hubungan diabetes melitus dengan pencabutan gigi

18
Hubungan Diabetes Melitus Dengan Pencabutan Gigi Seorang ibu setengah baya datang bersama suaminya ke klinik gigi dengan tujuan ingin mencabut gigi gerahamnya yang sudah lama berlubang dan sering sekali bengkak. Dia berharap setelah di cabut selera makannya kembali normal. Setelah menunggu antrian yang cukup lama,tiba saat dia di panggil untuk dilakukan pemeriksaan. Ibu tadi berharap bahwa gigi yang sudah sering membuatnya tersiksa itu akan segera di cabut. Tetapi setelah dilakukan beberapa prosedur pemeriksaan termasuk pemeriksaan laboratorium,ternyata diketahui bahwa ibu tersebut menderita penyakit DIABETES MELITUS. Pupus sudah harapannya agar gigi tersebut segera di cabut.Dia dianjurkan dokter gigi untuk berkonsultasi dengan dokter ahli penyakit dalam terlebih dahulu sampai kadar gula darah dalam tubuhnya terkontrol. Di lain waktu ada juga seorang bapak penderita diabetes melitus yang telah berkali-kali datang ke klinik dengan tujuan yang sama dengan ibu tadi.Malah dia telah 2 kali gagal di cabut karena kadar gula darahnya belum juga turun. Sebetulnya apa hubungan penyakit diabetes melitus dengan pencabutan gigi? Diabetes melitus adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh rusaknya sel2 beta langerhans yg terdapat di organ pankreas sehingga menyebabkan ketidakseimbangan hormon insulin dalam tubuh yang berakibat kadar gula dalam darah menjadi tinggi. Insulin dibutuhkan tubuh untuk membantu metabolisme gula darah hingga menjadi energi atau disimpan di hati dan otot sebagai cadangan energi. Jika kadar insulin dalam tubuh sedikit atau tidak ada,maka metabolisme gula darah menjadi

Upload: realseptiadymadrid3532

Post on 24-Dec-2015

36 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

DM

TRANSCRIPT

Page 1: Hubungan Diabetes Melitus Dengan Pencabutan Gigi

Hubungan Diabetes Melitus Dengan Pencabutan Gigi

Seorang ibu setengah baya datang bersama suaminya ke klinik gigi dengan tujuan ingin mencabut gigi gerahamnya yang sudah lama berlubang dan sering sekali bengkak. Dia berharap setelah di cabut selera makannya kembali normal. Setelah menunggu antrian yang cukup lama,tiba saat dia di panggil untuk dilakukan pemeriksaan. Ibu tadi berharap bahwa gigi yang sudah sering membuatnya tersiksa itu akan segera di cabut. Tetapi setelah dilakukan beberapa prosedur pemeriksaan termasuk pemeriksaan laboratorium,ternyata diketahui bahwa ibu tersebut menderita penyakit DIABETES MELITUS.

Pupus sudah harapannya agar gigi tersebut segera di cabut.Dia dianjurkan dokter gigi untuk berkonsultasi dengan dokter ahli penyakit dalam terlebih dahulu sampai kadar gula darah dalam tubuhnya terkontrol.

Di lain waktu ada juga seorang bapak penderita diabetes melitus yang telah berkali-kali datang ke klinik dengan tujuan yang sama dengan ibu tadi.Malah dia telah 2 kali gagal di cabut karena kadar gula darahnya belum juga turun.

Sebetulnya apa hubungan penyakit diabetes melitus dengan pencabutan gigi?

Diabetes melitus adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh rusaknya sel2 beta langerhans yg terdapat di organ pankreas sehingga menyebabkan ketidakseimbangan hormon insulin dalam tubuh yang berakibat kadar gula dalam darah menjadi tinggi. Insulin dibutuhkan tubuh untuk membantu metabolisme gula darah hingga menjadi energi atau disimpan di hati dan otot sebagai cadangan energi. Jika kadar insulin dalam tubuh sedikit atau tidak ada,maka metabolisme gula darah menjadi energi akan terhambat,akibatnya kadar gula darah yang seharusnya diubah menjadi energi dalam tubuh menjadi meningkat.

