hubungan dukungan keluarga dengan masalah keperawatan …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 ira...

120
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN DEFISIT PERAWATAN DIRI” KLIEN GANGGUAN JIWA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERKOTAAN RASIMAH AHMAD BUKITTINGGI TAHUN 2015 SKRIPSI Penelitian Keperawatan Jiwa Oleh : IRA SUSTIKA NIM: 11103084105027 PENDIDIKAN SARJANA KEPERAWATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERINTIS PADANG TAHUN 2015

Upload: others

Post on 12-Dec-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH

KEPERAWATAN “DEFISIT PERAWATAN DIRI” KLIEN

GANGGUAN JIWA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

PERKOTAAN RASIMAH AHMAD BUKITTINGGI

TAHUN 2015

SKRIPSI

Penelitian Keperawatan Jiwa

Oleh :

IRA SUSTIKA

NIM: 11103084105027

PENDIDIKAN SARJANA KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERINTIS PADANG

TAHUN 2015

Page 2: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH

KEPERAWATAN “DEFISIT PERAWATAN DIRI” KLIEN

GANGGUAN JIWA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

PERKOTAAN RASIMAH AHMAD BUKITTINGGI

TAHUN 2015

SKRIPSI

Penelitian Keperawatan Jiwa

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Keperawatan Program Studi Ilmu Keperawatan

STIKes PERINTIS Padang

Oleh :

IRA SUSTIKA

11103084105027

PENDIDIKAN SARJANA KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERINTIS PADANG

TAHUN 2015

Page 3: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien
Page 4: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien
Page 5: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien
Page 6: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

Program Studi Ilmu Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Perintis Padang

Skripsi, Agustus 2015

IRA SUSTIKA

NIM :11103084105027

Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Masalah Keperawatan “Defisit

Perawatan Diri” Klien Gangguan Jiwa Di Wilayah Kerja Puskesmas

Perkotaan Rasimah Ahmad Bukittinggi Tahun 2015

ix + 69 Halaman, 7 Tabel, 2 Skema, 11 Lampiran

ABSTRAK

Hasil wawancara dengan 9 keluarga klien gangguan jiwa, 6 keluarga mengatakan

tidak ada memberikan dukungan kepada klien dalam merawat diri dan 3 keluarga

lagi jarang memberikan dukungan kepada klien dalam merawat diri, dengan alasan

keluarga menilai klien mampu melakukan sendiri bervariasi, diantaranya: klien

masing-masing mampu melakukannya sendiri, keluarga sibuk bekerja, jarang

dirumah dan tidak terbiasa memberikan pujian pada klien. Tujuan penelitian untuk

mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan masalah keperawatan “defisit

perawatan diri” klien gangguan jiwa di Wilayah Kerja Puskesmas Perkotaan

Rasimah Ahmad Bukittinggi Tahun 2015. Desain penelitian descriptif analitic

dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh keluarga klien

gangguan jiwa di Wilayah Kerja Puskesmas, dengan jumlah sampel 30. Penelitian

telah dilakukan pada bulan Juni sampai Juli 2015. Hasil penelitian lebih dari separoh

keluarga (78,8%) punya dukungan informasional yang mendukung. Lebih dari

separoh keluarga (66,7%) punya dukungan penilaian yang mendukung. Lebih dari

separoh keluarga (78,8%) punya dukungan instrumental yang mendukung. Lebih dari

separoh keluarga (72,7%) punya dukungan emosional yang mendukung. Lebih dari

separoh klien (69,7%) mengalami masalah defisit perawatan diri teratasi. Jadi ada

hubungan yang signifikan antara dukungan (informasional p value =0,001, penilaian

p value 0,016, instrumental p value 0,001, dan emosional p value 0,049) keluarga

dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien gangguan jiwa, dengan uji

statistik p value < 0,05 sehingga disimpulkan Ha diterima. Kepada keluarga klien

gangguan jiwa diharapkan untuk selalu meningkatkan dukungan keluarga kepada

klien, agar masalah keperawatan defisit perawatan diri klien tidak terjadi.

Kata kunci : gangguan jiwa, defisit perawatan diri, dukungan keluarga

Daftar pustaka : 35 (1998-2015)

Page 7: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

Study Program Of Nursing

Health Science High School Perintis Padang

scription, August 2015

IRA SUSTIKA

NIM: 11103084105027

Relationship Family Support With The Problem Of Nursing "Self Care Deficit"

ClientT Mental Disorder Rasimah Ahmad Areas Of Work Health Center In

Urban Bukittinggi 2015

xi + 69 pages, 7 tables, 2 schemes, 11 Appendix

ABSTRACT

The results of interviews with 9 family clients with mental disorders, 6 family said no

giving support to clients in taking care of them selves and 3 families again seldom

give support to clients in taking care of them selves, with reason of family assess

client can do it self vary, among others: each client can do it, family get into stide,

seldom at home and unaccustomed give praise at client. The purpose or the research

was to know relationship of family support with nursing problems "self-care deficit"

mental disorder clients Rasimah Ahmad Public Health Centers in Urban Bukittinggi

Year 2015. Analytical study design descriptif with cross sectional approach , The

research population families client mental disorders Rasimah Ahmad Public Health

Centers in urban Bukittinggi, a sample of 30 families. The research was conducted in

June and July 2015. The results of more than half of families (78.8%) had an

informational support which support. More than half of households (66.7%) had the

assessment support of which support. More than half of households (78.8%) have the

instrumental support of which support. More than half of households (72.7%) have

emotional support of which support. More than half of clients (69.7%) experiencing

of the problem of self-care deficit overcome is resolved. So there is a significant

relationship between the support (informational p value 0.001, assessment p value

0,016, instrumental p value 0.001, and emotional p value 0,049) family with the

problem of nursing deficit self-care clients of mental disorder, with a statistical test

was obtained p value < 0.05, so can doit concluded Ha accepted. To the family of

clients with mental disorders are expected to always improve support family of

clients, so that problem of treatment the client's self-care deficit not happened.

Keywords : mental disorders, self-care deficits, family support

Bibliography : 35 (1998-2015)

Page 8: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

Nama : Ira Sustika

Umur : 22 Tahun

Tempat, Tanggal lahir : Koto Baru , 04 Oktober 1993

Agama : Islam

Negeri Asal : Dharmasraya

Alamat : Jor.Sebrang Piruko Timur, Kec. Koto Baru,

Kab. Dharmasraya

Kebangsaan/ suku : Melayu

Jumlah Saudara : 6 orang

Anak Ke : 3 (Tiga)

B. Identitas Orang Tua

Ayah : APRIDIANUS

Ibu : ELINUR

Alamat : Jor.Sebrang Piruko Timur, Kec. Koto Baru,

Kab. Dharmasraya

C. Riwayat Pendidikan

No Pendidikan Tempat Tahun

1

2

3

4

SDN 20 Koto Baru

SMPN 2 Koto Baru

SMKN 1 Pulau punjung

Program Studi S1 Ilmu

Keperawatan

Koto Baru, Dharmasraya

Koto Baru, Dharmasraya

Sikabau, Pulau Punjung,

Dharmasraya

Bukittinggi, Sumatra Barat

1999 - 2005

2005 - 2008

2008 – 2011

2011 - 2015

Page 9: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

dan karunia-Nya kepada peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi

penelitian ini yang berjudul “Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Masalah

Keperawatan “Defisit Perawatan Diri” Klien Gangguan Jiwa di Wilayah Kerja

Puskesmas Perkotaan Rasimah Ahmad Bukittinggi Tahun 2015“. Skripsi

penelitian ini diajukan untuk menyelesaikan pendidikan Sarjana Keperawatan.

Dalam penyusunan skripsi penelitian ini, peneliti banyak mendapatkan bimbingan

dan bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu pada kesempatan ini, peneliti

menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Yendrizal Jafri, S.Kp, M. Biomed yang selaku Ketua STIKes Perintis

Padang.

2. Ibu Yaslina, M.Kep, Ns, Sp. Kep.Kom selaku Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan STIKes Perintis Padang.

3. Ibu Isna Ovari, S.Kp, M.Kep selaku pembimbing I yang telah banyak

memberikan bimbingan, arahan serta petunjuk dalam penyusunan skripsi

penelitian ini.

4. Bapak Ns. Faleri Siska Yunere, S.Kep selaku pembimbing II yang telah banyak

memberikan bimbingan, arahan serta dorongan dalam penyusunan skripsi

penelitian ini.

5. Ibu Yasmi, S.Kp, M.Kep selaku penguji I yang telah berkenan memberikan

saran, kritikan serta masukan yang bersifat membangun saat ujian maupun

dalam memperbaiki skripsi penelitian ini.

Page 10: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

6. Ibu Ns. Millia Anggraini, S.Kep selaku pembimbing Akademik.

7. Ibu dr. Vara Dilla Kumala selaku Kepala Puskesmas Perkotaan Rasimah

Ahmad Bukittinggi yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk

melakukan penelitian di wilayah kerjanya.

8. Bapak dan Ibu dosen serta staf Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes

Perintis Padang yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuannya,

masukan, saran serta dukungan yang berguna dalam menyusun skripsi ini.

9. Bapak dan Ibu Staff serta Kader Puskesmas Perkotaan Rasimah Ahmad

Bukittinggi yang telah banyak meluangkan waktunya dalam membimbing dan

membantu dalam penyusunan skripsi penelitian ini.

10. Teristimewa Ayah, Ibu, abang, uni, adik-adikku sekeluarga serta sahabat

spesialku, yang selalu memberikan dukungan baik secara moril maupun secara

materil serta do’a dan kasih sayangnya sehingga peneliti lebih semangat dalam

menyelesaikan skripsi penelitian ini.

11. Teman-teman Mahasiswa/i Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Perintis

Padang angkatan ke lima yang banyak membantu serta memberikan masukan

dalam menyelesaikan skripsi penelitian ini.

Peneliti dengan senang hati menerima saran serta kritikan yang bersifat membangun

demi kesempurnaan dalam penulisan skripsi dimasa yang akan datang. Semoga

skripsi ini bermanfaat bagi kita semua khususnya profesi keperawatan. Amin...

Bukittinggi, Agustus 2015

Peneliti

Page 11: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN

KATA PENGANTAR.................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL........................................................................................... vi

DAFTAR SKEMA.......................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah....................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah................................................................ 7

1.3 Tujuan Penelitian.................................................................. 7

1.3.1 Tujuan Umum............................................................. 6

1.3.2 Tujuan Khusus............................................................ 7

1.4 Manfaat Penelitian............................................................... 9

1.4.1 Keluarga Penderita Gangguan Jiwa........................... 9

1.4.2 Peneliti....................................................................... 9

1.4.3 Institusi Pendidikan................................................... 9

1.5 Ruang Lingkup.................................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Gangguan Jiwa....................................................... 11

2.1.1 Defenisi Gangguan Jiwa............................................ 11

2.1.2 Penyebab Gangguan Jiwa.......................................... 11

Page 12: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

2.1.3 Tanda Gejala Gangguan Jiwa..................................... 12

2.1.4 Jenis Gangguan Jiwa.................................................. 12

2.2 Konsep Keluarga.................................................................. 14

2.2.1 Defenisi Keluarga....................................................... 14

2.2.2 Bentuk Keluarga......................................................... 15

2.2.3 Peran Keluarga............................................................ 16

2.2.4 Fungsi Keluarga.......................................................... 17

2.2.5 Tugas kesehatan keluarga........................................... 20

2.3 Konsep Dukungan Keluarga................................................ 23

2.3.1 Defenisi Dukungan Keluarga...................................... 23

2.3.2 Jenis Dukungan Keluarga........................................... 24

2.3.3 Sumber Dukungan Keluarga....................................... 27

2.3.4 Manfaat Dukungan Keluarga...................................... 28

2.4 Konsep Defisit Perawatan Diri Penderita Gangguan Jiwa... 29

2.4.1 Defenisi Defisit Perawatan Diri.................................. 29

2.4.2 Klasifikasi Perawatan Diri.......................................... 29

2.4.3 Penyebab Defisit Perawatan Diri................................ 29

2.4.4 Faktor Yang Mempengaruhi Defisit Perawatan Diri.. 30

2.4.5 Tanda Gejala Defisit Perawatan Diri.......................... 33

2.4.6 Dampak Masalah Defisit Perawatan Diri................... 33

2.5 Kerangka Teori..................................................................... 35

BAB III KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Konsep................................................................. 36

3.2 Defenisi Operasional............................................................ 37

3.3 Hipotesis............................................................................... 38

Page 13: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian.................................................................. 40

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian.............................................. 40

4.3 Populasi, Sampel dan Sampling........................................... 41

4.4 Pengumpulan Data............................................................... 43

4.5 Cara Pengolahan Data Dan Analisis Data............................ 45

4.6 Etika Penelitian.................................................................... 47

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian.................................... 49

5.2 Hasil Penelitian.................................................................... 49

5.3 Pembahasan......................................................................... 56

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan........................................................................... 72

6.2 Saran..................................................................................... 73

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

DAFTAR TABEL

Tabel 3.2 Defenisi Operasional............................................................... 37

Tabel 5.1 Diketahui distribusi frekuensi dukungan informasional,

penilaian, instrumental, dan emosional keluarga pada klien

gangguan jiwa di Wilayah Kerja Puskesmas Perkotaan Rasimah

Ahmad Bukittinggi Tahun 2015................ 50

Tabel 5.5 Diketahui distribusi frekuensi masalah keperawatan defisit

perawatan diri klien gangguan jiwa di Wilayah Kerja Puskesmas

Perkotaan Rasimah Ahmad Bukittinggi Tahun 2015............... 51

Tabel 5.3 Teridentifikasi hubungan dukungan informasional keluarga

dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

gangguan jiwa di Wilayah Kerja Puskesmas Perkotaan Rasimah

Ahmad Bukittinggi Tahun 2015.............................................. 52

Tabel 5.4 Teridentifikasi hubungan dukungan penilaian keluarga dengan

masalah keperawatan defisit perawatan diri klien gangguan

jiwadi Wilayah Kerja Puskesmas Perkotaan Rasimah Ahmad

Bukittinggi Tahun 2015.......................................................... 53

Tabel 5.5 Teridentifikasi hubungan dukungan instrumental keluarga

dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

gangguan jiwadi Wilayah Kerja Puskesmas Perkotaan Rasimah

Ahmad Bukittinggi Tahun 2015............................................. 54

Page 15: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

Tabel 5.6 Teridentifikasi hubungan dukungan emosional keluarga dengan

masalah keperawatan defisit perawatan diri klien gangguan

jiwadi Wilayah Kerja Puskesmas Perkotaan Rasimah Ahmad

Bukittinggi Tahun 2015.......................................................... 55

Page 16: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

DAFTAR SKEMA

Skema 2.1 Kerangka Teori............................................................................ 35

Skema 3.1 Kerangka Konsep........................................................................ 36

Page 17: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembaran Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 2 Lembaran Format Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 3 Lembaran Kisi-Kisi Kuesioner

Lampiran 4 Lembaran Kuesioner Penelitian

Lampiran 5 Lembaran Observasi

Lampiran 6 Lembaran Surat Izin Penelitian

Lampiran 7 Lembaran Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Lampiran 8 Lembar Master Tabel

Lampiran 9 Lembaran Hasil SPSS

Lampiran 10 Lembaran Ganchart Penelitian

Lampiran 11 Lembaran Konsultasi

Page 18: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan jiwa menurut WHO (2001), kondisi sejahtera adalah dimana

individu menyadari kemampuan yang dimilikinya, dapat mengatasi stress

dalam kehidupannya, dapat bekerja secara produktif, dan mempunyai

kontribusi dalam kehidupan bermasyarakat. Menurut UU No 36 (2009),

tentang kesehatan jiwa adalah suatu kondisi yang memungkinkan

perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari

seseorang, dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang

lain. Setiap warga negara berhak mendapatkan haknya, dalam upaya

kesehatan jiwa yang meliputi persamaan perlakuan, dalam setiap aspek

kehidupan di berbagai tatanan di masyarakat.

Menurut UU No.3 tahun 1966 tentang kesehatan jiwa (dalam Suliswati,

2005), mengatakan bahwa gangguan jiwa adalah kondisi terganggunya

fungsi mental, emosi, pikiran, kemauan, perilaku psikomotorik dan

verbal yang menjelma dalam kelompok gejala klinis, yang disertai oleh

penderitaan dan mengakibatkan terganggunya fungsi humanistik

individu. Townsend (2009), Secara umum gangguan jiwa dapat

dikarakteristikan dengan adanya gangguan pikiran, perasaan dan

perilaku.

Page 19: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

Gangguan jiwa ini tidak terjadi dengan sendirinya begitu saja, akan tetapi

banyak faktor yang menyebabkan terjadinya gejala-gejala gangguan

jiwa. World Health Organization gangguan jiwa disebabkan oleh tiga

faktor yang saling berinteraksi, yaitu faktor biologis (keturunan, keadaan

otak ketika didalam kandungan atau bayi), faktor psikologis(pengalaman

hidup yang menekan), dan faktor sosial (kemiskinan).

Badan kesehatan dunia WHO (dalam Yosep 2008), menjelaskan masalah

gangguan kesehatan jiwa di seluruh dunia sudah menjadi masalah yang

sangat serius dari tahun ke tahun yang cenderung meningkat seiring

dengan perubahan pola kehidupan di era globalisasi. Gangguan jiwa

merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama di negara-

negara maju,modern dan industri. Keempat masalah kesehatan utama

tersebut adalah penyakit degeneratif, kangker, gangguan jiwa dan

kecelakaan, Mardjono (dalam Hawari 2001). Meskipun gangguan jiwa

tersebut tidak dianggap sebagai gangguan yang menyebabkan kematian

secara langsung, setidaknya ada satu dari empat orang di dunia

mengalami masalah mental, dan diperkirakan ada sekitar 450 juta orang

didunia mengalami gangguan kesehatan jiwa.

