hubungan egosentrisme dengan kompetensi...

121
i S k r i p s i HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI SOSIAL REMAJA SISWA SMP MUHAMMADIYAH 22 SETIABUDI PAMULANG Diajukan untuk memenuhi persyaratan kelulusan jenjang strata satu Oleh: Fauzi Rahman NIM: 102070026038 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010 M

Upload: vukhue

Post on 03-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

i

S k r i p s i

HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN

KOMPETENSI SOSIAL REMAJA SISWA SMP

MUHAMMADIYAH 22 SETIABUDI PAMULANG

Diajukan untuk memenuhi persyaratan kelulusan jenjang strata satu

Oleh:

Fauzi Rahman

NIM: 102070026038

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1431 H/2010 M

Page 2: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

ii

HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI SOSIAL

REMAJA SISWA SMP MUHAMMADIYAH 22 SETIABUDI

PAMULANG

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana

Psikologi

Oleh:

Fauzi Rahman

NIM: 102070026038

Di Bawah Bimbingan:

Pembimbing I,

Dra. Diana Mutiah, M.Si

1967102 199603 2 001

Pembimbing II,

Natris Indriyani, M.Psi

150 411 200

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1431 H/2010 M

Page 3: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul Hubungan Egosentrisme dengan Kompetensi Sosial Remaja Siswa

SMP Muhammadiyah 22 Setiabudi Pamulang telah diujikan dalam sidang Munaqosyah

Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada 6 September

2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Program Strata 1 (S1) pada Fakultas Psikologi.

Jakarta, 6 September 2010

Sidang Munaqosyah

Dekan/

Ketua Merangkap Anggota

Jahja Umar, Ph.D

130 885 522

Pembantu Dekan/

Sekretaris Merangkap Anggota

Dra. Fadhilah Suralaga, M.Si

19561223 198303 2 001

Anggota:

Dra. Zahrotun Nihayah, M.Si

19620724 198903 2 001

Gazi, M.Si

19711214 200701 1014

Dra. Diana Mutiah, M.Si

1967102 199603 2 001

Natris Indriyani, M.Psi

150 411 200

Page 4: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

iv

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Fauzi Rahman

NIM : 102070026038

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Hubungan Egosentrisme dengan

Kompetensi Sosial Remaja Siswa SMP Muhammadiyah 22 Setiabudi Pamulang adalah

benar merupakan karya saya dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunannya.

Adapun kutipan-kutipan yang ada dalam penyusunan skripsi ini telah saya cantumkan sumber

pengutipan dalam daftar pustaka.

Saya bersedia untuk melakukan proses yang semestinya sesuai undang-undang jika ternyata

skripsi ini secara prinsip merupakan plagiat atau jiplakan dari karya orang lain.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebaik-baiknya.

Jakarta, September 2010

Fauzi Rahman

NIM: 102070026038

Page 5: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

v

MOTTO

Ego adalah budak yang baik, namun tuan yang sangat buruk.

(Robert Frager, Ph.D)

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan

seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-

suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling

mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara

kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

(Al Qur’an, surat Al Hujurat: 13)

Page 6: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

vi

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan Karya Penuh Makna Ini Untuk Kedua Orang Tua Tercinta,

Mama dan Papa

Page 7: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

vii

ABSTRAK

(A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

(B) September 2010

(C) Fauzi Rahman

(D) Hubungan Egosentrisme dengan Kompetensi Sosial Remaja

(E) xv + 55 halaman + lampiran

(F) Remaja perlu memiliki kompetensi sosial, yakni sekumpulan kemampuan personal

individu untuk berperilaku yang sesuai dan tepat dalam berinteraksi dengan orang lain,

hingga menghasilkan hubungan sosial yang baik. Sementara itu seiring dengan

perkembangan, dalam diri remaja terdapat kecenderungan pola pikir yang dapat

menghambat penyesuaian tersebut, yakni adanya egosentrisme.

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap hubungan antara egosentrisme dengan

kompetensi sosial remaja serta mengungkap hubungan antara usia dan jenis kelamin

dengan egosentrisme dan kompetensi sosial remaja. Pendekatan yang digunakan adalah

kuantitatif dengan metode korelasional, yakni mencari hubungan antara dua variabel

yang melekat pada suatu populasi. Populasi penelitian ini adalah siswa/siswi SMP

Muhammadiyah 22 Setiabudi Pamulang, kelas VII dan VIII, berjumlah 120 orang.

Diambil sampel secara non-probabilitas purposif sejumlah 88 orang. Dari sampel

penelitian, data dikumpulkan menggunakan dua instrumen skala perilaku model Likert.

Skala egosentrisme remaja merupakan hasil modifikasi dan penyesuaian dari dua skala

baku egosentrisme (Imaginary Audience Scale milik Walters, dkk. (1991), dan The New

Personal Fable Scale dari Alberts, dkk. (2007)). Dan skala kompetensi sosial remaja

juga merupakan hasil modifikasi dan penyesuaian dari skala baku keterampilan sosial

milik Gresham & Elliot (1990).

Dari hasil uji validitas skala, pada skala egosentrisme memuat 20 aitem valid dari 25

aitem yang diuji, dan pada skala kompetensi sosial remaja memuat 23 aitem valid dari

34 aitem yang diuji. Reliabilitas kedua skala adalah kuat, sebesar α = 0,892 (N = 23)

untuk skala kompetensi sosial dan sebesar α = 0,800 (N = 20) untuk skala egosentrisme

remaja. Hasil uji hipotesis dengan rumus korelasi prodect moment dari Pearson,

diketahui terdapat hubungan signifikan antara egosentrisme (baik imaginary audience

maupun personal fable) dengan kompetensi sosial remaja. Di antara subjek penelitian

tergambar bahwa rendahnya egosentrisme remaja cenderung diikuti dengan tingginya

kompetensi sosial. Sementara itu, pada variabel usia dan jenis kelamin tidak didapat

hubungan yang signifikan dengan egosentrisme dan kompetensi sosial remaja.

Selanjutnya, untuk penelitian lebih lanjut disarankan agar memperhatikan variasi dan

jumlah subjek yang diteliti, serta dapat mengembangkan instrumen penelitian yang

sebaik-baiknya.

(G) Bahan Bacaan: 30 (1976 – 2009)\

Page 8: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

viii

KATA PENGANTAR

Bismillâhirrahmânirrahîm.

Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam, yang telah memberikan

nikmat, hidayah, serta pertolongan, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan dan

penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga selalu dilimpahkan Allah SWT kepada

Rasul-Nya, yakni Nabi Muhammad SAW, beserta kepada seluruh keluarga, para sahabat, dan

pengikut-pengikutnya hingga akhir zaman.

Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini, penulis merasa wajib menyampaikan

rasa terima kasih yang sebesar-besarnya atas keterlibatan semua pihak yang telah memberi

bantuan, dorongan, serta memfasilitasi penulis selama menjalani prosesnya. Oleh karena itu,

penulis sepantasnya menyampaikan terima kasih kepada:

1) Dekan Fakultas Psikologi, Bapak Jahja Umar, Ph.D, beserta jajaran dekanat lainnya,

yakni Ibu Dra. Fadhilah Suralaga, M.Si., Ibu Dra. Zahrotun Nihayah, M.Si, dan Bapak

Bambang Suryadi, Ph.D.

2) Pembimbing I, Ibu Dra. Diana Mutiah, M.Si, dan pembimbing II, Ibu Natris Indriyani,

S.Psi, M.Si. yang dengan ketulusan hati telah mencurahkan tenaga dan pikiran, serta

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan kepada penulis dalam menyusun

skripsi ini dengan semaksimal mungkin.

3) Bapak dan Ibu dosen Fakultas Psikologi yang tidak bisa disebutkan satu per satu, yang

telah membagi ilmu serta pengetahuannya kepada penulis selama studi di kampus ini.

4) Bapak dan Ibu staf Fakultas Psikologi yang telah banyak membantu memfasilitasi

berbagai urusan penulis.

5) Bapak pimpinan beserta staf perpustakaan Fakultas Psikologi, perpustakaan utama

Univeristas Islam Negeri Syarif Hidayatullah yang telah membantu memfasilitasi bahan-

bahan bacaan untuk penulis selama melakukan studi dan menyusun skripsi.

6) Bapak Kepala SMP Muhammadiyah 22 Setabudi Pamulang beserta dewan guru yang

telah memfasilitasi penulis dalam penelitian, dan Bapak Kepala SMP Nusantara Plus

beserta para guru yang telah membantu penulis dalam melakukan tryout.

Page 9: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

ix

7) Ibunda Idiniah (mama) tercinta, dan ayahanda Suyono Mulya (papa) tersayang, atas

semua cinta, kasih, doa, motivasi, dan ketulusan yang diberikan dari awal hingga akhir

penyusunan skripsi ini, serta semua yang telah dicurahkan untuk kebaikan ananda.

8) Kakak-adikku tercinta, Firmansyah, Fahmi Rifani beserta istri, Murniwati, dan Feny

Cattleya atas dorongan, dukungan, serta semangat yang diberikan.

9) Teman-teman seperjuangan, teman-teman angkatan 2002 atas perhatian, bantuan, kerja

sama, dan semangat yang diberikan.

10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah

Ciputat, Ikatan Abiturient Darul Arqam, DeA 19/7, Komunitas Hijau, dan alumni SDI

Muslimat atas dorongan, perhatian, celaan membangun, guyonan menggugah, serta

semangat yang diberikan.

11) Pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu namun tak kalah memberikan

kontribusi berarti dalam penyusunan skripsi ini.

Jakarta, September 2010

Penulis

Page 10: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………… i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………………... ii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN ………………......................... iii

LEMBAR PERNYATAAN ………………………………………. iv

MOTTO ............................................................................................ v

PERSEMBAHAN ............................................................................. vi

ABSTRAK ........................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ...................................................................... viii

DAFTAR ISI ..................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ........................................................................ xiii

DAFTAR TABEL ............................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN.................................................................. 1

1.1. Latar Belakang Masalah ................................................... 1

1.2. Batasan Masalah ............................................................... 5

1.3. Rumusan Masalah ............................................................. 5

1.4. Tujuan Penelitian .............................................................. 6

1.5. Manfaat Penelitian ............................................................ 6

1.6. Sistematika Penulisan ....................................................... 7

BAB II KAJIAN TEORI ................................................................. 8

Page 11: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

xi

2.1. Kompetensi Sosial ............................................................. 8

2.1.1. Pengertian .................................................................... 8

2.1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kompetensi Sosial 10

2.1.3. Kompetensi Sosial Remaja ........................................... 14

2.1.4. Aspek-aspek Kompetensi Sosial Remaja ..................... 19

2.2. Egosentrisme ...................................................................... 20

2.2.1. Pengertian ..................................................................... 20

2.2.2. Egosentrisme dalam Perkembangan Kognitif .............. 21

2.2.3. Egosentrisme Remaja ................................................... 24

2.2.4. Penyebab Egosentrisme Remaja .................................. 27

2.3. Kerangka Berpikir ............................................................. 30

2.4. Hipotesis ............................................................................ 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN....................................... 33

3.1. Jenis dan Pendekatan penelitian ........................................ 33

3.2. Variabel Penelitian ...………………………...................... 33

3.3. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel …............. 33

3.3.1. Definisi Konseptual Variabel ………………………... 33

3.2.2. Definisi Operasional Variabel ...................................... 34

3.4. Populasi dan Sampel .......................................................... 35

3.4.1. Populasi ........................................................................ 35

3.4.2. Sampel .......................................................................... 35

3.5. Pengumpulan Data ............................................................. 35

Page 12: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

xii

3.5.1. Metode Pengumpulan Data .......................................... 35

3.5.2. Instrumen Penelitian ..................................................... 36

3.5.3. Pengujian Instrumen dan Analisis Data ....................... 37

3.6. Prosedur Penelitian ............................................................ 37

BAB IV HASIL PENELITIAN ....................................................... 39

4.1. Gambaran Subjek penelitian .............................................. 39

4.2. Presentasi dan Analisis Data .............................................. 40

4.2.1. Uji Instrumen Penelitian ............................................... 40

4.2.1.1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Skala

Kompetensi Sosial ...............................................

40

4.2.1.2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Skala

Egosentrisme Remaja ..........................................

41

4.2.2. Deskripsi Hasil Penelitian ............................................ 43

4.2.2.1. Kategorisasi Variabel .............................................. 43

4.2.2.2. Uji Hipotesis ........................................................... 45

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN ........................ 49

5.1. Kesimpulan ........................................................................ 49

5.2. Diskusi ............................................................................... 49

5.3. Saran .................................................................................. 51

DAFTAR RUJUKAN ....................................................................... 53

Page 13: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Bagan Kerangka Berpikir ........................................................... 31

Page 14: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Cetak Biru Skala Egosentrisme ................................................ 36

Tabel 3.2. Cetak Biru Skala Kompetensi Sosial Remaja ......................... 37

Tabel 4.1. Distribusi Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia ....... 39

Tabel 4.2. Cetak Biru Skala Kompetensi Sosial Remaja Setelah Uji

Validitas .....................................................................................

41

Tabel 4.3. Cetak Biru Skala Egosentrisme Remaja Setelah Uji

Validitas .....................................................................................

42

Tabel 4.4. Deskripsi Statistik Masing-masing Variabel ........................... 43

Tabel 4.5. Kategorisasi Egosentrisme ........................................................ 43

Tabel 4.6. Kategorisasi Kompetensi Sosial ................................................ 44

Tabel 4.7. Tabulasi Silang Kategori Variabel ........................................... 44

Tabel 4.8. Hasil Uji Korelasi Kompetensi Sosial dengan Egosentrisme.. 45

Tabel 4.9. Hasil Uji Korelasi Kompetensi Sosial dengan Imaginary

Audience ..…………………………………………………….

46

Tabel 4.10. Hasil Uji Korelasi Kompetensi Sosial Dengan Personal

Fable .………………………………………………………...

46

Tabel 4.11. Hasil Uji Korelasi Kompetensi Sosial, Egosentrisme dan

Usia .………………………………………………………….

47

Tabel 4.12. Hasil Uji Korelasi Kompetensi Sosial, Egosentrisme dan

Jenis Kelamin ………………………………………………..

48

Page 15: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skala Kompetensi Sosial Remaja (tryout)

Lampiran 2 Skala Egosentrisme Remaja (tryout)

Lampiran 3 Skor Hasil Tryout

Lampiran 4 Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Lampiran 5 Surat Keterangan SMP Muhammadiyah 22 Setiabudi Pamulang

Lampiran 6 Skala Kompetensi Sosial Remaja

Lampiran 7 Skala Egosentrisme Remaja

Lampiran 8 Skor Penelitian

Lampiran 9 Descriptive Statistics dan Uji Korelasi

Page 16: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Proses sosialisasi merupakan salah satu tugas perkembangan terpenting

bagi anak-anak juga remaja. Menurut Havighurst (dalam Hurlock, 1980) tugas

perkembangan adalah tugas yang muncul pada saat atau sekitar suatu periode

tertentu dari kehidupan individu, yang jika berhasil akan menimbulkan rasa

bahagia dan membawa ke arah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas

berikutnya; dan kalau gagal, menimbulkan rasa tidak bahagia dan kesulitan dalam

menghadapi tugas-tugas berikutnya. Ditambahkan bahwa beberapa dari tugas-

tugas perkembangan itu muncul sebagai akibat dari sejumlah faktor, pertama

faktor kematangan fisik, seperti belajar berjalan; kedua faktor tuntutan budaya

dari masyarakat, seperti belajar membaca; dan ketiga faktor aspirasi individual,

seperti memilih dan mempersiapkan pekerjaan. Namun pada umumnya, tugas-

tugas perkembangan muncul dikarenakan ketiga faktor tersebut secara sekaligus.

Seiring pertumbuhan dan perkembangan individu, aktivitas sosialisasinya

terus meningkat. Pada tiap-tiap tahap perkembangan muncul berbagai keadaan

tipikal yang dapat mendukung atau malah menghambat proses sosialisasi tersebut.

Salah satu tahap perkembangan yang paling krusial dan juga kritis adalah saat

mencapai masa remaja. Masa remaja dikenal sebagai masa transisi dari masa

kanak-kanak ke masa dewasa. Di masa tersebut individu muda banyak mengalami

perubahan, meliputi perubahan pada fisik, mental, emosional, serta sosial.

Perubahan-perubahan itu cenderung membuat remaja mengalami kesulitan dalam

menyesuaikan diri. Dahsyatnya perubahan dalam fisik, mental-psikis, serta sosial

Page 17: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

2

remaja menyebabkan kegoncangan dalam dirinya. Hingga remaja seringkali

menampilkan perilaku-perilaku yang buruk, atau bahkan menyimpang dari norma.

Dalam laporan tahunan dari Kepolisian Daerah Metro Jakarta Raya (Polda Metro

Jaya), dinyatakan bahwa angka kenakalan remaja mengalami kenaikan sepanjang

tahun 2009 . Kenaikan yang terjadi bahkan melonjak drastis jika di banding tahun

2008. Di tahun 2009, terjadi 26 kasus kenakalan remaja, yaitu mengalami

kenaikan 160 persen jika dibanding tahun 2008 yang hanya mencapai 10 kasus

(Republika, 2009/12/30).

Dalam konteks tugas perkembangan dan proses sosialisasi, fenomena

kondisi remaja tersebut jelas menjadi hambatan dalam perkembangan sosialnya.

Para remaja yang terjebak dalam kecenderungan perilaku-perilaku bermasalah

akan mendapat stigma buruk yang kuat dari masyarakat. Akibatnya mereka akan

menemui kesulitan untuk mengembangkan perilaku sosial yang baik karena

lingkungan sosial terlanjur memberi cap buruk terhadap mereka. Untuk

penyesuaian diri serta sosial yang baik, remaja sebenarnya dapat mengembangkan

sejumlah kemampuan dan perilaku positif dalam pergaulannya di lingkungan

sosial. Kemampuan itu dapat disebut sebagai kompetensi sosial. Secara sederhana,

kompetensi sosial dapat diartikan sebagai kemampuan untuk bertindak secara

bijaksana dalam hubungan antar manusia (Thorndike, 1920, dalam Smart &

Sanson, 2003).

Sebuah penelitian baru-baru ini di Amerika menyebutkan bahwa anak-

anak muda yang memiliki masalah perilaku diketahui memiliki kompetensi sosial

yang rendah (Groot, 2009). Penelitian tersebut dilakukan pada 113 remaja (62

orang laki-laki, dan 51 orang perempuan) yang diidentifikasi mengalami

Page 18: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

3

gangguan emosional berat (serious emotional disturbances-SEDs) dan dirawat

pada sebuah pusat perawatan setempat. Hasilnya ditemukan bahwa subjek

penelitian tersebut memang memiliki masalah perilaku yang serius dan

kekurangan dalam kompetensi sosialnya. Jadi, terdapat hubungan negatif

signifikan antara masalah perilaku remaja dengan kompetensi sosialnya.

Secara positif kompetensi sosial banyak terkait dengan sejumlah perilaku

sosial yang baik dan memberi kontribusi terhadap tercapainya penyesuaian

terhadap lingkungan sosial yang baik. Sebuah studi dilakukan oleh Smart &

Sanson (2003) terhadap 940 anak muda Australia (41 persen laki-laki dan 59

persen perempuan) yang berusia 19-20 tahun untuk mengungkap hubungan antara

kompetensi sosial dengan beberapa aspek dari penyesuaian dan kebaikan diri

(seperti memiliki hubungan yang erat dengan orangtua, kemampuan komunikasi

yang baik, kualitas pertemanan yang baik, dan sikap sosial yang baik). Kemudian

diketahui bahwa anak-anak muda yang memiliki kompetensi sosial yang tinggi

diketahui lebih memiliki hubungan yang erat serta jarang mengalami konflik

dengan orangtua mereka. Di samping itu, mereka juga lebih dapat memiliki

hubungan pertemanan yang berkualitas dan sedikit mengalami keterasingan oleh

teman-teman. Jadi disimpulkan bahwa sejumlah aspek dari kompetensi sosial

yang dimiliki para subjek dapat menjadi faktor penting dalam penyesuaian dan

kebaikan diri mereka.

Studi mengenai kompetensi sosial remaja yang dilakukan di Indonesia

juga mengungkapkan fakta yang sejalan. Misalnya, berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh Amri (2005) diketahui bahwa remaja putri yang memiliki body

image yang positif memiliki kompetensi sosial yang tinggi, demikian sebaliknya

Page 19: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

4

yang memiliki body image negatif memiliki kompetensi sosial yang rendah.

Selain itu, menurut hasil penelitian Santoso (2009), didapat remaja perempuan

memiliki kepercayaan diri dan kompetensi sosial yang lebih tinggi ketimbang

remaja laki-laki. Dari kedua penelitian tersebut, diketahui bahwa kompetensi

sosial memiliki kaitan yang positif dengan kepercayaan dan pencitraan diri

remaja.

