hubungan indeks obesitas sentral terhadap kadar asam urat...
TRANSCRIPT
i
HUBUNGAN INDEKS OBESITAS SENTRAL TERHADAP KADAR
ASAM URAT PADA MAHASISWA BERLATAR BELAKANG BIARAWAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Indro Arnoldus Sihotang
NIM : 168114075
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
HUBUNGAN INDEKS OBESITAS SENTRAL TERHADAP KADAR
ASAM URAT PADA MAHASISWA BERLATAR BELAKANG BIARAWAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Indro Arnoldus Sihotang
NIM : 168114075
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
Persetujuan Pembimbing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
Pengesahan Skripsi Berjudul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
KARYA INI SAYA PERSEMBAHKAN KEPADA TUHAN YESUS
KRISTUS YANG SENANTIASA MEMBANTU SAYA DALAM SETIAP
LANGKAH HIDUP SAYA, SAYA PERSEMBAHKAN JUGA KEPADA
AYAH DAN IBU SAYA YANG LUAR BIASA MEMBIMBING SAYA
DAN MEMOTIVASI SAYA DALAM PERJALANAN HIDUP SAYA
BUAT ADIK-ADIKKU DAN JUGA SAHABAT DAN TEMAN
TERCINTA, TERKHUSUS UNTUK ALMAMATERKU
“KASIHILAH TUHAN ALLAHMU, DENGAN SEGENAP JIWAMU
DAN SEGENAP AKAL BUDIMU”
MATIUS 22:37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, mahasiswa Univesitas Sanata Dharma :
Nama : Indro Arnoldus Sihotang
Nomor Mahasiswa : 168114075
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
Hubungan Indeks Obesitas Sentral Terhadap Kadar Asam Urat
Pada Mahasiswa Berlatar Belakang Biarawan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain
untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan
royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 24 Januari 2020
Yang menyatakan
(Indro Arnoldus Sihotang)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
Pernyataan Keaslian Karya
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, dengan mengikuti ketentuan sebagaimana layaknya
karya ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah ini,
maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai aturan perundang - undangan
yang berlaku.
Yogyakarta, 23 Januari 2020
Penulis
Indro Arnoldus Sihotang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
PRAKATA
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih-Nya
sehingga skripsi dengan judul “Hubungan Indeks Obesitas Sentral Terhadap Kadar
Asam Urat Pada Mahasiswa Berlatar Belakang Biarawan Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta” dapat terlaksana dan selesai dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai
syarat untuk memperoleh gelar sarjana Farmasi (S.Farm) di Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta. Skripsi ini juga merupakan bagian dari penelitian dr. Fenty M.
Kes., Sp. PK, yang berjudul “Korelasi Indeks Obesitas Terhadap Faktor Risiko
Penyakit Kardiovaskular Pada Mahasiswa Berlatar Belakang Biarawan Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta”.
Dalam proses pembuatan skripsi ini, tentunya banyak sekali pihak yang
berkontribusi memberikan bantuan, bimbingan, serta dukungan yang luar biasa. Oleh
karena itu, saya hendak mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Yustina Sri Hartini, Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma, atas segala bantuan dalam proses penyusunan proposal
dan naskah skripsi.
2. dr. Fenty M. Kes., Sp. PK. selaku dosen pembimbing utama yang dengan
sabar membimbing dan memberikan saran, arahan, kritik, serta dukungan
kepada penulis selama proses penelitian dan penulisan skripsi.
3. (alm) Dr. Rita Suhadi M.Si., Apt. selaku dosen penguji yang memberikan
saran dan kritikan serta dukungan kepada penulis dalam proses
menyempurnakan naskah proposal dan skripsi.
4. Maywan Hariono, Ph.D., Apt. selaku dosen pembimbing akademik dan
juga dosen penguji yang telah membimbing penulis selama perkuliahan
dan memberikan saran, masukan, dan kritikan kepada penulis dalam
menyempurnakan proses naskah proposal dan skripsi.
5. Christianus Heru Setiawan,M.Sc.,Apt. selaku dosen penguji yang
memberikan saran dan kritikan serta dukungan kepada penulis dalam
proses menyempurnakan naskah skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
6. Bapak, Ibu, dan adik-adikku yang tersayang atas kasih dan doa, dukungan
semangat, pengertian, dan juga bantuan finansial hingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
7. Seluruh kongregasi biarawan yang ada di Fakultas Teologi Universitas
Sanata Dharma yang kolaboratif dan telah bersedia menjadi responden
dalam penelitian kami.
8. Tim skripsi “Anak Mami” 2019 yang sangat luar biasa dalam
berkolaborasi serta mendukung satu dengan yang lain dari proses awal
hingga sampai penyelesaian skripsi ini.
9. Teman-teman FSMB 2016, BEMF Farmasi Kabinet Solidaritas 2019,
Elisabeth F L dan semua teman-teman di perkuliahan yang sudah
berproses bersama, memberikan dukungan dan masukan, serta seluruh
kenangan pengalaman selama 3,5 tahun di Fakultas Farmasi USD.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang sangat
berperan dalam pengalaman hidup penulis, mendukung penulis, serta
membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis sangat menyadari bahwa karya tulis ini jauh dari sempurna, maka penulis
terbuka terhadap kritik dan saran yang membangun agar hasil karya ini lebih baik dan
bermanfaat bagi semua orang yang membutuhkan, terutama dalam bidang kesehatan
masyarakat.
Terima kasih
Yogyakarta, 11 Desember 2019
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .................................................................................................. i
HALAMAN SAMPUL ................................................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ...................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI....................................... vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................................... vii
PRAKATA ................................................................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ....................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xiv
ABSTRAK .................................................................................................................. xv
ABSTRACT ................................................................................................................. xvi
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
METODE PENELITIAN .............................................................................................. 3
Desain dan Subjek Penelitian .................................................................................... 3
Proses Pengambilan Responden Penelitian ............................................................... 4
Izin dan Etika Penelitian ............................................................................................ 5
Lokasi dan Sampel Penelitian ................................................................................... 5
Pengukuran Kadar Asam Urat ................................................................................... 5
Pengukuran RLPP ..................................................................................................... 6
Pengukuran RLPTB .................................................................................................. 7
Analisis Statistika ...................................................................................................... 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................................... 8
Profil Karakteristik Responden ................................................................................. 8
Karakteristik Usia Responden ................................................................................. 12
Karakteristik RLPP Responden ............................................................................... 13
Karakteristik RLPTB Responden ............................................................................ 13
Karakteristik Kadar Asam Urat Responden ............................................................ 13
Hubungan Masing-masing Indikator Obesitas Sentral dengan Kadar Asam Urat .. 14
Hubungan Hiperurisemia Status Obesitas Sentral dan Kebiasaan Merokok .......... 17
Indeks Obesitas Sentral dan Asam Urat .................................................................. 17
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 24
LAMPIRAN ............................................................................................................... 30
BIOGRAFI PENULIS ................................................................................................ 57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR TABEL
Tabel I. Karakteristik Seluruh Responden, Responden Tidak Merokok, dan
Responden Merokok .................................................................................. 8
Tabel II. Profil Karakteristik Responden Penelitian .................................................. 12
Tabel III. Hasil Analisis Hubungan RLPP Dengan Kejadian Peningkatan Asam Urat
.................................................................................................................. 14
Tabel IV. Hasil Analisis Hubungan RLPTB Dengan Kejadian Peningkatan Asam . 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Proses Pengambilan Sampel ...................................................................... 4
Gambar 2. Prinsip Reaksi Uricase Methode ............................................................. 6
Gambar 3. Mekanisme Hiperurisemia ....................................................................... 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Surat Izin Penelitian Wakil Rektor ....................................................... 31
Lampiran 2: Ethical Clearance ................................................................................. 34
Lampiran 3: Surat Keterangan Kalibrasi Alat Ukur Lingkar Pinggang Dan Pinggul
........................................................................................................... 35
Lampiran 4: Surat Keterangan Kalibrasi Alat Ukur Tinggi Badan........................... 37
Lampiran 5: Dokumentasi Pengambilan Data .......................................................... 39
Lampiran 6: Contoh Lembar Penjelasan Kepada Calon Subjek ............................... 40
Lampiran 7: Contoh Kuisoner Riwayat Responden.................................................. 44
Lampiran 8: Contoh Kuisoner Skrining Pengambilan Responden ........................... 46
Lampiran 9: Contoh Informed Concent .................................................................... 48
Lampiran 10: Surat Keterangan Analisa Data dan Hasil Analisis Statistik .............. 49
Lampiran 11: List Pertanyaan Wawancara Komunitas Biarawan............................. 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
ABSTRAK
Obesitas merupakan salah satu faktor risiko hiperurisemia yang dihubungkan
dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular. Penelitian ini penting untuk
mengetahui hubungan status obesitas sentral dengan kejadian hiperurisemia pada
populasi masyarakat berlatar belakang biarawan. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui hubungan indeks obesitas sentral terhadap kadar asam urat darah pada
mahasiswa berlatar belakang biarawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan
penelitian cross sectional. Populasi penelitian ini ialah seluruh mahasiswa berlatar
belakang biarawan yang memenuhi kriteria inklusi dan menandatangani inform
concent. Sampel yang memenuhi kriteria sebanyak 79 responden. Pengukuran
antropometri yang dilakukan untuk melihat indeks obesitas sentral adalah rasio
lingkar pinggang-pinggul (RLPP) dan rasio lingkar pinggang tinggi badan (RLPTB).
Pengukuran kadar asam urat darah dilakukan dengan metode enzimatis (uricase
method). Data dianalisis secara statistik menggunakan uji Chi Square dan uji Fisher
untuk melihat hubungan status obesitas sentral dengan asam urat darah responden.
Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna (p =
0,577 untuk keseluruhan responden, 0,507 untuk responden tidak merokok, dan 0,728
untuk responden merokok) antara status obesitas sentral dengan kejadian
hiperurisemia berdasarkan RLPP. Berdasarkan RLPTB terdapat hubungan bermakna
pada keseluruhan responden (p = 0,044) dan hubungan tidak bermakna pada
kelompok data tidak merokok (p = 0,061) dan merokok (p = 0,360).