Seseorang dikatakan menderita penyakit diabetes melitus jika kadar gula darahnya pada saat puasa melebihi 70-110 mg/dl,atau pemeriksaan glukosa darah sewaktu lebih dari 180mg/dl.

Terkadang seseorang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita penyakit Diabetes Melitus. Kemungkinan karena tidak ada gejala yang dirasakan spesifik oleh penderita,sehingga pemeriksaan kadar glukosa tidak pernah dilakukan.

Page 2: Hubungan Diabetes Melitus Dengan Pencabutan Gigi

Tanda2 yang sering terjadi pada seseorang yang menderita Diabetes Melitus adalah

a. Sering merasa haus.

b. Sering buang air kecil pada malam hari alias beser.

c. Sering merasa lapar.

d. Berat badan yang turun drastis secara cepat.

e. Sebagian besar gigi terasa goyang.

f. Pandangan menjadi kabur.

Biasanya pada penderita diabetes melitus,akan lebih rentan terserang infeksi dikarenakan kadar gula dalam darahnya yang tinggi sehingga menjadi media yang baik untuk tumbuhnya bakteri. Berdasarkan alasan itulah mengapa penderita diabetes melitus disarankan untuk menunda pencabutan gigi apabila kadar gula darah dalam tubuhnya masih tinggi atau belum terkontrol.

Akibat yang ditimbulkan bila pencabutan gigi dilakukan pada saat kadar gula darah tinggi antara lain :

1. Terjadinya infeksi pasca pencabutan pada daerah bekas pencabutan.

2. Terjadinya sepsis atau peningkatan jumlah bakteri dalam darah.

3. Terjadinya perdarahan yang terus menerus akibat infeksi pasca pencabutan.

Oleh karena alasan tersebut di atas,maka biasanya dokter gigi menunda pencabutan gigi pada penderita diabetes melitus yang tidak terkontrol.

Saran bagi penderita diabetes :

1. Periksakan kadar gula darah secara teratur setiap 1 bulan sekali.

2. Menjaga asupan karbohidrat dan diet lainnya agar tidak mempengaruhi kadar gula darah.

3. Menjaga kebugaran tubuh dengan olah raga yang teratur.

4. Menjaga kebersihan badan termasuk gigi dan mulut agar terhindar dari penyakit infeksi.

TIPS khusus menjaga kesehatan gigi dan mulut bagi penderita diabetes melitus :

Page 3: Hubungan Diabetes Melitus Dengan Pencabutan Gigi

1. Selalu menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan cara menyikat gigi minimal 2 kali sehari pagi sesudah makan dan malam sebelum tidur.

2. Bersihkan karang gigi setiap 6 bulan sekali.

3. Berkumurlah dengan larutan antiseptik bila perlu.

4. Dianjurkan untuk segera menambal gigi yang berlubang,mencabut sisa2 akar gigi agar tidak menimbulkan infeksi.

5. konsultasikanlah dengan dokter spesialis penyakit dalam apabila ada gigi yang memerlukan pencabutan,sehingga dokter spesialis penyakit dalam akan merekomendasikan surat rujukan ke dokter gigi apabila kondisi gula darah sedang terkontrol. Hal ini juga akan menghemat waktu karena dengan berdasarkan konsul dari dokter spesialis tersebut,dokter gigi akan merasa aman melakukan pencabutan walaupun si pasien seorang penderita diabetes melitus..

Diposkan oleh nggielle di Sabtu, Mei 29, 2010

Page 4: Hubungan Diabetes Melitus Dengan Pencabutan Gigi

Hubungan Penyakit Jantung dan Tindakan Bedah Mulut. II.