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, menunjukkan

prevalensi gangguan mental emosionaldi Indonesia, dengan gejala

depresi dan kecemasan sebesar 6% untuk usia 15 tahun ke atas, atau

sekitar 14 juta orang, sedangkanprevalensi gangguan jiwa berat, seperti

schizophrenia adalah 1,7 per 1000 penduduk atau sekitar 400.000

orang.Di Sumatera Barat prevalensi gangguan mental emosional dengan

Page 20: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

gejala depresi dan kecemasan 4,5% dan pada gangguan jiwa berat

schizophrenia adalah 1,5%.

Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang

mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi

aktivitas perawatan dirinya secara mandiri, seperti kebersihan diri/ mandi

(hygiene), berpakaian/berhias, makan dan bab/bak (toileting). Defisit

perawatan diri ini merupakan salah satu gejala yang muncul pada setiap

individu yang mengalami gangguan jiwa. Klien gangguan jiwa kronik,

sering kali tidak mempedulikan perawatan diri. Hal ini membuat Klien

sering dikucilkan dalam keluarga dan masyarakat, Fitria (2010). Salah

satu faktor yang mempengaruhi defisit perawatan diri klien gangguan

jiwa adalah sistem keluarga: fungsi klien dalam keluarga serta peran/

hubungan klien dengan anggota keluarga yang lain “dukungan keluarga”

(Orem1991).

Data kasus gangguan jiwa yang tercatat di Wilayah Kerja Puskesmas

Perkotaan Rasimah Ahmad tahun 2014, didapatkan data klien gangguan

jiwa sebanyak 42 orang. Wilayah Kerja Puskesmas Perkotaan Rasimah

Ahmad, terdiri dari empat kelurahan yaitu: Kelurahan Aur Tajungkang

Tangah Sawah, Kelurahan Kayu Kubu, Kelurahan Bukit Apit Puhun, dan

Kelurahan Benteng Pasar Atas.

Keempat Kelurahan di Wilayah Kerja Puskesmas Perkotaan Rasimah

Ahmad ini, klien gangguan jiwa yang terbanyak berada di Kelurahan

Bukit Apit Puhun yaitu: 17 orang dan di Kelurahan Aur Tajungkang

Tangah Sawah yaitu: 16 orang, pada dua kelurahan tersebut diperoleh

Page 21: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

data klien gangguan jiwa sebanyak 33 orang dan karena ada dalam satu

keluarga klien gangguan jiwa 2 orang, maka total jumlah keluarga yang

memiliki klien gangguan jiwa adalah 30 Keluarga.

Keluarga merupakan “institusi” pendidikan utama bagi individu untuk

belajar dan mengembangkan nilai, keyakinan, sikap, dan perilaku,

dimana individu menguji coba perilakunya di dalam keluarga, dan umpan

balik keluarga mempengaruhi individu dalam mengadopsi perilaku

tersebut. Individu memulai hubungan interpersonal dengan

lingkungannya berawal dari keluarga (Clement dan Buchanan, 1982).

Dukungan keluarga sangat penting dalam mengatasi masalah defisit

perawatan diri klien gangguan jiwa, karena pada umumnya klien

gangguan jiwa tidak mampu melakukan perawatan diri secara mandiri

dalam pemenuhan kebutuhan aktivitas sehari-hari seperti: kebersihan

diri, berpakaian/berhias, makan,dan toileting dengan optimal. Jenis

dukungan keluarga yang bisa diberikan kepada klien gangguan jiwa

yaitu: dukungan informasional mengenai masalah defisit perawatan diri,

mulai dari pengertian, jenis, tanda gejala, alasan harus merawat diri,

dampaknya, serta cara merawat diri. Dukungan penghargaan berupa

pujian ataupun kritikan, motivasi dari keluarga atas perilaku klien dalam

merawat diri, serta bimbingan dan bantuan yang diberikan keluarga

kepada klien gangguan jiwa. Dukungan instrumental berupa

mempersiapkan fasilitas yang dibutuhkan klien dalam melakukan

perawat diri. Dukungan emosional berupa kasih sayang, perhatian,

Page 22: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

kepercayaan, mendengarkan pendapat atau masalah yang ditemukan

klien, Kaplan 1976 (dalam Friedman, 1998).

Survey awal yang telah dilakukan oleh peneliti di Kelurahan Bukit Apit

Puhun dan di Kelurahan Aur Tajungkang Tangah Sawah pada bulan

Maret 2015, di peroleh data hasil pengamatan dan observasi pada 7 dari

10 klien gangguan jiwa ditemui mengalami masalah defisit perawatan

diri yang ditandai dengan: badan bau keringat, gigi kotor, kuku kotor dan

panjang, pakaian dan rambut kurang rapi pada klien gangguan jiwa.

Hasil wawancara dengan 9 keluarga klien gangguan jiwa yang berbeda,

didapatkan 6 keluarga mengatakan bahwa mereka tidak ada

memberitahu/ mengingatkan dan membantu klien dalam hal mandi,

berpakaian/ berhias, makan dan bab/bak, karena klien dianggap sudah

mampu mandiri, anggota keluarga sibuk bekerja, serta jarang dirumah.

Keluarga tidak ada memberikan pujian karena keluarga tidak terbiasa

dalam memberikan pujian namun ingin tahu cara merawat klien

meskipun hanya memiliki sedikit waku bersama klien. Hasil wawancara

pada 3 keluarga lagi, mengatakan bahwa mereka ada memberitahu/

mengingatkan serta membantu klien gangguan jiwa dalam mandi,

berpakaian/ bercukur, makan serta bab/bak, namun hanya sekali dua kali

saja saat bersamaklien dirumah, atau saat klien mulai gelisah, tidak

mandi, tidak mengganti pakaian serta tidak makan karena lupa minum

obarnya. Keluarga mengatakan tidak ada memberikan pujian pada klien

gangguan jiwa, karena jarang bersama dan keluarga memang tidak

Page 23: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

terbiasa memberikan pujian dan keluarga mengatakan belum mengerti

cara merawat klien.

Hasil penelitian Khaireyah (2012), mengenai pengaruh komunikasi

terapeutik pada klien defisit perawatan diri. Menyatakan bahwa adanya

pengaruh komunikasi terapeutik terhadap kemauan personal hygiene

(makan dan mandi) dengan p value 0,000 dan kemampuan personal

hygiene (mandi, makan, dan eliminasi) dengan masing-masing P value

0,000. Penelitian Chandra (2010) mengenai kesembuhan klien PTSD di

Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) “Mawar” RSUD Dr. Fauziah Bireuen

menunjukkan dukungan sosial emosional yang paling berpengaruh

terhadap kesembuhan PTSD (p=0,000) diikuti variabel dukungan sosial

informasional (p=0,015), sementara dukungan sosial instrumental dan

dukungan sosial penilaian walaupun berhubungan tetapi tidak

mempunyai pengaruh yang bermakna.

Penelitian Keliat (2013), dalam jurnalnya yang berjudul, “Manajemen

kasus spesialis jiwa defisit perawatan diri pada klien gangguan jiwa di

RW 02 Kelurahan Baranang Siang Kec. Bogor”. Menyimpulkan bahwa

ketidak mampuan klien dalam memenuhi kebutuhan perawatan diri

mandi, berhias, makan minum dan toileting yang tersebar secara merata

yaitu: 12 orang klien (66,7%) dukungan berasal dari keluarga dan

kelompok dan 17 orang klien (94,4%) tidak mendapat dukungan

keluarga.

Berdasarkan fenomena masalah defisit perawatan diri dan dukungan

keluarga diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang

Page 24: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

berhubungan dengan “Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Masalah

keperawatan Defisit Perawatan Diri Klien Gangguan Jiwa Di Wilayah

Kerja Puskesmas Perkotaan Rasimah Ahmad Bukittinggi Tahun 2015”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang fenomena di atas maka rumusan masalah

penelitian adalah apakah ada hubungan dukungan keluarga dengan

masalah keperawatan defisit perawatan diri klien gangguan jiwa di

Wilayah Kerja Puskesmas Perkotaan Rasimah Ahmad Bukittinggi Tahun

2015.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan masalah keperawatan

defisit perawatan diri klien gangguan jiwa di Wilayah Kerja Puskesmas

Perkotaan Rasimah Ahmad Bukittinggi Tahun 2015.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Diketahui distribusi frekuensi dukungan informasional keluarga pada

klien gangguan jiwa di Wilayah Kerja Puskesmas Perkotaan

Rasimah Ahmad Bukittinggi Tahun 2015.

b. Diketahui distribusi frekuensi dukungan penilaian keluarga pada

klien gangguan jiwa di Wilayah Kerja Puskesmas Perkotaan

Rasimah Ahmad Bukittinggi Tahun 2015.

c. Diketahui distribusi frekuensi dukungan instrumental keluarga pada

klien gangguan jiwa di Wilayah Kerja Puskesmas Perkotaan

Rasimah Ahmad Bukittinggi Tahun 2015.

Page 25: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

d. Diketahui distribusi frekuensi dukungan emosional keluarga pada

klien gangguan jiwa di Wilayah Kerja Puskesmas Perkotaan

Rasimah Ahmad Bukittinggi Tahun 2015.

e. Diketahui distribusi frekuensi masalah keperawatan defisit

perawatan diri klien gangguan jiwa di Wilayah Kerja Puskesmas

Perkotaan Rasimah Ahmad Bukittinggi Tahun 2015.

f. Teridentifikasi hubungan dukungan informasional keluarga dengan

masalah keperawatan defisit perawatan diri klien gangguan jiwa di

Wilayah Kerja Puskesmas Perkotaan Rasimah Ahmad Bukittinggi

Tahun 2015.

g. Teridentifikasi hubungan dukungan penilaian keluarga dengan

masalah keperawatan defisit perawatan diri klien gangguan jiwa di

Wilayah Kerja Puskesmas Perkotaan Rasimah Ahmad Bukittinggi

Tahun 2015.

h. Teridentifikasi hubungan dukungan instrumental keluarga dengan

masalah keperawatan defisit perawatan diri klien gangguan jiwa di

Wilayah Kerja Puskesmas Perkotaan Rasimah Ahmad Bukittinggi

Tahun 2015.

i. Teridentifikasi hubungan dukungan emosional keluarga dengan

masalah keperawatan defisit perawatan diri klien gangguan jiwa di

Wilayah Kerja Puskesmas Perkotaan Rasimah Ahmad Bukittinggi

Tahun 2015.

Page 26: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi keluarga

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sarana informasi

tambahan pengetahuan yang bermakna serta sebagai bahan masukan bagi

keluarga dalam merawat klien gangguan jiwa di rumah.

1.4.2 Bagi peneliti

Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan masalah

keperawatan defisit perawatan diri klien gangguan jiwa di Wilayah Kerja

Puskesmas Perkotaan Rasimah Ahmad Bukittinggi Tahun 2015.

1.4.3 Institusi Pelayanan Kesehatan

Hasil penelitian ini hendaknya dapat digunakan sebagai bahan masukan

ataupun evaluasi dalam program meningkatkan pendidikan dan

pelayanan kesehatan bagi keluarga dan klien gangguan jiwa yang ada di

Wilayah Kerja Puskesmas Perkotaan Rasimah Ahmad Bukittinggi

Tahun.

1.4.4 Bagi institusi pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan serta

informasi tambahan yang bermakna baik untuk sumber pustaka yang

berhubungan dengan masalah defisit perawatan diri.

1.5 Ruang Lingkup

Penelitian ini membahas tentang “hubungan dukungan keluarga dengan

masalah keperawatan defisit perawatan diri klien gangguan jiwa di

Wilayah Kerja Puskesmas Perkotaan Rasimah Ahmad Bukitinggi Tahun

Page 27: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

2015”. Variabel independen adalah dukungan keluarga, sedangkan

variabel dependen adalah masalah keperawatan defisit perawatan diri.

Penelitian telah dilakukan pada dua kelurahan yaitu: di Kelurahan Bukit

Apit Puhun dan di Kelurahan Aur Tajungkang Tangah Sawah Wilayah

Kerja Puskesmas Perkotaan Rasimah Ahmad Bukittinggi Tahun 2015.

Populasi adalah keluarga klien gangguan jiwa di kelurahan Bukit Apit

Puhun dan di Kelurahan Aur Tajungkang Tangah Sawah, Wilayah Kerja

Puskesmas Perkotaan Rasimah Ahmad Bukittinggi Tahun 2015. Metode

penelitian descriptif analitic, pengambilan data menggunakan pendekatan

Cross Sectional, dan teknik pengambilan sampel secara total sampling.

Pengumpulan data menggunakan alat ukur kuesioner dan lembar

observasi, yang kemudian diolah dan dianalisa secara komputerisasi.

Page 28: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Gangguan Jiwa

2.1.1 Defenisi gangguan jiwa

Menurut Townsend (2009) gangguan jiwa merupakan respon maladaptif

terhadap stresor dari dalam dan luar lingkungan, yang berhubungan

dengan perasaan dan perilaku, yang tidak sejalan dengan kebiasaan atau

norma setempat, mempengaruhi interaksi sosial individu, kegiatan dan

fungsi tubuh. Secara umum dapat dikarakteristikan dengan adanya

gangguan pikiran, perasaan dan perilaku.

Menurut UU No. 3 tahun 1996 tentang kesehatan jiwa (dalam Suliswati,

2005), gangguan jiwa adalah kondisi terganggunya fungsi mental, emosi,

pikiran, kemauan, perilaku psikomotorik dan verbal yang menjelma

dalam kelompok gejala klinis, yang disertai oleh penderitaan dan

mengakibatkan terganggunya fungsi humanistik individu. Gangguan jiwa

adalah perubahan perilaku yang terjadi tanpa alasan yang masuk akal,

berlebihaan, berlangsung lama, dan menyebabkan kendala terhadap

individu tersebut atau orang lain.

2.1.2 Penyebab gangguan jiwa

Menurut Sheila dan Videbeck (2008 : 35), menyebutkan penyebab

gangguan jiwa yaitu: Faktor genetik, Faktor neuronatomi, Faktor

neurokimia (struktur dan fungsi otak) serta Faktor imunovirologi atau

Page 29: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

respon tubuh terhadap pejanan suatu virus. Sedangkan menurut World

Health Organization (dalam setiadi, 2014), menyatakan bahwa gangguan

jiwa disebabkan oleh tiga faktor yang saling berinteraksi, yaitu : faktor

biologis (keturunan, keadaan otak ketika didalam kandungan atau bayi),

faktor psikologis (pengalaman hidup yang menekan), dan faktor sosial

(seperti kemiskinan).

2.1.3 Tanda gejala gangguan jiwa

Pada umumnya klien gangguan jiwa dapat dikenali dari tanda gejala

seperti: sedih yang berkepanjangan, berbicara atau tertawa sendiri, marah

tanpa sebab (mengamuk), kurang motivasi (kegiatan menurun), berbicara

kacau, tidak mengenal orang lain dan tidak mampu merawat diri (Keliat,

2012).

2.1.4 Jenis gangguan jiwa

a. Risiko perilaku kekerasan

Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk

melukai seseorang, secara fisik maupun psikologis. Perilaku kekerasan

ini merupakan salah satu respon terhadap stresor yang dihadapi oleh

seseorang. Respon ini dapat dapat menimbulkan kerugian baik pada diri

sendiri, orang lain, maupun lingkungan (Keliat, 2012).

b. Halusianasi

Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa pada individu, yang

ditandai dengan perubahan pada sensori persepsinya seperti: merasakan

sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaan atau

penghiduan yang sebenarnya tidak ada. Suatu penghayatan yang dialami

Page 30: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

seperti melalui panca indera tanpa stimulus eksternal: persepsi palsu

(Keliat, 2012).

c. Isolasi sosial

Isolasi sosial adalah keadaan dimana seorang individu mengalami

penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan

orang lain disekitarnya. klien mungkin merasa ditolak atau tidak

diterima, kesepian dan tidak mampu membina hubungan yang berarti

dengan orang lain (Keliat, 2012).

d. Waham

Waham adalah suatu keyakinan kokoh yang salah dan tidak sesuai

dengan fakta dan keyakinan tersebut mungkin “aneh” (contohnya “ saya

adalah nabi yang menciptakan biji mata manusia) atau bisa pula “tidak

aneh” (hanya sangat tidak mungkin, contohnya “malaikat di surga selalu

menyertai saya, kemanapun saya pergi”) dan tetap dipertahankan terus

menerus, meskipun telah diperlihatkan bukti-bukti yang jelas untuk

mengoreksinya. Jenis waham ini seperti: waham kebesaran, waham

curiga, waham agama, waham somatik dan waham nihilistik (Keliat,

2012).

e. Resiko bunuh diri

Rencana bunuh diri merupakan tindakan secara sadar dilakukan oleh

individu untuk mengakhiri kehidupannya. Bunuh diri adalah suatu

keadaan dimana individu mengalami resiko untuk menyakiti diri sendiri

atau melakukan setiap bentuk tindakan yang dapat mengancam

nyawanya. Dimana niatnya adalah kematian dan individu tersebut

menyadari hal ini sebagai sesuatu yang diinginkan (Keliat, 2012).

Page 31: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

f. Harga diri rendah

Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan

rendah diri yang berkepanjangan, akibat evaluasi negatif terhadap diri

sendiri dan kemampuan diri. Harga diri rendah juga dapat diartikan

sebagai penilaian yang salah tentang pencapaian diri dengan menganalisa

seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri, Keliat (2012).

g. Defesit perawatan diri

Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi perubahan proses pikir pada

klien gangguan jiwa, sehingga kemampuan klien dalam melakukan

aktivitas perawatan diri mengalami penurun seperti: menjaga kebersihan

diri (mandi), berpakaian/ berhias, makan, dan bab/bak (toileting) secara

mandiri. Klien gangguan jiwa kronis sering mengalami ketidak pedulian

merawat diri, yang merupakan gejala negatif, sehingga menyebabkan

klien dikucilkan dalam keluarga maupun masyarakat (Keliat, 2012).

2.2 Konsep Keluarga

2.2.1 Definisi

Menurut Bailon dan Maglaya (1997), keluarga adalah “ kumpulan dua

atau lebih yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan, atau

adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, saling berinteraksi satu sama

lainnya dalam perannya dan menciptakan serta mempertahankan suatu

budaya”. Duval dan Logan (1986), keluarga adalah “sekumpulan orang

dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi, yang bertujuan untuk

menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan

Page 32: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota

keluarga”.

