atau fakultas

Pihak universitas atau fakultas dapat memberikan dorongan dan

pembinaan kepada mahasiswa agar dapat aktif dalam kegiatan

kemahasiswaan, terutama pada masa orientasi mahasiswa baru.

Dorongan tersebut dapat berupa penyediaan waktu khusus bagi setiap

perwakilan untuk mempromosikan lembaga kemahasiswaan yang

diikutinya. Pembinaan dapat diberikan oleh pihak fakultas dengan

menekankan pentingnya kegiatan berorganisasi

Page 76: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang diperoleh dari penelitian ini, maka

dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Tidak terdapat perbedaan tingkat manajemen waktu pada mahasiswa

angkatan 2013 yang aktif berorganisasi dan yang tidak aktif

berorganisasi di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

2. Gambaran skor manajemen waktu pada mahasiswa angkatan 2013 yang

aktif berorganisasi di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung skor

tertinggi adalah sebanya 4 orang (10 %), sedang 13 orang (32,5 %) dan

yang rendah sebanyak 23 orang (57,5 %).

3. Gambaran skor manajemen waktu pada mahasiswa angkatan 2013 yang

tidak aktif berorganisasi di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

skor tertinggi adalah 3 orang (7,5 %), sedang 19 orang (47,5 %) dan

rendah yaitu 18 orang (45 %).

4. Terdapat perbedaan tingkat Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) pada

mahasiswa angkatan 2013 yang aktif berorganisasi dan yang tidak aktif

berorganisasi di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

Page 77: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

72

5. Gambaran Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) pada mahasiswa angkatan

2013 yang aktif berorganisasi di Fakultas Kedokteran Universitas

Lampung adalah sebanyak 13 orang (32,5 %) kategori sangat baik, 19

orang (47,5 %) kategori baik, 7 orang (17,5 %) kategori cukup dan 1

orang (2,5 %) untuk kategori kurang.

6. Gambaran Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) pada mahasiswa angkatan

2013 yang tidak aktif berorganisasi adalah sebanyak 5 orang (12,5 %)

untuk kategori sangat baik, 9 orang (22,5 %) kategori baik, 15 orang

(37,5 %) kategori cukup, dan 11 orang (27,5 %) untuk kategori kurang.

7. Tidak terdapat hubungan antara tingkat manajemen waktu dengan

tingkat Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa angkatan 2013 di

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang diperoleh dari penelitian ini, maka

peneliti memberikan saran bagi peneliti selanjutnya, mahasiswa, lembaga

kemahasiswaan, serta pihak universitas atau fakultas. Adapun saran-saran

tersebut adalah :

1. Bagi peneliti selanjutnya

a. Memperhatikan dan mengontrol faktor-faktor lain yang diperkirakan

dapat mempengaruhi manajemen waktu dan hasil belajar mahasiswa,

terutama faktor motivasi, intelegensi (kecerdasan), organisasi

kemahasiswaan yang diikuti serta teknik/cara belajar yang

digunakan

Page 78: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

73

b. Menggunakan subjek penelitian yang lebih luas dengan melibatkan

beberapa angkatan yaitu mulai dari angkatan 1 sampai 4 untuk

membandingkan hasilnya

c. Pengambilan data kuesioner manajamen waktu disesuaikan dengan

periode aktifnya mahasiswa dalam organisasi kemahasiswaan

d. Mengurangi pengaruh social desirability dengan memberikan

penjelasan bahwa hasil penelitian bersifat rahasia sehingga jawaban

harus dengan sejujur-jujurnya tanpa pengaruh dari jawaban

mahasiswa lainnya

2. Bagi mahasiswa

Mahasiswa diharapkan agar dapat memperbaiki kemampuan manajemen

waktunya untuk menyeimbangkan kegiatan berorganisasi dan akademik

demi terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas

3. Bagi lembaga kemahasiswaan

a. Memberikan bukti bahwa keikutsertaan mahasiswa dalam

berorganisasi tidak akan menurunkan prestasi akademik. Mahasiswa

yang aktif berorganisasi memiliki tingkat IPK yang lebih baik

dibandingkan mahasiswa yang tidak aktif berorganisasi

b. Organisasi-organisasi kampus terutama di lingkungan Fakultas

Kedokteran Universitas Lampung diharapkan agar dapat

mengadakan kegiatan organisasi yang menunjang aspek akademik

seperti simulasi ujian akhir blok dan ujian-ujian lainnya, sehingga

dapat menambah minat mahasiswa untuk berorganisasi dan dapat

meningkatkan prestasi akademik mahasiswa yang aktif berorganisasi

Page 79: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

74

c. Memperbaiki sistem kaderisasi untuk lebih memudahkan mahasiswa

menjadi anggota dengan mempertimbangkan aspek minat, bakat,

motivasi serta tujuan mengikuti organisasi terkait

4. Bagi pihak universitas atau fakultas

Pihak universitas atau fakultas dapat memberikan dorongan dan

pembinaan kepada mahasiswa agar dapat aktif dalam kegiatan

kemahasiswaan, terutama pada masa orientasi mahasiswa baru.