Posted by De Haantjes van Het Oosten in Feb 18, 2012, under Artikel Kedokteran Gigi

Pendahuluan

Pada saat ini penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. Pada tahun 2005 sedikitnya 17,5 juta atau setara dengan 30,0 % kematian diseluruh dunia disebabkan oleh penyakit jantung. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), 60 % dari seluruh penyebab kematian penyakit jantung adalah penyakit jantung koroner (PJK).

Di Indonesia, penyakit jantung juga cenderung meningkat sebagai penyebab kematian. Data survei kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 1996 menunjukkan bahwa proporsi penyakit ini meningkat dari tahun ke tahun sebagai penyebab kematian. Tahun 1975 kematian akibat penyakit jantung hanya 5,9 %, tahun 1981 meningkat sampai dengan 9,1 %, tahun 1986 melonjak menjadi 16 % dan tahun 1995 meningkat menjadi 19 %. Sensus nasional tahun 2001 menunjukkan bahwa kematian karena penyakit kardiovaskuler termasuk penyakit jantung koroner adalah sebesar 26,4 %,(7) dan sampai dengan saat ini PJK juga merupakan penyebab utama kematian dini pada sekitar 40 % dari sebab kematian laki-laki usia menengah.

Penyakit kardiovaskular merupakan risiko dalam praktek gigi, terutama yang tidak terkontrol.

Oleh karena itu penting untuk bagi seorang dokter gigi untuk mengetahui setiap riwayat medis, perawatan yang diterima, dan rencana perawatan gigi.

Selain itu, dokter gigi harus mampu mengidentifikasi dan mengetahui langkah-langkah yang tepat cepat dan efektif keadaan darurat medis.

Penyakit jantung yang paling sering ditemukan pada praktek kedokteran gigi antara lain

Page 5: Hubungan Diabetes Melitus Dengan Pencabutan Gigi

ARTERI HIPERTENSI

Arteri hipertensi (AHT) adalah masalah kesehatan yang mempunyai insiden dan prevalensi yang tinggi di masyarakat dan berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular dalam bentuk nyeri dada (angina), infark miokard dan penyakit cerebrovascular misalnya, stroke.

Tekanan darah yang dianggap normal adalah diastolik di bawah 90 mmHg dan sistolik di bawah 140 mmHg.

Revisi terbaru dari panduan untuk evaluasi dan manajemen arteri hipertensi (Komite Nasional pencegahan, Deteksi, evaluasi, dan perawatan dari tekanan darah tinggi (JNC 7) memperkenalkan istilah pre-hipertensi kepada orang-orang dengan tekanan darah sistolik 120 – 139 mmHg atau tekanan darah diastolic 80 – 89 mmHg.

PENYAKIT JANTUNG ‘ISCHEMIC’

Penyakit jantung ischemic adalah penyebab utama kematian di dunia berkembang. pada pria dan wanita, dan merupakan penyebab kematian di atas usia 40 tahun dan 65 tahun.

Kematian maksimum terjadi beberapa jam setelah peristiwa tersebut , dan sekitar 50 % dari semua orang yang terkena, meninggal sebelum sampai rumah sakit.

Penyakit jantung ischemic ditandai dengan penurunan (sebagian atau seluruh) aliran darah di dalam koroner. 90 % dari semua kasus, terjadi setelah pembentukan trombus sekunder menjadi sebuah plak ateroma yang menghambat lumen arteri, meskipun faktor lain seperti dingin, latihan fisik atau stres dapat bertindak sebagai faktor tambahan yang dapat memicu.

Nyeri dada (angina) terjadi pada saat koroner terhambat parsial dan tidak menghasilkan myocardial nekrosis, sementara infark miokard akut terjadi ketika Koroner terhambat total dan mengkibatkan

Page 6: Hubungan Diabetes Melitus Dengan Pencabutan Gigi

nekrosis, dan mungkin akan mengakibatkan kematian mendadak, umumnya merupakan hasil dari arrhythmias.