Menurut Friedman (1998), keluarga adalah ”kumpulan dua orang atau

lebih, yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional,

dimana individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan

bagian dari keluarga”. Allender dan Spradley (2001), keluarga adalah

“satu atau lebih individu yang tinggal bersama, sehingga mempunyai satu

ikatan emosional, dan mengembangkan dalam interelasi sosial, peran dan

tugas”.

2.2.2 Bentuk keluarga

Tipe dan bentuk keluarga menurut Anderson (dalam Efendi, 2009) terdiri

atas:

a. Keluarga inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri atas

ayah, ibu dan anak-anak.

b. Keluarga besar (Exstended Family) adalah keluarga inti ditambah

dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara

sepupu, paman, bibi dan sebagainya.

c. Keluarga berantai (Serial Family) adalah keluarga yang terdiri atas

wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan

satu keluarga inti.

d. Keluarga duda atau janda (Single Family) adalah keluarga yang

terjadi karena perceraian atau kematian.

e. Keluarga berkomposisi (Composite) adalah keluarga yang

perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama-sama.

Page 33: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

f. Keluarga Kabitas (Cahabitation) adalah dua orang menjadi satu

tanpa pernikahan, tapi membentuk satu keluarga.

2.2.3 Peran keluarga

Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal,

sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan

situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan

dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.

Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga (Effendy, 1998)

adalah sebagai berikut:

a. Peranan ayah: ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan

sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman,

sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya

serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.

b. Peranan ibu: sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai

peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan

pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok

dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari

lingkungannya, disamping itu juga ibu berperan sebagai pencari

nafkah tambahan dalam keluarganya.

c. Peranan anak: anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai

dengan tingkatan perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan

spiritual .

Keliat (2011), mengemukakan pentingnya peran serta keluarga dalam

perawatan klien gangguan jiwa yang dapat dipandang dari berbagai segi:

Page 34: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

a. Keluarga merupakan tempat dimana individu memulai hubungan

interpersonal dengan lingkungannya

b. Keluarga merupakan suatu system yang saling bergantung dengan

anggota keluarga yang lain

c. Pelayanan kesehatan jiwa bukan tempat klien seumur hidup tetapi

fasilitas yang hanya membantu klien dan keluarga sementara

d. Berbagai penelitian menunjukan bahwa salah satu faktor penyebab

gangguan jiwa adalah keluarga yang pengetahuannya kurang.

Keluarga berperan serta dalam:

1. Menyediakan fasilitas kebersihan diri yang dibutuhkan pasien.

2. Membantu merawat pasien.

3. Mengingatkan pasien untuk merawat diri.

4. Memberi pujian terhadap keberhasilan pasien dalam merawat diri

(Keliat, 2011).

2.2.4 Fungsi keluarga

Fungsi keluarga menurut Friedman(1998) adalah:

a. Fungsi Afektif

Berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, sebagai basis

kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk memenuhi kebutuhan

psikososial terutama bagi klien gangguan jiwa. Keberhasilan

melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan

dari seluruh anggota keluarga.

Tiap anggota keluarga saling mempertahankan iklim yang positif. Hal

tersebut dapat dipelajari dan dikembangkan melalui interaksi dan

Page 35: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

hubungan dalam keluarga. Dengan demikian, keluarga yang berhasil

melaksanakan fungsi afektif, seluruh anggota keluarga dapat

mengembangkan konsep diri positif.

Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan

fungsi afektif adalah:

1. Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling

mendukung antara keluarga dengan anggota keluarganya yang

mengalami gangguan jiwa, sehingga tercipta hubungan yang hangat

dan saling mendukung.

2. Saling menghargai, keluarga harus menghargai, mengakui

keberadaan dan hak anggota keluarga yang mengalami gangguan

jiwa serta selalu mempertahankan iklim yang positif.

3. Ikatan kekeluargaan yang kuat dikembangkan melalui proses

identifikasi dan penyesuaian pada berbagai aspek kehidupan anggota

keluarga terutama pada anggota keluarga yang mengalami gangguan

jiwa yang sangat membutuhkan perhatian dan dukungan dari

keluarganya. Keluarga harus mengembangkan proses identifikasi

yang positif sehingga anggota keluarga dapat meniru tingkah laku

yang positif tersebut.

b. Fungsi Sosialisasi

Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui

setiap anggota keluarga, yang menghasilkan interaksi sosial. Keluarga

merupakan tempat setiap anggota keluarga untuk belajar bersosialisasi.

Pada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa keluarga berperan

Page 36: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

untuk membimbing anggota keluarga tersebut untuk mau bersosialisasi

dengan anggota keluarga yang lain dan lingkungan sekitarnya.

Keberhasilan perkembangan yang dicapai oleh anggota keluarga melalui

interaksi atau hubungan antara anggota keluarga yang diwujudkan dalam

sosialisasi.

c. Fungsi Ekonomi

Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan

seluruh anggota keluarga terutama anggota keluarga yang mengalami

gangguan jiwa seperti memberikan dana untuk pengobatan dan

perawatan selama dirawat di rumah sakit jiwa maupun di rawat dirumah.

Keluarga menyediakan semua perlengkapan yang dibutuhkan anggota

keluarga yang mengalami gangguan jiwa dalam merawat diri seperti:

pakaian, sendal, pasta gigi, sikat gigi, sabun, shampoo serta makanan dan

lain-lainnya di rumah.

d. Fungsi Perawatan Kesehatan

Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan,

yaitu untuk mencegah terjadinya masalah defisit perawatan diri pada

anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa atau merawat anggota

keluarga yang mengalami gangguan jiwa. Kemampuan keluarga dalam

memberikan asuhan keperawatan mempengaruhi status kesehatan

keluarga. Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan

dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga

yang dapat melaksankan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan

masalah kesehatan, Friedman (dalam Setyowati, 2008).

Page 37: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

2.2.5 Tugas kesehatan keluarga

Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai

tugas dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan. Friedman

(dalam Setiadi, 2008) membagi tugas keluarga dalam bidang kesehatan

yang harus dilakukan, yaitu:

a. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya

Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak

langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka apabila

menyadari adanya perubahan perlu segera dicatat kapan terjadinya,

perubahan apa yang terjadi dan seberapa besar perubahannya.

b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat

bagi keluarga

Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari

pertolongan yang tepat dan sesuai dengan keadaan keluarga, dengan

pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan

memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga maka segera

melakukan tindakan yang tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi

atau bahkan teratasi, terutama dalam mengatasi defisit perawatan diri

anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa keluarga harus

mengambil tindakan dengan segera agar tidak memperburuk keadaan

klien. Jika keluarga mempunyai keterbatasan sebaiknya meminta bantuan

orang lain dilingkungan sekitar keluarga.

c. Memberikan perawatan

Memberikan perawatan diri kepada anggota keluarga yang sakit terutama

anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa atau yang tidak dapat

Page 38: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

membantu dirinya sendiri karena gangguan proses pikir, cacat atau

usianya yang terlalu muda/ tua. Perawatan ini dapat dilakukan di rumah

apabila keluarga memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk

pertolongan pertama atau pergi ke pelayanan kesehatan untuk

memperoleh tindakan lanjutan agar masalah yang lebih parah tidak

terjadi.

Keliat (2011), cara keluarga dalam merawat klien gangguan jiwa dengan

masalah defisit perawatan diri yaitu:

a. Melatih klien tentang cara merawat kebersihan diri:

1. Menjelaskan pentingnya kebersihan diri.

2. Menjelaskan alat-alat kebersihan diri.

3. Menjelaskan cara melakukan kebersihan diri.

4. Melatih klien untuk mempraktikkan kebersihan diri.

5. Membantu pasien dalam membuat jadwal: mandi, keramas,

menggosok gigi, memotong kuku.

6. Memberikan pujian terhadap perilaku klien yang positif.

b. Melatih klien tentang cara berhias/ berdandan:

1. Pria meliputi: Berpakaian, menyisir rambut, bercukur.

2. Wanita meliputi: Berpakaian, menyisir rambut, berdandan/

berhias.

c. Melatih klien tentang cara makan:

1. Menjelaskan cara mempersiapkan makanan.

2. Menjelaskan cara makan yang tertib: mencuci tangan, mengambil

makanan, duduk di meja makan, berdoa.

Page 39: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

3. Menjelaskan cara merapikan peralatan setelah makan.

4. Mempraktikkan makan sesuai dengan tahap makan yang baik.

5. Memberikan pujian terhadap penampilan klien.

d. Mengajarkan klien untuk melakukan bab/bak:

1. Menjelaskan tempat bab/bak yang sesuai, menjelaskan cara

membersikan diri setelah bab/bak,

2. Menjelaskan cara membersihkan tempat bab/bak.

3. Memberi pujian terhadap penampilan klien.

d. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan

kesehatan dan perkembangan keperibadian anggota keluarga

Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan

perkembangan keperibadian anggota keluarga. Dengan cara keluarga

tidak mengucilkan anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa,

keluarga mau mengikut sertakan anggota keluarga yang mengalami

gangguan jiwa dalam berbagai kegiatan yang ada di dalam keluarga

tersebut.

e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan

lembaga kesehatan (pemanfaatan lembaga kesehatan yang ada)

Dalam hal ini keluarga harus mampu merawat klien baik dirumah

maupun membawa klien berobat jalan ke rumah sakit jiwa yang ada, atau

tempat pelayana kesehatan jiwa yang terdekat. Apabila keluarga tidak

sanggup lagi merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa,

maka sebaiknya keluarga membawa anggota keluarga tersebut ke rumah

sakit jiwa untuk dirawat inap. Selama anggota keluarga yang mengalami

Page 40: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

gangguan jiwa dirawat inap sebaiknya keluarga tetap mengunjunginya

serta memberikan dukungan berupa semangat dan lain-lain.

2.3 Konsep Dukungan Keluarga

2.3.1 Defenisi dukungan keluarga

Dukungan keluarga persepsi seseorang bahwa dirinya menjadi bagian

dari jaringan sosial, yang didalamnya tiap anggota saling mendukung

Kuncoro (dalam Afriyanti, 2013). Dukungan keluarga adalah sikap,

tindakan dan penerimaan keluarga terhadap anggotanya Friedman

(2008).

Kane (dalam Friedman 1998), mendefenisikan dukungan keluarga

sebagai suatu proses hubungan antara keluarga dengan lingkungan

sosialnya. Dukungan keluarga tersebut bersifat reprokasitas (timbal

balik), umpan balik (kuantitas dan kualitas komunikasi), dan keterlibatan

emosional (kedalaman intimasi dan kepercayaan) dalam hubungan sosial.

Dukungan keluarga merupakan sebuah proses yang terjadi sepanjang

kehidupan, dimana dalam semua tahap siklus kehidupan dukungan

keluarga membuat keluarga mampu berfungsi dengan berbagai

kepandaian dan akal untuk meningkatkan kesehatan dan adaptasi

keluarga dalam kehidupan.

Dukungan keluarga mengacu kepada dukungan-dukungan yang

dipandang oleh anggota keluarga sebagai sesuatu yang dapat diadakan

untuk keluarga dimana dukungan tersebut bisa atau tidak digunakan,

tetapi anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat

mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika

Page 41: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

diperlukan. Dukungan keluarga dapat berupa dukungan keluarga internal,

dan dukungan keluarga eksternal, seperti dukungan dari sahabat,

tetangga, sekolah, keluarga besar, tempat ibadah, praktisi kesehatan.

Berdasarkan dari defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa, dukungan

keluarga adalah suatu bentuk sikap kepedulian dari keluarga seperti:

orang tua, saudara, kerabat, bahkan teman dekat yang saling menerima,

menghargai dan menerima kondisi anggota keluarganya, dalam bentuk

informasional, penilaian, instrumental, dan secara emosional, Friedman

(dalam Afriyanti, 2013).

2.3.2 Jenis dukungan keluarga

Caplan (dalam Friedman 1998), menjelaskan bahwa keluarga memiliki

beberapa fungsi dukungan yaitu:

a. Dukungan informasional

Keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan diseminator (penyebar)

informasi tentang dunia. Menjelaskan tentang pemberian saran, sugesti,

informasi yang dapat digunakan mengungkapkan suatu masalah. Aspek-

aspek dalam dukungan ini adalah nasehat, usulan, saran, petunjuk dan

pemberian informasi.

Informatif berupa informasi yang diberikan keluarga mengenai masalah

keperawatan defisit perawatan diri, mulai dari pengertian, jenis, tanda

gejala, alasan mengapa harus merawat dirinya, dampaknya bila tidak

dilakukan, dan cara merawat diri pada klien gangguan jiwa serta pada

anggota keluarga lainnya dalam upaya meningkatkan kesehatan klien,

yang nanti akan mampu mendukung klien gangguan jiwa dalam

Page 42: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

memenuhi kebutuhan defisit perawatan dirinya. Manfaat dari dukungan

ini adalah dapat menekan munculnya suatu stressor karena informasi

yang diberikan dapat menyumbangkan aksi sugesti yang khusus pada

individu.

b. Dukungan penilaian

Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik,

membimbing dan serta tetap melakukan pengawasan, mendampingi, serta

memberikan bantuan pada aktivitas penderita, dan mencari jalan

alternatif apabila menemukan kendala dalam melakukan aktivitas

perawatan diri klien gangguan jiwa, serta menengahi pemecahan

masalah. Sebagai sumber dan validator indentitas anggota keluarga

diantaranya memberikan support, penghargaan, perhatian, pujian,

motivasi, serta hadiah dari keluarga atas perilaku klien dalam merawat

dirinya dengan baik serta memberikan kritikan yang membangun

semangat baru, pada perilaku yang tidak sesuai dengan tindakan

perawatan diri klien.

Apabila keluarga memberikan dukungan penilaian dengan memberikan

umpan balik positif, ketika klien menunjukkan perilaku yang benar

dalam melakukan perawatan dirinya, akan membuat klien semakin

bersemangat lagi dalam melakukan usahanya untuk mempertahankan

perilaku tersebut. Hasil ini sesuai dengan konsep reward dan punishment

yang menyatakan bahwa pemberian reward (salah satu bentuknya adalah

berupa pujian), digunakan untuk membuat perilaku positif klien,

sehingga perilaku tersebut dapat dipertahankan klien gangguan jiwa

(Wardani, 2012).

Page 43: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

c. Dukungan instrumental

Keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan konkrit,

diantaranya: menyiapkan sarana dan prasarana kesehatan klien dalam hal

kebutuhan perawatan diri seperti: kebersihan diri, berpakaian/berhias,

makan, dan bab/bak, yang bertujuan agar klien terhindar dari penyakit

lain.

Dukungan instrumental ini dapat berupa seluruh aktivitas yang

berorientasi pada tugas perawatan klien gangguan jiwa dirumah, seperti:

mempersiapkan fasilitas yang dibutuhkan klien gangguan jiwa dalam

melakukan aktivitas kebersihan dirinya (handuk, sabun, odol, penggosok

gigi, shampo, air bersih, alat pemotong kuku, dan lain-lain),

perlengkapan berpakaian/ berhias (pakaian yang bersih, sopan dan layak

pakai, sisir rambut, alat cukuran bagi laki-laki dan perlengkapan berhias/

berdandan bagi wanita), perlengkapan makan (tempat piring, sendok,

mangkok, gelas, makanan dan minuman yang dapat diperoleh klien

gangguan jiwa dengan mudah) dan perlengkapan bab/bak (air yang

cukup, tempat penampung air, gayung, tisu basah dan lain-lain).

d. Dukungan emosional

Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan

pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi pada klien

gangguan jiwa. Aspek-aspek dari dukungan emosional meliputi

dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya kepercayaan,

perhatian, mendengarkan dan didengarkan pendapat atau masalah yang

ditemukan klien, serta kasih sayang, empati, sikap saling menghargai

sangat diperlukan oleh klien gangguan jiwa.

Page 44: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

Dukungan ini sangat penting bagi klien, karena dengan kasih sayang

yang diberikan keluarga terhadap klien, akan membuat klien merasa

diharapkan, dihargai dan dicintai oleh keluarga, sehingga dengan kondisi

seperti ini akan memungkinkan penderita lebih kooperatif dan mau

merawat dirinya (Wardani, 2012). Kehangatan dalam keluarga, secara

tidak langsung dapat meningkatkan motivasi serta kepatuhan klien

dalam merawat dirinya, Garcia (2006).

2.3.3 Sumber dukungan keluarga

Menurut Root & Dooley (dalam Afriyanti, 2013) ada dua sumber

dukungan keluarga yaitu:

a. Dukungan keluarga yang natural

Diterima seseorang melalui interaksi sosial dalam kehidupan secara

spontan dengan orang-orang yang berada di sekitarnya. Dukungan

keluarga ini bersifat formal.

b. Dukungan keluarga artifisial

Dukungan keluarga artifisial adalah dukungan yang dirancang kedalam

kebutuhan primer seseorang misalnya dukungan sosial keluarga akibat

bencana alam melalui berbagai sumbangan.

Perbedaan antara dukungan keluarga natural dengan dukungan keluarga

artifisial sebagai berikut:

a. Keberadaan sumber dukungan keluarga natural bersifat apa adanya

tanpa di buat-buat sehingga mudah diperoleh dan bersifat spontan.

b. Sumber dukungan keluarga yang natural mempunyai kesesuaian

dengan nama yang berlaku tentang kapan sesuatu harus diberikan.

Page 45: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

c. Sumber dukungan keluarga natural berakar dari hubungan yang

berakar lama.

d. Sumber dukungan keluarga natural mempunyai keragaman dalam

penyampaian dukungan, mulai dari pemberian barang yang nyata

hanya sekedar menemui seseorang dengan menyampaikan salam

atau pujian.

e. Sumber dukungan keluarga natural terbatas dari beban dan label

psikologis.