Kunci: Obesitas Sentral, RLPP, RLPTB, Asam Urat, Mahasiswa, Biarawan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
ABSTRACT
Central Obesity is one of the hyperuricemia risk factors which associated to
an enhancement of cardiovascular risk. This research is important to know the
correlation of central obesity status with hyperuricemia on population of the
religious background (roman chatolic). This research aims to find out the relation of
central obesity index on uric acid blood level for students with friars background at
Sanata Dharma University. This research is analytic observational study design with
cross sectional design. The participants are all students with friars background that
meet the inclusion criteria and signing the inform consent. The number of sample are
79 respondents. The anthropometric measurement is conducted to measure central
obesity index of waist-hip ratio (WHP) and waist-to-height ratio (WHtR). The
measurement of uric acid in blood is determined using enzymatic method (uricase
method). The data is statistically analyzed using Chi Square and Fisher test to
confirm the correlation of central obesity status with respondents’ uric acid. The
conclusion of this research is no significant correlation (p = 0,577 for all
respondents. 0,507 for non smoker, and 0,728 for smoker) between central obesity
status and hyperuricemia status based on WHR. Based on WHtR, there is a
significant correlation to all respondents (p = 0,044) and non-significant correlation
to non smoker group (p = 0,061) and smoker (p = 0,360).
Keyword : central obesity, WHR,WHtR, student, friars, uric acid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
PENDAHULUAN
Obesitas merupakan bagian dari gangguan metabolisme kronis, yaitu
terjadinya penumpukan lemak yang berlebihan di dalam tubuh dan faktor risiko untuk
beberapa penyakit seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, dan beberapa jenis
kanker (Song et al., 2019). Secara umum tingkat obesitas biasanya dihitung dari
jumlah lemak yang berlebih yang secara klinis dihitung dari obesitas general dan
obesitas sentral. Obesitas sentral adalah penumpukan lemak di bagian tubuh terutama
pada jaringan lemak subkutan dan lemak viseral (intra-abdominal fat) (Tchernof and
Després, 2013).
Prevalensi obesitas menurut World Health Organization (WHO) pada pria
dewasa umur 18 tahun keatas pada tahun 2016 sebesar 39%. Prevalensi obesitas
sentral pada orang dewasa di Tiongkok mulai dari tahun 1993 sampai 2011
mengalami peningkatan dari 6,5% menjadi 13,24% untuk lingkar pinggang, rasio
pinggang terhadap tinggi badan yaitu 13,18% menjadi 17,06%, dan rasio lingkar
pinggang-pinggul yaitu 16,14% menjadi 19,04% (Song et al., 2019). Menurut data
Riskesdas (2018) prevalensi obesitas sentral (indikator lingkar perut wanita yaitu >
80 cm dan pria yaitu > 90 cm) pada dewasa ≥ 15 tahun mengalami peningkatan
dibandingkan dengan data Riskesdas (2013) yaitu 26,6% menjadi 31%. Menurut
Riskesdas DIY (2013) prevalensi obesitas sentral di Yogyakarta pada kelompok umur
15 tahun keatas sebanyak 27,3%.
Istilah obesitas sentral atau obesitas abdominal dapat diketahui dari
pengukuran antropometri. Antropometri berasal dari kata antropos yang berarti
manusia dan metros yang berarti ukuran. Sehingga antropometri berarti pengukuran
dimensi fisik dan komposisi tubuh manusia. Dalam menilai indeks obesitas sentral
dapat dilakukan dengan mengukur lingkar pinggang, rasio lingkar pinggang pinggul
(RLPP) dan rasio lingkar pinggang terhadap tinggi badan (RLPTB). Dalam penelitian
ini dilakukan pengukuran RLPP dan RLPTB untuk menilai obesitas sentral.
Rasio Lingkar Pinggang Pinggul (RLPP) merupakan salah satu teknik
pengukuran antropometri untuk mengetahui penyebaran lemak dalam tubuh, terutama
dibagian abdomen. Nilai cut-off pengukuran rasio lingkar pinggang-pinggul pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
populasi Asia Tenggara menurut WHO (2011) adalah ≥ 0,90 untuk laki - laki dan ≥
0,80 untuk wanita. Pengukuran ini dilakukan dengan mengukur titik tengah bagian
atas puncak tulang pinggul dengan tulang rusuk terakhir. Pengukuran pinggul
dilakukan dengan cara mengukur lingkar pinggul terbesar. Rasio ini juga sangat baik
untuk memperkirakan timbunan lemak yang ada di area pinggul dan intraabdomen
yang sering dikaitkan dengan faktor risiko beberapa penyakit kronis seperti penyakit
jantung koroner, diabetes mellitus, hipertensi, dan hiperlipidemia (Song et al., 2019).
Rasio Lingkar Pinggang Tinggi Badan (RLPTB) merupakan salah satu
pengukuran antropometri yang digunakan untuk memprediksi beberapa kondisi yang
berhubungan dengan obesitas sebagai faktor risiko penyakit kardiovaskular.
Pengukuran tinggi badan dapat dilakukan dengan cara mengukur tinggi badan saat
subjek berdiri tegak. Menurut sebuah penelitian terkait metode rasio lingkar pinggang
tinggi badan dapat digunakan untuk memprediksikan penyakit jantung dan stroke
dalam studi prospektif bernama Framingham (Ashwell, 2011). Nilai cut-off dari
pengukuran rasio lingkar pinggang tinggi badan ialah ≥ 0,5 (Choi et al., 2018).
Asam urat merupakan produk akhir dari katabolisme purin dan juga lanjutan
dari metabolisme nukleotida dan adenosine triphosphate (Sweetman, 2009).
Kelebihan kadar asam urat dari batas normal sering disebut hiperurisemia. Kondisi ini
merupakan penyebab utama artritis, nyeri pada sendi, dan peradangan. Beberapa
faktor yang menyebabkan hiperurisemia adalah hyperlipidemia, obesitas , konsumsi
alkohol, dan gagal ginjal ( Seki et al. 2015; Sweetman, 2009; Jin et al., 2012).
Penelitian yang dilakukan oleh Smith and March (2015) melaporkan prevalensi
hiperurisemia di Indonesia mencapai 18%. Hiperurisemia adalah kadar asam urat
serum lebih dari 7,0 mg/dL pada pria dan lebih dari 6,0 mg/dL pada wanita. Kriteria
konsentrasi asam urat pada serum sangat bervariasi antara populasi, dimana jumlah
kadar asam urat darah dipengaruhi oleh hal-hal seperti usia, jenis kelamin, etnis, berat
badan, asupan makanan yang mengandung purin, dan luas permukaan tubuh (Grassi
et al., 2013).
Obesitas sentral merupakan faktor yang dapat menyebabkan hiperurisemia
dan meningkatkan risiko penyakit yang berhubungan dengan kardiovaskular (Ali et
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
al., 2018; Jin et al. 2012). Penelitian terkait prevalensi hiperurisemia dan hubungan
antara asam urat dalam serum dan obesitas pada orang dewasa di Bangladesh
menyatakan adanya hubungan yang positif antara kadar asam urat dalam darah
dengan obesitas pada orang dewasa Bangladesh (Ali et al., 2018). Penelitian lain
terkait dengan hubungan obesitas general dengan kejadian hiperurisemia di
Puskesmas Depok III, Sleman, Yogyakarta menyatakan ada hubungan antara obesitas
dengan kejadian hiperurisemia di Puskesmas Depok III Sleman, Yogyakarta (Toda et
al., 2018). Penelitian Sivakumar (2014) menyatakan terdapat korelasi obesitas sentral
dengan risiko kardiovaskular pada populasi umur 20 sampai 50 tahun.
Penelitian terkait obesitas sentral pada populasi mahasiswa sudah banyak
dilakukan, namun pada populasi mahasiswa yang merupakan biarawan masih sedikit
di Indonesia. Para biarawan tersebut memiliki hidup yang terjadwal, makanan yang
terkontrol, mereka hidup lebih sederhana, dan dalam nuansa ketenangan serta hidup
dalam spiritualitas yang tinggi. Dibandingkan dengan mahasiswa pada umumnya,
tentu pola hidup para biarawan cukup berbeda. Masa dewasa muda (18-40 tahun) ini
akan sangat berpengaruh untuk masa perkembangan selanjutnya, sehingga diperlukan
pembekalan praktik kesehatan terutama pengelolaan berat badan yang sesuai dengan
masa ini (Lanoye et al., 2016). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan
indeks obesitas sentral (RLPP dan RLPTB) terhadap kadar asam urat darah pada
mahasiswa berlatar belakang biarawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
METODE PENELITIAN
Desain dan Subjek Penelitian
Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan rancangan cross
sectional study (potong lintang). Responden yang terlibat dalam penelitian adalah
mahasiswa berlatar belakang biarawan yang sedang menempuh pendidikan di
Fakultas Teologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dari 203 calon responden
yang yang dapat mengikuti penelitian ini, didapatkan 79 responden yang memenuhi
kriteria inklusi dan telah menandatangani informed consent. Kriteria inklusi dalam
penelitian ini adalah biarawan dewasa berusia 20-29 tahun, bersedia berpuasa makan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
dan hanya minum air putih selama 10-12 jam, mahasiswa tahun angkatan 2016, 2017,
2018, dan merokok. Kriteria eksklusi penelitian ini adalah sedang mengonsumsi obat
yang mempengaruhi variabel tergantung dalam penelitian bersama (asam urat,
kolesterol total, trigliserida, tekanan darah, dan gula darah puasa), data tidak lengkap.
Beberapa contoh obat yang mempengaruhi pengukuran kadar asam urat darah yaitu
beberapa obat golongan diuretik (furosemide, thiazide), cylosporin, tacrolimus,
ß-blocker, pyrazinamide, dan ritonavir (Dalbeth, Merriman, and Stamp, 2016).