Saat memasuki masa remaja mulai muncul suatu ciri pemikiran khusus

yang disebut dengan egosentrisme remaja. Secara umum, egosentrisme dimaknai

sebagai keterbatasan membedakan hubungan subjek-objek (Piaget, 1929 & 1958,

dalam Greene, Walters, Rubin, & Hale, 1996). Secara lebih spesifik, egosentrisme

remaja merujuk pada kesadaran individu bahwa ia menjadi pusat perhatian

lingkungan sosialnya, dibarengi dengan pemikiran bahwa selain dirinya tidak ada

orang yang memahaminya. Beberapa studi melaporkan bahwa egosentrisme

berkaitan dengan hubungan interpersonal remaja, yakni tingkat egosentrisme yang

tinggi pada diri remaja berhubungan dengan macam-macam masalah dalam

hubungan interpersonalnya (Jahnke, HC & Blanchard-Fields, F, 1993; Vartanian,

LR, 2001; Burack, JA, Flanagan, T, Peled, T, Sutton, HM, Zygmuntowicz, C, &

Manly, JT, 2006; dalam Yamamoto, M, Tomotake, M, & Ohmori, T, 2008).

Penelitian lain mengenai egosentrisme remaja menunjukkan bahwa nilai

yang tinggi pada aspek egosentrisme remaja berhubungan dengan rendahnya nilai

penyesuaian (adjusment), serta besarnya depresi dan perasaan kesepian

(loneliness) (Goossens, dkk, 2002; Schonert-Reich, 1994, dalam Smetana &

Villalobos, Lerner, & Steinberg, 2009). Diketahui pula bahwa tingginya

egosentrisme berhubungan dengan rendahnya harga diri remaja (Ryan &

Page 20: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

5

Kuczkowski, 1994, dalam Smetana & Villalobos, Lerner & Steinberg, 2009). Dari

beberapa hasil temuan penelitian mengenai egosentrisme di atas dapat dikatakan

bahwa fenomena egosentrisme remaja memiliki hubungan dengan sejumlah

perilaku sosial remaja.

Berdasarkan fakta tersebut di atas serta menyadari pentingnya aspek

kompetensi sosial pada diri remaja, maka penulis merasa tertarik untuk

mengungkap hubungan antara egosentrisme remaja dengan kompetensi sosialnya

melalui penelitian ini.

1.2. Batasan Masalah

Adapun pada penelitian ini, masalah penelitian dibatasi seperti sebagai

berikut:

• Egosentrisme remaja yang dimaksud adalah kecenderungan untuk

memandang dunia dari perspektif pribadi seseorang tanpa menyadari bahwa

orang lain bisa memiliki sudut pandang yang berbeda. Kecenderungan

tersebut memiliki dua bentuk berbeda, yakni imaginary audience dan

personal fable.

• Kompetensi sosial remaja adalah sejumlah kemampuan dan perilaku remaja

yang digunakan untuk bertindak secara bijaksana dalam hubungan sosial.

• Sebagai subjek pada penelitian ini adalah remaja awal siswa/siswi SMP

Muhammadiyah 22 Setiabudi Pamulang dengan rentang usia 11-14 tahun.

1.3. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah seperti dipaparkan di

atas, maka masalah-masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut:

Page 21: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

6

• Apakah terdapat hubungan antara egosentrisme dengan kompetensi sosial

remaja?

• Apakah terdapat hubungan antara imaginary audience dengan kompetensi

sosial remaja?

• Apakah terdapat hubungan antara personal fable dengan kompetensi sosial

remaja?

• Apakah terdapat hubungan antara usia, egosentrisme dengan kompetensi

sosial remaja?

• Apakah terdapat hubungan antara jenis kelamin, egosentrisme dengan

kompetensi sosial remaja?

1.4. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan bertujuan untuk mengungkap hubungan

antara egosentrisme dengan kompetensi sosial remaja serta mengungkap

perbedaan usia dan jenis kelamin dalam hubungan egosentrisme dengan

kompetensi sosial remaja.

1.5. Manfaat Penelitian

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam

menyediakan/menambah data-data empiris mengenai tema penelitian, sekaligus

menambah khazanah dan wawasan keilmuan di bidang psikologi perkembangan

atau pendidikan.

Sedangkan secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberi

informasi kepada orangtua dan guru mengenai perkembangan perilaku sosial

Page 22: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

7

remaja sehingga dapat dikembangkan pola asuh dan didik yang sesuai dengan

perkembangannya.

1.6. Sistematika Penulisan

Penelitian ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

• Bab 1, merupakan pendahuluan. Mencakup latar belakang masalah

penelitian, lalu identifikasi, pembatasan, serta rumusan masalah.

Selanjutnya tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

• Bab 2, kajian teori. Berisi penjelasan teoritis mengenai permasalahan yang

diteliti, kerangka berpikir peneliti, dan pengajuan hipotesis oleh peneliti.

• Bab 3, metodologi penelitian. Mengungkapkan metodologi penelitian yang

digunakan dalam penelitian, meliputi pendekatan penelitian, variabel-

variabelnya, teknik pengambilan sampel dan pengumpulan data, serta

prosedur penelitian.

• Bab 4, presentasi dan analisa data. Menjelaskan tentang hasil-hasil

penelitian yang diperoleh mencakup gambaran umum responden, hasil uji

instrumen penelitian, dan deskripsi hasil akhir penelitian.

• Bab 5, merupakan penutup. Berisi kesimpulan umum penelitian, diskusi,

dan saran-saran.

Page 23: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

8

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1. Kompetensi Sosial

2.1.1. Pengertian

Definisi dari kompetensi sosial adalah sama banyaknya dengan jumlah

peneliti yang mengkajinya (Rubin & Rose-Krasnor, 1992 dalam Meisels,

Atkins-Burnett, & Nicholson, 1996), sekaligus memuat variasi makna yang

banyak pula. Berikut beberapa pengertian kompetensi sosial menurut

beberapa peneliti.

Kompetensi sosial dapat diartikan sebagai sejumlah kemampuan serta

perilaku yang meliputi aspek sosial, emosional, dan kognitif yang dibutuhkan

anak-anak untuk dapat menyesuaikan diri sebaik-baiknya dengan masyarakat

(Welsh & Bierman, 2001).

Ford (1982), Waters & Sroufe (1983), & Zigler (1973) dalam Chen,

Li, Li, Li, & Liu (2000) mendefinisikan kompetensi sosial sebagai

kemampuan untuk bertindak secara efektif dan tepat pada berbagai situasi

sosial. Ditambahkan bahwa aspek efektivitas dan penerimaan sosial

merupakan dua hal yang paling sering ditekankan dalam pengertian

kompetensi sosial. Artinya, seseorang yang memiliki kompetensi sosial yang

tinggi cenderung menampilkan perilaku yang efektif dan dapat diterima

dalam hubungan sosialnya.

Senada dengan pengertian di atas, Meisels, Atkins-Burnett, &

Nicholson (1996) berpendapat bahwa kompetensi sosial adalah sejumlah

keterampilan dan perilaku dari seorang anak yang menuntunnya menuju hasil

Page 24: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

9

hubungan sosial yang baik dan menghindarkannya dari respon-respon sosial

yang buruk. Mereka lantas mengajukan beberapa kriteria pencapaian

kompetensi sosial, di antaranya:

a) Adanya kebaikan (kindness), kerja sama (cooperation), dan kerelaan

yang pantas (appropriate compliance), serta tidak menampilkan sikap

bermusuhan atau menentang.

b) Ekstroversi (kecenderungan untuk menampilkan minat terhadap orang

atau sesuatu hal), seperti bersosialisasi secara aktif, dan tidak takut-

takut atau menarik diri dalam berinteraksi dengan orang lain.

c) Memiliki kemampuan komunikasi sosial, misalnya mampu memahami

bahasa non-verbal orang, mampu berhumor dan menanggapi humor

orang, serta mampu secara tepat mengajukan dan merespon usul.

Selanjutnya, Gresham & Elliot (1990, dalam Smart & Sanson, 2003)

memaknai kompetensi sosial sebagai cara-cara berperilaku yang dipelajari

agar seseorang dapat berinteraksi secara efektif dengan orang lain. Cara-cara

tersebut meliputi sejumlah tindakan dan respon individu yang pantas secara

sosial, seperti berbagi, menolong, bekerja sama, memulai hubungan

interpersonal, peka dalam berinteraksi dengan orang, dan menghadapi situasi

konflik dengan baik.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat diambil titik temu bahwa

kompetensi sosial adalah sekumpulan kemampuan personal individu untuk

berperilaku yang sesuai dan tepat dalam berinteraksi dengan orang lain,

hingga menghasilkan hubungan sosial yang baik.

Page 25: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

10

2.1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kompetensi Sosial

Fabes, Gaertner, & Popp (dalam McCartney & Philips, 2006)

mengemukakan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kompetensi

sosial. Ke semuanya menggambarkan berbagai kondisi dasar yang dapat

memberi kontribusi terhadap pencapaian kompetensi sosial di kemudian hari.

Di antaranya adalah sebagai berikut.

a) Temperamen

Istilah temperamen secara umum digunakan untuk merujuk pada pola

perilaku secara mendasar dan menjelaskan perbedaan individu dalam

bertingkah laku sejak dari tahun pertama masa kanak-kanak awal. Perilaku

yang dimaksud mencerminkan kondisi khas emosi, motorik, dan perhatian

terhadap stimulus bagi setiap individu; dan perilaku tersebut secara

potensial mempengaruhi kemampuannya dalam membentuk hubungan

sosial yang positif.

Chess & Thomas (1977, 1987, 1991, dalam Santrock, 2002)

mengemukakan bahwa sejak kanak-kanak, seorang individu telah memiliki

kecenderungan memiliki temperamen tertentu, seperti sebagai berikut.

1) Anak bertemperamen sedang (easy child), pada umumnya memiliki

suasana hati yang positif, cepat membangun rutinitasnya yang teratur

pada masa bayi, dan mudah menyesuaikan diri dengan pengalaman-

pengalaman baru.

2) Anak bertemperamen tinggi (difficult child), cenderung bereaksi

secara negatif dan sering menangis, melibatkan diri dalam hal-hal

Page 26: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

11

rutin sehari-hari secara tidak teratur, dan lambat menerima

pengalaman-pengalaman baru.

3) Anak bertemperamen rendah (slow-to-warm-up child), memiliki

tingkat aktivitas yang rendah, agak negatif, memperlihatkan daya

adaptasi yang rendah, dan memperlihatkan intensitas suasana hati

yang rendah.

Banyak peneliti meyakini temperamen telah menjadi karakteristik yang

tetap pada diri individu sejak masa yang amat muda (bayi), tetapi dapat

terus terbentuk dan diperbarui oleh pengalaman-pengalaman hidup seiring

dengan perkembangannya (Goldsmith, 1988; Thomas & Chess, 1987,

dalam Santrock 2002). Jadi, seseorang terlahir dengan memiliki

karakteristik tertentu pada temperamennya, namun pada perkembangan

selanjutnya temperamen tersebut dipengaruhi oleh respon-respon yang

diterima selama dalam pengasuhan orangtua dan juga pengalaman hidup

individu dalam lingkungan sosialnya.

b) Faktor keterampilan sosio-kognitif

Disebutkan bahwa kognisi sosial merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi kompetensi sosial. Ia merupakan fungsi kognitif yang

dengannya seseorang belajar untuk mengenal dan menginterpretasikan

informasi mengenai orang lain, teman sebaya, situasi-situasi sosial, serta

belajar tentang perilaku dan respon sosial secara efektif. Fungsi tersebut

memberi dukungan terhadap perkembangan keterampilan kognisi sosial

yang memungkinkan individu membentuk pemahaman yang lebih baik

mengenai pikiran, perasaan serta kecenderungan perilaku orang lain.

Page 27: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

12

Dengan demikian, saat individu berinteraksi dengan orang lain, atau

berperilaku dalam situasi sosial pikirannya membantu mengatur tingkah

laku yang akan dimunculkan sedemikian rupa hingga memungkinkannya

bersosialisasi secara efektif.

Paling tidak terdapat dua hal penting dalam kognisi sosial, yaitu

pemrosesan informasi dan pengetahuan sosial. Dodge (1983, dalam

Santrock, 2002) meyakini bahwa ketika seseorang melakukan interaksi

sosial, ia melampaui lima tahap dalam memroses informasi tentang dunia

sosialnya, yaitu membaca kode/sandi isyarat-isyarat sosial,

menginterpretasikan, mencari suatu respon, memilih respon yang optimal,

dan bertindak. Jadi, bagaimana seseorang berperilaku dalam interaksi

sosialnya ditentukan oleh bagaimana ia mempersepsi perilaku-perilaku

orang lain, dan juga bagaimana pikirannya memberi pertimbangan tentang

pilihan respon/tindakan yang akan diambil orang tersebut.

Di samping itu, pengetahuan sosial juga dilibatkan dalam kemampuan

individu agar dapat akrab dengan lingkungan sosialnya. Yaitu pengetahuan

tentang arti dan tujuan-tujuan dari relasi sosial, nilai-nilai yang berlaku

dalam berhubungan sosial, pentingnya membangun interaksi sosial yang

baik, serta pengetahuan tentang kondisi emosi dirinya ataupun orang lain.

Semua pengetahuan tersebut terus berkembang sesuai dengan pengalaman

individu menjalani interaksi sosial dari waktu ke waktu, dan sejalan dengan

pengertian yang ditanamkan oleh pengasuh atau orangtua.

c) Keterampilan berkomunikasi

Page 28: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

13

Bahasa merupakan cara utama bagi seseorang untuk membangun

interaksi, mengelola hubungan dengan orang lain, dan membangun kontak

interpersonal. Dapat dipahami bahwa individu dengan keterampilan bahasa

yang rendah tidak dapat menjalin hubungan sosial dengan baik. Kapasitas

untuk memahami orang lain, serta menunjukkan kebutuhan, pikiran, dan

tujuan-tujuan individu seringkali tergantung pada kemampuan

berbahasanya. Jika seseorang mampu mengkomunikasikan keinginan dan

kebutuhnnya dengan baik dalam interaksi sosialnya, maka dapat dikatakan

bahwa ia adalah orang yang kompeten secara sosial. Bagaimanapun, bahasa

dan komunikasi merupakan sarana terpenting dalam hubungan sosial atau

proses sosialisasi.

Di samping tiga hal di atas beberapa faktor lain dapat pula memberi

kontribusi terhadap kompetensi sosial anak, di antaranya yaitu:

a) Faktor keluarga

Keluarga merupakan lingkungan sosial paling awal bagi individu

untuk melakukan sosialisasi. Kompetensi sosial seseorang berkembang

seiring pengalamannya mendapat perlakuan sosial dalam keluarga.

Atkinson, Atkinson, Smith, & Biem (1990) mengungkapkan, cara

bagaimana orangtua merespon terhadap kebutuhan-kebutuhan anaknya –

secara sabar, dengan kehangatan dan perhatian, atau secara kasar, dengan

sedikit kepekaan – akan mempengaruhi hubungan si anak dengan orang lain

hingga kelak di kemudian hari setelah ia dewasa.

b) Pengalaman sosialisasi di masa paling awal

Page 29: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

14

Seseorang yang di masa kecilnya mengikuti program pendidikan

prasekolah atau mendapatkan kesempatan lebih awal untuk berinteraksi

sosial dengan pihak selain keluarga, cenderung lebih mudah mencapai

kompetensi sosial yang matang. Ketersediaan kesempatan yang luas sejak

masa paling dini memungkinkan seseorang memperoleh latihan dan

pengalaman sosial yang kaya hingga dapat mendukung terhadap pencapaian

kompetensi sosial yang tinggi. Hurlock (1980) menyatakan, kalau pada saat

anak berusia empat tahun telah mempunyai pengalaman sosialisasi

pendahuluan, biasanya ia mengerti dasar-dasar permainan kelompok, dan

sadar akan pendapat orang lain. Pengertian akan dasar-dasar interaksi sosial

dalam permainan serta kesadaran akan adanya pandangan orang lain

sangatlah penting dalam menunjang kompetensi sosial anak.

Dari beberapa faktor di atas, tiga yang awal dapat dikategorikan

sebagai faktor internal (inheren dalam diri individu) dan dua yang terakhir

merupakan faktor eksternal (berasal dari luar diri individu). Meskipun faktor-

faktor internal cenderung dipahami sebagai faktor bawaan, tapi faktor-faktor

tersebut terus berkembang sesuai dengan pengalamannya belajar dalam

lingkungan sosial.

2.1.3. Kompetensi Sosial Remaja

Perkembangan dari anak menuju remaja sering dicirikan dengan

perubahan yang dramatis bagi orang muda, meliputi perubahan pada fisik,

mental-psikis, maupun sosial. Seiring dengan perubahan-perubahan tersebut

remaja juga menerima sejumlah tugas perkembangan baru. Menurut Hurlock

(1980), salah satu tugas perkembangan yang paling sulit bagi remaja adalah

Page 30: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

15

yang berhubungan dengan penyesuaian sosialnya. Remaja harus

menyesuaikan diri dengan lawan jenis dalam hubungan yang sebelumnya

belum pernah ada dan harus menyesuaikan dengan orang dewasa di luar

lingkungan keluarga dan sekolah.

Agar mencapai perkembangan sosial yang optimal, remaja harus

membuat banyak penyesuaian baru. Di antara yang paling penting adalah

penyesuaian diri dengan meningkatnya pengaruh kelompok sebaya (peers).

Selama masa kanak-kanak, seseorang baik laki-laki atau perempuan sangat

terorientasi pada peran orangtua. Ketika memasuki remaja, peran orangtua

menjadi berkurang dan digantikan oleh peran kelompok sebaya yang

pengaruhnya begitu kuat. Hurlock (1980) mencontohkan, sebagian besar

remaja mengetahui bahwa bila mereka memakai pakaian yang sama dengan

anggota kelompok yang populer, maka kesempatan baginya untuk diterima

oleh kelompok menjadi lebih besar. Demikian pula bila anggota kelompok

mencoba minuman alkohol, obat-obat terlarang, atau rokok, maka remaja

cenderung mengikutinya tanpa memperdulikan perasaan mereka sendiri akan

akibatnya.

Di samping penyesuaian terhadap menguatnya pengaruh kelompok

sebaya, remaja juga harus menyesuaikan diri akibat adanya perubahan dalam

perilaku dan hubungan sosial. Di antara perubahan sikap dan perilaku sosial

yang menonjol pada remaja adalah dalam hubungan heteroseksual. Hurlock

(1980) mengemukakan bahwa dalam waktu singkat remaja mengadakan

perubahan radikal, dari tidak menyukai berteman dengan lawan jenis menjadi

lebih menyukai teman dari lawan jenis daripada dengan yang sejenis. Lalu

Page 31: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

16

terjadi pula pengelompokan sosial baru. Teman-teman di masa kanak-kanak

dulu berangsur-angsur berganti dengan teman-teman baru disertai adanya

pola hubungan yang lebih serius dan matang ketimbang masa kanak-kanak.

Penyesuaian yang juga penting bagi remaja adalah karena munculnya

nilai-nilai baru dalam pola pergaulan remaja. Nilai-nilai tersebut meliputi nilai

dalam seleksi persahabatan, dalam dukungan dan penolakan sosial, serta

dalam memilih pemimpin kelompok (Hurlock, 1980). Para remaja tidak lagi

memilih teman berdasarkan kemudahannya sebagaimana halnya pada masa

kanak-kanak. Remaja menginginkan teman yang mempunyai minat dan nilai-

nilai yang sama, yang dapat mengerti dan membuatnya merasa nyaman, dan

yang kepadanya ia dapat mempercayakan hal-hal yang tidak dapat dibicarakan

dengan orangtua ataupun guru. Remaja juga mempunyai nilai baru dalam

menerima atau menolak teman-teman sebaya sebagai bagian dari kelompok.

Utamanya didasarkan pada nilai kelompok sebaya yang digunakan untuk

menilai anggota-anggota kelompok. Dalam hal menentukan pemimpin

kelompok, remaja menginginkan pemimpin yang berkemampuan tinggi yang

akan dikagumi dan dihormati oleh orang-orang lain, dan dengan demikian

akan menguntungkan mereka. Ini didasari pada pemikiran bahwa pemimpin

kelompok sebaya mewakili diri mereka dalam masyarakat yang lebih besar.

Dalam berbagai upaya penyesuaian tersebut, dibutuhkan keterampilan

yang dapat membantu remaja dalam menyesuaikan diri, atau disebut sebagai

kompetensi sosial. Smart & Sanson (2003) menyatakan bahwa kompetensi

sosial yang dikembangkan dengan baik dapat memudahkan anak-anak muda

Page 32: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

17

(youngsters) untuk mengatasi sekaligus melampaui macam-macam kesulitan

dalam proses penyesuaian.

Dalam studinya Smart & Sanson (2003) memberi gambaran tentang

kompetensi sosial remaja. Remaja dengan kompetensi sosial yang tinggi

sedikit sekali mengalami perasaan tertekan (depressed), cemas (anxious),

ataupun stres. Mereka juga amat kurang menampilkan perilaku yang buruk,

dan merasa sangat puas dengan kehidupan yang dijalaninya.

Welsh & Bierman (2001) mengungkapkan bahwa remaja yang

menampilkan tingkat kompetensi sosial yang tinggi selalu dapat diterima

dengan baik dalam komunitas sosialnya. Mereka begitu bersahabat, mudah

bekerja sama, dan bercakap-cakap dengan amat baik dengan orang lain.

Teman-teman sebaya sering menggambarkan mereka sebagai orang yang suka

menolong, baik, pengertian, atraktif, serta bagus dalam permainan. Remaja

yang kompeten dalam hubungan sosial, biasanya mampu menyadari cara

pandang orang lain dan mampu menghadapi situasi konflik dengan tetap

tenang.