2.3.4 Manfaat dukungan keluarga

Friedman (1998), menyimpulkan bahwa efek-efek baik penyangga

(dukungan sosial melindungi individu terhadap efek negatif dari stress)

dan efek-efek utama (dukungan sosial secara langsung mempengaruhi

akibat-akibat dari kesehatan) pun ditemukan. Sesungguhnya efek-efek

penyangga dan efek-efek utama dari dukungan sosial, terhadap kesehatan

dan kesejahteraan boleh jadi fungsi secara bersamaan.

Serason (dalam Afriyanti 2013), dukungan keluarga mencakup dua hal

yaitu:

a. Jumlah sumber dukungan yang tersedia, merupakan persepsi

individu terhadap sejumlah orang yang dapat diandalkan saat

individu membutuhkan bantuan.

b. Tingkat kepuasan akan dukungan yang diterima berkaitan dengan

persepsi individu bahwa kebutuhannya akan terpenuhi (pendekatan

berdasarkan kualitas).

Page 46: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

2.4 Konsep Defisit Perawatan Diri KlienGangguan Jiwa

2.4.1 Defenisi defisit perawatan diri

Menurut Fitria (2010), defisit perawatan diri klien gangguan jiwa adalah

suatu kondisi pada seseorang yang mengalami gangguan jiwa, yang

mengalami kelemahan kemampuan proses berfikir dalam melakukan atau

melengkapi aktivitas perawatan diri, secara mandiri seperti mandi

(hygiene), berpakaian/ berhias, makan, dan bab/bak (toileting). Defisit

perawatan diri adalah ketidak mampuan dalam: kebersihan diri,

berpakaian/ berhias diri, makan sendiri, dan bab/bak sendiri (Keliat,

2011).

2.4.2 Klasifikasi perawatan diri

Keliat (2011), menyebutkan klasifikasi masalah defisit perawatan diri

klien gangguan jiwa terdiri dari:

a. Kurang perawatan diri kebersihan diri: mandi adalah gangguan

kemampuan untuk melakukan aktivitas mandi/kebersihan diri.

b. Kurang Perawatan Diri Mengenai pakaian/berhias: adalah

gangguan kemampuan memakai pakaian dan aktivitas berdandan

sendiri.

c. Kurang Perawatan Diri Makan: adalah gangguan kemampuan

untuk menunjukkan aktivitas makan.

d. Kurang Perawatan Diri Toileting: adalah gangguan kemampuan

untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas toileting sendiri.

2.4.3 Penyebab defisit perawatan diri pada klien gangguan jiwa

a. Gangguan jiwa (terjadi perubahan proses berpikir)

b. Pengaruh stigma negatif dari keluarga ataupun masyarakat

Page 47: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

c. Stresor yang cukup berat dan sulit ditangani oleh klien gangguan

jiwa

d. Tidak ada kemauan merawat diri

e. Kurangnya tugas, fungsi, dan peran serta partisipasi keluarga dalam

merawat klien gangguan jiwa di rumah sakit maupun dirumah

(Keliat 2011, Purba 2010, Fitria 2010).

2.4.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi defisit perawatan diri klien

gangguan jiwa

Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya defisit perawatan diri

pada klien gangguan jiwa yaitu: dalam hal perkembangan (keluarga

terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan

inisiatif dan keterampilan terhambat/ ketergantungan), biologis (penyakit

kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri/

gangguan proses pikir) dan sosial (kurang adanya dukungan dan latihan

kemampuan dari keluarga/ lingkungannya), Nurjannah (2004).

Orem (1991), mengatakan bahwa perawatan diri seseorang dipengaruhi

oleh berbagai faktor dasar (basic functioning factors) yang meliputi:

a. Umur

Jumlah dan bentuk perawatan diri seseorang dipengaruhi oleh umur.

b. Gender/ jenis kelamin

Meskipun jumlah gangguan jiwa pada laki-laki dan perempuan sama,

namu perempuan memiliki kemungkinan untuk sembuh lebih besar

(WHO, 2001). Penelitian Andia (1995 dan Bardestein 1990), melaporkan

bahwa perempuan dengan gangguan jiwa dapat menjalankan fungsi

Page 48: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

sosial yang lebih baik dibanding laki-laki dengan gangguan jiwa. Janca

(1996 dan Barbato 1998), menjelaskan bahwa fungsi sosial pada individu

gangguan jiwa diantaranya adalah defisit perawatan diri (kebersihan diri,

berpakaian/ berhias dan nutrisi).

c. Tahap perkembangan

Tahap perkembangan secara umum diartikan pada kondisi individu

dalam fase tertentu dalam kehidupannya, dan memiliki tugas

perkembangan yang unik untuk tiap tahapnya, dalam hal fisik,

psikologis, maupun sosial. Orem (1991), menjelaskan tahap

perkembangan individu dikelompokkan berdasarkan tahap usia (bayi,

anak-anak dan dewasa).

d. Sistem pelayanan kesehatan

Orem (1991), menjelaskan bahwa faktor sistem pelayanan kesehatan

meliputi deskripsi tentang diagnosa medis atau diagnosa keperawatan:

tipe perawatan yang belum dan sedang dijalani klien. Dalam

hubungannya dengan individu gangguan jiwa, tipe dan cara perawatan

sangat penting dalam membantu mengembalikan kemampuan mereka

sebelumnya. Walaupun terapi farmakologi sudah terbukti efektif untuk

menurunkan gejala gangguan jiwa, terapi yang paling efektif untuk klien

dengan gangguan jiwa adalah gabungan dari obat-obatan dan terapi

psikososial (termasuk terapi keluarga untuk mendorong keterlibatan

keluarga, pelatihan keterampilan sosial untuk membantu klien mandiri

dalam menghidupi dirinya, terapi perilaku kognitif untuk mengurangi

gejala gangguan pola pikir dan persepsi, dan terapi vokasional untuk

membantu klien menjadi lebih berarti dalam komunitas).

Page 49: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

e. Orientasi sosial budaya

Tingkat keparahan (severity) gangguan jiwa berbeda antara negara maju

dengan negara berkembang. Gangguan jiwa di negara berkembang

dilaporkan memiliki tingkat keparahan yang rendah dan jumlah yang

dapat sembuh total cukup tinggi, WHO (2001).

f. Sistem keluarga

Faktor sistem keluarga meliputi: fungsi klien dalam keluarga (terdapat

hubungan tidak langsung antara posisi klien gangguan jiwa dalam

keluarga dengan kemampuan klien dalam melakukan defisit perawatan

diri atau ada faktor genetik gangguan jiwa) dan hubungan klien dengan

anggota keluarga yang lain (untuk klien gangguan jiwa, dukungan dari

keluarga merupakan hal yang penting dalam upaya membantu klien

mencapai kesembuhan). Bentuk hubungan keluarga yang dapat

membantu kesembuhan klien berupa keterlibatan klien melakukan tugas

rumah, melatih kemampuan klien menjalankan aktivitas sehari-hari dan

menyediakan dukungan finansial serta emosional untuk mendorong klien

meningkatkan kemandirian klien dalam perawatan diri, Orem (1991).

g. Ketersediaan dan keadekuatan sumber

Ketidak adekuatan dan ketidak sediaan sumber yang relevan dalam

proses rehabilitasi individu dengan gangguan jiwa menyebabkan

degradasi fungsi dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari individu

tersebut, Katshnig (2000). Idealnya sumber dukungan ini tersedia dalam

berbagai bentuk dikomunitas seperti: keperawatan bebasis komunitas,

dukungan vokasional dan edukasional, serta kelompok terapi. Namun,

WHO (2001), mengatakan bahwa untuk saat ini fasilitas untuk gangguan

Page 50: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

jiwa kronik di masyarakat belum mencukupi. Hanya terdapat 37 %

negara didunia yang menyediakan fasilitas perawatan kesehatan mental

di komunitas.

2.4.5 Tanda gejala defisit perawatan diri klien gangguan jiwa

a. Kurang merawat kebersihan diri: rambut kotor, gigi kotor, kulit

berdaki, badan bau, dan kuku panjang serta kotor.

b. Tidak mampu berpakaian/berhias: rambut acak-acakan, pakaian

kotor, tidak rapi, tidak sesuai, laki-laki tidak bercukur, wanita tidak

berdandan.

c. Tidak mampu makan sendiri: tidak mampu mengambil makanan

sendiri, makan berceceran, makan tidak pada tempatnya, dan sangat

makan terburu-buru.

d. Tidak mampu toileting: bab/bak tidak pada tempatnya, tidak

membersihkan diri setelah bab/bak, dan tidak membersihkan

kembali tempat bab/bak, Keliat (2011).

2.4.6 Dampak masalah defisit parawatan diri

Menurut Tarwoto (2009), menjelaskan dampak yang sering timbul pada

masalah defisit perawatan diri klien gangguan jiwa yaitu:

b. Dampak fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita klien gangguan jiwa karena

tidak terpeliharanya dengan baik kebersihan diri penderita. Gangguan

fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan

membrane mukosa mulut, dan gangguan fisik pada kuku.

Page 51: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

c. Dampak psikososial

Masalah sosial yang berhubungan dengan defisit perawatan diri adalah

gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai,

kebutuhan harga diri, aktualisasi diri, dan gangguan interaksi sosial serta

masalah penerimaan kehadiran klien gangguan jiwa di keluarga dan

masyarakat.

Page 52: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

2.5 Kerangka Teori

Skema 2.1 Kerangka teori

Jenis gangguan jiwa :

Resiko perilaku

kekerasan

Halusinasi

Waham

Isolasi sosial

Harga diri rendah

Resiko bunuh diri

Defisit perawatan diri

(Keliat dan Akemat, 2011).

Komunitas

(Efendi & Makhfudli,2009).

Gangguan jiwa

(Suliswati,dkk,

2005)

Keluarga

Friedman (dalam Efendi,

2009).

Penyebab gangguan jiwa :

Faktor biologis

Faktor psikologis

Faktor sosial

WHO (dalam Setiadi, 2014).

Dukungan keluarga :

Dukungan informasional

Dukungan penilaian

Dukungan instrumental

Dukungan emosional

(Friedman, 1998).

Masalah keperawatan

defisit perawatan diri :

Kebersihan diri

Berpakaian/ berdandan

Makan

BAB/BAK

(Keliat dan Akemat, 2011)

Tanda gejala gangguan jiwa :

marah tanpa sebab

(mengamuk), kurang motivasi

(kegiatan menurun), sedih berke

pajangan,berbicara atau tertawa

sendiri, berbicara kacau,

berbicara kacau, tidak mengenal

orang lain, dan tidak mampu

merawat diri

(Keliat dan Akemat, 2011).

Masalah keperawatan defisit

perawatan diri klien gangguan

jiwa :

Teratasi

Tidak teratasi

Page 53: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

BAB III

KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah sebuah abstrak, logika secara harfiah dan akan

membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penemuan dengan body

of knowledge (Nursalam, 2005: 31). Abstraksi dari suatu realitas agar

dapat di komunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan

keterkaitan antar variabel (baik variabel yang diteliti maupun yang tidak

diteliti) Nursalam (2011: 55).

Skema 3.1 Kerangka konsep

Variabel Independent Variabel Dependent

Dukungan keluarga : Masalah keperawatan defisit

perawatan diri

Dukungan informasional

Dukungan penilaian Teratasi

Tidak teratasi

Dukungan instrumental

Dukungan emosional

Page 54: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

3.2 Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah defenisi berdasarkan karakteristik yang

diamati dari sesuatu yang dedefenisikan (Nursalam, 2005 : 44).

Tabel 3.1 Defenisi Operasional

Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Skala

Ukur

Hasil Ukur

Independen

Dukungan

keluarga

1

Suatu bentuk kepedulian

keluarga dalam

menerima dan merawat

klien gangguan jiwa

yaitu:

Dukungan informasional

merupakan pemberian

informasi, saran, nasehat

dan petunjuk dalam

mengungkapkan masalah

klien gangguan jiwa

Kuesioner

Wawancara

terpimpin

Ordinal

Mendukung

≥ mean 16

Tidak

mendukung <

mean 16

2

Dukungan penilaian

merupakan pemberian

semangat, pujian,

penghargaan dan

motivasi oleh keluarga

atas perilaku klien

gangguan jiwa dalam

merawat diri

Kuesioner

Wawancara

terpimpin

Ordinal

Mendukung

≥ mean 16

Tidak

mendukung <

mean 16

3 Dukungan instrumental

berupa: mempersiapkan

fasilitas yang dibutuhkan

klien gangguan jiwa,

serta membimbing dan

membantu dalam

melakukan aktivitas

perawatan dirinya

Kuesioner

Wawancara

terpimpin

Ordinal

Mendukung

≥ mean 16

Tidak

mendukung <

mean16

Page 55: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

4

Dukungan emosional

berupa adanya

kepercayaan, perhatian,

serta kasih sayang, sikap

saling menghargai dari

keluarga dan

mendengarkan pendapat

atau masalah yang

ditemukan klien

gangguan jiwa.

Kuesioner

Wawancara

terpimpin

Ordinal

Mendukung

≥ mean 17

Tidak

mendukung <

mean 17

Dependen

Masalah

keperawatan

defisit

perawatan

diri

Merupakan ketidak

mampuan seseorang

dalam

melakukanaktivitas

perawatan diri yang

meliputi: kebersihan diri,

berpakaian/ berhias diri,

makan dan bak/bak

secara mandiri, baik dan

benar.

Lembar

observasi

Observasi

Ordinal

Teratasi ≥

mean 14

Tidak teratasi

< mean 14

3.3 Hipotesis

Hipotesis penelitian terbukti bahwa:

a. Ada hubungan dukungan informasional keluarga dengan masalah

keperawatan defisit perawatan diri klien gangguan jiwa di Wilayah

Kerja Puskesmas Perkotaan Rasimah Ahmad Bukittinggi Tahun

2015, dengan p =0,001 < dari nilai α (0,05), artinya Ha diterima dan

Ho ditolak.

b. Ada hubungan dukungan penilaian keluarga dengan masalah

keperawatan defisit perawatan diri klien gangguan jiwa di Wilayah

Kerja Puskesmas Perkotaan Rasimah Ahmad Bukittinggi Tahun

2015, dengan p =0,006 < dari nilai α (0,05), artinya Ha diterima dan

Ho ditolak.

Page 56: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

c. Ada hubungan dukungan instrumental keluarga dengan masalah

keperawatan defisit perawatan diri klien gangguan jiwa di Wilayah

Kerja Puskesmas Perkotaan Rasimah Ahmad Bukittinggi Tahun

2015, dengan p = 0,001 < dari nilai α (0,05), artinya Ha diterima dan

Ho ditolak.

d. Ada hubungan dukungan emosional keluarga dengan masalah

keperawatan defisit perawatan diri klien gangguan jiwa di Wilayah

Kerja Puskesmas Perkotaan Rasimah Ahmad Bukittinggi Tahun

2015, dengan p =0,049 < dari nilai α (0,05), artinya Ha diterima dan

Ho ditolak.

Page 57: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah keseluruhan dari perencanaan untuk menjawab

pertanyaan penelitian dan mengidentifikasi berupa kesulitan yang

mungkin timbul selama proses penelitian (Nursalam, 2005). Metode

penelitian descriptif analitic yaitu, untuk mengetahui hubungan antara

dukungan keluarga dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri

klien gangguan jiwa di Wilayah Kerja Puskesmas Perkotaan Rasimah

Ahmad Bukittinggi Tahun 2015. Penelitian ini menggunakan pendekatan

cross sectional, dimana pengumpulan data variabel independent dan

variabel dependent yang dilakukan secara bersamaan dan sekaligus

(Notoatmodjo, 2010).

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

4.2.1 Tempat

Penelitian telah dilakukan di Kelurahan Bukit Apit Puhun dan Kelurahan

Aur Tajungkang Tangah Sawah yang merupakan Wilayah Kerja

Puskesmas Perkotaan Rasimah Ahmad Bukittinggi.

4.2.2 Waktu

Penelitian ini dimulai dari registrasi judul, registrasi surat izin penelitian,

dan penyusunan proposal penelitian pada bulan Maret 2015, ujian

proposal pada bulan April 2015, pengumpulan proposal pada bulan Mei

Page 58: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

2015, pengambilan data pada bulan Juni-Juli 2015, pengolahan data pada

bulan Juli 2015, penulisan laporan hasil penelitian dan ujian skripsi pada

bulan Juli- Agustus 2015, dan berakhir pada pengumpulan skripsi pada

bulan Agustus2015.

4.3 Populasi, Sampel dan Sampling

4.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti (Notoatmodjo,

2010). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah semua

keluarga yang memiliki anggota keluarga dengan gangguan jiwa

dirumah, di Kelurahan Bukit Apit Puhun dan Kelurahan Aur Tajungkang

Tangah Sawah Wilayah Kerja Puskesmas Perkotaan Rasimah Ahmad

Bukittinggi tahun 2015 yang berjumlah 30 keluarga (Arsip Keswamas:

Puskesmas Perkotaan Rasimah Ahmad Bukittinggi, 2015).

4.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti

dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010). Jika

populasinya kecil, seperti bila sampelnya ≤ 30 maka cara pengambilan

sampel adalah seluruh populasi dijadikan sampel, Hidayat (2009: 74).

a. Kriteria inklusi sampel

Kriteria sampel inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari

suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam, 2011:

92).

1. Keluarga yang anggota keluarganya terdapatklien gangguan

jiwa.

Page 59: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

2. Keluarga yang anggota keluarganya tinggal serumah/ tidak

serumah serta merawat klien gangguan jiwa.

3. Keluarga yang anggota keluarganya bersedia untuk diteliti

4. Keluarga yang anggota keluarganya kooperatif.

5. Keluarga yang anggota keluarganya bisa berkomunikasi dengan

baik.

6. Keluarga yang anggota keluarganya berada ditempat waktu

penelitian

7. Keluarga yang anggota keluarga bersedia menanda tangani

informed consent.

b. Kriteria eklusi sampel

Kriteria eklusi adalah menghilang/ mengeluarkan subjek yang memenuhi

kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab Nursalam (2011:92)

sebagai berikut:

1. Keluarga yang tidak bersedia menjadi responden

2. Keluarga yang tidak ada saat penelitian dilakukan

4.3.3 Sampling

Sampling adalah suatu proses yang akan menyeleksi proporsi dari

populasi untuk dapat mewakili populasi (Nursalam, 2005). Teknik

sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel dari

populasi (Arikunto, 2010).Teknik sampling yang digunakan oleh peneliti

adalah total sampling, yang dilakukan dengan cara melakukan

pengambilan sampel secara keseluruhan dari populasi, yaitu sebanyak 30

orang.