Proses Pengambilan Responden Penelitian
Gambar 1. Proses Pengambilan Sampel
Sebanyak 203 orang calon responden didapatkan 119 orang bersedia akan
mengikuti keseluruhan rangkaian penelitian, dan didapatkan sebanyak 79 orang yang
memenuhi kriteria inklusi dan 40 orang responden tereksklusi. Sebanyak 5 responden
memiliki riwayat penyakit yang berhubungan dengan penelitian, 18 responden tidak
berpuasa, 1 responden mengisi data tidak lengkap, 1 responden sedang menjalani
perawatan di Rumah Sakit, dan 15 responden tidak datang pada saat hari penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Izin dan Etika Penelitian
Izin penelitian diperoleh untuk memenuhi etika penggunaan responden
manusia. Penelitian ini telah mendapatkan izin dari Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta dengan nomor izin 166/WR I/F/IX/2019. Penelitian ini juga telah
memperoleh izin etik penelitian (ethical clearance) dari Komisi Etik Penelitian
Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta dengan Nomor 336.3/FIKES/PL/X/2019.
Hal ini bertujuan agar penelitian ini memenuhi etika dalam penelitian dan untuk hasil
penelitiannya dapat digunakan untuk kepentingan publikasi. Penelitian ini juga telah
mendapatkan izin dari seluruh pimpinan komunitas biarawan yang ada di Fakultas
Teologi Universitas Sanata Dharma.
Lokasi dan Sampel Penelitian
Pengambilan data penelitian dilakukan dua kali di empat lokasi yang berbeda
yaitu pada tanggal 19 dan 20 Oktober 2019. Tanggal 19 Oktober 2019, penelitian
dilakukan di biara komunitas SCJ dan CSSR. Tanggal 20 Oktober 2019, penelitian
dilakukan di biara komunitas OMI dan CMF. Pengambilan data diawali dengan
mendatangi biara tempat penelitian dan menjemput mahasiswa biarawan yang terlibat
dalam penelitian. Selanjutnya, para mahasiswa biarawan yang telah memenuhi
kriteria tersebut diundang datang ke lokasi pengambilan data.
Responden penelitian ini diambil secara sensus sehingga tidak dilakukan
sampling terhadap populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa
biarawan di Fakultas Teologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Responden
yang terlibat dalam penelitian adalah mahasiswa biarawan yang bersedia untuk
mengikuti penelitian ini dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Pengukuran Kadar Asam Urat
Pengukuran asam urat darah dilakukan dengan pemeriksaan di laboratorium
menggunakan metode enzimatis (enzim uricase) dengan cara mengkatalisis proses
oksidasi asam urat untuk membentuk allantonin, carbon dioxide (CO2), dan Hydrogen
Peroxide (H2O2). Selanjutnya, terjadi proses oksidasi oleh enzim peroksidase (POD)
dengan adanya derivate fenol, DHBS, dan 4 –Aminoantypirine, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Hydrogenperoxide akan menghasilkan quininonemine yang berwarna merah (red
quininonemine) yang dapat diukur pada panjang gelombang 520 nm yang artinya
setara dengan kadar asam urat darah (Bishop et al., 2014; Sofitri, 2012). Pengukuran
ini dilakukan dengan pengambilan darah vena di lengan tangan responden dengan
bantuan analis kesehatan, kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan kadar asam urat
menggunakan metode fotometrik dengan alat yang digunakan bermerek “Abbot
Arcitech c4000” yang ada di Laboratorium Patologi RS Bethesda Yogyakarta. Nilai
kadar asam urat ini sejalan dengan peningkatan besar absorbansi yang diukur pada
sample selanjutnya akan dinilai secara numerik.
Gambar 2. Prinsip Reaksi Uricase Methode (Bishop et al., 2014)
Pengukuran RLPP
Rasio lingkar pinggang pinggul merupakan salah satu teknik pengukuran
antropometri untuk mengetahui penyebaran lemak dalam tubuh, terutama dibagian
abdomen. Pengukuran lingkar pinggang dilakukan dengan mengukur titik tengah
antara bidang horizontal di tengah tulang rusuk terendah dan puncak tulang iliak.
Sementara itu, pengukuran lingkar pinggul dilakukan dengan mengukur lingkar
pinggul terlebar dari bokong. Alat pengukur harus menempel pada tubuh tetapi tidak
boleh ditarik terlalu kencang sehingga mengerutkan (perut) (World Health
Organization, 2008). Alat yang digunakan untuk pengukuran lingkar pinggang dan
lingkar pinggul adalah pita ukur yang telah terkalibrasi oleh Dinas Perindustrian dan
Perdagangan UPT Metrologi Legal Yogyakarta dengan nomor sertifikat kalibrasi
1255/MET/UP-116/VIII/2019. Cut-off RLPP adalah ≥ 0,9 untuk pria (World Health
Organization, 2011).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Pengukuran RLPTB
Rasio Lingkar Pinggang Tinggi Badan merupakan salah satu pengukuran
antropometri yang digunakan untuk memprediksi beberapa kondisi yang
berhubungan dengan obesitas sebagai faktor risiko penyakit kardiovaskular.
Pengukuran lingkar pinggang dilakukan dengan mengukur titik tengah antara bidang
horizontal di tengah tulang rusuk terendah dan puncak tulang iliak. Tinggi badan
responden diukur dengan posisi berdiri tegak dan kaki rapat, kedua lengan rapat di
samping badan, dan pandangan lurus ke depan. Responden diminta untuk melepaskan
alas kaki ketika mengukur tinggi badan. Pengukuran tinggi badan meggunakan
stadiometer dengan merek Heigh yang telah terkalibrasi oleh Dinas Perindustrian dan
Perdagangan UPT Metrologi Legal Yogyakarta dengan nomor sertifikat kalibrasi
1254/MET/ UP-115/ VIII/2019. Nilai cut-off dari pengukuran rasio lingkar pinggang
tinggi badan ialah ≥ 0,5 (Choi et al., 2018).
Analisis Statistika
Data hasil penelitian dianalisis di Pusat Kajian Clinical Epidemiology and
Biostatic Unit (CE & BU) Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
menggunakan program IBM SPSS 22 berlisensi dengan taraf kepercayaan 95%,
dengan nomor hasil analisis statistik 103/UNI/FK-KMK/CEBU.4/KP/2019. Uji yang
dilakukan antara lain: profil karakteristik dilihat dari persentase. Uji hubungan
menggunakan uji Chi square dan uji Fisher untuk mengetahui hubungan antara status
obesitas sentral berdasarkan RLPP dan RLPTB terhadap kejadian hiperurisemia
(Dahlan, 2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
HASIL DAN PEMBAHASAN
Profil Karakteristik Responden
Penelitian ini melibatkan mahasiswa berlatar belakang biarawan yang ada di
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan rentang usia 20 - 29 tahun. Profil
karakteristik 79 responden yang dianalisis secara statistik meliputi usia, Rasio
Lingkar Pinggang - Pinggul (RLPP), Rasio Lingkar Pinggang Tinggi Badan
(RLPTB), responden merokok, responden tidak merokok, dan kadar asam urat darah.
Tabel I. Karakteristik Seluruh Responden, Responden Tidak Merokok, dan
Responden Merokok
Variabel Kategori
Kelompok
Seluruh
Responden
(n=79)
Kelompok Tidak
Merokok (n=62)
Kelompok
Merokok
(n=17)
(%) (%) (%)
RLPP Obesitas
(RLPP ≥0,9) 20,26 16,13 35,29
RLPTB Obesitas
(RLPTB ≥ 0,5) 29,11 25,81 41,18
Kadar
Asam Urat
Hiperurisemia
(>7mg/dL)
24,05 25,80 17,65
Keterangan: Cut-off obesity RLPP ≥ 0,90 Cut-off obesity RLPTB ≥ 0,5
Total responden yang dianalisis pada penelitian ini yaitu sebanyak 79
responden yang dibagi kedalam dua kelompok yaitu kelompok tidak merokok 62
orang (78,48%) dan kelompok merokok 17 orang (21,52%). Jumlah persentase
responden yang mengalami obesitas sentral dinilai dari variabel RLPP untuk
keseluruhan responden (20,26%), kelompok tidak merokok (16,13%), dan kelompok
merokok (35,29%). Jumlah persentase obesitas sentral berdasarkan variabel RLPTB
untuk keseluruhan responden (29,11%), kelompok tidak merokok (25,81%), dan
kelompok merokok (41,18%). Berdasarkan hasil analisis kadar asam urat darah
responden, jumlah responden yang mengalami hiperurisemia untuk keseluruhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
responden (24,05%), kelompok tidak merokok (25,80%), dan kelompok merokok
(17,65%).
Prevalensi responden yang mengalami obesitas berdasarkan nilai RLPP
persentase paling tinggi yaitu pada kelompok merokok 35,29% dan paling rendah
pada kelompok tidak merokok 16,13%. Secara keseluruhan, berdasarkan nilai RLPP
prevalensi responden pada populasi mahasiswa biarawan yang mengalami obesitas
sentral sebesar 20,26%. Penelitian Putri (2013) dengan responden pria (17-24 tahun)
menunjukkan prevalensi RLPP ≥ 0,90 sebesar 27,12%. Penelitian Oviyanti (2010)
dengan responden pria di Desa Mojoroto berusia 25-45 tahun menunjukkan
prevalensi RLPP ≥ 0,90 sebesar 24,14%. Prevalensi RLPP ≥ 0,90 di Amerika Serikat
berdasarkan data penelitian Jahanlou and Kouzekanani (2017) pada responden pria
(20-30 tahun) sebesar 31,07%. Penelitian Veghari et al. (2016) pada responden pria
(15-70 tahun) di Iran menunjukkan prevalensi RLPP ≥ 0,90 sebesar 62,7%.
Penelitian Alberdi-aresti et al. (2016) prevalensi RLPP ≥ 0,9 pada responden pria
(25-34 tahun) di Spanyol sebesar 59,6%. Berdasarkan beberapa penelitian di atas jika
dibandingkan dengan prevalensi RLPP ≥ 0,90 pada keseluruhan responden biarawan
memiliki nilai lebih kecil dibandingkan penelitian sebelumnya pada responden
masyarakat secara umum dengan rentang umur yang sama.