Sebaliknya, para remaja yang kurang memiliki kompetensi sosial

cenderung mengalami banyak masalah dalam hubungan sosial, dan sering

terkait dengan macam-macam masalah perilaku dan kenakalan (Hair, Jager, &

Garrett, 2001). Sebuah penelitian di Amerika yang melibatkan sejumlah

remaja yang memiliki gangguan emosional serius dan terbukti mengalami

berbagai masalah perilaku menunjukkan bahwa para remaja itu memiliki

kompetensi sosial yang rendah. Lebih parah, disebutkan bahwa mereka

Page 33: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

18

mempunyai pemahaman dan kecakapan hubungan sosial yang tidak matang

dan terbelakang (Groot, 2009).

Selanjutnya Smart & Sanson (2003) menjelaskan bahwa terdapat

perbedaan tingkat kompetensi sosial di antara remaja laki-laki dan perempuan.

Berbagai kecakapan yang menjadi bagian dari kompetensi sosial cenderung

ditampilkan lebih menonjol oleh remaja perempuan ketimbang remaja laki-

laki. Dijelaskan bahwa dorongan dari norma serta harapan sosial yang

menginginkan remaja perempuan agar lebih kooperatif (penurut, hormat

terhadap figur orangtua/guru), dan memiliki tanggung jawab (taat, memenuhi

tugas-tugas yang diberikan) lebih membantu mereka dalam mengembangkan

kompetensi sosial ketimbang remaja laki-laki. Demikian pula, proses

sosialisasi dalam keluarga dan pengalaman-pengalaman mendapat pengasuhan

selama kanak-kanak turut menyokong perkembangan emosional dan rasa

empati para remaja perempuan, sementara remaja laki-laki kurang

mendapatkan dorongan tersebut.

Mengembangkan kompetensi sosial yang baik selama remaja adalah

mutlak diperlukan. Kompetensi sosial memungkinkan remaja melakukan

penyesuaian terhadap berbagai perubahan yang dialaminya secara optimal dan

tanpa kesulitan. Selanjutnya kompetensi sosial dapat membantu remaja untuk

memiliki hubungan sosial yang berkualitas. Kompetensi sosial bahkan dapat

membantu remaja dalam perkembangan sosial berikutnya di masa dewasa,

misalnya dalam menjalin hubungan pernikahan yang harmonis, atau

mengembangkan hubungan yang positif dengan anak-anak yang dimiliki

(Hair, Jager, & Garrett, 2001).

Page 34: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

19

2.1.4. Aspek-aspek Kompetensi Sosial Remaja

Sebagaimana telah dikemukakan di bagian awal, kompetensi sosial

didefinisikan dengan amat bervariasi oleh para ilmuwan. Dengan demikian,

aspek-aspek yang berkaitan dengannya juga bervariasi. Misalnya, Hair, Jager,

& Garrett (2001) mengajukan bahwa kompetensi sosial meliputi dua ranah,

yaitu macam-macam keterampilan dalam hubungan interpersonal

(interpersonal skills), dan sejumlah atribut personal (personal attributes).

Termasuk dalam keterampilan-keterampilan dalam hubungan sosial di

antaranya, kemampuan penyelesaian konflik/masalah, keakraban dengan

orang lain, dan perilaku prososial. Dan yang termasuk di antara atribut

personal, yaitu kemampuan pengendalian diri, kepercayaan sosial (social

confidence) meliputi perilaku asertif, efikasi diri, dan inisiatif dalam hubungan

sosial, serta sikap empati dan simpati.

Berikut merupakan aspek-aspek kompetensi sosial remaja

sebagaimana dikemukakan oleh Gresham & Elliott (1990, dalam Smart &

Sanson, 2003).

a) Assertif, yaitu perilaku berinisiatif seperti menanyakan informasi

kepada orang lain, memperkenalkan diri, dan menanggapi tindakan

orang lain.

b) Kooperatif, meliputi perilaku seperti menolong orang, berbagi sesuatu,

menaati aturan, serta memenuhi permintaan orang.

c) Empati, yaitu perilaku yang menunjukkan kepedulian serta

penghargaan terhadap perasaan dan pandangan orang lain.

Page 35: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

20

d) Tanggung jawab, yaitu menggambarkan kemampuan berkomunikasi

dengan orang dewasa dan penghormatan terhadap kepemilikan benda

atau pekerjaan yang dilakukan.

e) Pengendalian diri, yaitu perilaku-perilaku yang muncul saat situasi

konflik, meliputi tindakan tepat ketika menghadapi hal-hal yang

mengganggu, atau berkompromi akan sesuatu.

Aspek-aspek kompetensi sosial menurut Gresham & Elliott di atas

akan digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur tingkat kompetensi

sosial subjek.

2.2. Egosentrisme

2.2.1 Pengertian

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, egosentrisme didefinisikan

sebagai sifat dan kelakuan yang selalu menjadikan diri sendiri sebagai pusat

segala hal. Sedangkan dalam wikipedia, istilah egosentrisme (egocentrism)

disebutkan berasal dari kata bahasa Yunani dan Latin “ego” yang artinya

saya, aku, atau diri. Egosentrisme merupakan istilah psikologi yang bermakna

diferensiasi yang tidak sempurna antara diri (the self) dengan dunia di luar diri

(the world), termasuk orang lain; kecenderungan individu untuk melihat

(perceive), memahami (understand), dan menafsirkan (interpret) dunia

menurut pandangan dirinya.

Dalam kamus istilah psikologi (Kartono dalam Chaplin, 2008),

egosentris didefinisikan sebagai menyangkut diri sendiri, keasyikan terhadap

diri sendiri; menurut Piaget, berkaitan dengan kemampuan berbicara dan

berpikir yang diarahkan pada kebutuhan pribadi. Sementara egosentrisme

Page 36: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

21

didefinisikan sebagai kecenderungan menilai obyek-obyek atau peristiwa-

peristiwa berdasarkan kepentingan pribadi dan menjadi kurang sensitif

terhadap kepentingan-kepentingan atau hal-hal yang menyangkut orang lain;

menurut Piaget, merupakan ketidakmampuan memahami bahwa orang lain

juga mempunyai kepentingan atau pandangan yang mungkin berbeda dengan

yang dimilikinya (Kartono & Gulo, 2003).

Shaffer (2009) mendefinisikan egosentrisme sebagai kecenderungan

untuk memandang dunia dari perspektif pribadi seseorang tanpa menyadari

bahwa orang lain bisa memiliki sudut pandang yang berbeda.

Dari beberapa pengertian umum yang telah dikemukakan di atas,

dapat diambil titik temu bahwa egosentrisme adalah kemampuan persepsi

yang terbatas pada kepentingan dan/atau kebutuhan pribadi, tidak berorientasi

pada pemisahan/pembedaan antara diri sendiri dengan orang/objek lain.

2.2.2. Egosentrisme dalam Perkembangan Kognitif

Diketahui bahwa terminologi egosentrisme berhubungan dengan teori

perkembangan kognitif Piaget (1896-1980). Maka perlu dibahas secara singkat

mengenai salah satu pokok teori Piaget tersebut, yaitu tentang stadium

perkembangan kognitif. Berdasarkan observasinya, Piaget menjadi yakin

bahwa kemampuan berpikir dan bernalar anak berkembang melalui sejumlah

stadium yang berbeda secara kualitatif bersamaan dengan kematangan mereka

(Atkinson, Atkinson, Smith, & Bem, 1990).

Stadium pertama dari perkembangan kognitif adalah sensori-motorik.

Tahap sensori-motorik berlangsung dari sejak kelahiran hingga kira-kira 2

tahun, sama dengan periode perkembangan masa bayi (Santrock, 2002).

Page 37: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

22

Selama masa ini, perkembangan mental dicirikan oleh beberapa kemampuan

bayi (Atkinson, Atkinson, Smith, & Bem, 1990).

a) Diferensiasi antara diri dengan objek, yaitu kesadaran pemikiran bayi

bahwa dirinya terpisah/berbeda dari dunia luar.

b) Bayi mengenali dirinya sebagai subjek/pelaku dari suatu tindakan dan

mulai bertindak dengan sengaja, misalnya menggoyang-goyangkan

mainan untuk menghasilkan bunyi.

c) Mencapai kepermanenan objek (object permanency), yaitu menyadari

bahwa benda-benda terus ada walaupun tidak lagi tertangkap indera.

Stadium kedua adalah praoperasional. Berlangsung mulai usia 2

hingga 7 tahun. Ciri-ciri perkembangan mental yang utama di antaranya,

anak mulai belajar menggunakan bahasa dan merepresentasikan objek

melalu citra dan kata-kata; munculnya egosentrisme, yaitu keterbatasan

pemikiran yang kesulitan dalam memandang dari sudut pandang orang lain;

dan mengklasifikan objek dengan ciri tunggal, contohnya mengelompokkan

semua balok merah tanpa memandang bentuknya atau semua balok persegi

tanpa memandang warnanya.

Stadium perkembangan kognitif berikutnya adalah operasional

konkret. Terentang mulai usia 7 sampai 11 tahun. Beberapa ciri

perkembangan pemikiran di tahap ini ialah, anak dapat berpikir logis tentang

objek dan peristiwa meski hanya untuk hal-hal yang konkret, mencapai

keterampilan konservasi (yaitu pemikiran tentang ketetapan atribut suatu

objek atau situasi tertentu, terlepas dari perubahan yang bersifat dangkal),

Page 38: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

23

dan mampu mengklasifikasikan objek menurut beberapa ciri sekaligus dapat

mengurutkannya secara serial mengikuti dimensi tunggal, seperti ukuran.

Stadium perkembangan kognitif yang terakhir adalah operasional

formal. Dimulai sejak usia 11 tahun hingga tahun-tahun selanjutnya. Pada

tahap ini individu telah sampai pada model pemikiran dewasa atau mencapai

tahap kematangan intelektual. Di antara cirinya seperti, mampu berpikir

secara logis tentang masalah abstrak lalu menguji hipotesis secara sistematik.

Selain itu, dengan kematangan pemikiran yang diperoleh, individu dapat

memahami masalah-masalah kompleks seperti cinta, masa depan, atau yang

menyangkut dengan idealisme.

Dari penjelasan mengenai tahap-tahap perkembangan kognitif di atas,

diketahui bahwa masing-masing tahap memiliki ciri-ciri yang khas dari

kemampuan berpikir individu. Meski egosentrisme disebut sebagai salah satu

ciri yang menonjol dari pemikiran praoperasional, namun diyakini bahwa

egosentrisme (sebagai keterbatasan dalam membedakan hubungan subjek-

objek) timbul pada permulaan tiap-tiap pencapaian kemampuan kognitif

baru. Piaget (1962, dalam Alberts, Elkind, & Ginsberg, 2007) menyatakan

bahwa egosentrisme dapat terwujud secara unik dalam pemikiran-pemikiran

serta tindakan-tindakan pada setiap tahap perkembangan mental.

Jadi, munculnya egosentrisme ialah pada tiap transisi di antara tahap-

tahap dari perkembangan kognitif. Alberts, Elkind, & Ginsberg (2007)

memberikan gambaran, seorang anak kecil dengan pemikiran praoperasional,

gagal/tidak mampu membedakan antara sebuah nama dengan benda. Di usia

ini si anak tidak dapat menerima fakta bahwa suatu objek/benda yang sama

Page 39: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

24

bisa saja memiliki nama yang berbeda, begitu pula bahwa nama bisa saja

diubah untuk objek yang sama. Setelah usia 6 atau 7 tahun dan mencapai

pemikiran operasional konkret, anak terbebas dari egosentrisme kata-kata

dan benda, tetapi terkena “sasaran” timbulnya bentuk baru dari egosentrisme.

Pada tahap ini anak tidak mampu membedakan antara ‘diri’ yang dibangun

dalam pikiran dengan yang ada pada kenyataan. Ketika sedang bermain

sebuah permainan yang memerlukan strategi, anak usia sekolah lebih terpaku

pada strategi awal dan mencoba memaksakan fakta-fakta baru agar cocok

dengan pemikiran akan strategi awal tersebut. Ketika pemikiran operasional

formal tercapai, individu terbebas dari model pemikiran egosentrisme

hipotetis seperti yang dilakukan anak sekolah tersebut. Tetapi muncul sebuah

tipe baru dari egosentrisme, yaitu egosentrisme yang menimbulkan

keyakinan bahwa pikiran-pikiran orang lain tertuju pada diri subjek.

2.2.3. Egosentrisme Remaja

Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, egosentrisme remaja terjadi

dalam transisi dari pemikiran operasional konkret menuju operasional formal.

Elkind (1967, 1976, & 1978, dalam Santrock, 2003) mengemukakan dua

bentuk egosentrisme remaja, yaitu imaginary audience dan personal fable.

a) Imaginary audience

Imaginary audience merupakan bentuk egosentrisme remaja yang

melibatkan pemikiran sendiri yang kebingungan terhadap anggapan adanya

penonton yang memperhatikannya dan membuat ia menyimpulkan bahwa

orang lain berbagi keasyikan dengannya (Shaffer, 2009). Jadi para remaja

(dalam pikirannya) seperti yakin bahwa orang lain memiliki perhatian yang

Page 40: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

25

amat besar terhadap diri mereka sebesar perhatian mereka sendiri, dan

melebihi dari apa yang sesungguhnya terjadi.

Greene, Rubin, & Hale (1995) menambahkan, para remaja yang

terlalu memperhatikan dirinya secara berlebihan memperluas keasyikannya

tersebut dan menganggap bahwa orang lain sama asyiknya seperti mereka

dalam memperhatikan diri mereka.

Santrock (2003) mengemukakan bahwa gejala imaginary audience

mencakup berbagai perilaku untuk mendapatkan perhatian seperti keinginan

agar kehadirannya diperhatikan, semua aktivitasnya disadari oleh orang lain

dan menjadi pusat perhatian. Ditambahkan bahwa remaja terutama merasa

bahwa mereka “ada di atas panggung” dan beranggapan bahwa merekalah

pemeran utamanya, sementara orang lain adalah penontonnya.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa gejala imaginary audience

lebih merupakan produk dari pikiran atau hanya ada dalam pikiran remaja,

dan bukan yang sebenarnya terjadi.

b) Personal fable

Sedangkan personal fable adalah bagian egosentrisme remaja

berkenaan dengan perasaan keunikan pribadi yang dimiliknya. Elkind (1967

& 1978, dalam dalam Greene, Rubin, & Hale, 1995) menyatakan bahwa

personal fable merupakan kecenderungan remaja untuk meyakini bahwa diri

mereka sangat unik, dan karenanya tidak ada orang lain yang dapat

memahami mereka ataupun pernah merasakan pengalaman-pengalaman

seperti yang mereka alami.

Page 41: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

26

Alberts, Elkind, & Ginsberg (2007) menjelaskan bahwa personal

fable merupakan akibat wajar dari imaginary audience. Dengan remaja

berpikir bahwa dirinya sebagai pusat perhatian orang lain membuatnya

percaya bahwa perhatian orang tersebut adalah karena dirinya spesial dan

unik. Greene, Walters, Rubin, & Hale (1996) menyatakan bahwa personal

fable dicirikan oleh ketidakmampuan untuk membayangkan bahwa diri (the

self) bisa saja sama dengan orang lain, dan menghasilkan perasaan ke-diri-

an yang ekstrim (extreme individuation). Keyakinan akan keunikan tersebut

membuat remaja berpikir seperti misalnya, orang lain bisa saja tidak

menyadari keinginan mereka, tapi saya tidak demikian; atau, orang lain bisa

saja kecanduan narkoba, tapi saya tidak akan seperti itu, dan sebagainya.

Karenanya, gejala-gejala dari personal fable dipercaya sebagai pemicu

sejumlah perilaku ceroboh remaja

Menurut Lapsley (1991, dalam Greene, Walters, Rubin, & Hale, 1996)

egosentrisme remaja yang berupa personal fable terdiri dari tiga dimensi,

yaitu kedigdayaan (omnipotence) yaitu pikiran bahwa remaja mampu dan

lebih dari siapapun dalam melakukan segala hal, keunikan (uniqueness)

yaitu perasaan bahwa diri remaja sangat unik dan tidak ada orang lain yang

dapat memahaminya, serta ketangguhan (invulnerability) yaitu pikiran

bahwa dirinya sanggup menghadapi berbagai risiko dan kesulitan. Namun

demikian, sebagai pengagas utama dari ide tentang egosentrisme remaja

Elkind (1967, dalam Alberts, Elkind, & Ginsberg 2007) mengajukan bahwa

personal fable memuat dua aspek saja, yakni perasaan ketangguhan

(invulnerability), yaitu pikiran bahwa dirinya tidak terancam bahaya seperti

Page 42: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

27

orang lain dan sanggup menghadapi berbagai kesulitan, dan kekhususan

(speciality), yaitu perasaan bahwa diri remaja sangat khusus dan unik, serta

tidak ada orang lain yang dapat memahaminya.

Greene, Walters, Rubin, & Hale (1996) mengungkapkan bahwa secara

teoritis egosentrisme remaja (imaginary audience dan personal fable)

semestinya muncul di usia 11 atau 12 dengan dimulainya transisi pemikiran

menuju operasional formal. Dan tergantung pada proses perkembangan,

biasanya egosentrisme mulai berkurang di usia 16 atau 17, atau mungkin saja

di usia 15. Secara umum, egosentrisme memiliki hubungan terbalik

(inversely related) dengan usia, artinya semakin bertambahnya usia maka

egosentrisme akan semakin berkurang.

Dari penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa egosentrisme remaja

adalah fenomena yang wajar dan umum terjadi di masa remaja sebagai bagian

dari perkembangan kognitifnya. Egosentrisme remaja merupakan sebuah fase

transisi model pemikiran yang terjadi sebelum remaja mencapai model

pemikiran yang lebih matang sesuai perkembangannya. Secara akademis,

mengkaji egosentrisme remaja lebih lanjut adalah penting. Bertujuan untuk

mengungkap berbagai aspek yang berkaitan dengannya hingga gambaran yang

lebih utuh mengenai fenomena tersebut dapat diperoleh.

2.2.4. Penyebab Egosentrisme Remaja

Para ilmuwan masih terus meneliti mengenai fenomena egosentrisme

remaja, dan masih belum bersepakat dalam beberapa hal. Di antara hal yang

para peneliti masih berbeda adalah mengenai sebab-sebab munculnya

egosentrisme pada diri remaja.

Page 43: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

28

Santrock (2003) mengemukakan bahwa Elkind (1985) sebagai

penggagas utama ide egosentrisme remaja dan beberapa ilmuwan lain

berbeda pandangan dalam memahami bagaimana egosentrisme remaja

muncul. Dinyatakan bahwa Elkind (1985 dalam Santrock, 2003)) meyakini

munculnya egosentrisme remaja adalah disebabkan oleh adanya cara

berpikir operasional formal.

Menurut Elkind (1976), cara berpikir operasional formal

memungkinkan remaja untuk menyadari betul segala perasaan dan pikiran

yang dimilikinya, serta yang dimiliki oleh orang lain. Dengan keasyikannya

(preoccupation) memikirkan dan memperhatikan berbagai perubahan fisik

serta kemunculan perasaan-perasaan baru pada dirinya, remaja lalu

membentuk anggapan bawa orang lain turut memperhatikan apa yang

diperhatikannya. Elkind (1976) menyebut hal tersebut sebagai assumptive

psychologies, yakni anggapan bahwa apa yang khas dimiliki olehnya,

merupakan sesuatu yang umum bagi orang-orang lain; dan apa yang umum

bagi orang kebanyakan adalah sesuatu yang unik bagi dirinya. Pikiran

semacam inilah yang menjadi dasar atas timbulnya pemikiran egosentrisme

pada remaja berupa imaginary audience dan personal fable.

Sementara itu, ahli lainnya berpendapat bahwa egosentrisme remaja

tidaklah sepenuhnya merupakan gejala kognitif. Para ahli tersebut

memandang bahwa selain karena adanya kemampuan berpikir operasional

formal, egosentrisme remaja muncul karena remaja memiliki kemampuan

untuk keluar dari diri sendiri dan membayangkan reaksi orang lain dalam

suatu situasi imajinatif, atau disebut juga sebagai kemampuan

Page 44: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

29

pengambilalihan cara pandang (perspective-taking) (Gray & Hudson, 1984;

Jahnke & Blanchard-Fields, 1993; Lapsley, 1985, 1990, 1991, 1993;

Lapsley, dkk., 1986; Lapsley & Murphy, 1985; lapsley & Rice, 1988;

O’Coor &Nikoli, 1990; dalam Santrock, 2003). Berdasarkan teori dari

Robert Selman (1980, dalam Santrock, 2003), perspective-taking dimaknai

sebagai kemampuan untuk mempergunakan cara pandang orang lain dan

memahami pemikiran serta perasaan orang tersebut.

Di samping itu, sejalan dengan pendapat para ilmuwan di atas, secara

tegas Lapsley (1991 & 1993, dalam Greene, Walters, Rubin, & Hale, 1996)

bahkan membantah pendapat Elkind dengan menyatakan bahwa

egosentrisme remaja tidak berkaitan dengan perkembangan kognitif, tetapi

berhubungan dengan perkembangan ego remaja. Jadi, egosentrisme pada

diri remaja muncul seiring dengan perkembangan kesadaran remaja akan

dirinya (self).