- Akut Miokard Infark

Akut Miokard Infark (AMI) ditandai dengan onset akut, rasa sakit tiba-tiba dan hebat, dan menekan, terletak di retrosternal atau daerah precordial, dan dapat menjalar ke lengan, leher, kembali, rahang, langit-langit atau lidah.

Durasinya bisa berlangsung lebih dari setengah jam, dan rasa sakit tidak mereda dengan istirahat. Kondisi ini diiringi keringat intens, mual, muntah, dyspnea dan sensasi mendekati kematian, juga dapat diwujudkan dengan kehilangan kesadaran, kebingungan mental atau kelemahan. Rangsangan yang dapat memicu adalah stres emosional, latihan fisik intens atau adanya penyakit atau operasi. Disebut juga Silent Infarctions ditandai dengan tidak adanya rasa sakit, dan lebih sering terjadi pada wanita, orang tua, dan pasien Diabetes.

Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati AMI dan bertujuan untuk pencegahan sekunder terdiri dari beta-blockers, kalsium antagonis dan Angiotensin Converting Enzim Inhibitor (ACEIs)

nyeri dada ( angina , angor pektoris )

stabel angina didahului oleh latihan fisik atau stres emosional, dan terdiri dari rasa sakit dengan intensitas dan lokasi yang sama seperti pada Infark Miokard, meskipun dengan durasi yang lebih singkat (1-3 menit).

Rasa sakit akan berkurang dengan istirahat dan pemberian nitrogliserin sublingual. Pada gilirannya, unstable atau resting angina (biasanya terjadi pada kondisi istirahat) ditandai dengan rasa sakit lebih intens dengan durasi tidak lebih dari 20-30 menit, dan respon yang rendah terhadap nitrat.

Presentasi ini dapat segera berubah menjadi infark miokard. Pasien dengan riwayat nyeri dada yang menerima perawatan obat-obatan antiplatelet, nitrat dan kalsium antagonis. Di sisi lain, disebut juga

Page 7: Hubungan Diabetes Melitus Dengan Pencabutan Gigi

Prinzmetal Angina (atau varian angina) terjadi pada saat beristirahat dan berhubungan dengan kejang arteri koroner.

ARRYHTMIAS

Aritmia adalah variasi dalam detak jantung normal karena gangguan irama, frekuensi atau kontraksi jantung. Attrial Fibrilasi adalah tipe yang paling umum dari aritmia jantung. dengan prevalensi 0,4%, meskipun persentase ini meningkat menjadi 3,8% pada usia 60 tahun dan 9% pada individu mencapai lebih dari 80 tahun.

Frekuensi pembangkitan listrik pulse dalam rentang sinus node dari 60-80 denyut per menit (bpm) di bawah beristirahat kondisi dan dapat meningkatkan untuk 200 bpm selama latihan fisik.

HEART FAILURE

Gagal Jantung (HF) didefinisikan sebagai ketidakmampuan jantung untuk berfungsi dengan baik, memompa darah yang memadai terhadap jaringan dan menyebabkan akumulasi cairan dalam paru-paru, hati dan jaringan peripheral.

Acute Heart Failure (Gagal jantung akut) dipicu oleh obat-obatan cardiotoxic atau terhambatnya bagian koroner. Penyebab paling umum ialah hipertensi arteri yang parah dan berkepanjangan, penyakit katup, penyakit jantung penyakit iskemik perikardial serius. Gagal jantung akut biasanya bermanifestasi sebagai edema paru-paru akut Chronic Heart Failure (Gagal jantung kronis) berhubungan dengan model hipertensi arteri dan penyakit jantung iskemik. Penyebab lain adalah dilated myocardiopathy, penyakit katup, penyakit jantung alkohol-induced, Kor pulmonale dan Hipertrofik dan Restrictive myocardiopathy. Diabetes mellitus akan mengarah 2,5 – 5 kalilipat pada peningkatan berkembangnya risiko gagal jantung kronis.