Prevalensi responden yang mengalami obesitas berdasarkan nilai RLPTB dari
persentase paling tinggi adalah pada kelompok merokok sebesar 41,18% dan paling
rendah pada kelompok tidak merokok sebesar 25,81%. Secara keseluruhan,
berdasarkan nilai RLPTB prevalensi responden pada populasi mahasiswa biarawan
yang mengalami obesitas sentral yaitu 29,11%. Penelitian Sahin et al. (2011)
menunjukkan prevalensi RLPTB ≥ 0,5 di Turki pada pria dengan kelompok umur
20-29 tahun sebesar 14,9%. Penelitian Alberdi-aresti et al. (2016) prevalensi RLPTB
≥ 0,5 pada responden pria (25-34 tahun) di Spanyol sebesar 56,4%. Penelitian Correa
et al. (2019) prevalensi RLPTB ≥ 0,5 di Brazil pada pria dengan kelompok umur
20-29 tahun sebesar 37,9%. Berdasarkan beberapa penelitian di atas jika
dibandingkan dengan prevalensi RLPTB ≥ 0,5 pada responden biarawan lebih kecil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
dibandingkan penelitian sebelumnya pada responden masyarakat umumnya dengan
rentan umur yang sama. Hasil penelitian ini juga tidak sesuai dengan teori, bahwa
responden yang tidak merokok memiliki persentase obesitas sentral lebih kecil
dibandingkan kelompok merokok. Mekanisme merokok dapat menurunkan berat
badan dapat disebabkan oleh kandungan nikotin yang terdapat pada rokok. Nikotine
akan berikatan dengan nicontinic cholinergic receptor di otak yang mana hal ini akan
menyebabkan pelepasan beberapa neurotransmiter yang ada di sistem saraf pusat
seperti dopamine, serotonin, dan endorphine yang selanjutnya berpengaruh
menurunkan nafsu makan dan meningkatkan proses metabolisme di tubuh
(pengeluaran energi meningkat)
(Mc Govern and Benowitz, 2011). Hasil penelitian ini dimungkinkan oleh karena
kebiasaan pola makan biarawan yang teratur, sehingga kebiasaan merokok tidak
mempengaruhi massa tubuh biarawan.
Mahasiswa biarawan memiliki pola hidup yang teratur, jadwal makan yang
teratur, dan memiliki banyak aktivitas bersama di biara. Prevalensi obesitas sentral
berdasarkan nilai RLPP dan RLPTB sebesar 20,26 % dan 27,85%, walaupun nilai ini
lebih rendah dibandingkan penelitian sebelumnya, mahasiswa biarawan diharapkan
dapat lebih meningkatkan kesadaran akan pentingnya hidup sehat. Obesitas sentral
secara signifikan berkaitan dengan risiko penyakit kardiovaskular. Peningkatan 1 cm
dari lingkar pinggang dikaitkan dengan peningkatan 2% risiko penyakit
kardiovaskular kedepannya dan peningkatan 0,01 RLPP dikaitkan dengan
peningkatan 5% risiko penyakit kardiovaskular (Koning et al., 2007).
Prevalensi hiperurisemia paling banyak ditemukan pada kelompok tidak
merokok, yaitu 25,80% dan paling sedikit pada kelompok merokok sebesar 17,65%.
Prevalensi hiperurisemia pada tabel I menunjukkan responden yang merokok lebih
rendah dibandingkan responden tidak merokok. Hasil ini telah sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Mouhamed et al. (2011) yang menyatakan bahwa
kadar asam urat pada perokok ditemukan lebih rendah dibandingkan pada yang bukan
perokok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Secara keseluruhan berdasarkan tabel I, prevalensi hiperurisemia sebesar
24,05%. Penelitian Rau dkk. (2015) yang dilakukan di Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Manado pada responden pria (18-21 tahun) menemukan
hasil prevalensi hiperurisemia pria sebesar 52,38%. Penelitian Dewi (2017) yang
dilakukan di Fakultas Kedokteran Muhammadiyah Palembang pada responden pria
(19-22 tahun) menemukan hasil prevalensi hiperurisemia pria sebesar 16,67%.
Penelitian Lohsoonthorn et al. (2006) di Thailand pada responden pria (20-29 tahun)
menemukan hasil prevalensi hiperurisemia pria sebesar 17,6%. Jumlah mahasiswa
biarawan yang mengalami hiperurisemia lebih tinggi dibandingkan penelitian -
penelitian sebelumnya, khususnya masyarakat secara umum. Hal ini harus menjadi
perhatian, karena dengan pola hidup yang lebih teratur dan sederhana sekalipun,
mahasiswa biarawan yang mengalami hiperurisemia lebih banyak dari masyarakat
pada umumnya.
Beberapa penelitian telah membandingkan metode pengukuran antropometri
untuk menilai obesitas sentral seperti, lingkar pinggang, rasio lingkar pinggang-
pinggul, dan rasio lingkar pinggang terhadap tinggi badan dalam menilai atau
memprediksi faktor risiko beberapa penyakit (World Health Organization, 2011;
Dong et al. 2016; Liu et al, 2011). Menurut WHO (2008) ketiga variabel di atas
secara menyakinkan dapat digunakan dalam menilai risiko penyakit kardiovaskular
(CVD), diabetes mellitus tipe II, dan hipertensi. Beberapa penelitian menyimpulkan
pengukuran obesitas sentral dengan RLPTB lebih baik dibandingkan RLPP.
Penggunaan RLPTB memiliki keunggulan dibandingkan dengan pengukuran obesitas
sentral lainnya terkait dengan kemudahan perhitungan dan aplikasi pada tingkat
individu atau populasi. Nilai cut-off yang sama dapat digunakan pada kedua jenis
kelamin etnik yang berbeda, untuk anak-anak, dewasa, dan juga untuk semua
golongan usia. RLPTB juga memiliki evidence lebih baik untuk memprediksi faktor
risiko kardiovaskular (p<0,05), penyakit kardiometabolik pada dewasa muda, gout
(p=0,01), dan menilai risiko perkembangan gagal ginjal kronis kedepannya dilihat
dari nilai AUC dan ROC dibandingkan dengan lingkar pinggang, IMT, dan RLPP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
(Ashwell and Hsieh, 2005 cited Amirabdollahian and Haghighatdoost, 2018; Lin et
al., 2013; Vasquez et al., 2019; Odagiri et al., 2014 ; Liu et al., 2011).
Tabel II. Profil Karakteristik Responden Penelitian
Karakteristik
Seluruh
Responden
(n=79)
Tidak Merokok
(n=62)
Merokok
(n=17)
Median ± p Median ± p Mean ± SD p
Usia 23,00
(20,00-
28,00)
0,000 23,00
(20,00-
28,00)
0,000 22,47 ± 1,46 0,227*
RLPP 0,83
(0,72-0,99)
0,039 0,83
(0,73-0,99)
0,015 0,85±0,07 0,795*
RLPTB 0,45
(0,38-0,61)
0,003 0,45
(0,39-0,62)
0,002 0,48±0,05 0,907*
Kadar
Asam Urat
6,20
(4,40-9,30)
0,005 6,20
(4,40-9,30)
0,010 6,34 ± 1,06 0,231*
Keterangan : *Data terdistribusi normal (p>0,05)
Karakteristik Usia Responden
Pada penelitian ini, usia responden yang terlibat adalah 20-29 tahun. Menurut
Hurlock (2001) umur 18 sampai 40 tahun termasuk kedalam kategori dewasa awal.
Pada penelitian ini secara berurutan karakteristik umur pada keseluruhan responden
dan kelompok tidak merokok, disajikan dalam median (minimal-maksimal) yaitu,
23,00 (20,00-28,00) tahun dan 23,00 (20,00-28,00) tahun yang artinya data tidak
terdistribusi normal, sedangkan pada kelompok merokok penyajian data dalam rata-
rata dan simpangan baku, yaitu 22,47 ± 1,46 tahun yang artinya data terdistribusi
normal. Nilai signifikansi usia responden yang diperoleh untuk keseluruhan
responden dan responden tidak merokok adalah 0,000 (data tidak terdistribusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
normal) dan nilai signifikansi usia pada responden merokok adalah 0,227 (data
terdistribusi normal).
Karakteristik RLPP Responden
Menurut WHO (2011) nilai cut-off untuk RLPP adalah ≥ 0,90. Pada penelitian
ini hasil analisis statistik menunjukkan median (minimal-maksimal) RLPP secara
berurutan pada keseluruhan responden dan kelompok tidak merokok yaitu, 0,83
(0,72 - 0,99) dan 0,83 (0,73 - 0,99) (data tidak terdistribusi normal), sedangkan pada
kelompok merokok penyajian data dalam rata-rata dan simpangan baku, yaitu 0,85 ±
0,07(data terdistribusi normal). Nilai signifikansi RLPP responden yang diperoleh
untuk keseluruhan responden dan responden tidak merokok adalah 0,039 dan 0,015
(data tidak terdistribusi normal). dan nilai signifikansi untuk RLPP pada responden
merokok adalah 0,795 (data terdistribusi normal).
Karakteristik RLPTB Responden
Nilai cut-off dari pengukuran rasio lingkar pinggang tinggi badan ialah ≥ 0,5
(Choi et al., 2018). Pada penelitian ini analisis statistik menunjukkan nilai median
(minimal-maksimal) RLPTB secara berurutan pada keseluruhan responden dan
kelompok tidak merokok yaitu, 0,45 (0,38-0,61) dan 0,45 (0,39 - 0,61) (data tidak
terdistribusi normal), sedangkan pada kelompok merokok penyajian data dalam rata-
rata dan simpangan baku, yaitu 0,48 ± 0,05 (data terdistribusi normal). Nilai
signifikansi RLPTB responden yang diperoleh untuk keseluruhan responden dan data
tidak merokok secara berurutan adalah 0,003 dan 0,002 (data tidak terdistribusi
normal) dan nilai signifikansi untuk RLPTB pada responden merokok adalah 0,907
(data terdistribusi normal).