Selanjutnya, beberapa studi menunjukkan bukti bahwa egosentrisme

pada remaja terkait dengan status sosio-ekonomi. Greene, Kremer, Walters,

Rubin & Hale (2000, dalam Smetana & Villalobos, Lerner & Steinberg,

2009) menunjukkan bahwa tingginya aspek invulnerability (sebagaimana

diukur pada subskala personal fable) berhubungan dengan tingginya tingkat

pendidikan orang tua. Yang lain menyebutkan bahwa tingkat kelas sosial

yang tinggi di kalangan perempuan, berhubungan dengan perilaku

imaginary audience yang menonjol dan rendahnya nilai pada subskala

personal fable; sementara tingkat kelas sosial yang tinggi di kalangan laki-

Page 45: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

30

laki, berhubungan dengan aspek personal fable yang menonjol (Schonert-

Reichl, 1994, dalam Smetana & Villalobos, Lerner & Steinberg, 2009).

Dengan demikian diketahui bahwa paling tidak terdapat dua

pandangan pokok tentang fenomena egosentrisme remaja. Yakni pandangan

yang berdasar pada perkembangan kognitif, dan pandangan yang berdasar

pada perkembangan ego. Pendapat-pendapat mengenai penyebab timbulnya

egosentrisme pada remaja tampaknya berkisar pada dua poros pandangan

tersebut.

2.3. Kerangka Berpikir

Salah satu tugas perkembangan yang paling sulit bagi remaja adalah

yang berhubungan dengan penyesuaian sosialnya. Oleh karena itu, remaja perlu

mengembangkan sejumlah kecakapan untuk membantunya melakukan berbagai

penyesuaian baru dalam hubungan sosial, yakni kompetensi sosial. Kompetensi

sosial dapat diartikan sebagai sekumpulan kemampuan personal individu untuk

berperilaku yang sesuai dan tepat dalam berinteraksi dengan orang lain, hingga

menghasilkan hubungan sosial yang baik.

Diketahui bahwa kecenderungan cara berpikir seseorang tentang

lingkungan sosialnya memberi pengaruh terhadap kompetensi sosialnya.

Sementara saat memasuki masa remaja mulai muncul suatu ciri pemikiran khusus

yang disebut dengan egosentrisme remaja. Egosentrisme remaja dapat timbul

dalam dua bentuk berbeda, yakni imaginary audience dan personal fable. Dengan

pemikiran imaginary audience, remaja selalu merasa bahwa kehadirannya

diperhatikan oleh orang, dan dirinya menjadi pusat perhatian orang-orang.

Kondisi tersebut sering membuat remaja merasa sangat canggung atau malah

Page 46: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

31

terlampau percaya diri dalam berperilaku dalam situasi sosial. Sementara itu,

sejumlah perilaku nekat dan ceroboh oleh remaja disinyalir merupakan hasil dari

pemikiran personal fable. Menurut Elkind (1976), cara berpikir remaja yang amat

menonjol dalam egosentrisme seringkali menimbulkan salah pengertian dari orang

lain. Gejala-gejala egosentrisme seperti dikemukakan di atas sering membuat

remaja menampilkan sikap dan perilaku yang tidak bisa diterima dengan baik oleh

lingkungan sosial, terutama orang-orang dewasa seperti orangtua dan guru.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa egosentrisme remaja (baik

imaginary audience maupun personal fable) sebagai keterbatasan fungsi kognitif

memiliki hubungan dengan pencapaian kompetensi sosial remaja. Menonjolnya

egosentrisme pada diri remaja baik dalam imaginary audience maupun personal

fable mungkin bisa menghambat pencapaian kompetensi sosial yang optimal.

Demikian pula sebaliknya, bila egosentrisme pada diri remaja tidak mewujud

dengan kuat, maka remaja dapat mengembangkan kompetensi sosialnya secara

optimal.

Gambar 2.1.

Bagan Kerangka Berpikir

Egosentrisme

Remaja

Imaginary Audience

Personal Fable

Kompetensi Sosial

Page 47: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

32

2.4. Hipotesis

Penulis mengajukan hipotesis penelitian seperti sebagai berikut:

a) Hipotesis alternatif (Ha)

• Terdapat hubungan signifikan antara egosentrisme dengan kompetensi

sosial remaja.

• Terdapat hubungan signifikan antara imaginary audience dengan

kompetensi sosial remaja.

• Terdapat hubungan signifikan antara personal fable dengan kompetensi

sosial remaja.

• Terdapat hubungan signifikan antara usia, egosentrisme dengan

kompetensi sosial remaja.

• Terdapat hubungan signifikan antara jenis kelamin, egosentrisme

dengan kompetensi sosial remaja.

b) Hipotesis nol (H0)

• Tidak terdapat hubungan signifikan antara egosentrisme dengan

kompetensi sosial remaja.

• Tidak terdapat hubungan signifikan antara imaginary audience dengan

kompetensi sosial remaja.

• Tidak terdapat hubungan signifikan antara personal fable dengan

kompetensi sosial remaja.

• Tidak terdapat hubungan signifikan antara usia, egosentrisme dengan

kompetensi sosial remaja.

• Tidak terdapat hubungan signifikan antara jenis kelamin, egosentrisme

dengan kompetensi sosial remaja.

Page 48: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

33

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

korelasional. Menurut Sevilla (1993) penelitian korelasi dirancang untuk

menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam suatu

populasi.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian

yang menggunakan data-data berupa angka yang kemudian diolah memakai

teknik statistik.

3.2. Variabel Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel bebas

(independent variable) dan variabel terikat (dependent variable).

Variabel bebasnya adalah egosentrisme remaja. Dan variabel

terikatnya adalah kompetensi sosial remaja.

3.3. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel

3.3.1. Definisi Konseptual Variabel

Egosentrisme remaja sebagai variabel bebas didefinisikan sebagai

kecenderungan untuk memandang dunia dari perspektif pribadi seseorang

tanpa menyadari bahwa orang lain bisa memiliki sudut pandang yang berbeda

(Shaffer, 2009). Terdiri dari dua bentuk, yakni imaginary audience dan

personal fable.

Page 49: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

34

Sedangkan variabel terikat yaitu kompetensi sosial remaja

didefinisikan sebagai cara-cara berperilaku yang dipelajari agar seseorang

dapat berinteraksi secara efektif dengan orang lain (Gresham & Elliott, 1990

dalam Smart & Sanson, 2003).

3.3.2. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional dari egosentrisme remaja yakni skor yang didapat

dari skala perilaku egosentrisme remaja yang terdiri dari sub-skala imaginary

audience dan sub-skala personal fable yang meliputi 2 dimensi yaitu:

a) Kekhususan (speciality) yaitu pikiran bahwa diri remaja sangat

khusus dan unik, serta tidak ada orang lain yang dapat

memahaminya.

b) Ketangguhan (invulnerability) yaitu pikiran bahwa dirinya tidak

terancam bahaya seperti orang lain dan sanggup menghadapi

berbagai kesulitan.

Sedangkan definisi operasional dari kompetensi sosial yakni skor yang

didapat dari skala perilaku kompetensi sosial remaja yang meliputi beberapa

aspek, yakni:

f) Perilaku assertif, yaitu perilaku berinisiatif seperti menanyakan

informasi kepada orang lain, memperkenalkan diri, dan menanggapi

tindakan orang lain.

g) Kerja sama, meliputi perilaku seperti menolong orang, berbagi sesuatu,

menaati aturan, serta memenuhi permintaan orang.

h) Empati, yaitu perilaku yang menunjukkan kepedulian serta

penghargaan terhadap perasaan dan pandangan orang lain.

Page 50: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

35

i) Tanggung jawab, yaitu menggambarkan kemampuan berkomunikasi

dengan orang dewasa dan penghormatan terhadap kepemilikan benda

atau pekerjaan yang dilakukan.

j) Pengendalian diri, yaitu perilaku-perilaku yang muncul saat situasi

konflik, meliputi tindakan tepat ketika menghadapi hal-hal yang

mengganggu, atau berkompromi akan sesuatu.

3.4. Populasi dan Sampel

3.4.1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah siswa-siswi SMP Muhammadiyah

22 Setiabudi Pamulang, kelas VII dan VIII. Secara keseluruhan berjumlah

120 orang.

3.4.2. Sampel

Sampel diambil secara non-probabilitas dengan jenis purposive

sampling (pengambilan sampel bertujuan). Artinya penarikan sampel

dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan dengan strata ataupun

random, tapi didasarkan pada tujuan tertentu (Arikunto, 2006). Menurut,

Danim (2004), sampel yang diambil secara purposif harus dipilih peneliti

dengan pertimbangan bahwa sampel tersebut betul-betul sesuai dengan apa

yang hendak ditelitinya. Oleh karenanya, dengan mempertimbangkan

kecenderungan teori peneliti menentukan sampel dengan menggunakan

syarat-syarat sebagai berikut:

• Sampel adalah benar siswa SMP Muhammadiyah 22 Setiabudi

Pamulang kelas VII dan VII.

Page 51: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

36

• Berusia minimal 11 tahun, dan maksimal 14 tahun.

• Pada saat pengumpulan data dilakukan subjek hadir dan menyatakan

bersedia menjadi sampel dalam penelitian ini.

3.5. Pengumpulan Data

3.5.1. Metode Pengumpulan Data

Data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen skala perilaku

model Likert, baik untuk variabel bebas maupun variabel terikat.

3.5.2. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari 2 pokok

skala. Yaitu skala egosentrisme remaja yang terdiri dari 2 sub-skala (skala

imaginary audience dan skala personal fable) serta skala kompetensi sosial

remaja.

Sub-skala imaginary audience yang digunakan merupakan hasil

modifikasi dan penyesuaian dari Imaginary Audience Scale (IAS) yang

dikembangkan oleh Walters, dkk (1991, dalam Greene, Walters, Rubin, &

Hale, 1996). Subskala personal fable yang memuat 2 dimensi (kekhususan

dan ketangguhan) merupakan hasil modifikasi dan penyesuaian dari The New

Personal Fable Scale seperti yang diajukan oleh Alberts, Elkind, & Ginsberg

(2007). Berikut adalah cetak biru (blue-print) dari skala egosentrisme yang

memuat 2 sub-skala.

Page 52: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

37

Tabel 3.1.

Cetak Biru Skala Egosentrisme

No. Aspek Aitem Jumlah Aitem

Sub-skala 1

1 Imaginary audience 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10,

11

11

Sub-skala 2

1 Ketangguhan

(Invulnerability)

2, 4, 6, 8, 10, 12, 14 7

2 Kekhususan (speciality) 1, 3, 5, 7, 9, 11, 13 7

25

Sementara skala kompetensi sosial remaja yang digunakan merupakan

hasil modifikasi dan penyesuaian dari skala keterampilan sosial (social skills)

sebagaimana dikembangkan oleh Gresham & Elliot (1990, dalam Smart &

Sanson, 2003). Berikut adalah cetak biru dari skala kompetensi sosial remaja.

Tabel 3.2.

Cetak Biru Skala Kompetensi Sosial Remaja Setelah Uji Validitas

No. Aspek Aitem Total

Aitem Favorable Jml Unfav. Jml

1 Perilaku asertif 1, 2, 13, 18,

24, 26, 33

7 7, 23 2 9

2 Empati 3, 8, 14, 19,

25, 34

6 9 1 7

3 Tanggung jawab 4, 10, 20, 27,

32

5 15 1 6

4 Pengendalian

diri

5, 16, 21, 28,

30

5 11 1 6

5 Kerja sama 6, 12, 22, 29,

31

5 17* 1 6

34

Page 53: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

38

3.5.3. Pengujian Instrumen dan Analisis Data

Sebelum instrumen penelitian digunakan untuk mengumpulkan data,

akan diuji terlebih dahulu melalui uji validitas dan reliabilitas skala. Validitas

skala diuji dengan teknik korelasi product moment dari Pearson. Sedangkan

reliabilitas skala diuji melalui teknik alpha dari Cronbach. Dan untuk

menganalisis data yang telah terkumpul digunakan uji korelasi product

moment dari Pearson.

3.6. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui beberapa prosedur:

a) Persiapan

Pada tahap ini peneliti merumuskan masalah, menentukan variabel, dan

melakukan studi kepustakaan. Di samping beberapa hal tersebut, peneliti juga

mempersiapkan instrumen, melakukan uji coba, serta mempersiapkan

lapangan penelitian.

b) Pengambilan dan pengolahan data

Pada tahap ini peneliti mulai memasuki lapangan penelitian. Dan segera

setelah data diperoleh maka langsung dilakukan pengolahan, berupa

pemberian skor

c) Analisis data

Pada tahap ini, semua data yang telah diolah akan dianalisis untuk

mendapatkan pemahaman yang jelas mengenai hasil penelitian. Selanjutnya

dibuatlah kesimpulan dari keseluruhan proses penelitian beserta laporannya.

Page 54: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

39

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Subjek Penelitian

Keseluruhan subjek dalam penelitian ini (populasi) adalah remaja awal

yakni, siswa/siswi kelas VII dan VIII Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Muhammadiyah 22 Setiabudi Pamulang yang berjumlah 120 orang. Dari

keseluruhan populasi diambil sampel secara accidental sejumlah 88 orang.

Berikut gambaran jelas mengenai subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin dan

usia.

Tabel 4.1.

Distribusi Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia

No Jenis Kelamin Usia

Jumlah 11 th 12 th 13 th 14 th

1. Laki-laki 3 25 13 1 42 (48%)

2. Perempuan 5 24 17 - 46 (52%)

Jumlah 8 (9%) 49 (56%) 30 (34%) 1 (1%) 88 (100%)

Berdasarkan data dari tabel di atas diketahui bahwa di antara subjek

yang digunakan dalam penelitian ini subjek berjenis kelamin laki-laki berjumlah

42 orang (48%) dan perempuan berjumlah 46 orang (52%). Dari seluruh subjek

yang terbanyak ialah yang berusia 12 tahun yakni berjumlah 49 orang (56%),

diikuti oleh yang berusia 13 tahun yakni berjumlah 30 orang, lalu yang berusia 11

tahun berjumlah 8 orang (9%), dan yang paling sedikit ialah yang berusia 14

tahun yaitu 1 orang (1%).

Page 55: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

40

4.2. Presentasi dan Analisis Data

4.2.1. Uji Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari 2 pokok

skala. Yaitu skala egosentrisme remaja yang terdiri dari 2 sub-skala (skala

imaginary audience dan skala personal fable) serta skala kompetensi sosial

remaja. Sebelum instrumen penelitian digunakan untuk mengumpulkan data

dilakukan pengujian instrumen terlebih dahulu (try out). Uji instrumen

dilakukan pada 26 Agustus 2010 dengan sampel berjumlah 60 orang,

keseluruhannya merupakan siswa-siswi SMP Nusantara Ciputat.

Penghitungan uji instrumen menggunakan program SPSS versi 17 for

Windows. Berikut merupakan hasil uji validitas dan reliabilitas untuk dua

skala yang digunakan.

4.2.1.1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Kompetensi Sosial

Remaja

Hasil penghitungan yang didapat dengan menggunakan rumus korelasi

product moment dari Pearson dengan taraf signifikansi sebesar 0,05 yakni x

> 0,3. Dari total 34 aitem didapatkan butir-butir aitem yang tidak valid

berjumlah 11 butir aitem dan yang valid berjumlah 23 butir, dan semuanya

masih mewakili tiap aspek yang hendak diukur.

Berikut merupakan cetak biru (blue-print) dari skala kompetensi sosial

remaja.

Page 56: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

41

Tabel 4.2.

Cetak Biru Skala Kompetensi Sosial Remaja Setelah Uji Validitas

No. Aspek

Aitem Jml

Aitem

Jml

Aitem

Valid Favorable Jml Unfav. Jml

1 Perilaku asertif 1*, 2*, 13,

18*, 24*,

26*, 33*

7 7, 23 2 9 6

2 Empati 3*, 8*, 14,

19*, 25*,

34*

6 9 1 7 5

3 Tanggung

jawab

4*, 10, 20*,

27*, 32*

5 15 1 6 4

4 Pengendalian

diri

5*, 16*,

21*, 28, 30

5 11 1 6 3

5 Kerja sama 6*, 12*,

22*, 29*, 31

5 17* 1 6 5

34 23

(*) aitem valid

Pengujian reliabilitas instrumen menggunakan rumus alpha dari

Cronbach. Dari hasil penghitungan diperoleh skor reliabilitas α = 0,892 (N

aitem = 23). Dengan demikian, merujuk pada klasifikasi koefisien

reliabilitas Guilford yang menyebut bahwa skor reliabilitas 0, 7 – 0,9 adalah

relaibel, maka skala kompetensi sosial remaja yang digunakan pada

penelitian ini adalah reliabel.

4.2.1.2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Egosentrisme Remaja

Berdasarkan hasil uji coba terhadap 25 aitem pada instrumen

egosentrisme remaja dengan taraf signifikansi sebesar 0,05 yakni x > 0,3,

didapatkan aitem yang valid hanya berjumlah 15 butir. Sebagian besar aitem

tidak valid adalah untuk aspek personal fable, yakni 8 aitem, hingga hanya

menyisakan 6 butir aitem untuk dua aspek turunan (invulnerability dan

speciality). Khawatir tidak dapat mewakili aspek yang hendak diukur, maka

Page 57: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

42

koefisian validitas diturunkan dengan melihat nilai kritik pada tabel r

product momen, menjadi x > 0,213 (N subjek = 85, dengan taraf signifikansi

0,05). Hingga kemudian didapat aitem valid berjumlah 20 butir. Penurunan

standar koefisien validitas tersebut adalah dimungkinkan

mempertimbangkan pendapat dari Azwar (2003) yang menyatakan bahwa

seringkali suatu tes yang memiliki koefisien validitas kurang tinggi masih

berguna dalam membantu keputusan. Berikut cetak biru (blue-print) dari

skala egosentrisme remaja.

Tabel 4.3.

Cetak Biru Skala Egosentrisme Setelah Uji Validitas

No. Aspek Aitem Jumlah

Aitem

Jumlah Aitem

Valid

Sub-skala 1

1 Imaginary

audience

1*, 2*, 3*, 4*,

5*, 6*, 7*, 8*,

9*, 10*, 11*

11 11

Sub-skala 2

1 Ketangguhan

(Invulnerability)

2*, 4, 6, 8*,

10, 12*, 14

7 3

2 Kekhususan

(speciality)

1*, 3*, 5*, 7,

9*, 11*, 13*

7 6

25 20

(*) aitem valid

Sementara untuk reliabilitas, diperoleh skor α = 0,800 (N aitem = 20).

Maka instrumen egosentrisme remaja reliabel dan layak digunakan dalam

penelitian ini.

4.2.2. Deskripsi Hasil Penelitian

4.2.2.1. Kategorisasi Variabel

Page 58: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

43

Kategorisasi variabel dibuat untuk mengetahui tingkat egosentrisme

dan kompetensi sosial pada subjek penelitian. Kategorisasi dibuat

menggunakan kategorisasi jenjang ordinal. Kategorisasi jenjang ordinal

bertujuan untuk menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok yang

terpisah menurut suatu kontinum berdasar pada atribut yang diukur (Azwar,

2004). Tingkatan masing-masing variabel dibuat dalam tiga kategori, yaitu

tinggi, sedang, dan rendah. Berikut penghitungan statistik untuk kategorisasi

kedua variabel.

Tabel 4.4.

Deskripsi Statistik Masing-masing Variabel

Mean Std. Deviation N

Egosentrisme 39.6818 6.32191 88

Kompetensi Sosial 61.0227 9.76150 88

Tabel 4.5.

Kategorisasi Egosentrisme

Kategori Klasifikasi Skor Interval Jumlah Persentase

Tinggi X > (M + 1SD)

X > (40 + 6) X > 46 7 8 %

Sedang (M - 1SD) < X < (M + 1SD)

(40 – 6) < X < (40 + 6) 34 – 46 67 76 %

Rendah X < (M - 1SD)

X < (40 – 6) X < 34 14 16 %

Jumlah 88 100 %

Dari tabel 4.5. di atas diketahui bahwa di antara subjek yang diteliti

yang masuk dalam kategori egosentrisme tinggi berjumlah 7 orang (8%),

sedang 67 orang (76%), dan rendah 14 orang (16%).

Tabel 4.6.

Kategorisasi Kompetensi Sosial

Kategori Klasifikasi Skor Interval Jumlah Persentase

Tinggi X > (M + 1SD) X > 71 14 16%

Page 59: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

44

X > (61 + 10)

Sedang (M - 1SD) < X < (M + 1SD)

(61 – 10) < X < (61 + 10) 51 – 71 67 76 %

Rendah X < (M - 1SD)

X < (61 – 10) X < 51 7 8 %

Jumlah 88 100 %

Dari tabel 4.6. di atas diketahui bahwa di antara subjek yang diteliti

yang masuk dalam kategori kompetensi sosial yang tinggi berjumlah 14

orang (16%), sedang 67 orang (76%), dan rendah 7 orang (8%).

Tabel 4.7.