Manajemen pasien tersebut mencakup identifikasi dan koreksi faktor penyebab (misalnya, arteri hipertensi atau penyakit katup), dan perubahan dalam gaya hidup (menghilangkan kebiasaan yang berbahaya atau modifikasi dalam diet). Obat yang digunakan sebagai perawatan adalah ACEIs (captopril, enalapril , dan quinapril lisinopril) dan dapat berhubungan dengan diuretik (furosemide) dan vasodilators (isosorbide dinitrate dan hydralazine).

Page 8: Hubungan Diabetes Melitus Dengan Pencabutan Gigi

ENDOKARDITIS

Infeksi Endokarditis (IE) adalah kondisi yang jarang terjadi, dihasilkan dari gabungan morfologi jantung dan bacteremia dari sumber yang berbeda.

Diperkirakan bahwa 14-20% dari semua kasus IE berasal dari buccodental. Sementara bacteremia diamati tidak hanya dalam perawatan gigi seperti gigi ekstraksi (51-85%) (13) atau operasi periodontal (36-88%), tetapi juga selama menyikat gigi (26%) atau mengunyah permen karet (17-51%). Angka kematian adalah 5-11%.

Sekitar 50% dari semua kasus Infeksi Endokarditis disebabkan oleh Streptococcus Viridians. Infeksi Endokarditis jarang terjadi pada individu yang muda, kecuali pengguna narkoba melalui suntikan, yang merupakan kelompok risiko tinggi.

Infeksi Endokarditis adalah masalah serius, dengan perkiraan insiden 1,5-3.3 per 1000 pengguna narkoba melalui suntikan, dan tingkat kematian terkait 5-10%. Angka-angka ini terus berkurang, mungkin sebagai akibat dari perubahan kebiasaan yang ditujukan untuk menghindari infeksi dengan human immunodeficiency virus (HIV). Infeksi Endokarditis berulang juga sering diamati di individu .

Antibiotik profilaksis dianggap diperlukan ketika merencanakan perawatan gigi pada individu yang berisiko (12), meskipun menurut Farbod et al. (15), kegiatan sehari-hari seperti gigi menyikat dua kali sehari selama satu tahun menghasilkan bacteremia yang jauh lebih besar daripada yang terkait dengan gigi. Persentase pasien dengan Endokarditis yang telah menerima perawatan gigi yang baru-baru ini bervariasi (3-40%), tergantung pada sumber literatur (9).

Tidak Ada penelitian yang menunjukkan bahwa profilaksis menguntungkan (14), dan tidak ada bukti bahwa prophylaxis dengan penisilin efektif (18). Dalam konteks ini, meskipun tidak ada bukti ilmiah yang kuat, morbiditas dan kematian yang terkait dengan Endokarditis menular, serta pertimbangan-pertimbangan hukum Kedokteran, membenarkan rekomendasi umum untuk memberikan profilaksis antibiotik. Penulis seperti Carmona et al. (19) dan Poveda et al. (13) setuju bahwa setidaknya dari sudut pandang medis-hukum, bijaksana untuk mengelola antibiotik profilaksis pada pasien dengan sejarah menular Endokarditis atau yang membawa katup jantung buatan.

Page 9: Hubungan Diabetes Melitus Dengan Pencabutan Gigi

ARTERI HIPERTENSI

Manifestasi Rongga Mulut

Obat-obatan Antihypertensive dapat menyebabkan serangkaian efek pada rongga mulut, Manifestasi pada rongga mulut pasien dapat terjadi dalam bentuk xerostomia, reaksi lichenoid, Burning Mouth Sensation, hilangnya sensasi rasa atau hiperplasia gingival, serta manifestasi extraoral seperti sialadenosis.

Modifikasi Perawatan Gigi

Pasien dengan hipertensi yang terkontrol baik tidak menimbulkan risiko dalam praktek klinis.

Konsultasi dengan dokter dianjurkan untuk mengetahui tingkat kontrol hipertensi dan obat yang diresepkan. Pasien dianjurkan untuk membawa obat seperti biasa pada hari perawatan gigi. Sebelum perawatan, tekanan darah pasien harus dicatat, dan jika tinggi, kunjungan harus ditunda sampai tekanan darah dapat dikontrol. Lebih disukai kunjungan singkat dan di lakukan pada pagi hari.