Dorongan tersebut dapat berupa penyediaan waktu khusus bagi setiap

perwakilan untuk mempromosikan lembaga kemahasiswaan yang

diikutinya. Pembinaan dapat diberikan oleh pihak fakultas dengan

menekankan pentingnya kegiatan berorganisasi

Page 80: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

DAFTAR PUSTAKA

Achmad S. 2007. Budaya Organisasi (Pengertian, Makna dan Aplikasinya dalam

Kehidupan Organisasi). Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Alfiana AD. 2013. Regulasi diri mahasiswa ditinjau dari keikutsertaan dalam

organisasi kemahasiswaan. [Skripsi]. Malang: Universitas Muhammadiyah

Malang.

Anggoro A. 2016. Hubungan keaktifan berorganisasi dengan prokrastinasi

akademik dan indeks prestasi kumulatif mahasiswa tahun ketiga fakultas

kedokteran universitas lampung. [Skripsi]. Bandar Lampung: Universitas

Lampung.

Ardi M, Aryani L. 2012. Hubungan antara persepsi terhadap organisasi dengan

minat berorganisasi pada mahasiswa fakultas psikologi uin suska. Jurnal

Psikologi. 153-63.

Aronson J. 2002. Self efficacy and self-regulated learning: the dynamic duo in

school perfomance. Improving Academic Achievement (9th

Chapter).

Tersedia di http://en.bookfi.org. Diakses pada 18 Oktober 2013.

As’ari DK. 2007. Mengenal mahasiswa dan seputar organisasinya. Tersedia di

http://www.pena-deni.com. Diakses pada 5 April 2015.

Barr Farah Dzil. 2014. Analisis Manajemen Waktu Organisasi dan Kuliah Aktivis

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Universitas

Muhammadiyah Surakarta. [Naskah Publikasi]. Surakarta: Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Cobb RJ. 2003. The relationship between self-regulated learning behaviors and

academic performance in web-based course. [Disertasi]. Virginia:

Blacksburg.

Dahlan SM. 2008. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan, Deskriptif, Bivariat

dan Multivariat. Jakarta: Salemba Medika.

DEPDIKNAS. 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan Pasal 19 Ayat 1. Jakarta: Kemendiknas.

Page 81: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

76

Fitri N. 2008. Hubungan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar Mahasiswa.

Kudus.

FK UNILA. 2011. Panduan Penyelenggaraan Program Sarjana Fakultas

Kedokteran Universitas Lampung. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

FK UNILA. 2014. Keputusan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

tentang Keanggotaan LK FK UNILA Tahun 2014/2015. Bandar Lampung:

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

Gie TL. 2003. Efisiensi untuk Meraih Sukses. Yogyakarta: Panduan.

Gunawan I. 2010. Peningkatan Aktualisasi dan Mutu Proses Pembelajaran

dengan Interactive Skill Station Berbasis Teknologi Informasi. Jakarta:

Balai pustaka.

Hakim T. 2008. Belajar Secara Efektif. Jakarta: Puspa Swara.

Haryono E, Akhidinirwanto W, Ashari. 2014. Pengaruh keaktifan berorganisasi

dan konsep diri terhadap indeks prestasi mahasiswa program studi

pendidikan fisika universitas muhammadiyah purworejo tahun akademik

2013/2014. Jurnal Radiasi. 4(1).

Hofer M, Schmid S, Fries S, Dietz F, Clausen M, Reinders H. 2007. Individual

values, motivational conflicts, and learning for school. J Learn and Instruct.

Elsevier Ltd. 17: 17-28.

Huang C, Liao H, Chang SH. 2001. Social desirability and the clinical self report

inventory: methodological reconsideration. J of Clin Psycho. 54 (4): 517-28.

Ilham. 2011. Motivasi berprestasi melalui organisasi mahasiswa. [Skripsi].

Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Islam Sultan Agung.

Kamp RJA, Dolmans D, Berkel H, Schmidt HG. 2012. The relationship between

students small group activities, time spent on self-study, and achievement.

Springerlink.com. 64:385-397.

Kamus Besar Bahasa Indenesia Online. 2016. Kamus besar bahasa indonesia.

Tersedia di http://www.kbbi.web.id. Diakses pada 12 April 2016.

Komariah S. 2002. Perbandingan antara mahasiswa aktivis & bukan aktivis dalam

sikap terhadap kuliah dan perilaku asertif. [Skripsi]. Jakarta: Fakultas

Psikologi UIN Jakarta.

Konsil Kedokteran Indonesia. 2012. Standar Kompetensi Dokter Indonesia.

Jakarta Pusat: Konsil Kedokteran Indonesia.

Page 82: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

77

Kusuma KP. 2008. Manajemen waktu ditinjau dari motivasi belajar pada

mahasiswa bekerja. [Skripsi]. Semarang: Universitas Katolik Soegipranata.

Mega N. 2012. Hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi mata kuliah

piano dasar dengan prestasi hasil belajar mahasiswa. [Skripsi]. Yogyakarta:

Universitas Negeri Yogyakarta.

Mulyani, M.D. 2013. Hubungan Antara Manajemen Waktu Dengan Self

Regulated Learning Pada Mahasiswa. Educational Psychology Journal. EPJ

(2) 1.

Pratisto A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan

Percobaan dengan SPSS. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Puspitasari W. 2013. Hubungan antara manajemen waktu dan dukungan sosial

dengan prestasi akademik mahasiswa yang bekerja. [Skripsi]. Yogyakarta:

Universitas Ahmad Dahlan.

Rahmat N. 2012. Studi kualitatif pengaruh keaktifan berorganisasi terhadap

indeks prestasi kumulaif mahasiswa angkatan 2008 di fakultas kedokteran

universitas hasanudin. [Skripsi]. Makassar: Universitas Hasanuddin.

Rusyadi SH. 2012. Hubungan Antara Manajemen Waktu Dengan Prestasi Belajar

Pada Mahasiswa [Naskah Publikasi]. Surakarta: Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Saputra, D. 2014. Manajemen waktu mahasiswa jurusan pendidikan agama islam

fakultas agama islam. [Skripsi]. Yogyakarta: Fakultas Agama Islam

Universitas Muhamadiyah Yogyakarta

Sastroasmoro S, Ismael S. 2011. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi

ke-4. Jakarta: CV. Sagung Seto.

Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka

Cipta.

Sriyanto, Abdulkarim A, Zainul A, Maryani E. 2014. Prilaku Asertif dan

Kecenderungan Kenakalan Remaja Berdasarkan Pola Asuh dan Peran

Media Massa. Jurnal Psikologi, 41 (4): 74-88.

Susanti, M. 2005. Hubungan antara motivasi berprestasi dan manajemen waktu

dengan prestasi belajar pada siswa kelas I dan II SMA institut indonesia 1

yogyakarta. [Skripsi]. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Ahmad

Dahlan.

Swasonoprijo S, Susilowati. 2002. Studi banding morfologi dan indeks : kepala,

wajah hidung pada orang toraja dan naulu. Antropologi Manusia. 3 (3): 28-

36.

Page 83: HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN TINGKAT MANAJEMEN ...digilib.unila.ac.id/29994/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · memerlukan keterampilan yang baik untuk membagi waktu antara

78

Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Undang-Undang Republik Indonesia. 2013. Tentang Pendidikan Dokter. Jakarta:

Presiden RI

Universitas Lampung. 2013. Lembaga mahasiswa. Tersedia di

http://www.unila.ac.id/lembaga-mahasiswa/. Diakses pada 2 April 2015.

Warganegara RK. 2015. Hubungan manajemen waktu belajar terhadap hasil

belajar mahasiswa di blok Tropical Infection Disease (TID) pada mahasiswa

tingkat II fakultas kedokteran universitas lampung. [Skripsi]. Bandar

Lampung: Universitas Lampung.

Widayanto, A. 2011. Karakteristik prestasi akademik mahasiswa aktivis

organisasi intrakampus di fakultas ilmu sosial dan ekonomi universitas

negeri yogyakarta [Skripsi]. Yogyakarta: UIN Yogyakarta.

Zubair A, Khoo HE. 2003. Basic in Medical Education. Singapore: World

Scientific Publisching Co. Pte. Ltd.