Tabulasi Silang Kategori Variabel

Kategori Egosentrisme Total

Rendah Sedang Tinggi

Kategori

Kompetensi

Sosial

Rendah 1 6 0 7

Sedang 13 50 4 67

Tinggi 0 11 3 14

Total 14 67 7 88

Dari data hasil tabulasi silang sebagaimana di atas, diketahui bahwa di

antara subjek penelitian, yang terbanyak adalah yang masuk kategori sedang

pada dua variabel sekaligus, yaitu berjumlah 50 orang. Dan tidak ada subjek

yang masuk kategori tinggi pada egosentrisme yang memiliki kompetensi

sosial rendah. Sama hal dengan sebaliknya, tidak ada subjek yang termasuk

kategori rendah dalam egosentrisme yang memiliki kompetensi sosial yang

tinggi.

4.2.2.2. Uji Hipotesis

Berdasarkan penghitungan program SPSS versi 17 for Windows

dengan menggunakan rumus korelasi Pearson untuk menguji hipotesis

Page 60: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

45

pertama, yakni hubungan dari variabel kompetensi sosial dan egosentrisme

remaja, diperoleh hasil hitung seperti sebagai berikut:

Tabel 4.8.

Hasil Uji Korelasi Kompetensi Sosial dengan Egosentrisme

Kompetensi sosial Egosentrisme

Kompetensi sosial Pearson Correlation 1 .327**

Sig. (2-tailed) .002 N 88 88 Egosentrisme Pearson Correlation .327

** 1

Sig. (2-tailed) .002 N 88 88

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Dari hasil tersebut diketahui bahwa antara variabel kompetensi sosial

dan egosentrisme remaja diperoleh skor korelasi sebesar 0,327 dengan

tingkat signifikansi sebesar 0,002, jadi x < α = 0,01. Maka, di antara kedua

variabel terdapat hubungan yang signifikan. Dengan demikian, dapat

dikatakan bahwa hipotesis nihil (H0) yang menyatakan tidak ada hubungan

yang signifikan antara egosentrisme dengan kompetensi sosial remaja

adalah ditolak, dan hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan ada hubungan

yang signifikan antara egosentrisme dengan kompetensi sosial remaja

adalah diterima.

Penghitungan rumus korelasi Pearson untuk menguji hipotesis kedua,

yakni hubungan antara variabel kompetensi sosial dengan imaginary

audience, diperoleh hasil seperti berikut:

Tabel 4.9.

Hasil Uji Korelasi Kompetensi Sosial dengan Imaginary Audience

Kompetensi sosial Imaginary audience

Page 61: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

46

Kompetensi sosial Pearson Correlation 1 .261 Sig. (1-tailed) .007 N 88 88 Imaginary

audience

Pearson Correlation .261 1 Sig. (1-tailed) .007

N 88 88

Dari hasil tersebut diketahui bahwa antara variabel kompetensi sosial

dengan imaginary auidience diperoleh skor korelasi sebesar 0,261 dengan

tingkat signifikansi sebesar 0,007, jadi x < α = 0,05. Maka, di antara kedua

variabel terdapat hubungan yang signifikan. Jadi, hipotesis alternatif (Ha)

yang menyatakan ada hubungan yang signifikan antara imaginary auidience

dengan kompetensi sosial remaja adalah diterima.

Selanjutnya, penghitungan korelasi antara variabel kompetensi sosial

dengan personal fable sebagai pengujian terhadap hipotesis ketiga diperoleh

hasil seperti berikut:

Tabel 4.10.

Hasil Uji Korelasi Kompetensi Sosial dengan Personal Fable

Kompetensi sosial Personal fable

Kompetensi sosial Pearson Correlation 1 .285 Sig. (1-tailed) .004 N 88 88 Personal fable

Pearson Correlation .285 1 Sig. (1-tailed) .004

N 88 88

Data di atas menyatakan bahwa antara variabel kompetensi sosial

dengan personal fable diperoleh skor korelasi sebesar 0,285 dengan tingkat

signifikansi sebesar 0,004, jadi x < α = 0,05. Maka, di antara kedua variabel

terdapat hubungan yang signifikan. Oleh karenanya, hipotesis alternatif (Ha)

Page 62: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

47

yang menyatakan ada hubungan yang signifikan antara personal fable

dengan kompetensi sosial remaja adalah diterima.

Uji korelasi terhadap hipotesis keempat, yakni hubungan antara

kompetensi sosial, egosentrisme (imaginary audience & personal fable) dan

usia, diperoleh hasil hitung sebagai berikut:

Tabel 4.11.

Hasil Uji Korelasi Kompetensi Sosial, Egosentrisme dan Usia

Kompetensi

sosial

Imaginary

audience

Personal

fable Usia

Kompetensi

sosial

Pearson Correlation 1 .261 .285 .124 Sig. (1-tailed)

.007 .004 .124

N 88 88 88 88 Imaginary

audience

Pearson Correlation .261 1 .368 -.173 Sig. (1-tailed) .007 .000 .053

N 88 88 88 88 Personal

fable

Pearson Correlation .285 .368 1 -.071 Sig. (1-tailed) .004 .000 .255

N 88 88 88 88 Usia Pearson Correlation .124 -.173 -.071 1 Sig. (1-tailed) .124 .053 .255 N 88 88 88 88

Dengan hasil seperti tersebut di atas, diketahui bahwa variabel usia

tidak berkorelasi secara signifikan dengan tiga variable lain. Maka hipotesis

alternatif (Ha) yang menyatakan ada hubungan yang signifikan antara usia,

egosentrisme (imaginary audience & personal fable) dan kompetensi sosial

remaja adalah ditolak. Dan hipotesis nihil (H0) yang menyatakan tidak ada

hubungan yang signifikan antara usia, egosentrisme (imaginary audience &

personal fable) dan kompetensi sosial remaja adalah diterima.

Page 63: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

48

Terakhir, penghitungan atas korelasi antara variabel kompetensi

sosial, egosentrisme (imaginary audience & personal fable) dengan jenis

kelamin untuk menguji hipotesis kelima diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.12.

Hasil Uji Korelasi Kompetensi Sosial, Egosentrisme dan Jenis Kelamin

Kompetensi

sosial

Imaginary

audience

Personal

fable

Jenis

Kelamin

Kompetensi

sosial

Pearson Correlation 1 .261 .285 -.148 Sig. (1-tailed)

.007 .004 .085

N 88 88 88 88 Imaginary

audience

Pearson Correlation .261 1 .368 .023 Sig. (1-tailed) .007 .000 .415

N 88 88 88 88 Personal

fable

Pearson Correlation .285 .368 1 -.094 Sig. (1-tailed) .004 .000 .192

N 88 88 88 88 Jenis

kelamin

Pearson Correlation -.148 .023 -.094 1

Sig. (1-tailed) .085 .415 .192 N 88 88 88 88

Hasil tersebut menyatakan bahwa variabel jenis kelamin tidak

berkorelasi dengan signifikan terhadap tiga variable lain. Maka hipotesis

alternatif (Ha) yang menyatakan ada hubungan yang signifikan antara jenis

kelamin, egosentrisme (imaginary audience & personal fable) dan

kompetensi sosial remaja adalah ditolak. Dan hipotesis nihil (H0) yang

menyatakan tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin,

egosentrisme (imaginary audience & personal fable) dan kompetensi sosial

remaja adalah diterima.

Page 64: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

49

BAB V

KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data hasil penelitian sebagaimana dipaparkan di

bab 4, diambil kesimpulan, terdapat hubungan signifikan antara egosentrisme

dengan kompetensi sosial remaja pada siswa/siswi kelas VII dan VIII Sekolah

Menengah Pertama Muhammadiyah 22 Setiabudi Pamulang. Begitu pula pada

imaginary audience dan personal fable, keduanya memiliki hubungan yang

signifikan dengan kompetensi sosial remaja.

Variabel usia dan jenis kelamin tidak memiliki hubungan dengan

egosentrisme baik imaginary audience maupun personal fable. Demikian pula

dengan kompetensi sosial remaja.

5.2. Diskusi

Temuan penelitian ini yang menyatakan bahwa terdapat hubungan

yang signifikan antara egosentrisme dengan kompetensi sosial pada remaja adalah

sejalan dengan beberapa studi terdahulu yang menemukan bahwa egosentrisme

remaja memiliki kaitan dengan sejumlah perilaku remaja dalam relasi sosial

(Goosens, dkk., 2002; Schonert-Reichl, 1994; Ryan & Kuczkowski, 1994, dalam

Smetana & Villalobos, Lerner & Steinberg, 2009).

Pada kelompok subjek penelitian ini diketahui bahwa meski

kebanyakan dari mereka menunjukkan tingkat egosentrisme pada level sedang,

yakni berjumlah 67 orang (76%), tapi tak sedikit di antaranya berada pada tingkat

egosentrisme yang rendah, yaitu 14 orang (16%). Dan sedikit yang berada pada

Page 65: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

50

tingkat egosentrisme tinggi (7 orang atau sekitar 8% dari keseluruhan). Sementara

pada aspek kompetensi sosial, sebagian besar subjek juga termasuk pada kategori

sedang, yaitu sejumlah 67 orang (76%). Sedikit di antara mereka termasuk

kategori rendah, yakni 7 orang (8%), dan cukup banyak yang termasuk kategori

tinggi (14 orang atau sekitar 16% dari keseluruhan). Namun demikian, secara detil

tidak ditemukan adanya subjek yang menunjukkan egosentrisme yang rendah

diikuti dengan adanya kompetensi sosial yang tinggi. Begitu pula sebaliknya,

tidak ditemukan subjek yang menunjukkan egosentrisme yang tinggi disertai

dengan adanya kompetensi sosial yang rendah.

Hasil temuan mengenai tidak adanya hubungan antara usia dengan

egosentrisme baik imaginary audience maupun personal fable tidaklah seperti

yang diharapkan. Hal ini semakin menambah variasi temuan studi-studi terdahulu.

Beberapa penelitian terdahulu ada yang menemukan bahwa egosentrisme (baik

imaginary audience maupun personal fable) berkorelasi secara negatif dengan

usia, sementara studi lain menemukan bahwa personal fable berkorelasi positif

(Greene, Walters, Rubin & Hale, 1996). Namun demikian sebagai tambahan

dalam penelitian ini, perbedaan nilai rata-rata egosentrisme menunjukkan bahwa

remaja dengan usia lebih muda yakni 11-12 tahun (M = 21.37 untuk imaginary

audience, dan M = 18.42 untuk personal fable) adalah lebih tinggi ketimbang

remaja yang lebih tua yakni 13-14 tahun (M = 21.29 untuk imaginary audience,

dan M = 18.19 untuk personal fable).

Meski pada studi ini jenis kelamin ditemukan tidak berkorelasi dengan

egosentrisme maupun kompetensi sosial, diketahui terdapat perbedaan nilai antara

laki-laki dengan perempuan pada kedua variabel. Dalam imaginary audience,

Page 66: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

51

subjek laki-laki ditemukan memiliki nilai yang lebih rendah (M = 21.24)

dibanding subjek perempuan (M = 21.44). Sedang dalam personal fable subjek

laki-laki ditemukan memiliki nilai yang lebih tinggi (M = 18.67) ketimbang

subjek perempuan (M = 18.04). Hasil tersebut sesuai dengan studi sebelumnya

oleh Greene, Walters, Rubin & Hale (1996). Sementara dalam kompetensi sosial,

secara cukup signifikan subjek laki-laki memiliki nilai yang lebih tinggi (M =

62.52) dibanding subjek perempuan (M = 59.65). Hal ini berbeda dengan yang

ditemukan oleh Smart dan Sanson (2003) bahwa perempuan cenderung lebih

tinggi kompetensi sosialnya dibanding dengan laki-laki.

5.3. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan dengan

mempertimbangkan hasil analisis beserta kesimpulannya, penulis mencatat

beberapa saran yang dapat menyempurnakan penelitian lanjutan. Saran dimaksud

terdiri dari saran teoritis dan saran praktis. Saran teoritis diajukan kepada pihak-

pihak yang ingin menyempurnakan penelitian yang penulis lakukan, sedangkan

saran praktis diajukan terutama kepada subjek penelitian beserta pihak-pihak yang

berkepentingan terhadap hasil penelitian ini.

a. Saran teoritis

• Penelitian ini dilakukan hanya pada satu sekolah saja, maka untuk

penelitian selanjutnya agar dapat meneliti subjek yang lebih bervariasi

dan dalam jumlah yang lebih besar.

• Dalam penyusunan instrumen pengumpul data, bagi para peneliti yang

berminat untuk melakukan studi lanjutan hendaknya dapat

Page 67: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

52

mengembangkan alat ukur yang sebaik-baiknya dengan

mempertimbangkan kondisi subjek dan tempat penelitian dilakukan.

b. Saran praktis

Penulis memberikan saran kepada beberapa pihak, yaitu:

1) Kepada siswa-siswi SMP Muhammadiyah 22 Setiabudi Pamulang yang

menjadi subjek penelitian, agar dapat meningkatkan kesadaran akan diri

pribadi serta terus melatih diri untuk memperoleh kompetensi sosial yang

sebaik-baiknya.

2) Kepada dewan guru, diharapkan dapat mengembangkan pola pengajaran

dan pendidikan yang dapat meningkatkan kompetensi sosial para anak

didik.

3) Kepada orangtua, diharapkan dapat meningkatkan perhatian serta

dukungan terhadap anak untuk mencapai perkembangan sosial yang

sebaik-baiknya.

Demikian saran-saran penulis, semoga dapat bermanfaat bagi banyak

pihak.

Page 68: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

53

DAFTAR RUJUKAN

Alberts, A., Elkind, D., & Ginsberg, S. (2007). The personal fable and risk-taking

in early adolescence. Journal Youth Adolescence, 36, 71-76.

Amri, Elly Septriyani & Retnaningsih. (2005). Hubungan antara body image

dengan kompetensi sosial pada remaja putri. Skripsi. Jakarta: Universitas

Gunadarma.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur penelitian: Suatu pendekatan praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Atkinson, R.L., Atkinson, R.C., Smith, E.E., & Bem, D.J. (1990). Pengantar

psikologi. Edisi ke-11. Jilid 1. Batam: Interaksara.

Azwar, Saifuddin. (2004). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Azwar, Saifuddin. (2003). Validitas dan reliabilitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Chaplin, James P., Kartono, Kartini (alih bahasa). Kamus lengkap psikologi.

Jakarta: RajaGrafindo Persada. 2008

Chen, X., Li, D., Li, Z., Li, B., and Liu, M. (2000). Sociable and prosocial

dimensions of social competence in chinese children: Common and unique

contributions to social, academic, and psychological adjustment.

Developmental Psychology, Vol. 36, 302-314.

Danim, Sudarwan. (2004). Metode penelitian untuk ilmu-ilmu perilaku. Jakarta:

PT Bumi Aksara.

Elkind, David. (1976). Child development and education. New York.

Greene, K., Rubin, D. L., &Hale, J. L. (1995). Egocentrism, message explicitness,

and AIDS messages directed toward adolescents: an application to the theory

of reasoned action. Journal of Social Behavior and Personality, volume10,

nomor 3, halaman 547-570.

Greene, K., Walters, L. H., Rubin, D. L., &Hale, J. L. (1996). The utility of

understanding adolescent egocentrisme in designing health promotin

messages. Health Communication, 8 (2), 131-152. Lawerence Erlbaum

Associates, Inc.

Groot, Jodi Morstein. (2009). Assesing behavior and social competence of

severely emotionally disturbed youth admitted to psychiatric residential

treatment. Journal of Child and Adolescent Psychiatric Nursing, Volume 22,

Nomor 3, Halaman 143-149.

Page 69: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

54

Hair, Elizabeth C., Jager, J., & Garrett, S. (2001). Background for community-

level work on social competency in adolescence: reviewing the literature on

contributing factors. Child Trends: John S. & James L. Knight Foundation.

Hurlock, Elizabeth B. (!980). Psikologi perkembangan: suatu pendekatan

sepanjang rentang kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Kartono, Kartini, & Gulo, Dani. (2003). Kamus psikologi. Bandung: Pionir Jaya.

McCartney, K., & Philips, D. (Editors). (2006). Blackwell handbook of early

childhood development. Blackwell Publishing.

Meisels, S.J., Atkins-Burnett, S., Nicholson J. (1996). Assessment of social

competence, adaptive behaviors, and approaches to learning young children.

Working Paper. Washington, D.C.: National Center for Education Statistic.

Santoso, Singgih W. (2009). Kepercayaan diri, kompetensi sosial remaja

perkotaan dan pedesaan. Laporan penelitian. Yogyakarta: UGM.

Santrock, John W. (2003). Adolescence. Jakarta: Erlangga.

Santrock, John W. (2002). Life-span development: perkembangan masa hidup.

Edisi ke-5. Jakarta: Erlangga.

Sevilla, Consuello G., dkk. (1993). Pengantar metodologi penelitian. Jakarta: UI

Press.

Shaffer, David R. (2009). Social and personality development. Edisi 6.

Wadsworth, Cengage Learning.

Smart, Diana, dan Sanson, Ann. (2003). Social competence in young adulthood,

its nature and antecedents. Family Matters, no.64. Australian Institute of

Family Studies.

Smetana, JG & Villalobos, M; Lerner, RM & Steinberg, L, (editor). (2009). Social

cognitive development in adolescence. Handbook of Adolescent Psychology,

vol.1: Individual Bases of Adolescent Development. Edisi ketiga. New Jersey:

Wiley & Sons, Inc.

Welsh, Janet A. & Bierman, Karen L. (2001). Social competence. Encyclopedia of

childhood and adolescence. The Pennsylvania State University. Diunduh dari

http://findarticles.com/p/articles/mi_g2602/is_0004/ai_2602000487/, pada Juli

2010

Yamamoto, M, Tomotake, M, & Ohmori, T. (2008). Construction and reliability

of the Japanese version of the Adolescent Egocentrism-Sociocentrism (AES)

scale and its preliminary application in the Japanese university students. The

Journal of Medical Investigation Vol. 55. Jepang: University of Tokushima

Faculty of Integrated Arts and Sciences.

Page 70: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

55

Situs Web:

http://en.wikipedia.org/wiki/Egocentrism, diunduh pada Juni 2010.

http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php, diunduh pada Juni 2010.

http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/metropolitan/09/12/30/99026-

tingkat-pelanggaran-sipil-turun-pelanggaran-polisi-naik, diunduh pada

Agustus 2010.

Page 71: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

Blue print skala egosentrisme remaja

No. Aspek Penjelasan Aitem

1 Penonton imajiner (imaginary audience)

anggapan palsu remaja bahwa orang lain berpikir tentang mereka, dan terus-menerus (asyik) dengan pemikiran tentang mereka itu

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11

2 Ketangguhan (Invulnerability) pikiran bahwa dirinya tidak terancam bahaya seperti orang lain dan sanggup menghadapi berbagai kesulitan

2, 4*, 6*, 8, 10*, 12, 14*

3 Kekhususan (speciality) pikiran bahwa diri remaja sangat khusus dan unik, serta tidak ada orang lain yang dapat memahaminya

1, 3, 5, 7*, 9, 11, 13

(*) aitem tidak valid, tidak digunakan pada penelitian

Skala Egosentrisme Remaja (Try out)

Petunjuk:

• Berikut beberapa pernyataan tentang suatu keadaan yang mungkin dialami. Di antara 4 pilihan

respon (tidak pernah, kadang-kadang, sering, dan selalu), silakan tentukan yang paling sesuai

dengan kondisi Anda. Misalnya, saya “selalu” seperti pada keadaan no.1; atau, saya “jarang” seperti

keadaan no.2, dan seterusnya.

• Perlu diingat, tidak ada respon/jawaban yang betul atau salah! Tentukan respon sejujur-jujurnya

sesuai dengan keadaan pribadi Anda.

• Menentukan pilihan respon dengan memberi tanda silang (X) pada kolom yang tersedia.