Page 60: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

4.4 Pengumpulan Data

4.4.1 Alat Pengumpulan Data

Di dalam penelitian, peneliti menggunakan alat pengumpulan data berupa

kuesioner, yang merupakan alat ukur dengan beberapa pertanyaan dan

lembar observasi yang berupa panduan dalam mengobservasi, Hidayat

(2009:86).

Adapun instrumen yang digunakan peneliti adalah:

a. Data demografi responden, meliputi nama, umur, jenis kelamin,

pendidikan terakhir, pekerjaan, hubungan dengan klien dan alamat.

b. Kuesioner mengenai dukungan keluarga terhadap masalah

keperawatan defisit perawatan diri yang terdiri 20 butir pertanyaan,

dengan menggunakan Scale Likert. Hasil pengukuran untuk

dukungan informasional, penilaian, dan instrumentalkeluarga

bernilai “mendukung” jika ≥ mean (16), dan “tidak mendukung” jika

< mean (16), sedangkan pada dukungan emosional keluarga bernilai

“mendukung” jika ≥ mean (17), dan “tidak mendukung” jika < mean

(17).

c. Lembar observasi mengenai masalah keperawatan defisit perawatan

diri klien gangguan jiwa dengan menggunakan scale Gutman. Hasil

pengukuran untuk masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

gangguan jiwa bernilai “teratasi” jika ≥ mean (14) , dan “tidak

teratasi” jika < mean (14).

4.4.2 Proses Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan peneliti dengan cara membagikan

kuesioner, serta melakukan observasi pada responden yang terpilih dan

Page 61: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

sesuai kriteria sampel yang dilakukan dengan 2 sesi kunjungan. Pertama

peneliti mengunjungi rumah responden yang sesuai dengan kriteria

sampel dengan meminta bantuan kepada petugas Puskesmas beserta

Kader setempat.

Pada sesi pertama ini peneliti menjelaskan maksud dan tujuan serta

menjalin hubungan kepercayaaan dengan keluarga penderita gangguan

jiwa, dan melakukan kontrak waktu sesi ke-2 untuk waktu pengisian

kuesioner sesuai waktu yang disepakati dengan keluarga. Pada sesi

pertama ini, ada beberapa keluarga klien gangguan jiwa yang tidak mau

menjadi responden, karena malu dan takut aibnya akan diketahui orang

banyak, namun peneliti mengunjungi kembali esok harinya serta

menjelaskan kembali maksud dan manfaat penelitian ini bagi keluarga

dalam merawat klien gangguan jiwa sehingga keluarga mau menjadi

responden.

Pada kunjungan sesi ke-2 responden diminta untuk menanda tangani

informed consent. Sebelum responden mengisi kuesioner, peneliti

terlebih dahulu memberikan informasi tentang apa saja yang harus

dilakukan, lalu menjelaskan tentang cara pengisiannya. Setelah di

jelaskan tata cara pengisian, responden dipersilahkan untuk mengisi

jawaban pertanyaan yang ada dalam kuesioner selama 10-20 menit dan

peneliti melakukan observasi pada klien gangguan jiwa mengenai defisit

perawatan dirinya.

Selama pengisian kuesioner responden didampingi oleh peneliti, untuk

memberikan penjelasan pada responden mengenai yang kurang

Page 62: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

dimengerti responden. Peneliti juga mengingatkan responden agar

mengisi seluruh pertanyaan dengan lengkap.Kuesioner yang telah diisi

dikumpulkan, dan diperiksa kelengkapannya. Setelah itu peneliti

mengakhiri pertemuan dengan mengucapkan terima kasih pada

responden atas kerja samanya, dan pengambilan data terhadap responden

telah selesai.

4.5 Cara Pengolahan Data dan Analisis Data

4.5.1 Cara Pengolahan Data

Data kuesioner yang terkumpul pada peneliti akan dianalisa melalui

tahap-tahap berikut ini :

a. Editing (pengecekkan data)

Setelah dilakukan pengecekan terhadap 30 lembar jawaban kuisoner

dan lembar observasi keluarga klien tgangguan jiwa, ternyata semua

lembar jawaban kuesioner dan obsevasi pengisiannya telah lengkap.

b. Coding (pengkodean data)

Peneliti melakukan pemberian tanda, simbol, dan kode pada tiap-tiap

data. Kategori dukungan keluarga sebagai berikut:

a) Mendukung diberi kode 1

b) Tidak mendukung diberi kode 2

Sedangkan untuk kategori masalah defisit perawatan diri sebagai

berikut:

a) Teratasi diberi kode 1

b) Tidak teratasi di beri kode 2.

Page 63: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

c. Scoring (memberi skor data)

Peneliti memberikan nilai pada setiap jawaban responden sebagai

beirkut:

a) Tidak pernah diberi nilai 1

b) Jarang diberi nilai 2

c) Sering diberi nilai 3

d) Selalu diberi nilai 4.

d. Tabulating (metabulasi data)

Peneliti memasukan data kedalam tabel distribusi frekuensi, dimana

data pada tabel ini diolah menggunakan persentase tabel.

e. Prosessing (memproses data)

Peneliti telah memproses semua data dari lembar jawaban kuesioner

dan observasi keluarga klien gangguan jiwa dianalisisunivariat dan

bivariatdengan program komputer.

f. Cleaning (pembersihan data)

Peneliti melakukan pengecekan, terhadap semua data yang telah di

input dan semua data telah di input dengan benar.

g. Uji coba kuesioner

Kuesioner di uji cobakan kepada 3 orang responden dengan kriteria

sampel yang sama dengan sampel penelitian di tempat yang berbeda,

dan responden telah mengerti terhadap pertanyaan-pertanyaan yang

dalam kuisioner,dan tidak ada yang mengajukan pertanyaan

sehingga kuisioner dinyatakan valid.

Page 64: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

4.5.2 Analisis Data

4.5.2.1 Analisis Univariat

Pada analisa univariat di peroleh gambaran pada masing-masing variabel

independent maupun dependent. Data yang disajikan dalam bentuk tabel

distribusi frekuensi yang disusun berdasarkan kuesioner.

4.5.2.2 Analisis Bivariat

Analisa bivariat merupakan analisis yang digunakan, untuk melihat ada

atau tidaknya, hubungan antara variabel independent dengan variabel

dependent dengan menggunakan uji Chi Square. Pengambilankeputusan

uji statistik, digunakan batasan bermakna 0,05 dengan ketentuan

bermakna bila pvalue ≤ α dan tidak bermakna jika pvalue > α.

4.6 Etika Penelitian

Masalah penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat penting

dalam penelitian. Mengingat penelitian keperawatan berhubungan

langsung dengan manusia hampir 90%. Supaya dalam penelitian ini tidak

melanggar hak asasi manusia, maka peneliti harus memahami prinsip-

prinsip etika dalam penelitian. Menurut (Nursalam 2008), adapun

masalah etika penelitian yng harus di perhatikan sebagai berikut:

4.6.1 Beneficience

Penelitian harus dilaksanakan tanpa mengakibatkan penderitaan bagi

responden apabila menggunakan tindakan khusus, terbebas dari resiko

dan terekploitasi.

4.6.2 Respect for human dignity

Peneliti memperlakukan responden sebagai subjek penelitian secara

manusiawi, dan menghargai hak untuk bertanya, menolak memberikan

Page 65: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

informasi atau memutuskan menjadi subjek peneliti, atau tidak tanpa

sanksi bila menolak atau memberikan penjelasan secara rinci, serta

bertanggung jawab jika ada sesuatu yang terjadi pada subjek.

4.6.3 Justice (prinsip keadilan)

Prinsip ini dilakukan untuk menjunjung tinggi keadilan manusia, dengan

menghargai hak atau memberikan pengobatan secara adil. Hak menjaga

privasi manusia dan tidak berpihak dalam perlakuan terhadap manusia.

4.6.4 Informed consent (lembar persetujuan)

Berupa lembar persetujuan yang diberikan kepada responden yang akan

diteliti dan telah memenuhi kriterianya sebagai responden. Lembar ini

berisi maksud, tujuan dan dampak yang diteliti selama pengumpulan

data. Responden bersedia di teliti maka harus menanda tangani lembar

persetujuan, namun jika responden menolak untuk di teliti, maka peneliti

tidak memaksakan dan tetap menghormati hak responden.

4.6.5 Anonimiti (tanpa nama)

Menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan nama

responden. Melainkan hanya memberi kode pada lembaran penelitian.

Informasi responden tidak hanya dirahasiakan, tapi juga harus

dihilangkan.

4.6.6 Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti, dan hanya kelompok

data tertentu yang diharapkan sebagia hasil penelitian.

Page 66: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum Lokasi penelitian

Puskesmas Perkotaan Rasimah Ahmad berlokasi di Jln. Umar Gafar

Bukittinggi dan merupakan salah satu dari beberapa puskesmas yang

terdapat di Bukittinggi. Wilayah kerja Puskesmas ini mencakup 4

kelurahan yaitu: Kelurahan Aur Tajungkang Tengah Sawah (ATTS),

Kelurahan Kayu Kubu (KK), Kelurahan Bukit Apit Puhun (BAP) dan

Kelurahan Benteng Pasar Atas (BPA). Kelurahan yang digunakan

sebagai area penelitian ini adalah 2 Kelurahan yaitu: Aur Tajungkang

Tengah Sawah dan Bukit Apit Puhun saja, karena pada kedua Kelurahan

ini yang paling banyak terdapat klien gangguan jiwa rawat jalan.Masing-

masing Kelurahan mempunyai 1 Puskeskel dan 1 Pustu yang jaraknya

cukup jauh dari puskesmas induk, tapi berada di tengah-tengah

perumahan penduduk.

5.2 Hasil Penelitian

Penelitian dilakukan sejak tanggal 23 Juni – 02 Juli 2015 (10 hari),

kepada 30 keluarga dan klien gangguan jiwa yang rawat jalan di Wilayah

Kerja Puskesmas Perkotaan Rasimah Ahmad Bukittinggi Tahun 2015.

Hasil penelitiaan ini akan dijelaskan sebagai berikut:

5.2.1 Analisis Univariat

Analisis Univariat digunakan untuk melihat distribusi frekuensi dan

persentase masing-masing variabel independen dukungan keluarga dan

Page 67: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

variabel dependen defisit perawatan diri klien gangguan jiwa di Wilayah

Kerja Puskesmas Perkotaan Rasimah Ahmad Bukittinggi. Secara rinci

hasil penelitian dijelaskan dalam bentuk distribusi frekuensi sebagai

berikut:

a. Dukungan Informasional, Penilaian, Instrumental, Dan

Emosional Keluarga Klien Gangguan Jiwa

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Dukungan Informasional, Penilaian,

Instrumental, Dan Emosional Keluarga Klien Gangguan

Jiwa Di Wilayah Kerja Puskesmas Perkotaan Rasimah

Ahmad Bukittinggi Tahun 2015

No Dukungan Informasional Frekuensi %

1. Mendukung 23 76.7

2. Tidak Mendukung 7 23.3

Total 30 100

Dukungan Penilaian

1. Mendukung 19 63.3

2. Tidak Mendukung 11 36.7

Total 30 100

Dukungan Instrumental

1. Mendukung 23 76.7

2. Tidak Mendukung 7 23.3

Total 30 100

Dukungan Emosional

1. Mendukung 21 70

2. Tidak Mendukung 9 30

Total 30 100

Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa dari 30 keluarga klien

gangguan jiwa yang diteliti, lebih dari separoh keluarga (76.7%)

mempunyai dukungan informasional keluarga yang mendukung.Lebih

dari separoh keluarga (63,3%) mempunyai dukungan penilaian keluarga

yang mendukung.Lebih dari separoh keluarga (76,7 %) mempunyai

dukungan Instrumental keluarga yang mendukung.Lebih dari separoh

Page 68: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

keluarga (70 %) mempunyai dukungan emosional keluarga yang

mendukung.

b. Masalah Defisit Perawatan Diri Klien Gangguan Jiwa

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Masalah Keperawatan Defisit Perawatan

Diri Klien Gangguan Jiwa Di Wilayah Kerja Puskesmas

Perkotaan Rasimah Ahmad Bukittinggi Tahun 2015

No Defisit Perawatan Diri Klien Gangguan Jiwa Frekuensi %

1. Teratasi 24 80

2. Tidak Teratasi 6 20

Total 30 100

Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui bahwa dari 30 klien gangguan jiwa

yang diteliti, lebih dari separoh klien (80%) mempunyai defisit

perawatan diri teratasi.

5.2.2 Analisis Bivariat

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen yang menggunakan uji statistik

Chi-Square Test, analisis data menggunakan derajat kemaknaan

signifikan 0,05. Hasil analisis chi-square dibandingkan dengan nilai p ≤

α (0,05) artinya secara statistik bermakna dan apabila p > α (0,05) artinya

secara statistik tidak bermakna. Hasil analisis bivariat pada penelitian ini

sebagai berikut:

Page 69: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

a. Hubungan Dukungan Informasional Keluarga Dengan Masalah

Keperawatan Defisit Perawatan Diri Klien Gangguan Jiwa

Tabel 5.3

Hubungan Dukungan Informasional Keluarga Dengan Masalah

Keperawatan Defisit Perawatan Diri Klien Gangguan Jiwa Di

Wilayah Kerja Puskesmas Perkotaan Rasimah Ahmad

Bukittinggi Tahun 2015

No

Dukungan

Informasional

DPD Klien Gangguan

Jiwa

Total P

value

OR

Teratasi Tidak

Teratasi

f %

f % f %

1. Mendukung 22 95,7 1 43,3 23 100 0,001 55

2. Tidak

Mendukung

2 28,6 5 71,4 7 100

Total 24 6 30 100

Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui bahwa dari 23 keluarga klien

gangguan jiwa yang memiliki dukungan informasional keluarga terdapat

22 klien (95,7 %) defisit perawatan diri teratasi, dan 1 klien (4,3%) tidak

teratasi. Kemudian dari 7 keluarga klien yang tidak memiliki dukungan

informasional keluarga terdapat 2 klien (28,6 %) defisit perawatan

diriteratasi, dan 5 klien (71,4%) tidak teratasi.

Hasil uji statistik di peroleh nilai p = 0,001 < α = 0,05 maka dapat

disimpulkan ada hubungan bermakna antara dukungan informasional

keluarga dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

gangguan jiwa di Wilayah Kerja Puskesmas Perkotaan Rasimah Ahmad

Bukittinggi tahun 2015. Hasil ini juga didukung oleh nilai OR= 55

artinya klien gangguan jiwa yang memiliki dukungan informasional

keluarga mempunyai peluang 55 kali mengalami defisit perawatan diri

Page 70: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

teratasi, dibandingkan dengan klien gangguan jiwa yang tidak memiliki

dukungan informasional keluarga .

b. Hubungan Dukungan Penilaian Keluarga Dengan Masalah

Keperawatan Defisit Perawatan Diri Klien Gangguan Jiwa

Tabel 5.4

Hubungan Dukungan PenilaianKeluarga Dengan Masalah

Keperawatan Defisit Perawatan Diri Klien Gangguan

JiwaDi Wilayah Kerja Puskesmas Perkotaan

Rasimah Ahmad Bukittinggi Tahun 2015

No

Dukungan

Penilaian

DPD Klien Gangguan

Jiwa

Total P

value

OR

Teratasi Tidak

Teratasi

F %

f % f %

1. Mendukung 18 86,4 1 13,6 19 100 0,016 15

2. Tidak

Mendukung

6 36,4 5 63,6 11 100

Total 24 6 30 100

Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui bahwa dari 19 keluarga klien

gangguan jiwa yang memiliki dukungan penilaian keluarga terdapat 18

klien (86,4 %) defisit perawatan diri teratasi, dan 1 klien (13,6%) tidak

teratasi. Kemudian dari 11 keluarga klien yang tidak memiliki dukungan

penilaian keluarga terdapat 6 klien (36,4 %) defisit perawatan diri

teratasi, dan 5 klien (63,6%) tidak teratasi.

Hasil uji statistik di peroleh nilai p =0,016 < α =0,05, maka dapat

disimpulkan ada hubungan bermakna antara dukungan penilaian keluarga

dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien gangguan jiwa.

Hasil ini juga didukung oleh nilai OR =15 artinya klien gangguan jiwa

yang memiliki dukungan penilaian keluarga mempunyai peluang 15 kali

Page 71: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

mengalami defisit perawatan diri teratasi, dibandingkan dengan klien

gangguan jiwa yang tidak memiliki dukungan penilaian keluarga.

c. Hubungan Dukungan Instrumental Keluarga Dengan Masalah

Keperawatan Defisit Perawatan Diri Klien Gangguan Jiwa

Tabel 5.5

Hubungan Dukungan InstrumentalKeluarga Dengan Masalah

Keperawatan Defisit Perawatan Diri Klien Gangguan Jiwa

Di Wilayah Kerja Puskesmas Perkotaan Rasimah Ahmad

Bukittinggi Tahun 2015

No

Dukungan

Instrumental

DPD Klien Gangguan

Jiwa

Total P

value

OR

Teratasi Tidak

Teratasi

f %

f % f %

1. Mendukung 22 95,7 1 4,3 23 100 0,001 55

2. Tidak

Mendukung

2 28,6 5 71,4 7 100

Total 24 6 30 100

Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui bahwa dari 23 keluarga klien

gangguan jiwa yang memiliki dukungan instrumental keluarga terdapat

22 klien (95,7 %) defisit perawatan diri teratasi, dan 1 klien (4,3%) tidak

teratasi. Kemudian dari 7 keluarga klien tidak memiliki dukungan

instrumental keluarga terdapat 2 klien (28,6 %) defisit perawatan diri

teratasi, dan 5 klien (71,4%) tidak teratasi.