Karakteristik Kadar Asam Urat Responden
Hasil analisis statistik data menunjukkan nilai median kadar asam urat darah
pada keseluruhan responden dan responden tidak merokok adalah 6,20 (4,40-9,30)
mg/dL dan 6,20 (4,40-9,30) mg/dL (data tidak terdistribusi normal), sedangkan pada
kelompok merokok penyajian data dalam rata-rata dan simpangan baku yaitu
6,34±1,06 mg/dL (data terdistribusi normal). Nilai signifikansi RLPTB responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
yang diperoleh untuk keseluruhan responden dan data tidak merokok secara berurutan
adalah 0,005 dan 0,010 (data terdistribusi normal) dan nilai signifikansi untuk
RLPTB pada responden merokok adalah 0,231 (data terdistribusi normal).
Hubungan Masing-masing Indikator Obesitas Sentral dengan Kadar Asam Urat
Hubungan masing-masing indikator obesitas sentral yakni RLPP dan RLPTB
dengan kadar asam urat ditunjukkan pada tabel III dan tabel IV
Tabel III. Hasil Analisis Hubungan RLPP Dengan Kejadian Peningkatan Asam Urat
Kelompok
Hiperurisemia P
OR
(95%) CI Ya Tidak
n % n %
Seluruh
Respondena
Obesitas 4 5,06 12 15,19 0,577*
1,07
(0,29-3,80) Tidak 15 18,99 48 60,76
Tidak
Merokoka
Obesitas 3 4,84 7 11,29 0,507*
1,29
(0,28-5,71) Tidak 13 20,97 39 62,90
Merokoka
Obesitas 1 5,88 5 29,41 0,728*
0,90
(0,06-12,58) Tidak 2 11,76 9 52,94
Keterangan : a Uji komparatif fisher
*p-value >0,05 hubungan tidak bermakna
Menurut World Health Organization tahun 2011, cut-off RLPP bagi pria
adalah ≥ 0,90 untuk populasi Asia. Berdasarkan hasil uji Fisher pada tabel III
menunjukkan bahwa status obesitas sentral berdasarkan RLPP tidak memiliki
hubungan bermakna terhadap kejadian hiperurisemia pada keseluruhan kelompok
responden (p>0,05). Penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Anggraeny,
Kapantow, dan Rombot (2014), yang menyebutkan RLPP berhubungan dengan
peningkatan kadar asam urat. Penelitian Zhang dengan jumlah responden 1157 orang
(2013) dan penelitian Villegas (2010) dengan jumlah responden 3978 orang,
menunjukkan adanya hubungan antara RLPP dengan hiperurisemia pada populasi
pria. Rasio lingkar pinggang-pinggul merupakan pembagian besaran lingkar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
pinggang dan lingkar pinggul, yang diperoleh dari mengukur besar lingkar pinggang
dan pinggul responden secara langsung oleh peneliti. RLPP merupakan salah satu
cara sederhana dalam penentuan distribusi lemak baik di bawah kulit maupun pada
jaringan intra-abdominal (Arisman, 2010).
Hiperurisemia dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor risiko yaitu
jenis kelamin, umur, asupan tinggi purin , alkohol, obesitas, hipertensi, diabetes
mellitus, obat-obatan, dan dislipidemia (Diananti, 2015; Jin et al. 2012; Nan, 2008;
Sunkureddi et al. 2006). Tabel III di atas menunjukkan hasil dari semua kelompok
data, nilai persentase RLPP tidak obesitas lebih tinggi dibandingkan kelompok
obesitas terhadap peningkatan kadar asam urat darah. Dari keseluruhan data terdapat
15 (18,99%) responden yang tidak obesitas yang mengalami hiperurisemia dan 4
(5,06%) responden yang obesitas yang mengalami hiperurisemia. Hasil ini tidak
sejalan dengan penelitian Anggraeny, Kapantow, dan Rombot (2014) yang
menyatakan persentase responden yang memiliki RLPP ≥0,90 lebih tinggi
dibandingkan dengan RLPP <0,90.
Peningkatan kadar asam urat berhubungan dengan orang obesitas, sehingga
sering obesitas dinyatakan sebagai salah satu faktor risiko hiperurisemia (Lingga,
2012). Obesitas memiliki dampak terhadap peningkatan produksi asam urat serta
penurunan ekskresi asam urat melalui ginjal dan asam urat memiliki hubungan yang
signifikan dengan obesitas (p<0,001) (Emmerson 1973 cited Nan, 2008; Zhang et al.,
2013).
Tabel IV. Hasil Analisis Hubungan RLPTB Dengan Kejadian Peningkatan Asam
Kelompok
Hiperurisemia
P OR
(95%) CI Ya Tidak
n % n %
Seluruh
Respondenb
Obesitas 9 11,39 14 17,72 0,044*
2,96
(1,00-8,72) Tidak 10 12,67 46 58,23
Tidak Obesitas 7 11,29 9 14,52 0,061 3,19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Merokoka Tidak 9 14,52 37 59,68 (0,94-10,91)
Merokoka
Obesitas 2 11,76 5 29,41 0,360
3,60
(0,26-50,33) Tidak 1 5,88 9 52,94
Keterangan : a
Uji komparatif fisher ; b Uji komparatif chi square ; cut-off RLPTB ≥ 0,5 ;
*p-value < 0,05 = hubungan bermakna
Pengukuran antropometri yang dapat menggambarkan obesitas sentral selain
RLPP yaitu rasio lingkar pinggang tinggi badan (RLPTB). RLPTB merupakan salah
satu indeks antropometri yang dapat menggambarkan lemak abdominal dan visceral
sehingga memiliki hubungan yang kuat dengan kejadian kardiometabolik. Tinggi
badan adalah parameter yang harus dipertimbangkan dalam menentukan status
obesitas karena tinggi badan dapat mempengaruhi penumpukan dan penyebaran
lemak di tubuh (Hsieh et al., 2003). RLPTB dalam beberapa penelitian lebih unggul
dalam memprediksi gangguan metabolik dibandingkan RLPP dan memiliki hubungan
dengan peningkatan asam urat (Lin et al., 2013; Vasquez et al., 2019; Hsieh et al.,
2003). Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan bermakna pada kelompok
keseluruhan responden (p<0,05). Penelitian ini sejalan dengan penelitian Zhang et al.,
(2013) dengan jumlah responden 1158 orang dan penelitian Huang et al. (2019)
dengan jumlah responden 4433 orang di Tiongkok, yang menunjukkan bahwa
peningkatan RLPTB berhubungan positif dengan peningkatan kadar asam urat
(p=0,0001 dan p<0,01) secara berurutan.
Hasil penelitian ini juga menyimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan
bermakna antara RLPTB dengan Hiperurisemia (p>0,05) pada kelompok data
merokok dan tidak merokok. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Rizki
(2017) dengan jumlah responden 46 orang, yang menunjukkan tidak terdapat
hubungan antara RLPTB dengan kadar asam urat. Perbedaan hasil dari kedua
penelitian dengan penelitian di Tiongkok dimungkinkan disebabkan oleh perbedaan
jumlah responden yang lebih besar pada penelitian tersebut sehingga menjadi salah
satu faktor yang menyebabkan RLPTB tidak memiliki hubungan yang bermakna pada
penelitian ini. Tabel IV menunjukkan adanya hubungan bermakna obesitas sentral
terhadap peningkatan kadar asam urat dilihat dari hasil analisis perbandingan proporsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
(OR) dan interval kepercayaan (CI) dari kelompok data keseluruhan respon. Hasil
yang diperoleh yaitu perbandingan proporsi 2,96 dengan interval kepercayaan (1,00-
8,72) artinya seluruh responden dengan nilai RLPTB ≥ 0,5 memiliki kemungkinan
2,96 kali lebih besar untuk mengalami hiperurisemia dibandingkan dengan tidak
obesitas (RLPTB < 0,5).
Hubungan Hiperurisemia, Status Obesitas Sentral dan Kebiasaan Merokok
Pada tabel III dan IV menunjukkan persentase responden yang mengalami
obesitas dan hiperurisemia lebih tinggi pada kelompok merokok dibandingkan
dengan kelompok tidak merokok. Hasil ini berkebalikan dengan responden tidak
obesitas (tidak merokok > merokok terhadap kejadian hiperurisemia). Hasil penelitian
ini tidak sejalan dengan penelitian Villegas et al. (2010) dengan responden tidak
merokok memiliki risiko peningkatan nilai kadar asam urat lebih tinggi dibandingkan
responden merokok dan penelitian Mouhamed et al. (2011) juga menunjukkan hasil
responden merokok memiliki nilai kadar asam urat lebih rendah dibandingkan dengan
responden yang tidak merokok. Kondisi hiperurisemia ini merupakan hasil hubungan
yang sinergis dua faktor risiko hiperurisemia yaitu obesitas dan merokok. Obesitas
dapat menyebabkan hiperurisemia dengan mekanisme penurunan ekskresi asam urat
di ginjal dan penigkatan xanthine oxidase. Hubungan yang mungkin terjadi antara
hiperurisemia dan kebiasaan merokok yaitu dengan adanya peningkatan oksidan atau
radikal bebas didalam tubuh yang dihasilakan pada saat merokok akan mengaktifkan
respon perlindungan yaitu dengan mengeluarkan respon antibodi salah satunya asam
urat.
(Oliveira and Burini, 2012; Mouhamed et al.,2011; Hanna et al., 2008).
Tabel III dan IV juga menunjukkan kejadian hiperurisemia pada kelompok
tidak merokok (25,81%) lebih besar dibandingkan kelompok merokok (17,65%).