Anxiolytic agen dapat digunakan pada pasien yang sangat cemas (5-10 mg diazepam malam sebelum perawatan dan 1-2 jam sebelum perawatan gigi, atau dapat dipertimbangkan pemberian alternatif sedation dengan asam nitrat

Teknik anestesi lokal yang baik harus dilakukan, menghindari injeksi intravascular dan menggunakan maksimal dua carpules bahan anestesi dengan vasoconstrictor. Jika dibutuhkan lebih banyak anestesi maka digunakan tanpa vasoconstrictor. Jahitan yang diserap harus dihindari dengan adrenalin. Selama pengobatan, perubahan secara tiba-tiba tubuh posisi harus dihindari, karena dapat menimbulkan hipotensi orthostatic sebagai efek samping dari obat-obatan penurun tekanan darah.

Ketika pasien tidak memiliki tekanan darah yang terkontrol baik, maka sebaiknya merujuk kepada dokter untuk memastikan kontrol yang memadai sebelum perawatan gigi.

Page 10: Hubungan Diabetes Melitus Dengan Pencabutan Gigi

Pada kasus perawatan gigi darurat, perawatan harus konservatif, dengan penggunaan analgesik dan antibiotik. Tindakan operasi harus dihindari sampai kontrol tekanan darah aman.

Khusus pada obat antiinflamasi non-steroid (NSAID), seperti ibuprofen, indometasin atau naproxen, dapat berinteraksi dengan obat-obatan antihypertensive (beta-blockers, diuretik, ACEIs), sehingga dapat kemampuan antihypertensive.

Biasanya dibutuhkan lebih dari lima hari perawatan untuk interaksi kedua jenis obat ini baru terlihat hasilnya, oleh karena itu, NSAID tidak diresepkan selama lebih dari lima hari.

- Anestesi lokal dengan vasoconstrictor

Ada kontroversi dari penggunaan bahan-bahan anestesi lokal dengan vasokonstriktor ini pada tekanan darah dan/atau denyut jantung. Namun, berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa tidak ada peningkatan yang signifikan dalam tekanan arteri disebabkan oleh penggunaan anestesi dengan vasokonstriktor dalam perawatan gigi.

Silvestre et al. (23) mengamati tidak ada perubahan signifikan dalam tekanan darah sistolik sebelum, selama atau setelah gigi ekstraksi. Dalam publikasi terbaru, Laragnoit et al. (24), dalam studi lain pada pasien dengan penyakit jantung, melaporkan bahwa pemberian 2% lidokain dengan adrenalin (1: 100.000) tidak ada perubahan signifikan dalam parameter hemodinamik selama perawatan gigi. disarankan penggunaan aman dalam operasi gigi skala kecil, asalkan teknik anestesi yang baik dilakukan dan perawatan yang ditentukan dan dikelola oleh para ahli jantung (25). Pasien dengan penyakit jantung lebih berisiko pada pelepasan adrenalin endogen sekunder daripada reaksi vasoconstrictor yang digunakan pada anestesi lokal (9). Akibatnya, sakit adalah respon pada pelepasan catecholamine dan akan menimbulkan perubahan hemodinamik.

Selama prosedur perawatan gigi, Mengontrol rasa sakit sangat penting, dan adrenalin menghasilkan kontrol pendarahan yang sangat baik dalam konteks anestesi lokal (24)

Page 11: Hubungan Diabetes Melitus Dengan Pencabutan Gigi

Namun demikian, penggunaan vasoconstrictor harus dibatasi, pemberian tidak lebih dari 0,04 mg adrenalin (2 carpules mengandung 1,8 ml anestesi dengan adrenalin 1: 100.000) (7).