Hasil uji statistik di peroleh nilai p = 0,001< α =0,05, maka dapat

disimpulkan ada hubungan bermakna antara dukungan instrumental

keluarga dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien gangg

uan jiwa. Hasil ini juga didukung oleh nilai OR =55 artinya klien

gangguan jiwa yang memiliki dukungan instrumental keluarga

mempunyai peluang 55 kali mengalami defisit perawatan diri teratasi,

Page 72: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

dibandingkan dengan klien gangguan jiwa yang tidak memiliki dukungan

instrumental keluarga.

d. Hubungan Dukungan Emosional Keluarga Dengan Masalah

Keperawatan Defisit Perawatan Diri Klien Gangguan Jiwa

Tabel 5.6

Hubungan Dukungan Emosional Keluarga Dengan Masalah

Keperawatan Defisit Perawatan Diri Klien Gangguan Jiwa

Di Wilayah Kerja Puskesmas Perkotaan Rasimah

Ahmad Bukittinggi Tahun 2015

No

Dukungan

Emosional

DPD Klien Gangguan

Jiwa

Total P

value

OR

Teratasi Tidak

Teratasi

f %

f % f %

1. Mendukung 19 90,5 2 9,5 21 100 0,049 7,6

2. Tidak

Mendukung

5 55,6 4 44,4 9 100

Total 24 6 30 100

Berdasarkan tabel 5.6 dapat diketahui bahwa dari 21 keluarga klien

gangguan jiwa yang memiliki dukungan emosional keluarga terdapat 19

klien (90,5%) defisit perawatan diri teratasi, dan 2 klien (9,5%) tidak

teratasi. Kemudian dari 9 keluarga klien yang tidak memiliki dukungan

emosional keluarga terdapat 5 klien (55,6 %) defisit perawatan diri

teratasi, dan 4 klien (44,4%) tidak teratasi.

Hasil uji statistik di peroleh nilai p =0,049 ≤ α =0,05, maka dapat

disimpulkan ada hubungan bermakna antara dukungan emosional

keluarga dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

gangguan jiwa. Hasil ini juga didukung oleh nilai OR =7,6 artinya klien

gangguan jiwa yang memiliki dukungan emosional keluarga mempunyai

peluang 7,6 kali mengalami defisit perawatan diri teratasi, dibandingkan

Page 73: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

dengan klien gangguan jiwa yang tidak memiliki dukungan emosional

keluarga.

5.3 Pembahasan

Friedman (1998 dalam Purnawan (2008) mengatakan faktor internal (usia

dan pendidikan) dan eksternal (pekerjaan) mempengaruhi keluarga dalam

memberikan dukungan, dikarenakan keduanya saling berhubungan.

Kedua faktor dalam penelitian tersebut sebagai berikut:

Usia keluarga yang merawat klien gangguan jiwa rara-rata 42 tahun,

dengan rentang usia terbanyak keluarga pada kelompok usia dewasa

pertengahan 40-65 tahun yaitu sebesar (70%). Stuart dan Laralia (2005)

menyatakan bahwa usia berhubungan dengan pengalaman seseorang

dalam menghadapi berbagai stresor, kemampuan memanfaatkan sumber

dukungan dan keterampilan dalam mekanisme koping. Diperkuat oleh

Hurlock (2008) mengatakan dimana semakin cukup umur maka tingkat

kematangan dan kekuatan seseorang semakin meningkat, baik itu dalam

berfikir maupun dalam bekerja. Friedman (1998) mengatakan bahwa

wanita yang masih muda cenderung untuk lebih tidak bisa merasakan

atau mengenali kebutuhan keluarganya yang sakit dan juga lebih

egosentris dibandingkan wanita yang lebih tua.

Lebih dari separoh (70%) keluarga yang merawat klien gangguan jiwa

berjenis kelamin perempuan. Kaplan, Sadock (2007) menyatakan bahwa

laki-laki lebih memunculkan gejala negatif dibandingkan wanita, karena

wanita memiliki fungsi sosial yang lebih baik dari pada laki-laki.

Diperkuat oleh Friedman (1998) yang megatakan bahwa wanita

Page 74: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

merupakan orang paling sering memberikan perawatan kepada klien

dengan defisit perawatan diri, dan lebih banyak menerima beban dari

pada laki-laki. Pada praktiknya memang ditemukan, banyak keluarga

yang wanita merawat klien gangguan jiwa, karena lebih sabar dalam

merawat klien.

Keluarga yang merawat klien gangguan jiwa memiliki latar belakang

pendidikan menengah (46,7%). Stuart (2009) mengatakan bahwa tingkat

pendidikan sangat terkait dengan kemampuan berfikir. Semakin tinggi

tingkat pendidikan, semakin baik pula kemampuan seseorang dalam

berfikir dan mengambil keputusan. Pendidikan tinggi dapat pula

dikaitkan dengan perilaku mencari bantuan pelayanan kesehatan, karena

individu tersebut mampu menilai masalah dengan lebih rasional. Stuart

dan Laralia (2005) menyatakan ada hubungan yang erat antara tingkat

pendidikan keluarga yang lebih tinggi, dengan pemanfaat sarana

pelayanan kesehatan jiwa sebagai pusat informasi asuhan keperawatan

pasien dan keluarga.

Pekerjaan keluarga yang merawat klien gangguan jiwa adalah wiraswasta

(63,3%). Purnawan (2008) mengatakan bahwa semakin tinggi ekonomi

seseorang biasanya dia akan lebih cepat tanggap terhadap gejala penyakit

yang dirasakan sehingga ia akan segera mencari pertolongan ketika

merasa adanya gangguan kesehatan. Diperkuat oleh Friedman (1998)

mengatakan bahwa keluarga dengan kelas sosial menengah mempunyai

tingkat dukungan, afeksi dan keterlibatan yang lebih tinggi dari pada

keluarga dengan kelas sosial bawah.

Page 75: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

5.3.1 Analisa Univariat

a. Dukungan informasional keluarga

Berdasarkan hasil penelitian pada 30 keluarga klien gangguan jiwa

didapatkan lebih dari separoh keluarga (76,7 %) mempunyai dukungan

informasional keluarga yang mendukung.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Chandra (2010) mengenai

Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Kesembuhan Penderita Post

Traumatic Stress Disorder (PTSD) Di Pusat Pelayanan Terpadu (PPT)

“Mawar” RSUD Dr. Fauziah Bireuen, menunjukkan dukungan

informasional keluarga sedang 85,7 %. Berbeda dengan penelitian

Permatasari (2012) mengatakan Gambaran Dukungan Sosial Yang

Diberikan Keluarga Dalam Perawatan Penderita Skiofenia Di Instalasi

Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat, menunjukkan

dukungan informasional keluarga tidak mendukung (53,3%).

Dukungan informasional merupakan dukungan yang berfungsi sebagai

pengumpul informasi tentang segala sesuatu yang digunakan untuk

mengungkapakan suatu masalah. Jenis dukungan ini sangat bermanfaat

dalam menekan munculnya suatu stressor defisit perawatan diri klien

gangguan jiwa, karena informasi yang diberikan dapat menyumbangkan

aksi sugesti yang khusus pada individu, sehingga mampu meningkatkan

pengetahuan klien. Secara garis besar terdiri dari aspek nasehat, usulan,

petunjuk, dan pemberian informasi, Kaplan (dalam Friedman,2003).

Menurut asumsi peneliti, klien gangguan jiwa perlu mendapatkan

dukungan informasional dari keluarganya agar klien mampu mengenali

Page 76: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

masalahnya defisit perawatan dirinya, sehingga klien mengerti cara

mengatasi dan mempertahankannya melalui informasi yang diberikan

keluarga yang akan membantu dalam mengatasi masalah defisit

perawatan diri klien gangguan jiwa. Di perkuat oleh Dhamhudi (2012)

bahwa memberikan informasi pada anggota keluarga yang tidak mengerti

tentang pengobatan serta perawatan klien gangguan jiwa yang tidak

patuh, terutama jika klien kambuh dirasakan keluarga sebagai beban

keluarga (family burden).

b. Dukungan penilaian keluarga

Berdasarkan hasil penelitian pada 30 keluarga klien gangguan jiwa

didapatkan lebih dari separoh keluarga (63,3 %) mempunyai dukungan

penilaian keluarga yang mendukung.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Chandra (2010) mengenai

Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Kesembuhan Penderita Post

Traumatic Stress Disorder (PTSD) Di Pusat Pelayanan Terpadu (PPT)

“Mawar” RSUD Dr. Fauziah Bireuen, yang menunjukkan dukungan

penilaian keluarga sedang 69 %. Berbeda dengan penelitian Permatasari

(2012) mengatakan Gambaran Dukungan Sosial Yang Diberikan

Keluarga Dalam Perawatan Penderita Skiofenia Di Instalasi Rawat Jalan

Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat, menunjukkan dukungan

penilaian keluarga tidak mendukung (51,04%).

Dukungan penilaian menekankan pada keluarga sebagai umpan balik,

membimbing, dan menangani masalah, serta sebagai sumber dan

validator identitas anggota. Dukungan ini dapat dilakukan diantaranya

Page 77: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

dengan memberikan support, pengakuan, penghargaan, dan perhatian

pada anggota keluarga, Friedman (2003).

Menurut asumsi peneliti, dukungan penilaian ini sangat berpengaruh

dalam mengatasi masalah defisit perawatan diri klien gangguan jiwa

dikarena dengan menyiapkan, mengawasi serta mengajari klien gangguan

jiwa dalam merawat diri yang baik dan benar tentu hasil perawatan diri

klien teratasi. Pendapat ini di perkuat oleh Orem (1991 dalam Nurlela

2012) mengatakan bahwa dukungan dari keluarga, bagi klien gangguan

jiwa merupakan hal yang penting dalam upaya membantu klienmencapai

kesembuhan, adapun bentuk dukungan yang dapat membantu

kesembuhan klien tersebut berupa respon umpan balik dari sikap klien

merawat diri dari anggota keluarga.

c. Dukungan instrumental keluarga

Berdasarkan hasil penelitian pada 30 keluarga klien gangguan jiwa

didapatkan lebih dari separoh keluarga (76,7 %) mempunyai dukungan

Instrumental keluarga yang mendukung.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Chandra (2010) mengenai

Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Kesembuhan PenderitaPost

Traumatic Stress Disorder (PTSD) Di Pusat Pelayanan Terpadu (PPT)

“Mawar” RSUD Dr. Fauziah Bireuen, yang menunjukkan dukungan

instrumental keluarga sedang 45,2 %. Berbeda dengan penelitian

Permatasari (2012) mengatakan Gambaran Dukungan Sosial Yang

Diberikan Keluarga Dalam Perawatan Penderita Skiofenia Di Instalasi

Page 78: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat, menunjukkan

dukungan instrumental keluarga tidak mendukung (51,04%).

Dukungan penilaian memfokuskan keluarga sebagai sebuah sumber

pertolongan praktis dan konkrit berupa bantuan langsung dari orang yang

diandalkan seperti materi, tenaga, dan sarana. Manfaat dari dukungan ini

adalah mengembalikan energi atau stamina dan semangat yang menurun

dan memberikan rasa perhatian serta kepedulian pada seseorang yang

mengalami kesusahan atau penderitaan, Friedman (2003).

Menurut asumsi peneliti, dukungan instrumental ini sangat berpengaruh

dalam mengatasi masalah defisit perawatan diri klien gangguan jiwa di

sebabkan karena dengan menyiapkan, mengawasi serta mengajari klien

gangguan jiwa dalam merawat diri yang baik dan benar tentu hasil

perawatan diri klien teratasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Garcia

(2006) yang menyatakan bahwa dukungan instrumental merupakan

prediktor kepatuhan klien saat dirumah. Serta di pertegas oleh hasil

penelitian Wardani (2012) yang menyatakan dalam penelitiannya bahwa

dukungan instrumental dipenuhi keluarga dengan menyiapkan obat,

melakukan pengawasan minum obat, mencari alternatif pemberian obat

apabila klien tidak mau minum obat dan memenuhi kebutuhan finansial.

d. Dukungan emosional keluarga

Berdasarkan hasil penelitian pada 30 keluarga klien gangguan jiwa

didapatkan lebih dari separoh keluarga (70 %) yang mempunyai

dukungan emosional keluarga yang mendukung.

Page 79: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Chandra (2010) mengenai

Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Kesembuhan PenderitaPost

Traumatic Stress Disorder (PTSD)Di Pusat Pelayanan Terpadu (PPT)

“Mawar” RSUD Dr. Fauziah Bireuen, yang menunjukkan dukungan

mosional keluarga sedang 61,9 %. Berbeda dengan penelitian

Permatasari (2012) mengatakan Gambaran Dukungan Sosial Yang

Diberikan Keluarga Dalam Perawatan Penderita Skiofenia Di Instalasi

Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat, menunjukkan

dukungan emosional keluarga tidak mendukung (57,3%).

Dukungan emosional menempatkan keluarga sebagai tempat aman dan

damai untuk istirahat serta dapat membantu penguasaan terhadap emosi

pada klien gangguan jiwa. Aspek-aspek dari dukungan emosional

meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya

kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan didengarkan pendapat atau

masalah yang ditemukan klien, serta kasih sayang, empati, sikap saling

menghargai sangat diperlukan oleh klien gangguan jiwa, Friedman

(2003).

Menurut asumsi peneliti, dukungan emosional keluarga yang mendukung

sangat diperlukan untuk memotivasi klien gangguan jiwa dalam merawat

dirinya, karena mereka akan merasa di butuhkan dan tetap menjadi

bagian dari anggota keluarga meskipun sakit. Pendapat ini diperkuat oleh

Orem (1991) mengatakan bahwa dukungan emosional dari keluarga,

bagi klien gangguan jiwa merupakan hal yang penting dalam upaya

membantu klien mencapai kesembuhan, adapun bentuk dukungan yang

Page 80: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

dapat membantu kesembuhan klien tersebut berupa pujian, menghargai,

kasih sayang yang diberikan keluarga untuk mendorong klien

meningkatkan kemandiriannya dalam perawatan diri.

e. Masalah keperawatan defisit perawatan diri klien gangguan jiwa

Berdasarkan hasil penelitian pada 30 klien gangguan jiwa didapatkan

lebih dari separoh klien (80 %) mempunyai defisit perawatan diri yang

teratasi.

Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Rosiana (2012) yang

mengatakan bahwa pasien gangguan jiwa sebelum dilakukan perilaku “

token ekonomi” sebanyak (100 %) dengan defisit perawatan diri tidak

mampu mengenal dan memutuskan untuk melakukan perawatan diri.

Defisit perawatan diri klien gangguan jiwa adalah suatu kondisi pada

seseorang yang mengalami gangguan jiwa, yang mengalami kelemahan

kemampuan proses berfikir dalam melakukan atau melengkapi aktivitas

perawatan diri, secara mandiri seperti mandi, berpakaian/ berhias, makan,

dan bab/bak, Fitria (2010).

Menurut asumsi peneliti, klien yang mengalami masalah defisit

perawatan diri teratasi di sebabkan karena adanya dukungan

(informasional, penilaian, instrumental dan emosional) keluarga yang

mendukung, sehingga mampu memotivasi dan mengatasi masalah defisit

perawatan diri klien gangguan jiwa. Di perkuat oleh Niven, Neil (2002,

h.197) mengatakan salah satu fungsi keluarga adalah memberikan

dukungan terhadap anggotanya. Pengaruh dukungan positif yang

Page 81: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

diberikan dari lingkungan sekitar keluarga tersebut dapat menjadikan

suatu dukungan agar suatu kegiatan yang dijalankan berhasil.

5.3.2 Analisa Bivariat

a. Hubungan dukungan informasional keluarga dengan masalah

keperawatan defisit perawatan diri klien gangguan jiwa

Berdasarkan hasil uji statistik penelitian diperoleh nilai p = 0,001, maka

dapat disimpulkan ada hubungan bermakna antara dukungan

informasional keluarga dengan masalah keperawatan defisit perawatan

diri klien gangguan jiwa. Hasil ini juga didukung oleh nilai OR =55

artinya klien gangguan jiwa yang memiliki dukungan informasional

keluarga mempunyai peluang 55 kali mengalami defisit perawatan diri

teratasi, dibandingkan dengan klien gangguan jiwa yang tidak memiliki

dukungan informasional keluarga.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Chandra (2010) mengenai

kesembuhan pasien Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) di Pusat

Pelayanan Terpadu (PPT) “Mawar” RSUD Dr. Fauziah Bireuen,

menunjukkan bahwa dukungan informasional keluarga berpengaruh

terhadap kesembuhan PTSD (p = 0,015). Diperkuat oleh penelitian

Khaeriyah (2013) mengatakan bahwa ada Pengaruh Komunikasi

Terapeutik (SP 1-4) Terhadap Kemauan Dan Kemampuan Personal

Higiene Pada Klien Defisit Perawatan Diri Di RSJD Dr. Amino Gondo

Hutomo Semarang dengan masing-masing p =0,000.

Kaplan (dalam Friedman, 2003) dukungan informasional merupakan

dukungan yang berfungsi sebagai pengumpul informasi tentang segala

Page 82: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

sesuatu yang digunakan untuk mengungkapkan suatu masalah. Jenis

dukungan ini sangat bermanfaat dalam menekan munculnya suatu

stressor defisit perawatan diri klien gangguan jiwa, karena informasi

yang diberikan dapat menyumbangkan aksi sugesti yang khusus pada

individu, sehingga mampu meningkatkan pengetahuan klien. Secara garis

besar terdiri dari aspek nasehat, usulan, petunjuk, dan pemberian

informasi.

Menurut asumsi peneliti, dukungan informasional keluarga sangat

berhubungan dengan teratasinya masalah keperawatan defisit perawatan

diri klien gangguan jiwa, karena dukungan informasional keluarga dapat

membuat klien gangguan jiwa menjadi mengerti dan paham cara

merawat dirinya yang baik dan benar, sehingga memotivasinya untuk

merawat dirinya serta defisit perawatan diri klien gangguan jiwa akan

teratasi.