Subskala Imaginary Audience

No Pernyataan Respon

Tidak pernah Kadang2 Sering Selalu

1. Saya merasa tidak nyaman kalau semua

orang memperhatikan saya ketika ada yang

salah dengan penampilan saya

2. Saya merasa gugup karena khawatir kalau-

kalau orang tidak menyukai saya

3. Saya merasa akan terlihat jelek karena saat

dalam perjalanan ke suatu acara penting

bersama teman-teman pakaian saya terkena

noda

Page 72: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

4. Saya merasa malu kalau orangtua tidak

membolehkan saya pergi ke suatu acara

bersama teman-teman populer yang lebih tua

5. Saya merasa sangat malu kalau ada jerawat

besar di hidung saya

6. Saya merasa malu kalau datang ke acara

teman dengan setelan yang tidak pas

7. Saya merasa malu kalau berpikir bahwa orang

lain akan melecehkan sebab saya tidak punya

pacar

8. Saya merasa malu kalau tidak diajak mengikuti

acara teman-teman

9. Saya merasa malu kalau berpikir teman-teman

akan kecewa karena saya tidak memiliki cukup

uang untuk mentraktir jajan teman

10. Saya membayangkan apa yang akan teman-

teman pikirkan tentang saya kalau saya

datang ke suatu acara dan saya tidak kenal

satu pun orang di sana

11. Saat harus maju ke depan kelas, saya merasa

gugup karena saya tahu teman-teman

memikirkan banyak hal tak enak tentang saya

Subskala Personal Fable

No Pernyataan Respon

Tidak pernah Kadang2 Sering Selalu

1. Walaupun teman-teman mendapat nilai bagus

dalam tugas mengarang, saya rasa guru tetap

menyukai tugas buatan saya sebagai yang

terbaik

2. Sementara teman-teman menemui masalah

akan sesuatu, saya tahu saya bisa keluar

dengan mudah

3. Ketika sadar saya telah berkata/melakukan hal

menyakitkan terhadap teman baik saya, bagi

saya itu seperti tindakan paling buruk yang

Page 73: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

belum pernah orang lain lakukan

4. Para remaja (termasuk saya) merasa tidak

takut terluka saat melakukan olahraga

5. Meski saya tahu banyak orang lain tidak

pernah menyadari tujuan dan keinginan

mereka, saya yakin saya pasti menyadarinya

6. Para remaja yakin, meski mencoba

mengkonsumsi narkoba mereka tidak akan

kecanduan

7. Saat suatu tim olahraga akan dibentuk, saya

tahu saya pasti akan terpilih

8. Saya tidak khawatir dengan apa-apa yang

saya makan karena saya tahu saya tidak akan

jadi gemuk

9. Ketika orangtua atau teman-teman saya

berkata bahwa mereka tahu apa yang saya

rasakan, saya tidak yakin mereka betul-betul

begitu

10. Para remaja yakin mereka tidak perlu

memakai sabuk pengaman saat naik mobil

11. Suatu waktu kalau saya melihat anak

perempuan/laki-laki yang cantik/ganteng, saya

pikir dia melihat saya dengan rasa suka

12. Para remaja berpikir bahwa memakai helm

saat main papan seluncur (skateboard),

sepeda, atau sepatu roda (roller-blade)

tidaklah perlu, karena tidak akan terjadi apa-

apa pada diri mereka

13. Saya yakin, teman-teman tidak memiliki ide

sebagus yang saya punya

14. Saya tidak khawatir melakukan hal-hal baru

meskipun menurut orang itu berbahaya

Page 74: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

Skala Egosentrisme Remaja (Penelitian)

Petunjuk:

• Berikut beberapa pernyataan tentang suatu keadaan yang mungkin dialami. Di antara 4 pilihan

respon (tidak pernah, kadang-kadang, sering, dan selalu), silakan tentukan yang paling sesuai

dengan kondisi Anda. Misalnya, saya “selalu” seperti pada keadaan no.1; atau, saya “jarang” seperti

keadaan no.2, dan seterusnya.

• Perlu diingat, tidak ada respon/jawaban yang betul atau salah! Tentukan respon sejujur-jujurnya

sesuai dengan keadaan pribadi Anda.

• Menentukan pilihan respon dengan memberi tanda silang (X) pada kolom yang tersedia.

Subskala Imaginary Audience

No Pernyataan Respon

Tidak pernah Kadang2 Sering Selalu

1. Saya merasa tidak nyaman kalau semua

orang memperhatikan saya ketika ada yang

salah dengan penampilan saya

2. Saya merasa gugup karena khawatir kalau-

kalau orang tidak menyukai saya

3. Saya merasa akan terlihat jelek karena saat

dalam perjalanan ke suatu acara penting

bersama teman-teman pakaian saya terkena

noda

4. Saya merasa malu kalau orangtua tidak

membolehkan saya pergi ke suatu acara

bersama teman-teman populer yang lebih tua

5. Saya merasa sangat malu kalau ada jerawat

besar di hidung saya

6. Saya merasa malu kalau datang ke acara

teman dengan setelan yang tidak pas

7. Saya merasa malu kalau berpikir bahwa orang

lain akan melecehkan sebab saya tidak punya

pacar

8. Saya merasa malu kalau tidak diajak mengikuti

acara teman-teman

9. Saya merasa malu kalau berpikir teman-teman

akan kecewa karena saya tidak memiliki cukup

uang untuk mentraktir jajan teman

10. Saya membayangkan apa yang akan teman-

Page 75: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

teman pikirkan tentang saya kalau saya

datang ke suatu acara dan saya tidak kenal

satu pun orang di sana

11. Saat harus maju ke depan kelas, saya merasa

gugup karena saya tahu teman-teman

memikirkan banyak hal tak enak tentang saya

Subskala Personal Fable

No Pernyataan Respon

Tidak pernah Kadang2 Sering Selalu

1. Walaupun teman-teman mendapat nilai bagus

dalam tugas mengarang, saya rasa guru tetap

menyukai tugas buatan saya sebagai yang

terbaik

2. Sementara teman-teman menemui masalah

akan sesuatu, saya tahu saya bisa keluar

dengan mudah

3. Ketika sadar saya telah berkata/melakukan hal

menyakitkan terhadap teman baik saya, bagi

saya itu seperti tindakan paling buruk yang

belum pernah orang lain lakukan

4. Meski saya tahu banyak orang lain tidak

pernah menyadari tujuan dan keinginan

mereka, saya yakin saya pasti menyadarinya

5. Saya tidak khawatir dengan apa-apa yang

saya makan karena saya tahu saya tidak akan

jadi gemuk

6. Ketika orangtua atau teman-teman saya

berkata bahwa mereka tahu apa yang saya

rasakan, saya tidak yakin mereka betul-betul

begitu

7. Suatu waktu kalau saya melihat anak

perempuan/laki-laki yang cantik/ganteng, saya

pikir dia melihat saya dengan rasa suka

8. Para remaja berpikir bahwa memakai helm

saat main papan seluncur (skateboard),

Page 76: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

sepeda, atau sepatu roda (roller-blade)

tidaklah perlu, karena tidak akan terjadi apa-

apa pada diri mereka

9. Saya yakin, teman-teman tidak memiliki ide

sebagus yang saya punya

Page 77: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

Blue-print skala kompetensi sosial remaja:

No. Aspek Penjelasan Aitem

Favorable Unfavorable

1 Perilaku asertif perilaku berinisiatif seperti menanyakan informasi kepada orang lain, memperkenalkan diri, dan menanggapi tindakan orang lain

1, 2, 13*, 18, 24, 26, 33

7*, 23*

2 Empati perilaku yang menunjukkan kepedulian serta penghargaan terhadap perasaan dan pandangan orang lain

3, 8, 14*, 19, 25, 34

9*

3 Tanggung jawab menggambarkan kemampuan berkomunikasi dengan orang dewasa dan penghormatan terhadap kepemilikan benda atau pekerjaan yang dilakukan

4, 10*, 20, 27, 32

15*

4 Pengendalian diri perilaku-perilaku yang muncul saat situasi konflik, meliputi tindakan tepat ketika menghadapi hal-hal yang mengganggu, atau berkompromi akan sesuatu

5, 16, 21, 28*, 30*

11*

5 Kerja sama meliputi perilaku seperti menolong orang, berbagi sesuatu, menaati aturan, serta memenuhi permintaan orang

6, 12, 22, 29, 31*

17

(*) aitem tidak valid, tidak digunakan pada penelitian

Page 78: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

Skala Kompetensi Sosial Remaja (Try out)

Petunjuk:

• Bagi tiap pernyataan, silakan tentukan respon berdasarkan yang paling sesuai dengan kondisi Anda.

Misal, saya “selalu” dalam keadaan sebagaimana disebut no.1; atau, “kadang-kadang” saya pada

keadaan sebagaimana disebut no.2.

• Perlu diingat, tidak ada respon/jawaban yang betul atau salah! Tentukan respon sejujur-jujurnya

sesuai dengan keadaan pribadi Anda.

• Menentukan pilihan respon dengan memberi tanda silang (X) pada kolom yang tersedia.

No Pernyataan Respon

Tidak pernah Kadang2 Sering Selalu

1. Saya mudah menjalin pertemanan

dengan orang lain

2. Saya mengajak orang untuk

mengikuti aktivitas bersama

3. Saya mencoba memahami

perasaan teman-teman saya saat

mereka marah, kecewa, atau sedih

4. Saya bertingkah laku dengan rasa

tanggung jawab

5. Saya bisa menyatakan pendapat

tanpa berselisih atau berdebat

6. Saya menerima arahan dari orang

yang memimpin

7. Saya sulit menyampaikan apa yang

saya inginkan

8. Saya mencoba untuk jadi orang

yang baik dan peduli

9. Saya merasa biasa saja saat teman

saya sedang murung

10. Saya melaksanakan tugas dengan

tepat waktu, meski batas waktunya

ditentukan oleh orang lain

11. Saya ikut emosi bila ada teman

yang bertengkar

12. Saya dapat bekerja dalam situasi

Page 79: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

kelompok/tim

13. Saat berkumpul dalam suatu

kelompok, saya memulai

percakapan

14. Teman-teman datang kepada saya

untuk berbagi tentang masalah-

masalah mereka

15. Saya lalai terhadap tugas yang

diberikan pada saya

16. Saya berunding dan berkompromi

dengan orang jika kita tak sepaham

17. Saya mengabaikan masukan dari

teman bila sedang bekerja

kelompok

18. Saya pantas jadi pemimpin/ketua

kelas

19. Saya merasa turut berduka saat

sesuatu yang buruk terjadi pada

orang lain

20. Saya memenuhi kewajiban-

kewajiban saya

21. Saya menerima kritikan yang

membangun

22. Saya mengesampingkan

kebutuhan-kebutuhan pribadi saya

untuk orang lain

23. Saya ragu mengawali perkenalan

dengan teman baru

24. Saya mengemukakan kenginan

saya dengan jelas

25. Saya menunjukkan kepedulian

saya saat orang lain mengalami

kesulitan

26. Saya mengemukakan alasan untuk

tiap tindakan yang saya ambil

27. Saya dapat dipercaya untuk

melaksanakan sesuatu dengan

Page 80: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

baik

28. Saya bersikap biasa saja terhadap

teman yang mengejek

29. Saya menunjukkan rasa hormat

saya terhadap orang lain

30. Saya tetap tenang meski teman

saya berteriak-teriak kesal di depan

saya

31. Jika teman saya terlambat

mencatat pelajaran, saya

meminjamkan catatan saya

32. Saya menjaga barang-barang tidak

hanya milik pribadi tapi juga yang

miliki orang lain

33. Saat bertemu dengan orang baru

saya mengawali perkenalan

34. Saya ikut sedih jika teman baik

saya sedih

Page 81: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

Skala Kompetensi Sosial Remaja (Penelitian)

Petunjuk:

• Bagi tiap pernyataan, silakan tentukan respon berdasarkan yang paling sesuai dengan kondisi Anda.

Misal, saya “selalu” dalam keadaan sebagaimana disebut no.1; atau, “kadang-kadang” saya pada

keadaan sebagaimana disebut no.2.

• Perlu diingat, tidak ada respon/jawaban yang betul atau salah! Tentukan respon sejujur-jujurnya

sesuai dengan keadaan pribadi Anda.

• Menentukan pilihan respon dengan memberi tanda silang (X) pada kolom yang tersedia.

No Pernyataan Respon

Tidak pernah Kadang2 Sering Selalu

1. Saya mudah menjalin pertemanan

dengan orang lain

2. Saya mengajak orang untuk

mengikuti aktivitas bersama

3. Saya mencoba memahami

perasaan teman-teman saya saat

mereka marah, kecewa, atau sedih

4. Saya bertingkah laku dengan rasa

tanggung jawab

5. Saya bisa menyatakan pendapat

tanpa berselisih atau berdebat

6. Saya menerima arahan dari orang

yang memimpin

7. Saya mencoba untuk jadi orang

yang baik dan peduli

8. Saya dapat bekerja dalam situasi

kelompok/tim

9. Saya berunding dan berkompromi

dengan orang jika kita tak sepaham

10. Saya mengabaikan masukan dari

teman bila sedang bekerja

kelompok

11. Saya pantas jadi pemimpin/ketua

kelas

12. Saya merasa turut berduka saat

Page 82: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

sesuatu yang buruk terjadi pada

orang lain

13. Saya memenuhi kewajiban-

kewajiban saya

14. Saya menerima kritikan yang

membangun

15. Saya mengesampingkan

kebutuhan-kebutuhan pribadi saya

untuk orang lain

16. Saya mengemukakan kenginan

saya dengan jelas

17. Saya menunjukkan kepedulian

saya saat orang lain mengalami

kesulitan

18. Saya mengemukakan alasan untuk

tiap tindakan yang saya ambil

19. Saya dapat dipercaya untuk

melaksanakan sesuatu dengan

baik

20. Saya menunjukkan rasa hormat

saya terhadap orang lain

21. Saya menjaga barang-barang tidak

hanya milik pribadi tapi juga yang

miliki orang lain

22. Saat bertemu dengan orang baru

saya mengawali perkenalan

23. Saya ikut sedih jika teman baik

saya sedih

Page 83: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

Scale: VALIDITAS & RELIABILITAS KOMPETENSI SOSIAL

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

item1 86.8644 141.499 .498 .867

item2 87.2542 145.469 .313 .870

item3 86.8305 139.523 .497 .866

item4 87.0847 139.838 .602 .864

item5 87.3051 141.181 .442 .867

item6 86.7458 140.434 .542 .866

item7* 86.9322 148.995 .075 .875

item8 86.4068 140.452 .500 .866

item9* 86.3559 147.957 .181 .872

item10* 87.4068 149.349 .065 .875

item11* 86.5085 148.634 .073 .876

item12 86.7458 138.227 .628 .863

item13* 86.8644 145.671 .246 .872

item14* 87.2203 145.313 .241 .872

item15* 86.4915 149.806 .082 .874

item16 86.8983 143.196 .332 .870

Page 84: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

item17 86.2034 144.820 .333 .870

item18 88.0169 141.120 .513 .866

item19 86.4068 138.935 .549 .865

item20 86.7966 138.199 .648 .863

item21 86.8983 138.886 .585 .864

item22 87.6949 144.905 .308 .870

item23* 86.6271 148.824 .069 .876

item24 87.2034 144.406 .332 .870

item25 86.8983 136.196 .659 .862

item26 87.2203 139.864 .485 .866

item27 87.1525 140.373 .573 .865

item28* 87.3390 144.607 .270 .871

item29 86.5932 137.659 .674 .863

item30* 87.6102 146.414 .168 .874

item31* 86.8983 145.300 .280 .871

item32 87.2373 142.770 .400 .868

item33 87.0339 142.378 .344 .870

item34 86.8305 137.419 .490 .866

(*) Aitem tidak valid

Reliability Statistics

Page 85: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

Cronbach's

Alpha N of Items

.872 34

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.892 23

Page 86: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

Scale: VALIDITAS & RELIABILITAS EGOSENTRISME

Reliability Statistics

Cronbach’s Alpha N of Items

.776 25

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach’s Alpha

if Item Deleted

Sub-scale 1

item1 47.1167 67.495 .332 .767

item2 47.5000 67.237 .383 .764

item3 47.8333 67.599 .378 .765

item4 48.2500 66.903 .441 .761

item5 47.8500 68.367 .269 .771

item6 47.6667 65.718 .469 .759

item7 48.5833 69.705 .336 .768

item8 48.2000 66.129 .537 .757

item9 48.3500 69.350 .331 .768

Page 87: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

item10 47.9667 68.067 .347 .766

item11 47.5667 69.470 .233 .773

Sub-scale 2

item1 47.7667 70.216 .223 .773

Item2 47.6833 68.932 .277 .770

Item3 47.6333 69.050 .227 .774

Item4* 47.4167 71.230 .133 .778

Item5 47.3667 67.999 .365 .766

Item6* 48.4167 70.315 .180 .776

Item7* 47.9333 71.351 .102 .780

Item8 47.9667 66.101 .480 .759

Item9 47.6333 67.287 .448 .761

Item10* 47.8500 73.587 -.041 .787

Item11 47.8667 66.050 .424 .761

Item12 48.1500 67.858 .329 .767

Item13 48.1000 66.702 .428 .762

Item14* 48.1333 71.440 .105 .780

(*) Aitem tidak valid

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

Page 88: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.801 15

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.800 20

Page 89: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

Lampiran 9: Descriptive Statistics dan Uji Korelasi

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

EGOSENTRISME 39.6818 6.32191 88

KOMPETENSISOSIAL 61.0227 9.76150 88

Imaginary Audience Personal Fable Kompetensi Sosial Mean Standard Dev. Mean Standard Dev. Mean Standard Dev.

Laki-laki 21.2381 4.9771 18.6667 3.5999 62.5238 9.2743 Perempuan 21.4348 3.5756 18.0435 3.0909 59.6522 10.0912

Usia 11-12 21.3684 3.7208 18.4211 2.3856 61.0175 10.0933 Usia 13-14 21.2903 5.2166 18.1936 4.3391 59.5807 10.2949

Correlations 2

Correlations 1

Egosentrisme Kompetensi Sosial

Egosentrisme Pearson Correlation 1 .327**

Sig. (2-tailed) .002

N 88 88

Kompetensi Sosial Pearson Correlation .327** 1

Sig. (2-tailed) .002

N 88 88

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 90: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

Kompetensi

Sosial

Imaginary

Audience

Personal

Fable Usia

Jenis

Kelamin

Pearson Correlation Kompetensi

Sosial 1.000 .261 .285 .124 -.148

Imaginary

Audience .261 1.000 .368 -.173 .023

Personal Fable .285 .368 1.000 -.071 -.094

Usia .124 -.173 -.071 1.000 -.020

Jenis Kelamin -.148 .023 -.094 -.020 1.000

Sig. (1-tailed) Kompetensi

Sosial . .007 .004 .124 .085

Imaginary

Audience .007 . .000 .053 .415

Personal Fable .004 .000 . .255 .192

Usia .124 .053 .255 . .428

Jenis Kelamin .085 .415 .192 .428 .