Keadaan hipertensi darurat

Pada keadaan hipertensi darurat (>120/210 mmHg), dilakukan pemberian furosemide (40 mg, peroral). Jika tindakan ini tidak mampu mengendalikan tekanan darah, dilakukan pemberian captopril (25 mg melalui peroral atau sublingual). Jika tekanan darah gagal dikontrol dalam waktu 30 menit setelah langkah-langkah ini, pasien dirujuk ke rumah sakit terdekat.

Penyakit Jantung Ischemic

Manifestasi Rongga Mulut

Jika pasien menerima pengobatan anticoagulant atau antiplatelet, dapat terjadi pendarahan, dimanifestasikan sebagai hematoma, petechiae atau pendarahan gingival.

Modifikasi Perawatan Gigi

Pasien yang telah menderita infark miokard akut berisiko tinggi menderita miokard aritmia atau aritmia berat, dilaporkan bahwa lebih dari 70 % dari semua rekurensi terjadi pada bulan pertama setelah peristiwa awal vascular. Pada praktek kedokteran gigi waktu 6 bulan telah ditetapkan jangka waktu keselamatan minimum.sebelum prosedur bedah mulut dapat dilakukan. Namun, penelitian beberapa tahun terakhir telah menggaris bawahi untuk merevisi kriteria ini. Saat ini, evaluasi ujian latihan 6 hari pertama setelah miokard dianggap penting untuk penilaian risiko dan prognosis. Jika tes ditoleransi dengan baik oleh pasien, diambil risiko rendah. Tidak ada waktu minimum ideal ditetapkan, meskipun banyak penulis mempertimbangkan periode waktu 4-6 minggu setelah miokard menjadi pilihan yang bijaksana. Saat ini, tindakan perawatan gigi dibatasi hanya pada prosedur darurat yang bertujuan untuk relief pain (mengurangi rasa sakit) : adapun ekstraksi, drainase abses dan pulpectomies, sebaiknya dilakukan di rumah sakit. Setelah periode keselamatan ini, keputusan perawatan harus dibuat berdasarkan situasi dan kondisi medis setiap pasien.

Page 12: Hubungan Diabetes Melitus Dengan Pencabutan Gigi

Sebaiknya melakukan Konsultasi dengan dokter yang merawat untuk mengetahui jenis penyakit jantung (angina atau miokard), keparahan, kapan terjadinya serangan jantung, komplikasi klinis, dan perawatan diterima oleh pasien.

Pada kasus nyeri dada, Jika mengunakan nitrat, pasien harus membawanya pada setiap kunjungan ke klinik gigi (8),. Penulis seperti Silvestre et al. (6) menyebutkan kemungkinan pemberian nitrit sebagai tindakan pencegahan sebelum lokal anestesi (27).

Pada kasus pasien yang sangat cemas, pemberian obat untuk mengurangi kegelisahan dan stres (5-10 mg diazepam malam sebelum dan 1-2 jam sebelum pengobatan) dapat dilakukan. Beberapa penulis menggunakan inhalatory sedation dalam bentuk Nitro / oksigen.

Buat program untuk melakukan Kunjungan singkat (kurang dari 30 menit) pagi hari, hindari waktu ketika serangan jantung paling sering terjadi, serta sore hari, ketika kelelahan dan stres lebih besar.

Sama Seperti tulisan sebelumnya, dibutuhkan teknik anestesi yang baik, perawatan dengan tidak menyuntikkan cairan ke pembuluh darah, dan menggunakan maksimal dua carpules dengan vasoconstrictor. jika dibutuhkan anestesi tambahan, menggunakan bahan anastesi tanpa vasokonstriktor.

Pasien harus ditempatkan di posisi yang nyaman (semi-supine), dan bangun harus dengan hati-hati untuk menghindari orthostatic hipotensi. pemantauan tekanan darah dan pulsioxymetric mungkin diperlukan sebelum dan selama perawatan gigi Tergantung pada pasien.

Jika pasien mendapatkan antikoagulan, perawatan harus disediakan dalam batas international normalize razio (IDR) (<3.5) dengan hemostasis lokal jika direncanakan operasi.