Pendapat ini di perkuat oleh Orem (1991) mengatakan bahwa dukungan

informasional dari keluarga, bagi klien gangguan jiwa merupakan hal

yang penting dalam upaya membantu klien mencapai kesembuhan,

adapun bentuk dukungan yang dapat membantu kesembuhan klien

tersebut berupa memberikan informasi kepada klien dalam hal perawatan

dirinya. Di perjelas oleh Dhamhudi (2012) bahwa memberikan informasi

pada anggota keluarga yang tidak mengerti tentang pengobatan serta

perawatan klien gangguan jiwa yang tidak patuh, terutama jika klien

kambuh dirasakan keluarga sebagai beban keluarga (family burden).

Page 83: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

b. Hubungan dukungan penilaian keluarga dengan masalah

keperawatan defisit perawatan diri klien gangguan jiwa

Berdasarkan hasil uji statistik penelitian diperoleh nilai p =0,016, maka

dapat disimpulkan ada hubungan bermakna antara dukungan penilaian

keluarga dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

gangguan jiwa. Hasil ini juga didukung oleh nilai OR =15 artinya klien

gangguan jiwa yang memiliki dukungan penilaian keluarga mempunyai

peluang 15 kali mengalami defisit perawatan diri teratasi, dibandingkan

dengan klien gangguan jiwa yang tidak memiliki dukungan

informasional keluarga.

Hasil penelitian terkait tentang dukungan penilaian keluarga Chandra

(2010), mengenai kesembuhan klien PTSD di Pusat Pelayanan Terpadu

(PPT) “Mawar” RSUD Dr. Fauziah Bireuen menyatakan bahwa

dukungan penilaian berhubungan terhadap kesembuhan Post Traumatic

Stress Disorder (PTSD), namun tidak mempunyai pengaruh yang

bermakna dengan p =0,050.

Friedman (2003) menekankan dukungan penilaian pada keluarga sebagai

umpan balik, membimbing, dan menangani masalah, serta sebagai

sumber dan validator identitas anggota. Dukungan ini dapat dilakukan

diantaranya dengan memberikan support, pengakuan, penghargaan, dan

perhatian pada anggota keluarga.

Menurut asumsi peneliti, dukungan penilaian keluarga sangat

berhubungan dengan teratasinya masalah keperawatan defisit perawatan

diri klien gangguan jiwa, karena dengan dukungan penilaian keluarga

Page 84: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

dapat membuat klien gangguan jiwa merasa senang, diperhatikan, dan

tetatap merasa menjadi bagian dari keluarga meskipun ia sakit, sehingga

mampu memotivasinya untuk merawat dirinya serta defisit perawatan

diri klien gangguan jiwa tentu akan teratasi. Pendapat ini di perkuat oleh

Orem (1991 dalam Nurlela 2012) mengatakan bahwa dukungan dari

keluarga, bagi klien gangguan jiwa merupakan hal yang penting dalam

upaya membantu klien mencapai kesembuhan, adapun bentuk dukungan

yang dapat membantu kesembuhan klien tersebut berupa respon umpan

balik dari sikap klien merawat diri dari anggota keluarga.Hal ini sesuai

dengan konsep reward dan punishment yang menyatakan bahwa

pemberian reward (salah satu bentuknya adalah berupa pujian),

digunakan untuk membuat perilaku positif klien, sehingga perilaku

tersebut dapat dipertahankan klien gangguan jiwa (Wardani, 2012).

c. Hubungan dukungan instrumental keluarga dengan masalah

keperawatan defisit perawatan diri klien gangguan jiwa

Berdasarkan hasil uji statistik penelitian diperoleh nilai p = 0,001, maka

dapat disimpulkan ada hubungan bermakna antara dukungan

instrurmental keluarga dengan masalah keperawatan defisit perawatan

diri klien gangguan jiwa. Hasil ini juga didukung oleh nilai OR =55

artinya klien gangguan jiwa yang memilikidukungan instrurmental

keluarga mempunyai peluang 55 kali mengalami defisit perawatan diri

teratasi, dibandingkan dengan klien gangguan jiwa yang tidak memiliki

dukungan instrumental keluarga.

Page 85: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

Hasil penelitian yang terkait penelitian Chandra (2010) menyatakan

bahwa dukungan instrumental berhubungan dengan kesembuhan klien

Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) meskipun tidak mempunyai

pengaruh yang bermakna dengan nilai p =0, 054.

Kaplan (dalam Friedman 1998) menjelaskan bahwa keluarga merupakan

sebuah sumber pertolongan praktis dan konkrit, diantaranyamenyiapkan

sarana dan prasarana kesehatan klien dalam hal kebutuhan perawatan diri

seperti: kebersihan diri, berpakaian/berhias, makan, dan bab/bak, yang

bertujuan agar klien terhindar dari penyakit lain. Dukungan instrumental

ini dapat berupa seluruh aktivitas yang berorientasi pada tugas perawatan

klien gangguan jiwa dirumah, seperti: mempersiapkan fasilitas yang

dibutuhkan klien gangguan jiwa dalam melakukan aktivitas kebersihan

dirinya, perlengkapan berpakaian/ berhias, perlengkapan makan dan

perlengkapan bab/bak.

Menurut asumsi peneliti, dukungan instrumental keluarga sangat

berhubungan dengan teratasinya masalah keperawatan defisit perawatan

diri klien gangguan jiwa, karena dengan dukungan instrumental keluarga

kebutuhan klien gangguan jiwa yang diperlukan dalam merawat dirinya

dapat terpenuhi sehingga membuat klien gangguan jiwa lebih termotivasi

untuk merawat dirinya dan defisit perawatan diri klien gangguan jiwa

tentu akan semakin teratasi. pendapat ini diperkuat oleh Orem (1991

dalam Nurlela 2012) mengatakan bahwa dukungan dari keluarga, bagi

klien gangguan jiwa merupakan hal yang penting dalam upaya membantu

klien mencapai kesembuhan, adapun bentuk dukungan yang dapat

Page 86: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

membantu kesembuhan klien tersebut berupa membantu klien melakukan

perawatan diri, keterlibatan klien melakukan perawatan diri, melatih

kemampuan klien merawat diri, serta menyediakan kebutuhan klien

dalam melakukan perawatan diri.

Hal ini sesuai dengan pendapat Garcia (2006) yang menyatakan bahwa

dukungan instrumental merupakan prediktor kepatuhan klien saat

dirumah. Serta dipertegas oleh hasil penelitian Wardani (2012) yang

menyatakan dalam penelitiannya bahwa dukungan instrumental dipenuhi

keluarga dengan menyiapkan obat, melakukan pengawasan minum obat,

mencari alternatif pemberian obat apa bila klien tidak mau minum obat

dan memenuhi kebutuhan finansial.

d. Hubungan dukungan emosional keluarga dengan masalah

keperawatan defisit perawatan diri klien gangguan jiwa

Berdasarkan hasil uji statistik penelitian diperoleh nilai p = 0,049, maka

dapat disimpulkan tidak ada hubungan bermakna antara dukungan

ermosional keluarga dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri

klien gangguan jiwa. Hasil ini juga didukung oleh nilai OR = 7,6 artinya

klien gangguan jiwa yang memilikidukungan ermosional keluarga

mempunyai peluang 7,6 kali mengalami defisit perawatan diri teratasi,

dibandingkan dengan klien gangguan jiwa yang tidak memiliki dukungan

informasional keluarga.

Hasil penelitian Chandra (2010) mengenai kesembuhan klien PTSD di

Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) “Mawar” RSUD Dr. Fauziah Bireuen

menyatakan bahwa dukungan emosional yang paling berpengaruh

Page 87: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

terhadap kesembuhan pasien Post Traumatic Stress Disorder PTSD

(p=0,000).

Kaplan (dalam Friedman 1998) menjelaskan bahwa keluarga sebagai

tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta

membantu penguasaan terhadap emosi pada klien gangguan jiwa. Aspek-

aspek dari dukungan ini meliputi dukungan yang diwujudkan dalam

bentuk afeksi, adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan

didengarkan pendapat atau masalah yang ditemukan klien, serta kasih

sayang, empati, sikap saling menghargai sangat diperlukan oleh klien

gangguan jiwa.

Menurut asumsi peneliti, dukungan emosional keluarga ini sangat

diperlukanklien gangguan jiwa dalam merawat dirinya, karena dengan

adanya dukungan emosional keluarga yang di berikan mampu membuat

klien merasa aman, nyaman, senang, tidak tertekan serta termotivasi

untuk mempertahankan sikap positifnya dalam merawat diri. Pendapat ini

diperkuat oleh Orem (1991) mengatakan bahwa dukungan emosional

dari keluarga, bagi klien gangguan jiwa merupakan hal yang penting

dalam upaya membantu klien mencapai kesembuhan, adapun bentuk

dukungan yang dapat membantu kesembuhan klien tersebut berupa

pujian, menghargai, kasih sayang yang diberikan keluarga untuk

mendorong klien meningkatkan kemandiriannya dalam perawatan diri.

5.4 Keterbatasan Peneliti

Menurut Nursalam (2008), keterbatasan adalah suatu yang mungkin

mengurangi kesimpulan secara umum dalam suatu penelitian. Penelitian

Page 88: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

ini masih banyak keterbatasan baik yang berasal dari peneliti sendiri

maupun yang dikarenakan oleh masalah teknis yang mempengaruhi hasil

penelitian, keterbatasan tersebut diantaranya adalah:

5.4.1 Keterbatasan kemampuan peneliti

Sangat sulit dalam mengobservasi defisit perawatan diri klien gangguan

jiwa secara subjektif dan sangat sulit melihat langsung dukungan

keluarga secara subjektif, berhubungan dengan kejujuran keluarga dalam

memberikan dukungan maupun jawaban, membutuhkan waktu yang

cukup lama, kesabaran, serta dana dalam melakukan penelitian.

5.4.2 Instrumen Penelitian

Pengumpulan data dilakukan dengan alat instrumen berupa kuesioner/

angket dan observasi yang dilakukan oleh keluarga klien gangguan jiwa,

sehingga data yang diperoleh objektif bukan subjektif.

Page 89: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan pada tanggal 23 Juni - 02

Juli 2015 kepada 30 responden tentang Hubungan Dukungan Keluarga

Dengan Masalah Keperawatan “Defisit Perawatan Diri” Klien Gangguan

Jiwa Di Wilayah Kerja Puskesmas Perkotaan Rasimah Ahmad

Bukittinggi Tahun 2015, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

6.1.1 Lebih dari separoh keluarga (78,8%) mempunyai dukungan

informasional keluarga yang mendukung.

6.1.2 Lebih dari separoh keluarga (66,7 %) mempunyai dukungan penilaian

keluarga yang mendukung.

6.1.3 Lebih dari separoh keluarga (78,8 %) mempunyai dukungan

instrumental keluarga yang mendukung.

6.1.4 Lebih dari separoh keluarga (72,7 %) mempunyai dukungan emosional

keluarga yang mendukung.

6.1.5 Lebih dari separoh klien (69,7 %) yang mempunyai defisit perawatan diri

teratasi.

6.1.6 Ada hubungan yang signifikan antara dukungan informasional keluarga

dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien gangguan jiwa

di Wilayah Kerja Puskesmas Perkotaan Rasimah Ahmad Bukittinggi

tahun 2015, dengan p =0,001< dari nilai α (0,05), artinya Ha diterima

dan Ho ditolak.

Page 90: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

e. Ada hubungan yang signifikan antara dukungan penilaian keluarga

dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien gangguan

jiwa di Wilayah Kerja Puskesmas Perkotaan Rasimah Ahmad

Bukittinggi tahun 2015, dengan p =0,016 < dari nilai α (0,05),

artinya Ha diterima dan Ho ditolak.

f. Ada hubungan yang signifikan antara dukungan instrumental

keluarga dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

gangguan jiwa di Wilayah Kerja Puskesmas Perkotaan Rasimah

Ahmad Bukittinggi tahun 2015, dengan p =0,001 < dari nilai α

(0,05), artinya Ha diterima dan Ho ditolak.

g. Ada hubungan yang signifikan antara dukungan emosional keluarga

dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien gangguan

jiwa di Wilayah Kerja Puskesmas Perkotaan Rasimah Ahmad

Bukittinggi tahun 2015, dengan p value =0,049 < dari nilai α (0,05),

artinya Ha diterima dan Ho ditolak.

6.2 Saran

6.2.1 Institusi Pelayanan Kesehatan

Hasil penelitian ini hendaknya dapat digunakan sebagai bahan masukan

ataupun evaluasi dalam program meningkatkan pendidikan dan

pelayanan kesehatan bagi keluarga dan klien gangguan jiwa yang ada di

Wilayah Kerja Puskesmas Perkotaan Rasimah Ahmad Bukittinggi.

6.2.2 Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan ataupun

pertimbangan dalam memberikan pendidikan kesehatan maupun dalam

program Pengabdian Masyarakat yang dilakukan pada masyarakat.

Page 91: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

6.2.3 Keluarga Klien Gangguan Jiwa

Hasil penelitian ini hendaknya dapat sebagai pedoman ataupun informasi

baru bagi keluargaklien gangguan jiwa, bahwa dalam merawat klien

dibutuhkan empat jenis dukungan (informasional, penilaian,

instrumental, dan emosional) keluarga yang akan membantu masalah

defisit perawatan diri klien dapat teratasi.

6.2.4 Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitiaan ini hendaknya dapat bermanfaat bagi peneliti

selanjutnya dalam melakukan penelitiannya dengan jenis penelitian

secara kualitatif.

Page 92: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

DAFTAR PUSTAKA

Afriyanti, Mesi. 2013. Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Minum

Obat Dengan Kekambuhan Pada Pasien Halusinasi Di Poli Psikiatrik RSAM

Bukittinggi.

Alimul Hidayat, A. Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi

Konsep Dan Proses Keperawatan. Jakarta. Salemba Medika

Andarmono, Sulistyo. 2012. Keperawatan Keluarga; Konsep Teori, Proses dan

Praktik Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Anna Keliat Budi, dkk.2011. Manajemen Keperawatan Psikososial & Kader

Kesehatan Jiwa CMHN(Intermediate Course). Jakarta: EGC

-----------------------------. 2012. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas; CMHN

(Basic Course). Jakarta: EGC

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian ; Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta

Astuti,Vitaria Wahyu. 2008. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat

Depresi Pada Lansia Di Posyandu Sejahtera GBI Setia Bakti Kediri.

http://www. Jurnal STIKes RS Baptis Kediri (Vol;3) 2010. Diakses 02 Maret

2015

Brockopp, Dorothy Young. 2000. Dasar-dasar Riset Keperawatan. (Ed; 2). Jakarta:

EGC

Chandra A.Z. 2010.Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Kesembuhan Penderita

Post Traumatic Stress Disorder (PTSD)Di Pusat Pelayanan Terpadu (PPT)

“Mawar” RSUD Dr. Fauziah Bireuen. http://www. Jurnal USU Press 2010.

Diakses 10 Agustus 2015

Efendi, Ferry. Makfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas; Teori dan

Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Fitria Nita. 2009. Prinsip Dasar Dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan Dan

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Friedman. (1998). Keperawatan Keluarga; Teori dan Praktek. (Ed;3). Jakarta: EGC

H, Suci Novtisia. 2011. Hbungan Peran Keluarga Yang Memiliki Anggota Keluarga

Dengan Gangguan Jiwa Terhadap Kekambuhan Gangguan Jiwa Di Wilayah

Kerja Puskesmas Lasi.

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2009. Metode PenelitianKeperawatan Dan Teknik Analisa

Data. Jakarta: Salemba Medika

Isnaini, Yulia, dkk. 2009. Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Keinginan

Untuk Sembu Pada Penyalahgunaan Napza Di Lembaga Pemasyarakatan

Page 93: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

Wirogunan Kota Yogyakarta. http://www. Jurnal KES MAS (Vol; 5 No 2) Juni

2011; 162-232. diakses 02 Maret 2015

Jafri, Yendrizal. 2013. Pedoman Tugas Akhir Program Penulisan Proposal dan

Skripsi; Pendidikan Sarjana Keperawatan PSIK STIKes Perintis Sumbar.

Khaeriyah, Uswatun. 2013. Pengaruh Komunikasi Terapeutik (SP 1-4) Terhadap

Kemauan Dan Kemampuan Personal Higiene Pada Klien Defisit Perawatan

Diri Di RSUD Dr. Amino Gondohutomo Semarang.

Maramis,W.F. 2005. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga University

Press.

Mayang A.P.K. 2010. Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan

Keberfungsian Sosial Pada Pasien Skizoferenia Pasca Perawatan Di Rumah

Sakit. http://www. JIKK Vol: 2. No 1. 2012. diakses 02 Maret 2015

Nasir, A. Muhit A. 2011. Dasar-dasar Keperawatan Jiwa:Pengantar dan Teori.

Jakarta: Salemba Medika

Nursalam. 2005. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan;

Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta:

Salemba Medika

-----------. 2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan;

Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. (Ed;2).

Jakarta: Salemba Medika

Permatasari Linda.. 2012. Gambaran Dukungan Sosial Yang Diberikan Keluarga

Dalam Perawatan Penderita Skiofenia Di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit

Jiwa Provinsi Jawa Barat. http://www. Jurnal Keperawatan Jiwa (Vol; 1).