Bukan berarti merokok disarankan untuk mencegah peningkatan kadar asam urat
darah, karena kebiasaan merokok merupakan faktor risiko berbagai jenis penyakit
seperti kanker paru-paru, arteriosklerosis, peningkatan tekanan darah, penggumpalan
trombosit, dan lainnya (U.S. Department of Health and Human Services, 2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Responden dengan kondisi tidak mengalami obesitas sentral dan tidak merokok yang
memiliki risiko hiperurisemia lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok merokok,
diharapkan memperhatikan efek buruk yang dapat disebabkan oleh kondisi
hiperurisemia. Responden diharapkan meningkatkan perhatian lebih lagi terhadap
beberapa faktor risiko penyebab hiperurisemia, khususnya dalam mengkonsumsi
makanan yang banyak mengandung purin sehingga dapat mempertahankan kadar
asam urat dalam tingkat yang normal.
Obesitas merupakan salah satu faktor risiko kejadian hiperurisemia (Dalbeth,
Merriman, and Stamp, 2016; Kim and Choe, 2019). Pada tabel III dan IV
menunjukkan responden merokok dan mengalami obesitas sentral yang tidak
hiperurisemia memiliki persentase lebih tinggi dibandingkan dengan dengan
responden yang mengalami hiperurisemia. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang
menyatakan adanya hubungan antara peningkatan asam urat dengan obesitas. Hal ini
kemungkinan disebabkan oleh kebiasaan merokok yang merupakan sumber reactive
oxygen species (ROS). Kebiasaan merokok yang rutin oleh responden dimungkinkan
dapat menyebabkan “oxidative stress” yang akan mengaktifkan asam urat sebagai
antioksidan alami dalam tubuh yang akan berusaha menetralkan radikal bebas dan
oksidan dari rokok pada responden obesitas sehingga adanya penurunan kadar asam
urat darah. Kebiasaan merokok akan menyebabkan tubuh banyak terpapar radikal
bebas dan oksidan yang akan membunuh sel-sel yang ada dalam tubuh, terdapat
kemungkinan pada kondisi ini asam urat berperan sebagai antioksidan sehingga
menurunkan risiko hiperurisemia (Birben et al. 2012; Kamceva et al. 2016).
Hasil status obesitas sentral dengan RLPTB yang mengalami hiperurisemia
memiliki hasil yang berbanding terbalik dengan RLPP. Persentase kelompok obesitas
sentral dengan kondisi hiperurisemia pada variabel RLPTB memiliki persentase
11,76%, lebih tinggi dibandingkan kelompok tidak obesitas yaitu 5,88%. Peningkatan
kadar asam urat darah dipengaruhi oleh dua hal yaitu produksi asam urat berlebihan
dan penurunan ekskresi asam urat darah. Pada kondisi obesitas dengan hiperurisemia
pada kelompok merokok dimungkinkan adanya penurunan ekskresi asam urat. Rokok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
mengandung berbagai macam zat berbahaya, termasuk dalam bentuk oksidan dan
radikal bebas yang dapat mengakibatkan efek toksik dan menyebabkan kerusakan
ginjal, sehingga akhirnya dapat menurunkan eksresi asam urat darah (Lv et al. 2018;
Mouhammed et al. 2011).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ali et al. (2018) bahwa obesitas
memiliki hubungan dengan peningkatan kadar asam urat darah. Mekanisme
hiperurisemia dapat terjadi karena adanya peningkatan jumlah produksi asam urat
yang berlebih atau karena penurunan ekskresi asam urat di ginjal. Pada kondisi gout
misalnya kondisi hiperurisemia lebih sering ditemukan karena adanya penurunan
ekskresi asam urat di ginjal. Ekskresi urat di ginjal sekitar 2/3 dari total keseluruhan,
dan sisanya berasal dari ekskresi di usus. Proses ekskresi dan reabsorpsi biasanya
berjalan bersamaan di sepanjang tubulus proximal ginjal, dengan sekitar 10% dari
urat diawal akan disaring dan akhirnya diekskresikan. Molekul-molekul yang
berperan dalam proses tersebut yaitu molekul yang berperan dalam reabsorpsi
penukaran anion-urat (URAT1/SLC22A12, OAT4/SLC22A11, OAT10/SLC22A3),
penghubung reabsorpsi asam urat GLUT9/SLC2A, sekresi penukaran anion
transporter (OAT1,OAT2,OAT3), dan sodium fosfat transporter protein-protein
(NPT1/SLC17A1 dan NPT4/SLC17A3) (Dalbeth, Merriman, and Stamp, 2016).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Gambar 3. Mekanisme hiperurisemia
Obesitas Sentral dan Asam Urat
Mekanisme obesitas sehingga menyebabkan hiperurisemia menurut Lingga
(2012) dapat terjadi karena adanya penumpukan lemak dibagian perut yang
mengacaukan sistem pengaturan asam urat di dalam tubuh. Lemak tubuh merupakan
sumber inflamasi yaitu dengan cara pembentukan membrane lipid menjadi asam
arakidonat oleh enzim phospholipase yang selanjutnya dengan adanya enzim
lipoxygenase dan cylooxyginase akan membentuk mediator nyeri dan inflamasi.
Jaringan adiposa akan mensekresikan faktor pro-inflamasi seperti leptin, interleukin
(IL-6), tumor necrosis factor-α (TNF-α), monocyte cheaomoattractan protein -1
(MCP-1) dan resistin. Akumulasi asam lemak bebas pada kondisi obesitas akan
mengaktivasi agen pro-inflamasi tersebut dan mendorong jaringan adipose untuk
melepaskan IL-6 yang memicu sel-sel dihati akan mensintesis dan mensekresikan C-
reaktive protein (CRP) (Ellulu et al., 2017). Peradangan ini akan mengawali berbagai
masalah, termasuk mendorong fungsi hati untuk memproduksi asam urat dalam
jumlah yang lebih banyak daripada kondisi normal. Keterbatasan tubuh untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
menjaga keseimbangan antara asam urat yang diproduksi dan yang dikeluarkan,
sehingga tidak semua asam urat dikeluarkan saat produksinya meningkat. Asam urat
akan meningkat di darah, sedangkan adanya lemak di bagian abdomen akan
menggangu fungsi ginjal untuk mengekskresikan asam urat berlebih. Kadar asam urat
di plasma dapat diturunkan dengan mengontrol obesitas, mengatur pola makan, dan
mengatur asupan alkohol ke dalam tubuh (Sweetman, 2009).
Patofisiologi asam urat dan obesitas sentral dapat terjadi karena
meningkatnya peningkatan adiposa di subkutan. Kemampuan ekspansi adiposa
subkutan yang terbatas mengakibatkan obesitas hipertrofi yang disertai dengan
inflamasi lokal, disregulasi jaringan adiposa, dan resistensi insulin (Meiliana dan
Wijaya, 2015). Peningkatan adiposit akan mengeluarkan xanthine oxidoreductase
(XOR) yang kemudian membentuk asam urat. Peningkatan asam urat juga memiliki
korelasi dengan leptin, yaitu hormon yang disekresi oleh jaringan adiposa.
Peningkatan produksi leptin di jaringan adiposa akan mempengaruhi peningkatan
reabsorpsi asam urat di tubular, sehingga menyebabkan kadar asam urat meningkat di
dalam darah (Obeidat et al., 2016 ; Xu et al., 2017).
Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu peneliti tidak meneliti hubungan
faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kadar asam urat seperti pola makan,
konsumsi makanan yang mengandung purin, aktivitas fisik, tempat tinggal, dan jenis
kelamin. Penelitian sebelumnya yang dilakukan Dayana dan Baharudin, 2015
menyatakan adanya hubungan bermakna aktivitas fisik dan asam urat, bahwa semakin
tinggi aktivitas fisik seseorang maka semakin rendah kadar asam urat dalam darah.
Pada penelitian tersebut juga menyebutkan bahwa aktivitas fisik moderat berperan
penting untuk mencegah hiperurisemia pada individu obesitas, mencegah peningkatan
berat badan, meningkatkan keseimbangan metabolisme tubuh.
Pada penelitian ini juga tidak meneliti terkait dengan kandungan nutrisi
makanan yang dikonsumsi oleh responden. Nutrisi yang mengadung banyak protein
berhubungan dengan peningkatan asupan purin yang dapat diperoleh dari pola makan
konsumsi tinggi purin. Makanan yang banyak mengandung purin menurut
Ramayulis (2013) adalah jeroan, daging, kerang, kepiting, udang, emping, kacang-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
kacangan, bayam, kangkung, tape, minuman yang mengandung alkohol. Penelitian
yang dilakukan oleh Alpiansyah (2014) meyatakan bahwa makanan yang
mengandung purin memiliki risiko 4,882 kali mengalami hiperurisemia. Jumlah
responden yang sedikit pada penelitian ini juga dimungkinkan menjadi faktor tidak
adanya hubungan bermakna antara obesitas dan hiperurisemia pada variabel RLPP.
Beberapa responden penelitian tidak berpuasa saat hari pengambilan data, dan banyak
responden yang berhalangan hadir pada saat penelitian ini dilakukan. Mekanisme
alkohol dapat mempengaruhi hiperurisemia adalah adanya peningkatan asupan purin
dan sintesis alkohol dengan produk akhir asam urat. Ethanol meningkat di dalam
plasma darah dengan meningkatkan purin melalui akselerasi degradasi nukleotida
adenin. Ethanol juga berperan dalam peningkatan asam laktat di dalam darah yang
mana ini dapat menghambat ekskresi asam urat (Seki et al. 2015).
Faktor lain juga yang berpengaruh dalam peningkatan kadar asam urat yaitu
tempat tinggal. Menurut penelitian Qiu et al., (2013) menyatakan bahwa penduduk
yang tinggal di pinggiran kota memiliki risiko peningkatan asam urat lebih tinggi
(2,14) dibandingkan penduduk yang tinggal di pusat kota (1,57). Hasil penelitian
tersebut sesuai dengan penelitian ini, bahwa kebanyakan komunitas-komunitas biara
responden berada di pinggiran kota.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan teori, yang mana obesitas bukanlah
faktor risiko utama yang dapat mempengaruhi hiperurisemia. Faktor utama yang
dapat mempengaruhi hiperurisemia adalah tingginya asupan protein purin yang
berhubungan dengan tingginya produksi asam urat oleh organ hati. Adanya disfungsi
ginjal seperti penurunan filtasi di glomerulus dan peningkatan reabsorbsi di tubulus
proximal juga menjadi faktor risiko utama hiperurisemia, yang mana kondisi ini akan
menurunkan ekskresi asam urat di ginjal.
KESIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna (p =
0,577 untuk keseluruhan responden, 0,507 untuk responden tidak merokok, dan 0,728
untuk responden merokok) antara status obesitas sentral dengan kejadian peningkatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
kadar asam urat darah berdasarkan RLPP. Berdasarkan RLPTB terdapat hubungan
bermakna pada keseluruhan responden (p = 0,044) dan hubungan tidak bermakna
pada kelompok data tidak merokok (p = 0,061) dan merokok (p = 0,360) terhadap
peningkatan kadar asam urat darah pada mahasiswa berlatar belakang biarawan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
SARAN
1. Perlu ada penelitian selanjutnya dengan jumlah responden yang lebih besar,
kelompok usia yang berbeda, dan dengan variabel yang lebih bervariasi
seperti aktivitas fisik, jumlah asupan protein yang dikonsumsi, tempat tinggal,
dan jenis kelamin.
2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk menilai hubungan obesitas dan
kadar asam urat dengan kebiasaan merokok dengan jumlah responden yang
lebih besar, alasannya ada beberapa penelitian yang menyatakan bahwa asam
urat dapat berperan sebagai pro-oksidan dan antioksidan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
DAFTAR PUSTAKA
Alberdi-aresti, G., Aranceta-bartrina, J., Pe, C., Ramos-carrera, N., dan La, S., 2016.
Prevalence of General Obesity and Abdominal Obesity in the Spanish Adult
Population ( Aged 25 – 64 Years ) 2014 – 2015 : The ENPE Study, 69 (6),
579–587.
Ali, N., Perveen, R., Rahman, S., Mahmood, S., Rahman, S., Islam, S., Haque, T.,
Sumon, A.H., Kathak, R.R., Molla, N.H., Islam, F., Mohanto, N.C.,
Nurunnabi, S.M., Ahmed, S., dan Rahman, M., 2018. Prevalence of
hyperuricemia and the relationship between serum uric acid and obesity: A
study on Bangladeshi adults. PLoS ONE, 13 (11), 1–12.
Alpiansyah, A., 2014. Hubungan Konsumsi Makanan Mengandung Purin Dengan
Hiperurisemia Di Puskesmas Sukaraja Bandar Lampung Tahun 2014.
Skripsi. Universitas lampung
Amirabdollahian, F., 2018. Anthropometric Indicators of Adiposity Related to Body
Weight and Body Shape as Cardiometabolic Risk Predictors in British
Young Adults : Superiority of Waist-to-Height Ratio, 2018 (Cm).
Anggraeny,D., Kapantov,N,H.,Rombot,D,V.,2014. Hubungan Antara Status Gizi
Dengan Kadar Asam Urat Darah Pada Pasien Rawat Jalan Usia Dewasa Di
Puskesmas Tompaso Kabupaten Minahasa. Jurnal Kesehatan. Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado.
Arisman. 2010. Buku Ajar Ilmu Gizi-Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: Buku
Penerbit Kedokteran EGC.
Ashwell, M., 2011. Charts Based on Body Mass Index and Waist-to-Height Ratio to
Assess the Health Risks of Obesity: A Review. The Open Obesity Journal, 3
(1), 78–84.
Birben, E., Sahiner, U.M., Sackesen, C., Erzurum, S., dan Kalayci, O., 2012.
Oxidative Stress and Antioxidant Defense, (January), 9–19.
Bishop, M., Fody, E., dan Schoeff, L., 2014. Clinical Chemistry - Techniques,
Principles, Correlations. Techniques, Principles, Correlations.
Choi, J.R., Koh, S.B., dan Choi, E., 2018. Waist-to-height ratio index for predicting
incidences of hypertension: The ARIRANG study. BMC Public Health, 18
(1), 4–9.
Correa, M, M., Facchini, L, A., Thume, E., Araujo, E,R., deOliveira., Tomasi, E.,
2019. The Ability of waist to height ratio identify health risk. Rev Saude
Publica.
Dahlan, M.S., 2014. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan: Deskriptif, Bivarat,
dan Multivarat Dilengkapi Aplikasi Menggunakan SPSS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Dayana B, Bahrudin U. 2015. Hubungan Antara Intensitas Aktibitas Fisik dan Kadar
Asam Urat Serum pada Populasi Sindrome Metabolik. Media Medika Muda.
Volume 4, Nomor 4.
Dalbeth, N., Merriman, T.R., dan Stamp, L.K., 2016. Gout, 6736 (16), 1–14.
Depkes RI, 2014. ,Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Riskesdas
Dalam Angka Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 2013.
Dewi, R, F.,2017. Perbedaan Kadar Asam Urat Pada Mahasiswa Obesitas dan Tidak
Obesitas Angkatan 2013 di Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang Tahun 2016. Skripsi. Universitas
Muhammadiyah Palembang
Diananti, N, A., 2015. Gout and Hyperuricemia. J Majority. Faculty of Medicine,
University of Lampung.
Dong, J., Ni, Y.Q., Chu, X., Liu, Y.Q., Liu, G.X., Zhao, J., Yang, Y.B., dan Yan,
Y.X., 2016. Association between the abdominal obesity anthropometric
indicators and metabolic disorders in a Chinese population. Public Health,
131, 3–10.
Ellulu, M.S., Patimah, I., Khaza, H., Rahmat, A., dan Abed, Y., 2017. State of the art
paper Obesity and inflammation : the linking mechanism and the
complications.
Grassi, D., Ferri, L., Desideri, G., Di Giosia, P., Cheli, P., Del Pinto, R., Properzi, G.,
dan Ferri, C., 2013. Chronic Hyperuricemia, Uric Acid Deposit and
Cardiovascular Risk. Current Pharmaceutical Design, 19 (13), 2432–2438.
Hanna, B.E., Hamed, J.M., dan Touhala, L.M., 2008. Serum Uric Acid in Smokers,
23 (4), 269–274.
Hsieh, S.D., Yoshinaga, H., dan Muto, T., 2003. Waist-to-height ratio , a simple and
practical index for assessing central fat distribution and metabolic risk in
Japanese men and women, (May 2002), 610–616.
Huang, Z., Huang, B., Zhang, H., Zhu, M., dan Zhu, H., 2019. Waist-to-Height Ratio
Is a Better Predictor of Hyperuricemia than fBody Mass Index and Waist
Circumference in Chinese, 510080 (74).
Hurlock, Elizabeth B. (2011). Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga.
Jahanlou, A.S. dan Kouzekanani, K., 2017. A Comparison of Waist-to-Hip Ratio
Cutoff Points in a Large Sample of Southern Iranian Adults with Two
Standard Procedures and Asian Studies, 18 (6).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Jin, M., Yang, F., dan Yang, I., 2012. Uric Acid, Hyperuricemia and Vascular
Diseases Ming. Front Biosci, 17 (2), 656–669.
Kamceva, G., Arsova-sarafinovska, Z., Ruskovska, T., Zdravkovska, M., dan
Kamceva-panova, L., 2016. Cigarette Smoking and Oxidative Stress in
Patients with Coronary Artery Disease, 4 (4), 636–640.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2018. Hasil Utama Riskesdas 2018
Kim, S. dan Choe, J., 2019. Association between smoking and serum uric acid in
Korean population.
Koning, L. De, Merchant, A.T., Pogue, J., Anand, S.S., Wing, E., Hospital, H.G., dan
East, B.S., 2007. Waist circumference and waist-to-hip ratio as predictors of
cardiovascular events : meta-regression analysis of prospective studies, 850–
856.
Lanoye, A., Gorin, A.A., dan LaRose, J.G., 2016. Young Adults’ Attitudes and
Perceptions of Obesity and Weight Management: Implications for Treatment
Development. Current obesity reports.
Lin, W., Lung, C., Liu, T., Jian, Z., Ko, P., Huang, J., Ho, C., Chen, S., Chiang, Y.,
dan Liaw, Y., 2013. The association of anthropometry indices with gout in
Taiwanese men. BMC Endocrine Disorders, 13 (1), 1.
Lingga, L., (2012). Bebas Penyakit Asam Urat Tanpa Obat. Jakarta: PT. Agro Media
Pusaka, hal 36-40.
Liu, Y., Tong, G., Tong, W., Lu, L., dan Qin, X., 2011. Can body mass index , waist
circumference , waist-hip ratio and waist-height ratio predict the presence of
multiple metabolic risk factors in Chinese subjects ? BMC Public Health, 11
(1), 35.
Lohsoonthorn, V., Dhanamun, B., dan Williams, M.A., 2006. Prevalence of
Hyperuricemia and its Relationship with Metabolic Syndrome in Thai Adults
Receiving Annual Health Exams, 37, 883–889.
Lv, S., Liu, W., Zhou, Y., Liu, Y., Shi, D., Zhao, Y., dan Liu, X., 2018.
Hyperuricemia and smoking in young adults suspected of coronary artery
disease ≤ 35 years of age : a hospital-based observational study, 1–7.
MgGovern, J,A.,Benowitz,N,L., 2011. Cigarette Smoking, Nicotine, and Body
Weigh. NIH Publik Acces , 90(1) 164-168.
Meiliana, A. dan Wijaya, A., 2015. Hypertrophic Obesity and Subcutaneous Adipose
Tissue Dysfunction. The Indonesian Biomedical Journal, 6 (2), 79.
Mouhamed, D.H., Ezzaher, A., Nefati, F., Douki, W., Gaha, L., dan Najjar, M.F.,
2011. Effect of cigarette smoking on plasma uric acid concentrations.
Springer 307–312.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Nan, H., 2008. Serum Uric Acid And Metabolic Risk Factors In Three Ethnic
Groups: Asian Indians and Creoles in Mauritius and Chinese in Qingdao,
China. Department of Public Health University of Helsinki Finland.