N 88 88 88 88 88

Page 91: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

Data Tryout Hubungan Egosentrisme dengan Kompetensi Sosial

Skala Egosentrisme

NO NAMA KLS JK ITEM 1 ITEM 2 ITEM 3 ITEM 4 ITEM 5

1 MWS VII P 2 2 1 4 4

2 AA VII P 2 3 2 3 3

3 AN VII P 2 3 2 2 1

4 AD VII P 3 2 3 2 4

5 MF VII P 1 2 1 3 2

6 AS VII P 2 2 2 3 2

7 AMP VII P 2 2 2 3 2

8 AS VII P 2 3 3 2 1

9 AAK VII P 1 4 3 2 3

10 MIS VII P 3 2 2 1 4

11 CA VII P 1 2 2 2 1

12 MI VII P 2 3 3 3 1

13 DD VII P 2 3 2 3 2

14 DTO VII P 2 2 2 2 3

15 DAP VII P 2 2 3 4 4

16 DDN VII P 1 2 2 2 2

17 ARM VIII P 4 3 4 4 2

18 ANS VIII P 2 2 3 3 4

19 AVW VIII P 2 4 2 4 2

20 AJN VIII P 2 2 3 2 2

21 EE VIII P 2 4 1 2 2

22 IM VIII P 4 3 4 2 4

23 ME VIII P 1 2 2 4 3

24 MD VIII P 2 4 2 1 2

25 NWN VIII P 2 4 1 2 2

26 ROS VIII P 2 4 1 3 1

27 ROS VIII P 2 1 1 1 1

28 RNL VIII P 2 3 2 3 1

29 SSD VIII P 2 3 2 3 2

30 TLF VIII P 2 4 2 3 2

31 ET VII L 2 4 2 3 4

32 FR VII L 4 3 2 3 2

33 GBP VII L 2 1 3 1 2

34 GR VII L 3 4 4 2 3

35 HT VII L 2 4 1 3 2

36 IP VII L 2 2 2 2 3

37 MRA VII L 2 3 2 2 1

38 M VII L 1 3 2 2 1

39 A VII L 2 3 3 3 2

40 BAF VII L 2 2 4 1 4

41 AC VII L 3 3 2 2 3

42 DK VII L 1 4 3 3 1

43 MAA VII L 3 3 2 2 3

Page 92: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

44 MA VII L 1 3 1 3 2

45 AA VIII L 3 3 2 3 2

46 AB VIII L 3 4 3 2 2

47 AAL VIII L 2 3 1 3 2

48 SN VIII L 1 4 4 4 1

49 FAP VIII L 2 2 1 1 2

50 K VIII L 2 4 2 2 3

51 JI VIII L 1 1 2 1 2

52 SF VIII L 2 4 3 2 4

53 RMN VIII L 4 2 2 1 1

54 IF VIII L 2 1 1 1 1

55 GBS VIII L 1 4 2 3 3

56 SPA VIII L 2 3 2 1 2

57 MHP VIII L 3 1 1 1 2

58 NEW VIII L 2 1 1 3 1

59 MA VIII L 3 2 3 2 2

60 WAS VIII L 2 2 3 2 2

Skala Kompetensi Sosial

NO NAMA KLS JK ITEM 1 ITEM 2 ITEM 3 ITEM 4 ITEM 5

1 MWS VII P 2 3 3 2 1

2 AA VII P 2 2 3 2 3

3 AN VII P 3 3 3 2 2

4 AD VII P 3 4 4 3 2

5 MF VII P 3 3 3 3 2

6 AS VII P 2 3 3 2 3

7 AMP VII P 2 3 3 2 3

8 AS VII P 2 2 2 2 2

9 AAK VII P 2 2 2 2 2

10 MIS VII P 3 2 4 2 3

11 CA VII P 2 2 2 2 2

12 MI VII P 2 2 4 3 2

13 DD VII P 2 2 3 2 2

14 DTO VII P 2 1 2 2 2

15 DAP VII P 3 3 2 2 1

16 DDN VII P 3 2 2 2 2

17 ARM VIII P 3 2 4 3 2

18 ANS VIII P 3 3 4 3 2

19 AVW VIII P 2 2 4 4 2

20 AJN VIII P 3 2 3 3 2

21 EE VIII P 2 3 4 2 2

22 IM VIII P 4 3 4 4 2

23 ME VIII P 4 4 4 4 4

24 MD VIII P 2 2 2 2 2

25 NWN VIII P 2 2 2 2 2

26 ROS VIII P 2 3 4 2 1

Page 93: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

27 ROS VIII P 2 2 3 2 1

28 RNL VIII P 3 2 4 3 4

29 SSD VIII P 3 2 2 2 2

30 TLF VIII P 2 2 4 3 2

31 ET VII L 2 2 4 4 3

32 FR VII L 4 4 4 2 2

33 GBP VII L 4 4 4 4 4

34 GR VII L 2 2 3 4 4

35 HT VII L 2 2 2 1 2

36 IP VII L 3 2 2 2 2

37 MRA VII L 2 1 3 2 2

38 M VII L 1 1 2 2 1

39 A VII L 3 2 2 2 2

40 BAF VII L 4 2 2 3 4

41 AC VII L 4 2 2 3 2

42 DK VII L 3 2 2 2 2

43 MAA VII L 4 2 2 2 2

44 MA VII L 3 3 2 2 2

45 AA VIII L 3 2 2 3 2

46 AB VIII L 4 2 4 3 2

47 AAL VIII L 2 2 3 2 2

48 SN VIII L 2 3 3 2 1

49 FAP VIII L 2 3 2 4 1

50 K VIII L 2 2 2 2 3

51 JI VIII L 3 2 2 3 2

52 SF VIII L 3 2 2 3 2

53 RMN VIII L 4 2 3 2 4

54 IF VIII L 3 2 1 4 3

55 GBS VIII L 3 2 2 2 3

56 SPA VIII L 4 2 3 4 4

57 MHP VIII L 3 3 1 2 1

58 NEW VIII L 3 3 1 2 1

59 MA VIII L 3 2 3 3 3

60 WAS VIII L 3 3 2 2 4

Data Field-test Hubungan Egosentrisme dengan Kompetensi Sosial

Skala Egosentrisme

NO NAMA USIA JK ITEM 1 ITEM 2 ITEM 3 ITEM 4 ITEM 5

1 ER 2 P 2 2 2 2 2

2 DNN 2 P 2 2 2 2 2

3 NC 2 P 2 2 2 2 2

4 SR 1 P 2 2 2 2 2

5 AS 2 P 2 2 2 2 2

6 DM 2 P 2 2 2 2 2

7 FSR 1 P 2 2 2 2 2

Page 94: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

8 NF 2 P 2 2 2 2 2

9 JS 2 P 2 2 2 2 2

10 NFK 2 P 2 2 2 2 2

11 CS 2 P 2 2 2 2 2

12 IS 1 P 2 2 2 2 2

13 RH 2 P 2 2 2 2 2

14 RA 2 P 2 2 2 2 2

15 GF 2 P 3 2 3 2 4

16 EL 2 P 1 2 1 3 2

17 RD 2 P 2 3 3 2 1

18 IS 1 P 2 4 2 3 2

19 NF 2 P 2 3 2 3 1

20 MD 2 P 2 4 2 1 2

21 FR 1 P 2 4 1 2 2

22 ND 2 P 2 2 3 2 2

23 CN 2 P 2 4 1 2 2

24 ID 2 P 2 2 3 3 4

25 WIN 2 P 2 2 3 4 4

26 RS 2 P 1 2 2 2 2

27 AD 2 P 2 3 2 3 2

28 MC 2 P 1 2 2 2 1

29 DY 3 P 2 2 1 4 4

30 RM 3 P 2 3 2 3 3

31 NNS 3 P 2 3 2 2 1

32 MGF 3 P 3 2 3 2 4

33 ELZ 3 P 1 2 1 3 2

34 YF 3 P 2 2 2 3 2

35 AF 3 P 2 2 2 3 2

36 DR 3 P 2 3 3 2 1

37 HZS 3 P 1 4 3 2 3

38 RL 3 P 3 2 2 1 4

39 MK 3 P 1 2 2 2 1

40 IBP 3 P 2 3 3 3 1

41 DA 2 P 2 3 2 3 2

42 YS 3 P 2 2 2 2 3

43 WL 3 P 2 2 3 4 4

44 RSY 3 P 1 2 2 2 2

45 PR 3 P 4 3 4 4 2

46 JD 3 P 2 2 3 3 4

47 MIR 2 L 3 4 3 2 2

48 APD 1 L 2 3 1 3 2

49 MIH 1 L 1 4 4 4 1

50 ATP 2 L 2 2 1 1 2

51 AP 2 L 2 4 2 2 3

52 LAW 2 L 1 1 2 1 2

53 JAS 2 L 2 4 3 2 4

54 MRF 2 L 4 2 2 1 1

Page 95: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

55 FJ 3 L 2 1 1 1 1

56 SFU 1 L 1 4 2 3 3

57 HAM 3 L 2 3 2 1 2

58 YCN 2 L 3 1 1 1 2

59 ER 2 L 2 1 1 3 1

60 MAA 2 L 3 2 3 2 2

61 MRA 2 L 2 2 3 2 2

62 IS 2 L 2 3 3 3 2

63 RA 2 L 2 2 4 1 4

64 MI 2 L 3 3 2 2 3

65 DE 2 L 1 4 3 3 1

66 AJ 2 L 3 3 2 2 3

67 MAF 2 L 1 3 1 3 2

68 AA 2 L 3 3 2 3 2

69 AM 2 L 3 4 3 2 2

70 SU 2 L 2 3 1 3 2

71 AS 2 L 1 4 4 4 1

72 APH 2 L 2 2 1 1 2

73 MI 2 L 2 4 2 2 3

74 HIA 2 L 1 1 2 1 2

75 MHF 2 L 2 4 3 2 4

76 YIS 2 L 2 1 3 1 2

77 MLR 3 L 3 4 4 2 3

78 MI 3 L 2 4 1 3 2

79 CDE 3 L 2 2 2 2 3

80 RMP 3 L 2 3 2 2 1

81 WGD 4 L 1 3 2 2 1

82 MAR 3 L 2 3 3 3 2

83 JP 3 L 2 2 4 1 4

84 MYS 3 L 3 3 2 2 3

85 CAM 3 L 1 4 3 3 1

86 BA 3 L 3 3 2 2 3

87 MF 3 L 1 3 1 3 2

88 HA 3 L 3 3 2 3 2

Skala Kompetensi Sosial

NO NAMA USIA JK ITEM 1 ITEM 2 ITEM 3 ITEM 4 ITEM 5

1 ER 2 P 2 2 4 4 2

2 DNN 2 P 3 2 3 3 2

3 NC 2 P 2 3 4 2 2

4 SR 1 P 4 3 4 4 2

5 AS 2 P 4 4 4 4 4

6 DM 2 P 2 2 2 2 2

7 FSR 1 P 2 2 2 2 2

8 NF 2 P 2 3 4 2 1

9 JS 2 P 2 2 3 2 1

Page 96: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

10 NFK 2 P 3 2 4 3 4

11 CS 2 P 3 2 2 2 2

12 IS 1 P 2 2 4 3 2

13 RH 2 P 2 2 4 4 3

14 RA 2 P 4 4 4 2 2

15 GF 2 P 3 4 4 3 2

16 EL 2 P 3 3 3 3 2

17 RD 2 P 2 2 2 2 2

18 IS 1 P 2 2 4 3 2

19 NF 2 P 3 2 4 3 4

20 MD 2 P 2 2 2 2 2

21 FR 1 P 2 2 2 2 2

22 ND 2 P 3 2 3 3 2

23 CN 2 P 2 3 4 2 2

24 ID 2 P 3 3 4 3 2

25 WIN 2 P 3 3 2 2 1

26 RS 2 P 3 2 2 2 2

27 AD 2 P 2 2 3 2 2

28 MC 2 P 2 2 2 2 2

29 DY 3 P 2 3 3 2 1

30 RM 3 P 2 2 3 2 3

31 NNS 3 P 3 3 3 2 2

32 MGF 3 P 3 4 4 3 2

33 ELZ 3 P 3 3 3 3 2

34 YF 3 P 2 3 3 2 3

35 AF 3 P 2 3 3 2 3

36 DR 3 P 2 2 2 2 2

37 HZS 3 P 2 2 2 2 2

38 RL 3 P 3 2 4 2 3

39 MK 3 P 2 2 2 2 2

40 IBP 3 P 2 2 4 3 2

41 DA 2 P 2 2 3 2 2

42 YS 3 P 2 1 2 2 2

43 WL 3 P 3 3 2 2 1

44 RSY 3 P 3 2 2 2 2

45 PR 3 P 3 2 4 3 2

46 JD 3 P 3 3 4 3 2

47 MIR 2 L 4 2 4 3 2

48 APD 1 L 2 2 3 2 2

49 MIH 1 L 2 3 3 2 1

50 ATP 2 L 2 3 2 4 1

51 AP 2 L 2 2 2 2 3

52 LAW 2 L 3 2 2 3 2

53 JAS 2 L 3 2 2 3 2

54 MRF 2 L 4 2 3 2 4

55 FJ 3 L 3 2 1 4 3

56 SFU 1 L 3 2 2 2 3

Page 97: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

57 HAM 3 L 4 2 3 4 4

58 YCN 2 L 3 3 1 2 1

59 ER 2 L 3 3 1 2 1

60 MAA 2 L 3 2 3 3 3

61 MRA 2 L 3 3 2 2 4

62 IS 2 L 4 4 4 4 4

63 RA 2 L 3 3 2 2 4

64 MI 2 L 2 2 2 1 2

65 DE 2 L 3 2 2 2 2

66 AJ 2 L 4 2 2 3 4

67 MAF 2 L 3 3 2 2 2

68 AA 2 L 3 2 3 3 3

69 AM 2 L 4 2 3 4 4

70 SU 2 L 3 2 2 2 3

71 AS 2 L 3 2 2 3 2

72 APH 2 L 2 2 2 2 3

73 MI 2 L 4 2 4 3 2

74 HIA 2 L 3 2 2 3 2

75 MHF 2 L 3 3 2 2 2

76 YIS 2 L 4 4 4 4 4

77 MLR 3 L 2 2 3 4 4

78 MI 3 L 2 2 2 1 2

79 CDE 3 L 3 2 2 2 2

80 RMP 3 L 2 1 3 2 2

81 WGD 4 L 1 1 2 2 1

82 MAR 3 L 3 2 2 2 2

83 JP 3 L 4 2 2 3 4

84 MYS 3 L 4 2 2 3 2

85 CAM 3 L 3 2 2 2 2

86 BA 3 L 4 2 2 2 2

87 MF 3 L 3 3 2 2 2

88 HA 3 L 3 2 2 3 2

Page 98: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

ITEM 6 ITEM 7 ITEM 8 ITEM 9 ITEM 10 ITEM 11 ITEM 12 ITEM 13 ITEM 14

2 3 1 2 2 1 2 1 1

3 3 1 3 3 1 2 2 1

2 1 1 2 2 1 3 1 1

3 2 1 2 1 1 2 1 1

2 1 1 2 2 1 3 2 1

2 3 1 2 2 3 2 2 1

3 2 1 2 3 3 2 3 2

2 1 1 3 2 3 2 1 1

3 2 1 4 1 3 1 1 1

2 4 1 3 4 1 2 1 1

1 2 1 1 2 1 2 1 1

2 3 1 4 2 1 1 1 1

2 2 2 2 2 1 2 2 1

2 2 1 2 2 1 2 2 1

2 2 1 1 4 1 4 1 1

1 2 1 2 2 1 2 1 1

4 2 3 4 2 4 4 2 4

3 3 2 3 2 1 2 3 1

3 3 2 3 3 1 2 2 1

1 3 2 2 2 1 2 3 2

2 2 1 2 2 1 2 2 2

2 3 1 4 1 1 3 4 1

2 3 4 3 4 1 4 2 1

1 1 1 2 1 1 1 2 1

4 2 1 2 3 3 4 1 1

2 2 1 2 1 1 4 2 2

1 2 2 2 1 1 1 2 2

4 2 2 2 1 1 2 2 1

2 2 3 2 2 1 2 2 1

2 2 4 3 4 1 2 1 1

3 3 2 3 3 1 2 2 2

2 3 4 2 1 1 4 2 1

1 3 2 4 1 1 1 2 1

4 3 2 3 1 1 3 2 2

4 2 2 2 4 1 2 2 4

2 2 1 2 2 1 2 1 1

2 1 1 2 2 1 1 1 1

1 2 1 1 1 3 1 1 1

2 3 1 2 4 4 1 1 1

1 2 1 2 2 3 2 2 1

2 3 1 2 1 1 2 2 1

3 4 3 2 2 1 3 1 1

2 3 1 2 1 1 2 2 1

Page 99: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

1 2 1 2 2 1 3 1 2

2 3 2 3 2 1 3 2 1

2 2 2 4 1 2 2 2 1

2 2 2 2 3 1 3 1 2

2 4 2 4 3 1 2 2 1

2 1 2 2 1 1 2 4 1

2 4 1 2 1 1 2 2 1

2 3 2 3 2 1 2 2 1

1 2 1 4 1 2 4 2 1

1 2 3 4 1 1 1 4 2

1 4 1 3 1 1 1 4 1

1 3 3 4 4 3 4 4 1

2 2 2 3 3 1 1 2 1

1 3 1 2 2 1 1 4 1

1 4 1 2 1 1 1 1 1

2 2 1 2 2 3 2 3 2

1 3 2 2 1 2 3 2 1

ITEM 6 ITEM 7 ITEM 8 ITEM 9 ITEM 10 ITEM 11 ITEM 12 ITEM 13 ITEM 14

2 1 4 3 2 3 2 3 2

3 2 3 4 3 3 3 2 2

2 3 3 2 2 3 2 3 3

3 3 4 4 3 4 4 2 2

2 4 3 4 1 3 3 2 2

2 3 4 3 2 3 3 2 2

2 3 3 3 2 4 2 2 3

2 4 2 2 2 3 3 3 2

2 3 3 3 2 3 2 3 2

4 3 3 4 2 4 4 2 3

3 3 4 3 2 3 3 2 1

4 3 4 4 2 4 2 3 2

2 2 3 3 2 3 3 2 3

3 3 3 4 2 3 3 2 3

2 3 4 3 1 3 4 4 2

4 3 2 3 2 3 3 3 2

2 4 4 4 2 2 4 2 4

3 3 4 3 3 1 2 2 4

4 2 3 3 3 2 3 4 3

2 2 2 4 2 4 2 2 3

2 4 4 4 2 3 2 3 2

4 2 4 4 4 4 4 4 4

4 1 4 3 2 3 4 4 4

2 2 2 2 2 1 2 2 4

2 3 2 4 1 4 2 2 4

3 2 4 4 2 1 2 3 4

Page 100: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

1 3 3 4 1 4 2 3 1

3 3 2 3 2 4 4 3 2

3 3 4 4 2 3 2 2 3

3 3 4 3 3 3 2 2 3

3 2 4 3 2 3 3 2 4

2 3 3 3 1 3 3 4 2

4 3 4 3 2 4 4 4 2

4 3 4 4 3 3 4 2 2

2 2 3 4 2 4 3 2 1

3 2 2 3 3 3 3 3 2

4 3 4 4 2 3 4 2 1

2 1 1 2 4 4 1 2 1

3 3 2 3 2 3 3 2 2

4 3 4 3 2 4 4 4 2

3 3 3 3 2 3 2 4 2

2 1 3 3 2 1 2 3 2

3 3 2 3 3 4 2 3 2

3 2 2 3 3 4 2 3 2

3 3 3 3 2 3 3 2 3

4 3 4 3 2 2 4 4 2

2 3 3 4 2 4 2 2 2

3 2 3 4 1 3 3 3 3

3 1 4 2 3 3 3 2 1

3 1 4 3 2 3 3 4 2

3 3 4 3 3 3 3 2 1

3 4 3 3 2 3 4 2 2

3 1 2 4 4 4 2 4 1

3 4 4 3 1 1 2 2 2

4 2 4 3 2 4 2 4 2

4 3 4 3 2 4 4 2 2

3 2 4 3 1 4 4 3 2

3 3 2 2 2 1 3 3 2

2 3 3 3 3 4 3 2 3

3 3 2 2 4 2 3 4 3

ITEM 6 ITEM 8 ITEM 9 ITEM 10 ITEM 12 ITEM 14 ITEM 15 ITEM 16 ITEM 17

2 2 2 2 2 2 2 2 2

2 2 2 2 2 2 2 2 2

2 2 2 2 2 2 2 2 2

2 2 2 2 2 2 2 2 2

2 2 2 2 2 2 2 2 2

2 2 2 2 2 2 2 2 2

2 2 2 2 2 2 2 2 2

Page 101: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

2 2 2 2 2 2 2 2 2

2 2 2 2 2 2 2 2 2

2 2 2 2 2 2 2 2 2

2 2 2 2 2 2 2 2 2

2 2 2 2 2 2 2 2 2

2 2 2 2 2 2 2 2 2

2 2 2 2 2 2 2 2 2

3 1 2 1 2 1 1 2 3

2 1 2 2 3 1 2 1 2

2 1 3 2 2 1 1 1 3

2 4 3 4 2 1 2 3 2

4 2 2 1 2 1 2 1 2

1 1 2 1 1 1 2 1 2

4 1 2 3 4 1 2 2 4

1 2 2 2 2 2 3 1 2

2 1 2 2 2 2 1 1 2

3 2 3 2 2 1 2 3 3

2 1 1 4 4 1 1 1 4

1 1 2 2 2 1 2 2 2

2 2 2 2 2 1 2 2 2

1 1 1 2 2 1 1 1 2

2 1 2 2 2 1 2 2 2

3 1 3 3 2 1 2 2 2

2 1 2 2 3 1 1 1 2

3 1 2 1 2 1 1 2 3

2 1 2 2 3 1 2 1 2

2 1 2 2 2 1 2 1 3

3 1 2 3 2 2 1 1 3

2 1 3 2 2 1 1 1 3

3 1 4 1 1 1 2 2 1

2 1 3 4 2 1 4 1 2

1 1 1 2 2 1 1 1 2

2 1 4 2 1 1 1 2 4

2 2 2 2 2 1 2 2 2

2 1 2 2 2 1 2 1 2

2 1 1 4 4 1 1 1 4

1 1 2 2 2 1 2 2 2

4 3 4 2 4 4 4 3 3

3 2 3 2 2 1 2 3 3

2 2 4 1 2 1 2 2 2

2 2 2 3 3 2 2 3 2

2 2 4 3 2 1 2 2 2

2 2 2 1 2 1 3 2 2

2 1 2 1 2 1 1 1 2

2 2 3 2 2 1 1 2 2

1 1 4 1 4 1 2 1 2

1 3 4 1 1 2 3 1 4

Page 102: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

1 1 3 1 1 1 1 1 1

1 3 4 4 4 1 2 3 3

2 2 3 3 1 1 1 1 2

1 1 2 2 1 1 3 2 2

1 1 2 1 1 1 1 2 1

2 1 2 2 2 2 3 2 2

1 2 2 1 3 1 2 1 2

2 1 2 4 1 1 2 1 2

1 1 2 2 2 1 2 2 2

2 1 2 1 2 1 1 1 2

3 3 2 2 3 1 2 2 4

2 1 2 1 2 1 1 1 2

1 1 2 2 3 2 3 2 2

2 2 3 2 3 1 3 2 2

2 2 4 1 2 1 2 2 2

2 2 2 3 3 2 2 3 2

2 2 4 3 2 1 2 2 2