November 2012; 120-123. Diakses 13 Agustus 2015

Purba, J. M, dkk. 2010. Asuhan Keperawatan pada klien dengan Masalah

Psikososial dan Gangguan Jiwa. Medan: Usu Press

Rochmawati, Dwi Heppy, dkk. 2012. Manajemen Kasus Spesialis Jiwa Defisit

Perawatan Diri Pada Klien Gangguan Jiwa Di RW )@ Dan RW !2 Kelurahan

BaranangSiang Kecamatan Bogor Timur. http://www. Jurnal Keperawatan

Jiwa (Vol; 1). November 2013; 107-120. Diakses 02 Maret 2015

Rosiana, M Anny, dkk. Efektifitas Terapi Perilaku Token Ekonomi Dan Terapi

Psikoedukasi Keluarga Terhadap Pasien Defisit Perawatan Diri Di RW 08

Dan RW 13 Kelurahan BaranangSiang Bogor Timur. http://www. JIKK (Vol;

3). STIKes Muhammadiyah Kudus. 2012. Diakses 02 Maret 2015

Setiadi. 2008. Konsep Dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta. Graha Ilmu

Setiadi, Gunawan. 2014. Pemulihan Gangguan Jiwa: Pedoman bagi penderita,

keluarga dan relawan jiwa. Jawa Tengah: Tirto Jiwo

Sudiharto. 2005. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC

Page 94: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

Suliswati, dkk. 2005. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC

Susanto, Tantut. 2012. Buku Ajar Keperawatan Keluarga; Aplikasi Pada Praktik,

Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: TIM

Videbeck, Sheila L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC

Wardani, Ice Yulia, dkk. 2008. Dukungan Keluarga; Faktor Penyebab Ketidak

Patuhan Klien Skizofrenia Menjalani Pengobatan. http://www. Jurnal

Keperawatan Indonesia (Vol; 15 No1) Maret 2012. Diakses 02 Maret 2015

Yuyun. 2015. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Ibu Hamil

Dalam Mengkonsumsi Tablet FE Di Poli Kebidanan RSUD Dr. Achmad

Mocthar Bukittinggi.

Zaidin Ali, Haji. 2009. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC

Page 95: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

Lampiran 1

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth.

Bapak/Ibu calon Responden

Di tempat

Dengan Hormat,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, mahasiswa STIKes Perintis

Bukittinggi

Nama : IRA SUSTIKA

NIM : 11103084105027

Bermaksud akan melakukan penelitian dengan judul “Hubungan dukungan

keluarga dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien gangguan

jiwa di Wilayah Kerja Puskesmas Perkotaan Rasimah Ahmad Bukittinggi

Tahun 2015”.

Adapun tujuan dari penelitian untuk kepentingan pendidikan saya, dan segala

informasi yang diberikan akan dijamin kerahasiaannya dan saya bertanggung jawab

apabila informasi yang diberikan akan merugikan bagi responden.

Atas perhatian dan kesediaannya bapak/ ibu sebagai responden, saya ucapkan

terima kasih.

Bukittinggi, Mei 2015

Peneliti

IRA SUSTIKA

Page 96: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

Lampiran 2

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

( INFORMED CONSENT )

Saya yang bertanda tangan dibawah ini

Nama : .........................................

Umur : .........................................

Alamat : .........................................

Menyatakan bersedia untuk turut berpartisipasi menjadi responden penelitian

yang dilakukan oleh Ira Sustika Mahasiswa STIKes Perintis Bukittinggi yang

berjudul “Hubungan dukungan keluarga dengan masalah keperawatan defisit

perawatan diri klien gangguan jiwa di Wilayah Kerja Puskesmas Perkotaan

Rasimah Ahmad Bukittinggi Tahun 2015”.

Demikianlah pernyataan persetujuan ini saya tanda tangani agar dapat

dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bukittinggi, ...................... 2015

Responden

(............................. )

Page 97: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

Lampiran 3

KISI – KISI KUESIONER

Tujuan Variabel Nomor soal Jumlah soal

Untuk mengetahui

distribusi frekuensi

dukungan keluarga

Dukungan Keluarga:

1. Dukungan informasional: 1 – 5

2. Dukungan penilaian: 6 – 10

3. Dukungan instrumental: 11 – 15

4. Dukungan emosional: 16 – 20

1 – 20

20 item

KISI – KISI LEMBAR OBSERVASI

Tujuan Variabel Nomor soal Jumlah soal

Untuk mengetahui

distribusi frekuensi

masalah keperawatan

defisit perawatan diri

klien gangguan jiwa

Defisit perawatan diri meliputi:

1. Kebersihan diri:1-5

2. Berpakaian/berhias: 6-10

3. Makan: 11-15

4. BAB/BAK (toileting): 16-20

1 – 20

20 item

Page 98: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

LAMPIRAN 4

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH

KEPERAWATAN DEFISIT PERAWATAN DIRI KLIEN

GANGGUAN JIWA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

PERKOTAAN RASIMAH AHMAD BUKITTINGGI

TAHUN 2015

Petunjuk Pengisian Kuesioner :

1. Bacalah setiap pertanyaan dengan teliti sebelum menjawab.

2. Beri tanda checklist (√) pada salah satu jawaban yang bapak/ibu anggap benar.

3. Kejujuran bapak/ibuk sangat peneliti butuhkan dalam memberikan jawaban.

4. Alternatif jawaban dengan skala Likert, Nursalam (2011)yaitu:

Selalu : apabila selalu dilakukan oleh keluarga, nilainya 4

Sering : apabila sering dilakukan oleh keluarga, nilainya 3

Jarang : apabila jarang dilakukan oleh keluarga, nilainya 2

Tidak pernah : apabila tidak pernah dilakukan sama sekali oleh keluarga,

nilainya 1.

I. DATA DEMOGRAFI RESPONDEN

a. Initial : .............................................

b. Umur : .............................................

c. Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan

d. Pendidikan : SD/ tidak tamat SD atau tidak sekolah

SLTP SLTA PT

No Responden:

Page 99: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

e. Pekerjaan : PNS Swasta

wiraswasta Tani

Ibu Rumah tangga

f. Hubungan dengan penderita: ............................................

II. PERTANYAAN DUKUNGAN KELUARGA

A. Dukungan Informasional

No Pertanyaan Selalu

4

Sering

3

Jarang

2

Tidak

pernah

1

1. Apakah keluarga ada memberitahu klien

gangguan jiwa informasi mengenai

kebersihan diri?

2. Apakah keluarga ada memberitahu klien

gangguan jiwa informasi mengenai

berpakaian/ berhias yang baik dan sesuai?

3. Apakah keluarga ada memberitahu klien

gangguan jiwa untuk membersihkan diri,

memotong kuku, bercukur bagi lali-laki/

berhias bagi wanita?

4. Apakah keluarga menasehati klien gangguan

jiwa cara mengambil makanan, makan yang

benar, dan merapikan peralatan makanan

kembali?

5. Apakah keluarga ada memberikan petunjuk

pada klien mengenai tempat bab/bak, cara

membersikan diri dan WC/jamban setelah

bab/bak?

Page 100: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

B. Dukungan Penilaian

No Pertanyaan Selalu

4

Sering

3

Jarang

2

Tidak

pernah

1

6. Apakah keluarga memberi nasehat pada klien

gangguan jiwa apabila tidak merawat diri?

7. Apakah keluarga memberikan penilaian atas

sikap klien gangguan jiwa dalam melakukan

kebersihan diri, berpakaian/berhias, makan

serta bab/bak?

8. Apakah keluarga menganjurkan klien

gangguan jiwa untuk rutin mandi,

bercukur/berhias, makan teratur dan

membersihkan diri setelah bab/bak pada

tempatnya?

9. Apakah keluarga memberikan masukan pada

klien gangguan jiwa cara melakukan

perawatan diri yang benar, apabila ia

melakukan kurang tepat/ benar?

10. Apakah keluarga memberikan pujian/ hadiah

pada klien gangguan jiwa, apabila mampu

merawat dirinya?

Page 101: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

C. Dukungan Instrumental

No Pertanyaan Selalu

4

Sering

3

Jarang

2

Tidak

pernah

1

11. Apakah keluarga menyediakan perlengkapan

mandi klien gangguan jiwa seperti: sabun,

shampo, penggosok gigi, pasta gigi, air

mandi, dan handuk?

12. Apakah keluarga menyediakan perlengkapan

berpakaian klien gangguan jiwa seperti:

pakaian yang bersih, pakaian yang layak

pakai/sopan serta sendal/ sepatu?

13. Apakah keluarga menyediakan perlengkapan

bercukur/berhias klien gangguan jiwa seperti:

sisir rambut, minyak rambut, pencukur kumis,

jenggot dan jambang bagi laki-laki, dan sisir

rambut, bedak, lipstik serta minyak harum

bagi wanita?

14. Apakah keluarga ada membimbing serta

mengajarkan klien gangguan jiwa dalam

melakukan perawatan diri (mandi,

berpakaian/berhias, makan serta bab/bak)?

15. Apakah keluarga memberikan bantuan pada

klien gangguan jiwa dalam merawat dirinya

(mandi, berpakaian, makan dan bak/bak)?

Page 102: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

D. Dukungan Emosional

No Pertanyaan Selalu

4

Sering

3

Jarang

2

Tidak

pernah

1

16. Apakah keluarga ada mendengarkan dan

menghargai klien gangguan jiwa dalam

mengemukakan pendapatnya?

17. Apakah keluarga memberikan semangat pada

klien gangguan jiwa untuk tetap teratur dan

rutin merawat diri dan minum obat?

18. Apakah keluarga mempercayai dan

memberikan kesempatan klien gangguan jiwa

untuk melakukan perawatan dirinya secara

mandiri?

19. Apakah keluarga memantau serta mengawasi

klien gangguan jiwa dalam melakukan

perawatan dirinya?

20 Apakah keluarga memberikan perhatian pada

klien gangguan jiwa apabila menemui

kesulitan dalam merawat dirinya.

Page 103: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

III. LEMBAR OBSEVASI MASALAH KEPERAWATAN DEFISIT

PERAWATAN DIRI KLIEN GANGGUAN JIWA

Nama Klien :

Tanggal :

Alamat :

Defisit perawatan diri

No Jenis Pernyataan Ya Tidak

1 Kebersihan

diri:

Rambut klien terlihat bersih

2 Gigi klien terlihat tidak kotor dan berbau

3 Kulit klien terlihat tidak kering dan tidak berdaki

4 Badan klien tidak bau keringat

5 Kuku klien tidak panjang dan tidak kotor

6 Berpakaian/

berhias:

Rambut klien terlihat rapi

7 Pakaian klien terlihat bersih

8 Pakaian klien terlihat rapi

9 Pakaian klien terlihat sesuai

10 Klien laki-laki terlihat bercukur, wanita terlihat

berhias

11 Makan

sendiri:

Klien mampu mengambil makanan sendiri

12 klien mencuci tangan sebelum dan sesudah makan

13 Klien berdoa sebelum dan sesudah makan

14 Klien tidak makan berceceran

15 Klien makan pada tempatnya

16 Klien merapikan kembali peralatan makan setelah

selesai makan

17 Buang air

besar (bab)

atau buang

air kecil

(bak):

Klien bab/bak pada tempatnya

18 Klien membersihkan diri setelah bab/ bak

19 Klien membersihkan kembali tempat bab/bak

20 Klien memakai alas kaki ketika masuk dan keluar

dari WC

Page 104: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien
Page 105: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien
Page 106: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien
Page 107: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien
Page 108: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien
Page 109: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

LAMPIRAN

HASIL ANALISIS SPSS

ANALISIS UNIVARIAT

1. DUKUNGAN INFORMASIONAL KELUARGA KLIEN GANGGUAN

JIWA

Dukungan Informasional

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Mendukung 23 76.7 76.7 76.7

Tidak Mendukung 7 23.3 23.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

2. DUKUNGAN PENILAIAN KELUARGA KLIEN GANGGUAN JIWA

Dukungan Penilaian

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Mendukung 19 63.3 63.3 63.3

Tidak Mendukung 11 36.7 36.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

3. DUKUNGAN INSTRUMENTAL KELUARGA KLIEN GANGGUAN

JIWA

Dukungan Instrumental

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Mendukung 23 76.7 76.7 76.7

Tidak Mendukung 7 23.3 23.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

Page 110: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

4. DUKUNGAN EMOSIONAL KELUARGA KLIEN GANGGUAN JIWA

Dukungan Emosional

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Mendukung 21 70.0 70.0 70.0

Tidak Mendukung 9 30.0 30.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

5. DEFISIT PERAWATAN DIRI KLIEN GANGGUAN JIWA

Defisit Perawatan Diri Klien Gg Jiwa

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Teratasi 24 80.0 80.0 80.0

Tidak Teratasi 6 20.0 20.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

ANALISIS BIVARIAT

1. HUBUNGAN DUKUNGAN INFORMASIONAL KELUARGA DENGAN

MASALAH KEPERAWATAN DEFISIT PERAWATAN DIRI KLIEN

GANGGUAN JIWA

Dukungan Informasional * Defisit Perawatan Diri Klien Gg Jiwa Crosstabulation

Defisit Perawatan Diri

Klien Gg Jiwa

Total Teratasi Tidak Teratasi

Dukungan

Informasional

Mendukung Count 22 1 23

% within Dukungan

Informasional 95.7% 4.3% 100.0%

Tidak

Mendukung

Count 2 5 7

% within Dukungan

Informasional 28.6% 71.4% 100.0%

Total Count 24 6 30

% within Dukungan

Informasional 80.0% 20.0% 100.0%

Page 111: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 15.093a 1 .000

Continuity Correctionb 11.192 1 .001

Likelihood Ratio 13.422 1 .000

Fisher's Exact Test .001 .001

Linear-by-Linear

Association 14.590 1 .000

N of Valid Casesb 30

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,40.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Dukungan Informasional

(Mendukung / Tidak Mendukung) 55.000 4.128 732.712

For cohort Defisit Perawatan Diri Klien Gg

Jiwa = Teratasi 3.348 1.034 10.836

For cohort Defisit Perawatan Diri Klien Gg

Jiwa = Tidak Teratasi .061 .008 .438

N of Valid Cases 30

Page 112: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

2. HUBUNGAN DUKUNGAN PENILAIAN KELUARGA DENGAN

MASALAH KEPERAWATAN DEFISIT PERAWATAN DIRI KLIEN

GANGGUAN JIWA

Dukungan Penilaian * Defisit Perawatan Diri Klien Gg Jiwa Crosstabulation

Defisit Perawatan Diri

Klien Gg Jiwa

Total Teratasi Tidak Teratasi

Dukungan

Penilaian

Mendukung Count 18 1 19

% within Dukungan

Penilaian 94.7% 5.3% 100.0%

Tidak

Mendukng

Count 6 5 11

% within Dukungan

Penilaian 54.5% 45.5% 100.0%

Total Count 24 6

30

% within Dukungan

Penilaian 80.0% 20.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 7.033a 1 .008

Continuity Correctionb 4.746 1 .029

Likelihood Ratio 7.031 1 .008

Fisher's Exact Test .016 .016

Linear-by-Linear

Association 6.799 1 .009

N of Valid Casesb 30

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,20

b. Computed only for a 2x2 table

Page 113: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Dukungan Penilaian

(Mendukung / Tidak Mendukng) 15.000 1.449 155.313

For cohort Defisit Perawatan Diri Klien

Gg Jiwa = Teratasi 1.737 1.002 3.010

For cohort Defisit Perawatan Diri Klien

Gg Jiwa = Tidak Teratasi .116 .015 .868

N of Valid Cases 30

3. HUBUNGAN DUKUNGAN INSTRUMENTAL KELUARGA DENGAN

MASALAH KEPERAWATAN DEFISIT PERAWATAN DIRI KLIEN

GANGGUAN JIWA

Dukungan Instrumental * Defisit Perawatan Diri Klien Gg Jiwa Crosstabulation

Defisit Perawatan Diri

Klien Gg Jiwa

Total Teratasi Tidak Teratasi

Dukungan

Instrumental

Mendukung Count 22 1 23

% within Dukungan

Instrumental 95.7% 4.3% 100.0%

Tidak

Mendukung

Count 2 5 7

% within Dukungan

Instrumental 28.6% 71.4% 100.0%

Total Count 24 6 30

% within Dukungan

Instrumental 80.0% 20.0% 100.0%

Page 114: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 15.093a 1 .000

Continuity Correctionb 11.192 1 .001

Likelihood Ratio 13.422 1 .000

Fisher's Exact Test .001 .001

Linear-by-Linear

Association 14.590 1 .000

N of Valid Casesb 30

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,40.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Dukungan Instrumental

(Mendukung / Tidak Mendukung) 55.000 4.128 732.712

For cohort Defisit Perawatan Diri Klien Gg Jiwa

= Teratasi 3.348 1.034 10.836

For cohort Defisit Perawatan Diri Klien Gg Jiwa

= Tidak Teratasi .061 .008 .438

N of Valid Cases 30

Page 115: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

4. HUBUNGAN DUKUNGAN EMOSIONAL KELUARGA DENGAN

MASALAH KEPERAWATAN DEFISIT PERAWATAN DIRI KLIEN

GANGGUAN JIWA

Dukungan Emosional * Defisit Perawatan Diri Klien Gg Jiwa Crosstabulation

Defisit Perawatan Diri

Klien Gg Jiwa

Total Teratasi Tidak Teratasi

Dukungan

Emosional

Mendukung Count 19 2 21

% within Dukungan

Emosional 90.5% 9.5% 100.0%

Tidak

Mendukung

Count 5 4 9

% within Dukungan

Emosional 55.6% 44.4% 100.0%

Total Count 24 6 30

% within Dukungan

Emosional 80.0% 20.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 4.802a 1 .028

Continuity Correctionb 2.867 1 .090

Likelihood Ratio 4.450 1 .035

Fisher's Exact Test .049 .049

Linear-by-Linear

Association 4.642 1 .031

N of Valid Casesb 30

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,80.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Dukungan Emosional

(Mendukung / Tidak Mendukung) 7.600 1.068 54.092

For cohort Defisit Perawatan Diri Klien Gg Jiwa

= Teratasi 1.629 .893 2.969

For cohort Defisit Perawatan Diri Klien Gg Jiwa

= Tidak Teratasi .214 .047 .967

Page 116: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Dukungan Emosional

(Mendukung / Tidak Mendukung) 7.600 1.068 54.092

For cohort Defisit Perawatan Diri Klien Gg Jiwa

= Teratasi 1.629 .893 2.969

For cohort Defisit Perawatan Diri Klien Gg Jiwa

= Tidak Teratasi .214 .047 .967

N of Valid Cases 30

Page 117: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien
Page 118: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien
Page 119: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien
Page 120: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN …repo.stikesperintis.ac.id/497/1/41 IRA SUSTIKA.pdf · 2019. 9. 23. · dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri klien