Jika pasien mendapatkan obat antiplatelet, pendarahan lokal yang berlebihan harus dikontrol. Langkah-langkah hemostatik lokal yang dapat digunakan terdiri dari :

Penjahitan, (Gelfoam), (Surgicel),kolagen, plasma yang mengandung platelet, trombin (Thrombostat), fibrin sealant (Tissucol), scalpels laser atau elektrik, antifibrinolytic agen seperti asam tranexamic (Amchafibrin)atau asam epsilon-aminocaproic (Caproamin) (3).

Jika selama perawatan gigi pasien mengalami nyeri dada, prosedur harus segera dihentikan dan diberikan tablet nitrit sublingual (0,4-0,8 mg), bersama dengan oksigen hirup (3 liter/menit). Jika rasa sakit berkurang, perawatan dapat dilanjutkan saat itu, atau beberapa hari kemudian.

Page 13: Hubungan Diabetes Melitus Dengan Pencabutan Gigi

Jika rasa sakit tidak mereda setelah 5 menit, tablet sublingual kedua harus diberikan. Jika rasa sakit tidak hilang 15 menit setelah onset, dapat diduga infark miokard akut dan pasien harus dirujuk ke rumah sakit

ARITMIA

Manifestasi rongga Mulut

Banyak obat-obatan antiarrhythmic memiliki efek samping seperti hiperplasia gingiva atau xerostomia

Modifikasi Perawatan Gigi

konsultasi dengan dokter yang menangani untuk mengetahui kondisi dan jenis aritmia diderita pasien, serta obat yang diresepkan

Pastikan bahwa pasien menggunakan obat dengan benar.

Anxiolytics dapat digunakan untuk mengurangi stres dan kecemasan

Melakukan Kunjungan singkat di pagi hari.

Monitoring pasien, melalui rekaman denyut nadi, sebelum memulai pengobatan. Hal ini sangat penting untuk membatasi penggunaan vasokonstriktor pada anestesi lokal, dengan pemberian tidak lebih dari dua carpules.

Perawatan yang direncanakan tidak boleh terlalu panjang atau rumit.

Menurut Becker (29), meskipun alat pacu jantung modern lebih tahan terhadap gangguan elektromagnetik, diperlukan perhatian bila menggunakan perangkat elektrik (misalnya, USG dan scalpels listrik) yang mungkin mengganggu alat pacu jantung terutama model lama, karena kebanyakan perangkat tersebut dikembangkan dalam 30 tahun terakhir bipolar dan umumnya tidak terpengaruh oleh medan elektromagnetik kecil yang dihasilkan oleh peralatan gigi. Oleh karena itu penting untuk mengetahui jenis alat pacu jantung, tingkat perlindungan generator elektromagnetik, dan sifat aritmia. Alat pacu jantung otomatis defibrillator menimbulkan risiko rendah infeksi Endokarditis dan tidak perlu pemberian antibiotik sebelum perawatan gigi

Jika selama perawatan gigi terjadi aritmia,

Page 14: Hubungan Diabetes Melitus Dengan Pencabutan Gigi

Hentikan perawatan

Berikan oksigen

Perhatikan tanda-tanda vital pasien: tubuh suhu (nilai-nilai normal: 35,5-37C), denyut nadi (nilai-nilai normal: 60-100 bpm), frekuensi pernafasan (normal pada orang dewasa: 14-20 siklus atau respirations per menit), tekanan darah (normal: tekanan darah sistolik di bawah 140 mmHg dan tekanan darah diastolik di bawah 90 mmHg).

Jika terdapat nyeri dada harus diberikan Nitrit sublingual.

Pasien harus ditempatkan di posisi Trendelenburg, jika diperlukan dengan vagal manuver (manuver Valsava, pijat di wilayah nadi leher, dll.).

Tim harus siap untuk tindakan kardiopulmoner dan Inisiasi prosedur darurat untuk evakuasi ke rumah sakit, jika perlu