2 2 2 1 2 1 3 2 2

2 1 2 1 2 1 1 1 2

2 2 3 2 2 1 1 2 2

1 1 4 1 4 1 2 1 2

1 2 4 1 1 1 2 1 2

4 2 3 1 3 2 4 3 2

4 2 2 4 2 4 1 1 2

2 1 2 2 2 1 1 1 1

2 1 2 2 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1

2 1 2 4 1 1 2 1 2

1 1 2 2 2 1 2 2 2

2 1 2 1 2 1 1 1 2

3 3 2 2 3 1 2 2 4

2 1 2 1 2 1 1 1 2

1 1 2 2 3 2 3 2 2

2 2 3 2 3 1 3 2 2

ITEM 6 ITEM 8 ITEM 12 ITEM 16 ITEM 17 ITEM 18 ITEM 19 ITEM 20 ITEM 21

4 3 3 3 4 1 4 4 2

2 2 2 2 4 2 3 2 2

2 4 2 2 4 2 3 4 3

4 4 4 3 4 2 4 4 4

4 4 4 4 4 3 4 4 4

2 2 2 3 3 1 4 2 2

2 2 2 4 3 2 4 2 2

3 4 2 2 2 1 4 2 1

1 3 2 1 3 1 2 2 2

Page 103: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

3 2 4 3 2 1 4 4 4

3 4 2 4 1 1 4 2 2

3 4 2 2 3 1 1 3 3

3 4 3 2 4 1 4 3 3

2 3 3 4 3 2 4 2 2

3 4 4 4 3 2 4 3 2

2 3 3 2 4 1 3 2 3

2 2 3 3 3 1 4 2 3

3 4 2 2 3 1 1 3 3

3 2 4 3 2 1 4 4 4

2 2 2 3 3 1 4 2 2

2 2 2 4 3 2 4 2 2

2 2 2 2 4 2 3 2 2

2 4 2 2 4 2 3 4 3

3 4 2 3 4 3 3 3 3

2 4 4 4 4 1 4 4 2

4 2 3 1 4 1 2 2 2

2 3 3 3 3 2 3 2 2

3 4 3 2 3 1 3 2 3

2 4 2 3 3 1 2 3 3

3 3 3 2 4 1 2 3 3

2 3 2 3 4 1 4 4 2

3 4 4 4 3 2 4 3 2

2 3 3 2 4 1 3 2 3

2 4 3 3 4 1 3 3 2

2 3 2 2 3 1 2 2 1

2 2 3 3 3 1 4 2 3

2 3 2 2 4 2 2 2 2

4 3 4 4 4 2 4 4 4

3 4 3 2 3 1 3 2 3

4 4 2 4 4 2 3 3 4

2 3 3 3 3 2 3 2 2

3 3 3 3 4 1 3 2 3

2 4 4 4 4 1 4 4 2

4 2 3 1 4 1 2 2 2

2 4 4 3 4 4 4 4 4

3 4 2 3 4 3 3 3 3

4 4 4 2 4 4 4 4 4

2 3 2 2 2 2 3 2 2

3 3 3 2 3 1 3 2 3

3 4 3 1 2 3 1 2 1

3 4 3 4 4 1 3 2 3

3 4 3 2 4 1 3 3 2

3 3 4 1 3 1 3 3 3

3 2 2 2 3 1 3 4 3

3 4 2 3 3 1 1 3 1

4 4 2 3 4 2 4 2 3

Page 104: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

4 4 4 4 3 3 4 4 2

3 4 4 1 3 3 4 4 3

3 2 3 3 3 1 2 2 2

2 3 3 2 4 2 3 3 3

3 2 3 3 3 2 4 3 4

4 4 4 2 4 1 4 4 4

3 2 3 3 3 2 4 3 4

2 3 3 2 4 1 4 2 3

3 2 3 4 3 2 4 3 3

4 4 4 4 4 2 4 3 4

3 2 2 2 3 1 3 2 2

2 3 3 2 4 2 3 3 3

4 4 4 4 3 3 4 4 2

4 4 2 3 4 2 4 2 3

3 3 4 1 3 1 3 3 3

3 4 3 4 4 1 3 2 3

4 4 4 2 4 4 4 4 4

3 3 3 3 3 2 3 3 3

3 2 2 2 3 1 3 2 2

4 4 4 2 4 1 4 4 4

4 4 4 3 4 2 4 3 4

2 3 3 2 4 1 4 2 3

3 2 3 4 3 2 4 3 3

4 4 4 2 4 2 3 3 3

2 1 1 2 2 1 1 2 2

3 2 3 2 3 2 3 2 2

4 4 4 4 4 2 4 3 4

3 3 2 3 4 1 3 2 2

2 3 2 4 2 1 2 2 3

3 2 2 2 4 1 2 3 2

3 2 2 2 3 1 3 2 2

3 3 3 3 3 2 3 3 3

Page 105: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

ITEM 15 ITEM 16 ITEM 17 ITEM 18 ITEM 19 ITEM 20 ITEM 21 ITEM 22 ITEM 23

2 2 2 1 1 2 1 3 1

2 2 2 1 1 2 2 3 1

1 1 2 1 2 2 1 3 1

1 2 3 1 2 1 1 2 2

2 1 2 1 2 1 1 2 1

2 1 3 1 2 3 2 3 2

1 1 3 2 1 3 3 3 1

1 1 3 1 3 2 1 2 3

2 2 1 2 1 1 2 2 1

4 1 2 1 1 1 2 2 2

1 1 2 1 2 1 1 2 1

1 2 4 1 2 2 1 3 1

2 2 2 1 1 2 1 3 3

2 1 2 1 1 1 1 2 1

1 1 4 1 4 1 1 4 1

2 2 2 2 3 1 2 2 3

4 3 3 4 3 3 4 2 1

2 3 3 2 2 1 2 1 1

2 2 2 1 2 2 1 3 1

3 1 2 1 2 1 2 2 2

1 1 2 2 3 2 3 3 1

1 1 4 1 1 4 1 2 1

3 4 3 1 2 1 4 4 4

2 1 2 1 2 1 3 2 2

2 2 4 2 2 2 2 2 2

1 1 2 1 2 2 4 4 1

2 1 1 2 2 1 1 1 1

2 1 2 1 2 2 2 1 1

2 2 2 2 2 2 2 1 2

2 3 2 2 2 2 3 2 2

4 2 3 2 2 3 3 3 4

1 4 2 2 2 1 4 3 4

2 1 2 2 1 1 1 2 1

4 3 2 3 1 4 4 2 1

1 1 2 1 1 4 4 2 1

1 1 1 2 3 2 2 2 1

1 1 1 1 3 2 2 2 1

1 1 1 1 4 1 1 2 1

2 1 2 3 3 1 2 2 3

2 2 2 1 2 2 2 1 2

1 1 2 1 1 2 1 2 1

2 2 4 2 1 3 2 4 2

1 1 2 1 1 2 1 2 1

Page 106: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

3 2 2 2 3 3 2 4 4

3 2 2 1 2 2 1 3 2

2 2 2 2 2 2 2 4 3

2 3 2 3 1 2 1 2 1

2 2 2 1 2 2 2 1 2

3 2 2 2 4 2 2 4 2

1 1 2 2 2 2 2 2 1

1 2 2 1 2 2 1 1 2

2 1 2 1 3 2 2 3 2

3 1 4 1 3 1 1 2 3

1 1 1 1 1 1 2 2 1

2 3 3 1 3 3 2 3 3

1 1 2 1 2 2 2 2 1

3 2 2 1 3 2 3 2 1

1 2 1 2 1 4 4 1 1

3 2 2 3 1 1 3 1 2

2 1 2 2 3 1 2 1 2

ITEM 15 ITEM 16 ITEM 17 ITEM 18 ITEM 19 ITEM 20 ITEM 21 ITEM 22 ITEM 23

3 3 3 1 2 3 3 3 4

2 2 4 1 2 3 3 2 3

3 3 4 1 4 4 2 2 3

4 4 3 2 4 3 2 3 3

3 2 4 1 3 2 3 2 4

3 3 4 1 3 3 2 2 2

3 2 3 1 2 2 1 1 1

3 3 3 1 4 2 3 2 2

3 2 4 2 2 2 2 3 2

3 4 4 2 4 4 4 2 4

3 2 3 1 3 2 3 2 3

3 4 4 2 3 3 4 2 4

3 3 3 2 3 2 2 2 4

3 3 4 1 3 2 3 1 3

4 4 4 1 4 4 2 2 4

3 1 4 1 2 2 2 2 3

4 3 4 4 4 4 4 1 1

3 3 4 3 3 3 3 3 4

3 3 4 1 4 4 2 2 2

3 2 4 2 3 2 2 1 4

3 2 4 2 3 4 3 2 3

3 3 4 2 4 4 4 1 4

3 4 4 3 4 4 4 4 3

3 3 3 1 4 2 2 2 1

3 4 3 2 4 2 2 2 3

4 2 2 1 4 2 1 1 1

Page 107: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

4 1 3 1 2 2 2 1 4

3 3 2 1 4 4 4 2 3

3 4 1 1 4 2 2 2 3

3 2 3 1 1 3 3 1 4

3 2 4 1 4 3 3 3 2

3 4 3 2 4 2 2 1 3

3 2 4 1 4 4 4 4 3

3 3 4 2 4 3 4 3 3

2 2 4 1 4 2 3 2 3

3 4 3 2 4 3 3 2 2

4 2 4 2 3 3 3 1 3

3 2 2 1 1 2 2 1 2

3 2 3 2 3 2 2 2 3

3 4 4 2 4 3 4 2 4

3 3 4 1 3 2 2 1 3

2 4 2 1 2 2 3 1 4

3 2 4 1 2 3 2 1 3

2 2 3 1 3 2 2 2 3

3 3 3 2 3 3 3 3 1

4 2 4 4 4 4 4 2 3

3 2 2 2 3 2 2 1 3

3 2 3 1 3 2 3 2 3

3 1 2 3 1 2 1 2 3

4 4 4 1 3 2 3 2 3

3 2 4 1 3 3 2 1 4

3 1 3 1 3 3 3 2 3

3 2 3 1 3 4 3 1 3

4 3 3 1 1 3 1 2 4

3 3 4 2 4 2 3 2 2

2 4 3 3 4 4 2 1 3

4 1 3 3 4 4 3 3 4

3 3 3 1 2 2 2 2 4

4 2 4 2 3 3 3 2 3

3 3 3 2 4 3 4 2 2

ITEM 18 ITEM 20 ITEM 21 ITEM 22 ITEM 23 ITEM 24 TOTAL

2 2 2 2 2 2 40

2 2 2 2 2 2 40

2 2 2 2 2 2 40

2 2 2 2 2 2 40

2 2 2 2 2 2 40

2 2 2 2 2 2 40

2 2 2 2 2 2 40

Page 108: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

2 2 2 2 2 2 40

2 2 2 2 2 2 40

2 2 2 2 2 2 40

2 2 2 2 2 2 40

2 2 2 2 2 2 40

2 2 2 2 2 2 40

2 2 2 2 2 2 40

1 1 1 2 2 1 38

1 1 1 2 1 2 33

1 2 1 2 3 2 38

2 2 3 2 2 2 49

1 2 2 1 1 2 37

1 1 3 2 2 1 33

2 2 2 2 2 1 45

1 1 2 2 2 1 37

2 2 3 3 1 1 38

2 1 2 1 1 3 45

1 1 1 4 1 1 43

2 1 2 2 3 2 36

1 2 1 3 3 1 40

1 1 1 2 1 1 27

1 2 1 3 1 1 38

1 2 2 3 1 2 43

1 2 1 3 1 1 34

1 1 1 2 2 1 38

1 1 1 2 1 2 33

1 3 2 3 2 2 40

2 3 3 3 1 1 42

1 2 1 2 3 2 38

2 1 2 2 1 1 38

1 1 2 2 2 2 42

1 1 1 2 1 1 27

1 2 1 3 1 3 41

1 2 1 3 3 1 40

1 1 1 2 1 1 33

1 1 1 4 1 1 43

2 1 2 2 3 2 36

4 3 4 2 1 4 66

2 1 2 1 1 3 45

2 2 2 4 3 1 46

3 2 1 2 1 1 42

1 2 2 1 2 1 43

2 2 2 4 2 4 41

2 2 2 2 1 1 36

1 2 1 1 2 1 32

1 2 2 3 2 2 44

1 1 1 2 3 4 42

Page 109: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

1 1 2 2 1 1 25

1 3 2 3 3 2 52

1 2 2 2 1 2 36

1 2 3 2 1 3 35

2 4 4 1 1 2 33

3 1 3 1 2 3 43

2 1 2 1 2 1 35

3 1 2 2 3 2 42

1 2 2 1 2 2 38

1 2 1 2 1 2 35

2 3 2 4 2 3 50

1 2 1 2 1 2 35

2 3 2 4 4 2 45

1 2 1 3 2 2 44

2 2 2 4 3 1 46

3 2 1 2 1 1 42

1 2 2 1 2 1 43

2 2 2 4 2 4 41

2 2 2 2 1 1 36

1 2 1 1 2 1 32

1 2 2 3 2 2 44

2 1 1 2 1 1 32

3 4 4 2 1 4 58

1 4 4 2 1 2 48

2 2 2 2 1 2 35

1 2 2 2 1 1 31

1 1 1 2 1 1 25

3 1 2 2 3 2 42

1 2 2 1 2 2 38

1 2 1 2 1 2 35

2 3 2 4 2 3 50

1 2 1 2 1 2 35

2 3 2 4 4 2 45

1 2 1 3 2 2 44

ITEM 22 ITEM 24 ITEM 25 ITEM 26 ITEM 27 ITEM 29 ITEM 32 ITEM 33 ITEM 34

2 2 3 3 3 4 4 2 4

1 3 2 2 2 3 2 3 2

2 2 3 2 2 4 3 2 4

1 4 4 4 3 4 3 4 4

4 2 4 4 3 4 4 3 3

2 2 2 2 2 2 2 1 2

2 2 1 1 2 2 2 1 1

1 4 2 2 2 3 1 3 4

1 1 1 1 2 2 1 1 2

Page 110: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

2 2 2 2 2 3 2 3 4

2 2 4 2 2 4 2 4 4

1 2 2 2 3 3 2 2 3

3 2 4 2 3 4 2 2 4

1 2 4 2 4 4 2 4 4

3 3 3 4 3 4 3 2 4

2 3 3 2 2 3 2 2 4

2 2 2 4 2 2 1 4 2

1 2 2 2 3 3 2 2 3

2 2 2 2 2 3 2 3 4

2 2 2 2 2 2 2 1 2

2 2 1 1 2 2 2 1 1

1 3 2 2 2 3 2 3 2

2 2 3 2 2 4 3 2 4

3 3 4 2 2 4 2 3 4

2 2 4 2 2 4 1 2 4

2 2 2 2 2 3 2 2 2

2 1 2 2 1 2 2 3 3

2 2 2 2 2 2 2 2 1

3 1 1 2 3 2 2 3 3

2 2 3 3 2 3 3 2 2

2 3 3 2 2 4 2 2 3

3 3 3 4 3 4 3 2 4

2 3 3 2 2 3 2 2 4

2 2 2 2 2 2 2 2 3

1 2 2 3 2 2 2 1 3

2 2 2 4 2 2 1 4 2

3 2 2 2 2 3 2 2 2

2 2 3 4 4 4 2 2 4

2 2 2 2 2 2 2 2 1

2 2 2 2 3 3 2 4 4

2 1 2 2 1 2 2 3 3

1 3 3 2 3 2 3 2 2

2 2 4 2 2 4 1 2 4

2 2 2 2 2 3 2 2 2

1 4 4 4 4 4 4 4 2

3 3 4 2 2 4 2 3 4

2 3 4 2 4 4 3 4 4

1 3 3 3 2 2 2 3 3

2 3 2 3 2 2 2 2 2

2 2 1 1 2 4 2 4 1

2 2 2 2 3 4 2 4 2

1 2 2 3 1 2 2 2 1

2 4 4 4 2 3 3 2 4

1 2 2 1 2 2 3 2 1

2 4 3 2 2 4 1 4 1

2 2 3 2 4 3 3 2 3

Page 111: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

1 4 4 2 2 4 4 4 1

3 2 4 1 4 4 2 3 3

2 2 2 1 3 2 2 4 1

2 3 3 2 3 3 3 2 3

2 2 3 1 3 3 4 3 2

4 2 3 4 3 3 2 2 4

2 2 3 1 3 3 4 3 2

2 3 4 2 2 3 2 1 4

2 2 3 4 2 3 2 2 3

2 4 3 4 3 3 2 4 4

2 2 2 3 2 3 2 2 2

2 3 3 2 3 3 3 2 3

1 4 4 2 2 4 4 4 1

2 2 3 2 4 3 3 2 3

2 4 4 4 2 3 3 2 4

2 2 2 2 3 4 2 4 2

2 3 4 2 4 4 3 4 4

3 2 3 3 2 3 3 3 2

2 2 2 3 2 3 2 2 2

4 2 3 4 3 3 2 2 4

3 3 4 3 3 4 4 2 4

2 3 4 2 2 3 2 1 4

2 2 3 4 2 3 2 2 3

1 2 2 2 3 2 3 2 1

1 2 1 1 1 2 2 1 1

2 2 2 2 2 3 2 3 2

2 4 3 4 3 3 2 4 4

1 2 2 2 2 3 2 3 3

1 2 2 2 2 2 4 4 3

1 2 2 2 2 2 2 2 2

2 2 2 3 2 3 2 2 2

3 2 3 3 2 3 3 3 2

Page 112: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

ITEM 24 ITEM 25 TOTAL

1 3 47

2 2 52

1 1 40

1 1 45

2 1 40

2 2 52

1 2 53

2 1 47

1 1 46

2 4 53

1 2 35

3 2 50

1 1 47

1 1 40

1 1 52

2 3 46

4 1 78

3 3 57

1 2 53

1 2 48

1 1 47

1 3 57

1 1 64

1 4 43

1 1 54

2 1 49

1 1 34

2 1 45

1 1 48

2 1 56

2 4 68

3 1 61

1 2 41

4 2 67

2 3 57

2 2 44

1 1 38

1 1 36

2 2 55

2 1 48

2 2 44

3 2 59

2 2 44

Page 113: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

2 1 53

2 2 54

1 1 55

1 1 48

1 2 54

4 1 52

1 2 47

1 2 42

2 3 56

4 1 53

1 1 36

2 2 67

2 2 45

3 3 49

2 1 41

3 1 53

1 2 47

ITEM 24 ITEM 25 ITEM 26 ITEM 27 ITEM 28 ITEM 29 ITEM 30 ITEM 31 ITEM 32

1 1 2 3 3 2 3 2 2

2 3 3 2 2 3 2 2 3

3 3 2 2 2 4 1 3 2

3 3 4 3 4 4 3 3 3

3 3 2 2 1 3 1 3 2

2 2 2 2 4 2 2 3 2

2 2 3 2 2 2 2 3 2

2 2 4 2 3 2 1 3 1

2 2 2 2 2 3 2 2 2

2 3 4 4 2 4 2 4 2

2 2 2 2 2 2 1 2 2

2 2 2 3 3 3 4 3 2

1 2 2 1 3 2 2 3 2

3 3 2 3 2 2 2 3 3

2 4 2 2 2 4 1 2 1

2 2 2 2 2 3 2 2 2

4 4 4 4 4 4 4 1 4

3 4 2 2 2 4 1 4 2

2 3 3 3 2 4 2 3 4

3 2 2 2 2 3 2 3 2

2 3 2 2 1 4 2 3 3

4 4 4 3 3 4 3 4 3

2 4 4 3 2 4 1 3 4

2 2 2 2 2 2 1 2 2

2 1 1 2 4 2 2 2 2

4 2 2 2 1 3 1 1 1

Page 114: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

1 1 1 2 1 2 1 2 1

2 2 2 2 4 3 2 2 2

2 4 2 2 2 4 4 4 2

2 2 2 3 2 3 4 2 2

2 4 2 3 3 4 3 3 2

2 4 2 4 2 4 1 4 2

2 3 4 3 4 3 4 3 2

3 4 3 3 2 4 2 3 4

3 4 2 2 3 3 1 1 2

2 3 4 2 3 3 2 2 2

2 2 2 3 3 2 2 3 3

2 1 1 1 1 2 4 3 2

2 2 2 2 2 3 2 2 2

4 3 4 3 2 3 2 4 2

2 2 2 2 2 3 2 3 2

2 2 2 2 1 2 1 3 4

2 2 2 2 2 2 2 3 2

2 2 3 2 3 3 3 3 2

2 3 3 2 2 3 2 2 3

3 4 2 4 2 4 1 2 3

3 3 3 2 2 2 3 3 2

3 2 3 2 1 2 1 2 2

2 1 1 2 4 4 1 2

2 2 2 3 4 4 2 2 2

2 2 3 1 2 2 2 3 2

4 4 4 2 2 3 1 2 3

2 2 1 2 3 2 1 4 3

4 3 2 2 2 4 1 3 1

2 3 2 4 2 3 2 2 3

4 4 2 2 2 4 2 4 4

2 4 1 4 1 4 3 2 2

2 2 1 3 1 2 1 3 2

3 3 2 3 1 3 1 3 3

2 3 1 3 2 3 2 3 4

Page 115: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa
Page 116: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

TOTAL

69

54

63

81

86

48

47

55

39

Page 117: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

65

60

55

68

68

74

60

54

55

65

48

47

54

63

70

63

51

52

51

54

58

61

74

60

57

49

54

51

74

51

67

52

55

63

51

78

70

79

53

54

51

61

53

64

54

70

79

Page 118: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

53

54

51

61

53

64

54

57

64

75

65

50

63

64

78

64

56

61

77

52

63

75

64

64

61

79

62

52

78

77

56

61

Page 119: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa
Page 120: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

ITEM 33 ITEM 34 TOTAL

3 3 83

2 2 85

2 3 89

2 4 109

2 4 88

2 3 86

1 3 77

4 2 82

2 2 78

2 4 107

2 1 76

4 4 102

3 3 82

2 2 85

2 4 92

2 2 79

4 2 110

3 4 100

2 4 98

3 2 85

2 4 93

4 4 120

3 3 115

1 2 70

1 1 79

3 4 79

Page 121: HUBUNGAN EGOSENTRISME DENGAN KOMPETENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI... · 10) Sahabat-sahabat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

1 2 67

3 4 96

4 4 93

2 3 87

2 4 98

4 4 97

2 4 113

2 4 107

1 4 81

2 3 89

2 1 87

1 1 60

3 2 80

4 4 110

3 3 86

4 3 77

2 2 81

2 2 83

3 2 88

4 4 107

3 3 84

2 2 80

4 1 74

4 2 91

2 1 82

2 4 91

2 1 86

4 1 84

2 3 92

4 1 104

3 3 94

4 1 75

2 3 93

3 2 94