Obeidat, A.A., Ahmad, M.N., Haddad, F.H., dan Azzeh, F.S., 2016. Leptin and uric
acid as predictors of metabolic syndrome in Jordanian adults. Nutrition
Research and Practice, 10 (4), 411–417.
Odagiri, K., Mizuta, I., Yamamoto, M., Miyazaki, Y., dan Watanabe, H., 2014. Waist
to Height Ratio Is an Independent Predictor for the Incidence of Chronic
Kidney Disease, 9 (2).
Oliveira, E.P. De dan Burini, R.C., 2012. High Plasma Uric Acid Concentration :
Causes And Consequences, 1–7.
Oviyanti,P,N.,2010. Hubungan Antara Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar
Pinggang Panggul Dengan Tekanan Darah pada Subjek Usia Dewasa.
Skripsi. Universitas Sebelas Maret.
Putri,A,F,C.,2013. Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul
Terhadap Kadar Glukosa Darah Puasa pada Mahasiswa Dan Mahasiswi
Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Skripsi. Universitas
Sanata Dharma.
Qiu L, Cheng XQ, Wu J, Liu JT, Xu T, Ding HT, Liu YH, Ge ZM, Wang YJ, Han
HJ, Liu J, Zhu GJ. 2013. Prevalence of hyperuricemia and its related
riskfactors in healthy adults from Northern andNortheastern Chinese
provinces. BMC Public Health.
Ramayulis, R., 2013. Makanan Sehat Atasi Berbagai Penyakit. Penebar PLUS+, hal
6.
Rau, E., Ongkowijaya, J., Kawengian, V., 2015. Perbandingan Kadar Asam Urat
Pada Subyek Obes Dan Non-Obes di Fakultas Kedokteran Universitas Sam
Ratulangi Manado. Jurnal e-clinic. Fakultas Kedokteran Universitas Sam
Ratulangi Manado.
Rizki, M, U., 2017. Hubungan Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang
Terhadap Tinggi Badan Dengan Kadar Asam Urat pada Wanita Usia 45-55
Tahun. Artikel Penelitian. Universitas Diponegoro Semarang.
Sahin, H., Cicek, B., Yılmaz, M., Ongan, D., Aykut, M., dan Elmali, F., 2011.
Obesity prevalence , waist-to-height ratio and associated factors in adult
Turkish males.
Sivakumar, K., Thamarai, R., dan Pragatha, R.J., 2014. Screening of Serum Uric
Acid in Obese Individuals in Rural Population. International Journal of
Scientific Study, 2 (2), 6–9.
Seki, S., Oki, Y., dan Tsunoda, S., 2015. Impact of alcohol intake on the relationships
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
of uric acid with blood pressure and cardiac hypertrophy in essential
hypertension. Journal of Cardiology.
Smith, E. dan March, L., 2015. Global Prevalence of Hyperuricemia : A Systematic
Review of Population-Based Epidemiological Studies. Global Prevalence of
Hyperuricemia : A Systematic Review of Population-Based Epidemiological
Studies.
Song, P., Li, X., Bu, Y., Ding, S., Zhai, D., Wang, E., dan Yu, Z., 2019. Temporal
trends in normal weight central obesity and its associations with
cardiometabolic risk among Chinese adults. Scientific Reports, 9 (1), 5411.
Sunkureddi, P., Nguyen-oghalai, T.U., dan Karnath, B.M., 2006. Clinical Signs of
Gout, (January), 39–43
Sweetman.,S.C.,2009. Martindale The Complete Drug Reference. pp 552
Tchernof, A. dan Després, J.-P., 2013. Pathophysiology of Human Visceral Obesity:
An Update. Physiological Reviews, 93 (1), 359–404.
Toda, E.S.M., Natalia, L., dan Astuti, A.T., 2018. Hubungan Obesitas Dengan
Kejadian Hiperurisemia di Puskesmas Depok III, Sleman, Yogyakarta. Ilmu
Gizi Indonesia, 01 (02), 113–119.
U.S. Department of Health and Human Services., 2014. The health Consequences of
Smoking- 50 Years Progress: A Report of the Surgeon General. Atlanta, GA:
U.S. Department of Health and Human Services, Centers for Disease Control
and Prevention, National Center for Chronic Disease Prevention and Health
Promotion, Office on Smoking and Health.
Vasquez, F., Correa-burrows, P., Blanco, E., Gahagan, S., dan Burrows, R., 2019.
Metabolic Syndrome In 16-Year-Old Male And Female, 85 (3), 269–274
Veghari, G., Sedaghat, M., Banihashem, S., Moharloei, P., Angizeh, A., Tazik, E.,
Moghaddami, A., dan Kordi, K., 2016. Prevalence of general , abdominal
and waist-to-hip ratio obesity among adults in the north of Iran : An ethnical
comparative study, 219–225.
Villegas, R.,Xiang, Y, B., Cai, Q., Fazio, S., Linton, M., Li, H., Elasy, T., Zheng,W.,
Su, X, O., 2010. Prevalence and Determinants of Hyperuricemia in Middle-
Aged, Urban Chinese Men. Mary Ann Liebert, Inc.
Xu, L., Shi, Y., Zhuang, S., dan Liu, N., 2017. Recent advances on uric acid
transporters. Oncotarget, 8 (59), 100852–100862.
World Health Organization., 2008. Waist circumference and Waist- hip Ratio WHO
Expert Consultation. European Journal of Clinical Nutrition
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
World Health Organization., 2011. Waist Circumference and Waist-Hip Ratio:
Report of a WHO Expert Consultation Geneva, 8-11 December 2008. World
Health Organization, (December), 20.
Zhang, Z., Deng, J., He, L., Ling, W., Su, Y., dan Chen, Y., 2013. Comparison of
Various Anthropometric and Body Fat Indices in Identifying
Cardiometabolic Disturbances in Chinese Men and Women, 8 (8), 1–7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Lampiran 1: Surat Izin Penelitian Wakil Rektor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Lampiran 2 : Ethical Clearance
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Lampiran 3 : Surat Keterangan Kalibrasi Alat Ukur Lingkar Pinggang Dan Pinggul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Lampiran 4 : Surat Keterangan Kalibrasi Alat Ukur Tinggi Badan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Lampiran 5: Dokumentasi Pengambilan Data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Lampiran 6: Contoh Lembar Penjelasan Kepada Calon Subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Lampiran 7 : Contoh Kuisoner Riwayat Responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Lampiran 8 : Contoh Kuisoner Skrining Pengambilan Responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Lampiran 9 : Contoh Informed Concent
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Lampiran 10 : Surat Keterangan Analisa Data dan Hasil Analisis Statistik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
A. Data keseluruhan responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
B. Data tidak merokok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
C. Data merokok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Lampiran 11 : List Pertanyaan Wawancara Komunitas Biarawan
No. Pertanyaan
1. Berapa jumlah mahasiswa berlatar belakang biarawan yang kuliah di
Kampus IV Universitas Sanata Dharma ?
2. Berapa usia rata-rata mahasiswa berlatarbelakang biarawan di Kampus IV
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ?
3. Dimana tempat tinggal para mahasiswa tersebut ? Apakah tinggal di satu
tempat yang sama ?
4. Bagaimana pola hidup dan kebiasaan biarawan yang ditinggal dalam
komunitas biara ?
5. Peraturan apa saja yang diterapkan oleh komunitas biara terhadap
biarawan?
6. Bagaimana rincian jadwal keseharian biarawan?
7. Jam berapa biasanya memulai aktivitas perkuliahan dan jam berapa
berakhirnya perkuliahan ?
8. Apakah ada aktivitas lain yang diperbolehkan untuk diikuti di luar biara ?
9. Bagaimana pola makan di biara ? Adakah ketentuan khusus terkait jam
makan?
10. Apakah pihak komunitas memperbolehkan jika para biarawan menjadi
subjek penelitian dan diambil sampel darahnya pada waktu yang
ditentukan ?
11. Apakah pihak komunitas memperbolehkan jika para biarawan berpuasa
10-12 jam sesuai ketentuan penelitian yang disepakati ?
12. Apakah setiap libur kuliah para biarawan pulang ke kampung halaman ?
13. Apa kendaraan yang biasa digunakan oleh para biarawan ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
BIOGRAFI PENULIS
Indro Arnoldus Sihotang lahir di Sitinjo pada 17
Februari 1997 merupakan anak pertama dari empat
bersaudara dari pasangan Jhonner Sihotang dan
Romianna Simbolon. Pendidikan formal yang telah
ditempuh yakni tingkat sekolah dasar di SD Negeri
030290 Punguan Nauli Sitinjo (2003-2009),
tingkat sekolah menengah pertama di SMP Negeri
1 Sitinjo (2009-2012), dan tingkat sekolah
menengah atas di SMK Kesehatan Efarina (2012-
2015). Penulis menyelesaikan studi S1 di Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
dengan judul tugas akhir , “Hubungan Indeks Obesitas Sentral Terhadap Asam
Urat Darah Pada Mahasiswa Yang Berlatar Belakang Biarawan Universitas
Sanata Dharma”. Selama masa studi, penulis aktif dalam organisasi BEMF Farmasi
sebagai Anggota Divisi Unit Kegiatan Fakultas (2017), Coordinator Divisi Unit
Kegiatan Fakultas (2018),dan juga Gubernur BEMF Farmasi (2019). Beberapa
kegiatan kemahasiswaan yang pernah diikuti penulis antara lain delegasi RPLF
Ismafarsi (2017), Co. Perlengkapan Future Pharmacist in Action (2017), Kampanye
Informasi Obat (2017) dan LKMMF 1 USD. Penulis juga pernah mendapatkan juara
1 (satu) dalam lomba Essay Competition Pharmacy Festival Universitas Indonesia
(2019), juara 2 (dua) dalam lomba KTI Herbal Cosmetis Competition FACTION
(2018), dan juara 3 (tiga) dalam lomba Universal Health Coverage and Health
Systems Strengthening Article Competition (2019) yang diselengarakan oleh
International Pharmaceutical Student Federation (IPSF). Selama studi, penulis juga
pernah berperan sebagai asisten praktikum Pelayanan Infomasi Obat (2019).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI